pengawasan wanita hamil

28
REFERAT PENGAWASAN PADA WANITA HAMIL Pembimbing : Dr. Kukung, SpOG. Penyusun : 1. Heni Diana (030 07 105) 2. Kartika Novieka Wirawan (030 07 133) 3. Salehudin Bt Draman (030 07 335) Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan & Kandungan

Upload: rangga-novandra

Post on 10-Aug-2015

138 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengawasan Wanita Hamil

REFERAT

PENGAWASAN PADA WANITA HAMIL

Pembimbing :

Dr. Kukung, SpOG.

Penyusun :

1. Heni Diana (030 07 105)

2. Kartika Novieka Wirawan (030 07 133)

3. Salehudin Bt Draman (030 07 335)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan & Kandungan

Rumah Sakit Umum Daerah Karawang

Periode 18 Juni – 24 Agustus 2012

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Page 2: Pengawasan Wanita Hamil

Jakarta

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan

izin-Nya, maka tugas pembuatan referat dengan judul “PENGAWASAN PADA WANITA

HAMIL” dapat selesai pada waktunya. Pembuatan referat ini merupakan salah satu tugas wajib

yang harus dikerjakan dalam rangka kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kebidanan &

Kandungan Rumah Sakit Otorita Batam, periode 18 juni- 24 agustus 2012.

Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. dr. Kukung, SpOG selaku pembimbing referat

2. Dokter-dokter dan pembimbing di Bagian Kebidanan & Kandungan Rumah Sakit Umum

Daerah Karawang

3. Serta teman-teman dan pihak-pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung

Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan

saran yang membangun sangat diharapkan. Penulis berharap agar apa yang disajikan dalam

referat ini bermanfaat bagi kita semua.

Karawang, Juli 2012

Penulis

Page 3: Pengawasan Wanita Hamil

BAB I

PENDAHULUAN

Sebagian besar kehamilan berlangsung normal dan tanpa perlu disertai dengan intervensi

medis. Salah satu tujuan perawatan antenatal adalah memungkinkannya proses surveillance

terhadap semua kehamilan sehingga dapat melakukan deteksi komplikasi sedini mungkin. Di

negara berkembang, banyak ibu hamil yang tidak memperoleh perawatan antenatal yang

memadai dan hal ini dapat menyebabkan akibat yang serius. Perdarahan yang merupakan

penyebab utama kematian ibu adalah merupakan akibat dari anemia dalam kehamilan yang tidak

dikenali secara dini atau tidak mendapatkan perhatian yang memadai. 1 Asuhan antenatal penting

untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan tetap demikian

seterusnya. Pengawasan selama kehamilan itu berjalan sangatlah penting karena kehamilan dapat

berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat.

Sekarang ini sudah umum diterima bahwa setiap kehamilan membawa risiko bagi ibu. WHO

memperkirakan bahwa sekitar 15% dari seluruh wanita yang hamil akan mengalami komplikasi yang

berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengancam jiwanya. Dari 5.600.000 wanita hamil di

Indonesia, sejumlah besar akan mengalami suatu komplikasi atau masalah yang bisa berakibat fatal.

Survei demografi dan kesehatan yang dilaksanakan pada tahun 1997 menyatakan bahwa dari tahun

1992 sampai 1997, terdapat 26% wanita dengan kelahiran hidup mengalami komplikasi. Baru dalam

setengah abad ini diadakan pengawasan wanita hamil secara teratur dan tertentu. Dengan usaha itu

ternyata angka mortalitas serta morbiditas ibu dan bayi menurun.2

Pelayanan kebidanan terdiri atas pengawasan serta penanganan wanita dalam masa hamil,

persalinan, perawatan dan pemeriksaan wanita sesudah persalinan, perawatan bayi, serta

pemeliharaan laktasi. Dalam arti yang lebih luas usaha-usaha dimulai lebih dahulu dengan

peningkatan kesehatan dan kesejahteraan para remaja yang sebagai calon ayah dan ibu, dan dengan

membantu mereka dalam mengembangkan sikap yang wajar terhadap kehidupan kekeluargaan serta

posisi keluarga dalam masyarakat. Termasuk pula bimbingan kepada mereka untuk kelak menjadi

ayah dan ibu yang baik serta pengertian tentang soal-soal yang bersangkutan dengan kesehatan

reproduksi.

Page 4: Pengawasan Wanita Hamil

BAB II

PENGAWASAN WANITA HAMIL

DEFINISI

Menurut buku ilmu kebidanan Sarwono Prawirohardjo (2009), pengawasan wanita hamil atau

asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk

optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama

kehamilan.

Sehingga yang diharapkan pada Antenatal Care adalah perawatan yang ditujukan kepada ibu

hamil, yang bukan saja bila ibu sakit dan memerlukan perawatan, tetapi juga pengawasan dan

penjagaan wanita hamil agar tidak terjadi kelainan sehingga mendapatkan ibu dan anak yang

sehat. Antenatal care meliputi:

1. Antenatal Care (ANC) adalah Pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada

pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

2. Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan

penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan

yang aman dan memuaskan.

TUJUAN (ilmu kebidanan UI hal 278)

1. Membangun rasa saling percaya antar klien dan petugas kesehatan

2. Mengupayan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang dikandungnya

3. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya

4. Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko tinggi

5. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas kehamilan

dan merawat bayi

6. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan membahayakan

keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya

Page 5: Pengawasan Wanita Hamil

PELAYANAN ANTENATAL

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dijelaskan pada Antenatal Care, antara lain :

1. Makanan (diet) ibu hamil harus mendapat perhatian terutama mengenai jumlah kalori dan

protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Jumlah kalori yang

dibutuhkan oleh ibu hamil setiap harinya adalah 2.500 kalori. Pengetahuan berbagai jenis

makanan yang dapat memberikan kecukupan kalori tersebut sebaiknya dapat dijelaskan

secara rinci dan bahasa yang dimengerti oleh ibu hamil dan keluarganya. Jumlah kalori yang

berlebih dapat menyebabkan obesitas dan hal ini merupakan faktor predisposisi untuk

terjadinya preeklampsia. Jumlah pertambahan berat badan sebaiknya tidak melebihi 10-12

kg selama hamil.

- Protein (obstetri fisiologi)

Jumlah protein yang diperlukan ibu hamil adalah 85 gram per hari. Jumlah ini lebih

banyak dari kebutuhan protein wanita tidak hamil, karena pada wanita hamil metabolisme

bertambah untuk pertumbuhan janin, pertumbuhan rahim, pertumbuhan buah dada, dan

untuk pertambahan volume darah. Sumber protein dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan

(kacang-kacangan) atau hewani (ikan, ayam, keju, telur). Defisiensi protein dapat

menyebabkan kelahiran premature, anemia, dan edema.

- Kalsium

Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari. Kalsium dibutuhkan untuk

pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan rangka. Sumber kalsium yang

mudah diperoleh adalah susu, keju, yogurt, dan kalsium karbonat. Defisiensi kalsium

dapat menyebabkan riketsia pada bayi atau osteomalasia pada ibu.

- Zat besi

Metabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan kecukupan oksigenasi jaringan

yang diperoleh dari pengikatan dan penghantaran oksigen melalui hemoglobin di sel-sel

darah merah. Untuk menjaga konsentrasi hemoglobin yang normal, diperlukan asupan zat

besi pada ibu hamil dengan jumlah 30 mg/hari terutama setekah trimester kedua. Zat besi

yang diberikan dapat berupa ferrosus gluconate, ferrosus fumarate, atau ferrosus

sulphate. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia defisiensi zat

besi.

Page 6: Pengawasan Wanita Hamil

- Vitamin (obstetri fisiologi)

Pada binatang percobaan kekurangan vitamin dapat menimbulkan kelainan bawaan dan

abortus. Pada manusia pengaruh tersebut belum terbuktitetapi bagaimanapun vitamin

perlu untuk mencapai kesehatan yang optimal.

i. Vitamin A diperlukan untuk menambah daya tahan tubuh terhadap infeksi.

ii. Vitamin B complex terdiri dari vitamin B1 (thiamin), B2 (riboflavin), asam nicotin

dan vitamin B6. Vitamin B1 adalah vitamin anti neuritis. Asam nikotin bersifat anti

pellagra. Sedangkan jika keurangan B2 menyebabkan cheilosis. Ada kemungkinan

bahwa kekurangan vitamin B complex dapat menyebabkan perdarahan pada bayi,

menambah kemungkinan perdarahan post partum, dan atrofi dari ovaria.

iii. Vitamin C penting sekali untuk pertumbuhan janin.

iv. Vitamin D bersifat anti architis.

v. Vitamin E penting untuk reproduksi dan pertumbuhan embrio.

- Asam folat

Sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi pematangan sel. Jumlah asam folat

yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400 mikrogram per hari. Kekurangan asam folat

dapat menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil.

- Air (obstetri fisiologi)

Wanita hamil harus minum cukup banyak air kira-kira 6-8 gelas sehari. Air menambah

keringat dan juga pengeluaran racun dari usus dan ginjal.

Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus dan pendarahan

pasca persalinan. Jika makan makanan berlebihan karena beranggapan untuk porsi dua orang

dapat menyebabkan komplikasi seperti gemuk, pre-ekslamsia, janin besar dan sebagainya.

2. Merokok, bayi dari ibu-ibu yang merokok mempunyai berat badan lebih kecil, sehingga ibu

hamil sangat tidak diperbolehkan untuk merokok.

3. Obat - obatan, untuk ibu hamil, pemakaian obat-obatan selama kehamilan terutama pada

triwulan I perlu dipertanyakan mana yang lebih besar manfaatnya dibandingkan bahaya

terhadap janin.

4. Ibu hamil boleh melakukan pekerjaannya sehari-hari di rumah, kantor, atau pabrik. Asalkan

semua pekerjaannya bersifat ringan. Kelelahan harus dicegah dengan cara diselingi istirahat.

Page 7: Pengawasan Wanita Hamil

Di Indonesia wanita hamil diberi cuti hamol selama 3 bulan, 1,5 bulan sebelum bersalin dan

1,5 bulan sesudahnya. Tidak ada gunanya wanita hamil berbaring terus-menerus seperti

orang sakit, karena istirahat yang lama akan melemahkan otot dan memberikan waktu untuk

berfikir yang bukan-bukan. Istirahat yang diperlukan adalah 8 jam pada malam hari dan 1

jam pada siang hari.

5. Perawatan tubuh dan pakaian

Wanita hamil harus menggunakan pakaian yang longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang

ketat pada daerah perut. Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan. Perubahan

anatomik pada perut, area genitalia/ lipat paha, dan payudara menyebabkan lipatan-lipatan

kulit menjadi lebih lembab dan mudah terinvasi oleh mikroorganisme. Sebaiknya gunakan

pancuran atau gayung saat mandi, tidak dianjurkan berendam dalam bathtub dan melakukan

vaginal touché. Gunakan pakaian yang longgar, bersih, dan nyaman dan hindarkan sepatu

berhak tinggi dan alas kaki keras (tidak elastis) serta korset penahan perut. Lakukan gerak

tubuh ringan, misalnya berjalan kaki, terutama pada pagi hari. Jangan melakukan pekerjaan

rumah tangga yang berat dan hindarkan kerja fisik yang menimbulkan kelelahan fisik yang

berlebihan. Beristirahat cukup, minimal 8 jam pada malam hari dan 2 jam di siang hari. Ibu

tidak dianjurkan melakukan kebiasaan merokok selama hamil harena dapat menyebabkan

vasopasme yang berakibat anoksia janin, berat badan lahir rendah (BBLR), prematuritas,

kelainan congenital, dan solusio plasenta.

Perwatan Payudara

Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat segera berfungsi

dengan baik pada saat diperlukan. Pengurutan payudara untuk mengeluarjan sekresi dan

membuka duktus dan sinus laktiferus, sebaiknya dilakukan secara hati-hati san benar karena

pengurutan yang salah dapat menimbulkan kontraksi pada rahim. Membasahi areola dan

puting susu secara lembut dapat mencegah retak dan lecet. Untuk sekresi yang mongering

pada puting susu, lakukan pembersihan dengan menggunakan campuran gliserin dan alkohol.

Karena payudara menegang, sensitive, dan menjadi lebih berat, maka gunakan penopang

payudara yang sesuai (brassiere).

Perwatan Gigi

Page 8: Pengawasan Wanita Hamil

Paling tidak dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selam kehamilan, yaitu pada trimester

pdertama dan ketiga. Penjadwalan pada trimester pertam dikaitkan dengan hiperemesis dan

ptialisme (produksi air liur yang berlebihan) sehingga kebersihan rongga mulut harus selalu

terjaga. Pada trimester ketiga terkait dengan adanya kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan

janin sehingga perlu diketahui apakah terdapat pengaruh yang merugikan pada gigi ibu

hamil. Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil sangat rentan

terhadap terjadinya caries dan gingivitis.

6. Buang air besar, pada wanita hamil kemungkinan mengalami obstipasi karena kurang gerak

badan, peristaltik usus kurang karena pengaruh hormon, dan tekanan rektum oleh kepala.

Akibat obstipasipanggu berisi penuh oleh usus yang berisi feces dan uterus yang membesar,

maka hal tersebut dapat menimbulkan bendungan di dalam panggul. Bendungan ini

memudahkan timbulnya haemorroid dan pyelitis. Pencegahannya ialah dengan minum

banyak air, gerak badan yang cukup, makan yang banyak mengandung serat seperti sayur

dan buah.

7. Coitus, pada wanita yang mudah keguguran sebaiknya tidak melakukan coitus pada hamil

muda. Jika ingin melakukan coitus pada hamil muda, harus dilakukan secara hati-hati. Coitus

pada akhir kehamilan juga lebih baik dihindarkan, karena kadang-kadang menimbulkan

infeksi pada persalinan dan nifas serta dapat memecahkan ketuban pada multipara. Selain itu

sperma mengandung prostaglandin yang dapat menimbulkan kontraksi uterus.

8. Kesehatan jiwa, karena ketenangan jiwa sangatlah penting dalam menghadapi persalinan

sehingga bukan saja dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan fisik tetapi juga latihan

kejiwaan.

7 T

Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada tujuh standar pelayanan yang harus

dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 7 T, yaitu

1. Timbang berat badan

Bagaimana menghindari tingginya tingkat masa tumbuh pada trimester pertama, atau

menghindari berat badan melonjak tinggi pada saat hamil? Jawabannya adalah gaya hidup

sehat, yakni beraktivitas fisik secara proporsional dan makan makanan sehat. Dengan pola ini,

maka mereka yang sudah terlanjur mengalami penambahan berat badan tinggi masih memiliki

Page 9: Pengawasan Wanita Hamil

harapan untuk melahirkan secara normal sesuai dengan hitungan masa kehamilan dan bebas

dari kemungkinan komplikasi

2. Mengukur Tekanan darah, untuk mengetahui apakah ada hipertensi atau tidak. Karena

hipertensi dapat menimbulkan preeklampsia, solusio plasenta, IUGR, IUFD dan lainnya.

3. Ukur Tinggi fundus uteri (TFU)

a. Mengukur tinggi fundus uteri adalah untuk memantau tumbuh kembang janin.

b. Untuk mengetahui usia kehamilan.

c. Pada kehamilan diatas 20 minggu fundus uteri diukur dengan pita ukur (cm).

d. Jika usia kehamilan kurang dari 20 minggu menggunakan petunjuk-petunjuk badan.

Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri

12 minggu 3 jari di atas simpisis

16 minggu ½ simpisis-pusat

20 minggu 3 jari di bawah pusat

24 minggu Setinggi pusat

28 minggu 3jari di atas pusat

34 minggu ½ pusat-prosessus xifoideus

36 minggu 3 jari di bawah prosessus xifoideus

40 minggu 2 jari di bawah prosessus xifoideus

4. Pemberian imunisasi TT lengkap

a. TT1 dapat diberikan pada kunjungan ANC pertama.

b. TT2 diberikan 4 minggu setelah TT1, lama perlindungan 3 tahun.

c. TT3 diberikan 6 bulan setelah TT2, lama perlindungan 5 tahun.

d. TT4 diberikan 1 tahun setelah TT3, lama perlindungan 10 tahun.

Page 10: Pengawasan Wanita Hamil

e. TT5 diberikan 1 tahun setelah TT4, lama perlindungan 25 tahun / seumur hidup.

5. Pemberian Tablet Fe

a. Tablet Fe dapat diberikan setelah rasa mual hilang.

b. Pemberian minimal 90 tablet selama kehamilan.

c. Tablet Fe tidak boleh diminum bersama kopi atau teh.

d. Tablet Fe bisa diberikan secara bersamaan dengan vitamin C.

6. Tes terhadap penyakit menular seksual.

7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.

FUNGSI ANC :

Untuk dapat mendeteksi sedini mungkin segala kelainan yang terdapat pada ibu dan

janinnya, dilakukan pemeriksaan fisik diagnostik mulai dari anamnesa yang teliti sampai dapat

ditegakkan diagnosa diferensial dan diagnosa sementara beserta prognosisnya, sehingga dapat

memilah apakah ibu ini dan janinnya tergolong Kehamilan Resiko Tinggi / non Kehamilan

Resiko Tinggi dan apakah perlu segera dirawat untuk pertolongan selanjutnya, sehingga

didapatkan hasil ibu dan anak sehat fisik serta mental yang optimal.

a. Anamnesa

Anamnesa dimulai dari anamnesa pribadi seperti nama, umur, pendidikan, suku/ bangsa,

pendapatan perbulan, alamat, baik ibu maupun suaminya. Dari anamnesa pribadi dapat diambil

sesuatu mengenai nilai sosial, budaya, ekonomi, agama dan lingkungannya, yang dapat

mempengaruhi kondisi ibu dan keluarganya.

Dari lingkungan, misalnya tempat tinggal (daerah kumuh/miskin), kita dapat

memprediksi apakah ibu ini tergolong Kehamilan Resiko Tinggi non Kehamilan Resiko Tinggi.

Anamnesa keluhan utama dan keluhan tambahan ditanyakan, kemudian ditelaah

anamnese utama tersebut lebih rinci beserta keluhannya. Juga dianamnese mengenai riwayat

hamil muda, apakah ada pening, mual, muntah, hipersalivasi (emesis gravidarum) dan

hiperemesis gravidarum.

Riwayat hamil yang sekarang, apakah ada mual, muntah, hipersalivasi, bagaimana

dengan nafsu makan, miksi ( kencing ), defekasi ( BAB ), tidur, apakah ada trauma abdomen

(perut).

Page 11: Pengawasan Wanita Hamil

Anamnesa mengenai riwayat persalinan sebelumnya dan bagaimana proses

persalinannya, apakah spontan atau operatif obstetri, apakah pernah abortus, partus immaturus,

prematurus sebelumnya. Kemudian apakah anaknya masih hidup sampai sekarang, atau

meninggal disebabkan penyakit apa, apakah pernah melahirkan anak kembar, kelainan

kongenital (cacat bawaan), dan lain-lain, sehingga kita dapat menyimpulkan apakah ibu

tergolong dalam Bad Obstetrics History (BOH) / riwayat obstetri yang jelek.

Anamnesa mengenai haid, banyaknya, lamanya, apakah ada dismenorea, fluor albus,

pruritus vulvae ( gatal pada kemaluan ), kapan hari pertama haid terakhir, sehingga kita dapat

menentukan taksiran tanggal persalinannya (TTP).

Anamnesa mengenai penyakit-penyakit yang pernah diderita sebelum dan selama hamil

ini Apakah pernah DM, Tifus, Hepatitis, HIV, Sifilis, Herpes Genitalia Rubella, sakit Jantung,

sakit Paru, sakit Ginjal, sakit Tiroid, Anemia, apakah ibu ini perokok, alkoholism dan obat-

obatan terutama narkoba, dan lain-lain.

b. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan Status Present ( kondisi saat ini ): Keadaan umum, nadi, TD, Pernafasan,

Cyanose, Dyspnoe, suhu, anemis, turgor, berat badan,tinggi badan. Bila ada tanda-tanda

kedaruratan, maka ibu segera dikirim ke ruang rawat inap untuk penanganan selanjutnya.

Pemeriksaan status lokalis : kepala, muka, cloasma gravidarum, mulut, gigi (apakah

ada caries), tonsil / faring (apakah ada tonsilitis / faringitis), hal ini perlu diperhatikan karena

merupakan infeksi fokal yang dapat menyebabkan gangguan pada ibu hamil dan janinnya yang

lebih serius, pemeriksaan mata, kuping, hidung, rambut, dan lain-lain.

Pemeriksaan presentasi dan posisi janin : Pasien diminta mengosongkan kandung kemih

dan kemudian diminta untuk berbaring telentang dengan lutut semifleksi

LEOPOLD I :

- Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak fundus uteri.

- Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan.

- Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong atau kepala atau

kosong).

LEOPOLD II

- Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah sampai disamping kiri dan

kanan umbilikus.

Page 12: Pengawasan Wanita Hamil

- Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi denyut jantung

janin nantinya.

- Tentukan bagian-bagian kecil janin.

LEOPOLD III

- Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat menyebabkan

perasaan tak nyaman bagi pasien.

- Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan.

- Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan ditentukan apakah sudah

mengalami engagement atau belum.

LEOPOLD IV

- Pemeriksa merubah posisinya sehingga menghadap ke arah kaki pasien.

- Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian terendah janin.

- Digunakan untuk menentukan sampai berapa jauh derajat desensus janin.

Pemeriksaan genitalia eksterna ( kemaluan luar ), dan kalau perlu melakukan

pemeriksaan dalam (kalau tidak ada kontra indikasi seperti dugaan plasenta previa untuk

mengetahui keadaan panggul dan turunnya bagian bawah anak, apakah dalam keadaan inpartu,

dan lain sebagainya.

c. Pemeriksaan penunjang

Laboratorium (darah, urin, feses) rutin, bila ada indikasi, kita dapat melakukan

pemeriksaan skrining untuk Sifilis, Triponema Pallidum, VDRL, HIV. Fetal anomalies dengan

amniosintesis, USG (dapat mengetahui kelainan kongenital, jumlah air ketuban, posisi anak,

keadaan plasenta, dan lain-lain). Skrining untuk infeksi saluran kencing dan penyakit hubungan

seksual. Pemeriksaan radiologi, kardiotokografi, amnioskopi, dan pemeriksaan penunjang lain.

Dari seluruh pemeriksaan diatas, dapat dibuat kesimpulan untuk menegakkan diagnosa.

Kehamilannya normal atau tidak. Kemudian dapat melakukan penyaringan pasien apakah

termasuk golongan Kehamilan Resiko Tinggi atau normal, atau perlu segera rawat inap atas

indikasi ibu dan anak. Hal tersebut penting agar kita dapat mendeteksi kelainan sedini mungkin.

Pada ibu hamil pemeriksaan antenatal memegang peranan penting dalam perjalanan kehamilan

dan persalinannya. Ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya pada tenaga medis akan

mengalami resiko kematian 3-7 kali dibandingkan dengan ibu yang memeriksakan

kehamilannya.

Page 13: Pengawasan Wanita Hamil

JADWAL KUNJUNGAN

a. Jadwal melakukan pemeriksaan Antenatal Care sebanyak 12 - 13 kali selama kehamilan.

Di negara berkembang pemeriksaan Antenatal Care dilakukan sebanyak 4 kali sudah

cukup sebagai kasus tercatat.

1) Pemeriksaan pertama dilaksanakan segera setelah diketahui terlambat haidnya satu

bulan.

2) Pemeriksaan ulang setiap dua minggu sampai umur kehamilan delapan bulan.

3) Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah umur kehamilan delapan bulan sampai

terjadinya persalinan.

b. Kunjungan Antenatal Care sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan yaitu trimester

pertama 1 kali, trimester kedua 1 kali dan trimester ketiga 2 kali.

c. Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan atau bila janin

tidak bergerak lebih dari 12 jam (Pusdiknaes, 2003:45).

Pada kehamilan tanpa penyulit jadwal kunjungan cukup 4 kali selama kehamilan. Kunjungan

pertama dilakukan 1 kali hingga usia kehamilan 28 minggu, lalu 1 kali kunjungan selama

kehamilan 28-36 minggu, dan 2 kali kunjungan pada usia kehamilan diatas 36 minggu. Tetapi

bila kehamilan dengan resiko tinggi atau dengan penyulit perhatian dan jadwal kunjungan harus

lebih sering.

Dari kunjungan satu ke kunjungan berikutnya sebaiknya dilakukan pencatatan:

Keluhan yang dirasakan ibu hamil

Hasil pemeriksaan setiap kunjungan

Umum

- Tekanan darah

- Respirasi

- Nadi

- Temperatur tubuh

Abdomen

- Tinggi fundus uteri

Page 14: Pengawasan Wanita Hamil

- Letak janin (setelah 34 minggu)

- Presentasi janin

- Denyut jantung janin

Pemeriksaan tambahan

- Proteinuria

- Glukosuria

- Keton

Menilai kesejahteraan janin

Untuk menilai kesejahteraan janin pada kehamilan resiko tinggi dapat dilakukan berbagai

jenis pemeriksaan atau pengumpulan informasi, baik yang diperoleh dari ibu hamil

maupun pemeriksaan oleh petugas kesehatan. Pemeriksaan yang memerlukan peralatan

canggih umumnya dilakukan alat pencatat denyut jantung janin (kardiotokografi) dan

ultrasonografi yang disebut dengan pemeriksaan profil biofisik janin (biophysic profile).

Berbagai jenis pemeriksaan tersebut adalah:

- Pengukuran tinggi fundus uteri terutama usia kehamialn >29 minggu yang akan

disesuaikan dengan usia kehamilan saat pemeriksaan dilakukan. Tinggi fundus yang

normal sama dengan usia kehamilan.

- Gerakan menendang atau tendangan janin (10 gerakan/12 jam)

- Gerakan janin

- Gerakan janin yang menghilang dalam waktu 48 jam dikaitkan dengan hipoksia berat

atau janin meningggal

- Denyut jantung janin

- Ultrasonografi

Bila usia kehamilan memasuki 34 minggu, selain pemeriksaan diatas, juga dilakukan

pemeriksaan tentang:

- Penilaian besar janin, letak dan presentasi

- Penilaian luas panggul

Page 15: Pengawasan Wanita Hamil

BEBERAPA GEJALA DAN TANDA BAHAYA SELAMA KEHAMILAN

Pada umumnya 80-90 % kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12 % kehamilan

yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis. Kehamilan

patologis sendiri tidak terjadi secara mendadak karena kehamilan dan efeknya terhadap organ

tubuh berlangsung secara bertahap dan berangsur-angsur. Deteksi dini gejala dan tanda bahaya

selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius

terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil. Faktor predisposisi dan adanya penyakit

penyerta sebaiknya juga dikenali sejak awal sehingga dapat dilakukan berbagai upaya maksimal

untuk mencegah gangguan yang berat baik terhadap kehamilan dan keselamatan ibu maupun

bayi yang dikandungnya.

Perdarahan

Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan di bawah 20 minggu, umumnya

disebabkan oleh keguguran. Sekitar 10-12 % kehamilan akan berakhir dengan keguguran yang

umumnya 60-80 % disebabkan oelh kelainan kromosom yang ditemui pada spermatozoa ataupun

ovum. Penyebab yang sama dan menimbulkan gejala perdarahan pada kehamilan muda dan

ukuran pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan atau lebih besar, pada umumnya

disebabkan oleh mola hidantidosa. Perdarahan pada kehamilan muda dengan uji kehamilan tidak

jelas, pembesaran uterus lebih kecil dari seharusnya, dan adanya massa di adneksa biasanya

disebabkan oleh kehamilan ektopik.

Perdarahan pada kehamilan usia lanjut atau di atas 20 minggu pada umumnya disebabkan

oleh plasenta previa. Perdarahan yang terjadi sangat terkait dengan luas plasenta dan kondisi

segmen bawah rahim yang menjadi implantasi plasenta tersebut. Pada plasenta yang tipis dan

menutupi sebagian jalan lahir, maka umumnya terjadi perdarahan bercak berulang dan apabila

segmen bawah rahim mulai terbentuk disertai dengan sedikit penurunan bagian terbawah janin,

maka perdarahan mulai meningkat hingga tingkatan yang dapat membahayakan keselamatan ibu.

Plasenta yang tebal yang menutupi seluruh jalan lahir dapat menimbulkan perdarahan hebat

tanpa didahului oleh perdarahan bercak atau berulang sebelumnya. Plasenta previa menjadi

penyebab dari 25 % kasus perdarahan antepartum.

Page 16: Pengawasan Wanita Hamil

Bila mendekati saat persalinan, perdarahan dapat disebabkan oleh solusio plasenta (40 %)

atau vasa previa (5 %) dari keseluruhan perdarah anterpartum.

