permberdayaan anak jalanan melalui keterampilan pembuatan...
TRANSCRIPT
Permberdayaan Anak Jalanan “Melalui Keterampilan
Pembuatan Souvenir” di Panti Asuhan Mizan Amanah Perumnas,
Klender Jakarta Timur
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Ilmu Sosial (S.Sos)
Oleh:
Mustofa Hamdi
1111054000015
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M / 1439 H
i
ABSTRAK
Mustofa Hamdi
Permberdayaan Anak Jalanan Melalui Keterampilan Pembuatan
Souvenir di Panti Asuhan Mizan Amanah Perumnas, Klender Jakarta
Timur.
Panti Asuhan Mizan Amanaha dalah Lembaga Sosial Kemanusian bertujuan
untuk memberdayakan anak-anak jalanan, kaum dhuafa dan anak-anak
yatim, berusaha untuk menjadikan anak-anak lebih mandiri dan dapat
mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya dan Panti Asuhaan Mizan
Amanah berusaha untuk menggantikan peran dari orang tua.
Salah satu Panti Asuhan juga berkompetisi untuk menjadi yang lebih unggul
dan mereka harus berjuang keras untuk mempertahankan usaha yang
mereka jalani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahapan
pemberdayaan melalui program keterampilan pembuatan souvenir Melalui
proses observasi, wawancara dan studi dokumen.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu pengamatan dan
wawancara guna melihat sejauh mana Pelaksanaan dan hasil yang dilakukan
oleh Panti Asuhan Mizan Amanah Perumnas Klender Jakarta Timur
mampu membedayakan anak-anak jalanan melalui keterampilan pembuatan
souvenir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program keterampilan
yang dilakukan oleh Panti Asuhan Mizan Amanah Perumnas Klender
Jakarta Timur saat ini dengan menerapkan 3 Tahapan yang dilakukan dari
tahap penyadaran, tranformasi pengetahuan hingga peningkatan
intelektualitas telah berhasil memberdayakan anak-anak jalanan dengan
mengubah pola pikir mereka melalui motivasi, sehingga anak-anak jalanan
mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya dan siap untuk
menjadi pribadi yang mandiri.
Kemiskinan dan kemerosotan moral merupakan indikasi keputusasaan dan
ketidakberdayaan anak jalanan beserta keluarganya akibat tidak
terpenuhinya kebutuhan pokok. Keadaan ini harus di atasi dengan baik,
sebab setiap masalah yang menyentuh kehidupan anak dalam jumlah besar
akan berdampak tidak menguntungkan bagi kehidupan bangsa.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillahhirabbil „alamin. Segala puji syukur saya panjatkan
kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya,
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.
Penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi merupakan salah satu
persyaratan untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh
gelar Sarjana Sosial Islam di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kebahagiaan yang tidak ternilai bagi
penulis secara pribadi adalah dapat mempersembahkan hasil yang terbaik
kepada kedua orang tua, seluruh keluarga dan pihak-pihak yang telah ikut
andil dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
Sebagai bentuk penghargaan yang tidak tertuliskan penulis,
sampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A , selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatulah Jakarta.
2. Dr. Arief Subhan, M.A. , selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Wati Nilamsari, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi.
4. Muhammad Hudri S.Ag., M.Pd, Sekertaris Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
iii
5. Muhtadi M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktunya memberikan bimbingan dan pengarahan serta membantu
literatur dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.
6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
khususnya dosen Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, yang
senantiasa memberikan ilmu, membimbing dan memberikan
pengarahan selama perkuliahan.
7. Yayah dan Umi tercinta terimakasih atas segala perhatian, kasih
sayang, semangat, motivasi, do‟a, dukungan moril dan materil
terhadap penulisan dalam studi.
8. Kakak Safety Rizqiyah, S.Pd dan Ustadz Badruzzaman S.H,
S.Pd,Iyang selalu memberikan semangat dan do‟a kepada penulis.
9. Adik-adikku Alwi Haqiqi dan Azka Mawalia yang selalu
memberikan semangatnya dan do‟a kepada abangnya.
10. Shaskia Nurul Inayah S.Pd yang selalu menemani, mendukung,
memberikan semangat dan motivasi selama penulisan skripsi ini.
11. Bapak Yana dan seluruh karyawan yang telah banyak membantu
dalam memperoleh data dan informasi yang penulis butuhkan dalam
penyusunan skripsi.
12. Sahabat-sahabat tercinta Ahmad Fauzi.M, Mais, Siffa, Yati,yang
selalu memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis.
13. Para Santri Al-Wathoniyah 1 yang selalu memberikan do‟a kepada
penulis.
iv
14. Teman-teman seperjuangan dan sahabat setia Wildan, Burhan,
Imam, Raffi, Fahmi, dan Azmi yang saling memberikan semangat
untuk menyelesaikan penelitian ini.
15. Teman-teman Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam baik Teman
Angkatan maupun Adik Kelas serta Kakak kelas.
Semua Pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu
dengan iringan do‟a kepada Allah SWT, semoga Allah SWT akan
selalu melimpahkan balasan yang tiada tara kepada semua pihak
yang telah membantu hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.
Akhirnya, dengan harapan semoga penyusunan skripsi yang
sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Jakarta, Juni 2018
Mustofa Hamdi
NIM:1111054000015
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
B. Fokus Masalah Dan Perumusan Masalah ......................................... 11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 12
D. Metode Penelitian ............................................................................. 14
E. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 21
F. Sistematika Penulisan ....................................................................... 24
BAB II
LANDASAN TEORI ................................................................................. 26
A. Pemberdayaan ................................................................................... 26
1. Pengertian Pemberdayaan ............................................................. 26
2. Tahapan Pemberdayaan ................................................................. 27
3. Indikator Pemberdayaan ................................................................ 29
B. Anak Jalanan ..................................................................................... 30
1. Definisi Anak Jalanan ................................................................... 30
2. Penanganan Anak Jalanan ............................................................. 32
3. Pemberdayaan Anak Jalanan ......................................................... 33
C. Keterampilan ..................................................................................... 34
1. Pengertian keterampilan ................................................................ 34
2. Jenis – jenis keterampilan ............................................................. 35
D. Panti Asuhan ..................................................................................... 37
1. Pengertian Panti Asuhan ............................................................... 37
vi
2. Fungsi Panti Asuhan ...................................................................... 38
3. Tujuan Panti Asuhan ..................................................................... 40
BAB III
TEMUAN PENELITIAN YAYASAN MIZAN AMANAH CABANG
JAKARTA TIMUR ................................................................................... 42
A. Profil Yayasan Mizan Amanah ........................................................ 42
B. Program Pemberdayaan Yayasan Mizan Amanah ............................ 46
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN ............................... 56
A. Temuan Hasil Penelitian ................................................................... 56
B.Analisis Pelaksanaan Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Keterampilan
Pembuat Souvenir ........................................................................................ 61
C. Analisis Pelaksanaan Program Keterampilan ................................... 66
D. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program
Keterampilan Pembuat Souvenir ............................................................. 71
BAB V
PENUTUP ................................................................................................... 77
A. KESIMPULAN ................................................................................. 77
B. SARAN ............................................................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 80
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Pemilihan informan ....................................................................... 20
Tabel 2: Daftar Anak Asuh Yayasan Mizan Amanah
Cabang Perumnas, Klender Jakarta Timur ..................................... 45
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Struktur Yayasan Mizan Amanah Cabang Perumnas, Klender
Jakarta Timur ............................................................................................... 44
Gambar 2: Struktur manajemen Yayasan Mizan Amanah Pusat ................ 45
Gambar 3: Proses Pembuatan Sovenir ........................................................ 59
Gambar 4: Proses Akhir Pembuatan Sovenir .............................................. 68
Gambar 5: Hasil karya Anak-anak Panti Asuhan ....................................... 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak merupakan anugerah paling berharga yang dititipkan oleh
Sang Pencipta (Allah). Salah satu bentuk pelaksanaan kewajiban itu ialah
memenuhi hak-hak anak.1Anak sebagai generasi penerus bangsa,
selayaknya mendapatkan hak-hak dan kebutuhan-kebutuhan secara
memadai. Sebaliknya, mereka bukanlah objek (sasaran) tindakan
kesewenang-wenangan dan perlakuan yang tidak manusiawi dari siapapun
atau pihak manapun. Anak yang dinilai rentan terhadap tindakan kekerasan
dan penganiayaan, seharusnya dirawat, diasuh, dididik dengan sebaik-
baiknya agar mereka tumbuh dan berkembang secara sehat dan wajar.Hal
ini tentu saja perlu dilakukan agar kelak di kemudian hari tidak terjadi
generasi yang hilang.
Anak berhak mendapatkan pemeliharaan dan bantuan khusus
keluarga sebagai inti dari masyarakat dan sebagai lingkungan alami bagi
pertumbuhan dan kesejahteraannya. Perkembangan manusia, keluarga
merupakan institusi pertama dan utama dimana anggota keluarganya
tumbuh dan berkembang.Bagaimana sosialisasi dan dukungan dari hak
tumbuh kembang anak berlangsung.2
Anak-anak hendaknya diberi perlindungan dan bantuanyang
diperlukan, sehingga mampu mengemban tanggung jawab dalam
1 Bunda Novi, Bacaan Wajib Orang Tua ( Yogyakarta : Diva Press, 2017 ) h. 5
2Suryo Adiwibowo, Ekologi Manusia ( Bogor : Fakultas Ekologi Manusia – IPB
2007) h. 112
2
masyarakat. Anak hendaknya diperlakukan dengan baik dalam
lingkungan keluarga yang bahagia, penuh kasih sayang dan pengertian.
Memberikan perlindungan melalui advokasi, mencegah anak jalanan
agar tidak menjadi korban tindakan eksploitatif dan ancaman kekerasan,
melakukan upaya pemberdayaan yang digabungkan dengan usaha perbaikan
peraturan atau hukum yang relevan, penyedian pelayanan sesuai dengan
kebutuhan anak jalanaan, serta penciptaan kesembatan bagi anak-anak agar
lebih leluasa memperoleh apa yang menjadi haknya adalah upaya rill yang
seyogianya menjadi agenda bersama antara pemerintah, LSM dan
masyarakat umum.3
Pada hakikatnya pemberdayaan merupakan penciptaan suasana atau
iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling).
Logika ini didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada masyarakat yang sama
sekali tanpa memiliki daya. Setiap masyarakat pasti memiliki daya, akan
tetapi kadang-kadang mereka tidak menyadari, atau daya tersebut belum
dapat diketahui secara eksplisit. Oleh karena itu daya harus digali, dan
kemudian dikembangkan. pemberdayaan adalah upaya untuk membangun
daya, dengan cara mendorong, memotivasi dan membangkitkan kedasaran
akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya.4
Fenomena yang perlu mendapat perhatian saat ini adalah maraknya
anak-anak terlantar.Meningkatnya angka penduduk miskin telah mendorong
meningkatnya angka anak putus sekolah dan meningkatnya anak-anak
3. Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak ( Jakarta : LIPI Pres, Anggota Ikapi) h.
216 4 Dra. Ambar Teguh Sulistiyani, Kemitraan dan model-model pemberdayaan (
Yogyakarta : Gava Media,2017 ) h. 79
3
terlantar.Pada umumnya anak-anak terlantar mengalami masalah ganda
seperti kesulitan ekonomi, menderita gizi buruk, kurang perhatian dan kasih
sayang orang tua, tidak bisa mendapat layanan pendidikan secara maksimal,
dan lain sebagainya.
Ada banyak penjelasan ayat-ayat Al-Qur‟an tentang perhatian
terhadap anak-anak yatim, antara lain firman Allah SWT dalam surat Al-
Nisa ayat 2:
.
“Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta
mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan
kamu Makan harta mereka bersama hartamu.Sesungguhnya tindakan-
tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang besar.” (QS : An-
Nisa’ : 2).
Dalam ayat ini sangat jelas bagaimana pedulinya Allah terhadap
anak-anak yatim karena dalam firmannya Allah menekankan bahwa
janganlah kamu memakan hak- hak anak yatim, hak-hak anak yatim itu di
antaranya harta,dimana harta itu bisa menjadikan anak tersebut
mendapatkan pendidikan baik itu formal atau non formal karena setiap
individu berhak memiliki pendidikan yang sama baik itu formal maupun
non formal.
Kondisi ini didasari karena kondisi sosial ekonomi yang belum
kondusif. Pada sisi lain ternyata masih terdapat pemahaman yang rendah
mengenai arti penting anakoleh masyarakat, serta komitmen dan tanggung
jawab orang tua atau keluarga yang cukup rendah, sehingga menyebabkan
4
ketelantaran pada anak. Anak terlantar merupakan salah satu masalah
kesejahteraan sosial yang membutuhkan perhatian secara khusus.Selain
karena jumlah yang cukup besar, masalah anak terlantar memiliki lingkup
dan cakupan yang tidakbisa berdiri sendiri namun saling terkait dan saling
memengaruhi bila kebutuhan dan hak mereka tidak terpenuhi.
Untuk mencapai kemandirian masyarakat diperlukan sebuah proses
belajar secara bertahap akan memperoleh kemampuan, masyarakat harus
menjalani proses belajar. Dengan proses belajar tersebut akan diperoleh
kemampuan atau daya dari waktu ke waktu,dengan demikian akan
terakumulasi kemampuan yang memadai, untuk mengantarkan kemandirian
mereka. 5
Berdasarkan GBHN tahun 1998, tanggung jawab pendidikan oleh
kedua orang tua terhadap anak antara lain sebagai berikut.6
1. Memelihara dan membesarkan. Tanggung jawab ini
merupakan dorongan alami untuk dilaksanakan karena anak
memerlukan makan, minum, dan perawatan agar ia dapat
hidup secara berkelanjutan.
2. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara
jasmaniah maupun rohaniah dan berbagai gangguan penyakit
atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan diri.
3. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang bergunabagi kehidupannya, sehingga
5 Dra. Ambar Teguh Sulistiyani, Kemitraan dan model-model pemberdayaan (
Yogyakarta : Gava Media,2017 ) h. 80-81 6 Fuad Hasan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1996), h.63
dan Drs.M.Yatimi Abdullah, M.A. Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta:
Amzah, 2008) h.104.
5
setelah dewasa ia mampu berdiri sendiri dan membantu
orang lain (hablumminannas) serta melaksanakan
kekhalifahannya.
4. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan
memberikan pendidikan agama sesuai dengan ketentuan
Allah sebagai tujuan akhir hidup muslim. Tanggung jawab
dikategorikan juga sebagai tanggung jawab kepada Allah.
Perlindungan anak dilihat dari segi pembinaan generasi muda
terhadap berbagai macam eksploita si negatif terhadap anak merupakan
bagian integral dari pembangunan nasional dan juga menjadi sarana guna
tercapainya tujuan pembangunan nasional, yaitu masyarakat adil dan
makmur serta aman dan sentosa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 dengan wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam
ketertiban pergaulan internasional yang damai, adil dan merdeka.
Berbagai hak anak yang harus terus dipenuhi, antara lain pelayanan
pendidikan daan pengajaran bermutu dalam rangka pengembangan pribadi
serta semua potensi kecerdasannya semua minat dan bakatnya. Hak lainnya,
yakni kesehatan pelayanan bermutu dan jaminan sosial sesuai kebutuhan
fisik, mental, spiritual, serta sosial anak. Hak dalam kebebasan
berpartisipasi untuk menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima,
mencari, dan memberikan informasi sesuai tingkat kecerdasan dan usiannya
demi pengembangan dirinya sesuai nilai- nilai kesusilaan serta kepatutan
harus terus diupayakan. Kebutuhan beristirahat dan memanfaatkan waktu
6
luang, bergaul dengan anak sebaya, bermain, berkreasi sesuai minat, bakat,
dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri harus diluapakan.7
Berdasarkan pembahasan mengenai perlindungan anak yang telah
ditetapkan dalam Undang-Undang No 35 tahun 2014, maka dapat
disimpulkan bahwa anak membutuhkan dorongan masyarakat, baik dari
lingkungan sekitar, orangtua maupun negara dan pemerintah. Dengan
demikian, diperlukan pemberdayaan masyarakat untuk membantu negara
dan pemerintah untuk melindungi hak anak yang tercantum dalam undang-
undang.
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu gerakan yang dirancang
guna meningkatkan taraf hidup keseluruhan masyarakat melalui partisipasi
aktif dan inisiatif dari masyarakat.8 Pemberdayaan masyarakat harus selalu
berupaya untuk memaksimalkan partisipasi, dengan tujuan membuat setiap
orang dalam masyarakat terlibat secara aktif dalam proses-proses dan
kegiatan masyarakat, serta untuk menciptakan kembali masa depan
masyarakat dan individu. Dengan demikian, partisipasi merupakan suatu
bagian penting dari pemberdayaan dan penumbuhan kesadaran. Semakin
banyak orang yang menjadi peserta aktif dan semakin lengkap
7 Bunda Novi, Bacaan Wajib Orang Tua ( Yogyakarta : Diva Press, 2017 ) h.
5-6 8 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan
Intervensi Komunitas. (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 2001), h. 137
7
partisipasinya, semakin ideal kepemilikan dan proses masyarakat serta
proses-proses inklusif yang akan diwujudkan.9
Mengacu pada pengertian di atas, dalam penelitian ini
pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya membangkitkan kesadaran
akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya
sehingga masyarakat dapat mencapai kemandirian. Kemudian dapat
disimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk
meningkatkan daya atau kekuatan pada masyarakat dengan cara memberi
dorongan, peluang, kesempatan, dan perlindungan dengan tidak mengatur
dan mengendalikan kegiatan masyarakat yang diberdayakan untuk
mengembangkan potensinya sehingga masyarakat tersebut dapat
meningkatkan kemampuan dan mengaktualisasikan diri atau berpartisipasi
melalui berbagai aktivitas.
Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat menurut
Ambar Teguh adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi
mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak, dan
mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Untuk mencapai
kemandirian masyarakat diperlukan sebuah proses. Melalui proses belajar
maka secara bertahap masyarakat akan memperoleh kemampuan atau daya
dari waktu ke waktu.10
9 Jim lfe & Frank Tesoriero, Community Developmant: Sebagai Alternatif
Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2006), Cet:
ke-3, h.285 10
Ambar Teguh Sulistiyani, Kemitraan Dan Model-Model Pemberdayaan (
Yogyakarta : Gava Media,2017 ) h. 80
8
Berdasarkan penjelasan mengenai pemberdayaan masyarakat yang
bertujuan untuk mencapai kemandirian masyarakat, maka dari itu Negara
dan pemerintah mendirikan wadah untuk menampung anak-anak terlantar,
anak jalanan, atau anak-anak yang jauh dari orangtua maupun yang tidak
memiliki keluarga yang disebut sebagai rumah singgah atau panti asuhan,
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dituliskan bahwa pengertian
panti asuhan adalah rumah tempat memelihara dan merawat anak yatim atau
yatim piatu dan sebagainya.
Sedangkan, Menurut Depsos RI (2004: 4), Panti Sosial Asuhan
Anak adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai
tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial pada
anak terlantar dengan melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak
terlantar, memberikan pelayanan pengganti orang tua/wali anak dalam
memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial kepada anak asuh sehingga
memperoleh kesempatan yang luas,tepat dan memadai bagi pengembangan
kepribadianya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi
penerus cita-cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif dalam
bidang pembangunan nasional. 11
Di samping dari pengertian secara mendasar seperti yang telah
dijabarkan di atas, ada beberapa ahli dan lembaga yang juga menjabarkan
mengenai pengertian panti asuhan, seperti Poerwadarminto,yang
menyatakan panti asuhan merupakan salah satu tempat untuk membina dan
merehabilitasi kembali kondisi anak yatim, baik fisik, mental maupun
11
http://e-journal.uajy.ac.id/7730/3/TA213644.pdf dikutip pada 1 Januari 2018
pada pukul 16.35
9
kehidupan sosialnya. Sedangkan menurut Direktorat Bina Pelayanan Sosial
Anak, panti asuhan anak adalah suatu lembaga pelayanan profesional yang
bertanggung jawab memberian pengasuhan dan pelayanan pengganti fungsi
orang tua kepada anak.12
Pendidikan nonformal juga dapatmemegang peranan penting.
Pendidikan nonformal sebagai pendidikan yang di selenggarakan di luar
sekolah baik yang di lembagakan maupun tidak dilembagakan merupakan
alternatif untuk memecahkan masalah tersebut.
Melalui pendidikan nonformal maka akan tercipta tenaga kerja yang
terampildan ada lapangan kerja baru karena dengan adanya pendidikan
nonformal, lembaga-lembaga sosial misalnya Panti Asuhan memberikan
bekal kepadamereka berupa keterampilan. Sebagai salah satu usaha untuk
meningkatkan kualitas manusia dapat ditempuh melalui salah satu pelatihan
keterampilan, melalui pemberian ketrampilan pada anak terlantar maka para
anak asuh diharapkan mampu mandiri untuk bekal mereka di masa depan
atau dengan adanya pemberian keterampilan melalui pendidikan nonformal
mereka dapat belajar untuk berwirausaha.
Anak-anak tersebut dapat menggunakan keterampilan yang telah
mereka pelajari dan dengan keterampilan yang mereka miliki, para anak
asuhdapat mampu menangani suatu pekerjaan sesuai jenis ketrampilan
danbakatnya, dengan demikian pelatihan keterampilan merupakan alternatif
menuju lapangan pekerjaan dan dapat mengurangi banyaknya anak terlantar
di kota Jakarta, dan pelatihan keterampilan ini telah diberikan oleh Panti
12
http://e-journal.uajy.ac.id/7730/3/TA213644.pdf dikutip pada 1 Januari 2018
pada pukul 16.35
10
Asuhan Mizan Amanah Perumnas, Klender Jakarta Timur kepada anak-
anak terlantar yang berada di kota Jakarta.
Panti Asuhan Mizan Amanah Perumnas, Klender Jakarta Timur
merupakan lembaga pelayanan kesejahteraan bagi anak-anak terlantar,
dibawah Dinas Kesejahteraan Sosial. Panti Asuhan ini terletak di Jl.
Perumnas Raya Blok X kav No 3, Kelurahan Malaka, Kecamatan
Jatinegara, Jakarta Timur. Organisasi sosial kemasyarakatan ini sangat
peduli dan menaruh perhatian yang sangat besar terhadap nasib anak-anak
terlantar, anak-anak kurang mampu yang berkelakuan baik di wilayah
Perumnas, Klender, Jakarta Timur. Pendidikan di Panti Asuhan Mizan
Amanah Perumnas, Klender Jakarta Timurdilakukan secara pendidikan
formal dan nonformal.
Pendidikan nonformal adalahpendidikan diluar jalur pendidikan
formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, fleksibel,
berlangsung sepanjang hayat, dan tingkat kompetensi peserta didiknya dapat
disetarakan dengan kompetensi pada pendidik formal.13
Memberdayakan
anak terlantar salah satu cara membekali anakterlantar agar mereka mampu,
berdaya, mandiri, dalam kapasitasnya untukmemenuhi kebutuhannya
sehingga mereka akan berkurang beraktifitas di jalanan dan bahkan anak
terlantar tidak menganggur lagi, untuk itu pengembangan pelayanan ini,
dapat dilakukan dengan memberikan bekal melalui pemberian keterampilan
agar berguna di waktu yang akan datang.
13
. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI ,Ilmu dan Aplikasi Pendidikan(
PT. IMTIMA,2007 ) h. 11
11
Selain itu, masalah pemberdayaan anak terlantar dalam Panti
Asuhan Mizan Amanah Perumnas, Klender Jakarta Timur juga diperlukan
penanganan dan kebijakan yang serius dari pegawai, hal ini dapat dilihat
melalui peran aktif pegawai PantiAsuhan Mizan Amanah Perumnas,
Klender Jakarta Timur yang mampu mendorong anak untuk meningkatkan
dan mengembangkan prestasi sesuai dengan kemampuan. Selain dari
pegawai, mengentaskan anak terlantar melalui pemberdayaan ini perlu
didukung oleh semua pihak baik pemerintah, masyarakat, orang tua dan
anak terlantar sendiri agar berjalan dengan baik.
Kenyataan diatas, menarik untuk diadakan penelitian berkenaan
dengan pemberdayaan anak terlantar melalui pelatihan keterampilan pada
anak asuh Panti Asuhan Mizan Amanah Perumnas, Klender Jakarta Timur.
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti
permasalahan di atas dengan judul “Pemberdayaan Anak Jalanan melalui
Keterampilan Pembuatan Souvenir di Panti Asuhan Mizan Amanah
Perumnas, Klender Jakarta Timur”.
B. Fokus Masalah Dan Perumusan Masalah
1. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka masalah
yang akan penulis teliti pada tulisan ini, penulis batasi hanya pada masalah
yang terkait dengan program pemberdayaan anak jalanan dan dalam hal ini
penulis memfokuskan pada satu program pemberdayaan yaitu pelatihan dan
pengembangan keterampil ananak yang dilakukan Panti Asuhan Mizan
Amanah Perumnas, Klender Jakarta Timur. Untuk mempermudah dan
12
memperjelas permasalahan yang akan dibahas, maka penulis membatasi
penelitian ini pada “Pemberdayaan Anak Jalanan melalui Keterampilan
Pembuatan Souvenir di Panti Asuhan Mizan Amanah Perumnas, Klender
Jakarta Timur”.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka perumusan
masalahnya adalah :
a. Bagaimana pelaksanaan program Pemberdayaaan Anak
Jalanan melalui Keterampilan Pembuatan Souvenir di Panti
Asuhan Mizan Amanah Perumnas, Klender Jakarta Timur?
b. Faktor-faktor pendukung dan penghambat panti dalam
pelaksanaan pemberdayaan anak jalanan melalui program
keterampilan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk menjawab dan mengungkap
permasalahan yang penulis teliti, yaitu:
a. Untuk mengetahui pemberdayaan yang dilakukan pembimbing melalui
pelatihan keterampilan di Panti Asuhan Mizan Amanah Perumnas,
Klender Jakarta Timur.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dan
penghambat Panti dalam pelaksanaan pemberdayaan anak jalanan
melalui program keterampilan di Panti Asuhan Mizan Amanah
Perumnas, Klender Jakarta Timur.
13
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
peneliti berupa fakta-fakta temuan dalam penelitiannya untuk
meningkatkan daya, kritis dan analisis peneliti sehingga dapat
dijadikan sebagai bahan acuan dalam praktek pemberdayaan
masyarakat.
a. Secara Teoritik
Untuk memperkaya khazanah keilmuan dalam bidang
Pengembangan Masyarakat Islam terutama mengenai Pemberdayaan
yang dilakukan pembimbing melalui pelatihan kerajinan tangan
yang disesuaikan dengan perkembangan anak.
b. Kegunaan Praktis
1) Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan
masukan tentang pentingnya keterampilan dasar yang
digunakan guru pembimbing dalam memberdayakan
kemampuan keterampilan anak jalanan di Panti Asuhan
Mizan Amanah Perumnas, Klender Jakarta Timur.
2) Diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan
kontribusi bagi pengembangan ilmu sosial
kemasyarakatan yang bersifat praktis dan jelas.
3) Penelitian ini diharapkan menjadi bahan rekomendasi
bagi pekerja sosial atau lembaga sosial yang memiliki
kepedulian terhadap pemberdayaan anak jalanan dalam
14
melaksanakan program-program penanganan anak
jalanan agar lebih efektif dan aspiratif.
4) Penelitian ini diharapkan dapat membantu Panti Asuhan
Anak dalam melaksanakan program-programnya.
D. Metode Penelitian
Metode adalah instrumen yang digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data. Metode menyangkut masalah cara kerja: yaitu cara
untuk memahami fokus kajian yang menjadi sasaran dari ilmu yang
bersangkutan. Metode adalah suatu cara kerja atau mekanisme tindakan
menurut kaidah tertentu dalam konteks ilmu pengetahuan tertentu.
Metodologi menerjemahkan suatu paradigma dalam bahasa penelitian, dan
menunjukkan bagaimana keberadaan dunia nyata dapat dijelaskan,
ditangani, dipelajari.14
Untuk analisa lebih lanjut tentang peranan Panti Asuhan dalam
upaya pemberdayaan anak jalanan, penelitian ini menggunakan jenis
penelitian lapangan yang bersifat kualitatif, lokasi Panti Asuhan Mizan
Amanah Perumnas, Klender Jakarta Timur Jalan Perumnas Raya Blok X,
Kav No 3 Kelurahan Malaka, Jakarta Timur, DKI Jakarta. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ialah berusaha
untuk mempelajari masyarakat secara ilmiah yang fokus pada kehidupan
kelompok masyarakat dan hasil interaksi sosial dari kelompok itu.
Pemahaman ini akan digunakan sebagai alat analisa untuk melihat
fenomena peran lembaga dalam suatu masyarakat. Demikian pula dalam
14
Moh. Soehadha, Metode Penilitian Sosial Kualitatif Untuk Studi Agama,
(Yoyakarta:SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga) , h. 23
15
penelitian yang akan dipakai, penulis menggunakan beberapa metode yang
dijadikan sebagai alat untuk sasaran yang hendak dikaji.
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.
Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong menyatakan
bahwa metode penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati.15
Jadi, dalam hal ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif
karena lebih tepat dengan yang diamati oleh penulis, dimana penulis
tidak hanya meneliti bentuk partisiapasi, tetapi penulis juga meneliti
perilaku terhadap lingkungan sekitarnya.
2. Macam dan Sumber Data
Adapun macam data pada penelitian ini terbagi menjadi dua bagian,
yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data primer diperoleh melalui proses penelitian langsung dari
partisipan atau sasaran penelitian, yaitu data yang berasal dari
anak-anak jalanan yang tinggal di Panti Asuhan Mizan
Amanah Perumnas, Klender Jakarta Timur.
b. Data sekunder, yaitu data yang diambil secara tidak langsung
dari sumbernya. Datasekunder biasanya diambil dari
dokumen-dokumen (laporan, karya tulis orang lain,
15
Moh.Kasiram, Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif, (Yogyakarta: UIN
Maliki Press, 2008). h.175.
16
koran,majalah). Atau seseorang mendapat informasi dari
orang lain16
.
Teknik penulisan skripsi ini, mengacu kepada pedoman penulisan
karya ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) yang disusun olehn tim UIN
Jakarta Press. Cetakan ke 29, Tahun 2013-2014, karena didalam buku
pedoman akademik Program Strata satu UIN Syarif Hidayatullah jakarta
sangat jelas dan detail dalam membantu penelitian dan membuat
laporan.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang objektif, penulis melakukan beberapa
teknik penggalian data, berupa:
a) Observasi
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti,
serta pencatatan secara sistematis. Menurut Indriati
Yulistiani17
, observasi adalah pengamatan dengan
menggunakan seluruh panca indera (melihat, mendengar, dan
merasakan) serta pencatatan secara sistematis gejala-gejala
apa yang terjadi di lapangan penelitian.
b) Wawancara
Wawancara adalah salah satu upaya untuk memperoleh data
yang berkaitan dengan permasalahan penelitian sehingga
16
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian. (Jakarta : STIA-LAN, 1999),
h. 87 17
Indriati Yulistiani, Ragam Penelitian Kualitatif, Penelitian Lapangan, ( Fakultas
IlmuSosial dan Ilmu Politik: UI, 2001), h.16.
17
dapat menemukan data atau keterangan mengenai program
yang terdapat di Panti Asuhan tersebut tersebut.dalam
penelitian ini, penulis mewawancarai ketua PantiAsuhan
Mizan Amanah Perumnas, Klender, dan anak jalanan yang
tinggal di panti tersebut.
c) Studi Dokumen
Studi Dokumenadalah pengumpulan data yang diperoleh
melalui dokumen-dokumen dan pustaka sebagai bahan
analisis dalam penelitian ini.Penulis mengambil dokumentasi
pada saat sedang melakukan kegiatan di panti tersebut.
4. Teknik Analisa Data
Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen adalah upaya
yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan
data, memilah-milihnya menjadi data yang dapat dikelola,
mensistensikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa
yang penting dan apayang dipelajari dan memutuskan apa yang
diceritakan kepada orang lain.18
Berdasarkan hal tersebut maka metode analisa yang digunakan
adalah metode deskripsi ditujukan untuk mendeskripsikan suatu
keadaan atau fenomena-fenemena apa adanya. Dalam studi ini para
peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-
18
Lexy J. Moleong.Metode Penelitian Kualitatif Edisi Rrevisi. (Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya, 2009). h 248
18
perlakuan tertentu terhadap obejek penelitian, semua kegiatan atau
peristiwa berjalan seperti apa adanya.19
Dengan cara mengumpulkan data kemudian menyusun, menyajikan,
baru kemudian menganalisis untuk mengungkapkan arti data tersebut,
Pada saat menganalisa data hasil observasi, penelitimenginterpretasikan
catatan lapangan yang didapatkan kemudianmenyimpulkannya.
5. Teknik Pengujian dan Keabsahan Data
Untuk menjaga keabsahan dan validitas data dalam rangkaian
peneliatian, tentunya diperlukan teknik pemeriksaan data guna menjaga
keabsahan data dan validitas data.Burhan Bungin dalam bukunya
penelitian kualitatif mengatakan bahwa dalam melakukan penelitian
kualitatif seringkali menghadapi persoalan dalam pengujian keabsahan
hasil penelitian. Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan
keberadaanya karena beberapa hal: (1) Subjektifitas peneliti merupakan
hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, (2) alat penelitian yang
akan diandalkan adalah wawancara dan observasi (adapun bentuknya)
mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan
apalagi tanpa kontrol, (3) sumber data kualitatif yang kurang credible
akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian.20
Oleh sebab itu,
hendaknya seperti yang dijelaskan oleh Lexy J. Moleong dalam
bukunya Metodelogi Kualitatif, dalam menentukan keabsahan data
adalah dengan melakukan Triangulasi.
19. Sudaryono ,Metode Penelitian Pendidikan Prenadamedia Group , 2016,
Jakarta h. 12 20
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,
dan Ilmu Sosial Lainnya. (Jakarta: Kencana, 2009). Cet ke-3. h 253.
19
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data.Teknik triangulasi
yang paling banyak digunakan ialah melalui sumber
lainnya.Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.21
6. Teknik Pemilihan informan
Teknik pemilihan informan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive (bertujuan) sampling yang memberikan keleluasaan
kepada peneliti dalam menyeleksi informan yang sesuai dengan tujuan
penelitian.Karena purposive sampling adalah teknik pengambilan
sampel berupa sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling
tahu tentang apa yang kita harapkan sehingga akan memudahkan
peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti.22
Sesuai dengan karateristik penelitian kualitatif teknik pemilihan
subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah “sample bertujuan
(purposive sample), penarikan sampel secara purposive menekankan
pada pertimbangan karateristik tertentu dari subjek
peneliaiannya”.23
Karena purposive sampling adalah teknik pengambilan
21
Lexy j. Moleong. Metodelogi Penelitian Kualitatif edisi revisi.Cet Ke-32. h 330-
331. 22
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet: 5,
hal.1. 23
Lexy. J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2007), edisi revisi Cet. Ke-26, h. 241
20
sampel berupa sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling
tahu tentang apa yang kita harapkan sehingga akan memudahkan
peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti.24
Pertimbangan ini misalnya, orang tersebut yang dianggap paling
mengetahui tentang apa yang kita harapkan sehingga akan memudahkan
peneliti untuk menggali objek atau situasi sosial yang akan diteliti.
Apabila dalam proses pengumpulan data sudah tidak lagi ditemukan
variasi informan maka peneliti tidak perlu lagi mencari informan baru,
dan proses pengumpulan informan sudah selesai.
Dalam mencari data peneliti mewawancarai ketua Panti Asuhan
Mizan Amanah Perumnas, Klender serta beberapa karyawan seperti
table di bawah ini.
Tabel I
Pemilihan Informan
No Nama informan Jabatan Informasi
1. Yana Kepala Panti Diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai program-
program yang terdapat di Panti
serta strategi dan faktor apa saja
yang mendukung dan
menghambat dalam memajukan
panti.
2. Ahmad Fauzi Pengajar
Keterampilan
Souvenir
Diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai cara bekerja,
proses pembuatan sehingga dapat
bertahan hingga sekarang.
3. Bapak Imam Pengajar Diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai
sikap/perilaku anak-anak dalam
belajar.
4. Ibu Lia Karyawan Diharapkan dapat memberikan
24
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet: 5,
h.1.
21
informasi mengenai ruang
lingkup panti.
7. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Panti Asuhan Mizan Amanah Perumnas,
Klender, Jakarta Timur.Alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah
karena tempat tersebut mudah diakses oleh peneliti.Penelitian ini
berlangsung selama 4 bulan yaitu januari hingga April 2017.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam melakukan penelitian dan penulisan judul ini, penulis
terlebihdahulu mengadakan tinjauan pustaka terhadap skripsi
sebelumnya yang menjadi ide awal penulis dalam penulisan karya
ilmiah penulis yaitu:
1) Penulis : Ari Kurniawan Studi, (Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta,2010)
Judul : Peran Yayasan Kumala Dalam Pemberdayaan Anak
Jalanan Melalui Pendidikan Ketrampilan Di Kelurahan Rawa
Badak Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara”
Isi Pokok : Penelitian ini membahas tentang pemberdayaan
anak jalanan melalui pendidikan, Yayasan Kumala berperan sebagai
mediator, fasilitator, pendidik sekaligus perwakilan bagi anak
jalanan yang mengupayakan anak jalanan yang dapat mengurus
mereka sendiri secara mandiri.
22
Persamaan dan Pemberdayaan : Persamaan skripsi penulis dengan
skripsi Ari Kurniawan adalah mengenai mengenai upaya
pemberdayaan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf
hidup masyarakat, serta membuat masyarakat menjadi lebih mandiri
Perbedaannya adalah pada penelitian yang peneliti teliti bukan
sekedar ketrampilan yang sudah di miliki oleh pihak panti saja,
namun memberikan keteremapilan yang berbeda dan menjadikan
mereka semua lebih siap menghadapi kehidupan luar.
2) Penulis :Iis Sudiyanti, 1111054000006 (Studi Pengembangan
Masyarakat Islam, Lulus tahun 2015)
Judul Skripsi :Pemberdayaan Masyarakat (Gelandangan dan
Pengemis) Dalam Bidang Keterampilan Pengolahan Kedelai Di
Panti Sosial BinaKarya Panghudi Luhur Bekasi.
Isi Pokok :Skripsi ini membahas mengenai pemberdayaan
masyarakat (Gelandangan dan Pengemis) dalam bidang
keterampilan pengolahan bahan baku kedelai di Panti Sosial Bina
Karya Panghudi Luhur Bekasi agar mereka dapat hidup mandiri.
Persamaan dan Pemberdayaan: Persamaan skripsi penulis dengan
skripsi Iis Sudiyanti adalah memberikan ketrampilan agar dapat
meningkatkan perekonomian hidupnya serta mampu menjadi
seseorang yang dapat bersaing dengan orang-orang yang banyak.
Perbedaannya penulisan skripsi peneliti meruj uk kepada kegiatan
pemberdayaan masyarakat penulisan skripsi peneliti merujuk kepada
23
kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui program kegiatan
ketrampilan pembuatan Souvenir oleh Anak Jalanan di Panti Asuhan
Mizan Amanah Perumnas, Klender. Sedangkan Skripsi Iis Sudiyanti
lebih menekankan pada sektor ekonomi sehingga dapat
menanggulangi kemisikinan.
3) Penulis :Azhar Firdaus, 107054002177
(Studi Pengembangan Masyarakat Islam, Lulus Tahun2011)
Judul Skripsi :Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Masyarakat
Sekitar Situ Gintung Akibat Musibah Situ Gintung
Isi Pokok: Skripsi ini membahas tentang dampak bagi masyarakat
sekitar Situ Gintung akibat tragedi dari musibah Situ Gintung.
Persamaan dan Perbedaan: Persamaan skripsi penulis dengan skripsi
Azhar Firdaus adalah mengenai upaya pemberdayaan ekonomi
untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat, serta
membuat masyarakat menjadi lebih mandiri. Dan perbedaannya
penulisan skripsi peneliti merujuk kepada kegiatan pemberdayaan
masyarakat melalui program kegiatan ketrampilan pembuatan
Souvenir oleh Anak Jalanan di Panti Asuhan Mizan Amanah
Perumnas, Klender. Sedangkan perbedaannya terletak pada tujuan
dan bagaimana dampak bagi masyarakat sekitar Situ Gintung, dan
dari dampak ini menghasikan perubahan sosial ekonomi.
24
F. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing mempunyai sub-
sub bab dengan penyusunan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Diawali dengan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian yang digunakan,
tinjauan pustaka serta sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Teoritis terdiri dari:
Pengertian Pelaksanaan, Pemberdayaan yang meliputi: Pengertian
Pemberdayaan, Program dan Proses Pemberdayaan, Tahapan-Tahapan
Pemberdayaan, Masalah Anak Jalanan Meliputi: Pengertian Anak Jalanan,
Kategori Anak Jalanan, Ciri-Ciri Anak Jalanan, Penyebab Mereka Menjadi
Anak Jalanan, Penanganan Masalah Anak Jalanan, Pengertian
Keterampilan.
BAB III Gambaran umum tentang Panti Sosial Asuhan Anak yang
meliputi:
Tinjauan umum lokasi penelitian, Latar Belakang berdirinya panti, Maksud
dan Tujuan didirikan Panti Sosial Asuhan Anak,Visi dan Misi Panti, Sarana
dan Prasarana Panti serta Struktur Kepengurusan dan Program kegiatan
panti.
BAB IV Analisa pelaksanaan program pemberdayaan anak jalanan
melalui keterampilan terdiri dari:Bidang Pelatihan Keterampilan meliputi,
Metode Pelaksanaan Program Keterampilan, Pelaksanaan Program
Keterampilan, Hasil dari Pelaksanaan Program Keterampilan, Faktor
25
Pendukung dan Penghambat Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui
Keterampilan.
BAB V Penutup meliputi saran dan kesimpulan.
26
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pemberdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan
Para ilmuwan sosial dalam memberikan pengertian
pemberdayaan mempunyai rumusan yang berbeda-beda dalam
berbagai konteks dan bidang kajian, hal tersebut dikarenakan belum
ada definisi yang tegas mengenai konsep pemberdayaan. Pertama
pengertian tentang pemberdayaan. Menurut Sulistiyani secara
etimologis pemberdayaan berasal dari kata dasar “daya” yang berarti
kekuatan atau kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut, maka
pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya
atau proses pemberian daya (kekuatan atau kemampuan) kepada
pihak yang belum berdaya.25
Menurut Ambar Teguh Sulistyani, pemberdayaan dapat
dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya atau proses
pemberian daya, kekuatan atau kemampuan, dan proses pemberian
daya, kekuatan atau kemampuan dari pihak yang mempunyai daya
kepada pihak yang tidak atau kurang berdaya.26
Pemberdayaan
merujuk pada kemampuan orang, khusunya kelompok rentan dan
lemah sehingga mereka memiliki kekuatan dan kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki
25
Ambar Teguh Sulistiyani, Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan,
(Yogyakarta: Gava Media, 2004), h. 77. 26
Ambar Teguh Sulistyani, Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. h. 83
27
kebebasan, dalam arti bukan bebas mengemukakan pendapat,
melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan dan bebas
dari kemiskinan ilmu, menjangkau sumber-sumber produktif yang
memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan
memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan, dan
berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan
yang mempengaruhi mereka.27
2. Tahapan Pemberdayaan
Tahapan pemeberdayaan masyarakat yang sering digunakan
oleh pengembang masyarakat menurut Ambar Teguh
Sulistyani,sebagai berikut :
a. Tahap Penyadaran
Merupakan sebuah tahapan pembentukan perilaku menuju
perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan
peningkatan kapasitas diri.
b. Tahap Transformasi
Merupakan tahapan untuk menambah kemampuan berupa
wawasan pengetahuan, kecakapan, keterampilan agar terbuka
wawasan dan memberikan keterampilan dasar sehingga dapat
mengambil peran di pembangunan.
27
Edi Suharto, Membangun Masyrakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. (Bandung: PT.Refika Aditama,
2005), Cet. Ke-1, h.58
28
c. Tahap Peningkatan Intelektualitas
Tahap peningkatan intelektualitas berupa kecakapan-
keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan
inovatif untuk menghantarkan pada kemandirian.Pada tahap
pertama yaitu dilakukan pembentukan perilaku yang merupakan
tahap persiapan dalam proses pemberdayaan masyarakat. Pada
tahap ini pihak pemberdaya atau aktor pelaku pemberdayaan
berusaha menciptakan prakondisi, agar dapat
memfasilitasiberlangsungnya proses pemberdayaan yang efektif.
Apa yang dintervensi dalam masyarakat sesungguhnya lebih
pada kemampuan afektifnya untuk mencapai kesadaran konatif
yang diharapkan. Sentuhan penyadaran akan lebih membuka
keinginan dan kesadaran masyarakat akan kondisinya saat itu,
sentuhan untuk meningkatkan kesadaran ini, selanjutnya akan
merangsang semangat kebangkitan mereka untuk meningkatkan
kemampuan diri dan lingkungannya, dengan adanya semangat
tersebut di harapkan akan dapat menghantarkan masyarakat
semakin terbuka dan merasa membutuhkan pengetahuan dan
keterampilan untuk memperbaiki kondisi hidupnya.
Pada tahap kedua ini yaitu proses traformasi pengetahuan
dan kecakapan keterampilan secara efektif, jika tahap pertama
telah terkondisi masyarakat akan menjalani proses belajar tentang
pengetahuan dan kecakapan-kecakapan yang memiliki relevansi
dengan apa yang menjadi tuntutan kebutuhan tersebut. Keadaan
29
ini akan menstimulasi terjadinya keterbukaan wawasan dan
menguasai kecakapan-kecakapan juga keterampilan dasar yang
mereka butuhkan, pada tahap ini masyarakat hanya dapat
memberikan peran partisipasi pada tingkat objek pembangunan
saja belum sampai pada subjek penelitian.
Tahap ketiga yaitu tahap pengayaan atau peningkatan
intelektualitas dan kecakapan juga keterampilan yang
diperlukan, supaya mereka dapat membentuk kemampuan.
Kemandirian tersebut akan ditandai oleh kemampuan
masyarakat dalam membentuk inisiatif, melahirkan kreasi-kreasi
dan melahirkan inovasi dalam lingkungannya, apabila sudah
mencapai tahap ini maka masyarakat telah mencapai tingkat
kemandirian dalam pembangunan. Dalam konsep pembangunan
msyarakat dalam kondisi seperti ini seringkali disebut sebagai
subjek pembangunan atau pemeran utama.28
3. Indikator Pemberdayaan
Menurut Klefer pemberdayaan mencakup tiga dimensi yang meliputi
kompetensi kerakyatan, kemampuan sosiopolitik dan kompetensi
partisipatif. Parson mengajukan 3 dimensi pemberdayaan yang merujuk
pada :
28
Ambar Teguh Sulistiyani, Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan, h,83.
30
1) sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan
individual yang kemudian berkembang menjadi sebuah
perubahan sosial yang lebih besar.
2) Sebuah keadaan sikologis yang di tandai oleh rasa percaya diri,
berguna dan mampu mengendalikan diri serta orang lain.
3) Pembebasan yang dihasilkan dri sebuah gerakan sosial, yang di
mulai dari pendidikan dan politisasi orang-orang lemah dan
kemudian melibatkan upaya-upaya kolektif dari orang-orang
lemah tersebut untuk memperoleh kekuasan dan mengubah
struktur-struktur yang masih menekan.29
Dari ketiga indikator di atas tentang pemberdayaan mempunyai
langkah yang strategis untuk yang pertama melalui peubahan sosial
yang dialaminya, kedua menimbulkan rasa percaya diri serta dapat
mengendalikan diri serta orang lain, ketiga menghasilkan gerakan sosial
yang dapat mempengaruhi semua masyarakat dan merubah keadaan
menjadi yang lebih baik.
B. Anak Jalanan
1. Definisi Anak Jalanan
Anak Jalanan, mereka adalah anak-anak yang tersisih,
marginal, dan teralienasi dari perlakuan kasih sayang karena
kebanyakan dalam usia yang relatif dini sudah harus berhadapan
29
Edi Suharto, membangun masyrakat memberdayakan rakyat kajian strategis
pembangunan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial, ( bandung: PT. Revika adi tama,
2005), cet ke-1 h. 63
31
dengan lingkungan kota yang keras, dan bahkan sangat tidak
bersahabat.30
Menurut Soedjiar, anak jalanan adalah anak usia 7 sampai
dengan 17 tahun yang bekerja di jalan raya dan tempat umum
lainnya yang dapat mengganggu ketentraman orang lain dan
membahayakan bagi dirinya sendiri .31
Menurut Pandji Putranto, anak jalanan adalah mereka yang
berusia 6-16 tahun yang tidak bersekolah dan tinggal tidak
dengan orang tua mereka, dan bekerja seharian untuk
memperoleh penghasilan di jalanan, persimpangan, dan tempat-
tempat umum dan tinggal di Jakarta .32
Menurut Rooestin Ilyas anak jalanan adalah anak-anak yang
mana mereka bukan bermain di jalanan tetapi mereka hidup dari
situ .33
Jadi dapat disimpulkan bahwa anak jalanan adalah anak-anak
yang kurang dapat merasakan kasih sayang sehingga lebih
menghabiskan waktunya diluar rumah. Selain itu kategori anak
jalanan dapat dilihat dari persefektif usia.
30
Baging Suyanto, Masalah Sosial Anak. (Jakarta: Kencana, 2013). h.324 31
A. Soedijar Z.A, Profil Anak Jalanan di DKI, (Jakarta: Media Informatika,
2013).h.199 32
DIA/YKAI dan Childhope, Penelitian Anak Jalanan: Kasus di Wilayah Senen
Jakarta Pusat, (Jakarta:1990) 33
Rooestin Ilyas, Anak-anakku di Jalanan”. (Jakarta: Pensil, 2004). h.324
32
2. Penanganan Anak Jalanan
Dalam menangani anak jalan, ada banyak macamnya, yakni
disesuaikan dengan kondisi anak jalanan tersebut, menurut Sudrajat,
ada 3 model penanganan anak jalan yaitu :34
a. Community Based, adalah model penanganan yang berpusat
pada masyarakat dengan menitik beratkan pada fungsi-fungsi
keluarga dan potensi seluruh masyarakat. Mencakup
partisipasi masyarakat dalam semua fase perencanaan,
pelaksanaan, monitoring terhadap kemampuan membangun
dan penguatan masyarakat. Pendekatan ini bersifat preventif,
yakni mencegah anak-anak turun ke jalan. Tujuan akhir
adalah anak tidak menjadi anak jalanan mereka tetap berada
di lingkungan keluarga. Kegiatannya biasanya meliputi :
peningkatan pendapatan keluarga, pemyuluhan, dan
bimbingan pengasuhan anak, kesempatan anak umtuk
memperoleh pendidikan dan kegiatan waktu luang dan
sebagainya.
b. Street Based, adalah kegiatan di jalan, tempat di mana anak-
anak jalanan beroperasi, penanganan yang berbasiskan
jalanan adalah program dan kegiatan yang dirancang untuk
menjangkau dan melayani anak di lingkungan mereka sendiri
yaitu jalanan. Pekerja sosial datang mengunjungi,
34
DEPSOS Direktorat kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia,
Pemgorganisasian dan Pengembangan Masyarakat, h. 9-10 dalam Siti Nurazizah, Skripsi:
Peran Pekerja Sosial Di Rumah Singgah Anak Jalanan Yayasan Rumah Kita,
(Jakarta:FDK, 2007) h.26
33
menciptakan perkawanan, mendampingi dan menjadi sahabat
untuk keluh kesah mereka. Anak-anak yang sudah tidak
teratur berhubungan dengan keluarga, mereka memperoleh
kakak atau orang tua pengganti dengan adanya pekerja
sosial.
c. Center Based, adalah kegiatan di panti, untuk anak-anak
yang sudah putus dengan keluarga. Panti menjadi lembaga
pengganti keluarga untuk anak dan memenuhi kebutuhan
anak seperti kesehatan, pendidikan, keterampilan, waktu
luang, makan tempat tinggal, pekerjaan, dan sebagainya.
3. Pemberdayaan Anak Jalanan
Anak jalanan adalah anak yang terkategori sebagai anak-anak
yang merasa termarginalkan dari kasih sayang orang tua serta anak-
anak yang menghabiskan waktunya lebih banyak di jalanan sehingga
hidupnya menjadi tidak terurus karena merasakan kehidupan yang
bebas tanpa aturan, akan tetapi itu menjadikan anak-anak hidup
menjadi tidak terarah.
Khusus untuk anak jalanan, menurut ishaq pendidikan sekolah
yang sesuai adalah dengan melakukan proses pembelajaran yang
dilaksanakan dalam wadah “rumah singgah” dan PKBM ( Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat), yaitu: anak jalanan dilayani rumah
34
singgah, sedangkan anak rentan ke jalan dan orang dewasa dilayani
dalam wadah PKBM.35
pengertian pemberdayaan dan anak jalanan yang sudah
dijelaskan sebelumnya, maka dapat simpulkan bahwa pemberdayaan
anak jalanan berarti upaya untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki dalam dirinya agar menjadi lebih berkembang serta dapat
menghadapi kehidupan yang lebih modern. Dengan begitu
pemberdayaan anak jalanan adalah memberikan kuasa kepada anak
jalanan agar dapat mengoptimalkan daya yang dimiliki dalam
dirinya sehingga dapat menjalanan kehidupan yang lebih baik.
C. Keterampilan
1. Pengertian keterampilan
Keterampilan dasar adalah keterampilan tahap permulaan
yang harus dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu
pekerjaan.36
Keterampilan memiliki kata dasar “terampil” yang
berarti cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu cekatan.
Sedangkan keterampilan mempunyai arti kecakapan untuk
menyelesaikan tugas. Maka keterampilan adalah bagaimana
kemampuan untuk menyelesaikan tugas. 37
35
M. Ishaq Pengembangan Modal Literasi Jalanan Untuk Peningkatan
Kemampuan Hidup Bermasyarakat Anak-anak Jalanan, makalah, bandung : Yayasan
Bahtera-UNICEF. 36
Pedoman Penyelenggaraan Program Kecakapan. (Life Skill) Pendidikan Luar
Sekolah, Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Pemerintahan Departemen
Pendidikan Nasional, 2003. h.5 37
Departement Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta:
Balai Pustaka), cet. Ke-4.h.1180
35
Menurut W. Gulo keterampilan tidak mungkin berkembang
apabila tidak didukung oleh sikap, kemampuan dan pengetahuan.
Manusia merupakan pribadi yang unik di mana aspek rohaniah,
mental intelektual, dan fisik merupakan satu kesatuan yang
utuh.38
Keterampilan sangat erat kaitannya dengan sumber daya
manusia. The Liang Gie mengemukakan pengertian keterampilan
adalah kegiatan menguasai sesuatu keterampilan dengan
tambahan bahwa mempelajari keterampilan harus disertai
dengan kegiatan praktik, berlatih, dan mengulang-ngulang suatu
pekerjaan. Seseorang yang memahami semua asas, metode
pengetahuan dan teori serta mampu melaksankan secara praktis
adalah orang yang memiliki keterampilan.39
Menurut penulis, keterampilan adalah kemampuan dan
pemahaman yang dimiliki pada setiap individu dalam
menyelesaikan tugasnya degan metode yang dimilikinya
sehingga dapat mampu mempraktikannya dalam aktivitas sehari-
hari.
2. Jenis – jenis keterampilan
Menurut Supriatna, keterampilan hidup dapat dipilah menjadi
lima, yaitu:
38
W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Grafindo, 2002), h. 29 39
Syarif Makmur, Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Efektivitas
Organisasi: Kajian Penyelenggaran Pemerintah Desa (Jakarta: PT. Gajah Grafindo, 2008),
h. 70
36
a. Keterampilan hidup mengenal diri (self awarenes) atau
kemampuan hidup personal (personal skill) yang mencakup:
1) Penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan, anggota
masyarakat, dan warga Negara.
2) Menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang
dimiliki.
b. Keterampilan berfikir rasional (thinking skill) yang mencakup:
1) Kecakapan menggali dan menemukan informasi,
(information searching).
2) Kecakapan mengolah informasi dan mengambil keputusan
(information searching and decision skills).
3) Kecakapan memecahkan masalah secara kreatif (creative
problem solving skill).
c. Keterampilan sosial (social skill) yang mencakup:
1) Kecakapan komunikasi dengan empati (communication
skill).
2) Kecakapan kerjasama (collaboration skill).
d. Keterampilan akademik (academik skill) atau kemampuan
berfikir ilmiah.
e. keterampilan vokasi (vocational skill) yang merupakan
keterampilan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu
yang terdapat di masyarakat. Dalam konteks penelitian ini,
37
keterampilan yang dimaksud berorientasi pada keterampilan
vokasi (vocational skill).40
4. Panti Asuhan
1. Pengertian Panti Asuhan
Panti secara etismologi berarti rumah, tempat (kediaman),
sedangkan asuhan berarti bimbingan atau didikan, jadi panti
asuhan ialah tempat atau rumah untuk membimbing, sedangkan
panti asuhan secara terminology adalah rumah tempat mengasuh,
membimbing, merawat anak yatim, piatu, yatim piatu dan
sebagainya.41
Secara konseptual dapat dikaitkan bahwa panti asuhan adalah
suatu lembaga yang memberikan pelayanan sosial kepada anak-
anak terlantar (yatim dan dhu‟afa), memberikan pelatanan
pengganti perwakilan anak-anak dalam memenuhi kebutuhan
fisik, mental dan sosial pada anak asuh, sehingga anak asuh
mendapat kesempatan yang luas dan memadai bagi
perkembangan kepribadian sesuai dengan yang diharapkan
sebagai dari penerus cita-cita bangsa dan sebagai insane yang
aktif dalam pembangunan sosialnya.42
40
https://jurnal.ut.ac.id/index.php/JP/article/download/218/172/ dikutip pada 15
Maret 2018 pada Pukul 22:53 41
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), cet. Ke-7 ed ke-2, h.727 42
Depsos RI, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penyantunan dan Pengetasan Anak
Terlantar Melalui Panti Asuhan Anak, (Jakarta: Binkesos, 2004), h 4
38
Dari pengertian panti asuhan yang sudah di jelaskan, terlihat
bahwa panti asuhan merupakan salah satu bentuk panti sosial
sebagai tempat yang memberikan pelayanan sosial dalam usaha
kesejahteraan sosial bagi anak-anak terlantar dan yatim piatu
agar memperoleh kehidupan yang lebih baik serta dapat
berkembang menjadi individu yang sama dengan yang lain
sehingga siap menjadi para penerus bangsa.
Panti asuhan menjadi salah satu tempat yang sangat efektif
untuk menjawab permasalahan yang terjadi di negeri ini, karena
panti sosial memberikan pelayanan sosial yang membuat anak-
anak bisa lebih berkembang dan dapat bersaing dengan anak-
anak yang lainnya, tidak hanya itu saja panti asuhan juga
bergerak dalam pembinaan sehingga melahirkan sumber daya
anak yang berkualitas.
2. Fungsi Panti Asuhan
Adapun fungsi panti asuhan itu dibagi menjadi dua bagian
yaitu :43
1) Fungsi Panti Asuhan Sebagai Pengganti Fungsi
Keluarga
Dalam UU No.4/19/1979 disebutkan bahwa
anak yangterlantar karena suatu sebab orang tuannya
melalaikan kewajibannya sehingga kebutuhan anak
43
Hasbullah, Praktik Pengasuhan Anak di Panti Sosial Anak, Kajian pada
Beberapa Panti Sosial Asuhan Anak di Kalimantan Selatan, Tesis Sarjan (jakarta:
perpustakaan Nasional, 1997), h 19-20.
39
tidak terpenuhi dengan wajar baik secara rohani,
jasmani maupun sosial. Dalam kondisi itulah
diperlukan institusi yang dapat mengganti orang tua
atau keluarganya sehingga anak diharapkan dapat
berkembang secara wajar, institusi ini disebut dengan
panti asuhan.
Anak sebagai bagian dari keluarga yang
diharapkanagar seluruh kebutuhan fisik, mental
maupun sosial termasuk pendidikan terpenuhi dengan
baik akan tetapi dengan keterbatasan orang tua
misalnya faktor ketidakmampuan ekonomi,
kecocokan, perceraian rumah tangga dan sebagainya
sehingga perkembangan anak menjadi terhambat.
2) Fungsi Panti Asuhan Sebagai Kesejahteraan Sosial
Anak
Melaksanakan pelayanan kesejahteraan sosial
anak atas dasar pendekatan pekerjaan sosial, atas
dasar ini maka fungsi panti asuhan adalah :
a) Mengembangkan yang menitik beratkan
pada keefektifan pelaksanaan peran panti
asuhan, tanggung jawab kepada anak asuh
dan orang lain. Fungsi menitik beratkan
40
pada pengembangan fungsi potensi dan
kemampuan anak itu sendiri.
b) Perlindungan yang ditunjukan untuk
mengembalikan dan menanamkan fungsi
sosial anak dengan membentuk kelompok-
kelompok antara anak asuh dan lingkungan
sekitarnya.
c) Pelayanan sosial di panti asuhan untuk
anak-ank asuh mereka.
3. Tujuan Panti Asuhan
Tujuan panti asuhan menurut Departemen Sosial Republik
Indonesia yaitu:
a) Panti asuhan memeberikan pelayanan yang berdasarkan
pada profesi sosial kepada anak terlantar dengan cara
membantu dan membimbing mereka kearah
perkembangan pribadi yang wajar sserta mempunyai
keterampilan kerja, sehingga mereka menjadi anggota
masyarakat yang dapat hidup layak dan penuh tanggung
jawab baik terhadap dirinya, keluarga dan masyarakat.
b) Tujuan penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan sosial
anak di panti asuhan adalah terbentuknya manusia-
41
manusia yang berkepribadian matang dan berdedikasi
mempunyai kerja yang menopang hidupnya.44
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan panti
asuhan adalah memberikan pelayanan sosial, bimbingan
keterampilan kepada anak asuh agar menjadi manusia yang
berkualitas dan menjadi manusia yang produktif karena diberikan
bimbingan keterampilan, itu semua menjadi kemampuan pada saat
bersaing dengan kehidupan sesungguhnya.
44
Soehartono, Panti Asuhan dalam Era Reformasi. (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2006), h 34
42
BAB III
TEMUAN PENELITIAN YAYASAN MIZAN AMANAH CABANG
JAKARTA TIMUR
A. Profil Yayasan Mizan Amanah
Yayasan Mizan Amanah adalah lembaga sosial kemanusiaan
nasional yang didirikan pada tanggal 19 Juli 1995.Yayasan Mizan
Amanah hadir dengan tekad untuk menjadi pengelola amanah umat
terdepan di tingkat nasional. Yayasan Mizan Amanah berdaya upaya
menghadirkan program yang efektif dan berkesinambungan dalam
memperdayakan masyarakat untuk kehidupan yang lebih baik.
Dalam kiprah dan partisipasinya selama 23 tahun lebih di
dalam membantu masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik
serta membangun generasi, Yayasan Mizan Amanah terus
berevolusi didalam organisasinya.Berbagai perbaikan dan
pembenahan dilakukan di semua lini. Dan Alhamdulillah, berbagai
penghargaan pun telah berhasil kami raih, yang semuanya tidak
membuat kami lantas lupa dan berpangkutangan. Justru ini adalah
pemicu semangat dan motivasi kami untuk selalu melakukan hal
yang terbaik bagi seluruh stakeholder kami.
Di tahun 2013, kami mulai berbenah untuk memajukan
sistem dan manajemen.Ditandai dengan peluncuran logo baru untuk
me-refresh semangat dan cita - cita kami ke depannya. Hingga
43
pertengahan 2014, kini kami sudah memiliki kantor pusat
representatif, dua kantor cabang ( Jakarta dan Bandung), satu kantor
kas cimahi, 34 Asrama Yatim dan Dhuafa, dan satu sekolah (
Sekolah Peradaban Al-Kamil).
Tercatat sampai pertengahan 2014, sudah 30.000 lebih anak
yatim dan dhuafa telah kami bina. Berkat Ridha Alloh SWT serta
bantuan dan doa dari segenap masyarakat yang peduli, insya Alloh
kami akan terus melayani umat dan selalu menjadi fasilitator terbaik
antara para agniya dan para dhuafa.
1. Visi Misi Yayasan Mizan Amanah
a) Visi Yayasan Mizan Amanah
Menjadi Lembaga amanah umat terdepan di tingkat nasional
dan membentuk generasi yang bermanfaat. Penjelasan
Singkat tentang visi Yayasan Mizan Amanah:
1) Mizan Amanah adalah lembaga sosial kemanusiaan yang
bergerak dalam penyantunan dan pemberdayaan anak
yatim dan kaum dhu‟afa.
2) Lebih amanah artinya pelayanan yang dilakukan
bersumber dari nilai - nilai kepercayaan tanpa ada yang
disembunyikan.
44
3) Terbaik tingkat nasional adalah menjadikan
kaderbinaan yang mandiri dan berdaya saing tinggi
dan diakui secara nasional.
b) Misi Yayasan Mizan Amanah
1) Memperluas jaringan dan memberikan
pelayanan prima bagi pemangku kepentingan.
2) Mengelola amanah umat secara profesional dan
sesuai syariat sehingga lebih berdaya guna.
3) Mendidik dan mengembangkan potensi anak yatim
dan kaum dhuafa untuk menjadi muslim yang hakiki.
2. Struktur Yayasan Mizan Amanah
a) Struktur Yayasan Mizan Amanah Cabang Perumnas
Klender Jakarta Timur
Gambar 1
Struktur Yayasan Mizan Amanah Cabang Perumnas
Klender Jakarta Timur
Sumber: Wawancara dengan ketua Yayasan
45
b) Struktur Manajemen Yayasan Mizan Amanah Pusat
Gambar 2
Struktur Manajemen Yayasan Mizan Amanah Pusat
Sumber : Web Yayasan Mizan Amanah
c) Daftar Anak Asuh Yayasan Mizan Amanah Cabang Duren Sawit
Jakarta Timur
Tabel 2
Daftar Anak Asuh Yayasan Mizan Amanah Cabang Duren
Sawit Jakarta Timur
No Nama Umur Jenis Kelamin
1. Inna Khaira Umma 12 Tahun Perempuan
2. Rila Muayidatil Aziz 10 Tahun Perempuan
3. Syaimah 11 Tahun Perempuan
46
4. Chelsia Ana Korni Kofa 12 Tahun Perempuan
5. Sarah Sahla Syahidah 11 tahun Perempuan
6. Muhammad Farid
Nugraha
13 Tahun Laki-laki
7. Ikhsan Salman Al-Farisi 10 Tahun Laki-laki
8. Dani Setiawan 11 Tahun Laki-laki
9. Fikri Fahkrudin 8 Tahun Laki-laki
10. Arif 11 Tahun Laki-laki
11. Al- Farijal Fadhil 9 Tahun Laki-laki
12. M. Rizki Saepul Huda 10 Tahun Laki-laki
13. Riski 9 Tahun Laki-laki
14. Haidar 8 Tahun Laki-laki
Sumber: Wawancara dengan Ketua Yayasan
B. Program Pemberdayaan Yayasan Mizan Amanah
1. Asrama Yatim Dan Dhuafa
Program asrama yatim dan dhuafa merupakan program yang
dikhususkan untuk anak asuh binaan mukim dan non mukim
Yayasan Mizan Amanah. Anak Asuh Mukim adalah anak asuh
yang tinggal di asrama selama 24 jam diasuh langsung oleh
Bapak dan Ibu pengurus di asrama yatim atau rumah yatim yang
dikelola oleh Manajemen Mizan Amanah.
Anak Asuh Non Mukim adalah binaan yang berada di
lingkungan asrama yatim yang telah disurvei dan memerlukan
bantuan dana pendidikan, anak binaan ini tidak tinggal di asrama
yatim. Hanya diberikan bantuan pendidikan setiap bulannya.
Dikarenakan kapasitas asrama yatim kami terbatas dan tidak
setiap orang tua mengizinkan anaknya tinggal di asrama yatim.
Maka ini merupakan solusi bagi kondisi tersebut.
47
2. Rumah Belajar Yatim.
Rumah Belajar Yatim Pelosok Negeri merupakan program
pemberian sarana dan prasarana pendidikan untuk para relawan
yang tinggal di pedesaan terkhusus daerah pelosok. Dimana para
relawan tersebut memiliki tempat dan kegiatan belajar, namun
dengan keadaan yang serba kekurangan. Rumah belajar
merupakan salah satu wadah yang dapat menyalurkan kebutuhan
pendidikan bagi anak-anak yang tidak mampu atau terlantar.
Dengan adanya rumah belajar membantu anak-anak terlantar
untuk mewujudkan haknya mendapatkan dunia pendidikan yang
layak. Untuk itu Mizan amanah Membuat Program Rumah
Belajar dengan tujuan:
a) Menciptakan Generasi unggul dengan latar belakang
anak-anak yatim miskin yang ada di daerah.
b) Membuat wadah pendidikan anak-anak yatim miskin yang
ada di daerah
c) Sebagai bukti Eksistensi Mizan Amanah lembaga yang
peduli terhadap anak yatim yang menyeluruh dari pelosok
desa sampai perkotaan.
d) Karena Mizan Amanah selama ini hanya mengelola/punya
Asrama yatim hanya di kota padahal sebenarnya
permasalahan kemiskinan itu kebanyakan adalah di
pelosok daerah.
48
e) Karena di daerah itu akses pendidikan itu sangat rendah.
3. Santunan Peduli Dai
Santunan Peduli dai adalah program yang dirancang sebagai
bentuk kepedulian terhadap kehidupan para dai dan guru yang
berdakwah di pelosok Nusantara. Pemberian bantuan berupa
kebutuhan biaya kehidupan dan operasional dakwah. Tentunya dai
merupakan tugas penting yang harus di tunjang dengan bantuan dana
dalam memudahkan berdakwah. Kami pun bekerja sama dengan
lembaga - lembaga dakwah Islam.
Dai adalah salah satu asnaf penerima zakat. Yaitu Fisabilillah
artinya orang - orang yang berjuang di jalan Allah. Tentu para da'i di
pelosok Indonesia merupakan para pejuang di Jalan Allah.
Mereka berusaha menyebarkan dan memahamkan islam di
pelosok Indonesia. Akan tetapi profesi sebagai juru dakwah atau
guru ngaji di pelosok Indonesia bukan hal yang menjamin kehidupan
ekonomi baik. Berbeda sekali dengan para da'i atau guru ngaji yang
hidup di perkotaan. Da'i juga perlu dimuliakan dan dibantu
kehidupannya, demi kelancaran kegiatan dakwah Islam dan
pembentukan generasi islam. Maka sebagai umat islam, ini adalah
kewajiban kita saling membantu.
Program yang dikeluarkan ini semata - mata untuk Generasi
Indonesia dengan cara tidak langsung, karena program santunan ini
diberikan secara tidak langsung Untuk Generasi tetapi santunan ini
49
diberikan kepada guru – guru ngaji yang ada di seluruh Nusantara.
Karena mengajarkan mengaji kepada masyarakat terkhususnya anak
anak adalah kewajiban kita semua sebagai umat muslim, yang mana
keberadaan guru ngaji ini sangat jarang sekali ada yang
memperhatikan kesejahteraannya, untuk itu Yayasan Mizan Amanah
terkhususnya departemen pendayagunaan memberikan bantuan
kepada guru ngaji yang mana dengan adanya program ini dapat
menumbuhkan rasa semangat bagi guru ngaji dalam mengajarkan
nilai nilai agama kepada masyarakat, terkhususnya anak anak. Untuk
Itu Mizan Amanah Membentuk Program Santunan Peduli dai ini
Dengan Tujuan :
a) Program ini sebagai dukungan kepedulian terhadap pejuang
penyeru kepada Islam dari lembaga Sosial Mizan Amanah.
b) Menyalurkan amanah Zakat khususnya untuk asnaf
Fisabilillah.
c) Merealisasikan visi dan misi dalam hal penyelamatan
generasi.
4. Siaga Tanggap Bencana
Pada program ini kami fokus pada perbaikan trauma healing
korban bencana, khususnya anak - anak yang berada pada lokasi
bencana. Program ini merupakan bentuk dari kepedulian Mizan
Amanah untuk Masyarakat dengan cara memberikan bantuan darurat
bagi korban bencana alam yang terpaksa mengungsi karena
50
kerusakan yang terjadi di suatu daerah tersebut akibat bencana alam
yang menimpanya.
5. Ambulance Gratis
Program layanan kepedulian terhadap dhuafa yang hadir saat
mereka membutuhkan sarana pengantaran atau penjemputan dalam
kondisi sakit, kecelakaan, dan meninggal dunia. Program
Ambulance gratis memberikan fasilitas cuma - cuma khusus untuk
para dhuafa. Ambulance merupakan sarana paling penting saat ini
dalam penunjangan kesehatan. Tentunya tidak setiap RT atau RW
yang memiliki ambulance gratis. Biaya sewa ambulance pun masih
tergolong sangat mahal. Untuk itu kami dengan ini berkomitmen
memberikan layanan ambulance gratis untuk kaum dhuafa.
6. Qurban untuk Yatim Dhuafa
Program Qurban adalah program pendistribusian hewan qurban
untuk anak yatim dan dhuafa yang berada di asrama yatim dan di
daerah - daerah pelosok binaan yayasan mizan amanah. Program ini
dijalankan sejak tahun 2007.
7. Pesantren Al Kamil
Program pendidikan dengan konsep Islamic boarding,
memberikan pendidikan untuk anak yatim dan dhuafa yang unggul
dalam pengetahuan umum, pemahaman agama dan tahfidzul qur‟an
51
yang sewajarnya mereka dapatkan mulai tingkat SMP hingga tingkat
SMA. Tujuan Program ini yaitu:
a) Memberikan pendidikan yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan anak yatim dan dhuafa.
b) Memberikan pendidikan yang unggul sehingga dapat
menumbuhkan kepercayaan diri dengan kompetensi yang
memadai.
Program ini merupakan Program lanjutan untuk anak yatim
dan dhuafa prioritas anak dari asrama Mizan Amanah yang
melanjutkan ke jenjang SMP – SMA, yang sudah ada sejak tahun
2012.
8. Sehat Dan Bergizi.
Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah
diakibatkan karena sulitnya akses terhadap kualitas pelayanan
kesehatan. Kesulitan akses pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai
faktor, seperti tidak adanya kemampuan secara ekonomi, karena
biaya kesehatan yang memang mahal dan tidak terjangkau bagi
masyarakat miskin. Untuk itu Yayasan Mizan Amanah berupaya
untuk membantu masyarakat dhu‟afa dalam hal biaya kesehatan
masyarakat. mizan amanah membentuk program sehati ini dengan
tujuan :
a) Memberikan solusi jaminan kesehatan bagi kaum dhuafa dan
yang membutuhkan
52
b) Penyaluran dari program SEHATI.
c) Membantu masyarakat yang tidak mendapatkan BPJS
gratis dari Pemerintah.
d) sebagai bentuk upaya peduli kesehatan nasional.
9. Bantuan Pendidikan Sekolah
Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan
dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah
atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai
lembaga formal,merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan
pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa belajar berbagai macam
hal. Dalam pendidikan formal belajar berarti menunjukkan adanya
perubahan yang bersifat positif sehingga pada akhirnya akan didapat
keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses
belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajar.
Maka dari itu suatu keharusan Mizan Amanah membina dan
mendidik serta menjaga keberlangsungan proses pendidikan bagi
setiap anak anak yang mampu berharap mewujudkan anak asuh yang
berilmu tinggi, mandiri, berakhlak mulia serta mampu memberikan
manfaat kepada masyarakat pada waktunya tiba. Program Ini
dibentuk oleh Mizan Amanah dengan tujuan :
a) Melanjutkan proses belajar anak asuh ke jenjang yang
lebih tinggi
53
b) Meningkatkan sumber daya insane berkualitas
memiliki akhlak mulia dan bermanfaat bagi ummat
c) Menghantarkan anak asuh untuk berprestasi dan
memiliki daya juang
d) Membuka cakrawala dan pengalaman proses belajar
mengajar untuk dapat dikembangkan di Mizan Amanah
e) Menginvestasikan dana amanah umat untuk
meningkatkan sumberdaya insani berkualitas tingkat dunia
supaya lebih multi guna di masa depan.
10. Baksos Lansia
Pertambahan penduduk lanjut usia secara bermakna, akan
disertai oleh berbagai masalah dan akan mempengaruhi berbagai
aspek kehidupan lanjut usia baik terhadap individu maupun bagi
keluarga dan masyarakat antara lain meliputi fisik biologis, mental
maupun sosial ekonomi. Mengingat lanjut usia merupakan salah satu
kelompok rawan dalam keluarga, pembinaan lanjut usia sangat
memerlukan perhatian khusus sesuai dengan keberadaannya. Dalam
kehidupan keluarga di indonesia, lanjut usia merupakan figur yang
dihormati dan harus dibahagiakan sesuai dengan budaya yang ada.
Didalam kehidupan bangsa, lanjut usia merupakan saumber daya
bernilai karena pengetahuan, pengalaman hidup serta keaarifan yang
dimiliki, yang sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
mutu kehidupan keluarga dan masyarakat yang mengarah pada
tatanan masyarakat individualistik terutama di kota besar,
54
menyebabkan lanjut usia kurang mendapat perhatian dan sering dari
kehidupan masyarakat atau bahkan menjadi terlantar. Untuk itu
Mizan Amanah membuat Program Baksos Lansia dengan tujuan :
a) Memberikan solusi jaminan kesehatan dan
kebutuhan pokok bagi kaum dhuafa dan yang membutuhkan.
b) Penyaluran dari program BAKSOS peduli lansia.
c) Sebagai bentuk upaya peduli kepedulian lansia.
11. Ibunda Yatim
Salah satu perhatian khusus Creavill dan Mizan Amanah yaitu
program untuk anak yatim dan dhuafa, bagaimanamembuat program
yang mampu memberdayakan penerima manfaat. Sehingga tidak
hanya program bagi-bagi saja,tetapi harus ada manfaat lainnya yaitu
pengajaran, pembinaan, dan kemandirian. Karena yatim dan dhuafa
bukansebuah alasan untuk tidak mandiri atau menginspirasi.
Oleh karena itu, dibuatlah program pemberdayaan yatim dan
dhuafa, dimana kita menyantuni yatim dan dhuafa dengan
pemberian modal usaha dan pembinaan, Program pemberian modal
usaha untuk ibu (janda) dhuafa yang memiliki anakini diberi nama
”Bunda Yatim”. Hal ini merupakan upaya pemberdayaan yang
memiliki daya lanjut yang:
a) Terwujud kemandirian
b) Terbentuk mental kaya dan hilangnya mental miskin
c) Memberikan keteladanan dari yatim dan dhuafa mandiri
55
12. Santunan Musafir
program samusta merupakan pintu pelayanan bagi mustahik
yang termasuk mustahik zakat namun tidak bersifat rutin. Setiap
pengajuan mustahik zakat akan dipertimbangkan kelayakannya
untuk dapat dibantu, namun akan diupayakan proses survey. Jadi
setiap pengajuan dari mustahik zakat umum yang belum masuk
kriteria program yang sudah ada akan dimasukan pada mustahik
zakat umum. Meskipun secara fungsi masih bersifat santunan,
namun tidak menutup kemungkinan dana samusta ini berupa
bantuan modal yang relatif kecil, bantuan kebutuhan pendidikan
yang mendesak, dan musafir. Untuk Itu tujuan Mizan Amanah
mengadakan program SAMUSTA adalah:
a) Dapat memberikan pelayanan bagi setiap mustahik meskipun
bantuan belum sesuai harapan mustahik.
b) Dapat merespon permasalahan mustahik secara cepat.
c) Berfungsi sebagai petugas amil yang berusaha sesuai dengan
ketentuan syariat
56
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Temuan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil temuan peneliti dapat diperoleh dari suatu
informasi mengenai efektivitas kegiatan pemberdayaan Masyrakat
Melalui Program Keterampilan di Panti Asuhan Mizan Amanah,
Perumnas Klender. Pada bab ini, hasil temuan penulis melalui teori
Ambar Teguh yang menggunakan tahapan-tahapan pemberdayaan
diantaranya, tahap penyadaran, tahap transfomasi pengetahuan,
tahap peningkatan inteletualitas. program pemberdayaan Panti
Sosial Asuhan Mizan Amanah Perumnas Klender, sebagai lembaga
yang menjalankan fungsi keluarga bagi anak-anak jalanan serta
berupaya meningkatkan pelayanan sosial yang berupa pembinaan
mental, pendidikan, dan pelatihan keterampilan bagi anak-anak
jalanan yang kurang mampu agar anak tumbuh kembang secara
wajar dan siap mandiri untuk memperoleh masa depan yang cerah
dan berguna bagi dirinya, masyarakat dan bangsa,
Program pemberdayaan pelatihan keterampilan yang
membuat anak-anak dapat mengembangkan kemampuan yang
mereka miliki, bakat dan minat mereka dapat tersalurkan serta dapat
menciptakan jiwa yang kreatif dan mandiri untuk anak asuh. Karena
keterampilan merupakan berbagai kemampuan untuk beradaptasi
dan berperilaku positif yang memungkinkan seseorang mampu
57
menghadapi berbagai tuntunan dan tantangan dalam kehidupan
sehari-hari secara efektif.45
1. Pelaksanaan Pelatihan Pembuatan Souvenir
Pelatihan keterampilan pembuatan souvenir merupakan
salah satu keterampilan yang dijadikan pelatihan
keterampilan oleh Yayasan Panti Asuhan Mizan Amanah,
Pelatihan keterampilan pembuatan Souvenir ini
merupakanpelatihan yang paling banyak diminati oleh anak-
anak yang tinggal Yayasan Mizan Amanah ini, Pelatihan ini
berdiri sejak tahun 2016 seperti yang hasil wawancara
penulis dan Bapak Fauzi selaku pengajar :
“Alhamdulillah sudah lumayan lama, tepatnya berapa tahun saya
ngga ingat mas, haha. tapi untuk mengajar ditempat ini sudah
berjalan sudah mau 2 tahun”.46
Oleh sebab itu pelatihan souvenir ini menjadi salah satu
pilihan keterampilan, karena pada zaman sekarang ini setiap
individu dibutuhkan harus memiliki kemampuan ketrampilan
sehingga siap bersaing dengan yang lainnya. Pelatihan
keterampilan ini membuka peluang anak-anak bisa menjadi
seorang wirausaha nantinya dan ini dapat dibuat kapan
mengikuti perubahan zaman. Dan disaat nanti sudah masuk
usia kerja mereka bisa mendapatkan penghasilan, karena
45
. Pedoman Penyelenggara Program Kecakapan (Life Skill) Pendidikan Luar
Sekolah, Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemerintah Departemen
Pendidikan Nasional, 2003, h. 5
46. Wawancara Pribadi dengan Bapak.Fauzi Jakarta, Sabtu 27 Januari 2018 Pukul
16:30 WIB
58
memiliki keterampilan pembuatan souvenir agar
mempermudah mereka mendapatkan pengahasil dari
kemampuan mereka.
2. Peserta
Pelatihan keterampilan pembuatan souvenir memiliki
jumlah peserta terbanyak dibandingkan dengan pelatihan-
pelatihan lain yang ada di Yayasan Mizan Amanah
PERUMNAS Kelender . Jumlah seluruh peserta yang
mengikuti pelatihan keterampilan Pembuatan Souvenir mulai
dari Usia 6 hingga usia 12 tahun jumlah semua yang
mengikuti yaitu 14 anak, dapat dikatakan semua anak-anak
yang tinggal di panti mengikuti pelatihan ini, sepertiwasil
wawancara penulis dan Bapak Fauzi selaku pengajar :
“Hampir semua anak-anak ikut semua mas, dari usia 6 tahun
sampai usia 12 tahun mas, pada tertarik dan mau bisa semua, yaa
walaupun ada yang ikut-ikutan tapi itu ga jadi masalah mas yang
penting mereka merasakan semua rasanya buat souvenir seperti
apa dan hasilnya punya kebanggaan untuk mereka juga”.47
3. Waktu pelatihan
Pelatihan Pembuatan souvenir di Yayasan Mizan Amanah
Perumnas Klender dilakukan selama dalam waktu seminggu
2 kali yaitu setiap hari rabu dan sabtu jam 15:30 sampai jam
17:30 dalam waktu 2 jam anak-anak di damping dengan
pengajar di bidangnya, jika anak-anak ingin memperdalam
kemampuannya di bidang keterampilan dapat dilakukan
47
Wawancara Pribadi dengan Bapak.Fauzi, Jakarta Sabtu 27 Januari 2018 Pukul
16:30 WIB
59
diluar jadwal yang sudah ditetapkan yang dinamakan dengan
kelas bebas.48
(Gambar 3.Proses pembuat Souvenir)
4. Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan pelatihan keterampilan
Tujuan pelatihan keterampilan adalah Agar anak-
anak lebih memiliki kemampuan yang bisa berguna
dikemudian hari sertadapat mengisi waktu kosongnya
denga hal-hal yang positif, seperti yang dikatakan
oleh Bapak Fauzi. :
“Tujuan saya,awalnya ingin meningkatkan kreativitas
anak-anak mas, dan juga waktu koosong mereka bisa
dimanfaatkan lebih baik, sehingga mereka memiliki
hasilnya. Memang sekrng butuh kesabaran untuk
mencapai itu semua, namun efeknya nanti mereka bakalan
tau dengan/ sendirinya manfaat belajar keterampilan ini
mas.”49
48
Wawancara Pribadi dengan Bapak.Fauzi, Jakarta Sabtu 27 Januari 2018 Pukul
16:30 WIB 49
Wawancara Pribadi dengan Bapak.Fauzi, Jakarta Sabtu 27 Januari 2018 Pukul
16:30 WIB
60
b. Manfaat pelatihan keterampilan
Manfaat pelatihan keterampilan diantaranya. :
1) Meningkatakan kreativitas yang dalam diri.
2) Melatih kesabaran.
3) Mengisi waktu luang dengan hal positif.
4) Dapat mengembangkan potensi diri.
5) Membangun rasa percaya diri.
6) Dengan memiliki keterampilan pribadi siap
untuk hidup mandiri.
5. Metode Pelatihan
Pada pelatihan keterampilan pembuatan souvenir
metode pembelajarannya yang dilakukan lebih ke praktek
dari pada teori. Hal ini dilakukan agar siswa tidak bosan dan
dengan metode praktik siswa lebih mudah memahami
pelajaran yang diberikan oleh pengajar dan siswa lebih aktif
dalam proses pembelajaran. Sebab mengajari anak jalanan
tidak sama dengan mengajari anak-anak rumahan. Seperti
yang dikatakan oleh Bapak Fauzi :
“Metode pengajar yaa saya gunaka metode interaktif jadi siapa aja
boleh yang nanya dan yang sudah bisa, bisa bantu saya juga. Dan
ini termasuk yang efektif menurut saya”.50
50
. Wawancara Pribadi dengan Bapak.Fauzi, Jakarta Sabtu 27 Januari 2018 Pukul
16:30 WIB
61
B. Analisis Pelaksanaan Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui
Keterampilan Pembuat Souvenir
Pemberdayaan anak jalanan melalui pelatihan keterampilan
yang dilakukan oleh Panti Asuhan Mizan Amanah, mempunyai
bentuk keterampilan dari hasil wawancara yang penulis wawancarai
menurut penuturan Bapak Yana selaku Ketua Yayasan Panti Asuhan
Mizan Amanah Perumnas Klender mengatakan bahwa :
“Program yang ada di panti biasanya mengikuti program-program yang
ada di pusat karena semuanya sudah terstruktur disana, namun untuk di
cabang itu sendiri biasanya ada program masing-masing dan
Alhamdulillah ditempat kami program yang sudah berjalan ada kerjinan
yang belajar kerajinan ini atusias anak-anaknya luar biasa sehingga
sesuatu yang istimewah di samping itu juga ada program hafalan qur‟an
dan itu program yang sudah berjalan selama ini mas”.51
Dari penjelasan wawancacara di atas program ketrampilan
yang sudah di jalankan memberi kebebasan pada anak untuk
mengikuti program keterampilan tersebut hal ini dilakukan agar
terhindar dari rasa jenuh dalam melaksanakan pelatihan tidak hanya
itu saja program ini dibuat agar potensi yang ada dalam diri anak-
anak semakin berkembang dan sehingga mampu bersaing di masa
depan nanti.
Secara konseptual pemberdayaan merujuk pada kemampuan
orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka
memiliki kekuatan atau kemampuan dalam memenuhi kebutuhan
51
. Wawancara Pribadi dengan Bapak.Yana Jakarta, Jum‟at 23 Maret 2018 Pukul
10.37 WIB
62
dasar sehingga memiliki kebebasan (kebebasan berpendapat, bebas
dari kelaparan, bebas dari kebodohan, dan bebas dari kesakitan),
dapat menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan
mereka dapat meningkatkan pendapatanya dan memperoleh barang-
barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan, berpartisipasi dalam
proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi
kehidupan mereka.52
Pemberdayaan secara konseptual memiliki kesamaan dengan
Program keterampilan di Panti yang berada di Panti Asuhan Mizan
Amanah dalam hal ini yang memiliki tujuan yang sama untuk
menjadikan pribadi yang lebih baik sehingga ada perubahan dalam
kehidupannya baik dalam bidang perekonomian maupun bidang
pendidikannya.
Pemberdayaan yang dilakukan oleh peneliti kepada Panti
Asuhan Mizan Amanah memfokuskan pada pada proses serta hasil
yang di dapatkan dari pemberdayaan yang sudah dilakukan, sesuai
dengan teori yang proses pemberdayaan yang dikemukaan oleh
Ambar Teguh Sulistyani yang membagi menjadi 3 :
a. Tahap Penyadaran
Tahapan penyadaran termasuk tahapan yang paling
awal karena membentuk rasa kepedulian sehingga
menimbulkan kesadaran dalam diri untuk menjadi pribadi
yang lebih baik, dan menjadikan peningkatan kapasitas diri,
52
. Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat : Kajian
Streategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2005), h. 58
63
proses ini menjadi awal untuk seseorang yang ingin berubah
karena aktor pelaku pemberdayaan harus bisa
mengkondisikan dirinya karena ini sapat dikatakan sebagai
tahap pesiapan untuk jadi lebih baik.
Pada tahapan ini anak-anak selalu diberikan motivasi-
motivasi untuk adanya perubahan yang terjadi dalam diri
anak-anak sehingga akan muncul penyadaran dalam dirinya
yang membuat mereka lebih baik, seperti hasil wawancara
penulis yang didapatkan dari Bapak Yana selaku Ketua
Yayasan Panti Asuhan Mizan Amanah Perumnas Klender :
“Prosesnya paling kita lakukan penyadarannya lewat motivasi-
motivasi dan lewat tontonan yang sekirannya buat mereka
bangkit dan berkembang kehidupnya dan pendidikannya.
