skripsi puri

134
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA PIHAK AYAH, PIHAK IBU, DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 6 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011 Oleh: RATIKA SATYA PURI NIM K8407040 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: vudieu

Post on 12-Jan-2017

237 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA PIHA K

AYAH, PIHAK IBU, DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR

DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VIII

SMP N 6 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011

Oleh:

RATIKA SATYA PURI

NIM K8407040

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA PIHA K

AYAH, PIHAK IBU, DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR

DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VIII

SMP N 6 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011

Oleh:

RATIKA SATYA PURI

NIM K8407040

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Ratika Satya Puri. K8407040. HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA PIHAK AYAH, PIHAK IBU DAN PEMAN FAATAN SUMBER BELAJAR DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISIWA KELAS VIII SMP N 6 WONOGIR TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Hubungan antara Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah dengan Kedisiplinan Belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011; (2) Hubungan antara Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu dengan Kedisiplinan Belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011; (3) Hubungan antara Pemanfaatan sumber Belajat dengan Kedisiplinan Belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011; (4) Hubungan antara Hubungan antara Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah, pihak Ibu dan Pemanfaatan Sumber Belajar dengan Kedisiplinan Belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian korelasional. Populasi penelitian ialah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011, sejumlah 240 siswa. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling sejumlah 60 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik angket. Teknik analisis data yang digunakan dengan menggunakan analisis statistik dengan teknik regresi ganda.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) hipotesis 1 “Ada hubungan positif Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah dengan Kedisiplinan Belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011”, diterima. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data yang menunjukkan rx1y sebesar 0,406 dan ρ = 0,002. (2) hipotesis 2 “Ada hubungan positif antara Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah dengan Kedisiplinan Belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011”, diterima. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data yang menunjukkan rx2y sebesar 0,425 dan ρ =0,001. (3) hipotesis 3 “Ada hubungan positif antara pemanfaatan Sumber Belajar dengan Kedisiplinan Belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011”, diterima. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data yang menunjukkan rx3y sebesar 0,526 dan ρ = 0,000. (4) hipotesis 4 “Ada hubungan positif antara Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak Ayah, Pihak Ibu, Dan Pemanfaatan Sumber Belajar dengan Kedisiplinan Belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011”, diterima. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data yang menunjukkan Ry(X1,2, 3) sebesar 0,570 dan ρ = 0,000.

Page 6: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Ratika Satya Puri. K8407040. CORRELATION STUDY BETWEEN INTENSITY OF AN GUIDE FATHER, MOTHER AND USEFULL OF LEARNS SOURCE WITH DICIPLINE LEARNS IN CLASS VIII SMP N 6 WONOGIRI ACADEMIC YEAR 2010/ 2011. Essay, Surakarta : Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University, 2011 June.

This research aims to detect: (1) correlation between intensity of an guide father with discipline learns, (2) correlation between intensity of an guide mother with discipline learns, (3) correlation between usefull of learns source with discipline learns, (4) correlation between intensity of an guide father, mother and usefull of learns source with dicipline learns in class VIII SMP N 6 wonogiri academic year 2010/ 2011.

The research uses correlational method for conducting this research. The research population are all of students of claas VIII SMP N 6 Wonogiri academid year 2010/ 2011, it includes 240 students. The research sample is taken by cluster random sampling thecnique with totally 60 students. Thecnique of collecting the data is done by questionnaire thecnique. Thecnique of analyzing the data which is uses in this research is multiple regretion statistic analysis thecnique.

Based on the result of the research, it can be concluded that: (1) first hypothesis “these is positive enough significant correlation between intensity of an guide father with discipline learns in class VIII SMP N 6 wonogiri academic year 2010/ 2011, is accepted. It can be seen from the result of analyzing data which shows rx1y sebesar 0,406 and ρ = 0,002. (2) Second hypothesis “these is positive significant correlation between intensity of an guide mother with discipline learns claas VIII SMP N 6 Wonogiri academid year 2010/ 2011, is accepted. It can be seen from the result of analyzing data which shows rx2y sebesar 0,425 dan ρ =0,001. (3) Third hypothesis “these is positive significant correlation between usefull of learns source with discipline learns claas VIII SMP N 6 Wonogiri academid year 2010/ 2011, is accepted. It can be seen from the result of analyzing data which shows rx3y sebesar 0,526 dan ρ = 0,000. (4) Fourth hypothesis “these is positive significant correlation between intensity of an guide father, mother and usefull of learns source with dicipline learns in class VIII SMP N 6 wonogiri academic year 2010/ 2011, is accepted. It can be seen from the result of analyzing data which shows Ry(X1,2, 3)

sebesar 0,570 dan ρ = 0,000.

Page 7: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Tiada pemberian terbaik dari orang tua kepada anaknya melebihi budi pekerti yang

mulia”

(H.R. Tirmidzi dan Hakim)

” Keteguhan tanpa disiplin adalah awal dari kebodohan”

(Jim Rohn)

”Ingtlah, kebahagiaan tidak tergantung pada siapa dirimu dan apa yang kau miliki,

tetapi tergantung apa yang kau pikirkan ”

( Dale Carnige )

Page 8: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan untuk :

1. Bapak, Ibu tercinta yang telah memberiku

harapan dan motivasi

2. Aak Yudhi Prasetya yang kusayang dan

kubanggakan

3. Alm. Adhi Prasetya yang tetap hidup di

hatiku dengan semangatnya

4. Almamater

Page 9: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan di lingkungan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menghadapi banyak hambatan. Namun

berkat bantuan dari berbagai pihak, maka hambatan-hambatan tersebut dapat peneliti

atasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuan, peneliti menyampaikan terima kasih

kepada yang terhormat :

1. Prof.Dr.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Sebelas Maret Surakarta,

3. Drs. MH. Sukarno,M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi

Antropologi Universitas Sebelas Maret Surakarta,

4. Drs. Haryono, M.Si, Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,

dorongan dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Noor Muhsin Iskandar M.Pd, Pembimbing II yang telah memberikan

semangat, bimbingan, pengarahan serta saran-saran dalam penyusunan skripsi

ini.

6. Dra. Siti Chotidjah, M.Pd, Penasehat Akademik yang telah memberikan

bimbingan dan nasehatnya,

7. Wakimin, S.Pd M.Pd, Kepala SMP Negeri 6 Wonogiri yang telah

memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

8. Ari Subiyanto, S.Pd, guru pembimbing yang telah memberikan bantuan,

bimbingan dan pengarahan saat penelitian.

9. Keluargaku, terima kasih atas bimbingan, do’a dan dukungannya selama ini.

Page 10: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10. Teman-teman Sosiologi Antropologi angkatan 2007, terimakasih atas

dukungannya dan kebersamaannya.

11. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Peneliti berharap semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak yang terkait khususnya bagi kepentingan pendidikan terutama bidang

pengajaran Sosiologi Antropologi.

Surakarta,

Peneliti

Page 11: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

JUDUL……………………………………………………………………........... i

PERSETUJUAN……………………………………………………………….... iii

PENGESAHAN……………………………………………………………….… vi

ABSTRAK………...…………………………………………………………...... v

MOTTO…...………………………………………………………………..........vii

PERSEMBAHAN………………………………………………………...……..viii

KATA PENGANTAR………………..……………………………………....... ix

DAFTAR ISI……………………………………………………...………..……. xi

DAFTAR TABEL…………………………………………………….…......…. xii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………...… xiii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… xiv

BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………1

A. Latar Belakang Masalah…………………….………………..1

B. Perumusan Masalah…………………... …………………….7

C. Tujuan Penelitian………………………………….…………8

D. Manfaat Penelitian……………………………….…………..8

BAB II. LANDASAN TEORI…………………………………………….10

A. Tinjauan Pustaka…………………………………….…..….10

1. Tinjauan Tentang Kedisiplinan Belajar............……...…10

2. Tinjauan Tentang Intensitas Bimbingan

Orang Tua...............................................….……….……20

3. Tinjauan Tentang Pemanfaatan Sumber

Belajar……………………….. ..........……………….....30

B. Penelitian yang Relevan………………………………….....39

C. Keranga Berpikir…………………………..………………..40

D. Hipotesis ……………………………………………………42

Page 12: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………43

A. Tempat dan Waktu Penelitian………………...…………….43

B. Populasi dan Sampel ………………………….……………44

C. Teknik Pengumpulan Data..…………………………..……47

D. Rancangan Penelitian ...............................................……….58

E. Teknik Analisis Data……...…..…………………………….77

BAB IV HASIL PENELITIAN…………………………………………..83

A. Deskripsi Data………………………………..………….....83

B. Pengujian Persyaratan Analisis ……………………………89

C. Pengujian Hipotesis………………………………...……...97

D. Pembahasan Hasil Analisis Data………………………......106

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN...........................112

A. Kesimpulan………………………….………………….....112

B. Implikasi…………………………….………….………….113

C. Saran………………………………….……………………114

DAFTAR PUSTAKA………………………………………..…..……………..113

Page 13: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Waktu Penelitian ………………………………………………43

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Intensitas Bimbingan Orang Tua

Pihak Ayah (X1) ....................................................................................................82

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Intensitas Bimbingan Orang Tua

Pihak Ibu (X2) .......................................................................................................84

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pemanfaatan sumber Belajar (X3) .....................85

Tebel 4.4 Distribusi Frekuensi Kedisiplinan Belajar (Y)..................................... 87

Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Uji Normalitas X1 ...................................................89

Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Uji Normalitas X2 ...................................................90

Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Uji Normalitas X3 ..................................................91

Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Y.....................................................92

Tabel 4.9 Rangkuman Uji Linieritas X1 dengan Y...............................................93

Tabel 4.10 Rangkuman Uji Linieritas X2 dengan Y .............................................94

Tabel 4.11 Rangkuman Uji Linieritas X3 dengan Y .............................................94

Tabel 4.12 Matriks Interkorelasi Analisis Regresi................................................95

Tabel 4.13 Koefisien Beta dan Korelasi Parsial ....................................................98

Tabel 4.14 Rangkuman Analisis Regresi Model Penuh.........................................98

Tabel 4.15 Perhitungan Bobot Prediktor-Model Penuh.......................................102

Page 14: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................41

Gambar 4.1 Grafik Histogram Intensitas Bimbingan Orang Tua

Pihak Ayah (X1).....................................................................................................83

Gambar 4.2 Grafik Histogram Intensitas Bimbingan Orang Tua

Pihak Ibu (X2)........................................................................................................85

Gambar 4.3 Grafik Histogram Pemanfaatan Sumber belajar (X3)........................86

Gambar 4.4 Grafik Histogram Kedisiplinan Belajar (Y) ......................................88

Page 15: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Soal Uji Coba Penelitian.................................................................119

Lampiran 2. Data Skor Uji Coba dan Analisis Kesahihan Butir Soal

Variabel Intensitas Bimbingan Orang Tua.....................................130

Lampiran 3. Data Skor Uji Coba dan Analisis Kesahihan Butir Soal

Variabel Pemanfaatan Sumber Belajar...........................................134

Lampiran 4. Data Skor Uji Coba dan Analisis Kesahihan Butir Soal

Variabel Kedisiplinan Belajar.........................................................138

Lampiran 5. Soal Angket Penelitian...................................................................142

Lampiran 6. Sebaran Frekuensi dan Histogram X1, X2, X3 dan Y.......................150

Lampiran 7. Hasil Uji Normalitas X1,X2 dan Y...................................................156

Lampiran 8. Hasil Uji Linieritas X1 dengan Y, X2 dengan Y dan X3

dengan Y.........................................................................................161

Lampiran 9. Hasil Uji Kolinearitas X1, X2, dan X3............................................164

Lampiran 10. Hasil Analisis Regresi...................................................................166

Lampiran 11. Hasil Uji Homosedasitas...............................................................169

Lampiran 12. Profil Sekolah................................................................................172

Lampiran 13. Surat Pengantar Penelitian.............................................................173

Lampiran 14. Surat Perijinan...............................................................................174

Lampiran 15. Surat Keterangan Penelitian……………………………………..176

Page 16: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan menurut Muhibbin Syah (2009:1) pada dasarnya adalah usaha

sadar menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan

cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Hal ini diungkap

secara detail dalam Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidkan Nasional Bab 1 pasal 1. Dalam pasal tersebut dikatakan bahwa :

“Pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” Dan dalam keseluruhan

proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini

berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak

bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami anak didik.

Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakan-

tindakannya yang berhubungan dengan belajar, dan setiap orang mempunyai

pandangan yang berbeda tentang belajar. Misalnya seorang guru yang

mengartikan belajar sebagai kegiatan menghafalkan fakta. Maka, akan lain cara

mengajarnya dengan guru yang lain yang mengartikan bahwa belajar sebagai

proses penerapan prinsip.

Belajar merupakan hal yang sangat dasar bagi manusia dan merupakan

proses yang tidak ada henti-hentinya, karena dengan belajar itulah manusia dapat

berkembang. Kegiatan belajar adalah merupakan suatu proses yang terjadi secara

menyeluruh dalam diri masing-masing individu. Dapat ditarik kesimpulan bahwa

belajar adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadi-

nya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu

Page 17: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mendapatkan hasil yaitu kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif

lama karena adanya usaha.

Diantara faktor yang menentukan keberhasilan belajar adalah kedisiplinan

belajar. Pada dewasa ini tingkat kedisiplinan belajar siswa dalam proses belajar

mengajar dinilai masih kurang. Ketidakdisiplinan itu misalnya, dalam mengikuti

suatu pelajaran siswa terkesan semaunya, siswa datang terlambat, siswa sering

tidak memperhatikan guru, siswa sering meninggalkan jam pelajaran, dan

sebagainya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa suasana belajar di sekolah atau

di rumah terkadang agak kurang diminati oleh siswa. Maka mereka lebih senang

menghabiskan waktu dengan teman-temannya untuk bermain atau berkumpul di

sebuah tempat yang tidak diketahui oleh orang tua atau guru. Akhirnya orang tua

resah karena prestasi anaknya menurun dan perilaku mereka sulit dikendalikan,

dan ini merupakan wujud ketidakdisiplinan siswa.

Belajar juga merupakan salah satu kewajiban setiap anak sebagai peserta

didik. Tuntutan seorang anak dalam belajar salah satunya adalah belajar dengan

teratur. Dimana hal ini merupakan pedoman seorang anak ketika menuntut ilmu

di sekolah, melihat banyaknya mata pelajaran yang harus dikuasai sehingga

menuntut pula pembagian waktu yang sesuai dengan keluasan sumber belajar.

Didalam belajar juga diperlukan adanya kedisiplinan yang dijalankan seorang

anak untuk kelancaran belajarnya. Kedisiplinan itu tak lain adalah untuk

mencapai keberhasilan belajar. Seperti yang dikatakan Soegeng Prijodarminto

(1992: 23) bahwa disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk

melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan,

kepatuhan, kesetiaan,keteraturan dan atau ketertiban. Hal ini dapat dijelaskan

bahwa seseorang dapat dikatakan berdisiplin apabila perilakunya mencerminkan

ketaatan dan kepatuhan pada peraturan, norma, atau etika yang berlaku. Adanya

kedisiplinan ini diharapkan agar siswa dapat melaksanakan kegiatan sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan guna mencapai suatu tujuan.

Page 18: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Disiplin merupakan pengaruh yang dirancang untuk membantu anak agar

mampu menghadapi lingkungan. Disiplin merupakan suatu sikap yang

menunjukkan kesediaan untuk menepati atau mematuhi dan mendukung kaidah-

kaidah yang berlaku. dengan demikian, disiplin bukanlah suatu yang dibawa

sejak awal, tetapi merupakan sesuatu yang dupengaruhi oleh faktor ajar atau

pendidikan. Perilaku disiplin bagi siswa adalah salah satu kunci sukses untuk

dapat meraih prestasi maksimal. Fungsi utama disiplin adalah mengajarkan untuk

mengendalikan diri dengan mudah menghormati dan mematuhi aturan untuk

menertibkan diri. Dalam mendidik anak perlu disiplin tegas dalam hal apa yang

harus dilakukan dan dalam hal apa tidak boleh dilakukan.

Tumbuhnya keberhasilan belajar bukan merupakan suatu peristiwa yang

tiba-tiba terjadi seketika. Kedisiplinan belajar pada diri anak tumbuh dengan

adanya bantuan dari pendidik, baik orang tua, guru, maupun masyarakat. Orang

tua sangat berperan penting dalam pembinaan kedisiplinan belajar di rumah yaitu

dengan memberikan teladan yang baik serta mencukupi kebutuhan belajar anak.

Guru berperan dalam pembinaan kedisiplinan belajar di sekolah yaitu dengan

menerapkan berbagai peraturan dalam hal belajar di sekolah seperti masuk

sekolah sebelum bel berbunyi, mendengarkan materi pelajaran yang disampaikan

guru, dan tidak membolos sebelum jam pelajaran sekolah berakhir. Selain orang

tua dan sekolah kedisiplinan belajar juga dipengaruhi oleh masyarakat. Apabila

kondisi masyarakat sekitar mempunyai tingkat disiplin belajar yang tinggi, maka

dengan sendirinya akan berpengaruh pada diri anak tersebut, demikian pula

sebaliknya. Akan tetapi sering kita jumpai para pendidik yang kurang

memperhatikan masalah kedisiplinan belajar sehingga sering terjadi berbagai

pelanggaran.

“Disiplin mempunyai empat unsur pokok menurut Elizabeth B. Hurlock yang diterjemahkan Med. Meitasari Tjandrasa (2002: 84), mengemukakan empat unsur pokok disiplin adalah peraturan sebagai perilaku, konsistensi dalam peraturan tersebut dan dalam cara yang digunakan untuk mengajarkan

Page 19: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan memaksanya, hukuman untuk pelanggaran peraturan dan penghargaan untuk perilaku yang baik yang sejalan dengan peraturan yang berlaku. “

Agar dapat selalu menerapkan disiplin belajar, perlu diadakan

pembimbingan dalam rangka menanamkan tanggung jawab kepada anak. Usaha

yang dapat ditempuh salah satunya dengan melakukan pembimbingan dalam

keluarga, hal ini karena keluarga merupakan tempat sosialisasi pertama

seorangan anak. Keluarga dapat menjadi sarana yang utama untuk menanamkan

kedisiplinan. Yaitu dengan cara keluarga, terutama orang tua, senantiasa

membimbing anaknya untuk disiplin. Orang tua dapat menanamkan sikap

disiplin itu sejak kecil, sehingga ketika ia sudah besar, sikap disiplin itu akan

tetap diterapkan terutama dalam kegiatan belajarnya. Dalam membimbing anak,

ukuran atau banyak waktunya harus juga diperhatikan. Hal ini bertujuan agar

anak senantiasa ingat akan kebiasaan-kebiasaan yang diajarkan orang tuanya,

yang dalam hal ini kebiasaan disiplin belajar.

