pengaruh pelatihan dan motivasi kerja terhadap ... · jurnal ekonomi dan bisnis stie ypn vol. vii...
TRANSCRIPT
Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YPN Vol. VII No. 1 2014 35
PENGARUH PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP
PENGEMBANGAN KARIR SERTA IMPLIKASINYA PADA KINERJA
PEGAWAI DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN PROVINSI
SUMATERA SELATAN
Dr. Ahyauddin, SE, MM (Mahasiswa Program Doktor Ilmu Manajemen (PDIM)
Universitas Persada Indonesia YAI Jakarta)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis dan menganalisis pengaruh Pelatihan dan
Motivasi Kerja terhadap Pengembangan Karir serta Implikasinya pada Kinerja Pegawai Dinas Pekerjaan
Umum Pengairan Provinsi Sumatera Selatan.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah sebesar 367 orang terdiri dari seluruh pegawai yang ada.
Untuk mendapatkan kuesioner yang valid dan reliabel, dilakukan pengujian instrumen terhadap 30
respondent. Sedangkan sampel data berjumlah 255 orang pegawai sesuai persyaratan SEM.
Untuk membuktikan hipotesis, penelitian ini menggunakan data yang dikumpulkan dengan
kuesioner dan dianalaisis dengan statistika, baik deskriptif maupun inferensial, yaitu Structural Equation
Modeling (SEM).
Kesimpulan secara umum adalah :
1. Baik secara partial maupun simultan, terdapat pengaruh positif dan siginifikan pelatihan dan
motivasi kerja terhadap pengembangan karir pegawai Dinas Pekerjaan Umum Pengairan
Provinsi Sumatera Selatan.
2. Secara partial, pelatihan tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas Pekerjaan
Umum Pengairan Provinsi Sumatera Selatan.
3. Secara partial, motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai
Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Sumatera Selatan.
4. Secara partial, pengembangan karir berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
pegawai Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Sumatera Selatan.
5. Secara simultan, pelatihan, motivasi kerja dan pengembangan karir berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Sumatera
Selatan.
Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa kinerja pegawai Dinas Pekerjaan Umum Pengairan
Provinsi Sumatera Selatan dapat ditingkatkan melalui pengembangan karir melalui pelatihan dibanding
melalui motivasi kerja pegawainya.
Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi Kerja, Pengembangan Karir, Kinerja
36 Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YPN Vol. VII No. 1 2014
Latar Belakang.
Dinamika pembangunan nasional baik fisik maupun non fisik sekarang ini sudah seharusnya
mendapat perhatian lebih baik bagi aparatur negara maupun masyarakat luas. Pembangunan akan berhasil
dicapai dengan baik sesuai dengan yang diinginkan jika aparatur bekerja dengan sungguh-sungguh
sehingga memiliki kinerja yang efisien, efektif dan optimal. Aparatur negara dalam hal ini pegawai negeri
sipil (PNS) yang memiliki kinerja yang baik akan membawa dampak positif terhadap hasil-hasil
pembangunan.
Dinas Pekerjaan Umum seperti yang tercantum dalam Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sumatera Selatan, memiliki tugas pokok
melaksanakan kewenangan desentralisasi dan tugas dekonsentrasi serta tugas pembantuan di bidang
Prasarana Wilayah Pengairan.
Berdasarkan berbagai uraian diatas, tampak pegawai yang terampil dan profesional dan memiliki
motivasi tinggi di diharapkan dapat meningkatkan pengembangan karir yang juga akan berdampak pada
peningkatan kinerja pegawai tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan penelitian
mengenai “Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Kerja Terhadap Pengembangan Karir dan Implikasinya
Terhadap Kinerja Pegawai Dinas (PU) Pengairan Provinsi Sumatera Selatan”.
Identifikasi Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang berpengaruh
terhadap pengembangan karir yang berimplikasi terhadap kinerja pegawai Dinas Pekerjaan Umum
Pengairan Provinsi Sumatera Selatan, diantaranya :
1. Jumlah pegawai yang mendapatkan pelatihan belum memadai sehingga belum memahami tata
cara kerja rutin, yang diidentifikasikan berpengaruh terhadap pengembangan karir yang
berdampak pada rendahnya kinerja.
2. Rendahnya tingkat motivasi pegawai untuk melakukan pekerjaan diidentifikasi berpengaruh
pada pengembangan karir dan kinerja pegawai.
3. Banyak pegawai yang pengembangan karirnya terhambat sehingga diduga mengurangi kinerja
pegawai
Pembatasan Masalah.
Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada variabel : pelatihan, motivasi kerja,
pengembangan karir dan kinerja pegawai.
Perumusan Masalah.
