pengaruh perubahan perputaran modal kerja dan …
TRANSCRIPT
1
PENGARUH PERUBAHAN PERPUTARAN MODAL KERJA DAN TINGKAT
PENGEMBALIAN INVESTASI TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (FOOD AND BEVERAGES) YANG GO
PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA
(Skripsi)
Oleh
ELDO ARYA DAFITSA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
2
ABSTRAK
PENGARUH PERUBAHAN PERPUTARAN MODAL KERJA DAN TINGKAT
PENGEMBALIAN INVESTASI TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (FOOD AND BEVERAGES) YANG GO
PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh:
ELDO ARYA DAFITSA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan perputaran modal kerja
dan pengembalian investasi terhadap perubahan harga saham pada perusahaan food and
beverage yang go public di Bursa Efek Indonesia periode 2007 – 2010.
Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perputaran modal kerja dan
tingkat pengembalian investasi. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier
berganda. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan software SPSS 16.0 (Statistical
Product and Service Solution.
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan perubahan perputaran modal kerja dan
tingkat pengembalian investasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
perubahan harga saham.
Saran yang diberikan berdasarkan analisis yang telah dilakukan sebaiknya para investor
dan calon investor lebih memperhatikan nilai waktu dari uang (time value of money),
karena waktu merupakan alasan penting untuk memusatkan perhatian pada kekayaan
yang di ukur dengan harga saham bukan hanya dengan laba semata. Investor juga perlu
memperhatikan tingkat risiko yang ada pada modal yang akan di investasikan.
Keyword : Perputaran modal kerja, pengembalian investasi dan perubahan harga saham
3
ABSTRACT
EFFECT OF CHANGES IN WORKING CAPITAL CYCLE AND LEVEL OF
RETURN ON INVESTMENT SHARE PRICE CHANGES IN
MANUFACTURING COMPANY (FOOD AND BEVERAGES) THE GO
PUBLIC IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
by:
ELDO ARYA DAFITSA
This study aimed to determine the effect of changes in working capital turnover and
return on investment to stock price changes in food and beverage companies that went
public on the Stock Exchange of Indonesia from 2007 to 2010.
Financial ratios used in this study is the working capital turnover and return on
investment. The analysis tool used is multiple linear regression. Data processing is done
with the help of software SPSS 16.0 (Statistical Product and Service Solution.
Based on the research are the changes working capital turnover and return on
investment does not have a significant impact on stock price changes.
The advice given based on the analysis that has been done should the investors and
prospective investors pay more attention to the time value of money (time value of
money), because time is an important reason to focus on the measure of wealth in stock
not just by profit alone. Investors also need to consider the level of risk that exist in the
capital to be invested.
Title: Turnover of working capital, return on investment and changes in stock prices
.
4
Nama Mahasiswa : Eldo Arya Dafitsa
Nomor Pokok Mahasiswa : 0441031032
Telpon : 087899222270
Email : [email protected]
Pembimbing I : Dr. Ratna Septiyanti, S.E., M.Si.
Pembimbing II : Reni Oktavia, S.E., M.Si.
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
5
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar modal Indonesia menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, setelah
pemerintah mengeluarkan berbagai deregulasi, baik deregulasi di bidang ekonomi pada
umumnya maupun di pasar modal pada khususnya. Menurut Kieso, Weygandt dan
Warfield (2009) biasanya saham dibeli secara tunai melalui bursa (umpamanya Bursa
Saham New York, Bursa Saham Amerika atau saham setempat dan Indonesia melalui
Bursa Efek Indonesia/ BEJ dan bursa saham lainnya yang mungkin akan segera dibuka
di kota-kota lain seperti Surabaya), dan dari investor perseorangan serta lembaga
keuangan yang bukan merupakan perusahaan yang mengeluarkan saham itu sendiri.
Pasar Modal Indonesia telah membenahi dirinya dengan menjadi anggota bursa global
dimana investor maupun perusahaan asing boleh melakukan operasi penanaman modal/
investasi di Indonesia.
Menurut Warsini (2009) secara umum kegiatan investasi dapat diartikan sebagai
kegiatan penanaman modal atau penanaman dana yang dilakukan pada saat sekarang
(current) dalam berbagai wujud aktiva untuk memperoleh penghasilan di masa yang
akan datang (future). Dalam berinvestasi pengeluaran uang (pengorbanan) dilakukan
pada saat sekarang yang bersifat pasti, sedangkan hasilnya baru akan diperoleh pada
masa yang akan datang besarnya tidak pasti yang mencerminkan risiko.
Investasi ini digunakan sebagai modal kerja suatu perusahaan dalam menjalankan
kegiatannya mencari keuntungan. Menurut Harahap (2011), modal kerja adalah aktiva
6
lancar dikurangi utang lancar. Modal kerja juga biasa dianggap sebagai dana yang
tersedia untuk diinvestasikan dalam aktiva tidak lancar atau untuk membayar utang
tidak lancar.
Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang perputaran modal kerja,
tingkat pengembalian investasi dan perubahan harga saham. Oleh karena itu, penulis
mengambil judul “Pengaruh Perubahan Perputaran Modal Kerja Dan Tingkat
Pengembalian Investasi Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus Perusahaan
Food And Baverages)”.
1.2 Permasalahan
Sesuai dengan fungsi dari perputaran modal kerja yang bertujuan untuk menunjukkan
hubungan antara modal kerja dengan penjualan, dan tingkat pengembalian investasi
yang merupakan salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang bertujuan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan ke dalam
aktiva yang digunakan untuk operasinya dalam menghasilkan keuntungan maka
permasalahan dalam penulisan ini : Apakah perubahan perputaran modal kerja dan
tingkat pengembaliaan investasi berpengaruh terhadap perubahan harga saham
perusahaan.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh perubahan perputaran modal kerja terhadap perubahan
harga saham perusahaan.
2. Untuk mengetahui pengaruh perubahan tingkat pengembalian investasi terhadap
perubahan harga saham perusahaan.
7
1.4 Kerangka Pemikiran
Modal kerja diartikan sebagai yang berputar menjadi uang tunai selama satu putaran
operasi perusahaan. Sedangkan yang dimaksud dengan satu putaran operasi adalah
jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengubah uang tunai menjadi persediaan, piutang
sampai menjadi uang kembali. Putaran operasi ini berlangsung untuk jangka pendek
maupun jangka panjang. Putaran operasi jangka pendek hanya berlaku untuk aktiva
lancar sedangkan putaran jangka panjang tidak hanya berlaku untuk aktiva lancar tetapi
juga termasuk aktiva tetap. Agar modal kerja dapat terus berputar sejalan dengan
aktivitas operasi perusahaan sehari-hari, maka perusahaan memerlukan adanya suatu
pengendalian tehadap sumber dan penggunaan modal kerja, yang dibuat dalam bentuk
suatu laporan perubahan modal kerja.
Rasio-rasio yang akan menjadi bahan penelitian :
1. Perputaran Modal Kerja (WCTO)
Rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan
menggunakan dana dalam upaya mencapai tujuan perusahaan, karena itu rasio
efektifitas dinyatakan dalam berapa kali dana atau aset perusahaan yang digunakan
atau diputar dalam setahun, semakin tinggi frekwensi perputarannya akan
menunjukkan semakin efektifnya penggunaan dalam upaya mencapai tujuan
perusahaan (Sofyan : 2010).
Perputaran modal kerja menurut Sofyan, 2010
WCTO = Penjualan bersih
Rata-rata elemen modal kerja
2. Tingkat Pengembalian Investasi (ROI)
8
ROI itu sendiri merupakan salah satu bentuk rasio keuangan yang dimaksudkan
untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang
ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam usaha
memperoleh keuntungan.
Besarnya ROI menurut Prastowo dan Julianty (2011):
ROI = laba rata-rata per tahun setelah pajak
Investasi bersih
Dengan adanya peningkatan efektivitas dalam pengelolaan investasi, maka
perusahaan dapat meningkatkan laba operasinya. Demikian pula dengan
peningkatan modal kerja mendukung hasil penjualan yang tinggi melalui
penyediaan dana yang cepat sekaligus terpenuhinya jumlah kewajiban yang harus
segera dibayar oleh perusahaan.
Dari rasio-rasio tersebut diatas yaitu Perputaran Modal Kerja (WCTO) dan tingkat
pengembalian investasi (ROI), kita dapat mengukur dan menilai kinerja perusahaan
tersebut, apakah kinerja perusahaan tersebut baik atau buruk. Kinerja perusahaan
tentuya akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan tersebut di pasar modal.
Apabila kinerja perusahaan itu baik maka harga sahamnya akan naik, dan sebaliknya
apabila kinerja perusahaan itu buruk maka harga sahamnya akan turun.
9
II. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Modal Kerja
Terdapat beberapa pendapat mengenai modal kerja, antara lain :
1. Menurut Harahap (2011)
“Modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar. Modal kerja juga biasa
dianggap sebagai dana yang tersedia untuk diinvestasikan dalam aktiva tidak lancar
atau untuk membayar utang tidak lancar”.
2. Menurut Sutrisno (2009)
“Dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional
sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar
utang dan pembayaran lainnya”.
3. Menurut Munawir (2010), menyatakan bahwa terdapat tiga konsep mengenai modal
kerja, yaitu :
a. Konsep kuantitatif
Konsep ini menitikberatkan kepada kuantum yang diperlukan untuk mencukupi
kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin atau
menunjukkan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka
pendek. Dalam konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah
aktiva lancar (gross working capital).
b. Konsep kualitatif
Konsep ini menitikberatkan pada kualitas modal kerja, dalam konsep ini modal
kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek (net
working capital), yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman jangka
panjang maupun dari para pemilik perusahaan.
c. Konsep fungsional
Konsep ini menitikberatkan pada fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka
menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan. Pada dasarnya
10
dana-dana yang dimiliki oleh perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk
menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan, tetapi tidak semua
dana digunakan untuk menghasilkan laba periode ini (current income) ada
sebagian dana yang digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba di
masa yang akan datang. Misalnya: bangunan, mesin-mesin, pabrik, alat-alat
kantor dan aktiva tetap lainnya.
2.1.2 Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Sumber-sumber modal kerja yang normal menurut Anoraga dan Pakarti(2006) adalah :
1. Operasi rutin perusahaan
2. Laba yang diperoleh dari penjualan surat-surat berharga dan penanaman
sementara lainnya
3. Penjualan aktiva tetap, penanaman jangka panjang/ aktiva tak lancar dan lain-
lain
4. Pengembalian pajak dan keuntungan luar biasa lain
5. Penerimaan yang diperoleh dari penjualan obligasi dan saham dan penyetoran
dana oleh para pemilik perusahaan
6. Pinjaman jangka pendek dan jangka panjang dari bank dan pihak lain
7. Pinjaman yang dijamin dengan hipotek: atas aktiva tetap atau aktiva lancar
8. Penjualan piutang dengan cara penjualan biasa atau dengan “factoring”
(penjualan dengan cara penjualan faktur, pemberian kredit, diserahkan pada
lembaga keuangan)
9. Kredit perdagangan
Sumber dan penggunaan modal kerja dilakukan untuk mengetahui bagaimana modal
kerja tersebut digunakan dan dibelanjakan oleh perusahaan. Menurut Harahap (2011)
menyatakan bahwa kenaikan dalam modal kerja terjadi apabila aktiva menurun atau
11
dijual atau karena kenaikan dalam hutang jangka panjang dan modal sedangkan
penurunan dalam modal kerja timbul akibat aktiva tidak lancar naik dan dibeli atas
utang jangka panjang dan modal naik.
2.1.4 Fungsi dan Manfaat Modal Kerja
Fungsi modal kerja menurut Darmadji (2011) adalah :
1. Modal kerja itu menampung kemungkinan akibat buruk yang ditimbulkan karena
penurunan nilai aktiva lancar seperti penurunan nilai piutang yang diragukan dan
yang tidak dapat ditagih atau penurunan nilai persediaan.
2. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk membayar semua utang
lancarnya tepat pada waktunya dan untuk memanfaatkan potongan tunai, dengan
menggunakan potongan tunai maka jumlah yang akan dibayarkan untuk pembelian
barang menjadi berkurang.
3. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk memelihara “credit
standing” perusahaan yaitu penilaian pihak ketiga, misalnya bank dan para kreditor
akan kelayakan perusahaan untuk memelihara kredit. Selain itu, memungkinkan
perusahaan untuk menghadapi situasi darurat seperti : pemogokan, banjir.
4. Memungkinkan perusahaan untuk memberikan syarat kredit pada para pembeli.
Kadang-kadang perusahaan harus memberikan kepada para pembeli yang baik
untuk membiayai produksinya.
5. Memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan persediaan pada suatu jumlah
yang mencukupi untuk melayani kebutuhan para pembeli dengan lancar.
6. Memungkinkan pimpinan perusahaan untuk menyelenggarakan perusahaan lebih
efisien dengan jalan menghindari kelambatan dalam memperoleh bahan, jasa, dan
alat-alat yang disebabkan karena kesulitan kredit.
7. Modal kerja yang mencukupi, memungkinkan pula perusahaan untuk menghadapi
masa resesi dan depresi dengan baik..
12
2.2 Pengertian Investasi
Menurut Warsini (2009) investasi adalah:
“Kegiatan investasi dapat diartikan sebagai kegiatan penanaman modal atau
penanaman dana yang dilakukan pada saat sekarang (current) dalam berbagai
wujud aktiva untuk memperoleh penghasilan di masa yang akan datang (future).
Dalam berinvestasi pengeluaran uang (pengorbanan) dilakukan pada saat sekarang
yang bersifat pasti, sedangkan hasilnya baru akan diperoleh pada masa yang akan
datang besarnya tidak pasti yang mencerminkan risiko”.
2.2.1 Jenis-Jenis Investasi
Oleh suatu perusahaan dalam saham biasa, perusahaan lain dapat diklasifikasikan
menurut persentasi saham dengan hak suara investee yang dimiliki investor menurut
Kieso, Weygandt dan Warfield (2009) adalah:
1. Kepemilikan kurang dari 20% (metode nilai wajar) ─ investor mempunyai hak
pasif.
2. Kepemilikan antara 20% dan 50% (metode ekuitas) ─ investor mempunyai
pengaruh yang signifikan.
3. Kepemilikan lebih dari 50% (laporan konsolidasi) ─ investor mempunyai hak
mengendalikan.
2.2.3 Manfaat Investasi
Menurut Warsini (2009) manfaat investasi pada saham adalah:
13
■ Dividen, adalah bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang
saham. Jumlah yang akan dibagikan diusulkan oleh Dewan Direksi dan disetujui
dalam RUPS.
■ Capital Gain adalah selisih lebih antara harga jual di atas harga beli.
Beberapa faktor yang menjadi dasar pertimbangan didalam melakukan proses investasi
antara lain:
• Jenis dan pola risiko maupun keuntungan yang mengikuti pada peluang investasi;
• Tingkat inflasi dan suku bunga pada umumnya;
• Prospek ekonomi yang berkaitan dengan peluang investasi yang dipilih;
• Adanya tarif pajak dan biaya komisi/ biaya agen;
• Perkembangan ada kelompok industri tertentu;
• Kinerja perusahaan, hal ini khususnya berkaitan dengan penilaian peluang investasi
pada aset keuangan.
2.2.4 Resiko Investasi
Menurut Warsini (2009) risiko investasi pada saham adalah:
1. Tidak ada pembagian dividen yaitu apabila perusahaan tidak dapat membukukan
laba pada tahun berjalan atau RUPS memutuskan untuk tidak membagikan
dividen kepada pemegang saham karena laba yang diperoleh akan digunakan
untuk ekspansi usaha.
2. Capital Loss, yang terjadi apabila harga jual saham lebih rendah dari pada harga
beli.
3. Risiko Likuiditas, apabila perusahaan dilikuidasi maka pemegang saham memiliki
hak klaim terahkir terhadap aktiva perusahaan setelah seluruh kewajiban emiten
dibayar, yang terburuk adalah jika tidak ada lagi aktiva yang tersisa maka
pemegang saham tidak memperoleh apa-apa.
4. Saham Deslisting dari bursa, karena beberapa alasan saham dapat dihapus/
deslisting dari bursa sehingga saham tersebut tidak dapat lagi diperdagangkan.
2.3 Pasar Modal
14
Sejak tahun 1995, proses perdagangan efek di BEJ telah dilakukan dengan sistem yang
terkomputerisasi yang disebut dengan JATS atau Indonesia Automated Trading System.
Sistem ini beroperasi berdasarkan “sistem tawar menawar” (auction) dan secara terus
menerus selama periode perdagangan. Sementara itu, di BES sudah mempunyai sistem
perdagangan secara jarak jauh (remote system) sejak tahun 1996 yang disebut SMART
(Surabaya Market Information & Automatic Remote Trading). Selanjutnya pada tahun
2007 dilakukan penggabungan antara kedua bursa menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Periode perdagangan di Bursa Efek Indonesia dibagi menjadi dua sesi setiap harinya,
yang dimulai dari pukul 9.30 pagi dan berakhir pada pukul 16.00.WIB.
2.3.1 Pengertian Pasar Modal
Menurut Anoraga dan Pakarti (2006):
“Pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti
saham, sertifikat saham, dan obligasi. Motif utama terletak pada masalah
kebutuhan modal bagi perusahaan yang ingin lebih memajukan usaha dengan
menjual sahamnya pada para pemilik uang atau investor baik golongan maupun
lembaga-lembaga usaha. Dengan adanya pasar modal, maka perusahaan-
perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana sehingga kegiatan ekonomi di
berbagai sektor dapat ditingkatkan”.
Saham adalah surat tanda bukti penyerahan modal pada suatu perseroan terbatas.
Obligasi merupakan salah satu jenis instrumen efek dengan pendapatan tetap (fix
income securities) yang diperdagangkan di pasar modal. Pengertian obligasi menurut
Baridwan (2004) merupakan surat janji tertulis untuk membayar uang tertentu pada
tanggal tertentu di masa yang akan datang dan juga bunga setiap tanggal tertentu.
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011) : Pasar modal pada hakikatnya adalah
jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang, penambahan
financial assets (dan hutang) pada saat yang sama, memungkinkan investor untuk
mengubah dan menyesuaikan portofolio investasi (melalui pasar sekunder).
2.3.2 Manfaat Pasar Modal
Menurut Anoraga dan Pakarti (2006) manfaat pasar modal bisa dirasakan oleh investor,
emiten, pemerintah maupun lembaga penunjang.
15
1. Manfaat pasar modal bagi emiten yaitu:
A. Jumlah dana yang dapat dihimpun biasanya berjumlah besar.
B. Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai.
C. Tidak ada “convenant” sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam
pengelolaan dana/perusahaan.
D. Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan.
E. Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi kecil.
F. Cash flow hasil pejualan saham biasanya lebih besar dari harga nominal
perusahaan.
G. Emisi saham cocok untuk membiayai perusahaan yang berisiko tinggi.
H. Tidak ada financial tetap.
I. Jangka waktu penggunaan dana tidak terbatas.
J. Tidak dikaitkan dengan kekayaan penjamin tertentu.
K. Profesionalisme dalam manajemen meningkat.
2. Manfaat pasar modal bagi investor adalah:
A. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi.
B. Memperoleh deviden bagi mereka yang memiliki/ memegang saham dan bunga
yang mengambang bagi pemegang obligasi.
C. Mempunyai hak suara dalam RUPS bagi pemegang saham, mempunyai hak
suara dalam RUPO bila diadakan bagi pemegang obligasi.
D. Dapat dengan mudah mengganti insrumen investasi, misal dari saham A ke
saham B sehingga dapat meningkatkan keuntungan atau mengurangi risiko.
16
E. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang
mengurangi risiko.
3. Manfaat pasar modal bagi lembaga penunjang yaitu:
A. Menuju kearah profesional di dalam memberikan pelayanannya sesuai dengan
bidang tugas masing-masing.
B. Sebagai pembentuk harga dalam bursa pararel.
C. Semakin memberi variasi pada jenis lembaga penunjang.
D. Likuiditas efek semakin tinggi.
4. Sedangkan manfaat pasar modal bagi pemerintah yaitu:
A. Mendorong laju pembangunan.
B. Mendorong investasi.
C. Penciptaan lapangan kerja.
D. Memperkecil debt service rasio (DSR).
E. Mengurangi beban anggaran bagi BUMN (Badan Usaha Milik Negara).
ΙΙΙ. Metode Penelitian
17
3.1 Metode Analisis
Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode
deskriptif. Metode deskriptif menurut Nazir (2011), bahwa metode deskriptif adalah
suatu metode dalam meniliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sek kondisi.
Dengan demikian deskriptif analitis bertujuan untuk membuat deskriptif,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-
fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki secara
terperinci untuk menghasilkan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan
masa yang akan datang.
Sampel penelitian ini adalah perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia,
dipilih menggunakan purposive judgement sampling) dengan kriteria sebagai berikut:
a. Perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai dengan 31
Desember 2010, menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember untuk periode
2007, 2008, 2009, 2010, serta mempunyai data laporan keuangan lengkap sesuai
dengan data yang diperlukan dalam variabel penelitian.
b. Hanya perusahaan manufaktur yang masuk dalam kategori food and beverages.
c. Komponen yang diteliti perputaran modal kerja (WCTO), tingkat pengembalian
investasi (ROI), dan perubahan harga saham secara berturut–turut dari tahun
2007 - 2010.
3.1.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan data yang
terkumpul digabungkan antara time analysis dan cross section data, sehingga data
tersebut merupakan gabungan data. Persamaan analisis regresi linier berganda secara
umum untuk 2 variabel, yaitu :
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan :
Y = Variabel perubahan harga saham
X1 = Variabel perubahan perputaran modal kerja (WCTO)
X2 = Variabel perubahan tingkat pengembalian investasi (ROI)
a = Konstanta
18
b1 = Koefisien regresi berganda antar variabel independen X1 terhadap variabel
dependen Y, bila variabel independen X2 dianggap konstan.
b2 = Koefisien regresi berganda antar variabel independen X2 terhadap variabel
dependen Y, bila variabel independen X1 dianggap konstan.
e = error
3.1.2 Analisis Korelasi
Analisis ini dilakukan untuk mencari berapa besar hubungan antara masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat. Hubungan ini digambarkan dengan koefisien
korelasi (r parsial) dengan rumus :
r = 2222
))(()(
YYnXXn
YXXYn
Keterangan :
r = Koefisien regresi
n = Jumlah sample
ΣX = Jumlah skor X
ΣY = Jumlah skor Y
ΣX2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
ΣY2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
ΣXY = Jumlah hasil kali skor X dan Y yang berpasangan.
3.2 Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah seluruh perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2010, sampel penelitian
berjumlah 10 perusahaan makanan dan minuman.
Tabel 1. Sampel Penelitian
No Nama Perusahaan Kode
Perusahaan
1 Ades Alfindo Putrasetia. Tbk ADES
2 Aqua Golden Mississippi. Tbk AQUA
19
3 Cahaya Kalbar. Tbk CEKA
4 Davomas abadi. Tbk DAVO
5 Delta DIndonesia. Tbk DLTA
6 Fast Food Indonesia. Tbk FAST
7 Indofood Sukses Makmur. Tbk INDF
8 Mayora Indah. Tbk MYOR
9 Prasidha Aneka Niaga. Tbk PSDN
10 Ultra Jaya Milk Industry and Trading Company. Tbk ULTJ
3.3 Pengujian Hipotesis
3.3.1 Uji Secara Parsial
Menurut Supangat (2008), bahwa pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi secara
parsial menggunakan uji t pada tingkat keyakinan 95%, dan tingkat kesalahan α 5%
dengan ketentuan degree of freedom (df) =n – k, dimana n = besar sample, k = jumlah
variabel.
Kesimpulan :
Apabila – t tab ≤ t hit ≤ ttab = Ho diterima, Ha ditolak
Apabila – t tab ≥ t hit ≥ ttab = Ho diterima, Ha diterima
3.3.2 Uji Secara Simultan
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian
dilakukan dengan uji F dengan tingkat keyakinan 95% dan α 5% dengan ketentuan
derajat bebas bagi pembilang (V1) = k – 1 dan derajat bebas pembagi (V2) = n – k
Ho = b1 = b2 = 0, maka tidak ada hubungan antara variabel X1 dengan Y
Ho : b1 ≠ b2 ≠ 0, maka tidak ada hubungan antara variabel X1 dengan Y
Kesimpulan :
Apabila F hit > F tab : Ha diterima, Ho ditolak
Apabila F hit ≤ F tab : Ha diterima, Ho ditolak
20
3.4 Hipotesis
Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan yang
kebenarannya harus dibuktikan dengan jalan melakukan penelitian.
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka hipotesis yang diajukan yaitu tidak terdapat
pengaruh antara perubahan perputaran modal kerja dan tingkat pengembalian investasi
terhadap perubahan harga saham pada perusahaan manufaktur yang go public di Bursa
Efek Indonesia.
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
21
4.1 Uji Normalitas
Tes satu sampel Kolmogorov-Smirnov adalah suatu test goodness-off-fit artinya yang
diperhatikan adalah tingkat kesesuaian antara distribusi serangkaian harga dengan suatu
distribusi teoritis tertentu.
Dengan dasar pengambilan keputusan adalah besaran probabilitas (prob):
• Jika probabilitas > 0,05, Ho diterima (Data berdistribusi normal)
• Jika probabilitas < 0,05, Ho ditolak (Data tidak berdistribusi normal)
Berdasarkan perhitungan pada lampiran terlihat pada kolom asymp. Sign/siginificance
X₁ = 0,216 ; X₂ = 0,942; dan Y = 0,55, atau probabilitas diatas 0,05 (X₁, X₂, X₃, Y >
0,05), maka Ho diterima
Tabel 2. NPar Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Y X1 X2
N 30 30 30
Normal
Parameters(a,b)
Mean .1230 .1354 .0805
Std. Deviation .63356 .43154 .25788
Most Extreme
Differences
Absolute .245 .193 .097
Positive .245 .193 .062
Negatif -.156 -.129 -.097
Kolmogorov-Smirnov Z 1.340 1.055 .530
Asymp. Sig. (2-tailed) .055 .216 .942
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
4.1.2 Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan indikasi adanya hubungan antara variabel-variabel
independen suatu model regresi berganda.
Tabel Perhitungan Variance Inflation Faktor
22
Coleniarity Statistics
Variabel Tolerance VIF
X₁ 0,999 1,001
X₂ 0,999 1,001
Berdasarkan perhitungan pada lampiran diperoleh hasil uji asumsi multikolineritas
menunjukkan nilai variance inflation faktor (VIF) variabel-variabel independen berkisar
antara 0,999, sedangkan tolerance valuenya berkisar antara 1,001, sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat multikolinieritas dan layak
digunakan.
4.1.3 Uji Asumsi Autokorelasi
Autokorelasi adalah hubungan yang terjadi diantara anggota-anggota dari serangkaian
pengamatan yang disusun dalam rangkaian waktu. Pengujian ada tidaknya autokorelasi
adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson.
Pengujian dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
dhitung < 1,1 : ada autokorelasi
1,1 ≤ dhitung ≤ 1,54 : tanpa kesimpulan
1,55 ≤ dhitung ≤ 2,46 : tidak ada atokorelasi
2,47 ≤ dhitung ≤ 2,90 : tanpa kesimpulan
dhitung ≥ 2,91 : ada autokorelasi
Berdasarkan perhitungan pada lampiran diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Uji Durbin-Watson pada Tingkat Kepercayaan 95%
dhitung Kesimpulan
2,137 Tidak ada autokorelasi
4.1.4 Uji Heteroskedatisitas
Heteroskedastisitas adalah ketidaksamaan varian dari residual pengamatan
kepengamatan lain. Pada model regresi yang baik tidak terjadi heteroskedastisitas.
Pengujian dilakukan dengan mengamati sebaran titik-titik pada scatterplot regression,
23
dengan ketentuan bahwa titik-titik yang tersebar pada scatterplot regresi tidak
membentuk pola tertentu atau tersebar pada scatterplot regression tidak membentuk
pola tertentu atau tersebar secara acak baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu
Y. Sumbu X pada scatterplot regression adalah Y yang diprediksi dan sumbu Y adalah
residual (Y prediksi – Y sesungguhnya).
Hasil Heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik :
Regression
-3 -2 -1 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value
-2
0
2
4
6
Reg
ressio
n S
tan
dard
ized
Resid
ual
Dependent Variable: Y
Scatterplot
Hasil pengujian heteroskedastisitas pada gambar diatas menunjukkan sebaran titik-titik
berada diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak digunakan.
4.2 Analisis Data
Alat analisis yang digunakan adalah analisis statistik linier berganda dengan bantuan
software SPSS. Setelah dilakukan analisis linier berganda dengan menggunakan
software SPSS terhadap data diperoleh persamaan linier berganda sebagai berikut :
24
Y = 0,123 + (-0,77)X₁ + 0,130 X₂ + e
4.3 Pengujian Hipotesis
4.3.1 Pengujian Pengaruh Parsial Antara Perputaran Modal Kerja (X₁) Terhadap
Perubahan Perubahan Harga Saham (Y)
Menghitung derajat korelasi parsial dan koefisien determinasi antara perputaran modal
kerja (X₁) dan Y dengan anggapan variabel X₂ dianggap konstan.
Dengan menggunakan rumus :
ry₁₂ = ry₁ − ry₂ . ry₁₂
(1 − ry²₂)(1−r²₁₂)
Menghitung nilai dengan menggunakan rumus :
t₁ = ry₁₂ (n – k)
(1 − ry²₁₂)
Menarik kesimpulan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Nilai t hitung
tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel yang didapatkan berdasarkan
tingkat signifikansi (α) dan derajat kebebasan = n – k
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis yaitu apabila :
− ttabel ≤ thitung ≤ ttabel : maka H₀ diterima dan Ha ditolak
− ttabel ≥ thitung ≥ ttabel : maka H₀ ditolak dan Ha diterima
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, pada tabel coefficients diperoleh bahwa
thitung untuk variabel X₁ terhadap variabel Y adalah -0,273
Tingkat Signifikansi (α) = 5%
Df (derajat kebebasan) = n – k = 30 – 3 = 27
Uji dilakukan dua sisi, didapat t tabel = 2,052
Karena statistik thitung > ttabel (-0,273 < 2,052) maka H₀ diterima, jadi dapat disimpulkan
bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel perubahan X₂ (ROI) terhadap
perubahan harga saham perusahaan.
25
4.3.2 Pengujian Pengaruh Parsial Tingkat Pengembalian Investasi (X2) Terhadap
Perubahan Harga Saham (Y)
Menghitung derajat korelasi parsial koefisien determinasi antara variabel X₂ dan Y
dengan anggapan variabel X₁ dianggap konstan.
Dengan menggunakan rumus :
ry₂₁ = ry₂ − ry₁ . ry₁₂
(1 − ry²₁)(1−r²₂₁)
Menghitung nilai dengan menggunakan rumus :
r₂ = ry₂₁ (n – k)
(1 − ry²₂₁)
Menarik kesimpulan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Nilai t hitung
tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel yang didapatkan berdasarkan
tingkat signifikansi (α) dan derajat kebebasan = n - k. Kriteria penerimaan dan
penolakan hipotesis yaitu :
− ttabel ≤ thitung ≤ ttabel : maka H₀ diterima dan Ha ditolak
− ttabel ≥thitung ≥ ttabel : maka H₀ ditolak dan Ha diterima
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, pada tabell coefficients diperoleh bahwa
t hitung variabel X₂ terhadap variabel Y adalah 0,275
Tingkat signifikansi (α) = 5%
Df (derajat kebebasan) = n – k = 30 – 3 = 27
Uji dilakukan dua sisi. Untuk tabel dua sisi, didapat t tabel = 2,052
Karena statistik t hitung < t tabel (0,275 < 2,052) maka Ho diterima, jadi dapat
disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel perubahan X₂
(ROI) terhadap perubahan harga saham perusahaan.
4.3.3 Pengujian Hipotesis Secara Simultan
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah semua simultan berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan uji F dengan tingkat
26
keyakinan 95% dan α 5% dengan ketentuan derajat bebas bagi pembilang (V1) = k – 1
dan derajat bebas bagi pembagi (V2) = n – k
H₀ = b1 = b2 = 0, maka tidak ada hubungan antara variabel X₁ dengan Y
Hа : b1 ≠ b2 ≠ 0, maka ada pengaruh antara variabel X₂ dengan Y
Apabila :
Fhitung ≤ Ftabel : maka H₀ diterima dan Ha ditolak
Fhitung ≥ Ftabel : maka H₀, ditolak dan Ha diterima
Berdasarkan pengujian diperoleh hasil sebagai berikut :
Hasil uji-F pada α = 5%
Tabel 5. Hasil Uji-F pada α = 5%
Fhitung Ftabel Kesimpulan
0,073 3,35 Terima Ho, tolak Ha
Dari hasil diatas, dapat dilihat bahwa Fhitung < Ftabel hal ini menyatakan variabel bebas
yang diamati secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap
perubahan harga saham sepuluh perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
BEJ berarti dapat disimpulkan hipotesis diterima.
4.3.4 Pengujian Korelasi Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui derajat hubungan yang terjadi antara masing-
masing variabel bebas dengan variabel terikat. Pengujian dilakukan pada tingkat
kepercayaan 95%.
Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut :
Hasil uji korelasi variabel bebas pada tingkat kepercayaan 5%
Tabel 6. Hasil Uji Korelasi Variabel Bebas pada Tingkat Kepercayaan 95%
Variabel r parsial r² parsial
X₁ -0,053 0,003
27
X₂ 0,053 0,003
Besarnya kontribusi variabel independen secara simultan dapat diketahui melalui
Adjusted R Square (R² yang disesuaikan). Berdasarkan pada lampiran diketahui
koefisien Adjusted R Square sebesar -0,068.
4.4 Pembahasan
Berdasarkan pembahasan diatas, perputaran modal kerja merupakan salah satu faktor
penting perusahaan, karena perputaran modal kerja dapat memperlancar operasional
perusahaan untuk memperoleh laba secara optimal. Karena laba sangat dibutuhkan
untuk mengetahui jumlah dana yang tersedia untuk dibagikan kepada para investor
nantinya. Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja yang besar itu, salah satu cara yang
ditempuh yaitu dengan menjual sahamnya kepada masyarakat di bursa efek. Dengan
adanya peningkatan dalam perputaran modal kerja yang dapat meningkatkan hasil
penjualan melalui penyediaan dana yang tepat, sekaligus dapat terpenuhinya jumlah
kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan maka harga saham perusahaan akan ikut
bergerak naik. Hal ini dapat dilihat pada tabel 7 ini :
Dari perhitungan diatas rasio perputaran modal kerja menunjukkan bahwa rasio ini tidak
memiliki pengaruh terhadap perubahan harga saham. Koefisien regresi dari X₁
terhadap Y sebesar -0,077 dan bertanda negatif memiliki arti setiap perubahan
perputaran modal kerja sebesar satu-satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap maka
harga saham akan mengalami perubahan sebesar -0,077 dengan arah yang sama. Hal ini
dikarenakan perubahan perputaran modal kerja tidak dipengaruhi oleh faktor penjualan
dan rata-rata modal kerja yang digunakan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
28
Dari uraian dan analisis yang dilakukan pada bab empat dengan menggunakan statistik
komputer penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan berdasarkan pengujian hipotesis secara
parsial maupun simultan menunjukkan perputaran modal kerja dan tingkat
pengembalian investasi terhadap perubahan harga saham sepuluh perusahaan makanan
dan minuman yang go public di Bursa Efek Indonesia tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap perubahan harga saham sepuluh perusahaan makanan dan minuman
yang go public di Bursa Efek Indonesia.
5.2 Saran
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan sebaiknya para investor dan calon disarankan
lebih memperhatikan nilai waktu dari uang (time value of money), karena waktu
merupakan alasan penting untuk memusatkan perhatian pada kekayaan yang di ukur
dengan harga saham bukan hanya dengan laba semata. Investor juga perlu
memperhatikan tingkat risiko yang ada, karena walaupun suatu proyek dapat
menghasilkan laba yang lebih besar namun tetap harus diakui ada kemungkinan laba
tersebut tidak akan naik atau bahkan rugi karena risiko yang besar yang dapat
menyebabkan para investor enggan untuk membeli saham perusahaan tersebut dan lebih
memilih saham perusahaan lain walaupun menghasilkan laba yang lebih kecil namun
tingkat risikonya lebih kecil sehingga keuntungannya hampir pasti diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji dan Pakarti, Piji. 2006. Pengantar Pasar Modal. PT. Rineka Cipta.
Jakarta.
29
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi 8.n Penerbit BPFE. Yogyakarta.
Darmadji, Tjiptono dan Fakhruddin, Hendy M. 2011. Pasar Modal Di Indonesia. Edisi
3. Salemba Empat. Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Teori Akuntansi. Edisi Revisi 2011. Rajawali Pers.
Jakarta.
Kieso, Donald E., Weygandt Jerry J. dan Warfield Terry D. 2009. Standar Akuntansi
Keuangan. Salemba Empat. Jakarta.
Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi ke 4. Penerbit Liberti. Yogyakarta.
Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Cetakan 4. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Prastowo, Dwi dan Julianty, Rifka. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 3. YPKN.
Yogyakarta.
Riyanto, Bambang. 2011. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4. Penerbit
BPFE Gajah Mada. Yogyakarta.
Supangat, Andi. 2008. Statistika Dalam Kajioan Deskriptif, Inferensi, dan Non
Parametik. Penerbit Prenada Media Group. Jakarta.
Sofyan, Iban. 2010. Manajemen Keuangan Konsep dan Aplikasi. Ekonisia. Yogyakarta.
Universitas Lampung. 2008. Pedoman Penulisa Karya Ilmiah. Unila Press.
Bandar Lampung.
Warsini, Sabar. 2009. Manajemen Investasi. Penerbit Semesta Media.
Jakrta Selatan.
www.idx.co.id.
www.Cara Membaca SPSS.com