sambutan kunci menristek pada pertemuan ilmiah hatti - jakarta, 04 desember 2012
DESCRIPTION
Sambutan resmi Menteri Negara Riset dan Teknologi pada Pembukaan Pertemuan Ilmiah Tahunan ke-16, Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI) di Jakarta, 04 Desember 2012TRANSCRIPT
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
SAMBUTAN KUNCI MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI
PADA
PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN (PIT) -‐ XVI HIMPUNAN AHLI TEKNIK TANAH INDONESIA (HATTI)
“GEOTECHNICAL CHALLENGES IN PRESENT AND COMING NATIONWIDE CONSTRUCTION
ACTIVITIES“
Jakarta, 04 Desember 2012
Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua, Yang kami hormati (daftar tamu terhormat) Yang kami hormati Ketua Umum HATTI; Hadirin yang kami hormati, Syukur alhamdullilah marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas kehendakNya pada pagi ini kita semua masih diberikan rahmat sehat, untuk dapat menjalankan dan mengisi hari ini dengan satu
kegiatan yang Insya Allah dapat sedikit banyak memberikan sumbangan bagi perubahan bangsa menuju yang lebih baik. Saya sangat berbahagia dan bangga diberi kesempatan untuk menyampaikan sambutan kunci di hadapan para pakar teknik tanah Indonesia dengan tema yang sangat optimis dan menantang: “Geotechnical Challenges in Present and Coming Nationwide Construction Activities”.
Hadirin yang Saya hormati, Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang terus menerus baik selama beberapa tahun ini, pembangunan konstruksi prasarana akhir-‐akhir ini berkembang semakin cepat. Seluruh pembangunan prasarana selalu disertai dengan penelitian, penyelidikan ataupun perbaikan dan pembangunan struktur tanah. Hampir dua tahun lalu, Pemerintah menetapkan Peraturan Presiden 32 tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), 2011 – 2025. Dengan adanya perpres tersebut, ditetapkan pola percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi yang diharapkan mampu menempatkan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2025 dengan pendapatan per kapita yang berkisar antara USD 14.250 – USD 15.500 dengan nilai total perekonomian (PDB) berkisar antara USD 4,0 – 4,5 triliun. Untuk mewujudkannya diperlukan pertumbuhan ekonomi riil sebesar 6,4 – 7,5 persen pada periode 2011 – 2014, dan sekitar 8,0 – 9,0 persen pada periode 2015 – 2025. Pertumbuhan ekonomi tersebut akan dibarengi oleh penurunan inflasi dari sebesar 6,5 persen pada periode 2011 – 2014 menjadi 3,0 persen pada 2025. Kombinasi pertumbuhan dan inflasi seperti itu mencerminkan karakteristik negara maju. Seperti kita ketahui, peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penurunan inflasi tersebut hanya dapat terjadi jika tersedia infrastruktur yang mendukung aktifitas ekonomi. Dalam kaitan dengan infrastruktur inilah, HATTI dapat berperan banyak karena semua infrastruktur tersebut dibangun di atas tanah, padahal pembangunan di atas tanah baru dapat dilaksanakan setelah
adanya penyelidikan tanah untuk memastikan tanah tersebut mempunyai daya dukung yang diperlukan terhadap berdirinya prasarana tersebut. Hadirin yang Saya hormati, Berdasarkan Perpres No. 32 Tahun 2011 tentang MP3EI tersebut, Pemerintah jug abertekad bahwa pada masa mendatang anggaran APBN akan lebih diprioritaskan untuk pembangunan infrastruktur selain perbaikan pelayanan publik dan perlindungan sosial untuk keluarga masyarakat miskin. Meskipun demikian, Pemerintah juga menyadari bahwa pembangunan infrastruktur secara besar-‐besaran tidak mungkin dapat dilakukan sendirian oleh Pemerintah. Karena itu, pembangunan pra-‐sarana ini diharapkan dapat dilakukan tidak hanya dengan belanja pemerintah, namun juga oleh dunia usaha. Upaya mempercepat pembangunan pra-‐sarana ini sudah mulai nampak hasilnya. Indikasi penanaman modal bidang infrastruktur, dari sejak diluncurkannya MP3EI (2011) hingga April 2012 telah mencapai Rp. 2.373 trilyun dengan pulau Jawa menempati posisi terbesar yaitu Rp. 1.156 trilyun diikuti oleh Sumatera Rp. 577 trilyun. Dengan dana yang sebesar ini, kiprah pakar teknik tanah tentu menjadi sangat penting. Namun perlu diingat bahwa dalam waktu dekat, anggota HATTI tidak bisa begitu saja menikmati kue pembangunan tersebut. Seperti yang disebutkan oleh Ketua Umum HATTI, pasar bebas ASEAN akan berlaku sejak 1 Januari 2016. Pekerjaan menyediakan infrastruktur dengan dana yang sangat besar tadi akan diperebutkan secara bebas diantara tenaga ahli di ASEAN. Seperti kita ketahui perebutan tersebut akan dimenangkan oleh tenaga ahli yang terus menerus mengembangkan kemampuannya dan melakukan inovasi dalam menyelesaikan permasalahan. Tanpa usaha terus menerus untuk melakukan kedua hal tersebut, keahlian kita akan semakin lama semakin kalah dari persaingan yang semakin ketat ini.
Hadirin yang Saya hormati, HATTI sebagai organisasi profesi merupakan bagian dari yang disebut oleh Presiden SBY sebagai komunitas Iptek. Komunitas iptek mempunyai tugas memberikan nilai tambah pada barang dan jasa sehingga permasalahan di masyarakat dapat diselesaikan dengan lebih cepat, lebih baik dan lebih murah. Seperti telah disinggung sebelumnya, dalam menghadapi persaingan, kepakaran harus dijaga dengan memberikan standar / acuan tertentu. Organisasi profesi seperti HATTI bertugas menjaga agar para pakar dalam melaksanakan tugas pada bidang keahliannya senantiasa memenuhi standar tersebut dengan memberikan sertifikasi kepada anggota-‐anggotanya. Hanya dengan cara inilah, persaingan dapat dimenangkan dan pada akhirnya, keahlian anggota HATTI dapat lebih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Hadirin yang Saya hormati, Kemenristek sebagai salah satu wakil pemerintah menyambut baik pertemuan ilmiah tahunan HATTI seperti ini, karena hal ini dapat meningkatkan kemampuan para ahli teknik tanah dengan memperluas cakrawala berfikir melalui pertukaran informasi dengan pakar mancanegara. Kemenristek juga menyambut baik adanya kesempatan bertukar pikiran antara pakar Indonesia dengan pelaku mancanegara yang didasarkan pada asas kesetaraan. Pemerintah yakin bahwa penelitian yang dilakukan bersama antara pakar Indonesia dengan pakar manca negara tidak hanya bermanfaat bagi Indonesia, tapi juga oleh dunia. Dan karena kondisi tanah di setiap permukaan bumi adalah unik, berbagai permasalahan tanah dapat dijumpai di Indonesia. Karena itu Indonesia membuka diri untuk dijadikan laboratorium alam bagi perkembangan ilmu teknik tanah di dunia. Dengan adanya fasilitas laboratorium alam itu, pemerintah yakin bahwa para pakar teknik tanah dapat menghasilkan karya ilmiah dan paten untuk menyelesaikan permasalahan tanah di masyarakat. Hadirin yang saya hormati,
Akhir kata, kepada para pakar, peneliti dan praktisi teknik tanah di seluruh Indonesia, kami yang mewakili komunitas iptek lainnya mengucapkan selamat melakukan pertemuan dan silaturahim tahunan. Kami yakin bahwa dari hasil pertemuan ilmiah tahunan ini, akan dapat diberikan suatu usulan atau rekomendasi yang nyata dan berarti bagi perkembangan riset terutama riset-‐riset yang terkait dengan penyelesaian masalah daya dukung tanah, sehingga dapat memberikan sumbangan bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia. Terima kasih. Billahi Taufik Wal Hidayah, Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh. Menteri Negara Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta