profil kejadian demam berdarah dengue
TRANSCRIPT
PROFIL KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
DI PUSKESMAS MASARAN I TAHUN 2011 – 2013
Intisari
Latar belakang : Dengue adalah salah satu penyakit virus yang ditularkan oleh
nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor utamanya dan merupakan penyakit dengan
penyebaran yang paling cepat di seluruh dunia. Infeksi sekunder yang mengikuti
infeksi primernya terjadi dengan serotipe yang berbeda dan menyebabkan infeksi
yang lebih parah seperti syok. Dengue terjadi di daerah tropis dan subtropis di
seluruh dunia dengan insidensi 50 tahun terakhir berlipat hingga 30 kali lipat. Di
Indonesia lebih dari 35% populasi tinggal di daerah perkotaan dan sebanyak
150.000 kasus dilaporkan pada tahun 2007 (catatan tertinggi) dengan lebih dari
25.000 kasus dilaporkan baik dari Jakarta maupun Jawa Barat. Case Fatality Rate
(CFR) mencapai 1%.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif non eksperimental
dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan
menggunakan data sekunder warga Desa Masaran yang terkena DBD dan
dikumpulkan dari bagian Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)
Puskesmas Masaran I. Data tersebut dikumpulkan secara kolektif berdasarkan
dokumen Puskesmas Masaran I sejak Januari 2011 sampai Maret 2013.
Hasil : Berdasarkan usia, kejadian dengue tertinggi tahun 2011 pada usia > 45
tahun (42,9%), tahun 2012 usia 5-15 tahun (44 %) dan tahun 2013 usia 5 – 45
tahun (46,2%). Sedangkan menurut jenis kelamin, lebih sering menyerang
perempuan (57,1%) tahun 2011, laki-laki (52%) tahun 2012 dan perempuan
(61,5%) tahun 2013. Dilihat dari waktu kejadian, kasus dengue lebih banyak
terjadi di bulan Maret (28,6%) tahun 2011, September (44%) tahun 2012 dan
Februari (53,8%) tahun 2013. Lalu tempat kejadian tersering pada tahun 2011 di
Gebang (57,1%), Masaran dan Sepat (32%) tahun 2012 dan Masaran (61,5%)
pada tahun 2013.
Kata Kunci : Demam Berdarah, Dengue, Profil, Masaran.
1
PROFILE OF DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER (DHF) INCIDENT
ON MASARAN I PRIMARY HEALTH CARE IN 2011 – 2013
Abstract
Background : Dengue fever is one of virus disease which transmitted by Aedes
aegypti mosquito as the main vector and it is one of case with the fastest
deployment in the world. Those secondary infection which follow the primary
infection, occur with different serotype and induced more severe infection like
shock. Dengue occured in tropic and subtropic areas arround the world with
incident in 50 last year increase to 30 fold. In Indonesia more than 35%
populations live in urban areas and as much as 150.000 cases reported (highest
record) on 2007, with more than 25.000 cases reported from Jakarta and West
Java. The Case Fatality Rate (CFR) reach 1% .
Methods : This study is non-experimental descriptive study with cross sectional
approach. Sampling technique using secondary data Masaran villagers which
infected DHF and collected from Prevention and Control Disease section of
Masaran I Primary Health Care. Those data are gathered collectively based on
Masaran I Primary Health Care’s document from Januari 2011 to Maret 2013.
Results : Based on age, the highest dengue incidence occur in 2011 at more than
45 years old (42,9%), in 2012 between 5-15 years old (44 %) and 2013 between 5
– 45 years old (46,2%). According to gender, more often these cases turn to
woman (57,1%) in 2011, man (52%) in 2012 and woman (61,5%) in 2013. Seen
from the time of the incident, These cases more often happen on March (28,6%)
in 2011, September (44%) in 2012 and Februari (53,8%) in 2013. Then the most
often village incur on Gebang in 2011 (57,1%), Masaran and Sepat (32%) in 2012
and Masaran (61,5%) in 2013.
