permasalahan sda kelompok iv.doc

28
Permasalahan Sumber Daya Air di Indonesia Kelompok IV Pengelolaan Sumber Daya Air Kelas D ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER 2012

Upload: ahmad-halif-mardian

Post on 10-Dec-2015

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Permasalahan SDA Kelompok IV.doc

Permasalahan Sumber Daya Air di Indonesia

Kelompok IV

Pengelolaan Sumber Daya Air Kelas D

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JEMBER

2012

Page 2: Permasalahan SDA Kelompok IV.doc

1. Sungai Cisadane Mengering, Pasokan Air di Tangerang Terganggu (Senin, 10 Agustus 2015 | 21:36 WIB)

TANGERANG, KOMPAS.com — Beberapa lokasi di Kabupaten Tangerang, khususnya di wilayah Gading Serpong, mengalami krisis air. Pasokan air bersih tiba-tiba saja terhenti menjelang sore hari.

"Kami bingung kenapa tiba-tiba airnya mati. Informasi dari perumahan sih bilang memang debit airnya kurang. Kami masih usaha mau cari sumber air," kata salah satu warga, Agus (43), kepada Kompas.com, Senin (10/8/2015).

Rumah Agus di Sektor 6 Gading Serpong tidak mendapat air sejak pukul 16.00 WIB. Padahal, menurut Agus, tempat lain yang ada di sekitar rumahnya masih menerima aliran air. 

Penghuni lainnya, Sheilla (20), kebingungan dengan kondisi ini. Mahasiswi salah satu universitas di wilayah Gading Serpong tersebut harus mencari tempat lain yang bisa ditumpangi agar besok pagi bisa mandi.

"Sampai kapan matinya kan enggak tahu. Kalau enggak mandi malam ini sih masih enggak apa-apa. Akan tetapi, kalau besok pagi mau aktivitas lagi dan belum mandi, kan repot juga," tutur Sheilla.

Secara terpisah, Kepala Subbagian Informasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang Febi Wibowo mengakui ada penurunan debit air Sungai Cisadane hingga batas terendah akibat musim kemarau. Suplai air dari hulu pun semakin menipis.

"Saya dapat informasikan, memang betul air semakin sedikit. Debit air berkurang sangat banyak. Kita enggak bisa apa-apa, cuma bisa berdoa," ujar Febi.

Ketiadaan pasokan air ini sendiri belum bisa diprediksi kapan akan kembali normal. Pasokan air ke wilayah Gading Serpong sendiri berasal dari Instalasi Pengolahan Air di Cikokol yang debit airnya sudah berkurang drastis.

Melalui sebuah surat edaran, Manajemen Paramount Land mengimbau kepada warga agar untuk sementara waktu mencari sumber air lainnya. Pihak manajemen juga menuturkan akan melakukan pendistribusian air bersih menggunakan mobil tangki sampai dua hari ke depan.

Page 3: Permasalahan SDA Kelompok IV.doc

2. El Nino Akan Memuncak dalam Dua Bulan Ini (Sabtu, 8 Agustus 2015 | 06:11 WIB. JAKARTA, KOMPAS.com)

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Andi Eka Sakya menyampaikan hasil pantauan bahwa El Nino akan terjadi Indonesia pada 2015 dan akan terus menguat mencapai puncak pada dua bulan ke depan.

"Musim kemarau tahun 2015 akan lebih panjang dibandingkan tahun 2014 sebagai dampak dari kemunculan El Nino dan menyebabkan awal musim hujan 2015-2016 akan mengalami kemunduran," katanya, di Jakarta, Jumat (7/8/2015).

Ia menjelaskan, kondisi itu disebabkan pada tahun ini terjadi El Nino yang telah mencapai level moderat dan diprediksi akan menguat mulai Agustus sampai dengan Desember 2015.

El Nino merupakan fenomena alam terkait dengan kenaikan suhu permukaan laut melebihi nilai rata-rata di Samudra Pasifik sekitar ekuator, yaitu daerah sekitar Cile, Peru, dan Amerika Latin.

Peristiwa ini membawa dampak kekeringan panjang di beberapa daerah di Indonesia, terutama Indonesia bagian Timur dan daerah-daerah yang terletak di Lintang Selatan, seperti Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Bali, NTB, NTT, Sulsel, dan Papua bagian selatan.

Andi dalam keterangan tertulisnya itu menjelaskan bahwa El Nino berbeda dengan gelombang panas.

El Nino berdampak kekeringan yang memperpanjang waktu musim kemarau. Perkiraan lama waktu dampak bagi Indonesia berkisar 4-5 bulan. Hal ini disebabkan dampak tersebut dinetralisasi oleh musim hujan.

Sementara itu, gelombang panas terkait dengan fenomena cuaca yang diindikasikan oleh kenaikan suhu lokal secara signifikan dalam waktu singkat (3-7 hari).

Gelombang panas tidak melewati dan masuk ke wilayah Indonesia yang beriklim tropis. Gelombang panas biasanya terjadi di wilayah yang beriklim subtropis di atas lintang 10 derajat, baik di utara maupun selatan. Karena itu, perlu dipahami bahwa El Nino bukan gelombang panas.

Page 4: Permasalahan SDA Kelompok IV.doc

Berbarengan dengan kemunculan El Nino ini, biasanya diikuti dengan mendinginnya suhu muka laut di beberapa wilayah Indonesia, seperti Sumatera bagian barat, Jawa bagian selatan, Sulawesi, dan Maluku bagian utara.

Selain berdampak pada proses pembentukan awan yang cukup sulit karena proses penguapan rendah, juga sering dirasakan embusan angin terasa lebih dingin.

Namun, di balik itu semua, klorofil di wilayah itu akan kondusif dan menjadikan potensi panen ikan juga lebih tinggi di wilayah-wilayah tersebut.

Tidak semua negatif, sebaliknya El Nino membawa dampak positif bagi sektor kelautan karena suhu muka laut di wilayah Indonesia dingin sehingga dapat menambah populasi ikan yang nantinya dapat meningkatkan tangkapan ikan.

"Kondisi kering yang lebih panjang meningkatkan potensi hasil garam yang lebih banyak pula," katanya.

3. 70 Persen Tanah DKI Tercemar Air Limbah (Senin, 25 April 2011 | 17:36 WIB. JAKARTA, KOMPAS.com )

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Komisi VII DPR Effendy Simbolon mengungkapkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih memiliki pekerjaan rumah segudang dalam hal lingkungan hidup. Tercatat sekitar 70 persen tanah di Jakarta bahkan sudah tercemar air limbah.

"Sekitar 70 persen tanah di DKI Jakarta tercemari air limbah, termasuk Kali Ciliwung yang aliran airnya sangat tidak layak konsumsi," ungkap Effendy, Senin (25/4/2011) di Jakarta.

Hal tersebut terjadi karena baru 3 persen septictank warga yang terolah dengan baik. Selain itu, sekitar 97 persen lainnya akibat tinja yang mencemari air tanah. "Itu belum tertangani dengan baik. Hal tersebut membuat kualitas air tanah di DKI Jakarta tercemar," ujar Effendy.

Akibat pencemaran limbah ini, kata Effendy, aliran air di sepanjang Kali Ciliwung tercemar bakteri E coli jauh di atas ambang normal, yakni 80 persen. "Air di sana sudah berubah menjadi coklat dan hitam kepekatan sehingga tidak bisa dikonsumsi masyarakat meski diolah oleh PAM (perusahaan air minum)," tuturnya.

Oleh karena itu, tak mengherankan apabila kemudian harga air di Jakarta menjadi mahal. Selain masalah pencemaran tanah akibat air limbah, permukaan tanah juga turun 40 sentimeter akibat beban bangunan yang berlebihan.

Page 5: Permasalahan SDA Kelompok IV.doc

Menanggapi hal ini, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengaku lebih mengkhawatirkan soal penurunan permukaan tanah sebanyak 2 cm per tahun akibat penyedotan air tanah yang tidak terkendali. Padahal, permukaan air laut terus meninggi hingga 1 cm per tahun. "Kalau masalah ini enggak diselesaikan juga, 50 tahun lagi beberapa wilayah di Jakarta Utara bisa tenggelam," ujarnya.

Untuk mengantisipasinya, Fauzi mengungkapkan, Pemprov DKI akan membangun tanggul raksasa untuk menahan air laut dan menampung air dalam jumlah besar pada tahun 2020. "Agar sebagian wilayah Jakarta Utara tidak tenggelam," katanya.

4. Berlanjut, Ikan Mati di Kali Surabaya (Rabu, 30 Mei 2012 | 03:17 WIB)

SURABAYA, KOMPAS - Pencemaran dari limbah pabrik masih terus berlangsung sehingga kematian ikan pun tetap sulit terhindarkan. Padahal, kasus pencemaran sudah dilaporkan kepada Gubernur Jawa Timur Soekarwo.

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton), Prigi Arisandi, di Surabaya, Selasa (29/5), mengatakan, ikan mati di Kali Surabaya sudah berlangsung sejak Sabtu (26/5). Ikan itu dijual warga di pinggir jalan sehingga polisi terpaksa menghalau mereka karena memacetkan lalu lintas di Jalan Jagir.

Hadi (45), warga setempat mengatakan, sejak pagi warga di sekitar Jagir beramai-ramai menjaring ikan yang sudah mengambang di sungai. Ikan jenis bader, mujair, tombro, dan rengkik itu dijual seharga Rp 2.000-Rp 40.000 per ekor.

Kematian ikan juga terjadi di Wringinanom-Driyorejo, Gresik. Itu dipicu pabrik tepung yang membuang limbah saat hujan deras. Gubernur Jatim berjanji segera menuntaskan dan mengadukan pemilik pabrik yang diduga mencemari Kali Surabaya ke ranah hukum.

”Harus ada perusahaan yang bertanggung jawab atas terjadinya pencemaran,” katanya sembari mendesak segera dilakukan rehabilitasi sungai.

Oleh sebab itu, kata Gubernur, Ecoton harus punya standar penanganan limbah Kali Surabaya, sekaligus peringatan jika ada pencemaran air sungai. Apalagi di kawasan hilir Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas ada sekitar 65 perusahaan industri dan 33 pabrik.

Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Provinsi Jatim, Indra Wiragana, mengatakan, pihaknya mengirim tim yang terdiri atas LSM Konsorsium lingkungan hidup untuk menelusuri Kali Surabaya. Tim sudah

Page 6: Permasalahan SDA Kelompok IV.doc

menemukan 2-3 perusahaan untuk diambil air limbahnya dan dijadikan contoh untuk diteliti di laboratorium. Hasil penelitian dari sampel limbah 2-3 industri akan diketahui tujuh hari ke depan.

Sampel air diambil dari Kali Kewangean yang berhubungan ke Kali Wringinanom-Driyorejo yang asal pencemarannya dari limbah perusahaan tepung. Terkait Ecoton, Indra mengaku, sedang menyiapkan strategi. ”Menentukan tersangka harus punya bukti yang jelas, jadi tidak mudah menyebut nama perusahaan yang mencemari air Kali Surabaya,” katanya. (ETA)

5. Hujan Asam Terindikasi Terjadi di Beberapa Wilayah Vera Erwaty

Ismainy (27 November 2014 11:48 wib)

NASA Topan haiyan saat mendekati Filipina, dipotret instrumen MODIS pada satelit Aqua milik NASA pada Rabu (6/11/2013)

Topan Haiyan adalah bencana meteorologi terparah tahun 2013. Saking parahnya, topan Haiyan disandingkan dengan tsunami yang melanda Aceh pada tahun 2004.

Topan Haiyan menghantam beberapa wilayah. Namun, wilayah yang paling terdampak adalah Filipina. Topan itu menghantam wilayah tacloban, Filipina, dengan kecepatan 313 km. Perserikatan Bangsa-bangsa memerkirakan, jumlah korban tewas akibat topan Haiyan mencapai 4.460 orang.

Di luar korban tewas, jumlah korban luka juga mencapai ribuan sementara banyak penduduk kehilangan tempat tinggal.

Bencana topan Haiyan menjadi pembicaraan dalam COP-19 di Warsawa, Polandia, yang membahas tentang perubahan iklim. Delegasi Filipina, Yeb Sano, menyebutkan bahwa topan Haiyan adalah salah satu bentuk "kegilaan iklim", menunjukkan kaitan antara bencana dan perubahan iklim.

Ledakan Meteor Rusia

AP Photo/Nasha gazeta, www.ng.kz Adegan yang diambil dari rekaman video seorang pengendara mobil dari Kostanai, Kazakhstan, ke Chelyabinsk, Rusia, Jumat (15/2/2013) memperlihatkan bola api besar meteor yang meledak.

Ledakan meteor Rusia bisa dikatakan sebagai bencana akibat obyek antariksa yang paling besar tahun 2013. Ledakan yang bersumber dari asteroid yang masuk atmosfer Bumi ini terjadi pada 15 Februari 2013 di kota Chelyabinsk, Rusia.

Ada lima fakta yang membuat ledakan ini "wow". Pertama, meski tak ada korban tewas,

Page 7: Permasalahan SDA Kelompok IV.doc

korban luka-luka akibat ledakan mencapai ribuan orang.

Kedua, ukuran asteroid yang menyebabkannya mencapai 2 kali rumah tipe 36. Energi akibat ledakan yang dilepaskan mencai 25 kali bom Hiroshima. Meteor, asteroid yang masuk ke atmosfer, 4 kali lebih terang dari purnama. Terakhir, jejak asap ledakan sangat panjang, 1/3 panjang Pulau Jawa.

Peristiwa ini kembali mengingatkan adanya ancaman bencana dari antariksa yang walaupun risikonya relatif kecil tetapi masih tetap patut diwaspadai.

Gempa Pakistan

Sky News Peta lokasi gempa Pakistan. Gempa Pakistan tercatat sebagai gempa paling mematikan pada tahun 2013. Total kematian mencapai 800an orang. Gempa Pakistan terjadi 2 kali. Gempa pertama terjadi 24 September 2013 dengan magnitud 7,7 serta episentrum 66 km di timur laut Awaran di provinsi Balochistan. Total kematian akibat gempa ini 825 orang. Sementara, gempa kedua terjadi pada 28 September 2013 dengan magnitudo 6,8, menewaskan 45 orang. Yang aneh, gempa Pakistan memunculkan pulau baru. Diduga, pulau terbentuk dari lapisan tanah yang berasal dari kawah lumpur. Pulau bari yang terdiri atas gundukan batu dan lumpur itu tingginya 18 meter. Gundukan tersebut memiliki panjang 30 meter dan lebar 76 meter. Selain gempa Pakistan, gempa Aceh pada 2 Juli 2013 dengan magnitudo 6,1 juga tercatat sebagai salah satu yang mematikan. Jumlah korban mencapai 35 orang.

Erupsi SinabungAFP PHOTO / ADE SINUHAJI Awan abu vulkanik menutupi langit ketika Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumut, meletus lagi pada Selasa, 17 September 2013 pukul 12.03. Gunung meletus pada Minggu dan mengharuskan ribuan warga yang tinggal di kaki gunung segera mengungsi. Status gunung masih Siaga III.

Erupsi Sinabung bisa dikatakan salah satu bencana vulkanologi yang parah tahun ini. Salah satu letusan dahsyat Sinabung terjadi pada 25 November 2013. Dalam waktu 2 jam saja, Sinabung bererupsi tiga kali dengan ketinggian embusan asap mencapai 2 kilometer. Sementara, hujan abu terjadi hingga radius 7 km.

Aktivitas Sinabung tahun ini mendapat perhatian dari dunia, diberitakan oleh beragam media internasional. Sinabung dikatakan "bangun" setelah tidur ratusan tahun.

Status Sinabung terus disesuaikan sejak letusan pada September 2013. Pada 15 September, letusan Sinabung dinaikkan dari Waspada ke Siaga. Sempat diturunkan kembali menjadi Waspada pada 29 September, pada akhir November status Sinabung dinyatakan Awas. Akibat erupsi Sinabung, 14.000 orang terpaksa dievakuasi.

Page 8: Permasalahan SDA Kelompok IV.doc

6. Hujan Asam Mengancam Jakarta (17 April 2012 16:16:32)

Hari ini perubahan cuaca sungguh ekstrim di Jakarta. Pagi hari cerah, namun menjelang siang kabut bergelayut di atas ibukota. Perlahan-lahan kabut membentuk awan gelap. Bisa saja itu kabut dan awan itu berisi partikel polutan yang berhamburan dari knalpot kendaraan bermotor. Tiba-tiba hujan lebat mengguyur Jakarta. Kemacetan pun bertambah parah saat kendaraan menjejali jalan tol lingkar luar di selatan Jakarta.

Apakah hujan bisa menyapu kabut polusi itu? Tentu bisa, namun hujan asam pun mengancam. “A scientist has said that the rain that falls in the capital is highly acidic because of the large quantity of pollutants in the air.” Itulah kalimat pembuka pada berita di The Jakarta Post (17/1/2012). Hujan di ibukota pun terasa “asam”.

Ibukota berselimut awan tebal dan hujan lebat, berasa asamkah? (doc pribadi)

Unsur kimiawi pada kabut polusi memang bisa bersenggolan dengan butir-butir air di udara. Saat polutan terperangkap dalam butir air maka mereka pun bersenyawa, dan hasil reaksi kimianya terbawa dalam butir air. Jutaan butir air pun jatuh ke bumi saat hujan tiba. Terjadilah hujan asam. Hujan asam memang menjadi fenomena di kota-kota besar yang kualitas udaranya memburuk. Bahkan fenomenanya sudah menjadi masalah global, seperti tergambarkan pada peta yang dikutip dari sini.

Dulu saat sekolah kita tahu air murni mempunyai tingkat keasaman pada skala 7 pH, artinya tidak asam dan tidak basa, normal-normal saja. Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (US EPA) menyebutkan bahwa air hujan relatif sedikit asam karena CO2 larut membentuk asam karbonat lemah hingga pH-nya sekitar 5,6. Sejak tahun  2000, hujan asam terparah yang pernah melanda Amerika Serikat mempunyai pH sampai 4.3. Kontributor utama hujan asam adalah polutan udara umum yaitu Sulfur Dioksida  (SO2) dan Nitrogen Oksida (NOx). Melalui berbagai reaksi kimia gas-gas tersebut membentuk asam sulfat dan asam nitrat,

Page 9: Permasalahan SDA Kelompok IV.doc

dua jenis asam yang menyebabkan hujan asam. Nitrogen Oksida dan Sulfur Dioksida pada hujan asam bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan, terutama iritasi mata dan gangguan paru-paru seperti asma dan bronchitis.

Hujan asam merupakan dampak polusi udara. Kualitas udara pun semakin memburuk saat laju industrialisasi mulai menjadi-jadi. Eksploitasi sumber daya alam dengan teknologi tidak ramah lingkungan membuat alam makin menderita. Kehidupan modern yang tidak lepas dari energi listrik dan kendaraan bermotor harus dibayar mahal dengan udara yang semakin terasa pengap. Lihat saja citra satelit dari NASA di sini. Betapa bumi ini semakin merah membara sebagai indikator tingkat polusi yang makin tinggi. Warna biru dan hijau pun semakin berkurang di bumi ini.

Selain asap kendaraan, polusi pun bersumber dari limbah asap pabrik dan kebakaran hutan. Indonesia yang disebut sebagai paru-paru dunia sering dilanda kebakaran hutan. Bukan saja gelondongan kayu yang tercerabut dari hutan-hutan tropis untuk dijadikan komoditas ekspor, asap kebakaran hutan pun ikut-ikutan “diekspor“ ke negeri tetangga. Gratis tapi bikin miris. Dampak lingkungan pun berkali lipat saat ancaman hujan asam karena kebakaran hutan seiring dengan menciutnya lahan hutan di negeri ini. Paru-paru dunia yang terletak di Indonesia pun dikhatirkan tidak sehat lagi, bahkan semakin memburuk saat hutan-hutan tropis dibabat abis. Laju pengurangan hutan Indonesia termasuk paling tinggi di dunia seperti terlihat dalam “World Deforestation Map”.