1. Apakah terdapat pengaruh pelatihan terhadap pengembangan karir pegawai Dinas PU
Pengairan Provinsi Sumsel?
2. Apakah terdapat pengaruh motivasi kerja pegawai terhadap pengembangan karir pegawai
Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel?
3. Apakah terdapat pengaruh pelatihan dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap
pengembangan karir pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel?
4. Apakah terdapat pengaruh pelatihan terhadap kinerja pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi
Sumsel?
5. Apakah terdapat pengaruh pengembangan karir terhadap kinerja pegawai Dinas PU Pengairan
Provinsi Sumsel?
6. Apakah terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Dinas PU Pengairan
Provinsi Sumsel?
7. Apakah terdapat pengaruh pelatihan, motivasi kerja dan pengembangan karir secara bersama-
sama terhadap kinerja pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel?
Tujuan Penelitian.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis:
1. Pengaruh pelatihan terhadap pengembangan karir pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi
Sumsel.
2. Pengaruh motivasi kerja pegawai terhadap pengembangan karir pegawai Dinas PU
Pengairan Provinsi Sumsel.
3. Pengaruh pelatihan dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap pengembangan karir
pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel.
4. Pengaruh pelatihan terhadap kinerja pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YPN Vol. VII No. 1 2014 37
5. Pengaruh pengembangan karir terhadap kinerja pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel.
6. Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel.
7. Pengaruh pelatihan, motivasi kerja dan pengembangan karir secara bersama-sama terhadap
kinerja pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel.
TINJAUAN TEORI.
Pelatihan Pegawai.
Berdasarkan pendapat Andrew E. Sikula dalam Mangkunegara (2000 : 44) pelatihan (training)
adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir
dimana pegawai non managerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan terbatas.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, yang dimaksud pelatihan dalam penelitian ini adalah suatu
proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir di mana
pegawai atau karyawan mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan terbatas. Untuk mengukur variabel pelatihan dibuat definisi operasional berdasarkan teori-teori pelatihan
dengan dimensi pelatihan meliputi : Materi pelatihan, metode pelatihandan evaluasi pelaksanaan
pelatihan.
Motivasi Kerja.
Flippo (2002 : 143) motivasi adalah suatu keahlian dalam mengarahkan pegawai dan organisasi
agar mau bekerja secara berhasil sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus
tercapai.
Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan motivasi kerja adalah : “Kekuatan, daya dorong yang menimbulkan semangat dan antusiasme
dalam melaksanakan suatu pekerjaan, sehingga mencapai tujuan”.
Untuk mengukur motivasi kerja, sesuai pendapat Maslow Maslow dalam Siagian (2000 : ix)
dimensi yang dikembangkan yaitu: kebutuhan fisiologis; kebutuhan rasa aman; kebutuhan sosial;
kebutuhan penghargaan; kebutuhan aktualisasi diri;
Pengembangan Karir.
Menurut Gomes (2003 : 213) karir adalah urutan aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan
pekerjaan dari perilaku-perilaku, nilai-nilai dan aspirasi-aspirasi selama rentan hidup seseorang tersebut.
Pengembangan karir adalah hasil-hasil yang muncul dari interaksi antara perencanaan karir individu dan
proses manajemen karir institusional.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan pengertian pengembangan karir dalam penelitian ini
adalah suatu rangkaian (urutan) posisi atau jabatan yang ditempati seseorang selama masa kehidupan
tertentu.
Dimensi pengembangan karir yang dibangun dalam penelitian ini adalah: Kesempatan untuk naik
pangkat dan promosi jabatan, Kesempatan mengikuti diklat dan Kesempatan mengembangkan diri.
Kinerja Pegawai.
Pengertian kerja sendiri didefinisikan oleh George Thomson dalam A Textbook of Human
Resource Management (1992 : 24) dalam Ndraha Taliziduhu (2002 : 203) sebagai “An activity which
demands the expenditure of energy or effort to create from „raw materials‟ those products or services
which people value”.
Menurut Gibson, Ivancevich, dan Donnell (2000 : 362) kinerja adalah: “the desire of any
employees behavior performance.” Menurut Smith sebagaimana dalam Sedarmayati (2001 : 50):
“Performance is output drive from processes human or otherwise.”
Definisi ini membatasi pengertian kerja sebagai hasil atau keluaran dari suatu proses manusia atau
lainnya. Dari uraian-uraian di atas, yang dimaksud kinerja dalam penelitian ini adalah prestasi kerja atau
hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM persatuan periode waktu dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Terdapat lima
dimensi kinerja pegawai, yaitu : kualitas kerja, kuantitas, keteketepatan waktu, efektivitas, kemandirian,
Kerangka Pemikiran.
Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis di atas dapat digambarkan desain penelitian atau
kerangka teoritik penelitian sebagai berikut :
38 Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YPN Vol. VII No. 1 2014
Sumber : Diolah Oleh Peneliti.
Gambar Kerangka Teoritis Penelitian.
Hipotesis Penelitian.
Berdasarkan pada model kerangka teoritis penelitian, acuan teoritik dan kerangka pemikiran
penelitian sebagaimana diuraikan di atas, maka dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh Pelatihan terhadap pengembangan karir pegawai Dinas PU Pengairan
Provinsi Sumsel.
2. Terdapat pengaruh Motivasi kerja terhadap pengembangan karir pegawai Dinas PU Pengairan
Provinsi Sumsel.
3. Terdapat pengaruh Pelatihan dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap pengembangan
karir pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel.
4. Terdapat pengaruh Pelatihan terhadap kinerja pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel.
5. Terdapat pengaruh Motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi
Sumsel.
6. Terdapat Pengembangan karir terhadap kinerja pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel.
7. Terdapat pengaruh Pelatihan, Motivasi kerja dan Pengembangan karir secara bersama-sama
terhadap kinerja pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel.
Metode Penelitian Yang Digunakan.
Metode yang dipergunakan yaitu metode survey kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Secara
lebih sepesifik, metode atau alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation
Modeling (SEM).
Pendekatan deskriptif dipandang paling tepat untuk melaksanakan penelitian ini dengan
pertimbangan bahwa informasi yang diharapkan diperoleh yakni tentang gejala pada saat penelitian
dilakukan. Analisis sebab akibat diperlukan untuk menyelidiki hubungan dan pengaruh antara variabel
terikat (endogen) dengan variabel-variabel bebas (exogen). sehingga hipotesis dapat teruji secara empirik
dan melalui analisis statistik yang akurat.
Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di kantor Dinas Pekerjaan Umum Pengairan
Provinsi Sumatera Selatan, baik yang menduduki jabatan struktural maupun fungsional dan dari tingkat
pimpinan/staf sampai dengan pelaksana/non staf. Berdasarkan data kepersonaliaan yang ada, komposisi
dan jumlah/populasi pegawai yang ada di Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Selatan adalah
berjumlah 367 pegawai.
Definisi Konseptual dan Operasional Variabel.
Sesuai masalah dan tujuan penelitian maka variabel penelitian ini terdiri dari laten variable
(unobserved variable) dan manifest variable (observed variable) yang terbentuk atas dua struktur.
Pada Sub-struktur, terdapat dua variabel laten eksogen yaitu variable bebas yang mempengaruhi
variable dependen terdiri dari pelatihan, dan motivasi kerja. Sedangkan variable laten endogen pada
Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YPN Vol. VII No. 1 2014 39
struktur pertama adalah pengembangan karir. Pada Struktur, terdapat tiga variabel laten eksogen yaitu
pelatihan, motivasi kerja dan pengembangan karir dengan variabel laten endogen kinerja pegawai.
Pelatihan.
a. Definisi Konseptual.
Pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur
sistematis dan terorganisir di mana pegawai atau karyawan mempelajari pengetahuan dan
keterampilan teknis dalam tujuan terbatas.
b. Definisi Operasional
Definisi operasional berdasarkan teori-teori pelatihan dengan dimensi pelatihan meliputi :
Materi pelatihan, Metode pelatihan, Evaluasi pelaksanaan pelatihan.
Motivasi Kerja.
a. Definisi Konseptual.
Motivasi kerja adalah kekuatan, daya dorong yang menimbulkan semangat dan antusiasme
dalam melaksanakan suatu pekerjaan, sehingga mencapai tujuan.
b. Definisi Operasional.
Variabel motivasi kerja dikembangkan dari teori Maslow Hierarchie of Needs Theory yang
mana mengatakan bahwa variabel motivasi kerja memiliki 5 (lima) dimensi, yaitu : kebutuhan
fisiologis; rasa aman; sosial; penghargaan; aktualisasi diri.
Pengembangan Karir.
a. Definisi Konseptual.
Pengembangan karir adalah suatu rangkaian (urutan) posisi atau jabatan yang ditempati
seseorang selama masa kehidupan tertentu.
b. Definisi Operasional.
Pengembangan karir di ukur dalam dimensi: Kesempatan untuk naik pangkat dan promosi
jabatan, Kesempatan mengikuti diklat, Kesempatan mengembangkan diri.
Kinerja.
a. Definisi Konseptual.
Kinerja SDM adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas
yang dicapai SDM persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggungjawab yang diberikan kepadanya.
b. Definisi Operasional.
Kinerja dalam penelitian ini adalah hasil kerja pegawai dalam dimensi : Kualitas, Kuantitas,
Ketepatan waktu, Efektivitas dan Kemandirian
Uji Validitas.
