relevansi teori pendidikan dengan dasar dasar ajaran islam.doc

24
MAKALAH RELEVANSI TEORI PENDIDIKAN DENGAN DASAR DASAR AJARAN ISLAM Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan Islam Dosen Pengampu : Dr. H. Darmu’in, M. Ag Di susun oleh : Fila Millati Qutsi (133111090) Muhammad Syamsudin H (133111091) Muhammad Syarif H (133111092) Muhammad Faizun (133111093) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

Upload: priliansyah-maruf-nur

Post on 18-Sep-2015

57 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

RELEVANSI TEORI PENDIDIKAN DENGAN DASAR DASAR AJARAN ISLAM.doc

TRANSCRIPT

MAKALAH

RELEVANSI TEORI PENDIDIKAN DENGAN DASAR DASAR AJARAN ISLAM

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : Dr. H. Darmuin, M. Ag

Di susun oleh :

Fila Millati Qutsi

(133111090)

Muhammad Syamsudin H (133111091)

Muhammad Syarif H

(133111092)

Muhammad Faizun

(133111093)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG2014

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang

Secara umum, teori merupakan pendapat. Dalam ilmu sejarah misalnya dikembangkan teori yang mengatakan bahwa masuknya Islam ke Indonesia adalah pada abad ketiga belas, teori lain mengatakan jauh sebelum itu. Inilah makna teori secara umum, bahwa teori adalah pendapat.Teorisasi dalam pendidikan Islam sangat diperlukan karena untuk memperoleh suatu keberhasilan dalam proses pendidikan Islam, diperlukan adanya ilmu pengetahuan tentang pendidikan Islam baik yang bersifat teoritis maupun praktis.Para ahli teori pendidikan telah memberikan dasar pandangan tentang pekerjaan mendidik yang harus berlangsung secara hati-hati. Di situlah diperlukan pedoman teoritis untuk diamalkan sesuai dengan tujuannya.Pendidikan dapat diartikan sebagai metode untuk mengembangkan ketrampilan, kebiasaan, dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik.Pendidikan juga dapat di artikan sebagai upaya untuk pembudayaan manusia untuk mengembangkan potensinya secara optimal yang dalam pelaksanaannya sangat bergantung pada sang pendidik .Teori merupakan ujung dari kelangsungan proses yang berkesinambungan dengan pelaksanaan praktis pada ujung lainnya. Oleh karena itu, teori pada hakikatnya adalah suatu bentuk perenungan dan pemikiran mendalam, sedangkan masalah praktis melibatkan suatu pekerjaan yang aktual. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas pentingnya teorisasi dalam pendidikan Islam secara lebih jelas.B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa maksud dari teori pendidikan?

2. Apa saja dasar-dasar ajaran agama Islam?

3. Bagaimana relevansi teori pendidikan dengan dasar ajaran agama Islam?II. PEMBAHASANA. TEORI PENDIDIKANTeori adalah sejumlah prorposisi yang terintegrasi secara sintaktik (artinya kumpulan proposisi ini mengikuti aturan tertentu yang dapat menghubungkan secara logis proposisi yang satu dengan yang lain, dan juga pada data yang diamati), serta yang digunakan untuk memprediksi dan menjelaskan peristiwa-peristiwa yang diamati (snelbecker, 1974). Sedangkan menurut KBBI teori berarti pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi; penyelidikan eksperimental yang mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi, argumentasi.Perumusan teori itu bukan hanya penting, melainkan juga vital bagi psikologi dan pendidikan agar dapat maju atau berkembang, serta memecahkan masalah-masalah yang ditemukan dalam setiap bidang. Dapat disimpulkan bahwa ilmu apa pun untuk dapat berkembang, harus dilandasi teori.Adapun Macam-macam Teori Pendidikan ialah :a. Teori Pendidikan menurut Plato

Menurut Plato pendidikan adalah suatu tindakan pembebasan dari belenggu ketidak tahuan dan ketidak benaran. Dengan pendidikan orang-orang akan mengetahui apa yang benar dan apa yang tidak benar, serta akan mengenal yang baik dan yang jahat, yang patut dan yang tidak patut. Menurutnya ujuan uatama dari pendidikan adalah untuk menemukan kemampuan-kemampuan ilmiah seiap individu dan melatihnya sehingga berhasil menggapai segala keutamaan manusia seutuhnya.

b. Teori Pendidikan menurut Schopenhauer

Schopenhauer berpandangan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh sifat bawaan lahir. Faktor lingkungan kurang bepengaruh terhadap pandidikan dan perkembangan anak. Oleh karena itu hasil pendidikan ditentukan oleh bakat yang dibawa sejak lahir. Teori ini menjadi sebuah aliran yang disebut nativisme.Dengan demikian keberhasilan belajar ditentukan oleh individu itu sendiri. Pendidikan anak yang idak sesuai dengan bakat yang dibawa tidak akan berguna bagi perkembangan itu sendiri. Pandangan itu tidak menyimpang dari kenyataan. Misalnya, anak mirip dengan orangtuanya secara fisik, sifat dan bakat orangtua. Prinsip dari teori ini adalah pengakuan entang adanya daya asli yang telah terbentuk sejak manusia terlahir, yaitu daya-daya psikologis dan fisiologis yang bersifat herediter (menurun secara genetik dari orangtua kepada anak) serta kemampuan dasar lainnyayang kepastiannya berbeda dalam setiap diri manusia.

c. Teori Pendidikan menurut John Locke

John Locke adalah filosof dari Inggris yang memberikan teorinya dikenla dengan Tabulae Rasae (meja lilin), yang menyebutkan bahwa anak yang lahir ke dunia seperti kertas putih yang bersih. Kertas putih akan mempunyai corak dan tulisan yang digores oleh lingkungan. Dari fakor keturunan menurutnya tidak dipentingkan lagi. Pengaruh empiris yang diperoleh dari lingkungan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Menurut teori ini, pendidikan sebagai faktor luar memegang peranan sangat penting, sebab pendidikan menyediakan lingkumgan pendidikan bagi anak, dan anak akan menerima pendidikan sebagai pengalaman. Teori ini menjadi sebuah aliran yang disebut empirisme.d. Teori Pendidikan Menurut William Stern

William adalah seorang tokoh pendidikan dari Jeman yang hidup pada tahun 1871-1939 M. Beliau memperkenalkan teorinya tentang pendidikan yakni teori Konvergensi. Teori ini adalah perpaduan antara teori nativisme dan empirisme yang memaparkan bahwa anak yang lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, dan tahap selanjutnya lingkungan yang akan mempengaruhi pendidikannya. Jadi menurut teori ini kedua faktor tersebutsaling keterkaitan dan bersifat penting.Teoriinimenjadisebuahaliran yang disebut konvergensi.Anak yang mempunyai bakat yang baik dari lahir dan didukung oleh lingkungan yang baik maka anak tersebut akan semakin baik pula, karena dua faktor tersbu sama-sama terpenuhi. Sedangkan jika salah satu faktor tersebut tidak terpenuhi maka hasilnya tidak akan maksimal.

Dengan demikian teori konvergensi memaparkan bahwa pendidikan sangat bergantung pada fakor bakat bawaan dan lingkungan. Tetapi William tidak menerangkan seberapa besar perbandingan pengaruh kedua faktor tersebut.

B. DASAR-DASAR AJARAN ISLAM

Dasar yaitu landasan atau fondamen tempat berpijak atau tegaknya sesuatu adar sesuatu tersebut tegak kukuh berdiri. Dasar dasar ajaran Islam dapat dikemukakan selengkapnya sebagai berikut.

1. Al-QuranSecara etimologi al-Quran berasal dari kata qaraa, yaqrau, qiraatan, atau quranan, yang berarti mengumpukan (al-jamu) dan menghimpun (adh-dhammu) huruf-huruf serta kata-kata dari satu bagian kebagian lain secara teratur.

Artinya:Maka apabila Kami telah membacakannya (Al-Quran), maka ikutilah bacaan Kami (Q. S. Al-Qiyamah, 75:18).Secara terminologi al-Quran dapat diartikan sebagai kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan dibacakan secara mutawattir (umum). Para ulama ushuluddin berpendapat bahwa al-Quran merupakan firman Allah yang kekal.Fungsi al-Quran sebagai sumber pendidikan, lebih lanjut dapat dilihat dari berbagai aspek sebagai berikut.

Pertama, dari segi namanya, al-Quran dan al-Kitab sudah mengisyaratkan bahwa al-Quran memperkenalkan dirinya sebagai kitab pendidikan. Al-Quran secara harfiah berarti membaca atau bacaan. Adapun al-Kitab berart menulis atau tulisan. Membaca dan menulis dalam arti seluas-luasnya merupakan kegiatan utama dan pertama dalam kegiatan pendidikan.

Kedua, dari segi surat yang pertama kali diturunkan, yaitu ayat 1-5 surat al-Alaq, juga berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Arti dari lima ayat surat al-Alaq selengkapnya adalah: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Lima ayat tersebut antara lain berkaitan dengan metode (iqra), guru (Tuhan yang memerintahkan membaca), murid (Nabi Muhammad SAW yang diperintahkan membaca), sarana prasarana (al-qalam), kurikulum (sesuatau yang belum diketahui/ maa lam yalam).Ketiga, dari segi fungsinya, yakni sebagai al-Huda, al-Furqan, al-Hakim, al-Bayyinah, dan rahmatan lilo alamin ialah bekaitan dengan fungsi pendidikan dalam arti seluas-luasnya.

Keempat, dari segi kandungannya, al-Quran berisi ayat ayat yang mengandung isyarat tentang berbagai aspek pendidikan. Buku-buku tentang al- Quran dalm ubungannya dengan kegiatan pendidikan sebagaimana tersebut diatas telah membuktikan bahwa kandungan al-Quran memuat isyarat tentang pendidikan. Visi, misi, tujuan, kurikulum. Proses belajar mengajar, guru, dan berbagai komponen pendidikan lainnya dapat dirumuskan dari ayayt-ayat al-Quran.Kelima, dari segi sumbernya, yakni dari Allah SWT, telah mengenalkan diri-Nya sebagai al-Rabb atau al-Murabbi, yakni sebagi pendidik, dan orang pertama didik atau diberi pengajaran oleh Allah SWT adalah Nabi Adam as. Al-Quran menyatakan: Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalau berfirman, Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu orang-orang yang benar. (QS. Al-Baqarah (2): 31).Dengan mengemukakan beberapa alasan tersebut diatas, maka tidaklah salah jika Abdurrahman Shaleh Abdullah berkesimpulan, bahwa al-Quran adalah Kitab Pendidikan.

2. As-Sunnah

Secara harfiah as-Sunnah adalah jalan hidup yang dijalanu atau dibiasakan, apakah jalan hidup itu baik atau buruk terpuji ataupun tercela.

Adapun pengertian as-Sunnah menurut para ahli hadis adalah sesuatu yang didapakan dari Nabi SAW yang terdiri dari ucapan, perbuatan, persetujuan, sifat fisik atau budi, atau biografi, baik pada masa sebelum kenabian ataupun sesudahnya. Sunnah menurut para ahli hadis sama dengan pengertian hadis.

Dalam kaitan dengan ini M. Athiyah Al-Abrasyi meriwayatkan: Pada suatu hari Rasulullah keluar dari rumahnya dan beliau menyaksikan adanya dua pertemuan (kelompok). Dalam pertemuan pertama, orang-orang sedang berdoa kepada Allah Azza Wajalla, mendekatkan diri kepada-Nya. Dalam pertemuan kedua, orang sedang member pelajaran. Langsung beliau bersabda:

Mereka ini (pertemuan pertama) minta kepada Allah, bila Tuhan menghendaki maka Ia memenuhi permintaan tersebut, dan jika Ia tidak menghendaki maka tidak akan dikabulkan, sedangkan saya sendiri diutus menjadi juru didik.Setelah itu beliau duduk pada pertemuan atau kelompok kedua. Praktik ini membuktikan kepada kita suatu contoh terbaik, betapa Rasul mendorong orang untuk belajar dan menyebarkan ilmu secara luas dan suatu pujian atas keutamaan juru didik.

Dari penjelasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Rasulullah menjunjung tinggi pada pendidikan dan memotivasi agar berkiprah pada pendidikan dan pengajaran.

C. RELEVANSI TEORI PENDIDIKAN DENGAN DASAR AJARAN ISLAMSebagaimana apa yang telah kita ketahui, ada berbagai macam teori atau aliran dalam pendidikan diantaranya, Nativisme, Empirisme, dan konvergensi, yang mana kesemuanya itu memberikan tanggapan atau mencari kebenaran tentang faktor yang menentukan pertumbuhan kepribadian anak didik. Teori-teori tersebut sebenarnya sudah terkandung dalam sumber ajaran Islam yakni Quran dan Hadits. Berikut ini akan diuraikan sedikit tentang relevansi teori-teori tersebut dengan dasar ajaran Islam.1. NativismeAliran Nativisme dengan tokohnya Arthur Scopenhauer berpendapat bahwa yang menentukan pendidikan seseorang adalah faktor pembawaan yang bersifat kodrati dan dibawa sejak lahir. Pendidikan adalah sebuah proses menumbuhkan faktor pembawaan yang ada dari sejak lahir yang selanjutnya membentuk kepribadian. Potensi-potensi hereditas itulah pribadi seseorang. Tanpa adanya potensi-potensi heregits yang baik, seseorang tak mungkin mencapai taraf yang dikehendaki. Pendidikan (dalam arti pengaruh dari lingkungan) tidak dapat mengubah manusia, karena potensi itu bersifat kodrati

Ditinjau dari sudut ajaran Islam, tampak bahwa sebagian dari pandangan tersebut ada yang sejalan dengan ajaran Islam. Islam benar mengakui adanya faktor pembawaan, sifat dan kecenderungan anak didik yang mana dalam Islam disebut dengan fitrah

. . . ( (((((((( (((( ((((((( (((((( (((((((( ((((((((( ( (( ((((((((( (((((((( (((( (. . . . fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (QS.AR-Rum :30)Fitrah yang dimaksud dalam ayat di atas yaitu potensi untuk menjadi baik sekaligus potensi untuk menjadi buruk. Potensi untuk menjadi muslim dan potensi untuk menjadi musyrik. Dalam ayat ini Allah menyatakan bahwa potensi ini tidak akan diubah. Maksudnya, kecenderungan untuk menjadi baik dan sekaligus menjadi buruk itu tidak akan diubah oleh Tuhan. Secara sempit, fitrah disini adalah potensi untuk beragama, keinginan beragama, juga potensi untuk tidak beragama. Dalam garis besarnya kecenderungan ini dapat dibagi menjadi dua yaitu kecenderungan menjadi orang baik dan kecenderungan menjadi orang jahat.Muhammad bin Asyur mengatakan, bahwa fitrah itu adalah bentuk dan sistem yang diwujudkan Allah pada setiap makhluk-Nya. Fitrah yang berkaitan dengan manusia itu adalah segala sesuatu yang diciptakan Allah pada menusia, baik yang berkaitan dengan jasmani maupun akal, serta rohnya.

Nabi Muhammad SAW. Misalnya, beliau adalah orang yang dilahirkan dalam lingkungan yang kurang kondusif, yaitu lingkungan para penyembah berhala, semangat kesukuan yang tinggi, suka berperang, terbiasa dengan budaya judi, mabuk-mabukan, dan berbagai hal negatif lainnya. Namun, nabi Muhammad SAW. bisa menjadi orang yang sangat mulia akhlak dan perilakunya karena watak, tabiat, sifat dan pembawaannya yang ia bawa sejak lahir yang telah difitrahkan oleh Allah menjadi nabi dan rosul.2. Empirisme

Empirisme dengan tokohnya John Locke, berpendapat bahwa dalam perkembangan peserta didik hingga menjadi manusia yang dewasa sangat ditentukan oleh lingkungan atau pendidikan serta pengalaman yang diterimanya sejak kecil. Bahwa setiap individu yang dilahirkan bagaikan kertas putih, dan lingkungan itulah yang menulis kertas putih itu. Teori ini selanjutnya dikenal dengan teori Tabularasa atau teori empirisme. Bahwa faktor pengalaman yang berasal dari lingkungan itu relatif dapat dikuasai manusia. Bahwa manusia dapat di-didik menjadi apa saja (ke arah yang baik atau buruk) menurut kehendak lingkungan atau pendidiknya.Sejalan dengan apa yang tersirat dalam firman Allah SWT. An-Nahl : 78

(((((( ((((((((((( ((((( ((((((( ((((((((((((( (( ((((((((((( ((((((( (((((((( (((((( ((((((((( ((((((((((((( (((((((((((((( ( (((((((((( ((((((((((( ((((

78. dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.(QS. An-Nahl: 78)Pada ayat tersebut terdapat kata al-sama (pendengaran) yang dapat diartikan aspek psikomotorik, karena pendengaran terkait dengan salah satu pancaindra manusia yang paling berperan dalam kegiatan pembelajaran; kata al-bashar (penglihatan) yang dapat diartikan aspek kognitif, karena penglihatan dalam arti pemahaman terkait dengan salah satu unsur pemikiran manusia; dan kata al-afidah (hati) yang dapat diartikan sebagai aspek afektif. Ketiga kata tersebut dihubungkan dengan kata laa talamuuna syaiaaa (tidak mengetahui sesuatupun). Hal ini menunjukkan bahwa sebelum diberikan pendidikan, ketiga potensi yang dimiliki manusia tersebut tidk mengetahui segala sesuatu. Namun setelah di-didik dan diajar dengan berbagai pengetahuan, keterampilan dan sebagainya melalui kegiatan pembelajaran, maka manusia menjadi mengetahui segala sesuatu.

Nabi Ibrahim misalnya, beliau terlahir dari orangtua penyembah berhala. Kemudian dalam mencari kebenaran siapa Tuhan yang sebenarnya beliau melalui perantara alam atau lingkungan sekitarnya. Pada mulanya melihat bintang, bulan, da kemudian matahari hingga akhirnya beliau menemukan siapa tuhannya, yaitu dzat yang menciptakan bumi-langit dan seisinya. Kepribadian nabi Ibrahim dalam mencari tuhan itu karena faktor dorongan lingkungan di sekitarnya.3. KonvergensiKonvergensi dengan tokohnya William Stern berpendapat bahwa anak dilahirkan dengan pembawaan baik dan buruk. Bahwa pendidikan bergantung kepada pembawaan anak dan lingkungan yang mengitarinya. Bahwa pendidikan itu mu8ngkin diberikan, yang membatasi hail pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan itu sendiri, dan pendidikan diartikan sebagai penolong atau pertolongan yang diberikan kepada lingkungan anak didik untuk mengembangkan pembawaan yang baik dan mencegah berkembangnya pembawaan yang buruk.Dilihat dari pandanga Islam, seakan tampak bahwa konvergensi ini sejalan dengan pandangan Islam. Dalam hadits Rasulullah misalnya, dinyatakan bahwa setiap manusia yang dilahirkan memiliki fitrah, yakni asal kejadian yang diberikan oleh Allah kepada manusia berupa asal kejadian untuk meyakini adanya Tuhan, menyukai keindahan, berpihak pada kebenaran, memiliki bakat-bakat tertentu serta berbagai kecenderungan dan insting lainnya. , ()"Tidak seorangpun dilahirkan kecuali atas dasar fitfah, kemudian orantuanya menjadikannya seorang yahudi atau nasrani atau majusi."Hal ini sejalan dengan aliran konvergensi, bahwa anak sudah memiliki potensi baik dan buruk, kemudian kedua orangtua dalam hadits tersebut dapat dikatakan sebagai lingkungan yang di dalamnya tedapat ayah, ibu, dan anggota keluarga lainnya. Lingkungan ini yang utama dan pertama kali memengaruhi jiwa si anak. Pengakuan nabi Muhammad terhadap peran orangtua dalam memengaruhi pembawan keagamaan si anak tersebut merupakan pengakuan atas peranan yang dimainkan oleh lingkungan.

jadi pendidikan menurut aliran ini ibarat seorang tukang kebun atau petani yang menanam tanaman. Tanaman yang baik tidak hanya ditentukan oleh bibit yang baik, mealinkan juga faktor perawatan, pemeliharaan, penyiraman, pemberian pupuk, dan sebagainya yang dilakukan tukang kebun. Tanaman tersebut tidak bisa dipaksa-paksa agar cepat tinggi, berbunga, atau berbuah. Yang dapat dilakukan oleh tukang kebun adalah menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan terjadinya proses pertumbuhan, perkembangan, dan seterusnya tentang tanaman tersebut menuju kepada tingkatan yang baik dan mulus.Ditinjau dari sudut Islam nampaknya konvergensi memang sejalan. Namun ada yang kurang, di Islam mungkin namanya konvergensi plus, karena juga ada unsur dari Tuhan yang mana itu adalah yang paling menentukan, yakni hidayah. Sebagaimana firman Allah :(((((( (( ((((((( (((( (((((((((( ((((((((( (((( ((((((( ((( (((((((( ( (((((( (((((((( ((((((((((((((((( ((((

56. Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.(QS. Al-Qashash ; 56)Sebab turunnya ayat di atas adalah ketika menjelang wafatnya paman Nabi, Abu Thalib. Beliau adalah orang yang memiliki potensi atau fitrah yang baik. Beliau selalu melindungi Nabi saat dakwah. Sebelumnya Nabi sudah mengajaknya untuk memeluk Islam. Namun hingga akhir hayatnya Abu Thalib belum juga berikrar. Dari kisah tersebut bisa dipahami bahwa orang yang terlahir dengan fitrah yang baik sekalipun, kemudian lingkungannya baik, pendidiknya juga baik tetapi kalau tidak ada hidayah dari Allah tidaklah bisa memberikan pengaruh apa yang telah diupayakan.KESIMPULAN

Teori pendidikan adalah sejumlah proporsi yang terintegrasi secara sintatik (artinya kumpulan proprsi ini mengikuti autran tertentu yang dapat menghubungkan secara logis proposisi yang satu dengan yang lain dan juga pada data yang diamati), serta yang digunakan untuk memprediksi dan menjelaskan peristiwa-peristiwa yang diamati.

Adapun macam-macam Teori Pendidikan ialah:

a. Teori Pendidikan menurut PlatoMenurut Plato pendidikan adalah suatu tindakan pembebasan dari belenggu ketidak tahuan dan ketidak benaran.

b. Teori Pendidikan menurut SchopenhauerSchopenhauer berpandangan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh sifat bawaan lahir. Teori ini menjadi sebuah aliran yang disebut nativisme.

c. Teori Pendidikan Menurut John Locke John Locke adalah filosof dari Inggris yang memberikan teorinya dikenal dengan Tabulae Rasae (meja lilin), yang menyebutkan bahwa anak yang lahir ke dunia seperti kertas putih yang bersih. Teori ini menjadi sebuah aliran yang disebut empirisme.d. Teori Pendidikan Menurut William SternBeliau memperkenalkan teorinya tentang pendidikan yakni teori Konvergensi. Teori ini adalah perpaduan antara teori nativisme dan empirisme yang memaparkan bahwa anak yang lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, dan tahap selanjutnya lingkungan yang akan mempengaruhi pendidikannya.Dasar-dasar ajaran Islam meliputi al-Quran dan as- Sunnah.

Relevansi teori-teori pendidikan dengan dasar ajaran Islam:

4. NativismePendidikan adalah sebuah proses menumbuhkan faktor pembawaan yang ada dari sejak lahir yang selanjutnya membentuk kepribadian. Ditinjau dari sudut ajaran Islam, tampak bahwa sebagian dari pandangan tersebut ada yang sejalan dengan ajaran Islam. Islam benar mengakui adanya faktor pembawaan, sifat dan kecenderungan anak didik yang mana dalam Islam disebut dengan fitrah

. . . ((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((. . . .fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (QS.AR-Rum :30)

5. EmpirismeEmpirisme dengan tokohnya John Locke, berpendapat bahwa dalam perkembangan peserta didik hingga menjadi manusia yang dewasa sangat ditentukan oleh lingkungan atau pendidikan serta pengalaman yang diterimanya sejak kecil. Sejalan dengan apa yang tersirat dalam firman Allah SWT. An-Nahl : 78

((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((78. dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.(QS. An-Nahl: 78)6. Konvergensi

Konvergensi dengan tokohnya William Stern berpendapat bahwa anak dilahirkan dengan pembawaan baik dan buruk. Dilihat dari pandanga Islam, seakan tampak bahwa konvergensi ini sejalan dengan pandangan Islam. Dalam hadits Rasulullah misalnya, dinyatakan bahwa setiap manusia yang dilahirkan memiliki fitrah, yakni asal kejadian yang diberikan oleh Allah kepada manusia berupa asal kejadian untuk meyakini adanya Tuhan, menyukai keindahan, berpihak pada kebenaran, memiliki bakat-bakat tertentu serta berbagai kecenderungan dan insting lainnya. , ()"Tidak seorangpun dilahirkan kecuali atas dasar fitfah, kemudian orantuanya menjadikannya seorang yahudi atau nasrani atau majusi."Ditinjau dari sudut Islam nampaknya konvergensi memang sejalan. Namun ada yang kurang, di Islam mungkin namanya konvergensi plus, karena juga ada unsur dari Tuhan yang mana itu adalah yang paling menentukan, yakni hidayah. Sebagaimana firman Allah :((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((56. Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.(QS. Al-Qashash ; 56)

Abuddin Nata, Ilmu pendidiakan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner,(Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 128

WijiSuwarno, Dasar-DasarIlmuPendidikan (Jogjakrta :Aruzz Media, 2009), hlm. 49-54

Drs. H. M. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam Jilid 1, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 23

Drs. Bukhari Umar, M. Ag, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 32

Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M. A, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm 76-77

Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan al-Quran, (terj.) H. M. Arifin dari judul asli educational Theory: Quranic Outlook, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 20

Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M. A, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm 77.

Drs. H. M. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam Jilid 1, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 25.

M. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), hlm. 37

Drs. H. M. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam Jilid 1, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 26.

Abuddin Nata. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. (Jakrta : Kencana, 2011) hlm.118-120

Abuddin Nata. hlm.74

Abuddin Nata. hlm.51

Abuddin Nata. Hlm.125

Abuddin Nata. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. (Jakrta : Kencana, 2011) hlm.118-120

PAGE