regresi multivariat pada dampak penderita penyakit kutukan...
TRANSCRIPT
Analisis Dampak Penyakit Kusta terhadapInteraksi Sosial Penderita di Kecamatan
Brondong, Lamongan
OlehNurul Azizah (1309 105 007)
Dosen Pembimbing
Dr. Brodjol Sutijo Ulama, M.Si
Adatul Mukarromah, S.Si, M.Si
Latar Belakang
Kusta disebakanMycobacterium leprae Indonesi peringkat ke-3 setelah India dan
Brazil (WHO 2008). Lamongan adalah salahsatu daerah endemis kusta
Penderita penyakit kusta masihdikucilkan oleh masyarakatsekitar
1
Masalah sosial“Interaksi Sosial”
Asosiatif :kerja samaakomodasi
asimilasi
Disasosiatif :persaingankontravensi
konflik
Faktor yang mempengaruhi jenis
kelamin, usia, pendidikanpekerjaan, penghasilan,
dan bentuk fisik seseorang(Karp dan Yoels, 2007)
Diperlukan suatu model untukmengetahui faktor-faktor yang
berpengaruh signifikan terhadapinteraksi sosial “Regresi Multivariat”
2
1. Bagaimana karakteristik penderita kusta Kecamatan Brondong, Lamongan berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi interaksisosial ?
2. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap interaksi sosial penyandang penyakit kusta di Kecamatan Brondong, Lamongan ?
Permasalahan
3
Tujuan1. Mendapatkan karakteristik penderita kusta Kecamatan Brondong,
Lamongan berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi interaksisosial
2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap interaksi sosial penyandang penyakit kusta di Kecamatan Brondong, Lamongan
4
Manfaat
Hasil penelitian dapat memberikan gambaran kepadamasyarakat umum mengenai interaksi sosial
penyandang penyakit kusta
5
Tinjauan PustakaRegresi linier multivariat adalah model regresi dengan variabel responlebih dari satu yang saling berkorelasi dan satu atau lebih variabelprediktor (Johnson dan Wichern, 2007).
Model regresi multivariat dapat dinyatakan dalam bentuk matriks
)())1(())1(()( pxnpxqqxnpxnεBXY
6
7
Pengujian Kebebasan Antar Variabel Respon
Regresi multivariat dapat digunakan jika antar variabel respon salingberkorelasi. Sehingga diperlukan Uji Barlett Sphericity
Hipotesis :
H0 : R=I
H1 : R≠I
Statistik Uji :
Daerah Penolakan :
Tolak H0 jika nilai
8
Akaike’s Information Criterion Corrected (AICc)
Akaike’s Information Criterion Corrected (AICc) merupakanpengembangan dari Akaike’s Information Criterion (AIC). Kriteria AICcmemilih model terbaik dengan nilai MSE terkecil. Semakin kecil nilaiAICc berarti semakin baik model yang digunakan.
Hafidi dan Mkhadri (2006) menyatakan besarnya AICc adalah sebagaiberikut:
9
Estimasi Parameter
Penaksiran parameter untuk dilakukan dengan menggunakanmetode kuadrat terkecil atau OLS (Rencher, 2002):
B̂
10
Uji Signifikansi Parameter
Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: (Rencher, 2002)
11
Hubungan Antara Variabel Respondan Variabel Prediktor
Untuk mengukur hubungan antara variabel respon dan prediktor padaregresi multivariat dapat diukur dengan rumus sebagai berikut: (Rencher, 2002)
Semakin mendekati 1 berarti hubungan antara variabel respon danvariabel prediktor semakin erat.
12
Uji Asumsi Residual• Uji Asumsi Residual Identik
• Uji Asumsi Residual Independen
13
• Uji Asumsi Residual Berdistribusi Normal Multivariat
14
Interaksi Sosial
Murdiyatmoko dan Handayani (2004) menyatakan bahwa, “Interaksisosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses
pengaruh yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnyamemungkinkan pembentukan struktur sosial”.
Macam Interaksi Sosial Menurut Tim Sosiologi (2002) :
a. Interaksi Sosial yang Bersifat Asosiatif :
1. Kerjasama
2. Akomodasi
3. Asimilasi
b. Interaksi Sosial yang Bersifat Disasosiatif:
1. Persaingan
2. Kontravensi
3. Konflik 15
• Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial
Karp dan Yoels (2007) menjelaskan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi interaksi sosial, seperti :
1. Jenis Kelamin
2. Usia
3. Bentuk Tubuh Seseorang
4. Pendidikan
5. Pekerjaan
6. Penghasilan
16
• Kusta
Penyakit kusta disebabkan oleh bakteri M.leprae. Bakteri ini ditemukanoleh G.H. Armauer Hansen di Norwegia pada tahun 1873 (WHO, 2003).
Pausibasilar (PB)
• Tipe kering dan tidak menular
• Bercak seperti panu
• Bila disentuh dengan kapas masih terasa
Multibasilar (MB)
• Tipe kusta basah dan mudah menular
• Ada bercak putih atau kemerahan menyebarmerata di seluruh badan
• Kurang terasa bila disentuh dengan kapas
• Rusaknya organ tubuh, seperti putusnya jari-jaritangan 17
Sumber
DataPopulasi Sampel
Data sekunder : Data pasien kusta di puskesmas
Brondong th 2011Data Primer : Wawancara
dengan menggunakankuisioner
Pasien kusta yang berobatdi Puskesmas Kecamatan
Brondong, Lamongan JawaTimur tahun 2011
Yang memenuhi kriteriayaitu pasien yang usianya≥ 14 tahun.
Metodologi
18
VariabelRespon (Y)
Kerja SamaKontravensi
Akomodasi
Asimilasi
Daya Saing
Konflik yang Timbul
Variabel yang Digunakan
19
Variabel Prediktor (X)
TipeKustaUsia Pendidikan
JenisKelamin
DiagnosaPekerjaan Penghasilan
20
• Statistik Deskriptif
KarakteristikResponden
• Uji Barlett’s• Regresi secara parsial• Pemilihan model dengan kriteria
AICc• Estimasi Parameter• Uji Signifikansi Parameter• Uji Asumsi Residual• Interpretasi model• Kesimpulan
Faktor-Faktoryang Berpengaruh
Metode Analisis
21
Laki-laki54%
Perempuan46%
Penderita Kusta Kec. Brondong Tahun 2011
0
5
10
15
20
25
< 18 th 18 - 29 th 30 - 60 th > 60 th
7
15
23
5
Usia Penderita Kusta Kec. Brondong tahun 2011
usia
Karakteristik Penderita Kusta
22
0
2
4
6
8
10
12
14
10
3
5
8
14
10
Pekerjaan Penderita Kusta Kec. Brondong
pekerjaan
2958%
1326%
816%
Tingkat Penghasilan Penderita Kusta Kec. Bondong
< 500.000
500.000 - 1.000.000
> 1.000.000
23
PB24%
MB76%
Tipe Gejala Klinis
38
12
02468
10121416
7
12
15 14
2
Tingkat Pendidikan
Pendidikan
MB adalah tipe kusta tipe basahPB adalah tipe kusta tipe kering
24
Variabel Respon (Y)
Sebelum didiagnosakusta
Setelah didiagnosakusta
Mean Min Max Mean Min Max
Y1 = Kerja sama3.4 1 5 2.6 1 5
Y2 = Akomodasi3.5 1 5 4 1 5
Y3 = Asimilasi4 3 5 3.1 1 5
Y4 = Konflik1.7 1 4 1.3 1 4
Y5 = Daya Saing3.9 2 5 2.8 1 5
Y6 = Kontravensi2.1 1 3 2.8 1 5
25
• Korelasi antar Variabel Y
Hipotesis :
H0 : R=I
H1 : R≠I
Daerah Penolakan :
Tolak H0 jika nilai
Keputusan : Tolak H0 (matriks korelasi tidak membentuk matriksidentitas atau dapat diartikan antar variabel respon saling berkorelasi)
Barlett’s Test of Sphericity
Approx. Chi-Square
126,961
Df 15
P-value 0,000
24,9962
15;05,0
2
15;05,0
2 hitung
26
• Pemilihan Model dengan Kriteria AICc
Berdasarkan variabel prediktor yang signifikan dari regresi parsialterbentuk 15 macam kombinasi model dengan variabel prediktor yang digunakan adalah usia (X2), tipe gejala klinis penyakit kusta (X3), penghasilan (X6) dan sebelum serta setelah didiagnosa kusta (X7)
No Kombinasi AICC No Kombinasi AICC
1 X2 499,6347 9 X3X7 451,8647
2 X3 497,9225 10 X6X7 459,9489
3 X6 506,4042 11 X2 X3X6 499,3547
4 X7 459,979 12 X2 X3X7 447,4289
5 X2X3 494,3 13 X2 X6X7 457,5801
6 X2X6 504,1839 14 X3X6 X7 453,4525
7 X2X7 453,4609 15 X2X3 X6X7 451,9213
8 X3X6 500,1949
27
Model Regresi Multivariat
28
Uji Signifikansi Parameter secara Serentak
Besar hubungan antara veriabel respon dan prediktor
635,0365,012
29
Uji Signifikansi Parameter secara Parsial
WilksLambda P-Value
X2 0.828 0.8751 0.007
X3 0.815 0.8751 0.004
X7 0.542 0.8751 0.000
98,1,6,05,0
Keputusan : Tolak H0
30
Uji Asumsi Residual• Matriks Varian Kovarian dari Residual Homogen
Dari pengujian Box’s M diperoleh nilai u sebesar 120,681 sehingga keputusannya gagal menolak H0
31
• Matriks Varian Kovarian dari Residual Independen
Dari uji Bartlett Spericity diperoleh nilai sebesar 87,165 sehingga keputusannya adalah tolak H0
2
hitung
32
• Residual Berdistribusi Normal Multivariat
HipotesisH0 : residual berdistribusi normal multivariatH1 : residual tidak berdistribusi normal multivariat
2520151050
20
15
10
5
0
dd
qScatterplot of q vs dd
33
Kesimpulan dan SaranKesimpulan1. Interaksi sosial seseorang setelah didiagnosa menderita kusta untuk dimensi
kerja sama, asimilasi, konflik dan daya saing secara rata-rata turun yang masing-masing menjadi 2,6 satuan, 3,1 satuan, 1,3 satuan dan 2,8 satuan. Sedangkan interaksi sosial setelah didiagnosa menderita kusta untuk dimensiakomodasi dan kontravensi secara rata-rata naik yang masing-masing sebesar4 dan 2,8 satuan. Selain itu dari karakteristik responden dapat disimpulkanbahwa usia penderita kusta di Kecamatan Brondong Lamongan berkisar 30-60 tahun dengan mayoritas berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan tipe gejalaklinis penyakit kusta di Kecamatan Brondonng Lamongan adalah tipemultibasilar (MB). Tipe ini adalah tipe kusta basah dan mudah menular. Penderita kusta di Brondong pada umumnya berpenghasilan rendah yaitu<Rp 500.000/bulan dengan tingkat pendidikan terakhir paling dominanadalah SLTP.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial adalah usia, tipe gejalaklinis (PB atau MB), dan diagnosa kusta (sebelum dan setelah didiagnosakusta). Selain itu dapat diketahui bahwa penyakit kusta dapat memberikandampak yaitu berkurangnya intensitas interaksi sosial seseorang, khususnyauntuk dimensi kerja sama, asimilasi, konflik dan daya saing. Sedangkanpenderita kusta dengan tipe MB interaksi sosialnya akan lebih rendah biladibandingkan dengan tipe PB.
34
• SaranPenulis menyarankan kepada dinas terkait untuk lebih memperhatikanpenderita kusta dengan cara memberikan pengetahuan atau penyuluhankepada masyarakat dan penderita tentang penyakit kusta ataupun konsep diri, agar penderita tidak rendah diri untuk melakukan interaksi sosial sehinggatercipta suatu interaksi sosial yang baik. Selain itu penulis juga menyarankanuntuk penelitian selanjutnya asumsi residual independen dapat diatasi, sehinggamodel yang diperoleh lebih tepat.
35