rangkaian diagram garis star delta pada motor induksi ac 3 phasa

153
Rangkaian diagram garis star delta pada motor induksi AC 3 phasa Rangkaian diagram garis star delta pada motor induksi AC 3 phasa Mungkin semua sudah tahu apa itu rangkaian star delta? Dan apa fungsi dari rangkaian star delta itu sendiri. Untuk yang belum tahu akan saya jelaskan secara singkat. Rangkaian star delta adalah rangkaian instalasi motor dengan sambungan bintang segitiga (Y∆), atau lebih dikenal dengan nama koneksi star delta. lalu apa fungsi dari koneksi motor secara star delta itu? Fungsi dari koneksi star delta adalah untuk menurunkan atau mengurangi besarnya arus start motor. Bagaimana teori atau metode koneksi star delta ini bisa menurunkan besarnya arus starting motor? sebelumnya tentu kita tahu besarnya tegangan dan arus itu berbanding terbalik. Semakin besar tegangan maka arus akan semakin kecil begitu sebaliknya semakin kecil tegangan maka arus akan semakin besar. Bagaimana itu terjadi ?untuk menjawab itu kita harus tahu dulu, hubungan antara daya ( P ), tegangan( V ) , dan arus ( I ). Dari rumus diatas tentu kita sudah mengerti. Coba anda hitung berapa besarnya arus ( I )?, dengan daya (P) yang sama, coba anda bagi dengan tegangan(V) yang berbeda. Tentu saja hasilnya sudah bisa ditebak, dengan tegangan yang besar maka arus akan kecil, begitu juga sebaliknya. Lalu apa hubungannya rumus diatas dengan rangkaian star delta?? Pada koneksi star delta ada perbedaan antara besarnya tegangan pada koneksi star dan besarnya tegangan pada koneksi delta. Tegangan dan arus pada koneksi star delta Besarnya tegangan(V) line pada sambungan star/bintang (Y) adalah akar 3 . V fasa, dan besarnya arus line pada sambungan star/bintang sama dengan besarnya arus fasa. Sedangkan pada sambungan delta/segitiga(∆) tegangan(V) line = V fasa, dan arus(I) line = akar 3 . arus(I) fasa. Contohnya dengan tegangan fasa 220V berapa tegangan line untuk hubung star dan hubung delta? Tegangan pada sambungan star --- Vline = akar 3 . V fasa = 1.73 . 220V = 380V Tegangan pada sambungan delta--- V line = V fasa = 220V Dari hasil diatas pada hubungan star memiliki tegangan yang lebih besar dibanding tegangan pada hubungan delta. dan tentu sudah terbukti metode starting motor secara star delta dapat menurunkan besarnya arus start. Kesalahan pada koneksi star delta

Upload: b-ricardo-tampubolon

Post on 28-Dec-2015

3.471 views

Category:

Documents


104 download

DESCRIPTION

bersama

TRANSCRIPT

Page 1: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Rangkaian diagram garis star delta pada motor induksi AC 3 phasa

Rangkaian diagram garis star delta pada motor induksi AC 3 phasa Mungkin semua sudah tahu apa itu rangkaian star delta? Dan apa fungsi dari rangkaian star

delta itu sendiri. Untuk yang belum tahu akan saya jelaskan secara singkat. Rangkaian star

delta adalah rangkaian instalasi motor dengan sambungan bintang segitiga (Y∆), atau lebih

dikenal dengan nama koneksi star delta. lalu apa fungsi dari koneksi motor secara star delta

itu? Fungsi dari koneksi star delta adalah untuk menurunkan atau mengurangi besarnya arus

start motor.

Bagaimana teori atau metode koneksi star delta ini bisa menurunkan besarnya arus starting

motor? sebelumnya tentu kita tahu besarnya tegangan dan arus itu berbanding terbalik.

Semakin besar tegangan maka arus akan semakin kecil begitu sebaliknya semakin kecil

tegangan maka arus akan semakin besar. Bagaimana itu terjadi ?untuk menjawab itu kita

harus tahu dulu, hubungan antara daya ( P ), tegangan( V ) , dan arus ( I ).

Dari rumus diatas tentu kita sudah mengerti. Coba anda hitung berapa besarnya arus ( I )?,

dengan daya (P) yang sama, coba anda bagi dengan tegangan(V) yang berbeda. Tentu saja

hasilnya sudah bisa ditebak, dengan tegangan yang besar maka arus akan kecil, begitu juga

sebaliknya. Lalu apa hubungannya rumus diatas dengan rangkaian star delta?? Pada koneksi

star delta ada perbedaan antara besarnya tegangan pada koneksi star dan besarnya tegangan

pada koneksi delta.

Tegangan dan arus pada koneksi star delta Besarnya tegangan(V) line pada sambungan star/bintang (Y) adalah akar 3 . V fasa, dan

besarnya arus line pada sambungan star/bintang sama dengan besarnya arus fasa. Sedangkan

pada sambungan delta/segitiga(∆) tegangan(V) line = V fasa, dan arus(I) line = akar 3 .

arus(I) fasa.

Contohnya dengan tegangan fasa 220V berapa tegangan line untuk hubung star dan hubung

delta?

Tegangan pada sambungan star --- Vline = akar 3 . V fasa = 1.73 . 220V = 380V

Tegangan pada sambungan delta--- V line = V fasa = 220V

Dari hasil diatas pada hubungan star memiliki tegangan yang lebih besar dibanding tegangan

pada hubungan delta. dan tentu sudah terbukti metode starting motor secara star delta dapat

menurunkan besarnya arus start.

Kesalahan pada koneksi star delta

Page 2: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Mungkin semua sudah tahu apa itu star delta beserta fungsi-fungsinya. Namun mungkin

masih banyak yang belum mengerti bagaimanana melakukan instalasi/penyambungan star

delta sesuai standar yang benar. Melakukan instalasi sesuai standar yang benar itu sangat

penting agar kita tidak dirugikan dengan pemasangan instalasi yang salah/ngawur. Contohnya

pada koneksi delta jika pada pemasangannya kita tidak berhati-hati dan tidak sesuai dengan

standar tentu bisa membuat koneksi motor tersebut kehilangan salah satu fasa (phase loss).

Dan apa akibatnya bila motor 3 fasa dioperasikan dengan kehilangan salah satu fasa?, tentu

saja lilitan motor akan terbakar dalam waktu singkat atau jika anda beruntung mungkin akan

membuat breaker atau protector(overload relay) cuma trip. Tetapi itu dengan catatan jika

anda memasang atau mensetting breaker dan protector dengan standar yang benar. Tentu kita

tidak ingin kedua hal tersebut terjadi dan merugikan kita. Karena itulah standarisasi SPL

(single point lesson) begitu penting dan selalu terapkan di semua perusahaan. Berikut ini

gambaran kesalahan pada koneksi star delta yang sering terjadi pada rangkaian dayanya.

Page 3: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Mungkin anda bertanya-tanya apa yang salah dengan rangkaian daya diatas? Dari Kedua

rangkaian daya diatas memang tidak ada yang salah dari koneksi starnya, namun ada

beberapa kesalahan di dalam koneksi deltanya. Memang dalam instalasi motor dengan sistem

starting secara star delta ini, kebanyakan kesalahan terdapat dalam pemasangan pada koneksi

delta. hal ini disebabkan karena pemasangan untuk hubung delta bisa dikatakan lebih rumit

daripada hubung star. Pada gambar 1 rangkaian daya diatas jelas terlihat tegangan fasa R

(kabel berwarna merah) dihubungkan pada terminal motor dengan label U1 dan U2, hal ini

berarti tegangan fasa R hanya dihubungkan pada 1 belitan/lilitan pada motor. hal yang sama

juga terlihat pada tegangan fasa S dan T. Apa yang salah dengan itu? Tentu saja sangat

salah/ngawur. Sebelumnya tentu anda tahu kenapa koneksi pada motor disebut star dan

delta?hal itu karena pada koneksi motor tersebut bisa dibentuk/terlihat seperti bintang

ataupun segitiga. Coba anda ubah gambar 1 dan gambar 2 rangkaian daya diatas menjadi

koneksi star delta secara terpisah dan sederhana tanpa memperhatikan kontaktor dan

protector. Lalu lihat dengan seksama apakah gambar diatas mirip dengan rangkaian delta?

jawabannya tentu saja tidak. Untuk memperjelas pemahaman anda tentang koneksi star dan

koneksi delta secara benar coba anda lihat gambar dibawah berikut ini.

Gambar koneksi star dan koneksi delta

Gambar diatas bisa menjadi patokan bagaimana melihat koneksi star delta yang benar dan

salah. Contohnya secara sederhana begini, jika anda perhatikan gambar pada sebuah

rangkaian daya star delta anda bisa melihat pada koneksi starnya apakah mirip dengan

star/bintang, dan pada koneksi deltanya apakah mirip delta/segitiga seperti gambar koneksi

star delta diatas. Jika itu mirip atau sama bisa dipastikan rangkaian daya itu benar. Dan juga

perlu diingat jika anda ingin membalik putaran motor pada rangkaian star delta dengan

membalik salah satu tegangan maka anda juga harus membalik salah satu tegangan pada satu

sisi yang lain.

Rangkaian daya dan rangkaian kontrol star delta yang benar

Page 4: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Kesimpulan dari artikel rangkaian star delta. Setelah panjang lebar penjelasan tentang star

delta, kita bisa menarik kesimpulan kalau pemasangan instalasi motor itu harus sesuai standar

yang benar agar tidak terjadi hasil yang tidak diinginkan seperti lilitan motor terbakar

dikarenakan phase loss, hubungan singkat atau sebab-sebab lainnya. Khususnya kita harus

berhati-hati pada motor yang label terminalnya sudah hilang atau motor hasil

repairan/perbaikan yang mungkin sudah tidak sesuai lagi antara terminal dan lilitannya. Jadi

kita harus bisa tentukan dulu mana U1U2, V1V2, dan W1W2.

Page 5: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Cara Membalik Arah Putaran Motor Star Delta

Mungkin ini adalah artikel lanjutan dari merubah arah putaran motor listrik. Dan artikel kali

ini akan membahas bagaimana cara merubah atau membalik arah putaran motor induksi

listrik 3 fasa yang beroperasi dengan koneksi star delta.

Untuk membalik arah putaran motor star delta sebenarnya sama saja dengan membalik

putaran motor induksi 3 fasa yang beroperasi dalam koneksi delta ataupun motor induksi 3

fasa yang beroperasi dalam koneksi star, yaitu dengan membalik salah satu tegangan yang

masuk ke motor. Namun dalam metode start star delta, motor 3 fasa tersebut dioperasikan

dalam kedua koneksi yaitu koneksi star pada mula startnya dan setelah itu berganti dengan

koneksi delta. karena hal itu akan ada 6 terminal pada motor yang didesain untuk metode start

star delta. Perhatikan gambar dibawah ini. (jika gambar kurang jelas klik pada gambar untuk

memperjelas)

Diagram rangkaian daya beserta koneksinya

Mungkin gambar diatas sudah menjelaskan begitu banyak tentang koneksi motor secara star,

delta, dan star delta. Coba perhatikan pada gambar C (koneksi star delta) diatas, jika K1 dan

K3 bekerja maka motor akan beroperasi pada koneksi star dan jika K1 dan K2 yang bekerja

motor akan beroperasi dalam koneksi delta. Lalu bagaimana cara membalik arah putaran

motor koneksi star delta tersebut ? untuk membaliknya kita bisa membalik salah satu

tegangan yang masuk ke motor, untuk membalik tegangan tersebut kita harus berhati-hati

agar motor tidak kehilangan salah satu tegangan (phase loss). Untuk lebih mudahnya kita bisa

membalik tegangan pada titik sumbernya untuk menghindari phase loss. Seperti pada gambar

dibawah berikut ini. (jika gambar kurang jelas klik pada gambar untuk memperjelas)

Membalik arah putaran motor star delta dengan mengubah polaritas pada titik sumber

tegangan

Dari gambar diatas jelas terlihat kalau sumber tegangan tiga fasa RST dibalik menjadi SRT,

sehingga arah putaran motor bisa berbalik. Memang arah putaran motor bisa berputar balik

Page 6: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

namun rangkaian tersebut terlihat tidak selaras atau tidak seragam dengan rangkaian-

rangkaian yang lain. Oleh karena itu para mekanik biasanya lebih memilih untuk membalik

tegangan pada terminal motor. Dan cara membalik putaran motor seperti inilah yang biasanya

terjadi kesalahan phase loss, oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam membalik salah

satu tegangan tersebut. Perhatikan gambar dibawah ini.

Membalik putaran motor star delta. mengubah polaritas tegangan yang masuk pada terminal

motor

Dari gambar diatas terlihat tegangan R(berwarna merah) dibalik dengan tegangan S(berwarna

kuning). Coba perhatikan gambar diatas, tegangan yang dibalik tidak hanya pada satu ujung

terminal belitan U1V1W1, namun juga pada ujung terminal belitan yang lain U2V2W2

dalam contoh ini (pada motor tipe lain biasanya terminal motor diberi label UVWXYZ).

Yang terpenting dalam membalik rangkaian ini adalah kita harus tahu terlebih dulu, yang

mana belitan U1U2, V1V2, W1W2.

Page 7: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Hubungan Bintang Delta pada Motor Listrik 3 Fasa OLEH : WAHYU

PRAM

Motor 3 fasa bekerja dengan 2 hubungan yaitu :

a. Motor bekerja Bintang/ Star (Y)

Berarti motor harus dihubungkan bintang baik secara langsung pada terminal maupun melalui rangkaian kontrol.

Gambar 1. Hubungan Bintang/ Star (Y)

Page 8: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

b. Motor bekerja segitiga /Delta (Δ)

Berarti motor harus dihubungkan segitiga baik secara langsung pada terminal maupun melalui rangkaian kontrol.

Kecuali mesin-mesin yang berkapasitas tinggi diatas 10 HP, maka motor tersebut wajib bekerja segitiga (Δ) dan

harus melalui rangkaian kontrol star delta baik secara mekanik, manual, plc

Gambar 2. Hubungan Delta (Δ)

Dimana bekerja awal (start) motor tersebut bekerja bintang hanya sementara, selang berapa waktu barulah

motor bekerja segitiga dan motor boleh dibebani.

Cara menghubungkan motor dalam hubungan bintang (Y) :

1. Cukup mengkopelkan/ menghubungkan salah satu dari ujung-ujung kumparan phasa menjadi satu.

2. Sedangkan yang tidak dihubungkan menjadi satu dihubungkan kesumber tegangan.

Cara menghubungkan motor dalam hubungan segitiga (Δ) :

Page 9: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

1. Ujung pertama dari kumparan phasa I dihubungkan dengan ujung kedua dari kumparan phasa III

2. Ujung pertama dari kumparan phasa II dihubungkan dengan ujung kedua dari kumparan phasa I

3. Ujung pertama dari kumparan phasa III dihubungkan dengan ujung kedua dari kumparan phasa II.

Mengapa motor harus dihubungkan dengan Star (Y) – Delta (Δ)?

1. Beban dengan inersia yang tinggi/ besar akan menyebabkan waktu starting motor menjadi lama untuk

mencapai kecepatan nominalnya.

2. Selama periode starting tersebut, maka pada stator dan rotor akan mengalir arus yang besar sehungga

bisa terjadi pemanasan berlebih (overheating) pada motor

3. Lebih buruk lagi menyebabkan gangguan pada sistem jala-jala sumber listriknys sehingga akan

menurunkan tegangannya. hal ini akan mengganggu beban listrik lainnya.

4. Untuk menghindari hal tersebut, suatu motor induksi seringkali di start dengan level tegangan yang lebih

rendah dari tegangan nominalnya.

5. Pengurangan tegangan starting tersebut akan membatasi dayas yang diberikan ke motor, namun

demikian disis lain pengurangan tegangan ini akan berdampak memperpanjang waktu/ periode starting

(waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan nominalnya).

2. Rangkaian System Kendali Elektromagnetik Pada Motor Induksi 3 Fasa

Rangkaian sederhana dengan menggunakan kontaktor magnet yaitu mengontrol sebuah motor listrik.

Pengontrolan oleh kontaktor magnet menggunakan 2 rangkaian yaitu rangkaian kontrol dan rangkaian utama.

Peralatan kontrol yang digunakan dalam pengoperasianya yaitu, MCB 3 fasa, TOR (Thermal Overload Relay),

sakelar tekan ON/ OFF dan kontaktor.

Rangkaian kontrol merupakan rangkaian yang mengendalikan/ mengoperasikan rangkaian utama, sedangkan

rangkaian utama merupakan aliran hubungan ke beban (motor 3 fasa). Rangkaian utama menggunakan kontak

utama (1-3-5 dan 2-4-6) dari kontaktor magnet untuk menghubungkan/ memutuskan jaringan dengan motor

listrik. Karena arus yang mengalir pada rangkaian utama relaitf lebih besar daripada rangkaian kontrol, maka

pada rangkaian utama dilengkapi dengan TOR (Thermal Overload Relay) atau pengaman beban lebih dari

hubung singkat ataupun beban yang lebih.

Pada rangkaian kontrol, arus yang mengalir relatif kecil. Rangkaian kontrol dilengkapi dengan sakelar tekan NO

untuk tombol NP dan NC untuk tombol OFF. Karena menggunak open.an tombol (sakelar) tekan, maka pada

tombol ON dibuat pengunci (sakelar bantu) dari kontak bantu kontaktor yang normally open.

Page 10: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Gambar 3. Rangkaian System Kendali Elektromagnetik Pada Motor Induksi 3 Fasa

2. Rangkaian System Kendali Elektromagnetik Pada Motor Induksi 3 Fasa Hubungan Bintang Segitiga

Rangkaian daya hubungan bintangsegitiga menggunakan tiga buah kontaktor Q1, Q2, dan Q3Gambar 4. Fuse

F1 berfungsi mengamankan jika terjadi hubungsingkat pada rangkaian motor. Saat motor terhubung bintang

kontaktor Q1 dan Q2 posisi ON dan kontaktor Q3 OFF. Beberapa saat kemudian timer yang disetting waktu 60

detik energized, akan meng-OFF-kan Q1, sementara Q2dan Q3 posisi ON, dan motor terhubung segitiga.

Pengaman beban lebih F3 (thermal overload relay) dipasangkan seri dengan kontaktor, jika terjadi beban lebih

disisi beban, relay bimetal akan bekerja dan rangkaian kontrol berikut kontaktor akan OFF.

Tidak setiap motor induksi bias dihubungkan bintang-segitiga, yang harus diperhatikan adalah tegangan name

plate motor harus mampu diberikan tegangan sebesar tegangan jala-jala (Gambar 4), khususnya pada saat

motor terhubung segitiga. Jika ketentuan ini tidak dipenuhi, akibatnya belitan stator bisa terbakar karena

tegangan tidak sesuai. Rangkaian kontrol bintang-segitiga (Gambar 4), dipasangkan fuse F2 untuk pengaman

hubung singkat pada rangkaian kontrol.

Page 11: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Gambar 4. Rangkaian System Kendali Elektromagnetik Pada Motor Induksi 3 Fasa Hubungan Bintang Segitiga

Hubungan Bintang

Tombol S2 di-ON-kan terjadi loop tertutup pada rangkaian koil Q1 dan menjadi energizedbersamaan dengan

koil Q2. Kontaktor Q1 dan Q2 energized motor terhubung bintang. Koil timer K1akan energized, selama setting

waktu berjalan motor terhubung bintang.

Hubungan Segitiga

Saat Q1 dan Q2 masih posisi ON dan timer K1 masih energized, sampai setting waktu berjalan motor terhubung

bintang. Ketika setting waktu timer habis, kontak Normally Close K1 dengan akanOFF menyebabkan koil

kontaktor Q1 OFF, bersamaan dengan itu Q3 pada posisi ON. Posisi akhir kontaktor Q2 dan Q3 posisi ON dan

motor dalam hubungan segitiga. Untuk mematikan rangkaian cukup dengan meng-OFF-kan tombol

tekan S1 rangkaian kontrol akan terputus dan seluruh kontaktor dalam posisi OFF dan motor akan berhenti

bekerja. Kelengkapan berupa lampu-lampu indikator dapat dipasangkan, baik indikator saat rangkaian

kondisi ON, maupun saat saat rangkaian kondisi OFF, caranya dengan menambahkan kontak bantu normally

open yang diparalel dengan koil kontaktor dan sebuah lampu indicator.

Elevator & Eskalator Pada Perencanaan Instalasi Gedung Bertingkat Posted on Rabu, 1 Agustus 2007 by faiq

Jika kita mendirikan bangunan, bukan hanya keindahan tampak bangunan dan keserasian

bangunan terhadap lingkungan yang harus kita perhatikan.

Page 12: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Namun juga keamanan bangunan tersebut terhadap segala bencana yang dapat diakibatkan

oleh kurang diperhatikannya perencanaan instalasi yang terdapat didalam bangunan tersebut.

Selain itu juga harus diusahakan kemudahan bagi penyelamatan penghuni bila terjadi

bencana.

Setiap rencana instalasi dari bangunan yang akan dilaksanakan harus diteliti dahulu oleh seksi

Instalasi dan Perlengkapan Bangunan/TPIB (Team Penasehat Instalasi dan Perlengkapan

Bangunan).

Beberapa macam Instalasi yang harus diperhatikan :

1. Instalasi Pemadam Kebakaran Sistem yang bisa digunakan antara lain : * Sistem Hydrant * Sistem Sprinkler * Sistem Fire Alarm

2. Instalasi Elevator & Eskalator Didalam perencanaan instalasi Elevator dan Eskalator, yang harus diperhatikan: * Pola lalu lintas orang dan barang disekitar dan didalam gedung harus diperhatikan * Elevator penumpang, barang dan kebakaran harus terpisah * Cara penanggulangan bila terjadi keadaan darurat.

3. Instalasi Air Buangan Didalam perencanaan instalasi air buangan, yang harus diperhatikan antara lain : * Sistem jaringan air kotor dan air hujan diluar bangunan * Sistem pengelolaan air kotor * Pengolahan air kotor tidak boleh mengganggu lingkungan sekitarnya.

4. Instalasi Listrik Didalam perencanaan instalasi listrik yang harus diperhatikan adalah : * Sakelar khusus ukuran (rating) pengaman jenis pengaman dan penampang kabel * Penempatan generator genset * Sumber tenaga yang digunakan PLN, atau pembangkit tenaga listrik sendiri.

5. Instalasi Plumbing Didalam perencanaan instalasi plimbing yang harus diperhatikan adalah : * Sistem pemipaan air bersih * Sistem pemipaan air limbah * Sistem pemipaan air hujan * Sistem pemipaan air limbah.

6. Instalasi Air Codition dan Refrigeration * Apabila harus terjadi kebakaran, AHU pada lokasi kebakaran harus mati secara otomatis berbarengan dengan fire alarm bekerja * Faktor keamanan yang dipakai.

===OOO===

Dari sekian banyak instalasi gedung bertingkat yang harus diperhatikan, berikut ini akan

sedikit diulas tentang instalasi alat transportasi vertikal pada gedung bertingkat.

*****

ALAT TRANSPORTASI VERTIKAL

Page 13: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Suatu bangunan yang besar & tinggi, memerlukan sarana angkut/transportasi yang nyaman

untuk aktifitas perpindahan orang dan barang secara VERTIKAL. Sarana angkut vertikal

yang bekerja secara mekanik elektrik adalah :

Elevator (Lift). Eskalator Travelator / Moving walk

Mulai dari jaman kuno sampai jaman pertengahan dan memasuki abad ke-13, tenaga manusia

dan binatang merupakan tenaga penggerak.

Pada tahun 1850 telah diperkenalkan elevator uap dan hidrolik. Tahun 1852 terjadi babak

baru dalam sejarah elevator yaitu penemuan elevator yang aman pertama di Dunia oleh

Elisha Graves Otis.

RIWAYAT ELEVATOR/LIFT

Elevator penumpang pertama dipasang oleh Otis di New York pada tahun 1857. Setelah

meninggalnya Otis pada tahun 1861, anaknya, Charles dan Norton mengembangkan warisan

yang ditinggalkan oleh Otis dengan membentuk Otis Brothers & Co., pada tahun 1867.

Pada tahun 1873 lebih dari 2000 elevator Otis telah dipergunakan di gedung-gedung

perkantoran, hotel, dan department store di seluruh Amerika, dan lima tahun kemudian

dipasanglah elevator penumpang hidrolik Otis yang pertama.Berikutnya adalah era Pencakar

Langit.

Pada tahun 1889 Otis mengeluarkan mesin elevator listrik direct-connected geared pertama

yang sangat sukses.

Pada tahun 1903, Otis memperkenalkan desain yang akan menjadi “tulang punggung”

industri elevator,yaitu : elevator listrik gearless traction yang dirancang dan terbukti

mengalahkan usia bangunan itu sendiri. Hal ini membawa pada berkembangnya jaman

struktur-struktur tinggi, termasuk yang paling menonjol adalah Empire State building dan

World Trade Center di New York, John Hancock Center di Chicago dan CN Tower di

Toronto.

Selama bertahun-tahun ini, beberapa dari inovasi yang dibuat oleh Otis dalam bidang

pengendalian otomatis adalah Sistem Pengendalian Sinyal, Peak Period Control, Sistem

Autotronik Otis dan Multiple Zoning. Otis adalah yang terdepan di dunia dalam

pengembangan teknologi komputer dan perusahaan tersebut telah membuat revolusi dalam

pengendalian elevator sehingga tercipta peningkatan yang dramatis dalam hal waktu reaksi

elevator dan mutu berkendara dalam elevator.

CARA KERJA ELEVATOR/LIFT

Pada sistem geared atau gearless (yang masing-masing digunakan pada instalasi gedung

dengan ketinggian menengah dan tinggi), kereta elevator tergantung di ruang luncur oleh

beberapa steel hoist ropes, biasanya dua puli katrol, dan sebuah bobot pengimbang

(counterweight). Bobot kereta dan counterweight menghasilkan traksi yang memadai antara

puli katrol dan hoist ropes sehingga puli katrol dapat menggegam hoist ropes dan bergerak

Page 14: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

serta menahan kereta tanpa selip berlebihan. Kereta dan counterweight bergerak sepanjang rel

yang vertikal agar mereka tidak berayun-ayun.

Mesin Lift “Gearless”

Mesin untuk menggerakkan elevator terletak di ruang mesin yang biasanya tepat di atas ruang

luncur kereta. Untuk memasok listrik ke kereta dan menerima sinyal listrik dari kereta ini,

dipergunakan sebuah kabel listrik multi-wire untuk menghubungkan ruang mesin dengan

kereta. Ujung kabel yang terikat pada kereta turut bergerak dengan kereta sehingga disebut

sebagai “kabel bergerak (traveling cable)”.

Jalur Lift (Hoistway) dan ruang mesin di atasnya

Mesin geared memiliki motor dengan kecepatan lebih tinggi dan drive sheave dihubungkan

dengan poros motor melalui gigi-gigi di kotak gigi, yang dapat mengurangi kecepatan rotasi

poros motor menjadi kecepatan drive-sheave rendah. Mesin gearless memiliki motor

kecepatan rendah dan puli katrol penggerak dihubungkan langsung ke poros motor.

Page 15: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Sistem pergerakan Elevator/Lift dengan Gearless

Pada sistem hidrolik (terutama digunakan pada instalasi di gedung rendah, dengan kecepatan

kereta menengah), kereta dihubungkan ke bagian atas dari piston panjang yang bergerak naik

dan turun di dalam sebuah silinder. Kereta bergerak naik saat oli dipompa ke dalam silinder

dari tangki oli, sehingga mendorong piston naik. Kereta turun saat oli kembali ke tangki oli.

Aksi pengangkatan dapat bersifat langsung (piston terhubungkan ke kereta) atau roped

(piston terikat ke kereta melalui rope). Pada kedua cara tersebut, pekerjaan pengangkatan

yang dilakukan oleh pompa motor (energi kinetik) untuk mengangkat kereta ke elevasi yang

lebih tinggi sehingga membuat kereta mampu melakukan pekerjaan (energi potensial).

Transfer energi ini terjadi setiap kali kereta diangkat. Ketika kereta diturunkan, energi

potensial digunakan habis dan siklus energi menjadi lengkap sudah. Gerakan naik dan turun

kereta elevator dikendalikan oleh katup hidrolik.

******

RIWAYAT ESKALATOR

Pada tahun 1899, Charles D. Seeberger bergabung dengan Perusahaan Otis Elevator Co.,

yang mana dari dia timbullah nama eskalator (yang diciptakan dengan menggabungkan kata

scala, yang dalam bahasa Latin berarti langkah-langkah (step), dengan elevator).

Bergabungnya Seeberger dan Otis telah menghasilkan eskalator pertama step type eskalator

untuk umum, dan eskalator itu dipasang di Paris Exibition 1900 dan memenangkan hadiah

pertama. Mr. Seeberger pada akhirnya menjual hak patennya ke Otis pada tahun 1910.

