senyawa flavonoid di dalam tumbuhan · istilah flavonoid berasal dari kata flavon yang merupakan...
TRANSCRIPT
Biogenesis berasal dari kombinasi antara jalur
shikimat dan jalur asetat-mevalonat.
Merupakan senyawa fenol terbanyak ditemukan di
alam.
Merupakan zat warna merah, ungu, biru, dan
sebagian zat warna kuning.
Kerangka dasar terdiri atas 15 atom karbon yang
membentuk susunan C6-C3-C6.
1
2
3
A
B
1,3-diarilpropana flavonoid
1
2
3
A
B
1,2-diarilpropana isoflavonoid
1
2
3
A
B
1,1-diarilpropana neoflavonoid
Istilah flavonoid berasal dari kata flavon yang
merupakan salah satu jenis flavonoid yang terbanyak
dan lazim ditemukan (selain flavonol, antosianidin).
Flavon mempunyai kerangka 2-fenilkroman.
Berdasarkan tingkat oksidasinya, flavan adalah yang
terendah dan digunakan sebagai induk tatanama flavon.
O1
2
3
A
B
4
C
2-fenilkroman
O
flavan
O
OH
katecin(flavan-3-ol)
O
OH
OH
leukoantosianidin (flavan-3,4-diol)
O
dihidrocalkon
O
calkon
FLAVONOIDS
Kandungan polifenol yang terdiri atas 15 karbon
dengan 2 cincin aromatik dihubungkan dengan 3
jembatan karbon (C6-C3-C6).
Flavan
Fungsi Flavonoid
a) Secara tidak langsung mengatur
pertumbuhan pada akar dan pucuk dan
dormansi.
b) Penangkal serangan penyakit dan obat-
obatan.
c) Sebagai senyawa penanda (markers) dalam
mengklasifikasikan tumbuhan
Klasifikasi Flavonoid
Bergantung pada posisi ikatan antara gugus aromatik dengan
benzopyran (kromano) maka senyawa alam ini dibagi menjadi 3
kelas :
1. True flavonoids (2-phenylbenzopyrans)
2. Isoflavonoids (3-benzopyranes)
3. Neoflavonoids (2-benzopyranes)
True Flavonoids
1. Chromane derivatives 2. Chromone derivatives
- catechins (flavan-3-ols); - flavanons;
- leucoanthocyanidins - flavanonols;
(flavan-3,4,-diols); - flavones;
- anthocyanidins - flavonols;
- chalcones;
- dihydrochalcones;
- aurones
Flavonoid pada Angiospermae
Flavon dan flavonol dengan C- dan O-glikosida
Isoflavon C- dan O-glikosida
Flavanon C- dan O-glikosida
Khalkon dengan C- dan O-glikosida, dan dihidrokhalkon
Proantosianidin dan antosianin
Auron O-glikosida
Dihidroflavonol O-glikosida.
Golongan flavon, flavonol, flavanon, isoflavon, dan khalkon
juga sering ditemukan dalam bentuk aglikonnya
Flavonol alami yang paling sederhana adalah galangin,
3,5,7 –tri-hidroksiflavon; sedangkan yang paling rumit,
hibissetin adalah 3,5,7,8,3’,4’,5’ heptahidroksiflavon.
Bentuk khusus hidroksilasi (C6(A)-C3-C6(B), dalam mana
C6 (A) adalah turunan phloroglusional, dan cincin B adalah
4-atau 3,4-dihidroksi, diperoleh dalam 2 flavonol yang
paling lazim yaitu kaempferol dan quersetin.
Hidroksiflavonol, seperti halnya hidroksi flavon, biasanya
terdapat dalam tanaman sebagai glikosida.
Flavonol kebanyakan terdapat sebagai 3-glikosida.
Meskipun flavon, flavonol, dan flavanon pada umumnya
terdistribusi melalui tanaman tinggi tetapi tidak terdapat
hubungan khemotakson yang jelas.
FLAVONOL
Polihidroksi khalkon terdapat dalam sejumlah
tanaman, namun terdistribusinya di alam tidak
lazim.