Dalam kedudukannya sebagai pendidik, maka orang tua sangat berperan

dalam pendidikan. Peranannya adalah sebagai pembimbing atau penuntun,

yakni pembimbing, mengarahkan anaknya agar tidak salah dalam mengambil

suatu sikap atau tindakan yang melanggar norma dan agama. Betapa besar

tanggung jawab orang tua terhadap anaknya dalam bidang pendidikan, yaitu

menanamkan dasar perkembangan jiwa anak. Seperti apa yang dikatakan oleh

Hasbullah (2001:4) bahwa:

“ Dasar-dasar tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya meliputi: adanya motivasi atau dorongan cinta kasih orang tua dan anak, pemberian motivasi kejiwaan moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya, tanggung jawab sosial, memelihara dan membesarkan anaknya, dan memberi pendidikan.”

Orang tua memiliki beberapa fungsi, yang diantaranya adalah sebagai

pembimbing. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Abu Ahmadi

dan Nuruhbiyati ( 2001: 177) yang mendefinisikan “Orang tua adalah pemimpin

keluarga, maka orang tua bertanggung jawab sebagai pendidik, pemelihara,

Page 20: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengasuh, pembimbing, pembina maupun guru bagi anaknya.” Sebagai

pendidik, orang tua mengarahkan pengetahuan dasar pada anaknya,misalnya

mengajarkan sopan santun. Orang tua sebagai pemelihara berkewajiban

memenuhi semua kebutuhan anaknya. Sedangkan fungsi orang tua sebagai

pengasuh, bahwa mereka bertugas merawat anaknya sejak lahir hingga dewasa.

Kemudian fungsi orang tua sebagai pembimbing, mereka bertanggung jawab

menuntun anaknya menjadi orang yang berguna di masyarakat. Dan sebagai

pembina, orang tua berperan untuk mengajarkan hal-hal yang belum diketahui

anak.

Selain pembimbingan dari orang tua, adanya sumber belajar dapat

mendorong sikap disiplin belajar anak. Sumber belajar menurut Nana Sudjana

dan Ahmad Rivai (2003: 77) adalah “Segala daya yang dapat dimanfaatkan

guna memberikan kemudahan seseorang dalam belajarnya”. Seorang anak yang

dapat memanfaatkan segala sesuatu disekitarnya untuk membantu kegiatan

belajarnya akan memudahkan belajarnya untuk mencapai keberhasilan belajar.

Misalnya buku, koran, majalah, bahkan orang di sekitarnya sekalipun dapat

membantu kegiatan belajar anak. Namun terkadang mereka tidak sadar akan hal

itu. Apabila mereka menyadari itu, sikap disiplin belajar mereka bisa muncul.

Dengan adanya sumber belajar yang dapat memudahkan belajar, anak-anak

akan lebih mematuhi jadwal belajarnya dengan penuh kesadaran.

Dalam kegiatan belajar, sumber belajar merupakan unsur yang sangat

penting. Sumber belajar merupakan tempat yang dapat dijadikan sebagia usaha

untk mendapatkan sebuah pengetahuan yang dapat menunjang kegiatan belajar.

Sumber belajar ada bermacam-macam dan diharapkan siswa bisa

memanfaatkannya dengan baik. Sebagaimana pendapat Nasution (2000:194)

bahwa “Jika langkah-langkah dalam belajar mengajar diatur dengan baik, maka

belajar itu akan efisien. Dalam pengajaran, guru dibantu pula oleh bermacam-

macam sumber belajar.” Sumber belajar dapat merupakan bagian dari proses

Page 21: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengajar, akan tetapi dapat pula menggantikan ceramah, demonstrasi/

laboratorium, dan sebagainya.

Ketersediaan sumber belajar yang diiringi dengan pemanfataannya secara

tepat, akan memunculkan semangat belajar anak. Kebiasaan belajar anak yang

memiliki sumber belajar yang memadai akan berbeda dengan anak yang memilki

sumber belajar sangat minim. Anak yang memliki sumber belajar memadai akan

lebih mematuhi jadwal belajarnya, dan anak yang memiliki sumber belajar

sangat minim akan lebih malas belajar. Atau bahkan sebaliknya, anak yang

memilki sumber belajar sangat minim akan belajar lebih giat. Kesadaran anak

akan ketentuan seorang siswa, yaitu belajar sangat dipengaruhi oleh faktor dari

luar dan dari dalam. Faktor dari luar misalnya suasana rumah, arahan orang tua,

waktu yang tersedia dan lain sebagainya. Sedangkan faktor dari dalam misalnya

sifat malas-malasan, suka melamun, susah berkonsentrasi (memusatkan

perhatian) dan lain sebagainya.

Kesiapan siswa selalu beriring dengan pemanfaatan sumber belajar yang

intensif. Sumber belajar merupakan komponen dalam kawasan teknologi

instruksional, yang disebut komponen sistem instruksional. Menurut Mudhoffir

(1992: 1-2) mengatakan bahwa:

“Komponen sistem instruksional terdiri dari pesan (semua mata pelajaran), orang (guru dan siswa), bahan (buku, slide, transparansi, modul, majalah, bahan pengajaran terprogram dan lain-lain), alat (proyektor slide, OHP, televisi, dan sebagainya), teknik (pengajaran terprogram, belajar sendiri, diskusi, tanya jawab dan lain-lain), dan lingkungan (lingkungan fisik misalnya gedung, kelas, perpustakaan, laboratorium dan sebagianya serta lingkungan nonfisik misalnya penerangan, sirkulasi udara dan lain-lain).”

Melihat hal itu, guru dan peserta didik dituntut kreatif, improvisatif,

inisiatif dan inovatif dalam membuat dan mengembangkan alat peraga lain.

Disamping itu juga berinisiatif untuk mendayagunakan lingkungan sekitar sebagi

sumber belajar yang konkrit seperti bebatuan, tanah, tumbuhan, keadaan alam,

Page 22: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pasar, kondisi social, ekonomi dan budaya kehidupan yang berkembang di

masyarakat. Sumber belajar yang ada seharusnya dimanfaatkan dengan optimal.

Adanya sumber belajar tadi, baik yang memadai maupun yang minim,

tidak terlepas dari bimbingan orang tua untuk menanamkan sifaf kedisiplinan

dalam belajar. Anak yang telah memiliki sumber belajar yang memadai belum

tentu akan sadar mengenai tanggung jawab belajarnya dengan memanfaatkan

sumber belajar yang ia miliki itu. Orang tua yang sering menanyakan tentang

kegiatan belajar anaknya, sekaligus akan menyadarkan anaknya akan belajar.

Sedangkan orang tua yang jarang menanyakan tentang kegiatan belajar anaknya,

maka bisa jadi si anak kurang sadar akan tanggung jawab belajarnya. Dengan

memperhatikan hal tersebut, maka peneliti mengadakan penelitian mengenai

“Hubungan Antara Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak Ayah, Pihak

Ibu Dan Pemanfaatan Sumber Belajar Dengan Kedisiplinan Belajar Siswa

Kelas VIII SMP N 6 Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/ 2011”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan antara intensitas bimbingan orang tua pihak ayah

dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri Tahun

Pelajaran 2010/2011?

2. Apakah ada hubungan antara intensitas bimbingan orang tua pihak ibu

dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri Tahun

Pelajaran 2010/2011?

3. Apakah ada hubungan antara pemanfaatan sumber belajar dengan

kedisiplinan belajar siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri Tahun Pelajaran

2010/2011?

Page 23: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Apakah ada hubungan secara bersama antara intensitas bimbingan orang

tua pihak ayah, pihak ibu dan pemanfaatan sumber belajar dengan

kedisiplinan belajar siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri Tahun Pelajaran

2010/2011?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui adanya hubungan antara intensitas bimbingan orang tua

pihak ayah dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VIII SMP N 6

Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011.

2. Untuk mengetahui adanya hubungan antara intensitas bimbingan orang tua

pihak ibu dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri

Tahun Pelajaran 2010/2011.

3. Untuk mengetahui adanya hubungan antara pemanfaatan sumber belajar

dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri Tahun

Pelajaran 2010/2011.

4. Untuk mengetahui adanya hubungan secara bersama antara intensitas

bimbingan orang tua pihak ayah, pihak ibu dan pemanfaatan sumber

belajar dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri

Tahun Pelajaran 2010/2011.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dalam dua hal, yaitu manfaat

teoritis dan manfaat praktis. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Sebagai suatu karya ilmiah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

ilmu pengetahuan dan diharapkan dapat membantu memecahkan masalah

Page 24: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang berhubungan dengan kedisiplinan belajar siswa kaitannya dengan

bimbingan orang tua dan sumber belajar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi orang tua

1) Orang tua/ keluarga diharapkan dapat senantiasa membimbing anak-

anaknya memecahkan masalah untuk meningkatkan kedisiplinan

belajar.

2) Orang tua/ keluarga diharapkan juga memperhatikan sumber belajar

yang diperlukan anaknya.

b. Bagi siswa

1) Siswa diharapkan untuk dapat memanfaatkan sumber belajar dengan

baik.

2) Siswa diharapkan senantiasa mempertahankan kualitas belajar

mereka dengan disiplin belajar untuk meraih hasil belajar yang

optimal.

c. Bagi Sekolah

1) Sekolah diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber belajar

(guru, sarana dan prasarana belajar) agar siswa dapat belajar secara

efektif

2) Sekolah dapat mendukung usaha orang tua dalam membimbing

anak-anaknya dalam kedisiplinan belajar.

Page 25: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan Mengenai Kedisiplinan Belajar

a. Pengertian Kedisiplinan

Konsep disiplin berkaitan dengan tata tertib, aturan, atau norma dalam

kehidupan bersama (yang melibatkan orang banyak). Seperti apa yang dikatakan

Moeliono dalam Nhowitzer, (2007), Korelasi Perlakuan Guru Bimbingan Dan

Konseling Dan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Samudra

Kulon Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas, http://

nhowitzer.multiply.com/journal/item/1, diambil pada tanggal 28 Februari 2011

pukul 19.51. Beliau mengatakan bahwa “Disiplin artinya adalah ketaatan

(kepatuhan) kepada peraturan tata tertib, aturan, atau norma, dan lain

sebagainya.” Kedisiplinan siswa dapat dilihat dari ketaatan (kepatuhan) siswa

terhadap aturan (tata tertib) yang berkaitan dengan jam belajar di sekolah, yang

meliputi jam masuk sekolah dan keluar sekolah, kepatuhan siswa dalam

berpakaian, kepatuhan siswa dalam mengikuti kegiatan sekolah, dan lain

sebagainya. Semua aktifitas siswa yang dilihat kepatuhannya adalah berkaitan

dengan aktifitas pendidikan di sekolah, yang juga dikaitkan dengan kehidupan di

lingkungan luar sekolah.

Menurut Melayu SP Hasibuan (1994: 212) bahwa “Kedisiplinan adalah

kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan

norma-norma yang berlaku”. Dapat dikatakan kedisiplinan harus dilakukan

secara sadar dan dengan kesadaran tanpa adanya suatu paksaan dan tekanan dari

pihak manapun.

Suharsimi Arikunto (1990: 144) mengatakan bahwa “Disiplin adalah

kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong

oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya. Kedisiplinan berkaitan erat

Page 26: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan pengendalian diri seseorang dalam melakukan tindakan secara sadar

melalui pembentukan diri dan watak.”

Pengertian disiplin menurut Raka Joni yang dikutip Sulistryo dan Ign.

Wagimin (1986: 61) adalah bahwa “Disiplin mencakup setiap macam pengaruh

yang ditunjukan untuk membantu siswa agar ia dapat memahami dan

menyesuaikan diri dengan lingkungann dan juga tentang cara menyelesaikan

tuntutan yang mungkin ingin ditunjukkan siswa terhadap lingkungannya.”

Sedangkan menurut Soegeng Prijodarminto (1992; 23) bahwa “Disiplin

adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian

perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,keteraturan

dan atau ketertiban.” Hal ini dapat dijelaskan bahwa seseorang dapat dikatakan

berdisiplin apabila perilakunya mencerminkan ketaatan dan kepatuhan pada

peraturan, norma, atau etika yang berlaku. Adanya kedisiplinan ini diharapkan

agar siswa dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan guna mencapai suatu tujuan.

Dapat disimpulkan bahwa pengertian kedisiplinan mengandung unsur-

unsur sebagai berikut:

1) Ketaatan (kepatuhan) pada peraturan tata tertib.

2) Didorong oleh kesadaran yang ada pada kata hatinya.

3) Kesadaran tanpa adaya suatu paksaan atau tekanan dari pihak manapun.

4) Membantu menyesuaikan diri dengan lingkungannya sekaligus

meyelesaikan tuntutan yang ingin ditujukan oleh siswa.

5) Melaksanakan sesuai dengan rencana yang ditetapkan untuk mencapai suatu

tujuan.

b. Pengertian Belajar

Menurut Muhibbin Syah (2009: 5) “Belajar dapat dipahami sebagai

tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai

hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses

Page 27: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kognitif. Perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan fisik,

keadaan mabuk, lelah dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar.”

Menurut Slameto (1995 : 2) “Belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. “

Sedangkan menurut Sardiman AM (2001: 23) menyatakan bahwa

“Belajar merupakan upaya perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan

jiwa raga untuk menuju perkembangan pribadi yang seutuhnya yang menyangkut

unsur cipta, rasa, karsa dan ranah afektif, kognitif dan psikomotorik”.

Menurut Oemar Hamalik mengatakan bahwa “Belajar merupakan suatu

perkembangan dari seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang

baru berkat pengalaman dan latihan. Belajar itu perubahan-perubahan yang

bersifat psikis.”

Pendapat lain dikatakan oleh Omrod (1995) dalam Abied, (2010), Sikap

dan Kebiasaan Belajar Siswa. diambil pada meetabied.wordpress.com

/2010/03/20/sikap-dan-kebiasaan-belajar-siswa/, diambil pada 30 desember 2010

pukul 20:10. Beliau mendeskripsikan adanya dua definisi belajar yang berbeda.

Definisi pertama menyatakan bahwa “ Learning is a relatively permanent

change in behavior due to experience”. Belajar merupakan perubahan perilaku

yang relatif permanen karena pengalaman. Sedangkan definisi kedua menyatakan

bahwa “Learning is relatively permanent change in mental associations due to

experience”. Belajar merupakan perubahan mental yang relatif permanen karena

pengalaman. Definisi pertama memberikan penekanan pada perubahan perilaku,

sedangkan definisi kedua memberikan penekanan pada perubahan mental.

Slameto (1995: 7) menjelaskan apa saja ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar, yaitu :

a) Perubahan terjadi secara sadar. Individu menyadari atau merasakan telah terjadi suatu perubahan dalam dirinya. Dan perubahan tingkah laku yang

Page 28: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terjadi karena mabuk atau tidak sadar, tidak termasuk perubahan karena belajar. karena orang bersangkutan tidak menyadari perubahan itu.

b) Perubahan bersifat kontinu dan funsional. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya yang kadang akan memperoleh kecakapan-kecakapan yang lain.

c) Perubahan bersifat positif dan aktif. Perubahan selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu ynag lebih baik dari sebelumnya. Perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri.

d) Perubahan bukan bersifat sementara. Tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap/ permanen dan bukan sementara.

e) Perubahan yang bertujuan atau terarah. Tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Dengan begitu perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah pada tingkah laku yang telah ditetapkannya.

f) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.

Ada beberapa ciri-ciri belajar menurut Umar Tirtaraharja dalam Abied,

(2010), Sikap dan Kebiasaan Belajar Siswa, diambil

meetabied.wordpress.com/2010/03/20/sikap-dan-kebiasaan-belajar-siswa/,

Diambil pada 30 desember 2010 pukul 20:10. Ciri-cirinya adalah sebagai

berikut:

1. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar bukan perubahan tingkah laku karena proses kematangan.

2. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar bukan perubahan tingkah laku karena perubahan kondisi fisik.

3. Hasil belajar bersifat relative menetap.

Selain yang dikemukakan diatas, dikatakan pula unsur/ciri-ciri belajar

menurut Umar Tirtaraharja dalam Abied, (2010), Sikap dan Kebiasaan Belajar

Siswa, diambil meetabied.wordpress.com/2010/03/20/sikap-dan-kebiasaan-

belajar-siswa/, Diambil pada 30 desember 2010 pukul 20:10. Ciri-cirinya

adalah:

1. Bahwa Belajar merupakan suatu aktifitas yang menghasilkan perubahan pada individu yang belajar.

Page 29: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Bahwa perubahan tersebut berupa kemampuan baru dalam memberikan respons terhadap suatu stimulus.

3. Bahwa perubahan itu terjadi secara permanen 4. Bahwa perubahan tersebut terjadi karena proses pertumbuhan atau

kematangan fisik,melainkan karena usaha sadar.

Tujuan belajar dapat diartikan sebagai kondisi yang diinginkan setelah

pebelajar (individu yang belajar) selesai melakukan kegiatan belajar.Dalam

pengertian bahwa setelah belajar diharapkan akan terjadi perubahan dalam diri

siswa, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memahami menjadi memahami,

dari tidak terampil menjadi terampil dan sebagainya. Demikian pula dalam hal

sikap, belajar

Dari uraian di muka, dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan belajar

mengandung unsur-unsur sebagai berukut:

1) Suatu kondisi belajar yang tercipta dan terbentuk sebagai pola tingkah

laku belajar.

2) Menurut ketentuan yang ditaati secara sadar.

3) Menciptakan ketertiban dan keteraturan dalam belajar, dan

4) Kondisi itu memiliki tujuan untuk menjadi yang lebih baik.

c. Faktor-Faktor yang Berperan dalam Pembentukan Kedisiplinan Belajar

Pembentukan kedisiplinan belajar dilakukan melalui suatu proses yang

sangat panjang yaitu dimulai sejak dini di dalam lingkungan keluarga dan

dilanjutkan di lingkungan sekolah. Pembiasaan kedisiplinan di dalam lingkungan

keluarga maupun lingkungan sekolah ini mempunyai kaitan yang sangat erat

dengan kehidupan siswa di masa yang akan datang.

