pengembangan model kawasan rumah...

25
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI ACEH Oleh: M. Ferizal Nazariah M. Nasir Cut Hilda Rahmi Rini Andarini Ahmad BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN 2011

Upload: vannga

Post on 05-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2011/01... · pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya

LLAAPPOORRAANN AAKKHHIIRR KKEEGGIIAATTAANN

PPEENNGGEEMMBBAANNGGAANN MMOODDEELLKKAAWWAASSAANN RRUUMMAAHH PPAANNGGAANN LLEESSTTAARRII

DDII PPRROOVVIINNSSII AACCEEHH

Oleh:MM.. FFeerriizzaallNNaazzaarriiaahhMM.. NNaassiirr

CCuutt HHiillddaa RRaahhmmiiRRiinnii AAnnddaarriinnii

AAhhmmaadd

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEHBALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANDEPARTEMEN PERTANIAN

2011

Page 2: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2011/01... · pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya

RINGKASAN

M. FERIZAL, dkk. Pada tahun 2011 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Acehmembangun 1 (satu) unit Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) yangberlokasi di Desa Lipah Rayeuk, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen. Tujuankegiatan adalah (1) Meningkatkan keterampilan keluarga dan masyarakat dalampemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidayatanaman pangan, buah, sayuran dan tanaman obat keluarga (toga), pemeliharaanternak dan ikan, pengolahan hasil serta pengolahan limbah rumah tangga menjadikompos; (2) Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat secaralestari dalam suatu kawasan; dan (3) Mengembangkan kegiatan ekonomi produktifkeluarga dan menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri.Pada awal kegiatan jumlah rumahtangga peserta sebanyak 35 KK. Kegiatan yangtelah dilaksanakan antara lain: survey pendahuluan, sosialisasi program, pelatihanteknis budidaya, pembangunan Kebun Bibit Desa (KBD), pembinaan penguatankelembagaan, pemanfaatan lahan pekarangan dengan tanaman sayuran, tanamanobat, dan buah pada media tanah bedengan, rak vertikultur (polibag dan bambu),kolam ikan dan teknak itik. Relatif cepatnya proses pengembangan KRPL diKabupaten Bireuen antara lain didukung oleh adanya partisipasi masyarakat danPemerintah Daerah melalui petugas pendamping di lapangan untuk mewujudkanketahanan pangan melalui pengembangan diversifikasi pangan denganmengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan dengan menerapkan model KRPL.

Kata Kunci : rumah pangan lestari, pekarangan, kebun bibit desa, dan vertikultur.

Page 3: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2011/01... · pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya

KATA PENGANTAR

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh pada tahun 2011 ditugaskan

untuk membangun model Kawasan Rumah Pangan Lestari sebagai tindak lanjut dari

program kementerian Pertanian dalam pengembangan pemikiran dan konsep bagi

optimalisasi pemanfaatan pekarangan, utamanya melalui pemanfaatan berbagai

inovasi yang telah dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian dan lembaga penelitian

lainnya. BPTP Aceh berperan dalam mendorong upaya optimalisasi pemanfaatann

pekarangan adalah melalui dukungan inovasi teknologi dan bimbingan teknis, serta

mewujudkannya dalam pengembangan Model KRPL di Provinsi Aceh.

Laporan kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban atas

pelaksanaan kegiatan dan juga sebagai bahan bagi penyebarluasan informasi atas

capaian-capaian yang telah dapat dilaksanakan dalam kurun waktu yang singkat

selama melaksanakan kegiatan pengembangan model KRPL di Provinsi Aceh.

Semoga Laporan ini dapat menjadi kilas balik dan bahan pertimbangan

dalam perumusan, perencanaan, serta pelaksanaan kegiatan serupa pada masa-

masa selanjutnya.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dan memberi partisipasi positif baik selama pelaksanaan kegiatan

maupun dalam penyuusan laporan ini.

Banda Aceh, Desember 2011Penanggung jawab Kegiatan,

Ir. M. Ferizal, M.Sc.NIP. 19650219 199103 1 002

Page 4: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2011/01... · pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ..................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................. ii

DAFTAR ISI ..................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ................................................................................ iv

I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1. Latar Belakang .................................................................... 1

1.2. Tujuan .................................................................................. 3

1.3. Keluaran yang Diharapkan .................................................... 3

1.4. Hasil yang Diharapkan ......................................................... 3

1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak ............................................ 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 4

III. METODE PELAKSANAAN ............................................................. 9

3.1. Tahapan Pelaksanaan .......................................................... 9

3.2. Tata Kelola Kegiatan ............................................................. 11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 13

4.1. Gambaran Umum Lokasi ...................................................... 13

4.2. Karakteristik Rumah Tangga Peserta ..................................... 15

4.3. Pelaksanaan Kegiatan ......................................................... 16

V. KESIMPULAN ............................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 21

Iv

Page 5: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2011/01... · pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesadaran tentang pentingnya upaya diversifikasi pangan telah lama dilaksanakan di

Indonesia, namun demikian hasil yang dicapai belum seperti yang diharapkan.

