scv lya
DESCRIPTION
referatTRANSCRIPT
Sindrom Vena Kava Superior
PENDAHULUAN
Kegawatan napas dapat terjadi pada penyakit di saluran napas, pembuluh darah toraks dan
parenkim paru, salah satunya adalah sindrom vena kava superior (SVKS).1 Sindrom vena
kava superior muncul bila terjadi gangguan aliran darah dari kepala dan leher akibat berbagai
sebab. SVKS merupakan salah satu gejala pada keganasan di paru yang mengganggu aliran
darah vena kava superior atau cabang-cabangnya. Identifikasi yang cepat dan terapi yang
tepat dapat menghindari kegawatan akibat SVKS dan meningkatkan hasil terapi terhadap
penyebabnya. Karakteristik SVKS adalah terdapat hubungan antara berat ringan klinis
dengan derajat obstruksi/kompresi terhadap vena kava superior.
SVKS menjadi faktor prognostik penderita kanker paru.2,3
ANATOMI, PATOFISIOLOGI DAN PATOGENESIS
Vena kava superior (VKS) normal berukuran 6-8 cm dengan diameter 1-2 cm. Vena ini
terletak di mediastinum anterior, di depan trakea dan di sisi kanan aorta. Vena kava superior
membawa aliran darah dari kepala dan leher kembali ke atrium kanan. Bagian VKS yang
masuk ke rongga perikard sekitar 2-3 cm. Pada bagian atas VKS bermuara vena brakiosefalik
kanan dan kiri, brakiosefalik kanan menerima aliran darah dari vena subklavia dan jugular
interna kanan, sedangkan vena brakiosefalik kiri menerima aliran darah dari vena subklavia
dan jugular interna kiri. Drainase daerah kepala dan leher mempunyai 8 sistem kolateral
vena-vena, di antaranya vena paravertebra, azigos-hemiazigos, mammaria interna, torakal
lateral, jugular anterior, tiroidal, timik dan perikardiofrenik.4 Pada gambar 1 dapat dilihat
anatomi vena kava superior.
Kompresi dari luar terhadap VKS dapat terjadi karena vena ini mempunyai dinding tipis dan
tekanan intravaskuler yang rendah. Vena kava superior dikelilingi oleh bagian/struktur kaku
sehingga relatif mudah terjadi kompresi. Tekanan intravaskuler yang rendah memudahkan
pembentukan trombus, misalnya trombus yang terjadi akibat kateterisasi (catheter-induced
thrombus). Obstruksi dan aliran yang lambat menyebabkan tekanan vena meningkat dan
inilah yang menyebabkan timbulnya edema interstisial dan aliran darah kolateral membalik
( retrograde collateral flow). Obstruksi pada vena kava superior atau vena yang berhubungan
dengan aliran darah dari kepala dan leher menyebabkan terjadinya SVKS. Obstruksi dapat
disebabkan oleh proses dari luar yang menyebabkan terjadinya penekanan (kompresi)
terhadap vena tetapi dapat juga terjadi karena proses di dalam vena, misalnya munculnya
trombosis. Kasus SVKS akibat proses dari dalam meningkat seiring dengan semakin sering
dilakukan intervensi pada vena sentral seperti tindakan kateterisasi.
Gambar 1. Anatomi vena kava superior dan vena-vena utama lain yang membawa aliran
darah dari kepala dan leher.
ETIOLOGI
Penyakit yang paling banyak menyebabkan terjadi SVKS adalah keganasan, tetapi penyakit
infeksi seperti sifilis dan tuberkulosis juga dapat menjadi penyebab SVKS walaupun
jarang.2,6-9
Evaluasi terhadap 81 pasien SVKS yang dirawat dari tahun 1983 sampai tahun 1996, dari 77
kasus yang didiagnosis kanker 76% di antaranya adalah kanker paru.8 Sebuah penelitian
retrospektif mengevaluasi 99 spesimen dari 88 pasien. Hasilnya yaitu 36 limfoma non-
Hodgkin’s, 25 kanker paru karsinoma sel kecil (KPKSK), 17 kanker paru karsinoma bukan
sel kecil (KPKBSK), 5 Hodgkin’s disease, 3 timoma, 1 tumor sel germinal dan 1 lainnya
sarkoma.
DIAGNOSIS
Diagnosis SVKS didasarkan pada klinis dan gambaran radiologis yang menunjukkan kondisi
VKS dan vena-vena lain yang tergabung dalam kolateral aliran darah dari kepala dan leher.