Dalam hal ini ada beberapa pendapat yang mengemukakan tentang faktor-

faktor yang berperan dalam kedisiplinan belajar yaitu:

a) Elizabeth B. Hurlock (2006 : 84) menyatakan bahwa :

”Bila disiplin diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku sesuai dengan standar yang ditetapkan kelompok sosial mereka, ia harus mempunyai empat unsur pokok. Adapun cara mendisiplinkan yang

Page 30: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

digunakan yaitu: 1) peraturan sebagai pedoman perilaku, 2) konsistensi dalam peraturan tersebut dan dalam cara yang digunakan untuk mengajarkan dan memaksanya, 3) hukuman untuk pelanggaran peraturan, 4) penghargaan untuk perilaku yang baik sejalan dengan peraturan yang berlaku”.

b) T.O Ihromi (1999 : 53) menyatakan bahwa ” penting pula diketahui bahwa

penanaman nilai nilai dalam proses sosialisasi perlu diperhatikan empat aspek

yang terkait agar tujuan pendidikan tercapai yaitu: 1) peraturan, 2) sanksi

berupa hukuman, 3) penghargaan, 4) konsistensi”.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat diambil suatu kesimpulan

bahwa faktor-faktor yang berperan penting dalam pembentukan kedisiplinan

belajar siswa adalah:

1) Mengikuti dan mentaati peraturan

Peraturan merupakan suatu pola yang ditetapkan untuk mengatur

tingkah laku siswa agar sesuai dengan yang diharapkan. Pelaksanaan

peraturan dapat memberikan dorongan dan kebiasaan untuk hidup lebih tertib

dan teratur. Apabila kita mampu mengikuti dan mentaati peraturan sekolah

dengan baik, maka kedisiplinan dapat dilaksanakan dengan mudah.

Sebaliknya, apabila kita melanggar peraturan-peraturan tersebut maka akan

dikenakan sanksi yang biasanya diwujudkan dalam bentuk sistem kredit point.

Besar kecilnya kredit tersebut berbeda-beda tergantung dari kesalahan siswa.

2) Kesadaran diri

Kesadaran diri merupakan suatu pemahaman yang telah diserap oleh

seseorang akan pentingnya kedisiplinan, sehingga dalam kesadaran diri

mengandung kerelaan untuk mematuhi dan melaksanakan semua peraturan

dan norma yang berlaku serta akan melaksanakan tugas dengan penuh

tanggung jawab. Kesadaran diri yang dimiliki seseorang akan menjadi motif

atau dorongan yang sangat kuat bagi terwujudnya kedisiplinan belajar,

sehingga hal ini dapat menciptakan anak dalam mencapai kemandirian secara

lebih baik.

Page 31: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Alat pendidikan

Alat pendidikan ini sangat bermanfaat untuk mempengaruhi, mengubah,

membina, dan membentuk perilaku siswa yang sesuai dengan nilai-nilai yang

telah ditentukan. Siti Meiahati yang dikutip oleh Soedomo Hadi (2003 : 89)

berpendapat bahwa ” alat pendidikan adalah hal yang tidak saja memuat

kondisi-kondisi yang memungkinkan terlaksananya pekerjaan mendidik,

tetapi alat pendidikan itu telah mewujudkan diri sebagai perbuatan atau situasi

yang dicita-citakan dengan tegas, untuk mencapai tujuan pendidikan”.

4) Hukuman

Hukuman bagi seorang siswa merupakan salah satu faktor dalam

pembentukan kedisiplinan belajar dan dianggap positif karena hukuman ini

merupakan salah satu upaya menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan

perbuatan yang salah, sehingga seseorang akan kembali pada perilaku yang

diharapkan. Selain itu, hukuman ini sangat penting artinya karena dapat

memberikan dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk mentaati dan mematuhi

peraturan yang telah ditetapkan. Hal senada juga diungkapkan oleh Kartini

Kartono (1985 : 23) yang mengatakan bahwa ”hukuman kadang-kadang perlu

untuk mendidik anak dan menyalurkan tingkah laku anak”. Jadi hukuman

dalam hal ini bersifat positif.

5) Penghargaan atau hadiah

Dalam hal ini hadiah atau penghargaan tidak harus dalam bentuk benda

atau materi, akan tetapi dapat berupa kata-kata pujian, senyuman, atau

menepuk-nepuk bahu anak. Biasanya, sebuah hadiah atau penghargaan akan

diberikan setelah anak melakukan suatu tindakan atau tingkah laku yang benar

dan terpuji. Adanya pemberian hadiah ini mempunyai peranan yang sangat

penting yaitu untuk memberikan motivasi kepada anak agar ia dapat

mengulangi tingkah laku yang benar dikemudian hari. Hal senada juga

diungkapkan oleh Kartini Kartono (1985 : 31) yang mengatakan bahwa

Page 32: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

”ganjaran akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk mengulangi

tingkah lakunya”.

6) Konsistensi

Hal ini merupakan derajat kesamaan atau kestabilan akan aturan-aturan,

sehingga anak-anak tidak akan bingung tentang hal-hal yang seharusnya

dilakukan. Konsistensi sangat tepat apabila diterapkan dalam aturan-aturan,

hukuman, maupun sanksi. Apabila kita tidak konsisten di dalam menerapkan

peraturan, hukuman, maupun sanksi, maka nilai dari hukuman dan aturan

tersebut akan hilang. Konsistensi dianggap sebagai faktor yang paling penting

karena segala sesuatu yang dilakukan secara berulang-ulang dengan konsisten

akan menjadi pedoman atau aturan seperti penggunaan waktu, menerapkan

hukuman, dan memberi hadiah atau penghargaan.

Kedisiplinan belajar tidak hanya diterapkan di sekolah, tetapi harus

diterapkan dirumah, karena waktu belajar anak lebih banyak belajar di

lingkungan keluarga atau di rumah. Sehingga dapat dikatakan lingkungan

keluargalah yang memberikan suasana untuk terciptanya kedisiplinan belajar

siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Elida Prayitno (1989: 156) yang

menyatakan bahwa:

”Orang itu dapat menciptakan situasi fisik maupun psikologis yang menyokong minat dan kegairahan anaknya dalam belajar. Penyediaan kesempatan yang dibutuhkan anak dalam belajar di rumah maupun di luar rumah sangat menunjang kesuksesan anak dalam belajar. Membina hubungan akrab dengan anak dan memberikan perhatian yang tinggi peting dan patut diperhatikan oleh orang tua, jika ingin anaknya berhasil dalam belajar.”

Dari pendapat di atas, disimpulkan bahwa orang tua sebagai penanggung

jawab dalam keluarga harus mampu menciptakan suasana keakraban diantara

anggota keluarga di rumah dan juga harus memberikan perhatian yang cukup

terhadap kegiatan belajar anak. Misalnya dengan membantu anak dalam

belajar, menaati anak dalam menaati jadwal kegiatan belajar, memberikan

sarana belajar yang dibutuhkan oleh anak dan sebagainya. Dengan adanya

Page 33: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perhatian yang diberikan oleh orang tua kepada anak, diharapkan anak akan

lebih termotivasi dalam belajarnya, sehingga dapat meningkatkan kedisiplinan

belajar sekaligus dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

Menurut Slameto (1995: 76) bahwa untuk meningkatkan cara belajar

yang efektif siswa perlu memperhatikan beberapa hal, yakni:

(1) Kondisi internal merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri siswa tersebut. Misalnya kesehatan atau ketentraman hati. Hal ini menurut Maslow ada 7 jenjang kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi, yaitu: a) Kebutuhan fisiologis, yang merupakan kebutuhan jasmani

manusia,misalnya makan, minum tidur dan sebagainya. Jika kebutuhan fisiologisnya tidak terganggu sehingga tidak mengakibatkan terganggunya kondisi dan konsentrasi belajar.

b) Kebutuhan keamanan dan keselamatan, dimana siswa dapat efektif jika siswa dapat menjaga keseimbaangan emosinya secara baik sehingga perasaan aman dapat tercapai dan dapat memusatkan konsentrasi, dalam hal ini belajar.

c) Kebutuhan akan kebersamaan dan cinta, dimana cara belajar yang efektif akan tercapai apabila seseorang dapat melakukan kerjasama dengan teman-temannya sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan ketajaman dalam berpikir.

d) Kebutuhan akan pengakuan, penghargaan dan kedudukan, yang mana setiap siswa perlu optimis, percaya akan kemampuan diri dan yakin bahwa ia dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.

e) Kebutuhan aktualisasi diri, yang mana belajar yang efektif dapat diciptakan untuk memenuhi keinginan yang dicita-citakan. Oleh karena itu, siswa harus yakin bahwa dengan belajar yang baik akan dapat membantu tercapainya cita-cita yang diinginkan.

f) Kebutuhan untuk mengetahui dan dimengerti, yang mana kebutuhan ini berfungsi untuk memuaskan rasa ingin tahu, mendapatkan pengetahuan, informasi dan untuk mengerti sesuatu.

g) Kebutuhan estetik, dimana kebutuhan ini merupakan suatu kebutuhan yang dimanifestasikan sebagai kebutuhan akan keteraturan, keseimbangan dan kelengkapan dari suatu kebutuhan.

(2) Kondisi Eksternal Kondisi eksternal merupakan suatu keadaan yang ada di luar diri

menusia seperti kebersihan rumah, penerangan dan keadaan lingkungan fisik yang lain. Kita dapat menciptakan kediplinan belajar apabila terdapat lingkungan fisik yang baik dan teratur. Karena dengan dukungan keadaan

Page 34: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sekitar yang baik, maka konsentrasi, kemauan dan semangat dalam belajar akan selalu terjaga, sehingga anak akan merasa nyaman dalam belajar.

(3) Strategi Belajar Dengan strategi yang tepat, dapat tercapai suatu keadaan dimana

kedisiplinan belajar dapat terlaksana dengan baik. Strategi ini digunakan untuk mengatur waktu yang seefisien mungkin untuk mencapai hasil atau prestasi yang maksimal. Pelaksanaan cara belajar agar dapat membantu siswa dapat dilakukan dengan pengaturan waktu belajar yang baik seperti: a) Belajar tepat waktunya dan tidak membiasakan diri menunda untuk

belajar sampai seluruh pelajaran berakhir. b) Belajar untuk mengatur waktu dengan tepat. c) Adanya waktu luang untuk rekreasi agar pikiran menjadi tenang. d) Tidak menggunakan waktu tidur untuk belajar karena dapat

menggangu kesehatan. Dengan strategi yang tepat, maka belajar akan terasa

menyenangkan dan tidak membosankan. Apabila anak selalu belajar tanpa perasaan senang, anak akan merasa jenuh dan bosan sehingga semangat untuk belajar akan dengan mudah hilang. Anak akan menjadi berpkiran bahwa belajar adalah hal yang membosankan dan tidak menyenangkan. Dengan strategi belajar yang tepat, anak diharapkan dapat mencapai suatu hasil belajar yang maksimal.

d. Fungsi Kedisiplinan

EB Hurlock (1993: 97) menyebutkan fungsi disiplin dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu:

1) Fungsi yang bermanfaat.

Fungsi yang bermanfaat ini meliputi :

(b) untuk mengajar anak yaitu bahwa perilaku tertentu selalu diikuti

hukuman, namun yang lain akan diikuti dengan pujian,

(c) untuk mengajarkan anak tentang suatu tingkatan penyesuaian yang

wajar, tanpa menuntut konformitas yang berlebihan,

(d) untuk membantu anak mengembangkan hati nuraninya.

2) Fungsi yang tidak bermanfaat

Fungsi yang tidak bermanfaat ini meliputi :

(a) untuk membuat takut anak,

(b) sebagai pelapisan agresi orang yang mendisiplin.

Page 35: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Tinjauan Mengenai Bimbingan Orang Tua

a. Pengertian Orang Tua

Sebelum kita membahas mengenai pengertian bimbingan orang tua,

terlebih dahulu akan dibahas mengenai pengertian orang tua.

Orang Tua menurut Soedomo Hadi (2003: 22) adalah ”Ayah dan ibu

yang menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya.” Sedangkan Abu

Ahmadi dan Nuruhbiyati (2001: 177) mendefinisikan ”Orang tua adalah

pemimpin keluarga, maka orang tua itu bertugas sebagai pendidik, pemelihara,

pengasuh, pembimbing, pembina maupun guru bagi anaknya.”

Dalam Undang- Undang Nomor 4 bab III pasal 9 tentang hak anak yang

dikutip Soerjono Soekanto (1990: 172) ” Orang tua adalah yang pertama-tama

bertanggungjawab atas kesejahteraan anak baik secara rohani, jasmani maupun

sosial.”

Thamrin Nasution dan Nur Halijah (1989: 1) mengemukakan bahwa

”Orang tua adalah orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau

rumah tangga, yang dalam kehidupan sehari-hari lazim disebut ibu-bapak.”

Sedangkan pengertian orang tua sendiri, menurut Ngalim Purwanto (1988: 8)

adalah sebagai berikut:

”Orang tua adalah pendidik sejati karena kodratnya, maka oleh karena itu kasih sayang orang tua terhadap anak-anaknya hendaklah kasih sayang yang sejati pula yang berarti pendidik atau orang tua hendaknya mengutamakan kepentingan dan kebutuhan anak-anaknya, dengan mengesampingkan keinginan dan kesenangannya sendiri.”

Adanya berbagai rumusan pengertian tersebut, terkandung unsur-unsur

dalam orang tua yaitu:

(1) Orang tua itu bertugas sebagai pendidik, pemelihara, pengasuh,

pembimbing, pembina maupun guru bagi anaknya.

(2) Orang yang petama-tama bertanggung jawab atas kesejahteraan anaknya.

(3) Orang yang mengutamakan kepentingan anak-anaknya.

Page 36: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tiap-tiap anggota keluarga berperan terhadap pendidikan anak-anaknya.

Menurut Ngalim Purwanto (2002: 82) peranan ibu dalam pendidikan anaknya

adalah sebagai berikut:

(1) Pengasih dan pemelihara, (2) Tempat mencurahkan isi hati, (3) Pengatur kehidupan dalam rumah tangga, (4) Pembimbing hubungan pribadi, dan (5) Pendidik dalam segi-segi emosional.

Sedangkan peranan ayah dalam pendidikan anak menurut Ngalim

Purwanto (2002: 83) adalah sebagai berikut:

(1) Sumber kekuasaan dalam keluarga, (2) Penghubung intern keluarga dengan masyarakat, (3) Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga, (4) Bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan (5) Pendidik dari segi rasional.

b. Pengertian Bimbingan Orang Tua

Menurut Ny. Y. Singgih dan Singgih D. Gunarso (1992:12)

mengemukakan pengertian bimbingan sebagai berikut: ”Bimbingan adalah

bantuan yang diberikan kepada seseorang agar perkembangan yang dimiliki

didalam dirinya sendiri dalam mengatasi persoalan-persoalan, sehingga dapat

menentukan sendirijalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa harus

bergantung pada orang lain.”

Kemudian menurut Dewa Ketut Sukardi (1995: 2) berpendapat bahwa

”Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang diberikan kepada seseorang

atau sekelompok orang secara ters menerus dan sistemats oleh pembimbing agar

individu atau sekelompok individu menjadipribadi yang mandiri”.

Chrisholm dalam Oemar Hamalik (1990: 193) mengatakan bahwa :

”Bimbingan adalah proses pertolongan individu agar dapat mengenal dirinya dan

supaya individu itu dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya

didalam kehidupannya”.

Sedangkan menurut Prayitno (2001: 193) ”Bimbingan adalah proses

pemberian pada individu agar ia dapat mandiri, dengan menggunakan bahan,

Page 37: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berupa interkasi, nasehat, gagasan dan asuhan yang didasarkan atas norma-

norma yang berlaku.”

Ada pula pendapat Hadari Nawawi (1995: 26) yang menyatakan bahwa

”Bimbingan adalah usaha menolong orang lain/ siswa untuk mengembangkan

pandangannya tentang diri sendiri, orang lain dn masyarakat sekitarnya agar

mampu menganalisa masalah-masalah atau kesukaran-kesukaran yang

dihadapinya dengan menetapkan keputusan terbaik dalam menyelesaikan

masalah atau kesukaran yang dihadapinya itu.”

Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

pengertian bimbingan mengandung unsur-unsur sebgai berikut:

1) Proses pemberian bantuan yang diberikan secara terus menerus oleh

seseorang kepada orang lain.

2) Memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam

dirinya sehingga dapat menjadi pribadi yang mandiri.

3) Agar orang yang dibimbing mampu memecahkan setiap masalah yang

dihadapinya.

c. Pengertian Intensitas Bimbingan Orang Tua

Sebelumnya pengertian intensitas menurut Daryanto (1998: 264) adalah

”Keadaan tingkatan atau ukuran intensnya.” Singgih D. Gunarsa (1990:60)

mengatakan bahwa ”Intensitas adalah kekuatannya, misalnya intensitas rangsang

berarti kekuatan rangsang.”

Kemudian Krech, Crutchfield dan Ballachey (1962: 18) mengatakan bahwa:

”How an individual conceives the world is dependent, first of all, upon the nature of the Physical and social enviroment in which he is immersed (... .) An the world images of different member of the same family- Park Avenue or Tenessee mountain- will differ because of subtle diferrences in the nature of their social environtment: different members of the same family will receive varying treatment from their associates depending upon their age, sex, position in the family, etc ”.

(Bagaimana individu menggambarkan dunia adalah tergantung, pertama atas pembawaan dari fisikdan lingkungan sosial yang diselaminya (... .) Dan

Page 38: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dunia membayangkan perbedaan anggota dari keluarga yang sama-Park Avenue atau Tenessee mountain- akan berbeda, karena perbedaan yang tidak diketahui dalam pembawaannya pada lingkungan sosial. Perbedaan anggota dari keluarga yang sama akan menerima perlakuan yang menyimpang dari gabungannya di atas umurnya, jenis kelamin, posisi dalam keluarga, dll).

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa yang membedakan

seseorang dalam mempersepsikan sesuatu diantaranya umurnya, jenis kelamin,

posisi dalam keluarga, dan lain-lain.

Krech et. al (1962: 41) juga mengatakan tentang hal yang mempengaruhi

timbulnya persepsi, yang didalam terdapat intensitas. Ia mengatakan bahwa:

”The familiar figure-on-background experiment of perseption laboratory illustrates one stimulus factor affecting cognitive selectivity. A single red dot, among many black dot, will stand out in perception. A Negro in a crowd of white poeple is high visible. Other stimulus factors determining selection include: frequency-the slogan most frequency repeated in morelikely to came the attention of the individual than the infrequently mentioned one; intensity-a shout more attention-demanding than the normal speeking voice; movement and change-number- the more object there are, the greater the selectivity.”

(Percobaan bentuk belakang yang dikenal dari laboraturium perespsi mengilustrasikan satu faktor stimulus cenderung kepada pemilihan kognitif. Satu titik merah diantar beberapa titik hitam, akam lebih kelihatan oleh persepsi. Satu orang Negro dalam kerumunan orang kulit Putih akan lebih terluhat. Faktor stimulus lain menentukan pilihan termasuk: Frekuensi-kebanyakan sebutan frekuensi yaitu pengulangan yang lebih mengundang perhatian individu daripada jarang atau hanya disebutkan sekali; Intensitas-berteriakan kan lebih mengundag perhatian daripada yang hanya berbicara dengan suara normal; angka yang bergerak dan berubah - disana ada lebih banyak objek yang lebih besar pemilihannya).

Kemudian Krech et. al (1962: 410 juga menerangka mengenai teori

keseimbangan yang berhubungan dengan sistem kognitif yang mempengaruhi

persepsi, bahwa:”Balance theory asserts that unbalanced cognitive system tend

to shift toward a state of balance. This shift may occur in various ways. Thus, in

the above example, the individual may come to approve free speech only for

poeple who espous domocratic principles, or he may come to extend free speech

to the man who preaches againts civil liberties.”

Page 39: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(Teori keseimbangan menyatakan bahwa ketidakseimbangan sistem kognitif memelihara untauk mengubah keadan keseimbangan. Perubahan ini bisa terjadi dalam berbagai jalan. Demikian, individu bisa membenarkan pembicaraan dengan bebas hanya untuk agar orang menyatukan prinsip demokratis atau dia bisa melanjutka pembicaraan yang bebas untuk seseorang yang membaca kutbah yang bertentangan dengan kemerdekan sipil).

Krech et. al (1962: 45-46) juga menjelaskan lebih lanjut mengenai sistem

kognitif yag salah satunya mempengaruhi persepsi seseorang melalui intensitas.

Ia mengatakan bahwa:

”The degree and manner in which changes in wants and information produce changes in cognitive depend upon the multiplexity, interconnectedness, ang consonance of the preexisting cognitive system. The relation between vulnerability to cognitive changes and the dimensions of multiplexity and interconnectedness are complex and little understood. Cognitive system of high multiplexity are more immune to radical change than those of low multiplexity. No such generalrelation can be stated for interconnectedness. But in matter how much the cognitive change, the direction of change seems to be such as to approach a more consonant structure. This is true even in those intences where a major system of beliefs seems to be immune to contradictory facts.

Balance theory is an approach to the study of cognitive consonance which is especially concerned with the individual’s affective cognition of poeple an social objects. Balance theory assumes that the cognitive proces persistently strives toward balance or consonance. However, balance is often acheived. This is especially true when cognitive balance would lead to an unpleasant state affairs for the individual.”

(Derajat dan kebiasaan yang mengubah keinginan dan informasi yang menghasilkan perubahan kognitif tergantung atas keberagaman, saling keterkaitan dan keharmonisan dari sistem kognitif yang lebih dulu ada. Hubungan amtara sifat yang cepat tersinggung dari perubahan kognitif dan dimensi keberagaman dan saling keterkaitan itu kompleks dan sedikit dimengerti. Sistem kognitif dari keberagaman yang tinggi lebih kebal dari perubahan radikal dibanding keberagaman yang rendah. Tidak demikian relasi umum dapat menjadi pemberitahuan saling keterkaitan. Tapi tidak ada perubahan kognitif, kelangsungan perubahan rupanya menjadi bagian yang hampir mendekati struktur harmoni yang lebih. Hal itu sekarang benar pada desakan dimana sistem utama dari kepercayaan terlihat menjadi kebal dari faktor yang disangkal.

Teori keseimbangan adalah pendekatan belajar keharmonisan kognitif yang mana itu lebih dikenai dengan kecenderungan kognisi individu dari orang-orang dan objek sosial. Teori keseimbangan mengasumsikan bahwa proses

Page 40: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kognitif yang berusaha keras dengan keseimbangan atau keharmonisan. Tetapi keseimbanagn sering tidak dihargai. Terutama kebenaran ketika keseimbanagn kognitif mengantarkan pada keadaan tidak nyaman urusan individu).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa intensitas

mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

1) Intensitas merupakan sebuah tingkatan dimana tingkatan itu tergantung

pada persepsi tiap individu yang berbeda.

2) Intensitas dapat akan lebih terasa/ terlihat bila dilakukan secara berulang-

ulang (dalam frekuensi tertentu) dan dapat menjadi sebuah kebiasaan.

3) Intensitas termasuk dalam teori keseimbangan yang berkaitan dengan sistem

kognitif yang tergantung atas keberagaman, saling keterkaitan dan

keharmonisan dari sistem kognitif yang lebih ada.

Sehingga dapat disimpulkan mengenai pengertian intensitas bimbingan

orang tua yaitu dalam unsur-unsur di bawah ini:

1) Ukuran atau sering tidaknya pemberian bantuan atau pertolongan dari orang

tua sebagai orang yang bertanggung jawab dalam keluarga.

2) Bimbingan itu dilakukan secara terus menerus dan sistematis kepada anaknya,

3) Tujuannya untuk memberikan bimbingan dalam memecahkan masalah-

masalah yang dihadapi anak.

d. Fungsi dan Peranan bimbingan Orang Tua

Erman Amti dan Marjohan (1992: 9) mengemukakan beberapa fungsi

bimbingan, yaitu:

1) Fungsi Pemahaman Yang pertama dan paling awal yang harus dilakukan pembimbing (dalam hal ini orang tua) adalah mengetahui bagaimana individu yang dibimbing itu. Hal itu berarti berusaha mengungkapkan dan memahami apa masalah dan kesulitan yang dihadapinya anak, apa dan bagaiman kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya.

2) Fungsi Pencegahan Bimbingan harus memiliki fungsi pencegahan yaitu penciptaan suatu suasana agar pada diri anak tidak timbul berbagai masalah yang dapat menghambat proses perkembangannya.

Page 41: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Fungsi Pemecahan (Pemberian Bantuan) Walaupun berbagai upaya telah dilakukan dengan sebaik-baiknya tetapi masih terjadi masalh pada diri anak, maka dalam hal ini perlu upaya pemberian bantuan pemecahan masalah. Hal ini agar masalah yang dialami anak itu, yang dapat berupa sikap dan kebiasaan yang buruk atau tidak dapat menyesuaikan diri secara baik dengan lingkungan.

4) Fungsi Pengembangan Bimbingan tidak sekedar mengatasi kesulitan yang dialami anak tetapi juga berusaha agar anak dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya.

Peranan bimbingan menurut Ny. Y. Singgih D. Gunarsa dan Singgih D.

Gunarsa (1992: 20) adalah sebagai berikut;

1) Berperan sebagai pencegah, yang membantu anak menemukan cara-cara mengatasi persoalan yang mungkin akan menjurus ke penyimpangan perkembangan mental atautekanan jiwa atau kelainan ataupun ganguan juwa.

2) Berperan memelihara anak sebagai pribadi yang sudah mencapai perkembangan, baik keseimbangan emosi maupun keserasian kepribadian yang kuat.

3) Berperan dalam membantupembentukan penyesuaian diri, yakni dengan jalan membantu anak menghadapi, memahami dan memecahkan masalah untuk hasil yang optimal, baik dalam jenjang karir mauoun dalam hubungan sosial.

4) Berperan memperbaiki atau meyembuhkan bila terjadi penyimpangan atau kesulitan yang sudah berakar, membantu mencari akar dari peyimpangan kenakalan,gangguannya supaya dapat disembuhkan dan tercapai taraf kehidupan normal.

Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan mengenai fungsi dan

peranan bimbungan orang tua yang pada dasarnya meliputi:

2. fungsi pencegahan,

3. fungsi pemahaman,

4. fungsi pemecahan masalah dan,

5. fungsi pengembangan, dimana hal itu membantu anak mengatasi

segala permasalahan yang dihadapinya, termasuk masalah belajar,

untuk berkehidupan yang berkembang secara normal.

Page 42: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. Tujuan Bimbingan Orang Tua

Agar kegiatan bimbingan dapat terarah dan tepat sasaran serta mencapai

hasil yang diinginkan, maka terlebih dahulu harus diketahui tujuan dari

bimbingan tersebut.

Menurut Ny. Y. Singgih D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa (1992: 14)

mengemukakan bahwa tujuan dari pada bimbingan adalah memberi bantuan

kepada anak didik supaya mencapai:

1) Kebahagiaan hidup pribadi 2) Kehidupan yang efektif dan produktif 3) Kesanggupan hidup bersama dengan orang lain 4) Keserasian antara cita-cita anak didik dengan kemampuan yang dimilikinya.

Aunur Rahim Faqih (2001: 36) juga mengatakan bahwa tujuan

bimbingan meliputi:

1) Tujuan Umum Membantu individu mewujudkan dirinya menadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

2) Tujuan Khusus (a) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah (b) Membantu individu mengatasi masalh yang sedsng dihadapinya (c) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan

kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi baik, sehingga tidak menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.

Oemar Hamalik (1992; 195) juga mengatakan bahwa bimbingan

merupakan suatu proses yang bertujuan sebagai berikut:

1) Agar individu bertanggung jawab menilai kemampuan sendiri dan menggunakan pengetahuan mereka secara efektif bagi dirinya sendiri.

2) Agar individu menjalani hidupnya sekarang secara efektif dan menyiapkan dasar kehidupan masa depan sendiri.

3) Agar semua potensi individu berkembang secara optimal meliputi semua aspekpribadinya sebagai individu yang potensial.

4) Agar individu dapat belajar dengan efektif dan efisien.

Page 43: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menurut Suheri dan Edi Purwanto (1996: 48) menyatakan secara khusus

bimbingan bertujuan agar individu ang dibimbing dapat:

1) Memahami dirinya dengan baik. 2) Memahami lingkungan dengan baik. 3) Memberi pilihan keputusan dengan bijaksana. 4) Mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari

baik di sekolah maupun di luar sekolah. M. Imron Pohan (1986: 56) mengatakan bahwa bimbingan orang tua,

terutama dalam kegiatan belajar, bertujuan untuk :

1) Tercapainya tujuan belajar ( penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap). Bimbingan orang tua akan membantu mengatasi kesulitan-kesulitan belajar, yang disebabkan karena: kemampuan belajar kurang memadai, suasana rumah tidak kondusif, tidak adanya minat belajar dan lain-lain. Dengan kesabaran dan keuletan orang tua dalam membimbing kesulitan-kesulitan belajar dan dapat mengatasinya, maka tujuan belajar yang berupa penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap dapat tercapai dengan baik.

2) Agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang mendukung proses belajar. Dengan bimbingan dari orang tua diharapkan anak mampu memahami kesulitan belajarnya yang disebabkan keadaan lingkungan dan pada akhirnya dapat menyesuaiakan diri dengan keadaan lingkungan tersebut.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

bimbingan adalah :

1) Membantu individu dalam memahami diri dan lingkungannya.

2) Membantu individu agar mencapai kehidupan yang efektif, produktif dan

kebahagiaan hidup pribadi serta mampu bertanggung jawab.

3) Memberi individu dalam mengembangkan potensi dan cita-cita sesuai

dengan kemampuan yang dimiliki.

4) Membantu individu dalam menentukan pilihan keputusan dengan bijaksana.

5) Membantu individu dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam

kehidupan sehari-hari.

Page 44: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

f. Bimbingan Orang Tua Terhadap Remaja (Siswa)

Abdullah Nasbih Ulwan (1990: 195) mengemukakan bahwa pokok-pokok

bimbingan orang tua meliputi:

1) Menjaga atau pengawasan dalam pergaulan

Orang tua harus jeli dalam mengawasi pergaulan anak di luar rumah. Orang

tua mempunyai kewajiban mengawasi tingkah laku anak-anaknya, kemudian

mengarahkan agar dapat memiliki sarana yang tepat dan sesuai dengan

perkembangan mora dan pertumbuhan fisiknya dimana agar hasrat dan

keinginannya serta kebutuhan anak sesuai dengan pertumbuhan

danperkembangan mereka tanpa mengorbankan nilai-nilai moral.

2) Bimbingan Keagamaan

Orang tua hendaknya memberikan bimbingan mengenai agama sejak dini

sehingga anak mengetahui mana yang benar dan mana yang salah.

3) Bimbingan Intelektual

Orang tua harus dapat mengarahkan kepada anak tentang ilmu yang lebih

penting dan bermanfaat bagi masa depannya.

Kemudian menurut Ny. Y. Singgih D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa

(1992: 34-38) mengemukakan bahwa sesuai dengan masalah yang akan dihadapi

seorang anak/ remaja, maka macam bimbingan dapat dibagi dalam:

1) Bimbingan pengajaran dan belajar, dengan tujuan memecahkan persoalan

berhubungan dengan masalah belajar anak sekolah di sekolah dan di luar

sekolah. Dengan bimbingan belajar diharapkan anak didik melakukan

penyesuaian yang baik dalam situasi belajar seoptimal mungkin sesuai

dengan kemampuan-kemampuan yang ada ladanya.

2) Bimbingan pendidikan, bertujuan untuk membnatu murid dalam

menghadapidan memecahkan masalah dalam bidang pendidikan.

3) Bimbingan sosial, bertujuan membantu anak dalam mengatasikesulitan-

kesulitan dalam kehidupan sosialnya sehingga ia mampu mengadakan

hubungan-hubungan sosial dengan baik.

Page 45: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Bimbingan maalah pribadi, bertujuan membantu anak dalam mengatasi

masalah pribadi, sebagai akibat kurang kemampuan anak untuk mengadakan

penyesuaian diri dengan aspek-aspek perkembangan, keluarga, persahabatan,

belajar, cita-cita, konflik pribadi, sosial, seks dan lain-lainnya.

5) Bimbingan dalam menggunakan waktu senggang, yang bertujuan membantu

anak dalam mengisi waktu senggang, juga dilakukan secara individual,

karena setiap anak mempeunyai bakat dan cirri kelemahan dan kekuatan

yang berbeda-beda.

6) Bimbingan pekerjaan, bertujuan memberikan penerangan mengenai

pekerjaan dan tugas-tugas apakah yang tercakup dalam pekerjaan tersebut.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa intensitas bimbingan orang

tua terhadap remaja sangatlah penting untuk membentu remaja dalam mengatasi

setiap masalah ynag muncul seiring dengan proses perkembangannya, agar

tumbuh menjadi manusia dewasa. Adapaun dalam hal ini bimbingan orang tua

yang dimaksud meliputi bimbingan menggunakan waktu senggang dan

pengawasan dalam pergaulan, agar terbentuk kepribadiannya yang baik dan

dapat memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya.

3. Tinjauan tentang Pemanfaatan Sumber Belajar

a. Pengertian Pemanfaatan Sumber Belajar

Dalam penegertian sederhana, sumber belajar adalah guru dan bahan-

bahan pengejaran atau bahan pelajaran, baik buku-buku bacaan atau

semacamnya. Dalam arti luas yang dimaksud sumber belajar adalah segala daya

yang dapat digunakan untuk kepentingan proses atau aktifitas pengajaran baik

secara langsung maupu tidak langsung, di luar diri peserta didik (lingkungan)

yang melengkapi diri mereka saat pengajaran berlangsung.

Pada dasarnya sumber belajar merupakan sekumpulam bahan atau situasi

ysng sengaja diciptakan dan dibuat agar memungkinkan peserta didik belajar

secara nyaman. Sri Joko Yunanto (2004: 20), bahwa “Sumber belajar adalah

Page 46: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bahan yang mencakup media belajar, alat peraga, alat permainan untuk

memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada anak yang

berperan untuk mendampingi anak dalam belajar.”

Pendapat lain dikatakan oleh Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2003: 77)

mengatakan bahwa “sumber belajar adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan

guna memberikan kemudahan kepada seseorang dalam belajaranya.” Sumber

belajar itu dapat berupa media atau alat bantu belajar serta bahan baku

penunjang. Misalnya guru, buku pelajaran, majalah, Koran,televisi, internet, dan

lain-lainnya.

Pengertian sumber belajar juga disampaikan oleh Akhmad Sudrajad,

(2008), Konsep Sumber Belajar, http: /ahmadsudrajad. wordpress.com, diambil

pada tanggal 28 Februari 2011 pukul 20.02. Ia mengatakan bahwa “Sumber

belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan

wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik

secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta

didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.”

Mulyasa (2002: 48) berpendapat bahwa “sumber belajar adalah segala

sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada pserta didik dalam

memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan

dalam proses belajar mengajar.”

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian

sumber belajar mengandung unsur-unsur:

1) Segala macam apa yang ada diluar diri seseorang yang memudahkan dan

mendukung proses atau kegiatan pengajaran.

2) Sumber belajar dapat digunakan untuk memperoleh sejumlah informasi,

pengetahuan, pengalaman dan keterampilan.

Adanya sumber belajar itu tadi tidak akan berarti suatu apapun jika tidak

bimanfaatkan dengan baik untuk kegiatan belajarnya. Jadi dapat disimpulkan

bahwa pemanfaatan sumber belajar adalah suatu cara yang dapat dugunakan

Page 47: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

untuk memberikan kemudahan kepada siswa dalam melaksanakan belajar

efektifnya. Sumber belajar disini dapat berupa alat/ sarana belajar, guru/ tentor

dan sebagainya.

a. Klasifikasi Sumber Belajar

Wallington dalam Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2003: 78)

menyatakan bahwa “peran utama sumber belajar adalah membawa atau

menyalurkan stimulus dan informasi kepada siswa. AECT (Assiciation of

Education Communication Technology) dalam buku yang sama

mengklasifikasikan sumber belara menjadi 6 macam yaitu :

1) Message (pesan), yaitu informasi atau ajaran yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk gagasan, fakta, arti dan data. Termasuk dalam komponen pesan adalah semua bidang studi atau mata kuliah atau bahan pengajaran yang diajarkan kepada peserta didik.

2) People (orang), yaitu manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengelola dan penyaji pesan. Termasuk dalam komponen ini adalah guru, dosen, tutor, dan peserta didik.

3) Materials (bahan), yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunnaan alat atau perangkat keras ataupun oleh dirinya sendiri. Berbagia program media termasuk kategori materials seperti transparansi, slide, film, video, modul, majalah dan buku.

4) Device ( alat), yaitu sesuatu (peranngkat keras) yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Misalnya: overhead projector, slide, video, tape recorder, radio dan televises.

5) Technique (teknik), yaitu prosedur yang dipersiapkan untuk penggunaan bahan, peralatan, orang dan lingkungan untuk stimulant demonstrasi. Misalnya: pengajaran terprogram, stimulasi demonstrasi,Tanya jawab dan CBSA.

6) Setting ( lingkungan), yaitu situasi atau suasana sekitar dimana pesan disampaikan, baik lingkungan fisik (keadaan kelas, perpustakaan, lapangan dan sebagainya) maupun lingkungan non fisik ( suasana belajar). Kemudian sumber belajar menurut Sri Joko Yunanto (2004: 25) dapat

dibedakan menjadi tujuh, yaitu:

1) Lingkungan Alam Sumber belajar yang masuk dalam kelompok ini merupakan tempat atau alam bebas yang dapat memberikan informasi langsung kepada anak.

Page 48: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Misalnya anak dapat langsung belajar mengenai tanaman, hewan, tanah, batu, sungai, udara, gunung, air, dan sebagainya.

2) Lingkungan Sosial Sumber belajar ini lebih menekankan pada tempat hasil karya manusia, dan di dalamnya terdapat aktivitas hubungan manusia. Misalnya anak dapat langsung bertemu guru (sebagai narasumber) untuk bertanya tentang mata pelajaran yang ingin ia tanyakan, dan sebagainya.

3) Lingkungan Budaya Sumber belajar ini merupakan sumber belajar yang konkrit bagi anak. Misalnya rumah adat, tarian daerah, peninggalan sejarah berupa candi, pura, vihara, masjid, klenteng ataupun benda-benda yang disimpan di dalam museum.

4) Media Sumber belajar ini dapat berupa sumber belajar visual maupun audio visual. Sumber visual misalnya gambar, foto, film, video dan lain sebaimya. Sedangkan sumber audio visual misalnya VCD, DVD, acara TV dan sebagainya.

5) Hasil Cetak Sumber belajar ini dapat memberikan banyak informasi kepada anak tentang peristiwa tertentu, suatu tempat bahkan iklan dan data-data lainnya. Misalnya Koran, majalah, buku, brosur, leaflet dan lain sebagainya.

6) Realita Sumber belajar ini dapat berupa realitas-realitas fisik yang ada di dunia ini intuk membantu memberi penjelasan dalam kegiatan belajar. Bunga-bungaan, batu-batuan dan sebagainya, dapat member informasi penting bagi perkembangan anak. Misalanya warna-warna batu dan bunga dapat member khasanah pengetahuan bagi anak. Jika hal itu dapat digunakan berdasarkan konteks kegiatan belajar, maka akan menjadi sumber belajar yang tidak sekedar indah untuk dipandang, namun sekaligus memberikan pengetahuan yang kadang tidak cukup umyuk sekedar diceramahkan.

7) Produk Pabrik Produk pabrik dapat memberikan informasi, minimal memberikan gambaran kemajuan teknologi Negara/ daerah produsennya. Selain itu lewat produk pabrik ini dapat diketahui sebagai sumber informasi tentang Negara itu, baik lokasinya di dalam peta, geografisnya, penduduknya, dan sebagainya.

Ada jenis sumber belajar menurut Akhmad Sudrajat, (2008), Konsep

Sumber Belajar, http: /ahmadsudrajad. wordpress.com, diambil pada tanggal 28

Februari 2011 pukul 20.02. Secara garis besarnya jenisnya adalah:

1. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni

sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai

Page 49: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang

terarah dan bersifat formal.

2. Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization),

yaitu sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan

pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan

dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Dari keduanya, sumber-sumber belajar dapat berbentuk:

a) pesan: informasi, bahan ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat, dll;

b) Orang: guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat,

pimpinan lembaga, tokoh karier dan sebagainya;

c) Bahan: buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang

untuk pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya;

d) Alat/ perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi,

VCD/DVD, kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat

listrik, obeng dan sebagainya;

e) Pendekatan/ metode/ teknik: disikusi, seminar, pemecahan masalah,

simulasi, permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat, talk

show dan sejenisnya; dan

f) Lingkungan: ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun,

pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya.

b. Ciri-ciri dan Fungsi Sumber Belajar

Ciri-ciri sumber belajar menurut Akhmad Sudrajat, (2008), Konsep

Sumber Belajar, http: /ahmadsudrajad. wordpress.com, diambil pada tanggal 28

Februari 2011 pukul 20.02. Hal ini dilakukan untuk dapat mengidentifikasi

sumber belajar. Adapun disebutkan ciri-cirinya sebagai berikut:

1) Sumber belajar adalah sesuatu daya atau kekuatan yang dapat member sesuatuyang diperlukan dalam rangkaian proses instruksional.

2) Sumber belajar mempunyai nilai-nilai belajar yang dapt merubah dan membawa pada perubuahan yang sepurna dri tingkah laku yang sesuai dengan tujuan tertentu.

Page 50: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Sumber belajar dapat digunakan sebagian demi sebagian tetapi dapat pula digunakan secara keseluruhan.

4) Sumber belajar dapat dibedakan “by designed” dengan “by utilization” yang memiliki cirri-ciri sendiri.

Menurutnya pula sumber belajar memiliki fungsi :

1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a) Mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan

waktu secara lebih baik dan (b) Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat

lebih banyak membina dan mengembangkan gairah. 2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual,

dengan cara: (a) Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan (b) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan

kemampuannnya. 3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara:

(a) Perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan (b) Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.

4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a) Meningkatkan kemampuan sumber belajar; (b) Penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.

5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) Mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan

abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit; (b) Memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.

6. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.

c. Kriteria Memilih Sumber belajar

Kriteria dalam memilih/ memanfaatkan sumber belajar adalah penting

menururt Akhmad Sudrajat, (2008), Konsep Sumber Belajar, http:

/ahmadsudrajad. wordpress.com, diambil pada tanggal 28 Februari 2011 pukul

20.02. Ia mengatakan bahwa dalam memilih sumber belajar harus

memperhatikan kriteria sebagai berikut:

1) ekonomis: tidak harus terpatok pada harga yang mahal;

2) praktis: tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit dan langka;

3) mudah: dekat dan tersedia di sekitar lingkungan kita;

Page 51: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) fleksibel: dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan;

5) sesuai dengan tujuan: mendukung proses dan pencapaian tujuan

belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.

Kemudian Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2003: 84 - 86) mengatakan

bahwa untuk memilih sumber belajar harus didasarkan pada dua kriteria yaitu

kriteria umum dan kriteria berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Adapaun

kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

1) Kriteria umum, merupakan ukuran kasar dalam memilih berbagai sumber belajar, misalnya: b) Ekonomis dalam pengertian murah. Ekonomis tidak berarti selalu

harus murah. Bisa saja dana pengadaan sumber belajar cukup tinggi, sehingga harganya mahal tetapi pemanfaatannya dalam jangka panjang, maka itu seudah termasuk terhitung murah.

c) Praktis dan sederhana. Praktis artinya tidak memerlukan pelayanan serta pengadaan sampingan yang sulit dan langka. Sedangkan sederhana maksudnya tidak memerlukan pelayanan yang menggunakan keterampilan khusus yang rumit. Semakin praktis dan sederhana sumber belajar itu, semakin perlu diprioritaskan untuk dipilih dan digunakan.

d) Mudah diperoleh, artinya sumber belajar itu dekat dan tidak perlu diadakan atau dibeli di toko atau pabrik. Sumber belajar yang tidak dirancang lebih mudah diperoleh asal jelas tujuannya dan dapat dicari di ligkungan sekitar.

e) Bersifat fleksibel, artinya bisa dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan tidak dipengaruhi oleh faktor luar. Misalnya kemajuan teknologi, nilai budaya, keinginan berbagai pemakai sumber belajar itu sendiri.

f) Komponen-komponennya sesuai dengan tujuan, yang mana hal ini merupakan kriteria paling penting. Sering terjadi sumber belajar mempunyai tujuan yang sesuai, pesan yang dibawakan cocok, tetapi keadaana fisik tidak terjangkau karena di luar kemampuan disebabkan oleh biaya yang tinggi yang tidak dapat dijangkau dan banyak memakan waktu shingga pemanfaatannya tidak efektif dan efisien.

2) Keriteria berdasarkan tujuan Beberapa kriteria sumber belajar berdasarkan tujuan antara lain adalah: a) Sumber belajar untuk memotivasi.

Sumber belajar ini sangat berguna untuk siswa yang rendh tingkatannya, karena penggunaan dimaksudkan untuk memotivasi

Page 52: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mereka terhadap mata pelajaran yang diberikan agar prestasinya dapat meningkat lebih baik.

b) Sumber belajar untuk tujuan pengajaran. Sumber belajar ini adalah untuk mendukung kegiatan belajra mengajar. Kriteria ini dipakai untuk memperluas bahan pelajaran, melengkapi berbagai kekurangan bahan, dan sebagai kerangka mengajar yang sistematis bagi para guru.

c) Sumber belajar untuk penelitian. Sumber belajar ini merupakan bentuk yang dapat diobservasi, dianalisis, dan dicatat secara teliti. Jenis sumber belajar ini diperoleh langsung dari masyarakat.

d) Sumber belajar untuk memecahkan masalah. Sumber belajar ini memeliki beberapa ciri yang harus diperhatikan. Misalnya sebelum mulai perlu diketahui, apakah masalah yang dihadapi sudah cukup jelas sehingga bisa diperoleh sumber belajar yang tepat? Apakah bisa disediakan? Dimana bisa memperolehnya? Kesimpulam: benarkah atau tepatkah keputusan yang diambil terhadap sumber belajar itu?

e) Sumber belajar presentasi. Simber belajar ini lebih ditekankan kepada arti sumber sebagai alat, metode atau strategi penyampaian pesan. Fungsi sumber belajar ini sebagai strategi, teknik atau metode.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk memilih sumber belajar yang

akan digunakan sebaiknya sesuai dengan maksud dan tujuan, kemampuan,

tersedianya di lingkungan sekitar dan mudah digunakan/mampu menggunakan.

d. Faktor yang mempengaruhi sumber belajar

Sri Joko Yunanto (2004: 32) mengatakan bahwa faktor/ hal-hal yang

mempengaruhi sumber belajar meliputi:

3) Perkembangan Teknologi

Teknologi berkembang sangat cepat dan selalu menawarkan kemudahan dan

manfaat yang lebih beragam. Sehingga hal ini meguntungkan bagi dunia

pendidikan yang menggunakan media tersebut. Sumber belajar akan

menjadi efektif apabila mengikuti perkembangan teknologi untuk

mendapatkan model yang beragam.

4) Nilai-nilai budaya setempat

Page 53: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Teknologi yang disesuaikan dengan nilai budaya setempat bertujuan

menghindari penolakan dari masyarakat. Sehingga akan mndapatkan

dukungan.

5) Keadaan ekonomi pada umumnya

Biaya sangat mempebgaruhi sumber belajar, sehingga harus disesuaikan

dngan kemampuan ekonomi keluarga dan sekolah anak. Untuk jalan

pintasnya juga bisa membuat alat peraga sendiri dengan biaya lebih murah.

6) Keadaan pemakai

Keadaan pemakai meliputi jumlah pemakai, tujuan pemakai, dorongan ingin

tahu, latar belakang, tingkat kematangan, dan karakteristik sumber belajar

yang umum dipakai.

Pengoptimalan sumber belajar juga dikatakan oleh Akhmad Sudrajat,

(2008), Konsep Sumber Belajar, http: /ahmadsudrajad. wordpress.com, diambil

pada tanggal 28 Februari 2011 pukul 20.02. Ia berpendapat bahwa banyak

orang beranggapan bahwa untuk menyediakan sumber belajar menuntut adanya

biaya yang tinggi dan sulit untuk mendapatkannya, yang kadang-kadang akan

membebani orang tua siswa untuk mengeluarkan dana yang lebih besar lagi.

Padahal dengan berbekal kreativitas, guru dapat membuat dan menyediakan

sumber belajar yang sederhana dan murah. Misalkan, bagaimana guru dan siswa

dapat memanfaatkan bahan bekas. Bahan bekas, yang banyak berserakan di

sekolah dan rumah, seperti kertas, atau bekas kemasan sering luput dari

perhatian kita. Dengan sentuhan kreativitas, bahan-bahan bekas yang biasanya

dibuang secara percuma dapat dimodifikasi dan didaur-ulang menjadi sumber

belajar yang sangat berharga. Demikian pula, dalam memanfaatkan lingkungan

sebagai sumber belajar tidak perlu dengan biaya yang mahal, lingkungan yang

di sekitar dapat dioptimalkan menjadi sumber belajar yang sangat bernilai untuk

kepentingan siswa.

Page 54: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. PENELITIAN YANG RELEVAN

Penelitian yang dilakukan oleh Fungki Setiawan dengan judul “Hubungan

Antara Bimbingan Orang Tua dan Penyesuaian Diri dalam Peer Group dengan

Sikap Penyimpangan Perilaku Sosial pada Siswa Kelas XI SMA N 2 Surakarta

Tahun Pelajaran 2006/ 2007”. Dengan kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada hubungan negative antara bimbingan orang tua dengan sikap

penyimpangan perilaku seksual.

2. Ada hubungan negative antara penyesuaian diri dalam peer group dengan

sikap penyimpangan perilaku seksual.

3. Ada hubungan antara bimbingan orang tua dan penyesuaian diri dalam peer

group dengan penyimpangan perilaku seksual.

Penelitian yang relevan selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh

Bustomi Karunia dengan judul “Hubungan antara Kesiapan Siswa dalam

Pelaksanan Kurikilun Tingkat satuan Pendidikan dan Pemanfaatan Sumber

Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMA N 1 Surakarta Tahun

Ajaran 2007/ 2008”. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan sebagai

berikut:

1. Ada hubungan negative antara kesiapan siswa dalam pelaksanan kurikilun

tingkat satuan pendidikan dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMA N 1

Surakarta Tahun Ajaran 2007/ 2008.

2. Ada hubungan positif antara pemanfaatan sumber belajar dengan prestasi

belajar siswa kelas XI SMA N 1 Surakarta Tahun Ajaran 2007/ 2008.

3. Ada hubungan positif antara hubungan antara kesiapan siswa dalam

pelaksanan kurikilun tingkat satuan pendidikan dan pemanfaatan sumber

belajar dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMA N 1 Surakarta Tahun

Ajaran 2007/ 2008.

Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Any Mawar Tanjung dengan judul

“Hubungan Interaksi Anak dalam Keluarga dan Kedisiplinan Belajar dengan

Page 55: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Prestasi Belajar Sosiologi Siswa kelas X reguler SMA N 1 Kartasura”.

Kesimpulannya adalah sebagai berikut:

1. Ada hubungan positif dan signifikan antara interkasi anak dalam keluarga

dengan prestasi belajar Sosiologi Siswa kelas X reguler SMA N 1 Kartasura.

2. Ada hubungan positif dan signifikan antara kedisiplinan belajar dengan

prestasi belajar sosiologi Siswa kelas X reguler SMA N 1 Kartasura.

3. Ada hubungan positif dan signifikan antara interaksi anak dalam keluarga dan

kedisiplianan belajar dengan prestasi belajar Sosiologi Siswa kelas X reuler

SMA N 1 Kartasura.

C. KERANGKA BERPIKIR

Agar dalam kegiatan belajar tercipta suasana yang teratur dan dapat

berjalan lancar, diperlukan adanya kedisiplinan belajar sehingga mendapatkan

hasil belajar yang optimal. orang tua juga berperan dalam menanankan sikap

disiplin dalam belajar pada anak. Anak lebih sering bertemu dengan orang tuanya

di rumah daripada bertemu gurunya di sekolah. Oleh sebab itu diharapkan orang

tua lebih sering memberikan bimbingan atau arahan bagi anaknya untuk disiplin

dalam belajar. Bimbingan orang tua dimungkinkan memiliki hubungan dengan

kedisiplinan belajar anak. Semakin sering orang tua membimbing anaknya dalam

belajar akan dapat meningkatkan kedisiplinan belajar anak. Karena jika anak

sering dibimbing, ia akan terbiasa dengan kedisiplinan belajar untuk meraih

keberhasilan belajar. Karena dengan dibimbing oleh orang tuanya, anak kemudian

mengetahui bagaimana memecahkan masalahnya.

Selain bimbingan orang tua, pemanfaatan sumber belajar diharapkan akan

menumbuhkan minat belajar pada siswa. Sehingga siswa dapat belajar dengan

disiplin karena telah menyadari tanggung jawabnya. Siswa yang dapat

memanfaatkan lingkungan di sekitarnya/ sumber belajar untuk mempermudah

belajar akan merasa senang dengan kegiatan belajar mereka. Kegiatan belajar

akan dapat berjalan dengan baik apabila disertai sumber belajar yang mendukung.

Page 56: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pemanfaatan sumber belajar diperkirakan mempunyai hubungan dengan

kedisiplinan belajar anak. Semakin sering siswa memanfaatan sumber belajar

yang ada akan mampu meningkatkan kedisiplinan belajarnya. Karena pada

dasarnya sumber belajar itu memberi kemudahan dalam kegiatan belajar siswa.

Anak yang memiliki kedisiplinan yang tinggi dalam belajar akan

berusaha mempertahankan kegiatan belajar melalui meningkatkan/

mempertahankan kualitas belajarnya. Melalui pemanfaatan sumber belajar, anak

dapat meningkatkan/ mempertahankan kualitas belajarnya. Ia akan memanfatkan

sumber belajar yang ada untuk mempermudah kegiatan belajarnya. Anak yang

memiliki kedisiplinan yang tinggi dalam belajar akan berusaha mengatasi

kesulitannya. Maka dengan bimbingan dari orang tua anak akan bisa mengatasi

kesulitannya dan dapat tetap mempertahankan kualitas belajarnya. Sehingga

kerangka pemikiran yang melandasi penelitian ini terlihat dalam bagan sebagi

berikut:

Variable independen Variabel dependen

Intensitas bimbingan orang tua pihak ayah

( X1)

Kedisiplinan belajar ( Y)

Pemanfaatan sumber belajar ( X3)

Intensitas bimbingan orang tua pihak ibu

( X2)

Page 57: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. HIPOTESIS

Berdasarkan Kajian Teori dan Kerangka Berpikir yang telah disebutkan di

atas maka penulis dapat membuat hipotesis sebagai berikut:

1. Ada hubungan positif antara intensitas bimbingan orang tua pihak ayah

dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri Tahun

Pelajaran 2010/2011.

2. Ada hubungan positif antara intensitas bimbingan orang tua pihak ibu

dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri Tahun

Pelajaran 2010/2011.

3. Ada hubungan positif antara pemanfaatan sumber belajar dengan

kedisiplinan belajar siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri Tahun Pelajaran

2010/2011.

4. Ada hubungan positif secara bersama antara intensitas bimbingan orang

tua pihak ayah, pihak ibu dan pemanfaatan sumber belajar dengan

kedisiplinan belajar siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri Tahun Pelajaran

2010/2011.

Page 58: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 6 Wonogiri, dengan pertimbangan

sebagai berikut:

a. Tempat tinggal peneliti dekat dengan SMP N 6 Wonogiri, sehingga

memudahkan dalam mencari data dan informasi.

b. Di lokasi tersebut terdapat masalah yang relevan dengan permasalahan

yang akan diketengahkan oleh peneliti.

2. Waktu penelitian

Waktu yang direncanakan untuk penelitian ini adalah dari mulai

pengajuan judul hingga pembuatan laporan, dengan rincian sebagai berikut :

Uraian Kegiatan

Tahun

2011

Jan Feb Mar Apr Mei Juni

Pengajuan judul

Penyusunan proposal

penelitian

Perizinan

Uji coba instrument

Pengumpulan data

Analisis data

Pembuatan laporan

Page 59: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Dalam sebuah penelitian, tidak akan terlepas dari adanya penetapan mengenai

populasi. Menurut Suharsimi Arikunto (2002:115) mendefinisikan ”Populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan menurut Saifuddin Azwar (2002: 77)

menyebutkan “Populasi sebagai kelompok subyek yang hendak dikenai generalisasi

hasil penelitian”. Pendapat lain dari Y. Slamet (2008: 40) mengemukakan bahwa

“Populasi adalah keseluruhan daripada unit-unit analisis yang memiliki spesifikasi

atau ciri-ciri tertentu.”. Sedangkan Sutrisno Hadi (2004:182) menyebutkan “Populasi

adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki”. Populasi dibatasi

sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang

sama”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan

subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP

Negeri 6 Wonogiri yang terdiri dari 240 siswa, dengan rincian sebagai berikut:

a. Kelas VIII A : 32

b. Kelas VIII B : 32

c. Kelas VIII C : 32

d. Kelas VIII D : 32

e. Kelas VIII E : 31

f. Kelas VIII F : 27

g. Kelas VIII G : 27

h. Kelas VIII H : 27

2. Sampel Penelitian

Sampel digunakan sebagai sumber informasi atau data untuk menjawab

masalah penelitian melalui pembuktian hipotesis.

a. Pengertian Sampel

Page 60: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menurut Saifuddin Azwar (2000: 79) sampel adalah sebagian dari

populasi. Hal ini berarti bahwa sampel harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh

populasinya. Menurut Suharsimi Arikunto (2002:109), “Sampel adalah sebagian

atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Jadi sampel merupakan sebagian dari

populasi yang dapat mewakili seluruh populasi dari penelitian”.

Sutrisno Hadi (2004:182) mengungkapkan “Sampel adalah sejumlah

penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi”. Sampel harus

mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama, baik sifat kodrat maupun sifat

pengkhususan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah subyek kurang dari 100

atau lebih dari 100, maka yang diambil 20% sampai 25%.

Suharsimi Arikunto (2006: 134) berpendapat bahwa

“Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari :

1) Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana 2) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini

menyangkut banyak sedikitnya dana 3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian

yang resikonya besar, tentu saja jika sampel lebih besar, hasilnya akan lebih baik”.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas maka peneliti menetapkan

jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 25% dari jumlah populasi. Jadi

jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah 25% dari 240 yaitu 60 siswa

dengan rincian sebagai berikut:

a. Kelas VIII A : 32 X 25% = 8

b) Kelas VIII B : 32 X 25% = 8

c) Kelas VIII C : 32 X 25% = 8

d) Kelas VIII D : 32 X 25% = 8

e) Kelas VIII E : 31 X 25% = 7, 75 (dibulatkan 8)

f) Kelas VIII F : 27 X 25% = 6,75 (dibulatkan 7)

Page 61: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

g) Kelas VIII G : 27 X 25% = 6,75 (dibulatkan 7)

h) Kelas VIII H : 27 X 25% = 6,75 (dibulatkan 7)

b. Teknik Sampling

Dalam pengambilan sampel penelitian perlu menggunakan suatu teknik

guna mendapatkan teknik yang benar-benar representative. Teknik tersebut

dinamakan teknik sampling. Menurut Sutrisno Hadi (1981: 222), “Sampling

adalah cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sampel”. Sedangkan

Menurut Sumadi Suryabrata, (1991: 81) bahwa “Berbagai teknik penentuan

sampel itu pada hakikatnya adalah cara-cara untuk memperkecil kekeliruan

generalisasi dari sampel ke populasi. Hal ini dapat dicapai jika diperoleh sampel

yang representative, yaitu sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya.”

Menurut Sutrisno Hadi (2000:75) ada dua macam teknik sampling, yaitu:

1) Teknik Random Sampling Prosedur random sampling meliputi :

a) Cara undian, yaitu pengambilan sampel secara undian. b) Cara ordinal, yaitu memilih nomor genap atau ganjil atau kelipatan tertentu. c) Cara randomisasi dari tabel bilangan random. 2) Teknik Non Random Sampling meliputi : a) Proporsional sampling yaitu cara pengambilan sampel dari tiap-tiap sub

populasi dengan memperhitungkan sub-sub populasi. b) Teknik stratified sampling yaitu pengambilan sampel apabila populasi terdiri

dari susunan kelompok-kelompok yang bertingkat. c) Teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampling berdasarkan ciri-ciri

atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya. d) Teknik quota sampling yaitu pengambilan sampel yang berdasarkan pada

quantum. e) Teknik double sampling yaitu cara pengambilan sampling yang

mengusahakan adanya sampel kembar. f) Teknik area probability sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan

cara pembagian sampel berdasarkan pada area. g) Teknik cluster sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan atas

kelompok yang ada pada populasi.

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel (sampling) yang digunakan

adalah teknik cluster random sampling dengan cara undian. Teknik cluster sampling

adalah metode pengambilan sampel dimana sampling elemennya berupa kelompok-

Page 62: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kelompok atau cluster, Sukardi (2007: 40). Alasan Penulis menggunakan teknik ini

adalah pengambilan sampel bersifat objektif dan lebih cepat karena elemen-elemen

sampling berkelompok. Kelas VIII terdiri dari 8 kelas yaitu kelas VIIIA – VIIIH yang

memiliki kesamaan (homogenitas) karakteristik seperti usia, ciri-ciri sifat tertentu,

berada dalam masa perkembangan yang sama yaitu masa remaja dan berada dalam

satu tingkat yaitu sama-sama kelas VIII.

Selain itu keadaan populasi tidak tersebar secara geografis sehingga

memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. Cara tersebut dianggap sebagai

cara yang sederhana sehingga peneliti dapat menentukan jumlah sampel secara tepat

dan representatif. Pelaksanaannya juga sangat mudah dan dapat dilakukan melalui

prosedur undian tanpa pengembalian sehingga dapat menghemat waktu, biaya dan

tenaga. Sedangkan untuk melakukan undian dapat dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a) Membuat daftar kelompok yang ada dalam populasi yaitu kelas VIIIA, VIIIB,

VIIIC, VIIID, VIIIE, VIIIF, VIIIG dan VIIIH.

b) Memberi kode yang diwujudkan dalam angka untuk tiap subyek kemudian

dimasukkan dalam daftar nama siswa pada kertas kecil.

c) Menggulung kertas yang bertuliskan kode-kode nomor itu dan dimasukkan pada

sebuah kaleng.

d) Mengambil kertas secara acak tanpa dikembalikan sebanyak sampel yang

dibutuhkan.

C. Teknik Pengumpulan Data

3. Sumber Data

Metode pengumpulan data ialah cara-cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data (Sugiyono, 2006: 193). Data yang dikumpulkan tersebut

menurut SaifuddinAzwar (2009: 36) ada dua, yaitu:

a. Data Primer

Page 63: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama melalui

prosedur dan teknik pengambilan data yang dapat berupa interview, observasi,

maupun penggunaan instrument pengukuran yang khusus dirancang sesuai

dengan ukurannya. Dalam penelitian ini data primer akan diperoleh dari angket

yang diberikan kepada para responden, yang mana responden dalam penelitian ini

adalah siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak langsung

yang biasanya berupa data dokumen dan arsip-arsip resmi. Dalam penelitian ini

data sekunder diperoleh melalui data dokumentasi siswa kelas VIII SMP N 6

Wonogiri daftar presensi siswa.

4. Variabel Penelitian

Istilah variabel sebenarnya adalah istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam

suatu penelitian. Menurut Sukardi (2007: 18) vaiabel adalah “ suatu symbol dimana

digunakan angka atau nilai (value), atau sesuatu yang memiliki variasi nilai ”. Apa

yang menjadi variabel penelitian ditentukan oleh landasan teori dan ditegaskan oleh

hipotesis penelitiannya. Menurut Y. Slamet ( 2008: 29) menyebutkan bahwa variable

adalah “konsep yang mempunyai lebih dari satu kategori atau lebih dari satu kategori

atau lebih dari satu nilai”. Jadi variabel adalah sesuatu yang mempunyai lebih dari

satu kategori nilai yang akan dijadikan obyek penelitian.

Di dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti tiga variabel yang terdiri atas

dua variabel bebas dan satu variabel terikat.

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki berbagai aspek

atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan munculnya variabel

lain yang disebut dengan variabel terikat. Munculnya atau adanya variabel ini

tidak dipengaruhi atau tidak ditentukan oleh ada atau tidaknya variabel lain.

Sehingga tanpa variabel bebas, maka tidak akan ada variabel terikat. Demikian

Page 64: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dapat pula terjadi bahwa jika variabel bebas berubah, maka akan muncul variabel

terikat yang berbeda atau yang lain. Dalam penelitian variabel bebasnya adalah:

1) Intensitas bimbingan orang tua pihak ayah dan pihak ibu.

Intensitas bimbingan orang tua adalah ukuran atau sering tidaknya pemberian

bantuan atau pertolongan dari orang tua sebagai orang yang bertanggung

jawab dalam keluarga yang dilakukan secara terus menerus dan sistematis

kepada anaknya, dan memberikan bimbingan dalam memecahkan masalah-

masalah yang dihadapi anak.

2) Pemanfaatan sumber belajar

Pemanfaatan sumber belajar adalah suatu cara yang dapat digunakan untuk

memberikan kemudahan kepada siswa dalam melaksanakan belajar efekifnya

baik di sekolah maupuan di luar sekolah. Sumber belajar disini dapat berupa

alat/ sarana belajar, guru/ tentor dan sebagainya.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki pula sejumlah

aspek atau unsur di dalamnya, yang berfungsi menerima atau menyesuaikan diri

dengan kondisi lain, yang disebut dengan variabel bebas. Dengan kata lain ada

atau tidaknya variabel terikat tergantung ada atau tidaknya variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah:

1) Kedisiplinan belajar

Kedisiplinan belajar adalah suatu kondisi belajar yang tercipta dan terbentuk

sebagai pola tingkah laku belajar yng diatur sedemikian rupa menurut

ketentuan yang ditaati oleh semua pihak secara sadar sehingga tercipta

ketertiban dan keteraturan dalam belajar, dan dengan tujuan untuk menjadi

yang lebih baik.

5. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk mendapatkan

data yang akan diperlukan dengan menggunakan alat tertentu. Menurut Budiyono

Page 65: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(2003:32) menyebutkan bahwa “Dalam suatu penelitian, alat pengambil data

(instrumen) menentukan kualitas data yang dapat dikumpulkan dan kualitas data itu

menentukan kualitas penelitiannya”. Sehubungan dengan masalah penelitian, maka

teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah :

a. Teknik Pengumpulan Data yang Pokok

1) Angket (kuesioner)

a) Pengertian Angket

Metode pengumpulan data yang biasa dipakai dalam penelitian adalah

angket atau kuesioner. Menurut Y. Slamet (2008: 94)metode angket/

kuesioner adalah seperangkat daftar pertanyaan tertentu yang disusun

secara sistematis dan lengkap. Menurut Sukardi (2007: 111) angket adalah

seperangkat pertanyaan tertulis yang digunakan oleh peneliti untuk

memperoleh informasi/ data dari “responden” (orang yang diteliti). Jadi

Angket atau kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang diajukan secara

tertulis kepada subjek penelitian yang memperoleh jawaban atau tanggapan

secara tertulis seperlunya.

Jenis angket (kuesioner) menurut Suharsimi Arikunto (2002: 128),

dibedakan menjadi beberapa tergantung pada sudut pandang sebagai

berikut:

(1) Dipandang dari cara menjawab,ada : (a) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan pada responden

untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. (b) Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga

responden tinggal memilih. (2) Dipandang dari jawaban yang diberikan, ada :

(a) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya. (b) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang

orang lain. (3) Dipandang dari bentuknya, ada:

(a) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup.

(b) Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.

Page 66: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(c) Check list, sebuah daftar di mana responden tinggal membubuhkan tanda check ( √ ) pada kolom yang sesuai.

(d) Rating scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan misalnya, mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju sekali.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa angket adalah daftar

pertanyaan yang diajukan kepada responden untuk memperoleh suatu data.

Dalam penelitian ini akan digunakan metode angket tertutup langsung.

Angket tertutup yaitu angket yang terdiri dari pertanyaan atau pernyataan

dengan sejumlah jawaban yang telah ditentukan atau diarahkan oleh peneliti,

sedangkan langsung yaitu responden langsung menjawab pertanyaan yang

telah disediakan peneliti. Dengan demikian responden hanya mempunyai

sebuah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan masing-masing. Adapun

langkah-langkah dalam menyusun angket adalah sebagai berikut :

(1) Menetapkan tujuan

Dalam penelitian ini, angket disusun dengan tujuan untuk mendapatkan

data tentang intensitas bimbingan orang tua, pemanfatan sumber belajar

dan kedisiplinan belajar.

(2) Menyusun indikator

Bertujuan untuk memperjelas permasalahan yang dituangkan dalam

instrumen termasuk batasan variabel yang akan diteliti.

(3) Menyusun kisi-kisi instrumen

Kisi-kisi instrumen diperlukan untuk memperjelas serta mempermudah

pembuatan item-item instrumen. Pembuatan kisi-kisi dalam instrumen

ini disesuaikan dengan indikator-indikator yang sudah ditentukan

sebelumnya dan disesuaikan dengan lingkup masalah dan tujuan yang

hendak dicapai.

(4) Menyusun item instrumen

Page 67: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Instrumen yang dibagikan dapat disusun dengan langkah sebagai

berikut:

(a) Membuat item-item pertanyaan

(b) Membuat surat pengantar angket

(c) Menyusun petunjuk dan pedoman pengisian angket

(5) Menentukan Skor

Setelah angket disusun, kemudian akan disusun skor dari masing-

masing jawaban. Dalam penelitian angket ini, setiap item mcmpunyai

alternatif jawaban dan skor antara 1 sampai 3 dan 1 sampai 4. Penskoran

yang dilakukan dalam penelitian berupa pensekoran dengan

menyesuaikan kebutuhan alternatife jawaban. Dari alternatif jawaban

tersebut diberikan bobot nilai sebagai berikut:

(a) Untuk item pertanyaan dengan alternatif jawaban 1 sampai 3, bobot

nilainya sebagai berikut:

Iya : 1

Tidak : 0

a. : 3

b. : 2

c. : 1

(b) Untuk item dengan alternatif jawaban 1 sampai 4, bobot nilainya

sebagai berikut:

Iya : 1

Tidak : 0

a. : 4

b. : 3

c. : 2

d. : 1

(6) Mengadakan uji coba (try out) angket

Page 68: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tujuan diadakannya try out ialah agar mendapatkan angket yang benar-

benar valid. Oleh karena itu instrumen penelitian perlu diuji melalui uji

validitas dan reliabilitas sebelum diterapkan di lapangan.

b) Kelebihan dan Kelemahan Penggunaan Angket

Sebagai alat untuk mengumpulkan data, angket memiliki beberapa

kelebihan dan kekurangan. Menurut Husaini Usman dan Purnomo Setyadi

Akbar (2004:74) teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket

mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut:

(1) Keuntungan angket tertutup (a) Mudah diolah (b) Responden tidak perlu menuliskan buah pikirannya (c) Pengisian menggunakan waktu yang singkat (d) Menjaring responden yang relatif banyak karena kemungkinan

dikembalikan sangat besar. (2) Keuntungan angket terbuka

(a) Responden dapat mengungkapkan buah pikirannya (b) Berguna bila peneliti ingin mengetahui keadaan respon lebih

mendalam. Sedangkan kelemahan-kelemahan dari angket adalah sebagai berikut: (1) Kelemahan angket tertutup

(a) Responden tidak punya kesempatan untuk menjawab lebih bebas (b) Ada kemungkinan responden asal mengisi saja

(2) Kelemahan angket terbuka (a) Sukar mengolahnya (b) Perlu waktu yang relatif panjang untuk mengisinya. (c) Nilai jawaban sering tidak sama.

c) Uji Coba Angket (Try Out)

Menurut Sutrisno Hadi (2000:166) maksud diadakannya try out

adalah sebagai berikut :

(1) Untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas maksudnya.

(2) Untuk meniadakan penggunaan kata-kata yang terlalu asing, terlalu akademik, dan kata-kata yang menimbulkan kecurigaan.

(3) Untuk memperbaiki pertanyaan-pertanyaan yang biasa dilewati atau hanya menimbulkan jawaban-jawaban yang dangkal.

Page 69: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(4) Untuk menambah item yang sangat perlu atau meniadakan item yang ternyata tidak relevan dengan tujuan research.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maksud peneliti mengadakan

try out angket adalah :

(1) Menghindari pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan responden

atau kurang diketahui responden.

(2) Menghindari pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya tidak diperlukan

dalam penelitian.

(3) Menghindari pertanyaan yang memalukan atau membuat takut

responden.

(4) Menghindari kata-kata yang mengandung lebih dari dua arti.

Selain beberapa maksud diadakan try out seperti yang disebutkan di

atas, tujuan diadakan try out terhadap angket adalah untuk mengetahui

kelemahan angket yang disebarkan kepada responden dan untuk

mengetahui sejauh mana responden mengalami kesulitan di dalam

menjawab pertanyaan tersebut, serta untuk memenuhi syarat validitas dan

reliabilitas.

(1) Uji Validitas

Banyak definisi mengenai validitas instrumen. Saifuddin Azwar (2000: 5)

menyatakan bahwa validitas berasal dari kata “Validity yang mempunyai

arti sejauh mana ketepatan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan

fungsi ukurnya”. Suharsimi Arikunto (2002: 145)mengemukakan “Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan

dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat”.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa uji validitas adalah menguji sejauh

mana ketepatan atau kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur data

yang diteliti. Menurut Saifudin Azwar (2000: 5) jenis validitas antara lain:

1. Validitas isi.

Page 70: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Uji validitas ini untuk mengetahui sejauhmana item-item dalam test mencakup keseluruhan kawasan uji obyek yang hendak diukur. Meliputi :

a) Validitas muka, dimana uji validitas ini dianggap paling rendah signifikansinya karena hanya didasarkan pada penilaian terhadap format penelitian test.

b) Validitas logika, dimana uji validitas ini menunjukkan sejumlah isi test yang merupakan representasi dan ciri-ciri atribut yang hendak di ukur.

2. Validitas Konstruk. Tipe ini menunjukan sejauhmana test mengungkap suatu konstruk teoritik ya ng hendak diukurnya. Pengujian validitas konstruk biasanya memerlukan teknik analisis statistika yang lebih komplek.

3. Validitas berdasar criteria. Uji ini menghendaki tersedianya criteria eksternal yang dijadikan pengujian skor test. Prosedurnya menghasilkan 2 macam validitas, yaitu:

a) Validitas prediktif, dimana prosedur validitas ini memerlukan waktu lama dan biaya yang besar karena prosedur ini pada dasarnya merupakan kontinuitas dalam proses pengambilan test.

b) Validitas konkuren, dimana merupakan validitas yang layak di tegakkan apabila test tidak digunakan sebagai suatu predictor dan merupakan validitas yang sangat penting dalam proses pengambilan test.

Penelitian ini menggunakan validitas konstruk, yaitu untuk

menunjukkan seberapa jauh test mengukur sifat-sifat, konstruk tertentu

karena item disusun berdasarkan teori. Serta dalam penelitian ini angket

bertujuan mengangkat konstruk teoritik yang hendak diukur.

Kemudian menurut Nasution (2003: 74) “suatu alat pengukur

dikatakan valid jika alat ukur itu mengukur apa yang harus di ukur oleh alat

it. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur

apa yang akan diukur”. Dengan demikian validitas adalah kesesuaian antara

alat ukur dengan hal yang akan diukur. Penelitian ini menggunakan teknik

validitas internal yaitu korelasi antara skor dengan skor total untuk

Page 71: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menghitung besarnya koefisien korelasi menggunakan teknik product

moment dengan rumus sebagai berikut:

��� = ���∑ � − ��∑ ��∑ � ����∑ �� − �∑ �� ���∑ �� − �∑ ��

(Budiyono, 2003: 62)

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y

∑ X : jumlah skor dalam sebaran X

∑ Y : jumlah skor dalam sebaran Y

∑ XY : jumlah perkalian skor X dan skor Y yang berpasangan

∑ X2 : jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

∑ Y2 : jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

N : Jumlah subyek

Langkah-langkah ynag ditempuh dalam pengujian validitas

item adalah sebagai berikut :

(1). Membuat tabulasi hasil skor angket

(2). Mencari skor untuk variable x

(3). Mencari skor untuk variable y

(4). Mencari skor untuk kuadrat x

(4). Mencari skor untuk kuadrat y

Adapun kriteria uji validitas tersebut adalah ρ < 0,050 maka

dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut adalah valid,

sebaliknya jika ρ > 0,050 maka butir instrumen tersebut dinyatakan

tidak valid.

(2) Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui sejauhmana ketepatan/ keajegan hasil yang

ditujukan oleh alat ukur tersebut maka harus dilakukan uji reliabilitas

(Arif Sukardi Sadiman, 1991: 107). Macamnya antara lain yaitu :

1. Reliabilitas stabilitas.

Page 72: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menyangkut usaha meperoleh nilai yang sama/ serupa untuk setiap

orang/ unit yang di ukur setiap saat mengukurnya. Menyangkut

penggunaan indicator yang sama, definisi operasional dan prosedur

yang berbeda untuk dapat memperoleh reliabilitas stabilitas, setiap

kali unit diukur skornya haruslah sama pada waktu yang berbeda.

2. Reliabilitas ekuivalen

Menyangkut usaha memperoleh nilai relative yang sama dengan

jenis ukuran yang berbeda dalam waktu yang sama. Dfinisi

konseptual yang dipakai sama tetapi dengan satu/ lebih indicator

pengumpulan data.

Penelitian ini menggunakan uji reliabilitas stabilitas Karena

menggunakan indicator, definisi operasional dan prosedur

pengumpulan data yang sama meski pada waktu yang berbeda.

Menurut Sudarwan Danim (2000: 195) “reliabilitas instrument

adalah tingkat konsistensi hasil yang dicapai oleh sebuah alat ukur

meskipun digunakan secara berulang kali pada subyek yang sama

ataupun berbeda”. Dengan demikian reliabilitas merupakan istilah yang

dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran

sampel konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih

bahkan untuk subyek yang sama dan berbeda. Suatu instrument disebut

reliable apabila hasil pengukuran dengan instrument tersebut adalah

sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang-orang

yang berlainan (tidak memiliki kondisi yang sama) pada waktu yang

sama atau pada waktu yang berlainan. Untuk menghitung reliabilitas

digunakan rumus Alpha Cronbach sesuai dengan rumus JP. Guilford

(1954: 385) yaitu sebagai berikut:

n ∑ V i α = ( n – 1 ) 1 – V t

Keterangan :

Page 73: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� = ������������ ����������

Vi = Variance of part I of a testy the size not specified

Vt = Variance of the total scores

n = Number of part

Kriteria uji reliabilitas tersebut adalah jika probabilitas atau

tingkat kesalahan ρ < 0,050 maka dapat disimpulkan bahwa butir

instrumen adalah reliabel, sebaliknya jika ρ > 0,050 maka butir

instrumen tersebut dinyatakan tidak reliabel.

b. Teknik Pendukung Pengumpulan Data

1) Dokumentasi

Menurut Budiyono (2003: 54) menjelaskan “Metode dokumentasi

adalah cara pengumpulan data dengan melihatnya dalam dokumen-dokumen

yang telah ada. Dokumen-dokumen tersebut biasanya merupakan dokumen-

dokumen resmi yang telah terjamin keakuratannya”. Sedangkan Suharsimi

Arikunto (2002: 148) menyebutkan “Metode dokumentasi adalah mencari

data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat

kabar, majalah, prasasti, notulan rapat, legger, agenda dan sebagainya”. Data

yang diperoleh dengan metode ini disebut dokumenter atau data sekunder.

Keuntungan menggunakan dokumentasi ialah biayanya relatif murah,

waktu dan tenaga lebih efisien. Sedangkan kelemahannya ialah data yang

diambil dari dokumen cenderung sudah lama, dan kalau ada yang salah cetak

maka peneliti ikut salah pula mengambil datanya.

Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daftar

presensi siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri dan dokumen lain yang

menunjang.

D. Rancangan Penelitian

Sebagai suatu kegiatan yang bertujuan, maka terlebih dahulu harus

ditentukan, metode penelitian yang akan ditentukan dalam menyelesaikan

Page 74: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

masalah ini. Metode penelitian yang akan ditetapkan untuk mengkaji masalah

dalm penelitian ini adalah metode penelitian korelasional, yang bertujuan

mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu factor berkaitan dengan

variasi-variasi pada satu atau lebih factor lain berdasarkan koefisien korelasi

(Sumadi Suryabrata, 1983: 38).

Jadi penelitian ini bersifat korelasi antara variable-variabelnya.

Berdasarkan landasan teori yang ada serta rumusan hipotesis penelitian maka

yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:

− Variabel bebas (X) : - Intensitas bimbingan orang tua pihak ayah

- Intensitas bimbingan orang tua pihak ibu

- Pemanfaatan Sumber belajar

− Variabel terikat (Y) : - Kedisiplinan belajar

Dan cara pengumpulan data yang digunakan adalah dengan angket

tertutup dan dokumentasi. Dan data-data yang diperoleh dari angket dan

dokumentasi tersebut nantinya akan diolah dengan teknik analisis data

korelasi ganda dan regresi ganda. Yang dimaksudkan untuk mendapatkan

pengaruh dua variable predictor, atau untuk mencari hubungan fungsional dua

variable predictor atau lebih dengan variable kriteriumnya, atau untuk

meramalkan dua variable predictor atau lebih terhadap variable kriteriumnya.

Untuk variable intensitas bimbingan orang tua, peneliti mengambil

data dari pihak ayah dan ibu mengingat yang dimaksud dengan orang tua

sebagaimana dikemukakan oleh Prof. Soedomo Hadi (2003: 22) bahwa orang

tua adalah ”Ayah dan ibu yang menjadi pendidik pertama dan utama bagi

anak-anaknya.”

Page 75: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

RANCANGAN PENELITIAN

No.

Nama Variabel Definisi Operasional Variabel Indikator Rumusan Pertanyaan Skor

Teknik Pengumpu- lan Data

1.

Intensitas Bimbingan Orang Tua

a. Intensitas bimbingan orang tua pihak ayah

Menurut Krech et. Al (1962: 20) bahwa “ Other stimulus factors determining selection include: frequency-the slogan most frequency repeated in more likely to came the attention of the individual than the infrequently mentioned one; intensity-a shout more attention-demanding than the normal speeking voice; movement and change-number- the more object there are, the greater the selectivity.” (Faktor stimulus lain menentukan pilihan termasuk: Frekuensi-kebanyakan sebutan frekuensi yaitu pengulangan yang lebih mengundang perhatian individu daripada jarang atau hanya disebutkan sekali; Intensitas-berteriakan kan lebih mengundag perhatian daripada yang hanya berbicara dengan suara normal; angka yang bergerak dan berubah-disana ada lebih banyak objek yang lebih besar pemilihannya). Prof. Soedomo Hadi (2003: 22) bahwa

- Frequency (frekuensi)

- Repeated (diulang-ulang).

- Bantuan dari orang lain. - Dapat

menentukan

1. Apakah dalam belajar anda dibantu oleh orang tua? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

2. Apakah anda dapat menentukan setiap keputusan yang diambil? Jika iya, seberapa

Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1

Iya :1

Angket Angket

Page 76: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

orang tua adalah ”Ayah dan ibu yang menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya.” Bimbingan menurut Ny. Y. Singgih dan Singgih D. Gunarso (1992: 12) adalah bantuan (dari orang tua) yang diberikan kepada seseorang (anak) agar perkembangan yang dimiliki didalam dirinya sendiri dalam mengatasi persoalan-persoalan, sehingga dapat menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa harus bergantung pada orang lain.

keputusan sendiri. - Mampu

mengatasi masalah

- Bimbingan sosial.

sering? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

3. Apakah anda menyelesaikan tugas sendiri? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

4. Apakah anda bisa menyelesaikan masalah anda dengan baik? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

5. Apakah ayah menyuruh anda untuk bersikap ramah dan sopan terhadap teman maupun orang lain? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

6. Apakah ayah tidak melarang anda bergaul dengan teman-teman disekitar tempat tinggal anda? Jika iya, seberapa sering?

a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang

7. Apakah ayah anda senantiasa memberi pengarahan atau penjelasan yang masuk akal terhadap keputusan yang diambil? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu b. Sering

Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1

Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1

Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1

Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1

Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1

Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1

Angket Angket Angket Angket Angket

Page 77: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menurut Abdullah Nasbih Ulwan (1990: 195) mengemukakan bahwa pokok-pokok bimbingan orang tua meliputi pengawasan dalam pergaulan, bimbingan keagamaan ,dan bimbingan intelektual. - Pengawasan dalam pergaulan.

Abdullah Nasbih Ulwan (1990: 195) mengemukakan bahwa orang tua jeli dalam mengawasi pergaulan anak di luar rumah. Orang tua mempunyai kewajiban mengawasi tingkah laku anak-anaknya. Ny. Y. Singgih D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa (1992: 34-38) mengatakan bahwa bimbingan sosial bertujuan membantu anak dalam mengatasi kesulitan sehingga ia mampu mengadakan hubungan-hubungan sosial dengan baik. Kemudian bimbingan masalah pribadi bertujuan membantu anak dalam mengatasi masalah pribadi. Dan bimbingan dalam menggunakan waktu senggang bertujuan membantu anak dalam mengisi waktu senggang.

- Bimbingan keagamaan Abdullah Nasbih Ulwan (1990: 195) mengemukakan bahwa orang tua hendaknya memberikan bimbingan mengenai agama sejak dini sehingga

- Bimbingan untuk

mengatasi masalah pribadi

- Bimbingan dalam

menggunakan waktu senggang

c. Kadang-kadang 8. Apakah ayah anda tidak melarang anda untuk

mengikuti kegiatan lain di luar kegiatan sekolah? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

9. Apakah ayah mengajarkan anda untuk membantu orang-orang yang membutuhkan? Jika iya, sebarapa sering? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

10. Apakah ayah membatasi waktu bergaul anda dengan teman sebaya anda? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang

11. Apakah ayah akan marah jika mengetahui anda membolos sekolah? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang

12. Apakah ayah menyuruh anda untuk membantu menyelesaikan pekerjaan rumah jika anda memiliki waktu luang? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang

Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1

Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1

Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1

Iya: 0 Tidak :1 a. 3 b. 2 c. 1

Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1

Angket Angket Angket Angket Angket

Page 78: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

anak mengetahui mana yang benar dan mana yang salah.

- Bimbingan intelektual Menurut Abdullah Nasbih Ulwan (1990: 195) bahwa Orang tua harus dapat mengarahkan kepada anak tentang ilmu yang lebih penting dan bermanfaat bagi masa depannya. Menurut Ny. Y. Singgih D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa (1992: 34) bahwa bimbingan pengajaran dan belajar, dengan tujuan memecahkan persoalan berhubungan dengan masalah belajar anak sekolah di sekolah dan di luar sekolah.

- Bimbingan agama

sejak dini - Mengetahui mana

yang benar dan salah

13. Apakah ayah menyuruh anda mengisi waktu senggang dengan mengikuti kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat anda? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang

14. Apakah sewaktu kecil ayah anda mengajarkan kepada anak-anaknya untuk membiasakan diri dengan membaca doa sebelum memulai aktifitas? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang

15. Apakah ayah anda mengajak anak-anaknya untuk beribadah bersama-sama? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang

16. Apakah sejak kecil, ayah menanamkan nilai-nilai agama pada anda? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang

17. Apakah ayah mengingatkan anda untuk beribadah ketika anda lupa/ jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering.

Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1

Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1

Iya : 0 Tidak : 1

a. 3 b. 2 c. 1

Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1

Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2

Angket Angket Angket Angket

Page 79: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Intensitas

- Membimbing

dalam belajar

c. Kadang-kadang 18. Apakah ayah anda memberikan pengarahan

apa yang benar dan apa yang salah? Jika iya, sebarapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang

19. Dalam memilih sekolah, apakah ayah anda memberi pengarahan? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang

20. Apakah ayahanda menyuruh anda untuk rajin belajar? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang

21. Apakah ayah anda mengawasi waktu belajar anda? 1. Selalu 2. Sering 3. Kadang-kadang

22. Apakah ayah mendukung minat dan bakat anda? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang

23. Apakah ibu menyuruh anda untuk bersikap ramah dan sopan terhadap teman maupun orang lain? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu

c. 1 Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1

Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1

Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1

Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1

Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1

Iya :1 Tidak : 0

a. 3

Angket Angket Angket Angket Angket

Page 80: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bimbingan orang tua pihak ibu

b. Sering c. Kadang-kadang

24. Apakah ibu tidak melarang anda bergaul dengan teman-teman disekitar tempat tinggal anda? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang

25. Apakah ibu anda senantiasa memberi pengarahan atau penjelasan yang masuk akal terhadap keputusan yang diambil? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

26. Apakah ibu anda tidak melarang anda untuk mengikuti kegiatan lain di luar kegiatan sekolah? Jika iya, seberapa sering?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

27. Apakah ibu mengajarkan anda untuk membantu orang-orang yang membutuhkan? Jika iya, sebarapa sering? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

28. Apakah ibu membatasi waktu bergaul anda dengan teman sebaya anda? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering.

b. 2 c. 1

Iya :1 Tidak : 0

a. 3 b. 2 c. 1

Iya :1 Tidak : 0

a. 3 b. 2 c. 1

Iya :1 Tidak : 0

a. 3 b. 2 c. 1

Iya :1 Tidak : 0

a. 3 b. 2 c. 1

Iya: 1 Tidak :0

a. 3 b. 2 c. 1

Angket Angket Angket Angket Angket

Page 81: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Kadang-kadang 29. Apakah ibu akan marah jika mengetahui

anda membolos sekolah? Jika iya, seberapa sering?

a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang

30. Apakah ibu menyuruh anda untuk membantu menyelesaikan pekerjaan rumah jika anda memiliki waktu luang? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang

31. Apakah ibu menyuruh anda mengisi waktu senggang dengan mengikuti kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat anda? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang

32. Apakah sewaktu kecil ibu anda mengajarkan kepada anak-anaknya untuk membiasakan diri dengan membaca doa sebelum memulai aktifitas? Jika iya, seberapa sering?

a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang

33. Apakah ibu anda mengajak anak-anaknya untuk beribadah bersama-sama? Jika iya, seberapa sering?

a. Selalu.

Iya :1 Tidak : 0

a. 3 b. 2 c. 1

Iya : 0 Tidak : 1

a. 3 b. 2 c. 1

Iya :1 Tidak : 0

a. 3 b. 2 c. 1

Iya : 1 Tidak : 0

a. 3 b. 2 c. 1

Iya :1 Tidak : 0

a. 3 b. 2

Angket Angket Angket Angket Angket

Page 82: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Sering. c. Kadang-kadang

34. Apakah sejak kecil, ibu menanamkan nilai-nilai agama pada anda? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering c. Kadang-kadang

35. Apakah ibu mengingatkan anda untuk beribadah ketika anda lupa/ jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang

36. Apakah ibu anda memberikan pengarahan apa yang benar dan apa yang salah? Jika iya, sebarapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang

37. Dalam memilih sekolah, apakah ibu anda memberi pengarahan? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang

38. Apakah ibu anda menyuruh anda untuk rajin belajar? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang

39. Apakah ibu anda mengawasi waktu belajar

c. 1

Iya :1 Tidak : 0

a. 3 b. 2 c. 1

Iya :1 Tidak : 0

a. 3 b. 2 c. 1

Iya :1 Tidak : 0

a. 3 b. 2 c. 1

Iya :1 Tidak : 0

a. 3 b. 2 c. 1

Iya :1 Tidak : 0

a. 3 b. 2 c. 1

Iya :1

Angket Angket Angket Angket Angket

Page 83: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2.

Pemanfaatan Sumber Belajar

Mulyasa (2002: 48) berpendapat bahwa “sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dalam proses belajar mengajar.” Sedangkan menurut Akhmad Sudrajat, (2008), Konsep Sumber Belajar, http: /ahmadsudrajad. wordpress.com, diambil pada tanggal 28 Februari 2011 pukul 20.02. Secara garis besarnya jenisnya adalah: 3. Sumber belajar yang dirancang

(learning resources by design), yakni sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan

- Memberi kemudahan dalam belajar

anda? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

40. Apakah ibu mendukung minat dan bakat anda? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang

1. Apakah sekarang ini anda merasa telah diberi

kemudahan dalam belajar? Jika iya, apa alasannya? a. Karena media atau alat bantu belajar

serta bahan baku penunjang semakin beragam.

b. Karena semakin mudah mencari informasi uantuk ekepntingan belajar.

c. Karena belajar merupakan kegiatan yang menyenangkan.

d. Karena materi belajar saat ini relative mudah.

2. Apakah anda tertarik dengan Kegiatan Belajar Mengajar saat ini? Jika iya, dalam bentuk apa? a. pembelajaran dengan memanfaatkan

fasilitas hasil teknologi (computer, dll) b. pembelajaran yang memanfaatkan

lingkungan sekitar ( makhuk hidup dll) c. pembelajaran dengan menggunakan

buku-buku penunjang yang beragam? d. Pembelajaran dengan metode

Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1

Iya : 1 Tidak : 0

a. 3 b. 2 c. 1

Iya : 1 Tidak : 0

a. 4

b. 3

c. 2

d. 1 Iya : 1 Tidak : 0

a. 4

b. 3

c. 2

Angket Angket Angket Angket

Page 84: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bersifat formal. 4. Sumber belajar yang

dimanfaatkan(learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Menurut Akhmad Sudrajat, (2008), Konsep Sumber Belajar, http: /ahmadsudrajad. wordpress.com, diambil pada tanggal 28 Februari 2011 pukul 20.02 bahwa dalam memanfaatkan sumber belajar harus memperhatikan criteria-kriteria yaitu ekonomis dan fleksibel, praktis, mudah dan sesuai dengan tujuan.

- Sumber belajar

yang dirancang

ceramah/narasumber. 3. Apakah anda bertanya pada guru tentang

materi pelajaran yang kurang jelas? Jika iya, apa alasannya?

a. Karena ingin menguasai materi dengan benar.

b. Karena ingin mengetahui bagaimana jawaban dari pertanyaan saya.

c. Karena ingin diperhatikan oleh guru. d. Karena ingin diperhatikan oleh teman-

teman. 4. Apakah anda suka berdiskusi dengan teman

saat belajar? Jika iya, apa alasannya?

a. Agar dapat bertukar pikiran dengan teman-teman.

b. Agar dapat mengetahui pendapat dari teman-teman.

c. Agar bisa dibimbing oleh teman ketika tidak bisa menyelesaikan soal.

d. Agar bisa berkumpul dengan teman? 5. Apakah anda menggunakan buku-buku teks

ketika belajar? Jika iya. Apa alasannya?

a. Agar dapat memudahkan dalam belajar. b. Mempersiapkan buku tersebut jika

diperlukan. c. Agar buku itu terlihat manfaatnya. d. Agar kelihatan benar-benar belajar.

6. Apakah anda berkunjung di perpustakaan jika ada waktu luang? Jika iya, apa alasannya?

d. 1 Iya : 1 Tidak : 0

a. 4

b. 3

c. 2 d. 1

Iya : 1 Tidak : 0

a. 4 b. 3

c. 2 d. 1

Iya : 1 Tidak : 0

a. 4

b. 3

c. 2 d. 1

Iya : 1 Tidak : 0

Angket Angket Angket Angket

Page 85: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

- Sumber belajar

yang dimanfaatkan

a. Untuk menambah ilmu pengetahuan. b. Karena ada tugas yang harus dicari di

perpustakaan. c. Karena mengikuti ajakan teman. d. Agar bisa bertemu/ berkumpul dengan

teman di perpustakaan. 7. Apakah anda hanya bisa belajar di

lingkungan yang tenang? Jika iya, dalam bentuk apa?

a. Belajar di kelas yang tidak gaduh. b. Belajar di lingkungan rumah dengan

keluarga yang harmonis. c. Belajar bersama di rumah teman yang

tenang. d. Belajar di dalam ruangan yang tidak ada

suara sedikitpun. 8. Apakah anda suka meliahat acara TV yang

mendidik? Jika iya, dalam bentuk apa? a. Acara yang berisi informasi untuk

menambah penegtahuan. b. Acara yang memberikan informasi praktis/

tips-tips. c. Acara yang berkaitan dengan hobi anda. d. Acara drama

9. Apakah anda mencatat materi yang diberikan oleh guru? Jika ia apa alasannya?

a. Untuk memudahkan belajar. b. Untuk menambah materi yang belum ada

di buku. c. Untuk menghormati guru yang telah

menjelaskan materi pelajaran. d. Untuk mengisi buku catatan.

a. 4 b. 3

c. 2 d. 1

Iya : 1 Tidak : 0

a. 4 b. 3

c. 2

d. 1

Iya : 1 Tidak : 0

a. 4 b. 3

c. 2 d. 1

Iya : 1 Tidak : 0

a. 4 b. 3

c. 2

Angket

Angket

Angket

Page 86: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

- Sumber belajar

yang ekonomis dan fleksibel

10. Apakah anda tertarik membaca media cetak? Jika iya, apa alasannya?

a. Untuk menambah pengatahuan. b. Untuk mendapatka informasi yang dicari. c. Agar tidak ketinggalan berita-berita

tekini. d. Melihat gambar-gambar di dalamnya

11. Jika dibutuhkan, apakah anda membeli buku teks pelajaran? Jika iya, dalam bentuk apa? a. Buku yang tidak mahal/ terjangkau. b. Buku yang disarankan oleh guru. c. Buku yang mudah dicari. d. Buku yang dapat dipakai adik-adik

selanjutnya. 12. Apakah anda suka merangkum buku teks

pelajaran? Jika iya, apa alasannya? a. Dengan merangkum bisa sekaligus sambil

belajar. b. Tidak susah-susah mencari buku itu lagi

jika sustu saat diperlukan. c. Merangkum sudah menjadi kebiasaan. d. Untuk mengisi buku catatan.

13. Apakah anda suka menggunakan layanan internet di warnet? Jika iya, dalam bentuk apa?

a. Web ynag menyajikan informasi dan pengetahuan.

b. Web yang menyediakan layanan Tanya jawab.

c. Web jejaring sosial (facebook, twitter, dll) d. Web yang menyediakan layanan game

online.

d. 1 Iya : 1 Tidak : 0

a. 4 b. 3 c. 2 d. 1

Iya : 1 Tidak : 0

a. 4 b. 3 c. 2 d. 1

Iya : 1 Tidak : 0

a. 4

b. 3

c. 2 d. 1

Iya : 1 Tidak : 0

a. 4

b. 3

c. 2

d. 1

Angket

Angket

Angket

Angket

Page 87: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3.

Kedisiplinan Belajar

Elizabeth B. Hurlock (2006 : 84) menyatakan bahwa :

”Bila disiplin diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku sesuai dengan standar yang ditetapkan kelompok sosial mereka, ia harus mempunyai empat unsur pokok. Adapun cara mendisiplinkan yang

- Sumber belajar

yang praktis - Mudah dan sesuai

tujuan belajar

14. Apakah anda membuat variasi-variasi catatan? Jika iya, dalam bentuk apa?

a. Tulisan berwarna-warni. b. Garis-garis berwarna. c. Gaya penulisan yang berbeda- d. Membuat poin-poin dalam catatan.

15. Apakah anda meminjam buku pelajaran di perpustakaan? Jika iya, apa alasannya?

a. Tidak memerlukan biaya untuk membeli buku.

b. Mudah mendapatkannya. c. Buku tersebut sesuai dengan materi. d. Guru menyarankan untuk meminjam

diperpustakaan. 16. Apakah anda tertarik jika study tour

dilaksanakan di sekitar anda dalam jarak yang dekat? Jika iya, apa alasannya?

a. Masih banyak hal yang menarik di daerah sekitar anda.

b. Tidak memerlukan biaya yang mahal. c. Dapat mengenal lebih dalam daerah anda. d. Tidak memakan waktu lama.

1. Apakah anda menaati peraturan sekolah

dengan baik? Jika iya, dalam bentuk apa? a. Datang tepat waktu ke sekolah. b. Memakai seragam lengkap. c. Melaksanakan piket. d. Tidak ramai di kelas

2. Apakah anda pulang ke rumah tidak tepat pada waktunya? Jika iya apa alasannya?

a. Ada jam tambahan.

Iya : 1 Tidak : 0

a. 4 b. 3 c. 2 d. 1

Iya : 1 Tidak : 0

a. 4

b. 3 c. 2 d. 1

Iya : 1 Tidak : 0

a. 4

b. 3 c. 2

d. 1

Iya : 1 Tidak : 0

a. 4 b. 3 c. 2 d. 1

Iya : 1 Tidak : 0

a. 4

Angket

Angket

Angket

Angket

Page 88: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

digunakan yaitu: 1) peraturan sebagai pedoman perilaku, 2) konsistensi dalam peraturan tersebut dan dalam cara yang digunakan untuk mengajarkan dan memaksanya, 3) hukuman untuk pelanggaran peraturan, 4) penghargaan untuk perilaku yang baik sejalan dengan peraturan yang berlaku”.

- Peraturan sebagai

pedoman perilaku

b. Ada kegiatan ekstrakulikuler. c. Mampir kerumah teman. d. Nongkrong bersama teman-teman.

3. Apakah anda mengerjakan tugas dari guru dengan baik? Jika iya, apa alasannya?

a. Karena merupakan kewajiban seorang murid.

b. Karena ingin mendapat nilai baik. c. Karena tugasnya mudah. d. Karena takut dimarahi guru.

4. Apakah anda rajin belajar? Jika iya, dalam bentuk apa?

a. Belajar setiap hari. b. Belajar jika ada PR. c. Belajar jika ada ulangan. d. Belajar jika disuruh orang tua.

5. Apakah anda menaati jadwal belajar yang anda buat sendiri? Jika iya, apa alasannya? a. Agar mendapatkan prestasi yang

diinginkan. b. Agar bisa belajar dengan teratur. c. Agar semua tugas dapat selesai dengan

baik. d. Agar jadwalnya tidak sia-sia dibuat.

6. Apakah anda berpartisipasi aktif di dalam kelas? Jika iya, dalam bentuk apa? a. Aktif saat diskusi kelas. b. Aktif bertanya jia ada yang kurang jelas. c. Aktif mengerjakan tugas dari guru. d. Aktif melaksanakan piket.

7. Apakah orang tua anda pernah dipanggil ke sekolahan karena pelanggaran yang anda

b. 3 c. 2 d. 1

Iya : 1 Tidak : 0

a. 4

b. 3 c. 2 d. 1

Iya : 1 Tidak : 0

a. 4 b. 3 c. 2 d. 1

Iya : 1 Tidak : 0

a. 4

b. 3 c. 2 d. 1

Iya : 1 Tidak : 0

a. 4 b. 3 c. 2 d. 1

Iya : 1

Angket

Angket

Angket

Angket

Angket

Page 89: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

- Konsistensi akan

kesadaran dalam melaksanakan peraturan

- Hukuman untuk

pelanggaran

lakukan? Jika iya berapa kali? a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali d. 4 kali

8. Apakah anda kesulitan mengatur waktu belajar? Jika iya, apa alasaanya? a. Banyak pekerjaan yang harus di

selesaikan. b. Banyak kegiatan. c. Susah konsentrasi. d. Sering diajak bermain oleh teman.

9. Apakah anda siap melaksanakan hukuman apabila anda bersalah/ melanggar peraturan? Jika iya, apa alasaanya? a. Karena sudah merupakan kosekuensi. b. Karena hukuman akan membuat jera. c. Karena menghargai peraturan. d. Karena ingin disebut anak yang

bertanggungjawab. 10. Apakah anda mencatat materi pelajaran

setelah guru menerangkan? Jika iya, apa yang anda lakukan? a. Mencatat apa yang disampaikan. b. Mencatat jika guru menulis di papan

tulis. c. Mencatat jika guru menyuruh untuk

mencatat. d. Mencatat dengan meminjam catatan

teman. 11. Apakah anda mendapat sanksi dari guru jika

datang terlambat? Jika iya, dalam bentuk

Tidak : 0 a. 4 b. 3 c. 2 d. 1

Iya : 1 Tidak : 0

a. 4

b. 3 c. 2 d. 1

Iya : 1 Tidak : 0

a. 4 b. 3 c. 2 d. 1

Iya : 1 Tidak : 0

a. 4 b. 3

c. 2

d. 1

Iya : 1 Tidak : 0

Angket

Angket

Angket

Angket

Page 90: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

- Penghargaan

untuk yang menaati peraturan

apa? a. Diperingatkan. b. Dilaporkan guru BK c. Tidak boleh mengikuti pelajaran. d. Dilaporkan orang tua.

12. Apakah orang tua menegur anda jika nilai anda turun? Jika iya, apa bentuknya? a. Memberi pengarahan atau

pembimbingan. b. Menasehati. c. Memeberi semangat. d. Memarahi.

13. Apakah anda mendapat hadiah apabila rajin belajar? Jika iya, dalam bentuk apa? a. Nilai yang baik. b. Hadiah berupa barang. c. Rasa bangga. d. Pujian dari orang lain.

14. Apakah setiap mendapat ranking, anda mendapat hadiah dari orang tua? Jika iya, dalam bentuk apa? a. Selalu diberi hadiah sesuai keinginan

saya. b. Selalu diberi hadiah sesuai keinginan

orang tua. c. Selalu diberi hadiah jika ornag tau punya

uang. d. Hanya sekali member hadiah.

15. Apakah anda mendapatkan pujian dari guru bila mendapat nilai yang memuaskan? Jika iya, dalam bentuk apa? a. Motivasi untuk lebih baik.

a. 4 b. 3 c. 2 d. 1

Iya : 1 Tidak : 0

a. 4 b. 3 c. 2 d. 1

Iya : 1 Tidak : 0

a. 4 b. 3 c. 2 d. 1

Iya : 1 Tidak : 0

a. 4 b. 3

c. 2

d. 1

Iya : 1 Tidak : 0

a. 4 b. 3

Angket

Angket

Angket

Angket

Page 91: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Memuji dengan kata-kata yang penuh kebanggan.

c. Memberi senyuman. d. Berkata-kata halus.

16. Apakah anda menjadi lebih rajin ketika mendapat hadiah? Jika iya, apa alasannya? a. Karena merasa termotivasi untuk rajin

belajar. b. Karena tidak ingin mengecewakan orang

yang telah memberi hadiah. c. Karena merasa bangga dengan

pemberian hadiah sebagai sebuah penghargaan.

d. Karena ingin mendapat hadiah lagi.

c. 2 d. 1

Iya : 1 Tidak : 0

a. 4

b. 3

c. 2

d. 1

Angket

Angket

Page 92: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis regresi ganda yaitu cara atau teknik khusus untuk mencari hubungan antar

dua variabel (sebagai prediktor) dengan variabel lain (sebagai kriterium). Alasan

digunakannya teknik ini adalah :

6. Karena dalam penelitian ini terdapat dua variabel prediktor dan satu variabel

kriterium.

7. Untuk mengetahui hubungan antara prediktor dengan kriterium, sekaligus dapat

mengetahui signifikan atau tidaknya hubungan tersebut.

Sesuai dengan teknik yang digunakan, peneliti menggunakan dasar dalam

penafsiran analisis dengan pedoman kaidah uji hipotesis via computer oleh Prof.

Sutrisno Hadi sebagai berikut :

Kaidah Uji Hipotesis Menggunakan Komputer :

Jika p (probabilitas) ˂ 0,01 = sangat signifikan

Jika p (probabilitas) ˂ 0,05 = signifikan

Jika p (probabilitas) ˂ 0,15 = cukup signifikan

Jika p (probabilitas) ˂ 0,30 = kurang signifikan

Jika p (probabilitas) ˃ 0,30 = tidak signifikan

Kaidah Uji Hipotesis Konvesional (Menggunakan Tabel Signifikansi)

Jika p (probabilitas) ˂ 0,01 = sangat signifikan

Jika p (probabilitas) ˂ 0,05 = signifikan

Jika p (probabilitas) ˃ 0,05 = tidak signifikan

Dalam uji butir tes menggunakan signifikansi p ