praktikum blok xvi fk unsri nutrisi pernapasan

19
LAPORAN BLOK XVI NUTRISI SISTEM RESPIRASI SKENARIO Seorang penderita laki-laki, nama A, dengan keluhan sesak napas. Berumur 50 tahun, BB 47kg, TB 170cm. Sejak 1 minggu sebelum MRS mengeluh nafsu makan berkurang. COPD, hasil lab Albumin 2,5g%, bed rest. BGA acidosis respiratoire. Nutrisi + edukasi? Tujuan 1. Control anorexia 2. Memerbaiki fungsi paru (ventilasi paru) 3. Mengendalikan penurunan BB (fase stabilisasi dan fase pemulihan). Pertanyaan 1. Kebutuhan kalori? 2. Tentukan fase stabilisasi dan fase pemulihan. 3. Tentukan komposisi makro dan mikronutriënt pada kedua fase. 4. Bahan makanan untuk makronutriënt dan mikronutriënt (+ edukasi). Subjektif 1. Anamnesis a. Konfirmasi identitas pasien.  b. Tanyakan detail tentang keluhan utama (dyspnoea). i. Sejak kapan? ii. Bagaimana deskripsi keluhannya? iii.  Apa yang memberatkan dan meringankan? iv. Ada keluhan yang mengiringi? v. Sejak masuk rumah sakit keluhan berkurang? 1

Upload: timotius-wira-yudha

Post on 19-Oct-2015

87 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas praktikum nutrisi pernapasan untuk FK Unsri angkatan 2012.

TRANSCRIPT

  • LAPORAN BLOK XVI NUTRISI SISTEM RESPIRASI

    SKENARIO

    Seorang penderita laki-laki, nama A, dengan keluhan sesak napas. Berumur 50 tahun, BB 47kg, TB

    170cm. Sejak 1 minggu sebelum MRS mengeluh nafsu makan berkurang. COPD, hasil lab Albumin

    2,5g%, bed rest. BGA acidosis respiratoire. Nutrisi + edukasi?

    Tujuan

    1. Control anorexia

    2. Memerbaiki fungsi paru (ventilasi paru)

    3. Mengendalikan penurunan BB (fase stabilisasi dan fase pemulihan).

    Pertanyaan

    1. Kebutuhan kalori?

    2. Tentukan fase stabilisasi dan fase pemulihan.

    3. Tentukan komposisi makro dan mikronutrint pada kedua fase.

    4. Bahan makanan untuk makronutrint dan mikronutrint (+ edukasi).

    Subjektif

    1. Anamnesis

    a. Konfirmasi identitas pasien.

    b. Tanyakan detail tentang keluhan utama (dyspnoea).

    i. Sejak kapan?

    ii. Bagaimana deskripsi keluhannya?

    iii. Apa yang memberatkan dan meringankan?

    iv. Ada keluhan yang mengiringi?

    v. Sejak masuk rumah sakit keluhan berkurang?

    1

  • c. Tanyakan detail lainnya.

    i. Merasa berat badan berkurang akhir-akhir ini?

    ii. Faktor risk.

    1. Merokok?

    2. Minum-minuman?

    3. Sering jajan?

    4. Siapa masak makanan di rumah?

    5. Lebih sering makan di luar?

    6. Kondisi pekerjaan?

    7. Ada masalah akhir-akhir ini Pak?

    d. Riwayat penyakit dahulu.

    e. Riwayat penyakit keluarga.

    f. Riwayat makan obat.

    Objektif

    2. Pemeriksaan Fisik

    a. Keadaan umum

    Tampak sakit berat.

    b. Kesadaran

    Compos mentis (most likely, mungkin juga somnolent).

    c. Tanda vital

    Tachypnoea.

    d. Pemeriksaan fisik respiratoire

    Dyspnoea dengan penggunaan otot-otot pernapasan tambahan.

    3. Pemeriksaan Antropometrik

    BB = 47kg

    TB = 170cm

    = 2

    BMI = 16,26

    BMI yang 16,26 ini dalam 16 17 tergolong dalam kategori Underweight moderat, yang

    artinya Mr. A ini sudah mengalami pemecahan energi protein karena digunakan untuk otot

    bantu napas.

    2

  • http://www.fao.org/, diakses 23 Maret 2014, 10.55 WIB.

