skripsi oleh : edi syahputra npm. 07c10404026repository.utu.ac.id/295/1/bab i_v.pdf · latar...

49
EFEKTIVITAS PROGRAM PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN DI WILAYAH KERJA BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (WKBPP) KECAMATAN BEUTONG KABUPATEN NAGAN RAYA SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH 2014

Upload: others

Post on 01-Nov-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

EFEKTIVITAS PROGRAM PENYULUH PERTANIAN

LAPANGAN DI WILAYAH KERJA BALAI PENYULUHAN

PERTANIAN (WKBPP) KECAMATAN BEUTONG KABUPATEN

NAGAN RAYA

SKRIPSI

Oleh :

EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH

2014

Page 2: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena dengan semakin

bertambahnya penduduk Indonesia maka akan semakin meningkat pula kebutuhan

akan pangan. Sehingga sektor pertanian melakukan usaha-usaha untuk

meningkatkan produksi pangan dengan jalan intensifikasi, deversifikasi dan

ekstensifikasi. Dalam pelaksanaannya petani memegang peran penting agar

pembangunan pertanian lebih cepat berhasil, maka dari itu penyuluh pertanian

sangat penting untuk mendorong dan menggerakkan petani-petani untuk

melakukan usahataninya agar lebih efektif dan efisien. Penyuluh pertanian

merupakan ujung tombak dari semua kegiatan penyuluhan.

Dengan penyuluhan yang baik dan mudah dipahami oleh petani maka

transformasi ilmu yang diberikan dapat diterapkan oleh petani dalam

usahataninya. Tapi kenyataannya, penyuluh pertanian kurang diperhatikan

keberadaannya di daerah daerah pedesaan.

Hal ini dapat dilihat dengan semakin menurunnya produksi pertanian dan

beralihnya penduduk pedesaan dari bertani ke sektor industri juga kurangnya

perhatian pemerintah terhadap sektor pertanian. Sehingga kesejahteraan petani

kurang diperhatikan. Pemerintah Kabinet Indonesia Bersatu menetapkan Pepres

No. 7/2005. Tentang RPJMN 2008 – 20011 sebagai Komite Politik Pembangunan

Jangka Menengah dimana pada bab 19 terdapat Revitalisasi Pertanian.

Revitalisasi pertanian dalam arti luas dilakukan untuk mendukung pencapaian

1

Page 3: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

2

sasaran penciptaan lapangan kerja terutama di pedesaan dan mendukung

pertumbuhan ekonomi nasional.

Penyuluhan merupakan bagian dari upaya untuk mencerdaskan kehidupan

bangsa dan memajukan kesejahteraan umum yang secara inheren didalamnya

terkandung maksud untuk memenuhi hak azasi setiap warga negara. Dalam ruang

lingkup pembangunan pertanian, peranan penyuluhan mempunyai posisi yang

penting. System penyuluhan merupakan suatu keharusan untuk memenuhi

kebutuhan pangan, papan dan sandang serta bahan baku industri. Memperluas

lapangan kerja dan usaha, serta bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

rakyat khususnya petani. Dengan pelaksanaan system penyuluhan yang baik,

terpola, tersusun, dan tepat, serta akurat, diharapkan dapat memberikan kontribusi

yang produktif berupa peningkatan indikator – indikator dalam sektor pertanian

pada umumnya, dan sub sektor pertanian tanaman pangan, hortikulutra,

perikanan/peternakan dan kehutanan, pada khususnya.

Balai penyuluh pertanian (BPP) yang melaksanakan Program penyuluhan

pertanian kususnya tanaman padi sawah, Berdasarkan survei awal BPP telah

Melaksanakan beberapa program penyuluhan kepada petani , dengan banyaknya

program yang telah dilaksanakan, Oleh karena itu peneliti tertarik memilih judul

Analisis Efektifitas Program Penyuluhan Pertanian Di Balai Penyuluh Pertanian

(BPP) Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya, menjelaskan beberapa hasil

kinerja yang telah dicapai oleh BPP Kecamatan Beutong Khususnya.

Page 4: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

3

1.2. Rumusan Masalah

Peneliti perlu melakukan evaluasi apakah program Penyuluhan pertanian

yang telah berjalan, efektif dalam mencapai tujuan dalam program tersebut atau

tidak. Peneliti juga ingin mengetahui bagaimana perilaku Petani yang menjadi

binaan BPP terhadap program penyuluhan yang dijalankan BPP. Oleh karena itu,

perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana efektivitas Program Penyuluhan Pertanian pada BPP

berdasarkan ketercapaian tujuan program, realisasi program, serta

kesesuaian program dengan harapan Petani binaan Kecamatan Beutong ?

2. Bagaimana karakteristik petani binaan dalam program penyuluhan

pertanian di kecamatan beutong ?

3. Apakah karakteristik Petani Binaan BPP ada hubungannya dengan

efektivitas program Program Penyuluhan ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah,

1. Mengetahui karakteristik umum Petani Binaan dalam Program

Penyuluhan Peratanian BPP Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya.

2. Menganalisis efektivitas Program Penyuluhan Pertanian pada Petani

Binaan di Kecamatan Beutong.

3. Menganalisis hubungan karakteristik Petani binaan dengan efektivitas

Program Penyuluhan Pertanian.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ii adalah,

Page 5: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

4

1. Bagi peneliti, sebagai tugas akhir dan salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian Universitas

Teuku Umar.

2. Bagi BPP, bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan

program penyuluhan Pertanian Lapangan agar dapat mencapai tujuan

Program penyuluhan Pertanian.

3. Bagi pihak akademis dan petani sebagai informasi dan dapat membantu

peneliti lain yang terkait serta menambah wawasan.

1.5. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

H0 : Tidak ada hubungan yang nyata antara dua variabel

H1 : Terdapat hubungan yang nyata antara dua variabel

Taraf kepercayaan yang digunakan dalam uji signifikansi adalah 5%. Sedangkan

yang menjadi dasar pengambilan keputusan signifikan atau tidaknya hubungan

kedua variabel adalah:

Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima

Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak

Page 6: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Evaluasi Efektivitas Program

Weiss (1972) menyatakan bahwa evaluasi merupakan kata yang elastis

yang mewakili penilaian terhadap banyak hal. Program sosial dirancang untuk

mengembangkan banyak orang. Program bisa memberikan perubahan pada

pengetahuan, sikap, nilai, dan perilaku individu. Dengan kriteria tertentu,

penelitian mengenai evaluasi program akan menggambarkan kesimpulan

mengenai keefektifan, manfaat, dan kesuksesan program yang diteliti. Untuk

mengukur efektivitas suatu program, pengukuran dilakukan berdasarkan

kesesuaian efek program dengan tujuan dari program tersebut. Weiss (1972) telah

mengidentifikasikan beberapa jenis manfaat evaluasi keberhasilan program dalam

pembuatan keputusan, diantaranya :

1. Untuk melanjutkan atau menghentikan program (continue or discontinue)

2. Untuk pengembangan prosedur dan pelaksanaan (to improve)

3. Untuk menambah atau mengurangi strategi dan teknik program spesifik

(add or drop)

4. Untuk memulai program serupa di lain tempat (to institute)

5. Untuk mengalokasikan sumberdaya di antara program tandingan (to

allocate)

6. Untuk menerima atau menolak pendekatan program atau teori (accept or

reject)

Dalam evaluasi efektivitas program, yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Temukan tujuan program

5

Page 7: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

6

2. Ubah tujuan program ke dalam bentuk indikator yang dapat diukur pada

ketercapaian tujuan

3. Kumpulkan data mengenai indikator pada partisipan atau peserta program

4. Bandingkan data dari peserta program dengan kriteria tujuan. Variabel

input penelitian terdiri dari tujuan, prinsip, metode, peserta, lamanya

berpartisipasi, lokasi, dan manajemen. Karakteristik partisipan juga dapat

diklasifikasikan sebagai variabel input. Karakteristik peserta itu

diantaranya seperti, usia, jenis kelamin, status ekonomi, sikap, motivasi

menjadi partisipan, harapan terhadap program, dan lain- lain. Variabel

operasional yang merupakan program itu sendiri

2.2. Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan dalam arti umum merupakan suatu ilmu sosial yang

mempelajari sistem dan proses perubahan pada individu dan masyarakat agar

dengan terwujudnya perubahan tersebut dapat tercapai apa yang diharapkan sesuai

dengan pola atau rencananya. Menurut Samsudin (1980 ) penyuluhan pertanian

adalah suatu pendidikan yang bersifat non formal atau sistem persekolahan yang

biasa dimana orang ditunjukkan cara-cara mencapai sesuatu dengan memuaskan

sambil orang itu mengerjakan sendiri jadi belajar dengan mengerjakan sendiri.

Pada saat ini keadaan penyuluh pertanian sangat diperlukan sekali

keberadaannya. Untuk kondisi ideal atau yang sesuai penyuluh pertanian adalah:

(a) Terselenggarannya penyuluh pertanian sesuai dengan undang-undang dan

peraturan pelaksananya.

Page 8: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

7

(b) Terbentuknya kelembagaan penyuluh pertanian dari pusat sampai daerah

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(c) Terpenuhinya kebutuhan tenaga penyuluh pertanian yang profesional dari

pusat sampai daerah.

(d) Meningkatnya kemandirian dan keswadayaan petani dan keluarganya.

(e) Tercapainya ketahanan pangan, nilai tambah, daya saing dan peningkatan

pendapatan serta kesejahteraan petani.

