plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · ibu rita suhadi, m.si., apt. selaku dekan fakultas...
TRANSCRIPT
i
EFEK HIPOGLIKEMIK UNDUR-UNDUR DARAT
(Myrmileon sp.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN
TERBEBANI GLUKOSA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Andy Francisca Irawan
NIM: 048114135
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
EFEK HIPOGLIKEMIK UNDUR-UNDUR DARAT
(Myrmileon sp.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN
TERBEBANI GLUKOSA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Andy Francisca Irawan
NIM: 048114135
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Whatever you do, work at it with all your heart
as working for the Lord not for men.
(Colossians 3:23)
Karya kecilku ini kupersembahkan kepada: Tuhanku (Bapaku Yang Sempurna, Penuntun Jalanku dan Pengharapanku) Bunda Maria (Bunda Yang Paling Setia) Papaku, Mamaku, dan Cie2ku ”cie lili” (Kalian karunia terindah Tuhan bagiku! ) Nenekku ( Yang selalu bersemangat, semoga selalu bersemangat dan sehat) Keluarga Besar Keluarga Angkatku Semua Sahabatku Almamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan berkatnya untuk menyelesaikan penelitian dan
penulisan skripsi yang berjudul Efek Hipoglikemik Undur-Undur Darat
(Myrmileon sp.) pada Tikus Putih Jantan Terbebani Glukosa. Penelitian ini
dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas akhir untuk mencapai gelar
sarjana ilmu Farmasi bidang studi Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penulis telah banyak mendapat bantuan baik moral maupun spiritual dan
dukungan yang berupa bimbingan, dorongan, sarana, maupun fasilitas dari
berbagai pihak dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta dan selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing atas
bimbingan, waktu, diskusi, dan pengarahan selama penelitian sampai
penyusunan skripsi.
3. Bapak Drs. Mulyono, Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
4. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. selaku dosen penguj i yang telah memberikan
masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
5. Ibu Christine Patramurti, M.Si., Apt.; Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si.,;
Bapak Ipang Djunarko S.Si., Apt.; dan Romo Drs. Petrus Sunu Hardiyanta,
S.J., S.Si., yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan
skripsi ini.
6. Prof. Dr. Jusup Subagja, M.Sc. dan Bapak Sukirno, S.Si. yang telah
memberikan masukan dan bantuan dalam mengidentifikasi undur-undur
darat (Myrmileon sp.).
7. Keluargaku tercinta, papaku Benny Irawan Liong, mamaku Yulita
Megasari, kakakku Shirly Irawan atas cinta, dan nenekku Ong Siek Nio
atas cinta, pengorbanan, dukungan, semangat, dan doanya yang tak pernah
berhenti.
8. Semua guru dan dosenku dari TK hingga kuliah, terima kasih atas segala
pengajaran, kesabaran, dan ketekunan kalian.
9. Mas Heru, Mas Parjiman, Mas Kayat dan Mas Yuwono selaku staf
laboratorium Farmakologi Toksikologi dan Boifarmasetika. Terima kasih
atas bantuan, dan canda yang diberikan.
10. Sahabatku Ika Sindu, Hepi, Icka Gravilla, Riris, Niken, Aya, Shella,
Naomi, Veevee yang tak pernah lelah menemaniku.
11. Sahabatku Novi, Nike, Apri, Lala, Yasinta, Andrew, Arif yang selalu
memberikan semangat, canda, keceriaan sehingga proses perkuliahan
menjadi menyenangkan.
12. Tintus, Lidia, Acin, Brian, Ari, Fandy, Meri, Mbak Nana, Maduma, Keke,
Nur, Sisil, Yudi, Rosa semua teman-teman di Kelas C angkatan 2004
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ataupun kelas FKK 2004 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima
kasih atas kebersamaan, segala suka duka di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma ini.
13. Feri, Liza, Rizki, Dika teman penelitian dan seperjuangan yang luar biasa.
14. Novi, Selvi, Listy, Meta, Maria, Ricka, Indah, Renny, Lia, Lanni, Nike,
Yohana, Melisa, Aning, Ratih, Wiwit, Eka, Chicha dan teman-teman kost
DEWI lainnya. Terima kasih atas kebersamaan dan kekompakkannya
selama ini.
15. Teman-teman di UKF Dolan-dolan terima kasih atas keceriaan dan
kekeluargaannya selama ini.
16. Teman-teman kecilku Feefee, Biandi, Nyndia, Nana, Edo, Yurico, Arif,
dan Edwin yang mencerahkan pikiranku selama liburan.
17. Teman-teman PKB dan PD yang selalu menguatkan dan meneguhkan
pikiran positifku.
18. Kak Dessi terima kasih atas kerja sama dan bantuannya selama penelitian.
19. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.
Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penyusunan skripsi ini,
maka penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
berbagai pihak demi kemajuan dan kesempurnaan penelitian yang telah dilakukan.
Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Sejauh
pengetahuan penulis belum pernah dilakukan penelitian mengenai efek
hipoglikemik undur-undur darat (Myrmileon sp.) pada tikus putih jantan terbebani
glukosa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
INTISARI
Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental murni dan dikerjakan mengikuti rancangan acak lengkap pola searah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 35 ekor tikus yang terdiri atas tujuh kelompok perlakuan. Kelompok I sebagai kontrol negatif diberi perlakuan aquades, kelompok II sebagai kontrol negatif diberi perlakuan CMC 1%, kelompok III diberi perlakuan glibenklamid sebagai kontrol positif dan kelompok IV, V, VI dan VII diberi perlakuan undur-undur darat dengan peringkat konsentrasi yang berbeda, semua pemberian dilakukan secara per-oral. Efek hipoglikemik undur-undur darat diuji mengikuti metode uji toleransi glukosa oral (UTGO). Kadar glukosa darah ditetapkan pada menit ke-0 sebelum UTGO dan menit ke-5, 15, 30, 60, 90, 120, 180, 240, dan 300 setelah UTGO dari hewan uji yang sebelumnya telah mendapat pra-perlakuan kontrol negatif, positif, dan undur-undur darat. Data kadar glukosa darah pada tiap kelompok dianalisis secara statistik menggunakan metode GLM Repeated Measure. Kemudian AUC0-300 diuji dengan Kruskall-Wallis dan dilanjutkan uji Mann-Whitney bertaraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan adanya undur-undur darat dengan dosis 6,3 mg/kgBB dan konsentrasi 0,63 mg/ml; 1,26 mg/ml; 2,52 mg/ml; dan 5,04 mg/ml memberikan penurunan kadar glukosa darah sebesar 20,47 %; 27,85 %; 20,15 %; 20,41 % terhadap kontrol negatif. Peringkat konsentrasi undur-undur darat sebesar 0,63 mg/ml; 1,26 mg/ml; dan 5,04 mg/ml menunjukkan penurunan kadar glukosa darah secara bermakna terhadap kontrol negatif. Peringkat konsentrasi undur-undur darat sebesar 0,63 mg/ml; 1,26 mg/ml dan 5,04 mg/ml juga menunjukkan penurunan kadar glukosa darah secara bermakna terhadap kontrol positif. Hal ini menunjukkan bahwa undur-undur darat terbukti memiliki efek hipoglikemik tetapi potensi yang dimiliki kecil dibandingkan potensi glibenklamid.
Kata kunci: undur-undur darat, diabetes mellitus, efek hipoglikemik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRACT
The research type was the pure experimental and worked by following the complete-random-design of one way-pattern. This research was tested by using thirty five white-male-rat which were divided into seven different treatment groups. The First group was given to the aquadest treatment as the negative control, the second group was given to the CMC 1% as the negative control; while third group as the positive control was given to the glibenclamida treatment and the rest of the groups were given to undur-undur darat treatment with different concentration given for each group, all of the processes were given through the oral method. The hypoglycemic effect of undur-undur darat was tested by following the Oral Glucose Tolerance Test (UTGO) method. The blood-glucose-contents were taken, at the 0 minutes before the UTGO and also taken at minutes of 5, 15, 30, 60, 90, 120, 180, 240, and 300 after the UTGO, from the tested animal that had been gotten the pre-treatment of the negative control, positive control and undur-undur darat control before. Then the data of blood-glucose-contents was analyzed statistically using GLM Repeated Measure design. The AUC 0-300 was statistically analyzed using the Kruskall-Wallis test and then continued by using the Mann-Whitney test with 95 % level of convidence.
The result of the research showed that the 6,3 mg/kgBB doses of undur-undur darat reduced the concentration blood glucose contents for 20, 47 % of the 0,63 mg/ml concentration given; for 27, 85 % of the 1,26 mg/ml concentration given; for 20, 15 % of the 2,52 mg/ml concentration given; for 20, 41 % of the 5,04 mg/ml concentration given; toward the negative control. The concentration given ranks of 0,63 mg/ml; 1,26 mg/ml; and 5,04 mg/ml which gave the significantly effect in reducing the concentration blood glucose contents towards the negative control. While the given concentration ranks of 0,63 mg/ml; 1,26 mg/ml; and 5,04 mg/ml also gave the significantly effect in reducing the blood-glucose-contents towards the positive control. Thus, it can be concluded that undur-undur darat did prove gives the hypoglycemic effect but just small potensial if compared with glibenclamida.
Key words: Myrmileon sp., Undur-undur darat, Diabetes Mellitus, Hypoglycemic
Effect.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... ix
INTISARI...............................................................................................................x
ABSTRACT............................................................................................................xi
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..xii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………xvii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………..xix
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………..xx
DAFTAR SINGKATAN, ARTI LAMBANG DAN ISTILAH..........................xxi
BAB I PENGANTAR ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
1. Permasalahan ............................................................................................ 3
2. Keaslian penelitian.................................................................................... 3
3. Manfaat penelitian..................................................................................... 4
a. Manfaat teoritis…………………………..................…………………....4
b. Manfaat praktis..........................................................................................4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4
a. Tujuan Umum............................................................................................4
b. Tujuan Khusus...........................................................................................4
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ................................................................. 5
A. Binatang Undur-undur Darat .......................................................................... 5
1. Sinonim ..................................................................................................... 5
2. Taksonomi binatang undur-undur darat .................................................... 5
3. Morfologi binatang ................................................................................... 6
B. Transport Glukosa............................................................................................6
C. Diabetes Melitus ............................................................................................. 9
1. Definisi...................................................................................................... 9
2. Gejala……………… ................................................................................ 10
3. Klasifikasi ................................................................................................. 11
4. Diagnosis penyakit .................................................................................... 13
5. Terapi ........................................................................................................ 15
D. Teknik Uji Diabetik dan Metode Penetapan Kadar Glukosa Darah............... 15
1. Teknik uji diabetik.....................................................................................15
2. Metode penetapan kadar glukosa darah.....................................................16
E. Glibenklamida ................................................................................................. 17
F. Spektrofotometri ............................................................................................. 18
G. Keterangan Empiris ......................................................................................... 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 20
A. Jenis dan Rancangan Penelitian...................................................................... 20
B. Variabel Penelitian.......................................................................................... 20
1. Variabel utama .......................................................................................... 20
2. Variabel pengacau terkendali.................................................................... 21
3. Variabel pengacau tak terkendali…………...…………………………....21
C. Bahan dan Alat Penelitian............................................................................... 21
1. Bahan penelitian........................................................................................ 21
2. Alat penelitian........................................................................................... 23
D. Jalannya Penelitian......................................................................................... 23
1. Determinasi binatang undur-undur darat .................................................. 23
2. Pembuatan simplisia uji ............................................................................ 24
a. Pengolahan bahan……………………………………………………24
b. Pembuatan air halusan undur-undur darat ...………………………...24
c. Pasca pengolahan......... .......................................................................24
d. Penetapan peringkat konsentrasi undur-undur darat............................25
3. Preparasi bahan......................................................................................... 26
a. Pembuatan larutan asam benzoat 0,1% b/v……………………..……26
b. Pembuatan larutan stok glukosa 10mg/ml ...………………………...26
c. Pembuatan larutan natrium oksalat p.a. 2% b/v...................................26
d. Penentuan keseragaman bobot kaplet glibenklamida .........................26
e. Penentuan dosis glibenklamida ...........................................................27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
f. Pembuatan larutan glibenklamida 0,1125 mg/ml.................................27
4. Percobaan pendahuluan ............................................................................ 28
a. Penetapan waktu resapan stabil larutan glukosa murni .......................28
b. Penetapan panjang gelombang maksimum .........................................28
c. Pembuatan kurva baku ........................................................................28
d. Penetapan waktu pemberian glibenklamida ........................................28
e. Penetapan waktu pemberian undur-undur darat ..................................29
f. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji ...........................................30
5. Penetapan kadar glukosa darah................................................................. 31
E. Analisis Hasil ..................................................................................................33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 34
A. Determinasi Binatang Undur -Undur Darat ................................................... 34
B. Pembuatan simplisia uji dan preparasi bahan ............................................... 34
C. Percobaan Pendahuluan .. ............................................................................... 34
1. Waktu resapan stabil glukosa ……………………………………………34
2. Penetapan panjang gelombang maksimum ……………………………...37
3. Pembuatan kurva baku …………………………………………………..38
4. Penetapan waktu pemberian larutan glibenklamida ……………………..40
5. Penetapan waktu pemberian undur-undur darat ………………...….……43
D. Efek Hipoglikemik Undur- Undur Darat ....................................................... 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 59
LAMPIRAN ......................................................................................................... 62
BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................ 97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel I Nilai glukosa plasma puasa dan toleransi glukosa.........................14
Tabel II Diagnosis DM dengan pemberian glukosa oral 100g atau 75 g.....14
Tabel III Isi pereaksi enzim Glucose GOD-PAP..........................................22
Tabel IV Keseragaman bobot tablet..............................................................27
Tabel V Volume pengukuran kadar glukosa darah......................................32
Tabel VI Data hasil penetapan waktu resapan stabil larutan glukosa standar
........................................................................................................36
Tabel VII Hubungan kadar dan resapan glukosa pada ? maksimum 502nm.39
Tabel VIII Hasil UTGO dan perhitungan prosentase selisih LDDK 3000− larutan
glibenklamida................................................................................41
Tabel IX Hasil UTGO dan perhitungan prosentase selisih LDDK 3000− air
halusan undur-undur darat.............................................................43
Tabel X Data kadar glukosa darah rata-rata dan LDDK 3000− setiap
kelompok perlakuan.......................................................................46
Tabel XI Hasil analisis GLM Repeated Measure kadar glukosa darah........49
Tabel XII Pengaruh praperlakuan undur-undur darat terhadap LDDK 3000−
kadar glukosa darah tikus putih jantan dan prosentase perbedaan
terhadap kontrol positif dan kontrol negatif..................................51
Tabel XIII a Hasil analisis homogenitas variansi menggunakan uji Anova One
Way................................................................................................54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel XIII b Test Mean LDDK 3000− ketujuh kelompok perlakuan dengan uji
Kruskal-Wallis...............................................................................55
Tabel XIV Hasil uji Mann-Whitney LDDK 3000− glukosa darah tikus putih
jantan terbebani glukosa................................................................55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Sekresi insulin akibat peningkatan kadar glukosa dalam darah…8
Gambar 2. Insulin memperantarai transport glukosa ke dalam sel…………..9
Gambar 3. Struktur Glibenklamida………………………………………...17
Gambar 4. Reaksi enzimatik antara glukosa dan reagen GOD-PAP………35
Gambar 5. Grafik hubungan resapan glukosa murni 100 mg/dl pada ? 500nm
terhadap waktu………………….. ……………...………………36
Gambar 6. Kurva hubungan antara ? dan resapan maksimum glukosa standar
selama operating time……………………………………………37
Gambar 7. Kurva baku seri kadar glukosa pada ? maksimum 502 nm selama
operating time ( pada menit 15-35 )………………….....………..40
Gambar 8. Diagram penentuan selang waktu pemberian glibenklamida
terhadap % selisih LDDK……………….……………………….42
Gambar 9. Diagram penentuan selang waktu pemberian undur-undur darat
terhadap LDDK…………………….………………...…………..44
Gambar 10. Kurva hubungan antara waktu sampling dan kadar rata-rata
glukosa darah akibat pemberian aquadest, CMC, glibenklamida,
dan undur-undur darat………………..…………………………..47
Gambar 11. Diagram LDDK 3000− ± SE glukosa darah masing-masing
perlakuan........................................................................................53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Determinasi binatang undur-undur darat.............................. 62
Lampiran 2. Foto undur-undur darat ........................................................ 63
Lampiran 3. Foto air halusan undur-undur darat……..…......................... 64
Lampiran 4. Foto hewan uji percobaan (tikus putih jantan) ...................... 65
Lampiran 5. Foto alat penelitian ................................................................ 66
Lampiran 6. Preparasi bahan ...................................................................... 68
Lampiran 7. Data kadar glukosa darah pada tiap perlakuan dan waktu
sampling ............................................................................... 73
Lampiran 8. Hasil uji distribusi data dengan Tes Kolmogorov Smirnov .. 76
Lampiran 9. Hasil uji GLM Repeated Measure kadar glukosa darah .. 77
Lampiran 10. Hasil uji Kruskal Wallis ........................................................ 87
Lampiran 11. Hasil uji Mann Whitney ......................................................... 88
Lampiran 13. Hasil uji Anova One Way ...................................................... 94
Lampiran 13. Leaflet GOD-PAP.................................................................. 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR SINGKATAN, ARTI LAMBANG, DAN ISTILAH
ad libitum : tanpa batas
Antikoagulan : bekerja untuk mencegah pembekuan darah; berbagai
substansi yang menekan, memperlambat atau meniadakan
pembekuan darah
CMC : Carboxy Methyl Cellulosa
DM : Diabetes Mellitus
Geoxalated : darah yang mengandung oksalat sebagai antikoagulan
GOD–PAP : Glucose Oxidase - Phenol Antipirin atau Glukosa
Oksidase Phenol p-aminophenazone
Herbal : Obat tradisional yang dibuat dengan cara sederhana
seperti infusa, dekok, dan sebagainya yang berasal dari
simplisia
Hipoglikemi(k) : penurunan kadar glukosa dalam darah secara abnormal
LDDK : Luas Daerah di Bawah Kurva, kadar glukosa dalam darah
vs waktu
LDDK 3000− : Luas Daerah di Bawah Kurva dari menit ke-0 sampai
menit ke-300
? : panjang gelombang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Pada masa modern seperti saat ini, kepraktisan dalam hidup sangat
ditonjolkan dalam menjalani kehidupan karena waktu yang digunakan dianggap
sangat berharga. Untuk menghemat waktu tersebut maka banyak teknologi-
teknologi yang berkembang untuk membantu manusia melakukan suatu
pekerjaan. Teknologi ini memanjakan manusia sehingga metabolisme tubuh
menurun dan menyebabkan menurunnya kondisi kesehatan dan meningkatnya
penyakit degeneratif.
Penyakit degeneratif merupakan penyakit akibat fungsi atau struktur dari
jaringan atau organ tubuh yang secara progresif menurun dari waktu ke waktu
karena usia atau pilihan gaya hidup yang tidak sehat (Subroto, 2006). Diabetes
mellitus merupakan penyakit kronik yang mendunia, dapat menimbulkan
komplikasi yang merugikan pada semua organ tubuh dan berbagai macam
keluhan. Penyakit yang menjadi ”momok” bagi manusia di seluruh dunia ini,
semakin meningkat terutama karena kurangnya kontrol pola hidup dan asupan
makanan. Oleh karena itu, penyakit ini perlu diwaspadai mengingat banyaknya
komplikasi yang dapat ditimbulkan pada berbagai organ.
Data epidemiologi menunjukkan jumlah penderita diabetes mellitus di dunia
pada tahun 1994 adalah 110,4 juta, diperkirakan pada tahun 2010 akan melonjak
dua kali lipat menjadi 239,3 juta. Jumlah penderita kencing manis (diabetes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mellitus) di Indonesia sekitar 17 juta orang (8,6 persen dari jumlah penduduk)
atau menduduki urutan terbesar ke-4 setelah India, China dan Amerika Serikat
(AS), ungkap Menkes Siti Fadilah Supari pada dialog tentang Diabetes
memperingatai Hari Lanjut Usia (Lansia) Nasional, di Jakarta, Rabu 22 Juni 2005
(Anonim, 2002).
Selama ini pengobatan untuk penyakit diabetes mellitus adalah dengan
menggunakan obat hipoglikemik oral (OHO), suntikan insulin, diet, ataupun
gabungan ketiganya. Banyak obat hipoglikemik oral yang tersedia di pasaran
sekarang, tetapi harga yang diberikan pun tidak murah padahal penderita penyakit
ini harus mengkonsumsi obat dalam jangka waktu yang panjang sehingga tidak
semua masyarakat dapat melakukan pengobatan. Selain itu kondisi masyarakat di
desa yang jauh dari kota ataupun tidak adanya jasa apotek membuat pengobatan
ini sulit diperoleh. Oleh karena itu, perlu adanya suatu solusi lain untuk
pengobatan diabetes mellitus seperti memanfaatkan tanaman obat, hewan, ataupun
bahan alam lain yang dapat diperoleh dari lingkungan sekitar, yang telah terbukti
dapat berkhasiat sebagai obat hipoglikemik.
Undur-undur darat merupakan salah satu solusi obat tradisional dari hewan
yang oleh masyarakat digunakan untuk menurunkan kadar gula darah pada
penderita diabetes. Hewan yang baru dikenal masyarakat dua tahun terakhir ini
tampaknya semakin dipercaya oleh masyarakat dan berkembang terus dari
pembicaraan di masyarakat, bahkan tak jarang pengalaman orang-orang yang
menggunakannya semakin meyakinkan akan manfaat hewan tersebut. Hewan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
sekarang semakin diburu dan dibudidayakan untuk keperluan pengobatan
penyakit.
Untuk lebih memperoleh bukti khasiatnya maka perlu dilakukan penelitian
ilmiah. Meski belum diketahui secara pasti kandungan maupun mekanismenya,
namun diperkirakan efeknya dapat menurunkan kadar glukosa darah seperti
halnya obat hipoglikemik oral. Dengan didapatnya data yang meyakinkan secara
ilmiah maka penggunaan undur-undur darat sebagai obat hipoglikemik oral dapat
dijamin kebenarannya.
Penelitian pengaruh undur-undur darat terhadap kadar glukosa darah dapat
dilakukan dengan cara mengukur kadar glukosa darah dari hewan uji seperti tikus
yaitu dengan memberikan beban glukosa dan diamati pengaruh terhadap toleransi
glukosa.
1. Permasalahan
Permasalahan yang diangkat penulis pada penelitian ini adalah apakah
undur-undur darat memiliki efek hipoglikemik pada tikus putih jantan terbebani
glukosa?
2. Keaslian Penelitian
Sejauh penelusuran penulis, penelitian menggunakan undur-undur darat
masih jarang dilakukan di Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan manfaat undur-undur
darat sebagai obat tradisional yang berkhasiat sebagai antidiabetes.
b. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran,
informasi, dan masukan kepada masyarakat pada umumnya dan khususnya
para penderita diabetes mellitus mengenai penggunaan undur-undur darat
sebagai obat antidiabetes.
B. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk membuktikan kebenaran
efek hipoglikemik undur-undur darat.
2. Tujuan Khusus
Tujuan penelitian ini secara khusus adalah untuk memperoleh data sebagai
bukti adanya efek hipoglikemik akibat pemberian undur-undur darat pada
tikus jantan terbebani glukosa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Binatang Undur-undur Darat
1. Sinonim
Berdasarkan Wayne's Word Noteworthy Plant Originally Published In July
1997, binatang undur-undur darat memiliki sinonim doodlebug (Armstrong,
2007).
2. Taksonomi binatang undur-undur darat
Class : Insecta (Insects)
Subclass : Myrientomata
Section : Pterygota (Winged Insects)
Division : Neoptilota
Subdivision : Endopterygota
Superorder : Neuropteroidea
Order : Neuroptera
Suborder : Planipennia
Family : Myrmeleontidae (Antlions)
(Swanson, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
3. Morfologi binatang
Berbeda dengan serangga lainnya, undur-undur darat mempunyai bentuk
tubuh yang teradaptasi untuk membuat lubang di tanah dan pola hidup sebagai
predator. Undur-undur darat mempunyai tubuh yang lebar, datar, kaki yang
pendek (sangat cocok untuk berjalan mundur), dan kepala datar dengan mandible
yang berbentuk seperti sickle. Bentuk larva tidak menyerupai undur-undur dewasa
yaitu serangga yang dapat terbang dengan tubuh yang kecil dan panjang serta
sayap terbentang lebar (Anonim, 2008).
B. Transport Glukosa
Karbohidrat glukosa adalah karbohidrat terpenting dalam kaitannya
dengan penyediaan energi di dalam tubuh, hal ini dikarenakan semua jenis
karbohidrat baik monosakarida, disakarida, maupun polisakarida yang dikonsumsi
manusia akan terkonversi menjadi glukosa di dalam tubuh. Glukosa ini akan
berperan sebagai salah satu molekul utama bagi pembentukan energi di dalam
tubuh. Glukosa yang telah diserap (diabsorpsi) oleh usus halus kemudian akan
terdistribusi ke dalam semua sel tubuh melalui aliran darah (Irawan, 2007).
Glukosa di dalam tubuh selain tersimpan dalam bentuk glikogen di dalam
otot dan hati, juga tersimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah
(blood glucose). Di dalam tubuh glukosa berperan sebagai bahan bakar bagi
proses metabolisme, dan sumber energi utama bagi kerja otak. Glukosa digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
untuk mensintesis molekul ATP (adenosine triphosphate) melalui proses oksidasi.
ATP merupakan molekul-molekul dasar penghasil energi di dalam tubuh. Dalam
kebutuhan seharian, glukosa menyediakan hampir 50-75% dari total kebutuhan
energi tubuh (Irawan, 2007).
Sekresi insulin oleh sel ß (beta) tergantung oleh 3 faktor utama yaitu kadar
glukosa darah, ATP-sensitive K + channels dan Voltage-sensitive Calsium
Channels sel ß pankreas. Mekanisme kerja faktor- faktor tersebut adalah sebagai
berikut: pada keadaan puasa, kadar glukosa darah turun, ATP-sensitive K +
channels pada membrane sel ß akan terbuka sehingga ion kalium akan
meninggalkan sel ß, dan Ca-channels tertutup, akibatnya kalsium tidak dapat
masuk ke dalam sel ß, dan perangsangan sel ß untuk mensekresi insulin menurun
(Merentek, 2006).
Pada saat keadaan setelah makan, kadar glukosa darah akan meningkat
dan akan ditangkap oleh sel ß melalui glucose transporter 2 (GLUT2) dan dibawa
ke dalam sel ß. Di dalam sel, glukosa akan mengalami fosforilase menjadi
glukosa-6-fosfat (G6P) dengan bantuan enzim glukokinase. Glukosa-6-fosfat akan
mengalami glikolisis menjadi asam piruvat. Proses glikolisis juga menghasilkan
produk 6-8 ATP. Penambahan ATP ini akan meningkatkan rasio ATP/ADP dan
menutup kanal kalium. Penumpukan kalium dalam sel mengakibatkan
depolarisasi membran sel sehingga membuka kanal kalsium dan kalsium akan
masuk kedalam sel dan insulin akan dilepaskan ke dalam sel (Merentek, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Gambar 1. Sekresi insulin akibat peningkatan kadar glukosa dalam darah
(Cartailler, 2004)
Sekresi insulin pada orang non diabetes meliputi 2 fase, yaitu early peak
(fase 1) yang terjadi dalam 3–10 menit pertama setelah makan. Insulin yang
disekresi pada fase ini adalah insulin yang disimpan dalam sel beta (siap pakai).
Fase 2 atau disebut juga fase lanjut adalah sekresi insulin yang dimulai 20 menit
setelah stimulasi glukosa. Pada fase 1 pemberian glukosa meningkatkan sekresi
insulin untuk mencegah kenaikan kadar glukosa darah, dan kenaikan glukosa
darah selanjutnya akan merangsang fase 2 untuk meningkatkan produksi insulin.
Pada diabetes mellitus tipe-2, sekresi insulin pada fase 1 tidak mampu
menurunkan glukosa darah sehingga merangsang fase 2 untuk menghasilkan
insulin lebih banyak, tetapi sudah tidak mampu meningkatkan sekresi insulin
sebagaimana pada orang non diabetes (Merentek, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Gambar 2. Insulin memperantarai transport glukosa ke dalam sel
(Cartailler, 2004)
C. Diabetes Mellitus
1. Definisi
Diabetes Mellitus adalah penyakit kelainan metabolik glukosa akibat
defisiensi atau penurunan efektivitas insulin (adalah hormon yang
disekresikan oleh sel ß pada pankreas yang berperan dalam metabolisme
glukosa), gangguan metabolik glukosa pada kasus diabetes mellitus akan
mempengaruhi metabolisme tubuh yang lain(seperti metabolisme karbohidrat,
lemak, protein, dan air) (Wijayakusuma, 2006) dan menghasilkan gangguan
mikrovaskuler, dan makrovaskuler (Triptitt dkk, 2005).
Hiperglikemia timbul karena penyerapan glukosa ke dalam sel
terhambat serta metabolismenya diganggu. Dalam keadaan normal, kira-kira
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
lima puluh persen glukosa yang dimakan mengalami metabolisme sempurna
menjadi CO 2 dan air, lima persen diubah menjadi glikogen dan kira-kira tiga
puluh sampai empat puluh persen diubah menjadi lemak. Pada diabetes
mellitus semua proses tersebut terganggu, glukosa tidak dapat masuk ke dalam
sel, sehingga energi terutama diperoleh dari metabolisme protein dan lemak.
Sebenarnya hiperglikemia sendiri relatif tidak berbahaya, kecuali bila hebat
hingga darah menjadi hiperosmotik terhadap cairan intrasel. Yang nyata
berbahaya adalah glikosuria yang timbul, karena glukosa bersifat diuretik
osmotik, sehingga diuresis sangat meningkat disertai hilangnya berbagai
elektrolit. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya dehidrasi dan hilangnya
elektrolit pada penderita diabetes yang tidak diobati (Handoko dan Suharto,
1995).
2. Gejala
Gejala klasik penyakit diabetes melitus, dikenal dengan istilah trio-P,
yaitu poliuria (banyak kencing), polidipsi (banyak minum), dan polipagia
(banyak makan).
a. Poliuria (banyak kencing) merupakan gejala umum pada penderita
diabetes melitus. Banyaknya kencing ini disebabkan kadar gula yang
berlebihan, sehingga merangsang tubuh untuk berusaha mengeluarkannya
melalui ginjal bersama air kencing. Gejala banyak kencing ini terutama
menonjol pada waktu malam hari, yaitu saat kadar gula dalam darah relatif
tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b. Polidipsi (banyak minum) sebenarnya merupakan akibat (reaksi tubuh)
dari banyak kencing tersebut. Untuk menghindari tubuh kekurangan cairan
(dehidrasi), maka secara otomatis akan timbul rasa haus atau kering yang
menyebabkan timbulnya keinginan untuk terus minum selama kadar gula
dalam darah belum terkontrol baik. Sehingga dengan demikian akan
terjadi banyak kencing dan banyak minum.
c. Polifagia (banyak makan) merupakan gejala yang tidak menonjol.
Terjadinya banyak makan ini disebabkan oleh berkurangnya cadangan
gula dalam tubuh meskipun kadar gula dalam darah tinggi. Sehingga
dengan demikian tubuh berusaha untuk memperoleh tambahan cadangan
gula dari makanan yang diterima. Badan kehilangan 4 kalori untuk setiap
gram glukosa yang diekskresi. Polifagia timbul karena perangsangan pusat
nafsu makan di hipotalamus oleh kurangnya pemakaian glukosa di
kelenjar itu (Lanywati, 2001; Handoko dan Suharto, 1995).
3. Klasifikasi
Berdasarkan klasifikasi American Diabetes Association/World Health
Organization (ADA/WHO), diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi empat
tipe berdasarkan penyebab dan proses penyakitnya, yaitu:
a. diabetes mellitus tipe-1 (insulin dependent diabetes mellitus)
Pada tipe I, sel pankreas yang menghasilkan insulin mengalami
kerusakan. Akibatnya, sel-sel β pada pankreas tidak dapat mensekresi
insulin atau jika dapat mensekresi insulin, hanya dalam jumlah kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Kerusakan pada sel-sel β disebabkan oleh peradangan pada pankreas
(pankreatitis) yang dapat disebabkan oleh infeksi virus atau akibat
endapan-endapan besi dalam pankreas (hemokromatosis atau
hemosiderosis). Akibat sel-sel β tidak dapat membentuk insulin maka
penderita tipe I ini selalu tergantung pada insulin.
b. diabetes mellitus tipe-2 (non-insulin dependent diabetes)
Sel-sel β pankreas tidak rusak, walaupun mungkin hanya terdapat
sedikit yang normal sehingga masih bisa mensekresi insulin, tetapi dalam
jumlah yang kecil sehingga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
tubuh. Pada tipe-2 ini juga disebabkan pasien mengalami resistensi insulin
dimana sel-sel β pankreas mensekresi insulin dalam jumlah normal
ataupun lebih banyak tetapi jaringan relatif tidak sensitif pada aksi insulin
dan tidak memberikan respon yang seharusnya (Crowley, 2001). Alasan
terjadinya respon yang buruk dari jaringan ini tidak diketahui secara pasti,
tetapi sepertinya berkaitan dengan obesitas, karena mengurangi sifat
respon dari insulin (Crowley, 2001). Biasanya, penderita tipe ini adalah
orang dewasa gemuk diatas 40 tahun, tetapi kadang-kadang juga
menyerang segala umur.
c. diabetes mellitus tipe lain
Tipe ini disebabkan oleh berbagai kelainan genetik spesifik (kerusakan
genetik sel ß pankreas dan kerja insulin), penyakit pada pankreas, obat-
obatan, bahan kimia, infeksi, dan lain- lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
d. diabetes mellitus saat kehamilan
Diabetes mellitus saat kehamilan merupakan istilah yang digunakan
untuk wanita yang menderita diabetes selama kehamilan dan kembali
normal sesudah hamil. Banyak wanita yang mengalami diabetes
kehamilan kembali normal saat postpartum (setelah kelahiran), tetapi pada
beberapa wanita tidak demikian.
(Wijayakusuma, 2006)
4. Diagnosis Penyakit
Cara dan kriteria diagnosis diabetes melitus adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan glukosa plasma puasa
Glukosa plasma dalam keadaan puasa dibagi atas tiga nilai, yaitu <
100mg/dl, antara > 100 mg/dl sampai < 125 mg/dl, dan =126 mg/dl. Kadar
glukosa plasma puasa <110 mg/dl dinyatakan normal, =126 mg/dl adalah
diabetes melitus, sedangkan antara 110-126 mg/dl disebut glukosa darah
puasa terganggu atau impaired fasting glucose (IFG).
b. Berdasarkan tes toleransi glukosa oral
Sesuai dengan kesepakatan WHO maka tes toleransi glukosa oral harus
dilakukan dengan beban 75 gram setelah berpuasa minimal 8 jam.
Penilaian adalah sebagai berikut: toleransi glukosa normal bila < 140
mg/dl, toleransi glukosa terganggu atau impaired glucose tolerance (IGT)
bila kadar glukosa 140 mg/dl - 200 mg/dl, dan kadar glukosa = 200 mg/dl
disebut diabetes melitus. Pasien dengan IFG dan IGT secara umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
mengacu pada ‘prediabetes’ yang mempunyai resiko besar berkembang
menjadi diabetes di masa depan.
c. HbA1c
Rekomendasi determinasi HbA1c ini untuk memonitor kontrol glikemik
pada pasien diabetes. Karena tidak adanya standar baik dan beberapa
negara belum siap untuk mengakses tes ini, maka determinasi HbA1c tidak
direkomendasikan untuk mendiagnosis diabetes sewaktu-waktu.
§ Glukosa plasma puasa
- Normal < 100 mg/dl (5,6 mmol/L)
- Glukosa plasma puasa terganggu 100 -125 mg/dl (5,6 – 6,9 mmol/L)
- Diabetes melitus = 126 mg/dl (7,0 mmol/L)
§ Hasil tes toleransi glukosa oral, glukosa plasma 2 jam
- Normal < 140 mg/dl (7,8 mmmol/L)
- Toleransi glukosa terganggu 140 - 200 mg/dl (7,8 - 11,1 mmol/L)
- Diabetes melitus = 200 mg/dl (11,1 mmol/L)
Tabel 1. Nilai glukosa pl asma puasa dan toleransi glukosa
§ Pemberian glukosa oral 100g
- Puasa = 95 mg/dl (5,3 mmol/L)
- 1 jam = 180 mg/dl (10 mmol/L)
- 2 jam = 155 mg/dl (8,6 mmol/L)
- 3 jam = 140 mg/dl (7,8 mmol/L)
§ Pemberian glukosa oral 75g
- Puasa = 95 mg/dl (5,3 mmol/L)
- 1 jam = 180 mg/dl (10 mmol/L)
- 2 jam = 155 mg/dl (8,6 mmol/L)
Tabel 2. Diagnosis DM dengan pemberian glukosa oral 100g atau 75 g
(DiPiro et al, 2005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
5. Terapi
Terapi terbaru bagi penatalaksanaan diabetes mellitus dibagi menjadi
terapi primer dan terapi sekunder, yang masing-masing mencakup hal-hal
berikut:
a. Terapi primer. Terapi primer terdiri atas diet diabetes mellitus, latihan
fisik/olah raga, dan penyuluhan kesehatan.
b. Terapi sekunder. Terapi sekunder terdiri obat antidiabetika dan
cangkok pankreas (Lanywati, 2001).
D. Teknik Uji Diabetik dan Metode Penetapan Kadar Glukosa Darah
1. Teknik Uji Diabetik
Pada suatu penelitian yang bertujuan untuk membuktikan khasiat suatu
obat antidiabetes, hewan uji yang digunakan perlu diubah keadaannya menjadi
diabetes baik DMTI maupun DMTTI. Suatu keadaan DMTI dapat dibuat secara
pankreatektomi dan juga secara kimia dengan menggunakan zat kimia sebagai
induktor (diabetogen) seperti aloksan, streptozosin, adrenalin, glukagon, dan
EDTA yang diberikan secara parenteral. Diabetogen-diabetogen tersebut mampu
menginduksi diabetes secara permanen yang ditandai dengan terjadinya
hiperglikemi yang diakibatkan oleh rusaknya sel β pada pankreas. Diabetes
Mellitus Tidak Tergantung Insulin dapat dihasilkan dengan pembebasan glukosa
peroral sebagai diabetoagen pada dosis 1,75 g/kgBB hewan uji, keadaan
hiperglikemi hanya berlangsung beberapa jam setelah pembebanan glukosa
tersebut (Anonim, 1991).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2. Metode Penetapan Kadar Glukosa Darah
Secara umum menurut Widowati dkk (1997) metode penentuan glukosa
darah dapat ditentukan dengan beberapa cara yaitu:
a. metode kondensasi dengan gugus amina
Prinsip: aldosa dikondensasikan dengan orto-toluidin dalam suasana asam
dan menghasilkan larutan berwarna hijau setelah dipanaskan. Kadar glukosa darah
dapat ditentukan sesuai dengan intensitas warna yang terjadi diukur secara
spektrofotometri.
b. metode enzimatik
Glukosa dapat ditentukan secara enzimatik, dengan menggunakan enzim
glukosa oksidase (GOD). Dengan adanya glukosa oksidase, maka glukosa
dioksidasi oleh udara (O 2 ) menjadi asam glukuronat disertai pembentukan
hidrogen peroksida. Dengan adanya enzim peroksidase (POD), H 2 O 2 akan
membebaskan O 2 yang mengoksidasi akseptor kromogen yang sesuai serta
memberikan warna merah. Akseptor kromogennya dapat berupa senyawa
aminoantipirin dan fenol atau orthodianisidin, kadar glukosa darah ditentukan
berdasarkan intensitas warna yang terjadi, diukur secara spektrofotometri.
c. metode oksidasi-reduksi
Kadar glukosa darah ditentukan dengan cara dioksidasi dengan
menggunakan suatu oksidan ferrisianida. Oksida ini direduksi menjadi
ferrosianida oleh glukosa dalam suatu suasana basa dengan pemanasan, kemudian
kelebihan garam ferri dititrasi secara iodometri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
E. Glibenklamida
Gambar 3. Struktur Glibenklamid (Evans dan Rushakoff, 2007)
Glibenklamida merupakan obat hipoglikemik oral yang digunakan secara
luas di dalam pengobatan diabetes mellitus tidak tergantung insulin (tipe-2).
Glibenklamida merupakan sulfonilurea paling poten dan dikenal sebagai
sulfonilurea ”generasi kedua” (Dollery, 1999).
Aksi farmakologi glibenklamida adalah mentimulasi pelepasan insulin
dengan meningkatkan fungsi sel-sel islet β pankreas. Pada terapi jangka pendek,
hal ini signifikan dengan peningkatan sirkulasi konsentrasi insulin, tetapi dengan
penggunaan berkelanjutan biasanya terjadi penurunan kadar insulin tanpa merusak
kontrol glikemik. Sulfonilurea menunjukkan peningkatan sintesis glikogen dan
penghambatan glikogenolisisi dan glukoneogenesis pada hati. Pada subyek
normal puasa, peningkatan konsentrasi insulin dalam plasma dan penurunan
glukosa plasma terjadi 15-60 menit setelah pemberian glibenklamida oral dan
mencapai maksimum setelah 1-2 jam sebelum kembali ke nilai dasar setelah 3 jam
(Dollery, 1999).
Glibenklamida dimetabolisme dalam hati menjadi produk dengan aktivitas
hipoglikemik yang sangat rendah. Meskipun analisis spesifik untuk senyawa yang
tidak dimetabolisme menimbulkan dugaan terdapatnya suatu waktu-paruh plasma
yang singkat, tetapi efek biologis glibenklamida jelas bertahan selama 24 jam
setelah pemberian satu dosis tunggal yang diberikan pada pagi hari pada pasien
CO
Cl
OCH3
NH CH2
O2S NH NHCH2 CO2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
diabetes. Awal dosis pemberian yang biasa adalah 2,5 mg/hari atau kurang, dan
rata-rata dosis pemeliharaan adalah 5-10 mg/hari yang diberikan sebagai dosis
tunggal pada pagi hari. Tidak dianjurkan untuk memberikan dosis pemeliharaan
lebih dari 20 mg/hari (Nolte and Karam, 2002).
F. Spektrofotometri
Spektrofotometri UV-Vis adalah salah satu teknik analisis fisika-kimia
yang mengamati tentang interaksi atom atau molekul dengan radiasi
elektromagnetik pada panjang gelombang 190 – 380 nm (UV) dan 380 – 780 nm
(Vis) dengan memakai spektrofotometer (Mulja dan Suharman, 1995). Prinsip
kerja spektrofotometri adalah berdasarkan atas interaksi antara radiasi
elektromagnetik dengan materi. Materi dapat berupa atom, ion, atau molekul,
sedang radiasi elektromagnetik merupakan salah satu jenis energi yang
ditransmisikan dalam ruang dengan kecepatan tinggi (Khopkar, 1990). Interaksi
antara molekul yang mempunyai gugus kromofor dan radiasi elektromagnetik
pada daerah sinar ultraviolet dan sinar tampak (200-800 nm) akan menghasilkan
spektra serapan elektronik. Spektra serapan ini dapat digunakan untuk analisis
kuantitatif karena jumlah radiasi elektromagnetik yang diserap ada hubungannya
dengan jumlah molekul penyerap (Skoog, 1985).
Panjang gelombang dimana terjadi eksitasi elektronik yang memberikan
serapan maksimum disebut sebagai panjang gelombang serapan maksimum.
Penentuan panjang gelombang pada saat serapan maksimum dapat digunakan
untuk mengidentifikasi molekul (Mulja dan Suharman, 1995). Pada analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
kuantitatif, pengukuran serapan dilakukan pada panjang gelombang saat serapan
maksimum, disebabkan dua alasan:
i. Sensitivitas maksimum diperoleh dengan mengerjakan pada pita maksimum
karena pada konsentrasi yang diberikan maka pada panjang gelombang
tersebut memberikan respon yang paling kuat.
ii. Pada pita maksimum, perubahan yang kecil pada panjang gelombang akan
memberikan perubahan serapan yang minimal (kecuali kalau pita absorpsi
sangat tajam). Dengan demikian kesalahan kecil dalam meletakan tanda
pemilih panjang gelombang pada instrumen tidakk akan mengakiibatkan
kesalahan besar pada pengukuran serapan (Fatah, 1989).
G. Keterangan Empiris
Penelitian ini sifatnya “trial and error” untuk mendapatkan pengetahuan
empiris tentang efek hipoglikemik undur-undur darat terhadap penurunan kadar
glukosa darah tikus putih jantan yang dibebani glukosa.
Cara makan: masukkan 2 ekor undur-undur darat ke dalam kapsul kosong,
biasanya dimasukkan dalam keadaan hidup. Makan dua ekor saja perhari, karena
ada yang memakan 7 ekor sekaligus berefek badan terasa panas dan kadar gula
langsung turun (Anonim, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian eksperimental
murni dan dikerjakan mengikuti rancangan acak lengkap pola searah. Penelitian
ini dilakukan di Laboratorium Biokimia-Mikrobiologi dan Laboratorium
Farmakologi Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel utama
a. Variabel bebas : Konsentrasi undur-undur darat.
Konsentrasi undur-undur darat adalah jumlah gram (g) banyaknya undur-
undur darat yang dilarutkan dalam mililiter (ml) aquades kemudian
disuntikkan pada tikus putih jantan terbebani glukosa.
b. Variabel tergantung : LDDK0-300 kadar glukosa dalam darah.
LDDK0-300 kadar glukosa dalam darah adalah besaran yang menggambarkan
jumlah kadar glukosa dalam darah pada rentang waktu mulai menit ke-0
sampai menit ke-300 yang dihitung menggunakan metode trapezoid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2. Variabel pengacau terkendali
a. Jenis kelamin : jantan.
b. Galur spesies subyek uji : galur Wistar.
c. Warna : putih.
d. Berat badan subyek uji : antara 175-225 gram.
e. Umur subyek uji : antara 2-3 bulan.
f. Cara pemberian : peroral.
3. Variabel pengacau tak terkendali
a. Keadaan patologi subjek uji.
b. Kandungan dalam undur-undur darat.
C. Bahan dan Alat Penelitian
1. Bahan penelitian
a. hewan uji
Tikus putih jantan galur Wistar, umur 2 - 3 bulan, berat badan 175-225 gram,
dari Laboratorium Farmakologi Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma.
b. bahan uji
Undur-undur darat (Myrmileon sp.) yang diperoleh dari Kebun Obat
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
c. senyawa pembanding
Senyawa pembanding berupa kaplet generik glibenklamida yang
diproduksi oleh PT. Indofarma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
d. pereaksi untuk pengukuran kadar glukosa darah
Pereaksi yang digunakan adalah enzim Glucose GOD FS*(DiaSys,
Germany) yang terdiri atas:
Tabel III. Isi pereaksi enzim Glucose GOD-PAP Reagen :
Phosphat buffer pH 7,5 250 mmol/l
Phenol 5 mmol/l
4-aminoantipyrine 0,5 mmol/l
Glukosa oksidase (GOD) ≥ 10 kU/l
Phenol AminoAntipirin Peroksidase (PAP) ≤ 1 kU/l
Glukosa standar 100mg/dl (5,5 mmol/dl)
e. lain- lain
1) Sodium oksalat p.a 2 mg/ml darah sebagai antikoagulan pada waktu
pengambilan darah.
2) Glukosa monohidrat p.a (Merck) dengan dosis 1,75 g/kgBB sebagai
larutan untuk pembuatan kurva baku dan untuk uji toleransi glukosa oral
yang diperoleh dari LPPT Universitas Gadjah Mada.
3) Asam benzoat p.a 0,1% b/v sebagai pengawet glukosa monohidrat yang
diperoleh dari Laboratorium Kimia Analisis Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
4) Aquades sebagai cairan pelarut undur-undur darat yang diperoleh dari
Laboratorium Farmakologi Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
5) Parafin cair sebagai pelancar aliran darah dalam pengambilan sampel
darah dari hewan uji, yang diperoleh dari Laboratorium Biofarmasetika
dan Bioanalisis Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Alat penelitian
1) Seperangkat alat gelas ( Beaker glass, labu takar, gelas ukur, pengaduk)
merk pyrex.
2) Mortir dan stamper.
3) Jarum suntik (injeksi peroral) yaitu jarum suntik yang ujungnya diberi
bulatan kecil dengan lubang ditengahnya agar tidak melukai hewan uji.
4) Mikropipet.
5) Sentrifuge (Hettich WBA SS, Germany) ,yellow tipe, microtube, surgical
blade.
6) Spektrometer Ultraviolet –Visibel (Optima® SP300, Japan) dan kuvet
7) Alat timbang elektrik (Mettler Toledo AB 204, Switzerland)
8) Vortex (Janke-Kankel IKA® - Labortechnik)
9) Holder
D. Jalannya Penelitian
1. Determinasi binatang undur-undur darat
Determinasi binatang undur-undur darat (Myrmileon sp.) dilakukan di
Laboratorium Entomologi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2. Pembuatan simplisia uji
a. pengolahan bahan
1) mempersiapkan bahan mentah
Pengambilan undur-undur darat dipilih dari undur-undur darat yang
berbentuk larva.
2) Pembersihan
Undur-undur darat yang akan diolah harus bebas dari debu, kotoran, pasir
atau tanah serta terbebas dari bakteri atau jamur penyebab penyakit.
b. pembuatan air halusan undur-undur darat
Undur-undur darat yang telah bersih ditimbang sebanyak dua ekor, digerus
dengan menggunakan mortir dan stamper sampai halus dan ditambah dengan
aquades sebanyak 10 ml (konsentrasi ± 0,05g/10ml). Ambil sebanyak 6,3 ml
kemudian ditambahkan aguadest sampai 25 ml (konsentrasi ± 0,0315g/25ml)
dan air halusan pun siap digunakan. Air halusan yang dibuat tidak
menggunakan blender karena hanya memerlukan sedikit dan jumlah yang
kecil jadi proses penghalusan tidak memungkinkan untuk menggunakan
blender.
c. Pascapengolahan
Air halusan undur-undur selalu dibuat baru setiap kali akan digunakan untuk
menghindari kontaminasi bakteri, pertumbuhan jamur, gangguan serangga
yang dapat merusak air halusan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
d. Penetapan peringkat konsentrasi undur-undur darat
Sebelumnya dilakukan penetapan dosis undur-undur darat terlebih dahulu.
Berdasarkan pengalaman empiris di masyarakat, penggunaan undur-undur
darat untuk menurunkan kadar glukosa darah yaitu sebanyak 2 ekor atau ±
0,05g/50kgBB. Untuk manusia 70 kg dibutuhkan 0,07 g undur-undur darat
dan dikonversikan ke tikus 200 gram dengan faktor konversi 0,018.
0,07 g undur-undur darat x 0,018 = 0,00126 g/200g
= 0,0063 g/kgBB = 6,3 mg/kgBB
Ditentukan volume pemberiannya= 1,0 ml
Perhitungan konsentrasi undur-undur darat:
Volume pemberian x Konsentrasi = Dosis x Berat Badan
1,0 x Konsentrasi = 0,0063 g/kgBB x 200 g
Konsentrasi = 0,00126 g/ml = 1,26 mg/ml
Konsentrasi undur-undur darat yang dibuat adalah 1,26 mg/ml
Berdasarkan perhitungan maka besarnya konsentrasi undur-undur darat pada
hewan uji tikus yaitu 1,26 mg/ml. Untuk selanjutnya digunakan satu
konsentrasi dibawah dan dua diatas konsentrasi orientasi dengan
pengurangan/penambahan faktor perkalian 2 sehingga didapat rentang
konsentrasi undur-undur darat yang digunakan adalah 0,63 mg/ml; 1,26
mg/ml; 2,52 mg/ml; 5,04 mg/ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3. Preparasi bahan
a. pembuatan larutan asam benzoat p.a. 0,1% b/v
Serbuk asam benzoat p.a. ditimbang sebanyak 0,5 gram dan dilarutkan
dengan aquades panas dalam labu takar 500 ml sampai tanda.
b. pembuatan larutan stok glukosa p.a. 1% b/v
Glukosa monohidrat p.a. ditimbang sebanyak 1 gram dan dilarutkan
dengan aquades dan menggunakan pengawet asam benzoat 0,1% b/v dalam
labu takar 100 ml sampai tanda.
c. pembuatan larutan natrium oksalat p.a. 2% b/v
Natrium oksalat p.a. ditimbang sebanyak 1 gram dan dilarutkan dengan
aquades dalam labu takar 50 ml sampai tanda.
d. penentuan keseragaman bobot kaplet glibenklamida
Penentuan keseragaman bobot kaplet glibenklamida mengacu pada
Anonim 1979. Timbang 20 tablet, hitung bobot tablet. Jika ditimbang satu-
satu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang
ditetapkan kolom A, dan tidak satu tabletpun menyimpang dari bobot rata-
ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B. Nilai penyimpangan
bobot rata-rata kolom A dan B dapat dilihat pada tabel IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Tabel IV. Keseragaman bobot tablet
Penyimpangan bobot rata-rata dalam %
Bobot rata-rata A B
25 mg atau kurang 15 % 30 %
26 mg sampai dengan 150 mg 10 % 20 %
151 mg sampai dengan 300 mg 7.5 % 15 %
Lebih dari 300 mg 5 % 10 %
e. penentuan dosis glibenklamida
Dosis glibenklamida yaitu 5 mg pada manusia dengan berat badan 70 kg,
dikonversikan ke tikus 200 gram dengan faktor konversi 0,018
5 mg glibenklamida x 0,018 = 0,09 mg glibenklamida/ 200 gram
= 0,45 mg glibenklamida/ kg BB
Berdasarkan perhitungan maka besarnya dosis glibenklamida pada hewan
uji tikus yaitu 0,45 mg/ kgBB.
f. pembuatan larutan glibenklamida 0,1125mg/ml
Timbang serbuk glibenklamida setara dengan 25 mg glibenklamida murni,
larutkan dengan aquades dalam labu takar 10 ml sampai tanda sebagai
larutan induk glibenklamida. Buat dengan konsentrasi 0,1125 mg/ml
dalam labu ukur 10 ml dari larutan induk glibenklamida tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
4. Percobaan pendahuluan
a. penetapan waktu resapan stabil glukosa standar (operating time)
Sebanyak 25 µl larutan glukosa standar direaksikan dengan 2,5 ml pereaksi
GOD-PAP. Campuran larutan tersebut kemudian divortex dan segera diukur
resapannya pada panjang gelombang 500 nm (sesuai dengan yang tertulis
dalam leaflet Glucose GOD FS*) selama 60 menit. Waktu resapan stabil yang
digunakan adalah waktu inkubasi yang memberikan resapan stabil.
b. penetapan panjang gelombang serapan maksimum (? maksimal)
Sebanyak 25 µl larutan glukosa standar direaksikan dengan 2,5 ml pereaksi
GOD-PAP. Campuran larutan tersebut kemudian divortex dan diukur pada
rentang panjang gelombang 400 - 600 nm. Panjang gelombang yang
menunjukkan serapan yang paling tinggi adalah panjang gelombang serapan
maksimum (? maksimal).
c. pembuatan kurva baku
Memipet 0,75 ml; 1,0 ml; 1,5 ml; 2,0 ml; dan 2,25 ml larutan glukosa
monohidrat 1% b/v. Penetapan kadar glukosa darah dilakukan seperti pada
penetapan kadar glukosa darah dengan metode GOD-PAP. Resapan diukur
secara spektrofotometri pada panjang gelombang serapan maksimum
(? maksimal).
d. penetapan waktu pemberian glibenklamida
Tujuan dari penetapan pemberian glibenklamida adalah untuk melihat
pengaruh waktu pemberian terhadap efek hipoglikemik glibenklamida, agar
pada saat uji toleransi glikosa oral (UTGO) glibenklamida sudah memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
efek penurunan kadar glukosa darah. Orientasi ini menggunakan 6 ekor tikus
yang terbagi dalam 3 kelompok dimana masing-masing kelompok diberi
perlakuan perlakuan kontrol positif dan kontrol negatif. Perlakuan tersebut
dilakukan terhadap masing-masing kelompok yaitu pada menit ke-15 sebelum
UTGO untuk kelompok kesatu, menit ke-30 sebelum UTGO untuk kelompok
kedua, dan menit ke-45 sebelum UTGO untuk kelompok ketiga. Semua
pemberian dilakukan secara peroral, selanjutnya dilakukan UTGO dengan
diberikan larutan glukosa monohidrat 15% b/v; 1,75 g/kgBB. Pengambilan
cuplikan darah dilakukan sesaat sebelum perlakuan sebagai menit ke-0 dan
pada menit ke-15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, dan 300 setelah UTGO.
Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan dengan menggunakan metode
GOD-PAP. Selanjutnya dibuat kurva UTGO dan perhitungan harga LDKK0-
300. Penentuan waktu pemberian undur-undur darat didasarkan pada harga
selisih LDKK0-300 kontrol positif dan negatif tertinggi.
e. penetapan waktu pemberian undur-undur darat
Penetapan waktu pemberian undur-undur darat digunakan untuk melihat
pengaruh waktu pemberian terhadap efek penurunan kadar glukosa darah, agar
pada saat dilakukan UTGO undur-undur darat sudah memberikan efek dalam
menurunkan kadar glukosa darah. Orientasi ini menggunakan 3 ekor tikus
yang masing-masing diberi undur-undur darat pada menit ke-15, 30, dan 45
sebelum UTGO. Semua pemberian dilakukan secara peroral, selanjutnya
dilakukan UTGO dengan diberikan larutan glukosa monohidrat 15% b/v; 1,75
g/kgBB. Pengambilan cuplikan darah dilakukan sesaat sebelum perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
sebagai menit ke-0 dan pada menit ke-15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, dan
300 setelah UTGO. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan dengan
menggunakan metode GOD-PAP. Selanjutnya dibuat kurva UTGO dan
perhitungan harga LDKK0-300. Penentuan waktu pemberian undur-undur darat
didasarkan pada harga LDKK0-300 terendah.
f. pengelompokan dan perlakuan hewan uji
Penelitian ini mengikuti rancangan acak lengkap pola searah, yang mana 35
ekor tikus dibagi secara acak menjadi 7 kelompok, masing-masing kelompok
terdiri dari 5 ekor. Tiap hewan uji diadaptasikan dengan kondisi yang sama,
jauh dari kebisingan dan dihindarkan dari stress. Sebelum mendapat
perlakuan, masing-masing kelompok dipuasakan selama 18 jam dengan tetap
diberi minum ad libitum, lalu diberi perlakuan sebagai berikut:
1) Kelompok I
Aquades 5 ml/ kg BB (kontrol negatif untuk perlakuan undur- undur
darat)
2) Kelompok II
Larutan CMC 1% b/v 5ml/kg BB (kontrol negatif untuk perlakuan
glibenklamida)
3) Kelompok III
Larutan glibenklamida 0,45 mg/kgBB (kontrol positif)
4) Kelompok IV
Undur-undur darat dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 0,63 mg/ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
5) Kelompok V
Undur-undur darat dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 1,26 mg/ml
6) Kelompok VI
Undur-undur darat dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 2,52 mg/ml
7) Kelompok VII
Undur-undur darat dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 5,04 mg/ml
Semua pemberian dilakukan secara peroral, selanjutnya dilakukan UTGO
dengan diberikan larutan glukosa monohidrat 15% b/v; 1,75 g/kgBB.
Pengambilan cuplikan darah dilakukan sesaat sebelum UTGO sebagai menit
ke-0 dan pada menit ke-15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, dan 300 setelah
UTGO. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan dengan menggunakan
metode GOD-PAP. Selanjutnya dibuat kurva UTGO dan perhitungan harga
LDKK0-300.
5. Penetapan kadar glukosa darah
Kadar glukosa darah ditetapkan dengan metode GOD-PAP. Pada tiap
kelompok dilakukan pengambilan cuplikan darah sebanyak 0,5 ml melalui
vena lateralis ekor dan ditampung dalam microtube yang berisi 50 µl sodium
oksalat 2%. Pengambilan cuplikan darah dilakukan sesaat sebelum perlakuan
sebagai menit ke-0 dan pada menit ke-15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, dan
300 setelah UTGO. Kemudian darah geoxalated ini dipusingkan 3000 rpm
selama 10 menit. Selanjutnya diambil 0,025 ml plasma darah, kemudian
dilakukan pengukuran seperti dalam tabel V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Tabel V. Volume pengukuran kadar glukosa darah
Bahan Sampel (ml) Standar (ml) Blangko (ml)
Supernatan
0.025
-
-
Larutan baku glukosa -
0,025
-
Asam benzoat 1% b/v -
-
0,025
Pereaksi GOD-PAP 2,5 2,5 2,5
Bahan-bahan tersebut dicampur dan diinkubasi selama operating time.
Kemudian kadar glukosa darah ditetapkan secara spektrofotometri visibel
menggunakan metode GOD-PAP. Resapan diukur pada panjang gelombang
maksimum. Kemudian kadar glukosa darah dihitung dengan rumus:
Kadar glukosa = (As / Ast) x 100 mg%
Keterangan : As = resapan sampel Ast = resapan standar
Selanjutnya dibuat kurva dengan mem-plot-kan nilai kadar glukosa darah
lawan waktu ke-0 sampai menit ke 300 dengan metode trapezoid (LDDK0-300)
dan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
LDDK to-tn = t1 – to x (Co + C1) + t2 – t1 x (C2 + C1) +
2 2
t3 – t2 x (C3 + C2) + tn – tn-1 x (Cn + Cn-1)
2 2
Keterangan:
t = waktu (jam-1/menit-1)
C = konsentrasi zat dalam darah (mg/ml)
LDDKto-tn = luas daerah di bawah kurva dari waktu ke-0 sampai ke-n
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
E. Analisis Hasil
Data kadar glukosa darah pada tiap kelompok dianalisis secara statistik
menggunakan metode General-Linier Model Repeated Measured. Dari harga
LDDK0-300 glukosa darah dilakukan uji distribusi menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov kemudian jika distribusinya normal dilanjutkan dengan analisis Anova
One Way dan post hoc tests LSD dengan tingkat kepercayaan 95%. Jika nilai
LDDK0-300 glukosa darah mempunyai variansi yang berbeda maka dilakukan uji
Kruskal Wallis dan dilanjutkan uji Mann Whitney dengan tingkat kepercayaan
95% untuk mengetahui perbedaan masing-masing kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Binatang Undur-Undur Darat
Binatang undur-undur darat yang digunakan dalam penelitian ini
dideterminasi agar tidak terjadi kesalahan dalam menggunakan binatang undur-
undur darat sehingga pada akhirnya dapat dikonfirmasi bahwa binatang yang
dipakai memang benar binatang undur-undur darat (Myrmileon sp.). Bukti
determinasi dapat dilihat pada lampiran 1.
B. Pembuatan Simplisia Uji dan Preparasi Bahan
Pembuatan simplisia uji sesuai tata cara yang tertera pada halaman 24.
Preparasi bahan sesuai tata cara yang tertera pada halaman 26-27.
C. Percobaan Pendahuluan
1. Waktu resapan stabil glukosa
Reaksi antara glukosa dan reagen GOD-PAP merupakan reaksi enzimatis
yang menghasilkan senyawa berwarna, karena itulah maka perlu dilakukan uji
stabilitas glukosa untuk mengetahui Operating Time (OT) dari reaksi tersebut.
Penentuan OT ini bertujuan untuk mengetahui waktu resapan saat senyawa
berwarna yang terbentuk memberikan resapan yang stabil pada pengukuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
H O H
HOH
CH2OH
H
OHOHH
OHOH
H
HC
OH
HOH
CH2OH
H
O
OHOH
+ O2 + H2O2
glukosa
GOD
asam glukonat hidrogen peroksida
H2O2 H2N
N
N
CH3
OCH3
PAP
OH
O
N
N
CH3N
O
CH3
+ + + H2O
fenol
hidrogen peroksida
4 amino-antipirinkuinonimin
(berwarna merah muda)
menggunakan spektrofotometri visible. Pengukuran dilakukan pada panjang
gelombang 500 nm (sesuai pada leaflet enzim GOD-PAP) selama 60 menit.
Reagen GOD-PAP bekerja secara enzimatik dengan prinsip adanya GOD
(glucose oxidase) yang akan mengkatalisis oksidasi glukosa menjadi asam
glukonat dan hydrogen peroksida. Hidrogen peroksida akan bereaksi dengan
adanya enzim peroksidase, bersama dengan fenol dan 4-amino-antipirin
membentuk senyawa kuinonimin yang berwarna merah muda. Intensitas warna
merah muda yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi glukosa. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut:
Gambar 4. Reaksi enzimatik antara glukosa dan reagen GOD-PAP(DiaSysy, 2006)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Data penetapan waktu resapan stabil glukosa standar 100 mg/dl tampak dalam
tabel VI.
Tabel VI. Data hasil penetapan waktu resapan stabil larutan glukosa standar
Waktu (menit) Resapan
5 0,336 10 0,361 15 0,365 20 0,365 25 0,364 30 0,364 35 0,363 40 0,362 45 0,361 50 0,361 55 0,361 60 0,360
Grafik hubungan resapan glukosa murni 100 mg/dl pada ? 500 nm terhadap waktu
seperti berikut:
Gambar 5. Grafik hubungan resapan glukosa murni 100 mg/dl pada ? 500 nm terhadap waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Dari grafik pada gambar 5 dapat dilihat bahwa pada menit ke-15 sampai menit ke-
35 memberikan grafik yang relatif datar, artinya pada menit tersebut terjadi reaksi
yang stabil dan sempurna antara glukosa murni dengan pereaksi GOD-PAP. Hal
ini berarti penetapan kadar glukosa darah dapat dilakukan pada menit ke-15-35
setelah pemberian pereaksi GOD-PAP. Akan tetapi untuk lebih meminimalkan
perbedaan resapan, maka pengerjaan OT dilakukan dari menit ke-15 sampai 35.
2. Penetapan panjang gelombang maksimum
Instrumen ukur (spektrofotometer visible) serta kondisi yang digunakan
dalam penelitian ini berbeda dengan instrument yang digunakan oleh DiaSys.
Oleh karena itu perlu dilakukan percobaan awal untuk mengetahui besar panjang
gelombang yang memberi resapan yang maksimum. Penetapan panjang
gelombang maksimum diukur pada rentang panjang gelombang 400-600nm.
Gambar 6. Kurva hubungan antara ? dan resapan maksimum glukosa standar selama operating time
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Berdasarkan gambar 6 dapat dilihat bahwa resapan maksimum terjadi pada
panjang gelombang 502 nm. Pada leaflet DiaSys tertera bahwa panjang
gelombang saat resapan maksimum terjadi pada panjang gelombang 500nm.
Perbedaan panjang gelombang ini dikarenakan instrumen yang digunakan belum
tentu sama. Oleh karena itu pada pengukuran kadar glukosa pada percobaan ini
dilakukan pada panjang gelombang 502 nm.
3. Pembuatan kurva baku
Pada penelitian ini penetapan kadar glukosa darah dilakukan
menggunakan spektrofotometer sehingga harus memenuhi persyaratan hukum
Lambert-Beer. Hukum Lambert-Beer menjelaskan bahwa resapan akan meningkat
seiring dengan meningkatnya kadar. Oleh karena itu perlu dilakukan pembuatan
kurva baku untuk menunjukkan bahwa penetapan kadar glukosa dan secara
spektrofotometri ini telah memenuhi hukum Lambert-Beer.
Pembuatan kurva baku menggunakan larutan glukosa monohidrat 10
mg/ml (1% b/v) sebagai larutan stok glukosa. Tetapi larutan ini dibuat dengan
menggunakan pelarut asam benzoat. Sebagai pelarut digunakan aquades dan
ditambahkan asam benzoat sebagai pengawet glukosa selama kurun waktu
tertentu. Pengawetan ini perlu dilakukan karena glukosa merupakan media yang
baik untuk pertumbuhan mikroorganisme sehingga dengan penggunaan asam
benzoat diharapkan dapat meminimalkan faktor- faktor yang dapat menganggu
penetapan kadar glukosa darah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Kurva baku dibuat dengan kadar 75 mg/dl, 100 mg/dl, 150 mg/dl, 200
mg/dl, 225 mg/dl. Kadar glukosa ditetapkan pada panjang gelombang 502 nm dan
waktu resapan maksimum(operating time) pada menit ke-15-35 sesuai dengan
hasil percobaaan pendahuluan yang telah dilakukan sebelumnya.
Dari hasil pengukuran resapan larutan glukosa standar pada panjang
gelombang 502 nm diperoleh data sebagai berikut:
Tabel VII. Hubungan kadar dan resapan glukosa pada ? maksimum 502 nm
Kadar (mg/dl) Resapan Persamaan Regresi Linear
75,3705 0,266
100,4940 0,343
150,7410 0,478
200,9880 0,668
226,1115 0,717
A = 0,03217
B = 0,00307
r = 0,9976
y = 0,00307x + 0,03217
Dari tabel VII. diatas terlihat bahwa harga koefisien regresi hubungan kadar dan
resapan glukosa pada ? 502 nm mendekati ±1, dan setelah dibandingkan dengan r
tabel dengan taraf kepercayaan 95% dengan df3 (df: degree of freedom, yaitu
jumlah sampel dikurangi dua) didapat bahwa r tabel sebesar 0,878. Dapat dilihat
bahwa harga r hitung lebih besar dari r tabel. Hal ini berarti bahwa persamaan
kurva baku tersebut memiliki linieritas yang baik.
Pada persamaan kurva baku tersebut sudut yang dibentuk oleh kurva
hubungan konsentrasi dan serapan sangat kecil, sehingga dari segi sensitivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
kurva tersebut tidak dapat disajikan. Oleh karena itu, maka diperlukan faktor
koreksi (manipulasi) menjadi 300 kali lebih besar. Sehingga persamaan kurva
baku yang diperoleh menjadi y = 0,9199 X + 9,6508 dengan r = 0,9976.
Gambar 7. Kurva baku seri kadar glukosa pada ? maksimum 502 nm selama operating time ( pada menit 15-35 )
4. Penetapan waktu pemberian larutan glibenklamida
Waktu pemberian larutan glibenklamida didasarkan pada prosentase
penurunan harga luas daerah di bawah kurva dari menit ke-0 sampai menit ke-300
(LDDK 3000− ). Hasil UTGO dan perhitungan prosentase selisih LDDK 3000−
teringkas pada tabel VIII.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel VIII. Hasil UTGO dan perhitungan prosentase selisih LDDK 3000− larutan glibenklamida
LDDK 3000− (mg.menit/dl) Waktu pemberian
larutan
glibenklamida
sebelum UTGO
(menit ke-)
Kontrol negatif
(CMC 1%)
Perlakuan
(larutan
glibenklamida)
Selisih
LDDK 3000−
(mg.menit/dl)
% Selisih
LDDK 3000−
15 40435,517 25659,985 14775,532 36,541
30 46982,475 19380,681 27601,794 58,749
45 45915,023 31039,283 14875,740 32,398
Dari tabel VIII. dapat kita lihat bahwa larutan glibenklamida yang diberikan
secara peroral pada menit ke-30 sebelum UTGO dapat menurunkan harga
LDDK 3000− sebesar 58,749% yang nilainya paling besar dibandingkan pemberian
pada menit yang lain sehingga ditetapkan pemberian larutan glibenklamida
sebagai kontrol positif untuk dibandingkan dengan pemberian undur-undur darat
yang digunakan yaitu 30 menit sebelum UTGO. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gambar 8. Diagram penentuan selang waktu pemberian glibenklamida terhadap % selisih LDDK
Pada gambar 8 diatas dapat diamati bahwa pada menit ke-30
glibenklamida memberikan prosentase selisih LDDK 3000− yang paling besar
terhadap kontrol dibandingkan menit-menit lainnya. Pada menit ke-30 inilah
glibenklamida telah mencapai onset sehingga kemampuan untuk menurunkan
kadar glukosa darah paling tinggi dibandingkan dengan yang lainnya. Jadi,
kemampuan glibenklamida yang paling efektif dalam menurunkan kadar glukosa
darah adalah pada menit ke-30. Jika dibandingkan dengan menit ke-15 dan menit
ke-45, kemampuan menurunkan kadar glukosa darah berbeda banyak dengan
menit ke-30, sehingga dipilih menit ke-30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
5. Penetapan waktu pemberian undur-undur darat
Waktu pemberian undur-undur darat didasarkan pada prosentase
penurunan harga luas luas daerah di bawah kurva dari menit ke-0 sampai menit
ke-300 (LDDK 3000− ). Hasil UTGO dan perhitungan prosentase selisih LDDK 3000−
teringkas pada tabel IX.
Tabel IX. Hasil UTGO dan perhitungan prosentase selisih LDDK 3000− undur-undur darat
Waktu pemberian undur-undur darat sebelum UTGO
(menit ke-)
LDDK 3000− (md.menit/dl)
15 41539,097
30 35867,141
45 30892,516
Dari tabel IX. dapat kita lihat bahwa undur-undur darat yang diberikan secara
peroral pada menit ke-45 sebelum UTGO memberikan harga LDDK 3000− sebesar
30892,516 yang nilainya paling kecil dibandingkan pemberian pada menit yang
lain sehingga ditetapkan pemberian undur-undur darat yang digunakan yaitu 45
menit sebelum UTGO. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gambar 9. Diagram penentuan selang waktu pemberian undur-undur darat terhadap LDDK
Pada gambar 9 diatas dapat diamati bahwa pada menit ke-45 undur-undur darat
memberikan nilai LDDK 3000− yang paling kecil dibandingkan menit-menit
lainnya. Pada menit ke-45 inilah undur-undur darat telah mencapai onset sehingga
kemampuan untuk menurunkan kadar glukosa darah paling tinggi dibandingkan
dengan yang lainnya. Berdasarkan data tersebut maka ditetapkan pemberian
undur-undur darat yang digunakan yaitu 45 menit sebelum UTGO.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
D. Efek Hipoglikemik Undur-undur Darat
Pada penelitian ini dilakukan penetapan kadar glukosa darah dengan
kontrol negatif diberi aquades; kontrol negatif diberi larutan CMC 1%; kontrol
positif diberi larutan glibenklamida dengan dosis 0,45 mg/kgBB; dan empat
kelompok perlakuan yaitu kelompok I diberi undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB
dengan konsentrasi 0,63 mg/ml; kelompok II diberi undur-undur dosis 6,3
mg/kgBB dengan konsentrasi 1,26 mg/ml; kelompok III diberi undur-undur dosis
6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 2,52 mg/ml; dan kelompok IV diberi undur-
undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 5,04 mg/ml.
Kadar glukosa darah diukur menggunakan spektrofotometri visible dengan
metode enzimatik GOD-PAP. Sebelum dilakukan pengukuran resapan glukosa
perlakuan terlebih dahulu dilakukan pengukuran resapan glukosa standar.
Perhitungan kadar glukosa menggunakan perbandingan relatif antara kadar dan
resapan dari standar dan perlakuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Kontrol –
(aquades)
Kontrol -
(CMC1%)
Kontrol + Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III Perlakuan IV Kelompok perlakuan
128,5805 122,6744 98,9904 121,3724 118,9950 107,6801 102,3057 0
165,7347 160,2880 127,3538 147,7438 147,1689 149,0388 145,1190 15
201,7217 164,1600 129,3574 142,6602 142,7386 143,0826 133,0209 30
202,3701 138,4082 105,8151 138,0849 123,4945 118,9901 121,5687 45
182,5934 129,1277 73,5697 122,7704 116,5029 146,0273 118,8085 60
142,9753 112,6564 45,7697 120,6734 108,4038 109,2193 113,3467 90
147,3846 113,5168 40,7607 116,0981 87,0138 112,0301 112,4070 120
126,6353 111,1199 49,4639 108,5361 90,6134 109,6208 113,1705 180
125,7275 108,9073 46,9594 99,2584 100,2354 105,5385 110,1753 240
126,3759 113,8241 58,1670 105,4859 101,0661 107,5462 110,1753 300
Kadar glukosa darah
rata-rata (mg/dl)
tikus putih jantan
43474,7158 35872,5835 18573,3720 34576,8265 31365,4540 34713,7670 34600,8437 LDDK 3000− (mg.menit/dl)
Tabel X. Data kadar glukosa darah rata-rata dan LDDK 3000− setiap kelompok perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Selanjutnya grafik hubungan antara kadar glukosa darah dan waktu sampling dari
tiap-tiap kelompok perlakuan yaitu aquades, larutan CMC, larutan glibenklamida,
dan undur-undur darat dapat dilihat pada gambar 10.
Gambar 10. Kurva hubungan antara waktu sampling dan kadar rata-rata glukosa darah akibat pemberian aquades, CMC, glibenklamida, dan undur-undur darat
Keterangan:
Kontrol negatif : aquades
Kontrol negatif : CMC 1 %
Kontrol positif : glibenklamida dosis 0,45 mg/kgBB
Konsentrasi 1 : undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 0,63m g/ml
Konsentrasi 2 : undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 1,26 mg/ml
Konsentrasi 3 : undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 2,52 mg/ml
Konsentrasi 4 : undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 5,04 mg/ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Gambar 10 memaparkan respon kadar glukosa darah hewan uji akibat
pembebanan glukosa saat UTGO pada berbagai perlakuan. Pada kelompok
kontrol negatif aquades menunjukkan rata-rata kadar glukosa paling tinggi
dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini dikarenakan pada kontrol negatif
aquades, tikus hanya diberi aquades yang tidak memiliki efek terapetik, sehingga
kadar glukosa darah ditentukan oleh kemampuan tubuh tikus sendiri untuk
menurunkan kadar glukosa tanpa adanya penambahan obat ataupun undur-undur
darat. Hal ini memberikan hasil bahwa kelompok kontrol negatif aquades ini
mempunyai rata-rata kadar glukosa yang paling tinggi jika dibandingkan dengan
kelompok lainnya.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa kadar glukosa darah mencapai
maksimum pada menit ke-30 sampai menit ke-60, kemudian kadar glukosa darah
menurun kembali setelah dua sampai tiga jam setelah pemberian glukosa oral. Hal
ini sesuai dengan teori Mayes (1990) dimana kadar glukosa darah pada individu
normal meningkat dalam satu jam setelah pemberian glukosa oral. Absorpsi
glukosa menjadi normal kembali setelah dua sampai tiga jam setelah pemberian
glukosa. Hal ini berarti bahwa tubuh hewan uji tersebut berada dalam keadaan
sehat karena masih dapat mentoleransi pembebanan glukosa UTGO pada tingkat
normal.
Kontrol positif memberikan rata-rata kadar glukosa yang paling rendah
diantara kelompok perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan karena penggunaan
larutan glibenklamida sebagai kontrol positif, merupakan obat hipoglikemik oral
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
golongan sulfonilurea yang memiliki efek terapetik menurunkan kadar glukosa
darah.
Dari kelompok perlakuan I sampai IV, ternyata kelompok perlakuan II
dengan dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 1,26 mg/ml memberikan
penurunan kadar glukosa darah yang paling baik dibandingkan perlakuan dengan
undur-undur darat lainnya. Hal ini terlihat dari nilai LDDK 3000− kelompok
tersebut paling kecil dari nilai LDDK 3000− perlakuan undur-undur darat lainnya (I,
III, dan IV). Perlakuan undur-undur darat lain hampir sama nilainya satu sama
lain, hanya mempunyai selisih sedikit antara perlakuan satu dengan yang lainnya.
Data kadar glukosa darah kemudian dianalisis mengikuti tata cara
rancangan GLM Repeated Measure untuk melihat perbedaan harga kadar glukosa
darah pada setiap waktu cuplikan akibat berbagai perlakuan. Hasil analisis statistic
secara GLM Repeated Measure menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna
apabila probability (p) < 0,05 dan perbedaan yang tidak bermakna apabila p >
0,05. Hasil analisis dapat dilihat secara ringkas pada tabel XI.
Tabel XI. Hasil analisis GLM Repeated Measure kadar glukosa darah
Subjek variasi Jumlah kuadrat
Db Rata-rata kuadrat
F p
Tes antar subjek Periode (waktu) 124820,054 9 13868,895 67,271 0,000 BB Periode perlakuan 43697,860 54 809,220 3,925 0,000 BB
Diantara subjek
Perlakuan (konsentrasi)
156213,184 6 26035,531 10,303 0,000 BB
Keterangan : BB = berbeda bermakna (p < 0,05)
BTB = berbeda tidak bermakna (p > 0,05)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Pada tabel XI dapat kita lihat adanya perbedaan yang bermakna (p < 0,05)
antara purata kadar glukosa darah hewan uji yang dipengaruhi oleh periode waktu
(p= 0,000). Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik terjadi perbedaan kadar
glukosa darah yang bermakna (signifikan) dari setiap waktu sampling darah
(menit ke-0 sampai 300) pada taraf kepercayaan 95%. Juga terlihat perbedaan
yang bermakna (p < 0,05) antara purata kadar plasma hewan uji yang dipengaruhi
oleh perlakuan (konsentrasi), sehingga perlakuan antar kelompok terbukti
memberi pengaruh signifikan terhadap perbedaan kadar glukosa darah pada menit
ke-0 sampai 300 dengan taraf kepercayaan 95%.
Kemampuan undur-undur darat dalam menurunkan kadar glukosa darah
dapat diperjelas dengan membandingkan nilai LDDK 3000− glukosa darah dari
masing-masing kelompok. LDDK 3000− merupakan besaran yang menggambarkan
jumlah glukosa darah yang diamati pada menit ke-0 sampai menit ke-300 pada
setiap kelompok perlakuan. Tabel XII berikut akan menunjukkan adanya
perbedaan antara kelompok kontrol negatif aquades, kontrol negatif CMC, kontrol
positif glibenklamida, perlakuan I, II, III, dan IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel XII. pengaruh praperlakuan undur-undur darat terhadap LDDK 3000− kadar glukosa darah tikus putih jantan dan prosentase perbedaan terhadap kontrol positif dan
kontrol negatif
Prosentase perbedaan terhadap
Kelompok perlakuan
N
Mean LDDK 3000− ±SE
(mg.menit/dl)
Kontrol
negatif
CMC
Kontrol
negatif
aquades
Kontrol
positif
glibenklamida
Kontrol negatif CMC 5 35872,58 ± 392,17997 - - 93,14
Kontrol negatif Aquades 5 43474,72 ± 3185,877 - - -
Kontrol positif glibenklamida 5 18573,37 ± 328,87961 -48,22 - -
Perlakuan I 5 34576,83 ± 1893,881 - -20,47 86,16
Perlakuan II 5 31365,45 ± 3075,361 - -27,85 68,87
Perlakuan III 5 34713,77 ± 1577,326 - -20,15 86,90
Perlakuan IV 5 34600,84 ± 2315,080 - -20,41 86,29
Keterangan:
Kontrol negatif : aquades
Kontrol negatif : CMC 1 %
Kontrol positif : glibenklamida dosis 0,45 mg/kgBB
Perlakuan I : undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 0,63 mg/ml
Perlakuan II : undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 1,26 mg/ml
Perlakuan III : undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 2,52 mg/ml
Perlakuan IV : undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 5,04 mg/ml
Pada tabel diatas menunjukkan adanya perbedaan antara semua kelompok
perlakuan bila dibandingkan dengan kontrol negatif aquades. Perbedaan kelompok
perlakuan I, II, III, IV dengan kontrol negatif aquades secara berturut-turut adalah
20,47%; 27,85%; 20,15%; dan 20,41%. Penurunan yang paling besar terlihat pada
kontrol positif dengan pemberian glibenklamida dibandingkan dengan kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
negatif CMC 1% yaitu sebesar 48,22%. Sedangkan pada kelompok perlakuan
penurunan paling besar terjadi pada perlakuan II dosis 6,3 mg/kgBB dengan
konsentrasi 1,26 mg/ml yaitu 27,85%.
Pada tabel XII diatas juga menunjukkan adanya perbedaan antara semua
kelompok bila dibandingkan dengan kontrol positif glibenklamida. Perbedaan
kelompok perlakuan I, II, III, IV dengan kontrol negatif aquades secara berturut-
turut adalah 86,16 %; 68,87 %; 86,90 %; dan 86,29 %. Perbedaan yang paling
besar terhadap kontrol positif glibenklamida terlihat pada kontrol negatif CMC
1% yaitu sebesar 93,14%. Sedangkan pada kelompok perlakuan perbedaan paling
kecil terhadap kontrol positif glibenklamida terjadi pada perlakuan II dosis 6,3
mg/kgBB dengan konsentrasi 1,26 mg/ml yaitu 68,87%.
Dari jabaran diatas maka dapat dilihat bahwa undur-undur darat yang
dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah adalah perlakuan II dengan diberi
undur-undur darat dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 1,26 mg/ml. Perlakuan
ini lebih baik dibandingkan perlakuan dengan undur-undur darat lainnya.
Gambaran mean LDDK pada tiap kelompok perlakuan dapat dilihat pada gambar
11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Gambar 11. Diagram LDDK 3000− ± SE glukosa darah masing-masing perlakuan
Keterangan:
Kontrol negatif : aquades
Kontrol negatif : CMC 1 %
Kontrol positif : glibenklamida dosis 0,45 mg/kgBB
Konsentrasi 1 : undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 0,63 mg/ml
Konsentrasi 2 : undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 1,26 mg/ml
Konsentrasi 3 : undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 2,52 mg/ml
Konsentrasi 4 : undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 5,04 mg/ml
Data LDDK 3000− dari tujuh kelompok perlakuan ini kemudian dianalisis
menggunakan uji Anova One Way untuk terlebih dahuju mengetahui homogenits
variansi data LDDK 3000− . Dari hasil uji tersebut menunjukkan bahwa variansi data
LDDK 3000− memang berbeda, sehingga uji Anova One Way tidak dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dilanjutkan. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar dapat diuji menggunakan uji
Anova One Way adalah data mempunyai distribusi normal, dan variansi data
sama. Data dalam percobaan ini memenuhi syarat distribusi normal tetapi tidak
memenuhi syarat variansi data sama, sehingga data percobaan ini tidak dianalisis
dengan uji Anova One Way tetapi menggunakan uji Kruskal-Wallis. Perbedaan
variansi data LDDK 3000− dapat dilihat pada tabel XIIIa yang menunjukkan bahwa
nilai p < 0,05 yaitu 0,007
Tabel XIIIa. Hasil analisis homogenitas variansi menggunakan uji Anova One Way
Levene Statistic df1 df2 Sig. 3.757 6 28 .007
Uji Kruskal-Wallis dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan
nilai LDDK 3000− yang bermakna dari kelompok-kelompok perlakuan. Berdasarkan
tabel XIIIb dapat diketahui bahwa ketujuh kelompok perlakuan memiliki rata-rata
nilai LDDK 3000− (purata) yang berbeda. Hal ini disebabkan nilai probabilitasnya
yaitu sebesar 0,007 atau p < 0,05
Tabel XIIIb. Test Mean LDDK 3000− ketujuh kelompok perlakuan dengan uji Kruskal-Wallis
LDDK Chi-Square 17.669
df 6 Asymp. Sig. .007
Setelah diketahui bahwa ada perbedaan LDDK 3000− yang signifikan di
antara ketujuh kelompok perlakuan, masalah yang timbul adalah kelompok
perlakuan mana yang berbeda dan tidak berbeda. Untuk itu analisis Kruskal-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Wallis ini dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk mengetahui pengaruh
peringkat konsentrasi undur-undur darat pada masing-masing kelompok. Hasil uji
dinyatakan berbeda bermakna antar kelompok perlakuan bila nilai p < 0,05. Hasil
ini secara ringkas dapat dilihat dalam tabel XIV.
Tabel XIV. Hasil uji Mann-Whitney LDDK 3000− glukosa darah tikus putih jantan terbebani glukosa
1 2 3 4 5 6 7
1 - * ** BB BB BTB BB
2 * - BB *** *** *** ***
3 ** BB - BB BB BB BB
4 BB *** BB - BTB BTB BTB
5 BB *** BB BTB - BTB BTB
6 BTB *** BB BTB BTB - BTB
7 BB *** BB BTB BTB BTB -
Keterangan:
1 = Kontrol Negatif Aquades
2 = Kontrol Negatif CMC
3 = Kontrol Positif Glibenklamida
4 = undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 0,63 mg/ml
5 = undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 1,26 mg/ml
6 = undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 2,52 mg/ml
7 = undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 5,04 mg/ml
BB = Berbeda Bermakna
BTB = Berbeda Tidak Bermakna
* = kontrol negatif aquades dan kontrol negatif CMC t idak berkaitan satu sama lain
** = kontrol positif glibenklamid tidak dilarutkan menggunakan aquades
*** = perlakuan undur-undur darat tidak dilarutkan dalam CMC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Hasil uji Mann-Whitney LDDK 3000− glukosa darah pada tabel XIV
menunjukkan perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif CMC 1% terhadap
kontrol positif glibenklamida. Kontrol positif glibenklamida tidak dibandingkan
dengan kontrol negatif aquades karena larutan glibenklamida dibuat dengan
pelarut CMC 1% bukan menggunakan pelarut aquades. Hal ini dilakukan karena
glibenklamid tidak larut dalam aquades.
Kelompok perlakuan undur-undur darat tidak dibandingkan dengan
kontrol negatif CMC 1% karena kelompok perlakuan tersebut tidak menggunakan
perlarut CMC 1% tetapi menggunakan pelarut aquades sehingga kelompok
perlakuan undur-undur darat hanya dibandingkan dengan kontrol negatif aquades.
Semua kelompok perlakuan menggunakan undur-undur darat
menunjukkan perbedaan yang bermakna bila dibandingkan dengan kontrol negatif
aquades kecuali perlakuan III dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 1,26 mg/ml.
Perlakuan III menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna dibandingkan dengan
kontrol negatif aquades, hal ini berarti bahwa perlakuan III (dosis 6,3 mg/kgBB
dengan konsentrasi 2,52 mg/ml) dapat menurunkan kadar glukosa darah tetapi
sangat lemah. Sedangkan kelompok perlakuan dengan undur-undur darat lainnya
dapat menurunkan kadar glukosa darah tetapi perlu dilihat juga bila dibandingkan
dengan kontrol positif glibenklamida.
Kelompok perlakuan undur-undur darat dibandingkan juga dengan kontrol
positif glibenklamida. Semua kelompok perlakuan undur-undur darat
menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan kontrol positif glibenklamida.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Hal ini menunjukkan bahwa undur-undur darat kecuali perlakuan III (dosis 6,3
mg/kgBB dengan konsentrasi 2,52 mg/ml) dapat menurunkan kadar glukosa darah
tetapi penurunan yang terjadi tidak sebaik glibenklamida. Dari semua perlakuan
dengan undur-undur darat, perlakuan yang memberikan penurunan terbesar adalah
perlakuan II dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 1,26 mg/ml. Hal ini dilihat
dari Gambar 11 yaitu diagram LDDK 3000− glukosa darah masing-masing
perlakuan, dimana perlakuan II mempunyai nilai purata LDDK 3000− yang terkecil
dibandingkan perlakuan dengan undur-undur darat lainnya. Perlu ditekankan juga
walaupun perlakuan II mempunyai kemampuan menurunkan kadar glukosa darah
yang lebih besar dibandingkan perlakuan dengan undur-undur darat lainnya, tetapi
kemampuan perlakuan II tidak sebaik yang dimiliki kontrol positif
glibenklamida.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa undur-undur darat dengan dosis 6,3
mg/kgBB dengan konsentrasi 0,63 mg/ml sampai dengan konsentrasi 5,04 mg/ml
memberikan penurunan kadar glukosa darah sebesar 20,15% sampai 27,85%
terhadap kontrol negatif aquades. Undur-undur darat dosis 6,3 mg/kgBB dengan
konsentrasi 0,63 mg/ml; 1,26 mg/ml; 5,04 mg/ml memberikan efek penurunan
kadar glukosa darah secara berbeda bermakna terhadap kontrol negatif aquades.
Undur-undur darat dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 0,63 mg/ml; 1,26
mg/ml; 5,04 mg/ml juga memberikan efek penurunan kadar glukosa darah secara
berbeda bermakna terhadap kontrol positif glibenklamida. Nilai purata kadar
glukosa darah yang didapatkan dari perlakuan dengan undur-undur darat (terdapat
dalam tabel XII) dipertimbangkan kembali. Purata kadar glukosa darah dari
perlakuan undur-undur darat lebih mendekati nilai kontrol negatif aquades. Hal ini
menunjukkan bahwa undur-undur darat terbukti memiliki potensi efek
hipoglikemik tetapi potensi yang dimiliki kecil dibandingkan dengan
glibenklamid.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efek hipoglikemik undur-
undur darat dalam jangka waktu yang lebih lama (pemberiannya bukan dosis
tunggal tetapi dosis berulang).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, 7, 9, 32, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta
Anonim, 1991, Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian
Klinik (Pedoman Pengujian dan Pengembangan Fitofarmaka), 233-240,
Balai Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam, Jakarta
Anonim, 2002, News and article, Error! Hyperlink reference not valid.. diakses
tanggal 28 September 2007
Anonim, 2008, Antlions: The good, the odd, the ugly, Error! Hyperlink reference
not valid.. diakses tanggal 20 Januari 2008
Armstrong, W.P., 2007, Antlions: Denizens Of The Sand, Error! Hyperlink
reference not valid.. diakses tanggal 20 Januari 2008
Cartailler, J.P., 2004, Insulin - from secretion to action, www.betacell.org/content/
articles/print.php?aid=1, diakses tanggal 30 April 2008
Crowley, Leonard V., 2001, An Introduction to Human Disease: Pathology and
Pathophysiology Corelations, 5 th Edition, 586, Jones and Bartlett
Publishers, Canada.
Dollery, S.C., 1999, Therapeutic Drugs, 2 nd Edition, Vol I, G 64-69, Churchill
Livingstone, London
Fatah, A.M., 1989, Spektroskopi, 45-46, Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta
Handoko, T., dan Suharto, B., 1995, Insulin, Glukagon dan Anti Diabetik Oral
dalam Ganiswarna, (Ed.), Farmakologi dan Terapi, Edisi 4, 462-473,
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Irawan,M.A., 2007, Glukosa dan Metabolisme Energi, http://www.pssplab.com/
journal/06.pdf, diakses tanggal 25 April 2008
Katzung, B.G., 2002, Farmakologi Dasar dan Klinik. diterjemahkan oleh Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Buku 2 Edisi 8,
699. Salemba Medika. Jakarta
Khopkar, 1990, Basic Concepts of Analytical Chemistry, diterjemahkan oleh
Saptoraharjo, 193, 204, UI Press, Jakarta
Lanywati, E., 2006, Diabetes Mellitus Penyakit Kencing Manis, 13-14, 30,
Kanisius. Yogyakarta
Mayes, P.A., 1990, Glukoneogenesis dan Pengendalian Kadar Glukosa Darah,
dalam Murray, R.K., Granner, D.K., Mayes, P.A., Rodwell, V.W., (Eds.),
Harper’s Biochemistry, diterjemahkan oleh Andry Hartono, Edisi 22, 227,
ECG, Jakarta
Merentek, E., 2006, Resistensi Insulin Pada Diabetes mellitus Tipe 2, Majalah
Cermin Dunia Kedokteran, No 150,38, 39, Jakarta
Mulja, H.M., Suharman, 1995, Analisis Instrumental, 1-59, 238 Airlangga
University Press, Surabaya
Nolte, M.S., and Karam, J.H., 2002, Hormon Pankreas dan Obat Anti Diabetes,
dalam Katzung, B.G., (Eds.), Farmakologi Dasar dan Klinik,
diterjemahkan oleh Bagian Farmakologi Fakultas edokteran Universitas
Airlangga, Buku 2, Edisi 8, 699, Salemba Medika, Jakarta
Subroto, Ahkam. M, 2006, Ramuan Herbal untuk Diabetes Melitus, 5-6, Penebar
Swadaya, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Swanson, Mark, 2007, Antlion Taxonomy, Error! Hyperlink reference not valid..
diakses tanggal 20 Januari 2008
Triptitt, C.L., Reasner, C.A., and Isley, W.L., 2005, Endocrinologic Disorders, in
DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., and
Posey, L.M., (Eds.), Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach,
6 th Edition, 1333-1363, McGraw-Hill Companies, USA
Widowati, L., Dzulkarnain, B., dan Sa’roni, 1997, Tanaman Obat untuk Diabetes
Mellitus, Cermin Dunia Kedokteran., 116, 53-60, Jakarta
Widyaningrum, Y., 2004, Efek Hepatoprotektif Kombinasi Jus Wortel ( Daucus
arota L.) dan Apel Hijau (Pyrus macus L.) pada Mencit Jantan Terinduksi
Parasetamol, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Wijayakusuma, Hembing., 2006, Bebas Diabetes Mellitus ala Hembing, 7-8, 15-
16, Puspa Swara, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Lampiran 1. Determinasi binatang undur-undur darat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lamp iran 2. Foto undur-undur darat
Foto undur-undur darat 1
Foto undur-undur darat 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 3. Foto air halusan undur-undur darat
Foto air halusan undur-undur darat 1
Foto air halusan undur-undur darat 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Lampiran 4. Foto hewan uji percobaan (tikus putih jantan)
Foto tikus putih jantan 1
Foto tikus putih jantan2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 5. Foto alat penelitian
Foto mortir dan stamper
Foto timbangan elektrik (Mettler Toledo AB240, Switzerland)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Foto sentrifuge (Hettich WBA SS, Germany)
Foto vortex (Janke-Kankel IKA®- Labortechnik)
Foto spektrofotometri visible (Optima ® SP300, Japan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 6. Preparasi bahan
a. Pembuatan larutan asam benzoat 0,1% b/v
Berat kertas = 0,4658 g
Berat kertas + asam benzoat = 0,5665 g
Berat kertas + sisa = 0,4660 g -
Berat asam benzoat = 0,1005 g
Sebanyak 0,1005 g serbuk asam benzoat p.a. dilarutkan dengan aquades panas
dalam labu takar 100,0 ml sampai tanda.
b. Pembuatan Larutan Stock Glukosa 10 mg/ml
Berat kertas = 0,4040 g
Berat kertas + glukosa monohidrat = 1,4051 g
Berat kertas + sisa = 0,4048 g -
Berat glukosa monohidrat = 1,0003 g
Glukosa Monohidrat sebanyak 1,0003 g dilarutkan dengan larutan asam
benzoat 0,1% p.a. b/v dalm labu takar 50 ml sampai tanda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
c. Natrium oksalat 2% b/v
Berat kertas = 0,4383 g
Berat kertas + sodium oksalat = 5,4819 g
Berat kertas + sisa = 0,4458 g -
Berat sodium oksalat = 5,0361 g
Natrium Oksalat sebanyak 5,0361 g dilatutkan dengan aquadest dalam labu
takar 250 ml sampai tanda.
d. Keseragaman bobot tablet
Berat rata-rata tablet glibenklamida = 201,79 mg. Berdasarkan
Anonim 1979 tablet dengan bobot 151mg - 300mg memiliki penyimpangan
rata-rata tablet pada kolom A = 7.5 % dan kolom B = 15%
Kolom A: 7,5% x 201,79 mg = 15,13 mg ± 201,79 mg. Berdasarkan
penimbangan dua puluh tablet, tidak ada tablet yang menyimpang dari range
186,66 mg – 216,92 mg. Kolom B: 15% x 201,79 mg = 30,2685 mg ± 201,79
mg. Berdasarkan penimbangan dua puluh tablet, tidak ada tablet yang
menyimpang dari range 171, 5215 mg - 232,0585 mg. Ini berarti bahwa semua
tablet memenuhi keseragaman bobot tablet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
e. Pembuatan larutan glibenklamida 0,1125mg/ml
Berat rata-rata tablet glibenklamida = 201,79 mg
Tiap tablet mengandung 5 mg zat aktif glibenklamida sehingga serbuk yang
harus ditimbang untuk mendapatkan 25 mg zat aktif adalah
= (25 mg : 5 mg ) x 201,79 mg = 1,008975 g
Sejumlah 1,008975 g dilarutkan dalam labu ukur 10 ml sebagai larutan induk
dengan konsentrasi 0,25%. Untuk mendapatkan larutan glibenklamida dengan
konsentrasi 0,1125 mg/ml dengan volume 10 ml, maka
C1 . V1 = C2 . V2
25 mg/10ml . x = 0,1125 mg/ml . 10 ml
x = 0,45 ml
Sebanyak 0,45 ml larutan induk dilarutkan dalam labu ukur 10 ml dengan
aquades hingga tanda.
f. Perhitungan Volume Penyuntikan
• Glibenklamida
D : 0,45 mg/kgBB
C : 0,1125 mg/ml
BB : 188,3 g
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
V = (D x BB) = 0,45 mg/kgBB x 188,3 g = 0,75 ml
C 0,1125 mg/ml
• Air halusan undur-undur darat dosis 0,0063 g/kgBB
D : 0,0063 g/kgBB
C : 0,0315 g/25ml
BB : 200 g
V = C
BBD )( ×=
mlgkgkgBBg
25/0315,0200,0/0063,0 ×
= 1,0 ml
• Glukosa
D : 1,75 g/kgBB
C : 15 g/100ml
BB : 178,7 g
V = C
BBD )( ×=
mlgkgkgBBg
100/157,178/75,1 ×
= 2,085 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
g. Perhitungan LDDK0-300
Menit 0 15 30 45 60 90 120 180 240 300
Resapan 0,389 0,416 0,475 0,425 0,430 0,333 0,395 0,386 0,323 0,352
Kadar 119,54 127,84 145,97 130,60 132,14 102,33 121,38 118,62 99,26 108,17
Standar glukosa 100.18 mg/dl = 0,326
Kadar glukosa menit 0 = (0,389: 0,326) x 100.18 mg/dl = 119,54 mg/dl
LDDK 0-300 = 54,119(2
015×
−+127,84) + 84,127(
21530
×−
+145,97) +
97,145(2
3045×
−+130,60) + 60,130(
24560
×−
+132,14) +
14,132(2
6090×
−+102,33) + 33,102(
290120
×−
+121,38) +
38,121(2
120180×
−+118,62) + 62,118(
2180240
×−
+99,26)
+ 26,99(2
240300×
−+108,17) = 34785,66 mg.menit /dl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 7. Data kadar glukosa darah (mg/dl) pada tiap perlakuan dan waktu
sampling.
Kontrol Negatif Aquadest 0 15 30 45 60 90 12
0
18
0
24
0
30
0
LD
DK
1 15
4,3
22
6
19
9,0
63
2
25
5,7
99
4
25
6,4
47
8
21
6,2
46
1
18
0,9
07
6
18
4,4
73
9
15
3,3
50
0
14
3,2
99
5
15
5,6
19
4
5288
8,71
80
2 13
8,1
12
2
18
8,0
40
1
22
9,2
14
4
19
4,8
48
5
16
1,1
30
9
14
4,2
72
2
13
9,7
33
3
12
7,4
13
4
11
4,1
20
9
10
8,6
09
4
4220
9,33
54
3 98,
88
32
12
4,8
19
7
14
8,1
62
7
15
3,6
74
2
15
3,9
98
4
98,
88
32
10
4,3
94
7
73,
27
08
12
2,5
50
3
11
6,7
14
6
3352
1,39
51
4 13
8,4
36
4
14
0,7
05
9
19
6,4
69
5
20
8,7
89
4
20
6,8
44
1
14
4,2
72
2
16
4,0
48
8
15
7,5
64
7
13
2,9
24
9
12
7,0
89
2
4683
4,15
00
5 11
3,1
48
3
17
6,0
44
5
17
8,9
62
3
19
8,0
90
6
17
4,7
47
6
14
6,5
41
6
14
4,2
72
2
12
1,5
77
7
11
5,7
41
9
12
3,8
47
1
4191
9,98
06
−X
12
8,5
80
5
16
5,7
34
7
20
1,7
21
7
20
2,3
70
1
18
2,5
93
4
14
2,9
75
3
14
7,3
84
6
12
6,6
35
3
12
5,7
27
5
12
6,3
75
9
4347
4,71
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Kontrol Negatif CMC
0 15 30 45 60 90 120 180 240 300 LDDK
1 119,5399 127,8371 145,9678 130,6028 132,1393 102,3311 121,3837 118,6180 99,2581 108,1698 34785,6612
2 127,8371 167,7861 169,9372 142,2802 131,8320 118,3107 127,2225 104,4822 103,8676 104,1749 36025,6192
3 118,6180 176,0833 169,0153 130,6028 131,5247 102,9457 96,4924 124,1494 122,3056 124,4567 36935,9972
4 113,7012 150,2700 172,3956 141,6656 98,0289 120,7691 128,1444 107,2479 114,9304 122,3056 36412,8179
5 133,6758 179,4636 163,4839 146,8897 152,1138 118,9253 94,3413 101,1019 104,1749 110,0136 35202,8218
−X
122,6744 160,2880 164,1600 138,4082 129,1277 112,6564 113,5168 111,1199 108,9073 113,8241 35872,5835
Kontrol Positif Glibenklamida
0 15 30 45 60 90 120 180 240 300 LDDK
1 100,8061 141,8173 133,6777 93,6057 54,7859 39,7589 36,3153 53,5337 55,0990 50,7161 18391,6392
2 115,8331 130,8601 138,6867 106,7543 76,0742 62,9256 66,3693 44,1418 38,8198 44,7679 19420,0495
3 98,6147 122,4074 121,4683 102,3714 90,1620 42,8896 24,4189 36,6283 48,8378 75,7611 17748,2958
4 86,0922 125,2250 132,1124 112,7025 69,4999 34,1238 30,6801 50,7161 49,4639 62,6125 18053,5317
5 93,6057 116,4593 120,8421 113,6417 77,3264 49,1508 46,0202 62,2994 42,5765 56,9774 19253,3438
−X
98,9904 127,3538 129,3574 105,8151 73,5697 45,7697 40,7607 49,4639 46,9594 58,1670 18573,3720
Perlakuan 1
0 15 30 45 60 90 120 180 240 300 LDDK
1 139,8006 171,5735 143,9311 144,8843 135,3524 126,4560 128,3624 139,4829 123,5965 123,5965 40062,4126
2 128,0447 126,1383 119,7837 129,6333 128,9979 102,6264 91,8236 98,1782 73,0776 63,5457 28888,6883
3 82,9272 133,4461 156,0048 131,8574 104,5327 128,3624 102,3086 102,3086 96,9073 88,3286 32351,1369
4 128,6801 147,1084 153,1452 146,7907 136,3056 130,2688 115,6532 103,8973 101,6732 92,4591 34958,1009
5 127,4092 160,4530 140,4361 137,2588 108,6632 115,6532 142,3425 98,8136 101,0377 159,4998 36623,7937
−X
121,3724 147,7438 142,6602 138,0849 122,7704 120,6734 116,0981 108,5361 99,2584 105,4859 34576,8265
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Perlakuan 2
0 15 30 45 60 90 120 180 240 300 LDDK
1 131,5244 114,9108 121,1409 105,2195 97,6049 81,6836 80,2991 71,6462 85,4909 68,8773 25860,1196
2 133,2550 168,2128 162,6749 143,6385 130,8322 137,4084 98,2972 113,1802 110,4113 118,3720 36573,3010
3 75,4535 132,9089 94,4899 88,2598 57,4554 69,5695 54,5714 66,8005 75,7996 84,7986 22101,2907
4 130,4860 173,7507 191,4026 155,4065 152,6375 125,2943 85,4909 100,7200 110,0652 112,1419 35838,6680
5 124,2559 146,0613 143,9846 124,9482 143,9846 128,0632 119,4103 100,7200 119,4103 121,1409 36453,8907
−X
118,9950 147,1689 142,7386 123,4945 116,5029 108,4038 87,0138 90,6134 100,2354 101,0661 31365,4540
Perlakuan 3
0 15 30 45 60 90 120 180 240 300 LDDK
1 112,4316 160,9512 130,1664 112,0970 209,8054 113,4355 95,7007 113,7701 107,4124 102,7277 35674,4551
2 103,7316 128,1587 138,5318 97,7086 132,8433 118,4548 109,4201 123,4740 121,8009 107,0777 35639,3203
3 119,1240 172,3282 161,6205 128,8279 142,2126 110,7585 131,5049 114,4393 120,7971 125,1471 38143,9355
4 95,7007 132,5087 149,9088 118,1201 108,0816 98,0431 106,4085 80,6429 72,2775 89,0084 28732,8060
5 107,4124 151,2473 135,1856 138,1972 137,1934 105,4047 117,1163 115,7778 105,4047 113,7701 35378,3183
−X
107,6701 149,0388 143,0826 118,9901 146,0273 109,2193 112,0301 109,6208 105,5385 107,5462 34713,7670
Perlakuan 4
0 15 30 45 60 90 120 180 240 300 LDDK
1 101,3073 133,9018 133,9018 120,1005 101,3073 101,0136 101,6009 99,2518 109,2357 108,0611 32211,3131
2 85,7441 138,8938 144,7666 94,7836 96,3253 92,2043 88,3869 84,5696 87,2124 92,2043 28348,4222
3 93,9662 140,9493 98,9026 112,4658 98,6645 106,5929 407,4738 117,1640 109,2357 112,1721 33162,7207
4 123,9179 126,2671 138,0128 135,9573 155,6315 142,1238 145,6476 146,2349 135,3700 122,4497 41822,2915
5 106,5929 185,5832 151,5205 141,5366 142,1238 124,7988 117,9259 118,6323 109,8230 115,9895 37459,4711
−X
102,3057 145,1190 133,0209 121,5687 118,8085 113,3467 112,4070 113,1705 110,1753 110,1753 34600,8437
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 8. Hasil uji distribusi data dengan Tes Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
LDDK N 35
Mean 33311.0804 Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 8236.35479
Absolute .171 Positive .107
Most Extreme Differences
Negative -.171 Kolmogorov-Smirnov Z 1.012 Asymp. Sig. (2-tailed) .257 a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 9. Hasil uji GLM Repeated Measure kadar glukosa darah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 10. Hasil uji Kruskal Wallis
Kruskal-Wallis Test Ranks
Perlakuan N Mean Rank LDDK Kontrol Negatif Aquadest 5 29.60 Kontrol Negatif CMC 5 20.80 Kontrol Positif
Glibenklamid 5 3.00
Volume 1 5 18.80 Volume 2 5 16.60 Volume 3 5 19.00 Volume 4 5 18.20 Total 35
Test Statistics(a,b)
LDDK Chi-Square 17.669 df 6 Asymp. Sig. .007 a Kruskal Wallis Test b Grouping Variable: Perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 11. Hasil uji Mann Whitney ampiran 11. Hasil uji Mann Whitney
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 12. Hasil uji Anova One Way
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 13. Leaflet GOD-PAP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Andy Francisca Irawan lahir dari pasangan
Benny Irawan Liong dan Yulita Megasari di kota Semarang, provinsi
Jawa Tengah, sebagai anak bungsu dari dua bersaudara. Penulis
menyelesaikan TK di TK Maria Purworejo pada tahun 1990-1992,
SD Maria Purworejo pada tahun 1992-1998, SMP Bruderan
Purworejo pada tahun 1998-2001, dan SMU Stella Duce 1
Yogyakarta pada tahun 2001-2004. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Perguruan
Tinggi di Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2004. Selama menempuh
pendidikan di Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta, penulis menjadi BEMF (Badan
Eksekutif Mahasiswa Farmasi) 2006-2007 dalam divisi Pengabdian Masyarakat. Penulis juga
aktif menjadi panitia beberapa kegiatan seperti PIMFI (Pekan Ilmiah Mahasiswa Farmasi
Indonesia ) 2005, TITRASI (Tiga Hari Temu Akrab Farmasi) 2005, TITRASI 2006,
Penyuluhan Self Medication dan Sunatan Masal “Ibu Aktif, Anak Sehat” yang bekerja sama
dengan Gerakan Jogja Bangkit. Penulis juga magang di Rumah Sakit BETHESDA Jogjakarta
sebagai mahasiswa Farmasi Sanata Dharma selama beberapa bulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI