pengaruh terapi berpikir positif, cognitive …

10
Muhammad Ali Adr iansyah^, Di ah Rahayu2>, Nett y Dyan Prast i ka31 emai l: al i.adr iansyah@gmail .com, nd. pr asti ka@yahoo.co.id, r ahayudiah@ymai l . com Fakult as llmu Sosial dan llmu Pol i ti k, Univer sit as Mulawarman Abst ract - Anxiet^ car eer is a f or m of response negative which includes a f eel ing of f ear and concerns about the avail abil i ty of j ob opportuni t ies which could deny f ulfill t he needs i s i nt ended to t r ansf orm the st ate of a bett er lif e. Research ai ms t o under st and t he decli ne in anxi et y fut ure car eer in col lege student s af t er r eceived t her apy posi tive mi nd, cogni t ive behavior t herapy ( CBT) and manage t o live and plan f or t he future t rai ning (MLPF). The st udy sample thi s i s a st udent who experi enced anxi et y car eer a high degree of as many as 45 college st udents. The result showed ( 1) There was a diff erence i n anxiety car eer s i n a college st udent who has received speci al t reat ment cogni tive behavi or t herapy wi t h t = 2,067, sig = 0.048 < 0.050 and mean = 12 733. (2) There was a diff er ence i n anxiety car eer s in a col lege st udent who has received speci al t r eat ment manage t o l ive and pl an f or the fut ure t raining (MLPF) wi th t = 3,366, si g = 0. 002 < 0. 050 and mean = 15,200. ( 3) There was no di fference in anxiety car eer s i n i n a coll ege st udent who has r eceived speci al t reat ment positi ve t hinking t herapy wi th t = 1. 807, si g = 0.082 > 0. 050 and mean = 6533. ( 4) Manage t o l i ve and pl an f or t he f ut ure t raining (MLPF) was more eff ecti ve t o reduce anxi et y car eers wit h a mean difference of 15.200 (MLPF) , 12. 733 ( CBT) , and 6.533 ( posi t ive t hinki ng t herapy) . Keywor ds: anxi et y career , positi ve thi nki ng t her apy, cognitive behavi or t her apy (CBT) , manage t o live and pl an f or t he f ut ure tr aining (MLPF) PSI KOISLAMIKA. Jur nal Psikologi Isl am (JPI) copyri ght © 2015 Pusat Peneli t an dan Layanan Psi kol ogi. Volume 12. Nomor 2, Tahun 2015 PENDAHULUANASEAN (MEA) atau ASEAN Economi c Communi t y Pada akt i r tahun 2015 masyarakat I ndonesia(AEC) 2015 mer upakan sebuah agenda i nt egr asi akan memasuki komuni t as terintegr asi ASEAN,ekonomi negar a- negar a anggot a ASEAN (Indonesia, Economi c Communi t y at au Masyarakat Ekonomi Malaysi a, Singapur a, Br unei Darussalam, Filipina, ASEAN (MEA) , yang merupakan bentuk reali sasi Thail and, Laos, Myanmar dan Viet nam) yang dan t ujuan akhir i nt egr asi ekonomi negar a- negar abert uj uan untuk mengur angi hambatan- hambat an di kawasan Asi a Tenggar a. Masyar akat Ekonomir egional Asia Tenggara dal am per dagangan bar ang Jur nal Psikoisl amika I Volume 12 Nomor 2 Tahun 201541 PENGARUH TERAPI BERPIKI R POSI TI F, COGNITI VE BEHAVIOR THERAPY ( CBT) , MENGELOLA HI DUP DAN MERENCANAKAN MASA DEPAN ( MHMMD) TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN KARI RPADA MAHASISWA UNIVERSITAS MULAWARMAN

Upload: others

Post on 17-Nov-2021

36 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH TERAPI BERPIKIR POSITIF, COGNITIVE …

Muhammad Ali Adriansyah^, Diah Rahayu2>, Netty Dyan Prastika31email: [email protected], [email protected], [email protected]

Fakultas llmu Sosial dan llmu Politik,Universitas Mulawarman

Abstract - Anxiet^ career is a form of response negative which includes a feeling of fearand concerns about the availability of job opportunities which could deny fulfill the needsis intended to transform the state of a better life. Research aims to understand the declinein anxiety future career in college students after received therapy positive mind, cognitivebehavior therapy (CBT) and manage to live and plan for the future training (MLPF). The studysample this is a student who experienced anxiety career a high degree of as many as 45 collegestudents. The result showed (1) There was a difference in anxiety careers in a college studentwho has received special treatment cognitive behavior therapy with t = 2,067, sig = 0.048 <0.050 and mean = 12 733. (2) There was a difference in anxiety careers in a college studentwho has received special treatment manage to live and plan for the future training (MLPF)with t = 3,366, sig = 0.002 < 0.050 and mean = 15,200. (3) There was no difference in anxietycareers in in a college student who has received special treatment positive thinking therapywith t = 1.807, sig = 0.082 > 0.050 and mean = 6533. (4) Manage to live and plan for thefuture training (MLPF) was more effective to reduce anxiety careers with a mean difference

of 15.200 (MLPF), 12.733 (CBT), and 6.533 (positive thinking therapy).

Keywords: anxiety career, positive thinking therapy, cognitive behavior therapy (CBT), manageto live and plan for the future training (MLPF)

PSIKOISLAMIKA. Jurnal Psikologi Islam (JPI) copyright © 2015 Pusat Penelitan dan LayananPsikologi. Volume 12. Nomor 2, Tahun 2015

PENDAHULUANASEAN (MEA) atau ASEAN Economic CommunityPada aktir tahun 2015 masyarakat Indonesia(AEC) 2015 merupakan sebuah agenda integrasi

akan memasuki komunitas terintegrasi ASEAN,ekonomi negara-negara anggota ASEAN (Indonesia,Economic Community atau Masyarakat EkonomiMalaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina,ASEAN (MEA), yang merupakan bentuk realisasiThailand, Laos, Myanmar dan Vietnam) yangdan tujuan akhir integrasi ekonomi negara-negarabertujuan untuk mengurangi hambatan- hambatandi kawasan Asia Tenggara. Masyarakat Ekonomiregional Asia Tenggara dalam perdagangan barang

Jurnal Psikoislamika I Volume 12 Nomor 2 Tahun 201541

PENGARUH TERAPI BERPIKIR POSITIF,COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY (CBT),

MENGELOLA HIDUP DAN MERENCANAKAN MASADEPAN (MHMMD)

TERHADAP PENURUNAN KECEMASANKARIRPADA MAHASISWA

UNIVERSITAS MULAWARMAN

Page 2: PENGARUH TERAPI BERPIKIR POSITIF, COGNITIVE …

Jurnal Psikoislamika | Volume 12 Nomor 2 Tahun 201542

terbuka menurut pendidikan didominasi olehSekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12,65 persen,disusul Sekolah Menengah Atas sebesar 10,32 persen,Diploma 7,54 persen, Sarjana 6,40 persen, SekolahMenengah Pertama 6,22 persen, dan Sekolah Dasarke bawah 2,74 persen. Berdasarkan data tersebut,hampir sebagian besar pengangguran di dominasioleh sekolah menengah dan sederajat atau dapatdikatakan dipegang oleh pengangguran muda danterpelajar.

