presus leukoma
TRANSCRIPT
-
7/27/2019 Presus Leukoma
1/16
BAB I
LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS PASIENNama : Ny. Z
Umur : 53 Tahun
Alamat : Bandongan, Magelang
Pekerjaan : Buruh
Status Menikah : Sudah Menikah
Tanggal masuk perawatan : 30 Mei 2013
2. ANAMNESISKeluhan Utama
Penglihatan sangat kabur pada mata kiri
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan penglihatan sangat menurun pada mata
kiri. Keluhan ini semakin lama semakin memburuk. Selain itu pasien juga
mengeluhkan adanya bercak putih pada matanya kurang lebih sejak 4-5 bulan
yang lalu. Saat ini menyangkal adanya keluhan mata berair terus menerus, pegel
,mata merah, belekan, gatal. Pasien menyangkal adanya keluhan pusing, cekot-
cekot, mual/muntah, melihat pelangi (halo) di sekitar lampu.
Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya pasien tidak pernah sakit seperti ini. Dikatakan sebelum
timbul bercak putih, mata kirinya kurang lebih 6 bulan yang lalu kelilipan saat
memotong rumput. Saat itu pasien mengeluhkan matanya merah, perih, berair,
-
7/27/2019 Presus Leukoma
2/16
pegel, silau ketika melihat cahaya, sulit membuka mata, rasa mengganjal,
penurunan penglihatan. Saat itu pasien berobat ke mantri, dan diberi pengobatan
kurang lebih selama 1 bulan. Riwayat kencing manis disangkal dan tidak pernah
mengecek gula darahnya. Riwayat operasi yang berhubungan dengan mata
disangkal. Riwayat kelainan mata sejak lahir disangkal. Riwayat memakai
kacamata atau lensa kontak sebelumnya disangkal. Riwayat mengkonsumsi
obat-obatan tertentu dalam waktu lama disangkal. Riwayat menggunakan kaca
mata disangkal dan pasien tidak suka membaca.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga dan orang dekat yang sakit seperti ini. Riwayat
keluarga menderita penyakit darah tinggi dan kencing manis disangkal. Riwayat
keluarga menderita penyakit pada mata disangkal.
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien bekerja sebagai buruh di pasar. Kesan ekonomi cukup.
3. PEMERIKSAAN FISIKStatus Umum
Kesadaran : Compos mentis Aktivitas : Normoaktif Kooperatif : Kooperatif Status gizi : Baik
Vital Sign
TD : 130/80 mmHg Nadi : 80 x/menit RR : 18 x/menit Suhu : 360 C
Status Generalis : Dalam batas normal
-
7/27/2019 Presus Leukoma
3/16
Status Ophthalmicus
No Pemeriksaan Oculus Dexter Oculus Sinister
leukoma
1Visus 6 /6
Add S-2.00 J6
2/60 NC
Add S-2.00 J6
2
Bulbus okuli Gerak bola mata Enoftalmus Eksoftalmus Strabismus
Baik ke segala arah
-
-
-
Baik ke segala arah
-
-
-
3Suprasilia Normal Normal
4
Palpebra Superior :
Vulnus laceratum Edema Hematom Hiperemia Entropion Ektropion Silia Ptosis
-
-
-
--
-
Trikiasis ( - )
-
-
-
-
--
-
Trikiasis ( - )
-
5
Palpebra Inferior :
Edema Hematom Hiperemia Entropion Ektropion Silia
-
-
-
-
-
Trikiasis ( - )
-
-
-
-
-
Trikiasis ( - )
6
Konjungtiva :
Hiperemi Injeksi konjungtiva Injeksi siliar Sekret
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7/27/2019 Presus Leukoma
4/16
7
Kornea :
Kejernihan Mengkilat Edema Lakrimasi Infiltrat Keratik presipitat Ulkus Sikatrik Panus Flouresin Test
-
-
-
+-
-
-
-
-
Tidak dilakukan
Pemeriksaan
+
+
-
--
-
-
+ 50%
+
Tidak dilakukan
pemeriksaan
8
COA :
Kedalaman Hifema Hipopion Efek tyndall
Cukup
-
--
Sulit dinilai
-
--
9
Iris :
Kripta Edema Sinekia Atrofi
Normal
-
-
-
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
10
Pupil :
Bentuk
Diameter Reflek pupil Sinekia
Bulat
2mm
+
-
Sulit dinilai
Sulit dinilai
+
-
11
Lensa:
Kejernihan Iris shadow Jernih- Sulit dinilaiSulit dinilai
12 Fundus Refleks Cerah Keruh
13 Funduskopi Tidak dilakukanpemeriksaan
Tidak dilakukanpemeriksaan
14 TIO Normal Normal
-
7/27/2019 Presus Leukoma
5/16
4. DIAGNOSA DIFFERENSIAL OSa. OS Leukoma kornea ditegakan karena dari hasl pemeriksaan terlihat jelas
sikatriks pada kornea, dan adanya rwayat sakit mata sebelumnya.
b. OS Leukoma Adheren disingkirkan karena pada pemeriksaan tidakterdapat sinekia anterior.
c. OS Makula kornea disingkirkan karena dari hasil pemeriksaan sikatriksukurannya besar, dan dapat dilihat meskipun tanpa alat bantu. Pada nebula
perlu bantuan senter untuk melihat bercak di kornea.
d. OS Nebula kornea, disingkirkan karena dari hasil pemeriksaan sikatriksukurannya cukup besar, dan dapat dilihat dari jarak 1meter sedangkan padanebula hanya dapat dilihat dengan menggunakan slit lamp.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG Tidak dilakukan karena diagnosis dapat ditegakan dengan pemerksaan status
ophtalmicus.
6. DIAGNOSA KERJAOS Leukoma kornea
7. TERAPIMedikamentosa
Topikal: tetes mata Cendo lyters 3x1 gtt OSUsulan Keratoplasti
Mengganti potongan kornea yang keruh dengan kornea yang transparan,baik mengenai keseluruhan ketebalan kornea (keratoplasti penetrans) atau
hanya lapisan superfisialnya (keratoplasti lamellar)
-
7/27/2019 Presus Leukoma
6/16
8. PROGNOSISOCULUS DEXTER (OD) OCULUS SINISTER (OS)
Quo Ad Visam : Bonam Dubia ad malam
Quo Ad Sanam : Bonam Bonam
Quo Ad Functionam : Bonam Dubia ad malam
Quo Ad Kosmetikam : Bonam Dubia ad malam
Quo Ad Vitam : Bonam Bonam
9. KOMPLIKASISikatrik pada mata merupakan suatu komplikasi dari penyakit mata
sebelumnya yaitu keratitis. Terbentuknya sikatrik pada mata tidak menimbulkan
komplikasi lanjut.
10.EDUKASI Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya (leukoma) Menjelaskan penanganan leukoma dan prognosis penyakit tersebut Memberi penjelasan pencegahan leukoma:
o Mengenal gejala peradangan pada korneao Penanganan radang kornea
Memberi edukasi mengenai penanganan radang pada kornea :o Mata tidak boleh dikucek-kuceko Segera ke dokter untuk penanganan yang tepat
-
7/27/2019 Presus Leukoma
7/16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1 Anatomi Kornea
Kornea (Latin, cornum = seperti tanduk) membentuk bagian anterior bola mata
merupakan jaringan transparan dan avaskular, mempunyai peranan dalam refraksi
cahaya. Indeks refraksi korna adalah 1,377 dan kekuatan refraksi sebesar 43 Dioptri,
merupakan 70% dari kekuatan refraksi mata.
Permukaan anterior kornea berbentuk agak elips dengan diameter horizontal
rata-rata 11,5-11,7 mm dan 10,5 - 10,6 mm pada diameter vertikal sedangkan
permukaan posterior berbentuk sirkuler dengan diameter 11,7 mm. Pada orang dewasa
ketebalan kornea bervariasi dengan rata-rata 0,651 mm di bagian perifer dan 0,55 mm
di bagian tengah. Hal ini disebabkan adanya perbedaan kurvatur antara permukaan
anterior dan posterior kornea. Radius kurvatur anterior kornea kira-kira 7,8 mm
sedangkan radius kurvatur permukaan posterior rata-rata 6,56,8 mm. Kornea menjadi
lebih datar pada bagian perifer, namun pendataran tersebut tidak simetris. Bagian nasal
dan superior lebih datar dibanding bagian temporal dan inferior. Luas permukaan luar
kornea kira-kira 1,3 cm 2 atau 1/14 dari total area bola mata (Wong & Tien Yin, 2001;
Karesh J. W., 2003).
-
7/27/2019 Presus Leukoma
8/16
II. 2 Histologi Kornea
Secara histologis kornea terdiri atas 5 lapisan, yaitu :
1. Epitel
2. Membran Bowman
3. Stroma
4. Membran Descemet
5. Endotelium
1. Epitel
Tebalnya 50 m , terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang
tindih; satu lapis sel basal, sel polygonal dan sel gepeng. Pada sel basal sering terlihatmitosis sel dan sel muda ini terdorong kedepan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju
kedepan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat dengan sel basal disampingnya dan sel
polygonal didepannya melalui desmosom dan macula okluden; ikatan ini menghambat
pengaliran air, elektrolit dan glukosa yang merupakan barrier.
Terdapat dua fungsi utama epitel: (1) membentuk barier antara dunia luar
dengan stroma kornea dan (2) membentuk permukaan refraksi yang mulus pada kornea
-
7/27/2019 Presus Leukoma
9/16
dalam interaksinya dengan tear film. Barier dibentuk ketika sel-sel epitel bergerak dari
lapisan basal ke permukaan kornea, secara progresif berdiferensiasi hingga sel-sel
superfisial membentuk dua lapisan sel tipis yang melingkar yang dihubungkan oleh
tight junction (zonula okluden), merupakan membran yang bersifat semipermiabel dan
resistensi tinggi. Barier ini mencegah masuknya cairan dari tear film ke stroma dan juga
melindungi struktur kornea dan intraokuler dari infeksi oleh patogen. Mikrovili pada
hampir seluruh permukaan superfisial sel-sel epitel dilindungi oleh glikokaliks sehingga
dapat berinteraksi dengan lapisan musin tear film agar permukaan kornea tetap licin.
Berbagai proses metabolik, biokemikal dan fisikal tampaknya mempunyai tujuan primer
mempertahankan keadaan lapisan sel epitel yang berfungsi sebagai barier dan agar
permukaan kornea tetap licin. Permukaan kornea yang licin berperan penting dalam
terbentuknya penglihatan yang jelas (Watsky M. A. & Olsen T. W., 2003).
2. Membrana Bowman
Membrana Bowman merupakan lapisan superfisial pada stroma, yang berfungsi
sebagai barier terhadap stroma. Kepadatan lapisan Bowman menghalangi penyebaran
infeksi ke dalam stroma yang lebih dalam. Lapisan ini tidak dapat beregenerasi
sehingga bila terjadi trauma akan diganti dengan jaringan parut (Edelhauser H. F, 2005;
Oyster, Clyde W., 1999).
3. Stroma
Stroma tersusun atas matriks ekstraselular seperti kolagen dan proteoglikan.
Matriks ekstraselular ini memegang peranan penting dalam struktur dan fungsi kornea.
Stroma terdiri atas kolagen yang diproduksi oleh keratosit dan lamella kolagen. Karena
ukuran dan bentuknya seragam menghasilkan keteraturan yang membuat korneamenjadi transparan. Serat-serat kolagen tersusun seperti lattice (kisi-kisi), pola ini
berfungsi untuk mengurangi hamburan cahaya (Edelhauser H. F, 2005; Liesegang T. J.,
2008-2009).
Transparansi juga tergantung kandungan air pada stroma yaitu 70%.
Proteoglikan yang merupakan substansi dasar stroma, memberi sifat hidrofilik pada
-
7/27/2019 Presus Leukoma
10/16
stroma. Hidrasi sangat dikontrol oleh barier epitel dan endotel serta pompa endotel
(Watsky M. A. & Olsen T. W., 2003; Liesegang T. J., 2008-2009).
4. Membrana Descemet
Merupakan membrana aselular dan merupakan batas belakang stroma kornea
dihasilkan sel endotel dan merupakan membrane basalnya. Membrana Descemet bersifat
elastis dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 40 m. Membran ini lebih
resisten terhadap trauma dan penyakit, dari pada bagian lain dari kornea (Edelhauser H.
F, 2005; Oyster, Clyde W., 1999).
5. Endotel
Lapisa in merupakan lapisan kornea yang paling dalam, tersusun dari epitel selapis
gepeng atau kuboid rendah. Berasal dari mesotelium, bentuk heksagonal, besar 20-40 m.
Endotel melekat pada membran descement melalui hemidosom dan zonula okluden. Sel-sel
ini mensintesa protein yang mungkin diperlukan untuk memelihara membran Descement.
Sel-sel ini mempunyai banyak vesikel dan dinding selnya mempunyai pompa Natrium yang
akan mengeluarkan kelebihan ion-ion natrium ke dalam kamera okuli anterior. Ion0ion
klorida dan air akan mengikuti secara pasif. Kelebihan cairan di stroma akan diserap oleh
endotel sehingga stroma dipertahankan dalam keadaan sedikit dehidrasi, suatu faktor yang
diperlukan untuk mempertahankan kualitas refraksi kornea.
Dua faktor yang berkontribusi dalam mencegah edema stroma dan
mempertahankan kandungan air tetap pada 70% adalah fungsi barier dan pompa
endotel. Fungsi barier endotel diperankan oleh adanya tight junction diantara sel-sel
endotel (Edelhauser H. F, 2005).
Pompa endotel
Stroma kornea memiliki konsentrasi Na+ 134 mEq/L sedangkan humor aquous
143 mEq/L. Perbedaan osmolaritas tersebut menyebabkan air berpindah dari stroma ke
humor aquous melalui osmosis. Mekanisme ini diatur oleh pompa metabolik aktif sel-
sel endotel. Pompa metabolik ini dikontrol oleh Na+ / K+ ATPase yang terletak di
lateral membrane. Dalam menjalankan fungsinya pompa endotel tergantung pada
oksigen, glukosa, metabolisme karbohidrat dan adenosine triphosphatase.
-
7/27/2019 Presus Leukoma
11/16
Keseimbangan antara fungsi barier dan pompa endotel akan mempertahankan keadaan
deturgesensi kornea (Edelhauser H. F, 2005).
Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensorik terutama berasal dari saraf siliar
longus, saraf nasosiliar, saraf ke V, saraf siliar longus berjalan supra koroid, masuk kedalam stroma kornea, menembus membran Bowman melepaskan selubung Schwannya.
Bulbus Krause untuk sensasi dingin ditemukan diantara. Daya regenerasi saraf sesudah
dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan (Perhimpunan Dokter Spesislis Mata
Indonesia, 2002).
Sumber nutrisi kornea adalah pembuluh-pembuluh darah limbus, humour aquous,
dan air mata. Kornea superfisial juga mendapat oksigen sebagian besar dari atmosfir.
Transparansi kornea dipertahankan oleh strukturnya seragam, avaskularitasnya dan
deturgensinya (Eva, P.R. & Whitcher J.P, 2008).
II. 3 Fisiologi Kornea
Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan jendela yang dilalui berkas
cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan strukturnya yang uniform,
avaskuler dan deturgenes. Deturgenes, atau keadaan dehidrasi relative jaringan kornea
-
7/27/2019 Presus Leukoma
12/16
dipertahankan oleh pompa bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fungsi sawar epitel
dan endotel. Endotel lebih penting daripada epitel dalam mekanisme dehidrasi dan
cidera kimiawi atau fisik pada endotel jauh lebih berat daripada cedera pada epitel.
Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan edema kornea dan hilangnya sifat transparan.
Sebaliknya cedera pada epitel hanya menyebabkan edema lokal stroma kornea sesaat
yang akan menghilang bila sel-sel epitel itu telah beregenerasi. Penguapan air dari film
air mata prakornea akan mengkibatkan film air mata akan menjadi hipertonik; proses itu
dan penguapan langsung adalah faktor-faktor yang menarik air dari stroma kornea
superfisialis untuk mempertahankan keadaan dehidrasi.
II. 4 Sikatrik Kornea
II. 4. 1. Jenis-Jenis Sikatrik Kornea
Penyembuhan luka pada kornea berupa jaringan parut, baik akibat radang ,maupun
trauma
Jenis : Nebula
Penyembuhan akibatkeratitis superfisialis
Kerusakan kornea pada m.Bowmansampai 1/3 stroma
Pada pemeriksaan, terlihat kabut dikornea, hanya dapat dilihat di kamar
gelap dengan Slit-lamp dan bantuan kaca pembesar
Makula Penyembuhan akibat ulkus kornea Kerusakan kornea pada 1/3 stroma
sampai 2/3 ketebalan stroma
Pada pemeriksaan, putih di kornea,dapat dilihat di kamar gelap denganslit-lamp tanpa bantuan kaca pembesar
-
7/27/2019 Presus Leukoma
13/16
-
7/27/2019 Presus Leukoma
14/16
komponen imun seluler dan humoral untuk penyembuhan lebih lanjut. Lapisan Bowman
tidak beregenerasi tetapi diganti dengan jaringan fibrous. Epitel baru akan mengganti
dasar yang ireguler dan vaskularisasi sedikit demi sedikit menghilang.
Pada beberapa ulkus yang berat, keratolisis stroma dapat berkembang menjadi
perforasi kornea. Pembuluh darah uvea dapat berperan pada perforasi yang nantinya
akan menyebabkan sikatrik kornea. Sikatrik yang terjadi setelah keratitis sembuh dapat
tipis atau tebal. Sikatrik yang tipis sekali yang hanya dapat dilihat dengan slit lamp
disebut nebula. Sedangkan sikatrik yang agak tebal dan dapat kita lihat menggunakan
senter disebut makula. Sikatrik yang tebal sekali disebut leukoma. Nebula yang difuse,
yang terdapat pada daerah pupil lebih mengganggu daripada leukoma yang kecil yang
tidak menutupi daerah pupil. Hal ini disebabkan karena leukoma menghambat semua
cahaya yang masuk, sedangkan nebula membias secara ireguler, sehingga cahaya yang
jatuh di retina juga terpencar dan gambaran akan menjadi kabur sekali.
Diagram Patogenesis Leukoma
II.4.3 Penatalaksanaan
Indikasi keratoplasti terjadi jaringan parut yang mengganggu penglihatan, kekeruhan
kornea yang menyebabkan kemunduran tajam penglihatan, serta memenuhi beberapa
kriteria yaitu :
1. Kemunduran visus yang cukup menggangu aktivitas penderita
2. Kelainan kornea yang mengganggu mental penderita.
3. Kelainan kornea yang tidak disertai ambliopia.
Agen penyebab Cedera kornea Mulai dari epitelSampai ke
lapisan endotel
Inflamasi NyeriKerusakan
kornea(ulserasi)
Sikatrik kornea
-
7/27/2019 Presus Leukoma
15/16
Gambar 14. Keratoplasti
II.4.4 Pencegahan
Pencegahan terhadap ulkus dapat dilakukan dengan segera berkonsultasi kepada
ahli mata setiap ada keluhan pada mata. Sering kali luka yang tampak kecil pada kornea
dapat mengawali timbulnya ulkus dan mempunyai efek yang sangat buruk bagi mata.
Lindungi mata dari segala benda yang mungkin bisa masuk kedalam mata Jika mata sering kering, atau pada keadaan kelopak mata tidak bisa menutup
sempurna, gunakan tetes mata agar mata selalu dalam keadaan basah
Jika memakai lensa kontak harus sangat diperhatikan cara memakai danmerawat lensa tersebut.
-
7/27/2019 Presus Leukoma
16/16