penerapan sistem cif

3
Page 1 PENERAPAN SISTEM CIF 2/5/2014 9:46:25 PM http://rumaheksporimpor.blogspot.in/2013/08/penerapan-sistem-cif.html 5 Efektifitas Penerapan Sistem CIF Dalam Kegiatan Ekspor Oleh : Antoni Tampubolon* Kementerian Perdagangan menargetkan mekanisme pencatatan ekspor dengan metode Cost, Insurance and Freight (CIF) diterapkan mulai 1 Agustus 2013 (Kompas, 26 Juli 2013). Pencatatan ekspor saat ini adalah dengan menggunakan metode Free on Board (FOB). Perubahan pencatatan ekspor dari FOB ke CIF dalam rangka mendukung peningkatan penerimaan devisa negara . Tujuan ini tertuang dalam nota kesepahaman antara pemerintah, yang diwakili Kementerian Perdagangan dengan 7 organisasi pelaku usaha, yang ditanda tangani pada tanggal: 27 Februari 2013. Selama Januari-Mei 2013, defisit perdagangan tercatat US$ 2.53 miliar akibat nilai ekspor hanya sebesar US$ 76.25 miliar, sedangkan nilai impor tercatat US$ 78.78 miliar. Defisit neraca transaksi berjalan yang ada pada kuratal I/2013 tercatat US$ 5.3 miliar . Penerapan pencatatan ekspor dengan CIF ini diyakini oleh Menteri Perdagangan, Bapak Gita, akan menambah nilai ekspor : US$ 5 Miliar- US$ 10 miliar hingga akhir tahun sehingga dapat menutup defisit dagang yang terjadi selama 5 tahun terakhir. Penerapan sistem CIF, untuk tahap awal, dalam skala kecil atau terbatas pada komoditas tertentu, seperti ekspor minyak sawit (CPO), kakao , karet dan batu bara (Kompas, 26 Juli 2013). Kebijakan yang akan diterapkan ini patut diapresiasi dan didukung oleh semua pihak. Namun, Ada hal yang perlu dikritisi terhadap kebijakan penerapan sistem CIF dalam kegiatan ekspor, yaitu : Efektifkah kebijakan ini dalam meningkatkan penerimaan devisa negara ? Apakah kebijakan ini dapat mendorong peningkatan kinerja ekspor ? a. Pengertian Sistem FOB dan CIF FOB dan CIF adalah bagian dari 11 jenis syarat penyerahan barang yang diatur dalam Buku Incoterms 2010. Berdasarkan Buku Incoterms 2010 yang diterbitkan oleh ICC (International Chamber of Commerce), Pengertian FOB (Free On Board) adalah penjual mengantarkan barang diatas kapal yang ditunjuk oleh pembeli di pelabuhan pengiriman yang disebutkan atau mengadakan barang yang diantarkan. Resiko kehilangan atau kerusakan barang beralih ketika barang berada diatas kapal, dan pembeli menanggung semua biaya sejak saat itu dan seterusnya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan : 1. Tanggungjawab dari pada penjual (eksportir) adalah mengantarkan barang sejak dari pabrik/gudang penjual hingga ke atas kapal (on board) di pelabuhan muat yang disebutkan. Kewajiban-kewajiban yang dilakukan oleh penjual adalah : a. Menyediakan barang dan commercial invoice sesuai dengan kontrak penjual b. Mengurus pengemasan barang standar ekspor (export packaging) c. Mengurus perijinan ekspor, izin keamanan dan prosedur kepabeanan ekspor (custom clearance) Tanggungjawab pengurusan kapal dan asuransi barang adalah tanggungjawab pembeli. 2. Resiko : Peralihan resiko antara penjual dan pembeli (transfer of risk) terjadi di atas kapal dipelabuhan muat 3. Biaya: Penjual wajib mengeluarkan biaya-biaya mengurusi sesuai dengan tanggungjawabnya dari sejak barang dikemas, barang dimuat dipabrik/gudang hingga termuat diatas kapal di pelabuhan muat. Contoh : Penjualan batu bara dengan term FOB Banjarmasin, Kalimantan Selatan Pengertian CIF (Cost, Insurance and Freight ) adalah penjual mengantarkan barang diatas kapal atau mengadakan yang sudah tersedia untuk diantarkan. Resiko kehilangan atau kerusakan barang beralih saat barang diatas kapal. Penjual wajib melakukan kontrak dan membayar biaya dan freight yang diperlukan untuk membawa barang ke pelabuhan tujuan yang disebutkan. Penjual juga melakukan kontrak penutupan asuransi terhadap resiko kehilangan atau kerusakan dari pembeli pada barang selama pengangkutan. PENERAPAN SISTEM CIF PENERAPAN SISTEM Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger. Sidebar RUMAH EKSPOR IMPOR telusuri Kirim masukan

