pengembangan bahasa anake-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6079/1...melalui metode bercerita...
TRANSCRIPT
-
PENGEMBANGAN BAHASA ANAK
MELALUI METODE BERCERITA DENGAN
MEDIA PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK A
DI PAUD AL FARABI CABEAN MANGUNSARI SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Annisa Amalia Rahmah
NIM: 23050 15 0001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2019
-
ii
PENGEMBANGAN BAHASA ANAK
MELALUI METODE BERCERITA DENGAN
MEDIA PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK A
DI PAUD AL FARABI CABEAN MANGUNSARI SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Annisa Amalia Rahmah
NIM: 23050 15 0001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2019
-
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lampiran : 4 EksemplarHal : Naskah Skripsi
Kepada:Yth. Dekan FTIK IAIN Salatigadi Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakanperbaikanseperlunya, makanaskahskripsi mahasiswa:
Nama : Annisa Amalia RahmahNIM : 23050150001Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia DiniFakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu KeguruanJudul : PENGEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI
METODE BERCERITA DENGAN MEDIA PANGGUNGBONEKA PADA ANAK KELOMPOK A DI PAUD ALFARABI CABEAN MANGUNSARI SALATIGASALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatigauntukdiujikandalamm
unaqosyah. Demikian notapembimbinginidibuat, untukmenjadiperhatiandandigunakansebagaimanamestinya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
-
iv
-
v
DEKLARASI DAN KESEDIAAN DIPUBLIKASIKAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Annisa Amalia Rahmah
NIM : 23050150001
Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Judul : Pengembangan Bahasa Anak Melalui Metode Bercerita dengan
Media Panggung Boneka pada Anak Kelompok A di Paud Al
Farabi Cabean Mangunsari Salatiga Salatiga Tahun Pelajaran
2018/2019”
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah. Skripsi ini diperbolehkan dipublikasi oleh perpustakaan IAIN
Salatiga..
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulisuntuk dapat dimaklumi.
-
vi
MOTTO
Jika kamu tidak bisa bercerita melalui mulutmu, maka berceritalah melalui
tulisanmu.
(Rama Amalia)
-
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk:
1. Kepada orangtua saya Bp Purwadi dan Ibu Sumarti, kepada kedua adikku
Fatimatuz Zahra dan Lathifah Nur yang telah memberikan dukungan dan
semangatnya. Keluarga Bp Tri Makno S. Ag yang telah memfasilitasi saya
selama masa perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.
2. Sahabat-sahabat saya, Arfi, Maghrifah, Hilyatul, Danif, Dzaki, Sukri, yang
bersedia menjadikan saya sebagai teman, kakak dan adik. Bagoes, Wahyu,
Rangga, Herwi dan Nurul yang selalu mendorong dan memotivasi saya
dari SMP hingga terselesaikannya skripsi.
3. Mbak Risa, Mbak Aryana yang bersedia membantu atas terselesaikannya
skripsi ini.
4. Rama Amalia yang telah menginspirasi dan memotivasi saya untuk segera
menyelesaikan skripsi ini, sekaligus sebagai wadah untuk menyalurkan
tulisan imajinasi saya.
5. Teman-teman yang mendukung saya untuk terus berkarya.
6. Keluarga besar PIAUD, terkhusus angkatan 2015 yang telah menemani
selama proses perkuliahan dari awal hingga akhir.
-
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT untuk segala kenikmatan yang telah
diberikan kepada penulis selaku hamba. Atas ijin dan ridho-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan keadaan sehat tanpa kekurangan suatu apapun.
Sholawat dan salam selalu tercurah limpahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, semoga kita mendapat syafaatnya di yaumul akhir nanti.
Penulisan skripsi ini diajukan sebagai tugas akhir guna memenuhi salah
satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Islam Anak Usia Dini, dengan judul “Pengembangan Bahasa Anak Melalui
Metode Bercerita dengan Media Panggung Boneka pada Anak Kelompok A di
Paud Al Farabi, Cabean, Mangunsari, Salatiga, Tahun Pelajaran 2018/2019”.
Skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak yang
telah membimbing selama penulisan. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa terimakasih kepada:
1. BapakProf Dr. Zakiyyuddin, M. Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga.
3. Bapak Imam Mas Arum M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Islam
Anak Usia Dini IAIN Salatiga dan dosen pembimbing skripsi yang telah
membimbing dan memberikan arahan serta masukan kepada penulis selama
proses penulisan skripsi.
-
ix
4. Ibu Sofwati selaku kepala sekolah Paud Al Farabi beserta guru-guru Paud Al
Farabi yang telah memberikan ijin penelitian dan membantu proses penulisan
skripsi.
5. Kepada orang tua Bapak Purwadi dan Ibu Sumarti yang telah memberikan doa
dan dukungan, sehingga dapat menyelesaikan skripsi.
6. Seluruh pihak yang telah membantu selama proses penulisan skripsi.
Semoga segala amal baik diterima Allah SWT dan menjadi keberkahan serta
mendapat balasan yang tak terhingga. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan skripsi ini banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
penulis memohon kritik dan saran yang membangun dengan harapan skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi sumbangan pengetahuan untuk
pendidikan.
Salatiga, 30 Juli 2019
Penulis
-
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL LUAR ..................................................................................
LEMBAR BERLOGO IAIN......................................................................................
HALAMAN SAMPUL DALAM ............................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................ iii
DEKLARASI DAN KESEDIAAN DIPUBLIKASIKAN..................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...............................................................v
MOTTO ................................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI............................................................................................................x
DAFTAR TABEL................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xv
ABSTRAK ........................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan.........................................6
E. Kegunaan Penelitian ................................................................................. 8
F. Definisi Operasional ...................................................................................8
G. Metode Penelitian .....................................................................................10
1. Rancangan Penelitian..........................................................................10
2. Subjek Penelitian ................................................................................11
3. Langkah-Langkah Penelitian ..............................................................12
4. Instrumen Penelitian ...........................................................................14
5. Pengumpulan Data..............................................................................15
6. Analisis Data.......................................................................................16
7. Sistematika Penulisan .........................................................................16
-
xi
BAB II LANDASAN TEORI
A. Perkembangan Bahasa Anak ....................................................................18
1. Pengertian Bahasa...............................................................................18
2. Tahap perkembangan Bahasa pada Anak ...........................................20
a. Tahap Satu Kata............................................................................21
b. Tahap Dua Kata ............................................................................22
c. Tahap Banyak Kata.......................................................................23
B. Metode Bercerita untuk Mengembangkan Bahasa ...................................26
1. Tujuan Bercerita .................................................................................28
2. Manfaat Bercerita ...............................................................................29
C. Pengembangan Bahasa Anak Melalui Panggung Boneka ........................29
1. Pengertian Media Pembelajaran .........................................................29
2. Panggung Boneka ...............................................................................30
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..........................................................34
1. Sejarah Berdirinya Paud Al Farabi ......................................................34
2. Profil Sekolah.......................................................................................35
3. Letak Geografis Paud Al Farabi...........................................................36
4. Visi, Misi dan Tujuan Paud Al Farabi .................................................36
5. Keadaan Siswa dan Guru .....................................................................37
6. Struktur Organisasi ..............................................................................39
7. Tata Tertib dan Pembiasaan .................................................................39
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian...............................................................41
1. Waktu dan Tempat Penelitian ..............................................................41
2. Pra Siklus .............................................................................................41
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ............................................................44
4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ...........................................................48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN
A. Deskripsi Per Siklus ...................................................................................51
1. Ketentuan Penilaian dan Pengelolaan Data .........................................51
-
xii
2. Analisis Hasil Pra Siklus......................................................................58
3. Data Hasil Penilaian Siklus I................................................................57
4. Data Hsil Penilaian Siklus II ................................................................60
B. Pembahasan................................................................................................64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................67
B. Saran...........................................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 69
-
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penilaian Indikator Keberhasilan
Tabel 1.2 Lembar Penilaian Siswa
Tabel 2.1 Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Bahasa Anak Usia 4-6
Tahun
Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelompok Bermain
Tabel 3.2 Data Nama Siswa Kelompok A
Tabel 3.3 Data Nama Siswa Kelompok B
Tabel 3.4 Daftar Nama Guru Paud Al Farabi
Tabel 4.1 Penilaian Indikator Keberhasilan
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Pra Siklus
Tabel 4.3 Data Perkembangan Bahasa Anak pada Pra Siklus
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Siklus 1
Tabel 4.5 Data Perkembangan Bahasa Anak pada Siklus 1
Tabel 4.6 Data Penilaian Siklus II
Tabel 4.7 Data Perkembangan Bahasa Anak pada Siklus II
-
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Siklus Pelaksanaan PTK
Gambar 1.2 Data Struktur Kepengurusan
Gambar 1.3 Grafik Perbandingan
-
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Naskah Cerita Siklus I
Lampiran 2 Naskah Cerita Siklus II
Lampiran 3 Surat Pengajuan Pembimbing
Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 5 RPPH Siklus I, Catatan Anekdot, Penilaian
Lampiran 6 RPPH Siklus I, Catatan Anekdot, Penilaian
Lampiran 7 Dokumentasi Foto Penelitian
Lampiran 8 SKK
Lampiran 9 Prosem (Program Semester)
Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup
-
xvi
ABSTRAK
Rahmah, Annisa Amalia. 2019. Pengembangan Bahasa Anak MelaluiMetodeBercerita dengan Media Panggung Boneka pada Anak Kelompok A diPaud Al Farabi Cabean Mangunsari Salatiga tahun Pelajaran2018/2019. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan PendidikanIslam Anak Usia Dini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.Pembimbing: ImamMas Arum, M.Pd.
Kata Kunci: Pengembangan, Bahasa, Bercerita dan Panggung Boneka.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa metode berceritadengan panggung boneka dapat mengembangkan bahasa anak usia dini di Paud AlFarabi Cabean Mangunsari Salatiga tahun pelajaran 2018/2019.
Penelitian ini merupakan Chlasroom Action Research (CAR) atauPenelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian yaitu anak usia 4-5 tahunpada kelompok A yang berjumlah 12 anak. Metode yang digunakan untukmengumpulkan data adalah observasi, dokumentasi dan tes berupa lisan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan bahasa anak melaluimetode bercerita dengan media panggung boneka pada kelompok A Paud AlFarabi tahun pelajaran 2018/2019 bahwa kondisi awal presentase pra siklus26,78% terdapat 6 anak Belum Berkembang (BB) dan 5 anak Mulai Berkembang(MB). Pada siklus 1 menunjukkan hasil presentase pencapaian kelas sebesar51,33% terdapat 1 anak Belum Berkembang (BB), 2 anak Mulai Berkembang(MB) dan 9 anak Berkembang Sesuai Harapan (BSH). Pada siklus II diperolehpresentase keberhasilan kelas sebesar 79,01% dengan 1 anak mendapat kriteriaMulai Berkembang (MB) dan 11 anak mendapat kriteria Berkembang Sangat Baik(BSB) dengan indikator keberhasilan kelas yang telah ditetapkan yaitu 75%sehingga penelitian tindakan kelas dihentikan pada siklus II. Berdasarkanpengembangan kemampuan tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui metodebercerita dengan media panggung boneka dapat mengembangkan bahasa anak diPaud Al Farabi Cabean Mangunsari Saltiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan jenjang
pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
hingga usia enam tahun yang dilakukan dengan pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan
pada jalur formal, nonformal, informal (Madyawati, 2016: 2).