Pada Provinsi Kalimantan Timur Badan PusatStatistik mencatat tingkat pengangguran terbukadi Provinsi Kalimantan Timur hingga Agustus 2015sebanyak 115.534 orang atau sekitar 7,50 persen daritotal jumlah angkatan kerja dan telah melampaui TPTtingkat nasional sebesar 5,81 persen. Hal tersebutterbagi dalam pengangguran lulusan tingkat SMA/SMK sebanyak 67.119 orang atau mencapai 58,09persen, pengangguran lulusan SMP dengan jumlah21.905 orang atau 18,96 persen, pengangguranlulusan SD/tidak lulus SD sebanyak 18.081 orangatau 15,65 persen, dan pengangguran lulusanperguruan tinggi dengan jumlah 8.429 orang atau7,30 persen.

Berdasarkan paparan informasi di atas terlihatbahwa angka pengangguran cenderung meningkatsementara laju pertumbuhan peduduk juga kianpesat, sehingga jumlah penduduk usia produktifsemakin bertambah. Menurut asumsi peneliti, salahsatu penduduk yang terus bertambah dan memilikiusia produktif adalah mahasiswa. Pertumbuhanyang bertambah pesat ini berdampak pada tidakseimbangnya jumlah angkatan kerja dan jumlahpeluang kerja. Hal ini dapat membuat mahasiswaatau calon tenaga kerja mengalami kecemasanterhadap karier karena ketakutan dan kekhawatirandalam pencapain karier di masa mendatang.

Menurut Priest (1994) mengatakan bahwa kariermenjadi pencarian identitas diri yang menjadisumber umum dari kecemasan. Menurut Daradjat(2009) hal yang ditakutkan atau dikhawatirkan dalammenghadapi karier masa depan adalah sempitnyalapangan kerja, dan persaingan yang ketat dalambidang pekerjaan. Penulis membatasi kategorimahasiswa tingkat akhir yaitu mahasiswa yangsudah bebas teori. Tentunya, yang telah memilikigambaran yang lebih matang mengenai karier

dimasa depannya.Kecemasan menghadapi masa depan adalah

emosi yang tidak menyenangkan yang terkait denganberbagai masalah yang harus dihadapi dalam masaperkembangannya yang berpengaruh pada aspek

dan jasa maupun investasi asing. MEA 2015 akanmembentuk sebuah integrasi ekonomi regionaldengan mengurangi biaya transaksi perdagangan,memperbaiki fasilitas perdagangan dan bisnis, sertameningkatkan daya saing Usaha Mikro, Kecil danMenengah (UMKM). Implementasi MEA 2015 fokuspada 12 sektor prioritas yang terdiri dari tujuhsektor barang, yaitu: industri pertanian, peralatanelektronik, otomotif, perikanan, industri berbasiskaret, industri berbasis kayu, dan industri tekstil,serta lima sektor jasa, yaitu: transportasi udara,pelayanan kesehatan, pariwisata, logistik, danindustri teknologi informasi atau e-ASEAN.

MEA 2015 bagi Indonesia akan memberikandampak positif maupun negatif terhadap masyarakat.Dampak positifnya adalah aliran bebas barang, jasa,investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modalyang lebih bebas. Kedua, ASEAN sebagai kawasandengan daya saing ekonomi tinggi, dengan elemenperaturan kompetisi, perlindugan konsumen, hakataskekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur,perpajakan, dan e-commerce. Ketiga, ASEANsebagai kawasan dengan pengembangan ekonomiyang merata dengan elemen pengembangan usahakecil dan menengah, dan prakarsa integrasi ASEANuntuk negara-negara Kamboja, Myanmar, Laos, danVietnam. Keempat, ASEAN sebagai kawasan yangterintegrasi secara penuh dengan perekonomianglobal dengan elemen pendekatan yang koherendalam hubungan ekonomi di luar kawasan, danmeningkatkan peran serta dalam jejaring produksiglobal.

Kemudian dampak negatifnya adalah pembatasandalam tenaga kerja profesional akan dihapuskan.Hal tersebut memberikan kesempatan tenagakerja asing untuk masuk dalam lapangan kerja diIndonesia. Dampaknya adalah kesempatan untukmendapatkan pekerjaan di Indonesia semakinkecil. Dilihat dari sisi pendidikan dan produktivitas,Indonesia masih kalah bersaing dengan tenaga kerjayang berasal dari Malaysia, Singapura, dan Thailandserta fondasi industri yang bagi Indonesia sendirimembuat Indonesia berada pada peringkat keempatdi ASEAN. Selain itu, kemampuan berbahasa tenagakerja Indonesia juga masih dianggap kurang, dankesiapan tenaga kerja Indonesia hanya bergantungpada mental (BBC Indonesia, 2014).

Hal ini lebih diperparah lagi dengan tingginyapengangguran di Indonesia, berdasarkan data statistikpada Biro Pusat Statistik (BPS) tingkat pengangguranterbuka (TPT) di indonesia pada Agustus 2015berjumlah 7,56 juta jiwa. Angka pengangguran

Page 3: PENGARUH TERAPI BERPIKIR POSITIF, COGNITIVE …

43Jurnal Psikoislamika I Volume 12 Nomor 2 Tahun 2015

tingkat berpikir positif seseorang maka semakintinggi kecemasan berkomunikasi. Sedangkan dalampenelitian Dwitantyanov, dkk. (2010), menunjukkanbahwa terapi berpikir positif memiliki pengaruh dalammeningkatkan efikasi diri akademika mahasiswa.

Individu yang berpikir positif akan melihatsetiap kesulitan dengan cara yang gamblang danpolos serta tidak mudah terpengaruh, sehinggatidak mudah putus asa oleh berbagai tantanganataupun hambatan yang dihadapi. Individu yangberpikir positif selalu didasarkan fakta bahwa setiapmasalah pasti ada pemecahan dan suatu pemecahanyang tepat selalu melalui proses intelektual yangsehat (Peale, 2009).

Selain itu cognitive behavior therapy (CBT)dapat juga membantu seseorang dalam mengatasikecemasan karir. Cognitive behavior teraphy (CBT)merupakan intervensi psikologis yang melibatkaninteraksi antara cara berpikir, merasa, dan berperilakudalam diri seseorang (Somers dan Queree, 2007).CBT meyakini bahwa perilaku memiliki dampak kuatterhadap pemikiran dan emosi individu sehinggamengubah perilaku dapat menjadi cara untukmengubah pemikiran dan emosi individu. CBT jugaberpendapat bahwa proses kognisi seperti pikiran,interpretasi, persepsi, maupun keyajinan individuterhadap kejadian yang mereka alami memilikipengaruh terhadap respon, perilaku, dan emosiindividu (Westbrook, Kennerly, dan Kirk, 2007).

