peran kkp dalam rencana kerja pemerintah...
TRANSCRIPT
REPUBLIK INDONESIA
PERAN KKP DALAM RENCANA KERJA PEMERINTAH 2017
Plt. Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam
Disampaikan dalam Rapat Kerja Teknis Terpadu
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Jakarta, 30 Mei 2016
REPUBLIK
INDONESIA
2
OUTLINE
1. Pendahuluan
• Arahan Presiden Terkait Penyusunan RKP 2017
• Pendekatan Penyusunan Rancangan Awal RKP 2017
• Proses Penyusunan RKP 2017
2. Strategi dan Prioritas Nasional RKP 2017
3. Peran KKP dalam Prioritas Nasional
4. Penutup
REPUBLIK
INDONESIA
TEMA RKP 2017:
“Memacu Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi untuk Meningkatkan Kesempatan Kerja serta Mengurangi Kemiskinan dan Kesenjangan Antarwilayah”
Setiap Menteri dan Kepala Lembaga wajib mengendalikan anggaran di setiap K/L yang dipimpinnya. Tidak boleh masalah anggaran hanya diserahkan kepada Biro Perencanaan
Anggaran negara harus berorientasi manfaat untuk rakyat dan berorientasi pada prioritas untuk mencapai tujuan pembangunan nasional
Kebijakan anggaran belanja yang dilakukan tidak berdasarkan money follow function, tetapi money follow program. Tidak perlu semua tugas dan fungsi (tusi) harus dibiayai secara merata
Memangkas program yang nomenklatur yang tidak jelas dan manfaatnya kurang langsung tertuju pada rakyat. Semua nomenklatur proyek harus jelas, misalnya membeli jaring, membeli benih, dan seterusnya
ARAHAN PRESIDEN TERKAIT PENYUSUNAN RKP 2017
4
Peraturan Presiden RI No. 45/2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017
REPUBLIK
INDONESIA
PENDEKATAN PENYUSUNAN RKP 2017 Pendekatan Money Follow “Program Prioritas” Pendekatan Holistik-Tematik, Terintegrasi & Spasial
5
VISI
DOMAIN POLITIK (GIVEN) MISI
NAWACITA
3 Dimensi Pembangunan + Kondisi Perlu
23 Prioritas Nasional
88 Program Prioritas
1171 Kegiatan Prioritas
DOMAIN PERENCANAAN Pendekatan Holistik-Tematik,
Terintegrasi & Spasial
Program dan Kegiatan KL Dan Urusan
Pemerintah SKPD
Multilateral Meeting
Multilateral Meeting
Musrenbang Nasional
Trilateral Meeting
PENYEDERHANAAN NOMENKLATUR
DOMAIN PELAKSANAAN
Money Follow Programme
PROSES PENYUSUNAN RKP 2017
Draft AWAL RKP + Multilateral I dan II
MUSRENBANGNAS PERTEMUAN TRILATERAL
MULTILATERAL I: a. Subtansi Prioritas Nasional, kegiatan
prioritas dan K/L penanggungjawab b. Target nasional tahun 2017.
MULTILATERAL II: a. Subtansi Prioritas Nasional, kegiatan
prioritas dan K/L penanggungjawab (termasuk masukan KSP)
b. Target nasional tahun 2017 c. Penyusunan urutan/ranking kegiatan
Prioritas Nasional.
a. Penyelarasan target nasional ke target pelaksanaan di Provinsi dan Kab/Kota.
b. Perincian lokasi dan memastikan lokus kegiatan prioritas di Provinsi dan Kab/Kota.
c. Keterpaduan kegiatan prioritas nasional di Provinsi dan Kab/Kota dengan kegiatan daerah
a. Kegiatan prioritas dan indikator yang mendukung PN
b. Kebutuhan anggaran untuk melaksanakan Prioritas Nasional (setelah ditentukan money follow program).
c. Konfirmasi target sesuai pagu K/L yang ditetapkan setelah money follow program.
d. Kerangka kelembagaan dan regulasi
PERPRES RKP
6
REPUBLIK
INDONESIA
8
2. STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL DAN TEMA RKP 2017
Norma Pokok Pembangunan Kabinet Kerja : a. Pembangunan bersifat holistik komprehensif memperhatikan dimensi terkait b. Pembangunan untuk manusia dan masyarakat harus memberdayakan masyarakat untuk menjadi mandiri dan tidak menyebabkan justru menjadi masyarakat yang
lemah (entitled society) c. Pembangunan tidak menciptakan ketimpangan yang semakin lebar d. Pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan ekosistem e. Pembangunan harus mendorong tumbuh berkembangnya swasta dan tidak justru mematikan usaha yang sudah berjalan
3 DIMENSI PEMBANGUNAN
Revolusi Mental
Pelayanan Pendidikan
Pelayanan Kesehatan
Perumahan dan Permukiman
Kedaulatan Pangan Kedaulatan Energi
Percepatan Pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK)
DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN DIMENSI PEMERATAAN WILAYAH DAN KEWILAYAHAN
QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA
Kepastian dan Penegakan Hukum Keamanan dan Ketertiban Konsolidasi Demokrasi Reformasi Birokrasi Reformasi Regulasi
RKP 2015*)
MELANJUTKAN REFORMASI BAGI PERCEPATAN
PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKEADILAN
RKP 2016
MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI
PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS
RKP 2017
MEMACU PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN EKONOMI UNTUK
MENINGKATKAN KESEMPATAN KERJA SERTA MENGURANGI KEMISKINAN DAN
KESENJANGAN ANTARWILAYAH
RKP 2018
Ditentukan dalam proses penyusunan RKP 2018
RKP 2019
Ditentukan dalam proses penyusunan RKP 2019
Kemaritiman dan Kelautan
Pembangunan Pariwisata
Antar Kelompok Pendapatan
Desa dan Kawasan Perdesaan
Daerah Tertinggal dan Daerah Perbatasan
Perkotaan
Reforma Agraria Peningkatan
Konektivitas Nasional
FAKTOR PENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI
REFORMASI FISKAL PENINGKATAN EXPORT NON MIGAS PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA
Kondisi Perlu
REPUBLIK
INDONESIA
9
PRIORITAS NASIONAL RKP 2017
Prioritas Nasional
1. Revolusi Mental 2. Kesehatan 3. Pendidikan 4. Perumahan dan Permukiman 5. Kedaulatan Pangan 6. Maritim dan Kelautan 7. Kedaulatan Energi 8. Pembangunan Pariwisata 9. Percepatan Pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK) 10. Antar Kelompok Pendapatan 11. Reforma Agraria 12. Daerah Perbatasan 13. Daerah Tertinggal 14. Desa dan Kawasan Pedesaan 15. Perkotaan 16. Konektivitas 17. Reformasi Regulasi, Kepastian Dan Penegakan Hukum 18. Stabilitas Keamanan Dan Ketertiban 19. Konsolidasi Demokrasi Dan Efektivitas Diplomasi 20. Reformasi Birokrasi 21. Perbaikan Iklim Investasi Dan Iklim Usaha 22. Peningkatan Ekspor Nonmigas 23. Reformasi Fiskal
REPUBLIK
INDONESIA
11
KKP DALAM PRIORITAS NASIONAL
Kedaulatan Pangan
• produksi ikan dan konsumsi ikan masyarakat
Kedaulatan Energi
• konversi BBM ke BBG Kemaritiman dan Kelautan
Daerah Perbatasan
• penamaan pulau-pulau kecil
Daerah Tertinggal
• pengelolaan pulau-pulau kecil
Pelayanan Kesehatan
• konsumsi ikan masyarakat
Pelayanan Pendidikan
• pendidikan vokasi
Antarkelompok Pendapatan
• pelatihan masyarakat, pengelolaan kenelayanan
Desa dan Kawasan Pedesaan
• minapolitan budidaya, pengembangan sentra/kampung nelayan
Stabilitas Keamanan dan Ketertiban
• penanganan IUU Fishing (kapal pengawas)
Konsolidasi Demokrasi dan Efektivitas Diplomasi
• hari operasional kapal pengawas
Percepatan Pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK)
• masterplan
Pembangunan Pariwisata
• wisata bahari
Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usaha
• unit usaha KP yang melakukan investasi
Peningkatan Ekspor Non Migas
• ekspor kelautan dan perikanan non pangan
1 2 3
4
7
5 6
9
10
8
14 13
12 11
15
REPUBLIK
INDONESIA
12
Arah kebijakan
1. Konektivitas (tol) laut dan industri maritim,
2. Peningkatan industri perikanan dan hasil laut,
3. Penataan Ruang Laut, konservasi dan rehabilitasi
pesisir dan laut, serta wisata bahari,
4. Peningkatan kesejahteraan nelayan, pembudidaya
ikan dan petambak garam,
5. Penanggulangan dan penyelesaian Illegal,
Unreported, Unregulated (IUU) Fishing dan
keamanan laut,
6. Penetapan batas laut, penamaan pulau, dan
pengelolaan pulau-pulau kecil.
PEMBANGUNAN KEMARITIMAN DAN KELAUTAN Sasaran dan Arah Kebijakan – RKP 2017
Sasaran 2014
(Baseline)
2015 2016 2017 2019
Memperkuat Jatidiri sebagai Negara Maritim
- Penyelesaian
pencatatan/deposit pulau-pulau
kecil ke PBB
13.466 750 500 Deposit
Pulau
selesai
Selesai th
2017
- Penyelesaian batas maritim
antarnegara
1 negara
(PNG)
6
perundingan
12
perundingan
12
perundingan
Perundinga
n 10 zona
maritim
Pemberantasan IUU Fishing
- Meningkatnya ketaatan pelaku
perikanan
52% 66% 73% 76% 87%
Membangun Konektivitas Nasional
- Pengembangan pelabuhan
untuk menunjang tol laut
24 24 24 24 24
- Pengembangan pelabuhan
penyeberangan
210 15 23 15 270
(kumulatif)
- Pembangunan
(penyelenggaraan) kapal
perintis
50 unit 30 30 0* 104
(kumulatif)
Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan
- Produksi hasil kelautan - juta
ton
- Ikan (Tangkap dan
Budidaya)
- Rumput Laut
- Garam
28,3
10,6
10,1
2,5
33,1
13,6
10,6
3,3
35,4
14,8
11,1
3,6
39,4
16,0
13,4
3,8
40-50
18,8
19,5
4,5
- Pengembangan pelabuhan
perikanan
21 unit 22 unit 22 unit 22 unit 24 unit
- Luas kawasan konservasi laut 15,7 juta ha 17,3 juta ha 17,8 juta ha 18,6 juta ha 20 juta ha
REPUBLIK
INDONESIA
13
PEMBANGUNAN KEMARITIMAN DAN KELAUTAN 2017
Pembangunan Kemaritiman dan Kelautan
Konektivitas (tol) laut dan
industri maritim
Industri perikanan dan
hasil laut
Tata Ruang Laut, konservasi dan
rehabilitasi pesisir dan laut,
serta wisata bahari
Penanggulangan dan penyelesaian IUU Fishing dan keamanan laut
LEVEL 1
Penetapan batas laut, penamaan
pulau, dan pengelolaan pulau-
pulau kecil
Kesejahteraan nelayan,
pembudidaya ikan, dan
petambak garam
PRIORITAS NASIONAL PROGRAM
PRIORITAS
• Koordinasi Perencanaan : Kemen PPN/Bappenas
• Koordinasi Pelaksanaan : Kemenko Bidang Kemaritiman
Kemenlu, Kemen KP, BIG, LAPAN,
Kemendagri, Kemen PU PR, Kemen ESDM,
Kemensos, BNPP, Kemen Desa PDTT,
BNPB, Pemda
Kemen KP, POLRI, Kejaksaan,
MA, LAPAN, Kemenhub, Bakamla,
Bapeten, Pemda
Kemenhub, Kemenperin, Kemen BUMN, BMKG, BNPB, Kemenkeu, BPPT, BIG, Kemen PU PR, Pemda, Kemendag
Kemen KP, Kemen ESDM, Kemendag, Kemenperin, BATAN, LIPI, BPOM, Pemda
Kemen KP, Kemen PU PR, BIG, BNPB, Kemendagri, LAPAN, BPPT, Kemenhub, Kemen LHK, LIPI, Kemenpar, Pemda
Kemen KP, Kemen KUKM, Kemensos, Kemenhub, BMKG, Kemenristekdikti, Kemendag, LAPAN, Pemda
REPUBLIK
INDONESIA
14
Program Proritas Industri Perikanan dan Hasil Laut
No. Kegiatan Prioritas
1 Peningkatan Produksi Ikan, Garam dan Rumput Laut
2 Pengadaan Sarpras Pendukung Produksi KP
3 Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan
4 Pengolahan Perikanan dan Sistem Logistik Ikan
5 Penelitian, Pengembangan Teknologi, dan Inovasi Iptek
6 Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, serta Karantina Ikan
REPUBLIK
INDONESIA
15
Program Prioritas Tata Ruang, Konservasi dan Rehabilitasi Pesisir dan Laut, serta Wisata Bahari
No. Kegiatan Prioritas
1 Penataan Ruang Laut Pesisir, Darat Terpadu dan Zonasi Pesisir
2 Konservasi Pesisir dan Laut
3 Rehabilitasi Kawasan Pesisir dan Laut
4 Pengendalian Pencemaran Pesisir dan Laut
5 Pengelolaan Wisata Bahari
REPUBLIK
INDONESIA
16
Program Proritas Kesejahteraan Nelayan, Pembudidaya Ikan dan Petambak Garam
No. Kegiatan Prioritas
1 Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur Sentra Nalayan dan Pelaku KP Lainnya
2 Peningkatan Keterampilan dan Perlindungan Nelayan
3 Peningkatan Akses terhadap Bantuan/Stimulan, Akses Modal dan Bantuan
4 Sistem Informasi Kelautan dan Perikanan
REPUBLIK
INDONESIA
17
Program Proritas Penanggulangan IUU Fishing dan Keamanan Laut
No. Kegiatan Prioritas
1 Peningkatan Pengawasan Kelautan dan Perikanan serta Keamanan Laut
2 Penguatan Lembaga, Aparatur Pengawas dan Penegak Hukum, serta Masyarakat
3 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan (Wpp), Perijinan Kapal Perikanan, Peningkatan Ketaatan serta Penanganan Pelanggaran
REPUBLIK
INDONESIA
18
Program Proritas Penetapan Batas Laut, Penamaan Pulau dan Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil
No. Kegiatan Prioritas
1 Pemetaan dan Perundingan Batas Laut
2 Penamaan dan Pendaftaran Pulau
3 Pengelolaan Pulau-pulau Kecil
REPUBLIK
INDONESIA
19 19
Contoh Beberapa Highlight Hasil Pembahasan Musrenbangnas 2016 KEMARITIMAN DAN KELAUTAN
Indikator Target Nasional
RKP 2017
Jumlah kapal perikanan yang terbangun (unit) 2.500 unit kapal
Jumlah Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) 20 lokasi
Terbangunnya Fasilitas Pelabuhan Laut 24 pelabuhan
Jumlah kawasan pesisir yang direstorasi (kawasan) 10 kawasan pesisir
Jumlah keluarga miskin di wilayah pesisir yang memperoleh bantuan usaha ekonomi produktif (KK)
26.100 KK
Provinsi Kalimantan Utara • Pengembangan Sentra Kelautan dan
Perikanan Terpadu (SKPT) di Kab.Nunukan
• Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai di Tanjung Aru, Pulau Sebatik, Kab. Nunukan; dan Pantai Amal Baru, Kota Tarakan
• Pengadaan kapal perikanan dan alat penangkapan ikan ukuran 3-30 GT
Provinsi Papua Barat • Pembangunan Fasilitas
Pelabuhan Laut Arar, Kab. Sorong, Kaimana, dan Laut Kokas, serta subsidi perintis 4 trayek di Manokwari dan 6 trayek di Sorong
• Pemberian bantuan usaha ekonomi produktif di Raja Ampat
• Pengadaan kapal perikanan dan alat penangkapan ikan ukuran 3-30 GT
Provinsi Sulawesi Utara • Pengembangan Sentra
Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di Kec. Tahuna, Kab. Kepulauan Sangihe
• Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai (Pantai Miangas, Pantai Marore, dan Pantai Inobonto)
• Pengadaan kapal perikanan dan alat penangkapan ikan ukuran 3-30 GT
Provinsi Aceh • Pengadaan kapal perikanan dan
alat penangkapan ikan ukuran 3-30 GT
Provinsi Jawa Timur • Pembangunan ice
flake machine skala besar di Trenggalek
• Pengadaan kapal perikanan dan alat penangkapan ikan ukuran 3-30 GT
Provinsi Maluku • Pengembangan Kawasan Konservasi Aru
Tenggara • Lanjutan pembangunan pelabuhan Saumlaki,
Kroing, Amahai, dan Marlasi, serta subsidi perintis 18 trayek
• Rehabilitasi hutan mangrove di 11 lokasi, rehabiitasi pesisir di Pulau Buru,
• Pengadaan kapal perikanan dan alat penangkapan ikan ukuran 3-30 GT
Provinsi Maluku Utara • Pembangunan Kelembagaan Riset
Kelautan di Morotai • Pembangunan Prasarana Pengaman
Pantai di Morotai Selatan Tahap I, Totodoku dan Momojiu, Pantai Moti Kota Ternate, dan Pantai Takofi
• Pengadaan kapal perikanan dan alat penangkapan ikan ukuran 3-30 GT
Provinsi Kepulauan Riau • Lanjutan Pekerjaan
Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Subi dan Midai
• Pengembangan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di Natuna
• Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai di Pantai Nongsa, Pelampong, dan Karang Banteng
• Pengadaan kapal perikanan dan alat penangkapan ikan ukuran 3-30 GT
REPUBLIK
INDONESIA
PENUTUP
20
- Perlunya menjaga konsistensi perencanaan antara RKP, Renja, dan RKAKL; - Perlunya menjaga target capaian sasaran secara optimal, melalui peran
yang sinergis dan integratif antar unit di lingkup KKP dalam mendukung prioritas kemaritiman dan kelautan;
- Sinergi pemanfaatan alokasi anggaran secara efektif dan efisien, mengingat keterbatasan sumber pembiayaan, dan diarahkan pada kegiatan yang mempunyai multiflier effect yang tinggi;
- Perlu secara akurat mengkaji kesiapan pelaksanaan program dan kegiatan prioritas seperti pengadaan kapal perikanan, kapal pengawas, kapal pengolah ikan
REPUBLIK
INDONESIA
KERANGKA EKONOMI MAKRO 2015-2019
*) Dengan perkembangan keadaan saat ini, target RPJMN 2015-2019 perlu dipertimbangkan kembali **) Target APBN 2016 ***) Indeks baru dengan parameter: gotong royong, toleransi, dan rasa aman. Konsep masih dalam proses penyempurnaan dan pematangan, termasuk pembahasan variabel, sehingga target masih belum dapat ditetapkan secara kuantitatif.
Sumber: RPJMN 2015-2019
Realisasi 2014 dan perkiraan realisasi 2015
INDIKATOR MAKRO 2014
(BASELINE) 2015 2016 2017 2018* 2019*
Pertumbuhan Ekonomi (%)
(Target Awal RPJMN 2015-2019)
5,0
(5,1)
4,8
(5,8)
5,3**
(6,6)
5,5-5,9
(7,1)
5,8-6,6
(7,5)
6,4-7,4
(8,0)
Pengangguran (%)
(Target Awal RPJMN 2015-2019)
5,94
(5,6-5,9)
6,18
(5,5-5,8)
5,2-5,5
5,3-5,6
(5,0-5,3)
5,0-5,3
(4,6-5,1)
4,0-5,0
(4,0-5,0)
Angka Kemiskinan (%)
(Target Awal RPJMN 2015-2019)
10,96
(9,0-10,0)
11,13
(9,5-10,5)
9,0-10,0
(9,0-10,0)
9,5-10,5
(8,5-9,5)
8,0-9,5
(7,5-8,5)
7,0-8,0
(7,0-8,0)
Gini ratio (indeks)
(Target Awal RPJMN 2015-2019)
0,41
n.a
0,41
(0,40)
0,39
(0,39)
0,38
(0,38)
0,37
(0,37)
0,36
(0,36)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 73,8 74,8 75,3 75,7 n.a 76,3
Indeks Pembangunan Masyarakat (IPMAS)*** 0,59 n.a n.a n.a n.a Meningkat
22
REPUBLIK
INDONESIA
PERTUMBUHAN EKONOMI 2014-2017
Target Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran (Persen) Target Pertumbuhan Ekonomi Sisi Produksi (Persen)
* Realisasi (BPS,2016); **Bappenas, data diolah * Realisasi (BPS,2016); **Bappenas, data diolah
• Pertumbuhan ekonomi 2017 diperkirakan mencapai 5,5 - 5,9 persen
• Sisi permintaan: o Pemulihan ekonomi global (AS dan Uni Eropa) mendorong pertumbuhan ekspor
hingga 4,5 – 5,0 persen, terutama produk non-migas o Perbaikan iklim investasi dan pasar domestik mendorong pertumbuhan
investasi 6,0 - 6,6 persen o Inflasi yang stabil di kisaran 4,0 persen akan meningkatkan daya beli masyarakat
sehingga mendorong konsumsi masyarakat tumbuh 5,4 - 5,5 persen o Konsumsi pemerintah tumbuh 6,7 persen, didorong oleh penyerapan anggaran
yang merata dan berkualitas dengan program pembangunan yang semakin efisien
• Sisi penawaran: industri pengolahan diperkirakan tumbuh 6,2 - 6,5 persen
• Kebutuhan investasi 2017 diperkirakan sebesar Rp 4.498-4.617 triliun, disumbang oleh investasi pemerintah dan masyarakat sebesar 11,3 persen dan 88,7 persen
Kerangka Regulasi:
1. Periode 2006-2015, jumlah regulasi di Indonesia ± 42.000, terutama: Peraturan Menteri 12.792; Perda Kabupaten/ Kota 25.575; Perda Provinsi 3.177 ; Peraturan Pemerintah 861; Peraturan Presiden 1.041
2. Pemangkasan 50 persen dari 42.000 regulasi yang dilaksanakan bertahap setiap tahun, melalui simplifikasi regulasi (pemangkasan, penyederhanaan, deregulasi)
3. Paket-paket Kebijakan Ekonomi
23
INDIKATOR 2014* 2015* 2016** 2017**
Konsumsi Rumah Tangga 5,1 5,0 5,1 5,4 - 5,5
Investasi 4,1 5,1 5,2 6,0 - 6,6
Konsumsi Pemerintah 2,0 5,4 5,4 5,6 - 6,7
Ekspor Barang dan Jasa 1,0 -2,0 1,0 4,5 - 5,0
Impor Barang dan Jasa 2,2 -5,8 1,6 4,3 - 4,8
INDIKATOR 2014* 2015* 2016** 2017**
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
4,2 4,0 4,2 4,2 - 4,3
Industri Pengolahan 4,6 4,3 5,4 6,2 - 6,5
Konstruksi 7,0 6,7 8,0 7,7 - 8,4
Jasa-jasa 6,6 7,9 8,5 8,5 – 8,8
Lainnya 4,6 2,5 4,3 4,9 – 5,3
PDB 5,0 4,8 5,3 5,5 – 5,9
Kerangka Pendanaan:
Investasi pemerintah lebih difokuskan pada pembangunan infrastruktur dan program prioritas
REPUBLIK
INDONESIA
25
Program Prioritas Tata Ruang, Konservasi dan Rehabilitasi Pesisir dan Laut, serta Wisata Bahari
REPUBLIK
INDONESIA
26
Program Proritas Kesejahteraan Nelayan, Pembudidaya Ikan dan Petambak Garam
Program Proritas Penanggulangan IUU Fishing dan Keamanan Laut