seminar kelompok 1
DESCRIPTION
seminarTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia, seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untuk mempertahankan
homeostasis, yang berarti keseimbangan. Otak dan organ tubuh lainnya bekerja sama
untuk mengatur suhu tubuh, keasaman darah, ketersediaan oksigen dan variabel
lainnya. Mengingat bahwa organisme hidup harus mengambil nutrisi dan air, satu
fungsi homeostatis penting adalah eliminasi, atau kemampuan untuk mengeluarkan
bahan kimia dan cairan, sehingga dapat menjaga keseimbangan internal. Sistem
kemih memainkan peran ekskretoris dan homeostatik penting.
Kelangsungan hidup dan berfungsinya sel secara normal bergantung pada
pemeliharaan kosentrasi garam, asam, dan elektrolit lain di lingkungan cairan
internal. Kelangsungan hiduop sel juga bergantung pada pengeluaran secara terus
menerus zat-zat sisa metabolism toksik dan dihasilkan oleh sel pada saat melakukan
berbagai reaksi semi kelangsungan hidupnya.
Traktus urinarius merupakan system yang terdiri dari organ-organ dan struktur-
struktur yang menyalurkan urin dari ginjal ke luar tubuh. Ginjal berperan penting
mempertahankan homeostasis dengan mengatur konsentrasi banyak konstituen
plasma, terutama elektrolit dan air dan dengan mengeliminasi semua zat sisa
metabolisme.
Sistem urin adalah bagian penting dari tubuh manusia yang terutama
bertanggung jawab untuk menyeimbangkan air dan elektrolit tertentu seperti kalium
dan natrium, membantu mengatur tekanan darah dan melepaskan produk limbah yang
disebut urea dari darah.
Sistem kemih terdiri terutama pada ginjal, yang menyaring darah, sedangkan
ureter, yang bergerak urin dari ginjal ke kandung kemih, kandung kemih, yang
menyimpan urin, dan saluran kencing, urin keluar melalui tubuh.
Eliminasi urin merupakan salah dari proses metabolik tubuh. Zat yang tidak
dibutuhkan, dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal dan pencernaan. Paru-paru
1
secara primer mengeluarkan karbondioksida, sebuah bentuk gas yang dibentuk
selama metabolisme pada jaringan. Hampir semua karbondioksida dibawa keparu-
paru oleh sistem vena dan diekskresikan melalui pernapasan. Kulit mengeluarkan air
dan natrium / keringat. Ginjal merupakan bagian tubuh primer yang utama untuk
mengekskresikan kelebihan cairan tubuh, elektrolit, ion-ion hidrogen, dan asam.
Eliminasi urin secara normal bergantung pada satu pemasukan cairan dan
sirkulasi volume darah, jika salah satunya menurun, pengeluaran urin akan menurun.
Pengeluaran urin juga berubah pada seseorang dengan penyakit ginjal, yang
mempengaruhi kuantitas, urin dan kandungan produk sampah didalam urin.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui struktur dan fungsi sistem urinaria.
2. Untuk mengetahui karakteristik urine yang normal.
3. Untuk mengetahui pola normal eliminasi urine.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur dan Fungsi Sistem Urinaria
Struktur sistem urinaria terdiri dari ginjal, ureter, vesika urinaria dan uretra.
1. Ginjal
Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium, di
depan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar transversus abdominalis,
kuadratus lumborum dan psoas mayor. Ginjal dipertahankan dalam posisi
tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Disebelah posterior dilindungi oleh
kosta dan otot-otot yang meliputi kosta, sedangkan dianterior dilindungi oleh
bantaan usus yang tebal.
Pada orang dewasa ginjal panjangnya 12-13 cm, lebarnya 6 cm dan beratnya
antara 120-150 gram. Ukurannya tidak berbeda menurut bentuk dan ukuran
tubuh. 95 % orang dewasa memiliki jarak antara katup ginjal antara 11-15 cm.
Perbedaan panjang dari kedua ginjal lebih dari 1,5 cm atau perubahan bentuk
merupakan tanda yang penting karena kebanyakan penyakit ginjal
dimanifestasikan dengan perubahan struktur. Permukaan anterior dan posterior
katup atas dan bawah serta pinggir lateral ginjal berbentuk konveks sedangkan
pinggir medialnya berbentuk konkaf karena adanya hilus.
Ada beberapa struktur yang masuk atau keluar dari ginjal melalui hilus
antara lain arteri dan vena renalis, saraf dan pembuluh getah bening. Ginjal
diliputi oleh suatu kapsula tribosa tipis mengkilat, yang beriktan longgar dengan
jaringan dibawahnya dan dapat dilepaskan dengan mudah dari permukaan ginjal.
a) Bagian-bagian Ginjal
Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal
terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula),
dan bagian rongga ginjal (pelvis renalis).
Kulit Ginjal (Korteks)
3
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan
darah yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung
kapiler – kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut glomerolus. Tiap
glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan antara glomerolus
dengan simpai bownman disebut badan malphigi.
Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara
glomerolus dan simpai bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah
akan masuk kedalam simpai bownman. Dari sini maka zat – zat tersebut
akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai
bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.
Sumsum Ginjal (Medula)
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang
disebut piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan
puncaknya disebut apeks atau papila renis, mengarah ke bagian dalam
ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus
ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris – garis karena
terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes). Diantara
pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan kolumna renal.
Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan
lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut
urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi,
setelah mengalami berbagai proses.
Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal,
berbentuk corong lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal,
pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing
– masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang langsung
menutupi papila renis dari piramid. Kliks minor ini menampung urine
yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor, urine masuk ke kaliks
4
mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam kandung
kemih (vesikula urinaria).
b) Peredaran Darah dan Persarafan Ginjal
Peredaran Darah
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai
percabangan arteria renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan
bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri akuata,
arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler
membentuk gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh
alat yang disebut dengan simpai bowman, didalamnya terjadi
penyadangan pertama dan kapilerdarah yang meninggalkan simpai
bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.
Persyarafan Ginjal
Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf
ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal,
saraf inibarjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke
ginjal. Anak ginjal (kelenjar suprarenal) terdapat di atas ginjal yang
merupakan senuah kelenjar buntu yang menghasilkan 2(dua) macam
hormon yaitu hormone adrenalin dan hormn kortison.
Persarafan ginjal : Ginjal mendapat persarafan dari fleksus renalis
(vasomotor).
c) Nefron
Unit fungsional ginjal adalah nefron. Pada manusia setiap ginjal
mengandung 1-1,5 juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan
fungsi yang sama.
Dapat dibedakan dua jenis nefron:
Nefron kortikalis yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada
bagian luar dari korteks dengan lingkungan henle yang pendek dan
tetap berada pada korteks atau mengadakan penetrasi hanya sampai
ke zona luar dari medula.
5
Nefron juxtamedullaris yaitu nefron yang glomerulinya terletak
pada bagian dalam dari korteks dekat dengan cortex-medulla
dengan lengkung henle yang panjang dan turun jauh ke dalam zona
dalam dari medula, sebelum berbalik dan kembali ke cortex
Bagian-bagian nefron:
1) Glomerolus
Suatu jaringan kapiler berbentuk bola yang berasal dari
arteriol afferent yang kemudian bersatu menuju arteriol efferent,
Berfungsi sebagai tempat filtrasi sebagian air dan zat yang terlarut
dari darah yang melewatinya.
2) Kapsula Bowman
Bagian dari tubulus yang melingkupi glomerolus untuk
mengumpulkan cairan yang difiltrasi oleh kapiler glomerolus.
3) Tubulus, terbagi menjadi 3 yaitu:
o Tubulus proksimal
Tubulus proksimal berfungsi mengadakan reabsorbsi
bahan-bahan dari cairan tubuli dan mensekresikan bahan-
bahan ke dalam cairan tubuli.
o Lengkung Henle
Lengkung henle membentuk lengkungan tajam
berbentuk U. Terdiri dari pars descendens yaitu bagian yang
menurun terbenam dari korteks ke medula, dan pars
ascendens yaitu bagian yang naik kembali ke korteks. Bagian
bawah dari lengkung henle mempunyai dinding yang sangat
tipis sehingga disebut segmen tipis, sedangkan bagian atas
yang lebih tebal disebut segmen tebal.
Lengkung henle berfungsi reabsorbsi bahan-bahan dari
cairan tubulus dan sekresi bahan-bahan ke dalam cairan
tubulus. Selain itu, berperan penting dalam mekanisme
konsentrasi dan dilusi urin.
6
o Tubulus distal
Berfungsi dalam reabsorbsi dan sekresi zat-zat tertentu.
o Duktus pengumpul (duktus kolektifus)
Satu duktus pengumpul mungkin menerima cairan dari
delapan nefron yang berlainan. Setiap duktus pengumpul
terbenam ke dalam medula untuk mengosongkan cairan isinya
(urin) ke dalam pelvis ginjal.
d) Hormon yang Diproduksi Ginjal
Ada 3 hormon utama yang diproduksi oleh ginjal, yaitu :
Renin – yaitu hormon yang terkait dengan tekanan darah.
Erythropoetin – yaitu hormon yang membantu pembuatan sel
darah merah. Penderita gagal ginjal biasanya kekurangan sel darah
merah (anemia) yang menyebabkan keletihan serta dapat merusak
hati, sehingga penderita biasanya membutuhkan injeksi
erythropoetin.
Calcitriol – yaitu hormon yang membantu tubuh menyerap kalsium
pada makanan. Tanpa bantuan hormon tersebut, tubuh akan
mengambil kalsium dari tulang yang mana untuk jangka panjang
hal tersebut dapat menyebabkan penyakit tulang.
e) Fungsi Ginjal
Ginjal berfungsi sebagai berikut :
Mengatur volume air ( cairan ) dalam tubuh .Kelebihan air dalam
tubuh akan dieksresikan oleh ginjal sebagai urine ( kemih ) yang
encer dalam jumlah besar, kekurangan air ( kelebihan keringat )
menyebabkan urine yang di eksresi berkurang dan konsentrasinya
lebih pekat sehingga susunan dan volume cairan tubuh dapat
dipertahankan relative normal.
Mengatur keseimbangan osmotic dan mempertahankan
keseimbangan ion yang optimal dalam plasma (keseimbangan
elektrolit). Bila terjadi pemasukan/pengeluaran yang abnormal ion –
7
ion akibat pemasukan garam yang berlebihan/penyakit perdarahan
(diare,muntah) ginjal akan meningkatkan eksresi ion – ion
yangpenting (mis.Na, K , Cl , Ca dan fosfat).
Mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh bergantung pada
apa yang dimakan, campuran makanan menghasilkan urine yang
bersifat agak asam , pH kurang dari 6 ini disebabkan hasil akhir
metabolisme protein . Apabila banyak makan sayur – sayuran ,
urine akan bersifat basa. pH urine bervariasi antara 4 , 8 – 8,2 .
Ginjal menyekreksi urine sesuai dengan perubahan pH darah.
Eksresi sisa hasil metabolisme ( ureum , asam urat , kreatinin ) zat
– zat toksik , obat – obatan , hasil metabolisme hemoglobin dan
bahan kimia asing (pestisida ).
Fungsi hormonal dan metabolisme . Ginjal menyekresi hormone
renin yang mempunyai peranan penting mengatur tekanan darah
(system renin angiotensin aldesteron ) membentuk eritropoiesis
mempunyai peranan penting untuk memproses pembentukan sel
darah merah (eritropoiesis ).
2. Ureter
Ureter adalah tabung/saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung
kemih. Ureter merupakan lanjutan pelvis renis, menuju distal & bermuara pada
vesica urinaria. Panjangnya 25 – 30 cm. Persarafan ureter oleh plexus
hypogastricus inferior T11- L2 melalui neuron simpatis.
Terdiri dari dua bagian :
pars abdominalis
pars pelvina
Tiga tempat penyempitan pada ureter :
uretero- pelvic junction
tempat penyilangan ureter dengan vassa iliaca sama dengan flexura
marginalis.
8
muara ureter ke dalam vesica urinaria
Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke
kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang
± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak
dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
Lapisan tengah otot polos.
Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa.
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5
menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih
(vesika urinaria).
Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh
ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis
masuk ke dalam kandung kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas
dan dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter
terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf
dan pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
a) Ureter pada laki – laki dan perempuan
Ureter pada pria terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang oleh
duktus deferens dan dikelilingi oleh leksus vesikalis. Selanjutnya ureter berjalan
oblique sepanjang 2 cm di dalam dinding vesika urinarai pada sudut lateral dari
trigonum vesika. Sewaktu menembus vesika urineria, dinding atas dan dinding
bawah ureter akan tertutup dan pada waktu vesika urinaria penuh akan
membentuk katup (valvula) dan mencegah pengambilan urine dan vesika
urinaria.
Ureter pada wanita terdapat di belakang fossa ovarika dan berjalan ke
bagian medial ddan ke dapan bagian lateral serviks uteri bagian atas , vagina
untuk mencapai fundus vesika urinaria. Dalam perjalanannya, ureter
9
didampingi oleh arteri iterina sepanjang 2,5 cm dan sellanjutnya arteri ini
menyilang ureter dan mmenuju ke atas di antara lapisan ligamentum. Ureter
mempuunyai 2 cm dari sisi.
b) Pembuluh darah ureter:
Arteri renalis
Arteri spermatika interna
Arteri hipogastrika
Arteri vesikalis inferior
c) Persarafan Ureter
Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior,
fleksus spermatikus, dan pleksus pelvis sepertiga dari nervus vagus rantai
eferens dan nervus vagus rantai eferens dari nervus torakali ke-11 dan ke-12,
nervus lumbalis ke-1,dan nervuus vagus mempunyai rantai eferens untuk ureter.
3. Vesika Urinaria
Disebut juga bladder/ kandung kemih. Vesica urinaria merupakan kantung
berongga yang dapat diregangkan dasn volumenya dapat disesuaikan dengan
mengubah status kontraktil otot polos di dindingnya. Secara berkala urin
dikososngkan dari kandung kemih ke luar tubuh melalui ureter. Organ ini
mempunyai fungsi sebagai reservoir urine (200 - 400 cc). Dindingnya
mempunyai lapisan otot yang kuat. Letaknya di belakang os pubis. Bentuk bila
penuh seperti telur ( ovoid ). Apabila kosong seperti limas. Apex ( puncak )
vesica urinaria terletak di belakang symphysis pubis.
a) Bagian Vesica Urinaria :
Apex: Dihubungkan ke cranial oleh urachus (sisa kantong
allantois ) sampai ke umbilicus membentuk ligamentum vesico
umbilicale mediale. Bagian ini tertutup peritoneum dan berbatasan
dengan ileum & colon sigmoideum.
Corpus
Fundus
10
Vesica urinaria dipersarafi oleh cabang-cabang plexus
hypogastricus inferior yaitu:
Serabut-serabut post ganglioner simpatis glandula para vertebralis
L1-2.
Serabut-serabut preganglioner parasimpatis N. S2,3,4 melalui N.
splancnicus & plexus hypogastricus inferior mencapai dinding
vesica urinaria. Disini terjadi sinapsis dengan serabut-serabut post
ganglioner.
Serabut-serabut sensoris visceral afferent: N. splancnicus menuju
SSP.
Serabut-serabut afferen mengikuti serabut simpatis pada plexus
hypogastricus menuju medulla spinalis L1-2.
b) Fungsi vesica urinaria:
Sebagai tempat penyimpanan urine.
mendorong urine keluar dari tubuh.
c) Persarafan kandung kemih.
Persarafan utama kandung kemih ialah nervus pelvikus, yang
berhubungan dengan medulla spinalis melalui pleksus sakralis, terutama
berhunbungan dengan medulla spinalis segmen S2 dan S3. Berjalan melalui
nervus pelvikus ini adalah serat saraf motoik. Serat sensorik mendeteksi derajat
regangan pada dinding kandung kemih. Tanda – tanda regangan dari uretra
posterior bersifat sangat kuat dan terutama bertanggung jawab untuk
mencetuskan refleks yang menyebabkan kandung kemih.
Saraf motorik yang menjalar dalam nervus pelvikus adalah serat para
simpatis. Serat ini berakhir pada sel ganglion yang terletak dalam dinding
kandung kemih, saraf postganglion pendek kemudian mempersarafi otot
detrusor.
Selain nervus pelvikus, terdapat dua tipe persarafan lain yang penting
untuk fungsi kandumg kemih. Yang terpenting adalah serat otot lurik yang
berjalan melalui nervus pudendal menuju sfingter eksternus kandung kemih,
11
yang mempersarafi dan mengontrol otot lurik pada sfingter. Selain itu kandung
kemih juga menerima saraf simpatis dari rangkaian simpatis melalui nervus
hipogastrikus, terutama hubungan dengan segmen L2 medula spinalis. Serat
simpatis ini mungkin terutama merangsang pembuluh darah dan sedikit
mempengaruhi kontraksi kandung kemih. Beberapa serat saraf sensorik juga
berjalan melalui saraf simpatis dan mungkin penting dalam menimbulkan
sensai rasa penuh dan pada beberapa keadaan rasa nyeri.
4. Urethra
Merupakan saluran keluar dari urin yang diekskresikan oleh tubuh melalui
ginjal, ureter, vesica urinaria.
Uretra adalah saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang
berfungsi menyalurkan air kemih keluar.
Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok – kelok melalui tengah – tengah
prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis
kebagia penis panjangnya ± 20 cm.
Uretra pada laki – laki terdiri dari :
Uretra Prostaria
Uretra membranosa
Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam),
dan lapisan submukosa.
Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit
kearah atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari
Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari
vena – vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada
wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di
sini hanya sebagai saluran ekskresi.
12
Fungsi Sistem Urinaria
Sistem urinaria mempunyai 3 fungsi utama yaitu:
1. Ekskresi: mengeluarkan hasil sisa metabolisme organik dari cairan tubuh,
2. Membuang sisa sisa metabolisme tersebut ke luar tubuh dan
3. Pengaturan homeostasis volume dan konsentrasi solut plasma darah.
Selain memindahkan sisa metabolisme yang dihasilkan oleh sel, sistem
urinaria mempunyai fungsi homeostasis lainnya sebagai berikut:
1. Mengatur volume dan tekanan darah dengan melalui pengaturan volume air
yang hilang melalui urine, pelepasan eritropoitin dan pelepasan renin.
2. Mengatur konsentrasi natrium, kalium, klorida dan ion lainnya dalam plasma
melalui pengaturan jumlah yang hilang melalui urine dan mengatur
konsentrasi ion kalsium melalui sintesis kalsitriol.
3. Menstabilkan pH dengan mengontrol hilangnya ion hidrogen dan bikarbonat
dalam urine
4. Konsenrvasi nutrien yang masih dibutuhkan oleh tubuh dengan mencegah
keluarnya bersama urine ketika diekskresikan bersama sisa metabolisme.
5. Membantu hati dalam proses detoksifikasi racun dan selama kelaparan
deaminasi asam amino sehingga dapat dimetabolisme oleh jaringan yang
lain.
B. Karakteristik Urine Normal dan Pola Normal Eliminasi Urine
1. Karakteristik Urine Normal
Warna urine normal adalah kuning terang karena adanya pigmen urochrome.
Namun demikian, warna urine tergantung pada intake cairan,keadaan dehidrasi
konsentrasinya menjadi lebih pekat dan kecoklatan.penggunaan obat-obat
tertentu seperti multivitamin dan preparat besi maka urine akan berubah menjadi
kemerahan sampai kehitaman.
Bau urine normal adalah bau khas amoniak yang merupakan hasil
pemecahan urea oleh bakteri.Pemberian pengobatan akan mempengaruhi bau
urine.
13
Jumlah urine yang dikeluarkan tergantung pada usia,intake cairan,dan ststus
kesehatan.Pada orang dewasa sekitar 1.200 sampai 1.500 ml per hari atau 150
sampai 600 ml per sekali miksi.
Karakteristik umum
Karakteristik Kisaran Normal
pH
gravitas spesifik
konsentrasi osmotic
kandungan air
volume
warna
bau
kandungan bakteri
4.5-8 (rata-rata: 6.0)
1.003-1.030
855-1335 mOsm/L
93-97%
700-2000 mL/hari
Kuning jernih
Bervariasi sesuai komposisi
0 (steril)
Ciri-ciri
Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah
cairan yang masuk.
Warnanya bening oranye tanpa ada endapan.
Baunya tajam.
Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata.
2. Pola Normal Eliminasi Urine
Sebelum di eliminasi urine terlebih dahulu di bentuk. Pembentukan urine
melalui tiga proses penting yaitu filtrasi, reabsorbsi dan sekresi yang berlangsung
pada nefron.
a. Filtrasi (Penyaringan)
Kira kira 25% dari jumlah keseluruhan darah yang dipompakan dari
ventrikel kiri pada setiap siklus jantung dialirkan ke ginjal melalui arteri
renalis untuk proses filtrasi. Proses filtrasi terjadi pada glomerulus. Semua
plasma darah (glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat) dan
komponen lainnya difiltrasi kecuali molekul yang berukuran besar seperti
protein dan sel darah.
14
b. Reabsorbsi (Penyerapan Kembali)
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari
glukosa, sodium, klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya
terjadi secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus proximal.
Sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali penyerapan sodium dan
ion bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara aktif
(reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.
c. Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus
pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-,
dan urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya.
Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di
bawa ke ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung
kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Ketika
kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
Refjek Miksi
Proses pembuangan urine (eliminasi urine) disebut proses miksi.
Proses miksi dimulai dari adanya distensi vesika urinaria oleh urine yang
merangsang stretch receptors yang terdapat pada dinding vesika urinaria.
Jumlah urine sebanyak 250cc sudah cukup untuk memberikan rangsangan
tersebut. Kandung kemih dipersarafi oleh saraf sacral 2 (s-2) dan sacral 3 (s-
3).Pusat miksi mengirimkan sinyal kepada otot kandung kemih relaksasi dan
spinter eksterna yang di bawah control kesadaran akan berperan.Apakah
mau miksi atau ditahan/ditunda.Pada saat miksi otot abdominal berkontraksi
bersama meningkatnya otot kandung kemih.Biasanya tidak lebih dari dari 10
ml urine tersisa dalam kandung kemih yang disebut dengan urine residu.
Pola eliminasi urine sangat tergantung pada individu,biasanya miksi
satelah bekerja,makan atau bangun tidur.Normalnya miksi dalam sehari
sekitar 5 kali.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Struktur sistem urinaria terdiri dari ginjal, ureter, vesika urinaria dan uretra.
Sistem Urinaria memiliki beberapa fungsi di antaranya :
1. Ekskresi: mengeluarkan hasil sisa metabolisme organik dari cairan tubuh,
2. Membuang sisa sisa metabolisme tersebut ke luar tubuh dan
3. Pengaturan homeostasis volume dan konsentrasi solut plasma darah.
Karakteristik Urine yang normal dapat dilihat dari warna,bau, volume,
kandungan air, pH. gravitasi spesifik, dan konsentrasi osmotic.
Sebelum di eliminasi urine terlebih dahulu di bentuk melalui beberapa tahap
yaitu : Penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorbsi), dan pengumpulan
kembali (augmentasi). Setelah melalui beberapa proses tersebut barulah urine di
eliminasi. Pola eliminasi urine sangat tergantung pada individu,biasanya miksi satelah
bekerja,makan atau bangun tidur.Normalnya miksi dalam sehari sekitar 5 kali.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini di harapkan para mahasiswa mengetahui struktur
dan fungsi dari sistem urinaria, juga dapat mengetahui karakteristik urine yang
normal, proses pembentukan urine dan pola eliminasi urine yang normal.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Pearce, Evelyn C.2006. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
2. Syaifuddin . 2003 . Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta :
EGC.
3. Wibowo, Daniel S . 2005 . Anatomi Tubuh Manusia . Jakarta : Gramedia
Widiasarana Indonesia.
4. Alimul, Aziz. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Penerbit Salemba
Mediak.
17