pengembangan buku panduan guru pada …
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN GURU PADA PEMBELAJARAN
GEOMETRI TEMA 6 BAGI SISWA SLOW LEARNER KELAS III SD
MENGGUNAKAN TEORI VAN HIELE
SKRIPSI
HALAMAN JUDUL
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Lusi Ega Kristiani
NIM: 171134219
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN GURU PADA PEMBELAJARAN
GEOMETRI TEMA 6 BAGI SISWA SLOW LEARNER KELAS III SD
MENGGUNAKAN TEORI VAN HIELE
SKRIPSI
HALAMAN JUDUL
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Lusi Ega Kristiani
NIM: 171134219
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
SKRIPSI
PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN GURU PADA PEMBELAJARAN
GEOMETRI TEMA 6 BAGI SISWA SLOW LEARNER KELAS III SD
MENGGUNAKAN TEORI VAN HIELE
HALAMAN PENGESAHAN
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Lusi Ega Kristiani
NIM: 171134219
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 23 Maret 2021
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Ketua
Sekretaris
Anggota
Anggota
Anggota
Nama Lengkap
Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd.
Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd.
Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi.
Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd.
Elisabeth Desiana Mayasari, M.A.
Tanda Tangan
.................
.................
.................
.................
.................
Yogyakarta, 23 Maret 2021
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Tuhan Yang Maha Esa atas limpah rahmat dan berkat-Nya yang senantiasa
tercurah dan memberi kemudahan pada setiap langkah perjalanan
kehidupan yang saya lalui.
2. Orangtua tercinta, Joko Haryanto dan Sri Sumirah yang selalu
memberikan dukungan, doa dan motivasi untuk tetap semangat dalam
menjalani perkuliahan dan rintangan dalam kehidupan.
3. Kakak Mila Ayu Setyaningsih dan Adik Linda Ayu Widiya Astiti yang
sudah memberikan dukungan dan motivasi untuk terus berjuang dan
semangat.
4. Sahabat Natalia Bukit Pramesti, Trifonia Rina Harsanti, Santa Angelia,
Yohanes Dian Budi Andini, Bartholomeus Edwin Putranta, Leonardus Aji
Putro Adhi, dan Catharina Ayu Ningtyas yang selalu memberikan
motivasi, semangat dan mendengarkan keluh kesah selama perkuliahan
hingga skripsi.
5. Teman saya, Syifa Aliffa yang sudah ikut berproses dalam pengerjaan
skripsi dari awal hingga akhir.
6. Teman-teman sepayung R & D Geometri Anak Berkebutuhan Khusus dan
teman-teman angkatan 2017 yang telah memberi semangat selama
perkuliahan.
7. Guru-guru yang sudah mendampingi selama penelitian.
8. Almamater Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN
MOTTO
“Rely on God don’t rely on yourself and trust in Him, no matter what”
-Lusi Ega Kristiani-
“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab ia memelihara kamu”
-1 Petrus 5: 7-
“Dan apa saja yang kamu sebut dalam doa dengan penuh kepercayaan, maka
kamu akan menerimanya”
-Matius 21: 22-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 23 Maret 2021
Peneliti
Lusi Ega Kristiani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Lusi Ega Kristiani
Nomor Mahasiswa : 171134219
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengembangan Buku Panduan Guru pada Pembelajaran Geometri Tema 6
bagi Siswa Slow Learner Kelas III SD Menggunakan Teori Van Hiele
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
peneliti.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 23 Maret 2021
Lusi Ega Kristiani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN GURU PADA PEMBELAJARAN
GEOMETRI TEMA 6 BAGI SISWA SLOW LEARNER KELAS III SD
MENGGUNAKAN TEORI VAN HIELE
Lusi Ega Kristiani
Universitas Sanata Dharma
2021
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan guru terhadap kurangnya
referensi buku panduan untuk guru mengajar matematika terkhusus pada materi
geometri menggunakan teori Van Hiele bagi siswa slow learner kelas III SD.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan pengembangan produk buku
panduan guru pada pembelajaran geometri tema 6 bagi siswa slow learner kelas
III SD menggunakan teori Van Hiele; (2) Mengetahui kualitas produk buku
panduan guru pada pembelajaran geometri tema 6 bagi siswa slow learner kelas
III SD menggunakan teori Van Hiele.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (R&D). Subjek
dalam penelitian ini adalah guru kelas III SD tahun ajaran 2020/2021. Objek
penelitian ini adalah buku panduan guru pada pembelajaran geometri bagi siswa
slow learner kelas III SD menggunakan teori Van Hiele. Pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan wawancara dan kuesioner.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) prosedur penelitian dan
pengembangan buku panduan guru pada pembelajaran geometri bagi siswa slow
learner kelas III SD menggunakan teori Van Hiele, menggunakan langkah
ADDIE, yaitu analyze, design, development, implementation, evaluation; (2)
kualitas buku panduan guru pada pembelajaran geometri bagi siswa slow learner
kelas III SD menggunakan teori Van Hiele adalah sangat baik dengan skor 3,73
dari skala 4 dan memenuhi kriteria buku panduan yang berkualitas menurut Pusat
Kurikulum dan Perbukuan (2008: 9).
Kata kunci: penelitian dan pengembangan, buku panduan guru, geometri, teori
Van Hiele
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF TEACHER GUIDE BOOK ON GEOMETRY
LEARNING THEME 6 FOR STUDENTS OF SLOW LEARNER GRADE III
ELEMENTARY SCHOOL USING VAN HIELE THEORY
Lusi Ega Kristiani
Sanata Dharma University
2021
This research was motivated by the lack of reference guidebooks for
teachers teaching mathematics especially on geometry materials using Van Hiele
theory for students of slow learner grade III elementary school. This study aims
to: (1) Describe the development of teacher guidebook products in geometry
learning theme 6 for slow learners in grade III elementary school using Van Hiele
theory; (2) Knowing the quality of the teacher's guidebook product in geometry
learning theme 6 for elementary school grade III slow learners using Van Hiele
theory.
This research is a type of research and development (R&D). The subjects
in this study were grade 3 teachers in elementary school year 2020/2021. The
object of this research is a teacher's guidebook on geometry learning for
elementary school grade III slow learners using Van Hiele's theory. Data
collection in this study using interviews and questionnaires.
The results of this study showed that: (1) the procedure of research and
development of teacher guidebook on geometry learning for students of slow
learner grade III elementary school using Van Hiele theory, using ADDIE steps,
namely analyze, design, development, implementation, evaluation; (2) the quality
of the teacher's guidebook on geometry learning for grade III elementary school
slow learners using Van Hiele theory is excellent with a score of 3.73 on a scale
of 4 and meets the criteria of a quality guidebook according to the Center for
Curriculum and Bookkeeping (2008: 9).
Keywords: research and development, teacher's guidebook, geometry, Van Hiele
theory
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat,
berkat dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul:
Pengembangan Buku Panduan Guru pada Pembelajaran Geometri Tema 6 bagi
Siswa Slow Learner Kelas III SD Menggunakan Teori Van Hiele. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Strata Satu pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini (tanpa koma)
banyak bantuan yang diberikan baik berupa doa, motivasi, bimbingan, dan
dukungan dari berbagai pihak yang berperan secara langsung maupun tidak
langsung sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
2. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, Universitas Sanata Dharma.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakaprodi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
4. Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi., pembimbing I yang telah
membimbing dan memotivasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., pembimbing II yang telah
membimbing dan memotivasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Segenap dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata
Dharma yang telah senantiasa memberikan ilmu selama proses
perkuliahan.
7. Bapak dan Ibu Sekretariat Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Sanata Dharma yang telah membantu peneliti dalam segala hal
administrasi yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Pada validator ahli matematika, ahli siswa berkebutuhan khusus dan guru
kelas III SD.
Peneliti menyadari bahwa tanpa bantuan Bapak/Ibu/Kerabat, penelitian ini
tidak dapat berjalan lancar. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima
kasih. Akhir kata, peneliti berharap bahwa semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta 23 Maret 2021
Peneliti
Lusi Ega Kristiani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................. vii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 12
A. Kajian Pustaka ......................................................................................... 12
1. Geometri ................................................................................................. 12
2. Teori Van Hiele ...................................................................................... 14
3. Siswa Berkebutuhan Khusus .................................................................. 18
4. Siswa Slow Learner ................................................................................ 23
5. Perencanaan Pembelajaran ..................................................................... 28
6. Buku Panduan ......................................................................................... 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. Penelitian yang Relevan ........................................................................... 36
C. Kerangka Berpikir ................................................................................... 40
D. Pertanyaan Penelitian .............................................................................. 44
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 46
A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 46
1. Analisis (analyze) ................................................................................... 48
2. Perancangan (design) ............................................................................. 48
3. Pengembangan (development) ................................................................ 49
4. Implementasi (implementation) .............................................................. 49
5. Evaluasi (evaluation) .............................................................................. 49
B. Setting Penelitian ...................................................................................... 50
1. Tempat Penelitian ................................................................................... 50
2. Waktu Penelitian .................................................................................... 51
3. Subjek Penelitian .................................................................................... 51
4. Objek Penelitian ..................................................................................... 51
C. Prosedur Penelitian dan Pengembangan ............................................... 51
1. Analisis (analyze) ................................................................................... 51
2. Perancang (Design) ................................................................................ 53
3. Pengembangan (Development) ............................................................... 53
4. Implementasi (Implementation) ............................................................. 54
5. Evaluasi (Evaluation) ............................................................................. 54
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 55
1. Wawancara ............................................................................................. 55
2. Kuesioner ................................................................................................ 56
E. Instrumen Penelitian ................................................................................ 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1. Pedoman Wawancara ............................................................................. 57
2. Pedoman Kuesioner ................................................................................ 60
F. Teknik Analisis Data ................................................................................ 67
1. Analisis Data Kualitatif .......................................................................... 67
2. Analisis Data Kuantitatif ........................................................................ 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 71
A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 71
1. Prosedur Pengembangan Produk Buku Panduan ................................... 71
2. Kualitas Produk Buku Panduan .............................................................. 98
B. Pembahasan ............................................................................................ 113
1. Prosedur Pengembangan Produk Buku Panduan ................................. 113
2. Kualitas Produk Buku Panduan ............................................................ 117
BAB V KESIMPULAN .................................................................................... 126
A. Kesimpulan ............................................................................................. 126
B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 128
C. Saran ....................................................................................................... 128
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 129
LAMPIRAN ....................................................................................................... 132
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. 1 Persegi .............................................................................................. 14
Gambar 1. 2 Persegi Satuan .................................................................................. 14
Gambar 2. 1 Literatur Map ................................................................................... 39
Gambar 2. 2 Skema Kerangka Berpikir Penelitian ............................................... 44
Gambar 3. 1 Tahapan Model ADDIE ................................................................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3. 1 Kisi-kisi Wawancara dengan Guru Kelas III SD ................................. 57
Tabel 3. 2 Pedoman Wawancara dengan Guru Kelas III SD ................................ 58
Tabel 3. 3 Kisi-kisi Kuesioner Uji Validasi Produk ............................................. 60
Tabel 3. 4 Kuesioner Uji Validasi Produk ............................................................ 62
Tabel 3. 5 Skala Likert menurut Mardapi ............................................................. 68
Tabel 3. 6 Kriteria Skor Skala Empat ................................................................... 69
Tabel 4. 1 Komentar dan Revisi Ahli Matematika ............................................... 81
Tabel 4. 2 Komentar dan Revisi Ahli Matematika ............................................... 82
Tabel 4. 3 Komentar dan Revisi Ahli Matematika ............................................... 83
Tabel 4. 4 Komentar dan Revisi Ahli Matematika ............................................... 84
Tabel 4. 5 Komentar dan Revisi Ahli Matematika ............................................... 85
Tabel 4. 6 Komentar dan Revisi Ahli Matematika ............................................... 87
Tabel 4. 7 Komentar dan Revisi Ahli Siswa Berkebutuhan Khusus..................... 88
Tabel 4. 8 Komentar dan Revisi Ahli Siswa Berkebutuhan Khusus..................... 89
Tabel 4. 9 Komentar dan Revisi Ahli Siswa Berkebutuhan Khusus..................... 90
Tabel 4. 10 Komentar dan Revisi Ahli Siswa Berkebutuhan Khusus .................. 91
Tabel 4. 11 Komentar dan Revisi Guru Kelas III ................................................. 92
Tabel 4. 12 Komentar dan Revisi Guru Kelas III ................................................. 93
Tabel 4. 13 Komentar dan Revisi Guru Kelas III ................................................. 94
Tabel 4. 14 Rekapan Nilai Hasil Validasi Cover ................................................ 100
Tabel 4. 15 Rekapan Nilai Hasil Validasi Awal Buku........................................ 102
Tabel 4. 16 Rekapan Nilai Hasil Validasi Isi Buku ............................................ 104
Tabel 4. 17 Rekapan Nilai Hasil Validasi Akhir Buku ....................................... 108
Tabel 4. 18 Rekapan Nilai Hasil Validasi RPP ................................................... 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Lembar Wawancara ........................................................................ 133
Lampiran 2 Hasil Wawancara Guru Kelas III SD ............................................. 135
Lampiran 3 Hasil Wawancara Guru Kelas III SD ............................................. 138
Lampiran 4 Hasil Wawancara Guru Kelas III SD ............................................. 140
Lampiran 5 Lembar Instrumen Validasi ............................................................ 143
Lampiran 6 Hasil Validasi Oleh Ahli Matematika ............................................ 148
Lampiran 7 Hasil Validasi Ahli Anak Berkebutuhan Khusus ........................... 153
Lampiran 8 Hasil Validasi Guru Kelas III ......................................................... 160
Lampiran 9 Rekapan Hasil Validasi .................................................................. 165
Lampiran 10 Surat Izin Wawancara ................................................................... 166
Lampiran 11 Surat Izin Penelitian...................................................................... 169
Lampiran 12 Surat Izin Validasi ........................................................................ 172
Lampiran 13 Produk Buku Panduan Guru ......................................................... 175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai latar belakang permasalahan, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan
spesifikasi produk yang dikembangkan.
A. Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia besar pengaruhnya terhadap kemajuan suatu
bangsa. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan salah satu modal
utama dalam kemajuan bangsa. Suatu bangsa mampu maju dikarenakan
adanya pendidikan yang tertata rapi sehingga sumber daya manusia mampu
berkembang. Sekolah adalah salah satu sarana yang digunakan untuk
mengembangkan potensi sumber daya manusia. Sekolah merupakan tempat
untuk siswa mendapatkan pengalaman berpikir. Seluruh warga negara berhak
mendapatkan pendidikan, tak terkecuali bagi siswa-siswa berkebutuhan
khusus. Hal tersebut diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016
tentang hak penyandang disabilitas. Dalam undang-undang tersebut,
penyandang disabilitas memiliki hak salah satunya yaitu mendapatkan
pendidikan. Untuk mengakomodasi hal itu, pemerintah sudah menggalakkan
mengenai sekolah inklusi.
Hildegun Olsen (Tarmansyah, 2007: 58) berpendapat mengenai
pendidikan inklusi, pendidikan inklusi adalah pendidikan yang harus
mengakomodasi semua siswa tanpa memandang kondisi fisik, intelektual,
sosial emosional, linguistik atau kondisi lainnya. Selain itu, Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 70 Tahun 2009 tentang pendidikan inklusi bagi
siswa yang memiliki hambatan dan memiliki potensi kecerdasan dan atau
bakat istimewa mengungkapkan bahwa, pendidikan inklusi didefinisikan
sebagai sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan
pada semua siswa yang memiliki hambatan dan memiliki potensi kecerdasan
dan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam
lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan siswa yang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Sekolah inklusi merupakan wujud nyata pemerintah untuk menciptakan
pendidikan yang merata bagi semua orang termasuk siswa berkebutuhan
khusus.
Ilahi (2013: 171) yang menyatakan bahwa kurikulum pendidikan inklusi
menggunakan kurikulum sekolah reguler (kurikulum nasional) yang
dimodifikasi sesuai dengan tahapan perkembangan siswa berkebutuhan
khusus, dengan mempertimbangkan karakteristik dan tingkat kecerdasannya.
berdasrakan pendapat tersebut sekolah inklusi menggunakan kurikulum yang
sama dengan sekolah reguler. Sekolah inklusi tetap menggunakan kurikulum
2013 seperti sekolah pada umumnya. Kurikulum 2013 digunakan dengan
tujuan menghasilkan siswa yang produktif, kreatif, inovatif, efektif melalui
penguatan sikap, keterampilan, dan penguatan yang terintegrasi (Daryanto,
2014: 1).
Pembelajaran dalam kurikulum 2013 dikenal dengan pembelajaran
tematik. Daryanto (2014: 3) mengungkapkan bahwa pembelajaran tematik
diartikan sebagai pembelajaran dengan menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna
kepada siswa. Selain itu, pembelajaran tematik dalam kurikulum 2013
menekankan keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif sehingga
siswa memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan
sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajari. Berdasarkan uraian tersebut,
kurikulum 2013 mengaitkan mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya
dan menekankan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar. Salah satu mata
pelajaran yang dapat dikaitkan dengan mata pelajaran yang lainnya yaitu
matematika.
Matematika adalah mata pelajaran yang wajib diajarkan pada semua siswa
termasuk siswa berkebutuhan khusus. Menurut Susanto (2013: 185),
matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam
penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan
dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ia juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
berpendapat bahwa matematika merupakan ide-ide abstrak yang berisi simbol-
simbol, maka konsep-konsep matematika harus dipahami terlebih dahulu
sebelum memanipulasi simbol-simbol tersebut. Selanjutnya, Nur’Aini (2017:
1) berpendapat bahwa matematika adalah ilmu tentang struktur yang
terorganisasikan, matematika membahas fakta-fakta dan hubungan-hubungan,
serta membahas ruang dan bentuk. Pada dasarnya, matematika merupakan
ilmu pengetahuan yang perlu dipelajari dan selalu terhubung dengan
kehidupan sehari-hari.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006
tentang standar isi, mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua
siswa mulai dari sekolah dasar. Hal tersebut bertujan untuk membekali siswa
dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerja sama. Hal serupa juga berlaku untuk siswa berkebutuhan
khusus yang berada di sekolah inklusi. Selanjutnya, National Council of
Teachers of Mathematics dalam Isharyadi (2018: 2) berpendapat bahwa
matematika terdiri dari lima standar isi yaitu bilangan dan operasinya, aljabar,
geometri, pengukuran, serta analisis data dan peluang. Dari lima standar isi
matematika, geometri merupakan salah satu bagian dari matematika.
Menurut Safarina (2014: 10), geometri adalah salah satu materi yang
dianggap penting dalam matematika dikarenakan geometri erat hubungannya
dengan kehidupan sehari-hari. Geometri mempelajari tentang titik, garis,
bidang dan ruang serta sifat-sifat, ukuran-ukuran, dan keterkaitan satu dengan
yang lainnya (Nur’aini, 2010: 23). NCTM dalam Isharyadi (2018: 2)
menjelaskan bahwa geometri merupakan bagian matematika yang penting
untuk dipelajari karena geometri didasarkan kepada benda nyata,
permasalahan pada matematika dapat dijelaskan dengan geometri, geometri
merupakan ilmu yang terstruktur. Jadi, geometri adalah salah satu bagian dari
matematika yang erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari dan perlu
diajarkan kepada semua siswa di setiap jenjang pendidikan termasuk siswa
berkebutuhan khusus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Pembelajaran matematika juga menekankan terhadap keterlibatan siswa
secara aktif, dengan melakukan berbagai eksplorasi yang bersifat dinamis dan
melibatkan disiplin ilmu yang terkait dan menghindari proses pembelajaran
yang kaku, otoriter dan menutup diri pada kegiatan menghafal (Jamaris, 2014:
179). Hal tersebut, sama halnya dengan mengajar materi geometri perlu
keterlibatan siswa. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran bertujuan supaya
siswa mampu memiliki pengalaman dalam mempelajari geometri. Adapun
ilmuwan yang mengembangkan pembelajaran geometri, yaitu Van Hiele. Van
Hiele menjelaskan mengenai tingkat berpikir geometri diantaranya yaitu:
tingkat visualisais, analisis, deduksi informal, deduksi, ketepatan (Van De
Wale dalam Sumarah, 2017: 4). Teori Van Hiele adalah suatu teori tentang
tingkatan berpikir siswa dalam mempelajari geometri, dimana siswa tidak
dapat naik ke tingkatan yang lebih tinggi tanpa melewati tingkatan lebih
rendah (Musa, 2016: 106). Tingkatan berpikir siswa tersebut mempermudah
guru untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran matematika khususnya
geometri. Selain itu, untuk meningkatkan level berpikir geometri, Van Hiele
memiliki teori tahapan pembelajaran geometri yang terdiri dari lima tahapan
di antaranya yaitu tahap informasi, orientasi terarah, eksplisitasi, orientasi
bebas, dan integrasi (Nur’aeni, 2010: 32). Kelima tahapan tersebut diajarkan
mulai dari tahapan yang sederhana menuju ke rumit. Kelima tahapan tersebut
juga diajarkan secara runtut dan konkret. Hal tersebut juga didukung oleh
NCTM dalam Jamaris (2014: 180) yang menyatakan bahwa sebaiknya
pembelajaran matematika dalam penyajiannya perlu diurutkan dari proses
konkret ke proses semi konkret, dan seterusnya hingga ke proses abstrak.
Selain melihat dari sudut pandang cara mengajar matematika pada materi
geometri, seorang pendidik perlu melihat juga mengenai kebutuhan dan
karakteristik siswa dalam menerima materi dikarenakan banyak sekali
klasifikasi baik siswa berkebutuhan khusus dan siswa yang lainnya. Menurut
The Individuals with Disability Education Act atau IDEA dalam Evanjeli
(2019: 44) terdapat klasifikasi mengenai siswa berkebutuhan khusus di
antaranya, yaitu: tunanetra, tunarungu, tunadaksa, tunagrahita, lamban belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
atau slow learner, siswa berbakat, siswa berkesulitan belajar, gangguan
berkomunikasi, tunalaras, atau gangguan emosi dan perilaku. Banyak
klasifikasi mengenai siswa berkebutuhan khusus yang tidak bisa
disamaratakan kemampuannya dalam hal mencerna informasi, termasuk siswa
lamban belajar atau slow learner.
Mulyadi (2010: 123) mengatakan bahwa murid yang lamban belajar atau
slow learner adalah sekelompok murid di sekolah yang perkembangan
belajarnya lebih lambat dibandingkan dengan perkembangan rata-rata teman
seusianya. Kustawan (2013: 16) juga mengungkapkan bahwa siswa slow
learner adalah siswa yang memiliki potensi intelektual sedikit di bawah
normal tetapi belum masuk kedalam kategori tunagrahita. Siswa slow learner
dalam beberapa hal mengalami hambatan atau keterlambatan berpikir,
merespon rangsangan dan adaptasi sosial, tetapi masih jauh lebih baik
dibandingkan dengan siswa tunagrahita, lebih lamban dibandingkan dengan
siswa pada umumnya. Mereka juga membutuhkan waktu yang lebih lama dan
perlu pengulangan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas akademik maupun
non akademik. Jadi, siswa slow learner memiliki karakteristik salah satunya
lamban dalam memproses informasi, sehingga membutuhkan waktu yang
lama dalam mengelola informasi.
Karakteristik di atas sama seperti yang diungkap oleh beberapa guru kelas
III yang mengajar siswa slow learner. Berdasarkan wawancara dengan
beberapa guru kelas III yang mengajar siswa slow learner di sekolah inklusi,
berikut adalah hasil yang didapat di antaranya yaitu (1) pada saat proses
pembelajaran, siswa slow learner selalu membutuhkan bimbingan, sulit
memahami instruksi, perlu pendampingan saat mengerjakan tugas, (2) siswa
slow learner cenderung lamban dalam memproses informasi, maka dari itu
guru perlu terus menerus menyampaikan informasi dengan runtut, bertahap
dan konkret, (3) siswa slow learner dan siswa yang lainnya mengalami
kesulitan dalam memahami materi geometri seperti menentukan panjang,
lebar dan luas suatu bangun datar, (4) guru jarang menggunakan media
pembelajaran yang konkret ketika mengajarkan materi geometri sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
siswa mudah bosan dan sulit paham, (5) guru sering menerapkan model
pembelajaran drill sehingga siswa slow learner sulit mengikuti pembelajaran,
(6) guru kesulitan memilih model pembelajaran yang cocok untuk digunakan
pada kelas inklusi yang terdapat siswa slow learner, (7) guru membutuhkan
sebuah referensi berupa buku panduan pembelajaran geometri yang cocok
digunakan di kelas inklusi yang di dalamnya terdapat siswa slow learner.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan melalui wawancara dengan guru
kelas III SD, guru membutuhkan referensi berupa buku panduan sehingga
peneliti terinspirasi untuk melaksanakan penelitian dan pengembangan
(research and development) berupa buku panduan guru dalam pembelajaran
geometri pada tema 6 bagi siswa slow learner kelas III SD inklusi
menggunakan teori Van Hiele. Buku panduan guru ini memungkinkan guru
dapat mengajarkan materi geometri secara konkret sesuai dengan kebutuhan
siswa slow learner. Teori Van Hiele juga cocok untuk diterapkan mengajar
goemetri dikarenakan teori Van Hiele khusus digunakan untuk mengajarkan
materi geometri. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa teori Van
Hiele memiliki level tingkat berpikir yang akan mempermudah guru untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan siswa slow learner dalam memahami
geometri sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kelima tahapan
pembelajaran geometri menurut Van Hiele yang terdiri dari tahap informasi,
orientasi terarah, eksplisitasi, orientasi bebas, dan integrasi (Nur’aeni, 2010:
32). Selanjutnya, pembelajaran yang dirancang pada buku panduan guru ini
bersifat universal dengan tujuan agar dapat digunakan di kelas inklusi yang
terdapat siswa slow learner.
Adapun penelitian sebelumnya yang menggunakan teori Van Hiele yaitu
dilakukan oleh Adhianto (2016) dengan judul penelitian “Pengembangan
Modul Pembelajaran Geometri Bangun Datar Berbasis Teori Van Hiele untuk
Siswa Kelas VI Sekolah Dasar”. Subjek dari penelitian Adhianto yaitu siswa
kelas VI SD Khadijah Pandegiling Surabaya. Pengembangan modul
pembelajaran menggunakan model pengembangan Plomp yaitu (1) Investigasi
awal; (2) Desain; (3) Realisasi/konstruksi; (4) Tes, evaluasi, dan revisi, valid,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
praktis, dan efektif. Hasil validasi modul yaitu 3,2 yang menunjukkan bahwa
modul pembelajaran termasuk dalam kategori baik dan dapat digunakan
dengan sedikit revisi. Efektivitas modul dilihat dari respon siswa, respon siswa
dalam proses pembelajaran yaitu 3,31 dalam kategori positif. Tes hasil belajar
siswa dengan menggunakan modul pembelajaran reliabel, valid, dan sensitif
dengan skor rata-rata 82,8. Hasil uji coba modul menunjukkan skor
pengelolaan pembelajaran sebesar 3,6 masuk dalam kategori baik sedangkan
aktivitas siswa menggunakan modul pembelajaran ini masuk ke dalam
kategori praktis. Maka, kesimpulan dari hasil penelitian pengembangan modul
menggunakan teori geometri Van Hiele yaitu valid, praktis dan efektif.
Berdasarkan uraian penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Adhianto
(2016) terdapat relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti
yaitu mengembangkan sebuah produk menggunakan tahapan pembelajaran
geometri menurut Van Hiele.
Berdasarkan hasil wawancara analisis kebutuhan dengan tiga guru kelas
III SD di daerah Yogyakarta dan Wonosobo serta berdasarkan penelitian yang
relevan sebelumnya, peneliti terinspirasi untuk melaksanakan penelitian dan
pengembangan berupa buku panduan guru pada pembelajaran geometri bagi
siswa slow learner kelas III SD inklusi menggunakan teori pembelajaran
geometri menurut Van Hiele. Dengan buku panduan guru ini dapat
memungkinkan guru mudah menyampaikan materi geometri secara konkret
kepada siswa slow learner dengan mengaplikasikan tahapan pembelajaran
geometri menurut Van Hiele. Media-media yang digunakan untuk
mengaplikasikan tahapan teori Van Hiele juga cukup mudah dan sederhana
untuk diimplementasikan kepada siswa slow learner, sehingga buku panduan
guru ini cocok digunakan bagi guru untuk dijadikan sumber referensi. Selain
itu, guru juga dapat memberikan pembelajaran geometri yang bermakna
kepada siswa slow learner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang akan dikaji
dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana pengembangan produk buku panduan guru dalam
pembelajaran geometri tema 6 bagi siswa slow learner kelas III SD
menggunakan teori Van Hiele?
2. Bagaimana kualitas produk buku panduan guru dalam pembelajaran
geometri tema 6 bagi siswa slow learner kelas III SD menggunakan teori
Van Hiele?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan pengembangan produk buku panduan guru pada
pembelajaran geometri tema 6 bagi siswa slow learner kelas III SD
menggunakan teori Van Hiele SD.
2. Mengetahui kualitas produk buku panduan guru pada pembelajaran
geometri tema 6 bagi siswa slow learner kelas III SD menggunakan teori
Van Hiele.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini yaitu diharapkan memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan tambahan pengetahuan tentang tahapan pembelajaran
geometri berdasarkan teori Van Hiele.
b. Memberikan tambahan pengetahuan tentang materi pembelajaran
geometri kelas III SD inklusi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengalaman dalam membuat produk
berupa buku panduan guru pada pembelajaran geometri berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
teori Van Hiele bagi siswa berkebutuhan khusus slow learner kelas
III SD inklusi
b. Bagi Guru
Buku panduan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu
pedoman guru dalam mengajar materi geometri bagi siswa
berkebutuhan khusus slow learner kelas III SD.
E. Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk yang dikembangkan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Tampilan
a. Produk yang akan dikembangkan pada penelitian ini yaitu berupa
buku panduan guru yang berjudul “Buku Panduan Guru Pada
Pembelajaran Geometri bagi Siswa Slow Learner di Sekolah Inklusi
Menggunakan Teori Van Hiele”
b. Buku panduan guru ini akan berbentuk persegi panjang dengan
ukuran kertas A4 dan dicetak dengan menggunakan kertas HVS,
sedangkan sampul buku akan dicetak menggunakan kertas ivory 230.
c. Cover buku panduan guru dibuat menggunakan aplikasi Canva dan
CorelDraw dengan memilih warna yang menarik.
2. Isi
Buku panduan guru disusun dengan memperhatikan kriteria buku
panduan yang berkualitas menurut Pusat Kurikulum dan Perbukuan
(2008: 9). Kriteria yang dimaksud yaitu pertama pada bagian cover: (1)
judul buku menggambarkan isi buku yang ditulis dalam bahasa Indonesia
yang baik dan benar, (2) judul buku tidak melecehkan atau mengandung
stereotip terhadap kelompok masyarakat tertentu, (3) ilustrasi cover buku
menggambarkan isi buku, (4) nama penulis tercantum dalam cover muka
buku, (5) identitas penerbit tercantum pada halaman cover belakang.
Kedua, bagian awal buku: (1) terdapat halaman prakata yang ditulis oleh
penulis buku atau kata pengantar yang ditulis oleh orang lain tentang
materi buku, (2) terdapat halaman daftar isi, daftar tabel atau daftar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
gambar. Ketiga, bagian isi: (1) memberikan panduan tentang metode,
media, dan penilaian pembelajaran guna meningkatkan kapasitas
pedagogik, sosial, dan profesionalitas pendidik, (2) memiliki muatan isi
yang dapat dipertanggungjawabkan, dengan mencantumkan sumber
rujukan pada daftar referensi di halaman akhir buku, (3) memiliki tata
bahasa dan gaya penyajian yang baik agar mudah dipahami. Buku-buku
hasil alih bahasa dari asing ke bahasa Indonesia harus memiliki kualitas
terjemahan yang baik. Keempat, akhir buku: (1) terdapat daftar pustaka,
daftar istilah dalam bentuk glosarium, indeks, dan lampiran, (2) halaman
yang memuat informasi lebih detail tentang penulis atau ilustrator buku,
serta keterangan tentang penerbit dengan mengacu pada Permendikbud
Nomor 8 Tahun 2016 tentang Buku yang Digunakan oleh Satuan
Pendidikan.
Buku panduan guru ini juga berisi mengenai perencanaan
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran pada buku panduan ini
memperhatikan kriteria di antaranya yaitu (Sanjaya dalam Ananda,
2019:20): (1) signifikansi yang diartikan sebagai kebermaknaan, (2)
relevan atau kesesuaian, (3) kepastian, (4) adaptabilitas yang diartikan
sebagai sifat yang lentur, (5) kesederhanaan dengan maksud mudah
diterjemahkan dan mudah diimplementasikan, (6) prediktif dalam
perencanaan pembelajaran memiliki maksud yaitu daya ramal. Selain
berisikan mengenai perencanaan pembelajaran, buku panduan ini juga
berisikan mengenai beberapa teori di antaranya yaitu teori belajar
matematika, geometri Van Hiele, siswa berkebutuhan khusus, dan model
pembelajaran.
F. Definisi Operasional
1. Geometri
Geometri adalah salah satu cabang matematika yang dapat menumbuhkan
kemampuan berpikir logis, mengembangkan kemampuan memecahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
masalah dan pemberian alasan serta dapat mendukung banyak topik lain
dalam matematika.
2. Model Pembelajaran Geometri Van Hiele
Model pembelajaran geometri Van Hiele adalah model yang didasarkan
pada teori Van Hiele dalam mata pelajaran matematika khususnya materi
geometri.
3. Tahapan Pembelajaran Geometri Berdasarkan Teori Van Hiele
Tahap-tahap pembelajaran geometri berdasarkan Teori Van Hiele adalah
informasi, orientasi terarah, eksplisitasi, orientasi bebas, dan integrasi.
4. Siswa Berkebutuhan Khusus
Siswa berkebutuhan khusus adalah siswa yang memiliki karakteristik
khusus yang berbeda dengan siswa pada umumnya.
5. Siswa Berkebutuhan Khusus Slow Learner
Lamban belajar atau slow learner adalah siswa yang memiliki potensi
intelektual di bawah siswa pada umumnya.
6. Buku Panduan Guru
Buku panduan adalah buku yang berisikan panduan guna untuk
membantu pembaca dalam melakukan suatu kegiatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini diuraikan mengenai kajian pustaka, penelitian yang relevan,
kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.
A. Kajian Pustaka
Pada kajian pustaka, peneliti memaparkan mengenai beberapa teori yang
mendukung penelitian ini, yaitu: 1) geometri, 2) teori Van Hiele, 3) siswa
berkebutuhan khusus, 4) siswa slow learner, 5) perencanaan pebelajaran, 6)
buku panduan.