Instrumen pengumpulan data harus memenuhi syarat valid dan reliabel. Salah satu cara untuk
mengukur validitas adalah jika dinilai bahwa sebuah instrumen mendapatkan data mengenai sebuah
konstruk yang memiliki pola yang sama dengan yang dihasilkan oleh instrumen yang lain untuk
mengukur konstruk yang sama itu. Validitas konvergen dapat dinilai dari measurement model yang
dikembangkan dalam penelitian dengan menentukan apakah setiap indikator yang diestimasi secara valid
mengukur dimensi dari konsep yang diujinya.
Uji Reliabilitas.
Sedangkan uji reliabilitas (reliability test) menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat
memberikan hasil yang relatif sama apabila dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang sama.
Tingkat uji reliabilitas yang diterima adalah ≥ 0.
Teknik Analisis Data.
Secara umum penelitian ini menggunakan metode kombinasi (mixed method). Metode kombinasi
menurut Sugiyono (2005 : 48) dan Sarwono (2011 : 1) digunakan untuk mengeliminsi kesalahan yang ada
40 Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YPN Vol. VII No. 1 2014
pada metode kualitatif maupun kuantitatif. Metode gabungan mencakup koleksi, analisis dan integrasi
data kualitatif dan kuantitatif dalam kajian tunggal atau bertahap. Jadi dalam penelitian ini digunakan dua
metode sekaligus, yaitu kualitatif dan kuantitatif.
Analisis Statistik Deskriptif.
Menurut Haryono (2007 : 76) statistik deskriptif adalah statistik yang dipergunakan untuk
menggambarkan hasil data penelitian tapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.
Dalam statistik deskriptif, cara-cara penyajian data antara lain melalui table biasa maupun distribusi
frekuensi; grafik polygon maupun histogram, diagram lingkaran; pictogram; penjelasan kelompok melalui
modus, median, mean, dan variasi kelompok melalui rentang dan simpangan baku.
Analisis Model Struktural atau SEM (Structural Equation Modeling).
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model kausalitas atau hubungan pengaruh.
Untuk menguji hipoJurnal yang akan diajukan dalam penelitian ini maka tekhnik analisis yang akan
digunakan adalah SEM atau Struktural Equation Modelling yang dioperasikan melalui program AMOS
18.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan cara menggabungkan variable eksogen dengan eksogen
dan endogen dengan endogen, oleh karenanya pada tahap ini dihasilkan model gabungan variable
eksogen dan endogen seperti yang terlihat pada gambar berikut.
Gambar Variabel Eksogen Gabungan
Gambar Variabel Endogen Gabungan
Gambar variable eksogen gabungan dan endogen gabungan yang akan dianalisis untuk pengukuran
variable (measurement variable) sehingga menghasilkan model variable yang fit yang bisa digunakan
untuk analisis tahap ke dua yaitu analisis pengukuran strukturan (structural measurement).
Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YPN Vol. VII No. 1 2014 41
Langkah berikutnya adalah menggambarkan hubungan antara variable pada sebuah diagram alur
yang secara khusus dapat membantu dalam menggambarkan serangkaian hubungan antar konstruk dan
model teoritis yang telah dibangun pada tahap pertama. Adapun dalam menyusun bagan alur
digambarkan dengan hubungan antara konstruk memlalui anak panah. Anak panah yang digambarkan
lurus menyatakan hubungan kausal yang langsung antara satu konstruk dengan konstruk lainnya.
Sedangkan garis-garis lengkungyang terdapat antar konstruk dengan anak panah pada setiap ujungnya
menunjukkkan korelasi antar konstruk.
Sumber ; Diolah Oleh Peneliti.
Gambar Diagram Alur Penelitian.
Mengevaluasi kriteria Goodness of-fit.
Pada langkah ini dilakukan evaluasi terhadap kesesuaian model melalui telaah terhadap berbagai
kriteria Goodness-of-fit, urutannya adalah:
Beberapa indeks kesesuaian dan cut off untuk menguji apakah sebuah model dapat diterima atau
ditolak.
Tabel Goodness-of-fit Index
No Goodness – of – fit index Cut off Value
(Nilai Batas)
1 X2-
chi square ≤ α.df (lebih kecil dari
Chi square table)
2 Significance probability ≥ 0,05
3 GFI ≥ 0,90
4 AGFI ≥ 0,90
5 CFI ≥ 0,95
6 TLI ≥ 0,95
7 CMIN/DF ≤ 2,0
8 RMSEA ≤ 0,08
Sumber : Widjanto (2008 : 45)
Pengujian Hipotesis.
Pengujian terhadap seluruh hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dilakukan dengan
menganalisis nilai CR dan nilai P dari hasil pengolahan data yang diperoleh untuk kemudian
dibandingkan dengan batasan statistik yang diisyaratkan, yaitu di atas 1,96 untuk nilai CR dan dibawah
0,05 untuk nilai P. Apabila hasil pengolahan data menunjukkan nilai yang memenuhi syarat tersebut,
maka hipotesis penelitian yang diajukan dapat diterima. Pembahasan pada pengujian hipotesis dilakukan
secara bertahap sesuai dengan urutan hipotesis yang diajukan.
Hasil Analisis Dan Pembahasan
Hasil pengolahan data akan digunakan untuk menganalisis dan menjawab hipotesis penelitian.
Dengan demikian analisis dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu analisis statistik deskriptif dan
inferensial. Model SEM juga akan dianalisis dengan metode Goodness of Fit (GOF) untuk mendapatkan
dan mengevaluasi kecocokan model yang diajukan. Setelah diketahui semua hasil pengolahan data,
selanjutnya akan dibahas dan yang terakhir adalah menguji hipotesis untuk menarik kesimpulan,
42 Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YPN Vol. VII No. 1 2014
implikasi kebijakan dan saran-saran. Sebelun dilakukan analisis terhadap data penelitian, terlebih dahulu
dilakukan uji coba instrument penelitian untuk mendapat kuesioner yang valid dan reliable.
Tabel. Tabulasi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen.
No Variabel yang diuji
Kriteria
Pengujian*)
Hasil
R-Spearman
Brown
Kesimpulan
1 Pelatihan R > 0,6 0,775 Sangat Reliabel
2 Motivasi Kerja R > 0,6 0,998 Sangat Reliabel
3 Pengembangan Karir R > 0,6 0,999 Sangat Reliabel
4 Kinerja Pegawai R > 0,6 0,999 Sangat Reliabel
*) Sumber : Haryono (2011 : 138)
Gambaran Umum Responden.
Pada bagian ini akan dijelaskan data secara statistik deskriptif yang diperoleh dari responden.
Data deskriptif penelitian disajikan agar dapat dilihat profil dan karakteristik hubungan yang ada antar
variabel dalam penelitian sesuai persepsi dari responden.
Analisis Pendapat Responden.
Untuk menganalisis pendapat responden terhadap variabel penelitian digunakan skala Likert
dengan skor 1 sampai dengan 5. menjelaskan interprestasi skala Likert yang digunakan.
Tabel. Intepretasi Skala Likert
Skor Jawaban
Responden Interpretasi
1 Sangat tidak setuju
2 Tidak setuju
3 Netral
4 Setuju
5 Sangat Setuju
Analisis Inferensial dengan SEM.
Secara umum, analisis SEM dibagi menjadi dua tahapan yaitu analisis model pengukuran
(measurement model) dan analisis model struktural (structural model).
Analisis ini juga disebut analisis unidimensionalitas dari dimensi maupun indikator-indikator
pembentuk variabel laten yang diuji dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA). Sedangkan analisis
struktural bertujuan untuk mendapatkan model struktur yang fit atu signifikan.
Analisis Full Model Structural Equation Modelling (SEM).
Analisis tahap pertama (first order analysis) berupa analisis model pengukuran (measurement
model analysis) telah menghasilkan unidimensionalitas variabel/konstruk laten pelatihan, motivasi kerja,
pengembangan karir dan kinerja pegawai) yang fit atau signifikan. Analisis tahap kedua (second order
analysis) adalah analisis full model SEM yang disebut analisis model structural (structural model
analysis) dengan teknik : (1) uji kesesuaian (Goodness of Fit) dan (2) uji hipotesis dengan statistik
inferensial.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YPN Vol. VII No. 1 2014 43
Gambar Full Model_4_Fit SEM
Tabel Hasil Pengujian Index GOF Full Model_4_Fit SEM
No Goodness Of Fit Index Cut off Value
(Nilai Batas) Hasil Kesimpulan
1. DF > 0 664 Over Identified
2. Chi-Square < 725,056(DF = 664) 723,483
Model fit Probability > 0,05 0,054
3. CMIN/DF ≤ 2,00 1,090 Model fit
4. GFI ≥ 0,90 0,867 Marginal fit
5. AGFI ≥ 0,90 0,884 Marginal fit
6. CFI ≥ 0,95 0,993 Model fit
7. TLI atau NNFI ≥ 0,95 0,992 Model fit
8. RMSEA ≤ 0,08 0,020 Model fit
Sumber : Berdasarkan hasil print out AMOS 18.00
Menurut Widarjono (2010 : 230) jika beberapa indeks telah memenuhi kriteria atau asumsi GOF
maka model dianggap layak. Lebih spesifik menurut Hair et.al dalam Latan (2012 : 25) setidaknya jika
terdapat 4 – 5 kriteria telah memenuhi kriteria atau asumsi GOF maka pengujian dianggap telah layak
atau fit. Hasil final dari beberapa tahapan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan
Full Model_4_Fit SEM merupakan model yang sudah fit. Oleh karenanya uji kelayakan model SEM
sudah memenuhi syarat penerimaan dan dapat digunakan untuk analisis struktural.
Untuk membuat model atau persamaan struktural secara matematik merujuk kepada koefisien
regresi yang diambilkan dari Standardized Regression Weights Full Model_4_Fit SEM di bawah ini:
Tabel Standardized Regression Weights Full Model_4_Fit SEM .
Estimate
Pengembangan_Karir <--- Pelatihan ,304
Pengembangan_Karir <--- Motivasi_Kerja ,279
Kinerja_Pegawai <--- Pelatihan ,009
Kinerja_Pegawai <--- Motivasi_Kerja ,007
Kinerja_Pegawai <--- Pengembangan_Karir ,352
44 Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YPN Vol. VII No. 1 2014
Persamaan Sub-Struktural :
Pengembangan Karir =
0,304 * Pelatihan + 0,279 * Motivasi Kerja + (1 – 0,702) = 0,298
Persamaan Struktural :
Kinerja Pegawai =
0,009*Pelatihan + 0,007*Motivasi Kerja + 0,352*Pengembangan Karir + (1 – 0,870) = 0,13.
Pengujian Hipotesis.
Pengujian hipoptesis dilakukan terhadap 5 (lima) hipotesis secara parsial, dan 2 (dua) hipotesis
simultan. Pengujian secara parsial menggunakan nilai Critical Ratio (C.R.) 1,967 dengan tingkat
signifikansi 0,05 pada Regression Weights: (Group number 1 - Default model). Sedangkan pengujian
secara simultan dilakukan menggunakan kriteria X2 atau Probability pada kriteria Goodness Of Fit Idex
dari hasil pengujian Full Model_4_Fit. Hasil Pengujian Index GOF Full Model_4_Fit SEM di bagian
depan.
Tabel Regression Weights: (Group number 1 - Default model).
Estimate S.E. C.R. P Label
Pengembangan_Karir <--- Pelatihan ,363 ,116 3,138 ,002 par_55
Pengembangan_Karir <--- Motivasi_Kerja ,333 ,115 2,898 ,004 par_56
Kinerja_Pegawai <--- Pelatihan ,009 ,116 ,081 ,936 par_57
Kinerja_Pegawai <--- Motivasi_Kerja ,007 ,115 ,061 ,951 par_58
Kinerja_Pegawai <--- Pengembangan_Karir ,316 ,076 4,190 *** par_59
Tabel Regression Weights: (Group number 1 - Default model) dapat dibuat diagram SEM secara
penuh untuk menggambarkan posisi nilai t hitung yang diambilkan dari nilai Critical ration (CR) seperti
Gambar di bawah ini:
Sumber : Diagram dibuat peneliti berdasarkan nilai CR.Gambar Nilai t hitung (Critical Ratio = CR) SEM
berdasarkan
Kriteria pengujian secara parsial adalah menolak H0 jika nilai C.R. ≥ 1,96 atau nilai P ≤ 0,05,
sedangkan pengujian secara simultan menggunakan hasil kriteria GOF full model_4_fit. Hasil pengujian
secara keseluruhan dapat dilihat pada bagian selanjutnya :
Pengujian Hipotesis Sub-Struktur :
Hipotesis 1.
H0 : Tidak terdapat pengaruh pelatihan terhadap pengembangan karir pegawai Dinas PU
Pengairan Provinsi Sumsel.
H1 : Terdapat pengaruh positif dan siginifikan pelatihan terhadap pengembangan karir pegawai
Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YPN Vol. VII No. 1 2014 45
Kesimpulan :
Karena nilai C.R. sebesar 3,138 > 1,96 atau p = 0,002 pada kolom P maka Ho ditolak dan terima
H1. Dengan demikian dapat disimpulkan : “Terdapat pengaruh positif dan siginifikan pelatihan
terhadap pengembangan karir pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel”.
Hipotesis 2.
H0 : Tidak terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap pengembangan karir pegawai Dinas PU
Pengairan Provinsi Sumatera Selatan.
H1 : Terdapat pengaruh positif dan siginifikan motivasi kerja terhadap pengembangan karir
pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel.
Kesimpulan :
Karena nilai C.R. sebesar 2,898 > 1,96 atau p = 0,004 pada kolom P maka Ho ditolak dan terima
H1. Dengan demikian dapat disimpulkan : “Terdapat pengaruh positif dan siginifikan motivasi kerja
terhadap pengembangan karir pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel”.
