reading repot dadi.docx

27
A. Pengertian Dakwah dan Ilmu Dakwah Pengertian dakwah menurut bahasa Arab yakni (Da’a - yad’u – da’watan) yang artinya mengajak, menyeruh, memanggil. Warson Munawir, menyebutkan bahwa dakwah artinya adalah memanggil, mengundang, mengajak, menyeru, mendorong, dan memohon. 1 Dakwah dalam pengertian tersebut juga dapat dijumpai di dalam ayat-ayat Al-Qur’an sebagai berikut : 1. Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. dan jika tidak engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku Termasuk orang-orang yang bodoh .” ( QS.Yusuf:33 ). 2. “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S.Ali Imran : 104). 3. Seruhlah (manusia) kepada jalan Tuhan-Mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-Mu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S.An-Nahl:125). 1 Warson Munawir, Kamus Al-Munawwir, (Pustaka progresif, 1997),406 1

Upload: dadhifirmansyah

Post on 03-Oct-2015

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

A. Pengertian Dakwah dan Ilmu Dakwah

Pengertian dakwah menurut bahasa Arab yakni (Daa - yadu dawatan) yang artinya mengajak, menyeruh, memanggil. Warson Munawir, menyebutkan bahwa dakwah artinya adalah memanggil, mengundang, mengajak, menyeru, mendorong, dan memohon.[footnoteRef:1] Dakwah dalam pengertian tersebut juga dapat dijumpai di dalam ayat-ayat Al-Quran sebagai berikut : [1: Warson Munawir, Kamus Al-Munawwir, (Pustaka progresif, 1997),406]

1. Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. dan jika tidak engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku Termasuk orang-orang yang bodoh. (QS.Yusuf:33).2. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang mungkar ; merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S.Ali Imran : 104).

3. Seruhlah (manusia) kepada jalan Tuhan-Mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-Mu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S.An-Nahl:125).

Sedangkan Ilmu Dakwah itu sendiri berasal dari dua kata yaitu Ilmu dan dakwah. Pengertian ilmu sering dikacaukan dengan pengertian pengetahuan. Yang jelas sewaktu-waktu ilmu itu juga dikatakan pengetahuan. Pengetahuan adalah kesan yang terdapat di dalam pemikiran manusia sebagai hasil sentuhan dengan objek tertentu. Sedangkan ilmu adalah sejumlah pengetahuan yang tersusun secara sistematis, logis, hasil pemikiran manusia, objektif atau dapat diuji oleh siapa pun.[footnoteRef:2] [2: Bachtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos, 1997.]

Ilmu Dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara cara dan tuntutan untuk menarik perhatian orang lain agar menganut, mengikuti, menyetujui atau melaksanakan suatu ideologi agama, pendapat atau pekerjaan tertentu. Orang yang menyampaikan Dakwah tersebut Dai sedangkan yang menjadi objek dakwah disebut Madu.

Sedangkan menurut para ahli pengertian Ilmu dakwah sendiri terbagi dari beberapa pendapat :1. Menurut Prof. Toha Yahya Omar, M.A.Dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah SWT, untuk keselamatan dan kebahagian mereka di dunia dan akhirat.[footnoteRef:3] [3: Toha Yahya Oemar. Ilmu Dakwah, Jakarta: Widjaya , 1992), hlm 1]

2. Menurut Dr. M. Quraish ShihabDakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.[footnoteRef:4] [4: Dr. M Quraish sihab,Membumikan Al-Quran.(Bandung: Mizan),194]

B. Dasar Hukum, Fungsi dan Tujuan Dakwah

Dakwah dan islam tidak dapat dipisahkan seperti kita ketahui bahwa dakwah merupakan suatu usaha untuk mengajak, menyeru, dan mempengaruhi manusia agar selalu berpegang pada ajaran Allah S.W.T guna memperoleh kebahagian hidup di dunia dan akhirat. Laisa al-islam illa bi al-dawah , demikianlah sebuah kata bijak. Ajaran Islam yang disiarkan melalui dakwah dapat menyelamatkan manusia dan masyarakat pada umumnya dan hal-hal dapat membawa pada kehancuran.

