peranan tutor sebaya sabaruddin skripsi repaired)
TRANSCRIPT
PERANAN METODE TUTOR SEBAYA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 5 SDN INPRES KARAWA KAB. PINRANG
PADA POKOK BAHASAN KPK DAN FPB
SKRIPSI
Diajukan kepada fakultas ilmu pendidikan
Universitas negeri makassar untuk memenuhi
Sebagian persyaratan memperoleh gelar
Sarjana pendidikan (S.Pd)
SABARUDDIN
UPP PGSD PAREPARE
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2009
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini sejalan
dengan banyaknya usaha yang dilakukan oleh Indonesia untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan matematika disekolah
namun belum menampakkan hasil yang memuaskan, baik ditinjau dari proses
pembelajarannya maupun dari prestasi belajar siswanya padahal tujuan
pembangunan nasional pada dasarnya sejalan dengan tujuan pendidikan nasional
Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan Undang- mampu
membangun dirinya sendiri dan bersama-sama bertanggung jawab atas Undang
Dasar 1945 bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila yang bertujuan
untuk meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan,
keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan
mempertebal semangat kebangsaan serta rasa cinta pada tanah air agar dapat
menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang pembangunan bangsa.
Menurut Raka Joni (1990), kegiatan belajar mengajar secara operasional di
sekolah-sekolah pada umumnya tidak lebih dari upaya pemberian informasi, yang
penguasaannya ditagih melalui ujian yang terutama mempersyaratkan hafalan.
Akibatnya siswa menjadi tidak termotivasi dalam proses pembelajaran, yang pada
akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar.
2
Di SD Negeri INP. Karawa tidak begitu banyak perubahan yang kita lihat.
Para guru masih banyak menekankan pada pemberian informasi pada para siswa.
Kegiatan belajar mengajar demikian itu membuat anak didik sebagai pendengar
yang pasif saja, kesempatan untuk belajar mengamati, memegang, dan merasakan
tidak terjadi. Hal lain yang tidak memuaskan dalam cara belajar seperti itu adalah
tidak aktifnya siswa dalam proses pembelajaran mungkin inilah salah satu
penyebab rendahnya hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Inp. Karawa Kab.
Pinrang yaitu, jumlah siswa dengan perolehan nilai antara 0-45 sebanyak 11
orang atau 50%, perolehan nilai 46-55 sebanyak 7 orang atau 30%, perolehan
nilai 56-69 sebanyak 3 orang atau 15%, dan perolehan nilai 70-84 sebanyak 2
orang atau 5%.
Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah
pembelajaran yang terjadi di Kelas V SD Negeri INP. Karawa sebagai berikut:
1) Pemahaman siswa Kelas V terhadap materi IPA sangat kurang khususnya pada
peristiwa kenampakan bulan..
2) Kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan percobaan-percobaan
sederhana
Hasil belajar dari beberapa kali ulangan harian rendah yaitu ada 19 orang siswa
dari 23 siswa yang masih berada di bawah batas ketuntasan minimal 7.00
Siswa tidak aktif dalam proses belajar mengajar, Untuk itu perlu dicari
pemecahan masalah dalam menentukan strategi pembelajaran yang tepat, dengan
tetap mempertimbangkan kondisi-kondisi dalam kelas. Semuanya dimaksudkan
3
untuk memperoleh pendekatan pembelajaran yang tepat bagi seluruh siswa. Oleh
karena itu, peneliti bermaksud mengadakan upaya perbaikan dengan menawarkan
kepada guru untuk menerapkan pendekatan tutor sebaya.
Kadangkala seorang siswa lebih mudah menerima keterangan yang diberikan
oleh kawannya karena tidak adanya rasa enggan atau malu untuk bertanya.
Menurut Arikunto (1986: 77) tutor sebaya adalah seseorang atau beberapa orang
siswa yang ditunjuk oleh guru sebagai pembantu guru dalam melakukan
bimbingan terhadap kawan sekelas. Penggunaan pendekatan tutor sebaya dalam
menyelesaikan soal-soal matematika merupakan salah satu pendekatan yang
diharapkan dapat memberi peran aktif serta motivasi kepada siswa, agar mereka
mempelajari dengan sungguh-sungguh materi yang diberikan. Sehingga
diharapkan dengan menggunakan pendekatan tutor sebaya ini, siswa lebih mudah
menyerap materi yang diajarkan dan pada akhirnya siswa tidak mengalami
banyak kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal matematika.
Berdasarkan latar belakang, maka peneliti mencoba mengadakan penelitian
dalam bentuk penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas menurut
Purwadi (dalam Sukidin, 2002: 10) adalah suatu bentuk penelitian yang
dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam
melaksanakan tugas pokoknya, yaitu mengelola pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar (KBM) dalam arti luas.
4
Salah satu masalah dalam pembelajaran di sekolah adalah rendahnya hasil
belajar siswa. Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dari
dalam (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
Menurut Suryabrata (1982: 27) yang termasuk faktor internal adalah faktor
fisiologis dan Psikologis (misalnya kecerdasan motivasi berprestasi dan
kemampuan kognitif), sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah faktor
lingkungan dan Instrumental (misalnya guru, kurikulum, dan model
pembelajaran). Bloom (1982: 11) mengemukakan tiga faktor utama yang
mempengaruhi hasil belajar, yaitu kemampuan kognitif, motivasi berprestasi dan
kualitas pembelajaran.
Sering ditemukan di lapangan bahwa guru menguasai materi suatu subjek
dengan baik tetapi tidak dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik.
Hal itu terjadi karena kegiatan tersebut tidak didasarkan pada model pembelajaran
tertentu sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa rendah. Timbul pertanyaan
apakah mungkin dikembangkan suatu model pembelajaran yang sederhana,
sistematik, bermakna dan dapat digunakan oleh para guru sebagai dasar untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik sehingga dapat membantu
meningkatkan motivasi berprestasi dan hasil belajar, dari hal tersebut maka dapat
ditentukan landasan faktual yang sering teridentifikasi yaitu sebagai berikut :
1) Apa yang menyebabkan kreatifitas siswa tidak dapat atau sulit untuk
meningkat dalam pembelajaran matematika pada kelas V ?
5
2) Mengapa mata pelajaran matematika nampak lebih sulit (kurang mampu)
dipahami dibanding dengan mata pelajaran lainnya ?
Akhir-akhir ini makin banyak perhatian terhadap pengajaran tutor sebaya
yang pada dasarnya sama dengan program bimbingan, yang bertujuan
memberikan bantuan dari dan kepada siswa dapat mencapai prestasi belajar
secara optimal.
Pengajaran tutor sebaya ini dapat dipandang sebagai reaksi terhadap
pengajaran klasikal dengan kelas yang terlampau besar dan padat sehingga guru
atau tenaga pengajar tak dapat memberikan bantuan individual, bahkan sering
tidak mengenal para pelajar seorang demi seorang. Selain itu para pendidik
mengetahui bahwa para siswa menunjukkan perbedaan dalam cara-cara belajar.
Pengajaran klasikal yang menggunakan proses belajar-mengajar yang sama bagi
semua siswa tidak akan sesuai bagi kebutuhan dan kepribadian setiap siswa.
Maka karena itu perlu dicari sistem pengajaran yang membuka kemungkinan
memberikan pengajaran bagi sejumlah besar siswa dan di samping itu memberi
kesempatan bagi pengajaran tutor sebaya..
Jadi, kita dapat menugaskan siswa pandai untuk memberikan penjelasan
kepada siswa kurang pandai (tutor sebaya). Demikian juga, anjurkan siswa kurang
pandai untuk bertanya kepada atau meminta penjelasan dari siswa pandai terlebih
dahulu sebelum kepada gurunya. Hal ini untuk menanamkan kesan bahwa belajar
itu bisa dari siapa saja, tidak selalu dari guru yang akibatnya tergantung kepada
guru, dari
6
Tutor dikatakan berhasil jika dapat menjelaskan dan yang dijelaskan dapat
membuktikan bahwa dia telah mengerti atau memahami dengan meninjau hasil
pekerjaannya.
B. Perumusan dan Pemecahan Masalah
1. Rumusan Masalah
(1) Apakah Metode Tutor Sebaya dapat meningkatkan kreatifitas siswa pada
pembelajaran Matematika ?
(2) Bagaimana Metode Tutor Sebaya dapat meningkatkan kedalaman
pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Matematika ?
2. Pemecahan masalah
Berdasarkan kepada masalah yang telah diuraikan pada pendahuluan
maka salah satu pemecahannya adalah dengan menggunakan metode Tutor
Sebaya hal ini didasarkan juga kepada beberapa alasan, sebagai mana yang
dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (1979 : 184) bahwa memilih metode
mengajar tidak boleh sembarang, hal ini disesuaikan dengan banyak faktor
yang mempengaruhinya, seperti :
1) Tujuan
2) Anak didik dengan berbagai jenis kematangannya.
3) Situasi
4) Fasilitas : Kualitas dan kuantitas.
5) Pribadi guru.
7
Dari uraian di atas maka dalam pemecahan masalah ini diambil langkah-
langkah pemecahan masalah sebagai berikut :
1) Menyusun rencana pembelajaran dan strategi pembelajaran yang lebih
efektif sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
2) Melakukan tes untuk mengelompokan siswa. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui kemampuan siswa dan kreatifitas siswa dalam cara
mengerjakan tes.
3) Membuat kelompok siswa yang dijadikan sebagai tutor (siswa yang
dianggap sudah mengerti/pandai) dan kelompok siswa yang menjadi
teman sebaya dalam pembelajaran. Pembagian kelompok berdasarkan
kemampuan siswa ini dilakukan untuk beberapa kali pertemuan atau
beberapa siklus yang selanjutnya akan dikelompokan secara acak pada
siklus terakhir.
4) Menggunakan media pembelajaran yang ada sebagai alat bantu untuk
menjelaskan materi pelajaran.
Kelebihan tutor sebaya dalam pendidikan yaitu dalam penerapan tutor
sebaya, anak-anak diajar untuk mandiri, dewasa dan punya rasa setia kawan
yang tinggi. Artinya dalam penerapan tutor sebaya itu, anak yang dianggap
pintar bisa mengajari atau menjadi tutor temannya yang kurang pandai atau
ketinggalan. Di sini peran guru hanya sebagai fasilitator atau pembimbing
saja.
8
C. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Meningkatkan atau menumbuhkan kreatifitas siswa pada pembelajaran
matematika.
2. Meningkatkan kemampuan pemahaman siswa terhadap pembelajaran
matematika
3. Mengidentifikasi langkah-langkah yang perlu dilakukan dan
mengembangkan pembelajaran dengan metode tutor sebaya pada
pembelajaran matematika.