Hipotesis 3.
H0 : Tidak terdapat pengaruh pelatihan dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap
pengembangan karir pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel.
H1 : Terdapat pengaruh positif dan siginifikan pelatihan dan motivasi kerja secara bersama-sama
terhadap pengembangan karir pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel.
Kesimpulan :
Karena nilai X2(0,05) sebesar 723,483 < 725,056 (Cut off value) dan nilai probability 0,054 >
0,050. Hasil Uji GOF maka Ho ditolak dan terima H1. Dengan demikian dapat disimpulkan : “Terdapat
pengaruh positif dan siginifikan pelatihan dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap
pengembangan karir pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel”.
Pengujian Hipotesis Struktur :
Hipotesis 4.
H0 : Tidak terdapat pengaruh pelatihan terhadap kinerja pegawai pegawai Dinas PU Pengairan
Provinsi Sumsel.
H1 : Terdapat pengaruh pelatihan terhadap kinerja pegawai pegawai Dinas PU Pengairan
Provinsi Sumsel.
Kesimpulan :
Karena nilai C.R. sebesar 0,081 < 1,96 atau p = 0,936 pada kolom P maka Ho diterima dan tolak
H1. Dengan demikian dapat disimpulkan : “Tidak terdapat pengaruh pelatihan terhadap kinerja
pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel”.
Pengujian Hipotesis 5.
H0 : Tidak terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pegawai Dinas PU
Pengairan Provinsi Sumsel.
H1 : Terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pegawai Dinas PU Pengairan
Provinsi Sumsel.
Kesimpulan :
Karena nilai C.R. sebesar 0,061 < 1,96 atau p = 0,951 pada kolom P maka Ho diterima dan tolak
H1. Dengan demikian dapat disimpulkan : “Tidak terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel”.
Hipotesis 6.
H0 : Tidak terdapat pengaruh pengembangan karir terhadap kinerja pegawai Dinas PU
Pengairan Provinsi Sumsel.
H1 : Terdapat pengaruh pengembangan karir terhadap kinerja pegawai Dinas PU Pengairan
Provinsi Sumsel.
46 Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YPN Vol. VII No. 1 2014
Kesimpulan :
Karena nilai C.R. sebesar 4,190 > 1,96 atau nilai p *** maka Ho ditolak, dan terima H1. Dengan
demikian dapat disimpulkan : “Terdapat pengaruh positif dan siginifikan pengembangan karir
terhadap kinerja pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel”.
Hipotesis 7.
H0 : Tidak terdapat pengaruh pelatihan, motivasi kerja dan pengembangan karir secara bersama-
sama terhadap kinerja pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel.
H1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan pelatihan, motivasi kerja dan pengembangan karir
secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel.
Kesimpulan :
Karena nilai X2(0,05) sebesar 723,483 < 725,056 (Cut off value/Nilai Batas) dan nilai probability
0,054 > 0,050, Hasil Uji GOF maka Ho ditolak dan terima H1. Dengan demikian dapat disimpulkan :
“Terdapat pengaruh positif dan signifikan pelatihan, motivasi kerja dan pengembangan karir
secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel”.
Kesimpulan
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pelatihan terhadap pengembangan karir pegawai Dinas PU
Pengairan Provinsi Sumsel dengan koefisien C.R. sebesar 3,138 1,96.
2. Terdapat pengaruh positif dan siginifikan motivasi kerja terhadap pengembangan karir pegawai Dinas
PU Pengairan Provinsi Sumsel dengan koefisien C.R. sebesar 2,898 1,96.
3. Terdapat pengaruh positif dan siginifikan pelatihan dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap
pengembangan karir pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel dengan merujuk hasil Uji GOF
yang telah memenuhi kriteria Goodness Of Fit Index.
4. Tidak terdapat pengaruh pelatihan terhadap kinerja pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel
dikarenakan koefisien C.R. sebesar 0,081 ≤ 1,96.
5. Tidak terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi
Sumsel dikarenakan koefisien C.R. sebesar 0,061 ≤ 1,96.
6. Terdapat pengaruh positif dan siginifikan pengembangan karir terhadap kinerja pegawai Dinas PU
Pengairan Provinsi Sumsel dengan koefisien C.R. sebesar 4,190 1,96.
7. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pelatihan, motivasi kerja dan pengembangan karir secara
bersama-sama terhadap kinerja pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel merujuk hasil Uji GOF
yang telah memenuhi kriteria Goodness Of Fit Index.