1. Geometri
a. Pengertian Geometri
Geometri merupakan salah satu cabang dari matematika yang erat
kaitannya dengan kemampuan visualisasi-spasial. Sumarjon dalam
Musa (2016: 105) mengatakan bahwa kemampuan visualisasi spasial
adalah kemampuan seseorang dalam memahami ruang, bagan, dan
gambar. Kemudian, NCTM dalam Isharyadi (2018: 2) berpendapat
bahwa geometri merupakan salah satu dari lima standar isi dalam
matematika yaitu bilangan dan operasinya, aljabar, geometri,
pengukuran, serta analisis data dan peluang. Pendapat tersebut
didukung oleh Nur’aini (2010: 23) yang mengungkapkan bahwa
geometri adalah materi yang mempelajari tentang titik, garis, bidang
dan ruang serta sifat-sifat, ukuran-ukuran, dan keterkaitan satu dengan
yang lainnya. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa geometri adalah salah satu bagian dari
matematika. Materi geometri yang diajarkan sejak sekolah dasar
hingga perguruan tinggi. Materi geometri meliputi titik, garis, bidang
dan ruang serta sifat-sifat, ukuran-ukuran, dan keterkaitan satu dengan
yang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
b. Materi Geometri Kelas III
Materi geometri kelas III berdasarkan buku tematik tema 6
subtema 4 pembelajaran 1,3,5, dan 6 membahas mengenai
menghitung luas bangun datar menggunakan satuan tidak baku.
1) Konsep Luas
Menurut Syahbana (2014: 11), Luas atau area adalah besaran
yang menyatakan ukuran dua dimensi suatu bagian permukaan
yang dibatasi dengan jelas, biasanya suatu daerah dibatasi dengan
kurva tertutup. Sesuai pengertian luas bangun datar tersebut, maka
daerah bangun datar yang dicakup dalam luasan tersebut tertutup
penuh tanpa celah dengan batasan-batasan pada tepinya. Menurut
Fauzan dalam Syahbana (2014: 11) pengukuran luas merupakan
banyaknya unit yang diperlukan untuk menutupi suatu daerah.
Selanjutnya Cavanagh dalam Syahbana (2014: 12) mengatakan
bahwa dasar dari pengukuran luas terletak pada pemahaman
bagaimana unit yang spesifik dapat menutupi suatu bidang datar
tanpa celah dan tumpang tindih. Jadi berdasarkan pendapat para
ahli di atas dapat disimpulkan bahwa, luas adalah ukuran suatu
permukaan yang dibatasi oleh kurva tertutup. Pengukuran luas
adalah banyaknya unit yang menutupi permukaan suatu daerah
tanpa celah.
2) Cara Menghitung Luas Menggunakan Satuan Tidak Baku
Cara menentukan luas permukaan suatu lantai, dapat dihitung dari
banyaknya ubin yang dipasang pada lantai itu. Bagaimana caranya
menghitung luas permukaan benda tertentu yang lainnya?
Persegi satuan yang diarsir digunakan untuk menutupi bangun
atau benda yang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Gambar 1. 1 Persegi
Gambar di atas adalah buku tulis. Persegi satuan diarsir digunakan
untuk menutupi buku tulis. ternyata sisi-sisi persegi satuan
berhimpitan dengan sisi-sisi buku tulis. Jadi, buku tulis sama
luasnya dengan persegi satuan atau luas buku tulis 1 kali luas
persegi satuan.
Gambar 1. 2 Persegi Satuan
Berdasarkan gambar di atas luas bangun datar yang diarsir yaitu
16 persegi satuan.
2. Teori Van Hiele
a. Tingkat Berpikir Geometri Menurut Van Hiele
Van Hiele menjelaskan bahwa adanya tingkat-tingkat
pemahaman terhadap ide-ide keruangan. Setiap tingkat menjelaskan
tentang proses bagaimana seseorang berpikir dan jenis-jenis
geometri apa yang dipikirkannya, bukan seberapa banyak
pengetahuan yang dimiliki. Perbedaan signifikan dari satu tingkat ke
tingkat berikutnya adalah bagaimana cara memandang benda-benda
di lingkungannya secara geometris (van de Wale dalam Sumarah,
2017: 4). Adapun tingkat berpikir geometri Van Hiele di antaranya
yaitu (van de Wale dalam Sumarah, 2017: 4):
1) Tingkat 0: Visualisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Pada tingkatan ini, siswa memandang keruangan sebagai sesuatu
yang berbeda di sekitar mereka. Siswa mengenal bangun-bangun
geometri dari bentuk luarnya, mereka belum menyadari sifat-
sifat yang terkandung di dalamnya, sehingga peran wujud atau
tampilan dari bentuk-bentuk geometri menjadi sangat dominan
pada tingkat ini.
2) Tingkat 1: Analisis
Pada tingkat 1, siswa sudah mulai dapat menganalisis konsep,
misalnya dengan melakukan pengamatan, maka siswa dapat
menentukan karakteristik dari suatu gambar. Pada tingkatan ini,
siswa memahami bahwa gambar selalu mempunyai bagian dan
gambar tersebut dikenal dari bagiannya. Siswa telah mengenal
sifat-sifat bangun tetapi mereka belum mengetahui keterkaitan
antara bangun yang satu dengan yang lainnya, serta belum bisa
memahami definisi dari bangun-bangun tersebut.
3) Tingkat 2: Deduksi Informal
Pada tingkat ini, siswa dapat membangun hubungan keterkaitan
antarbangun atau gambar yang disajikan. Misalnya, persegi
panjang memiliki sepasang sisi sejajar dan keempat sudutnya
siku-siku, sedangkan persegi juga memiliki sisi yang sama
panjang sisi yang berhadapan sejajar dengan keempat sudutnya
yang siku-siku. Jadi, dapat dikatakan bahwa persegi merupakan
persegi panjang. Pada tingkat ini, siswa sudah dapat memahami
deduksi yang signifikan mengenai alur aksioma. Bukti secara
formal sudah dapat dipahami, tetapi penalaran logika masih sulit
tergambar bahkan tidak terlihat bagaimana sebuah bukti dapat
dibangun dari pernyataan yang berbeda.
4) Tingkat 3: Deduksi
Pada tingkat ini, siswa sudah dapat memahami teori geometri
secara aksiomatik. Hubungan dari bagian-bagian, aksioma,
postulat, definisi, teorema, dan pembuktian sudah dapat dilihat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Siswa yang berada dalam tingkatan ini tidak hanya mengingat,
melainkan sudah dapat membangun, membuktikan, dan bahkan
mungkin dapat mengembangkan bukti lebih dari satu cara. Selain
itu, siswa juga sudah mampu membangun interaksi dari objek
yang dibutuhkan dan memahami kondisi yang diperlukan, serta
mampu membuat perbedaan antara pernyataan dan ungkapan.
Tingkat deduksi ini biasanya dicapai oleh siswa menengah ke
atas.
5) Tingkat 4: Ketepatan
Pada tingkat yang terakhir ini, siswa sudah dapat menganalisis
sistem aksioma yang lebih kompleks termasuk geometri yang
abstrak. Siswa sudah dapat membandingkan perbedaan dalam
sistem aksioma. Hasil pemikirannya berupa perbandingan dan
perbedaan di antara berbagai sistem-sistem geometri dasar
melalui aksioma. Tingkat ini biasanya dicapai oleh mahasiswa
yang mempelajari bidang geometri secara lebih mendalam.
Selain terdapat lima tingkat berpikir geometri menurut Van
Hiele, ada tiga unsur yang harus diperhatikan oleh seorang guru atau
pengajar dalam mengajarkan materi geometri. Tiga unsur tersebut
yaitu waktu, materi, dan metode pengajaran. Dari ketiga unsur
tersebut harus dikombinasikan secara terpadu sehingga pemahaman
dan kemampuan berpikir siswa menjadi lebih optimal.
b. Model pembelajaran Van Hiele
Teori geometri Van Hiele memiliki tahapan langkah-langkah
pembelajaran geometri yang khas. Tahapan pembelajaran geometri
menurut Van Hiele di antaranya yaitu: (Crowley dalam Nur’aeni,
2010: 32):
1) Tahap Informasi
Pada tahap ini, guru mengidentifikasi apa yang sudah diketahui
oleh siswa, sehingga guru bisa melangkah ke topik selanjutnya
dan siswa bisa berorientasi pada topik baru. Pada tahap ini, guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dan siswa melakukan percakapan mengenai suatu objek,
melakukan pengamatan, memberikan pertanyaan dan memberi
kosakata baru yang belum diketahui oleh siswa.
2) Tahap Orientasi Terarah atau Terpadu
Pada tahap ini, siswa diminta untuk melakukan penjajakan pada
objek-objek yang sedang dipelajari dalam bentuk tugas-tugas.
Tugas yang diberikan seperti melipat, mengukur, dan
menggambar. Selanjutnya, tugas guru adalah memastikan
bahwa siswa menjajaki konsep-konsep yang diberikan.
3) Tahap Eksplisitasi
Pada tahap ini, siswa diminta untuk mengekspresikan tentang
hal-hal yang mereka sudah pelajari dengan kalimat sendiri.
Selanjutnya, tugas guru yaitu membantu siswa dalam
menggunakan kosakata yang benar. Selain itu, guru juga
memperkenalkan istilah-istilah matematika yang relevan bagi
kehidupan siswa.
4) Tahap Orientasi Bebas
Tugas siswa pada tahap ini yaitu menerapkan hubungan-
hubungan yang sedang mereka pelajari untuk memecahkan soal
dan memeriksa tugas yang lebih terbuka.
5) Tahap Integrasi
Pada tahap ini, siswa diminta untuk meringkas dan
mengintegrasikan apa yang sudah dipelajari dengan
mengembangkan hal-hal yang baru.
Kelima tahapan tersebut dilalui secara runtut mulai dari tahap
pertama hingga tahap kelima. Selain memiliki kekhasan terhadap
lima tahapan pembelajaran geometri, teori Van Hiele juga
memiliki karakteristik. Menurut Nur’aeni (2010: 32), karakteristik
dari teori geometri Van Hiele yaitu:
1) Apa yang implisit pada satu tingkatan akan menjadi eksplisit
pada tingkatan berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2) Bahan yang diajarkan pada siswa di atas tingkatan pemikiran
mereka maka akan dianggap sebagai reduksi tingkatan.
3) Kemajuan dari tingkat ke tingkat berikutnya lebih tergantung
pada pengalaman pembelajaran, bukan pada kematangan atau
usia.
4) Siswa melangkah melalui berbagai tahapan dalam melalui
satu tingkatan ke tingkatan berikutnya.
5) Pembelajaran tidak dapat memiliki pemahaman pada satu
tingkat tanpa melalui tingkatan sebelumnya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, teori geometri menurut
Van Hiele memiliki lima tahapan berpikir geometri yang dimulai dari
tahapan visualisasi, analisis, deduksi informal, deduksi, dan ketepatan.
Selain itu, teori geometri menurut Van Hiele juga memiliki tahapan
belajar geometri yang dimulai dari tahapan informasi, orientasi
terarah, eksplisitasi, orientasi bebas, dan integrasi. Berdasarkan
tahapan tersebut, teori geometri Van Hiele memiliki kekhasannya
sendiri.
3. Siswa Berkebutuhan Khusus
a. Pengertian Siswa Berkebutuhan Khusus
Hermawan (2013: 151) mengatakan bahwa siswa berkebutuhan
khusus merupakan orang yang mengalami kelainan atau menyimpang
fisik atau mental yang mengganggu dan merupakan rintangan dan
hambatan untuk melakukan aktivitas secara layak. Kemudian, Ilahi
(2013: 137) mengungkapkan bahwa siswa berkebutuhan khusus
bukan berarti siswa yang memiliki kelainan fisik atau siswa luar biasa,
melainkan memiliki pandangan yang lebih luas dan positif bagi siswa
dengan keberagaman yang berbeda. Keberagaman dalam setiap
pribadi siswa berkaitan dengan perbedaan kebutuhan yang sangat
esensial dalam menunjang masa depan terutama kebutuhan untuk
memperoleh pendidikan yang layak. Sementara itu, Rahmitha (2011:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
29) berpendapat bahwa siswa berkebutuhan khusus adalah siswa yang
mempunyai keterlambatan pada dua atau lebih aspek
perkembangannya
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa
berkebutuhan khusus adalah siswa yang memiliki hambatan fisik atau
mental. Hambatan yang dialami siswa bisa lebih dari satu hambatan,
misal siswa yang memiliki hambatan slow learner juga memiliki
hambatan pendengaran. Hambatan tersebut dapat mempengaruhi
kehidupan siswa dalam menjalankan aktivitas.
b. Klasifikasi Siswa Berkebutuhan Khusus
Ilham (2013: 140) mengungkapkan bahwa siswa berkebutuhan
khusus yang bersifat menetap atau permanen adalah siswa yang
memiliki hambatan belajar dan perkembangan akibat langsung karena
kecacatan, atau bawaan sejak lahir, misalnya tunanetra, tunarungu,
tunadaksa, tunagrahita, lamban belajar, siswa berbakat, siswa
berkesulitan belajar, gangguan berkomunikasi, tunalaras, atau
gangguan emosi dan perilaku. Berikut adalah beberapa kategori siswa
berkebutuhan khusus (Efendi 2006: 92):
1) Tunanetra
Siswa yang mengalami gangguan penglihatan seperti kebutaan
menyeluruh atau sebagian, walaupun telah diberi pertolongan
dengan alat-alat bantu khusus dan low vision adalah siswa yang
memiliki hambatan dalam penglihatan, tetapi masih dapat
membaca huruf yang tercetak tebal dan menggunakan alat bantu
penglihatan atau tidak.
2) Tunarungu
Siswa yang mengalami kehilangan seluruh atau sebagian daya
pendengaran, sehingga tidak mampu berkomunikasi secara verbal
walaupun sudah diberi alat bantu pendengaran atau kelancaran
bicara dapat mengakibatkan terjadinya penyimpangan bentuk
bahasa, isi bahasa, atau fungsi bahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3) Tunagrahita
Siswa yang kecerdasannya jauh di bawah rata-rata dan ditandai
oleh keterbatasan intelegensi dan tidak cakap dalam komunikasi
sosial. Tunagrahita diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:
a) Tunagrahita berat, memiliki IQ 39-25. Tunagrahita sangat berat
memiliki IQ di bawah 24, memerlukan bantuan perawatan
secara total, baik dalam hal mandi maupun makan.
b) Tunagrahita sedang, memiliki IQ 54-40 dan masih sulit untuk
belajar seperti belajar menulis, membaca, dan berhitung.
c) Tunagrahita ringan, memiliki IQ antara 68-52 dan masih dapat
belajar membaca, menulis, dan berhitung sederhana.
4) Tunadaksa
Siswa yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada
anggota gerak (tulang, sendi, otot). Kondisi ini dapat disebabkan
oleh penyakit, kecelakaan atau disebabkan oleh pembawaan sejak
lahir. Tunadaksa diklasifikasi menjadi tiga yaitu:
a) Tunadaksa ringan, dapat berjalan tanpa alat bantu, bicara jelas,
dan dapat mengurus diri.
b) Tunadaksa sedang, membutuhkan bantuan untuk latihan
berbicara, berjalan, mengurus diri.
c) Tunadaksa berat, membutuhkan perawatan tetap dalam
berbicara, dan mengurus diri.
5) Tunalaras
Siswa yang mengalami kelainan emosi dan perilaku. Siswa
menunjukkan pertentangan terhadap norma-norma sosial
masyarakat seperti mencuri, mengganggu, dan menyakiti orang
lain disebut tunasosial. Efendi (2006: 144) mengemukakan bahwa
siswa yang mempunyai tingkah laku berlainan, tidak memiliki
sikap dewasa, melakukan pelanggaran norma-norma sosial dengan
frekuensi yang cukup besar, tidak atau kurang mempunyai
toleransi kepada orang lain, serta mudah terpengaruh oleh suasana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
sehingga menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri maupun orang
lain.
6) Autisme
Siswa yang mengalami kelainan perkembangan sistem saraf pada
seseorang yang dialami sejak lahir ataupun saat masa balita
dengan gejala menutup diri sendiri secara total, tidak ingin
berhubungan lagi dengan dunia luar, gangguan perkembangan
yang kompleks, mempengaruhi perilaku, akibatnya kekurangan
kemampuan komunikasi, hubungan sosial, dan emosional.
7) ADHD/GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif)
ADHD/GPPH adalah sebuah gangguan yang muncul pada siswa
dan dapat berlanjut hingga dewasa dengan gejala meliputi
gangguan pemusatan perhatian dan kesulitan untuk fokus,
kesulitan mengontrol perilaku, dan hiperaktif. Gejala tersebut
harus tampak sebelum usia 7 tahun dan bertahan minimal 6 bulan.
8) Lamban Belajar
Lamban belajar atau slow learner adalah siswa yang memiliki
potensi intelektual sedikit di bawah normal tetapi belum masuk ke
dalam tunagrahita. Dalam beberapa hal mengalami hambatan atau
keterlambatan berpikir, merespon rangsangan dan adaptasi sosial,
tetapi masih jauh lebih baik dibandingkan dengan siswa
tunagrahita, lebih lamban dibanding dengan siswa normal, mereka
butuh waktu yang lebih lama dan berulang-ulang untuk dapat
menyelesaikan tugas-tugas akademik maupun non akademik.
9) Siswa Memiliki Kesulitan Belajar Spesifik
Siswa yang berkesulitan belajar spesifik adalah siswa yang secara
nyata mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik khususnya
dalam hal kemampuan membaca, menulis, dan berhitung atau
matematika. Permasalahan tersebut diduga disebabkan karena
faktor disfungsi neurologis, bukan disebabkan karena faktor
intelegensi. Siswa berkesulitan belajar spesifik dapat berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
kesulitan membaca (disleksia), kesulitan belajar menulis
(disgrafia), atau kesulitan belajar berhitung (diskalkulia),
sedangkan pada mata pelajaran lain mereka tidak mengalami
kesulitan yang berarti.
10) Siswa Mengalami Gangguan Komunikasi
Siswa yang mengalami gangguan komunikasi adalah siswa yang
mengalami kelainan suara, artikulasi (pengucapan), atau
kelancaran bicara, yang mengakibatkan terjadi penyimpangan
bentuk bahasa, isi bahasa, atau fungsi bahasa, sehingga
memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Siswa yang mengalami
gangguan komunikasi ini tidak selalu disebabkan karena faktor
ketunarunguan.
11) Gifted
Gifted adalah siswa yang memiliki potensi kecerdasan
(intelegensi), kreativitas, dan tanggung jawab terhadap tugas di
usia siswa-siswa seusianya, sehingga untuk mewujudkan potensi
menjadi prestasi nyata memerlukan pelayanan khusus.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan
klasifikasi siswa berkebutuhan khusus seperti siswa yang memiliki
hambatan belajar dan perkembangan karena kecacatan, atau bawaan
sejak lahir, misalnya tunanetra, tunarungu, tunadaksa, tunagrahita,
lamban belajar, siswa berbakat, siswa berkesulitan belajar, gangguan
berkomunikasi, tunalaras, atau gangguan emosi dan perilaku.
Pada penelitian ini, peneliti akan mengembangkan buku panduan
guru yang akan digunakan untuk mengajar siswa slow learner. Hal
tersebut dikarenakan pada kondisi dilapangan berdasarkan hasil
wawancara dengan guru, siswa slow learner kesulitan dalam
memahami materi geometri. Selain itu, guru juga mengalami kesulitan
dalam mengajarkan materi geometri kepada siswa slow learner. Hal
tersebut dikarenakan minimnya buku refrensi berupa buku panduan
untuk mengajarkan materi geomtri kepada siswa slow learner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
4. Siswa Slow Learner
a. Pengertian Siswa Slow Learner
Adapun banyak klasifikasi siswa berkebutuhan khusus yang salah
satunya adalah siswa slow learner. Slow learner atau lamban belajar
merupakan istilah yang menggambarkan siswa yang memiliki
kemampuan untuk mempelajari keterampilan akademis namun dengan
kecepatan dan kedalaman yang berbeda di bawah rata-rata siswa
seusianya (Special Need Center dalam Evanjeli, 2019: 41). Mulyadi
(2010: 123) juga mengatakan bahwa siswa yang lamban belajar atau
slow learner adalah sekelompok siswa di sekolah yang perkembangan
belajarnya lebih lambat dibandingkan dengan perkembangan rata-rata
teman seusianya. Selanjutnya, Evanjeli (2019: 41) berpendapat bahwa
siswa slow learner biasanya memiliki taraf intelektual yang rendah
karena ia mengalami kesulitan dalam memahami serta mengikuti
pelajaran di sekolah. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa siswa slow learner adalah siswa yang lamban
dalam memahami dan mengelola informasi di bawah rata-rata
kemampuan siswa-siswa seusianya.
b. Karakteristik Siswa Slow Learner
Adapun karakteristik siswa slow learner, di antaranya yaitu (Evanjeli,
2019: 43):
1) Secara Fisik
Siswa slow learner sulit jika diamati secara fisik karena pada
umumnya mereka tampak biasa dan seperti siswa-siswa pada
umumnya. Perlu dilakukan pengamatan mengenai sebab-sebab
kesulitan belajar, seperti pengamatan terhadap keadaan fisiknya
yaitu meliputi intensitas pendengaran, penglihatan, pembicaraan,
vitamin, dan gizi makanan pada waktu bayi.
2) Perkembangan Mental
Perkembangan mental dipengaruhi oleh perkembangan fisik.
Beberapa sebab kelemahan perkembangan mental karena pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
menderita luka sebelum dan sesudah kelahiran, ada masalah sejak
dalam kandungan, luka dalam otak karena kekurangan oksigen
saat kelahiran, hilangnya kesempatan menerima tugas-tugas
perkembangan tertentu dalam masa hidupnya.
3) Perkembangan Intelektual
Perkembangan intelektual dipengaruhi oleh perkembangan mental.
IQ siswa slow learner berkisar antara IQ 70-89 dan masih bisa
didik sesuai dengan kemampuannya.
4) Sosial
Keadaan sosial ekonomi dapat berpengaruh pada kemajuan atau
perkembangan siswa di sekolah. Berdasarkan penelitian, siswa
slow learner lebih banyak berasal dari keluarga ekonomi lemah
dan terkadang akibat dari rendahnya pendidikan orangtua.
5) Perkembangan Kepribadian
Terkadang kesulitan belajar merupakan gejala emosional,
ketidakmampuan individu dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitar. Demikian pula, prestasi yang rendah
menyebabkan siswa tidak berkonsisten dalam belajar.
6) Proses Belajar yang Dilakukan
Dari proses belajar yang dilakukan siswa slow learner cenderung
lamban dalam mengamati dan bereaksi terhadap lingkungan
sekitar, kurang minat dalam melakukan penelitian terhadap hal-hal
yang baru, tidak banyak mengajukan pertanyaan, menggunakan
hafalan daripada logika, sulit memahami konsep abstrak,
bergantung pada guru dan orang tuanya, sulit melakukan transfer
ilmu, dan sulit menggeneralisasi pengetahuan.
Desiningrum (2016: 13) juga berpendapat mengenai karakteristik
siswa slow learner. Karakteristik siswa slow learner menurut
Desiningrum di antaranya yaitu:
1) Tidak matang dalam hubungan interpersonal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2) Menunjukkan kesulitan dalam mengikuti petunjuk-petunjuk yang
memiliki banyak langkah.
3) Hanya memiliki strategi internal, seperti kemampuan
organisasional.
4) Kesulitan dalam belajar dan menggeneralisasikan informasi.
5) Biasanya memiliki nilai yang buruk dalam tes prestasi.
6) Daya ingat yang tergolong lambat.
7) Rata-rata prestasi belajarnya yang selalu rendah.
8) Sering terlambat dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik
dibandingkan dengan teman-teman seusianya.
9) Memiliki daya tangkap lambat terhadap pelajaran
Namun, disisi lain, siswa slow learner dapat bekerja dengan baik
dalam hand-on materials, yaitu materi-materi yang telah dipersingkat
dan diberikan pada siswa. Adapun dampak dari keterbatasan yang
dimiliki oleh siswa slow learner yaitu dapat membentuk siswa slow
learner yang memiliki sifat self-image yang buruk, meskipun mereka
menguasai suatu keterampilan tertentu namun cenderung lamban,
beberapa kemampuan, bahkan sama sekali tidak dapat dilakukan dan
dikuasai (Desiningrum, 2016: 13).
Mulyadi (2010: 123) juga mengungkapkan bahwa siswa slow
learner memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Kemampuan kecerdasan rendah atau di bawah rata-rata
2) Perhatian dan konsentrasinya hanya terbatas
3) Terbatasnya kemampuan untuk menilai bahan-bahan pelajaran
yang abstrak
4) Terbatas kemampuan untuk mengarahkan diri
5) Terbatasnya kemampuan mengabstraksi dan menggeneralisasi
suatu hal sehingga membutuhkan pengalaman-pengalaman konkrit
6) Lambat dalam melihat dan menciptakan hubungan antara kata dan
pengertian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
7) Sering mengalami kegagalan dalam mengenal kembali hal-hal
yang telah dipelajari dalam bahan dan situasi baru
8) Waktu untuk mempelajari dan menerangkan cukup lama, akan
tetapi tidak dapat bertahan lama dalam ingatannya
9) Cepat sekali melupakan apa yang sudah dipelajari
10) Kurang mempunyai inisiatif
11) Tidak dapat menciptakan dan memiliki pedoman kerja sendiri,
serta kurang memiliki kesanggupan untuk menemukan kesalahan-
kesalahan yang dibuat
12) Kurang memiliki kreativitas atau daya cipta
13) Tidak mempunyai kesanggupan untuk menguraikan, menganalisis
atau memecahkan suatu persoalan atau berpikir kritis.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
siswa slow learner memiliki karakteristik lebih lamban dari pada
siswa seusianya. Siswa slow learner tidak hanya lamban dalam
kemampuan akademik atau kognitif tetapi juga lamban dalam hal
yang lainnya. Siswa slow learner bisa saja memiliki sifat self-image
yang buruk dikarenakan kelambanannya dalam memproses suatu
informasi.
c. Pendampingan Siswa Slow Learner
Penanganan siswa slow learner membutuhkan usaha yang lebih
dibandingkan dengan siswa-siswa yang lainnya. Strategi dan metode
yang digunakan harus sesuai dengan minat, gaya belajar dan batas
kemampuan siswa (Evanjeli, 2019: 44). Berdasarkan karakteristik
siswa slow learner di atas, siswa slow learner lamban dalam
menangkap informasi, maka diperlukan strategi mengajar secara
terperinci dan perlu adanya pengulangan. Menurut Evanjeli (2019:
44), ada beberapa cara untuk menangani siswa slow learner di
antaranya yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
1) Memahami bahwa siswa membutuhkan waktu yang lebih lama
dalam memahami suatu materi dan membutuhkan pengulangan
lebih banyak dibandingkan teman-teman seusianya.
2) Menyederhankan kalimat maupun instruksi yang disampaikan dan
memastikan bahwa siswa telah memahaminya.
3) Membangun pemahaman dasar.
4) Pendekatan multisensori yang menggunakan berbagai petunjuk
visual, kurangi verbalisasi.
5) Mengetahui modalitas gaya belajar siswa seperti auditori, visual,
atau kinestetik.
6) Mengikuti siswa dalam kegiatan tutorial secara private.
7) Pemberian tugas yang terstruktur dan konkret.
8) Mendorong siswa untuk mengikuti kegiatan yang memungkinkan
siswa mampu sehingga memiliki pengalaman berhasil yang dapat
meningkatkan semangat dan kepercayaan diri siswa.
Selanjutnya, Desiningrum (2016: 14) juga berpendapat mengenai cara
menangani siswa slow learner di antaranya yaitu:
1) Pengajaran materi dilakukan secara berulang-ulang, seperti
mengulang-ulang lebih banyak 3-5 kali.
2) Diberikan penguatan kembali melalui aktivitas praktik dan
familiar, yang dapat membantu proses generalisasi sehingga siswa
terbantu dalam proses mengingat.
3) Waktu dalam pembelajaran tidak terlalu panjang dan tugas-tugas
rumah yang diberikan tidak terlalu banyak.
4) Guru atau orangtua bisa menggunakan teknik demonstrasi atau
peragaan dan petunjuk visual sebanyak mungkin dari pada
verbalisasi karena hal tersebut hanya akan membingungkan siswa.
5) Belajar dengan kerja sama dapat mengoptimalkan pembelajaran,
baik bagi siswa berprestasi maupun tidak, karena pembelajaran
dalam kelompok heterogen dapat mendukung interaksi sosial yang
tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
6) Pemberian tugas pada siswa slow learner harus tersusun secara
terstruktur dan konkret. Dalam kerja kelompok, siswa slow learner
dapat diberi tanggung jawab dalam tugas yang lebih konkret.
7) Memulai materi baru dengan mengaitkan materi yang sudah
dipahami sebelumnya sehingga familiar dan mempermudah
pembelajaran siswa slow learner.
8) Guru perlu mengetahui gaya belajar masing-masing siswa, seperti
kemampuan visual, auditori atau kinestetik. Pengetahuan ini akan
memudahkan guru dalam penerapan metode belajar yang tepat
bagi mereka.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan
bahwa, siswa slow learner harus diberikan pendampingan dengan
instruksi yang singkat dan jelas, perlu adanya pengulangan, pemberian
tugas yang terstruktur dan sebagai guru harus mengetahui gaya belajar
peserta didiknya.
5. Perencanaan Pembelajaran
a. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai proses
penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran,
penggunaan pendekatan atau metode pengajaran, dan penilaian dalam
suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan (Majid, 2009: 17). Pendapat
serupa diungkapkan oleh Rosmiati (2019: 22) bahwa perencanaan
pembelajaran adalah suatu proses mempersiapkan berbagai komponen
pembelajaran seperti materi pembelajaran, media pembelajaran,
sumber-sumber belajar, pendekatan atau metode pembelajaran, dan
alat evaluasi dalam alokasi waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Kemudian, menurut Nursobah (2019:2), perencanaan
pembelajaran adalah proses menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang terdiri atas kegiatan memilih dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
menetapkan kompetensi inti (KI), memilih dan menetapkan
kompetensi dasar (KD), mengembangkan indikator, memilih dan
mengembangkan bahan ajar, memilih dan mengembangkan strategi
pembelajaran, memilih dan mengembangkan media/sumber belajar,
dan mengembangkan instrumen penilaian.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa perencanaan pembelajaran adalah suatu proses mempersiapkan
rencana pembelajaran pada alokasi waktu tertentu guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan pembelajaran meliputi:
penyusunan rancangan pelaksanaan pembelajaran, memilih metode,
menentukan media, mencari sumber-sumber belajar, mengembangkan
instrumen penilaian yang akan digunakan.
b. Kriteria Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran dirancang bukan hanya sebagai
pelengkap administrasi tetapi berfungsi sebagai pedoman dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Maka dari itu, Sanjaya (dalam
Ananda, 2019:20) berpendapat mengenai kriteria dalam penyusunan
perencanaan pembelajaran di antaranya yaitu:
1) Signifikansi
Signifikansi diartikan sebagai kebermaknaan. Nilai signifikansi
artinya perencanaan pembelajaran hendaknya bermakna agar
proses pembelajaran belajar efektif dan efisien. Maka dari itu,
perencanaan pembelajaran disusun sebagai bagian dari proses
pembelajaran yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan siswa.
2) Relevan
Relevan memiliki arti sesuai. Sedangkan, nilai relevansi dalam
perencanaan adalah segala sesuatu hal yang disusun dan memiliki
nilai kesesuaian baik internal maupun eksternal. Kesesuaian
internal adalah perencanaan pembelajaran yang harus sesuai
dengan kurikulum yang berlaku. Alasannya yaitu karena sumber
utama perencanaan pembelajaran adalah kurikulum itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Dari kurikulum ditentukan tujuan yang akan dicapai, menentukan
materi atau bahan pembelajaran yang harus dipelajari siswa dan
lain sebagainya. Selanjutnya, kesesuaian eksternal adalah
perencanaan pembelajaran yang disusun sesuai dengan kebutuhan
siswa. Alasannya yaitu perencanaan pembelajaran disusun untuk
membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.
Maka dari itu, segala sesuatu yang berhubungan dengan siswa
seperti minat dan bakat, gaya belajar, kemampuan dasar siswa dan
sebagainya harus dijadikan pertimbangan terutama apabila dilihat
dari kesesuaian eksternal.
3) Kepastian
Banyak alternatif yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Namun dari sekian banyak alternatif tersebut,
sebaiknya guru menentukan alternatif mana yang sesuai dan dapat
diterapkan. Nilai kepastian itu sendiri memiliki makna bahwa
perencanaan pembelajaran berfungsi sebagai pedoman dalam
pelaksanaan proses pembelajaran, tidak lagi memuat alternatif
yang dapat dipilih, tetapi berisi langkah-langkah pasti yang dapat
dilakukan secara sistematis. Dengan nilai kepastian itu akan
membuat guru terhindar dari persoalan-persoalan yang mungkin
muncul secara tidak terduga.
4) Adaptabilitas
Perencanaan pembelajaran sebaiknya dirancang dengan sifat lentur
atau dapat dikatakan tidak kaku. Misalnya yaitu perencanaan
pembelajaran itu dapat diimplementasikan jika memiliki syarat-
syarat tertentu, jika syarat-syarat tersebut tidak dipenuhi maka
perencanaan pembelajaran tidak dapat digunakan. Perencanaan
pembelajaran tersebut adalah perencanaan yang kaku, karena
memerlukan persyaratan khusus. Sebaiknya perencanaan
pembelajaran dapat digunakan dalam keadaan dan berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
kondisi. Maka dari itu, sebaiknya perencanaan pembelajaran itu
dapat digunakan oleh setiap siswa.
5) Kesederhanaan
Kesederhanaan dalam perencanaan pembelajaran memiliki maksud
yaitu mudah diterjemahkan dan mudah diimplementasikan.
Perencanaan yang rumit dan sulit untuk diterapkan tidak akan
berfungsi sebagai pedoman untuk guru dalam pengelolaan
pembelajaran.
6) Prediktif
Prediktif dalam perencanaan pembelajaran memiliki maksud yaitu
daya ramal. Suatu perencanaan pembelajaran yang baik haruslah
memiliki daya ramal yang kuat. Perencanaan pembelajaran dapat
menggambarkan tentang apa yang akan terjadi. Daya ramal ini
sangat penting untuk mengantisipasi suatu hal yang kemungkinan
akan terjadi, dengan demikian guru akan mudah untuk
mengatasinya.
Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Harjono (dalam
Ananda, 2019:20) meliputi:
1) Signifikansi
Tingkat signifikansi tergantung pada kegunaan sosial dari tujuan
pendidikan yang diajukan. Pada pencapaian tujuan, pengambilan
keputusan perlu mempunyai garis-garis pembimbing yang jelas
dan mengajukan kriteria evaluasi. Sekali keputusan telah diambil
dan tujuan telah ditentukan, setiap pengamat pendidikan dapat
mengadakan evaluasi kontribusi perencanaan dan signifikan dapat
ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria yang dibangun selama
proses perencanaan.
2) Feasibilitas
Salah satu faktor penentu adalah feasibilitas teknik dan estimasi
biaya serta aspek-aspek lainnya yang dapat dibuat dipakai sebagai
pertimbangan yang realistik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3) Relevansi
Relevansi berkaitan dengan adanya jaminan bahwa perencanaan
pembelajaran mampu menyelesaikan persoalan secara lebih
spesifik pada waktu yang tepat sehingga tujuan dapat tercapai
secara utuh.
4) Kepastian atau definitiveness
Konsep kepastian diterapkan guna mengurangi kejadian-kejadian
yang tidak terduga. Sehingga perlu ada pertimbangan yang matang
dalam merencanakan pembelajaran, supaya tidak ada hal yang tak
terduga.
5) Ketelitian
Dalam penyusunan perencanaan pembelajaran, ada hal yang perlu
diperhatikan mengenai kesederhanaan, kaitan-kaitan antar
komponen, sehingga diperlukan waktu yang lebih banyak untuk
menggali beberapa alternatif. Perencanaan dan pengambilan
keputusan dapat digunakan untuk mengambil keputusan mengenai
alternatif mana yang lebih efisien. Maka dari itu, diperlukannya
ketelitian dalam penyusunan perencanaan pembelajaran.
6) Adaptabilitas
Perencanaan pembelajaran yang matang akan menghasilkan
perencanaan pembelajaran yang fleksibel atau adaptable dan
mampu menghindari hal-hal yang tidak diharapkan.
7) Waktu
Waktu berkaitan dengan beberapa faktor di antaranya yaitu
keterlibatan perencanaan dalam memprediksi masa depan, validasi
dan reliabilitas analisis yang dipakai, serta kapan menilai
kebutuhan pendidikan masa kini dengan kaitannya terhadap masa
yang akan datang.
8) Monitoring
Monitoring yang termasuk di dalamnya adalah pengembangan
kriteria untuk menjamin bahwa berbagai komponen bekerja secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
efektif. Ukurannya dibangun untuk selama pelaksanaan
perencanaan pembelajaran, tetapi perlu diberi pertimbangan
tentang toleransi terbatas atas penyimpangan perencanaan.
Menjamin agar pelaksanaan dapat berjalan, maka perlu
dikembangkan suatu prosedur yang memungkinkan perencanaan
pembelajaran menentukan alasan-alasan mengadakan variasi
dalam perencanaan.
9) Isi Perencanaan
Isi perencanaan pembelajaran sebaiknya memuat: (a) tujuan yang
akan dicapai, (b) program dan layanan atau bagaimana cara
mengorganisasikan aktivitas belajar dan layanan-layanan
pendukungnya, (c) cara mengembangkan prestasi, (d) bangunan
fisik yang mencakup mengenai cara penggunaan pola distribusi,
(e) keuangan meliputi rencana pengeluaran dan rencana
penerimaan, (f) struktur organisasi dengan maksud yaitu
bagaimana cara mengorganisasi dan manajemen operasi dan
pengawasan program dan aktivitas pendidikan yang direncanakan,
(g) konteks sosial atau elemen-elemen lainnya yang perlu
dipertimbangkan dalam perencanaan pembelajaran.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ada
beberapa kriteria dalam penyusunan perencanaan pembelajaran yang
baik di antaranya yaitu: (1) signifikansi, (2) relevan, (3) kepastian, (4)
(5) adaptabilitas, (6) kesederhanaan dan prediktif, (7) ketelitian, (8)
waktu, (9) monitoring, (10) dan isi perencanaan pembelajaran itu
sendiri. Pada pengembangan buku panduan ini peneliti akan
menggunakan enam kriteria perencanaan pembelajaran menurut
Sanjaya (dalam Ananda, 2019:20).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
6. Buku Panduan
a. Pengertian Buku Panduan
Buku dalam arti luas yaitu mencakup semua tulisan dan gambar
yang ditulis dan dilukis atas segala macam lembaran papyrus, lontar,
perkamen, dan kertas dengan segala bentuknya: berupa gulungan,
dilubangi dan diikat atau dijilid muka dan belakangnya dengan kulit,
kain, karton dan kayu (Ensiklopedia dalam Sitepu, 2012: 12).
Andriese dalam Sitepu (2012: 13) berpendapat bahwa buku adalah
informasi tercetak di atas kertas yang dijilid menjadi satu kesatuan.
Selanjutnya, Sitepu (2012: 13) berpendapat bahwa buku adalah
kumpulan kertas berisi informasi yang tercetak, disusun secara
sistematis, dijilid serta bagian luarnya diberi pelindung yang terbuat
dari kertas tebal karton atau bahan lainnya. Berdasarkan pendapat para
ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian buku adalah
kumpulan tulisan dan gambar yang berisi informasi serta dijilid
menjadi satu.
Pada saat ini, buku yang digunakan semakin berkembang sesuai
dengan kebutuhan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2
Tahun 2008 tentang Buku menyatakan bahwa kategori buku tidak
hanya dibatasi untuk sekolah atau pendidikan dasar dan menengah,
khususnya di sekolah, tetapi juga termasuk pendidikan tinggi. Akan
tetapi, semua buku digolongkan dalam empat kelompok dengan istilah
dan pengertian yang berbeda, yaitu: buku teks pelajaran, buku
panduan pendidik, buku pengayaan, dan buku referensi. Menurut
Sitepu (2012: 17) buku panduan pendidik adalah buku yang memuat
prinsip, prosedur, deskripsi materi pokok, dan model pembelajaran
yang digunakan oleh para pendidik. Selanjutnya, menurut Pusat
Kurikulum dan Perbukuan (2018: 5), buku panduan pendidik adalah
buku yang memuat prinsip, prosedur, deskripsi materi pokok, dan
model pembelajaran yang digunakan oleh peserta didik. Kartz dalam
Sujana (2009: 80) juga berpendapat mengenai buku panduan, buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
panduan adalah buku yang berisi berbagai macam informasi mengenai
suatu masalah atau subjek. Buku panduan juga berisi mengenai
informasi tentang kegiatan, materi ajar yang perlu dipahami oleh
pendidik. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa buku panduan adalah buku yang berisi prosedur mengenai
informasi tertentu yang di dalamnya juga memuat mengenai prinsip,
materi dan model pembelajaran yang akan diimplementasikan dalam
pembelajaran.
b. Karakteristik Buku Panduan
Adapun kriteria atau karakteristik yang digunakan dalam
penyusunan buku panduan. Menurut Pusat Kurikulum dan Perbukuan
(2008: 9), karakteristik buku panduan di antaranya yaitu:
1) Cover Buku
a) Judul buku menggambarkan isi buku yang ditulis dalam
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
b) Judul buku tidak melecehkan atau mengandung stereotip
terhadap kelompok masyarakat tertentu.
c) Ilustrasi cover buku menggambarkan isi buku.
d) Nama penulis tercantum dalam cover muka buku.
e) Identitas penerbit tercantum pada halaman cover belakang.
2) Bagian Awal Buku
a) Terdapat halaman prakata yang ditulis oleh penulis buku atau
kata pengantar yang ditulis oleh orang lain tentang materi
buku.
b) Terdapat halaman daftar isi, daftar tabel atau daftar gambar.
3) Bagian Isi
a) Memberikan panduan tentang metode, media, dan penilaian
pembelajaran guna meningkatkan kapasitas pedagogik, sosial,
dan profesionalitas pendidik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
b) Memiliki muatan isi yang dapat dipertanggungjawabkan,
dengan mencantumkan sumber rujukan pada daftar referensi di
halaman akhir buku.
c) Memiliki tata bahasa dan gaya penyajian yang baik agar
mudah dipahami. Buku-buku hasil alih bahasa dari asing ke
bahasa Indonesia harus memiliki kualitas terjemahan yang
baik.
4) Bagian Akhir Buku
a) Terdapat daftar pustaka, daftar istilah dalam bentuk glosarium,
indeks, dan lampiran.
b) Halaman yang memuat informasi lebih detail tentang penulis
atau ilustrator buku, serta keterangan tentang penerbit dengan
mengacu pada Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Buku yang digunakan oleh satuan pendidikan.
Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti menggunakan kriteria
buku panduan yang sudah dirumuskan oleh Pusat Kurikulum dan
Perbukuan (2018: 9) sebagai pengembangan produk buku panduan
pembelajaran geometri bagi siswa slow learner tema 6 kelas III SD
menggunakan teori Van Hiele.
B. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan mengenai pengembangan buku panduan
pembelajaran geometri menurut teori Van Hiele yang pertama yaitu oleh
Astuti (2015) dengan judul penelitian “Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Geometri Materi Volume Kubus dan Balok Berdasarkan Teori
Van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”. Penelitian ini merupakan
jenis penelitian pengembangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu penelitian dan pengembangan berdasarkan prosedur menurut Sugiyono
yang telah dimodifikasi. Prosedur tersebut yaitu: (1) potensi dan masalah yang
diperoleh dengan melakukan observasi dan wawancara, (2) potensi dan
masalah dapat diperoleh melalui hasil observasi dan wawancara, (3) desain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
produk (4) validasi, (5) revisi produk, (6) uji coba produk, (7) revisi produk.
Kualitas produk yang dihasilkan pada penelitian ini yaitu termasuk ke dalam
kualitas produk yang sangat baik yaitu menghasilkan skor 3,44 (sangat baik).
Hasil uji keterbacaan menghasilkan skor 3,48 (sangat baik). Hasil
implementasi perangkat pembelajaran berdasarkan tahap pembelajaran Van
Hiele yaitu mampu mendukung suasana pembelajaran sehingga siswa menjadi
aktif dan mampu memahami materi. Relevansi penelitian pertama dengan
penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti adalah penggunaan tahapan
pembelajaran Van Hiele dalam pembelajaran geometri bagi siswa SD.
Penggunaan tahap pembelajaran Van Hiele berdasarkan penelitian Astuti
(2015) terbukti mampu membuat siswa menjadi lebih aktif dan memahami
materi geometri.
Penelitian yang kedua yaitu oleh Ahdhianto (2016) dengan judul
“Pengembangan Modul Pembelajaran Geometri Bangun Datar Berbasis Teori
Van Hiele untuk Siswa Kelas VI Sekolah Dasar”. Jenis penelitian yang
dilakukan yaitu penelitian pengembangan. Subjek dari penelitian ini yaitu
siswa kelas VI SD Khadijah Pendegiling Surabaya tahun ajaran 2013/2014.
Subjek uji coba yang dilakukan menggunakan 10 siswa dari jumlah 25 siswa
kelas VI. Tahapan pengembangan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu
investigasi, perancangan, realisasi, tes evaluasi dan revisi, implementasi.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian yaitu lembar
validasi modul pembelajaran, lembar pengamatan pengelolaan kelas, lembar
pengamatan aktivitas siswa, angket respon siswa, dan instrumen identifikasi
penggolongan level pemahaman geometri Van Hiele. Hasil Validasi modul
yaitu 3,2 yang menunjukkan bahwa modul pembelajaran termasuk dalam
kategori baik dan dapat digunakan dengan sedikit revisi. Efektivitas modul
dilihat dari respon siswa, respon siswa dalam proses pembelajaran yaitu 3,31
dalam kategori positif. Tes hasil belajar siswa dengan menggunakan modul
pembelajaran reliabel, valid, dan sensitif dengan skor rata-rata 82,8. Hasil uji
coba modul menunjukkan skor pengelolaan pembelajaran sebesar 3,6 masuk
dalam kategori baik, sedangkan aktivitas siswa menggunakan modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
pembelajaran ini masuk ke dalam kategori praktis. Maka, kesimpulan dari
hasil penelitian pengembangan modul menggunakan teori geometri Van Hiele
yaitu valid, praktis dan efektif. Relevansi penelitian kedua dengan penelitian
yang akan dilaksanakan oleh peneliti tidak jauh berbeda dengan relevansi
dengan penelitian pertama yaitu penggunaan tahapan pembelajaran Van Hiele
pada pembelajaran geometri. Pada penelitian kedua ini pembelajaran Van
Hiele terbukti praktis dan efektif dalam penerapannya.
Penelitian yang ketiga yaitu dilakukan oleh Etikawati (2016) dengan judul
“Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Bangun
Datar Sederhana Berdasarkan Teori Van Hiele untuk Siswa Kelas III Sekolah
Dasar”. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang menggunakan
enam langkah menurut Sugiyono yang meliputi (1) potensi dan masalah, (2)
pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain,
dan (6) uji coba produk. Subjek dari penelitian ini yaitu siswa kelas III SD
Negeri Ambarukmo. Pengembangan produk ini didasarkan pada lima tahap
pembelajaran Van Hiele. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada
penelitian ini menggunakan observasi, angket, dan tes. Hasil validasi produk
pada penelitian ini yaitu masing-masing validator memberikan skor 3,70 dan
3,80 dengan kategori sangat baik sehingga layak untuk diuji cobakan.
Kemudian, pada uji coba nilai rata-rata siswa yaitu 8,90. Relevansi penelitian
ketiga dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti yaitu
penggunaan tahapan pembelajaran geometri menurut Van Hiele untuk kelas
III SD pada materi bangun datar. Penggunaan teori pembelajaran Van Hiele
mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD pada materi bangun
datar dengan rata-rata hasil belajar 8,90. Selanjutnya, dari ketiga penelitian
yang relevan di atas peneliti terinspirasi untuk melakukan penelitian dan
pengembangan buku panduan guru. Ketiga penelitian yang relevan di atas
juga memiliki hubungan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti
yaitu sama menggunakan teori tahapan pembelajaran Van Hiele untuk
pembelajaran geometri. Maka untuk lebih jelas berikut adalah literatur map
mengenai penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Gambar 2. 1 Literatur Map
Gambar 2.1 berisikan tiga penelitian relevan yang diambil oleh peneliti
untuk mendukung penelitian dan pengembangan yang dilakukan. Relevansi
yang terdapat pada penelitian miliki Astuti (2015) adalah dengan
menggunakan teori Van Hiele dalam pembelajaran geometri mampu
mendukung suasana pembelajaran sehingga siswa menjadi aktif dan
memahami materi. Dalam hal ini, peneliti memilih teori Van Hiele sebagai
tahapan pembelajaran geometri untuk membantu siswa dalam memahami
materi geometri. Relevansi yang terdapat pada penelitian milik Ahdhianto
(2016) yaitu dengan mengembangkan modul menggunakan teori geometri
Van Hiele menghasilkan modul pembelajaran valid, praktis dan efektif. Dalam
hal ini, peneliti menggunakan teori tahapan pembelajaran geometri menurut
Van Hiele untuk mengembangkan buku panduan guru. Relevansi penelitian
milik Etikawati (2016) sama seperti kedua penelitian dari Astuti dan Adhianto
yaitu menggunakan teori Van Hiele untuk mengembangkan prototipe
perangkat pembelajaran bagi kelas III SD pada materi bangun datar. Pada
penelitian ini, peneliti juga akan membuat produk berupa buku panduan guru
untuk pembelajaran geometri kelas III SD pada materi bangun datar. Hasil
Kristiani (2021)
Pengembangan Buku Panduan Guru Pada Pembelajaran Geometri Tema 6 bagi Siswa Slow Learner Kelas III SD Menggunakan Teori
Van Hiele
Astuti (2015)
Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Geometri Materi Volume Kubus dan Balok Berdasarkan
Teori Van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah
Dasar
Ahdhianto (2016)
Pengembangan Modul Pembelajaran Geometri Bangun Datar Berbasis Teori Van Hiele untuk
Siswa Kelas VI Sekolah Dasar
Etikawati (2016)
Pengembangan Prototipe Perangkat
Pembelajaran Geometri Materi Bangun Datar
Sederhana Berdasarkan Teori Van Hiele untuk
Siswa Kelas III Sekolah Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
validasi dan uji coba produk menggunakan teori pembelajaran Van Hiele
sangat baik dan nilai siswa meningkat. Ketiga penelitian tersebut termasuk ke
dalam penelitian research and development, tetapi yang membedakan antara
penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti
yaitu: (1) peneliti menggunakan model ADDIE dalam mengembangkan
produk sedangkan penelitian terdahulu menggunakan enam langkah menurut
Sugiyono, (2) peneliti membuat produk pengembangan buku panduan guru
bagi siswa slow learner kelas III SD inklusi sedangkan penelitian terdahulu
membuat produk berupa perangkat pembelajaran, modul, dan prototipe
perangkat pembelajaran bagi siswa reguler.
Penelitian-penelitian teerdahulu relevan dengan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti karena penelitian tersebut sama menggunakan teori Van Hiele,
hanya saja penelitian sebelumnya membuat perangkat pembelajaran,
prototipe, dan modul pembelajaran, belum ada penelitian yang
mengembangkan buku panduan guru untuk pembelajaran geometri tema 6
bagi siswa slow learner kelas III SD di sekolah inklusi menggunakan teori
Van Hiele. Pembaharuan penelitian yang dikembangkan oleh peneliti
berdasarkan penelitian yang relevan yaitu produk yang dikembangkan berupa
buku panduan untuk pembelajaran geometri tema 6 bagi siswa slow learner
kelas III menggunakan teori Van Hiele. Buku panduan ditujukan kepada guru
kelas III sekolah dasar. Referensi dari ketiga penelitian tersebut dapat
mendukung proses penelitian yang dilakukan dengan judul “Pengembangan
Buku Panduan Guru Pada Pembelajaran Geometri Tema 6 Bagi Siswa Slow
Learner Kelas III SD Menggunakan Teori Van Hiele”
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan merupakan salah satu tombak bagi kemajuan suatu bangsa.
Pendidikan sendiri merupakan aspek yang penting bagi kehidupan manusia
guna mengembangkan potensi diri, sehingga mampu menjadi manusia yang
berkualitas dan berdampak bagi suatu bangsa. Banyak macam pendidikan
yang bisa didapatkan di antaranya yaitu pendidikan secara formal, informal,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dan non formal. Pendidikan secara formal yaitu didapatkan melalui sekolah
mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Semua manusia berhak
mendapatkan layanan pendidikan, termasuk siswa berkebutuhan khusus. Pada
saat ini, sudah banyak sekolah inklusi yang menerima baik siswa
berkebutuhan khusus maupun siswa-siswa pada umumnya. Sekolah inklusi
adalah salah satu perwujudan pemerataan pendidikan. Melalui sekolah inklusi,
siswa berkebutuhan khusus mampu berbaur dengan siswa lainnya, sehingga
tidak ada hal yang dibeda-bedakan baik siswa berkebutuhan khusus maupun
siswa yang lainnya.
Banyak macam klasifikasi siswa berkebutuhan khusus. Setiap siswa
berkebutuhan khusus memiliki karakteristiknya masing-masing, sehingga
sekolah inklusi sebaiknya mempersiapkan fasilitas yang juga dapat diakses
oleh siswa berkebutuhan khusus. Klasifikasi siswa berkebutuhan khusus di
antaranya yaitu siswa yang memiliki hambatan belajar dan perkembangan
akibat langsung karena kecacatan, atau bawaan sejak lahir misalnya,
tunanetra, tunarungu, tunadaksa, tunagrahita, lamban belajar (slow learner),
siswa berbakat, siswa berkesulitan belajar, gangguan berkomunikasi,
tunalaras, atau gangguan emosi dan perilaku. Salah satu klasifikasi yang
termasuk siswa berkebutuhan khusus yaitu siswa slow learner. Siswa slow
learner adalah siswa dengan hambatan lamban dalam memproses informasi.
IQ siswa slow learner yaitu kisaran 70-89. Secara fisik, siswa slow learner
sulit untuk diidentifikasi, karena pada umumnya kondisi fisik siswa slow
learner sama dengan siswa pada umumnya. Siswa slow learner biasanya
sekolah di sekolah inklusi.
Di sekolah inklusi, pembelajaran dan materi pembelajarannya sama seperti
sekolah pada umumnya. Semua siswa berhak mendapatkan pengajaran
terhadap semua mata pelajaran, termasuk mata pelajaran matematika.
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan pada setiap
jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Matematika adalah ilmu yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
walaupun dalam penerapannya terkadang tidak disadari. Salah satu tujuan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
pembelajaran matematika yaitu menumbuhkan cara berpikir sistematis dan
logis. Maka dari itu, matematika perlu diajarkan kepada setiap siswa termasuk
siswa berkebutuhan khusus.
Matematika terdiri dari beberapa pokok bahasan yaitu bilangan dan
operasinya, aljabar, geometri, pengukuran, analisis data, dan peluang.
Geometri merupakan salah satu cabang dari matematika yang erat sekali
kaitannya dengan kemampuan visualisasi-spasial. Visualisasi-spasial adalah
kemampuan seseorang dalam memahami ruang. Geometri juga erat kaitannya
dengan kehidupan sehari-hari. Bentuk pada materi geometri didasarkan pada
benda nyata. Geometri juga sudah dipelajari sejak sekolah dasar. Materi
geometri termasuk materi wajib yang diajarkan mulai dari kelas bawah hingga
kelas atas. Sebelum memulai pembelajaran, seorang pendidik harus terlebih
dahulu merencanakan dan menyusun hal-hal yang akan digunakan seperti:
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, materi pembelajaran, media
pengajaran, dan metode pengajaran.
Pada kondisi di lapangan, geometri dianggap materi yang sulit, termasuk
bagi siswa slow learner. Siswa slow learner perlu pengulangan secara
bertahap untuk memahami materi geometri. Pada dasarnya dibutuhkan upaya
untuk mengajarkan materi matematika terkhusus materi geometri kepada
siswa slow learner. Seorang guru harus mampu menciptakan pembelajaran
yang menarik dengan menggunakan metode atau media dan model yang
sesuai dengan kondisi kelas dan kondisi siswa. Diperlukannya pembelajaran
yang konkret dan bertahap untuk mengajarkan geometri kepada siswa slow
learner karena mereka sulit memahami materi geometri secara abstrak. Selain
itu, seorang pendidik perlu memiliki banyak referensi dalam hal mengajar
seperti buku panduan mengajar geometri, modul materi geometri dan masih
banyak lagi. Referensi tersebut berfungsi untuk mendukung persiapan dan
proses belajar mengajar. Suatu pembelajaran jika tidak dipersiapkan dengan
baik, maka pembelajaran tidak efektif dan tujuan pembelajaran menjadi tidak
tercapai secara maksimal. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Maka dari itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti melakukan
penelitian tentang Pengembangan Buku Panduan Guru Pada Pembelajaran
Geometri Tema 6 bagi Siswa Slow Learner Menggunakan Teori Van Hiele.
Peneliti memilih teori Van Hiele untuk menjadi dasar buku panduan ini
dikarenakan tahapan pembelajaran geometri Van Hiele memiliki karakteristik
tersendiri. Karakteristik tahapan pembelajaran geometri Van Hiele yaitu: pada
setiap tingkatan memiliki simbol dan bahasa tersendiri, apa yang implisit pada
suatu tingkatan akan menjadi eksplisit pada tingkatan berikutnya, bahan yang
diajarkan pada siswa di atas tingkatan pemikiran mereka maka akan dianggap
sebagai reduksi tingkatan, kemajuan siswa tergantung pada pengalaman
pembelajaran bukan karena kematangan usia. Selanjutnya, ada lima tahapan
pembelajaran geometri Van Hiele di antaranya yaitu, tahapan informasi,
tahapan orientasi terarah atau terpadu, tahapan eksplisitasi, tahapan orientasi
bebas, dan tahapan integrasi. Tahapan tersebut dapat digunakan untuk siswa
slow learner. Berdasarkan pada penelitian sebelumnya tahapan geometri
menurut Van Hiele juga efektif diterapkan pada pembelajaran geometri. Maka,
peneliti terisnpirasi melakukan pengembangan terhadap buku panduan
geometri berdasarkan teori Van Hiele untuk siswa slow learner di sekolah
inklusi. Dengan menggunakan buku panduan pembelajaran geometri menurut
teori Van Hiele, pendidik diharapkan memiliki persiapan dalam mengajar
geometri dan siswa slow learner kelas III SD memahami materi geometri
dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gambar 2. 2 Skema Kerangka Berpikir Penelitian
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana langkah-langkah penelitian pengembangan buku panduan guru
pembelajaran geometri bagi siswa slow learner kelas III SD menggunakan
teori Van Hiele?
2. Bagaimana kualitas buku panduan guru pada pembelajaran geometri bagi
siswa slow learner kelas III SD menggunakan teori Van Hiele menurut
ahli matematika?
3. Bagaimana kualitas buku panduan guru pada pembelajaran geometri bagi
siswa slow learner kelas III SD menggunakan teori Van Hiele menurut
ahli siswa berkebutuhan khusus?
4. Bagaimana kualitas buku panduan guru pada pembelajaran geometri bagi
siswa slow learner kelas III SD menggunakan teori Van Hiele menurut
guru kelas III SD?
Fenomena di lapangan:
1. Guru kurang buku referensi untuk mengajar materi tentang pembelajaran geometri
2. Siswa sulit memahami materi geometri terkhusus siswa slow learner
Jika tidak diatasi:
Pembelajaran menjadi kurang efektif dan tujuan pembelajaran tidak akan tercapai secara maksimal
Efeknya:
Hasil belajar siswa tidak maksimal dan minat siswa dalam belajar geometri juga akan menurun
Solusi:
Agar guru mudah dalam mengajarkan materi geometri dan siswa slow learner mampu memahami materi, maka perlu adanya buku panduan pembelajaran geometri bagi guru menggunakan teori Van Hiele.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
5. Bagaimana kualitas buku panduan guru pada pembelajaran geometri bagi
siswa slow learner kelas III SD menggunakan teori Van Hiele menurut
Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2008: 9)?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan menguraikan jenis penelitian, setting penelitian, prosedur
penelitian dan pengembangan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,
dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini yaitu penelitian dan pengembangan atau research and
development yang sering disingkat R&D. Penelitian dan pengembangan yang
dilakukan yaitu mengenai pengembangan buku panduan pembelajaran
geometri bagi siswa slow learner kelas 3 SD. Penelitian dan pengembangan
sendiri adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010: 407).
Sukmadinata (2007: 164) juga berpendapat bahwa, penelitian dan
pengembangan yaitu suatu proses atau langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah
ada yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk yang dibuat dapat berupa
software dan hardware yaitu seperti buku panduan, buku pembelajaran,
modul, alat bantu pembelajaran di kelas, program komputer dan sebagainya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, penelitian dan pengembangan adalah metode
penelitian untuk menghasilkan produk yang dapat diuji keefektivitasan dan
dapat dipertanggungjawabkan.
Penelitian dan pengembangan ini mengadaptasi model penelitian dan
pengembangan ADDIE. Pribadi (2014: 22) berpendapat bahwa model ADDIE
memiliki sifat sederhana dan dapat dilakukan secara bertahap atau sistematik
untuk mewujudkan produk buku panduan. Branch (2009: 2) juga berpendapat
bahwa “ADDIE is merely a process that serves as a guiding framework for
complex situations, it is appropriate for developing educational products and
other learning resources. ADDIE as a fundamental process for creating
effective learning resources.” Pendapat tersebut menunjukkan bahwa ADDIE
adalah sebuah proses yang berfungsi sebagai panduan dalam menyelesaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
masalah yang kompleks. Hal tersebut, sesuai untuk mengembangkan produk
pendidikan dan sumber belajar lainnya. Selain itu, ADDIE digunakan sebagai
proses mendasar untuk menciptakan sumber belajar yang efektif.
Model ADDIE, sesuai dengan namanya memiliki lima tahap yang dapat
digunakan untuk mendesain dan mengembangkan produk pembelajaran.
Tahap-tahap tersebut di antaranya yaitu (Sitepu dalam Tegeh, 2014: 42): (1)
analisis (analysis), (2) perancangan (design), (3) pengembangan
(development), (4) implementasi (implementation), (5) evaluasi (evaluation).
Tahap-tahap kegiatan model ADDIE pada dasarnya memiliki kaitan antara
satu dengan yang lainnya. Tahap penelitian menggunakan model ADDIE
digambarkan sebagai berikut:
Pada gambar di atas, komponen evaluasi berada di tengah komponen
lainnya. Hal ini disebabkan komponen evaluasi merupakan komponen sentral
yang dapat digunakan untuk menilai tahap analisis, desain, pengembangan,
dan implementasi. Sesuai gambar di atas, berikut ini adalah penjabaran
tahapan model ADDIE memurut Tegeh (2014: 42):
Analysis
Design
Development
Evaluation Implementation
Gambar 3. 1 Tahapan Model ADDIE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
1. Analisis (analyze)
Analisis adalah tahap pertama dalam penerapan model ADDIE
untuk mendesain dan mengembangkan sebuah produk pembelajaran. Pada
tahap ini, peneliti perlu melakukan analisis kebutuhan dengan cara
mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan permasalahan
yang hendak diteliti. Hal yang perlu dianalisis pada tahap ini yaitu analisis
kompetensi, analisis karakteristik siswa, analisis materi sesuai dengan
tuntutan kompetensi. Analisis kompetensi ini berkaitan dengan segala
kapabilitas belajar yang ingin dicapai oleh siswa setelah memanfaatkan
produk pengembangan dalam pembelajaran. Analisis karakteristik
berkaitan dengan keadaan siswa yang akan menggunakan produk
pengembangan. Keadaan siswa yang dimaksud antara lain: pengetahuan
awal yang dimiliki, minat dan bakat secara umum, gaya belajar,
kemampuan berbahasa dan lain sebagainya. Selanjutnya, analisis materi
yaitu yang berkaitan dengan materi-materi pokok, sub-sub bagian dari
materi pokok, anak sub bagian dan seterusnya.
2. Perancangan (design)
Design adalah tahap kedua yang dilakukan pada penerapan model
ADDIE. Pada tahap perancangan peneliti melakukan kegiatan lebih lanjut
terhadap analisis kebutuhan yang akan digunakan sebagai solusi dari
permasalahan yang ada. Pada tahap ini dilakukan perancangan dengan
membuat kerangka acuan seperti subjek, kompetensi, strategi
pembelajaran, asesmen dan evaluasi. Hal tersebut mengacu kepada empat
unsur penting dalam perancangan pembelajaran yaitu peserta didik,
tujuan, metode, dan evaluasi. Maka pada perancangan pembelajaran
difokuskan pada tiga kegiatan yaitu pemilihan materi sesuai dengan
karakteristik siswa dan tuntutan kompetensi, strategi pembelajaran yang
diterapkan, dan bentuk serta metode asesmen dan evaluasi yang
digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3. Pengembangan (development)
Pada tahapan ketiga yaitu tahap pengembangan. Pengembangan
adalah kegiatan menerjemahkan atau menguraikan spesifikasi design ke
dalam bentuk fisik, sehingga pada kegiatan ini menghasilkan prototype
produk pengembangan. Segala hal yang dilakukan pada tahap sebelumnya
akan diwujudkan dalam bentuk prototype. Pada tahap ini, peneliti
melakukan kegiatan pengembangan seperti pencarian dan pengumpulan
segala sumber atau referensi yang dibutuhkan untuk pengembangan
materi, pembuatan bagan dan tabel-tabel pendukung, pembuatan gambar-
gambar ilustrasi, pengetikan, pengaturan layout, penyusunan instrumen
evaluasi dan lain-lain.
4. Implementasi (implementation)
Tahap yang keempat adalah tahap implementasi. Pada tahap ini,
hasil pengembangan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran guna
mengetahui pengaruhnya terhadap kualitas pembelajaran yang meliputi
keefektifan, kemenarikan dan efisiensi pembelajaran. Keefektifan
berkenaan dengan sejauh mana produk pengembangan dapat mencapai
tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan. Kemenarikan
berkenaan dengan sejauh mana produk pengembangan dapat menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan, menantang dan memotivasi belajar
siswa. Efisiensi berkaitan dengan penggunaan sumber seperti dana, waktu
dan tenaga untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
5. Evaluasi (evaluation)
Tahap terakhir adalah tahap evaluasi. Evaluasi pada tahap ini
meliputi evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif
dilakukan untuk mengumpulkan data pada setiap tahapan yang digunakan
untuk penyempurnaan. Sedangkan, evaluasi sumatif dilakukan pada akhir
program untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dan
kualitas pembelajaran secara luas.
Evaluasi formatif merupakan pendekatan yang digunakan untuk
menjamin bahwa produk yang telah dirancang dan dikembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
sebelumnya dapat memberikan hasil yang optimal pada waktu yang
digunakan dalam situasi pembelajaran yang sesungguhnya. Evaluasi
formatif dilakukan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang
terdapat dalam sebuah produk, sebaliknya evaluasi sumatif dilakukan
dengan tujuan untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan
untuk melakukan pengambilan keputusan tentang kesinambungan
manfaat sebuah produk (Pribadi, 2014:147). Data dan informasi dalam
evaluasi sumatif dapat diperoleh dari pendapat dan penilaian ahli atau
expert judgement tentang kualitas produk berdasarkan hasil uji coba
lapangan (Pribadi, 2014:30). Hasil penilaian sumatif dapat dijadikan
sebagai bahan rekomendasi oleh pengambilan keputusan untuk
memutuskan tentang kualitas produk.
Model ADDIE memberi peluang untuk melakukan evaluasi terhadap
aktivitas pengembangan pada setiap tahapan. Hal ini berdampak positif
terhadap kualitas produk pengembangan. Dampak positif yang
ditimbulkan dengan adanya evaluasi pada setiap tahapan adalah
meminimalisir tingkat kesalahan atau kekurangan produk pada tahap
akhir model ini. Dengan demikian, tahap kelima ini, yakni tahap evaluasi
merupakan tahap evaluasi terhadap keseluruhan atau kesatuan produk
pengembangan berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Jogja Green School yang
beralamatkan di Dusun Jambon, RT.04/RW.22, Salakan, Trihanggo, Kec.
Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55291. Jogja;
SD Nasional Kakuka Wonosobo yang beralamatkan Jalan Kh. Ahmad
Dahlan No 3, Cemara Indah IV, Jaraksari, Kec. Wonosobo, Puntuk Sari,
Wonosobo Bar., Kec. Wonosobo, Kab. Wonosobo, Jawa Tengah 56311;
SD Teladan Yogyakarta yang beralamatkan Jl. Kabupaten No.99, Area
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Sawah, Nogotirto, Kec. Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55291.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan peneliti dalam melaksanakan penelitian yaitu
pada bulan Agustus-Desember 2020 pada semester ganjil Tahun Ajaran
2020/2021.
3. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini yaitu guru kelas III SD Tahun Ajaran
2020/2021
4. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah buku panduan pembelajaran
geometri menggunakan teori Van Hiele yang dikembangkan dan
dikaitkan dengan mata pelajaran matematika materi geometri kelas III
pada tema 6 kurikulum 2013.
C. Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Prosedur pengembangan pada penelitian ini akan menghasilkan produk
berupa buku panduan guru pada pembelajaran geometri bagi siswa slow
learner kelas III SD. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan prosedur
pengembangan model ADDIE. Model ADDIE memiliki lima tahapan. Tahap-
tahap tersebut di antaranya yaitu (Tegeh, 2014: 42): (1) analisis (analyze), (2)
perancangan (design), (3) pengembangan (development), (4) implementasi
(implementation), (5) evaluasi (evaluation). Berikuti ini adalah prosedur
penelitian menggunakan tahapan-tahapan model ADDIE:
1. Analisis (analyze)
Pada tahapan analisis meliputi kegiatan analisis terhadap perlunya
pengembangan sebuah produk. Menurut Tegeh (2014:42) hal yang perlu
diperhatikan pada tahap analisis yaitu analisis kompetensi, analisis
karakteristik peserta didik, dan analisis materi. Maka dari itu, tahap
pertama yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu mengumpulkan data dan
informasi mengenai permasalahan yang ada di kelas III SD inklusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Permasalahan dalam penelitian ini diketahui melalui kegiatan wawancara.
Peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan wali kelas III SD.
Peneliti melakukan wawancara dengan berpedoman pada pedoman
wawancara.
Hasil wawancara menunjukkan dengan beberapa guru kelas III di
sekolah inklusi bahwa (1) pada saat proses pembelajaran, siswa slow
learner selalu membutuhkan bimbingan, sulit memahami instruksi, perlu
pendampingan saat mengerjakan tugas, (2) siswa slow learner cenderung
lamban dalam memproses informasi maka dari itu guru perlu terus
menerus menyampaikan informasi dengan runtut, bertahap dan konkret,
(3) siswa slow learner dan siswa yang lainnya mengalami kesulitan dalam
memahami materi geometri seperti menentukan panjang, lebar dan luas
suatu bangun datar, (4) guru jarang menggunakan media pembelajaran
ketika mengajarkan materi geometri sehingga mudah bosan, (5) guru
sering menerapkan model pembelajaran drill sehingga siswa slow learner
sulit mengikuti pembelajaran, (6) guru kesulitan memilih model
pembelajaran yang cocok untuk digunakan pada kelas inklusi, (7) guru
membutuhkan sebuah referensi berupa buku panduan pembelajaran
geometri yang cocok digunakan di kelas inklusi yang di dalamnya
terdapat siswa slow learner.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan melalui wawancara dengan tiga
guru kelas III SD membuat peneliti terinspirasi untuk melaksanakan
penelitian dan pengembangan (research and development) berupa buku
panduan guru dalam pembelajaran geometri pada tema 6 bagi siswa slow
learner kelas III SD inklusi menggunakan teori Van Hiele. Buku panduan
guru ini, memungkinkan guru dapat mengajarkan materi geometri secara
konkret dengan menggunakan teori Van Hiele. Pembelajaran yang
dirancang pada buku panduan guru ini bersifat universal dengan tujuan
agar dapat digunakan di kelas inklusi yang terdapat siswa slow learner.
Buku panduan ini dibuat bertujuan untuk menambah referensi guru dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
proses pembelajaran geometri supaya siswa slow learner juga dapat
terfasilitasi.
2. Perancang (Design)
Pada tahap kedua ini menurut Tegeh (2014: 42) tahapan perencanaan
mengacu kepada empat unsur penting dalam perancangan pembelajaran
yaitu peserta didik, tujuan, metode, dan evaluasi. Pada tahap ini, peneliti
mulai merancang sebuah produk sesuai dengan hasil analisis kebutuhan
pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini, peneliti merancang sebuah produk
berupa buku panduan guru pada pembelajaran geometri untuk siswa slow
learner kelas III SD. Rancangan dari unsur-unsur yang diperlukan dalam
produk buku panduan pembelajaran geometri bagi siswa slow learner
kelas III meliputi sampul buku dan isi buku yang meliputi: (1) kata
pengantar, (2) daftar isi, (3) teori belajar matematika, (4) teori geometri
Van Hiele, (5) teori siswa berkebutuhan khusus, (6) model pembelajaran,
(7) rancangan pelaksanaan pembelajaran, (8) literasi, (9) materi, (10)soal
latihan (11) soal evaluasi, (12) rubrik penilaian, (13) lembar refleksi, (14)
penutup, (15) daftar pustaka, (16) biografi penulis. Selain itu, peneliti juga
merancang desain fisik buku seperti: (1) penulisan judul, (2) format pada
penulisan buku panduan, dan (3) bentuk buku.
3. Pengembangan (Development)
Tegeh (2014:43) menyatakan bahwa tahap pengembangan pada
dasarnya adalah kegiatan menerjemahkan spesifikasi desain ke dalam
bentuk fisik, sehingga kegiatan ini menghasilkan produk pengembangan.
Pada tahap pengembangan ini, peneliti mulai menyusun produk buku
panduan sesuai rancangan yang sudah disusun pada tahap sebelumnya.
Pada pengembangan buku panduan ini, peneliti juga mencari sumber dan
referensi yang berkaitan dengan materi geometri kelas III tema 6. Peneliti
dalam mengembangankan produk buku panduan dengan memperhatikan
aspek-aspek seperti karakteristik siswa, materi geometri, kompetensi
dasar, dan model pembelajaran. Pada pengembangan buku panduan ini,
peneliti menuliskan kata pengantar dari buku panduan, daftar isi, teori-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
teori yang mendukung meliputi: teori belajar matematika, teori geometri
menurut Van Hiele, teori siswa berkebutuhan khusus, dan rancangan
pembelajaran yang meliputi: (1) Literasi, (2) materi, (3) latihan soal, (4)
soal evaluasi, (5) rubrik penilaian (6) lembar refleksi. Selanjutnya,
peneliti juga menuliskan kata penutup dan daftar pustaka.
Peneliti mengembangkan produk mulai dari design cover dan isi buku
panduan seperti teori belajar matematika, teori geometri berdasarkan teori
Van Hiele, teori siswa berkebutuhan khusus, serta rancangan
pembelajaran lalu penutup. Peneliti melihat dan mengumpulkan banyak
sumber dan referensi guna mengembangkan buku panduan. Selain itu,
peneliti juga mengatur susunan gambar, layout, tabel pada rancangan
pembelajaran, tabel penilaian dan lain-lain. Serta peneliti juga menyusun
instrumen validasi bagi validator. Tahap selanjutnya, peneliti melakukan
evaluasi pada tahap pengembangan untuk melanjutkan ke tahap
selanjutnya yaitu implementasi (implementation). Evaluasi pada tahap
pengembangan dilakukan dengan validasi produk buku panduan kepada
ahli matematika, ahli siswa berkebutuhan khusus, dan guru kelas III SD.
Validasi produk menggunakan instrumen yang sudah dibuat oleh peneliti.
4. Implementasi (Implementation)
Tahap yang keempat yaitu tahap implementasi. Pada tahap ini akan
dilakukan uji coba produk oleh guru kelas III pada siswa slow learner
kelas III SD Jogja Green School. Pada tahap ini, uji coba produk
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran guna mengetahui pengaruhnya
terhadap kualitas pembelajaran yang meliputi keefektifan, kemenarikan
dan efisiensi pembelajaran. Selanjutnya, setelah dilakukan uji coba
peneliti akan melakukan evaluasi berdasarkan hasil implementasi dan
akan melanjutkan pada tahap evaluasi.
5. Evaluasi (Evaluation)
Tahap evaluasi adalah tahap terakhir, peneliti melakukan evaluasi
formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilakukan dengan mengumpulkan
data pada setiap tahapan yang digunakan untuk penyempurnaan buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
panduan. Sedangkan, Evaluasi sumatif dilakukan berdasarkan data hasil
validasi yang dilakukan oleh ahli matematika, ahli siswa berkebutuhan
khusus dan wali kelas III SD. Berdasarkan data tersebut, peneliti
melakukan perbaikan sesuai komentar dan saran. Perbaikan-perbaikan
dilakukan bertujuan untuk menyempurnakan produk buku panduan agar
layak untuk digunakan dan sesuai dengan kebutuhan guru serta siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2014: 62) mengungkapkan bahwa teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan
utama penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang
digunakan penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner.
1. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan
untuk memperoleh informasi secara langsung dari sumbernya
(Sudaryono, 2016: 82). Pendapat tersebut tidak jauh berbeda dengan
pendapat Nasution (2004: 133) yang menyatakan bahwa, wawancara
adalah suatu bentuk komunikasi verbal semacam percakapan yang
bertujuan untuk memperoleh informasi. Selanjutnya, Widoyoko (2012:
40) berpendapat bahwa wawancara merupakan proses tanya jawab atau
dialog secara lisan antara pewawancara dengan responden dengan tujuan
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Menurut
Esterberg dalam Sugiyono (2010: 319) ada beberapa macam wawancara,
di antaranya yaitu wawancara terstruktur, semi terstruktur, tak berstruktur.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur. Peneliti
melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi dengan
menggunakan pedoman wawancara yang dibuat sebelum melakukan
wawancara. Pedoman dibuat menjadi acuan selama kegiatan wawancara
berlangsung guna mempermudah peneliti dalam memperoleh informasi.
Peneliti melakukan wawancara kepada beberapa guru kelas III di SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Hasil wawancara tersebut digunakan untuk menganalisis potensi serta
masalah yang ada di SD.
2. Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos
untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab di bawah
pengawasan peneliti (Nasution, 2003: 128). Sedangkan menurut
Sudaryono (2016: 77), kuesioner atau angket merupakan suatu teknik atau
cara pengumpulan data secara tidak langsung dengan maksud peneliti
tidak langsung bertanya jawab dengan responden. Jenis angket menurut
sifat jawabannya ada tiga, di antaranya yaitu:
a. Angket tertutup yaitu terdiri dari pertanyaan atau pernyataan dengan
sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan. Responden mengecek
jawaban yang paling sesuai dengan pendiriannya.
b. Angket terbuka yaitu memberi kesempatan penuh kepada responden
untuk menjawab pertanyaan. Peneliti hanya memberikan sejumlah
pertanyaan yang berkaitan dengan masalah dan meminta responden
untuk menguraikan pendapat atau pendiriannya panjang lebar bila
diinginkan.
c. Angket kombinasi menggunakan kedua macam jenis angket yaitu
terbuka dan tertutup. Angket yang tertutup mempunyai sejumlah
jawaban ditambah alternatif terbuka yang memberi kesempatan
kepada responden memberi jawaban di samping atau di luar jawaban
yang tersedia.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan angket atau kuesioner
kombinasi yang menggunakan kedua macam angket tertutup dan terbuka
sekaligus. Angket kombinasi ini dibuat untuk melakukan validasi produk
oleh para ahli dan guru SD kelas III. Sehingga dapat diperoleh data
kelayakan produk yang dikembangkan dengan lebih jelas atau detail.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat sedangkan instrumen penelitian adalah alat yang
dibuat dan disusun mengikuti prosedur langkah-langkah pengembangan
instrumen berdasarkan teori serta kebutuhan penelitian yang akan digunakan
untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen penelitian dapat disebut juga
sebagai alat pengumpul data. Sugiyono (2011: 222) juga berpendapat bahwa
instrumen penelitian adalah suatu hal yang berkaitan dengan ketepatan cara-
cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian terbagi
menjadi dua yaitu tes dan non tes. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
instrumen penelitian non tes. Instrumen penelitian non tes yang digunakan
berupa pedoman wawancara dan pedoman kuesioner.
1. Pedoman Wawancara
Pada penelitian ini, peneliti berperan sebagai pewawancara dan guru
kelas III SD sebagai narasumber. Wawancara pada penelitian ini
dilakukan guna memperoleh informasi mengenai permasalahan yang
terjadi pada pembelajaran geometri siswa slow learner kelas III SD.
Selain itu, wawancara dilakukan untuk mengetahui model atau metode
apa yang digunakan pada pembelajaran geometri kelas III SD, serta
menganalisis kebutuhan yang akan dijadikan acuan sebagai
pengembangan produk buku panduan. Berikut ini adalah tabel kisi-kisi
dan pedoman wawancara yang akan digunakan oleh peneliti:
Tabel 3. 1 Kisi-kisi Wawancara dengan Guru Kelas III SD
Aspek Indikator No. Item
Analisis
karakteristik
siswa
1. Karakteristik siswa slow learner
2. Karakteristik siswa di kelas III
3. Kesulitan yang dialami siswa
baik siswa slow learner maupun
siswa yang lainnya dalam
pembelajaran geometri
4. Partisipasi siswa slow learner
dan siswa yang lainnya dalam
mengikuti pembelajaran geo-
metri
1, 2, 3, 4, 5, 6
Analisis materi 5. Kesulitan yang dialami guru 7, 8, 9, 10,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Aspek Indikator No. Item
dalam pembelajaran geometri
6. Referensi mengajar yang
digunakan guru dalam mem-
bantu proses pembelajaran
geometri
7. Penggunaan metode, model
pembelajaran geometri
8. Media yang digunakan untuk
mengajar geometri
9. Ketersediaan sumber buku
panduan untuk proses
pembelajaran geometri
10. Sumber pendukung lainnya
dalam membantu kegiatan
pembelajaran geometri
11. Pendapat guru jika materi pem-
belajaran geometri diajarkan
menggunakan tahapan belajar
menurut teori Van Hiele
11, 12, 13,
14, 15, 16, 17
Analisis
Kompetensi
12. Kurikulum dan buku peserta
didik yang digunakan dalam
proses pembelajaran geometri
13. Kompetensi yang dimiliki siswa
slow learner dan siswa yang
lainnya
18, 19, 20, 21
Kisi-kisi wawancara tersebut digunakan sebagai acuan dalam
pembuatan instrumen pertanyaan wawancara. Berikut ini merupakan
pertanyaan yang digunakan oleh peneliti untuk melaksanakan wawancara
kepada guru kelas:
Tabel 3. 2 Pedoman Wawancara dengan Guru Kelas III SD
Indikator Pertanyaan Wawancara
Analisis karakteristik
siswa
1. Bagaimana karakteristik siswa slow
learner kelas III?
2. Materi matematika apa yang masih
menjadi kendala atau kesulitan bagi
siswa?
3. Bagaimana karakteristik siswa ketika
menghadapi soal matematika terkhusus
pada materi geometri?
4. Apa saja kelebihan dan kelemahan siswa
slow learner di kelas III?
5. Apa saja kesulitan yang dialami siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Indikator Pertanyaan Wawancara
baik siswa slow learner maupun siswa
yang lainnya dalam pembelajaran
geometri?
6. Apa saja partisipasi yang dilakukan oleh
siswa slow learner dan siswa yang
lainnya dalam mengikuti pembelajaran
geometri?
Analisis Materi 7. Kesulitan apa saja yang dialami ketika
mengajarkan materi geometri?
8. Menggunakan metode, model
pembelajaran seperti apa untuk mengajar
geometri?
9. Bagaimana pengaruh metode atau model
yang digunakan dengan hasil belajar
siswa?
10. Media apa yang digunakan untuk
mengajar geometri?
11. Referensi apa saja yang digunakan
Bapak/Ibu dalam pembelajaran
geometri?
12. Apakah Bapak/Ibu memiliki sumber
buku panduan untuk membantu proses
pembelajaran geometri?
13. Apakah Bapak/Ibu pernah menggunakan
buku panduan berbasis teori Van Hiele
untuk mengajarkan geometri kepada
siswa?
14. Apakah Bapak/Ibu pernah menemukan
sebuah buku panduan tentang
pembelajaran geometri yang dikemas
menggunakan teori Van Hiele?
15. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu jika
buku tersebut tersedia?
16. Menurut Bapak/Ibu, apakah buku seperti
itu dibutuhkan? mengapa demikian?
17. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu jika
materi pembelajaran geometri diajarkan
menggunakan tahapan belajar menurut
teori Van Hiele?
Analisis Kompetensi 18. Kurikulum apa yang digunakan pada
proses pembelajaran saat ini?
19. Buku apa yang digunakan dalam
pembelajaran matematika terkhusus pada
materi geometri?
20. Kemampuan atau kompetensi apa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Indikator Pertanyaan Wawancara
perlu dimiliki peserta didik dalam proses
pembelajaran matematika terkhusus pada
materi geometri?
21. Indikator atau kriteria apa yang
Bapak/Ibu gunakan untuk melihat
apakah siswa telah mencapai kompetensi
setelah melakukan proses pembelajaran
matematika?
2. Pedoman Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui
pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab di bawah
pengawasan peneliti (Nasution, 2003: 128). Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan jenis angket kombinasi. Angket kombinasi digunakan
karena jawabannya tertutup namun ada alternatif terbuka yang
memberikan kesempatan kepada responden dalam memberi jawaban di
samping atau di luar jawaban yang tersedia. Angket kombinasi ini
digunakan untuk melakukan validasi terhadap produk oleh para ahli dan
guru kelas III SD. Indikator kuesioner validasi produk ditentukan
berdasarkan pada spesifikasi produk, kriteria buku panduan berkualitas
menurut Puskurbuk (2018:9-24) dan kriteria penyusunan perencanaan
pembelajaran menurut Sanjaya (dalam Ananda, 2019:20) seperti yang
telah dijelaskan pada BAB II. Berikut ini adalah tabel kisi-kisi dan
pedoman kuesioner:
Tabel 3. 3 Kisi-kisi Kuesioner Uji Validasi Produk
Validasi Variabel Aspek Indikator No
Item
Buku pe-
doman
Desain
produk
Cover Kriteria buku
panduan
berkualitas
1. Judul buku
mengga-
mbarkan isi
buku yang
ditulis dalam
bahasa
indonesia.
1, 2, 3
2. Ilustrasi cover
buku menggam-
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Validasi Variabel Aspek Indikator No
Item
barkan isi buku.
Bagian
awal
buku
Kriteria buku
panduan
berkualitas
3. Halaman
prakata yang
ditulis oleh
penulis buku
atau kata
pengantar yang
ditulis oleh
orang lain
tentang materi
buku.
5
4. Halaman daftar
isi, daftar tabel
atau daftar
gambar.
6
Isi buku Bagian
isi buku
Kriteria buku
panduan
berkualitas
5. Memberikan
panduan
tentang metode,
media, dan
penilaian
pembelajaran
guna menin-
gkatkan
kapasitas peda-
gogik, sosial,
dan pro-
fesionalitas
pendidik.
7, 8,
9, 10,
11,12,
13,
14, 15
6. Memiliki
muatan isi yang
dapat dipe-
rtanggungjawa-
bkan, dengan
mencantumkan
sumber rujukan
pada daftar
referensi di
halaman akhir
buku.
16
7. Memiliki tata
bahasa dan
gaya penyajian
yang baik agar
mudah dipa-
17,
18, 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Validasi Variabel Aspek Indikator No
Item
hami. Buku-
buku hasil ahi
bahasa dari
bahasa asing ke
bahasa Indo-
nesia harus me-
miliki kualitas
terjemahan
yang baik.
Akhir
buku
Bagian
akhir
buku
Kriteria buku
panduan
berkualitas
8. Terdapat daftar
pustaka
20
9. Terdapat
biodata penulis
21
RPP pada
buku
Bagian
RPP
Kriteria
penyusunan per-
encanaan
pembelajaran
10. Signifikansi 22
11. Relevan 23, 24
12. Kepastian 25
13. Adaptabilitas 26
14. Kesederhanaan 27
15. Prediktif 28
Berikut ini adalah tabel kuesioner yang digunakan untuk uji validasi
produk berupa buku panduan guru:
Tabel 3. 4 Kuesioner Uji Validasi Produk
Variabel Aspek Indikator Pernyataan
Desain
produk
Cover Kriteria buku
panduan
berkualitas
Judul buku meng-
gambarkan isi buku
yang ditulis dalam
bahasa indonesia.
1. Buku
panduan me-
miliki sampul
yang menarik
seperti pen-
ulisan judul,
warna dan
gambar.
2. Judul buku
menggambar-
kan isi buku
yang ditulis
dalam Bahasa
Indonesia ya-
ng benar.
3. Penulisan ju-
dul menggun-
akan kaidah
KBBI.
Ilustrasi cover buku 4. Gambar pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Variabel Aspek Indikator Pernyataan
menggambarkan isi
buku.
cover buku
sesuai dengan
isi buku.
Bagian
awal
buku
Kriteria buku
panduan
berkualitas
Halaman prakata
yang ditulis oleh
penulis buku atau
kata pengantar yang
ditulis oleh orang
lain tentang materi
buku.
5. Terdapat kata
pengantar
yang ditulis
oleh penulis
Halaman daftar isi,
daftar tabel atau
daftar gambar.
6. Terdapat
haman daftar
isi, datar
tabel atau da-
tar gambar
Isi buku Bagian
isi buku
Kriteria buku
panduan
berkualitas
Memberikan
panduan tentang
metode, media, dan
penilaian pembe-
lajaran guna menin-
gkatkan kapasitas
pedagogik, sosial,
dan profesionalitas
pendidik.
7. Isi buku
panduan
memuat
rancangan
pembelajaran
yang sesuai
dengan
Kompetensi
Dasar (KD).
8. Isi buku
paduan
memuat
penjelasan
teori belajar
matematika,
geometri, dan
siswa berke-
butuhan
khusus.
9. Isi buku
panduan
menjelaskan
mengenai
model
pembelajaran
TTW
10. Isi buku
panduan
memuat
rancangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Variabel Aspek Indikator Pernyataan
pembelajaran
sesuai dengan
prinsip be-
lajar
(perhatian
dan motivasi,
keaktifan, ke-
terlibatan
langsung,
pengulangan,
tantangan,
dan
perbedaan
individu)
11. Isi buku
panduan
memuat
latihan soal
sesuai ran-
cangan pem-
belajaran.
12. Isi buku
panduan
memuat
materi
pembelajaran
sesuai
rancangan
pembelajaran
.
13. Isi buku
panduan
memuat
instrumen
penilaian
sesuai
rancangan
pembelajaran
.
14. Isi buku
panduan
memuat
rancangan
pembelajaran
yang runtut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Variabel Aspek Indikator Pernyataan
dan
terperinci.
15. Isi buku
panduan pada
rancangan
pembelajaran
memuat
media yang
sesuai dengan
materi ajar.
Memiliki muatan isi
yang dapat dipe-
rtanggungjawabkan,
dengan mencantum-
kan sumber rujukan
pada daftar
referensi di
halaman akhir
buku.
16. Isi buku
panduan
dapat
dipertang-
gungjawabka
n dengan
mencan-
tumkan
sumber
rujukan.
Memiliki tata
bahasa dan gaya
penyajian yang baik
agar mudah
dipahami. Buku-
buku hasil ahi
bahasa dari bahasa
asing ke bahasa
Indonesia harus
memiliki kualitas
terjemahan yang
baik.
17. Isi buku pan-
duan
menggunakan
kalimat yang
mudah
dipahami.
18. Isi buku
panduan
menggunakan
kalmat sesuai
dengan
KBBI.
19. Isi buku
panduan
disusun
dengan
kalimat yang
menggunakan
tanda baca
yang baik dan
benar.
Akhir
buku
Bagian
akhir
buku
Kriteria buku
panduan
berkualitas
Terdapat daftar
pustaka
20. Terdapat
daftar
pustaka pada
buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Variabel Aspek Indikator Pernyataan
panduan.
Terdapat biodata
penulis
21. Terdapat
biodata
penulis pada
buku
panduan
RPP pada
buku
Bagian
RPP
Kriteria
penyusunan
perencanaan
pembelajaran
Signifikansi 22. Rancangan
pembelajaran
memiliki
langkah ke-
giatan yang
bermakna.
Relevan 23. Rancangan
pembelajaran
sesuai dengan
kurikulum
2013
24. Rancangan
pembelajaran
sesuai dengan
kebutuhan
siswa.
Kepastian 25. Rancangan
pembelajaran
sebagai
sumber
referensi guru
dalam me-
laksanakan
proses
pembelajar-
an.
Adaptabilitas 26. Rancangan
pembelajaran
disusun
secara
kontekstual
sesuai dengan
siswa berke-
butuhan
khusus.
Kesederhanaan 27. Rancangan
pembelajaran
mudah untuk
diimple-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Variabel Aspek Indikator Pernyataan
mentasikan.
Prediktif 28. Rancangan
pembelajaran
mampu
mengantisipa
si
kemungkinan
kegiatan yang
akan terjadi.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan berdasarkan hasil pengumpulan data yang
dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif sebagai berikut:
1. Analisis Data Kualitatif
Menurut Darmadi (2014:36) data kualitatif diperoleh melalui berbagai
macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen,
diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan
lapangan. Pada penelitian ini, analisis data didapatkan dari hasil analisis
kebutuhan berdasarkan wawancara dan hasil validasi produk berdasarkan
instrumen kuesioner. Analisis kebutuhan diperoleh dari hasil wawancara
dengan beberapa guru kelas III SD. Data validasi diperoleh dari seorang
validator di antaranya ahli matematika, ahli siswa berkebutuhan khusus
dan wali kelas III SD. Data hasil validasi dianalisis sebagai pedoman
dalam memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk buku panduan.
Peneliti juga melakukan perbaikan terhadap buku panduan guru sesuai
dengan komentar dan saran yang diberikan oleh para validator.
2. Analisis Data Kuantitatif
Menurut Darmadi (2014:36) sesuai bentuknya, data kuantitatif
dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika
atau statistika. Analisis data kuantitatif diperoleh dari skor hasil validasi
ahli matematika, ahli siswa berkebutuhan khusus, guru wali kelas III SD.
Hasil validasi berdasarkan lembar kuesioner yang telah dibuat
sebelumnya. Skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala Likert
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
dengan validator memberikan tanda centang pada setiap skor item. Skala
penilaian terhadap buku panduan guru menggunakan skor: sangat baik
(4), baik (3), kurang baik (2), dan sangat kurang baik (1). Skor penilaian
kuesioner validasi produk yang sudah diperoleh, kemudian dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
Rata-rata (x) =
Skor tersebut kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif dengan
menggunakan skala Likert empat. Mengacu pada tabel nilai skala empat
menurut Mardapi (2008: 123), acuan konversi nilai adalah sebagai
berikut:
Tabel 3. 5 Skala Likert menurut Mardapi
No Rentang Skor Kategori
1 ≥ X Sangat Baik
2 X ≥ Baik
3 ≥ - X Kurang Baik
4 - X Sangat Kurang Baik
Keterangan:
= rerata skor keseluruhan
SBX = simpangan baku skor keseluruhan
= skor yang diperoleh
Berikut ini penjabaran skala Likert menurut Mardapi:
Diketahui:
Skor maksimal ideal = 4
Skor minimal ideal = 1
Rerata ideal ( =
(skor maksimal + skor minimal)
(4 + 1)
2,5
Simpangan baku ideal (SBX) =
(skor maksimal - skor minimal)
=
(4 - 1)
= 0,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Ditanya:
Berapakah nilai interval skor kategori sangat baik, baik, kurang baik,
dan sangat kurang baik ?
Sangat baik = ≥ X
≥ (
≥
≥ 3
Baik = X ≥
( ≥ 2,5
≥ 2,5
≥ 2,5
Kurang baik = ≥ - X
≥ (
≥
≥
Sangat kurang baik = - X
(
Maka dapat disimpulkan bahwa analisis dari data kuantitatif menjadi
kualitatif yaitu sebagai berikut:
Tabel 3. 6 Kriteria Skor Skala Empat
No Rentang Skor Kategori
1 ≥ 3 Sangat Baik
2 ≥ 2,5 Baik
3 ≥ Kurang Baik
4 Sangat Kurang Baik
Kuesioner validasi produk yang diperoleh dan telah dihitung
seperti tahapan di atas, kemudian dapat dianalisis skor yang diperoleh
termasuk ke dalam kategori buku panduan guru pembelajaran geometri
bagi siswa slow learner kelas III SD yang sangat baik, baik, kurang baik,
atau sangat kurang baik. Jika validasi produk menunjukkan kategori
sangat baik dan baik maka produk siap untuk digunakan, sedangkan jika
validasi produk menunjukkan kategori kurang baik dan sangat kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
baik maka produk harus diperbaiki kembali oleh peneliti sebelum
digunakan oleh guru kelas III SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada Bab IV ini berisikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai
pengembangan buku panduan guru pada pembelajaran geometri bagi siswa slow
learner kelas III SD.
A. Hasil Penelitian
1. Prosedur Pengembangan Produk Buku Panduan
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan prosedur pengembangan
model ADDIE. Model ADDIE terdiri dari lima tahapan di antaranya
(Tegeh, 2014: 42): (1) analisis (analysis), (2) perancangan (design), (3)
pengembangan (development), (4) implementasi (implementation), dan (5)
evaluasi (evaluation). Berikut ini penjabaran hasil penelitian berdasarkan
langkah ADDIE yang telah dilakukan peneliti:
a. Analisis (analysis)
1) Analisis Kebutuhan
Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian
dan pembahasan mengenai pengembangan buku panduan guru
pada pembelajaran geometri bagi siswa slow learner kelas III SD
adalah dengan melakukan analisis kebutuhan. Peneliti melakukan
analisis kebutuhan dengan cara wawancara. Peneliti melakukan
wawancara dengan tiga guru kelas III SD Inklusi. Peneliti telah
melakukan analisis kebutuhan sesuai dengan prosedur yang sudah
dijelaskan pada bab III. Peneliti melakukan wawancara dengan
berpedoman pada pedoman wawancara yang sudah dibuat sebelum
melakukan wawancara.
Wawancara dilakukan dengan tiga guru kelas III untuk
mengetahui kesulitan yang dihadapi ketika menyampaikan materi
kepada siswa-siswa terutama siswa slow learner, media apa yang
sering digunakan, model dan metode apa yang digunakan, referensi
yang guru gunakan sebagai pedoman atau panduan menyusun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
kegiatan pembelajaran. Selanjutnya, hasil wawancara dievaluasi
guna untuk merancang tindakan penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan kebutuhan guru kelas III SD.
2) Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan
Wawancara yang dilakukan peneliti berpedoman pada kisi-
kisi pedoman wawancara yang telah dibuat oleh peneliti pada bab
III. Kisi-kisi wawancara berdasarkan model ADDIE mengulik tiga
hal yang perlu dianalisis yaitu analisis kompetensi, analisis
karakteristik siswa, dan analisis materi sesuai dengan tuntutan
kompetensi (Tegeh, 2014: 42). Kemudian, ketiga aspek tersebut
dijabarkan menjadi 13 indikator dan 20 pertanyaan yang diajukan
oleh peneliti kepada narasumber. Indikator pertama sampai dengan
keempat membahas tentang karakteristik siswa slow learner.
Indikator kelima sampai dengan sebelas membahas mengenai
kesulitan yang dialami guru, referensi yang digunakan guru, media,
metode, model pembelajaran yang digunakan guru, dan membahas
mengenai pendapat guru jika materi pembelajaran geometri
diajarkan menggunakan tahapan belajar menurut teori Van Hiele.
Indikator kedua belas hingga tiga belas membahas mengenai
kurikulum dan buku yang digunakan oleh guru, dan yang terakhir
membahas tentang kompetensi yang dimiliki oleh siswa slow
learner dan siswa yang lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan tiga guru kelas III SD
inklusi, pembelajaran matematika masih menjadi kendala bagi para
siswa terutama bagi siswa slow learner. Siswa slow learner dan
siswa yang lainnya juga kesulitan pada materi geometri, seperti
pada saat menentukan panjang, lebar, dan luas dari suatu bangun
datar menggunakan satuan tidak baku. Pada saat proses
pembelajaran, siswa slow learner selalu membutuhkan bimbingan,
sulit memahami instruksi yang diberikan oleh guru, dan
memerlukan pendampingan saat mengerjakan tugas. Siswa slow
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
learner cenderung lamban dalam menerima materi pelajaran. Ia
memerlukan waktu yang cukup lama dan membutuhkan
pengulangan 3-5 kali. Siswa slow learner memerlukan penjelasan
materi yang konkret untuk mempermudah memahami materi
tersebut. Selain itu, diimbangi dengan kesulitan yang dialami guru
yaitu guru mengalami kendala seperti kurangnya buku referensi
yang mereka miliki, sehingga guru hanya menggunakan model
pembelajaran drill dan jarang menggunakan media pembelajaran
yang konkret pada saat mengajar geometri. Hal tersebut membuat
pembelajaran tidak berjalan efektif dan efisien. Hal itu dikarenakan
kurangnya referensi yang guru gunakan. Selain itu, guru juga
kesulitan memilih model pembelajaran yang cocok untuk
digunakan di kelas inklusi terutama untuk mengajar siswa slow
learner pada pembelajaran geometri. Kurangnya referensi berupa
buku panduan, menyebabkan guru mengalami kesulitan dalam
memilih model, metode dan media. Hal tersebut juga akan
berdampak pada siswa, dampaknya yaitu siswa tidak memiliki
peningkatan pada hasil belajarnya.
Dari ketiga guru kelas III yang diwawancarai, ada satu guru
yang sudah pernah membaca mengenai teori pembelajaran
geometri Van Hiele. Guru tersebut sudah pernah menerapkan
model pembelajaran Van Hiele pada saat mengajar geometri.
Kegiatan pembelajaran menggunakan model geometri Van Hiele
sudah cukup membantu siswa slow learner untuk memahami
materi geometri. Selanjutnya, ketiga guru kelas III SD dalam
menyiapkan materi pembelajaran hanya menggunakan buku guru
dan buku siswa yang diberikan oleh pemerintah. Sedangkan, materi
tambahan biasanya menggunakan internet sebagai sumbernya.
Selain itu, guru belum pernah menemui buku referensi berupa buku
panduan guru pada pembelajaran geometri bagi siswa slow learner
kelas III SD. Pada saat membutuhkan referensi untuk mengajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
geometri, guru hanya dapat mencari sumber di internet atau
menggunakan model mengajar seperti drill, sehingga dengan
adanya buku panduan guru pada pembelajaran geometri bagi siswa
slow learner kelas III SD, guru lebih dimudahkan dalam
mempersiapkan bahan ajar dan mengajar menggunakan model
pembelajaran geometri Van Hiele yang juga disertai dengan
langkah-langkah pembelajaran yang konkret, media, LKPD, dan
lembar penilaian.
Menurut guru, kegiatan belajar geometri akan bermakna bagi
para siswa, jika menggunakan tahapan yang runtut dari yang
mudah menuju rumit, dari yang konkret menuju abstrak. Hal itu
sesuai dengan tahapan pembelajaran geometri menurut teori Van
Hiele. Selain itu, penerapan teori belajar geometri Van Hiele akan
membantu siswa memahami konsep materi geometri dikarenakan
teori Van Hiele menanamkan konsep secara runtut dan konkret.
Guru berharap bahwa dengan adanya buku panduan guru pada
pembelajaran geometri bagi siswa slow learner kelas III SD dapat
membantu guru untuk menambah referensi dalam kegiatan
pembelajaran geometri yang mudah dipahami oleh siswa slow
learner dan siswa-siswa yang lainnya sehingga mampu
meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD.
b. Perancangan (design)
Langkah kedua yang dilakukan oleh peneliti yaitu merancang buku
panduan guru sesuai dengan hasil analisis kebutuhan yang sudah
dilakukan pada tahap sebelumnya. Berikut adalah hasil desain buku
panduan yang sudah dilakukan oleh peneliti:
1) Sampul Buku Panduan
Sampul buku panduan guru pada pembelajaran geometri bagi
siswa slow learner kelas III SD dibuat menggunakan aplikasi
Canva dan CorelDraw. Sampul buku dicetak menggunakan kertas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
ivory 230. Sampul pada buku panduan diberi judul “Buku Panduan
Guru Pada Pembelajaran Geometri Bagi Siswa Slow Learner di
Sekolah Inklusi Menggunakan Teori Van Hiele”. Warna tulisan
judul buku yaitu hitam.