1. Dasar Kewajiban Dakwah dalam Al-QuranSangat banyak ayat-ayat Alquran yang menerangkan tentang kewajiban umat Islam untuk berdakwah, dan dalil tentang kewajiban dakwah yang terdapat di dalam Alquran di antaranya adalah sebagai berikut:

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. An-Nahl (16):125).

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Ali Imran (3) : 110).

2. Dasar Kewajiban Dakwah dalam Al-Haditsa. Hadis riwayat imam Muslim: dari Abi Said al-Khudariyi ra. berkata: aku telah mendengar Rasulullah bersabda: barang siapa di antara kamu melihat kemunkaran, maka hendaklah dia mencegah dengan tangannya (kekuatan atau kekuasaan; jika tidak sanggup, maka cegahlah dengan lidahnya; dan jika tidak mampu, maka cegahlah dengan hati, dan hal tersebut merupakan selemah-lemah iman.b. Hadis riwayat imam Tirmii: dari Khuaifah ra. dari nabi SAW bersabda: demi at yang menguasai diriku, haruslah kamu mengajak kepada kebaikan dan haruslah kamu mencegah perbuatan munkar, atau Allah akan menurunkan siksa-Nya kepadamu kemudian kamu berdoa kepada-Nya dimana Allah tidak akan mengabulkan permohonanmu. Jadi hukum melaksanakan dakwah wajib dan hal ini disepakati oleh para ulama . Namun ada perbedaan pendapat para ulama tentang kewajiban itu apakah fardhu ain atau fardu kifayah.[footnoteRef:5] [5: Drs.H.Aminuddin Sanwar,Pengantar Ilmu Dakwah, Diktat Kuliah, Semarang: Fakultas Dakwah IAIN Walisongo,1992, hlm. 34]

Tujuan umum dakwah Islamiyah ialah membumikan ajaran Islam (ajaran tauhid) dan memperkenalkan Allah dan Rasul-Nya kepada manusia, selain itu dakwah bertujuan untuk pembebasan, yakni penerangan agama tidak lain untuk penghayatan dan pengalaman agama.Yang diharapkan oleh dakwah adalah terjadinya perubahan dalam diri manusia baik kelakuan adil maupun aktual, baik pribadi maupun keluarga, masyarakat, way of thingking atau cara berpikirnya berubah atau cara hidupnya berubah menjadi lebih baik. Yang dimaksudkan adalah nilai nilai Agama semakin dimiliki banyak orang dalam segala situasi dan kondisi.[footnoteRef:6] [6: Bisri Affandi. Beberapa Percikan jalan Dakwah]

Secara umum, Fungsi Dakwah ada dua aspek, yaitu:1. Aspek tingkatan isi pesan dakwah atau pesan yang disampaikan meliputi beberapa tahapan yang harus di capai yaitu :a. Menanamkan pengertian.b. Membangkitkan kesadaran.c. Mengatualisasikan dalam tingkah laku.d. Melestarikan dalam kehidupan.

2. Aspek misi perubahan masyarakat. M. Syafaat Habib mengemukakan bahwa fungsi dakwah sebagai agen perubahan masyarakat ada 6 fungsi .[footnoteRef:7] [7: M. Syafaat Habib, Buku Pedoman Dawah,(Jakarta: Widjaya, 1982).]

1. Aspekpraktisnya makadakwah memajukan segala bidang tingkah laku manusia.2. Aspek natur atau keadaan manusia sendiri.3. Aspek peranannya sebagai pembaharu masyarakat .4. Dari aspek kehidupan manusia dan tujuan hidupnya, maka dakwah akan memberikan filter (penyaring).5. Dari aspek diri manusia terutama dari segi psikisnya, maka dakwah memberikan pengembangan yang lebih baik.6. Dari aspek keinginan manusia yang selalu berkembang, maka dakwah memberikan pengetahuan.7. Dari aspek perlunya manusia berkomunikasi dengan Allah S.W.T maka dakwah merupakan misiUluhiyah.

