pengaruh pengeluaran rutin serta pengeluaran pembangunan daerah terhadap pembangunan ekonomi di kota...
TRANSCRIPT
1
PENGARUH PENGELUARAN RUTIN SERTA PENGELUARAN PEMBANGUNAN
DAERAH TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI DI KOTA TANGERANG
NIDA KHOFIYA
109084000014
Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2011
1.1 Pendahuluan
Kota Tangerang adalah salah satu kota dengan jumlah industri pengolahan terbanyak
setelah Kabupaten Tangerang. Kondisi ini merupakan daya tarik tersendiri bagi para pencari
kerja baik dari dalam maupun luar Kota Tangerang. Menjadikan pertumbuhan sektor – sektor
ekonomi di Kota Tangerang meningkat. Gambaran kondisi diatas membuat pemerintah Kota
Tangerang harus selalu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi setiap kebijakan yang
ditempuh, terutama dalam pembangunan di bidang perekonomian menjadi kehidupan
masyarakat.
Dalam perencanaannya, pemerintah Kota Tangerang memerlukan bermacam-macam data
sebagai dasar penentuan strategi dan kebijakan agar sasaran pembangunan dapat dicapai dengan
tepat. Strategi dan kebijakan pembangunan ekonomi yang telah diambil pada masa-masa
sebelumnya perlu di monitor dan dilihat hasil-hasilnya, yang selanjutnya menjadi basis kinerja
kebijakan ekonomi di masa mendatang.
Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan antara
lain untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, meratakan
pembagian pendapatan juga meningkatkan dan mengusahalan pergeseran ekonomi dari berbagai
2
sektor. Setiap penyelenggara pemerintah baik di pusat maupun daerah sangat memperhatikan
pembangunan ekonomi di wilayahnya sendiri.
Pada tahap perencanaan, data merupakan salah satu dasar pertimbangan dalam menentukan
berbagai skala prioritas dan memetakan berbagai persoalan yang harus diselesaikan melalui
program pembangunan. Sementara dalam tahap pelaksanaan pembangunan, data dapat
dijadikan sebagai salah satu alat untuk melakukan pengawasan dan pengendalian dari suatu
program pembangunan. Sedangkan pada tahap evaluasi, data dapat memenuhi kebutuhan
informasi untuk melakukan penilaian apakah suatu program telah memberikan hasil seperti yang
diinginkan atau belum.
Dalam sudut pandang ekonomi, sebuah wilayah akan berkembang sesuai dengan
pemanfaatan sumber daya ekonomi (economic resources) yang tersedia dan digunakan. Sumber
daya tersebut adalah sumber daya tenaga kerja (labour) dan sumber daya modal (capital). Kedua
sumber daya tersebut disebut sebagai faktor-faktor produksi (factors of production).
Perkembangan perekonomian di Kota Tangerang sendiri diharapkan berhasil memperbaiki
tingkat kesejahteraan masyarakat, yang diantaranya tercermin pada peningkatan pendapatan per
kapita dan penurunan jumlah penduduk miskin.
Salah satu jenis data yang sangat dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan daerah
adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Secara umum PDRB merefleksikan
seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh aktivitas produksi barang dan jasa di suatu wilayah
pada kurun waktu tertentu. PDRB disajikan atas harga berlaku dan konstan. Untuk melihat
perkembangan perekonomian digunakan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE). Sedangkan
struktur perekonomian wilayah dapat dilihat dari distribusi presentase setiap sektor terhadap
total nilai PDRB. Berdasarkan PDRB tersebut maka Pemerintah Kota Tangerang yang
mempunyai tanggung jawab dalam hal kegiatan pembangunan ekonomi di Kota Tangerang,
sangat memerlukan data PDRB untuk melihat perkembangan perekonomian Kota Tangerang.
Judul dari penelitian ini adalah Pengaruh Pengeluaran Rutin serta Pengeluaran Pembangunan
Daerah terhadap Pembangunan Ekonomi di Kota Tangerang.
3
1.2 Ruang lingkup / batasan masalah
Penelitian ini hanya membahas tentang PDRB di Kota Tangerang.
• Identifikasi
1. Bagaimana pengaruh pengeluaran rutin terhadap pembangunan ekonomi kota
Tangerang?
2. Bagaimana pengaruh pembangunan daerah terhadap pembangunan ekonomi kota
Tangerang?
3. Bagaimana pengaruh pengeluaran rutin serta pengeluaran pembangunan daerah
terhadap pembangunan ekonomi kota Tangerang?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui besarnya pengaruh pengeluaran rutin terhadap pembangunan
ekonomi di Kota Tangerang.
2. Mengetahui besarnya pengaruh pengeluaran pembangunan daerah terhadap
pembangunan ekonomi di Kota Tangerang.
3. Mengetahui besarnya pengaruh pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan
daerah terhadap pembangunan ekonomi di Kota Tangerang.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Secara akademis, diharapkan sebagai bahan informasi dan dapat dijadikan
referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya tentang pengaruh dari pengeluaran
rutin dan pengeluaran pembangunan daerah terhadap pembangunan ekonomi.
2. Secara praktis, diharapkan sebagai bahan pertimbangan bagi pembuat
kebijakan khususnya Pemerintah Kota Tangerang dalam menentukan arah
dan strategi pembangunan di masa mendatang serta sebagai bahan evaluasi
bagi perencanaan dalam mengantisipasi pelaksanaan otonomi daerah.
4
2. Pustaka
2.1. Landasan Teori
Gambaran Perekonomian Kota Tangerang
Kondisi perekonomian suatu wilayah dapat tercermin dari total produksi barang dan jasa
yang dihasilkan dari aktivitas ekonomi yang tergambar dalam besaran nilai PDRBnya. Oleh
karena itu kinerja perekonomian Kota Tangerang juga dapat dilihat dari besaran nilai PDRB
yang mampu dicapai oleh wilayah Kota Tangerang dari tahun ke tahun.
Sebagai salah satu kabupaten/kota di Provinsi Banten yang sebagian besar potensi
perekonomiannya pada sektor industri pengolahan, maka secara langsung kinerja perekonomian
Kota Tangerang sebagian besar ditunjang oleh sektor tersebut.
PDRB Kota Tangerang Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000,
Tahun 2007 – 2009 (Milliar Rp)
PDRB ADH Berlaku ADHK 2000
2007 39.354,58 24.505,12
2008*) 44.688,73 26.066,99
2009**) 49.330,67 27.562,54
Nilai PDRB atas dasar harga berlaku yang dihasilkan dari kegiatan produksi barang dan
jasa selama tahun 2009 di Kota Tangerang adalah sebesar 49.330,67 milliar rupiah. Nilai ini
mengalami peningkatan sekitar 10,39 % jika dibanding dengan tahun sebelumnya. Sedangkan
berdasarkan nilai PDRB atas dasar harga konstan yang berasal dari total produksi barang dan
jasa tahun 2009 dikalikan dengan harga dasar tahun 2000 adalah sebesar 27.562,54 milliar
rupiah atau meningkat 5,74% dari tahun sebelumnya 26.066,99 milliar rupiah. Laju
5
pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2009 terhadap tahun 2008 sebesar 10,39
persen. Pertumbuhan ini lebih kecil dari laju pertumbuhan pada tahun 2008 terhadap tahun 2007
yaitu 13,55 persen. Krisis ekonomi yang melanda hampir sebagian negara di dunia pada awal
tahun 2009, rupanya sedikit membawa imbas pada penurunan laju pertumbuhan ekonomi di
Kota Tangerang.
• PDRB Per Kapita
Selain nilai laju pertumbuhan dan peranan antar sektor ekonomi, terdapat juga satu
indikator yang diturunkan dari angka PDRB yaitu PDRB per kapita. Indikator ini biasa
digunakan untuk mengukur tingkat produktivitas penduduk di suatu daerah dalam jangka waktu
tertentu. PDRB per kapita dihitung dengan membagi besaran PDRB atas dasar harga berlaku
terhadap jumlah penduduk pertengahan tahun suatu daerah pada periode waktu tertentu.
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, nilai PDRB per kapita tahun 2009 meningkat
8,74 persen yaitu sebesar 31,73 juta rupiah. Sedangkan berdasarkan harga konstan 2000, PDRB
per kapita Kota Tangerang tahun 2009 meningkat sebesar 4,17 persen dibandingkan tahun 2008
atau sebesar 17,73 juta rupiah.
Pengeluaran per Kapita dan PDRB per Kapita Kota Tangerang Tahun 2007 -2009 (Juta
Rp)
Uraian PDRB per
Kapita PDRB per Kapita
ADH Berlaku ADH Konstan 2000
2007 26,09 16,25
2008*) 29,18 17,02*
2009**) 31,73** 17,73**
6
Perlu diketahui bahwa PDRB per kapita tidak sama dengan pendapatan per kapita. PDRB
per kapita hanya menggambarkan nilai tambah bruto (NTB) yang terbentuk di Kota Tangerang
dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun. Sementara pendapatan per kapita
benar-benar menggambarkan NTB yang dimiliki oleh penduduk Kota Tangerang, baik yang
berada di dalam maupun di luar Kota Tangerang.
Namun hingga saat ini nilai pendapatan per kapita penduduk belum dapat dihitung
angkanya, tetapi nilai tersebut didekati dengan angka rata-rata pengeluaran penduduk per
bulan, yang dihitung dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS).
Berikut ini adalah penjabaran APBD Kota Tangerang Tahun 2009:
Nomor urut Uraian Jumlah
1. Pendapatan Daerah 1,175,683,314,535.35
1.1. Pendapatan Asli Daerah 186,527,655,806.35
1.1.1. Hasil Pajak Daerah1) 144,269,343,930.50
1.1.2. Hasil Retribusi Daerah 1) 27,092,576,220.83
1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 12,195,485,655.02
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 2,970,250,000.00
1.2 Dana Perimbangan 816,544,302,166.00
1.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 320,012,422,166.00
1.2.2 Dana Alokasi Umum 488,979,280,000.00
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 7,552,600,000.00
1.3 Belanja Daerah 1,474,981,064,704.30
1.3.1. Belanja Tidak Langsung 610,532,953,080.15
1.3.2 Belanja Pegawai 568,539,766,760.15
7
2.2 Produk Domestik dan Produk Regional
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah rangkuman seluruh nilai tambah yang
diperoleh dari kegiatan ekonomi melalui proses produksi barang dan jasa di suatu wilayah
pada kurun waktu tertentu. PDRB dihitung dalam dua cara yaitu atas dasar harga berlaku
(ADHB) dan atas dasar harga konstan (ADHK). PDRB atas dasar harga berlaku
menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun
berjalan, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan
jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga pada tahun dasar tertentu, dalam
penghitungan ini digunakan harga tahun dasar tahun 2000, menggantikan harga dasar tahun
sebelumnya yaitu tahun 1993. Penggunaan tahun dasar ini ditetapkan secara nasional.
Dari hasil penghitungan PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga
konstan dapat diturunkan beberapa indikator antara lain Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE),
Struktur Perekonomian, Indeks Harga Implisit, Inflasi dan Pendapatan perkapita.
2.3 Manfaat Statistik Pendapatan Regional
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai salah satu indikator makro dapat
dimanfaatkan sebagai berikut :
1. PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang
dihasilkan oleh suatu wilayah. Nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan sumber
daya ekonomi yang besar.
2. PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan pendapatan yang memungkinkan dapat
dinikmati oleh penduduk suatu daerah.
3. PDRB atas dasar harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan maupun sektoral dari tahun ke tahun.
4. Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut sektor menunjukkan peranan sektor
8
ekonomi atau menunjukkan struktur perekonomian dalam suatu wilayah. Sektor yang
mempunyai peranan besar menunjukkan basis perekonomian yang mendominasi
perekonomian wilayah tersebut.
5. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per
satu orang penduduk.
6. PDRB per kapita atas dasar harga konstan untuk mengetahui proxy pendapatan per
kapita secara riil.
2.4 Konsep dan Definisi
Konsep dan definisi mengenai pengertian PDRB, PDRB atas dasar harga berlaku, PDRB
atas dasar harga konstan dan lain-lain adalah sebagai berikut :
• Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB didefinisikan berdasarkan tiga pendekatan yaitu:
a. Pendekatan Produksi (Production Approach)
PDRB adalah jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai
unit produksi dalam suatu wilayah/ region pada suatu jangka waktu tertentu, biasanya setahun.
b. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
PDRB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut di
dalam proses produksi di suatu wilayah/ region pada jangka waktu tertentu (biasanya
setahun). Balas jasa faktor produksi tersebut adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal
dan keuntungan. Dalam pengertian PDRB termasuk juga penyusutan barang modal tetap dan
pajak tidak langsung neto. Jumlah semua komponen pendapatan per sektor ini disebut sebagai
nilai tambah bruto sektoral. PDRB merupakan jumlah dari nilai tambah bruto seluruh sektor
(lapangan usaha).
9
c. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)
PDRB adalah jumlah semua pengeluaran untuk konsumsi rumahtangga dan lembaga
swasta yang tidak mencari untung, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik
bruto, perubahan stok, dan ekspor neto di suatu wilayah/ region pada suatu periode (biasanya
setahun). Ekspor neto disini adalah ekspor dikurangi impor.
• PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
PDRB yang dinilai berdasarkan harga barang dan jasa pada tahun berjalan, baik pada
saat menilai produksi, biaya antara maupun komponen nilai tambah.
• PDRB Atas Dasar Harga Konstan
PDRB yang dinilai berdasarkan harga barang dan jasa pada tahun tertentu atau tahun
dasar, pada saat menilai produksi, biaya antara maupun komponen nilai tambah. Harga
konstan yang digunakan adalah harga tahun dasar 2000.
• Indeks Harga Implisit PDRB
Perbandingan PDRB atas dasar harga berlaku dengan PDRB atas dasar harga konstan.
• Angka Laju Pertumbuhan PDRB
Besarnya persentase kenaikan PDRB pada tahun berjalan terhadap PDRB pada tahun
sebelumnya. Angka laju pertumbuhan yang dihitung menggunakan PDRB atas dasar harga
berlaku menggambarkan kenaikan output dengan adanya pengaruh harga. Sedangkan
untuk melihat pertumbuhan output secara riil tanpa adanya pengaruh harga, digunakan
10
angka laju pertumbuhan berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan. Angka ini biasa
disebut dengan laju pertumbuhan ekonomi (LPE).
• PDRB per Kapita
PDRB dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun.
• Pendapatan Regional
PDRB dikurangi penyusutan dan pajak tak langsung neto serta ditambah balas jasa
faktor produksi milik penduduk wilayah/ region tersebut yang berasal dari luar dikurangi
balas jasa faktor produksi yang mengalir keluar.
• Pendapatan per Kapita
Pendapatan per kapita merupakan hasil bagi pendapatan regional dengan jumlah
penduduk pertengahan tahun. Dalam kenyataannya perhitungan pendapatan yang benar-
benar diterima oleh penduduk Kota Tangerang sulit dilakukan karena masih belum
tersedianya data arus pendapatan yang mengalir antar daerah. Oleh karena itu sampai saat
ini penyajian data pendapatan masih menggunakan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB). Dengan demikian angka PDRB ini merupakan indikator yang menunjukkan
kemampuan daerah tersebut untuk menghasilkan pendapatan atau balas jasa faktor
produksi yang ikut berpartisipasi dalam proses produksi di daerah tersebut.
