perencanaan strategi marketing communication jtv

25
Tugas Mata Kuliah Manajemen Media Massa PERENCANAAN STRATEGI MARKETING COMMUNICATION JTV Oleh : Patricia Evangeline S. 51410014 Amalia Pranata 51410018 Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra 2012 1

Upload: amalia-pranata

Post on 21-Jun-2015

1.001 views

Category:

Leadership & Management


6 download

DESCRIPTION

Manajemen Media Massa JTV, televisi lokal Surabaya. Jawa Pos Grup

TRANSCRIPT

Page 1: PERENCANAAN STRATEGI MARKETING COMMUNICATION JTV

Tugas Mata Kuliah Manajemen Media Massa

PERENCANAAN STRATEGI MARKETING

COMMUNICATION JTV

Oleh :

Patricia Evangeline S. 51410014

Amalia Pranata 51410018

Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Kristen Petra

2012

1

Page 2: PERENCANAAN STRATEGI MARKETING COMMUNICATION JTV

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

“Management is to get things done through the effort of other people” (Mary

parker Follett) artinya manajemen bertujuan untuk menyelesaikan sesuatu dengan

upaya orang lain (Stoner, 1990, p.7). Saat menyelesaikan sesuatu tersebut

manajemen juga terkait sebagai suatu proses. Menurut George R. Terry (1977) proses

tersebut terdiri dari planning, organizing, actuating dan controlling yang dilakukan untuk

mencapai suatu tujuan. Berbagai proses tersebut tidak bisa dijalankan secara terpisah

karena sangat erat hubungannya (Herujito, 2006, p.3).

Proses utama yaitu planning (perencanaan) merupakan hal yang penting

karena di dalam planning terdapat proses penentuan tujuan, strategi dan kebijakan

yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan. Hal-hal yang dilakukan untuk membuat

suatu perencanaan adalah, menentukan tujuan jangka panjang dan jangka pendek,

merumuskan kebijakan, melakukan penijauan secara berkala (Arifin & Hadi, 2007,

p.70).

Perencanaan yang harus melalui beberapa tahap ini biasanya dilakukan oleh

sebuah kelompok, institusi atau sebuah perusahaan. Dalam penulisan kali ini penulis

memilih untuk melakukan analisa pada perusahaan Pada umumnya tujuan perusahaan

adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya dan meningkatkan volume

penjualan dan mempertahankan keberadaan perusahaan, Untuk melihat sebuah hasil

yang objektif diperlukan perencanaan yang strategis (Winarmi, Wisnubroto, & Suyatno,

2012, p.226).

Perencanaan yang strategis merupakan proses pemilihan tujuan perusahaan,

penentuan kebijakan dan program yang perlu untuk mencapai sasaran tertentu dalam

rangka mencapai tujuan dan penetapan metode yang perlu utnuk menjamin agar

kebijakan dan suatu program terlaksana (Stoner, 1990, p.143). Salah satu

perencanaan strategis yang cocok adalah dengan adanya marketing communication

yang baik. Marketing communication adalah sebuah langkah taktikal yang dapat

menentukan kesuksesan penjualan produk. Begitu banyak yang perlu disiapkan dalam

marketing communication. Marketing communication berperan tidak jauh dengan peran

media dan afiliasi perusahaan. Maka itu, diperlukan strategi yang baik dalam

melakukan persuasi atau promosi ( http://www.informasi-training.com/marketing-

communication).

2

Page 3: PERENCANAAN STRATEGI MARKETING COMMUNICATION JTV

Promosi merupakan salah satu kegiatan marketing communication yang

bertujuan untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi dan mengingatkan pasar atas

produknya. Kegiatan ini diharapkan dapat membuahkan respon kognitif, afektif hingga

konatif audiens (initiator, influencer, decider, purchaser, dan user). Termasuk dalam

tujuan promosi adalah membangun citra produk dan perusahaan (Tjiptono, 1997,

p.219-220).

Pada penulisan untuk mata kuliah Manajemen Media Massa ini penulis memilih

perusahan media massa yang berdomisili di Kota Surabaya dan sudah beroperasi

selama 11 tahun. JTV merupakan media massa televisi lokal pertama di Indonesia.

JTV mulai beroperasi sejak 8 November 2001 (Company Profile JTV). Berbagai

peristiwa telah terjadi selama 11 tahun, salah satunya adalah pergantian citra. Citra

awal yang dibangun JTV adalah televisi yang mengangkat budaya lokal. Ditengah

perjalanan, JTV sempat merubah diri dengan harapan menjadi modern dan

meninggalkan unsur lokal. Namun, masyarakat tidak menyambut baik dan penonton

menurun. Kini, dengan semangat lokal JTV hadir kembali dengan format baru dan

dengan unsur lokalnya. Format baru tersebut adalah varian program dan corporate

identity JTV. Perubahan corporate identity JTV ini tidak lepas dari divisi marketing

communication JTV yang baru dibentuk 1,5 tahun yang lalu (Personal Interview,

Wahyu Nahdianto, Produser Marcomm JTV).

Perubahan corporate identity dan adanya divisi baru dalam perusahaan media

massa ini menjadi menarik karena perubahan-perubahan dilakukan oleh new comer.

Sehingga, Marcomm JTV dan perubahan citra menjadi layak untuk dianalisa

perencanaan strategisnya sesuai dengan mata kuliah Manajemen Media Massa yang

telah penulis dalami.

1.2. Sejarah Perusahaan (terlampir)

JTV lahir dari sebuah keprihatinan melihat begitu banyak kelebihan dan

kekuatan namun sedikit ditampilkan. JTV menilai bahwa seni budaya, hajat rakyat dan

gairahnya adalah pergelaran untuk pencerahan. Karena itu, JTV sebagai stasiun

televisi berbasis lokal ingin membangun pertelevisian yang berkarakter dengan

melakukan pencerahan terhadap setiap potensi dan seni budaya Jawa Timur

(Company Profile JTV).

Pada awalnya tidak semudah itu JTV bisa dilahirkan karena pengurusan izin

siaran yang terbatas pada tahun 1999. Akhirnya pada tahun 2001 JTV merencanakan

untuk membuat stasiun televisi (tv) lokal saja karena adanya gaung otonomi daerah

3

Page 4: PERENCANAAN STRATEGI MARKETING COMMUNICATION JTV

yang mengatakan bahwa dimasing-masing daerah akan dibuat stasiun tv. Karena itu,

pada februari 2001 pendiri JTV pergi ke Jakarta untuk mengurus perizinan namun

perizinan tak kunjung diproses karena belum ada hukum yang mengatur keberadaan tv

lokal. Akhirnya para pendiri JTV pergi ke Dinas Perhubungan dan Departemen

Informasi walaupun hasilnya sama saja (Company Profile JTV).

Berdirinya JTV karena didukung Gubernur dan juga peraturan UU Otonomi

Daerah yang mendukung tv lokal. Bahkan JTV memberikan inspirasi bagi pemerintah

tentang peraturan yang mengatut tv lokal. Dengan ini, JTV tayang perdana pada 8

Nopember 2001 dengan waktu siaran 8 jam per hari, yaitu pukul 16.00-24.00. Program

yang ditayangkanpun merupakan program in-house production yang telah direkam

sebelumnya. Dengan berbagai program yang disajikan secara berbeda karena bersifat

lokal ternyata mendapat respon positif dari masyarakat (Company Profile JTV).

Awalnya, JTV hanya bersiaran di Surabaya saja dengan jumlah karyawan ± 50

orang namun, pada tahun 2002, karyawan bertambah dua kali lipat dan JTV Malang

didirikan. Tiga tahun kemudian JTV di daerah lain mulai didirikan juga. Adapun kendala

yang dialami JTV saat didirikan adalah izin dari pusat yang tidak turun dan iklan yang

sangat bersaing dengan tv nasional sehingga sulit mencari iklan. Untungnya JTV tidak

pernah mengalami masalah financial dan operasional walaupun dengan uang pas-

pasan, JTV masih bisa berjalan dengan baik (Company Profile JTV).

1.3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penulisan ini adalah “Bagaimana perencanaan strategi

marketing communication JTV?”

4

Page 5: PERENCANAAN STRATEGI MARKETING COMMUNICATION JTV

BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1. Manajemen

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan

pengendalian upaya anggota organisasi dan oenggunaaan semua sumber daya

organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Stoner, 1990, p.8). Untuk

menjelaskan manajemen melalui prosesnya, berikut pendapat James A.F. Stoner

(Stoner, 1990, p.18-19):

a. Perencanaan

Dalam sebuah perencanaan menyatakan tujuan organisasi dan menentukan

prosedur untuk mencapainya. Sebuah perencanaan dapat dimiliki oleh segala

lapisan manajemen, dari manajemen puncak hingga bagian bawah.

b. Pengorganisasian

Untuk menjalankan perencanaan diatas, maka diperlukan rencana untuk

mengembangkan organisasi supaya dapat mewujudkan perencaan tersebut,

Pengorganisasian atau staffing ini adalah pengadaan, penempatan, dan

melatih personal yang memenuhi syarat yang dibutuhkan untuk melaksanakan

tugas organisasi. Dalam melakukan staffing diperlukan kesesuaian kemampuan

atas posisi seseorang.

c. Pemimpin

Setelah perencanaan dan sturktur organisasi terbentuk, proses selanjutnya

adalah mengatur pergerakan maju menuju tujuan yang telah ditentukan. Proses

ini dapat disebut dengan memimpin, mengarahka, memotivasi dan yang

lainnya. Namun, tujuannya adalah mencakup upaya untuk mengajak anggota

organisasi melakukan pekerjaan untuk mencapai tujuan.

d. Pengendalian

Melalui proses ini seorang manajer dapat menjaga organisasi agar tetap

berjalan pada jalur yang telah ditentukan. Dalam proses ini akan dilakukan

penetapan standar prestasi, mengukur prestasi yang telah tercapai, dan

mengambil tindakan untuk mengorksi prestasi yang tidak tercapai.

2.2. Perencanaan

Perencanaan merupakan tujuan utama seorang pimpinan. Perencanaan adalah

penentuan segala sesuatu sebelum sebuah organisasi atau perusahaan berjalan.

Perencanaan adalah proses pengambilan keputusan yang merupakan dasar bagi

5

Page 6: PERENCANAAN STRATEGI MARKETING COMMUNICATION JTV

kegiatan ekonomis dan efektif pada waktu yang akan datang. Sebuah perencanaan

yang dilakukan manajemen puncak akan semakin berat beban perencanaannya.

Perencanaan dapat bersifat sangat luas dan penuh ketidakpastian (Pandojo, 1988,

p.105-106).

Proses perencanaan merupakan suatu proses ilmiah yang teratur. Maka itu

sebagai manajer perlu melakukan beberapa hal yaitu mengenali serta membatasi

persoalan suapaya mengerti mengenai apa yang sedang dihadapi. Maka itu perlu

dikumpulkan data-data yang memperkuat persoalan yang eprlu dipecahkan sebuah

perusahaan. Misalnya dengan cara observasi dan survey. Selanjutnya seorang

manajer bertanggungjawab untuk melakukan analisa data secara ilmiah (statistik dan

matematik). Melalui analisa tersebut dapat ditemukan berbagai alternatif penyelesaian

sebuah persoalan. Setelah itu, manajer harus menentukan dan memilih alternatif yang

paling sesuai dengan persoalan yang dihadapi. Untuk yang terakhir dalam

perencanaan adalah menentukan keputusan dengan cara memformulasikan perintah-

perintah, mempersiapkan dan mengatur kewenangan dan menjadwalkan langkah-

langkah selanjutnya (Pandojo, 1988, p.106-107)

Perencanaan merupakan hal yang penting karena perencanaan memiliki empat

tujuan penting yaitu (Kadarman, 1992, p.47):

1. Mengurangi ketidakpastian dan perubahan-perubahan di waktu yang akan

datang

2. Memusatkan perhatian kepada sasaran

3. Mendapatkan proses pencapaian tujuan yang terlaksana secara ekonomis

4. Memudahkan pengawasan.

Untuk merumusakan sebuah perencanaan yang penting tersebut dibutuhkan

langkah-langkah agar tujuan tercapai dengan cara yang teratur. Pertama, menyadari

kesempatan-kesempatan yang ada dengan mengerti kemampuan kita dan berusaha

mengatasi ketidakpastian. Kedua, merumuskan sasaran sebagai titik akhir

perusahaan. Ketiga, menentukan ramalan-ramalan tentang hal di masa depan yang

akan terjadi. Keempat, menentukan arah tindakan alternatif untuk mencapai sasaran.

Kelima, mengevaluasi tindakan-tindakan alternatif. Keenam, pengambilan keputusan

tindakan alternatif yang digunakan sesuai dengan evaluasi yang telah dilakukan.

Ketujuh, merumuskan rencana-rencana turunan dari perencanaan yang telah dibuat

agar lebih lengkap dan operasional. Kedelapan, merencakan anggaran yang

diperlukan. (Kadarman, 1992, p.49-51)

6

Page 7: PERENCANAAN STRATEGI MARKETING COMMUNICATION JTV

Bagan 1: Langkah-langkah PerencanaanSumber: Kadarman, 1992, p.49-51 (diolah kembali oleh peneliti)

2.3. Perencanaan Strategis

Strategi dapat diartikan melalui 2 perspektif. Pada perspektif yang pertama,

strategi adalah sebuah program yang mendefinisikan suatu tujuan organisasi dan

melaksanakan misinya. Melalui definisi ini ada peran aktif yang dilakukan manajer

untuk merumuskan strategi perusahaan biasanya disebut dengan strategic planning.

Kedua, strategi adalah pola tanggapan organisasi yang dilakukan terhadap

lingkungannya sepanjang waktu. Artinya, strategi ini tidak dapat dirumuskan secara

eksplisit karena strategi akan dilakukan bila dirasa perlu biasanya disebut

organizational goals (Stoner, 1990, p.139)

Menurut Robert H. Hayes dan Steven C. Wheelwright terdapat 5 ciri utama

strategi, yaitu (Stoner, 1990, p.140):

1. Wawasan waktu (time horizon)

Strategi dipergunakan untuk menggambarkan masa depan, yaitu waktu yang

dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan dan waktu yang diperlukan untuk

mengamati dampaknya.

2. Dampak (impact)

Strategi juga mencantumkan dampak dari sebuah kegiatan.

3. Pemusatan upaya (concentration of effort)

7

Page 8: PERENCANAAN STRATEGI MARKETING COMMUNICATION JTV

Sebuah strategi yang efektif akan memusatkan kegiatan dan dapat mengurangi

sumber daya yang digunakan.

4. Pola keputusan (pattern of decisions)

Sebuah keputusan yang strategis harus mengikuti pola tertentu agar konsisten

pada suatu tujuan.

5. Peresapan (pervasiveness)

Sebuah strategi mencakup proses alokasi sumber daya hingga operasional

harian.

Ciri-ciri diatas menunjukan bahwa strategi adalah hal yang penting dan

merupakan pusat dari suatu tujuan. Strategi juga dapat dijadikan penentu keberhasilan

atau kegagalan sebuah perusahaan.

2.4. Komunikasi Pemasaran (Marketing Communication)

Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha

menyebarkan informasi, mempengaruhi, membujuk dan mengingatkan pasar sasaran

atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada

produk yang ditawarkan (Tjiptono, 1997, p.219).

Bagan 2: Model Komunikasi PemasaranSumber: Tjiptono, 1997, p.219

8

Page 9: PERENCANAAN STRATEGI MARKETING COMMUNICATION JTV

Menurut bagan diatas terdapat tiga unsur pokok dalam proses komunikasi

pemasaran, yaitu (Tjiptono, 1997, p.219-220).:

1. Pelaku Komunikasi

Pelaku komunikasi terdiri dari pengirim atau sender dan penerima atau

receiver. Pengirim adalah perusahaan dan penerima merupakan khalayak

(initiator, influencer, decider, purchaser dan user)

2. Material Komunikasi

Terdapat beberapa material komuniaksi yang penting yaitu:

a. Gagasan, materi yang ingin disampaikan

b. Pesan, terdiri dari bahasa verbal dan non-verbal

c. Media, dapat bersifat personal dan non-personal. Personal misalnya

konsultan dan non-personal misalnya media massa

d. Respon, reaksi atas pesan yang diterima penerima

e. Feedback, pesan umpan balik yang dikirrimkan oleh penerima ke

pengirim

f. Gangguan,adalah segala sesuatu yang menghambat kelancaran

komunikasi

3. Proses Komunikasi

Proses penyampaian pesan maupun pengiriman kembali memerlukan dua

fungsi yaitu encoding dan decoding. Encoding adalah proses merancang atau

mengubah gagasan secara simbolik. Decoding adalah proses menguraikan

atau mengartikan simbolik sehingga pesan dapat dipahami dengan mudah.

9

Page 10: PERENCANAAN STRATEGI MARKETING COMMUNICATION JTV

Bagan 3: Tujuan komunikasi, Respon Audiens, dan Proses PembelianSumber: Tjiptono, 1997, p.221

Berdasarkan bagan diatas, komunikasi pemasaran dapat dipilah menjadi 3

bagian yaitu tujuan komunikasi, respons audiens dan respon pembelian (Tjiptono,

1997, p.221). Bila tujuan dari komunikasi pemasaran adalah menginformasikan maka

akan terjadi respon kognitif yang membuat audiens menyadari adanya produk yang

ditawarkan. Bila komunikasi pemasaran bertujuan untuk mempengaruhi, maka akan

membentuk sebuh respon afektif yang berakibat pada rasa suka dan ingin mengetahui

lebih lanjut, ingin mencoba untuk membandingkan dan tindakan pembelian audiens.

Selanjutnya bila tujuan komunikasinya untuk mengingatkan maka akan membentuk

respon konatif yang membuat audiens menindak lanjuti yaitu dengan cara membeli

kembali atau tidak sama sekali.

10

Page 11: PERENCANAAN STRATEGI MARKETING COMMUNICATION JTV

BAB III

ANALISIS

3.1 Temuan Data

JTV yang sudah berdiri selama 11 tahun ternyata baru saja membuat divisi

komunikasi pemasaran dalam satu setengah tahun belakang ini. Dalam waktu yang

singkat, divisi komunikasi pemasaran sudah cukup sukses menjalankan tugasnya yang

terbilang belum sistematis. Bahkan, Wahyu Nahdianto sebagai produser dalam

komunikasi pemasaran JTV mengaku bahwa perjalanan divisi ini masih pad atahap

meraba dimana belum ada tatanan atau sistem yang jelas dalam divisi ini. Contohnya

saja dalam perencanaan strategi komunikasi pemasaran yang menjadi tujuan dalam

penulisan ini. Namun, penulis berhasil menemukan tahap-tahap yang seharusnya ada

dalam perencanaan walaupun memang tidak runtut seperti tahapan yang dijelaskan

oleh Kadarman (1992, p.51)

Dahulu sempat berdiri divisi promo yang mempunyai berbagai tugas untuk

mempromosikan JTV baik dari segi program maupun perusahaan sendiri namun,

karena kesulitan dan tumpang tindih maka didirikanlah divisi komunikasi pemasaran

yang mempunyai tugas khusus untuk mengembalikan citra JTV yang sempat berganti.

Awalnya citra yang dimiliki JTV adalah berbau lokal dan daerah tetapi karena ingin

mengikuti perkembangan zaman maka diubah kearah modern yang berbau anak

muda. Ternyata, perubahan citra kearah modern itu tidak mendapat sambutan hangat

dari masyarakat sehingga berdirinya divisi komunikasi pemasaran menjadi hal yang

sangat penting sebagaimana peran besar yang dipegang yaitu mengembalikan citra

menjadi tv khas lokal. Pengembalian citra ini dirasa penting karena melihat sambutan

para klien pemasang iklan dan masyarakat terhadap program-program lokal yang

sangat diminati seperti Stasiun Dangdut dan Pojok Kampung (Personal Interview,

Wahyu Nahdianto, Produser Marcomm JTV).

Dalam menjalankan semua tugasnya, divisi ini mempunyai dua tugas utama

yaitu dalam membuat pencitraan perusahaan dan juga membantu divisi marketing

dalam penjualan yang menghasilkan profit bagi perusahaan. Sesuai dengan definisi

komunikasi pemasaran yaitu aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan

informasi, mempengaruhi, membujuk dan mengingatkan pasar sasaran atas

perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk

yang ditawarkan (Tjiptono, 1997, p.219). Divisi ini membantu bukan dalam mengurus

penjualan secara langsung namun melayani klien yang ingin memasang iklan dengan

11

Page 12: PERENCANAAN STRATEGI MARKETING COMMUNICATION JTV

memberikan ide materi seperti yang dilakukan pada produk jamu (salah satu klien).

Dengan adanya tujuan ini mengarahkan divisi komunikasi pemasaran untuk

mengetahui apa yang harus dikerjakan terkait tujuan yang harus dicapai. Bahkan,

tujuan ini langsung mengarah pada pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan terkait

pembangungan citra dan penggalian profit (Personal Interview, Wahyu Nahdianto,

Produser Marcomm JTV).

Hal yang sudah dilakukan divisi komunikasi pemasaran JTV terkait

pengembalian citra adalah dengan merubah Station ID dan logo JTV yang sama-sama

mempunyai makna lokal. Apa yang sudah dilakukan ini berhubungan dengan target

tahun ini yaitu untuk mengembalikan citra dengan key performance indicator untuk

mencapai profit. Hal ini dapat terlihat dari semakin banyaknya penonton dan pemasang

iklan bahkan respon masyarakat yang bisa hafal dengan lagu Stasion ID. Dari sinilah

dapat terbukti bahwa komunikasi pemasaran dapat dipilah menjadi 3 bagian yaitu

tujuan komunikasi, respons audiens dan respon pembelian yang sudah bisa terlihat

dalam divisi ini (Tjiptono, 1997, p.221). Adapun nilai yang dipegang oleh Wahyu yaitu

“dengan citra yang baik maka jualan akan laku yang akan meningkatkan profit

perusahaan”. Pekerjaan lain yang dilakukan divisi ini adalah membuat publikasi terkait

dengan program-program dan juga pengetahuan seputar perusahaan seperti company

profile. Adapun pekerjaan rutin yang dilakukan seperti membuat PSA (Public Service

Announcement) disaat hari-hari besar yang menggambarkan kepedulian JTV terhadap

urusan sosial dan juga CSR (Corporate Social Responsibility) berupa pendonoran

darah setiap sebulan sekali bekerja sama dengan PMI. Selain itu, ada program-

program yang ingin dibuat seperti filler sebagai selipan dalam program dengan

memakai tokoh penting supaya banyak yang tertarik. Ide ini muncul sebagai upaya

untuk meningkatkan profit yang memanfaatkan ketenaran nama dari tokoh penting

tersebut. Wahyu menargetkan tahun depan akan menambah karyawan menjadi 350

orang dan membuat sekolah broadcast yang mumpuni serta membuat program reality

show supaya orang melihat bahwa JTV itu peduli padahal terjadi simbiosis mutualisme

dimana JTV memang membutuhkan juga. Setiap target dan perencanaan ini dipikirkan

dengan mencocokkan antara realita yang ada dengan tujuan perusahaan yang juga

berpengaruh terhadap profit. Setiap ide yang muncul dari benak sang produser

(Wahyu) diolah sendiri dengan memikirkan berbagai perencanaan lain untuk

mengatasi kemungkinan gagal yang bisa saja terjadi tetapi tidak ditulis. Sebelum

melakukan pelaksanaan, divisi ini juga memikirkan asumsi berdasarkan pengalaman

yang pernah didapatkan misalnya saja pernah membuat satu jenis iklan tapi ternyata

12

Page 13: PERENCANAAN STRATEGI MARKETING COMMUNICATION JTV

tidak mendapat sambutan hangat dari masyarakat maka iklan jenis ini tidak akan lagi

dibuat. Adanya asumsi juga tidak jauh dari evaluasi yang dilakukan oleh divisi pada

saat terjadi masalah. Jadi, evaluasi ini tidak dilakukan secara berkala waktu melainkan

berkala saat terjadi masalah. Contoh dari hasil evaluasi yang pernah dilakukan adalah

dengan memindah beberapa orang ke divisi komunikasi pemasaran karena orang yang

dibutuhkan adalah tipe konseptor bukan teknis. Biasanya untuk masalah teknis akan

diserahkan kepada divisi produksi yang bisa menangani. Namun, untuk hal-hal lain

yang dirasa memerlukan tenaga ahli yang tidak ada dalam perusahaan maka divisi ini

tidak segan-segan datang atau menyewa pihak yang bisa mengerjakannya seperti

pembuatan logo dan penelitian terhadap penonton JTV (Personal Interview, Wahyu

Nahdianto, Produser Marcomm JTV).

Dengan beranggotakan lima pria, divisi ini dapat berjalan dengan di kepalai

satu produser bernama Wahyu Nahdianto yang tidak ingin dianggap sebagai

koordinator atau ketua karena ia menganggap bahwa tidak ada yang lebih tinggi dalam

timnya melainkan antara satu dengan yang lainnya saling menghormati pekerjaan satu

dengan lainnya. Selain itu, divisi ini berdiri sendiri tanpa di naungi oleh divisi lain

karena pekerjaannya yang langsung bertanggung jawab pada direktur utama (Personal

Interview, Wahyu Nahdianto, Produser Marcomm JTV).

3.2. Analisis

Dari temuan data dapat dianalisis sejumlah hal yang menyangkut perencanaan

sebagai proses dari manajemen. Dalam bagan dibawah ini akan dijelaskan tahapan

perencanaan menurut langkah-langkah perencanaan Kadarman (2006, p. 51) yang

disinambungkan dengan perencanaan dalam strategi komunikasi JTV.

No. Tahap PerencanaanPenjelasan Tahap Perencanaan dalam

divisi komunikasi pemasaran JTV

1 Menyadari kesempatan-

kesempatan

#Dalam tahap ini, divisi komunikasi

pemasaran JTV berusaha melihat

bagaimana kesempatan kedepan dengan

mengingat kekuatan dan kelemahan yang

dimiliki dan mengerti pentingnya mengatasi

ketidakpastian serta visi yang ingin dicapai.

#Divisi komunikasi pemasaran memang lahir

dengan melihat kesempatan yang ada yaitu

jika mempunyai satu divisi khusus yang

13

Page 14: PERENCANAAN STRATEGI MARKETING COMMUNICATION JTV

mempunyai tujuan untuk pencitraan

perusahaan maka akan menghasilkan

keuntungan bagi perusahaan itu sendiri.

Kelemahan yang dimiliki adalah kurangnya

tangan rapi yang bisa membantu divisi ini

untuk lebih rapi dalam penataan karena

selama ini dalam proses perencanaan tidak

ada hal yang dicatat sebagai data atau arsip,

yang ada hanyalah hasil akhir dari

perencanaan yaitu berupa proposal sebagai

pengajuan persetujuan. Sedangkan,

kelebihan yang dimiliki adalah dengan

jumlah tim yang sedikit serta masih meraba

dapat tercipta ide-ide cemerlang yang sudah

didukung oleh pengalaman sehingga bisa

menghasilkan produk komunikasi

pemasaran yang berdampak.

2Menentukan sasaran dan

tujuan

#Tahap ini dilalui dengan baik oleh divisi

komunikasi pemasaran karena tujuan dan

sasaran sudah dibuat yaitu untuk pencitraan

perusahaan maka setiap strategi,

kebijaksanaan, prosedur, peraturan,

anggaran dan program ditekankan untuk

menuju pada titik sasaran. Karena itu, setiap

ide yang muncul dari sang produser tidak

begitu saja diambil tindakan karena semua

tindakan harus sesuai tujuan dan mencapai

sasaran. Dengan hal ini, produser

menyaring setiap ide bahkan jika bida

mengembangkan ide yang ada sehingga

bisa semakin dekat dengan sasaran dan

tujuan.

3 Mempertimbangkan premis-

premis

#Dalam merencanakan suatu produk

komunikasi pemasaran, divisi ini terutama

produser selalu memikirkan dan

14

Page 15: PERENCANAAN STRATEGI MARKETING COMMUNICATION JTV

meramalkan kira-kira apa yang akan terjadi

dengan konsep yang akan dibuatnya

sehingga pada saat pelaksanaan akan

meminimalisasikan segala yang mungkin

akan menjadi masalah. Namun, setiap

premis atau asumsi ini tidak dituliskan

melainkan ada pada benak sang produser

karena memang sudah terbiasa dengan

lingkungan dan lahan yang dia kenal.

4Mengidentifikasi alternatif-

alternatif

#Tahapan ini dilakukan oleh sang produser

sebagai konseptor atau otak dari

pergerakkan dibantu dengan pandangan

dari anggota lain saat mengadakan diskusi

sehingga bisa tercipta berbagai alternatif

yang dapat dipilih dan mana yang paling

baik.

5Bandingkan alternatif dari segi

tujuan yang dituju

#Dari alternatif yang ada biasanya tim

langsung menimbang alternatif mana yang

paling rendah biaya dengan mengevaluasi

dimana melihat asumsi dan tujuan. Jadi,

tahap ini dan sebelumnya bisa dijadikan satu

dalam pelaksanaannya.

6 Memilih satu alternatif

#Berdasarkan perbandingan dan evaluasi

yang telah dilakukan, produser akan

memutuskan alternatif mana yang paling

tepat dan akan dijalankan. Bahkan jika ada

lebih dari satu alternatif yang sama-sama

kuat maka bisa jadi kedua alternatif akan

dijalankan.

7 Merumuskan rencana-rencana

pendukung

#Tahap ini jarang dilakukan oleh divisi

komunikasi pemasaran JTV karena dalam

tahap ini seharusnya dari alternatif yang ada

dibuat rencana lebih detail tetapi dalam divisi

ini langsung seteah memutuskan alternatif

mana yang akan dipilih maka semuanya

15

Page 16: PERENCANAAN STRATEGI MARKETING COMMUNICATION JTV

akan fokus dan detail pada alternatif

tersebut dengan sematang mungkin

sehingga tidak membutuhkan rencana

pendukung lain.

8

Memberi angka pada rencana-

rencana dengan membuat

anggaran

#Tahap ini masuk dalam pembuatan

proposal yang dilakukan oleh divisi karena

sangat berguna sebagai panduan

perencanaan yang akan dijalankan.

Bagan 5: Analisis Tahap PerencanaanSumber : Olahan Peneliti

Bagan diatas menjelaskan tahapan secara runtut sesuai langkah-langkah

perencanaan namun, pada kenyataan yang terjadi dalam divisi komunikasi pemasaran

JTV tidak menjalankan langkah-langkahnya secara teratur karena memang

pekerjaannya yang memang belum tersistematis padahal secara tidak langsung,

semua tahap itu telah dilalui bahkan ada yang berjalan secara bersamaan tanpa

pemisahan. Hal ini membuktikan bahwa sebenarnya para pemangku kepentingan yang

bekerja dengan membutuhkan tahapan ini belum tentu mengetahui tahapannya secara

ilmiah tetapi mereka lebih banyak menggunakan keterampilan dalam menentukan apa

yang harus dilakukan. Berbeda dengan pendapat Pandojo yang menyatakan bahwa

proses perencanaan merupakan suatu proses ilmiah yang teratur (Pandojo, 1988,

p.106-107). Di luar itu semua, perencanaan sudah dilakukan oleh divisi komunikasi

pemasaran karena sudah menyatakan tujuan organisasi sebagai tv lokal dan adanya

penentuan prosedur untuk mencapainya. Menurut Stoner, tujuan dan prosedur itu

memang harus ada dalam perancanaan (Stoner, 1990, p.18). Proses yang tidak urut

ini disebabkan karena keterbatasan sumber daya manusia dan pekerjaan yang

didapatkan itu sesuai ide yang muncul dengan tujuan yang tetap. Selain itu, jika dalam

perencanaan tidak berjalan sebagaimana waktunya maka akan ditoleransi sesuai

dengan rentan waktu yang memungkinkan. Jadi sebenarnya tujuan dapat tercapai

namun target-target tim yang dimiliki belum tentu semua akan tercapai yang penting

tujuan sudah tercapai. Untuk mencapai setiap targetnya itu divisi ini memiliki alat ukur

dengan jangka waktu yang fleksibel.

Hal yang dilakukan divisi ini juga sudah pada tahap perencanaan strategi

karena ada berbagai ciri yang sudah terlihat seperti wawasan waktu, dampak,

pemusatan upaya, pola keputusan, peresapan (Stoner, 1990, p.140). Untuk mengakhiri

setiap tahap itupun divisi ini melakukan evaluasi yang akan dilakukan jika terjadi

16

Page 17: PERENCANAAN STRATEGI MARKETING COMMUNICATION JTV

masalah sehingga sejauh itu berjalan dengan baik maka evaluasi tidak dilakukan.

Selain adanya evaluasi yang bersifat keharusan, divisi ini akan melakukan rapat-rapat

divisi untuk mengurangi ketidakpastian yang ada. Ternyata, evaluasi sebagai bagian

yang penting tidak begitu saja dilakukan melainkan tergantung dari kebutuhan divisi

yang bersangkutan sehingga tidak dapat dipaksakan.

17

Page 18: PERENCANAAN STRATEGI MARKETING COMMUNICATION JTV

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisa pada bab sebelumnya, penulis menemukan bahwa

perencanaan strategi marketing communication JTV telah memiliki langkah-langkah

yang sesuai dengan tinjauan pustaka yang telah didapatkan. Namun, pelaku

manajemen tersebut dengan secara tidak sadar telah melewati lengkah-langkah

tersebut. Selain itu, divisi yang masih tergolong baru ini masih menggunakan cara trial

and error yang dijadikan sebagai pengalaman masa lalu yang berharga agar menjadi

pelajaran di kemudian hari. Berdasarkan cara yang dipakai, dapat disimpulkan bahwa

manajemen merupakan proses gabungan antara art dan science yang sangat abstrak.

Manusia mencoba sesuatu diawali dengan trial and error, lalu saat menemukan

sesuatu akan menjadi sebuah ilmu. Hal ini sesuai dengan yang telah disampaikan di

awal perkuliahan Manajemen Media Massa.

4.2. Saran

Berdasarkan dari hasil analisa penulis menyarankan agar diadakan penelitian

lebih lanjut mengenai manajemen adalah gabungan dari art dan science dalam sebuah

divisi di media massa yang tergolong baru. Sehingga dapat memunculkan sisi art dan

science dalam manajemen secara spesifik. Hal ini juga dapat menjadi pelajaran bagi

pelaku manajemen lainnya mengenai art dan science.

18

Page 19: PERENCANAAN STRATEGI MARKETING COMMUNICATION JTV

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Arifin, Imamul. Hadi W., Giana. 2007. Membuka Cakrawala Ekonomi. Bandung: PT.

Setia Purna Inves.

Kadarman, A.M. Udaya, Jusuf. 1992. Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Herujito, Yayat M. 2006. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Grasindo.

Stoner, James A.F. 1990. Manajemen. Jakarta: Erlangga.

Pandojo, Heidjrachman Ranu. Irawan. Reksohadiprojo, Sukanto. 1988. Pengantar

Ekonomi Perusahaan. Yogyakarta:BPFE.

Tjiptono, Fandy. 1997. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.

NON-BUKU

Marcomm JTV. Septermber 2012. Company Profile JTV.

http://www.informasi-training.com/marketing-communication

Personal Interview dengan Wahyu Nahdianto (Producer Marcomm JTV), 23 November

2012.

19