Implikasi Kebijakan
Dari hasil penelitian diperoleh beberapa bukti empiris penelitian dan dapat direkomendasikan
beberapa implikasi kebijakan sesuai dengan prioritas yang dapat diberikan sebagai masukan bagi Dinas
PU Pengairan Provinsi Sumsel sebagai berikut : Implikasi kebijakan yang dapat peneliti berikan bagi
Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel adalah meningkatkan keterampilan operasional dan membuat
aturan-aturan atau syarat-syarat kerja yang jelas sehingga kinerja pegawai dapat meningkat, kemudian
memperbanyak variasi metode pelatihan, metode yang digunakan dalam pelatihan baik/tepat,
mengusahakan agar penghasilan yang diperoleh para pegawai dapat memenuhi kebutuhan pokok makan
keluarganya, dan pendapatan pegawai cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang dan papan keluarga.
Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan dan implikasi kebijakan serta pembahasan sebelumnya dapat
disarankan beberapa hal dalam meningkatkan pengembangan karir dan kinerja pegawai di lingkungan
Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan kinerja pegawai melalui pengembangan karir pegawai Dinas PU Pengairan
Provinsi Sumsel dapat melalui memberikan pengetahuan tentang manfaat serta pengetahuan tentang
pelatihan dan meningkatkan kepercayaan diri pegawai dalam bekerja dengan memberikan pelatihan-
pelatihan guna meningkatkan keterampilan operasional dan membuat aturan-aturan atau syarat-syarat
kerja yang jelas sehingga kinerja pegawai dapat meningkat.
2. Dalam rangka peningkatan pengembangan karir pegawai Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel
melalui pelatihan kerja yang perlu dilakukan adalah sesuai dengan cara meningkatkan tingkat
kesesuaian komposisi materi yang diberikan dalam pelatihan serta meningkatkan teknik
Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YPN Vol. VII No. 1 2014 47
berkomunikasi secara efektif instruktur pelatihan. Kemudian diharapkan pengembangan karir pegawai
Dinas PU Pengairan Provinsi Sumsel dapat ditingkatkan.
3. Dalam rangka pengembangan karir para pegawai melalui motivasi kerja pegawai Dinas PU Pengairan
Provinsi Sumsel dapat dilakukan dengan meningkatkan pengembangan karir melalui motivasi kerja
adalah dengan meningkatkan suasana keakraban dan kenyamanan dalam lingkungan kerja serta
memberikan hadiah jika ada pegawai yang berprestasi.
DAFTAR PUSTAKA
Flippo, E.B, 2002. Manajemen Personalia. Terjemahan Mas`ud M, Jakarta, Erlangga.
__________., 2005, Personnel Management, 6th Edition, 5th Edition, National Book Store, Philippines, McGraww Hill.
Ghozali, Imam, 2008a, Model Persamaan Struktural : Konsep dan Aplikasi Dengan Program AMOS 16.0, Semarang, Badan Penerbit Univ. Diponegoro.
____________, 2008b, SEM Metode Alternative dengan PLS, Edisi Dua, Semarang, Badan Penerbit Univ. Diponegoro.
____________, 2009, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang, Badan Penerbit Univ. Diponegoro.
Ghozali, Imam dan Fuad, 2008, SEM Teori Konsep dan Aplikasi Dengan Lisrel 8.80, Semarang, Badan Penerbit Univ. Diponegoro.
Gibson, James L, Ivancecich, John M, Donnely James H, 2000, Organization Behavior, Structure, Process, Texas, Business Publications Inc.,
Gomes, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta, Penerbit Andi. Haryono, Siswoyo, 2007, Metodologi Penelitian Mansjemen, Jakarta, PT. Intermedia Personalia Utama, Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor SE/28/M.PAN/10/2004 tentang Penataan
Pegawai Negeri Sipil
Mangkunegara, Anwar Prabu, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung, PT.
Remaja Rosdakarya,
Ndraha, Taliziduhu, 2002, Budaya Organisasi, PT. Asdi Mahastya, Jakarta
Sarwono, Jonathan, 2011; Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis Dengan SPSS, Yogyakarta, Andi Offset.
Siagian, Sondang, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Bumi Aksara. Sugiyono, 2011; Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Bandung, Alfabeta. Sedarmayanti. 2006. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung, CV. Mandar Maju.
Widarjono, Agus, 2010, Analisis Statistik Multivariat Terapan, Yogyakarta, UPP STIM YKPN.
Waluyo, Minto, 2011, Panduan dan Aplikasi SEM, Jakarta, PT. Indeks.
Widjanto, Setyo Hari, 2008, SEM dengan Lisrel 8.8, Yogyakarta, Graha Ilmu. Wijaya, Tony, 2009, Analisis SEM Menggunakan AMOS, Yogyakarta, Universitas Atmajaya