Penyuluhan pertanian di Indonesia telah mempunyai sejarah yang cukup

panjang, yang dimulai sejak awal abad 20 di masa penjajahan. Penyuluhan

bermula dari adanya kebutuhan untuk meningkatkan hasil pertanian, baik untuk

kepentingan penjajah maupun untuk mencukupi kebutuhan pribumi. Penyuluhan

dilandadi pula oleh kenyataan adanya kesenjangan yang cukup jauh antara

praktek-praktek yang dilakukan para petani di satu pihak dan adanya teknolog-

teknologi yang lebih maju dilain pihak. Kebutuhan peningkatan produksi

pertanian diperhitungkan akan dapat dipenuhi seandainya teknologi-teknologi

maju yang ditemukan oleh para ahli dapat dipraktekkan oleh para petani sebagai

produsen primer (Margono. S, 2003).

2.3. Peran Penyuluhan Pertanian

Penyuluh menurut Roger (1983) diartikan sebagai seorang yang atas nama

pemerintah atau lembaga penyuluhan berkewajiban untuk mempengaruhi proses

pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran penyuluhan untuk

mengadopsi inovasi. Peran penyuluh hanya dibatasi pada kewajibannya untuk

menyampaikan inovasi dan mempengaruhi sasaran penyuluhan melalui metoda

Page 9: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

8

dan teknik-teknik tertentu sampai mereka (sasaran penyuluhan) itu dengan

kesadaran dan kemampuannya sendiri mengadopsi inovasi yang disampaikan.

Peran penyuluh menurut Mosher (1968) mengungkapkan bahwa setiap penyuluh

pertanian harus mampu melaksanakan peran ganda seperti :

1. Guru, yang berperan untuk mengubah perilaku (sikap, pengetahuan dan

ketrampilan) masyarakat sasarannya.

2. Penganalisaan, yang selalu melakukan pengamatan terhadap keadaan

(sumberdaya alam, perilaku masyarakat, kemampuan dana dan

kelembagaan yang ada dan masalah masalah serta kebutuhan-kebutuhan

masyarakat sasaran dan melakukan analisis tentang alternatif pemecahan

masalah atau penentuan kebutuhan-kebutuhan tersebut.

3. Penasehat, untuk memilih alternatif perubahan yang paling tepat yang

secara teknis dapat dilaksanakan secara ekonomi menguntungkan dan

dapat diterima oleh nilai-nilai sosial budaya setempat.

4. Organisator, yang harus mampu menjalin hubungan baik dengan segenap

lapisan masyarakat (terutama tokoh masyarakat), mampu berinisatif bagi

terciptanya perubahan-perubahan serta dapat memobilisasi sumberdaya,

mengarahkan dan membina kegiatan-kegiatan maupun mengembangkan

kelembagaan-kelembagaan yang efektif untuk melaksanakan perubahan-

perubahan yang direncana.

Peran penyuluh hanya dibatasi pada kewajibannya untuk menyampaikan inovasi

dan mempengaruhi sasaran penyuluhan melalui metoda dan teknik-teknik

tertentu sampai sasaran penyuluhan itu dengan kesadaran dan kemampuannya

Page 10: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

9

sendiri mengadopsi inovasi yang disampaikan. Akan tetapi, dalam

pengembangannya, peran penyuluh tidak hanya terbatas pada fungsi

menyampaikan iinovasi dan mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang

dilakukan oleh sasaran penyuluhannya, akan tetapi, ia harus mampu menjadi

jembatan penghubung antara pemerintah atau lembaga penyuluhan yang

diwakilinya dengan masyarakat sasaran, maupun untuk menyampaikan umpan

balik atau tanggapan masyarakat kepada pemerintah/lembaga penyuluhan yang

bersangkutan. Sebab, hanya dengan menempatkan diri pada kedudukan atau

posisi seperti itulah ia akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik

(Mardikanto. T, 1993).

Dengan adanya jalinan keterkaitan antara penyuluh pertanian dengan

petani maka pada suatu saat nanti didalam menghadapi masala-masalah

penyuluhan tidak tergantung kepada program dari pemerintah semata-mata tetapi

merupakan kemandirian petani itu sendiri. Dengan adanya suatu program yang

direncanakan oleh petani dan terjaminnya dukungan operasional dari aparatur-

aparatur penyuluhan pertanian, penyediaan sarana produksi, pemasaran,

pengolahan hasil, permodalan maka dengan demikian produktivitas usaha tani

terus menerus meningkat dan permintaan pasar terpenuhi dengan kata lain mampu

memanfaatkan setiap peluang ekonomi yang melintas dihadapannya

(Suryadi.A,1995).

2.4. Program Penyuluhan

Program penyuluhan yang baik sebaiknya dilakukan berdasarkan

kebutuhan masyarakat yang ada di daerah tersebut (sistem bottom up). Pemerintah

Page 11: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

10

harus mengetahui apa yang menjadi kebutuhan masyarakat lalu kemudian

menentukan program apa yang cocok dilakukan di daerah tersebut. Untuk

mengetahui keberhasilan program penyuluhan, maka diperlukan penelitian secara

ilmiah.

Ada beberapa kegunaan evaluasi dilihat dari berbagai sudut pandang yaitu

sebagai berikut:

1. Kegunaan bagi kegiatan penyuluhan itu sendiri, yakni:

a. Untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan yang telah dicapai.

b. Untuk mencari bukti apakah sekuruh kegiatan telah dilaksanakan seperti

yang direncanakan.

c. Untuk mengetahui segala masalah yang muncul/dijumpai yang berkaitan

dengan tujuan yang diinginkan.

d. Untuk mengukur efektifitas dan efesiensi sistem kerja dan metoda-

metoda penyuluhan yang telah dilaksanakan.

e. Untuk menarik simpati aparat dan warga masyarakat bahwa program

tersebut memang mendapat perhatian yang sungguh-sungguh sehingga

diharapkan mereka dapat berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan

berikutnya.

2. Kegunaan bagi aparat penyuluhan, yakni meliputi:

a) Penyuluh merasa diperhatikan dan tidak dilupakan, sehingga

memberikan kepuasan psikologis yang akan mendorong aktivitas

penyuluhannya di masa mendatang.

Page 12: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

11

b) Melalui evaluasi, seringkali juga digunakan untuk melakukan penilaian

terhadap aktivitas atau mutu kegiatan penyuluhan itu sendiri, sehingga

berpengaruh dalam menentukan masa depan bagi pengenbangan karier

penyuluh yang bersangkutan.

c) Dengan adanya evaluasi maka penyuluh akan selalu mawas diri dan

berusaha agar kegiatannya berjalan dengan baik sehingga membiasakan

diri untuk selalu rajin, tekun dan bertanggung jawab.

3 Kegunaan bagi pelaksana evaluasi, yakni meliputi:

a) Kebiasaan untuk mengemukakan pendapat berdasarkan data atau fakta

dan bukan didasarkan kepada asumsi atau praduga semata.

b) Kebiasaan bekerja sistematis, sesuai dengan prosedur dan pedoman yang

telah ditetapkan.

c) Memperolah peningkatan pengetahuan dan keterampilan. (Mardikanto.T,

1993).

Program adalah pernyataan tertulis tentang keadaan, masalah, tujuan dan

cara mencapai tujuan yang disusun dalam bentuk dan sistematika yang teratur.

Program dapat dihasilkan melalui proses perencanaan program yang

diorganisasikan secara sadar dan terus menerus, untuk memilih kriteria yang

terbaik dalam mencapai tujuan. Rencana kerja adalah pernyataan tertulis yang

memuat secara lengkap tentang apa, mengapa, bagiamana, siapa, bilamana,

dimana, dan berapa biaya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan penyuluhan.

(Mardikanto dan Sutarni, 1990).

Page 13: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

12

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu Dan Tempat

Penelitian ini direncanakan pelaksanaannya pada bulan agustus sampai

dengan September 2013, di wilayah kerja balai penyuluhan pertanian (WKBPP)

berdasarkan administratif terletak di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya.

3.2. Metode Penelitian

Penelitian yang direncanakan dapat dikatagorikan kedalam penelitian

explenatory atau Penelitian penjelasan. Menurut Masri Singarimbun (1982),

penelitian penjelasan yaitu penelitian yang menyoroti hubungan variabel-variabel

penelitian dan menguji hipotesa yang telah dirumuskan. Oleh karena itu penelitian

ini juga dinamakan penelitian hipotesa. Walaupun dalam uraian mengandung

diskripsi, tetapi lebih sebagian rasional fokusnya terletak pada penjelasan

hubungan variabel.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan, sbb:

a Kuisioner

Pengumpulan data dari responden dilakukan dengan cara mengajukan daftar

pertanyaan secara tertulis.

b Observasi

Pengambilan data dengan cara mengamati para penyuluh pertanian lapangan

saat melaksanakan tugasnya.

12

Page 14: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

13

c, Wawancara

Pengumpulan data dengan cara mengajukan bebrapa pertanyaan secara

lisan kepada responden berupa interviu guide.

d. Okumentasi

Pengumpulan data melalui bahan-bahan tertulis (dukumen-dokumen) yang

berhubungan dengan objek penelitian.

3.4. Populasi Dan Sampel Penelitian

Teknik penentuan responden dilakukan dengan cara gugus

bertahap ganda (multi stage cluster random sampling) yaitu suatu teknik

dengan model pengelompokan secara bertahap. Sehingga dalam setiap

kelompok yang terkecil, dilakukan penarikan responden secara acak sederhana,

sebanyak menurut proposionalnya.

Tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Tahap pertama, populasi dibagi menjadi kluster wilayah desa yang terdapat

kelompok tani kelas madya.

2. Tahap kedua, mengambil sampel kelompok tani kelas madya sebanyak 10 %

dari 54 kelompok yaitu sejumlah 5 kelompok tani.

3. Tahap ketiga jumlah anggota kelompok tani induk dari kelas lanjut dan

pemula yaitu 384 anggota di ambil 10% yaitu 38,4 populasi. Dan jumlah

sampel kelompok dari masing-masing kelompok tani dan jumlah seluruh

anggota dari masing-masing kelompok tani sebanyak 39 responden.

Sedangkan penentuan jumlah responden dari masing-masing kelompok tani

menurut Sugiono (1995). ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

Page 15: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

14

)(nN

nN k

i

Dimana :

Ni = jumlah responden masing-masing kelompok tani

nk = jumlah sampel dari masing-masing kelompok tani

N = jumlah keseluruhan populasi dan anggota kelompok tani

n = jumlah sampel kelompok tani yaitu 39 responden.

Tabel. 3.1 Daftar jumlah populasi dan penentuan responden

No

.

Desa Kelompok Tani Kelas Jumlah

Populasi

Jumlah

Responden

1. Blang Seumot Mangat Meurata Induk 86 9

2. Ujong Blang Teuluk Beutong Induk 76 8 3. Meunasah Dayah Tanoh Peut Sago Induk 70 7 4.

5.

Pante Ara

MeunasahTeugoh

Tamita Beuna

Ci Tarasa

Induk

Induk

72

80

7

8

Jumlah 384 39

Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari data BPP Beutong jumlah

Kelompok Tani yang masih aktif hingga Desember 2012 sebanyak 54 kelompok

Jumlah responden yang diambil adalah 10 persen (%) (5 kelompok) dari seluruh

kelompok tani binaan, jumlah total populasi 384 kemudian diambil 10 persen (%)

yaitu 38,4 Polpulasi anggota kelompok, maka jumlah keseluruhan responden

dengan hitungan formula diatas adalah 39 responden dari seluruh kelompok tani

yang ada di wilayah kerja Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Beutong

Kabupaten Nagan Raya

Page 16: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

15

3.5. Variabel Yang Diamati

3.5.1. Klasifikasi variabel

1. Variabel Dependen

Efektifitas program penyuluhan

2. Variabel Independen

- Pelatihan

- Percontohan (Demplot)

- Pedampingan

- Evaluasi

3.6. Analisis Data

Data yang peroleh dari lapangan diolah dan ditabulasikan dalam bentuk

tabel baris sesuai dengan kebutuhan analisis, model analisis yang digunakan

adalah regresi linear berganda (Sudjana, 1996 )

Y= a+b1X1+X2+X3+X4+..............Xn

Dimana:

Y = Efektivitas program Penyuluhan Pertanian

A = Konstanta

X1 = Pelatihan

X2 = Percontohan

X3 = Pedampingan

X4 = Evaluasi

Page 17: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

16

3.6.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner yang disebarkan, terlebih dahulu dilakukan suatu pengujian

kuesioner yaitu uji validitas dan reliabilitas.

Menurut Jogiyanto (2008), Uji Validitas menunjukkan bahwa suatu

pengujian benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Adapun rumus dari

korelasi product moment yaitu sebagai berikut :

𝑟 =n ∑XY −(∑X ∑Y )

𝑛∑ 𝑋2 −∑𝑋 2 (𝑛∑ 𝑌2− ∑𝑌 2

Keterangan :

N = Jumlah Responden

X = Skor masing-masing pernyataan dari tiap responden

Y = Skor total semua pernyataan dari tiap responden

Selanjutnya dilakukan Uji reliabilitas menunjukkan tingkat seberapa besar

suatu pengukur mengukur dengan stabil dan konsisten yang besarnya ditunjukkan

oleh nilai koefisien reliabilitas. Teknik uji realibilitas yang digunakan yaitu teknik

Cronbach’s Alpha. Rumus pengujian realibilitas dengan

menggunakan teknik Cronbach’s Alpha adalah :

𝑎 = 𝑘

𝑘 − 1 1 −

∑𝜎𝑏²

𝜎𝑡²

Keterangan : a = Reliabilitas instrument (Cronbach’s coefficient alpha)

k = Banyak butir pertanyaan

∑σb² = Jumlah ragam butir

σt² = Ragam total

Page 18: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

17

3.6.2. Skala Likert

Skala Likert digunakan untuk mengubah data kualitatif menjadi data

kuantitatif. Skala ini mengukur tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan responden

terhadap serangkaian pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Dalam skala

Likert, kemungkinan jawaban tidak hanya “setuju” dan “tidak setuju”, tetapi dapat

dibuat dengan banyak kemungkinan. Dengan menggunakan Skala Likert

(Umar,2005) peneliti dapat memberi skor pada setiap jawaban responden sesuai

dengan bobot yang telah ditentukan dalam Skala Likert. Pembobotan nilai

jawaban dapat dilihat dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Bobot nilai jawaban responden

Bobot Keterangan

1 Sangat tidak setuju/ Sangat tidak penting 2

3

Tidak setuju/ Tidak penting

Cukup setuju/Cukup Penting

4 Setuju/ Penting 5 Sangat setuju/ Sangat penting

3.6.3. Analisis Diskriptif

Dalam penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui

karakteristik umum dari petani Binaan Kecamatan Beutong, dan efektivitas

program penyuluhan. Data mengenai karakteristik responden tersebut akan

diperoleh melaui kuesioner dan kemudian diklasifikasi dalam bentuk tabel (Umar,

2005). Data-data tersebut kemudian dipersentasekan berdasarkan jumlah

responden dengan rumus sebagai berikut :

P =𝑓𝑖

∑𝑓𝑖100%

Page 19: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

18

Dimana :

P = Persentase responden yang memilih kategori tertentu

ƒi = Jumlah responden yang memilih kategori tertentu

∑ƒi = Total jawaban

Persentase terbesar yang diperoleh untuk masing-masing kategori

merupakan jawaban yang paling dominan. Karakteristik responden yang akan

diidentifikasi diantaranya, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis usaha, dan

lama bertani.

3.6.4. Tabulasi Silang (Crosstabs)

Menurut (Siegel, 1992). Tabulasi silang adalah prosedur yang menyajikan

deskripsi data dalam bentuk baris dan kolom. Tabulasi silang digunakan untuk

melakukan analisis hubungan di antara baris dan kolom. Data yang digunakan

untuk analisis ini adalah data yang berskala ordinal dan nominal. Pengambilan

keputusan pada tabulasi silang dilakukan berdasarkan perbandingan antara uji chi-

square dengan tabel chi-square. Bila nilai hasil hitung chi-square kurang dari atau

sama dengan tabel chi-square maka hipotesis diterima. Bila chisquared test

menampilkan hasil kurang dari atau sama dengan 0,05, maka artinya ada

hubungan antara baris dan kolom.

3.6.5. Importance Performance Analysis (IPA)

Importance Performace Analysis (IPA) adalah sebuah metode untuk

memetakan tingkat kepentingan atas kinerja tertentu dari sebuah produk.

kemudian tingkat kepentingan tersebut dipetakan dalam diagram kartesius yang

Page 20: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

19

disebut Matriks IPA. Matriks IPA terdiri dari empat kuadran yang masing-masing

menjelaskan keadaan yang berbeda. Keadaan keadaan tersebut yaitu

1. Kuadran I (attribut estoimprove).

Kuadran ini memuat atribut yang dianggap penting oleh mitra binaan tapi

kinerja atribut tersebut kurang dari apa yang diharapkan. Atribut yang

termasuk di kuadran ini harus ditingkatkan.

2. Kuadran II (maintain performance). Kuadran ini membuat atribut yang

dianggap penting oleh mitra binaan dan pelaksanaannya dianggap sudah

sesuai harapan. Atribut di kuadran ini harus dipertahankan.

3. Kuadran III (attributes to maintain). Kuadran ini memuat atribut yang

dianggap kurang penting oleh mitra binaan dan kinerja atribut tersebut

kurang dari apa yang diharapkan. Peningkatan atribut yang masuk ke

kuadran ini perlu dipertimbangkan karena tidak terlalu berpengaruh

terhadap mitra binaan.

4. Kuadran IV (attributes to de-emphasize). Kuadran ini memuat atribut yang

dianggap kurang penting oleh mitra binaan sedangkan kinerja perusahaan

pada atribut ini terlalu tinggi sehingga dianggap berlebihan. Harus

dilakukan efisiensi pada atribut di kuadran ini sehingga bisa menghemat

biaya.

Rumus yang digunakan dalam IPA adalah sebagai berikut:

𝑇𝑘𝑖 =𝑥𝑖

𝑦𝑖 𝑥 100%

Keterangan :

Page 21: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

20

TKi = Tingkat kesesuaian responden

Xi = Skor penilaian tingkat kinerja/kepuasan

Yi = Skor penilaian kepentingan

(Siegel, 1992).

3.6.6. Analisis Korelasi (Rank Spearman)

Adapun metode statistika yang digunakan adalah dengan menggunakan

teknik korelasi Rank Spearman. Korelasi ini digunakan untuk mengukur tingkat

keeratan hubungan antara variabel satu dengan lainnya. Khususnya data interval

yaitu data yang mempunyai skala pengukuran yang berjenjang. Rumus korelasi

Rank Spearman (Siegel, 1992):

r s = 1 −6 di ²

𝑛

𝑖−1

𝑁³ −𝑁

Keterangan:

rs = Koefisien korelasi

N = Jumlah sampel penelitian

di = Selisih antara rank X dan rank Y pada responden ke- i

Apabila dalam perhitungan ditemukan angka kembar, maka menggunakan rumus:

𝑟𝑠 =∑𝑥2 +∑𝑦2 − ∑𝑑𝑖²

∑𝑥² 2 ∑𝑦²

Keterangan:

rs = Koefisien korelasi

N = Jumlah sampel penelitian

di = Selisih antara rank X dan rank Y pada responden ke- i

Melalui program SPSS 17.00 for Windows maka kita tidak perlu

melakukan perhitungan secara manual dengan menggunakan rumus di atas.

Page 22: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

21

Komputer akan mengeluarkan output hasil pengolahan dan kita dapat langsung

menganalisis serta mengambil keputusan dari output tersebut. Hal yang dapat

dianalisis dari output tersebut dengan melihat nilai korelasi (nilai rs) dan nilai

probabilitasnya.

rs = 1 Hubungan X dan Y sempurna positif (mendekati 1, hubungan kuat

dan positif)

rs = 1 Hubungan X dan Y sempurna negatif

rs = 0 Hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan

Mengetahui keeratan hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya,

koefisien korelasi yang diperoleh kemudian diinterprestasikan melalui pedoman

yang tertera pada tabel 3.3.

Tabel 3.3. interprestasi koefesien korelasi

Interval koefesien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat rendah 0,20 - 0,399 Rendah

0,40 - 0,599 Sedang 0,60 - 0,799 Kuat 0,80 - 1,00 Sangat Kuat

Untuk menguji tingkat signifikasi rs digunakan uji t dengan tingkat

kepercayaan 95 %. Menurut Siegel (1997) digunakan rumus, sebagai berikut :

2rs1

2Nrst

Keterangan :

t = tingkat signifikasi

rs = koefisien rank spearman

N = Jumlah sampel

Page 23: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

22

Kriteria pengambilan keputusan :

1. Jika t hitung > t tabel ( = 0,05), maka Ho ditolak yang berarti ada

hubungan signifikan antara Efektivitas Program Penyuluhan Pertanian

terhadap keberhasilan Program Pennyuluhan Pertanian Di Wilayah Kerja

Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya.

2. Jika t hitung < t tabel ( = 0,05), maka Ho diterima yang berarti tidak ada

hubungan signifikan antara Efektivitas Program Penyuluhan Pertanian

terhadap keberhasilan Program Pennyuluhan Pertanian Di Wilayah Kerja

Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya.

Page 24: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik responden

Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini adalah 39 orang

petani yang ada diwilayah kerja balai penyuluhan pertanian Kecamatan Beutong.

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, Seluruh responden menjadi

petani dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan tambahan dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya, dan ingin mengembangkan usaha yang mereka jalankan.

Petani yang hampir seluruhnya telah berkeluarga ( berstatus menikah) ini sebagian

besar memperoleh informasi mengenai penyuluhan pertanian melalui

rekomendasi teman dan melalui pihak pemerintah langsung.

Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya

adalah, jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, jenis usaha dan lama bertani

dengan binaan penyuluhan. Petani Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan raya

memiliki karakteristik sebagai berikut, :

1. Jenis Kelamin

Gambar 1. Jenis kelamin responden

Jenis Kelamin

laki-laki

Wanita

55% 45%

23

3

Page 25: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

24

Petani Kecamatan Beutong yang bersedia menjadi responden penelitian

berdasarkan jenis kelamin terdiri dari 21 orang responden (55%) berjenis kelamin

laki- laki dan 18 orang sisanya (45%) berjenis kelamin perempuan.

2. Usia

Gambar 2. Usia responden

Sebagian besar responden memiliki usia lebih dari 40 tahun yaitu

sebanyak 25 orang (64%) . Sisanya adalah 7 orang (18%) berusia 31-40 tahun, 6

orang berusia 24-30 tahun (15%) dan 1 orang berusia 17-23 tahun (3%).

3. Pendidikan

Gambar 3. Pendidikan responden

Usia

17-23 tahun

24-30 tahun

31-40 tahun

>40 tahun

Pendididkan

SD/SMP

SMA/SMK

D3

S1

S2

64 %

18 %

15%

3%

28%

49%

10%

13%

Page 26: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

25

Berdasarkan Tingkat pendidikan responden, yang paling dominan adalah

Kelompok tani dengan tingkat pendidikan terakhir pada jenjang SMU/SMK

sebanyak 19 orang (49%). Selanjutnya terdapat 10 orang Kelompok tani dengan

pendidikan terakhir pada jenjang SD/SMP (28%) dan sisanya 1 0rang dengan

pendidikan S2 (. Karena itu, Kelompok tani perlu untuk dibina melalui kegiatan

Penyuluhan Pertanian agar mampu mengembangkan usaha yang dimiliki. Sisanya

adalah 4 orang dengan pendidikan S1 (10%), 5 orang dengan pendidikan D3

(13%).

4.2. Efektivitas Kegiatan Penyuluhan Pertanian

Kegiatan Penyuluhan pertanian dilaksanakan dalam beberapa jenis

kegiatan, yaitu kegiatan Pelatihan, Percontohan, Perdampingan dan evaluasi.

Weiss (1972) menyatakan bahwa untuk mengukur efektivitas suatu kegiatan

dilakukan berdasarkan kesesuaian efek kegiatan dengan tujuan dari kegiatan

tersebut. Untuk itu dalam penelitian ini dilakukan pengukuran efektivitas

Kegiatan Penyuluhan berdasarkan ketercapaian tujuan dari kegiatan Penyuluhan

yang dilaksanakan pada Kelompok tani Kecamatan Beutong.

1. Realisasi Kegiatan Penyuluhan

Terlebih dahulu peneliti menyajikan data realisasi Kegiatan Penyuluhan

Pertanian dengan melihat Kegiatan yang diperoleh Kelompok tani melalui

Kegiatan Penyuluhan. Data ini disajikan untuk melihat apakah Pemerintah

memberikan kegiaatan-kegiatan ini kepada Kelompok Tani. Data dapat dilihat

pada Tabel 4.1. berikut,

Page 27: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

26

Tabel 4.1. kegiatan Penyuluhan yang Di peroleh kelompok tani Kegiatan Skor rataan Urutan peringkat Keterangan

Pelatihan 3,59 1 Efektif

Percontohan 2,88 3 Tidak Efektif

Perdampingan 2,72 4 Tidak Efektif

Evaluasi 3,13 2 Cukup Efektif

Sumber data primer diolah 2013

Hasil menunjukkan bahwa Kegiatan yang paling efektif dalam realisasinya

terhadap seluruh responden adalah kegiatan Pelatihan karena memiliki skor rataan

terbesar yaitu 3,59 (dari skala maksimal 5,00) dengan predikat Efektif. Hal

tersebut terjadi karena berdasarkan keterangan yang diperoleh dari responden,

responden merasa antusias untuk ikut serta dalam Pelatihan yang ditawarkan

Pemerintah karena ingin menambah wawasan yang dimiliki, selain itu waktu

pelaksanaan pelatihan yang tidak terlalu lama juga mempermudah responden

untuk menghadiri pelatihan tanpa harus meninggalkan usaha terlalu lama. Dan

berdasarkan keterangan yang diperoleh dari pihak PPL BPP Kecamatan Beutong,

Kegiatan Pelatihan memang diadakan minimal satu tahun sekali dan materi yang

diberikan bisa disesuaikan dengan keinginan dari Kelompok tani.

Kegiatan yang memiliki skor rataan paling rendah adalah Kegiatan

Perdampingan dengan nilai skor rataan sebesar 2,72 (Tidak Efektif). Pemerintah

cukup sering mengadakan kegiatan Kompetisi bagi Kelompok tani sebagai

Kegiatan perdampingan, namun beberapa Kelompok tani kesulitan untuk

mengikuti kegiatan karena mereka sibuk untuk mengurus usaha masing-masing

terkait waktu kegiatan yang cukup lama yaitu selama 1 minggu, dan lokasi

kegiatan yang diadakan cukup jauh dari Kelompok tani. Pemerintah juga telah

Page 28: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

27

mempertimbangkan hal tersebut sehingga Pemerintah lebih meprioritaskan usaha

Kelompok tani yang memang memungkinkan untuk mengikuti kegiatan.

Pemerintah perlu mengetahui perilaku Kelompok tani agar pelaksanaan

Kegiatan Penyuluhan Pertanian bersama Kelompok tani bisa menjadi lebih efektif

di masa yang akan datang untuk tercapainya tujuan Pemerintah di dalam Kegiatan

Penyuluhan Pertanian ini. Untuk itu peneliti menyajikan data mengenai Kegiatan

Penyuluhan Pertanian yang dipentingkan Kelompok tani. Melalui data ini kita

dapat mengetahui kegiatan-kegiatan apa saja yang lebih dipentingkan oleh

Kelompok tani Pemerintah di dalam Kegiatan Penyuluhan Pertanian. Selain itu,

peneliti juga dapat melihat apakah kegiatan yang diperoleh responden saat ini

sesuai dengan yang dipentingkan oleh responden. Data dapat dilihat dalam Tabel

4.2. berikut,

Tabel 4.2.Kegiatan penyuluhan yang dipentingkan Kelompok tani

Kegiatan Skor rataan Urutan peringkat Keterangan

Pelatihan 3,25 2 CukupPenting

Percontohan 3,05 3 Cukup Penting

Perdampingan 2,98 4 Cukup Penting

Evaluasi 3,55 1 Penting

Sumber: Data primer diolah 2013

Hasil menunjukkan bahwa Kegiatan yang paling dipentingkan

Kelompok Tani adalah Kegiatan Evaluasi karena memiliki skor rataan tertinggi

yaitu 3,55 (dari skala maksimal 5,00) dengan predikat Penting. Berdasarkan

informasi yang diperoleh dari responden, hampir seluruh responden yang menjadi

Kelompok Tani dengan tujuan ingin memperoleh hasil penyuluhan yang lebih

baik dari Evaluasi, disamping tujuan untuk mengembangkan Ilmu. Karena itu

responden menganggap bahwa Kegiatan Evauasi penting. Kemudian untuk

Page 29: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

28

kegiatan yang memiliki skor rataan paling rendah adalah Kegiatan Perdampingan

dengan nilai skor rataan sebesar 2,99 ( cukup Penting). Beberapa responden

menganggap bahwa usaha yang mereka jalankan seperti membajak tidak

memerlukan pedampingan seperti yang diberikan Balai penyuluhan Pertanian

Kecamatan Beutong. Responden menganggap Pedampingan tidak akan

mempengaruhi tingkat produksi pada usahatani mereka.

Bila dibandingkan antara Kegiatan Penyuluhan yang diperoleh dan yang

dipentingkan responden sebagai Kelompok Tani terlihat adanya perbedaan pada

kedua kategori tersebut. Dalam realisasi kegiatan bila diurutkan, yang paling

efektif diperoleh responden adalah kegiatan Pelatihan, kemudian kegiatan

Evaluasi, kegiatan percontohan dan yang terakhir adalah kegiatan perdampingan.

Sedangkan, untuk kegiatan yang dipentingkan responden dalam pelaksanaan

Kegiatan Penyuluhan , bila diurutkan, yang paling dipentingkan responden adalah

kegiatan Evaluasi, kemudian kegiatan pelatihan, percontohan, dan yang terakhir

adalah kegiatan perdampingan. Terdapat perbedaan antara kegiatan pada

peringkat 1 dan 2 pada kedua kategori tersebut , Kegiatan pelatihan menempati

urutan atau peringkat pertama pada kategori kegiatan Penyuluhan yang diperoleh

responden, sedangkan untuk kegiatan Evaluasi menempati urutan atau peringkat

kedua, sedangkan untuk kategori kegiatan Penyuluhan yang dipentingkan

responden terjadi keadaan yang sebaliknya, yaitu kegiatan Evaluasi terdapat pada

urutan atau peringkat pertama, sedangkan kegiatan pelatihan pada peringkat

kedua.

Page 30: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

29

Berdasarkan keadaan dilapangan, perbedaan ini terjadi karena pada

kegiatan Evaluasi, tingginya harapan responden untuk mendapatkan tambahan

dan perbaikan kinerja stake holder sedangkan pada realisasinya tidak semua

responden dapat dipenuhi harapannya, karena Pemerintah memiliki pertimbangan

tertentu untuk Kegiatan pertanian yang diberikan pada responden dengan

menyesuaikannya dengan nilai loyalitas Kelompok tani dan kemampuan

responden untuk mengembangkan usaha pertaniannya tersebut, agar tidak

menyulitkan responden itu sendiri dimasa yang akan datang.

3. Ketercapaian tujuan Kegiatan Penyuluhan Pertanian

Penilaian efektivitas Kegiatan Penyuluhan Pertanian berdasarkan

ketercapaian tujuan pada Kegiatan Penyuluhan Pertanian yang dirasakan oleh

responden dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut,

Tabel 4.3. Kegiatan penyuluhan pertanian dan ketercapaian tujuan

Kegiatan Penyuluhan Pertanian Skor Rataan Keterangan

Pelatihan

Pengetahuan 3,21 Cukup Efektif

Kemampuan 2,79 Cukup Efektif

Materi 3,18 Cukup Efaktif

Rata-rata 3.06 Cukup Efektif

Percontohan:

Saran dan arahan 3,15 Cukup Efektif

Mengikuti kegiatan 3,28 Cukup Efektif

Rata-rata 3,21 Cukup Efaktif

Perdampingan

Saran dan arahan 2,82 Cukup Efaktif

Tertarik 2,67 Cukup Efaktif

Rata-rata 2.75 Cukup Efaktif

Evaluasi

Saran dan arahan 3,33 Cukup Efektif

Mengikuti kegiatan 3,38 Cukup Efaktif

Rata-rata 3.36 Cukup Efektif

Perkembangan Kegiatan

Produksi 3,00 Cukup Efektif

Laba 3,08 Cukup efektif

Rata-rata 3.04 Cukup efektif

Secara Keseluruhan 3,09 Cukup efektif

Sumber: Data Primer diolah 2013

Page 31: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

30

Hasil menunjukkan bahwa Kegiatan penyuluhan berdasarkan hasil

ketercapaian tujuan kegiatan yang dirasakan responden diatas memiliki skor

rataan sebesar 3,09 yang artinya tujuan kegiatan penyuluhan tercapai secara cukup

efektif. Maka terdapat beberapa penjelasan mengenai hasil tersebut, yaitu :

a. Kegiatan Pelatihan

Kegiatan Pelatihan pada penelitian ini terdiri dari tiga atribut yaitu,

pertama, atribut Pengetahuan yang artinya meningkatnya pengetahuan yang

dirasakan responden setelah mengikuti kegiatan pada kegiatan Pelatihan. Atribut

ini memiliki skor rataan tertinggi dalam kegiatan pelatihan yaitu 3,21 ( cukup

Efektif). Artinya responden merasakan adanya peningkatan dari pengetahuan dan

wawasan yang mereka miliki sebelumnya setelah mengikuti kegiatan dalam

kegiatan pelatihan. Misalnya, pada pelatihan Manajemen usahatani dan

Pemberantasan hama dengan cara sederhana responden merasa memperoleh

pengetahuan baru mengenai tips dan trik dalam dunia usaha serta cara pembukuan

sederhana dalam keuangan usaha mereka yang sebelumnya tidak mereka ketahui,

dan bagi responden yang telah berpendidikan tinggi, mereka merasa dengan

pelatihan dapat me-refresh pengetahuan dan wawasan yang dimiliki. Maka, tujuan

pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan Kelompok Tani melalui kegiatan

Pelatihan dapat dikatakan telah tercapai dengan efektif.

Kedua, atribut Kemampuan yang artinya meningkatnya kemampuan

Kelompok Tani dalam menjalankan usahanya setelah mengikuti kegiatan

pelatihan. Atribut ini memiliki skor rataan sebesar 2,79 (Efektif). Artinya,

responden merasakan adanya peningkatan kemampuan mereka dalam

Page 32: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

31

menjalankan usaha dilihat dari kemampuan responden dalam menerapkan ilmu

yang diperoleh dari pelatihan pada usaha masing-masing responden. Misalnya,

responden dapat menyiasati usaha mereka agar dapat meningkatkan produksisi

berdasarkan masukan tips yang diberikan dalam pelatihan. Maka, tujuan

pemerintah untuk meningkatkan kemampuan responden dalam menjalankan

usahatani dapat dikatakan telah tercapai dengan efektif.

Ketiga, atribut Materi yang artinya kesesuaian materi pelatihan yang

diberikan dengan usaha yang dijalankan Kelompok Tani. Atribut ini memiliki

skor rataan sebesar 3,18 (cukup Efektif). Artinya responden merasa bahwa isi

materi yang mereka terima dalam pelatihan telah sesuai dengan usaha yang

dijalankan karena memungkinkan responden untuk menerapkan materi tersebut

dalam usaha mereka. Misalnya pada pelatihan Manajemen tani dan perhitungan

biaya produksisi, kedua materi tersebut sesuai dan memungkinkan responden

untuk menerapkannya pada usaha mereka.

Ketiga atribut ditentukan berdasarkan tujuan dari kegiatan pelatihan.

Berdasarkan skor rataan Kegiatan Pelatihan secara keseluruhan, ketercapaian

tujuan kegiatan pelatihan memiliki skor rataan sebesar 3,06 (cukup Efektif).

Artinnya tujuan pemerintah di dalam kegiatan Pelatihan dapat dikatakan telah

tercapai dengan efektif.

b. Kegiatan Percontohan

Kegiatan Percontohan dalam penelitian ini terdiri dari dua atribut yaitu,

pertama, atribut saran dan arahan yang artinya memberikan saran dan arahan

kepada petani untuk melakukan usahataninya dan membantu mengatasi kendala

Page 33: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

32

usaha Kelompok Tani. Atribut ini memiliki skor rataan sebesar 3,15 (cukup

Efektif). Artinya responden pernah mendapatkan simpati serta inspirasi dari

percontohan yang di buat oleh pembina yaitu pihak pemerintah (supervisor

Kegiatan Penyuluhan) dibantu dengan pihak lain yang bekerjasama dengan

pemerintah. Maka, tujuan pemerintah untuk memberikan saran dan arahan dalam

membantu mitra mengatasi kendala usahanya, dapat dikatakan efektif.

Kedua, atribut mengikuti kegiatan yang artinya Kelompok Tani mengikuti

kegiatan percontohan dalam melaksanakan usahatani dengan lahan- lahan

percontohan. Atribut ini memiliki skor rataan sebesar 3,28 (cukup Efektif).

Artinya responden sangat termotivasi dengan demplot yang buat oleh pihak

pemerintah. Berdasarkan informasi dari responden Maka, tujuan pemerintah untuk

membuat Kelompok Tani termotivasi dalam berusahatani dapat dikatakan cukup

efektif.

Berdasarkan skor rataan Kegiatan Percontohan secara keseluruhan,

ketercapaian tujuan kegiatan Percontohan memiliki skor rataan sebesar 3,21

(cukup Efektif). Artinnya tujuan pemerintah di dalam kegiatan Percontohan secara

keseluruhan dapat dikatakan telah tercapai dengan efektif.

c. Kegiatan Perdampingan

Kegiatan Perdampingan dalam penelitian ini terdiri dari dua atribut,

yaitu pertama, atribut saran dan arahan yang artinya adalah memberikan arahan

dan saran perdampingan kepada Kelompok Tani. Atribut ini memiliki skor rataan

sebesar 2,82 (Efektif). Artinya responden setuju bahwa pemerintah telah

memfasilitasi mereka dalam perdampingan. Misalnya, responden memberikan

Page 34: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

33

kesempatan untuk PPL turun kesawah bersama petani. Selain itu, pihak

pemerintah juga membantu mendampingi Kelompok Tani kepada Kelompok Tani

lainnya. Maka, dengan penjelasan tadi, tujuan Pemerintah untuk memberikan

fasilitas perdampingan kepada Kelompok Tani dapat dikatakan efektif.

Kedua, atribut mengikuti kegiatan yang artinya renponden mengikuti

kegiatan perdampingan dalam mnejlankan usaha tani. Atribut ini memiliki skor

rataan yang paling rendah diantara atrubut lain dalam kegiatan penyuluhan, yaitu

sebesar 2,67 (cukup Efektif). Artinya responden setuju bahwa mereka merasa

cukup terbantu dengan adanya kegiatan perdampingan, responden dapat

mengelola usahatani dengan didampingi pendamping lapangan atau PPL,

sehingga kelompok dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk belajar lebih

terampil dalam usaha tani.

Berdasarkan skor rataan Kegiatan Perdampingan secara keseluruhan,

ketercapaian tujuan kegiatan Perdampingan memiliki skor rataan sebesar 2,75

(cukup Efektif). Artinnya tujuan pemerintah di dalam kegiatan Perdampingan

secara keseluruhan dapat dikatakan telah tercapai dengan efektif.

d. kegiatan Evaluasi

Kegiatan Evaluasi dalam penelitian ini terdiri dari dua atribut, yaitu

pertama, atribut saran dan arahan yang artinya adalah keseriusan petani dalam

menerima bantuan untuk menjalankan usahatani. Atribut ini memiliki skor rataan

sebesar 3,33 (cukup Efektif). Artinya responden benar-benar merasakan bantuan

yang dialokasikan melalui Kegiatan Penyuluhan untuk keperluan usaha Kelompok

Tani. Berdasarkan informasi dari responden, mereka memang memiliki tujuan

Page 35: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

34

untuk meningkatkan produksi usahatani yang dijalankan, karena itu responden

memanfaatkan bantuan yang di berikan oleh pemerintah untuk peningkatan

prooduksi. Misalnya, kegiatan SLPTT, SRI, Optimasi lahan dll. Maka, dengan

penjelasan tersebut tujuan Pemerintah Nagan Raya agar evaluasi pelaksaan

kegiatan benar-benar dijalankan Kelompok Tani untuk peningkatan produksisi

dapat dikatakan sangat efektif.

Kedua, atribut mengikuti kegiatan yang artinya adalah responden dapat

mengembalikan biaya input dalam bentuk produksi padi atau gabah permusim

tanamnya sesuai dengan harapan pemerintah. Atribut ini memiliki skor rataan

tertinggi dari seluruh atribut dalam Evaluasi yaitu sebesar 3,38 (cukup efektif).

Artinya responden sangat setuju pertanggung jawaban Kelompok Tani terhadap

produksisi dilakukan tiap musim panen untuk mengetahui peningkatan produksi.

Hal ini dapat terlihat dari tidak adanya responden yang mengalami gagal panen.

Dengan demikian maka tujuan pemerintah untuk memberikan evaluasi kegiatan

penyuluhan yang sesuai dengan kemampuan Kelompok Tani dapat dikatakan

cukup efektif.

Berdasarkan skor rataan Kegiatan Evaluasi secara keseluruhan,

ketercapaian tujuan kegiatan Evaluasi memiliki skor rataan sebesar 3,36 (cukup

Efektif) dan skor tersebut merupakan skor rataan tertinggi diantara seluruh

kegiatan pada Kegiatan Penyuluhan. Artinnya tujuan pemerintah di dalam

kegiatan Evaluasi secara keseluruhan dapat dikatakan telah tercapai dengan cukup

efektif.

Page 36: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

35

e. Perkembangan Kelompok Tani

Pemerintah Nagan Raya dalam Kegiatan Penyuluhan ingin membantu

Kelompok Tani dalam mengembangkan usaha yang dijalankan Kelompok Tani

karena hal ini merupakan tujuan dari kegiatan penyuluhan pemerintah. Untuk itu

peneliti juga memasukkan variabel Perkembangan dalam menganalisis efektivitas

kegiatan penyuluhan pertanian Pemerintah Kabupaten Nagan Raya.

Pada variabel Perkembangan, terdiri dari dua atribut yang ditentukan

berdasarkan atribut yang digunakan dalam penelitian serupa oleh Prisilla (2008).

Atribut tersebut diantaranya, pertama, atribut Produksi yang artinya adalah

adanya peningkatan produksi Kelompok Tani seperti jenis produksi atau variasi

produksi. Atribut ini memiliki skor rataan sebesar 3,00 (cukup Efektif). Artinya

rata-rata responden mengalami peningkatan dari segi produksi. Setelah adanya

kegiatan-kegiatan penyuluhan, responden setuju bahwa mereka bisa memproduksi

yang lebih bervariasi untuk mencapai ketahanan pangan secara global . Misalnya

padi ketan hitam yang sebelumnya hanya di tanam lebih sedikit, kini bisa

memperbanyak variasi produksinya dengan beragam padi ketan.

Kedua, atribut Laba petani yang artinya adanya peningkatan keuntungan

usaha Kelompok Tani. Atribut ini memiliki skor rataan sebesar 3,08 (cukup

Efektif). Artinya rata-rata responden setuju bahwa mereka mengalami

peningkatan keuntungan bersih usaha setelah mengikuti kegiatan-kegiatan

penyuluhan. Hal ini terlihat dari perbandingan pendapatan bersih rata-rata

permusim panen dari usaha tani responden antara saat sebelum adanya kegiatan

penyuluhan dan saat ini.

Page 37: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

36

Secara keseluruhan, perkembangan Kelompok Tani memiliki skor rataan

sebesar 3.04 (cukup Efektif). Maka dengan penjelasan pada masing-masing

atribut sebelumnya, tujuan pemerintah untuk membantu petani dalam

mengembangkan usaha dapat dikatakan sangat efektif.

4.3. Penilaian Tingkat Kepentingan terhadap Efektivitas Kegiatan

Penyuluhan Pemerintah Nagan Raya

\Importance and Performance Analysis (IPA) adalah salah satu cara

yang dapat menggambarkan tingkat kesesuaian antara Kepentingan (Harapan)

dengan kinerja dari atribut- atribut yang dimiliki pemerintah. Berdasarkan hasil

analisis deskriptif mengenai kegiatan penyuluhan yang dipentingkan Kelompok

Tani dan efektivitas kegiatan penyuluhan, nilai atribut dapat dibandingkan untuk

mengetahui tingkat kesesuaian efektivitas kegiatan dengan kepentingan

Kelompok Tani seperti pada tabel 4.4 berikut,

Tabel 4.4 Penilaian Tingkat Kepentingan terhadap Efektivitas Kegiatan

Penyuluhan

Atribut Kepentingan (Y) Efektivitas (X) Tingkat

Kesesuaian (%) Pelatihan 3,25 3,16 97,14

Percontohan 3,05 3,03 99,20

Perdampingan 2,99 2,73 91,34

Evaluasi 3,55 3,25 91,45

Rataan 3,21 3.04 94,78

Sumber: Data Primer diolah 2013

Langkah berikutnya adalah menentukan koordinat garis pembagi dalam

matriks IPA dengan melihat rataan efektivitas sebagai koordinat X (3,04) dan

rataan kepentingan sebagai koordinat Y (3,21) dalam sebagai titik yang

menentukan garis pembagi dalam matriks IPA. Setelah terlihat garis pembagi

Page 38: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

37

dalam matriks IPA, maka terlihat empat buah kuadran yang merupakan gambaran

evaluasi dari masing-masing atribut.

Nilai total dari atribut tingkat kepentingan dan tingkat efektivitas kegiatan

penyuluhan dipetakan dalam sebuah diagram kartesius menunjukkan bahwa

atribut tersebar pada Kuadran II dan III. Kuadran II menunjukkan atribut yang

dianggap penting dan telah dilaksanakan dengan sangat baik oleh pemerintah

sesuai dengan harapan responden/petani. Atribut yang berada pada kuadran ini

sebaiknya dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi.

.Atribut yang terdapat pada kuadran ini antara lain atribut 1 (Pelatihan),

dan atribut 4 (Evaluasi). Dilihat dari tingkat kesesuaian, menunjukkan bahwa

kesesuaian efektivitas kegiatan pelatihan dan evaluasi dengan harapan kelompok

tani termasuk tinggi.

Kuadran III menunjukkan atribut yang dinilai kurang penting dan dinilai

kurang maksimal efektivitasnya sehingga atribut-atribut di kuadran ini sebaiknya

dipertimbangkan apakah ditingkatkan atau tidak. Atribut yang ada pada kuadran ini

antara lain atribut 2 (Percontohan), dan atribut 3 (Perdampingan). Yang menjadi titik

ekstrim dalam kuadran ini adalah atribut 3 (Perdampingan). Hal ini berarti kelompok

tani menganggap bahwa kegiatan perdampingan dinilai belum penting dan

pelaksanaannya belum sesuai harapan mereka.

Berdasarkan informasi dari responden, mereka akan mengikuti kegiatan

perdampingan bila lokasi kegiatan seperti pameran di adakan di dalam kota. Mereka

merasa bahwa bila bisnis mereka ditinggalkan untuk mengikuti kegiatan

perdampingan maka usaha mereka akan rugi. Oleh karena itu, sebaiknya pemerintah

Page 39: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

38

memberikan pemahaman mengenai peran penting kegiatan perdampingan terhadap

usaha mitra agar pelaksanaan kegiatan perdampingan dapat ditingkatkan.

4.4. Hubungan Karakteristik Responden dengan Efektivitas Kegiatan

Penyuluhan Pemerintah Nagan Raya

Dalam penelitian ini juga dilakukan uji Tabilasi silang (crosstabs), yaitu suatu

pengujian yang dilakukan untuk melihat apakah efektifitas kegiatan penyuluhan

Pemerintah Nagan Raya yang terdiri dari kegiatan pelatihan, pecontohan,

pedampingan dan evaluasi berhubungan dengan karakteristik dari responden sebagai

kelompok tani pemerintah yang terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan, jenis

usaha dan lama bermitra.

Berdasarkan hasil uji Crosstabs antara kegiatan penyuluhan yang diperoleh

dengan karakteristik kelompok tani yang dilakukan pada 39 responden penelitian,

diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik Lama

bermitra dengan kegiatan Evaluasi dengan asymp.sig = 0,020 yang lebih kecil dari

sig. 0,05 yang artinya tolak H0 dengan hasil tabulasi silang yang dapat dilihat pada

Tabel 4.5 berikut,

Tabel 4.5. Tabulasi silang karakteristik lama bermitra dengan realisasi kegiatan

Evaluasi

Lama_bertani Evaluasi kegiatan penyuluhan

Total Tidak efektif efektif Sangat efektif

> 5Tahun 0 1 1 2 0-1 Tahun 2 9 2 13 1-3 tahun 0 15 6 21 3-5 tahun 2 1 0 3

Total 4 26 9 39

Sumber: Data Primer diolah 2013

Kegiatan evaluasi dalam pelaksanaannya memang memberi pilihan pada

petani untuk jangka waktu pertanggung jawaban produksi selama maksimal 1

Page 40: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

39

tahun atau dua kali panen karena untuk wilayah kabupaten nagan raya masih IP

200, dengan demikian produksi yang harus dievaluasi kelompok tani tiap musim

panen. Dapat disimpulkan bahwa bila semakin lama jangka waktu yang dipilih

kelompok tani untuk Evaluasi, maka efektivitas kegiatan evaluasi semakin

meningkat

4.5. Loyalitas Kelompok tani Pemerintah Nagan Raya

Sebelum menganalisis hubungan antara efektivitas kegiatan penyuluhan

dengan loyalitas, terlebih dahulu peneliti menjelaskan mengenai Loyalitas dari

responden sebagai kelompok tani Pemerintah Nagan Raya. Data mengenai loyalitas

responden dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut,

Tabel 4.6 Loyalitas kelompok tani kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya

Loyalitas kelompok tani

Atribut Skor rataan Keterangan

Kepuasan 3,54 Setuju

Tetap 3,03 Cukup Setuju

Lagi 2,85 Cukup Setuju

Rekomendasi 2,69 Cukup Setuju

Secara keseluruhan 3,03 Cukup Setuju

Sumber: Data Primer diolah 2013

Dalam penelitian ini loyalitas terdiri dari empat atribut, pertama, atribut

Kepuasan yang artinya Kelompok tani merasa puas terhadap Kegiatan penyuluhan

yang dijalankan bersama Pemerintah Nagan Raya. Atribut ini memiliki skor

rataan sebesar 3,54 (dari skor max. 5,00). Artinya responden setuju bahwa

mereka puas dengan Kegiatan penyuluhan pada Pemerintah Nagan Raya.

Berdasarkan informasi dari responden, Mereka merasa puas karena apa yang

mereka inginkan dalam kegiatan penyuluhan telah terpenuhi dan mereka rata-rata

tidak pernah mengajukan keluhan apapun mengenai kegiatan penyuluhan ini.

Page 41: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

40

Kedua, atribut Tetap yang artinya kelompok tani tetap memilih Kegiatan

penyuluhan dengan Pemerintah Nagan Raya dari pada mandiri. Atribut ini

memiliki skor rataan sebesar 3,03. Artinya responden Cukup setuju bahwa mereka

akan tetap memilih kegiatan penyuluhan dari pada tidak mengikuti kegiatan

penyuluhan.

Ketiga, atribut Lagi yang artinya responden tertarik untuk bekerjasama

lagi dengan Pemerintah Nagan Raya dan tertarik menggunakan metode yang

dianjurkan oleh pemerintah. Atribut ini memiliki skor rataan 2,85. Artinya

responden cukup setuju bahwa mereka tertarik untuk bekerjasama lagi dan

menggunakan kegiatan penyuluhan sebagai pendukung usaha mereka. Misalnya

untuk mengikuti Kegiatan Penyuluhan periode 2.

Keempat, atribut Rekomendasi yang artinya adalah responden

merekomendasikan Kegiatan Penyuluhan Pemerintah kepada petani lain. Atribut

ini memiliki skor rataan sebesar 2,69. Artinya rata-rata responden cukup setuju

bahwa mereka telah merekomendasikan Kegiatan penyuluhan seperti kepada

rekan atau keluarga mereka.

Secara keseluruhan, Loyalitas kelompok tani memiliki skor sebesar 3,03

sehingga dapat dikatakan responden cukup setuju bahwa mereka loyal terhadap

kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian .

4.6. Hubungan Antara Ekeftivitas Kegiatan Penyuluhan dengan Loyalitas

Kelompok tani

Kegiatan Penyuluhan Pemerintah Nagan Raya memiliki tujuan agar melalui

kegiatan penyuluhan ini juga kelompok tani dapat bersikap loyal terhadap

Page 42: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

41

pemerintah. Untuk itu peneliti menganalisis apakah efektivitas kegiatan penyuluhan

ini berhubungan dengan loyalitas kelompok tani terhadap pemerintah atau tidak.

Peneliti melakukan analisis tersebut dengan metode uji korelasi Rank Spearman.

Hasil uji korelasi dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut,

Tabel 4.7. Hasil uji korelasi rank spearman antara kegiatan penyuluhan dengan

loyalitas kelompok tani

Efektifitas Hub.dengan loyalitas

Koefesien korelasi Sig.

Pelatihan 0,631 0,000

Percontohan 0,577 0,000

Pengawasan 0,584 0,000

Evaluasi 0,366 0,020

Perkembangan 0,421 0,007

(Korelasi Secara Keseluruhan)

Kegiatan Penyuluhan 0,424 0,006

Sumber : Data Primer diolah 2013

H0 : Tidak ada hubungan yang nyata antara dua variabel

H1 : Terdapat hubungan yang nyata antara dua variabel

Berdasarkan hasil korelasi diatas dapat dilihat bahwa,

1. Efektivitas kegiatan pelatihan memiliki hubungan dengan loyalitas kelompok

tani dengan koefisien korelasi sebesar 0,631 yang artinya tingkat kore lasinya

termasuk dalam kategori Kuat. Korelasi ini signifikan pada taraf nyata 5%

karena memiliki nilai-p = 0,000 (nilai-p < 0,05). Sehingga semakin tinggi

efektivitas Kegiatan pelatihan maka kelompok tani akan semakin loyal.

2. Efektivitas kegiatan percontohan memiliki hubungan dengan loyalitas

kelompok tani dengan koefisien korelasi sebesar 0,577 yang artinya tingkat

korelasinya termasuk dalam kategori sedang. Korelasi ini signifikan pada

taraf nyata 5% karena memiliki nilai-p = 0,000 (nilai-p < 0,05). Maka,

terdapat hubungan linier yang positif antara efektivitas kegiatan dengan

Page 43: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

42

loyalitas kelompok tani (tolak H0 ) Dengan demikian semakin tinggi

efektifitas kegiatan pecontohan maka semakin tinggi pula loyalitas kelompok

tani.

3. Efektivitas kegiatan perdampingan memiliki hubungan dengan loyalitas

kelompok tani dengan koefisien korelasi sebesar 0,584 yang artinya tingkat

korelasinya termasuk dalam kategori Sedang. Korelasi ini signifikan pada

taraf nyata 5% dengan nilai-p = 0,000 (nilai-p < 0,05). Maka kedua peubah

memiliki hubungan linier yang positif (semakin tinggi efektivitas kegiatan

perdampingan maka semakin tinggi pula loyalitas kelompok tani).

4. Efektivitas kegiatan evaluasi memiliki hubungan dengan loyalitas kelompok

tani dengan koefisien korelasi sebesar 0,366 yang termasuk dalam kategori

tingkat korelasi rendah. Korelasi ini signifikan pada taraf nyata 5% dengan

nilai-p = 0,020 (nilai-p < 0,05). Maka dapat dikatakan efektivitas kegiatan

evaluasi dan loyalitas kelompok tani memiliki hubungan linier yang positif

( semakin tinggi efektivitas kegiatan evaluasimaka semakin tinggi pula

loyalitas kelompok tani).

5. Efektivitas perkembangan pada kelompok tani terlihat memiliki hubungan

dengan loyalitas kelompok tani. Nilai koefisien korelasinya sebesar 0,421

yang termasuk dalam kategori tingkat korelasi sedang. Korelasi juga

signifikan pada taraf nyata 5% dengan nilai-p = 0,007 (nilai-p < 0,05). Maka,

dapat dilatakan kedua peubah memiliki hubungan linier yang positif (semakin

tinggi efektivitas perkembangan usaha yang dirasakan kelompok tani maka

semakin tinggi pula loyalitas kelompok tani terhadap pemerintah).

Page 44: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

43

Berdasarkan Hasil uji korelasi secara keseluruhan terhadap efektivitas

kegiatan penyuluhan, dapat dilihat bahwa efektivitas kegiatan penyuluhan

memiliki hubungan dengan loyalitas kelompok tani. Nilai koefisien korelasi

antara kedua peubah sebesar 0,424 yang termasuk dalam kategori tingkat

korelasi yang sedang. Korelasi ini signifikan terhadap taraf nyata 5% dengan

nilai-p = 0,006 (nilai-p < 0,05). Maka, dalam Kegiatan Penyuluhan, terdapat

hubungan linier yang positif antara efektivitas kegiatan penyuluhan dengan

loyalitas kelompok tani. Artinya semakin tinggi efektivitas kegiatan

penyuluhan yang dilaksanakan pemerintah maka akan semakin tinggi pula

loyalitas dari kelompok tani mereka.

4.8. Implikasi Manajerial

Kegiatan penyuluhan merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah

terhadap komunitas dan petani. Dalam pelaksanaannya kegiatan penyuluhan

memerlukan alokasi sumberdaya pemerintah baik finansial maupun sumberdaya

manusia. Penyelenggara kegiatan bertanggung jawab dalam menciptakan

efektivitas Kegiatan penyuluhan demi tercapainya tujuan pemerintah.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai efektivitas kegiatan penyuluhan

di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya, dapat disimpulkan bahwa

kegiatan penyuluhan pertanian dapat dikatakan cukup efektif dan memiliki tingkat

kesesuaian yang tinggi dengan harapan kelompok tani. Kegiatan Penyuluhan ini

juga ternyata memang berhubungan dengan loyalitas kelompok tani. Pelatihan

kelompok tani merupakan atribut yang paling berhubungan dengan loyalitas

kelompok tani dibandingkan dengan atribut lainnya. Kegiatan Penyuluhan yang

Page 45: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

44

memiliki skor efektivitas paling tinggi adalah Evaluasi, sedangkan kegiatan yang

memiliki skor efektivitas terendah adalah Kegiatan Perdampingan. Selain itu,

terdapat gap (perbedaan) antara efektivitas kegiatan dengan kegiatan-kegiatan

yang dipentingkan kelompok tani berdasarkan hasil Importance Performance

Analysis (IPA). Dengan mengetahui hasil tersebut, perlu diadakan penyesuaian-

penyesuaian dalam kegiatan penyuluhan.

Berdasarkan hasil uji IPA didukung teori Weiss (1972) mengenai tindak lanjut

evaluasi efektivitas kegiatan yang dapat bermanfaat dalam pengambilan

keputusan, penyesuaian yang dapat direkomendasikan diantaranya adalah sebagai

berikut,

a. Pada uji IPA kegiatan pelatihan dan evaluasi berada pada daerah kuadran

II yang artinya memiliki kepentingan yang tinggi dan efektivitas yang

sesuai dengan harapan kelompok tani. Maka berdasarkan teori, kegiatan

tersebut harus dipertahankan dan dapat ditingkatkan. Pemerintah perlu

mempertahankan kegiatan Evaluasi untuk peningkatan loyalitas kelompok

tani. Untuk kegiatan pelatihan, berdasarkan hasil uji korelasi pelatihan

memiliki hubungan yang kuat dengan loyalitas kelompok tani untuk itu,

pihak pemerintah dapat memberikan materi baru yang sesuai serta lebih

mudah untuk diaplikasikan agar efektivitasnya dapat ditingkatkan.

b. Kegiatan percontohan dan perdampingan berada pada kuadran III pada

diagram IPA, artinya kedua kegiatan kurang dipentingkan oleh kelompok

tani dan efektivitas kegiatan tersebut kurang sesuai dengan harapan

kelompok tani. Berdasarkan informasi dari responden, rata-rata mereka

Page 46: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

45

akan mengikuti kegiatan perdampingan bila PPL dapat memberi solusi

masalah yang dihadapi petani. Oleh Kerana itu pemerintah khususnya

dinas terkait perlu meningkatkan kapasitas sumber daya Manusia yang

dapat mengatasi masalah yang dihadapi petani.

c. Pemerintah mengarahkan Kelompok tani untuk berkembang ke tahap lebih

baik, berdasarkan hasil penelitian pada kelompok tani memiliki harapan

tinggi untuk kegiatan Evaluasi.

Page 47: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

47

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5,1. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian mengenai efektivitas program penyuluhan

pertanian di Kecamatan Beutong dengan Kelompok tani, maka diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut,

a. Karakteristik umum petani yang menjadi anggota kelompok tani memiliki proporsi

yang sama antara perempuan dan laki- laki, dengan usia lebih dari 40 tahun, pendidikan

terakhir SMU/SMK, Jenis usahatani yang dijalankan adalah padi sawah, dan Lama

berusahatani antara 1-5 tahun.

b. Efektivitas Program Penyuluhan pertanian di Kecamatan Beutong, dari segi realisasi

program yang paling efektif diperoleh petani adalah kegiatan pelatihan. Dari segi

ketercapaian tujuan, secara keseluruhan kegiatan penyuluhan dapat dikatakan efektif.

Dan program yang paling tinggi efektivitasnya adalah kegiatan evaluasi kelompok tani.

c. Berdasarkan hasil Tabulasi silang (Cross tab) terdapat hubungan yang signifikan antara

karakteristik Lama bertani dengan efektivitas kegiatan evaluasi .

d. Berdasarkan hasil uji korelasi rank spearman terdapat hubungan linier yang positif

antara efektivitas program penyuluhan dengan loyalitas petani terhadap dinas pertanian,

sehingga semakin efektif program penyuluhan maka petani semakin loyal. Variabel

yang paling kuat hubungannya dengan loyalitas adalah kegiatan Pelatihan petani.

Page 48: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

47

5.2. Saran

Terdapat beberapa saran yang dapat direkomendasikan berdasarkan hasil penelitian yang

diperoleh, diantaranya :

a. Pemerintah perlu mempertahankan atau mengevaluasi kegiatan penyuluhan untuk

mempertahankan loyalitas petani.

b. Pemerintah dapat memberikan arahan yang sesuai serta lebih mudah untuk

diaplikasikan agar efektivitasnya dapat ditingkatkan.

c. Pemerintah memberikan pemahaman mengenai peran penting kegiatan percontohan

terhadap usaha tani agar pelaksanaan kegiatan percontohan dapat ditingkatkan

d. Pihak dinas pertanian Kabupaten Nagan Raya diharapkan membentuk tim

monitoring khusus untuk memantau dan mendampingi petani secara terjadwal agar

petani lebih terarah.

Page 49: SKRIPSI Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026repository.utu.ac.id/295/1/BAB I_V.pdf · Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena ... Berdasarkan survei

48

DAFTAR PUSTAKA

E.M. Rogers, 1983. Diffusion of Innovation, Free Press, New York,.

HM, Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Penerbit ANDI,

Yogyakarta.

Margono. 2003. Perspektif Ilmu Penyuluhan Pembangunan. PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Mosher, AT. 1968. Menggerakkan dan Membangun Pertanian.Gramedia. Jakarta:

Yasaguna.

Mardikanto, 1993, Strategi Komunikasi Pembangunan, Balai Pustaka, Jakarta:

Sugiono. 1998 metode penelitian administrasi. Edisi Keempat. Bandung.

Alfabeta.

Singarimbun. M .1982 . Metode Penelitian, Chalia Indonesia Jakarta.

Siegel, Blackwell, Miniard. 1992. Perilaku Konsumen. Binaputra Aksara, Jakarta

Samsuddin, 1980. Ilmu Penyuluhan Pembangunan. PT Indah Utama, Jakarta.

Suryadi,1995, Efektifitas Program.bhakti Jaya, Jakarta

Sudjana,1996, Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Tarsito, Bandung

Umar, H. 2005. Metode Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta

Pricilla,2008, effectiveness of medial-wedge. http//onlinelibrary.wiley.com

Weiss, 1972, Defines avaluation research,methods for assessing program

effectiveness, Toronto, Englewood Cliff.