pengaruh posisi pick up coil dengan putaran mesin …

12
1 Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol. 5, No. 1, Januari 2021 P - ISSN : 2548-9712 E - ISSN : 2685-5232 1 PENGARUH POSISI PICK UP COIL DENGAN PUTARAN MESIN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN 150 CC Adnan Surbakti Prodi Teknik Mesin Akademi Teknologi Industri Immanuel Medan [email protected] ABSTRACT The purpose of this study was to determine how much influence changes in pickup coil and engine speed on fuel consumption in a 150 cc engine. The method used in this study is the experimental method or direct experimental method by varying the pickup coil position and engine speed. There are several conclusions from this research, namely: 1) The higher the engine speed for each time advancing the pickup coil position forward 1mm, forward 2 mm , and going forward 3 mm more wasteful of fuel consumption. 2) Compared to the position of standard pick up coil with 1mm, 2mm, and 3mm pick up coil, the fuel consumption is more wasteful. 3) Comparison between the 2mm and 1mm pickup coil times is more wasteful of fuel consumption than the standard pickup coil positions. 4) Compared between the 1 mm backward pickup coil with the standard condition, the fuel consumption is more efficient when the pickup coil retreated by 1 mm. 5) At the time of retreating the pick up coil the higher the motor rotation, the more efficient fuel consumption. Keywords: pick up coil, fuel consumption, and engine speed ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Seberapa besar Pengaruh perubahan Pickup Coil dan Putaran mesin terhadap konsumsi bahan bakar pada mesin 150 cc. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode exprimen ataupun metode percobaan langsung dengan mempariasikan posisi pickup coil dan putaran mesin.Ada beberapa kesimpulan dari penelitian ini yaitu : 1) Semakin tinggi putaran mesin untuk setiap saat pemajuan posisi pick up coil maju 1mm , maju 2 mm , dan maju 3 mm pemakaian bahan bakar semakin boros. 2) Dibandingkan dengan posisi pick up coil standard dengan saat pemajuan pick up coil baik 1mm, 2 mm , dan 3mm maka pemakaian bahan bakar semkain boros. 3) Perbandingan antara saat pemunduran pick up coil 2 mm dan 1mm lebih boros pemakaian bahan bakarnya dibandingkan dengan posisi pick up coil standard. 4) Dibandingkan antara saat pemunduran pick up coil 1 mm dengan keadaan standard lebih irit pemakaian bahan bakar saat pemunduran pick up coil sejauh 1 mm. 5) Pada saat pemunduran pick up coil semakin tinggi putaran motor maka konsumsi bahan bakar lebih irit. Kata Kunci : pick up coil, konsumsi Bahan Bakar, Dan putaran mesin 1. PENDAHULUAN Perkembangan zaman yang semakin pesat memberikan dampak positif bagi perkembangan dunia industri. Salah satu dunia industri yang berkembang pesat dewasa ini adalah industri otomotif. Semakin

Upload: others

Post on 26-May-2022

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH POSISI PICK UP COIL DENGAN PUTARAN MESIN …

1

Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol. 5, No. 1, Januari 2021 P - ISSN : 2548-9712

E - ISSN : 2685-5232

1

PENGARUH POSISI PICK UP COIL DENGAN PUTARAN MESIN

TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR

PADA MESIN 150 CC

Adnan Surbakti

Prodi Teknik Mesin

Akademi Teknologi Industri Immanuel Medan

[email protected]

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine how much influence changes in pickup coil and engine

speed on fuel consumption in a 150 cc engine. The method used in this study is the experimental

method or direct experimental method by varying the pickup coil position and engine speed. There

are several conclusions from this research, namely: 1) The higher the engine speed for each time

advancing the pickup coil position forward 1mm, forward 2 mm , and going forward 3 mm more

wasteful of fuel consumption. 2) Compared to the position of standard pick up coil with 1mm, 2mm,

and 3mm pick up coil, the fuel consumption is more wasteful. 3) Comparison between the 2mm and

1mm pickup coil times is more wasteful of fuel consumption than the standard pickup coil positions.

4) Compared between the 1 mm backward pickup coil with the standard condition, the fuel

consumption is more efficient when the pickup coil retreated by 1 mm. 5) At the time of retreating

the pick up coil the higher the motor rotation, the more efficient fuel consumption.

Keywords: pick up coil, fuel consumption, and engine speed

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Seberapa besar Pengaruh perubahan Pickup Coil

dan Putaran mesin terhadap konsumsi bahan bakar pada mesin 150 cc. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode exprimen ataupun metode percobaan langsung dengan

mempariasikan posisi pickup coil dan putaran mesin.Ada beberapa kesimpulan dari penelitian ini

yaitu : 1) Semakin tinggi putaran mesin untuk setiap saat pemajuan posisi pick up coil maju 1mm

, maju 2 mm , dan maju 3 mm pemakaian bahan bakar semakin boros. 2) Dibandingkan dengan

posisi pick up coil standard dengan saat pemajuan pick up coil baik 1mm, 2 mm , dan 3mm maka

pemakaian bahan bakar semkain boros. 3) Perbandingan antara saat pemunduran pick up coil 2

mm dan 1mm lebih boros pemakaian bahan bakarnya dibandingkan dengan posisi pick up coil

standard. 4) Dibandingkan antara saat pemunduran pick up coil 1 mm dengan keadaan standard

lebih irit pemakaian bahan bakar saat pemunduran pick up coil sejauh 1 mm. 5) Pada saat

pemunduran pick up coil semakin tinggi putaran motor maka konsumsi bahan bakar lebih irit.

Kata Kunci : pick up coil, konsumsi Bahan Bakar, Dan putaran mesin

1. PENDAHULUAN

Perkembangan zaman yang semakin

pesat memberikan dampak positif bagi

perkembangan dunia industri. Salah satu

dunia industri yang berkembang pesat dewasa

ini adalah industri otomotif. Semakin

Page 2: PENGARUH POSISI PICK UP COIL DENGAN PUTARAN MESIN …

2

Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol. 5, No. 1, Januari 2021 P - ISSN : 2548-9712

E - ISSN : 2685-5232

2

banyaknya penambahan jumlah penduduk

berdampak semakin meningkatnya

penggunaan alat transportasi. Salah satu

mode transportasi yang banyak digunakan

dan menjadi pilihan mayoritas masyarakat

umum adalah sepeda motor. Sepeda motor

merupakan alat transportasi darat yang sangat

representatif, sehingga sepeda motor harus

dilengkapi dengan sistem-sistem yang

mendukung fungsi utama sepeda motor

yaitu, untuk memindahkan barang atau

manusia dari suatu tempat ketempat lain baik

jarak jauh ataupun dekat. Sepeda motor

menjadi salah satu transfortasi pilihan

masyarakat karena harganya relatif

terjangkau dan simple.

Dalam suatu sepeda motor juga

terdapat banyak sistem sistem yang juga perlu

memerlukan pemahaman untuk menunjang

dalam pengoprasian dan perbaikan apabila

terjadi kerusakan. Salah satu sistem yang ada

pada sepeda motor adalah sistem kelistrikan ,

dimana sistem kelistrikan pada sepeda motor

terbagi atas pengisian, stater, bodi. Sistem ini

sangat penting bagi pengendara meskipun

hanya tambahan atau pendukung, berbicara

mengenai komponen pada sebuah kendaraan

bermotor, tentunya selain bearing motor dan

juga komponen lain yang ada. Masi ada

banyak sekali jenis dan tipe komponen lain

yang harus kita pahami. Satu diantaranya

adalah pick up coil motor yang bisa dikatakan

merupakan komponen yang cukup vital

keberadaannya. Kenapa demikian? tentunya

karena komponen yang satu ini memiliki

peranan penting untuk memnuat busi

mematikan api untuk membuat pembakaran

diruang bakar. Sehingga kita harus

memperhatikan pick up coil agar kelistrikan

pada motor tetap aman dan stabil. Pick up coil

memiliki bentuk yang terdiri dari besi yang

memiliki magnet kemudian dililit dengan

kawat tembaga halus. Dan jika ujung pick up

coil ditempelkan dengan benda logam dan

ditarik secara berulang - ulang maka ujung

dari pick up coil tersebut akan mengalirkan

listrik dan listrik tersebut dapat dilihat dengan

menggunakan alat seperti avometer.

Banyak orang yang belum mengetahui bahwa

ada dua jenis pick up coil di dalam mesin

motor meskipun fungsi pick up coil pada

motor sama saja akan tetapi beberapa pabrik

otomotif bawaan seperti Yamaha, Honda,

Suzuki dan kawasaki memilih jenis pick up

coil tertentu. Bukan bagus atau murah

,penentuan pick up coil pada sepeda motor

berpengaruh pada daya dan juga efisiensi

bahan bakar pada motor itu sendiri.

• Pick up coil positif ( Pulser )

Pick up coil positif adalah pick up coil yang

apabila ujung paling depan dari tonjolan

magnet melewati pick up coil, maka pick up

coil itu sendiri akan menghasilkan pick up

coil positif. Dan sebaliknya apabila ujung

paling belakang tonjolan magnet melewati

pick up coil maka pick up coil akan

menghasilkan pick up coil negatif. Pick up

coil positif akan digunakan untuk advance

timing saat RPM menengah keatas dan pick

up coil negatif digunakan saat idle atau RPM

menengah kebawah.

• Pick up coil negatif ( Pulser )

Pick up coil negatif adalah pick up coil dari

kebalikan pick up coil positif yang apabila

ujung paling depan dari tonjolan magnet

melewati pick up coil maka pick up coil akan

menghasilkan pick up coil negatif . Dan

apabila ujung paling belakang dari tonjolan

magnet melewati pick up coil maka pick up

coil akan menghasilkan pick up coil positif.

Pada mesin 4 langkah dan 2 langkah ,

peran sistem pengapian mempunyai pengaruh

besar terhadap performa mesin. Fungsisistem

pengapian adalah menyediakan percikan

bunga api listrik pada busi untuk membakar

campuran bahan bakar dengan udara didalam

ruang bakar mesin pada akhir langkah

kompresi. Untuk meningkatkan kinerja mesin

yang besar salah satunya dilakukan dengan

cara melakukan pergeseran pick up coil.

Dengan beragam jenis pick up coil yang

Page 3: PENGARUH POSISI PICK UP COIL DENGAN PUTARAN MESIN …

3

Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol. 5, No. 1, Januari 2021 P - ISSN : 2548-9712

E - ISSN : 2685-5232

3

ditawarkan dipasaran, untuk itu perlu

dilakukan penelitian tentang sistem

pengapian pada mesin motor yang standart

dengan melakukan pergeseran pick up coil

serta busi racing untuk mengetahui kinerja

yang dihasilkan dengan menggunakan mesin

yang sama.

Dalam penelitian ini akan dikaji untuk

kerja pulser racing dan busi racing pada

motor empat langkah 150 cc kondisi

modifikasi. Dengan dilakukannya penelitian

ini supaya mengetahui kinerja pengapian dan

tenaga mesin di hasilkan jika digunakan

untuk harian maupun di dunia balap.

2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Pengertian Analisa

Analusis terbentuk dari dua suku kata

yaitu “ana” yang berarti kembali dan “luein’

yang berarti melepas . Sehingga pengertian

Analisa yaitu suatu usaha dalam

mengamatidalam secara detail pada suatu hal

atau benda dengan cara menguraikan

komponen-komponen pembentukannya atau

menyusun komponen tersebut untuk dikaji

lebih lanjut.Dengan kata sederhana analisa

dapat diartikan sebagai penyelidikan terhadap

suatu masalah mengapa masalah itu terjadi

dan bagaimana cara penyelesaian masalah

tersebut. Kata analisa atau analisisbanyak

digunakan dalam berbagai bidang ilmu

pengetahuan, baik ilmu bahasa, alam dan

ilmu social dan teknik. Didalam semua

kehidupan ini sesungguhnya semua bisa

dianalisa,hanya saja cara dan metode

analisanya berbeda-beda pada sertiap bagian

kehidupan. Untuk mengkaji suatu

permasalahan, dikenal dengan metode yang

disebut dengan metode ilmiah. Menurut

Gorys Keraf, analisa adalah sebuah proses

untuk memecahkan sesuatu ke dalam bagian-

bagian yang saling berkaitan satu sama

lainnya.Sedangkan menurut Komarrudin

mengatakan bahwa analisi merupakan suatu

kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu

keseluruhan menjadi komponen sehingga

dapat mengenal tanda -tanda dari setiap

komponen, hubungan suatu sama lain dan

fungsi masing –masing dalam suatu

keseluruhan yang terpaduAnalisa sangat erat

atau sejalan dengan Troubleshooting.

Troubleshooting adalah sebuah istilah dalam

bahasa inggris, yang merujuk kepada sebuah

bentuk penyelesaian masalah.

Troubleshooting merupakan pencarian

sumber masalah secara sistematis sehingga

sebuah masalah tersebut dapat di selesaikan.

Troubleshooting, kadang-kadang merupakan

proses penghilangan maslah,dan juga proses

penghilangan penyebab potensial dari sebuah

masalah. Troubleshooting, pada umumnya

digunakan dalam berbagai bidang. Menurut

Oetomo (2002) menyebutkan bahwa

troubleshooting yang didefenisikan sebagai

proses penghilangan masalah, dan juga

proses penghilangan penyebab potensial dari

sebuah masalah. Troubleshooting , pada

umumnya digunakan dalam berbagai bidang,

seperti halnya dalam bidang komputer,

administrasi sistem, dan juga bidang

elektronika dan kelistrikan.

2.2. Sistem pengapian

Sistem pengapian berfungsi menghasilkan

percikan bunga api pada busi pada saat yang

tepat untuk membakar campuran bahan bakar

dan udara di dalam silinder. Pada dasarnya

system pengapian konvensional

menggunakan gerakan mekanik kontak

platina untuk menghubung dan memutus arus

primer, maka kontak platina mudah sekali aus

dan memerlukan penyetelan/perbaikan dan

penggantian setiap periode tertentu. Hal ini

merupakan kelemahan mencolok dari sistem

pengapian konvensional.

Dalam perkembangannya, ditemukan

sistem pengapian elektronik sebagai

penyempurna sistem pengapian. Salah satu

sistem pengapian elektronik yang populer

adalah sistem pengapian CDI (Capacitor

Discharge Ignition). Sistem pengapian CDI

merupakan system pengapian elektronik yang

Page 4: PENGARUH POSISI PICK UP COIL DENGAN PUTARAN MESIN …

4

Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol. 5, No. 1, Januari 2021 P - ISSN : 2548-9712

E - ISSN : 2685-5232

4

bekerja dengan memanfaatkan pengisian

(charge) dan pengosongan (discharge)

muatan kapasitor. Proses pengisian dan

pengosongan muatan kapasitor dioperasikan

oleh saklar elektronik seperti halnya kontak

platina (pada sistem pengapian

konvensional). Sebagai pengganti kontak

platina, pada sistem pengapian elektronik

digunakan SCR/Silicon Controlled Rectifier

(yang disebut Thyristor switch). SCR bekerja

berdasarkan sinyal-sinyal listrik.

Banyak hal yang menyebabkan

sepeda motor mogok di jalan. Salah satu

penyebabnya adalah hilangnya pengapian.

Percikan api dalam pengapian ini berfungsi

membakar uap bahan bakar yang masuk ke

ruang pembakaran, di sinilah motor bisa

memperoleh daya gerak.

Jika api hilang, maka tentu saja tidak ada

proses pembakaran dan mesin pun tidak akan

hidup. Untuk mencari penyebab hilangnya

api, harus mendeteksi satu per satu komponen

pengapian motor, mulai dari busi, koil, CDI,

sepul, aki dan lainnya. "Hanya ini cara

mendeteksi apa penyebab sehingga tidak ada

api," papar Heri Prasetyawan dari bengkel

Jaw's Speed, saat berbincang dengan

Metrotvnews.com, beberapa waktu lalu.

2.3.Macam macam sistem pengapian

Pernahkan anda memikirkan mengapa busi

bisa mengeluarkan api ? mungkin beberapa

dari anda sudah mengetahuinya bahwa busi

sebenarnya tidak mengeluarkan api

melainkan memercikan energi listrik.

Namun, dari mana listrik sebesar itu hingga

bisa berwujud seperti pantikan api ?

Kita tahu, sistem kelistrikan

kendaraan menggunakan baterai dengan daya

12 volt. Tegangan sebesar ini dipastikan tidak

akan mengeluarkan pantikan pada celah

sebesar 0,8 mm. Untuk itu ada rangkaian

peningkatan tegangan listrik agar listrik

mampu keluar dari elektroda busi dalam

wujud percikan api.

Rangkaian ini, disebut rangkaian sistem

pengapian. Terhitung ada sekitar 4 tipe

pengapian pada kendaraan, antara lain ;

• Sistem pengapian konvensional

• Sistem pengapian transistor

• Sistem pengapian CDI

• Sistem pengapian DLI

2.3.1.Sumber tegangan (baterai)

Baterai yang berfungsi untuk menyimpan

tenaga listrik yang dihasilkan oleh sistem

pengisian. Pada dasarnya baterai merubah

energi kimia menjadi energi listrik. Baterai

juga berfungsi sebagai penyedia tenaga listrik

sementara dalam bentuk tegangan DC.

Namun bila kita amati dengan detail baterai

pada seped1a motor juga mempunyai fungsi

sebagai berikut:

1. Untuk menghidupkan aksesoris,

penerangan, dan sebagainya.

2. Untuk menghidupkan sistem stater.

3. Saat mesin hidup baterai juga sebagai

stabilator yang menggunakan alternator.

