pengaruh dukungan sosial dan religiusitas...

176
PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP RESILIENSI PADA PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DKI JAKARTA Skripsi Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh: Meggy Octaryani NIM: 1111070000051 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2017 M

Upload: buicong

Post on 25-Apr-2019

226 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS

TERHADAP RESILIENSI PADA PETUGAS PEMADAM

KEBAKARAN DKI JAKARTA

Skripsi

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Psikologi (S.Psi)

Oleh:

Meggy Octaryani

NIM: 1111070000051

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/ 2017 M

Page 2: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran
Page 3: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran
Page 4: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran
Page 5: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

v

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) Oktober 2017

C) Meggy Octaryani

D) Pengaruh dukungan sosial dan religiusitas terhadap resiliensi pada petugas

pemadam kebakaran DKI Jakarta

E) xvi + 122 halaman + lampiran

F) Penelitian ini dilakukan untuk mengukur pengaruh dukungan sosial dan

religiusitas terhadap resiliensi pada petugas pemadam kebakaran DKI

Jakarta. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan variabel dukungan

sosial khususnya reassurance of worth, attachment, social integration,

opportunity for nurturance, reliable alliance, guidance dan variabel

religiusitas khususnya (daily spiritual experience, meaning, values, belief,

forgiveness, private religious practice, religious/spiritual coping, religious

support, religious/spiritual history, commitment, organizational

religiousness, religious preferences).

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 200 orang

laki-laki petugas pemadam kebakaran di DKI Jakarta dengan teknik non

probability sampling. Dalam penelitian ini, penulis membuat pernyataan-

pernyataan berdasarkan teori yang dikembangkan oleh Connor dan

Davidson (2003) untuk mengukur resiliensi, penulis mengembangkan

skala ukur Cutrona dan Russel (1987) untuk mengukur dukungan sosial

dan mengembangkan skala ukur Fetzer (1999) untuk mengukur

religiusitas. Uji validitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan CFA

(Confirmatory Factor Analysis) dan selanjutnya Multiple Regression

Analysis digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial dan

religiusitas memiliki pengaruh terhadap resiliensi pada petugas pemadam

kebakaran DKI Jakarta. Hasil uji hipotesis minor menunjukkan bahwa

guidance, value & belief, dan religious preferences memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap resiliensi. Hasil penelitian juga menunjukkan

proporsi varians dari resiliensi yang dijelaskan oleh seluruh variabel

independen adalah 38.4%, sedangkan 61.6% sisanya dipengaruhi oleh

variabel lain diluar penelitian ini. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberi masukan terhadap instansi pemadam kebakaran, sehingga Dinas

Pemadam Kebakaran dapat mengevaluasi kebutuhan karyawan baik secara

dukungan sosial atau religiusitas.

G) Bahan bacaan: 45; buku: 4 + skripsi: 6 + jurnal: 28 + artikel online: 6 +

lainnya: 1

Page 6: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

vi

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology

B) October 2017

C) Meggy Octaryani

D) The influence of social support and religiosity on resilience to firefighters

in DKI Jakarta

E) xvi + 122 pages + appendix

F) This study was conducted to measure the effect of social support and

religiosity on resilience to firefighters in DKI Jakarta. In this study, the

authors use social support variables, especially (reassurance of worth,

attachment, social integration, opportunity for nurturance, reliable alliance,

guidance) and religious variables in particular (daily spiritual experience,

meaning, values, belief, forgiveness, private religious practice,

religious/spiritual coping, religious support, religious/spiritual history,

commitment, organizational religiousness, religious preferences).

Subjects used in this study amounted to 200 men of firefighters in

Jakarta with non probability sampling technique. In this study, the authors

made the theoretical statements developed by Connor and Davidson

(2003) to measure resilience, the authors developed the Cutrona and

Russell (1987) measurements to measure social support and developed the

Fetzer (1999) measurement scale for measuring religiosity. Test the

validity of measuring instruments in this study using CFA (Confirmatory

Factor Analysis) and then Multiple Regression Analysis is used to test the

research hypothesis.

The results show that social support and religiosity have an effect

on resilience to firefighters in DKI Jakarta. The results of the minor

hypothesis test show that guidance, value & belief, and religious

preferences have a significant influence on resilience. The results also

show the proportion of variance of resilience described by all independent

variables is 38.4%, while the remaining 61.6% is influenced by other

variables outside this study. The results of this study are expected to

provide input to fire departments, so the Fire Department can evaluate the

needs of employees either with social support or religiosity. G) Reading materials: 45; books: 4 + essay: 6 + journal: 28 + online articles:

6 + others: 1

Page 7: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

vii

MOTTO

“If you believe very strongly in something,

stand up and fight for it.”

-Roy T. Bennett

“Success is not final, failure is not fatal: it is

the courage to continue that counts.”

- Winston S. Churchill

Page 8: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim.

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji syukur penulis ucapkan kepada

Allah SWT karena rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Dukungan Sosial dan Religiusitas terhadap

Resiliensi pada Petugas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta.”

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa terselesaikannya

skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

dengan rendah hati menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag. M.Si, Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta beserta seluruh wakil dekan dan

jajaran dekanat lainnya.

2. Bapak Drs. Akhmad Baidun, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah memberikan arahan, masukan, kritik dan motivasi dalam penyelesaian

skripsi. Penulis mengucapkan terima kasih atas waktu dan kesabaran yang

telah diberikan selama ini.

3. Ibu Nia Tresniasari, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik kelas B tahun

2011 yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis selama kuliah

di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran pada

Page 9: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

ix

penulis serta seluruh Staf Bagian Umum, Akademik, Keuangan, dan

Perpustakaan Psikologi UIN Jakarta yang telah membantu saya selama proses

perkuliahan.

5. Seluruh petugas pemadam kebakaran DKI Jakarta yang bertugas di sektor KH.

Zainul Arifin, sektor Tebet, sektor Lebak Bulus, sektor Pasar Minggu, Sektor

Matraman, Sektor Tanjung Duren yang telah bersedia meluangkan waktunya

untuk membantu penulis dalam pengambilan data dalam skripsi ini.

6. Kedua orang tua saya, Papa (Suhandana, S.H.) dan Mama (Puji Yuliasih), adik

saya Sylvia Rhamadiana dan Anabella Syahla Putri Yuliandana, serta keluarga

besar. Terima kasih atas doa, kasih sayang, motivasi, perhatian, dukungan baik

materi maupun moril sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga

kalian selalu diberikan kesehatan dan selalu berada dalam lindungan Allah

SWT.

7. Yogi Ramadhan Yuda, terimakasih atas segala dukungan, bantuan, nasihat,

kritik, perhatian, pengertian, dan waktu yang selalu diberikan kepada penulis.

Semoga apa yang diharapkan dapat berjalan dengan baik dan selalu berada

dalam lindungan Allah SWT.

8. Untuk sahabat saya, Kamilia, Fitria, Dini, May, Annisya, Siescha, Intan,

Tsurraya Shafwah, Ade Hendrik, Kurniawan, Rahman, Pupung, Samsi dan

Fuji, terima kasih atas bantuan, dukungan, motivasi, arahan dan waktu yang

diberikan kepada penulis, semoga persahabatan kita tetap terjalin kedepannya.

Page 10: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

x

9. Sahabat-sahabat Psikologi kelas B tahun 2011, terima kasih atas doa,

keceriaan dan kebersamaan yang telah diberikan selama perkuliahan. Semoga

kita tidak saling melupakan dan silatuhrami tetap berjalan dengan baik.

10. Untuk keluarga besar TAJAN dan VIENMOUR, terima kasih atas waktu,

canda tawa, dukungan dan kebersamaan semenjak SMA sampai saat ini.

Semoga pertemanan kita tetap terjaga dengan baik.

11. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu, terima kasih atas bantuan dan

kontribusi yang diberikan dalam penelitian ini.

Akhir kata, semoga semua kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan

dari Allah SWT. Penulis menyadari segala bentuk kesalahan dan kekurangan baik

yang disengaja maupun tidak disengaja akan dijadikan bahan pelajaran untuk

menjadi lebih baik. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca

dan masyarakat umum sehingga dapat memberikan ilmu baru bagi yang

membacanya.

Jakarta, Oktober 2017

Penulis

Page 11: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

xi

DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

ABSTRAK ............................................................................................................. v

ABSTRACT .......................................................................................................... vi

MOTTO ............................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1 – 9

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan masalah........................................................................ 7

1.2.2 Perumusan masalah ......................................................................... 8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian ............................................................................. 8

1.3.2 Manfaat penelitian ........................................................................... 8

BAB 2 LANDASAN TEORI ....................................................................... 10 - 41

2.1 Resiliensi

2.1.1 Definisi Resiliensi ......................................................................... 10

2.1.2 Aspek-aspek Resiliensi ................................................................. 12

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Resiliensi .............................. 15

2.1.4 Pengukuran Resiliensi ................................................................... 19

2.2 Dukungan Sosial

2.2.1 Definisi Dukungan Sosial ............................................................. 21

2.2.2 Dimensi Dukungan Sosial ............................................................. 23

2.2.3 Pengukuran Dukungan Sosial ....................................................... 26

2.3 Religiusitas

2.3.1 Pengertian Religiusitas .................................................................. 27

2.3.2 Dimensi Religiusitas ..................................................................... 28

2.3.3 Sumber Religiusitas ...................................................................... 34

2.3.4 Pengukuran Religiusitas ................................................................ 35

2.4 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 35

2.5 Hipotesis Penelitian

2.5.1 Hipotesis Mayor ............................................................................ 39

2.5.2 Hipotesis Minor ............................................................................. 39

BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................ 41 - 81

3.1 Populasi, Sampel, Dan Teknik Pengambilan Sampel ................................. 42

3.2 Variabel Penelitian ...................................................................................... 43

3.3 Pengumpulan Data

Page 12: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

xii

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 47

3.3.2 Instrumen Penelitian ........................................................................... 48

3.4 Uji Validitas Konstruk Alat Ukur

3.4.1 Uji Validitas Skala Resiliensi............................................................... 54

3.4.2 Uji Validitas Skala Dukungan Sosial

3.4.2.1 Uji Validitas Skala Reassurance of Worth .................................. 55

3.4.2.2 Uji Validitas Skala Attachment.......................................................... 57

3.4.2.3 Uji Validitas Skala Social Integration ............................................... 58

3.4.2.4 Uji Validitas Skala Opportunity for Nurturance ............................... 59

3.4.2.5 Uji Validitas Skala Reliable Alliance ................................................ 60

3.4.2.6 Uji Validitas Skala Guidance ............................................................ 62

3.4.3 Uji Validitas Skala Religiusitas

3.4.3.1 Uji Validitas Skala Daily Spiritual Experience ................................. 63

3.4.3.2 Uji Validitas Skala Meaning.............................................................. 65

3.4.3.3 Uji Validitas Skala Value & Belief .................................................... 66

3.4.3.4 Uji Validitas Skala Forgiveness ........................................................ 67

3.4.3.5 Uji Validitas Skala Private Religious Practice ................................. 69

3.4.3.6 Uji Validitas Skala Religious/Spiritual Coping ................................. 70

3.4.3.7 Uji Validitas Skala Religious Support ............................................... 71

3.4.3.8 Uji Validitas Skala Religious/Spiritual History................................. 73

3.4.3.9 Uji Validitas Skala Commitment ....................................................... 74

3.4.3.10 Uji Validitas Skala Organizational Religiousness .............................. 75

3.4.3.11 Uji Validitas Skala Religious Preferences........................................... 76

3.5 Teknik Analisa Data .................................................................................. 78

BAB 4 HASIL PENELITIAN ................................................................... 82 - 102

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ......................................................... 82

4.2 Hasil Analisis Deskriptif ........................................................................... 83

4.2.1 Kategorisasi Variabel ..................................................................... 85

4.3 Uji Hipotesis Penelitian ............................................................................ 88

4.4 Pengujian Proporsi Varian Variabel.......................................................... 98

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN ................................ 103 - 118

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 103

5.2 Diskusi .................................................................................................... 104

5.3 Saran

5.3.1 Saran Teoritis .............................................................................. 115

5.3.2 Saran Praktis ............................................................................... 116

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 119

LAMPIRAN ..................................................................................................... 123

Page 13: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor Skala Likert .................................................................................. 48

Tabel 3.2 Blue Print Skala Resiliensi ................................................................... 49

Tabel 3.3 Blue Print Skala Dukungan Sosial ........................................................ 50

Tabel 3.4 Blue Print Skala Religiusitas ............................................................... 51

Tabel 3.6 Muatan Faktor Reassurance of Worth .................................................. 56

Tabel 3.7 Muatan Faktor Attachment ................................................................... 57

Tabel 3.8 Muatan Faktor Social Integration ........................................................ 59

Tabel 3.9 Muatan Faktor Opportunity for Nurturance ......................................... 60

Tabel 3.10 Muatan Faktor Reliable Alliance ........................................................ 61

Tabel 3.11 Muatan Faktor Guidance .................................................................... 62

Tabel 3.12 Muatan Faktor Daily Spiritual Experience ......................................... 64

Tabel 3.13 Muatan Faktor Meaning ...................................................................... 66

Tabel 3.14 Muatan Faktor Value & Belief ............................................................ 67

Tabel 3.15 Muatan Faktor Forgiveness ................................................................ 68

Tabel 3.16 Muatan Faktor Private Religious Practice ......................................... 69

Tabel 3.17 Muatan Faktor Religious/Spiritual Coping ......................................... 71

Tabel 3.18 Muatan Faktor Religious Support ....................................................... 72

Tabel 3.19 Muatan Faktor Religious/Spiritual History ......................................... 73

Tabel 3.20 Muatan Faktor Commitment................................................................ 75

Tabel 3.21 Muatan Faktor Organizational Religiousness..................................... 76

Tabel 3.22 Muatan Faktor Religious Preferences ................................................. 77

Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ..................................................... 82

Tabel 4.2 Skor Minimum, Maximu, Mean dan Std.Deviasi Variabel .................. 85

Tabel 4.3 Pedoman Interpretasi Skor .................................................................... 86

Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel ................................................................... 86

Tabel 4.5 Model Summary Analisis Regresi ......................................................... 88

Tabel 4.6 Tabel Anova Pengaruh Seluruh IV terhadap DV ................................. 90

Tabel 4.7 Tabel Koefisien Regresi ........................................................................ 92

Tabel 4.8 Model Summary Proporsi Varians IV terhadap DV ............................. 98

Page 14: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ................................................................. 38

Page 15: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel 3.5 Muatan Faktor Resiliensi ...................................................................... 124

Lampiran Surat Izin Penelitian.............................................................................. 125

Lampiran Kuesioner Penelitian ............................................................................. 127

Lampiran Sintax Mplus dan Path Diagram ........................................................... 139

Lampiran Regresi .................................................................................................. 160

Page 16: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebakaran merupakan peristiwa yang seringkali terjadi akibat kelalaian

manusia. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI

Jakarta melaporkan bahwa pada tahun 2015 telah terjadi kebakaran sebanyak

1.481 kasus (jakartafire.net/statistic, 2016). Berdasarkan data yang diperoleh

tersebut banyak sekali penyebab terjadinya kebakaran, diantaranya disebabkan

oleh arus listrik, kompor, rokok dan lain-lain. Dinas Penanggulangan Kebakaran

dan Penyelamatan Bencana Provinsi DKI Jakarta merupakan unsur pelaksana

pemerintah daerah yang diberi tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas

penanganan masalah kebakaran. Dibentuknya organisasi ini adalah bentuk

perwujudan tanggung jawab pemda DKI Jakarta dalam rangka memberikan

perlindungan kepada warganya dari ancaman bahaya kebakaran dan bencana

lainnya. Sesuai dengan SK Gubernur Nomor 9 tahun 2002, tentang Struktur

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran Provinsi DKI Jakarta,

bahwa Dinas Pemadam Kebakaran memiliki tiga tugas pokok, yaitu (1)

pencegahan kebakaran; (2) pemadaman kebakaran; dan (3) penyelamatan jiwa

dan ancaman kebakaran dan bahaya lainnya (jakartafire.net/profile, 2016).

Dalam Wikipedia dijelaskan bahwa pemadam kebakaran, PMK, atau

damkar adalah petugas atau dinas yang dilatih dan bertugas untuk menanggulangi

kebakaran. Petugas pemadam kebakaran selain terlatih untuk menyelamatkan

korban dari kebakaran, juga dilatih untuk menyelamatkan korban kecelakaan lalu

Page 17: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

2

lintas, gedung runtuh, dll. Para petugas pemadam kebakaran tersebut sebelumnya

sudah mendapatkan pelatihan secara teknis dan mental agar mampu menjalani

tanggung jawab yang dimiliki.

Menjadi petugas pemadam kebakaran merupakan hal yang tidak mudah dan

dapat menimbulkan tekanan pekerjaan, karena mereka dituntut untuk siaga 24 jam

dan harus tiba di lokasi kebakaran secepatnya. Petugas pemadam kebakaran

termasuk ke dalam pekerjaan yang memiliki resiko tinggi. Pada saat mereka

mengeluarkan kendaraan pemadam menuju lokasi kebakaran, petugas pemadam

kebakaran harus mengendarai mobil dengan cepat walaupun terjadi kemacetan di

jalan raya. Hal ini sangat beresiko dan dapat mengakibatkan kecelakaan lalu

lintas. Selain itu, asap yang muncul pada saat pemadaman api dapat mengganggu

kesehatan petugas pemadam kebakaran, karena asap tersebut jika dalam jangka

waktu yang panjang akan mengganggu sistem pernapasan dan sistem penglihatan.

Telah terjadi beberapa peristiwa yang menyebabkan kematian pada petugas

pemadam kebakaran saat menjalankan tugas, diantaranya Subandi yang menjabat

sebagai Kepala Sektor Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan tewas pada saat

bertugas memadamkan api di kawasan Blok M tahun 2005 (Kisah Subandi, 2015),

Trisna Supriatna petugas harian lepas DKPB Kota Bandung tewas pada saat

bertugas memadamkan api dalam insiden kebakaran di salah satu pabrik tekstil di

Jalan A.H. Nasution, Bandung, Senin (11/9/2017) sekitar pukul 01.35 WIB

(Ramdhani, Kronologi Tewasnya Pemadam Kebakaran, 2017). Tidak hanya

meninggal karena sedang memadamkan api, tetapi ada kejadian lain seperti yang

terjadi di wilayah Aceh Utara pada 25 April 2016, petugas pemadam kebakaran

Page 18: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

3

dihakimi oleh warga karena terlambat datang ke lokasi kejadian dan menyebabkan

seorang petugas pemadam kebakaran bernama Pasdar tewas karena terlindas

mobil pemadam saat terjatuh akibat di tarik oleh warga yang menghakimi (Brutal,

Pemadam Kebakaran Dihakimi Massa, 2016).

Peristiwa yang terjadi mengakibatkan tekanan pekerjaan yang dapat

mengganggu kestabilan psikologis dari petugas pemadam kebakaran sehingga

dibutuhkan ketahanan untuk mengatasi tekanan pekerjaan dan menghilangkan

trauma yang disebut resiliensi. Resiliensi dalam Smith et al. (2008) adalah

ketahanan individu untuk mampu bangkit dalam lingkungan yang stress dan

menekan, tidak menjadi sakit dan tidak tertekan walaupun mendapatkan kesulitan

yang signifikan dan dapat tetap memiliki fungsi normal secara psikologis. Connor

dan Davidson (2003) menjelaskan resiliensi adalah kemampuan individu dalam

menangani stres atau tekanan, serta dalam mengatasi kecemasan, depresi dan

reaksi stres.

Reivich dan Shatte (dalam Abidin, 2011) mengemukakan bahwa resiliensi

merupakan kapasitas untuk merespons sesuatu dengan cara yang sehat dan

produktif ketika berhadapan dengan kesengsaraan (adversity) atau trauma,

terutama untuk mengendalikan tekanan hidup sehari-hari. Resiliensi merupakan

mind-set yang mampu meningkatkan seseorang untuk mencari pengalaman baru

dan memandang kehidupan sebagai proses yang meningkat. Resiliensi dapat

menciptakan dan memelihara sikap positif untuk mengeksplorasi, sehingga

seseorang menjadi percaya diri berhubungan dengan orang lain, serta lebih berani

mengambil risiko atas tindakannya.

Page 19: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

4

Penelitian yang dilakukan oleh Ryan dan Caltabiano (2009) menyimpulkan

bahwa resiliensi adalah kekuatan atau kemampuan untuk beradaptasi secara

positif atau kembali pada fungsinya setelah melewati masalah hidup yang sulit.

Hasil penelitian LaFromboise dkk (dalam Mula, 2013) menemukan bahwa orang

yang resilien mampu beradaptasi menjadi lebih kuat dengan belajar keterampilan

baru, mengembangkan cara-cara dalam mengatasi tantangan hidup. Ryan dan

Caltabiano (2009) menyimpulkan bahwa banyak faktor internal yang terkait

dengan resiliensi yaitu self-efficacy, ketekunan, locus of control internal, coping,

dan keterampilan beradaptasi sedangkan faktor eksternal yang terkait dengan

resiliensi adalah coping dalam keluarga dan dukungan sosial. Penelitian Ridle dan

Romans (2012) menyimpulkan bahwa dibutuhkan eksplorasi terhadap peran

budaya, self esteem, subjective well-being, dan dukungan sosial dalam

menentukan faktor resiliensi pada remaja perkotaan American Indian. Fayombo

(2010) menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa ada hubungan yang signifikan

antara the big five personality traits dan resiliensi pada remaja Karibia.

Untuk meningkatkan resiliensi pada petugas pemadam kebakaran,

dibutuhkan dukungan sosial dari lingkungan dan keluarga. Sesuai dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Cahyaningrum (2014) menunjukkan bahwa

dukungan sosial emosional dan dukungan sosial instrument secara konsisten

mempengaruhi resiliensi pada remaja yang mengalami kemiskinan. Penelitian

yang dilakukan Mula (2013) menyimpulkan bahwa aspek reassurance of worth

dalam dimensi dukungan sosial secara positif memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap resiliensi pada Anggota Brimob Kelapa Dua Depok.

Page 20: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

5

Penelitian Ridle dan Romans (2012) menunjukkan bahwa dukungan sosial dari

teman memberikan pengaruh positif terhadap resiliensi. Dukungan sosial menurut

Uchino (dalam Sarafino, 2011) mengacu pada kenyamanan, kepedulian, harga diri

atau bantuan yang tersedia untuk seseorang dari orang lain atau kelompok.

Petugas pemadam kebakaran yang mendapatkan dukungan sosial dari lingkungan

maupun keluarga, dapat mengatasi tekanan pekerjaan yang dialami dan mampu

untuk menjalani masalah dalam kehidupan.

Selain itu, faktor lain yang dapat mempengaruhi resiliensi adalah

religiusitas. Penelitian yang dilakukan oleh Riza dan Herdiana (2012)

menunjukkan bahwa faktor yang dapat mendukung terbentuknya resiliensi pada

narapidana adalah religiusitas. Individu yang memiliki religiusitas tinggi

cenderung pasrah dan menyerahkan segala situasi yang dialaminya adalah

kehendak dari Tuhan yang akan membawa manfaat dikemudian hari. Menurut

Cahyaningrum (2014) religiusitas dapat mempengaruhi manusia dalam bertindak

dan bertingkah laku, semakin kuat religiusitas seseorang, maka semakin kuat pula

seseorang tersebut dalam mengontrol setiap tindakan dan tingkah lakunya.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Bogar dan Killacky (dalam

Cahyaningrum, 2014) tentang peran religiusitas terhadap resiliensi dengan

mengidentifikasikan lima determinan dari resiliensi diantaranya yaitu religiusitas

merupakan komponen penting bagi resiliensi seseorang. Religiusitas dianggap

penting untuk mengembangkan resiliensi pada petugas pemadam kebakaran agar

mampu untuk mengatasi tekanan pekerjaan yang dihadapi dan menjalani masalah

dalam kehidupan.

Page 21: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

6

Dalam penelitian Suryaman et al. (2013) menunjukkan bahwa ada pengaruh

positif dari aspek religious/spiritual coping dalam religiusitas terhadap resiliensi

pada pasien rehabilitasi Yayasan Rumah Damai Semarang. Penelitian yang

dilakukan oleh Aisha (2014) menunjukkan bahwa berdasarkan aspek pengetahuan

agama, keyakinan, praktek agama, pengalaman dan konsekuensi yang digunakan

dalam mengukur tingkat religiusitas terhadap resiliensi pada remaja di Panti

Asuhan Keluarga Muhammadiyah Surakarta menghasilkan hubungan positif yang

signifikan. Pertiwi (2011) menyimpulkan bahwa dimensi thankfulness dalam

variabel religiusitas memberikan pengaruh yang signifikan terhadap resiliensi

pada residen BNN Lido. Dengan demikian, dukungan sosial dan religiusitas

dibutuhkan oleh petugas pemadam kebakaran untuk tetap resilien. Petugas

pemadam kebakaran membutuhkan resiliensi agar mampu beradaptasi secara

positif atas perubahan yang terjadi akibat kesulitan kebakaran membutuhkan

resiliensi agar mampu beradaptasi secara positif atas perubahan yang terjadi

akibat kesulitan yang dialami dalam kehidupan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis

merasa perlu adanya penelitian yang berkaitan dengan resiliensi. Penulis

menggunakan dukungan sosial dan religiusitas sebagai independen variable

karena penulis ingin mengetahui bagaimana faktor instrinsik dan ekstrinsik

mempengaruhi resiliensi pada petugas pemadam kebakaran dan penulis ingin

mengetahui aspek-aspek dukungan sosial dan religiusitas yang mempengaruhi

resiliensi. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan petugas pemadam

kebakaran sebagai sampel. Maka dari itu, penulis melakukan penelitian dengan

Page 22: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

7

judul “Pengaruh dukungan sosial dan religiusitas terhadap resiliensi petugas

pemadam kebakaran”.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan Masalah

Agar pembahasan ini lebih terarah, maka penelitian ini dibatasi untuk meneliti

pengaruh dukungan sosial dan religiusitas terhadap resiliensi pada petugas

pemadam kebakaran.

Adapun untuk pembatasan variabel resiliensi, dukungan sosial dan

religiusitas akan dibatasi:

1. Resiliensi sebagaimana dikemukakan oleh Connor dan Davidson (2003) adalah

kemampuan individu dalam menangani stres atau tekanan, serta dalam

mengatasi kecemasan dan depresi.

2. Dukungan sosial sebagaimana dikemukakan oleh Weiss (dalam Cutrona dan

Russel, 1987) adalah kebutuhan individu untuk mendapatkan kenyamanan,

kepedulian dan dorongan dari orang lain yang dapat membantu individu

mengatasi kesulitan dalam hidupnya.

3. Religiusitas sebagaimana dikemukakan oleh Fetzer (1999) adalah keyakinan

terhadap agama yang berfokus pada masalah perilaku, sosial, ajaran dan

karakteristik keagamaan karena melibatkan ibadah dan ajaran secara bersamaan

dalam suatu kelompok.

4. Sampel dalam penelitian ini adalah petugas pemadam kebakaran yang

berlokasi di DKI Jakarta.

Page 23: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

8

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial dan religiusitas

terhadap resiliensi?

2. Berapa jumlah kontribusi masing-masing variabel dukungan sosial dan

religiusitas terhadap resiliensi pada petugas pemadam kebakaran?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui secara empirik pengaruh dukungan sosial dan religiusitas

terhadap resiliensi pada petugas pemadam kebakaran.

2. Untuk mengetahui jumlah kontribusi pada variabel dukungan sosial dan

religiusitas yang berpengaruh terhadap resiliensi pada petugas pemadam

kebakaran.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya pengetahuan

para pembaca dan memberikan kontribusi pengetahuan yang bisa dijadikan

literatur dalam bidang psikologi dengan memberikan bukti empiris pada

Page 24: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

9

penelitian ini. Penelitian ini diharapkan menjadi referensi teoritis dan empiris atau

masukan bagi peneliti lain yang meneliti tentang resiliensi.

2. Manfaat Praktis

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini sebagai masukan dan pedoman

bagi tenaga kerja beresiko seperti petugas pemadam kebakaran dan dapat

memahami bagaimana seharusnya mengatasi tekanan dengan menjadi individu

yang resilien.

Page 25: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

10

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Resiliensi

Dalam pembahasan resiliensi petugas pemadam kebakaran penulis menguraikan

mengenai definisi resiliensi, definisi petugas pemadam kebakaran, faktor-faktor

yang mempengaruhi resiliensi, aspek-aspek resiliensi dan pengukuran resiliensi.

2.1.1 Definisi Resiliensi

Reivich dan Shatte (dalam Brooks dan Goldstein, 2005) mengatakan bahwa

“semua orang membutuhkan resiliensi”, karena resiliensi adalah kemampuan

untuk merespon dengan cara yang sehat dan produktif ketika dihadapkan dengan

kesulitan dan trauma. Sangat penting untuk mengelola tekanan yang dialami

dalam kehidupan sehari-hari. Resiliensi digambarkan sebagai kapasitas individu

untuk pemeliharaan, pemulihan atau peningkatan kesehatan mental serta mampu

beradaptasi terhadap tantangan hidup yang penuh tekanan dan kemampuan

individu untuk melakukan perubahan dan transformasi dari tekanan hidup yang

sulit (Neill & Dias, 2001). Luthans, Youssef dan Avolio (2007) menjelaskan

bahwa resiliensi adalah kapasitas untuk bangkit kembali dari keterpurukan,

konflik, kegagalan, atau bahkan persitiwa positif, kemajuan, dan tanggung jawab

meningkat.

Masten dan Reed (dalam Luthans, Youssef dan Avolio, 2007)

menganggap resiliensi sebagai fenomena yang ditandai dengan pola adaptasi yang

positif dalam konteks menghadapi kesulitan atau resiko yang signifikan.

Resiliensi telah didefinisikan dalam berbagai cara, termasuk kemampuan untuk

Page 26: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

11

bangkit kembali atau pulih dari tekanan, untuk beradaptasi dengan keadaan stres,

tidak menjadi sakit meskipun mengalami kesulitan yang signifikan dan berfungsi

agar terlepas dari stres atau kesulitan (Carver, Tusaie dan Dyer, dalam Smith, et

al. 2008). Menurut Connor dan Davidson (2003) resiliensi adalah kemampuan

individu dalam menangani stres atau tekanan, serta dalam mengatasi kecemasan

dan depresi. Richardson (dalam Green et.al, 2014) resiliensi merupakan proses

yang dinamis dan multidimensi dengan faktor biologis, psikologis dan spiritual

yang mempengaruhi kemampuan untuk mengatasi tekanan atau stres.

Smith et al. (2008) mendefinisikan resiliensi sebagai perlawanan terhadap

penyakit, adaptasi dan berkembang, kemampuan untuk bangkit kembali atau pulih

dari stres dan tekanan. Kata resiliensi dalam bahasa Inggris “resilience” berasal

dari kata “resile” yang artinya bangkit kembali. Resiliensi dapat diartikan sebagai

kemampuan untuk bangkit kembali atau pulih dari stres yang dinilai penting untuk

diri sendiri. Kemampuan ini juga penting bagi individu yang sedang sakit atau

dihadapkan dengan tekanan yang berkelanjutan berkaitan dengan kesehatan

individu sendiri. Resiliensi sering diartikan sebagai proses dinamis yang

mencakup kedua manifestasi psikologis perilaku dan adaptasi positif dalam

konteks masalah yang signifikan (Todd dan Worell, dalam Fujikawa, 2013).

Rutter (dalam Wagnild dan Young, 1993) mendefinisikan resiliensi

sebagai faktor penyangga yang melindungi individu dari gangguan psikotik dan

menggambarkan individu tangguh yang memiliki harga diri, kepercayaan dalam

keberhasilan diri sendiri, kemampuan pemecahan masalah dan hubungan

interpersonal yang memuaskan. Menurut Drugg dan Douglas (dalam Wagnild dan

Page 27: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

12

Young, 1993) individu yang resilien memiliki keberanian yang tidak biasa dan

optimism dalam menghadapi kematian, penyakit dan cacat bawaan. Resiliensi

adalah kemampuan untuk bangkit kembali dari kesulitan, konflik, kegagalan atau

bahkan peristiwa positif, kemajuan dan peningkatan tanggung jawab (Luthans,

dalam Avey et.al, 2011).

Berdasarkan pengertian beberapa ahli tersebut penulis menyimpulkan

bahwa resiliensi adalah kemampuan individu untuk bangkit kembali setelah

mengalami tekanan atau stres dalam hidupnya. Kesimpulan tersebut sesuai dengan

teori yang dikemukakan oleh Connor dan Davidson (2003) bahwa resiliensi

adalah kemampuan individu dalam menangani stres atau tekanan, serta dalam

mengatasi kecemasan dan depresi.

2.1.2 Aspek-aspek Resiliensi

Wagnild dan Young (1993) mengemukakan lima aspek resiliensi, yaitu

equanimity; perseverance; self-reliance; meaningfulness dan existential aloneness

yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Equanimity atau ketenangan merupakan perspektif yang seimbang dari

kehidupan dan pengalaman seseorang. Ketenangan ini berarti kemampuan

untuk mempertimbangkan masalah secara lebih luas sehingga dapat

menemukan solusi untuk setiap masalah. Individu yang resilien mampu

memanipulasi kesulitan dengan sikap yang tenang sehingga individu

cenderung berhati-hati dalam menemukan solusi atas kesulitan yang dimiliki.

2. Perseverance atau ketekunan adalah sikap yang tekun walaupun sedang

mengalami kesulitan atau keputusasaan. Ketekunan berarti keinginan untuk

Page 28: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

13

melanjutkan perjuangan hidup individu dan tetap terlibat dalam disiplin diri.

Individu yang resilien mampu bersikap positif walaupun menemukan

beberapa hambatan dan mampu untuk menyelesaikan kesulitan dengan

mencapai tujuan hidup.

3. Self-reliance atau kemandirian adalah kepercayaan diri dan kemampuan

individu untuk membela diri serta mengenal pribadi individu dan keterbatasan

yang dimiliki individu. Individu mampu untuk mengenal kekurangan dan

kelebihan yang ada dalam diri sehingga individu yang resilien mampu untuk

mengatasi kesulitan berdasarkan pengalaman hidup sebelumnya yang

kemudian dapat meyakinkan individu akan kemampuan dalam dirinya.

4. Meaningfulness atau kebermaknaan adalah kesadaran bahwa hidup memiliki

tujuan. Kebermaknaan menyampaikan rasa syukur atas segala yang telah

dimiliki individu. Individu yang resilien akan tetap bersikap positif untuk

mencapai tujuan hidup walaupun dalam keadaan yang sulit.

5. Existential aloneness atau eksistensial kesendirian adalah kesadaran bahwa

setiap hidup individu merupakan hal yang unik, sementara beberapa

pengalaman bersama, masih ada orang lain yang harus dihadapi sendiri.

Eksistensi kesendirian memberikan rasa kebebasan dan keunikan. Individu

yang existential alones berarti mampu untuk menerima apa adanya diri dengan

semua kelemahan dan kelebihan yang dimiliki. Individu yang resilien tidak

akan mudah dipengaruhi oleh orang lain karena individu mampu untuk

menyelesaikan sendiri kesulitan yang dihadapi.

Page 29: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

14

Menurut Connor dan Davidson (2003) resiliensi terdiri atas lima aspek, yaitu

personal competence; trust in one’s instincts; positive acceptance of change and

secure relationships; control and factor dan spiritual influences yang akan

dijelaskan sebagai berikut:

1. Personal competence; high standard and tenacity

Aspek ini menjelaskan tentang kompetensi personal individu dimana individu

merasa sebagai orang yang mampu untuk mencapai tujuan walaupun dalam situasi

kemunduran atau kegagalan. Individu ketika mengalami tekanan atau stres

cenderung merasa ragu akan berhasil dalam mencapai tujuan sehingga dibutuhkan

standar yang tinggi dan keuletan dalam diri individu tersebut. Indikator dalam

aspek ini adalah mampu menjadi individu yang kompeten; mampu menjadi

individu yang ulet; dan memiliki standar yang tinggi.

2. Trust in one’s instincts; tolerance of negative affect; strengthening effect of

stress

Aspek ini berhubungan dengan ketenangan dalam bertindak. Individu yang tenang

cenderung berhati-hati dalam mengambil sikap atas masalah yang dihadapi.

Individu juga mampu melakukan coping terhadap stres dengan cepat serta tetap

fokus pada tujuan walaupun sedang mengalami tekanan atau masalah. Indikator

dalam aspek ini adalah percaya pada naluri; toleran pada hal buruk; dan mampu

mengatasi akibat dari stres.

3. Positive acceptance of change and secure relationships

Aspek ini berhubungan dengan kemampuan menerima kesulitan secara positif

serta jika berada dalam kesulitan mampu untuk berhubungan aman dengan orang

Page 30: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

15

lain. Individu menunjukkan kemampuan untuk menerima masalah secara positif

sehingga tidak mempengaruhi kehidupan sosial individu dengan orang lain.

Indikator dalam aspek ini adalah dapat menerima perubahan secara positif dan

dapat menjaga hubungan baik dengan orang lain.

4. Control and factor

Aspek ini merupakan kemampuan untuk mengontrol diri dan mencapai tujuan.

Individu memiliki kontrol terhadap dirinya sendiri dalam mencapai tujuan serta

memiliki kemampuan untuk meminta dan mendapatkan dukungan sosial dari

orang lain ketika mengalami suatu masalah. Indikator dalam aspek ini adalah

mampu mengontrol diri sendiri; mampu mengendalikan diri sendiri.

5. Spiritual influences

Aspek ini berhubungan dengan kemampuan untuk selalu berjuang karena

keyakinannya pada Tuhan dan takdir. Individu yang percaya kepada Tuhan akan

menganggap bahwa masalah yang ada merupakan takdir dari Tuhan dan harus

dilalui dengan perasaan yang positif sehingga individu harus tetap berjuang dalam

mencapai tujuan. Indikator pada aspek ini adalah individu percaya kepada Tuhan

dan individu percaya pada takdir.

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Resiliensi

Menurut Resnick, Gwyther dan Roberto (2011) ada empat faktor yang dapat

mempengaruhi resiliensi, yaitu self-esteem; social support; spirituality dan

positive emotions yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Harga diri (self esteem)

Page 31: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

16

Self-esteem pada individu yang menghadapi kesulitan mengalami sedikit

penurunan. Teori psikologis resiliensi pada individu lanjut usia menggabungkan

berbagai konstruksi terkait harga diri dan kontrol diri. Individu yang memiliki

self-esteem pada usia lanjut dapat membantunya dalam menghadapi kesulitan.

2. Dukungan sosial (social support)

Dukungan sosial sering dihubungkan dengan resiliensi. Penelitian lain

menunjukkan bahwa resiliensi dan dukungan emosional (bukan dukungan

instrumen) menghasilkan kualitas hidup yang lebih tinggi pada individu usia

lanjut.

3. Spiritualitas (spirituality)

Faktor lain yang dapat mempengaruhi resiliensi dalam menghadapi tekanan dan

kesulitan adalah ketabahan (hardiness) dan keberagamaan (religiousness) serta

spiritualitas (spirituality). Spiritualitas membutuhkan suatu pencarian di alam

semesta, suatu pandangan bahwa dunia lebih luas daripada diri sendiri,

spiritualitas juga berarti ketaatan pada suatu ajaran (agama) yang spesifik.

4. Emosi positif (positive emotions)

Emosi positif dapat menjadi cara yang efektif dalam mengatasi respon terhadap

stres. Emosi positif juga dapat menjadi pelindung dalam menghadapi ancaman

terhadap ego. Teori ini dikembangkan oleh Fredrickson (dalam Resnick et al.

2011) yang menyatakan bahwa sebagai manusia yang berkembang, emosi positif

dapat membantu dalam beradaptasi pada situasi-situasi yang penuh tekanan.

Page 32: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

17

Sedangkan menurut Lee et al. (2013) bahwa ada dua faktor yang

mempengaruhi resiliensi, yaitu risk factor dan protective factor yang akan

dijelaskan sebagai berikut:

1. Risk factor

Risk factor dapat didefinisikan sebagai faktor-faktor yang akan mempengaruhi

ketidakseimbangan psikologis pada individu. Risk factor digunakan untuk

meningkatkan kemungkinan terjadinya maladaptasi. Beberapa penelitian telah

dilakukan untuk meneliti hubungan antara resiliensi dengan risk factor, misalnya

individu yang memiliki gejala depresi yang berhubungan dengan kecemasan

memiliki tingkat ketahanan yang lebih rendah.

2. Protective factor

Protective factor adalah faktor yang mengacu pada karakteristik individu dimana

karakteristik tersebut dapat meningkatkan kemampuan adaptasi psikologis dalam

dirinya. Beberapa penelitian menunjukkan hubungan yang positif antara resiliensi

dengan protective factor.

Reivich dan Shatte (dalam Jackson dan Watkin, 2004) menjelaskan tujuh

faktor yang dapat mempengaruhi resiliensi, diantaranya emotional regulation;

impulse control; causal analysis; self-efficacy; realistic optimism; empathy dan

reaching out yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengaturan emosional (emotional regulation)

Kemampuan untuk mengelola dunia internal individu agar tetap efektif di bawah

tekanan. Individu yang resilien menggunakan kemampuannya dengan baik untuk

membantu dirinya mengontrol emosi, perhatian dan perilaku. Individu yang tidak

Page 33: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

18

mampu untuk mengatur emosi mengalami kesulitan dalam membangun dan

menjaga hubungan dengan orang lain karena emosi yang dirasakan cenderung

berpengaruh terhadap orang lain.

2. Kontrol terhadap impuls (impulse control)

Kontrol terhadap impuls berkorelasi dengan pengaturan emosi. Kemampuan

untuk mengelola perilaku dari pikiran emosional individu, serta kemampuan

untuk menunda kepuasan. Individu mampu untuk mengelola pikiran emosional

sebelum melakukan tindakan dalam menghadapi masalah.

3. Kemampuan menganalisis masalah (causal analysis)

Kemampuan untuk mengidentifikasi penyebab tekanan secara akurat. Individu

yang resilien mampu untuk mengidentifikasi penyebab dari masalah yang

dihadapi sehingga individu dapat menemukan solusi yang lebih potensial.

4. Self efficacy

Self efficacy berarti keyakinan bahwa individu mampu memecahkan masalah yang

dihadapi dan berhasil mengatasinya. Individu yang ulet dan percaya diri berhasil

membangun kepercayaan orang lain pada diri individu sehingga individu

memiliki lebih banyak kesempatan dalam memecahkan masalah.

5. Optimis realistis (realistic optimisme)

Kemampuan agar tetap positif mengenai perencanaan masa depan yang belum

terjadi. Hal ini berkaitan dengan harga diri tetapi hubungan sebab-akibat lebih

berkaitan dengan self-efficacy dan melibatkan akurasi dan realisme. Individu yang

optimis percaya bahwa segala sesuatu akan menjadi lebih baik sehingga individu

Page 34: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

19

memiliki kepercayaan diri untuk mampu mengatasi kesulitan dimasa yang akan

datang.

6. Empati (empathy)

Kemampuan untuk merasakan perilaku dan keadaan emosional orang lain

sehingga dapat membangun hubungan yang lebih baik. Individu yang resilien

mampu membaca isyarat nonverbal orang lain untuk membantu membangun

hubungan yang lebih baik.

7. Pencapaian (reaching out)

Kemampuan untuk meningkatkan aspek-aspek yang positif dari kehidupan dan

mengambil kesempatan baru dalam hidup. Kemampuan ini menjangkau perilaku

yang terhambat akibat rasa malu, perfeksionisme dan self-handicapping.

Pencapaian dalam hal ini adalah kemampuan untuk meningkatkan aspek positif yang

mencakup keberanian individu untuk mengatasi kesulitan dalam hidup.

Berdasarkan faktor-faktor yang telah dijelaskan oleh para ahli, maka penulis

menggunakan dukungan sosial dan religiusitas sebagai variabel bebas dalam

penelitian ini.

2.1.4 Pengukuran Resiliensi

Ada beberapa alat ukur yang digunakan oleh para ahli untuk mengukur resiliensi,

diantaranya:

1. The Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC) yang dikembangkan oleh

Connor dan Davidson (2003). Alat ukur ini terdiri dari 25 item berdasarkan

lima aspek resiliensi yang dikembangkan oleh Connor dan Davidson, yaitu (1)

personal competence; high standard and tenacity; (2) trust in one’s instinct;

Page 35: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

20

tolerance of negative affect; strengthening effect of stress, (3) positive

acceptance of change and secure realitonships, (4) control and factor dan (5)

spiritual influences. Alat ukur ini menggunakan Skala Likert dengan lima

pilihan jawaban sebagai berikut: (0) tidak benar sama sekali; (1) jarang; (2)

kadang-kadang; (3) sering; (4) sangat sering; dengan total skor 0 – 100 dimana

skor yang paling tinggi mencerminkan resiliensi yang tinggi.

2. The Brief Resilience Scale (BRS) yang dikembangkan oleh Smith et al. (2008)

mengukur resiliensi secara utuh dan hasil dari alat ukur ini dapat memprediksi

resiliensi yang berhubungan dengan karakteristik personal, hubungan sosial,

coping stress, dan kesehatan pada individu. Alat ukur ini terdiri dari enam

item dengan tiga item favourable dan tiga item unfavourable dan alat ukur ini

juga menggunakan Skala Likert dengan lima pilihan jawaban sebagai berikut:

(1) Sangat Tidak Setuju; (2) Tidak Setuju; (3) Netral; (4) Setuju; dan (5)

Sangat Setuju.

3. The Resilience Factor Inventory (RFI) yang dikembangkan oleh Reivich dan

Shatte (2002) terdiri dari 60 item yang mengukur resiliensi berdasarkan tujuh

faktor, yaitu (1) emotional regulation; (2) impulse control; (3) causal

analysis; (4) self-efficacy; (5) realistic optimisme; (6) empathy; dan (7)

reaching out.

4. The Resilience Scale (RS) yang dikembangkan oleh Wagnild dan Young

(1990) terdiri dari 25 item untuk mengukur resiliensi berdasarkan lima

komponen, yaitu (1) equanimity; (2) perseverance; (3) self-reliance; (4)

meaningfulness; dan (5) existential aloneness.

Page 36: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

21

Berdasarkan ketiga alat ukur di atas, maka dalam penelitian ini digunakan

alat ukur yang dikembangkan oleh Connor dan Davidson (2003) yaitu The

Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC) untuk mengukur resiliensi pada

petugas pemadam kebakaran.

2.2 Dukungan Sosial

Dalam pembahasan ini penulis menguraikan mengenai definisi dukungan sosial,

dimensi dukungan sosial dan pengukuran dukungan sosial.

2.2.1 Definisi Dukungan Sosial

Dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman dinyatakan sebagai komponen

yang penting dan kuat untuk meningkatkan kepercayaan diri dan meningkatkan

akademik individu (Mohamed, et al. 2012). Menurut Gurung (dalam Mohamed et

al. 2012) dukungan sosial mengacu pada pengalaman individu yang merasa

dihormati, dihargai dan dicintai oleh orang-orang di sekitar. Sarason (1983)

mendefinisikan dukungan sosial sebagai ketersediaan atau keberadaan orang lain

yang dapat diandalkan, dan memberikan keyakinan perasaan kepada individu

sehingga merasa dipedulikan, dihargai dan dicintai.

Menurut Uchino (dalam Sarafino dan Smith, 2011) dukungan sosial

mengacu terhadap kenyamanan, kepedulian, harga diri atau bantuan yang tersedia

untuk individu dari orang lain atau kelompok. Dukungan tersebut berasal dari

berbagai sumber, diantaranya pasangan hidup, keluarga, teman, dokter atau

komunitas. Dukungan sosial dapat meringankan individu yang sedang mengalami

tekanan atau kesulitan. Weiss (dalam Cutrona dan Russel, 1987) menyatakan

bahwa dukungan sosial merupakan kebutuhan individu untuk mendapatkan

Page 37: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

22

kenyamanan, kepedulian dan dorongan dari orang lain yang dapat membantu

individu mengatasi kesulitan dalam hidupnya. House dan Khan (dalam Cohen,

2004) menjelaskan bahwa dukungan sosial adalah pemberian sumber psikologis

dan materi dari lingkungan untuk meningkatkan kemampuan individu dalam

mengatasi tekanan atau kesulitan.

Untuk menjelaskan mengenai konsep dukungan sosial, Barrera (1986)

membaginya menjadi tiga kategori, yang pertama adalah social embeddedness,

konsep dukungan sosial dalam hal ini mengacu pada hubungan atau interaksi yang

signifikan pada individu terhadap lingkungan sosial. Kedua, perceived social

support¸ dukungan sosial dalam konsep ini muncul ketika sejauh mana individu

dapat menilai secara subjektif terhadap dukungan yang diterimanya dari orang

lain. Dan ketiga, enacted support, konsep dukungan sosial ini melihat hasil dari

dukungan yang diberikan, membandingkan kuantitas dan kualitas dukungan

dengan ukuran stres. Menurut Gottlieb (dalam Bernal et al. 2002) dukungan sosial

berkaitan dengan stres, depresi dan masalah kesehatan mental individu.

McCubbin et.al (dalam Vartak, 2015) menjelaskan bahwa dukungan sosial

biasanya didefinisikan sebagai keberadaan orang yang dapat kita andalkan, orang

yang memberi tahu kita bahwa mereka peduli, menghargai, dan mencintai kita.

Definisi luas dukungan sosial adalah "sumber daya yang disediakan oleh orang

lain".

Berdasarkan beberapa definisi yang telah dijelaskan oleh para ahli di atas,

penulis menyimpulkan bahwa dukungan sosial adalah bentuk interaksi yang

positif sehingga membantu individu dalam mengatasi kesulitan dengan

Page 38: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

23

memberikan dorongan, kepedulian dan kenyamanan pada individu yang

membutuhkan. Kesimpulan tersebut sesuai dengan teori dukungan sosial yang

digunakan dalam penelitian ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Weiss

(dalam Cutrona dan Russel, 1987) bahwa dukungan sosial merupakan kebutuhan

individu untuk mendapatkan kenyamanan, kepedulian dan dorongan dari orang

lain yang dapat membantu individu mengatasi kesulitan dalam hidupnya.

2.2.2 Dimensi Dukungan Sosial

Cutrona, Gardner dan Uchino (dalam Sarafino dan Smith, 2011) membagi

dukungan sosial menjadi empat dimensi, yaitu emotional or esteem support;

tangible or instrumental support; informational support dan companionship

support yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Emotional or esteem support mencakup rasa empati, kepedulian, perhatian,

hal-hal positif yang memberikan kenyamanan dan kepastian dengan rasa

memiliki dan dicintai pada saat menghadapi tekanan, misalnya keluarga tetap

menerima individu walaupun sedang mengalami kesulitan.

2. Tangible or instrumental support melibatkan orang lain secara langsung,

misalkan individu memberikan pinjaman uang kepada temannya yang

membutuhkan, membantu menyelesaikan permasalahan orang lain saat

mengalami kesulitan, serta membantu orang lain untuk mendapatkan

pekerjaan.

3. Informational support dapat dilakukan dengan memberikan saran, nasihat atau

solusi untuk memecahkan kesulitan tersebut. Misalnya, individu yang sedang

Page 39: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

24

sakit pergi ke dokter, lalu dokter memberikan solusi berupa obat untuk

mengatasi penyakit tersebut.

4. Companionship support mengacu kepada ketersediaan individu untuk

menghabiskan waktu dengan orang lain yang sedang mengalami kesulitan.

Menurut Weiss (dalam Cutrona dan Russel, 1987) ada enam dimensi dalam

dukungan sosial, yaitu reassurance of worth (adanya pengakuan); attachment

(kelekatan); social integration (integrasi sosial); opportunity for nurturance

(kesempatan untuk merasa dibutuhkan); reliable alliance (ketergantungan untuk

dapat diandalkan); dan guidance (bimbingan) yang akan dijelaskan sebagai

berikut:

1. Reassurance of worth (adanya pengakuan)

Dalam dukungan ini individu mendapat pengakuan atas kemampuan dan

keahliannya serta mendapatkan penghargaan dari orang lain atau lembaga. Pada

petugas pemadam kebakaran, dukungan ini dapat berupa pemberian penghargaan

atas prestasi kerja yang telah dilakukan. Indikator dalam dimensi ini adalah

mendapat pengakuan dari orang lain atas keahlian yang dimiliki; dan merasa

dihargai atas apa yang sudah dilakukan pada orang lain.

2. Attachment (kelekatan)

Dukungan sosial semacam ini memungkinkan individu memperoleh kelekatan

emosional sehingga menimbulkan rasa aman bagi yang menerima. Individu yang

menerima dukungan sosial ini akan merasa aman, damai dan tentram yang

ditunjukkan dengan sikap yang tenang dan bahagia. Dukungan sosial ini

bersumber dari pasangan hidup, anggota keluarga, teman dan lingkungan.

Page 40: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

25

Indikator dalam dimensi ini adalah merasa aman dengan orang lain; dan merasa

nyaman dengan orang lain.

3. Social integration (integrasi sosial)

Jenis dukungan sosial ini memungkinkan individu untuk memperoleh perasaan

memiliki suatu kelompok yang memungkinkannya untuk membagi minat,

perhatian serta melakukan kegiatan yang sifatnya rekreatif secara bersama-sama

dan dapat menghilangkan perasaan kecemasan walaupun sesaat. Misalnya,

petugas pemadam kebakaran dapat melaksanakan acara gathering atau vokasional

lainnya. Indikator dalam dimensi ini adalah bergabung dalam kelompok

peminatan yang sama dan mampu berbagi kegiatan dengan orang lain.

4. Opportunity for nurturance (kesempatan untuk merasa dibutuhkan)

Dukungan ini melibatkan kedekatan hubungan interpersonal akan perasaan

dibutuhkan oleh orang lain. Jenis dukungan ini memungkinkan individu untuk

memperoleh perasaan bahwa orang lain tergantung padanya untuk memperoleh

kesejahteraan. Misalnya pada petugas pemadam kebakaran, mereka akan merasa

dibutuhkan oleh korban kebakaran pada saat terjadi kebakaran. Indikator dalam

dimensi ini adalah merasa dibutuhkan orang lain.

5. Reliable alliance (ketergantungan untuk dapat diandalkan)

Dukungan ini memungkinkan individu dalam mendapatkan dukungan berupa

jaminan bahwa ada orang yang dapat diandalkan untuk membantunya ketika

sedang mengalami kesulitan. Misalnya pada petugas pemadam kebakaran akan

saling tolong-menolong dengan rekan kerja pada saat mengalami kesulitan dalam

Page 41: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

26

bertugas. Indikator dalam dimensi ini adalah merasa ada orang lain yang dapat

diandalkan.

6. Guidance (bimbingan)

Dukungan sosial jenis ini adalah berupa adanya hubungan kerja ataupun

hubungan sosial yang memungkinkan orang mendapatkan informasi, saran, atau

nasihat yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan dan mengatasi permasalahan

yang dihadapi. Indikator dalam dimensi ini adalah mendapat nasihat dari orang

lain untuk menyelesaikan masalah.

Berdasarkan beberapa dimensi di atas, penulis menggunakan dimensi

dukungan sosial dari Weiss (dalam Cutrona dan Russel, 1987) dalam melakukan

penelitian ini, yang menjelaskan enam dimensi dukungan sosial, yaitu

reassurance of worth (adanya pengakuan); social integration (integrasi sosial);

attachment (kelekatan); opportunity for nurturance (kesempatan untuk merasa

dibutuhkan); reliable alliance (ketergantungan untuk dapat diandalkan); dan

guidance (bimbingan).

2.2.3 Pengukuran Dukungan Sosial

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan alat ukur The Social Provision

Scale yang dikembangkan oleh Weiss (dalam Cutrona dan Russel, 1987)

menggunakan metode test-retest yang terdiri dari 24 item dimana masing-masing

dimensi dukungan sosial diukur dengan empat item. Adapun komponen-

komponen tersebut adalah adanya pengakuan (reassurance of worth), kelekatan

(attachment), integrasi sosial (social integration), kesempatan untuk merasa

dibutuhkan (opportunity for nurturance), ketergantungan untuk dapat diandalkan

Page 42: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

27

(reliable alliance) dan bimbingan (guidance). Pengukuran menggunakan skala

Likert yang terdiri dari empat skala, yaitu Sangat Tidak Setuju (STS); Tidak

Setuju (TS); Setuju (S); dan Sangat Setuju (SS).

2.3 Religiusitas

Dalam pembahasan religiusitas penulis menguraikan mengenai definisi

religiusitas, dimensi religiusitas dan pengukuran religiusitas.

2.3.1 Definisi Religiusitas

Secara bahasa, kata religiusitas adalah kata kerja yang berasal dari kata benda

religion. Religi itu sendiri berasal dari kata re dan ligare artinya menghubungkan

kembali yang telah putus, yaitu menghubungkan kembali tali hubungan antara

Tuhan dan manusia yang telah terputus oleh dosa-dosanya (Mahmuddah, dalam

Subhan 2011). Religiusitas dapat didefinisikan sebagai keyakinan, perasaan dan

praktik yang terkait dengan agama (Ho dan Ho, dalam Chuin dan Choo 2009).

Menurut Fetzer (1999) religiusitas adalah sesuatu yang menitikberatkan pada

masalah perilaku, sosial, ajaran dan karakteristik keagamaan karena melibatkan

ibadah dan ajaran secara bersamaan dalam suatu kelompok. Religiusitas

merupakan konsep yang rumit dan sulit untuk dijelaskan. Roget Thesaurus (dalam

Holdcroft, 2006) mengatakan bahwa religiusitas identik dengan istilah-istilah

seperti ortodoks, iman, keyakinan, kesalehan, pengabdian dan kekudusan.

Religiusitas adalah salah satu konsep yang berkaitan dengan pengampunan.

Religiusitas berarti “komitmen agama” sehingga dapat mempengaruhi sikap,

kecenderungan dan tindakan (Shojai, dalam Amini et al., 2014). Dengan kata lain,

religiusitas adalah memahami akan keyakinan dan keesaan Tuhan, Nabi-nabi,

Page 43: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

28

akhirat dan adanya kedekatan kepada Tuhan dan komitmen untuk menjalankan

ibadah (Khoda Yarid Fard, dalam Amini et al., 2014). Religiusitas adalah sistem

simbol, sistem keyakinan, sistem nilai dan sistem perilaku yang terlambangkan

yang semuanya berpusat pada persoalan yang dihayati sebagai yang paling

maknawi (ultimate meaning) (Glock dan Stark, dalam Subhan, 2011).

Religiusitas dalam arti luas adalah istilah sosiologis yang komprehensif

yang digunakan untuk merujuk berbagai aspek kegiatan keagamaan, dedikasi, dan

keyakinan (doktrin agama), dimana agama memiliki pengaruh pada setiap aspek

kehidupan (Azam, et al., 2011). Religiusitas mencakup aspek perasaan, motivasi,

dan aspek batiniah manusia. Tingkat religiusitas individu dapat diketahui melalui

pengetahuan dan pemahaman subyek terhadap agamanya dan usaha individu

dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban agama (Nurhayati, 2009).

Berdasarkan pengertian beberapa ahli tersebut penulis mengambil

kesimpulan bahwa religiusitas adalah suatu keyakinan, perilaku, perasaan dan

pemikiran yang berkaitan dengan nilai-nilai agama. Kesimpulan tersebut sesuai

dengan yang dikemukakan oleh Fetzer (1999) bahwa religiusitas adalah

keyakinan terhadap agama yang berfokus pada masalah perilaku, sosial, ajaran

dan karakteristik keagamaan karena melibatkan ibadah dan ajaran secara

bersamaan dalam suatu kelompok.

2.3.2 Dimensi Religiusitas

Glock dan Stark (dalam Holdcroft, 2006) mengidentifikasikan lima dimensi

religiusitas, diantaranya yaitu experiental; ritualistic; ideologic; intellectual dan

consequential yang akan dijelaskan sebagai berikut:

Page 44: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

29

1. Experiental, dimensi experiental berfokus kepada pengalaman keimanan diri

individu, berdoa serta mendekatkan diri pada Tuhan.

2. Ritualistic, dimensi ini meliputi kegiatan ibadah dalam komunitas.

3. Ideologic, didasari oleh harapan bahwa agama akan berpegang pada keyakinan

tertentu.

4. Intellectual, dimensi ini dilakukan dengan harapan bahwa orang beragama

akan diinformasikan dan memiliki pengetahuan tentang prinsip dasar iman dan

kitab suci, misalnya sejarah, sakramen, moralitas.

5. Consequential, dimensi ini memiliki kaitan erat dengan dimensi intelektual,

karena pengetahuan dan penerimaan diperlukan dalam religiusitas. Akan tetapi,

religiusitas tidak selalu berasal dari pengetahuan dan tidak semua pengetahuan

agama mengiringi religiusitas.

Fukuyama (dalam Holdcroft, 2006) meneliti empat dimensi religiusitas,

yaitu cognitivel cultic; creedal dan devotional yang akan dijelaskan sebagai

berikut:

1. Cognitive, dimensi kognitif ini berkaitan dengan apa yang individu tahu

tentang agama, yaitu pengetahuan agama.

2. Cultic, dimensi ibadah mereferensikan individu ke praktek keagamaan, yaitu

perilaku ritualistik.

3. Creedal, dimensi pengakuan iman ini berkaitan dengan religiusitas diri pribadi.

4. Devotional, dimensi kesalehan ini mengacu pada perasaan dan pengalaman

agama individu, yaitu dimensi experiental.

Page 45: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

30

Allport dan Ross (dalam Holdcroft, 2006) mengidentifikasikan dua dimensi

religiusitas, yaitu ekstrinsik dan instrinsik. Religiusitas ekstrinsik yaitu melayani

diri sendiri dan pandangan berfaedah tentang agama yang memberikan

kenyamanan dan keselamatan individu. Sedangkan religiusitas instrinsik adalah

menginternalisasi seluruh akidah dan keimanan, dan dengan sekedar hadir di

tempat ibadah.

Dalam sebuah laporan penelitian yang diterbitkan oleh John E. Fetzer

Institute (1999) yang berjudul Multidimensional Measurement of Religiousness,

Spirituality for Use in Health Research menjelaskan 12 dimensi religiusitas,

diantaranya daily spiritual experiences, meaning, values, beliefs, forgiveness,

private religious practices, religious/spiritual coping, religious support,

religious/spiritual history, commitment, organizational religiousness, religious

preference. Satu persatu dijelaskan sebagai berikut:

1. Daily spiritual experiences (dalam Fetzer, 1999) menjelaskan bahwa dimensi

ini untuk mengukur persepsi individu terhadap Tuhan dan keterlibatan serta

interaksi Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Dan pengalaman spiritual

sehari-hari ini berusaha untuk mengukur pengalaman daripada kognitif.

Indikator dalam dimensi ini adalah hubungan individu dengan Tuhan;

mendapat kekuatan dan kenyamanan spiritual; merasakan kasih sayang Tuhan;

menjadikan agama sebagai inspirasi kehidupan; merasa utuh dan memiliki

integrasi internal; takjub akan ciptaan Tuhan; bersyukur atas apa yang telah

dimiliki; peduli terhadap orang lain; rasa iba terhadap penderitaan orang lain;

dan menginginkan lebih dekat dengan Tuhan.