D. Manfaat penelitian
Penelitian ini, diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat teoritik, yaitu dapat menjadi teori baru atau dapat menguatkan teori
yang sudah ada yaitu metode tutor sebaya dalam rangka pengembangan
pengajaran selanjutnya.
2. Manfaat praktis yaitu,
a. Menjadi sumber informasi tentang bagaimana guru mengajarkan metode
tutor sebaya pada pembelajaran Matematika di sekolah dasar.
b. Menjadi sumber informasi untuk penelitian berikutnya yang hendak
meneliti lebih dalam tentang pengajaran Matematka.
c. Menjadi petunjuk dan pedoman yang baik bagi siswa yang mendalami
pembelajaran Matematika.
9
E. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi perbedaan interprestasi terhadap variabel yang diteliti,
maka variabel tersebut perlu dioperasionalkan sebagai berikut :
1. Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan
kegiatan belajar yang dapat diukur dengan evaluasi tersebut yang berupa
nilai.
2. Metode tutor sebaya adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru
memberi kesempatan kepada siswa (tutor) yang dianggap telah memahami
materi yang telah diajarkan untuk mengajarkannya kembali kepada teman
kelasnya agar siswa yang belum faham dapat berkomunikasi berupa bertanya
atau menanggapi dengan temannya (tutor) tanpa rasa canggung, takut, atau
ragu.
F. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan pada penelitian ini ialah jika hasil belajar siswa pada
mata pelajaran matematika dikelas V SDN Karawa meningkat setelah
menggunakan metode tutor sebaya hingga batas minimal KKM sekolah atau
lebih.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DANHIPOTESIS TINDAKAN
A. KAJIAN PUSTAKA
1. Metode Tutor Sebaya
a. Pengertian Metode Tutor Sebaya
Peer Tutoring atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan
istilah tutor sebaya, ada beberapa ahli ada yang meneliti masalah ini
diantaranya, adalah Edward L. Dejnozken dan David E. Kopel dalam
American Education Encyclopedia menyebutkan pengertian tutor sebaya
bahwa Tutor sebaya adalah sebuah prsedur siswa mengajar siswa lainnya.
Tipe pertama adalah pengajar dan pembelajar dari usia yang sama. Tipe
kedua adalah pengajar yang lebih tua usianya dari pembelajar. Tipe yang
lainkadang dimunculkan pertukaran usia pengajar.
Conny Semiawan (dalam Suherman dkk, 2003:276) mengemukakan
bahwa :
“Tutor sebaya adalah siswa yang pandai memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan teman-teman di luar sekolah. Mengingat bahwa siswa merupakan elemen pokok dalam pengajaran, yang pada akhirnya dapat mengubah tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu, maka siswa harus dijadikan sumber pertimbangan di dalam pemilihan sumber pengajaran”.
11
Suryo dan Amin (1984:51) yang dimaksud dengan tutor sebaya
adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan
untuk membantu siswa-siswa tertentu yang mengalami kesulitan belajar.
Dengan memperhatikan pengertian tutor sebaya dari para ahli diatas ,
maka dapat disimpulkan bahwa metode tutor sebaya ialah pemanfaatan
siswa yang mempunyai keistimewaan, kepandaian dan kecakapan di
dalam kelas untuk membantu memberi penjelasan, bimbingan dan arahan
kepada siswa yang kepandaiannya agak kurang atau lambat dalam
menerima pelajaran yang usianya hampir sama atau sekelas.
b. Persiapan Metode Tutor Sebaya
Untuk menentukan seorang tutor ada beberapa kriteria yang harus
dimiliki oleh seorang siswa yaitu siswa yang dipilih nilai prestasi belajar
matematikanya lebih besar atau sama degan delapan, dapat memberikan
bimbingan dan penjelasan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajar dan memiliki kesabaran serta kemampuan memotivasi siswa
dalam belajar.
Arikunto (1986: 62) mengemukakan bahwa dalam memilih tutor
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
(1) Tutor dapat diterima (disetujui) oleh siswa yang mendapat program
perbaikan sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan
untuk bertanya kepadanya.
(2) Tutor dapat menerangkan bahan perbaikan yang dibutuhkan oleh
12
siswa yang menerima program perbaikan.
(3) Tutor tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan.
(4) Tutor mempunyai daya kreativitas yang cukup untuk memberikan
bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya.
Siswa yang ditunjuk sebagai tutor akan ditugaskan membantu siswa
yang akan mendapat program perbaikan, sehingga setiap tutor harus
diberikan petunjuk yang sejelas-jelasnya tentang apa yang harus
dilakukan. Petunjuk ini memang mutlak diperlukan bagi setiap tutor
karena hanya gurulah yang mengetahui kelemahan siswa, sedangkan tutor
hanya membantu melaksanakan perbaikan, bukan mendiagnosa.
Menurut Hamalik (1998:163) tahap-tahap persiapan dengan
menggunakan pendekatan tutor sebaya adalah sebagai berikut:
(1) Guru membuat program pengajaran satu pokok bahasan yang
dirancang dalam bentuk penggalan-penggalan sub pokok bahasan.
Setiap penggalan satu pertemuan yang didalamnya mencakup judul
penggalan tujuan pembelajaran, khususnya petunjuk pelaksanaan
tugas-tugas yang harus diselesaikan.
(2) Menentukan beberapa orang siswa yang memenuhi kriteria sebagai
tutor sebaya. Jumlah tutor sebaya yang di tunjuk disesuaikan dengan
jumlah kelompok yang dibentuk.
(3) Mengadakan latihan bagi para tutor. Dalam pelaksanaan tutorial atau
bimbingan ini, siswa yang menjadi tutor bertindak sebagai guru.
13
Sehingga latihan yang diadakan oleh guru merupakan semacam
pendidikan guru atau siswa itu. Latihan di adakan dengan dua cara
yaitu melalui latihan kelompok kecil dimana dalam hal ini yang
mendapatkan latihan hanya siswa yang akan menjadi tutor, dan
melalui latihan klasikal, dimana siswa seluruh kelas dilatih
bagaimana proses pembimbingan ini berlangsung.
(4) Pengelompokan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang yang
terdiri atas 4-6 orang. Kelompok ini disusun berdasarkan variasi
tingkat kecerdasan siswa. Kemudian tutor sebaya yang telah ditunjuk
di sebar pada masing-masing kelompok yang telah ditentukan.
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tutor Sebaya
Menurut Suryo dan Amin (1982:51), beberapa kelebihan metode tutor
sebaya adalah sebagai berikut.
(1) Adanya suasana hubungan yang lebih dekat dan akrab antara siswa
yang dibantu dengan siswa sebagai tutor yang membantu.
(2) Bagi tutor sendiri, kegiatan remedial ini merupakan kesempatan untuk
pengayaan dalam belajar dan juga dapat menambah motivasi belajar.
(3) Bersifat efisien, artinya bisa lebih banyak yang dibantu.
(4) Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri.
Adapun kekurangan metode tutor sebaya adalah sebagai berikut.
(1) Siswa yang dipilih sebagai tutor dan berprestasi baik belum tentu
mempunyai hubungan baik dengan siswa yang dibantu.
14
(2) Siswa yang dipilih sebagai tutor belum tentu bisa menyampaikan
materi dengan baik.
d. Langkah Penerapan Metode Tutor Sebaya
Diskusi kelompok terbimbing dengan model tutur sebaya merupakan
kelompok diskusi yang beranggotakan 5-6 siswa pada setiap kelas di
bawah bimbingan guru mata pelajaran dengan menggunakan tutor sebaya.
Tutur sebaya adalah siswa di kelas tertentu yang memiliki kemampuan di
atas rata-rata anggotanya yang memiliki tugas untuk membantu kesulitan
anggota dalam memahami materi ajar. Dengan menggunakan model tutor
sebaya diharapkan setiap anggota lebih mudah dan leluasa dalam
menyampaikan masalah yang dihadapi sehingga siswa yang bersangkutan
terpacu semangatnya untuk mempelajari materi ajar dengan baik.
Untuk menghidupkan suasana kompetitif, setiap kelompok harus
terus dipacu untuk menjadi kelompok yang terbaik. Oleh karena itu,
selain aktivitas anggota kelompok, peran ketua kelompok atau tutor
sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan kelompok dalam
mempelajari materi ajar yang disajikan. Ketua kelompok dipilih secara
demokratis oleh seluruh siswa. Misalnya, jika di suatu kelas terdapat 46
siswa, berarti ada 9 kelompok dengan catatan ada satu kelompok yang
terdiri atas 6 siswa. Sebelum diskusi kelompok terbentuk, siswa perlu
mengajukan calon tutor. Seorang tutor hendaknya memiliki kriteria:
(1) memiliki kemampuan akademis di atas rata-rata siswa satu kelas;
15
(2) mampu menjalin kerja sama dengan sesama siswa;
(3) memiliki motivasi tinggi untuk meraih prestasi akademis yang baik;
(4) memiliki sikap toleransi dan tenggang rasa dengan sesama;
(5) memiliki motivasi tinggi untuk menjadikan kelompok diskusinya
sebagai yang terbaik;
(6) bersikap rendah hati, pemberani, dan bertanggung jawab;
(7) suka membantu sesamanya yang mengalami kesulitan.
Tutor atau ketua kelompok memiliki tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut :
(1) memberikan tutorial kepada anggota terhadap materi ajar yang
sedang dipelajari;
(2) mengkoordinir proses diskusi agar berlangsung kreatif dan dinamis;
(3) menyampaikan permasalahan kepada guru pembimbing apabila ada
materi ajar yang belum dikuasai;
(4) menyusun jadwal diskusi bersama anggota kelompok, baik pada saat
tatap muka di kelas maupun di luar kelas, secara rutin dan insidental
untuk memecahkan masalah yang dihadapi;
(5) melaporkan perkembangan akademis kelompoknya kepada guru
pembimbing pada setiap materi yang dipelajari.
Peran guru dalam metode diskusi kelompok terbimbing model tutor
sebaya hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing terbatas. Artinya,
16
guru hanya melakukan intervensi ketika betul-betul diperlukan oleh
siswa.
2. Hasil belajar
a. Pengertian hasil belajar
Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa :
“ hasil belajar merupakan sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan oleh
suatu usaha atau dapat juga berarti pendapat atau perolehan, buah”.
Lebih lanjut Darmansyah (2006:13) menyatakan bahwa : “hasil
belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan
dalam bentuk angka”.
Pendapat lain dikemukakan oleh sudajana (1989:3) mengatakan
bahwa :
“Hasil belajar adalah tingkah laku yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Hasil belajar dalam hal ini meliputi wawasan kognitif, afektif, dan psikomotorik”.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah perubahan yang terjadi oleh pelajar setelah mengikuti
kegiatan belajar mengajar yang diperoleh setelah terjadi interaksi kegiatan
belajar mengajar.