Terdapat enam aspek perkembangan yang harus diberikan kepada
anak berupa Nilai Agama Moral (NAM), kognitif, sosial
emosional, seni, fisik motorik dan bahasa.
Menurut Sri Wulan dalam Dhieni, dkk (2015: 12.1) Bahasa
merupakan pondasi anak dalam mempelajari hal-hal lain. Sebelum
anak belajar hal lainnya, terlebih dulu menggunakan bahasa guna
memperoleh atau mengungkapkan sesuatu dengan baik. Anak akan
dapat mengembangkan kemampuan dalam aspek mendengar,
berbicara, menulis, dan membacayang mendukung keaksaraan
yang lebih tinggi. Kemampuan berbahasa sendiri diperoleh anak
secara alami lewat lingkungan sekitarnya. Dengan demikian peran
orang dewasa penting untuk menumbuhkembangkan kemampuan
-
2
berbahasa pada anak. Karena anak mendengarkan, mempelajari
kemudian meniru setiap perkataan atau bahasa yang dilontarkan
orang sekitar. Anak yang tinggal di lingkungan dengan perkataan
kasar akan menirukannya, begitupula sebaliknya, anak yang tinggal
di lingkungan dengan perkataan halus atau baik akan menirunya
juga.
Kemampuan berbahasa atau kecerdasan bahasa disebut juga
dengan kecerdasan linguistik. Kecerdasan linguistik perlu
dikembangkan sejak usia dini agar anak dapat mengungkapkan
perasaan emosi, pendapat, keinginan ataupun isi pikiran yang ada
dalam kepalanya. Untuk mengembangkan kecerdasan tersebut,
pendidik dapat merangsang anak melalui kegiatan bercakap-cakap,
bernyanyi, bersyair, bercerita/ mendengarkan cerita ataupun
kegiatan bermain yang berhubungan dengan bahasa seperti kata
berantai, tebak kata, menirukan suara dan sebagainya.
Cerita bagi anak usia dini merupakan suatu hal
menyenangkan. Melalui bercerita, anak dapat mengembangkan
imajinasi dan memperluas kosa kata. Karena itu, bercerita
merupakan salah satu metode yang digunakan untuk merangsang
kecerdasan linguistik anak. Nurgiantoro dalam Madyawati (2016:
162) mengatakan bahwa bercerita adalah aktivitas berbahasa yang
bersifat produktif. Artinya, dalam bercerita melibatkan kesiapan
-
3
mental, pikiran, artikulasi dan keberanian untuk memberikan
informasi kepada orang lain.
Aktivitas bercerita sendiri tidak lepas dari kemampuan
pendidik dalam menyampaikan isi cerita kepada anak. Apabila
pendidik kurang cakap menyampaikannya kepada anak, anak akan
bosan sehingga pesan yang ingin disampaikan lewat cerita tidak
sampai. Untuk mempermudah penyampaian isi cerita kepada anak,
pendidik hendaknya lebih kreatif untuk menggunakan suatu media
agar saat bercerita anak lebih tertarik untuk menyimak.
Selain menarik perhatian anak, penggunaan media belajar
juga efektif untuk membangkitkan motivasi belajar anak. Anak
yang penasaran dengan media akan bertanya-tanya dan menunggu
penjelasan dari pendidik. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan
oleh Miarso dalam Hasnida (2015: 36) menjelaskan tujuan
pengembangan media sebagai usaha dalam memberikan motivasi
atau dorongan belajar pada diri peserta didik, secara sadar atau
tidak sadar, sehingga dapat mempengaruhi proses belajar. Dengan
demikian peran media dalam pembelajaran memberikan
kemudahan bagi pendidik untuk menyampaikan materi dan
memberikan kemudahan bagi anak untuk memahami materi yang
diajarkan.Boneka adalah suatu benda yang tidak asing lagi bagi
anak. Beberapa ada yang menganggap boneka seperti teman hingga
mengajaknya bercerita. Madyawati (2016: 185) mengemukakan
-
4
bahwa tercatat sejak tahun 1940an boneka sebagai media
pendidikan telah terkenal dan digunakan pada sekolah-sekolah
dasar dan sekolah lanjutan. Di negara Eropa, seni membuat boneka
terkenal melebihi di Amerika dan digunakan pula sebagai media
pembelajaran di sekolah- sekolah.
Panggung boneka adalah salah satu media pembelajaran
untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak. Melalui
panggung boneka anak-anak akan menyaksikan dan menyimak
sebuah pertunjukan cerita dimana tokoh-tokoh yang
memerankannya adalah boneka. Dhieni, dkk (2015: 10. 5)
mengatakan bahwa kemampuan menyimak atau mendengarkan
adalah syarat utama kerena melalui ini anak mendengar bahasa
yang di ucapkan, dan dapat membuat anak memahami perintah
serta mengambil bagian dari percakapan. Jadi, dapat dikatakan
bahwa kegiatan menyimak penting bagi anak usia dini untuk
memahami atau mendapatkan suatu informasi.
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas A
Paud Al Farabi diketahui bahwa berbagai cara untuk menstimulus
perkembangan bahasa khususnya verbal anak sudah dilakukan,
diantaranya yaitu menggunakan metode bermain, bernyanyi,
bersyair dan bercerita. Guru menyebutkan bahwa menggunaan
metode bercerita untuk menstimulus perkembangan bahasa anak
belumlah maksimal. Hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan
-
5
dan inovasi guru dalam menampilkan cerita sehingga anak mudah
bosan dan menyebabkan kelas tidak kondusif.
Dalam melakukan kegiatan bercerita, guru tidak terbiasa
menggunakan media. Biasanya guru bercerita tanpa menggunakan
media, adapun jika menggunakan media adalah dengan buku cerita
yang ukurannya tidak besar. Hal ini mempengaruhi keadaan kelas
dan berdampak pada anak. Untuk itu perlu adanya suatu inovasi
agar anak tidak bosan saat mendengarkan cerita, sehingga pesan
yang akan disampaikan kepada anak dapat tersampaikan.
Paud Al Farabi terletak di Jl Abdul Wahid No 28, Cabean
RT 05/01, Mangunsari, Salatiga. Di Paud Al Farabi terdapat 3
kelas yang terdiri dari Kelompok Bermain (KB), TK A dan TK B.
Selain berbagai masalah yang telah dikemukakan di atas, peneliti
memilih Paud Al Farabi karena pendidik khususnya guru kelas A
belum pernah menggunakan media panggung boneka untuk
menstimulus perkembangan bahasa anak. Dari hasil observasi yang
dilakukan, capaian indikator pengembangan bahasa anak di
kelompok A sejumlah 26,78%. Oleh karena itu perlu dicari solusi
untuk memperbaiki keadaan di dalam kelas agar presentase
keberhasilan anak tercapai. Dalam hal ini diharapkan hasil yang
diperoleh maksimal.
Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk
melakukan sebuah penelitian tindakan kelas dengan judul:
-
6
“PENGEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI
METODE BERCERITADENGAN MEDIA PANGGUNG
BONEKA PADA ANAK KELOMPOK A DI PAUD AL
FARABI CABEAN MANGUNSARI SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2018/ 2019”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di
atas, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan pada penelitian
ini yaitu, apakah melalui metode bercerita dengan media panggung
boneka dapat mengembangkan bahasa anak usia dini di Paud Al
Farabi Cabean Mangunsari Salatiga tahun pelajaran 2018/ 2019?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan
penelitian ini untuk mengetahui metode bercerita dengan media
panggung boneka dapat mengembangkan bahasa pada anak usia
dini di Paud Al Farabi Cabean Mangunsari Salatiga tahun pelajaran
2018/ 2019.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka hipotesis ini
adalah penerapan metode bercerita dengan media panggung boneka
dapat mengembangkan bahasa pada anak usia dini di Paud Al
Farabi Cabean Mangunsari Salatiga tahun pelajaran 2018/2019.
-
7
Penelitian dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan
berupa tercapainya indikator keberhasilan pada anak. Aqib (2017:
20)mengatakan bahwa indikator keberhasilan yang menjadi acuan
keberhasilan dalam setiap tindakan berupa gradasi 80-100 (sangat
berhasil), 60-79 (berhasil), 40-59 (cukup), 20-39 (kurang berhasil),
0-19 (tidak berhasil). Dengan acuan tersebut, peneliti menetapkan
indikator keberhasilan kelas adalah 75%. Adapun indikator
keberhasilan yang harus dicapai anak adalah bintang tiga atau BSH
(51-75%) dengan ketentuan sesuai Prosem Paud Al Farabi:
1. Menjawab dengan tepat ketika ditanya.
2. Merespon dengan tepat saat mendengar cerita.
3. Menceritakan kembali apa yang sudah didengar.
4. Bisa mengungkapkan perasaan emosinya dengan
bahasa yang tepat.
Penilaian dalam setiap indikator adalah dengan simbol
bintang dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 1.1 Penilaian Indikator Keberhaasilan
Simbol Bintang Skor/Nilai
Kategori Kriteria/ Ketentuan
1 Belum Berkembang(BB)
Jika anak mencoba,tidak tepat, atau anaktidak mau mencoba.
2 Mulai Berkembang(MB)
Jika anak bisa denganbantuan guru ataumeniru teman.
-
8
3 Berkembang SesuaiHarapan (BSH)
Jika anak bisa denganbantuan awal.
4 Berkembang SangatBaik (BSB)
Jika anak bisa tanpabantuan.
Keterangan:
Belum Berkembang (BB) antara 0%-25%
Mulai Berkembang (MB) antara 26%-50%
Berkembang Sesuai Harapan (BSH) antara 51%-75%
Berkembang Sangat Baik (BSB) antara 76% -100%
E. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis, hasil dari penelitian dapat menambah
pengetahuan di bidang pendidikan, khususnya Pendidikan
Anak Usia Dini tentang cara mengembangkan bahasa melalui
media panggung boneka.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, dapat memberikan suasana pembalajaran
yang berbeda dan menyenangkan.
b. Bagi Guru, menjadi bahan ajar dalam kegiatan belajar
mengajar.
c. Bagi sekolah, menambah khazanah dalam pengenalan
metode bercerita menggunakan media yang asik dan
menyenangkan bagi anak.
-
9
F. Definisi Operasional
Definisi operasional diperlukan untuk memberikan
kejelasan dan menyamakan pandangan mengenai beberapa istilah
yang digunakan:
1. Pengertian Bercerita
Mulyasa (2017: 72) menyebutkan bahwa tujuan
pembelajaran PAUD dapat ditempuh dengan pembelajaran
melalui bercerita.
Madyawati (2016: 162) menyatakan bahwa
bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang
secara lisan kepada orang lain dengan alat tentang apa yang
harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi atau hanya
sebuah dongeng yang dikemas dalam bentuk cerita yang
dapat didengarkan dengan rasa menyenangkan.
Jadi, bererita adalah suatu kegiatan berbicara untuk
memberikan informasi kepada orang lain yang dapat
didengarkan secara menyenangkan.
2. Pengertian Media
Menurut Arsyad, media berasal dari bahasa latin
medius yang artinya tengah, perantara atau pengantar
(Hasnida, 2015: 33). Gangge dan Bringgs mengatakan
bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran
-
10
yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, vidio kemera,
vidio recorder, film, slide, foto, grafik, televisi dan
komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen
sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi
instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang
siswa untuk belajar (Hasnida, 2015: 34).
Jadi, media dapat diartikan sebagai suatu alat atau
sarana untuk membantu dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Pengertian Panggung Boneka
Panggung merupakan tempat untuk menunjukkan
suatu pertunjukan. Sedangkan boneka adalah suatu bentuk
tiruan dari manusia, binatang atau tumbuhan yang terbuat
dari kain ataupun kayu.
Sokanto dalam Solihati (2015) menjelaskan bahwa
panggung boneka adalah suatu tempat yang digunakan untuk
mementaskan atau menampilkan suatu cerita dengan tokoh-
tokoh boneka yang memerankannya.
Jadi, bisa dikatakan panggung boneka adalah aneka
macam boneka yang ditampilkan di atas panggung untuk
menampilkan suatu cerita dengan boneka sebagai tokohnya.
-
11
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas atau PTK atau istilah dalam bahasa Inggris
yitu Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan
kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas (Arikunto dkk, 2014: 4).
Jadi, penelitian tindakan kelas adalah penilitian yang
dilakukan di dalam kelas untuk mengamati kegiatan belajar
mengajar dengan tujuan memperbaiki suatu pembelajaran.
Tahapan dalam penelitian tindakan kelas menurut
Arikunto dkk, (2014: 16) sebagai berikut:
-
12
Gambar 1. 1 Siklus pelaksanaan PTK
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelompok A
di Paud Al Farabi yang berlokasi di jalan Kyai Hasyim No.
28, Cabean, Mangunsari, Sidomukti, Salatiga tahun pelajaran
2018-2019 dengan jumlah 12 anak, terdiri dari 4 laki-laki dan
8 perempuan.
Perencanaan
PelaksanaanRefleksiSIKLUSI
Pengamatan
Perencanaan
?
Perencanaan
Refleksi PelaksananSIKLUS II
-
13
3. Langkah-Langkah Penelitian
Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Pra Siklus
Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas
pada siklus I, terlebih dahulu peneliti melakukan
observasi pra siklus. Observasi pra siklus ini berguna
untuk mencari tahu sejauh mana kondisi pembelajaran
yang dilakukan sebelum adanya penelitian untuk
dibandingkan setelah diadakannya penelitian pada siklus
I dan II.
b. Siklus I
1) Perencanaan
a) Peneliti membuat konsep atau skenario
pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH).
b) Peneliti meyiapkan lembar obervasi, dokumentasi
dan lembar penilaian.
c) Peneliti menyiapkan media pembelajaran berupa
panggung boneka dan boneka tangan.
d) Peneliti menyiapkan naskah cerita.
-
14
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Mengkondisikan keadaan kelas dengan tepuk atau
bernyanyi.
b) Memberikan informasi mengenai kegiatan
pembelajaran.
c) Mengenalkan media pembelajaran.
d) Membuat kesepakatan terhadap anak tentang
peraturan sebelum pembelajaran dilakukan.
e) Menyampaikan cerita dengan media panggung
boneka.
f) Menanyakan isi cerita terhadap anak.
g) Melakukan refleksi dan evaluasi berupa tes lisan
terhadap anak untuk mengetahui pencapaian hasil
belajar anak.
3) Observasi
Pada tahap ini peneliti mengamati aktivitas
anak saat proses pembelajaran berlangsung serta
situasi dan kondisi lingkungan pembelajaran untuk
mengetahui sejauh mana anak berkembang.
4) Evaluasi
Pada tahap ini, peneliti memberikan tes
berupa tanya jawab terhadap anak. Adapun hasil
-
15
dari tes tanya jawab adalah bentuk pemahaman anak
mengenai isi materi.
c. Siklus II
Dalam pelaksanaannya, siklus II hampir sama
dengan siklus I begitupun dengan tahapannya mulai
dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan,
evaluasi, refleksi. Hanya saja dalam siklus II ini
diadakan perbaikan dengan harapan hasil yang dicapai
lebih baik daripada hasil dari pelaksanaan siklus I.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang diperlukan dalam
penelitian tindakan kelas yaitu:
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Dibuat sebagai acuan untuk melakukan kegiatan
pembelajaran dalam waktu satu hari.
b. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati
selama proses pembelajaran berlangsung.
c. Lembar Penilaian
Lembar penilaian berguna untuk mencatat
perkembangan anak saat pembelajaran.
-
16
Tabel 1.2 Lembar Penilaian Siswa
No Nama
Menjawabdengantepat
Merespondeng
antepat
Menceritakankembali
Mengungkapkanemosi
JumlahSkor
Persentase
Jumlah Skor
Rata-Rata
5. Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan
(pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek
tindakan telah mencapai sasaran (Arikunto dkk, 2014:
127). Metode ini digunakan untuk mengetahui sejauh
mana peserta didik dapat memahami isi cerita yang
disampaikan.
-
17
b. Dokumentasi
Dokumentasi membantu peneliti untuk
mengumpulkan data secara tertulis. Pengumpulan data
ini berupa prosem, RPPH, jurnal anak, penilaian dan
hasil dari observasi yang telah dilakukan.
c. Tes
Peneliti memberi penugasan kepada anak sebagai
instrumen untuk mendapatkan data kuantitatif berupa
nilai. Peneliti memberi tes lisan kepada anak, kemudian
hasil dari tes di analisis dan diambil kesimpulannya.
6. Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
pengolahan data model kualitatif dengan metode diskriptif,
yaitu cara analisis yang berisi uraian kata untuk
menjelaskan objek yang diteliti. Data yang diperoleh di
lapangan dirangkum kemudian disusun, setelah data
terkumpul diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok data yaitu
kuntitatif berupa angka untuk mencari presentase
keberhasilan belajar dan data kualitatif yang berupa
informasi berbentuk kalimat.
-
18
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca memahami penyajian data
skripsi ini, penulis memaparkan sistematika skripsi secara garis
besar menjadi bebrapa bagian:
Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi antara lain: Latar
Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Hipotesis Tindakan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional,
Metode Penelitian, Sistematika Penulisan.
Bab II Kajian Pustaka. Bab ini berisi antara lain:
Perkembangan Bahasa Anak, Metode Bercerita, Media Panggung
Boneka.
Bab III Pelaksanaan Penelitian. Bab ini berisi antara lain:
Gmbaran umum lokasi dan subjek penelitian, Deskripsi penelitian
pra siklus, deskripsi penelitian pelaksanaan siklus II.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini berisi
antara lain: Deskripsi Persiklus dan Pembahasan.
Bab V Penutup. Bab ini berisi antara lain: Kesimpulan dan
Saran.
Bagian akhir dari skripsi berisi daftar pustaka, lampiran-
lampiran dan riwayat hidup penulis.
-
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Perkembangan Bahasa Anak
1. Pengertian Bahasa
Kecerdasan verbal-linguistik sangat penting untuk dimiliki
oleh manusia. Dengan ini manusia dapat mengungkapkan
keinginan dan mengungkapkan isi pikiran. Dengan kata lain
kecerdasan verbal-linguistik membantu seseorang untuk
mempermudah berkomunikasi dengan orang sekitar. Lwin dkk
dalam Madyawati (2016: 127) mengungkapkan beberapa
alasan kecerdasan verbal-linguistik perlu dimiliki oleh setiap
anak. Yaitu:
a. Kecerdasan verbal-linguistik dapat mengungkapkan
kemampuan membaca.
b. Kecerdasan verbal-linguistik dapat meningkatkan
kemampuan menulis.
c. Kecerdasan verbal-linguistik dapat membangun
pembawaan-pembawaan diri dan keterampilan linguistik
umum.
d. Kecerdasan verbal-linguistik dapat meningkatkan
kemampuan mendengarkan.
Oleh karena itu kecerdasan verbal-linguistik anak harus
diasah sejak usia dini. Pendidik perlu melatih kemampuan anak
-
20
untuk berbicara. Pendidik dapat melatih kemampuan verbal
anak melalui bernyanyi, bersyair atau bercerita.
Bromley dalam Dhieni, dkk (2016: 1.5) mendefinisikan
bahasa sebagai sistem simbol yang teratur untuk menstransfer
berbagai ide maupun informasi yang terdiri atas simbol-simbol
visual maupun verbal. Simbol visual yaitu yang dapat dilihat,
ditulis dan dibaca. Sedangkan simbol verbal yang dapat
diucapkan dan didengarkan.Menurut Setiawati dalam Mulyati,
dkk (2015: 2.3) menyebutkan bahasa merupakan kumpulan
bunyi-bunyi yang tersusun secara teratur sehingga
menimbulkan makna, diujarkan secara lisan, digunakan untuk
mengungkapkan pikiran. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa bahasa adalah suatu simbol yang memiliki keteraturan
untuk mengungkapkan pikiran yang diutarakan melalui bentuk
visual dan verbal.
Kemampuan bahasa berbeda dengan berbicara. Bahasa
sendiri merupakan suatu sistem yang bersifat semantik (makna
kata dalam kalimat), sedangkan berbicara merupakan ungkapan
berbentuk kata. Bahasa bersifat reseptif dan ekspresif. Bahasa
bersifat reseptif yaitu yang dapat dimengerti dan diterima
seperti mendengarkan dan membaca suatu informasi. Bahasa
ekspresif yaitu yang dapat dinyatakan seperti berbicara atau
berkomunikasi kepada orang lain.
-
21
Pengembangan kemampuan berbahasa di TK bertujuan
agar anak didik mampu berkomunikasi secara lisan dengan
lingkungannya (Zubaidah, 2004: 461). Dalam kehidupan
sehari-hari, bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi
dengan orang lain. Bahasa diperoleh secara alamiah. Secara
alami seseorang akan mendengarkan atau memperhatikan
penggunaan bahasa di lingkungan sekitar, setelah memperoleh
bahasa tersebut seseorang akan mempelajarinya kemudian
menggunakan bahasa yang sama dengan yang didengarnya.
2. Tahapan Perkembangan Bahasa pada Anak
Perkembangan bahasa anak tidak jauh dari peran orangtua,
apakah anak menggunakan kata kasar atau halus,
lingkunganlah yang ikut berperan didalamnya, terutama dari
keluarga dan teman sebaya.Untuk itu pola asuh yang kreatif,
inovatif dan sesuai dengan tahap perkembangan anak akan
memberi peluang positif dalam perkembangan bahasa anak.
Setiap anak mempunyai bahasa pertama, yaitu bahasa ibu.
Bahasa ibu adalah bahasa yang digunakan dalam lingkungan
sekitar anak. Bahasa ibu inilah yang mengantarkan anak untuk
memperoleh bahasa ke dua. Anak yang tinggal di daerah jawa
otomatis akan mendengar bahasa jawa sebagai bahasa sehari-
hari, kemudian mempelajari bahasa Indonesia. Bahasa jawa ini
-
22
merupakan bahasa ibu bagi anak, dan bahasa Indonesia sebagai
bahasa ke dua.
Pemerolehan bahasa 1 (B1) atau bahasa ibu menurut
Comsky dalam Zubaidah (2004: 467) menyebutkan bahwa B1
merupakan kemampuan bawaan yang dimiliki oleh setiap
manusia. Dengan kemampuan bawaannya tersebut anak dapat
menguasai kaidah dan struktur kebahasaan melalui berbagai
interaksi langsung dalam kegiatan berbahasa, mulai dari yang
sederhana hingga yang rumit. Sedangkan pemerolehan bahasa
2 (B2) menurut Dulay, Bruth dan Krashen ditentukan oleh
faktor lingkungan bahasa dan faktor diri/ internal (Zubaidah,
2004: 468). Berikut tahap perkambangan bahasa anak:
a. Tahap Satu Kata (12-18 Bulan)
Pada tahap ini, anak belajar mengucapkan kata yang
berhubungan dengan objek nyata dan perbuatan. Orangtua
hendaknya sering mengajak anak berbicara agar anak
memiliki banyak perbendaharaan kata. Kalau anak jarang
diajak berbicara, anak hanya mendapat sedikit
perbendaharaan kata sehingga penguasaan kosakata
minim. Sebaiknya saat mengajak berbicara pada anak
menggunakan bahasa orang dewasa, bukan bahasa bayi.
Maksudnya yaitu bahasa yang diterima saat dewasa nanti,
-
23
misalnya ‘makan’ bukan ‘macan’, ‘pulang’ bukan
‘puyang’, dan sebagainya.
Di usia ini anak menggunakan satu kata yang
mewakili pikirannya. Contohnya “mam” sambil
menunjuk nasi, bisa jadi artinya adalah “saya lapar” atau
“itu nasi punya saya”. Kata dengan kandungan konsonan
‘b, p, dan m’ biasanya lebih mudah diucapkan oleh anak
di usia ini, seperti ‘mama’, ‘papa’, ‘mik’, dsb.
Memahami makna kata yang diucapkan anak pada
usia ini tidak mudah. Menurut Tarigan, dkk dalam
Madyawati (2016: 58) ada dua penyebab, yang pertama
yaitu karena bahasa anak masih terbatas. Sehingga
keterbatasan bahasa diganti dengan ekspresi muka, gerak
tubuh, dan unsur nonverbal lainnya. Dan penyebab kedua,
yaitu apa yang diucapkan anak adalah sesuatu yang
menarik perhatiannya saja.
b. Tahap Dua Kata (18-24 Bulan)
Pada tahap ini anak mulai mengkombinasi dua kata.,
misalnya “Ma, maem” yang artinya “Aku mau makan
atau aku sedang makan”. Anak juga sudah mampu
memahami makna kata, tapi belum mampu menggunakan
bentuk bahasa yang menunjukkan jumlah, jenis kelamin
dan waktu terjadinya peristiwa.
-
24
c. Tahap Banyak Kata (3-5 Tahun)
Pada tahap ini anak sudah menggunakan tiga kata
atau lebih. Anak mulai menggunakan bahasa untuk
keperluannya termasuk yang bersifat bercanda. Tomskin
dan Hoskisson dalam Madyawati (2016: 60) menyatakan
bahwa pada usia 3-4 tahun, tuturan anak mulai lebih
panjang dan bahasa teratur. Anak tidak hanya
menggunakan dua kata, tetapi sudah menggunakan tiga
kata atau lebih. Pada umur 5-6 tahun, bahasa anak seperti
menyerupai orang dewasa, panjang tuturannya semakin
bervariasi. Dalam fase ini sudah mengungkapkan
keinginan, penolakan, ataupun pendapat lainnya melalui
lisan. Pada tahap ini anak juga mulai menggunakan kata
perintah. Selain itu, mereka juga mulai mengenal tentang
kemungkinan, andaikan, misalnya, jika, dan sebagainya.
Mereka juga sering dan banyak bertanya mengenai hal
yang membuatnya penasaran.
Berikuttabel permendiknas no. 58 tahun 2009 tentang
tingkat pencapaian perkembangan bahasa disusun
berdasarkan kelompok usia (4-6 tahun):
-
25
Tabel 2.1 Standar Tingkat Pencapaian
Perkembangan Bahasa Anak Usia 4-6 Tahun
Lingkup Perkembangan Tingkat Pencapaian Perkembangan
Usia 4 – 5 Tahun Usia 5 – 6 Tahun
A. Menerima
Bahasa
1. Menyimak
perkataan orang
lain (bahasa ibu
atau lainnya).
2. Mengerti dua
perintah yang
diberikan secara
bersamaan.
3. Memahami
cerita yang
dibacakan.
4. Mengenal
perbendaharaan
kata sifat (nakal,
pelit, baik hati,
berani, jelek, dan
sebagainya).
1. Mengerti
beberapa
perintah secara
bersamaan.
2. Mengulang
kalimat yang
lebih kompleks.
3. Memahami
permainan
dalam suatu
aturan.
-
26
B. Mengungkapkan
Bahasa
1. Mengulang
kalimat
sederhana.
2. Menjawab
pertanyaan
sederhana.
3. Mengungkapkan
perasaan dengan
kata sifat.
4. Menyebutkan
kata-kata yang
dikenal.
5. Mengutarakan
pendapat kepada
orang lain.
6. Menyatakan
alasan terhadap
sesuatu yang
diinginkan atau
ketidaksetujuan.
7. Menceritakan
kembali cerita/
dongeng yang
1. Menjawab
pertanyaan yang
lebih kompleks.
2. Menyebutkan
kelompok
gambar yang
memiliki bunyi
yang sama.
3. Berkomunikasi
secara lisan,
memiliki
perbendaharaan
kata, serta
mengerti
simbol-simbol
untuk persiapan
membaca,
menulis dan
berhitung.
4. Menyusun
kalimat
sederhana
dalam struktur
-
27
pernah didengar. lengkap (pokok
kalimat-
predikat-
keterangan).
5. Memiliki lebih
banyak kata-
kata untuk
mnegekspresika
n ide pada
orang lain.
6. Melanjutkan
sebagian cerita/
dongeng yang
telah didengar.
Sumber: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009, StandarPendidikan Nasional Anak Usia Dini, (Direktorat Pembinaan TK dan SD, 2009).
B. Metode Bercerita untuk Pengembangan Bahasa Anak Usia
Dini
Kegiatan bercerita bagi Anak Usia Dini (AUD) merupakan
kegiatan menyenangkan. Dengan kegiatan ini, anak dapat
mengembangkan imajinasinya. Selain itu, dalam cerita terdapat
sisipan-sisipan informasi atau pesan-pesan yang diberikan kepada
anak dengan cara menyenangkan.
-
28
Dalam konsep Islam, cerita disebut qasash, yang artinya
kisah. Selain itu juga dapat diartikan sebagai urusan, berita,
pemberitahuan (kisah) Al Qur’an tentang hal ihwal yang telah lalu,
nubuwat yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi
(Isnaini, 2015: 13). Kisah atau cerita dalam Al-Qur’an merupakan
sebaik-baik kisah. Allah Swt berfirman dalam QS Yusuf ayat 3 dan
111sebagai berikut:
ذَا الْ قُْرآَن نَْحُن نَقُصُّ َعلَْیَك أَْحَسَن اْلقََصِص بَِما أَْوَحْینَا إِلَْیَك َھٰ
َوإِْن ُكْنَت ِمْن قَْبِلِھ لَِمَن اْلغَافِِلینَ
“Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah yangpaling baik dengan mewahyukan Al Qur’an ini kepadamu, dansesungguhnya engkau sebelum itu termasuk orang yang tidakmengetahui”(Kemenag, 2012:235).
ثًا لَقَْد َكاَن فِي قََصِصِھْم ِعْبَرةٌ ِألُوِلي اْألَْلبَاِب ۗ َما َكاَن َحِدی
ِكْن تَْصِدیَق الَِّذي بَْیَن یَدَْیِھ َوتَْفِصیَل كُ ّلِ َشْيٍء یُْفتََرٰى َولَٰ
ِلقَْوٍم یُْؤِمنُونَ َوُھدًى َوَرْحَمةً
“Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapatpengajaran bagi orang yang mempunyai akal. Al Qur’an itubukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan kitab-kitabyang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu dan sebagaipetunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman” (Kemenag,2012:248).
-
29
Menurut Moslichatoen dalam Roesmiyati (2017: 28)
metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman
belajar bagi anak TK/ RA dengan membawakan cerita kepada anak
secara lisan. Nurgiantoro dalam Madyawati (2016: 162)
mengatakan bahwa bercerita adalah aktivitas berbahasa yang
bersifat produktif. Artinya, dalam bercerita melibatkan kesiapan
mental, pikiran, artikulasi dan keberanian untuk memberikan
informasi kepada orang lain.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa cerita
adalah suatu metode menyenangkan untuk menyampaikan isi
pesan suatu pembelajaran dengan cara lisan. Kegiatan bercerita
tidak lepas dari peran guru, sehingga bagaimana guru
menyampaikan cerita seharusnya harus menarik perhatian anak
agar pesan atau informasi yang disampaikan dalam cerita dapat
diterima anak.Hal lain yang harus diperhatikan dalam
menyampaikan cerita kepada anak adalah penggunaan kosakata
yang mudah dipahami anak. Penggunaan kata yang sulit dan
penggunaan kalimat yang berbelit-belit akan membingungkan anak
sehingga anak akan kesulitan memahami isi cerita.
