profesionalisme guru pada film taare zameen par

82
PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR Skripsi ini Diajukan Sebagai Syarat Melakukan Kewajiban Studi Strata Satu Program Studi Pendidikan Agama Islam Ade Firda Mas’ud (1111011000082) JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M / 1437 H

Upload: others

Post on 14-Nov-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

Skripsi ini Diajukan Sebagai Syarat Melakukan Kewajiban Studi Strata Satu

Program Studi Pendidikan Agama Islam

Ade Firda Mas’ud

(1111011000082)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2016 M / 1437 H

Page 2: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Profesionalisme Guru Pada Film Taare Zameen Par disusun

oleh Ade Firda Mas’ud, NIM. 1111011000082, Jurusan Pendidikan Agama

Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya

ilmiah yang berhak untuk diujikan pada siding munaqasah sesuai ketentuan yang

ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 13 April 2016

Yang mengesahkan,

Page 3: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR
Page 4: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR
Page 5: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

i

ABSTRAK

Ade Firda Mas’ud, NIM 1111011000082. Profesionalisme dan Kompetensi

Guru pada Film Taare Zameen Par Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profesionalisme dan kompetensi

guru pada film Taare Zameen Par. Subjek penelitian ini dilakukan pada film

Taare Zameen Par. Penelitian dapat memberikan manfaat, yaitu untuk

memperkaya khazanah keilmuan bagi para pendidik.

Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah Library research (penelitian

kepustakaan) yakni suatu jenis penelitian yang mengacu pada khazanah

kepustakaan seperti buku-buku, artikel, atau dokumen-dokumen lainnya. Teknik

pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode observasi dan

dokumentasi. Dalam melakukan analisis terhadap penelitian ini metode yang

digunakan adalah metode deskriptif. Yaitu dengan cara membahas objek

penelitian secara apa adanya berdasarkan data-data yang diperoleh.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa profesionalisme dan kompetensi guru

yang ada pada film Taare Zameen Par terlihat jelas kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional dimiliki

oleh guru. Sehingga guru mampu memberikan motivasi yang baik kepada peserta

didik.

Kata kunci: Profesionalisme, Kompetensi guru

Page 6: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

ii

ABSTRACT

Ade Firda Mas'ud, NIM 1111011000082. The Professionalism and

competence in the film Taare Zameen Par Thesis Department of Islamic

Religious Education, Faculty of Tarbiya and Teaching, Syarif Hidayatullah State

Islamic University Jakarta.

This study aims to determine the professionalism and competence of teachers in

the film Taare Zameen Par. This research subject in the film Taare Zameen Par.

Research can provide benefits, which is to enrich the wealth of knowledge for

educators.

The type of research is library research (library research) which is a type of

research that refers to the treasury of literature such as books, articles, or other

documents. Data collection techniques in this study conducted by the method of

observation and documentation. In an analysis of this research method used is

descriptive method. That is by discussing the research object as it is based on the

data obtained.

The results showed that the professionalism and competence of teachers that

exist in the film Taare Zameen Par obvious pedagogical competence, personal

competence, social competence, and professional competence possessed by the

teachers. So that teachers are able to provide a good motivation to learners.

Keywords: Professionalism, competence teacher

Page 7: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah yang mendalam pada Allah SWT, yang

telah melimpahkan rahmat, taufik hidayah serta inayah-Nya sehingga penulisan

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga

terlimpahkan pada Nabi Muhammad SAW, yang telah mengajarkan kebaikan

sebagai petunjuk umat kepada cahaya kebenaran yang diridhoi Allah, dan kepada

keluarga, sahabat dan pengikutnya yaitu orang-orang yang membawa ke arah

kebesaran Islam dan yang telah mempertahankan pendidikan Al-Qur’an sampai

kiamat.

Berbagai hal, tantangan, kesulitan, telah penulis lalui dalam proses

penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari masih sangat banyak kekurangan

dalam penulisan ini dan masih jauh dari kata sempurna sebagaimana yang

diharapkan. Namun Berkat, petunjuk, pertolongan dan rahmat dari Allah SWT,

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, secara khusus

penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku dekan fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan.

2. Dr. H. Abdul Majid Khon dan Hj. Marhamah Saleh, Lc, MA, selaku Ketua

dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam.

3. Prof. Dr. Armai Arief, M.Ag, selaku dosen pembimbing skripsi yang sabar

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Fauzan, MA, selaku dosen penasehat akademik yang telah mengarahkan

penulis semasa kuliah.

5. Para dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu yang sangat

bermanfaat hingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 8: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

iii

6. Kedua orang tua penulis, Ayahanda tercinta Alm. Drs. Mas’ud dan Ummi

tercinta Umyanah yang telah merawat, mendidik putra-putrinya dengan tulus,

ikhlas serta membimbing, memotivasi dan mendo’akan penulis dalam

menempuh langkah hidup didunia ini.

7. Adik-adik penulis yang sangat penulis sayangi. Dhihya Fajri, Fathurrahman

Jamil dan Khoirunnisa Sa’baniyyah. Terima kasih atas motivasi dan

bantuannya kepada penulis sehingga penulis dapat lebih semangat dalam

menyelasaikan studi ini.

8. Kanda terkasih Choirul Umam, S.IK, terima kasih support, kesabaran

menunggu dan pertanyaannya untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

9. Untuk sahabat-sahabat tercinta penulis Atik Ulfah Adawiyah, Mustika

Wenny, Syifa Aulia, Ima Malia, Desni Purwanti, Resty Wahyu Susanti,

Rif’ah Awaliyah, Uswatun Hasanah, Choirul Imam, Yazid Awlawi, Ka dede,

Nila, Fanny Mutiah Sari, Abdi Wina Utami yang telah memotivasi dan

memberi semangat kepada penulis.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Jakarta, 12 April 2016

Penulis

Ade Firda Mas’ud

Page 9: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

SURAT PERNYATAN KARYA SENDIRI

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK ...................................................................................................................... …….i

ABSTRACT .................................................................................................................... ……ii

KATA PENGANTAR .................................................................................................... …...iii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... …...vi

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................................ ……1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. ……1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................................ ……6

C. Pembatasan Masalah ....................................................................................... ……7

D. Perumusan Masalah ......................................................................................... ……7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................ ……7

BAB II : KERANGKA TEORI .................................................................................... ……9

A. Profesionalisme dan Kompetensi Guru ............................................................ ……9

B. Syarat Profesionalisme Guru ............................................................................ …...12

C. Macam-Macam Kompetensi Guru ................................................................... …...13

D. Pendidikan ........................................................................................................ …...17

E. Tinjauan Tentang Film........................................................................................... 19

F. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................................................. 21

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………………….24

A. Waktu Penelitian .............................................................................................. …...24

B. Sumber Penelitian............................................................................................. …...24

C. Prosedur Penelitian ........................................................................................... …...24

D. Metode Penelitian ............................................................................................. …...25

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 25

F. Teknik Analisis Data ............................................................................................. 26

G. Pedoman Penulisan ................................................................................................ 27

Page 10: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................ …...28

A. Deskripsi Film .................................................................................................. …...28

1. Profil Film ........................................................................................................ 28

2. Sinopsis Film .................................................................................................. 28

3. Pemain dalam Film Taare Zameen Par ........................................................... 32

4. Penghargaan Film Taare Zameen Par ............................................................ 33

B. Temuan Penelitian dan Pembahasan Profesionalisme dan Kompetensi Guru Yang

Ada Pada Film Taare Zameen Par ................................................................... …...34

1. Kompetensi Profesional ................................................................................... 36

2. Kompetensi Sosial ........................................................................................... 39

3. Kompetensi Pedagogik ................................................................................... 46

4. Kompetensi Kepribadian ................................................................................ 53

BAB V : PENUTUP ........................................................................................................ .…..58

A. Kesimpulan ...................................................................................................... …...58

B. Implikasi .......................................................................................................... …...58

C. Saran ................................................................................................................ …...60

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... …...61

LAMPIRAN

Page 11: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah

Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun

2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Untuk memenuhi kebutuhan akanpendidikan tersebut manusia memasuki

dunia pendidikan melalui proses belajar, dalam proses tersebut muncul

pengaruh yang dapat membawa perubahan sikapatas manusia yang

dipengaruhinya. Seiring dengan pengembangan ilmupengetahuan dan

teknologi menurut setiap orang untuk membekali dirinya lebihbaik sehingga

mampu membekali diri dengan perkembangan yang ada. Salah satu carauntuk

membekali diri adalah dengan pendidikan, baik formal maupun non formal.

Melalui pendidikan yang terstruktur seseorang akan memiliki

dayapemikiran yang berbeda dari sejak pendidikan dasar, menengah

sampaiperguruan tinggi. Begitupun pengaruhnya pada peserta didik yang

memiliki orang tua berlatar belakang pendidikan formal mereka pastimemiliki

sikap, moral dan perilaku yang berbeda dalam kehidupan keseharian termasuk

pendidikan dirumah untuk keluarganya.

Page 12: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

2

Sekolah adalah suatu lembaga profesional. Sekolah bertujuan membentuk

peserta didik menjadi manusia dewasa yang berkepribadian matang dan

tangguh, yang dapat dipertanggung jawabkan dan bertanggung jawab terhadap

masyarakat dan terhadap dirinya. 1

Setiap peserta didik memiliki keterampilan yang unik, kemampuan dan

impian. cepat atau lambat mereka semua akan belajar, namun dengan

kecepatannya masing-masing. Every child is special. Seperti yang ada di

dalam Al-Qur’an. Manusia adalah ciptaan Allah yang sebaik-baiknya, Firman

Allah: “Telah Kami ciptakan dalam bentuk

sebaik-baiknya. (QS At-Tin 95: 4).2 Maka ketika ada peserta didik yang

mempunyai kendala dalam keterlambatan berpikir dari peserta didik seusianya

jangan di marahi. Arahkan mereka sesuai bidang yang mereka sukai, karena

itu akan menjadi kunci keberhasilan membimbing peserta didik.

Guru profesional akan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran,

penilaian dan pemilihan model pembelajaran yang tepat dan menyenangkan

bagi peserta didik dan guru, sehingga dapat mendorong tumbuhnya

kreativitas, minat dan partisipasi belajar pada diri peserta didik.3

Jadi guru profesional bukan hanya sekedar memberikan pelajaran saja

akan tetapi harus dapat menyelenggarakan, penilaian dan pemilihan model

yang tepat dan menyenangkan agar peserta didik nyaman dan mudah

menerima pelajaran. Seperti yang ada di Film Taare Zameen Par ini terlihat

jelas perbedaan guru yang hanya sekedar memberikan pelajaran tanpa proses

memilih model pelajaran yang tepat dengan guru yang meyiapkan memilih

model pelajaran yang tapat serta menyenangkan untuk peserta didik.

Teliti saat bekerja merupakan salah satu ciri profesionalitas. Demikian

juga Al-Qur’an menuntut kita agar bekerja dengan penuh kesungguhan, apik,

ulet dan bukan asal jadi. Dalam QS. Al-An’am (6): 135 dinyatakan:

1Oemar Hamalik, PENDIDIKAN GURU Berdasarkan Pendekatan Kompetensi (Jakarta: PT. Bumi

Aksara), h. 6. 2 Muhamad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional (Yogyakarta: Prisma Sophie), h. 49.

3 Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, Guru Profesional (Bandung: PT. Refika Aditama), Cet. 1,

h. 40.

Page 13: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

3

Katakanlah: “Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu,

sesungguhnya aku pun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui,

siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia

ini. Sesungguhnya, orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan

keberuntungan.”4

Melihat penjelasan diatas penulis menyimpulkan ketika seorang guru

sudah memiliki sifat profesional maka dia akan mengetahui dan menguasai

kompetensi guru sehingga dapat langsung di aplikasikan di lingkungannya.

Dan guru yang sudah memiliki profesionalitas tinggi dia akan mengerjakan

tugasnya dengan penuh kesungguhan serta memiliki rasa tanggung jawab

dengan apa yang dia telah kerjakan.

Walaupun kedudukan guru sangat strategis dalam sistem pendidikan

nasional dan karenanya pembinaan profesioanlisme guru penting untuk

dilakukan secara terus-menerus baik oleh guru itu sendiri, organisasi profesi

guru, pemerintahan, dan pemimpin lembaga pendidikan dimana guru

berkiprah, namun kenyataannya sampai saat ini masih terdapat guru yang

kemampuan profesionalnya belum sesuai dengan standar minimal yang

diharapkan.

Seorang guru harus mengembangkan kompetensinya melalui belajar. Dan

pembelajaran untuk menjadi seorang guru yang profesional bukan hanya dari

buku-buku saja, namun bisa dari berbagai macam sumber. Salah satunya

pembelajaran dari makna Film edukasi. Film bisa dijadikan sebagai potret

kehidupan masyarakat yang bisa dijadikan panutan dalam kehidupan sehari-

hari.

Perkembangan film di dunia saat ini merupakan suatu perkembangan

yang pesat,Profesionalisme berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat

4 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan Dan Sumber Belajar Teori Dan

Praktik (Jakarta: Kencana, 2011), cet.1, h. 1

Page 14: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

4

modern. Hal ini menuntut beraneka ragam spesialisasi yang sangat diperlukan

daalam masyarakat yang semakin kompleks.

“Film adalah alat yang ampuh sekali di tangan orang yang

mempergunakannya secara efektif untuk sesuatu maksud terutama sekali

terhadap masyarakat kebanyakan dan juga anak-anak yang memang lebih

banyak menggunakan aspek rasionalitasnya. Itulah rahasia sukses sebuah

film yang sanggup mendobrak pertahanan rasionalitas dan langsung bicara

ke dalam hati sanubari penonton secara meyakinkan.”5

Film berunsur pendidikan sudah banyak di dunia. Salah satu film yang

mendidik dan bermanfaat adalah film India yang berjudul Taare Zameen Par,

film yang diangkat dari kisah nyata. Layaknya film India pada umumnya,

film ini juga disertai beberapa lagu yang menjadi penguat alur cerita film ini.

Film ini dibintangi sekaligus disutradarai oleh Aamir Khan dan diperankan

oleh beberapa artis bolywood ternama seperti Vipin Sharma, Tisca Chopra

dan Darsheel Safary.

Film ini banyak mengajarkan moral yang baik dan menceritakan

mengenai nilai-nilai pendidikan untuk guru maupun peserta didik disekolah.

Saya ceritakan sedikit bahwasanya tokoh utama pada film ini adalah seorang

anak yang mempunyai kebutuhan khusus. Disaat orang tua nya tidak

mengerti pola belajar yang seharusnya di terapkan ke anaknya namun ada

seorang guru yang mempunyai cara sendiri untuk menyampaikan pelajaran ke

dia.

Pada film Taare Zameen Par ada seorang anak laki-laki yang memiliki

keistimewaan, ketika dia masuk ke sekolah pertama, ia tidak menemukan

guru yang bisa melihat bakat terpendam yang dimiliki. Guru di sekolah itu

hanya menganggap ia bodoh, nakal dan malas. Awal ia masuk ke asrama

situasi di sekolah ini sama dengan sekolah ia yang lama, namun setelah

beberapa hari kemudian masuklah guru baru ke sekolah tersebut. Dan guru

baru inilah yang dapat menemukan dan menggali bakat seni yang Ishaan

miliki.

5 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 114-115

Page 15: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

5

Film ini mengandung banyak unsur kehidupan, diantaranya adalah

pendidikan anak di sekolah, pendidikan anak dirumah, pendidikan anak

Disabble dan pendidikan untuk guru. Nilai-nilai pendidikan untuk seorang

guru pada film ini sangat baik dijadikan referensi dalam kehidupan kita ketika

menghadapi peserta didik yang memiliki keistimewaan. film edukasi ini

ditujukan kepada seluruh orang tua dan guru yang ada di seluruh negara yang

menyaksikan film ini.

Masing-masing dari kita diciptakan dengan sifat positif. Sebagai pendidik

hebat, penting kita mengidentifikasikan kualitas tiap peserta didik dan

menciptakan situasi yang akan memperkuat kualitas baik dan melanjutkan

perkembangan kualitas yang membutuhkan perbaikan. Ketika anda memiliki

peserta didik yang kekerungan dalam bidang tertentu, usahakan berfokus

pada sisi positif terlebih dulu, kemudian bantulah mereka pada apa yang perlu

perbaikan. Usaha ini menghilangkan perasaan negatif dan kemarahan antara

siswa dengan guru, dan kemungkinan meningkatkan tim kerja antara

keduanya.6

Di lembaga-lembaga pendidikan sekarang ini, biasanya guru hanya fokus

menilai keburukan peserta didik tanpa mengidentifikasi latar belakangnya.

dengan alasan terlalu banyak pekerjaan jika harus mengidentifikasi tiap

peserta didik. Seperti halnya ketika saya mengajar di sebuah sekolah,

beberapa guru senior yang merasa sudah banyak pengalaman sehingga ketika

mendapatkan peserta didik yang perilakunya buruk mereka menganggap

sudah biasa dari sananya dan hal itu tidak ada pendekatan secara berkala

dengan peserta didik yang bermasalah itu. Sehingga kejadian itu terus

berulang-ulang. Dan pada akhirnya guru juga yang merasa keletihan

menghadapi perilaku peserta didik yang buruk atau bermasalah.

Guru bermutu adalah guru yang menguasai ilmu yang diajarkan sekaligus

menguasai keterampilan mengajar. Guru berkualitas hampir tidak mungkin

dilahirkan apabila lembaga pendidikan gurunya tidak berkualitas dan

mahasiswanya kelas dua. Masalah itu kait-mengait dan akhirnnya bermuara

6 Anita Moultrie Turner, Resep Pengajaran Hebat, (Jakarta:PT. Indeks, 2008), h.29

Page 16: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

6

pada sejauh mana bangsa ini menghargai profesi guru. “Alangkah sulitnya

membenahi profesi guru” di negara yang telah merdeka selama 61 tahun

lebih.7 Maka kalau bukan kita generasi terbaru calon guru yang memperbaiki

dunia pendidikan siapa lagi.

Profesionalisme berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat

modern. Hal ini menuntut beraneka ragam spesialisasi yang sangat diperlukan

dalam masyarakat yang semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan

sampai sekarang masih banyak diperbincangkan, baik dikalangan pendidikan

maupun di luar pendidikan.8Semakin berkembangnya suatu masyarakat maka

akan semakin membutuhkan seorang guru yang profesional untuk

membangun masyarakat yang semakin modern.

Rasa cinta dan kepedulian pada suatu profesi ialah modal utama

kesuksesan pada suatu profesi, Termasuk profesi guru.“Anda harus mencintai

siswa anda. Ya, saya tahu, saya tahu ... kadang-kadang mereka dapat

menjengkelkan. Tetapi guru yang hebat dapat mencintai anak tanpa harus

mencintai sejumlah perilaku yang tidak produktif yang dia perlihatkan di

kelas. Sebagai guru kita harus melihat kebaikan di setiap siswa. Tidak ada

anak yang buruk; kita tidak diciptakan buruk”9

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini

akan dikaji lebih jauh dan dituangkan ke dalam karya ilmiah (Skripsi) dengan

judul “PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAREE ZAAMEN

PAR.

B. IdentifikasiMasalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat

diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Belum semua guru yang mempunyai sikap Profesionalisme.

7Syamsul Bachri Thalib, Psikolog Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif, (Jakarta:

Kencana, 2010), cet. Ke-1 h. 281 8Oemar Hamalik, op. Cit., h. 1

9 Anita Moultrie Turner, op. Cit., h.3-4

Page 17: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

7

2. Kurangnya kemauan guru untuk mengidentifikasi kemampuan setiap

peserta didik.

3. Adanya kendala yang dialami guru ketika ingin menyelesaikan masalah

peserta didik.

4. Kurangnya pemahaman orangtua terhadap kebutuhan anak pada masa

perkembangan.

C. PembatasanMasalah

Untuk lebih fokus dalam penelitian ini, maka penulis membatasi

permasalahan pada profesionalisme dan kompetensi guru pada film Taree

Zaamen Par.

D. PerumusanMasalah

Untuk memberikan gambaran permasalahan yang terkandung dalam penelitian

ini penulis merasa perlu mengemukakan perumusan masalah. Adapunmasalah

pokok dalam penelitian ini adalah berkenaan dengan:

1. Bagaimana profesionalisme guru pada filmTaree Zaamen Par?

2. Bagaimana kompetensi guru pada film Taare Zaamen Par?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui profesionalisme dan kompetensi guru pada film Taree

Zaamen Par dalam kriteria guru pada pendidikan Islam.

b. Memberikan contoh konkrit bagaimana sikap serta sifat kompetensi

yang harus dimiliki seorang guru.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini di adakan ialah:

a. SecaraTeoritis

Page 18: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

8

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik

sebagai Kajian ilmiah maupun sebagai bentuk aplikasi langsung

terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan, menambah ilmu peneliti

setelah meneliti dan dapat menyelesaikan masalah secara teoritis.

b. Praktis

Diharapkandapatmemberikanmasukan yang bersifatkonstruktifbagi para

guru profesional terutamadalammeningkatkankinerja mengajar agar

peserta didik yang di hasilkan semakin berkualitas dan bermutu.

Page 19: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Profesionalisme dan Kompetensi Guru

Profesi secara etimologis adalah profesi yang dalam bahasa inggris adalah

profession, sama artinya dengan vocation, occupation, job. Kata tersebut jika

diterjemahkan memiliki arti: profesi, pekerjaan, jabatan. Dalam Kamus Bahasa

Indonesia, profesi diartikan sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan,

keahlian tertentu.1

Menurut Sudarwan, Secara etimologi profesi berasal dari bahasa Inggris

profession atau bahasa Latin profecus. Artinya, mengakui, pengakuan,

menyatakan mampu, atau ahli dalam melaksanakan pekerjaan tertentu yang

disertai dengan bukti riil, bahwa ia mampu melaksanakan keahliannya. Secara

terminologi, profesi dapat diartikan suatu pekerjaan yang mempersyarakatkan

pendidikan tinggi bagi pelakunya dengan titik tekan pada pekerjaan mental, bukan

pekerjaan manual. Maksud dari kemampuan mental disini adalah ada persyaratan

pengetahuan teoretis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan praktis.

sedangkan profesionalisme adalah merupakan suatu kelakuan, tujuan, nilai atau

kualitas yang mencirikan profesi.2

Sedangkan Menurut Kunandar, guru yang profesional adalah guru yang

memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan

1 Rugaiyah dan Atiek Sismiati, Profesi Kependidikan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011) Cet-1,

h. 5

2 Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru: Dari Pra-Jabatan, Idnuksi, Ke Profesional

Madani, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 101-102

Page 20: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

10

pengajaran. Kompetensi disini meliputi pengetahuan, sikap, dan ketrampilan

profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial, maupun akademis.3

Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (UU.RI.No. 14 Th. 2005),

profesional adalah “pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan

menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,

atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta

memerlukan pendidikan profesi”.4

Profesionalisme menunjukkan kepada komitmen/teori/paham para anggota

suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-menerus

mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan

yang sesuai dengan profesinya.5

Dengan jiwa profesionalisme guru, guru mencintai pekerjaannya dan

melaksanakannya dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab. Tuntunan

profesionalisme bagi guru pendidikan agama Islam memiliki nilai lebih dibanding

dengan guru-guru lain, bukan saja kepada kepala sekolah atau orang yang

memberinya tugas mengajar, melainkan bertanggung jawab juga kepada sang

pencipta yaitu Allah Swt.6

Dari pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa profesionalisme

berasal dari kata profesi yang artinya suatu pekerjaan. Sedangkan profesionalisme

itu sendiri adalah suatu komitmen yang tumbuh dengan sendirinya dari diri para

profesi untuk meningkatkan terus kemampuan profesionalnya atau sifat, perilaku

guru yang profesional serta berkualitas, yang mempunyai keahlian dan

keterampilan khusus dalam bidang keguruan sehingga dia dapat menjalankan

tugas dengan tanggung jawab yang baik.

3 Kunandar, Guru Profesional, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

dan Sukses dalam sertifikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2007), h. 46

4 UU RI No. 14 Th. 2005, Tentang Undang-Undang Guru dan Dosen, (Jakarta: Sinar Grafika,

2006), Cet. I, h. 3

5 Ali Mudlofir,Pendidik Profesional, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), h.17

6 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam: Berbasis Integrasi dan

Kompetensi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h. 178 & 179

Page 21: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

11

Dapat dikatakan bahwa profesi apapun terlebih guru sebagai pendidik tetap

dituntut adanya profesionalitas yang tinggi dalam menjalankan tugasnya. Hal ini

sebagaimana firman Allah swt:

“dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai

pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,

semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya.” (Qs. Al-Israa‟: 36)7

Kompetensi berasal dari bahasa Inggris “competence” yang artinya

kecakapan, kemampuan, dan keterampilan. Dalam hal ini guru juga harus

memiliki kemampuan tersendiri, agar mencapai harapan yang kita cita-citakan

dalam melaksanakan pendidikan pada umumnya dan proses belajar mengajar pada

khususnya.8

Kompetensi menurut Undang-undang Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005,

“Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang

harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan

tugas keprofesionalannya.9

Kompetensi dapat diartikan sebagai suatu tugas yang memadai atas

kepemilikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh

jabatan seseorang. Dalam pembahasan ini dititik beratkan pada tugas guru saat

mengajar.10

Kompetensi menurut Abdul Majid adalah “seperangkat tindakan intelegen

penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk

dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.”11

Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang

harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan.

Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan

memanfaatkan sumber belajar. Dan kompetensi juga terkait dengan kemampuan

7 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahan, h. 285

8 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,

2013), cet.1,h.1

9 Martinis Yamin, Sertifikasi Keguruan di Indonesia, (Jakarta: Gaung Persada Prees, 2006),

Cet ke-1, h. 210

10 Roestiyah N.K, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), Cet. 3, h. 4

11

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), h.5

Page 22: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

12

beradaptasi terhadap lingkungan kerja baru, di mana seseorang dapat menjalankan

tugasnya dengan baik berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.12

Jika pengertian kompetensi guru tersebut dikaitkan dengan Pendidikan

Agama Islam yakni pendidikan yang sangat penting bagi kehidupan manusia,

terutama dalam mencapai ketentraman bathin dan kesehatan mental pada

umumnya.13

Melihat dari beberapa pendapat yang dikemukakan, maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan atau keahlian guru dalam

menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Kemampuan atau keahlian tersebut

mempunyai konsekuensinya sehingga ada pendidikan khusus yang harus

ditempuhnya agar lebih kompeten sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Dengan demikian kompetensi menjadi tuntutan dasar bagi seorang guru.

B. Syarat Profesionalisme Guru

Guru profesional selalu mengembangkan dirinya terhadap pengetahuan dan

mendalami keahliannya, kemudian guru profesional rajin membaca literatur-

literatur, dengan tidak merasa rugi membeli buku-buku yang berhubungan dengan

pengetahuan yang digelutinya.14

Kompetensi guru berkaitan dengan

profesionalisme, yaitu guru yang profesional adalah guru yang memiliki keahlian

sehingga kompetensi profesional guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan

tanggung jawab guru dalam menjalankan profesi keguruannya. Pengertian

tersebut sejalan dengan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen yang menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas

mendidik, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan

pendidikan menengah.15

12 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan Dan Sumber Belajar Teori

Dan Praktik (Jakarta: Kencana, 2011), cet.1,h.27

13 Zakiyah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: Ruhama, 1995),

cet. 2, h. 95

14 Yamin Martinis, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Jakarta: Gaung Persada Press

2006), h. 23

15 Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 tahun 2005, op. Cit., h. 2

Page 23: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

13

Menurut pendapat Ngalim Purwanto tentang persyaratan khusus menjadi guru

yang baik, sebagai berikut:

1. Berijazah

2. Sehat jasmani

3. Takwa kepada Tuhan YME dan berkelakuan baik

4. Bertanggung jawab

5. Berjiwa nasional16

Lebih lanjut Moh. Ali, sebagaimana dikutip Uzer, menjelaskan persyaratan

khusus profesional, yaitu sebagai berikut:

1. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep teori ilmu

pengetahuan yang mendalam.

2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan

profesinya.

3. Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai.

4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan di pekerjaan yangg

dilaksanakannya.

5. Memungkinkan perkembangan sejalan dinamika kehidupan.17

Berdasarkan penjabaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

profesionalisme guru adalah suatu pandangan mengenai orang yang memiliki

kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga mampu

melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang

maksimal.

C. Macam-macam Kompetensi Guru

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 16 Tahun 2007

tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. Pasal 1: “Setiap guru

waib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku

secara nasional”.

16 M. Purwanto Ngalim, MP. Ilmu Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

1998) Cet.ke-10, h.138

17 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998)

Cet.ke-1, h. 10

Page 24: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

14

Kompetensi pendidik itu meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi

pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh

melalui pendidikan profesi. Ke empat kompetensi tersebut adalah sebagai

berikut:18

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam

pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya

meliputi: Pemahaman wawasan dan landasan pendidikan, pemahaman

terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum/silabus, perencanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan lainnya.19

Menurut Martinis Yamin dan Maisah, kompetensi pedagogik meliputi

pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.20

Sedangkan menurut Trianton dan Titik, Kompetensi pedagogik yaitu

kemampuan guru atau dosen dalam mengelola proses pembelajaran peserta

didik dan menguasai bidang studi tertentu, ilmu pendidikan, baik metode

pembelajaran, maupun pendekatan pembelajaran.dan juga ditunjukkan

dalam kemampuan guru untuk membantu, membimbing, dan memimpin.21

Dari tiga pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa kompetensi

pedagogik adalahs kemampuan pemahaman seorang pendidik meliputi

peserta didik, metode pembelajaran, perencanaan pembelajaran hingga

evaluasi pembelajarannya untuk mengaktualisasikan berbagai potensi

peserta didik.

2. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian atau personal, adalah kemampuan

kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi

18 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005) Cet.5, h. 62

19

Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta:

Kencana, 2008), Cet. Ke-3

20 Martinis Yamin dan Maisah, op. Cit., h. 8

21

Trianton dan Titik Triwulan Tutik, Tinjauan Yuridis Hak serta Kewajiban Pendidik Menurut

UU Guru dan Dosen, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006), Cet.1, h.63

Page 25: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

15

teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. (SNP, penjelasan Pasal 28

ayat 3 butir b). Artinya guru memiliki sikap kepribadian yang mantap,

sehingga mampu menjadi sumber inspirasi bagi peserta didik. Dengan kata

lain, guru harus memiliki kepribadian yang patut diteladani, sehingga

mampu melaksanakan tri-pusat yang dikemukakan oleh Ki Hadjar

Dewantoro, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut

Wuri Handayani. (di depan guru memberi teladan/contoh, di tengah

memberi karsa, dan di belakang memberi dorongan/motivasi).22

Menurut Akmal Hawi dalam bukunya, kompetensi kepribadian

mencakup: a) Mengembangkan kepribadian, b) Berinteraksi dan

berkomunikasi, c) Melaksanakan bimbingan penyuluhan, d) Melaksanakan

administrasi sekolah, e) Melaksanakan penelitian sederhana untuk

keperluan pengajaran.23

Menurut E. Mulyasa kompetensi kepribadian adalah kemampuan

pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan

bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.24

Kompetensi kepribadian menurut Zakiah Daradjat, merupakan

perasaan dan emosi guru yang mempunyai kepribadian terpadu tampak

stabil, optimis dan menyenangkan, dia dapat memikat hati peserta

didiknya, karena setiap peserta didik merasa diterima dan disayang oleh

guru, betapapun sikap dan tingkah lakunya.25

Kompetensi kepribadian merupakan kemapuan personal yang

mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi

secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,

22 Rusman. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011),

cet. Ke-3 h. 22

23 Akmal Hawi, op. Cit., h.6

24

E.Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (PT. Remaja Rosda Karya: Bandung,

2008), Cet. 3, h.75

25 Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru, (Yogyakarta: Bulan Bintang, 2005), Cet. IV, h. 9-10

Page 26: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

16

orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini

memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai berikut:

a. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik.

Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara

efektif dengan peserta didik.

b. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama

pendidik dan tenaga kependidikan.

c. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang

tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

Perlu dijelaskan bahwa sebenernya keempat kompetensi (kepribadian,

pedagogis, profesional, dan sosial) tersebut dalam praktiknya merupakan

satu kesatuan yang utuh. 26

Dalam konsep Islam, kompetensi sosial religious seorang pendidik

dinyatakan dalam bentuk kepedulian terhadap masalah-masalah sosial

yang selaras dengan Islam contohnya sikap gotong royong, suka

menolong, toleransi dan masih banyak lainnya yang harus dimiliki

pendidik agar dapat diwujudkan dalam proses pendidikan.27

4. Kompetensi Profesional

Dalam Standar Nasional Pendidikan, Pasal 28 ayat (3) butir c

dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional

adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan

mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi

standar kompetensi yang diterapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

Kompetensi profesional merupakan penguasaan subtansi keilmuan

yang terkait dengan bidang studi yang diajarkan, penguasaan struktur

metode keilmuan, dan menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian

26Syamsul Bachri Thalib, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif, (Jakarta:

Kencana, 2010), cet. Ke-1 h. 273-276

27 Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2006), h. 121

Page 27: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

17

kritis untuk memperdalam pengetahuan atau metode bidang studi yang

diajarkan.28

Kompetensi profesional yang harus dimiliki seorang guru antara lain

adalah: a) kemampuan penguasaan materi bidang studi, b) kemampuan

mengelola program pembelajaran, c) kemampuan mengelola kelas, d)

kemampuan menilai prestasi belajar peserta didik, e) kemampuan

memahami karakteristik peserta didik.29

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran

secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum

mata pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan yang menaungi

materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi

keilmuannya. Setiap subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial:

a. Subkompetensi menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan

bidang studi memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang

ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode

keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami

hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-

konsep keilmuan dalamn kehidupan sehari-hari.

b. Subkompetensi menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki

indikator esensial: menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian

kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.

