peran nilai adat hibua lamo dalam upaya merekonsiliasi masyarakat...
TRANSCRIPT
PERAN NILAI ADAT ‘HIBUA LAMO’ DALAM UPAYA MEREKONSILIASI
MASYARAKAT PASCA PERPECAHAN JEMAAT (Studi Sosiologis: Masyarakat Desa Duma dan Desa Mamuya, Kabupaten Halmahera Utara)
Oleh:
Roberto Duma Buladja (352013012)
S K R I P S I
DIAJUKAN KEPADA PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMUNIKASI
SEBAGAI SALAH SATU SYARAT
UNTUK MEMPEROLEH
GELAR SARJANA
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
KATA PENGANTAR
Atas penyertaan dan hikmat dari Tuhan Yesus Kristus, maka skripsi yang berjudul
“Peran Nilai Adat ‘Hibua Lamo’ Dalam Upaya Merekonsiliasi Masyarakat Pasca
Perpecahan Jemaat (Studi Sosiologis: Masyarakat Desa Duma dan Desa Mamuya,
Kabupaten Halmahera Utara)” dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Walaupun banyak
kendala yang ditemui, namun penulis tetap dimampukan untuk menyelesaikan skripsi ini.
Selain itu, adapun berbagai pihak yang telah banyak mendukung dan membantu
penulis, baik bantuan secara moril maupun materiil mulai dari awal, proses, hingga
selesainya penulisan ini. Untuk itu penulis secara khusus ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Drs. Daru Purnomo, M.Si, selaku Dekan FISKOM dan Bapak Dr. Ir. Royke. R.
Siahainenia., M.Si, selaku Kaprogdi SOSIOLOGI yang mana telah membantu penulis
dalam banyak hal untuk menyelesaikan skripsi ini. Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa
memberi kebijaksanaan dan kesehatan buat kedua Bapak dalam menjalankan seluruh
tugas dan pelayanan baik di kampus maupun keluarga.
2. Ibu Dr. Ir. Sri Suwartiningsih., M.Si dan Kaka Elly Esra Kudubun, S.Sos., M.Si
selaku Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pemikirannya untuk mengarahkan, membimbing,
memotivasi dan mendampingi saya selama proses sampai terselesainya penulisan
skripsi ini. Kiranya kebaikan Ibu dan Kaka mendapat balasan yang setimpal dari
Tuhan Yang Maha Kuasa.
3. Kepada seluruh Dosen pengajar khususnya Progdi Sosiologi – Fiskom, diantaranya:
Dr. Pamerdi Giri Wiloso; Dr. Ir. Sri Suwartiningsih, M.Si; Dra. Antik Tri Susanti.,
M.Si; Elly E. Kudubun, S.Sos, M.Si; Dr. Ir. Arianti Ina Restiani Hunga, M.Si; Drs.
Daru Purnomo, M.Si, Dr. Ir. Royke. R. Siahainenia, M.Si, atas semua pemberian ilmu
yang telah diberikan bagi saya selama studi di FISKOM - UKSW. Tuhan memberkati
pelayanan Bapak dan Ibu.
4. Seluruh Karyawan Tata Usaha FISKOM: Mbak Yeni, Pak Budi, dan lain-lain yang
penulis tidak sebutkan satu per satu. Penulis berterimakasih untuk bantuan yang
diberikan selama ini. Hanya Tuhan yang dapat membalas semuanya.
5. Papa dan Mama tercinta; Jelimaus Buladja dan Helly Frida Djodjaga yang telah
membesarkan dan mendidik penulis, serta terus berupaya sekuat tenaga untuk
menyekolahkan penulis di UKSW – Salatiga. Satu doaku buat Papa dan Mama,
tetaplah sehat. Senyum kalian adalah kebahagiaan bagi kami selaku anak. Motivasi
dari kalian sebagaimana tertulis dalam moto Skripsi ini senantiasa megawal
kesuksesanku. Terima kasih Papa dan Mama. Tuhan Yesus kiranya selalu memberkati
kita semua.
6. Oma dan Nenek tercinta: Beatriks Ipol dan Almarhuma Dame Watileo, yang selalu
menyayangi penulis. Pesan dan doa kalian yang tiada henti-hentinya untuk meraih
kesuksesan akhirnya bisa terjawab pada waktunya. Tuhan sayang oma deng nenek.
7. Saudari-saudariku: Ona Buladja dan Toricelly Buladja yang mana selalu memberikan
semangat, memotivasi, finansial dan doa yang tiada henti-hentinya bagi penulis.
Kiranya Tuhan selalu memberkati dalam setiap aktivitas kerja kalian. Suksesss. Begitu
pula buat Randi Buladja, Anggreis Buladja, Lice Buladja, Fifi Selong, Derin Selong,
Roland Sumtaki, Kiel Djodjaga, Allen Djodjaga dan seluruh saudara-saudariku
tersayang yang turut memberi dukungan doa dan semangat selama penulis berstudi di
UKSW – Salatiga.
8. Kawan-kawanku; Safrit Rengkung, Fandi Selong, Imanuel Aemba, Teri Sumtaki,
Yongki Sumtaki, Ebenrit Kutjame, Vian Ipol, Maikel Sumtaki, Tifosi Sumtaki,
serta semua kawan-kawanku yang telah banyak membantu dan menemani penulis
selama berada di lokasi penelitian. Terima kasih. Tuhan Memberkati kawan-kawan
semua.
9. Kawan-kawan Fiskom-Sosiologi angkatan 2013 yang masih berjuang, tetap semangat
ya, terima kasih atas dukungannya. Terima kasih untuk dukungan dan doanya.
10. Seluruh saudara-saudariku yang ada dalam organisasi etnik Kemamora-Salatiga.
Terima Kasih atas dukungan dan doanya.
11. GMKI Cabang Salatiga: teman-teman BPC, Anggota dan Senior yang tetap setia
memotivasi serta memberi dukungan doa bagi penulis dalam upaya menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Kiranya Sang Kepala Gerakan senantiasa menyertai kita semua.
Ut Omnes Unum Sint.
12. Kepada Staf Kesbangpol Pemerintahan Kabupaten Halmahera Utara, Bapak Camat
Galela dan Ibu Camat Galela Barat bersama stafnya, Kepala Desa Duma dan Desa
Mamuya bersama stafnya, Ketua Adat Desa Duma dan Mamuya, Tokoh masyarakat
yang ada di Desa Duma dan Desa Mamuya, Tokoh Pemuda Desa Duma dan Desa
Mamuya, Pimpinan Jemaat di Desa Duma dan Desa Mamuya, serta Warga Jemaat di
Desa Duma dan Desa Mamuya. Terima kasih atas waktu yang telah disediakan dalam
upaya membantu penyelesaian skripsi ini.
13. Kepada semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut
berperan serta membantu dalam penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan
terimakasih.
Akhirnya semoga Tuhan Yesus Sang Pemberi Hidup terus menyertai dan melindungi
kita dalam cinta kasihNya.
Salatiga, Juli 2017
Penulis
S A R I P A T I
Gereja sebagai organisasi spiritual mengajarkan cinta kasih dan perdamaian. Namun
tidak dapat disangkali, bahwa didalam gereja juga terjadi konflik dan perpecahan. Gereja
Masehi Injili di Halmahera (GMIH) diperhadapkan oleh perpecahan (dualisme
kepemimpinan) pada tubuh Sinodal. Hal tersebut ditandai dengan adanya dua Badan
Pengurus Harian Sinode (BPHS), yakni BPHS GMIH Lama dan BPHS GMIH Pembaharuan.
Adanya dualisme kepemimpinan ditubuh Sinodal turut berpengaruh pula pada perpecahan
warga jemaat GMIH, tidak terkecuali bagi jemaat yang ada di Desa Duma dan Desa
Mamuya. Bukan hanya perpecahan saja, adapun bentuk-bentuk kekerasan baik secara fisik
maupun non-fisik merupakan bagian yang tak terpisahkan dari adanya perpecahan dan
perbedaan gereja (jemaat) ini. Tujuan dari penelitian ini adalah; mendeskripsikan
pemahaman dan praktek nilai Hibua Lamo oleh masyarakat Desa Duma dan Desa Mamuya
dalam kehidupan sehari-hari; mendeskripsikan pola relasi (interaksi) masyarakat di Desa
Duma dan Desa Mamuya dalam mempraktekan nilai-nilai Hibua Lamo pasca perpecahan
Jemaat, serta menjelaskan nilai-nilai Hibua Lamo yang diandaikan mampu dijadikan sebagai
basis rekonsiliasi masyarakat di Desa Duma dan Desa Mamuya pasca perpecahan Jemaat.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, pendekatan penelitian konstruktivisme, serta
jenis penelitian deskriptif dan eksplanatori.
Berdasarkan temuan data dilapangan, pemahaman dan praktek nilai adat Hibua Lamo
oleh masyarakat di Desa Duma dan Desa Mamuya ditemukan melalui tradisi yang
berkembang dalam masyarakat, diantaranya: (a) Tradisi hormat-menghormati; (b) Sapaan
nama dalam pergaulan antara anak muda; (c) Tradisi ”babilang”, serta; (d) Tradisi ‘Mabari’.
Tradisi-tradisi ini mengandung makna dari pada nilai-nilai Hibua Lamo, yakni; O’Dora
(Kasih), O’Hayangi (Sayang), O’Baliara (Pelihara/Peduli), O’Diai (Kebenaran), dan O’Adili
(Keadilan). Dengan demikian, maka pola relasi kehidupan diantara masyarakat dipandang
berjalan secara harmonis. Namun, dengan adanya perpecahan jemaat mengakibatkan pola
relasi masyarakat yang sebelumnya terbangun secara harmonis kini mengalami keretakan-
keretakan (disharmonis). Hal tersebut dapat ditemukan melalui; senyum dan tegur sapa
terkesan kaku, masing-masing saling mencurigai, ketidakpercayaan satu dengan yang
lainnya, fitnah-memfitnah, bahkan berakibat fatal pada tindakan-tindakan kekerasan baik
secara fisik maupun non-fisik.
Bertolak dari kondisi yang demikian, adapun sikap (respon) dari berbagai pihak
bahwa Hibua Lamo yang memuat sederetan nilai hidup bersama dikonstruksikan memiliki
posisi dan peran yang strategis dalam upaya memulihkan kembali (merekonsiliasi) relasi
sosial masyarakat pasca perpecahan jemaat. Pada sisi lainnya, nilai adat Hibua Lamo sebagai
local wisdom juga diandaikan mampu berperan sebagai instrumen yang cukup mumpuni
dalam hal meng-counter berbagai gesekan-gesekan sosial diantara warga jemaat (kelompok)
yang kemungkinannya akan meledak kembali.
Kata Kunci: Nilai Adat Hibua Lamo, Rekonsiliasi, Perpecahan Jemaat, GMIH.
A B S T R A C
The church as a spiritual organization teaches love and peace. But it can not be
denied, that within the church there is also conflict and disunity. The Evangelical Christian
Church at Halmahera (GMIH) is confronted by a division (dualism of leadership) on the
Sinodal body. It is marked by the presence of two Synod Daily Board (BPHS), namely BPHS
GMIH Lama and BPHS GMIH Renewal. The existence of dualism of leadership in the body
of Sinodal also influential also on the split of GMIH congregation, not least for the
congregation in Duma Village and Mamuya Village. Not only division alone, however, forms
of violence, both physically and non-physically, are an inseparable part of this division and
the difference of the church (congregation). The purpose of this research is; describes the
understanding and practice of Hibua Lamo values by Duma Village and Mamuya villagers in
daily life; describe the pattern of relation (interaction) of society in Duma Village and
Mamuya Village in practicing Hibua Lamo values after the division of Jemaat, and
explaining the values of Hibua Lamo which is assumed can be used as the basis for
community reconciliation in Duma Village and Mamuya Village after the congregation split.
This research uses qualitative method, constructivism research approach, and type of
descriptive and explanatory research.
Based on the findings of field data, the understanding and practice of customary
values of Hibua Lamo by communities in Duma and Mamuya villages is found through a
growing tradition in society, including: (a) The tradition of respect-honoring; (b) Greeting
names in association between young people; (c) Tradition of "babilang", and; (d) Tradition
'Mabari'. These traditions contain meaning from Hibua Lamo's values, namely; O'Dora
(Love), O'Hayangi (dear), O'Baliara (Care), O'Diai (Truth), and O'Adili (Justice). Thus, the
pattern of life relationships among society is seen to run in harmony. However, with the
division of the congregation resulted in the pattern of community relations that previously
built in harmony now experience cracks (disharmonis). It can be found through; smiles and
harsh impressions, each suspecting each other, distrust with each other, slander-slander, and
even fatal violent acts both physically and non-physically.
Departing from such conditions, the attitude (response) from various parties that
Hibua Lamo which contains a series of values of living together constructed has a position
and a strategic role in efforts to restore (reconcile) social relations of society after the split
congregation. On the other hand, the customary value of Hibua Lamo as a local wisdom is
also assumed to be capable of acting as a sufficiently qualified instrument in terms of
counteracting various social frictions among congregants (groups) that are likely to explode
again.
Keywords: Hibua Lamo Customary Value, Reconciliation, Church Split, GMIH.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................... i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT................................................................................ ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES...................................................................... iii
HALAMAN MOTO........................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR........................................................................................................ v
SARIPATI........................................................................................................................... vii
ABSTRAC........................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN.............................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................... xiii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................. 6
BAB II. TINJAUAN TEORITIS...................................................................................... 7
2.1 Konsep Kelembagaan........................................................................................ 7
2.2 Konsep Peran..................................................................................................... 8
2.3 Konsep Peran Kelembagaan.............................................................................. 9
2.4 Konsep Rekonsiliasi........................................................................................... 9
2.5 Hibua Lamo Sebagi Katup Penyelamat: Perspektif Teori Lewis Coser............ 11
2.6 Hibua Lamo Sebagai Lembaga Adat Pemersatu Masyarakat............................ 12
2.7 Penelitian Terdahulu.......................................................................................... 14
2.8 Kerangka Pikir Penelitian.................................................................................. 15
BAB III. METODE PENELITIAN.................................................................................. 17
3.1 Pendekatan Penelitian........................................................................................ 17
3.2 Jenis Penelitian................................................................................................... 17
3.3 Subjek Penelitian dan Tahapan Penemuan Subjek Penelitian........................... 18
3.4 Unit Amatan dan Unit Analisis.......................................................................... 19
3.5 Jenis Data........................................................................................................... 19
3.6 Lokasi Penelitian dan Pertimbangan Pemilihan Lokasi Penelitian.................... 20
3.7 Teknik Pengumpulan Data.......................................................................... ...... 21
3.8 Teknik Analisis Data.......................................................................................... 22
BAB IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN............................................. 24
4.1 Sekilas Tentang Kabupaten Halmahera Utara................................................... 24
4.1.1 Mengenal Wilayah Galela...................................................................... 25
4.2 Gambaran Umum Desa Duma dan Desa Mamuya............................................ 26
4.2.1 Gambaran Kehidupan Masyarakat Desa Duma..................................... 26
4.2.2 Gambaran Kehidupan Masyarakat Desa Mamuya................................ 28
4.3 Nilai-Nilai Hibua Lamo Sebagai Perekat Kehidupan Masyarakat Halmahera
Utara Dalam Hidup Masyarakat Desa Duma dan Desa Mamuya......................
29
4.4 Dampak Konflik GMIH Pada Kehidupan Masyarakat Desa Duma
dan Desa Mamuya..............................................................................................
30
4.4.1 Dampak Konflik Pada Kehidupan Jemaat di Desa Duma..................... 31
4.4.2 Dampak Konflik Pada Kehidupan Jemaat di Desa Mamuya................. 31
BAB V. PEMAHAMAN DAN PRAKTEK NILAI HIBUA LAMO OLEH
MASYARAKAT DESA DUMA DAN DESA MAMUYA SEBELUM DAN
SESUDAH PERPECAHAN JEMAAT..............................................................
33
5.1 Hibua Lamo Sebagai Nilai Kehidupan.............................................................. 33
5.1.1 Pemahaman Dan Praktek Nilai Hibua Lamo dalam Kehidupan Warga
Masyarakat Desa Duma dan Desa Mamuya..........................................
33
5.1.2 Nilai Hibua Lamo dalam Relasi Pergaulan Anak Muda di Desa Duma
dan Desa Mamuya..................................................................................
34
5.1.3 Nilai Hibua Lamo dalam Kehidupan Warga Jemaat di Desa Duma
dan Desa Mamuya..................................................................................
34
5.1.4 Nilai Hibua Lamo dalam Relasi Antara Warga Jemaat dan Pendeta di
Desa Duma dan Desa Mamuya..............................................................
37
5.2 Implikasi Konflik GMIH Dalam Kehidupan Jemaat di Desa Duma................. 38
5.2.1 Jemaat yang Retak dan Pecah di Desa Duma........................................ 38
5.2.2 Posisi Hibua Lamo dalam Perpecahan Jemaat di Desa Duma.............. 41
5.2.3 Hibua Lamo Menguat Melalui Basis Kekeluargaan (Adat).................. 43
5.2.4 Sentimen Kelompok (Jemaat) Menguat Melalui Basis Aset
Gereja.....................................................................................................
45
5.3 Implikasi Konflik GMIH Pada Kehidupan Jemaat di Desa Mamuya............... 48
5.3.1 Realitas Perpecahan Jemaat di Desa Mamuya....................................... 48
5.3.2 Posisi Hibua Lamo dalam Konflik Jemaat di Desa Mamuya................ 50
5.3.3 Eksodus Sebagian Warga Jemaat Imanuel Mamuya (Membentuk
Satu Wilayah RT)..................................................................................
50
BAB VI. KONSTRUKSI NILAI HIBUA LAMO SEBAGAI BASIS
REKONSILIASI MASYARAKAT PASCA KONFLIK JEMAAT..............
54
6.1 Sikap Para Pihak tentang Hibua Lamo.............................................................. 54
6.2 Upaya Membangun Kesadaran Bersama di atas Basis Kekeluargaan.............. 57
6.3 Jalan Ketiga: Menghidupkan Kembali Jemaat Nita Duma................................ 61
BAB VII. PENUTUP.......................................................................................................... 68
7.1 Kesimpulan........................................................................................................ 68
7.2 Rekomendasi...................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................................
72
76
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
4.1 Peta Kabupaten Halmahera Utara.......................................................................... 24
5.2.4 Aksi Tuntutan oleh Jemaat Hendrik van Dijken.................................................... 48
5.3.1 Salah satu rumah rusak di Desa Mamuya.............................................................. 49
5.3.3 Bangunan Gereja Darurat, Bangunan SD Darurat, dan Proses Pembangunan
Gedung Gereja Jemaat Imanuel Baru Mamuya.....................................................
52
6.2 Perayaan Hari Ulang Tahun Desa Duma Yang Ke-139 Tahun
‘Lomba Tarik Tambang dan Gendong Istri’ .........................................................
59
DAFTAR BAGAN
Bagan
Halaman
2.8 Kerangka Pikir Penelitian...................................................................................... 15
6.3 Perpecahan Jemaat Nita Duma dan Kemungkinan Adanya Rekonsiliasi.............. 61
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
Lampiran I Transkrip Hasil Wawancara.............................................................. 76
Lampiran II Dokumentasi (Foto) Kegiatan Wawancara dan Observasi............... 83
Lampiran III SK Penjelasan Pendirian Yayasan GMIH oleh Kementrian
Agama RI - Ditjen Bimas Kristen.....................................................
85