Keywords : Haemmorrhagic Fever, Dengue, Profile, Masaran.
2
PENDAHULUAN
Dengue adalah salah satu
penyakit virus yang ditularkan
nyamuk (air-borne/ mosquito-borne
virus) yang menyebar paling cepat di
seluruh dunia (WHO, 2009). Dengue
dibedakan menjadi empat jenis
serotipe; DENV-1, DENV-2, DENV-
3, dan DENV-4, yang ditularkan
melalui nyamuk Aedes aegypti
sebagai vektor utama. Infeksi
sekunder yang mengikuti infeksi
primer dengan serotipe yang berbeda
menyebabkan infeksi yang lebih
parah seperti syok (Fauci et al,
2008).
Dengue terjadi di daerah
tropis dan subtropis di seluruh dunia.
Gejala muncul 3-14 hari setelah
gigitan nyamuk yang terinfeksi.
Gejala bervariasi mulai dari febris
ringan sampai febris tinggi, dengan
sefalgia hebat, nyeri retro-orbita,
atralgia dan mialgia, dan rash.
Belum ada pengobatan anti-viral
spesifik untuk mengatasi dengue.
Jika terjangkit, penting untuk
memperbaiki hidrasi (WHO, 2013).
Dalam 50 tahun terakhir
insidensi dengue berlipat sampai 30
kali lipat dengan peningkatan
ekspansi geografis ke negara-negara
yang belum pernah terjangkit baik di
perkotaan maupun pedesaan. Tiap
tahunnya terdapat infeksi dengue
sebanyak 50 juta (WHO, 2009).
Di Indonesia, dimana lebih
dari 35% populasi tinggal di daerah
perkotaan, sebanyak 150.000 kasus
dilaporkan pada tahun 2007 (catatan
tertinggi) dengan lebih dari 25.000
kasus dilaporkan baik dari Jakarta
maupun Jawa Barat. Case Fatality
Rate (CFR) mencapai 1% (WHO,
2009). Sedangkan di Kecamatan
Masaran selama tahun 2013 (Januari
- Maret),sudah terdapat 12 kasus,
dimana pada tahun 2012 (Januari -
Desember) terdapat 19 kasus.
Hanya ada satu cara
terpenting dalam mencegah
penularan virus dengue, yaitu dengan
pengendalian vektor nyamuk, Aedes
aegypti. Pencegahan ini
membutuhkan pengembangan
perangkat terbaru dan evaluasi dalam
mengurangi populasi nyamuk. Usaha
mayor dibutuhkan untuk
meningkatkan program pengendalian
vektor berbasis bukti dan mendukung
penelitian pada perilaku manusia dan
perubahan perilaku dalam
3
hubungannya dengan
berkembangbiaknya nyamuk (WHO,
2006).
Untuk mengetahui level
kerumunan Aedes dapat dilihat dari
house index/HI (jumlah rumah positif
minimal satu penampungan dengan
Aedes fase imatur per 100 rumah
yang diperiksa), Breteu index
(jumlah penampungan positif Aedes
fase imatur per 100 rumah yang
diperiksa), dan pupae per statistik
rumah (jumlah pupae Aedes aegypti
per rumah).
METODE
Metode penelitian
Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif non
eksperimental dengan pendekatan
cross sectional. Teknik pengambilan
sampel dengan menggunakan data
sekunder yang diperoleh dari bagian
P2P Puskesmas Masaran I Sragen.
Data yang diambil merupakan data
penderita DBD yang tercatat di
Puskesmas Masaran I dari tahun
2011-2013. Data tersebut
dikumpulkan satu per satu dari file
cabinet dan kemudian diolah dengan
menggunakan perangkat lunak SPSS
18.0.
Pengumpulan data
Tahun Angka Kejadian2008 282009 152010 232011 72012 192013 13
Tabel 1. Kasus DBD Tahun 2008 – 2011
4
No Usia(Thn)
Jenis Kelamin
Waktu (Bulan)
Desa HI (%)
ABJ (%)
Foging Abati-sasi
1 7 L Januari 2011
Masaran 3,7 96,7 3/1/112 KK
2 6,5 L Februari 2011
Gebang 5,1 95 2/3/11 3 KK
3 60 P Maret 2011
Gebang 4,2 95,4 28/4/11 3 KK
4 40 L Maret 2011
Jirapan 4 95 16/3/11 3 KK
5 58 P April 2011 Masaran 4,4 95,8 28/4/113 KK
6 56 P Agustus 2011
Gebang 4,3 95,6 15 Agustus 2011 : 103
rumah
10/8/113 KK
7 23 P Desember 2011
Gebang 5 95,4 15/12/11 2 KK
8 30 L Januari 2012
Masaran 7 94 26/4/12 3 KK
9 21 P Februari 2012
Sepat 4,7 93,5 1/6/122 KK
10 22 P Maret 2012
Masaran 20 - 24/2/12 2 KK
11 3,5 L Maret 2012
Masaran - - 1/2/12 2 KK
12 2 L Maret 2012
Masaran - - -
13 8 P April 2012 Gebang 7 92,9 14/5/122 KK
14 6 P Mei 2012 Sepat 5,4 94,5 30/8/12 2 KK
15 23 L Mei 2012 Masaran 5 95,5 9/7/12 2 KK
16 10 P Juli 2012 Sepat 5,4 95,5 2/8/12 2 KK
17 21 P Juli 2012 Krikilan 5,5 95 -18 4,5 P Agustus
2012Jirapan 6 95 31 Agustus
2012 : 67 rumah
-
19 8 L September 2012
Sepat - - -
20 4 P September 2012
Masaran 5,4 95,9 6/10/12 3 KK
21 12 L September 2012
Masaran - - -
5
22 7 P September 2012
Krebet 25 89 5/10/12 11 KK
23 14 L September 2012
Dawungan
5,4 95 4/10/12 2 KK
24 4 L September 2012
Masaran 4,2 96,5 6/10/12 2 KK
25 8 L September 2012
Sepat 8 94,5 4/10/12 3 KK
26 5 P September 2012
Krebet 5 96 6/10/122 KK
27 20 L September 2012-
Sepat 8 93,9 10 September : 229 rumah
4/10/12 3KK
28 27 L September 2012
Sepat - - 25/9/12 2 KK
29 5 P September 2012
Sepat - - 6/9/125 KK
30 12 L Oktober 2012
Krebet 8 94 12 Oktober 2012 : 161
rumah (78 rumah
RT 7 dan 83 rumah RT 8)
18/10/123 KK
31 7 L Desember 2012
Dawungan
5,4 94,6 28/12/12 2 KK
32 14 P Desember 2012
Krebet 8,3 93,4 28/12/123 KK
33 7 P Januari 2013
Sepat 11 94 3/1/13 4 KK
34 6 L Januari 2013
Dawungan
14,2 87 14/1/13 8 KK
35 21 L Februari 2013
Krikilan 9,3 97 9/3/13 3 KK
36 45 L Februari 2013
Masaran 13,5 89,6 15/2/13 5 KK
37 7 P Februari 2013
Masaran - - -
38 28 P Februari2013
Masaran - - -
39 7 P Februari 2013
Masaran 13 90,3 15/2/13 5 KK
40 19 P Februari 2013
Masaran 24 83 15/2/13 9 KK
41 13 P Februari 2013
Masaran - - 22 Februari 2013
-
42 2,5 L Maret Gebang - - 11/3/13
6
2013 7 KK43 19 L Maret
2013Gebang 15,5 84,5 8/3/13
14 KK44 12 P Maret
2013Masaran 21,6 78,4 9/3/13
8 KK45 28 P Maret
2013Masaran 8,3 92,8 13 Maret
2013 : 320 rumah
5/3/13 3 KK
Tabel 2. Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue Tahun 2011 – 2013
HASIL
Menurut usia, pada tahun
2011 jumlah penderita DBD
terbanyak ada pada kelompok usia >
45 tahun yaitu sebanyak tiga orang
(42,9%). Diikuti kelompok usia 5-15
dan 15,1-45 tahun masing-masing
sebanyak dua penderita (28,6%).