Habis kadang saya suka gmna gtu mas? Liat kehidupan anak-
anak mas sebelum ada dipanti mereka yaa faktor ekonomi
keluarga juga adaa, jadi sayaa berikan motivasi buat mereka
biar pada mau bangkit ga kayaa keluarganya yang gagal,
paling saya suka bilang kaya gitu ke anak-anak mas”.53
Tidak hanya Ketua Yayasan Panti saja yang memberikan
peranan penyadaran terhadap anak –anak, namun dari
wawancara penulis mendapatkan dari Bapak Fauzi selaku
Pengajar KeterampilanYayasan Panti Asuhan Mizan
Amanah Perumnas Klender :
“Yaa saya selalu memberikan mereka semangat untuk selalu
berusaha dan tetap semangat walaupun keadaan mereka
berbeda dengan orang-orang yang lain tapi itu bukan kendala
buat diri kalian berhasil nantinya, itu yang selalu saya selipkan
dalam setiap pembelajaran”.54
53 . Wawancara Pribadi dengan Bapak.Yana Jakarta, Jum‟at 23 Maret
2018 Pukul 10.37 WIB
54. Wawancara Pribadi dengan Bapak.Fauzi, Jakarta Sabtu 27 Januari
2018 Pukul 16:30 WIB
64
Dengan proses penyadaran yang diberikan kepada anak-
anak melalui motivasi-motivasi yang buat mereka semangat
menjalani ini semua, tidak hanya itu saja pengurus panti
juga memberikan lewat tontonan yang membuat anak-anak
tertarik untuk memperhatikan dan menambah semangat
mereka untuk berubah jadi lebih baik, dan cara yang
dilakukan akan merangsang semangat dalam diri untuk selalu
berkembang untuk meningkatkatkan potensi yang ada dalam
diri anak-anak.
b. Tahap Transformasi Pengetahuan
Tahap ini adalah tahapan untuk menambah kemampuan
yang ada dalam diri jadi lebih berkembang sehingga dapat
berkembang baik dalam segi pengetahuan maupun
keterampilan sehingga mampu mengambil peranan dalam
proses pembangunan, karena jika tahapan penyadaran sudah
dilakukan tahapan transformasi pengetahuan ini menjadi
bagian yang juga sangat penting dalam mengembangkan
potensi yang ada dalam diri.
Dari transformasi pengetahuan ini penulis pun
mewawancarai Bapak Fauzi selaku Pengajar Keterampilan :
“ya Alhamdulillah mas, waktu kosong mereka
kadang suka buat souvenir sambil iseng-iseng walaupun ga
semua anak tapi suatu perkembang yang terdapat dalam diri
mereka mas, karena untuk seusia mereka bisa seperti itu udah
luar biasa mas. Dan saya berharap mereka bisa lebih tekun lagi
65
mau bagaimana pun mereka kan harus hidup mandiri jadi
punya skill walaupun sedikit”.55
Tujuan dari tahapan transformasi pengetahuan ini adalah
seorang pengajar memberikan keterampilan pengetahuannya
dengan apa yang dia miliki baik itu secara langsung maupun
tidak langsung, karena dalam diri anak-anak selalu memiliki
jiwa keterampilan hanya saja mereka masih menutup potensi
yang ada dalam dirinya dan ini menjadikan tugas seorang
pengajar untuk mengembangakannya potensi yang dimiliki
anak-anak.
c. Tahap Intelektualitas
Berupa untuk membentuk kecakapan-keterampilan
sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif
untuk menghantarkan pada kemandirian, Pada tahapan kali
ini yang dilakukan adalah pembentukan perilaku yang
merupakan tahap persiapan dalam proses pemberdayaan
masyarakat.
Pada tahap ini pihak pemberdaya atau aktor pelaku
pemberdayaan berusaha menciptakan inovasi-inovasi yang
baru yang belum dilakukan sebelumnya atau membuat
kreasi-kreasi yang baru untuk lebih meningkatkan
intelektualitasnya baiknya terhadap lingkungan maupun
dirinya sendri.
55 . Wawancara Pribadi dengan Bapak.Fauzi, Jakarta Sabtu 27 Januari
2018 Pukul 16:30 WIB
66
Pada tahapan ini juga peningkatan intelektualitas
ketrampilan harus berkembang karena ini merupakan
peranan utama dalam konsep pembangunan yang mana
setiap individu sudah mencapai tingkat kemandirian dalam
pembangunan.
Seperti hasil wawancara penulis dengan Bapak Fauzi
selaku pengajar keterampilan:
“Insallah, akan ada pelatihan lebih lanjut mas, yang tingkat
pembuatnya lebih rumit supaya kreativitas mereka
berkembang. dan nantinya meraka bisa membuat souvenir
yang lebih baik lagi.dan siap untuk hidup mandiri mas”.56
Adapun pelatihan lebih lanjut ini dilakukan untuk
membuka wawasan mereka dan kreatifitas mereka agar
semakin berkembang, serta dapat mengatur diri mereka ke
arah yang lebih baik melalu pelatihan kereampilan lebih
lanjut ini, waktu mereka jadi lebih berharga serta tidak
terbuang dengan hal-hal negatif, ini semua membuktikan
kalau teori proses pemberdayaan ini kalau mengikuti
tahapannya secara baik, bisa menjadikan potensi yang ada
dalam diri dapat berkambang serta siap untuk bersaing untuk
hidup lebih mandiri.
C. Analisis Pelaksanaan Program Keterampilan
Setelah mengetahui metode yang disampaikan pengajar dalam
pelatihan keterampilan, kemudian dilakuakan pelaksanaan
56
. Wawancara Pribadi dengan Bapak.Fauzi, Jakarta Sabtu 27 Januari 2018 Pukul
16:30 WIB
67
keterampilan melalui tahapan-tahapan. proses Keterampilan
membuat souvenir pelaksanaan keterampilan tersebut dilakukan oleh
anak asuh rata-rata pada tingkat pendidikan SD, pelatihan
keterampilan membuat souvenir ini, kebanyakan disenangi oleh
anak-anak perempuan, tetapi tidak menutup kemungkinan banyak
disenangi oleh anak-anak laki-laki dibawah bimbingan instruktur
keterampilan membuat souvenir.
Dari hasil observasi penulis, pelaksanaan keterampilan
membuat souvenir dengan diberikan praktek secara langsung di aula,
anak asuh yang mengikuti keterampilan ini sangat menekuni
dibidangkerajinan tangan , karena pada dasarnya keterampilan ini
dapat memberikan pengetahuan dan wawasan di luar pendidikan
sekolah anak asuh.
Pelaksanaan keterampilan tersebut berlangsung secara bertahap
dan dibimbing oleh instruktur keterampilan membuat souvenir,
berawal dari pengenalan dasar tenik keterampilan, menggunakan
alat dan cara bekerjanya dalam proses tersebut diberi waktu anak
mencoba sendiri sampai mereka bisa dengan sendirinya, kemudian
mereka diberikan pelatihan secara berulang-ulang sampai mereka
bisa mengunakan dan memanfaatkan keterampilan membuat
souvenir ini, sebagai landasan pengetahuan di bidang keterampilan.
Untuk pengenalan dasar keterampialn membuat souvenir , anak-
anak yang mengikuti pelatihan keterampilan membuat souvenir, bila
sebagian diantara mereka sudah lancar dalam pelatihan keterampilan
68
ini, maka dapat mengajarkan adik-adik kelas mereka yang belum
lancar dalam pelatihan ini, sehingga proses ini dapat berjalan secara
terus menerus dan dapat membantu terlaksananya program
keterampilan ini secara maksimal.
Seperti yang diungkapkan oleh Pengajar Keterampilan
membuat souvenir Bapak Fauzi mengatakan bahwa :
“Respon anak-anak ya pada semangat mas karena mereka sangat
antusias mengikuti keterampilan ini.walaupun kadang suka pada
becanda, yaa saya si maklumin aja yang penting mereka masih mau
belajar dan mengisi waktu kosongnya buat belajar”57
Pelatihan keterampilan membuat souvenir dilaksanakan setiap
hari Rabu dan Sabtu serta mulai pukul 15.30 sampai dengan pukul
17.30. Dalam penuturan Bapak Instruktur Keterampilan membuat
souvenir (Bapak Fauzi) mengatakan bahwa :
“Pelatihan setiap hari rabu dan sabtu jam 15:30 sampai jam 17:30
mas, tapi diluar waktu itu bisa ko anak-anak untuk belajar yaa dengan
istilah kelas bebas mas”58
(Gambar 4.Proses akhir pembuatan Souvenir)
57
. Wawancara Pribadi dengan Bapak.Fauzi, Jakarta Sabtu 27 Januari 2018 Pukul
16:30 WIB
58
. Wawancara Pribadi dengan Bapak.Fauzi, Jakarta Sabtu 27 Januari 2018 Pukul
16:30 WIB
69
Berdasarkan Pelaksanaan Program Keterampian membuat
souvenir, penulis dapat menyimpulkan hasil dari pelaksanaan
program tersebut dengan mengumpulkan data dari hasil observasi
wawancara yang telah dikatakan oleh Bapak Fauzi sebagai
Infrastruktur keterampilan membuat souvenir :
“ya Alhamdulillah mas, waktu kosong mereka kadang suka buat
souvenir sambil iseng-iseng walaupun ga semua anak tapi suatu
perkembang yang terdapat dalam diri mereka mas, karena untuk
seusia mereka bisa seperti itu udah luar biasa mas. Dan saya berharap
mereka bisa lebih tekun lagi mau bagaimana pun mereka kan harus
hidup mandiri jadi punya skill walaupun sedikit.”59
Dari apa yang penulis dapat memang kegiatan ini banyak sekali
manfaatnya di samping waktu mereka tidak terbuang sia-sia mereka
juga mampu mengebangkan potensi dalam diri mereka, tidak hanyak
anak-anak saja namun Panti Asuhan juga mendaptkan dampak yang
positif dengan adanya kegiatan pembuatan souvenir, seperti yang
penulis dengar dari hasi wawawancara dengan Bapak Yana :
“Hasilnya, mereka lebih bersemangat menjalani kehidupan mereka
mas, dan kalau untuk lembaga ini menjadi nilai tambah untuk
lemabaga kalau ada donator yang datang kita bisa menceritakan
perkembangnya kepada mereka mas.”60
Dengan keterampilan yang diperoleh anak-anak panti
menjadikan mereka sebagai anak yang kreatif dan mau berusaha
untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Anak-anak menjadi lebih
bersemangat menjalani kehidupan mereka saat ini dan anak-anak
59. Wawancara Pribadi dengan Bapak.Fauzi, Jakarta Sabtu 27 Januari 2018 Pukul
16:30WIB
60
. Wawancara Pribadi dengan Bapak.Fauzi, Jakarta Sabtu 27 Januari 2018 Pukul
16:30 WIB
70
mampu bersaing dengan anak-anak lain di luar sana yang mungkin
memiliki kehidupan yang lebih baik daripada mereka.
Anak panti di didik menjadi lebih mandiri dan memiliki skill
seperti keterampilan membuat souvenir. Dengan kemampuan
tersebut mereka bisa meluangkan waktu disela belajar mereka untuk
mengerjakan hal-hal yang bermanfaat dan menghasilkan.
Hasil souvenir yang mereka buat nantinya akan di pajang dan di
tunjukkan pada donator agar mampu menarik perhatian para donator
dengan melihat anak-anak memiliki jiwa keterampilan yang baik
dan mereka mampu menyisihkan hasil para donator untuk
merekadanuntukpanti.
(Gambar 5. Hasil karya anak-anak panti)
Sehingga apa yang sudah mereka lakukakan menambah motivas
mereka untuk selalu mengembangkan potensi yang ada dalam diri
setiap individu sehingga anak-anak siap untuk hidup mandiri.
71
Sehingga mereka siap bersaing dengan anak-anak yang lainnya yang
memiliki kehidupan yang layak.
D. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program
Keterampilan Pembuat Souvenir
a. Faktor Pendukung
1) Bangunan
Untuk bangunan yang dimiliki oleh Panti Asuhan
Mizan Amanah Perumnas, Klender untuk saat ini mulai
dari gedung panti, ruang serba guna, ruang asrama putra
dan putri, ruang belajar, serta bangunan pendukung
lainnya.
Seperti yang didapatkan penulis dari hasil
wawancara oleh Bapak Yana (Ketua Yayasan) :
“Alhamdulillah kalau pendukung mulai dari gedung
asramah dan kamar anak-anak, ruang serba guna
semuanya adaa mas”.61
Sehingga anak-anak yang berada di asrama
memiliki kenyamanan untuk menjadikan mereka lebih
baik dari kehidupan sebelumnya, itu semua dilakukan
agar kesalahan dimasa kelamnya tidak terulang kembali,
oleh karena itu semaksimal mungkin pihak panti asuhan
memberikan yang terbaik untuk anak-anak yang tinggal
di asramah.
61. Wawancara Pribadi dengan Bapak.Yana Jakarta, Jum‟at 23 Maret
2018 Pukul 10.37 WIB
72
2) Sarana dan Prasarana Keterampilan
Menurut hasil wawancara penulis dengan Bapak
Yana (Ketua Yayasan) terkait dengan sarana dan
prasarana keterampilan :
“untuk sarana dan prasana juga disini juga mencukupi
kebutuhan anak-anak semua tercukupi sehingga kami
mampu menjalankan segala program mas, yaa ini
semuaa juga ga lepas dari kehendak allah mas, serta
dari lingkung sekitar pun juga banyak yang dukung
keberadaan kami, dan kepedulian para donator juga
kepada kami juga sangat baik yaa mas. Jadi yaa itu
yang buat kami bertahan”.62
Menurut hasil wawancara penulis dengan
Bapak Fauzi (Pengajar Keterampilan) :
“Faktor- faktor yang menjadi pendukung dari pihak
pengurus responnya sangat luar biasa terkait pengjaran
ini dan segala kebutuhannya terkait keperluannya
semuanya disediakan sama pengurus panti”.63
Dengan fasilitas yang disediakan Panti, dapat
mendukung terlaksananya program pemberdayaan
keterampilan untuk anak jalanan, sehingga membuat
anak merasa nyaman dalam memperoleh ilmu
pengetahuan dan pelatihan-pelatihan keterampilan di
panti.
3) Para Pengajar
Para pengajar dalam pelatihan keterampilan
pembuatan souvenir adalah seseorang ahli di
62 . Wawancara Pribadi dengan Bapak.Yana Jakarta, Jum‟at 23 Maret 2018 Pukul
10.37 WIB
63
. Wawancara Pribadi dengan Bapak.Fauzi, Jakarta Sabtu 27 Januari 2018 Pukul
16:30 WIB
73
bidangnya, dan ini merupakan faktor pendukung
dalam pelaksanaan program keterampilan, baik untuk
mengawasi dan melihat perkembangan anak-anak
panti yang mengikuti pelatihan, sehingga
memudahkan anak untuk menekuni keterampilan
pembuatan souvenir dan membuat anak-anak menjadi
semangat mengikuti pelatihan tersebut.
Dan dari hasil wawancara salah satu anak
panti yang mengikuti pelatihan keterampilan
wawancarai mengatakan bahwa :
“Kalau yang ngajarin bikin souvenir di sini baik
banget kak, ngajarinnya ngga buru-buru, satu-satu
dideketin dan perhatiin, jadinya semua nya pada
bisa kak”.64
Dengan proses pelatihan yang baik, akan
membuahkan hasil yang sempurna dengan tehnik
pengajaran yang dilakukan oleh para pengajar, dapat
membuat anak-anak mengetahui dan
mengembangkan potensi yang mereka miliki,
sehingga ada timbal balik dalam menjalankan suatu
kegiatan untuk memperoleh hasil yang maksimal,
proses ini yang merupakan pendukung bagi
terlaksananya program keterampilan.
64
. Wawancara Pribadi dengan Syaimah, Jakarta Sabtu 17 Februari 2018 Pukul
17:00 WIB
74
b. Faktor Penghambat
Ada beberapa faktor penghambat yang
mempengaruhi pelaksanaan program pemberdayaan
anak jalanan melalui keterampilan yang dijalankan
Panti Sosial Mizan Amanah Perumnas Klender:
Menurut hasil wawancara penulis dengan Bapak
Yana (Ketua Yayasan).
“Kalau penghambat,kendalanya ada yang susah
untuk nangkep pelajaran atau hafalan-hafalan karena
kan anak-anak dari berbeda-beda daerah,dan dari
faktor masa lalunya juga dan juga dari sisi
keluarganya juga yang dulu kurang perhatian
terhadap anak, dan itu menjadi kendala untuk kami
para pengurus panti. Tapi itu jadi motivasi untuk
kami agar lebih semangat lagi mas”.65
Dari ungkapan Bapak Yana di atas, maka
dapat dipahami bahwa salah satu kendala yang
dihadapi Panti Sosial Asuhan Anak ini, dalam
perkembangan program keterampilan adalah
kebiasaan masa lalunya yang asik dengan kehidupan
yang bebas serta kurangnya perhatian orang tuanya
terhadap anaknya sendiri dan ini membuat mereka
jadi tidak terbiasa dengan pelajara-pelajaran yang ada
di panti, mereka belum sadar akan pentingnya suatu
kegiatan yang membawa hasil yang baik bagi dirinya
sehingga kurang berkembangnya keinginan anak
untuk menggalih potensi mereka.
65.Wawancara Pribadi dengan Bapak.Yana Jakarta, Jum‟at 23 Maret 2018
Pukul 10.37 WIB
75
Menurut hasil wawancara penulis dengan Bapak
Fauzi (Pengajar Keterampilan) :
“kalau penghambat yaa namanya masih usia-usia
mereka mas yang rata-ratanya anak SD butuh
kesabaran yang sangat-sangat luar biasa namun itu
bukan jadi alasan untuk menghabat program yang
sudah berjalan kami tetap optimis kalo program ini
dapat berkembang dengan baik dan buat anak-anak
bisa dapet bekel dari sini lewat ketrampilan ini
mas”.66
Selain masalah kurangnya kesadaran, dari
hasil wawancara dengan pengajar keterampilan
penulis juga menemukan dalam pelaksanaan
program keterampilan, yaitu minimnya usia mereka
yang masih sangat kecil sehingga dibutuhkan
pengawasan berlanjut, namun ini semua tidak hanya
dilakukan oleh pengajar saja, namun dilakukan oleh
semua pengurus yang terdapat di panti asuhan.
Dari data-data yang sudah dimiliki oleh
penulis, maka penulis menganalisis faktor pendukung
dan penghambat, yang banyak ditemukan faktor
penghambat, sehingga pelaksanaan program
pemberdayaan yang dilakukan Panti Asuhan Mizan
Amanah Perumnas Klender melalui program
keterampilan belum optimal dan masih kurangnya
pengawasan terhadap anak-anak panti dalam proses
pembelajaran.
66.Wawancara Pribadi dengan Bapak.Fauzi, Jakarta Sabtu 27 Januari
2018 Pukul 16:30 WIB
76
Untuk mengatasi hal itu, Panti Asuhan Mizan
Amanah dihadapkan pada suatu masalah yang sulit
untuk diputuskan dikarenakan faktor utama
penghambat yaitu Faktor usia yang masih anak-anak,
dan pada akhirnya panti harus melakukan
pengawasan yang sangat aktif, tetapi keadaan seperti
ini tanpa didukung kemampuan yang memadai
dikhawatirkan dapat mengundang masalah yang lebih
rumit lagi, itulah kenyataan yang dihadapi di
lapangan masalah datang silih berganti yangharus
diselesaikan, karena melakukan sesuatu yang lebih
baik sangat dibutuhkan pengorbanan.
77
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pada penelitian yang sudah dilakukan maka
strategi pemberdayaan yang dilakukan di Panti Asuhan Mizan
Amanah Perumnas Klender Jakarta Timur ini sebagai suatu lembaga
yang dapat menggantikan peran orang tua, karena di dalam panti
tersebut diberikan pelayanan sosial seperti, pendidikan, pembinaan
mental, pelatihan keterampilan yang semua itu dilakukan agar anak-
anak yang tergabung didalam panti nantinya dapat memperoleh
kehidupan yang lebih layak serta dapat menjadi pribadi yang lebih
baik dari sebelumnya.
Dalam pemberdayaan anak jalanan yang dilakukan di Panti
Asuhan Mizan Amanah Perumnas Klender memiliki beberapa
program yang salah satunya adalah program pemberdayaan berupa
keterampilan pembuatan souvenir yang dilakukan terhadap anak-
anak Panti Asuhan mulai dari metode Pemberdayaan yang
didalamnya terdapat cara penyadaran, transformasi pengetahuan,
intelektualis pengetahuan metode itu dilakukan agar timbulnya
kesadaran terhadap anak-anak supaya bisa menjadi pribadi yang
mandiri.
Selanjutnya di Panti Asuhan Mizan Amanah Perumnas
Klender juga menjelaskan bagaimana proses pembuatan souvenir
itu lakukan sampai hasil dari pelaksaan program itu di jalankan dan
78
itu semua dilakukan agar anak-anak yang berada di Panti
Asuhan memiliki Skill serta siap untuk bersaing dengan anak-anak
yang lainnya.
Program keterampilan ini sangat berguna untuk anak-anak
Panti Asuhan karena mereka dapat meningkatkan kreativitas mereka
dan dapat mengembangkan potensi diri yang terdapat dalam setiap
individu. Dengan didukung sarana dan prasana yang dilakukan pihak
Panti Asuhan mulai dari bangunan, kebutuhan pada saat pelaksanaan
program ketrampilan dan para pengajar yang ahli dalam bidang
ketrampilan pembuatan souvenir menjadikan progam pemberdayaan
anak jalanan dapat berjalan dengan baik.
Adapun faktor pengambat dalam program tersebut adalah
kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh pihak Panti Asuhan
serta kurangnya kesadaran anak-anak untuk berlatih dan
mengembangkan keterampilan yang terdapat dalam diri mereka,
sehingga itu semua menjadi terhambat proses pemberdayaan dalam
diri mereka.
Hasil yang dicapai Panti Asuhan Mizan Amanah Perumnas
Klender Jakarta Timur dalam pemberdayaan anak jalanan adalah
ketika anak-anak Panti Asuhan dapat mengembangkan dirinya
menjadi lebih baik lagi dibidang ketrampilan, itu semua menjadi
bukti berhasilnya suatu program yang dilakukan oleh pihak Panti
Asuhan tersebut.
79
B. SARAN
1. Perbedaan bahasa daerah, menjadi penghambat dalam jalannya
proses pembelajarannya di Panti Asuhan Mizan Amanah Perumns
Klender, sehingga ini harus diselesaikan agar proses pembelajaran
bisa lebih efektif.
2. Dalam pelaksanaan program ketrampilandengan jumlah 14 anak yang
mengikutinya, idealnya dibutuhkan 2 orang pengajar supaya anak-
anak dapat mengikut program ketrampilan dengan baik.
80
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Abdullah, M.YatimiAbdullah. Studi Akhlak dalam Perspektif Al –
Qur’an.Jakarta: Amzah, 2008.
Adi, Isbandi Rukminto.Intervensi Komunitas dan Pengembangan
Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyaralat. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2012.
Adi, Isbandi Rukminto. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat
dan IntervensiKomunitas. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 2001.
Adiwibowo, Suryo. EkologiManusiaBogor :FakultasEkologi
Manusia – IPB, 2017.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2009.
Depsos RI. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penyantunan dan
Pengetasan Anak Terlantar Melalui Panti Asuhan Anak. Jakarta: Binkesos,
2004.
Efendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teory dan Praktek.Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya, 1999.
Hardiansyah, Haris. Metodelogi Penelitian Kualitatif: untuk Ilmu-Ilmu
Sosial. Jakarta: Salemba Humanika, 2012.
Hasan, Fuad.Dasar-dasar Kependidikan.Jakarta :Rineka Cipta, 1996.
Ilyas, Rooestin. Anak-anakku di Jalanan. Jakarta : Pensil, 2004.
Irawan, Prasetya.Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta :STIALAN,
1999.
J. Panglaykim. Pikiran dan Gagasan J. Panglaykim Prinsip-Prinsip
Kemajuan Ekonomi Jakarta: PT. Kompas Gramedia, 2011.
Jauch, Lawrrence R. dan William F. Glueck. Manajemen Strategi dan
Kebijakan Perusahaan. Jakarta: Erlangga, 1988.
Kasmir. Kewirausahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.
Kasiram, Moh. Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif. Yogyakarta:
UINMaliki Press, 2008.
81
Lfe, Jim, Frank Tesoriero. Community Developmant: SebagaiAlternatif
PengembanganMasyarakat Di Era Globalisasi. Yogyakarta:
Pustaka Belajar. Cet: ke-3, 2006.
Machendrawaty, Nanih dan Agus Ahmad Safei. Pengembangan
Masyarakat Islam: Dari Ideologi, Strategi, sampai Tradisi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001.
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2015.
Moleong, Lexy J.Metode Penelitian Kualitatif Edisi Rrevisi. Bandung:
PT.Remaja RosdaKarya, 2009.
Novi, Bunda. Bacaan Wajib Orang Tua. Yogyakarta : Diva Press, 2017.
Rancangan Undang-undang Republik Indonesia. 2014 Tentang
Perlindungan Anak.
Soehartono. Panti Asuhan dalam Era Reformasi.Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2006.
Sudaryono.Metode Penelitian Pendidikan Prenada media Group Jakarta,
2016.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabetacet: 5, 2009
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian
strategis pembangunan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial.
(Bandung: PT Refika Aditama), Cet ke-1 2005.
Soehadha, Moh. Metode Penilitian Sosial Kualitatif Untuk Studi
Agama. Yogyakarta:SUKAPress UIN Sunan Kalijaga
Sulistiyani, Ambar Teguh. Kemitraan dan model-modelpemberdayaan
Yogyakarta :GavaMedia, 2017.
Suyanto, Bagong. Masalah Sosial Anak.Jakarta : LIPI Pres, Anggota Ikapi.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI ,Ilmu dan Aplikasi Pendidikan
Penerbit : PT. IMTIMA, 2007.
Yulistiani, Indriati. Ragam Penelitian Kualitatif, Penelitian Lapangan.
Fakultas IlmuSosial dan Ilmu Politik: UI, 2001
82
Sumber WEB :
http://e-journal.uajy.ac.id/7730/3/TA213644.pdf
https://dinsos.jakarta.go.id/page.php?cmd=data&action=pmks
Web Yayasan Mizan Amanah
Sumber wawancara:
Wawancara Pribadi dengan Bapak.Yana Jakarta, Jum‟at 23 Maret 2018
Pukul 10.37 WIB
Wawancara Pribadi dengan Bapak.Fauzi Jakarta, Sabtu 27 Januari 2018
Pukul 16:30 WIB
Wawancara Pribadi dengan Syaimah anak asuh Mizan Amanah Jakarta
Sabtu 17 Februari 2018 Pukul 17:00 WIB
Wawancara dengan anak Panti Asuhan Mizan Amanah
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA KEPALA PANTI YAYASAN MIZAN AMANAH
Pertanyaan–pertanyaan :
1. Sudah berapa lama Panti Asuhan Mizan Amanah berdiri ?
2. Apa Visi dan Misi Panti Asuhan Mizan Amanah?
3. Berapa banyak anak didik yang berada di Panti Asuhan Mizan Amanah ?
4. Usia berapa saja yang terdapat di Panti Asuhan Mizan Amanah ?
5. Bagaimana cara bapak mengajak anak-anak untuk bergabung di panti?
6. Program apa saja yang ada di panti?
7. Motivasi apa saja yang bapak berikan untuk memberikan kesadaran kepada anak-anak
panti?
8. Proses seperti apa dalam melakukan penyadaran kepada anak-anak dipanti?
9. Hasil apa saja yang sudah didapatkan dari program yang sudah berjalan?
10. Perubahan apa yang terjadi setelah mereka bergabung di asramah ini?
HASIL WAWANCARA
Nama Informan : Bapak Yana
Jabatan : Kepala Panti Asuhan Mizan Amanah Prumnas Klender
Tempat : Aula Yayasan Panti Asuhan Mizan Amanah
Hari Tanggal : Jum’at 23 Maret 2018
Waktu Wawancara : 09.00 -10.37 WIB
1. Sudah berapa lama panti berdiri ?
Kalau berdirinya si tahun 2011 namun untuk tanggal sayang kurang tau mas, seinget
saya tahun 2011 mas.
2. Program apa saja yang ada di panti?
Program yang ada di panti biasanya mengikuti program-program yang ada di pusat
karena semuanya sudah terstruktur disana, namun untuk di cabang itu sendiri biasanya
ada program masing-masing dan Alhamdulillah ditempat kami program yang sudah
berjalan ada kerjinan yang belajar kerajinan ini atusias anak-anaknya luar biasa
sehingga sesuatu yang istimewah di samping itu juga ada program hafalan qur’an dan
itu program yang sudah berjalan selama ini mas.
3. Berapa banyak anak didik yang berada panti Mizan ?
Anak-anak didik yang ada di panti ada 14 mas untuk tahun ini mas kadang tiap tahun
berubah-rubah mas jumlahnya.
4. Apa visi misi untuk Yayasan ini tersebut?
Visi menjadi lembaga amanah umat terdepan di tingkat nasional dan membentuk
generasi yang bermanfaat itu visi kami mas, serta dapat pula menggantikan peran
keluarga Mas. kalo misinya Mendidik dan mengembangkan potensi anak yatim
dan kaum dhuafa untuk menjadi muslim yang hakiki sehingga kehidupan mereka bisa
lebih baik mas.
5. Hasil apa saja yang sudah didapatkan dari program sudah berjalan?
Alhamdulillah untuk hasil sudah ada hasilnya seperti souvenir dan hafalan quran
sudah bisa kita tampilkan di depan para donator dan itu menjadi nilai tambah untuk
anak-anak dan untuk panti juga mas.
6. Usia berapa saja yang terdapat dipanti ?
Kalau usia rata-rata paling usia-usia anak-anak SD ke bawah karena kalau sudah
masuk usia SMP itu dipindahkan ke pusat mas. Jadi fokusnya usia segitu mas.
7. Bagaimana cara bapak mengajak anak-anak untuk bergabung dipanti?
Kalau sistem ngajak biasanya pada saat peresmian panti kita umumkan kalau
keberadaan panti ini untuk warga-warga sekitar yang memang tidak mampu bisa
dititipkan di tempat kami, karena itu moment yang pas untuk mengajak anak-anak
yang ingin bergabung karena pada saat itu ada tokoh masyarakat, kepolisian dan itu
moment yang pas. Dan ga hanya itu anak-anak juga biasanya kalau waktu idul fitri
biasanya anak-anak pulang dan itu juga jadi moment untuk anak-anak mengajak
kawannya untuk gabung di asrama, dan terkadang ada saja yang gabung dari hasil-
hasil anak-anak mengajak kawannya.
8. Proses seperti apa dalam melakukan penyadaran kepada anak-anak dipanti?
Prosesnya paling kita lakukan penyadarannya lewat motivasi-motivasi dan lewat
tontonan yang sekirannya buat mereka bangkit dan berkembang kehidupnya dan
pendidikannya. Habis kadang saya suka gmna gtu mas? Liat kehidupan anak-anak
mas sebelum ada dipanti mereka yaa faktor ekonomi keluarga juga adaa, jadi sayaa
berikan motivasi buat mereka biar pada mau bangkit ga kayaa keluarganya yang
gagal, paling saya suka bilang kaya gitu ke anak-anak mas.
9. Perubahan apa yang terjadi setelah mereka bergabung di asramah ini?
Perubahan anak-anak yang paling terlihat dari sikap mereka mulai dari perubahan
perilakunya yang paling terlihat si mas, ga hanya itu mas dari pendidikan juga
pengetahuan juga lebih bertambah mas.
10. Pelatihan apa saja yang diberikan kepada anak-anak di panti?
Untuk pelatihan yaa paling hafalan quran dan pembuatan souvenir saja mas, paling itu
yang kita fokuskan mas.
11. Apa saja Faktor penghambat dalam membina anak-anak asuh di panti?
Kalau penghambat,kendalanya ada yang susah untuk nangkep pelajaran atau hafalan-
hafalan karena kan anak-anak dari berbeda-beda daerah,dan dari faktor masa lalunya
juga dan juga dari sisi keluarganya juga yang dulu kurang perhatian terhadap anak,
dan itu menjadi kendala untuk kami para pengurus panti. Tapi itu jadi motivasi untuk
kami agar lebih semangat lagi mas.
12. Faktor pendukung apa yang terdapat di panti?
Alhamdulillah kalau pendukung mulai dari gedung asramah dan kamar anak-anak,
ruang serba guna semuanya adaa mas, dan untuk sarana dan prasana juga disini juga
mencukupi kebutuhan anak-anak semua tercukupi sehingga kami mampu
menjalankan segala program mas, yaa ini semuaa juga ga lepas dari kehendak allah
mas, serta dari lingkung sekitar pun juga banyak yang dukung keberadaan kami, dan
kepedulian para donator juga kepada kami juga sangat baik yaa mas. Jadi yaa itu yang
buat kami bertahan.
Informan
(Bapak Yana)
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA KEPADA PENGAJAR DI PANTI YAYASAN MIZAN
AMANAH
Pertanyaan–pertanyaan :
1. Sejak kapan bapak melakukan pengajaran di tempat ini?
2. Bagaimana respon anak-anak pada saat diberikan pelatihan keterampilan ?
3. Keterampilan apa saja yang diberikan kepada anak-anak dipanti?
4. Apa saja motivasi bapak pada saat memberikan ketarampilan kepada anak didik?
5. Berapa lama waktu yang dibutuhkan anak didik untuk belajar membuat souvenir ?
6. Bagaimana perkembangan anak didik setelah mengikuti program keterampilan
membuat souvenir ?
7. Apakah ada pelatihan lebih lanjut pada keterampilan ini?
8. Metode apa yang dilakukannnya pada pelatihan lebih lanjut?
9. Berapa lama pelatihan yang dilakukan lebih lanjut?
10. Siapa saja yang mengikuti latihan tersebut?
11. Apakah ada evaluasi dari pelatihan keterampilan tersebut ?
12. Apa saja perubahan yang akan terjadi dari pelatihan lebih lanjut ?
13. Apakah sering diadakan evaluasi hasil belajar anak didik oleh para pengajar?
14. Hasil apa saja yang diperoleh dari adanya kegiatan pelatihan keterampilan membuat
souvenir bagi individu atau lembaga ?
15. Faktor – fator apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
program tersebut ?
HASIL WAWANCARA
Nama Informan : Ahmad Fauzi
Jabatan : Pengajar Ketrampilan Souvenir
Tempat : Depan Panti Mizan Amanah
Hari Tanggal : Sabtu 27 Januari 2018
Jam Wawancara : 15.10-16.30 WIB
1. Sejak kapan bapak melakukan pengajaran di tempat ini?
Alhamdulillah sudah lumayan lama, tepatnya berapa tahun saya ngga ingat mas, haha.
tapi untuk mengajar ditempat ini sudah berjalan sudah mau 2 tahun.
2. Bagaimana respon anak-anak pada saat diberikan pelatihan keterampilan ?
Respon anak-anak ya pada semangat mas karena mereka sangat antusias mengikuti
keterampilan ini.walaupun kadang suka pada becanda, yaa saya si maklumin aja yang
penting mereka masih mau belajar dan mengisi waktu kosongnya buat belajar.
3. Keterampilan apa saja yang diberikan kepada anak-anak dipanti?
Disini ada keterampilan buat souvenir dan juga ada yang lainnya juga, namun saya
hanya fokus di kerajinan pembuat souvenir saja mas.kalau yg lainnya masing
penanggung jawabnya mas.
4. Apa saja motivasi bapak pada saat memberikan ketarampilan kepada anak didik?
Yaa saya selalu memberikan mereka semangat untuk selalu berusaha dan tetap
semnagt walaupun keadaan mereka berbeda dengan orang-orang yang lain tapi itu
bukan kendala buat diri kalian berhasil nantinya, itu yang selalu saya selipkan dalam
setiap pembelajaran.
5. Berapa lama waktu yang dibutuhkan anak didik untuk belajar membuat souvenir ?
Kalau mereka tekun untuk pemula atau baru belajar itu bisa sampai 2 jam mas, namun
untuk yang sudah terbiasa hanya menghabiskan waktu 15-20 menit namun butuh
ketelitian yang sangat bagus, apalagi ini kan sifatnya kerjaninan ga semuanya bisa
selesai pada waktunya, namun sekarang si lumayan dah ga banyak nanya seperti
awal-awal pengajara,hahah.
6. Berpa lama waktu pembelajaran yang diberikan kepada anak-anak panti?
Pelatihan setiap hari rabu dan sabtu jam 15:30 sampai jam 17:30 mas, tapi diluar
waktu itu bisa ko anak-anak untuk belajar yaa dengan istilah kelas bebas mas.