Kompetensi profesional merupakan kemampuan memahami konsep,

D. Pendidikan

Pendidikan adalah “proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan

kedaulatan subjek didik dan kewajiban pendidik” (T. Raka Joni). Sedangkan

28 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta:

Kencana, 2008), Cet. Ke-3

29 Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Gaung

Persada, 2011), Cet. Ke-3, h. 57-61

Page 28: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

18

Driyakarya menjelaskan pendidikan adalah “proses memanusiakan manusia

muda”.30

Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia

untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

kebudayaannya. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie

berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang

dewasa agar ia menjadi dewasa.31

Menurut Muzayyin Arifin pendidikan ialah usaha membina dan

mengembangkan pribadi manusia, baik aspek jasmani maupun rohani dan

berlangsung secara bertahap. Karena tidak ada satu pun makhluk ciptaan Tuhan di

atas bumi yang dapat mencapai kesempurnaan atau kematangan hidup tanpa

melalui suatu proses.32

Pendidikan dalam bahasa arab biasa disebut dengan istilah Tarbiyah yang

berasal dari kata kerja Rabba, sedang pengajaran dalam bahasa arab disebut

dengan ta‟lim yang berasal dari kata kerja „Allama. Pendidikan Islam sama

dengan Tarbiyah Islamiyah.33

Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh

seseorang atau sekelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat

hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.34

Beberapa ahli yang lain mengartikan pendidikan sebagai berikut :

1. Lengeveld: Mendidik ialah mempengaruhi anak dalam upaya

membimbingnya agar menjadi dewasa. Usaha membimbing haruslah isaha

yang disadari dan dilaksanakan dengan sengaja. Oleh karena itu pendidikan

hanya terdapat dalam pergaulan yang disengaja antara orang dewasa dengan

anak yang diarahkan kepada tujuan pendidikan.

30 Rugaiyah dan Atiek Sismiati, op. Cit., h. 6

31

Dewasa di sini dimaksudkan adalah dapat bertanggung jawab terhadap diri sendiri secara

biologis, psikologis, paedagogis dan sosiologis.

32 Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), Ed.

Revisi, h. 12

33 Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Lkis Printing Cemerlang, 2009), h. 14

34 Hasbullah, Dasar-dasar ilmu pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), Ed.

Revisi 6 h. 1

Page 29: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

19

2. Hoogveld: Mendidik membantu anak supaya ia cukup cakap

menyelenggarakan tugas hidupnya atas tanggung jawabnya sendiri.

3. SA. Branata, dkk: Pendidikan ialah usaha yang sengaja diadakan, baik

langsung maupun dengan cara yang tidak langsung, untuk membantu anak

dalam perkembangannya mencapai kedewasaan.

4. Ki Hajar Dewantara: Mendidik ialah menuntun segala kekuatan kodrat yang

ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai

5. anggota msyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang

setinggi-tingginya.35

Dari beberapa pendapat tentang pendidikan penulis menarik kesimpulan

bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar seseorang untuk mendapat tingkat

hidup yang lebih baik serta mencapai kedewasaan mental yang baik dan

pengembangan potensi yang tersembunyi.

“Menurut Arifin pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan yang

mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah,

sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan

manusia, baik duniawi maupun ukhrawi.”36

Pendidikan Islam adalah usaha dalam mengembangkan fitrah manusia dengan

ajaran Islam, agar mendapat kehidupan yang bahagia.37

E. Tinjauan Tentang Film

1. Sejarah dan Perkembangan

Sejarah film pertama kali terjadi di Perancis, tepatnya pada 28

Desember 1895, ketika Lumiere bersaudara telah membuat dunia

“terkejut”. Mereka telah melakukan pemutaran film pertama kalinya di

depan public, yakni di Cafѐ de Paris. Film-film buatan Lumiere yang

35 Alisuf Sabri, PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005),

cet. Ke-1 h. 6

36 H.M. Arifin, ILMU PENDIDIKAN Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan

Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), cet. Ke-1 h. 8

37 Syahminan Zaini, PRINSIP-PRINSIP DASAR KONSEP ISLAMI, (Jakarta: Kalam

Mulia, 1986), cet. Ke-1 h. 4

Page 30: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

20

diputar pada pertunjukkan pertama itu adalah tentang laki-laki dan wanita

pekerja di pabrik Lumiere, kedatangan kereta api di Stasiun La Ciota, bayi

yang sedang makan siang dan kapal-kapal yang meninggalkan pelabuhan.

Salah satu kejadian unik, yaitu saat pertunjukkan lokomotif yang

kelihatannya menuju kearah penonton, banyak yang lari ke bawah bangku.

Teknologi temuan Lumiere ini kemudian mendunia dengan cepat karena

juga didukung oleh teknologi proyektor berfilm inci yang lebih

unggul keluaran The American Biograph, yang diciptakan Herman Casler

pada 1896.38

2. Pengertian Film

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indoensia (KBBI: 2003), film

diartikan sebagai: (1) Selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat

gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif

(yang akan dimainkan di bioskop); (2) Lakon (cerita) gambar hidup.39

Film merupakan teknologi hiburan massa yang dimanfaatkan untuk

menyebarluaskan informasi dan berbagai pesan dalam skala luas di

samping pers, radio dan televisi. Film dimasukkan dalam kelompok

komukasi massa yang mengandung aspek hiburan, juga memuat aspek

edukatif. Namun aspek kontrol sosialnya tidak sekuat pada surat kabar,

majalah serta televisi yang menyiarkan berita berdasarkan fakta yang

terjadi. Fakta film ditampilkan secara abstrak dimana tema cerita bertolak

dari fenomena yang terjadi di tengah masyarakat. Bahkan dari itu, dalam

film cerita dibuat imajinatif.40

Kemudian menurut UU No. 23 tahun 2009 pasal 1 tentang perfilman

yang dikutip oleh Teguh Trianton menyebutkan bahwa film adalah karya

seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa

38 Misbach Yusa Miran, Sejarah Film 1900-1959, (Jakarta: Komunitas Bambu, 2009), h. xv

39

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

2002), Edisi ke-3, h. 316

40 William L. Rivers-Jay W. Jensen, Theodore Peterson, Media Massa dan Masyarakat

Modern(Jakarta:Kencana,2004), h.6

Page 31: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

21

yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan

dapat diperjuntukkan.41

Dari beberapa pengertian film di atas, dapat penulis simpulkan bahwa

film adalah alat komunikasi paling dinamis di era sekarang. Apa yang

terlihat oleh mata dan terdengar oleh telinga, masih lebih cepat dan mudah

masuk akal dari pada apa yang hanya dibaca dan memerlukan lagi

penghayalan.

3. Fungsi Film

Film adalah sebuah media hiburan sebab fungsinya menghibur. Tetapi

film tidak hanya sebagai media hiburan semata. Teguh Trianton mengutip

buku berjudul Mass Communication karangan Wright atau Charles Wright

halaman 16, bahwa fungsi film tidak dapat dilepas dari aspek sejarahnya.

Film adalah media penyampaian warisan budaya dari satu generasi ke

generasi berikutnya. Secara umum fungsi film dibagi empat yaitu (a) alat

hiburan, (b) sumber informasi, (c) alat pendidikan, dan (d) pencerminan

nilai-nilai sosial dan budaya suatu bangsa.42

Fungsi edukasi dapat tercapai apabila film nasional memproduksi

film-film sejarah yang obyektif, atau film documenter dan film yang

diangkat dari kehidupan sehari-hari secara berimbang.43

F. Hasil Penelitian yang Relevan

Sepanjang penelitian yang penulis lakukan, ada beberapa tulisan yang

berkaitan dengan skripsi yang penulis tulis, diantaranya adalah:

1. Skripsi yang berjudul Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Film

OMAR Umar bin Khattab yang ditulis oleh Ulfa Iwanda Herlina dari

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan pada Tahun 2013. Dalam skripsi

tersebut, penulis menggunakan pendekatan kualitatif, melalui

41 Teguh Trianton, Film Sebagai Media Belajar, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hal. 13

42

Teguh Trianton, op.cit., h. 3

43 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT Citra Aditya

Bajkti, 2003), h. 211-216

Page 32: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

22

penelusuran data-data kepustakaan atau Library research, yaitu dengan

melakukan serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode

pengumpulan data dan pustaka, membaca, menonton dan mencatat

serta mengolah bahan penelitian sebagaimana yang berlaku dalam

penulisan ilmiah. Analisis wacana dalam skripsi menggunakan metode

deskriptif. Hasil penelitian tersebut membahas tentang: menunjukkan

bahwa nilai pendidikan akhlak yang terdapat pada film OMAR Umar

bin Khattab ini terdapat beberapa hal, yaitu nilai pendidikan akhlak

kepada Allah yang dalam film ini berkaitan dengan bertaubat, berdoa

serta bertanggung jawab kepada pemimpin. Akhlak kepada kedua

orang tua dan keluarga diperlihatkan ketika hormat dan sayang kepada

kedua orang tua dan akhlak terhadap anggota keluarga. akhlak kepada

sesama manusia yang diperlihatkan ketika sedang berlaku adil serta

tolong-menolong dan pemaaf. akhlak pada diri sendiri diperlihatkan

dalam film ini tentang amanah, keikhlasan, kesabaran, bentuk zuhud,

serta bersyukur. dan akhlak kepada makhluk ciptaan Allah ketika

Umar memperlakukan binatang unta dengan baik.

2. Skripsi yang berjudul Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Novel

Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El-Shirazy yang ditulis oleh

Rian Martini dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan pada Tahun

2013. Dalam skripsi ini menggunakan jenis kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dalam

penelitian lapangan menggunakan penelitian riset kepustakaan atau

Library research, yaitu buku-buku tentang pendidikan yang berada

diperpustakaan yang isinya bersangkutan dengan novel Ayat-ayat

Cinta. Adapun sumber primer adalah wawancara langsung dengan

penulis novel Habiburrahman el-Shirazy serta novel Ayat-ayat Cinta

itu sendiri. Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode

deskriptif, yaitu metode yang membahas obyek penelitian secara apa

adanya sesuai dengan data-data yang diperoleh. Hasil penelitian

Page 33: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

23

tersebut tentang: dalam lingkup nilai-nilai pendidikan akhlak tersebut

meliputi akhlak terhadap Allah dan Rasul-Nya, bentuk perilaku yang

ditampilkan adalah takwa, syukur, sabar dalam taat kepada Allah Swt,

memelihara kesucian diri menghargai waktu, ikhlas, tawaduk. Dalam

lingkup nilai-nilai pendidikan terhadap keluarga

3. Skripsi yang berjudul Analisis Semiotika Film Taare Zameen Par yang

ditulis oleh Abdillah Hafied dari Fakultas Dakwah dan komunikasi

pada Tahun 2013. Dalam skripsi tersebut menggunakan metode

pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif analisis, yaitu penelitian

yang memberikan gambaran secara objektif, dengan menggambarkan

pesan-pesan secara simbolis dalam film Taare Zameen Par. Hasil

penelitian tersebut adalah: Penulis mendapatkan makna denotasi pada

fil Taare Zameen Par adalah tentang seorang anak yang menderita

penyakit disleksia. Makna konotasi pada film Taare Zameen Par

adalah hubungan komunikasi ayah dengan keluarga yang tidak

berjalan dengan baik. Makna mitos pada film Taare Zameen Par

adalah gambaran dari dinamika keluarga Asia secara umum. Dimana

masing-masing subsistem berperan sebagaimana mestinya, dan secara

tradisional masih bersandarkan pada jenis kelamin. Ayah sebagai

kepala keluarga bekerja di luar rumah guna menghidupi keluarga. Ibu

berperan sebagai isteri yang siap melayani suami dan memenuhi

seluruh kebutuhan anak, membimbing dan mengajari, serta berperan

sebagai pihak yang mengontrol semua urusan anak.

Dari beberapa skripsi di atas, terdapat perbedaan dalam pembuatan

skripsi yang penulis akan tulis. Skripsi di atas terfokus pada analisis

wacana pesan moral dan analisis semiotika sedangkan skripsi yang

penulis tulis terfokus pada Profesionalisme guru yang terdapat pada

sebuah film.

Page 34: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu Penelitian

Yang menjadi obyek pada penelitian ini adalah film “Taare Zameen

Par”. Yang di sutradarai oleh Amir Khan. Di Produksi di India.

Adapun waktu yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data

yang berhubungan dengan obyek penelitian ini dari awal Januari 2015.

B. Sumber Penelitian

Sumber penelitian dalam skripsi ini adalah menggunakan film Taare

Zameen Par di dukung oleh buku-buku yang berhubungan dengan

pendidikan.

C. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini, peneliti mengadakan kunjungan perpustakaan dalam

rangka pengumpulan data. Penelitian pustaka atau library research,

yaitu dengan melakukan serangkaian kegiatan yang berkenaan

dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, menonton

dan mencatat serta mengolah bahan penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data dari sumber-sumber

yang diperoleh dari perpustakaan dan internet.

3. Tahap Penyelesaian

Page 35: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

25

Dalam tahap ini peneliti berusaha menyimpulkan hasil observasi

dan kemudian menafsirkan serta menyusun data dalam bentuk hasil

penelitian (laporan).

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan

pendekatan kualitatif. Sedangkan metode yang digunakan adalah

metode deskriptif.Pendekatan kualitatif yaitu menekankan analisis

proses dari proses berpikir secara induktif yang berkaitan dengan

dinamika hubungan antarfenomena yang diamati, dan senantiasa

menggunakan logika ilmiah serta menekankan pada kedalaman

berpikir formal dari peneliti dalam menjawab permasalahan yang

dihadapi.1

Penelitian ini bersifat kualitatif karena penelitian ini bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik,

dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, dan

dengan suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan

berbagai metode ilmiah.2yang memberikan gamabaran secara objektif,

dengan menggambarkan pesan-pesan secara simbolis dalam film

Taare Zameen Par.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa

teknik untuk mengumpulkan data sesuai dengan permasalahan yang

sudah ada. Adapun teknik pengumpulan data tersebut berupa:

1. Observasi

1 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara,

2013), hal. 80

2Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rosda Karya, 2006), h. 6

Page 36: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

26

Observasi berasal dari bahasa Latin yang artinya memerhatikan,

melihat dan mengamati. Observasi adalah kegiatan mencari data

yang digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan. Serta

terdapat perilaku yang tampak dan mempunyai tujuan yang ingin

dicapai.3

Tekhnik observasi yang digunakan ialah observasi tidak

langsung. Observasi tidak langsung ini dilakukan dengan cara

mengamati dialog-dialog peradegan film tersebut lewat DVD film

Taare Zameen Par sebagai metode ilmiah observasi. Kemudian

mencatat, memilih serta menganalisis sesuai dengan model

penelitian yang digunakan.

2. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara

melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh

subjek atau orang lain tentang subjek untuk mendapatkan

gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis

dan dokumen lainnya.4

F. Teknik Analisis Data

Dalam melakukan analisis terhadap penelitian ini maka metode yang

digunakan adalah metode deskriptif. Yaitu dengan cara membahas

objek penelitian secara apa adanya berdasarkan data-data yang

diperoleh.5 Dengan analisis ini akan diperoleh gambaran sistematik

mengenai suatu dokumen. Dokumen tersebut diteliti isinya, kemudian

diklasifikasikan menurut kriteria atau pola tertentu. Yang hendak

3Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba

Humanika, 2012), h. 131 4 Haris Herdiansyah, ibid., h. 143

5 Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Roneka Cipta,

2006), h. 231

Page 37: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

27

dicapai dalam analisis ini adalah menjelaskan pokok-pokok yang

penting dalam sebuah manuskrip atau dokumen.

G. Pedoman Penulisan

Teknik penulisan yang digunakan dalam penelitian ini berpedoman

pada buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 38: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Film

1. Profil Film

Film asal India yang berjudulTaare Zameen Paryang artinya “Seperti

Bintang-Bintang di Bumi”. Untuk versi luarnya judul film ini Like Stars on

Earth. Film yang dirilis pada 21 Desember 2007 ini berdurasi 140 menit. Film

ini di sutradai oleh Aamir Khan yang di dalam film ini ikut serta menjadi

aktornya.

Film India ini berbeda dari film India biasanya, tidak banyak goyang-

goyangan seronok di dalam film ini. Film ini bergenre drama edukasi.

Sehingga di dalamnya banyak pesan edukasi untuk pendidik, peserta didik dan

orang tua.

Film Taare Zameen Par ini telah memperoleh 13 penghargaan dan

dinominasikan dalam 15 kategori. Rating 8,5 cukup jadi bukti kualitas film

Taare Zameen Par sebagai salah satu film terbaik dari India, meskipun belum

termasuk Top 250 Film versi IMDB.

2. Sinopsis Film

Film yang di awali dengan adegan ada seorang anak kecil yang sedang asik

melihat ikan di saluran pembuangan, mungkin yang terlihat oleh kita sebagai

Page 39: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

29

penonton pada awalnya akan berkomentar bahwa anak ini nakal dan jorok.

Film ini menceritakan tentang seorang anak laki-laki yang gemar bermain

bernama Ishaan Nandkishore Awasthi. Dia berumur sembilan tahun dan

menderita penyakit disleksia, yaitu kesulitan membaca pada anak. Samuel

Torrey Orton membuat istilah strephosymbolia, yang artinya secara harfiah

adalah simbol-simbol yang berputarbalik, untuk menjelaskan kondisi yang

dialami oleh anak disleksia.1 Ibunya bernama Maya Awasthi sedangkan

ayahnya bernama Nandkishore Awasthi dan kakaknya bernama Yohaan

Awasthi.

Pada usianya yang sembilan tahun Ishaan belum lancar membaca,

menulis dan berhitung. Sehingga dia masih duduk dibangku kelas 3 setingkat

SD. Ia gemar bermain, berjalan-jalan sambil memperhatikan keadaan sekitar.

Nilai-nilainya disekolah sangat buruk dan tidak ada peningkatan selama 2

tahun. Ishaan menganggap sekolah adalah tempat yang paling menakutkan,

karena disana dia dijadikan bahan ejekan oleh guru maupun teman-temannya

atas ketidakmampuannya yang berbeda dari teman-teman sekelasnya. Namun,

dibalik ketidakmampuannya dalam mengikuti pelajaran, Ishaan memiliki daya

imajinasi yang tinggi dan sangat berbakat dibidang seni, terutama seni lukis.

Di rumah pun dia merasa tertekan terhadap sikap orang tuanya, terutama

oleh ayahnya yang selalu beranggapan bahwa dia anak yang nakal, anak yang

tidak mau nurut dan banyak lagi. Hal ini jauh berbeda dengan kakak Ishaan

(Yohaan) yang selalu mendapatkan prestasi di sekolahnya dan selalu menuruti

perintah orang tuanya. Sehingga ayahnya selalu membanding-bandingkan

antara Ishaan dengan Yohaan. Ayahnya selalu menekan Ishaan belajar sesuai

dengan orang normal lainnya. Saat itu ayahnya belum mengetahui kondisi

yang terjadi pada Ishaan.

Maya Awasthi (Ibu) pun merasa bingung ketika dia mengajari Ishaan di

rumah. Ishaan selalu melakukan kesalahan yang serupa ketika menulis,

membaca maupun berhitung. Seperti ketika ibunya meminta Ishaan menulis

1J. David Smith., INKLUSI, Sekolah Ranah untuk Semua, (Bandung: Nuansa, 2006), cet. 1, h. 70

Page 40: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

30

Table ia menulisnya dengan tabl kemudian ia menulisnya dengan tabel.

Ibunya merasa sedih karena di usia sembilan tahun anaknya belum bisa

melakukan hal tersebut tidak seperti anak seusianya yang dengan mudah

melakukan hal tersebut. Selain itu, Ishaan sering menunjukkan perilaku

bermasalah; terlibat perkelahian, berpura-pura sakit, bolos sekolah dan tidak

mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.

Karena seringnya Ishaan melakukan masalah, ayahnya memutuskan untuk

mengirim Ishaan ke sekolah asrama yang cukup jauh dari tempat tinggal

mereka. Ketika mengetahui niat itu, Ishaan menunjukkan sikap penolakkan

kepada ayahnya. Tak lupa dia meminta tolong dengan ibunya, agar

membatalkan niat ayahnya. Namun usaha yang Ishaan lakukan tidak berhasil

membatalkan niat ayahnya membawa Ishaan ke asrama dan berpisah dengan

keluarganya.

Ishaan beranggapan bahwa sekolah di asrama merupakan hukuman yang

diberikan oleh orang tua untuk anak-anak yang nakal dan tidak mau menurut

kepadanya. Anggapan Ishaan semakin kuat setelah melalui hari pertamanya di

asrama. Sikap dan gaya mengajar guru di sekolah yang cenderung keras

dengan alasan untuk menegakkan kedisiplinan peserta didik. Suasana kelas

dan kegiatan asrama yang sama sekali tidak dapat dinikmati oleh Ishaan, dan

semua guru di asrama tetap menganggap dia sebagai siswa yang bodoh. Ishaan

tetap mendapatkan hukuman keluar kelas seperti di sekolah sebelumnya,

nilainya pun masih dibawah rata-rata. Berbagai hukuman pun dia terima

sebagai bentuk konsekuensinya. Bahkan ia juga mengalami hukuman dipukul

menggunakan penggaris oleh guru mata pelajaran seni yang bernama Holkar.

Tekanan demi tekanan semakin ia dapatkan di asrama. Ishaan menjadi

sangat takut dan sedih, dia merasa sangat sendiri karena tidak ada seorang pun

yang peduli dengan dia. Hal itu membuat Ishaan tidak bersemangat dan tidak

mau melakukan apapun termasuk melukis yang selama ini menjadi aktifitas

yang Ia gemari.

Keadaan seperti itu terus berlangsung sampai datangnya guru seni

pengganti yang bernama Ram Shankar Nikumbh (Aamir Khan). Ram

Page 41: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

31

mempunyai cara mendidik yang baru, tidak seperti guru lain. Ram membuat

peserta didik berpikir keluar dari buku-buku, di luar empat dinding kelas dan

imajinasi mereka. Seluruh anak dikelas merespon dengan antusiasme yang

besar kecuali Ishaan. Ishaan hanya termenung diam tidak ada ekspresi.

Sebab itulah, Ram mencoba mengamati dan mencari tahu masalah yang

dihadapi Ishaan. Ram menyadari kondisi Ishaan karena dulunya ia pun

mengalami gejala disleksia. Kemudian dia mencari tau tentang Ishaan kepada

siswanya di kelas, guru-guru yang mengajar Ishaan, termasuk tanggapan

orang tua Ishaan tentang keadaanyaa, akhirnya dia mengetahui bahwa Ishaan

adalah anak yang mengalami Disleksia. Walaupun pada mulanya kedua orang

tua Ishaan tidak dapat menerima apa yang telah dikatakan oleh Nikumbh,

namun setelah ia menunjukkan hasil lukisan Ishaan, mereka baru menyadari

bahwa yang diutarakan oleh Nikumbh tersebut adalah benar. Nikumbh

terkejut melihat semua hasil karya Ishaan yang ternyata bakat seninya sangat

luar biasa melebihi imajinasi anak seumurnya, imajinasi seorang anak seperti

Ishaan dicurahkan kepada gambar-gambar dan lukisan-lukisan yang sangat

indah. Ram pun mengerti apa yang harus dia lakukan terhadap cara mendidik

Ishaan.

Nikumbh memberi pemahaman kepada orang tua dan guru lainnya,

bahwa Ishaan bukan abnak yang abnormal, tetapi anak yang sangat khusus

dengan bakat sendiri. Seiring waktu, kesabaran dan perawatan, Nikumbh

berhasil meningkatkan kepercayaan Ishaan. Dia membantu Ishaan untuk

mengatasi permasalahan pelajaran dan menemukan kembali kepercayaannya

yang hilang, serta dia dapat membuat Ishaan mau kembali aktif dalam

menuangkan imajinasinya dalam lukisan-lukisan yang selama ini menjadi

dunianya. Sedikit demi sedikit Ram mengajari Ishaan menulis, membaca dan

berhitung. Dan akhirnya Ishaan pun dapat menulis, membaca dan berhitung

seperti teman-temannya.

Pada suatu hari Ram mengadakan perlombaan melukis yang diikuti oleh

seluruh anggota sekolah. Baik siswa maupun guru. Pada saat detik-detik

perlombaan ingin dimulai Ishaan belum terlihat. Namun pada akhirnya Ram

Page 42: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

32

melihat dimana Ishaan duduk. Tibalah saat pengumuman lomba. Ishaan

mendapatkan juara I, mengalahkan Ram sendiri yang guru seninya. hasil

lukisannya dan karya Ram dipakai sebagai sampul buku tahunan sekolah.

Orang tua, guru-guru, dan orang disekitar Ishaan menyadari bahwa Ishaan

bukan anak abnormal, tetapi anak yang khusus dengan bakat seni yang luar

biasa. Akhirnya Ishaan menjadi anak periang dan bisa bergaul dengan teman-

teman lainnya.

3. Pemain dalam Film Taare Zameen Par

Para pemain dalam film Taare Zameen Par adalah sebagai berikut:

a. Aamir Khan (Ram Shankar Nikumbh): Ram berperan menjadi guru

pengganti kesenian. Ia bisa dikatakan sosok guru profesional pada

film ini. Ram sosok yang ramah, ia berbeda dari guru lainnya. Ia yang

membantu Ishaan memecahkan permasalahan belajar. Ia tidak ingin

langsung melebelkan peserta didik dengan kata-kata yang akan

mengecewakan hatinya.

b. Darsheel Safary (Ishaan Awasthi): Ishaan adalah anak umur sembilan

tahun yang duduk di kelas 3 setingkat SD. Namun ia belum bisa

CALISTUNG serta belum bisa mencerna banyak kata yang

dibicarakan orang kepadanya. Sebenarnya Ishaan mampu melakukan

semua aktifitas normal seperti anak seusianya. Akan tetapi pada saat

itu ia belum menemukan orang yang tepat untuk membantunya

berubah dan mengontrol dirinya. Ishaan mengidap penyakit disleksia.

Dimana penderitanya kesulitan mengatur huruf atau angka.

c. Tisca Chopra (Maya Awasthi): Maya adalah sosok ibu rumah tangga

yang sabar, penuh kasih sayang dan hangat. Ia mempunyai 2 orang

anak yang sifatnya berbeda. dan ia sosok istri yang patuh terhadap

suaminya. Seperti ketika suaminya memutuskan untuk membawa

Ishaan ke asrama ia tidak membantah suaminya walaupun ia sedih

karena jauh dari anaknya.

Page 43: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

33

d. Vipin Sharma (Nandkishore Awasthi): Nandkishore adalah suami

Maya dan selaku ayah dari Yohaan dan Ishaan. Ia sosok yang

ambisius, komperatif, kurang berperasaan, tangguh, dominan dalam

menentukkan keputusan, keras dan kaku.

e. Sachet Engineer (Yohaan Awasthi): Yohaan adalah kakak dari

Ishaan. Ia sosok kakak yang rajin, penurut, dan penolong. Selalu

mendapat peringkat di sekolah. Suka mengikuti pertandingan bulu

tangkis serta sederet kebanggaan lainnya. Walaupun adiknya

mempunyai kekurangan namun ia sayang sekali dengan adiknya.

f. Lalita Lajmi (Juri kompetisi menggambar): sosok yang adil dan

mengerti seni lukis.

g. Tanay Chheda sebagai Rajan Damodran: teman yang baik dan

cerdas. Selalu memberi motivasi kepada Ishaan. Tidak pilih-pilih

teman.

4. Penghargaan Film Taare Zameen Par

a. 2008 Filmfare Awards2

1) Pemenang:Best Movie- Aamir Khan (producer)

2) Pemenang:Best Director - Aamir Khan

3) Pemenang:Best Story - Amole Gupte

4) Pemenang: Critics Award Best Performance - Darsheel Safary

5) Pemenang: Best Lyricist - Prasoon Joshi

6) Nominasi: Best actor in a leading role (male) - Darsheel Safary

7) Nominasi: Best actor in a supporting role (male) - Aamir Khan

8) Nominasi: Best actor in a supporting role (female) - Tisca Chopra

b. 2008 Star Screen Awards

1) Pemenang:Best Director - Aamir Khan (shared with Shimit Amin

for Chak De India)

2https://id.wikipedia.org/wiki/Taare_Zameen_Par, 20Juni2016

Page 44: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

34

2) Pemenang: Best Debut Director - Aamir Khan

3) Pemenang:Best Supporting Actor - Aamir Khan

4) Pemenang:Special Jury Award - Darsheel Safary

5) Pemenang:Best Child Artist - Darsheel Safary

6) Pemenang:Best Story - Amole Gupte

7) Pemenang:Best Dialogue - Amole Gupte

8) Pemenang:Best Lyricist - Prasoon Joshi

9) Nominasi:i Best film

10) Nominasi: Best actor in a supporting role (female) - Tisca Chopra

11) Nominasi: Best playback singer (male) - Shankar Mahadevan (title

song and Maa)

12) Nominasi: Best background music - Shankar-Ehsaan-Loy

13) Nominasi: Best music - Shankar-Ehsaan-Loy

14) Nominasi: Best screenplay - Amole Gupte

15) Nominasi: Best special effects - Tata Elxsi

c. 2008 V. Shantaram Awards

1) Pemenang:Best Film (Gold)

2) Pemenang:Best Director (Silver) - Aamir Khan

3) Pemenang:Best Actor in a lead role - Darsheel Safary

4) Pemenang:Best Writer - Amole Gupte [2]

5) Nominasi: Best artist in a supporting role - Tisca Chopra

6) Nominasi: Best music - Shankar-Ehsaan-Loy

7) Nominasi: Best debut director - Aamir Khan

8) Nominasi: Best debut artist in a leading role - Darsheel Safary

B. Temuan Penelitian dan Pembahasan profesionalisme guru

yang ada pada film Taare Zameen Par

Profesionalisme guru pada film Taare Zameen Par ini adalah kemampuan

guru untuk melakukan tugas pokoknya sebagai pendidik dan pengajar meliputi

Page 45: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

35

kemampuan merencanakan, melakukan, dan melaksanakan evaluasi

pembelajaran. Hal ini dicontohkan oleh pemeran Aamir Khan sebagai Ram

Shankar Nikumbh. Ia mampu merencanakan pembelajaran untuk peserta

didiknya seperti pada adegan ketika ia merencanakan pembelajaran yang

cocok untuk Ishaan. Kemudian ia juga melakukan kegiatan pembelajaran

dengan aktif, kreatif, inovatif dan adil. Ia juga melaksanakan evaluasi

pembelajaran seperti adegan ketika ia sudah beberapi kali membimbing Ishaan

untuk menulis dan membaca pada hari itu Nikumbh mencoba mendikte

bacaan ke Ishaan kemudian Ishaan menulisnya secara benar di buku.

Seorang guru yang profesional harus memenuhi empat kompetensi guru

yang telah ditetapkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14

Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Yaitu :Kompetensi profesional,

kompetensi sosial, kompetensi pedagogik, dan kompetensi kepribadian.

Adapun pembagian 4 kompetensi yang terdapat pada film Taare Zameen Par

ini adalah:

No Dialog Kompetensi Guru

1. Pada durasi menit ke 1:12:04 ketika Nikumbh

memulai mata pelajaran seni dengan

memainkan seruling sambil menyanyi dan

menari. Ia mengajak semua peserta didik yang

ada di kelas itu untuk ikut menyanyi dan

menari. Nikumbh mampu mengembangkan

materi pembelajaran yang diampu secara

kreatif.

Kompetensi

Profesional

2. Pada durasi menit ke 1:23:10 ketika istirahat

terjadi percakapan di ruang kantor guru.

Nikumbh sebagai guru pengganti tetap

berusaha membaur dengan mereka guru lama

di sekolah tersebut. Ketika cara mengajar

Nikumbh di kritik negatif oleh guru-guru. Ia

Kompetensi

Sosial

Page 46: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

36

mampu bersosialisasi dengan guru-guru

terdahulu.

3. Pada durasi menit ke 1:17:29 Nikumbh

meminta anak-anak untuk membuat gambar

sesuai dengan imajinasi mereka masing-

masing. Ketika ada seorang anak bertanya apa

yang harus ia gambar padahal di depan meja

gurunya itu tidak ada apa-apa. Maka

Nikumbh menjawab meja ini terlalu kecil

dibandingkan dengan imajinasi kalian. Disini

Nikumbh membiarkan peserta didik

berkembannguntuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya.