Efektivitas cognitive behavior teraphy (CBT)dalam mengatasi gangguan kecemasan tetah dibuktikandalam beberapa penelitian seperti serangan panik(McClanahan dan Antonuccio, 2002, gangguan obsesifkompulsif (Abramowitz, Taylor, dan McKay, 2005;Whittal dan O'Neill, 2003), gangguan kecemasanmenyeluruh (Anderson, 2004).

Teknik CBT membantu seseorang mengetahuipola kognitif atau pikiran dan emosi yang berkaitandengan perilakunya. Berdasarkan teori kognitif,cara berpikir menentukan bagaimana seseorangmerasa dan berbuat (Corsini dan Wedding, 1989).Perasaan dan perilaku seseorang akan dipengaruhioleh cara seseorang memandang hubungan antaradirinya dengan lingkungan sekitarnya. Misalkan,jika seseorang berpikir negatif mengenai karir,maka pikiran negatif akan mempengaruhi perilakudan perasaannya sehubungan dengan situasi

tersebut.

Menurut Antony dan Swinson (2000), strategiutama dalam CBT adalah mengubah pemikirandan keyakinan irasional dengan pemikiran dankeyakinan rasional yang lebih sehat dan positif.

afektif, kognisi, dan pehlaku. Masalah yang menjadisumber kecemasan dalam menghadapi masa depanberkaitan dengan masalah pendidikan, pekerjaandan kehidupan berkeluarga. Kendall dan Hammen(1998,) mengemukakan empat aspek dari kecemasanyang merupakan kecenderungan individu untukmerespon kecemasan, yaitu aspek kognitif, aspekafektif, aspek fisiologis, dan aspek perilaku.

Lebih lanjut Priest (1994) mengemukakanbahwa kecemasan adalah suatu keadaan yangmengkhawatirkan, menggelisahkan yang dialamiketika seseorang berfikir tentang sesuatu kegagalanyang tidak menyenangkan yang akan terjadi dimasamendatang. Calhoun dan Acocella (Safaria danSaputra, 2009) menambahkan, kecemasan adalahperasaan ketakutan (baik realistis maupun tidakrealistis) dan kekhawatiran seseorang yang disertaidengan keadaaan peningkatan reaksi kejiwaandengan berpikir secara berlebihan bahwa sesuatuyang buruk akan terjadi menimpanya.

Menurut data BPS sebanyak 1,05 juta sarjanamenjadi pengangguran di Indonesia per agustus 2015.Hal ini terjadi karena perlambatan ekonomi, kurangnyapenyediaan lapangan pekerjaan, berkurangnyajumlah angkatan kerja dan investasi melambat.Sehingga penyerapan tenaga kerja turun. Hal inimenyebabkan mahasiswa atau calon tenaga kerjamengalami konflik terhadap dirinya sendiri sehinggamemiliki resiko untuk mengalami kecemasanterhadap karier dimasa depan.

Salah satu cara mengatasi kecemasan karirpada individu adalah dengan terapi berpikir positif.Seligman (2008) menjelaskan bahwa orang yangberpikir positif cenderung menafsirkan permasalahanmereka sebagai hal yang sementara, terkendali,dan hanya khusus untuk satu situasi, orang yangberpikir negatif sebaliknya yakin bahwa permasalahanmereka berlangsung selamanya, menghancurkansegala yang mereka lakukan dan tidak terkendali.Berpikir positif merupakan usaha mengisi pikirandengan berbagai hal yang positif atau muatan yangpositif. Memasukkan muatan positif pada ruangpikiran merupakan tindakan positif namun tindakantersebut berada pada tingkatan yang masih rendahjika muatan positif tersebut tidak diwujudkan dalamtindakan nyata. Oleh karena itu isi muatan yangpositif tersebut perlu diaktualisasikan ke dalamtindakan agar ada dampak yang ditimbulkan.

Sebagaimana penelitian yang dilakukan olehSabati (2010), semakin tinggi tingkatan berpikirpositif seseorang maka semakin rendah kecemasanberkomunikasi, dan sebaliknya semakin rendah

Page 4: PENGARUH TERAPI BERPIKIR POSITIF, COGNITIVE …

Jurnal Psikoislamika I Volume 12 Nomor 2 Tahun 2015

KAJIAN TEORI

Kecemasan Karir

Kecemasan terhadap masa depan (anticipatoryanxiety) merupakan kombinasi yang rumit antarakeadaan kognitif yang berotientasi masa depandan pengaruh negatif (Chua, et at., 1998). Lebihlanjut menurut Chua, et at., (1998), kecemasanmerupakan konseptualisasi terbaik atas keadaankognitif-afektif-somatik yang berorientasi masadepan, fokus yang tidak dapat dikontrol padakemungkinan atas ancaman yang ada dimasa depan,bahaya, atau hal lainnya yang dapat datang/terjadi.Kecemasan berhubungan dengan keadaan afektifnegatif dari rasa takut dan ketidakberdayaan (Izarddan Youngstrom, Barlowet, et al., dalam Chua, etat., 1998).

Sedangkan menurut Schunk, et al., dan Grillion,etal., (dalam Yoshimura, etal., 2014), anticipatoryanxiety merupakan keadaan psikologis dan fisiologisyang terkait dengan antisipasi rangsangan yangmengancam. Anticipatory anxiety dapat dilihatsebagai fungsi adaptif yang memobilisasi individuuntuk mengatasi bahaya, sehingga orang mengevaluasipotensi bahaya yang terlibat dalam acara mendatangdan kemudian mengambil berbagai bentuk tindakanmental atau fisik untuk memitigasi risiko ataumengurangi menyenangkan mempengaruhi terkaitdengan acara tersebut. Kecemasan antisipatifmuncul melalui proses kompleks kognitif-emosional(Yoshimura, etat., 2014).

Bagi mahasiswa, karier merupakan salah satusumber yang dapat menimbulkan kecemasan (Priest,1994). Dalam menghadapi karier masa depan, yangmenjadi sumber kekhawatiran atau ketakutan bagimahasiswa yaitu sempitnya lapangan kerja sertapersaingan yang ketat dalam bidang pekerjaan.Kecemasan akan karier menimbulkan perasaankhawatir yang membuat perasaan menjadi tidaknyaman yang dapat ditandai dengan perasaan takutataupun gelisah terhadap hal buruk yang akan terjadimenimpa dirinya dimasa mendatang.

Menurut Fortinash dan worret (2003), kecemasanmenghadapi karier masa depan dapat diartikansebagai suatu bentuk respon negatif yang meliputiperasaan ketakutan dan kekhawatiran terhadapketersediaan lapangan pekerjaan yang dapat

menghambat terpenuhinya kebutuhan-kebutuhanyang bertujuan untuk mengubah keadaan hidupyang lebih baik.

Memiliki karier/pekerjaan yang sesuai denganharapan dan baik dimasa depan merupakan hal yang

Penanganan CBTmencakup pengembangan kesadaranindividu pada diri sendiri, orang lain, cara menjalinhubungan interpersonal, penyelesaian masalah yangdihadapinya, dan strategi coping yang efektif (Bedelldan Lennox, 1997). Dengan demikian, mahasiswayang menerima CBT diharapkan dapat menurunkankecemasan karir, karena CBT membantu mahasiswamenyadari dan memahami proses berpikirnya denganlebih baik sehinga meningkatkan kemampuandalam menghadapi suatu masalah terutama karirmasa depan.

Strategi lainnya untuk membantu kecemasan karirmasa depan mahasiswa adalah dengan memberikanpelatihan mengelola hidup dan merencanakan masadepan (MHMMD). Pelatihan ini dipelopori oleh Dr.Marwah Daud Ibrahim yang menggagas perlunyapelatihan MHMMD. Berdasarkan pengalamannyamelihat anak-anak di negara maju (khususnyaAmerika Serikat) banyak menyibukkan diri denganmengisi waktu untuk belajar, kerja sambilan (jadiloper koran, kerja di restoran), belajar bahasa asing,kursus musik, latihan olah raga, dan mengasahminat dan bakat mereka, sementara di Indonesiabanyak pelajar dan orang-orang "nongkrong" bahkantawuran dan menyia-nyiakan waktu dan potensi.Hal ini sangat nyata jika di Amerika kemudianlahir inovasi (300 hak paten sehari), olahragawan,pemenang nobel, orang kaya dunia dan menyebabkannegeri tersebut disebut superpower. SementaraIndonesia dililit hutang luar negeri, kemiskinandan pengangguran.

Menurut Ibrahim dalam bukunya mengelola hidupdan merencanakan masa depan (MHMMD) (2003)tujuan dari pelatihan diantaranya inidividu dapatmemiliki tujuan hidup dan rencana masa depan yangjelas, memiliki rasa nasionalisme dan patriotismeyang tinggi, dan menyadari bahwa mereka memilikipotensi dan peluang yang berlimpah.

Hasil pelatihan MHMMD telah membuktikan Dr.Marwah Daud Ibrahim menjadi salah satu pesertatercepat menyelesaikan S3 di Amerika Serikat dengankondisi melahirkan anak pada semester pertama danmelahirkan anak kedua di semester terakhir sertadengan kesibukan lainnya. Berdasarkan penglamandiri, maka Marwah Daud Ibrahim berpendapat bahwasukses harus direncanakan dan diselesaikan tepatwaktu (Ibrahim, 2003)

Berdasarkan fenomena di atas, maka penelitimengambil penelitian pengaruh terapi cognitivebehavior therapy (CBT) dan pelatihan mengelolahidup dan merencanakan masa depan (MHMMD)terhadap kecemasan karier masa depan padamahasiswa universitas mulawarman..

Page 5: PENGARUH TERAPI BERPIKIR POSITIF, COGNITIVE …

Jurnal Psikoislamika I Volume 12 Nomor 2 Tahun 2015

dari berpikir positif adalah pengawasan pikiran.Aktivitas ini mencakup usaha untuk mengetahuimuatan apa saja yang dimasukkan ke ruang pikirandan bagaimana pikiran bekerja. Jika diketahuiterdapat hal-hal yang negatif ikut masuk ke ruangpikiran maka perlu dilakukan tindakan berupamengeluarkan hal-hal yang negatif tersebut denganmenggantinya dengan yang positif. Demikianpula jika ternyata teridentifikasi bahwa pikiranbekerja tidak semestinya maka dilakukan usahauntuk memperbaiki kelemahan atau kesalahantersebut.

Dalam terapi berpikir positif ini menanamkansuatu pernyataan bahwa setiap masalah hanya adapada persepsi individu. Jika ingin mengubah suatukeadaan, termasuk di dalamnya kecemasan akansuatu hal maupun masalah haruslah mengubahpersepsi dahulu. Mental keberanian adalah modaldasar untuk meraih sukses hidup. Kesuksesanhidup bersifat positif. Karenanya keberanian yangdimaksud adalah keberanian yang bersifat positif.Jika demikian mesti ada pola pikir positif untukmenumbuhkan keberanian dalam jiwa. Sebabbanyak pakar psikologi yang mengatakan bahwapikiran sangat berpengaruh terhadap diri seseorang.Pola pikir seseorang akan mempengaruhi banyakhal dalam hidupnya. Jika kita berpikir bisa, makakita akan bisa. Jika kita berpikir berani, makakita akan berani. Jika kita berpikir sukses, makakita akan sukses. Sukses gagalnya hidup seseorangsangat dipengaruhi oleh pola pikirnya. IbrahimElfiky membeberkan secara panjang lebar dalambukunya terapi berpikir positif bagaimana polapikir seseorang sangat mempengaruhi segalanya.Ada sekitar 60.000 pikiran yang ada dalam otak kitadan 80 persennya mengarahkan pada pemikirannegatif. Untuk itulah diperlukan sebuah tekad untuksenantiasa berpikir positif (Elfiky, 2009).

Co^nitive Behavior Therapy (CBT)Cognitive behavior therapy (CBT) merupakan

terapi yang bertujuan untuk mengubah kognitif atauperilaku klien terhadap masalah yang dihadapinya,dalam rangka melakukan pembahan emosi dan tingkahlaku klien (Beck dan Weishaar, 2011). SedangkanStallard (2005) mengatakan bahwa CBT merupakansuatu intervensi mengenai proses kognitif yang

dialami klien dan bagaimana hubungannya denganperubahan emosi dan tingkah laku klien.

Lebih lanjut menurut Stallard (2004), CBTmelihat bahwa adanya masalah psikologis disebabkankarena proses kognisi yang terdistorsi. Beck dan

diimpikan oleh setiap orang. Berbicara mengenaikarier masa depan, Hurlock (2001) menyebutkanbahwa terdapat dua hal penting yang merupakanresiko bagi penyesuaian pribadi dan sosial yangtimbul pada setiap usia selama tahun-tahun awalmasa dewasa. Bagi mahasiswa nantinya dapatmengalami keadaan ini, yaitu termasuk orang yangtidak puas dengan pekerjaannya atau tidak puaskarena menganggur.

Terapi Berpikir PositifBerpikir positif dapat dideskripsikan sebagai

suatu cara berpikir yang lebih menekankan padasudut pandang dan emosi yang positif, baik terhadapdiri sendiri, orang lain maupun situasi yang dihadapi(Elfiky, 2009). Berpikir positif pun merupakan suatukebiasaan untuk melihat segala sesuatu yang dihadapiatau diamati dari segi positif dan membiarkanpikirannya berproses secara positif yang kemudianmempengaruhi sikap dan prilaku. Menurut Williams(2004), pola pikir positif merupakan kecenderunganindividu untuk memandang segala sesuatu dari segipositifnya dan selalu berpikir optimis terhadaplingkungan serta dirinya sendiri. Pola pikir inilahyang dapat membantu individu dalam mengatasimasalahnya.

Seligman (2008) menjelaskan bahwa orangyang berpikir positif cenderung menafsirkanpermasalahan mereka sebagai hal yang sementara,terkendali, dan hanya khusus untuk satu situasi,orang yang berpikir negatif sebaliknya yakin bahwapermasalahan mereka berlangsung selamanya,menghancurkan segala yang mereka lakukan dantidak terkendali. Dengan berpikir positif, individuakan mudah menyelesaikan beragam masalah dantugas yang dihadapi, serta memberikan sugestipositif pada diri ketika mengalami kegagalan dandapat membangkitkan motovasi (Seligman, 2005;Hill dan Ritt, 2004).

Berpikir positif merupakan suatu kesatuan yangterdiri dari tiga komponen, yaitu muatan pikiran,penggunaan pikiran, dan pengawasan pikiran(Ubaedy, 2008). Berpikir positif merupakan usahamengisi pikiran dengan berbagai hal yang positifatau muatan yang positif. Memasukkan muatanpositif pada ruang pikiran merupakan tindakanpositif namun tindakan tersebut berada pada

tingkatan yang masih rendah jika muatan positiftersebut tidak diwujudkan dalam tindakan nyata.Oleh karena itu isi muatan yang positif tersebutperlu diaktualisasikan ke dalam tindakan agarada dampak yang ditimbulkan. Dimensi ke tiga

Page 6: PENGARUH TERAPI BERPIKIR POSITIF, COGNITIVE …

Jurnal Psikoislamika I Volume 12 Nomor 2 Tahun 201546

b)Terwujudnyasuasanabelajaryangmenyenangkandi sekolah yang akan menjadi modal dasar bagisemua siswa dalam mengembangkan potensidasamya dengan maksimal. Pendidik dan tenagakependidikan memiliki kesempatan meningkatkankapasitas karakter dan integritasnya.

c)Terwujudnya suasana akademik di lingkungankerja/pendidikan melalui peningkatan kreativitas,sikap ilmiah, professionalisme, kepedulian untukmembantu mewujudkan masyarakat Indonesiayang seimbang imtaq dan ipteknya (AQ, SQ,IQ dan EQ) dan mampu berkontribusi positifdi tengah masyarakat yang pada gilirannyamampu membentuk karakter siswa yang positifdan memiliki keseimbangan hidup.

METODEJenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif

eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitianyang memberikan perlakuan (manipulasi) terhadapsuatu sampel penelitian yang kemudian mengamatikonsekuensi perlakuan tersebut terhadap obyekpenelitian (perubahan perilaku). Jumlah sampelpenelitian adalah 45 orang mahasiswa yangmengalami kecemasan karir tingkat tinggi, hasildari screening dari 120 mahasiswa program studipsikologi Universitas Mulawarman. 45 orang mahasiswatersebut terbagi dalam tiga kelompok yaitu 15orang mahasiswa akan diberikan terapi berpikirpositif, 15 orang mahasiswa akan diberikan cosnitifebehavior therapi (CBT), dan 15 orang mahasiswaakan diberikan mengelola hidup dan merencanakanmasa depan (MHAAMD). Alat pengumpul data padapenelitian ini menggunakan skala kecemasan kariryang diadaptasi dari Freeston, dkk (1994), berisi 47item terdiri dari dua aspek, yaitu alasan khawatirdan toleransi terhadap ketidakpastian. Kemudiandata dianalisis menggunakan uji independentsample t-tes.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji HipotesisHipotesis dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui ada atau tidaknya penurunan kecemasankarir pada subjek yang diberikan terapi berpikirpositif, co$nitive behavioral therapy (CBT), sertamerencanakan hidup dan merencanakan masa

depan (MHMMD). Hasil uji indepent sample t-testdidapatkan hasil:

Weishaar (2011) juga menyatakan hal yang sama,respon-respon maladaptif disebabkan oleh persepsidan interpretasi yang salah, serta kognisi individuyang disfungsional. Oleh sebab itu, CBT merupakanintervensi terhadap kognisi dan perilaku, yangdapat mengubah pikiran, perasaan, dan perilakuseseorang. CBT dapat membetulkan kesalahan danbias yang terjadi saat memproses informasi danmengubah keyakinan utama (core belief) yangdapat memunculkan kesimpulan yang salah (Beckdan Weishaar, 2011).

CBT dikembangkan berdasarkan perilakukognitif, oleh sebab itu dalam penerapan CBTmelibatkan teknik intervensi perilaku dan kognitif(Gosch, etcaH, 2006). CBT merupakan psikoterapiyang menerapkan teknik co^nitive therapy danbehavior therapy (Matsumoto, 2009). Berdasarkanpendekatan perilaku, perasaan dan pikiran seseorangdipengaruhi oleh apa yang dilakukannya. Sedangkanpendekatan kognitif menekankan pentingnya caraberpikir dalam pembentukan perilaku. Penerapanteori ini dalam CBT, mengajarkan seseorang untukmodifikasi fungsi berpikirnya dan penyelesaianterhadap masalah yang dihadapi, sehingga diharapkanakan menimbulkan perubahan kognitif maupunperubahan perilaku.

Mengelola Hidup dan Merencanakan Masa

Depan (MHMMD)Pelatihan MHMMD (Mengelola Hidup dan

Merencanakan Masa Depan) bermula pada tahun1996, ketika fenomena siswa tawuran merebak diIndonesia. Yayasan Amal Abadi Beasiswa Orbit, salahsatu Badan Otonom ICMI, memberikan bimbingandan pelatihan terpadu bagi siswa di empat kota,Palopo, Makassar, Surabaya, dan Jakarta. Materiinti pelatihan adalah Pengenalan Potensi Diri,Pencarian Peluang dan Menyusun Peta Hidup danJadual Kerja, serta beberapa kegiatan olah raga,ibadah dan games (Ibrahim, 2003).

Sasaran pelatihan mengelola hidup danmerencanakan masa depan (MHAAMD) adalah:a) Terjadinya perubahan mindset, yang berdampak

pada perubahan sikap dan tingkah laku danmelalui pelatihan, pembiasaan, monitoringdan berbagai kisah sukses serta programberencana dan terpadu diharapkan dapatterbentuk karakter yang positif, percaya diri,berencana, religius, solutif, dll.

Page 7: PENGARUH TERAPI BERPIKIR POSITIF, COGNITIVE …

47Jurnal Psikoislamika I Volume 12 Nomor 2 Tahun 2015

predisposisi (faktor yang mempengaruhi kecemasan)dan faktor presipitasi (faktor yang menjadi penyebankecemasan).

Hal ini didukung dari penelitiannya Zulkifli (2008)yang menunjukkan terapi perilaku kognitif (CBT)pada kelompok perlakuan efektif dalam menurunkantingkat kecemasan dan meningkatkan kualitas hidupparatahanan/ narapidana penyalahguna NAPZAdirumah tahanan kelas I Surakarta.

Hasil penelitian Caturini dan Handayani(2014) tentang pengaruh CBT terhadap perubahanmekanisme koping, kecemasan, harga diri pada pasienSkizoprenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakartamembuktikan adanya perbedaan yang bermaknakecemasan, mekanisme koping dan hargadiri rendahsebelum dan sesudah pemberian CBT (p value <0,05). Hal ini membuktikan adanya perubahanyang bermakna pada pasien yang mendapatkanCBT dibandingkan yang tidak mendapatkan. CBTbila dilaksanakan secara konsisten oleh pasien,berpeluang untuk menurunkan kecemasan sebesar10,0% dan diperkirakan mampu menurunkan nilaikecemasan sebesar -4.938 poin dan berpeluanguntuk menurunkan mekanisme koping sebesar8.50% dan diperkirakan mampu menurunkan nilaimekanisme koping sebesar -4.969 poin dan jugaberpeluang untuk meningkatkan harga diri sebesar31.3% dan diperkirakan mampu meningkatkan nilaiharga diri sebesar 5.906 poin.

Hasil penelitian Zakiyah (2014) mendaptkan

bahwa: (1) Cognitive Behavioral Theraphy (CBT)merupakan gabungan terapi kognitif dan terapiperilaku yang dirancang untuk merubah pola pikirnegatif menjadi positif sehingga individu memilikikemampuan untuk bereaksi secara adaptif dalammenghadapi masalah atau situasi sulit dalam setiapfase kehidupan. (2) CBT efektif dan banyak dilakukanpada pasien-pasien gangguan mental/ kecemasan,(3)CBT belum dapat diaplikasikan secara optimalkarena keterbatasan biaya, akses, dan praktisi ahli,(4)CBT efektif dalam menurunkan gejala depresidan kecemasan, dan efesien dari segi biaya.

Kemudian Stallard (2004) mengatakan bahwatujuan cognitive behavioral therapy secara keseluruhanadalah meningkatkan kesadaran diri (self-awareness),meningkatkan pemahaman diri (self-understanding)agar menjadi lebih baik akan, dan meningkatkan

control diri (self-control) dengan mengembangkankemampuan kognitif dan berperilaku lebih baikagar dapat diterima oleh lingkungan.

Hal ini juga didukung dari hasil uji deskriptifbahwasanya terdapat 10 subjek mahasiswa yang

Berdasarkan tabel 1 dapat diterangkanbahwa:1)Ada perbedaan kecemasan karir pada mahasiswa

yang mendapat perlakuan cognitive behaviortherapy (CBT) dengan t = 2.067, sig = 0.048 <0.050 dan mean = 12.733.

2)Ada perbedaan kecemasan karir pada mahasiswayang mendapat perlakuan mengelola hidup danmerencanakan masa depan (MHAAMD) dengant = 3.366, sig = 0.002 < 0.050 dan mean =

15.200.3)Tidak ada perbedaan kecemasan karir pada

mahasiswa yang mendapat perlakuan berpikirpositif dengan t = 1.807, sig = 0.082 > 0.050dan mean = 6.533.

4)Pelatihan mengelola hidup dan merencanakanmasa depan (MHMMD) lebih efektif untukmenurunkan kecemasan karir mahasiswadengan perbedaan mean 15.200 (MHMMD),12.733 (CBT), dan 6.533 (berpikir positif)

PEMBAHASANHipotesis dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui ada atau tidaknya penurunan kecemasankarir pada subjek yang diberikan terapi berpikirpositif, cognitive behavioral therapy (CBT), sertamengelola hidup dan merencanakan masa depan

(MHAAMD).Hasil analisis data menunjukkan ada penurunan

kecemasan karir pada mahasiswa yang mendapatperlakuan cognitive behavior therapy (CBT) dengant = 2.067, sig = 0.048 < 0.050 dan mean = 12.733.

Terbuktinya cognitive behavioral therapy dalammengatasi kecemasan karir menurut sejumlah peneliti,CBT merupakan intervensi yang terbukti efektif dantelah banyak digunakan dalam menangani masalahkecemasan, seperti serangan panik (McClanahandan Antonuccio, 2002), gangguan obsesif kompulsif(Abramowitz, Taylor, dan McKay, 2005; Whittal danO'Neill, 2003), gangguan kecemasan menyeluruh

(Anderson, 2004). Menurut CBT, perilaku yangmaladatif dan kurang efektif terbentuk karenapengaruh lingkungan dan cara berpikir yang kurangrasional terhadap diri sendiri maupun lingkungansekitar. Kecemasan dapat dipengaruhi oleh faktor

6.533

15.20012.733

Mean

0.082

0.0020.048

Sig

28

2828

DfUji Independent Sample t-test

1.807

3.3662.067

t

. Hasil

BerpikirPositif

MHMMDCBT

KelTabel 1

Page 8: PENGARUH TERAPI BERPIKIR POSITIF, COGNITIVE …

Jurnal Psikoislamika I Volume 12 Nomor 2 Tahun 201548

Hal ini didukung dari hasil uji deskriptif padakelompok mahasiswa yang mendapat pelatihanmengelola hidup dan merencanakan masa depan(MHMMD), yaitu terdapat 8 subjek mahasiswa yangmengalami penurunan tingkat kecemasan karirdan 7 subjek mahasiswa yang mengalami tingkatkecemasan karir yang tetap.

Kemudian hasil penelitian yang membuktikanbahwa tidak ada perbedaan atau penurunankecemasan karir pada mahasiswa yang mendapatperlakuan berpikir positif dengan t = 1.807, sig =0.082 > 0.050 dan mean = 6.533, membuktikanbahwa terapi berpikir positif bukan metode yangtepat untuk menurunkan kecemasan karir. Halini dikarenakan pada kelompok mahasiswa yangmendapat perlakuan berpikir positif tidak mampumengubah sudut pandang dan emosi yang merekamiliki baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.Sedangkan menurut Elfiky (2009) terapi berpikirpositif adalah suatu penekanan cara berpikir yangmenekankan pada sudut pandang dan emosi yangpositif, baik terhadap diri sendiri, orang lain maupunsituasi yang dihadapi.

Cara berpikir seseorang, negatif atau positif,akan mempengaruhi sikap dan perilakunya, maupundalam mengambil pilihan tindakan. Millar dan Tesser(1986), mengungkapkan bahwa pikiran memilikipengaruh terhadap sikap dan perilaku. Sikapterdiri dari komponen kognitif dan afektif. Pikiranmenekankan komponen afektif untuk menghasilkanpenilaian dan perkiraan mengenai perwujudanperilaku (afektif menggerakan perilaku). Disisilain, pikiran menekankan komponen kognitif untukmenghasilkan penilaian dan perkiraan mengenaiperilaku (kognitif menggerakkan perilaku). Denganberpikir positif, seseorang cenderung menafsirkanpermasalahan mereka sebagai hal yang sementara,terkendali, dan hanya khusus untuk satu situasi,sedangkan dengan berpikir negatif seseorang akancenderung emosi dan tidak dapat mengendalikandiri terhadap masalah yang dihadapi (Seligman,

2008).Hasil penelitian Adriansyah (2015) juga

membuktikan bahwa co^nitive behavioral therapy(CBT) lebih efektif untuk menurunkan kecemasandibanding terapi berpikir positif dengan mean =15.05 (CBT) > 13.60 (terapi berpikir positif).

Hal ini juga didukung dari hasil uji deskriptifyang membuktikan bahwa terdapat 6 subjekmahasiswa yang mengalami penurunan tingkatkecemasan karir, 6 subjek mahasiswa yang mengalamitingkat kecemasan karir yang tetap, dan 3 subjek

mengalami penurunan pada tingkat kecetnasankarir, 3 subjek mahasiswa yang mengalami tingkatkecemasan karir yang tetap, dan 2 subjek mahasiswayang mengalami peningkatan pada tingkat kecemasankarirnya pada kelompok yang telah mengikuti prosesco^nitive behavioral therapy (CBT).

Lebih lanjut ada penurunan kecemasan karir padamahasiswa yang mendapat perlakuan merencanakanhidup dan merencanakan masa depan (MHMMD)dengan t - 3.366, sig = 0.002 < 0.050 dan mean =

15.200. Hal ini menurut Ibrahim (2003) individuyang mendapatkan pelatihan MHMMD akan dapatmemiliki tujuan hidup dan rencana masa depan yangjelas, memiliki rasa nasionalisme dan patriotismeyang tinggi, dan menyadari bahwa mereka memilikipotensi dan peluang yang berlimpah. Hal ini akanmembawa dampak kesuksesan individu tersebutkhususnya mahasiswa atau calon tenaga kerja yangakan segera bekerja.

Menurut Ganrose dan Portwood (1987) dalamDargham (2010) menganggap bahwa programmanajemen karier hidup yang sukses didasarkanpada (1) asumsi individu yang terlibat dalamperencanaan karier akan lebih mungkin mencapaiaspirasi pribadi serta (2) klarifikasi rencana organisasidan peluang individu akan mengurangi kecemasandan frustrasi dalam karyawan, yang mengarah kesikap yang lebih positif terhadap kemajuan karierdan organisasi.

Hasil penelitian Sari dan Dewi (2013) membuktikanbahwa anak berkebutuhan khusus yaitu anak yangmengalami tuna rungu di Sekolah Menengah AtasLuar Biasa Tunarungu (SMALB-B) Karya Mulia Surabayadapat turun kecemasan karirnya bila mendapatdukungan social dari teman, keluarga, dan orangtua dengan chi-square = 6,423 dan sig. = 0,011 (<0,05), serta memiliki konsep diri yang baik akankehidupan karirnya kedepan dengan nilai chi-square= 5,199 dan sig. = 0,023 (< 0,05).

Hasil penelitian Dinata (2012) juga menunjukkanbahwa jika konsep diri mengalami peningkatansebesar satu satuan dan variabel dianggap konstan,maka kecemasan dalam menghadapi dunia kerjaakan mengalami penurunan. Kemudian jika kesiapankerja mengalami peningkatan sebesar satu satuandan variabel dianggap konstan, maka kecemasandalam menghadapi dunia kerja akan meningkat.

Hal ini bermakna terdapat peran simultan yangsignifikan antara konsep diri dan kesiapan kerjaterhadap kecemasan dalam menghadapi duniakerja pada mahasiswa.

Page 9: PENGARUH TERAPI BERPIKIR POSITIF, COGNITIVE …

49Jurnal Psikoislamika I Volume 12 Nomor 2 Tahun 2015

Corsini, R. J. and Wedding, D. 1989. CurrentPsychotherapies. Illinois: F. E. PeacockPublishers, Inc.

Daradjat, Z. 2009. PerananAgama dalam KesehatanMental. Jakarta: PT. GunungAgung.

Dargham, N. A. S. 2010. Effective Managementof the Performance Appraisal Process inLebanon. An Exploratory Study.

Dinata, M. R. Y. 2012. Peran Konsep Diri dan KesiapanKerja terhadap Kecemasan Mahasiswa TingkatAkhir dalam Menghadapi Dunia Kerja. JournalFISIP Universitas Brawijaya. Vol 12. No 2.

Dwitantyanov, A., Hidayati, F., dan Sawitri, D. R.2010. Pengaruh Pelatihan Berpikir PositifPada Efikasi Diri Akademik Mahasiswa (StudiEksperimen Pada Mahasiswa Fakultas PsikologiUndip Semarang. Jurnal Psikologi Undip. Vol.8, No.2, 135-144.

Elfiky, Ibrahim. 2009. Terapi Berpikir Positif.Jakarta: Zaman.

Fortinash and Worret, Holoday., 2003. PsychiatricNursing Care Plans. Fifth Edition. St. LouisMissouri: Mosby Elsevier Inc.

Freeston, M., Rheaume, J., Letarte, H., Dugas, M.

J., and Ladouceur, R. 1994. Why do peopleworry? Personality and Individual Differences,17,791-802.

Gosch, E. A., Flannery-Schroder, E., Mauro, C.

F., and Compton, S. N. 2006. Principles of

Cognitive-Behavioral Therapy for AnxietyDisorders in Children. Journal of CognitivePsychotherapy, 20(3), 247.

DAFTAR PUSTAKAAbramowitz, J. S., Taylor, S., and McKay, D. 2005.

Potential and Limitation of Cognitive Treatmentsfor Obsessive-Compulsive Disorder. Journalof Cognitive Behavior Therapy, 34, (3), 140-147. Taylor and Francis ISSN.

Adriansyah, M. A. 2015. Pengaruh Terapi BerpikirPositif dan Cognitive Behavior Therapy terhadapKecemasan Pada Mahasiswa UniversitasMulawarman. Laporan Penelitian Hibah Bersaing.Samarinda: Universitas Mulawarman.

Anderson, K. G. 2004. Cognitive Behavioral Therapyfor Generalized Anxiety in A 6-Year-Old. Journalof Clinical Case Studies, 3, (3), 216-233.

