pola kerja sama bank danamon syariah dan...

107
POLA KERJA SAMA BANK DANAMON SYARIAH DAN MASYARAKAT MANDIRI DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DALAM PENGELOLAAN QARDHUL HASAN Di Ajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) Oleh : Abdul Malik NIM : 204046102875 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429/ 2008 M

Upload: others

Post on 29-Jan-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

POLA KERJA SAMA BANK DANAMON SYARIAH DAN

MASYARAKAT MANDIRI DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

DALAM PENGELOLAAN QARDHUL HASAN

Di Ajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh :

Abdul Malik

NIM : 204046102875

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429/ 2008 M

POLA KERJA SAMA BANK DANAMON SYARIAH DAN MASYARAKAT

MANDIRI DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DALAM PENGELOLAAN

QARDHUL HASAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh :

Abdul Malik

NIM: 204046102875

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag Dr. H. Umar Alhaddad, MA

NIP: 150 289 678 NIP: 150 264 892

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/ 2008 M

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Uinversitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 17 November 2008

Abdul Malik

KATA PENGANTAR

��� ا���� ا����� ا������

Alhamdulillah, segala puji dan kebesaran-Nya hanya milik Allah SWT,

dengan limpahan nikmat-Nya segala amal shalih menjadi sempurna, segala tindakkan

menjadi mudah. Penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini jika bukan karena

izin Allah SWT. Atas izin dan petunjuk Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan

riset yang sangat sederhana ini dengan baik sebagai syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Ekonomi Islam dengan judul POLA KERJA SAMA BANK DANAMON

SYARIAH DAN MASYARAKAT MANDIRI DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

DALAM PENGELOLAAN QARDHUL HASAN.

Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan secara terus menerus kepada

baginda Muhammad SAW, berkat perjuangan dan kesabaran beliau kita dapat

merasakan cahaya kebenaran, wawasan pengetahuan hingga menjadi manusia yang

penuh dengan peradaban.

Menyadari bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis tidak berdiri

sendiri dan begitu banyak pihak-pihak yang telah memberikan kesempatan,

bimbingan, dukungan serta bantuan baik moril mau pun materi kepada penulis. Sudah

menjadi keharusan penulis hanturkan ucapan terima kasih yang paling dalam kepada

pihak-pihak dan institusi yang berjasa yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Summa, SH, MA, MM, Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag dan Bapak Ah Azharuddin Latif, M.Ag, Kepala

Jurusan dan Sekretaris Jurusan Muamalah

3. Bapak Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA, Koordinator Teknis Non Reguler

4. Bapak Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag sekretaris Program Non Reguler sekaligus

Dosen Pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini, penulis ucapkan

terima kasih atas bimbingan, petunjuk dan kesabaran pada penulis untuk

penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Dr. H. Umar Alhaddad, MA, Dosen Pembimbing penulis dalam proses

penyelesaian riset skripsi. Tiada yang dapat penulis ucapkan selain terima kasih

yang sangat dalam atas arahan, bimbingan, kesabaran serta kekeluargaan bapak

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Abu Thamrin, SH, M.Hum, dosen pembimbing akademik. Penulis

hanturkan terima kasih yang tak terhingga atas bimbingan, arahan, kesabaran

dan perhatian yang tulus kepada penulis selama menempuh pendidikan di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Ibu Indah Kusumaningrum dan Bapak Indra Pratomo Pihak dari Bank Danamon

Syariah yang telah dengan senang hati memberikan izin, kesempatan kepada

penulis untuk dapat meneliti di Institusi tersebut dan pihak-pihak Bank

Danamon Syariah secara umumnya yang tak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

8. Pihak Lembaga Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa Republika terutama

kepada Ibu Wazi’ah dan Bapak Rano Karno yang telah senang hati memberikan

izin, waktu, dan kesempatan untuk memberikan data-data dan pengetahuan serta

wawancara di lembaga tersebut.

9. Ayahanda Marlis Ilyas, Alm, penulis tak dapat membalas jasa dan bimbingan

ayahanda selama ini, hanya dengan doa dan amal yang sholih anak ayahanda

sembahkan semoga Ayahanda diberikan kenikmatan dan ridho-Nya.

10. Ibunda tercinta Marhayani, tiada yang dapat penulis berikan kepada ibunda

tercinta hanya doa dan usaha yang tiada henti agar ibunda dapat bahagia baik

dunia maupun akhirat

11. Kakak-kakak ku yang terbaik Uda Akhyar, Uni Mardiah, Uni Peni Salfita, SE

dan Uni Mimi yang selalu memberikan dukungan, materi dan motivasi penuh

dengan segala kesabaran mereka mendidik membimbing dan mendukung

penulis dalam proses pendidikan.

12. Untuk adik-adik ku yang setia menemani dan memberikan dukungan baik moril

maupun materi Mailiswarti, S.Kom, Abdul Azis, SH, Lidia Novita, dan bungsu

manja Muhammad Arif terima kasih yang tulus kakak mu persembahkan.

13. Keluarga Besar Bapak Drs. Nurul Habibburrahmanuddin, M.Ag dan Istri Dr.

Nurul Hikmah, M.Ag beserta anak Ibad, Zawa, tiada yang dapat diberikan

selain ucapan terima kasih yang dalam atas dukungan, motivasi dan bantuan

materi yang selama ini diberikan.

14. Sahabat, teman-teman penulis yakni Haris Rahman, S.Kom, Ustadz M.Taufik,

S.So.I, Sobat (Rossi46), Didi Pujihadi, Hari Ndut, Fajar, Choha, Nuzda, Maja

serta teman-teman kelas PS A angkatan 2004 atas kebersamaan kalian yang tak

dapat penulis sebutkan satu persatu dan semua pihak yang telah memberikan

dukungan dan bantuan yang tulus dan ikhlas baik moril maupun material.

Tiada dapat penulis membalas jasa-jasa pihak-pihak yang telah

membantu kecuali untaian doa dan ketulusan hati semoga Allah SWT

memberikan balasan kebaikan tersebut dengan pahala dan kebajikan yang

berlipat ganda serta keberkahan hidup baik di dunia maupun di akhirat.

Semoga karya ilmiah yang sederhana ini dapat bermanfaat adanya

khususnya bagi penulis dan dapat memberikan sumbangan karya untuk

perkembangan dunia perbankan syariah dan lembaga-lembaga keuangan syariah

lainnya.

Amin..

Jakarta, November 2008 M

Dzulqa’dah 1429 H

Penulis,

(Abdul Malik)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................i

KATA PENGANTAR..........................................................................................ii

DAFTAR ISI ..........................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...............................................................1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................................5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.....................................................5

D. Review Studi Terdahulu...............................................................6

E. Metode Penelitian .......................................................................7

F. Sistematika Penulisan...................................................................10

BAB II LANDASAN TEORI QARDHUL HASAN

A. Teori Qardhul Hasan

1. Pengertian Qardhul Hasan ..................................................11

2. Landasan Hukum dan Ketentuan Qardhul Hasan ................12

3. Teknis Perbankan ................................................................17

B. Konsep Perbankan Syariah dan Operasionalnya

1. Pengertian Bank Syariah......................................................24

2. Tujuan Bank Syariah ...........................................................25

3. Dasar Hukum Bank Syariah.................................................26

4. Sistem Operasional Perbankan Syariah................................27

5. Produk-Produk dan Jasa Bank Syariah.................................28

BAB III Profil Bank Danamon Syariah dan Masyarakat Mandiri

Dompet Dhuafa Republika

A. Profil Bank Banamon Syariah

1. Sejarah Berdirinya.....................................................................35

2. Visi dan Misi.............................................................................39

3. Struktur Organisasi....................................................................40

4. Produk-produk ..........................................................................41

B. Profil Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa Republika

1. Sejarah Berdirinya.....................................................................64

2. Visi dan Misi.............................................................................66

3. Struktur Organisasi....................................................................67

4. Program-Program......................................................................68

BAB IV Pola Kerja Sama Bank Danamon Syariah dan

Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa dalam Pengelolaan

Qardhul Hasan

A. Strategi Pengelolaan Qardhul Hasan di Bank Danamon Syariah

dan MM Dompet Dhuafa .............................................................72

B. Pola Kerja Sama Bank Danamon Syariah dengan MM Dompet

Dhuafa dalam Pengelolaan Qardhul Hasan ..................................84

C. Analisis Aplikasi Strategi Pengelolaan Qardhul Hasan dan Pola

Kerja Sama Bank Danamon Syariah dan MM Dompet Dhuafa.....88

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................91

B. Saran............................................................................................93

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................95

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB l

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama yang universal, telah diakui dan dijamin oleh Allah

SWT. Ini berarti segala aturan dan hukum yang digariskan Islam telah dijamin

sempurna. Islam mampu menjamin tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan

hidup manusia dalam segala bidang, tidak hanya mencakup ibadah saja, tetapi

juga termasuk kesejahteraan ekonomi.

Perekonomian merupakan tulang punggung kehidupan masyarakat, karena

itulah Islam sangat melarang segala sesuatu yang dapat merusak kehidupan

perekonomian bangsa, seperti riba (pembungaan uang) pada pinjaman. al-Qur’an

dan As Sunnah, dua sumber pokok hukum Islam melarang keras adanya bunga

karena kedzolimannya.1

Sejak mulai krisis tahun 1999, angka kemiskinan meningkat menjadi

37,17 juta jiwa (BPS, 2007). Angka ini mendekati angka kemiskinan pada tahun

1978 dan 1980 yang artinya perekonomian Indonesia mengalami kemunduran

lebih dari 23 tahun. Tidak hanya kemiskinan yang menjadi beban bagi masyarakat

1M.A. Mannan, Ekonomi Islam: Teori dan Praktek Dasar-Dasar Ekonomi Islam, Penerjemah

Muhammad Nastagin, Jakarta, PT. Inter Masa, 1992, Cet. Pertama, h. 164.

Indonesia, kenaikan harga barang dan laju inflasi membuat beban hidup rakyat

terasa semakin berat dan menderita.2

Sesungguhnya persoalan kemiskinan hingga hari ini tetap menjadi

problematika mendasar yang dihadapi bangsa Indonesia. Beberapa indikator

kesejahteraan masyarakat memperlihatkan bahwa tingkat kesejahteraan menurun

sangat tajam.

Salah satu cara untuk mengatasi kemiskinan diri sendiri adalah mengambil

langkah berani mulai berusaha dan hal itu dilakukan secara terus-menerus

(berkesinambungan). Jika mengalami kegagalan, maka hendaknya mencobanya

kembali.

Pada pokoknya, keperluan akan pinjaman timbul karena kebutuhan

seseorang akan dana (modal). Syarat kehidupan yang semakin lama semakin

rumit menjadikan individu-individu dalam masyarakat cenderung saling

membutuhkan dan saling membantu dengan cara tertentu dalam mengatasi

masalah-masalah mereka dan salah satu jenis bantuan adalah pinjaman.

Kaitan antara bank dengan uang dalam suatu unit bisnis adalah penting,

namun di dalam pelaksanaannya harus menghilangkan adanya ketidakadilan,

ketidakjujuran dan “penghisapan” dari satu pihak ke pihak lain (bank dengan

nasabahnya). Kedudukan bank syariah dalam hubungan dengan para nasabah

2Republika Online, 11 Februari 2008

adalah sebagai mitra investor dan pedagang, sedangkan dalam hal bank pada

umumnyan hubungannya adalah sebagai kreditur atau debitur.3

Terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh bank syariah.

Pertama, harus dipahami bahwa kondisi perekonomian Indonesia adalah ekonomi

kerakyatan. Oleh karena itu, sudah saatnya perbankan syariah mulai melirik untuk

menjalin kerja sama dengan UKM (Usaha Kecil Menengah) yang berada di

tengah-tengah masyarakat.

Penilaian pembiayaan didasarkan semata-mata hanya pada business wise

sehingga bank hanya terdorong untuk meminjamkan dana hanya kepada

pengusaha skala besar yang memiliki cukup jaminan.4 Kredit yang dilakukan oleh

Bank Konvensional melalui pemberian pinjaman uang kepada nasabah peminjam

mewajibkan pihak peminjam (nasabah) untuk melunasi pinjamannya setelah

jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga sebagai balas jasa.

Pada bank syariah, penilaian kelayakan pembiayaan selain didasarkan

pada business wise, juga didasarkan pada pertimbangan syariah wise artinya

bisnis tersebut layak dibiayai dari segi usahanya dan acceptable dari segi

syariahnya.

Sistem transaksi berbasis bunga menghalangi inovasi usaha kecil. Adanya

larangan bunga dan banyaknya dampak negatif bunga yang terjadi pada

3Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta, UPP AMP YKPN, 2005,

h. 15

4 Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek, cet.III,

Jakarta, Alvabet, 2000, h. 115

pengusaha kecil dan menengah serta sulitnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan

Koperasi (UMKMK) untuk berkembang selain itu harus adanya jaminan bagi

pelaku usaha untuk mengajukan pembiayaan membuat usaha mikro kecil dan

menengah terkendala untuk meningkatkan pendapatan mereka.

Bank syariah yang berorientasi bisnis pada sektor riil hendaknya mampu

memberikan solusi bagi pelaku UMKMK yang terkendala finansial dan tidak

memiliki jaminan pembiayaan. Untuk itu, Bank Syariah memiliki salah satu

produk sebagai jawaban bagi pelaku usaha UMKM yaitu produk Qardhul Hasan.

Agar pemberdayaan ekonomi masyarakat terutama usaha kecil dan

menengah dapat disentuh secara tepat sasaram maka Bank Danamon Syariah

bekerja sama pada lembaga nirlaba Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa untuk

penyaluran dana Qardhul Hasan tersebut, dengan harapan binaan masyarakat

mandiri dapat menjadi kantong-kantong bisnis bank syariah.

Dengan melihat keterangan dan uraian diatas, maka penulis merasa

tertarik untuk meneliti dan mengkaji, apakah Bank Danamon Syariah sebagai unit

usaha syariah dari Bank Danamon sudah melakukan strategi penghimpunan,

pengelolaan dan penyaluran qardhul hasan dengan tepat guna dengan Masyarakat

Mandiri Dompet Dhuafa. Untuk mendapatkan jawaban tersebut penulis tertarik

untuk melakukan penelitian langsung pada Bank Danamon Syariah dan

Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa Republika. Adapun judul yang diajukan

penulis dalam skripsi ini yaitu

“POLA KERJA SAMA BANK DANAMON SYARIAH DAN

MASYARAKAT MANDIRI DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DALAM

PENGELOLAAN QARDHUL HASAN”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas maka sesuai judul

skripsi tersebut di atas penulis membatasi masalah pada Pola Kerja Sama Bank

Danamon Syariah dan MM Dompet Dhuafa dalam penghimpunan, pengelolaan

dan penyaluran qardhul hasan. Dari pembatasan masalah tersebut, maka dapat

dirumuskan bahwa pokok-pokok permasalahan yang dibahas adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana Pola Kerja Sama Bank Danamon Syariah dengan Masyarakat

Mandiri Dompet Dhuafa dalam pengelolaan Qardhul Hasan?

2. Strategi Apa Yang Digunakan Bank Danamon Syariah dan MM Dompet

Dhuafa dalam pengelolaan Qardhul Hasan?

3. Bagaimana Analisis Aplikasi Strategi dan Pola Kerja Sama Bank Danamon

Syariah dengan MM Dompet Dhuafa Republika dalam pengelolaan Qardhul

Hasan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dan manfaat penelitian yang hendak dicapai penulis dengan

melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui strategi pengelolaan qardhul hasan pada Bank

Danamon Syariah dengan MM Dompet Dhuafa

b. Untuk mengetahui Pola Kerja Sama Bank Danamon Syariah dengan

MM Dompet Dhuafa dalam Pengelolaan Qardhul Hasan

c. Memberi informasi kepada pelaku usaha mikro kecil menengah dan

koperasi (UMKMK) dalam membantu permodalan.

2. Manfaat Penelitian

a. Menambah wawasan pengetahuan penulis khususnya mengenai

qardhul hasan

b. Dapat membantu masyarakat usaha kecil menengah untuk

meningkatkan pendapatan laba mereka yang bebas dari riba.

c. Sebagai wadah masyarakat untuk menyalurkan dana zakat infak dan

sadaqahnya.

D. Review Studi Terdahulu

Berdasarkan review studi terdahulu yang sudah dilakukan beberapa

sumber kepustakaan dalam penelitian ini di antaranya:

1. Peran dan Aplikasi Qardhul Hasan Sebagai Produk Penyalur Dana Bank

Syariah (studi kasus bank BNI Syariah), oleh Lilis Syarifah,.2004, pokok

bahasan skripsi ini adalah peran qardhul hasan sebagai penyedia dana

bagi usaha mikro kecil dan menengah dan penyaluran untuk usaha-usaha

mikro.

2. Teori Al-Qardhul Hasan dan Aplikasinya pada Baitul Maal Wat Tamwil

(studi kasus pada BMT Al-Munawwarah, Pamulang-Banten), oleh Siti

Sa’diyah, 2004. Dalam pembahasan penelitian ini, tertuju pada konsep

qardhul hasan diaplikasikan untuk usaha kecil dan menengah melalui

lembaga keuangan yang mendukung kegiatan ekonomi kecil dengan

harapan kebutuhan pembiayaan kalangan bawah akan terpenuhi terutama

masyarakat pedesaaan yang membutuhkan pembiayaan.

Pokok bahasan yang akan diteliti penulis akan difokuskan pada pola kerja

sama Bank Danamon Syariah dan Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa Republika

dalam pengelolaan Qardhul Hasan, strategi pengelolaan Qardhul Hasan dan

analisis aplikasi qardhul hasan di lembaga-lembaga tersebut.

E. Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini di Bank Danamon Syariah Pusat Gedung

Graha Surya Internusa Lantai 3 Jl.HR. Rasuna Said Kav. X-0 Kuningan,

Jakarta 12950. Telp. 021-255 17000, Fax 021 252 4443. Website:

www.danamon.co.id, dan Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa Republika Jl.

Raya Parung –Bogor Km 45 Parung Hijau I Kav 30 Kec: Kemang Parung

Bogor. 16310. Telp. 0251 - 618103 Fax. 0251 - 602070 E-Mail:

[email protected]

2. Sumber Data

a. Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber data

dari hasil penelitian lapangan. Untuk dapat memperoleh data primer

ini, penulis secara langsung mengadakan wawancara dengan pimpinan

atau staff Bank Danamon Syariah yang mempunyai hubungan

langsung dengan permasalahan yang diangkat. Responden Bank

Danamon Syariah adalah Kepala Komunikasi dan Marketing Ibu

Indah Kusumaningrum dan Bapak Indra Pratomo serta Bapak Rano

Karno sebagai Koordinator Program Rural di Masyarakat Mandiri

Dompet Dhuafa Republika

b. Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi yang

ada hubungannya dengan materi skripsi ini. Dalam penelitian ini

penulis melakukan studi kepustakaan (Library Research), yaitu

dengan mempelajari buku kepustakan, laporan-laporan perkembangan

masyarakat mandiri, literatur, buletin, majalah serta materi kuliah yang

berkaitan erat dengan pembahasan masalah ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara, berupa tanya jawab dengan pihak atau staff Bank

Danamon Syariah dan Masyarakat Mandiri sebagai sumber data.

b. Dokumenter, berupa data-data yang diperoleh melalui studi

dokumenter.

4. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah Pendekatan Kualitatif

Deskriptif-Analitis5, yaitu untuk memberikan pemecahan masalah dengan

mengumpulkan data lapangan, menyusun atau mengklasifikasikan,

menganalisis data, dan menjelaskan gambaran mengenai Pola Kerja Sama

Bank Danamon Syariah dengan MM Dompet Dhuafa dalam pengelolaan

Qardhul Hasan. Tujuan penelitian deskriptif ini bertujuan untuk

mengambarkan dan menganalisa secara mendalam mengenai Pola Kerja

Sama Bank Danamon Syariah dengan MM Dompet Dhuafa dalam

pengelolaan qardhul hasan.6

5. Teknik Penulisan

Teknik penulisan skripsi ini berpedoman kepada buku: “Pedoman

Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007.” Dengan pengecualian ayat-ayat

al-Qur’an dan terjemahan yang dikeluarkan oleh Departemen Agama. al-

Qur’an tidak memakai catatan kaki, akan tetapi cukup dibuatkan di akhir

kutipan (dalam kurung) nama atau nomor surat dan ayat serta dibuatkan

terjemahannya.

5 Winarmo Suracmad, Dasar dan Tehnik Research, Bandung, CV. Tarsito, 1972, ed v, h. 131

6 Sukarsimi Arikanto, Mengenai Penelitian, cet.V, Jakarta, PT Rineka Cipta, 1993, h. 309

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan ini oleh penulis akan dibagi menjadi lima

bab pembahasan, yaitu:

Bab I Pendahuluan yang meliputi: Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan

Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Review Studi

Terdahulu, Metode Penelitian, serta Sistematika Penulisan.

Bab II Landasan Teori Tentang Qardhul Hasan yang meliputi Pengertian,

Landasan Hukum, Rukun dan Syarat, Keunggulan dan Keistimewaan.

Bab III Profil Bank Danamon Syariah dan Masyarakat Mandiri Dompet

Dhuafa yang meliputi: Sejarah Pendirian, Visi dan Misi, Struktur

Organisasi, Produk-Produk dan Layanan.

Bab IV Pola Kerja Sama Bank Danamon Syariah Dengan Masyarakat

Mandiri Dompet Dhuafa Dalam Penghimpunan Pengelolaan Dan

Penyaluran Qardhul Hasan yang meliputi: Strategi Pengelolaan Qardhul

Hasan di Bank Danamon Syariah dengan MM Dompet Dhuafa, Pola

Kerja Sama Bank Danamon Syariah Dengan MM Dompet Dhuafa,

Analisis Aplikasi Strategi dan Pola Kerja Sama Danamon Syariah dan

Masyarakat Mandiri

Bab V Penutup yang meliputi: Kesimpulan dari Hasil Penelitian serta Saran dari

penulis mengenai hal-hal yang telah dibahas dalam permasalahan tersebut.

BAB II

LANDASAN TEORI QARDHUL HASAN

A. Teori Qardhul Hasan

1. Pengertian Qardhul Hasan

Secara etimologi qardh adalah memotong atau potongan, yang berasal

dari kata bahasa arab yakni Qardh secara terminologi . ���� – ض ��ی – ض ��

adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta

kembali dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan.7 Dalam

literatur fiqh klasik, qardh dikategorikan dalam aqd tathawwui atau akad saling

bantu-membantu dan bukan transaksi komersial.

Qardh adalah apa yang diberikan dari harta yang terukur yang dapat

ditagih/ dituntut, akad yang dikhususkan yang dikembalikan pada membayar

harta terukur kepada orang lain agar dikembalikan sepertinya8

Menurut fatwa DSN MUI No.19/DSN-MUI/IX/2000, Qardh adalah

suatu akad pinjaman yang diberikan kepada nasabah (muqtaridh) yang

7Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, Jakarta, Tazkia

Institute, h. 185.

8Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Bank Syariah : Konsep,

Produk dan Implementasi Operasional, Jakarta, Djambatan, 2003, h. 217.

memerlukan dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang

diterimanya (jumlah pokok yang diterima) kepada lembaga keuangan syariah

(LKS) pada waktu yang telah disepakati oleh LKS dan nasabah.9

2. Landasan Hukum dan Ketentuan Qardhul Hasan

Transaksi qardh diperbolehkan berdasarkan dalil-dalil al-Qur’an,

Sunnah dan Ijma yaitu:

a. Al-Quran

��� ��� ����� ������� ��� ������ ������� ���⌧!�"#$%�&�' ����( !��)��*+ ⌦�-.+) %/���⌧0

“Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak” (Q.S Al Hadid: 11)

b. Al Hadits

� ��م ا�� ���� م���� ض ی�� م��� م م� ��ل وس��� ���� ا& %��# $#�ا�"� ن� أ د

12ة م�� �01� آ/. ن آ� إ+� *� م��

Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa: Nabi SAW berkata: “ tidaklah seorang muslim (mereka) yang meminjamkan muslim (lainnya) dua kali kecuali yang satunya adalah (senilai) shadaqah” (HR. Ibn Majah)

�;� ;� أس�ى 9��� 8یأر وس��� ���� ا& %��# ا& ل رس� �ل� : �ل� 5�م� � أن3 �

م� ج��یC �ی : B8��. �?� ن9� �@�� �ضوا��. �0� ام@� ��?� ا�/�.9� : م<1��� ا�="�9 ��ب

9Tim Direktori Syariah Republika, Direktori Syariah, Maret 2007

10Abu Abdullah Muhammad Ibn Yazîd al-Qozwîni, Sunan Ibn Majah, Beirût, Dar Ahyâ al-

Kutub al-Arâbiyah, 275 H, h. 812, no. 2430

إ+� ضی1��� + وا��1���ض. I ".و� CH ���ا� Gن� :ل �� .9�؟ا�/� م أCEB ا���ض ��ل

11��ج9 م

Dari Anas bin Malik berkata: bersabda Rasulullah SAW: “Aku melihat pada waktu malam di’isra’kan, pada pintu surga tertulis: Shadaqah dibalas 10 kali lipat dan qardh 18 kali. Aku bertanya: Wahai Jibril mengapa qardh lebih utama dari shadaqah? Ia menjawab: karena peminta-minta sesuatu dan ia punya, sedangkan yang meminjam tidak akan meminjam kecuali karena keperluan.”(HR. Ibn Majah)

c. Ijma

Para ulama telah menyepakati bahwa al-qardh boleh dilakukan.

Kesepakatan ulama ini didasari tabiat manusia yang tidak bisa hidup tanpa

pertolongan dan bantuan saudaranya.12

Tidak ada seorang pun yang memiliki

segala barang yang ia butuhkan. Oleh karena itu, pinjam-meminjam sudah

menjadi satu bagian dari kehidupan di dunia ini dan dalam agama yang sangat

memperhatikan segenap kebutuhan ummatnya.

Landasan hukum positif mengenai qardh sebagai salah satu produk

pembiayaan pada perbankan syariah secara implisit juga terdapat dalam

Undang-Undang nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas undang-undang

nomor 7 tahun 1992 perbankan, yaitu terkait dengan pengaturan mengenai

prinsip syariah.13

11Ibid., h. 812, no. 2431

12 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Jakarta, Gema Insani.

2001, Cet. Pertama, h.132.

13Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah Di Indonesia, Yogyakarta, Gadjah Mada

University Press, 2007, cet-1, h. 141.

Sedangkan secara teknis telah diatur dalam Pasal 36 huruf b poin

keempat Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 624/ PBI/ 2004 tentang Bank

Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, yang

intinya menyatakan bahwa Bank wajib menerapkan prinsip syariah dan prinsip

kehati-hatian dalam kegiatan usahanya yang meliputi penyaluran dana melalui

prinsip pinjam-meminjam berdasarkan akad qardh.

Kemudian mengenai qardh ini juga diatur dalam fatwa Dewan Syariah

Nasional (DSN) No. 25/ DSN-MUI/ III/ 2002 yang menyatakan bahwa salah

satu sarana peningkatan perekonomian yang dapat dilakukan oleh Lemabaga

Keuangan Syariah (LKS) adalah penyaluran dana melalui prinsip qardh, yakni

suatu akad pinjaman kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib

mengembalikan dana yang diterimanya kepada LKS pada waktu yang telah

disepakati oleh LKS dan nasabah. Berdasarkan fatwa DSN No. 25/ DSN-MUI/

III/ 2002, maka yang menjadi pertimbangan Dewan Syariah Nasional

menetapkan Qardh sebagai sebuah sistem perekonomian yang sah menurut

syariah adalah:14

1. Lembaga Keuangan Syariah di samping sebagai lembaga komersial, harus

dapat berperan sebagai lembaga sosial yang dapat meningkatkan

perekonomian secara maksimal.

14Mukhtar Alshodiq CS (Penyunting), Briefcase Books Edukasi Profesional Syariah Fatwa-

Fatwa Ekonomi Syariah Kontemporer, Jakarta, Renaisan, 2005, h. 55 .

2. Sebagai salah satu sarana peningkatan perekonomian yang dapat

dilakukan oleh LKS adalah penyaluran dana melalui prinsip Qardh, yakni

suatu akad pinjaman kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah

wajib mengembalikan dana yang diterimanya kepada LKS pada waktu

yang telah disepakati oleh LKS dan nasabah.

3. Akad tersebut sesuai dengan syariah Islam, DSN memandang perlu

menetapkan fatwa tentang akad Qardh untuk dijadikan pedoman oleh

LKS.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Qardh adalah:15

1. Ketentuan Qardh:

a. Qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah (muqtarîd)

yang memerlukan.

b. Nasabah Qardh wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima

pada waktu yang telah disepakati bersama.

c. Biaya administrasi dibebankan kepada nasabah.

d. LKS dapat meminta jaminan kepada nasabah bila mana dipandang

perlu.

e. Nasabah Qardh dapat memberikan tambahan (sumbangan) dengan

sukarela kepada LKS selama tidak diperjanjikan dalam akad.

15Ibid., h. 56

f. Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh

kewajibannya pada saat yang telah disepakati dan LKS telah

memastikan ketidakmampuannya, LKS (Bank) dapat:

1) Memperpanjang jangka waktu pengembalian, atau

2) Menghapus (write off) sebagian atau seluruh kewajibannya.

2. Sanksi

a) Dalam hal nasabah tidak menunjukkan keinginan mengembalikan

sebagian atau seluruh kewajibannya dan bukan karena ketidak-

mampuannya, LKS (Bank) dapat menjatuhkan sanksi kepada nasabah.

b) Sanksi yang dijatuhkan kepada nasabah sebagaimana dimaksud butir 1

dapat berupa dan tidak terbatas pada penjualan barang pinjaman.

c) Jika barang jaminan tidak mencukupi, nasabah tetap harus memenuhi

kewajibannya secara peuh.

3. Sumber dana

Dana qardh dapat bersumber dari:

a) Bagian modal LKS

b) Keuntungan LKS yang disisihkan

c) Lembaga lain atau individu yang mempercayakan penyaluran infaqnya

kepada LKS (Bank)

4. Perselisihan

Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi

perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui

Badan Arbitrase Syariah setelah

3. Teknis Perbankan

Qardh adalah pinjaman uang. Aplikasi qardh dalam perbankan biasanya

dalam empat hal:16

1) Sebagai pinjaman talangan haji, dimana nasabah calon haji diberikan

pinjaman talangan untuk memenuhi syarat penyetoran biaya

perjalanan haji. Nasabah akan melunasinya sebelum keberangkatan ke

haji.

2) Sebagai pinjaman tunai (cash advanced) dari produk kartu kredit

syariah, di mana nasabah diberi keleluasaan untuk menarik uang tunai

milik bank melalui ATM, nasabah akan mengembalikan sesuai waktu

yang ditentukan.

3) Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil dimana menurut

perhitungan bank akan memberatkan si pengusaha bila diberi

pembiayaan dengan skema jaul-beli, ijârah atau bagi hasil.17

16Heri Sudarsono, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi Yogyakarta,

Ekonisia, 2004, Cet ke-2, h. 74

17 Buku Saku Perbankan Syariah, Jakarta, PKES Publishing, 2007, cet ke-4

4) sebagai pinjaman kepada pengurus bank, dimana bank menyediakan

fasilitas ini untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan pengurus bank.

Pengurus bank akan mengembalikannya secara cicilan melalui

pemotongan gajinya.

Dalam bukunya, Muhammad Syafi’i Antonio mengklasifikasikan

qardh dalam aplikasi perbankan sebagai berikut:18

a) Sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang telah terbukti

loyalitas dan bonafiditasnya yang membutuhkan dana talangan segera

untuk masa yang relatif pendek. Nasabah tersebut akan

mengembalikan secepatnya sejumlah uang yang dipinjamnya itu.

b) Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dana cepat, sedangkan ia

tidak bisa menarik dananya karena, misalnya tersimpan dalam bentuk

deposito.

c) Sebagai produk untuk menyumbangkan usaha yang sangat kecil atau

membantu sektor sosial.

Qardh sebagai salah satu produk pembiayaan dari Bank Syariah

merupakan salah satu produk yang dibuat untuk tujuan sosial, bukan untuk

mencari keuntungan semata. Untuk itu dengan melalui mekanisme qardh

seorang nasabah hanya diwajibkan mengembalikan pokok pinjamannya saja.

Bahkan untuk qardhul hasan pada dasarnya seorang berhutang tidak

18Syafi’i Antonio, Bank Syariah Teori, h. 133

berkewajiban untuk mengembalikan hutangnya, karena memang ditujukan

untuk orang yang benar-benar tidak mampu.19

Qardh sebagai pinjaman tanpa bunga yang diberikan kepada nasabah

merupakan produk pelengkap untuk nasabah bonafid yang loyal dan

membutuhkan dana segera. Qardh juga merupakan fasilitas untuk nasabah

deposan dengan jaminan deposito. Qardh merupakan produk utama jika

ditujukan untuk pengembangan usaha kecil.

Karena qardh bukan transaksi komersial, maka dana yang digunakan

untuk penyaluran dana ini harus berasal dari dana sosial juga seperti zakat,

infaq, dan sadaqah (ZIS) atau dana yang berasal dari modal Bank.20

Qardh adalah produk perbankan untuk nasabah yang memerlukan

dana untuk keperluan mendesak dengan kriteria tertentu dan bukan untuk

tujuan konsumtif. Pengembalian pinjaman ditentukan dalam jangka waktu

tertentu dan dapat dikembalikan sekaligus atau diangsur.

Implementasi qardh secara teknis diatur dalam PBI No. 7/ 46/ PBI/

2005 tentang Akad Penghimpunan dan Penyaluran Dana Bagi Bank yang

melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah. Intinya dalam

19Abdul Ghofur, Perbankan Syariah, h. 143

20Tim Pengembangan, Implementasi Operasional, h. 218.

penyaluran dana dalam bentuk qardh ini harus memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut:21

a. Bank dapat memberikan pinjaman Qardh untuk kepentingan nasabah

berdasarkan kesepakatan

b. Nasabah wajib mengembalikan jumlah pokok pinjaman Qardh yang

diterima pada waktu yang telah disepakati.

c. Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi sehubungan

dengan pemberian pinjaman qardh

d. Nasabah dapat memberikan tambahan/ sumbangan dengan sukarela

kepada Bank selama tidak diperjanjikan dalam akad

e. Dalam hal nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh

kewajibannya pada waktu yang telah disepakati karena nasabah tidak

mampu, maka Bank dapat memperpanjang jangka waktu pengembalian

atau menghapus buku sebagian atau seluruh pinjaman nasabah atas beban

kerugian bank.

f. Dalam hal nasabah digolongkan mampu dan tidak mengembalikan

sebagian atau seluruh kewajibannya pada waktu yang telah disepakati,

maka bank dapat menjatuhkan sanksi kewajibannya pembayaran atas

keterlambatan pembayaran atau menjual agunan nasabah untuk menutup

kewajibannya pinjaman nasabah

21Mukhtar, Briefcase Books, h. 56

g. Sumber dana pinjaman Qardh untuk kegiatan usaha yang bersifat sosial

dapat berasal dari modal, keuntungan yang disisihkan dan dari dana infaq.

h. Sumber dana pinjaman Qardh untuk kegiatan usaha yang bersifat talangan

dana komersial jangka pendek (short term financing) diperbolehkan dari

dana pihak ketiga yang bersifat investasi sepanjang tidak merugikan

kepentingan nasabah pemilik dana.

Di atas telah disebutkan bahwa dalam Qardh pada dasarnya pihak

peminjam hanya berkewajiban mengembalikan pokok pinjamannya saja.

Akan tetapi dalam prakteknya diperbankan pihak bank biasanya

membebani biaya administrasi yang besarnya yang besarnya berdasarkan

kebijaksanaan dari pihak bank. Nasabah pun dapat memberikan tambahan

secara sukarela kepada bank dengan syarat tidak diperjanjikan di awal.

Penyaluran dana berdasarkan akad yang bersifat sosial ini merupakan

salah satu hal yang membedakan antara bank konvensional dengan bank

syariah. Bank syariah tidak semata-mata hanya berkeinginan memperoleh

keuntungan (profit) setinggi-tingginya, melainkan juga menggemban misi

sosial.

B. Sumber Dana Qardh

Sifat al-qardh tidak memberi keuntungan finansial, karena itu, pendanaan

qardh dapat mengambil menurut kategori berikut.22

22Ibid., h. 57

a) al-Qardh yang diperlukan untuk membantu keuangan nasabah secara

cepat dan berjangka pendek. Talangan dana di atas dapat diambilkan dari

modal Bank. Dengan kata lain, dana qardh dapat di ambil melalui bagian

modal LKS / Bank Syariah (paid up capital).

b) al-Qardh yang diperlukan untuk membantu usaha sangat kecil dan

keperluan sosial, dapat bersumber dari dana zakat, infak, dan sedekah/

keuntungan lain yang disisihkan. Di samping sumber dana umat, para

praktisi perbankan syariah, demikian juga ulama, melihat adanya sumber

dana lain yang dapat dialokasikan untuk qardh al-hasan, yaitu

pendapatan–pendapatan yang diragukan, seperti jasa nonstro di bank

koresponden yang konvensional, bunga atas jaminan L/C di bank asing,

dan sebagainya. Salah satu pertimbangan pemanfaatan dana-dana ini

adalah kaidah akhaffu dhararrain (mengambil mudharat yang lebih kecil).

C. Manfaat al-Qardh

Manfaat yang didapat oleh bank dari transaksi qardh adalah bahwa

biaya administrasi utang dibayar oleh nasabah. Manfaat lainnya berupa

manfaat non financial, yaitu kepercayaan dan loyalitas nasabah kepada Bank

tersebut.

Risiko dalam qardh terhitung tinggi karena dianggap pembiayaan

yang tidak ditutup dengan jaminan23

23Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendekiawan, Jakarta,

Tazkia Institute, 1999, h. 227

Manfaat akad qardh terhitung sangat banyak sekali diantaranya:

1. Memungkinkan nasabah yang sedang dalam kesulitan mendesak untuk

mendapat talangan jangka pendek.

2. Qardhul Hasan juga merupakan salah satu ciri pembeda Bank Syariah

dengan konvensional yang didalamnya terkandung misi sosial, di samping

misi komersial.

3. Adanya misi sosial kemasyarakatan ini akan meningkatkan citra baik dan

meningkatkan loyalitas masyarakat terhadap Bank Syariah.

Secara umum qardhul hasan dapat digambarkan dalam skema

berikut:24

Perjanjian Qardh

Tenaga Kerja Modal 100%

100%

Kembali

Modal

Skema Qardh

24Syafi’i Antonio, Bank Syariah Teori, h. 134

NASABAH BANK

PROYEK USAHA

KEUNTUNGAN

B. Konsep Perbankan Syariah dan Operasionalnya

I. Pengertian Bank Syariah

Bank Syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip

Islam, yakni bank dengan tata cara dan operasinya mengikuti ketentuan–

ketentuan syariah Islam.25

Sedangkan warkum sumitro mengatakan bahwa Bank Islam berarti bank

yang tata cara operasinya didasarkan pada tata cara bermu’amalah secara Islami,

yakni mengacu kepada ketentuan-ketentuan al-Qur’an dan al-Hadist.26

Bank

Syariah adalah lembaga keuangan yang tata cara beroperasinya didasarkan pada

tata cara bermuamalah secara Islami, yakni mengacu kepada ketentuan-ketentuan

al-Qur’an dan Hadist.27

Menurut Muhammad dalam bukunya Manajemen Pembiayaan Bank

Syariah, Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan

pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah

25Muhammad Firdaus. CS, Konsep dan Implementasi Bank Syariah, Jakarta, PT. Renaisan, h.

18.

26 Ibid., h. 19

27Euis Amalia, dkk, Konsep dan Mekanisme Bank Syariah, Rujukan Konseptual untuk

Praktekum Bank Mini Syariah, Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2007,

h. 7

lembaga keuangan/ perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan

berlandaskan pada al-Qur’an dan al-Hadist Nabi SAW.28

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

Bank Islam adalah sebuah lembaga keuangan yang berfungsi sebagai penghimpun

dana dan menyalurkannya kepada masyarakat. Di mana sistem, tata cara, dan

mekanisme kegiatan usahanya berlandaskan pada syariat Islam, yaitu al-Qur’an

dan al-Hadist.

2. Tujuan Bank Syariah29

Tujuan didirikannya Bank Syariah adalah:

1. Menyediakan lembaga keuangan perbankan sebagai sarana meningkatkan

kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat banyak.

2. Meningkatkan partisipasi masyarakat luas dalam proses pembangunan,

terutama dalam bidang ekonomi

3. Menyediakan perbankan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Islam,

yang pada awalnya enggan berhubungan dengan bank. Karena mereka

mengganggap bahwa konvensional adalah bank yang berdasarkan bunga

dan itu sama dengan riba yang dilarang.

28Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta, UPP AMP YKPN, 2005,

h.15

29Tim Pengembangan, Implementasi Operasional, h. 219

4. Berkembangnya lembaga dan sistem perbankan yang sehat berdasarkan

efisiensi dan keadilan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan

partisipasi masyarakat, sehingga menggalakkan usaha-usaha ekonomi

masyarakat.

5. Untuk mendidik masyarakat agar berpikir secara ekonomi, berperilaku

bisnis dalam meningkatkan kualitas hidup mereka.

3. Dasar Hukum Bank Syariah

Landasan hukum yang dasar pengembangan perbankan syariah nasional

adalah UU No.7 tahun 1992 tentang Perbankan. Pada tahun 1998, Pemerintah dan

DPR melakukan penyempurnaan undang-undang perbankan tersebut menjadi UU

No 10 tahun 1998 tentang Perbankan yang didalamnya diatur mengenai Perbankan

Syariah dengan jelas.30

Secara tegas Undang-Undang Perbankan yang baru tersebut menjelaskan

bahwa dalam Perbankan Indonesia terdapat dua sistem (dual banking system) yaitu

Sistem Perbankan Konvensional dan Sistem Perbankan Syariah. Pelaksanaan

pengaturan dan pengembangan perbankan syariah oleh Bank Indonesia, selain

dalam rangka memenuhi amanat undang-undang perbankan tersebut juga diatur

dalam UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang menegaskan bahwa

Bank Indonesia selaku otoritas perbankan perlu mempersiapkan perangkat

30Biro Perbankan Syariah Bank Indonesia, Perbankan Nasional: Kebijakan Pengembangan

dan Informasi Terkini, Jakarta, Karim Business Consulting, 2001, h. 2

peraturan dan fasilitas penunjang yang mendukung operasional bank syariah. Oleh

karena itu program pengembangan perbankan syariah nasional secara legal jelas

dasar hukumnya.31

Untuk menjalankan Undang-Undang tersebut selanjutnya dikeluarkan Surat

Keputusan Direksi Bank Indonesia tentang Bank Umum dan Bank Perkreditan

Rakyat tahun 1999 dilengkapi Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah dan Bank

Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah. Aturan yang berkaitan dengan

Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah diatur dalam Surat Keputusan Direksi

Bank Indonesia No 32/ 34/ KEP/ DIR tanggal 12 Mei 1999.32

4. Sistem Operasional Perbankan Syariah

Perbedaan pokok antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional

adalah larang riba (bunga) bagi perbankan syariah dan membolehkan jual beli (bai),

dalam rangka menghindarkan pembayaran dan penerimaan bunga, maka dalam

melaksanakan kegiatan pembiayaan (financing) perbankan syariah menempuh

mekanisme bagi hasil (profit and loss sharing investment).33

31Ibid., h. 3 32Muhammad, Manajemen Pembiayaan, h. 6

33Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek, Jakarta,

Alvabet, 2000, h. 30

Dengan prosedur yang didasarkan hukum Islam tersebut, maka bentuk-

bentuk usaha dan pinjam meminjam uang harus mengikuti ketentuan dalam al-

Qur’an dan al-Hadits yang antara lain dapat disebutkan sebagai berikut:34

1. Prinsip Simpanan

2. Prinsip Bagi Hasil

3. Prinsip Pengembalian Keuntungan

4. Prinsip Sewa

5. Prinsip Pengambilan fee

6. Prinsip Biaya administrasi

5. Produk-Produk dan Jasa Bank Syariah

Salah satu aspek penting yang menentukan keberhasilan sebuah

organisasi bisnis dalam kancah persaingan yang ketat adalah inovasi produk

dan kecepatan pelayanan. Produk menjadi pusat perhatian seluruh organisasi

bisnis, karena sumbangannya jelas untuk kelangsungan hidup dan

kemakmuran organisasi yang bersangkutan.35

Menyadari posisi penting inovasi produk dan layanan pada nasabah

bagi kelanjutan dan kesinambungan bisnis perbankan. Maka Bank Syariah,

sebagai lembaga bisnis tidak bisa mengisolasi diri dalam hal ini. Agar bisa

tetap survive, Bank Syariah harus secara terus menerus melakukan berbagai

34Muhammad, Manajemen Pembiayaan, h. 9

35Muhammad, Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia, Yogyakarta,

PT Graha Ilmu, 2005

inovasi, termasuk mendesain berbagai produk, baik penghimpunan dana

maupun pembiayaan, semenarik mungkin.

1. Produk Penghimpunan Dana36

Prinsip operasional yang diterapkan dalam penghimpunan dana adalah

prinsip titipan (wadî’ah) dan bagi hasil (mudhârabah)

a. Prinsip wadî’ah yang diterapkan adalah wadî’ah yad dhamâmah yang

diterapkan pada rekening giro. Sedangkan pada wadî’ah amânah, pada

prinsipnya harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh yang dititipi.

Produk ini lebih dikenal dengan sebutan Safe Deposit Box sedangkan

dalam hal wadî’ah yad dhamâmah, pihak yang dititipi (Bank)

bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan sehingga ia boleh

memanfaatkan harta titipan tersebut.

b. Prinsip Mudhârabah, merupakan akad usaha dua pihak dimana salah

satunya memberikan modal (Sâhibul Mâl) sedangkan yang lainnya

memberikan keahlian (Mudhârib), dengan nisbah keuntungan yang

disepakati dan apabila terjadi kerugian, maka pemilik modal

menanggung kerugian tersebut. Karena karakter Mudhârabah seperti

ini, maka ia dapat diterapkan pada dua produk, yaitu Tabungan dan

Deposito

36Adiwarman Karim, Bank Islam Analisa Fiqih dan Keuangan, Jakarta, PT. Raja Grafindo

Persada, 2007, h. 97

2. Produk Penyaluran37

Dalam penyaluran dana secara garis besar produk pembiayaan syariah

terbagi dalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan

penggunaannya yaitu:38

a. Pembiayaan dengan Prinsip Jual Beli (Bai)

Prinsip jual beli diadakan sehubungan adanya perpindahan kepemilikan

barang atau benda (transfer of property). Tingkat keuntungan Bank

ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual.

Transaksi jual beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk pembayaran dan

penyerahan barangnya yakni sebagai berikut:

1) Pembiayaan Murâbahah

a) Adalah pembiayaan berdasarkan jual beli dimana bank bertindak

selaku penjual dan nasabah selaku pembeli.

b) Harga beli diketahui bersama dan tingkat keuntungan untuk bank

disepakati di muka.

c) Dalam fiqih klasik, murâbahah dilakukan secara tunai, dalam

praktek perbankan, nasabah dapat membayar secara cicilan.

d) Karena tidak membayar secara tunai, nasabah dapat diminta

untuk memberikan jaminan

37Ibid., h. 98

38Euis Amalia, Praktikum Bank Mini, h. 12

e) Dalam fiqih klasik, penjual membeli barang langsung dari

penjual pertama. Dalam perbankan syariah, barang dapat dikirim

langsung kepada nasabah, bahkan dapat membeli sendiri selaku

wakil Bank dalam membeli.

f) Bank dapat meminta uang muka dari nasabah untuk pembelian

barang tersebut secara Murâbahah.

g) Apabila nasabah membayar tepat waktu atau melunasi sebelum

jatuh tempo, maka nasabah dapat meminta keringanan (diskon)

tetapi diberikan atau tidaknya tergantung Bank selaku penjual.

2) Pembiayaan Salam39

Salam adalah transaksi jual beli dimana harga barang yang

diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu barang diserahkan

secara tangguh sedangkan pembayaran dilakukan tunai. Sekilas

transaksi ini mirip jual beli ijon, namun dalam transaksi ini kuantitas,

kualitas, harga dan waktu penyerahan barang harus ditentukan secara

pasti

3) Pembiayaan Istishnâ

Produk istishnâ menyerupai produk salam, tapi dalam istishnâ

pembayaran dapat dilakukan oleh Bank dalam beberapa kali (termin)

pembayaran. Skim Istishnâ dalam Bank Syariah umumnya

diaplikasikan dalam pembiayaan manufaktur dan konstruksi.

39Ibid., h. 13

b. Pembiayaan dengan Prinsip Sewa (Ijârah)

1) Pembiayaan yang berdasarkan akad Ijârah menempatkan bank

selaku pemberi sewa (mu’jir) dan nasabah nasabah selaku penyewa

(musta’jir)

2) Pada fiqih klasik (pendapat jumhur), bank harus memiliki barang

sebelum menyewakan kepada nasabah. Pada beberapa kasus, hal ini

dilakukan oleh bank.

3) Pada umumnya bank tidak memiliki barang, tapi menyewa dari

pihak lain dan kemudian menyewakannya lagi kepada nasabah

dengan nilai sewa yang lebih tinggi. Hal ini dibolehkan selama tidak

ada kaitan antara sewa pertama dengan akad kedua.

4) Ijârah dalam bank bersifat operating ijarah, bukan financial lease

atau capital lease. Artinya sebagai pemilik sewa/ asset bank

bertanggung-jawab atas pemeliharaan asset yang disewa.

5) Dalam melakukan ijârah bank dapat memberikan opsi bagi nasabah

untuk memiliki obyek yang disewanya. Hal ini dimungkinkan

apabila bank memiliki obyek tersebut. Produk ini dimunkinkan

apabila bank memiliki obyek tersebut. Produk ini dikenal dengan

nama Ijârah Muntahiyâh bi al-Tamlîk atau Ijârah al-Iqtinâ

6) Ijârah Muntahiyâh bi al-Tamlîk pada dasarnya terdiri dari dua akad.

Yaitu akad sewa dan janji (opsi) pemilikan. Kepemilikan tidak bisa

dilakukan apabila akad sewa belum berakhir.

c. Pembiayaan dengan Prinsip Bagi Hasil Syirkah40

Prinsip bagi hasil digunakan untuk usaha kerja sama yang ditujukan

guna mendapat keuntungan dimana keuntungan akan dibagi berdasarkan

kesepakatan dan kerugian ditanggung berdasarkan porsi modal:

1) Pembiayaan Musyârakah

Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginana para pihak yang

bekerja sama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka miliki

secara bersama-sama.

Bentuk kontribusi dari pihak yang bekerja sama dapat berupa dana,

barang perdagangan (trading asset), kewiraswastaan

(entreprenurship), kepandaian (skill), kepemilikan (property),

peralatan (equipment), atau intangible asset (seperti hak paten atau

goodwill), kepercayaan atau reputasi (credit worthiness) dan barang-

barang lainnya yang dapat dinilai dengan uang.

2) Pembiayaan Mudhârabah

Perbedaan yang esensial dari Musyârakah dan Mudhârabah terletak

pada besarnya kontribusi atas manajemen dan keuangan atau salah

satu diantara itu. Dalam Mudhârabah, modal hanya berasal dari satu

pihak, sedangkan dalam Musyârakah modal berasal dari dua pihak

atau lebih.

3. Jasa Perbankan

40Ibid., h. 13

Yang dimaksud jasa perbankan adalah pelayanan Bank terhadap

nasabah dengan tidak menggunakan modal tunai. Untuk pelayanan

ini bank menerima imbalan (fee). Jasa-jasa ini berupa:

a. Pengiriman uang (Transfer)

b. Pencairan cek (Inkaso)

c. Penukaran uang asing (Valas)

d. Letter of Credit

e. Letter of Guarantee

4. Interbank41

Produk yang digunakan untuk transaksi antarbank saat ini di

Indonesia :

a. Sertifikat Mudhârabah Antar Bank (SIMA)

Yaitu instrument pasar uang antar Bank yang hanya dapat

dijual satu kali kepada bank lain dengan bagi hasil sesuai

kesepakatan.

b. Sertifikat Wadî’ah Bank Indonesia (SWBI)

Yaitu instrument Bank Indonesia untuk menyerap

kelebihan likuiditas dalam perbankan.

c. Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek (FPJP)

Yaitu fasilitas Bank Indonesia untuk perbankan syariah

untuk menutupi selisih posisi (mismatch).

41Adiwarman, Bank Islam, h. 98

BAB III

PROFIL BANK DANAMON SYARIAH DAN MASYARAKAT MANDIRI

DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

A. Profil Bank Danamon Syariah

1. Sejarah Berdirinya

PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Didirikan pada tahun 1956 dengan

nama PT Bank Kopra Indonesia. Pada tahun 1976 namanya diubah menjadi

Bank Devisa Swasta pertama di Indonesia pada tahun 1988 dan Perseroan

Terbuka pada tahun 1989.42

Pada tahun 1997, sebagai akibat krisis moneter di Asia, Bank

Danamon mengalami kesulitan likuiditas dan ditempatkan dibawah Badan

Pengawasan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebagai Bank yang

diambil alih. Pada tahun 1999 pemerintah Indonesia melalui BPPN

merekapitulasi Bank Danamon dengan obligasi pemerintah senilai Rp. 32

Triliun saat itu juga, sebuah bank yang diambil alih lainnya dilebur Bank

Danamon sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan oleh BPPN.

Pada tahun 2002, 8 Bank yang di ambil alih lainnya dilebur ke dalam

Bank Danamon namun, sebagai surviving entity, Bank Danamon bangkit

menjadi salah satu pilar perbankan nasional.

42Sekilas Bank Danamon, diakses pada tanggal 22 Maret 2008 dari

http:\\www.danamon.co.id.

Pada tahun 2003 Bank Danamon diambil oleh Konsorsium Asia

Financial Indonesia sebagai pemegang saham pengendali. Dengan demikian

manajemen baru serta didukung 180 hari pemetaan model bisnis dan strategi

baru, Bank Danamon terus menjalani perubahan transformasi nasional yang

dirancang untuk dijadikannya sebagai bank nasional terkemuka dan pelaku

regional unggulan.43

Bank Danamon Syariah membentuk unit usaha syariah pada tahun

2002 sebagai jawaban atas perkembangan perbankan syariah yang diyakini

suatu saat akan menjadi bagian penting dari perbankan nasional. Gagasan

perbankan syariah yang sesuai dengan prinsip Islam telah berkembang di

Indonesia sejak tahun 1990-an.44

Mengantisipasi peluang pertumbuhan pesat perbankan syariah di

tahun-tahun mendatang, unit usaha Bank Danamon Syariah terus membangun

infrastruktur untuk mendukung peningkatan permintaan pasar. Sampai akhir

tahun 2003 Bank Danamon telah memiliki 6 kantor cabang syariah yaitu di

Jakarta, Bukit Tinggi, Banda Aceh, Sidoarjo, Matapura, dan Solo yang

diresmikan pada 17 Desember 2003. Cabang yang ke tujuh di kota Makasar

dipersiapkan akhir tahun 2003 dan secara resmi beroperasi pada awal 2004.

43Laporan Tahunan Bank Danamon Pusat Tahun 2003, h. 2

44Tim Direktori Syariah Republika, Direktori Syariah, Maret 2007, h. 7

hingga mei 2008, Bank Danamon Syariah memiliki 11 kantor cabang

syariah.45

Sebagai pelengkap dari perluasan jaringan khusus perbankan syariah

Bank Danamon juga telah menjalankan salah satu keputusan dari Bank

Indonesia tentang perbankan syariah yang mengizinkan sistem transaksi

ganda (DTS) yaitu dua sistem transaksi terpisah untuk perbankan syariah dan

konvensional yang berjalan saling melengkapi satu sama lain di cabang Bank

Konvensional. Berdasarkan ini, Bank Danamon membuka DTS di lima kantor

cabang pada tahun 2004. melalui langkah ini berarti Bank Danamon membuka

DTS di 20 cabang lainnya di awal tahun 2004. Melalui langkah ini berarti

Bank Danamon dalam waktu singkat memiliki 25 cabang baru pelayanan

syariah, sebagai tambahan tujuh cabang khusus syariah yang telah beroperasi.

Pada tahun 2003, Bank Danamon Syariah juga mengimplementasikan sistem

Real Time Gross Settlement (RTGS) untuk transaksi transfer dana sehingga

terintegrasi dengan sistem operasional utama Bank Danamon.46

Danamon Syariah juga akan memperluas basis office channeling

dengan memanfaatkan jaringan kantor cabang Danamon konvensional di

beberapa kota. Diantaranya di Jakarta dan Surabaya. Dalam peta perbankan

syariah nasional, Danamon Syariah masih tergolong pemain kecil. Setidaknya

45“Danamon Syariah Targetkan Miliki 150 Kantor OC ”, Republika, 15 Mei 2008, h. 17

46Ibid.,h.67

dilihat dari sisi aset yang baru mencapai Rp.408.000.000.000 Porsi aset

sekitar 1,8 persen dari total perbankan syariah nasional.47

Saat ini, divisi syariah Bank Danamon baru memiliki 80 kantor cabang

OC (Office Channeling).48

Hingga akhir tahun 2007, penghimpunan dana

pihak ketiga Bank Danamon Syariah tercatat meningkat 99,4% menjadi

Rp.672.000.000.000 dari tahun sebelumnya Rp.337.000.000.000. Sementara,

hingga akhir maret 208, penghimpunan dana tersebut tumbuh menjadi

Rp.705.000.000.000.

Hingga akhir tahun 2007, Bank Danamon Syariah telah menyalurkan

pembiayaan sebesar Rp.407.000.000.000 atau meningkat 85 % dibandingkan

tahun sebelumnya Rp.220.000.000.000. Sedangkan, hingga akhir maret 2008,

pembiayaan Danamon Syariah yang telah disalurkan tumbuh menjadi

Rp.473.000.000.000. Peningkatan kedua indikator tersebut mendorong

tumbuhnya asset Bank Danamon Syariah. Hingga akhir tahun 2007, aset Bank

Danamon Syariah tercatat menigkat menjadi Rp.765.000.000.000 atau

meningkat sekitar 57 % dari tahun sebelumnya Rp.488.000.000.000,

sedangkan pada akhir maret 2008, aset Bank Danamon Syariah tumbuh 10 %

dari periode akhir tahun 2007 menjadi Rp.844.000.000.000 Sedangkan laba

47Danamon Pelopori Kartu Kredit, data diakses pada tanggal 8 Maret 2008 dari situs

http:\\www.surya.co.id

48“Danamon Syariah Targetkan Miliki 150 Kantor OC ”, Republika, 15 Mei 2008, h. 17

bersih Bank Danamon Syariah tercatat meningkat 850 % lebih menjadi

Rp.12.800.000.000 dari tahun sebelumnya Rp.1.300.000.00049

.

2. Visi dan Misi

Untuk menjalankan operasionalnya, Bank Danamon Syariah telah

menyusun perencanaan bisnis, dimana didalamnya telah menetapkan visi dan

misi perusahaan. Visi dan misi merupakan pertanyaan tujuan jangka panjang

perusahaan termasuk strategis yang akan digunakan untuk berkompetisi. Visi

ini merupakan pertanyaan keinginan perusahaan untuk menjadi apa di masa

yang akan datang dan untuk mewujudkan visi tersebut maka dirancanglah

misi.

Ada pun Visi dari Bank Danamon Syariah adalah :

“Tumbuh Bersama Mengemban Amanah”

Sedangkan Misi dari Bank Danamon Syariah adalah :

1. Fokus dan agresif menyediakan beragam produk dan jasa perbankan

berlandaskan sistem teknologi informasi canggih secara effisien dan

efektif.

2. Menjalankan usaha produktif dengan komitmen dan layanan prima dalam

kerangka kemitraan yang adil dan amanah sesuai prinsip Islam.

49Diakses pada tanggal 17 September 2008 dari http://www.danamonsyariah.co.id

3. Struktur Organisasi

Perubahan anggaran dasar PT. Bank Danamon Tbk yang telah diubah

dengan akta No. 17 tanggal 26 Juli 2001 memungkinkan Bank Danamon

dapat melakukan berbagai kegiatan perbankan yang didasarkan prinsip

syariah yang sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

Pendirian Bank Danamon Syariah merupakan perwujudan dari visi

Bank Danamon untuk mejadi “Bank Pilihan Masyarakat” (The Bank of

Choice) dengan Komisaris Utama Danamon yakni NG Kee Choe dan direktur

utamanya Sebastian Paredes, sedangkan untuk Vice President Danamon

Syariah adalah Agus Syabaruddin.

Kegiatan perbankan syariah ini, dalam pelaksanaannya didampingi

oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bertindak sebagai penasehat dan

pemberi saran kepada Direksi, Pimpinan Unit Usaha Syariah dan Pimpinan

Kantor Cabang Syariah mengenai hal-hal yang terkait prinsip syariah,

khususnya memastikan bahwa semua produk dan jasa yang dipasarkan sesuai

dengan ketentuan syariah. Dewan ini independent yang dibentuk dan

bertanggung jawab kepada Dewan Syariah Nasional (DSN) yaitu lembaga di

bawah Majelis Ulama Indonesia (MUI), serta ditempatkan pada Bank yang

melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dengan tugas yang

diatur oleh DSN.

Dewan Pengawas Syariah Bank Danamon dibentuk pada tanggal 1

februari 2002 dan terdiri dari:50

1) Prof. Dr. H. M. Din Syamsuddin

2) Ir. H. Adiwarman A. Karim, SE, MBA

3) Drs. Hasanuddin. M.Ag

Secara struktural, Dewam Pengawas Syariah berada di luar struktur

organisasi Bank Danamon dan tidak bertanggung jawab kepada Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS).51

4. Produk–Produk

Produk-produk inovatif yang ditawarkan adalah:

Produk Pendanaan:

1. Tabungan Danamon Syariah52

Tabungan Danamon Syariah adalah simpanan berdasarkan prinsip

Mudhârabah (bagi hasil) dan wadî’ah (titipan) yang penarikkannya hanya

dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat

ditarik dengan cek, bilyet, giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan

dengan itu.

Fasilitas:

50Diakses pada tanggal 15 Mei 2008 dari http://www.danamonsyariah.co.id

51Laporan Tahunan Bank Danamon Tahun 2003, h.208

52Sales Toolkit Danamon Syariah, Jakarta, Danamon Syariah, 2008

3 Layanan transaksi dan informasi ATM 24 jam melalui lebih dari 800

ATM Bank Danamon, 10.500 jaringan ATM bersama, 3.600 jaringan

ALTO, 800 ATM DBS Singapura/ POSB, dan lebih dari 800.000 jaringan

Cirrus dan Maestro di seluruh dunia secara on line real time.

3 Layanan informasi 24 jam melalui Danamon Acces Center (DAC)

3 Mendapatkan kartu Debit Danamon Syariah yang dapat melakukan

informasi saldo, ganti PIN, tarik tunai dan transfer antar rekening

Danamon via ATM Bank Danamon

3 Dapat melakukan penarikan tunai via ATM Maksimum Rp.10.000.000/

hari dan pemindahanbukuan maksimum Rp.75.000.000/ hari

3 Kartu Debit Danamon Syariah dapat dipakai berbelanja di merchant

berlogo MasterCard Elektronic.

3 Pilihan fasilitas Pass Book atau Statement.

3 Fitur Autodebet untuk pembayaran tagihan rutin

3 Fitur HP Banking dan SMS Banking

3 Fitur Phone Banking

3 Dapat melakukan setor dan tarik tunai melalui cabang Bank Danamon

Konvensional

Manfaat:

3 Aman dan fleksibel dalam bertransaksi

3 Bagi hasil diperhitungkan untuk jumlah saldo berapa pun (untuk Wadî’ah

tidak mendapatkan bagi hasil)

3 Mendapatkan Kartu Debit Danamon Syariah secara gratis

3 Biaya administrasi bulanan Rp.9.800,- atau tidak lebih besar dari jumlah

bagi hasil pada bulan berjalan (Khusus Tabungan Mudhârabah)

3 Gratis biaya administrasi bulanan (Khusus Tabungan Wadî’ah)

Persyaratan Umum:

3 Menunjukkan identitas asli yang masih berlaku (KTP/ SIM/ Passport/

Lainnya)

3 Mengisi formulir pembukaan rekening

3 Memberikan setoran awal minimal Rp. 250.000

2. Tabungan Haji Danamon Syariah53

Tabungan Haji Danamon Syariah adalah simpanan berdasarkan prinsip

Mudhârabah Mutlaqah (bagi hasil mutlak) dan Wadî’ah (titipan) yang

disediakan khusus untuk mewujudkan keinginan niat suci nasabah dalam

menunaikan ibadah haji.

Fasilitas:

3 Layanan informasi 24 jam melalui Danamon Acces Center (DAC)

3 Dapat melakukan penyetoran tunai, print passbook melalui cabang Bank

Danamon Konvensional

Manfaat:

3 Aman dan fleksibel dalam bertransaksi

3 Bagi hasil kompetitif (untuk Wadî’ah tidak mendapatkan bagi hasil)

53Ibid.,

3 Biaya administrasi bulanan Rp.9.800,- atau tidak lebih besar dari jumlah

bagi hasil pada bulan berjalan (Khusus Tabungan Haji Mudhârabah)

3 Gratis biaya administrasi bulanan (Khusus Tabungan Haji Wadî’ah)

3 Meneguhkan niat pergi haji, sehingga tidak memberikan kartu Debit

Danamon Syariah untuk bertransaksi

Persyaratan Umum:

3 Menunjukkan identitas asli yang masih berlaku (KTP/ SIM/ Passport/

Lainnya)

3 Mengisi formulir pembukaan rekening

3 Memberikan setoran awal minimal Rp. 300.000

3. Giro Danamon Syariah54

Giro Danamon Syariah adalah simpanan berdasarkan prinsip mudhârabah

(bagi hasil) dan wadî’ah (titipan) yang penarikkannya dapat dilakukan setiap

saat dengan menggunakan cek, bilyet giro sarana perintah bayar lainnya, atau

dengan pemindahbukuan.

Fasilitas:

3 Layanan informasi 24 jam melalui Danamon Acces Center (DAC)

3 Dapat melakukan setor dan tarik tunai melalui cabang Bank Danamon

Konvensional

3 Dapat melakukan transaksi di ATM Bank Danamon

54Ibid.,

3 Untuk nasabah perorangan kartu debit Danamon Syariah dapat dipakai

untuk berbelanja di merchant berlogo MasterCard Elstronic

Manfaat:

3 Gratis biaya administrasi bulanan ( untuk Wadî’ah)

3 Mendapatkan Kartu Debit Danamon Syariah secara gratis (khusus untuk

perorangan)

3 Bagi hasil kompetitif dan diperhitungkan untuk jumlah saldo berapa pun

(untuk Mudhârabah)

Persyaratan Umum:

Perorangan

3 Menunjukkan identitas asli yang masih berlaku (KTP/ SIM/ Passport/

Lainnya)

3 Mengisi formulir pembukaan rekening

3 Memberikan setoran awal minimal Rp. 1000.000

Perusahaan

3 Menunjukkan identitas asli pengurus yang masih berlaku (KTP/ SIM/

Passport/ Lainnya)

3 Mengisi formulir pembukaan rekening

3 Menunjukkan asli dan menyerahkan photo copy SIUP, NPWP, TDP, Akta

Pendirian Perusahaan serta dokumen lain

3 Memberikan setoran awal minimal Rp. 2.000.000

4. Deposito Danamon Syariah55

Deposito Danamon Syariah adalah simpanan berdasarkan prinsip bagi hasil

yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan

perjanjian nasabah penyimpan dengan Bank.

Produk ini merupakan bentuk investasi sesuai syariah dengan prinsip

Mudhârabah Mutlaqah. Investasi ini diperuntukkan bagi nasabah individu

ataupun perusahaan dengan sistem pilihan waktu berjangka,1,3,6 atau 12

bulan.

Fasilitas:

3 Layanan informasi 24 jam melalui Danamon Acces Center (DAC)

3 Automatic Roll Over (ARO)

3 Bebas menentukan jangka waktu (1, 3, 6, atau 12 bulan)

3 Bagi hasil dapat dikredit ke rekening di Bank Danamon Syariah,

ditambahkan ke pokok deposito, atau ditransfer ke rekening lain.

Manfaat:

3 Aman dan fleksibel

3 Bagi hasil yang kompetitif

3 Dana dioperasikan kepada sektor riil yang menguntungkan dan sesuai

prinsip Syariah

3 Membantu perencanaan program investasi nasabah

55Ibid.,

Persyaratan Umum:

Perorangan

3 Menunjukkan identitas asli yang masih berlaku ( KTP/ SIM/ Passport/

Lainnya)

3 Mengisi formulir penempatan deposito

3 Menempatkan dana minimal Rp. 8000.000

Perusahaan:

3 Menunjukkan identitas asli yang masih berlaku (KTP/ SIM/ Passport/

Lainnya)

3 Mengisi formulir penempatan deposito

3 Menempatkan dana minimal Rp. 10.000.000

5. Investasi Harian Bagi Hasil

Investasi Harian adalah bentuk investasi harian bagi hasil untuk nasabah

baik individu maupun perusahaan dengan prinsip Mudhârabah Mutlaqah

yang menempatkan dalam jangka waktu kurang dari 1 bulan (1, 14 dan 21

hari) dan sesuai dengan prinsip syariah.

Fasilitas:

3 Layanan informasi 24 jam melalui Danamon Acces Center (DAC)

3 Automatic Roll Over (ARO)

3 Bebas menentukan jangka waktu (7, 14 atau 21 hari)

3 Bagi hasil dapat dikredit ke rekening di Bank Danamon Syariah,

ditambahkan ke pokok deposito, atau ditransfer ke rekening lain.

Manfaat:

3 Aman dan fleksibel

3 Bagi hasil yang kompetitif

3 Dana dioperasikan kepada sektor riil yang sesuai dengan prinsip

syariah

3 Membantu perencanaan program investasi nasabah

Persyaratan Umum:

Perorangan

3 Menunjukkan identitas asli yang masih berlaku (KTP/ SIM/ Passport/

Lainnya)

3 Mengisi aplikasi penempatan investasi

3 Menempatkan dana investasi minimal Rp. 100.000.000

Perusahaan

3 Menunjukkan identitas asli yang masih berlaku (KTP/ SIM/ Passport/

Lainnya)

3 Mengisi aplikasi penempatan investasi

3 Menunjukkan asli dan menyerahkan photocopy SIUP, NPWP, TDP,

Akta Pendirian Perusahaan serta dokumen lain

3 Menempatkan dana investasi minimal Rp. 100.000.000

6. Dirham Card

Keunggulan Dirham Card. Kartu Kredit Syariah pertama di Indonesia:

1. Bebas bunga sesuai syariah

Dirham card adalah satu-satunya kartu yang bebas riba, tidak

mengenai bunga, apalagi bunga berbunga dan dikelola sesuai prinsip

syariah. Dengan jaringan MasterCard di selurh dunia. Dirham Card

juga memiliki fitur dan benefit yang sama dengan kartu kredit yang

ada saat ini seperti Dirham Bill Manager, Dirham Ownership program,

Dirham Living, Dirham Shield dan Airport Lounge

2. Lebih Murah

Konsep biaya yang timbul dari Dirham Card lebih murah

dibandingkan kartu kredit biasa. Biaya pada Dirham Card

diperhitungkan berdasarkan 3 hal yaitu:

3 Monthly Membership Fee adalah biaya keanggotaan yang dikenakan

setiap bulannya sesuai dengan jens kartu

3 Cash Reward diberikan atas setiap transaksi yang dilakukan

3 Cash Rebate diberikan atas setiap pembayaran tagihan yang besarnya

proporsional dari jumlah pembayaran atas tagihan, dan

memperhitungkan jumlah tertunggak dari pemegang kartu

Cash Reward dan Cash Rebate adalah bentuk apresiasi dari Bank yang

akan mengurangi jumlah Monthly Membership fee

Konsep perhitungan biaya tersebut menjadikan Dirham Card lebih murah

dibandingkan dengan bunga kartu kredit konvensional yang saat ini ada.

Selain itu, dengan penerapan sistem Ijârah atau persewaan pada Dirham

Card, membuat bebas dari perhitungan bunga berbunga

3. Peduli Dengan Sesama

3 Pada Dirham Card, denda keterlambatan atas pembayaran tidak

dibukukan sebagai keuntungan Bank, namun akan disalurkan untuk

kepentingan sosial dan kemanusiaan melalui Lembaga Amil Zakat dan

Lembaga Sosial terkemuka

3 Melalui Goodwill Investment Investasi anda dalam bentuk tabungan

sebesar 10 % dari limit kartu yang disetujui, hasilnya dapat anda

nikmati atau digunakan untuk memastikan kesempurnaan ibadah anda

melalui pembayaran zakat fitur Goodwill Investment hanya ada pada

Dirham Card type Green.

7. RencanaKU Syariah Pensiun

Produk Rencanaku Syariah Pensiun, diluncurkan untuk membantu

perencanaan keuangan nasabah. Produk ini telah lama dinantikan oleh

nasabah yang menginginkan suatu produk komprehensif yang mencakup

produk tabungan, asuransi dan investasi paling lengkap serta sesuai dengan

prinsip syariah yaitu tidak mengandung hal-hal seperti ketidakpastian,

perjudian, riba, penganiayaan, suap, barang haram dan maksiat.

Mengapa Perencanaan Pensiun diperlukan sejak dini?

1. Angka harapan hidup meningkat sehingga akan meningkatkan pula resiko

keuangan di masa pensiun

2. Biaya kesehatan meningkat 8 % tiap tahun

3. Harga barang Rp.1.000.000,- saat ini naik menjadi Rp.3.200.000,- juta

dalam waktu 20 tahun kemudian (asumsi inflasi 6 %/ tahun).

4. Perlu mengantisipasi resiko investasi atas rencana pensiun

5. Perlu persiapan warisan untuk yang ditinggalkan

6. Hari tua harus dinikmati, tidak ingin menjadi beban anak atau keluarga

3 Manfaat Utama RencanaKU Syariah Pensiun:

1. Manfaat Tunai dan Nilai Investasi Optimal

2. Perlindungan Penyakit Kritis

3. Warisan bagi keluarga tercinta saat tertanggung meninggal dunia

ditambah seluruh nilai investasi yang telah terbentuk.

Produk Pembiayaan:

1. Beli Bayar Tangguh (BBT) Usaha

Memajukan suatu usaha tidaklah sesulit yang Anda bayangkan. Kini hanya

perlu memilih barang-barang modal kerja dan investasi yang diinginkan dan

dibutuhkan, kami akan memberikan solusi untuk mewujudkannya. Inilah cara

tercepat dan mudah untuk segera memajukan usaha Anda.

Flexibilitas:

3 Jumlah pembiayaan sampai dengan Rp.5.000.000.000,-

3 Uang muka sangat ringan hanya 25 % dari total pembiayaan

3 Pembayaran angsuran dapat disesuaikan dengan kemampuan, jangka

waktu pembiayaan sampai dengan 1 tahun

3 Bebas memilih barang-barang modal kerja dan investasi sesuai keinginan

dan kebutuhan nasabah

3 Marjin yang kompetitif

Kemudahan:

3 Proses pembiayaan relatif mudah dan cepat

3 Kemudahan cara pembayaran angsuran

3 Perlindungan asuransi syariah

3 Bebas dinikmati siapa saja

2. Beli Bayar Tangguh Modal Kerja

Memajukan suatu usaha tidaklah sesulit yang Anda bayangkan. Kini hanya

perlu memilih barang-barang modal kerja yang diinginkan dan dibutuhkan,

kami akan memberikan solusi untuk mewujudkannya. Inilah cara tercepat dan

mudah untuk segera memajukan usaha Anda.

Flexibilitas:

3 Jumlah pembiayaan sampai dengan Rp.5.000.000.000,-

3 Uang muka sangat ringan hanya 25 % dari total pembiayaan

3 Pembayaran angsuran dapat disesuaikan dengan kemampuan, jangka

waktu pembiayaan sampai dengan 5 tahun.

3 Bebas memilih barang-barang investasi sesuai keinginan dan kebutuhan

nasabah, seperti alat-alat produksi, mesin pabrik dsb.

Kemudahan:

3 Proses pembiayaan relatif mudah dan cepat

3 Kemudahan cara pembayaran angsuran

3 Perlindungan asuransi syariah

3 Bebas dinikmati siapa saja

3. Beli Bayar Tangguh Investasi

Memajukan suatu usaha tidaklah sesulit yang Anda bayangkan. Kini hanya

perlu memilih barang-barang investasi yang diinginkan dan dibutuhkan, kami

akan memberikan solusi untuk mewujudkannya. Inilah cara tercepat dan mudah

untuk segera memajukan usaha Anda.

Flexibilitas:

3 Jumlah pembiayaan sampai dengan Rp.5.000.000.000,-

3 Uang muka sangat ringan hanya 25 % dari total pembiayaan

3 Pembayaran angsuran dapat disesuaikan dengan kemampuan, jangka waktu

pembiayaan sampai dengan 5 tahun.

3 Bebas memilih barang-barang modal kerja sesuai keinginan dan kebutuhan

nasabah, seperti barang dagangan, bahan baku dsb.

Kemudahan:

3 Proses pembiayaan relatif mudah dan cepat

3 Kemudahan cara pembayaran angsuran

3 Perlindungan asuransi syariah

3 Bebas dinikmati siapa saja

4. Beli Bayar Angsur (BBA) Usaha

Memajukan suatu usaha tidaklah sesulit yang Anda bayangkan. Kini hanya perlu

memilih barang-barang modal kerja dan investasi yang diinginkan dan

dibutuhkan, kami akan memberikan solusi untuk mewujudkannya. Inilah cara

tercepat dan mudah untuk segera memajukan usaha Anda.

Flexibilitas:

3 Jumlah pembiayaan sampai dengan Rp.5.000.000.000,-

3 Uang muka sangat ringan hanya 25 % dari total pembiayaan

3 Pembayaran angsuran dapat disesuaikan dengan kemampuan, jangka waktu

pembiayaan sampai dengan 5 tahun

3 Bebas memilih barang-barang modal kerja dan investasi sesuai keinginan dan

kebutuhan nasabah

3 Marjin yang kompetitif

Kemudahan:

3 Proses pembiayaan relatif mudah dan cepat

3 Kemudahan cara pembayaran angsuran

3 Perlindungan asuransi syariah

3 Bebas dinikmati siapa saja

5. Beli Bayar Angsur Rumah

Memilih rumah impian tidaklah sesulit yang Anda bayangkan. Kini hanya perlu

memilih rumah idaman, kami akan memberikan solusi untuk mewujudkan rumah

impian Anda. Inilah cara tercepat dan mudah untuk segera memiliki rumah

idaman.

Flexibilitas:

3 Jumlah pembiayaan sampai dengan Rp.2.000.000.000,-

3 Uang muka sangat ringan hanya 25 % dari harga rumah

3 Pembayaran angsuran dapat disesuaikan dengan kemampuan, jangka waktu

pembiayaan sampai dengan 15 tahun

3 Bebas menentukan lokasi dan memilih rumah idaman

Kemudahan:

3 Proses pembiayaan relatif mudah dan cepat

3 Kemudahan cara pembayaran angsuran

3 Perlindungan asuransi kebakaran dan jiwa

3 Bebas dinikmati siapa saja

6. Beli Bayar Angsur Renovasi

Merenovasi tidaklah sesulit yang Anda bayangkan. Kini hanya perlu membuat

rencana renovasi, kami akan memberikan solusi untuk mewujudkannya. Inilah

cara tercepat dan mudah untuk segera merenovasi rumah Anda. Dengan

menggunakan prinsip Bai Bitsaman Âjil (jual beli dengan sistem cicilan), dimana

terdapat kepastian harga rumah yang harus Anda bayar, maka pembiayaan ini

akan memberikan kepastian jumlah cicilan sampai akhir periode pembiayaan.

Flexibilitas:

3 Jumlah pembiayaan sampai dengan Rp 1.000.000.000

3 Uang muka sangat ringan hanya 25 % dari nilai renovasi

3 Pembayaran angsuran dapat disesuaikan dengan kemampuan, jangka waktu

pembiayaan sampai dengan 10 tahun

3 Pencairan pembiayaan dapat dilakukan secara bertahap sesuai kemajuan

pembangunan

Kemudahan:

3 Proses pembiayaan relatif mudah dan cepat

3 Kemudahan cara pembayaran angsuran

3 Perlindungan asuransi kebakaran dan jiwa

3 Bebas dinikmati siapa saja

7. Beli Bayar Angsur Mobil

Memilih mobil impian tidaklah sesulit yang Anda bayangkan. Kini hanya perlu

memilih jenis dan warna mobil idaman, kami akan memberikan solusi untuk

mewujudkan mobil impian Anda. Inilah cara tercepat dan mudah untuk segera

memiliki mobil idaman. Dengan menggunakan prinsip Bai Bitsaman Âjil (jual

beli dengan sistem cicilan), dimana terdapat kepastian harga mobil yang harus

Anda bayar, maka pembiayaan ini akan memberikan kepastian jumlah cicilan

sampai akhir periode pembiayaan

Flexibilitas:

3 Jumlah pembiayaan sampai dengan Rp.2.000.000.000,-

3 Uang muka sangat ringan hanya 25 % dari nilai kendaraan

3 Pembayaran angsuran dapat disesuaikan dengan kemampuan, jangka waktu

pembiayaan sampai dengan 5 tahun untuk mobil baru dan sampai dengan 3

tahun untuk mobil bekas (usia mobil tidak melebihi 5 tahun sejak diajukan)

3 Bebas memilih dealer dan mobil yang Anda idamkan

Kemudahan:

3 Proses pembiayaan relatif mudah dan cepat

3 Kemudahan cara pembayaran angsuran

3 Perlindungan asuransi

3 Bebas dinikmati siapa saja

8. Beli Bayar Angsur Sepeda Motor

Memilih sepeda motor impian tidaklah sesulit yang Anda bayangkan. Kini hanya

perlu memilih jenis dan warna sepeda motor idaman, kami akan memberikan

solusi untuk mewujudkan sepeda motor impian Anda. Inilah cara tercepat dan

mudah untuk segera memiliki sepeda motor idaman. Dengan menggunakan

prinsip Bai Bitsaman Âjil (jual beli dengan sistem cicilan), dimana terdapat

kepastian harga sepeda motor yang harus Anda bayar, maka pembiayaan ini akan

memberikan kepastian jumlah cicilan sampai akhir periode pembiayaan

Flexibilitas:

3 Jumlah pembiayaan sampai dengan Rp.15.000.000,-

3 Uang muka sangat ringan hanya 25 % dari nilai sepeda motor

3 Pembayaran angsuran dapat disesuaikan dengan kemampuan, jangka waktu

pembiayaan sampai dengan 3 tahun.

3 Bebas memilih dealer dan sepeda motor yang Anda idamkan

Kemudahan:

3 Proses pembiayaan relatif mudah dan cepat

3 Kemudahan cara pembayaran angsuran

3 Perlindungan asuransi syariah

3 Bebas dinikmati siapa saja

Beli Bayar Angsur Multiguna

Memilih barang impian tidaklah sesulit yang Anda bayangkan. Kini hanya perlu

memilih jenis barang idaman, kami akan memberikan solusi untuk mewujudkan

barang impian Anda. Inilah cara tercepat dan mudah untuk segera memiliki

barang idaman. Dengan menggunakan prinsip Bai Bitsaman Âjil (jual beli dengan

sistem cicilan), dimana terdapat kepastian harga barang yang harus Anda bayar,

maka pembiayaan ini akan memberikan kepastian jumlah cicilan sampai akhir

periode pembiayaan

Flexibilitas:

3 Jumlah pembiayaan sampai dengan Rp.250.000.000,-

3 Uang muka sangat ringan hanya 25 % dari nilai barang

3 Pembayaran angsuran dapat disesuaikan dengan kemampuan, jangka waktu

pembiayaan sampai dengan 3 tahun.

3 Bebas memilih dealer dan barang yang Anda idamkan

Kemudahan:

3 Proses pembiayaan relatif mudah dan cepat

3 Kemudahan cara pembayaran angsuran

3 Perlindungan asuransi syariah

3 Bebas dinikmati siapa saja

9. Beli Bayar Angsur Profesi

Memajukan suatu usaha profesi ternyata tidaklah sesulit yang Anda bayangkan.

Kini hanya perlu memilih barang-barang modal kerja dan investasi yang

diinginkan dan dibutuhkan untuk mengembangkan usaha Anda, kami akan

memberikan solusi untuk mewujudkannya. Inilah cara tercepat dan mudah untuk

segera memajukan usaha profesi Anda. Dengan menggunakan prinsip Bai

Bitsaman Âjil (jual beli dengan sistem cicilan), dimana terdapat kepastian harga

barang yang harus Anda bayar, maka pembiayaan ini akan memberikan kepastian

jumlah cicilan sampai akhir periode pembiayaan

Flexibilitas:

3 Jumlah pembiayaan sampai dengan Rp 500.000.000,-

3 Uang muka sangat ringan hanya 25 % dari total pembiayaan

3 Pembayaran angsuran dapat disesuaikan dengan kemampuan, jangka waktu

pembiayaan sampai dengan 3 tahun.

3 Bebas memilih barang-barang modal kerja dan investasi sesuai keinginan dan

kebutuhan nasabah.

Kemudahan:

3 Proses pembiayaan relatif mudah dan cepat

3 Kemudahan cara pembayaran angsuran

3 Perlindungan asuransi syariah

3 Bebas dinikmati siapa saja

10. Beli Bayar Angsur Modal Kerja

Memajukan suatu usaha tidaklah sesulit yang Anda bayangkan. Kini hanya perlu

memilih barang-barang modal kerja yang diinginkan dan dibutuhkan, kami akan

memberikan solusi untuk mewujudkannya. Inilah cara tercepat dan mudah untuk

segera memajukan usaha Anda. Dengan menggunakan prinsip Bai Bitsaman Âjil

(jual beli dengan sistem cicilan), dimana terdapat kepastian harga barang yang

harus Anda bayar, maka pembiayaan ini akan memberikan kepastian jumlah

cicilan sampai akhir periode pembiayaan

Flexibilitas:

3 Jumlah pembiayaan sampai dengan Rp.5.000.000.000,-

3 Uang muka sangat ringan hanya 25 % dari total pembiayaan

3 Pembayaran angsuran sampai dengan 12 bulan.

3 Bebas memilih barang-barang modal kerja sesuai keinginan dan kebutuhan

nasabah.

Kemudahan:

3 Proses pembiayaan relatif mudah dan cepat

3 Kemudahan cara pembayaran angsuran

3 Perlindungan asuransi syariah

3 Bebas dinikmati siapa saja

11. Beli Bayar Angsur Investasi

Memajukan suatu usaha tidaklah sesulit yang Anda bayangkan. Kini hanya perlu

memilih barang-barang investasi yang diinginkan dan dibutuhkan, kami akan

memberikan solusi untuk mewujudkannya. Inilah cara tercepat dan mudah untuk

segera memajukan usaha Anda. Dengan menggunakan prinsip Bai Bitsaman Âjil

(jual beli dengan sistem cicilan), dimana terdapat kepastian harga barang yang

harus Anda bayar, maka pembiayaan ini akan memberikan kepastian jumlah

cicilan sampai akhir periode pembiayaan.

Flexibilitas:

3 Jumlah pembiayaan sampai dengan Rp 5.000.000.000

3 Uang muka sangat ringan hanya 25 % dari total pembiayaan

3 Pembayaran angsuran sampai dengan 5 tahun.

3 Bebas memilih barang-barang investasi sesuai keinginan dan kebutuhan

nasabah.

Kemudahan:

3 Proses pembiayaan relatif mudah dan cepat

3 Kemudahan cara pembayaran angsuran

3 Perlindungan asuransi syariah

3 Bebas dinikmati siapa saja

12. GES (Gadai Emas Syariah)

Penyerahan hak penguasaan secara fisik atas harta/ barang berharga dari nasabah

kepada bank untuk dikelola dengan prinsip al-Rahn untuk jangka waktu tertentu,

dengan membayar ongkos sewa atas penitipan barang yang digadaikan.

al-Rahn merupakan akad penyerahan barang dari nasabah kepada bank sebagai

jaminan atas hutang yang dimiliki nasabah.

Manfaat:

3 Nyaman dalam bertransaksi

3 Pembiayaan sesuai kebutuhan dan berdasarkan prinsip syariah

3 Proses cepat dan mudah

3 Dibukakan rekening tabungan Bagi Hasil (bagi yang belum memiliki)

3 Barang gadai aman terlindungi

Fasilitas:

3 Penarikan on line melalui seluruh jaringan ATM Bank Danamon

3 Penyimpanan barang gadai aman dan dijamin oleh asuransi syariah

3 Layanan informasi produk 24 jam melalui Danamon Access Center (DAC)

Persyaratan dan Ketentuan Produk:

3 Bukti identitas yang sah

3 Menyerahkan barang gadai berupa emas perhiasan atau lantakan

3 Memiliki rekening tabungan/ giro pada Kantor Cabang Syariah Bank

Danamon

3 Menandatangani akad pembiayaan dan gadai emas syariah

3 Membayar biaya pemeliharaan, asuransi dan materai

3 Jumlah pembiayaan gadai yang diberikan adalah Rp.1.000.000,- sampai

dengan Rp.250.000.000,-

3 Nilai pembiayaan yang diberikan adalah 80 % dari nilai taksir emas dan 50 %

dari nilai taksir aksesoris barang yang digadaikan

3 Jangka waktu pembiayaan 2 bulan dan akad dapat diperbaharui

Jasa-Jasa Lain

1. Transfer/Inkaso

Dalam dunia perbankan syariah inkaso disebut juga dengan hawalah yang

dterapkan dalam proses debet transfer.

2. Penampungan Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS)

Produk jasa yang dikeluarkan bank ini bukan hanya produk-produk yang

berdasarkan akad syariah namun Bank Danamon Syariah menampung zakat,

infaq, dan shadaqah untuk disalurkan kepada yang membutuhkan terutama pada

dhuafa.

Layanan pembayaran Zakat, Infaq dan Shadaqah merupakan bagian dari

layanan yang diberikan oleh bank Danamon Syariah bekerjasama dengan dua

lembaga zakat terkemuka di Indonesia yaitu Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) dan Dompet Dhuafa Republika (DD). Layanan ini merupakan wujud

tanggung jawab Bank Danamon Syariah kepada Allah SWT dan tanggung jawab

sosial kepada masyarakat luas.

3. Bank Garansi (Kafâlah)

Menurut istilah kafâlah ialah suatu jaminan yang diberikan oleh

penanggung (kafîl) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua

(yang ditanggung) terhadapnya.

B.Profil Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa Republika

1. Sejarah Berdirinya

Masyarakat Mandiri (MM) adalah sebuah lembaga nirlaba yang bergerak

dalam pemberdayaan masyarakat miskin di pedesaan dan perkotaan.

Kelahirannya dibidani oleh Dompet Dhuafa Republika pada tahun 2000. Sejak

bulan juli 2005, MM resmi menjadi lembaga otonom dengan memperkuat visi

dan misi sebagai wahana pemberdayaan berbagai komunitas dhuafa atau yang

terpinggirkan, sehingga mereka mencapai kemandirian.56

Kondisi kemiskinan menyebabkan kaum dhuafa atau miskin tak dapat

memenuhi kebutuhan dasar secara layak, seperti makanan, kesehatan, perumahan

dan pekerjaan. Dalam banyak hal, orang miskin dipaksa untuk hidup dalam situasi

tidak manusiawi. Harkat dan martabat sebagai manusia terabaikan, acapkali

mendapat perlakuan yang tidak adil dari pihak lain. Keterbatasan informasi

membuat orang miskin tidak tahu hak-haknya. Jikapun tahu hak-haknya, mereka

tak memiliki posisi tawar untuk menuntut hak-haknya yang telah dilanggar.

56Masyarakat Mandiri, Company Profile Masyarakat Mandiri, Bogor, 2008

Kemiskinan juga berpotensi menjebak kaum dhuafa pada berbagai problema

sosial.

Kompleksitas problematika kemiskinan, membuat setiap ikhtiar

menanggulanginya memerlukan pendekatan komprehensif, integral dan

berkelanjutan. Sebentuk upaya yang dipilih MM adalah pengembangan kapasitas

kelompok miskin. Konsep ini erat kaitannya dengan konsep pemberdayaan

masyarakat. Proses pemberdayaan masyarakat bertitik tolak untuk memandirikan

masyarakat agar meningkatkan taraf hidupnya, mengoptimalkan dengan sebaik

mungkin sumber daya alam dan manusia setempat. Maka, di sinilah upaya

pendampingan intensif menjadi salah satu pilihan bijak untuk menjalankan proses

transformasi kesadaran komunitas untuk berubah dengan sumber daya yang

mereka miliki.

Keberhasilan pemberdayaan masyarakat mandiri (Community

Development) akan sulit tercapai tanpa keterlibatan dari berbagai pihak terkait.

Proses pemberdayaan komunitas bertitik tolak untuk memandirikan masyarakat

guna meningkatkan taraf hidupnya, mengoptimalkan dengan sebaik mungkin

sumber daya alam dan manusia setempat.

2. Visi dan Misi

Adapun Visi Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa Republika adalah57

Tumbuhnya komunitas-komunitas yang berdaya dan berkemampuan untuk

meningkatkan kualitas kehidupannya, secara mandiri dan berkesinambungan.

Adapun Misi Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa Republika adalah

1. Memfasilitasi penyadaran komunitas dalam membangun diri dan

lingkungan ke arah kehidupan yang lebih berkualitas.

2. Membangun kapasitas kelembagaan lokal

3. Memfasilitasi terjadinya sinergi lintas pelaku (multistakeholder) untuk

keberlanjutan sistem mata penghidupan komunitas (livelihood system)

Adapun tujuan Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa Republika adalah

1. Tercapainya kemandirian material komunitas sasaran

2. Tercapainya kemandirian intelektual komunitas sasaran

3. Tercapainya kemandirian manajemen komunitas sasaran

Arah Program Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa adalah sebagai berikut

1. Penyadaran

2. Pengorganisasian

3. Kaderisasi

4. Dukungan Teknis

5. Pengelolaan Sistem

57Ibid.,

3. Struktur Organisasi

Strategic Advisor Eri Sudewo

Nana Mintarti

Direktur Eksekutif Tektano GDS

Manajer Program Ponco Nugroho

Kabag. Operasional GS Wasi'ah R. Mahary

Koord. GA Sutisna Ahmad

Akunting Liberti Sanusi

Staff Keuangan Anwar Syam

Manajer Markom A. Robi

Staf Komunikasi Hery D. Kurniawan

Staf Marketing Dessy Sonyaratri

Program Urban

Koord. Program Munipah

PM - KPMS Cucu Wiguna

PM - Urban Lanjutan Leni Marlina

PM - YM2 Ine Prestiani

PM - Laz Annur Deisy Purwandari

Program Rural

Koord. Program Rano Karno

PM - Pacitan Gito Haryanto

PM - Pacitan Rudi Dwi Stiyanto

PM - Sidoarjo Catur Susanto

Program Umum - Migran

Koord. Program Ahsin Aligori

PM - Sukabumi Rofi'ah

PM - Cianjur Suherman

PM - Kendal Siskawati

PM - Ketahanan Pangan Ery Sugiyanto

4. Program-Program

Masyarakat Mandiri merupakan jejaring Dompet Dhuafa Republika

yang berfokus pada aktivitas pemberdayaan masyarakat, dengan menumbuhkan

budaya kewirausahaan sosial untuk pengembangan ekonomi lokal. Karena itu

Masyarakat Mandiri tidak memiliki produk-produk seperti halnya Bank

Syariah. Akan tetapi Masyarakat Mandiri memiliki suatu hal yang dapat

disesuaikan dengan perbankan syariah yaitu program pemberdayaan

masyarakat mandiri.

Masyarakat mandiri melakukan program-programnya dengan dengan

beberapa pendekatan antara lain:58

1. Pembentukkan kelompok secara partisipatif

2. Pendampingan langsung

3. Penumbuhan kader lokal

4. Pengembangan kelembagaan komunitas

5. Menjalin kerjasama lintas pelaku (multistakeholder)

Adapun Komponen Program dari Masyarakat Mandiri adalah

1. Pembiayaan usaha mikro berbasis kelompok

2. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia

3. Pengembangan kelembagaan komunitas

4. Pemupukan modal swadaya

5. Pembangunan jaringan dan sinergi

6. Pengembangan informasi dan teknologi tepat guna

Masyarakat Mandiri memiliki program pemberdayaan masyarakat

berdasarkan wilayah dampingan yang meliputi empat sasaran area, yaitu:

A. Wilayah Urban (Perkotaan)

Program urban yang telah dilakukan diantaranya pemberdayaan komunitas

usaha mikro makanan jajanan yang rawan penggunaan bahan tambahan

pangan berbahaya di Jabodetabek. 500-an pedagang didampingi dan telah

58Ibid.,

memiliki usaha bersama untuk menunjang kelembagaan lokal yang dibentuk

oleh kelompok bersama (Ikhtiar Swadaya Mitra). Program urban lain adalah

pemberdayaan ekonomi berbasis masjid untuk usaha mikro di seputar masjid

kota wisata dan kota legenda, Jakarta Timur

B. Wilayah Rural (Pedesaan)

Program rural diantaranya pemberdayaan komunitas petani kelapa di Pacitan,

Jawa Timur juga mengimplementasikan pemberdayaan dengan pendekatan

pengembangan ekonomi lokal berbasis klaster.

Diantaranya Kampung Hayati Tahu Iwul di Parung Bogor dan Kampung Itik

Terpadu di Tangerang. Bekerja sama dengan Japan International Cooperation

Agency (JICA), dijalankan program revitalisasi Posyandu yang ditunjang

pemberdayaan ekonomi di Desa Kedaung Kronjo, Tangerang. Beberapa desa

yang tersebar di daerah Tangerang, Bekasi dan Bogor memperoleh

pendampingan sejak tahun 2000, dan dua desa diantaranya telah memiliki

koperasi

C. Wilayah Kantong Migran

Masyarakat Mandiri memiliki program yang khusus berkosentrasi pada

daerah-daerah asal pekerja migrant (TKI/ TKW). Sasaran program adalah

pekerja migrant yang telah pulang dan keluarga serta warga potensial menjadi

migran. Program ini diantaranya dijalankan di daerah Sukabumi dan Cianjur,

menjangkau usaha mikro dan kecil berbasis pertanian dan kerajinan.

D. Wilayah Recovery

Pemberdayaan ekonomi sangat dibutuhkan bagi komunitas korban bencana

alam sebagai bagian dari upaya recovery untuk keberlangsungan hidup

mereka. Masyarakat Mandiri memberikan dampingan bagi komunitas

pembatik Giriloyo, Imogiri, Bantul korban gempa. Di sekitar Pangandaran,

Masyarakat Mandiri mendampingi petani dan nelayan Logodor, Cimerak

korban tsunami. Di sekitar pantai Ayah Kebumen, dilakukan pendampingan

nelayan dan usaha mikro korban tsunami. Pendampingan juga pernah

dilakukan pada korban tsunami Aceh, gempa Banggai Kepulauan dan

Bengkulu.

BAB IV

POLA KERJA SAMA BANK DANAMON SYARIAH DAN MASYARAKAT

MANDIRI DOMPET DHUAFA DALAM PENGELOLAAN

QARDHUL HASAN

A. Strategi Pengelolaan Qardhul Hasan di Bank Danamon Syariah dan MM

Dompet Dhuafa

Pendirian Bank Danamon Syariah merupakan perwujudan dari visi Bank

Danamon untuk menjadi “Bank Pilihan Masyarakat” (The Bank of Choice) serta

langkah strategis dalam menyongsong pertumbuhan dan perkembangan pasar

perbankan syariah yang semakin dinamis dan upaya dukungan terhadap langkah-

langkah pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Target utama dari penghimpunan dana berasal dari golongan menengah ke

atas,namun fokus penyaluran pembiayaan 80 % untuk sektor UKMK dan 20 %

untuk konsumen.59

Berlandaskan target utama tersebut di atas dan bentuk desain

Entrepreneur Empowerment sebagai bagian dari kepedulian perusahaan.60

Serta

59Perbankan Syariah dan Bagi Hasil, diakses dari situs http\\www.danamon.co.id

60“Danamon Syariah Cairkan Dana Qardhul Hasan”, Republika, 15 Juni 2007, h. 7

berdasarkan tanggung jawab sosial (cooperate social responsibility/ CSR) maka

salah satu produk yang diluncurkan Bank Danamon Syariah adalah qardhul

hasan.

Bank Danamon sebagai induk dari Bank Danamon Syariah memiliki

yayasan yang bergerak dibidang sosial kemanusiaan dinamakan Yayasan

Danamon Peduli. Danamon Peduli menyalurkan baantuan kemanusiaan untuk

bencana alam dan program-program kemanusiaan lainnya.61

Adapun Bank Danamon Syariah sebagai unit usaha di bawah Bank

Danamon memiliki dana qardhul hasan yang sumber dananya berasal dari denda

keterlambatan dari debitur. Dana qardhul hasan tidak diperbolehkan dipakai

sebagai keuntungan Bank, namun harus disalurkan sebagai dana sosial.62

Saat ini

dari total dana qardhul hasan yang sudah disalurkan sebesar Rp.205.000.000

Danamon Syariah telah menyalurkan dana qardhul hasan tersebut antara lain

kepada:63

3 Pengusaha Kecil Tahu Desa Iwul (Binaan Masyarakat Mandiri

Dompet Dhuafa)

3 PT BMT Permodalan Dompet Dhuafa

3 Kelompok Peternakan Rakyat Ayam Kampung Sukabumi (Binaan

Danamon Peduli)

61Wawancara pribadi dengan Indah Kusumaningrum. Jakarta, 23 Mei 2008.

62Ibid.,

63Ibid.,

Saat ini sumber dana dari produk qardhul hasan di Danamon Syariah di

ambil dari denda keterlambatan debitur yaitu nasabah pemegang Syariah Card

(Dirham Card) yang dikenai denda keterlambatan atas pembayaran tagihannya

yang dana tersebut, akan masuk di dana qardhul hasan. Sementara itu, untuk dana

zakat, infaq dan sadaqah (ZIS), beberapa lembaga amil zakat yang sudah bekerja

sama dengan Danamon Syariah yang mengelolahnya. Lembaga-lembaga tersebut

banyak melakukan kegiatan promosi untuk mengajak masyarakat membayar ZIS.

Dana ZIS sendiri di Danamon Syariah bukan bagian dari sumber dana qardhul

hasan.64

Dana qardhul hasan di Danamon Syariah lebih diprioritaskan untuk

digunakan sebagai dana bergulir, yaitu yang sifatnya untuk menunjang

perekonomian rakyat kecil, misalnya modal usaha. Hal ini yang akan mendorong

jiwa entrepreneur pada masyarakat supaya dapat hidup mandiri di tengah-tengah

lingkungannya. Target atau tujuan dari dana qardhul hasan di Danamon Syariah

yakni untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dipergunakan untuk

keperluan sosial yang mendesak dan keperluan pemberdayaan umat.

Ketentuan-ketentuan/ batasan-batasan untuk penyaluran dana qardhul

hasan antara lain:65

1. Dana sosial hanya dapat digunakan untuk keperluan sosial yang

mendesak dan keperluan pemberdayaan umat.

64Ibid.,

65Ibid.,

2. Aloksai pemanfaatan dana qardhul hasan digunakan berdasarkan

prioritas kebutuhan

3. Program pemberdayaan yaitu program pendayagunaan dana sosial

yang bersifat produktif dengan mendorong mustahik untuk lebih

berdaya.

4. Program lainnya untuk kemaslahatan umat.

Pada dasarnya qardhul hasan termasuk produk pembiayaan yang

disediakan oleh bank dengan ketentuan bank tidak boleh mengambil keuntungan

berapapun darinya dan hanya diberikan pada saat keadaan emergency . Bank

terbatas hanya dapat memungut biaya administrasi dari nasabah. Nasabah hanya

berkewajiban membayar pokoknya saja, dan untuk jenis qardhul hasan pada

dasarnya nasabah apabila memang dalam keadaan tidak mampu ia tidak perlu

mengembalikannya.66

Dana qardhul hasan yang terhimpun tersebut, agar penyaluran qardhul

hasan tepat sasaran dan efektif maka Bank Danamon Syariah bekerja sama

dengan lembaga sosial dan lembaga amil zakat. Lembaga-lembaga tersebut,

memiliki rekening di Bank Danamon Syariah, sehinga mereka bisa dikategorikan

sebagai nasabah Bank Danamon Syariah, namun penerima dana bantuan

66Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, Yogyakarta, Gadjah Mada

University Press, 2007, cet-1, h. 139

sesungguhnya atau end usernya tetap adalah masyarakat yang membutuhkan yang

notabene belum menjadi nasabah.67

Tentu dengan kriteria-kriteria lembaga yang seusai dengan Bank

Danamon Syariah. Kriteria-kriteria lembaga sosial dan lembaga amil zakat

menurut perspektif Bank Danamon Syariah antara lain:68

1. Lembaga sosial atau lembaga Amil Zakat haruslah lembaga yang sudah

berpengalaman minimal 1 tahun.

2. Mempunyai tim Pembina

3. Mempunyai Dewan Pengawas dan mempunyai Badan Hukum

4. Lembaga-lembaga tersebut mempunyai rekening di Bank Danamon

Syariah.

Dana qardhul hasan sendiri diprioritaskan untuk masyarakat yang belum

bankable dan sangat membutuhkan. Dana qardhul hasan tidak digunakan untuk

nasabah Danamon Syariah sendiri karena dana ini lebih diprioritaskan untuk

mengangkat kemiskinan melalui Lembaga-Lembaga Sosial dan Amil Zakat.

Salah satu lembaga pemberdayaan yang diberikan amanah untuk

pemberdayaan ekonomi mikro adalah Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa. Bank

Danamon Syariah yang mendapatkan Service Quality Award 2007 bekerja sama

dengan Masyarakat Mandiri dengan memberikan bantuan modal pada pengusaha

67 Wawancara pribadi dengan Indah Kusumaningrum. Jakarta, 23 Mei 2008

68Abdul Ghofur, Perbankan Syariah

kecil tahu di Iwul, Parung, Bogor. Diharapkan dengan qardhul hasan tersebut

makin memperkuat basis usaha kecil.69

MoU pemberian dana qardhul hasan

sendiri dilakukan pada tanggal 12 Juni 2007 di Bumi Pengembangan Insani (BPI)

Dompet Dhuafa, Bogor.

Masyarakat Mandiri merupakan sebuah lembaga nirlaba yang bergerak

dalam pemberdayaan komunitas di pedesaan, perkotaan, wilayah asal pekerja

migrant dan recovery pasca bencana.70

Keberhasilan pemberdayaan masyarakat

(Community Development) akan sulit tercapai tanpa keterlibatan dari berbagai

pihak terkait. Masyarakat Mandiri dengan ‘empowering dan synergy’nya

berinisiatif mengambil peran sebagai jembatan masa depan yang menghubungkan

komunitas dampingan dengan multi stakeholder secara sinergi.

Masyarakat Mandiri mencoba menawarkan model lain kepada komunitas

dampingan. Harapannya dengan model ini, komunitas dhuafa mampu terjaring

potensinya secara optimal. Tidak perlu modal dari mereka, atau agunan seperti

praktik pembiayaan di beberapa lembaga keuangan. Tapi, cukup niat yang

sungguh-sungguh dan kepercayaan antar anggota komunitas.71

Kerja sama yang

dilakukan antara Danamon Syariah dengan Masyarakat Mandiri diharapkan dapat

dan mampu menyokong keberlanjutan proses pemberdayaan.

69“Danamon Syariah Cairkan Dana Qardhul Hasan” , Republika,15 Juni 2007, h. 7

70Masyarakat Mandiri, Company Profile Masyarakat Mandiri, Bogor, 2008

71“MM=Mikro Finance”, diakses pada tanggal 28 Mei 2008 dari situs

http\\www.masyarakatmandiri.org.id

Masyarakat Mandiri berusaha menyodorkan pemberdayaan masyarakat

dengan visi: tumbuhnya komunitas-komunitas yang berdaya dan berkemampuan

meningkatkan kualitas kehidupannya, mewujudkan hal itu harus dicapai

kemandirian material, intelektual dan manajemen komunitas. Dengan sumber

dana berasal dari stakeholder-stakeholder yang bekerja sama dengan Masyarakat

Mandiri dan sebagian besar bersumber dari funding utamanya yaitu Dompet

Dhuafa.

Dengan dana ini diharapkan dapat menyalurkan pembiayaan kepada yang

berhak untuk pemberdayaan masyarakat. Salah satu sumber dana yang disalurkan

melalui Masyarakat Mandiri adalah dana qardhul hasan yang diberikan oleh

Bank Danamon Syariah sebesar Rp.33.000.000,-

Program kemitraan Bank Danamon Syariah dengan pengusaha IRT

(Industri Rumah Tangga) Tahu skala mikro untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dan komunitas, dilakukan melalui pembiayaan usaha di dua desa

yakni di Kampung Iwul Desa Bojong Sempu dan Kampung Iwul Desa Iwul

kecamatan Parung. Bersama Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa sebagai

pelaksana pendampingan komunitas di lapangan. Melalui program ini, dapat

memberikan akses permodalan pada IRT Tahu tersebut disamping pembinaan

manajemen usaha mikro dan keagamaan.72

72Wawancara Pribadi dengan Rano Karno. Bogor, 14 Mei 2008

Tujuan dari Program Kampung Hayati Sentra Tahu di Kampung Iwul

Desa Bojong Sempu, Kecamatan Parung Kabupaten Bogor antara lain:73

1. Peningkatan pendapatan para perajin tahu, baik karena peningkatan

skala usaha, peningkatan mutu dan citra produk, maupun karena usaha

turunan yang dihasilkan

2. Keberadaan sentra industri rumah tangga pembuatan tahu tidak

mencemari lingkungan, bahkan limbah yang dihasilkannya dapat

memberikan keuntungan.

3. Terbentuknya “Kampung Hayati” dengan konsep zero waste dengan

tata ruang yang mempertimbangkan norma-norma lingkungan

sehingga Kampung Iwul dapat menjadi daerah percontohan sentra

industri rumah tangga tahu yang sehat dari produksi hingga pasca

produksi.

Proses-proses yang sudah dilakukan dalam program pemberdayaan klaster

tahu adalah dengan pembiayaan usaha. Pada awal proses pendampingan (awal

tahun 2006) terjadi isu formalin yang merebak di wilayah Jabodetabek. Pengrajin

tahu juga memperoleh dampak yang nyata terhadap isu formalin in. Maka

dengan pembiayaan usaha yang dilakukan dapat menggerakkan kembali

perekonomian masyarakat pengrajin tahu.74

73“Kaji Dampak Program Kampung Hayati Sentra Tahu Iwul Masyarakat Mandiri Kampung

Iwul Desa Bojong Sempu Kecamatan Parung Bogor”, Masyarakat Mandiri, Jakarta, 2007

74Ibid.,

Jumlah penerima manfaat awal sebanyak 38 KK pengrajin tahu di

Kampung Iwul, Parung Bogor yang tergabung dalam 2 Rembung Mitra (RM)

dengan jumlah Kelompok sebanyak 7 KM. Setiap pesan dilaksanakan pertemuan

kelompok dengan agenda pembinaan rutin dan angsuran pembiayaan.75

Tabel Rekapitulasi Mitra Awal Dampingan Program

NO NAMA KELOMPOK DESA JUMLAH

MITRA

PEMBIAYAAN

TERSALUR

(Rp)

1 TMR Danamon Iwul 6 9.000.000

2 Sejati Bojong Sempu 5 3.410.000

3 Pelangi Bojong Sempu 5 3.750.000

4 Sriwijaya Bojong Sempu 7 5.200.000

5 Pecinta Usaha Bojong Sempu 5 3.750.000

6 Panca Usaha Bojong Sempu 5 4.160.000

7 Subur Makmur Bojong Sempu 5 3.750.000

Jumlah 38 33.020.000

Dalam perkembangannya program mampu menambah mitra baru hasil

dari perguliran angsuran mitra dampingan. Sebanyak delapan belas (18) mitra

baru terekrut dalam perguliran angsuran tersebut, yang terbagi atas tiga orang

mitra di Desa Muara Kecamatan Teluk Naga Tangerang dan 15 orang dari

Kampung Iwul desa Bojong Sempu. Dapat dilihat dari table berikut:76

75“Progress Report Pengguliran Dana Qardhul Hasan Bank Danamon Syariah”,Masyarakat

Mandiri, Jakarta, 2008

76Ibid.,

NO NAMA KELOMPOK DESA JUMLAH

MITRA

PEMBIAYAAN

TERSALUR (Rp)

1 Garapan Muara 3 6.000.000

2 Danamon 1 Bojong Sempu 5 1.000.000

3 Danamon 2 Bojong Sempu 5 1.000.000

4 Danamon 3 Bojong Sempu 5 1.000.000

Jumlah 18 9.000.000

Secara umum program Kampung Hayati Sentra Tahu Iwul sudah berjalan

selama 17 bulan pendampingan. Mitra dampingan telah menyepakati

kelembagaan yang berbentuk Koperasi (Lembaga Keuangan Ekonomi Mikro)

dengan nama koperasi ISM Mitra Bersama (KMB). Jumlah mitra dampingan

berjumlah 180 KK, terdiri dari 21 KK anggota koperasi, 133 Mitra layanan di

Kampung Iwul, 20 mitra layanan di Desa Jampang, 5 mitra layanan di Pasar

Rumpin dan 5 mitra layanan khusus. Koperasi ISM Mitra Bersama juga sudah

memperluas jangkauan layanannya (masuk ke mitra layanan selain pengrajin tahu

dan turunannya) dan juga sudah memperbanyak jenis layanan pembiayaan selain

murâbahah dan mudhârabah.77

Untuk menunjang keberlanjtan kelembagaan yang sudah dibentuk,

program juga memfasilitasi kegiatan usaha bersama dengan akad mudharabah

(bagi hasil) berupa jual beli kedelai dan juga kayu bakar. Dari hasil keuntungan

usaha bersama tersebut, koperasi telah mampu memberikan salary bulanan

77“Progres Program Kampung Hayati Sentar Tahu Iwul”, Masyarakat Mandiri, Bogor, 2008

kepada pengurus ISM/ Koperasi. Keuntungan yang diperoleh juga dipergunakan

untuk menutupi operasional lembaga rutin dan juga untuk diberikan kepada

anggota berupa SHU (sisa hasil usaha).78

Pembinaan usaha yang dilakukan Masyarakat Mandiri adalah terkait

dengan manajemen usaha yang baik. Manajemen meliputi tentang strategi

peningkatan skala usaha (omset) yang dijalankan, peningkatan mutu dan citra

produk dan juga usaha turunan yang dihasilkan.

Kegiatan selanjutnya yang akan dilakukan pada bulan berikutnya adalah

pendampingan usaha dengan melakukan pertemuan rutin dan juga kunjungan

(home visit). Pertemuan rutin yang dilakukan adalah pertemuan mingguan

bersama dengan pengurus koperasi ISM Mitra Bersama dan forum bulanan

bersama dengan koordinator program Klaster Tahu Iwul Masyarakat Mandiri

Dompet Dhuafa 79

Adapun perguliran dana angsuran yang terkumpul akan dipergunakan

untuk penambahan mitra dampingan sehingga terjadi penambahan jumlah

pemetik manfaat dari program yang digulirkan. Hal tersebut dilakukan karena

masyarakat dengan keterbatasan yang ada masih mengalami kesulitan untuk bisa

78Ibid.,

79Wawancara Pribadi dengan Rano Karno. Bogor, 14 Mei 2008.

mengakses permodalan terutama dari perbankan yang dikarenakan mereka belum

bankable dan juga belum visible.80

Dalam perguliran dana qardhul hasan tersebut, tidak selalu sesuai dengan

rencana yang dharapkan. Berbagai kendala dihadapi Masyarakat Mandiri dalam

mendampingi masyarakat IRT Tahu di Iwul. Ada beberapa hambatan yang

dihadapi Masyarakat Mandiri antara lain:81

1. Tahu dan turunannya masih dikerjakan secara sederhana dan masih sangat

jauh dari standarisasi produk yang berkualitas, sehingga pemasarana

masih kepada kalangan menengah ke bawah

2. Masyarakat yang mendapat pendampingan program adalah masyarakat

kurang mampu baik dari sisi intelektual dan juga materi sehingga

berpengaruh terhadap pola prilaku berusaha masyarakat dampingan.

3. Kondisi perekonomian makro yang tidak stabil seperti harga–harga bahan

baku naik cukup tinggi dan psikologi konsumen terhadap isu yang

beredar.

Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, pendampingan IRT Tahu

melakukana langkah-langkah penanganan program seperti mengadakan

pendampingan usaha dengan melakukan pertemuan rutin dan juga kunjungan

rumah (home visit). Pertemuan rutin yang dilakukan adalah pertemuan mingguan

80“Progres Program Kampung Hayati Sentra Tahu Iwul”, Masyarakat Mandiri, Bogor, 2008

81Ibid.,

bersama dengan pengurus koperasi ISM Mitra Bersama dan forum bulanan

bersama dengan koordinator program Klaster Tahu Iwul Masyarakat Mandiri

Dompet Dhuafa.82

Dalam pertemuan tersebut dibahas permasalahan-permasalahan yang

terjadi pada masyarakat dampingan dan solusi bersama untuk mengatasi masalah

tersebut, selain itu, pertemuan juga merupakan menindaklanjuti pembiayaan

masyarakat di Kampung Iwul. Beberapa langkah yang dilakukan untuk mengatasi

kondisi makro yang mengalami kenaikan bahan baku yang cukup tinggi adalah

membuat komitmen-komitmen seperti effisiensi penetapan harga dan produksi

tahu.83

B. Pola Kerja Sama Bank Danamon Syariah dengan MM Dompet Dhuafa

dalam Pengelolaan Qardhul Hasan

Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa mempunyai desa binaan di Desa

Iwul yang tadinya masyarakat di desa ini tingkat kemiskinan amat tinggi. Untuk

itu Masyarakat Mandiri melatih warga tersebut dengan keterampilan membuat

industri rumahan tahu untuk dipasarkan Pola kerja sama Bank Danamon Syariah

dengan Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa adalah pihak Bank Danamon

Syariah memberikan dana Qardhul Hasan kepada warga desa Iwul sebagai modal

82Ibid.,

83Wawancara Pribadi dengan Rano Karno. Bogor, 14 Mei 2008.

usaha membuat industri tahu. Apabila dana tersebut sudah lunas maka

Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa bisa menyalurkan kembali dana tersebut

untuk program kemanusiaan yang lain atau disebut juga dana bergulir.84

Dana yang sudah diserahkan melalui Masyarakat Mandiri berdasarkan

akad qardhul hasan artinya dana tersebut wajib untuk dikembalikan kepada pihak

perbankan.akan tetapi pengembaliannya bukan berupa dana yang digulirkan

melainkan laporan secara periodik setiap tiga bulan kepada Bank Danamon

Syariah Proses pencairan dana qardhul hasan sendiri antara MoU dengan waktu

pencairan membutuhkan waktu lebih kurang 2 bulan.85

Dana qardhul hasan sendiri merupakan dana bergulir artinya bahwa setiap

dana yang telah dihasilkan dari pembiayaan terhadap mitra dampingan akan

digunakan untuk lagi untuk pemberdayaan ekonomi umat. Sehinga pihak

Danamon Syariah dan Masyarakat Mandiri membuat pola qardhul hasan yang

sesuai dengan tujuannya.

Pihak Danamon Syariah menyalurkan dana bergulir tersebut dengan akad

qardhul hasan (dana kebajikan) kepada pihak lembaga pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Dompet Dhuafa dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dan pemberdayaan masyarakat. Masyarakat Mandiri yang menerima

dana tersebut kemudian menyalurkannya kepada masyarakat Kampung Tahu

84Wawancara Pribadi dengan Indah Kusumaningrum. Jakarta, 23 Mei 2008

85Wawancara Pribadi dengan Rano Karno. Bogor, 14 Mei 2008

Iwul melalui koperasi–koperasi yang dibentuk dari komunitas masyarakat

tersebut.

Melalui Koperasi yang dibentuk ini, maka mitra-mitra dampingan yang

membutuhkan modal untuk usaha akan diberikan pembiayaan. Anggota koperasi

sendiri dibedakan menjadi 2 bentuk yaitu:

1. Anggota koperasi penuh yaitu anggota koperasi yang memperoleh atau

melakukan transaksi pembiayaan/ pinjaman usaha dengan masyarakat

mandiri dan telah menyetorkan simpanan pokok dan simpanan wajib

beserta sumbangan suka rela dan berhak memperoleh SHU (sisa hasil

usaha).

2. Calon anggota/ mitra biasa yaitu mitra yang hanya dapat melakukan

transaksi pembiayaan usaha/ modal saja.

Mitra dampingan telah menyeapakati kelembagaan lokal yang berbentuk

Koperasi (Lembaga Keuangan Mikro) dengan nama Koperasi ISM Mitra Bersama

(KMB). Melalui koperasi ISM Mitra Bersama telah memperluas jangkauan

layanannya (masuk ke mitra layanan lain selain pengrajin tahu dan turunannya)

dan juga sudah memperbanyak jenis layanan pembiayaan selain murâbahah dan

mudhârabah antara lain gadai dan pembiayan listrik online dengan sistem

musyârakah.

Qardhul hasan merupakan pinjaman sosial yang diberikan secara

benevolent tanpa adanya pengenaan biaya apa pun, kecuali pengembalian modal

asalnya.86

Pinjaman terhadap mitra dampingan merupakan pinjaman lunak tanpa

jaminan dan bunga sehingga pembiayaan tersebut cukup membantu masyarakat di

Kampung Iwul yang notabene tidak memiliki akses kepada Lembaga Keuangan.

Dengan kata lain, bahwa pola qardhul hasan yang diberikan adalah tidak

adanya hak kepemilikan dana tersebut bagi Masyarakat Mandiri karena secara

hukum masih milik Bank Danamon Syariah. Akan tetapi pengelolaannya

diserahkan sepenuhnya kepada Masyarakat Mandiri. Bentuk kerja samanya

sendiri adalah qardhul hasan yang selalu diperpanjang dari dana bergulir.

Proses pengelolaannya sendiri dilakukan di koperasi ISM Mitra Bersama

(KMB). Di KMB menggunakan akad-akad yang sesuai dengan syariah antara lain

akad murâbahah, musyârakah, mudhârabah dan gadai. Saat ini, KMB lebih

banyak menggunakan akad murâbahah/ jual beli.

Di koperasi KMB juga menyediakan berbagai kebutuhan mitra dampingan

seperti kayu bakar, kedelai dan bahan-bahan kebutuhan di Desa Kampung Iwul.

Sehingga selisih dari jual beli ini merupakan income/ keuntungan pihak koperasi.

Melalui binaan dampingan ini diharapkan masyarakat di Desa Iwul dapat

meningkat pendapatannya dan masuk kategori usaha yang “bankable” sehingga

bisa melakukan transaksi usaha lanjutan dengan perbankan syariah dengan prinsip

“bisnis murni” yang berlandaskan syariah.

86Tim Penyunting Sofiniyah Gufron CS, Konsep dan Implementasi Bank Syariah, Jakarta,

Reinasan, 2005

C. Analisis Aplikasi Strategi Pengelolaan Qardhul Hasan dan Pola Kerja Sama

Bank Danamon Syariah dan MM Dompet Dhuafa

Jika diperhatikan bahwa Bank Danamon Syariah yang memiliki visi

tumbuh bersama mengemban amanah memiliki tujuan yang sama dengan

Masyarakat Mandiri yaitu mengangkat kemiskinan dan mensejahterakan

masyarakat sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi umat. Untuk

mengatasi masalah tersebut Bank Danamon Syariah bekerja sama dengan

Masyarakat Mandiri melalui dana qardhul hasan

Strategi yang dilakukan Bank Danamon Syariah terhadap dana qardhul

hasan ini adalah menghimpun dana yang bersumber dari denda keterlambatan

debitur pemegang kartu dirham card. Dana tersebut tidak diperbolehkan

digunakan untuk keuntungan bank. Dana tersebut diprioritaskan digunakan

sebagai dana bergulir yaitu sifatnya untuk menunjang perekonomian rakyat kecil

contohnya modal usaha. Dengan demikian akan mendorong jiwa entrepreneur

pada masyaraka agar dapat hidup mandiri di tengah-tengah lingkungannya.

Agar pemanfaatan dana qardhul hasan ini dapat lebih terfokus dan

effisien maka Bank Danamon Syariah bekerja sama dengan lembaga-lembaga

sosial yang berhubungan langsung kepada masyarakat yang membutuhkan.

Lembaga tersebut pun memiliki rekening di Bank Danamon Syariah sehingga

dapat dikategorikan sebagai nasabah. Namun peenerima dana bantuan

sesungguhnya atau end user adalah masyarakat yang sangat membutuhkan yang

notabene belum menjadi nasabah.

Masyarakat Mandiri salah satu mitra Bank Danamon Syariah dalam

menyalurkan dana qardhul hasan. Lembaga ini memiliki komunitas binaan di dua

desa yakni di Kampung Iwul Desa Bojong Sempu dan Kampung Iwul Desa Iwul

Kecamatan parung. Melalui dampingan dan binaan Masyarakat Mandiri

masyarakat di Kampun Iwul dapat meningkatkan pendapatan masyarakat tersebut

sehingga dengan demikian kesejahteraan masyarakat dan komunitas juga dapat

meningkat.

Pembiayaan yang diberikan terhadap mitra-mitra dampingan pun sangat

sederhana. Melalui koperasi yang telah dibentuk bersama yang didalam struktur

tersebut termasuk masyarakat dampingan sendiri. Pembiayaan di sini sudah

melalui akad-akad yang sesuai dengan syariah. Salah satu yang sering digunakan

koperasi adalah sistem murâbahah.

Dengan sistem pembiayaan tanpa bunga dan jaminan memberikan

kemudahan bagi mitra dampingan di desa Kampung Iwul. Melalui koperasi ini,

mitra dampingan diberikan pembiayaan sesuai dengan income usaha mereka

Pembiayaan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan pembiayaan tersebut.

Risiko dengan sistem ini terhitung tinggi karena dianggap pembiayaan yang tidak

ditutup dengan jaminan.87

Proses realisasi pembiayaan di Masyarakat Mandiri tidak semulus yang

dibayangkan. Namun realisasi pembiayaan bukanlah tahap terakhir dari proses

87Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendekiawan, Jakarta,

Tazkia Institute, 2000, h. 133

pembiayaan. Setelah realisasi pembiayaan, maka pendamping melakukan

pemantauan dan pembinaan mitra melalui sistem home visit dan adanya

pertemuan mingguan, bulanan diharapkan mitra-mitra dampingan dapat

kooperatif terhadap pembiayaan mereka.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sesuai dengan hasil penelitian maka penulis dapat memberikan

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pola kerja sama Bank Danamon Syariah dan Masyarakat Mandiri Dompet

Dhuafa Republika dalam hal ini adalah kerja sama yang selalu diperpanjang

dari hasil dana bergulir qardhul hasan tersebut. Masyarakat Mandiri Dompet

Dhuafa berkewajiban melaporkan hasil dampingannya kepada Bank Danamon

Syariah selama tiga bulan sekali secara periodik.

2. Bahwa dalam pengelolaan qardhul hasan Bank Danamon Syariah

menghimpun dananya melalui denda keterlambatan pemegang kartu dirham

card, dana yang telah terhimpun tersebut agar tepat sasaran dan effesien dalam

penyaluran dana tersebut, maka Bank Danamon Syariah bekerja sama dengan

Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa Republika dalam menyalurkan dana

tesebut. Melalui Masyarakat Mandiri dana qardhul hasan disalurkan melalui

koperasi yang terbentuk dari dampingan masyarakat mandiri. Koperasi

menyalurkan dana qardhul hasan yang di dapat kepada komunitas-komunitas

masyarakat binaan lembaga tersebut dengan akad yang digunakan sesuai

syari’ah. Akad murâbahah merupakan akad yang dominan digunakan.

Keuntungan pembiayaan ini digunaka untuk proses pembinaan berikutnya

sehingga dana tersebut dapat bergulir. Untuk mengatasi pembiayaan

bermasalah, pendamping melakukan langkah-langkah jitu antara lain:

mengadakan pertemuan mingguan, bulanan pada komunitas masyarakat

binaan. Selain itu, sistem home visit salah satu langkah yang dilakukan.

3. Dari pengembang penelitian terdapat perbedaan aplikasi qardhul hasan antara

teori dan penerapannya di lapangan yaitu bahwa dalam konsepnya dana

qardhul hasan bersumber dari dana modal bank, ZIS, dan dana-dana yang

diragukan. Tetapi pada Bank Danamon Syariah hanya bersumber dari dana

denda keterlambatan debitur pemegang kartu dirham card. Untuk ZIS sendiri

dikelola oleh lembaga-lembaga swadaya yang bekerja sama dengan Bank

Danamon Syariah yang memiliki rekening di Danamon Syariah. Dana

tersebut tidak diberikan kepada nasabah Danamon Syariah, akan tetapi

diberikan kepada masyarakat yang sangat membutuhkan dengan harapan ke

depannya masyarakat tersebut dapat dijadikan kantong-kantong bisnis

lembaga keuangan khususnya Bank Danamon Syariah. Adapun masyarakat

mandiri tidak mengembalikan dana qardhul hasan secara tunai akan tetapi

hanya diwajibkan untuk melaporkan perkembangan dana tesebut sehingga

dana ini bisa dibilang suatu akan inovasi baru perpaduan qardh dan hibah

karena dana tersebut tidak dikembalikan secara fisik. Masyarakat Mandiri pun

menyalurkan dana tersebut dengan akad–akad pembiayan yang memiliki

profit dan dapat bergulir dalam hal ini akad murâbahah menjadi idaman.

B. Saran

Berdasarkan uraian dan analisa di atas, maka penulis mencoba untuk

memberikan saran antara lain:

1. Produk qardhul hasan merupakan produk yang tidak memberikan profit

langsung ke pihak perbankan, walau demikian kehadirannya sangat

dibutuhkan masyarakat kecil yang tidak dapat akses langsung kepada

perbankan syariah karena beberapa faktor yang tidak dapat mereka penuhi.

Untuk itu hendaknya Danamon Syariah dapat lebih mengoptimalkan dana

qardhul hasan pada masyarakat kecil yang membutuhkan modal usaha

sehingga pada saatnya nanti mereka dapat menjadi rekan perbankan syariah

khususnya Danamon Syariah.

2. Bagi nasabah Danamon Syariah yang tak dapat menikmati manfaat dari dana

ini hendaknya diberikan suatu produk inovasi baru dengan manfaat yang sama

sehingga loyalitas mereka dapat selalu terjaga terhadap Danamon Syariah

3. Selain itu, monitoring yang berkesinambungan dapat mengembangkan

manfaat secara lebih luas.

4. Bagi Masyarakat Mandiri sebagai rekan Danamon Syariah sebaiknya dapat

memberikan pembinaan dan dampingan yang familiar terhadap komunitas

dampingan sehingga dengan sifat kekeluargaan tersebut mereka lebih

bertanggung-jawab atas pembiayaan yang diberikan

5. Program pembiayaan dengan sistem yang sederhana dan tidak menyulitkan

mitra dampingan hendaknya juga diiringi dengan kualitas pendamping yang

sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

6. Program pendampingan ini selain untuk komunitas masyarakat yang memiliki

usaha hendaknya dikembangkan pada individu-indivu yang tidak mempunyai

komunitas dampingan. Dengan demikian individu tersebut dapat memiliki

komunitas dampingan dari Masyarakat Mandiri.

7. Kerja sama antara Bank Danamon Syariah dan Masyarakat Mandiri

diharapkan dapat selalu berlanjut dengan baik sehingga akhirnya dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik dari segi material, intelektual

mau pun manajemen sehingga mereka dapat menjadi pengusaha yang sukses

dan beriman kepada Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul Karim

Antonio, M. Syafi’i. Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendekiawan. Jakarta: Tazkia

Institute, 1998

A.A. Islahi. Konsep Ekonomi Ibnu Taimiyah. Penerjemah Anshari Thayib. Surabaya:

PT. Bina Ilmu, 1997

.............J Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani, 2001

Anshori, Abdul Ghofur. Perbankan Syariah di Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 2007

Arikanto, Sukarsimi. Mengenai Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1993

Chapra, M. Umer. Islam dan Tantangan Ekonomi. Jakarta: Gema Insani, 2000

Direktori Syariah. Republika, Maret 2007

Ismail Yusanto, Muhammad. Manajemen Strategi Perspektif Syariah. Jakarta:

Khairul Bayan, 2002

Karim, Adiwarman A. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2007

Lupiyoadi, Rambat. Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktek. Jakarta:

Salemba Empat, 2001

............J Ekonomi Mikro Islami. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007

............J Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer. Jakarta: Gema Insani, 2001

Mannan, M. Abdul. Teori dan Praktek Ekonomi Islam. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti

Wakaf, 1993

Muhammad. Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia. Jakarta: Graha Ilmu, 2005

............JManajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005

Muhammad Ibn Yazîd Al-Qozwîni, Abu Abdullah. Sunan Ibn Majah. Beirût: Daar

Al- Ahya Al-Kutub Al-Arôbiyah, 275H

Mushlih, Abdullah dan Ash-Shawi, Shalaf. Bunga Bank Haram. Jakarta: Daruh Haq,

2003

............J Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonisia, 2005

Perwataatmadja, Karnaen A dan Antonio, M. Syafi’i. Apa dan Bagaimana Bank Islam. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1999

Sakti, Ali. Analisis Teoritis Ekonomi Islam Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern. Jakarta: Paradigma dan Aqsa Publishing. 2007

Suracmad, Winarmo. Dasar dan Tehnik Research. Bandung: CV. Tarsito. 1972

Tim Penyusun. Buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta: 2007, Cet. Ke-1

Wawancara Pribadi dengan Indah Kusumaningrum. Jakarta. 23 Mei 2008.

Wawancara Pribadi dengan Rano Karno. Bogor. 14 Mei 2008

www.danamonsyariah.co.id