Sampul buku memiliki gambar berupa gambar ilustrasi
seorang guru sedang mengajar geometri bangun datar dan terdapat
gambar siswa yang sedang memperhatikan penjelasan guru.
Gambar ilustrasi pada sampul buku dibuat menggunakan
CorelDraw. Selain terdapat gambar ilustrasi, pada sampul buku
juga terdapat gambar-gambar bangun datar transparan yang terletak
memenuhi sampul buku baik depan maupun sampul belakang
buku. Sampul buku juga menggunakan perpaduan warna yang
cerah seperti warna hijau sebagai warna utama dari sampul buku
dan warna-warna lainnya seperti ungu, coklat, putih, merah, kuning
yang terdapat pada gambar ilustrasi.
2) Isi Buku Panduan
Isi buku panduan guru pada pembelajaran geometri dibuat
menggunakan aplikasi Microsoft Word yang kemudian dijadikan
dalam bentuk PDF. Penulisan isi buku panduan menggunakan jenis
huruf Times New Roman dengan ukuran 12pt, pada daftar isi
menggunakan jenis huruf Bookman Old Style dengan ukuran 11pt.
Kemudian pada bagian sub judul menggunakan jenis huruf
Bookman Old Style dengan ukuran 18pt. Isi buku dicetak
menggunakan kertas HVS A4. Buku panduan guru ini berisikan
kata pengantar, daftar isi, bab belajar matematika, bab geometri,
teori Van Hiele, model pembelajaran think talk write (TTW),
rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) beserta dengan
lampirannya berupa: lembar literasi, lembar materi, LKPD, lembar
soal evaluasi, instrumen penilaian, dan lembar refleksi. Setelah
lampiran, peneliti menuliskan penutup, biodata penulis, dan daftar
referensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
3) Kata Pengantar
Kata pengantar yang dibuat oleh peneliti pada buku panduan
berisikan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
keberhasilan dalam menyelesaikan buku panduan, sedikit
penjelasan keseluruhan mengenai buku panduan pembelajaran
geometri, permohonan maaf atas kekurangan buku, serta
permintaan kritik dan saran yang dapat membangun sebagai
perbaikan buku. Kata pengantar ini dibuat bertujuan untuk
memberikan dorongan serta gambaran kepada pengguna buku
panduan guru.
4) Profil Penulis
Profil penulis berisikan mengenai informasi terkait dengan
penulis. Profil penulis dicantumkan agar pengguna buku panduan
dapat mengetahui identitas asli dan latar belakang penulis. Pada
profil penulis, penulis mencantumkan foto penulis dengan disertai
pemaparan singkat mengenai identitas penulis seperti: nama,
tempat dan tanggal lahir penulis, dan riwayat pendidikan penulis.
Pada tahap design ini, peneliti menyusun buku panduan dengan
landasan kriteria buku panduan menurut Pusat Kurikulum dan
Perbukuan (2008: 9). Desain yang telah dirancang kemudian
dievaluasi dan disesuaikan dengan kriteria dalam buku panduan yang
berkualitas tersebut.
c. Pengembangan (development)
Langkah ketiga pada tahapan ADDIE yaitu tahap pengembangan.
Pada tahap ini, peneliti mengembangkan hasil rancangan buku
panduan pada tahap sebelumnya, berikut ini lah hasil pengembangan
buku panduan yang dilakukan oleh peneliti:
1) Isi Buku Panduan
Buku Panduan yang dibuat oleh peneliti berisikan beberapa
teori pendukung seperti: teori belajar matematika, geometri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
geometri menurut Van Hiele, siswa berkebutuhan khusus, siswa
slow learner, model pembelajaran think talk write (TTW), rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), lampiran rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Teori yang ditulis dalam buku panduan ini
saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Teori tersebut
sebagai pendukung adanya rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). RPP dalam buku panduan ini dipergunakan oleh guru untuk
mengajar siswa kelas III SD inklusi semester 2. RPP ini dibuat
tematik sesuai dengan kurikulum 2013, sehingga setiap satu RPP
terdapat tiga mata pelajaran, salah satunya yaitu mata pelajaran
matematika pada bagian materi geometri. Pada bagian materi
geometri peneliti menggunakan model pembelajaran Van Hiele
sedangkan pada mata pelajaran lainnya peneliti memasukkan
model pembelajaran TTW, sehingga peneliti mengkolaborasikan
anatar model pembelajaran Van Hiele dengan model pembelajaran
TTW. Peneliti memilih model TTW karena mudah untuk
diimplementasikan kepada siswa. Selain itu model TTW juga
termasuk paket lengkap karena mengasah kemampuan berpikir,
berbicara, dan menulis. Selanjutnya, pada bagian geometri
ditambahkan dengan model pembelajaran Van Hiele. Hal ini
bertujuan supaya siswa mudah memahami materi geometri dan
guru mudah untuk mengimplementasikannya, dikarenakan materi
geometri diajarkan secara konkret dan runtut dengan menggunakan
tahapan pembelajaran geometri menurut Van Hiele. RPP dibuat
lengkap beserta dengan lampirannya. Lampiran yang dituliskan
dalam buku panduan tersebut di antaranya yaitu: (1) lembar
literasi, (2) lembar materi, (3) lembar LKPD, (4) lembar evaluasi,
(5) lembar instrumen penilaian KD 3 dan KD 4, (6) lembar
refleksi. Hal tersebut dibuat dengan tujuan supaya guru mudah
dalam mengikuti dan mengimplementasikan buku panduan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2) Teori Pendukung
Teori pendukung yang ada dalam buku panduan ini terdiri
dari teori belajar matematika pada bab 1, geometri pada bab 2,
siswa berkebutuhan khusus pada bab 3. Pada bab 1 dijelaskan
mengenai pengertian belajar matematika dan faktor-faktor yang
mempengaruhi proses mengajar dan belajar matematika. Pada bab
2 dijelaskan mengenai pengertian geometri, keterampilan geometri,
geometri menurut Van Hiele. Selanjutnya, pada bab 3 menjelaskan
tentang klasifikasi siswa berkebutuhan khusus, pengertian siswa
slow learner, karakteristik siswa slow learner dan cara menangani
siswa slow learner.
Teori di atas tidak berdiri sendiri melainkan saling berkaitan
antara satu dengan yang lainnya. Teori-teori tersebut ditulis guna
mendukung adanya rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Teori-teori tersebut juga akan memberikan wawasan kepada
pembaca mengenai belajar matematika, geometri, siswa
berkebutuhan khusus dan siswa slow learner.
3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada buku
panduan ini berisikan mengenai panduan melakukan pembelajaran
tematik yang di dalamnya terdapat materi geometri. Pada buku
panduan terdapat 4 Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini disusun tematik
sesuai dengan kurikulum 2013. RPP tematik yang disusun oleh
peneliti diintegrasikan dengan mata pelajaran bahasa Indonesia,
matematika, seni budaya dan prakarya (SBdP) pada RPP 1 dan 2,
sedangkan pada RPP tematik 3 dan 4 terdapat integrasi antara mata
pelajaran bahasa Indonesia, matematika, dan pendidikan pancasila
dan kewarganegaraan (PPKN).
Pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun
oleh peneliti menggunakan Kompetensi Dasar (KD) Matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
yaitu KD 3.8 Menjelaskan dan menentukan luas dan volume dalam
satuan tidak baku dengan menggunakan benda konkret dan KD 4.8
Menyelesaikan masalah luas dan volume dalam satuan tidak baku
dengan menggunakan benda konkret. RPP selain menggunakan
KD juga dilengkapi dengan indikator dan tujuan pembelajaran.
Indikator dan tujuan pembelajaran yang disusun oleh peneliti dapat
digunakan oleh pembaca sebagai referensi atau alternatif dalam
proses pembelajaran untuk siswa slow learner, akan tetapi
pembaca dapat memodifikasi indikator dan tujuan pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan yang ingin dikembangkan.
RPP yang telah disusun oleh peneliti menggunakan model
pembelajaran yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan siswa
slow learner. Pada langkah pembelajaran secara umum
menggunakan model pembelajaran TTW, namun pada bagian
geometri ditambah dengan tahapan pembelajaran geometri menurut
Van Hiele. RPP yang telah disusun oleh peneliti juga dilengkapi
dengan media pembelajaran. Media pembelajaran yang terdapat
pada RPP berupa benda konkret yang menuntut siswa untuk aktif
pada pembelajaran geometri. Selanjutnya, susunan RPP pada buku
panduan ini terdiri dari: (1) identitas, (2) tujuan pembelajaran, (3)
kompetensi inti, (4) kompetensi dasar dan indikator, (5) materi
pembelajaran, (6) pendekatan, model, metode dan teknik
pembelajaran, (7) langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari
dua penggalan, (8) media, alat, dan sumber belajar, (9) penilaian,
dan (10) lampiran.
Lampiran Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP) ini
mendukung langkah-langkah kegiatan pembelajaran. Lampiran
pada RPP ini terdiri dari: (1) lembar literasi, (2) materi
pembelajaran, (3) lembar kerja peserta didik (LKPD), (4) lembar
evaluasi, dan (5) instrumen penilaian, (6) lembar refleksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran pada RPP ini dapat dimodifikasi sesuai dengan
kebutuhan guru atau pembaca.
4) Daftar Pustaka
Pada penulisan buku panduan, peneliti mencari berbagai
referensi dari berbagai sumber guna untuk mengembangkan buku
panduan ini, sehingga peneliti menambahkan bagian daftar pustaka
untuk mencantumkan sumber-sumber referensi yang digunakan
oleh peneliti dalam mengembangkan buku panduan. Sumber-
sumber yang peneliti gunakan yaitu buku guru, buku siswa untuk
melihat KI dan KD. Selain itu, peneliti juga menggunakan buku
tentang teori belajar matematika, geometri, siswa berkebutuhan
khusus, dan siswa slow learner. Peneliti tidak hanya menggunakan
buku sebagai sumber melainkan juga menggunakan jurnal-jurnal
yang mendukung penulisan buku panduan ini. Semua sumber yang
terpercaya yang digunakan oleh peneliti dicantumkan pada bagian
daftar pustaka. Daftar pustaka diletakkan pada bagian akhir buku
panduan guru.
5) Evaluasi pada Tahap Pengembangan (development)
Peneliti telah membuat dan mengembangkan produk awal
berupa buku panduan guru pada pembelajaran geometri bagi siswa
slow learner kelas III. Selanjutnya, peneliti melakukan penyusunan
instrumen validasi yang dapat dilihat pada bab III. Setelah peneliti
merasa cukup dalam pengembangan buku panduan, peneliti
melakukan validasi buku panduan kepada ahli matematika, ahli
siswa berkebutuhan khusus, dan guru kelas III. Buku panduan
divalidasi oleh para ahli dan guru kelas guna mendapatkan data
apakah buku panduan ini berkualitas dan layak digunakan atau
diimplementasikan oleh guru kelas III. Produk yang telah
divalidasi selanjutnya direvisi agar layak digunakan guru untuk
memberikan materi kepada siswa slow learner kelas III SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Pada tahap ini, peneliti melakukan evaluasi dari hasil validasi
dengan ahli matematika, ahli siswa berkebutuhan khusus dan guru
kelas III SD. Berikut ini penjabaran hasil validasi:
a) Validasi dan Revisi Ahli Matematika
Validasi dilakukan pada tanggal 19 November 2020.
Indikator yang dinilai dari produk adalah desain buku
panduan dan isi buku panduan. Hasil rata-rata validasi yang
didapatkan dari ahli matematika yaitu sebesar 3,96 dari skor
maksimal empat. Hasil tersebut menunjukkan bahwa produk
buku panduan ini masuk dalam kategori sangat baik.
Ahli matematika telah menyatakan bahwa buku panduan
bisa diimplementasikan, namun tetap perlu ada perbaikan di
beberapa bagian. Ahli matematika juga memberi beberapa
komentar atau saran mengenai buku panduan. Selanjutnya,
peneliti melakukan revisi sesuai dengan masukan yang telah
didapatkan dari ahli matematika. Revisi yang dilakukan oleh
peneliti yaitu sebagai berikut:
Revisi pertama yang telah dilakukan oleh peneliti
berdasarkan komentar dari ahli matematika yaitu mengenai
kata pengantar sebaiknya diberi penjelasan mengenai untuk
siapa buku tersebut ditujukan. Selanjutnya, revisi yang sudah
dilakukan oleh peneliti dapat diamati pada tabel 4.1 berikut
ini:
Tabel 4. 1 Komentar dan Revisi Ahli Matematika
Komentar Revisi
Perbaiki salah ketik dan
tambahkan kepada siapa buku
ini ditujukan
Peneliti menambahkan ke-
terangan bahwa buku pan-
duan ini ditujukan untuk
guru kelas III SD
Sebelum Sesudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Revisi yang dilakukan oleh peneliti pada bagian kata
pengantar yaitu yang awal mulanya tidak terdapat keterangan
mengenai untuk siapa buku panduan tersebut digunakan. Lalu,
peneliti menambahkan keterangan bahwa buku panduan
tersebut ditujukan kepada guru kelas III SD terutama yang
mengajar siswa slow learner.
Revisi yang kedua berdasarkan komentar dari ahli
matematika yaitu mengenai penjelasan geometri dan siswa
berkebutuhan khusus. Selanjutnya, revisi yang sudah
dilakukan oleh peneliti dapat diamati pada tabel 4.2 berikut
ini:
Tabel 4. 2 Komentar dan Revisi Ahli Matematika
Komentar Revisi
Perbaiki beberapa bagian
mengenai teori geometri dan
siswa slow learner
Peneliti menambahkan ilus-
trasi konkret mengenai
aktivitas siswa sesuai
tahapan pembelajaran Van
Hiele
Sebelum Sesudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Revisi yang dilakukan oleh peneliti yaitu menambahkan
keterangan pada bagian teori geometri mengenai aktivitas
konkret yang dilakukan oleh siswa menggunakan tahapan
pembelajaran geometri menurut Van Hiele, tahapan yang
dimaksud yaitu informasi, orientasi terarah, eksplisitasi,
orientasi bebas, dan integrasi.
Revisi ketiga berdasarkan komentar dari ahli matematika
masih sama pada bagian penjelasan geometri dan siswa
berkebutuhan khusus. Selanjutnya, revisi yang sudah
dilakukan oleh peneliti dapat diamati pada tabel 4.3 berikut
ini:
Tabel 4. 3 Komentar dan Revisi Ahli Matematika
Komentar Revisi
Perbaiki beberapa bagian me-
ngenai teori geometri dan siswa
slow learner
Peneliti menambahkan ar-
gumentasi mengenai pem-
belajaran geometri Van
Hiele cocok untuk siswa
slow learner
Sebelum Sesudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Revisi yang dilakukan oleh peneliti yaitu menambahkan pada
bagian penanganan siswa slow learner. Peneliti
menambahkan mengenai alasan tahapan pembelajaran
geometri menurut Van Hiele cocok digunakan untuk siswa
slow learner.
Revisi keempat berdasarkan komentar dari ahli matematika
yaitu mengenai penjelasan pada model think talk write
(TTW). Selanjutnya, revisi yang sudah dilakukan oleh peneliti
dapat diamati pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4. 4 Komentar dan Revisi Ahli Matematika
Komentar Revisi
Perlu diperjelas mengenai
maksud think talk write
(TTW)
Peneliti menambahkan
penjelasan mengenai maksud
dari think talk write (TTW)
Sebelum Sesudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Pada bagian ini, peneliti melakukan revisi mengenai
pengertian think talk write (TTW). Revisi dilakukan pada
bagian model pembelajaran. Peneliti menambahkan dan
sedikit merubah penjelasan mengenai think talk write (TTW)
supaya mempermudah pembaca untuk memahami pengertian
dari think talk write (TTW).
Revisi kelima berdasarkan komentar dari ahli matematika
yaitu mengenai LKPD. Selanjutnya, revisi yang sudah
dilakukan oleh peneliti dapat diamati pada tabel 4.5 berikut ini
Tabel 4. 5 Komentar dan Revisi Ahli Matematika
Komentar Revisi
LKPD belum jelas membantu
siswa siswa slow learner
Peneliti melakukan penyeder-
hanaan soal pada lembar
LKPD
Sebelum Sesudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Revisi yang dilakukan peneliti yaitu menyederhanakan soal
pada LKPD supaya sesuai dengan karakteristik siswa slow
learner. Sebelum direvisi, soal pada LKPD terlalu sulit bagi
siswa slow learner, sehingga perlu disederhanakan namun
tetap tanpa mengurangi penanaman konsep geometri itu
sendiri. Selain disederhanakan menjadi lebih mudah, peneliti
juga mengubah instruksi pada soal menjadi lebih singkat
namun tetap jelas maksud dari instruksi tersebut. LKPD yang
dibuat peneliti pada RPP 1, 2, 3, dan 4 memiliki tingkat
kesulitan yang berbeda-beda. Semakin ke atas tingkat RPP
maka kesulitan soal pada RPP semakin meningkat, namun
tetap ada pengulangan di setiap LKPD pada RPP yang sudah
dibuat. Pengulangan pada RPP bertujuan untuk membantu
siswa slow learner memahami konsep yang diajarkan
dikarenakan siswa slow leraner membutuhkan pengulangan
untuk memahami suatu materi. Selain itu, dalam pengerjaan
LKPD ada pendampingan individual bagi siswa slow learner
sehingga tidak begitu sulit untuk diimplementasikan kepada
siswa. Penyederhanaan tersebut bertujuan supaya LKPD dapat
membantu siswa slow learner dalam memahami materi
geometri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Selain komentar, saran atau masukan di atas, ahli
matematika juga memberikan beberapa komentar saran atau
masukan lainnya. Komentar, saran atau masukan tersebut
dituliskan dalam tabel berikut ini
Tabel 4. 6 Komentar dan Revisi Ahli Matematika
No Komentar Revisi
1 Di dalam buku prinsip-prinsip
belajar ini ada tetapi kurang
tampak secara eksplisit
Peneliti tidak melaku-
kan revisi pada bagian
ini karena prinsip be-
lajar sudah tertuang se-
cara tersirat pada RPP
2 Beberapa kalimat masih belum
jelas maksudnya atau belum
efektif
Peneliti merevisi bebe-
rapa kalimat yang tidak
efektif
3 Perbaiki beberapa salah ketik Peneliti merevisi bebe-
rapa kata yang salah
ketik.
b) Validasi dan Revisi Ahli Siswa Berkebutuhan Khusus
Selain validasi dengan ahli matematika, peneliti juga
melakukan validasi kepada ahli siswa berkebutuhan khusus.
Validasi dilakukan pada tanggal 23 November 2020. Indikator
yang dinilai adalah desain dan isi buku panduan guru. Hasil
rata-rata skor validasi yang didapatkan dari ahli siswa
berkebutuhan khusus yaitu 3,60 dari skor maksimal empat.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa buku panduan ini
termasuk ke dalam kategori sangat baik. Ahli siswa
berkebutuhan khusus menyatakan bahwa buku panduan dapat
digunakan namun tetap ada beberapa hal yang perlu direvisi
berdasarkan komentar dan saran yang sudah diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Revisi pertama berdasarkan komentar dari ahli siswa
berkebutuhan khusus yaitu mengenai cover buku. Peneliti
melakukan revisi dengan mengganti gambar pada cover buku
panduan dan mempersingkat judul. Hasil revisi dapat dilihat
pada tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4. 7 Komentar dan Revisi Ahli Siswa
Berkebutuhan Khusus
Komentar Revisi
Gambar sudah pernah dilihat
di internet, akan lebih baik
menggunakan gambar sendiri
Peneliti mengubah gambar
yang ada di cover buku
panduan menggunakan gam-
bar sendiri
Sebelum Sesudah
Peneliti mengubah cover menggunakan gambar pribadi.
Peneliti membuat gambar untuk cover buku menggunakan
aplikasi CorelDraw dan Canva. Awal mula cover buku
menggunakan gambar yang identik dengan inklusi dan siswa
yang memiliki kebutuhan khusus, namun setelah
mendapatkan komentar, peneliti merubah gambar ilustrasi
dengan gambar guru yang sedang memberikan penjelasan
mengenai bangun datar dan terdapat gambar ilustrasi siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
yang sedang memperhatikan guru. Hal tersebut sesuai dengan
isi buku panduan guru yang telah dibuat oleh peneliti bahwa
buku panduan guru digunakan untuk guru mengajar materi
geometri bagian luas bangun datar.
Revisi kedua berdasarkan komentar dari ahli siswa
berkebutuhan khusus yaitu mengenai kelengkapan sitasi dan
pemilihan diksi untuk kalimat. Peneliti melakukan revisi
dengan melengkapi sitasi dan mengganti beberapa kata
supaya tepat. Hasil revisi dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut
ini:
Tabel 4. 8 Komentar dan Revisi Ahli Siswa
Berkebutuhan Khusus
Komentar Revisi
Masukkan Undang-undang
secara spesifik, tambahkan
sitasi mengenai teori Piaget
dan The Individuals With
Disability Education Act
(IDEA)
Peneliti menuliskan Undang-
undang secara spesifik,
menambahkan sitasi pada
bagian teori Piaget dan The
Individuals With Disability
Education Act (IDEA)
Sebelum Sesudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Revisi ketiga berdasarkan komentar dari ahli siswa
berkebutuhan khusus yaitu mengenai beberapa kata yang
belum tepat. Hasil revisi dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut
ini:
Tabel 4. 9 Komentar dan Revisi Ahli Siswa
Berkebutuhan Khusus
Komentar Revisi
Istilah retardasi mental sudah
tidak digunakan lagi seba-
iknya diganti dengan istilah
disabilitas intelektual, lalu
kata menampung sebaiknya
diganti dengan kata menerima
Mengganti beberapa istilah
yaitu retardasi mental menja-
di disabilitas intelektual dan
menampung diganti dengan
menerima
Sebelum Sesudah
Pada tabel 4.8 dan 4.9, peneliti merevisi pada bagian teori
dengan menambah beberapa sitasi dan mengganti diksi yang
kurang tepat dalam penulisan kalimat. Kalimat retardasi
mental peneliti ganti menjadi disabilitas intelektual, kata
menampung diganti dengan menerima dan membenarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
kalimat-kalimat yang lainnya yang dirasa kurang tepat
pemilihan diksinya.
Selain komentar, saran atau masukan di atas, ahli siswa
berkebutuhan khusus juga memberikan beberapa komentar
saran atau masukan lainnya. Komentar, saran atau masukan
tersebut dituliskan dalam tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4. 10 Komentar dan Revisi Ahli Siswa
Berkebutuhan Khusus
No Komentar Revisi
1 Kalimat belum efektif dan ada
beberapa salah ketik
Peneliti melakukan re-
visi pada bagian ka-
limat yang belum e-
fektif dan salah ketik
2 Belum dimunculkan adanya
opsi-opsi atau antisipasi
Pada bagian ini peneliti
tidak melakukan revisi
karena RPP yang disu-
sun menganut pada te-
ori Sanjaya dalam
Ananda (2019:20) yang
menganut adanya kri-
teria kepastian yang
tidak memiliki opsi-
opsi pada RPP.
c) Validasi dan Revisi Guru Kelas III SD
Selain dengan ahli matematika dan ahli berkebutuhan
khusus, peneliti juga melakukan validasi kepada guru kelas III
SD inklusi yang mengajar siswa slow learner. Validasi
dilakukan pada tanggal 7 Desember 2020. Indikator yang
dinilai yaitu desain dan isi buku panduan. Hasil validasi yang
diperoleh dari guru SD kelas III menunjukkan skor rata-rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
sebesar 3,64 dari skor maksimal empat. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa buku panduan ini termasuk ke dalam
kategori sangat baik. Selain itu, guru kelas III SD menyatakan
bahwa buku panduan dapat digunakan namun tetap ada
beberapa hal yang perlu direvisi. Revisi dilakukan
berdasarkan komentar dan saran yang diberikan oleh guru
kelas III SD. Selanjutnya, peneliti melakukan revisi sebagai
berikut ini:
Revisi pertama berdasarkan komentar guru kelas III SD
yaitu mengenai model pembelajaran think talk write (TTW)
dengan memberi penjelasan mengenai penerapan model TTW
untuk siswa slow learner. Hasil revisi dapat dilihat pada tabel
4.11 berikut ini:
Tabel 4. 11 Komentar dan Revisi Guru Kelas III
Komentar Revisi
Perlu dijelaskan bagaimana
penerapan model TTW untuk
siswa slow learner
Peneliti menambahkan pen-
jelasan mengenai ilustrasi
penerapan model TTW
untuk siswa slow learner
Sebelum Sesudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Peneliti merevisi pada bagian teori yang menjelaskan
mengenai model pembelajaran TTW yang digunakan pada
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Peneliti
menambahkan ilustrasi penggunaan model TTW bagi siswa
slow learner secara singkat.
Revisi yang kedua berdasarkan komentar guru kelas III SD
yaitu mengenai lembar kerja peserta didik (LKPD) yang
terdapat pada lampiran RPP. Selanjutnya, hasil revisi dapat
dilihat pada tabel 4.12 berikut ini:
Tabel 4. 12 Komentar dan Revisi Guru Kelas III
Komentar Revisi
LKPD masih belum
mengcover pembelajaran
untuk siswa slow learner
Peneliti menyederhanakan
LKPD sehingga mengcover
pembelajaran untuk siswa
slow learner
Sebelum Sesudah
Peneliti merevisi pada bagian LKPD menjadi lebih sederhana,
terdapat gambar untuk membantu siswa slow learner
memahami soal. Peneliti membuat soal dengan instruksi yang
singkat dan padat. Hal tersebut bertujuan supaya siswa slow
learner mampu mengikuti pembelajaran dan membantu siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
memahami konsep materi geometri. Revisi ini sama seperti
pada tabel 4.5.
Selain komentar, saran atau masukan di atas, guru kelas III
SD juga memberikan beberapa komentar saran atau masukan
lainnya. Komentar, saran atau masukan tersebut dituliskan
dalam tabel 4.13 berikut ini:
Tabel 4. 13 Komentar dan Revisi Guru Kelas III
No Komentar Revisi
1 Sudah sesuai prinsip akan
tetapi masih perlu diperhatikan
lagi ketika diterapkan dalam
sekolah inklusi
Pada bagian ini,
peneliti tidak mela-
kukan revisi karena
pernyataan tersebut ter-
masuk komentar yang
positif
2 Coba diteliti lagi Peneliti melakukan re-
visi pada bagian tanda
baca
3 Masih perlu diperhatikan lagi
kebutuhan pembelajaran untuk
siswa slow learner
Pada bagian ini peneliti
tidak melakukan revisi
karena RPP sudah
disesuaikan dengan
kebutuhan siswa pada
saat wawancara dengan
guru kelas III
d. Implementasi (implementation)
Langkah yang keempat pada tahapan ADDIE yaitu implementasi.
Pada tahap ini, buku panduan yang telah dirancang dan dikembangkan
oleh peneliti akan diuji cobakan kepada siswa slow learner kelas III
SD Jogja Green School. Namun, uji coba produk yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
direncanakan tidak berjalan dengan baik dikarenakan terhambat oleh
adanya pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia termasuk
Indonesia. Hal tersebut membuat pemerintahan di Indonesia secara
resmi mengeluarkan peraturan mengenai proses pembelajaran pada
seluruh jenjang pendidikan di Indonesia termasuk jenjang sekolah
dasar. Peraturan yang dikeluarkan oleh pihak pemerintah yaitu
pembelajaran yang semula dilakukan secara tatap muka kini dilakukan
secara jarak jauh atau biasa disebut dengan pembelajaran daring
(dalam jaringan). Dengan keadaan demikian, guru kelas III SD Jogja
Green School, guru kelas III SD Teladan, dan guru kelas III SD
Nasional Kakuka Wonosobo menyampaikan bahwa tidak
memungkinkan untuk dilakukannya implementasi uji coba produk
pada siswa slow learner kelas III SD. Sehingga untuk mengetahui
kualitas produk yang dihasilkan, peneliti hanya melakukan validasi
produk kepada ahli matematika, ahli siswa berkebutuhan khusus, dan
guru kelas III SD. Berdasarkan hasil dari validasi dengan para ahli dan
guru kelas III SD buku panduan sudah layak untuk diimplementasikan.
e. Evaluasi (evaluation)
Langkah yang terakhir adalah evaluasi. Namun, pada tahap ini
peneliti tidak dapat melakukan evaluasi dari tahap implementasi
karena implementasi tidak dapat dilakukan oleh peneliti karena
pandemi Covid-19. Berikut ini adalah hasil evaluasi yang sudah
dilakukan oleh peneliti:
1) Sampul Buku Panduan
Sampul buku panduan guru pada pembelajaran geometri
bagi siswa slow learner kelas III SD inklusi menggunakan teori
Van Hiele sudah sesuai dengan komentar dan saran dari para
validator. Peneliti melakukan desain ulang sampul buku panduan
ini dengan menggunakan aplikasi Corel Draw X7. Peneliti
mengganti gambar yang ada pada sampul buku menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
gambar milik sendiri, kemudian peneliti merapikan layout. Setelah
itu, peneliti mencetak sampul menggunakan kertas Ivory 230.
Sampul buku panduan diberi judul utama “Buku Panduan Guru
Pembelajaran Geometri Bagi Siswa Slow Learner Kelas III SD
Inklusi Menggunakan Teori Van Hiele”. Pada penulisan “Buku
Panduan Guru” diletakkan di bagian tengah paling atas, kemudian
tulisan “Pembelajaran Geometri Bagi Siswa Slow Learner Kelas
III SD Inklusi Menggunakan Teori Van Hiele” diletakkan di
bagian tengah di bawah tulisan “Buku Panduan Guru”. Selain itu,
pada sampul buku, peneliti juga menuliskan tema 6 dan nama
penyusunan buku. Sampul buku juga memuat gambar ilustrasi guru
dan siswa sedang melakukan kegiatan belajar mengajar mengenai
materi geometri luas bangun datar dan terdapat gambar ilustrasi
bangun datar yang dibuat transparan lalu diletakkan pada seluruh
bagian sampul buku. Gambar ilustrasi tersebut dibuat untuk
menggambarkan isi buku. Selain itu, gambar-gambar pada sampul
buku juga berfungsi sebagai daya tarik pembaca.
2) Kata Pengantar
Kata pengantar pada buku panduan terdapat sedikit
perubahan yaitu peneliti menambahkan keterangan mengenai untuk
siapa buku itu ditujukan sesuai dengan komentar validator. Kata
pengantar berisikan mengenai ucapan syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas keberhasilan penulis dalam menyelesaikan buku
panduan guru, sedikit penjelasan mengenai isi keseluruhan buku
panduan pembelajaran geometri, permohonan maaf atas
kekurangan buku, serta permintaan kritik dan saran yang dapat
membangun sebagai perbaikan buku. Selanjutnya, kata pengantar
ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan dorongan serta
gambaran mengenai isi buku panduan kepada pengguna atau
pembaca buku panduan.
3) Isi Buku Panduan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Pada bagian isi buku panduan, peneliti juga melakukan
beberapa perubahan atau revisi sesuai dengan komentar para
validator. Perubahan tersebut di antaranya yaitu: (1) memperbaiki
beberapa salah ketik dan pada kata pengantar peneliti
menambahkan kepada siapa buku panduan ditujukan, (2) pada
bagian teori geometri, peneliti menambahkan ilustrasi konkret
mengenai aktivitas siswa sesuai dengan tahapan pembelajaran
menurut Van Hiele, (3) pada bagian teori siswa slow learner,
peneliti menambahkan argumentasi mengenai pembelajaran
geometri cocok untuk siswa slow learner, (4) pada bagian model
pembelajaran TTW, peneliti menambahkan penjelasan mengenai
maksud tahapan pada model TTW dan menambahkan ilustrasi
penerapan TTW untuk siswa slow learner, (5) pada bagian teori
siswa berkebutuhan khusus, peneliti menambahkan sitasi mengenai
Undang-undang, teori Piaget dan The Individuals With Disability
Education Act (IDEA).
4) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Peneliti melakukan revisi rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yaitu pada bagian LKPD. Peneliti melakukan
penyederhanaan soal LKPD dan mempersingkat instruksi pada
soal. Hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan siswa slow
learner dikarenakan siswa slow learner sulit memahami soal yang
rumit dan instruksi yang panjang. Penyederhanaan soal LKPD juga
berkaitan dengan instrumen penilaian sehingga peneliti juga
melakukan beberapa perubahan pada instrumen penilaian. Hal
tersebut bertujuan agar ada kesesuaian antara LKPD dengan
instrumen penilaian.
Produk yang telah dihasilkan oleh peneliti dalam penelitian dan
pengembangan ini adalah berupa buku panduan guru pada pembelajaran
geometri bagi siswa slow learner kelas III SD. Produk tersebut telah
divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli matematika, ahli siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
berkebutuhan khusus, dan guru kelas III SD. Berdasarkan hasil validasi,
buku panduan dinyatakan berkualitas dan telah memenuhi kriteria sesuai
Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2008: 9) dan RPP dalam buku panduan
sudah sesuai dengan kriteria RPP yang baik menurut Sanjaya dalam
Ananda (2019: 20). Berdasarkan hasil validasi para ahli dan guru kelas III
SD, produk berupa buku panduan ini memperoleh skor rata-rata 3,73 dari
skala 4. Hasil tersebut masuk ke dalam kategori buku panduan yang
“Sangat Baik”.
2. Kualitas Produk Buku Panduan
Pada penyusunan buku panduan, peneliti memperhatikan kriteria buku
panduan yang baik menurut Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2008: 9).
Berdasarkan Pusat Kurikulum dan Perbukuan ada beberapa kriteria buku
panduan yang baik. Berikut ini kualitas produk buku panduan berdasarkan
kriteria Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2008: 9):
a) Cover
Bagian pertama dari buku panduan guru ini yaitu adalah cover atau
sampul. Peneliti membuat cover sesuai dengan kriteria menurut Pusat
Kurikulum dan Perbukuan (2008: 9), sehingga buku panduan memiliki
cover buku yang berkualitas. Kualitas cover buku panduan diuraikan
sebagai berikut ini:
1) Judul Buku Menggambarkan Isi Buku
Pada bagian judul, peneliti membuat judul buku panduan
semenarik mungkin, mulai dari pemilihan kata hingga maksud dari
judul tersebut. Peneliti memberi judul buku panduan yaitu Buku
Panduan Guru Pembelajaran Geometri Bagi Siswa Slow Learner
Kelas III SD Inklusi Menggunakan Teori Van Hiele. Berdasarkan
judul tersebut dapat menjelaskan bahwa buku panduan digunakan
oleh guru untuk pembelajaran tematik yang terdapat mata pelajaran
matematika mengenai materi geometri bagi siswa slow learner
kelas III SD di sekolah inklusi. Buku panduan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
menggunakan teori Van Hiele untuk membantu siswa slow learner
memahami materi geometri. Judul buku panduan juga
menggambarkan isi dari buku panduan yang dibuat oleh peneliti.
Berdasarkan judul tersebut isi dari buku panduan yaitu rancangan
pembelajaran geometri bagi siswa slow learner menggunakan teori
Van Hiele dan beberapa teori pendukung. Cover buku panduan
guru sudah sesuai dengan kriteria cover buku panduan yang baik
yaitu judul buku menggambarkan isi buku (Pusat Kurikulum dan
Perbukuan 2008: 9). Hal ini dibuktikan dengan hasil penilaian
cover buku oleh para ahli dan guru kelas III SD. Ahli matematika
memberikan nilai 4 dengan kategori sangat baik. Ahli siswa
berkebutuhan khusus memberikan nilai 3 dengan kategori baik,
dan guru kelas III memberikan nilai 3 dengan kategori baik.
2) Judul Buku Tidak Melecehkan
Judul buku panduan yang dibuat oleh peneliti tidak memiliki
maksud ganda atau ambigu. Selain itu, judul buku panduan tidak
mengandung kata-kata yang melecehkan pihak lain. Cover buku
panduan guru sudah sesuai dengan kriteria cover buku panduan
yang baik yaitu judul buku tidak melecehkan (Pusat Kurikulum
dan Perbukuan 2008: 9). Hal ini dibuktikan dengan hasil validasi
dari para validator. Ahli matematika pada poin ini memberikan
nilai 4 dengan kategori sangat baik, ahli siswa berkebutuhan
khusus memberikan nilai 4 dengan kategori sangat baik, dan guru
kelas III memberikan nilai 4 dengan kategori sangat baik.
3) Ilustrasi Cover Buku Menggambarkan Isi Buku
Peneliti mendesain buku panduan dengan semenarik
mungkin, mulai dari pilihan warna, gambar, dan tata letak gambar.
Peneliti juga menyesuaikan ilustrasi gambar dengan isi buku,
sehingga ada keterkaitan isi buku panduan dengan ilustrasi gambar
yang ada pada sampul buku. Cover buku panduan guru sudah
sesuai dengan kriteria cover buku panduan yang baik yaitu judul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
ilustrasi cover buku menggambarkan isi buku (Pusat Kurikulum
dan Perbukuan 2008: 9). Hal ini sesuai dengan penilaian para
validator dan guru kelas III SD. Ahli matematika memberikan nilai
4 dengan kategori sangat baik, ahli siswa berkebutuhan khusus
memberi nilai 2 dengan kategori kurang baik namun sudah direvisi
oleh peneliti sesuai dengan komentar ahli matematika, dan guru SD
kelas III memberikan nilai 3 dengan kategori baik.
4) Nama Penulis Tercantum Dalam Cover
Selain terdapat judul dan ilustrasi gambar yang sesuai dengan
isi, peneliti juga menambahkan nama lengkap penulis buku
panduan tersebut pada bagian cover.
Berdasarkan uraian di atas, berikut ini adalah tabel konversi data
kuantitatif ke data kualitatif. Berikut ini adalah rekapan nilai hasil
validasi pada bagian cover buku panduan:
Tabel 4. 14 Rekapan Nilai Hasil Validasi Cover
Cover
No Aspek yang
dinilai
Validator Ahli
Matematika
Validator Ahli
ABK
Validator Guru
Kelas III
Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori
1 Buku panduan
memiliki sampul
yang menarik
seperti penulisan
judul, warna dan
gambar
4 Sangat
baik
3 Baik 3 Baik
2 Judul buku
menggambarkan
isi buku yang
ditulis dalam
Bahasa Indonesia
yang benar.
4 Sangat
baik
3 Baik 4 Sangat
baik
3 Penulisan judul
tidak mengandung
stereotip
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
4 Gambar pada
cover buku sesuai
4 Sangat
baik
2 Kurang
baik
3 Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
dengan isi buku
Jumlah skor 16 12 14
Rata-rata skor 4 3 3,5
Jumlah rata-rata skor 3,5
Berdasarkan tabel di atas skor validasi pada cover buku panduan di
atas peneliti memperoleh rerata skor 3,5 yang termasuk dalam kategori
“Sangat Baik”
b) Awal Buku
Pada awalan membuat buku panduan, peneliti juga memperhatikan
beberapa kriteria buku panduan menurut Pusat Kurikulum dan
Perbukuan (2008: 9), sehingga buku panduan memiliki awalan buku
yang berkualitas. Kualitas awalan buku panduan diuraikan sebagai
berikut ini:
1) Terdapat Halaman Prakata
Sebelum memasuki bagian isi, peneliti menuliskan kata
pengantar sebagai halaman prakata. Kata pengantar berisikan
mengenai ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
keberhasilan dalam menyelesaikan buku panduan, sedikit
penjelasan keseluruhan mengenai buku panduan pembelajaran
geometri, permohonan maaf atas kekurangan buku, serta
permintaan kritik dan saran yang dapat membangun sebagai
perbaikan buku. Berdasarkan uraian tersebut, awalan buku
panduan sudah sesuai dengan kriteria awalan buku panduan yang
baik yaitu terdapat halaman prakata. Hal tersebut dibuktikan
berdasarkan penilaian para ahli dan guru kelas III SD pada bagian
kata pengantar, menurut ahli matematika pada bagian ini
mendapatkan nilai 4 dengan kategori sangat baik, berdasarkan ahli
siswa berkebutuhan khusus mendapatkan nilai 3 dengan kategori
baik, dan berdasarkan guru kelas III mendapatkan nilai 4 dengan
kategori sangat baik.
2) Terdapat Halaman Daftar Isi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Selain terdapat kata pengantar atau halaman prakata, peneliti
juga menuliskan halaman daftar isi. Halaman daftar isi dituliskan
dengan tujuan mempermudah pembaca untuk mengetahui isi dari
buku panduan dan mempermudah mencari tahu halaman suatu bab
atau sub bab. Berdasarkan uraian tersebut, awalan buku panduan
yang disusun oleh peneliti sudah sesuai dengan kriteria buku
panduan yang baik yaitu terdapat halaman daftar isi. Hal tersebut
dibuktikan berdasarkan hasil validasi dari para ahli dan guru kelas
III SD pada bagian daftar isi masing-masing validator memberikan
nilai 4 dengan kategori sangat baik.
Berdasarkan uraian di atas berikut ini adalah tabel konversi data
kuantitatif ke data kualitatif. Berikut ini adalah rekapan nilai hasil
validasi pada bagian awal buku panduan:
Tabel 4. 15 Rekapan Nilai Hasil Validasi Awal Buku
Awal Buku
No Aspek yang
dinilai
Validator Ahli
Matematika
Validator Ahli
ABK
Validator Guru
Kelas III
Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori
1 Terdapat kata
pengantar yang
dituliskan oleh
penulis
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
2 Terdapat halaman
daftar pustaka
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
Jumlah skor 8 8 8
Rata-rata skor 4 4 4
Jumlah rata-rata skor 4
Berdasarkan tabel di atas skor validasi pada bagian awal buku
panduan di atas peneliti memperoleh rerata skor 4 yang termasuk
dalam kategori “Sangat Baik”
c) Bagian Isi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Pada bagian isi, peneliti memperhatikan beberapa kriteria buku
panduan menurut Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2008: 9), sehingga
buku panduan memiliki isi buku yang berkualitas. Kualitas bagian isi
buku diuraikan sebagai berikut ini:
1) Memberikan Panduan Tentang Metode, Media, dan Penilaian
Buku panduan guru ini selain berisi mengenai teori juga
berisikan panduan mengenai pembelajaran tematik pada tema 6
yang di dalamnya terdapat pembelajaran geometri. Panduan
mengenai pembelajaran tersebut dibuat dalam bentuk RPP. Pada
bagian RPP terdapat penggunaan metode, media, dan penilaian
yang terdapat pada lampiran RPP. Panduan dalam bentuk RPP
disusun secara sistematis dan runtut supaya pembaca mudah
memahami dan mengimplementasikan RPP. Selain metode, media,
dan penilaian, peneliti juga menjelaskan mengenai model
pembelajaran yang digunakan, langkah-langkah pada RPP yang
memandu pembaca, lampiran yang lengkap (lembar literasi, materi,
LKPD, media, lembar evaluasi, dan instrumen penilaian).
Berdasarkan uraian tersebut, buku panduan pada bagian isi
memiliki kriteria memberikan panduan tentang metode, media dan
penilaian. Hal tersebut terbukti berdasarkan hasil validasi dari para
ahli dan guru kelas III SD inklusi. Ahli matematika memberikan
nilai 4 dengan kategori sangat baik. Ahli siswa berkebutuhan
khusus memberikan nilai 4 dengan kategori sangat baik, dan guru
kelas III SD memberikan nilai 4 dengan kategori sangat baik.
2) Isi yang Dapat Dipertanggungjawabkan
Pada penyusunan buku panduan ini peneliti menggunakan
beberapa referensi baik dari buku maupun jurnal. Buku panduan ini
memuat beberapa teori yang diambil dari referensi yang
digunakan, akan tetapi pada saat mengutip peneliti juga
menambahkan sitasi referensi yang digunakan dan pada bagian
akhir buku panduan peneliti menuliskan daftar pustaka. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
tersebut adalah salah satu bukti bahwa buku panduan yang ditulis
oleh peneliti pada bagian isi dapat dipertanggungjawabkan karena
memuat beberapa referensi yang terpercaya dan terdapat sitasi pada
bagian kutipan. Berdasarkan uraian di atas buku panduan memiliki
kriteria yaitu isi dapat dipertanggungjawabkan. Hal tersebut sesuai
dengan hasil validasi dari beberapa ahli dan guru kelas III SD.
Menurut ahli matematika, buku panduan pada bagian ini
mendapatkan nilai 4 dengan kategori sangat baik, menurut ahli
siswa berkebutuhan khusus mendapat nilai 4 dengan kategori
sangat baik, dan menurut guru kelas III SD mendapat nilai 4
dengan kategori sangat baik.
3) Tata Bahasa dan Gaya Penyajian yang Baik
Pada penulisan buku panduan ini selain memperhatikan
desain, peneliti juga memperhatikan tata bahasa dan penyajian
buku panduan. Peneliti menuliskan isi buku panduan dengan
memilih kata atau diksi yang tepat supaya pembaca buku panduan
mudah memahami dan mengimplementasikannya. Berdasarkan hal
tersebut, buku panduan memiliki kriteria tata bahasa dan gaya
penyajian yang baik. Pada bagian ini, berdasarkan penilaian ahli
matematika mendapatkan nilai 3 dengan kategori baik, menurut
ahli siswa berkebutuhan khusus mendapat nilai 4 dengan kategori
sangat baik, dan menurut guru kelas III SD mendapat nilai 4
dengan kategori sangat baik.
Berdasarkan uraian di atas berikut ini adalah tabel konversi data
kuantitatif ke data kualitatif. Berikut ini adalah rekapan nilai hasil
validasi pada bagian isi buku panduan:
Tabel 4. 16 Rekapan Nilai Hasil Validasi Isi Buku
Isi Buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
N
o
Aspek yang dinilai Validator Ahli
Matematika
Validator Ahli
ABK
Validator
Guru Kelas III
Sko
r
Kategor
i
Sko
r
Kategor
i
Sko
r
Kategor
i
1 Isi buku panduan
memuat rancangan
pembelajaran yang
sesuai dengan Kom-
petensi Dasar (KD)
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
2 Isi buku panduan
memuat penjelasan
teori belajar mate-
matika, geometri, dan
siswa berkebutuhan
khusus
4 Sangat
baik
3 Baik 3 Baik
3 Isi buku panduan
menjelaskan
mengenai model
pembelajaran TTW
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
3 Baik
4 Isi buku panduan
memuat rancangan
pembelajaran sesuai
dengan prinsip belajar
(perhatian dan moti-
vasi, keaktifan, kete-
rlibatan langsung, pe-
ngulangan, tantangan,
dan perbedaan indi-
vidu)
3 Baik 4 Sangat
baik
3 Baik
5 Isi buku panduan
memuat latihan soal
sesuai rancangan
pembelajaran
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
6 Isi buku panduan
memuat materi pem-
belajaran sesuai
rancangan pembe-
lajaran
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
7 Isi buku panduan me-
muat instrumen pe-
nilaian sesuai ranca-
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Isi Buku
N
o
Aspek yang dinilai Validator Ahli
Matematika
Validator Ahli
ABK
Validator
Guru Kelas III
Sko
r
Kategor
i
Sko
r
Kategor
i
Sko
r
Kategor
i
ngan pembelajaran
8 Isi buku panduan me-
muat rancangan
pembelajaran yang
runtut dan terperinci
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
9 Isi buku panduan pada
rancangan pembela-
jaran memuat media
yang sesuai dengan
materi ajar
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
10 Isi buku panduan
dapat
dipertanggungjawabk
an dengan
mencantumkan su-
mber rujukan
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
11 Isi buku panduan me-
nggunakan kalimat
yang mudah dipahami
3 Baik 4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
12 Isi buku panduan me-
nggunakan kalimat se-
suai dengan KBBI
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
13 Isi buku panduan
disusun dengan
kalimat yang meng-
gunakan tanda baca
yang baik dan benar
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
Jumlah skor 50 51 49
Rata-rata skor 3,84 3,92 3,76
Jumlah rata-rata skor 3,84
Berdasarkan tabel di atas skor validasi pada bagian isi buku panduan di
atas peneliti memperoleh rerata skor 3,84 yang termasuk dalam
kategori “Sangat Baik”.
d) Akhir Buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Pada bagian akhir buku, peneliti memperhatikan beberapa kriteria
buku panduan menurut Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2008: 9),
sehingga buku panduan memiliki akhir buku yang berkualitas. Kriteria
tersebut di antaranya yaitu:
1) Terdapat Daftar Pustaka
Buku panduan guru menggunakan beberapa referensi baik
dari jurnal maupun buku. Peneliti pada saat mengutip beberapa
referensi dari jurnal maupun buku mencantumkan sitasi.
Selanjutnya, pada akhir buku terdapat daftar pustaka yang
berisikan referensi jurnal dan buku yang digunakan oleh peneliti
untuk membuat dan mendukung buku panduan guru tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut buku panduan memiliki kriteria yaitu
terdapat daftar pustaka. Pada bagian ini, ahli matematika memberi
nilai 4 dengan kategori sangat baik, ahli siswa berkebutuhan
khusus mendapat nilai 4 dengan kategori sangat baik, dan guru
kelas III SD mendapat nilai 4 dengan kategori sangat baik.
2) Terdapat Halaman yang Memuat Informasi Lebih Detail Tentang
Penulis atau Ilustrator Buku
Buku panduan guru pada bagian akhir selain terdapat daftar
pustaka juga terdapat halaman profil penulis buku panduan. Profil
penulis ini berisikan biodata singkat tentang penulis. Berdasarkan
uraian tersebut, buku panduan memiliki kriteria yaitu terdapat
halaman yang memuat informasi lebih detail tentang penulis. Pada
bagian ini, ahli matematika memberi nilai 4 dengan kategori sangat
baik, ahli siswa berkebutuhan khusus mendapat nilai 4 dengan
kategori sangat baik, dan guru kelas III SD mendapat nilai 4
dengan kategori sangat baik.
Berdasarkan uraian di atas berikut ini adalah tabel konversi data
kuantitatif ke data kualitatif. Berikut ini adalah rekapan nilai hasil
validasi pada bagian akhir panduan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Tabel 4. 17 Rekapan Nilai Hasil Validasi Akhir Buku
Akhir Buku
No Aspek yang
dinilai
Validator Ahli
Matematika
Validator Ahli
ABK
Validator Guru
Kelas III
Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori
1 Terdapat daftar
pustaka pada
halaman akhir
buku
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
2 Terdapat halaman
yang memuat
informasi tentang
penulis buku pan-
duan
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
Jumlah skor 8 8 8
Rata-rata skor 4 4 4
Jumlah rata-rata skor 4
Berdasarkan tabel di atas skor validasi pada bagian akhir buku
panduan di atas peneliti memperoleh rerata skor 4 yang termasuk
dalam kategori “Sangat Baik” .
Buku panduan guru ini juga berisikan mengenai rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Pada penulisan RPP peneliti memperhatikan
karakteristik menurut Sanjaya dalam Ananda (2019:20). Ada beberapa
karakteristik yang perlu diperhatikan dalam penyusunan dan penulisan
RPP, supaya RPP yang disusun memiliki kualitas yang baik. Berikut ini
kualitas RPP dalam buku panduan guru yang dibuat oleh peneliti
berdasarkan karakteristik buku panduan menurut Sanjaya dalam Ananda
(2019:20):
a. Signifikansi
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada buku panduan guru
yang dibuat oleh peneliti memiliki kriteria signifikansi. Sedangkan,
signifikansi memiliki arti kebermaknaan. Langkah-langkah pada
perencanaan pembelajaran dibuat efektif dan efisien sehingga rencana
pelaksanaan pembelajaran yang dibuat peneliti memiliki makna di
setiap langkah-langkahnya. Setiap langkah pada RPP memiliki makna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
tersendiri jika salah satu dari langkah tersebut dihilangkan maka akan
ada hal yang tidak tersampaikan. Berdasarkan uraian tersebut RPP
pada buku panduan memiliki kriteria signifikansi. Pada bagian kriteria
signifikansi peneliti mendapatkan nilai dari ahli matematika sebesar 4
dengan kategori sangat baik. Ahli siswa berkebutuhan khusus
memberikan nilai sebesar 3 dengan kategori baik. Selanjutnya, guru
kelas III memberikan nilai 4 dengan kategori sangat baik.
b. Relevan atau Kesesuaian
Relevan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) memiliki
maksud yaitu memiliki kesesuaian baik internal maupun eksternal.
RPP yang dibuat oleh peneliti pada buku panduan guru memiliki
kesesuaian internal yaitu RPP sesuai dengan kurikulum 2013 yang
berlaku pada saat ini karena sumber utama perencanaan pembelajaran
adalah kurikulum itu sendiri. RPP disusun tematik sesuai dengan
kurikulum 2013. Selanjutnya, RPP yang dibuat oleh peneliti pada buku
panduan guru memiliki kesesuaian eksternal yaitu perencanaan
pembelajaran disusun sesuai dengan kebutuhan siswa karena
perencanaan pembelajaran disusun untuk membantu siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. Kebutuhan siswa slow
learner dan siswa yang lainnya pada kelas III yaitu memahami dan
mengerti cara menghitung luas dengan satuan tidak baku. Hal tersebut
sesuai dengan RPP yang dibuat oleh peneliti. Pada bagian relevan, RPP
pada buku panduan ini berdasarkan ahli matematika mendapatkan nilai
4 pada bagian kesesuaian dengan kurikulum 2013 dengan kategori
sangat baik dan mendapatkan nilai 3 pada bagian kesesuaian dengan
kebutuhan siswa dengan kategori baik. Ahli siswa berkebutuhan
khusus memberikan nilai 4 pada bagian kesesuaian dengan kurikulum
2013 dengan kategori sangat baik dan mendapatkan nilai 3 pada bagian
kesesuaian dengan kebutuhan siswa dengan kategori baik. Selanjutnya,
guru kelas III SD memberikan nilai 4 pada bagian kesesuaian dengan
kurikulum 2013 dengan kategori sangat baik dan mendapatkan nilai 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
pada bagian kesesuaian dengan kebutuhan siswa dengan kategori baik.
Berdasarkan uraian tersebut RPP pada buku panduan tersebut memiliki
kriteria yaitu kesesuaian.
c. Kepastian
Pada pembelajaran banyak alternatif yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Namun pada penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) peneliti menekankan nilai kepastian
dengan maksud bahwa perencanaan pembelajaran berfungsi sebagai
pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran, tidak lagi memuat
alternatif yang dapat dipilih, tetapi berisi langkah-langkah pasti yang
dapat dilakukan secara sistematis. Hal tersebut akan membantu dalam
implementasi sehingga terhindar dari persoalan-persoalan yang
mungkin muncul secara tidak terduga. Berdasarkan uraian tersebut
RPP pada buku panduan memiliki kriteria kepastian. Pada bagian ini
RPP mendapatkan nilai dari ahli matematika sebesar 4 dengan kategori
sangat baik. Ahli siswa berkebutuhan khusus memberikan nilai 4
dengan kategori sangat baik. Selanjutnya, guru kelas III memberikan
nilai 3 dengan kategori baik.
d. Adaptabilitas
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebaiknya memiliki sifat
lentur atau adaptabilitas, maksudnya yaitu perencanaan pembelajaran
dapat digunakan dalam keadaan dan berbagai kondisi. RPP yang dibuat
oleh peneliti termasuk dalam kategori adaptabilitas karena bisa
digunakan untuk siswa slow learner dan siswa yang lainnya, namun
tetap disesuaikan dengan kebutuhan siswa pada suatu kelas.
Berdasarkan uraian tersebut RPP memiliki kriteria adaptabilitas. Pada
bagian ini mendapatkan nilai dari ahli matematika sebesar 3 dengan
kategori baik. Ahli siswa berkebutuhan khusus memberikan nilai
sebesar 3 dengan kategori baik. Selanjutnya, guru kelas III
memberikan nilai sebesar 3 dengan kategori baik.
e. Kesederhanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Kesederhanaan dalam perencanaan pembelajaran memiliki maksud
yaitu mudah diterjemahkan dan mudah diimplementasikan. Rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada buku panduan dibuat dengan
sederhana, dengan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca. Hal
tersebut berfungsi supaya pembaca mudah untuk meng-
implementasikan RPP tersebut dan tujuan dari pembelajaran tersebut
dapat tercapai. Berdasarkan uraian tersebut RPP pada buku panduan
memiliki kriteria kesederhanaan. Pada bagian ini, ahli matematika
memberikan nilai sebesar 4 dengan kategori sangat baik. Ahli siswa
berkebutuhan khusus memberikan nilai sebesar 3 dengan kategori baik.
Selanjutnya, guru kelas III memberikan nilai sebesar 4 dengan kategori
sangat baik.
f. Prediktif
Perencanaan pembelajaran sebaiknya memiliki daya ramal atau
sifat prediktif. Perencanaan pembelajaran dapat menggambarkan
tentang apa yang akan terjadi. Daya ramal ini sangat penting untuk
mengantisipasi suatu hal yang kemungkinan akan terjadi. RPP pada
buku panduan ini dibuat dengan memprediksi hal-hal yang
kemungkinan akan terjadi, seperti misal terdapat siswa yang bosan
pada RPP sudah terdapat kegiatan praktik yang menyenangkan
sehingga siswa tidak bosan dan mudah memahami konsep yang
diajarkan. Berdasarkan uraian tersebut RPP pada buku panduan
memiliki kriteria prediktif. Pada bagian ini, mendapatkan nilai dari ahli
matematika sebesar 3 dengan kategori baik. Ahli siswa berkebutuhan
khusus memberikan nilai sebesar 3 dengan kategori baik. Selanjutnya,
guru kelas III memberikan nilai sebesar 3 dengan kategori baik.
Berdasarkan uraian di atas berikut ini adalah tabel konversi data
kuantitatif ke data kualitatif. Berikut ini adalah rekapan nilai hasil
validasi pada bagian RPP dalam buku panduan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Tabel 4. 18 Rekapan Nilai Hasil Validasi RPP
RPP
No Aspek yang dinilai Validator Ahli
Matematika
Validator
Ahli ABK
Validator
Guru Kelas III
Sko
r
Kategori Sko
r
Katego
ri
Skor Katego
ri
1 Rancangan
pembelajaran
memiliki langkah
kegiatan yang
bermakna
4 Sangat
baik
3 Baik 4 Sangat
baik
2 Rancangan
pembelajaran
sesuai dengan
kurikulum 2013
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
3 Rancangan
pembelajaran
sesuai dengan
kebutuhan siswa
3 Baik 3 Baik 3 Baik
4 Rancangan
pembelajaran
sebagai sumber
referensi guru
dalam
melakssiswaan
proses
pembelajaran
4 Sangat
baik
4 Sangat
baik
3 Baik
5 Rancangan
pembelajaran
disusun secara
kontekstual sesuai
dengan siswa ber-
kebutuhan khusus
3 Baik 3 Baik 3 Baik
6 Rancangan pembel-
ajaran mudah untuk
diimplementasikan
4 Sangat
baik
3 Baik 4 Sangat
baik
7 Rancangan pembel-
ajaran mampu
mengantisipasi
kemungkinan
kegiatan yang akan
terjadi
3 Baik 3 Baik 3 Baik
Jumlah skor 25 23 24
Rata-rata skor 3,57 3,28 3,42
Jumlah rata-rata skor 3,42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Berdasarkan tabel di atas skor validasi pada RPP pada buku panduan di
atas peneliti memperoleh rerata skor 3,42 yang termasuk dalam
kategori “Sangat Baik”.
Buku panduan guru yang dibuat oleh peneliti sudah divalidasi oleh ahli
matematika, ahli siswa berkebutuhan khusus dan guru kelas III SD inklusi.
Hasil validasi buku panduan menunjukkan bahwa buku panduan guru pada
pembelajaran geometri bagi siswa slow learner kelas III SD inklusi
menggunakan teori Van Hiele termasuk dalam kategori “Sangat Baik”
dengan skor rata-rata 3,73 dari skala 4. Ahli matematika memberikan skor
3,96 dari skala 4 dengan kategori “Sangat Baik”. Ahli siswa berkebutuhan
khusus memberikan skor 3,60 dengan kategori “Sangat Baik”.
Selanjutnya, guru kelas III SD memberikan skor 3,64 dengan kategori
“Sangat Baik”. Berdasarkan ketiga validator buku panduan yang telah
dibuat oleh peneliti termasuk ke dalam buku panduan yang memiliki
kualitas “Sangat Baik” dengan skor rata-rata 3,73. Berdasarkan hasil
validasi tersebut buku panduan guru layak untuk diimplementasikan.
B. Pembahasan
1. Prosedur Pengembangan Produk Buku Panduan
Penelitian dan pengembangan buku panduan guru pada pembelajaran
geometri bagi siswa slow learner kelas III SD menggunakan teori Van
Hiele ini dilakukan melalui beberapa tahapan. Prosedur pengembangan
buku panduan guru ini mengadaptasi model ADDIE menurut Tegeh
(2014: 42). Tahap pertama pada penelitian ini, peneliti melakukan analisis
kebutuhan untuk mengumpulkan data-data dari lapangan. Analisis
kebutuhan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan cara wawancara
dengan tiga guru kelas III sekolah dasar inklusi yang berada di Yogyakarta
dan Wonosobo. Peneliti melakukan wawancara dengan tiga guru kelas III
sekolah dasar inklusi. Ketiga guru tersebut mengampu kelas III sekolah
dasar yang di dalam kelasnya terdapat siswa slow learner atau lamban
belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan ketiga guru
kelas III sekolah dasar inklusi adalah guru membutuhkan sebuah buku
referensi yang cocok dan dapat digunakan untuk membantu guru dalam
mengajar materi geometri di kelas III SD inklusi yang terdapat siswa slow
learner. Buku referensi tersebut dibutuhkan oleh guru kelas III SD
dikarenakan guru kekurangan referensi untuk mengajar materi geometri di
kelas inklusi yang terdapat siswa slow learner. Selain itu, siswa slow
learner yang berada di sekolah inklusi perlu pembelajaran yang konkret,
runtut serta lebih sederhana dan diperlukan pengulangan dalam
penyampaian materi. Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Efendi
(2006: 92) bahwa siswa slow learner butuh waktu yang lebih lama dan
berulang-ulang untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas akademik maupun
non akademik. Selain itu, Evanjeli (2019: 44) berpendapat bahwa perlu
penyederhanaan kalimat maupun instruksi yang disampaikan dalam
mendampingi siswa slow learner.
Pembelajaran yang konkret tidak hanya dibutuhkan oleh siswa slow
learner melainkan siswa yang lainnya juga akan lebih mudah memahami
konsep geometri jika diajarkan secara konkret. Hal tersebut, seperti yang
diungkapkan oleh Piaget bahwa pada usia 7-11 siswa masih berada pada
tahapan operasional konkret, dimana siswa masih terkait dengan objek
konkret yang mampu ditangkap oleh panca indra (Ahmad, 2013: 77).
Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis kebutuhan melalui wawancara
dengan tiga guru SD Kelas III, peneliti terinspirasi untuk membuat sebuah
produk berupa buku panduan guru mengenai pembelajaran geometri bagi
siswa slow learner kelas III SD inklusi menggunakan teori Van Hiele yang
sudah disesuaikan dengan kebutuhan guru. Peneliti memilih teori Van
Hiele sebagai dasar pembuatan buku panduan ini dikarenakan teori
pembelajaran Van Hiele memiliki tahapan runtut yang disusun dari
tahapan yang konkret. Kelima tahap tersebut yaitu: (1) informasi, (2)
orientasi terarah, (3) eksplisitasi, (4) orientasi bebas, (5) integrasi
(Crowley dalam Nur’aeni, 2010: 32). Kelima tahapan yang runtut tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
mempermudahkan guru untuk mengimplementasikan buku panduan dan
siswa lebih mudah dalam memahami konsep geometri. Penjabaran di atas
merupakan analisis kebutuhan sebagai langkah pertama yang dilakukan
oleh peneliti pada model ADDIE menurut Tegeh (2014: 42).
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti yaitu
mengidentifikasi poin-poin apa saja yang harus peneliti lampirkan dalam
buku panduan. Selanjutnya setelah mengidentifikasi poin yang akan
dicantumkan pada buku panduan, peneliti menyusun kerangka buku
panduan yang terdiri dari empat bagian yaitu cover buku, awal buku, isi,
akhir buku yang sesuai dengan karakteristik buku panduan menurut Pusat
Kurikulum dan Perbukuan (2008: 9). Kerangka yang akan disajikan pada
buku panduan guru antara lain: (1) kata pengantar, (2) daftar isi, (3) teori
belajar matematika, (4) teori geometri Van Hiele, (5) teori siswa
berkebutuhan khusus, (6) model pembelajaran TTW, (7) rancangan
pelaksanaan pembelajaran, (8) literasi, (9) materi, (10) soal latihan, (11)
soal evaluasi, (12) rubrik penilaian, (13) lembar refleksi, (14) penutup,
(15) daftar pustaka, (16) biografi penulis. Pada tahap ini lah yang termasuk
sebagai langkah kedua pada model ADDIE yaitu perancangan atau design
dimana peneliti melakukan perancangan mulai dari menentukan kerangka,
teori, materi, media, alat, dan evaluasi yang tertera pada rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Tahap kedua yang peneliti lakukan
tersebut sesuai dengan tahapan model ADDIE yaitu perancangan atau
design menurut Tegeh (2014: 42).
Kerangka dan desain dari buku panduan sudah dibuat oleh peneliti,
maka langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti yaitu peneliti
mencari sumber-sumber yang berkaitan dengan materi geometri kelas III
tema 6. Peneliti dalam mengembangankan produk buku panduan dengan
memperhatikan aspek-aspek seperti karakteristik siswa, materi geometri,
kompetensi dasar, dan model pembelajaran. Setelah semua terkumpul,
peneliti mulai mengembangkan produk sesuai dengan kerangka dan desani
yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya. Pada pengembangan buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
panduan ini, peneliti menuliskan kata pengantar dari buku panduan, daftar
isi, teori-teori yang mendukung meliputi: teori belajar matematika, teori
geometri menurut Van Hiele, teori siswa berkebutuhan khusus, dan
rancangan pembelajaran yang meliputi: (1) Literasi, (2) materi, (3) latihan
soal, (4) soal evaluasi, (5) rubrik penilaian (6) lembar refleksi.
Selanjutnya, peneliti juga menuliskan kata penutup dan daftar pustaka.
Pada tahap ini, peneliti juga melakukan evaluasi terhadap tiga validator
yaitu ahli matematika, ahli siswa berkebutuhan khusus, dan guru kelas III
SD. Evaluasi pada tahap ini peneliti melakukan perbaikan atau revisi buku
panduan. Perbaikan atau revisi buku panduan dilakukan sesuai dengan
saran dan komentar ahli matematika, ahli siswa berkebutuhan khusus dan
guru kelas III SD inklusi. Hal tersebut dilakukan supaya buku panduan
layak untuk diimplementasikan ke sekolah dasar inklusi khususnya kelas
III. Tahap ini lah yang dimaksud dengan tahapan ketiga yaitu tahap
pengembangan model ADDIE. Tahap ketiga yang peneliti lakukan
tersebut sesuai dengan langkah ketiga tahapan model ADDIE yaitu
pengembangan menurut Tegeh (2014: 42).
Setelah melakukan perbaikan menurut saran para validator, tahap
yang keempat pada tahapan ADDIE yaitu implementasi. Pada tahap ini,
buku panduan yang telah dirancang dan dikembangkan oleh peneliti akan
diuji cobakan kepada siswa slow learner kelas III SD Jogja Green School.
Namun, uji coba produk yang telah direncanakan tidak berjalan dengan
baik. Hal tersebut dikarenakan terhambat oleh adanya pandemi Covid-19
yang melanda seluruh dunia termasuk Indonesia, sehingga pemerintahan
di Indonesia secara resmi mengeluarkan peraturan mengenai proses
pembelajaran pada seluruh jenjang pendidikan di Indonesia termasuk
jenjang sekolah dasar. Peraturan yang dikeluarkan oleh pihak pemerintah
yaitu pembelajaran yang semula dilakukan secara tatap muka kini
dilakukan secara jarak jauh. Keadaan seperti ini tidak memungkinkan guru
kelas III SD Jogja Green School, guru kelas III SD Teladan, dan guru
kelas III SD Nasional Kakuka Wonosobo melakukan implementasi uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
coba produk buku panduan guru kepada siswa slow learner. Dengan
demikian, tahap keempat peneliti tidak dapat lakukan dengan baik sesuai
dengan model ADDIE menurut Tegeh (2014: 42).
Tahap yang terakhir adalah evaluasi. Peneliti melakukan evaluasi
keseluruhan berdasarkan hasil validasi produk yang sudah dilakukan pada
tahap sebelumnya. Evaluasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu evaluasi
formatif yang merupakan hasil dari validasi produk oleh ahli matematika,
ahli siswa berkebutuhan khusus, dan guru kelas III SD inklusi. Selanjutnya
peneliti juga melakukan evaluasi sumatif berdasarkan komentar dan saran
dari hasil validasi produk oleh ahli matematika, ahli siswa berkebutuhan
khusus, dan guru kelas III SD inklusi. Hal tersebut dilakukan untuk
memperbaiki kualitas produk dan evaluasi kualitas produk buku panduan.
Pada tahap ini, peneliti memperbaiki produk berupa buku panduan
berdasarkan evaluasi selama melakukan penelitian dan pengembangan
produk. Tahap terakhir yang peneliti lakukan tersebut sesuai dengan
langkah kelima tahapan model ADDIE yaitu evaluasi menurut Tegeh
(2014: 42).
Berdasarkan hasil penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
peneliti melakukan penelitian dan pengembangan buku panduan guru pada
pembelajaran geometri bagi siswa slow learner kelas III SD menggunakan
teori Van Hiele ini telah sesuai dengan tahapan pengembangan model
ADDIE. Hanya saja karena pandemi Covid-19 pemerinta memberlakukan
sekolah dalam jaringan atau daring yaitu sekolah jarak jauh untuk
memutus rantai penyebaran Covid-19. Hal tersebut membuat guru kelas III
SD tidak sanggup melakukan uji coba pada tahap implementasi, sehingga
ada satu tahap ADDIE yang tidak dapat berjalan dengan baik karena
terhalang oleh pandemi Covid-19.
2. Kualitas Produk Buku Panduan
Buku panduan yang dikembangkan oleh peneliti yaitu mengenai
pembelajaran geometri bagi siswa slow learner kelas III SD menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
teori Van Hiele pada tema 6, subtema 4 pembelajaran 1, 3, 5, dan 6. Buku
panduan guru ini sudah dirancang oleh peneliti dengan sampul yang
menarik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Indrawati (2018: 220) yang
menyatakan bahwa pemilihan warna dan penggunaan foto atau gambar
ilustrasi membuat pembaca semakin tertarik untuk menjadikan buku
panduan tersebut sebagai sumber referensi. Selain itu, judul buku panudan
sesuai dengan isi, judul buku tidak mengandung stereotip, gambar cover
yang menggambarkan isi buku panduan, terdapat nama penulis pada
cover. Cover buku yang dibuat oleh peneliti sudah sesuai dengan
karakteristik cover buku panduan berdasarkan Pusat Kurikulum dan
Perbukuan (2008: 9).
Buku panduan pada bagian awal buku memuat beberapa poin penting
di antaranya yaitu terdapat kata pengantar yang berisikan ucapan syukur,
penjelasan buku panduan secara singkat, dan permintaan kritik dan saran
untuk perbaikan buku. Selain terdapat kata pengantar yang ditulis oleh
penulis pada bagian ini, peneliti menuliskan daftar isi yang dituliskan
secara runtut guna mempermudah pembaca mencari bab dan sub bab pada
buku panduan tersebut. Kurniasih (2014: 71) berpendapat bahwa pada
bagian awal buku perlu terdapat susunan daftar isi yang memuat judul bab,
sub bab, dan nomor halaman. Uraian tersebut menujukkan bahwa buku
panduan pada bagain awal buku sudah sesuai dengan karakteristik bagian
awal buku panduan berdasarkan Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2008:
9).
Bagian penting lainnya yang ada pada buku panduan yaitu bagian isi
buku. Pada bagian isi buku panduan guru, peneliti menuliskan beberapa
bab di antaranya bab belajar matematika, bab geometri Van Hiele, bab
siswa slow learner dan bab rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
disertai dengan lampiran RPP. Bagian ini yang memberikan panduan bagi
pembaca mengenai metode, media, dan penilaian pembelajaran guna
meningkatkan kapasitas pedagogik, sosial, dan profesionalitas pendidik.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Sitepu (2012: 17) yaitu buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
panduan harus memuat prinsip, prosedur, deskripsi, materi pokok, dan
model pembelajaran untuk dapat digunakan oleh para pendidik. Selain itu,
isi pada buku panduan ditulis menggunakan acuan yang relevan dan dapat
dipertanggungjawabkan dikarena ketika mengutip peneliti mencantumkan
sumber rujukan pada daftar referensi di halaman akhir buku. Kurniasih
(2014: 72) berpendapat bahwa hendaknya dalam penulisan buku
menggunakan teori yang relevan dan mencantumkan daftar kepustakaan.
Selanjutnya, buku panduan ini dituliskan menggunakan bahasa yang
singkat dan mudah dipahami dengan tujuan mempermudah pembaca untuk
mengimplementasikan pembelajaran geometri menggunakan teori Van
Hiele. Sesuai dengan pendapat Utama (2014: 9) bahwa sebaiknya struktur
kalimat pada buku minimal yaitu SPOK (subjek, predikat, objek,
keterangan). Buku panduan ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar.
Hal tersebut, bertujuan agar mempermudah pembaca untuk memahami isi
buku panduan. Berdasarkan uraian tersebut, penulisan bagian isi buku
sudah sesuai dengan karakteristik buku panduan berdasarkan Pusat
Kurikulum dan Perbukuan (2008: 9).
Bagian buku yang terakhir yaitu bagian akhir buku. Pada bagian ini
peneliti menuliskan daftar pustaka sesuai dengan referensi yang peneliti
gunakan untuk menyusun buku panduan guru. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Kurniasih (2014: 72) yang menyatakan bahwa pada bagian akhir
suatu buku memuat daftar pustaka atau kepustakaan yang disusun runtut
berdasarkan abjad. Pendapat serupa juga disampaikan oleh Utama (2014:
9) yang menyatakan bahwa sebaiknya buku panduan dilengkapi dengan
daftar pustaka dan jika memungkinkan dilengkapi dengan index. Selain
daftar pustaka, pada bagian akhir peneliti menuliskan informasi detail
mengenai penulis buku panduan. Berdasarkan uraian tersebut, buku
panduan yang telah disusun sudah sesuai dengan karakteristik buku
panduan bagian akhir berdasarkan Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2008:
9).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Selain empat bagian yang telah diuraikan di atas, buku panduan pada
bagian isi memuat poin penting sebagai panduan suatu pebelajaran yaitu
yang biasa disebut sebagai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada bagian isi dibuat
berdasarkan karakteristik RPP yang baik menurut Sanjaya dalam Ananda
(2019:20). RPP dapat dikatakan memiliki kualitas yang baik jika memiliki
karakteristik signifikansi. RPP pada buku panduan guru yang telah disusun
oleh peneliti memiliki karakteristik signifikansi. Hal tersebut ditunjukkan
pada bagian langkah-langkah RPP. Pada setiap langkah-langkah di bagian
RPP memiliki makna dan tujuan masing-masing, jika salah satu langkah
dihilangkan maka akan ada suatu hal yang tidak tersampaikan. RPP pada
buku panduan menggunakan langkah-langkah pembelajaran geometri
menurut Van Hiele. Terdapat lima langkah pembelajaran geometri
menurut Van Hiele yang disusun runtut dari tahap konkret menuju abstrak.
Lima langkah tersebut yaitu: (1) informasi, (2) orientasi terarah, (3)
eksplisitasi, (4) orientasi bebas, (5) integrasi (Crowley dalam Nur’aeni,
2010: 32). Selain itu, menurut Nur’aeni (2010: 32) teori geometri Van
Hiele memiliki karakteristik yaitu (1) siswa melangkah melalui berbagai
tahapan dalam melalui satu tingkatan ke tingkatan berikutnya, (2)
pembelajaran tidak dapat memiliki pemahaman pada satu tingkat tanpa
melalui tingkatan sebelumnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat
signifikansi atau kebermaknaan pada setiap langkah pembelajaran
geometri menurut teori Van Hiele yang digunakan dalam RPP pada buku
panduan. Berdasarkan uraian tersebut RPP menggunakan langkah
pembelajaran geometri Van Hiele memiliki kesesuaian dengan
karakteristik RPP yang berkualitas menurut Sanjaya dalam Ananda
(2019:20) yang menyatakan, bahwa RPP yang berkualitas memiliki
kebermaknaan atau signifikansi.
Karakteristik RPP yang kedua yaitu memiliki relevansi. Relevansi
yang terdapat pada RPP ditunjukkan dengan adanya kesesuaian internal
dan eksternal dalam RPP. Kesesuaian internal yang terdapat pada RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
sesuai dengan kurikulum 2013 mulai dari kompetensi dasar (KD) dan
kompetensi inti (KI). RPP yang dibuat oleh peneliti disusun tematik sesuai
kurikulum 2013, sehingga ada keterkaitan antara mata pelajaran yang satu
dengan yang lainnya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Daryanto
(2014: 3) yang mengungkapkan bahwa pembelajaran tematik diartikan
sebagai pembelajaran dengan menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa. Jaya (2019: 30) juga memiliki pendapat yang
selaras bahwa dalam kurikulum 2013 mata pelajaran memiliki kontribusi
pada semua ranah kompetensi dan menggunakan tema popular sebagai
konteks. Selain itu, RPP juga memiliki kesesuaian eksternal yaitu sesuai
dengan kebutuhan siswa kelas III SD inklusi yang terdapat siswa slow
learner. RPP disusun sesuai kebutuhan siswa dikarena perencanaan
pembelajaran disusun untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Majid (2019: 19) berpendapat bahwa relevansi pada
perencanaan pembelajaran berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan
memungkinkan penyelesaian persoalan secara lebih spesifik pada waktu
yang tepat supya dapat tercapai tujuan pembelajaran secara optimal. Hal
itu tertuang pada kegiatan pembelajaran, LKPD, dan soal evaluasi yang
disusun lebih sederhana. Penyederhanaan tersebut disesuaikan dengan
karakteristik siswa slow learner yaitu siswa kesulitan dalam mengikuti
petunjuk-petunjuk yang memiliki banyak langkah (Desiningrum 2016:
13). Hal serupa juga diungkapkan oleh Evanjeli (2019: 44) bahwa dalam
mendampingi siswa slow learner diperlukan penyederhanaan kalimat
maupun instruksi yang disampaikan dan memastikan bahwa siswa telah
memahaminya. Penyederhanaan kegiatan pembelajaran, LKPD, dan soal
evaluasi dilakukan tanpa mengurangi makna dan tetap memiliki
kesesuaian baik internal maupun eksternal. Uraian tersebut sesuai dengan
karakteristik RPP yang berkualitas menurut Sanjaya dalam Ananda
(2019:20) yang menyatakan, bahwa RPP yang berkualitas memiliki
karakteristik relevansi atau kesesuaian baik eksternal maupun internal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Kepastian juga merupakan salah satu karakteristik RPP yang baik.
Kepastian dalam RPP pada buku panduan yaitu RPP berfungsi sebagai
pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan tidak memuat
alternatif lain yang dapat dipilih. RPP pada buku panduan berisikan
langkah-langkah yang pasti dan dapat dilakukan secara sistematis,
sehingga pembaca dapat mengimplementasikannya dengan mudah dan
terhindar dari persoalan-persoalan yang mungkin muncul secara tidak
terduga. Hal serupa diungkapkan oleh Majid (2019: 19) bahwa konsep
kepastian mampu meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak terduga.
Uraian di atas sesuai dengan karakteristik RPP yang berkualitas menurut
Sanjaya dalam Ananda (2019:20) yang menyatakan, bahwa RPP yang
berkualitas memiliki karakteristik kepastian yang berisi langkah-langkah
pasti yang dapat dilakukan secara sistematis.
RPP pada buku panduan guru juga dirancang supaya memiliki
karakteristik yang lentur atau adaptabilitas. Adaptabilitas atau kelenturan
tersebut terlihat dari tidak adanya syarat-syarat khusus yang harus
dipenuhi dalam pengimplementasian RPP. Harjono (1997: 5) juga
berpendapat bahwa perencanaan pembelajaran yang matang akan
menghasilkan perencanaan pembelajaran yang fleksibel atau adaptable dan
mampu menghindari hal-hal yang tidak diharapkan. Hal serupa juga
diungkapkan oleh Sundayana (200: 8)bahwa perencanaan pembelajaran
yang dibuat oleh guru harus dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi
kelas. Selain itu, RPP pada buku panduan tersebut dapat digunakan untuk
siswa slow learner dan siswa reguler yang lainnya yang berada di sekolah
inklusi kelas III SD. RPP pada buku panduan disusun dengan matang
sesuai dengan kebutuhan siswa. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik
RPP yang berkualitas menurut Sanjaya dalam Ananda (2019:20) yang
menyatakan, bahwa RPP yang berkualitas memiliki karakteristik lentur
atau adaptabilitas dimana RPP tidak memiliki syarat-syarat khusus dalam
penerapannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
RPP pada buku panduan guru disusun dengan sederhana. Sederhana
dalam RPP pada buku panduan guru ini yaitu mudah diterjemahkan mulai
dari tujuan, langkah-langkah, hingga lampirannya. Sehingga, RPP mudah
dipahami dan diimplementasikan oleh guru. Selanjutnya, menurut
Setyosari (2020: 28) perencanaan pembelajaran adalah sebuah proses yang
sistemati. Selain itu, RPP pada buku panduan juga disusun secara prediktif
dengan maksud yaitu memiliki daya ramal yang baik. RPP juga disusun
sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga tujuan, langkah-langkah dalam
RPP sesuai dengan prediksi berdasarkan kebutuhan siswa slow learner
kelas III SD inklusi. Setyosari (2020: 28) juga mengungkapkan bahwa
perencanaan disesuaikan dengan kebutuhan siswa beserta tujuan
pembelajaran. Hal tersebut akan membantu guru memprediksi RPP yang
disusun. RPP ini juga mampu menggambarkan tentang apa yang akan
terjadi sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa kelas III SD
inklusi menggunakan langkah-langkah pembelajaran geometri menurut
Van Hiele. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik RPP yang berkualitas
menurut Sanjaya dalam Ananda (2019:20) yang menyatakan, bahwa RPP
yang berkualitas memiliki karakteristik sederhana dan prediktif.
Kelebihan dari buku panduan guru yang telah disusun oleh peneliti
yaitu terdapat cover buku yang menarik dan menggambarkan isi buku. Isi
buku panduan yang memberikan panduan mengenai pembelajaran
geometri menggunakan tahapan pembelajaran geometri Van Hiele yang
juga sesuai diterapkan untuk siswa slow learner kelas III SD inklusi.
Selain itu, RPP pada buku panduan juga disusun secara konkrit dan
relevan dengan lingkungan sekitar siswa. Hal tersebut memudahkan guru
dan siswa untuk melakukan belajar mengajar baik di dalam kelas maupun
di luar kelas. RPP pada buku panduan juga dilengkapi dengan indikator
yang sudah dikembangkan oleh peneliti sehingga RPP dapat digunakan
untuk siswa slow learner. Selain itu, RPP yang terdapat pada buku
panduan tersusun runtut dan lengkap mulai dari langkah-langkahnya
hingga lampiran RPP yang mempermudah guru untuk mengimple-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
mentasikan pembelajaran geometri menggunakan tahapan pembelajaran
geometri menurut Van Hiele. Selanjutnya, buku panduan guru ini disusun
untuk siswa slow learner yang berada di kelas III SD jadi tetap disusun
secara tematik, sehingga dalam RPP tidak hanya membahas satu mata
pelajaran matematika pada materi geometri saja namun juga
mencantumkan mata pelajaran lain yang terdapat pada satu tema. Hal
tersebut mampu mempermudah guru dalam mengimplementasikan
pembelajaran tematik sesuai dengan kurikulum yang berlaku yaitu
kurikulum 2013. Sedangkan, buku panduan yang telah disusun oleh
peneliti juga memuat kekurangan yaitu hanya diperuntukkan untuk kelas
III SD inklusi yang terdapat anak slow learner.
Buku panduan guru yang telah disusun oleh peneliti selain memiliki
kelebihan juga memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri. Ciri khas dan
keunikan tersebut yaitu buku panduan guru yang disusun dapat digunakan
untuk mengajarkan materi geometri kepada siswa slow learner. Selain itu,
buku panduan menggunakan teori pembelajaran geometri menurut Van
Hiele terutama pada tahapan pembelajaran. Buku panduan guru terdapat
RPP tematik dengan menggabungkan model pembelajaran Van Hiele
dengan model pembelajaran think talk write (TTW). Model pembelajaran
Van Hiele digunakan pada bagian materi geometri sedangkan model
pembelajaran TTW digunakan pada materi yang lainnya, namun tetap
terdapat keterkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Hal-hal yang
telah diuraikan di atas jarang dimiliki oleh buku panduan pada umumnya,
sehingga hal tersebut merupakan ciri khas tersendiri dari buku panduan
guru yang telah disusun oleh peneliti.
Berdasarkan uraian di atas, produk akhir dari penelitian ini yaitu buku
panduan guru pada pembelajaran geometri untuk siswa slow learner kelas
III SD Inklusi menggunakan tahapan pembelajaran geometri menurut Van
Hiele. Buku panduan yang telah disusun oleh peneliti memiliki temuan
lain yaitu dalam buku panduan guru bagian rencana pembelajaran dapat
dikombinasikan antara model pembelajaran think talk write dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
tahapan pembelajaran geometri menurut Van Hiele. Selain itu, buku
panduan guru juga mendapatkan respon yang cukup positif oleh ahli
matematika, ahli siswa berkebutuhan khusus, dan guru kelas III SD Inklusi
yang telah melakukan validasi produk buku panduan. Menurut para
validator, buku panduan ini dapat diimplementasikan dan dijadikan
referensi atau alternatif guru dalam proses pembelajaran matematika
materi geometri dalam menghitung luas bangun datar menggunakan satuan
tidak baku. Buku panduan yang disusun telah divalidasi oleh para ahli dan
guru kelas III SD. Ahli matematika memberikan skor 3,96 dari skor
maksimal 4 dengan kategori “Sangat Baik”. Ahli siswa berkebutuhan
khusus memberikan skor 3,60 dari skor maksimal 4 dengan kategori
“Sangat Baik”. Selanjutnya, guru kelas III SD memberikan skor 3,64 dari
skor maksimal 4 dengan kategori “Sangat Baik”. Berdasarkan ketiga
validator buku panduan yang telah dibuat oleh peneliti termasuk ke dalam
buku panduan yang memiliki kualitas “Sangat Baik” dengan skor rata-rata
3,73. Selain itu buku panduan telah mencakup kriteria buku panduan
berkualitas menurut Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2008: 9) serat
kriteria rancangan perencanaan pembelajaran menurut Sanjaya dalam
Ananda (2019:20).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
BAB V
KESIMPULAN
Pada bab ini akan menjelaskan kesimpulan dari penelitian yang telah
disusun oleh penelit. Adapun yang akan dijelaskan meliputi kesimpulan,
keterbatasan penelitian, dan saran.
A. Kesimpulan
1. Buku panduan guru pada pembelajaran geometri bagi siswa slow learner
kelas III SD inklusi menggunakan teori Van Hiele dikembangkan dengan
menggunakan model penelitian ADDIE. Adapun lima langkah prosedur
pengembangan pada model ADDIE yaitu (1) analisis (analyze) pada tahap
ini, peneliti melakukan wawancara terhadap tiga guru kelas III SD inklusi
yang terdapat di wilayah Yogyakarta dan Wonosobo; (2) perancangan
(design) pada tahap ini, peneliti membuat rancangan mengenai sampul
buku panduan dan isi buku panduan, serta peneliti merancang tata letak
tulisan; (3) pengembangan (development) pada tahap ini, peneliti mulai
menyusun buku panduan sesuai dengan rancangan yang sudah peneliti
buat pada tahap sebelumnya; (4) implementasi (implementation) pada
tahap ini peneliti tidak dapat melakukan implementasi dikarenakan
pandemi Covid-19 yang menyebabkan pemerintah Indonesia
mengeluarkan aturan atau perintah untuk melakukan pembelajaran jarak
jauh; (5) evaluasi (evaluation) peneliti melakukan evaluasi berdasarkan
hasil validasi produk sebagai evaluasi formatif dan komentar, saran atau
masukan sebagai evaluasi sumatif.
2. Kualitas buku panduan guru pada pembelajaran geometri bagi siswa slow
learner kelas III SD inklusi menggunakan teori Van Hiele pada yaitu:
a. Buku panduan guru pada pembelajaran geometri bagi siswa slow learner
kelas III SD inklusi menggunakan teori Van Hiele telah divalidasi oleh
ahli matematika memperoleh skor sebesar 3,96, kemudian divalidasi
oleh ahli siswa berkebutuhan khusus memperoleh skor 3,60, dan
divalidasi oleh guru kelas III SD memperoleh skor 3,64. Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
skor yang diperoleh dari hasil validasi tersebut jika di rata-rata
mendapatkan skor 3,73. Skor rata-rata tersebut jika dibandingkan
dengan skala empat maka termasuk ke dalam kategori “Sangat Baik”,
sehingga produk buku panduan guru yang telah disusun oleh peneliti
memiliki kualitas sangat baik.
b. Buku panduan guru pada pembelajaran geometri bagi siswa slow learner
kelas III SD inklusi menggunakan teori Van Hiele telah memenuhi
kriteria buku panduan yang berkualitas menurut Pusat Kurikulum dan
Perbukuan (2008: 9) meliputi: pertama pada bagian cover: (1) judul
buku menggambarkan isi buku yang ditulis dalam bahasa Indonesia
yang baik dan benar, (2) judul buku tidak melecehkan atau mengandung
stereotip terhadap kelompok masyarakat tertentu, (3) ilustrasi cover
buku menggambarkan isi buku, (4) nama penulis tercantum dalam cover
muka buku, (5) identitas penerbit tercantum pada halaman cover
belakang. Kedua, bagian awal buku: (1) terdapat halaman prakata yang
ditulis oleh penulis buku atau kata pengantar yang ditulis oleh orang lain
tentang materi buku, (2) terdapat halaman daftar isi, daftar tabel atau
daftar gambar. Ketiga, bagian isi: (1) memberikan panduan tentang
metode, media, dan penilaian pembelajaran guna meningkatkan
kapasitas pedagogik, sosial, dan profesionalitas pendidik, (2) memiliki
muatan isi yang dapat dipertanggungjawabkan, dengan mencantumkan
sumber rujukan pada daftar referensi di halaman akhir buku, (3)
memiliki tata bahasa dan gaya penyajian yang baik agar mudah
dipahami. Buku-buku hasil alih bahasa dari asing ke bahasa Indonesia
harus memiliki kualitas terjemahan yang baik. Keempat, akhir buku:
(1) terdapat daftar pustaka, daftar istilah dalam bentuk glosarium,
indeks, dan lampiran, (2) halaman yang memuat informasi lebih detail
tentang penulis atau ilustrator buku, serta keterangan tentang penerbit
dengan mengacu pada Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Buku yang Digunakan oleh Satuan Pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada buku panduan guru
pada pembelajaran geometri bagi siswa slow learner kelas III SD inklusi
menggunakan teori Van Hiele telah memenuhi kriteria RPP yang
berkualitas menurut Sanjaya dalam Ananda (2019: 20) meliputi: (1)
signifikansi yang diartikan sebagai kebermaknaan, (2) relevan atau
kesesuaian, (3) kepastian, (4) adaptabilitas yang diartikan sebagai sifat
yang lentur, (5) kesederhanaan dengan maksud mudah diterjemahkan
dan mudah diimplementasikan, (6) prediktif dalam perencanaan
pembelajaran memiliki maksud yaitu daya ramal.
B. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian dan pengembangan, peneliti tidak dapat melakukan
implementasi uji coba produk dikarenakan keterbatasan kondisi pada saat
pandemi Covid-19 yang menyebabkan pemerintah Indonesia mengeluarkan
aturan atau perintah untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Hal
tersebut menyebabkan implementasi uji coba produk menjadi terhambat dan
memang belum memungkinkan untuk dilakukan, sehingga kualitas dari
produk berupa buku panduan hanya didapatkan dari uji validasi.
C. Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya mengenai pengembangan buku
panduan guru pada pembelajaran geometri bagi siswa slow learner
menggunakan teori Van Hiele yaitu sebaiknya uji coba produk dapat
dilakukan walaupun dalam kondisi pandemi dengan cara menggunakan
alternatif uji coba terbatas sehingga perolehan data mengenai kualitas produk
lebih lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, R. (2019). Perencanaan pembelajaran. Medan: Lembaga Peduli
Pengembangan Indonesia (LPPPI).
Branch, R.M. (2009). Instructional design: The ADDIE approach. USA: Springer
https://books.google.co.id/books?id=mHSwJPE099EC&printsec=copyright
&hl=id#v=onepage&q&f=false diakses pada hari Selasa, 12 Oktober 2020
pukul 19:30.
Daryanto. (2014). Pembelajaran tematik, terpadu, terintegrasi kurikulum 2013.
Yogyakarta: Gava Media.
Desiningrum, D.R. (2016). Psikologi anak berkebutuhan khusus. Yogyakarta:
Psikosain
Efendi, M. (2006). Pengantar psikopedagogik anak berkelainan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Evanjeli, L.A., Anggadewi, B.E.T. (2019). Pendidikan anak berkebutuhan khusus.
Universitas Sanata Dharma.
Ilahi, M.T. (2013). Pendidikan inklusi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Isharyadi, R. & Ario, M. (2018). Pengembangan modul berbantuan GeoGebra
pada perkuliahan geometri transformasi. Guru Tua: Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran, 1(1), 1-8.
Jamris, M. (2014). Kesulitan belajar: perspektif, asesmen, dan
penanggulangannya bagi anak usia dini dan usia sekolah. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Jaya, F. (2019). Perencanaan pembelajaran. Medan: UIN Sumatera Utara
Kemendikbud. (2018) Buku nonteks pelajaran. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan.
Kustawan. (2013). Model pendidikan inklusi ramah anak. Jakarta: PT Luxima
Metro Media.
Kurniasih. (2014). Panduan membuat bahan ajar (buku teks pelajaran) sesuai
dengan kurikulum 2013. Surabaya: Kata Pena.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Majid, A. (2009). Perencanaan pembelajaran mengembangkan standar
kompetensi guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mardapi, D. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Yogyakarta:
Mitra Cendikia Press.
Musa, L.A.D. (2016). Level berpikir geometri menurut teori van hiele
berdasarkan kemampuan geometri dan perbedaan gender siswa kelas VII
SMPN 8 Pare-Pare. Al-Khwarizmi: Jurnal Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan ALam, 4(2), 103-116.
Mulyadi, H. (2010). Diagnosis kesulitan belajar dan bimbingan terhadap
kesulitan belajar khusus. Yogyakarta: Nuha Litera.
Nasution, S. (2003). Metode research (penelitian ilmiah). (edisi 1 cetakan 6).
Jakarta: Bumi Aksara.
Nur’aeni, E. (2010). Pengembangan Kemampuan Komunikasi Geometris Siswa
Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran Berbasis Teori Van Hiele.
http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/SAUNG_GURU/VOL._1_NO._2/Hj.
_Epon_Nur'aeni diakses pada hari Selasa, 12 Oktober 2020 pukul 20.00.
Nursobah, A. (2019). Perencanaan pembelajaran mi/sd (Vol. 122). Duta Media
Publishing.
Pribadi, B.A. (2014). Desain dan pengembangan program pelatihan berbasis
kompetensi: Implementasi model ADDIE. Jakarta: Prenada Media Group.
Rahmitha. (2011). Orangtua dengan anak berkebutuhan khusus.Direktorat
Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini. Kementerian Pendidikan Nasional.
Diakses dari http://little1academy.com diakses pada hari Senin, 11 Oktober
2020 pukul 10.22.
Rosmiati, I. & Ratumanan, T. G. (2019). Perencanaan pembelajaran. Depok: PT
Raja Grafindo Persada.
Safrina, K., Ikhsan, M., & Ahmad, A. (2014). Peningkatan kemampuan
pemecahan masalah geometri melalui pembelajaran kooperatif berbasis teori
van hiele. Jurnal Didaktik Matematika, 1(1).
Saleh, A. R. & Sujana, G. S. (2009). Pengantar kepustakaan. Jakarta: CV
Sangung Seto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Setyosari, P. (2020). Desain pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Sitepu, B.P. (2012). Penulisan buku teks pelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sudaryono. (2016). Metode penelitian pendidikan . Jakarta: Prenadamedia Group.
Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan: kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode penelitian kombinasi (mixed methodes). Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode penelitian dan pengembangan research and
development. Bandung: Alfabeta.
Sujana. (2009). Pengantar kepustakaan. Jakarta: CV Sagung Seto.
Sukmadinata, N. S. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sumarah, I.E., Aprinastuti, C., & Anggadewi, B.T. (2017). Pengembangan modul
pelatihan model pembelajaran van hiele dalam konteks pendidikan karakter
untuk guru SD. Jurnal Penelitian, 21(1).
Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta:
Kencana
Syahbana, A. (2014). Alternatif pemahaman konsep umum luas daerah suatu
bangun datar. Edumatica: Jurnal Pendidikan Matematika, 4(02).
Tarmansyah. (2007). Inklusi pendidikan untuk semua. Jakarta: Depdiknas.
Tegeh, I.M., Jampel, I.N., & Pudjawan, K. (2014). Model penelitian
pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Utama, B. (2014). Cara praktis menulis buku. Yogyakarta: Deepublish.
Widiyoko, E.P. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
LAMPIRAN
LA
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 1 Lembar Wawancara
Lembar Wawancara
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana karakteristik siswa slow
learner kelas III?
2 Materi matematika apa yang masih
menjadi kendala atau kesulitan
bagi siswa?
3 Bagaimana karakteristik siswa
ketika menghadapi soal
matematika terkhusus pada materi
geometri?
4 Apa saja kelebihan dan kelemahan
siswa slow learaner di kelas III?
5 Apa saja kesulitan yang dialami
siswa baik siswa slow learner
maupun siswa yang lainnya dalam
pembelajaran geometri?
6 Apa saja partisipasi yang dilakukan
oleh siswa slow learner dan siswa
yang lainnya dalam mengikuti
pembelajaran geometri?
7 Kesulitan apa saja yang dialami
ketika mengajarkan materi
geometri?
8 Mengunakan metode, model
pembelajaran seperti apa untuk
mengajar geometri?
9 Bagaimana pengaruh metode atau
model yang digunakan dengan
hasil belajar siswa?
10 Media apa yang digunakan untuk
mengajar geometri?
11 Referensi apa saja yang digunakan
Bapak/Ibu dalam pembelajaran
geometri?
12 Apakah Bapak/Ibu memiliki
sumber buku panduan untuk
membantu proses pembelajaran
geometri?
13 Apakah Bapak/Ibu pernah
menggunakan buku panduan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
No Pertanyaan Jawaban
berbasis teori Van Hiele untuk
mengajarkan geometri kepada
siswa?
14 Apakah Bapak/Ibu pernah
menemukan sebuah buku panduan
tentang pembelajaran geometri
yang dikemas menggunakan teori
Van Hiele?
15 Bagaimana pendapat Bapak/Ibu
jika buku tersebut tersedia?
16 Menurut Bapak/Ibu, apakah buku
seperti itu dibutuhkan? mengapa
demikian?
17 Bagaimana pendapat Bapak/Ibu
jika materi pembelajaran geometri
diajarkan menggunakan tahapan
belajar menurut teori Van Hiele?
18 Kurikulum apa yang digunakan
pada proses pembelajaran saat ini?
19 Buku apa yang digunakan dalam
pembelajaran matematika
terkhusus pada materi geometri?
20 Kemampuan atau kompetensi apa
yang perlu dimiliki peserta didik
dalam proses pembelajaran
matematika terkhusus pada materi
geometri?
21 Indikator atau kriteria apa yang
Bapak/Ibu gunakan untuk melihat
apakah siswa telah mencapai
kompetensi setelah melakukan
proses pembelajaran matematika?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 2 Hasil Wawancara Guru Kelas III SD Jogja Green School
Hasil Wawancara Guru Kelas III SD Jogja Green School
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana karakteristik siswa
slow learner kelas III?
Karakteristik siswa slow learner ketika
belajar sering bengong, tidak fokus,
dan sulit memahami ssuatu seperti
intruksi guru, sehingga ketika memberi
intruksi kepada siswa slow learner
perlu adanya pengulangan.
2 Materi matematika apa yang masih
menjadi kendala atau kesulitan
bagi siswa?
Siswa slow learner sulit memahami
semua materi, namun yang paling sulit
diajarkan yaitu materi matematika.
Pada saat ini siswa mengalami
kesulitan pada bagian geometri,
menentukan luas, panjang, dan lebar.
3 Bagaimana karakteristik siswa
ketika menghadapi soal
matematika terkhusus pada materi
geometri?
Siswa slow learner nampak tidak
bersemangat ketika menghadapi soal
matematika dan mudah bosan, karena
merasa tidak mampu untuk
mengerjakan tugas atau tidak mampu
mengikuti pelajaran. Ia semacam
kehilangan rasa percaya diri.
4 Apa saja kelebihan dan kelemahan
siswa slow learaner di kelas III?
Kelemahannya seperti yang sudah saya
sebutkan tadi bahwa, ia sering
bengong, sulit utuk diajak fokus dan
kesuitan memahami intrusi dari guru.
sehingga kalau memberi intuksi kepada
siswa slow learner harus singkat padat
namun jelas. Kelebihan anak slow
learner di kelas saya itu aktif pada saat
ia merasa senang dengan kegiatan yang
ia senangi.
5 Apa saja kesulitan yang dialami
siswa baik siswa slow learner
maupun siswa yang lainnya dalam
pembelajaran geometri?
Kesulitannya siswa tidak bisa
membedakan panjang dan lebar pada
suatu bangun, sehingga siswa sulit
menentukan luas bangun.
6 Apa saja partisipasi yang
dilakukan oleh siswa slow learner
dan siswa yang lainnya dalam
mengikuti pembelajaran geometri?
Partisipasi yang dilakukan siswa di
dalam kelas yaitu aktif dalam
presentasi, mengerjakan soal, dan
menjawab pertanyaan dari guru.
7 Kesulitan apa saja yang dialami
ketika mengajarkan materi
geometri?
Saya kesulitan dalam mambantu siswa
untuk memahami materi geometri
terutama pada siswa slow learner
karena memang butuh dibimbing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
No Pertanyaan Jawaban
pelan-pelan
8 Mengunakan metode, model
pembelajaran seperti apa untuk
mengajar geometri?
Kalau saya mengajar menggunakan
RPP weekly lessson plan sedangkan
untuk mengejar materi biasanya
menggunakan sistem drill,
9 Bagaimana pengaruh metode atau
model yang digunakan dengan
hasil belajar siswa?
Bagi siswa slow learner kurang
berpengaruh karena jelas sulit untuk
mengikuti siswa yang lainnya.
10 Media apa yang digunakan untuk
mengajar geometri?
Media yang sering saya gunakan hanya
berupa video dari you tobe, atau
gambar yang saya print.
11 Referensi apa saja yang digunakan
Bapak/Ibu dalam pembelajaran
geometri?
Referensi yang saya gunakan biasanya
buku siswa dan buku guru dari
pemerintah, internet, you tobe, dan
buku-buku pelajaran yang mirip seperti
buku dari pemerintah.
12 Apakah Bapak/Ibu memiliki
sumber buku panduan untuk
membantu proses pembelajaran
geometri?
Untuk saat ini saya belum memiliki
sumber buku lain selain buku siswa
dan buku guru dari pemerintah.
13 Apakah Bapak/Ibu pernah
menggunakan buku panduan
berbasis teori Van Hiele untuk
mengajarkan geometri kepada
siswa?
Saya belum pernah menggunakan buku
panduan tentang teori Van Hiele.
14 Apakah Bapak/Ibu pernah
menemukan sebuah buku panduan
tentang pembelajaran geometri
yang dikemas menggunakan teori
Van Hiele?
Sampai saat ini belum pernah
menemukan buku panduan mengenai
penerapan teori Van Hielel.
15 Bagaimana pendapat Bapak/Ibu
jika buku tersebut tersedia?
membantu karena belum pernah saya
temukan buku panduan geometri
menggunakan teori Van hiele, apalagi
jika ada contoh penerapan atau
langkah-langkah untuk penerapannya.
16 Menurut Bapak/Ibu, apakah buku
seperti itu dibutuhkan? mengapa
demikian?