Kebijakan diversifikasi pangan diawali dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 14

tahun 1974 tentang Upaya Perbaikan Menu Makanan Rakyat (UPMMR), dengan

menggalakkan produksi telo, Kacang dan Jagung yang dikenal dengan Tekad,

sampai yang terakhir adanya Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang

Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber

Daya Lokal. Walaupun telah berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dan

berbagai kalangan terkait, namun pada kenyataannya tingkat konsumsi masyarakat

masih bertumpu pada pangan utama beras. Hal itu diindikasikan oleh skor Pola

Pangan Harapan (PPH) yang belum sesuai harapan, dan belum optimalnya

pemanfaatan sumber bahan pangan lokal dalam mendukung

penganekaragaman konsumsi pangan (BKP, 2010).

Dikaitkan dengan potensi yang ada, Indonesia memiliki sumber daya hayati

yang sangat kaya. Ironisnya, tingkat konsumsi sebagian penduduk Indonesia masih

dibawah anjuran pemenuhan gizi. Oleh karena itu salah satu upaya untuk

meningkatkan ketahanan pangan dan gizi keluarga dapat dilakukan melalui

pemanfaatan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di

lingkungannya. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui pemanfaatan lahan

pekarangan yang dikelola oleh rumah tangga.

Ketersediaan jenis pangan dan rempah yang beraneka ragam terbentang dari

wilayah Sabang sampai Merauke. Berbagai jenis tanaman pangan seperti padi-

padian, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur, buah, dan pangan dari hewani

banyak kita jumpai. Demikian pula berbagai jenis tanaman rempah dan obat-obatan

dapat tumbuh dan berkembang dengan mudah di wilayah kita ini. Namun demikian

realisasi konsumsi masyarakat masih dibawah anjuran pemenuhan gizi. Oleh karena

itu salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan gizi

masyarakat harus diawali dari pemanfaatkan sumberdaya yang tersedia maupun

Page 6: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2011/01... · pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya

yang dapat disediakan di lingkungannya. Upaya tersebut ialah memanfaatkan

pekarangan yang dikelola oleh keluarga.

Lahan pekarangan memiliki fungsi multiguna, karena dari lahan yang relatif

sempit ini, bisa menghasilkan bahan pangan seperti umbi-umbian, sayuran, buah-

buahan; bahan tanaman rempah dan obat, bahan kerajinan tangan; serta bahan

pangan hewani yang berasal dari unggas, ternak kecil maupun ikan. Manfaat yang

akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat memenuhi kebutuhan

konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga dapat memberikan

tambahan pendapatan bagi keluarga.Kementerian Pertanian melihat potensi lahan pekarangan ini sebagai salah

satu pilar yang dapat diupayakan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga, baik

bagi rumah tangga di pedesaan maupun di perkotaan. Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian Aceh bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Provinsi Aceh pada tahun

2011 mengembangkan model Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Kabupaten

Bireuen yang diharapkan akan memicu lahirnya pemikiran dan konsep bagi

optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan. Pada prinsipnya, KRPL merupakan

program pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan untuk pemenuhan

kebutuhan pangan dan gizi keluarga, serta peningkatan pendapatan yang pada

akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan melalui partisipasi masyarakat. Ke

depan diharapkan melalui inisiatif ini akan semakin berkembang upaya-upaya kreatif

di tengah masyarakat dalam pemanfaatan lahan dan ruang yang ada di sekitar

mereka.

Melalui pengembangan KRPL tersebut ditargetkan skor Pola Pangan Harapan

(PPH) masyarakat meningkat dari 65,6 persen menjadi lebih dari 90 persen dan

pengeluaran pangan keluarga menurun menjadi 50-55 persen.

Dalam masyarakat perdesaan, pemanfaatan lahan pekarangan untuk

ditanami tanaman kebutuhan keluarga sudah berlangsung dalam waktu yang lama

dan masih berkembang hingga sekarang meski dijumpai berbagai pergeseran.

Komitmen pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam mewujudkan

kemandirian pangan perlu diaktualisasikan dalam menggerakkan lagi budaya

menanam di lahan pekarangan, baik di perkotaan maupun di pedesaan.

Page 7: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2011/01... · pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya

1.2. Tujuan

Tujuan pengembangan Model KRPL ini di Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh antara

lain:

1. Meningkatkan keterampilan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan

pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya tanaman pangan,

buah, sayuran dan tanaman obat keluarga (toga), pemeliharaan ternak dan

ikan, pengolahan hasil serta pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos.

2. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat secara lestari

dalam suatu kawasan.

3. Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga dan menciptakan

lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri.

1.3. Keluaran Yang Diharapkan

Model pemanfaatan pekarangan rumah tangga secara optimal berbasis

sumberdaya lokal melalui pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)

di satu desa binaan di Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh.

1.4. Hasil yang Diharapkan

Tersedianya model pemanfaatan pekarangan rumah tangga secara optimal

berbasis sumberdaya lokal untuk pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari

(KRPL) di wilayah lain dalam Provinsi Aceh.

1.5. Perkiraan Manfaat Dan Dampak

Manfaat dan dampak yang ingin dicapai dari Model KRPL ini adalah

berkembangnya kemampuan keluarga dan masyarakat secara ekonomi dan sosial

dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi secara lestari, menuju keluarga dan

masyarakat yang mandiri dan sejahtera serta terwujudnya diversifikasi pangan dan

pelestarian tanaman pangan lokal.

Page 8: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2011/01... · pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kementerian Pertanian menyusun suatu konsep yang disebut dengan Model

Kawasan Rumah Pangan Lestari (Model KRPL) yang merupakan himpunan

dari Rumah Pangan Lestari (RPL) yaitu rumah tangga dengan prinsip pemanfaatan

pekarangan yang ramah lingkungan dan dirancang untuk pemenuhan

kebutuhan pangan dan gizi keluarga, diversifikasi pangan berbasis sumber daya

lokal, pelestarian tanaman pangan untuk masa depan,serta peningkatan pendapatan

yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk menjaga

keberlanjutannya, pemanfaatan pekarangan dalam konsep Model KRPL dilengkapi

dengan kelembagaan Kebun Bibit Desa, unit pengolahan serta pemasaran untuk

penyelamatan hasil yang melimpah (Kementerian Pertanian, 2011).

Berdasar pemikiran tersebut, seperti tertuang Pedoman Umum Model KRL

(Kementerian Pertanian, 2011), tujuan pengembangan Model KRPL adalah: (1)

memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat melalui optimalisasi

pemanfaatan pekarangan secara lestari; (2) meningkatkan kemampuan keluarga

dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun

perdesaan untuk budidaya tanaman pangan, buah, sayuran dan tanaman obat

keluarga (toga), pemeliharaan ternak dan ikan, pengolahan hasil serta pengolahan

limbah rumah tangga menjadi kompos; (3) mengembangkan sumber benih/bibit

untuk menjaga keberlanjutan pemanfatan pekarangan dan melakukan pelestarian

tanaman pangan lokal untuk masa depan; dan (4) mengembangkan kegiatan

ekonomi produktif keluarga sehingga mampu meningkat kesejahteraan keluarga dan

menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri.

Rumah Pangan Lestari (RPL) didefinisikan sebagai tempat tinggal bagi

keluarga atau rumah tangga yang memanfaatkan pekarangannya secara intensif

melalui pengelolaan sumberdaya alam lokal secara bijaksana sehingga menjamin

kesinambungan persediaaanya dengan tetap memelihara dan meningkatkn kualitas,

nilai dan keanekaragamannya. Penataan pekarangan ditujukan untuk memperoleh

manfaat yang sebesar-besarnya melalui pengelolaan lahan pekarangan secara

intensif dengan tata letak sesuai dengan pemilihan komoditas.

Page 9: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2011/01... · pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya

Pengelompokan lahan pekarangan dibedakan atas pekarangan perkotaan

dan perdesaan, masing-masing memiliki spesifikasi baik dalam menetapkan

komoditas yang akan ditanam, besarnya skala usaha pekarangan, maupun cara

menata tanaman, ternak, dan ikan.

a. Pekarangan Perkotaan. Pekarangan perkotaan dikelompokkan menjadi 4,

yaitu: (1) Rumah Tipe 21, dengan total luas tanah sekitar 36 m2 atau tanpa

halaman; (2) Rumah Tipe 36, luas tanam sekitar 72 m2 atau halaman sempit; (3)

Rumah Tipe 45, luas tanah sekitar 90 m2 atau halaman sedang; dan (4) Rumah

Tipe 54 atau 60, luas tanah sekitar 120 m2, atau halaman luas.

b. Pekarangan Perdesaan. Pekarangan perdesaan dikelompokkan menjadi 4,

yaitu: (1) pekarangan sangat sempit (tanpa halaman), (2) pekarangan sempit

(< 120 m2), (3) pekarangan sedang (120 - 400 m2), dan (4) pekarangan luas

(> 400 m2).

Pemilihan komoditas ditentukan dengan mempertimbangkan pemenuhan

kebutuhan pangan dan gizi keluarga, diversifikasi pangan berbasis sumber pangan

lokal, pelestarian sumber pangan lokal, serta kemungkinan pengembangannya

secara komersial berbasis kawasan. Komoditas yang dapat dikembangkan antara

lain: sayuran, tanaman rempah dan obat, buah (pepaya, belimbing, jambu biji,

srikaya, sirsak, labu, dan lainnya yang disesuaikan dengan lokasi setempat), serta

berbagai sumber pangan lokal (ubijalar, ubikayu, ganyong, garut, talas, suweg,

ubikelapa, gembili). Pada pekarangan yang lebih luas dapat ditambahkan budidaya

ikan dalam kolam dan ternak.