Page 46: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

31

2. Pragment (dalam Fetzer, 1999) menjelaskan bahwa konsep kebermaknaan

(meaning) dalam hal religiusitas sama dengan konsep meaning yang

dijelaskan oleh Fiktor Vrankl mengenai kebermaknaan hidup. Meaning yang

dimaksud pada dimensi ini adalah yang berkaitan dengan religiusitas atau

disebut religion-meaning yang berarti persepsi individu terhadap agama yang

dapat menjadi tujuan hidupnya. Indikator dalam dimensi ini adalah

menjadikan agama sebagai tujuan hidup dan menemukan makna hidup.

3. Berdasarkan pendekatan Merton (dalam Fetzer, 1999) nilai-nilai (value)

menggambarkan nilai-nilai sebagai tujuan dan norma-norma sebagai sarana

untuk tujuan tersebut. Williams dan Kluckhohn (dalam Fetzer, 1999) melihat

value sebagai kriteria yang digunakan individu untuk memilih dan

membenarkan tindakan. Value mencoba menilai individu yang bersikap

normatif untuk mencerminkan ekspresi kepercayaan atau agamanya sebagai

nilai akhir. Indikator dalam dimensi ini adalah bersikap sesuai dengan norma

agama.

4. Secara definisi, Idler menjelaskan bahwa konsep kepercayaan (belief) dari tiap

agama berbeda satu sama lain dan belief merupakan sentral dari religiusitas

(dalam Fetzer, 1999). Indikator dalam dimensi ini adalah percaya pada agama

yang dianut.

5. Konsep memaafkan (forgiveness) menurut Idler (dalam Fetzer, 1999) ini

mencakup lima dimensi, yaitu pengakuan dosa (confession); merasa diampuni

oleh Tuhan (feeling forgiven by God); merasa dimaafkan oleh orang lain

(feeling forgiven by others); memaafkan orang lain (forgiving others); dan

Page 47: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

32

memaafkan diri sendiri (forgiving one self). Indikator dalam dimensi ini

adalah mengakui kesalahan diri sendiri; merasa dimaafkan oleh Tuhan; merasa

dimaafkan oleh orang lain; mampu memaafkan orang lain; dan mampu

memaafkan diri sendiri.

6. Pengalaman agama pribadi (private religious practice) menurut Levin (dalam

Fetzer, 1999) adalah perilaku beragama dalam praktek agama meliputi ibadah,

mempelajari kitab suci dan kegiatan-kegiatan lain untuk meningkatkan nilai

keagamaannya. Indikator dalam dimensi ini adalah berkontribusi dalam

kegiatan kegamaan.

7. Penanganan agama/spiritual (religious/spiritual coping) menurut Pragament

(dalam Fetzer, 1999) merupakan coping stress dengan menggunakan pola dan

metode religi. Seperti dengan berdoa, beribadah untuk menghilangkan stres

dan sebagainya. Pragment (dalam Fetzer, 1999) menjelaskan ada tiga jenis

coping secara religi, yaitu:

- Deffering style, yaitu meminta penyelesaian masalah hanya kepada Tuhan

dengan cara berdoa dan berserah diri kepada-Nya.

- Colaborative style, yaitu meminta solusi kepada Tuhan dan hambanya

senantiasa berusaha untuk melakukan coping.

- Self-directing style, yaitu individu bertanggung jawab sendiri dalam

menjalankan coping.

Indikator dalam dimensi ini adalah menangani masalah secara positif dan

menangani masalah secara negatif.

Page 48: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

33

8. Konsep dukungan agama (religious support) menurut Krause (dalam Fetzer,

1999) adalah aspek dalam hubungan sosial antara individu dengan pemeluk

agama sesamanya. Indikator dalam dimensi ini adalah menerima dukungan

emosional dari orang lain; memberikan dukungan emosional pada orang lain;

memiliki interaksi yang negatif; dan memiliki dukungan antisipasi.

9. Konsep riwayat agama/spiritual (religious/spiritual history) menurut George

(dalam Fetzer, 1999) adalah bagaimana individu berpartisipasi untuk

agamanya selama hidupnya dan bagaimana agama dapat mempengaruhi

hidupnya. Indikator dalam dimensi ini adalah pengaruh agama pada

kehidupan.

10. Konsep komitmen (commitment) menurut Williams (dalam Fetzer, 1999)

adalah bagaimana individu mementingkan agamanya, komitmen, serta

berkontribusi terhadap agamanya. Indikator dalam dimensi ini adalah

komitmen terhadap agama yang dianut.

11. Konsep organisasi keagamaan (organizational religiousness) menurut Idler

(dalam Fetzer, 1999) mengukur kontribusi individu untuk ikut serta dalam

organisasi keagamaan seperti gereja, masjid serta rumah ibadah lainnya.

Indikator dalam dimensi ini adalah kehadiran dalam kegiatan keagamaan;

kesesuaian individu dengan agama yang dianut; berkontribusi dalam kegiatan

keagamaan.

12. Konsep preferensi agama (religious preference) menurut Ellison (dalam

Fetzer, 1999) adalah persepsi individu terhadap keyakinan agama yang telah

Page 49: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

34

dipilihnya. Indikator dalam dimensi ini adalah yakin dengan agama yang

dianut.

Dari beberapa ahli yang menjelaskan dimensi-dimensi religiusitas, maka

dalam penelitian ini penulis menggunakan 12 dimensi religiusitas yang dijelaskan

oleh John. E. Fetzer (1999) dikarenakan teori Fetzer lebih banyak dimensinya

dalam meneliti pengaruh dukungan sosial dan religiusitas terhadap resiliensi pada

petugas pemadam kebakaran.

2.3.3 Sumber Religiusitas

Melalui teori The Four Wishes yang dikutip oleh Jalaludin (dalam Nurhayati,

2009) mengemukakan bahwa yang menjadi sumber kejiwaan agama meliputi

empat macam keinginan dasar yang ada dalam jiwa manusia yaitu:

1. Keinginan untuk keselamatan adalah keinginan untuk memperoleh

perlindungan atau penyelamatan dirinya baik secara fisik maupun psikis

2. Keinginan untuk mendapat penghargaan merupakan dorongan yang

menyebabkan manusia mendambakan adanya rasa ingin dihargai dan dikenal

orang lain

3. Keinginan untuk ditanggapi menimbulkan rasa ingin mencintai dan dicintai

dalam pergaulan

4. Keinginan akan pengetahuan dan pengalaman baru menyebabkan manusia

mengeksplorasi dirinya, serta selalu ingin mencari pengetahuan dan

pengalaman baru yang belum diketahui.

Page 50: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

35

2.3.4 Pengukuran Religiusitas

Ada beberapa alat ukur berdasarkan para ahli untuk mengukur religiusitas,

diantaranya yaitu:

1. Kuesioner yang dikembangkan dengan menggunakan kerangka 5-D

Religiusitas dari Glock dan Stark (dalam Azam, et.al., 2011). Kuesioner

terdiri dari 36 item yang menggunakan Skala Likert dengan lima pilihan

jawaban yaitu: (1) Sangat Tidak Setuju; (2) Tidak Setuju; (3) Netral; (4)

Setuju; (5) Sangat Setuju.

2. Brief Multidimensional Measure of Religiousness/Spirituality (BMMRS) dari

John E. Fetzer Institute (1999) dalam laporan penelitian yang berjudul

Multidimensional Measurement of Religiousness, Spirituality for Use in

Health Research. Alat ukur ini terdiri dari 38 item berupa self-report dalam

skala Likert.

Dalam penelitian ini penulis mengukur religiusitas dengan skala yang sudah

diadaptasi dari peneliti sebelumnya berupa alat ukur BMMRS dari John E. Fetzer

Institute (1999) sesuai dengan teori religiusitas yang akan dimodifikasi oleh

penulis.

2.4 Kerangka Berpikir

Setiap individu akan mengalami tekanan atau kesulitan dalam menjalani hidup.

Kesulitan yang dihadapi bersumber dari internal maupun eksternal. Untuk dapat

mengatasi kesulitan atau tekanan yang sedang dihadapi, individu membutuhkan

resiliensi agar mampu mengatasinya secara positif. Petugas pemadam kebakaran

memiliki berbagai tekanan dalam pekerjaan, seperti misalnya setiap pegawai

Page 51: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

36

harus selalu siap 24 jam apabila terjadi kebakaran atau keadaan darurat, petugas

pemadam kebakaran harus berani memadamkan api walaupun keadaan tersebut

mengancam keselamatan diri. Hal-hal demikian yang dapat menimbulkan tekanan

pada petugas pemadam kebakaran, sehingga mereka membutuhkan resiliensi

untuk mengatasi tekanan secara positif agar dapat menghasilkan kinerja yang

lebih baik.

Resiliensi menurut Connor dan Davidson (2003) adalah kemampuan individu

dalam menangani stres atau tekanan, serta dalam mengatasi kecemasan dan

depresi. Resiliensi pada petugas pemadam kebakaran dipengaruhi oleh beberapa

faktor, diantaranya dukungan sosial dan religiusitas dari masing-masing individu.

Hasil penelitian oleh Cahyaningrum (2014) menunjukkan bahwa dukungan

sosial secara konsisten mempengaruhi resiliensi. Dukungan sosial menurut Weiss

(dalam Cutrona dan Russel, 1987) merupakan kebutuhan individu untuk

mendapatkan kenyamanan, kepedulian dan dorongan dari orang lain yang dapat

membantu individu mengatasi kesulitan dalam hidupnya. Petugas pemadam

kebakaran yang memiliki dukungan sosial dari pasangan hidup, anggota keluarga,

teman dan lingkungan akan mengalami tingkat resiliensi yang tinggi. Dengan

adanya dukungan sosial, petugas pemadam kebakaran akan merasa telah

mendapatkan kepedulian dari orang lain, dicintai dan dihargai sehingga memiliki

dukungan untuk mengatasi tekanan atau kesulitan secara positif.

Selain dukungan sosial, faktor yang dapat mempengaruhi resiliensi adalah

religiusitas. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suryaman et al.

(2013) bahwa terdapat pengaruh positif dari religiusitas terhadap resiliensi.

Page 52: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

37

Menurut Fetzer (1999) religiusitas adalah keyakinan terhadap agama yang

berfokus pada masalah perilaku, sosial, ajaran dan karakteristik keagamaan karena

melibatkan ibadah dan ajaran secara bersamaan dalam suatu kelompok.

Religiusitas adalah kemampuan individu meyakini bahwa dirinya dekat dengan

Tuhan, sehingga individu selalu memandang positif dari kesulitan yang dihadapi

dan berusaha mengambil makna dari setiap kesulitan.

Petugas pemadam kebakaran yang memiliki religiusitas, akan lebih sabar dan

percaya kepada Tuhan akan resiko pekerjaan yang dilakukan, sehingga petugas

pemadam kebakaran memiliki resiliensi yang tinggi dalam menangani tekanan

pekerjaan. Religiusitas juga dapat mempengaruhi individu dalam berperilaku dan

bertindak, apabila petugas pemadam kebakaran memiliki religiusitas yang tinggi,

maka petugas pemadam kebakaran akan mampu mengontrol setiap tindakan dan

tingkah lakunya agar menjadi individu yang resilien.

Dengan tingginya religiusitas dan adanya dukungan sosial yang didapatkan,

maka akan membuat petugas pemadam kebakaran memiliki resiliensi untuk

mengatasi tekanan atau kesulitan pekerjaan sehingga petugas pemadam kebakaran

mampu untuk beradaptasi secara positif dan bangkit dari rasa trauma. Secara

singkat, kerangka berpikir ini akan diilustrasikan menjadi bagan atau gambar

seperti berikut:

Page 53: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

38

Religiusitas

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

Dukungan Sosial

Daily spiritual experiences

Meaning

Values

Beliefs

Forgiveness

Private religious practices

Religious/spiritual coping

Religious support

Religious/spiritual history

Commitment

Organizational religiousness

Religious preferences

Attachment

Reassurance of worth

Social integration

Opportunity for nurturance

Reliable alliance

RESILIENSI

Guidance

Page 54: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

39

2.5 Hipotesis

2.5.1 Hipotesis Mayor

Ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial (reassurance of worth,

attachment, social integration, opportunity for nurturance, reliable alliance,

guidance) dan religiusitas (daily spiritual experience, meaning, value, belief,

forgiveness, private religious practice, religious/spiritual coping, religious

support, religious/spiritual history, commitment, organizational religiousness,

religious preference) terhadap resiliensi.

2.5.2 Hipotesis Minor

H1: Ada pengaruh yang signifikan adanya pengakuan (reassurance of worth)

pada variabel dukungan sosial terhadap resiliensi.

H2: Ada pengaruh yang signifikan kelekatan (attachment) pada variabel

dukungan sosial terhadap resiliensi.

H3: Ada pengaruh yang signifikan integrasi sosial (social integration) pada

variabel dukungan sosial terhadap resiliensi.

H4: Ada pengaruh yang signifikan kesempatan untuk merasa dibutuhkan

(opportunity for nurturance) pada variabel dukungan sosial terhadap

resiliensi.

H5: Ada pengaruh yang signifikan ketergantungan untuk dapat diandalkan

(reliable alliance) pada variabel dukungan sosial terhadap resiliensi.

H6: Ada pengaruh yang signifikan bimbingan (guidance) pada variabel

dukungan sosial terhadap resiliensi.

Page 55: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

40

H7: Ada pengaruh yang signifikan pengalaman spiritual sehari-hari (daily

spiritual experiences) pada variabel religiusitas terhadap resiliensi.

H8: Ada pengaruh yang signifikan kebermaknaan (meaning) pada variabel

religiusitas terhadap resiliensi.

H9: Ada pengaruh yang signifikan nilai-nilai (values) pada variabel religiusitas

terhadap resiliensi.

H10: Ada pengaruh yang signifikan kepercayaan (beliefs) pada variabel

religiusitas terhadap resiliensi.

H11: Ada pengaruh yang signifikan memaafkan (forgiveness) pada variabel

religiusitas terhadap resiliensi.

H12: Ada pengaruh yang signifikan pengalaman agama pribadi (private religious

practices) pada variabel religiusitas terhadap resiliensi.

H13: Ada pengaruh yang signifikan penangan agama/spiritual (religious/spiritual

coping) pada variabel religiusitas terhadap resiliensi.

H14: Ada pengaruh yang signifikan dukungan agama (religious support) pada

variabel religiusitas terhadap resiliensi.

H15: Ada pengaruh yang signifikan riwayat agama/spiritual (religious/spiritual

history) pada variabel religiusitas terhadap resiliensi.

H16: Ada pengaruh yang signifikan komitmen (commitment) pada variabel

religiusitas terhadap resiliensi.

H17: Ada pengaruh yang signifikan organisasi keagamaan (organizational

religiousness) pada variabel religiusitas terhadap resiliensi.

Page 56: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

41

H18: Ada pengaruh yang signifikan preferensi agama (religious preferences)

pada variabel religiusitas terhadap resiliensi.

Page 57: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

42

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Petugas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta

sebanyak 2.351 orang yang bertugas sebagai operasional bidang pemadaman api

(jakartafire.net/profile, 2016). Ukuran sampel dalam penelitian ini berdasarkan

rumus yang dibuat oleh Roscoe (dalam Amirullah, 2015) yaitu 10 kali jumlah

variabel penelitian karena faktor yang digunakan dalam penelitian sangat banyak.

Variabel dalam penelitian ini sebanyak 18 variabel sehingga jumlah sampel

minimal adalah 180 orang. Penulis berhasil mengumpulkan data dari 200 orang

responden yang artinya jumlah sampel dalam penelitian ini telah lebih dari jumlah

minimal.

Sampel penelitian ini yaitu anggota petugas pemadam kebakaran wilayah

DKI Jakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik non-

probability sampling dengan teknik accidental sampling. Teknik ini dipilih karena

populasi dalam penelitian ini secara geografis tersebar luas dan tidak semua

populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel penelitian, karena

jumlah kantor pemadam kebakaran sebanyak 50 kantor yang tersebar di lima kota

DKI Jakarta, sehingga dibagi menjadi lima wilayah yang masing-masing wilayah

dibutuhkan 40 orang responden. Adapun kantor pemadam kebakaran yang

dikunjungi antara lain Sektor KH. Zainul Arifin, Sektor Tebet, Sektor Lebak

Bulus, Sektor Pasar Minggu, Sektor Matraman dan Sektor Tanjung Duren.

Page 58: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

43

3.2 Variabel Penelitian

Dalam variabel penelitian akan dijelaskan mengenai variabel terikat dan variabel

bebas yang digunakan dalam penelitian. Variabel terikat (dependent variable)

yang digunakan dalam penelitian ini adalah resiliensi (Y). Adapun definisi

operasional variabel resiliensi yang sebagaimana dikemukakan oleh Connor dan

Davidson (2003) adalah kemampuan individu dalam menangani stres atau

tekanan, serta dalam mengatasi kecemasan dan depresi. Resiliensi diukur dengan

menggunakan skala pengukuran oleh Connor dan Davidson (2003) yaitu The

Connor and Davidson Resilience Scale (CD-RISC). Dimensi resiliensi yang

digunakan dalam penelitian ini ada enam yaitu personal competence; trust in

one’s insticnts; positive acceptance of change and secure relationships; control

and factor; dan spiritual influences yang indikatornya akan dijelaskan sebagai

berikut:

1. Personal competence; high standard and tenacity dengan tiga indikator, yaitu:

(1) mampu menjadi individu yang kompeten; (2) mampu menjadi individu

yang ulet; dan (3) memiliki standar yang tinggi.

2. Trust in one’s instincts; tolerance of negative affect; strengthening effect of

stress dengan tiga indikator, yaitu: (1) percaya pada naluri; (2) toleran pada

hal buruk; dan (3) mampu menangani akibat dari stres.

3. Positive acceptance of change and secure relationships dengan dua indikator,

yaitu: (1) dapat menerima perubahan secara positif dan (2) dapat menjaga

hubungan baik dengan orang lain.

Page 59: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

44

4. Control and factor dengan dua indikator, yaitu: (1) mampu mengontrol diri

sendiri dan (2) mampu mengendalikan diri sendiri.

5. Spiritual influences dengan dua indikator, yaitu: (1) individu percaya kepada

Tuhan dan (2) individu percaya pada takdir.

Variabel bebas (independent variable) yang digunakan dalam penelitian

ini adalah dukungan sosial dan religiusitas (X). Definisi operasional dukungan

sosial yaitu sebagaimana dikemukakan oleh Weiss (dalam Cutrona dan Russel,

1987) adalah kebutuhan individu untuk mendapatkan kenyamanan, kepedulian

dan dorongan dari orang lain yang dapat membantu individu mengatasi kesulitan

dalam hidupnya. Dukungan sosial diukur menggunakan skala pengukuran yang

dikembangkan oleh Weiss (dalam Cutrona dan Russel, 1987) yaitu The Social

Provision Scale dengan mengukur enam dimensi, diantaranya adanya pengakuan

(reassurance of worth); kelekatan (attachment); integrasi sosial (social

integration); kesempatan untuk merasa dibutuhkan (opportunity for nurturance);

kebutuhan untuk dapat diandalkan (reliable alliance); dan bimbingan (guidance)

yang indikatornya akan dijelaskan sebagai berikut:

- Adanya pengakuan (reassurance of worth) dengan dua indikator, yaitu: (1)

mendapat pengakuan dari orang lain atas keahlian yang dimiliki; dan (2)

merasa dihargai atas apa yang sudah dilakukan pada orang lain.

- Kelekatan (attachment) dengan dua indikator, yaitu: (1) merasa aman dengan

orang lain dan (2) merasa nyaman dengan orang lain.

Page 60: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

45

- Integrasi sosial (social integration) dengan dua indikator, yaitu: (1) bergabung

dalam kelompok peminatan yang sama dan (2) mampu berbagi kegiatan

dengan orang lain.

- Kesempatan untuk merasa dibutuhkan (opportunity for nurturance) dengan

indikator yaitu merasa dibutuhkan orang lain.

- Kebutuhan untuk dapat diandalkan (reliable alliance) dengan indikator yaitu

merasa ada orang lain yang dapat diandalkan.

Bimbingan (guidance) dengan indikator yaitu mendapat nasihat dari orang

lain untuk menyelesaikan masalah.

Variabel bebas (independent variable) selanjutnya yaitu religiusitas.

Adapun definisi operasional variabel religiusitas yaitu sebagaimana dikemukakan

oleh Fetzer (1999) adalah keyakinan terhadap agama yang berfokus pada masalah

perilaku, sosial, ajaran dan karakteristik keagamaan karena melibatkan ibadah dan

ajaran secara bersamaan dalam suatu kelompok. Religiusitas diukur menggunakan

skala pengukuran religiusitas oleh Fetzer (1999) yang terdiri dari 12 dimensi,

yaitu pengalaman spiritual sehari-hari (daily spiritual experience); kebermaknaan

(meaning); nilai-nilai (values); kepercayaan (belief); memaafkan (forgiveness);

pengalaman agama pribadi (private religious practice); penanganan

agama/spiritual (religious/spiritual coping); dukungan agama (religious support);

riwayat agama (religious/spiritual history); komitmen beragama (commitment);

organisasi keagamaan (organizational religiousness); dan preferensi agama

(religious preferences) yang indikatornya akan dijelaskan sebagai berikut:

Page 61: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

46

- Pengalaman spiritual sehari-hari (daily spiritual experience) dengan 10

indikator yaitu: (1) hubungan individu dengan Tuhan; (2) mendapat kekuatan

dan kenyamanan spiritual; (3) merasakan kasih sayang Tuhan; (4) menjadikan

agama sebagai inspirasi kehidupan; (5) merasa utuh dan memiliki integrasi

internal; (6) takjub akan ciptaan Tuhan; (7) bersyukur atas apa yang telah

dimiliki; (8) peduli terhadap orang lain; (9) rasa iba terhadap penderitaan

orang lain; dan (10) ingin lebih dekat dengan Tuhan.

- Kebermaknaan (meaning) dengan dua indikator yaitu: (1) menjadikan agama

sebagai tujuan hidup dan (2) menemukan makna hidup.

- Nilai-nilai (value) dengan indikator yaitu bersikap sesuai dengan norma

agama.

- Kepercayaan (belief) dengan indikator yaitu percaya pada agama yang dianut.

- Memaafkan (forgiveness) dengan lima indikator yaitu: (1) mengakui

kesalahan diri sendiri; (2) merasa dimaafkan oleh Tuhan; (3) merasa

dimaafkan oleh orang lain; (4) mampu memaafkan orang lain; dan (5) mampu

memaafkan diri sendiri.

- Pengalaman agama pribadi (private religious practice) dengan indikator

berkontribusi dalam kegiatan kegamaan.

- Penanganan agama/spiritual (religious/spiritual coping) dengan dua indikator

yaitu: (1) menangani masalah secara positif dan (2) menangani masalah secara

negatif.

- Dukungan agama (religious support) dengan empat indikator yaitu: (1)

menerima dukungan emosional dari orang lain; (2) memberikan dukungan

Page 62: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

47

emosional pada orang lain; (3) memiliki interaksi yang negatif; dan (4)

memiliki dukungan antisipasi.

- Riwayat agama/spiritual (religious/spiritual history) dengan indikator yaitu

pengaruh agama pada kehidupan.

- Komitmen beragama (commitment) dengan indikator yaitu komitmen terhadap

agama yang dianut.

- Organisasi keagamaan (organizational religiousness) dengan tiga indikator

yaitu: (1) kehadiran dalam kegiatan keagamaan; (2) kesesuaian individu

dengan agama yang dianut; (3) berkontribusi dalam kegiatan keagamaan.

Preferensi agama (religious preferences) dengan indikator yaitu yakin dengan

agama yang dianut.

3.3 Pengumpulan Data

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yatu dengan menggunakan skala

sebagai alat ukur pengumpulan data. Skala yang digunakan yaitu model yang

diadaptasi dari model Skala Likert yaitu pernyataan berupa pendapat yang

disajikan kepada responden dengan memberikan indikasi pernyataan dari

penyataan sangat setuju hingga pernyataan sangat tidak setuju. Ada pun subyek

memberikan jawaban terhadap model yang diadaptasi dari skala Likert dengan

memberikan tanda check list (√) pada salah satu alternatif jawaban. Setiap item

diukur melalui empat kategori alternatif jawaban, yaitu “Sangat Setuju (SS)”,

“Setuju (S)”, “Tidak Setuju (TS)”, dan “Sangat Tidak Setuju (STS)”. Penulis

Page 63: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

48

hanya menggunakan empat kategori agar menghindarkan respon yang bersifat

netral (central tendency).

Perolehan skor dari item-item dalam alat ukur ini sesuai dengan jenis

pernyataan yakni dari pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif

(unfavorable). Dalam pernyataan favorable, skor tertingi diberikan pada jawaban

sangat setuju dan skor jawaban terendah pada pilihan jawaban sangat tidak setuju.

Sedangkan untuk pernyataan unfavorable, skor tertinggi diberikan pada jawaban

sangat tidak setuju dan skor jawaban terendah diberikan pada pilihan jawaban

sangat setuju.

Tabel 3.1

Skor Skala Likert

Skala Favorable Unfavorable

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

3.3.2 Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga skala, yaitu:

1. Skala Resiliensi

Untuk mengukur resiliensi dalam penelitian ini menggunakan skala berdasarkan

skala baku oleh Connor dan Davidson (2003) yaitu The Connor-Davidson

Resilience Scale (CD-RISC). Penulis menambahkan item/pernyataan dalam skala

menggunakan model yang dikembangkan dari adaptasi skala Likert dengan empat

alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan

Sangat Tidak Setuju (STS). Skala ini terdiri dari 48 butir item pernyataan yang

mengukur reiliensi.

Page 64: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

49

Tabel 3.2

Blue Print Resiliensi

No Dimensi Indikator Fav Unfav Total

1 Personal competence - mampu menjadi individu yang

kompeten

- mampu menjadi individu yang ulet

- memiliki standard yang tinggi

1, 3

5, 7

9, 11

2, 4

6, 8

10, 12

4

4

4

2 Trust in one’s instinct - percaya pada naluri

- toleran pada hal buruk

- mampu menangani akibat dari stres

13, 15

17, 19

21, 23

14, 16

18, 20

22, 24

4

4

4

3 Positive acceptance of

change and secure

relationships

- dapat menerima perubahan secara

positif

- dapat menjaga hubungan baik

dengan orang lain

25, 27

29, 31

26, 28

30, 32

4

4

4 Control and factor - mampu mengontrol diri sendiri

- mampu mengendalikan diri sendiri

33, 35

37, 39

34, 36

38, 40

4

4

5 Spiritual influences - individu percaya kepada Tuhan

- individu percaya pada takdir

41, 43

45, 47

42, 44

46, 48

4

4

Jumlah 48

2. Skala Dukungan Sosial

Untuk mengukur dukungan sosial dalam penelitian ini menggunakan alat ukur

dukungan sosial yang didapatkan dari adaptasi skala oleh Cutrona dan Russel

(1987) yang mengukur dukungan sosial melalui enam komponen yang diberi

nama The Social Provision Scale. Alat ukur yang digunakan mencakup enam

dimensi, yaitu adanya pengakuan (reassurance of worth), kelekatan (attachment),

integrasi sosial (social integration), kesempatan untuk merasa dibutuhkan

(opportunity for nurturance), kebutuhan untuk dapat diandalkan (reliable

alliance) dan bimbingan (guidance). Penulis menambahkan item/pernyataan

dalam skala menggunakan model yang dikembangkan dari adaptasi skala Likert

dengan empat alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak

Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Skala ini terdiri dari 42 butir item

pernyataan yang mengukur dukungan sosial.

Page 65: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

50

Tabel 3.3

Blue Print Dukungan Sosial

No Dimensi Indikator Fav Unfav Total

1 Adanya pengakuan

(reassurance of

worth)

- mendapat pengakuan dari orang lain

atas keahlian yang dimiliki

- merasa dihargai atas apa yang sudah

dilakukan pada orang lain

1, 3

5, 7

2, 4

6, 8

4

4

2 Kelekatan

(attachment)

- merasa aman dengan orang lain

- merasa nyaman dengan orang lain

9, 11

13, 15

10, 12

14, 16

4

4

3 Integrasi sosial

(social integration)

- bergabung dalam kelompok

peminatan yang sama

- mampu berbagi kegiatan dengan

orang lain

17, 19

21, 23

18, 20

22, 24

4

4

4 Kesempatan untuk

merasa dibutuhkan

(opportunity for

nurturance)

- merasa dibutuhkan orang lain 25,

27, 29

26, 28,

30

6

5 Kebutuhan untuk

dapat diandalkan

(reliable alliance)

- merasa ada orang lain yang dapat

diandalkan

31,

33, 35

32, 34,

36

6

6 Bimbingan

(guidance)

- memperoleh nasihat dari orang lain

untuk menyelesaikan masalah

37,

39, 41

38, 40,

42

6

Jumlah 42

3. Skala Religiusitas

Untuk mengukur religiusitas dalam penelitian ini menggunakan skala berdasarkan

skala baku BMMRS dari John E. Fetzer Institute (1999). Alat ukur yang

digunakan mencakup aspek daily spiritual experience, meaning, value, belief,

forgiveness, private religious practice, religious/spiritual coping, religious

support, religious/spiritual history, commitment, organizational religiousness, dan

religious preference. Penulis menambahkan item/pernyataan dalam skala

menggunakan model yang dikembangkan dari adaptasi skala Likert dengan empat

alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan

Sangat Tidak Setuju (STS). Skala ini terdiri dari 136 butir item pernyataan yang

mengukur religiusitas.

Page 66: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

51

Tabel 3.4

Blue Print Religiusitas

No Dimensi Indikator Fav Unfav Total

1 Pengalaman agama sehari-

hari (daily spiritual

experiences)

- hubungan individu dengan Tuhan

- mendapat kekuatan dan kenyamanan

spiritual

- merasakan kasih sayang Tuhan

- menjadikan agama sebagai inspirasi

kehidupan

- merasa utuh dan memiliki integrasi

internal

- takjub akan ciptaan Tuhan

- bersyukur atas apa yang telah dimiliki

- peduli terhadap orang lain

- rasa iba terhadap penderitaan orang lain

- menginginkan lebih dekat dengan Tuhan

1, 3

5, 7

9, 11

13, 15

17, 19

21, 23

25, 27

29, 31

33, 35

37, 39

2, 4

6, 8

10, 12

14, 16

18, 20

22, 24

26, 28

30, 32

34, 36

38, 40

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

2 Kebermaknaan (meaning) - menjadikan agama sebagai tujuan hidup

- menemukan makna hidup

41, 43

45, 47

42, 44

46, 48

4

4

3 Nilai-nilai (value) &

Kepercayaan (belief)

- bersikap sesuai dengan norma agama

- percaya pada agama yang dianut

49, 51

53, 55

50, 52

54, 56

4

4

4 Memaafkan (forgiveness) - mengakui kesalahan diri sendiri

- merasa dimaafkan oleh Tuhan

- merasa dimaafkan oleh orang lain

- mampu memaafkan orang lain

- mampu memaafkan diri sendiri

57, 59

61, 63

65, 67

69, 71

73, 75

58, 60

62, 64

66, 68

70, 72

74, 76

4

4

4

4

4

5 Pengalaman agama pribadi

(private religious practices)

- berkontribusi dalam kegiatan keagamaan 77, 79, 81 78, 80, 82 6

6 Penanganan agama/spiritual

(religious/spiritual coping)

- menangani masalah secara positif

- menangani masalah secara negatif

83, 85

87, 89

84, 86

88, 90

4

4

7 Dukungan agama (religious

support)

- menerima dukungan emosional dari

orang lain

- memberikan dukungan emosional pada

orang lain

- memiliki interaksi yang negatif

- memiliki dukungan antisipasi

91, 93

95, 97

99, 101

103, 105

92, 94

96, 98

100, 102

104, 106

4

4

4

4

8 Riwayat agama/spiritual

(religious/spiritual history)

- pengaruh agama pada kehidupan 107, 109,

111

108, 110,

112

6

9 Komitmen beragama

(commitment)

- komitmen terhadap agama yang dianut 113, 115,

117

114, 116,

118

6

10 Organisasi keagamaan

(organizational

religiousness)

- kehadiran dalam kegiatan keagamaan

- kesesuaian individu dengan agama yang

dianut

- berkontribusi dalam kegiatan keagamaan

119, 121

123, 125

127, 129

120, 122

124, 126

128, 130

4

4

4

11 Preferensi agama (religious

preference)

- yakin dengan agama yang dianut 131, 133,

135

132, 134,

136

6

Jumlah 136

3.4 Uji Validitas Konstruk Alat Ukur

Dalam rangka pengujian validitas alat ukur, penulis melakukan uji validitas

konstruk alat ukur menggunakan CFA (Confirmatory Factor Analysis) untuk

Page 67: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

52

menguji validitas alat ukur yaitu skala resiliensi, dukungan sosial dan religiusitas.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan kriteria hasil CFA yang

baik adalah:

1. Dibuat atau disusun suatu definisi operasional tentang konsep atau trait yang

hendak diukur. Untuk mengukur trait atau faktor tersebut diperlukan item

sebagai indikatornya.