7. Bagaimana perkembangan anak didik setelah mengikuti program keterampilan
membuat souvenir ?
ya Alhamdulillah mas, waktu kosong mereka kadang suka buat souvenir sambil iseng-
iseng walaupun ga semua anak tapi suatu perkembang yang terdapat dalam diri
mereka mas, karena untuk seusia mereka bisa seperti itu udah luar biasa mas. Dan
saya berharap mereka bisa lebih tekun lagi mau bagaimana pun mereka kan harus
hidup mandiri jadi punya skill walaupun sedikit.
8. Apakah ada pelatihan lebih lanjut pada keterampilan ini?
Insallah, akan ada pelatihan lebih lanjut mas, yang tingkat pembuatnya lebih rumit
supaya kreativitas mereka berkembang. dan nantinya meraka bisa membuat souvenir
yang lebih baik lagi.dan siap untuk hidup mandiri mas.
9. Metode apa yang dilakukannnya pada pelatihan lebih lanjut?
Metode pengajar yaa saya gunaka metode interaktif jadi siapa pun yang bertanya dan
yang sudah bisa, bisa bantu saya juga. Dan ini termasuk yang efektif menurut saya.
10. Berapa lama pelatihan yang dilakukan lebih lanjut?
Kalau ngomongin lama, ngga tau saya berapa lama yang penting mereka bisa aja dulu
mas, mau sampe kapan yang penting mereka mau belajar mas. Itu kuncinya saya,
kalau pake waktu kadang bingung saya namanya ngajarin anak-anak mas, tau sediri
dah mas, haha.
11. Siapa saja yang mengikuti latihan tersebut?
Hampir semua anak-anak ikut semua mas, dari usia 6 tahun sampai usia 12 tahun mas,
pada tertarik dan mau bisa semua, yaa walaupun ada yang ikut-ikutan tapi itu ga jadi
masalah mas yang penting mereka merasakan semua rasanya buat souvenir seperti
apa dan hasilnya punya kebanggaan untuk mereka juga.
12. Apa tujuan bapak melakukan pelatihan kerajinan pembuat souvenir ini?
Tujuan saya,awalnya ingin meningkatkan kreativitas anak-anak mas, dan juga waktu
koosong mereka bisa dimanfaatkan lebih baik, sehingga mereka memiliki hasilnya.
Memang sekrng butuh kesabaran untuk mencapai itu semua, namun efeknya nanti
mereka bakalan tau dengan sendirinya manfaat belajar keterampilan ini mas.
13. Apakah ada evaluasi dari pelatihan keterampilan tersebut ?
Evaluasi kadang ada ko tapi ngga tentu waktunya, tapi pasti ada ko evaluasi itu.
14. Apa saja perubahan yang akan terjadi dari pelatihan lebih lanjut ?
Yaa saya berharap mereka lebih punya semangat untuk menjalani ini dan kedepannya
ini bisa menjadi bekal mereka untuk berwirausaha, apalagi sekarang nyari kerja susah
mas, apa lagi 10 tahun kedepan dan wirausaha menjadi solusi untuk mereka. Yang
penting punya modal kreativitas mas, itu ajaa dulu mas.
15. Apakah sering diadakan evaluasi hasil belajar anak didik oleh para pengajar?
Evaluasi biasanya saya lakukan setelah selesai pengajaran mas, supaya kedepannya
mereka lebih baik.
16. Hasil apa saja yang diperoleh dari adanya kegiatan pelatihan keterampilan membuat
souvenir bagi individu atau lembaga ?
Hasilnya, mereka lebih bersemangat menjalani kehidupan mereka mas, dan kalu
untuk lembaga ini menjadi nilai tambah untuk lemabaga kalau ada donator yang
datang kita bisa menceritakan perkembangnya kepada mereka mas.
17. Faktor – fator apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
program tersebut ?
Faktor- faktor yang menjadi pendukung dari pihak pengurus responnya sangat luar
biasa terkait pengjaran ini dan segala kebutuhannya terkait keperluannya semuanya
disediakan sama pengurus panti dan para donator juga berkunjung menjadi
penyemangat karena liat hasil anak-anak mas, kalau penghambat yaa namanya masih
usia-usia mereka mas yang rata-ratanya anak SD butuh kesabaran yang sangat-sangat
luar biasa namun itu bukan jadi alasan untuk menghabat program yang sudah berjalan
kami tetap optimis kalo program ini dapat berkembang dengan baik dan buat anak-
anak bisa dapet bekel dari sini lewat ketrampilan ini mas.
Informan
(Ahmad Fauzi)
Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA ANAK ASUH PANTI YAYASAN MIZAN AMANAH
Pertanyaan–pertanyaan :
1. Sudah berlama adik tinggal dipanti Mizan?
2. Apa saja yang diajarkan dipanti Mizan?
3. Selama belajar keterampilan disini adik sudah bisa membat souvenir?
4. Berlama waktu yang dibutuhkan untuk belajar membuat souvenir?
5. Apa saja manfaat yang adik dapatkan dipelajaran keterampilan?
6. Apakah disini sering diadakan diskusi bersama?
7. Bagaimana metode pengajaran keterampilan yang dilakukan oleh pengajar?
8. Seandainya souvenir sudah jadi, souvenirnya dijual atau diapakah?
9. Bagaimana proses pembuatan souvenir dari awal hingga akhir?
10. Apa saja hambatan yang didapatkan pada saat melakukan pembuatan keterampilan?
11. Dukungan apa yang diberikan pada saat melakukan pembuatan keterampilan?
HASIL WAWANCARA
Nama Informan : Syaimah
Usia Informan : 12 tahun
Tempat Tanggal Lahir : Sukabumi, 25 Juni 2006
Tempat Wawancara : Panti Mizan Amanah
Hari Tanggal : Sabtu 17 Februari 2018
Waktu Wawancara : 16.10-17.00 WIB
1. Sudah berlama adik tinggal dipanti Mizan?
Aku tinggal di panti sudah 4 tahun kak
2. Apa saja yang diajarkan dipanti Mizan?
Yang diajarin hafalan quran bikin gantungan kak trus belajar kelompok gtu ka,
bareng-bareng
3. Selama belajar keterampilan disini adik sudah bisa membuat souvenir?
Sebelumnya aku ngga bisa kak, tapi aku ingin bisa dan terus diajari supaya nantinya
aku punya keterampilan.
4. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk belajar membuat souvenir?
Kalau aku sendiri butuh waktu agak lama karena membuat souvenir harus sabar kak..
5. Apa saja manfaat yang adik dapatkan dipelajaran keterampilan?
Kalau aku sih jadi bisa membuat kerajinan kak, dan waktu aku sepulang sekolah jadi
bermanfaat kak..
6. Apakah di sini sering diadakan diskusi bersama?
Diskusi itu apa kak? Ngobrol-ngobrol? Kalau ngobrol-ngobrol, ngasih pelajaran dan
yang lain sering kak, makanya aku suka tinggal di sini kak, orangnya baik-baik kak.
7. Bagaimana metode pengajaran keterampilan yang dilakukan oleh pengajar?
Kalau yang ngajarin bikin souvenir di sini baik banget kak, ngajarinnya ngga buru-
buru, satu-satu dideketin dan perhatiin, jadinya semua nya pada bisa kak.
8. Seandainya souvenir sudah jadi, souvenirnya dijual atau diapakah?
Wah, kalau aku sih kak pengen bikin yang banyak terus aku kasih deh ke temen-
temen aku sebagai kenangan-kenangan dari aku, terus aku bakal ajarinke mereka juga
cara buatnya kak supaya nanti aku sama temen-temen aku bisa punya perusahaan
sendiri.
9. Bagaimana proses pembuatan souvenir dari awal hingga akhir?
Sebenernya sulit kak, yang tadi aku bilang ke kakak, harus sabar dan pelan-pelan.
Ngga bisa cepet langsung jadi, jadi kalau bikinnya kebanyakan aku masih suka bosen
buatnya kak hehe, pegel.
10. Apa saja hambatan yang didapatkan pada saat melakukan pembuatan keterampilan?
Aku sih cuma ngerasa pegel kak kalau kelamaan.
11. Dukungan apa yang diberikan pada saat melakukan pembuatan keterampilan?
Yaa dari diri aku sendiri kak, kan katanya kalau mau bisa harus berusaha, jadinya aku
harus berusaha kak supaya bisa.
Informan
( Syaimah )
HASIL WAWANCARA
Nama Informan : Rila Muayidatil Aziz
Usia Informan : 10 tahun
Tempat Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 30 November 2008
Tempat wawancara : Panti Mizan Amanah
Hari Tanggal : Sabtu, 24 Februari 2018
Waktu Wawancara : 16.00-16.45
1. Sudah berlama adik tinggal dipanti Mizan?
Aku di panti udh 4 tahun ada kaa kalo ga salah kak, seinget aku si gtu kak, hehe.
2. Apa saja yang diajarkan dipanti Mizan?
Bikin gantungan anggur ka, bagus deh ka, ada juga hafaln kaa tapi aku lebih sukaa
bikin gantungan kaa, klo hafalan gmnaa gtu kaa. Hehe.
3. Selama belajar keterampilan di sini adik sudah bisa membuat souvenir?
Aku mah ngga bisa buat kak, tapi kalau lihat tuh bagus pengen punya dan pengen
bisa kak.
4. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk belajar membuat souvenir?
Bikin souvenir mah lama kak karena aku yang emang ngga bisa jadi harus butuh
waktu yang lama banget.
5. Apa saja manfaat yang adik dapatkan dipelajaran keterampilan?
Aku sih ngerasainnya jadi bisa lama-lama kak, ya walaupun harus latihan terus-
menerus tapi ngga apa-apa deh yang penting aku bisa.
6. Apakah di sini sering diadakan diskusi bersama?
Diskusi gimana kak? Ya di isini selalu kumpul sama-sama kak, terus kadang diajarin
yang lain, pokoknya enak deh kak.
7. Bagaimana metode pengajaran keterampilan yang dilakukan oleh pengajar?
Apa tuh kak metode? Pengajar di sini mah baik-baik kak, ma ajarin aku dan temen-
temen aku, ngajarinnya juga asik kak, kalau ngga bisa ya ngga dihukum kak hehe
8. Seandainya souvenir sudah jadi, souvenirnya dijual atau diapakah?
Ya aku sih sebenernya pengen bisa dulu kak, soalnya ibunya temen aku jualan bros,
aku pengen deh kak bisa bikin souvenir terus aku jualin, supaya aku bisa punya uang
jajan sendiri dan ngga ngerepotin hehe.
9. Bagaimana proses pembuatan souvenir dari awal hingga akhir?
Susah kak harus pelan-pelan, kalau ngga pelan-pelan bakalan jelek hasilnya kak..
10. Apa saja hambatan yang didapatkan pada saat melakukan pembuatan keterampilan?
Aku sih ngerasa susah aja kak, kan aku emang ngga bisa jadi harus dilihatin dulu
caranya berkali-berkali dan latihan terus-menerus kak..
11. Dukungan apa yang diberikan pada saat melakukan pembuatan keterampilan?
Yang dukung paling temen-temen aku sama allah kak, biar aku selalu semangat kak..
Informan
(Rila Muayidatil Aziz)
HASIL WAWANCARA
Nama Informan : Dani Setiawan
Usia Informan : 11 tahun
Tempat Tanggal Lahir : Garut, 7 April 2007
Tempat Wawancara : Panti Mizan Amanah
Hari Tanggal : Sabtu, 03 Maret 2018
Waktu Wawancara : 15.50-16.30
1. Sudah berlama adik tinggal dipanti Mizan?
Aku tinggal di panti sudah 3 tahun kak
2. Apa saja yang diajarkan dipanti Mizan?
Ngapalin qur’an, bikin gantungan sama belajar bareng kak
3. Selama belajar keterampilan disini adik sudah bisa membuat souvenir?
Saya mah kak udah pernah bikin gituan.
4. Berlama waktu yang dibutuhkan untuk belajar membuat souvenir?
Kalau mau hasilnya bagus mah lama kak, kalau yang udah bisa mah 15 juga kelar
hehe.
5. Apa saja manfaat yang adik dapatkan dipelajaran keterampilan?
Enak jadi punya kerjaan saya kak, dari pada tidur-tiduran, main-main mending bikin
souvenir kan juga belajar kak..
6. Apakah di sini sering diadakan diskusi bersama?
Maksudnya apa kak? Kalau kumpul bareng mah sering banget, kita-kita ditanyain,
curhat-curhat, nanya PR atau kadang ya iseng-iseng bikin apa aja kak.
7. Bagaimana metode pengajaran keterampilan yang dilakukan oleh pengajar?
Waduh itu apa kak? Kalau yang ngajarin di sini mah baik semua kak, sabar juga kalau
lagi ngajarin kita. Sambil ngobrol tapi tetep merhatiin kita yang lagi belajar bikin
souvenir kak.
8. Seandainya souvenir sudah jadi, souvenirnya dijual atau diapakah?
Saya mah mau jualin aja haha biar punya uang kak, kan enak kalau punya uang, bisa
ditabung atau bisa disedekahin kak.
9. Bagaimana proses pembuatan souvenir dari awal hingga akhir?
Cara bikinnya gampang soalnya saya pernah bikin dulu
10. Apa saja hambatan yang didapatkan pada saat melakukan pembuatan keterampilan?
Palingan ya kak susah nya itu kalau lagi males, kalau lagi males ngapa-ngapain juga
bakal lama kak ngerjainnya.
11. Dukungan apa yang diberikan pada saat melakukan pembuatan keterampilan?
Saya semangatin diri saya sendiri aja kak haha, kan yang lagi ngerjain diri saya kak,
ya sama pengajar nya sih yang selalu bilang “semangat ya kalian”
Informan
( Dani Setiawan )
HASIL WAWANCARA
Nama Informan : Ikhsan Salman Al-Farisi
Usia Informan : 10 tahun
Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 7 Februari 2008
Tempat Wawancara : Panti Mizan Amanah
Hari Tanggal : Sabtu, 31 Maret 2018
Waktu Wawancara : 15.30-16.20
1. Sudah berlama adik tinggal dipanti Mizan?
Saya udah 3 tahun kak tinggal di panti kak.
2. Apa saja yang diajarkan dipanti Mizan?
Buat gantungan ka, ngaji sambil di hafal trus sama belajar kelompok kak
3. Selama belajar keterampilan disini adik sudah bisa membat souvenir?
Haha saya mah ngga bisa kak, tapi mau bisa kak.
4. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk belajar membuat souvenir?
Kalau saya bikin souvenir waktu itu bisa 3 jam kak, kan saya emang belum pernah
bikin sebelumnya.
5. Apa saja manfaat yang adik dapatkan dipelajaran keterampilan?
Saya jadi tau cara bikinnya kak, saya kira mah gampang kak, ngga tau nya susah kak.
6. Apakah di sini sering diadakan diskusi bersama?
Apa tuh kak diskusi? Ngobrol bareng gitu kak? Di sini mah sering banget kak.
7. Bagaimana metode pengajaran keterampilan yang dilakukan oleh pengajar?
Asik banget kak, suka becanda supaya ngga cepet bosen kitanya.
8. Seandainya souvenir sudah jadi, souvenirnya dijual atau diapakah?
Pengen saya kasih ke guru saya kak, biar guru saya inget terus sama saya kak.
9. Bagaimana proses pembuatan souvenir dari awal hingga akhir?
Lumayan susah kak, harus pelan-pelan
10. Apa saja hambatan yang didapatkan pada saat melakukan pembuatan keterampilan?
Kalau lagi ngantuk kak saya males banget bikin souvenir.
11. Dukungan apa yang diberikan pada saat melakukan pembuatan keterampilan?
Pengajar di sini mah selalu ngasih semangat ke saya kak..
Informan
( Ikhsan Salman Al-Farisi )
HASIL WAWANCARA
Nama Informan : Inna Khaira Umma
Usia Informan : 13 tahun
Tempat Tanggal Lahir : Ternate, 7 Januari 2005
Tempat Wawancara : Panti Mizan Amanah
Hari Tanggal : Selasa, 27 Maret 2018
Watu Wawancara : 15.00-16.00
1. Sudah berlama adik tinggal dipanti Mizan?
Aku udah 5 tahun kak tinggal disini dan aku yang paling lama kak.
2. Apa saja yang diajarkan dipanti Mizan?
Yang aku dapat di sini aku di ajarin membuat gantungan kak souvenir gtu kak, sama
belajar kelompok di pimpin sama pengasuh disini kak, seru deh pokoknya kak.
3. Selama belajar keterampilan di sini adik sudah bisa membuat souvenir?
Kebetulan aku suka pelajaran SBK kak jadi untuk buat keterampilan aku suka banget
dan alhamdulillah bisa kak.
4. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk belajar membuat souvenir?
Biasanya sih satu jam kak.
5. Apa saja manfaat yang adik dapatkan dipelajaran keterampilan?
Aku sih ngerasa enak kak,
6. Apakah disini sering diadakan diskusi bersama?
Diskusi soal apa kak? Biasanya sih di sini suka ngobrol bareng atau suka diajarin hal
yang baru kak.
7. Bagaimana metode pengajaran keterampilan yang dilakukan oleh pengajar?
Guru nya di sini enak kak, sabar banget dan selalu ngasih motivasi ke kita kak.
8. Seandainya souvenir sudah jadi, souvenirnya dijual atau diapakah?
Aku sih mau buat yang banyak terus aku jual kak supaya aku punya uang kak terus
aku tabung deh.
9. Bagaimana proses pembuatan souvenir dari awal hingga akhir?
Agak susah sih kak, kalau ngga teliti dan pelan-pelan mah bbakal nyerah gitu aja kak
hehe
10. Apa saja hambatan yang didapatkan pada saat melakukan pembuatan keterampilan?
Biasanya aku ngerasa bosen kalau lagi ngalamin ngga sabaran atau aku lagi banyak
PR jadinya kadang suka ngga fokus gitu kak.
11. Dukungan apa yang diberikan pada saat melakukan pembuatan keterampilan?
Biasanya dari guru nya kak yang selalu ngasih dukungan buat kita kak.
Informan
(Inna Khaira Umma)
LAMPIRAN
Proses Pembuatan Souvenir oleh anak-anak Panti Asuhan Mizan Amanah
Proses Akhir Pembuatan Souvenir
Hasil Karya anak-anak Panti Asuhan dalam Pembuatan Souvenir
Foto Bersama Anak-Anak Panti Asuhan dan sebagian Pengurus Panti Asuhan