Preeklampsia

Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20 minggu disertai dengan peningkatan

tekanan darah di atas normal sering diasosiasikan dengan preeklampsia. Data informasi awal

terkait dengan tekanan darah sebelum hamil akan sangat membantu petugas kesehatan untuk

membedakan hipertensi kronis dengan preeklampsia.

Nyeri Hebat di Daerah Abdominopelvikum

Bila hal ini terjadi pada kehamilan trimester kedua atau ketiga dan disertai dengan riwayat dan

tanda-tanda di bawah ini, maka diagnosisnya mengarah pada solusio plasenta, baik dari jenis

yang disertai perdarahan yang keluar (revealed) maupun tersembunyi (concealed):

- Trauma abdomen

- Preeklampsia

- Tinggi fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan

- Bagian-bagian janin sulit diraba

- Uterus tegang dan nyeri

- Janin mati dalam rahim

Gejala dan Tanda Lain yang Harus Diwaspadai

Beberapa gejala dan tanda lain yang terkait dengan gangguan serius selama kehamilan adalah

sebagai berikut:

Muntah berlebihan yang berlangsung selama kehamilan (hiperemesis gravidarum)

Disuria

Menggigil atau demam

Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya

Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang sesungguhnya

Page 17: Pengawasan Wanita Hamil

BAB III

KESIMPULAN

Antenatal Care merupakan perawatan atau asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sebelum

kelahiran, yang berguna untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu hamil maupun bayinya

dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat

mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan.

Asuhan Antenatal itu sendiri penting unuk menjamin proses alamiah kelahiran berjalan normal

dan sehat, baik kepada ibu maupun bayi yang akan dilahirkan. Tujuan dari asuhan Antenatal Care adalah

untuk memantau kemajuan kehamilan dan memastikan kesehatan ibu serta tumbuh kembang bayi, juga

untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu. Disamping itu

Antenatal Care juga bertujuan untuk mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan,

mempersiapkan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat baik ibu maupun bayinya

dengan trauma seminimal mngkin, mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian

ASI ekslusif, mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kesehatan bayi agar dapat tumbuh

dan berkembang secara optimal.

Sebagian besar kehamilan dapat berjalan normal namun ada pula kehamila dengan resiko

tinggi, namun demikian diagnosa Ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi janganlah diartikan

dengan makna yang selalu negatif. Dengan perawatan yang baik, ibu hamil yang termasuk

kehamilan dengan resiko tinggi dapat melahirkan dengan selamat dan mendapatkan bayi yang

sehat. Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dan diatasi dengan baik bila gejalanya ditemukan

sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikannya, dan kenyataannya, banyak dari

faktor resiko ini sudah dapat diketahui sejak sebelum konsepsi terjadi.

Jadi semakin dini masalah dideteksi, semakin baik untuk memberikan penanganan

kesehatan bagi ibu hamil maupun janin yang dikandungnya. Juga harus diperhatikan bahwa pada

beberapa kehamilan dapat mulai dengan normal, tetapi mendapatkan masalah kemudian.

Oleh karenanya sangat penting bagi setiap ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan

secara teratur, yang bermanfaat untuk memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya, sehingga bila

terdapat permasalahan dapat diketahui secepatnya dan diatasi sedini mungkin pada masa hamil,

pemeriksaan rutin selama kehamilan sangat penting untuk memonitor perkembangan kehamilan.

Page 18: Pengawasan Wanita Hamil

Temu Wicara dengan dokter sangatlah penting untuk mengklasifikasikan apakah ibu hamil

dalam status kehamilan resiko tinggi, oleh karena itu, setiap ibu hamil harus memeriksa diri

secara teratur dan mendapat pelayanan kebidanan yang optimal.

Page 19: Pengawasan Wanita Hamil

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo S. Buku ilmu kebidanan ,Sarwono Prawirohardjo. Penerbit Prawirohardjo,

Jakarta, 2009.

2. Sastrawinata S. obstetri Fisiologi. Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran

Universitas Padjadjaran Bandung. Bandung, 2003.

3. Mochtar R. Synopsis obstetric. ECG. Jakarta, 2004..