Menurut National Geographic di sini, hujan asam menggambarkan berbagai bentuk siraman air yang mengandung asam nitrat dan sulfur dengan kadar tinggi. Hujan asam bisa juga terjadi dalam bentuk salju, kabut, atau partikel kecil bahan kering yang mengendap ke bumi. Tingkat keasaman tanah pun meningkat dan bisa menyebar ke danau, sungai, dan semua bentuk permukaan bumi yang tersentuh dengan hujan asam. Bangunan atau obyek berbahan logam atau berlapis kimia pun bisa rusak gara-gara hujan asam. Akhirnya, keseimbangan kimia pada alam terganggu yang bisa menjadi racun bagi kehidupan, baik manusia maupun hewan dan tumbuhan. Ekosistem pun terancam dengan hujan asam.

Masihkah ikan betah saat kolam pemancingan di ibukota ini berasa asam? (doc pribadi)

Solusi untuk mencegah hujan asam sebenarnya sederhana. Kurangi saja sumber polusi udaranya. Jangan biarkan hutan kita membara. Kasih hukuman bagi industri atau perusahaan yang limbahnya meracuni lingkungan. Polusi kendaraan bisa dikurangi dengan menggunakan transportasi publik – meskipun transportasi publik di ibukota masih bermasalah.  Uji emisi kendaraan jangan hanya sekedar asesoris dan rutinitas belaka tanpa ada penegakkan hukumnya. Bersepeda pun bisa membantu mengurangi polusi. Dan berbagai solusi lainnya yang sering dikampanyekan.

Page 10: Permasalahan SDA Kelompok IV.doc

Namun kesederhanaan solusi tersebut tidaklah semudah membalikan tangan di lapangan. Semoga kita tidak menjadi patah arang dan pesimis. Setidaknya itu bisa dimulai dari masing-masing individu agar alam ini tidak semakin menderita. Mungkin lebih tepatnya, justru manusia makin menderita karena alam tidak bersahabat gara-gara ulah kita juga.

7. Eksploitasi Sumber Daya Air di Bali Sebabkan Krisis

Pertumbuhan pembangunan akomodasi pariwisata di Bali menyebabkan peningkatan kebutuhan sumber daya air yang melebihi kapasitas siklus hidrologi.

Muliarta

24.08.2012

Maraknya pembangunan akomodasi pariwisata seperti hotel dan villa di Bali tidak saja mengeksploitasi penggunaan air permukaan tetapi juga air bawah tanah, ujar aktivis lingkungan.

Page 11: Permasalahan SDA Kelompok IV.doc

Koordinator Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bali, Wayan Gendo Suardana, mengatakan Kamis (23/8) bahwa penggunaan air di Bali kini telah melebihi kapasitas siklus hidrologi, sehingga secara kuantitas volume dan kualitas air, Bali telah mengalami krisis air.

Bukti lapangan yang dapat menjadi petunjuk awal adalah mengeringnya beberapa sungai di Bali dan tingkat intrusi air laut yang semakin parah, ujarnya.

“Data Badan Lingkungan Hidup (BLH) menunjukkan bahwa 200 lebih atau 60 persen daerah aliran sungai mengering dan itu potensi air permukaan. Data BLH juga yang menyatakan bahwa daerah Kuta dan daerah Suwung itu sudah mengalami intrusi, satu kilometer di daerah Sanur sampai ke Suwung dan 8 meter di daerah Kuta intrusi itu terjadi, artinya ada penggunaan air bawah tanah yang sifatnya eksploitatif,” kata Gendo.

Gendo Suardana mengusulkan kepada pemerintah provinsi Bali untuk memberlakukan kuota pembatasan penggunaan air bagi akomodasi pariwisata.

Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Perry Markus mengakui kebutuhan air untuk perhotelan sangat besar.“[Kebutuhannya] 30 liter per orang. Di Badung saja ada 78.000 kamar. Jika tingkat hunian 50 persen, berarti sekitar 34.000 kamar berisi dua orang, dan itu ratusan ribu liter per hari,” kata Perry.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat Pemerintah Provinsi Bali, Ketut Teneng, menyatakan pemerintah provinsi Bali juga sedang berusaha untuk melakukan pemanfaatan air laut untuk diolah menjadi air minum guna memenuhi kebutuhan air bersih di Bali. Tetapi rencana tersebut masih terbentur dengan ketersediaan teknologi.

“Sumber-sumber air juga belum dikelola maksimal, masih dibuang ke laut,” ujarnya.

Penelitian yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup pada 1997 silam menyebutkan jika Bali akan mengalami krisis air pada 2013 sebanyak 27 miliar liter. Ahli hidrologi lingkungan Universitas Udayana, Wayan Sunartha, memperkirakan Bali akan  mengalami defisit air 26,7 miliar meter kubik pada 2015.

Sumber: http://www.voaindonesia.com/content/eksploitasi-sumber-daya-air-di-bali-sebabkan-krisis/1494836.html

Page 12: Permasalahan SDA Kelompok IV.doc

8. Konservasi air kalah cepat dengan laju kerusakan (Rabu, 3 September 2014 12:50 WIB | 5.146 Views)

Sejumlah aktivis lingkungan hidup Tangerang bersama warga bantaran sungai Cisadane melakukan aksi unjuk rasa di tengah sungai Cisadane yang tercemar oleh ribuan liter oli bekas yang diduga dibuang oleh PT. Jasa Marga, di Tangerang, Banten, Kamis (11/4). Ribuan liter oli bekas yang dibuang PT. Jasa Marga ke sungai Cisadane berasal dari sebuah truk tengki pengangkut oli yang terbalik di KM 21 Tol Tangerang - Merak. (FOTO ANTARA/Muhammad Iqbal)

Jakarta (ANTARA News) - Pakar hidrologi, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan upaya konservasi sumber daya air kalah cepat dengan faktor-faktor penyebab kerusakan sehingga permasalahan tersebut menyebabkan munculnya krisis air bersih di sejumlah kota besar.

"Kita semua paham dengan faktor-faktor penyebab permasalahan krisis air di Jakarta dan wilayah pesisir lainnya, tapi apa yang kita lakukan kalah cepat untuk mengantisipasi hal itu," kata Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta, Rabu.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan

Page 13: Permasalahan SDA Kelompok IV.doc

Bencana (BNPB) itu mencontohkan semua masyarakat tahu bahwa suatu ekosistem dapat berjalan sempurna jika kawasan hijau sebagai resapan air sebanyak 30 persen dari ekosistem.

Namun, hal itu hanya sebatas menjadi pengetahuan saja karena tidak dijalankan. Karena mekanisme pasar yang lebih kuat, keberadaan ruang terbuka hijau di perkotaan sering kali di bawah 30 persen.

Sutopo mengatakan dalam penanganan bencana, pihaknya pernah melakukan survei dengan metode "knowledge" (pengetahuan), "atitude" (perilaku) dan "practice" (praktik sehari-hari) yang disingkat menjadi survei KAP.

"Ternyata pengetahuan masyarakat tentang masalah kerusakan sumber daya air sudah meningkat, pengetahuan tentang intrusi air laut ke dalam air tanah sudah meningkat. Namun, pengetahuan itu belum menjadi perilaku apalagi dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari," tuturnya.

Akibatnya, kata Sutopo, akumulasi kerusakan sumber daya air semakin meningkat. Masyarakat sendiri yang akan dirugikan karena kualitas lingkungan merosot yang bisa berujung pada sebuah bencana.

Menurut Sutopo, salah satu penyebab munculnya masalah kerusakan sumber daya air di Jakarta adalah pengambilan air tanah, baik air tanah dangkal maupun air tanah dalam, yang tidak dikendalikan.

Di sisi lain, jumlah air yang masuk kembali ke tanah relatif minim. Diperkirakan air hujan yang turun di Jakarta 2.000 juta meter kubik per tahun. Hanya 532 juta meter kubik per tahun atau 26,6 persen yang masuk ke tanah karena 1.468 juta meter kubik atau 73,4 persen mengalir ke laut.

Dari kawasan Bogor, Jakarta mendapat pasokan air tanah 37 juta meter kubik per tahun. Sementara, potensi air tanah dangkal Jakarta hanya 492 juta meter kubik per tahun dan air tanah dalam 77 juta meter kubik per tahun.

Batas aman pengambilan air bawah tanah adalah 30 persen hingga 40 persen dari potensi atau hanya 185 juta meter kubik per tahun. Namun, pada 2005 saja, Jakarta mengalami defisit air tanah sebesar 66,65 juta meter kubik per tahun.

Akibatnya, amblesan muka tanah di Jakarta rata-rata 3,5 sentimeter per tahun. Sementara, kenaikan muka laut mencapai 4,38 milimeter hingga 7 milimeter per tahun.

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © ANTARA 2014

Page 14: Permasalahan SDA Kelompok IV.doc

Sumber: http://www.antaranews.com/berita/451672/konservasi-air-kalah-cepat-dengan-laju-kerusakan

9. KEKERINGAN DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

KBRN,Jakarta : Kekeringan sudah merambah sebagian wilayah Indonesia. Berita tentang kekeringanpun juga semakin banyak menghiasi media masa.Kondisi ini kemungkinan besar  masih akan berlanjut beberapa bulan ke depan, seiring musim kemarau yang bersamaan dengan fenomena alam El Nino.

Akibatnya tidak hanya megancam pada rusak dan pusonya ratusan ribu hektar tanaman padi di sejumlah daerah masyarakat pun mulai kesulitan memperoleh air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Ada yang harus berjalan kaki berkilo-kilometer untuk memperoleh air bersih, ada yang harus mengkonsumsi air keruh yang diendapkan, bahkan ada yang terpaksa harus minum air pohon pisang.

Pemerintah memang  tidak tinggal diam  menyikapi ancaman kekeringan dan  segera melakukan antisipasi kemungkinan terjadinya  dampak yang lebih buruk akibat fenomena alam El Ninoini. Presiden Joko Widodo telah  langsung meminpin rapat terbatas yang secara khusus membahas antisipasi dampak El Nino terhadap kekeringan dan penanggulangan kebakaran hutan serta lahan. Sejumlah kementrian dan Lembaga terkaitpun juga telah melakukan upaya upaya kongkrit, diantaranya dengan memberikan bantuan pompa air,bantuan dana serta  program droping air bersih. 

Sayangnya,  sebagian antisipasi yang dilakukan pemerintah ini,  lebih bersifat solusi jangka pendek. Perlu segera diwujudkan juga solusi jangka panjang, seperti pembuatan waduk dan bendungan di berbagai daerah,  agar bencana kekeringan ini tidak menjadi semakin buruk lagi di masa-masa mendatang. Berbeda dengan bencana banjir  bandang, gempa bumi, dan longsor yang datangnya tiba-tiba dalam waktu pendek, bencana kekeringan datang perlahan-lahan dan dapat berlangsung lama. Karena karakteristik itulah,  kekeringan sering kali luput dari fokus perhatian dan baru disadari ketika kekurangan air sudah dirasakan di  berbagai daerah. Ketika areal pertanian yang terdampak sudah semakin meluas.  Sebagai gejala alam, kekeringan dan banjir selalu terjadi hampir setiap tahun.

Bila dicermati lebih jauh, dua bencana ini sebenarnya disebabkan karena pengaruh iklim dan kerusakan alam. Kita tidak dapat menyalahkan iklim, karena memang Indonesia memiliki 2 musim, yakni kemarau dan musim penghujan. Kita juga tidak dapat menyalahkan El Nino, karena fenomena alam ini tdk hanya melanda Indonenesia, yang  dapat kita lakukan adalah memperbaiki kerusakan alam akibat ulah manusia.

Page 15: Permasalahan SDA Kelompok IV.doc

Penggundulan hutan, semakin berkurangnya fungsi peresapan air, pencemaran air sungai, menjadi faktor penyebabnya.Untuk mengatasi kekeringan sekaligus banjir, air yang jatuh ke permukaan tanah harus diupayakan meresap ke dalam tanah.

Penghijauan dan pembuatan biopori pada lingkungan masing-masing  dapat memperbanyak tangkapan air  agar meresap kembali  ke tanah. Menjamin daerah aliran sungai yang terjaga kualitasnya, revitalisasi waduk dan bendungan yang sudah ada, maupun pembuatan waduk baru dan embung-embung air  dapat menjadi jawaban kesulitan air di musim kemarau.  Yang tak kalah penting,disamping meningkatkan kepedulian semua pihak untuk bersama-sama menjaga lingkungan dari kerusakan, Pemerintah di tingkat pusat maupun daerah harus mempunyai  system pengelolaan Sumber Daya air yang dapat menghindarkan dari kerusakan sekaligus menjaga ketersediaan air di musim kemarau.(Danang Prabowo ) 

http://www.rri.co.id/post/editorial/299/editorial/kekeringan_dan_pengelolaan_sumber_daya_air.html

Page 16: Permasalahan SDA Kelompok IV.doc

10. Pengelolaan Sumber Daya Air Tetap Melibatkan Pihak Swasta (Diposting pada 29 Mei 2015)

Jakarta (Greeners) – Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen Pu-Pera) kembali menegaskan bahwa tidak mungkin menghapuskan keterlibatan pihak swasta dalam mencapai target 100 persen akses air bersih bagi masyarakat.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono beralasan bahwa putusan Mahkamah Konstitusi juga tidak melarang kerjasama dengan pihak swasta karena keberadaan swasta masih diperlukan untuk menopang pembiayaan. Namun memang, jelasnya, perlu dibuat mekanisme yang jelas agar pemerintah tetap menjadi pemegang kendali.

“Putusan MK sendiri kan tidak melarang adanya keterlibatan pihak swasta makanya sekarang ini lagi dikaji terus. Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) juga sudah memberitahu kalau kita tidak akan kuat jika swasta tidak dilibatkan di sini. Tapi, tetap semua negara yang pegang kendali,” Jelasnya di Jakarta, Kamis (28/05).

Mengenai pembuatan Peraturan Pemerintah tentang pengelolaan air sebagai aturan sementara sejak Undang-Undang No.7 Tahun 2004 dibatalkan oleh MK, Basuki mengakui ada keterlambatan perampungan dikarenakan Kemen PU-Pera masih menerima banyak masukan dari berbagai pihak.

“Target awal itu kan akhir April, tapi kita ini molor karena pemerintah masih menampung banyak masukan dari semua pihak terkait,” katanya.

Sebagai informasi, sebelumnya, Mahkamah Konstitusi telah membatalkan Undang-undang No 7 tahun 2004 tentang sumber daya air. Akibatnya, pemerintah harus kembali ke Undang-Undang No 11 tahun 1974 tentang pengairan. Untuk kepentingan jangka pendek tersebut, pemerintah merasa perlu membuat peraturan pelaksana seperti peraturan pemerintah dan peraturan menteri terkait pengelolaan sumber daya air.

Penulis: Danny Kosasih

http://www.greeners.co/berita/pengelolaan-sumber-daya-air-tetap-melibatkan-pihak-swasta/

Page 17: Permasalahan SDA Kelompok IV.doc

11. Potensi Air untuk Energi Listrik Belum Optimal

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dikaruniai sumber daya air yang cukup besar, bahkan potensi sumber daya air jika dimanfaatkan sebagai sumber energi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) mencapai 75 Giga Watt (GW). Namun besarnya potensi air untuk dijadikan energi listrik tersebut belum dimanfaatkan secara optimal, hanya 5,25 persen air yang dimanfaatkan untuk listrik.

"Potensi air PLTA 75 GW, sedangkan yang baru dikembangkan 5,25 persen," kata Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Mudjiadi dalam acara Indonesia Water Learning Week, di Jakarta, Senin (24/11/2014).

Mudjiadi mengungkapkan, pemerintah telah menargetkan pembangunan bendungan untuk memaksimalkan pemanfaatan air. Dari 2014-2019 ditargetkan pembangunan bendungan mencapai 50 unit, 29 bendungan dapat diselesaikan pada periode itu.

"Untuk periode 2014-2019, Pemerintah menargetkan membangun 50 unit bendungan diharapkan 2019 dapat diselesaikan 29 bendungan, 1 juta ha lahan baru, serta percepatan pemanfaatan air yang ada untuk air baku dan tenaga listrik," tutur Mudjiadi.

Peningkatan pemanafaatan air juga telah didukung dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 2014 yang mengatur tatakelola air untuk persyaratan air, pangan dan energi. "Undang-Undang 7 Tahun 2014 mengatur tata kelola sumber daya air," pungkasnya. (Pew/Ahm)

http://bisnis.liputan6.com/read/2138475/potensi-air-untuk-energi-listrik-belum-optimal

Page 18: Permasalahan SDA Kelompok IV.doc

12. Daya Tampung Air RI Cuma Beda 1 Tingkat dari Ethiopia

Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan sumber daya alam (SDA) yang melimpah di dunia. Sayangnya, keberlangsungan SDA tersebut belum mampu dijaga dengan baik.

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/Bappenas Dedy S. Priatna bahkan mengatakan, ketersediaan SDA seperti air bersih di Tanah air saat ini sudah mengindikasikan kekurangan. Padahal air menjadi salah satu hal penting bagi penunjang kehidupan manusia terlebih Indonesia juga memiliki sumber daya air yang melimpah.

Dedy menjelaskan, Indonesia hingga kini belum mampu memanfaatan sumber daya air lewat penydiaan penampungan air skala besar. Kondisini telah menjadi masalah utama dalam penyediaan air nasional. Indonesia yang hingga kini masih mengandalkan penampungan air bervolume rendah seringkali mengalami kekurangan atau kelebihan jumlah air pada saat-saat tertentu.

"Buktinya kalau hujan kita kebanjiran, kalau kemarau kita kekeringan," ujarnya saat konferensi pers Kaleidoskop Pembangunan Infrastruktur tahun 2013 di Kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta Pusat, Selasa (24/12/2013). Dari catatan Bappenas, Indonesia saat ini baru mampu menampung air sebesar 54 meter kubik per kapita per tahun. Sementara kebutuhan masyarakat Indonesia mencapai 1.975 meter kubik per kapita per tahun. Rendahnya daya tampung air di Indonesia menjadi penyebab air sering kali mengalir langsung ke laut manakala memasuki musim hujan. Padahal air tersebut dapat dimanfaatkan terlebih dahulu jika terdapat sistem penampungan yang bisa mengolahnya menjadi air tawar.

"Daya tampung kita itu hanya beda 1 tingkat dengan Ethiopia, itu sangat kecil sekali. Ini berbeda dengan negara tetangga kita yang sudah mencapai ribuan," ungkap Dedy. (Dny/Shd)

http://bisnis.liputan6.com/read/783743/daya-tampung-air-ri-cuma-beda-1-tingkat-dari-ethiopia

Page 19: Permasalahan SDA Kelompok IV.doc

13. RI Perlu Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu

Liputan6.com, Jakarta - Ketahanan air kini menjadi sorotan. Lantaran pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi menyebabkan tingginya konflik penggunaan air.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekernaan Umum dan Perumahan Rakyat, Mudjiadi menuturkan, air yang berasal dari permukaan maupun air tanah memang punya peran penting dalam memacu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, seimbang dan berkelanjutan.

Akan tetapi, pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi tinggi menyebangkan konflik penggunaan air besar seperti memburuknya kualitas air yang disebabkan oleh polusi, limbah industri rumah tangga, perkotaan, penurunan permukaan tanah dan meningkatnya bahaya banjir.

"Untuk itu diperlukan pengelolaan sumber daya air terpadu untuk mengatasi tantangan yang dihadapi sektor sumber daya air," ujar Mudjiadi, Senin (24/11/2014)

Ia menuturkan, kesejahteraan masyarakat Indonesia sangat bergantung pada air. Undang-undang 1945 mengamanatkan pemerintah Indonesia melindungi dan mensejahterakan segenap bangsa Indonesia.

"Untuk itu, bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara untuk dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat," kata Mudjiadi.

Melihat kondisi itu, beberapa instansi pemerintah mengadakan Indonesia Water Learning  Week (IWLW). Program ini diadakan dalam rangka mendukung proses perencanaan pengelolaan air secara terpadu. Acara ini diadakan di Hotel Sultan mulai 24-26 November 2014 yang menyoroti betapa pentingnya air sebagai elemen kunci bagi pembangunan ekonomi dan sosial di Indonesia.

"Dengan menekankan ketahanan untuk Indonesia, IWLW tidak hanya melihat permasalahan yang ada pada saat ini saja, tetapi juga perkembangan tantangan di masa depan," ujar Mudjiadi. (Pew/Ahm)

http://bisnis.liputan6.com/read/2138423/ri-perlu-pengelolaan-sumber-daya-air-terpadu