C. Proses dan Unsur-Unsur DakwahProses Dakwah sudah ada sejak pada zaman Rasullullah S.A.W. hingga sekarang. Kegiatan dakwah yang dialkukan Rasullullah S.A.W. terbagi ke dalam dua periode yakni periode Mekkah dan periode Madinah serta juga ada beberapan tahapan metode dakwah yang dilakukan Rasullullah S.A.W. dalam mengemban misi untuk menyamapaikan Risalah Ilahi kepada umatnya. Berikut ini akan dipaparkan mengenai tahap-tahap dakwah Rasullullah S.A.W. yaitu sebagai berikut :1. Periode MekkahDalam periode ini, terdapat dua fase dakwah yang dilakukan Rasullullah S.A.W. selama di kota Mekkah yaitu secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan.a. Dakwah Rasullullah S.A.W. Secara Sembunyi-sembunyi.Dakwah dalam tahap ini berlangsung selama 3 tahun. Adapun orang-orang yang pertama kali masuk islam ialah Siti Khodijah binti Khuwalid r.a, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsa, Abu Bakar bin Abi Kufahah, Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqqash dan lainnya.b. Dakwah Rasullullah S.A.W. Secara Terang-terangan.Dakwah dalam tahap ini segera mendapat reaksi keras dari orang-orang kafir Mekkah. Siksaan dan penganiyaan datang bertubi-tubi. Pada tahap ini, para pengikut Rasullullah sungguh-sungguh diuji samapi sejauh mana kualitas imam mereka setelah tiga tahun dibina mentalnya di Darul Arqom.Dakwah Rasullullah S.A.W. pada tahap ini juga merupakan pertarungan pemikiran antara pemikiran jahiliyah dengan Islam, antara adat istiadat, budaya dan kepercayaan nenek moyang dan Islam. Hal ini tersurat pada ayat-ayat Makiyyah yang pada umumnya mengajak manusia untuk memikirkan kejadian alam semesta, agar meninggalakan kepercayaan nenek moyang.

2. Periode MadinahDakwah Islam di madinah telah tersebar sejak dua tahun sebelum Rasullullah hijrah. Kesediaan penduduk Madinah menerima kedatangan Rasullullah dan menyerahkan segala urusan mereke kepada beliau, merupakan awal mula tahap tumbuhnya benih Khilafah Islam. Hijrahnya Kaum Muslimin ke Kota madinah merupakan awal mula tahap dakwah yang disebut marhalah Tathbiq Ahkamul Islam.

Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat dan selalu ada dalam kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah daI (pelaku dakwah), madu (mitra dakwah), maddah (materi dakwah), wasilah (media dakwah), thariqah (metode), dan atsar (efek dakwah). Semua ini adalah unsur pokok dakwah yang berarti harus ada dan tidak bisa dipisahkan dalam proses dakwah sendiri, peran masing-masing unsur amat berkaitan dan saling mendukung antara satu dengan yang lainnya. 1. DaiYang dimaksud dai adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun tulisan ataupun perbuatan yang baik secara individu, kelompok atau berbentuk organisasi atau lembaga. Namun, berkaitan dengan hal-hal yang memerlukan ilmu dan keterampilan khusus, maka kewajiban dakwah dibebankan kepada orang-orang tertentu.[footnoteRef:8] [8: Muhammad Munir dan Wahyu Ilahi, Managemen Dakwah, Cet. I, Jakarta: Kencana, 2006, hlm. 22.]

Kata dai ini secara umum sering disebut dengan mubaligh (orang yang menyempurnakan ajaran islam) namun sebenarnya sebutan ini konotasinya sangat sempit karena masyarakat umum cenderung mengartikan sebagai orang yang menyampaikan ajaran islam melalui lisan seperti penceramah agama, khatib (orang yang berkhutbah), dan sebagainya.2. Madu (mitra dakwah atau penerima dakwah)Unsur dakwah yang kedua adalah madu, yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama islam maupun tidak, atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan. Sesuai dengan firman Allah QS. Saba 28:Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada yang mengetahui. (QS. Saba: 28)

3. Maudu (Pesan Dakwah)Maudu atau pesan Dakwah adalah pesan-pesan, materi atau segala sesuatu yang harus disampaikan oleh dai. Yaitu keseluruhan ajaran islam yang ada di dalam kitabullah maupun sunnnah Rosulnya.[footnoteRef:9] [9: Hafi Anshori. Pemahaman dan pengalaman Dakwah,(Surabaya:alikhlas,1993) hal 146]

4. Wasilah (media dakwah)Unsur dakwah yang ke empat adalah wasilah (media dakwah), yaitu alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran islam) kepada madu. Media (terutama media massa) telah meningkatkan intensitas, kecepatan dan jangkauan komunikasi dilakukan umat manusia begitu luas sebelum adanya media massa seperti pers, radio, televisi, internet dan sebagainya. Bahkan dapat dikatakan alat-alat tersebut telah melekat tak terpisahkan dengan kehidupan manusia di abad ini.[footnoteRef:10] [10: Moh. Abdul Aziz. Ilmu dakwah. 2004. Prenada Media: Jakarta. Hal.75-120]

5. Thariqah (metode)Metode dakwah, adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah (Islam). Sebagaimana yang merujuk dalam Al-Quran surat (An-Nahl ayat 125) yaitu : 1. Bi Al-Hikmah, 2. Mauizatul Hasanah, 3. Mujadalah Billati Hiya Ahsan.6. Atsar (Efek Dakwah)Atsar (efek) dakwah meliputi pada: pengetahuan, sikap, dan prilaku. Sedangkan efek behavioral merujuk pada prilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berprilaku.[footnoteRef:11] [11: Muhammad Munir dan Wahyu Ilahi, Managemen Dakwah, Cet. I, Jakarta: Kencana, 2006, hlm. 138-139.]

D. Macam Model Pendekatan, Media dan Metode DakwahModel Pendekatan Dakwah adalah rencana, representasi atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem dan konsep yang sering kali berupa penyederhanaan atau idealisasi. Bentuknya dapat berupa model fisik, model citra atau rumusan matematis. Jadi model pendekatan dakwah adalah dalam pelaksanaan unsur-unsur dakwah harus menggunakan pendekatan (approach) yang tepat. Yaitu menentukan strategi dan langkah-langkah untuk mencapai tujuan dakwah. Menurut Masdar Helmy model pendekatan dakwah adalah titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses dakwah.[footnoteRef:12] [12: Drs.H.Masdar Helmy, Dakwah dalam Alam Pembangunan, Jilid I, Semarang : CV.ThoaPutra, 1973;]

Adapun pendekatan dakwah terbagi dalam 3 pendekatan yaitu : 1. Pendekatan SosialPendekatan ini didasarkan atas pandangan bahwa penerima/mitra dakwah adalah manusia yang bernaluri sosial serta memiliki keterkaitan dan ketergantungan dengan orang lain. Interaksi sosial manusia ini meliputi semua aspek kehidupan yaiu interaksi budaya, pendidikan, politik, dan ekonomi. Maka dari itu pendekatan ini meliputi :a. Pendekatan Budaya, setiap masyarakat memiliki budaya sebagai karya mereka sekaligus sebagai pengikat kebutuhan mereka.b. Pendekatan Politik, banyak hal yang tidak dapat diselesaikan dengan pendekatan lain kecuali dengan pendekatan politik, yaitu melakukan nahi munkar tersebut dengan kekuasaan (politik) pada penguasa.c. Pendekatan Ekonomi, kesejahteraan ekonomi memang tidak menjamin suburnya kehidupan keimanan seseorang, akan tetapi sering kali kekafiran akan membawa seseorang pada kekufuran.2. Pendekatan Psikologisa. Citra pandang dakwah, pendekatan persuasif, hikmah, dan kasih sayang.

b. Realita pandang dakwah, dengan bimbingan dan penyuluhan maupun dengan metode-metode yang lain.[footnoteRef:13] [13: Asmuni Syukir, Dasar- dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al Ikhlas, 1983, hlm 63- 64]

3. Pendekatan Pendidikan Pada masa Nabi, dakwah lewat pendidikan dilakukan beriringan dengan masuknya Islam kepada para kalangan sahabat. Begitu juga pada saat ini, kita bisa melihat pendekatan pendidikan diterapkan dalam lembaga-lembaga pendidikan pesantren, yayasan Islam ataupun perguruan tinggi/universitas yang ada di dalamnya terdapat materi-materi keislaman.Media dakwah pada zaman Rasulullah dan sahabat sangat terbatas yakni berkisar pada qauliyyah bi al-lisan dan dakwah filiyyah bi al-uswah ditambah dengan media penggunaan surat (rasail) yang sangat terbatas. Menurut Wilbur Schramm mendefinisikan media sebagai teknologi informasi yang dapat digunakan dalam pengajaran. Secara lebih spesifik yang dimaksud dengan media adalah alat-alat fisik yang menjelaskan isi pesan atau pengajaran seperti buku, film, video kaset, slide dan sebagainya.[footnoteRef:14] [14: A.Kadir Munsyi, Metode Diskusi dalam Dakwah, Surabaya : Al-Ikhlas, 1978]

Media dibagi menjadi dua yaitu :a. Media MassaMedia masa digunakan dalam komunikasi apabila komunikan berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media masa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya surat kabar, radio, televisi, dan film bioskop yang beroperasi dalam bidang informasi dakwah.[footnoteRef:15] [15: Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 105]

b. Media NonMassa

Media ini biasanya digunakan dalam komunikasi untuk orang tertentu atau kelompok-kelompok tertentu seperti surat, telepon, SMS, telegram, faks, papan pengumuman, CD, e-mail, dan lain-lain. Semua itu dikategorikan karena tidak mengandung nilai keserempakan dan komunikannya tidak bersifat massal.[footnoteRef:16] [16: Ibid. hal. 106]

Metode dakwah secara etimologi berasal dari bahasa yunani metodos yang artinya cara atau jalan. Jadi metode dakwah adalah jalan atau cara mencapai tujuan dakwah yang dilaksanakan secara efektif dan efisien.a. Al-Hikmah, diartikan bijaksana, akal budi yang mulia, dada yang lapang, hati yang bersih, menarik perhatian orang kepada agama atau Tuhanb. Al-Mauidzatul Hasanah, kata-kata yang masuk kedalam qalbu dengan penuh kasih sayang dan kedalam perasaan dengan penuh kelembutan, tidak membongkar atau membeberkan kesalahan orang lain.c. Al-Mujadalah Billati Hiya Ahsan, maksudnya adalah tukar pendapat yang dilakukan oleh dua belah pihak secara sinergis.Macam-Macam Metode Dakwah Yaitu : Metode Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi Propaganda, Keteladanan, Drama, Silaturrahmi (Home Visit) dan sebagainya.

E. Problematika Dakwah SekarangProblematika berasal dari Bahasa Inggris yaitu problematik yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia problematika berarti hal yang belum dapat dipecahkan yang meninmbulkan permasalahan.[footnoteRef:17] [17: Depdikbud, kamus besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang, 2002), hal 276]

Problematika dakwah adalah berbagai persoalan-persoalan sulit yang dihadapi dalam proses pemberdayaan baik yang datang dari individu maupun dalam upaya memperdayakan masyarakat islami secara langsung dalam masyarakat.[footnoteRef:18] [18: Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, hlm. 189; lihat juga Oning Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, hlm. 20]

Faktor-Faktor Problematika Dakwah1. Faktor InternProblematika datangnya dari dalam atau faktor intern cukup banyak diantaranya :a. Banyaknya paham atau aliran yang berkembang di tengah-tengah masyarakat.b. Pengaruh adat istiadat yang sudah mendarah daging.c. Tingkat pengetahuan jamaah yang tidak sama dalam suatu forum pengajian atau majelis taklim.d. Banyaknya orang-orang munafik yang berselimutkan Islam. Bicaranya Islam membicarakan perjuangan tapi hati dan tingkah lakunya tidak berbeda dengan orang kafir.[footnoteRef:19] [19: Slamet, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah, (Jakarta : Usaha Nasional, 1994), hal. 78]

2. Faktor EksternYang menjadi kendala atau problema dalam dakwah ini bukan saja faktor intern, tapi juga faktor ekstern. Hal ini mencakup diantaranya:a. Pengaruh budaya asing baik itu melalui film, video, maupun dengan perantara orang asing itu sendiri yang datang sebagai turis.b. Pengruh ideologi yang menjurus kepada mendiskreditkan Islam.c. Aparat atau penegak hukum yang sudah terlanjur alergi terhadap Islam.d. Peraturan dan undang-undang yang kurang mendukung terhadap kegiatan dakwah.

Upaya untuk menjawab tantangan problematika dakwah masa kini itu sendiri ada dua cara utama yang harus dipenuhi :1. Humanisasi Yang berarti dakwah harus dapat memberikan kostribusi terhadap nilai-nilai manusiawi dengan selalu memberikan support untuk selalu berbuat yang terbaik bagi lingkungannya.2. LiberasuYaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka membebaskan manusia dari keterbelengguan berpikir kesesatan aqidah, keterbelakangan, kemiskinan, kebodohan dan seperangkat musuh manusia yang akan mengiring kepada nilai-nilai negatif dan struktur sosio-kulturalyang kacau (Qoryah malunah).

F. Faktor Hidayah Dalam DakwahKata Hidayah adalah dari bahasa Arab atau bahasa Al-Quran yang telah menjadi bahasa Indonesia. Akar katanya ialah : hadaa, yahdii, haydan, hudam, hidayatan, hidaayatan. Secara istilah (terminologi), Hidayah ialah penjelasan dan petunjuk jalan yang akan menyampaikan kepada tujuan sehingga meraih kemenangan di sisi Allah S.W.A.Hidayah sebagai modal dasar seorang hamba dalam meraih dan mendapatkan kebahagiaan akhirat, maupun kebahagian dunia menjadi dambaan setiap orang. Namun karena pengaruh dari luar diri manusia yang kadang menjadi kendala dan penghadang bagi seseorang untuk meraih dan mendapatkan hidayah.Mufassir besar syekh Ahmad Mustofa Al-Maroghi menyebutkan ada 5 macam hidayah yang di anugerahkan Allah Swt kepada manusia yaitu[footnoteRef:20] : [20: Ibid, hlm. 110-119]

1. Hidayah Ilham (Naluriyah),hidayah ini adalah fitrah yang Allah Swt berikan kepada semua makhluk ciptaannya. terbentuk sejak kita dilahirkan. Kita dituntut oleh Allah SWT untuk memenuhi kebutuhan pokok kita.

2. Hidayah Hawasi (Indrawi), Hidayah yang membuat makhluk Allah Swt mampu merespon suatu peristiwa dengan respon yang sesuai. Allah S.W.A menjelaskan dalam surat Al-Balad yang artinya:

Bukanlah kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah dan dua buah bibir dan kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.(Q.S.Al-Balad : 8-10).

3. Hidayah Aqli (Akal), Hidayah yang diberikan khusus pada manusia yang membuatnya bisa berfikir unuk menemukan ilmu dan sekaligus merespon peristiwa dalam kehidupannya dengan respon yang bermanfaat bagi dirinya.

4. Hidayah Dien (Agama), Hidayah panduan Ilahiyah yang membuat manusia mampu membedakan antara hak dan yang batil. Baik dan buruk. Hidayah agama ini merupakan Standard Operating Procedure (SOP) untuk menjalani kehidupan.

5. Hidayah Al-Maunah (Taufiq/Pertolongan), mutlak hak milik Allah, tak satupun makhluk bisa memberikan hidayah ini.

Ulama membagi dua hidayah kepada dua makna yaitu :a. Menuju kebahagian dunia dan akhirat (Qs. Asy-suraa-52). Dan disinilah daI memiliki kemampuan untuk mengajak madu kedalam hidayah agama.b. Petunjuk serta kemampuan untuk melaksanakan isi petunjuk ini tidak dapat dilaksanakan kecuali oleh Allah Swt (Qs-Qashashs: 56).

Adapun Fungsi hidayah dalam islam sesuatu yang keberadaanya sangat menentukan masa depan seseorang. Hidayah yang diberikan oleh Allah kepada manusia terbagi kedalam dua bagian besar, yaitu[footnoteRef:21] : [21: Munir Samsul. Ilmu dakwah. Jakarta, Amzah. 2009]

1. Hidayah yang merupakan bawaan sejak lahir.Hidayah bawaan ini merupakan pemberian dan karunia Allah Swt., kepada manusia dengan tidak melalui usaha lebih dahulu untuk mendapatkannya. Hidayah bawaan ini terkadang dimiliki pula oleh makhluk selain manusia, misalnya hewan dengan manusia masing-masing mempunyai rasa, indra dan lain sebagainya. 2. Hidayah yang merupakan pengaruh dari luar diri manusiaWalaupun manusia terlahir dengan fitrah, namun manusia tidak kuasa menghindar dan menafikan kenyataan bahwa lingkungan banyak membawa warna bagi kehidupan manusia. Dari sini manusia dituntut untuk menjatuhkan pilihan apakah kita ingin bahagia di dunia dan di akhirat atau tidak. Kebahagiaan manusia tergantung pada pilihan yang diambilnya, apakah dia tetap berada dalam fitrah (beragama) atau justru menjadi hamba dunia dan pelanggeng kesesatan.G. Keberadaan dan Pengembangan Ilmu DakwahKeberadaan dakwah dimulai oleh setiap kedatangan Nabi, semua Nabi Allah dan semua materi dakwah dibidang Aqidah yang sama. Begitu pula di lihat dari fungsi kenabian dimana bagi Nabi selain Muahmmad bersifat local (untuk umatnya saja) sedangkan Muhammad S.A.W. untuk seluruh manusia.Perkembangan ilmu Dakwah Jalaluddin Rahmat mengatakan bahwa Dakwah adalah fenomena sosial yang dirangsang keberadaanya oleh nash-nash agam islam. Fakta-fakta sosial tersebut dapat dikaji secara empiris terutama pada aspek proses penyampaian dakwah serta internalisasi nilai agama bagi penerima dakwah.[footnoteRef:22] [22: Jalaluddin Rahmat.Ilmu Dakwah dan kaitannya dengan ilmu-ilmu lain, Semarang: Seminar 1990, hal 4]

Sejarah perkembangan ilmu dakwah tidak dapat dilepaskan dari sejarah dakwah itu sendiri. Sejarah perkembangan ilmu dakwah mula-mula berawal dari tahap konvensional ketahap ilmiah.[footnoteRef:23] [23: Rasyidin,dkk, Ilmu Dakwah (Perspektif Gender),Bandar Publishin. Banda Aceh.2009]

1. Tahap KonvensionalPada tahapan ini dakwah masih merupakan kegiatan kemanusiaan berupa seruan atau ajakan untuk menganut dan mengamalkan ajaran islam yang dilakukan secara konvensional.2. Tahap SistematisPada tahapan ini adanya perhatian masyarakat yang lebih luas terhadap pelaksanaan dakwah islam sehingga memunculkan seminar, diskusi, dan pertemuan-pertemuanilmiah lainnya yang secara khusus membicarakan masalah yang berkenaan dengan dakwah.3. Tahap IlmiahPada tahapan ini dakwah telah berhasil tersusun sebagai ilmu pengetahuan setelah melaui tahap sebelumnyadan memenuhi syarat-syaratnya yang objektif, metodik, dan sistematik.

Ada beberapa tujuan pengembangan ilmu dakwah, diantaranya :1. Pembentukan Insan Saleh, yakni manusia yang mendekati kesempurnaan. Pengembangan manusia yang menyembah dan bertaqwa kepada Allah.

2. Pembentukan Masyarakat Shaleh, yakni masyarakat yang memiliki keadilan, kebenaran, dan kebaikan, dan mereka tidak terpengaruh oleh factor-faktor waktu dan tempat.3. Menolong masyarakat Islam dalam mengembangkan diri, dari segi perekonomian, berusaha memperbaiki suasana kehidupan dari segi matrial dengan memerangi kejahilan, kemiskinan, dan berbagai macam penyakit.4. Memberi sumbangan dalam masyarakat Islam, yakni penyesuai dengan tuntutan kehidupan modern dengan memelihara identitas Islam, sebab Islam tidak bertentangan dengan perkembangan dan pembaruan.5. Mengkuhkan identitas budaya Islam, yakni dengan pembentukan kelompok-kelopok terpelajar, pemikir dan ilmuwan yang bersemangat Islam dan melaksanakan ajaran agamanya, merasa prihatin dengan peradaban Islam dengan memikirkannya.

Referensi

Amin, Samsul Munir, Ilmu Dakwah, Jakarta: Amzah, 2009.

Omar, Toha Yahya, Ilmu Dakwah, Jakarta: Wijaya, 1979.

Munir,Samsul , Ilmu Dakwah, Jakarta,Amzah,2009

Slamet, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah, Jakarta: Usaha Nasional, 1994

Munir, Muhammad. Metode Dakwah, Cet. I, Jakarta: Kencana, 2003.

Aziz, Moh. Ali, Ilmu Dakwah, Jakarta: Prenada Media, 2004

Shihab, M., Quraish, Membumikan al-Quran, Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 2001

Syabibi, Ridho. Metodologi Ilmu Dawah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.

18