    4. Laboratorium

    a. Darah rutin.

    b. Albumin

    2,5g% menunjukkan hypoalbuminaemia. Albumin ini fungsinya adalah menjaga tekanan

    kollod onkotik (semacam tekanan osmotik). Jika albumin jumlahnya berkurang, maka

    darah akan tertarik ke luar pembuluh darah dan terjadilah oedema.

    c. Arterial BGA

    Acidosis respiratoire disebabkan oleh naiknya fraksi CO2. Biasanya, yang normal, fraksi

    CO2 dalam arteri hanya 35-45mmHg.

    5. Fungsional (pemeriksaan-pemeriksaan)

    Spirometrie.

    6. Analysis Asupan

    Dietary Assessment, data diambil dari 24-hour dietary recalling. Diakkumulasikan dan dinilai

    mengenai kecukupan nutrisi yang diasup pada masa-masa sebelumnya. Hal ini berguna dalam

    perhitungan terapi nutrisi yang dibutuhkan1. Selengkapnya dibahas di halaman-halaman berikut.

    7. Pemeriksaan Penunjang

    Kita dapat melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan, tetapi salah satu yang paling lazim digu-

    nakan adalah Chest X-Ray. Selain itu, kita bisa menggunakan CT-scan atau MRI. Cara lain

    adalah menggunakan biopsi paru, di mana di bagian histopathologi kita bisa menemukan

    emphysema dan/atau bronchitis chronik.

    1 Saputra, Andre. 2008. Assignment Blok 12: Skill Lab Dukungan Nutrisi pada PPOK. Palembang: FK Unsri.

    3

  • Assessment

    8. Diagnosis Kerja

    COPD (emphysema dan/atau bronchitis chronik).

    a. Status gizi

    BMI 16,26 (halaman sebelumnya). PEM ringan.

    b. Status metabolik

    Acidosis respiratoire (lihat halaman sebelumnya).

    Planning

    9. Penatalaksanaan Therapy Nutrisi (dijelaskan di jawaban pertanyaan)

    a. Komposisi

    b. Metode Pemberian

    c. Bentuk

    10. Monitoring dan Evaluasi

    Pasien harus disuruh untuk follow-up setelah kena discharge dari rumah sakit. Periodically

    harus dikontrol fungsi parunya, karena COPD merupakan penyakit yang progressif dan tidak

    bisa disembuhkan. Evaluasi cukup dengan menggunakan Spirometri.

    Menurut Andre Saputra, aspek-aspek yang harus dimonitor dan dievaluasi selama terapi adalah2

    a. Fungsi paru/respirasi

    - Kemampuan ventilasi (perbaikan obstruksi saluran napas, spirometri)

    - Kemampuan perfusi (status respiratoire dan metabolik, arterial BGA)

    - Perbaikan struktur paru (dipantau dengan Chest X-Ray)

    b. Status Nutrisional

    - Nafsu makan, berat badan, tebal lemak bawah kulit, dan lain-lain

    - Kemampuan digestif

    c. Memerbaiki prognosis dan mencegah komplikasi

    d. Quality of Life (QOL) Assessment

    11. Edukasi

    Edukasi pasien menempati hal yang terpenting dalam segala proses pencegahan, diagnosis, dan

    management COPD. Aspek-aspek dalam edukasi tersebut terlihat pada tabel berikut ini.

    2 Saputra, Andre. Op. cit.. halaman 9.

    4

  • STRUKTUR PROGRAM EDUKASI PADA COPD3

    1. instruksi untuk mengenali penyakit yang diderita - Struktur dan fungsi paru-paru - Penjelasan dan interpretasi dari penyakit paru yang terjadi pada pasien tersebut 2. Panduan berhenti merokok dan usaha peningkatan faktor-faktor lingkungan - Penjelasan kandungan berbahaya yang terdapat di dalam rokok dan kerusakan

    kesehatan yang disebabkan oleh rokok (termasuk pada perokok pasif) - Larangan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan paparan polusi (occupational polution) dan cara untuk menghindarinya.

    3. Panduan pada pengobatan farmakologik - Penjelasan mengenai pengaruh dan efek samping samping dari pengobatan diberikan yang mungkin dapat terjadi pada beberapa individu. - Berikan informasi mengenai metode, frekuensi, dan waktu penggunaan pengobatan (obat ataupun inhalasi)

    4. Panduan untuk menghindari infeksi - Informasikan mengenai pengertian dari pencegahan infeksi saluran pernafasan - Dan bila perlu anjurkan vaksinasi 5. Usaha untuk beradaptasi dengan keterbatasan pada kehidupan sehari-hari (konservasi

    energi, dan menyederhanakan aktivitas sehari-hari) - Porsi berjalan kai, mencuci, ke toilet, mandi, dan aspek-aspek kehidupan sehari-hari lainnya

    6. Panduan Diet - Jelaskan pentingnya dukungan suport nutrisi serta zat-zat atau unsur-unsur penting dalam terpai nutrisi - Pertimbangkan untuk memberikan larangan atau pantangan terhadap beberapa jenis makanan

    7. Panduan mengenali terapi oksigen dan terapi ventilator dirumah (bila dibutuhkan) 8. Management yang dapat dilakukan oleh pasien sendiri 9. Suport psikologis - Atasi kecemasan dan kepanikan pasien - Management stress - Tawarkan refreshing, traveling, dan entertainment 10. Akses menuju pelayanan kesejahteraan sosial masyarakat

    3 Guidelines for the Diagnosis and Treatment of COPD, The Japanese Respiratory Society, dalam Andre Saputra.

    5

  • JAWABAN PERTANYAAN

    Bagaimana kebutuhan kalori Mr. A?

    Kebutuhan kalori dapat dihitung dengan rumus

    = (1 + + + ) Di mana FS adalah faktor stress dan AF adalah aktivitas fisik, yang kita dapat lihat di bawah. TEF

    adalah Thermal Effect of Food, yaitu bernilai 0,1. Ini sering dilupakan orang.

    Retrieved from http://cirrie.buffalo.edu/encyclopedia/en/article/127/, 23 Maret 2014 19.46 WIB.

    Di sini, kita gunakan Faktor Stress sebesar 0 0,2 untuk sakit ringan, 0,2 0,4 untuk sakit moderat,

    dan lebih dari 0,4 untuk sakit berat, dibandingkan dengan gambar di atas yang menyatakan harus

    berupa konstanta 0,2. Karena COPD merupakan penyakit yang dianggap berat, maka dijadikan 0,5.

    BMR untuk Mr. A dihitung dengan rumus Harris-Benedict.

    = 66,5 + 13,7 + 5 6,8 Di mana m dalam kg, h dalam cm, dan t dalam tahun.

    KETMr. A = (66,5 + 13,7(47) + 5(170) 6,8(50)*(1 + 0,5 + 0,1 + 0,1)

    KETMr. A = (1220,4)*(1,7)

    KETMr. A = 2074,68kkal.

    6

  • Tentukan fase stabilisasi dan fase pemulihan pada Mr. A.

    Untuk penyakit pernapasan acuut (baru masuk rumah sakit), biasanya kita gunakan4

    = Di mana KE dalam kkal/hari, 20 x 25, dan m dalam kg.

    Jika sudah stabil, kita akan mengganti x menjadi 25 x 35.

    Tapi karena COPD tidak termasuk penyakit acuut, kita gunakan nilai yang mewakili, yaitu x = 25.

    KE = 25*47

    KE = 1175kkal.

    Jika Mr. A sudah masuk ke fase pemulihan, kita ganti x jadi 35 x 50.

    Namun, karena gap yang cukup besar antara 25 ke 35, kita akan menaikkan x secara bertahap mulai

    dari awal fase pemulihan ini. Hari ini 28, besok 32, lalu selanjutnya 36, dengan gap yang tetap jadi

    sistem pencernaan Mr. A akan dapat menyesuaikan diri (tidak kejut).

    Tentukan komposisi makronutrint dan mikronutrint pada Mr. A.

    Penentuan makronutrint untuk Mr. A, yang mengalami COPD, harus dilakukan secara teliti dan

    hati-hati, karena dalam penyakit sistem pernapasan, kita harus memertimbangkan nilai Respiratory

    Quotient (RQ), yang merupakan nilai dari

    = 22

    Di mana n dalam mol. Nilai RQ untuk ketiga macam makronutrint adalah

    1. Karbohydrat 1

    2. Protein 0,7

    3. Lemak 0,8

    4 Husin, Syarif. 2008. Nutritional Treatment of Respiratory Diseases.

    7

  • Di sini terlihat bahwa RQ untuk karbohydrat sangat tinggi. Artinya, penggunaan karbohydrat akan

    membuat lebih banyak CO2 diproduksi. Sedangkan, dalam COPD, tubuh kesulitan mengeluarkan

    CO2. COPD ini diperparah lagi dengan adanya hypophosfataemia, yaitu kurangnya ATP dibentuk

    akibat gagal napas.

    Komposisi yang baik untuk makronutrint adalah

    1. Karbohydrat 35 50%

    2. Protein 15 20%

    3. Lemak 30 40%

    Untuk kemudahan, kami akan mengambil karbohydrat sebanyak 40%, protein sebanyak 20%,

    dan lemak sebanyak 40%. Menimbang tidak adanya riwayat penyakit cardiovasculair dan PEM

    yang mengakibatkan turunnya berat badan.

    Catatan: Penghitungan ini untuk guideline Mr. A setelah dikeluarkan dari rumah sakit.

    Perhitungan

    =

    Di mana Fract adalah fraksi jumlah makanan (misalnya untuk protein 20%) dan I adalah index,

    yang nilainya 4,0 4,2 untuk karbohydrat dan protein (kita ambil 4,1) dan 9 untuk lemak.

    Karbohydrat

    = 2074.68 0.44.1 mCarb = 202,408 gram.

    Protein

    = (2074.68 0.2)4.1 mProt = 101,204 gram.

    8

  • Lemak

    = 2074.68 0.49 mLip = 92,208 gram.

    Begitu pasien masuk rumah sakit, lihat apakah pasien sadar dan mampu makan dengan sendirinya.

    Jika mampu, berikan makanan secara oral. Bertahap, berikan dalam bentuk bubur. Jika dalam

    monitoring beberapa hari kemudian anorexia sudah berkurang, berikan makanan yang padat.

    Selama pasien masih sakit, kita pertimbangkan untuk memberi makan dalam porsi kecil tapi dalam

    frekuensi yang sering.

    Mikronutrint untuk Mr. A adalah5:

    1. Seng/Zincum Meningkatkan nafsu makan, meningkatkan daya tahan tubuh.

    2. Asam lemak -3 Antiinflammasi, subsequently mengurangi sesak napas.

    3. Phosfor Bahan baku dari ATP, energi tubuh.

    4. Kalium Stabilisasi keseimbangan ion tubuh dan menjaga tekanan darah.

    5. Magnesium Metabolisme karbohydrat, lemak, dan synthesis protein.

    6. Vitamin A dan C Antioxidant (yang furtherly reduces inflammasi).

    7. Kalcium Menjaga integritas tulang mengurangi osteoporosis.

    Bahan makanan untuk makronutrint dan mikronutrint plus edukasi.

    Phosfor

    Daging ayam, ikan, telur, kacang, susu, teri kering, coklat, sarden, tempe, tahu, buah-buahan.

    Kalium

    Pisang, sayur-sayuran, kacang emrah, kacang hijau, kacang kedelai.

    Kalcium

    Susu, keju, coklat, yogurt, sayuran hijau.

    5 Prasetya, Fajar Ahmad. 2013. Laporan Praktikum Nutrisi Blok 16. Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, page 6.

    9

  • Asam lemak -3

    Seafood seperti ikan, udang, cumi-cumi, kepiting, ikan laut dalam; kecambah, gandum.

    Vitamin A

    Wortel, mangga, ubi selo (Cilembu)/kentang manis.

    Vitamin C

    Buah seperti jambu biji, jerik, nanas; daun singkong.

    Seng/Zincum

    Kerang, daging merah, daging putih, leguminosa, air mineral.

    Edukasi

    Untuk edukasi, kita bisa lakukan rehabilitasi medik, latihan kelompok senam, mengenali penyakit

    sendiri untuk Mr. A, jika ada merokok hentikan, lalu ajari untuk patuh obat, hindari infeksi, dan

    adaptasi dengan keterbatasan. Bagi yang memasak, berikan panduan dit.

    Optional, kita juga bisa berikan pengenalan tentang therapy oxygen dan ventilator rumah. Berikan

    juga bantuan psychologik dan kenalkan BPJS kepada Mr. A.

    Selengkapnya bisa dilihat di lampiran.

    KESIMPULAN

    Mr. A, yang mengalami COPD dan di-bedrest, harus diberikan nutrisi dengan mengurangi karbo-

    hydrat, small but frequent meals, dan edukasi harus dilakukan kepada keluarga Mr. A agar mampu

    memberikan makanan yang sesuai untuk kondisi COPD Mr. A.

    10

  • DAFTAR PUSTAKA

    Saputra, Andre. 2008. Assignment Blok 12: Skill Lab Dukungan Nutrisi pada PPOK. Palembang:

    FK Unsri.

    Husin, Syarif. 2008. Nutritional Treatment of Respiratory Diseases.

    Prasetya, Fajar Ahmad. 2013. Laporan Praktikum Nutrisi Blok 16. Fakultas Kedokteran Universitas

    Sriwijaya.

    11

  • LAMPIRAN (DARI FAJAR AHMAD PRASETYA)

    1. Rehabilitasi Medik

    Tujuan : mencegah dan mengurangi frekuensi eksaserbasi, memerbaiki pola nafas,

    meningkatkan toleransi latihan, meningkatkan kemampuan AKS / aktivitas kerja.

    Penatalaksanaan (di rumah sakit, rawat jalan, home program)

    program berhenti merokok

    Penggunaan obat dan tujuan / manfaat latihan

    Strategi pernapasan optimal

    Teknik konservasi energi dan penyederhanaan kerja

    o Posisi tubuh yang benar

    o penyesuaian aktivitas dengan pola nafas

    o teknik paced breathing

    o perencanaan dan prioritas aktivitas kerja pemakaian alat bantu

    Program latihan :

    Latihan relaksasi pernapasan (PLB dan inspirasi dalam sesuai toleransi) dan relaksasi Jacobson

    Terapi fisik dada :

    o Kelenturan otot leher / bahu dan mobilitas dinding dada serta koreksi posttur (bila perlu)

    o Latihan pernapasan dalam dan torakal/ diafragma, latihan pernapasan segmental

    o Postural drainage, vibrasi, huffing / coughing efektif (bila perlu)

    o Latihan kombinasi : active cycle breathing technique

    Latihan rekondisi :

    12

  • Rekondisi kardiorespirasi : jalan, sepada satic, treadmill

    rekondisi grup ekstrimitas atas dan bawah

    Unsupported arm exercise training dengan atau tanpa beban

    latihan penguaan otot Quadriceps

    Latihan penguatan abdominal dengan half sit up

    rekondisi otot pernapasan dengan perasat Muller atau incentive spirometry

    Pertimbangkan pemakaian oksigen selama latihan (bila perlu)

    2. Latihan kelompok senam asma

    3. Instruksi untuk mengenali penyakit yang diderita - Struktur dan fungsi paru-paru - Penjelasan dan interpretasi dari penyakit paru yang terjadi pada pasien tersebut 4. Panduan berhenti merokok dan usaha peningkatan faktor-faktor lingkungan - Penjelasan kandungan berbahaya yang terdapat di dalam rokok dan kerusakan kesehatan

    yang disebabkan oleh rokok (termasuk pada perokok pasif) - Larangan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan paparan polusi (occupational pollution) dan cara untuk menghindarinya.

    5. Panduan pada pengobatan farmakologik - Penjelasan mengenai pengaruh dan efek samping samping dari pengobatan diberikan yang mungkin dapat terjadi pada beberapa individu. - Berikan informasi mengenai metode, frekuensi, dan waktu penggunaan pengobatan (obat ataupun inhalasi)

    6. Panduan untuk menghindari infeksi - Informasikan mengenai pengertian dari pencegahan infeksi saluran pernafasan - Dan bila perlu anjurkan vaksinasi

    13

  • 7. Usaha untuk beradaptasi dengan keterbatasan pada kehidupan sehari-hari (konservasi energi,

    dan menyederhanakan aktivitas sehari-hari) - Porsi berjalan kaki, mencuci, ke toilet, mandi, dan aspek-aspek kehidupan sehari-hari lainnya

    8. Panduan Diet - Jelaskan pentingnya dukungan suport nutrisi serta zat-zat atau unsur-unsur penting dalam terpai nutrisi - Pertimbangkan untuk memberikan larangan atau pantangan terhadap beberapa jenis makanan

    9. Panduan mengenali terapi oksigen dan terapi ventilator dirumah (bila dibutuhkan)

    10. Management yang dapat dilakukan oleh pasien sendiri

    11. Suport psikologis - Atasi kecemasan dan kepanikan pasien - Management stress - Tawarkan refreshing, traveling, dan entertainment 12. BPJS menuju pelayanan kesejahteraan sosial masyarakat

    Karbohidrat.

    Sumber Kandungan Karbohidrat (gr/100gr)

    Nasi Putih 29

    Kentang 20

    Roti (putih) 49

    Jagung 21

    Singkong 38

    Sumber : http://www.calorieking.com

    Protein.

    Sumber Kandungan Protein (gr/100gr)

    Daging kambing 28

    Dada ayam 21

    14

  • Hati ayam (rebus) 25

    Ikan tuna 25

    Tahu (goreng) 17

    Sumber : http://www.calorieking.com

    Lemak.

    Sumber Kandungan Lemak (gr/100gr)

    Minyak kelapa 100

    Mentega 80

    Kuning Telur 56

    Santan 30

    Daging kambing 7

    Sumber : http://www.calorieking.com

    Zinc

    intake 11mg/hari pria dewasa.

    Sumber Kandungan (mg/100gr)

    Tiram 86

    Daging sapi 8,2

    Kepiting 7,6

    Lobster 4

    Daging ayam 3

    Omega 3

    intake 1-2gram/hari pria dewasa.

    Sumber Kandungan (mg/100gr)

    Ikan salmon 2100

    Ikan sarden (kalengan) 2000

    Ikan tuna 850

    Udang 300

    Susu kedelai 1000

    15

  • Fosfor,

    intake 900mg/hari pria dewasa.

    Sumber Kandungan (mg/100gr)

    Susu 740

    Ikan sarden (kalengan) 430

    Hati kambing 400

    Hati ayam 350

    Sumber:http://apjcn.nhri.org.tw/server/info/books-phds/books/foodfacts/html/data/data5f.html

    Kalium

    intake 2,5-5 gram/hari pria dewasa.

    Sumber Kandungan (mg/100gr)

    Garam dapur 40000

    Bubuk kakao 1500

    Susu 1200

    Ikan sarden (kaleng) 360

    Pisang 350

    Sumber:http://apjcn.nhri.org.tw/server/info/books-phds/books/foodfacts/html/data/data5b.html

    Magnesium

    Intake : 320 mg/hari pria dewasa.

    Sumber Kandungan (mg/100gr)

    Garam dapur 290

    Kacang 130

    Susu 120

    Pisang 40

    Kacang almond 420

    Sumber:http://apjcn.nhri.org.tw/server/info/books-phds/books/foodfacts/html/data/data5d.html

    16

  • Vitamin A

    Intake : 900 g/hari pria dewasa.

    Sumber Kandungan (g/100gr)

    Hati kambing 26.800

    Hati ayam 11.000

    Wortel 5000

    Mentega 895

    Susu 300

    Sumber,

    : http://www.nutrition-and-you.com/carrots.html

    :http://apjcn.nhri.org.tw/server/info/books-phds/books/foodfacts/html/data/data3a.html,

    : http://www.mayoclinic.com/health/vitamin-c/NS_patient-vitaminc/DSECTION=dosing

    Vitamin C,

    Intake : 90 mg/hari pria dewasa.

    Sumber Kandungan (mg/100gr)

    Jambu biji 100

    Leci 70

    Pepaya 60

    Jeruk 50

    Mangga 28

    Sumber : http://www.news-medical.net/health/Sources-of-Vitamin-C.aspx

    17

  • LAPORAN PRAKTIKUM BLOK XVI RESPIRASI

    NUTRISI RESPIRASI

    Disusun oleh

    TIMOTIUS WIRA YUDHA

    04121401065

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRI

    PALEMBANG 2014

    18

  • KATA PENGANTAR

    Penulis memuji dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya laporan

    praktikum Nutrisi Respirasi ini. Penulis juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang

    mendukung terselesaikannya hasil diskusi ini, yang mohon maaf tidak bisa disebutkan satu-persatu.

    COPD merupakan penyakit yang morbiditasnya tinggi di Indonesia. Sayangnya, COPD

    belum ada curenya. Yang bisa kita lakukan adalah membuat penderita COPD hidup lebih baik,

    salah satunya dengan memberikan nutrisi yang tepat, apalagi saat pasien dirawat di rumah sakit dan

    juga saat pasien sudah dipulangkan. Laporan praktikum ini akan membahas tentang nutrisi pada

    penderita COPD.

    Penulis menyadari bahwa hasil diskusi ini masih jauh dari apa yang dirasa cukup.

    Kekurangan dari hasil diskusi ini akan diperbaiki di kala mendatang.

    Penulis

    19