sepintas perencanaan tata guna lahan desa rogodadi …
TRANSCRIPT
SEPINTAS PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN
DESA ROGODADI
DALAM MENYOSONG DESA WISATA
A. LATAR BELAKANG
Potensi Wisata
Setiap lokasi memiliki keunikan yang disebabkan oleh proses
alami atau tindakan manusia. Begitu juga setiap objek wisata
alam yang juga memiliki kekhasan unsur alam (site attraction).
Wisatawan melakukan kegiatan wisata alam yang berada di
daerah pedesaan dengan motivasi salah satunya adalah tertarik
dengan objek keajaiban alam, seperti halnya Kabupaten
Kebumen yang memiliki banyak potensi wisata alam seperti
pantai, goa, waduk, Pemandian Air Panas Krakal, Pantai
Petanahan, Pantai Suwuk, Pantai Karangbolong, Pantai
Logending, Goa Petruk, Goa Jatijajar, Waduk Sempor, Waduk
Wadaslintang, dan lain-lain.
Desa Rogodadi juga memiliki potensi wisata sendiri, yaitu
Goa Simbar & Sendang Pelus. Goa Simbar memiliki keunikan
yang terletak di balik lipatan kawasan pegunungan yang
menarik dikunjungi wisatawan yang gemar tantangan alam.
Goa Simbar belum banyak dikenal orang bahkan masih tampak
alami. Di kedalaman sekitar tujuh meter dari mulut goa,
pengunjung dibuat terkagum-kagum dengan pemandangan
stalagtit dan stalagmit yang menempel hampir di seluruh
dinding goa. Terdapat sebuah pilar besar yang terus tumbuh di
dalam goa. Garis tengahnya sekitar satu meter seolah sebagai
penahan atas goa.
Sendang Pelus merupakan salah satu potensi alam yang
yang ada di Desa Rogodadi. Mata air ini tidak pernah surut
meskipun musim kemarau panjang tiba. Keunikan lain yang ada
di Mata Air Sendang Pelus ini adalah adanya hewan pelus yang
dapat keluar dari lubang apabila diberi makan telur goreng.
Hewan yang menyerupai belut dengan ukuran besar ini
dikeramatkan. Setiap satu tahun sekali setelah panen musim
kemarau, Mata Air Sendang Pelus dibersihkan/dikuras dan
digunakan sebagai tempat pertama pelaksanaan acara Merdi
Desa Rogodadi atau isitilahnya sebagai tempat penghormatan
kepada leluhur.
Pariwasata Berkelanjutan
Potensi pariwisata sangat erat kaitannya dengan ekonomi
yang bisa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada
kawasan dimana pariwisata itu dikembangkan. Pelestarian nilai
budaya dan alam juga menjadi hal penting untuk mencegah
kerusakan nilai budaya dan alam sekitar di masa yang akan
datang.
Jadi, pengembangan pariwisata yang bertujuan
mensejahterakan kehidupan masyarakat lokal harus tetap
memperhatikan kelestarian budaya dan alam atau pariwisata
berkelanjutan (sustainable tourism).
Salah satu bentuk pariwisata berkelanjutan itu adalah
konsep desa wisata, yaitu konsep pariwisata yang terbukti
berpihak pada masyarakat lokal. Dalam perancangan desa
wisata perlu menghadirkan nilai lokalitas kawasan seperti aspek
sosial budaya masyarakatnya dalam desain kawasan sebagai
usaha dalam menunjukkan identitas masyarakat setempat
sebagai bagian dari objek yang dapat dinikmati oleh wisatawan.
Perkembangan pariwisata yang cenderung mengarah ke
wisata massal bisa menimbulkan beragam dampak negatif yang
tidak disadari, yaitu degradasi bahkan destruksi lingkungan,
baik lingkungan alam maupun lingkungan budaya dan sosial.
Oleh sebab itu, agar pariwisata di Desa Rogodadi tetap memliki
potensi desa yang berkelanjutan dan tetap mendapatkan jumlah
kunjungan wisatawan yang datang, upaya pemeliharaan,
pengembangan dan pengelolaan pada obyek wisata yang baik
dan profesional.
Tata Guna Lahan Desa Wisata
Salah satu cara untuk tetap menjaga keberlanjutan potensi
wisata Desa Rogodadi adalah dengan membagi penataan
kawasan/zonasi tata guna lahan Desa Rogodadi sesuai
kesesuaian lahannya. Penataan ruang merupakan alat untuk
mencapai tujuan. Penataan ruang harus merupakan aktivitas
yang terus menerus dilakukan untuk mengarahkan masyarakat
suatu wilayah untuk mencapai tujuan-tujuan pokoknya,
sehingga hasilnya bisa dijadikan sebagai dasar dalam
perumusan kebijakan manajemen lanskap Desa Rogodadi serta
dapat digunakan sebagai acuan dalam kegiatan perencanaan
dan penataan kawasan tersebut.
Pembagian fungsi didasarkan pada potensi kawasan
existing/terkini atau berupa aktivitas masyarakat yang sudah ada
beserta kondisi alam yang menjadi objek menarik bagi
wisatawan. Peningkatan nilai kawasan dilakukan sebagai upaya
mengembangkan lahan-lahan yang sebelumnya belum memiliki
nilai, namun dengan adanya pengaturan konsep tata guna lahan,
maka nilai kawasan lahan tersebut menjadi meningkat.
B. KONSEP TATA GUNA LAHAN DESA ROGODADI
Konsep tata guna lahan untuk pariwisata berkelanjutan
berdasarkan tiga elemen, yaitu:
1. pembatasan zona,
2. pembagian fungsi,
3. peningkatan nilai kawasan.
Pembagian kawasan tata guna lahan tersebut dilakukan untuk
membatasi kawasan yang perlu dikonservasi dengan kawasan
yang menjadi pengembangan kegiatan pariwisata agar tidak
terjadi konflik kepentingan antara aspek konservasi dengan
aspek pariwisata. Adapun pembagian perencanaan tata guna
lahan Desa Rogodadai secara umum melalui identifikasi
kondisi exsisting sebagai berikut:
Hutan Produksi
Area ini lah di mana Desa Rogodadi memiliki potensi wisatanya,
yaitu Gua Simbar, Sendang Pelus, dan Gardu Pandang. Area ini
terletak disekitar perbukitan yang menampilkan pemandangan
yang indah. Berdasarkan penuturan dari perangkat Desa
Rogodadi, Gua Simbar masih belum terkelola dengan baik,
sehingga kealamiannya dapat dikatakan masih baik pula,
sedangkan untuk Sendang Pelus sudah cukup terkelola dengan
baik. Pada ketiga area tersebut bisa mendatangkan arus
wisatawan yang datang dengan sesedikit mungkin mendirikan
bangunan permanen dan mempermudah jalur tracking
(khususnya untuk Gua Simbar & Gardu Pandang). Bangunan
dapat dilengkapi dengan pelayanan makanan/minuman kecil
(seperti wedang uwuh, mendoan, ketupat) atau membuka
wahana out bond. Namun, tantangan yang lebih serius dari
ekowisata pada area ini khususnya ekowisata yang lokasinya
berstatus hutan lindung, adalah mempertahankan daya dukung
lingkungan agar tidak rusak. Karena bagaimanapun interaksi
lingkungan dengan masyarakat di luar lingkungan itu
(wisatawan luar) pasti menimbulkan dampak. Pengembangan
ekowisata akan berhasil jika seluruh pihak terkait
berpedoman pada tiga hal yaitu: area alami harus sesedikit
mungkin mengalami sentuhan ‘pembangunan’, sebaliknya
perlu dikembangkan sesuatu yang alami dan khas daerah
setempat. Kawasan hutan produksi ini juga harus dijaga juga
dengan semaksimal mungkin seperti penjelasan pada kawasan
karst di bawah ini.
Kawasan Karst
Di area karst ini terdapat beberapa lokasi penggalian
batugamping. Namun, mengingat kawasan ini merupakan
daerah resapan penting untuk menambah luas sistem
penyimpan air, kegiatan penggalian dikhawatirkan akan
mengurangi fungsi resapan permukaan batuan, sehingga
kawasan ini ditetapkan sebagai kawasan lindung. Karena karst
akan habis dalam kurun waktu tertentu jika penambangan tidak
dihentikan dan cadangan sumber dayanya sudah habis atau
tidak ekonomis lagi untuk kegiatan penambangan maupun
ekowisata.
Kawasan yang berfungsi sebagai pengimbuh air bawah tanah
berupa daerah tangkapan air hujan yang mempengaruhi naik
turunnya permukaan air bawah tanah kawasan karst sehingga
secara umum masih mendukung fungsi hidrologi kawasan kars
Mengingat area ini merupakan kawasan lindung sebaiknya:
➢ Tidak memperpanjang izin usaha penggalian dan
pembakaran kapur, sesuai dengan tata ruang dan tata guna
lahan yang ada.
➢ Mengalihkan kegiatan usaha masyarakat penggali dan
pembakar kapur ke kegiatan lain yang sifatnya tidak
merusak alam, misalnya usaha pada sektor wisata dan
pertanian, seperti kacang tanah dan ketela pohon.
➢ Mengubah kawasan hutan produksi menjadi hutan
konservasi, yang hasilnya akan dinikmati oleh banyak
pihak (pariwisata, sumberdaya air, lingkungan hidup,
perikanan, pertanian).
Untuk area bekas tambang sebaiknya dilakukan reklamsi untuk
mengalihfungsikan lahan bekas penambangan sesudah tidak
aktif menjadi fungsi lain, yaitu dengan memberikan tanah pucuk
di sekitar area galian dan melakukan penanaman vegetasi atau
penghijauan juga dilakukan untuk mengurangi erosi tanah
dengan tanaman keras seperti jati, mahoni atau akasia.
Pemberian stimulus juga dilakukan guna berkembangnya
vegetasi (pupuk kompos, pupuk organik yang ramah
lingkungan.
Area bekas tambang Rogoadadi sudah memiliki kolam resapan
yang terbentuk dari bekas tambang itu sendiri, sehingga proses
untuk rehabilitasi berupa pengairan dan daerah tumbuhan
rerumputan hijau akan menjadi lebih mudah. Agar proses
penghijauan dapat berjalan lebih teratur, Pemerintah Desa
Rogodadi dapat secara langsung berkoordinasi dengan
Pemerintah Kabupaten Kebumen.
Gardu pandang dapat dibangun pada kawasan karst yang mana
dan kawasan hutan produksi karena kedua kawasan tersebut
memiliki bentuk topografi berupa perbukitan yang akan
menyuguhkan pemandangan dari atas bukit, sehingga bisa
menghasilkan daya tarik pariwisata.
Pertanian
Penggunaan tanah pertanian/persawahan ini memiliki nilai
ekonomis karena berpengaruh pada kehidupan warga sebagai
sumber mata pencaharian di kawasan ini. Kawasan ini
memerlukan pengaturan tata guna lahan yang terencana agar
mampu mengangkat nilai tanah serta nilai ekonomis. Salah satu
caranya adalah area persawahan di kawasan ini dapat dijadikan
wisata persawahan, sehingga menambah daya tarik kawasan ini
sebagai kawasan ekowisata. Kawasan pariwisata tersebut juga
dilengkapi dengan tempat yang menyediakan makanan
dan/atau minuman yang dapat pula diintegrasikan dengan zona
perkebunan yang akan menambah daya tarik kawasan Desa
Rogodadi sebagai tujuan wisata
Kawasan pertanian ini juga dapat dialihfungsikan pula menjadi
kawasan peternakan (seperti ayam, itik) juga harus
direncanakan dengan lebih tertata agar tidak berpengaruh pada
kesehatan dan kualitas fisik, seperti dampak aroma yang tidak
sedap.
Pemukiman
Adapun penggunaan tanah eksisting didominasi oleh
permukiman dan fasilitas umum. Banyak fasilitas umum dan
pendukung dibangun pada kawasan ini seperti Puskesmas,
tempat ibadah, sekolah, pasar serta kantor-kantor administrasi
pemerintahan. Penggunaan tanah di area permukiman yang
masih kosong atau pengalihan sebagian luas tanah sebuah
rumah berpotensi menjadi fungsi komersial untuk membuka
pelayanan umum karena mempunyai potensi nilai tanah yang
tinggi, seperti homestay, rumah makan, kafe, atau kebun/taman.
Kebun tersebut cukup menarik untuk dikembangkan karena
Desa Rogodadi yang terletak diperbukitan karst yang
menambah daya pikat tersendiri. Penyediaan jasa tersebut
sangat potensial untuk mendatangkan pendapatan tanpa
menghabiskan waktu dan kerja keras. Ditambah lagi dengan
Desa Rogodadi terletak di antara kawasan pariwisata dan
kawasan pantai selatan yang memiliki banyak sekali potensi
pariwisata yang akan mengundang banyak wisatawan seperti,
Gua Simbar, Sendang Pelus, Gua Jatijajar, Pantai Petanahan,
Pantai Suwuk, Pantai Karangbolong, Pantai Logending, Gua
Petruk, Waduk Sempor, Waduk Wadaslintang, dan lain-lain.
Lahan Kosong di antara kawasan pemukiman dapat digunakan
sebagai lahan untuk peternakan perikanan karena terutama
pada area yang dekat dengan Sungai Jatinegara yang dapat
diteruskan pengairannya kepada warga yang berminat untuk
beternak ikan.
Sungai
Peternakan ikan juga bisa dilakukan secara langsung melalui
keramba di Sungai Jatinegara.
Hasil peternakan tersebut dapat menyokong kebutuhan rumah
makan seperti yang telah disebutkan.
Namun, perlu diingat pula bahwa sisa pakan akan menjadi
sumber limbah tama bahan organik dan nutrien ke lingkungan
perairan. Limbah tersebut dapat menyebabkan hipernutrifikasi
yang diikuti oleh perubahan ekologi fitoplankton, peningkatan
sedimentasi, siltasi, hipoksia, perubahan produktivitas. Jika
tetap dibiarkan maka ekosistem perairan akan rusak. Bila beban
pencemaran semakin tinggi karena jumlah pengusaha yang
semakin banyak dan tidak terkendali, maka akibatnya akan
dirasakan oleh semua pihak termasuk pengusaha keramba itu
sendiri. Bila sungai sudah tercemar maka biaya produksi pasti
menjadi tinggi untuk mengolah air baku. Maka kepentingan
untuk menjaga dan mengendalikan beban pencemaran ke
sungai juga demi kepentingan pengusaha keramba. Ini
merupakan efek balik yang langsung dirasakan oleh pengusaha
keramba.
C. PENUTUP
Perencanan partisipasi masyarakat dilakukan dengan: (1)
program pelaksanaan ekowisata dengan masyarakat
(keterlibatan awal), yaitu dengan mendiskusikan kajian
kawasan karst pada masyarakat, memperkirakan bagaimana
masyarakat akan merespon kegiatan ekowisata, menentukan
stakeholder yang mampu memantau proses kegiatan ekowisata.
(2) perencanaan awal: menggambarkan tujuan dari kegiatan
ekowisata yang akan dicanangkan kepada masyarakat. (3)
program pengembangan partisipasi masyarakat: program
pengembangan partisipasi dengan pelatihan dan penyuluhan.
(4) program implementasi: sosialisasi program dan kegiatan
ekowisata secara rinci. (5) Review Setelah keterlibatan
masyarakat: mengembangakan kebijakan sesuai dengan
pendapat masyarakat bagaimana jalannya pelaksanaan
ekowisata
Untuk meningkatkan dan memperluas kegiatan usaha-usaha
berbasis komunitas yang nantinya diharapkan dapat memicu
peningkatan kesejahteraan berbasis pada swadaya serta
kekuatan ekonomi yang membantu proses peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Melalui community enterprises dapat
berperan dalam upaya mengembangkan potensi dan
kemampuan sesuai dengan pengetahuan yang telah
berkembang dalam masyarakat sehingga dapat merangsang
tumbuhnya kepercayaan, kemandirian dan kerja sama antar
masyarakat, serta membantu mengembangkan potensi lokal dan
juga meningkatkan keterampilan sumber daya manusia.
Diharapkan muncul dan terciptanya peluang kerja di Desa
Rogodadi sehingga dapat memperkuat basis ekonomi pedesaan
dan mampu mengurangi kesenjangan ekonomi.
Dengan booklet yang singkat ini, diharapakan dapat memberikan
sedikit pengetahuan baru kepada masyarakat Desa Rogodadi
akan pentingnya penataan tata guna lahan dalam merintis desa
wisata yang berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi, A. (2010, October). Pengelolaan Kawasan Karst dan
Peranannya dalam Siklus Karbon di Indonesia. Makalah
dalam Seminar Nasional Perubahan Iklim di Indonesia (Vol.
13).
Ginting, N., & Lubis, H. (2020). Perencanaan Tata Guna Lahan
Dalam Mendukung Pengembangan Desa Wisata Tongging
yang Berkelanjutan. In Talenta Conference Series: Energy
and Engineering (EE) (Vol. 3, No. 1).
Harianja, R. S. M., Anita, S., & Mubarak, M. Analisis Beban
Pencemaran Keramba Udang di Sekitar Sungai Kembung
Kecamatan Bantan Bengkalis. Dinamika Lingkungan
Indonesia, 5(1), 12-19.
Pawa, J. P., Nurisjah, S., & Adiwibowo, S. (2014). Rencana
Penataan Lanskap Desa Wisata Secara Partisipatif di Ensaid
Panjang Sintang Kalimantan Barat. Jurnal Lanskap
Indonesia, 6(1), 17-23.
Restuti, R. C. (2008). Tingkat Daya Tarik Objek Wisata Alam di
Kabupaten Kebumen. Departemen Geografi: Universitas
Negeri Semaran. Skripsi.
Wardhana, A. T., Syahid, A., Rizalzi, D., Kartiko, F. R., Lestari, I.,
Grasella, L., Nurul, R., V Kastera, V., & Sari, A. S. (2020).
Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang PT. Polowijo Gosari
sebagai Geo Wisata Karst Kab. Gresik, provinsi jawa timur.
In Prosiding Seminar Teknologi Kebumian dan Kelautan
2(1), 239-245.
e
!'
!'
Pakuran
Geblug
Buayan
Sidomukti
RangkahWonodadi
Tambaksari
Gua Simbar
Sendang Pelus
Bekas Tambang
K
HP
PL-2
PL-1
R
R
Sung
ai Ja
tineg
ara
109°29'30"E
109°29'30"E
109°29'15"E
109°29'15"E
109°29'0"E
109°29'0"E
109°28'45"E
109°28'45"E
109°28'30"E
109°28'30"E
109°28'15"E
109°28'15"E
109°28'0"E
109°28'0"E
7°41'1
5"S
7°41'1
5"S
7°41'3
0"S
7°41'3
0"S
7°41'4
5"S
7°41'4
5"S
7°42'0
"S
7°42'0
"S
7°42'1
5"S
7°42'1
5"S
7°42'3
0"S
7°42'3
0"S
331000,000000
331000,000000
331500,000000
331500,000000
332000,000000
332000,000000
332500,000000
332500,000000
333000,000000
333000,000000
333500,000000
333500,000000
9148
000,00
0000
9148
000,00
0000
9148
500,00
0000
9148
500,00
0000
9149
000,00
0000
9149
000,00
0000
9149
500,00
0000
9149
500,00
0000
9150
000,00
0000
9150
000,00
0000
PETA RENCANA TATA GUNA LAHANDESA ROGODADI
ProyeksiSistem gridDatum
: Transverse Mercator: Grid Geografi & Universal Transver Mercator: WGS 84 Zona 49S
Inset Peta
Legenda
Kawasan Karst
Kawasan Budidaya!' Obyek Wisata Alame Obyek Wisata Buatan
Kantor Desa
Kawasan Suaka Alam & Budaya
Sumber Data1. Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Kebumen Tahun 2011-20312. Digitasi On-Screen Citra Google Earth Pro3. Peta Rupa Bumi Indonesia
PertanianHutan Produksi
Permukiman
KKN-PPM 2021 UNIVERSITAS GADJAH MADA UNIT JT-040
DESA ROGODADIKECAMATAN BUAYAN
KABUPATEN KEBUMENJAWA TENGAH
SKALA 1:5.000
Batas DesaJalan KolektorJalan LokalJembatanSungai