Sangat dibutuhkan untuk menambah
referensi mengajar, karena untuk
mengajar dikelas inklusi membutuhkan
banyak referensi. Tidak dipungkiri
bahwa di kelas inklusi ada beberapa
anak yang sulit memahami dan
memiliki karakteristik yang berbeda
sehingga memerlukan model yang
cocok diterapkan di kelas inklusi, apa
lagi jika ada sisw slow learner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
No Pertanyaan Jawaban
17 Bagaimana pendapat Bapak/Ibu
jika materi pembelajaran geometri
diajarkan menggunakan tahapan
belajar menurut teori Van Hiele?
Menarik karena saya pernah membaca
di internet tahapan pembelajaran Van
Hiele itu runtut, mungki bisa cocok
diterapkan bagi siswa slow learner
18 Kurikulum apa yang digunakan
pada proses pembelajaran saat ini?
Pada saat ini menggunakan kurikulum
2013 namun ada sedikit modifikasi
dalam penerapannya.
19 Buku apa yang digunakan dalam
pembelajaran matematika
terkhusus pada materi geometri?
Buku yang digunakan siswa ya hanya
buku siswa dari pemerintah.
20 Kemampuan atau kompetensi apa
yang perlu dimiliki peserta didik
dalam proses pembelajaran
matematika terkhusus pada materi
geometri?
Kemampuan yang harus dimiliki pada
materi geometri yaitu memahami
konsep panjang dan lebar dan mengerti
konsep luas, keliling pada suatu
bangun datar
21 Indikator atau kriteria apa yang
Bapak/Ibu gunakan untuk melihat
apakah siswa telah mencapai
kompetensi setelah melakukan
proses pembelajaran matematika?
Siswa mampu memahami konsep yang
diajarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Lampiran 3 Hasil Wawancara Guru Kelas III SD Nasional Kakuka Wonoso
Hasil Wawancara Guru Kelas III SD
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana karakteristik siswa
slow learner kelas III?
Karakteristiak siswa slow learner di
kelas saya yaitu kurang percaya diri
dan perlu dilakukan bimbingan ekstra
untuk memahamkan sesuatu.
2 Materi matematika apa yang masih
menjadi kendala atau kesulitan
bagi siswa?
Materi matematika yang masih menjadi
kedala untuk saat ini yaitu materi
geometri dalam menentukan luas
bangun datar.
3 Bagaimana karakteristik siswa
ketika menghadapi soal
matematika terkhusus pada materi
geometri?
Semua siswa antusias dalam
mengahdai soal mengenai geometri.
Namun ada beberapa siswa yang
kurang antusias dikarenakan masih
kesusahan dalam membagi, mange-
likan bilangan, mengenal bangun datar,
konsep luas, konsep keliling juga sulit
ditanamkan kepada siswa, termasuk
siswa slow learner.
4 Apa saja kelebihan dan kelemahan
siswa slow learaner di kelas III?
Menurut saya kelebihan dari siswa
slow learner adalah siswa tersebut
tidak malu bertanya jika ada kendala
dalam mengerjakan tugas sedangkan
kekurangannya siwa tersebut kurang
begitu bisa menangkap informasi yang
diberikan oleh guru.
5 Apa saja kesulitan yang dialami
siswa baik siswa slow learner
maupun siswa yang lainnya dalam
pembelajaran geometri?
Kesulitan yang dialami siswa yaitu
memahami konsep luas, keliling,
menghafal rumus.
6 Apa saja partisipasi yang
dilakukan oleh siswa slow learner
dan siswa yang lainnya dalam
mengikuti pembelajaran geometri?
Mereka ikut berperan aktif dalam
pembelajaran khususnya materi
geometri.
7 Kesulitan apa saja yang dialami
ketika mengajarkan materi geome-
tri?
Sulit untuk menanamkan konsep luas,
keliling dan menganalkan macam-
macam bangun datar kepada siswa.
8 Mengunakan metode, model
pembelajaran seperti apa untuk
mengajar geometri?
Saya biasanya menggunakan model
discovery learning untuk mengajar di
kelas ini.
9 Bagaimana pengaruh metode atau
model yang digunakan dengan
hasil belajar siswa?
Pengaruhnya yaitu anak mampu
mengidentifikasi bangun datar secara
tersetruktur.
10 Media apa yang digunakan untuk Media yang biasa saya gunakan yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
No Pertanyaan Jawaban
mengajar geometri? video dan gambar.
11 Referensi apa saja yang digunakan
Bapak/Ibu dalam pembelajaran
geometri?
Referensi yang saya gunakan biasanya
buku guru dan siswa serta dari internet.
12 Apakah Bapak/Ibu memiliki
sumber buku panduan untuk
membantu proses pembelajaran
geometri?
Saya punya buku refrensi
13 Apakah Bapak/Ibu pernah
menggunakan buku panduan
berbasis teori Van Hiele untuk
mengajarkan geometri kepada
siswa?
Pernah.
14 Apakah Bapak/Ibu pernah
menemukan sebuah buku panduan
tentang pembelajaran geometri
yang dikemas menggunakan teori
Van Hiele?
Pernah
15 Bagaimana pendapat Bapak/Ibu
jika buku tersebut tersedia?
Sangat membantu karena langkah Van
Hiele yang runtut dan konkret
meneurut saya itu bisa membantu
siswa, apalagi siswa slow learner.
16 Menurut Bapak/Ibu, apakah buku
seperti itu dibutuhkan? mengapa
demikian?
Dibutuhkan karena sangat membantu
dalam mengajarkan geometri pada
siswa slow learner.
17 Bagaimana pendapat Bapak/Ibu
jika materi pembelajaran geometri
diajarkan menggunakan tahapan
belajar menurut teori Van Hiele?
Menurut saya, anak menjadi mudah
untuk memahami materi geometri dan
menjadi lebih paham.
18 Kurikulum apa yang digunakan
pada proses pembelajaran saat ini?
Kurikulum 2013
19 Buku apa yang digunakan dalam
pembelajaran matematika terkhus-
us pada materi geometri?
Buku siswa dan buku guru
20 Kemampuan atau kompetensi apa
yang perlu dimiliki peserta didik
dalam proses pembelajaran mate-
matika terkhusus pada materi
geometri?
Menganalisis dan menyimpulkan
21 Indikator atau kriteria apa yang
Bapak/Ibu gunakan untuk melihat
apakah siswa telah mencapai
kompetensi setelah melakukan
proses pembelajaran matematika?
Siswa mampu memahami materi-
materi yang disampaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Lampiran 4 Hasil Wawancara Guru Kelas III SD SD Teladan Yogyakarta
Hasil Wawancara Guru Kelas III SD
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana karakteristik siswa
slow learner kelas III?
Karakteristik anak slow learner di kelas
saya yaitu anak membutuhkan waktu
yang cukup lama dalam memahami
materi, cenderung pemalu, pada awal
masuk sekolah anak tidak mau
berbicara sama sekali namun atensi
anak mudah terlatih.
2 Materi matematika apa yang
masih menjadi kendala atau
kesulitan bagi siswa?
Materi yang dianggap sulit bagi anak
pada saat ini yaitu ateri geometri
mengenai bangun datar.
3 Bagaimana karakteristik siswa
ketika menghadapi soal
matematika terkhusus pada materi
geometri?
Siswa memnagali kesulitan untuk
mengerjakan soal dan pada awal-awal
pembelajaran geometri anak kesulitan
dalam membedakan sisi, rusuk,
panjang dan lebar.
4 Apa saja kelebihan dan kelemahan
siswa slow learaner di kelas III?
Kelebihan teradang memeprhatikan
pada saat diterangkan namun kadang
suka melamun.
5 Apa saja kesulitan yang dialami
siswa baik siswa slow learner
maupun siswa yang lainnya dalam
pembelajaran geometri?
Anak-anak sulit membedakan sisi,
rusuk, panjang dan lebar. Anak-anak
masih belum familier dengan berbagai
macam bentuk geometri.
6 Apa saja partisipasi yang
dilakukan oleh siswa slow learner
dan siswa yang lainnya dalam
mengikuti pembelajaran geometri?
Anak antusisas dalam mendengarkan
intruksi dari guru.
7 Kesulitan apa saja yang dialami
ketika mengajarkan materi
geometri?
Menjelaskan mengenai konsep luas dan
keliling
8 Mengunakan metode, model
pembelajaran seperti apa untuk
mengajar geometri?
Model pembelajaran menggunakan
drill, lalu pada saat pembelajaran
menggunakan media video dan ppt.
9 Bagaimana pengaruh metode atau
model yang digunakan dengan
hasil belajar siswa?
Kurang begitu membuat anak aktif
namun jika pembelajaran dilakukan
dengan media yang konkret anak lebih
udah paham.
10 Media apa yang digunakan untuk
mengajar geometri?
Benda konkert, gambar, video, dan ppt
11 Referensi apa saja yang digunakan
Bapak/Ibu dalam pembelajaran
Buku tematik, video dari Youtube
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
No Pertanyaan Jawaban
geometri?
12 Apakah Bapak/Ibu memiliki
sumber buku panduan untuk
membantu proses pembelajaran
geometri?
Hanya buku tematik
13 Apakah Bapak/Ibu pernah
menggunakan buku panduan
berbasis teori Van Hiele untuk
mengajarkan geometri kepada
siswa?
Belum pernah
14 Apakah Bapak/Ibu pernah
menemukan sebuah buku panduan
tentang pembelajaran geometri
yang dikemas menggunakan teori
Van Hiele?
Belum pernah
15 Bagaimana pendapat Bapak/Ibu
jika buku tersebut tersedia?
Sepertinya sangat membantu karena
saya baca ddari internet langkah-
langkah dari teori Van Hiele mudah
untuk diimplementasikan dan
mengarah kepada pembelajaran yang
konkret.
16 Menurut Bapak/Ibu, apakah buku
seperti itu dibutuhkan? mengapa
demikian?
Perlu untuk menambah refrensi guru
terutama guru yang mengajar di
sekolah inklusi, karena kelas inklusi
membutuhkan banyak model
pembelajaran yang cocok untuk
digunakan di kelas.
17 Bagaimana pendapat Bapak/Ibu
jika materi pembelajaran geometri
diajarkan menggunakan tahapan
belajar menurut teori Van Hiele?
Hal tersebut akan membantu
pemahaman siswa.
18 Kurikulum apa yang digunakan
pada proses pembelajaran saat ini?
Kurikulum 2013
19 Buku apa yang digunakan dalam
pembelajaran matematika
terkhusus pada materi geometri?
Buku tematik
20 Kemampuan atau kompetensi apa
yang perlu dimiliki peserta didik
dalam proses pembelajaran
matematika terkhusus pada materi
geometri?
Kemampuan mengenal bangun datar,
memahami konsep luas, keliling.
21 Indikator atau kriteria apa yang
Bapak/Ibu gunakan untuk melihat
apakah siswa telah mencapai
kompetensi setelah melakukan
Anak mamapu mengerjakan soal baik
lisan maupun tertulis. Anak juga
mampu melakukan unjuk kerja terkait
dengan materi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
No Pertanyaan Jawaban
proses pembelajaran matematika?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Lampiran 5 Lembar Instrumen Validasi
LEMBAR INSTRUMEN VALIDASI KUALITAS BUKU PANDUAN
PEMBELAJARAN GEOMETRI PADA TEMA 6 BAGI ANAK SLOW
LEARNER MENGGUNAKAN TEORI VAN HIELE
Petunjuk:
Dimohon kepada Bapak/Ibu validator untuk berkenan menilai kualitas Buku
Panduan Pembelajaran Geometri Van Hiele bagi Anak Slow Learner dengan
memberikan tanda centang () di bawah bilangan 1, 2, 3, atau 4 serta memberikan
komentar sesuai dengan pendapat/masukan Bapak/Ibu validator pada kolom yang
sudah tersedia!
Keterangan:
1 : Sangat Kurang Baik; 2 : Kurang Baik; 3 : Baik; 4 : Sangat Baik
Valida
si
Variab
el
Aspe
k
Pernyataan Skor Komentar
1 2 3 4
Buku
Pandua
b
Desain
produk
Cove
r
1. Buku panduan me-
miliki sampul yang
menarik seperti pe-
nulisan judul, warn-
a dan gambar.
2. Judul buku meng-
gambarkan isi buku
yang ditulis dalam
Bahasa Indonesia
yang benar.
3. Penulisan judul me-
nggunakan kaidah
KBBI.
4. Gambar pada cover
buku sesuai dengan
isi buku.
Bagi
an
awal
buku
5. Terdapat kata peng-
antar yang ditulis
oleh penulis
6. Terdapat halaman
daftar isi, daftar
tabel atau daftar
gambar
Isi Bagi 7. Isi buku panduan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Valida
si
Variab
el
Aspe
k
Pernyataan Skor Komentar
1 2 3 4
buku an isi
buku
memuat rancangan
pembelajaran yang
sesuai dengan
Kompetensi Dasar
(KD).
8. Isi buku panduan
memuat penjelasan
terori belajar ma-
tematika, geometri,
dan siswa bereke-
butuhan khusus.
9. Isi buku panduan
menjelaskan
mengenai model
pembelajaran TTW
10. Isi buku panduan
memuat rancangan
pembelajaran sesuai
dengan prinsip bel-
ajar (perhatian dan
motivasi, keaktifan,
keterlibatan lan-
gsung, penggulang-
an, tantangan, dan
perbedaan individu)
11. Isi buku panduan
memuat latihan soal
sesuai rancangan
pembelajaran.
12. Isi buku panduan
memuat materi
pembelajaran sesuai
rancangan pe-
mbelajaran.
13. Isi buku panduan
memuat instrumen
penilaian sesuai ra-
ncangan pembela-
jaran.
14. Isi buku panduan
memuat rancangan
pembelajaran yang
runtut dan terpe-
rinci.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Valida
si
Variab
el
Aspe
k
Pernyataan Skor Komentar
1 2 3 4
15. Isi buku panduan
pada rancangan
pembelajaran me-
muat media yang
sesuai dengan mat-
eri ajar.
16. Isi buku panduan
dapat dipertangg-
ungjawabkan de-
ngan mencantum-
kan sumber ruj-
ukan.
17. Isi buku panduan
menggunakan kali-
mat yang mudah
dipahami.
18. Isi buku panduan
menggunakan kal-
iamt sesuai dengan
KBBI.
19. Isi buku panduan
disusun dengan kal-
iamt yang meng-
gunakan tanda baca
yang baik dan be-
nar.
Akhir
buku
Bagi
an
akhir
20. Terdapat daftar
pustaka pada buku
panduan.
21. Terdapat biodata
penulis pada buku
panduan
RPP
pada
buku
Bagi
an
RPP
22. Rancangan pem-
belajaran memiliki
langkah kegiatan
yang bermakna.
23. Rancangan pem-
belajaran sesuai
dengan kurikulum
2013
24. Rancangan pem-
belajaran sesuai
dengan kebutuhan
siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Valida
si
Variab
el
Aspe
k
Pernyataan Skor Komentar
1 2 3 4
25. Rancangan pem-
belajaran sebagai
sumber referensi
guru dalam mel-
akssiswaan proses
pembelajaran.
26. Rancangan peme-
belajaran disusun
secara kontekstual
sesuai dengan siswa
berkebutuhan khu-
sus.
27. Rancangan pe-
mbelajaran mudah
untuk diimplemet-
asikan.
28. Rancangan pembe-
lajaran mampu me-
ngantisipasi kemun-
gkinan kegiatan
yang akan terjadi.
Jumlah Skor
Rata-rata Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Komentar umum dan saran perbaikan:
Yogyakarta, Desember 2020
Validator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran 6 Hasil Validasi Oleh Ahli Matematika
Hasil Validasi Kualitas Buku Panduan Pembelajaran Geometri Pada Tema 6
Bagi Anak Slow Learner Menggunakan Teori Van Hiele
Oleh Ahli Matematika
Petunjuk:
Dimohon kepada Bapak/Ibu validator untuk berkenan menilai kualitas Buku
Panduan Pembelajaran Geometri Van Hiele bagi Anak Slow Learner dengan
memberikan tanda centang () di bawah bilangan 1, 2, 3, atau 4 serta memberikan
komentar sesuai dengan pendapat/masukan Bapak/Ibu validator pada kolom yang
sudah tersedia!
Keterangan:
1 : Sangat Kurang Baik; 2 : Kurang Baik; 3 : Baik; 4 : Sangat Baik
Valida
si
Variab
el
Aspe
k
Pernyataan Skor Komentar
1 2 3 4
Buku
Pandua
b
Desain
produk
Cover 1. Buku panduan me-
miliki sampul yang
menarik seperti pe-
nulisan judul, warna
dan gambar.
2. Judul buku meng-
gambarkan isi buku
yang ditulis dalam
Bahasa Indonesia
yang benar.
3. Penulisan judul me-
nggunakan kaidah
KBBI.
4. Gambar pada cover
buku sesuai dengan
isi buku.
Bagia
n awal
buku
5. Terdapat kata peng-
antar yang ditulis
oleh penulis
Perhatikan
salah ketik dan
tambahkan
kepada siapa
buku ditujukan
6. Terdapat halaman
daftar isi, daftar
tabel atau daftar
gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Valida
si
Variab
el
Aspe
k
Pernyataan Skor Komentar
1 2 3 4
Isi
buku
Bagia
n isi
buku
7. Isi buku panduan
memuat rancangan
pembelajaran yang
sesuai dengan
Kompetensi Dasar
(KD).
8. Isi buku panduan
memuat penjelasan
terori belajar ma-
tematika, geometri,
dan siswa bereke-
butuhan khusus.
Revisi beberapa
bagian
9. Isi buku panduan
menjelaskan
mengenai model pe-
mbelajaran TTW
Perlu diperjelas
maksud dari
TTW
10. Isi buku panduan
memuat rancangan
pembelajaran sesuai
dengan prinsip bel-
ajar (perhatian dan
motivasi, keaktifan,
keterlibatan lan-
gsung, penggul-
angan, tantangan,
dan perbedaan in-
dividu)
Di dalam buku
prinsip-prinsip
belajar ini ada
tetapi kurang
tampak secara
eksplisit
11. Isi buku panduan
memuat latihan soal
sesuai rancangan
pembelajaran.
12. Isi buku panduan
memuat materi
pembelajaran sesuai
rancangan pe-
mbelajaran.
13. Isi buku panduan
memuat instrumen
penilaian sesuai ra-
ncangan pembela-
jaran.
14. Isi buku panduan
memuat rancangan
pembelajaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Valida
si
Variab
el
Aspe
k
Pernyataan Skor Komentar
1 2 3 4
runtut dan terpe-
rinci.
15. Isi buku panduan
pada rancangan
pembelajaran me-
muat media yang
sesuai dengan mat-
eri ajar.
16. Isi buku panduan
dapat dipertangg-
ungjawabkan de-
ngan mencantum-
kan sumber rujukan.
17. Isi buku panduan
menggunakan kali-
mat yang mudah
dipahami.
Beberapa
kalimat masih
belum jelas
maksudnya atau
belum efektif
18. Isi buku panduan
menggunakan kal-
iamt sesuai dengan
KBBI.
Perhatikan cara
penulisan kata
sesuai dengan
KBBI
19. Isi buku panduan
disusun dengan kal-
iamt yang meng-
gunakan tanda baca
yang baik dan be-
nar.
Perbaiki
beberapa salah
ketik
Akhir
buku
Bagia
n
akhir
20. Terdapat daftar
pustaka pada buku
panduan.
21. Terdapat biodata
penulis pada buku
panduan
RPP
pada
buku
Bagia
n RPP
22. Rancangan pem-
belajaran memiliki
langkah kegiatan
yang bermakna.
23. Rancangan pem-
belajaran sesuai
dengan kurikulum
2013
24. Rancangan pembel-
ajaran sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Valida
si
Variab
el
Aspe
k
Pernyataan Skor Komentar
1 2 3 4
dengan kebutuhan
siswa.
25. Rancangan pem-
belajaran sebagai
sumber referensi
guru dalam mel-
akssiswaan proses
pembelajaran.
26. Rancangan peme-
belajaran disusun
secara kontekstual
sesuai dengan siswa
berkebutuhan khu-
sus.
LKPD belum
jelas membantu
siswa slow
learner
27. Rancangan pembel-
ajaran mudah untuk
diimplemetasikan.
28. Rancangan pembe-
lajaran mampu me-
ngantisipasi kemun-
gkinan kegiatan
yang akan terjadi.
Jumlah Skor 1
5
9
6
111
Rata-rata Skor 3,96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Komentar dan saran sudah saya tuliskan dalam pdf buku yang dirancang.
Komentar umum dan saran perbaikian:
Yogyakarta, 19 November 2020
Validator
Eko Budi Santoso, S.J., S.Pd., Ph.D.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Lampiran 7 Hasil Validasi Ahli Anak Berkebutuhan Khusus
Hasil Validasi Kualitas Buku Panduan Pembelajaran Geometri Pada Tema 6
Bagi Anak Slow Learner Menggunakan Teori Van Hiele
Oleh Ahli Anak Berkebutuhan Khusus
Petunjuk:
Dimohon kepada Bapak/Ibu validator untuk berkenan menilai kualitas Buku
Panduan Pembelajaran Geometri Van Hiele bagi Anak Slow Learner dengan
memberikan tanda centang () di bawah bilangan 1, 2, 3, atau 4 serta memberikan
komentar sesuai dengan pendapat/masukan Bapak/Ibu validator pada kolom yang
sudah tersedia!
Keterangan:
1 : Sangat Kurang Baik; 2 : Kurang Baik; 3 : Baik; 4 : Sangat Baik
Valida
si
Variab
el
Aspe
k
Pernyataan Skor Komentar
1 2 3 4
Buku
Pandu
ab
Desain
produk
Cover 1. Buku panduan me-
miliki sampul yang
menarik seperti pe-
nulisan judul, warna
dan gambar.
2. Judul buku meng-
gambarkan isi buku
yang ditulis dalam
Bahasa Indonesia
yang benar.
Ada typo:
perubahnnya
3. Penulisan judul me-
nggunakan kaidah
KBBI.
4. Gambar pada cover
buku sesuai dengan
isi buku.
Kalau tidak sa-
lah pernah
melihat gambar
ini di internet.
Akan baik bila
menggunakan
gambar sendiri
Bagia
n awal
buku
5. Terdapat kata peng-
antar yang ditulis
oleh penulis
Berdasarkan
undang-undang:
lebih baik lebih
spesifik yang
dimaksud UU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Valida
si
Variab
el
Aspe
k
Pernyataan Skor Komentar
1 2 3 4
apa.
Ada kata men-
ampung diganti
dengan men-
erima
typo:
berkebuthan
6. Terdapat halaman
daftar isi, daftar
tabel atau daftar
gambar
Isi
buku
Bagia
n isi
buku
7. Isi buku panduan
memuat rancangan
pembelajaran yang
sesuai dengan
Kompetensi Dasar
(KD).
8. Isi buku panduan
memuat penjelasan
terori belajar ma-
tematika, geometri,
dan siswa bereke-
butuhan khusus.
Hal 2. Piaget
(Referensi?)
Hal 2. Anak
usia antara 6-12
– fokus anak
kelas 3 saja,
usia 8-9 tahun
Hal 2. Pada
pembelajaran
matematika ter-
dapat beberapa
faktor yang me-
mpengaruhi ter-
jadinya proses
mengajar dan
belajar mate-
matika.
Menurut
Hudojo (1988:
6) terdapat beb-
erapa faktor
yang mempeng-
aruhi terjadinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Valida
si
Variab
el
Aspe
k
Pernyataan Skor Komentar
1 2 3 4
proses me-
ngajar dan
belajar mate-
matika, di anta-
ranya yaitu –
redundan, bisa
direvisi agar ka-
limat tidak be-
rulang
The Individuals
with Disability
Education Act
atau IDEA
(Referensi?)
Istilah retardasi
mental sudah
tidak digunakan
lagi, diganti
disabilitas intel-
ektual
Terkadang
kesulitan
belajar disertai
dengan gan-
gguan meru-
pakan gejala
emosional, ke-
tidakmampuan
individu dalam
menyesuaikan
diri dengan lin-
gkungan sek-
itar. Demikian
pula, prestasi
yang rendah
menyebabkan
anak tidak berk-
onsisten dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Valida
si
Variab
el
Aspe
k
Pernyataan Skor Komentar
1 2 3 4
belajar.
9. Isi buku panduan
menjelaskan
mengenai model pe-
mbelajaran TTW
10. Isi buku panduan
memuat rancangan
pembelajaran sesuai
dengan prinsip bel-
ajar (perhatian dan
motivasi, keaktifan,
keterlibatan lan-
gsung, penggulang-
an, tantangan, dan
perbedaan individu)
11. Isi buku panduan
memuat latihan soal
sesuai rancangan
pembelajaran.
12. Isi buku panduan
memuat materi
pembelajaran sesuai
rancangan pe-
mbelajaran.
13. Isi buku panduan
memuat instrumen
penilaian sesuai ra-
ncangan pembela-
jaran.
14. Isi buku panduan
memuat rancangan
pembelajaran yang
runtut dan terpe-
rinci.
15. Isi buku panduan
pada rancangan
pembelajaran me-
muat media yang
sesuai dengan mat-
eri ajar.
16. Isi buku panduan
dapat dipertangg-
ungjawabkan de-
ngan mencantum-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Valida
si
Variab
el
Aspe
k
Pernyataan Skor Komentar
1 2 3 4
kan sumber ruj-
ukan.
17. Isi buku panduan
menggunakan kali-
mat yang mudah
dipahami.
18. Isi buku panduan
menggunakan kal-
iamt sesuai dengan
KBBI.
19. Isi buku panduan
disusun dengan kal-
iamt yang meng-
gunakan tanda baca
yang baik dan be-
nar.
Akhir
buku
Bagia
n
akhir
20. Terdapat daftar
pustaka pada buku
panduan.
21. Terdapat biodata
penulis pada buku
panduan
RPP
pada
buku
Bagia
n RPP
22. Rancangan pem-
belajaran memiliki
langkah kegiatan
yang bermakna.
23. Rancangan pem-
belajaran sesuai
dengan kurikulum
2013
24. Rancangan pem-
belajaran sesuai
dengan kebutuhan
siswa.
25. Rancangan pem-
belajaran sebagai
sumber referensi
guru dalam mel-
akssiswaan proses
pembelajaran.
26. Rancangan peme-
belajaran disusun
secara kontekstual
sesuai dengan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Valida
si
Variab
el
Aspe
k
Pernyataan Skor Komentar
1 2 3 4
berkebutuhan khu-
sus.
27. Rancangan pe-
mbelajaran mudah
untuk diimplemet-
asikan.
28. Rancangan pembe-
lajaran mampu me-
ngantisipasi kemun-
gkinan kegiatan
yang akan terjadi.
Belum dimun-
culkan adanya
opsi-opsi atau
antisipasi.
Jumlah Skor 2 2
7
7
2
101
Rata-rata Skor 3,60
Komentar umum dan saran perbaikan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
- Cek kembali typo dan kalimat-kalimat yang berulang.
- Jika terdapat kolom sintaks apakah bisa ditandai tahapan mana yang think
talk write?
- Kegiatan pembelajaran siswa dan evaluasi tidak harus selalu dengan
LKPD. Dalam Pendidikan inklusif pentign untuk menyediakan keragaman
kegiatan maupun bentuk evaluasi yang fleksibel agar anak dengan lambat
belajar bisa menyesuaikan sesuai dengan sensori terbaiknya.
Yogyakarta, 23 November 2020
Validator
Elga Andriana, S.Psi., M.Ed., Ph. D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Lampiran 8 Hasil Validasi Guru Kelas III
Hasil Validasi Kualitas Buku Panduan Pembelajaran Geometri Pada Tema 6
Bagi Anak Slow Learner Menggunakan Teori Van Hiele
Oleh Guru Kelas III
Petunjuk:
Dimohon kepada Bapak/Ibu validator untuk berkenan menilai kualitas Buku
Panduan Pembelajaran Geometri Van Hiele bagi Anak Slow Learner dengan
memberikan tanda centang () di bawah bilangan 1, 2, 3, atau 4 serta memberikan
komentar sesuai dengan pendapat/masukan Bapak/Ibu validator pada kolom yang
sudah tersedia!
Keterangan:
1 : Sangat Kurang Baik; 2 : Kurang Baik; 3 : Baik; 4 : Sangat Baik
Valida
si
Variab
el
Aspe
k
Pernyataan Skor Komentar
1 2 3 4
Buku
Pandu
ab
Desain
produk
Cover 1. Buku panduan me-
miliki sampul yang
menarik seperti pe-
nulisan judul, warn-
a dan gambar.
2. Judul buku meng-
gambarkan isi buku
yang ditulis dalam
Bahasa Indonesia
yang benar.
3. Penulisan judul me-
nggunakan kaidah
KBBI.
4. Gambar pada cover
buku sesuai dengan
isi buku.
Bagia
n
awal
buku
5. Terdapat kata peng-
antar yang ditulis
oleh penulis
6. Terdapat halaman
daftar isi, daftar
tabel atau daftar
gambar
Isi
buku
Bagia
n isi
7. Isi buku panduan
memuat rancangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Valida
si
Variab
el
Aspe
k
Pernyataan Skor Komentar
1 2 3 4
buku pembelajaran yang
sesuai dengan
Kompetensi Dasar
(KD).
8. Isi buku panduan
memuat penjelasan
terori belajar ma-
tematika, geometri,
dan siswa bereke-
butuhan khusus.
9. Isi buku panduan
menjelaskan
mengenai model
pembelajaran TTW
Perlu dijelaskan
bagaimana
penerapan
TTW untuk
anak
slowlearner
10. Isi buku panduan
memuat rancangan
pembelajaran sesuai
dengan prinsip bel-
ajar (perhatian dan
motivasi, keaktifan,
keterlibatan lan-
gsung, penggul-
angan, tantangan,
dan perbedaan in-
dividu)
Sudah sesuai
prinsip akan
tetapi masih
perlu
diperhatikan
lagi ketika
diterapkan
dalam sekolah
inklusi.
11. Isi buku panduan
memuat latihan soal
sesuai rancangan
pembelajaran.
12. Isi buku panduan
memuat materi
pembelajaran sesuai
rancangan pe-
mbelajaran.
13. Isi buku panduan
memuat instrumen
penilaian sesuai ra-
ncangan pembela-
jaran.
14. Isi buku panduan
memuat rancangan
pembelajaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Valida
si
Variab
el
Aspe
k
Pernyataan Skor Komentar
1 2 3 4
runtut dan terpe-
rinci.
15. Isi buku panduan
pada rancangan
pembelajaran me-
muat media yang
sesuai dengan mat-
eri ajar.
16. Isi buku panduan
dapat dipertangg-
ungjawabkan de-
ngan mencantum-
kan sumber ruj-
ukan.
17. Isi buku panduan
menggunakan kali-
mat yang mudah
dipahami.
18. Isi buku panduan
menggunakan kal-
iamt sesuai dengan
KBBI.
19. Isi buku panduan
disusun dengan kal-
iamt yang meng-
gunakan tanda baca
yang baik dan be-
nar.
Coba diteliti
lagi
Akhir
buku
Bagia
n
akhir
20. Terdapat daftar
pustaka pada buku
panduan.
21. Terdapat biodata
penulis pada buku
panduan
RPP
pada
buku
Bagia
n RPP
22. Rancangan pem-
belajaran memiliki
langkah kegiatan
yang bermakna.
23. Rancangan pem-
belajaran sesuai
dengan kurikulum
2013
24. Rancangan pem-
belajaran sesuai
Masih perlu
diperhatikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Valida
si
Variab
el
Aspe
k
Pernyataan Skor Komentar
1 2 3 4
dengan kebutuhan
siswa.
lagi kebutuhan
pembelajaran
untuk anak
slow learner
25. Rancangan pem-
belajaran sebagai
sumber referensi
guru dalam mel-
akssiswaan proses
pembelajaran.
26. Rancangan peme-
belajaran disusun
secara kontekstual
sesuai dengan siswa
berkebutuhan khu-
sus.
LKPD masih
belum
mengcover
pembelajaran
untuk anak
slow learner
27. Rancangan pe-
mbelajaran mudah
untuk diimplemet-
asikan.
29. Rancangan pembe-
lajaran mampu me-
ngantisipasi kemun-
gkinan kegiatan
yang akan terjadi.
Jumlah Skor 3
0
7
2
102
Rata-rata Skor 3,64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Komentar umum dan saran perbaikan:
Masih perlu diperhatikan lagi penerapan TTW dan kebutuhan belajar antara
anak slowlearner dengan anak normal lainnya.
Yogyakarta, 7 Desember 2020
Validator
Yuly Imawati, S.Pd
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Lampiran 9 Rekapan Hasil Validasi
Rekapan Hasil Validasi Produk
No Validator Hasil Validasi
Skor Kategori
1 Ahli matematika 3,96 Sangat baik
2 Ahli siswa berkebutuhan khusus 3,60 Sangat baik
3 Guru kelas III SD inklusi 3,64 Sangat baik
Jumlah 11,2
Rata-rata 3,73
Kategori Sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Lampiran 10 Surat Izin Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Lampiran 11 Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Lampiran 12 Surat Izin Validasi
Surat Izin Validasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
Lampiran 13 Produk Buku Panduan Guru
Produk Buku Panduan Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Lusi Ega Kristiani akrab dipanggil Lusi, lahir di Klaten 19 April
1999. Peneliti sudah menempuh jenjang pendidikan di SDN 2
Tugu , SMP Pangudi Luhur Cawas, dan SMA N 1 Bayat. Pada
saat ini, peneliti sedang melanjutkan pendidikan SI PGSD di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Guna membuat skripsi,
peneliti memilih penelitian Research and Development (R&D)
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana. Skripsi yang disusun oleh
peneliti berjudul “Pengembangan Buku Panduan Guru Pada Pembelajaran
Geometri Tema 6 Bagi Siswa Slow Learner Kelas III SD Menggunkan Teori Van
Hiele”. Selama menempuh pendidikan S1 di PGSD Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, peneliti telah mengikuti berbagai macam kegiatan. Berikut ini daftar
kegiatan yang pernah diikuti oleh peneliti:
1. Peserta inisiasi Universitas Sanata Dharma pada tahun 2017
2. Peserta inisiasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada tahun 2017
3. Peserta inisiasi Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada tahun 2017
4. Peserta kurusu mahir dasar pramuka (KMD) pada tahun 2018
5. Peserta week-end moral pada tahun 2018
6. Peserta workshop montessory pada tahun 2018
7. Peserta Seminar pendidikan FKIP Universitas Sanata Dharma pada tahun
2019
8. Peserta sarasehan Spiritual Ingansian pada tahun 2019
9. Panitia sie anggota acara Parade Gamelan XI Se-Yogyakarta dan Jawa
Tengah pada tahun 2018
10. Panitia Lomba menggambar dan mewarnai dalam rangka Dies Natalis
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun 2018
11. Panitia Lomba Anak dalam rangka Dies Natalis Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta pada tahun 2019
12. Peserta kuliah kerja nyata (KKN) reguler angkatan LIX pada tahun 2020
13. Peserta seminar “Strategi Memfasilitasi Anak Menyuarakan Pendapat”
pada tahun 2020.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI