saga gis tutorial indo
DESCRIPTION
menjelaskan mengenai tutuorial penggunaan software SAGA GIS dengan bahasa indonesia.TRANSCRIPT
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Materi Pelatihan untuk SAGA GIS
Tampilan dan Analisis dari Citra Satelit dengan fokus
analisa pada daerah Nusa Tenggara Timur
1.1
Kupang, 5-9 Desember 2011
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Kata Pengantar ..................................................................................................................... 3
Pendahuluan ........................................................................................................................ 3
Apa itu SAGA ?............................................................................................................................... 4
Instal Software dan Data ...................................................................................................... 6
Pengenalan layout Saga GIS ................................................................................................. 8
Menampilkan Data Satelit (Display) ................................................................................... 12
Membuat Tampilan Suatu Peta .................................................................................................... 14
Menampilkan informasi atribut ................................................................................................... 16
Menggunakan Data Satelit ................................................................................................. 19
Tampilan Data Dasar .......................................................................................................... 22
Menampilkan Single Band ........................................................................................................... 23
Menampilkan multiple band ........................................................................................................ 26
Stretching dari gambar histogram ................................................................................................ 28
Pengolahan Data (Pre-processing) ..................................................................................... 31
Mengimpor Data ......................................................................................................................... 31
Proyeksi ulang data ..................................................................................................................... 32
Memotong Data Citra Satelit (Cutting imagery)............................................................................ 34
Pengertian dari Pemantulan Spektrum Cahaya (Spectral Relectance) ............................... 38
Profile Spektrum Cahaya.............................................................................................................. 38
Penandaan Spektrum Cahaya (Spectral Signature) ....................................................................... 40
Indeks Vegetasi Vegetation Indices .............................................................................................. 42
Citra dari Waktu yang Berbeda-beda (multi temporal) ..................................................... 45
Perubahan tutupan lahan di Babau- Teluk Kupang ....................................................................... 45
Kebakaran di Sumba .................................................................................................................... 47
Klasifikasi Citra (Image classification) ................................................................................. 48
Unsupervised Classification (Cluster Analysis) .............................................................................. 49
Mengklasifikasi ulang, untuk kelas tutupan lahan ........................................................................ 51
Assesing perubahan tutupan lahan diantara dua tanggal citra. .................................................... 54
Ekspor ke Data Vektor ................................................................................................................. 54
Mengekspor suatu tampilan Peta ...................................................................................... 56
Kontak dan Link .................................................................................................................. 57
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Kata Pengantar
Kegiatan Pelatihan Remote Sensing ini dibiayai oleh the Australia Indonesia Institute berdasarkan
proposal yang dibuat oleh Dr Bronwyn Myers, Frederika Rambu Ngana, S.Si, M.Eng dan Dr Karen
Joyce. Materi pelatihan ini dikembangkan oleh Rohan Fisher dan diterjemahkan oleh Sarah Hobgen.
Beberapa bagian dari tutorial ini telah diadaptasi dari website SAGA GIS dan dari Buku Panduan
SAGA (Volum 1) yang dibuat oleh Vern Cimmery. Terimakasih kami sampaikan kepada
seluruh tim pengembang SAGA yang telah bekerja keras selama beberapa tahun ini untuk
menghasilkan software yang sangat luar biasa ini sehingga kami dapat menggunakannya
pada pelatihan ini.
Pendahuluan
Penggunaan data satelit untuk pemetaan dan monitoring merupakan alat yang sangat penting
untuk membantu keefektifan dan ketepatan waktu dalam manajemen sumber daya alam . Demikian
pula, penerapan kebijakan lokal dalam interpretasi data satelit seringkali merupakan kunci untuk
memahami pemetaan landscape (rupa muka bumi), pengamatan perubahan yang terjadi serta untuk
menelusuri hasil-hasil dari manajemen Sumber Daya Alam yang berguna. Akhir-akhir ini, sebagian
besar assessment data satelit dari sumber daya alam di Indonesia Timur dilakukan oleh pihak luar
yang notabene bukan orang lokal. Namun, dengan pengembangan teknologi dan perubahan metode
penelitian, muncullah kesempatan baru untuk penggunaan yang lebih luas dari teknologi satelit.
Materi pelatihan ini telah dibuat sebagai bagian dari kerjasama yang berlangsung antara Universitas
Charles Darwin (Darwin, Australia) dan Universitas Nusa Cendana (Kupang, Indonesia). Tujuan dari
materi pelatihan ini adalah untuk memperkenalkan dasar-dasar metode menampilkan dan
memproses citra satelit menggunakan software open source dan data satelit yang gratis sehingga
memungkinkan pembelajaran yang berkelanjutan dan pengembangan penerapannya tanpa biaya
untuk pembelian software dan data yang ber-lisensi.
Melalui workshop ini, akan diberikan seri pembelajaran untuk melengkapi sesi latihan dengan
menggunakan SAGA yang merupakan Software GIS Open Source. Kita juga akan belajar untuk
menampilkan citra satelit dan data spasial, mendownload citra satelit yang gratis, memanipulasi dan
menyelidiki data satelit serta melakukan klasifikasi gambar untuk pemetaan perubahan tutupan
hutan.
Menampilkan data satelit: kita akan menampilkan citra dari bermacam data satelit. Kita
juga akan belajar bagaimana untuk menampilkan data satelit dan data dasar lainnya
serta konsep dari resolusi data satelit.
Mengakses data: Kita akan belajar bagaimana mencari dan mendownload data satelit
yang gratis.
Menampilkan data dasar: Kita akan belajar berbagai cara untuk menampilkan data
satelit dan konsep dari contoh data raster.
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Langkah awal pengolahan data : Kita menyiapkan data satelit kita untuk dianalisa dan
dipelajari bagaimana mengimport data, proyeksi geografi dan memotong data.
Memahami spektrum cahaya pemantulan : memahami bagaimana citra satelit
menyatakan permukaan bumi sebagai kunci untuk pemprosesan lebih lanjut. Di sesi ini,
kita akan belajar bagaimana untuk menampilkan tanda-tanda spektrum cahaya dari
berbagai tipe tutupan lahan yang berbeda-beda dan bagaimana untuk menggunakan
matematika dari raster untuk membuat indeks vegetasi dari vegetasi yang berbeda-
beda.
Citra Multi-Temporal: Kita akan melihat contoh-contoh penggunaan data satelit dari
Kabupaten Kupang dan Sumba Timur untuk monitoring perubahan tutupan lahan pada
beberapa tahun dan beberapa musim.
Klasifikasi citra: terakhir, kita akan petakan perubahan tutupan lahan meliputi daerah
Kabupaten Kupang. Kita akan belajar bagaimana menggunakan unsupervised
classifications (klasifikasi yang di lakukan oleh SAGA, tanpa dampingan dari kita)untuk
pemetaan tutupan lahan menggunakan dua citra yang berbeda tanggal dan bagaimana
untuk mengukur kuantitas dari perubahan peta. Kita akan juga belajar bagaimana untuk
mengekspor peta kita ke dalam suatu presentasi atau laporan.
Proyeksi geografis – Merupakan suatu metode yang digunakan untuk merepresentasikan bidang 3 dimensi permukaan bumi kedalam sebuah bidang 2 dimensi, contohnya kedalam sebuah peta. Semua proyeksi peta akan mengubah bentuk permukaan dengan berbagai cara. Perubahan bergantung pada tujuan peta itu sendiri, beberapa perubahan dapat diterima dan beberapa perubahan lain tidak; karena itu ragam proyeksi peta muncul dalam rangka mempertahankan sifat bumi yang seperti bola dengan mengorbankan properti lainnya.
Apa itu SAGA ?
SAGA adalah singkatan untuk System for Automated Geoscientific Analyses
SAGA merupakan software Sistem Informasi Geografi (SIG)}
SAGA telah didesain untuk implementasi yang mudah dan efektif dari algoritma spasial.
SAGA menyediakan metode geosains yang komprehensip dan terus berkembang.
SAGA menyediakan user interface yang mudah untuk digunakan dengan berbagai macam pilihan visualisasi.
SAGA dijalankan dibawah Sistem Operasi Windows dan Linux.
SAGA merupakan Free Open Source Software (FOSS) yaitu software Open Source yang gratis.
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
License issues
SAGA merupakan Free Open Source Software (FOSS),yang berarti bahwa anda mempunyai kebebasan
untuk menjalankan program untuk berbagai tujuan
untuk mempelajari bagaimana program bekerja dan memodifikasinya
Untuk meredistribusikan copi SAGA dengan bebas
Untuk mengembangkan program dan memberikan hasil pengembangan progam tersebut ke masyarakat secara luas.
Hampir sebagian besar source code SAGA telah berlisensi dibawah GNU General Public Licence atau GPL kecuali SAGA Application Programming Interface (API). GPL meminta agar segala pengembangan dari SAGA harus sesuai dengan lisensi tersebut, dengan kata lain pengembangan program harus juga merupakan Open Source.
Siapa yang membuat SAGA?
Pengembangan SAGA dimulai pada awal dari abad ke 3 atas ide dari sekelompok kecil peneliti pada Dept. of Physical Geography, Göttingen. Tahun 2007, pusat pengembangan SAGA pindah ke Hamburg, dimana beberapa dari mereka bekerja pada Dept. of Physical Geography, Göttingen. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan buka website SAGA pada sesi Development.
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Instal Software dan Data
Untuk mengistal SAGA dan seluruh bawaan software ini pada pelatihan kali ini, anda cukup
mengcopi isi dari DVD ini ke harddisk komputer anda, kami sarankan untuk menyimpannya ke drive
C: atau pada drive data anda.
Anda akan melihat pada bagian atas dari folder berisi : data, documents,
software dan working juga file exe untuk memulai software SAGA GIS
dan dan link untuk membuka layar video dari tutorial.
Documents berisi manual untuk user dan beberapa presentasi yang dibuat oleh tim SAGA. Juga
berisi materi pelatihan untuk workshop ini.
SAGA-Tutorial - Isi dokumen ini
Presentations :
o berisi materi power Point yang dibuat oleh DR Karen Joyce dan Rohan Fisher.
o Presentasi OLAF berisi sekumpulan presentasi yang sangat baik dikembangkan oleh
Dr. Olaf Conrad, salah satu tim pengembang SAGA.
Saga Manuals.
o Volum 1 merupakan tuntunan untuk mengetahui bagaimana SAGA bekerja.
o Volume 2 berisi demonstrasi praktis bagaimana anda dapat menggunakan beberapa
tool dari SAGA
Folder VIDEO berisi video tutorial layar individu diakses melalui link
video.html layar.
Data berisi seluruh data spasial yang anda akan gunakan pada pelatihan ini.
DEM berisi Model Digital Elevasi untuk NTT
Project berisi beberapa semi konfigurasi proyek yang akan kita gunakan.
SAT berisi seluruh data citra satelit.
o Dalam folder satelit sub-folder diberi nama dengan jenis citra satelit mengandung
(yaitu LANDSAT, MODIS, ALOS). Hal ini juga berisi 'archive' folder yang berisi citra
LANDSAT untuk semua NTT didownload dari USGS. Jika folder ini kosong citra
tambahan dapat dimuat dari dua DVD tambahan yang tersedia sebagai bagian dari
lokakarya.
Vector data berisi beberapa data garis untuk wilayah administrasi yang akan ditampilkan
dengan citra satelit.
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Software berisi SAGA GIS dan tool lainnya yang mungkin anda perlukan.
Working merupakan tempat kosong dan harus digunakan untuk menyimpan data anda yang anda
kerjakan pada kegiatan pelatihan ini.
Saga GIS tidak memerlukan proses instalasi yang lebih lanjut namun anda mungkin dapat
memindahkan software ini ke folder file program anda dan membuat suatu shortcut untuk link ke
file executable pada desktop anda.
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Pengenalan layout Saga GIS
Ketika anda membuka SAGA, anda akan melihat layout berisi jendela berikut ini :
Workspace: merupakan jendela dimana anda dapat menampilkan proses module dari
data yang telah anda ambil dengan klik seluruh tab pada bagian bawah jendela, dan
menampilkan peta yang anda telah buat dari data anda.
Workarea: adalah tempat dimana gambar peta dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan data (table atribut, histogram, Plot) ditampilkan.
Object Properties:jendela ini menampilkan dan mengijinkan anda untuk mengubah
informasi dari data yang anda muat dan menampilkan peta.
Message Window: menyediakan informasi mengenai semua proses yang sedang
dijalankan oleh SAGA
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Masing-masing jendela ini dapat dibuka dan
ditutup dari top menu dengan mengklik pada
tombol yang sesuai.
Tab Workspace
Tab Modules
Modules merupakan suatu cara dimana seluruh fungsi dari proses di atur di SAGA SAGA datang dengan sekumpulan modul gratis yang komprehensip dan berkembang sebanyak 447 pada versi 2.07. Tidak semua modul memiliki tool untuk analisa dan pemodelan yang sangat rumit. Banyak modul yang menunjukkan operasi data yang sederhana. Namun beberapa modul lainnya menunjukkan sesuatu yang baru dalam bagian analisisnya. Seperti berikut ini :
Data Import & Export
Cartographic Projections & Georeferencing
Numerous Raster & Vector Data Tools
Image Processing
Terrain Analysis
Geostatistics
Modul juga mudah diakses melalui top menu “Module” pada bagian drop down menu. Saya merekomendasikan agar anda menggunakan drop down menu ini untuk menjalankan modul SAGA karena modul-modul itu dikelompokkan kedalam wilayah proses logika sehingga mudah untuk diakses.
Data Tab
Data yang ditampilkan merupakan data raster (GRID), vektor atau tabel-tabel data yang telah anda
buka.
Seluruh data raster ditampilkan sebagai grid layer dalam suatu sistem grid. Suatu sistem grid mengelompokkan grid layer yang mempunyai ukuran grid sel yang sama, jumlah baris dan kolom yang sama dan semua itu meliputi daerah geografis yang sama. Secara umum, operasi spasial
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
ditampilkan pada grid dengan sistem grid yang sama.
Variasi dari segala tipe data raster dapat di impor ke SAGA namun ketika data raster tersebut
disimpan maka data tersebut akan disimpan dalam format SAGA yaitu *.sgrd.
Perubahan nama dari sistem grid atau grid layer dapat dilakukan pada jendela properti obyek.
Ketika data vektor dibuka di Saga maka akan terbentuk layer baru
dengan point (titik), line (garis) atau poligon.
Klik kanan pada layer data untuk menampilkan data yang
dimasukkan dan pilih show atau secara singkat double klik pada layer tersebut. Maka data tersebut
akan terbuka di suatu jendela. Untuk menampilkan layer data pada jendela peta maka klik tab maps.
Tab Maps
Multi layer data dari sistem grid yang berbeda dapat ditampilkan dalam suatu peta layer tunggal:
Layer-layer peta dapat di matikan dengan klik kanan
pada suatu layer peta dan hilangkan tanda √ pada ‘show
layer ‘ atau secara mudah dengan memilih layer dan
tekan “enter”. Untuk melakukan pilihan Peta layer
lainnya yang akan ditampilkan, maka klik dan pilih ‘move up’ untuk layer di atas atau ‘move down’
untuk layer dibawahnya.
Tab Obyek Properti
Tab Setting
Ada berbagai jenis layer data tergantung pada faktor-faktor yang dapat di edit dan di
tampilkan sesuai parameter-parameter pada bagian “Setting”. Tab’Settings’ menyediakan
users kesempatan untuk membuat pengaturan bagaimana layer data terlihat pada data dan
pada jendela peta.
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Tab Description
Tab ini menunjukkan informasi (ukuran, proyeksi geografi) dari layer yang dipilih. Data ini tidak dapat
diperbaiki/di edit.
Tab Legend
Menampilkan legend atau menunjukkan warna yang sedang digunakan untuk menampilkan nilai
data dari layer terpilih.
Tab History
Jendela ini menampilkan proses yang sudah dilakukan untuk layer yang dipilih.
Attributes Tab
Menggunakan tool ( ) untuk menampilkan atribut informasi untuk sel grid yang dipilih pada suatu grid dari layer data atau atribut yang berhubungan dengan segala sesuatu dari vektor yang dipilih pada suatu shape/bidang layer data. Tool Area Kerja
Cursor/Action tool –Untuk memilih titik-titik atau daerah
Zoom –Zoom-zoom masuk atau keluar dari tampilan suatu peta
Pan Tool –Untuk berpindah pada suatu tampilan peta
Measuring tool - untuk mengukur
Zoom to layer tools
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Menampilkan Data Satelit (Display)
Pada bagian ini, kita akan melihat pada citra dari tiga satelit yang berbeda dengan perbedaan
karakteristik spasial, spectral dan temporal (waktu citra tersebut).
Satellite Spatial Spectral Temporal
MODIS 1km-250m 36 Bands 2x/day
Landsat 30m 7 Bands Every 16 Days ++
ALOS 2.5-10 1,4 Bands On Request
Pertama-tama, buka proyek Satellite_data_LL.sprj pada folder Project.
Klik pada tab data untuk mengambil gambar/citra.
Layer Grids menunjukkan ukuran
geografis dari setiap sel (pixel), jumlah
total pixel dan pada bagian kiri atas
adalah koordinat geografis. Sebagai
contoh, pada layer MODIS, nilai nya
adalah 0.005; 5200 x 4200; 107.01 x -
22.005.
Klik pada tab setting dalam properti obyek dari daerah . Ganti nama masing-masing layer untuk
membuat mudah di ingat yang mana layer mengandung gambar/citra dari satelit tertentu.
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Pilih suatu layer gambar/citra dan buka jendela properti obyek.
Click on the description tab
Anda dapat melihat seluruh data ini dalam sistem koordinat geografi yaitu sistem world grid 84
(WGS 84), Bujur (Latitude) dan Lintang (Longitude).
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Membuat Tampilan Suatu Peta
Ambil citra/gambar MODIS dan tampilkan petanya dengan double klik pada layer citra/gambar.
Maksimalkan ukuran layar dan klik zoom to full extent button ( ) yang terletak di bagian atas
jendela peta.
Ketika anda memindahkan kursor keliling citra ini, anda dapat melihat di bagian bawah layar
koordinat lokasi dan nilai merah , hijau dan biru dari citra ini.
Sekarang ambil layer polygon dari Kab_NTT_LL ke dalam peta tersebut dengan double klik pada
layer. Ini merupakan data vector yang menunjukkan batasan kabupaten di NTT.
Pilih peta MODIS_161011500m_234 tambahkan ke data vektor bukan pada peta baru.
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Kemudian, buat warna transparan.
1 > Pilih tab settings pada jendela properti
obyek ( )
2 > Atur nilai transparency ke 1
3 > Dan atur warna Unique Symbol ke putih
(white)
4 >Klik Apply
Klik tab Maps untuk menampilkan layer peta.
Anda dapat melihat layer data membentuk peta.
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Menampilkan informasi atribut
Untuk menampilkan informasi atribut masing-masing layer, pilih tab ( )> pilih layer
citra MODIS pada pohon peta >klik pada suatu titik di peta dengan kursor .
Untuk citra MODIS, nilai atribut nya merupakan jumlah dari nilai mutlak pixel.
Kemudian pilih poligon data Kab_NTT dan klik dalam suatu daerah kabupaten tersebut.
Untuk data Kab_NTT, kita dapat melihat informasi dari daftar atribut, pada contoh ini adalah
informasi dari data jumlah penduduk dan jumlah tenaga kesehatan.
Lalu, ambil data Landsat, masukkan ke peta anda dengan memilih tab data > double klik pada layer
data landsat > tambahkan itu ke peta MODIS.
Dibawah jendela properti obyek, pastikan pada tab Settings,
berada pada mode (Red, Green, Blue)
Klik kanan layer Kab_NTT dan pilih ‘Move to top’ untuk
memindahkan layer itu ke atas sehingga kita dapat melihat
seluruh data landsat.
Pada jendela properti obyek, ubah transparansi citra Landsat menjadi 50% dan klik APPLY sehingga
kita dapat melihat seluruh citra MODIS.
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Ubah kembali ke transparansi 0%.
Gunakan tool Zoom untuk melihat semakin dekat ke citra
Landsat.
Klik kanan (atau tekan enter) pada citra Landsat pada peta dan
matikan pilihan untuk Show Layer.
Perhatikan perbedaan ukuran pixel citra (Landsat 30m, MODIS 500m)
Klik kanan (atau tekan enter) pada layer citra Landsat pada tab Map dan tunjukkan file layer lagi.
Sekarang, tambahkan citra ALOS AVNIR (ALOSAV_050708_143_LL) ke peta dari tab data.
Di bawah jendela properti obyek pada tab Settings, pastikan
mode yang ditampilkan adalah RGB (Red, green ,blue)
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Sekali lagi, zoom dengan menggunakan tool zoom untuk melihat resolusi spasial dari citra ini (10 m)
dibandingkan dengan citra Landsat dan MODIS.
Kemudian, tambahkan citra ALOS PRISM (ALOSPRS_050708_143_LL) ke peta dari tab data. Ini
merupakan citra dengan resolusi yang tinggi.
Apa obyek terkecil di tanah yang dapat diketahui dari hasil citra-citra MODIS, Landsat dan ALOS?
Secara cepat melihat data dari sistem proyeksi lainnya
Buka data Landsat UTM untuk tahun 2006 Data>SAT>LANDSATUTM>2006
Tampilkan citra proyeksi geografi ke Data Description
Apa yang terjadi jika Anda coba membuka dan menampilkan data ini, dengan data dalam format bujur/lintang?
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Menggunakan Data Satelit
Sebagian dari data spasial dapat di download secara gratis dari internet termasuk citra satelit.
Untuk men-download citra Landsat, anda dapat mengambilnya dari laman download U.S. Geological
Survey Landsat http://glovis.usgs.gov/
Pilih data set dari citra satelit yang anda
ingin gunakan. Untuk citra terbaru, anda
akan perlu menggunakan Landsat-TM 4-5.
Gunakan menu drop-down
Collection>Landsat Archive>Landsat 4-5
TM.
Pilih path/Row yang anda inginkan.
Anda akan melihat citra pada jendela display.
Anda akan perlu melihat ke seluruh citra dari semua
tanggal/waktu yang sesuai dengan yang anda inginkan.
Misalkan bebas dari cloud/awan, waktu yang tepat dari tahun
yang diinginkan.
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Sekali anda telah menemukan suatu citra yang sesuai, anda dapat
meng-klik Add dan nama citra itu akan terlihat pada Scene List.
Jika scene yang dipilih mempunyai kotak kecil disampingnya maka
itu berarti citra tersebut dapat di download segera jika tidak akan
perlu beberapa proses dan pemberitahuan bahwa citra itu siap di
download dan akan dikirim ke anda dalam waktu 2-3 hari setelah
citra tesebut sudah siap.
Anda akan perlu untuk mendaftar ke server USGS untuk men-download data. Jika data anda sudah
ada, maka anda harus men-download ke screen/layar:
Sekali anda telah berhasil mendownload data citra, maka anda perlu meng-ekstrak file data tersebut
dengan menggunakan un-zip. Saya telah memasukkan software gratis 7-zip pada DVD tutorial untuk
menolong anda melakukan un-zip. Selanjutnya, kita akan melihat data yang telah di-impor tersebut
di SAGA.
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Lan
dsa
t sc
ene
pat
h/r
ow
allo
cati
on
un
tuk
NTT
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Tampilan Data Dasar
Pada pelatihan kali ini, kita akan belajar mengenai dasar-dasar menampilkan dan menavigasi citra
satelit.
Pertama-tama, buka semua tujuh band
untuk citra Landsat 5 Kupang (111-67)
untuk tahun 2006 caranya :
(data>sat>Landsat>11167>2000>LS5-
111167_10102006).
Data citra Landsat diberi nama dengan cara, bagian pertama adalah nomor Landsat (contoh L5), lalu
Path (lintasan) dan Row (baris) dari citra tersebut (contoh 1111/67), diikuti oleh tanggal
pengambilan (contoh 10/10/2006) dan pada bagian akhir merupakan nomor band (contoh band 1=
_1).
Klik pada tab Data ( ) dan tab Description ( ) kemudian pilih satu dari layer data
yang terbuka untuk melihat informasi dari data tersebut. Catat bahwa citra ini berada pada proyeksi
Universal Transverse Mercator (UTM), pada Zone 51 dengan ukuran sel (pixel) adalah 25 meter.
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Menampilkan Single Band
Sekarang kita mau lihat semua band dalam satu
peta. Langkah pertama, pilih semua band di dalam
data window > klik band utama, tekan dan tahan
‘Shift’ dan pilih band terakhir, lalu klik kanan dan
pilih ‘Show’.
Memakai alat zoom ( ) di peta untuk mendekati citra sampai piksel-piksel kelihatan. Di tab Map,
pilih layer citra paling atas dan di tab ‘Settings’ beri tanda centang pada ‘Show cell values’ dan klik
‘Apply’. Anda bisa melihat nilai dari setiap piksel.
Untuk melihat nilai dari band lain, matikan (tekan Enter) tampilan pada bagian atas tampilan layer
dan pilih layer dibawahnya. Aktifkan ulang ‘Show cell values’ dengan klik tanda centang.
Hasil dari peta yang ditampilkan
menunjukkan masing-masing band
dalam jangkauan warna pelangi. Untuk
dapat memahami bagaimana sistem
display ini bekerja, kita perlu untuk
melihat histogram dari suatu band dari
citra:
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Grafik batang yang ditampilkan
menunjukkan nilai pixel (nilai
pemantulan) pada sumbu x dan
jumlah pixel pada nilai tersebut di
sumbu y. Warna dari masing-masing
pixel ditampilkan dengan warna dari
masing-masing bar/batang pada
grafik tersebut.
Klik pada tab settings )
dan ubah tampilan warna dengan
mengatur Graduated Color.
Anda akan melihat jendela dari
percampuran warna. Kita ingin
memilih warna abu-abu untuk
menampilkan citra yang kita punya
dengan meng-klik preset pada ‘grey
scale’.
Klik ‘Ok’ pada jendela percampuran
warna lalu klik ‘Apply ‘ pada bagian
bawah jendela settings.
Anda dapat melihat grafik histogram akan
menunjukkan perubahan skala warna ke
abu-abu .
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Sekarang pindah ke
tampilan peta ( )
dan non aktifkan (Pilih dan
tekan Enter) semua layer
yang di atas band yang
kamu sudah ke tampilan
skala abu-abu.
Kemudian ubah seluruh band dari citra anda untuk ditampilkan ke dalam skala warna abu-abu pada
jendela setting. Hal ini akan mempermudah untuk
melihat perbedaan diantara setiap band.
Setelah sudah berubah warna, memaksimalkan layar, lalu di tab Maps (
) sembunyikan setiap layer, satu per satu.
Pikrikan perbedaan informasi yang ditunjukkan oleh masing-masing band, tentang rupa bumi.
Coba gunakan alat navigasi di toolbar bagian atas untuk
zoom dan pan sekeliling citra.
Coba memakai alat ukur untuk menukur jarak diantara dua titik
di citra. Jarak (D) satuan meter ditamplikan di layar ujung bawah.
Berapa kilometer jauhnya dari pantai utara sampai pantai selatan Kabupaten Kupang?
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Menampilkan multiple band
Biasanya citra satelit ditampilkan sebagai Red Green and Blue (RGB) composite (komposit/gabungan
merah, hijau, biru). Komposit ini dapat tampil tiga band sekalian dan gambar semakin jelas, dan
semakin bermanfaat. Band-band bisa di kombinasikan dengan banyak gabungan merah (R), hijau(G)
dan biru (B) dalam berbagai cara. Misalnya untuk menampilkan citra dengan warna asli, seperti apa
yang terlihat langsung oleh mata kita, kita dapat menandai Band 1 yang merupakan nilai
pemantulan dari panjang gelombang biru sebagai warna biru, , Band 2 merupakan nilai pemantulan
dari panjang gelombang hijau sebagai warna hijau, dan Band 3 merupakan nilai pemantulan dari
panjang gelombang merah sebagai warna merah, (yaitu reflectance values dari wavelength merah)
sebagai Red. Alternatif lain, kita dapat menggunakan kombinasi untuk menandai vegetasi
menggunakan satu dari band yang mendekati infrared seperti: Band 3 merupakan nilai pemantulan
dari panjang gelombang merah sebagai warna biru, , Band 4 yang merupakan nilai pemantulan dari
panjang gelombang yang mendekati infrared sebagai warna hijau dan Band 7 yaitu nilai pemantulan
dari panjang gelombang middle infrared sebagai merah.
Untuk membuat gabungan
warna citra merah, hijau, biru
maka pilih
Modules>Grid>Visualisation>R
GB Composite
Klik di ‘-‘ di samping setiap warna untuk memperkecil pilihan untuk setiap
layer.
Pilih sistem grid yang kita inginkan (yang berisi Landsat) kemudian pilih Band 1 dari citra untuk biru
(Blue), Band 2 untuk hijau (Green) dan Band 3 untuk merah (Red), untuk membuat tampilan gambar
terlihat alami.
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Di tab Data, anda akan melihat bahwa ada layer data baru telah terbentuk. Pilih itu dan ganti
namanya di tab Settings untuk menjadi ‘Bands 123’. Ingat untuk klik ‘Apply’ ( )
Klik dobel di layer data yang baru, dan buka itu dalam jendela peta baru:
Sekarang coba untuk membuat suatu gabungan citra menggunakan kombinasi blue (biru)=3,
green(hijau)=4, red(merah)=7 dan buka citra tersebut dip eta yang anda buat untuk kombinasi
jendela band 1,2,3.
TIP: Modul yang baru dipakai, dapat diakses pada bagian
bawah dari drop down menu ‘Modules’:
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Ketika anda membuat citra 3,4,7 atur ‘composite’ keluarannya ke ‘create’ sehingga hasilnya tidak
tumpang tindih dengan keluaran gabungan citra sebelumnya.
Stretching dari gambar histogram
Untuk meningkatkan manfaat informasi yang ditampilkan, maka kita dapat mengatur ulang tampilan
data. Mari lihat data histogram untuk Band 4.
Kita dapat melihat dua histogram yang berbeda. Nilai
rendah pada histogram mewakili nilai laut dalam
citra, sedangkan nilai tinggi mewakili nilai
pemantulan yang berasal dari lahan/tanah.
Anda dapat meng-klik kiri mouse, tahan dan drag
pada salah satu bagian histogram untuk Zoom
(diperbesar) sehingga dapat terlihat detailnya,
seperti yang telah saya buat pada gambar disamping
ini untuk nilai histogram dari lahan/tanah.
Di histogram ini kita bisa melihat bahwa mayoritas
nilai untuk lahan/tanah berada diantara 39 dan 96.
Sekarang kita bisa temukan nilai pemantulan untuk
tanah/lahan di Band 3 dan Band 7:
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Band 3 sebagian besar nilai lahan/tanah berada
diantara 24 dan 58
Band 7 sebagian besar nilai lahan/tanah berada
diantara 16 dan 62.
Sekarang mari kita tampilkan ulang citra tersebut dengan nilai tampilan yang baru. Buka module
‘RGB composite’ dan pilih ‘Value Preparation > User defined rescale’ untuk masing-masing layer
dari Blue (biru), Green (hijau) dan Red (merah).
Atur ‘Rescale range’ disesuaikan dengan kebanyakan nilai yang dikumpulkan dari histogram tadi.
Biarkan output-nya sebagai gabungan citra dengan layer Band 3,4,7.
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Tampilkan hasilnya. Hasilnya harus menunjukkan lebih
detail informasi lahan/tanah.
Ulangi lagi tetapi kali ini tampilkan citra
menggunakan nilai dari histogram laut.
Coba beberapa kombinasi band yang berbeda.
Informasi apakah yang dapat anda lihat dari citra laut tersebut?
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Pengolahan Data (Pre-processing)
Dalam tutorial ini kita akan melakukan beberapa proses awal untuk mempersiapkan citra anda untuk
dianalisa lebih lanjut. Pertama-tama, kita akan mengimpor beberapa citra-citra yang telah kit
download dari USGS (Glovis). Kita akan membuat proyeksi lagi dari citra tersebut kedalam system
koordinat yang cocok dengan data lain, kemudian dipotong sesuai dengan daerah yang dipelajari
untuk analisa lebih lanjut.
Mengimpor Data
Data hasil download dari USGS
berformat Geo-tiff. Untuk
mengimpor data tersebut ke
SAGA kita menggunakan modul
‘GDAL:Import Raster’. GDAL
adalah suatu library dari tool
untuk konversi data geo yang
mendukung bermacam-macam
tipe data.
Dengan modul GDAL raster import kita akan mengimport data Landsat 2010 untuk path 111 row 67.
Data ini di simpan di folder Data>SAT>Archive>111-67-Kupang>2010. Ambil semua file TIF dari
folder ini:
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Sekarang di tab Data ( ) anda dapat
melihat semua Band citra yang diimpor tadi. Klik
dobel di salah satu layer band yang diimpor tadi
untuk dapat dilihat di Map Window (jendela peta).
Jika anda memindah-mindahkan kursor pada citra,
anda dapat melihat bahwa nilai Y (utara)
ditampilkan sebagai suatu nilai negatif.
Proyeksi ulang data
Nilai negatif ini, disebabkan oleh citra yang diimpor berada dalam proyeksi geografis yang salah. Jika
anda membuka tab Description ( ) anda dapat melihat proyeksi ke WGS 84/UTM Zone
51N. Ini artinya citra ini sedang berada pada proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM) di Zone
51 untuk Northern Hemisphere (N), atau belahan bumi Utara, sedangkan kita berada di belahan
bumi selatan. Kita perlu memperbaiki ini dengan proyeksi kembali data tersebut ke Zone 51S
(selatan) untuk Southern Hemisphere dengan tool Modules>Projection>Coordinate Transformation
(LIST).
Buka tool ini dan atur proyeksi yang benar melalui kotak dialog EPSG Code. Yang pertama pilih WGS
84 sebagai Geographic Coordinate System. Anda perlu untuk scroll down, pilihan WGS84 ada di
bagian bawah sekali dari menu:
Kemudian pilih WGS84/UTM Zone 51S sebagai Coordinate System. Anda akan perlu untuk scroll
down , pilihan ini juga di bagian bawah sekali:
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Pilih semua layer band yang diimpor sebagai grid
asal/sumber. Lalu klik OK.
Kemudian anda akan diminta untuk konfirmasi sistem grid yang baru. Ubah ukuran sel menjadi 30
(meter) untuk mempermudah penggunaan selanjutnya. Klik OK dan tunggu untuk komputer
selesaikan perubahan data baru.
Buka hasil proyeksi data di map window (jendela peta) yang baru dan lihat penjelasan informasi dari
proyeksi dan nilai-nilai koordinat.
Sekarang kita bisa tutup data lama dalam proyeksi yang
salah. Klik kanan di Grid yang lama dan pilih ‘Close’:
Komputer akan bertanya jika kita memang ingin menghapus
pilihan, klik ‘Yes’:
Kemudian kita akan ditanya kalau kita ingin
menyimpan data yang akan ditutup. Jika
kita hanya klik Okay, maka data akan
ditutup tanpa disimpan.
Data lama tidak butuh disimpan, tetapi data baru dengan proyeksi yang benar harus disimpan. Jadi
kita pertama-tama simpan proyek kita untuk menyimpan data baru dengan klik (File>Project>Save
Project As), simpan ke folder ‘Working’, kemudian kita akan diminta untuk sekalian simpan layer-
layer dari data proyeksi yang baru, dengan pilihan ‘Save All.’
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Memotong Data Citra Satelit (Cutting imagery)
Sekarang kita ingin memotong data citra sesuai dengan wilayah yang diteliti untuk analisanya. Ada
dua cara untuk memotong data di SAGA: menggunakan suatu luasan yang didefinisikan pada
tampilan peta untuk memotong data atau menggunakan suatu luasan poligon.
Metode pertama memakai tool Modules > Grid > Construction > Cutting Interactive. Buka tool ini
dan pilih data baru yang sudah dalam proyeksi yang benar, dan Band 7 sebagai ‘input grid’, lalu
tambahkan grid yang lain sebagai ‘Additional Grids’.
Klik Ok. Sekarang buka dalam map view, klik dobel pada band citra
pada tab data untuk membuka tampilan peta jika belum terbuka.
Gunakan tool kursor untuk membatasi wilayah yang mau di
simpan. Bagian diluar kotaknya akan dipotong. Coba pilih wilayah
sekitar Kabupaten Kupang.
Sebuah jendela baru akan muncul untuk konfirmasikan wilayah yang
mau dipotong. Jika wilayah yang dipilih betul, klik Ok. Kalau tidak, klik
cancel, dan pilih wilayah lain. Tool pemotongan akan terus melakukan
pemotongan sampai kita menghentikkannya sehingga kita dapat
melanjutkan untuk memilih lebih banyak wilayah yang akan di potong.
Sekarang kita akan memotong suatu wilayah dari laut.
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Untuk berhenti memotong lihat di menu Modules , lihat pada drop
down menu dan klik di ‘Cutting Interactive’ di ujung bawah menu.
Gunakan tab Settings ( ) untuk merubah nama grid-
grid yang baru dari ‘Lahan’ dan ‘Laut’ supaya lebih mudah
diingat. Tampilkan masing-masing grid ini sebagai gabungan
RGB (merah, hijau, biru). Lihat hasilnya.
Tutup (Klik kanan dan pilih Close, jangan disimpan) wilayah
yang baru saja anda potong, kita tidak ingin bekerja dengan ini
lagi. Sekarang kita potong suatu wilayah untuk
analisa selanjutnya. Sebagai contoh kita akan memotong citra
dari suatu wilayah teluk Kupang untuk klasifikasi selanjutnya.
Sekarang klik kanan dan tutup citra yang baru saja dipotong, tetapi sekarang saat ditanya kalau mau
simpan data set yang diubah, pilih ‘Save All’, dan simpan ke folder
DATA>SAT>LANDSAT>11167_UTM>2010 supaya kita nanti dapat menggunakan data tersebut :
Sekarang kita akan memotong suatu wilayah Kabupaten. Pertama-tama buka data vektor
administrasi Kabupaten Kupang, di Data>vector> Kab_kupang>KK_Kab.shp,KK_Kec.shp.
Setelah ini dibuka, klik dobel di layer vektor di tab Data, dan tampilkan ke atas citra satelitnya, di
map window (jendela peta).
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Kemudian gunakan tool Modules>Shapes>Grid>Spatial Extent> Clip Grid dengan Polygon. Atur
KK_Kab sebagai input
poligon, untuk memotong
citra satelit anda ke wilayah
Kabupaten Kupang.
Tampilkan data yang baru dipotong, tampilkan poligon
‘KK_kec.shp ‘ diatas citra satelit. Di tab Settings, atur
warna ke putih (white) dan transparansi ke 1.
Sekarang kita akan potong citra untuk satu Kecamatan.
Dengan tool kursor, pilih salah satu kecamatan:
Klik kanan di layer
‘KK_kec.shp’ pada jendela tab
data dan (1) pilih ‘Invert
selection’ kemudian (2)
‘Delete selected parts’.
Sekarang tinggal satu polygon
dari satu kecamatan.
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Sekarang kalau kita ulangi menggunakan tool ‘Clip Grid” dengan ‘Polygons’ dan memakai layer
‘KK_kec.shp’ yang terbaru, kita akan mempunyai potongan data hanya untuk kecamatan yang dipilih
saja. Memperkecilkan jumlah informasi (citra dan data) yang kita sedang kerjakan akan dapat
mempermudahkan analisa berikut .
Citra dari Kec. Fatuleu Barat landsat 5
ditampilkan dengan band 3, 4, 7.
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Pengertian dari Pemantulan Spektrum Cahaya (Spectral Relectance)
Dalam tutorial ini kami akan melihat secara rinci perbedaan dari berbagai tipe tutupan lahan dalam
memantulkan cahaya. Pemahaman ini penting untuk menganalisa dan mengklasifikasikan jenis
tutupan lahan lebih lanjut.
Buka citra Landsat Kupang, yang sudah kita potong dan berubah warna dalam tutorial yang lalu
DATA>SAT>LANDSAT>11167_UTM>2010
Gunakan tool RGB composite untuk membuat dan menampilkan suatu citra hasil gabungan warna.
Profile Spektrum Cahaya
Pertama-tama kita akan melihat pada perbedaan respon dari spektrum cahaya berasal dari
bermacam-macam tipe tutupan lahan menggunakan tool ‘Interactive profile’. Modules>Terrain
Analysis>Profiles>Profile Interactive
Buat gabungan layer RGB sebagai DEM atau layer dasar dan semua layer band citra lainnya sebagai
‘Input values’.
Perbesar citra dengan Zoom dan gunakan kursor untuk menggambar
sebuah garis di antara batasan dari dua jenis tutupan lahan yang berbeda.
Lakukan hal ini dengan klik kiri sekali pada awal garis anda dan ulangi lagi
ditempat yang anda inginkan garis itu berakhir.
Kalau garisnya sudah ada, di menu module pilih “Profiles
*Interactive+’ dibagian bawah menu, dan hentikan prosesnya dengan
klik pada Profiles interactive.
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Jika anda klik dobel di layer titik profil ‘profile points’, untuk ditampil kan
pada peta anda, maka anda bisa melihat piksel-piksel yang diwakili oleh
data profile tersebut.
Untuk melihat nilai sel di garis profil yang
telah dibuat tadi, klik kanan di layer ‘Profile
points’ >pilih Attributes>diagram.
Supaya nilai atribut dapat ditampilkan, pilih
Band dari citra dan berikan warna masing-
masing yang sesuai, seperti berikut ini:
Untuk contoh ini, kita lihat profil dari hutan, melewati air, sampai pada MUDFLAT(pantai yang berlumpur) yang memiliki pemantulan sangat tinggi. Band yang mana yang memiliki nilai pemantulan yang paling tinggi di hutan? Panjang gelombang cahaya yang mana yang ditunjukkan oleh Band-band ini ?
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Penandaan Spektrum Cahaya (Spectral Signature)
Cara lain untuk melihat profil pemantulan spektrum cahaya dari berbagai jenis macam tutupan lahan
digunakan tool ‘Grid Value Request’. Pilih menu Modules Grid>Tools>values>grid Value Request
(Interactive).
Sebuah tabel baru akan muncul di jendela Data, yaitu Grid
Values.
Pilih drop down Menu Window > Cascade supaya anda bisa melihat
jendela tabel baru dan jendela peta (map window) anda.
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Buka citra gabungan RGB di Map Window (jendela peta)dan gunakan kursor untuk pilih nilai-nilai
piksel dari laut dalam, laut dangkal, hutan bakau, tanah kosong dan pegunungan hutan.
Klik kanan untuk menampilkan tabel layer dan simpan file format .dbf, di folder ‘working’ supaya
kita bisa buka file tersebut di excel.
Buka Excel, dan buka file .dbf yang baru saja disimpan.
Hapus column-column x,y dan tambahkan nama jenis tutupan lahan
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Membuat grafik garis dari penandaan spectrum cahaya untuk setiap jenis tutupan lahan:
Mulailah dengan suatu proyek baru dan tutup data sekarang.
Band mana yang bermanfaat untuk pemetaan hutan dan padang savana?
Indeks Vegetasi Vegetation Indices
Pemakaian matematika raster untuk membuat kombinasi Band baru.
Untuk membuat indeks vegetasi, sangatlah perlu untuk bekerja dengan data satelit yang telah
dikalibrasi secara radiometric untuk menghilangkan perubahan pada respon spektral.
Untuk pratek ini kita akan memakai data yang sudah saya kalibrasikan, dan juga saya potong pada
wilayah yang kita inginkan . Dalam Folder Landsat > 111-67_UTM > 2009 > Calibrated ada citra
2009 yang sudah dikalibrasikan. Buka citra ini dan citra yang belum di kalibrasikan . Jika anda
sekarang membuka beberapa band yang tidak dikalibrasi dan terkalibrasi di suatu jendela peta dan
menggunakan tool Value Request (Interactive) (Grid>Tools>values>grid), maka kita dapat melihat
perbedaan diantara nilai dari citra yang terkalibrasi dan yang tidak terkalibrasi.
0
20
40
60
80
100
120
140
B1 B2 B3 B4 B5 B7
laut dalam
laut dangkal
tanah kosong
bakau
hutan
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Indeks vegetasi adalah kombinasi/campuran dari berberapa Band, untuk satu nilai dan dipakai
untuk memperkirakan tutupan vegetasi, dan bahkan bisa sampai pada kecepatan tumbuh vegetasi di
wilayah tersebut. Ada banyak indeks band kombinasi yang pernah dikembangkan, untuk informasi
lebih lanjut dan rinci tentang indeks vegetasi dengan SAGA lihat SAGA User Guide Vol2 (p. 232 –
246).
Untuk contoh ini kita akan memakai Normalized Difference Vegetation Index. Indeks ini merupakan
salah satu indeks yang sering dipakai untuk mengukur pertumbuhan vegetasi. Persamaannya NDVI
seperti ini:
(NIR = Near Infra RED)
Kita dapat memakai persamaan ini di SAGA
menggunakan tool Grid Calculator
(Modules>Grid>Calculus>Grid Calculator):
Buka Grid Calculator dan pilih Band 3 (RED atau merah) dan Band 4 (Near Infra Red atau mendekati
infra red):
Sekarang buat persamaan untuk Band4-Band3/Band4+Band3. Pada kalkulator grid, grid pertama
pada daftar adalah a dan nilai kedua adalah b sehingga rumusnya seperti berikut ini : (b – a)/(b+a).
berikan nama NDVI pada hasil grid tersebut untuk memudahkan kita mengingatnya.
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Gunakan hasil NDVI untuk membuat suatu peta gabungan yang berwarna:
Hasilnya menunjuk dengan jelas
menunjukkan perbedaan antara tanah
kosong dengan daerah vegetasi.
Sekarang gunakan teknik interrogasi untuk
spektral respon yang kita pelajari
sebelumnya untuk melihat nilai NDVI
bandingkan dengan Band lain untuk
berberapa jenis tutupan lahan.
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Citra dari Waktu yang Berbeda-beda (multi temporal)
Salah satu fungsi citra satelit yang paling kuat adalah kemampuannya untuk monitoring perubahan
tutupan lahan dari waktu ke waktu. Dalam tutorial ini kita akan membandingkan citra satelit selama
berberapa tahun di wilayah Babau-Bipolo di Kabupaten Kupang untuk melihat perubahan tutupan
lahan. Nanti kita juga akan melihat berberapa citra dalam satu tahun di Sumba Timur untuk melihat
luasnya wilayah yang terbakar.
Perubahan tutupan lahan di Babau- Teluk Kupang
Kita mulai dengan citra Kupang. Pertama-tama anda buka citra
yang sudah saya potong untuk wilayah yang kita inginkan dari
tahun 1989, 2000, 2006, 2009. Anda akan dapat menemukan
citra ini imagery ini di folder Cut, didalam folder
Data>SAT>LANDSAT>111-67UTM, dengan folder tanggal masing-
masing. Perhatikan bahwa semua grid dapat dimuat dalam satu
system grid yang sama, karena telah dipotong ke ukuran wilayah
yang sama, dengan ukuran piksel yang sama.
Sekarang kita mau buat suatu citra komposit /gabungan RGB
untuk masing-masing tanggal. GRID>VISUALISATION>RGB
Composite
Ingat :
Kalau sudah pernah memakai modul RGB,dengan mudah
kita dapat cari lagi secara cepat di ujung bawah menu
modul .
Gunakan kombinasi Band yang sama untuk setiap tanggal
Atur output dari grid ke”create” sesudah membuat masing-masing gabungan output (setiap
kali memakai alat RGB)
Berikan nama setiap hasil gabungan dengan tahunnya masing-masing sehingga anda tidak
bingung dikemudian waktu.
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Sekarang kita mau menampilkan citra komposit yang terbaru dalam satu
Map window (jendela peta). Pilih semua gabungan citra baru> klik
kanan>pilih show.
JIKA ANDA MENGALAMI MASALAH MENGATUR PROYEK INI, ANDA DAPAT MEMBUKA DATA-DATA YANG
SUDAH DISIAPKAN DENGAN MEMBUKA PROJECT ‘BABAU-MULTIDATE’ DI DALAM FOLDER ‘PROJECT’.
Zoom ke daerah hutan Kupang. Bagaimana
perubahan wilayah tersebut dari tahun ke
tahun di sini?
Perubahan apa lagi yang anda bisa lihat di wilayah teluk Kupang ini? Perubahan yang mana yang jangka panjang, dan yang mana lagi yang hanya dari siklus harian, mingguan, tahunan atau siklus lainnya?
Anda juga bisa menambah citra tahun 2010 untuk wilayah ini yang sudah diproses dalam tutorial
sebelumnya.
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Kebakaran di Sumba
Sekarang mari kita melihat kebakaran di Sumba Timur
tahun 2005. Buka project Sumba_Api_2005 di folder
Data>Projects. Citra ini dibuat dengan Band 6
(Thermal band) yang menunjukkan dengan sangat baik
daerah yang terbakar karena adanya lahan kosong dan
abu hitam yang memantulkan panas dengan sangat
baik. Bekas kebakaran akan terlihat dengan warna
merah pada landscape (rupa bumi).
Anda mungkin suka untuk mencoba kombinasi band lainnya untuk melihat hasil citra pada periode
waktu seluruhnya. Seluruh band dapat diakses pada folder Data>SAT>LANDSAT>113-67>2005
Apa perubahan musim lainnya yang anda lihat?
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Klasifikasi Citra (Image classification)
Dalam sesi workshop ini kita akan belajar methode mengklasifikasi (membagi wilayah ke kelas-kelas)
citra satelit menurut jenis tutupan lahan. Kita melaksanakan pelajaran ini dengan dua citra dari
wilayah hutan Bipolo, untuk dua tahun yang berbeda dengan tujuan melihat perubahan tutupan
hutan.
Pertama-tama mari kita buka citra dari dua tahun yang berbeda
dalam contoh ini: 1989 dan 2006 dari folder-folder
Data>SAT>LANDSAT>113-67>1989/2006. Pakai citra yang sudah
kita potong dalam sesi sebelumnya, karena itu menutupi hutan
yang diteliti.
Jika sudah muat data semua Band untuk dua tahun tersebut, buat
komposit RGB, dan namakan layer komposit yang baru dengan
tahun yang dipakai.
Kita paling tertarik dengan wilayah hutan
Bipolo, jadi mari kita potong citra lagi supaya
fokus hanya pada hutan tersebut. Gunakan
tool Modules > Grid > Construction > Cutting
Interactive dan potong semua grid ke wilayah
hutan yang ditunjukkan oleh citra disebelah
kanan ini.
Klik kanan di Grid yang lama (besar) dan
hapus itu, karena kita tidak membutuhkannya
lagi untuk klasifikasi ini.
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Unsupervised Classification (Cluster Analysis)
Sekarang kita siap melakukan ‘unsupervised classification’ (mengklasifikasikan tanpa pengawasan).
Di SAGA hal ini disebut sebagai suatu klasifikasi Cluster. Anda akan menemukan tool ini di
Modules>Imagery>Classification>Cluster Analysis for Grids
Buka tool ‘Cluster Analysis’ dan pilih semua grid Band untuk tahun 1989. Ini artinya semua nilai
piksel dari semua band akan dipakai untuk menentukan ‘clusters’ (kumpulan piksel yang sama atau
hampir sama).
Atur ’Minimum distance’ sebagai algoritma klasifikasi dan 10 sebagai jumah ‘cluster’ (kelas).
Tambahkan hasil klasifikasi cluster di suatu tampilan peta dengan grid-grid komposit RGB. Di Tab
Legend ( ), pada jendela Object properties, anda dapat melihat daftar warna-warna yang
mewakili kelasnya.
Coba ulangi klasifikasi lagi dengan menggunakan hanya dua atau tiga grid band. Perhatikan, ada
beberapa panjang gelombang cahaya (band citra satelit) yang lebih bisa membedakan jenis vegetasi
atau tanah kosong, dibandingkan dengan yang lain.
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Sebagai contoh, coba klasifikasikan dengan hanya band 3 dan band 4 saja (Red, NIR), yaitu band yang
sudah kita pakai untuk citra NDVI.
Biarkan nama grid keluaran sama, sehingga hasil klasifikasi yang baru menggantikan klasifikasi yang
sebelumnya. Coba klasifikasi dengan hanya menggunakan band-band Infra Red (4,5,7) atau dengan
hanya menggunakan band ‘visible’ / sinar tampak (1,2,3).
Gunakan Map View untuk membandingkan hasil klasifikasi dengan komposit/gabungan RGB.
Supaya hasil klasifikasi lebih jelas, anda bisa mengubah warna untuk setiap kelas yang ditampilkan
dengan mengganti ‘look-
up table’ di tab ‘Settings’:
Kemudian warna kelas dapat diubah secara manual, dan berikan nama untuk masing-masing kelas.
Lanjut dengan proses klasifikasi sampai anda puas dengan klasifikasi yang anda buat dimana dapat
mewakili kondisi sesungguhnya. Untuk klasifikasi ini, saya menggunakan band 2,3,4 dan 7.
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Mengklasifikasi ulang, untuk kelas tutupan lahan
Sekarang kita bisa menggabungkan kelas, supaya hanya ada 3 kelas. Pada kasus ini, saya akan
menentukan du akelas hutan yaitu kelas pertama (1) hutan lebat (thick forest) dan kelas lainnya (2)
untuk hutan jarang (sparse
forest) ;:
1 - Thick forest (Hutan
padat)
2 - Sparse forest (Hutan
tipis/jarang)
3 - Not forest (Bukan
hutan)
Gunakan tool
Module>Grid>Tools>Val
ues>reclassify Grids:
method > simple
table.
operator
min<= value <=
max
Buat suatu tabel ‘look up’ untuk gabungkan nilai kelas
anda, seperti ini:
Mudah-mudahan sekarang sudah ada grid baru dengan dua kelas hutan. Tambahkan grid klasifikasi
(layer) di map view (tampilan peta).
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Kemudian buat ssebuah tabel ‘lookup’ yang baru, untuk menentukan warna layer baru (klasifikasi
grid). Di tab ‘Settings’
pilih ‘Look up table’
sebagai “Type” dan
buka tabel baru.
Berikan nilai Minimum (paling rendah) dan Maximum (paling tinggi) untuk setiap kelas yang anda
telah buat. Masukan warna dan nama baru juga. Anda mungkin perlu untuk menambahkan sebuah
kelas baru untuk tabel jika kelas tersebut tidak terlihat secara otomatis.
Di tab ‘Settings’ namakan ulang layer grid klasifikasi dengan ‘Tutupan Hutan 1989’ atau ‘Forest Cover
1989’.
Sekarang klik kanan di layer grid klasiffikasi terbaru dan lihat
‘Histogram’. Kemudian di bagian atas bar menu klik ‘Convert to
table’.
Buka tabel hasilnya untuk melihat jumlah piksel dan luas lahan
dalam m2 :
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Sekarang kita lakukan ulang proses klasifikasi dengan citra 2006. Gunakan tool
Modules>Imagery>Classification>Cluster Analysis for Grids. Kali ini pilih ‘input grid’ dari 2006.
Untuk mengulang tabel ‘look-up’ dari kasifikasi terbaru anda, klik kanan di layer klasifikasi terbaru
dan pilih Classification>create look up table.
Setelah tabel look-up saya edit, hasil klasifikasinya akan seperti berikut ini:
Kemudian kita harus klasifikasi ulang grid ini. Untuk memastikan nilai kelas, anda harus ulangi lagi
klasifikasi, pilih tab ‘Attributes’ ( ) dan gunakan kursor untuk mengecek.
Sekali anda melakukan klasifikasi ulang, ubah namanya ke Forest Cover 2006, dan edit tabel look-
upnya.
Lalu klik kanan di layer klasifikasi baru untuk melihat histogramnya,kemudian buka tabelnya.
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Assesing perubahan tutupan lahan diantara dua tanggal citra.
Klik kanan di setiap tabel layer ‘Table’
dan ekspor tabel tersebut dalam format
.dbf, supaya kita bisa buka di Excel.
Dengan menggabungkan di Excel data dari kedua file .dbf, kita bisa membuat grafik dari perubahan
tutupan hutan. Supaya hasil lebih mudah di pahami, dalam contoh ini, saya mengkonversi luasnya
dari meter per segi (m2) ke kilometer per segi (km2) dengan cara membagi luas dengan 1000000.
Pikirkan suatu wilayah di NTT, menurut kamu kira-kira di mana sudah terjadi banyak
perubahan? Citra apa yang kamu butuhkan untuk memetakan dan mengukur perubahan
tersebut?
Ekspor ke Data Vektor
Mengeskpor layer klasifikasi dalam format vektor dapat sangat bermanfaat kalau filenya mau dibuka
di software GIS lain dengan mudah. Cara paling mudah untuk melakukan hal ini adalah dengan
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
menggunakan tool Modules>Shapes>Grid>Vectorisation>Vectorising Grid Classes. Pilih layer
klasifikasi tutupan hutan dan buat layer vektor untuk semua kelas “all clasess”.
Tambah hasil layer poligon ke Map view
(jendela peta). Atur tampilan polygon di tab
‘Settings’ Type > Unique Symbol dan Color >
White. Ubah ‘Transparency’ ke 1.
Hal ini mengijinkan anda untuk dapat melihat
poligon klasifikasi anda yang menutupi citra
komposit RGB yang mula-mula.
Jika anda klik kanan di layer vektor ,anda bisa
‘Save As’ (ekspor) file sebagai sebuah file shape
yang dapat dipakai kemudian.
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Mengekspor suatu tampilan Peta
Ada dua cara untuk mengeskpor peta anda
untuk dicetak atau di pakai di laporan. Yang
pertama langsung dari Map window, yang kedua
dari ‘Map layout’.
Cara paling mudah adalah pilih menu ‘Map>
Copy Map to Clipboard’. Petanya sudah di copy
dan dapat di ‘paste’ di dokumen atau presentasi
powerpoint, dll. Legenda dapat di copi dengan
pilihan di bawah ‘Copy Legend to Clipboard’.
Keduanya juga dapat disimpan sebagai file
gambar seperti .jpg atau TIFF.
Cara lainnya adalah dengan mengekspor sebagai
‘print layout’. Untuk akses ini klik di print layout
di bagian atas menu.
Sekarang petanya ditampilkan dengan layout peta yang akan diprint. Di menu
‘Map layout’ settingsnya print page dapat diubah dan anda bisa lihat hasilnya di
‘print preview’.
Bagian-bagian dari layout peta dapat diubah di tab ‘Settings’, kalau layer peta dipilih lagi:
Remote Sensing for planning and good governance in Eastern Indonesia and Northern Australia supported by the Australian Government through the Australia-Indonesia Institute
Kontak dan Link
Rohan Fisher,
Research Associate - CDU Research Institute for the Environment and Livelihoods
Dr Karen Joyce
CDU School of Environment and Life Sciences
Frederika Rambu Ngana, S.Si, M.Eng
Faculty of Sciences and Engineering, University of Nusa Cendana
Links:
SAGA GIS
http://www.saga-gis.org
Australia Indonesia Institute
http://www.dfat.gov.au/aii/
CDU - Research Institute for the Environment and Livelihoods
http://riel.cdu.edu.au/
UNDANA
http://www.undana.ac.id/