proposal skripsi nila
TRANSCRIPT
Proposal Skripsi
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
PROPOSAL SKRIPSI
I. JUDUL
ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS
PELAYANAN DI DUNKIN’S DONUTS DENGAN PENDEKATAN
SERVQUAL DAN LEAN SIX SIGMA.
(Studi kasus : Dunkin’s Donuts Jl.Ngagel Jaya Selatan)
II. PENJELASAN JUDUL
Dunkin’s Donuts dalam usaha di bidang jasa pelayanan makanan dan
minuman sangat tergantung dari sentuhan pelayanan dari karyawan yang
terlibat dalam bisnis ini untuk memenuhi kepuasan customer.
Fokus utama pemilihan judul ini yaitu fokus pada kepuasan pelanggan,
diukur menggunakan metode servqual yaitu metode yang digunakan mengukur
kualitas layanan dari atribut masing – masing dimensi, sehinggan akan
diperoleh gap (kesenjangan). Kesenjangan yang terjadi sering terjadi
menyebabkan waste untuk pelayanan.Waste dapat dihilangkan atau dikurangi
dan diperbaiki dengan menggunakan metode lean six sigma.
Berdasarkan pemikiran diatas maka peneliti mengangkat judul Analisa
Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas Pelayanan di Dunkin’s Donuts Dengan
Pendekatan Servqual dan Lean Six Sigma.
III. LATAR BELAKANG MASALAH
Banyak usaha telah dirumuskan para pakar manajemen kualitas untuk
mendefinisikan kualitas jasa, agar dapat di desain, dikendalikan dan dikelola
sebagaimana halnya dengan kualitas barang. Secara konseptual manajemen
kualitas dapat diterapkan baik pada barang maupun jasa, karena yang
ditekankan dalam penerapan manajemen kualitas adalah perbaikan sistem
1
Proposal Skripsi
kualitas, bukan sekedar perbaikan kualitas barang maupun jasa. Dengan
demikian yang perlu diperhatikan dalam pengembangan manajemen kualitas
adalah pada pengembangan sistem kualitas yang terdiri dari : perencanaan
sistem kualitas, pengendalian sistem kualitas, dan perbaikan sistem kualitas.
Pada industri jasa kepuasan pelanggan adalah tujuan utama bisnis di
bidang jasa untuk mendapatkan keuntungan. Apabila pelanggan merasa puas,
maka dia akan menunjukkan besarnya kemungkinan untuk membeli produk
yang sama. Pelanggan yang puas cenderung akan memberikan referensi yang
baik terhadap produk kepada orang lain. Tidak demikian dengan seseorang
pelanggan yang tidak puas, pelanggan dapat melakukan tindakan yang merusak
citra perusahaan.
Dunkin Donut’s adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan
makanan dan minuman cepat saji (fast food). Tujuan utama bisnis ini untuk
mendapatkan keuntungan. Salah satu pihak yang bisa memberikan keuntungan
adalah pelanggan (customer), dengan mengorbankan sejumlah uang untuk
membeli produk yang ada di counter Dunkin’ Donuts. Oleh karena itu sasaran
pokok dalam pengelolaannya adalah memberikan pelayanan sebaik – baiknya
kepada customer. Karena customer merupakan pendapatan pokok dari pada
usaha jasa penyediaan makan dan minum. Disinilah peranan counter sebagai
ujung tombak dari perusahaan untuk memenuhi kepuasan customer dari mulai
penyediaan produk, pelayanan dan kenyamanan dengan penuh keramah
tamahan.
Cabang Dunkin’s donuts surabaya yang berada di Jl.Ngagel Jaya Selatan
Ruko RMI Bl C/1-3 Brata Jaya. Tempatnya yang stategis banyak konsumen
datang untuk membeli donut dan produk lainnya. Pada jam tertentu tempat ini
sangat ramai sehingga konsumen harus mengantri mendapatkan produk, ini
menyebabkan konsumen merasa tidak nyaman, serta mempengaruhi kepuasan
pelanggan.
2
Proposal Skripsi
Berdasar fenomena tersebut , penelitian mencoba mengukur seberapa besar
kepuasan pelanggan dengan menggunakan metode servqual dan memperbaiki
jasa pelayanan di Dunkin’s Donuts menggunakan metode Lean Six Sigma.
IV. PERUMUSAN MASALAH
Berdasar latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kesesuaian antara keinginan pelanggan dengan pelayanan yang
diberikan oleh karyawan di dunkin’s donuts?
2. Atribut apa yang menjadi prioritas perusahaan untuk meningkatkan kualitas
layanan jasa?
3. Bagaimana mengukur pelayanan jasa yang diberikan Dunkin’s Donuts
menggunakan metode Lean Six Sigma?
4. Bagaimana rekomendasi bagi perusahaan terhadap kualitas pelayanan?
V. TUJUAN PENELITIAN
Dalam penelitian ini ada beberapa tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui kualitas pelayanan di dunkin donuts berdasarkan persepsi dan
harapan.
2. Menentukan atribut yang diutamakan untuk perbaikan layanan guna
meningkatkan kualitas layanan.
3. Mengetahui level sigma pelayanan jasa di dunkin’s donuts.
4. Memberikan usulan perbaikan bagi perusahaan.
VI. BATASAN DAN ASUMSI
Adapun batasan-batasan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Pengamatan dilakukan pada proses pelayanan pelanggan.
2. Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan menggunakan metode Servqual.
3
Proposal Skripsi
3. Kualitas pelayanan jasa akan dianalisis menggunakan metode lean Six
Sigma.
4. Tidak membahas masalah biaya.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Proses pelayanan pelanggan berjalan normal selama penelitian dilakukan.
2. Proses pelayanan yang terjadi dalam shift 1, shift 2 dan shift 3 adalah
sama.
3. Responden yang akan diteliti adalah pelanggan yang pernah merasakan
produk Dunkin’s Donuts.
4. Responden telah mengerti benar tujuan penelitian dan pengisian jawaban
kuisioner adalah benar.
VII. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Perusahaan :
a. Perusahaan mengetahui penyebab terjadinya waste.
b. Perusahaan mendapatkan masukan yang positif jika mahasiswa
menemukan sesuatu yang baik untuk diterapkan.
2. Bagi Mahasiswa / Peneliti :
a. Peneliti mengerti tentang teori dan penerapan Servqual dan lean six
sigma.
b. Peneliti dapat membandingkan pengetahuan yang diterima di
bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan.
3. Bagi Perguruan Tinggi
a. Dapat berfungsi sebagai literatur penelitian selanjutnya terhadap
permasalahan tentang pemborosan (waste) di Dunkin’s Donuts
Surabaya.
b. Hasil analisa ini dapat digunakan sebagai pembedaharaan
perpustakaan, agar dapat berguna bagi mahasiswa dan menambah
ilmu pengetahuan.
4
Proposal Skripsi
VIII. LANDASAN TEORI
VIII.1 Konsep Jasa
Jasa (service) adalah tindakan atau kerja yang menciptakan manfaat bagi
pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil dari tindakan
mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas nama penerima
jasa tersebut (Lovelock and Wright, 1999: 5). Menurut Kotler (2000) dalam
Tjiptono (2005), jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat
intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan
sesuatu.
“Jasa adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh individu atau organisasi,
dimana dalam hal ini untuk mencapai tujuan tertentu yang berbeda dengan
tujuan perusahaan yang lebih mengutamakan laba penguasaan pasar ataupun
untuk mempercepat pengembalian investasi”.
Jadi dari beberapa definisi diatas disimpulkan bahwa jasa adalah sesuatu yang
dapat dihasilkan atau dirasakan dimana dalam hal ini dapat mempergunakan
benda-benda yang berwujud maupun yang tidak berwujud.
VIII.1.1 Karakteristik Jasa
Jasa memiliki empat karakteristik unik yang membedakannya dari barang
dan berdampak pada strategi mengelola dan memasarkannya (Tjiptono,
2005 : 22). Keempat karakteristik tersebut adalah :
1. Intangibility
Jasa yang bersifat intangibility, artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa,
dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli atau dikonsumsi.
2. Variability
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standardized
output, artinya banyak variabel bentuk, kualitas dan jenis, tergantung
pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan.
5
Proposal Skripsi
3. Inseparability
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi.
Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian
diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi antara penyedia
jasa dengan pelanggan merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa.
Kedua pihak mempengaruhi outcome (hasil) dari jasa tersebut. Dengan
demikian kunci keberhasilan bisnis jasa ada pada proses rekrutmen,
kompensasi, pelatihan, dan pengembangan karyawanannya.
4. Perishability
Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.
Bila permintaan berfluktuasi berbagai masalah akan mucul berkaitan
dengan kapasitas menganggur (saat permintaan sepi) dan pelanggan
tidak terlayani dengan resiko mereka kecewa ataupun beralih ke
penyedia jasa lainnya (saat permintaan puncak).
VIII.2 Konsep Kualitas
Konsep kualitas itu sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu
produk atau jasa yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian.
Kualitas desain merupakan fungsi spesifikasi produk, sedangkan kualitas
kesesuaian adalah suatu ukuran seberapa jauh suatu produk memenuhi
persyaratan atau spesifikasi kualitas yang telah di tetapkan.
Pengertian kualitas menurut beberapa ahli antara lain :
Juran (1962“ Kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau
manfaatnya.”
Crosby (1979) “Kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan yang
meliputi availability, delivery, reability, maintainability, dan cost
effectiveness.”
Deming (1982) “ Kualitas harus bertujuan memenuhi kebutuhan
pelanggan sekarang dan dimasa yang akan datang.”
6
Proposal Skripsi
Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas yang diterima secara
universal, dari definisi – definisi yang ada terdapat beberapa kesamaan,
yaitu dalam elemen – elemen sebagai berikut :
Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan.
Kualitas mencakup produk, produk, jasa, manusia, proses dan
lingkungan.
Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah.
Dengan berdasar elemen – elemen tersebut Goetch dan davis (1994,p.4)
“Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,
pelayanan, orang, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan.”
VIII.2.1 Kualitas Layanan
Untuk lebih memahami mengenai kualitas layanan, maka perlu dipahami
apa yang dimaksud dengan layanan dan kualitas. Dalam konsep inti
pemasaran (Kottler, 1995, p.8) dapat diketahui bahwa yang dimaksud
dengan layanan adalah sesuatu yang bisa ditawarkan untuk memuaskan
suatu kebutuhan atau keinginginan. Layanan terdiri atas barang dan jasa
yang dihasilkan oleh produsen dalam rangka memenuhi keinginan dan
kebutuhan pemakainya. Sedangkan kualitas dalam perspektif TQM (Total
Quality Management) dipandang secara lebih luas, dimana tidak hanya
aspek hasil saja yang ditekankan, melainkan juga meliputi proses. Hal ini
jelas tampak dalam definisi yang dirumuskan Goetsh dan Davis (1994),
yaitu bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan.
Di dunia ini tidak ada definisi yang benar-benar tepat mengenai kualitas
layanan. Untuk barang-barang yang merupakan hasil manufaktur memang
dapat lebih mudah untuk didefinisikan karena memiliki bentuk fisik yang
dapat dilihat dan diraba, juga terdapat standard dalam pengukurannya.
7
Proposal Skripsi
Dilain pihak, industri perbankan yang melayani bidang jasa, pengukuran
penilaian kepuasan nasabah terhadap kualitas layanan lebih bersifat abstrak
dan intangible, yang hanya dapat diketahui melalui opini, persepsi, dan
ekspektasi dari para nasabah maupun masyarakat.
VIII.2.2 Dimensi Karakteristik Pelayanan.
Zeithami, Berry dan Parasuraman (Yamit,2001) telah melakukan
berbagai penelitian terhadap beberapa jenis jasa dan berhasil
mengidentifikasi lima definisi karakteristik yang digunakan oleh para
pelanggan dalam mengevaluiasi kualitas pelayanan. Kelima dimensi
karakteristik kualitas pelayanan ( Servis Quality ) tersebut adalah :
1. Tangibles : penampilan fasilitas fisik, peralatan, personel, dan
alat komunikasi
2. Reliability : kemampuan memberikan pelayanan yang telah
dijanjikan dengan tepat.
3. Responsiveness : kemauan untuk membantu pengguna jasa lain
dengan memberikan pelayanan yang tepat.
4. Assurance : pengetahuan dan kesopanan penyedia jasa agar
mendapat kepercayaan dari pengguna jasa.
5. Empathy : sikap peduli, perhatian kepada tiap individu konsumen
yang diberikan pengguna jasa.
Service Quality ( kualitas pelayanan ) dapat diukur dari masing-
masing dimensi diatas dengan menghitung variable G yang
menggambarkan selisih atau gap antar persepsi pelanggan terhadap
pelayanan yang diberikan dengan harapan pelanggan. Secara matematika
dapat dituliskan sebagai berikut :
G = P – E
dimana :
G = Gap atau skor SERVQUAL
P = Persepsi pelanggan terhadap pelayanan ( Perception of service )
8
Komunikasi dari mulut ke mulut
Kebutuhan Pribadi
Pengalaman masa lalu
Harapan konsumen terhadap pelayanan
Persepsi konsumen terhadap pelayanan
Cara pelayanan
Komunikasi Perusahaan dengan konsumen
Desain pelayanan dan standar pelayanan
Persepsi perusahaan atas harapan konsumen
GAP 5
GAP 3
GAP 2
GAP 1
GAP 4Perusahaan
Proposal Skripsi
E = Harapan pelanggan terhadap pelayanan ( Expectation Of service)
VIII.3 Model Kualitas Jasa Pelayanan
Parasuraman, Zeithaml dan Berry (1991:240) membentuk model kualitas jasa yang menyoroti syarat-syarat utama untuk memberikan kualitas jasa yang diharapkan. Adapun gambar di bawah ini mengidentifikasikan lima kesenjangan / Gap yang mengakibatkan kegagalan penyampaian jasa. Gap yang menyebabkan adanya kegagalan penyampaiana jasa dapat dilihat pada gambar dengan uraian sebagai berikut :
9
Proposal Skripsi
Gambar 1. Model kualitas pelayanan
Sumber : Parasuraman, Valarie A. Zeithaml dan Leornad L. Berry.
Dikutip dari david E. Bowen, richard B. Chese, Thomas G. Cumming, and
associates (1990), Service Management Effectiveness, p.241.
1. Gap 1, kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen. Manajemen tidak selalu memehami benar apa yang menjadi keinginan pelanggan.
2. Gap 2, kesenjangan antara persepsi manajemen dengan spesifikasi kualitas jasa. Manajemen mungkin benar dalam memahami keinginan pelanggan, tetapi tidak menetapkan standar pelaksanaan yang spesifik.
3. Gap 3, kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaiaan jasa. Para personel mungkin tidak terlatih baik dan tidak mampu memenuhi standar.
4. Gap 4, kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal. Harapan konsumen dipengaruhi oleh pernyataan yang dibuat wakil-wakil dan iklan perusahaan.
5. Gap 5, kesenjangan antara jasa yang dialami dan jasa yang diharapkan. Terjadi bila konsumen mengukur kinerja perusahaan dengan cara yang berbeda dan memiliki persepsi yang keliru mengenai kualitas jasa.
VIII.4 Pengertian Kepuasan Pelanggan
Kepuasan menurut kamus Bahasa Indonesia adalah puas, merasa
senang. Kepuasan dapat diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang dan
kelegaan seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu produk atau jasa
untuk mendapatkan pelayanan suatu jasa.
Ada dalam beberapa pengertian mengenai kepuasan pelanggan
yang dikemukakan oleh beberapa pakar, diantaranya yaitu :
1. Kotler (1994) menanadakan bahwa kepuasan pelanggan
merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan
kinerja atau hasil yang ia rasakan dibanding dengan harapannya.
2. Yamit (2001) mengartikan bahwa kepuasan pelanggan adalah hasil
(outcome) yang dirasakan atas pengguna produk atau jasa, sama
atau melebihi harapan yang dinginkan.
10
Proposal Skripsi
3. Oliver (dalam Supranto, 2001 ) mendefinisikan kepuasan sebagai
tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau
hasil yang dirasakan dengan harapannya.
Konsep mengenai kepuasan pelanggan dapat dijelaskan pada gambar di bawah
ini:
Gambar 2 Konsep Kepuasan Pelanggan
Sumber : Fandy Tjiptono (2000); Manajemen Jasa Yogyakarta;Andy Offset
VIII.5 KONSEP DASAR LEAN
Lean adalah suatu upaya terus-menerus untuk menghilangkan pemborosan
(waste) dan meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan
atau jasa) agar memberikan nilai kepada pelanggan (customer value). Tujuan
Lean adalah meningkatkan terus-menerus customer value melalui
peningkatan terus-menerus rasio antara nilai tambah terhadap waste (the
value-to-waste ratio). Sebagaimana diketahui dari dua tipe pemborosan
(waste) di atas, kita akan fokus pada pemborosan ke dua atau Type Two
Waste yang lebih dikenal dengan Waste saja, di mana pemborosan jenis ini
harus ditemukan penyebabnya (root cause) dan dihilangkan segera. Dari jenis
waste yang kedua ini, secara umum kita mengenal waste menjadi tujuh
bagian plus satu (Seven plus One Type of Waste) , hal tersebut antara lain:
TINGKAT KEPUASAN PEMAKAI
Tujuan Perusahaan
PRODUK
Nilai ProdukBagi Pemakai
Kebutuhan dan Keinginan Pemakai
Harapan PemakaiTerhadap Produk
11
Proposal Skripsi
a. Waste 1: Over Production
Over Production secara ringkas dapat diartikan sebagai produksi
berlebihan yang tidak sesuai dengan upstream process atau custommer.
b. Waste 2: Transportation
Memindahkan material atau orang dalam jarak yang sangat jauh dari
satu proses ke proses berikutnya, yang menyebabkan waktu penanganan
material bertambah.
c. Waste 3: Unecessary Inventories
Pada dasarnya inventories menyembunyikan masalah dan menimbulkan
aktivitas penanganan tambahan yang seharusnya tidak diperlukan.
Inventories juga mengakibatkan extra paperwork, extra space dan extra
cost.
d. Waste 4: Inappropriate Processes
Mencakup proses – proses tambahan atau aktivitas kerja yang tidak
perlu atau tidak efesien.
e. Waste 5: Dellays /Waitting Tim
Keterlambatan dari orang – orang yang sedang menunggu (idle
waitting) mesin, peralatan, bahan baku, supplies, perawatan/
pemeliharaan, dll.
f. Waste 6: Excess Motion
Setiap pergerakan dari orang atau mesin yang tidak menambah nilai
kepada barang dan jasa yang akan diberikan kepada pelanggan, tetapi
hanya menambah biaya dan waktu.
g. Waste 7: Defects
12
Proposal Skripsi
Defects tersebut mengacu pada defective products and informations.
Devective product yang disebabkan oleh perpindahan barang dari satu
tempat ke tempat lain dengan disertai defective information, awalnya
menyebabkan rework dan inventory, selanjutnya akan menyebabkan
tambahan dan varian waste yang lebih beragam.
VIII.6 KONSEP DASAR SIX SIGMA
Six Sigma adalah usaha yang terus menerus untuk mengurangi
pemborosan, menurunkan variansi dan mencegah cacat. Six sigma
merupakan sebuah konsep bisnis yang berusaha untuk menjawab
permintaan pelanggan terhadap kualitas yang terbaik dan proses bisnis yang
tanpa cacat. Kepuasan pelanggan dan peningkatannya menjadi prioritas
tertinggi, dan Six sigma berusaha menghilangkan ketidakpastian pencapaian
tujuan bisnis.
Six sigma adalah suatu besaran (metric) yang dapat kita terjemahkan
sebagai suatu proses pengukuran dengan menggunakan tools-tools statistic
dan teknik untuk mengurangi cacat hingga tidak lebih dari 3,4 DPMO
(Defect per Million Opportunities) atau 99,99966 persen difokuskan untuk
mencapai kepuasan pelanggan. Six sigma adalah pendekatan disiplin yang
berdasarkan pada lima tahap, yaitu Define, Measure, Analyze, Improve, dan
Control (Hargrove and Burge,2002). Menurut Woodard (2005), Six sigma
adalah sebuah program yang menggunakan analisis data untuk mencapai
proses bebas defect dan untuk mengurangi variasi.
VIII.7 KONSEP – KONSEP PENGUKURAN BERBASIS KECACATAN
I.1.1 Ukuran Berbasis Peluang
Berikut ini cara untuk menghitung dan mengekspresikan ukuran – ukuran
berbasis peuang defect :
13
Proposal Skripsi
Defect per Opportunity atau DPO
Menunjukkan proporsi defect atas jumlah total peluang dalam sebuah
kelompok.
DPO = jumlah defect
¿unit x ¿Peluang¿
Defect per Million Opportunities atau DPMO
Ukuran – ukuran peluang defect diterjemahkan ke dalam format
DPMO, yang mengidentifikasikan berapa banyak defect akan
muncul jika ada satu juta peluang.
DPMO = DPO x 1.000.000 ( 106 )
Ukuran sigma
Cara mudah untuk menterjemahkan ukuran DPMO dengan
menggunakan tabel konversi.
Tabel 1 peluang defect dari level sigma (Garpersz, 2002)Tingkat pencapaian sigma DPMO Hasil
1 – Sigma2 – Sigma3 – Sigma4 – Sigma5 – Sigma6 – Sigma
691.462308.53866.8076.2102333,4
30,9 %69,2 %93,3%99,4 %99,98 %
99,9997 %
IX. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan urutan langkah – langkah
penelitian sebagai kerangka pemikiran dalam memecahkan masalah agar
penelitian yang dilakukan berjalan sistematis dan terarah.
Pada bab ini akan dibahas tentang langkah-langkah dalam
melakukan penelitian. Adapun langkah-langkah tersebut dapat dibagi
menjadi 4 tahapan sebagai berikut :
1. Tahap Identifikasi
2. Tahap Pengumpulan Data
14
Proposal Skripsi
3. Tahap Pengolahan Data
4. Tahap Analisa dan Kesimpulan
Untuk mempermudah pemahaman metodologi penelitian yang
akan dilakukan, maka dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :
IX.1 Tahap Identifikasi
Tahap ini bertujuan untuk mempresentasikan latar belakang masalah,
merumuskan masalah yang hendak dijadikan bahan penelitian,
menetapkan tujuan, serta menentukan asumsi dan batasan dari penelitian.
Dalam tahap ini meliputi : Perumusan masalah, penentuan tujuan
penelitian, studi pustaka, studi lapangan dan identifikasi variabel. Adapun
penjelasan dari masing-masing langkah adalah sebagai berikut :
IX.1.1 Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan hal terpenting yang harus dilakukan
sebelum melakukan penelitian karena berkaitan dengan penentuan tujuan
dan arah dari penelitian secara keseluruhan
IX.1.2 Penentuan tujuan penelitian
Penentuan tujuan penelitian merupakan bentuk jawaban dari
permasalahan yang telah diidentifikasi dalam perumusan masalah.
IX.1.3 Studi Lapangan
Studi lapangan berupa survey langsung yang berguna untuk melihat
keadaan objek penelitian sebelum melakukan tahap lebih lanjut. Yang
dimaksud objek disini adalah siapa yang harus dihubungi dan diteliti
untuk mendapat informasi atau data yang dibutuhkan. Objek tersebut
dapat berupa tempat, manusia maupun literature ( tulisan ).
15
Proposal Skripsi
IX.1.4 Identifikasi Variabel
Variabel dalam penelitian ini berdasarkan dimensi karakteristik kualitas
layanan jasa Zeithami, Berry dan Parasuraman (Yamit,2001;10) yang
terdiri dari Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance dan
Empaty.
IX.2 Tahap Pengumpulan Data
Merupakan suatu metode pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis
untuk mendapatkan informasi dan data dari objek penelitian. Cara atau
teknik yang digunakan dalam melakukan pengumpulan data ini adalah
dengan menggunakan Kuisioner yang melalui beberapa tahap antara lain :
IX.2.1 Penyusunan dan penyebaran kuisioner pendahuluan
Penyusunan dan penyebaran kuisioner pendahuluan merupakan langkah
awal sebelum melakukan pengambilan data yang akan digunakan dalam
pengolahan data. Kegiatan ini dimaksud untuk dapat menentukan jumlah
sampel minimum yang harus dilakukan.
IX.2.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reabilitas berguna untuk menentukan valid dan reabel
tidaknya variabel – variabel yang telah ditentukan. Setelah diadakan
pengujian akan dilakukan penyebaran kembali untuk mendapatkan data
yang riil.
IX.2.3 Perhitungan sampel minimal
Dari lembar kuisoner awal yang disebarkan selanjutnya dapat ditentukan
jumlah minimal sampel dengan menggunakan persamaan Berneoulli.
16
Proposal Skripsi
IX.2.4 Penyebaran kuisioner resmi
Penyebaran kuisioner resmi dilakukan untuk mendapatkan data riil setelah
dilakukan Uji Validitas dan Reliabilitas dengan sudah ditentukannya
jumlah sampel minimal yang harus disebarkan.
IX.3 Tahap Pengolahan Data
Pada tahap ini setelah diperoleh data yang lengkap, dilakukan proses
pengolahan data antara lain : Uji Validitas dan Reliabilitas, Pengolahan
karakteristik responden, Perhitungan mean persepsi dan mean harapan,
Pembobotan ( metode AHP), Perhitungan SERVQUAL , perhitungan waste
terbobot, menentukan CTQ, perhitungan kapabilitas proses.
IX.4 Tahap Analisa dan Kesimpulan
Adalah tahap dimana dilakukan analisa terhadap hasil-hasil yang diperoleh,
sehingga dari analisa tersebut dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan. Pada tahap ini juga disertai dengan saran-saran yang
dapat dijadikan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan.
IX.4.1 Analisa dan interpretasi
Analisis data merupakan proses lanjutan pengolahan data, untuk dapat
menginterpretasikan hasil tersebut, maka dilakukan langkah analisa
pembahasan. yang mencakup analisa persepsi dan harapan, analisa
servqual, analisa faktor – faktor penyebab waste, analisa kapabilitas
proses, membangun root cause analyze
IX.4.2 Kesimpulan dan Saran
Pada bagian akan dibuat rangkuman dari penelitian yang berisikan hasil
dari pengolahan data dan analisa. Dan juga berisikan saran – saran untuk
pertimbangan dan masukan objek dalam upaya meningkatkan kualitas jasa
pelayanan.
17
Proposal Skripsi
Pengolahan data :1. Uji Validitas dan Reabilitas2. Perhitungan mean persepsi dan harapan3. Pembobotan ( metode AHP )4. Perhitungan servqual dan servqual
terbobot.5. Menentukan CTQ6. Menghitung kapabilitas proses.
Kesimpulan
Analisis dan interpretasi :1. Analisa persepsi dan harapan2. Analisa Servqual.3. Analisa tipe waste.4. Membangun root cause analyze.
Tahap Identifikasi
Tahap Pengumpulan Data
Identifikasi Masalah
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Studi LapanganStudi Kepustakaan
Identifikasi Variable dan Atribut
Penyusunan Kuisioner
Penyebaran Kuisioner Awal
Uji Validitas dan Reabilitas
Uji Kecukupan Data
Tidak
TidakYa
Ya
Penyebaran Kuisioner Resmi
Gambar .3 Flowchart Metodologi Penelitian
Tahap Pengolahan Data
Tahap Analisa dan Kesimpulan
18
Proposal Skripsi
19
Proposal Skripsi
X. SISTEMATIKA SKRIPSI
Dalam penyusunan penelitian ini, sistematika penulisan yang digunakan adalah
sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang hal-hal yang melatarbelakangi
dilakukannya penelitian ini, kemudian permasalahan yang akan
diteliti, selain itu tujuan dan manfaat yang akan diperoleh dari
20
Proposal Skripsi
penelitian ini yang juga disertai dengan batasan dan asumsi yang
digunakan dalam penelitian.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi teori-teori yang berkaitan dengan penelitian,
dimana teori-teori tersebut dujadikan sebagai acuan dalam
melaksanakan langkah-langkah penelitian dengan maksud agar
tujuan awal dari penelitian ini dapat tercapai.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini berisikan tahapan-tahapan secara sistematis yang
digunakan untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam
penelitian ini. Dan tahapan-tahapan tersebut merupakan kerangka
yang dijadikan sebagai pedoman dalam penelitian.
BAB IV. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini berisi langkah yang ditempuh untuk mengumpulkan
data yang diperlukan kemudian melakukan pengolahan data sesuai
dengan permasalahan yang dibahas.
BAB V. ANALISA DAN INTERPRETASI
Pada bab ini dilakukan analisa terhadap hasil pengolahan data yang
telah dilakukan untuk mencari pemecahan masalah yang dibahas.
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang didapatkan pada
penelitian ini, yang selanjutnya dari kesimpulan tersebut dapat
diberikan suatu saran atau usulan kepada pihak perusahaan yang
berkaitan dengan kegiatan perawatan.
XI. Jadwal penelitian
DAFTAR KEGIATAN DAN WAKTU PENELITIAN
Kegiatan Tahun 2012
21
Proposal Skripsi
April Mei Juni Juli Agustus September Oktober
Penentuan ojek Seminar proposal Revisi Proposal Penyebaran kuisioner awal Penyebaran kuisioner resmi Bimbingan Skipsi Sidang skripsi Revisi Skripsi
XII. Daftar pustaka
Gaspers, Vincent, 2008, Total Quality Management, jakarta :Gramedia Pustaka Utama.Peter S. Pande, Robert P. Neuman, Roland R. Cavanagh, 2000, The Six Sigma Way, yogyakarta : Andi.Yamit, Zulian,2010, Manajemen Kualitas produk dan jasa, yogyakarta:ekonisia.Ariani , dorothe wahyu,2003, Pengendalian Kualitas Statistik , yogyakarta : andi.Tjiptoni fandy , anastasia diana, 2001, Total Quality Management, Total Quality Management.Parasuraman, A., Zeithaml, V.A., Dan Berry, L.L. (1985). ‘Theory Of The Gaps Model In Service Marketing’, The Marketing Association Of Australia And New Zealand.Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran Jilid 2. PT Prenhalindo. Jakarta.Kotler, Philip .1995 . Manajemen Pemasaran,Buku 1, Jakarta : Salemba Empat
Yamit, Zulian, 2001, Manajemen Kualitas Produk dan Jasa, yogjakarta : Penerbit Ekonosia.Sulistiyowati, Wiwik , integrasi metode servqual leal dan six sigma implementasi PT. PLN (persero) distribusi jawa timur, APJ surabaya selatan, Thesis teknik industri ITS 2008
XIII. Lampiran kuisioner13.1 Kuisioner penelitian pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan
pelanggan pada restoran cepat saji dunkin’s donuts.
13.2 Kuisioner Pembobotan Analytic Hierarchy Process (AHP).13.3 Kuisioner waste
22
Proposal Skripsi
23