Rerata munculnya gejala SVKS adalah 48 hari 7 dan 40% pasien hanya dapat bertahan
kurang dari 8 hari tanpa terapi dari mulai terjadi gejala akibat obstruksi itu. Peneliti lain
melaporkan bahwa rerata lama diagnostik dari mulai muncul gejala adalah 28 hari.8 Sekali
SVKS ditemukan maka prosedur diagnosis untuk mencari penyakit penyebab harus segera
dilakukan. Prosedur diagnosis lain setelah pemeriksaan klinis dan radiologis adalah prosedur
untuk keganasan di paru yaitu sputum sitologi, biopsi transtorakal (TTB), biopsi dan lain-
lain.
Gejala klinis
Keluhan atau gejala klinis pada SVKS sangat individual, tergantung berat ringan gangguan.
Tanda khas untuk SVKS adalah peningkatan gejala disebabkan oleh pertambahan ukuran
massa yang bersifat invasif (khusus untuk keganasan). Sesak napas adalah keluhan yang
paling sering, kemudian leher dan lengan bengkak. Pada keadaan berat selain gejala sesak
napas yang hebat dapat dilihat pembengkakan leher dan lengan kanan disertai pelebaran
vena-vena subkutan leher dan dada.6,11,12 Keadaan ini kadang-kadang memerlukan
tindakan emergensi untuk mengatasi keluhan. Berat ringan gejala ini juga dipengaruhi oleh
lokasi obstruksi yang terjadi, perluasan proses penyakit penyebab, aliran cabang vena yang
tersumbat dan kemampuan vena beradaptasi terhadap perubahan aliran darah.
Keluhan yang juga dapat terjadi adalah suara serak, sakit menelan dan sinkop. Sedangkan
tanda –tanda fisis yang paling sering ditemukan adalah pembengkakan vena-vena di leher dan
lengan dan edema akibat penumpukan cairan di wajah dan lengan.6,11,12
Tabel 3. Tanda klinis sindrom vena kava superior
Pelebaran vena leher
Pletora pada wajah
Tanda klinis yang jarang ditemukan dan biasanya timbul pada keadaan berat adalah sianosis
sebagai akibat kurang oksigenisasi, Horner’s syndrome (pupil mengecil, kelopak mata jatuh
dan tidak berkeringat di satu sisi wajah) dan paralisis pita suara.
Gambaran radiologis
Pada foto toraks polos terlihat bayangan massa di mediastinum superior kanan (90%),
adenopati hilus (50%), efusi pleura kanan (25%). Informasi lebih baik dengan menggunakan
CT-scan toraks.13 Pada CT-scan toraks kadangkadang gambaran opak pada kolateral vena
toraks sering diduga sebagai SVKS, tetapi indikator paling baik untuk oklusi (penyempitan)
pada VKS adalah jika tampak gambaran opak pada pembuluh darah di daerah subkutan
toraks anterior, tampakan seperti itu mempunyai spesifikasi 96%.14 Kemampuan magnetic
resonance imaging (MRI) untuk mendeteksi obstruksi pada vena\ toraksik juga tinggi yaitu
dengan sensitifiti 94% dan spesifisiti 100%. Raptopoulus mengidentifikasi 5 kategori (tipe)
penekanan VKS berdasarkan gambaran radiologis pada CT-scan toraks dan dihubungkan
dengan berat ringan gejala klinis.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan untuk penderita dengan SVKS sangat individual, faktor yang perlu
dipertimbangkan adalah :
1. Ada atau tidak kegawatan pada SVKS itu yang apabila tidak dilakukan tindakan segera
dapat menyebabkan kematian.
2. Bisa atau tidak melakukan prosedur diagnostik
3. Cepat atau lambat identifikasi penyakit penyebab
4. Akurasi penilaian
Sindrom Vena Kava Superior dengan prediksi penyakit penyebabnya adalah keganasan maka
dapat dilakukan prosedur seperti yang dibuat oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
(PDPI), seperti terlihat pada gambar 2.17 Jika keadaan umum penderita baik (PS >50) maka
harus dilakukan prosedur diagnostik, pada kasus keganasan harus diupayakan tindakan untuk
mendapatkan jenis sel kanker. Radioterapi cito dengan dosis 300 – 1000 cGy segera
diberikan, bila telah memungkinkan dilakukan prosedur diagnostik. Terapi selanjutnya
tergantung pada diagnosis pasti penyebab penyakit.
Gambar 2. Alur penatalaksanaan sindrom vena kava superior (SVKS) berdasarkan pedoman
diagnosis dan penatalaksanaan kanker paru karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK)
Dikutip dari (17)
Penatalaksanaan ideal untuk mengatasi SVKS adalah terapi definitif penyakit penyebab,
kadang diperlukan pengobatan multimodaliti yaitu kemoterapi, radioterapi, bedah,
pemasangan stent, trombolisis dan obat jenis lain.
Obat-obatan
Pasien dengan gejala ringan dan telah terbentuk aliran kolateral mungkin tidak membutuhkan
pengobatan. Jika lesi di atas vena azygos atau penyumbatan berjalan lambat dan terjadi
kompensasi dengan aliran kolateral, cukup waktu untuk menjalani prosedur diagnosis tanpa
pengobatan sampai ditemukan diagnosis pasti penyebab penyakit. Terapi jangka pendek yang
tidak agresif dapat diberikan untuk mengurangi gejala yaitu dengan pemberian kortikosteroid
dan diuretik untuk mengurangi edema.
Radiasi
Jika obstruksi terjadi karena keganasan dan tumornya kemoresisten, maka radiasi harus
diberikan. Dosis radiasi total sesuai dengan penatalaksanaan keganasan 5000 – 6000 cGy.
Kemoterapi.
Kemoterapi adalah terapi pilihan untuk KPKSK dan limfoma. Urban dkk,18 mendapatkan
bahwa radiasi cito sebelum diagnosis atau kemoterapi untuk KPKSK tidak membantu.
Kemoterapi juga menjadi pilihan terapi untuk KPKBSK karena SVKS merupakan salah satu
faktor yang menentukan staging penyakit lanjut. Kemoterapi juga menjadi pilihan untuk
tumor mediastinum jenis nonseminoma karena radioresisten.
Bedah
Intervensi bedah sangat jarang diindikasikan untuk mengatasi masalah yang timbul pada
SVKS.4 Pada tabel di bawah ini dapat dilihat indikasi relatif untuk intervensi bedah SVKS.
Tabel 5. Indikasi relalif intervensi bedah pada sindrom vena kava superior
Trombolisis
Terapi tambahan untuk pasien SVKS yang disebabkan oleh karena pembentukan trombus
adalah trombektomi dengan atau tanpa aktivator plasminogen (TPA) atau agen trombolitik
lain seperti streptokinase dan urokinase.
Stent
Pemasangan stent intravena untuk SVKS masih kontroversial tetapi pernah dilaporkan
walaupun jumlah kasus sedikit.
DAFTAR PUSTAKA
1. Aurora R, Milite F, Vander-Els NJ. Respiratory emergencies.Semin Oncol 2000; 27(3):
256-
69.
2. Martins SJ, Pereira JR. Clinical factors and prognosis in non-small cell lung cancer. Am J
Clin Oncol 1999; 22(5): 453-7.
3. Wurschmidt F, Bunemann H, Heilmann HP. Small cell lung cancer with and without
superior
vena cava syndrome: a multivariate analysis of prognostic factors in 408 cases. Int J Radiat
Oncol Biol Phys 1995; 33(1):77-82.
4. Nesbitt JC. Surgical management of superior vena cava syndrome. In: Lung cancer
principles and practices. Pass HI, Mitchell JB, Johnson DH, Turrisi AT, eds. Philadelphia,
Lippincolt-Raven, 1996, p. 673-81.
5. Naidich DP, Zerhouni EA, Siegelman SS, Kohn JP. Mediastinum. In: Computed
tomography
and magnestic resonance of the thorax, 2nd ed, New York, Raven-Press, 1991.p. 35-148.
9
6. Beeson MS. Superior Vena Cava Syndrome. Available from URL:
http://www.emedicine.com/EMERG/topic561.htm
7. Yelin A, Rosen A, Reichert N. SVCS: the myth – the fact. Am Rev Respir
Dis 1990; 141: 1114.
8. Laguna Del Estal P, Gazapo Navarro T, Murillas Angoitti J, Martin Alvarez
H, Portero Navio JL, Moya Mir M. Superior vena cava syndrome: a study
based on 81 cases (article in Spanish). An Med Interna 1998; 15(9):470-
5. (abstract)
9. Porte H, Metois D, Finzi L, Lebuffe G, Guidat A, Conti M, et al. Superior
vena cava syndrome of malignant origin. Which surgical procedure for
which diagnosis?. Eur J Cardiothorac Surg 2000 Apr;17(4):384-8
10. Amstrong BA, Perez CA, Simpsom JR. Role of irradiation in management
of SVCS. Int J Radiat Oncol Bill Phys 1987; 3: 531.
11. National Cancer Institute’s Cancer Information. Superior vena cava
syndrome. Available from URL:
http://www.nci.nih.gov/cancerinfo/pdg/supertivecare/ superior-venacava/
patient
REFERAT
SYNDROME VENA CAVA SUPERIOR
Dosen Pembimbing
dr yohanes
Disusun Oleh
Nurmaulia Rizky Zahra
09-027
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA 2013