2. Disusun hipotesis/teori bahwa seluruh item yang disusun (dibuat) adalah valid

mengukur konstruk yang didefinisikan. Dengan kata lain diteorikan (hipotesis)

bahwa hanya ada satu faktor yang diukur yaitu konstruk yang didefinisikan

(model unidimensional).

3. Berdasarkan data yang diperoleh kemudian dihitung matriks korelasi antar

item, yang disebut matriks S.

4. Matriks korelasi tersebut digunakan untuk mengestimasi matriks korelasi yang

seharusnya terjadi menurut teori/model yang ditetapkan. Jika teori/hipotesis

pada butir dua adalah benar, maka semestinya semua item hanya mengukur

satu faktor saja (unidimensional).

5. Ada pun langkah-langkahnya adalah:

- Dihitung (diestimasi) parameter dari model/teori yang diuji yang dalam hal ini

terdiri dari dari koefisien muatan faktor dan varian kesalahan pengukuran

(residual)

- Setelah nilai parameter diperoleh kemudian di estimasi (dihitung) korelasi

antar setiap item sehingga diperoleh matriks korelasi antar item berdasarkan

hipotesis/teori yang diuji (matriks korelasi ini disebut sigma).

Page 68: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

53

6. Uji validitas konstruk dilakukan dengan menguji hipotesis bahwa S=Σ atau

dapat dituliskan Ho: S - Σ = 0. Uji hipotesis ini misalnya dilakukan

menggunakan uji chi square, dimana jika chi square tidak signifikan (p>0.05)

maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil (Ho) tidak ditolak. Artinya,

teori yang mengatakan bahwa semua item hanya mengukur satu konstruk saja

terbukti sesuai (fit) dengan data.

7. Jika telah terbukti model unidimensional (satu faktor) fit dengan data maka

dapat dilakukan seleksi terhadap item dengan menggunakan tiga kriteria,

yaitu:

- Item yang koefisien muatan faktornya tidak signifikan di drop karena tidak

memberikan informasi yang secara statistik bermakna.

- Item yang memiliki koefisien muatan faktor negatif juga didrop karena

mengukur hal yang berlawanan dengan konsep yang didefinisikan. Namun

demikian, harus diperiksa dahulu apakah item yang pernyataannya

unfavorable atau negatif sudah disesuaikan (di reverse) skornya sehingga

menjadi positif. Hal ini berlaku khusus untuk item dimana tidak ada jawaban

yang benar ataupun salah (misalnya, alat ukur resiliensi, dukungan sosial dan

religiusitas).

- Item dapat juga di drop jika residualnya (kesalahan pengukuran) berkorelasi

dengan banyak residual item yang lainnya, karena ini berarti bahwa item

tersebut mengukur juga hal lain selain konstruk yang hendak diukur.

Jika langkah di atas telah dilakukan, maka diperoleh item yang valid untuk

mengukur apa yang hendak diukur. Dalam penelitian ini, penulis tidak

Page 69: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

54

menggunakan raw score/skor mentah (hasil menjumlahkan skor item). Item inilah

yang diolah untuk mendapatkan faktor skor pada tiap skala. Dengan demikian

perbedaan kemampuan setiap item dalam mengukur apa yang hendak diukur ikut

menentukan dalam menghitung faktor skor (True score). True score inilah yang

dianalisis dalam penelitian ini.

Untuk kemudahan didalam penafsiran hasil analisis maka penulis

mentransformasikan faktor skor yang diukur dalam skala baku (Z score) menjadi

T score yang memiliki mean = 50 dan standar deviasi (SD) = 10 sehingga tidak

ada responden yang mendapat skor negatif. Rumus T score adalah:

Rumus 3.1

T score = (10 x skor faktor) + 50 …………………………...............................(1)

Untuk menguji validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini,

penulis menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan software

LISREL 8.70.

3.4.1 Uji Validitas Skala Resiliensi

Penulis menguji apakah 48 item yang ada bersifat unidimensional mengukur satu

variabel yaitu resiliensi. Dari hasil CFA yang dilakukan dengan model satu faktor

ternyata tidak fit dengan chi-square = 4133.28, df = 1080, P-value = 0.00000,

RMSEA = 0.119. Namun, penulis melakukan modifikasi sebanyak 337 kali

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi

satu sama lainnya, sehingga diperoleh model fit dengan chi-square = 805.85, df =

746, P-value = 0.06339, RMSEA = 0.020. Nilai chi-square menghasilkan P-value

Page 70: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

55

> 0.05 yang artinya model dapat diterima bahwa item mengukur satu variabel saja

yaitu resiliensi.

Tahap selanjutnya adalah penulis melihat apakah signifikan atau tidaknya

item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah

item tersebut perlu di drop atau tidak maka dilakukan pengujian dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor. Jika nilai t > 1.96, maka item signifikan

dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item resiliensi dapat

dilihat pada tabel 3.5 dalam lampiran halaman 120.

Berdasarkan tabel 3.5 yang menunjukkan bahwa nilai t bagi koefisien

muatan faktor keseluruhan item signifikan jika nilai t > 1.96 sehingga diketahui

bahwa terdapat 13 item yang tidak signifikan antara lain item nomor 4, 6, 10, 15,

18, 20, 28, 30, 32, 34, 42, 44 dan 48. Dengan demikian, secara keseluruhan item

yang akan di drop adalah 13 item yang artinya item tidak diikutkan dalam analisis

perhitungan skor faktor.

3.4.2 Uji Validitas Skala Dukungan Sosial

3.4.2.1 Uji Validitas Adanya Pengakuan (Reassurance of Worth)

Penulis menguji apakah delapan item yang ada bersifat unidimensional mengukur

variabel dimensi yaitu adanya pengakuan (reassurance of worth). Dari hasil CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan chi-square =

196.39, df = 20, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.211. Namun, penulis melakukan

modifikasi sebanyak Sembilan kali terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, sehingga

diperoleh model fit dengan chi-square = 11.70, df = 11, P-value = 0.38663,

Page 71: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

56

RMSEA = 0.018. Nilai chi-square menghasilkan P-value > 0.05 yang artinya

model dapat diterima bahwa item mengukur satu variabel dimensi adanya

pengakuan (reassurance of worth).

Tahap selanjutnya adalah penulis melihat apakah signifikan atau tidaknya

item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah

item tersebut perlu di drop atau tidak maka dilakukan pengujian dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor. Jika nilai t > 1.96, maka item signifikan

dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item adanya

pengakuan (reassurance of worth) dapat dilihat pada table 3.6 berikut:

Tabel 3.6

Muatan Faktor Reassurance of Worth

ITEM LAMDA ERROR NILAI T SIGNIFIKAN

1 0.42 (0.07) 6.22 √

2 0.95 (0.06) 14.88 √

3 0.08 (0.07) 1.09 X

4 0.61 (0.07) 9.06 √

5 0.08 (0.07) 1.06 X

6 0.58 (0.07) 8.66 √

7 0.61 (0.09) 6.66 √

8 0.70 (0.07) 10.60 √

Keterangan: tanda (√) = signifikan; tanda X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.6 yang menunjukkan bahwa nilai t bagi koefisien

muatan faktor keseluruhan item signifikan jika nilai t > 1.96 sehingga diketahui

bahwa terdapat dua item yang tidak signifikan antara lain item nomor 3 dan 5.

Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di drop adalah dua item

yang artinya item tidak diikutkan dalam analisis perhitungan skor faktor.

Page 72: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

57

3.4.2.2 Uji Validitas Skala Kelekatan (Attachment)

Penulis menguji apakah delapan item yang ada bersifat unidimensional mengukur

variabel dimensi yaitu kelekatan (attachment). Dari hasil CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan chi-square = 183.07, df = 20,

P-value = 0.00000, RMSEA = 0.202. Namun, penulis melakukan modifikasi

sebanyak delapan kali terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, sehingga diperoleh model fit dengan

chi-square = 17.08, df = 12, P-value = 0.14658, RMSEA = 0.046. Nilai chi-

square menghasilkan P-value > 0.05 yang artinya model dapat diterima bahwa

item mengukur satu variabel dimensi kelekatan (attachment).

Tahap selanjutnya adalah penulis melihat apakah signifikan atau tidaknya

item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah

item tersebut perlu di drop atau tidak maka dilakukan pengujian dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor. Jika nilai t > 1.96, maka item signifikan

dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item kelekatan

(attachment) dapat dilihat pada table 3.7 berikut:

Tabel 3.7

Muatan Faktor Attachment

ITEM LAMDA ERROR NILAI T SIGNIFIKAN

9 0.51 (0.07) 7.52 √

10 0.46 (0.07) 7.04 √

11 0.65 (0.08) 7.75 √

12 0.64 (0.08) 8.19 √

13 0.66 (0.08) 8.09 √

14 0.55 (0.08) 7.12 √

15 0.41 (0.07) 6.11 √

16 0.44 (0.08) 5.24 √

Keterangan: tanda (√) = signifikan; tanda X = tidak signifikan

Page 73: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

58

Berdasarkan tabel 3.7 yang menunjukkan bahwa nilai t bagi koefisien

muatan faktor keseluruhan item signifikan jika nilai t > 1.96 sehingga diketahui

bahwa semua item adalah signifikan sehingga secara keseluruhan item adalah

valid mengukur apa yang hendak diukur.

3.4.2.3 Uji Validitas Skala Integrasi Sosial (Social Integration)

Penulis menguji apakah delapan item yang ada bersifat unidimensional mengukur

variabel dimensi yaitu integrasi sosial (social integration). Dari hasil CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan chi-square = 251.34,

df = 20, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.241. Namun, penulis melakukan

modifikasi sebanyak sembilan kali terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, sehingga diperoleh model fit

dengan chi-square = 11.42, df = 11, P-value = 0.40880, RMSEA = 0.014. Nilai

chi-square menghasilkan P-value > 0.05 yang artinya model dapat diterima

bahwa item mengukur satu variabel dimensi integrasi sosial (social integration).

Tahap selanjutnya adalah penulis melihat apakah signifikan atau tidaknya

item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah

item tersebut perlu di drop atau tidak maka dilakukan pengujian dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor. Jika nilai t > 1.96, maka item signifikan

dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item integrasi sosial

(social integration) dapat dilihat pada table 3.8 berikut:

Page 74: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

59

Tabel 3.8

Muatan Faktor Social Integration

ITEM LAMDA ERROR NILAI T SIGNIFIKAN

17 0.61 (0.08) 7.51 √

18 0.23 (0.06) 3.81 √

19 0.19 (0.06) 3.39 √

20 0.28 (0.07) 4.09 √

21 1.57 (0.39) 4.05 √

22 -0.18 (0.09) -2.12 X

23 0.76 (0.09) 8.34 √

24 0.39 (0.08) 4.97 √

Keterangan: tanda (√) = signifikan; tanda X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.8 yang menunjukkan bahwa nilai t bagi koefisien

muatan faktor keseluruhan item signifikan jika nilai t > 1.96 sehingga diketahui

bahwa terdapat satu item yang tidak signifikan antara lain item nomor 22. Dengan

demikian, secara keseluruhan item yang akan di drop adalah satu item yang

artinya item tidak diikutkan dalam analisis perhitungan skor faktor.

3.4.2.4 Uji Validitas Skala Kesempatan untuk Merasa Dibutuhkan

(Opportunity for Nurturance)

Penulis menguji apakah enam item yang ada bersifat unidimensional mengukur

variabel dimensi yaitu kesempatan untuk merasa dibutuhkan (opportunity for

nurturance). Dari hasil CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata

tidak fit dengan chi-square = 132.25, df = 9, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.262.

Namun, penulis melakukan modifikasi sebanyak empat kali terhadap model,

dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya, sehingga diperoleh model fit dengan chi-square = 6.66, df = 5, P-value =

0.24732, RMSEA = 0.041. Nilai chi-square menghasilkan P-value > 0.05 yang

Page 75: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

60

artinya model dapat diterima bahwa item mengukur satu variabel dimensi

kesempatan untuk merasa dibutuhkan (opportunity for nurturance).

Tahap selanjutnya adalah penulis melihat apakah signifikan atau tidaknya

item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah

item tersebut perlu di drop atau tidak maka dilakukan pengujian dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor. Jika nilai t > 1.96, maka item signifikan

dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item kesempatan untuk

merasa dibutuhkan (opportunity for nurturance) dapat dilihat pada table 3.9

berikut:

Tabel 3.9

Muatan Faktor Opportunity for Nurturance

ITEM LAMDA ERROR NILAI T SIGNIFIKAN

25 0.35 (0.07) 4.72 √

26 0.55 (0.08) 6.63 √

27 0.36 (0.07) 4.85 √

28 1.06 (0.11) 9.32 √

29 0.48 (0.10) 4.87 √

30 0.51 (0.08) 6.28 √

Keterangan: tanda (√) = signifikan; tanda X = tidak signifikan

Dari tabel 3.9 menunjukkan bahwa nilai t bagi koefisien muatan factor

keseluruhan item signifikan jika nilai t > 1.96 sehingga diketahui bahwa semua

item adalah signifikan sehingga secara keseluruhan item adalah valid mengukur

apa yang hendak diukur.

3.5.2.5 Uji Validitas Skala Kebutuhan untuk Dapat Diandalkan (Reliable

Alliance)

Penulis menguji apakah enam item yang ada bersifat unidimensional mengukur

variabel dimensi yaitu kebutuhan untuk dapat diandalkan (reliable alliance). Dari

Page 76: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

61

hasil CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan chi-

square = 82.53, df = 9, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.203. Namun, penulis

melakukan modifikasi sebanyak empat kali terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, sehingga

diperoleh model fit dengan chi-square = 3.97, df = 5, P-value = 0.55422, RMSEA

= 0.000. Nilai chi-square menghasilkan P-value > 0.05 yang artinya model dapat

diterima bahwa item mengukur satu variabel dimensi kebutuhan untuk dapat

diandalkan (reliable alliance).

Tahap selanjutnya adalah penulis melihat apakah signifikan atau tidaknya

item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah

item tersebut perlu di drop atau tidak maka dilakukan pengujian dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor. Jika nilai t > 1.96, maka item signifikan

dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item kebutuhan untuk

dapat diandalkan (reliable alliance) dapat dilihat pada table 3.10 berikut:

Tabel 3.10

Muatan Faktor Reliable Alliance

ITEM LAMDA ERROR NILAI T SIGNIFIKAN

31 0.59 (0.07) 7.96 √

32 0.44 (0.10) 4.44 √

33 0.46 (0.07) 6.26 √

34 0.45 (0.07) 6.08 √

35 0.94 (0.08) 11.66 √

36 0.32 (0.07) 4.33 √

Keterangan: tanda (√) = signifikan; tanda X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.10 yang menunjukkan bahwa nilai t bagi koefisien

muatan faktor keseluruhan item signifikan jika nilai t > 1.96 sehingga diketahui

bahwa semua item adalah signifikan sehingga secara keseluruhan item adalah

valid mengukur apa yang hendak diukur.

Page 77: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

62

3.4.2.6 Uji Validitas Skala Bimbingan (Guidance)

Penulis menguji apakah enam item yang ada bersifat unidimensional mengukur

variabel dimensi yaitu bimbingan (guidance). Dari hasil CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan chi-square = 137.60, df = 9, P-

value = 0.00000, RMSEA = 0.268. Namun, penulis melakukan modifikasi

sebanyak lima kali terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, sehingga diperoleh model fit dengan

chi-square = 3.14, df = 4, P-value = 0.53438, RMSEA = 0.000. Nilai chi-square

menghasilkan P-value > 0.05 yang artinya model dapat diterima bahwa item

mengukur satu variabel dimensi bimbingan (guidance).

Tahap selanjutnya adalah penulis melihat apakah signifikan atau tidaknya

item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah

item tersebut perlu di drop atau tidak maka dilakukan pengujian dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor. Jika nilai t > 1.96, maka item signifikan

dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item bimbingan

(guidance) dapat dilihat pada table 3.11 berikut:

Tabel 3.11

Muatan Faktor Skala Guidance

ITEM LAMDA ERROR NILAI T SIGNIFIKAN

37 0.82 (0.07) 12.23 √

38 0.50 (0.07) 6.07 √

39 0.58 (0.07) 8.42 √

40 0.61 (0.07) 8.16 √

41 0.83 (0.07) 12.22 √

42 0.55 (0.08) 7.26 √

Keterangan: tanda (√) = signifikan; tanda X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.11 yang menunjukkan bahwa nilai t bagi koefisien

muatan faktor keseluruhan item signifikan jika nilai t > 1.96 sehingga diketahui

Page 78: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

63

bahwa semua item adalah signifikan sehingga secara keseluruhan item adalah

valid mengukur apa yang hendak diukur.

3.4.3 Uji Validitas Skala Religiusitas

3.4.3.1 Uji Validitas Skala Pengalaman Agama Sehari-hari (Daily Spiritual

Experiences)

Penulis menguji apakah 40 item yang ada bersifat unidimensional mengukur

variabel dimensi yaitu pengalaman agama sehari-hari (daily spiritual

experiences). Dari hasil CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata

tidak fit dengan chi-square = 1170.65, df = 740, P-value = 0.00000, RMSEA =

0.054. Namun, penulis melakukan modifikasi sebanyak 29 kali terhadap model,

dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya, sehingga diperoleh model fit dengan chi-square = 769.88, df = 711, P-

value = 0.06203, RMSEA = 0.020. Nilai chi-square menghasilkan P-value > 0.05

yang artinya model dapat diterima bahwa item mengukur satu variabel dimensi

pengalaman agama sehari-hari (daily spiritual experiences).

Tahap selanjutnya adalah penulis melihat apakah signifikan atau tidaknya

item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah

item tersebut perlu di drop atau tidak maka dilakukan pengujian dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor. Jika nilai t > 1.96, maka item signifikan

dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengalaman

agama sehari-hari (daily spiritual experiences) dapat dilihat pada table 3.12

berikut:

Page 79: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

64

Tabel 3.12

Muatan Faktor Daily Spiritual Experiences

ITEM LAMDA ERROR NILAI T SIGNIFIKAN

1 0.55 (0.10) 5.36 √

2 0.72 (0.10) 7.16 √

3 0.46 (0.10) 4.43 √

4 0.14 (0.11) 1.26 X

5 -0.02 (0.11) -0.15 X

6 0.54 (0.10) 5.24 √

7 0.22 (0.11) 2.04 √

8 0.75 (0.10) 7.60 √

9 0.52 (0.10) 5.04 √

10 0.78 (0.10) 7.88 √

11 0.11 (0.11) 0.99 X

12 0.54 (0.10) 5.23 √

13 0.38 (0.11) 3.63 √

14 0.78 (0.10) 7.88 √

15 0.45 (0.10) 4.33 √

16 0.90 (0.10) 9.38 √

17 0.25 (0.11) 2.36 √

18 0.39 (0.11) 3.66 √

19 0.35 (0.11) 3.26 √

20 0.47 (0.10) 4.46 √

21 0.57 (0.10) 5.53 √

22 0.69 (0.10) 6.83 √

23 0.59 (0.10) 5.77 √

24 0.27 (0.11) 2.51 √

25 0.63 (0.10) 6.13 √

26 0.56 (0.10) 5.39 √

27 0.46 (0.10) 4.35 √

28 0.10 (0.11) 0.94 X

29 0.11 (0.11) 1.08 X

30 0.34 (0.11) 3.18 √

31 0.29 (0.11) 2.76 √

32 0.73 (0.10) 7.35 √

33 0.04 (0.11) 0.41 X

34 0.16 (0.11) 1.46 X

35 0.47 (0.10) 4.45 √

36 0.47 (0.10) 4.47 √

37 0.49 (0.10) 4.75 √

38 0.20 (0.11) 1.93 X

39 0.62 (0.10) 6.11 √

40 0.59 (0.10) 5.72 √

Keterangan: tanda (√) = signifikan; tanda X = tidak signifikan

Dari tabel 3.12 menunjukkan bahwa nilai t bagi koefisien muatan faktor

keseluruhan item signifikan jika nilai t > 1.96 sehingga diketahui bahwa terdapat

delapan item yang tidak signifikan antara lain item nomor 4, 5, 11, 28, 29, 33, 34

dan 38. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di drop adalah

Page 80: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

65

delapan item yang artinya item tidak diikutkan dalam analisis perhitungan skor

faktor.

3.4.3.2 Uji Validitas Skala Kebermaknaan (Meaning)

Penulis menguji apakah delapan item yang ada bersifat unidimensional mengukur

variabel dimensi yaitu kebermaknaan (meaning). Dari hasil CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan chi-square = 111.66, df = 20,

P-value = 0.00000, RMSEA = 0.152. Namun, penulis melakukan modifikasi

enam kali terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan

berkorelasi satu sama lainnya, sehingga diperoleh model fit dengan chi-square =

15.60, df = 14, P-value = 0.33835, RMSEA = 0.024. Nilai chi-square

menghasilkan P-value > 0.05 yang artinya model dapat diterima bahwa item

mengukur satu variabel dimensi kebermaknaan (meaning).

Tahap selanjutnya adalah penulis melihat apakah signifikan atau tidaknya

item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah

item tersebut perlu di drop atau tidak maka dilakukan pengujian dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor. Jika nilai t > 1.96, maka item signifikan

dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item kebermaknaan

(meaning) dapat dilihat pada table 3.13.

Dari tabel 3.13 menunjukkan bahwa nilai t bagi koefisien muatan faktor

keseluruhan item signifikan jika nilai t > 1.96 sehingga diketahui bahwa semua

item adalah signifikan sehingga secara keseluruhan item adalah valid mengukur

apa yang hendak diukur.

Page 81: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

66

Tabel 3.13

Muatan Faktor Meaning

ITEM LAMDA ERROR NILAI T SIGNIFIKAN

41 0.66 (0.07) 9.93 √

42 0.55 (0.07) 8.01 √

43 0.91 (0.06) 15.59 √

44 0.65 (0.07) 9.77 √

45 0.73 (0.06) 11.34 √

46 0.20 (0.07) 2.72 √

47 0.59 (0.07) 8.75 √

48 0.34 (0.08) 4.31 √

Keterangan: tanda (√) = signifikan; tanda X = tidak signifikan

3.4.3.3 Uji Validitas Skala Nilai-nilai (Value) & Kepercayaan (Belief)

Penulis menguji apakah delapan item yang ada bersifat unidimensional mengukur

variabel dimensi yaitu nilai-nilai (value) dan kepercayaan (belief). Dari hasil CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan chi-square =

111.03, df = 20, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.151. Namun, penulis melakukan

modifikasi sebanyak enam kali terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, sehingga diperoleh model fit

dengan chi-square = 17.50, df = 14, P-value = 0.23074, RMSEA = 0.035. Nilai

chi-square menghasilkan P-value > 0.05 yang artinya model dapat diterima

bahwa item mengukur satu variabel dimensi nilai-nilai (value) dan kepercayaan

(belief).

Tahap selanjutnya adalah penulis melihat apakah signifikan atau tidaknya

item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah

item tersebut perlu di drop atau tidak maka dilakukan pengujian dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor. Jika nilai t > 1.96, maka item signifikan

Page 82: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

67

dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item nilai-nilai (value)

dan kepercayaan (belief) dapat dilihat pada table 3.14 berikut:

Tabel 3.14

Muatan Faktor Value & Belief

ITEM LAMDA ERROR NILAI T SIGNIFIKAN

49 0.65 (0.07) 9.82 √

50 0.47 (0.07) 6.61 √

51 0.75 (0.07) 11.35 √

52 0.64 (0.07) 9.34 √

53 0.74 (0.06) 11.48 √

54 0.72 (0.07) 10.69 √

55 0.63 (0.07) 9.42 √

56 0.54 (0.07) 7.84 √

Keterangan: tanda (√) = signifikan; tanda X = tidak signifikan

Dari tabel 3.14 menunjukkan bahwa nilai t bagi koefisien muatan faktor

keseluruhan item signifikan jika nilai t > 1.96 sehingga diketahui bahwa semua

item adalah signifikan sehingga secara keseluruhan item adalah valid mengukur

apa yang hendak diukur.

3.4.3.4 Uji Validitas Skala Memaafkan (Forgiveness)

Penulis menguji apakah 20 item yang ada bersifat unidimensional mengukur

variabel dimensi yaitu memaafkan (forgiveness). Dari hasil CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan chi-square = 821.58, df = 170,

P-value = 0.00000, RMSEA = 0.139. Namun, penulis melakukan modifikasi

sebanyak 57 kali terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, sehingga diperoleh model fit dengan

chi-square = 138.41, df = 113, P-value = 0.05243, RMSEA = 0.034. Nilai chi-

square menghasilkan P-value > 0.05 yang artinya model dapat diterima bahwa

item mengukur satu variabel dimensi memaafkan (forgiveness).

Page 83: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

68

Tahap selanjutnya adalah penulis melihat apakah signifikan atau tidaknya

item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah

item tersebut perlu di drop atau tidak maka dilakukan pengujian dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor. Jika nilai t > 1.96, maka item signifikan

dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item memaafkan

(forgiveness) dapat dilihat pada table 3.15 berikut:

Tabel 3.15

Muatan Faktor Forgiveness

ITEM LAMDA ERROR NILAI T SIGNIFIKAN

57 0.57 (0.07) 7.72 √

58 0.40 (0.07) 5.31 √

59 0.36 (0.07) 5.06 √

60 0.39 (0.07) 5.65 √

61 0.06 (0.07) 0.80 X

62 0.14 (0.07) 1.90 X

63 0.47 (0.08) 6.15 √

64 0.35 (0.08) 4.63 √

65 0.45 (0.08) 5.47 √

66 0.49 (0.07) 7.32 √

67 0.10 (0.07) 1.35 X

68 0.42 (0.07) 6.13 √

69 0.21 (0.07) 3.01 √

70 0.57 (0.07) 8.32 √

71 0.42 (0.07) 6.04 √

72 0.75 (0.07) 10.60 √

73 0.29 (0.07) 4.12 √

74 0.07 (0.08) 0.84 X

75 0.31 (0.08) 4.06 √

76 0.39 (0.07) 5.50 √

Keterangan: tanda (√) = signifikan; tanda X = tidak signifikan

Dari tabel 3.15 menunjukkan bahwa nilai t bagi koefisien muatan faktor

keseluruhan item signifikan jika nilai t > 1.96 sehingga diketahui bahwa terdapat

empat item yang tidak signifikan antara lain item nomor 61, 62, 67 dan 74.

Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di drop adalah empat item

yang artinya item tidak diikutkan dalam analisis perhitungan skor faktor.

Page 84: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

69

3.4.3.5 Uji Validitas Skala Pengalaman Agama Pribadi (Private Religious

Practices)

Penulis menguji apakah enam item yang ada bersifat unidimensional mengukur

variabel dimensi yaitu pengalaman agama pribadi (private religious practices).

Dari hasil CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan

chi-square = 79.56, df = 9, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.198. Namun, penulis

melakukan modifikasi sebanyak empat kali terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, sehingga

diperoleh model fit dengan chi-square = 4.65, df = 5, P-value = 0.46053, RMSEA

= 0.000. Nilai chi-square menghasilkan P-value > 0.05 yang artinya model dapat

diterima bahwa item mengukur satu variabel dimensi pengalaman agama pribadi

(private religious practices).

Tahap selanjutnya adalah penulis melihat apakah signifikan atau tidaknya

item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah

item tersebut perlu di drop atau tidak maka dilakukan pengujian dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor. Jika nilai t > 1.96, maka item signifikan

dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengalaman

agama pribadi (private religious practices) dapat dilihat pada table 3.16 berikut:

Tabel 3.16

Muatan Faktor Private Religious Practices

ITEM LAMDA ERROR NILAI T SIGNIFIKAN

77 0.36 (0.07) 4.96 √

78 1.02 (0.11) 9.34 √

79 0.33 (0.07) 4.42 √

80 0.51 (0.08) 6.37 √

81 0.75 (0.10) 7.37 √

82 0.53 (0.08) 6.55 √

Keterangan: tanda (√) = signifikan; tanda X = tidak signifikan

Page 85: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

70

Dari tabel 3.16 menunjukkan bahwa nilai t bagi koefisien muatan faktor

keseluruhan item signifikan jika nilai t > 1.96 sehingga diketahui bahwa semua

item adalah signifikan sehingga secara keseluruhan item adalah valid mengukur

apa yang hendak diukur.

3.4.3.6 Uji Validitas Skala Penanganan Agama/Spiritual (Religious/Spiritual

Coping)

Penulis menguji apakah delapan item yang ada bersifat unidimensional mengukur

variabel dimensi yaitu penanganan agama/spiritual (religious/spiritual coping).

Dari hasil CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan

chi-square = 325.73, df = 20, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.277. Namun,

penulis melakukan modifikasi sebanyak 12 kali terhadap model, dimana

kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya,

sehingga diperoleh model fit dengan chi-square = 8.03, df = 8, P-value = 0.43032,

RMSEA = 0.005. Nilai chi-square menghasilkan P-value > 0.05 yang artinya

model dapat diterima bahwa item mengukur satu variabel dimensi penanganan

agama/spiritual (religious/spiritual coping).

Tahap selanjutnya adalah penulis melihat apakah signifikan atau tidaknya

item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah

item tersebut perlu di drop atau tidak maka dilakukan pengujian dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor. Jika nilai t > 1.96, maka item signifikan

dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item penanganan

agama/spiritual (religious/spiritual coping) dapat dilihat pada table 3.17 berikut:

Page 86: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

71

Tabel 3.17

Muatan Faktor Religious/Spiritual Coping

ITEM LAMDA ERROR NILAI T SIGNIFIKAN

83 0.60 (0.10) 6.10 √

84 0.07 (0.14) 0.50 √

85 0.14 (0.05) 2.75 √

86 0.66 (0.11) 6.09 √

87 -0.34 (0.07) -4.68 X

88 -1.53 (0.27) -5.73 X

89 -0.42 (0.08) -4.98 X

90 0.03 (0.10) 0.33 X

Keterangan: tanda (√) = signifikan; tanda X = tidak signifikan

Dari tabel 3.17 menunjukkan bahwa nilai t bagi koefisien muatan faktor

keseluruhan item signifikan jika nilai t > 1.96 sehingga diketahui bahwa terdapat

empat item yang tidak signifikan antara lain item nomor 87, 88, 89 dan 90.

Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di drop adalah empat item

yang artinya item tidak diikutkan dalam analisis perhitungan skor faktor.

3.4.3.7 Uji Validitas Skala Dukungan Agama (Religious Support)

Penulis menguji apakah 20 item yang ada bersifat unidimensional mengukur

variabel dimensi yaitu dukungan agama (religious support). Dari hasil CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan chi-square =

1027.70, df = 104, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.211. Namun, penulis

melakukan modifikasi sebanyak 46 kali terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, sehingga

diperoleh model fit dengan chi-square = 75.30, df = 58, P-value = 0.06302,

RMSEA = 0.039. Nilai chi-square menghasilkan P-value > 0.05 yang artinya

model dapat diterima bahwa item mengukur satu variabel dimensi dukungan

agama (religious support).

Page 87: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

72

Tahap selanjutnya adalah penulis melihat apakah signifikan atau tidaknya

item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah

item tersebut perlu di drop atau tidak maka dilakukan pengujian dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor. Jika nilai t > 1.96, maka item signifikan

dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item dukungan agama

(religious support) dapat dilihat pada table 3.18 berikut:

Tabel 3.18

Muatan Faktor Religious Support

ITEM LAMDA ERROR NILAI T SIGNIFIKAN

91 0.08 (0.07) 1.05 X

92 0.82 (0.06) 13.54 √

93 0.01 (0.08) 0.07 X

94 0.66 (0.07) 9.90 √

95 0.15 (0.07) 2.13 √

96 0.77 (0.06) 12.22 √

97 0.14 (0.07) 2.03 √

98 0.74 (0.06) 11.51 √

99 -0.19 (0.07) -2.60 X

100 -0.12 (0.07) -1.60 X

101 -0.01 (0.07) -0.13 X

102 0.04 (0.07) 0.51 X

103 0.38 (0.07) 5.29 √

104 0.63 (0.06) 9.73 √

105 0.34 (0.08) 4.49 √

106 0.49 (0.07) 7.26 √

Keterangan: tanda (√) = signifikan; tanda X = tidak signifikan

Dari tabel 3.18 menunjukkan bahwa nilai t bagi koefisien muatan faktor

keseluruhan item signifikan jika nilai t > 1.96 sehingga diketahui bahwa terdapat

enam item yang tidak signifikan antara lain item nomor 91, 93, 99, 100, 101 dan

102. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di drop adalah enam

item yang artinya item tidak diikutkan dalam analisis perhitungan skor faktor.

Page 88: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

73

3.5.3.8 Uji Validitas Skala Riwayat Agama/Spiritual (Religious/Spiritual

History)

Penulis menguji apakah enam item yang ada bersifat unidimensional mengukur

variabel dimensi yaitu riwayat agama/spiritual (religious/spiritual history). Dari

hasil CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan chi-

square = 71.05, df = 9, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.186. Namun, penulis

melakukan modifikasi sebanyak empat kali terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, sehingga

diperoleh model fit dengan chi-square = 1.26, df = 5, P-value = 0.93861, RMSEA

= 0.000. Nilai chi-square menghasilkan P-value > 0.05 yang artinya model dapat

diterima bahwa item mengukur satu variabel dimensi riwayat agama/spiritual

(religious/spiritual history).

Tahap selanjutnya adalah penulis melihat apakah signifikan atau tidaknya

item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah

item tersebut perlu di drop atau tidak maka dilakukan pengujian dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor. Jika nilai t > 1.96, maka item signifikan

dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item riwayat

agama/spiritual (religious/spiritual history) dapat dilihat pada table 3.19 berikut:

Tabel 3.19

Muatan Faktor Religious/Spiritual History

ITEM LAMDA ERROR NILAI T SIGNIFIKAN

107 0.64 (0.08) 8.03 √

108 0.26 (0.09) 3.02 √

109 0.60 (0.08) 7.46 √

110 0.70 (0.08) 8.90 √

111 0.66 (0.08) 8.53 √

112 0.39 (0.00) 4.50 √

Keterangan: tanda (√) = signifikan; tanda X = tidak signifikan

Page 89: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

74

Dari tabel 3.19 menunjukkan bahwa nilai t bagi koefisien muatan faktor

keseluruhan item signifikan jika nilai t > 1.96 sehingga diketahui bahwa semua

item adalah signifikan sehingga secara keseluruhan item adalah valid mengukur

apa yang hendak diukur.

3.4.3.9 Uji Validitas Komitmen Beragama (Commitment)

Penulis menguji apakah enam item yang ada bersifat unidimensional mengukur

variabel dimensi yaitu komitmen beragama (commitment). Dari hasil CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan chi-square = 70.66,

df = 9, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.186. Namun, penulis melakukan

modifikasi sebanyak empat kali terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, sehingga diperoleh model fit

dengan chi-square = 6.42, df = 5, P-value = 0.26724, RMSEA = 0.038. Nilai chi-

square menghasilkan P-value > 0.05 yang artinya model dapat diterima bahwa

item mengukur satu variabel dimensi komitmen beragama (commitment).

Tahap selanjutnya adalah penulis melihat apakah signifikan atau tidaknya

item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah

item tersebut perlu di drop atau tidak maka dilakukan pengujian dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor. Jika nilai t > 1.96, maka item signifikan

dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item komitmen

beragama (commitment) dapat dilihat pada table 3.20 berikut:

Page 90: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

75

Tabel 3.20

Muatan Faktor Commitment

ITEM LAMDA ERROR NILAI T SIGNIFIKAN

113 0.60 (0.07) 8.11 √

114 0.76 (0.07) 10.70 √

115 0.32 (0.08) 3.96 √

116 0.63 (0.07) 8.80 √

117 0.15 (0.09) 1.73 X

118 0.68 (0.07) 9.44 √

Keterangan: tanda (√) = signifikan; tanda X = tidak signifikan

Dari tabel 3.20 menunjukkan bahwa nilai t bagi koefisien muatan faktor

keseluruhan item signifikan jika nilai t > 1.96 sehingga diketahui bahwa terdapat

satu item yang tidak signifikan antara lain item nomor 117. Dengan demikian,

secara keseluruhan item yang akan di drop adalah satu item yang artinya item

tidak diikutkan dalam analisis perhitungan skor faktor.

3.4.3.10 Uji Validitas Organisasi Keagamaan (Organizational Religiousness)

Penulis menguji apakah 12 item yang ada bersifat unidimensional mengukur

variabel dimensi yaitu organisasi keagamaan (organizational religiousness). Dari

hasil CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan chi-

square = 289.89, df = 54, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.148. Namun, penulis

melakukan modifikasi sebanyak 21 kali terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, sehingga

diperoleh model fit dengan chi-square = 47.91, df = 34, P-value = 0.05726,

RMSEA = 0.045. Nilai chi-square menghasilkan P-value > 0.05 yang artinya

model dapat diterima bahwa item mengukur satu variabel dimensi organisasi

keagamaan (organizational religiousness).

Page 91: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

76

Tahap selanjutnya adalah penulis melihat apakah signifikan atau tidaknya

item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah

item tersebut perlu di drop atau tidak maka dilakukan pengujian dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor. Jika nilai t > 1.96, maka item signifikan

dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item organisasi

keagamaan (organizational religiousness) dapat dilihat pada table 3.21 berikut:

Tabel 3.21

Muatan Faktor Organizational Religiousness

ITEM LAMDA ERROR NILAI T SIGNIFIKAN

119 0.44 (0.07) 6.27 √

120 0.68 (0.06) 10.70 √

121 0.82 (0.06) 13.07 √

122 0.62 (0.07) 9.46 √

123 0.64 (0.06) 10.00 √

124 0.48 (0.07) 6.96 √

125 0.74 (0.06) 11.75 √

126 0.36 (0.08) 4.75 √

127 0.70 (0.07) 10.50 √

128 0.35 (0.07) 4.82 √

129 0.50 (0.07) 7.47 √

130 0.47 (0.08) 6.08 √

Keterangan: tanda (√) = signifikan; tanda X = tidak signifikan

Dari tabel 3.21 menunjukkan bahwa nilai t bagi koefisien muatan faktor

keseluruhan item signifikan jika nilai t > 1.96 sehingga diketahui bahwa semua

item adalah signifikan sehingga secara keseluruhan item adalah valid mengukur

apa yang hendak diukur.

3.5.3.11 Uji Validitas Preferensi Agama (Religious Preference)

Penulis menguji apakah enam item yang ada bersifat unidimensional mengukur

variabel dimensi yaitu preferensi agama (religious preference). Dari hasil CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan chi-square =

Page 92: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

77

146.05, df = 9, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.277. Namun, penulis melakukan

modifikasi sebanyak tiga kali terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, sehingga diperoleh model fit

dengan chi-square = 7.86, df = 6, P-value = 0.24859, RMSEA = 0.039. Nilai chi-

square menghasilkan P-value > 0.05 yang artinya model dapat diterima bahwa

item mengukur satu variabel dimensi preferensi agama (religious preference).

Tahap selanjutnya adalah penulis melihat apakah signifikan atau tidaknya

item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah

item tersebut perlu di drop atau tidak maka dilakukan pengujian dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor. Jika nilai t > 1.96, maka item signifikan

dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item preferensi agama

(religious preference) dapat dilihat pada table 3.22 berikut:

Tabel 3.22

Muatan Faktor Religious Preference

ITEM LAMDA ERROR NILAI T SIGNIFIKAN

131 0.37 (0.07) 5.00 √

132 0.80 (0.06) 13.14 √

133 0.70 (0.07) 10.39 √

134 0.85 (0.06) 14.31 √

135 0.64 (0.07) 9.55 √

136 0.86 (0.06) 14.39 √

Keterangan: tanda (√) = signifikan; tanda X = tidak signifikan

Dari tabel 3.22 menunjukkan bahwa nilai t bagi koefisien muatan faktor

keseluruhan item signifikan jika nilai t > 1.96 sehingga diketahui bahwa semua

item adalah signifikan sehingga secara keseluruhan item adalah valid mengukur

apa yang hendak diukur.

Page 93: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

78

3.5 Teknik Analisis Data

Sebelum melakukan analisis data, digunakan Confirmatory Factor Analysis

(CFA) untuk melihat validitas konstruk setiap item serta menguji struktur faktor

yang diturunkan secara teoritis. Analisis faktor adalah metode analisis statistik

yang digunakan untuk mereduksi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel

menjadi beberapa set indikator saja, tanpa kehilangan informasi yang berarti.

Melalui analisis faktor akan didapatkan data variabel konstruk (skor faktor)

sebagai data input analisis lebih lanjut atau sebagai data penelitian.

Dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian hipotesis dengan analisis

statistik, maka hipotesis penelitian yang ada diubah menjadi hipotesis nihil.

Hipotesis nihil inilah yang akan diuji dalam analisis statistik nantinya. Pada

penelitian ini digunakan multiple regression analysis di mana terdapat lebih dari

satu independent variable untuk mengetahui pengaruhnya terhadap dependent

variable. Pada penelitian ini terdapat 18 independent variable dan satu dependent

variable. Dengan menggunakan rumus persamaan garis regresi, yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + b9X9 + b10X10

+ b11X11 + b12X12 + b13X13 + b14X14 + b15X15 + b16X16 + b17X17 + b18X18+ e

…………………………………………………………………………………...(2)

Keterangan:

Y = Resiliensi

a = Konstan

b = Koefisien regresi untuk masing-masing X

X1: Adanya pengakuan (reassurance of worth)

X2: Kelekatan (attachment)

X3: Integrasi sosial (social integration)

X4: Kesempatan untuk merasa dibutuhkan (opportunity for nurturance)

X5: Kebutuhan untuk dapat diandalkan (reliable alliance)

Page 94: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

79

X6: Bimbingan (guidance)

X7: Pengalaman spiritual sehari-hari (daily spiritual experience)

X8: Kebermaknaan (meaning)

X9: Nilai-nilai (values)

X10: Kepercayaan (belief)

X11: Memaafkan (forgiveness)

X12: Pengalaman agama pribadi (private religious practices)

X13: Penanganan agama/spiritual (religious/spiritual coping)

X14: Dukungan agama (religious support)

X15: Riwayat agama/spiritual (religious/spiritual history)

X16: Komitmen beragama (commitment)

X17: Organisasi keagamaan (organizational religiousness)

X18: Preferensi agama (religious preferences)

e = Residual

Melalui regresi berganda ini akan diperoleh nilai R2, yaitu koefisien korelasi

berganda antara resiliensi sebagai DV dengan adanya pengakuan (reassurance of

worth), kelekatan (attachment), integrasi sosial (social integration), kesempatan

untuk merasa dibutuhkan (opportunity for nurturance), kebutuhan untuk dapat

diandalkan (reliable alliance), bimbingan (guidance), pengalaman spiritual

sehari-hari (daily spiritual experience); kebermaknaan (meaning); nilai-nilai

(values); kepercayaan (belief); memaafkan (forgiveness); pengalaman agama

pribadi (private religious practices); penanganan agama/spiritual

(religious/spiritual coping); dukungan agama (religious support); riwayat

agama/spiritual (religious/spiritual history); komitmen beragama (commitment);

organisasi keagamaan (organizational religiousness); dan preferensi agama

(religious preference) sebagai IV. Besarnya resiliensi yang disebabkan faktor-

faktor yang telah disebutkan ditunjukkan oleh koefisien determinasi berganda atau

R2.

R2 menunjukkan variasi atau perubahan dependent variable (Y) disebabkan

independent variable (X) atau digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh

Page 95: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

80

independent variable (X) terhadap dependent variable (Y) atau merupakan

perkiraan proporsi varians dari resiliensi yang dijelaskan oleh adanya pengakuan

(reassurance of worth), kelekatan (attachment), integrasi sosial (social

integration), kesempatan untuk merasa dibutuhkan (opportunity for nurturance),

kebutuhan untuk dapat diandalkan (reliable alliance), bimbingan (guidance),

pengalaman spiritual sehari-hari (daily spiritual experience); kebermaknaan

(meaning); nilai-nilai (values); kepercayaan (belief); memaafkan (forgiveness);

pengalaman agama pribadi (private religious practices); penanganan

agama/spiritual (religious/spiritual coping); dukungan agama (religious support);

riwayat agama/spiritual (religious/spiritual history); komitmen beragama

(commitment); organisasi keagamaan (organizational religiousness); dan

preferensi agama (religious preference). Untuk mendapatkan nilai R2, maka

digunakan rumus sebagai berikut:

Rumus 3.2

SSreg

R2 = …………………………………………..(3)

SSy

Keterangan:

R2 = Proporsi varians

SSreg = Sum of Square Regression (jumlah kuadrat regresi)

SSy = Sum of Square Y (jumlah kuadrat Y)

Selanjutnya R2 dapat diuji signifikansinya seperti uji signifikansi pada Ftest.

Selain itu juga, uji signifikansi bisa juga dilakukan dengan tujuan melihat apakah

pengaruh dari IV terhadap DV signifikan atau tidak. Pembagi disini adalah R2 itu

sendiri dengan df-nya (dilambangkan “k”), yaitu sejumlah IV yang dianalisis

Page 96: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

81

sedangkan penyebutnya (1-R2) dibagi dengan df-nya (N-k-1) dimana N adalah

total sampel. Untuk df dari pembagi sebagai numerator sedangkan df penyebut

sebagai denumerator. Jika dirumuskan, maka:

Rumus 3.3

R2/k

F = ………………………………………..(4)

(1-R2)/(N-k-1)

Keterangan:

R2

= Proporsi varians

k = Banyaknya independent variable

N = Ukuran sampel

Kemudian selanjutnya dilakukan uji koefisiensi regresi dari tiap-tiap IV

yang di analisis. Uji tersebut digunakan untuk melihat apakah pengaruh yang

diberikan IV signifikan terhadap DV secara sendiri-sendiri atau parsial. Uji ini

digunakan untuk menguji apakah sebuah IV benar-benar memberikan kontribusi

terhadap DV. Sebelum di dapat nilai t dari tiap IV, harus didapat dahulu nilai

standart error estimate dari b (koefisien regresi) yang didapatkan melalui akar

MSres dibagi dengan SSx. Setelah didapat nilai Sb barulah bisa dilakukan uji t,

yaitu hasil bagi dari b (koefisien regresi) dengan Sb itu sendiri. Dapat

dirumuskan:

Rumus 3.4

bi

ti =

sbi

Keterangan:

bi = Koefisien regresi ke-i

Sbi = Standart Error Estimate dari bi

Page 97: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

82

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Berikut ini akan diuraikan gambaran umum responden pada penelitian ini

sebanyak 200 orang petugas pemadam kebakaran.

Tabel 4.1

Gambaran Umum Responden Penelitian (N=200)

Demografis Jumlah Presentase (%)

Jenis Kelamin Laki-laki 200 100%

Usia 17 – 21 tahun 5 2.5%

22 – 40 tahun 170 85%

41 – 60 tahun 25 12.5%

Tingkat

Pendidikan

SMA/SMK 142 71%

D3 3 1.5%

S1 55 27.5%

Lama Bertugas 1 – 5 tahun 38 19%

6 – 10 tahun 45 22.5%

11 – 15 tahun 89 44.5%

16 – 20 tahun 8 4%

21 – 25 tahun 11 5.5%

26 – 30 tahun 9 4.5%

Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.1, dapat dilihat bahwa

responden laki-laki berjumlah 200 orang (100%) dan responden perempuan

berjumlah 0 orang (0%). Dengan demikian, responden yang terdapat dalam

penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan tabel 4.1

dapat dilihat bahwa responden yang berusia 17 – 21 tahun berjumlah lima orang

(2.5%), responden yang berusia 22 – 40 tahun berjumlah 170 orang (85%) dan

responden yang berusia 41 – 60 tahun berjumlah 25 orang (12.5%). Dengan

demikian, mayoritas responden dalam penelitian ini adalah responden yang

usianya berkisar antara 22-40 tahun yaitu termasuk dalam usia dewasa awal.

Page 98: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

83

Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.1, dapat dilihat bahwa

responden yang memiliki pendidikan akhir SMA/SMK/sederajat berjumlah 142

orang (71%), D3 berjumlah tiga orang (1.5%) dan S1 berjumlah 55 orang

(27.5%). Dengan demikian, mayoritas responden adalah responden yang lulusan

SMA/SMK/sederajat. Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.1, dapat dilihat

bahwa responden yang sudah bekerja menjadi petugas damkar dalam kurun waktu

1 – 5 tahun berjumlah 38 orang (19%), 6 – 10 tahun berjumlah 45 orang (22.5%),

11 – 15 tahun berjumlah 89 orang (44.5%), 16 – 20 tahun berjumlah delapan

orang (4%), 21 – 25 tahun berjumlah 11 orang (5.5%) dan 26 – 30 tahun

berjumlah Sembilan orang (4.5%). Dengan demikian, mayoritas responden adalah

responden yang telah bekerja menjadi petugas pemadam kebakaran dengan

kisaran waktu selama 11 – 15 tahun.

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Dalam hasil analisis deskriptif ini akan disajikan nilai minimum, maksimum,

mean dan standar deviasi variabel serta kategorisasi tinggi dan rendahnya skor

variabel penelitian.

Berdasarkan data pada tabel 4.2 di bawah ini dapat diketahui bahwa nilai

minimum dari variabel Resiliensi (resilience) adalah 12.71 dengan nilai

maksimum = 77.31, mean = 50.00 dan SD = 9.31442. Variabel adanya pengakuan

(reassurance of worth) memiliki nilai minimum = 16.31, nilai maksimum 72,58,

mean = 50.00 dan SD = 8.81456. Kelekatan (attachment) memiliki nilai minimum

= 23.75 dengan nilai maksimum = 72.80, mean = 50.00 dan SD = 7.76216.

Integrasi sosial (social integration) memiliki nilai minimum = 26.02 dengan nilai

Page 99: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

84

maksimum = 72.49, mean = 50.00 dan SD = 7.76946. Kesempatan untuk merasa

dibutuhkan (opportunity for nurturance) memiliki nilai minimum = 22.64 dengan

nilai maksimum = 70.33, mean = 50.00 dan SD = 8.57039. Kebutuhan untuk

dapat diandalkan (reliable alliance) memiliki nilai minimum = 25.22 dengan nilai

maksimum = 69.27, mean = 50.00 dan SD = 8.37862. Bimbingan (guidance)

memiliki nilai minimum = 24.42 dengan nilai maksimum = 72.19, mean = 50.00

dan SD = 8.81612.

Pengalaman agama sehari-hari (daily spiritual experience) memiliki nilai

minimum = 26.60 dengan nilai maksimum = 64.18, mean = 50.00 dan SD =

9.65424. Kebermaknaan (meaning) memiliki nilai minimum = 23.65 dengan nilai

maksimum = 67.12, mean = 50.00 dan SD = 8.88067. Nilai-nilai (value) &

kepercayaan (belief) memiliki nilai minimum = 26.15 dengan nilai maksimum =

64.38, mean = 50.00 dan SD = 8.84001. Memaafkan (forgiveness) memiliki nilai

minimum = 16.39 dengan nilai maksimum = 74.32, mean = 50.00 dan SD =

8.69586. Pengalaman agama pribadi (private religious practice) memiliki nilai

minimum = 25.94 dengan nilai maksimum = 70.72, mean = 50.00 dan SD =

8.39593.

Penanganan agama/spiritual (religious/spiritual coping) memiliki nilai

minimum = 19.77 dengan nilai maksimum = 65.21, mean = 50.00 dan SD =

7.78111. Dukungan agama (religious support) memiliki nilai minimum = 16.43

dengan nilai maksimum = 72.72, mean = 50.00 dan SD = 8.98841. Riwayat

agama (religious history) memiliki nilai minimum = 29.33 dengan nilai

maksimum = 65.79, mean = 50.00 dan SD = 8.39935. Komitmen beragama

Page 100: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

85

(commitment) memiliki nilai minimum = 18.58 dengan nilai maksimum = 63.07,

mean = 50.00 dan SD = 8.37883. Organisasi keagamaan (organizational

religiousness) memiliki nilai minimum = 21.85 dengan nilai maksimum = 70.94,

mean = 50.00 dan SD = 9.19079. Preferensi agama (religious preference)

memiliki nilai minimum = 11.50 dengan nilai maksimum = 58.98, mean = 50.00

dan SD = 9.00388

Tabel 4.2

Skor minimum, maksimum, mean dan standar deviasi variabel

N Min. Max. Mean Std. Deviation

Resiliensi 200 12.71 77.31 50.0000 9.31442

Reassurance of Worth 200 16.31 72.58 50.0000 8.81456

Attachment 200 23.75 72.80 50.0000 7.76216

Social Integration 200 26.02 72.49 50.0000 7.76946

Opportunity for Nurturance 200 22.64 70.33 50.0000 8.57039

Reliable Alliance 200 25.22 69.27 50.0000 8.37862

Guidance 200 24.42 72.19 50.0000 8.81612

Daily Spiritual 200 26.60 64.18 50.0000 9.65424

Meaning 200 23.65 67.12 50.0000 8.88067

Value & Belief 200 26.15 64.38 50.0000 8.84001

Forgiveness 200 16.39 74.32 50.0000 8.69586

Private Religious Practice 200 25.94 70.72 50.0000 8.39593

Religious/Spiritual Coping 200 19.77 65.21 50.0000 7.78111

Religious Support 200 16.43 72.72 50.0000 8.98841

Religious/Spiritual History 200 29.33 65.79 50.0000 8.39935

Commitment 200 18.58 63.07 50.0000 8.37883

Organizational Religiousness 200 21.85 70.94 50.0000 9.19079

Religious Preference 200 11.50 58.98 50.0000 9.00388

Valid N (listwise) 200

4.2.1 Kategorisasi Variabel

Penulis menggunakan data tersebut sebagai acuan untuk membuat norma

kategorisasi dalam penelitian ini yang datanya bukan menggunakan raw score

tetapi merupakan true score yang skalanya telah dipindah menggunakan rumus T

Page 101: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

86

score yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Nilai tersebut menjadi batas

penulis untuk menentukan kategorisasi rendah dan tinggi dari masing-masing

variabel penelitian. Pedoman interpretasi skor adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Pedoman Interpretasi Skor

Kategori Rumus

Tinggi X ≥ Mean

Rendah X ≤ Mean

Uraian mengenai gambaran kategori skor variabel berdasarkan tinggi dan

rendahnya tiap variabel disajikan pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4

Kategorisasi Skor Variabel

Variabel Frekuensi Presentase (%)

Rendah Tinggi Rendah Tinggi

Resiliensi 108 92 54% 46%

Reassurance of Worth 76 124 38% 62%

Attachment 105 95 52.5% 47.5%

Social Integration 98 102 49% 51%

Opportunity for Nurturance 84 116 42% 58%

Reliable Alliance 95 105 47.5% 52.5%

Guidance 79 121 39.5% 60.5%

Daily Spiritual Experience 77 123 38.5% 61.5%

Meaning 111 89 55.5% 44.5%

Value & Belief 99 101 49.5% 50.5%

Forgiveness 103 97 51.5% 48.5%

Private Religious Practice 93 107 46.5% 53.5%

Religious/Spiritual Coping 110 90 55% 45%

Religious Support 116 84 58% 42%

Religious/Spiritual History 108 92 54% 46%

Commitment 101 99 50.5% 49.5%

Organizational Religiousness 97 103 48.5% 51.5%

Religious Preference 85 115 42.5% 57.5%

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 200 jumlah responden

penelitian, terlihat pada variabel resiliensi (resilience) skor rendah sebanyak 54%

dan skor tinggi sebanyak 46%. Pada variabel adanya pengakuan (reassurance of

Page 102: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

87

worth) skor rendah sebanyak 38% dan skor tinggi sebanyak 62%. Pada variabel

kelekatan (attachment) skor rendah sebanyak 52.5% dan skor tinggi sebanyak

47.5%. Pada variabel integrasi sosial (social integration) skor rendah sebanyak

49% dan skor tinggi sebanyak 51%. Pada variabel kesempatan untuk merasa

dibutuhkan (opportunity for nurturance) skor rendah sebanyak 42% dan skor

tinggi sebanyak 58%. Pada variabel kebutuhan untuk dapat diandalkan (reliable

alliance) skor rendah sebanyak 47.5% dan skor tinggi sebanyak 42.5%. Pada

variabel bimbingan (guidance) skor rendah sebanyak 39.5% dan skor tinggi

sebanyak 60.5%.

Pada variabel pengalaman agama sehari-hari (daily spiritual experience)

skor rendah sebanyak 38.5% dan skor tinggi sebanyak 61.5%. Pada variabel

kebermaknaan (meaning) skor rendah sebanyak 55.5% dan skor tinggi sebanyak

44.5 %. Pada variabel nilai-nilai (value) % kepercayaan (belief) skor rendah

sebanyak 49.5% dan skor tinggi sebanyak 50.5%. Pada variabel memaafkan

(forgiveness) skor rendah sebanyak 51.5% dan skor tinggi sebanyak 48.5%. Pada

variabel pengalaman agama pribadi (private religious practice) skor rendah

sebanyak 46.5% dan skor tinggi sebanyak 53.5%. Pada variabel penanganan

agama/spiritual (religious/spiritual coping) skor rendah sebanyak 55% dan skor

tinggi sebanyak 45%.

Pada variabel dukungan agama (religious support) skor rendah sebanyak

58% dan skor tinggi sebanyak 42%. Pada variabel riwayat agama/spiritual

(religious/spiritual history) skor rendah sebanyak 54% dan skor tinggi sebanyak

46%. Pada variabel komitmen beragama (commitment) skor rendah sebanyak

Page 103: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

88

50.5% dan skor tinggi sebanyak 49.5%. Pada variabel organisasi keagamaan

(organizational religiousness) skor rendah sebanyak 48.5% dan skor tinggi

sebanyak 51.5%. Pada variabel preferensi agama (religious preference) skor

rendah sebanyak 42.5% dan skor tinggi sebanyak 57.5%.

4.3 Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing IV terhadap

DV dalam penelitian ini, analisisnya dilakukan dengan Multiple Regression

Analysis. Data yang dianalisis ialah faktor skor atau true score yang diperoleh dari

hasil analisis faktor. Lalu penulis memindahkan skala faktor skor tersebut menjadi

T score. Dalam melakukan analisis regresi, ada 3 hal yang dilihat, yaitu melihat

besaran R square, kedua apakah secara keseluruhan IV berpengaruh secara

signifikan terhadap DV, kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya

koefisien regresi dari masing-masing IV. Pengujian hipotesis dilakukan dengan

beberapa tahapan. Pertama, penulis melihat besaran R2 untuk mengetahui berapa

persen varians DV yang dijelaskan oleh IV. Selanjutnya untuk tabel yang berisi

R2, dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .620a .384 .326 7.64455

a. Predictors: (Constant), Religious Preference, Social Integration, Reliable Alliance, Daily

Spiritual Experience, Private Religious Practice, Attachment, Reassurance of Worth,

Religious/spiritual Coping, Opportunity for Nurturance, Organizational Religiousness, Religious

Support, Value Belief, Guidance, Forgiveness, Commitment, Religious History, Meaning

Page 104: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

89

Berdasarkan data pada tabel 4.5 diketahui bahwa perolehan R2 sebesar

0.384 atau 38.4%. Artinya proporsi varians dari resiliensi (resilience) yang

dijelaskan oleh adanya pengakuan (reassurance of worth), kelekatan (attachment),

integrasi sosial (social integration), kesempatan untuk merasa dibutuhkan

(opportunity for nurturance), kebutuhan untuk dapat diandalkan (reliable

alliance), bimbingan (guidance), pengalaman agama sehari-hari (daily spiritual

experience), kebermaknaan (meaning), nilai-nilai (value) & kepercayaan (belief),

memaafkan (forgiveness), pengalaman agama pribadi (private religious practice),

penanganan agama/spiritual (religious/spiritual coping), dukungan agama

(religious support), riwayat agama/spiritual (religious/spiritual history),

komitmen beragama (commitment), organisasi keagamaan (organizational

religiousness) dan preferensi agama (religious preference) dalam penelitian ini

adalah sebesar 38.4 %, sedangkan 61.6% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain

diluar penelitian ini. Langkah kedua penulis menganalisis dampak dari seluruh

Independent Variable terhadap resiliensi. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada

tabel 4.6 berikut ini:

Page 105: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

90

Tabel 4.6

Anova Pengaruh Keseluruhan IV terhadap DV

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

1

Regression 6629.005 17 389.941 6.673 .000b

Residual 10635.924 182 58.439

Total 17264.929 199

a. Dependent Variable: Resiliensi

b. Predictors: (Constant), Religious Preference, Social Integration, Reliable Alliance, Daily

Spiritual Experience, Private Religious Practice, Attachment, Reassurance of Worth,

Religious/spiritual Coping, Opportunity for Nurturance, Organizational Religiousness, Religious

Support, Value Belief, Guidance, Forgiveness, Commitment, Religious History, Meaning

Berdasarkan pada tabel di atas, diketahui bahwa nilai Sig. pada kolom

paling kanan adalah sebesar 0.000. Dengan demikian diketahui bahwa nilai Sig. <

0.05, maka hipotesis nihil mayor ditolak, artinya ada pengaruh yang signifikan

dari dimensi dukungan sosial antara lain adanya pengakuan (reassurance of

worth), kelekatan (attachment), integrasi sosial (social integration), kesempatan

untuk merasa dibutuhkan (opportunity for nurturance), kebutuhan untuk dapat

diandalkan (reliable alliance), bimbingan (guidance), dan dimensi religiusitas

antara lain pengalaman spiritual sehari-hari (daily spiritual experience),

kebermaknaan (meaning), nilai-nilai (values) & kepercayaan (belief), memaafkan

(forgiveness), pengalaman agama pribadi (private religious practice), penanganan

agama/spiritual (religious/spiritual coping), dukungan agama (religious support),

riwayat agama (religious/spiritual history), komitmen beragama (commitment),

organisasi keagamaan (organizational religiousness), preferensi agama (religious

preferences) terhadap resiliensi.

Page 106: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

91

Artinya, ada pengaruh yang signifikan dari dimensi dukungan sosial antara

lain adanya pengakuan (reassurance of worth), kelekatan (attachment), integrasi

sosial (social integration), kesempatan untuk merasa dibutuhkan (opportunity for

nurturance), kebutuhan untuk dapat diandalkan (reliable alliance), bimbingan

(guidance), dan dimensi religiusitas antara lain pengalaman spiritual sehari-hari

(daily spiritual experience), kebermaknaan (meaning), nilai-nilai (values) &

kepercayaan (belief), memaafkan (forgiveness), pengalaman agama pribadi

(private religious practice), penanganan agama/spiritual (religious/spiritual

coping), dukungan agama (religious support), riwayat agama (religious/spiritual

history), komitmen beragama (commitment), organisasi keagamaan

(organizational religiousness), preferensi agama (religious preferences) terhadap

resiliensi petugas pemadam kebakaran.

Langkah terakhir adalah melihat koefisien regresi dari masing-masing IV.

Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang dihasilkan,

dapat dilihat melalui kolom Sig. (Sig < 0.05). Adapun besarnya koefisien regresi

dari masing-masing IV terhadap resiliensi dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini:

Page 107: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

92

Tabel 4.7 Koefisien Regresi

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std.

Error

Beta

1

(Constant) 9.011 6.631 1.359 .176

Reassurance of Worth .050 .080 .048 .633 .527

Attachment .126 .089 .105 1.412 .160

Social Integration -.068 .076 -.057 -.898 .370

Opportunity for Nurturance .041 .089 .038 .463 .644

Reliable Alliance -.073 .086 -.066 -.848 .398

Guidance .193 .089 .182 2.155 .032*

Daily Spiritual Experience .046 .065 .048 .720 .472

Meaning .168 .105 .160 1.596 .112

Value & Belief .203 .101 .192 1.999 .047*

Forgiveness -.011 .096 -.010 -.117 .907

Private Religious Practice .026 .083 .023 .308 .759

Religious/Spiritual Coping -.089 .099 -.074 -.893 .373

Religious Support -.007 .087 -.006 -.077 .939

Religious/Spiritual History -.087 .106 -.078 -.816 .416

Commitment -.019 .107 -.017 -.177 .859

Organizational

Religiousness .142 .083 .140 1.701 .091

Religious Preference .179 .082 .173 2.187 .030*

a. Dependent Variable: Resiliensi

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui persamaan regresi sebagai

berikut: Resiliensi = 9.011 + 0.050 (reassurance of worth) + 0.126 (attachment) –

0.068 (social integration) + 0.041 (opportunity for nurturance) – 0.073 (reliable

alliance) + 0.193 (guidance) + 0.046 (daily spiritual experience) + 0.168

(meaning) + 0.203 (value & belief) – 0.011 (forgiveness) + 0.026 (private

religious practice) – 0.089 (religious coping) – 0.007 (religious support) – 0.087

(religious history) – 0.019 (commitment) + 0.142 (organizational religiousness) +

0.179 (religious preference).

Page 108: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

93

Dari persamaan regresi di atas, dapat dijelaskan bahwa dari tujuh belas

independent variable hanya bimbingan (guidance), nilai-nilai (value) &

kepercayaan (belief) dan preferensi agama (religious preference) yang signifikan.

Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh pada masing-masing IV

adalah sebagai berikut:

1. Nilai koefisien regresi variabel adanya pengakuan (reassurance of worth)

sebesar 0.050 dengan Sig. sebesar 0.527 (Sig. > 0.05), dengan demikian

hipotesis nihil yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh antara adanya

pengakuan (reassurance of worth) terhadap resiliensi diterima. Artinya, tidak

ada pengaruh variabel adanya pengakuan (reassurance of worth) terhadap

resiliensi.

2. Nilai koefisien regresi variabel kelekatan (attachment) sebesar 0.126 dengan

Sig. sebesar 0.160 (Sig. > 0.05), dengan demikian hipotesis nihil yang

mengatakan bahwa tidak ada pengaruh kelekatan (attachment) terhadap

resiliensi diterima. Artinya, tidak ada pengaruh variabel kelekatan

(attachment) terhadap resiliensi.

3. Nilai koefisien regresi variabel integrasi sosial (social integration) sebesar -

0.068 dengan Sig. sebesar 0.370 (Sig. < 0.05), dengan demikian hipotesis nihil

yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh integrasi sosial (social

integration) terhadap resiliensi diterima. Artinya, tidak ada pengaruh variabel

integrasi social (social integration) terhadap resiliensi.

4. Nilai koefisien regresi variabel kesempatan untuk merasa dibutuhkan

(opportunity for nurturance) sebesar 0.041 dengan Sig. sebesar 0.644 (Sig. >

Page 109: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

94

0.05), dengan demikian hipotesis nihil yang mengatakan bahwa tidak ada

pengaruh kesempatan untuk merasa dibutuhkan (opportunity for nurturance)

terhadap resiliensi diterima. Artinya, tidak ada pengaruh variabel kesempatan

untuk merasa dibutuhkan (opportunitiy for nurturance) terhadap resiliensi.

5. Nilai koefisien regresi variabel kebutuhan untuk dapat diandalkan (reliable

alliance) sebesar -0.073 dengan Sig. sebesar 0.398 (Sig. > 0.05), dengan

demikian hipotesis nihil yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh

kebutuhan untuk dapat diandalkan terhadap resiliensi diterima. Artinya, tidak

ada pengaruh variabel kebutuhan untuk dapat diandalkan (reliable alliance)

terhadap resiliensi.

6. Nilai koefisien regresi variabel bimbingan (guidance) sebesar 0.193 dengan

Sig. sebesar 0.032 (Sig. < 0.05), dengan demikian hipotesis nihil yang

mengatakan bahwa tidak ada pengaruh bimbingan (guidance) terhadap

resiliensi ditolak. Artinya, ada pengaruh variabel bimbingan (guidance)

terhadap resiliensi. Nilai koefisien regresi yang positif menunjukkan arah

hubungan yang positif antara bimbingan (guidance) dan resiliensi. Dari arah

hubungan tersebut dapat diartikan jika skor bimbingan (guidance) seseorang

itu tinggi maka skor resiliensinya akan tinggi ataupun sebaliknya.

7. Nilai koefisien regresi variabel pengalaman agama sehari-hari (daily spiritual

experience) sebesar 0.046 dengan Sig. sebesar 0.472 (Sig. > 0.05), dengan

demikian hipotesis nihil yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh

pengalaman agama sehari-hari (daily spiritual experience) terhadap resiliensi

Page 110: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

95

diterima. Artinya, tidak ada pengaruh variabel pengalaman agama sehari-hari

(daily spiritual experience) terhadap resiliensi.

8. Nilai koefisien regresi variabel kebermaknaan (meaning) sebesar 0.168

dengan Sig. sebesar 0.112 (Sig. < 0.05), dengan demikian hipotesis nihil yang

mengatakan bahwa tidak ada pengaruh kebermaknaan (meaning) terhadap

resiliensi diterima. Artinya, tidak ada pengaruh variabel kebermaknaan

(meaning) terhadap resiliensi.

9. Nilai koefisien regresi variabel nilai-nilai (value) & kepercayaan (belief)

sebesar 0.203 dengan Sig. sebesar 0.047 (Sig. < 0.05), dengan demikian

hipotesis nihil yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh nilai-nilai (value)

& kepercayaan (belief) terhadap resiliensi ditolak. Artinya, ada pengaruh

variabel nilai-nilai (value) dan kepercayaan (belief) terhadap resiliensi. Nilai

koefisien regresi yang positif menunjukkan arah hubungan yang positif antara

nilai-nilai (value) dan kepercayaan (belief) terhadap resiliensi. Dari arah

hubungan tersebut dapat diartikan jika skor nilai-nilai (value) dan kepercayaan

(belief) seseorang itu tinggi maka skor resiliensinya akan tinggi ataupun

sebaliknya.

10. Nilai koefisien regresi variabel memaafkan (forgiveness) sebesar -.011 dengan

Sig. sebesar 0.907 (Sig. < 0.05), dengan demikian hipotesis nihil yang

mengatakan bahwa tidak ada pengaruh memaafkan (forgiveness) terhadap

resiliensi diterima. Artinya, tidak ada pengaruh variabel memaafkan

(forgiveness) terhadap resiliensi.

Page 111: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

96

11. Nilai koefisien regresi variabel pengalaman agama pribadi (private religious

practice) sebesar 0.026 dengan Sig. sebesar 0.759 (Sig. > 0.05), dengan

demikian hipotesis nihil yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh

pengalaman agama pribadi (private religious practice) terhadap resiliensi

diterima. Artinya, tidak ada pengaruh variabel pengalaman agama pribadi

(private religious practice) terhadap resiliensi.

12. Nilai koefisien regresi variabel penanganan agama/spiritual

(religious/spiritual coping) sebesar -0.089 dengan Sig. sebesar 0.373 (Sig. >

0.05), dengan demikian hipotesis nihil yang mengatakan bahwa tidak ada

pengaruh penanganan agama/spiritual (religious/spiritual coping) terhadap

resiliensi diterima. Artinya, tidak ada pengaruh variabel penanganan

agama/spiritual (religious/spiritual coping) terhadap resiliensi.

13. Nilai koefisien regresi variabel dukungan agama (religious support) sebesar -

0.007 dengan Sig. sebesar 0.939 (Sig. > 0.05), dengan demikian hipotesis nihil

yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh dukungan agama (religious

support) terhadap resiliensi diterima. Artinya, tidak ada pengaruh variabel

dukungan agama (religious support) terhadap resiliensi.

14. Nilai koefisien regresi variabel riwayat agama/spiritual (religious/spiritual

history) sebesar -0.087 dengan Sig. sebesar 0.416 (Sig. > 0.05), dengan

demikian hipotesis nihil yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh riwayat

agama/spiritual (religious/spiritual history) terhadap resiliensi diterima.

Artinya, tidak ada pengaruh variabel riwayat agama/spiritual

(religious/spiritual history) terhadap resiliensi.

Page 112: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

97

15. Nilai koefisien regresi variabel komitmen beragama (commitment) sebesar -

0.019 dengan Sig. sebesar 0.859 (Sig. > 0.05), dengan demikian hipotesis nihil

yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh komitmen beragama

(commitment) terhadap resiliensi diterima. Artinya, tidak ada pengaruh

variabel komitmen beragama (commitment) terhadap resiliensi.

16. Nilai koefisien regresi variabel organisasi keagamaan (organizational

religiousness) sebesar 0.142 dengan Sig. sebesar 0.091 (Sig. > 0.05), dengan

demikian hipotesis nihil yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh

organisasi keagamaan (organizational religiousness) terhadap resiliensi

diterima. Artinya, tidak ada pengaruh variabel organisasi keagamaan

(organizational religiousness) terhadap resiliensi.

17. Nilai koefisien regresi variabel preferensi agama (religious preference)

sebesar 0.179 dengan Sig. sebesar 0.030 (Sig. > 0.05), dengan demikian

hipotesis nihil yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh preferensi agama

(religious preference) terhadap resiliensi ditolak. Artinya, ada pengaruh

variabel preferensi agama (religious preference) terhadap resiliensi. Nilai

koefisien regresi yang positif menunjukkan arah hubungan yang positif antara

preferensi agama (religious preference) terhadap resiliensi. Dari arah

hubungan tersebut dapat diartikan jika skor preferensi agama (religious

preference) seseorang itu tinggi maka skor resiliensinya akan tinggi ataupun

sebaliknya.

Page 113: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

98

4.4 Pengujian Proporsi Varians Independent Variable

Selanjutnya penulis ingin mengetahui sumbangan proporsi varians dari masing-

masing independent variable terhadap resiliensi. Maka dari itu, penulis

melakukan analisis regresi berganda dengan cara menambahkan satu independent

variable setiap melakukan regresi. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8

Model Summary Proporsi Varians IV terhadap DV

Model R R Square R Square

Change

F Change Sig. F

Change

Reassurance of Worth .306a .094 .094 20.475 .000

Attachment .413b .171 .077 18.332 .000

Social Integration .416c .173 .002 .576 .449

Opportunity for

Nurturance

.443d .196 .023 5.566 .019

Reliable Alliance .448e .201 .004 1.062 .304

Guidance .491f .241 .041 10.381 .001

Daily Spiritual

Experience

.514g .264 .022 5.843 .017

Meaning .574h .329 .066 18.657 .000

Value & Belief .590i .349 .019 5.644 .019

Forgiveness .590j .349 .000 .000 .991

Private Religious

Practice

.592k .350 .002 .525 .470

Religious/Spiritual

Coping

.593l .351 .001 .203 .653

Religious Support .593m .351 .000 .000 .991

Religious/Spiritual

History

.593n .351 .000 .078 .780

Commitment .595o .354 .002 .670 .414

Organizational

Religiousness

.606p .368 .014 4.036 .046

Religious Preference .620q .384 .016 4.782 .030

Berdasarkan data pada tabel 4.8 dapat disampaikan informasi sebagai

berikut:

1. Variabel adanya pengakuan (reassurance of worth) memberikan sumbangan

sebesar 9.4% terhadap varians resiliensi. Sumbangan tersebut signifikan

Page 114: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

99

dengan F change = 20.475 dan df1 = 1 dan df2 = 198 dengan Sig. F Change =

0.000 (Sig. F Change < 0.05).

2. Variabel kelekatan (attachment) memberikan sumbangan sebesar 7.7%

terhadap varians resiliensi. Sumbangan tersebut signifikan dengan F change =

18.332 dan df1 = 1 dan df2 = 197 dengan Sig. F Change = 0.000 (Sig. F

Change < 0.05).

3. Variabel integrasi sosial (social integrarion) memberikan sumbangan sebesar

0.2% terhadap varians resiliensi. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan

F change = 0.576 dan df1 = 1 dan df2 = 196 dengan Sig. F Change = 0.449

(Sig. F Change < 0.05).

4. Variabel kesempatan untuk merasa dibutuhkan (opportunity for nurturance)

memberikan sumbangan sebesar 2.3% terhadap varians resiliensi. Sumbangan

tersebut signifikan dengan F change = 5.566 dan df1 = 1 dan df2 = 195

dengan Sig. F Change = 0.019 (Sig. F Change > 0.05).

5. Variabel kebutuhan untuk dapat diandalkan (reliable alliance) memberikan

sumbangan sebesar 0.4% terhadap varians resiliensi. Sumbangan tersebut

tidak signifikan dengan F change = 1.062 dan df1 = 1 dan df2 = 194 dengan

Sig. F Change = 0.304 (Sig. F Change > 0.05).

6. Variabel bimbingan (guidance) memberikan sumbangan sebesar 4,1%

terhadap varians resiliensi. Sumbangan tersebut signifikan dengan F change =

10.381 dan df1 = 1 dan df2 = 193 dengan Sig. F Change = 0.001 (Sig. F

Change < 0.05).

Page 115: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

100

7. Variabel pengalaman agama sehari-hari (daily spiritual experience)

memberikan sumbangan sebesar 2.2% terhadap varians resiliensi. Sumbangan

tersebut signifikan dengan F change = 5.843 dan df1 = 1 dan df2 = 192

dengan Sig. F Change = 0.017 (Sig. F Change < 0.05).

8. Variabel kebermaknaan (meaning) memberikan sumbangan sebesar 6.6%

terhadap varians resiliensi. Sumbangan tersebut signifikan dengan F change =

18.657 dan df1 = 1 dan df2 = 191 dengan Sig. F Change = 0.000 (Sig. F

Change < 0.05).

9. Variabel nilai-nilai (value) dan kepercayaan (belief) memberikan sumbangan

sebesar 1.9% terhadap varians resiliensi. Sumbangan tersebut signifikan

dengan F change = 5.644 dan df1 = 1 dan df2 = 190 dengan Sig. F Change =

0.019 (Sig. F Change > 0.05).

10. Variabel memaafkan (forgiveness) memberikan sumbangan sebesar 0%

terhadap varians resiliensi. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan F

change = 0.000 dan df1 = 1 dan df2 = 189 dengan Sig. F Change = 0.991 (Sig.

F Change < 0.05).

11. Variabel pengalaman agama pribadi (private religious practice) memberikan

sumbangan sebesar 0.2% terhadap varians resiliensi. Sumbangan tersebut

tidak signifikan dengan F change = 0.525 dan df1 = 1 dan df2 = 188 dengan

Sig. F Change = 0.470 (Sig. F Change > 0.05).

12. Variabel penanganan agama/spiritual (religious/spiritual coping) memberikan

sumbangan sebesar 0.1% terhadap varians resiliensi. Sumbangan tersebut

Page 116: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

101

tidak signifikan dengan F change = 0.203 dan df1 = 1 dan df2 = 187 dengan

Sig. F Change = 0.653 (Sig. F Change > 0.05).

13. Variabel dukungan agama (religious support) memberikan sumbangan sebesar

0% terhadap varians resiliensi. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan F

change = 0.000 dan df1 = 1 dan df2 = 186 dengan Sig. F Change = 0.991 (Sig.

F Change > 0.05).

14. Variabel riwayat agama/spiritual (religious/spiritual history) memberikan

sumbangan sebesar 0% terhadap varians resiliensi. Sumbangan tersebut tidak

signifikan dengan F change = 0.525 dan df1 = 1 dan df2 = 185 dengan Sig. F

Change = 0.470 (Sig. F Change > 0.05).

15. Variabel komitmen beragama (commitment) memberikan sumbangan sebesar

0.2% terhadap varians resiliensi. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan

F change = 0.670 dan df1 = 1 dan df2 = 184 dengan Sig. F Change = 0.414

(Sig. F Change > 0.05).

16. Variabel organisasi keagamaan (organizational religiousness) memberikan

sumbangan sebesar 1.4% terhadap varians resiliensi. Sumbangan tersebut

signifikan dengan F change = 4.036 dan df1 = 1 dan df2 = 183 dengan Sig. F

Change = 0.046 (Sig. F Change > 0.05).

17. Variabel preferensi agama (religious preference) memberikan sumbangan

sebesar 1.6% terhadap varians resiliensi. Sumbangan tersebut signifikan

dengan F change = 4.782 dan df1 = 1 dan df2 = 182 dengan Sig. F Change =

0.030 (Sig. F Change > 0.05).

Page 117: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

102

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat sembilan variabel

independen yaitu adanya pengakuan (reassurance of worth), kelekatan

(attachment), kesempatan untuk merasa dibutuhkan (opportunity for nurturance),

bimbingan (guidance), pengalaman agama sehari-hari (daily spiritual

experiences), kebermaknaan (meaning), nilai-nilai (value) & kepercayaan (belief),

organisasi keagamaan (organizational religiousness) dan preferensi agama

(religious preference) yang memberikan sumbangan terhadap varians resiliensi

secara signifikan jika dilihat dari besarnya R2

yang dihasilkan.

Page 118: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

103

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis mayor, kesimpulan yang dapat diperoleh dari

penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan dari dukungan sosial dan

religiusitas terhadap resiliensi petugas pemadam kebakaran DKI Jakarta sehingga

dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh

dukungan sosial dan religiusitas terhadap resiliensi ditolak. Pengaruh dukungan

sosial dan religiusitas dari hasil proporsi varians memiliki sumbangan keseluruhan

sebesar 38,4%.

Hasil uji hipotesis minor menguji signifikansi koefisien regresi setiap

variabel terhadap resiliensi petugas pemadam kebakaran DKI Jakarta, diperoleh

tiga variabel yang berpengaruh secara signifikan, yaitu bimbingan (guidance),

nilai-nilai (value) & kepercayaan (belief) dan preferensi agama (religious

preference). Artinya ketiga variabel yaitu bimbingan (guidance), nilai-nilai

(value) & kepercayaan (belief) dan preferensi agama (religious preference)

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap resiliensi. Ketiga variabel yang

berpengaruh secara signifikan memiliki sumbangan masing-masing yaitu variabel

bimbingan (guidance) sebesar 4,1%, variabel nilai-nilai (value) & kepercayaan

(belief) sebesar 1.9% dan variabel preferensi agama (religious preference) sebesar

1.6%.

Page 119: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

104

5.2 Diskusi

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis, didapatkan bahwa ada

pengaruh yang signifikan variabel dukungan sosial dan religiusitas terhadap

resiliensi petugas pemadam kebakaran DKI Jakarta.

Variabel dukungan sosial yang memiliki pengaruh signifikan terhadap

resiliensi memiliki hasil sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Vartak (2015) bahwa ada pengaruh dukungan sosial yang signifikan sebesar 5%

terhadap resiliensi. Begitu juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Riddle dan Romans (2012) bahwa dukungan sosial memiliki korelasi yang positif

terhadap resiliensi dibandingkan dengan enkulturasi. Artinya petugas pemadam

kebakaran yang memiliki tingkat dukungan sosial yang tinggi, maka tingkat

resiliensinya akan tinggi juga sedangkan petugas pemadam kebakaran yang

memiliki tingkat dukungan sosial yang rendah, maka tingkat resiliensinya akan

rendah juga.

Dari hasil penelitian bahwa pengaruh dukungan sosial terhadap resiliensi

petugas pemadam kebakaran DKI Jakarta, bila dilihat dari uji regresi hanya satu

aspek yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap resiliensi. Aspek tersebut

adalah bimbingan (guidance) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap

resiliensi dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.193 dengan signifikansi 0.032

(Sig. < 0.05), yang berarti bahwa variabel bimbingan (guidance) signifikan

mempengaruhi resiliensi secara positif.

Pengaruh bimbingan (guidance) bernilai positif artinya petugas pemadam

kebakaran dengan bimbingan (guidance) yang tinggi mempunyai resiliensi tinggi

Page 120: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

105

juga. Selain itu, bila dilihat dari uji proporsi varians bimbingan (guidance) juga

memberikan sumbangan sebesar 4.1% terhadap resiliensi. Bimbingan (guidance)

adalah dukungan sosial berupa adanya hubungan kerja ataupun hubungan sosial

yang memungkinkan orang mendapatkan informasi, saran, atau nasihat yang

diperlukan dalam memenuhi kebutuhan dan mengatasi permasalahan yang

dihadapi. Dukungan ini dapat diperoleh dari keluarga, teman atau rekan kerja.

Dalam keseharian menjalani tugas menjadi petugas pemadam kebakaran

membutuhkan bimbingan berupa saran atau nasihat dari sesame rekan kerja untuk

mengatasi tekanan pekerjaan yang ada. Profesi petugas pemadam kebakaran

bukanlah pekerjaan yang dapat dilakukan oleh seorang diri tetapi membutuhkan

sebuah tim atau kelompok untuk dapat menyelesaikan tugas sehingga dukungan

sosial dari rekan kerja dapat meringankan beban pekerjaan yang dihadapi oleh

para petugas pemadam kebakaran.

Variabel lain yang memiliki pengaruh signifikan terhadap resiliensi dalam

penelitian ini adalah religiusitas. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Suryaman, et.al (2013) bahwa ada pengaruh positif antara

religiusitas terhadap resiliensi pada pasien rehabilitasi Yayasan Rumah Damai

Semarang. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa pengaruh religiusitas terhadap

resiliensi petugas pemadam kebakaran DKI Jakarta, bila dilihat dari hasil uji

regresi menunjukkan bahwa ada dua aspek yang memiliki pengaruh signifikan

yaitu nilai-nilai (value) & kepercayaan (belief) dan preferensi agama (religious

preference).

Page 121: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

106

Aspek nilai-nilai (value) & kepercayaan (belief) memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap resiliensi dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.203 dengan

signifikansi 0.047 (Sig. < 0.05), yang berarti bahwa nilai-nilai (value) &

kepercayaan (belief) memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap resiliensi.

Selain itu, bila dilihat dari uji proporsi varians bahwa nilai-nilai (value) &

kepercayaan (belief) memberikan sumbangan sebesar 1.9% terhadap resiliensi.

Artinya, jika memiliki nilai-nilai (value) & kepercayaan (belief) yang tinggi maka

akan meningkatkan resiliensi petugas pemadam kebakaran.

Nilai-nilai (value) adalah kriteria yang digunakan individu untuk memilih

dan membenarkan tindakan. Aspek ini menentukan bagaimana individu

mengambil tindakan yang akan dilakukannya agar sesuai dengan ajaran norma

agama. Kepercayaan (belief) adalah pusat dari keagamaan. Aspek ini

menunjukkan kepercayaan individu terhadap agama dan Tuhan. Petugas

pemadam kebakaran yang memiliki tingkat nilai-nilai (value) dan kepercayaan

(belief) yang tinggi maka akan bertindak sesuai norma agama dan petugas

pemadam kebakaran menyerahkan kepercayaan pada Tuhan dalam mengatasi

tekanan atau masalah yang dihadapi sehingga tingkat resiliensi petugas pemadam

kebakaran akan meningkat.

Aspek lain dalam variabel religiusitas yang memiliki pengaruh signifikan

terhadap resiliensi adalah preferensi agama (religious preference). Berdasarkan

hasil uji regresi, preferensi agama (religious preference) memiliki nilai koefisen

regresi sebesar 0.179 dengan signifikansi 0.030 (Sig. < 0.05) sehingga preferensi

agama (religious preference) memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap

Page 122: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

107

resiliensi. Artinya, jika petugas pemadam kebakaran memiliki tingkat preferensi

agama (religious preference) yang tinggi maka akan memiliki tingkat resiliensi

yang tinggi dan jika petugas pemadam kebakaran memiliki tingkat preferensi

agama (religious preference) yang rendah maka akan memiliki tingkat resiliensi

yang rendah. Selain itu, bila dilihat dari uji proporsi varians preferensi agama

(religious preference) memberikan sumbangan sebesar 1.6% terhadap resiliensi

petugas pemadam kebakaran DKI Jakarta.

Preferensi agama (religious preference) adalah persepsi individu terhadap

keyakinan agama yang telah dipilihnya. Petugas pemadam kebakaran yang

memiliki tingkat preferensi agama (religious preference) yang tinggi merasa

yakin dengan agama yang sudah dianutnya saat ini. Karena keyakinan tersebut

petugas pemadam kebakaran merasa mampu untuk mengatasi tekanan atau

masalah yang dihadapi sehingga akan meningkatkan tingkat resiliensi petugas

pemadam kebakaran. Keyakinan dalam hal ini berupa ketidakinginan petugas

pemadam kebakaran untuk berpindah agama karena petugas pemadam kebakaran

telah merasa bahwa agama yang dianut saat ini adalah agama yang sudah dianut

sejak kecil.

Berdasarkan hasil uji regresi yang telah dilakukan sebelumnya terdapat

variabel lain dalam dukungan sosial yang tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap resiliensi, yaitu adanya pengakuan (reassurance of worth), kelekatan

(attachment), integrasi sosial (social integration), kesempatan untuk merasa

dibutuhkan (opportunity for nurturance) dan kebutuhan untuk dapat diandalkan

(reliable alliance).

Page 123: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

108

Variabel adanya pengakuan (reassurance of worth) adalah dukungan yang

didapat oleh individu berupa pengakuan dan penghargaan atas kemampuan yang

dimiliki oleh diri individu (Weiss dalam Cutrona dan Russel, 1987). Variabel

adanya pengakuan (reassurance of worth) memberikan sumbangan terhadap

resiliensi sebesar 9.4% dan memiliki nilai koefisien regresi 0.050 dengan Sig.

sebesar 0.527 (Sig. > 0.05) dengan demikian variabel adanya pengakuan

(reassurance of worth) secara positif tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap resiliensi. Artinya, walaupun petugas pemadam kebakaran tidak

mendapatkan pengakuan atau tidak dihargai oleh rekan kerja maka tidak akan

mempengaruhi resilien pada petugas pemadam kebakaran.

Variabel kelekatan (attachment) adalah dukungan yang diperoleh individu

berupa kelekatan emosional sehingga individu merasa aman (Weiss dalam

Cutrona dan Russel, 1987). Variabel kelekatan (attachment) memberikan

sumbangan terhadap resiliensi sebesar 7.7% dan memiliki nilai koefisien regresi

0.126 dengan Sig. sebesar 0.160 (Sig. > 0.05) dengan demikian variabel kelekatan

(attachment) secara positif tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

resiliensi. Artinya, rasa aman, nyaman dan damai yang bersumber dari pasangan

hidup, anggota keluarga atau rekan kerja tidak berpengaruh terhadap resiliensi

petugas pemadam kebakaran. Petugas pemadam kebakaran mampu untuk resilien

walaupun tidak mendapatkan dukungan kelekatan dari orang lain.

Variabel integrasi sosial (social integration) adalah dukungan yang

diperoleh individu jika mampu melakukan kegiatan dan membagi minat yang

sama dalam suatu kelompok dan dapat menghilangkan kecemasan sesaat (Weiss,

Page 124: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

109

dalam Cutrona dan Russel, 1987). Variabel integrasi sosial (social integration)

memberikan sumbangan terhadap resiliensi sebesar 0.2% dan memiliki nilai

koefisien regresi -0.068 dengan Sig. sebesar 0.370 (Sig. > 0.05) dengan demikian

variabel integrasi sosial (social integration) secara negatif tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap resiliensi. Artinya, integrasi sosial yang rendah

pada petugas pemadam kebakaran akan mengakibatkan resiliensi yang rendah.

Petugas pemadam kebakaran yang tidak mendapatkan dukungan dalam kelompok

atau rekan kerja satu tim maka petugas pemadam kebakaran tidak akan mampu

untuk resilien. Tidak adanya pengaruh secara negatif antara integrasi sosial dan

resiliensi dalam penelitian ini dapat disebabkan oleh kesalahan alat ukur yang

tidak dipahami oleh responden.

Variabel kesempatan untuk merasa dibutuhkan (opportunity for

nurturance) adalah dukungan yang melibatkan kedekatan hubungan interpersonal

akan perasaan dibutuhkan oleh orang lain (Weiss, dalam Cutrona dan Russel,

1987). Variabel kesempatan untuk merasa dibutuhkan memberikan sumbangan

terhadap resiliensi sebesar 2.3% dan memiliki nilai koefisien regresi 0.041 dengan

Sig. sebesar 0.644 (Sig. > 0.05) dengan demikian variabel kesempatan untuk

merasa dibutuhkan (opportunity for nurturance) secara positif tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap resiliensi. Artinya, petugas pemadam

kebakaran tidak perlu merasa dibutuhkan oleh orang lain karena akan tetap

meningkatkan tingkat resiliensi petugas pemadam kebakaran.

Variabel kebutuhan untuk dapat diandalkan (reliable alliance) adalah

dukungan ini berupa jaminan bahwa ada orang lain yang dapat diandalkan saat

Page 125: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

110

dibutuhkan (Weiss, dalam Cutrona dan Russel, 1987). Variabel kebutuhan untuk

dapat diandalkan (reliable alliance) memberikan sumbangan terhadap resiliensi

sebesar 0.4% dan memiliki nilai koefisien regresi -0.073 dengan Sig. sebesar

0.398 (Sig. > 0.05) dengan demikian kebutuhan untuk dapat diandalkan (reliable

alliance) secara negatif tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

resiliensi. Artinya, semakin rendah tingkat reliable alliance maka akan rendah

juga tingkat resiliensi. Petugas pemadam kebakaran akan tetap resilien walaupun

tidak ada orang lain yang dapat diandalkan saat dibutuhkan. Petugas pemadam

kebakaran mampu untuk menyelesaikan masalah seorang diri tanpa bantuan orang

lain.

Selain itu, dalam variabel religiusitas terdapat beberapa variabel yang

tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap resiliensi yaitu variabel

pengalaman agama sehari-hari (daily spiritual experience). Variabel pengalaman

agama sehari-hari (daily spiritual experience) adalah persepsi individu terhadap

Tuhan dan keterlibatan serta interaksi dengan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.

Variabel pengalaman agama sehari-hari (daily spiritual experience) memberikan

sumbangan terhadap resiliensi sebesar 2.2% dan memiliki nilai koefisien regresi

0.046 dengan Sig. sebesar 0.472 (Sig. < 0.05) dengan demikian pengalaman

agama sehari-hari secara positif tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

resiliensi. Artinya, petugas pemadam kebakaran yang memiliki tingkat

pengalaman agama sehari-hari tinggi tidak akan mempengaruhi resiliensi. Hal ini

bertolak belakang secara logika karena petugas pemadam kebakaran yang rajin

Page 126: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

111

beribadah akan mempengaruhi kemampuan mereka dalam menangani tekanan

pekerjaan.

Variabel kebermaknaan (meaning) adalah persepsi individu terhadap

agama yang dapat menjadi tujuan hidupnya. Variabel kebermaknaan (meaning)

memberikan sumbangan terhadap resiliensi sebesar 6.6% dan memiliki nilai

koefisien regresi 0.168 dengan Sig. sebesar 0.112 (Sig. < 0.05) dengan demikian

kebermaknaan secara positif tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

resiliensi. Artinya, petugas pemadam kebakaran dengan tingkat kebermaknaan

yang tinggi tidak akan mempengaruhi resiliensi dalam mengatasi tekanan

pekerjaan.

Variabel memaafkan (forgiveness) adalah kemampuan manusia dalam

mengakui kesalahan dirinya sendiri, merasa diampuni oleh Tuhan, merasa

dimaafkan oleh orang lain, mampu untuk memaafkan orang lain dan memaafkan

diri sendiri. Variabel memaafkan (forgiveness) memberikan sumbangan terhadap

resiliensi sebesar 0% dan memiliki nilai koefisien regresi -.011 dengan Sig.

sebesar 0.907 (Sig. < 0.05) dengan demikian memaafkan secara negatif tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap resiliensi. Artinya, petugas pemadam

kebakaran yang memiliki tingkat memaafkan rendah maka memiliki resiliensi

yang rendah, karena adanya ketidakmampuan petugas pemadam kebakaran untuk

memaafkan diri sendiri maupun orang lain menyebabkan petugas pemadam

kebakaran tidak mampu untuk tetap resilien saat menghadapi kesulitan dalam

hidup dan cenderung menyalahkan diri sendiri atas musibah yang terjadi. Hasil

penelitian ini tidak sesuai dalam penelitian yang dilakukan oleh Iqbal (2011)

Page 127: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

112

bahwa variabel forgiveness memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap

resiliensi.

Variabel pengalaman agama pribadi (private religious practice) adalah

perilaku beragama dalam praktek agama meliputi ibadah, mempelajari kitab suci

dan kegiatan-kegiatan lain untuk meningkatkan nilai keagamaannya. Variabel

pengalaman agama pribadi memberikan sumbangan terhadap resiliensi sebesar

0.2% dan memiliki nilai koefisien regresi 0.026 dengan Sig. 0.759 (Sig. < 0.05)

dengan demikian pengalaman agama pribadi secara positif tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap resiliensi. Artinya, petugas pemadam

kebakaran dengan tingkat pengalaman agama pribadi yang tinggi maupun rendah

tidak akan mempengaruhi kemampuannya untuk tetap resilien.

Variabel penanganan agama/spiritual (religious/spiritual coping) adalah

coping stress dengan menggunakan pola dan metode religi. Seperti dengan

berdoa, beribadah untuk menghilangkan stres dan sebagainya. Penanganan

agama/spiritual memberikan sumbangan terhadap resiliensi sebesar 0.1% dan

memiliki nilai koefisien regresi -0.089 dengan Sig. 0.373 (Sig. < 0.05) dengan

demikian penanganan agama/spiritual secara negatif tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap resiliensi. Artinya, petugas pemadam kebakaran yang

memiliki penanganan agama/spiritual yang rendah maka tidak mampu untuk

resilien. Petugas pemadam kebakaran kurang merasakan kebermaknaan atas

agama dalam diri sehingga membuat ibadah kadang-kadang rajin dan kadang lalai

untuk beribadah sehingga resilien petugas pemadam kebakaran tidak dipengaruhi

oleh coping stress secara religi.

Page 128: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

113

Variabel dukungan agama (religious support) adalah aspek dalam

hubungan sosial antara individu dengan pemeluk agama sesamanya. Dukungan

agama memberikan sumbangan terhadap resiliensi sebesar 0% dan memiliki nilai

koefisien regresi -0.007 dengan Sig. 0.939 (Sig. < 0.05) dengan demikian

dukungan agama secara negatif tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

resiliensi. Artinya, petugas pemadam kebakaran yang tidak mendapatkan

dukungan agama dari orang lain maka tidak akan mampu untuk resilien karena

dukungan agama bersumber dari hubungan sosial individu dengan umat lain yang

seagama.

Variabel riwayat agama/spiritual (religious/spiritual history) adalah

bagaimana individu berpartisipasi untuk agama selama hidupnya dan bagaimana

agama dapat mempengaruhi hidupnya. Riwayat agama/spiritual memberikan

sumbangan terhadap resiliensi sebesar 0% dan memiliki nilai koefisien regresi -

0.087 dengan Sig. 0.416 (Sig. < 0.05) dengan demikian riwayat agama/spiritual

secara negatif tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap resliensi.

Artinya, petugas pemadam kebakaran yang tidak ikut berpartisipasi untuk

agamanya maka ia tidak akan resilien dan tidak mampu merasakan pengaruh

agama dalam kehidupannya. Petugas pemadam kebakaran yang telah merasakan

adanya perubahan dalam hidup karena agama yang dimiliki maka akan merasa

lebih yakin dan optimis untuk dapat menyelesaikan kesulitan, mereka akan

merasa bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan takdir Tuhan dan selalu ada

jalan untuk dapat menyelesaikannya.

Page 129: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

114

Variabel komitmen beragama (commitment) adalah bagaimana individu

mementingkan agamanya, komitmen, serta berkontribusi terhadap agamanya.

Komitmen beragama memberikan sumbangan terhadap resiliensi sebesar 0.2%

dan memiliki nilai koefisien regresi -0.019 dengan Sig. 0.859 (Sig. < 0.05) dengan

demikian komitmen beragama secara negatif tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap resiliensi. Artinya, apabila petugas pemadam kebakaran

memiliki komitmen beragama yang rendah maka mereka tidak mampu untuk

resilien. Komitmen beragama berupa keyakinan individu untuk tetap yakin

dengan agama yang dianut sejak lahir dan tidak berpindah agama, ketekunan

individu untuk menjalankan ibadah sehingga komitmen beragama tersebut dapat

dijadikan pondasi untuk meningkatkan resiliensi individu.

Variabel organisasi keagamaan (organizational religiousness) adalah

mengukur kontribusi individu untuk ikut serta dalam organisasi keagamaan

seperti gereja, masjid serta rumah ibadah lainnya. Organisasi keagamaan

memberikan sumbangan terhadap resiliensi sebesar 1.4% dan memiliki nilai

koefisien regresi 0.142 dengan Sig. 0.091 (Sig. < 0.05) dengan demikian

organisasi keagamaan secara positif tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap resiliensi. Artinya, petugas pemadam kebakaran yang tidak berpartisipasi

dalam kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di gereja, masjid atau rumah ibadah

lainnya tidak akan mempengaruhi kemampuan individu untuk tetap resilien.

Dari penelitian yang telah dilakukan, terdapat perbedaan pendapat dari

beberapa hasil penelitian sebelumnya mengenai dimensi-dimensi dukungan sosial

dan religiusitas terhadap resiliensi. Penelitian mengenai pengaruh dukungan sosial

Page 130: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

115

dan religiusitas terhadap resiliensi masih sangat sedikit dilakukan. Oleh karena

itu, diperlukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh dukungan sosial dan

religiusitas terhadap resiliensi agar dapat memberikan gambaran yang lebih

mendalam pada masyarakat, khususnya pada petugas pemadam kebakaran.

5.3 Saran

Pada bagian ini, saran dibagi menjadi dua bagian, yaitu saran teoritis dan saran

praktis. Penulis memberikan saran secara teoritis dengan harapan dapat

memberikan kontribusi untuk perkembangan penelitian selanjutnya. Selain itu,

penulis juga menguraikan saran secara praktis dengan harapan dapat memberikan

informasi tambahan terutama bagi pembaca yang berniat melakukan penelitian.

5.3.1 Saran Teoritis

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai

berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis menunjukkan

bahwa variabel dukungan sosial dan religiusitas mempengaruhi resiliensi

terhadap 200 petugas pemadam kebakaran DKI Jakarta dengan kontribusi

sebesar 38.4%. Variabel bimbingan (guidance) dalam dukungan sosial

mempengaruhi resiliensi dengan nilai koefisien sebesar 0.193 dengan Sig.

0.032 (Sig. < 0.05), variabel nilai (value) & kepercayaan (belief)

mempengaruhi resiliensi dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.203 dengan

Sig. 0.047 (Sig. < 0.05) dan variabel preferensi agama (religious preference)

mempengaruhi resiliensi dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.179 dengan

Page 131: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

116

Sig. 0.030 (Sig. < 0.05). Untuk penelitian selanjutnya, penulis lain yang

tertarik meneliti variabel dependen yang sama disarankan menggunakan

faktor-faktor menarik lainnya yang dapat dijadikan variabel independen untuk

melihat pengaruhnya terhadap resiliensi, karena dari hasil yang didapatkan

hanya 38.4% yang mempengaruhi resiliensi terhadap petugas pemadam

kebakaran, sisanya dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini.

2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah petugas pemadam

kebakaran yang semua anggotanya berjenis kelamin laki-laki, sehingga untuk

penelitian selanjutnya, penulis disarankan untuk menggunakan sampel dengan

jenis kelamin perempuan dan dalam jumlah yang lebih banyak agar lebih

seimbang dan mempresentasekan populasi.

Disarankan bagi penelitian selanjutnya untuk mengambil responden

dengan tingkat beresiko yang berbeda, seperti kepolisian, pengendara motor di

jalan, dan lain-lain dengan demografis yang bervariasi.

5.3.2 Saran Praktis

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai

berikut:

1. Terkait dengan bimbingan (guidance) yang memiliki nilai koefisien regresi

sebesar 0.193 dengan Sig. 0.032 (Sig. < 0.05) sehingga berpengaruh secara

positif terhadap resiliensi petugas pemadam kebakaran DKI Jakarta.

Disarankan kepada individu petugas pemadam kebakaran untuk lebih dapat

menerima nasihat atau solusi yang telah diberikan oleh rekan kerja untuk

dapat mengatasi tekanan pekerjaan. Selain itu, diharapkan petugas pemadam

Page 132: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

117

kebakaran untuk saling berbagi dalam penyelesaian pekerjaan terutama tugas

yang membutuhkan kerja sama kelompok. Untuk instansi pemadam kebakaran

diharapkan lebih mendekatkan diri dengan karyawan agar dapat mendengar

keluh kesah yang mereka alami dan memberikan solusi penyelesaian secara

bersama-sama demi meningkatkan kinerja yang lebih baik.

2. Nilai-nilai (value) & kepercayaan (belief) yang memiliki nilai koefisien

regresi sebesar 0.203 dengan Sig. 0.047 (Sig. < 0.05) sehingga berpengaruh

secara positif terhadap resiliensi petugas pemadam kebakaran DKI Jakarta

diharapkan kepada petugas pemadam kebakaran agar lebih mendekatkan diri

kepada Tuhan sehingga dapat berperilaku sesuai dengan ajaran norma-norma

agama yang diyakini sehingga dapat meningkatkan resiliensi pada petugas

pemadam kebakaran agar petugas pemadam kebakaran mampu untuk

mengatasi tekanan pekerjaan.

3. Preferensi agama (religious preference) yang memiliki nilai koefisien regresi

sebesar 0.179 dengan Sig. 0.030 (Sig. < 0.05) sehingga berpengaruh secara

positif terhadap resiliensi petugas pemadam kebakaran DKI Jakarta

diharapkan untuk petugas pemadam kebakaran tetap menganut agama yang

telah dipilih sejak lahir. Berdasarkan keyakinan dan pemahaman terhadap

ajaran agama yang dianut, petugas pemadam kebakaran diharap agar tekanan

pekerjaan sebagai petugas pemadam kebakaran.

4. Untuk instansi pemadam kebakaran diharapkan dapat membuat sebuah

program religi agar dapat memberikan wadah bagi petugas pemadam

kebakaran untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, meningkatkan nilai-

Page 133: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

118

nilai keagamaan dalam diri individu dan dapat mempererat silahtuhrami pada

rekan kerja petugas pemadam kebakaran.

Page 134: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

119

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. (2011). Pengaruh pelatihan resiliensi terhadap perilaku asertif

pada remaja. Pamator. 4(2), 129 – 136

Aisha, Dita Lutfi. (2014). Hubungan antara religiusitas dengan resiliensi pada

remaja di panti asuhan keluarga yatim muhammadiyah surakarta. Skripsi.

Solo: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Amini, F., Doodman, P., Edalati, A., Abbasi, Z., & Redzuans, M. (2014). A study

on the relationship between religiosity and forgiveness among students.

Applied Science Reports. 5(3), 131-134. DOI:

10.15192/PSCP.ASR.2014.1.3.131134

Amirullah. (2015). Populasi dan sampel. Metode Penelitian Manajemen. Malang:

Bayumedia Publishing Malang

Avey, J., Reichard, R., Luthans, F., Mhatre, K. (2011). Meta-analysis of the

impact of positive psychological capital on employee attitudes, behaviors,

and performance. Human Resource Development Quarterly. 22(2), 127-152

DOI: 10.1002/hrdq.20070

Azam, A., Qiang, F., Abdullah, M.I., Abbas, S.A. (2011). Impact of 5-D of

religiosity on diffusion rate of innovation. International Journal of Business

and Social Science. 2(17), 177-185.

Barerra, M. Jr. (1986). Distinctions between social support concepts, measures,

and models. American Journal of Community Psychology. 14:413-445

Bernal, G., Molina, M., Rio, M. (2002). Development of a brief scale for social

support: reliability and valibity in puerto rico. International Journal of

Clinical and Health Psychology. 3(2), 251-264

Brooks, R. B. & Goldstein, S. (2005). Chapter of the power of parenting.

Handbook of Resilience in Children. Springer: New York

Cahyaningrum, S. A. (2014). Pengaruh dukungan sosial dan religiusitas terhadap

resiliensi remaja di desa kutruk, jambe, tangerang. Skripsi. Jakarta: UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Chuin, C.L., & Choo, Y.C. (2009). Age, gender, and religiosity as related to death

anxiety. Sunway Academic Journal. (6), 1-16

Cohen, Sheldon. (2004). Social relationships and health. American Psychologist,

676-684. Carneige Mellon University

Page 135: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

120

Connor, K. M., & Davidson, J. R.T. (2003). Development of a new resilience

scale: the connor-davidson resilience scale (CD-RISC). Article in

Depression and Anxiety. 18, 76-82. DOI: 10.1002/da.10113

Cutrona, C. E. & Russell, D. W. (1987). The provisions of social relationships and

adaptation to stress. Advances in personal relationships. (1), 37-67.

Dinas Penanggulangan Kebakaran & Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta. Data

Kebakaran Tahun 2014. Dikutip pada 28 Juli 2016 dari

http://www.jakartafire.net/

Fetzer Institute and Nasional Institute on Aging Working Group. (1999).

Multidimensional measurement of religiousness, spiritual for use in health

research. Fetzer Institute in Collaboration with the Nasional Institute on

Aging. Kalamazoo.

Fayombo, Grace. (2010). The relationship between personality traits and

psychological resilience among the caribbean adolescents. International

Journal of Psychological Studies. 2(2), 105-116

Fujikawa, M., Eun-Jeong, L., Fong, C., Denise, C., Celeste, H., Bengston, K., &

Maryam, R. (2013). The connor-davidson resilience scale as a positive

psychology measure for people with spinal cord injuries. Rehabilitation

Research, Policy, and Education. 27(3), 213-222

http://dx.doi.org/10.1891/2168-6653.27.3.213

Green, K., Hayward, L., Williams, A., Dennis, P., Bryan B., & Taber, K. (2014).

Examining the factor structure of the connor-davidson resilience slace (CD-

RISC) in a post-9/11 U.S military veteran sample. Universitas

Massachusetts. DOI: 10.1177/1073191114524014

Holdcroft, B. (2006). What is religiousity?. Catholic Education: A Journal of

Inquiry and Practice. 10(1), 89-103

Husein, Z. (2016). Brutal, pemadam kebakaran dihakimi massa karena telat.

Diunduh pada 21 September 2017 dari

http://www.viva.co.id/berita/nasional/765290-brutal-pemadam-kebakaran-

dihakimi-massa-karena-telat

Ian. (2015). Kisah Subandi, komandan Damkar yang tewas saat selamatkan anak

buah. Diunduh tanggal 21 September 2017 dari

https://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-subandi-komandan-damkar-

yang-tewas-saat-selamatkan-anak-buah.html

Jackson, R., & Watkin, C. (2004). The resilience inventory: seven essential skills

for overcoming life’s obstacles and determining happiness. Selection and

Development Review. 20(6), 13-17

Page 136: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

121

Kementrian Dalam Negeri. Provinsi DKI Jakarta. Dikutip pada 28 Juli 2016 dari

http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/provinsi/detail/31/dki-

jakarta

Lee, J., Nam, S., Kim, A., Kim, B., Lee, M., & Lee, S. (2013). Resilience: a meta-

analytic approach. Journal of Counseling dan Development. 91, 269-279.

DOI: 10.1002/j.1556-6676.2013.00095.x

Luthans, F., Youssef, C. M., Avolio, B. J. (2007). Psychological capital:

developing the human competitive edge. Oxford University Press

Mula, S. I. (2013). Pengaruh dukungan sosial dan kecerdasan emosi terhadap

resiliensi anggota brimob kelapa dua depok. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Mohamed, H., Khletet, R., Al-Awany, Z. (2012). The moderating effect of social

support on stress and academic performance among nursing students.

Journal of American Science. 8(12), 716-720

Neill, J. T., & Dias, K.L. (2001). Adventure education and resilience: the double-

edged sword. Journal of Adventure Education and Outdoor Learning. 1(2),

35-42

Nurhayati. (2009). Hubungan antara tingkat religiusitas dengan perilaku seksual

pada remaja siswa smu adi luhur jakarta timur. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Pertiwi, Mahesti. (2011). Dimensi religiusitas dan resiliensi pada residen narkoba

di BNN lido. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ramdhani, D. (2017). Kronologi tewasnya pemadam kebakaran saat padamkan

api di bandung. Diunduh pada 21 September 2017 dari

http://regional.kompas.com/read/2017/09/11/14112641/kronologi-tewasnya-

pemadam-kebakaran-saat-padamkan-api-di-bandung

Resnick, B., Lisa P. Geyther & Karen A. Roberto. (2011). Resilience in aging;

concepts, research, and outcomes. London: Springer Science Business

Media, Inc.

Riddle, G. S., & Romans, J. S. C. (2012). Resilience among urban American

Indian adolescents: exploration into the role of culture, self-esteem,

subjective well-being, and social support. American Indian and Alaska

Native Mental Health Research. 19(2), 1-19

Riza, M., & Herdiana, I. (2012). Resiliensi pada narapidana laki-laki di Lapas

kelas 1 Medaeng. Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial. 1(3), 142-147

Page 137: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

122

Ryan, L., & Caltabiano, M. L. (2009). Development of a new resilience scale: the

resilience in midlife scale (RIM scale). Asian Social Science. 5(11), 39-51

Sarafino, E. P., Timothy W. S. (2011). Health psychology: biopsychosocial

interactions seventh edition. United States of America: John Wiley & Sons,

Inc.

Sarason, I.G. & Sarason, B.R. (1983). Assessing social support: the social support

questionare. Journal of Personality and Social Psychology. 44(1), 127-139

Smith, B., Dalen, J., Wiggins, K., Tooley, E., Christopher, P. & Bernard, J.

(2008). The brief resilience scale: assessing the ability to bounce back.

International Journal of Behavioral Medicine. 15, 194-200. DOI:

10.1080/10705500802222972

Subhan, T.S. (2011). Pengaruh dimensi-dimensi religiusitas terhadap penerimaan

orang tua anak autis di bekasi barat. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Suryaman. (2013). Pengaruh religiusitas terhadap resiliensi pada pasien

rehabilitasi narkoba yayasan rumah damai semarang. Developmental and

Clinical Psychology. 2(1), 14-18

Vartak, Juhi. (2015). The role of hope and social support on resilience in cancer

patients. Indian Journal of Mental Health. 2(1), 35-42

Wagnild, G.M., Young, H.M. (1993). Development and psychometric evaluation

of the resilience scale. Journal of Nursing Measurement. 1(2), 165-178

Wikipedia. Pemadam Kebakaran. Dikutip pada 28 November 2015 dari

https://id.wikipedia.org/wiki/Pemadam_kebakaran

Page 138: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

123

LAMPIRAN

Page 139: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

124

Lampiran Tabel

Tabel 3.5

Tabel Uji Validitas Skala Resiliensi

ITEM LAMDA ERROR NILAI T SIGNIFIKAN

1 0.32 (0.08) 4.16 √

2 0.25 (0.08) 3.35 √

3 0.38 (0.07) 5.05 √

4 0.09 (0.08) 1.11 X

5 0.48 (0.07) 6.58 √

6 0.12 (0.08) 1.50 X

7 0.51 (0.08) 6.73 √

8 0.19 (0.08) 2.48 √

9 0.30 (0.08) 3.82 √

10 -0.07 (0.08) -0.95 X

11 0.51 (0.07) 7.01 √

12 0.21 (0.08) 2.67 √

13 0.65 (0.07) 9.12 √

14 0.31 (0.08) 4.05 √

15 0.11 (0.08) 1.46 X

16 0.21 (0.07) 2.83 √

17 0.31 (0.08) 4.00 √

18 0.15 (0.08) 1.95 X

19 0.21 (0.08) 2.80 √

20 0.00 (0.08) -0.03 X

21 0.54 (0.07) 7.47 √

22 0.34 (0.08) 4.44 √

23 0.37 (0.08) 4.80 √

24 0.27 (0.07) 3.68 √

25 0.47 (0.07) 6.37 √

26 0.49 (0.07) 7.02 √

27 0.64 (0.07) 9.03 √

28 -0.28 (0.07) -3.80 X

29 0.69 (0.07) 10.14 √

30 -0.03 (0.08) -0.34 X

31 0.71 (0.07) 10.42 √

32 -0.25 (0.08) -3.31 X

33 0.56 (0.07) 7.96 √

34 -0.11 (0.08) -1.42 X

35 0.61 (0.07) 8.61 √

36 0.41 (0.07) 5.50 √

37 0.53 (0.07) 7.20 √

38 0.47 (0.07) 6.41 √

39 0.35 (0.08) 4.56 √

40 0.30 (0.08) 3.94 √

41 0.71 (0.07) 10.49 √

42 -0.42 (0.07) -5.72 X

43 0.55 (0.07) 7.62 √

44 0.15 (0.08) 1.94 X

45 0.67 (0.07) 9.81 √

46 0.41 (0.07) 5.55 √

47 0.57 (0.07) 7.89 √

48 -0.02 (0.08) -0.31 X

Keterangan: tanda (√) = signifikan; tanda X = tidak signifikan

Page 140: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

125

Page 141: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

126

Page 142: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

127

KUESIONER PENELITIAN

DISUSUN OLEH:

MEGGY OCTARYANI

1111070000051

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Page 143: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

128

INFORMED CONSENT

Assalamualaikum Wr.Wb

Saya adalah mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan penelitian sebagai syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Psikologi. Maka saya membutuhkan ketersediaan Anda untuk menjadi responden

dalam penelitian ini.

Pada penelitian ini, terdapat 3 buah skala. Anda diminta untuk memilih pernyataan

yang paling sesuai dengan diri Anda. Dalam mengisi skala, TIDAK ADA JAWABAN

SALAH. Semua jawaban dan identitas Anda AKAN DIJAGA KERAHASIANNYA dan

hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian ini. Bantuan Anda dalam menjawab

pernyataan pada skala ini sangat penting dan berarti bagi keberhasilan penelitian ini. Atas

kerjasama Anda, saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Hormat Saya,

Meggy Octaryani

Page 144: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

129

DATA RESPONDEN

Nama/Inisial :

Jenis Kelamin :

Usia :

Pendidikan Terakhir :

Agama :

Lama bertugas : tahun

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam

penelitian sebagai responden.

Tanda Tangan

(…………………………….)

Page 145: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

130

PETUNJUK CARA PENGISIAN KUESIONER

Di bawah ini terdapat pernyataan-pernyataan, dan Anda diminta untuk memilih pertanyaan

yang paling sesuai dengan diri Anda dengan memberikan tanda ceklis (√).

Sangat Setuju (SS)

Setuju (S)

Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS)

CONTOH:

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya adalah individu yang berprestasi √

SKALA 1

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya memiliki tekad yang kuat

2. Saya merasa pendidikan bukan hal penting untuk menjadi

seorang petugas pemadam kebakaran

3. Saya mampu mengukur hasil kinerja dari tugas yang telah

dikerjakan

4. Saya mudah berubah pikiran dalam memutuskan sesuatu

5. Saya tetap berpikir jernih walaupun dalam situasi yang

menegangkan

6. Saya menunda pekerjaan karena sudah merasa jenuh

7. Saya mampu mencapai tujuan hidup

8. Saya membutuhkan waktu yang lama untuk dapat

menyelesaikan pekerjaan

9. Saya berusaha melakukan yang terbaik tidak peduli apapun

yang terjadi

10. Saya merasa cukup walaupun hasil yang didapat kurang

maksimal

11. Saya berusaha mencapai tujuan hidup

12. Saya melakukan sesuatu karena terpaksa

13. Saya memandang sesuatu secara positif

14. Saya sulit mengambil keputusan

15. Saya melakukan sesuatu berdasarkan perasaan

16. Saya mengutamakan prasangka

17. Ketika mengalami kegagalan, saya mencoba dengan cara

lain

18. Saya sering putus asa dalam menjalankan tugas

19. Saya tetap berusaha walaupun peluang berhasilnya kecil

20. Saya menyesali hal buruk yang terjadi dalam hidup

21. Saya mampu menerima resiko apapun dalam pekerjaan

22. Saya merasa jenuh menjadi petugas pemadam kebakaran

23. Saya mampu mengatasi perasaan yang tidak menyenangkan

Page 146: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

131

24. Masalah yang dihadapi memberikan dampak buruk terhadap

kinerja saya

25. Saya mampu beradaptasi dengan lingkungan yang mudah

berubah

26. Saya sering menolak bila ada gagasan atau ide baru dalam

pekerjaan

27. Saya menyukai hal-hal baru dalam pekerjaan

28. Saya lebih menyukai hal-hal yang bersifat rutin

29. Saya memiliki hubungan baik dengan rekan kerja

30. Saya menghindari berurusan dengan orang yang keras

kepala

31. Saya memiliki banyak teman di lingkungan kerja

32. Saya lebih baik jujur walaupun akan menyakiti orang lain

33. Saya mampu mengontrol pola hidup saya

34. Saya mengatur rekan kerja dalam menyelesaikan pekerjaan

35. Saya dapat mengendalikan hidup saya

36. Saya sering datang terlambat ke kantor

37. Keberhasilan masa lalu memberikan keyakinan dalam

menghadapi tantangan baru

38. Saya sulit memotivasi diri sendiri

39. Saya melakukan berbagai cara untuk mengatasi kesulitan

40. Saya sulit untuk bangkit kembali ketika mengalami masalah

pekerjaan

41. Saya memahami bagaimana cara berdoa atau beribadah

42. Saya akan berdoa bila mengalami kesulitan

43. Saya selalu berdoa setiap saat atau kapanpun saya

menginginkannya

44. Saya sering meninggalkan sholat atau ibadah saat

menjalankan tugas

45. Saya percaya apapun yang terjadi itulah yang terbaik

menurut Tuhan

46. Saya sulit mengambil hikmah dari masalah yang terjadi

47. Saya percaya sesuatu terjadi karena kehendak Tuhan

48. Keberhasilan dalam tugas murni karena kemampuan yang

dimiliki oleh petugas pemadam kebakaran

PETUNJUK CARA PENGISIAN KUESIONER

Di bawah ini terdapat pernyataan-pernyataan, dan Anda diminta untuk memilih pertanyaan

yang paling sesuai dengan diri Anda dengan memberikan tanda ceklis (√).

Sangat Setuju (SS)

Setuju (S)

Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS)

Page 147: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

132

CONTOH:

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya adalah individu yang berprestasi √

SKALA 2

No Pernyataan SS S TS STS

1. Rekan kerja mengagumi keterampilan yang saya miliki

2. Rekan kerja mengabaikan keahlian dalam diri saya

3. Rekan kerja percaya bahwa saya mampu menyelesaikan

pekerjaan yang sulit

4. Rekan kerja meragukan keterampilan yang saya miliki

5. Rekan kerja merasa puas setelah saya membantunya dalam

pekerjaan

6. Saya merasa rekan kerja kurang menghargai bantuan yang

saya berikan

7. Saya mendapat ucapan terimakasih setelah membantu

kesulitan yang dialami oleh rekan kerja

8. Meskipun saya sudah berhasil membantu rekan kerja

dengan baik, saya tetap diacuhkan

9. Saya mendapat perlindungan dari rekan kerja

10. Saya merasa khawatir saat bersama dengan rekan kerja

11. Saya akrab dengan rekan kerja setidaknya lebih dari satu

orang

12. Saya merasa ada seseorang yang ingin menyingkirkan saya

dalam pekerjaan

13. Saya merasa nyaman saat bersama rekan kerja

14. Saya memiliki komunikasi yang buruk terhadap orang lain

15. Pasangan hidup mampu memberikan rasa nyaman bagi

saya

16. Saya merasa lebih nyaman melakukan sesuatu seorang diri

17. Saya memiliki komunitas yang sesuai dengan kegemaran

saya

18. Saya merasa sulit bersosialisasi dalam kelompok

19. Rekan kerja senang menghabiskan waktu bersama saya

20. Saya lebih suka bekerja seorang diri

21. Saya mampu menyelesaikan pekerjaan dengan bekerja

sama

22. Saya merasa diasingkan oleh rekan kerja

23. Saya sering menghabiskan waktu dengan rekan kerja diluar

jam bekerja

24. Ketika jam kerja telah selesai saya langsung kembali ke

Page 148: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

133

rumah

25. Rekan kerja sering meminta bantuan pada saya

26. Pimpinan lebih sering meminta bantuan kepada rekan kerja

lain dari pada meminta bantuan ke saya

27. Secara pribadi, saya merasa bertanggung jawab atas

keselamatan korban kebakaran

28. Saya merasa pendapat saya diabaikan pada saat

pengambilan keputusan dalam pekerjaan

29. Menjadi petugas pemadam kebakaran membuat saya

merasa dibutuhkan oleh banyak orang

30. Rekan kerja menganggap saya kurang mampu

menyelesaikan pekerjaan

31. Ada rekan kerja yang dapat saya andalkan saat dibutuhkan

32. Saya merasa sulit untuk mengharap pertolongan dari rekan

kerja

33. Saya memiliki rekan kerja yang dapat membantu saya

dalam kondisi darurat

34. Saat saya mendapatkan kesulitan, saya menyelesaikannya

sendiri

35. Saya memiliki rekan kerja yang dapat membantu secara

finansial

36. Saya merasa diabaikan oleh rekan kerja ketika mengalami

kesulitan

37. Pasangan hidup dapat menjadi teman diskusi ketika saya

harus mengambil keputusan

38. Saya merasa kurang nyaman saat menceritakan masalah

pada rekan kerja

39. Saya mendapat nasihat atau solusi dari rekan kerja

40. Saya merasa kurang membutuhkan bantuan dari rekan kerja

41. Saya percaya rekan kerja mampu menjadi pendengar yang

baik bagi saya ketika mengalami kesulitan

42. Saya merasa nasihat yang diberikan oleh rekan kerja

memperburuk masalah saya

PETUNJUK CARA PENGISIAN KUESIONER

Di bawah ini terdapat pernyataan-pernyataan, dan Anda diminta untuk memilih pertanyaan

yang paling sesuai dengan diri Anda dengan memberikan tanda ceklis (√).

Sangat Setuju (SS)

Setuju (S)

Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS)

Page 149: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

134

CONTOH:

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya adalah individu yang berprestasi √

SKALA 3

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya merasakan kehadiran Tuhan

2. Saya merasa diabaikan oleh Tuhan

3. Tuhan selalu ada dalam benak saya

4. Saya sering lalai menjalankan ibadah

5. Saya mendapat kekuatan spiritual dalam mengatasi masalah

6. Saya merasa dapat mengatasi kesulitan walaupun jauh dari Tuhan

7. Saya mendapat kenyamanan spiritual dengan agama yang saya

anut

8. Beribadah kepada Tuhan membuat pikiran dan perasaan saya

menjadi gelisah

9. Saya merasakan keberkahan dari Tuhan secara langsung

10. Saya merasa Tuhan mengabaikan do’a saya

11. Saya merasakan keberkahan dari Tuhan melalui orang lain

12. Tuhan selalu memberikan kesulitan dalam hidup saya

13. Saya berdo’a kepada Tuhan sebelum memulai pekerjaan

14. Saya lebih membutuhkan manusia dari pada Tuhan

15. Saya menjadikan agama sebagai pedoman hidup

16. Agama membuat hidup saya menjadi lebih rumit

17. Saya memiliki kehidupan yang harmonis

18. Hidup saya penuh dengan masalah

19. Saya merasakan kedamaian secara lahir dan batin

20. Saya sulit untuk mendapatkan ketenangan dalam hidup

21. Saya takjub akan ciptaan Tuhan

22. Saya percaya manusia mampu menciptakan sesuatu yang lebih

baik dari ciptaan Tuhan

23. Saya percaya Tuhan menciptakan manusia sebaik-baiknya

24. Saya menyesali kekurangan dalam diri saya yang diciptakan oleh

Tuhan

25. Saya selalu ingat pada Tuhan ketika berhasil memadamkan api

26. Saya merasa belum puas dengan nikmat yang Tuhan berikan

pada saya

27. Saya bersyukur atas segala sesuatu yang Tuhan berikan untuk

saya

28. Saya merasa kehidupan rekan kerja lebih baik dari pada

kehidupan saya

29. Saya selalu menolong pengendara motor/mobil yang mengalami

kesulitan di jalan raya

30. Saya hanya menolong orang yang saya kenal

Page 150: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

135

31. Saya membantu rekan kerja dengan ikhlas

32. Ketika berhasil membantu rekan kerja, saya mengharapkan

imbalan

33. Saya memahami masalah yang dihadapi oleh rekan kerja

34. Saya berusaha untuk menghindari rekan kerja yang selalu

menceritakan kesulitan dalam hidupnya

35. Saya merasakan kesedihan yang dialami oleh korban kebakaran

36. Saya mengabaikan kesulitan yang dialami oleh rekan kerja

37. Saya menginginkan diri saya untuk lebih dekat dengan Tuhan

38. Saya merasa waktu untuk bekerja lebih penting dari pada

beribadah

39. Ketika beribadah, saya percaya Tuhan berada dekat dengan saya

40. Keberadaan Tuhan kurang berpengaruh dalam hidup saya

41. Tujuan hidup saya berkembang berdasarkan pemahaman

terhadap agama

42. Saya merasa Tuhan lalai dalam membantu saya mencapai tujuan

hidup

43. Agama membantu saya menemukan tujuan hidup walaupun

dalam keadaan yang sulit

44. Saya mengambil keputusan dalam hidup dengan

mengesampingkan ajaran agama

45. Agama memberikan makna hidup bagi saya secara suka atau pun

duka

46. Saya tetap dapat menemukan makna dalam kehidupan walaupun

sering lalai menjalankan ibadah

47. Hubungan dengan rekan kerja membantu saya dalam menemukan

makna hidup

48. Saya merasa agama yang saya yakini belum cukup untuk

membantu saya menemukan makna hidup

49. Agama mengajarkan saya hal-hal yang baik dan benar

50. Saya selalu melakukan hal buruk walaupun dilarang oleh agama

51. Saya berpedoman dengan norma agama dalam menjalankan

kehidupan sehari-hari

52. Saya menyukai hal-hal yang bertentangan dengan norma agama

53. Sumber kenyamanan dan kekuatan terbesar dalam diri saya

berasal dari Tuhan

54. Saya merasa agama memberikan dampak yang buruk bagi

kehidupan

55. Saya percaya dengan hari kiamat

56. Dalam mendidik anak, saya merasa pengetahuan umum lebih

penting dari pada memahami ajaran agama

57. Saya selalu mengakui kesalahan yang telah saya lakukan

58. Saya berusaha menutupi kesalahan dalam diri saya

59. Saya ikhlas menerima hukuman atas kesalahan yang telah saya

lakukan

60. Saya sulit untuk menyadari kesalahan yang telah saya lakukan

Page 151: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

136

61. Saya percaya Tuhan telah menghapus dosa-dosa saya

62. Musibah yang terjadi dalam hidup saya adalah hukuman dari

Tuhan atas kesalahan yang telah saya lakukan

63. Saya percaya Tuhan akan mengampuni kesalahan saya

64. Saya merasa ragu bahwa Tuhan akan mengampuni kesalahan

saya

65. Saya percaya rekan kerja dapat memaafkan kesalahan yang telah

saya lakukan

66. Saya merasa dibenci oleh rekan kerja

67. Rekan kerja tetap bersikap baik terhadap saya walaupun saya

telah melakukan kesalahan

68. Saya merasa dihindari oleh rekan kerja karena telah menyakiti

mereka

69. Saya dengan mudah memaafkan kesalahan rekan kerja

70. Saya menyimpan rasa dendam terhadap rekan kerja yang telah

menyakiti saya

71. Saya tetap bersikap dengan baik walaupun rekan kerja telah

melakukan kesalahan pada saya

72. Saya membenci rekan kerja yang telah menyakiti saya

73. Mudah bagi saya untuk memaafkan diri sendiri

74. Ketika ada korban yang meninggal dalam kebakaran, saya

merasa telah gagal dalam bertugas

75. Saya merasa kesalahan yang telah saya lakukan dapat dijadikan

pembelajaran dalam kehidupan

76. Saya membutuhkan waktu yang lama untuk dapat memaafkan

diri sendiri

77. Saya tetap menjalankan ibadah walaupun sedang bertugas

78. Saya merasa pekerjaan lebih penting dari pada beribadah

79. Saya selalu mendengarkan ceramah di televisi dan radio

80. Saya lebih memilih pergi ke mall dari pada mendengarkan

ceramah

81. Saya mengisi waktu luang dengan membaca kitab suci

82. Saya merasa pekerjaan tetap terselesaikan dengan baik walaupun

saya lalai untuk berdo’a

83. Saya memohon kekuatan, dukungan dan bimbingan kepada

Tuhan untuk mengatasi kesulitan

84. Saya sulit untuk menerima masalah yang terjadi dalam hidup

85. Saya berusaha menemukan pelajaran dari setiap masalah yang

terjadi

86. Saya meminum minuman beralkohol untuk melupakan masalah

yang terjadi

87. Saya sulit untuk menceritakan masalah kepada rekan kerja

88. Saya percaya setiap masalah memiliki suatu hikmah yang baik

89. Saya merasa marah kepada Tuhan atas nasib buruk yang terjadi

dalam hidup saya

90. Saya lebih memilih untuk berkumpul bersama rekan kerja agar

Page 152: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

137

dapat melupakan masalah

91. Saya merasa dicintai dan dipedulikan oleh rekan kerja yang

seiman dengan saya

92. Saya merasa diabaikan oleh rekan kerja yang seiman dengan saya

93. Saya sering berbagi cerita dengan rekan kerja yang seiman

dengan saya

94. Saya kurang merasa nyaman saat harus bersama rekan kerja di

masjid/gereja

95. Saya mampu membuat rekan kerja yang seiman merasa dicintai

dan dipedulikan

96. Saya mengabaikan keberadaan rekan kerja yang seiman dengan

saya

97. Saya berusaha menjadi pendengar yang baik saat rekan kerja

yang seiman menceritakan masalahnya

98. Saya merasa malas untuk mendengarkan keluh kesah rekan kerja

yang seiman dengan saya

99. Saya merasa dimanfaatkan oleh rekan kerja

100. Rekan kerja mampu menerima kekurangan dalam diri saya

101. Saya selalu mendapat kritikan yang negatif dari rekan kerja

102. Saya diperlakukan dengan baik oleh rekan kerja yang seiman

103. Ketika saya sakit, rekan kerja datang untuk menjenguk

104. Rekan kerja lebih memilih untuk bersenang-senang dari pada

menjenguk saya saat sakit

105. Saat mengalami kesulitan, rekan kerja yang seiman bersedia

untuk menolong saya

106. Rekan kerja yang seiman berusaha menghindari saat saya

membutuhkan pertolongan

107. Agama memberi banyak perubahan dalam hidup saya

108. Saya merasa sulit untuk menerapkan ajaran agama dalam

menjalani kehidupan

109. Saya mempelajari agama sejak kecil

110. Saya percaya tanpa harus menganut suatu agama, hidup akan

tetap berjalan dengan baik

111. Saya menerapkan ajaran agama dalam menjalani kehidupan

112. Sejak kecil, orang tua saya kurang memberikan pemahaman

tentang agama

113. Agama merupakan hal yang sangat penting dalam hidup saya

114. Saya merasa kurang tertarik dengan ajaran-ajaran dalam agama

yang saya anut

115. Saya selalu bersedekah dari pendapatan setiap bulannya

116. Saya pernah berpindah agama/keyakinan

117. Saya selalu beribadah di masjid/gereja

118. Saya merasa ada hal yang lebih penting dari pada beribadah

119. Saya mengikuti kegiatan keagamaan minimal seminggu sekali

120. Saya lebih memilih beristirahat dari pada harus mendengar

ceramah di masjid/gereja

Page 153: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

138

121. Saya mengikuti kegiatan bakti sosial yang diselenggarakan oleh

masjid/gereja

122. Saya merasa malas untuk beribadah di masjid/gereja

123. Saya memiliki banyak teman di masjid/gereja

124. Saya merasa kurang sesuai dengan agama yang saya anut

125. Saya merasa nyaman saat berada di masjid/gereja

126. Saya mencoba mempelajari ajaran dalam agama lain

127. Saya beribadah setiap saat

128. Saya kurang tertarik untuk bergabung dalam organisasi

keagamaan

129. Saya sering berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan

130. Saya sering tertidur saat sedang mendengarkan ceramah di

masjid/gereja

131. Saya merasa yakin dengan agama yang saya miliki

132. Saya pernah berpikir untuk pindah ke agama lain

133. Agama saya saat ini merupakan pilihan hidup saya

134. Saya merasa kurang yakin dengan agama yang diberikan oleh

orang tua sejak lahir

135. Saya percaya segala sesuatu yang terjadi merupakan kehendak

Tuhan

136. Saya percaya ada agama lain yang lebih baik dari agama yang

saya anut

TERIMAKASIH

Page 154: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

139

SYNTAX DAN PATH DIAGRAM

1. VARIABEL RESILIENSI

SYNTAX RESILIENSI

UJI VALIDITAS RESILIENSI

DA NI=48 NO=200 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10

X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20

X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30

X31 X32 X33 X34 X35 X36 X37 X38 X39 X40

X41 X42 X43 X44 X45 X46 X47 X48

PM SY FI=DATARES.COR

MO NX=48 NK=1 LX=FR TD=SY

FR TD 14 12 TD 46 40 TD 31 29 TD 47 45

FR TD 35 33 TD 8 4 TD 20 4 TD 8 6 TD 9 5

FR TD 23 7 TD 38 36 TD 22 18 TD 15 10

FR TD 32 10 TD 34 42 TD 44 42 TD 30 28

FR TD 18 16 TD 32 28 TD 19 17 TD 24 20

FR TD 43 39 TD 33 3 TD 40 26 TD 39 19

FR TD 27 11 TD 37 10 TD 34 32 TD 18 13

FR TD 21 15 TD 32 23 TD 39 35 TD 35 7

FR TD 48 1 TD 38 34 TD 40 26 TD 16 14

FR TD 25 19 TD 36 34 TD 28 15 TD 6 4

FR TD 21 19 TD 46 38 TD 25 22 TD 39 23

FR TD 30 24 TD 40 3 TD 44 34 TD 26 15

FR TD 17 15 TD 26 25 TD 40 38 TD 34 26

FR TD 34 28 TD 41 25 TD 42 28 TD 14 3

FR TD 32 31 TD 23 3 TD 44 28 TD 34 3

FR TD 21 3 TD 47 14 TD 36 19 TD 47 13

FR TD 29 26 TD 35 26 TD 35 32 TD 39 32

FR TD 44 40 TD 39 30 TD 36 1 TD 29 27

FR TD 27 14 TD 2 1 TD 8 7 TD 12 11 TD 24 22

FR TD 16 8 TD 19 18 TD 14 4 TD 22 19 TD 40 37

FR TD 38 37 TD 37 29 TD 42 39 TD 43 34

FR TD 44 39 TD 28 19 TD 43 5 TD 27 22

FR TD 23 20 TD 19 13 TD 32 20 TD 25 20

FR TD 42 32 TD 34 33 TD 25 21 TD 44 20

FR TD 28 4 TD 46 44 TD 43 27 TD 19 3

FR TD 11 7 TD 11 9 TD 34 12 TD 32 20

FR TD 28 20 TD 43 41 TD 13 12 TD 36 24

FR TD 32 15 TD 32 30 TD 42 30 TD 18 12

FR TD 38 24 TD 48 18 TD 47 44 TD 18 17

FR TD 48 28 TD 17 14 TD 33 5 TD 38 30

FR TD 17 16 TD 10 8 TD 20 16 TD 47 46

FR TD 24 16 TD 37 3 TD 34 24 TD 39 3 TD 37 23

FR TD 39 25 TD 43 25 TD 4 1 TD 25 23 TD 13 8

FR TD 32 25 TD 32 24 TD 6 5 TD 22 2 TD 42 23

FR TD 40 27 TD 20 18 TD 34 27 TD 20 10 TD 40 13

FR TD 27 12 TD 24 1 TD 35 25 TD 48 30 TD 32 21

FR TD 38 5 TD 46 45 TD 45 19 TD 42 24 TD 42 20

FR TD 44 25 TD 48 44 TD 41 20 TD 18 5 TD 21 9

FR TD 22 8 TD 18 7 TD 26 7 TD 40 7 TD 20 19

Page 155: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

140

FR TD 33 6 TD 28 8 TD 47 39 TD 47 43 TD 29 8

FR TD 8 5 TD 14 13 TD 15 9 TD 27 5 TD 36 31

FR TD 47 31 TD 30 20 TD 13 12 TD 47 29

FR TD 29 9 TD 41 40 TD 36 7 TD 20 17 TD 23 17

FR TD 42 16 TD 23 16 TD 27 17 TD 13 2 TD 14 6

FR TD 39 20 TD 38 11 TD 40 35 TD 44 38 TD 9 6

FR TD 48 5 TD 16 1 TD 48 34 TD 26 17 TD 41 16

FR TD 37 19 TD 42 35 TD 45 20 TD 27 13 TD 35 13

FR TD 23 19 TD 41 32 TD 36 21 TD 46 18 TD 38 26

FR TD 46 7 TD 46 26 TD 45 2 TD 22 1 TD 44 43

FR TD 48 32 TD 21 14 TD 27 4 TD 48 10 TD 44 4

FR TD 44 18 TD 14 1 TD 48 14 TD 28 10 TD 37 12

FR TD 12 1 TD 15 13 TD 13 6 TD 28 18 TD 37 30

FR TD 40 25 TD 32 7 TD 45 7 TD 45 43 TD 34 30

FR TD 14 7 TD 37 1 TD 9 1 TD 11 1 TD 42 10

FR TD 24 4 TD 23 14 TD 26 13 TD 46 22 TD 41 15

FR TD 30 16 TD 22 21 TD 34 20 TD 25 15 TD 40 18

FR TD 48 39 TD 35 16 TD 39 9 TD 44 30 TD 9 3

FR TD 26 24 TD 42 9 TD 44 23 TD 42 36 TD 42 17

FR TD 38 18 TD 4 3 TD 47 5 TD 25 10 TD 45 9

FR TD 19 9 TD 20 5 TD 17 11 TD 28 22 TD 48 25

FR TD 19 16 TD 10 4 TD 42 25 TD 35 8 TD 27 7

FR TD 48 4 TD 27 9 TD 15 4 TD 27 23 TD 14 9

FR TD 28 23 TD 29 14 TD 35 34 TD 28 24 TD 17 3

FR TD 9 8 TD 19 7 TD 34 23 TD 9 2 TD 29 5

FR TD 46 4 TD 45 30 TD 43 8 TD 22 4 TD 14 8

FR TD 12 8 TD 43 13 TD 12 6 TD 28 2 TD 43 22

FR TD 47 12 TD 36 23 TD 25 13 TD 22 16 TD 20 13

FR TD 31 28 TD 39 37 TD 31 15 TD 46 41 TD 38 23

FR TD 35 17 TD 44 10 TD 26 18 TD 11 10 TD 32 13

FR TD 34 10 TD 36 26 TD 38 35 TD 38 33 TD 7 3

FR TD 31 22 TD 29 22 TD 31 19 TD 31 21 TD 44 31

FR TD 39 27 TD 34 5 TD 30 5 TD 42 5 TD 8 1 TD 47 24

FR TD 26 22 TD 22 9 TD 46 13 TD 44 3 TD 7 6

LK

RESILIENSI

PD

OU TV SS MI AD=OFF

Page 156: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

141

PATH DIAGRAM RESILIENSI

Page 157: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

142

2. VARIABEL DUKUNGAN SOSIAL

SYNTAX REASSURANCE OF WORTH

UJI VALIDITAS DUKUNGAN SOSIAL

DA NI=8 NO=200 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8

PM SY FI=ROW.COR

MO NX=8 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

ROW

FR TD 7 4 TD 5 3 TD 8 6 TD 4 3 TD 7 2

FR TD 7 5 TD 3 1 TD 5 1 TD 8 1

PD OU SS TV MI AD=OFF

PATH DIAGRAM REASSURANCE OF WORTH

Page 158: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

143

SYNTAX ATTACHMENT

UJI VALIDITAS DUKUNGAN SOSIAL DA NI=8 NO=200 MA=PM LA X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 PM SY FI=ATTACHMENT.COR MO NX=8 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK ATTACHMENT FR TD 4 3 TD 6 5 TD 7 5 TD 8 1 TD 8 3 FR TD 6 3 TD 8 5 TD 5 4 PD OU SS TV MI

PATH DIAGRAM ATTACHMENT

Page 159: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

144

SYNTAX SOCIAL INTEGRATION

UJI VALIDITAS DUKUNGAN SOSIAL DA NI=8 NO=200 MA=PM LA X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 PM SY FI=INTSOS.COR MO NX=8 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK SOCIALINTEGRATION FR TD 6 5 TD 8 5 TD 5 1 TD 6 4 FR TD 7 5 TD 6 2 TD 6 3 TD 7 4 FR TD 4 2 PD OU SS TV MI

PATH DIAGRAM SOCIAL INTEGRATION

Page 160: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

145

SYNTAX OPPORTUNITY FOR NURTURANCE

UJI VALIDITAS DUKUNGAN SOSIAL DA NI=6 NO=200 MA=PM LA X25 X26 X27 X28 X29 X30 PM SY FI=OFN.COR MO NX=6 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK OFN FR TD 5 3 TD 3 1 TD 5 4 TD 6 2 PD OU SS TV MI AD=OFF

PATH DIAGRAM OPPORTUNITY FOR NURTURANCE

Page 161: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

146

SYNTAX RELIABLE ALLIANCE

UJI VALIDITAS DUKUNGAN SOSIAL DA NI=6 NO=200 MA=PM LA X31 X32 X33 X34 X35 X36 PM SY FI=RELIABLE.COR MO NX=6 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK RELIABLE FR TD 6 4 TD 5 2 TD 6 2 TD 4 2 PD OU SS TV MI

PATH DIAGRAM RELIABLE ALLIANCE

Page 162: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

147

SYNTAX GUIDANCE

UJI VALIDITAS DUKUNGAN SOSIAL DA NI=6 NO=200 MA=PM LA X37 X38 X39 X40 X41 X42 PM SY FI=GUIDANCE.COR MO NX=6 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK GUIDANCE FR TD 6 4 TD 6 3 TD 2 1 TD 6 5 FR TD 5 4 PD OU SS TV MI

PATH DIAGRAM GUIDANCE

Page 163: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

148

3. VARIABEL RELIGIUSITAS

SYNTAX DAILY SPIRITUAL EXPERIENCE

UJI VALIDITAS RELIGIUSITAS DA NI=40 NO=200 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34 X35 X36 X37 X38 X39 X40 PM SY FI=DSE.COR MO NX=40 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK DSE FR TD 3 1 TD 7 5 TD 38 29 TD 38 28 TD 34 24 FR TD 31 4 TD 30 26 TD 36 29 TD 30 28 TD 31 19 FR TD 35 25 TD 31 22 TD 40 19 TD 38 35 TD 30 23 FR TD 33 29 TD 27 4 TD 13 5 TD 35 13 TD 20 2 TD 15 1 FR TD 38 34 TD 24 13 TD 38 36 TD 31 21 TD 36 32 FR TD 29 6 TD 23 12 TD 25 18 PD OU SS TV MI

Page 164: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

149

PATH DIAGRAM DAILY SPIRITUAL EXPERIENCE

Page 165: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

150

SYNTAX MEANING

UJI VALIDITAS RELIGIUSITAS

DA NI=8 NO=200 MA=PM

LA

X41 X42 X43 X44 X45 X46 X47 X48

PM SY FI=MEANING.COR

MO NX=8 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

MEANING

FR TD 8 4 TD 8 2 TD 4 2 TD 8 6

FR TD 6 4 TD 8 3

PD

OU SS TV MI

PATH DIAGRAM MEANING

Page 166: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

151

SYNTAX VALUE & BELIEF

UJI VALIDITAS RELIGIUSITAS

DA NI=8 NO=200 MA=PM

LA

X49 X50 X51 X52 X53 X54 X55 X56

PM SY FI=VALUE.COR

MO NX=8 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

VALUEBELIEF

FR TD 7 2 TD 5 4 TD 7 1 TD 7 5

FR TD 6 3 TD 4 2

PD

OU SS TV MI

PATH DIAGRAM VALUE & BELIEF

Page 167: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

152

SYNTAX FORGIVENESS

UJI VALIDITAS RELIGIUSITAS

DA NI=20 NO=200 MA=PM

LA

X57 X58 X59 X60 X61 X62 X63 X64 X65 X66

X67 X68 X69 X70 X71 X72 X73 X74 X75 X76

PM SY FI=FORGIVENESS.COR

MO NX=20 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

FORGIVENESS

FR TD 15 13 TD 3 1 TD 18 6 TD 6 2

FR TD 16 9 TD 15 8 TD 15 11 TD 7 5

FR TD 3 2 TD 19 15 TD 19 13 TD 20 11

FR TD 4 2 TD 17 12 TD 19 7 TD 19 9

FR TD 9 6 TD 20 18 TD 11 6 TD 13 11

FR TD 19 11 TD 7 4 TD 8 7 TD 13 7 TD 8 1

FR TD 5 1 TD 20 1 TD 19 1 TD 5 3 TD 12 10

FR TD 19 12 TD 17 3 TD 16 1 TD 17 4 TD 18 14

FR TD 14 5 TD 12 3 TD 9 7 TD 16 2 TD 20 4

FR TD 18 16 TD 8 4 TD 11 8 TD 19 8 TD 14 9

FR TD 7 6 TD 18 8 TD 16 7 TD 7 2 TD 20 17

FR TD 8 3 TD 20 12 TD 17 5 TD 18 17 TD 9 8

FR TD 17 13 TD 17 15

PD

OU SS TV MI

PATH DIAGRAM FORGIVENESS

Page 168: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

153

SYNTAX PRIVATE RELIGIOUS PRACTICE

UJI VALIDITAS RELIGIUSITAS

DA NI=6 NO=200 MA=PM

LA

X77 X78 X79 X80 X81 X82

PM SY FI=PRP.COR

MO NX=6 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

PRP

FR TD 5 3 TD 5 2 TD 3 1 TD 6 4

PD

OU SS TV MI

PATH DIAGRAM PRIVATE RELIGIOUS PRACTICE

Page 169: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

154

SYNTAX RELIGIOUS/SPIRITUAL COPING

UJI VALIDITAS RELIGIUSITAS

DA NI=8 NO=200 MA=PM

LA

X83 X84 X85 X86 X87 X88 X89 X90

PM SY FI=RSCOPING.COR

MO NX=8 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

RELIGIOUSCOPING

FR TD 3 1 TD 8 6 TD 4 2 TD 8 2

FR TD 8 4 TD 6 4 TD 6 2 TD 7 5

FR TD 3 2 TD 4 3 TD 6 1 TD 2 1

PD

OU SS TV MI

PATH DIAGRAM RELIGIOUS/SPIRITUAL COPING

Page 170: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

155

SYNTAX RELIGIOUS SUPPORT

UJI VALIDITAS RELIGIUSITAS

DA NI=16 NO=200 MA=PM

LA

X91 X92 X93 X94 X95 X96 X97 X98

X99 X100 X101 X102 X103 X104 X105

X106

PM SY FI=RSUPPORT.COR

MO NX=16 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

RSUPPORT

FR TD 7 1 TD 12 10 TD 12 11 TD 10 8

FR TD 13 11 TD 14 12 TD 3 1 TD 15 5

FR TD 12 7 TD 10 6 TD 8 3 TD 7 3 TD 4 3

FR TD 15 4 TD 9 2 TD 14 9 TD 11 9 TD 12 9

FR TD 10 9 TD 11 4 TD 13 8 TD 11 10 TD 15 1

FR TD 5 1 TD 7 5 TD 5 3 TD 15 3 TD 15 7

FR TD 14 3 TD 15 9 TD 9 4 TD 15 2 TD 6 4

FR TD 9 5 TD 6 5 TD 10 7 TD 16 7 TD 13 7

FR TD 16 14 TD 16 12 TD 13 12 TD 15 8 TD 11 8

FR TD 8 7 TD 13 2 TD 13 3

PD

OU SS TV MI AD=OFF

PATH DIAGRAM RELIGIOUS SUPPORT

Page 171: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

156

SYNTAX RELIGIOUS HISTORY

UJI VALIDITAS RELIGIUSITAS

DA NI=6 NO=200 MA=PM

LA

X107 X108 X109 X110 X111 X112

PM SY FI=RSHISTORY.COR

MO NX=6 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

RSHISTORY

FR TD 3 1 TD 6 2 TD 4 2 TD 6 4

PD

OU SS TV MI

PATH DIAGRAM RELIGIOUS HISTORY

Page 172: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

157

SYNTAX COMMITMENT

UJI VALIDITAS RELIGIUSITAS

DA NI=6 NO=200 MA=PM

LA

X113 X114 X115 X116 X117 X118

PM SY FI=COMMITMENT.COR

MO NX=6 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

COMMITMENT

FR TD 5 3 TD 5 2 TD 3 1 TD 5 1

PD

OU SS TV MI

PATH DIAGRAM COMMITMENT

Page 173: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

158

SYNTAX ORGANIZATIONAL RELIGIOUSNESS

UJI VALIDITAS RELIGIUSITAS

DA NI=12 NO=200 MA=PM

LA

X119 X120 X121 X122 X123 X124

X125 X126 X127 X128 X129 X130

PM SY FI=ORG_RELIGIOUS.COR

MO NX=12 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

ORG_RELIGIOUS

FR TD 8 6 TD 4 2 TD 10 2 TD 11 10

FR TD 7 1 TD 10 4 TD 6 4 TD 9 3

FR TD 9 8 TD 11 10 TD 12 10 TD 12 7

FR TD 12 9 TD 12 8 TD 6 1 TD 6 3 TD 8 3

FR TD 7 4 TD 5 4 TD 10 8 TD 12 3

PD

OU SS TV MI

PATH DIAGRAM ORGANIZATIONAL RELIGIOUSNESS

Page 174: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

159

SYNTAX RELIGIOUS PREFERENCE

UJI VALIDITAS RELIGIUSITAS

DA NI=6 NO=200 MA=PM

LA

X131 X132 X133 X134 X135 X136

PM SY FI=RELIGIOUS_PREFERENCE.COR

MO NX=6 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

RPREFERENCE

FR TD 5 3 TD 6 3 TD 6 1

PD

OU SS TV MI

PATH DIAGRAM RELIGIOUS PREFERENCE

Page 175: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

160

OUTPUT REGRESI BERGANDA

Regression

[DataSet1] D:\OLAH DATA\REGRESI\DATA REGRESI.sav

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables Removed Method

1

R_Preference, Social_Integration, Reliable_Alliance,

DSE, PRP, Attachment, ROW, OFN, Org_Religiousness,

Value_Belief, R_Support, Guidance, R_Coping,

Forgiveness, Commitment, R_History, Meaningb

. Enter

a. Dependent Variable: Resiliensi

b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .590a .348 .287 7.82027

a. Predictors: (Constant), R_Preference, Social_Integration, Reliable_Alliance, DSE, PRP, Attachment,

ROW, OFN, Org_Religiousness, Value_Belief, R_Support, Guidance, R_Coping, Forgiveness, Commitment,

R_History, Meaning

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 5940.041 17 349.414 5.713 .000b

Residual 11130.519 182 61.157

Total 17070.560 199

a. Dependent Variable: RESILIENSI

b. Predictors: (Constant), R_Preference, Social_Integration, Reliable_Alliance, DSE, PRP, Attachment,

ROW, OFN, Org_Religiousness, Value_Belief, R_Support, Guidance, R_Coping, Forgiveness, Commitment,

R_History, Meaning

Page 176: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36903/1/MEGGY... · Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran

161

KOEFISIEN REGRESI

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 10.432 6.605 1.580 .116

ROW .062 .082 .059 .761 .447

Attachment .125 .091 .105 1.365 .174

Social_Integration -.061 .078 -.051 -.781 .436

OFN .045 .092 .041 .487 .627

Reliable_Alliance -.081 .089 -.074 -.915 .361

Guidance .181 .092 .173 1.965 .051

DSE .049 .065 .051 .753 .453

Meaning .151 .105 .145 1.435 .153

Value_Belief .177 .103 .169 1.716 .088

Forgiveness -.013 .096 -.012 -.131 .896

PRP .018 .084 .016 .215 .830

R_Coping -.029 .105 -.025 -.276 .783

R_Support -.007 .089 -.007 -.084 .933

R_History -.134 .107 -.123 -1.249 .213

Commitment .015 .105 .013 .138 .890

Org_Religiousness .131 .087 .130 1.504 .134

R_Preference .163 .083 .159 1.978 .049

a. Dependent Variable: Resiliensi