Kompetensi

Pedagogik

4. Nikumbh orang yang dapat mengatur emosi

dan dapat menyalurkan emosinya ke kegiatan

positif. Seperti ketika ia datang kerumah

Ishaan untuk membantu menyelesaikan

masalah yang dialami Ishaan. namun bapak

Ishaan seakan tidak menerima maksud dari

Nikumbh. Akan tetapi Nikumbh dapat

mengontrol emosinya dan kemudian

Nikumbh dapat membuktikan usahanya

membimbing Ishaan dalam hal akademik.

Kompetensi

Kepribadian

1. Kompetensi Profesional

a. Pada film Taare Zameen Par menit ke 1:12:04 Nikumbh muncul

setelah ia memainkan sedikit nada dengan serulingnya kemudian ia

memasuki kelas menggunakan kostum badutnya sambil melompat

atau salto ke arah anak-anak yang sedang bingung dengan

kedatangan seorang badut yang ternyata guru seni, pengganti pak

Page 47: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

37

holkar. Lalu Ram mengajak anak-anak mengajak anak-anak

menyanyi dan menari di dalam kelas.

b. Pada durasi menit ke 1:49:20 Nikumbh menunjukan kepada Ishaan

buku kecil merah yang didalamnya ada gambar-gambar hasil karya

Ishaan sebelum mulai belajar. Kemudian Nikumbh membuka kelas

dengan berkata “Teman-teman, hari ini aku akan bercerita, tentang

seorang anak laki-laki”. Nikumbh pun bercerita Pada suatu hari ada

seorang anak laki-laki, jangan tanya aku dimana...yang tidak bisa

membaca dan menulis.Walaupun sulit tapi dia tetap mencoba, dia

tidak bisa ingat kalau setelah huruf x adalah y. kata-kata adalah

musuhnya. Jika ia melihat huruf, maka huruf-huruf itu menari-nari,

menakuti dan menyiksa dia. Belajar melelahkan bagi dia, tapi Siapa

yang mau berbagi kesengsaraan dengan dia? Otaknya penuh, tidak

masuk akal. Alfabet menari-nari seperti disko. Suatu hari, bocah

malang itu selalu gagal dalam pelajarannya. Setiap orang tertawa,

tapi dia tetap memasang wajah berani. Dan suatu hari, dia

mendapatkan emas. Dunia tercengang ketika teorinya diceritakan.

Tebak siapa dia?. Wajah Ishaan nampak ketakutan. Ia takut di

permalukan kembali oleh gurunya seperti yang sudah-sudah. Tiba-

tiba ram mengeluarkan gambar dan ada seorang murid menjawab

Albert Einstein. Ishaan langsung mengangkat kepalanya dan mencari

siapa yang menjawab. Ternyata bukan dirinya yang di ceritakan oleh

Nikumbh. Nikumbh berkata : Benar, Rajan. Albert Einstein. Seorang

ilmuwan besar. Pria yang menghebohkan dunia dengan teori

relativitasnya. Gerak brownan, fotoelektrik. Dia mendapatkan

penghargaan Nobel pada tahun 1921. Sekarang.. Apa ini?(Ram

mengeluarkan gambar helikopter. Dan ada anak yang menjawab

helikopter) Bukan helikopter biasa, yang ini. Karya penemu besar

Leonardo da vinci. Nikumbh meminta peserta didik untuk

mengulangnya. Maka merekapun mengulangnya. Setelah itu ia

menceritakan siapa Leonardo da Vinci ini. Dan kelas ditutup dengan

Page 48: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

38

Nikumbh berkata “Jadi, mari kita simpan mereka di pikiran kita.

Keluar dan ciptakan sesuatu yang berbeda.. di luar apapun yang kita

temukan itu menarik. batu, tongkat ataupun sampah. Ayo kita ke

kolam kecil! (anak-anak langsung berlari keluar menuju kolam kecil.

Ishaan dan Rajan jalan terakhir.

c. Pada durasi menit ke 1:54:21 Nikumbh mengajak peserta didik ke

kolam kecil dekat sekolah. Untuk mengembangkan kreatifitas

peserta didiknya. Mereka ada yang bermain air, ada yang bermain di

ilalang dan permainan alam lainnya.

Berdasarkan kisah cerita film Taaren Zameen Par di atas pada durasi

1:12:04 dan durasi menit ke 1:49:20 film ini menceritakan tentang

kompetensi profesional yang di contohkan oleh Ram Shankar Nikumbh.

Dari cerita ini di atas jelas bahwa seorang guru yang profesional harus

mempunyai kemampuan menguasai materi pembelajaran secara luas dan

mendalam serta mampu membuat peserta didik belajar secara optimal.

Menurut Mukhlas Samani yang dikutip oleh Fachruddin Saudagar yang

dimaksud dengan kompetensi profesional ialah kemampuan menguasai

pengetahuan bidang ilmu, teknologi, dan seni yang diampunya meliputi

penguasaan; Materi pelajaran secara luas serta mendalam dan konsep-

konsep atau metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan

yang secara konseptual menaungi dengan program satuan pendidikan,

mata pelajaran, dan kelompok mata pelajaran yang diampunya.3

Pada durasi 1:49:20 dan 1:54:21 pada film Taare Zameen Par

menunjukkan salah satu aspek kompetensi profesional guru ialah

mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif. Di sini

Nikumbh sebagai guru mengajak anak-anak ke kolam kecil dekat sekolah

saat jam pelajaran seni untuk mengembangkan kreatifitas peserta didik.

Menurut Sudarwan Danim, kompetensi profesional terdiri dari dua

ranah subkompetensi:

3 Fachruddin Saudagar, Pengembangan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Gaung Persada, 2011), h.

49

Page 49: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

39

1) Menguasai substansi keilmuan terkait dengan bidang studi, memahami

materi ajar yang ada dalam kurikulum;

2) Menguasai struktur dan metode keilmuan untuk memperdalam

pengetahuan/materi bidang studi.4

Guru yang bermutu niscaya mampu melaksanakan pendidikan,

pengajaran serta pelatihan yang efektif dan efisien. Dan guru yang

profesional diyakini mampu memotivasi peserta didik untuk

mengoptimalkan potensinya dalam kerangka pencapaian standar

pendidikan yang ditetapkan.5

Pada film Taare Zameen Par ini Nikumbh mampu melaksanakan

pendidikan, pengajaran di kelas maupun di luar kelas. Di dalam kelas

dapat di lihat saat durasi menit ke 1:12:04 Nikumbh mampu menarik

perhatian peserta didik dan membuat mereka bahagia. Sehingga ketika

mereka di minta untukn menggambar mereka langsung membuatnya dan

tidak ada kegaduhan.

Nikumbh pun mampu memotivasi peserta didiknya. Seperti durasi

menit ke 1:49:25 ia memotivasi peserta didiknya dengan cara bercerita.

Ia tahu bahwa anak seusia mereka akan lebih masuk di motivasi oleh

orang lain dengan cerita yang menarik atau menggunakan tokoh-tokoh

yang mereka kenal.

2. Kompetensi Sosial

a. Pada film Taare Zameen Par menit 1:23:10 sedang berlangsung jam

istirahat dan guru-guru pun berkumpul di kantor. Terjadilah

percakapan di antara mereka.

Guru 1 : apa yang kamu taruh di sana Ram?

Pak Nikumbh : kerjaan anak-anak pak.

4 Sudarwan Damin, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, (Bandung: CV Alfabeta, 2013), cet.

3, h.24 5 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: CV

Alfabeta, 2013), cet. 4, h. 41

Page 50: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

40

Guru 2 : ngapain? Holkar tidak pernah menggunakan ruang itu untuk

buku. (Holkar adalah pengganti Ram).

Pak Nikumbh : lalu dimana saya harus menyimpannya?

Guru 2 : kembalikan ke anak-anak. Toh, akan digunakan buat apa?

Guru 3 : kegaduhan apa yang mereka buat di kelasmu, Nikumbh?

Seperti pasar ikan.

Pak Nikumbh : mereka anak-anak, wajarlah. Dan jika anak-anak

tidak meluapkan emosinya di kelas seni, dimana mereka akan

melakukannya?

Guru 1 : bisa juga, tapi kepala sekolah menyukai disiplin.

Guru 3 : saya yakin kamu yang menyanyi dalam kelas kemarin dan

memainkan seruling.

Pak Nikumbh : Ya, aku yang menyanyi, bermain seruling. Anak-

anak senang. Aku pun senang.

Guru 1 : tapi murid-murid ku tidak seperti anak-anak itu!

Pak Nikumbh : apa maksudmu?

Guru 1 : kamu mengajar di sekolah tulip kan?

Keterbelakangan mental, anak-anak abnormal?

Di sekolah itu, eksperimenmu banyak disukai.

Pak Nikumbh : apa bedanya?

Guru 1 : mereka tidak punya masa depan. Jangan terlalu serius

Nikumbh.

Guru 2 : ini sekolahan formal. Gaya menari dan menyanyimu tidak

akan efektif disini. Disini, kami mempersiapkan anak-anak untuk

hidup bersaing.

Guru 1 : anak-anak harus berkompetisi, sukses, mempunyai masa

depan. Moto sekolah kami adalah tertib, disiplin, dan bersaing. Tiga

kunci kesuksesan. Sebuah pondasi pendidikan yang lengkap.

Pak Nikumbh : ia menjawab menggunakan bahasa jerman sambil

memberikan isyarat “siap laksanakan”.

Page 51: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

41

Selama perbincangan itu Nikumbh tidak terlihat marah ia tetap terlihat

santai menanggapi semua tanggapan negatif guru-guru tentang cara

mengajarnya. pada percakapan ini menunjukkan bahwa Nikumbh sebagai

guru pengganti baru ia mampu berkomunikasi dan bergaul secara aktif

dengan tenaga pendidik lainnya.

b. Pada menit ke 1:19:40 Nikumbh berkeliling kelas melihat gambar

peserta didiknya sambil sesekali bersendau-gurau dengan mereka.

c. Pada menit ke 1:34:48 Ram pergi menggunakan bus angkutan

umum. Di dalam ram duduk bersama seorang ibu yang membawa

anak bayi. Ketika sang ibu ingin menggantikan popok anaknya, ram

membantunya.

d. Pada menit ke 1:36:30 Tibalah Nikumbh dirumah Ishaan. Ibu Ishaan

yang membukakan pintu untuk Nikumbh. Ia memperkenalkan diri

“Hai, namaku Ram Shankar Nikumbh. Aku mengajar di sekolah era

baru Panchgani”. Lalu Ibu Ishaan berkata “Masuk”. Setelah masuk

Nikumbh meminta tolong kepada kakak Ishaan untuk mengeluarkan

buku-buku adiknya yang masih ada di rumah. Maka Kakak Ishaan

membawakan buku-buku Ishaan ke Nikumbh. Nikumbh berkata

“Apakah ini buku-buku kelas 3 nya?”Ibu Ishaan berkata “Ya”.

Ketika Nikumbh sedang membuka buku Ishaan tiba-tiba ada sebuah

kertas terjatuh dari cela buku tersebut. Ketika Nikumbh melihat

kertas tersebut, ternyata ada sebuah gambar. Nikumbh berkata

“Siapa yang menggerjakan ini?”Ibu Ishaan berkata “Ishaan”.

Nikumbh berkata “Ishaan melukisnya?” (Nikumbh menunjukan raut

wajah bingung). Ibu Ishaan berkata “Ya, dia senang melukis”.

Nikumbh melihat kedalam kamar Ishaan, terdapat banyak lukisan

disana. Nikumbh melihat buku flip kecil warna merah, ketika buku

itu dibuka ternyata gambar tersebut merupakan gambar terusan.

Gambar itu seperti mewakili perasaan Ishaan. Nikumbh berkata

“Kenapa kalian mengirimnya ke asrama? Kenapa?”. Bapak Ishaan

berkata “Tidak ada pilihan lain. Tahun lalu ia gagal pada kelas 3.

Page 52: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

42

Anda percaya itu? dan tidak ada tanda-tanda perubahan. Anak

pertama saya selalu juara di kelasnya juara semua mata pelajaran.

Dan anak saya yang kedua”. Nikumbh berkata “Anda pikir apa

masalahnya?”. Bapak Ishaan berkata “Tingkah laku, lalu apalagi?

Terutama pada belajarnya dan semuanya..Selalu, susah...tidak

patuh”. Nikumbh berkata “Saya mau tahu masalahnya. Anda hanya

memberikan tanda-tandanya saja. Anda bilang, Anak itu sakit

demam.Saya tahu itu. Saya ingin tahu kenapa? ada apa

masalahnya?” Bapak Ishaan berkata “Kenapa Anda tidak

memberitahu kami? Lanjutkan”. Nikumbh berkata “Apakah Anda

memperhatikan bentuk kesalahannya? Ada kesalahan yang dia

ulangi?”Bapak Ishaan berkata “kesalahan bentuk? Kesalahan bentuk

apa? Hanya kesalahan”. Nikumbh berkata “Anda tidak

mengetahuinya?” Nikumbh mengeluarkan buku tulis Ishaan dan

menunjukan kepada bapak dan ibu Ishaan dan Nikumbh berkata

“Lihat" Nikumbh berkata “b' menjadi 'd' dan 'd' jadi 'b'. Dia bingung

dengan bentuk tulisan yang mirip. "S" dan 'R' terbalik. seperti yang

lainnya. lihat..'h' and 't'. bayangan cermin. Binatang, tiga pengucapan

yang berbeda pada halaman yang sama. Jadi, Bukannya dia tidak

belajar, tapi ada yang salah pada ejaannya. Dan yang ini,

menggabungkan kata-kata yang mirip. 'T-o-p' jadi 'P-o-t'. 'S-o-l-i-d'

jadi 'S-o-i-l-e-d'. Kenapa dia lakukan ini? apa dia bodoh? malas?”

Nikumbh berkata “Tidak..Menurutku, dia memiliki kesulitan dalam

mengenal huruf. Ketika kamu baca 'a-p-e-l', maka yang ada di

pikiranmu adalah apel. lshaan tidak bisa baca kata-kata itu, jadi dia

tidak tahu artinya apa. Dalam hal membaca dan menulis, itu penting.

Menghubungkan suara-suara dengan simbol-simbol, untuk

mengetahui artinya lshaan belum mampu memenuhi kemampuan

dasarnya. Bapak Ishaan berkata “Omong kosong. Itu hanya alasan

dia agar tidak belajar”. Nikumbh bangkit dari tempat duduk nya dan

mengambil kardus mainan yang terdapat tulisan cina nya. Lalu

Page 53: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

43

Nikumbh meminta bapaknya Ishaan untuk membaca tulisan tersebut.

Nikumbh berkata “Coba baca ini”. Bapak Ishaan berkata

“Bagaimana aku bisa? Ini bahasa Cina”. Nikumbh berkata “ayo,

konsentrasi”.Bapak Ishaan berkata “Apa-apaan ini, Bagaimana bisa

aku baca ini?” Nikumbh berkata “Anda kurang ajar. Sikap Anda

tidak sopan. Anda malas”.(Bapak Ishaan terdiam dan berusaha

memahami apa yang dimaksud ram) Nikumbh berkata “Itulah

kesulitan Ishaan. Tidak mampu mengenali huruf. Ini adalah kesulitan

dalam membaca dan menulis yang biasa disebut dyslexia.

Terkadang, anak-anak bisa mempunyai masalah-masalah lain.

Seperti, kesulitan mengikuti beberapa instruksi. Kembali ke halaman

65, Bab 9, Paragraf 4, Baris ke 2 atau, kelemahan dalam

menggunakan kemampuan motoriknya”. Nikumbh berkata “Apakah

Ishaan mempunyai kesulitan untuk mengancingkan bajunya? atau

mengikat tali sepatu?”Ibu Ishaan berkata “Ya”. Nikumbh berkata

“Jika kamu melempar bola, apakah dia bisa menangkapnya?” Kakak

Ishaan berkata “Dia tidak pernah menangkapnya”. Nikumbh berkata

“Karena dia tidak bisa menghubungkan ukuran, jarak, dan

kecepatan. Berapa ukurannya, berapa jaraknya, melaju dengan

kecepatan berapa. Pada saat dia melakukannya, sudah telat. Coba

pikir, Seorang anak kecil, berumur 8 atau 9 tahun, belum bisa

membaca dan menulis. Tidak dapat melakukan hal-hal yang biasa.

Tidak bisa melakukan semua hal yang biasanya anak-anak

seumurannya bisa melakukannya dengan mudah. Apa yang harus dia

hadapi? Kepercayaan dirinya telah hancur. Menyembunyikan

ketidakmampuannya pada ketidakpatuhan. dia telah mementingkan

bermain, membuat kekacauan. Mengapa aku tidak bisa mengakui,

dan lebih baik berkata, ''aku tidak mau.'' Nikumbh berkata “Tidak

ada bedanya dengan orang dewasa. Sekarang, sifat pemberontaknya

juga telah hancur di sana. Maaf kalau aku mengatakan, dia telah

benar-benar berhenti melukis. Sangat disayangkan”.Ibu Ishaan

Page 54: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

44

berkata “Ada apa dengan lshaan?” Nikumbh berkata “Belum ada

jawaban untuk itu. Itu bisa terjadi pada siapa saja. Terkadang itu

faktor turunan. Sederhana saja, ada gangguan kecil di otaknya, itu

saja”. Bapak Ishaan berkata “Jadi kamu mau mengatakan kalau anak

saya abnormal, keterbelakangan mental?” Nikumbh berkata “Anda

orang yang aneh. Lihat ini (memperlihatkan lukisan Ishaan Ishaan

kepada bapak Ishaan) Ini pemikiran yang tajam dengan imajinasi

yang luar biasa. Kemampuan yang jauh lebih hebat dibandingkan

anda dan aku”. Bapak Ishaan berkata “apa keuntungannya?”

Nikumbh berkata “mengapa anda mencari keuntungan?” Bapak

Ishaan berkata “Apa lagi yang harus aku cari? Mau jadi apa dia?

Bagaimana dia bisa bersaing? Apa aku harus memberinya makan

seumur hidupnya?” Nikumbh berkata “Aku mengerti. Di luar sana,

ada sebuah persaingan dunia, yang tidak kenal ampun. Dimana

setiap orang ingin menjadi juara dan pangkat yang tertinggi. Setiap

orang menginginkan nilai tinggi. Ilmu kedokteran, insinyur,

manager, apapun yang tidak bisa ditolerir. 95.5.. 95.6.. 95.7 persen.

Kurang dari itu sangat memalukan, benar? Ya ampun..cobalah

pikir..setiap anak mempunyai kemampuan dan mimpi-mimpi yang

unik. Tapi tidak, bakat setiap anak telah ditarik dan direngganggkan

agar setiap jarinya panjang. Silahkan tarik. Bahkan sampai jari-

jarinya patah”.

Pada percakapan di atas, menunjukkan bagaimana cara seorang guru

berkomunikasi dengan rekan pendidik di sekolah, dengan peserta didik di

kelas, dan dengan orang tua peserta didik di rumah.

Kemampuan guru berinteraksi sosial melalui komunikasi. Guru

harus bisa berkomunkasi dengan sesama guru, peserta didik, orang tua

peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Pada durasi menit ke 1:23:10 menunjukkan interaksi sosial yang

dengan sesama pendidik. Walaupun dirinya direndahkan Nikumbh tetap

Page 55: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

45

tersenyum dan menerima dengan lapang dada. Sehingga tidak sampai

terjadi perdebatan yang panjang.

Pada durasi menit ke 1:19:40 menunjukkan komunikasi seorang guru

dengan peserta didiknya. Seorang guru yang tidak sungkan bercengkrama

dengan peserta didiknya namun masih dalam batas wajar dan tidak

mengajarkan peserta didiknya ketidak sopanan dengan gurunya.

Sedangkan Pada durasi menit ke 1:36:30 dan 1:34:48 menunjukkan

bagaimana seorang guru komunikasi dengan orang tua peserta didik dan

masyarakat. Ketika sampai di rumah Ishaan Nikumbh menjelaskan

bahwa ia pengajar di sekolah Ishaan karena ia belum pernah bertemu

dengan orang tua Ishaan. Nikumbh mengunjungi rumah Ishaan untuk

memberikan pertanyaan positif mengenai anak dan mendorong orang tua

Ishaan untuk bermitra dengannya guna memperoleh solusi dan strategi

bagi peningkatan yang dibutuhkan anak mereka.

Ketiga durasi di atas menunjukkan sikap kompetensi sosial. Seperti

menurut Mukhlas Samani yang dikutip oleh Fachruddin Saudagar yang

dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan individu sebagai

bagian dari masyrakat yang mencakup kemampuan untuk:

a)berkomunkasi lisan, tulisan dan isyarat, b)bergaul secara efektif dengan

peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan

pendidikan, orang tua peserta didik, c)bergaul secara santun dengan

masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang

berlaku.6

Sedangkan menurut Jejen Musfah tentang “kompetensi sosial

merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk:

(a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b) menggunakan teknologi

komunikasi dan informasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif

dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang

6Fachruddin Saudagar, op. Cit., h. 65

Page 56: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

46

tua/wali peserta didik; dan (d) bergaul secara santun dengan masyarakat

sekitar”.7

Guru profesional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan

tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua,

masyarakat, bangsa, negara, dan agamanya.

Kompetensi sosial terkait dengan kemampuan guru sebagai makhluk

sosial dalam berinteraksi dengan orang lain dan dimana pun. Sebagai

makhluk sosial guru berperilaku santun, mampu berkomunikasi dan

berinteraksi dengan lingkungan secara efektif dan menarik mempunyai

rasa empati terhadap orang lain.8

Sesuai dengan potongan durasi di atas yang menunjukkan Nikumbh

mempunyai kompetensi sosial yang baik. Nikumbh dapat berinteraksi

sosial dengan semua kalangan, tidak sombong ataupun merasa jijik

terhadap kaum yang di bawahnya.

3. Kompetensi Pedagogik

a. Pada durasi menit ke 1:12:04 Nikumbh memulai pelajaran dengan

menggunakan kostum badut sambil menyanyi dan menari. Peserta

didik pun bersemangat mengikuti gerakan Nikumbh.

b. Pada durasi menit ke1:17:29 pada film Taare Zameen Par

Nikumbh membagikan kertas kosong kepada semua murid di

kelas. Ia berkata “Gambar, tulis, lakukan apa yang kalian suka”.

Kemudian ada seorang murid bertanya, “lalu apa yang kita

gambar? Tidak ada apa-apa di atas meja itu” sambil menunjuk

meja guru. “Meja ini? Meja ini terlalu kecil untuk imajinasi indah

kalian. Masuki pikiranmu dan keluarkan imajinasimu lalu

tuangkan dikertas itu. Bersenang-senanglah. Kalian bebas disini”

jawab Nikumbh.

7Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru melalui pelatihan dan Sumber belajar teori dan

praktik, (Jakarta: Prenada Group, 2012), cet. 2, h. 52-53 8Syaiful Sagala, op. Cit, h. 38

Page 57: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

47

c. Pada durasi 1:18:06 Ishaan termenung, ia belum memulai

melukis. Durasi 1:18:30 Nikumbh mulai berkeliling kelas melihat

dan memantau anak-anak yang sedang melukis.ketika Nikumbh

sampai di meja Ishaan, ia melihat kertas yang ada di atas meja

Ishaan masih bersih, belum terlihat goresan dari tangan Ishaan.

Nikumbh bertanya kepada Ishaan,tersesat kawan? Sedang

mencari inspirasi? Nikumbh tersenyum. Namun Ishaan tidak

menjawab bahkan tidak menoleh ke arah gurunya. Melihat reaksi

Ishaan seperti itu ia berkata lagi “tidak apa-apa, jangan terburu-

buru nak”.

d. Pada durasi menit ke 1:19:40 Nikumbh mulai berkeliling kelas

kembali, sambil sesekali bersendau gurau dengan murid-

muridnya. Dan ketika Ram sampai lagi di meja Ishaan. Kali ini

Ram menunjukkan reaksi wajah kebingungan melihat kertas yang

ada di meja Ishaan masih belum juga ada goresan dan Ishaan pun

masih diam tanpa kata.

e. Durasi 1:20:10 Nikumbh bertanya kepada Ishaan, “ada apa nak?

Kamu tidak suka melukis? Siapa namamu nak?” Ishaan tetap

diam. tiba-tiba ada teman Ishaan menjawab “Pak namanya Ishaan

Awasthi”. Ketika itu Nikumbh tidak marah karena pertanyaannya

tidak pernah dijawab oleh Ishaan. Justru Ram berfikir mengapa

muridnya yang satu ini berbeda dengan yang lain.

f. Pada durasi menit ke 1:24:56 ketika Nikumbh sedang berkeliling

lorong kelas, Ia melihat Ishaan di depan kelas. Terlihat seperti

Ishaan sedang mendapat hukuman keluar kelas. Nikumbh

mendekatinya dan ketika ia hendak bertanya kepada Ishaan

nampaknya Ishaan sangat ketakutan. Melihat respon Ishaan yang

ketakutan, maka Nikumbhmundur dan memberi isyarat kepada

Ishaan bahwa ia tidak akan mengganggunya. Nikumbh pun

melanjutkan perjalanannya. Ketika Nikumbh menoleh kembali ke

arah Ishaan, ia sudah tidak nampak di depan kelas.

Page 58: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

48

g. Durasi menit ke 1:26:40 Nikumbh langsung memeriksa buku-

buku Ishaan yang ada di lokernya. Ia memperhatikan lembar demi

lembar buku Ishaan. Nikumbh juga memperhatikan baik-baik

kesalahan yang ditulis oleh Ishaan.

h. Pada durasi 1:28:23 Nikumbh bermain bersama muridnya yang

disekolah tulip. Disini Nikumbh bukan hanya ikut bermain saja

akan tetapi sambil memperhatikan perkembangan motorik anak

didiknya yang berkebutuhan khusus.

i. Pada durasi menit ke 1:49:20 Nikumbh menunjukan kedalam

buku kecil merah yang didalamnya ada gambar-gambar hasil

karya Ishaan. Nikumbh menyerukan : Teman-teman, hari ini aku

akan bercerita, tentang seorang anak laki-laki. Pada suatu hari ada

seorang anak laki-laki, jangan tanya aku dimana...yang tidak bisa

membaca dan menulis.Walaupun sulit tapi dia tetap mencoba, dia

tidak bisa ingat kalau setelah huruf x adalah y. kata-kata adalah

musuhnya. Jika ia melihat huruf, maka huruf-huruf itu menari-

nari, menakuti dan menyiksa dia. Belajar melelahkan bagi dia,

tapi Siapa yang mau berbagi kesengsaraan dengan dia? Otaknya

penuh, tidak masuk akal. Alfabet menari-nari seperti disko. Suatu

hari, bocah malang itu selalu gagal dalam pelajarannya. Setiap

orang tertawa, tapi dia tetap memasang wajah berani. Dan suatu

hari, dia mendapatkan emas. Dunia tercengang ketika teorinya

diceritakan. Tebak siapa dia?. Wajah Ishaan nampak ketakutan.

Tiba-tiba Nikumbh mengeluarkan gambar dan ada seorang murid

menjawab Albert Einstein. Ishaan langsung mengangkat

kepalanya dan mencari siapa yang menjawab. Nikumbh berkata :

Benar, Rajan. Albert Einstein. Seorang ilmuwan besar. Pria yang

menghebohkan dunia dengan teori relativitasnya. Gerak brownan,

fotoelektrik. Dia mendapatkan penghargaan Nobel pada tahun

1921. Sekarang, Apa ini?(Nikumbh mengeluarkan gambar

helikopter. Dan ada anak yang menjawab helikopter) Bukan

Page 59: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

49

helikopter biasa, yang ini. Karya penemu besar Leonardo da

vinci.. Siapa?Peserta Didik berkata : Leonardo da vinci. Nikumbh

berkata : Ya. dia yang menciptakan ini. Sebuah sketsa

Helikopter.Tapi kapan? Pada abad ke 15.400 tahun sebelum

pesawat pertama kali diterbangkan. Kamu tahu, Leonardo da

vinci memiliki kesulitan dalam membaca dan menulis. Dia

menulis seperti ini... Kalian bisa baca ini?Peserta Didik berkata :

Tidak. Nikumbh memiringkan papan tulis kemudian mengambil

kaca dan menghadapkan ke papan tulis.Anak-anak membaca

bersama-sama “MY NAME IS RAM NIKUMBH” anak-anak

bersorak-sorak dan bertepuk tangan karena berhasil membaca

yang ram tulis. Nikumbh meminta tolong kepada Ishaan untuk

menyalakan lampu. (Ishan pun segera menyalakan lampunya)

Nikumbh berkata “Siapa yang menerangkan dunia dengan

lampunya?” Ishaan menjawab “Thomas Alva Edison”. Nikumbh

berkata “Tepat sekali. Dia juga tidak bisa membaca dan menulis

dengan benar. Duduklah”. Saat itu Ishaan hendak mematikan

lampu. Akan tetapi ram langsung berkata “Biarkan lampunya

menyala. Mari kita bersenang-senang dengan cahaya Edison.”

Ketika duduk nampak dari wajah Ishaan sudah mulai ada

kepercayaan diri. Nikumbh berkata “setiap orang kenal pria ini.

(sambil memegang gambar)”. Peserta Didik menjawab “Abhishek

Bachchan” (Ram tertawa senang karena semua peserta didiknya

mengetahui siapa nama tokoh yang terdapat pada gambar

tersebut. Nikumbh berkata “Semasa kecilnya, dia memiliki

kesulitan dalam membaca dan menulis. Sekarang dia terkenal!”

(Anak-anak tertawa, Ishaan pun ikut tertawa). Nikumbh berkata

“Dan masih ada lagi... Pablo Piccaso. Pelukis terkenal, Dia tidak

pernah mengerti angka 7. (Dia sambil membuat angka 7 di papan

tulis) Dia bilang, itu hidung paman saya yang terbalik. (Dan ram

pun membuat angka 7 terbalik)(Anak-anak kembali tertawa).

Page 60: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

50

(Kemudian ram bertanya lagi ) Siapa bapak mickey

mouse?(seorang anak menjawab “Walt Disney”)”. Nikumbh

berkata “benar. Walt Disney. Bermasalah dengan huruf, dia

menuangkan hidupnya ke dalam kartun. Neil Diamond, penyanyi

populer. Dia meluapkan rasa malunya dalam lagu. Agatha

christie, penulis buku misteri terkenal. Bayangkan seorang

penulis yang tidak bisa baca dan tulis sewaktu kecilnya?Lalu,

kenapa aku menceritakan semua ini kepada kalian? Untuk

menujukkan bahwa ada permata seperti itu diantara kita, yang

mengubah dunia. karena mereka bisa melihat dunia dengan cara

yang berbeda. Pemikiran mereka unik dan tidak setiap orang bisa

mengerti mereka. Mereka menentang. Sekarang mereka muncul

sebagai pemenang dan dunia dibuat terkejut. Mari kita

mendedikasikan kelas seni hari ini untuk orang-orang aneh yang

terkenal”. Nikumbh berkata “Jadi, mari kita simpan mereka di

pikiran kita. Keluar dan ciptakan sesuatu yang berbeda.. di luar

apapun yang kita temukan itu menarik.. batu, tongkat, sampah.

Ayo kita ke kolam kecil! (anak-anak langsung berlari keluar

menuju kolam kecil. Ishaan dan Rajan jalan terakhir)”

j. Pada durasi menit ke 1:57:20 ketika sedang di kolam kecil

bersama teman-temannya Ishaan mulai mengeluarkan ide-idenya

dengan merakit perahu. Ishaan mencoba menjalankan perahunya

di air dan ternyata berhasil. Nikumbh berteriak sambil menunjuk

kearah perahu yang Ishaan buat “Lihat itu! Bergerak.” Dan anak-

anak pun mendekati Ishaan. Nikumbh bertepuk tangan dan anak-

anak bertepuk tangan pula sebagai apresiasi kepada Ishaan yang

yang telah berhasil membuat perahu kayu. Namun Ishaan sedikit

sedih, ketika teman-temannya bertepuk tangan untuk dirinya, ia

justru pergi. Ram langsung mengambil perahu hasil karya Ishaan.

k. Pada durasi menit ke 1:59:21 Nikumbh datang kekantor kepala

sekolah untuk menjelaskan tentang Ishaan. Ia menjelaskan bahwa

Page 61: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

51

Ishaan memiliki kesulitan membaca dan menulis karena dyslexia.

Kepala berkata akhirnya ia mempunyai alasan kepada orang tua

Ishaan untuk memindahkan Ishaan ke sekolah abnormal. Namun

Nikumbh menentangnya. Ia memberi penjelasan bahwa Ishaan

hanya membutuhkan sedikit pertolongan dari gurunya. Dan

semua anak mempunyai hak untuk sekolah dimana saja.

Kemudian kepala sekolah berkata “Dimana para guru memiliki

waktu? Mengajari satu anak satu kelas? sampai empat puluh

anak? Ayolah Nikumbh. Itu tidak mungkin. Maka Nikumbh

menjawab bahwa ia bersedia memberikan waktunya untuk

membantu Ishaan dalam mengatasi masalahnya.

l. Pada durasi 2:03:06 Ram mulai membimbing Ishaan dikelas

hanya berdua. Ishaan belajar menulis diatas pasir bersama Ram.

Ram menulis huruf “a” kemudian Ishaan mengulanginya. Ishaan

belajar menulis diatas kulit tangannya. Ram menulis di tangan

Ishaan dengan kondisi Ishaan menutup mata kemudian Ishaan

menebak huruf apa yang ditulis Nikumbh. Ishaan menulis huruf

sambil melukis menggunakan cat warna-warni perlahan namun

pasti. Ishaan membuat huruf-huruf dari play dow, di sela-sela itu

tiba-tiba Ram memberikan bentuk gajah dan berlanjut membuat

kartun-kartun lainnya. Ram menulis di papan tulis kemudian

Ishaan membacanya. Ishaan sedang menulis angka 8 diatas papan

tulis kotak-kotak. Ishaan menyusun mainan bersama Ram. Ishaan

mulai belajar menulis buku. Ram sedang mendikte Ishaan dan

Ishaan menulis dibukunya. Ishaan sedang belajar membaca

menggunakan Tape Recorder diatas kasur. Ishaan menulis di

papan tulis sambil di bimbing oleh ram. Ishaan sudah mulai

lancar membaca tulisan yang ada dibuku. Ishaan belajar angka.

Ram membuat urutan angka di setiap tangga. Dan Ishaan

melompat ketika mendapat intruksi dari ram. Disini ram juga

mengajari penambahan angka menggunakan media tangga yang

Page 62: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

52

sudah dituliskan angka-angka. Ram berkata : Dimana kamu

sekarang. Ishaan berkata : Diangka 7. Ram berkata : Sekarang

kurangi 11. Ishaan menulis angka 8 diatas papan tulis kotak-kotak

lagi, namun kotaknya lebih kecil dari hari kemarin. Nikumbh dan

Ishaan bermain game di komputer bersama-sama. Pada durasi

2:06:15 ini tulisan Ishaan sudah terlihat rapih dan bisa dibaca.

Ishaan menulis angka 8 di atas papan tulis kotak-kotak lagi dan

kali ini hanya dalam satu kotak kecil. Ketika berhasil, Nikumbh

dan Ishaan melakukan high five.

Kemampuan pedagogik bagi guru bukanlah hal yang sederhana,

karena guru harus mampu mengelola peserta didik. Guru menguasai

karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, kultural, emosional, dan

intelektual.9 Seperti halnya pada durasi 1:17:29, 1:18:06 dan 1:19:40

Nikumbh dapat mengembangkan dan menguasai karakteristik peserta

didik dengan baik. Ia mempersilahkan peserta didik mengembangkan diri

masing-masing di pelajaran seni.

Kegiatan pembelajaran ialah suatu bentuk komunikasi. Sehingga

ketika pembelajaran berlangsung seorang guru harus bisa berkomunikasi

dengan santun secara efektif dengan peserta didik agar pembelajaran dapat

mudah dipahami.10

Seperti durasi menit ke 1:19:40 ketika Nikumbh berusaha bertanya

Ishaan namun ia tetap diam dan tidak menjawab pertanyaan gurunya. Saat

itu Nikumbh tetap santun berbicara dengan peserta didiknya. Ia justru

berpikir apa yang salah dengan pengajarannya.

Seorang guru yang mempunyai kemampuan pedagogik maka ia

mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana

dialogis dan interaktif. Sehingga pelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan.11

9 Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru, (Jakarta: PT Indeks, 2011), h. 29

10Marselus R. Payong, ibid., h. 39

11Syaiful Sagala, op. Cit., h. 29

Page 63: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

53

Sikap Ini di tunjukkan oleh Nikumbh pada durasi menit ke

1:12:04Nikumbh memulai pelajaran dengan cara inovatif, kreatif serta

menyenangkan. Peserta didik seneng dan mereka menjadi aktif. Mereka

mengikuti gerakan Nikumbh. Sedangkan pada menit ke 1:49:20

menunjukkan Nikumbh membuat pembelajaran di kelas menjadi aktif dan

kondusif.

Pada durasi menit ke 1:59:21 Nikumbh mengembangkan peserta

didiknya dengan meminta izin ke kepala sekolah untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi peserta didiknya. Baik potensi

akademik maupun nonakademik.

Pada durasi menit ke 2:03:06 setelah Nikumbh mengetahui bahwa

Ishaan mempunyai potensi akademik yang baik maka Nikumbh,

memfasilitasi peserta didik nya untuk pengembangan berbagai potensi

akademik12

. Ia memberikan waktu luang untuk memberikan pelajaran

tambahan kepada Ishaan. Agar Ishaan dapat mengikuti pelajaran bersama

teman-temannya di kelas.

4. Kompetensi Kepribadian

Pada film Taare Zameen Par menit 1:23:10 sedang berlangsung jam

istirahat dan guru-guru pun berkumpul di kantor. Terjadilah

percakapan di antara mereka. Di dalam percakapan ini guru senior

memberi kritik mengenai cara mengajar Nikumbh di kelas. Nikumbh

pun menerima kritikan tersebut.

a. Pada menit ke 1:28:15 Di pasar, ketika ram sedang berjalan

ditengah pasar, ada sayuran milik pedagang yang jatuh, Nikumbh

mengambilnya dan menaruh kembali ketempatnya semula. Sosok

Nikumbh yang peduli dimana saja ia berada. Contohnya seperti

pada menit di atas. Ia tidak membiarkan sayuran yang jatuh itu di

bawah, akan tetapi ia segera mengambilnya dan meletakkannya

seperti semula.

12

Sudarwan Darmin, op. Cit., h. 26

Page 64: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

54

b. Pada durasi 1:34:48 Ram pergi menggunakan bus angkutan

umum. Di dalam ram duduk bersama seorang ibu yang membawa

anak bayi. Ketika sang ibu ingin menggantikan popok anaknya,

ram membantunya. Dan pada menit ke 1:35:51 Ram berhenti di

suatu warung, ia duduk dan memesan susu. Ketika sedang minum

ia melihat ada seorang anak kecil yang sedang sibuk merapihkan

piring dan gelas. Ram memanggil anak itu, dan mengajak anak

tadi minum susu sambil makan biskuit bersama dengannya. Pada

menit ini Nikumbh menunjukkan sikap kedermawanan dan

penolong. Seorang guru profesional sangat diharapkan bisa

menjadi panutan para peserta didiknya. Baik di sekolah maupun

di luar lingkungan sekolah.

c. Pada durasi menit ke 1:29:13 Nikumbh duduk sambil termenung

dan tanpa disadari air matanya sudah membasahi pelupuk

matanya. Tiba-tiba ada teman mengajarnya yang bernama Jabeen

bertanya “menjadi emosional, ya?”, Nikumbh pun mengusap air

matanya. Nikumbh berkata “Pria adalah ....” Jabeen berkata

“Seorang yang kejam, tidak sensitif, aku tahu”. Nikumbh berkata

“dan buta. Buta akan kecantikan, buta akan perasaan”. Jabeen

berkata “Siapa yang kau maksud?” Nikumbh berkata “Diri ku

sendiri. Seperti melihat diri sendiri di kaca” Jabeen berkata “Itu

bukan kesalahanmu. Kamu lumayan untuk dilihat”. Nikumbh

berkata “Jabeen, dia dalam bahaya” Jabeen berkata “Siapa? Siapa

ram?” Nikumbh berkata “Anak laki-laki di sekolah itu, sekitar 8

atau 9 tahun tidak pernah berkata sepatah kata pun. Selalu depresi

ketakutan. Matanya, seolah berteriak minta tolong. Aku takut dia

akan tenggelam”.

d. Pada durasi menit ke 1:46:31 Nikumbh berbincang dengan

temannya sambil menanam bibit. Nikumbh berkata : Tidak ada

pilihan lain, dia bilang ...Nikumbh berkata : Jika kamu suka

bersaing, peliharalah kuda balap jangan anak-anak. Memaksa

Page 65: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

55

anak-anakmu menang bgung beban atas ambisimu. ltu lebih

buruk dibandingkan mempekerjakan anak. Dan jika anaknya tidak

mampu menanggung bebannya? Apa mereka mau mengerti?

Setiap anak berbeda, Cepat atau lambat mereka akan belajar. Di

setiap langkahnya. Pada lima jari yang tidak rata menjadi sebuah

tangan. Dan di sini lah mimpi itu akan diwujudkan, sedikit demi

sedikit.

e. Pada durasi menit ke 2:00:28 Nikumbh meminta izin kepada

kepala sekolah untuk memberikan bimbingan belajar kepada

Ishaan diluar jam belajar di kelas. Dan kepala sekolah menyetujui

permintaan Nikumbh.

Berdasarkan durasi kisah cerita film Taaren Zameen Par di atas,film

ini menceritakan tentang kompetensi profesional yang di contohkan oleh

Ram Shankar. Dari cerita ini di atas jelas bahwa seorang guru harus

menjadi panutan di dalam sekolah maupun di luar sekolah.

Seperti Firman Allah dalam Surat Al-Ahzab:21 yaitu:

لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمه كان يرجو الله واليوم الآخر

وذكر الله كثيرا

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

“Akhlak merupakan kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara

hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan, dan kebiasaan yang menyatu,

membentuk suatu kesatuan tindak akhlak yang dihayati dalam kenyataan

hidup keseharian”.13

Pada durasi menit ke 1:23:10 menunjukkan bahwa Nikumbh

mempunyai kepribadian yang berwibawa. Seorang guru idealnya mampu

bersikap terbuka, karena guru yang bersikap terbuka mempunyai

13

Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h.10.

Page 66: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

56

kemahiran mendengar dan mempertimbangkan pendapat orang lain,

termasuk pendapat yang berisi saran atau keritikan.

Seperti Firman Allah dalam Surat Al-Mujaddalah:11 yaitu:

“Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah

Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Padadurasi menit ke 1:28:15, 1:34:48 dan 1:29:13 Nikumbh

menunjukkan pribadi yang santun kepada semua orang. Ia tidak membeda-

bedakan dalam semua hal. Terbukti ketika ia mengajak anak kecil yang

sedang bekerja di warung untuk duduk bersama sambil minum susu serta

ketika ia di dalam bus ia menolong penumpang lain.

Setiap guru memiliki kepribadiannya masing-masing yang unik. Jadi

pribadi keguruan itu pun unik juga dan perlu dikembangkan secara terus-

menerus agar guru itu terampil dalam:

1. Mengenal dan mengakui harkat dan potensi dari setiap individu atau

peserta didik yang diajarnya,

2. Membina suasana sosial yang meliputi interaksi belajar-mengajar

sehingga amat bersifat menunjang secara moral (bathiniah) terhadap

peserta didik bagi terciptanya kesepahaman dan kesamaan arah dalam

pikiran serta perbuatan murid dan guru.

3) Membina suatu perasaan saling menghormati, saling bertanggung

jawab dan saling mempercayai antara guru dan peserta didik.14

Pada durasi menit ke 1:29:13Nikumbh menunjukkan rasa tanggung jawab

terhadap peserta didiknya yang bernama Ishaan. Ia merasa simpati atas

sikap Ishaan yang berbeda dari peserta didik lain.

Menjadi pribadi yang matang secara emosional berarti guru haruslah

mampu mengendalikan diri, hawa nafsu, dan kecendrungan-kecendrungan

14

Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),

h. 263-264

Page 67: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

57

tertentu yang dimilikinya. Tidak jarang memang ditemukan bahwa ada

guru yang tidak dapat menahan emosinya berhadapan dengan peserta didik

yang nakal, bandel, tidak disiplin, bahkan peserta didik yang mungkin

memiliki keterbatasan kemampuan sehingga lamban dalam belajar.15

Pada durasi menit ke 1:46:31 Nikumbh meluapkan amarahnya setelah

bertemu dengan orang tua Ishaan dengan cara yang positif yaitu menanam

pohon. Ini menunjukkan bahwa ia dapat mengontrol dan mengalihkan

emosinya dengan baik. Ia tidak meluapkan kepada peserta didik ataupun

orang lain.

Pada durasi menit ke 2:00:28 Nikumbh meminta izin kepada kepala

sekolah untuk memberi bimbingan belajar kepada Ishaan dan kepala

sekolah menyetujui. Dengan rasa tanggung jawab Nikumbh

melaksanakannya. Dan pada durasi ke 2:06:08 rasa tanggung jawabnya

terbayarkan dengan kemampuan menulis Ishaan.

Kemualiaan hati seorang guru diwujudkan dalam kehidupan sehari-

harinya. Guru secara nyata dapat berbagi dengan peserta didiknya. Guru

yang memiliki daya kalbu yang tinggi yang menampilkan kepribadian

paripurna. Ketulusan hati terdiri dari daya spiritual, emosional, moral, rasa

kasih sayang, kesopanan, toleransi, kejujuran, disiplin diri, harga diri,

tanggung jawab, keberanian moral, kerajinan, komitmen, estetika dan

etika.

15

Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru, (Jakarta: PT Indeks, 2011), h. 39

Page 68: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

58

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dipaparkan beberapa

kesimpulan bahwa terdapat profesionalisme dan kompetensi guru pada film

Taare Zameen Par.Profesionalisme guru pada film Taare Zameen Par ini

adalah kemampuan guru untuk melakukan tugas pokoknya sebagai pendidik

dan pengajar meliputi kemampuan merencanakan, melakukan, dan

melaksanakan evaluasi pembelajaran. Namun belum semua guru

profesionalisme dan dapat melaksanakan kompetensi guru. Ram Shankar

Nikumbh yang diperankan oleh Aamir Khan di film ini berperan sebagai

sosok guru yang profesional.

Pada film Taare Zameen Par penulis melihat guru profesional dari empat

kompetensi guru yaitu : Kompetensi profesional, kompetensi sosial,

kompetensi pedagogik dan komptensi kepribadian yang terdapat di dalam

film ini.

1. Kompetensi Pedagogik

Nikumbh mampu memahami peserta didik secara mendalam,

melaksanakan pembelajaran, serta mengembangkan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensinya.

2. Kompetensi Kepribadian

Nikumbh mempunyai kepribadian yang dewasa, peduli sosial, adil,

santundan dapat menjadi teladan untuk peserta didiknya.

Page 69: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

59

3. Kompetensi Sosial

Nikumbh mampu berinteraksi sosial dengan sesama tenaga pendidik,

peserta didik, orang tua peserta didik dan dengan masyarakat. Ia tidak

membedakan perlakuannya terhadap satu sama lainnya.

4. Kompetensi Profesional

Nikumbh mampu menguasai materi pembelajaran yang mendalam

dan luas. Serta ia mampu mengembangkan materi pembelajaran dengan

kreatif Dan indikator kompetensi profesional lainnya.

B. Implikasi

Penelitian ini memiliki implikasi terhadap aspek lain yang relevan dan

mempunyai hubungan yang positif. Implikasi tersebut dijelaskan sebagai

berikut:

1. Implikasi teoritis

a. Membuka wawasan akan beragamnya film yang mengandung akhlak

dapat digunakan sebagai media pembelajaran.

b. Membuka peluang dilakukan penelitian-penelitian tentang

profesionalisme guru.

2. Implikasi pedagogis

Film Taare Zameen Par yang disutradai oleh Aamir Khan yang

terlibat langsung sebagai pemeran utamanya ini digunakan sebagai media

pembelajaran film yang isi ceritanya banyak mengandung nilai-nilai

pendidikan untuk peserta didik, orang tua dan pendidik.

3. Implikasi praktis

a. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan

penelitian profesionalisme guru, sehingga peneliti lain akan

termotivasi untuk melakukan penelitian yang nantinya dapat

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Penelitian ini dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk lebih

mencermati dalam memilih tontonan film.

Page 70: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

60

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan/hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti dapat

memberikan saran yaitu:

1. Hendaknya film-film di dunia lebih mengedepankan film yang

menceritakan profil seseorang yang dapat memberikan contoh sehingga

dapat diteladani dan dapat ditonton oleh semua lapisan masyarakat.

2. Untuk para produser film hendaklah perbanyak memproduksi film-film

bergenre edukasi,

3. Hendaklah sekolah-sekolah dapat menjadikan film ini sebagai sumber

belajar dan motivasi untuk peserta didik dan pendidik untuk

meningkatkan profesionalisme

Page 71: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

61

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Muzayyin, FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM, Jakarta: PT Bumi Aksara,

2010, Ed. Revisi.

Arifin, H.M., ILMU PENDIDIKAN Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan

Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003, cet. Ke-1.

Arikunto, Suharismi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:

Roneka Cipta, 2006.

Danim Sudarwan, Pengembangan Profesi Guru: Dari Pra-Jabatan, Idnuksi, Ke

Profesional Madani, Jakarta: Kencana, 2011.

---------------------, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, Bandung: CV

Alfabeta, 2013, cet. 3.

Daradjat, Zakiyah, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta:

Ruhama, 1995, cet. 2.

----------------------, Kepribadian Guru, Yogyakarta: Bulan Bintang, 2005, Cet. IV,

----------------------, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta: Bumi

Aksara, 1996.

----------------------, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi

Aksara, 1995.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 2002, Edisi ke-3.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan.

Effendy, Onong Uchjana, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT

Citra Aditya Bajkti, 2003.

Fathurohmah, Pupuh dan Aa Suryana, Guru Profesional, Bandung: PT. Refika

Aditama, Cet. 1.

Gunawan, Imam, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi

Aksara, 2013

Page 72: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

62

Hamalik, Oemar, PENDIDIKAN GURU Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hasbullah. Dasar-dasar ilmu pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008,

Ed. Revisi 6.

Hawi, Akmal, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2013, cet.1.

Herdiansyah, Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial,

Jakarta: Salemba Humanika, 2012.

Jensen, William L. Rivers-Jay W, Theodore Peterson, Media Massa dan

Masyarakat Modern, Jakarta:Kencana,2004.

Kunandar, Guru Profesional, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses dalam sertifikasi Guru, Jakarta: Rajawali Pers, 2007.

Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Martinis Yamin dan Maisah, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta:

Gaung Persada Press, 2006, Cet.1.

Miran, Misbach Yusa, Sejarah Film 1900-1959, Jakarta: Komunitas Bambu,

2009,

Moloeng, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rosda Karya, 2006.

Mudlofir, Ali, Pendidik Profesional, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012.

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

2004.

Mulyasa, E, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, PT. Remaja Rosda Karya:

Bandung, 2008, Cet. 3.

Musfah, Jejen, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan Dan Sumber

Belajar Teori Dan Praktik Jakarta: Kencana, 2011, cet.1.

Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008.

Ngalim, M. Purwanto, MP. Ilmu Teoritis dan Praktis, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 1998, Cet.ke-10.

Nurdin, Muhamad, Kiat Menjadi Guru Profesional, Yogyakarta: Prisma Sophie.

Payong, Marselus R., Sertifikasi Profesi Guru, Jakarta: PT Indeks, 2011.

Page 73: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

63

Pratista, Himawan, Memahami Film, Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008, Cet.

Ke-1.

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005

Cet.5.

Rugaiyah dan Atiek Sismiati, Profesi Kependidikan, Bogor: Ghalia Indonesia,

2011 Cet-1.

Rusman, MODEL-MODEL PEMBELAJARAN, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2011, cet. Ke-3.

Roestiyah N.K, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: Bina Aksara, 1989,

Cet. 3.

Roqib, Moh, Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Lkis Printing Cemerlang, 2009

Sabri, Alisuf, PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN, Jakarta: UIN Jakarta Press,

2005, cet. Ke-1.

Sagala, Syaiful, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,

Bandung: CV Alfabeta, 2013, cet. 4.

Saudagar, Fachruddin dan Ali Idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru,

Jakarta: Gaung Persada, 2011, Cet. Ke-3.

Sanjaya, Wina, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Jakarta: Kencana, 2008, Cet. Ke-3

Smith, J. David, INKLUSI, Sekolah Ranah untuk Semua, Bandung: Nuansa, 2006,

cet. 1,

Suharto, Toto, Filsafat Pendidikan Islam, Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2006.

Trianton dan Titik Triwulan Tutik, Tinjauan Yuridis Hak serta Kewajiban

Pendidik Menurut UU Guru dan Dosen, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006,

Cet.1.

Trianton, Teguh, Film Sebagai Media Belajar, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.

Turner, Anita Moultrie, Resep Pengajaran Hebat, Jakarta:PT. Indeks, 2008.

Thalib, Syamsul Bachri, Psikolog Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif,

Jakarta: Kencana, 2010, cet. Ke-1.

--------------------, PENDIDIKAN GURU Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Page 74: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

64

-------------------, Resep Pengajaran Hebat, Jakarta:PT. Indeks, 2008.

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam: Berbasis Integrasi

dan Kompetensi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.

UU RI No. 14 Th. 2005, Tentang Undang-Undang Guru dan Dosen, Jakarta:

Sinar Grafika, 2006, Cet. I.

Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 tahun 2005.

Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2005. Cet. 1.

Yamin, Martinis, Sertifikasi Keguruan di Indonesia, Jakarta: Gaung Persada

Prees, 2006, Cet ke-1.

Zaini, Syahminan, PRINSIP-PRINSIP DASAR KONSEP ISLAMI, Jakarta: Kalam

Mulia, 1986, cet. Ke-1.

Page 75: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

Lampiran

Ketika pertama kali Nikumbh masuk kelas pengganti guru seni

dan memakai kostum badut bernyanyi dan menari sebagai ice

breaking sebelum mulai belajar. Anak-anak terlihat bergembira

dan antusias mengikutinya.

Ketika Nikumbh sedang menjelaskan masalah yang dialami

oleh Ishaan kepada kedua orang tuanya di rumah Ishaan.

Ketika Nikumbh membantu seorang ibu yang sedang

menggantikan baju anaknya di dalam bus.

Ketika Nikumbh memberikan motivasi kepada anak didiknya.

Ketika Nikumbh

membimbing Ishaan dalam

mengenalkan

Ketika Ishaan ingin menaruh perahu buatannya di danau

belakang sekolah.

Ishaan mulai percaya diri.

Page 76: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

Ketika Nikumbh meminta izin kepada kepala sekolah

untuk membantu Ishaan belajar. Dengan cara memberikan

pelajaran

Ketika lomba melukis. Di ikuti oleh semua

peserta didik dan guru-guru.

Page 77: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

LBMBAR UJI REFERENSI

Nama : Ade Firda Mas'ud-

NIM : tr 111011000082

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul : Profesionalisme Dan Kompetensi Guru Pada Film Turee

Zuamen Par.

No Judul Buku No.Footnote

HalamanSkrinsi

ParafPembimbine

BAB II Muhaimin, Paradigma

P endidikan Islam, (Bandung:PT. Remaja Rosda Karya,2004),h.37.

1

M

2 Oemar Hamalik, P endidikanGuru B er das ar kan P e nde knt an

Kompetensi, (lakarta: PT. BumiAksara), h. 6.

2 2

M

J Muhamad Nurdin, Kiat MenjadiGuru Pr ofe sional, (Yogyakarta:Prisma Sophie), h. 49

1J 2////

4 Pupuh Fathurrohman dan AaSuryana, Guru Profesional(Bandung: PT. Refika Aditama),cet I. h. 40

4 2///r

5 Jejen Musfah, P eningkatanKompetensi Guru MelaluiPelatihan Dan Sumber BelojarTeori Dan Praktik, (Jakarta:

Kencana, 20lI), cet I, h. 1

5aJ

M

6 Yudhi Munadi, MediaP emb e I aj ar an, (J akarta: Gaung

Persada Press, 2008), h. 1 14-1 15

6 4 M7 Anita Moultrie Turner, Resep

P engaj ar an He b at, (Jakarta:PT.

Indeks, 2008),h.29

7 5//v1

Page 78: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

8 Syamsul Bachri Thalib.P sikolo gi P endidikan B erb as is

Analisis Empiris Aplikatif,(Jakarta: Kencana, 2010), cet.

Ke-1 h.281

8 6

M

9 Oemar Hamalik, Pendidiknn

Guru Berdasarkan Pendekatan

Kompetensi, (Jakarta: PT. Bumi

Aksara), h. 1.

9 6

M

10 Anita Moultrie Turner, Resep

P engaj aran He b at, (Jakarta:PT.

Indeks, 2008), h.3-4

i0 6

//

BAB II1t Rugaiyah dan Atiek Sismiati,

207 7, Pr ofe si Kependidikan,(Bogor: Ghalia Indonesia, 20ll)Cet-l, h. 5

11 9

//v/

12 Sudarwan Danim,P engembangan Profesi Guru :

Dari Pra-Jabatan, Idnuksi, KeP r ofe s i o nal Mad ani, (Jakarta:

Kencana, 2011),h. 101-102

t2 9

,{

l3 Kunandar, Guru Profesional,Itnplementasi Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan (KTSP) dan

Sukses dalam sertifikasi Guru,(Jakarta: Rajawali Pers, 2007),h.46

l3 9

ffl4 UU RI No. 14 Th. 2005,

Tentang Undang-Undang Gurudan Dosen, (Jakarta: SinarGraflrka, 2006), Cet. I, h. 3

t4 10

N/

15 Ali Mudlofir,PENDIDIKP RO F ES I ONA L, (J akarta: Raj a

Grafindo Persada, 2012), h.l7

15 l0//

16 Tohirin, Psikologi P embelai aranP endidikan Agama Islam :

Berbasis Integrasi danKompetensi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006), h" 178

& 179

T6 l0

,v

l1lt Departemen Agama P.I, Al-Our'an dan Teriemahan,h" 285

17 1l Vl,/

Page 79: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

18 Akmal Hawi, Kompetensi GuruPendidikan Agama Islam(Jakarta: PT. Raj aGrafindoPersada, 2013), cet. 1,h. I

18 11

M19 Martinis Yamin, Sertifikasi

Keguruan di Indonesia, (lakarta:Gaung Persada Prees, 2006), Cetke-1. h.210

t9 1l{/u/

20 Roestiyah N.K, Masalah-masalah llmu Keguruan,(Jakarta: Bina Aksara, 1989),

Cet. 3. h. 4

20 t1{/

21 Abdul Majid, PerencanaanP e mb el aj ar an, PT Remaj a

Rosdakarya.Bandung, h. 5

21 l1,{

22 Jejen Musfah, P eningkatanKompete snsi Guru MelaluiPelatihan Dan Sumber BelajarTeori Dan Praktik, (Jakarla:

Kencana, 201 1), cet.l,h.2J

22 T2 ,au/

23 Zakiy ah D ar adj at, P e n d i d i ka n

Islam dalam Keluarga dan

Sekolah, (Jakarta: Ruhama,1995), cet.2,h.95

23 l2

,(

24 Yamin Martinis, SertifikasiProfesi Keguruan di Indonesia,(Jakarta: Gaung Persada Press

2006\.h.23

24 12

*

25 Undang-Undang Guru danDosen No. l4 tahun 2005...., h. 2

25 l3 tr26 M. Purwanto Ngalim, MP. Ilmu

Teoritis dan Praktis, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 1998)

Cet.ke-10, h.138

26 13 ///r

21 h1ch. Uzer Usman. l'4enlatli( iur u {'r of e s i on al, (Banclung:

?T'. Remaja Rosda Kar-va" 2005).cet. XVII.

27 13

M28 Ramayulis, Metodologi

P endidikan Agama Islam,(Jakarta: Kalam Mulia, 2005)Cet. 5.h.62

28 14,//t'/

29 Rusman. Model-ModelPembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), cet"

Ke-3 h.22.

29 l4

M

Page 80: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

30 Akmal Hawi, KomPetensi GuruPendidikan Agama Islam(Jakarta: PT. Raj aGrafindoPersada, 2013), cet. 1, h.6

30 t4

M

31 E.Mulyasa, St andar Ko mP et ens idan Sertifikasi Guru, (PT.Remaia Rosda KarYa: Bandung,

2008), cet.3,h.75

31 l4,//

32 Zakiah D arudj at, Ke P r i b a d i a n

Guru, (Yogyakarta: BulanBintang, 2005), Cet. IV, h. 9-10

32 15 ,r1aJJ Wina Sanjaya, P embelaj aran

dalam Implementasi KurikulumB e r b {)s i s Ko mP et e ns i, (J akatta:

Kencana, 2008), Cet. Ke-3

-

11JJ 15

//

34 Martinis Yamin dan Maisah,

Sertifikasi Profesi Keguruan di

Indonesia, (Jakarta: Gaung

Persada Press, 2006), Cet'1, h. 8

34 15 ,./r/rr

35 Trianton dan Titik TriwulanTutik, Tinjauan Yuridis Hakserta Kewaj iban P endidikMenurut UU Guru dan Dosen,

(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006),

Cet. l, h.63

35 15

'//t/f

36 Wina Sanjaya, P embelaj arandal am Implementas i KurikulumB e r b as i s Ko mP e t e ns i, (J akarta:

Kencana, 2008), Cet. Ke-3

36 t6 v37 Fachruddin Saudagar dan Ali

Idrus, PengembanganP r ofe s i o nal i t a s Gur u, (Jakarta :

Gaung Persada, 2011), Cet' Ke-

3.h.57-61

37 16

M

38 Syamsul Bachri Thalib.P sikolo gi P endidikan B erbasis

Analisis EmPiris APlikatif,(Jakarla: Kencana, 2010), cet.

Ke-1 h. 273'276

38 17

IL//

39 Toto Suharto, FilsafatP endidikan I s I am, (Jogi akarta:

Ar-R:trzz,2006),h. 121

39 t7^//_tr

40 Rugaiyah dan Atiek Sismiati.

Profesi Kependidikan, (Bogor:

Ghalia Indonesia, 20Il), h. 6

40 18 ,v!/

4I Dewasa di sini dimaksudkan 4l 18

Page 81: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

adalah dapat bertanggung jawab

terhadap diri sendiri secara

biologis, psikologis, paedago gis

dan sosiologis.42 Muzayyin Arifin, Filsafat

Pendidikan Islam, (Jakarta: PTBumi Aksara, 2010), Ed.Revisi, h. 12

42 t8

Nl

43 Moh. Roqib, Ilmu PendidikanIslam, (Yogyakarta: LkisPrintins Cemerlang, 2009), h. 14

43 l8//

44 Hasbullah. Dasar-Dasar llmuP endidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), Ed.

Revisi 6 h. 1

44 l8 our

45 Alisuf Sabri, Pengantar llmuP endidikan, (Jakarta: UINJakarta Press, 2005), cet. Ke-1 h.

6

45 t9

Y46 H.M. Arifi n, Ilmu P endidikan

Tinjauan Teoritis Dan PraktisB erdas arkan P endekatanInt e r di s ipl iner, (J akafia: PTBumi Aksara, 2003), cet. Ke-lh.8

46 t9

,//

47 Syahminan Zaini, P r ins ip-Prinsip Dasar Konsep Islami,(Jakarla: Kalam Mulia, 1986),

cet. Ke-i h. 4

47 t9

w48 J. David Smith, Inklusi, Sekolah

Ranah Untuk Semua, (Bandung:Nrransa, 2006), cet. 1, h. 70

48 21 v49 Misbach Yusa Miran, Sejarah

Film I 9 00- I 9 5 9, (Jakarta:

Komunitas Bambu, 2009), h. Xv

49 2l ,a,/

50 Departemen PendidikanNasional, Kamus Besar BahasaIndonesia, (Jakarta: BalaiPustaka, 2002), Edisi ke-3, h.

316

50 22

#51 William L. Rivers-Jay W.

Jensen, Theodore Peterson,

Media Massa dan MasyarakatModern, (Jakarta: Kencana,2004),h.6

51 22 {

52 Teeuh Trianton, Film Sebagai 52,53 )) )7 M

Page 82: PROFESIONALISME GURU PADA FILM TAARE ZAMEEN PAR

Mt dru B rlaj ar, (Y o gYakarta: --1-^ rt*,, ,)nl?\ hal 15\Jl4rr6r LtLLLv) Lv LJ,/) '

54 L3W-//54 Onong Uchjana l:tlendY, ttmu'

Teort, dan Filsafot Komunikasi'

leT*rq^lJStl',',o*?'IJalKrl, lvvJ)) rt- /'

I

55 23

M55 Himawan Pratista, Memanamt

F i I m, (Y o gY akatta: Homerian

Pustaka, 2008), Cet' Ke-1'

56

BA B IITl-"- G""a*an, Metode

Penelitian Kualitatif Teori dan

Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara'

56 28 ,1//r57 28 //57 Lexy J. Moloeng, Metodologr

P e ne I i t i an Kuali t at if, (Jakarta:1 r/^---,^ lnnA\ h 6

ItUSua r\cu _Y q.,|l!)l!j:1ji__t-

58 29

//58 Haris HerdiansYah, Metoao to gt

Penelitian Kualitatif untuk llmu-

ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba'r ^n1a\ L 121

numalllKa, Lv rL)) tr'59 29 ,//

t/1'//59 Haris HerdiansYah, Met o do togt

Penelitian Kualitatif untuk llmu-

ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba:1-^ .n 1a\ l" 1/.1

nUlllallr\4, Lv LL.l) 'L'60 29 ,///r60 Suharismi Arikunto. l'rosedur

I

Penelitian Suatu Pendekalan I

Praktik, (Jakarta: Roneka CiPta' I

1oool. rr.'zl r I

AB IVE w60 J. D""id Smith, Inklusi, Sekolah

Ranah (Jntuk Semua, (Bandung:1L?n

60 31

Ntl2flS8. zuuur. ut-t' t. "' ' "

Fachruddin Saudagar.

P e n ge mb angan P r ofe s i o nal it as

Gui, (Gaung Persada: J akarta',n1t'\ cet Ke-3- h.65

60 46

M57

50 -r6158 Marselus R. PaYong, JertutKast

Profesi Guru, (lakarta: PT Indeks'

201 1), h. 39