Berikut adalah tujuan dan manfaat dari bercerita:
-
30
1. Tujuan Bercerita
a. Memberikan informasi atau menanamkan nilai-nilai sosial,
moral dan keagamaan, pemberian informasi tentang
lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
b. Anak mampu mendengarkan dengan seksama terhadap apa
yang disampaikan oleh orang lain.
c. Anak dapat bertanya apabila tidak memahaminya.
d. Anak dapat menjawab pertanyaan.
e. Anak dapat menceritakan dan mengekspresikan terhadap
apa yang didengarkan dan diceritakannya, sehingga
hikmah dari isi cerita dapat dipahami dan lambat laun
didengarkan, diperhatikan, dilaksanakan dan
diceritakannya terhadap orang lain (Rosmiyati, 2017: 30).
2. Manfaat Bercerita
a. Memberikan pengetahuan bagi anak.
b. Memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan
unik bagi anak.
c. Sebagai media efektif dalam berkomunikasi.
d. Mengasah kepekaan anak (sosial emosional).
C. Pengembangan Bahasa Anak Melalui Media Panggung Boneka
1. Pergertian Media Pembelajaran
Menurut Arsyad, media berasal dari bahasa latin medius
yang artinya tengah, perantara atau pengantar (Hasnida, 2015:
-
31
33). Gangge dan Bringgs mengatakan bahwa media
pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pembelajaran yang terdiri dari buku,
tape recorder, kaset, vidio kemera, vidio recorder, film, slide,
foto, grafik, televisi dan komputer. Dengan kata lain, media
adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang
dapat merangsang siswa untuk belajar (Hasnida, 2015: 34).
Sejalan dengan itu Ibrahim dkk dalam Kustiawan (2016:
6) menyebutkan media pembelajaran merupakan sesuatu yang
digunakan untuk menyalurkan pesan atau bahan ajar sehingga
dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan
siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran adalah alat atau sarana untuk
membantu dalam kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran
memberikan kemudahan bagi pendidik untuk menyampaikan
materi dan memberikan kemudahan bagi siswa untuk lebih
memahami materi yang tengah diajarkan.
2. Panggung Boneka
Panggung merupakan tempat untuk menunjukkan suatu
pertunjukan. Sedangkan boneka adalah suatu bentuk tiruan
-
32
dari manusia, binatang atau tumbuhan yang terbuat dari kain
ataupun kayu. Bagi anak, boneka merupakan benda yang tidak
asing. Sebagian dari mereka menganggap boneka sebagai
teman, sehingga dapat menceritakan keluh kesah atau kegiatan
yang dilaluinya. Kustiawan (2006: 73) menyatakan bahwa
boneka merupakan tiruan/ model manusia atau hewan yang
biasanya bagi masyarakat digunakan untuk berbagai keperluan
misalnya sebagai mainan anak, hiasan/ maskot, dan pentas
sandiwara.
Sandiwara boneka atau panggung boneka adalah salah
satu kegiatan yang dapat merangsang bahasa anak. Melalui
kegiatan ini, imajinasi anak juga akan berkembang. Sokanto
dalam Solihati (2015) menjelaskan bahwa panggung boneka
adalah suatu tempat yang digunakan untuk mementaskan atau
menampilkan suatu cerita dengan tokoh-tokoh boneka yang
memerankannya. Kaitannya dengan panggung boneka,
terdapat beberapa jenis boneka untuk memainkannya,
diantaranya adalah boneka tangan, boneka jari, boneka tali dan
boneka tongkat.
Boneka tangan adalah boneka yang terbuat dari kain
yang dapat dimainkan dengan memasukkan tangan kedalam
boneka. Sedangkan boneka jari yaitu boneka yang dimainkan
menggunakan jari-jari, yaitu memasukkan jari-jari tangan ke
-
33
dalam tubuh boneka. Ukuran boneka tangan lebih besar
daripada boneka jari. Untuk itu, boneka tangan lebih cocok
digunakan untuk dimainkan atau ditampilkan dalam panggung
boneka. selain itu, boneka tangan lebih mudah digunakan dan
didapatkan dibandingkan boneka tali atau boneka tongkat.
Panggung boneka dapat dimainkan lebih dari satu orang.
Satu orang sebagai pembawa cerita sedangkan satu lainnya
sebagai pembantu untuk menyiapkan peralatan. Cara
memainkan panggung boneka yaitu, orang yang bercerita atau
menggerakkan boneka (dalang) bersembunyi di balik
panggung. Sehingga audien tidak melihat dalang, melainkan
hanya melihat panggung dan boneka-boneka.
Guru yang kreatif biasanya memilih mandiri untuk
membuat suatu media karena lebih hemat dan dapat
memanfaatkan barang di sekitar lingkungan. Membuat media
panggung boneka mudah. Adapun langkah-langkah
pembuatannya adalah sebagai berikut:
a. Potong kardus bagian depan seperti membuat bingkai
jendela.
b. Hias kardus dengan hiasan yang diinginkan. Misalnya
kertas karton, cat air dan sebagainya.
-
34
c. Jika ingin lebih menarik, hiasi panggung boneka dengan
stiker binatang, bunga dan sebagainya. Atau dapat
digambar sendiri dengan cat air.
d. Pasang tirai pada panggung boneka dengan kawat.
e. Panggung boneka siap digunakan.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
panggung boneka adalah suatu media yang dapat dibuat
sendiri dan dapat dimainkan seseorang atau lebih dengan
cara bersembunyi dibalik panggung kecil sehingga
penonton hanya melihat sandiwara yang ada di panggung
tanpa melihat orang yang memainkannya.
-
35
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Paud Al Farabi
Sejarah berdirinya Paud Al Farabi, diawali dengan
pembicaraan warga dan tokoh masyarakat Cabean tentang kondisi
sekolah Paud disekitar Cabean dalam pembiayaan sekolahnya di
atas menengah ke bawah. Berbagai pendapat dipertimbangkan oleh
para tokoh tersebut, kemudian ada gagasan untuk mendirikan
sekolah anak usia dini yang sesuai dengan kondisi masyarakat
sekitar.
Dalam proses pembuatan gagasan sekolah itu juga harus
memenuhi persaratan dan kondisi yang sudah ada. Awal mulanya
hanya mendirikan Kelompok Bermain secara gratis. Sumber daya
guru diambil dari masyarakat sekitar.
Tahun 2012, dengan swadaya masyarakat sekitar berdirilah
bangunan TK dengan 2 kelas, yaitu TK A dan B. Masyarakat
sekitar mempercayakan anaknya untuk bersekolah di Paud Al
Farabi. Gedung kelas TK ini berfungsi menjadi 2, dimana setiap
pagi untuk sekolah dan pada sorenya untuk mengaji/ TPA.
Pembangunan gedung TK tidak bisa langsung selesai karena
memang pembangunannya bertahap.
-
36
Sekarang meskipun masih dalam tahap pembangunan, Paud
Al Farabi memiliki 3 kelas yang terdiri dari KB, TK A dan TK B.
Dan memiliki gedung kantor baru yang berada di sebelah gedung
TK B.
2. Profil Sekolah
Profil atau identitas sekolah adalah sebagai berikut:
a. Nama Satuan PAUD : PAUD AL FARABI
b. Alamat Satuan PAUD
Jalan dan Nomor : Jl. Abdul Wahid No. 28
Desa : Cabean
Kelurahan : Mangunsari
Kecamatan : Sidomukti
Kota : Salatiga
Provinsi : Jawa Tengah
Kode Pos : 50721
c. Status Satuan PAUD : Swasta
d. Tanggal Pendirian Satuan PAUD: 7 Desember 2011
e. No Ijin Operasional : 421.9/0023/101,27-01- 2016
f. NPSN : 69913069
g. Kedudukan dalam Gugus : Anggota Gugus
-
37
3. Letak Geografis Paud Al Farabi
Lokasi Paud Al Farabi beralamat di Cabean RT 05/ 01 Jl.
Abdul Wahid No 05, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan
Sidomukti, Kota Slataiga, Kode Pos 50721, Provinsi Jawa Tengah.
4. Visi, Misi dan Tujuan Paud Al Farabi
Visi
Mempersiapkan generasi yang beriman dan berakhlaqul karimah.
Misi:
a. Menyelenggarakan pendidikan KB/ TK yang profesional.
b. Membina terwujudnya kualitas iman dan taqwa.
c. Membina terwujudnya kualitas akhlaqul karimah peserta didik.
d. Membina sikap mental kepedulian sosial peserta didik.
e. Mewujudkan keseimbangan ilmu umum dan agama kepada
peserta didik.
Tujuan:
a. Memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang
memungkinkan anak usia dini tumbuh dan berkembang sesuai
dengan usia dan potensinya.
b. Mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi,
sehingga jika terjadi penyimpangan, dapat dilakukan
intervensi dini.
c. Menyediakan pengalaman yang beraneka ragam dan asik bagi
anak usia dini, yang memungkinkan mereka mengembangkan
-
38
potensi dalam berbagai bidang, sehingga siap untuk mengikuti
pendidikan pada jenjang sekolah yang lebih tinggi.
d. Dalam rangka ikut berpartisipasi membangun pendidikan dan
pembiasaan akhlaqul karimah serta pendalaman ilmu-ilmu
agama islam.
5. Keadaan Siswa dan Guru
a. Daftar Siswa
Siswa di Paud Al Farabi berjumlah 36 yang terbagi menjadi
3 kelas, yaitu KB sejumlah 6 anak, TK A 12 anak dan TK B
18 anak.
Tabel 3.1 Data Nama Siswa Kelompok Bermain
NO NAMA Jenis Kelamin
1. Agam AbdillaPratama
L
2. Kallista Sidra Philotra P
3. Dwi Kaniya Marcelia P
4. Raihan Tsani R L
5. Hanna Ais Salma P
6. Azka Putra Febrian L
Tabel 3.2 Data Nama Siswa Kelompok A
NO NAMA Jenis Kelamin
1. Alif Tegar Ardana L
2. Aqela Sahla Nashyta P
3. Fata Muzaki L
-
39
4. Farida Hastiyani P
5. Mestalia Nur Saputri P
6. Natasya AngelinaPutri
P
7. Panji Aji Laksono L
8. Septi Mahmudah P
9. Umi Fauzia Nur P
10. Darren MuhammadAdrian
L
11. Almaira Fiderma Q. B P
12. Chanaya Kasih Putri P
Tabel 3.3 Data Nama Siswa Kelompok B
NO NAMA Jenis Kelamin
1. Abdurrahman Zidan F L
2. Alya Firzana Atifa P
3. Annahata Ramadhina P
4. Ardian Dafa Y L
5. Ashaka Sari Khairana P
6. Azzahra Alya Nabila P
7. Darra Falisha R P
8. Eishilla Ghaisani J P
9. Fanda Aqila Fatwa P
10. Fathir Alcantara W L
11. Michelia Ayunda P
12. Nagata Valiant L
13. Nibras Yusuf L
-
40
14. Raditya Dimas R L
15. Rafa Fauzan Kamil L
16. Darrell MuhammaadA
L
17. Salfa Mentari A. P P
18. Fayyedh Arkan L
b. Daftar Guru
Tabel 3.4 Data Nama Guru Paud Al Farabi
No Nama Jabatan
1 Sofwati Kepala Sekolah
2 Masruroh Yulianti Bendahara
3 Sri Lestari Guru KB
4 Eka Agustya Guru KB
5 Samsul Darojah, S. Pd. Guru TK A
6 Endah Tiyas Utami Guru TK A
7 Risa Oktavia, S. Pd. Guru TK B
8 Annisa Amalia Guru TK B
-
41
6. Struktur Organisasi
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Sekolah
7. Tata Tertib dan Pembiasaan di PAUD AL FARABI
a. Masuk pukul 07.30.
b. Masuk kelas.
c. Duduk sesuai tempat yang diinginkan.
d. Berdoa mau belajar, asmaul husna, hadist atau surat pilihan.
e. Pembukaan.
f. Guru membacakan absensi dan menanyakan keadaan murid.
g. Menyanyi, bertepuk irama, serta bercerita atau tanya jawab di
awal pembelajaran.
h. Apersepsi
i. Masuk ke inti, guru sudah mempersiapkan pembelajaran.
KEPALA SEKOLAHSofwati
BENDAHARAMasruroh Yulianti
SEKRETARISSamsul Darojah
GURU KELOMPOK ASamsul Darojah, S.Pd
GURU KELOMPOK BRisa Oktavia, S.Pd
GURU PENDAMPINGKELOMPOK A
Endah Tiyas Utami, S.E
GURU PENDAMPINGKELOMPOK BAnnisa Amalia
-
42
j. Guru membimbing, mengarahkan, melatih dan mendampingi
anak didik dengan baik dan teliti.
k. Memberikan suasana yang menyenangkan serta nyaman pada
anak.
l. Mengikuti perintah serta menyelesaikan penugasan yang
diberikan.
m. Baris cuci tangan.
n. Berdoa sebelum makan.
o. Makan bekal dari rumah.
p. Berdoa sesudah makan.
q. Istirahat.
r. Bel masuk.
s. Ekstrakulikuler.
t. Recalling. Guru menanyakan tentang kejadian hari ini untuk
mengingatkan kembali apa yang sudah dikerjakan.
u. Membeca kafarotul majlis.
v. Penutup.
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan terhitung tanggal 30 April 2019 sampai
dengan tercapainya hasil yang diharapkan oleh peneliti. Tempat
penelitian adalah Paud Al Farabi Cabean Mangunsari Salatiga pada
anak kelompok A.
-
43
2. Pra Siklus
Pelaksanaan pra siklus dilakukan untuk membandingkan
kemampuan anak sebelum dilaksanakannya penelitian siklus I dan
siklus II. Perbandingan ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan
sebelum dan sesudah dilaksanakannya penelitian pada anak sehingga
hasil yang ditampilkan jelas.
Terlebih dahulu peneliti memohon ijin kepada kepala sekolah
untuk melakukan penelitian serta berdiskusi tentang pelaksanaan
pembelajaran untuk mengembangkan bahasa verbal anak dan
menyampaikan rencana yang akan dilakukan oleh peneliti.
Pra siklus dilaksanakan pada 30 April 2019. Metode yang
diberikan adalah bercerita menggunakan media buku cerita. Dari hasil
diskusi dengan kepala sekolah dan guru kelas A disimpulkan bahwa
sebagian besar anak belum berkembang. Anak belum bisa menjawab,
merespon, menceritakan kembali dan mengungkapkan perasaannya
terhadap cerita. Hal ini juga dipengaruhi oleh media yang
membosankan bagi anak.
Berikut adalah hasil observasi pra siklus yang dilakukan pada 30
April 2019 di Paud Alfarabi terhadap siswa kelompok A.
No Nama A B CD
SkorPersentasePencapaia
n
1 Alf 2 2 1 2 7 43,75%
-
44
2 Aql 2 1 1 2 6 37,5%
3 Fta 1 1 1 1 4 25%
4 Hst 1 1 1 2 5 31,25%
5 Ppt 1 1 1 1 4 25%
6 Tsy 2 1 1 2 6 37,5%
7 Pnj 1 2 1 1 5 31,25%
8 Sep 1 1 1 1 4 25%
9 Um 3 1 1 2 7 43,75%
10 Drn 1 1 1 1 4 25%
11 Ara 3 1 2 2 8 50%
12 Nya 0 0 0 0 0 0%
Jumlah 60
Persentase Keberhasilan 26,78%
Keterangan:
A : Menjawab dengan tepat
B : Merespon dengan tepat
C : Dapat menceritakan kembali
D : Dapat mengungkapkan emosi
-
45
No Nama PersentaseKeberhasilan
IndikatorKeberhasilan
Status Pencapaian
1. Alf 43,75% 75% MB
2. Aql 37,5% 75% MB
3. Fta 25% 75% BB
4. Hst 31,25% 75% BB
5. Ppt 25% 75% BB
6. Tsy 37,5% 75% BB
7. Pnj 37,5% 75% MB
8. Sep 25% 75% BB
9. Um 43,75% 75% MB
10. Drn 25% 75% BB
11. Ara 50% 75% MB
12. Nya 0% 75% BB
Keterangan:
Belum Berkembang (BB) antara 0% - 25% sebanyak 7 anak
Mulai Berkembang (MB) antara 26% - 50% sebanyak 5 anak
Berkembang Sesuai Harapan (BSH) antara 51% - 75% sebanyak 0
anak
-
46
Berkembang Sangat Baik (BSB) antara 76%-100% sebanyak 0 anak.
Hasil pembelajaran pra siklus yang dilakukan di Paud Al Farabi
khususnya pada kelompok A pada 30 April 2019 dalam aspek
menjawab dengan tepat, merespon dengan tepat, menceritakan kembali
dan mengungkapkan perasaan atau emosi adalah 21,87% dari indikator
yang ditetapkan adalah 75%. Apabila hasil belum mencapai angka
yang telah ditentukan berarti pembelajaran pra siklus belum berhasil
dan dilanjutkan dengan siklus 1.
3. Siklus 1
a. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan akan dilaksanakan pada 3 Mei 2019
pada kelompok A di Paud Al Farabi mulai dari jam 07.30-11.00.
Peneliti berdiskusi dengan guru kelas dalam mempersiapkan
kegiatan yang akan dilaksanakan pada siklus 1. Hal yang
didiskusikan yaitu mengenai perencanaan pembelajaran. Beberapa
hal yang dipersiapkan dalam siklus 1 yaitu:
1) Menyiapkan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Harian
(RPPH), sebagai acuan dalam pelaksanaan penelitian.
2) Menyiapkan kamera untuk mendokumentasikan selama
kegiatan pembelajaran berlangsung dalam bentuk foto.
3) Mempersiapkan media berupa panggung boneka, naskah cerita,
boneka tangan bebek dan monyet.
4) Mempersiapkan instrumen penilaian.
-
47
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan siklus 1 berlangsung pada 3 Mei 2019 mulai
pukul 07.30-10.00. Pembelajaran berlangsung selama 30 menit dari
pukul 08.00-08.30 WIB. Tema yang sedang berlangsung yaitu
tema Indonesia, sub tema Negaraku. Penelitian siklus I diikuti oleh
11 anak.
Peneliti melakukan senam sehat ceria bersama anak
sebelum pembelajaran dimulai. Setelah senam selesai
dilaksanakan, selanjutnya anak-anak masuk ke dalam kelas.
Sebelum pembelajaran dimulai, terlebih dahulu peneliti
mempersiapkan RPPH, absensi, teks asmaul husna, naskah cerita
dan media yang akan digunakan berupa panggung boneka dan
boneka tangan. Pada siklus 1, peneliti menggunakan boneka tangan
bentuk bebek dan monyet.
Adapun pelaksaan adalah sebagai berikut:
1) Pembukaan
Kegiatan pembukaan diawali dengan doa bersama,
membaca asmaul husna, absensi, membaca surat pendek (QS
An-Nass), ice breaking (tepuk/ bernyanyi) dan pemberian
apersepsi.
-
48
2) Inti Kegiatan
Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan
dilaksanakan dan mengenalkan media yang akan dipakai
dalam pembelajaran berupa panggung boneka dan boneka.
Kemudian guru menyampaikan peraturan kepada peserta didik
untuk disepakati bersama. Apabila peserta didik tidak
menepati peraturan yang telah disepakati, maka akan
mendapatkan konsekuensi. Setelah peraturan disepakati,
gurumemulai bercerita dengan judul “Monyet dan Bebek”.
3) Istirahat
Yang dilakukan anak sebelum istirahat yaitu:
a) Anak mencuci tangan.
b) Anak berdoa sebelum makan.
c) Anak makan bekal bersama-sama yang dibawakan dari
rumah.
d) Anak berdoa sesudah makan.
e) Anak bermain diluar kelas.
4) Penutup
Guru menanyakan kegiatan hari ini dan menanyakan
perasaan kepada anak. Kemudian dilakukan tanya jawab
mengenai isi cerita yang telah disampaikan.
Setelah dilakukan tanya jawab, anak mengemasi
barang dan dilanjutkan dengan doa sesudah belajar.
-
49
c. Observasi
Peneliti bekerjasama dengan guru untuk mengamati anak.
Kegiatan ini dilaksanakan saat pembelajaran dimulai. Peneliti dan
guru mengamati perkembangan bahasa anak dengan berpedoman
pada empat aspek berupa menjawab dengan tepat ketika ditanya,
merespon dengan tepat saat mendengar cerita, dapat menceritakan
kembali isi cerita dan bisa mengungkapkan perasaan emosi dengan
tepat. Hasil perkembangan bahasa anak melalui panggung boneka
menunjukkan peningkatan lebih baik dibandingkan pra siklus.
d. Refleksi
Setelah kegiatan observasi dilakukan, langkah selanjutnya
yaitu refleksi. Peneliti dan guru melakukan analisis dengan cara
diskusi dan mengevaluasi berdasarkan hasil pengamatan selama
proses pembelajaran terhadap anak. Adapun hambatan dalam
pelaksanaan siklus I yaitu:
1) Kurangnya koordinasi peneliti dan guru.
2) Suara guru saat bercerta kurang keras.
3) Meja yang digunakan untuk menaruh media terlalu tinggi.
Saat proses analisis, peneliti dan guru berpedoman pada
komponen yang telah ditentukan. Hasil menunjukkan bahwa masih
adanya kekurangan sehingga penelitian dianggap belum maksimal.
Untuk itu perlu diadakannya Siklus II.
-
50
C. Deskriptif Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan Siklus II mengacu pada hasil dari
pembelajaran dari Siklus I. Dilakukan Siklus II karena pada Siklus I
belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu
75% karena masih ada beberapa anak yang belum mencapai
komponen yang ditentukan. Untuk itu perlu diadakan perbaikan
dalam Siklus II agar indikator perkembangan yang diharapkan
tercapai.
Siklus II dilaksanakan pada 10 Mei 2019. Adapun beberapa hal
yang dipersiapkan dalam Siklus II yaitu:
a) Menyiapkan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Harian
(RPPH), sebagai acuan dalam pelaksanaan penelitian.
b) Menyiapkan kamera untuk mendokumentasikan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung dalam bentuk foto.
c) Mempersiapkan media berupa panggung boneka, naskah cerita,
boneka tangan laki-laki dan perempuan.
d) Mempersiapkan lembar penilaian
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan siklus II berlangsung pada 10 Mei 2019.
Pembelajaran berlangsung selama 30 menit dari pukul 08.00-08.30
WIB. Tema yang sedang berlangsung yaitu tema Indonesia. Boneka
-
51
yang dipakai dalam siklus II berbeda dengan boneka pada Siklus I.
Peneliti menggunakan boneka tangan bentuk manusia. judul cerita
pada siklus II yaitu “Zaki dan Safira”.Adapun pelaksaan adalah
sebagai berikut:
a) Pembukaan
Kegiatan pembukaan diawali dengan doa bersama, membaca
asmaul husna, absensi, membaca surat pendek (QS Al Lahab), ice
breaking (tepuk/ bernyanyi) dan pemberian apersepsi.
b) Inti
Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan
dilaksanakan dan mengenalkan media. Kemudian guru
menyampaikan peraturan kepada peserta didik untuk disepakati
bersama. Setelah itu peneliti mulai bercerita.
c) Istirahat
Yang dilakukan anak sebelum istirahat yaitu:
1) Anak mencuci tangan.
2) Anak berdoa sebelum makan.
3) Anak makan bekal bersama-sama yang dibawakan dari
rumah.
4) Anak berdoa sesudah makan.
5) Anak bermain diluar kelas.
6) Penutup
-
52
Guru menanyakan kegiatan hari ini dan menanyakan
perasaan kepada anak. Kemudian guru melakukan tanya jawab
mengenai isi cerita. Setelah dilakukan tanya jawab, anak
mengemasi barang kemudian berdoa sesudah belajar.
3. Observasi
Peneliti bekerjasama dengan guru kelas A untuk mengamati
anak. Di siklus II anak telah memahami empat aspek berupa
menjawab dengan tepat ketika ditanya, merespon dengan tepat saat
mendengar cerita, dapat menceritakan kembali isi cerita dan bisa
mengungkapkan perasaan emosi dengan tepat. Hasil perkembangan
bahasa anak melalui media panggung boneka menunjukkan
tercapainya terget yang ditetapkan oleh peneliti.
4. Refleksi
Peneliti dan guru melakukan analisis dengan cara diskusi
dan mengevaluasi berdasarkan hasil pengamatan selama proses
pembelajaran terhadap anak. Pada siklus II dilakukan perbaikan
berupa pengaturan meja untuk bercerita dan melantangkan suara saat
bercerita. Meja yang digunakan lebih rendah dibanding saat
pelaksanaan siklus I, yaitu jika saat siklus I menggunakan meja guru
maka pada siklus II ini menggunakan meja anak sehingga anak-anak
tidak kesulitan melihat panggung cerita. Hasil menunjukkan bahwa
pada siklus II mengalami peningkatan sesuai dengan indikator yang
diharapkan.
-
53
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
1. Ketentuan Penilaian dan Pengolaan Data
Penilaian yang diberikan kepada anak berupa simbol bintang yang
nantinya akan diubah menjadi data yang bersifat kuantitatif atau angka
kemudian diolah dalam bentuk bahasa atau kualitatif.
Adapun indikator yang digunakan pada tiap siklus hasilnya
berbeda, begitupun cerita dan bentuk boneka pada setiap siklus untuk
mengembangkan bahasa anak melalui panggung boneka berbeda-beda.
Tabel 4. 1 Penilaian Indikator Keberhasilan
Kriteria/Ketentuan Kategori Simbol Skor/Nilai
Menjawab dengan
tepat
BB (Belum Berkembang)1
MB (Mulai Berkembang)2
BSH (Berkembang Sesuai
Harapan)3
BSB (Berkembang Sangat Baik)4
Merespon dengan
tepat
BB (Belum Berkembang)1
MB (Mulai Berkembang)2
-
54
BSH (Berkembang Sesuai
Harapan)3
BSB (Berkembang Sangat Baik)4
Menceritakan
kembali
BB (Belum Berkembang)1
MB (Mulai Berkembang)2
BSH (Berkembang Sesuai
Harapan)3
BSB (Berkembang Sangat Baik)4
Mengungkapkan
emosi
BB (Belum Berkembang)1
MB (Mulai Berkembang)2
BSH (Berkembang Sesuai
Harapan)
3
BSB (Berkembang Sangat Baik)4
Indikator keberhasilan dalam pengembangan bahasa anak melalui
media panggung boneka yaitu 75%. Anak dikatakan mampu apabila
mencapai target tersebut. Untuk analisis data terhadap anak dilakukan
beberapa tahap seperti Mulyasa dalam Safrita (2019: 20), yaitu:
1. Menjulmah skor yang dicapai anak pada setiap butir muatan.
2. Menghitung persentase peningkatan bahasa anak.
-
55
Persentase pencapaian kemampuan bahasa rumusnya adalah:
P
enelitian pada setiap siklus akan berhasil apabila kemampuan
anak mencapai persentase yang sudah ditentukan. Dari hasil
yang diperoleh, akan digolongkan menjadi 4 kriteria sebagai
berikut:
1. Kriteria Belum Berkembang (BB) antara 0%-25%
2. Kriteria Mulai Berkembang (MB) antara 26%-50%
3. Kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH) antara 51%-
75%
4. Kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB) antara 76%-
100%
2. Analisis Hasil Pra Siklus
Pelaksanaan pra siklus dilakukan untuk membandingkan
kemampuan anak sebelum dilaksanakannya penelitian siklus I dan
siklus II. Perbandingan ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan
sebelum dan sesudah dilaksanakannya penelitian pada anak sehingga
hasil yang ditampilkan jelas.
Jumlah Skor Maksimum= Skor maksimum butir muatan x Jumlah butir amatan
Persentase Pencapaian Anak= Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100%Jumlah skor maksimum
Persentase Keberhasilan Kelas= Total persentase pencapaian kelas x 100%Jumlah siswa x jumlah skor maksimum
-
56
Pra siklus dilaksanakan pada 30 April 2019 dari pukul 07.30-
11.00. Metode yang diberikan adalah bercerita menggunakan media
buku cerita. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti dan
guru kelas A disimpulkan bahwa sebagian besar anak belum
berkembang. Anak belum bisa menjawab, merespon, menceritakan
kembali dan mengungkapkan perasaannya terhadap cerita dengan
tepat. Berikut adalah hasil pemerolehan data pada pra siklus:
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Pra Siklus
No Nama A B C D SkorPersentasePencapaia
n
1 Alf 2 2 1 2 7 43,75%
2 Aql 2 1 1 2 6 37,5%
3 Fta 1 1 1 1 4 25%
4 Hst 1 1 1 2 5 31,25%
5 Ppt 1 1 1 1 4 25%
6 Tsy 2 1 1 2 6 37,5%
7 Pnj 1 2 1 1 5 31,25%
8 Sep 1 1 1 1 4 25%
9 Um 3 1 1 2 7 43,75%
-
57
10 Drn 1 1 1 1 4 25%
11 Ara 3 1 2 2 8 50%
12 Nya 0 0 0 0 0 0%
Jumlah 60
Persentase Keberhasilan 26,78%
Keterangan:
A : Menjawab dengan tepat
B : Merespon dengan tepat
C : Dapat menceritakan kembali
D : Dapat mengungkapkan emosi
Contoh Perhitungan:
Jumlah Skor Maksimum= 4 x 4=16
Persentase Pencapaian Anak= 7 x 100%= 43,75%16
Persentase Keberhasilan Kelas = 60 x 100%= 26,78%
224
Jumlah Skor Maksimum= Skor maksimum butir muatan x Jumlah butir amatan
Persentase Pencapaian Anak= Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100%Jumlah skor maksimum
Persentase Keberhasilan Kelas= Total persentase pencapaian kelas x 100%Jumlah siswa x jumlah skor maksimum
-
58
Adapun rincian data perkembangan bahasa melalui media boneka
pada anak adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Data Perkembangan Bahasa Anak pada Pra Siklus
No Nama PersentaseKeberhasilan
IndikatorKeberhasilan
Status Pencapaian
1. Alf 43,75% 75% MB
2. Aql 37,5% 75% MB
3. Fta 25% 75% BB
4. Hst 31,25% 75% BB
5. Ppt 25% 75% BB
6. Tsy 37,5% 75% BB
7. Pnj 37,5% 75% MB
8. Sep 25% 75% BB
9. Um 43,75% 75% MB
10. Drn 25% 75% BB
11. Ara 50% 75% MB
12. Nya 0% 75% BB
Keterangan :
-
59
1. Kriteria Belum Berkembang (BB) antara 0%-25%
2. Kriteria Mulai Berkembang (MB) antara 26%-50%
3. Kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH) antara 51%-75%
4. Kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB) antara 76%-100%
Hasil pembelajaran pra siklus yang dilakukan di Paud Al
Farabi khususnya pada kelompok A pada 30 April 2019 dalam aspek
menjawab dengan tepat, merespon dengan tepat, menceritakan kembali
dan mengungkapkan perasaan atau emosi adalah 21,87% dari indikator
yang ditetapkan adalah 75%. Apabila hasil belum mencapai angka
yang telah ditentukan berarti pembelajaran pra siklus belum berhasil
dan dilanjutkan dengan siklus 1.
