persepsi nelayan pukat cincin (purse seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/tiara ayu...

118
i PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine) TERHADAP SUMBERDAYA IKAN PELAGIS KECIL YANG BERKELANJUTAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) PRIGI TRENGGALEK, JAWA TIMUR SKRIPSI Oleh : TIARA AYU WIDYASTUTI NIM. 125080207111013 PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 27-Nov-2020

19 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

i

PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine) TERHADAP SUMBERDAYA IKAN PELAGIS KECIL YANG BERKELANJUTAN DI

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) PRIGI TRENGGALEK, JAWA TIMUR

SKRIPSI

Oleh :

TIARA AYU WIDYASTUTI

NIM. 125080207111013

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine) TERHADAP

SUMBERDAYA IKAN PELAGIS KECIL YANG BERKELANJUTAN DI

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) PRIGI TRENGGALEK,

JAWA TIMUR

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan

di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh:

TIARA AYU WIDYASTUTI

NIM. 125080207111013

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 3: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

ii

Page 4: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

iii

Judul : PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine) TERHADAP

SUMBERDAYA IKAN PELAGIS KECIL YANG BERKELANJUTAN DI

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) PRIGI

TRENGGALEK, JAWA TIMUR

Nama Mahasiswa : Tiara Ayu Widyastuti

NIM : 125080207111013

Program Studi : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

PENGUJI PEMBIMBING :

Pembimbing 1 : Dr. Ir. Darmawan Ockto S, M.Si

Pembimbing 2 : Dr. Eng. Abu Bakar Sambah, S.Pi., MT

PENGUJI BUKAN PEMBIMBING :

Dosen Penguji 1 : Muhammad Arif Rahman, S.Pi., M.App.Sc

Dosen Penguji 2 : Ir. Agus Tumulyadi, MS

Tanggal Ujian : 14 Desember 2017

Page 5: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang saya tulis ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya juga

tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang

lain kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

penjiplakan (plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut, sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

Malang, 14 Desember 2017

Mahasiswa

_________________________

Tiara Ayu Widyastuti

Page 6: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

v

Page 7: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

vi

UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulillah Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelsaikan skripsi ini dengan

lancar. Dalam kesempatan yang baik ini, tak lupa penulis ingin menyampaikan

rasa ucapan terimakasih kepada :

1. Allah SWT yang telah menjadi penolong utama bagi penulis untuk tetap

tegar dan kuat menghadapi segala bentuk ujian hidup.

2. Bapak Dr. Ir. Darmawan Ockto S, M.S. selaku Dosen Pembimbing 1.

3. Bapak Dr. Eng. Abu Bakar Sambah, S.Pi., MT selaku Dosen Pembimbing

2.

4. Bapak Sunardi ST., MT selaku Ketua Program Studi Pemanfaatan

Sumberdaya Perikanan (PSP).

5. Bapak Dr. Ir. Daduk Setyohadi, MP dan Bapak Ir. Agus Tumulyadi, MS

Selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritik terhadap

penulisan penelitian ini

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Brawijaya Malang terutama dosen PSP yang telah menyalurkan ilmunya

selama penulis mengenyam pendidikan Sarjana

7. Orangtua tercinta terutama Mama saya Wiwik Lidyawati yang tidak pernah

absen memberikan bantuan doa materi dan support sehingga penulis tidak

merasa putus asa selama menyenyam pendidikan di kota Malang.

8. Ayah dan Ibu dari Fauzi Rahmad P, S.Pi yang telah memberikan doa dan

dukungan kepada penulis

9. Fauzi Rahmad P., S.Pi yang telah sabar berada disisi penulis untuk

bersama sama mengerjakan skripsi dan telah banyak membantu penulis

Page 8: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

vii

dengan memberikan masukan dan nasehat serta telah bersedia untuk

menjadi partner hidup penulis..

10. Seluruh pegawai Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Trenggalek

Jawa Timur yang telah membantu kelancaran dalam penelitian ini.

11. Para Nelayan purse seine yang telah bersedia untuk diwawancarai dan

memberikan data untuk penulis gunakan dalam penyusunan skripsi.

12. Teman-teman PSP 2012 yang telah mengisi hari-hari penulis dengan

canda tawa dan motivasi, terutama 5 sekawan Eri Doni yang mengajarkan

penulis arti mensyukuri kehidupan, Yogi Wijanarko yang telah memberikan

penulis gambaran mengenai kehidupan, Fauzi Rahmad yang memberikan

perhatian kepada penulis serta tak lupa Izzudin H yang banyak

mengajarkan penulis untuk lebih disiplin dalam hal beribadah dan teman-

teman perjuangan yang tak dapat penulis tuliskan satu persatu semoga

kelak menjadi orang sukses dunia dan akhirat.

Page 9: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

viii

PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine) TERHADAP

SUMBERDAYA IKAN PELAGIS KECIL YANG BERKELANJUTAN DI

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) PRIGI TRENGGALEK,

JAWA TIMUR

The Perception Of Trawler Fisherman (Purse Seine) On Sustainable Small Pelagic Fish Resources At Fishery Port of Prigi Trenggalek, East Java

Oleh:

Tiara Ayu Widyastuti1, Darmawan Ockto S2, Abu Bakar Sambah2

ABSTRAK

Persepsi nelayan purse seine terhadap sumberdaya perikanan merupakan proses

pengorganisasian potensi daya yang dimiliki nelayan dalam menafsirkan pengelolaan sumberdaya

perikanan di perairan. Perairan Prigi merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi besar dalam

hal perikanan lautnya. Alat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan

kesejahteraan nelayan karena hasil tangkapan yang didapatkan sangat melimpah. Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif dengan cara melakukan penelitian dan pengamatan secara langsung

untuk memperoleh keterangan-keterangan yang akurat dari responden yaitu nelayan, dengan Instrumen

sebuah kuesioner. Analisis keberlanjutan perikanan purse seine di PPN Prigi dilakukan penilaian dengan

menggunakan metode Rapid Appraisal Analysis Fisheries (RAPFISH). Metode RAPFISH menghasilkan

nilai indeks status keberlanjutan perikanan purse seine pada masing-masing dimensi yang diukur. Pada

dimensi ekologi diketahui nilai indeks keberlanjutan sebesar 69% yang berarti baik, dimensi ekonomi

mendapatkan nilai indeks keberlanjutan 57% dapat dikatakan cukup dan kurang berkelanjutan, dimensi

sosial 67% yang berarti baik dan berkelanjutan, dimensi teknologi mendapatkan nilai indeks

keberlanjutan 75% yang dapat dikatakan baik dan berkelanjutan serta pada dimensi etika mendapatkan

nilai indeks sebesar 66% yang berarti baik dan berkelanjutan. Nilai indeks keberlanjutan menunjukkan

bahwa status keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis kecil di PPN Prigi secara keseluruhan mengalami

pembangunan perikanan tangkap ke arah yang lebih baik dan berkelanjutan. Dari kelima dimensi yang

menentukan keberkanjutan perikanan purse seine pada sumberdaya ikan pelagis kecil, dimensi teknologi

mempunyai nilai indeks keberlanjutan paling tinggi yakni sebesar 75% yang berarti baik dan

berkelanjutan dan dimensi ekonomi yang memiliki nilai paling rendah yaitu 57% yang artinya cukup dan

kurang berkelanjutan.

Kata Kunci : Persepsi, Rapfish, Purse Seine, Sumberdaya Ikan Yang Berkelanjutan Perception of purse-seine fishermen to fishery resources is a process of organizing the potential power that

fishermen have in interpreting the management of fishery resources in the water. Prigi water is one of the areas which has

great potential in terms of its marine fishery. Purse seine fishing gear gives great contribution in improving the welfare of

fishermen because the catch is extremely abundant. This research uses descriptive method by conducting research and

observation directly to obtain accurate information by giving the fishermen questionnaire as the research instrument. Purse

seine fishery sustainability analysis in VAT Prigi was assessed using Rapid Appraisal Analysis Fisheries method

(RAPFISH). The RAPFISH method produces value of sustainability index for a purse seine fishery on each measured

field. In ecological field, it is known that 69% of sustainability index means good. While in economic field, 57% of

sustainability index is classified as sufficient and less sustainable and 67% of sustainability index in social field means

good and sustainable. Besides, in technological field, the sustainability index is classified as good and sustainable if it

reaches 75% and in ethical field, 66% of sustainability index means good and sustainable. The value of the sustainability

index shows that the sustainability status of small pelagic fish resources in the Prigi Fishing Port, as a whole, experiences

the development of fishery capture in a better and sustainable way. Out of the five fields which determine the purse seine

fishery prosperity in small pelagic fish resources, technology field has the highest sustainability index value that is equal to

1 Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijya, Malang 2 Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang

Page 10: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

ix

75% which means good and sustainable while economic field has the lowest sustainability index value that reaches 57%

which means sufficient and less sustainable.

Keywords : Perception, Rapfish, Purse Seine, Sustainability of fishery resources

Page 11: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT berkat rahmat dan karunia-

Nya, penulis dapat menyajikan Laporan Skripsi ini yang berjudul “Persepsi

Nelayan Pukat Cincin (Purse Seine) terhadap Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil yang

Berkelanjutan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi Trenggalek, Jawa

Timur”. Laporan ini disusun sebagai hasil penelitian skripsi yang telah

dilaksanakan oleh penulis dengan melakukan survei terhadap persepsi nelayan

purse seine di PPN Prigi, Kabupaten Trenggalek berkaitan dengan pemanfaatan

sumberdaya ikan pelagis kecil yang berkelanjutan.

Atas terselesaikannya Laporan Skripsi ini, penulis juga mengucapkan

terima kasih sebesar - besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam

proses penyelesaian laporan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa laporan skripsi

ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran yang

membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Malang, 14 Desember. 2017

Penulis

Page 12: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vi

1. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5 1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................................ 5 1.5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ............................................................. 6

2. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 7

2.1 Persepsi .................................................................................................... 7 2.2 Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berkelanjutan .............................. 7 2.3 Alat Tangkap Purse Seine ....................................................................... 9 2.4 Nelayan ................................................................................................... 10 2.5 Sumberdaya Ikan Pelagis ...................................................................... 11 2.6 Rapid Appraisal for Fisheries (RAPFISH) ............................................. 12

3. METODE PENELITIAN .................................................................................. 14

3.1 Metode Penelitian ................................................................................... 14 3.2 Jenis dan Pengumpulan Data ................................................................ 15

3.2.1 Observasi ......................................................................................... 16

3.2.2 Wawancara ....................................................................................... 16

3.2.3 Dokumentasi .................................................................................... 17

3.2.4 Kuisioner .......................................................................................... 17

3.3 Variabel Penelitian ................................................................................. 17 3.3.1 Dimensi Ekologi ............................................................................... 18

3.3.2 Dimensi Etika ................................................................................... 19

3.3.3 Dimensi Sosial ................................................................................. 19

3.3.4 Dimensi Ekonomi ............................................................................. 21

3.3.5 Dimensi Teknologi ........................................................................... 21

3.4 Metode Pengumpulan Responden ........................................................ 22 3.5 Analisis Data ........................................................................................... 23

3.5.1 Analisis Deskriptif............................................................................ 25

3.6 Kerangka Konsep Penelitian ................................................................. 26 4. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 28

4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian ........................................................ 28 4.1.1. Lokasi Penelitian............................................................................. 29

4.1.2 Letak Gografis dan Topografi ......................................................... 29

Page 13: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

iii

4.1.3 Iklim .................................................................................................. 30

4.1.4 Jumlah Penduduk ............................................................................ 30

4.2 Keadaan Umum PPN Prigi ..................................................................... 31 4.2.1 Profil PPN Prigi ................................................................................ 31

4.2.2 Tugas Pokok dan Fungsi ................................................................. 32

4.2.3 Fungsi Pemerintah ........................................................................... 33

4.2.4 Fungsi Pengusahaan ....................................................................... 34

4.2.5 Fasilitas Pelabuhan ......................................................................... 35

4.3 Keadaan Umum Perikanan .................................................................... 39 4.3.1 Potensi Perikanan Tangkap ............................................................ 39

4.3.2 Armada Penangkapan ..................................................................... 40

4.3.3 Alat Tangkap Purse Seine ............................................................... 41

4.3.4 Deskripsi Perikanan Purse Seine ................................................... 43

4.3.5 Data Perikanan Lima Tahun Terakhir di PPN Prigi ........................ 45

4.3.6 Deskripsi Daerah Penangkapan ...................................................... 49

4.3.7 Deskripsi Ikan Hasil Tangkapan Purse Seine ................................ 50

4.3.8 Musim Penangkapan ....................................................................... 51

4.4 Analisis Keberlanjutan Sumberdaya Perikanan Purse Seine PPN Prigi 52

4.4.1 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Dimensi ................................... 53

4.4.2 Status Keberlanjutan Dimensi Ekologi ........................................... 58

4.4.3 Status Keberlanjutan Dimensi Ekonomi ........................................ 64

4.4.4 Status Keberlanjutan Dimensi Sosial ............................................. 72

4.4.5 Status Keberlanjutan Dimensi Teknologi ....................................... 78

4.4.6 Status Keberlanjutan Dimensi Etika ............................................... 84

4.4.7 Status Keberlanjutan Multi Dimensi ............................................... 90

4.4.8 Masalah dan Upaya Penyelesaian .................................................. 92

5. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 95

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 95 5.2 Saran ....................................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 97

Page 14: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1. Kategori Status Keberlanjutan .............................................................. 25

Tabel 2. Fasilitas Pokok PPN Prigi .................................................................... 36

Tabel 3. Fasilitas Fungsional PPN Prigi ............................................................. 37

Tabel 4. Fasilitas Penunjang PPN Prigi ............................................................. 38

Tabel 5. Jumlah Armada di PPN Prigi tahun 2012-2016 .................................... 41

Tabel 6. Jumlah Alat Tangkap Tahun 2016........................................................ 43

Tabel 7. Spesifikasi Alat Tangkap Purse Seine di PPN Prigi .............................. 44

Tabel 8. Jumlah Alat Tangkap Periode 2012 – 2016 .......................................... 46

Tabel 9. Jumlah Armada Periode 2012 – 2016 .................................................. 47

Tabel 10. Jumlah Trip Penangkapan Ikan Periode 2012 – 2016 ........................ 48

Tabel 11. Nilai Produksi Periode 2012 – 2016 ................................................... 49

Tabel 12. Kategori Koefisien Cronbach’s alpha based on standardizad items ... 54

Tabel 13. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ........................................................... 55

Tabel 14. Hasil Uji Validitas Indikator Dimensi Ekonomi. ................................... 56

Tabel 15. Hasil Uji Validitas Indikator Dimensi Sosial. ....................................... 56

Tabel 16. Hasil Uji Validitas Indikator Dimensi Etika. ......................................... 57

Tabel 17. Hasil Uji Validitas Indikator Dimensi Teknologi. .................................. 57

Tabel 18. Hasil Uji Validitas Indikator Dimensi Ekologi....................................... 57

Page 15: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian. ........................................................... 27

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi

Trenggalek, Jawa Timur. ................................................................. 28

Gambar 3. Ikan Hasil Tangkapan Purse Seine di PPN Prigi. ............................. 50

Gambar 4. Nilai Indeks Persepsi Nelayan Purse Seine Terhadap Sumberdaya

Ikan Pelagis pada Dimensi Ekologi di Pelabuhan Perikanan

Nusantara (PPN) Prigi, Trenggalek Jawa Timur .............................. 59

Gambar 5. Nilai Indeks Persepsi Nelayan Purse Seine Terhadap Sumberdaya

Ikan Pelagis Kecil pada Dimensi Ekonomi di Pelabuhan Perikanan

Nusantara (PPN) Prigi, Trenggalek Jawa Timur. ............................. 65

Gambar 6. Nilai Indeks Persepsi Nelayan Purse Seine Terhadap Sumberdaya

Ikan Pelagis Kecil pada Dimensi Sosial di Pelabuhan Perikanan

Nusantara (PPN) Prigi, Trenggalek Jawa Timur. ............................. 72

Gambar 7. Nilai Indeks Persepsi Nelayan Purse Seine Terhadap Sumberdaya

Ikan Pelagis Kecil pada Dimensi Teknologi di Pelabuhan Perikanan

Nusantara (PPN) Prigi, Trenggalek Jawa Timur. ............................. 79

Gambar 8. Nilai Indeks Persepsi Nelayan Purse Seine Terhadap Sumberdaya

Ikan Pelagis Kecilpada Dimensi Etika di Pelabuhan Perikanan

Nusantara (PPN) Prigi, Trenggalek Jawa Timur. ............................. 84

Gambar 9. Nilai Indeks Persepsi Nelayan Purse Seine Terhadap Sumberdaya

Ikan Pelagis Kecil pada Multi Dimensi di Pelabuhan Perikanan

Nusantara (PPN) Prigi, Trenggalek Jawa Timur. ............................. 90

Page 16: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Rekapitulasi Dimensi dan Atribut Rapfish. ......................................... 103

Lampiran 2. Atribut dan Skoring dalam Analisis Dimensi Ekologi dari

Keberlanjutan Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil di PPN Prigi. ......... 104

Lampiran 3. Atribut dan Skoring dalam Analisis Dimensi Ekonomi dari

Keberlanjutan Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil di PPN Prigi. ......... 106

Lampiran 4. Atribut dan Skoring dalam Analisis Dimensi Sosial dari Keberlanjutan

Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil di PPN Prigi.................................... 108

Lampiran 5. Atribut dan Skoring dalam Analisis Dimensi Teknologi dari

Keberlanjutan Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil di PPN Prigi. ......... 110

Lampiran 6. Atribut dan Skoring dalam Analisis Dimensi Etika dari Keberlanjutan

Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil di PPN Prigi. .................................. 112

Lampiran 7. Desain Penelitian ................................................................................... 114

Lampiran 8. Perhitungan Sample Responden ......................................................... 116

Lampiran 9. Hasil Skoring Persepsi Nelayan Purse Seine terhadap Sumberdaya

Ikan Pelagis Kecil yang Berkelanjutan di PPN Prigi ........................ 117

Lampiran 10. Kontribusi Atribut Keberlanjutan Perikanan Pelagis Kecil di PPN

Prigi. ........................................................................................................ 121

Lampiran 11. Tabel R .................................................................................................. 123

Lampiran 12. Uji Validitas Semua Dimensi. ............................................................. 124

Lampiran 13. Uji Reliabilitas Semua Dimensi. ......................................................... 126

Lampiran 14. Foto Penelitian ..................................................................................... 127

Page 17: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Potensi perikanan yang melimpah di Indonesia belum sepenuhnya

termanfaatkan dengan baik. Sering diungkapkan dalam berbagai penelitian

bahwa sumberdaya ikan (SDI) merupakan sumberdaya yang dapat pulih

(renewable resources). Namun, pada kenyataannya penangkapan berlebih

atau overfishing masih sering terjadi di berbagai daerah sehingga

menyebabkan produksi perikanan tangkap cenderung menurun setiap

tahunnya. Menurut Mallawa (2006), beberapa wilayah pengelolaan perikanan

antara lain Selat Malaka, Laut Jawa, dan Samudera Pasifik telah mengalami

over-exploited pada jenis ikan pelagis besar.

Ikan adalah salah satu bentuk sumberdaya alam yang bersifat

renewable atau memiliki sifat dapat pulih /dapat memperbaharui diri. Di

samping sifat renewable, menurut Widodo dan Nurhakim (2002), sumberdaya

ikan pada umumnya mempunyai sifat “open access” dan “common property”

yang artinya pemanfaatan bersifat terbuka oleh siapa saja dan

kepemilikannya bersifat umum (Suyasa, 2003).

Pengertian pengelolaan Sumberdaya Ikan (SDI) berkelanjutan adalah

pengelolaan yang mengarah kepada bagaimana SDI yang ada dan saat ini

mampu memenuhi kebutuhan sekarang dan kebutuhan generasi yang akan

datang. Di mana aspek keberlanjutan yang meliputi aspek ekologi, sosial –

ekonomi, masyarakat dan institusi. Pengelolaan SDI berkelanjutan tidak

melarang aktivitas penangkapan yang ekonomi/ komersial, tetapi

menganjurkan dengan persyaratan bahwa tingkat pemanfaatan tidak

melampaui daya dukung (carrying capacity) lingkungan perairan atau

Page 18: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

2

kemampuan pulih SDI, sehingga generasi mendatang tetap memiliki aset

sumberdaya alam (SDI) yang sama atau lebih banyak dari generasi saat ini.

Penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap purse seine

pada umumnya banyak terdapat di perairan pantai selatan. Purse seine

pertama kali di Indonesia diperkenalkan di pantai utara Jawa oleh Balai

Penelitian Perikanan Laut (BPPL) pada tahun 1970 dan diterapkan di berbagai

lokasi dan berkembang pesat sampai sekarang. Ikan yang menjadi tujuan

penangkapan dari alat tangkap purse seine ialah ikan-ikan pelagic shoaling

species yang berarti ikan-ikan tersebut adalah ikan yang membentuk suatu

gerombolan dan berada dekat dengan permukaan air (Wiyono, 2012).

Alat tangkap purse seine merupakan jaring yang memiliki tali kerut (tali

kolor) yang berguna membentuk alat tangkap tersebut untuk melingkari

gerombolan ikan target. Ikan target dari alat tangkap purse seine ini

menangkap ikan-ikan yang bergerombol atau schooling yang ada di perairan

permukaan (pelagis). Sumberdaya ikan, meskipun termasuk sumberdaya

yang dapat pulih (renewable resources) namun bukanlah sumberdaya tidak

terbatas. Di lapangan menunjukkan bahwa tidak semua unit penangkapan

ikan yang dipakai nelayan memenuhi kriteria ramah lingkungan. Jika alat yang

dipakai tidak ramah lingkungan, maka keberlanjutan pemanfaatan

sumberdaya perikanan perlu dipertanyakan.

Prigi merupakan salah satu daerah di Pantai Selatan Jawa yang

memiliki potensi besar dalam hal perikanan lautnya. Terdapat berbagai

macam alat tangkap yang digunakan oleh masyarakat nelayan setempat,

salah satunya yakni purse seine. Alat tangkap purse seine di Prigi

dioperasikan oleh dua kapal. Alat tangkap purse seine memberikan kontribusi

Page 19: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

3

besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan nelayan karena hasil tangkapan

yang didapatkan sangat melimpah.

Persepsi diartikan sebagai pandangan atau pengertian seseorang

mengenai sesuatu atau secara arti sempitnya persepsi diartikan sebagaimana

cara seseorang melihat sesuatu, di mana orang-orang melihat segala sesuatu

secara berbeda satu sama lain. Persepsi dibedakan menjadi dua yaitu

persepsi sosial dan persepsi benda, persepsi sosial adalah persepsi

mengenai seseorang atau orang lain untuk memahami orang dan orang lain.

Dalam persepsi sosial ada yang ingin diketahui, yaitu keadaan dan perasaan

orang lain saat ini, di tempat ini melalui komunikasi non-lisan (seperti kontak

mata, busana, gerak tubuh, dan sebagainya) atau lisan dan kondisi yang lebih

permanen yang ada dibalik segala yang tampak saat ini (seperti: niat, sifat,

motivasi) yang diperkirakan menjadi penyebab dari kondisi saat ini. Hal ini

bersumber pada kecenderungan manusia untuk selalu berupaya guna

mengetahui apa yang ada dibalik gejala yang ditangkap dengan indera.

Dengan demikian, persepsi merupakan pemberian makna pada hasil

pengamatan terhadap suatu objek (Sarwono, 2002).

Persepsi orang bisa berbeda terhadap sebuah objek, jadi bila dikaitkan

dengan persepsi (perception) atau tanggapan atau penglihatan manusia

terhadap benda tanda dan simbol yang terdapat pada space atau ruang, maka

terbentuknya persepsi manusia sangat tergantung pada kemampuannya

dalam “membaca” tanda atau simbol tersebut dengan modal memori yang ada

pada otaknya dan bentuk tanda atau simbol dalam memberikan “penjelasan”

pada manusia yang melihatnya (Harisah dan Masiming, 2002).

Persepsi nelayan terhadap sumberdaya perikanan merupakan proses

pengorganisasian potensi daya yang dimiliki nelayan dalam menafsirkan

Page 20: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

4

pengelolaan sumberdaya perikanan di perairan. Dari kesimpulan diatas dapat

ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu proses bagaimana

seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-

masukan informasi dan pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian

menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang berarti.

Salah satu alternatif metode yang digunakan untuk mengevaluasi

keberlanjutan perikanan purse seine adalah metode Rappid Appraisal for

Fisheries (RAPFISH). RAPFISH merupakan metode penilaian berkelanjutan

perikanan yang berdasarkan pendekatan multidimensional scaling. Penelitian

ini mengaplikasikan metode RAPFISH dalam menganalisis persepsi nelayan

purse seine terhadap keberlanjutan sumberdaya perikanan purse seine agar

dapat menjadi perikanan yang sustainable. Peneliti menganalisis beberapa

indikator yakni dimensi ekologi, ekonomi, etika,sosial dan dimensi teknologi.

1.2 Rumusan Masalah

Nelayan merupakan pelaku utama yang berhubungan dengan

sumberdaya perikanan, tingkat kesadaran untuk menjaga kelestarian

sumberdaya alam mereka sangat mempengaruhi. Terkadang pengetahuan

yang rendah dapat menimbulkan kegiatan yang dapat mengancam

kelestarian sumberdaya alam tersebut.

Terkait dengan pemaparan di atas, maka perlu sebuah pemahaman

dalam mengetahui perilaku nelayan. Penelitian ini meneliti bagaimana

pandangan dan pendapat nelayan terhadap pengelolaan sumberdaya

perikanan yang berkelanjutan. Bagaimana persepsi nelayan di Pelabuhan

Perikanan Nusantara (PPN) Prigi terhadap berbagai dimensi yaitu dimensi

ekologi,dimensi ekonomi, dimensi etika, dimensi sosial, dimensi teknologi,

Page 21: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

5

dan dimensi pengelolaan yang mempengaruhi sumberdaya perikanan. Dan

untuk mengetahui dimensi mana yang paling baik dan buruk pada

keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis kecil di Pelabuhan Perikanan

Nusantara (PPN) Prigi Trenggalek.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui persepsi nelayan terhadap keberlanjutan sumberdaya ikan

pelagis kecil berkelanjutan di PPN Prigi dilihat dari dimensi ekologi,

ekonomi, teknologi, sosial, etika dan dimensi pengelolaan berkelanjutan.

2. Mengetahui persentase pengaruh dimensi ekologi, ekonomi, sosial,

teknologi, etika dan dimensi pengelolaan yang berkelanjutan terhadap

persepsi nelayan terhadap pengelolaan sumberdaya perikanan pelagis

kecil yang berkelanjutan.

3. Mengetahui dimensi mana yang paling baik dan buruk pada keberlanjutan

sumberdaya ikan pelagis kecil di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)

Prigi Trenggalek.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah :

1. Bagi mahasiswa: sebagai tambahan ilmu pengetahuan dengan

melakukan kegiatan perikanan secara langsung serta sebagai tambahan

informasi dalam penelitian selanjutnya yang berkelanjutan.

2. Bagi lembaga atau instansi: terkait sebagai masukan dalam menentukan

kebijakan pengelolaan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan.

3. Bagi pemerintah: sebagai bahan untuk menentukan model pengelolaan

perikanan yang berkelanjutan khususnya di PPN Prigi Trenggalek.

Page 22: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

6

4. Bagi masyarakat: sebagai bahan informasi mengenai perkembangan

kegiatan perikanan dan sumberdaya perikanan yang ada di PPN Prigi

Trenggalek.

1.5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2017 di

Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi Trenggalek, Jawa Timur.

Page 23: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

7

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persepsi

Persepsi nelayan terhadap sumberdaya perikanan merupakan proses

pengorganisasian potensi daya yang dimiliki nelayan dalam menafsirkan

pengelolaan sumberdaya perikanan di perairan. Menurut Simamora (2005),

persepsi merupakan suatu proses seseorang menyeleksi dan

menginterpretasi stimulus untuk membentuk deskripsi menyeluruh. Sifat

abstrak dari persepsi menyebabkan deskripsi yang digambarkan oleh seorang

pemersepsi tidak objektif tetapi subjektif.

Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh

proses penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indra,

kemudian individu ada perhatian, lalu diteruskan ke otak dan baru kemudian

menyadari tentang sesuatu yang dinamakan persepsi. Dengan persepsi

individu dapat menyadari dan mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada

di sekitarnya maupun tentang hal yang ada dalam diri individu yang

bersangkutan (Sunaryo, 2004).

2.2 Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berkelanjutan

Sebagaimana diketahui bahwa sumberdaya perikanan adalah

sumberdaya yang dapat pulih (renewable) yang berarti bahwa apabila tidak

terganggu, maka secara alami kehidupan akan terjaga keseimbangannya,

dan akan sia-sia bila tidak dimanfaatkan. Apabila pemanfaatannya tidak

seimbang dengan daya pulihnya maka sumberdaya tersebut dapat

terdegradasi dan terancam kelestariannya, yang sering dikenal sebagai

tangkap berlebih (overfishing). Untuk menghindari kemungkinan terjadinya

Page 24: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

8

kondisi tangkap lebih maka perlu adanya pengelolaan sumberdaya perikanan.

Tujuan (goal) umum dalam pengelolaan sumberdaya perikanan meliputi 4

(empat) aspek, yaitu biologi, ekologi, ekonomi, dan sosial. Tujuan sosial

meliputi tujuan-tujuan politis dan budaya. Contoh masing-masing tujuan

tersebut yaitu: (1) untuk menjaga sumberdaya ikan pada kondisi atau diatas

tingkat yang diperlukan bagi keberlanjutan produktivitas (tujuan biologi); (2)

untuk meminimalkan dampak penangkapan ikan bagi lingkungan fisik serta

sumberdaya non-target (by-catch), serta sumberdaya lainnya yang terkait

(tujuan ekologi); (3) untuk memaksimalkan pendapatan nelayan (tujuan

ekonomi); (4) untuk memaksimalkan peluang kerja/mata pencaharian nelayan

atau masyarakat yang terlibat (tujuan sosial) (Wahyuning, 2013).

Pengelolaan sumberdaya ikan adalah suatu proses yang terintegrasi

mulai dari pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi,

pengambilan keputusan, alokasi sumber dan implementasinya, dalam rangka

menjamin kelangsungan produktivitas serta pencapaian tujuan pengelolaan

(FAO, 1997). Sementara Widodo dan Nurhakim (2002) mengemukakan

bahwa secara umum, tujuan utama pengelolaan sumberdaya ikan adalah

untuk:

1. Menjaga kelestarian produksi, terutama melalui berbagai regulasi serta

tindakan perbaikan (enhancement);

2. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial para nelayan; serta

3. Memenuhi keperluan industri yang memanfaatkan produksi tersebut.

Menurut Suyasa (2003), perikanan berkelanjutan merupakan

pengelolaan perikanan yang lestari sehingga dapat dimanfaatkan secara terus

menerus. Oleh karena itu, pada beberapa perairan yang kondisi pemanfataan

sumberdaya ikannya telah mendekati dan atau melampaui potensi lestari,

Page 25: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

9

perlu kiranya mendapatkan perlakuan khusus agar sumberdaya ikan yang ada

tidak “collapse”. Pemanfaatan sumber daya alam, baik yang dapat

diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui tidak hanya untuk tujuan

pemenuhan kebutuhan jangka pendek, tapi juga untuk memenuhi kebutuhan

manusia pada tingkat output yang dapat dipertahankan dalam jangka panjang.

Di samping itu, pendekatan pembangunan berkelanjutan saat ini telah

bergeser yang pada awalnya menekankan pada “output berkelanjutan”

kemudian meningkat ke tingkat pemikiran yang lebih terpadu dalam banyak

tingkat pengelolaan, yaitu semakin menekankan juga pada “proses” yang

berkelanjutan.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2009

tentang perikanan, pengelolaan perikanan adalah semua upaya, termasuk

proses yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis,

perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya ikan,

dan implementasi serta penegakan hukum dari peraturan perundang-

undangan di bidang perikanan, yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas

lain yang diarahkan untuk mencapai kelangsungan produktivitas sumberdaya

hayati perairan dan tujuan yang telah disepakati.

2.3 Alat Tangkap Purse Seine

Purse seine biasanya disebut jaring berkantong, karena bentuk jaring

tersebut waktu dioperasikan menyerupai kantong. Purse seine kadang-

kadang juga disebut jaring kolor, karena pada bagian bawah jaring sewaktu

operasi, dengan cara menarik tali kolor tersebut (Sadhori, 1985).

Alat tangkap purse seine merupakan alat tangkap yang dioperasikan

secara aktif, yaitu dengan cara mengejar dan melingkarkan jaring pada suatu

Page 26: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

10

gerombolan ikan. Selanjutnya dikatakan bahwa purse seine terdiri dari dua

jenis yaitu tipe Amerika dan Jepang. Purse seine tipe Amerika berbentuk

empat persegi panjang dengan bagian pembentuk kantong terletak di bagian

tepi jaring. Purse seine tipe Jepang berbentuk empat persegi panjang dengan

bagian bawah berbentuk busur lingkar. Bagian pembentuk kantong purse

seine tipe Jepang terletak di tengah jaring (Brandt 2005).

2.4 Nelayan

Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya

tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan

penangkapan ataupun budidaya. Mereka pada umumnya tinggal di pinggir

pantai, sebuah lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya

(Imron, 2003). Umumnya nelayan untuk memenuhi kebutuhan primer mereka

yaitu mencari makan. Bakat dan keterampilan yang diperoleh dari orang tua

sebagi nelayan secara turun-temurun ditularkan secara alamiah kepada anak-

anak mengingat letak pemukiman mereka berada atau dekat dengan wilayah

pesisir pantai (Wasak, 2012).

Menurut Kuswindara (2015), nelayan dapat didefinisikan sebagai

orang, komunitas orang, atau kelompok masyarakat, yang secara

keseluruhan atau sebagian dari hidupnya tergantung dari hasil laut, baik

dengan cara melakukan penangkapan atau budidaya. Sebagian dari

kelompok nelayan memiliki beberapa perbedaan dalam karakteristik sosial

dan kependudukan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam kelompok umur,

pendidikan, status sosial, dan kepercayaan dalam satu kelompok nelayan

juga sering ditemukan perbedaan kohesi internal yaitu pengertian hubungan

di antara sesama nelayan maupun di dalam hubungan bermasyarakat.

Page 27: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

11

Nelayan bisa didefinisikan sebagai orang yang melakukan pekerjaan

dalam operasi penangkapan ikan di laut, termasuk ahli mesin, ahli lampu dan

juru masak yang bekerja diatas kapal penangkapan ikan serta mereka yang

secara tidak langsung ikut melakukan kegiatan operasi penangkapan seperti

juragan.

2.5 Sumberdaya Ikan Pelagis

Menurut Wachidah (2015), pada umumnya kepadatan ikan di perairan

yang lebih dangkal atau dekat permukaan lebih tinggi dibandingkan dengan

di laut yang lebih dalam. Kecuali daerah up welling yang merupakan daerah

perairan yang subur. Kedalaman renang kelompok ikan pelagis tergantung

pada struktur suhu secara vertikal. Apabila suhu permukaan air meningkat,

maka jenis ikan pelagis akan berenang semakin dalam. Setelah melihat

matahari terbenam ikan tersebut akan menyebar di lapisan pertengahan

perairan dan saat matahari terbit akan turun ke lapisan yang lebih dalam.

Sumberdaya ikan pelagis kecil merupakan salah satu sumberdaya

perikanan yang hidupnya berada pada lapisan permukaan. Beberapa jenis

ikan yang termasuk dalam kelompok pelagis kecil adalah Teri (Stelophorus

spp), selar (Selaroides spp), tembang (Sardinela fimbriata), layang

(Decapterus ruselli) (Yusron, 2005).

Menurut Efkipano (2012), sumberdaya ikan termasuk salah satu

sumberdaya yang dapat diperbaharui (renewable resources) tapi terbatas dan

bersifat milik umum (common property), sehingga kalau ada seseorang dapat

menangkap ikan di suatu tempat, maka cenderung mengundang orang lain

untuk ikut melakukan kegiatan penangkapan ikan di tempat tersebut. Apabila

kegiatan penangkapan ikan pada suatu tempat dibiarkan secara terus

Page 28: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

12

menerus, maka menimbulkan permasalahan padat tangkap yang

mengakibatkan gejala tangkap lebih (over fishing) dan pada akhirnya akan

mengancam kelestarian sumberdaya ikan.

Sumberdaya ikan yang bersifat multispecies di perairan Indonesia dan

ikan bergantung pada lingkungannya menyebabkan adanya pola penyebaran

ikan dan berdampak terhadap pola penyebaran ikan dan mengakibatkan

adanya perbedaan daerah penangkapan.

2.6 Rapid Appraisal for Fisheries (RAPFISH)

Menurut Pitcher dan Preikshot (2001) analisis Rapfish dimulai dengan

me-review atribut dan mendefinisikan perikanan yang akan dianalisis

(misalnya vassel-base, area-base, atau berdasarkan periode waktu),

kemudian dilanjutkan dengan skoring, yang didasarkan pada ketentuan yang

sudah ditetapkan oleh Rapfish. Setelah itu dilakukan MDS untuk menentukan

posisi relatif dari perikanan terhadap ordinasi baik (good) dan buruk (bad).

Menurut Hartono, et.al (2005) hasil dari kegiatan pengembangan

metode RAPFISH untuk mengkaji indikator kinerja pembangunan subsektor

perikanan tangkap sebagaimana diuraikan di atas kemudian dirangkum dalam

suatu bentuk pedoman penentuan indikator dari hasil berbagai riset yang

mengacu pada konsep suistainable development diantaranya metode

RAPFISH. Penyusunan pedoman ini lebih bertujuan sebagai sarana

sosialisasi metode analisis multivarites berbasis multidimensional scaling

(MDS), terutama diaplikasikan dalam metode RAPFISH.

Pemilihan MDS pada RAPFISH dilakukan mengingat metode

multivariate analysis yang lain seperti Factor Analysis dan Multi-Atribute Utility

Theory (MAUT) , terbukti tidak menghasilkan hasil yang stabil (Pitcher dan

Page 29: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

13

Preikshot 2001). Di dalam MDS, objek atau titik yang diamati dipetakan

kedalam ruang dua atau tiga dimensi, sehingga objek atau tiitik tersebut

diupayakan ada sedekat mungkin terhadap titik asal, dengan kata lain dua

objek atau titik yang sama dipetakan dalam satu titik yang saling berdekatan

satu sama lain. Sebaliknya objek atau titik yang tidak sama digambarkan

dengan titik-titik yang berjauhan. Rekapitulasi dimensi dan atribut RAPFISH

dalam riset penentuan indikator kinerja pembangunan perikanan tangkap

Indonesia (PRPPSE, 2002. Dalam Hartono. et.al. 2005) (Lihat pada lampiran

1).

Page 30: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

14

3. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan cara melakukan

penelitian dan pengamatan secara langsung untuk memperoleh keterangan-

keterangan yang akurat dari responden yaitu nelayan, dengan Instrumen

sebuah kuesioner. Data primer yang diperoleh akan diproses dan diolah

dengan suatu analisis, yaitu dengan metode analisis RAPFISH dan sebelum

dianalisis menggunakan Rapfish terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan

reliabilitas untuk mengetahui tingkat keakuratan dan ketepatan kuesioner

yang disebar.

Menurut Nazir (2005), penelitian deskriptif adalah metode dalam

meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi suatu

sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Sedangkan menurut Sugiono (2015), penelitian deskriptif adalah penelitian

yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel

atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau

menghubungkan dengan variabel lain. Ciri-ciri dari penelitian deskriptif ini,

yaitu: hanya menggambarkan keadaan obyek, tidak ada hipotesis, dan

merupakan penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Tujuan dari penelitian

deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

antara fenomena sendiri.

Page 31: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

15

3.2 Jenis dan Pengumpulan Data

Menurut Widiastuti (2015), data adalah fakta empirik yang

dikumpulkan oleh peneliti untuk kepentingan memecahkan masalah atau

menjawab pertanyaan penelitian. Data penelitian dapat berasal dari berbagai

sumber yang dikumpulkan dengan berbagai teknik selama kegiatan penelitian

berlangsung. Berdasarkan sumbernya data dibagi menjadi dua yaitu data

primer dan data sekunder. Data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan

dengan mengambil dua macam data yaitu data primer dan data sekunder.

Penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data, yaitu data

primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari metode observasi,

wawancara, dokumentasi dan kuesioner. Sedangkan data sekunder diperoleh

secara tidak langsung seperti dari buku, hasil penelitian, artikel dan data-data

dari Instansi Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi Trenggalek.

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan

langsung ke lapang dalam situasi yang sebenarnya dengan

mengadakan observasi langsung terhadap gejala objek yang diselidiki

(Nazir, 2005). Bisa diartikan bahwa data primer merupakan data yang

diambil langsung atau diamati langsung di tempat kejadian atau tempat

pelaksanaan kegiatan berlangsung.

Data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dari

tempat yang akan diteliti yaitu melalui observasi, wawancara secara

langsung, dengan kuesioner dan dengan cara dokumentasi.

2. Data Sekunder

Menurut Widiastuti (2005), data sekunder merupakan data yang

diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah

Page 32: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

16

ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari

berbagai sumber seperti buku laporan, jurnal ilmiah, dan lain

sebagainya.

Dalam penelitian ini pengumpulan data sekunder diperoleh dari

Internet, DKP Kabupaten Trenggalek, ruang baca PPN Prigi,

perpustakaan Universitas Brawijaya serta ruang baca Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya. Di mana data

sekunder ini digunakan sebagai data pendukung.

3.2.1 Observasi

Menurut Nazir (2005), pengumpulan data dengan observasi langsung

atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan

menggunakan mata tanpa alat pertolongan alat standar lain untuk keperluan

tersebut. Observasi yang dilakukan adalah mengenai keadaan penelitian.

Tujuan dari metode ini adalah untuk mengetahui kondisi secara umum

tempat penelitian dilakukan. Selain itu mengamati gejala-gejala yang

memungkinkan untuk mendukung penelitian.

3.2.2 Wawancara

Menurut Sugiono (2011), pedoman wawancara dapat dibedakan dua,

yaitu (1) pedoman wawancara secara terstruktur, di mana pedoman

wawancara sudah disusun secara terperinci dan bertahap biasanya

menyerupai check-list atau catatan pertanyaan. (2) pedoman secara tidak

terstruktur, di mana peneliti hanya bertanya secara garis besarnya saja.

Untuk memperoleh data yang lebih akurat, menggunakan metode

pertanyaan atau wawancara. Metode wawancara merupakan metode atau

cara untuk mengambil suatu data dengan bertanya secara langsung dengan

Page 33: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

17

responden. Wawancara dilakukan pada pihak pegawai PPN Prigi Trenggalek

dan Masyarakat/Nelayan sekitar PPN Prigi Trenggalek.

3.2.3 Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, prasasti, notulen, rapat, logger,

agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006). Dalam hal ini peneliti menggunakan

dokumentasi berupa foto untuk digunakan sebagai bukti telah melakukan

penelitian dan untuk mencari data profil nelayan purse seine di PPN Prigi.

3.2.4 Kuisioner

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan memberi beberapa pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawab. Menurut Hendri (2009), kuisioner merupakan daftar

pertanyaan yang akan digunakan oleh periset untuk memperoleh data dari

sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi atau mengajukan

pertanyaan.

Kuesioner yang ditujukan kepada responden berisi pertanyaan dengan

6 variabel yaitu variabel ekologi, etika, ekonomi, teknologi, dan pengelolaan.

Dan setiap variabel didalamnya terdiri dari pertanyaan yang ditujukan untuk

responden, yaitu nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi

Trenggalek.

3.3 Variabel Penelitian

Topik penelitian ini yaitu persepsi nelayan purse seine terhadap

sumberdaya ikan pelagis yang berkelanjutan di Pelabuhan Perikanan

Page 34: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

18

Nusantara (PPN) Prigi Trenggalek. Penelitian ini menggunakan 5 (lima)

dimensi yaitu :

1. Dimensi Ekologi

2. Dimensi Etika

3. Dimensi Sosial

4. Dimensi Ekonomi

5. Dimensi Teknologi

Dari kelima dimensi tersebut ditentukan indikator-indikator yang

merupakan sifat penting dari masing-masing dimensi. Kelima dimensi tersebut

diukur tingkat keberlanjutannya berdasarkan skoring setiap indikator yang

merupakan modifikasi RAPFISH. Adapun indikator masing-masing dimensi

dijelaskan sebagai berikut:

3.3.1 Dimensi Ekologi

Ekologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang

hubungan makhluk hidup dan lingkungannya. Mempelajari ekologi sangat

penting, karena masa depan kita sangat tergantung pada hubungan ekologi

di seluruh dunia. Meskipun perubahan terjadi tempat lain bumi ini, namun

akibatnya akan kita rasakan pada lingkungan di sekitar kita (Prabu, 2008).

Dimensi ekologi dalam penelitian ini terdapat 6 indikator yaitu:

a. Status eksploitasi (Y21)

b. By catch (Y22)

c. Fishing ground (Y23)

d. Trophic level (Y24)

e. Hasil tangkapan (Y25)

f. Discarded (Y26)

Page 35: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

19

3.3.2 Dimensi Etika

Dimensi ini merupakan cerminan dari derajat pengaturan kegiatan

ekonomi manusia terhadap lingkungan perairan laut dan sumberdaya

perikanan tangkap yang terkandung di dalamnya. Semakin baik derajat

pengaturan yang dilakukan maka semakin dapat menjamin setiap kegiatan

ekonomi yang dilakukan dalam sektor perikanan tangkap dapat berjalan

dalam jangka panjang dan berkesinambungan. Untuk mewujudkannya

pengaturan kegiatan ekonomi tersebut haruslah berlandaskan pada etika

lingkungan (inilah yang membuat dimensi ini sebelumnya dinamai dimensi

etika), yaitu setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia harus

disertai dengan pertimbangan terhadap terciptanya keberlangsungan fungsi

lingkungan beserta keberadaan sumberdaya alam (dapat pulih) di dalamnya

(Hartono et al, 2005). Pada dimensi ini peneliti menggunakan 6 indikator,

yaitu:

a. Alasan masuk dunia perikanan (X31)

b. Co-management (X23)

c. Pencegahan kerusakan habitat (X33)

d. Memperbaiki ekosistem yang rusak (X34)

e. Masyarakat lokal (X35)

f. Pengurangan masalah (X36)

Dari masing-masing indikator pada dimensi etika ditentukan indikator

untuk mengukur seberapa besar kontribusi masing-masing indikator terhadap

keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis kecil di PPN Prigi.

3.3.3 Dimensi Sosial

Menurut Sugiharsono (2008), interaksi sosial adalah proses di mana

orang-orang yang menjalin kontak dan berkomunikasi saling mempengaruhi

Page 36: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

20

dalam pikiran dan tindakan. Proses sosial tidak selalu menggambarkan

hubungan sosial yang bersifat positif, bisa juga bersifat negatif. Dengan kata

lain, proses sosial tidak hanya bersifat asosiatif, tetapi juga bersifat disosiatif.

Proses sosial dikatakan asosiatif bila proses itu mengarah pada bentuk kerja

sama dan menciptakan kesatuan, sedangkan proses sosial yang disosiatif

adalah interaksi sosial yang mengarah pada perpecahan.

Dimensi ini merupakan cerminan dari bagaimana sistem sosial

manusia masyarakat perikanan tangkap yang terjadi dan berlangsung dapat

atau tidak dapat mendukung berlangsungnya pembangunan perikanan

tangkap dalam jangka panjang dan secara berkelanjutan. Keadaan sosial

yang dimaksud dalam penelitian ini mengenai tingkat pendidikan, kondisi

perangkat di masyarakat, dan pengaruh masyarakat lokal terhadap

pengelolaan sumberdaya (Hartono et al, 2005). Dimensi ini terdiri dari 7 (tujuh)

indikator antara lain:

a. Sistem kerja (X21)

b. Jenjang pendidikan (X22)

c. Frekuensi konflik (X23)

d. Pengaruh nelayan terhadap kebijakan perikanan tangkap (X24)

e. Sosialisasi penangkapan (X25)

f. Keluarga (X26)

g. Antar warga nelayan purse seine (X27)

Dari masing-masing indikator pada dimensi sosial ditentukan indikator

untuk mengukur seberapa besar kontribusi masing-masing indikator terhadap

keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis kecil di PPN Prigi.

Page 37: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

21

3.3.4 Dimensi Ekonomi

Dimensi ini merupakan cerminan dapat atau tidaknya suatu kegiatan

pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap memperoleh hasil yang secara

ekonomis dapat berjalan dalam jangka panjang dan berkelanjutan. Dimensi

ini mencakup kondisi perekonomian masyarakat nelayan dan dampak

ekonomi yang dihasilkan dari kegiatan penangkapan (Hartono et al, 2005).

Penelitian ini terdapat 7 (tujuh) indikator yang telah ditentukan oleh peneliti,

yaitu:

a. Keuntungan (X11)

b. Gaji/ upah rata-rata (X12)

c. Subsidi (X13)

d. Alternatif pekerjaan (X14)

e. Pasar utama (X15)

f. Penghasilan rata-rata (X16)

g. Curahan waktu (X17)

Dari masing-masing indikator pada dimensi ekonomi ditentukan

indikator untuk mengukur seberapa besar kontribusi masing-masing indikator

terhadap keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis kecil di PPN Prigi.

3.3.5 Dimensi Teknologi

Dimensi ini merupakan cerminan dari derajat pemanfaatan

sumberdaya perikanan tangkap dengan menggunakan suatu teknologi.

Teknologi yang baik adalah teknologi yang semakin dapat mendukung dalam

jangka panjang dan secara berkesinambungan setiap kegiatan ekonomi

dalam sektor perikanan tangkap. Dimensi teknologi menjadi tolak ukur dalam

penelitian ini meliputi alat tangkap dan karakteristik penangkapan (Hartono et

al, 2005). Dimensi ini terinci dalam 7 (tujuh) indikator yakni:

Page 38: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

22

a. Lama trip (Y11)

b. Selektivitas alat (Y12)

c. Ukuran kapal (Y13)

d. Alat bantu (Y14)

e. Efek samping alat (Y15)

f. Armada penangkapan (Y16)

g. Ukuran kapal (Y17)

Dari masing-masing indikator pada dimensi teknologi ditentukan

indikator untuk mengukur seberapa besar kontribusi masing-masing indikator

terhadap keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis kecil di PPN Prigi.

3.4 Metode Pengumpulan Responden

Metode penentuan responden/sampel dalam penelitian ini

menggunakan metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan data

secara sengaja yang berarti peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil

karena ada pertimbangan tertentu, dengan ukuran sampel yang layak dalam

penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500 (Sugiono, 2015).

Menurut Sugiono (2012), sampel responden diambil dengan

menggunakan metode random purposive sampling, yaitu dilakukan dengan

mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu secara

acak. Metode penentuan responden menggunakan rumus menurut Slovin

adalah sebagai berikut :

Page 39: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

23

𝑛 = 𝑁

N (d)2 + 1

Keterangan :

n = jumlah sampel yang dicari

N = jumlah populasi

d = nilai presisi (ditentukan sebesar 90% atau d = 0,01)

Responden penelitian sebanyak 100 orang nelayan purse seine yang

ada di PPN Prigi Trenggalek dari sekitar 3.350 jumlah nelayan dan dari 134

jumlah armada purse seine yang ada di PPN Prigi. Hal tersebut dikarenakan

adanya yang berperan adalah masyarakat nelayannya tidak hanya juragan

laut. Responden ditentukan langsung oleh peneliti dengan cara sengaja

memilih responden yang berpengaruh langsung dengan penelitian. Rincian

perhitungan responden disajikan pada (lampiran 8).

3.5 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis

RAPFISH. Metode ini menyangkut aspek keberlanjutan dari dimensi ekologi,

dimensi ekonomi, dimensi sosial, dimensi teknologi dan dimensi etika. Setiap

aspek memiliki atribut atau indikator yang terkait dengan sustainibility

sebagaimana yang diisyaratkan oleh FAO-CCRF 1995. Dengan Rapfish,

atribut-atribut tersebut diadaptasikan dari atribut yang telah dikembangkan

oleh Pitcher et al (2000) yang telah terbukti sejalan dengan indikator FAO

Code of Conduct for Responsible Fisheries. Rapfish adalah metode yang

sangat tepat sebagai pendiagnosis yang komprehensif terhadap status

perikanan di suatu wilayah pengelolaan.

Page 40: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

24

Data yang diperoleh dari observasi, wawancara dan kuisioner dari

responden selanjutnya diolah dengan software microsoft excel dan aplikasi

Rapfish dalam template excel. Hasil olahan data tersebut ditampilkan dalam

bentuk grafik untuk kemudian dianalisis secara deskriptif.

Metode Rapfish digunakan dalam menganalisis persepsi nelayan

purse seine untuk mengetahui keberlanjutan sumberdaya perikanan pelagis

kecil di PPN Prigi melalui beberapa tahap yaitu :

1. Melihat ulang indikator-indikator pada setiap dimensi yang terdapat dalam

form RAPFISH dan mendefinisikan indikator tersebut melalui

pengamatan yang ada di lapang.

2. Analisis terhadap data perikanan purse seine PPN Prigi melalui data

statistik, studi literatur, observasi lapang, wawancara dan dokumentasi.

3. Melakukan skoring dan pendapat nelayan terhadap dimensi ekologi,

ekonomi, sosial, teknologi, dan etika yang mengacu pada form RAPFISH

berbasis Microsoft Excel. Rentang skor yang ditawarkan bervariasi

tergantung jenis indikator yang ditanyakan dalam kuisioner. Di dalam

kuisioner telah dijelaskan secara detail panduan cara menilai dari masing-

masing indikator.

4. Hasil pemberian skor kemudian dianalisis dengan menggunakan program

MDS yang terdapat dalam Software SPSS 16, untuk mengetahui nilai

validitas dan nilai reliabilitas untuk mengetahui skor setiap indikator valid

dapat diketahui dengan melihat tabel r (Lampiran 11) uji tabel r dengan

menggunakan selang kepercayaan 10% dan menggunakan dua arah

karena pengaruh dimensi penelitian terhadap keberlanjutan sumberdaya

ikan pelagis kecil masih belum diketahui.

Page 41: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

25

5. Sedangkan untuk mengetahui status keberlanjutan pada setiap dimensi

dan multidimensi data diolah menggunakan Microsoft Excel 2010. Status

keberlanjutan dapat dinyatakan dalam skala indeks keberlanjutan. Skala

indeks keberlanjutan terletak antara 0-100%.

Tabel 1. Kategori Status Keberlanjutan

Nilai Indeks (%) Kategori

0 – 20 Buruk sekali (tidak berkelanjutan)

20 – 40 Buruk (kurang berkelanjutan)

40 – 60 Cukup (cukup berkelanjutan)

60 – 80 Baik (berkelanjutan)

80 – 100 Baik sekali (sangat berkelanjutan)

Tabel diatas menunjukkan nilai skoring dan status keberlanjutan

indikator dari 5 (Lima) dimensi yang telah dianalisis sebelumnya. (Tabel 1)

digunakan untuk mengetahui dan menduga status keberlanjutan perikanan

tangkap yang ada di perairan Prigi.

3.5.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

kelompok manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran,ataupun suatu

peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari analisis ini agar peneliti dapat

membuat deskripsi, gambaran secara sistematis dan akurat mengenai fakta-

fakta, sikap-sikap serta hubungan antar peristiwa yang diselidiki (Nazir,2014).

Analisis ini untuk menguraikan data yang diperoleh, baik secara

kualitatif maupun kuantitatif. Kegiatan analisa menurut Miles dan Huberman

dalam Sugiyono (2006), dapat dijabarkan antara lain:

Page 42: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

26

1. Reduksi Data

Merupakan langkah untuk mengelompokkan data kasar yang

diperoleh sehingga hanya data yang diperlukan saja yang digunakan.

2. Penyajian Data

Merupakan langkah penyajian data biasa dilakukan dalam bentuk

uraian, singkat, bagan, hubungan antar kategori, flow chart dan sejenisnya,

yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang

bersifat naratif.

3. Penarikan Kesimpulan

Langkah terakhir merupakan kegiatan penarikan kesimpulan

menjawab tujuan penelitian.

3.6 Kerangka Konsep Penelitian

Konsep penelitian ini adalah mengetahui persepsi nelayan purse seine

terhadap keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis di PPN Prigi Trenggalek.

Kerangka ini dirancang untuk melihat proses kinerja perikanan tangkap di

PPN Prigi Trenggalek. Dan kemudian berdasarkan kinerja yang ada dapat

dilakukan berbagai strategi untuk perbaikan di masa mendatang serta

menemukan alternatif sebagai pemecahan suatu masalah yang akan muncul

nantinya. Kerangka ini dibangun berdasarkan isu pengelolaan perikanan yang

menjadi suatu fenomena yang timbul yakni kondisi sumberdaya

penangkapan, etika pemanfaatan sumberdaya perikanan, dan dampak

ekonomi sosial pada saat ini.

Mengetahui skoring dari pendapat nelayan purse seine terhadap

keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis, maka diperlukan strategi pengelolaan

perikanan yang tepat sasaran. Dilihat dari perspektif keberlanjutannya, belum

Page 43: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

27

ada kajian yang komprehensif yang sekaligus mencakup berbagai dimensi

keberanjutan yaitu dimensi ekologi, ekonomi, etika, sosial, dan dimensi

teknologi. Padahal kondisi dimensi-dimensi tersebut dapat dijadikan

pertimbangan perikanan tangkap ke depan.

Analisa keberlanjutan menggunakan metode RAPFISH ini dimulai

dengan me-review atribut atau mendefinisikan atribut perikanan yang akan

digunakan, mengidentifikasi persepsi dan melakukan penelitian terhadap

keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis kecil di wilayah penelitian. Kemudian

akan dilanjutkan skoring yang di dasarkan pada ketentuan yang sudah

ditetapkan dalam teknik RAPFISH. Setelah itu dilanjutkan MDS untuk

menentukan posisi relatif dari perikanan terhadap ordinasi baik dan buruk.

Dengan mengetahui skoring tersebut maka perlu adanya alternatif yang tepat

untuk keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis kecil di PPN Prigi Trenggalek.

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian.

Page 44: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

28

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian

Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi terletak di Desa Tasikmadu,

Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur. Pada

posisi koordinat 111o 24’ – 112o 11’ BT dan 7o 34’ LS. Wilayah kerja

operasional Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi ditetapkan oleh Bupati

Trenggalek sesuai SK Bupati Trenggalek Nomor 872 tahun 2006 tanggal 24

November 2006 dan dikuatkan oleh SK Menteri Kelautan dan Perikanan

Nomor:KEP.09/MEN/2009 tanggal 29 Januari 2009. Berikut gambaran umum

lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)

Prigi Trenggalek, Jawa Timur.

Page 45: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

29

4.1.1. Lokasi Penelitian

Seiring dengan perkembangan zaman Pelabuhan Perikanan Pantai ini

berkembang atau naik tingkat dari PPP menjadi PPN. Status ini berdasarkan

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP.21/MEN/2001

tentang Organisasi dan Tatat Kerja Pelabuhan Perikanan tanggal 1 mei 2001.

Pada tanggal 22 Agustus tahun 2004 kantor baru Pelabuhan Perikanan

Nusantara Prigi diresmikan langsung oleh Presiden Megawati Soekarno Putri.

Daerah Penangkapan Fishing Ground yang digunakan nelayan Prigi

masih di wilayah Samudera Hindia (WPP 573) yaitu Teluk Prigi (1110 43’ 20”

BT dan 80 27’ 20” LS), perairan Kabupaten Tulungagung (1110 53’ 20” BT dan

80 28’ 40” LS), perairan Blitar (1110 09’ 20” BT dan 80 26’ 30” LS), dan perairan

Sadheng, Yogyakarta (1110 42’ 10” BT dan 80 28’ 40” LS). Kabupaten

Trenggalek memiliki 3 kecamatan yang terletak di wilayah di pesisir pantai,

yaitu kecamatn Watulimo, Munjungan dan Panggul. Wilayah pesisir

kabupaten Trenggalek memiliki potensi sumberdaya alam beragam

diantaranya potensi tambang, hutan, perkebunan, pertanian, wisata alam dan

perikanan.

4.1.2 Letak Gografis dan Topografi

Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi (PPN Prigi) dibangun di atas

lahan seluas 27,5 Ha dengan luas tanah 14,1 Ha dan luas kolam labuh 16 Ha.

Terletak pada posisi koordinat 111043’58” BT dan 08017’22” LS, tepatnya di

Desa Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Propinsi Jawa

Timur. Jarak ke ibukota provinsi (Surabaya) adalah +-200 km dan jarak ke

kota kabupaten (Trenggalek) adalah +-47 km. Trenggalek merupakan salah

satu kabupaten yang ada di pesisir pantai selatan dengan batas-batas

wilayah; sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo, sebelah

Page 46: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

30

timur dengan Kabupaten Tulungagung, sebelah selatan dengan Samudera

Hindia dan sebelah barat dengan Kabupaten Pacitan.Perairan Desa

Tasikmadu merupakan perairan teluk dengan dasar lumpur bercampur pasir

dan sedikit berbatu karang. Teluk ini dinamakan dengan teluk Prigi yang

mempunyai kedalaman 6-45 meter.

4.1.3 Iklim

Iklim di wilayah Kecamatan Watulimo adalah tropis, dimana

mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Pada

saat penelitian pada bulan April wilayah di Pelabuhan Perikanan Nusantara

(PPN) Prigi sedang mengalami musim penghujan. Tinggi wilayah kecamatan

Watulimo kurang lebih 299 meter dari permukaan laut, dan suhu rata-rata di

Watulimo berkisar 27-280C.

4.1.4 Jumlah Penduduk

Desa Tasikmadu terdiri dari 3 dusun yaitu Dusun Ketawang dengan

luas 83,55 Ha yang terdiri dari 2 RW dan 15 RT, Dusun Gares dengan luas

133,565 Ha yang terdiri dari 3 RW dan 17 RT serta Dusun Karanggongso yang

memiliki luas 31,495 Ha dan terdiri dari 1 RW dan 5 RT. Jumlah total penduduk

Desa Tasikmadu sejumlah 10.378 jiwa terdiri dari 5.135 jiwa adalah penduduk

laki-laki dan 5.243 jiwa adalah penduduk perempuan.

Menurut data dari Desa Tasikmadu, pada tingkat pendidikan,

penduduk Desa Tasikmadu termasuk daerah yang memiliki tingkat yang

cukup baik karena sebagian dari mereka bersekolah , mengingat secara

umum tingkat pendidikan nelayan penduduk di kawasan pesisir biasanya

rendah. Jumlah tersebut diharapkan terus meningkat dengan bertambahnya

sarana pendidikan serta meningkatnya kesadaran masyarakat akan

Page 47: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

31

pentingnya pendidikan. Wawasan yang tinggi akan mempengaruhi pola pikir

masyarakat yang sehingga akan memajukan tingkat perekonomian Prigi

terutama pada sektor perikanannya pada kesejahteraan masyarakat nelayan

Prigi.

4.2 Keadaan Umum PPN Prigi

4.2.1 Profil PPN Prigi

Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi pada awalnya merupakan desa

pantai tradisional yang berlokasi di teluk prigi. Dengan berjalannya waktu dari

suatu pemukiman nelayan tumbuh besar dan berperan dalam kegiatan

perikanan di Kabupaten Trenggalek.

Pada Tahun 1982 awalnya adalah Pelabuhan Perikanan Pantai Prigi

sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian

Nomor:261/Kpts/Org/IV/1982 tentang Struktur organisasi, tanggal 21 April

1982, sedangkan Tatat Kerjanya berdasarkan SK Mentan

Nomor:311/Kpts/Org/v/2978. Dan pada saat itu masih dibawah Departemen

Pertanian. Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi mempunya Visi dan Misi

diantaranya yakni:

1. Visi dan Misi

Visi

“Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang Berdaya saing dan

berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat”

Misi

1. Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

2. Meningkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Kelautan dan

Perikanan

Page 48: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

32

3. Memelihara Daya Dukung dan Kualitas Lingkungan Sumber Daya

Kelautan dan Perikanan.

2. Kebijakan PPN Prigi

1. Penciptaan iklim usaha yang kondusif

2. Pengembangan infrastruktur

3. Pembinaan manajemen usaha

4. Peningkatan kapasitas SDM nelayan dan aparatur

4.2.2 Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Permen Kelautan dan Perikanan Nomor 20/ME/2014

tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan

Perikanan, maka Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi adalah Unit

Pelaksana Teknis di bidang pelabuhan perikanan yang berada dibawah dan

bertanggun jawab kepada Direktur Jenderal Perikanan Tangkap.

Selain itu Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi mempunyai tugas

melaksananakan fasilitasi produksi ikan dan pemasaran hasil perikanan di

wilayahnya, pengawasan pemanfaatan sumberdaya ikan dan pelestariannya,

dan kelancaran kegiatan kapal perikanan, serta pelayanan kesyahbandaran

di pelabuhan perikanan.

Fungsi dari Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi antara lain:

a. Penyusunan rencana program dan anggaran, pemantauan, dan evaluasi

pelabuhan perikanan;

b. Pelaksanaan pengaturan keberangkatan, kedatangan, dan keberadaan

kapal perikanan di Pelabuhan Perikanan;

c. Pelaksanaan pelayanan penerbitan Surat Tanda Bukti Lapor

Kedatangan dan Keberangkatan Kapal Perikanan;

d. Pelaksanaan pemeriksaan Log Book;

Page 49: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

33

e. Pelaksanaan pelayanan penerbitan Surat Persetujuan Berlayar;

f. Pelaksanaan penerbitan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan (SHTI);

g. Pelaksanaan pengawasan pengisian bahan bakar;

h. Pelaksanaan pembangunan, pengembangan, pemeliharaan,

pendayagunaan dan pengawasan serta pengendalian sarana dan

prasarana;

i. Pelaksanaan fasilitasi penyuluhan, pengawasan dan pengendalian

sumberdaya ikan, publikasi hasil penelitian, pemantauan wilayah pesisir,

wisata bahari, pembinaan mutu, serta pengolahan, pemasaran, dan

distribusi hasil perikanan;

j. Pelayanan Jasa, pemanfaatan lahan dan fasilitas usaha;

k. Pelaksanaan pengumpulan data, informasi, dan publikasi;

l. Pelaksanaan bimbingan teknis dan penerbitan Sertifikat Cara

Penanganan Ikan yang Baik (CPIB);

m. Pelaksanaan inspeksi pembongkaran ikan;

n. Pelaksanaan pengendalian lingkungan di Pelabuhan perikanan; dan

o. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

4.2.3 Fungsi Pemerintah

Fungsi pemerintahan merupakan fungsi untuk melaksanakan

pengaturan, pembinaan, pengendalian, pengawasan, serta keamanan dan

keselamatan operasional kapal perikanandi pelabuhan perikanan yang

meliputi:

a. Pembinaan pelayanan mutu dan penglahan hasil perikanan

b. Pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan

c. Tempat pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan masyarakat

nelayan;

Page 50: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

34

d. Pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan;

e. Tempat pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pengendalian

sumberdaya ikan;

f. Pelaksanaan kesyahbandaran;

g. Tempat pelaksanaan fungsi karantina ikan;

h. Publikasi hasil pelayanan sandar dan labuh kapal perikanan dan kapal

pengawas kapal perikanan;

i. Tempat publikasi hasil penelitian kelautan dan perikanan;

j. Pemantauan wilayah pesisir;

k. Pengendalian lingkungan;

l. Kepabeanan lingkungan dan atau

m. Keimigrasian.

4.2.4 Fungsi Pengusahaan

Fungsi pengusahaan merupakan fungsi untuk melaksanakan

pengusahaan berupa penyediaan dan atau pelayanan jasa kapal perikanan

dan jasa terkait di pelabuhan perikanan yang meliputi:

a. Pelayanan tambat dan labuh kapal perikanan

b. Pelayanan bongkar muat ikan

c. Pelayanan pengolahan hasil perikanan

d. Pemasaran dan distribusi ikan

e. Pemanfaatan fasilitas dan lahan di pelabuhan perikanan

f. Pelayanan perbaikan dan pemeliharaan kapal perikanan

g. Pelayanan logistik dan perbekalan kapal perikanan

h. Wisata bahari dan atau

i. Penyediaan dan atau pelayanan jasa lainnya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Page 51: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

35

4.2.5 Fasilitas Pelabuhan

Suatu Pelabuhan Perikanan atau Pangkalan Pendaratan Ikan akan

berfungsi dengan baik apabila dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang

meliputi fasilitas pokok, fungsional dan penunjang. Fasilitas yang termasuk

fasilitas pokok adalah dermaga, kolam pelabuhan, alat bantu navigasi, dan

pemecah gelombang/breakwater (Lubis, 2006).

Pelabuhan Perikanan Prigi dibangun pada tahun 1982 dan sampai

sekarang terus dilakukan pengembangan saran dan prasaran yang

menunjang aktivitas perikanan di dalamnya. Fasilitas yang terdapat di

Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu

fasilitas pokok yang merupakan fasilitas utama dalam menunjang kegiatan

operasional di Pelabuhan Perikanan, fasilitas fungsional yang mendukung

pengembangan usaha perikanan tangkap dan fasilitas penunjang yang

merupakan fasilitas sekunder. Adapun pembangunan fasilitas yang sudah

tersedia diantaranya adalah (PPNP 2016) :

a. Fasilitas Pokok

Fasilitas kolam di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi

ada dua, satu terdapat dibagian timur dan satu lagi ada di bagian barat.

Kolam bagian barat dibatasi dengan breakwater (BW 03) dengan panjang

sekitar 310 mdan breakwater paralel di sebelah barat (BW 02 dan BW 01)

dengan kedalaman kolam kurang lebih 3,7 m. Dermaga barat digunakan

untuk kapal-kapal berukuran sedang yaitu antara 20-30 GT yang

kebanyakan yakni kapal purse seine dan beberapa kapal tonda. Kolam

pelabuhan bagian timur dibatasi dengan breakwater yang terletak di

selatan (BW 04) dengan panjang sekitar 390 m dengan kedalaman

Page 52: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

36

kurang lebih 2,8 m. Dermaga timur digunakan untuk kapal berukuran lebih

kecil >20 GT, berupa kapal tonda, gillnet dan pancing ulur.

Tabel 2. Fasilitas Pokok PPN Prigi

No. Nama Fasilitas Jumlah

1.

Lahan

a. Lahan

b. Kolam

1,41 Ha

16 Ha

2.

Kolam Pelabuhan :

a. Sebelah barat

b. Sebelah timur

6,5 Ha

9,5 Ha

3. Break Water 710 m’

4. Dermaga 552 m

5. Jalan Komplek 13.471 m2

6. Revetment 830 m2

7. Jetty (2 unit) 583 m2

Sumber : Buku Laporan Tahunan PPN Prigi tahun 2016

Fasilitas pokok yang ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara

(PPN) Prigi semuanya dalam kondisi baik dan terawat, mungkin untuk

jalan komplek perlu adanya perbaikan berupa pengaspalan kembali agar

pada saat musim hujan jalan tidak ada genangan air dan tidak

membahayakan para pengguna kendaraan roda dua.

b. Fasilitas Fungsional

Fasilitas fungsional merupakan fasilitas yang dibangun untuk

mendayagunakan pelayanan yang menunjang kegiatan di areal

pelabuhan, sehingga manfaat dan kegunaan pelabuhan yang optimal

dapat tercapai (Lubis, 2006).

Page 53: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

37

Tabel 3. Fasilitas Fungsional PPN Prigi

No. Nama Fasilitas Jumlah / Volume

1. Kantor Administrasi 2 Unit

2. Gedung TPI 2 Unit

3. SPDN 2 Unit

4. Instalasi Air 3 Unit

5. Bengkel 1 Unit

6. Jaringan PLN 205 Kva

7. Jaringan Telepon 7 Unit

8. Jaringan Internet 10 Mbps

9. Lampu Navigasi 4 Unit

10. Cold Storage 1 Unit

Sumber : Buku Laporan Tahunan PPN Prigi tahun 2016

Fasilitas fungsional yang ada di PPN Prigi berjumlah 10 unit denan

kondisi baik dan terawat, namun untuk cold storage perlu adanya

penambahan agar bisa memperbaiki mutu ikan yang didaratkan di TPI

PPN Prigi.

c. Fasilitas Penunjang

Fasilitas penunjang adalah fasilitas yang dibangun untuk memberi

kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat perikanan yang ada di

areal pelabuhan. Fasilitas ini berfungsi untuk memenuhi kesejahteraan

sosial nelayan. Fasilitas ini terdiri atas fasilitas kesejahteraan yang

meliputi : MCK, Poliklinik, mess, warung dan mushola dan fasilitas

administrasi yang meliputi: kantor pengelola pelabuhan, ruang operator,

kantor syahbandar, dan kantor beacukai (Lubis, 2006). Berikut daftar

fasilitas penunjang yang ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)

Prigi tahun 2016.

Page 54: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

38

Tabel 4. Fasilitas Penunjang PPN Prigi

No. Nama Fasilitas Jumlah

1. Rumah Dinas 4 Unit

2. Guest House 1 Unit

3. Balai Pertemuan Nelayan 1 Unit

4. Mess Operator 8 Unit

5. Kios Tertutup 46 Unit

6. Kendaraan Dinas 14 Unit

1. Roda Dua 5 Unit

2. Roda Tiga 5 Unit

3. Roda Empat 2 Unit

4. Truck 2 Unit

5. Forklift 1 Unit

7. Bangsal Pengolahan 2 Unit

8. Bangunan Parkir 1 Unit

9. Gudang Keranjang 2 Unit

10. Garasi 2 Unit

11. Rumah Jaga 2 Unit

12. Rumah Genset 1 Unit

13. Gudang Perlengkapan 2 Unit

14. Rumah Pompa 1 Unit

15. Gudang Es 1 Unit

16. Tempat Pengepakan Ikan 1 Unit

17. MCK Umum 4 Unit

18. Mushola Pelabuhan 1 Unit

19. Kanopi Dermaga 2 Unit

20. Kanopi Perbaikan Jaring 1 Unit

21. Wisma Nelayan 1 Unit

22. CCTV 9 Titik

Sumber : Buku Laporan Tahunan PPN Prigi tahun 2016

Fasilitas penunjang yang ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara

(PPN) Prigi berjumlah 22 unit yang semuanya dalam kondisi baik dan

cukup terawat. Belum ada penambahan untuk fasilitas penunjang yang

Page 55: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

39

ada di PPN Prigi dari tahun sebelumnya, hal ini dikarenakan semua belum

ada kerusakan total dan untuk fasilitas penunjang yang telah ada rutin

sebulan sekali untuk dilakukan perawatan fasilitas.

4.3 Keadaan Umum Perikanan

Daerah penangkapan ikan bagi para nelayan di PPN Prigi adalah

Samudera Hindia WPP 573. Dengan luasnya jangkauan daerah penangkapan

ini diharapkan adanya peningkatan dalam jumlah maupun macam produksi

hasil tangkap serta ketrampilan dan pengetahuan semua faktor pendukung

kegiatan perikanan. Nelayan di PPN Prgi sebagian besar menggunakan alat

tangkap pancing ulur, payang, jaring insang, pancing tonda, dan pukat cincin.

Armada yang digunakan nelayan di PPN Prigi rata-rata GT yakni <10 GT. Para

nelayan di PPN Prigi hanya melakukan trip one day fishing dengan banyak

memilih sistem trip secara gerakan atau hanya separuh waktu 12 jam pada

waktu siang hari.

4.3.1 Potensi Perikanan Tangkap

Daerah penangkapan ikan bagi para nelayan di PPN Prigi adalah

Samudera Hindia WPP 573. Dengan luasnya jangkauan daerah penangkapan

ini diharapkan adanya peningkatan dalam jumlah maupun macam produksi

hasil tangkap serta ketrampilan dan pengetahuan semua faktor pendukung

kegiatan perikanan. Nelayan di PPN Prigi sebagian besar menggunakan alat

tangkap pancing ulur, payang, jaring insang, pancing tonda, dan pukat cincin.

Armada yang digunakan nelayan di PPN Prigi rata-rata GT yakni <10 GT. Para

nelayan di PPN Prigi hanya melakukan trip one day fishing dengan lama waktu

penangkapan biasanya malam hari atau siang hari. Untuk nelayan yang

Page 56: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

40

berangkat operasi malam hari disebut gedangan dan untuk nelayan yang

berangkat operasi siang hari disebut dengan gerakan.

Pada tahun 2015 volume produksi perikanan yang didaratkan di PPN

Prigi sebesar 24.014.967 Kg dengan nilai Rp. 177.930.930.200,-. Sedangkan

tahun 2016 sebesar 4.165.068 Kg dengan nilai Rp. 79.243.899.200,- berarti

mengalami penurunan volume produksi perikanan sebesar 19.849.899 Kg

atau 82,65 % dan nilai produksi mengalami penurunan sebesar Rp.

98.687.031.000,- atau 55,46%. Penurunan produksi ikan ini dikarenakan pada

tahun 2016 mendapat efek dari musim La Nina atau musim kemarau basah

sedangkan 2015 musim penangkapan ikan dari Agustus sampai November.

4.3.2 Armada Penangkapan

Armada penangkapan pukat cincin yang ada di Pelabuhan Perikanan

Nusantara Prigi pada tahun 2016 sejumlah 303 unit, yaitu terdiri dari kapal

berukuran <10 GT 151 unit, 20 - <30 GT 151 unit dan >30 GT 1 unit. Pada

tahun 2015 sebesar 705 unit, berarti mengalami kenaikan sebanyak 89 unit

armada. Armada yang ada di PPN Prigi termasuk armada penangkapan ikan

skala kecil karena dapat dilihat dalam tabel rata-rata nelayan di PPN Prigi

ukuran kapalnya yakni <10 GT. Daerah penangkapan ikan ini tergantung dari

alat tangkap yang digunakan oleh nelayan. Untuk nelayan purse seine

biasanya hanya beroperasi di sekitar teluk dan sepanjang pantai Selatan

Kabupaten Trenggalek. Waktu tempuh menuju fishing ground berkisar 1-2

Page 57: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

41

jam, hal ini dikarenakan nelayan setempat hanya melakukan one day

fishing.

Tabel 5. Jumlah Armada di PPN Prigi tahun 2012-2016

Sumber : Buku Laporan Tahunan PPN Prigi tahun 2016

Jumlah armada yang ada di PPN Prigi pada kurun waktu lima tahun

terakhir menunjukkan perubahan yang tidak terlalu signifikan, hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya tidak banyak investor dari luar

daerah maupun dari lokal yang berinvestasi dengan membuat kapal

penangkapan. Kebanyakan masih memilih untuk berinvestasi dalam dunia

pariwisata salah satu contohnya yakni membeli banana boat dan doughnat

floatis untuk disewakan kepada para pengunjung pantai pasir putih. Pada

tahun 2013 jumlah armada penangkapan mengalami penurunan sebanyak 48

unit dibanding tahun sebelumnya.

4.3.3 Alat Tangkap Purse Seine

Alat tangkap Purse Seine pada dasarnya merupakan kelompok alat

penangkapan ikan berupa jaring berbentuk kantong empat persegi panjang

yang terdiri dari sayap, badan dilengkapi pelampung, pemberat, tali ris atas,

tali ris bawah dengan atau tanpa tali kerut/pengerut dan salah satu bagiannya

berfungsi sebagai kantong yang pengoperasiannya melingkari gerombolan

No. Tahun

Kapal Motor

Total <

10

GT

10 -

< 20

GT

20 - <

30 GT

>

30

GT

1 2012 292 126 304 0 722

2 2013 433 100 141 0 674

3 2014 445 106 153 5 709

4 2015 474 82 144 5 705

5 2016 546 94 151 3 794

Page 58: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

42

ikan pelagis. Penghadangan gerakan schooling ikan ini sangat ditentukan oleh

kecepatan tenggelam jaring (SNI 7277.3:2008).

Jumlah alat tangkap di PPN Prigi pada tahun 2016 sebanyak 990 unit

yang terdiri dari Pancing Ulur 694 unit (70.10%), Pukat Cincin 152 unit

(15.35%), Pancing Tonda 93 unit (9.39%), Jaring Insang 36 unit (3,64%) dan

Payang 15 unit (1,52%). Dibanding dengan jumlah alat tangkap pada tahun

2015 sebanyak 853 unit, berarti mengalami kenaikan 137 unit (16.06%). Alat

tangkap yang pertama kali dioperasikan di teluk Prigi yakni pancing karena

memiliki bentuk konstruksi yang sederhana. Awal mulanya alat tangkap hanya

dioperasikan di pinggir pantai dengan menggunakan perahu dayung akan

tetapi pada saat ini pancing dioperasikan dengan perahu motor. Seiring

perkembangan sarana dan prasarana yang ada di PPN Prigi, termasuk

perkembangan armada kapal banyak armada kapal yang datang dan

menangkap ikan dengan menggunakan beragam alat tangkap salah satunya

yakni pukat cincin di perairan teluk Prigi yang memang kaya akan sumberdaya

hayati ikan.

Page 59: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

43

Tabel 6. Jumlah Alat Tangkap Tahun 2016

Sumber : Buku Laporan Tahunan PPN Prigi tahun 2016

Jumlah alat tangkap pukat cincin di Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi

pada tahun 2016 sebesar 302 unit, untuk pukat cincin dengan 1 kapal

berjumlah 151 pada armada kapal berukuran 20 – 30 GT, dan 151 unit purse

seine pada armada berukuran <10 GT. Sedangkan pukat cincin yang

menggunakan 2 buah kapal hanya terdapat 1 unit pada armada kapal

berukuran >30 GT. Lebih jelasnya lihat tabel 6.

4.3.4 Deskripsi Perikanan Purse Seine

Alat tangkap yang digunakan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi

salah satunya yakni alat tangkap purse seine. Purse seine di daerah Prigi

dioperasikan oleh dua kapal, yaitu kapal utama yang disebut kapal ketinting

dan kapal jhonson. Kapal utama mebawa alat tangkap dan kapal jhonson

untuk membawa hasil tangkapan. Prinsip kerja dari alat tangkap purse seine

yakni dengan cara melingkari gerombolan ikan. Proses untuk mendapatkan

gerombolan ikan membutuhkan waktu yang lama. Untuk satu kali trip operasi

biasanya nelayan hanya melakukan 1-4 kali setting dan jumlah tripnya yakni

Alat Tangkap >30 GT 20 – 30 GT 10 – 20 GT <10 GT

Jumlah

Pancing Ulur 347 347

Payang 15 15

Jaring Insang 2 1 33 36

Pancing Tonda 93 93

Pukat Cincin (1 boat)

151 151 302

Pukat Cincin (2 boat)

1 1

Page 60: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

44

satu hari (one day fishing). Rata-rata nelayan di perairan prigi tidak

menggunakan alat bantu tangkapan berupa rumpon, hanya sedikit saja yang

mempunyai dan menggunakan rumpon, nelayan purse seine Prigi menangkap

ikan dengan cara mengejar gerombolan ikan atau berburu (hunting).

Nelayan purse seine di Prigi melakukan penangkapan berdasarkan

pengalaman yang mereka dapatkan dalam mendapatkan ikan. Tetapi mereka

belum mengetahui secara pasti kapan waktu yang tepat untuk melakukan

operasi dan apa yang menyebabkan ikan datang dalam jumlah besar. Purse

seine adalah suatu alat tagkap yang paling efektif untuk menangkap ikan

permukaan (pelagis) yang suka bergerombol seperti lemuru, cakalang,

tongkol dan lain sebagainya. Berikut adalah spesifikasi alat tangkap purse

seine yang digunakan nelayan di sekitar perairan Prigi.

Tabel 7. Spesifikasi Alat Tangkap Purse Seine di PPN Prigi

No. Uraian Keterangan

1. Panjang jaring 600m

2. Lebar/depth 49 m

3.

Mesh size : sayap

badan

kantong

1.93cm

1.9 cm

1.6 cm

4. Pemberat : panjang

Diameter

5.6cm

2.5 cm

5. Mesh size serampat 2,65 cm

6.

Nomer benang: sayap

badan

kantong

D6

D9

-

7. Jenis benang Nylon

Spesifikasi alat tangkap pukat cincin yang dipakai oleh nelayan di

perairan Prigi Trenggalek rata-rata menggunakan bahan benang untuk

jaringnya yakni nylon dengan ukuran panjang jaring sebesar 600 meter dan

Page 61: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

45

lebar jaring sebesar 49 meter, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7

diatas.

4.3.5 Data Perikanan Lima Tahun Terakhir di PPN Prigi

Data perikanan 5 Tahun terakhir meliputi jumlah armada, alat tangkap,

jumlah trip penangkapan ikan, nilai produksi, jumlah penyerapan tenaga kerja

yang disajikan pada tabel 8, 9, 10, dan 11.

Jumlah alat tangkap di PPN Prigi pada tahun 2016 sebanyak 990 unit yang

terdiri dari Pancing Ulur 694 unit (70.10%), Pukat Cincin 152 unit (15.35%),

Pancing Tonda 93 unit (9.39%), Jaring Insang 36 unit (3.64%) dan Payang 15

unit (.52%). Dibandingkan dengan jumlah alat tangkap pada tahun 2015

sebanyak 853 unit, hal ini berarti mengalami kenaikan 137 unit (16.06%) alat

tangkap.berikut disajikan pada tabel 8 mengenai jumlah alat tangkap selama

periode tahun 2012 – 2016.

Jumlah alat tangkap di PPN Prigi pada periode tahun 2012 – 2016

tidak mengalami kenaikan dan pengurangan jumlah yang signifikan. Pada

tahun 2013 jumlah alat tangkap di PPN Prigi mengalami penurunan sebanyak

63 unit dibanding tahun sebelumnya. Untuk lebih jelasnya padat dilihat pada

tabel 8 berikut.

Page 62: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

46

Tabel 8. Jumlah Alat Tangkap Periode 2012 – 2016

No

.

Tahu

n

Jenis alat tangkap/fishing gear type

Jumla

h

Pukat

cinci

n

Pancin

g tonda

Jaring

insan

g

Payan

g

Pancin

g Ulur

Jarin

g

Klitik

Pukat

Panta

i

1 2012 152 79 37 10 584 43 0 905

2 2013 141 63 27 10 584 17 0 842

3 2014 155 75 47 5 584 0 0 866

4 2015 149 82 23 15 584 0 0 853

6 2016 152 93 36 15 694 0 0 990

Sumber : Buku Laporan Tahunan PPN Prigi tahun 2016

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah alat tangkap paling banyak

di PPN Prigi pada tahun 2016 dan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir

jumlah alat tangkap pada tahun 2013 yang paling sedikit yakni sebesar 842

unit.

Jumlah armada pada tahun 2016 adalah 784 unit, yang terdiri dari

kapal berukuran <10 GT 546 unit (68.7%), 10 - <20 GT 94 unit (11.84%), 20

– 30 GT 151 unit (19.02%) dan >30 GT 3 unit (0.38%). Pada tahun 2015

sebesar 705 unit, hal ini berarti armada penangkapan di PPN Prigi mengalami

kenaikan sebanyak 89 unit. Berikut jumlah armada di PPN Prigi dalam kurun

waktu 5 (Lima) tahun dari tahun 2012 – 2016.

Jumlah armada pada periode tahun 2012 – 2016 tidak banyak

menunjukkan penambahan atau pengurangan terlalu banyak. Pada tahun

2013 terlihat jumlah armada di PPN Prigi mengalami penurunan sebanyak 48

unit dari tahun 2012. Lebih jelasnya lihat pada tabel 9 berikut.

Page 63: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

47

Tabel 9. Jumlah Armada Periode 2012 – 2016

Sumber : Buku Laporan Tahunan PPN Prigi tahun 2016

Armada penangkapan ikan tahun 2016 ini tercatat 11.744 kali yang terdiri

dari pukat cicin 2.674 kali (22.77%), jaring insang 531 kali (4.52%), payang

242 kali (2.06%), pancing tonda 635 kali (5.41%) dan pancing ulur 7.662 kali

(65.24%). Berarti mengalami penurunan sebesar 9.183 kali (43.88%) dari

tahun 2015 sebesar 20.927 kali. Berikut adalah jumlah trip penangkapan ikan

periode 2012 – 2006 di PPN Prigi Trenggalek, Jawa Timur.

Jumlah trip penangkapan di PPN Prigi pada tahun 2016 paling sedikit

dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yakni 11.744 kali trip dengan jumlah

trip pukat cincin sebanyak 2.674 kali. Hal ini dikarenakan pada tahun 2016

perairan Prigi masih mengalami dampak dari musim La Nina. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 10.

No. Tahun Kapal Motor Total

< 10 GT 10 - < 20 GT 20 - < 30 GT > 30 GT

1 2012 292 126 304 0 722

2 2013 433 100 141 0 674

3 2014 445 106 153 5 709

4 2015 474 82 144 5 705

5 2016 546 94 151 3 794

Page 64: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

48

Tabel 10. Jumlah Trip Penangkapan Ikan Periode 2012 – 2016

Sumber : Buku Laporan Tahunan PPN Prigi tahun 2016

Jumlah trip penangkapan ikan pada tahun 2016 ini tercatat 11.744 kali

yang terdiri padi pukat cincin 2.674 kali (22.77%), jaring insang 531 kali

(4.52%), payang 242 kali (2.06%), pancing tonda 635 kali (5.41%), dan

pancing ulur 7.662 kali (65.24%). Mengalami penurunan sebesar 9.138 kali

(43.88%) dari tahun 2015 sebesar 20.927 kali.

Pada tahun 2015 volume produksi perikanan yang didaratkan di PPN

Prigi sebesar 24.014.967 Kg dengan nilai produksi Rp. 177.930.930.200,-.

Sedangkan tahun 2016 sebesar 4.165.068 Kg dengan nilai Rp.

79.2443.899.200,- berarti mengalami penurunan nilai produksi perikanan

sebesar 19.849.899 Kg atau 82,65 % dan nilai produksi mengalami penurunan

sebesar Rp. 89.687.031.000,- atau 55,46 %. Penurunan produksi ikan ini

dikarenakan pada tahun 2016 mendapat efek dari musim La Nina atau musim

kemarau basah sedangkan 2015 musim penangkapan ikan dari Agustus

sampai November. Berikut disajikan nilai produksi 5 (Lima) tahun terakhir di

Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi.

No. Tahun Pukat

cincin

Jaring

insang Payang

Pancing

tonda

Pancing

Ulur Jumlah Drift

Gill

Nets

Set

Gill

nets

1 2012 14.950 503 1.820 48 827 4.878 23.026

2 2013 10.779 976 676 390 906 8.368 22.095

3 2014 9.915 516 0 138 778 3.455 14.802

4 2015 11.228 890 0 969 1.072 6.768 20.927

5 2016 2.674 531 0 242 635 7.662 11.744

Page 65: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

49

Tabel 11. Nilai Produksi Periode 2012 – 2016

No. Tahun Produksi Nilai produksi Harga Rata-

rata / Kg

Produksi Rata-

rata / Hari

(Kg) (Rp) (Rp) (Kg)

1 2012 36.735.488 152.149.219.200 4.142 100.645

2 2013 30.509.213 141.240.110.525 4.629 83.587

3 2014 17.719.136 121.798.005.050 6.874 48.546

4 2015 24.014.967 177.930.930.200 7.409 65.794

5 2016 4.165.068 79.243.899.200 19.026 11.411

Sumber : Buku Laporan Tahunan PPN Prigi tahun 2016

Nilai produksi dari ikan yang didaratkan di TPI Prigi pada tahun 2012

– 2016 tidak banyak mengalami kenaikan. Pada tahun 2014 untuk nilai volume

produksi sebanyak 17.719.136 nilai tersebut lebih rendah dibandingkan

dengan tahun sebelum dan sesudahnya. Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan

pada tahun tersebut sedang terjadi musim La Nina hingga pada tahun 2015.

4.3.6 Deskripsi Daerah Penangkapan

Daerah penangkapan ikan bagi para nelayan di PPN Prigi adalah

Samudera Hindia WPP 573. Dengan luasnya jangkauan daerah penangkapan

ini diharapkan adanya peningkatan dalam jumlah maupun macam produksi

hasil tangkap serta ketrampilan dan pengetahuan semua sektor pendukung

kegiatan perikanan. Untuk operasi tangkapan yang bersifat komersial

diperlukan pengetahuan tentang daerah penangkapan ikan. Letak dan

keadaan daerah penangkapan ikan akan mempengaruhi bentuk dan ukuran

kapal serta alat tangkapnya. Pengetahuan ini sangat berguna dalam

mengahadapi musim-musim paceklik.

Daerah penangkapan ikan atau fishing ground nelayan Prigi

kebanyakan masih terkonsentrasi di perairan teluk Prigi terutama kapal yang

berukuran < 10 GT. Nelayan yang tidak memliki rumpon menentukan sendiri

Page 66: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

50

daerah penangkapan dengan spekulasi dari gejala-gejala perairan,

sedangkan nelayan yang memiliki rumpon langsung menuju ke rumpon

dengan bantuan GPS. Sedangkan untuk kepemilikian rumpon kebanyakan

dimiliki secara berkelompok namun ada juga yang perorangan.

4.3.7 Deskripsi Ikan Hasil Tangkapan Purse Seine

Hasil tangkapan yang diperoleh selama penelitian dengan

menggunakan alat tangkap pukat cincin dengan jumlah produksi paling

banyak sebesar 2.484.875 kg (60,00%) jenisnya bervariasi, diantaranya

adalah tongkol lisong (Auxis rochei), kembung (Restrelliger brachysoma),

layang deles (Decapterus macrosoma), bentong (selar boops), dan ikan ekor

merah (Caesio sp). Selain menangkap jenis ikan tadi, terdapat ikan hasil

tangkapan sampingan berupa cumi-cumi.

Ikan layang (Decapterus spp) merupakan hasil tangkapan utama

perikanan purse seine di laut Jawa, dengan tingkat produksi 60% dari hasil

tangkapan total ikan pelagis lainnya. Seperti ikan Kembung, Lemuru, Selar

Bentong, dan Tembang (Aziz, dkk., 2000)

Gambar 3. Ikan Hasil Tangkapan Purse Seine di PPN Prigi.

Page 67: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

51

Menurut Ayodhyoa (1979), ikan yang menjadi tujuan penangkapan

dari pukat cincin adalah ikan pelagic schoaling species, yang berarti ikan-ikan

tersebut haruslah membentuk suatu schoal (gerombolan), berada dekat

permukaan air (sea surface) dan sangatlah diharapkan pula agar densitas

schoal tinggi, yang berarti jarak antara ikan dengan ikan lainnya haruslah

sedekat mungkin. Menurut Rahardjo (1978) ikan-ikan pelagic shoaling species

yang biasanya tertangkap adalah hering (Clupea sp), layang (Decapterus sp),

kembung perempuan (Rastrelliger neglectus), kembung laki-laki (Rastrelliger

kanagurta), selar (Caranx sp), tongkol (Auxiz thazard), cakalang (Katsuwonus

pelamis), tenggiri (Scomberomorus sp) dan sardine (Sardinella sp). Sainsbury

(1986) mengatakan untuk jawa dan sekitarnya hasil tangkapan pukat cincin

adalah layang (Decapterus sp), kembung (Rastrelliger sp) dan lemuru

(Sardinella sp).

4.3.8 Musim Penangkapan

Musim penangkapan ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi

pada tahun 2016 tidak terjadi dikarenakan pada tahun 2016 mendapat efek

dari musim La Nina atau musim kemarau basah. La Nina merupakan

fenomena mendinginya suhu muka air laut Samudera Pasifik area

Khatulistiwa sehingga mengakibatkan curah hujan meningkat, suhu

permukaan air laut turun dan berpengaruh terhadap kadar garam, pH dan

kecerahan air laut.

Dalam satu bulan biasanya hari penangkapan hanya berjumlah 22-25

hari. Musim penangkapan tidak berlangsung sepanjang tahun, biasanya

berlangsung sekitar bulan April sampai Oktober dimana sedang terjadi musim

Timur.

Page 68: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

52

4.4 Analisis Keberlanjutan Sumberdaya Perikanan Purse Seine PPN Prigi

Analisis keberlanjutan perikanan purse seine di PPN Prigi dilakukan

penilaian dengan menggunakan metode Rapid Appraisal Analysis Fisheries

(RAPFISH). Metose RAPFISH menghasilkan nilai indeks status keberlanjutan

perikanan purse seine pada masing-masing dimensi yang diukur. Dalam

penelitian ini terdapat lima dimensi yaitu dimensi Ekonomi, dimensi Sosial,

dimensi Etika, dimensi Teknologi dan dimensi Ekologi. Dimana dari masing-

masing dimensi memiliki indikator yang mencerminkan status keberlanjutan

dari masing-masing dimensi yang bersangkutan. Nilai yang dihasilkan berupa

gambaran kondisi perikanan purse seine di PPN Prigi pada saat ini. Nilai

tersebut ditentukan oleh nilai skoring dari masing-masing indikator pada setiap

dimensi yang digunakan. Nilai indeks keberlanjutan perikanan purse seine

mempunyai rentang 0-100%. Dimensi yang dinilai keberlanjutan (sustainable),

jika memiliki nilai indeks lebih dari 50%, sebaliknya jika nilai indeks

keberlanjutan kurang dari 50% maka dinyatakan tidak sustainable. Nilai status

indeks keberlanjutan perikanan purse seine dapat dikategorikan kedalam 5

status keberlanjutan, yakni:

1. Kategori buruk sekali, jika memiliki nilai indeks keberlanjutan pada rentang

nilai 0,00 – 19,99

2. Kategori buruk, jika memiliki nilai indeks keberlanjutan pada rentang nilai

20,00 – 39,99

3. Kategori kurang, jika memiliki nilai indeks keberlanjutan pada rentang nilai

40,00 – 59,99

4. Kategori baik, jika memiliki nilai indeks keberlanjutan pada rentang nilai

60,00 – 79,99

5. Kategori baik sekali, jika nilai indeks keberlanjutan pada rentang nilai 80,00

– 100;

Page 69: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

53

Hasil analisa dengan menggunakan teknik Rapid Appraisal Analysis

dalam keberlanjutan perikanan purse seine di PPN Prigi digabarkan dan

disajikan dalam bentuk grafik dan diagram layang yang menampilkan nilai

status keberlanjutan dari setiap dimensi yang telah dinilai. Setelah

mendapatkan hasil, maka dapat ditentukan dimensi mana yang paling baik

dan paling buruk.

Dimensi dan indikator yang akan dinilai status keberlanjutannya

dengan menggunakan analisis multidimensional yang digunakan untuk

menganalisis 5 dimensi yang telah ditetapkan, yakni dimensi ekonomi,

dimensi sosial, dimensi etika, dimensi teknologi serta dimensi ekologi. Pada

masing-masing dimensi memiliki indikator yang menggambarkan kondisi

keberlanjutan dari dimensi tersebut.

4.4.1 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Dimensi

Penelitian ini menggunakan 5 dimensi untuk mengetahui persepsi

nelayan purse seine terhadap keberlanjutan sumberdaya ikan pelagi di PPN

Prigi. Dari kelima dimensi masing masing memiliki jumlah indikator yang

berbeda. Dimensi ekonomi (7 indikator), dimensi sosial (7 indikator), dimensi

etika (6 indikator), dimensi teknologi (7 indikator), dan dimensi ekologi (6

indikator). Sebelum diketahui hasil dari uji validitas dan reliabilitas, masing

masing indikator dari setiap dimensi tersebut diuji terlebih dahulu

menggunakan perhitungan SPSS 16.0 (tabel 13,14,15,16,17 dan 18) . Nilai

validitas dapat dilihat dari Correlations dengan ketentuan hasil total tiap

indikator akan valid atau diterima jika lebih besar atau sama dengan nilai R

tabel, dan tidak valid jika kurang dari nilai R Tabel (Lampiran 11). Nilai R tabel

diketahui dengan rumus DF = n – 2. Dimana n (total) didapat dari jumlah

Page 70: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

54

keseluruhan responden kemudian dikurangi 2 maka 100 – 2 = 98. Nilai 98

tersebut langsung dilihat pada tabel R yakni 0,1654.

Sedangkan untuk nilai reliabilitas dapat dilihan berdasarkan nilai

Cronbach’s alpha dengan ketentuan jika nilai total lebih besar dari r tabel maka

data tersebut dikatakan (reabel) lebih handal atau sangat nyata, sebaliknya

jika nilai total kurang dari atau lebih kecil dari nilai r tabel maka data tersebut

dikatakan tidak reabel atau tidak nyata. Apabila jawaban dari responden

memiliki kesamaan hampir 100% atau bahkan sama 100% maka hasil

validitas dan reliabilitasnya memiliki nilai negatif sehingga akan termasuk

reliabilitas asumsi.

Reliabilitas yakni alat untuk mengukur suatu kuisioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan

reliabel atau reabel (handal) jika jawaban dari responden terhadap pertanyaan

yang diajukan bersifat konsisten atau stabil. Dimensi dapat dikatakan

reliabel/handal jika memiliki koefisien reliabilitas (Alpha) lebih dari Cronbach’s

Alpha Based on Standardizad items. Menurut (Gilford, 1956: 145) dalam

menentukan kategori keofisien reliabilitas adalah disajikan pada tabel 12

sebagai berikut:

Tabel 12. Kategori Koefisien Cronbach’s alpha based on standardizad items

Cronbach,s Alpha Based on

Standardizad items Kategori

0,80 < r11 < 1,00 Reliabilitas Sangat Tinggi

0,60 < r11 < 0,80 Reliabilitas Tinggi

0,40 < r11 < 0,60 Reliabilitas Sedang

0,20 < r11 < 0,40 Reliabilitas Rendah

-1,00 < r11 <0,20 Reliabilitas Sangat Rendah (tidak

reliable)

Page 71: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

55

Angka cronbach alpha dengan ketentuan nilai cronbach alpha minimal

0.6. artinya jika nilai cronbach alpha yang didapatkan dari hasil perhitungan

SPSS lebih besar atau sama dengan 0.6 maka bisa disimpulkan bahwa

kuisioner tersebut reliabel, dan sebaliknya jika nilai cronbach alpha lebih kecil

dari 0.6 maka kuisioner dikatakan tidak reliabel. Uji reliabilitas setiap dimensi

menunjukkan angka koefisien reliabilitas alpha 0.6 maka dikatakan bahwa

semua indikator dalam setiap dimensi yang diuji yakni reabel dan diterima.

Hasil uji reliabilitas instrumen masing-masing dimensi menunjukkan

angka koefsien reliabilitas (alpha) yakni 0.632 – 0.685 yang berarti dapat

dikatakan reliabilitas tinggi. Berikut adalah hasil uji reliabilitas masing-masing

dimesi dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 13. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Dimensi

(variabel)

Koefisien

reliabilitas

(alpha)

Cronbach,s alpha

based on

standardizad items

Keterangan

Ekologi 0.632 0.60 < r11 < 0.80 Reliabilitas tinggi

Ekonomi 0.681 0.60 < r11 < 0.80 Reliabilitas tinggi

Sosial 0.685 0.60 < r11 < 0.80 Reliabilitas tinggi

Teknologi 0.667 0.60 < r11 < 0.80 Reliabilitas tinggi

Etika 0.668 0.60 < r11 < 0.80 Reliabilitas tinggi

Hasil uji validitas dan reliabilitas pada masing-masing dimensi dapat

ditarik kesimpulan yakni bahwa semua masing-masing indikator dalam

dimensi ekonomi, sosial, etika, teknologi dan ekologi dikatakan valid dan

reabel tinggi. Berikut disajikan hasil dari uji validitas masing-masing indikator

pada dimensi ekonomi, ekologi, teknologi, sosial dan etika pada tabel

14,15,16,17 dan 18.

Hasil uji validitas tiap indikator pada dimensi ekonomi semuanya

menunjukkan angka lebih dari dari nilai r tabel, yang berarti semua indikator

Page 72: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

56

pada dimensi ekonomi dapat dikatakan valid. Berikut adalah hasil uji validitas

indikator dimensi ekonomi dapat dilihat pada tabel 14.

Tabel 14. Hasil Uji Validitas Indikator Dimensi Ekonomi.

Jumlah butir soal r table Hasil Keterangan

1

0.1654

0.675 Valid

2 0.473 Valid

3 0.363 Valid

4 0.622 Valid

5 0.327 Valid

6 0.559 Valid

7 0.268 Valid

Hasil uji validitas dimensi ekonomi dengan jumlah butir soal sebanyak

7 dikatakan valid dikarenakan setiap nilai atau hasil dari butir soal pada

dimensi ekonomi lebih besar atau sama dengan nilai R tabel.

Tabel 15. Hasil Uji Validitas Indikator Dimensi Sosial.

Jumlah Butir soal r table Hasil Keterangan

1

0.1654

0.435 Valid

2 0.528 Valid

3 0.257 Valid

4 0.452 Valid

5 0.626 Valid

6 0.509 Valid

7 0.584 Valid

Hasil uji validitas dimensi sosial dengan jumlah butir soal sebanyak 7

dikatakan valid dikarenakan setiap nilai atau hasil dari butir soal pada dimensi

sosial lebih besar atau sama dengan nilai R tabel.

Page 73: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

57

Tabel 16. Hasil Uji Validitas Indikator Dimensi Etika.

Jumlah Butir soal r table Hasil Keterangan

1

0.1654

0.451 Valid

2 0.477 Valid

3 0.371 Valid

4 0.578 Valid

5 0.596 Valid

6 0.447 Valid

Hasil uji validitas dimensi etika dengan jumlah butir soal sebanyak 6

dikatakan valid dikarenakan setiap nilai atau hasil dari butir soal pada dimensi

etika lebih besar atau sama dengan nilai R tabel.

Tabel 17. Hasil Uji Validitas Indikator Dimensi Teknologi.

Jumlah Butir soal r table Hasil Keterangan

1

0.1654

0.476 Valid

2 0.552 Valid

3 0.405 Valid

4 0.369 Valid

5 0.484 Valid

6 0.461 Valid

7 0.504 Valid

Hasil uji validitas dimensi teknologi dengan jumlah butir soal sebanyak

7 dikatakan valid dikarenakan setiap nilai atau hasil dari butir soal pada

dimensi teknologi lebih besar atau sama dengan nilai R tabel.

Tabel 18. Hasil Uji Validitas Indikator Dimensi Ekologi.

Jumlah Butir soal r table Hasil Keterangan

1

0.1654

0.494 Valid

2 0.28 Valid

3 0.514 Valid

4 0.481 Valid

5 0.595 Valid

6 0.273 Valid

Page 74: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

58

Hasil uji validitas dimensi teknologi ekologi dengan jumlah butir soal

sebanyak 6 dikatakan valid dikarenakan setiap nilai atau hasil dari butir soal

pada dimensi ekologi lebih besar atau sama dengan nilai R tabel.

4.4.2 Status Keberlanjutan Dimensi Ekologi

Berdasarkan kajian Komisi Pengkajian Stok Ikan Nasional

(KOMNASJISKAN) DKP, (2001) bahwa potensi lestari sumberdaya ikan

sebesar 6,4 juta ton per tahun yang meliputi 9 (sembilan) wilayah pengelolaan

perikanan di Indonesia dengan menggolongkan ikan pelagis kecil, pelagis

besar, ikan demersal, ikan karang, udang, crustacea, cumi-cumi, saat itu

beberapa di wilayah pengelolaan perikanan tersebut dengan kelompok ikan

tertentu sudah ada yang berstatus fully ekploited dan over fishing. Dilanjutkan

dengan hasil kajian KOMNASJISKAN, DKP ( 2005) bahwa keadaan

sumberdaya ikan semakin menghawatirkan yang ditandai dengan indikator

biologis dan lingkungan sehingga peningkatan dan penambahan status stok

beberapa jenis ikan pada berbagai wilayah pengelolaan perikanan dari status

moderat menjadi fully eksploited dan fully exploited menjadi over exploited.

Oleh karena itu penerapan Code of Conduct for Responsible Fisheries

(CCRF) pada pengelolaan sumberdaya perikanan dengan prinsip hati-hati

harus ditingkatkan agar sumberdaya ikan berkelanjutan.

Dimensi ekologi terdiri dari 6 indikator yaitu :

1. Status Eksploitasi (Y21)

2. By catch / Hasil Tangkapan Sampingan (Y22)

3. Daerah Penangkapan (Y23)

4. Trophic Level (Y24)

5. Hasil Tangkapan (Y25)

Page 75: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

59

6. Hasil Tangkapan yang Dibuang (Y26). Berikut rincian dari setiap indikator

Gambar 4. Nilai Indeks Persepsi Nelayan Purse Seine Terhadap

Sumberdaya Ikan Pelagis pada Dimensi Ekologi di Pelabuhan Perikanan

Nusantara (PPN) Prigi, Trenggalek Jawa Timur

Berdasarkan hasil dari pendataan scoring pertanyaan responden

tentang kontribusi setiap dimensi terhadap keberlanjutan sumberdaya ikan

pelagis di PPN Prigi dengan menggunakan analisis RAPFISH adalah status

ekploitasi 65%, hasil tangkapan sampingan 65%, daerah penangkapan 59%,

perubahan jenis ikan 70%, hasil tangkapan 62% dan hasil tangkapan yang

dibuang 90%.

Page 76: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

60

A. Status Eksploitasi

Berdasarkan hasil analisa RAPFISH dari nilai skor indikator

pertanyaan tentang status ekploitasi menunjukkan bahwa status

keberlanjutan pada indikator ini yakni 65% dan dapat dikatakan “baik atau

berkelanjutan”. Responden berpendapat bahwa status ekploitasi yang

ada di perairan Prigi tergolong sedang dan masih beranggapan jika di

perairan Prigi masih cukup banyak sumberdaya ikan yang dieksploitasi

secara maksimal. Menurut Wakidi (50 tahun), salah satu nelayan pukat

cincin di perairan Prigi mengatakan “ iwak nde kene iki isik akeh, dadi gak

usah kawatir lak bakalan entek. ( Ikan di daerah sini masih banyak, jadi

tidak perlu khawatir akan kehabisan). Tingkat pemanfaatan lestari sangat

diperlukan terutama di daerah Prigi yang menurut Keputusan Menteri

Kelautan dan Perikanan No. KEP.45 / MEN / 2011 tentang Estimasi

Sumberdaya Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) NKRI,

perairan Prigi sudah menunjukkan status tingkat ekploitasi moderate

(sedang), artinya bahwa perlu dilakukan kehati-hatian dalam pengelolaan

perikanan agar tetap terjaga keberlanjutannya bahkan ditingkat menjadi

lebih baik. Semakin rendah tingkat eksploitasi sumberdaya perikanan di

wilayah/unit analisis, maka resiko/ancaman bagi keberlanjutan perikanan

di wilayah/unit akan semakin kecil.

Perairan Prigi termasuk Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP)

Samudera Hindia, merupakan kawasan yang berbeda pada status

pemanfaatan tinggi dan telah memasuki tahapan diperlukannya

pemantauan yang sangat intensif. Kawasan pesisir dan laut di perairan

Prigi memiliki keanekaragaman hayati (biodiversity) laut, terumbu karang

(coral reefs), padang lamun (seagrass), mangroves, potensi perikanan

Page 77: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

61

tangkap maupun perikanan budidaya dan berbagai potensi lainnya yang

belum banyak dimanfaatkan secara optimal bagi pembangunan daerah

ataupun sebagai sumber devisa negara (Sulandari, 2011).

B. By Catch

Hasil tangkapan sampingan nelayan purse seine di PPN Prigi

yakni menunjukkan hasil baik. Yang dimaksudkan dengan baik adalah

hasil tangkapan sampingan terdiri dari beberapa jenis dan laku dijual di

pasaran dengan harga relatif tinggi. Dari hasil wawancara responden

tentang indikator hasil tangkapan sampingan memperoleh nilai scoring

sebesar 65%. Semakin sedikit ikan non-target yang tertangkap dan

dibuang berarti semakin efisien pemanfaatan sumberdaya perikanan.

Kode tindak perikanan bertanggung jawab Code of Conduct for

Responsible Fisheries (CCRF), butir 8.4 dan 8.5 telah menganjurkan

untuk meminimalkan buangan (discarded) dan memaksimalkan

pemanfaatan ikan hasil tangkapan sampingan (by catch) (Merpaung,

2006). Kesimpulannya yakni perikanan purse seine di PPN Prigi status

keberlanjutannya bisa dikatakan terjamin, karena ikan hasil tangkapan

sampingan pemanfaatannya maksimal.

C. Fishing Ground

Daerah penangkapan (fishing ground) para nelayan di PPN Prigi

dalam kurun waktu 10 tahun terakhir mengalami sedikit perubahan,

namun sebagian nelayan menyatakan bahwa daerah penangkapan

semakin jauh dari kebiasaan nelayan mendapatkan ikan. Dari hasil

wawancara dengan nelayan dan analisis hasil scoring pertanyaan daerah

penangkapan terhadap indeksi keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis

Page 78: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

62

dimensi ekologi adalah 59% yang berarti menunjukkan hasil cukup dan

cukup berkelanjutan. Daerah penangkapan ikan jika sedang musim ikan

biasanya masih berada di sekitar teluk Prigi saja dan juga biasanya

berada di sekitar barat Panggul, Nglorok, perairan Blitar, Selatan Malang

dan juga terkadang Pacitan.

Yuliasari (2011), menyatakan bahwa, penentuan daerah

penangkapan dari jenis ikan tertentu bukan hal yang mudah sehingga

diperlukan alat bantu sebagai penunjang dalam menentukan daerah

penangkapan.

D. Trophic Level / Berkurangnya Jenis Ikan

Kelestarian sumberdaya perikanan dan jenis ikan yang masih

berlimpah mengindikasikan bahwa rantai makanan di perairan tersebut

masih sangat bagus dan untuk keberlanjutan sumberdaya mendatang.

Perubahan jenis ikan yang tertangkap dalam 10 tahun terakhir berkurang

banyak yang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain migrasi ikan,

La Nina, dan kebiasaan nelayan yang menangkap ikan tanpa

memperhatikan kelestarian sumberdaya lestari lingkungan. Hasil scoring

dan analisis Rapfish dari skor pertanyaan trophic level adalah 70% yang

berarti angka ini menunjukkan bahwa status keberlanjutan baik.