Sedangkan tidak ditemukan
penderita pada kelompok usia
dibawah satu tahun. Pada tahun
2012, jumlah penderita terbanyak
berada pada kelompok usia 5,1-15
tahun yaitu sebanyak 11 orang
(44%). Diikuti dengan kelompok
usia 0-5 dan 15,1-45 tahun masing-
masing sebanyak tujuh penderita
(28%). Tidak ditemukan penderita
pada kelompok usia > 45 tahun. Pada
tahun 2013, jumlah penderita
terbanyak berada pada kelompok
usia 5,1-15 dan 15,1-45 tahun yaitu
masing-masing sebanyak enam orang
(46,2%). Dan pada kelompok usia 0-
5 tahun terdapat satu penderita
(7,7%).
Pada tahun 2011, penderita
DBD lebih banyak pada perempuan
yaitu sebanyak empat orang (57,1%).
Sedangkan pada laki-laki sebanyak
tiga penderita (42,9%). Pada tahun
2012 sebanyak 13 orang (52%) laki-
laki menderita DBD dan perempuan
sebanyak 12 orang (48%).
Perempuan lebih banyak menderita
DBD pada tahun 2013 yaitu
sebanyak delapan orang (61,5%) dan
laki-laki sebanyak lima orang
(38,5%).
Jumlah penderita DBD pada
tahun 2011 tidak berbeda jauh setiap
bulannya, berkisar antara tidak ada
sama sekali sampai adanya dua kasus
(28,6%) yaitu pada bulan Maret.
Masing-masing satu kasus (14,3%)
7
tiap bulannya yaitu pada bulan
Januari, Februari, April, Agustus,
dan Desember. Di bulan lainnya
tidak terdapat penderita DBD.
Sedangkan pada tahun 2012, terdapat
peningkatan yang mencolok
penderita DBD pada bulan
September yaitu sebanyak 11 orang
(44%), diikuti bulan Maret sebanyak
tiga penderita (12%), bulan Mei, Juli,
dan Desember sebanyak dua
penderita (8%), bulan Januari,
Februari, April, Agustus, dan
Oktober sebanyak satu penderita
(4%). Pada bulan lainnya tidak
ditemukan kasus DBD. Pada tahun
2013 sebanyak dua penderita
(15,4%) pada bulan Januari, tujuh
penderita (53,8%) pada bulan
Februari, dan empat penderita
(30,8%) pada bulan Maret.
Terdapat tiga desa yang
warganya terjangkit DBD pada tahun
2011, yaitu desa Gebang sebanyak
empat kasus (57,1%), desa Jirapan
sebanyak satu kasus (14,3%), dan
desa Masaran sebanyak dua kasus
(28,6%). Tidak ditemukan kasus
DBD pada desa empat desa lainnya.
Pada tahun 2012, seluruh desa di
Kecamatan Masaran terdapat kasus
dengue. Desa Gebang sebanyak satu
kasus (4%), desa Jirapan sebanyak
satu kasus (4%), desa Masaran
sebanyak delapan kasus (32%), desa
Dawungan sebanyak dua kasus (8%),
desa Krebet sebanyak empat kasus
(16%), desa Sepat sebanyak delapan
kasus (32%), dan desa Krikilan
sebanyak satu kasus (4%). Pada
tahun 2013, desa Masaran
menyumbangkan angka terbanyak
kasus DBD yaitu sebanyak delapan
kasus (61,5%), diikuti desa Gebang
sebanyak dua kasus (15,4%), dan
masing-masing satu kasus (7,7%)
pada desa Dawungan, Sepat, dan
Krikilan.
2011 2012 2013
Usia (tahun) N Persentase N Persentase N Persentase
0 – 5 - 0 % 7 28% 1 7,7%
5,1 – 15 2 28,6% 11 44% 6 46,2%
15,1 – 45 2 28,6% 7 28% 6 46,2%
8
> 45 3 42,9% - - - -
Jenis kelamin
Laki-laki 3 42,9% 13 52% 5 38,5%
Perempuan 4 57,1% 12 48% 8 61,5%
Waktu (bulan)
Januari 1 14,3% 1 4% 2 15,4%
Februari 1 14,3% 1 4% 7 53,8%
Maret 2 28,6% 3 12% 4 30,8%
April 1 14,3% 1 4%
Mei - - 2 8%
Juni - - - -
Juli - - 2 8%
Agustus 1 14,3% 1 4%
September - - 11 44%
Oktober - - 1 4%
November - - - -
Desember 1 14,3% 2 8%
Desa
Gebang 4 57,1% 1 4% 2 15,4%
Jirapan 1 14,3% 1 4% - -
Masaran 2 28,6% 8 32% 8 61,5%
Dawungan - - 2 8% 1 7,7%
Krebet - - 4 16% - -
Sepat - - 8 32% 1 7,7%
Krikilan - - 1 4% 1 7,7%
Tabel 3. Karakteristik kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Masaran I tahun
2011-2013
9
PEMBAHASAN
Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Hasyimi et al (2007)
sebagai peneliti Pusat Teknologi
Intervensi Kesehatan Masyarakat
(PTIKM) pada Badan Litbangkes,
terdapat hubungan yang bermakna
antara angka kejadian DBD dengan
faktor usia. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Oktikasari
et al (2008) dimana usia merupakan
salah satu faktor demografi yang
memiliki hubungan yang bermakna
dengan distribusi kejadian luar biasa
(KLB) namun pada penyakit
Chikungunya. Sedangkan dari WHO
(2009), usia lebih berperan pada
tingkat keparahan infeksi dengue
dimana usia anak lebih tidak mampu
mengompensasi ririko menjadi syok
dengue. Sedangkan pada data yang
kami dapatkan terdapat sebaran
penyakit yang bervariasi dari segi
usia. Data yang sejalan dengan
penelitian sebelumnya adalah pada
tahun 2012 dimana kelompok usia
5,1-15 tahun memiliki angka
tertinggi.
Tidak ada hubungan
bermakna antara jenis kelamin
dengan penyakit yang ditularkan oleh
nyamuk, baik pada penelitian
Hasyimi et al & Oktikasari et al.
sejalan dengan hal tersebut, WHO
tidak menyebutkan jenis kelamin
sebagai faktor risiko DBD. Begitu
juga pada temuan kami, baik laki-
laki dan perempuan memiliki
kemungkinan yang sama untuk
terjangkit DBD.
Tidak dapat ditentukan pada
musim apa DBD merebak, namun
dapat dilihat dari data Kecamatan
Masaran mulai dari awal tahun di
setiap tahunnya sudah terdapat kasus
DBD. Beberapa faktor dapat
memengaruhi dinamisasi transmisi
virus interaksi pejamu-patogen
(termasuk faktor lingkungan dan
iklim) dan faktor imunologis
populasi. Iklim secara langsung
memengaruhi biologi vektor, ledakan
jumlah, dan distribusinya. Sehingga
hal ini menjadi faktor penentu yang
penting terhadap epidemik penyakit
yang ditularkan vektor (WHO,
2009). Faktor abiotik seperti iklim
berpengaruh pada siklus kehidupan
nyamuk Aedes aegypti, kegagalan
perkembangan mulai dari telur, larva
dan pupa yang selanjutnya menjadi
imago (Barrera et al, 2006).
10
Genangan air merebak pada musim
hujan, dimana nyamuk Aedes aegypti
bertelur di air jernih. Sehingga secara
teori pada musim ini terjadi
peningkatan kasus DBD yang sejalan
dengan penelitian Supartha (2008).
Desa Masaran terlihat
mengalami peningkatan angka
kejadian DBD dari tahun 2011-2012,
peningkatan juga terjadi pada tahun
2012-2013 dimana data yang tertera
di tahun 2012 merupakan data
setahun penuh sedangkan pada tahun
2013 baru berjalan tiga bulan namun
memiliki angka kejadian yang sama.