11
TABEL 1 : PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA TANGERANG ATAS
DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA, TAHUN
2007 – 2009 (Milliar Rupiah)
13
2.5 Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang serupa yang telah dilakukan oleh peneliti yang lain berjudul “Pengaruh
Pengeluaran Pemerintah, Investasi Swasta dan Angkatan Kerja terhadap Pembangunan
Ekonomi di Kota Semarang Tahun 1982 – 2003”. Penelitian ini dilakukan Adi Raharjo (2006).
Pada penelitian ini mengimplementasikan teori pertumbuhan ekonomi regional Solow-swan
yang mendasarkan pada fungsi produksi Cobb Douglas dengan pertimbangan kemampuannya
untuk menunjukkan hubungan perimbangan antara hasil produksi dan kombinasi faktor
produksi yang digunakan.
Data yang digunakan adalah Data PDRB perkapita dan jumlah angkatan kerja yang
diterbitkan oleh BPS Kota Semarang; Data Pengeluaran pemerintah (rutin dan pembangunan)
berdasarkan perhitungan APBD Kota Semarang serta data investasi swasta dari BKPM PBA
Kota Semarang mulai tahun 1982-2003 (time series). Analisis regresi yang digunakan adalah
OLS dengan bantuan perangkat lunak SPSS 11.5.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa variabel pengeluaran pemerintah (rutin) dan investasi
swasta berpengaruh postif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah α 10 % akan
tetapi variabel pengeluaran pemerintah (pembangunan) dan angkatan kerja berpengaruh postif
namun tidak signifikan Pada akhirnya peran pemerintah daerah melalui pengeluaran pemerintah
yang dapat merangsang peningkatan variabel investasi swasta dan penyerapan angkatan kerja
diharapkan mampu meningkatkan kegiatan ekonomi daerah guna tercapainya pertumbuhan
ekonomi dan peningkatan pendapatan perkapita masyarakat.
14
3. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan telaah pustaka, beberapa hal dapat dilakukan sebagai dasar bagi peneliti dalam
membantu melakukan pengkajian mengenai kebijakan pemerintah khususnya pengeluaran
pemerintah dengan ruang lingkup pemerintah daerah. Bahwa sebagaimana dalam kontek
negara, peran pemerintah daerah sangat diperlukan dalam kerangka mengatasi masalah-masalah
yang tidak dapat dihadapi oleh pasar yaitu dalam hal penyediaan barang-barang publik.
Pemerintah daerah dituntut dapat berperan aktif dalam upaya meningkatkan pembangunan
ekonomi daerah guna tercapainya pendapatan perkapita masyarakat.
Peran pemerintah daerah dapat dijalankan melalui salah satu instrument kebijakan yaitu
pembelanjaan (pembangunan dan rutin) dimana pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya
yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Pengeluaran
pemerintah dapat dibedakan yaitu :
1. Pembelian faktor-faktor produksi (input) dan pembelian produk (output)
2. Pengeluaran konsumsi pemerintah (belanja rutin) dan investasi pemerintah
(belanja pembangunan/barang-barang modal)
Pengeluaran pembangunan merupakan pengeluaran pemerintah untuk pelaksanaan proyek-
proyek terdiri dari sektor-sektor pembangunan dengan tujuan untuk melakukan investasi.
Pengeluaran rutin pemerintah meliputi seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah
dalam hal ini adalah pemerintah Kota Tangerang, dalam rangka penyelenggaraan kegiatan
administrasi pemerintahan. Nilai output akhir pemerintah yang terdiri dari pembelian barang
dan jasa yang bersifat rutin pembayaran gaji pegawai dan perkiraan penyusutan barang modal
pemerintah.