Page 17: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Eskalator lurus dan melengkung

Dalam perkembangannya, perusahaan Mitsubishi Electric Corporation telah berhasil

mengembangkan eskalator spiral (kenyataannya lebih cenderung melengkung/curve daripada

melingkar/spiral) dan secara eksklusif dijual sejak pertengahan tahun 1980. Eskalator ini

dipasang di Osaka, Jepang pada tahun 1985.

CARA KERJA ESKALATOR

Pendaratan/Landing

Floor plate rata dengan lantai akhir dan diberi engsel atau dapat dilepaskan untuk jalan ke

ruang mesin yang berada di bawah floor plates.

Page 18: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Comb plate adalah bagian antara floor plate yang statis dan anak tangga bergerak. Comb

plate ini sedikit miring ke bawah agar geriginya tepat berada di antara celah-celah anak

tangga-anak tangga. Tepi muka gerigi comb plate berada dibawah permukaan cleat.

Landasan penopang/Truss

Landasan penopang adalah struktur mekanis yang menjembatani ruang antara pendaratan

bawah dan atas. Landasan penopang pada dasarnya adalah kotak berongga yang terbuat dari

bagian-bagian bersisi dua yang digabungkan bersama dengan menggunakan sambungan

bersilang sepanjang bagian dasar dan tepat dibawah bagian ujungnya. Ujung-ujung truss

tersandar pada penopang beton atau baja.

Struktur perletakan Eskalator pada lantai gedung

Lintasan

Sistem lintasan dibangun di dalam landasan penopang untuk mengantarkan rantai anak

tangga, yang menarik anak tangga melalui loop tidak berujung. Terdapat dua lintasan: satu

untuk bagian muka anak tangga (yang disebut lintasan roda anak tangga) dan satu untuk roda

trailer anak tangga (disebut sebagai lintasan roda trailer). Perbedaan posisi dari lintasan-

lintasan ini menyebabkan anak tangga-anak tangga muncul dari bawah comb plate untuk

membentuk tangga dan menghilang kembali ke dalam landasan penopang.

Page 19: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Sistem pergerakan Eskalator

Anak tangga (individual steps) dari Eskalator

Page 20: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

escalator-animation.swf

Animasi gerak eskalator

Lintasan pembalikan di pendaratan atas menggulung anak tangga-anak tangga mengelilingi

bagian ujung dan kemudian menggerakkannya kembali ke arah yang berbeda. Lintasan

overhead berfungsi untuk memastikan bahwa roda trailer tetap berada di tempatnya saat

rantai anak tangga diputar kembali.

******

RIWAYAT MOVING WALK

Banyak sebutan pada alat yang satu ini, di antaranya adalah Moving Walkway, Moving

Sidewalk, Moving Pavement, Walkalator, Travelator, atau Moveator.

Moving Walkway adalah alat angkut perpindahan orang dan barang dari satu tempat ke

tempat lain pada satu lantai atau pada lantai yang berbeda level dan bergerak sesuai dengan

prinsip pergerakan pada eskalator. Dengan demikian, konveyor ini adalah pengembangan ide

dari eskalator dan bisa dipasang pada posisi mendatar (horisontal) ataupun miring (inclined)

dengan kemiringan 10 – 20 derajat.

Moving walkway (horisontal) di Bandara Internasional Port Columbus

Page 21: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Moving walkway (inclined) di Stasiun Metro Beadry, Montreal

Moving walk (horisontal) di Stasiun metro Bienvenue Paris berkecepatan 9 km/jam

Kegunaan dari alat transportasi ini adalah berfungsi untuk membawa barang-barang bawaan

yang diletakkan di dalam kereta dorong (trolley) naik atau turun dari lantai satu ke lantai lain.

Biasanya terdapat di supermarket, mal, stasiun kereta ekspress, dll.

Dan bila dipasang secara mendatar pada satu lantai, berfungsi untuk meringankan beban dari

orang yang berjalan dengan membawa barang dan menempuh jarak yang relatif jauh.

Misalnya pada terminal di bandara internasional yang luas, musium, kebun binatang, atau

aquarium (water world).

Page 22: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Contoh gambar konveyor Moving Walkway

Page 23: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Elevator & Eskalator Pada Perencanaan Instalasi Gedung Bertingkat October 22nd, 2009 • Related • Filed Under

Jika kita mendirikan bangunan, bukan hanya keindahan tampak bangunan dan keserasian

bangunan terhadap lingkungan yang harus kita perhatikan.

Namun juga keamanan bangunan tersebut terhadap segala bencana yang dapat diakibatkan

oleh kurang diperhatikannya perencanaan instalasi yang terdapat didalam bangunan tersebut.

Selain itu juga harus diusahakan kemudahan bagi penyelamatan penghuni bila terjadi

bencana.

Setiap rencana instalasi dari bangunan yang akan dilaksanakan harus diteliti dahulu oleh seksi

Instalasi dan Perlengkapan Bangunan/TPIB (Team Penasehat Instalasi dan Perlengkapan

Bangunan).

Beberapa macam Instalasi yang harus diperhatikan :

1. Instalasi Pemadam Kebakaran

Sistem yang bisa digunakan antara lain :

Sistem Hydrant Sistem Sprinkler Sistem Fire Alarm

1. Instalasi Elevator & Eskalator

Didalam perencanaan instalasi Elevator dan Eskalator, yang harus diperhatikan:

Pola lalu lintas orang dan barang disekitar dan didalam gedung harus diperhatikan Elevator penumpang, barang dan kebakaran harus terpisah Cara penanggulangan bila terjadi keadaan darurat.

1. Instalasi Air Buangan

Didalam perencanaan instalasi air buangan, yang harus diperhatikan antara lain :

Sistem jaringan air kotor dan air hujan diluar bangunan Sistem pengelolaan air kotor Pengolahan air kotor tidak boleh mengganggu lingkungan sekitarnya.

1. Instalasi Listrik

Didalam perencanaan instalasi listrik yang harus diperhatikan adalah :

Sakelar khusus ukuran (rating) pengaman jenis pengaman dan penampang kabel Penempatan generator genset Sumber tenaga yang digunakan PLN, atau pembangkit tenaga listrik sendiri.

Page 24: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

1. Instalasi Plumbing

Didalam perencanaan instalasi plimbing yang harus diperhatikan adalah :

Sistem pemipaan air bersih Sistem pemipaan air limbah Sistem pemipaan air hujan Sistem pemipaan air limbah.

1. Instalasi Air Codition dan Refrigeration

Apabila harus terjadi kebakaran, AHU pada lokasi kebakaran harus mati secara otomatis berbarengan dengan fire alarm bekerja

Faktor keamanan yang dipakai.

Dari sekian banyak instalasi gedung bertingkat yang harus diperhatikan, berikut ini akan

sedikit diulas tentang instalasi alat transportasi vertikal pada gedung bertingkat.

ALAT TRANSPORTASI VERTIKAL

Suatu bangunan yang besar & tinggi, memerlukan sarana angkut/transportasi yang nyaman

untuk aktifitas perpindahan orang dan barang secara VERTIKAL. Sarana angkut vertikal

yang bekerja secara mekanik elektrik adalah :

Elevator (Lift). Eskalator Travelator / Moving walk

Mulai dari jaman kuno sampai jaman pertengahan dan memasuki abad ke-13, tenaga manusia

dan binatang merupakan tenaga penggerak.

Pada tahun 1850 telah diperkenalkan elevator uap dan hidrolik. Tahun 1852 terjadi babak

baru dalam sejarah elevator yaitu penemuan elevator yang aman pertama di Dunia oleh

Elisha Graves Otis.

RIWAYAT ELEVATOR/LIFT

Elevator penumpang pertama dipasang oleh Otis di New York pada tahun 1857. Setelah

meninggalnya Otis pada tahun 1861, anaknya, Charles dan Norton mengembangkan warisan

yang ditinggalkan oleh Otis dengan membentuk Otis Brothers & Co., pada tahun 1867.

Pada tahun 1873 lebih dari 2000 elevator Otis telah dipergunakan di gedung-gedung

perkantoran, hotel, dan department store di seluruh Amerika, dan lima tahun kemudian

dipasanglah elevator penumpang hidrolik Otis yang pertama.Berikutnya adalah era Pencakar

Langit.

Pada tahun 1889 Otis mengeluarkan mesin elevator listrik direct-connected geared pertama

yang sangat sukses.

Page 25: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Pada tahun 1903, Otis memperkenalkan desain yang akan menjadi “tulang punggung”

industri elevator,yaitu : elevator listrik gearless traction yang dirancang dan terbukti

mengalahkan usia bangunan itu sendiri. Hal ini membawa pada berkembangnya jaman

struktur-struktur tinggi, termasuk yang paling menonjol adalah Empire State building dan

World Trade Center di New York, John Hancock Center di Chicago dan CN Tower di

Toronto.

Selama bertahun-tahun ini, beberapa dari inovasi yang dibuat oleh Otis dalam bidang

pengendalian otomatis adalah Sistem Pengendalian Sinyal, Peak Period Control, Sistem

Autotronik Otis dan Multiple Zoning. Otis adalah yang terdepan di dunia dalam

pengembangan teknologi komputer dan perusahaan tersebut telah membuat revolusi dalam

pengendalian elevator sehingga tercipta peningkatan yang dramatis dalam hal waktu reaksi

elevator dan mutu berkendara dalam elevator.

CARA KERJA ELEVATOR/LIFT

Pada sistem geared atau gearless (yang masing-masing digunakan pada instalasi gedung

dengan ketinggian menengah dan tinggi), kereta elevator tergantung di ruang luncur oleh

beberapa steel hoist ropes, biasanya dua puli katrol, dan sebuah bobot pengimbang

(counterweight). Bobot kereta dan counterweight menghasilkan traksi yang memadai antara

puli katrol dan hoist ropes sehingga puli katrol dapat menggegam hoist ropes dan bergerak

serta menahan kereta tanpa selip berlebihan. Kereta dan counterweight bergerak sepanjang rel

yang vertikal agar mereka tidak berayun-ayun.

Mesin untuk menggerakkan elevator terletak di ruang mesin yang biasanya tepat di atas ruang

luncur kereta. Untuk memasok listrik ke kereta dan menerima sinyal listrik dari kereta ini,

dipergunakan sebuah kabel listrik multi-wire untuk menghubungkan ruang mesin dengan

kereta. Ujung kabel yang terikat pada kereta turut bergerak dengan kereta sehingga disebut

sebagai “kabel bergerak (traveling cable)”.

Mesin geared memiliki motor dengan kecepatan lebih tinggi dan drive sheave dihubungkan

dengan poros motor melalui gigi-gigi di kotak gigi, yang dapat mengurangi kecepatan rotasi

poros motor menjadi kecepatan drive-sheave rendah. Mesin gearless memiliki motor

kecepatan rendah dan puli katrol penggerak dihubungkan langsung ke poros motor.

Pada sistem hidrolik (terutama digunakan pada instalasi di gedung rendah, dengan kecepatan

kereta menengah), kereta dihubungkan ke bagian atas dari piston panjang yang bergerak naik

dan turun di dalam sebuah silinder. Kereta bergerak naik saat oli dipompa ke dalam silinder

dari tangki oli, sehingga mendorong piston naik. Kereta turun saat oli kembali ke tangki oli.

Aksi pengangkatan dapat bersifat langsung (piston terhubungkan ke kereta) atau roped

(piston terikat ke kereta melalui rope). Pada kedua cara tersebut, pekerjaan pengangkatan

yang dilakukan oleh pompa motor (energi kinetik) untuk mengangkat kereta ke elevasi yang

lebih tinggi sehingga membuat kereta mampu melakukan pekerjaan (energi potensial).

Transfer energi ini terjadi setiap kali kereta diangkat. Ketika kereta diturunkan, energi

potensial digunakan habis dan siklus energi menjadi lengkap sudah. Gerakan naik dan turun

kereta elevator dikendalikan oleh katup hidrolik.

RIWAYAT ESKALATOR

Page 26: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Pada tahun 1899, Charles D. Seeberger bergabung dengan Perusahaan Otis Elevator Co.,

yang mana dari dia timbullah nama eskalator (yang diciptakan dengan menggabungkan kata

scala, yang dalam bahasa Latin berarti langkah-langkah (step), dengan elevator).

Bergabungnya Seeberger dan Otis telah menghasilkan eskalator pertama step type eskalator

untuk umum, dan eskalator itu dipasang di Paris Exibition 1900 dan memenangkan hadiah

pertama. Mr. Seeberger pada akhirnya menjual hak patennya ke Otis pada tahun 1910.

Dalam perkembangannya, perusahaan Mitsubishi Electric Corporation telah berhasil

mengembangkan eskalator spiral (kenyataannya lebih cenderung melengkung/curve daripada

melingkar/spiral) dan secara eksklusif dijual sejak pertengahan tahun 1980. Eskalator ini

dipasang di Osaka, Jepang pada tahun 1985.

CARA KERJA ESKALATOR

Pendaratan/Landing

Floor plate rata dengan lantai akhir dan diberi engsel atau dapat dilepaskan untuk jalan ke

ruang mesin yang berada di bawah floor plates.

Comb plate adalah bagian antara floor plate yang statis dan anak tangga bergerak. Comb

plate ini sedikit miring ke bawah agar geriginya tepat berada di antara celah-celah anak

tangga-anak tangga. Tepi muka gerigi comb plate berada dibawah permukaan cleat.

Landasan penopang/Truss

Landasan penopang adalah struktur mekanis yang menjembatani ruang antara pendaratan

bawah dan atas. Landasan penopang pada dasarnya adalah kotak berongga yang terbuat dari

bagian-bagian bersisi dua yang digabungkan bersama dengan menggunakan sambungan

bersilang sepanjang bagian dasar dan tepat dibawah bagian ujungnya. Ujung-ujung truss

tersandar pada penopang beton atau baja.

Lintasan

Sistem lintasan dibangun di dalam landasan penopang untuk mengantarkan rantai anak

tangga, yang menarik anak tangga melalui loop tidak berujung. Terdapat dua lintasan: satu

untuk bagian muka anak tangga (yang disebut lintasan roda anak tangga) dan satu untuk roda

trailer anak tangga (disebut sebagai lintasan roda trailer). Perbedaan posisi dari lintasan-

lintasan ini menyebabkan anak tangga-anak tangga muncul dari bawah comb plate untuk

membentuk tangga dan menghilang kembali ke dalam landasan penopang.

Page 27: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

LIFT PADA GEDUNG BERTINGKAT

Posted by Muhammad Taufan

I. JENIS ELEVATOR / LIFT Secara umum jenis lift dilihat dari pemakaian muatan dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu :

1. Lift Penumpang ( Passenger Elevator)

2. Lift Barang ( Freight elevator )

3. Lift Pelayan ( Dumb Waiter, lift barang berukuran kecil ).

Secara teknis lift-lift tersebut tidak jauh berbeda secara prinsip.

Perbedaan yang nyata pada interior dan perlengkapan operasi dari lift-lift

tersebut. Juga pada sistem pengamanan operasi yang dipasang sebagian

besar sama, hanya pada dumb waiter sistem pengamanan operasi yang

disediakan lebih sederhana.

Perbedaan tersebut akan semakin nyata apabila dibandingkan antara lift

barang untuk pabrik (besar) dengan lift penumpang yang dipergunakan

didalam gedung-gedung diperkantoran. Lift barang untuk pabrik (sesuai

dengan kebutuhan) dilengkapi dengan pembuka pintu yang lebih besar,

baik dipasang dengan pembukaan secara horizontal (terdiri lebih dari dua

pintu) maupun yang dipasang dengan sistem pembukaan pintu vertikal

(biasanya terdiri dari dua daun pintu atau lebih)

Perbedaan lain juga dapat dilihat pada cara penulisan kapasitas

muatannya. Kapasitas digerakan pada COP (Car Operation Panel,

Operation Panel Board) didalam kereta biasanya dinyatakan dalarn

kilogram (kg) atau (Ib) untuk jenis lift barang, sedangkan untuk

penumpang sering dinyatakan dalam jumlah orang (persons) atau

kombinasi keduanya. Akan tetapi perbedaan tersebut akan menjadi

semakin tipis apabila kita bandingkan lift penumpang dan lift barang yang

terpasang dalam gedung perkantoran. Hal tersebut disebabkan karena

sebagian besar lift barang yang terpasang didalam gedung hunian

dipersyaratkan juga untuk dapat mengangkut penumpang atau orang.

Jenis Elevator / lift dilihat dari penggunaannya, adalah ;

1. Passenger Elevator.

2. Observation Elevator (Panoramic Elevator, Lift Capsul).

Page 28: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

3. Service Elevator (passenger-freight elevator).

4. Fireman lift (lift Pemadam Kebakaran).

Observation elevator adalah jenis lift penumpang yang sebagian besar

pada dindingnya atau pintunya dilengkapi dengan kaca. Sehingga

memungkinkan penumpangnya dapat melihat kearah luar. Lift jenis ini

biasanya dipasang pada pertokoan atau hotel yang memiliki pemandangan

yang bagus.

II. KOMPONEN UTAMA ELEVATOR

Komponen utama elevator terdiri dari 2 ( dua ) bagian besar , yaitu ruang

mesin ( Machine Room ) dan ruang luncur ( Hoistway ).

1. Ruang mesin ( Machine Room )

Page 29: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Ruang mesin adalah ruang terpenting, dimana diruangan tersebut

terjadinya semua proses pengoperasian elevator berlangsung secara

keseluruhan. Didalam ruang mesin terdapat beberapa alat penggerak

elevator.

2. Motor penggerak

Motor penggerak elevator ini memiliki asupan daya tegangan bolak-balik

(Ac) dari PLN yang sangat berperan dalam pelaksanaan kerja elevator,

motor penggerak ini mempunyai kemampuan putar antara 50 putaran per

menit sampai dengan 210 putaran per menit. Dengan kapasitas tegangan

motor yang disesuaikan dengan kapasitas angkut .

Motor penggerak ini dilengkapi dengan rem magnet ( magnetic brake )

yang berfungsi menahan motor ketika kereta telah sampai pada lantai

yang dituju, pergerakan cepat atau lambatnya elevator diatur oleh PLC

(Programable Logic Control) . Motor penggerak dalam menarik dan

menurunkan elevator menggunakan tali baja ( rope ) yang melingkar pada

puli mesin ( sheave ).

Jenis Penggerak Elevator / lift pada umumnya

Pada umumnya jenis penggerak lift dapat digolongkan menjadi dua

kelompok yaitu :

A. Lift dengan sistem pengerak hidrolis (hydrolic elevator).

B. Lift dengan sistem penggerak dengan motor listrik (traction type

elevator).

Perbedaan pokok dari kedua jenis lift tersebut yaitu :

No Perbandingan Traction Machine Hydrolic

1. Pelayanan tidak terbatas terbatas 20 meter

2. Pemakaian Lebih dari 80 start /stop

perjam.

Terbatas 80 start

/stop perjam

3. Kecepatan Tidak terbatas

(1000m/menit)

Terbatas (maks 90

m/menit)

Page 30: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Jenis Lift Dengan Traction Motor

Lift yang mempergunakan tarction motor dapat dibedakan menjadi 2

(dua) yaitu :

1. Jenis Tarikan Langsung (Drum Type)

2. Jenis Tarikan Gesek (Traction Drive)

1. Drum Type Elevator

Cara operasi lift jenis ini seperti crane-crane pada proyek kontruksi

bangunan, dengan menggulung tali baja pada tabung gulung. Pemakaian

jenis lift ini pada lift penumpang tidak terlalu populer seperti pada lift

traksi jenis motor pully, hal ini disebabkan adanya beberapa keterbatasan

dalam pemakaian. Oleh karena itu lift jenis ini hanya dipergunakan untuk

lift-lift dengan kapasitas kecil seperti pada lift perumahan (home

elevator) dan (lift pelayan) dumbwaiter.

Adapun kelemahan tersebut, antara lain :

a. Kecepatan yang dapat dicapai secara teknis terbatas ( +/- 15 m/menit)

b. Kapasitas angkut terbatas (maksimal 200 kg).

c. Penggunaan tenaga listrik lebih boros ( tanpa bobot imbang ).

2. Traction Type Elevator

Lift jenis ini dapat digolongkan menjadi 2 (dua ) penggolongan, yaitu :

a. Dilihat dari segi mesin penggerak , dibagi menjadi 2 (dua ) yaitu :

a.1 Geared Elevator

a.2 Gearless Elevator

b. Dilihat dari jenis motor traksi yang dipergunakan dapat menjadi dua

(2) jenis, yaitu :

b.1 Lift traksi motor AC

b.2 Lift traksi motor DC

Geared elevator dengan penggerak motor AC geared biasanya

dipergunakan pada lift berkecepatan rendah dan sedang. Sebaliknya

Gearless elevator dengan penggerak motor DC ( AC VVVF ) dipergunakan

pada lift kecepatan tinggi.

Pada umumnya lift jenis traksi meletakkan motor traksi dan panel control

diatas ruang luncur (hoistway), namun demikian dalam beberapa kasus

Page 31: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

tertentu penempatan motor traksi dan panel control ada yang diletakkan

samping bawah atau disamping atas ruang luncur. Untuk mengatasi

masalah dimana ketinggian bangunan yang terbatas.

3. Governor

Governor adalah komponen penggerak utama dalam elevator, didalam

governoor ini terdapat saklar yang berfungsi untuk menonaktifkan semua

rangkaian sehingga otomatisasi elevator mati dan tidak berfungsi. Selain

saklar juga terdapat pengait rem, pengait rem ini berfungsi untuk

menghentikan kawat selling dan kawat selling ini menarik rem yang ada di

kereta elevator.

4. Panel

Panel ini adalah tempat control elevator secara otomatis, panel ini

terdapat inverter motor dan program logic control yang berfungsi untuk

mengatur geraknya elevator.

5. Ruang luncur

Ruang luncur ini adalah tempat dimana elevator beroperasi berbentuk

lorong vertikal, disinilah elevator menjangkau tiap-tiap lantainya.didalam

ruang luncur ini terdapat beberapa komponen utama yang tak kalah

pentingnya dibandingkan dalam ruang mesin.

6. Kereta ( Sangkar )

Page 32: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Kereta elevator beroperasi pada ruang luncur dan menapak pada rail di

kedua sisinya, pada sisi kanan dan kiri terdapat pemandu rail ( sliding

guide ) yang berfungsi memandu atau menapaki rail.

Selain pemandu rail ( sliding guide ) juga terdapat karet peredam (

silencer rubber ) yang berfungsi untuk mengurangi kejutan ketika

elevator berhenti maupun mulai start, selain itu pula terdapat pendeteksi

beban (switch overload) yang terdapat dibawah kereta elevator. Pada

pintu kereta elevator juga terdapat sensor gerak ( safety ray ) dan sensor

sentuh ( safety shoe ) yang terpasang pada pintu kereta dan berfungsi

supaya untuk penumpang elevator tidak terjepit pintu elevator, didalam

kereta elevator juga terdapat tombol-tombol pemesanan lantai ( floor

button ) yang akan dituju oleh pengguna elevator.

Kereta elevator memiliki pintu otomatis yang digerakkan oleh motor

stepper yang bekerja berdasarkan sinyal digital yang asalnya dari sensor

kedekatan ( proximity ) yang berfungsi menentukan level atau tidaknya

lantai, setelah lantai dinyatakan level atau rata maka motor stepper akan

membuka pintu secara otomatis.

Ada beberapa komponen pendukung kerja elevator antara lain seperti

dibawah ini :

1. Saklar pintu ( door contact )

Saklar pintu ( door contact ) ini termasuk dalam komponen pengaman

elevator.

2. Kunci pintu ( door lock )

Berfungsi untuk mengunci pintu agar pintu tidak dapat dibuka dari luar

Page 33: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

3. Saklar batas atas ( final up ) dan bawah ( final down )

Saklar batas atas dan bawah berfungsi untuk mengamankan kereta

elevator terhadap kemungkinan terjadinya kelebihan kecepatan.

7. Saklar Pintu

Saklar pintu atau sering disebut dengan door contact adalah salah satu

komponen yang termasuk penting dalam pengamanan elevator, cara kerja

dari saklar pintu ( door contact ) ini adalah saklar di hubungkan kabel

saklar pintu ( door contact ) tiap-tiap lantai secara seri.

Apabila salah satu pintu dibuka secara sengaja maka elevator tidak akan

bekerja, ini dikarenakan untuk keselamatan pengguna elevator atau

bagian perawatan elevator.

8. Bobot imbang ( counterweight )

Bobot imbang atau counterweight biasanya terpasang dibelakang atau

disamping kereta elevator, bobot dari bobot imbang ini harus sesuai

dengan ketentuan yang ada. Faktor-faktor yang menentukan berapa berat

dari bobot imbang ini diantaranya harus memperhitungkan berat kereta,

kapasitas penuh pada kereta dan faktor keseimbangan.

9. Peralatan Pengaman ( Safety Device )

Peralatan pengaman safety device pada lift meliputi

a. Circuit braker

Memutuskan sumber (aliran) listrik dari panel induk (sub panel) ke panel

control lift.

Menjaga peralatan elektronik dari lift jika terjadi arus lebih (over

current).

b. Governoor

Memutuskan power/aliran listrik ke control panel lift jika governor

mendeteksi

terjadinya overspeed (kecepatan lebih) pada traffict lift (putaran roda

pulley

governoornya). Menjepit sling governor (catching).Secara mekanik bandul

Page 34: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

governor akan menjepit sling overnor (rope governor) dan dengan

terjepitnya

sling ini,maka sling ini akan menarik safety wedge pada unit safety

gear/safety

wedge yang terletak di bawah car lift dan akan mencengkaram rail untuk

melakukan pengereman secara paksa terhadap lift.

c. Final limit switch (upper/bagian atas)

Merupakan double proteksi untuk menghentikan operasi lift jika limit

switch (upper)

gagal beroperasi.

d. Limit switch (upper/bagian atas)

Berfungsi menjaga lift beroperasi melewati batas travel lantai

tertingginya.

e. Emergency exit (manhole)

Penumpang dapat di evakuasasi dari dalam sangkar melalui manhole ini

pada saat

emergency.Manhole ini hanya dapat di buka dari sisi luar bagian atas.jika

pintu ini

terbuka lift otomatis akan berhenti.

f. Emergency light (lampu emergency)

Lampu emergency akan menyala secara otomatis jika terjadi pemadaman

sumber listrik.Lampu ini dapat bertahan rata-rata sampai dengan 15

menit.

g. Safety gear/safety wedge

Melakukan pengereman (menjepit) terhadap rail jika governor

mendeteksi terjadinya

over speed.

h. Limit switch (Lower/bagian bawah)

Menjaga lift beroperasi melewati batas travel lantai terendahnya.

i. Final limit switch (lower/bagian bawah)

Merupakan double proteksi untuk menghentikan opersi lift jika limit

switch

Page 35: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

gagal beroperasi.

j. Lubang kunci pintu luar

Terletak di sisi sebelah atas dari pintu luar lift yang memungkinkan untuk

di buka

jika ingin melakukan pertolongan darurat pada penumpang jika terjadi

emergency.

k. Door lock switch

Mencegah pintu terbuka pada saat lift sedang beroperasi (running).Pintu

hanya

dapat di buka setelah sangkar berhenti.

l. Interphone

Penumpang dapat berkomunikasi dengan petugas teknisi (building

maintenance)

di ruang mesin,ruang control atau ruang security jika terjadi pemdaman

listrik atau

hal emergency.

m. Safety shoe

Mendeteksi gangguan pada saat pintu akan menutup dan membuka

kembali

jika mendeteksi sesuatu.Photocell dapat di gunakan secara bersamaan

safety shoe ini.

n. Weighing Device (pendeteksi beban)

Memberikan / mengaktifkan buzzer alarm pada saat weighing device ini

mendeteksi

beban sangkar yang berlebih.jika weighing device ini aktif pintu lift akan

tetap terbuka

sampai dengan sangkar di kurang bebannya.

o. Apron

Mencegah penumpang terjatuh ke dalam hoistway (ruang luncur lift) pada

saat

penumpang mencoba keluar ketika lift berhenti tidak level.

p. Buffer

Jika sangkar atau counterweight (beban penyeimbang) bergerak ke arah

Page 36: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

paling bawah,

buffer akan mengurangi terjadinya shock (guncangan).

10. Lobi lift ( Lift Hall ):

a. Lobi lift (Lift Hall) adalah ruang bebas yang lerletak didepan pintu hall

lift.

b. Tombol Lantai (Hall button ) adalah Tombol pemanggil kereta, di hall.

c. Sakelar Parkir (Parking switch) terletak di lobby utama didekat tombol

lantai (hall button),

berfungsi mematikan dan menjalankan lift.

d. Sakelar Kebakaran (Fireman Switch) terletak di lobby utama disisi atas

hall button,

berfungsi untuk mengaktipkan fungsi fireman control atau fireman

operation.

e. Petunjuk Posisi Kereta (Hall indicator) terletak di transom masing-

masing lift.

Berfungsi untuk mengetahui posisi masing-masing kereta.

11. Konstruksi tali baja tarik

Tali baja tarik khusus untuk lift harus dibuat dari kawat baja yang cukup

kuat, tetapi cukup lemas tahan tekukan, dimana tali tersebut bergerak

bolak balik melalui roda. Batas patah elemen kawat baja ialah kira-kira

19.000 kgf/cm2 atau 190kgf/mm2 (high content carbon steel).

Konstruksi tali yang khas untuk lift terdiri dari 8 pintalan yang dililitkan

bersama, arah kekiri ataupun kekanan dengan inti ditengah dari serat

sisal manila henep, yang jenuh mengandung minyak lumas. Tiap-tiap

pintalan terdiri dari 19 kawat yaitu 9.9.1, artinya 9 kawat diluar, 1

dipusat dan 9 lagi diantaranya. Biasanya 9 elemen kawat baja yang diluar

dibuat dari baja "lunak" (130 kgf7mm2) agar menyesuaikan gesekan

dengan roda puli dari besi tuang, tanpa rnenimbulkan keausan

berlebihan. Konstruksi tali sering disebut atau ditulis 8x19 atau 8 x 9.9.1.

FC (fibre core).

Inti serat sisal dapat juga diganti dengan serat sintetis. Adapun tujuannya

hanya sebagai bantalan untuk mempertahankan bentuk bulat tali dan

memberikan pelumasan pada elemen kawat. Tali baja yang dilengkapi inti

serat diberi kode FC (fibre core), untuk membedakan dengan tali yang

dilengkapi inti kawat baja atau kawat besi yang diberi kode IWC

Page 37: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

(independent wire core). Yang tersebut terakhir tidak memberikan

pelumasan dan tidak digunakan untuk lift karena tidak luwes.

Dilihat dari segi arah pilinan, tali dibedakan atas 2 jenis yaitu :

1. Regular lay, jika arah pilinan kawat berlawanan dengan arah lilitan dan

strand

2. Lang lay, jika arah pilinan kawat sama searah dengan lilitan dan stand.

Keuntungan dari lang lay ialah kemuluran tali lebih kecil yaitu 0.1 %

hanya dibanding dengan regular lay 0.5%. Tekanan pada alur puli lebih

kecil sehingga lebih awet dan lebih luwes, tidak mempunyai sifat kaku

(menendang) saat mau dipasang. Lang lay dipakai untuk instalasi lift

berkecepatan tinggi diatas 300 m/menit, dan jarak lintas diatas 200 m.

Lang lay juga lebih tahan terhadap fatigue, tetapi batas patah lebih kecil

kira-kira 10% dibanding dengan regular lay. Umpama pada tali

berdiameter 13 mm, untuk regular lay batas patah 6500 kgf, sedangkan

pada lang lay sebesar kira-kira 5800 kgf.

Tali baja kompensasi

Tali baja kompensasi dipasang sebagai pengimbang berat tali baja tarik,

terutama pada instalasi lift dengan tinggi lintas lebih dari 35 meter dan

lift dengan berkecepatan 210 m/menit keatas. Lift dengan lintas rendah

sampai 35 m dan berkecepatan dibawah 210 m/menit menggunakan

rantai gelang sebagai pengimbang berat tali baja tarik.

Salah satu manfaat penggunaan kompensasi berat atas tali baja ialah

menjaga hubungan traksi T1/T2 konstan sepanjang lintasan. Lonjakan

kereta dapat terjadi saat bobot imbang membentur peredam di pit. Oleh

karena itu overhead harus diperhitungkan tingginya untuk cukup

menampung tinggi ruang aman disamping lonjakan kereta setinggi

setengah langkah peredam. Setelah terjadi Ionjakan, kereta akan jatuh

kembali ke posisi menggantung dengan menimbulkan tegangan dinamis

pada tali baja tarik sesaat, setelah lonjakan. Kejutan semacam itu juga

dapat terjadi saat pesawat pengaman bekerja yaitu kereta meluncur

overspeed kebawah tiba-tiba dihentikan, sehingga bobot irnbang

Page 38: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

melonjak keatas sesaat dan kembali ke kedudukannya menggantung

dengan menimbulkan tegangan dinamis pada tali baja tarik.

Tali kompensasi mempunyai peranan meredam peristiwa lonjakan

tersebut. Untuk mengurangi tegangan dinamis pada tali baja tarik,

terutama pada lift berkecepatan diatas 210 m/m, maka dipasang roda

teromol di pit sebagai penegang tali kompensasi. Teromol tersebut

beralur sesuai dengan jumlah dan besarannya tali kompensasi serta duduk

pada rumah yang bebas naik-turun mengikuti ayunan, yang dipandu oleh

sepasang rel vertikal.

Gerakan ayunan naik-turun rumah teromol tersebut perlu diredam dengan

satu atau dua buah shock breaker (sejenis yang digunakan pada

kendaraan bermotor) yang diikat pada dasar pit sekaligus sebagai

penahan kereta agar tidak atau hampir tidak melonjak. Posisi kereta

diujung atas dimulai dari tali kendor atau kecepatan Vo = 0, saat bobot

imbang membentur penyangga dan terhenti. Tahapan berikutnya

tegangan puncak tali terjadi saat tali baja tarik menahan kereta yang

turun kembali dari lonjakan.

Jika tali kompensasi tidak dilengkapi dengan teromol penegang yang

sesuai, dan peredam dari bobot imbang tidak dilengkapi dengan saklar

pemutus arus, maka kereta dapat saja meloncat sampai membentur

bagian bawah lantai kamar mesin, yaitu sesaat setelah bobot imbang

membentur penyangga. Peristiwa ini sering disebut oleh teknisi lapangan

sebagai peristiwa "jatuh keatas".

0 comments:

Poskan Komentar

Page 39: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Penyambungan Rangkaian Motor On Off (interlock)

klik gambar untuk memperbesar atau mendownload

Rangkaian ini dikenal juga dengan istilah DOL Starter seperti artikel yang pernah saya bahas sebelumnnya. Sebelum melihat gambar penyambungan rangkaian motor On Off ini, anda sebaiknya membaca artikel saya yang berjudul InterLock Kontaktor.. disana anda akan menemukan penjelasan apa dan bagaimana cara kerja rangkaian ini, berikut juga wiring diagramnya.

Di foto gambar penyambungan rangkaian motor On Off ini, saya menggunakan tegangan 380V pada kontrol pengendalinya. Artinya, disini saya menggunakan Kontaktor 380V agar lebih efisien. Nah... bagaimanakah wiring diagramnya bila menggunakan kontaktor 220V? (cari caranya sendiri yahh.. :P).

Penyambungan Rangkaian Motor Star Delta (Bintang Segitiga)

klik gambar untuk memperbesar atau mendownload

Dalam penyambungan rangkaian motor star delta ini, mungkin sedikit agak berbeda dari wiring diagram yang ada pada artikel saya sebelumnya yaitu yang berjudul

Page 40: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Wiring Diagram Star Delta dan Pengaplikasian Kerja NO dan NC Proteksi Motor Listrik. Tetapi tidak akan menjadi masalah, karena prinsip kerjanya tetaplah sama.

Disini saya menggunakan 1 tegangan pada rangkaian pengendalinya.. yaitu 220V untuk Kontaktor dan Timer. Khusus untuk timer, saya menggunakan Omron H3CR-A8, 220V, yang mempunyai range 0~30 Jam. Selamat menikmati keruwetan gambarnya.. :)

Penyambungan Rangkaian Motor Forward Reverse (bolak balik)

klik gambar untuk memperbesar atau mendownload

Pada gambar diatas, secara prinsipanya sama dengan wiring diagram yang terdapat pada artikel saya sebelumnya yang berjudul Wiring Diagram Motor Bolak Balik (Forward Reverse), hanya saja disini saya memasang NC dari thermal overload langsung pada koil kontaktor, dan NC dari K1 dan K2 yang terhubung dari NO tombol masing-masing. Silahkan untuk membandingkan wiring diagramnya dengan foto gambar penyambungannya diatas

Prinsip kerjanya adalah, bila tombol fwd ditekan maka motor akan berputar kekanan. Untuk memutar balik putaran motor kekiri maka perlu ditekan terlebih dahulu tombol Off, baru bisa memutar kearah sebaliknya (kiri) dengan menekan tombol rev. Dan untuk mematikannya tekan tombol Off yang sama, karena fungsi tombol Off disini untuk memutuskan kedua fungsi kerja rangkaian.

Penyambungan Rangkaian Motor Off dengan Timer

Page 41: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

klik gambar untuk memperbesar atau mendownload

Rangkaian ini belum pernah saya bahas sebelumnya, tetapi bila anda jeli untuk mempelajari artikel-artikel tentang wiring diagram saya yang ada di blog ini, maka anda pasti akan menemukan prinsip dasar kerjanya.

Prinsip kerja dari rangkaian ini adalah, memutus kerja rangkaian kontaktor sesuai dengan waktu yang diinginkan secara otomatis dengan timer. Pada rangkaian ini, saya juga memasang tombol off sebagai pemutus rangkaian manual. Hal tersebut semata-mata hanya untuk menjaga kalau-kalau kerja rangkaian tersebut tidak sesuai yang diharapkan atau mengalami masalah (trouble).

Penyambungan Rangkaian Motor Work Interchangeably (Kerja Bergantian)

klik gambar untuk memperbesar atau mendownload

Khusus untuk foto gambar rangkaian ini, saya mengadaptasikan kerja rangkaian lampu flip-flop seperti pada artikel saya sebelumnya yang berjudul Wiring Diagram

Page 42: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Rangkaian Lampu Flip Flop Menggunakan TDR (Timer), dengan hanya menggunakan 2 timer saja pada kerja rangkaiannya. Rangkaian ini bisa diaplikasikan pada rangkaian kerja motor sirkulasi, atau kerja motor induksi 3 phasa yang bekerja secara terus menerus. Pada sistem kerja seperti itulah rangkaian ini sangat dibutuhkan, agar motor induksi dapat diistirahatkan kerjanya. Karena pemakaian yang terlalu lama bisa juga mengurangi umur sebuah motor induksi. Prinsip kerjanya adalah, ketika tombol On ditekan maka motor 1 akan bekerja sesuai waktu yang diinginkan. Ketika telah mencapai waktunya, maka motor 1 akan mati dan bersamaan itu juga motor 2 akan bekerja sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Dan begitu telah mencapai waktunya, maka motor 2 akan mati dan motor 1 akan menyala lagi sesuai ketetapan waktunya.. begitu seterusnya. Dan untuk mematikan kerja rangkaian ini, cukup dengan menekan tombol Off. Rangkaian ini menggunakan tegangan 220V pada rangkaian pengendalinya, artinya Timer, Relay dan Kontaktor menggunakan koil bertype 220V (perhatikan pengabelan yang berwarna hijau terang).

Catatan

Motor Induksi 3Ø/380V diatas 5 HP, harus dihubung star delta. (atau baca dulu penjelasan tentang name plate-nya disini)

Karena penampakan gambar rangkaian diweb browser ini amat terbatas, Anda disarankan untuk mendownload gambar-gambar yang ada dan mencetaknya dengan printer berwarna agar lebih jelas mempelajarinya.

Page 43: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Simbol - simbol gambar listrik untuk Single Line Diagram rangkaian pengendali.

Catatan:

NO dan NC yang terdapat pada gambar adalah NO NC dari semua peralatan yang telah

dijelaskan sebelumnya, yaitu: Kontaktor, Relay, Timer dan Tripper / Over Load. Tinggal

bagaimana kita menamakannya, contoh: NOK, NCT, NOR atau NC OL.

Page 44: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Elevator & Eskalator Pada Perencanaan Instalasi Gedung Bertingkat October 22nd, 2009 • Related • Filed Under

Jika kita mendirikan bangunan, bukan hanya keindahan tampak bangunan dan keserasian bangunan

terhadap lingkungan yang harus kita perhatikan.

Namun juga keamanan bangunan tersebut terhadap segala bencana yang dapat diakibatkan oleh

kurang diperhatikannya perencanaan instalasi yang terdapat didalam bangunan tersebut.

Selain itu juga harus diusahakan kemudahan bagi penyelamatan penghuni bila terjadi bencana.

Setiap rencana instalasi dari bangunan yang akan dilaksanakan harus diteliti dahulu oleh seksi

Instalasi dan Perlengkapan Bangunan/TPIB (Team Penasehat Instalasi dan Perlengkapan Bangunan).

Beberapa macam Instalasi yang harus diperhatikan :

1. Instalasi Pemadam Kebakaran

Sistem yang bisa digunakan antara lain :

Sistem Hydrant Sistem Sprinkler Sistem Fire Alarm

1. Instalasi Elevator & Eskalator

Didalam perencanaan instalasi Elevator dan Eskalator, yang harus diperhatikan:

Pola lalu lintas orang dan barang disekitar dan didalam gedung harus diperhatikan Elevator penumpang, barang dan kebakaran harus terpisah Cara penanggulangan bila terjadi keadaan darurat.

1. Instalasi Air Buangan

Didalam perencanaan instalasi air buangan, yang harus diperhatikan antara lain :

Sistem jaringan air kotor dan air hujan diluar bangunan Sistem pengelolaan air kotor Pengolahan air kotor tidak boleh mengganggu lingkungan sekitarnya.

1. Instalasi Listrik

Didalam perencanaan instalasi listrik yang harus diperhatikan adalah :

Sakelar khusus ukuran (rating) pengaman jenis pengaman dan penampang kabel Penempatan generator genset Sumber tenaga yang digunakan PLN, atau pembangkit tenaga listrik sendiri.

1. Instalasi Plumbing

Page 45: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Didalam perencanaan instalasi plimbing yang harus diperhatikan adalah :

Sistem pemipaan air bersih Sistem pemipaan air limbah Sistem pemipaan air hujan Sistem pemipaan air limbah.

1. Instalasi Air Codition dan Refrigeration

Apabila harus terjadi kebakaran, AHU pada lokasi kebakaran harus mati secara otomatis berbarengan dengan fire alarm bekerja

Faktor keamanan yang dipakai.

Dari sekian banyak instalasi gedung bertingkat yang harus diperhatikan, berikut ini akan sedikit

diulas tentang instalasi alat transportasi vertikal pada gedung bertingkat.

ALAT TRANSPORTASI VERTIKAL

Suatu bangunan yang besar & tinggi, memerlukan sarana angkut/transportasi yang nyaman untuk

aktifitas perpindahan orang dan barang secara VERTIKAL. Sarana angkut vertikal yang bekerja secara

mekanik elektrik adalah :

Elevator (Lift). Eskalator Travelator / Moving walk

Mulai dari jaman kuno sampai jaman pertengahan dan memasuki abad ke-13, tenaga manusia dan

binatang merupakan tenaga penggerak.

Pada tahun 1850 telah diperkenalkan elevator uap dan hidrolik. Tahun 1852 terjadi babak baru

dalam sejarah elevator yaitu penemuan elevator yang aman pertama di Dunia oleh Elisha Graves

Otis.

RIWAYAT ELEVATOR/LIFT

Elevator penumpang pertama dipasang oleh Otis di New York pada tahun 1857. Setelah

meninggalnya Otis pada tahun 1861, anaknya, Charles dan Norton mengembangkan warisan yang

ditinggalkan oleh Otis dengan membentuk Otis Brothers & Co., pada tahun 1867.

Pada tahun 1873 lebih dari 2000 elevator Otis telah dipergunakan di gedung-gedung perkantoran,

hotel, dan department store di seluruh Amerika, dan lima tahun kemudian dipasanglah elevator

penumpang hidrolik Otis yang pertama.Berikutnya adalah era Pencakar Langit.

Pada tahun 1889 Otis mengeluarkan mesin elevator listrik direct-connected geared pertama yang

sangat sukses.

Pada tahun 1903, Otis memperkenalkan desain yang akan menjadi “tulang punggung” industri

elevator,yaitu : elevator listrik gearless traction yang dirancang dan terbukti mengalahkan usia

bangunan itu sendiri. Hal ini membawa pada berkembangnya jaman struktur-struktur tinggi,

termasuk yang paling menonjol adalah Empire State building dan World Trade Center di New York,

John Hancock Center di Chicago dan CN Tower di Toronto.

Selama bertahun-tahun ini, beberapa dari inovasi yang dibuat oleh Otis dalam bidang pengendalian

otomatis adalah Sistem Pengendalian Sinyal, Peak Period Control, Sistem Autotronik Otis dan

Multiple Zoning. Otis adalah yang terdepan di dunia dalam pengembangan teknologi komputer dan

perusahaan tersebut telah membuat revolusi dalam pengendalian elevator sehingga tercipta

Page 46: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

peningkatan yang dramatis dalam hal waktu reaksi elevator dan mutu berkendara dalam elevator.

CARA KERJA ELEVATOR/LIFT

Pada sistem geared atau gearless (yang masing-masing digunakan pada instalasi gedung dengan

ketinggian menengah dan tinggi), kereta elevator tergantung di ruang luncur oleh beberapa steel

hoist ropes, biasanya dua puli katrol, dan sebuah bobot pengimbang (counterweight). Bobot kereta

dan counterweight menghasilkan traksi yang memadai antara puli katrol dan hoist ropes sehingga

puli katrol dapat menggegam hoist ropes dan bergerak serta menahan kereta tanpa selip berlebihan.

Kereta dan counterweight bergerak sepanjang rel yang vertikal agar mereka tidak berayun-ayun.

Mesin untuk menggerakkan elevator terletak di ruang mesin yang biasanya tepat di atas ruang

luncur kereta. Untuk memasok listrik ke kereta dan menerima sinyal listrik dari kereta ini,

dipergunakan sebuah kabel listrik multi-wire untuk menghubungkan ruang mesin dengan kereta.

Ujung kabel yang terikat pada kereta turut bergerak dengan kereta sehingga disebut sebagai “kabel

bergerak (traveling cable)”.

Mesin geared memiliki motor dengan kecepatan lebih tinggi dan drive sheave dihubungkan dengan

poros motor melalui gigi-gigi di kotak gigi, yang dapat mengurangi kecepatan rotasi poros motor

menjadi kecepatan drive-sheave rendah. Mesin gearless memiliki motor kecepatan rendah dan puli

katrol penggerak dihubungkan langsung ke poros motor.

Pada sistem hidrolik (terutama digunakan pada instalasi di gedung rendah, dengan kecepatan kereta

menengah), kereta dihubungkan ke bagian atas dari piston panjang yang bergerak naik dan turun di

dalam sebuah silinder. Kereta bergerak naik saat oli dipompa ke dalam silinder dari tangki oli,

sehingga mendorong piston naik. Kereta turun saat oli kembali ke tangki oli.

Aksi pengangkatan dapat bersifat langsung (piston terhubungkan ke kereta) atau roped (piston

terikat ke kereta melalui rope). Pada kedua cara tersebut, pekerjaan pengangkatan yang dilakukan

oleh pompa motor (energi kinetik) untuk mengangkat kereta ke elevasi yang lebih tinggi sehingga

membuat kereta mampu melakukan pekerjaan (energi potensial). Transfer energi ini terjadi setiap

kali kereta diangkat. Ketika kereta diturunkan, energi potensial digunakan habis dan siklus energi

menjadi lengkap sudah. Gerakan naik dan turun kereta elevator dikendalikan oleh katup hidrolik.

RIWAYAT ESKALATOR

Pada tahun 1899, Charles D. Seeberger bergabung dengan Perusahaan Otis Elevator Co., yang mana

dari dia timbullah nama eskalator (yang diciptakan dengan menggabungkan kata scala, yang dalam

bahasa Latin berarti langkah-langkah (step), dengan elevator). Bergabungnya Seeberger dan Otis

telah menghasilkan eskalator pertama step type eskalator untuk umum, dan eskalator itu dipasang

di Paris Exibition 1900 dan memenangkan hadiah pertama. Mr. Seeberger pada akhirnya menjual

hak patennya ke Otis pada tahun 1910.

Dalam perkembangannya, perusahaan Mitsubishi Electric Corporation telah berhasil

mengembangkan eskalator spiral (kenyataannya lebih cenderung melengkung/curve daripada

melingkar/spiral) dan secara eksklusif dijual sejak pertengahan tahun 1980. Eskalator ini dipasang di

Osaka, Jepang pada tahun 1985.

CARA KERJA ESKALATOR

Pendaratan/Landing

Floor plate rata dengan lantai akhir dan diberi engsel atau dapat dilepaskan untuk jalan ke ruang

mesin yang berada di bawah floor plates.

Comb plate adalah bagian antara floor plate yang statis dan anak tangga bergerak. Comb plate ini

sedikit miring ke bawah agar geriginya tepat berada di antara celah-celah anak tangga-anak tangga.

Tepi muka gerigi comb plate berada dibawah permukaan cleat.

Page 47: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Landasan penopang/Truss

Landasan penopang adalah struktur mekanis yang menjembatani ruang antara pendaratan bawah

dan atas. Landasan penopang pada dasarnya adalah kotak berongga yang terbuat dari bagian-bagian

bersisi dua yang digabungkan bersama dengan menggunakan sambungan bersilang sepanjang

bagian dasar dan tepat dibawah bagian ujungnya. Ujung-ujung truss tersandar pada penopang beton

atau baja.

Lintasan

Sistem lintasan dibangun di dalam landasan penopang untuk mengantarkan rantai anak tangga, yang

menarik anak tangga melalui loop tidak berujung. Terdapat dua lintasan: satu untuk bagian muka

anak tangga (yang disebut lintasan roda anak tangga) dan satu untuk roda trailer anak tangga

(disebut sebagai lintasan roda trailer). Perbedaan posisi dari lintasan-lintasan ini menyebabkan anak

tangga-anak tangga muncul dari bawah comb plate untuk membentuk tangga dan menghilang

kembali ke dalam landasan penopang.

Diposkan 28th January o

Page 48: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

InterLock Kontaktor / On Off Kontaktor Tweet

More Sharing Services5

Sebelumnya klik disini untuk mempelajari simbol-simbol gambar teknik listrik. Lalu

perhatikan gambar dibawah ini:

Apa yang akan terjadi ketika tombol ditekan?

Pada gambar terlihat Kontaktor dan Relay saling terhubung, tetapi pada Relay terlebih

dahulu terhubung pada NO dari Kontaktor. Ketika tombol ditekan maka arus listrik akan

mengalir ke koil Kontaktor dan mengalir juga pada Relay karena NO dari Kontaktor akan

berubah menjadi NC dan mengalirkan arus listrik ke koil Relay. Akan tetapi ketika tombol di

lepas maka kedua peralatan tersebut (Kontaktor dan Relay) akan mati dan tidak bekerja.

Kesimpulannya: semua aktivitas kerja dua peralatan itu tergantung pada kerja tombol.

Perhatikan kembali gambar di bawah ini..

Page 49: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Pada gambar tersebut NO dari Kontaktor saya pindahkan dan diparalelkan dengan tombol,

dan Relay pun menjadi paralel dengan Kontaktor. Maka ketika tombol ditekan maka arus

listrik akan menghidupkan Kontaktor, selain itu perhatikan NO dari Kontaktor.. YAHHH... NO

Kontaktor menjadi NC dan mengalirkan juga arus listrik dari sumber. Maka ketika tombol

dilepaspun arus listrik tetap akan mengalir pada rangkaian.

Kesimpulannya: arus listrik aka tetap mengalir pada rangkaian walaupun tombol dilepas.

Lalu bagaimana mematikan arus listriknya? perhatikan gambar dibawah ini

Yahhh... hanya butuh tombol pemutus NC yang terhubung sebelum arus listrik ke tombol

penghubung. Karena pemutusan arus listrik sesaatpun bisa memutuskan arus listrik pada

rangkaian..

Page 50: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Kesimpulan:

Rangkaian ini disebut juga rangkaian InterLock Kontaktor atau sering juga disebut DOL

Starter. Rangkaian ini adalah rangkaian dasar dari semua sistem pengendali yang sangat

pasti membutuhkan sebuah rangkaian untuk menghidup- matikan kan sebuah sistem

pengendali kelistrikan.

Page 51: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Setelah pada artikel sebelumnya di sini yang membahas mengenai peralatan listrik rumah tinggal,

maka artikel kali ini akan membahas lebih detail lagi mengenai satu peralatan instalasi listrik yang

digunakan, yaitu plug dan socket. Plug dan socket listrik (dalam bahasa sehari-hari dikenal dengan

colokan dan stop-kontak) 2 pin awalnya diciptakan oleh Harvey Hubbell dan dipatenkan pada tahun

1904. Karya Hubbell ini pun menjadi rujukan pembuatan plug dan socket setelahnya dan menjelang

tahun 1915 penggunaannya semakin meluas, walaupun pada tahun-tahun 1920an peralatan rumah

serta komersial masih menggunakan socket lampu jenis screw-base Edison.

Kemudian plug 3 pin diciptakan oleh Albert Büttner pada tahun 1926 dan mendapatkan hak paten

dari badan paten jerman (DE 370538), karyanya tersebut dikenal dengan nama "schuko". Namun

ada juga pencipta plug 3 pin ini, yaitu Philip F. Labre, semasa beliau masih menuntut ilmu di Sekolah

Kejuruan Milwaukee (MSOE) dan mendapatkan hak paten dari amerika serikat pada 5 Juni 1928.

Siapa pun penenmunya, penemuan plug atau colokan 3 pin ini merupakan sesuatu yang sangat luar

biasa, karena memperhatikan aspek keselamatan manusia, sehingga plug atau colokan listrik jenis ini

menjadi standar dihampir semua negara sampai saat ini.

Jenis-Jenis Plug dan Socket

Jenis-jenis plug dan socket diklasifikasikan berdasarkan tegangan dan frekuensi yang digunakan pada

suatu negara, sehingga dapat dikatakan hanya ada dua jenis yang berdasarkan klasifikasi ini, yaitu:

• Untuk tegangan 110-220 volt pada frekuensi 60 hz

• Untuk tegangan 220-240 volt pada frekuensi 50 hz

ada juga beberapa negara yang menggunakan plug dan socket untuk keduanya, lihat peta

penggunaan tegangan dan frekuensi listrik di dunia dibawah ini. (klik gambar untuk melihat peta

lebih besar lagi)

Sedangkan berdasarkan pengamannya plug dan socket diklasifikasikan menjadi:

• Tanpa pembumian, ungrounded. Biasanya untuk plug yang 2 pin, dan menurut standar IEC

merupakan class-II

• Dengan pembumian, Grounded. Biasanya untuk plug yang 3 pin, dan menurut standar IEC

merupakan class-I

• Dengan pembumian dan sekering, Grounded and fuse. Biasanya untuk plug yang 3 pin.

Page 52: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Berdasarkan klasifikasi-klasifikasi diatas, maka plug dan socket setiap negara dapat berbeda-beda,

dan secara umum jenis dan standar dari plug dan socket adalah:

1. Jenis A

• 2 pin dengan standar NEMA 1–15 (North American 15 A/125 V ungrounded)

plug jenis A juga dapat digunakan pada socket jenis B.

• JISC 8303, Class II (Japanese 15 A/100 V ungrounded) merupakan standar plug dan socket di jepang

yang mirip dengan plug dan socket jenis A, dan juga harus lulus uji dari MITI (Ministry of

International Trade and Industry) dan JIS (Japanese Industrial Standards).

2. Jenis B

• 3 pin dengan standar NEMA 5–15 (North American 15 A/125 V grounded), merupakan plug dan

Page 53: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

socket standar di amerika utara (Canada, Amerika Serikat dan Mexico), juga digunakan di Amerika

tengah, Karibia, Colombia, Ecuador, Venezuela dan sebagian Brazil, Jepang, Taiwan dan Saudi Arabia

• 3 pin dengan standar NEMA 5–20 (North American 20 A/125 V grounded), digunakan untuk

instalasi rumah tanggal mulai tahun 1992, dengan slot socket model T.

• JIS C 8303, Class I (Japanese 15 A/100 V grounded)

3. Jenis C

• CEE 7/16 (Europlug 2.5 A/250 V ungrounded), Plug ini biasa digunakan dalam aplikasi-aplikasi class

II (ungrounded). Plug ini adalah salah satu plug internasional yang paling banyak digunakan karena

cocok dengan soket apapun yang bisa menerima kontak 4.0 – 4.8 mm dengan jarak pisah 19 mm.

Plug ini bisa digunakan di semua negara-negara Eropa kecuali Inggris dan Irlandia (karena

Inggris/Irlandia punya standar tersendiri). Tapi penggunaan plug ini secara umum memang terbatas

untuk penggunaan aplikasi-aplikasi Class II yang memerlukan arus di bawah 2,5 A dan unpolarized.

• CEE 7/17 (German/French 16 A/250 V ungrounded), ukurannya hampir sama dengan tipe E dan F,

pada plug nya dilapisi dengan karet atau plastik. Digunakan juga di korea selatan untuk peralatan

listrik yang tidak dibumikan dan di italia di kategorikan dengan Italian standard CEI 23-5

• BS 4573 (UK shaver), digunakan di Inggris untuk kegunaan alat-alat cukur atau shaver yang ada di

kamar mandi. Jarak antar pin 5,08 mm dengan panjang pin 15,88 mm dan telah digunakan di inggris

sejak tahun 1960an.

• Soviet plug (6 A/250 V ungrounded), hampir sama dengan French type E dan CEE7/17

Page 54: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

4. Jenis D

• BS 546 (United Kingdom, 5 A/250 V grounded), equivalent to IA6A3 (India), rated at 6A / 250V

• BS 546 (United Kingdom, 15 A/250 V grounded), equivalent to IA16A3 (India) & SABS 164 (South

Africa), rated at 16A / 250V

5. Jenis E

CEE 7/5 (French type E)

6. Jenis F

• CEE 7/4 (German "Schuko" 16 A/250 V grounded)

• Gost 7396 (Russian 10 A/250 V grounded)

7. Jenis E/F Hybrid

CEE 7/7 (French/German 16 A/250 V grounded)

8. Jenis G

Page 55: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

BS 1363 (British 13 A/230-240 V 50 Hz grounded and fused), equivalent to IS 401 & 411 (Ireland), MS

589 (Malaysia) and SS 145 (Singapore), SASO 2203 (Saudi Arabia)

9. Jenis H

• SI 32 (Israeli 16 A/250 V grounded)

• Thai 3 pin plug TIS166-2549 (2006)

10. Jenis I

• AS/NZS 3112 (Australasian 10 A/240 V)

• CPCS-CCC (Chinese 10 A/250 V)

• IRAM 2073 (Argentinian 10 A/250 V)

11. Jenis J

Page 56: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

SEV 1011 (Swiss 10 A/250 V)

12. Jenis K

Section 107-2-D1 (Danish 13 A/250 V earthed)

13. Jenis L

• CEI 23-16/VII (Italian 10 A/250 V and 16 A/250 V)

• CEI 23-16/VII (Italian 10 A/250 V)

• CEI 23-16/VII (Italian 16 A/250 V)

14. Jenis M

BS 546 (South African 15 A/250 V)

15. Belum Mendapatkan kategori

IEC 60906-1 (Brazilian 10 A and 20A /250 V)

Kesimpulan:

Ada 14 pola standar plug dan socket yang digunakan di seluruh dunia, baik untuk aplikasi-aplikasi

Class I (grounded) maupun Class II (ungrounded), dengan rating arus berkisar 2,5 – 16 A. Standar-

standar tersebut adalah standar-standar Amerika Serikat, Amerika Utara, Argentina, Australia,

Daratan Eropa, Europlug, Cina, Denmark, India/Afrika Selatan, Israel, Itali, Jepang, Swiss, dan

Inggris/Irlandia.

Peta dibawah akan menjelaskan mengenai Negara-negara didunia dan jenis plug & socket yang

digunakan

Page 57: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Kontrol Star Delta Motor AC 3 Phasa

Kontrol Star Delta

Apa yang anda ketahui tentang kontrol star delta? Seperti namanya, secara garis besar starter wye-delta bekerja dengan dua tahap Awalnya motor

berjalan dengan rangkaian belitan wye (Y) Setelah beberapa saat, motor melepas rangkaian belita

wye dan beroperasi dengan belitan delta. Jenis kontrol star-delta atau wye-delta cocok

digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan arus starting lebih rendah ketimbang saat

menggunakan starter DOL.

Bagaimana kontrol dari starter wye-delta? Berikut gambaran sederhananya.

Kontrol Star

Delta Motor AC 3 Phasa

Page 58: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Cara Kerja Kontrol Star Delta Dalam operasinya, kontaktor utama K3 dan kontaktor bintang K1 awalnya akan energized

kemudian setelah beberapa waktu kontaktor bintang akan de-energized digantikan oleh

kontaktor delta K2. Kontrol kapan aktifnya kontaktor-kontaktor ini diatur oleh timer K1T

yang waktunya bisa diatur. Hubungan bintang dan delta akan diproteksi dari potensi aktif

pada saat yang bersamaan dengan menggunakan interlok anak kontak masing-masing

terhadap lawannya.

Kerja rangkaian starter star-delta adalah sebagai berikut:

Kondisi OFF. Semua kontaktor belum aktif dan anak kontaknya masih di posisi normalnya. Kondisi bintang. Kontaktor Utama K3 dan bintang K1 akan aktif dengan kontaktor delta tidak aktif.

Belitan motor akan terhubung bintang dengan konsumsi arus sekitar 1/3 dari arus DOL. Kondisi terbuka. Kontaktor utama masih tertutup sedangkan kontaktor delta dan bintang terbuka.

Tegangan sudah ada di salah satu ujung belitan motor (misal: U1, V1, W1) sementara yang lain masih terbuka sehingga belum ada aliran arus. Motor telah berputar dan beraksi sebagai generator.

Kondisi delta. Kontaktor Utama K1 dan delta K2 aktif sementara kontaktor K1 tidak aktif. Motor akan terhubung delta mendapatkan tegangan dan daya serta torsi penuh dari supply.

Hubungan bintang delta atau star-delta atau wye-delta ini memang cukup digemari sebagai

pilihan aplikasi yang membutuhkan konsumsi arus yang kecil beberapa saat awal motor

dihidupkan namun memiliki suatu kelemahan yang membuatnya kurang menjadi pilihan

setelah adanya pengembangan reduced voltage starter yang leibh lebih baik seperti soft

starter. Satu-satunya alasan pemilihan jenis starter ini adalah biaya yang lebih murah

dibandingkan reduced voltage starter lainnya.

Umumnya motor listrik memiliki nilai arus starting yang menakjubkan besarnya sekitar

empat hingga tujuh kali dari nilai ratingnya. Rangkaian pengurangan tegangan adalah salah

satu cara untuk mengatasi masalah motor dapat bekerja tanpa trip dini.

Kenapa arus starting star-delta bisa lebih kecil dari DOL? Arus starting motor listrik biasanya adalah sekitar empat hingga tujuh kali lebih besar dari

arus nominalnya. Kenapa? Karena motor listrik membutuhkan torsi awal yang besar agar

dapat melawan inersianya dan inersia bebannya dari keadaan diam. Torsi adalah proporsional

dengan kuadrat fluks. Fluks adalah perbandingan tegangan dan frekuensi. Tegangan memiliki

hubungan sebanding dengan arus. Pada akhirnya, torsi besar berarti akan membutuhkan

konsumsi arus yang besar juga. Nah, berikut adalah pembuktian singkat mengapa arus

starting star-delta lebih kecil daripada saat DOL.

Page 59: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Perbandingan Arus Starting Star

Delta

Kelihatan dari penurunan persamaan-persamaan di atas bahwa arus star adalah tiga kali lebih

kecil dari arus deltanya (rangkaian DOL). Ini juga menandakan bahwa torsi awal saat star

akan lebih kecil 1/3 daripada DOL (saat rangkaian delta).

Satu dari beberapa hal yang perlu diingat sebelum memutuskan untuk memilih starter star-

delta adalah pastikan bahwa pengurangan torsi karena rangkaian star saat starting masih

memungkinkan beban bisa diputar oleh motor listrik. Kontrol ini kurang ekonomis untuk

beban yang membutuhkan torsi awal besar dari 40% karena kita harus menggunakan frame

size yang lebih besar dari seharusnya.

Page 60: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Mengenal peralatan instalasi listrik rumah tinggal

00:39 Dunia Listrik No comments

Anda pasti sudah mengenal peralatan listrik yang terpasang dirumah anda seperti

sakelar, stop kontak, steker, sekering dan lainnya. Dan untuk anda yang awam dengan dunia

listrik, artikel kali ini akan mengajak anda untuk mengenal fungsi dan jenis peralatan listrik

tersebut secara umum.

Pengenalan peralatan listrik instalasi listrik rumah tinggal ini akan dimulai dengan

Bargainser.

BARGAINSER

Bargainser merupakan alat yang berfungsi sebagai pembatas daya listrik yang masuk ke

rumah tinggal, sekaligus juga berfungsi sebagai pengukur jumlah daya listrik yang digunakan

rumah tinggal tersebut (dalam satuan kWh). Ada berbagai batasan daya yang dikeluarkan

oleh PLN untuk konsumsi rumah tinggal, yaitu 220 VA, 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, dan

2.200 VA.

Pada bargainser terdapat tiga bagian utama, yaitu:

- MCB atau Miniature Circuit Breaker, berfungsi untuk memutuskan aliran daya listrik

secara otomatis jika daya yang dihantarkan melebihi nilai batasannya. MCB ini bersifat

on/off dan dapat juga berfungsi sebagai sakelar utama dalam rumah. Jika MCB bargainser ini

dalam kondisi off, maka seluruh aliran listrik dalam rumah pun terhenti. Sakelar ini biasanya

dimatikan pada saat akan dilakukan perbaikan instalasi listrik dirumah.

- Meter listrik atau kWh meter, alat ini berfungsi untuk mengukur besaran daya yang

digunakan oleh rumah tinggal tersebut dalam satuan kWh (kilowatt hour). Pada bargainser,

meter listrik berwujud deretan angka secara analog ataupun digital yang akan berubah sesuai

penggunaan daya listrik.

- Spin Control, merupakan alat kontrol penggunaan daya dalam rumah tinggal dan akan

selalu berputar selama ada daya listrik yang digunakan. Perputaran spin control ini akan

Page 61: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

semakain cepat jika daya listrik yang digunakan semakin besar, dan akan melambat jika daya

listrik yang digunakan berkurang/sedikit.

Pada kanal output Bargainser biasanya terdapat 3 kabel, yaitu kabel fasa, kabel netral dan

kabel ground yang dihubungkan ketanah. Listrik dari PLN harus dihubungkan dengan

bargainser terlebih dahulu sebelum masuk ke instalasi listrik rumah tinggal.

PENGAMAN LISTRIK

Instalasi listrik rumah tinggal pun membutuhkan pengaman yang berfungsi untuk

memutuskan rangkaian listrik apabila terjadi gangguan pada instalasi listrik rumah tinggal

tersebut, seperti gangguan hubung singkat atau short circuit atau korsleting.

Terdapat dua jenis pengaman listrik pada instalasi listrik rumah tinggal, yaitu:

- Pengaman lebur biasa atau biasa disebut sekering, alat pengaman ini bekerja memutuskan

rangkaian listrik dengan cara meleburkan kawat yang ditempatkan pada suatu tabung apabila

kawat tersebut dialairi arus listrik dengan ukuran tertentu.

- Pengaman listrik thermis, biasa disebut MCB dan merupakan alat pengaman yang akan

memutuskan rangkaian listrik berdasarkan panas .

SAKELAR

Sakelar atau switch merupakan komponen instalasi listrik yang berfungsi untuk menyambung

atau memutus aliran listrik pada suatu pemghantar.

Berdasarkan besarnya tegangan, sakelar dapat dibedakan menjadi:

- sakelar bertegangan rendah.

- Sakelar tegangan menengah.

- Sakelar tegangan tinggi serta sangat tinggi.

Sedangkan berdasarkan tempat dan pemasangannya, sakelar dapat dibedakan menjadi :

- Sakelar in-bow, sakelar yang ditanam didalam tembok.

- Sakelar out-bow, sakelar yang dipasang pada permukaan tembok.

Jenis sakelar berikutnya dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu:

- Sakelar on-off, merupakan sakelar yang bekerja menghubungkan arus listrik jika tombolnya

ditekan pada posisi on. Untuk memutuskan hubungan arus listrik, tombol sakelar harus

Page 62: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

ditekan pada posisi off. Sakelar jenis ini biasanya digunakan untuk sakelar lampu.

- Sakelar push-on, merupakan sakelar yang menghubungkan arus listrik jika tombolnya

ditekan pada posisi on dan akan secara otomatis memutus arus listrik, ketika tombolnya

dilepas dan kembali ke posisi off dengan sendirinya. Biasanya sakelar jenis ini digunakan

untuk sakelar bel rumah.

Berdasarkan jenis per-unitnya, sakelar dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

- Sakelar tunggal, merupakan sakelar yang hanya mempunyai satu buah kanal input yang

terhubung dengan sumber listrik, serta kanal output yang terhubung dengan beban listrik/alat

listrik yang digunakan.

- Sakelar majemuk, merupakan sakelar yang memiliki satu buah kanal input yang terhubung

dengan sumber listrik, namun memiliki banyak kanal output yang terhubung dengan beberapa

beban/alat listrik yang digunakan. Jumlah kanal output tergantung dari jumlah tombol pada

sakelar tersebut.

STOP KONTAK

Stop kontak, sebagian mengatakan outlet, merupakan komponen listrik yang berfungsi sebagi

muara hubungan antara alat listrik dengan aliran listrik. Agar alat listrik terhubung dengan

stop kontak, maka diperlukan kabel dan steker atau colokan yang nantinya akan ditancapkan

pada stop kontak.

Berdasarkan bentuk serta fungsinya, stop kontak dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

- Stop kontak kecil, merupakan stop kontak dengan dua lubang (kanal) yang berfungsi untuk

menyalurkan listrik pada daya rendah ke alat-alat listrik melalui steker yang juga berjenis

kecil.

- Stop kontak besar, juga nerupakan stop kontak dengan dua kanal AC yang dilengkapi

dengan lempeng logam pada sisi atas dan bawah kanal AC yang berfungsi sebagai

ground.sakelar jenis ini biasanya digunakan untuk daya yang lebih besar.

Sedangkan berdasarkan tempat pemasangannya. Dikenal dua jenis stop kontak, yaitu:

- Stop kontak in bow, merupakan stop kontak yang dipasang didalam tembok.

- Stop kontak out bow, yang dipasang diluar tembok atau hanya diletakkan dipermukaan

tembok pada saat berfungsi sebagai stop kontak portable.

Page 63: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

STEKER

Steker atau Staker atau yang kadang sering disebut colokan listrik, karena memang berupa

dua buah colokan berbahan logam dan merupakan alat listrik yang yang berfungsi untuk

menghubungkan alat listrik dengan aliran listrik, ditancapkan pada kanal stop kontak

sehingga alat listrik tersebut dapat digunakan.

Berdasarkan fungsi dan bentuknya, steker juga memliki dua jenis, yaitu:

- Steker kecil, merupakan steker yang digunakan untuk menyambung alat-alat listrik berdaya

rendah, misalnya lampu atau radio kecil, dengan sumber listrik atau stop kontak.

- Steker besar, merupakan steker yang digunakan untuk alat-alat listrik yang berdaya besar,

misalnya lemari es, microwave, mesin cuci dan lainnya, dengan sumber listrik atau stop

kontak. Steker jenis ini dilengkapi dengan lempeng logam untuk kanal ground yang berfungsi

sebagai pengaman.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang PLUG dan SOCKET ini, silahkan membaca artikelnya

di sini.

KABEL

Kabel listrik merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk menghantarkan energi listrik

ke sumber-sumber beban listrik atau alat-alat listrik.

Untuk instalasi listrik rumah tinggal, kabel yang digunakan biasanya berjenis sebagai berikut:

- NYA, kabel jenis ini merupakan kabel listrik yang berisolasi PVC dan berintikan/berisi satu

kawat. Jenisnya adalah kabel udara atau tidak ditanam dalam tanah. Kabel listrik ini biasanya

berwarna merah, hitam, kuning atau biru. Isolasi kawat penghantarnya hanya satu lapis,

sehingga tidak cukup kuat terhadap gesekan, gencetan/tekanan atau gigitan binatang seperti

tikus. Karena kelemahan pada isolasinya tersebut maka dalam pemasangannya diperlukan

pelapis luar dengan menggunakan pipa conduit dari PVC atau besi.

Page 64: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

- NYM, merupakan kabel listrik yang berisolasi PVC dan berintikan kawat lebih dari satu,

ada yang 2, 3 atau 4. Jenis kabel udara dengan warna isolasi luar biasanya putih dan warna

isolasi bagian dalam beragam, karena isolasi yang rangkap inilah maka kabel listrik NYM ini

relative lebih kuat terhadap gesekan atau gencetan/tekanan.

- NYY, kabel listrik jenis ini merupakan kabel berisolasi PVC, berintikan 2, 3 atau 4 dengan

warna isolasi luarnya hitam. Jenis kabel tanah, sehingga tahan terhadap air dan gencetan atau

tekanan.

- NYMHYO, kabel jenis ini merupakan kabel serabut dengan dua buah inti yang terdiri dari

dua warna. Kabel jenis ini biasa digunakan pada loudspeaker, sound sistem, lampu-lampu

berdaya kecil sampai sedang.

Page 65: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Name Plate Motor 3 Phasa (umum) Tweet

More Sharing Services6

Pada umumnya name plate pada motor induksi 3 phasa terdapat hal hal penting tentang

klasifikasi motor itu sendiri. Tetapi hal yang paling dasar yang perlu kita ketahui adalah

Tegangan (Volt), Horse Power (HP), daya (KVA), kecepatan (RPM) dan juga wiring

inputnya.

Dalam kesempatan ini saya hanya akan membahas tentang tegangan dan wiring input yang

terdapat pada name plate-nya saja, atau bagaimana cara membaca name plate secara

umum. Karena saya sering menjumpai pertanyaan-pertanyaan dasar tentang hal ini.

Volts : 380V

Motor induksi 3 phasa yang standard digunakan di Indonesia adalah motor induksi 3 phasa

untuk tegangan 380V saja, dan biasanya pada salah satu bagian name plate nya tertulis

"Volts : 380V". Untuk motor induksi 3 phasa yang berdaya diatas 5 HP harus dihubung

dengan rangkaian kontaktor Star Delta, dan untuk motor induksi yang berkapasitas dibawah

5 HP bisa langsung dihubung Star (bintang) atau Delta (segitiga) dengan sebuah rangkaian

interlock kontaktor (klik disini bagaimana cara penyambungannya). Perhatikan contoh foto

name plate 380V dibawah ini..

contoh gambar name plate motor 380V

Page 66: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

gambar ilustrasi umum gulungan motor 3 phasa

Pada motor ber name plate seperti ini, saat hubung start menggunakan suplay tegangan

380V, namun masing-masing phasanya hanya menerima 220V, dan pada saat hubung delta

phasanya akan menerima 380V. Maka rating motornya untuk delta adalah 380V, dan rating

perphasanya (tegangan kerja)-nya adalah 380V.

Volts : 220V/380V

Untuk motor induksi 3 phasa yang ber-name plate 220V/380V ini, tidak dapat digunakan

pada rangkaian kontaktor hubung Star Delta. Motor induksi 3 phasa jenis ini menunjukkan

kalau motor yang terhubung Delta (segitiga) tegangan suplaynya harus bertegangan 220

Volt 3Ø, dan kalau terhubung Star (bintang) tegangan suplaynya haruslah bertegangan 380

Volt 3Ø. Perhatikan contoh foto name plate 220/380Vdibawah ini..

contoh gambar name plate motor 220/380V

Page 67: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

gambar pengkabelan motor 220V/380V

Hal itu disebabkan rating perphasa (tegangan kerja) motor tersebut adalah 220V. Jadi motor

yang mempunyai name plate 220/380V seperti foto name plate diatas, tidak bisa dihubung

Star Delta dikarenakan tegangan kerjanya yang berbeda. Motor 3 phasa jenis ini, pada

umumnya mempunyai daya yang kecil atau lebih kurang dibawah 10 HP yang mempunyai

kisaran Arus kerja maksimal ± 7 amper. Karena itulah motor jenis ini sangat aman bila

langsung dihubung Star (bintang) dengan sebuah rangkaian interlock kontaktor, pada

tegangan kerja 380V 3Ø.

Volts : 220V/380V/440V/660V

Khusus untuk motor yang mempunyai name plate seperti ini terdapat keistimewaan dalam

hal gulungannya, karena terdapat 12 buah kabel input dan bisa dioperasikan pada 4 macam

tegangan input yaitu 220V, 380V, 440V dan 660V. Dapat dilihat ilustrasinya pada gambar

dibawah ini:

gbr. ilustrasi gulungan motor 3 phasa 12 kabel

Dan sistem pengkabelan-nya pun bervariasi, seperti pada gambar dibawah ini:

Page 68: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

gbr. pengkabelan motor 3 phasa 12 kabel

Demikian saja penjelasan dari saya untuk pembahasan seputar name plate yang umum

terdapat dan digunakan di Indonesia. Sebenarnya masih banyak hal yang perlu dibahas

seputar name plate motor induksi 3 phasa ini. Namun sebagai pengetahuan dasar umum

kelistrikan industri, saya rasa semua hal yang telah dijelaskan diatas sudahlah cukup.

Terutama untuk mempelajari semua artikel saya selanjutnya di blog ini.

Page 69: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Panel Listrik Genset ATS – AMF

July 23, 2013

Panel genset ATS -AMF

Panel Genset A.M.F – A.T.S (Automatic start and stop Genset).

Fungsi Dari A.M.F(Automatic Main Failure) Adalah:

Fungsi A.T.S (Automatic Transfer Switch) Adalah secara otomatis Membuka Supply listrik dari genset dan menutup suplay listrik dari PLN

membuka supply listrik dari PLN dan Menutup supply listrik dari genset secara otomatis ketika listrik dari PLN Menyala kembali

Panel Listrik LVMDP

July 23, 2013

Page 70: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Panel Listrik LVMDP

Fungsi dari low Voltage main distribution panel (LVMDP) adalah

sebagai panel penerima daya/power dari transformer (trafo) dan mendistribusikan power tersebut lebih lanjut ke panel Low voltage sub distribution (LVSDP), Menggunakan Air Circuit Breaker atau moulded case Circuit Breakers.

sedangkan fungsi Low voltage sub distribution (LVSDP) adalah

mendistribusikan power tersebut ke peralatan electrical.

Page 71: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Pengenalan Sistem Instalasi Elevator (Lift)

3 Votes

Elevator Sistem Motor Traksi

Desain Elevator ini menggunakan motor listrik, tali, dan counterweight bukan peralatan

hidrolik. Rel panduan utama sudah terpasang pada setiap sisi kotak penumpang (box) dan

sepasang tambahan rel penyeimbang terletak pada satu sisi atau di belakang. Mesin

diarahkan, bersama dengan peralatan drive terkait, umumnya terletak di atas hoistway di

ruang mesin penthouse. Dalam beberapa situasi terbatas, dapat terletak di sebelah hoistway

pada pendaratan lebih rendah. Pengaturan yang terakhir ini disebut sebagai traksi basement.

Page 72: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Motor digerakan oleh listrik AC atau DC.

Mesin roda gigi cacing untuk mengontrol gerakan mekanik kabin lift dengan “rolling” baja

hoist tali melalui puli katrol penggerak yang melekat ke gearbox digerakkan oleh motor

kecepatan tinggi. Mesin ini umumnya pilihan terbaik untuk bangunan tinggi yang

menyediakan ruang bawah tanah dan penggunaan traksi overhead untuk kecepatan hingga

500 ft / menit (2,5 m / s)memungkinkan kontrol kecepatan yang akurat dari motor, untuk

kenyamanan penumpang, sebuah kerekan DC motor didukung oleh AC / DC motor-generator

(MG) adalah seperangkat solusi yang diinginkan dalam lalu lintas tinggi instalasi lift selama

beberapa dekade . MG set juga biasanya didukung pengontrol relay dari lift, yang memiliki

keuntungan tambahan elektrik mengisolasi lift dari seluruh sistem listrik sebuah bangunan,

sehingga menghilangkan lonjakan daya sementara dalam pasokan listrik bangunan yang

disebabkan oleh motor start dan stop (menyebabkan redup pencahayaan setiap kali lift

digunakan misalnya), serta gangguan pada peralatan listrik lain yang disebabkan oleh

lengkung dari kontaktor relay di sistem kontrol.

Mesin traksi gearless

Mesin traksi dengan roda non gigi, putaran torsi motor listrik didukung baik oleh AC atau

DC. Dalam hal ini, puli katrol penggerak langsung melekat ke ujung motor. Lift traksi

gearless dapat mencapai kecepatan hingga 2.000 ft / menit (10 m / s), atau bahkan lebih

Page 73: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

tinggi. Rem listrik terpasang antara motor dan drive sheave (atau gearbox) untuk menahan lift

diam di lantai. Rem ini biasanya tipe Drum eksternal dan digerakkan oleh gaya pegas dan

ditahan terbuka elektrik, listrik mati akan menyebabkan rem untuk bekerja dan mencegah lift

jatuh (lihat keselamatan melekat dan teknik keamanan).

DC Motors yg digunakan pada Elevator

M-G Set (motor/generator)

Sebuah motor-generator (MG set atau dynamotor untuk dinamo-motor) adalah perangkat

untuk mengkonversi daya listrik ke bentuk lain. Motor-generator set yang digunakan untuk

mengkonversi frekuensi, tegangan, atau fase.

Satu set motor generator yang dapat terdiri dari 2 motor yang berbeda yg digabungkan

bersama-sama, satu unit motor-generator memiliki dua kumparan rotor dari motor dan

pembangkit sekitar rotor tunggal, dan kedua kumparan berbagi bidang yang sama atau

magnet.

The Silicon-Controlled Rectifier (SCR) –DC

Kecepatan motor DC dapat dikendalikan dengan menggunakan SCR di AC sirkuit seperti

yang ditunjukkan pada gambar di bawah. A dan B SCR penyearah, tegangan o / p

transformator T1 dan mengaplikasikan tegangan DC berdenyut ke gulungan dinamo dan

penyearah “C” memasok tegangan mirip dengan motor berliku lapangan. O / p dari SCR

penyearah dapat dikendalikan dengan mengendalikan arus masuk ke gerbang SCR. Jadi, cara

SCR ini dapat beroperasi pada berbagai tingkat konduksi dengan menerapkan tegangan

bervariasi ke dinamo motor, cara ini dapat megendalikan kecepatan motor DC. Jika perilaku

SCR untuk jangka waktu yang lama tegangan lebih diterapkan ke gulungan dinamo dan

kecepatan meningkat motor. Untuk kasus berikutnya tindakan, operasi akan menjadi

sebaliknya dengan yg dpt tembus.

Page 74: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

PWM-DC

Metode Pulse Width Modulation (PWM) adalah metode yang cukup efektif untuk

mengendalikan kecepatan motor DC. PWM ini bekerja dengan cara membuat gelombang

persegi yang memiliki perbandingan pulsa high terhadap pulsa low yang telah tertentu,

biasanya diskalakan dari 0 hingga 100%. Gelombang persegi ini memiliki frekuensi tetap

(biasanya max 10 KHz) namun lebar pulsa high dan low dalam 1 periode yang akan diatur.

Perbandingan pulsa high terhadap low ini akan menentukan jumlah daya yang diberikan ke

motor DC. Untuk menjalankan motor DC dengan PWN tidak dapat digunakan relay,

melainkan harus digunakan rangkaian driver motor DC lainnya. Rangkaian ini yang paling

sederhana berupa transistor yang disusun secara Darlington. Apabila diinginkan motor DC

dapat bergerak 2 arah, maka diperlukan menyusun rangkaian H-Bridge. Selain transistor,

dapat juga digunakan IC driver motor DC khusus. Anda dapat juga menggunakan modul

driver motor DC yang siap pakai untuk mikrokontroler.

AC Motors

Variable Voltage V V V F Inv. (V/Hz) Open/Closed Loop Vector Control Inv. Open/Closed Loop Synchronous PM Inv. Closed Loop Regen or Non-Regen

Kontrol Elevator

Lift pada awalnya tidak memiliki posisi pendaratan otomatis. Lift dioperasikan oleh operator

lift menggunakan kontroler motor. Kontroler ini terkandung dalam wadah silinder tentang

ukuran dan bentuk wadah kue dan ini dioperasikan melalui pegangan memproyeksikan. Hal

ini memungkinkan kontrol atas energi yang dipasok ke motor (terletak di bagian atas poros

lift atau di samping bagian bawah poros lift) dan sebagainya memungkinkan lift yang akan

akurat diposisikan – jika operator itu cukup terampil. Lebih biasanya operator harus

“jogging” kontrol untuk mendapatkan lift yang cukup dekat dengan titik pendaratan dan

kemudian mengarahkan penumpang keluar dan masuk untuk “melihat langkah”. Beberapa lift

barang tua dikendalikan oleh switch dioperasikan dengan menarik tali yang berdekatan.

Keselamatan Interlocks memastikan bahwa pintu dalam dan luar ditutup sebelum lift

diperbolehkan untuk bergerak. Sebagian besar lift yang dikendalikan secara manual yang

lebih tua telah dipasang dengan kontrol otomatis atau semi-otomatis.

Lift otomatis mulai muncul pada awal 1930-an . Sistem elektromekanis ini menggunakan

sirkuit logika relay untuk mengontrol kecepatan, posisi dan operasi pintu elevator atau kabin

dari lift. Sistem Otis Autotronik dari awal 1950-an membawa sistem prediksi awal yang dapat

mengantisipasi pola lalu lintas dalam bangunan untuk menyebarkan gerakan lift dengan cara

yang paling efisien. Relay yang dikendalikan sistem lift tetap umum sampai tahun 1980-an,

dan penggantian bertahap sistem ini dengan solid-state kontrol berbasis mikroprosesor yang

sekarang menjadi standar industri lift.

Page 75: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

HARDWIRED CIRCUITS

Pada perancangan perangkat keras lift terdapat banyak komponen elektronika untuk dapat

membangun sebuah sistem lift. Komponen – komponen yang dibutuhkan dalam membangun

sistem lift ini dibutuhkan beberapa jenis sensor dan komponen – komponen elektronika

lainnya. Berikut komponen yang digunakan pada sistem lift serta rangkaian elektronika untuk

mengkontrol perangkat keras antara lain :

Kontrol Tombol Kontrol Driver Motor DC dan Motor DC Gear Kontrol Penstabil Tegangan (Regulator) Power On Reset Kontrol Alarm Sensor Limit Switch

BRAKE CONTROL

Lift menggabungkan beberapa fitur keamanan untuk mencegah kabin menabrak bagian

bawah shaft. Pengaman diinstal pada kabin bisa mencegah jenis kecelakaan yg terjadi ketika

rem motor gagal atau tali kawat cangkang tiba2 putus Namun, desain yang melekat pada

pengaman kabin dibuat untuk tidak berlaku ke arah atas.

Dalam arah ke atas, rem motor diperlukan untuk menghentikan kabin ketika kondisi darurat

terjadi. Dalam operasi normal, rem motor hanya berfungsi sebagai rem parkir untuk menahan

kabin saat berhenti. Namun, ketika kondisi darurat terdeteksi, desain kontrol lift sistem

moderen hanya mengandalkan rem motor untuk menghentikan kabin.

Electrical Braking (Rem pada Motor Electric)

DC injection braking.

Plugging.

Eddy current braking.

Page 76: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Dynamic resistor braking.

Regenerative braking.

GOVERNOR ROPE MONITOR

Tali governor pada lift disediakan dengan rem tambahan yang merupakan rem fail safe dan

yang beroperasi untuk menghentikan gerakan tali governor ketika mobil lift bergerak dari

pendaratan dengan pintu terbuka. Rem ini mencakup dua rahang gripper tali di ruang mesin

di bawah sheave governor, yang rahang diadakan jauh dari tali governor oleh solenoid selama

listrik tersedia untuk memberi energi solenoida. Bila catu daya ke solenoida terganggu,

rahang yang dirilis jatuh oleh gravitasi terhadap satu sama lain untuk pegangan tali governor.

Rem mobil darurat dengan demikian tersandung dan pergerakan mobil berhenti. Rem juga

dapat diberikan untuk mengendalikan tali penyeimbang governor.

BACK OUT OF OVER TRAVEL SWITCH

Overtravel (posisi di luar jarak pengoperasian) aktif aktuasi kadang-kadang terjadi pada lift

tambang. Banyak faktor dapat menyebabkan hal ini terjadi seperti perubahan suhu,

overloading dari alat angkut, peregangan tali, atau berhenti darurat. Limit switches, peralatan

ini dipasang pada lantai paling bawah dan paling atas. Peralatan ini untuk mencegah

terjadinya over travel lift baik saat lift naik maupun saat lift turun.

CABIN AND COUNTERWEIGHT BUFFER SWITCHES (Penyanggah Ruang Kabin)

Page 77: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

gbr.penyanggah ruang kabin

DOOR SAFETY SWITCH

Peralatan ini dipasang terintegrasi dengan door lock device, peralatan ini bekerja secara

electrical, apabila pintu dibuka maka lift tidak akan dapat difungsikan untuk jalan.

Page 78: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Prinsip Kerja Elektro Mekanis Magnetik (dasar NO & NC) Tweet

More Sharing Services25

Sebelum mempelajari lebih dalam mengenai Time Delay Relay (Timer), Thermal Over Load Relay

(Tripper Over Load), Relay Contactor (Relay), dan Magnetic Contactor (Kontaktor), Sebaiknya kita

mempelajari sistem kerjanya terlebih dahulu. agar mampu memahami suatu fungsi rangkaian kerja

otomatis.

Relay dan Kontaktor (Relay and Magnetic Contactor)

Prinsipnya kerjanya adalah rangkaian pembuat magnet untuk menggerakkan

penutup dan pembuka saklar internal didalamnya. Yang membedakannya dari kedua

peralatan tersebut adalah kekuatan saklar internalnya dalam menghubungkan besaran arus

listrik yang melaluinya.

Pemahaman sederhananya adalah bila kita memberikan arus listrik pada coil relay atau

kontaktor, maka saklar internalnya juga akan terhubung. Selain itu juga ada saklar

internalnya yang terputus. Hal tersebut sama persis pada kerja tombol push button, hanya

berbeda pada kekuatan untuk menekan tombolnya. Klik disini untuk mempelajari Tombol

Saklar internal inilah yang disebut sebagai kontak NO (Normally Open= Bila coil contactor

atau relay dalam keadaan tak terhubung arus listrik, kontak internalnya dalam kondisi

terbuka atau tak terhubung) dan kontak NC (Normally Close= Sebaliknya dengan

Normally Open). Seperti dijelaskan pada gambar dibawah ini.

Page 79: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Relay dianalogikan sebagai pemutus dan penghubung seperti halnya fungsi pada tombol

(Push Button) dan saklar (Switch)., yang hanya bekerja pada arus kecil 1A s/d 5A.

Sedangkan Kontaktor dapat di analogikan juga sebagai sebagai Breaker untuk sirkuit

pemutus dan penghubung tenaga listrik pada beban. Karena pada Kontaktor, selain

terdapat kontak NO dan NC juga terdapat 3 buah kontak NO utama yang dapat

menghubungkan arus listrik sesuai ukuran yang telah ditetapkan pada kontaktor tersebut.

Misalnya 10A, 15A, 20A, 30A, 50Amper dan seterusnya. Seperti pada gambar dibawah ini.

gambar kontak internal pada Kontaktor

Page 80: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

gambar kontak internal pada

relay

Penyambungan sederhana rangkaian kontaktor:

Perhatikan bagaimana lampu akan menyala ketika switch saklar dihubungkan ke sumber

listrik. Mengapa begitu repot menggunakan kontaktor untuk menyalakan sebuah lampu

bohlam? Mengapa rangkain ini menggunakan dua buah sumber listrik yang berbeda?

Itulah yang disebut Rangkain Pengendali dan Rangkain Utama.

Time Delay Relay (Timer) dan Thermal Over Load Relay (Tripper)

Sebagaimana yang telah diterangkan diatas, maka pada kedua komponen ini Timer dan

Tripper juga mempunyai kontak NO dan NC. Dan yang membedakannya hanya pada

kondisi pengaktifannya saja.

Page 81: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Kontak NO dan NC pada Timer (Time Delay Relay) akan

bekerja ketika timer diberi ketetapan waktunya, ketetapan waktu ini dapat kita tentukan pada

potensiometer yang terdapat pada timer itu sendiri. Misalnya ketika kita telah menetapkan

10 detik, maka kontak NO dan NC akan bekerja 10 detik setelah kita menghubungkan timer

dengan sumber arus listrik. Perhatikan gambar Timer di bawah ini.

Sedikit berbeda dengan kontak NO dan NC yang terdapat di

Timer, padaTripper (Thermal Over Load Relay) kontak NO dan NC nya bekerja karena

mendapat daya tekan dari bimetal trip yang terdapat di dalamnya. Bimetal Trip ini akan

melengkung apabila resistance wire dilewati arus lebih besar dari nominalnya dan menekan

lengan kontak, sehingga kontak NC berubah menjadi kontak NO.

Kegunaan NO dan NC

Setelah paham bagaimana kerja kontak NO dan NC yang terdapat pada peralatan tersebut

diatas, maka saya sarankan untuk mempelajari bagaimana kontak NO NC tersebut

digunakan semaksimal mungkin untuk sebuah rangkaian pengendali pada rangkaian utama.

Page 82: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Rangkaian Kontaktor Star Delta Manual Tweet

More Sharing Services

Artikel ini cuma posting iseng dan hanya menulis ulang dari page saya di Elektro Mekanik

dengan menambahkan beberapa gambar pelengkap dan penjelasannya. Sebelumnya klik

disini untuk melihat wiring diagram Star Delta automatis dengan timer (TDR) untuk

perbandingan.

Prinsip kerja rangkaian star delta manual ini, sama dengan prinsip kerja rangkaian Star

Delta automatis dengan timer (TDR) yang umum ditemui,. termasuk perubahan kontak NO

NC nya. Yang membedakan dari rangkaian Star Delta manual ini hanyalah pada

penggunaan DOL (on off) relay yang menggantikan fungsi timer. Tentu saja sistem DOL

relay ini menggunakan sebuah push botton untuk mengaktifkannya, dan tombol inilah yang

nanti berfungsi untuk merubah rangkaian star ke delta. Klik disini untuk melihat sistem DOL

(on off) sebuah rangkaian kontaktor.

Pada gambar yang ada di Page Elektro Mekanik (klik disini untuk melihat gambar dengan

menggunakan relay 11 pin), Saya menggunakan Relay 11 pin agar bisa menggunakan 3

buah NO NC untuk mengamankan rangkaian kontaktor dari hubung singkat, ketika merubah

dari hubung star ke delta. Namun disini saya memodifikasinya dengan menggunakan relay 8

pin serta menambahkan sebuah pilot lamp sebagai indikator bahwa rangkaian sudah

terhubung delta.

Perhatikan gambar wiring diagramnya dibawah ini..

Page 83: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

gambar wiring diagram star delta manual 8 pin

klik gambar untuk memperbesar

Cara Kerja Rangkaian

Ketika tombol 1 (ON Star) ditekan motor akan bekerja pada hubung STAR (K1 dan K2

menyala), setelah beberapa detik yang kita rasakan cukup untuk merubah ke hubung

DELTA, maka kita diharuskan menekan tombol 2 (ON Delta), untuk merubah rangkaian

menjadi hubung Delta (K1 dan K3 menyala, juga R1). Dan fungsi tombol Off disini adalah

untuk mematikan kerja rangkaian.

Page 84: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Peralatan yang dibutuhkan:

1 pcs push botton off

2 pcs push button on

1 pcs relay 11 pin Omron MK3P-I 220V (R1) atau 8 pin MK2P-I

3 pcs kontaktor 220v (sesuaikan dengan motor) (K1, K2 dan K3)

2 pcs overload (sesuaikan dengan kontaktor)

1 pcs pilot lamp (green)

cable wire 1.5 mm secukupnya

Box Panel

Sebagai pelengkap saya lampirkan juga foto gambar penyambungan rangkaian star delta

manual ini, agar anda bisa langsung mempraktekkannya.

foto gambar penyambungan rangkaian star delta manual

klik gambar untuk memperbesar

Demikian saja ulasan singkat tentang rangkaian kontaktor Star Delta manual ini. yang tentu

saja memiliki kelemahan dan kelebihan tersendiri bila dibandingkan dengan yang

automatis..

Page 85: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Pengasutan Motor Induksi dengan menghubungkan langsung pada saluran (Direct On

Line)

Pengasutan ini digunakan untuk motor-motor berdaya kecil. Pada cara ini motor dapat

diasut pada tegangan saluran penuh dengan menggunakan penstart saluran yang dilengkapi

dengan relai termis beban lebih. Cara ini dapat menghasilkan kopel start yang lebih besar

mengingat kopel motor induksi berbanding lurus dengan kuadrat tegangan yang dikenakan.

Kelemahan pengasutan cara ini adalah dapat menghasilkan arus start yang besar, karena

itulah hanya digunakan untuk motor-motor yang berdaya kecil.

Gambar rangkaian pengasutan langsung pada saluaran atau Direct On Line (DOL)

Rangkaian kendalinya disuplai dari tegangan 220 Volt. Pada saat tombol start S2 ditekan arus

mengalir melalui F2 – S1 – S2 – K1. Kontaktor megnetik 1 (K1) bekerja, kontak bantu K1

(NO) menutup dan motor terhubung pada saluran. Untuk selanjutnya, arus akan mengalir

melalui F2 – S1 – Kontak bantu K1 – K1.

Pengasutan Motor Induksi dengan menggunakan penstart bintang/Star–delta (Y-Δ)

Pada pengasutan ini selama periode start lilitan motor akan berada dalam hubungan bintang

dan setelah selang waktu tertentu akan berpindah ke hubungan lilitan delta. Dengan cara ini

kenaikan arus start dapat dibatasi hingga sepertiga kali saja dibandingkan bila motor langsung

terhubung delta. Gambar berikut memperlihatkan rangkaian daya dan rangkaian kendali

pengasutan star – delta.

Page 86: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Gambar rangkaian start motor star/bintang – delta/segitiga

Rangkaian kendali pengasutan dengan cara ini disuplai oleh tegangan 220 Volt. Cara

kerjanya : jika tombol start S2 ditekan, arus mengalir melalui F2 – S1 – S2 – kontak bantu

timer T (NC) – kontak bantu K3 – K1. Kontaktor magnetik 1 (K1) bekerja dan motor

terhubung dalam lilitan bintang. Saat itu juga kontak bantu K1 (NC) membuka dan kontak

bantu K1 (NO) menutup sehingga arus mengalir melalui F2 – S1 – S2 – kontak bantu K1

(NO) – K2. Kontaktor magnetik 2 (K2) bekerja dan motor terhubung pada sumber tegangan.

Pada saat yang sama kontak bantu K2 (NO) menutup dan timer T bekerja. Setelah t detik

kontak bantu T (NC) membuka sehingga K1 tidak dilewati arus (K1 tidak bekerja), kontak

bantu T (NC) menutup, arus mengalir melalu F2 – S1 – kontak K2 (NO) – kontak bantu T

(NO) – kontak bantu K1 (NC) – K3. Kontaktor magnetik K3 bekerja, motor terhubung dalam

belitan delta. Tombol S1 digunakan untuk melepaskan motor dari sumber tegangan.

Dengan pengasutan cara ini, kenaikan arus start dapat dibatasi hingga sepertiga kali saja

dibandingkan bila lilitan motor langsung terhubung delta. Hal ini dapat dibuktikan sebagai

berikut:

Page 87: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Hubungan belitan, Tegangan, Arus Star dan Delta

Bila stator dihubung star, maka :

- Tiap belitan mendapatkan tegangan sebesar U/√3

- Sehingga arus yang mengalir ditiap belitan sebesar IY

- Arus yang mengalir ditiap belitan akan sama dengan arus arus fasa IY

Bila stator dihubungkan delta, maka :

- Tiap belitan mendapatkan tegangan sebesar U

- Sehingga arus yang mengalir ditiap belitan sebesar IfΔ

- Arus fasa untuk belitan delta : IΔ = √3 IfΔ

Bila dibandingkan,

Rangkaian Bintang/Star-Delta (Y-Δ) Motor Induksi Tiga Fasa

Page 88: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

A. Rangkaian Starting Motor Star-Delta

Untuk mengurangi besarnya arus start motor yang mendekati 7x arus nominal maka dapat dengan menggunakan metode start Star-Delta. Dengan metode ini motor awalnya diset pada asutan Star, setelah motor mencapai kecepatan 80% kecepatan maksimal, sambungan diubah ke sambungan Delta. Dengan cara ini maka torsi dapat dipertahankan sedangkan lonjakan arus start dapat ditekan.

Berikut adalah gambar pengawatan dari Rangkaian Kontrol, Rangkaian Power Star-Delta

Gb. Rangkaian Kendali

Gb. Rangkaian Power Star-Delta

Page 89: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

B. Prnsip Kerja Rangkaian

Fungsi dari rangkaian Star-Delta sendiri adalah untuk mengurangi arus start yaitu saat pertama kali motor di hidupkan Star delta adalah sebuah sistem starting motor yang paling banyak dipergunakan untuk starting motor listrik. Dengan menggunakan star delta starter Lonjakan arus listrik yang terlalu tinggi bisa dihindarkan. cara kerjanya adalah saat start awal motor tidak dikenakan tegangan penuh hanya 0.58 dengan cara dihubung bintang/ star. Setelah motor berputar dan arus sudah mulai turun dengan menggunakan timer arus dipindahkan menjadi segitiga/ delta sehingga tegangan dan arus yang mengalir ke motor penuh.

Page 90: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Star-Delta Motor Starter Posted Apr 10 2012 by jiguparmar in Motor with 24 Comments

Star-delta motor starter panel

Introduction to Star-Delta motor starter

Star-delta starter panel

Most induction motors are started directly on line, but when very large motors are started that

way, they cause a disturbance of voltage on the supply lines due to large starting current

surges. To limit the starting current surge, large induction motors are started at reduced

voltage and then have full supply voltage reconnected when they run up to near rotated speed.

Page 91: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Two methods used for reduction of starting voltage are: Star delta starting and Auto transformer

starting.

Working Principle of Star-Delta Starter

This is the reduced voltage starting method. Voltage reduction during star-delta starting is

achieved by physically reconfiguring the motor windings as illustrated in the figure below.

During starting the motor windings are connected in star configuration and this reduces the

voltage across each winding 3. This also reduces the torque by a factor of three.

Scheme - Working Principle of Star-Delta Starter

After a period of time the winding are reconfigured as delta and the motor runs normally.

Star/Delta starters are probably the most common reduced voltage starters. They are used in

an attempt to reduce the start current applied to the motor during start as a means of reducing

the disturbances and interference on the electrical supply.

Traditionally in many supply regions, there has been a requirement to fit a reduced voltage starter

on all motors greater than 5HP (4KW). The Star/Delta (or Wye/Delta) starter is one of the lowest

cost electromechanical reduced voltage starters that can be applied.

The Star/Delta starter is manufactured from three contactors, a timer and a thermal overload.

The contactors are smaller than the single contactor used in a Direct on Line starter as they

are controlling winding currents only. The currents through the winding are 1/root 3 (58%) of

the current in the line.

There are two contactors that are close during run, often referred to as the main contractor

and the delta contactor. These are AC3 rated at 58% of the current rating of the motor. The

third contactor is the star contactor and that only carries star current while the motor is

connected in star.

The current in star is one third of the current in delta, so this contactor can be AC3 rated at

one third (33%) of the motor rating.

Page 92: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Star-delta Starter Consists following units

1. Contactors (Main, star and delta contactors) 3 No’s (For Open State Starter) or 4 No’s (Close Transient Starter).

2. Time relay (pull-in delayed) 1 No. 3. Three-pole thermal overcurrent release 1 No. 4. Fuse elements or automatic cut-outs for the main circuit 3 Nos. 5. Fuse element or automatic cut-out for the control circuit 1No.

Power Circuit of Star Delta Starter

The main circuit breaker serves as the main power supply switch that supplies electricity to

the power circuit.

The main contactor connects the reference source voltage R, Y, B to the primary terminal of

the motor U1, V1, W1.

In operation, the Main Contactor (KM3) and the Star Contactor (KM1) are closed initially,

and then after a period of time, the star contactor is opened, and then the delta contactor

(KM2) is closed. The control of the contactors is by the timer (K1T) built into the starter.

The Star and Delta are electrically interlocked and preferably mechanically interlocked as

well.

Page 93: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Power circuit of Star-Delta starter

In effect, there are four states:

The star contactor serves to initially short the secondary terminal of the motor U2, V2, W2

for the start sequence during the initial run of the motor from standstill. This provides one

third of DOL current to the motor, thus reducing the high inrush current inherent with large

capacity motors at startup.

Page 94: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Controlling the interchanging star connection and delta connection of an AC induction

motor is achieved by means of a star delta or wye delta control circuit. The control circuit

consists of push button switches, auxiliary contacts and a timer.

Control Circuit of Star-Delta Starter (Open Transition)

Scheme - Control Circuit of Star-Delta Starter (Open Transition)

The ON push button starts the circuit by initially energizing Star Contactor Coil (KM1) of

star circuit and Timer Coil (KT) circuit. When Star Contactor Coil (KM1) energized, Star

Main and Auxiliary contactor change its position from NO to NC.

When Star Auxiliary Contactor (1) (which is placed on Main Contactor coil circuit ) become

NO to NC it’s complete The Circuit of Main contactor Coil (KM3) so Main Contactor Coil

energized and Main Contactor’s Main and Auxiliary Contactor Change its Position from NO

to NC. This sequence happens in a friction of time.

Page 95: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

After pushing the ON push button switch, the auxiliary contact of the main contactor coil (2)

which is connected in parallel across the ON push button will become NO to NC, thereby

providing a latch to hold the main contactor coil activated which eventually maintains the

control circuit active even after releasing the ON push button switch.

When Star Main Contactor (KM1) close its connect Motor connects on STAR and it’s

connected in STAR until Time Delay Auxiliary contact KT (3) become NC to NO.

Once the time delay is reached its specified Time, the timer’s auxiliary contacts (KT)(3) in

Star Coil circuit will change its position from NC to NO and at the Same Time Auxiliary

contactor (KT) in Delta Coil Circuit(4) change its Position from NO To NC so Delta coil

energized and Delta Main Contactor becomes NO To NC. Now Motor terminal connection

change from star to delta connection.

A normally close auxiliary contact from both star and delta contactors (5&6)are also placed

opposite of both star and delta contactor coils, these interlock contacts serves as safety

switches to prevent simultaneous activation of both star and delta contactor coils, so that one

cannot be activated without the other deactivated first. Thus, the delta contactor coil cannot

be active when the star contactor coil is active, and similarly, the star contactor coil cannot

also be active while the delta contactor coil is active.

The control circuit above also provides two interrupting contacts to shutdown the motor. The

OFF push button switch break the control circuit and the motor when necessary. The thermal

overload contact is a protective device which automatically opens the STOP Control circuit

in case when motor overload current is detected by the thermal overload relay, this is to

prevent burning of the motor in case of excessive load beyond the rated capacity of the motor

is detected by the thermal overload relay.

At some point during starting it is necessary to change from a star connected winding to a

delta connected winding. Power and control circuits can be arranged to this in one of two

ways – open transition or closed transition.

What is Open or Closed Transition Starting

1. Open Transition Starters

Discuss mention above is called open transition switching because there is an open state

between the star state and the delta state.

In open transition the power is disconnected from the motor while the winding are

reconfigured via external switching.

When a motor is driven by the supply, either at full speed or at part speed, there is a rotating

magnetic field in the stator. This field is rotating at line frequency. The flux from the stator

field induces a current in the rotor and this in turn results in a rotor magnetic field.

When the motor is disconnected from the supply (open transition) there is a spinning rotor

within the stator and the rotor has a magnetic field. Due to the low impedance of the rotor

Page 96: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

circuit, the time constant is quite long and the action of the spinning rotor field within the

stator is that of a generator which generates voltage at a frequency determined by the speed of

the rotor.

When the motor is reconnected to the supply, it is reclosing onto an unsynchronized generator and

this result in a very high current and torque transient. The magnitude of the transient is dependent

on the phase relationship between the generated voltage and the line voltage at the point of

closure can be much higher than DOL current and torque and can result in electrical and mechanical

damage.

Open transition starting is the easiest to implement in terms or cost and circuitry and if the

timing of the changeover is good, this method can work well. In practice though it is difficult

to set the necessary timing to operate correctly and disconnection/reconnection of the supply

can cause significant voltage/current transients.

In open transition there are four states:

1. OFF State: All Contactors are open. 2. Star State: The Main [KM3] and the Star [KM1] contactors are closed and the delta [KM2]

contactor is open. The motor is connected in star and will produce one third of DOL torque at one third of DOL current.

3. Open State: This type of operation is called open transition switching because there is an open state between the star state and the delta state. The Main contractor is closed and the Delta and Star contactors are open. There is voltage on one end of the motor windings, but the other end is open so no current can flow. The motor has a spinning rotor and behaves like a generator.

4. Delta State: The Main and the Delta contactors are closed. The Star contactor is open. The motor is connected to full line voltage and full power and torque are available

2. Closed Transition Star/Delta Starter

There is a technique to reduce the magnitude of the switching transients. This requires the use

of a fourth contactor and a set of three resistors. The resistors must be sized such that

considerable current is able to flow in the motor windings while they are in circuit.

The auxiliary contactor and resistors are connected across the delta contactor. In operation,

just before the star contactor opens, the auxiliary contactor closes resulting in current flow via

the resistors into the star connection. Once the star contactor opens, current is able to flow

round through the motor windings to the supply via the resistors. These resistors are then

shorted by the delta contactor.

If the resistance of the resistors is too high, they will not swamp the voltage generated by the

motor and will serve no purpose.

In closed transition the power is maintained to the motor at all time.

Page 97: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

This is achieved by introducing resistors to take up the current flow during the winding

changeover. A fourth contractor is required to place the resistor in circuit before opening the

star contactor and then removing the resistors once the delta contactor is closed.

These resistors need to be sized to carry the motor current. In addition to requiring more

switching devices, the control circuit is more complicated due to the need to carry out resistor

switching

In close transition there are four states:

1. OFF State. All Contactors are open 2. Star State. The Main [KM3] and the Star [KM1] contactors are closed and the delta [KM2]

contactor is open. The motor is connected in star and will produce one third of DOL torque at one third of DOL current.

3. Star Transition State. The motor is connected in star and the resistors are connected across the delta contactor via the aux [KM4] contactor.

4. Closed Transition State. The Main [KM3] contactor is closed and the Delta [KM2] and Star [KM1] contactors are open. Current flows through the motor windings and the transition resistors via KM4.

5. Delta State. The Main and the Delta contactors are closed. The transition resistors are shorted out. The Star contactor is open. The motor is connected to full line voltage and full power and torque are available.

Effect of Transient in Starter (Open Transient starter)

It is Important the pause between star contactor switch off and Delta contactor switch is on

correct. This is because Star contactor must be reliably disconnected before Delta contactor is

activated. It is also important that the switch over pause is not too long.

For 415v Star Connection voltage is effectively reduced to 58% or 240v. The equivalent of

33% that is obtained with Direct Online (DOL) starting.

If Star connection has sufficient torque to run up to 75% or %80 of full load speed, then the

motor can be connected in Delta mode.

When connected to Delta configuration the phase voltage increases by a ratio of V3 or 173%.

The phase currents increase by the same ratio. The line current increases three times its value

in star connection.

During transition period of switchover the motor must be free running with little deceleration.

While this is happening “Coasting” it may generate a voltage of its own, and on connection to

the supply this voltage can randomly add to or subtract from the applied line voltage. This is

known as transient current. Only lasting a few milliseconds it causes voltage surges and

spikes. Known as a changeover transient.

Size of each part of Star-Delta starter

Page 98: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

1. Size of Over Load Relay

For a star-delta starter there is a possibility to place the overload protection in two positions,

in the line or in the windings.

Overload Relay in Line:

In the line is the same as just putting the overload before the motor as with a DOL starter.

The rating of Overload (In Line) = FLC of Motor.

Disadvantage: If the overload is set to FLC, then it is not protecting the motor while it is in

delta (setting is x1.732 too high).

Overload Relay in Winding:

In the windings means that the overload is placed after the point where the wiring to the

contactors are split into main and delta. The overload then always measures the current inside

the windings.

The setting of Overload Relay (In Winding) =0.58 X FLC (line current).

Disadvantage: We must use separate short circuit and overload protections.

2. Size of Main and Delta Contractor

There are two contactors that are close during run, often referred to as the main contractor

and the delta contactor. These are AC3 rated at 58% of the current rating of the motor.

Size of Main Contactor= IFL x 0.58

3. Size of Star Contractor

The third contactor is the star contactor and that only carries star current while the motor is

connected in star. The current in star is 1/ √3= (58%) of the current in delta, so this contactor

can be AC3 rated at one third (33%) of the motor rating.

Size of Star Contactor= IFL x 0.33

Motor Starting Characteristics of Star-Delta Starter

Available starting current: 33% Full Load Current. Peak starting current: 1.3 to 2.6 Full Load Current. Peak starting torque: 33% Full Load Torque.

Page 99: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Advantages of Star-Delta starter

The operation of the star-delta method is simple and rugged It is relatively cheap compared to other reduced voltage methods. Good Torque/Current Performance. It draws 2 times starting current of the full load ampere of the motor connected

Disadvantages of Star-Delta starter

1. Low Starting Torque (Torque = (Square of Voltage) is also reduce). 2. Break In Supply – Possible Transients 3. Six Terminal Motor Required (Delta Connected). 4. It requires 2 set of cables from starter to motor.

. 5. It provides only 33% starting torque and if the load connected to the subject motor requires

higher starting torque at the time of starting than very heavy transients and stresses are produced while changing from star to delta connections, and because of these transients and stresses many electrical and mechanical break-down occurs. .