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) diwujudkan dalam satu Rukun

Tetangga atau Rukun Warga/Dusun (Kampung) yang telah menerapkan prinsip RPL

dengan menambahkan intensifikasi pemanfaatan pagar hidup, jalan desa, dan

fasilitas umum lainnya (sekolah, rumah ibadah), lahan terbuka hijau, serta

mengembangkan pengolahan dan pemasaran hasil. Suatu kawasan harus

menentukan komoditas pilihan yang dapat dikembangkan secara komersial. Untuk

menjamin keberlanjutan usaha pemanfaatan pekarangan, kawasan juga harus

dilengkapi dengan kebun bibit yang dikelola oleh masyarakat secara partisipatif.

Page 10: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2011/01... · pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya

Tabel 1. Basis komoditas dan model budidaya rumah pangan lestari menurutkelompok lahan Pekarangan Perdesaan

No. Kelompok Lahan Model Budidaya Basis Komoditas

1. Pekarangan sangatsempit (tanpahalaman)

Vertikultur(modelgantung,tempel, tegak,rak)

Sayuran: Sawi, kucai, pakcoi,kangkung, bayam, kemangi,caisim, seledri. Selada bokor,bawang daun

Toga: kencur, jahe merah,sirih, daun jinten, sambiloto,antanan, gempur batu

Pot/polibag

Benih/bibit

Sayuran: cabai,terong, tomat,mentimun

Toga: jahe, kencur, kunyit,temulawak, kumis kucing,sirih hijau/merah, pegagan,lidah buaya, sambiloto

2. Pekarangan sempit(<120 m2)

Vertikultur(modelgantung,tempel, tegak,rak)

Sayuran: Sawi, kucai, pakcoi,kangkung, bayam, kemangi,caisim, seledri. Selada bokor

Toga: kencur, jahe merah,sirih, daun jinten, sambiloto,antanan, gempur batu

Pot/polibag/tanam langsung

Benih/bibit

Pelestariantanamanpangan

Sayuran: cabai, kenikir,terong, tomat, kecipir, kacangpanjang, buncis tegak, buncisrambat

Toga: jahe, kencur, kunyit,temulawak, kumis kucing,sirih hijau/merah, pegagan,lidah buaya, sambiloto

Buah: pepaya, jeruk nipis,jambu

Tanaman pangan: talas,ubijalar, ubikayu, ubikelapa,garut, ganyong, jagung, atautanaman lokal lainnya.

Kandang Ternak ayam buras

Kolam terpal Pemeliharaan ikan

Page 11: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2011/01... · pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya

No. Kelompok Lahan Model Budidaya Basis Komoditas

3. Pekarangan sedang(120 - 400 m2)

Pot/polibag/tanam langsung

Sayuran: cabai, sawi, kenikir,terong, tomat, bayam,kangkung, kacang panjang,kecipir

Toga: jahe, kencur, lengkuas,kunyit, temulawak, sirih

Kandang Ternak kambing, domba dan/atau ayam buras

Kolam Pemeliharaan ikan atau lele:lele/nila/gurame

Bedengan,surjan,multistrata

Intensifikasi pekarangan:Sayuran/buah/umbi/kacang-kacangan

Multistrata Intensifikasi pagar: kaliandra,dadap, gliriside, rumput, garut,talas, pisang, nenas, melinjo,ganyong, garut.

4. Pekarangan luas(>400 m2)

Bedengan,pot/polibag

Sayuran: cabai, sawi, kenikir,terong, tomat, bayam, kangkung,kacang panjang, kecipir, buncistegak & rambat

Bedengan,pot/polibag

Toga: jahe, kencur, lengkuas,kunyit, temulawak, kumis kucing,sirih hijau/merah, pegagan, lidahbuaya, sambiloto

Kandang Ternak kambing, domba dan/atau ayam buras

Kolam Pemeliharaan ikan atau lele:lele/nila/gurame

Bedengan,surjan,multistrata

Benih/bibit

Intensifikasi pekarangan:

Sayuran/buah/umbi/kacang-kacangan

Multistrata Intensifikasi pagar: kaliandra,dadap, gliriside, rumput, garut,talas, pisang, nenas, melinjo,ganyong, garut.

Page 12: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2011/01... · pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya

No. Kelompok Lahan Model Budidaya Basis Komoditas

5. Intensifikasi pagarjalan

Multistrata Tanaman buah, tanaman hijauanmakanan ternak

6. Intensifikasi halamankantor desa, sekolah,dan fasilitas umumlainnya

Pot, bedengan,tanam langsung

Tanaman sayuran

Tanaman buah

Tanaman pagar multistrata

7. Kebun Bibit Desa Pot, rak,bedengan

Tanaman sayuran

Tanaman pangan

8. Pelestarian tanamanpangan lokal untukmasa depan

Bedengan Tanaman pangan lokal: anekaumbi (ubi gembili, dll), anekatalas, suweg, aneka jenis jagungdan serealia (sorgum, jewawut,hotong, dll)

Page 13: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2011/01... · pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya

III. METODE PELAKSANAAN

3.1. Tahapan Pelaksanaan

Untuk merencanakan dan melaksanakan pengembangan Model KRPL,

dibutuhkan 9 (sembilan) tahapan kegiatan seperti telah dituangkan dalam Pedoman

Umum Model KRPL (Kementerian Pertanian, 2011), yaitu:

a. Persiapan: (1) Pengumpulan informasi awal tentang potensi sumberdaya,

lokasi dan kelompok sasaran, (2) Pertemuan dengan dinas terkait untuk mencari

kesepakatan dalam penentuan calon kelompok sasaran dan lokasi, (3)

koordinasi dengan Dinas pertanian dan dinas terkait lainnya di kabupaten/kota,

(4) Memilih pendamping yang menguasai teknik pemberdayaan masyarakat

sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

b. Pembentukan Kelompok: Kelompok sasaran adalah rumahtangga atau

kelompok rumahtangga dalam satu Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW)

atau satu dusun/kampung. Pendekatan yang digunakan adalah partisipatif,

dengan melibatkan kelompok sasaran, tokoh masyarakat, dan perangkat desa.

Kelompok dibentuk dari, oleh, dan untuk kepentingan para anggota kelompok

itu sendiri. Dengan cara berkelompok akan tumbuh kekuatan beriinisiatif dari

para anggota dengan prinsip keserasian, kebersamaan dan kepemimpinan dari

mereka sendiri.

c. Sosialisasi: Menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan dan membuat

kesepakatan awal untuk rencana tindak lanjut yang akan dilakukan. Kegiatan

sosialisasi dilakukan pada kelompok sasaran dan pemuka masyarakat serta

petugas pelaksana dari instansi terkait.

d. Penguatan Kelembagaan Kelompok: Dilakukan untuk meningkatkan

kemampuan kelompok: (1) Mengambil keputusan bersama melalui

musyawarah; (2) Menaati keputusan yang telah ditetapkan bersama; (3)

Memperoleh dan memanfaatkan informasi; (4) Bekerjasama dalam kelompok

(sifat kegotong-royongan); dan (5) Bekerjasama dengan aparat maupun dengan

kelompok-kelompok masyarakat lainnya.

Page 14: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2011/01... · pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya

e. Perencanaan Kegiatan: Melakukan perencanaan/rancang bangun

pemanfaatan lahan pekarangan dengan menanam berbagai tanaman pangan,

sayuran dan obat jeluarga, ikan dan ternak, diversifikasi pangan berbasis

sumberdaya lokal, pelestarian tanaman pangan untuk masa depan, kebun bibit

desa, serta pengelolaan limbah rumah tangga. Selain itu, dilakukan juga

penyusunan rencana kerja untuk satu tahun. Kegiatan ini dilakukan bersama-

sama dengan kelompok dan instansi terkait.

f. Pelatihan: Pelatihan dilakukan sebelum pelaksanaan di lapang. Jenis

pelatihan yang dilakukan diantaranya: teknik budidaya tanaman pangan, buah

dan sayuran, toga, teknik budidaya ikan dan ternak, perbenihan dan

pembibitan, pengolahan hasil dan pemasaran serta teknologi pengelolaan

limbah rumah tangga. Jenis pelatihan lainnya adalah tentang penguatan

kelompok.

g. Pelaksanaan: Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh kelompok dengan

pengawalan teknologi oleh peneliti dan pendampingan antara lain oleh Penyuluh

dan Petani Andalan. Secara bertahap, pelaksanaan kegiatan ini diarahkan untuk

menuju pada pencapaian kemandirian pangan rumah tangga, diversifikasi

pangan berbasis sumberdaya lokal, konservasi tanaman pangan untuk masa

depan, pengelolaan kebun bibit desa, dan peningkatan kesejahteraan.

h. Pembiayaan: Bersumber dari kelompok, masyarakat, partisipasi pemerintah

daerah dan pusat, perguruan tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat, swasta dan

dana lain yang tidak mengikat.

i. Monitoring dan Evaluasi: Dilaksanakan untuk mengetahui perkembangan

pelaksanaan kegiatan kawasan, dan menilai kesesuaian kegiatan yang telah

dilaksanakan dengan perencanaan. Evaluator dapat dibentuk oleh kelompok.

Evaluator dapat juga berfungsi sebagai motivator bagi pengurus, anggota

kelompok dalam meningkatkan pemahaman yang berkaitan dengan pengelolaan

sumberdaya yang tersedia di lingkungannya agar berlangsung lestari.

Page 15: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2011/01... · pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya

3.2. Tata Kelola Kegiatan

Model KRPL dilaksanakan dengan melibatkan semua elemen masyarakat dan

instansi terkait baik di tingkat pusat maupun daerah, yang masing-masing

bertanggungjawab terhadap sasaran atau keberhasilan kegiatan. Secara rinci, peran

setiap elemen tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Peran masing-masing pelaku dalam kegiatan Model KRPL

No. Pelaksana Tugas/peran dalam kegiatan

1. Masyarakat Kelompok sasaran Pamong desa (RT, RW, Kadus) dan

tokoh masyarakat

Pelaku utama Pendamping Monitoring dan Evaluasi

2. Pemerintah Daerah (Dinas PertanianTanaman Pangan dan Hortikultura,Kantor Ketahanan Pangan danPenyuluhan Pertanian, DinasPerikanan dan Peternakan, Bakorluhdan Bapeluh, Kantor Kecamatan,Kantor Kelurahan dan lembaga terkaitlainnya)

Pembinaan dan pendampingankegiatan oleh petugas lapang

Penanggung jawabkeberlanjutan kegiatan

Replikasi kegiatan ke lokasilainnya

3. Pokja 3, PKK Kantor Ketahanan Pangan

Koordinator lapangan

4. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Membangun model KRPL Narasumber dan pengawalan

inovasi teknologi dankelembagaan

5. Perguruan Tinggi/Swasta/LSM Dukungan dan pengawalan

6. Pengembang perumahan Fasilitasi pemanfaatan lahankosong di kawasan perumahan

3.3. Upaya Menuju Lestari

Untuk melestarikan KRPL, para petugas lapangan setempat dan ketua

kelompok sejak awal dilibatkan secara aktif mulai perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi kegiatan. Keterlibatan ini akan memudahkan proses keberlanjutan dan

kemandiriannya.

Page 16: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2011/01... · pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya

Beberapa faktor lain yang mendukung keberlanjutan KRPL adalah

ketersediaan benih/bibit, penanganan pascapanen dan pengolahan, dan pasar bagi

produk yang dihasilkan. Untuk itu, diperlukan penumbuhan dan penguatan

kelembagaan kebun benih/bibit, pengolahan hasil, dan pemasaran. Selanjutnya,

untuk mewujudkan kemandirian kawasan, maka dilakukan pengaturan pola dan

rotasi tanaman termasuk sistem integrasi tanaman-ternak.

Page 17: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2011/01... · pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi

Pada tahun 2011, BPTP Aceh melaksanakan kegiatan pengembangan model

KRPL yang berupa pembangunan 1 (satu) unit KRPL yang ditempatkan di Desa Lipah

Rayeuk, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen. Dasar pemilihan lokasi adalah:

(1) Masyarakat/rumahtangga di Kabupaten Bireuen umumnya sudah mengenal dan

menerapkan pemanfaatan pekarangan rumahnya walaupun masih dalam skala

dan cara yang sederhana.

(2) Adanya dukungan Pemerintah Kabupaten, hal ini ditunjukkan dengan

diterbitkannya Surat Keputusan Bupati tentang himbauan pada masyarakat

untuk mengintensifkan pemanfaatan lahan pekarangan.

(3) Desa Lipah Rayeuk merupakan desa binaan BPTP Aceh melalui kegiatan

Pembinaan Kelompok Wanita Tani (KWT) yang didanai oleh Australian Centre

for International Agriculture Research (ACIAR). Di desa ini kegiatan KWT sudah

berjalan baik yang ditandai dengan aktifnya kegiatan kelompok dalam

pemanfaatan lahan-lahan kosong untuk budidaya tanaman sayuran.

Desa Lipah Rayeuk berada dalam wilayah Kecamatan Jeumpa, Kabupaten

Bireuen, Provinsi Aceh, Indonesia. Sebelah Utara Kecamatan Jeumpa berbatasan

dengan Selat Malaka, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Juli, Sebelah

Barat dengan Kecamatan Peudada dan Sebelah Timur dengan Kota Juang, Bireuen.

Desa Lipah Rayeuk memiliki luas wilayah 225 hektar dengan jumlah penduduk

sebanyak 1.810 jiwa (tahun 2011) dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak

268 KK dan memiliki 4 (empat) buah Dusun.

Penggunaan lahan terluas adalah pertanian/perkebunan terdiri atas: lahan

sawah mencapai sekitar 90 Ha, Perkebunan 18 Ha dan Pekarangan 6 Ha. Sedangkan

sisanya merupakan semak belukar dan lainnya sebagai kawasan non-budidaya.

Rata-rata mata pencaharian penduduk di Desa Lipah Rayeuk adalah sebagai

petani, ada 213 Keluarga Tani yang memiliki status pekerjaan yang berbeda.

Sebanyak 28,5% sebagai Peternak; 26,2% di bidang Pertanian dan Hortikultura;

3,8% Perkebunan; 6,4% Nelayan; 5,7% Berdagang; 2,5% Petani tambak; dan

Page 18: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2011/01... · pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya

6,7% sebagai pegawai.

Tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap mata pencaharian yang

dijalankan oleh penduduk yang kebanyakan adalah sebagai petani. Sebanyak 15

orang menderita buta huruf, tingkat SD ditempuh oleh 580 orang, SLTP 312 orang,

SLTA 113 orang, dan S1 sebanyak 15 orang.

Kelembagaan

Desa Lipah Rayeuk memiliki kelembagaan yang aktif dijalankan, 1 kelompok

tani dewasa dan 1 kelompok tani wanita. Masing-masing kelompok beranggotakan

70 dan 50 orang. Setiap kelompok memiliki struktur yang jelas, seperti adanya

Ketua, Wakil, Sekretaris dan Bendahara. Kelembagaan ini memiliki modal

Rp.100.000.000,- yang masing-masing kelompok dibagi berdasarkan keperluan

usaha yang dijalankan oleh anggotanya. Usaha yang utama dijalankan yaitu

pertanian pangan dan hortikultura.

Pertanian dan Perkebunan

Desa Lipah Rayeuk memiliki potensi yang cukup besar di bidang pertanian

dan perkebunan. Pertanian di desa ini menghasilkan beras dan sayur-sayuran.

Sedangkan di bidang perkebunan menghasilkan kelapa, pinang, coklat, sawit dan

pala. Selain itu juga menghasilkan di bidang hortikultura yaitu mangga, bawang

merah, sawi, pisang dan ubi kayu.

Produksi hasil pertanian Tahun 2011 di Desa Lipah Rayeuk menunjukkan

data-data berikut:

Luas panen padi adalah 90 Ha dengan produksi rata-rata tiap hektar mencapai

6,0 ton.

Untuk perkebunan, luas tanaman kelapa adalah 10 ha, pinang 1 ha, dan coklat

1 ha.

Luas tanaman hortikultura mangga adalah 1 ha, bawang merah 1 ha, sawi 0,5

ah, pisang 1 ha dan ubi kayu 0,5 Ha.

Page 19: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2011/01... · pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya

Peternakan

Di sektor peternakan, desa ini menghasilkan kerbau, sapi, kambing, domba,

ayam buras, bebek, ayam ras pedaging, entok dan angsa. Hasil ternak utama pada

tahun 2011 adalah sebagai berikut: populasi kerbau 6 ekor, sapi 85 ekor, kambing

62 ekor, domba 25 ekor, ayam buras 1.608 ekor, bebek 1.200 ekor, entok 400 ekor

dan angsa 20 ekor.

4.2. Karakteristik Rumah Tangga Peserta

Pada awal kegiatan, jumlah rumah tangga perserta kegiatan pengembangan

model KRPL di Desa Lipah Rayeuk adalah sebanyak 35 orang yang berada dalam

satu dusun. Kepemilikan lahan pekarangan rumah tangga dapat dikelompokkan

seperti pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Karakteristik rumah tangga peserta KRPL di Desa Lipah Rayeuk, 2011.

No. Uraian Jumlah Persentase(%)

1. Luas kepemilikan halaman:a. Sangat sempit (tanpa halaman)b. Sempit ( < 120 m2)c. Sedang (120 – 400 m2)d. Luas (> 400 m2)

27

215

5,720,060,014,3

2. Sumber utama pendapatan keluarga:a. Bertani (sawah, perkebunan)b. Perdagangan (pedagang, kios)c. Sektor jasa (buruh, bangunan, supir)d Pegawai (PNS, swasta)

12995

34,325,725,714,3

3. Tenaga kerja dalam keluarga:a. 1-2 orangb. 3-4 orangc. > 4 orang

10178

28,648,622,8

Page 20: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2011/01... · pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya

4.3. Pelaksanaan Kegiatan

Pada tahap awal jumlah rumah tangga yang berpartisipasi dalam kegiatan

KRPL di Desa Lipah Rayeuk, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen sebanyak 35

rumah tangga. Kegiatan yang telah direncanakan dan telah dilaksanakan antara

lain:

a. Survey awal lokasi kegiatan.

Baseline survey dilaksanakan untuk mendapatkan kondisi awal lokasi kegiatan.

Data yang dikumpulkan meliputi: luas pekarangan, jumlah tenaga kerja keluarga,

jenis usaha pertanian yang dilakukan (tanaman pangan, sayuran perikanan, dan

peternakan), kelembagaan desa, pengolahan dan pemasaran, serta potensi

pengembangan.

Survey Baseline pada awal kegiatan di lokasi terpilih

Page 21: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2011/01... · pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya

b. Pembangunan Kebun Bibit Desa (KBD)

KBD telah siap dibangun dan sudah mulai beroperasi. Meskipun masih terus

dilakukan pembenahan bangunan dan perlengkapannya, pengelola KBD telah

melakukan penyemaian untuk penyediaan bibit berbagai tanaman sayuran,

TOGA, dan pangan bagi keperluan rumah tangga yang akan menanam di

pekarangan rumah masing-masing. KBD Desa Lipah Rayeuk sudah mampu

mendistribusikan bibit sayuran dan ternak itik ke rumah-rumah peserta untuk

putaran pertama siklus produksi di KRPL Lipah Rayeuk.

KBD Desa Lipah Rayeuk, Bireuen Media Persemaian

Media pembesaran bibit ternak itik Benih sayuran siap antar

Page 22: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2011/01... · pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya

c. Pemanfaatan Pekarangan Rumah Tangga

Seluruh rumah tangga yang terlibat kegiatan telah mempersiapkan pekarangan

masing-masing dengan mengolah tanah pada lahan pekarangan, pembuatan

bedengan, pembuatan rak-rak tanaman, pembuatan kolam ikan, dan rehabilitasi

kandang ternak (ayam, itik, dan kambing).

Media tanam pada bedengan

Media tanam pada rak

d. Penguatan Kelembagaan Desa

Saat ini sedang dilaksanakan pembinaan kelembagaan desa guna pengaktifan

dan penguatan kembali kegiatan-kegiatannya. Kelembagaan yang ada saat ini

antara lain: Kelompok Tani Ingin Maju (Gapoktan Maju Bersama) dengan

anggota 70 orang, Kelompok Wanita Tani (KWT) Semangat Baru beranggota 50

orang, Koperasi 1 unit beranggotakan 168 orang, dan Kios saprodi 1 unit.

Page 23: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2011/01... · pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya

Gerbang masuk KRPL Lokasi kegiatan KWT

Kegiatan Kelompok Wanita Tani

Page 24: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2011/01... · pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya

V. KESIMPULAN

(1) Pada tahun 2011, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh membangun 1

(satu) unit Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) yang berlokasi di

Desa Lipah Rayeuk, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen. M-KRPL tersebut

dikembangkan untuk dapat direplikasi oleh Pemerintah Daerah setempat pada

wilayah lainnya dalam kabupaten Bireuen.

(2) Pada awal kegiatan rumahtangga peserta berjumlah 35 KK. Relatif cepatnya

proses pengembangan KRPL di Kabupaten Bireuen antara lain didukung oleh

adanya partisipasi masyarakat dan Pemerintah Daerah melalui petugas

pendamping di lapangan untuk mewujudkan ketahanan pangan melalui

pengembangan diversifikasi pangan dengan mengoptimalkan pemanfaatan

lahan pekarangan dengan menerapkan model KRPL.

(3) Beberapa faktor kunci yang perlu dicermati sebagai simpul kritis untuk

keberhasilan dan keberlanjutan secara lestari dari pengembangan model KRPL

ini adalah:

a. Para petugas lapangan setempat dan ketua kelompok sejak awal harus

dilibatkan secara aktif mulai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

kegiatan. Diharapkan keterlibatan ini akan memudahkan proses

keberlanjutan dan kemandiriannya.

b. Ketersediaan benih/bibit, penanganan pascapanen dan pengolahan,

serta pasar bagi produk yang dihasilkan. Untuk itu, diperlukan

penumbuhan dan penguatan kelembagaan Kebun Benih/Bibit, pengolahan

hasil, dan pemasaran.

c. Untuk menuju Pola Pangan Harapan, diperlukan model diversifikasi

yang dapat memenuhi kebutuhan kelompok pangan bagi keluarga.

d. Komitmen dan dukungan serta fasilitasi dari pengambil kebijakan

utamanya Pemerintah Daerah untuk mendorong implementasi model

inovasi teknologi seperti model KRPL tersebut dalam gerakan secara masif

di wilayah kerjanya untuk dilaksanakan secara konsisten.

Page 25: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2011/01... · pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya

DAFTAR PUSTAKA

Badan Ketahanan Pangan (BKP). 2010. Perkembangan Situasi KonsumsiPenduduk di Indonesia.

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 2011. PetunjukPelaksanaan Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari. Bogor.

Handewi P. S. 2011. Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL): Sebagai SolusiPemantapan Ketahanan Pangan. Makalah pada Kongres Ilmu PengetahuanNasional (KIPNAS), Jakarta, 8-10 Nopember 2011.

http://bengkulu.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=236:model-kawasan-rumah-pangan-lestari&catid=153:ad-hock&Itemid=192 Model Kawasan Rumah Pangan Lestari.

http://jambi.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=category&layout=blog&id=63&Itemid=70. KRPL.

http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/903/. Kawasan Rumah Pangan Lestaridi Pacitan

http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/916/ Mentan Tinjau Kawasan RumahPangan Lestari di Pacitan.

http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/1020/. Rumah Pangan Lestari menjadiPrimadona di HPS Gorontalo.

Kementerian Pertanian. 2011. Pedoman Umum Model Kawasan Rumah PanganLestari. Jakarta.

Rachman, Handewi .P.S. dan M. Ariani. 2007. Penganekaragaman KonsumsiPangan di Indonesia: Permasalahan dan Implikasi untuk Kebijakan danProgram. Makalah pada “Workshop Koordinasi Kebijakan Solusi SistemikMasalah Ketahanan Pangan Dalam Upaya Perumusan KebijakanPengembangan Penganekaragaman Pangan”, Hotel Bidakara, Jakarta, 28November 2007. Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian RepublikIndonesia.