Beberapa khalkon misalnya merein, koreopsin,
stillopsin, lanseolin yang terdapat dalam
tanaman, terutama sebagai pigmen daun bunga
berwarna kuning, kebanyakan terdapat dalam
tanaman Heliantheaetribe, Coreopsidinae
subtribe, dan family Compositea.
KHALKON
Isoflavon terdiri atas struktur dasar C6-C3-C6, secara alami disintesa
oleh tumbuh-tumbuhan dan senyawa asam amino aromatik fenilalanin
atau tirosin.
Isoflavon termasuk dalam kelompok flavonoid (1,2-diarilpropan) dan
merupakan kelompok yang terbesar dalam kelompok tersebut.
Meskipun isoflavon merupakan salah satu metabolit sekunder, tetapi
ternyata pada mikroba seperti bakteri, algae, jamur dan lumut tidak
mengandung isoflavon, karena mikroba tersebut tidak mempunyai
kemampuan untuk mensintesanya.
Senyawa isoflavon yang telah berhasil diidentifikasi struktur kimianya
dan diketahui fungsi fisiologisnya, misalnya isoflavon, rotenoid dan
kumestan, serta telah dapat dimanfaatkan untuk obat-obatan.
ISOFLAVON
Penggolongan Flavonoid Berdasarkan
Jenis Ikatan
a. Flavonoid O-Glikosida
Pada senyawa ini gugus hidroksil flavonoid
terikat pada satu gula atau lebih dengan ikatan
hemiasetal yang tidak tahan asam, pengaruh glikosida
ini menyebabkan flavonoid kurang reaktif dan lebih
mudah larut dalam air. Gula yang paling umum terlibat
adalah glukosa disamping galaktosa, ramilosa, silosa,
arabinosa, fruktosa dan kadang-kadang glukoronat
dan galakturonat. Disakarida juga dapat terikat pada
flavonoid misalnya soforosa, gentibiosa, rutinosa dan
lain-lain.
Contoh : apigenin-7-O-beta-D-glukoporanosida
Penggolongan Flavonoid Berdasarkan
Jenis Ikatan
b. Flavonoid C-Glikosida
Gugus gula terikat langsung pada inti benzen
dengan suatu ikatan karbon-karbon yang tahan
asam. Lazim di temukan gula terikat pada atom C
nomor 6 dan 8 dalam inti flavonoid. Jenis gula yang
terlibat lebih sedikit dibandingkan dengan O-
glikosida.
Gula paling umum adalah galaktosa, raminosa,
silosa, arabinosa.
Contoh : Viteksin
C. Biflavonoid
Senyawa ini mula-mula ditemukan oleh Furukawa dari ekstrak
daun G. biloba berupa senyawa berwarna kuning yang dinamai
ginkgetin (I-4’, I-7-dimetoksi, II-4’, I-5, II-5, II-7-tetrahidroksi [I-3’,
II-8] biflavon).
Biflavonoid terdapat pada buah, sayuran, dan bagian tumbuhan
lainnya.. Hingga kini jumlah biflavonoid yang diisolasi dan
dikarakterisasi dari alam terus bertambah, namun yang diketahui
bioaktivitasnya masih terbatas. Biflavonoid yang paling banyak
diteliti adalah ginkgetin, isoginkgetin, amentoflavon,
morelloflavon, robustaflavon, hinokiflavon, dan ochnaflavon.
Senyawa- senyawa ini memiliki struktur dasar yang serupa yaitu
5,7,4’-trihidroksi flavanoid, tetapi berbeda pada sifat dan letak
ikatan antar flavanoid
Contoh : amentoflavon
Penggolongan Flavonoid Berdasarkan
Jenis Ikatan
d. Flavonoid Sulfat
Senyawa flavonoid yang mengandung satu ion
sulfat atau lebih yang terikat pada OH fenol atau
gula, Secara teknis termasuk bisulfate karena
terdapat sebagai garam yaitu flavon O-SO3K.
Banyak berupa glikosida bisulfat yang terikat pada
OH fenol yang mana saja yang masih bebas atau
pada guIa. Umumnya hanya terdapat pada
Angiospermae yang mempunyai ekologi dengan
habitat air.
Penggolongan Flavonoid Berdasarkan
Jenis Ikatan
SIFAT KIMIA FISIKA
Senyawa polifenol agak asam dan dapat larut dalam
basa
Merupakan senyawa polihidroksi (gugus hidroksil)
bersifat polar sehingga dapat larut dalam pelarut polar
seperti metanol, etanol, aseton, air, butanol, dimetil
sulfoksida, dimetil formamida.
Gugus glikosida yang terikat pada gugus flavonoid
sehingga cenderung menyebabkan flavonoid mudah larut
dalam air.
Zat warna merah, ungu, biru, dan sebagai zat berwarna
kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan.
SIFAT KIMIA FISIKA
Aglikon yang kurang polar seperti isoflavon, flavanon, dan flavon
serta flavonol yang termetoksilasi cenderung lebih mudah larut dalam
pelarut seperti eter dan kloroform (Markham, 1988).
Flavonoid berupa senyawa fenol, karena itu warnanya berubah bila
ditambah basa atau amonia, jadi mereka mudah dideteksi pada
kromatogram atau dalam larutan (Harborne, 1987 : 70).
Kelarutan flavonoid antara lain :
1. Flavonoid polimetil atau polimetoksi larut dalam heksan, petroleum
eter (PE), kloroform, eter, etil asetat, dan etanol. Contoh: sinersetin
(nonpolar).
2. Aglikon flavonoid polihidroksi tidak larut dalam heksan, PE dan
kloroform; larut dalam eter, etil asetat dan etanol; dan sedikit larut
dalam air. Contoh: kuersetin (semipolar).
3. Glikosida flavonoid tidak larut dalam heksan, PE, kloroform, eter;
sedikit larut dalam etil asetat dan etanol; serta sangat larut dalam air.
Contoh: rutin.
SIFAT KIMIA FISIKA
Namun, secara kimiawi ada 2 jenis flavonoid yang kurang
stabil, yaitu:
Flavonoid O-glikosida; dimana glikon dan aglikon
dihubungkan oleh ikatan eter (R-O-R). Flavonoid jenis ini
mudah terhidrolisis.
Flavonoid C-glikosida; dimana glikon dan aglikon
dihubungkan oleh ikatan C-C. Flavonoid jenis ini sukar
terhidrolisis, tapi mudah berubah menjadi isomernya.
Misalnya viteksin, dimana gulanya mudah berpindah ke
posisi 8. Perlu diketahui, kebanyakan gula terikat pada
posisi 5 dan 8, jarang terikat pada cincin B atau C karena
kedua cincin tersebut berasal dari jalur sintesis tersendiri,
yaitu jalur sinamat.
Flavonoid tersebar luas pada tumbuhan tapi
jarang terdapat pada bakteri, jamur dan lumut.
Dalam dunia tumbuhan, flavonoid tersebar luas
dalam suku Rutaceae, Papilionaceae (kacang-
kacangan), Labiatae (Ortosiphon), Compositae
(contoh: Sonchus arvensis), Anacardiaceae,
Apiaceae/Umbeliferae (seledri, pegagan, wortel),
dan Euphorbiaceae (contoh: daun singkong).
SUMBER FLAVONOID
Pada tingkat organ, flavonoid tersebar pada seluruh
bagian tanaman seperti biji, bunga, daun, dan batang.
Pada tingkat jaringan, flavonoid banyak terdapat pada
jaringan palisade.
Pada tingkat seluler, flavonoid bisa terdapat pada dinding
sel, kloroplas, atau terlarut dalam sitoplasma.
Pada paku-pakuan, flavonoidnya berupa flavonoid
polimetoksi sehingga hanya terdapat pada dinding sel
dan tidak terdapat pada sitoplasma karena sitoplasma
mengandung banyak air sehingga bersifat polar dan tidak
dapat melarutkan flavonoid polimetoksi.
SUMBER FLAVONOID
Flavonoid sebenarnya terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk
daun, akar, kayu, kulit, tepungsari, nektar, bunga, buah dan biji.
Hanya sedikit catatan yang melaporkan flavonoid pada hewan, misalnya
dalam kelenjar bau berang-berang, propilis (sekresi lebah), sayap kupu-
kupu, yang mana dianggap bukan hasil biosintesis melainkan dari
tumbuhan yang menjadi makanan hewan tersebut,
Senyawa antosianin sering dihubungkan dengan warna bunga tumbuhan.
Sianidin umumnya terdapat pada suku Gramineae.
Senyawa biflavonoid banyak terdapat pada subdivisi Gymnospernae
sedang isoflavonoid pada suku leguminosae.
Pada tumbuhan yang mempunyai morfologi sederhana seperti lumut,
paku, dan paku ekor kuda mengandung senyawa flavonoid O-GIikosida,
flavonol, flavonon, Khalkon, dihidrokhalkon, C-Glikosida . Angiospermae
mengandung senyawa flavonoid kompleks yang lebih banyak.
SUMBER FLAVONOID
Flavonoid adalah pigmen tumbuhan yang paling
penting untuk warna bunga yang memproduksi
pigmentasi kuning atau merah/biru di kelopak
yang dirancang untuk menarik pollinator hewan.
Flavonoid dikeluarkan oleh akar tanaman dengan
bantuan host ”Rhizobia” dalam tahap infeksi
hubungan simbiotik dengan kacang-kacangan
seperti kacang polong, kacang, Semanggi, dan
kedelai
SUMBER FLAVONOID
Flavonoid (khususny catechin) adalah “kelompok yang
paling umum polyphenolic senyawa dalam makanan
manusia dan ubiquitously ditemukan pada tanaman”.
Flavonols, bioflavonoids asli seperti quercetin, yang juga
ditemukan ubiquitously, tetapi dalam jumlah yang lebih
rendah. Kedua set senyawa memiliki bukti modulasi
kesehatan efek pada hewan yang makan mereka.
SUMBER FLAVONOID
Flavonoid (flavonols dan flavanols) umumnya
dikenal dengan aktivitas antioksidan in vitro
pencegahan kanker dan penyakit kardiovaskular.
Flavonoid dapat berada di dalam buah-buahan atau
sayuran tertentu. Fungsinya adalah melindungi
dinding pembuluh darah, mengurangi risiko alergi,
menjaga kesehatan otak, hingga mencegah
beberapa penyakit kanker.
BIOAKTIVITAS FLAVONOID
Ekstraksi dan Metode Identifikasi Flavonoid
Ethanol and methanol terutama digunakan untuk
ekstraksi flavonoid.
Ekstrak spiritus diuapkan sampai mendapatkan fraksi air
kemudian dilusikan dengan air dan difraksi dengan
kloroform untuk memisahkan lipids dan lipoids
(chlorophylls, carotenoids, waxes, etc.).
Fraksi air yang telah murni difraksinasi kembali dengan
diethyl ether, ethyl acetate, propanol, butanol secara
bertahap untuk mendapatkan fraksi yang mengandung
aglycones, mono-, di-, triglycosides.
Identification
1. Cyanidin test
2. Test with boric and citric acids
3. An azo coupling
4. The reaction of alkali
5. Concentrated sulphuric acid test
6. The reaction with vanillin in concentrated
hedrochloric acid
7. The reaction of iron III chloride
8. The reaction of lead acetate
Compounds Cyanidin test КОН FeCl3 lead acetate
Flavanols Red-violet Yellow Brown Yellow residue
Flavonols Red Yellow Green Yellow residue
Flavones Orange Yellow Red-brown Yellow residue
Chalcones Yellow Yellow-orange
Brown Yellow residue
Aurones Yellow Orange-red Brown Yellow residue
Catechins Yellow Colorless,
changing to
red
From brown
to blue
Yellow residue
ANALISIS KUANTITATIF
Terdapat beberapa uji flavonoid yaitu :
1. Gravimetry
2. Titration
3. Fluorimetry
4. Polarography
5. Photocolorimetry, tapi metode yang paling banyak
digunakan adalah spectrometry.
Spektrometri berdasarkan reaksi dengan ion metal,
kopling azo, asam borat dengan determinasi lanjut
optical density di daerah panjang gelombang UV dan
visibel.
A. Blueberry
mengandung antioksidan tinggi yang melindungi
dinding pembuluh darah dan melindungi otak dari
Alzheimer. Di dalam blueberry juga ada senyawa
bernama D-mannose yang membantu mencegah
infeksi saluran kencing.
Selain itu, blueberry ampuh mengurangi inflamasi
pada perut dan sistem pencernaan.
CONTOH TANAMAN YANG MENGANDUNG FLAVONOID
B. Teh hijau
Senyawa utama di dalam teh hijau
khususnya adalah polyphenol yang
merupakan antioksidan pencegah
inflamasi dan kanker.
Sudah banyak pula penelitian yang
membahas kandungan dalam teh
hijau (kafein, theanine, dan catechin)
yang membantu peningkatkan sistem
metabolisme tubuh.
Cokelat kaya akan antioksidan yang
menyehatkan sistem kardiovaskular.
Misalnya menurunkan tekanan darah tinggi,
melancarkan sistem peredaran darah, dan
membuat trombosit bekerja dengan lebih baik.
Namun hanya cokelat hitam yang memiliki
khasiat flavonoid secara maksimal.
C. Coklat
D. Sayuran
Brokoli, kale, bawang bombai, paprika, dan
bayam.
Sayuran dan buah mentah setiap hari bisa
untuk untuk asupan flavonoid bagi tubuh.
Motherwort Herb – Leonuri herba, EP
Motherwort – Leonurus cardiaca L., Leonurus quinquelobatus
Mint family- Lamiaceae
Syn.: Throw-wort, Lion’s Ear, Lion’s Tail.
Kandungan :
Complex flavonoids, alkaloides (major is stachydrine),irydoides, tannins, terpenoids.
Major flavonoids – hyperoside, kaemferol-3-D-glucoside rutin, quercetin, isoquercetin, tannins and a small amount of essential oil.
The EP requires a minimum flavonoid content for the drug of 0,2 % expressed as hyperoside and assayed by adsorbance at 425 nm
Pharmacological activity: infusion and tincture as
sedative and hypotensive agent in cardiovascular
neurosis, the initial stages of hypertension,
cardiosclerosis, increased nervous excitability.
Dosage forms:
Infusion included
Mixture antiasthmatlca
Trascovi
Tincture included
CardioPhyt, Biovital,
Gerovital, Doppelherz#
Energotonic
Hawthorn Fruit – Crataegi Fructus
Hawthorn Flower – Crataegi Flores
Hawthorn –Crataegus sanguinea Pall.,
Family Rosaceae– Rosaceae.
Syn.: May, mayblossom, maythorn
Kandungan :
giperoside (0,7%), C-glycosides vitexin:, rutin,
dominate in the leaves.
The fruits contain epicatechin, oligomers
anthocyanidins, and also anthocyans, pectins,
ascorbic acid
Pharmacological activity : Galene drugs have cardiotonic, hypotensive, sedative and antispasmodic action, reduce the excitability of the central nervous system, have tonics effect on the heart muscle, enhanced blood circulation in coronary heart and cerebrovascular, eliminate tachycardia and arrhythmia
.
Dosage forms :
Liquid extract of the fruit
included to
“Саrdiovalenum”.
Liquid extracts from flowers
included to
CardioPhyt, Biovital,
Gerovital and Phytulventum
Water pepper Herb – Polygoni hydropiperis Herba ,
Water pepper – Polygonum hydropiper L.,
Family Polygonacea– Polygonaceae.
Syn.: Smartweed, Biting persicaria, Bity tongue, Pepper plant
Kandungan :
rutin, quercetin, hiperosed, cemppherol, tannins, vitamins K and C
Raw materials containing substances such as colored phagopirin causing phagopiryzm (sensitivity to light).
Pharmacological activity : hemostatic
Dosage forms: liquid extract
Redshank Herb – Polygoni persicariae herba
Redshank – Polygonum persicaria L.,
Family Polygonaceae. – Polygonaceae.
Syn.: Persicaria, Redleg, Lady’s-thumb, Adam’s plaster
Kandungan :
hiperosed, isoquercetin,, tetrametilquercetin. Herb containing vitamin K, tannin, flobafen –free galou acid,, essential oil, pectins.
Pharmacological activity : hemostatic, a slight laxativ effect.
Dosage forms: tea, extract
Black chokeberry fruit – Aroniae melanocarpae Fructus recentes
Black chokeberry – Aronia melanocarpa (Michx) Elliot
Rosaceae
Constituents. Cyanidin and it’s glycosides, phenolic acids, flavonoids- rutin, quercetin, gesperidin; pectines; ascorbic acid; big amount of iodine (5-6 mcg/100g), Folic acid, riboflavin, tocopherol, carotinoids; lipids, wax, paraffin.
Uses. Fresh fruits and juice are used for prevention of vitamin P insufficiency, they are useful for those with hypertension. Lipophilic substances are the part of Aromelin which has restorative action.
Pagoda tree buds – Sophorae japonicae Alabastrae
Pagoda tree fruit – Sophorae japonicae Fructus
Pagoda tree – Sophora japonica
Syn.: Chinese Scholar, Japanese pagoda tree.
Fabaceae
Constituents. Up to 20% of rutin.
Uses. As the main constituent is
rutin the plant is used in the
treatment of circulatory diseases
(Ascorutin, Vikalin, Rutes). Tincture
has antiseptic properties.
Lemon peel – Citri Exocarpium
Lemon - Citrus limon
Rutaceae
Constituents: flavonoids, especially
neohesperidosides and rutinosides of
hesperetin and naringenin (rutin, eriocitrin,
neohesperidin, hesperidin) along with many
other flavonoids (44 flavone glycoside were
detected); essential oil (+ limonene as the
principle component, citral – determine the
odour); carotenoids, citric acid and many
other plant acids, coumarin derivatives,
pectins.
Uses. It’s used chiefly as an aromatic and stomachic. The efficacy
of lemon flavonoids in treating varicose veins is related to their ability to
reduce capillary fragility, increase integrity of the venous wall and
increase the muscular tone of the vein.
The raw material and its extracts are used to treat diseases of the blood
vessels and lymph system, including haemorrhoids, chronic venous
insufficiency, leg ulcers, nosebleeds.
Tea leaf – Theae folia
Tea – Thea sinensis (syn. Camellia sinensis) (L.)
Theaceae
Constituents: abundant flavonoids, including the
apigenin derivatives isoschaftoside and vicetin-3,
catechols, leucoanthicyanidins, theaflavins,
condensed tannins (10-20 %), 4-gallocatechol,
phenolic carboxilic acids (gallic, chlorogenic);
methylxanthines (caffeine, theobromine,
theophylline, adenine, xanthine); the flavour and
aroma substances, some of which arise during the
fermentation stage (hex-3-en-1-ol, benzyl
alcohol, linalool in black tea and geraniol in grean
tea); triterpenoid saponins.
Uses. Owing to its caffeine
content, tea serves as a
stimulant, and because of its
tannin content it can be used an
anthidiarrhoeic. Polyphenols
have P-vitamin and the
antioxidant activity. Strong tea is
given in poisonings caused by
central nervous system
inhibitors, alcohol, heavy
metals.
Tea leaf – Theae folia
Tea – Thea sinensis (syn. Camellia sinensis) (L.)
Theaceae
Antosianin merupakan turunan suatu struktur aromatik
tunggal, yaitu sianidin, dan semuanya terbentuk dari
pigmen sianidin ini dengan penambahan atau
pengurangan gugus hidroksil atau dengan metilasi.
Antosianin harus diekstraksi dari tumbuhan dengan
pelarut yang mengandung asam asetat atau asam
hidroklorida (misalnya metanol yang mengandung HCl
pekat 1%) dan larutannya harus disimpan di tempat
gelap serta sebaiknya didinginkan.
Antosianidin ialah aglikon antosianin yang terbentuk bila
antosianin dihidrolisis dengan asam.
Antosianidin terdapat enam jenis secara umum, yaitu :
sianidin, pelargonidin, peonidin, petunidin, malvidin dan
delfinidin.
ANTOSIANIN
Antosianidin adalah senyawa flavonoid secara struktur
termasuk kelompok flavon.
Glikosida antosianidin dikenal sebagai antosianin. Nama
ini berasal dari bahasa Yunani antho-, bunga dan
kyanos-, biru. Senyawa ini tergolong pigmen dan
pembentuk warna pada tanaman yang ditentukan oleh
pH dari lingkungannya. Senyawa paling umum adalah
antosianidin, sianidin yang terjadi dalam sekitar 80
persen dari pigmen daun tumbuhan, 69 persen dari
buah-buahan dan 50 persen dari bunga.
ANTOSIANIN
Kebanyakan warna bunga merah dan biru disebabkan antosianin. Warna tertentu yang diberikan oleh suatu antosianin, sebagian bergantung pada pH bunga.
Warna biru bunga cornflower dan warna merah bunga mawar disebabkan oleh antosianin yang sama, yakni sianin.
Dalam sekuntum mawar merah, sianin berada dalam bentuk fenol. Dalam cornflower biru, sianin berada dalam bentuk anionnya, dengan hilangnya sebuah proton dari salah satu gugus fenolnya.
Dalam hal ini, sianin serupa dengan indikator asam-basa. Istilah garam flavilium berasal dari nama untuk flavon, yang merupakan senyawa tidak berwarna. Adisi gugus hidroksil menghasilkan flavonol, yang berwarna kuning.
ANTOSIANIN
Antosianin atau flavonoid yang kepolarannya rendah,
daun segar atau daun bunga jangan dikeringkan tetapi
harus digerus dengan MeOH.
Ekstraksi hampir segera terjadi seperti terbukti dari
warna larutan. Flavonoid yang kepolarannya rendah
dan yang kadang-kadang terdapat pada bagian luar
tumbuhan, paling baik diisolasi hanya dengan
merendam bahan tumbuhan segar dalam heksana
atau eter selama beberapa menit.
IDENTIFIKASI ANTOSIANIN
Tidak tahan pemanasan. Jika suhu tinggi, kestabilan dan ketahanan
zat warna antosianin akan berubah dan mengakibatkan kerusakan.
pH jika suasana asam akan berwarna merah dan suasana basa
berwarna biru. Antosianin lebih stabil dalam suasana asam
daripada dalam suasana alkalis ataupun netral.
Tidak stabil dengan adanya oksigen dan asam askorbat. Asam
askorbat kadang melindungi antosianin tetapi ketika antosianin
menyerap oksigen, asam askorbat akan menghalangi terjadinya
oksidasi. Pada kasus lain, jika enzim menyerang asam askorbat
yang akan menghasilkan hydrogen peroksida yang mengoksidasi
sehingga antosianin mengalami perubahan warna.
Warna pigmen antosianin merah, biru, violet, dan biasanya dijumpai
pada bunga, buah-buahan dan sayur-sayuran.
STABILITAS ANTOSIANIN
Anthocyanidins
Name
Pelargonidin
Cyanidin
Delfinidin
Flavanones
Name
Liquiritigenin
Nanringenin
Eriodictyol
Hesperetin
Flavones
Name
Apigenin
Luteolin
Aquacetin
Diosmetin
Flavonols
Kaemferol
Quercetin
Myricetin
Rhamnetin
Isorhamnetin
Name
Name
Chalcones
Butein
Isoliquiritigenin