17
b. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut Piaget (dalam Helena, 2004), Faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi 2 bagian
besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
(1) Faktor internal
(a) Faktor Biologis (Jasmaniah)
Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi
fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam
kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini
terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera, anggota
tubuh. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat
dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Di dalam
menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain makan dan minum yang teratur, olahraga
serta cukup tidur.
(b) Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar
ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental
seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan
belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor
psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama, intelegensi.
Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang
18
berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang.
Kedua, kemauan. Kemauan dapat dikatakan faktor utama
penentu keberhasilan belajar seseorang. Ketiga, bakat. Bakat ini
bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu
bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya
kemampuan seseorang dalam suatu bidang.
(2) Faktor Eksternal
(a) Faktor lingkungan keluarga
Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan
lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan
keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang
cukup tenang, adanya perhatian orangtua terhadap
perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya
maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.
(b) Faktor lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan
keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi
keberhasilan belajar para siswa disekolah mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin
yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.
19
(c) Faktor lingkungan masyarakat
Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan
masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar.
Masyarakt merupkan faktor ekstern yang juga berpengruh
terhadap belajar siswa karena keberadannya dalam masyarakat.
Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar
diantaranya adalah, lembaga-lembaga pendidikan nonformal,
seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian remaja dan
lain-lain.
Dengan meperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar seseorang dan dapat mencegah
siswa dari penyebab-penyebab terhambatnya pembelajaran.
c. Hakekat Matematika
Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia berhubungan
dengan ide dan penalaran. Ide-ide yang dihasilkan oleh pikiran-pikiran
manusia itu merupakan sistem-sistem yang bersifat untuk
menggambarkan konsep-konsep abstrak, dimana masing-masing sistem
bersifat deduktif sehingga berlaku umum dalam menyelesaikan masalah.
Soal-soal Cerita Matematika dapat melatih siswa untuk berpikir
secara logis, rasional, operasional dan terukur sesuai dengan karakteristik
ilmu ini. Salah satu materi dalam matematika yang penting dipelajari
20
siswa dan perlu ditingkatkan mutu pembelajarannya adalah materi yang
disajikan dalam bentuk cerita (soal cerita).
Menurut Ahmad (2001: 171) soal cerita (word/story problems)
biasanya merupakan soal terapan dari suatu pokok bahasan yang
dihubungkan dengan masalah sehari-hari. Untuk menyelesaikan
matematika umumnya dan terutama soal cerita, Soedjadi (1992: 65)
mengemukakan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Membaca soal dengan cermat untuk menangkap makna tiap kalimat
2) Memisahkan dan mengungkapkan apa yang diketahui dalam soal
3) Apa yang diminta/ditanyakan dalam soal
4) Operasi/pengerjaan apa yang diperlukan
5) Membuat model matematika dari soal
6) Menyelesaikan model menurut aturan-aturan matematika sehingga
mendapatkan jawaban dari model tersebut
Hudoyo (1988: 3) menyatakan matematika berkenaan dengan ide-ide
(gagasan-gagasan), struktur-struktur dan hubungan-hubungan yang diatur
secara logik sehingga matematika itu berkaitan dengan konsep-konsep
abstrak. Suatu kebenaran matematika dikembangkan berdasarkan atas
alasan logik yang menggunakan pembuktian deduktif. Oleh sebab itu
dalam mempelajari matematika kita dapat mengaitkannya dalam
kehidupan sehari – hari sehingga kita lebih mudah dalam mempelajari
matematika.
21
Matematika sebagai ilmu mengenai struktur dan hubungannya
dengan simbol-simbol diperlukan. Simbol-simbol itu penting untuk
membantu memanipulasi aturan-aturan dengan operasi yang ditetapkan.
Simbol-simbol menjamin adanya komunikasi dan mampu memberikan
keterangan untuk membentuk suatu konsep baru (Hudoyo,1990: 10).
Dengan demikian mempelajari matematika harus teratur dan
memperhatikan hubungan keterkaitan dengan materi yang mendasari serta
harus memperhatikan kemampuan sebagai individu sehingga penyajian
ide atau konsep matematika yang baru didasarkan pada pengalaman
sebelumnya.
Matematika sebagai salah satu cabang ilmu yang dinilai dapat
memberikan kontribusi positif dalam memacu ilmu pengetahuan dan
teknologi selain itu juga matematika mempunyai peranan yang sangat
esensial untuk ilmu lain, utamanya sains dan teknologi. Sehingga
matematika menjadi sangat penting dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan. Oleh karena itu, para siswa dituntut untuk menguasai
matematika.
Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini
sejalan dengan banyaknya usaha yang dilakukan oleh Indonesia untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan
matematika disekolah namun belum menampakkan hasil yang
22
memuaskan, baik ditinjau dari proses pembelajarannya maupun dari
prestasi belajar siswanya.
Berdasarkan observasi awal dan wawancara singkat dengan guru
bidang studi matematika kelas VIIA yang dilaksanakan tanggal 10 Mei
2008 oleh salah satu perguruan tinggi di Makassar Sulawesi Selatan
menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan
dalam memahami materi operasi bilangan pecahan hal ini disebabkan
pada saat siswa belajar di kelas kurang aktif, kurang kreatif dan enggan
untuk bertanya walaupun ada yang mereka tidak mengerti. Sering juga
ditemui siswa lebih senang bertanya kepada temannya dari pada kepada
gurunya karena siswa merasa enggan atau malu. Hal ini menyebabkan
kemampuan siswa pada pokok bahasan bilangan pecahan terutama dalam
menyelesaikan soal-soal cerita operasi bilangan pecahan masih rendah,
hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai matematika siswa kelas VIIA
semester I tahun pelajaran 2008/2009 yaitu 5,6.
Untuk memahami konsep matematika yang bersifat abstrak di
butuhkan aktifitas dan kreatifitas yang tinggi dari siswa. Oleh sebab itu
pembelajaran harus di arahkan agar dapat membangkitkan kreatifitas
siswa tersebut slah satunya adalah belajar dengan cara kelompok. Dengan
cara berkelompok, siswa dapat berdiskusi satu sama lain, siswa dapat
bertukar informasi dan siswa yang pintar dapat membantu siswa yang
kurang pintar.
23
Untuk itu perlu dicari pemecahan masalah dalam menentukan strategi
pembelajaran yang tepat, dengan tetap mempertimbangkan kondisi-
kondisi dalam kelas. Semuanya dimaksudkan untuk memperoleh
pendekatan pembelajaran yang tepat bagi seluruh siswa. Oleh karena itu,
peneliti bermaksud mengadakan upaya perbaikan dengan menawarkan
kepada guru untuk menerapkan pendekatan tutor sebaya utamanya pada
pokok bahasan.
Kadangkala seorang siswa lebih mudah menerima keterangan yang
diberikan oleh kawannya karena tidak adanya rasa enggan atau malu
untuk bertanya. Menurut Arikunto (1986: 77) tutor sebaya adalah
seseorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru sebagai
pembantu guru dalam melakukan bimbingan terhadap kawan sekelas.
Penggunaan pendekatan tutor sebaya dalam menyelesaikan soal-soal
cerita operasi bilangan pecahan merupakan salah satu pendekatan yang
diharapkan dapat memberi peran aktif serta motivasi kepada siswa, agar
mereka mempelajari dengan sungguh-sungguh materi yang diberikan.
Sehingga diharapkan dengan menggunakan pendekatan tutor sebaya ini,
siswa lebih mudah menyerap materi yang diajarkan dan pada akhirnya
siswa tidak mengalami banyak kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal
yang berhubungan dengan pokok bahasan Persekutuan Terkecil (KPK)
dan persekutuan terbesar (FPB). Berikut uraian pokok bahasan tersebut,
24
(1) Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)
Kelipatan suatu bilangan adalah himpunan bilangan-bilangan asli
yang habis oleh bilangan tersebut. Misalnya himpunan 2 adalah {2, 4,
6, 8, 10} himpunan kelipatan dari 4 adalah {4, 8, 14, 16, . . . .}
kelipatan persekutuan adalah himpunan irisan dari himpunan-
himpunan kelipatan. Misalnya dari himpunan kelipatan persekutuan 2
dan 4 adalah {4, 8, 12, . . .} dari himpunan itu anggota terkecilnya
adalah 4, maka kelipatan persekutuan terkecil (KPK adalah anggota
terkecil dari himpunan kelipatan persekutuan. Faktor suatu bilangan
adalah himpunan bilangan-bilangan yang habis membagi bilangan
tersebut. Misalnya himpunan faktor 12 adalah {1, 2, 3, 4, 6, 12}
himpunan faktor 18 adalah {1, 2, 3, 6, 9, 18}. Faktor persekutuan dari
12 dan 18 adalah irisan dari himpunan faktor 12 dan 18 yaitu 1, 2, 3,
6 dimana 6 adalah faktor persekutuan terbesar (FPB). Dalam
menentukan FPB dan KPK bilangan-bilangan besar dapat dengan
menguraikan faktor-faktor primanya. Misalnya faktor prima dari 12
adalah 2 dan 3 karena 12 = 2 x 2 x 3, sedangkan faktor prima dari 18
adalah 2 dan 3 karena 18 = 2 x 3 x 3 KPK dapat dihitung dari 2 x 2 x
3 x 3 = 36 dan FPB dari n dihitung dari 3 x 2 = 6. Dalam penentuan
FPB dan KPK untuk mencari faktor-faktor primanya bisa dengan
pohon faktor maupun tabel matriks, berikut untuk Faktor Persekutuan
Terbesar (FPB) :
25
(a) Menggunakan Himpunan Faktor Persekutuan
Contoh :
1. Tentukan FPB dari bilangan 18 dan 24
Faktor 18 = {1, 2, 3, 6, 9, 18}
Faktor 24 = {1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 24}
Faktor persekutuan dari 18 dan 24 = { 1, 2, 3, 6}
FPB dari 18 dan 24 = 6
2. Tentukan FPB dari bilangan 75 dan 120
Faktor 75 = {1, 3, 5, 15, 25, 75}
Faktor 120 = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 10, 12, 15, 20, 24, 30, 40, 60, 120}
Faktor persekutuan dari 75 dan 120 = {1, 3, 4, 15}
FPB dari 75 dan 120 = 15
3. Tentukan FPB dari bilangan 36, 48 dan 72
Faktor 36 = {1, 2, 3, 4, 6, 9, 12, 18, 36}
Faktor 48 = {1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 16,24, 48}
Faktor 72 = {1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 12, 18, 24, 36, 72}
Faktor persekutuan dari 36 dan 48 = {1, 2, 3, 4, 6, 12}
FPB dari 36 dan 48 = 12
26
(b) Menggunakan Pohon Faktor
i. Buatlah pohon faktor dari kedua bilangan yang dicari FPB-nya.
ii. Tulis faktorisasi primanya.
iii. Pilihlah bilangan pokok yang sama pada kedua faktorisasi prima.
iv. Jika bilangan tersebut memiliki pangkat yang berbeda, ambillah bilangan prima
dengan pangkat yang terendah.
Contoh :
1. Tentukan FPB dari bilangan 20 dan 30
20 30
2 10 2 15
2 5 3 5
22 X 5 2 X 3 X 5
FPB = 2 X 5
= 10
2 dan 5 adalah bilangan prima yang sama-sama terdapat faktorisasi prima kedua
pohon faktor.
Pangkat terendah dari 2 adalah 1.
Pangkat terendah dari 5 adalah 1.
Maka FPB = 2 X 5 = 10
2. Tentukan FPB dari bilangan 48 dan 60
27
48 60
2 24 2 30
2 12 2 15
2 6 3 5
2 3 22 X 3 X 5 24 X 3 FPB = 22 X 3
= 12
2 dan 3 adalah bilangan prima yang sama-sama terdapat faktorisasi prima kedua
pohon faktor.
Pangkat terendah dari 2 adalah 2.
Pangkat terendah dari 3 adalah 1.
Maka FPB = 22 X 3 = 12
3. Tentukan FPB dari bilangan 18, 30, dan 3618 30 36
2 9 2 15 2 18
3 3 3 5 2 9 2 X 32 2 X 3 X 5 3 3
22 X 32
FPB = 2 X 3
= 6
28
2 dan 3 adalah bilangan prima yang sama-sama terdapat faktorisasi prima ketiga
pohon faktor.
Pangkat terendah dari 2 adalah 1.
Pangkat terendah dari 3 adalah 1.
Maka FPB = 2 X 3 = 6
(c) Menggunakan Tabel
i. Buatlah cara tabel untuk mencari faktorisasi prima dari bilangan yang
dicari FPB-nya.
ii. Beri tanda faktor prima yang sama.
Contoh :
1. Tentukan FPB dari bilangan 21 dan 35
21 35
3 7 5
5 7 1
7 1 1
Jadi FPB dari bilangan 21 dan 35 = 3
2. Tentukan FPB dari bilangan 36 dan 54
29
36 54
2 18 27
2 9 27
3 3 9
3 1 3
3 1 1
FPB = 2 X 3 X 3
= 2 X 32 = 18
Jadi FPB dari 36 dan 54 = 18
3. Tentukan FPB dari bilangan 75, 105 dan 120
75 105 120
2 75 105 60
2 75 105 30
2 75 105 15
3 25 35 5
5 5 7 1
5 1 7 1
7 1 1 1
FPB = 3 X 5 = 15
Jadi FPB dari 75, 105, dan 120 = 15
30
Berikut cara mencari Faktor Prima Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK),
(a) Menggunakan Himpunan Kelipatan Persekutuan
Contoh :
1. Tentukan KPK dari bilangan 8 dan 12
Kelipatan 8 = {8, 16, 24, 32, 40, 48, …}
Kelipatan 12 = {21, 24, 36, 48, 60, 72, ….}
Kelipatan persekutuan dari 8 dan 12 = { 24, 48, …}
KPK dari 8 dan 12 = 24
2. Tentukan KPK dari bilangan 15 dan 20
Kelipatan 15 = {15, 30, 45, 60, 75, 90, 105, 120, …}
Kelipatan 20 = {20, 40, 60, 80, 100,120, …}
Kelipatan persekutuan dari 15 dan 20 = {60, 120, ….}
KPK dari 15 dan 20 = 60
3. Tentukan KPK dari bilangan 6, 8 dan 10
Kelipatan 6 = {6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, …}
Kelipatan 8 = {8, 16, 24, 32, 40, 48, …}
Kelipatan 12 = {12, 24, 36, 48, 60, …}
Kelipatan persekutuan dari 6, 8 dan 12 = {24, 48, …}
KPK dari 6, 8 dan 12 = 24
31
(b) Menggunakan Pohon Faktor
i. Buatlah pohon faktor dari kedua bilangan yang dicari KPK-nya.
ii. Tulis faktorisasi primanya.
iii. Kalikan semua faktorisasi prima
iv. Jika satu bilangan terdapat di lebih dari satu pohon, ambillah bilangan dengan
pangkat yang tertinggi.
Contoh :
1. Tentukan KPK dari bilangan 10 dan 15
10 15
2 5 3 5 2 X 5 3 X 5
FPB = 2 X 3 X 5
= 30
Jadi KPK dari 10 dan 15 = 30
2, 3, dan 5 adalah faktor prima yang terdapat pada faktorisasi prima.
Pangkat tertinggi 5 adalah 1
Maka KPK = 2 X 3 X 5 = 30
2. Tentukan KPK dari bilangan 12 dan 30
12 30
2 6 2 15
2 3 3 5
22 X 3 2 X 3 X 5
KPK = 22 X 3 X 5 = 60
32
2, 3, dan 5 adalah faktor prima yang terdapat pada faktorisasi prima.
Pangkat tertinggi 2 adalah 2.
Pangkat tertinggi 3 adalah 1.
Jadi KPK dari 12 dan 30 = 60
3. Tentukan KPK dari bilangan 8, 24, dan 36
8 24 36
2 4 2 12 2 18
2 2 2 6 2 9 23 2 3 3 3
23 X 3 22 X 32
KPK = 23 X 32
= 72
2 dan 3 adalah faktor prima yang terdapat pada faktorisasi prima.
Pangkat tertinggi 2 adalah 3.
Pangkat tertinggi 3 adalah 2.
Jadi KPK dari 8, 24, dan 36 = 72
Menggunakan Tabel
(c) Buatlah cara tabel untuk mencari faktorisasi prima dari bilangan yang dicari KPK-
nya.
(d) Kalikan semua faktor prima.
Contoh :
33
1. Tentukan KPK dari bilangan 16 dan 40
16 40
2 8 20
2 4 10
2 2 5
2 1 5
5 1 1
KPK = 2 X 2 X 2 X 2 X 5
= 24 X 5 = 80
Jadi KPK dari 16 dan 40 = 80
2. Tentukan KPK dari bilangan 36 dan 64
36 54
2 18 27
2 9 27
3 3 9
3 1 3
3 1 1
KPK = 2 X 2 X 3 X 3 X 3
= 22 X 33 = 108
Jadi KPK dari 36 dan 64 = 108
4. Tentukan KPK dari bilangan 10, 15 dan 25
34
10 15 25
2 5 15 25
3 5 5 25
5 1 1 5
5 1 1 1
KPK = 2 X 3 X 5 X 5
= 2 X 3 X 52 = 150
Jadi KPK dari 10, 15 dan 25 = 150
B. KERANGKA PIKIR
Matematika adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang memegang peranan
penting dalam kehidupan sehari-hari, maupun dalam bidang pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Mengingat besarnya peranan matematika, maka
pelajaran matematika di semua jenjang pendidikan khususnya sekolah menengah,
siswa perlu dituntun untuk menguasai konsep dalam matematika.
Kenyataan selama pembelajaran matematika masih menggunakan
pendekatan tradisional. Pendekatan ini memusatkan pembelajaran pada guru
sehingga banyak siswa yang merasa enggan atau malu untuk bertanya pada guru
tersebut. Pendekatan tutor sebaya memungkinkan siswa untuk tidak merasa
enggan bertanya pada guru karena tutor diambil dari teman sekelasnya (sebaya)
Guru menjelaskan materi Matematika
Siswa diObservasi untuk menunjuk tutor
Tutor diberi arahan oleh guru
Tutor mengajari teman kelasnya
Siswa merasa malu, takut, dsb
Siswa tidak merasa malu, takut, dsb
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
35
yang menjadi staf ahli yang mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa
sehingga diharapkan kemampuan siswa dapat meningkat yang dampak positifnya
adalah peningkatan hasil belajar.
Gambar 1. Bagan kerangka pikir pelaksanaan tindakan penelitian pada siswa kelas V SDN INP Karawa.
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah :
1) Jika digunakan pendekatan tutor sebaya digunakan dalam proses
pembelajaran matematika pokok bahasan KPK dan FPB, maka hasil
belajar siswa akan meningkat.
2) Jika pendekatan tutor sebaya digunakan dalam proses pembelajaran
matematika matematika pokok bahasan KPK dan FPB, maka kemampuan
siswa dalam memahami matematika pokok bahasan tersebut akan lebih
mudah.
36
BAB III
PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Pendekatan dan jenis penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan
guru. Pendekatan atau model dalam pembelajaran ini adalah metode tutor sebaya
dalam membantu siswa meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran
Matematika pokok bahasan KPK dan FPB. Jenis penelitian yang peneliti gunakan
adalah jenis empirik Penelitian dilakukan dengan cara merencanakan, mencatat
pelaksanaan dan mengevaluasi pelaksanaan dari luar arena kelas, jadi dalam
penelitian jenis ini peneliti harus berkolaborasi dengan guru yang melaksanakan
tindakan di kelas.
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting penelitian
Setting atau latar dalam penelitian ini adalah SDN Inpres Karawa kelas V di
Kabupaten Pinrang provinsi Sulawesi Selatan.
2. Subjek penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah seluruh siswa-siswi kelas V.
Subjek penelitian ini selanjutnya dapat diketahui yakni : siswa kelas V adalah
sejumlah 23 orang, 11 orang laki-laki dan 12 orang perempuan.
37
C. Teknik dan prosedur pengambilan data
Dari hasil pelaksanaan penelitian tindakan, ditentukan teknik pengumpulan
data yang berorientasi pada observasi partisipasif (Wolcott,1992), yaitu peneliti
melakukan observasi sambil ikut serta dalam kegiatan yang sedang berjalan.
Pengambilan data dilakukan dengan Tes dan Observasi. Untuk memudahkan
dan terkumpulnya data maka peneliti menggunakan format penilaian berupa
format penilaian diri (self assesment) dan format observasi dengan skala
penilaian.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung dilakukan pengambilan data
dokumentasi berupa foto-foto kegiatan siswa.
1. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif kualitatif. Analisis yang memberikan deskripsi atas penilaian skor
kualitas respon siswa. Penilaian kualitatif diberi skor: A (amat baik) = Jika
penjelasan dari tutor dapat dijelaskan dengan dengan baik dan benar serta
terstruktur ; B (baik) = jika siswa dapat menjelaskan kembali penjelasan tutor
dengan rangkaian bahasanya sendiri dengan fasih dan benar meskipun tidak
terstruktur; C (cukup) = jika siswa dapat menjelaskan kembali penjelasan tutor
dengan tidak fasih dan tidak terstruktur tetapi benar; D/E (kurang/tidak lulus) =
jika siswa tidak mampu menjelaskan kembali penjelasan tutor dengan benar;
Selanjutnya skor kualitatif berdasarkan tingkat pemahaman siswa
dari tiap-tiap siswa dikumpulkan dan didata secara kuantitatif, yaitu jumlah
38
siswa yang mendapat nilai A, B, C, dianggap lulus dan jumlah siswa yang
mendapat nilai D atau E dianggap tidak lulus.
Jika jumlah siswa yang lulus ≥ 70% maka metode pendekatan tutor sebaya
berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran
matematika.
Jika jumlah siswa yang lulus di bawahnya maka perlu diadakan
koreksi dan perbaikan, apakah perbaikan terhadap siswa, cara penyajian
guru, ataupun kesiapan dan kelengkapan yang mendukung pelaksanaan
metode.
5. Prosedur pengambilan data
Data yang diperoleh data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri dari:
a. Data hasil belajar dan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan KPK
dan FPB.
b. Data observasi terhadap proses belajar.
c. Data observasi terhadap proses mengajar.
6. Cara pengambilan data
a. Data hasil belajar siswa diperoleh dengan memberikan tes pada siswa.
b. Data observasi proses belajar diambil dari hasil observasi terhadap
siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar
observasi siswa.
39
c. Data observasi proses mengajar diambil dari hasil observasi secara
sistematis dan menyeluruh terhadap guru yang mengajar diperoleh
dengan lembar observasi guru.
d. Data tentang refleksi serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas
diambil dari pelaksanaan tindakan.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bagian ini akan dipaparkan data dan temuan hasil penelitian tindakan
proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode tutor sebaya yang
dimulai dengan pratindakan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar mengetahui
hal yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam meningkatkan hasil belajar
melalui metode tutor sebaya pada pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar.
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dua siklus dan setiap siklus dilaksanakan
secara terpisah. Hal ini bertujuan untuk melihat adanya persamaan, perbedaan,
perubahan, dan perkembangan yang terjadi dalam setiap siklus.
Dalam kegiatan awal, peneliti mengadakan kunjungan ke SD Inpres Karawa
Kab. Pinrang untuk membicarakan rencana penelitian, dan peneliti juga
menyampaikan tes awal. pada pertemuan tersebut, kepala sekolah memberi izin
kepada pelaksana dan mempersilahkan berhubungan dengan guru kelas V untuk
menetapkan jadwal pelaksanaan tes awal dan rencana pelaksanaan tindakan
penelitian.
Dalam diskusi antara peneliti dan guru kelas V disepakati bahwa tes awal
dilaksanakan dan diikuti oleh semua siswa kelas V SD Inpres Karawa yang
berjumlah 23 orang. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajarna, peneliti
bertindak sebagai guru. Tahap pembelajaran tahap-tahap pembelajaran setiap
yang ada serta pada pembelajaran pemecahan masalah yaitu tahap memahami
41
masalah, membuat rencana untuk menyelesaikan masalah, dan memberikan soal
lisan kepada siswa dan siswa langsung menjawab.
Untuk menjejaki permasalahan yang berkaitan dengan hasil belajar siswa
kelas V tentang peningkatan hasil belajar siswa melalui metode tutor sebaya pada
mata pelajaran matematika. Dari hasil wawancara peneliti dengan guru kelas V
SDI karawa bahwa peningkatan hasil belajar siswa melalui metode tutor sebaya
masih jarang dilaksanakan oleh guru kelas dimana dalam metode tutor sebaya,
kesalahan – kesalahan terjadi disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Metode tutor sebaya hanya bisa dilaksanakan apabila salah satu siswa ada
yang berani menjadi tutor.
2. Metode ini tidak dapat berlangsung pada siswa jika yang menjadi tutoring
terlalu sedikit dibandingkan dengan jumlah peserta tutor.
3. Terkadang ada siswa yang justru semakin acuh jika yang menjadi tutor
adalah temannya sendiri.
Dengan adanya kesalahan tersebut berarti murid mengalami kesulitan dalam
peningkatan hasil belajar dengan menggunakan metode tutor sebaya. Untuk itu
penelitian ini dibagi menjadi 2 siklus.
Hal ini menunjukkan bahwa masih kurang siswa yagn menguasai konsep
Matematika yang diajarkan. Yang menjadi penyebab kurangnya kemampuan
siswa pada materi ini adalah dalam mengajarkan materi hanya menggunakan
metode ceramah sementara pada mata pelajaran Matematika khususnya pada
materi Faktor prima, KPK, dan FPB harus menggunakan metode tutor sebaya
42
yang sesuai dengan materi tersebut, adapun metode yang sesuai dengan materi
tersebut yakni metode tutor sebaya.
1. Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus I dan II
a. Tindakan siklus I
1. Perencanaan
Setelah ditetapkan untuk menerapkan penggunaan metode tutor
sebaya pada pokok bahasan Faktor prima, KPK, dan FPB. selanjutnya
peneliti menyiapkan beberapa hal yang diperlukan selama pelaksanaan
tindakan. Peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Mempersiapkan program pengajaran
2. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan dibagikan kepada tiap-
tiap kelompok siswa
3. Mendiskusikan kepada guru kelas tentang metode tutor sebaya.
4. Mengawasi proses pembelajaran awal (penjelasan materi) yang
dibawakan oleh guru.
5. Melakukan tes awal kepada siswa untuk mengetahui siswa yang telah
faham dengan benar yang kemudian akan ditunjuk sebagai tutor
sebaya.
2. Pelaksanaan
Pada proses ini guru membentuk kelompok 3-4 kelompok dan
masing-masing kelompok memiliki 1 orang tutor, tiap kelompok tidak
43
boleh terdapat 2 orang tutor untuk menjaga perbedaan pendapat antara
kedua tutor.
Sebelum tutoring dimulai, peneliti memberikan sedikit pengetahuan
dasar menjelaskan dan memberikan motivasi serta menciptakan iklim
kelas yang baik. Setiap tutor tidak lagi menjelaskan kembali materi yang
ada akan tetapi hanya menunggu atau memancing siswa lainnya untuk
mau mempertanyakan bagian dai materi yang belum dimengerti.
Pada saat proses tutoring dimulai, terlihat para tutor telah
berkomunikasi dengan temannya selayaknya teman sebaya. Setelah + 30
menit kemudian nampak setiap siswa tutor telah mendapat berbagai
pertanyaan dari temannya namun ada juga siswa yang tidak antusias
untuk bertanya tentang materi yang bersangkutan dan dampaknya diluar
perkiraan, ternyata justru para tutor yang terpancing untuk tidak
melaksanakan tugasnya sebagai tutorial materi pelajaran yang
menyebabkan terkikisnya waktu yang hendak diefisienkan.
3. Observasi / Evaluasi
Pada tindakan siklus ini kami menyadari bahwa hasil penelitian besar
kemungkinan masih akan diperoleh hole atau bug setelah diadakan
evaluasi. Disinilah peranan diadakannya penelitian bersiklus dan pada
penelitian ini dilakukan sebanyak 2 kali siklus.
Pada tahap ini peneliti telah mengevaluasi secara tidak langsung pada
saat proses pratutoring (guru menjelaskan materi) dan pada saat proses
44
tutoring dimulai. Untuk mengetahui hasilnya maka peneliti memberikan
soal tulisan terlebih dahulu kepada guru untuk dibagikan kepada siswa
selain tutoring untuk dievaluasi. Dan ternyata hasil yang diperoleh telah
meningkat sedikit dari hasil sebelum dilaksanakannya metode tutor
sebaya yaitu nilai rata-rata berada diantara 0-4 dan setelah diterapkan
metode tutor sebaya pada siklus I hasilnya tidak ada lagi siswa yang
mendapat 0 dan dari 4 orang siswa yang telah memperoleh nilai diatas
ketuntasan minimal menjadi lebih meningkat yaitu 2 orang memperoleh
nilai 8.
4. Refleksi
Pada tindakan siklus I ini peningkatan hasil belajar belum mencapai
target akan tetapi telah nampak perubahan yang positif pada beberapa
siswa. Oleh sebab itu mencapai tujuan penelitian maka diadakan
perbaikan yang diimplementasikan pada tindakan siklus II.
Adapun kelemahan kinerja yang dilakukan guru ilaah sebagai berikut :
a) Guru menggunakan apersepsi yang masih kurang tepat.
b) Guru telah menggunakan media pembelajaran dengan benar dan
tepat.
c) Guru kurang membantu membimbing tutor untuk menjawab
masalah-masalah dalam proses tutoring dan membantu menjawab
pertanyaan dari temannya yang belum pernah ditanyakan
sebelumnya dengan baik.
45
d) Kegiatan menutup pelajaran dilakukan guru dengan
menyimpulkan mata pelajaran namun kurang melibatkan siswa.
e) Guru mendominasi proses belajar mengajar.
f) Pemberian tugas pelajaran kepada siswa belum efisien.
b. Tindakan Siklus II
1) Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada tindakan siklus I maka peneliti
merencanakan tindakan siklus II. Kelemahan-kelemahan selama
siklus I akan diperbaiki pada siklus II sehingga diharapkan pada
tindakan siklus II ini hasil belajar siswa makin meningkat.
Selanjutnya pada tahap perencaan ini peneliti melakukan hal-hal
sebagai berikut :
a) Mempersiapkan program perbaikan tindakan siklus I
b) Mengembangkan media pembelajaran yang sesuai untuk
digunakan oleh guru dalam menjelaskan materi.
c) Menentukan/ menunjuk tutor yang baru selain tutor sebaya yang
ditunjuk pada siklus I sesuai dengan kelompoknya masing-
masing.
d) Peneliti mengajarkan pengetahuan dasar menjelaskan dan
psikologi umum dan menekankan siswa untuk menggunakan
pendekatan psikis agar lebih akrab sehingga memudahkan peserta
46
tutoring menyerap materi dengan mudah dan membimbing tutor
untuk tidak jenuh menerima menjawab pertanyaan dari temannya.
e) Mengingatkan kembali kepada guru kesalahan yang harus
diperbaiki pada siklus I ke siklus II.
f) Guru mengingatkan siswa untuk memperbaiki kesalahan yang
dilakukan siswa pada siklus I pada siklus II.
2) Pelaksanaan
Pada tindakan siklus ini, siswa kembali melakukan pembelajaran
dengan materi sebelumnya. Namun ada perbaikan dari siklus I maka
indikator tersebut dilanjutkan pada siklus kedua ini. tutor juga
diberikan kesempatan untuk memakai metodenya sendiri untuk
membuat temannya dapat mengerti, dengan memperhatikan rambu-
rambu yang telah ditetapkan dan peneliti mengobservasi jalannya
proses pembelajaran.
3) Observasi dan Evaluasi
Pelaksanaan tindakan siklus II secara umum hasil dan evaluasi
terlihat peningkatan dibandingkan siklus I, hal ini terlihat pada hasil
observasi guru dan siswa. Pada saat observasi kedua pada proses dan hasil
tes akhir telah memenuhi tujuan penelitian yaitu meningkatkan hasil
belajar siswa hingga mencapai batas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
70% atau lebih. Berikut hasil yang didapatkan dari hasil observasi siswa :
47
1) Siswa yang dijadikan Tutor sebaya telah melaksanakan tugasnya dan
nampak lebih kreatif dalam menjeaskan kepada temannya bahkan ada
kelompok ayng menggunakan variasi mengajar yang sesuai dengan
psikis mereka.
2) Siswa peserta tutoring yang belum mendapat kesempatan untuk
menjadi tutor nampak lebih serius untuk memperhatikan tutor
menjelaskan pertanyaan mereka.
3) Hasil evaluasi siswa menunjukkan 80% hasil evaluasi telah mencapai
KKM sekolah.
Berikut hasil observasi guru :
g) Guru menggunakan apersepsi yang masih kurang tepat.
h) Guru telah menggunakan media pembelajaran dengan benar dan
tepat.
i) Guru membantu membimbing tutor untuk menjawab masalah-
masalah dalam proses tutoring dan membantu menjawab
pertanyaan dari temannya yang belum pernah ditanyakan
sebelumnya dengan baik.
j) Kegiatan menutup pelajaran dilakukan guru dengan
menyimpulkan mata pelajaran dan menghubungkannya dengan
materi selanjutnya namun kurang melibatkan siswa.
k) Guru tidak lagi mendominasi proses belajar mengajar.
l) Pemberian tugas pelajaran kepada siswa belum efisien.
48
4) Refleksi
Pada siklus I, penggunaan metode tutor sebaya kurang optimal
disebabkan siswa masih terbiasa dengan metode pengajaran
sebelumnya yang digunakan oleh gurunya jadi, dibutuhkan siklus
kedua untuk memberi kesempatan kepada siswa dan guru untuk
beradaptasi dengan metode tutor sebaya.
Pada tindakan siklus II, penggunaan metode tutor sebaya telah
memperlihatkan hasil yang diramalkan akan berkembang positif secara
signifikan yaitu nilai akhir siswa pada siklus I telah meningkat + 20%
dan hingga pada siklus II meningkat menjadi + 50%. dengan demikian
hasil akhir telah meningkat mencapai angka Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) sekolah.
B. Pembahasan
Dalam proses siklus I, siswa ditugaskan melakukan diskusi dengan tutor
sesuai dengan materi yang diajarkan. Sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah disusun yakni Faktor prima, KPK, dan FPB. Dimana
kekurangan tersebut ada yang berasal dari guru dan ada juga yang berasal dari
siswa. Diantaranya guru pada saat membuka pelajaran guru tidak menyampaikan
tujuan pembelajaran dan juga guru kurang memberikan motivasi kepada siswa.
Sedangkan kekurangan yang berasal dari siswa yaitu keinginan bertanya dan
motivasi masih kurang dilakukan, beberapa siswa belum nampak partisipatif
49
pada kegiatan tutor sebaya, bimbingan terhadap siswa masih kurang, siswa masih
malas bertannya kepada tutornya dan tutor sendiri masih kurang mampu
mengendalikan keinginan belajar temannya.
Pelaksanaan interaksi belajar mengajar dengan mengoptimalkan penggunaan
kegiatan tutor sebaya pada mata pelajaran Matematika dikelas V SDN Karawa
Kab. Pinrang, seperti telah dikemukakan pada bab sebelumnya adalah untuk
mencapai indikator kinerja, sebagai berikut :
1. Untuk hasil belajar minimal 70% dari seluruh siswa yang dikenai tindakan
memperoleh nilai 6,5% keatas pada materi sajian.
2. Untuk hasil belajar seluruh siswa di kelas V memperoleh daya serap 70-80%.
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas pada siklus I
diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 2. Frekuensi hasil belajar siklus I
NO PEROLEHAN NILAI
BANYAKNYA SISWA
PERSENTASE
1 0-45 9 38
2 46-55 6 33
3 56-69 5 16
4 70-84 3 11
5 85-100 - -
JUMLAH 23 100%
Berdasarkan pertemuan yang dilakukan pada siklus pertama diketahui bahwa
yang mendapat nilai 0-45 = 9 orang siswa (38%), yang memperoleh nilai 46-55 =
50
6 orang siswa (33%), yang memperoleh nilai 56-69 = 5 orang (16%), dan yang
memperoleh nilai 70-84 = 3 orang siswa (11%), dan yang memperoleh nilai 85-
100 tidak ada.
Dengan demikian, masih terdapat 9 dari jumlah siswa yang memperoleh nilai
minimal dan kualifikasi pembelajaran yang memperoleh nilai cukup dan kurang,
masih terdapat 6 sesuai dengan haisl refleksi bahwa hal tersebut disebabkan oleh
adanya beberapa kelemahan seperti yang disebutkan pada deskripsi data yaitu :
1) Guru menggunakan apersepsi yang masih kurang tepat.
2) Guru kurang membantu membimbing tutor untuk menjawab masalah-masalah
dalam proses tutoring dan membantu menjawab pertanyaan dari temannya
yang belum pernah ditanyakan sebelumnya dengan baik.
3) Kegiatan menutup pelajaran dilakukan guru dengan menyimpulkan mata
pelajaran namun kurang melibatkan siswa.
4) Guru mendominasi proses belajar mengajar.
5) Pemberian tugas pelajaran kepada siswa belum efisien.
Pada tindakan siklus II, metode tutor sebaya diterapkan. Tugas ini diberikan
kepada siswa sama seperti yang telah dilaksanakan pada siklus I.
Dari hasil perbaikan strategi pembelajaran, maka telah terjadi perubahan pada
siklus II baik dari segi haisl belajar maupun dari segi proses pembelajaran.
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas pada siklus II
diperoleh data sebagai berikut,
51
Tabel 2. Frekuensi hasil belajar pada siklus II
NO PEROLEHAN NILAI
BANYAKNYA SISWA
PERSENTASE
1 0-45 - -
2 46-55 9 39.13
3 56-69 7 30.43
4 70-84 5 21.73
5 85-100 2 8.69
JUMLAH 23 100%
Berdasarkan pertemuan yang dilakukan pada siklus kedua diketahui bahwa
yang mendapat nilai 0-45 = 0 orang siswa (0%), yang memperoleh nilai 46-55 = 9
orang siswa (39.13%), yang memperoleh nilai 56-69 = 7 orang (130.43%), dan
yang memperoleh nilai 70-84 = 5 orang siswa (21.73%), dan yang memperoleh
nilai 85-100 = 2 orang siswa (8.69%).
Berdasarkan gambaran deskripsi data dan pembahasan seperti tabel 1 dan 2
yang tertera diatas, jelas bahwa hasil belajar siswa dari siklus I sampai dengan
hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II pada proses pembelajaran matematika
dengan menerapkan metode tutor sebaya adalah meningkat.
52
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
Berdasarkan deskripsi data dan pembehasan seperti yang telah dikemukakan
pada uraian sebelumnya, maka dapat dikemukakan simpulan bahwa hasil belajar
siswa kelas V SDN Karawa Kab.Pinrang pada pembelajaran Matematika secara
umum mengalami peningkatan secara signifikan dengan menggunakan metode
tutor sebaya. Hal ini dijabarkan sebagai berikut :
1. Dengan menggunakan metode tutor sebaya pada mata pelajaran Matematika,
maka hasil belajar siswa dapat meningkat dikarenakan pada proses
pembelajaran siswa sudah dapat meningkat dikarenakan pada proses
pembelajaran siswa sudah dapat bekerjasama dengan tutor dengan baik.
2. Dengan menggunakan metode tutor sebaya, siswa sudah bisa saling
mengajari satu sama lain dengan benar.
3. Dengan menggunakan metode tutor sebaya siswa yang ditunjuk sebagai tutor
menjadi lebih ingat dalam memory jangka panjang terhadap materi yang telah
ia ajarkan kepada temannya.
4. Penggunaan metode tutor sebaya dapat memberikan pemahaman kepada
siswa pada materi pembelajaran Matematika.
53
2. Saran
Adapun saran yang dianggap perlu dikemukakan berdasarkan pembahasan
dalam perbaikan penelitian ini adalah :
1. Guru sebaiknya tidak lagi menggunakan metode secara yang monoton dan
tidak melibatkan siswa. Peneliti menganjurkan untuk menggunakan metode
tutor sebaya karena telah terbukti dalam penelitian ini bahwa hasil belajar
siswa kelas V SDN Karawa Kab.pinrang meningkat secara simultan, kecuali
jika siswa telah mencapai titik jenuh terhadap metode tersebut maka guru
sebaiknya menggunakan metode lain yang serupa seperti metode diskusi lalu
kembali menggunakan metode tutor sebaya setelah metode pengganti tidak
efektif lagi.
2. Guru senantiasa menerima secara terbuka atas kritikan-kritikan dari
kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran sebagai hasil refleksi
bersama, serta bersedia untuk memperbaikinya sebagai tindak lanjut guna
peningkatan hasil belajar secara terus menerus.
3. Di sisi lain, kepala sekolah sebagai penanggung jawab pendidikan di sekolah,
kiranya senantiasa memberikan motivasi dan fasilitas kepada guru lainnya
untuk melakukan penelitian tindakan kelas guna peningkatan mutu
pendidikan.
54
DAFTAR PUSTAKA
Ardhana12.wordpress.com/2008/ 01/25/belajar-penelitian-tindakan-kelas-yuuuk/. Diakses pada tanggal 25 Pebruari 2009
Bayumukti.2008.http://www.bayumukti.com/tutor-sebaya/
Depdiknas.2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta.
Drs.Yus Rusamsi,dkk..Asyik berhitung matematika untuk kelas 5 SD.2004.Jakarta.Yudistira
Enpe.2007. http://nuritaputranti.wordpress.com/2007/08/02/tutor-sebaya. diakses
pada tanggal 10 september 2009.
_________,http://pendidikan-matematika.blogspot.com/2009/03/pendekatan-tutor- sebaya.html, diakses pada tanggal 10 september 2009.
_________,,http://sawali.info/2007/12/29/diskusi-kelompok-terbimbing-model-tutor-
sebaya, diakses pada tanggal 10 september 2009.
Jaelani, Dudi. 2002. Bina dan Kembalikan Anak Kita ke “Habitat” Semula (Program Life Skill SMKN 1 Cidahu)
Nur, M. 1998. Teori-teori Perkembangan. Surabaya : Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Sardiman, A.M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Program guru Bantu direktorat tenaga kependidikan.
Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta: Puspa Swara,2005), h. 12.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 64
Anonim. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
55
Anni, Tri, Catharina, dkk. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan Tingkat Sekolah dasar dan Madrasah Ibtidaiyah (Permen Mendiknas No. 22, No. 23, dan No. 24 Tahun 2006). Jakarta: PT. Binatama Raya.
Cholik dan Sugijono. 2002. Matematika untuk SD Kelas V. Jakarta: Erlangga.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Rochman. 1977. Alat Peraga dan Komunikasi Matematika. Jakarta : PT. Bunda Karya.
Ruseffendi. 1997. Materi Pokok Pembelajaran Matematika. Jakarta: Depdikbud.
Ruseffendi. 1988. Membantu Guru mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.
Sugiarto dan Hidayah. 2004. Workshop Pendidikan Matematika. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI.
Surya, Moh. 2001. Pengajaran Remedial. Jakarta: Depdikbud.
Suryo, Moh dan Moh. Amin. 1982. Pengajaran Remedial. Jakarta: Depdikbud P2BSPG. Jakarta. Tahun V Repelita III.
Suyitno, Amin. 2004. Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika. Semarang: FMIPA UNNES.
Usman, Moh. Uzer. 1993. Upaya Optimasi KBM. Bandung: Remaja Rosdakarya.
....................... 2006. Evaluasi Terpadu Mandiri dan Rekreasi Matematika SMP. Jakarta: PT. Grasindo.
56
LAMPIRAN I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/1
Pertemuan Ke- : 6 dan 7 (siklus I)
Alokasi Waktu : 4 × 40 menit
Standar Kompetensi : 1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam
pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 1.2 Menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK
dan FPB
Indikator : 1. Mencari faktor prima dengan pohon faktor
2. Mencari faktor prima dengan menggunakan tabel
I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mencari faktor prima dengan pohon faktor.
2. Siswa dapat mencari faktor prima dengan menggunakan tabel.
II. Materi Ajar
• Faktor prima, KPK, dan FPB
III. Metode Pembelajaran
1. Informasi/Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
57
4. Tutor sebaya
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-6 (2 × 40 menit)
1. Kegiatan Awal
• Motivasi dari guru.
• Guru membahas PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.
• Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
• Guru menuliskan sebuah bilangan di papan tulis, kemudian meminta siswa
menentukan semua faktor dari bilangan tersebut.
• Dengan bilangan tersebut, guru menjelaskan cara mencari faktor prima
dengan pohon faktor.
• Guru menanyakan kepada siswa, apakah bedanya faktor, faktor prima, dan
faktorisasi prima.
• Guru meminta beberapa siswa mengerjakan soal dari buku paket di papan
tulis.
• guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok diskusi dan menentukan
satu orang tutor sebaya pada tiap kelompok.
• Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang
kurang jelas kepada tutor sebaya.
• Guru mengevaluasi siswa apakah sudah faham atau belum dengan
memberikan soal tertulis.
58
3. Kegiatan Akhir
• Guru memberikan beberapa pertanyaan penjajakan kepada siswa.
• Guru memberi kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan
kesungguhannya dalam mengikuti pembelajaran.
• Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberikan PR kepada
siswa.
Pertemuan ke-7 (2 × 40 menit)
1. Kegiatan Awal
• Motivasi dari guru.
• Guru mengajak siswa mengingat sekilas pembelajaran yang lalu termasuk
mencocokkan PR.
• Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
• Guru bersama siswa berdiskusi bagaimana mencari faktor prima dengan
menggunakan tabel.
• Guru menentukan satu orang tutor ditiap kelompok, jika tidak ada maka
diambil dari kelompok lain yang memiliki 2 tutor.
• Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang
kurang jelas kepada tutor.
• Guru mengevaluasi siswa apakah sudah faham atau belum dengan
memberikan soal tertulis.
59
3. Kegiatan Akhir
• Guru memberi beberapa pertanyaan penjajakan sekaligus sebagai
kesimpulan.
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
• Buku Matematika 5A .
VI. Penilaian
1. Tes tertulis
• Soal terlampir
2. Kinerja/Perbuatan
• Tingkah laku siswa, minat belajar, sikap, keaktifan dalam bertanya dan
menjawab pertanyaan, serta keaktifan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
3. Penugasan/Proyek
• Guru memeriksa dan mengecek apakah tugas yang diberikan kepada siswa
dapat terselesaikan dengan baik atau tidak.
Mengetahui, ......................, ..................
Kepala Sekolah Peneliti
(________________) ( SABARUDDIN )
NIP. ......................... NIM. 074742568
24
122
62
32
18
92
33
60
SOAL TERTULIS PERTEMUAN 6 DAN 7
A. Selesaikanlah soal dibawah ini !
1. Buatlah pohon factor dari 18 dan tentukanlah faktorisasi primanya!
Buatlah pohon factor dari 24 dan tentukanlah faktorisasi primanya!
2. Buatlah pohon factor dari 36 dan tentukanlah faktorisasi primanya!
Buatlah pohon factor dari 40 dan tentukanlah faktorisasi primanya!
3. Buatlah pohon factor dari 45 dan tentukanlah faktorisasi primanya!
Buatlah pohon factor dari 48 dan tentukanlah faktorisasi primanya!
B. Isilah titik-titik didalam tabel dibawah ini!
No BilanganPerkalian faktor-
faktor primaLambang
pemangkatan1 8 2 x 2 x 2 …
2 9 3 x … 3…
3 12 … 22 x 3
Jawaban :
1.
Faktorisasi prima dari 18 adalah 2 x 3 x 3 = 2 x 32
Faktorisasi prima dari 24 adalah 2 x 2 x 2 x 3 = 23 x 3
40
202
102
52
36
182
92
33
48
2 24
122
62
32
45
3 15
53
61
2.
Faktorisasi prima dari 36 adalah 2 x 2 x 3 x 3 = 22 x 32
Faktorisasi prima dari 40 adalah 2 x 2 x 2 x 5 = 23 x 5
3.
Faktorisasi prima dari 45 adalah 3 x 3 x 5 = 32 x 5
Faktorisasi prima dari 40 adalah 2 x 2 x 2 x 2 x 3 = 24 x 3
No BilanganPerkalian faktor-
faktor primaLambang
pemangkatan1 8 2 x 2 x 2 23
2 9 3 x 3 32
3 12 2 x 2 x 3 22 x 3
62
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/1
Pertemuan Ke- : 8 dan 9 (siklus II)
Alokasi Waktu : 4 × 40 menit
Standar Kompetensi : 1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam
pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 1.2 Menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK
dan FPB
Indikator : 1. Menentukan FPB dan KPK dari dua bilangan
2. Menentukan FPB dan KPK dari tiga bilangan
I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan FPB dan KPK dari dua bilangan.
2. Siswa dapat menentukan FPB dan KPK dari tiga bilangan.
II. Materi Ajar
• Faktor prima, KPK, dan FPB
III. Metode Pembelajaran
1. Informasi/Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Tutor sebaya
63
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-8 (2 × 40 menit)
1. Kegiatan Awal
• Motivasi dari guru.
• Guru mengajak siswa mengingat sekilas pembelajaran yang lalu.
• Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
• Guru mengulang sebentar materi kelas IV semester 1, yaitu cara
menentukan FPB dan KPK dua bilangan dengan disertai contoh.
• Dengan contoh yang sama, guru menjelaskan cara menentukan FPB dan
KPK dengan cara lain, yaitu dengan menggunakan pohon faktor.
a. Guru meminta siswa untuk kembali membentuk kelompoknya kembali
sebagaimana pertemuan pertama diatas
b. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang kurang jelas kepada tutor sebaya.
• Selanjutnya, guru meminta siswa mengerjakan beberapa soal pada buku
siswa.
• Guru membahas satu atau dua soal di papan tulis.
3. Kegiatan Akhir
• Guru memberi beberapa pertanyaan penjajakan kepada siswa.
64
• Guru memberi kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan
kesungguhannya dalam mengikuti proses pembelajaran.
• Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberikan PR kepada
siswa, 3–5 soal.
Pertemuan ke-9 (2 × 40 menit)
1. Kegiatan Awal
• Motivasi dari guru.
• Guru mengajak siswa mengingat sekilas pembelajaran yang lalu.
• Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
• Guru menjelaskan cara menentukan FPB dan KPK dan melibatkan siswa
dengan meminta siswa menjawab soal contoh diatas papan tulis.
• Guru menunjuk tutor baru pengganti tutor sebelumnya.
• ` Siswa mendiskusikan tentang cara menentukan FPB dan KPK dari tiga
bilangan bersama Tutor sebaya.
• Untuk mengecek pemahaman siswa, guru meminta siswa mengerjakan
soal-soal yang relevan. Soal-soal dapat diambilkan dari buku siswa atau
guru membuat soal sendiri.
• Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang
kurang jelas.
65
3. Kegiatan Akhir
• Guru memberi beberapa pertanyaan penjajakan kepada siswa.
• Guru memberi kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan
kesungguhannya dalam mengikuti proses pembelajaran.
• Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberikan PR kepada
siswa, 3–5 soal.
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
• Buku Matematika 5A .
VI. Penilaian
1. Tes tertulis
Soal terlampir
2. Kinerja/Perbuatan
• Tingkah laku siswa, minat belajar, sikap, keaktifan dalam bertanya dan
menjawab pertanyaan, serta keaktifan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
3. Penugasan/Proyek
• Guru memeriksa dan mengecek apakah tugas yang diberikan kepada siswa
dapat terselesaikan dengan baik atau tidak.
Mengetahui, ......................, ..................
Kepala Sekolah Peneliti
(________________) ( SABARUDDIN )
NIP. ......................... NIM. 074742568
66
SOAL TERTULIS PERTEMUAN 8 DAN 9
A. Selesaikanlah soal dibawah ini dengan benar !
1. 8 = 2 x 2 x 2 12 = 2 x 2 x 3
= 23 = 22 x 3
FPB dari 8 dan 12 adalah 2 x 2 = ...
KPK dari 8 dan 12 adalah 23 x 3 = ... x ... = ...
2. 24 = 2 x 2 x 2 x 3 36 = 2 x 2 x 3 x ...
= 2... x ... = 2... x 3...
FPB dari 24 dan 36 adalah 2 x ... = ...
KPK dari 24 dan 36 adalah 2 x 3... = ...
3. 18 = 2 x 3 x 3 = 2 x 32
24 = 2 x 2 x 2 x 3 = 23 x 3
36 = 2 x 2 x 3 x 3 = 22 x 32
FPB dari 18, 24, dan 36 adalah ... x ... = ...
KPK dari 18, 24, dan 36 adalah ...... x ... = ...... x ... = ...
4. 16 = 2 x 2 x 2 x 2 = 24
24 = 2 x 2 x 2 x 3 = 23 x 3
32 = 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 25
FPB dari 16, 24, dan 32 adalah ... x ... = ...
KPK dari 16, 24, dan 32 adalah ...... x ... = ...... x ... = ...
5. 30 = 2 x ... x ...
40 = 2 x ... x ... x ... = 2... x ...
60 = 2 x ... x ... x ... = 2... x ... x ...
FPB dari 30, 40, dan 60 adalah ... x ... = ...
KPK dari 30, 40, dan 60 adalah ... x ... x ... = ...
67
Jawaban :
1. 8 = 2 x 2 x 2 12 = 2 x 2 x 3
= 23 = 22 x 3
FPB dari 8 dan 12 adalah 2 x 2 = 4
KPK dari 8 dan 12 adalah 23 x 3 = 8 x 3 = 24
2. 24 = 2 x 2 x 2 x 3 36 = 2 x 2 x 3 x 3
= 23 x 3 = 22 x 32
FPB dari 24 dan 36 adalah 2 x 3 = 6
KPK dari 24 dan 36 adalah 2 x 32 = 18
3. 18 = 2 x 3 x 3 = 2 x 32
24 = 2 x 2 x 2 x 3 = 23 x 3
36 = 2 x 2 x 3 x 3 = 22 x 32
FPB dari 18, 24, dan 36 adalah 2 x 3 = 6
KPK dari 18, 24, dan 36 adalah 23 x 32 = 8 x 9 = 72
4. 16 = 2 x 2 x 2 x 2 = 24
24 = 2 x 2 x 2 x 3 = 23 x 3
32 = 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 25
FPB dari 16, 24, dan 32 adalah 2 x 2 = 4
KPK dari 16, 24, dan 32 adalah 25 x 3 = 32 x 3 = 96
5. 30 = 2 x 3 x 5
40 = 2 x 2 x 2 x 5 = 23 x 5
60 = 2 x 2 x 3 x 5 = 22 x 3 x 5
FPB dari 30, 40, dan 60 adalah 2 x 5 = 10
KPK dari 30, 40, dan 60 adalah 23 x 3 x 5 = 120
68
Lampiran 2
Format rambu-rambu aktifitas siswa pada siklus I pada kegiatan mengajar
metode tutor sebaya
NoAspek-aspek yang
diobservasiYa/ tidak Komentar
1Apakah siswa
memperhatikan penjelasan guru?
tidakSebagian besar
tidak memperhatikan
2
Apakah siswa selalu berada
didalam kelompoknya?
tidakAda siswa
kekelompok lain
3Apakah siswa aktif
dalam kelompoknya?
tidak
Ada siswa yang hanya
memperhatikan kelompok lain
4
Apakah tutor menjawab pertanyaan temannya?
ya
Tutor menjawab pertanyaan
temannya dengan sederhana
5Apah peserta tutor
bertanya pada tutor?
yaSebagian siswa
bertanya pada guru
6
apakah siswa mengalami
kesulitan menerima penjelasan dari
tutor?
ya
Sebagian besar siswa meminta
penjelasan berulang-ulang
Pinrang, 2009
Observer
SABARUDDINNim. 074 742 568
69
Format rambu-rambu aktifitas siswa pada siklus II pada kegiatan mengajar
metode tutor sebaya
NoAspek-aspek yang
diobservasiYa/ tidak Komentar
1Apakah siswa
memperhatikan penjelasan guru?
yaSebagian besar telah
memperhatikan
2
Apakah siswa selalu berada
didalam kelompoknya?
YaSiswa eksis berada
dikelompoknya
3Apakah siswa aktif
dalam kelompoknya?
tidak
Ada siswa yang hanya mendengarkan/melihat-
lihat temannya beraktifitas
4
Apakah tutor menjawab pertanyaan temannya?
ya
Tutor menjawab pertanyaan temannya dengan pendekatan
yang alami
5Apah peserta tutor
bertanya pada tutor?
yaSiswa lebih senang bertanya pada tutor
6
apakah siswa mengalami
kesulitan menerima penjelasan dari
tutor?
YaSebagian besar siswa meminta penjelasan
berulang-ulang
Pinrang, 2009
Observer
SABARUDDINNim. 074 742 568
70
Format rambu-rambu aktifitas guru pada siklus I pada kegiatan mengajar
metode tutor sebaya
NoAspek-aspek yang
diobservasi
Ya/
tidakKomentar
1Apakah guru menginformasikan materi yang akan diajarkan?
YaPenyelesaian Faktor prima, FPB dan KPK
2Apakah guru menyampaikan tujuan pembelajaran?
tidak Guru melewati bagian ini
3Apakah guru melakukan apersepsi diawal pembelajaran?
YaGuru mengingatkan materi yang telah diajarkan dan yang akan diajarkan
4Apakah guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok?
Ya
Guru membagi siswa kedalam 5 kelompok dan tiap kelompok berjumlah 4 orang selain kelompok terakhir berjumlah 3 orang
5Apakah guru menunjuk 1 tutor pada tiap kelompok?
YaGuru menunjuk 1 siswa sebagai tutor
6Apakah guru membimbing tutor jika mengalami kesulitan?
Ya Guru terlalu mendominasi
7Apakah guru memberikan pekerjaan rumah pada siswa?
tidakGuru lupa memberikan pekerjaan rumah kepada siswa
Pinrang, 2009
Observer
SABARUDDINNim. 074 742 568
71
Format rambu-rambu aktifitas guru pada siklus I pada kegiatan mengajar
metode tutor sebaya
No Aspek-aspek yang diobservasiYa/
tidakKomentar
1Apakah guru menginformasikan materi yang akan diajarkan?
YaPenyelesaian Faktor prima, FPB dan KPK
2Apakah guru menyampaikan tujuan pembelajaran?
YaGuru menyampaikan tujuan pembelajaran
3Apakah guru melakukan apersepsi diawal pembelajaran?
YaGuru mengingatkan materi yang telah diajarkan dan yang akan diajarkan
4Apakah guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok?
Ya
Guru membagi siswa kedalam 5 kelompok dan tiap kelompok berjumlah 4 orang selain kelompok terakhir berjumlah 3 orang
5Apakah guru menunjuk 1 tutor pada tiap kelompok?
YaGuru menunjuk 1 siswa sebagai tutor
6Apakah guru membimbing tutor jika mengalami kesulitan?
YaGuru menjawab pertanyaan tutor dengan singkat dan jelas
7Apakah guru memberikan pekerjaan rumah pada siswa?
YaGuru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa
Pinrang, 2009
Observer
SABARUDDINNim. 074 742 568
72
LAMPIRAN 3
Daftar nilai siswa kelas V SDN karawa pinrang pada soal pertemuan 6 dan 7 (siklus I) mata pelajaran matematika
No Nama siswa Nilai Ket
1 Ismail 102 Zamad fitrah 203 Tasmin 04 Mahyuddin 755 Jumadi 06 Renaldi 407 Alias 508 Musliadi 809 A. Sawaluddin 4610 Andis 2511 Salamang 6512 Suriani 7013 Suriana 5814 Sartika 2515 Iis suusedi 6516 Nur hidayah 5517 Sahwa 4818 Nurlina 5019 Sarinah 6920 Nur azirah 7521 Dewi 3022 Sartika 1023 Masnia 60
73
Daftar nilai siswa kelas V SDN karawa pinrang pada soal pertemuan 8 dan 9 (siklus II) mata pelajaran matematika
No Nama siswa Nilai Ket
1 Ismail 492 Zamad fitrah 553 Tasmin 464 Mahyuddin 815 Jumadi 496 Renaldi 587 Alias 558 Musliadi 909 B. Sawaluddin 6010 Andis 6511 Salamang 7512 Suriani 8013 Suriana 7014 Sartika 5515 Iis suusedi 7516 Nur hidayah 6517 Sahwa 5518 Nurlina 6519 Sarinah 8020 Nur azirah 8021 Dewi 6522 Sartika 5023 Masnia 74
74
Indikator keberhasilan siswa kelas V SDN karawa pinrang pada soal pertemuan 6,7,8 dan 9 (siklus 1-II) mata pelajaran matematika.
No Nama siswaIndikator yang
dinilaiSiklus I – siklus
IIKet
Siklus I Siklus II1 Ismail 10 49 39
2 Zamad fitrah 15 55 40
3 Tasmin 0 46 46
4 Mahyuddin 75 81 6
5 Jumadi 0 49 49
6 Renaldi 40 58 18
7 Alias 50 55 5
8 Musliadi 80 90 10
9 C. Sawaluddin 46 60 14
10 Andis 25 63 38
11 Salamang 65 73 8
12 Suriani 70 80 10
13 Suriana 58 70 12
14 Sartika 25 55 30
15 Iis suusedi 65 75 10
16 Nur hidayah 55 60 5
17 Sahwa 48 55 7
18 Nurlina 50 65 15
19 Sarinah 69 80 11
20 Nur azirah 75 80 5
21 Dewi 30 65 35
22 Sartika 10 50 40
23 Masnia 60 74 14
JUMLAH 20.30%Deskripsi Hasil belajar meningkat 20,30% dari siklus I ke
siklus II.
75
Daftar nama-nama siswa kelas V SDN karawa Kab. Pinrang
NO NAMA JENIS KELAMINL/P
1 Ismail L2 Zamad fitrah L3 Tasmin L4 Mahyuddin L5 Jumadi L6 Renaldi L7 Alias L8 Musliadi L9 D. Sawaluddin L10 Andis L11 Salamang L12 Suriani P13 Suriana P14 Sartika P15 Iis suusedi P16 Nur hidayah P17 Sahwa P18 Nurlina P19 Sarinah P20 Nur azirah P21 Dewi P22 Sartika P23 Masnia P
Mengetahui,Kepala SDN Karawa Pinrang
--------------------------------------
76
LAMPIRAN 4FOTO-FOTO KEGIATAN PADA SAAT PROSES PEMBELAJARAN
KEADAAN SISWA PADA SAAT TUTOR SEDANG MENJAWAB PERTANYAAN PESERTA TUTOR
KEADAAN SISWA PADA SAAT MENYELESAIKAN SOAL
KEADAAN SISWA SAAT TUTOR PESERTA TUTOR BERTANYA KEPADA TUTOR TENTANG MATERI YANG TIDAK DIMENGERTI
77
KEADAAN GURU PADA SAAT MENGAWASI KEGIATAN TUTORING SISWA
KEADAAN GURU DAN PADA SAAT MENJELASKAN JAWABAN MASALAH YANG DIHADAPI TUTOR DALAM PROSES TUTORING