Penangkapan ikan yang terus menerus dapat berdampak pada

perubahan rantai makanan dan aliran biomas/energi dalam ekosistem

laut, terutama penangkapan pada jenis ikan predator yang bernilai

ekonomis tinggi (Garcia et. al., 2003). Perubahan ini ditunjukan oleh

berubahnya jenis ikan sasaran tangkap dan atau ukuran ikan dalam jenis

yang sama. Perubahan trophic level dari sumberdaya ikan di suatu

wilayah/unit analisis di atas menunjukkan tingkat kemantapan ekosistem

Page 79: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

63

tersebut (terkait dengan rantai pangan dan jaring makanan). Oleh karena

itu jika trophic level alami dari kelompok sumberdaya ikan yang

dieksploitasi tidak berubah menunjukkan tidak adanya perubahan

ekosistem (Abullah.,dkk 2011).

E. Hasil Tangkapan

Produksi ikan hasil tangkapan pada tahun 2016 sebesar

2.484.875 kg (60,00%) yakni ditangkap dengan menggunakan alat

tangkap pukat cincin. Berdasarkan hasil wawancara dan hasil analisis

Rapfish dari skor pertanyaan hasil tangkapan adalah 62%. Hal ini

menunjukkan bahwa status keberlanjutan indikator hasil tangkapan baik

dan berkelanjutan. menurut Supri (50 Th) Sebagai nelayan purse seine

yang kurang lebih sudah melaut hampir 15 tahun di perairan Prigi

mengatakan bahwa ikan hasil tangkapan slerek umumnya jenis ikan dari

komunitas pelagis pantai yakni ( Sardinella spp, Rastrellinger spp, dan

Selar spp) yang mana paling banyak ditemukan dahulu yakni ikan layur.

Ikan-ikan hasil tangkapan Purse Seine di Prigi biasanya yaitu ikan Lemuru

(Sardinella longiceps), ikan Layang (Decapterus russelli), ikan Kembung

(Rastrelliger spp.), dan ikan Tongkol (Euthynnus spp.).

Purse seine adalah alat tangkap yang paling produktif untuk

menangkap ikan pelagis yang hidup bergerombol. Ikan unggulan yang

paling banyak tertangkap purse seine adalah tongkol, lemuru dan layang.

Ikan tongkol memiliki sifat yang lebih kosmopolitan dibanding ikan tuna

dan ikan cakalang karena mampu hidup di perairan lebih dangkal dan

bersalinitas lebih rendah (Simbolon, 2011).

Page 80: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

64

F. Discarded

Discarded (hasil tangkapan yang dibuang), pada analisa Rapfish

menunjukkan hasil sebesar 90% yang dapat dikategorikan baik sekali dan

berkelanjutan. Dimana rata-rata nelayan yang ada di PPN Prigi tidak

membuang hasil tangkapannya baik dilaut maupun yang didaratkan

meskipun nilai ekonomis dari ikan hasil tangkapan tersebut setelah di

daratkan mendapatkan nilai dengan harga jual yang rendah. Semakin

sedikit ikan non target yang tertangkap dan dibuang berarti semakin

efisien penggunaan atau pemanfaatan sumberdaya perikanan.

Perbedaan keragaman jenis ikan hasil tangkapan sampingan ini

juga diakibatkan oleh berbedanya tingkat keragaman ikan di suatu

perairan. Hasil tangkapan sampingan atau bycatch pada purse seine

umumnya dibagi menjadi dua yaitu hasil tangkapan yang dimanfaatkan

dan hasil tangkapan yang dibuang (discarded). Hasil tangkapan

sampingan (bycatch) pada penelitian ini tidak ada yang dibuang, semua

bycatch dimanfaatkan oleh nelayan dengan cara dijual kepada

tengkulak.Dampak dari hasil tangkapan yang dibuang (discarded

species) yakni dampak ekonomi dan ekologi. Tingginya hasil tangkapan

sampingan (by catch) dan hasil tangkapan yang dibuang mengakibatkan

terjadinya biological overfishing, sehingga hal ini akan merubah struktur

ekosistem laut (Purboningrum, 2016).

4.4.3 Status Keberlanjutan Dimensi Ekonomi

Dimensi ekonomi terdiri dari 7 indikator, yaitu keuntungan, gaji/upah

rata-rata, subsidi, alternatif pekerjaan, pasar utama, penghasilan rata-rata dan

curah waktu. Lihat pada gambar 5 dibawah ini.

Page 81: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

65

Gambar 5. Nilai Indeks Persepsi Nelayan Purse Seine Terhadap Sumberdaya

Ikan Pelagis Kecil pada Dimensi Ekonomi di Pelabuhan Perikanan

Nusantara (PPN) Prigi, Trenggalek Jawa Timur.

Gambar 5 menjelaskan bahwa pada dimensi ekonomi terhadap

keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis kecil di Pelabuhan Perikanan

Nusatara (PPN) Prigi, prosentase tertinggi terdapat pada indikator subsidi

sebesar 69% dan indikator lain memiliki nilai skoring yang berbeda. Berikut

uraian dari masing-masing indikator yang terdapat dalam dimensi ekonomi :

A. Keuntungan

Hasil analisa keuntungan nelayan purse seine yang ada di PPN

Prigi menunjukkan nilai 52% yang berarti cukup berkelanjutan. Para

nelayan di PPN Prigi mendapatkan hasil keutungan dari trip yang

dilakukan setiap harinya, yakni satu hari per trip dan diagi dengan semua

ABK. Pembagian antara ABK dengan pemilik kapal sendiri masih terdapat

ketidaksamaan, akan tetapi untuk mengurangi ketidak berlanjutan para

pemilik kapal selain memberikan upah juga memberikan ikan “lawuhan”

kepada para ABK. Pada 10 tahuh terakhir keuntungan yang didapatkan

Page 82: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

66

nelayan bisa dikatakan menurun secara signifikan, dikarenakan sudah

hampir dua tahun di perairan Prigi sedang mengalami musim paceklik

yang mengakibatkan para nelayan banyak yang tidak melaut dan hanya

memperbaiki alat tangkap atau armada yang mereka pergunakan untuk

melaut. Jika tingkat keuntungan hasil tangkapan per trip dalam volume

dan jenis tangkapan yang sama semakin tinggi, maka tingkat eksploitasi

per trip akan cenderung menurun. Hal ini berakibat akan semakin kecilnya

resiko/ancaman terhadap keberlanjutan usaha perikanan di wilayah/unit

analisis.

B. Gaji/ Upah rata-rata

Menurut hasil analisis rapfish dan wawancara pertanyaan gaji

diperoleh nilai dan skoring sebesar 49% yang berarti cukup

berkelanjutan. Nelayan di PPN prigi saat ini tidak cukup hanya

menggantungkan hidupnya dari hasil melaut saja dikarenakan para

nelayan juga harus menabung untuk biaya hidup selama musim paceklik

dan untuk membiayai pendidikan anak hingga perguruan tinggi. Sistem

bagi hasil di PPN Prigi terdapat 2 tipe yaitu: sistem bagi hasil dan upah

harian. Untuk sistem bagi hasil dibagi rata-rata sama antara pemilik kapal

dengan para ABK sebanyak 50%-50% dikurangi dengan biaya

operasional yang dikeluarkan (BBM, Perbekalan) sedangkan untuk upah

harian antara 30-50% dari bagi hasil upah harian tersebut.

Kurangnya manajemen uang bagi para nelayan digambarkan

dengan pola konsumtif masyarakat nelayan di PPN Prigi. Pada saat

musim ikan, para nelayan menghamburkan uangnya untuk pergi

berkaraoke yang tidak hanya dilakukan sekali dua kali namun sering,

membeli kebutuhan tersier secara berlebihan dan tidak terbersit

Page 83: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

67

keinginan untuk menabung untuk kebutuhan pada saat musim paceklik

tiba. Jika pendapatan rata-rata masyarakat perikanan dibandikan dengan

rata-rata penduduk di wilayah/unit analisis secara keseluruhan semakin

tinggi, maka kecenderungan masyarakat tersebut akan semakin

mendukung keberlanjutan usaha perikanan.

Pendapatan keluarga nelayan merupakan jumlah seluruh

pendapatan rumah tangga nelayan ditambah dengan orang lain yang

tinggal serumah dan dibiayai oleh nelayan baik dari usaha perikanan

maupun dari usaha non perikanan diukur dalam rupiah per bulan.

Sebagai buruh nelayan, para buruh nelayan purse seine mendapatkan

penghasilan dengan sistem bagi hasil dan sangat bergantung pada

banyaknya jumlah hasil tangkapan (musim ikan) serta harga bahan bakar

solar (Habbah, 2001).

C. Subsidi

Semakin kecil subsidi yang diberikan/diperoleh nelayan, maka

secara tidak langsung menunjukkan kemandirian mereka untuk

mendukung keberlanjutan usaha perikanan semakin besar (semakin kecil

resiko/ancaman terhadap keberlanjutan usaha perikanan). Dari hasil

wawancara dan analisis Rapfish yang dilakukan terhadap pertanyaan

subsidi diperoleh hasil 69% bisa di katakan baik dan berkelanjutan.

Banyak subsidi yang telah diberikan pemerintah kepada para nelayan

yakni berupa bantuan BBM yang sangat membantu dalam kegiatan

operasional kegiatan penangkapan yang diketahui biaya operasi kegiatan

dari tahun ke tahun bertambah mahal akan tetapi banyaknya subsidi yang

diberikan pemerintah secara langsung kepada nelayan akan berdampak

Page 84: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

68

buruk pada kegiatan usaha perikanan. Efek dari banyaknya susidi yang

diberikan kepada nelayan berdampak pada sumberdaya yang menurun.

Berdasarkan hasil wawancara dengan para nelayan di PPN Prigi

selama kurun waktu 10 tahun terakhir nelayan purse seine tidak

mendapatkan bantuan alat tangkap yang mereka gunakan. Banyak

nelayan yang mengeluhkan tentang pemberian subsidi, dikarenakan

banyak yang tidak tepat sasaran dan hanya orang-orang tertentu yang

bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Subsidi dalam kegiatan perikanan tangkap yang menggunakan

mesin sangat diperlukan. Subsidi tersebut adalah bahan bakar minyak

(BBM) seperti solar, minyak tanah, dan pelumas. Jika subisidi tidak

diberikan maka akan meningkatkan biaya produksi sehingga akan

menurunkan penerimaan atau keuntungan para nelayan. Ada 2 hal yang

dapat dilakukan agar nelayan masih tetap mendapatkan keuntungan yaitu

efisiensi biaya produksi atau memperbaiki struktur harga jual ikan melalui

sistem lelang yang transparan. Namun jika menaikkan harga jual ikan

pasar sulit menyerap produksi ikan tangkapan nelayan (Nababan., dkk

2008).

D. Alternatif Pekerjaan

Berdasarkan hasil wawancara dan skoring terhadap nelayan

purse seine pada indikator alternatif pekerjaan di PPN Prigi didapatkan

hasil 62% yang berarti menunjukkan hasil baik dan berkelanjutan. Banyak

nelayan purse seine yang saat ini memilki pekerjaan sampingan lain

sektor non perikanan dan banyak pula lapangan pekerjaan yang bisa

dijadikan alternatif para nelayan jika memasuki musim paceklik. Pada

memasuki musim paceklik nelayan purse seine yang biasa tidak pergi

Page 85: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

69

melaut dan hanya memperbaiki jaring (alat tangkap) bisa memperoleh

penghasilan lain seperti menjadi petani, berkebun di lahan yang mereka

punyai sendiri, dan menjadi buruh serabutan.

Pekerjaan sambilan nelayan yang paling besar adalah berkebun

dan bertani. Para nelayan banyak yang memiliki kebun cengkeh yang

luas. Apabila sedang tidak musim menangkap ikan nelayan mendapatkan

penghasilan dari bertanam cengkeh. Selain berkebun cengkeh dan

bertani sebagian nelayan ada yang berdagang, kuli bangunan dan lain-

lain (Sari, 2016).

E. Pasar Utama

Pasar atau pengguna lokal cenderung akan lebih

peduli/bersahabat (concern/sterwardship) atas sumberdaya perikanan di

wilayah/unit analisis. Karenanya akan mendukung keberlanjutan usaha

perikanan semakin besar (semakin kecil resiko/ancaman terhadap

keberlanjutan usaha perikanan). Dilihat dari hasil wawancara dan skoring

analisis Rapfish terhadap pertanyaan mengenai pasar utama diperoleh

hasil 44% yang berarti tidak cukup berkelanjutan, dikarenakan nelayan

hanya menjual hasil tangkapannya kepada tengkulak (bakul) di wilayah

prigi kemudian oleh tengkulak tersebut hasil tangkapan selanjutnya dijual

kembali di daerah lokal saja masih satu kabupaten dan diluar kabupaten

dalam satu provinsi. Dikarenakan besarnya wilayah pemasaran tidak

sampai tingkat luar pulau, maka harga dari produk tersebut (ikan)

ditentukan oleh bakul dan tidak mengikuti harga diluar pasar lokal, sebab

ini banyak nelayan yang mengeluhkan nilai jual ke tengkulak dengan

penghasilan yang mereka dapatkan sangat kecil. Wilayah pemasaran

hasil perikanan dari PPN Prigi berupa produk ikan segar dan ikan hasil

Page 86: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

70

olahan. Daerah distribusi meliputi wilayah lokal yaitu Trenggalek dan

distribusi antar kota antara lain meliputi Tulungagung, Surabaya,

Jombang, Malang, Nganjuk dan wilayah kota lainnya yang berdekatan.

Ikan hasil tangkapan di PPN Prigi dipasarkan dalam bentuk segar

dan olahan. Ikan segar hanya dipasarkan di 3 kota yakni Surabaya,

Trenggalek dan Tulungagung. Dominansi pemasaran ikan segar yaitu

kota Surabaya sebesar 2.384 ton atau sekitar 82% pada tahun 2010.

Terbatasnya pemasaran ikan segar disebabkan ikan memiliki sifat mudah

rusak serta membutuhkan perlakuan ekstra dan tambahan biaya.

Sedangkan pemasaran ikan olahan lebih luas jangkauannya yaitu

Trenggalek, Tulungagung, Surabaya, Jombang, Malang dan Nganjuk.

Surabaya juga mendominasi pemasaran ikan olahan dari PPN Prigi

dengan total 1.602 ton atau 33,56% pada tahun 2010, sedangkan

Tulungagung, Trenggalek, Malang, Jombang dan Nganjuk hanya

menyerap ikan olahan sebesar 1,84% (PNPP, 2016).

F. Penghasilan Rata-rata

Hasil wawancara dan skoring analisis Rapfish tentang

pertanyaan Penghasilan rata-rata oleh nelayan di PPN Prigi

mendapatkan nilai 52% yang berarti cukup atau tidak bekelanjutan. Tidak

berkelanjutan disini berarti nelayan di PPN Prigi mendapatkan

penghasilan rata-rata dari aktivitas melaut yang jauh berkurang untuk

menutupi kebutuhan ekonomi mereka. Nelayan di PPN Prigi

mendapatkan gaji yakni 50% untuk sekali trip dari pemilik kapal yang

masih dibagi untuk semua ABK, dan dalam satu bulan nelayan purse

seine di PPN Prigi biasanya melakukan 20-25 kali trip. Penghasilan rata-

Page 87: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

71

rata nelayan purse seine di PPN Prigi masih jauh dibawah dari UMR

Kabupaten Trenggalek yaitu Rp. 1.388.000.

Pendapatan nelayan buruh dengan sistem bagi hasil tidak

menentu dan hal ini tergantung pada beberapa faktor diantaranya adalah

harga bahan bakar (solar). Hasil yang diperoleh nelayan semakin kecil

jika harga bahan bakar melambung tinggi. Kenaikan harga solar

mengakibatkan kenaikan biaya operasional yang akan mengurangi

penghasilan nelayan. Misalnya untuk sekali perjalanan atau trip, kapal

ikan (purse seine) membutuhkan biaya operasional berupa : solar,

makanan, dan lain-lain sedikitnya 20 juta rupiah, jika hasil tangkap bernilai

30 juta rupiah maka tersisa 10 juta rupiah, dibagi antara pemilik kapal dan

buruh nelayan (nahkoda dan ABK) purse seine sesuai sistem bagi hasil

yang disepakati (Habbah, M. 2001).

G. Curah Waktu

Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner terhadap nelayan

purse seine di PPN Prigi menunjukkan indikator curahan waktu

penangkapan adalah 62% baik, hal ini dikarenakan nelayan purse seine

di PPN Prigi hanya melakukan penangkapan secara one day trip yang

biasanya nelayan akan berangkat melaut pada siang atau sore hari dan

akan mendaratkan hasil tangkapannya pada pagi atau malam harinya. Ini

biasa dilakukan karena wilayah penangkapan hanya berjarak 2-3 jam

yang masih bisa dijangkau oleh nelayan slerek di PPN Prigi.

Proses mendapatkan gerombolan ikan membutuhkan waktu yang

sangat lama. Untuk satu kali trip operasi biasanya nelayan hanya

melakukan 1 sampai 4 kali setting. Ada nelayan yang dengan cepat

mendapatkan ikan tetapi ada juga nelayan yang hanya mendapatkan

Page 88: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

72

hasil tangkapan sedikit. Waktu pemberangkatan yang lebih cepat dan

lama tidak menjamin akan mendapatkan hasil tangkapan yang lebih

banyak (Perkasa, 2004).

4.4.4 Status Keberlanjutan Dimensi Sosial

Hasil analisis RAPFISH pada dimensi sosial diperoleh nilai 67% dan

dapat dikatakan baik atau berkelanjutan. dimensi sosial terdiri dari 7 indikator

yang akan dijelaskan pada gambar 6 dibawah.

Gambar 6. Nilai Indeks Persepsi Nelayan Purse Seine Terhadap Sumberdaya

Ikan Pelagis Kecil pada Dimensi Sosial di Pelabuhan Perikanan

Nusantara (PPN) Prigi, Trenggalek Jawa Timur.

Penyusunan skor indikator keberlanjutan pada Dimensi Sosial

perikanan purse seine di PPN Prigi berdasarkan keadaan lapang daerah

penelitian dan berdasarkan acuan dari kriteria yang telah dibuat. Hasil

wawancara dan pengamatan lapang yang dilakukan di Pelabuhan Perikanan

Nusantara (PPN) Prigi menghasilkan 7 indikator seperti Pekerjaan, Jenjang

pendidikan, Status konflik, Pengaruh terhadap kebijakan, Keluarga dan Antar

Page 89: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

73

Warga nelayan purse seine. Masing-masing indikator dari Dimensi Sosial

akan diuraikan sebagai berikut:

A. Pekerjaan

Para nelayan purse seine di PPN Prigi umumnya bekerja secara

kelompok, keluarga dan individu. Jika nelayan rata-rata bekerja dengan

sistem kelompok, maka akan meminimalisir terjadinya perselisihan atau

konflik dan dapat mengindikasikan sumberdaya dapat lestari karena

mengurangi tekanan terhadap sumberdaya perikanan. Semakin sedikit

kelompok/individu yang melaut berarti semakin kecil resiko/ancaman

mengeksploitasi sumberdaya perikanan di suatu wilayah/unit.

Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner terhadap nelayan di

Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi dari indikator pekerjaan

kemudian di skor dan dilakukan analisis Rapfish maka kontribusi indikator

pekerjaan terhadap status keberlanjutan perikanan purse seine pada

dimensi sosial adalah 83% yang berarti baik dan berkelanjutan.

Menurut Kartika (2010), bahwa sektor perikanan merupakan

sumber penghidupan terbesar bagi masyarakat Indonesia bagian pesisir

yang daerahnya langsung berhadapan dengan laut. Sektor perikanan ini

juga menyerap tenaga kerja paling banyak diantara sektor lainnya.

Walaupun demikian, penyerapan tenaga kerja yang banyak pada sektor

perikanan tidak diimbangi dengan kontribusi yang besar terhadap

pendapatan Nasional, sehingga nilai tambah pada sektor perikanan ini

kecil dikarenakan sektor tersebut masih bersifat subsistem.

Page 90: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

74

B. Jenjang Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat perikanan maka

akan cenderung akan semakin meningkatkan kepedulian masyarakat

(public awareness) terhadap keberlanjutan usaha perikanan di suatu

wilayah/unit. Dari hasil wawancara dan skoring analisis Rapfish terhadap

pertanyaan jenjang pendidikan diperoleh nilai 62% yang berarti baik dan

berkelanjutan. Rata-rata nelayan purse seine di PPN Prigi sudah

mengenyam pendidikan hingga SMA, walaupun masih banyak nelayan

yang hanya mempunyai latar belakang pendidikan hanya di sekolah

dasar bahkan tidak lulus sekolah dasar. Hal ini menimbulkan persepsi

yang berbeda diantara para nelayan terhadap keberlanjutan sumberdaya

perikanan di wilayah perairan Prigi.

Suryani et al., (2004), rendahnya tingkat pendidikan di kalangan

nelayan dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain; orangtua

yang lebih mengarahkan untuk menjadi nelayan dan dikenalkan pada laut

sejak kecil sehingga tidak terpikir untuk sekolah, selain itu keterbatasan

biaya dan tidak adanya keinginan dari diri sendiri.

C. Status Konflik

Umumnya kelestarian usaha perikanan di wilayah/unit analisis

akan lebih terjamin jika tidak pernah terjadi konflik, baik konflik antar

stakeholder usaha perikanan maupun konflik antara stakeholder usaha

perikanan dengan masyarakat diluar usaha perikanan tangkap.

Berdasarkan hasil wawancara dan skoring analisis Rapfish

terhadap pertanyaan indikator status konflik mendapatkan hasil sebesar

85% yang berarti baik sekali dan sangat berkelanjutan. Nelayan purse

seine di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi sebagian besar

Page 91: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

75

hidup secara berdampingan dengan para nelayan maupun stakeholder

pemerintahan yang bertanggung jawab di PPN Prigi. Hampir tidak ada

konflik atau perselisihan yang terjadi di lingkungan PPN Prigi, jika terjadi

konflik antar nelayan biasanya akan langsung diselseikan dalam sebuah

forum bersama dan tidak dibiarkan secara berlarut-larut.

Ginting (1998), menyatakan bahwa konflik dapat muncul dari

beberapa sebab, namun faktor yang cukup dominan adalah kerancuan

tipe pemilikan sumberdaya dan kerancuan wewenang. Artinya kerancuan

pemilikan menyebabkan tidak jelasnya siapa yang berhak memanfaatkan

satu sumberdaya dan berakibat timbulnya pertikaian antara pihak-pihak

yang berbeda persepsi dalam penentuan kepemilikan sumberdaya

perikanan dan kelautan. Menurut Priyatna et.al., (2005), tindakan

manusia dalam menghadapi sumberdaya milik bersama mengarah pada

pemenuhan kepentingan sendiri dalam jangka pendek.

D. Pengaruh Terhadap Kebijakan

Semakin besar tingkat partisipasi (keterlibatan/pengaruh)

masyarakat nelayan/perikanan dengan pengetahuan tradisionalnya

dalam pengambilan keputusan di bidang pengelolaan sumberdaya

perikanan maka akan mendukung kelestarian sumberdaya perikanan

(resiko/ancaman terhadap keberlanjutan pengelolaan sumberdaya

perikanan semakin kecil).

Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner terhadap nelayan di

Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi dari indikator pengaruh

terhadap kebijakan kemudian di skor dan dilakukan analisis Rapfish maka

kontribusi indikator pengaruh nelayan terhadap kebijakan terhadap status

keberlanjutan perikanan purse seine pada dimensi sosial adalah 55%

Page 92: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

76

yang berarti cukup dan tidak berkelanjutan (kurang). Hal ini dikarenakan

nelayan seringkali mengabaikan peraturan yang telah dibuat oleh

pemerintah yang dimana dapat mengindikasikan bahwa Sumberdaya

Manusia di tempat penelitian yakni sangat kurang bahkan rendah.

Pengaruh atau dampak langsung nelayan pada peraturan

(kebijakan) pemerintah dalam perikanan tangkap, peraturan tidak

menghambat nelayan untuk berproduksi ikan atau menangkap ikan.

Tetap, kebijakan pemerintah itu juga harus ditinjau kembali atau

disempurnakan karena belum memberikan dampak terhadap

perkembangan sektor perikanan (Mulyana, 2011).

E. Sosialisasi Penangkapan

Untuk pengelolaan usaha perikanan yang semakin terikat secara

emosional – hubungan sosial dan berskala luas (satu komunitas

masyarakat sampai dengan negara) akan semakin mempermudah

melakukan pengelolaan usaha perikanan di wilayah/unit analisis – terkait

dengan berjalannya fungsi kelembagaan.

Kebijakan perikanan tangkap yang dibuat oleh pemerintah yang

sifatnya kadang diubah-ubah terkadang menimbulkan polemik bagi para

nelayan yang mengakibatkan ketidaktaatan para nelayan untuk mematuhi

peraturan atau kebijakan yang telah dibentuk. Dari hasil wawancara dan

kuisioner terhadap nelayan di PPN Prigi dari indikator sosialisasi

penangkapan kemudian dilakukan skor dan analisis Rapfish maka statsu

indikator sosialisasi penangkapan terhadap status keberlanjutan

sumberdaya perikanan purse seine pada dimensi sosial adalah 49% yang

berarti kurang berkelanjutan. Hal ini dikarenakan nelayan purse seine di

PPN Prigi mengaku hanya mendapatkan sosialisasi hanya 1 kali salam

Page 93: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

77

satu tahun saja. Dari pemerintah sudah sering melakukan sosialisasi

kepada nelayan di PPN Prigi, akan tetapi hanya sedikit dari nelayan yang

bisa menghadiri undangan sosialisasi dikarenakan waktu sosialisasi

banyak nelayan purse seine yang sedang melaut. Kebijakan pengelolaan

perikanan tangkap semestinya tidak hanya berupa regulasi yang

mengontrol akses terhadap pemanfaatan sumberdaya yang ada, tetapi

harus mampu membangun dan memberdayakan komunitas perikanan

untuk mengatasi masalahnya (Wiyono, 2006).

Penilaian nelayan pemilik tidak jauh berbeda dengan penilaian

nelayan Anak Buah Kapal (ABK). Mereka menilai bahwa pada dasarnya

program pengembangan perikanan tangkap Purse seine adalah baik

sepanjang program itu bisa memberi mereka peningkatan hasil produksi.

Hambatan yang dihadapi pelaksanaan program pengembangan seperti

kurangnya kesadaran nelayan akan pentingnya kelompok nelayan,

kurangnya kepedulian dan rasa ingin tahu nelayan serta banyaknya

kelompok-kelompok baru ketika ada bantuan-bantuan Kementrian

Kelautan Perikanan (KKP).

F. Keluarga

Semakin banyak anggota keluarga yang terlibat dalam usaha

perikanan, maka semakin tinggi perhatian akan diberikan kepada

keberlanjutan pengelolaan sumberdaya perikanan. Dari hasil wawancara

dan kuisioner terhadap nelayan di PPN Prigi dari indikator keluarga

kemudian dilakukan skor dan analisis Rapfish maka status indikator

keluarga terhadap status keberlanjutan sumberdaya perikanan purse

seine pada dimensi sosial adalah 89% yang artinya baik sekali dan sangat

berkelanjutan. Dalam indikator keluarga yang diamati pada saat

Page 94: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

78

penelitian berlangsung seluruh anggota keluarga mendukung penuh

pekerjaan sebagai nelayan.

Cahyat., dkk (2007), mengatakan ada tiga hal yang menjadi

motivasi para istri nelayan untuk ikut terjun melakukan kegiatan ekonomi

yaitu: 1) Dorongan untuk mencukupi kebutuhan ekonomi Rumah Tangga,

2) Memanfatkan ketrampilan yang ia miliki, 3) Merasa bertanggung jawab

terhadap keluarga.

G. Antar Warga

Semakin kecil tingkat pertumbuhan jumlah masyarakat yang

bergerak di bidang perikanan maka semakin kecil penambahan tingkat

kebutuhan akan sumberdaya perikanan (memperkecil resiko/ancaman

terhadap keberlanjutan usaha perikanan di suatu wilayah/unit analisis).

Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner terhadap nelayan purse

seine di PPN Prigi dari indikator antar warga nelayan kemudian dilakukan

skoring dan analisis Rapfish maka kontribusi indikator antar warga

nelayan terhadap status keberlanjutan sumberdaya perikanan pelagis

kecil di PPN Prigi pada dimensi sosial adalah 44% yang dapat dikatakan

buruk, hal ini dikarenakan kurang adanya pertemuan rutin antar nelayan

purse seine di PPN Prigi dan kurangnya memperhatikan komunitas di

PPN Prigi terutama untuk nelayan purse seine.

4.4.5 Status Keberlanjutan Dimensi Teknologi

Hasil analisis RAPFISH pada dimensi teknologi diperoleh nilai 75%

dan dapat dikatakan baik atau berkelanjutan. dimensi teknologi terdiri dari 7

indikator yang akan dijelaskan pada gambar 7 dibawah.

Page 95: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

79

Penentuan indeks status keberlanjutan sumberdaya perikanan pelagis

kecil pada dimensi teknologi dimulai dengan penentuan skor dalam setiap

indikator dalam dimensi teknologi yang berdasarkan realitas data di lapang

baik dengan wawancara dan pengamatan (data primer) maupun dengan

menggunakan data sekunder. Alat tangkap untuk mengetahui status

keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis kecil yakni pukat cincin (purse seine).

Dimensi teknologi merupakan cerminan dari derajat pemanfaatan

sumberdaya perikanan tangkap dengan menggunakan suatu teknologi.

Teknologi yang baik adalah yang semakin dapat mendukung dalam jangka

panjang dan secara berkesinambungan setiap kegiatan ekonomi dalam sektor

perikanan tangkap.

Gambar 7. Nilai Indeks Persepsi Nelayan Purse Seine Terhadap Sumberdaya

Ikan Pelagis Kecil pada Dimensi Teknologi di Pelabuhan Perikanan

Nusantara (PPN) Prigi, Trenggalek Jawa Timur.

Terdapat 7 indikator dalam dimensi Teknologi antara lain : Lama Trip,

Selektivitas Alat, Ukuran Kapal, Alat Bantu, Efek Samping Alat, Armada, dan

Perubahan Ukuran Kapal. Dari masing-masing indikator dimensi teknologi

Page 96: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

80

diatas mempunyai tingkat kontribusi terhadap keberlanjutan sumberdaya

perikanan pelagis dengan alat tangkap pukat cincin di Pelabuhan Perikanan

Nusantara (PPN) Prigi. Berikut uraian dari masing-masing indikator pada

dimensi teknologi :

A. Lama Trip

Berdasarkan hasil wawancara terhadap nelaya purse seine

terhadap indikator lama trip kemudian di skor dan dilakukan analisis

Rapfish maka kontribusi indikator lama trip terhadap status keberlajutan

sumberdaya ikan pelagis pada dimensi teknologi adalah 91% yang berarti

sangat baik sekali dan sangat berkelanjutan. Berdasarkan keadaan di

lapang pada saat penelitian dilakukan dalam satu bulan para nelayan

purse seine Di PPN Prigi melakukan trip sebanyak 20-25 kali dalam satu

bulan, dikarenakan sistem pengoperasian purse seine di PPN Prigi

dilakukan secara one day trip. Nelayan biasa berangkat siang maupun

sore hari dan kemudian mendaratkan ikannya pada malam hari dan

besok harinya bisa kembali melaut.

Kemampuan lama melaut secara tidak langsung menunjukkan

kemampuan mengeksploitasi sumberdaya perikanan. Semakin singkat

waktu melaut berarti semakin kecil kemampuan mengeksploitasi

sumberdaya perikanan.

Untuk kapal-kapal Purse Seine di Prigi umumnya menggunakan

sistem penangkapan one day fishing dengan lama waktu kurang lebih 8

jam, yaitu untuk waktu perjalanan dan mencari ikan kurang lebih 3 jam,

dan waktu setting sekitar 1 jam ( Suryana., dkk 2013).

Page 97: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

81

B. Selektivitas Alat

Penanganan selektivitas penangkapan sangat terkait dengan

efisiensi penggunaan sumberdaya perikanan (mengurangi tertangkapnya

ikan non-target). Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan purse

seine di PPN Prigi terhadap indikator selektivitas alat tangkap terhadap

status keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis perikanan purse seine

pada dimensi teknologi adalah sebesar 57% yang berarti cukup dan

berkelanjutan. Pada dasarnya alat tangkap pukat cincin bersifat tidak

selektif dan terkadang juga menangkap ikan non-target.

Pengoperasian suatu alat tangkap dengan tingkat selektivitas

yang tinggi akan menyebabkan upaya penangkapan lebih efisien dan

kelangsungan sumberdaya ikan pada suatu perairan akan tetap lestari,

oleh karena itu perlu adanya pengkajian tentang selektivitas alat

tangkapan purse seine. Tingkat keselektifan sebuah alat tangkap akan

berdampak pada terciptanya sumberdaya ikan yang berkelanjutan

(Rambun., dkk 2016).

C. Ukuran Kapal

Semakin besar ukuran kapal (armada) penangkapan, maka

semakin tinggi kemampuan mengeksploitasi sumberdaya perikanan di

suatu wilaya/unit penelitian. Ukuran kapal di Pelabuhan Perikanan

Nusantara (PPN) Prigi untuk alat tangkap purse seine berkisar 20-30 GT

namun juga ada yang berukuran <10 GT.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap nelayan purse seine

terhadap indikator ukuran kapal kemudian di skor dan dilakukan analisis

Rapfish maka kontribusi indikator ukuran kapal terhadap status

keberlajutan sumberdaya ikan pelagis pada dimensi teknologi adalah

Page 98: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

82

66% yang dapat dikatakan baik dan berkelanjutan. Bentuk dan ukuran

dari suatu kapal akan berpengaruh terhadap kekuatan kapal tersebut di

atas laut seperti menahan suatu ombak. Selain itu ukuran kapal

berpengaruh terhadap pergerakan kapal tersebut dilaut. GT kapal

berpengaruh terhadap hasil tangkaan secara signifikan. Semakin besar

GT kapal semakin besar hasil tangkapan.

D. Alat Bantu

Penggunaan alat penarik perhatian akan meningkatkan

kemampuan mengeksploitasi sumberdaya perikanan. Alat bantu

penangkapan pada dasarnya digunakan untuk membantu menangkap

ikan yakni berupa GPS, Sonar, Lampu, Fish finder dsb, akan tetapi

penggunaan alat bantu yang berlebihan akan berdampak over fishing

pada sumberdaya perikanan. Berdasarkan hasil wawancara nelayan

purse seine terhadap indikator alat bantu kemudian di skor dan dilakukan

analisis Rapfish maka kontribusi indikator alat bantu terhadap status

keberlajutan sumberdaya ikan pelagis pada dimensi teknologi sebesar

70% yang dapat dikatakan baik dan berkelanjutan.

Monintja dan Zulkarnain (1995) dan Diniah et al., (2006),

menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan pada awal keberadaan

rumpon, mampu meningkatkan hasil tangkapan. Namun dengan semakin

padatnya pemasangan rumpon menyebabkan menurunnya hasil

tangkapan per satuan upaya, yang dimulai dengan tanda-tanda ukuran

rata-rata ikan yang tertangkap memperlihatkan kecenderungan yang

lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya.

Page 99: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

83

E. Efek Samping Alat

Dampak dari penggunaan alat-alat yang merusak ekosistem

adalah meningkatnya resiko/ancaman terhadap keberlanjutan usaha

perikanan. Efek yang ditimbulkan akibat dari penggunaan alat tangkap

yang bersifat merusak seperti penggunaan sianida, potasium, dinamit dan

trawl akan berdampak buruk bagi kelangsungan ekosistem perikanan.

Berdasarkan hasil wawancara nelayan purse seine terhadap indikator

efek samping alat kemudian di skor dan dilakukan analisis Rapfish maka

kontribusi indikator efek samping alat tangkap terhadap status

keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis kecil pada dimensi teknologi

sebesar 91% yang dapat dikatakan baik sekali dan sangat berkelanjutan.

Nelayan purse seine di PPN Prigi hampir tidak pernah menggunakan alat

tangkap yang merusak ekosistem, mereka diberikan sosialisasi dari

dampak penggunaan alat tangkap yang merusak.

Arimoto (2000), mengemukakan bahwa suatu alat tangkap

dikatakan ramah lingkungan apabila alat tangkap tersebut tidak

memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, yaitu sejauh mana alat

tangkap tersebut merusak dasar perairan (benthic disturbance),

kemungkinan hilangnya alat tangkap, serta kontribusinya terhadap polusi.

Faktor lain adalah bagaimana dampaknya terhadap bio-diversity dan

target resources yaitu komposisi hasil tangkapan, adanya by-catch, serta

tertangkapnya ikan-ikan muda.

F. Armada Penangkapan

Jumlah armada penangkapan purse seine di Pelabuhan

Perikanan Nusantara (PPN) Prigi berjumlah 303 unit pada tahun 2016.

Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner terhadap indikator armada

Page 100: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

84

penangkapan kemudian di skor dan dilakukan analisis Rapfish terhadap

status keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis kecil adalah 67% yang

berarti baik. Berdasarkan data sekunder yang di dapatkan selama

penelitian, jumlah armada alat tangkap purse seine dengan 2 boat

berjumlah 151 unit untuk kapal dengan ukuran 20<30 GT dan 151 unit

untuk kapal dengan ukuran <10 GT. Sedangakan untuk purse seine

dengan 1 boat hanya terdapat 1 unit dengan ukuran kapal >30 GT.

G. Perubahan Ukuran Kapal

Semakin besar ukuran kapal maka semakin tinggi kemampuan

mengeksploitasi sumberdaya perikanan disuatu wilaya/unit analisis.

Rata-rata ukuran kapal yang dioperasikan di Pelabuhan Perikanan

Nusantara Prigi berkisar 20 - 30 GT. Berdasarkan hasil wawancara dan

kuisioner terhadap indikator perubahan ukuran kapal kemudian di skor

dan dilakukan analisis Rapfish terhadap status keberlanjutan ikan pelagis

kecil diperoleh hasil sebesar 83% dan dapat dikatakan baik sekali serta

berkelanjutan. Berdasarkan hasil pengamatan ketika di lapang,

penambahan jumlah armada purse seine yang ada di PPN Prigi tidak

banyak mengalami perubahan ukuran kapal. Hal ini dikarenakan banyak

nelayan yang sudah tidak banyak memperbaiki dan menambah ukuran

kapal mereka.

4.4.6 Status Keberlanjutan Dimensi Etika

Hasil analisis RAPFISH pada dimensi etika diperoleh nilai 66% dan

dapat dikatakan baik atau berkelanjutan. Dimensi etika terdiri dari 6 indikator

yang akan dijelaskan pada gambar 8 dibawah.

Page 101: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

85

Gambar 8. Nilai Indeks Persepsi Nelayan Purse Seine Terhadap Sumberdaya

Ikan Pelagis Kecilpada Dimensi Etika di Pelabuhan Perikanan

Nusantara (PPN) Prigi, Trenggalek Jawa Timur.

Terdapat 6 (enam) indikator pada dimensi etika antara lain adalah

Alasan masuk perikanan, Hasil tangkapan yang dibuang, Co-Management,

Mencegah kerusakan habitat, Peran masyarakat lokal, dan Memperbaiki

lingkungan. Dari masing-masing indikator mempunyai kontribusi terhadap

keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis kecil di Pelabuhan Perikanan

Nusantara (PPN) Prigi. Lebih jelasnya masing-masing indikator dari dimensi

etika akan dijelaskan sebagai berikut :

A. Alasan Masuk Perikanan

Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner terhadap nelayan di

PPN Prigi tentang indikator alasan masuk dunia perikanan kemudian di

skor dan dilakukan analisis Rapfish maka kontribusi indikator alasan

masuk dunia perikanan terhadap status keberlanjutan sumberdaya ikan

pelagis kecil pada dimensi etika adalah 58% dikatakan cukup. Pada saat

Page 102: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

86

penelitian berlangsung, alasan nelayan untuk masuk kedalam dunia

perikanan yakni ada yang mengikuti tradisi, ajakan keluarga,

pertimbangan ekonomi, ingin masuk saja karena keinginan sendiri

maupun ikut membantu perekonomian. Semakin banyak pekerjaan di luar

perikanan secara tidak langsung menurunkan tingkat eksploitasi

sumberdaya perikanan.

B. Hasil Tangkapan yang Dibuang

Besarnya jumlah ikan yang terbuang, terutama jika tidak tercatat

akan mengakibatkan status eksploitasi tidak dapat diukur dengan baik

(bisa terjadi over fishing/over exploitation). Berdasarkan hasil wawancara

dan kuisioner terhadap nelayan di PPN Prigi tentang indikator hasil

tangkapan yang dibuang kemudian di skor dan dilakukan analisis Rapfish

maka kontribusi indikator hasil tangkapan yang dibuang terhadap status

keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis kecil pada dimensi etika adalah

74% yang berarti baik dan berkelanjutan. Para nelayan purse seine di

PPN Prigi hampir tidak pernah membuang hasil tangkapannya kembali ke

laut, hal ini disebabkan karena ikan yang ikut tertangkap jaring purse

seine jika dijual akan tetap laku di pasaran. Hal ini mengindikasikan

bahwa tingkat kesadaran nelayan cukup baik untuk keberlanjutan

ekosistem perairan, walaupun terkadang masih ada nelayan purse seine

yang masih membuang hasil tangkapannya ke laut dengan alasan bahwa

terlalu banyak ikan yang sudah tertangkap dan mereka takut jika terjadi

kecelakaan dilaut (kapal pecah) karena over size muatan.

Beberapa alternatif untuk mengurangi hasil tangkapan sampingan

(bycatch) telah di implementasikan baik itu melalui input kontrol dan

output kontrol (Hall, 2002). Input kontrol dapat dilakukan dengan

Page 103: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

87

penutupan wilayah penangkapan atau penutupan musim penangkapan.

Selain dengan menerapkan pengelolaan perikanan melalui input kontrol

dan output kontrol cara lain yang dapat dijadikan solusi dalam

mengurangi hasil tangkapan sampingan adalah melalui pemanfaatan

bycatch dan perbaikan teknologi penangkapan ikan (Matsuoka, 2008).

C. Co-Management

Proses pengambilan keputusan serta pelaksanaannya yang

semakin melibatkan seluruh stakeholders dalam posisi yang seimbang

akan lebih dapat menghasilkan mekanisme pengaturan sumberdaya

perikanan di wilayah/unit analisis dengan baik. Berdasarkan hasil

wawancara dan kuisioner terhadap nelayan di PPN Prigi tentang indikator

Co-management kemudian di skor dan dilakukan analisis Rapfish maka

kontribusi indikator Co-management terhadap status keberlanjutan

sumberdaya ikan pelagis kecil pada dimensi etika adalah 68% yang

berarti baik dan berkelanjutan.

Model Co-Management diharapkan dapat mengatasi berbagai

permasalahan dan isu-isu yang muncul dalam pengelolaan sumberdaya

perikanan dan laut. Hal ini dikarenakan model pengelolaan ini kolaboratif

memudahkan antara unsur masyarakat pengguna perikanan (kelompok

nelayan, pengusaha perikanan, dll) dan pemerintah, sehingga dapat

,menghindari peran dominan yang berlebihan dari satu pihak dalam

pengelolaan sumberdaya perikanan dan laut, sehingga pembiasaan

aspirasi pada satu pihak dapat dieliminasi (Kartika, 2010).

Page 104: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

88

D. Mencegah Kerusakan Habitat

Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner terhadap nelayan di

PPN Prigi tentang indikator mencegah kerusakan habitat kemudian di

skor dan dilakukan analisis Rapfish maka kontribusi indikator mencegah

kerusakan habitat terhadap status keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis

kecil pada dimensi etika adalah 50% dan berarti cukup. Perbaikan atau

pemeliharaan habitat ikan akan menjamin kelestarian sumberdaya

perikanan di suatu wilayah/unit analisis.

Menurut Darmawan (2001), dalam pengelolaan sumber daya

alam, kegiatan penangkapan ikan merupakan kegiatan eksploitasi.

Sebagai kegiatan eksploitatif, penangkapan ikan hanya bertujuan

mengambil sumberdaya yang tersedia di alam. Oleh sebab itu kegiatan

penangkapan ikan harus memiliki beberapa pengaturan dan pembatasan

agar tidak menghancurkan sumberdaya yang ada.

Menurut Mukhtar (2007), penggunaan bahan peledak seperti

bom dapat memusnahkan biota dan merusak lingkungan.

Penggunaannya di sekitar terumbu karang menimbulkan efek samping

yang sangat besar. Selain rusaknya terumbu karang yang ada di sekitar

lokasi ledakan, juga dapat menyebabkan kematian biota lain yang bukan

merupakan sasaran penangkapan.

E. Peran Masyarakat Lokal

Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner terhadap nelayan di

PPN Prigi tentang indikator peran masyarakat lokal kemudian di skor dan

dilakukan analisis Rapfish maka kontribusi indikator peran masyarakat

lokal terhadap status keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis kecil pada

dimensi etika adalah 69% dapat dikatakan baik dan berkelanjutan. Peran

Page 105: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

89

masyarakat lokal dalam menajamen pengelolaan sumberdaya

berkelanjutan sangat berpengaruh terhadap kelestarian sumberdaya di

masa yang akan datang. Pada saat penelitian berlangsung terdapat

peran tokoh masyarakat lokal yang ikut membantu kelestarian seperti

terdapat POKMASWAS dan terdapat paguyuban nelayan purse seine

yang terdapat di PPN Prigi.

Adrianto et al., (2005) berpendapat, bahwa kebijakan pengelolaan

sumberdaya perikanan sangat tergantung dengan ketahanan

kelembagaan. Ketahanan kelembagaan akan berjalan dengan baik dan

berkelanjutan, jika didukung oleh kepastian hukum, norma yang berlaku

ditengah masyarakat dan kepercayaan masyarakat (Pretty and Smith

2004). Membangun rasa kepercayaan sebagai modal sosial terhadap

masyarakat nelayan merupakan tantangan bagi penentu kebijakan dalam

pengelolaan sumberdaya perikanan berkelanjutan.

F. Memperbaiki Ekosistem

Ekosistem merupakan salah satu faktor penting dalam

pengelolaan perikanan karena pada hakekatnya fokus utama dari

pengelolaan yaitu sumberdaya perikanan terkait erat dengan kualitas

lingkungan dan ekosistem dimana sumberdaya perikanan tersebut

secara ekologis berada. Dalam konteks inilah pengelolaan perikanan

berbasis ekosistem menjadi sangat relevan (Nikijuluw, 2002). Menurut

Berkes et al., (2001), ada beberapa pertimbangan pokok mengapa

pendekatan ekosistem ini menjadi sangat penting dalam pengelolaan

perikanan yaitu: (1) kemampuan memprediksi kondisi ekosistem sangat

terbatas, (2) ekosistem memiliki batas yang nyata (daya dukung) dimana

apabila pemanfaatan sumberdaya melebihi kemampuan ekosistem

Page 106: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

90

meregenerasi suberdaya tersebut maka akan terjadi perubahan struktur

ekosistem dan tidak dapat kembali seperti semula (irreversible), (3)

keanekaragaman sangat penting dalam fungsi ekosistem, (4) komponen-

komponen dalam ekosistem saling berinteraksi, (5) batas ekosistem

terbuka, dan (6) ekosistem linier terhadap perubahan waktu.

Pemeliharaan atau perbaikan ekosistem akan menjamin

kelestarian sumberdaya perikanan di wilayah/unit analisis. Berdasarkan

hasil wawancara dan kuisioner terhadap nelayan di PPN Prigi tentang

indikator memperbaiki ekosistem yang rusak kemudian di skor dan

dilakukan analisis Rapfish maka kontribusi indikator memperbaiki

ekosistem yang rusak terhadap status keberlanjutan sumberdaya ikan

pelagis kecil pada dimensi etika adalah 58% yang berarti cukup dan

kurang berkelanjutan. Ini dikarenakan nelayan purse seine di PPN Prigi

cenderung kurang memperbaiki ekosistem yang rusak, tingkat kesadaran

masyarakat yang kurang akan pentingnya perbaikan ekosistem yang

rusak.

4.4.7 Status Keberlanjutan Multi Dimensi

Dalam konsep pembangunan perikanan berkelanjutan sebagaimana

diamanatkan FAO melalui perikanan yang bertanggung jawab (code of

conduct for responsible fisheries) dan kelestarian sumber daya ikan dengan

cara memanfaatkannya seoptimal mungkin, menjadi fokus perhatian dunia.

Upaya perencanaan kebijakan dan pengelolaan sumber daya ikan secara

komprehensif dan berhasil guna, hendaknya ditindak-lanjuti dengan

penyiapan pembangunan yang baik. Dengan pengelolaan yang tepat dan

Page 107: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

91

optimal, maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan

kesejahteraan masyarakat nelayan (Purbayanto et al., 2004).

Gambar 9. Nilai Indeks Persepsi Nelayan Purse Seine Terhadap Sumberdaya

Ikan Pelagis Kecil pada Multi Dimensi di Pelabuhan Perikanan

Nusantara (PPN) Prigi, Trenggalek Jawa Timur.

Dari gambar diatas dapat dilihat secara keseluruhan dimensi

keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis kecil di Pelabuhan Perikanan

Nusantara (PPN) Prigi, Trenggalek Jawa Timur. Masing-masing dimensi

memberikan kontribusi untuk status keberlanjutan perikanan purse seine.

Pada dimensi ekologi diketahui nilai indeks keberlanjutan sebesar 69% yang

berarti baik, dimensi ekonomi mendapatkan nilai indeks keberlanjutan 57%

dapat dikatakan cukup dan kurang berkelanjutan, dimensi sosial 67% yang

berarti baik dan berkelanjutan, dimensi teknologi mendapatkan nilai indeks

keberlanjutan 75% yag dapat dikatakan baik dan berkelanjutan serta pada

dimensi etika mendapatkan nilai indeks sebesar 66% yang berarti baik dan

berkelanjutan. Nilai indeks keberlanjutan menunjukkan bahwa status

Page 108: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

92

keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis kecil di PPN Prigi secara keseluruhan

mengalami pembangunan perikanan tangkap ke arah yang lebih baik dan

berkelanjutan.

Munasinghe (2002) menyatakan konsep pembangunan berkelanjutan

harus berdasarkan pada empat faktor, yaitu : (1) terpadunya konsep “equity”

lingkungan dan ekonomi dalam pengambilan keputusan; (2) dipertimbangkan

secara khusus aspek ekonomi; (3) dipertimbangkan secara khusus aspek

lingkungan; dan (4) dipertimbang secara khusus aspek sosial budaya. Dahuri

(2001) menyatakan ada 3 prasyarat yang dapat menjamin tercapainya

pembangunan berkelanjutan yaitu: keharmonisan spasial, kapasitas, asimilasi

dan pemanfaatan berkelanjutan.

4.4.8 Masalah dan Upaya Penyelesaian

Masalah

Berdasarkan nilai skoring dan analisi Rapfish nilai dari dimensi

ekonomi yang memberikan kontribusi cukup sedikir dalam status

keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis kecil di PPN Prigi yakni sebesar 57%.

Masalah ekonomi yang paling sering ditemui pada saat penelitian adalah :

1. Kurangnya masalah penghasilan yang dirasakan nelayan dari sitem bagi

hasil mempengaruhi dimensi ekonomi terhadap kesejahteraan

masyarakat nelayan purse seine. Misalnya pada saat musim ikan

melimpah harga ikan turun hingga pernah ikan tidak laku dijual dan

akhirnya busuk lalu masuk kedalam pabrik tepung dengan harga sangat

rendah.

2. Kurangnya transparansi keuntungan hasil melaut antara pemilik kapal

dengan ABK yang menyebabkan tingkatan gaji yang diterima oleh ABK

Page 109: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

93

purse seine kadang tidak mencukupi untuk kebutuhan ekonomi

keluarganya.

3. Kurangnya pengetahuan dari nelayan mengenai isu-isu yang terjadi di

dalam dunia perikanan khususnya perikanan tangkap, hal ini

disebabkan para nelayan banyak yang hanya mengenyam bangku

pendidikan pada tingkat dasar (SD)

4. Nelayan purse seine di PPN Prigi mengeluhkan untuk pemberian subsidi

atau bantuan dari pemerintah hanya sebagian nelayan tertentu saja.

Banyak nelayan yang masih tidak paham dan mengerti bagaimana

proses untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Penyelesaian

Banyaknya masalah yang dialami oleh nelayan purse seine di

Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi membutuhkan upaya

penyelsaian dan solusi agar tercapai kesepakatan bersama. Dalam hal ini

peneliti mengusulkan beberapa opsi diantaranya :

1. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di PPN Prigi dan Pemerintah Daerah

akan lebih baik jika menyediakan sistem pelelangan untuk ikan hasil

tangkapan alat tangkap purse seine agar harga ikan dapat

menyesuaikan dengan harga pasaran. Dan para pengepul (bakul) juga

sebaiknya tidak di dominasi oleh pengepul lokal melainkan juga dari luar

daerah.

2. Pihak pemerintah dan instansi terkait sebaiknya sering mengadakan

sosialisasi mengenai kebijakan baru yang telah dibuat dengan waktu

yang telah disepakati bersama antara nelayan purse seine dengan

instansi terkait.

Page 110: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

94

3. Untuk kartu nelayan yang sudah dibuat oleh pemerintah sebaiknya juga

nelayan purse seine mendapatkan edukasi terkait pentingnya penerima

kartu dan manfaatnya.

Page 111: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

95

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian tentang Persepsi Nelayan Purse Seine terhadap

Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil Berkelanjutan di Pelabuhan Perikanan

Nusantara (PPN) Prigi, Trenggalek, Jawa Timur dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Hasil dari analisis RAPFISH pada dimensi Ekologi, Ekonomi, Sosial,

Teknologi dan Etika pada status keberajutan sumberdaya ikan pelagis

kecil berdasarkan persepsi nelayan purse seine di Pelabuhan

Perikanan Nusantara (PPN) Prigi Trenggalek, Jawa Timur dapat

dikatakan baik dan berkelanjutan.

2. Berdasarkan hasil dari analisis Rapfish terhadap status keberlanjutan

suberdaya ikan pelagis kecil berdasrkan persepsi nelayan purse seine

di PPN Prigi didapatkan hasil pada dimensi ekologi memperoleh

prosentase sebesar 69%, dimensi ekonomi sebesar 57%, dimensi

teknologi 75%, dimensi sosial 67% dan dimensi etika sebesar 66%.

3. Dari lima dimensi yang telah diuji dan di skoring untuk menentukan

status keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis kecil berdasarkan

persepsi nelayan purse seine di PPN Prigi Trenggalek, Jawa Timur

didapatkan hasil dimensi teknologi mempunyai nilai skoring indeks

keberlanjutan paling tinggi sebesar 75% yang berarti baik

(berkelanjutan), dan dimensi ekonomi memiliki nilai skoring paling

rendah yaitu 57% yang artinya cukup (kurang berkelanjutan).

Page 112: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

96

5.2 Saran

1. Agar keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis kecil pada perikanan purse

seine di PPN Prigi dapat berkelanjutaan secara efektif, efisisen dan tepat

guna maka perlu adanya perbaikan tentang peran dari masing-masing

instansi terkait dengan pengelolaan perikanan purse seine.

2. Perlu penambahan pelatihan bagi nelayan purse seine dalam penanganan

hasil tangkapan untuk memperoleh nilai tambah, manajemen usaha dalam

mengelola penghasilan untuk berwirausaha dan pengkajian kelayakan

jenis produk yang berpotensi untuk di ekspor.

3. Pemerintah dan instansi terkait perlu melakukan sosialisasi kepada

nelayan purse seine secara aktif, guna memberikan wawasan tentang

kebijakan pengelolaan perikanan tangkap, agar terciptanya perikanan yang

berkelanjutan. serta nelayan purse seine juga ikut aktif dalam menjaga

lingkungan di sekitar perairan Prigi.

Page 113: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

97

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Romy., Sugeng Hari., Daniel R., Monintja., M. Fedi A., Sondita. 2011.

Keberlanjutan Perikanan Tangkap di Kota Ternate Pada Dimensi Ekologi.

Buletin PSP Vol. XIX No.1 Edisi April. 2011. Hal. 113-126. Departemen

PSP. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor.

Adrianto, L, Y. Matsuda, and Y. Sakuma. 2005. Assesing local sustainability of

fisheries system: a multi-criteria participatory approach with the case of

Yoron Island, Kagoshima prefecture, Japan. Marine Policy 29: 9-23.

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

Jakarta.

Arimoto. 2000. Research and Education System of Fishing Technology In Japan.

TUFSJSPS International Project. Vol.8. March 2000. Proceding The 3rd

JSPS International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area

Sustainable Fishing Technology In Asia Yoward the 21st Century. Tokyo

University of Fisheries. P 32-37.

Ayodhyoa, A.U. 1979. Diktat Kuliah Ilmu Teknik Penangkapan Ikan (Tidak

Dipublikasikan). Bogor:Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor.

Bagian Penangkapan.

Aziz, K.A., J. Widodo., Mennofatria Boer., Asikin Djamali., dan A.Ghofar. 2000.

Reevaluasi Potensi Sumberdaya Ikan Up Dating Potensi Sumberdaya Ikan

Ekonomis Penting. Laporan Akhir. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan

Lautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Cahyat, A., Gonner. C, and Haug., M. 2007. Mengkaji Kemiskinan dan

Kesejahteraan Rumah Tangga : Sebuah Panduan dengan Contoh dari

Kutai Barat, Indonesia. CIFOR. Bogor, Indonesia. 121p.

Diniah, Monintja DR., dan Ardianto A. 2006. Teknologi Rumpon Laut Dalam

Sebagai Alat Bantu Pemanfaatan Sumberdaya Cakalang. Di dalam :

Sondita MFA, Solikin I,. Editor Buku Kumpulan Pemikiran Teknologi

Perikanan Tangkap yang Bertanggungjawab. Bogor : FPIK. IPB.

Ekofipano, D. T. 2012. Analisis Ikan Hasil Tangkapan Jaring Insang Milenium dan

Strategi Pengelolaannya di Perairan Kabupaten Cirebon. Tesis. FMIPA. UI.

Jakarta.

Hall. 2002. Hall,S. 2002. The Use of Technical Measures in Responsible to

Fisheries: Area and Time Restrictions. (ed) Cohrane,K.L. A Fishery

Page 114: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

98

Manager Guide Book. Management Measures and Their Application. FAO

Fisheries Technical Paper no:424.FAO.

Harisah, A. dan Z. Masiming. 2002. Persepsi Manusia terhadap Tanda, Simbol

dan Spasial. Jurnal Staf Pengajar Fakultas Teknik. Universitas

Hasanuddin. Makassar.

Hartono T.T., Kodiran T, Iqbal Ma, dan Koeshendrajana S. 2005. Pengembangan

Teknik Rapid Appraisal for Fisheries (RAPFISH) untuk Penentuan Indikator

Kinerja Perikanan Tangkap Berkelanjutan di indonesia. Buletin Ekonomi

Perikanan Vol. VI. No.1.

Hendri, J. 2009. Riset Pemasaran Universitas Gunadarma. Jakarta.

Heny, M, Habbah. 2001. Peluang Bekerja Keluarga Nelayan Buruh Purse Seine

pada Sektor Pariwisata di Pantai Prigi, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

Skripsi. Institut Pertanian Bogor .Bogor.

Imron, M. 2003. Pemberdayaan Masyarakat Nelayan. Media Pressindo.

Yogyakarta.

Kartika, S. 2010. Strategi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berbasis

Ekosistem di Pantura Barat Provinsi Jawa Tengah (Studi Empiris: Kota

Tegal, Kabupaten Tegal, Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Brebes).

Program Sarjana Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro. Semarang.

Skripsi

Kuswidara, H. 2015. Persepsi Nelayan Purse Seine di Pelabuhan Perikanan

Pantai Mayangan Probolinggo terhadap Sumberdaya Ikan Pelagis yang

Berkelanjutan (Tidak Dipublikasikan). Skripsi. Malang: Universitas

Brawijaya.

Lubis, E. 2006. Pengantar Pelabuhan Perikanan. Bogor : PSP-FPIK-IPB.110 hlm.

Mallawa, A. 2006. Pengelolaan Sumberdaya ikan berkelanjutan dan berbasis

masyarakat. Jurnal Staf Pengajar Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas

Hasanudin. Makasar.

Matsuoka. 2008. A Review of Bycatch and Discard Issue Toward Solution.

Fisheries for Global Welfare and Environment, 5th World Fisheries

Congress. pp 169-180.

Merpaung, Azmar. 2006. Kajian Pengelolaan Hasil Tangkapan Sampingan Pukat

Udang: Studi Kasus di Laut Arafura Provinsi Papua. Sekolah Pascasarjana.

Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tesis.

Page 115: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

99

Mukhtar. 2007. Destructive Fishing Di Perairan Propinsi Sulawesi Tenggara.

Makalah (Tidak Dipublikasikan).

Mulyana, R. J. Haluan. M. S. Baskoro. Dan S. H. Wisudo. 2011.Analisis

Multidimensional untuk Pengelolaan Perizinan Perikanan yang

Berkelanjutan: Studi Kasus WPP Laut Arafura. Jurnal Teknologi Perikanan

dan Kelautan. Vol 2. No.1. Hal: 71-79.

Nababan, O., Benny., Yesi D Sari., Maman Hermawan. Tinjauan Aspek Ekonomi

Keberlanjutan Perikanan Tangkap Skala Kecil di Kabupaten Tegal Jawa

Tengah. Buletin Ekonomi Perikanan. Vol. VIII No.2. Tahun 2008. STP,

DKP. RI.

Nazir. 2014. Metode Penelitian (Cetakan 9). Ghalia Indonesia. Bogor.

Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi. 2016. Laporan Statistik Pelabuhan

Perikanan Nusantara (2016). PPN. Prigi. Trenggalek.

Pitcher, T.J. and D. Preikshot. 2001. Rapfish: A Rapid Appraisal Technique to

Evaluate the Suistainability Status of Fisheries. Fisheries Research

49(3):1-27. Fisheeries Center University of British Colombia. Vancouver.

Canada,

Pretty J and D. Smith. 2004. Social Capital in Biodiversity Conservation and

Management. Conservation Biology 18 (3): 631 – 638.

Purbayanto, A., Sugeng Hari Wisudo, Joko Santoso, Mita Wahyuni, Ronny I.W.,

Dinarwan, Zulkarnain, Sarmintohadi, Akmala Dwi Nugraha, Deni A

Soeboer, Beni Pramono, Azmar Marpaung, Mochammad Riyanto. 2004.

Pedoman Umum Perencanaan Pengelolaan dan Pemanfaatan Hasil

Tangkap Sampingan Pukat Udang di Laut Arafura. Dinas kelautan dan

Perikanan Provinsi Papua dan SUCOFINDO. Jakarta.

Purboningrum, Ratna. 2016. Jenis dan Distribusi Ukuran Ikan Hasil Tangkapan

Non-Target Species pada Purse Seine di Muncar, Banyuwangi. Skripsi.

IPB. Bogor.

Rahardja, B. 1978. Suatu Studi Pendahuluan Tentang Hidrodinamika dari Purse

Seine. Skripsi. Bogor. Institut Pertanian Bogor, Jurusan Teknik dan

Manajemen Penangkapan Ikan. Fakultas Perikanan. Hal :2-3.

Rambun, P. Azlhimsyah ., Sunarto, dan Isni N. 2016. Selektivitas Alat Tangkap

Purse Seine di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Muara Angke Jakarta.

Universitas Padjajaran : Jurnal Perikanan Kelautan. Vol. VIII.2

Page 116: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

100

Sainsbury, J.C. 1986. Commercial Fishing Methods, England : Fishing News

Books. Ltd. Farnhan Surrey.207.p.

Sari, K. Wahida. 2016. Komposisi dan Pola Usaha Perikanan Skala Kcil di PPN

Prigi Kabupaten Trenggalek Provinsi Jawa Timur. Tesis. Bogor. Institut

Pertanian Bogor. Pasca Sarjana.

Sarwono, S.W. 2002. Psikologi Sosial Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial.

Jakarta: Balai Pustaka.

Simamora B. 2005. Analisis Multivariat Pemasaran. Jakarta (ID): PT Gramedia

Pustaka Utama.

Simbolon, D. 2011. Bioekologi Dinamika Daerah Penangkapan Ikan. Bogor :

Institut Pertanian Bogor. hlm.29-136.

SNI. 2011. Kumpulan Peraturan Alat Penangkapan Ikan. Direktorat Kapal

Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan. Direktorat Jendera Perikanan

Tangkap Kementrian Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Sugiharsono. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial. Pusat Pembukuan Departemen

Pendidikan Nasional. Jakarta. 240 hml.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Gramedia. Jakarta.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.

Sugiyono. 2011. Metode Pengumpulan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta.

Bandung.

Sulandari, Arik. 2011. Strategi Peningkatan Produksi Pada Nelayan Pancing

Tonda di Perairan Teluk Prigi (Pelabuhan Perikanan Nusantara). Tesis.

Depok. Universitas Indonesia. Program Magister Ilmu Kelautan, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Suryana, A. Sholica., Iman Prajogo., Sukandar. 2013. Pengaruh Panjang Jaring,

Ukuran Kapal, PK Mesin dan Jumlah ABK Terhadap Produksi Ikan Pada

Alat Tangkap Purse Seine di Perairan Prigi Kabupaten Trenggalek, Jawa

Timur. PS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan

Kelautan : PSPK Student Journal, Vol. I No.1. pp 36-43.

Suryani, N., Amanah S., Kusumastuti YI. 2004. Analisis Pendidikan Formal Anak

pada Keluarga Nelayan di Desa Karangjalandri, Kecamatan Purigi,

Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat. Buletin Ekonomi Perikanan. 5 (2)

: 33-34.

Page 117: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

101

Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. EGC. Jakarta.

Susanti, I. Aziz, N. B. Dan Asriyanto. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Terbentuknya Harga Ikan Bawal Putih (Pampus Argenteus)

dengan Alat Tangkap Gill Net di TPI Tegalkatilayu Kabupaten Cilacap.

Journal of Fisheries Resource Utilization Management and Technology.

Volume 3 Nomor 3, Tahun 2014, Hlm 284-291.

Suyasa, I. N. 2003. Pengelolaan Sumberdaya Ikan Indonesia (Pendekatan

Normatif). Makalah Falsafah Sains. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Undang-Undang Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomer 45 tahun 2009 tentang perikanan. Jakarta.

Wachidah, O. Persepsi Nelayan Purse Seine terhadap Pengelolaan Sumberdaya

Ikan Pelagis Kecil yang Berkelanjutan di Pelabuhan Perikanan Pantai

Temperan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Skripsi. Universitas Brawijaya.

Malang.

Wahyuning Trias. 2009. Pengelolaan Sumberdaya perikanan yang Berkelanjutan.

Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan Tegal. Tegal.

Wasak, M. 2012. Keadaan sosial-ekonomi masyarakat nelayan di Desa

Kinabuhutan Kecamatan Likupang Barat. Kabupaten Minahasa Utara,

Sulawesi Utara. Pacific Journal. 1 (7): 1339-1342.

Widiastuti, A. 2015. Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian. 48

hlm.

Widodo, J dan S. Nurhakim. 2002. Konsep Pengelolaan Sumberdaya Perikanan.

Disampaikan dalam Training of Trainers on Fisheries Resources

Management. 28 Oktober s/d 2 November 2002. Hotel Golden Clairon.

Jakarta.

Wiyono, E.S. 2012. Analisa Efisiensi Teknis Penangkapan Ikan Menggunakan Alat

Tangkap Purse Seine di Muncar Jawa Timur. Jurnal Teknologi Industri

Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Wiyono ES, S Yamada, E Tanaka, T Arimoto, and T. Kitakado. 2006. Dynamics of

Fishing Gear Allocation By Fisheries in Small-Scale Coastal Fisheries of

Pelabuhan Ratu Bay, Indonesia. Fisheries Research Journal. Tokyo:

Blackwell Publishing Ltd.

Yuliasari, R.A. 2011. Studi Perikanan Tangkap Panjang Lemuru di Pelabuhan

Perikanan (PPN) Prigi Trenggalek, Jawa Timur. Proposal (Tidak

Diterbitkan). Universitas Diponegoro. Semarang.

Page 118: PERSEPSI NELAYAN PUKAT CINCIN (Purse Seine ...repository.ub.ac.id/7909/1/TIARA AYU WIDYASTUTI.pdfAlat tangkap purse seine memberikan kontribusi besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

102

Yusron, M. 2005. Analisis Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Pelagis Kecil di

Perairan Kepulauan Samataha dan Sekitarnya. Laporan Tesis.