6. In this method of starting initially motor is connected in star and then after change over the motor is connected in delta. The delta of motor is formed in starter and not on motor terminals. .

7. High transmission and current peaks: When starting up pumps and fans for example, the load torque is low at the beginning of the start and increases with the square of the speed. When reaching approx. 80-85 % of the motor rated speed the load torque is equal to the motor torque and the acceleration ceases. To reach the rated speed, a switch over to delta position is necessary, and this will very often result in high transmission and current peaks. In some cases the current peak can reach a value that is even bigger than for a D.O.L start. .

8. Applications with a load torque higher than 50 % of the motor rated torque will not be able to start using the start-delta starter. .

9. Low Starting Torque: The star-delta (wye-delta) starting method controls whether the lead connections from the motor are configured in a star or delta electrical connection. The initial connection should be in the star pattern that results in a reduction of the line voltage by a factor of 1/√3 (57.7%) to the motor and the current is reduced to 1/3 of the current at full voltage, but the starting torque is also reduced 1/3 to 1/5 of the DOL starting torque. .

10. The transition from star to delta transition usually occurs once nominal speed is reached, but is sometimes performed as low as 50% of nominal speed which make transient Sparks.

Features of star-delta starting

1. For low- to high-power three-phase motors. 2. Reduced starting current 3. Six connection cables

Page 100: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

4. Reduced starting torque 5. Current peak on changeover from star to delta 6. Mechanical load on changeover from star to delta

Application of Star-Delta Starter

The star-delta method is usually only applied to low to medium voltage and light starting

Torque motors.

The received starting current is about 30 % of the starting current during direct on line start

and the starting torque is reduced to about 25 % of the torque available at a D.O.L start. This

starting method only works when the application is light loaded during the start.

If the motor is too heavily loaded, there will not be enough torque to accelerate the motor up

to speed before switching over to the delta position.

Page 101: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Saklar dan Tombol | Switch and Push Button Tweet

More Sharing Services4

Berbagai macam saklar (zakelar, swtch) listrik dan elektronik yang umum digunakan berikut

simbolnya ditampilkan dalam daftar berikut. Secara mendasar semua saklar melakukan

kontak nyala | padam (on | off) dalam berbagai cara berbeda, tapi tiap saklar melakukan

tugas sama, yakni membuka dan menutup sirkuit listrik.

Beberapa saklar yang melakukan kontak berbeda, dinamakan sesuai dengan bentuk,

fungsi, dan atau cara operasinya.Misal, tombol atau kancing-tekan (push button) adalah

saklar yang beroperasi dengan cara ditekan, dan bisa melakukan dua fungsi berbeda, yakni

menutup sirkuit bila ditekan, atau justeru membuka sirkuit bila ditekan. Jika tekanan

dilepaskan atau terjadi tekanan berikutnya, maka akan menormalkan kembali tombol ke

posisi semula dan sirkuit kembali ke status semula.

simbol saklar (zakelar, switch) dan tombol-tekan (push button) tipe umum.]

SPST (single-pole single-throw) swith

Saklar kutub-tunggal lemparan-tunggal.

SPST rocker switch

Saklar sederhana dan paling umum digunakan, untuk mengubah status

dari padam (off) ke nyala (on), dimana bila ditekan ke satu arah, saklar

memutus sambungan sehingga sirkuit membuka, dan bila ditekan ke arah

sebaliknya, saklar mengubungkan sambungan sehingga sirkuit

menutup.Banyak digunakan pada berbagai perangkat listrik dan

elektronik, terutama sebagai saklar daya (power switch) atau saklar nyala |

padam utama (main on | off switch).

Contohnya adalah seperti yang digunakan sebagai saklar catu daya

(power supply) komputer., dan juga tipe saklar yang digunakan di dinding

rumah.

Page 102: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

SPST toggle switch

Saklar SPST sederhana dan juga umum digunakan, untuk mengubah

status dari padam (off) ke nyala (on), dimana bila ditekan ke satu arah,

saklar memutus sambungan sehingga sirkuit membuka, dan bila ditekan

ke arah sebaliknya, saklar mengubungkan sambungan sehingga sirkuit

menutup. Kelebihan saklar ini adalah pengoperasiannya menggunakan

tungkai (lever), shg bisa diperpanjang atau diperjauh jarak jamahnya.

SPST key switch

Saklar ini hadir dalam berbagai bentuk. Berfungsi untuk melakukan

pengamanan terbatas (limited security).

Contohnya adalah seperti yang digunakan sebagai saklar kunci kontak

sepedamotor dan mobil.

SPST DIP (dual in-line package) switch

Saklar ini umumnya digunakan pada PCB (printed circuit board) | papan

rangkaian tercetak elektronik, untuk meilih berbagai konfigurasi operasi.

Contohnya adalah seperti yang digunakan pada PCB komputer.

PTM (push to make) switch | NOPB (normaly-open push-button)

PTB (push to-break) switch) | NCPB (normaly-close push-button)

Saklar tekan, tombol atau kancing-tekan (push button) adalah saklar yang

beroperasi dengan cara ditekan, dan jenis berbeda melakukan dua fungsi

berbeda, dimana,

Page 103: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

PTM (push to make) switch | NOPB (normaly-open push-button)

adalah tombol menutup sirkuit bila ditekan, dan

PTB (push to-break) switch) | NCPB (normaly-close push-button)

adalah tombol yang membuka sirkuit bila ditekan. Jika tekanan dilepaskan

atau terjadi tekanan berikutnya, maka akan menormalkan kembali tombol

ke posisi semula dan sirkuit kembali ke status semula.

Contoh tombol PTM | NOPB adalah seperti yang digunakan sebagai

tombol klakson sepedamotor dan mobil.

Contoh tombol PTB | NCPB adalah seperti yang digunakan sebagai

tombol penyala lampu penerangan-dalam pada pintu kulkas dan pintu

mobil, dimana lampu padam bila pintu ditutup dan sebaliknya menyala bila

pintu dibuka..

SPDT (single-pole double-throw) switch | SPSS (single-pole selector

switch)

Saklar kutub-tunggal lemparan-ganda.Umumnya digunakan sebagai

saklar pemilih (selector) dua sirkuit, atau sebagai pengganti pasangan dua

saklar SPST untuk efisiensi.

com = common | shared contact point, atau titik kontak umum | bersama.

SPDT rocker switch

Page 104: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

SPDT toggle switch

SPDT slide switch

SPDT micro switch

Saklar mikro bisa sangat kecil. Biasanya dipasang pada suatu lengan

yang ketika tertekan karena dipegang membuat klik saklar sehingga sirkuit

menutup.

Saklar ini meski sangat kecil tapi sangat berguna dalam berbagai

perangkat listrik dan elektronik, antara lain sebagai saklar keselamatan

(safety switch) yang menghindarkan dan mencegah peguna dari sengatan

listrik yang tak perlu terjadi dan menahan arus listrik terus-menerus

mengalir ketika tak diperlukan. Ketika saklar mikro membuka dengan

Page 105: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

sendirinya sirkuit listrik pun terputus.

DPST (doube-pole single-throw) switch

Saklar kutub-ganda lemparan-tunggal. Digunakan untuk memutus atau

menghubungkan sambung dua jalur kelistrikan sekaligus. Biasanya satu

kutub untuk listrik positiv dan satu kutub untuk listrik negativ.

DPST rocker switch

DPDT (double-pole double-throw) switch | DPSS (double-pole

selector switch)

Saklar kutub-ganda lemparan-ganda.Umumnya digunakan sebagai saklar

pemilih (selector) dua sirkuit, atau sebagai pengganti pasangan dua saklar

SPDT atau sebagai pengganti pasangan dua saklar DPST untuk efisiensi.

DPDT slide switch

Saklar geser kutub-ganda lemparan-ganda.

Contoh saklar geser DPDT adalah seperti yang digunakan sebagai saklar

pemilih lampu belok (turn lampu, sign lamp) sepedamotor.

Page 106: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

TPST (triple-pole single-throw) switch

Saklar kutub-tiga lemparan-tunggal. Digunakan untuk memutus atau

menghubungkan sambung tiga jalur kelistrikan sekaligus.

MPST (multi-pole single-throw) switch | push-button

Saklar | tombol kutub-rangkap. Digunakan untuk memutus atau

menghubungkan sambung beberapa jalur kelistrikan sekaligus.

______________________________

Page 107: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

RCP relay dan Phase Failure Relay Tweet

More Sharing Services2

RCP relay & Phase Failure Relay

RCP relay dan Phase Failure Relay ini berfungsi untuk memonitoring tegangan listrik jatuh,

urutan fasa dan asimetri keteradaan tiga satuan gelombang. RCP relay ini akan beroperasi

pada tegangan jatuh dan kebalikan gelombang, yang sangat penting untuk proteksi kerja

motor induksi.

RCP relay

Page 108: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Phase Failure Relay

Sebenarnya RCP relay dan Phase Failure Relay ini sama fungsinya seperti thermal overload

dan alat alat proteksi motor lainnya, yaitu memutus rangkaian pengendali dari suatu sistem

kerja motor listrik.

dalam gambar diatas RCP relay dan Phase Failure Relay mempunyai kontak NO dan NC, sama seperti

yang terdapat pada thermal overload.

Page 109: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

TDR Time Delay Relay / Timer Tweet

More Sharing Services5

TDR (Time Delay Relay) sering disebut juga relay timer atau relay penunda batas waktu

banyak digunakan dalam instalasi motor terutama instalasi yang membutuhkan pengaturan

waktu secara otomatis.

Peralatan kontrol ini dapat dikombinasikan dengan peralatan kontrol lain, contohnya dengan

MC (Magnetic Contactor), Thermal Over Load Relay, dan lain-lain.

Page 110: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Fungsi dari peralatan kontrol ini adalah

sebagai pengatur waktu bagi peralatan yang dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk

mengatur waktu hidup atau mati dari kontaktor atau untuk merubah sistem bintang ke

segitiga dalam delay waktu tertentu.

Timer dapat dibedakan dari cara kerjanya yaitu timer yang bekerja menggunakan induksi

motor dan menggunakan rangkaian elektronik.

Timer yang bekerja dengan prinsip induksi motor akan bekerja bila motor mendapat

tegangan AC sehingga memutar gigi mekanis dan menarik serta menutup kontak secara

mekanis dalam jangka waktu tertentu.

Sedangkan relay yang menggunakan prinsip elektronik, terdiri dari rangkaian R dan C yang

dihubungkan seri atau paralel. Bila tegangan sinyal telah mengisi penuh kapasitor, maka

relay akan terhubung. Lamanya waktu tunda diatur berdasarkan besarnya pengisian

kapasitor.

Bagian input timer biasanya dinyatakan sebagai kumparan (Coil) dan bagian outputnya

sebagai kontak NO atau NC.

Kumparan pada timer akan bekerja selama mendapat sumber arus. Apabila telah mencapai

batas waktu yang diinginkan maka secara otomatis timer akan mengunci dan membuat

kontak NO menjadi NC dan NC menjadi NO.

Page 111: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Pada umumnya timer memiliki 8 buah kaki yang 2 diantaranya merupakan kaki coil sebagai

contoh pada gambar di atas adalah TDR type H3BA dengan 8 kaki yaitu kaki 2 dan 7 adalah

kaki coil, sedangkan kaki yang lain akan berpasangan NO dan NC, kaki 1 akan NC dengan

kaki 4 dan NO dengan kaki 3. Sedangkan kaki 8 akan NC dengan kaki 5 dan NO dengan

kaki 6. Kaki kaki tersebut akan berbeda tergantung dari jenis relay timernya.

Thermal Over Load Relay Tweet

More Sharing Services3

Fungsi dari Overload relays adalah untuk proteksi motor listrik dari beban lebih. Seperti

halnya sekring (fuse) pengaman beban lebih ada yang bekerja cepat dan ada yang lambat.

Sebab waktu motor start arus dapat mencapai 6 kali nominal, sehingga apabila digunakan

pengaman yang bekerja cepat, maka pengamannya akan putus setiap motor dijalankan.

Overload relay yang berdasarkan pemutus bimetal akan bekerja sesuai dengan arus yang

mengalir, semakin tinggi kenaikan temperatur yang menyebabkan terjadinya pembengkokan

, maka akan terjadi pemutusan arus, sehingga motor akan berhenti. Jenis pemutus bimetal

ada jenis satu phasa dan ada jenis tiga phasa, tiap phasa terdiri atas bimetal yang terpisah

Page 112: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

tetapi saling terhubung, berguna untuk memutuskan semua phasa apabila terjadi kelebihan

beban. Pemutus bimetal satu phasa biasa digunakan untuk pengaman beban lebih pada

motor berdaya kecil.

Mekanisme kerja Over load relay: apabila resistance wire dilewati arus lebih besar dari

nominalnya, maka bimetal trip, bagian bawah akan melengkung ke kiri dan membawa slide

ke kiri, gesekan ini akan membawa lengan kontak pada bagian bawah terdorong ke kiri dan

kontak NC (95-96) akan lepas, dan membuat kontak NO (97-98) akan terhubung.

gambar kegagalan 1 phasa akibat arus lebih

dari arus nominal pada Thermal Overload Relay

Selama bimetal trip itu masih panas, maka dibagian bawah akan tetap terbawa ke kiri,

sehingga kontak – kontaknya belum dapat dikembalikan ke kondisi semula walaupun reset

buttonnya ditekan, apabila bimetal sudah dingin barulah kontaknya dapat kembali lurus dan

kontaknya baru dapat di hubungkan kembali dengan menekan reset button.

Page 113: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Chapter 1.3. Full-voltage single-phase motors

Diagram ini adalah untuk kendali motor satu fase. Rangkaian ini menggunakan kontaktor, relay

overload, satu blok kontak bantu, satu PB start (NO), satu PB Stop (NC), dan power supply.

Chapter 1.4. Star Delta Open Transition 3-phase Motors

Diagram berikut merupakan kendali motor 3-fase hubungan star-bintang. Rangkaina ini

menggunakan tiga buah kontaktor, relay overload, satu kontak blok tambahan, satu PB Start (NO)

dan satu PB Stop (NC), Timer ON delay on 0-20 detik dan power supply.

Page 114: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Chapter 5. Motor Control Circuit

Interlocking (sebagai proteksi) pada bab sebelumnya, membuat motor on selama tombol

ditekan. Jika kita ingin motor terus on dengan sekali tekan kita harus mengubah rangkaian dengan

menambahkan rangkaian latch (pengunci). Rangkaian ini sering digunakan dalam dunia industri :

Jika tombol forward ditekan, maka M1 akan on, dan akan tetap on. Demikian juga jika tombol

reverse ditekan maka M2 akan on, dan akan tetap on. Kontak close dari M1 dan M2 mencegah koil

M1 dan M2 menjadi on bersamaan. Iini sering disbut sebagai seal contact (kontak pengaman) atau

latch (pengunci). Bagaimana untuk menghentikan motor, rangkaian harus kita ubah sebagai berikut:

Page 115: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Rangakain diatas masih ada persolan. Bagaimana menghentikan motor yang sedang berjalan.

Maka ditambahlah push button stop (NC) pada bagian belakang rangkaianr. Dengan menekan push

button stop maka rangkaian latch akan di putuskan. Untuk rangkaian yang menjalankan motor lebih

dari satu, biasanya ditambah lagi sebuah tombol emergency. Jadi jika terjadi sesuatu yang

membahayakan dengan menekan PB Emergency (push lock) maka semua proses akan dihentikan.

Secara logika rangkaian di atas sudah cukup baik. Tetapi kita harus mempertimbangkan aspek

lain dari rangkaian tersbut disesuikan dengan kondisi lapangan. Misalnya perubahan beban

mekanis, seperti kipas yang besar, dimana saat tombol stop ditekan, motor akan tetap berjalan

selama beberapa saat sebelum berhenti total. Akan imbul masalah jika operator akan menjalankan

motor dalam arah sebaliknya tanpa menunggu kipas angin berhenti berputar karena inertia motor

akan berjuang melawan arah putaran sebelumnya. Beban bagi besar bagi motor dan akan menjadi

cepat panas. Oleh karena itu perlu penambahan sistem delay, untuk memberi waktu motor

berhenti. Sehingga penekanan tombol untuk menjalankan motor pada arah sebaliknya secara

mendadak dapat dicegah dengan adanya rangkaian waktu tunda (off delay). Sebagai berikut:

Jika motor berjalan forward, baik M1 dan TD1 akan on. Kontak TD1 (NC) antara kabel 8 dan 5

akan open. Ketika tombol stop ditekan, TD1 kehilangan catu (off) maka kontak TD1 tetap open

dalam selang waktu tertentu sebelum kembali ke kondisi normalnya (NC). Setelah kontak TD1

menjadi NC maka penekanan tombol reverse baru dapat membuat on M2 (reverse). Jadi

timer memberikan selang waktu untuk motor berhenti dulu baru bisa di start kembali.

Jika teliti, maka kita dapat melihat bawhwa TD1 dan TD2 saling interlock. Oleh karenanya kita

dapat menghilangkan kontak M1 dan M2 dan menggantikannya dengan kontak TD1 dan TD2. Setiap

Page 116: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

waktu tunda relay akan melayani tujuan ganda: mencegah kontaktor lainnya dari energi saat motor

sedang berjalan, dan mencegah kontaktor yang sama dari energi sampai waktu yang ditentukan

setelah motor dimatikan. Maka kita dapat menyederhanakan rangkaian menjadi sebagai berikut :

Page 117: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Wiring Diagram Motor Bolak Balik (Forward Reverse Three Phase

Motor) Tweet

More Sharing Services10

Motor Bolak Balik ini adalah salah satu kerja motor induksi 3 phasa yang sering digunakan

pada mesin mesin produksi oleh banyak kalangan industri, baik industri kecil maupun

industri besar. Secara spesifik penggunaannya tidaklah terlalu penting, karena mesin mesin

produksi terus mengalami perkembangan dari segi pemanfaatan dan kontruksi mesinnya itu

sendiri. Namun secara prinsipalnya adalah sama, yaitu membolak balikkan arah putaran

motor induksi dengan tombol tombol atau rangkaian interlock tertentu.

Baiklah.. langsung saja saya jelaskan prinsip sederhana dari rangkaian Motor induksi 3

phasa Bolak Balik atau Forward Reverse, melalui bahasa gambar agar mudah

mempelajarinya. Coba lihat gambar di bawah ini

Dalam gambar diatas dijelaskan:

Page 118: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

gambar A: arah putaran motor ke arah kanan bila urutan phasa input R-S-T masuk

dalam rangkaian Breaker dan Kontaktor ke motor. gambar B: arak putaran motor ke arah kiri bila urutan phasa input yang masuk

dalam rangkaian dan ke motor adalah kebalikannya, yaitu T-S-R

Klik disini untuk mengetahui secara teoritis bagaimana arah putaran motor menjadi bolak

balik sesuai dengan urutan phasa input. Lalu perhatikan gambar berikut dibawah ini.

Dalam gambar diatas dijelaskan

gambar A: Saya sudah menambahkan thermal overload dan 2 kontaktor dalam rangkaian, yaitu K1 dan K2. Dalam gambar A ini K1 dalam posisi NC atau sedang dalam kondisi ON, dan K2 dalam posisi Off. Lihatlah bagaimana urutan phasa input

R-S-T masuk dalam rangkaian, sehingga putaran motor menjadi kearah kanan. gambar B: Dalam gambar B ini urutan phasa input yang masuk dalam rangkaian

adalah kebalikannya, yaitu T-S-R bila K2 dalam posisi NC atau ON, dan K1 dalam posisi Off. Dan membuat arah putaran motor menjadi

kearah kiri.

Dalam penggambaran realnya atau Rangkaian Utamanya dapat dilihat pada gambar

dibawah ini:

Page 119: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

urutan phasa input motor R-S-T

urutan phasa input motor T-S-R

Pada gambar A dibawah ini adalah wiring untuk menghidup matikan K1 dan K2 satu

persatu. Artinya adalah: bila tombol hijau ditekan, maka K1 akan bekerja dan berhenti bila

tombol dilepas. Begitu juga K2 bila tombol merah ditekan dan dilepas. Bisakah Anda

bayangkan bila tombol tombolnya ditekan bersamaan ?? iya... pada rangkaian utamanya

akan terjadi korsleting 3 phasa!! Lalu bagaimana kelanjutannya..??

Lihat gambar B !!

Page 120: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

klik gambar untuk memperbesar

Untuk membuat kerja K1 dan K2 secara bergantian, kita bisa memanfaatkan NC pada

masing masing kontaktor seperti pada gambar B. NC dari K1 dipasang seri pada jalur input

koil K2, begitu juga sebaliknya, NC dari K2 dipasang seri pada jalur input koil K1.

Lalu lihat gambar C dan D !!

bila tombol hijau ditekan, maka K1 akan bekerja dan NC dari K1 akan menjadi NO yang

menyebabkan tombol merah atau K2 tidak akan bisa berfungsi karena jalur inputnya

terputus selama K1 masih bekerja. Begitu juga sebaliknya yang terjadi bila tombol merah

ditekan setelah K1 tidak bekerja.

Sebagi finalisasi wiring rangkaian Forward Reverse ini, kita harus memasang juga sistem

Proteksi Motor untuk mengamankan motor dari beban lebih dengan menggunakan NC dari

Thermal Overload yang telah terpasang sebelumnya, seperti pada gambar berikut dibawah

ini

Page 121: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Dan saya sertakan juga wiring rangkaian Forward Reverse ini dengan sistem interlock untuk

fungsi kerja motor lain yang mungkin Anda butuhkan.

Demikian saja pembahasan tentang Wiring Motor Bolak Balik (Forward Reverse) ini. Klik

disini bila ingin melihat foto gambar penyambungan rangkaian kontaktornya.

Page 122: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Wiring Diagram Star Delta / Bintang Segitiga Tweet

More Sharing Services20

Coba perhatikan lagi gambar hubung star delta yang telah saya perjelas dari gambar artikel

sebelumnya di bawah ini:

gbr. wiring star dan delta

Rangkaian star delta ini diawali dengan hubung star terlebih dahulu, setelah itu baru

terhubung delta. Penggambarannya sebagai berikut:

Page 123: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

gbr. wiring rangkaian utama

star delta

Penjelasan:

Untuk syarat syarat motor induksi 3 phasa yang bisa dihubung Star Delta bisa baca disini

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa wiring star delta menggunakan 3 buah kontaktor

utama yang terdiri dari K1 (input utama) K2 (hubung star) dan K3 (hubung delta). Dan

semua itu disebut juga Rangkaian Utama, yang pemahaman dasarnya telah

dibahas pada artikel sebelumnya.

Pada gambar, ketika K1 dan K2 aktif atau berubah menjadi NC maka hubungan yang terjadi

pada motor menjadi hubung star, dan ketika K2 menjadi NO maka K3 pada saat yang

bersamaan menjadi NC. Dan perubahan ini menyebabkan rangkaian pada motor menjadi

hubung delta.

Bagaimana kita membuat K1, K2 dan K3 bekerja secara otomatis merubah hubung motor

menjadi star delta?

Perhatikan gambar dibawah ini:

Page 124: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

gbr. wiring diagram star delta

Gambar diatas adalah gambar wiring diagram star delta yang merupakan perpaduan antara

interlock kontaktor dan fungsi NO dan NC dari timer. Perhatikan sekali lagi gambar di bawah

ini, yang merupakan penjelasan dari gambar diatas.

gbr. penjelasan wiring diagram star delta

Pada kotak yang berwarna pink adalah wiring diagram dari interlock kontaktor, dan kotak

yang berwarna hijau adalah kerja dan fungsi dari NO dan NC pada timer. Ketika tombol

ON ditekan maka K1 akan bekerja, begitu juga T dan K2 (hubung star). Dalam hal ini K2

akan langsung bekerja karena terhubung pada NC dari T, disaat bersamaan T akan bekerja

Page 125: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

dan menghitung satuan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya (± 3~8 detik, tergantung

besar kecilnya arus asut dari motor induksi yang digunakan). Dimana setelah habis ketapan

waktunya maka NCnya akan berubah menjadi NO begitu juga sebaliknya. Perubahan inilah

yang dimanfaatkan untuk menghidupkan K3 (hubung delta). Dan wiring diagram tersebut

dikenal juga sebagai Rangkaian Pengendali.

Sebagai finalisasi wiring diagram star delta ini, maka saya tambahkan NC pada K2 dan K3

yang saling bertautan pada masing masing kontaktornya. Arus listrik akan mengalir terlebih

dahulu pada NC K3 sebelum masuk koil K2, begitu juga sebaliknya. Hal ini semata-mata

untuk menghindari terjadinya kedua kontaktor itu bekerja secara bersamaan bila terjadi

hubung singkat, yang bisa menyebabkan kerusakan pada Rangkaian Utamanya, seperti

pada gambar dibawah ini.

gbr. wiring rangkaian pengendali

star delta

Cukup itu saja penjelasan dari saya tentang wiring diagram star delta ini. Semoga

penjelasan ini menjadi gerbang pembuka untuk mempelajari dan membuat wiring diagram

rangkaian otomatis lainnya termasuk dasar pemograman PLC.

Klik disini untuk mempelajari penerapan sistem proteksi motor listrik pada rangkaian

pengendali Star Delta. Atau disini bila ingin langsung mengetahui gambar penyambungan

rangkaian Star Deltanya.

Page 126: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Apa itu PLC dan prinsip kerja PLC (seri belajar PLC)

October 15th, 2012 Musbikhin

Sebuah PLC berisi CPU (central processing unit) atau otak dari plc yang berisi sebuah

aplikasi program, modul interface input dan output yang terhubung secara langsung ke field

I/O devices dan lebih lengkapnya PLC dapat diartikan sebuah alat kontrol yang bekerja

berdasarkan pada pemrograman dan eksekusi instruksi logika. PLC mempunyai fungsi

internal seperti timer, counter dan shift register. PLC beroperasi dengan cara memeriksa input

dari sebuah proses guna mengetahui statusnya kemudian sinyal input ini diproses berdasarkan

instruksi logika yang telah diprogram dalam memori. Dan sebagai hasilnya adalah berupa

sinyal output. Sinyal output inilah yang dipakai untuk mengendalikan peralatan atau mesin.

Antarmuka (interface) yang terpasang di PLC memungkinkan PLC dihubungkan secara

langsung ke actuator atau transducer tanpa memerlukan relay.

Struktur PLC dapat dibagi ke dalam empat komponen utama :

1. Antarmuka ( interface ) input

2. Antarmuka ( interface ) output

3. Prosessing Unit ( CPU- Central Prosessing Unit )

4. Unit memori

Page 127: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Arus informasinya dalam PLC akan mengikuti jalur yang sederhana seperti dibawah ini :

1. CPU akan membaca “ unit memori “

2. Memeriksa status “ Antarmuka input “

3. Memperbaharui status “ CPU “

4. Memperbaharui status “ Antarmuka output “

Sedangkan prinsip kerja plc dapat diuraikan sebagai berikut : PLC merupakan peralatan

elektronik yang dibangun dari mikroprosesor untuk memonitor keadaan dariperalatan input

untuk kemudian di analisa sesuai dengan kebutuhan perencanan ( programmer) untuk

mengontrol keadaan output. Sinyal input diberikan kedalam input card.

Ada 2 jenis input card, yaitu :

1. Analog input card

2. Digital input card

Setiap input mempunyai alamat tertentu sehingga untuk mendeteksinya mikroprosesor

memanggil berdasarkan alamatnya. Banyaknya input yang dapat diproses tergantung jenis

PLC- nya. Sinyal output dikluarkan PLC sesuai dengan program yang dibuat oleh pemakai

berdasarkan analisa keadan input.

Ada 2 jenis output card, yaitu :

1. analog output card

2. digital output card

Page 128: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

setiap ouput card mempunyai alamat tertentu dan diproses oleh mikroprosesor menurut

alamatnya. Banyaknya output tergantung jenis PLC- nya. Pada PLC juga dipersiapkan

internal input dan output untuk proses dalam PLC sesuai dengan kebutuhan program. Dimana

internal input dan output ini hanya sebagai flag dalam proses. Di dalam PLC juga

dipersiapkan timer yang dapat dibuat dalam konfigurasi on delai , off delai, on timer, off

timer dan lain- lain sesuai dengan programnya. Untuk memproses timer tersebut, PLC

memanggil berdasarkan alamatnya.

Untuk melaksanakan sebagai kontrol system, PLC ini didukung oleh perangkat lunak yang

merupakan bagian peting dari PLC. Program PLC biasanyaterdiri dari 2 jenis yaitu ladder

diagram dan instruksi dasar diagram, setiap PLC mempunyai perbedaan dalam penulisan

program.

Peran PLC dalam sistem kontrol (Seri Belajar PLC)

October 14th, 2012 Musbikhin

Dalam industry otomasi, PLC merupakan inti dari sebuah sistem kontrol. Dengan sebuah

program aplikasi kontrol yang disimpan dalam sebuah memori plc yang selanjutnya

dieksekusi, plc dapat secara konstan memonitor tiap state sistem melalui signal dari

perangkat input. Dan akan diproses lebih lanjut seperti dioutputkan pada perangkat output.

PLC banyak dipakai seperti untuk kontrol tugas sederhana dan berulang-ulang sampai dengan

tugas yang rumit yang saling berhubungan dengan controller yang lain atau terhubung dengan

sebuah komputer melalui jaringan komunikasi.

Perangkat Input (device input)

Kecerdasan sebuah sistem otomasi juga sangat bergantung pada kemampuan PLC untuk

membaca berbagai macam signal baik dari sensor otomatis atau perangkat input manual

(Seperti push button, keypad, toggle switch). Atau dengan kata lain untuk mendeteksi suatu

benda, memonitor suatu pergerakan, mengecek tekanan atau level cairan dan banyak yang

lain, plc akan memproses signal dari suatu perangkat sensor tertentu seperti proximity switch,

Page 129: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

limit switch, photoelectric sensor,level sensordan sejenisnya. Tipe dari signal input plc yaitu

logik on/off atau tipe analog. Sinyal input dihubungkan ke plc melalui berbagai jenis modul

input plc.

Perangkat Output (device output)

Suatu sistem otomatis tidak lengkap jika tanpa dilengkapi perangkat/device output. Beberapa

device output yang paling umum adalah motor, solenoida, indikaor relay, buzzer dll. Melalui

aktivasi motor dan selenoida plc dapat mengontrol sistem yang sederhanan seperti pick and

Place sampai dengan sistem yang kompleks seperti servo positioning system.

Page 130: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Perangkat output lainnya seperti pilot lamp, buzzers dan alarm yang hanya dimaksudkan

untuk memberitahukan suatu indikator. Seperti interfacing sinyal input, sinyal dari perangkat

output yang dihubungkan ke plc melalui berbagai modul output plc.

PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER)

Pengertian

Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah digunakan

(user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang

beraneka ragam .

Definisi Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah :

sistem elektronik yang beroperasi secara dijital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan

industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan

secara internal instruksi-instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti

logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau

proses melalui modul-modul I/O dijital maupun analog .

Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :

1. Programmable

menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program yang telah

dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.

2. Logic

menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic (ALU), yakni

melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi,

negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.

3. Controller

menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga

menghasilkan output yang diinginkan.

PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial dalam suatu sistem

kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang

yang tidak memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini

memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang

telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan sudah

dimasukkan.

Page 131: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari keadaan pada suatu

waktu tertentu yang kemudian akan meng-ON atau meng-OFF kan output-output. 1 menunjukkan

bahwa keadaan yang diharapkan terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan

tidak terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki output

banyak.

Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat dibagi secara

umum dan secara khusus.

Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:

1. Sekuensial Control

PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan

pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau

langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.

2. Monitoring Plant

PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan,

tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang

dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada

operator.

Sedangkan fungsi PLC secara khusus adalah dapat memberikan input ke CNC (Computerized

Numerical Control). Beberapa PLC dapat memberikan input ke CNC untuk kepentingan

pemrosesan lebih lanjut. CNC bila dibandingkan dengan PLC mempunyai ketelitian yang lebih

tinggi dan lebih mahal harganya. CNC biasanya dipakai untuk proses finishing, membent uk

benda kerja, moulding dan sebagainya.

Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang dikendalikan lalu

melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal masukan tersebut sesuai dengan

program yang tersimpan dalam memori lalu menghasilkan sinyal keluaran untuk

mengendalikan aktuator atau peralatan lainnya.

Bahasa pemograman PLC

Terdapat lima tipe bahasa pemrograman yang bisa dipakai untuk memprogram PLC, meski

tidak semuanya di-support oleh suatu PLC, yaitu antara lain :

1. Bahasa pemrograman Ladder Diagram (LD)

2. Bahasa pemrograman Instruction List (IL)/Statement List (SL)

Page 132: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

3. Bahasa pemrograman Sequential Function Chart (SFC)/Grafcet

4. Bahasa pemrograman Function Block Diagram (FBD)

5. Bahasa pemrograman tingkat tinggi (high-level), contohnya Visual Basic

Penulis akan membahas bahasa pemrograman PLC yang paling populer digunakan dan paling

mudah dipahami, yaitu Ladder Diagram, dengan menggunakan contoh rangkaianInterlock. Ladder

Diagram mudah dipahami karena menggunakan pendekatan grafis, yaitu menggunakan simbol-

simbol komponen elektromagnetik-mekanik relay (coil dan contact), blok-blok fungsi (function

block), seperti timer, counter, trigger, kondisional, serta blok fungsi yang didefinisikan sendiri oleh

programmer. Selain itu, karena Ladder Diagram menggunakan pendekatan grafis, maka programmer

menjadi lebih mudah untuk melakukan troubleshooting pada program yang akan dijalankan pada

PLC.

Pemanfaatan Programmable Logic Controller (PLC) dalam Dunia Industri

Perkembangan industri dewasa ini, khususnya dunia industri di negara kita, berjalan amat pesat

seiring dengan meluasnya jenis produk-produk industri, mulai dari apa yang digolongkan sebagai

industri hulu sampai dengan industri hilir. Kompleksitas pengolahan bahan mentah menjadi bahan

baku, yang berproses baik secara fisika maupun secara kimia, telah memacu manusia untuk selalu

meningkatkan dan memperbaiki unjuk kerja sistem yang mendukung proses tersebut, agar semakin

produktif dan efisien. Salah satu yang menjadi perhatian utama dalam hal ini ialah penggunaan

sistem pengendalian proses industri (sistem kontrol industri).

Dalam era industri modern, sistem kontrol proses industri biasanya merujuk pada otomatisasi sistem

kontrol yang digunakan. Sistem kontrol industri dimana peranan manusia masih amat dominan

(misalnya dalam merespon besaran-besaran proses yang diukur oleh sistem kontrol tersebut dengan

serangkaian langkah berupa pengaturan panel dan saklar-saklar yang relevan) telah banyak digeser

dan digantikan oleh sistem kontrol otomatis.

Sebabnya jelas mengacu pada faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas industri

itu sendiri, misalnya faktor human error dan tingkat keunggulan yang ditawarkan sistem kontrol

tersebut. Salah satu sistem kontrol yang amat luas pemakaiannya ialah Programmable Logic

Controller (PLC). Penerapannya meliputi berbagai jenis industri mulai dari industri rokok, otomotif,

petrokimia, kertas, bahkan sampai pada industri tambang, misalnya pada pengendalian turbin gas

dan unit industri lanjutan hasil pertambangan. Kemudahan transisi dari sistem kontrol sebelumnya

(misalnya dari sistem kontrol berbasis relay mekanis) dan kemudahan trouble-shooting dalam

konfigurasi sistem merupakan dua faktor utama yang mendorong populernya PLC ini.

Artikel ini mecoba memberikan gambaran ringkas tentang PLC ini dari sudut pandang piranti

penyusunnya. Apakah Sebenarnya PLC itu? NEMA (The National electrical Manufacturers

Association) mendefinisikan PLC sebagai piranti elektronika digital yang menggunakan memori yang

bisa diprogram sebagai penyimpan internal dari sekumpulan instruksi dengan mengimplementasikan

fungsi-fungsi tertentu, seperti logika, sekuensial, pewaktuan, perhitungan, dan aritmetika, untuk

mengendalikan berbagai jenis mesin ataupun proses melalui modul I/O digital dan atau analog.

Page 133: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

PLC merupakan sistem yang dapat memanipulasi, mengeksekusi, dan atau memonitor keadaan

proses pada laju yang amat cepat, dengan dasar data yang bisa diprogram dalam sistem berbasis

mikroprosesor integral. PLC menerima masukan dan menghasilkan keluaran sinyal-sinyal listrik untuk

mengendalikan suatu sistem. Dengan demikian besaran-besaran fisika dan kimia yang dikendalikan,

sebelum diolah oleh PLC, akan diubah menjadi sinyal listrik baik analog maupun digital,yang

merupakan data dasarnya.. Karakter proses yang dikendalikan oleh PLC sendiri merupakan proses

yang sifatnya bertahap, yakni proses itu berjalan urut untuk mencapai kondisi akhir yang diharapkan.

Dengan kata lain proses itu terdiri beberapa subproses, dimana subproses tertentu akan berjalan

sesudah subproses sebelumnya terjadi. Istilah umum yang digunakan untuk proses yang berwatak

demikian ialah proses sekuensial (sequential process). Sebagai perbandingan, sistem kontrol yang

populer selain PLC, misalnya Distributed Control System (DCS), mampu menangani proses-proses

yang bersifat sekuensial dan juga kontinyu (continuous process) serta mencakup loop kendali yang

relatif banyak.

Piranti Penyususnan PLC

PLC yang diproduksi oleh berbagai perusahaan sistem kontrol terkemuka saat ini biasanya

mempunyai ciri-ciri sendiri yang menawarkan keunggulan sistemnya, baik dari segi aplikasi

(perangkat tambahan) maupun modul utama sistemnya. Meskipun demikian pada umumnya setiap

PLC (sebagaimana komputer pribadi Anda yang cenderung mengalami standarisasi dan kompatibel

satu sama lain) mengandung empat bagian (piranti) berikut ini:

1. Modul Catu daya.

2. Modul CPU.

3. Modul Perangkat Lunak.

4. Modul I/O.

Modul Catu Daya (Power Supply: PS)

PS memberikan tegangan DC ke berbagai modul PLC lainnya selain modul tambahan dengan

kemampuan arus total sekitar 20A sampai 50A, yang sama dengan battery lithium integral (yang

digunakan sebagai memory backup). Seandainya PS ini gagal atau tegangan bolak balik masukannya

turun dari nilai spesifiknya, isi memori akan tetap terjaga. PLC buatan Triconex, USA, yakni Trisen

TS3000 bahkan mempunyai double power supply yang berarti apabila satu PS-nya gagal, PS kedua

otomatis akan mengambil alih fungsi catu daya sistem.

Modul CPU

Modul CPU yang disebut juga modul kontroler atau prosesor terdiri dari dua bagian:

1. Prosesor berfungsi:

o mengoperasikan dan mengkomunikasikan modul-modul PLC melalui bus-bus serial atau paralel yang ada.

o Mengeksekusi program kontrol.

Page 134: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

2. Memori, yang berfungsi:

o Menyimpan informasi digital yang bisa diubah dan berbentuk tabel data, register citra, atau RLL (Relay Ladder Logic), yang merupakan program pengendali proses.

Pada PLC tertentu kadang kita jumpai pula beberapa prosesor sekaligus dalam satu modul, yang

ditujukan untuk mendukung keandalan sistem. Beberapa prosesor tersebut bekerja sama dengan

suatu prosedur tertentu untuk meningkatkan kinerja pengendalian. Contoh PLC jenis ini ialah Trisen

TS3000 mempunyai tiga buah prosesor dengan sistem yang disebut Tripple Redundancy Modular.

Kapasitas memori pada PLC juga bervariasi. Trisen TS3000, misalnya, mempunyai memori 384 Kbyte

(SRAM) untuk program pengguna dan 256 Kbyte (EPROM) untuk sistem operasinya. Simatic S5

buatan Siemens mempunyai memori EPROM 16Kbyte dan RAM 8 Kbyte. PLC FA-3S Series

mempunyai memori total sekitar 16 Kbyte. Kapasitas memori ini tergantung penggunaannya dan

seberapa jauh Anda sebagai mengoptimalisasikan ruang memori PLC yang Anda miliki, yang berarti

pula tergantung seberapa banyak lokasi yang diperlukan program kontrol untuk mengendalikan

plant tertentu. Program kontrol untuk pengaliran bahan bakar dalam turbin gas tentu membutuhkan

lokasi memori yang lebih banyak dibandingkan dengan program kontrol untuk menggerakkan

putaran mekanik robot pemasang bodi mobil pada industri otomotif. Suatu modul memori

tambahan bisa juga diberikan ke sistem utama apabila kebutuhan memori memang meningkat.

Modul Program Perangkat Lunak PLC mengenal berbagai macam perangkat lunak, termasuk State

Language, SFC, dan bahkan C. Yang paling populer digunakan ialah RLL (Relay Ladder Logic). Semua

bahasa pemrograman tersebut dibuat berdasarkan proses sekuensial yang terjadi dalam plant

(sistem yang dikendalikan). Semua instruksi dalam program akan dieksekusi oleh modul CPU, dan

penulisan program itu bisa dilakukan pada keadan on line maupun off line. Jadi PLC dapat bisa

ditulisi program kontrol pada saat ia mengendalikan proses tanpa mengganggu pengendalian yang

sedang dilakukan. Eksekusi perangkat lunak tidak akan mempengaruhi operasi I/O yang tengah

berlangsung.

Modul I/O

Modul I/O merupakan modul masukan dan modul keluaran yang bertugas mengatur hubungan PLC

dengan piranti eksternal atau periferal yang bisa berupa suatu komputer host, saklar-saklar, unit

penggerak motor, dan berbagai macam sumber sinyal yang terdapat dalam plant.

1. Modul masukan Modul masukan berfungsi untuk menerima sinyal dari unit pengindera periferal, dan memberikan pengaturan sinyal, terminasi, isolasi, maupun indikator keadaan sinyal masukan. Sinyal-sinyal dari piranti periferal akan di-scan dan keadaannya akan dikomunikasikan melalui modul antarmuka dalam PLC. Beberapa jenis modul masukan di antaranya:

o Tegangan masukan DC (110, 220, 14, 24, 48, 15-30V) atau arus C(4-20mA).

o Tegangan AC ((110, 240, 24, 48V) atau arus AC (4-20mA).

Page 135: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

o Masukan TTL (3-15V).

o Masukan analog (12 bit).

o Masukan word (16-bit/paralel).

o Masukan termokopel.

o Detektor suhu resistansi (RTD).

o Relay arus tinggi.

o

o Relay arus rendah.

o Masukan latching (24VDC/110VAC).

o Masukan terisolasi (24VDC/85-132VAC).

o Masukan cerdas (mengandung mikroprosesor).

o Masukan pemosisian (positioning).

o Masukan PID (proporsional, turunan, dan integral).

o Pulsa kecepatan tinggi.

o Dll.

2. Modul keluaran Modul keluaran mengaktivasi berbagai macam piranti seperti aktuator hidrolik, pneumatik, solenoid, starter motor, dan tampilan status titik-titik periferal yang terhubung dalam sistem. Fungsi modul keluaran lainnya mencakup conditioning, terminasi dan juga pengisolasian sinyal-sinyal yang ada. Proses aktivasi itu tentu saja dilakukan dengan pengiriman sinyal-sinyal diskret dan analog yang relevan, berdasarkan watak PLC sendiri yang merupakan piranti digital. Beberapa modul keluaran yang lazim saat ini di antaranya:

o Tegangan DC (24, 48, 110V) atau arus DC (4-20mA)

o Tegangan AC (110, 240V) atau arus AC (4-20mA).

o Keluaran analog (12-bit).

o Keluaran word (16-bit/paralel)

o Keluaran cerdas.

o Keluaran ASCII.

o Port komunikasi ganda.

Dengan berbagai modul di atas PLC bekerja mengendalikan berbagai plant yang kita miliki.

Mengingat sinyal-sinyal yang ditanganinya bervariasi dan merupakan informasi yang memerlukan

pemrosesan saat itu juga, maka sistem yang kita miliki tentu memiliki perangkat pendukung yang

Page 136: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

mampu mengolah secara real time dan bersifat multi tasking,. Anda bayangkan bahwa pada suatu

unit pembangkit tenaga listrik misalnya, PLC Anda harus bekerja 24 jam untuk mengukur suhu buang

dan kecepatan turbin, dan kemudian mengatur bukaan katup yang menentukan aliran bahan bakar

berdasarkan informasi suhu buang dan kecepatan di atas., agar didapatkan putaran generator yang

diinginkan! Pada saat yang sama sistem pelumasan turbin dan sistem alarm harus bekerja baik baik

di bawah pengendalian PLC! Suatu piranti sistem operasi dan komunikasi data yang andal tentu

harus kita gunakan. Teknologi cabling, pemanfaatan serat optik, sistem operasi berbasis real time

dan multi tasking semacam Unix, dan fasilitas ekspansi yang memadai untuk jaringan komputer

merupakan hal yang lazim dalam instalasi PLC saat ini.

PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER)

Pengertian

Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam [2]. Definisi Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah :sistem elektronik yang beroperasi secara dijital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O dijital maupun analog [3].

Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :

1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.

2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.

3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.

PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan, dan

Page 137: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan sudah dimasukkan.Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan meng-ON atau meng-OFF kan output-output. 1 menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki output banyak.

Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat dibagi secara umum dan secara khusus [4]. Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:

1. Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.

2. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator.

Sedangkan fungsi PLC secara khusus adalah dapat memberikan input ke CNC (Computerized Numerical Control). Beberapa PLC dapat memberikan input ke CNC untuk kepentingan pemrosesan lebih lanjut. CNC bila dibandingkan dengan PLC mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dan lebih mahal harganya. CNC biasanya dipakai untuk proses finishing, membentuk benda kerja, moulding dan sebagainya.

Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal masukan tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori lalu menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator atau peralatan lainnya.

Keuntungan dan Kerugian PLC [2][5] Dalam industri-industri yang ada sekarang ini, kehadiran PLC sangat dibutuhkan

terutama untuk menggantikan sistem wiring atau pengkabelan yang sebelumnya masih

digunakan dalam mengendalikan suatu sistem. Dengan menggunakan PLC akan diperoleh

banyak keuntungan diantaranya adalah sebagai berikut:

Fleksibel

Pada masa lalu, tiap perangkat elektronik yang berbeda dikendalikan dengan

pengendalinya masing-masing. Misal sepuluh mesin membutuhkan sepuluh pengendali,

Page 138: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

tetapi kini hanya dengan satu PLC kesepuluh mesin tersebut dapat dijalankan dengan

programnya masing-masing.

Perubahan dan pengkoreksian kesalahan sistem lebih mudah

Bila salah satu sistem akan diubah atau dikoreksi maka pengubahannya hanya

dilakukan pada program yang terdapat di komputer, dalam waktu yang relatif singkat,

setelah itu didownload ke PLC-nya. Apabila tidak menggunakan PLC, misalnya relay

maka perubahannya dilakukan dengan cara mengubah pengkabelannya. Cara ini

tentunya memakan waktu yang lama.

Jumlah kontak yang banyak

Jumlah kontak yang dimiliki oleh PLC pada masing-masing coil lebih banyak

daripada kontak yang dimiliki oleh sebuah relay.

Harganya lebih murah

PLC mampu menyederhanakan banyak pengkabelan dibandingkan dengan sebuah

relay. Maka harga dari sebuah PLC lebih murah dibandingkan dengan harga beberapa

buah relay yang mampu melakukan pengkabelan dengan jumlah yang sama dengan

sebuah PLC. PLC mencakup relay, timers, counters, sequencers, dan berbagai fungsi

lainnya.

Pilot running

PLC yang terprogram dapat dijalankan dan dievaluasi terlebih dahulu di kantor atau

laboratorium. Programnya dapat ditulis, diuji, diobserbvasi dan dimodifikasi bila memang

dibutuhkan dan hal ini menghemat waktu bila dibandingkan dengan sistem relay

konvensional yang diuji dengan hasil terbaik di pabrik.

Observasi visual

Selama program dijalankan, operasi pada PLC dapat dilihat pada layar CRT.

Kesalahan dari operasinya pun dapat diamati bila terjadi.

Kecepatan operasi

Kecepatan operasi PLC lebih cepat dibandingkan dengan relay. Kecepatan PLC

ditentukan dengan waktu scannya dalam satuan millisecond.

Metode Pemrograman Ladder atau Boolean

Page 139: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Pemrograman PLC dapat dinyatakan dengan pemrograman ladder bagi teknisi, atau

aljabar Boolean bagi programmer yang bekerja di sistem kontrol digital atau Boolean.

Sifatnya tahan uji

Solid state device lebih tahan uji dibandingkan dengan relay dan timers mekanik atau

elektrik. PLC merupakan solid state device sehingga bersifat lebih tahan uji.

Menyederhanakan komponen-komponen sistem kontrol

Dalam PLC juga terdapat counter, relay dan komponen-komponen lainnya, sehingga

tidak membutuhkan komponen-komponen tersebut sebagai tambahan. Penggunaan

relay membutuhkan counter, timer ataupun komponen-komponen lainnya sebagai

peralatan tambahan.

Dokumentasi

Printout dari PLC dapat langsung diperoleh dan tidak perlu melihat blueprint circuit-

nya. Tidak seperti relay yang printout sirkuitnya tidak dapat diperoleh.

Keamanan

Pengubahan pada PLC tidak dapat dilakukan kecuali PLC tidak dikunci dan

diprogram. Jadi tidak ada orang yang tidak berkepentingan dapat mengubah program

PLC selama PLC tersebut dikunci.

Dapat melakukan pengubahan dengan pemrograman ulang

Karena PLC dapat diprogram ulang secara cepat, proses produksi yang bercampur

dapat diselesaikan. Misal bagian B akan dijalankan tetapi bagian A masih dalam proses,

maka proses pada bagian B dapat diprogram ulang dalam satuan detik.

Penambahan rangkaian lebih cepat

Pengguna dapat menambah rangkaian pengendali sewaktu-waktu dengan cepat,

tanpa memerlukan tenaga dan biaya yang besar seperti pada pengendali konvensional.

Selain keuntungan yang telah disebutkan di atas maka ada kerugian yang dimiliki

oleh PLC, yaitu:

Page 140: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Teknologi yang masih baru

Pengubahan sistem kontrol lama yang menggunakan ladder atau relay ke konsep

komputer PLC merupakan hal yang sulit bagi sebagian orang

Buruk untuk aplikasi program yang tetap

Beberapa aplikasi merupakan aplikasi dengan satu fungsi. Sedangkan PLC dapat

mencakup beberapa fungsi sekaligus. Pada aplikasi dengan satu fungsi jarang sekali

dilakukan perubahan bahkan tidak sama sekali, sehingga penggunaan PLC pada

aplikasi dengan satu fungsi akan memboroskan (biaya).

Pertimbangan lingkungan

Dalam suatu pemrosesan, lingkungan mungkin mengalami pemanasan yang tinggi,

vibrasi yang kontak langsung dengan alat-alat elektronik di dalam PLC dan hal ini bila

terjadi terus menerus, mengganggu kinerja PLC sehingga tidak berfungsi optimal.

Operasi dengan rangkaian yang tetap

Jika rangkaian pada sebuah operasi tidak diubah maka penggunaan PLC lebih

mahal dibanding dengan peralatan kontrol lainnya. PLC akan menjadi lebih efektif bila

program pada proses tersebut di-upgrade secara periodik.

Bagian-Bagian PLC

Sistem PLC terdiri dari lima bagian pokok, yaitu:

Central processing unit (CPU). Bagian ini merupakan otak atau jantung PLC, karena bagian ini merupakan bagian yang melakukan operasi / pemrosesan program yang tersimpan dalam PLC. Disamping itu CPU juga melakukan pengawasan atas semua operasional kerja PLC, transfer informasi melalui internal bus antara PLC, memory dan unit I/O. Bagian CPU ini antara lain adalah : Power Supply, power supply mengubah suplai masukan listrik menjadi suplai listrik yang sesuai dengan CPU dan seluruh komputer. Alterable Memory, terdiri dari banyak bagian, intinya bagian ini berupa chip yang isinya di letakkan pada chip RAM (Random Access Memory), tetapi isinya dapat diubah dan dihapus oleh pengguna / pemrogram. Bila tidak ada supplai listrik ke CPU maka isinya akan hilang, oleh sebab itu bagian ini disebut bersifat volatile, tetapi ada juga bagian yang tidak bersifat volatile. Fixed Memory, berisi program yang sudah diset oleh pembuat PLC, dibuat dalam bentuk chip khusus yang dinamakan ROM (Read Only Memory), dan

Page 141: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

tidak dapat diubah atau dihapus selama operasi CPU, karena itu bagian ini sering dinamakan memori non-volatile yang tidak akan terhapus isinya walaupun tidak ada listrik yang masuk ke dalam CPU. Selain itu dapat juga ditambahkan modul EEPROM atau Electrically Erasable Programmable Read Only Memory yang ditujukan untuk back up program utama RAM prosesor sehingga prosesor dapat diprogram untuk meload program EEPROM ke RAM jika program di RAM hilang atau rusak [6]. Processor, adalah bagian yang mengontrol supaya informasi tetap jalan dari bagian yang satu ke bagian yang lain, bagian ini berisi rangkaian clock, sehingga masing-masing transfer informasi ke tempat lain tepat sampai pada waktunya Battery Backup, umumnya CPU memiliki bagian ini. Bagian ini berfungsi menjaga agar tidak ada kehilangan program yang telah dimasukkan ke dalam RAM PLC jika catu daya ke PLC tiba-tiba terputus.

Programmer / monitor (PM). Pemrograman dilakukan melalui keyboard sehingga alat ini dinamakan Programmer. Dengan adanya Monitor maka dapat dilihat apa yang diketik atau proses yang sedang dijalankan oleh PLC. Bentuk PM ini ada yang besar seperti PC, ada juga yang berukuran kecil yaitu hand-eld programmer dengan jendela tampilan yang kecil, dan ada juga yang berbentuk laptop. PM dihubungkan dengan CPU melalui kabel. Setelah CPU selesai diprogram maka PM tidak dipergunakan lagi untuk operasi proses PLC, sehingga bagian ini hanya dibutuhkan satu buah untuk banyak CPU.

… (deleted)…

Modul input / output (I/O).Input merupakan bagian yang menerima sinyal elektrik dari sensor atau komponen lain dan sinyal itu dialirkan ke PLC untuk diproses. Ada banyak jenis modul input yang dapat dipilih dan jenisnya tergantung dari input yang akan digunakan. Jika input adalah limit switches dan pushbutton dapat dipilih kartu input DC. Modul input analog adalah kartu input khusus yang menggunakan ADC (Analog to Digital Conversion) dimana kartu ini digunakan untuk input yang berupa variable seperti temperatur, kecepatan, tekanan dan posisi. Pada umumnya ada 8-32 input point setiap modul inputnya. Setiap point akan ditandai sebagai alamat yang unik oleh prosesor.Output adalah bagian PLC yang menyalurkan sinyal elektrik hasil pemrosesan PLC ke peralatan output. Besaran informasi / sinyal elektrik itu dinyatakan dengan tegangan listrik antara 5 – 15 volt DC dengan informasi diluar sistem tegangan yang bervariasi antara 24 – 240 volt DC mapun AC. Kartu output biasanya mempunyai 6-32 output point dalam sebuah single module. Kartu output analog adalah tipe khusus dari modul output yang menggunakan DAC (Digital to Analog Conversion). Modul output analog dapat mengambil nilai dalam 12 bit dan mengubahnya ke dalam signal analog. Biasanya signal ini 0-10 volts DC atau 4-20 mA. Signal Analog biasanya digunakan pada peralatan seperti motor yang mengoperasikan katup dan pneumatic position control devices.Bila dibutuhkan, suatu sistem elektronik dapat ditambahkan untuk menghubungkan modul ini ke tempat yang jauh. Proses operasi sebenarnya di bawah kendali PLC mungkin saja jaraknya jauh, dapat saja ribuan meter.

Printer. Alat ini memungkinkan program pada CPU dapat di printout atau

Page 142: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

dicetak. Informasi yang mungkin dicetak adalah diagram ladder, status register, status dan daftar dari kondisi-kondisi yang sedang dijalankan, timing diagram dari kontak, timing diagram dari register, dan lain-lain.

The Program Recorder / Player.

Alat ini digunakan untuk menyimpan program dalam CPU. Pada PLC yang

lama digunakan tape, sistem floopy disk. Sekarang ini PLC semakin berkembang

dengan adanya hard disk yang digunakan untuk pemrograman dan perekaman.

Program yang telah direkam ini nantinya akan direkam kembali ke dalam CPU

apabila program aslinya hilang atau mengalami kesalahan.

Untuk operasi yang besar, kemungkinan lain adalah menghubungkan CPU dengan komputer utama (master computer) yang biasanya digunakan pada pabrik besar atau proses yang mengkoodinasi banyak Sistem PLC .

Konsep Perancangan Sistem Kendali dengan PLC [7][8] Dalam merancang suatu sistem kendali dibutuhkan pendekatan-pendekatan

sistematis dengan prosedure sebagai berikut :

1. Rancangan Sistem Kendali

Dalam tahapan ini si perancang harus menentukan terlebih dahulu sistem apa yang

akan dikendalikan dan proses bagaimana yang akan ditempuh. Sistem yang

dikendalikan dapat berupa peralatan mesin ataupun proses yang terintegrasi yang sering

secara umum disebut dengan controlled system.

2. Penentuan I/O

Pada tahap ini semua piranti masukan dan keluaran eksternal yang akan

dihubungkan PLC harus ditentukan. Piranti masukan dapat berupa saklar, sensor, valve

dan lain-lain sedangkan piranti keluaran dapat berupa solenoid katup elektromagnetik

dan lain-lain.

3. Perancangan Program (Program Design)

Setelah ditentukan input dan output maka dilanjutkan dengan proses merancang

program dalam bentuk ladder diagram dengan mengikuti aturan dan urutan operasi

sistem kendali.

4. Pemrograman (Programming)

Page 143: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

5. Menjalankan Sistem (Run The System)

Pada tahapan ini perlu dideteksi adanya kesalahan-kesalahan satu persatu (debug),

dan menguji secara cermat sampai kita memastikan bahwa sistem aman untuk

dijalankan.

elain fungsi yang telah diceritakan sebelumnya … PLC di pakai juga untuk Emergency

Shutdown System (ESD) karena responnya yang cepat dibandingkan DCS ….

berikut adalah jenis PLC Programming berdasarkan IEC-61131-3 .. ada lima bahasa

pemrograman yang diakui oleh standar ini..

- Ladder Diagram (LD)

- Function Block Diagram (FBD)

- Instruction List (IL)

- Structure Text (ST)

- Sequential Function Chart (SFC)

yang paling sering dipakai adalah LD … tapi saya lebih senang kalo pake FBD.

Memang tergantung background lah … kalo orang listrik lebih familiar dengan LD … karena

rancangan PLC dari awal adalah menggantikan sistem konvensional relay yang buanyak

banget wiring nya …. Sedangkan kalo anak kuliahan biasanya lebih senang FBD karena

biasanya sudah familiar dengan Sistem Digital (Diagram Block AND, OR, dll)

Manufacturer atau pembuat PLC diantaranya sebagai berikut:

Allen Bradley (www.ab.com) -> Nama2 PLC nya: Control Logix, PLC-5, SLC, Flex

Logix, dll. sedangkan software yang dipakai adalah RSLogix dan RSLinx.

http://www.ab.com/programmablecontrol/

Schneider Electric

(http://www.telemecanique.com/en/functions_discovery/function_5_11.htm) ->

Modicon Quantum, Compact, Momentum, Micro, Premium, dll. Software yang di

pakai adalah Concept buat Modicon Quantum, dan ada lagi yang lain .. lupa namanya

euy … nanti kalo ketemu saya update lagi .. ;)

Siemens -> S7-400, S7-300, S5 (sudah tidak diproduksi lagi .. cuman masih banyak

yang pakai .. dan masih ada stock). Software yang dipakai Step7 (S7-400 dan S7-300)

dan Step5 (buat S5, masih under DOS tampilannya)

Mitsubishi

GE Fanuc

dll

Page 144: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Apa itu SCADA?

Jun 29

Posted by Amar

SCADA atau Supervisory Control and Data Acquition adalah

sebuah sistem yang dirancang untuk sebuah pengendalian dan pengambilan data dalam

pengawasan (Operator/Manusia). biasanya SCADA digunakan untuk pengendalian suatu

proses pada industri. SCADA merupakan sistem yang terdiri dari banyak komponen

penyusunnya.

Dalam aplikasinya, Subsistem penyusun SCADA terdiri dari:

1. HMI (Human Machine Interface) 2. MTU (Master Terminal Unit) 3. RTU (Remote Terminal Unit) 4. PLC atau Device Lainnya 5. Sistem Komunikasi (Antar MTU dan RTU) 6. Data Acquisition

Berikut merupakan gambaran umum arsitektur SCADA. Klik pada gambar untuk ukuran

penuh.

HMI Adalah subsistem dari SCADA yang berfungsi menampilkan data dari hasil

pengukuran di RTU ataupun menampilkan proses yang sedang terjadi pada keseluruhan

sistem. HMI merupakan sebuah software pada computer berbasis grafis yang berfungsi untuk

mempermudah pengawasan (Supervisory) kepada sang operator. HMI mengubah data-data

dan angka kedalam animasi, grafik/trend, dan bentuk yang mudah diterjemahkan oleh sang

operator.

MTU atau Master Terminal Unit merupakan sebuah sistem komputer(bisa komputer bisa

PLC ataubahkan microcontroller) yang bertugas memberikan data kepada HMI dari RTU. di

lain sisi MTU ini juga bertugas mengambil data dari tiap-tiap RTU (jika RTU lebih dari 1)

untuk diterjemahkan dan di berikan ke HMI. sistem pengambilan data dari tiap-tiap RTU

Page 145: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

disebut “Polling”. terkadang MTU dan HMI dapat dijadikan 1 bagian, ketika MTU

menggunakan komputer yang sama dengan HMI.

RTU atau Remote Terminal Unit adalah subsistem SCADA yang berfungsi sebagai terminal-

terminal (semacam stasiun data) dari hasil pengukuran, pengendalian, pemantauan status dan

lain-lain. RTU juga berfungsi menerjemahkan, mengkonversi, menghitung sinyal dari

transducer seperti pengukuran arus listrik , Flow, Static Pressure, Differensial Pressure,

temperatur, dan lain-lain. dari hasil pengukuran tersebut hal yang dilakukan RTU adalah

melakukan kendali(jika merupakan sistem kendali) kemudian mentransmit data ke MTU atau

langsung mentransmit ke MTU jika sistem di RTU bukan untuk pengendalian (Controlling).

RTU juga dapat berfungsi sebagai pengatur set point yang dikirimkan dari HMI/MTU ke

RTU tersebut.

PLC atau Programmable Logic Controller adalah sebuah controller logic yang dapat

diProgram sesuai kebutuhan kita. PLC pada sistem SCADA biasanya di tempatkan pada

RTU, jadi PLC merupakan subsistem dari RTU. PLC ini bertugas melakukan

pengolahan/pengambilan data dari transducer/sensor transmitter yang juga memungkinkan

untuk melakukan pengendalian pada sistem di RTU tersebut misal digunakan untuk

pengaturan bukaan Valve.

Sistem Komunikasi, merupakan sebuah cara untuk mengkomunikasikan data dari RTU ke

MTU. pada RTU yang terletak jauh dari pusat control (MTU) maka sistem komunikasi

biasanya menggunakan Radio. pada industri tertentu ada yang lebih memilih menggunakan

GSM Radio yang biasanya untuk RTU yang sangat jauh tidak terjangkau dengan radio biasa

atau bisa menggunakan radio biasa namun harus menggunakan beberapa repeater agar radio

pada RTU dapat berkomunikasi dengan Radio pada MTU.

Page 146: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Belajar Dasar SCADA

13:37 Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik 2Komentar

Apa manfaat SCADA bagi Anda?SCADA bukanlah teknologi khusus, tapi lebih

merupakan sebuah aplikasi. Kepanjangan SCADA adalah Supervisory Control And Data

Acquisition, semua aplikasi yang mendapatkan data-data suatu sistem di lapangan dengan

tujuan untuk pengontrolan sistem merupakan sebuah Aplikasi SCADA! Seperti telah dibahas

pada artikel lainnya di sini.

Ada dua elemen dalam Aplikasi SCADA, yaitu:

1. Proses, sistem, mesin yang akan dipantau dan dikontrol - bisa berupa power plant, sistem

pengairan, jaringan komputer, sistem lampu trafik lalu-lintas atau apa saja;

2. Sebuah jaringan peralatan ‘cerdas’ dengan antarmuka ke sistem melalui sensor dan luaran

kontrol. Dengan jaringan ini, yang merupakan sistem SCADA, membolehkan Anda

melakukan pemantauan dan pengontrolan komponen-

komponen sistem tersebut.

Anda dapat membangun sistem SCADA menggunakan berbagai macam teknologi maupun

protokol yang berbeda-beda.

DIMANAKAH SCADA DIGUNAKAN?

Anda dapat menggunakan SCADA untuk mengatur berbagai macam peralatan. Biasanya,

SCADA digunakan untuk melakukan proses industri yang kompleks secara otomatis,

menggantikan tenaga manusia (bisa karena dianggap berbahaya atau tidak praktis -

konsekuensi logis adalah PHK), dan biasanya merupakan proses-proses yang melibatkan

faktor-faktor kontrol yang lebih banyak, faktor-faktor kontrol gerakan-cepat yang lebih

banyak, dan lain sebagainya, dimana pengontrolan oleh manusia menjadi tidak nyaman lagi.

Sebagai contoh, SCADA digunakan di seluruh dunia misalnya untuk…

• Penghasil, transmisi dan distribusi listrik: SCADA digunakan untuk mendeteksi besarnya

arus dan tegangan, pemantauan operasional circuit breaker, dan untuk

mematikan/menghidupkan the power grid;

• Penampungan dan distribusi air: SCADA digunakan untuk pemantauan dan pengaturan laju

aliran air, tinggi reservoir, tekanan pipa dan berbagai macam faktor lainnya;

• Bangunan, fasilitas dan lingkungan: Manajer fasilitas menggunakan SCADA untuk

mengontrol HVAC, unit-unit pendingin, penerangan, dan sistem keamanan.

• Produksi: Sistem SCADA mengatur inventori komponen-komponen, mengatur otomasi alat

atau robot, memantau proses dan kontrol kualitas.

• Transportasi KA listrik: menggunakan SCADA bisa dilakukan pemantauan dan

pengontrolan distribusi listrik, otomasi sinyal trafik KA, melacak dan menemukan lokasi KA,

mengontrol palang KA dan lain sebagainya.

• Lampu lalu-lintas: SCADA memantau lampu lalu-lintas, mengontrol laju trafik, dan

mendeteksi sinyals-sinyal yang salah.

Dan, tentunya, masih banyak lagi aplikasi-aplikasi potensial untuk sistem SCADA. SCADA

saat ini digunakan hampir di seluruh proyek-proyek industri dan infrastruktur umum.

Intinya SCADA dapat digunakan dalam aplikasi-aplikasi yang membutuhkan kemudahan

Page 147: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

dalam pemantauan sekaligus juga pengontrolan, dengan berbagai macam media antarmuka

dan komunikasi yang tersedia saat ini (misalnya, Komputer, PDA, Touch Screen, TCP/IP,

wireless dan lain sebagainya).

NGAPAIN JUGA PAKE SCADA?

Coba sekarang pikirkan tanggung-jawab atau tugas Anda di perusahaan, berkaitan dengan

segala macam operasi dan parameter-parameter yang akhirnya mempengaruhi hasil produksi:

• Apakah peralatan Anda membutuhkan Catu Daya, suhu yang terkontrol, kelembaban

lingkungan yang stabil dan tidak pernah mati?

• Apakah Anda perlu tahu - secara real time - status dari berbagai macam komponen dan

peralatan dalam sebuah sistem kompleks yang besar?

• Apakah Anda perlu tahu bagaimana perubahan masukan mempengaruhi luaran?

• Peralatan apa saja yang perlu Anda kontrol - secara real time - dari jarak jauh?

• Apakah Anda perlu tahu dimanakah terjadinya kesalahan/kerusakan dalam sistem sehingga

mempengaruhi proses?

PEMANTAUAN DAN PENGONTROLAN SECARA REAL-TIME

MENINGKATKAN EFISIENSI DAN MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN

Tanyakan beberapa poin tersebut sebelumnya, saya yakin Anda akan bisa memperkirakan

dimanakah Anda bisa mengaplikasikan SCADA. Bisa jadi Anda akan berkata lagi “Terus

ngapain? So What?”. Apa yang sebenarnya ingin Anda ketahui adalah hasil secara nyata yang

bagaimanakah yang bisa Anda harapkan dengan mengaplikasikan SCADA?

Berikut ini beberapa hal yang bisa Anda lakukan dengan Sistem SCADA:

• Mengakses pengukuran kuantitatif dari proses-proses yang penting, secara langsung saat itu

maupun sepanjang waktu.

• Mendeteksi dan memperbaiki kesalahan secara cepat.

• Mengukur dan memantau trend sepanjang waktu.

• Menemukan dan menghilangkan kemacetan (bottleneck) dan pemborosan (inefisiensi).

• Mengontrol proses-proses yang lebih besar dan kompleks dengan staf-staf terlatih yang

lebih sedikit.

Intinya, sebuah sistem SCADA memberikan Anda keleluasaan mengatur maupuan

mengkonfigurasi sistem. Anda bisa menempatkan sensor dan kontrol di setiap titik kritis di

dalam proses yang Anda tangani (seiring dengan teknologi SCADA yang semakin baik, Anda

bisa menempatkan lebih banyak sensor di banyak tempat). Semakin banyak hal yang bisa

dipantau, semakin detil operasi yang bisa Anda lihat, dan semuanya bekerja secara real-time.

Tidak peduli sekompleks apapun proses yang Anda tangani, Anda bisa melihat operasi proses

dalam skala besar maupun kecil, dan Anda setidaknya bisa melakukan penelusuran jika

terjadi kesalahan dan sekaligus meningkatkan efisiensi. Dengan SCADA, Anda bisa

melakukan banyak hal, dengan ongkos lebih murah dan, tentunya, akan meningkatkan

Page 148: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

keuntungan!

Contoh Arsitektur SCADA

Bagaimana SCADA bekerja?

Sebuah sistem SCADA memiliki 4 (empat) fungsi , yaitu:

1. Akuisisi Data,

2. Komunikasi data jaringan,

3. Peyajian data, dan

4. Kontrol (proses)

Fungsi-fungsi tersebut didukung sepenuhnya melalui 4 (empat) komponen SCADA, yaitu:

1. Sensor (baik yang analog maupun digital) dan relai kontrol yang langsung berhubungan

dengan berbagai macam aktuator pada sistem yang dikontrol;

2. RTUs (Remote Telemetry Units). Merupakan unit-unit “komputer” kecil (mini),

maksudnya sebuah unit yang dilengkapi dengan sistem mandiri seperti sebuah komputer,

yang ditempatkan pada lokasi dan tempat-tempat tertentu di lapangan. RTU bertindak sebagai

pengumpul data lokal yang mendapatkan datanya dari sensor-sensor dan mengirimkan

perintah langsung ke peralatan di lapangan;

3. Unit master SCADA (Master Terminal Unit - MTU). Kalo yang ini merupakan komputer

yang digunakan sebagai pengolah pusat dari sistem SCADA. Unit master ini menyediakan

HMI (Human Machine Iterface) bagi pengguna, dan secara otomatis mengatur sistem sesuai

dengan masukan-masukan (dari sensor) yang diterima;

4. Jaringan komunikasi, merupakan medium yang menghubungkan unit master SCADA

dengan RTU-RTU di lapangan.

SISTEM SCADA PALING SEDERHANA DI DUNIA!

Sistem SCADA yang paling sederhana yang mungkin bisa dijumpai di dunia adalah sebuah

rangkaian tunggal yang memberitahu Anda sebuah kejadian (event). Bayangkan sebuah

pabrik yang memproduksi pernak-pernik, setiap kali produk pernak-pernik berhasil dibuat,

akan mengaktifkan sebuah saklar yang terhubungkan ke lampu atau alarm untuk

memberitahukan bahwa ada satu pernak-pernik yang berhasil dibuat.

Tentunya, SCADA bisa melakukan lebih dari sekedar hal sederhana tersebut. Tetapi

prinsipnya sama saja, Sebuah sistem SCADA skala-penuh mampu memantau dan (sekaligus)

mengontrol proses yang jauh lebih besar dan kompleks.

AKUISISI DATA

Pada kenyataannya, Anda membutuhkan pemantauan yang jauh lebih banyak dan kompleks

dari sekedar sebuah mesin yang menghasilkan sebuah produk (seperti contoh sebelumnya).

Page 149: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Anda mungkin membutuhkan pemantauan terhadap ratusan hingga ribuan sensor yang

tersebar di seluruh area pabrik. Beberapa sensor digunakan untuk pengukuran terhadap

masukan (misalnya, laju air ke reservoir), dan beberapa sensor digunakan untuk pengukuran

terhadap luaran (tekanan, massa jenis, densitas dan lain sebagainya).

Beberapa sensor bisa melakukan pengukuran kejadian secara sederhana yang bisa dideteksi

menggunakan saklar ON/OFF, masukan seperti ini disebut sebagai masukan diskrit atau

masukan digital. Misalnya untuk mengetahui apakah sebuah alat sudah bekerja (ON) atau

belum (OFF), konveyornya sudah jalan (ON) atau belum (OFF), mesinnya sudah mengaduk

(ON) atau belum (OFF), dan lain sebagainya. Beberapa sensor yang lain bisa melakukan

pengukuran secara kompleks, dimana angka atau nilai tertentu itu sangat penting, masukan

seperti ini disebut masukan analog, bisa digunakan untuk mendeteksi perubahan secara

kontinu pada, misalnya, tegangan, arus, densitas cairan, suhu, dan lain sebagainya.

Untuk kebanyakan nilai-nilai analog, ada batasan tertentu yang didefinisikan sebelumnya,

baik batas atas maupun batas bawah. Misalnya, Anda ingin mempertahankan suhu antara 30

dan 35 derajat Celcius, jika suhu ada di bawah atau diatas batasan tersebut, maka akan

memicu alarm (baik lampu dan/atau bunyi-nya). Terdapat empat alarm batas untuk sensor

analog: Major Under, Minor Under, Minor Over, dan Major Over Alarm.

KOMUNIKASI DATA

Dari contoh sederhana pabrik pernak-pernik, yang dimaksud ‘jaringan’ pada kasus tersebut

adalah sekedar kabel yang menghubungkan saklar dengan panel lampu. Kenyataannya,

seringkali Anda ingin memantau berbagai macam parameter yang berasal dari berbagai

macam sensor di lapangan (pabrik), dengan demikian Anda membutuhkan sebuah jaringan

komunikasi untuk melakukannya.

Pada awalnya, SCADA melakukan komunikasi data melalui radio, modem atau jalur kabel

serial khusus. Saat ini data-data SCADA dapat disalurkan melalui jaringan Ethernet atau

TCP/IP. Untuk alasan keamanan, jaringan komputer untuk SCADA adalah jaringan komputer

lokal (LAN - Local Area Network) tanpa harus mengekspos data-data penting di Internet.

Komunikasi SCADA diatur melalui suatu protokol, jika jaman dahulu digunakan protokol

khusus yang sesuai dengan produsen SCADA-nya, sekarang sudah ada beberapa standar

protokol yang ditetapkan, sehingga tidak perlu khawatir masalah kecocokan komuninkasi

lagi.

Karena kebanyakan sensor dan relai kontrol hanyalah peralatan listrik yang sederhana, alat-

alat tersebut tidak bisa menghasilkan atau menerjemahkan protokol komunikasi. Dengan

demikian dibutuhkan RTU yang menjembatani antara sensor dan jaringan SCADA. RTU

mengubah masukan-masukan sensor ke format protokol yang bersangkutan dan mengirimkan

ke master SCADA, selain itu RTU juga menerima perintah dalam format protokol dan

memberikan sinyal listrik yang sesuai ke relai kontrol yang bersangkutan.

Gambar Contoh Jaringan pada Sistem SCADA

Page 150: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

PENYAJIAN DATA

Untuk kasus pabrik pernak-pernik kita, satu-satunya tampilan adalah sebuah lampu yang akan

menyala saat saklar diaktifkan. Ya, tentu saja kenyataannya bisa puluhan hingga ratusan

lampu, bayangkan siapa yang akan Anda minta untuk mengawasi lampu-lampu tersebut,

emangnya lampu hiasan? Bukan khan?

Sistem SCADA melakukan pelaporan status berbagai macam sensor (baik analog maupun

digital) melalui sebuah komputer khusus yang sudah dibuatkan HMI-nya (Human Machine

INterface) atau HCI-nya (Human Computer Interface). Akses ke kontrol panel ini bisa

dilakukan secara lokal maupun melalui website. Bahkan saat ini sudah tersedia panel-panel

kontrol yang TouchScreen. Perhatikan contoh-contoh gambar dan penjelasan pada STUDI

KASUS.

Gambar Contoh akses SCADA melalui website KONTROL

Sayangnya, dalam contoh pabrik pernak-pernik kita tidak ada elemen kontrol. Baiklah, kita

tambahkan sebuah kontrol. Misalnya, sekarang operator juga memiliki tombol pada panel

kontrol. Saat dia klik pada tombol tersebut, maka saklar di pabrik juga akan ON.

Okey, jika kemudian Anda tambahkan semua kontrol pabrik ke dalam sistem SCADA

melalui HMI-nya, maka Anda mendapatkan sebuah kontrol melalui komputer secara penuh,

bahkan menggunakan SCADA yang canggih (hampir semua produk perangkat lunak SCADA

saat ini sudah canggih-canggih) bisa dilakukan otomasi kontrol atau otomasi proses, tanpa

melibatkan campur tangan manusia. Tentu saja, Anda masih bisa secara manual

mengontrolnya dari stasion master.

Tentunya, dengan bantuan SCADA, proses bisa lebih efisien, efektif dan meningkatkan profit

perusahaan.

Bagaimana mengevaluasi Sistem dan Perangkat Keras SCADA?

Okey, sekarang persoalannya adalah petunjuk bagaimana memilih dan memilah sistem

SCADA yang baik. Apalagi sistem SCADA akan Anda gunakan hingga 10 sampai 15 tahun

yang akan datang, tentunya Anda harus mencari produk-produk yang terkenal reputasinya.

Namun hal ini akan berdampak pada investasi yang harus dilakukan, sebuah produk dengan

reputasi handal dan terkenal tentu harganya jauh lebih mahal dibandingkan produk-produk

SCADA baru yang saat ini mulai banyak bermunculan.

Ada beberapa hal penting yang perlu Anda perhatikan, antara lain:

• Anda bisa menghabiskan masa depan pabrik dengan ongkos berlebih yang tidak perlu;

• Kadangkala setelah menghabiskan dana yang sangat besar, akhirnya Anda hanya

mendapatkan sebuah sistem yang kurang atau bahkan tidak memenuhi apa yang diinginkan;

• Atau barangkali saat ini sistem betul-betul memenuhi kebutuhan, tetapi tidak untuk

pengembangan masa depan.

Catatan singkat mengenai Sensor dan Jaringan

Sensor dan relai kontrol merupakan komponen yang penting. Tentu saja, ada beberapa sensor

yang lebih baik daripada lainnya, namun tersedianya datasheet untuk sebuah sensor akan

membantu Anda mengenali lebih detil dari sensor yang bersangkutan, sehingga Anda bisa

Page 151: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

memilih mana yang terbaik.

Sebuah jaringan (LAN/WAN) berbasis TCP/IP merupakan jaringan yang mudah digunakan,

dan jika pabrik Anda belum semuanya memiliki jaringan, transisi ke jaringan LAN bisa jadi

merupakan tujuan jangka panjang perusahaan. Namun Anda tidak perlu langsung

menerapkan jaringan LAN semuanya untuk mendapatkan keuntungan dari penggunaan

SCADA. Sistem SCADA yang baik akan mendukung jaringan lama Anda dan jaringan LAN,

sehingga Anda bisa melakukan transisi secara bertahap.

Berikut saya sampaikan beberapa petunjuk (dari pengalaman dan beberapa rujukan dari

online maupun offline) dalam membangun sistem SCADA terutama masalah pemilihan RTU

dan MTU.

Apa yang perlu Anda perhatikan dalam memilih SCADA RTU

SCADA RTU Anda harus mampu berkomunikasi dengan segala macam peralatan yang di

pabrik dan bisa bertahan terhadap berbagai macam kondisi industri (panas, dingin, tekanan

dan lain sebagainya). Berikut ceklis untuk pemilihan RTU yang berkualitas:

• Kapasitas yang cukup untuk mendukung berbagai macam peralatan di pabrik (dalam

cakupan SCADA yang diinginkan), tetapi tidak lebih dari yang dibutuhkan. Jangan sampai

Anda membeli RTU dengan kapasitas yang berlebih sedemikian hingga akhirnya tidak akan

pernah digunakan, ini adalah pemborosan.

• Konstruksi yang tahan banting dan kemampuan bertahan terhadap suhu dan kelembaban

yang ekstrim. Sudah jelas khan? Kalo tidak tahan banting dan tidak bisa bertahan buat apa

pasang RTU tersebut? Bisa jadi hasil pengukuran menjadi tidak akurat dan alat jebol.

• Catu daya yang aman dan berlimpah. Sistem SCADA seringkali harus bekerja penuh 24 jam

setiap hari. Seharusnya digunakan RTU yang mendukung penggunaan daya dari baterei,

idealnya, ada dua sumber catu daya (listrik dan baterei).

• Port komunikasi yang cukup. Koneksi jaringan sama pentingnya seperti catu daya. Port

serial kedua atau modem internal bisa menjaga agar RTU tetap online walaupun jaringan saat

itu sedang rusak atau gagal. Selain itu, RTU dengan port komunikasi beragam dapat

mendukung strategi migrasi LAN.

• Memori nonvolatile (NVRAM) untuk menyimpan firmware. NVRAM dapat menyimpan

data walaupun catu daya dimatikan. Firmware baru (hasil modifikasi dan lain sebagainya)

dapat diunduh ke penyimpan NVRAM melalui jaringan, sehingga kemampuan RTU akan

selalu up-to-date (terbaharui) tanpa harus mengunjungi lokasi RTU yang bersangkutan.

• Kontrol cerdas. Sistem SCADA yang canggih saat ini bisa melakukan kontrol dengan

sendirinya sesuai dengan program atau pengaturan yang dimasukkan, terutama tanggapan

terhadap berbagai macam masukan sensor-sensor. Ini jelas tidak perlu untuk semua aplikasi,

namun menawarkan kemudahan operasional.

• Jam waktu-nyata (real-time clock). untuk pencetakan tanggal/waktu pada laporan secara

tepat dan akurat;

• Pewaktu watchdog yang memastikan RTU bisa start-ulang setelah terjadinya kegagalan

daya (power failure).

Page 152: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

Tipikal arsitetur RTU

Apa yang perlu Anda perhatikan dalam memilih SCADA MTU

SCADA master atau MTU harus mampu menampilkan berbagai informasi dalam bentuk

yang familiar bagi pengguna atau operator-nya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan

berkaitan dengan SCADA MTU:

• Fleksibel, tanggapan terhadap sensor bisa diprogram. Cari sistem yang menyediakan

perangkat yang mudah untuk memprogram soft alarm (laporan kejadian yang kompleks yang

merupakan kombinasi antara masukan sensor dan pernyataan tanggal/jam) dan soft control

(tanggapan terhadap sensor yang bisa diprogram).

• Bekerja penuh 24/7, peringatan melalui SMS (pager) dan pemberitahuan email secara

otomatis. Anda tidak perlu mempekerjakan orang untuk mengamati papan pemantauan 24

jam sehari. Jika peralatan membutuhkan campur tangan manusia, maka secara otomatis

sistem akan mengirimkan peringatan melalui SMS atau email ke penanggung-jawab yang

bersangkutan.

• Tampilan informasi secara detil. Tentunya Anda ingin sebuah sistem yang menampilkan

dalam bahasa harian Anda (Inggris, Indonesia, dll) yang jelas dan sederhana, dengan

penjelasan yang lengkap terhadap aktivitas yang sedang terjadi dan bagaimana Anda

seharusnya menangani atau menanggapinya.

• Tapis untuk alarm mengganggu (tidak perlu). Alarm-alarm yang mengganggu akan

membuat para staff menjadi tidak peka lagi terhadap pelaporan alarm, dan mereka mulai

percaya bahwa semua alarm merupakan alarm menganggu. Akhirnya mereka akan berhenti

menanggapi semua alarm termasuk alarm yang kritis (alarm yang benar-benar harus

mendapatkan perhatian). Gunakan SCADA yang dapat menapis dan memilah-milah alarm-

alarm mana yang mengganggu dan yang kritis.

• Kemampuan pengembangan kedepan. Sebuah sistem SCADA merupakan investasi jangka

panjang (10 hingga 15 tahun). Sehingga Anda perlu memastikan kemampuan SCADA untuk

pengembangan dalam jangka waktu 15 tahun kedepan.

• Pencadangan yang beragam. Sistem SCADA yang baik mendukung berbagai macam

pencadangan master, di beberapa lokasi. Jika master SCADA utama gagal, master yang

kedua dalam jaringan akan mengambil alih secara otomatis, tanpa adanya interupsi fungsi

pemantauan dan pengontrolan.

• Mendukung berbagai macam tipe protokol dan peralatan. Jika jaman dulu SCADA hanya

dbuat untuk protokol-protokol tertentu yang tertutup. Solusi vendor tunggal bukan merupakn

ide yang bagus - seringkali vendor tidak lagi menyediakan dukungan untuk produk-produk

mereka. Dukungan terhadap berbagai macam protokol yang terbuka akan mengamankan

Page 153: Rangkaian Diagram Garis Star Delta Pada Motor Induksi AC 3 Phasa

sistem SCADA Anda dari keusangan yang tak-terencana.