Antony, M. M., and Swinson, R. P. 2000. Shyness

and Social Anxiety Workbook. Canada: NewHarbinger Publication, Inc.

Beck, A. T. and Weishaar, M. E. 2011. CognitiveTherapy. Canada: Brooks-Cole.

Bedell, Jeffrey. R and Lennox, Shelly. S. 1997.Handbook for Communication and ProblemSolving Skills Training: A Cognitive-BehavioralApproach. New York: John Wiley and Sons,Inc.

Caturini, E. and Handayani, S. 2014. PengaruhCognitive Behavioral Therapy (CBT) terhadapPerubahan Kecemasan, Mekanisme Koping,Harga Diri pada Pasien Gangguan Jiwa denganSkizofrenia di RSJD Surakarta. Jurnal Terpadu

llmu Kesehatan. Vol 3, No 1.

Chua, Phyllis., Rams, Michael.,Toni, Ivan., Passingham,

Richard., and Dola, Raymond. 1999. AFunctional Anatomy of Anticipatory Anxiety.Neurolmage, 9, 563-571.

a.Ada perbedaan kecemasan karir pada mahasiswayang mendapat perlakuan cosnitive behaviortherapy (CBT).

b.Ada perbedaan kecemasan karir pada mahasiswayang mendapat perlakuan mengelola hidupdan merencanakan masa depan (MHMMD).

c.Tidak ada perbedaan kecemasan karir padamahasiswa yang mendapat perlakuan berpikirpositif.

d.Pelatihan mengelola hidup dan merencanakanmasa depan (MHMMD) lebih efektif untukmenurunkan kecemasan karir mahasiswadibanding cognitive behavior therapy (CBT)dan terapi berpikir positif.

mahasiswa yang mengalami peningkatan padatingkat kecemasan karirnya.

Lebih lanjut pelatihan merencanakan hidup danmerencanakan masa depan (MHMMD) lebih efektifuntuk menuninkan kecemasan karir mahasiswa denganperbedaan mean 15.200 (MHMMD), 12.733 (CBT),dan 6.533 (berpikir positif). Hal ini membuktikanbahwa jika seseorang memiliki tujuan hidup danrencana masa depan yang jelas maka hal ini akanmembawa dampak kesuksesan individu tersebutdalam bekerja dan berkarya (Ibrahim, 2003).

KESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan

maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Page 10: PENGARUH TERAPI BERPIKIR POSITIF, COGNITIVE …

Jurnal Psikoislamika I Volume 12 Nomor 2 Tahun 201550

Seligman., 2008. Menginstall Optimisme. Bandung:

Momentum.

Seligman., 2005. Positive Psychology Progress:Empirical Validation of Interventions. Journalof American Psychologist. Vol. 60, No. 5,

410-421.

Somers, J., and Queree, M. 2007. CognitiveBehavioral Therapy. British Columbia: TheCentre for Applied Research in Mental Healthand Addiction (CARMHA) at Simon FraserUniversity.

Stallard, Paul. 2002. Cognitive Behavior Therapywith Children and Young People: a selectivereview of key issues. Journal of Behavioraland Cognitive Psychotherapy: 30, 297-309.

Stallard, Paul. 2004. Think Good - Feet Good:Cognitive Behavior Therapy Workbook forChildren and Young People. West Sussex:John Wiley and Sons.

Ubaedy, An. 2008. Kedahsyatan Berpikir Positif.Depok: PT Visi Gagas Komunika.

Westbrook, D., Kennerley, H., and Kirk, J. 2007.

CBT an Introduction to Cognitive BehaviorTherapy. London: Sage Publications Ltd.

Whittal, M. L., and O'Neill, M. L. 2003. Cognitive andBehavioral Methods for Obsessive CompulsiveDisorder. Journal of Brief Treatment andCrisis Intervention 3: 201-215.

Yoshimura, Shinpei., Okamoto, Yasumasa., Yoshino,Atsuo., Kbbayakawa, Makoto., Machino, Akihiko.,and Yamawaki, Shigeto. 2014. Neural Basisof Anticipatory Anxiety Reappraisals. PLoSONE Journal. 9 (7): e102836. doi:10.1371/journal.pone.0102836

Zakiyah. 2014. Pengaruh dan Efektifitas CognitiveBehavioral Therapy (CBT) Berbasis KomputerTerhadap Klien Cemas dan Depresi. JournalWidya Kesehatan dan Lingkungan. Vol 1.No1.

Zulkifli, A. 2008. Keefektifan Cognitive BehaviorTherapy (CBT) untuk Menurunkan TingkatKecemasan dan Meningkatkan Kualitas HidupTahanan I Narapidana Penyalahguna Napzadi Rumah Tahanan Kelas I Surakarta. Tesis.Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Hill, N. and Ritt, M. J., 2004. Keys to PositiveThinking. Jakarta: Bhuana llmu Populer.

Hurlock, E.B. 2001. Psikotogi Perkembangan SuatuPendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.Edisi 5. Jakarta: Erlangga.

Ibrahim, M. D., 2003. Mengelola Hidup danMerencanakan Masa Depan (MHMMD). Jakarta:Yayasan Amal Abadi.

Kendal, P.C. ft Hammen, C, 1998. AbnormalPsychology Understanding Human Problem.New York: Houghton Mifflin Company.

Matsumoto, David. 2009. The Cambridge ofPsychology. USA: Cambridge.

McClanahan, T.M., and Antonuccio, D.O. 2002.

Cognitive-Behavioral Treatment of PanicAttacks. Journal of Clinical Case Studies,1, (3), 211-223.

Millar and Tesser. 1986. Effects of Affective andCognitive Focus On the Attitude-BehaviorRelation. Journal of Personality and SocialPsychology, Vol.51. No.2.270-276.

Peale, N.V. 2009. The Power of Positive Thinking.Yogyakarta: Ragam Media.

Priest, R. 1994. Bagaimana Cara mencegah danmengatasi stress dan depresi. Semarang:Dahara Prize.

Sabati, Fadila. 2010. Hubungan Antara TingkatanBerpikir Fbsitif Dengan Kecemasan BerfcomunikasiMahasiswa Fakultas Psikologi UIN Jakarta.Jurnal Psikologi. Vol. 1, No. 1. Jakarta:Fakultas Psikologi Universitas Islam NegeriSyarif Hidayatullah.

Safaria, T, and Saputra, N. E. 2009. ManajemenEmosi: Sebuah Panduan Cerdas BagaimanaMengelola Emosi Positif dalam Hidup Anda.Jakarta: Bumi Aksara.

Sari, N. P. R. D. ft Dewi, D. K. 2013. Perbedaan

Tingkat Kecemasan Masa Depan Karir AnakDitinjau dari Self-Consept dan PersepsiDukungan Sosial pada Ibu Anak Tunarungudi SMALB-Karya Mulia Surabaya. Journal ofCharacter. VolOL No 01.