3. Data Hasil Penilaian Siklus I
Berdasarkan hasil penilaian, pengumpulan data dan pengolahan
data pada siklus I, maka dapat disajikan kedalam tabel sebagai berikut:
4.4 Hasil Penilaian Siklus I
No Nama A B CD
Skor
Persentase
Penca
paian
1 Alf 3 3 3 3 12 75%
2 Aql 3 2 3 3 11 68,75%
3 Fta 2 2 2 2 8 50%
-
60
4 Hst 3 3 2 3 11 68,75%
5 Ppt 2 2 2 3 9 56,25%
6 Tsy 3 3 3 3 12 75%
7 Pnj 3 2 2 3 10 62,5%
8 Sep 3 2 2 2 9 56,25%
9 Um 3 3 3 3 12 75%
10 Drn 2 3 2 2 9 56,25%
11 Ara 3 3 3 3 12 75%
12 Nya 0 0 0 0 0 0%
Jumlah 115
Persentase Keberhasilan 51,33%
Keterangan:
A : Menjawab dengan tepat
B : Merespon dengan tepat
C : Dapat menceritakan kembali
D : Dapat mengungkapkan emosi
Contoh Perhitungan:
Jumlah Skor Maksimum= Skor maksimum butir muatan x Jumlah butir amatan
-
61
Adapun rincian data perkembangan bahasa melalui media boneka pada
anak adalah sebagai berikut:
4.5 Data Perkembangan Bahasa Anak pada Siklus I
No Nama PersentaseKeberhasilan
IndikatorKeberhasilan
Status Pencapaian
1. Alf 75% 75% BSH
2. Aql 68, 75% 75% BSH
3. Fta 50% 75% MB
4. Hst 68,75% 75% BSH
5. Ppt 56,25% 75% BSH
6. Tsy 75% 75% BSH
7. Pnj 62,5% 75% BSH
8. Sep 56,25% 75% BSH
Jumlah Skor Maksimum= 4 x 4=16
Persentase Pencapaian Anak= 12 x 100%= 75%16
Persentase Keberhasilan Kelas = 115 x 100%= 51,33%
224
Persentase Pencapaian Anak= Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100%Jumlah skor maksimum
Persentase Keberhasilan Kelas= Total persentase pencapaian kelas x 100%Jumlah siswa x jumlah skor maksimum
-
62
9. Um 75% 75% BSH
10. Drn 56,25% 75% BSH
11. Ara 75% 75% MB
12. Nya 0% 75% BB
Keterangan:
1. Kriteria Belum Berkembang (BB) antara 0%-25%
2. Kriteria Mulai Berkembang (MB) antara 26%-50%
3. Kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH) antara 51%-75%
4. Kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB) antara 76%-100%
Dari data di atas, dapat dijelaskan bahwa perkembangan bahasa
anak mengalami peningkatan. Anak yang berada pada kriteria BB
sebanyak 1 orang, MB sebanyak 2orang dan BSH sebanyak 9 orang.
Rata-rata keberhasilan pengembangan bahasa melalui media panggung
cerita pada kelompok A di Paud Al Farabi sebanyak 51,33% sehingga
berada pada kriteria BSH.
Kendala yang dihadapi oleh peneliti pada siklus I yaitu posisi
meja untuk meletakkan panggung boneka terlalu tinggi sehingga posisi
anak-anak untuk melihat panggung boneka kurang nyaman. Selain itu
suara saat bercerita kurang keras, sehingga masih banyak anak perlu
bantuan saat menjawab pertanyaan atau saat menceritakan kembali.
-
63
Hal ini membuktikan bahwa pengembangan bahasa anak melalui
panggung boneka pada siklus I belum berhasil.
4. Data Hasil Penilaian Siklus II
Berdasarkan hasil penilaian, pengumpulan data dan pengolahan
data pada siklus II, maka dapat disajikan kedalam tabel sebagai
berikut:
4.6 Hasil Penilaian Siklus II
No Nama A B C DSkor
Persentase
Pencapaian
1 Alf 4 4 4 4 16 100%
2 Aql 4 4 4 4 16 100%
3 Fta 4 3 3 4 14 81,5%
4 Hst 4 4 3 4 15 93,75%
5 Ppt 4 4 3 4 15 93,75%
6 Tsy 4 4 4 4 16 100%
7 Pnj 3 4 4 4 15 93,75%
8 Sep 4 4 3 4 15 93,75%
9 Um 4 4 4 4 16 100%
10 Drn 3 4 4 4 15 93,75%
-
64
11 Ara 4 4 4 4 16 100%
12 Nya 2 2 2 2 8 50%
Jumlah 177
Persentase Keberhasilan 79,01
Keterangan:
A : Menjawab dengan tepat
B : Merespon dengan tepat
C : Dapat menceritakan kembali
D : Dapat mengungkapkan emosi
Contoh Perhitungan:
Adapun rincian data perkembangan bahasa melalui media boneka
pada anak adalah sebagai berikut:
Jumlah Skor Maksimum= 4 x 4=16
Persentase Pencapaian Anak= 16 x 100%= 100%16
Persentase Keberhasilan Kelas = 177 x 100%= 79,01%
224
Jumlah Skor Maksimum= Skor maksimum butir muatan x Jumlah butir amatan
Persentase Pencapaian Anak= Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100%Jumlah skor maksimum
Persentase Keberhasilan Kelas= Total persentase pencapaian kelas x 100%Jumlah siswa x jumlah skor maksimum
-
65
4.7 Data Perkembangan Bahasa Anak pada Siklus II
No Nama PersentaseKeberhasilan
IndikatorKeberhasilan
Status Pencapaian
1. Alf 100% 75% BSB
2. Aql 100% 75% BSB
3. Fta 81,5% 75% BSB
4. Hst 93,75% 75% BSB
5. Ppt 93,75% 75% BSB
6. Tsy 100% 75% BSB
7. Pnj 93,75% 75% BSB
8. Sep 93,75% 75% BSB
9. Um 100% 75% BSB
10. Drn 93,75% 75% BSB
11. Ara 100% 75% BSB
12. Nya 50% 75% MB
Keterangan:
1. Kriteria Belum Berkembang (BB) antara 0%-25%
2. Kriteria Mulai Berkembang (MB) antara 26%-50%
-
66
3. Kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH) antara 51%-75%
4. Kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB) antara 76%-100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pengembangan bahasa
anak melalui media penggung boneka pada siklus II mencapai
79,01% dan termasuk dalam kriteria BSB (Berkembang Sangat
Baik). Terdapat 1 anak yang mendapat kriteria MB karena pada pra
siklus dan siklus I anak tidak berangkat dan baru berangkat pada
siklus II. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan
kelas yang dilakukan pada siklus II berhasil dan tidak perlu
dilakukan perbaikan.
Dari hasil perbandingan antara pra siklus, siklus I dan siklus II
dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut:
Dari grafik di atas dapat diketahui perkembangan anak di setiap
siklus. Pemerolehan pada pra siklus adalah 26,78%, pada siklus I
sebesar 51,33% dan siklus II 79,01%. Maka dapat disimpulkan
bahwa dari pra siklus, siklus I dan siklus II pengembangan bahasa
0
20
40
60
80
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Grafik Perbandingan Tiap Siklus
Grafik Perbandingan Siklus
-
67
anak kelompok A melalui media panggung boneka dinyatakan
berhasil.
B. Pembahasan
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak 2
pertemuan siklus I dan siklus II di Paud Al Farabi pada siswa kelompok
A dengan jumlah 12 anak menunjukkan bahwa pengembangan bahasa
melalui media panggung boneka dinyatakan terdapat peningkatan dan
dinyatakan berhasil.
Peneliti menetapkan kriteria hasil akhir untuk mengembangkan
bahasa anak melalui media panggung boneka dengan angka keberhasilan
sebanyak 75%. Apabila persentase keberhasilan kurang dari 75%
dinyatakan belum berhasil atau anak dinyatakan Belum Berkembang
(BB) dan harus dilakukan perbaikan agar hasil yang diharapkan tercapai
dengan melanjutkan pada siklus berikutnya. Apabila presentase
keberhasilan yang ditetapkan sama dengan yang didapatkan anak atau
melebihi dengan apa yang ditetapkan, maka anak dinyatakan berhasil.
Dengan begitu anak dinyatakan Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan
tidak harus melakukan perbaikan.
Pada siklus I presentase keberhasilan adalah 51,33% dan harus
dilakukan perbaikan pada siklus II. Kendala yang dihadapi oleh peneliti
pada siklus I yaitu posisi meja untuk meletakkan panggung boneka
terlalu tinggi sehingga posisi anak-anak untuk melihat panggung boneka
kurang nyaman. Selain itu suara saat bercerita kurang keras, sehingga
-
68
masih banyak anak perlu bantuan saat menjawab pertanyaan atau saat
menceritakan kembali. Hal ini membuktikan bahwa pengembangan
bahasa anak melalui panggung boneka belum berhasil.
Pada pelaksanaan siklus II peneliti melakukan perbaikan
berdasarkan pengalaman pada siklus sebelumnya. Peneliti menyiapkan
meja yang lebih pendek sehingga anak dapat memandang pertunjukan
panggung boneka dengan nyaman. Selain itu peneliti juga memperbaiki
media panggung boneka. Peneliti menambahkan aksesoris berupa
tempelan gambar-gambar untuk diletakkan di media paggung boneka,
sehingga anak lebih tertarik dengan media. Guru juga menambah volume
atau memperbesar volume saat bercerita dengan tujuan anak-anak dapat
mendengarkan dengan jelas.
Setelah dilakukan perbaikan, terdapat peningkatan pada setiap
indikator.Anak-anak dapat menjawab pertanyaan dengan tepat dan
merespon dengan tepat cerita yang ditampilkan. Anak juga dapat
menceritakan kembali cerita yang telah ditampilkan dan dapat
mengungkapkan emosinya seara tepat. Saat istirahat berlangsung,
peneliti mendapati beberapa anak sedang memainkan media panggung
boneka dan bercerita seolah-olah seperti peneliti saat sedang bercerita.
Hal ini dapat dikatakan bahwa perbaikan pada siklus II berhasil.
Pada penelitian pengembangan bahasa anak melalui panggung
boneka pada kelompok A di Paud Al Farabi, peneliti memilih
menggunakan boneka tangan karena lebih mudah digunakan, lebih
-
69
mudah dicari dan lebih pas digunakan dalam panggung boneka karena
ukurannya yang besar, sehingga anak-anak lebih mudah melihat boneka
yang dimainkan dalam pertunjukan panggung boneka.
-
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan bahasa anak
melalui metode bercerita dengan media panggung boneka pada kelompok
A Paud Al Farabi tahun pelajaran 2018/2019 bahwa kondisi awal
presentase pra siklus 26,78% terdapat 6 anak Belum Berkembang (BB)
dan 5 anak Mulai Berkembang (MB). Pada siklus 1 menunjukkan hasil
presentase pencapaian kelas sebesar 51,33% terdapat 1 anak Belum
Berkembang (BB), 2 anak Mulai Berkembang (MB) dan 9 anak
Berkembang Sesuai Harapan (BSH). Pada siklus II diperoleh presentase
keberhasilan kelas sebesar 79,01% dengan 1 anak mendapat kriteria
Mulai Berkembang (MB) dan 11 a