Upload: rasya-messi

Post on 08-Feb-2016

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

cif

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan Sistem Cif

Page 1PENERAPAN SISTEM CIF

2/5/2014 9:46:25 PMhttp://rumaheksporimpor.blogspot.in/2013/08/penerapan-sistem-cif.html

5

Efektifitas Penerapan Sistem CIF Dalam Kegiatan Ekspor

Oleh : Antoni Tampubolon*

Kementerian Perdagangan menargetkan mekanisme pencatatan ekspor dengan metode Cost, Insurance and

Freight (CIF) diterapkan mulai 1 Agustus 2013 (Kompas, 26 Juli 2013). Pencatatan ekspor saat ini adalah

dengan menggunakan metode Free on Board (FOB). Perubahan pencatatan ekspor dari FOB ke CIF dalam

rangka mendukung peningkatan penerimaan devisa negara. Tujuan ini tertuang dalam nota

kesepahaman antara pemerintah, yang diwakili Kementerian Perdagangan dengan 7 organisasi pelaku

usaha, yang ditanda tangani pada tanggal: 27 Februari 2013.

Selama Januari-Mei 2013, defisit perdagangan tercatat US$ 2.53 miliar akibat nilai ekspor hanya sebesar

US$ 76.25 miliar, sedangkan nilai impor tercatat US$ 78.78 miliar. Defisit neraca transaksi berjalan yang

ada pada kuratal I/2013 tercatat US$ 5.3 miliar. Penerapan pencatatan ekspor dengan CIF ini diyakini oleh

Menteri Perdagangan, Bapak Gita, akan menambah nilai ekspor : US$ 5 Miliar- US$ 10 miliar hingga akhir

tahun sehingga dapat menutup defisit dagang yang terjadi selama 5 tahun terakhir. Penerapan sistem CIF,

untuk tahap awal, dalam skala kecil atau terbatas pada komoditas tertentu, seperti ekspor minyak sawit

(CPO), kakao , karet dan batu bara (Kompas, 26 Juli 2013).

Kebijakan yang akan diterapkan ini patut diapresiasi dan didukung oleh semua pihak. Namun, Ada hal

yang perlu dikritisi terhadap kebijakan penerapan sistem CIF dalam kegiatan ekspor, yaitu : Efektifkah

kebijakan ini dalam meningkatkan penerimaan devisa negara ? Apakah kebijakan ini dapat mendorong

peningkatan kinerja ekspor ?

a. Pengertian Sistem FOB dan CIF

FOB dan CIF adalah bagian dari 11 jenis syarat penyerahan barang yang diatur dalam Buku Incoterms

2010. Berdasarkan Buku Incoterms 2010 yang diterbitkan oleh ICC (International Chamber of

Commerce),

Pengertian FOB (Free On Board) adalah penjual mengantarkan barang diatas kapal yang ditunjuk oleh

pembeli di pelabuhan pengiriman yang disebutkan atau mengadakan barang yang diantarkan. Resiko

kehilangan atau kerusakan barang beralih ketika barang berada diatas kapal, dan pembeli menanggung

semua biaya sejak saat itu dan seterusnya.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan :

1. Tanggungjawab dari pada penjual (eksportir) adalah mengantarkan barang sejak dari pabrik/gudang

penjual hingga ke atas kapal (on board) di pelabuhan muat yang disebutkan.

Kewajiban-kewajiban yang dilakukan oleh penjual adalah :

a. Menyediakan barang dan commercial invoice sesuai dengan kontrak penjual

b. Mengurus pengemasan barang standar ekspor (export packaging)

c. Mengurus perijinan ekspor, izin keamanan dan prosedur kepabeanan ekspor (custom clearance)

Tanggungjawab pengurusan kapal dan asuransi barang adalah tanggungjawab pembeli.

2. Resiko : Peralihan resiko antara penjual dan pembeli (transfer of risk) terjadi di atas kapal dipelabuhan

muat

3. Biaya: Penjual wajib mengeluarkan biaya-biaya mengurusi sesuai dengan tanggungjawabnya dari sejak

barang dikemas, barang dimuat dipabrik/gudang hingga termuat diatas kapal di pelabuhan muat.

Contoh : Penjualan batu bara dengan term FOB Banjarmasin, Kalimantan Selatan

Pengertian CIF (Cost, Insurance and Freight) adalah penjual mengantarkan barang diatas kapal atau

mengadakan yang sudah tersedia untuk diantarkan. Resiko kehilangan atau kerusakan barang beralih saat

barang diatas kapal. Penjual wajib melakukan kontrak dan membayar biaya dan freight yang diperlukan

untuk membawa barang ke pelabuhan tujuan yang disebutkan. Penjual juga melakukan kontrak penutupan

asuransi terhadap resiko kehilangan atau kerusakan dari pembeli pada barang selama pengangkutan.

PENERAPAN SISTEM CIF

PENERAPAN SISTEM

Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.

Sidebar

RUMAH EKSPOR IMPOR telusuri

Kirim masukan

Page 2: Penerapan Sistem Cif

Page 2PENERAPAN SISTEM CIF

2/5/2014 9:46:25 PMhttp://rumaheksporimpor.blogspot.in/2013/08/penerapan-sistem-cif.html

5

Berdasarkan pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa :

1. Tanggungjawab dari pada penjual (eksportir) adalah mengantarkan barang sejak dari pabrik/gudang

penjual hingga ke atas kapal (on board) di pelabuhan muat yang disebutkan, namun penjual wajib

mengurusi pengapalan barang hingga ke pelabuhan tujuan yang disebutkan dan menutup asuransi.

Kewajiban-kewajiban yang dilakukan oleh penjual adalah :

a. Menyediakan barang dan commercial invoice sesuai dengan kontrak penjual

b. Mengurus pengemasan barang standar ekspor (export packaging)

c. Mengurus perijinan ekspor, izin keamanan dan prosedur kepabeanan ekspor (custom

clearance)

d. Mengurus pengapalan barang (contracts of carriage)

e. Menutup asuransi barang (marine cargo insurance)

2. Resiko : Peralihan resiko antara penjual dan pembeli (transfer of risk) terjadi di atas kapal dipelabuhan

muat

3. Biaya: Penjual wajib mengeluarkan biaya-biaya mengurusi sesuai dengan tanggungjawabnya (point 1), dari

sejak barang dikemas, barang dimuat dipabrik/gudang hingga diangkut ke pelabuhan tujuan.

Contoh : Penjualan batu bara dengan term CIF Shanghai,China.

Sesuai dengan tanggungjawab, resiko dan biaya dari penjual, beberapa permasalahan yang akan

dihadapi penjual (eksportir) adalah ketersediaan sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi di

bidang ekspor-impor (SDM Ekspor Impor Problem) , memiliki sumber dana yang cukup dalam

menutupi seluruh biaya yang menjadi tanggungjawabnya (financial problem), standarisasi kemasan, ,

pengurusan perijinan ekspor dan proses kepabeanan, ketersediaan alat dan tarif angkutan (kapal) ,

kesiapan pelaku usaha penunjang transportasi (Freight Forwarder, Perusahaan bongkar muat,

keagenan kapal, dan lain-lain), fasilitas pelabuhan , dan kemampuan perusahaan asuransi dalam

menutup nilai ekspor.

b. Efektifitas Kebijakan Sistem CIF

Penjual dan Pembeli mempunyai kebebasan di dalam melakukan kontrak. Penjual dan Pembeli bebas

menentukan syarat-syarat penyerahan barang (term of delivery), apakah dengan sistem Ex.Work, FOB ,

CIF atau jenis syarat penyerahan barang lainnya dalam melakukan kontrak penjualan. Masing-masing

pihak akan melakukan pertimbangan dan penilaian dalam menentukan kesepakatan jenis Incoterms yang

dipilih. Pembeli akan menghitung dan menilai harga jual yang ditawarkan oleh si pembeli berdasarkan

syarat penyerahan barang yang dibeli (daya saing barang). Contoh : Harga jual Batu Bara dengan FOB

Vessel di Banjarmasin, Kalimantan Selatan adalah : US$. 85,33 per ton, CIF Shanghai : US$ 93 per ton.

Pembeli akan melakukan evaluasi tentang kesiapan alat angkut (kapal) dan asuransi jika dia akan membeli

dengan sistem CIF. Penjual juga akan berhitung jika dia menjual dengan CIF, maka kesiapan dan

ketersedian kapal, jasa bongkat muat dan asuransi harus sudah dipersiapakan terlebih dahulu. Negosiasi

antara penjual dan pembeli akan terjadi dalam menentukan harga sesuai dengan ketentuan incoterms yang

dipilih. Kemampuan negosiasi dan kesiapan masing-masing pihak akan turut serta dalam menentukan

pemilihan incoterms.

Memang, Di dalam Ketentuan Incoterms 2010 telah dijelaskan bahwa Para penjual dan pembeli harus

menyadari bahwa hukum setempat yang bersifat memaksa dapat mengesampingkan setiap aspek kontrak

penjualan, termasuk ketentuan Incoterms yang dipilih. Kebijakan sistem CIF dalam kegiatan ekspor yang

akan diterapkan oleh pemerintah Indonesia adalah kebijakan yang “memaksa”, walaupun saat ini

penerapannya hanya khusus untuk komoditas tertentu. Pembeli harus mengetahui hal ini pada saat

melakukan transkasi dengan penjual (eksportir) dari Indonesia.

Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia Bob Kamandanu mengatakan sistem

perdagangan tergantung perjanjian antara penjual dan pembeli. Eksportir Indonesia tidak bisa memaksakan

sistem CIF jika pembeli menginginkan transaksi menggunakan sistem FOB (Kompas, 26 Juli 2013).

Berdasarkan fakta saat ini, sekitar 90% ekspor impor Indonesia diangkut dengan kapal berbendera asing

(Faisal Basri, Kompasiana), kemampuan jasa asuransi dalam menutup kerugian masih diragukan, kesiapan

PENERAPAN SISTEM

Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.

Sidebar

RUMAH EKSPOR IMPOR telusuri

Kirim masukan

Page 3: Penerapan Sistem Cif

Page 3PENERAPAN SISTEM CIF

2/5/2014 9:46:25 PMhttp://rumaheksporimpor.blogspot.in/2013/08/penerapan-sistem-cif.html

5

SDM Ekspor Impor belum mencukupi, para penjual belum siap dalam pengurusan dan pengaturan kapal

serta siap dalam menanggung resiko.

Perubahan pencatatan dari FOB ke sistem CIF adalah hanya berdampak positif pada statistik

perdagangan, kenaikan itu bukan kinerja ekspor riil. Di seluruh dunia, Ekspor dicatat dengan menggunakan

sistem FOB, lantaran uang dari pengiriman murni yang dianggap memberi pemasukan pada negeri

(Sasmito,Merdeka Online). Kalau pemerintah bersikukuh menerapkan metode CIF mulai Agustus 2013

untuk data ekspor (lihat http://t.co/BuxP18akb [http://t.co/BuxP18akb] ), sudah barang tentu transaksi

perdagangan luar negeri kita tahun 2012 dan 2013 serta merta akan surplus, yang nilainya kira-kira sama

dengan nilai surplus versi BI. Sebatas mengubah metode pencatatan dari FOB menjadi CIF sama saja

dengan membohongi diri sendiri (Faisal Basri, Kompasiana).

Berdasarkan kebiasaan umum yang berlaku dalam dunia bisnis, dan pendapat para ahli, Kebijakan ini

diragukan efektifitasnya. Kebijakan ini dapat efektif dilaksanakan jika ketersediaan alat angkut (kapal)

mencukupi , tariff /ongkos pengangkutan (kapal) dari penjual dapat bersaing dengan kapal yang disediakan

oleh pembeli, ketersediaan dan kesiapan fasilitas bongkar muat (pelabuhan), kesiapan penjual dalam

menanggung resiko (demurrage kapal) dan penyediaan kapal, pemahaman tentang perjanjian kapal, dan

penyediaan kapal, Kesiapan SDM Ekspor Impor yang kompeten,kemampuan jasa asuransi, kesiapan cash

flow dalam membayar ongkos-ongkos freight, jasa asuransi dan jasa lainnya, adanya dukungan perbankan,

regulasi perijinan ekspor dan kepabeanan, kesiapan pelaku usaha terkait transportasi (Freight Forwarder).

Kebijakan dalam meningkatkan daya saing , menekan biaya ekonomi tinggi, , dan membenahi sistem

transportasi adalah hal yang dapat meningkatkan ekspor (Faisal Basri, Kompasiana). Kebijakan

pencatatan sistem CIF hanya akan berdampak signifikan bagi para pengusaha kapal nasional, jasa asuransi,

dan usaha jasa penunjang transportasi . Kebijakan ini adalah upaya strategis dalam mendorong usaha-

usaha terkait jasa pengurusan ekspor, dan patut diapresiasi. Semoga kebijakan penerapan sistem CIF ini

dapat mendorong peningkatan kinerja ekspor secara nyata.

Jakarta, 2 Agustus 2013

* Praktisi logistik dan Pengajar di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia PPEI) dan INFA

INSTITUTE.

Diposkan 2nd August 2013 oleh RUMAH EKSPOR IMPOR

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Select profile...

Publikasikan Pratinjau

0 Add a comment

PENERAPAN SISTEM

Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.

Sidebar

RUMAH EKSPOR IMPOR telusuri

Kirim masukan