Dalam penelitian ini pendekatan fungsi produksi Coub Doglas digunakan dengan
mempertimbangkan kemampuannya untuk menunjukkan hubungan perimbangan antara hasil
produksi di satu pihak dan di lain pihak suatu kombinasi berbagai rupa sarana produksi (faktor
produksi) yang digunakan dalam proses produksi. Dengan kata lain fungsi produksi
15
mengungkapkan berapa banyak hasil produksi yang diperoleh dengan menggunakan suatu
kombinasi tertentu perihal sejumlah sarana produksi.
Berdasarkan uraian di atas maka kajian dalam penelitian yang mengambil kasus di Kota
Tangerang dengan variabel-variabelnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota
Tangerang yang dipengaruhi oleh belanja rutin pemerintah (G), belanja pembangunan
pemerintah (IG).
Untuk penentuan besarnya pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pembangunan
ekonomi di Kota Tangerang, dapat dibangun suatu fungsi berdasar pendekatan Kim (1997)
sebagai berikut :
PDRBt = f (Gt , IGt, ) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.33)
Sedangkan model yang digunakan dengan beberapa modifikasi dalam bentuk logaritma
sebagai berikut:
LYnt = α0+ α1 LGt + α2 LIGt + µ . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.34)
Keterangan :
α0 = Konstanta
α1, α2, α3, = Parameter yang diestimasi
LYnt = Pembangunan ekonomi pada tahun t
LG t = Belanja Rutin Pemerintah pada tahun t
LIGt = Belanja Pembangunan Pemerintah pada tahun t
µt = Variabel gangguan pada tahun t
16
Pengeluaran Rutin
(X1)
3.1 Bagan Kerangka Pemikiran Teoritis
Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran Pembangunan
Daerah
(X2)
PDRB
(Y)
17
3.2 Model Penelitian
3.2.1 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini dilakukan di Kota Tangerang dengan menggunakan pendekatan Cross
Sectional yaitu hanya meneliti pada waktu tertentu, yaitu pada tahun 2009 yang ditunjang
dengan studi kepustakaan. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Produk Domestik Regional Bruto pada tahun 2009 ( Variabel dependen )
2. Realisasi Pengeluaran rutin Pemerintah Daerah ( Variabel independen )
3. Realisasi Pengeluaran Pembangunan Pemerintah Daerah ( Variabel independen )
3.2.2 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pencatatan data yang
bersumber dari publikasi yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bank
Indonesia (BI) dan terbitan resmi pemerintah maupun dengan cara studi pustaka dari literatur
dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
3.2.3 Teknik Analisis Pembahasan mengenai pemantauan terhadap kebijakan pengeluaran pemerintah daerah
Kota Tangerang, di dekati melalui dua hal :
1. Perkembangan pengalokasian pengeluaran pemerintah (meliputi
belanja rutin dan pembangunan)
2. Pengaruh alokasi pengeluaran pemerintah daerah tersebut terhadap pembangunan
ekonomi daerah.
Untuk memenuhi tujuan penelitian serta menguji hipotesis yang telah ditetapkan maka
dilakukan langkah analisis sebagai berikut :
18
1. Deskripsi tentang perkembangan pola alokasi pengeluaran pemerintah daerah tahun
2009, yang meliputi proporsi dan pertumbuhanuntuk tiap-tiap jenis pengeluaran.
Dari analisis tersebut diharapkan dapat diperoleh gambaran mengenai konsistensi
serta kesinambungan kebijakan pengeluaran pemerintah sebagai salah satu
instrumen kebijakan pemerintah.
2. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
kuantitatif induktif, yaitu tekhnik analisis yang dapat digunakan untuk menaksir
parameter. Analisis data dilakukan dengan menguji secara statistic terhadap
variabel-variabel yang telah dikumpulkan dengan menggunakan bantuan perangkat
lunak SPSS 11.5. Dari analisis ini diharapkan dapat diperoleh petunjuk mengenai
seberapa besar pengaruh dari kebijakan pengeluaran pemerintah (dengan pola
sebagaimana ditunjukkan dalam analisis pertama) terhadap pembangunan ekonomi
daerah.
Untuk menganalisis hubungan/pengaruh antara variabel dependen (pembangunan
ekonomi) dengan variabel independen (belanja pembangunan dan belanja rutin,) serta untuk
mengetahui sejauh mana besar dan arah dari hubungan variabel tersebut digunakan analisis
regresi. Sedangkan analisis korelasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat/derajat
keeratan antara variabel yang ada.
Analisis regresi yang digunakan adalah regresi berganda dengan metode kuadrat terkecil
(Method of Ordinary Least Square) OLS. Metode ini diyakini mempunyai sifat-sifat yang dapat
diunggulkan yaitu secara teknis sangat akurat, mudah dalam menginterprestasikan
perhitungannya serta sebagai alat estimasi linier dan unbiased terbaik (Gujarati, 1999).
Regresi dilakukan terhadap model persamaan regresi yang diturunkan dari fungsi produksi
Cobb-Douglas yang ditunjukkan sebagai berikut :
Q = f (k) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.1)
Keterangan :
Q = Produksi
K = Kapital
19
Selanjutnya dalam penelitian ini diasumsikan bahwa Q adalah PDRB yang merupakan
variabel dependen, sedangkan K adalah variabel independen yang terdiri dari belanja
pembangunan pemerintah (IG), belanja rutin pemerintah (G).
Model dasar yang digunakan berdasarkan pendekatan Kim sebagai berikut :
PDRB = f (G, IG) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(3.2)
Sedangkan model yang digunakan dengan beberapa modifikasi dalam bentuk logaritma
sebagai berikut:
PDRB = G α1+ IG α2+. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.3)
Ln PDRB = α0+ α1 LnGt + α2 LnIGt + µ . . . . . . . . . . ……………(3.4)
LYnt = α0+ α1 LGt + α2 LIGt µ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ………...(3.5)
Keterangan :
α0 = Konstanta
α1, α2, α3 = Parameter yang diestimasi
LYnt = Pembangunan ekonomi pada tahun t
LG t = Belanja Rutin Pemerintah pada tahun t
LIGt = Belanja Pembangunan Pemerintah pada tahun t
µt = Variabel gangguan pada tahun t
Beberapa perhitungan yang digunakan untuk menganalisis pengeluaran pemerintah adalah
sebagai berikut :
1. Proporsi jenis-jenis pengeluaran, dihitung dengan formula :
20
Dimana : Xi t adalah jumlah pengeluaran jenis i pada tahun t
Σ X t adalah total pengeluaran pada tahun t
2. Pertumbuhan jenis-jenis pengeluaran, dihitung dengan formula :
Dimana : Xi t adalah jumlah pengeluaran jenis i pada tahun t
Xi ( t − 1 ) adalah jumlah pengeluaran jenis i pada tahun t-1
3.2.4 Hasil dan Kesimpulan
Uraian dalam bab ini akan membahas pengaruh pengeluaran rutin dan pengeluaran
pemerintah daerah, terhadap pembangunan ekonomi melalui pendekatan deskriptif dan
kuantitatif. Secara deskriptif pemantauan terhadap kebijakan pengeluaran pemerintah Kota
Tangerang diamati melalui perkembangan pengalokasian pengeluaran pemerintah (meliputi
pertumbuhan dan proporsi tiap jenis pengeluaran dari tahun ke tahun). Secara kuantitatif akan
digunakan pendekatan hasil perhitungan model regresi berganda, termasuk uji asumsi klasik dan
uji statistik. Penggunaan model regresi berganda disini dimaksudkan untuk menganalisis
hubungan/pengaruh antara variabel dependen (PDRB) dengan variabel independen (belanja
rutin dan belanja pembangunan) serta untuk mengetahui sejauh mana besar dan arah dari
hubungan variable tersebut. Sedangkan analisis korelasi digunakan untuk mengetahui seberapa
besar tingkat/derajat keeratan antara variabel yang ada.
Pengujian model regresi yang digunakan dalam penelitian ini akan sangat menentukan
hasil analisis berkaitan dengan pengaruh pengeluaran rutin dan pengeluaran pemerintah,
terhadap pembangunan ekonomi melalui pendekatan kuantitatif. Namun demikian sebelum
melakukan pengujian model regresi, maka perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu
sehingga model regresi yang diharapkan akan benar-benar sebagai suatu model regresi yang
baik dan efisien dalam arti adanya ketepatan model yang digunakan.
21
4. Hipotesis
Peran pemerintah daerah dalam pertumbuhan ekonomi adalah terwujudnya
pembangunan ekonomi daerah dengan terciptanya lapangan kerja baru dan mendorong
perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Peran pemerintah daerah dapat
dilihat dari besar kecilnya pengeluaran pemerintah yang mencerminkan kebijakan untuk
membeli barang dan jasa serta biaya yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan kebijakan
tersebut.
Anggaran belanja pembangunan digunakan untuk memberdayakan berbagai sumber
ekonomi guna mendorong pemerataan dan peningkatan pendapatan perkapita. Dana
pembangunan juga merupakan salah satu input yang dapat menghasilkan segenap output.
Belanja rutin digunakan dalam mendukung pencapaian sasaran pembangunan sekalipun
pengeluaran tersebut tidak secara langsung berkaitan dengan pembentukan modal untuk tujuan
peningkatan produksi, melainkan menunjang kegiatan pemerintahan serta peningkatan
jangkauan mutu pelayanan.
1. Ho : α1 = 0 Belanja rutin tidak berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi Kota
Tangerang.
Ha : α1 > 0 Belanja rutin berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembangunan
ekonomi Kota Tangerang.
2. Ho : α2 = 0 Belanja pembangunan daerah tidak berpengaruh terhadap pembangunan
ekonomi Kota Tangerang.
Ha : α2 > 0 Belanja pembangunan daerah berpengaruh positf dan signifikan terhadap
pembangunan ekonomi Kota Tangerang.
3. Ho: α3=0 Belanja rutin dan Belanja pembangunan daerah tidak berpengaruh terhadap
pembangunan ekonomi Kota Tangerang.
Ha: α3>0 Belanja rutin dan Belanja Pembangunan berpengaruh positif terhadap
pembangunan ekonomi Kota Tangerang.
22
Daftar Pustaka
http://jurnalskripsi.com/analisis-pengaruh-penerimaan-asli-daerah-pad-dan-pengeluaran-
pemerintah-daerah-terhadap-pertumbuhan-produk-domestik-regional-bruto-pdrb-di-jawa-timur-
studi-tahun-2003-2005-pdf.htm
Irmaningrum, Yeane. 2009. Analisis PDRB: Gambaran Ekonomi Makro Kota Tangerang Tahun
2009, Penerbit Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik Kota Tangerang, Tangerang.
http://www.bps.go.id/
23
Ucapan Terima Kasih
Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Ekonomi Wilayah dan
Perkotaan dengan waktu yang telah ditetapkan.
Penulis menyadari bahwa tugas ini jauh dari sempurna yang disebabkan keterbatasan
pengetahuan, kemampuan dan pengalaman. Oleh karena itu penulis membutuhkan kritik dan
saran yang bersifat membangun agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak umumnya
dan bagi penulis khususnya.
Dalam kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1. Ibu , Ayah dan Adik yang telah memberikan doa, dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas ini.
2. Seluruh Mahasiswa dan Mahasiswi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan kelas 4A.
3. Bapak Tony S. Chendrawan, ST., SE., M.Si selaku Dosen mata kuliah Ekonomi
Wilayah dan Perkotaan.
4. Seluruh pihak – pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan dan pahala dari
Allah SWT. Penulis berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya.
Jakarta, Mei 2011
Nida Khofiya