Tampak dari Tabel 2 bahwa
setiap dilakukan fogging, di daerah
yang meminta untuk dilakukan
fogging maupun memang masuk
kriteria fogging, tidak menunjukkan
pengurangan penderita dengue di
bulan yang sama maupun di bulan
berikutnya. Hal tersebut
menunjukkan bahwa fogging
bukanlah suatu langkah yang efektif
untuk mengendalikan dengue.
Pihak Puskesmas Masaran I
telah melakukan beberapa langkah
tindakan antara lain berupa
Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN) dan juga Penelitian
Epidemiologi (PE) pada radius 100
meter dari rumah penderita dengue
dan memang pada daerah yang
dijangkiti dengue memiliki HI > 5%
dan ABJ < 95%. Selain itu juga
dilakukan komitmen bersama
memberantas nyamuk yang
dilakukan di empat kebayanan.
Dalam penelitian
Vanlerberghe et al (2009) sebuah
manajemen pengendalian vektor
dengan pendekatan berbasis
komunitas dalam efektif dalam
mengurangi angka kerumunan Aedes
aegypti. Dalam penelitian tersebut
juga dijelaskan mengenai usaha
standar dalam pengendalian vektor
dengue, yaitu surveilans entomologis
dan pengurangan sumber kembang
biak nyamuk, larvasidasi selektif
tempat penampungan air,
pembasmian nyamuk dewasa secara
selektif jika ditemukan fokus Aedes
aegypti, penyuluhan pencegahan
dengue, dan kebijakan mengenai
pemberantasan dengue. Bentuk
pendekatan berbasis komunitas
adalah diskusi dengan tokoh relevan
mengenai penilaian kebutuhan dalam
membasmi vektor nyamuk,
pembentukan steering committee
11
yang terdiri atas epidemiologis,
entomologis, ilmuwan sosial,
edukator profesional, mekanisme
koordinasi intersektoral antar
kelompok kerja masyarakat, tenaga
kesehatan, dan pemerintah lokal, dan
yang terakhir adalah harmonisasi
intervensi dan rencana kegiatan
program pengendalian vektor.
SIMPULAN
Dari hasil pengumpulan data,
maka didapatkan bahwa karakteristik
penderita DBD di Kecamatan
Masaran adalah pada tahun 2011 usia
0-5 tahun tidak terdapat kasus, 5,1-
15 tahun terdapat dua kasus (28,6%),
15.1-45 terdapat dua kasus (28,6%),
dan usia lebih dari 45 terdapat tiga
kasus (42,9%). Pada tahun 2012 usia
0-5 tahun terdapat tujuh kasus (28%),
5,1-15 tahun terdapat 11 kasus
(44%), 15.1-45 terdapat tujuh kasus
(28%), dan usia lebih dari 45 tidak
terdapat kasus. Pada tahun 2013 usia
0-5 tahun terdapat satu kasus (7,7%),
5,1-15 tahun terdapat enam kasus
(46,2%), 15.1-45 terdapat enam
kasus (46,2%), dan usia lebih dari 45
tidak terdapat kasus.
Pada tahun 2011 laki-laki
yang menderita DBD sebanyak tiga
orang (42,9%) dan perempuan
sebanyak empat kasus (57,1%). Pada
tahun 2012 laki-laki yang menderita
DBD sebanyak 13 orang (52%) dan
perempuan sebanyak 12 kasus
(48%). Dan pada tahun 2013 laki-
laki yang menderita DBD sebanyak
lima orang (38,5%) dan perempuan
sebanyak delapan kasus (61,5%).
Pada tahun 2011 terdapat satu
kasus (14,3%) pada bulan Januari,
Februari, April, Agustus, dan
Desember, dua kasus (28,6%) pada
bulan Maret. Pada tahun 2012
terdapat satu kasus (4%) pada bulan
Januari, Februari, April, Agustus,
dan Oktober, dua kasus (8%) pada
bulan Mei, Juli, dan Desember, dan
tiga kasus (12%) pada bulan Maret.
Pada tahun 2013 terdapat dua kasus
(15,4%) pada bulan Januari, tujuh
kasus (53,8%) pada bulan Februari,
dan empat kasus (30,8%) pada bulan
Maret.
Desa Masaran merupakan
desa yang paling mengalami
peningkatan dan berkontribusi paling
besar dalam angka kejadian DBD di
12
wilayah kerja Puskesmas Masaran I
dari tahun 2011-2013.
SARAN
Saran untuk menanggulangi DBD
antara lain :
1. Adanya regulasi yang mengikat
warga dalam pengendalian vektor
dengue
2. Adanya sinergi multisektoral
dalam mengendalikan vektor
dengue
3. Pemberdayaan masyarakat
berupa masyarakatlah yang
menjadi penanggung jawab
program pemberantasan vektor
dengue, sehingga jika masyarakat
lalai maka tidak hanya penyakit
itu sendiri yang menjadi
“hukuman” namun ada juga
sanksi yang akan dibebankan
pada masyarakat. Puskesmas
menjadi pihak yang
menyampaikan feedback jika ada
yang terjangkit DBD.
Saran untuk dokumentasi kejadian
DBD : pendataan tidak hanya ditulis
di atas kertas namun juga disimpan
dalam perangkat elektronik.
DAFTAR PUSTAKA
Fauci A.S, Braunwald E, Kasper D.L, et al. 2008. Harisson’s : Principle of Internal Medicine. United States of America : McGraw-Hill.
World Health Organization. 2009. Dengue : Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention, and Control.
World Health Organization. 2013. http://www.who.int/topics/dengue/en/. Diakses pada tanggal 24 April 2013
Doll S.R. 2001. Cohort Studies: History of the Method Retrospective Cohort Studies. University of Oxford: Oxford. History of Epidemiology, 46 (2001), page 152-160.
TDR for research on diseases of poverty. Report of the Scientific Working Group meeting on Dengue, 1-5 Oct, 2006. Geneva: WHO. Diakses pada tanggal 20 April 2013
Vanlerberghe V., Toledo M.E, Rodriguez M, et al. Community Involvement in Dengue Vector Control: Cluster Randomised Trial. British Medical Journal: 2009
Barrera, R, M. Amador dan G. G. Clark. 2006. Ecological Factor Influencing Aedes aegypti (Diptera ; Culicidae ) Produktivity in Artificial Containers In Salinas, Puerto Rico. J. Med Entamol. 43(3); 484-492.
13
Hasyimi M., Yusniar A., Miko H. 2007. Hubungan Tempat Penampungan Air Minum dan Faktor Lainnya dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi DKI Jakarta dan Bali. Media Litbang Kesehatan, Vol.21 No.2 tahun 2011
World Health Organization. 2009. Dengue : Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention, and Control.
Oktikasari Y.F., Dewi S.,I Made D. 2006. Fator Sosiodemografi dan
Lingkungan yang Memengaruhi Kejadian Luar Biasa Chikungunya di Kelurahan Cinere, Kecamatan Limo, Kota Depok 2006. Makara Kesehatan Vol.12 No.1 Juni 2008: 20-26
Supartha,I.W. 2008. Pengendalian Terpadu Vektor Virus Demam Berdarah Dengue, Aedes aegypti (Linn.) dan Aedes albopictus (Skuse)(Diptera: Culicidae). http://dies.unud.ac.id/wp-content/uploads/2008/09/makalah-supartha-baru.pdf. Diakses tanggal 26 April 2013
14
DATA
Tahun 2011
Statistics
usia penderita
2011 jenis kelamin waktu (bulan) desa
N Valid 7 7 7 7
Missing 0 0 0 0
Mean 3.1429 4.7143 1.8571
Std. Error of Mean .34007 1.47542 .26082
Median 3.0000 3.0000 2.0000
Mode 4.00 3.00 2.00
Std. Deviation .89974 3.90360 .69007
Variance .810 15.238 .476
Range 2.00 11.00 2.00
Minimum 2.00 1.00 1.00
Maximum 4.00 12.00 3.00
Sum 22.00 33.00 13.00
usia penderita 2011
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2.00 2 28.6 28.6 28.6
3.00 2 28.6 28.6 57.1
4.00 3 42.9 42.9 100.0
Total 7 100.0 100.0
jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 3 42.9 42.9 42.9
Perempuan 4 57.1 57.1 100.0
Total 7 100.0 100.0
15
waktu (bulan) tahun 2011
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Januari 1 14.3 14.3 14.3
Februari 1 14.3 14.3 28.6
Maret 2 28.6 28.6 57.1
April 1 14.3 14.3 71.4
Agustus 1 14.3 14.3 85.7
Desember 1 14.3 14.3 100.0
Total 7 100.0 100.0
Desa
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Masaran 2 28.6 28.6 28.6
Gebang 4 57.1 57.1 85.7
Jirapan 1 14.3 14.3 100.0
Total 7 100.0 100.0
Tahun 2012
Statistics
usia penderita
2011 jenis kelamin waktu (bulan) desa
N Valid 7 7 7 7
Missing 0 0 0 0
Mean 3.1429 4.7143 1.8571
Std. Error of Mean .34007 1.47542 .26082
Median 3.0000 3.0000 2.0000
Mode 4.00 3.00 2.00
Std. Deviation .89974 3.90360 .69007
Variance .810 15.238 .476
Range 2.00 11.00 2.00
Minimum 2.00 1.00 1.00
Maximum 4.00 12.00 3.00
Sum 22.00 33.00 13.00
16
usia penderita 2012
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2.00 2 28.6 28.6 28.6
3.00 2 28.6 28.6 57.1
4.00 3 42.9 42.9 100.0
Total 7 100.0 100.0
jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 3 42.9 42.9 42.9
Perempuan 4 57.1 57.1 100.0
Total 7 100.0 100.0
waktu (bulan) tahun 2012
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Januari 1 14.3 14.3 14.3
Februari 1 14.3 14.3 28.6
Maret 2 28.6 28.6 57.1
April 1 14.3 14.3 71.4
Agustus 1 14.3 14.3 85.7
Desember 1 14.3 14.3 100.0
Total 7 100.0 100.0
desa
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Masaran 2 28.6 28.6 28.6
Gebang 4 57.1 57.1 85.7
Jirapan 1 14.3 14.3 100.0
Total 7 100.0 100.0
17
Tahun 2013
Statistics
usia penderita
2011 jenis kelamin waktu (bulan) desa
N Valid 7 7 7 7
Missing 0 0 0 0
Mean 3.1429 4.7143 1.8571
Std. Error of Mean .34007 1.47542 .26082
Median 3.0000 3.0000 2.0000
Mode 4.00 3.00 2.00
Std. Deviation .89974 3.90360 .69007
Variance .810 15.238 .476
Range 2.00 11.00 2.00
Minimum 2.00 1.00 1.00
Maximum 4.00 12.00 3.00
Sum 22.00 33.00 13.00
usia penderita 2013
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2.00 2 28.6 28.6 28.6
3.00 2 28.6 28.6 57.1
4.00 3 42.9 42.9 100.0
Total 7 100.0 100.0
jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 3 42.9 42.9 42.9
Perempuan 4 57.1 57.1 100.0
Total 7 100.0 100.0
18
waktu (bulan) tahun 2013
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Januari 1 14.3 14.3 14.3
Februari 1 14.3 14.3 28.6
Maret 2 28.6 28.6 57.1
April 1 14.3 14.3 71.4
Agustus 1 14.3 14.3 85.7
Desember 1 14.3 14.3 100.0
Total 7 100.0 100.0
desa
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Masaran 2 28.6 28.6 28.6
Gebang 4 57.1 57.1 85.7
Jirapan 1 14.3 14.3 100.0
Total 7 100.0 100.0
19