2.3.2.Spull Cas

Spul adalah kumparan yang merupakan

salah satu komponen penting yang erat

kaitannya dengan sistem kelistrikan

motor. Komponen yang ada pada motor

ini dibuat dengan tingkat ketelitian yang

tinggi. Sebab jumlah lilitan kawat

tembaga didalamnya perpengaruh pada

besar kecilnya induksi. Sangatlah penting

menghindari kerusakan spul pada motor

rusak, karena bisa berimbas pada sistem

kelistrikan motor.

Gambar 1. Spull

Page 5: PENGARUH POSISI PICK UP COIL DENGAN PUTARAN MESIN …

5

Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol. 5, No. 1, Januari 2021 P - ISSN : 2548-9712

E - ISSN : 2685-5232

5

Fungsi Spull

Part ini mempunyai tugas untuk

menjadi sumber penghasil tenaga listrik.

Tenaga tersebut nantinya akan dikirimkan ke

kiprok kemudian menuju komponen lain pada

sistem kelistrikan, termasuk mengisi daya aki

motor. Tenaga listrik yang dihasilkannya

berjenis AC (alternating current) atau arus

bolak – balik, sementara itu jumlah energi

yang dihasilkannya tergantung dari putaran

mesin motor.

Komponen Spul Motor

Bentuk fisik dari spul ini terdiri dari

lilitan kawat tembaga dengan jumlah tertentu

yang memiliki batang karbon / besi. Jumlah

lilitan kawat tembaga inimenentukan besar

kecilnya tegangan yang dihasilkan pada

mesin sepeda motor.

Ciri – Ciri Spul Rusak

Untuk permasalahan ini kita dapat

melihat kondisi fisik dari lilitan tembaganya.

Spul yang rusak atau mati biasanya terlihat

gosong, kemudian ada juga bau hangus yang

menyengat, dan seluruh kelistrikan mati total

( sistem penerangan, sistem pengapian, dan

stater).

Penyebab Spul Motor Rusak

1. Karena merupakan barang elektronik, air

yang masuk kedalam komponen spul bisa

mengakibatkan kerusakan terhadap spul

motor.

2. Terjadi korsleting karena pemakain soket

yang sudah aus, sehingga timbul hubungan

singkat.

3. Panas berlebihan pada dinamo.

4. Usia pemakain juga berpengaruh terhadap

kerusakan spul motor.

2.3.3.Pick Up Koil (pulser)

Secara garis besar, pulser motor

merupakan sebuah perangkat penting yang

terdapat didalam rangkaian mesin kendaraan,

khususnya yang memiliki bahan bakar

bensin. Komponen ini terbuat dari besi yang

memiliki magnet yang kemudian di lilit

dengan menggunakan kawat tembaga khusus.

Gambar 2. Pulser

Fungsi Pulser Motor

Jika di tanya apa fungsi pulser motor,

maka bisa kami jelaskan bahwa fungsi

komponen motor yang satu ini adalah sebagai

penentu waktu kepada CDI “Capasitor

Discharge Ignition” atau TCI “Transistor

Control Ignition” untuk mematikan listrik

yang nantinya akan di teruskan ke proses

pengapian busi motor.

Dengan kata lain, fungsi dari pulser

motor sendiri untuk mendeteksi posisi piston

motor yang didasarkan pada Pick Up di

magnet. Yang mana hasil dari pendeteksi

tersebut selanjutnya akan di kirim ke CDI

atuapun TCI yang digunakan untuk

menentukan Timing Pengapian.

Jenis Pulser Motor

Di dalam perkembangannya, pulser

motor di bedakan dalam dua jenis yaitu pulser

positif dan pulser negatif. Meski kedua jenis

tersebut berbeda secara kerjanya, namun

fungsi utama dari pulser motor tersebut

tetaplah sama. Untuk pejelasan lebih

lengkapnya, perhatikan gambar rangkaian

pulser positif dibawah ini.

Page 6: PENGARUH POSISI PICK UP COIL DENGAN PUTARAN MESIN …

6

Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol. 5, No. 1, Januari 2021 P - ISSN : 2548-9712

E - ISSN : 2685-5232

6

Pulser Positif

Gambar 3. Rangkaian Pulser Positif

Seperti keterangan diatas, ada dua jenis

pulser yang harus kalian pahami. Satu

diantaranya yaitu pulser positif. Dimana jenis

ini merupakan jenis yang pada bagian ujung

paling depan dari tonjolang magnet melewati

pulser akan menghasilkan pulser positif.

Sementara jika ujung paling belakang

tonjolan magnet melewati pulser, secara

otomatis pulser akan menghasilan pulser

negatif. Adapun pulser positif akan

digunakan sebagai Advance Timing disaat

RPM menengah keatas. dan pulser negatif

digunakan saat RPM mengenah

kebawah.Untuk pejelasan lebih lengkapnya,

perhatikan gambar rangkaian pulser negatif

dibawah ini.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Tempat

Untuk mendukung penelian ini,

peneliti terlebih dahulu melaksanakan

penelitian sesuai judul yang dibawa yaitu :“

Pengaruh posisi pick up coil dengan

variasi putaran mesin terhadap konsumsi

bahan bakar pada mesin 150 cc’’ yang

dilaksanakan di Akademi Teknologi Industri

Immanuel, Jln. Jend. Gatot Subroto, No.325,

Medan.

3.2 Peralatan dan Bahan

a. Kunci T 8

Penggunaan kunci konvensional

lebihdominan untuk keperluan ngebengkel

sepeda motor. Alhasil perkakas yang

umumnya memiliki finishing berwarna hitam

ini mutlak tersedia pada bengkel motor.

“Keberadaan kunci T sangat penting Terlebih

untuk kunci T8 dan T10. Misalnya untuk

mengendurkan dan mengencangkan baut

bodi, cover CVT dan lain sebagainya.

Gambar 4. Kunci T 8

b. Tachometer

Takometer atau kadang kita sebut RPM

adalah sebuah alat untuk mengukur putaran

mesin, khususnya jumlah putaran yang

dilakukan oleh sebuah porosdalam satu

satuan waktu dan sering digunakan pada

peralatan kendaraan bermotor. Biasanya

memiliki layar yang menunjukkan kecepatan

perputaran per menitnya.

3.2. Bahan

a. Mesin SUZUKI SATRIA FU 150 cc

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah satu mesin sepeda motor SUZUKI

SATRIA FU 15O cc

1. Jenis : 4-Tak, DOHC 4-Katup

BerpendinganOli

2. JumlahSilinder : 1 (satu)

3. Diameter Silinder : 62.0 mm

4. Langkah Piston : 48.8 mm

5. KapasitasSilinder : 147.3 cc

6. PerbandinganKompresi: 10.2 : 1

7. Daya Maksimum : 11.7 kw (16.0

PS)/9.500 rpm

8. Torsi Maksimum : 12.4 Nm/8.500 rpm

9. Karburator : Mikuni bs 26 – 187

10. Sistem Starter : Electric dan Kick

a. Pic Up Coil 1mm

Pick up coil 1 mm inimemiliki lubang

dudukan sebesar 1 mm, sehingga pick up coil

Page 7: PENGARUH POSISI PICK UP COIL DENGAN PUTARAN MESIN …

7

Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol. 5, No. 1, Januari 2021 P - ISSN : 2548-9712

E - ISSN : 2685-5232

7

dapat dimajukan atau dimundurkan sebnyak

1mm. samahalnya dengan memper cepat

pengapian danmem perlambat pengapian

sebanyak 1mm.

Gambar 5. Pick Up Coil 1,05°

3.3. Metode

Metode yang digunakan dalam

penelitian, maupun pengujian pengaruh

posisi pick up coil terhadap konsumsi bahan

bakar pada sepeda motor suzuki satria 150 cc

yaitu dengan melakukan pengujian langsung

atau exprimen, dalam masing-masing

percobaan yang hendak diuji untuk

memperoleh data yang di butuhkan yang

lebih akurat dalam penyusunan penelitian ini.

Penulis banyak menggunakan berbagai

faktor pendukung/msaukan dan buku

pendukung yang berhubungan dengan judul

yang di bahas.

Sebelum melakukan praktek penelitian,

metode yang digunakan dalam penelitian

maupun pengujian pengaruh posisi pick up

coil terhadap konsumsi bahan bakar pada

sepeda suzuki satria 150 cc yaitu dengan

menghubungkan selang gelas ukur ke

karburator dan selanjutnya pick up coil

diganti sesui dengan pick up coil yang

sudah di tentukan dalam penelitian begitu

juga dengan waktu, dan dilihat hasil yang di

peroleh dari setiap pick up coil yang di uji.

4. Pembahasan

Data dalam penelitian ini merupakan

hasil pengujian secara langsung. Pada

penelitian ini terdapat delapan kali

pengujian, yaitu pengujian pick up coil

standard, pick up coil 1,05° dengan

pengujian maju 1,05° dan mundur 1,05°, pick

coil 2,1° dengan pengujian maju 2,1° dan

mundur 2,1° dan pick up coil 3,15° dengan

pengujian maju 3,15° dan mundur 3,15°. putaran mesin sesui dengan batasan masalah

dan seberapa besar pengaruhnya terhadap

konsumsi bahan bakar.Dari hasil penelitian

penulis mendapatkan data perbedaan

penggunaan bahan bakar setiap pengujian

pada jenis pick up coil terdapat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 1. Tabel hasil penelitian pengaruh

posisi pick up coil dengan putaran mesin

terhadap konsumsi bahan bakar pada

mesin 150 cc pada posisi maju,waktu

pengujian selama 5 menit. Putaran

Mesin Konsumsibahanbakar ( ml/menit )

(rpm) Standart Maju 1,05°

Maju

2,1° Maju3,15°

2000 6,06 6,6 6,92 7,4

3000 6,46 8,32 8,52 9,6

4000 8,46 10,46 10,66 11,46

0

2

4

6

8

10

12

14

0 2000 4000 6000

Standard

Maju 1,05˚

Maju 2,1˚

Maju 3,15˚

Page 8: PENGARUH POSISI PICK UP COIL DENGAN PUTARAN MESIN …

8

Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol. 5, No. 1, Januari 2021 P - ISSN : 2548-9712

E - ISSN : 2685-5232

8

0

2

4

6

8

10

0 2000 4000 6000

Standard

Mundur 1,05˚

Mundur 2,1˚

Gambar 6. Hubungan antara putaran motor

dan konsumsi bahan bakar saat pick

upcoil maju.

Tabel 2. Putaran Mesin terhadap konsumsi

bahan bakar pada mesin 150 cc pada

posisi mundur, waktu pengujian selama

5 menit.Tabel hasil penelitian pengaruh

posisi pick up coil dengan putaran

Put

Mesin Konsumsi bahan bakar ( ml/menit)

(rpm) Std Mundur

1,05°

Mundur

2,15°

Mundur

3,15°

2000 6,06 4,52 6,44 7,1

3000 6,46 6,4 8 8,4

4000 8,46 7,4 8,46 9,06

Dari data table 2. hasil pengujian

pemajuan pick up coil dapat dilihat pada

grafik perbandingan pemakain bahan bakar

dalam berbagai variasi putaran.

Gambar 7. Hubungan antara putaran motor

dan konsumsi bahan bakar saat pick

up coil mundur.

Dari hasil penelitian sesuai dengan grafik

4.1saat pemajuan pick up coil 1,05°maka

dapat dilihat sebagai berikut :

Untuk posisi putaran motor 2000 rpm

pemakaian bahan bakar 33 ml selama 5

menit pengujian atau 6,6 ml per menit

sedangkan untuk putaran 3000 rpm

konsumsi bahan bakar 41,6 ml selama 5

menit pengujian atau 8,32 per menit dan

putaran motor 4000 rpm pemakaian bahan

bakar 52, 3 ml selama 5 menit pengujian atau

10,4 per menit.

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa

semakin tinggi putaran mesin konsumsi

bahan bakar semakin banyak, hal ini terjadi

karena sistem pengapian sendiri memiliki

pengaruh kuat pada proses pembakaran atau

pengaktifan pada busi. Bila api yang

dihasilkan busi kecil karena pengapian

bermasalah maka pembakaran akan ikut

terganggu , ini akan menyebabkan mesin

kurang bertenaga, dimana pemakaian bahan

bakar sendiri memiliki selisih yang berbeda

pada setiap pengujian yang berbeda didalam

putaran mesin 2000 rpm, 3000 rpm dan 4000

rpm. Selisih pemakaian bahan bakar tersebut

adalah

a. Untuk pemakaian bahan bakar pada rpm

2000 diambil dari rata – rata konsumsi

bahan bakar adalah terdapat bahan bakar

pada posisi standard yaitu 30,3 ml

kemudian bahan bakar yang di konsumsi

pada posisi maju 1,05° yaitu 33 ml,

Sedangkan pemakaian bahan bakar pada

posisi maju 2,1° yaitu 34,6 mm dan

pemakaian bahan bakar pada posisi maju

3,15 ° yaitu 37 ml. Maka selisih

pemakaian bahan bakar dari standard ke

posisi maju 1,05° memiliki selisih bahan

bakar sebanyak 2,7 ml, kemudian selisih

pemakaian bahan bakar dari posisi maju

1,05° ke posisi maju 2,1° memiliki selisih

bahan bakar sebanyak 1,6 ml, Sedangkan

Page 9: PENGARUH POSISI PICK UP COIL DENGAN PUTARAN MESIN …

9

Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol. 5, No. 1, Januari 2021 P - ISSN : 2548-9712

E - ISSN : 2685-5232

9

dari posisi maju 2,1° ke posisi maju 3,15

° memiliki selisih bahan bakar sebanyak

2,4 ml. Perbedaan selisih tersebut terjadi

karena semakin tinggi putaran mesin

maka pemasukan bahan bakar ke ruang

bakar juga semakin cepat mengakibatkan

pemakaian bahan bakar semakin boros.

b. Untuk pemakaian bahan bakar pada rpm

3000 diambil dari rata – rata konsumsi

bahan bakar adalah terdapat bahan bakar

pada posisi standard yaitu 32,3 ml

kemudian bahan bakar yang di konsumsi

pada posisi maju 1,05° yaitu 41,6 ml,

Sedangkan pemakaian bahan bakar pada

posisi maju 2,1° yaitu 42,6 mm dan

pemakaian bahan bakar pada posisi maju

3,15 ° yaitu 48 ml. Maka selisih

pemakaian bahan bakar dari standard ke

posisi maju 1,05° memiliki selisih bahan

bakar sebanyak 9,4 ml, kemudian selisih

pemakaian bahan bakar dari posisi maju

1,05° ke posisi maju 2,1° memiliki selisih

bahan bakar sebanyak 1 ml, Sedangkan

dari posisi maju 2,1° ke posisi maju 3,15

° memiliki selisih bahan bakar sebanyak

5,4 ml. Perbedaan selisih tersebut terjadi

karena semakin tinggi putaran mesin

maka pemasukan bahan bakar ke ruang

bakar juga semakin cepat mengakibatkan

pemakaian bahan bakar semakin boros.

c. Untuk pemakaian bahan bakar pada rpm

4000 diambil dari rata – rata konsumsi

bahan bakar adalah terdapat bahan bakar

pada posisi standard yaitu 42,3 ml

kemudian bahan bakar yang di konsumsi

pada posisi maju 1,05° yaitu 52,3 ml,

Sedangkan pemakaian bahan bakar pada

posisi maju 2,1° yaitu 53,3 ml dan

pemakaian bahan bakar pada posisi maju

3,15 ° yaitu 57,3 ml. Maka selisih

pemakaian bahan bakar dari standard ke

posisi maju 1,05° memiliki selisih bahan

bakar sebanyak 10 ml, kemudian selisih

pemakaian bahan bakar dari posisi maju

1,05° ke posisi maju 2,1° memiliki selisih

bahan bakar sebanyak 1 ml, Sedangkan

dari posisi maju 2,1° ke posisi maju 3,15

° memiliki selisih bahan bakar sebanyak 4

ml. Perbedaan selisih tersebut terjadi

karena semakin tinggi putaran mesin

maka pemasukan bahan bakar ke ruang

bakar juga semakin cepat mengakibatkan

pemakaian bahan bakar semakin boros.

1. Dari hasil penelitian sesuai dengan grafik

4.1saat pemajuan pick up coil 2,1°maka

dapat dilihat sebagai berikut :

Untuk posisi putaran motor 2000 rpm

pemakaian bahan bakar 34,6 ml selama 5

menit pengujian atau 6,92 ml per menit

sedangkan untuk putaran 3000 rpm

konsumsi bahan bakar 42,6 ml selama 5

menit pengujian atau 8,52 per menit dan

putaran motor 4000 rpm pemakaian bahan

bakar 53,3 ml selama 5 menit pengujian atau

10.66 per menit. Dari data tersebut dapat

dilihat bahwa semakin tinggi putaran mesin

konsumsi bahan bakar semakin banyak.

Adapun selisih bahan bakar yang terdapat di

bawah ini adalah

a. Untuk pemakaian bahan bakar pada rpm

2000 diambil dari rata – rata konsumsi

bahan bakar adalah terdapat bahan bakar

pada posisi standard yaitu 30,3 ml

kemudian bahan bakar yang di konsumsi

pada posisi maju 1,05° yaitu 33 ml,

Sedangkan pemakaian bahan bakar pada

posisi maju 2,1° yaitu 34,6 mm dan

pemakaian bahan bakar pada posisi maju

3,15 ° yaitu 37 ml. Maka selisih pemakaian

bahan bakar dari standard ke posisi maju

1,05° memiliki selisih bahan bakar

sebanyak 2,7 ml, kemudian selisih

pemakaian bahan bakar dari posisi maju

1,05° ke posisi maju 2,1° memiliki selisih

bahan bakar sebanyak 1,6 ml, Sedangkan

dari posisi maju 2,1° ke posisi maju 3,15 ° memiliki selisih bahan bakar sebanyak 2,4

ml. Perbedaan selisih tersebut terjadi

karena semakin tinggi putaran mesin maka

pemasukan bahan bakar ke ruang bakar

Page 10: PENGARUH POSISI PICK UP COIL DENGAN PUTARAN MESIN …

10

Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol. 5, No. 1, Januari 2021 P - ISSN : 2548-9712

E - ISSN : 2685-5232

10

juga semakin cepat mengakibatkan

pemakaian bahan bakar semakin boros.

b.Untuk pemakaian bahan bakar pada rpm

3000 diambil dari rata – rata konsumsi

bahan bakar adalah terdapat bahan bakar

pada posisi standard yaitu 32,3 ml

kemudian bahan bakar yang di konsumsi

pada posisi maju 1,05° yaitu 41,6 ml,

Sedangkan pemakaian bahan bakar pada

posisi maju 2,1° yaitu 42,6 mm dan

pemakaian bahan bakar pada posisi maju

3,15 ° yaitu 48 ml. Maka selisih pemakaian

bahan bakar dari standard ke posisi maju

1,05° memiliki selisih bahan bakar

sebanyak 9,3 ml, kemudian selisih

pemakaian bahan bakar dari posisi maju

1,05° ke posisi maju 2,1° memiliki selisih

bahan bakar sebanyak 1 ml, Sedangkan

dari posisi maju 2,1° ke posisi maju 3,15 ° memiliki selisih bahan bakar sebanyak 5,4

ml. Perbedaan selisih tersebut terjadi

karena semakin tinggi putaran mesin maka

pemasukan bahan bakar ke ruang bakar

juga semakin cepat mengakibatkan

pemakaian bahan bakar semakin boros.

c. Untuk pemakaian bahan bakar pada rpm

4000 diambil dari rata – rata konsumsi

bahan bakar adalah terdapat bahan bakar

pada posisi standard yaitu 42,3 ml

kemudian bahan bakar yang di konsumsi

pada posisi maju 1,05° yaitu 52,3 ml,

Sedangkan pemakaian bahan bakar pada

posisi maju 2,1° yaitu 53,3 ml dan

pemakaian bahan bakar pada posisi maju

3,15 ° yaitu 57,3 ml. Maka selisih

pemakaian bahan bakar dari standard ke

posisi maju 1,05° memiliki selisih bahan

bakar sebanyak 10 ml, kemudian selisih

pemakaian bahan bakar dari posisi maju

1,05° ke posisi maju 2,1° memiliki selisih

bahan bakar sebanyak 1 ml, Sedangkan

dari posisi maju 2,1° ke posisi maju 3,15 ° memiliki selisih bahan bakar sebanyak 4

ml. Perbedaan selisih tersebut terjadi

karena semakin tinggi putaran mesin maka

pemasukan bahan bakar ke ruang bakar

juga semakin cepat mengakibatkan

pemakaian bahan bakar semakin boros.

2.Dari hasil penelitian sesuai dengan grafik

4.1saat pemajuan pick up coil 3,15°maka

dapat dilihat sebagai berikut :

Untuk posisi putaran motor 2000 rpm

pemakaian bahan bakar 37 ml per 5 menit

atau 7,4 ml per menit sedangkan untuk

putaran 3000 rpm konsumsi bahan bakar

48 ml/ 5 menit atau 9,6 per menit dan

putaran motor 4000 rpm pemakaian bahan

bakar 57,3 ml/5 menit atau 11,46 per

menit. Dari data tersebut dapat dilihat

bahwa semakin tinggi putaran mesin

konsumsi bahan bakar semakin banyak,

hal ini terjadi karena penyetelan pengapian

tidak benar.

a. Untuk pemakaian bahan bakar pada rpm

2000 diambil dari rata – rata konsumsi

bahan bakar adalah terdapat bahan bakar

pada posisi standard yaitu 30,3 ml

kemudian bahan bakar yang di konsumsi

pada posisi maju 1,05° yaitu 33 ml,

Sedangkan pemakaian bahan bakar pada

posisi maju 2,1° yaitu 34,6 mm dan

pemakaian bahan bakar pada posisi maju

3,15 ° yaitu 37 ml. Maka selisih pemakaian

bahan bakar dari standard ke posisi maju

1,05° memiliki selisih bahan bakar

sebanyak 2,7 ml, kemudian selisih

pemakaian bahan bakar dari posisi maju

1,05° ke posisi maju 2,1° memiliki selisih

bahan bakar sebanyak 1,6 ml, Sedangkan

dari posisi maju 2,1° ke posisi maju 3,15 ° memiliki selisih bahan bakar sebanyak 2,4

ml. Perbedaan selisih tersebut terjadi

karena semakin tinggi putaran mesin maka

pemasukan bahan bakar ke ruang bakar

juga semakin cepat mengakibatkan

pemakaian bahan bakar semakin boros.

b. Untuk pemakaian bahan bakar pada rpm

3000 diambil dari rata – rata konsumsi

bahan bakar adalah terdapat bahan bakar

pada posisi standard yaitu 32,3 ml

Page 11: PENGARUH POSISI PICK UP COIL DENGAN PUTARAN MESIN …

11

Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol. 5, No. 1, Januari 2021 P - ISSN : 2548-9712

E - ISSN : 2685-5232

11

kemudian bahan bakar yang di konsumsi

pada posisi maju 1,05° yaitu 41,6 ml,

Sedangkan pemakaian bahan bakar pada

posisi maju 2,1° yaitu 42,6 mm dan

pemakaian bahan bakar pada posisi maju

3,15 ° yaitu 48 ml. Maka selisih pemakaian

bahan bakar dari standard ke posisi maju

1,05° memiliki selisih bahan bakar

sebanyak 9,4 ml, kemudian selisih

pemakaian bahan bakar dari posisi maju

1,05° ke posisi maju 2,1° memiliki selisih

bahan bakar sebanyak 1 ml, Sedangkan

dari posisi maju 2,1° ke posisi maju 3,15 ° memiliki selisih bahan bakar sebanyak 5,4

ml. Perbedaan selisih tersebut terjadi

karena semakin tinggi putaran mesin maka

pemasukan bahan bakar ke ruang bakar

juga semakin cepat mengakibatkan

pemakaian bahan bakar semakin boros.

c. Untuk pemakaian bahan bakar pada rpm

4000 diambil dari rata – rata konsumsi

bahan bakar adalah terdapat bahan bakar

pada posisi standard yaitu 42,3 ml

kemudian bahan bakar yang di konsumsi

pada posisi maju 1,05° yaitu 52,3 ml,

Sedangkan pemakaian bahan bakar pada

posisi maju 2,1° yaitu 53,3 ml dan

pemakaian bahan bakar pada posisi maju

3,15 ° yaitu 57,3 ml. Maka selisih

pemakaian bahan bakar dari standard ke

posisi maju 1,05° memiliki selisih bahan

bakar sebanyak 10 ml, kemudian selisih

pemakaian bahan bakar dari posisi maju

1,05° ke posisi maju 2,1° memiliki selisih

bahan bakar sebanyak 1 ml, Sedangkan

dari posisi maju 2,1° ke posisi maju 3,15 ° memiliki selisih bahan bakar sebanyak 4

ml. Perbedaan selisih tersebut terjadi

karena semakin tinggi putaran mesin maka

pemasukan bahan bakar ke ruang bakar

juga semakin cepat mengakibatkan

pemakaian bahan bakar semakin boros.

4. KESIMPULAN

Dari hasil hasil penelitian yang telah

dilakukan sesuai dengan judul pengaruh

posisi pick up coil dengan putaran mesin

terhadap konsumsi bahan bakar pada mesin

150 cc. Maka ada beberapa kesimpulan yaitu

:

1.Bahanbakar yang dikonsumsi pada posisi

pick up coil maju1,05° sebanyak 6,6 ml per

menit dan pemakain bahan bakar pada

posisi mundur 1,05°sebanyak 4,52 ml

permenit, kemudianpemakaianbahanbakar

yang digunakanpadaposisi pick up coil

maju2,1°sebanyak 6,92 ml per

menitdanpemakaianbahanbakar yang

digunakanuntukposisi pick up coil

padaposisimundur2,1°sebanyak 6,44 ml per

menitsedangkanpemakaianbahanbakar

yang digunkanpadaposisi pick up coil

maju3,15° sebanyak 7,4 ml per menit dan

pemakaian bahanbakarpadaposisi pick up

coil mundur3,15° sebanyak 7,1 ml per

menit.

2.Konsumsibahanbakar yang digunakanpada

2000 rpm denganposisi pick up coil

standard adalah 6,06 ml, maju1,05° adalah

6,6 ml, 2,1°adalah 6,92 ml dan3,15° adalah

7,4ml.konsumsibahanbakar yang

digunkanpadaposisi pick up coil standard

adalah 6,06 ml,mundur1,05° adalah 4,52

ml, 2,1°adalah 6,44 ml dan3,15° adalah

7,1ml.

Konsumsi bahan bakar yang digunakan pada

3000 rpm dengan posisi pick up coil standard

adalah 6,46 ml, maju1,05° adalah 8,32 ml,

2,1°adalah 8,52 ml dan3,15° adalah 9,6 ml.

konsumsi bahan bakar yang digunkan pada

posisi pick up coil standard adalah 6,46 ml,

mundur1,05° adalah 6,4 ml, 2,1°adalah 8 ml

dan3,15° adalah 8,4 ml.

Konsumsi bahan bakar yang digunakan pada

4000 rpm dengan posisi pick up coil standard

adalah 8,46 ml,maju1,05° adalah 10,46 ml,

2,1° adalah 10,66 nml dan 3,15° adalah 11,46

ml. konsumsi bahan bakar yang digunkan

pada posisi pick up coil standard adalah 8,46

Page 12: PENGARUH POSISI PICK UP COIL DENGAN PUTARAN MESIN …

12

Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol. 5, No. 1, Januari 2021 P - ISSN : 2548-9712

E - ISSN : 2685-5232

12

ml,mundur1,05° adalah 7,4 ml, 2,1°adalah

8,46 ml dan3,15° adalah 9,06 ml.

5. SARAN

Peneliti memberikan saran yang

hendak diperhatikan oleh pembaca sebagai

bahan untuk melakukan perbaikan atau

pergantian pada pick up coil. Adapun saran

yang diberikan penulis adalah sebagai berikut

:

1.Gunakanlah komponen – komponen yang

telah ditentukan oleh pabrik pembuat mesin

dengan standard yang diijinkan dan

utamakanlah keselamatan kerja saat

melakukan penelitian.

2.Untuk mencapai kerja yang optimal pada

pembakaran maka hal – hal yang harus

dilakukan adalah melakukan perawatan,

pemeriksaan secara rutin dan mencari

penyebab – penyebab gangguan pada

sistem pengapian khususnya pick up coil (

pulser )

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Arif hidayatulah S.Pd, 2011, Sistem

Kelistrikan Mesin Pada Sepeda

Motor, Anggota IKAPI Nomor : 080

[2]. PT.Astra Honda Motor. 2003. Pedoman

Pemilik Sepeda Motor, Jakarta

[3]. Julius, 2009, Buku Kelistrikan Sepeda

Motor, Jakarta

[4]. https://id.scribd.com/doc/255659875 /

Pemeliharaan - Kelistrikan-Sepeda-

Motor

[5]. http://freecharz. blogspot. Com / 2014 /

01/ pengaruh-diameter-kawat-spul-

motor.html

[6]. http:// staffnew. uny.ac.id /upload/

132310888/ pendidikan /Modul

+Teknologi +Sepeda+

Motor+(OTO225-02)-+Pengisian.pdf

[7]. http:// teguhpati. blogspot.com /2012/09/

rumus - menentukan-diameter-

kabel.html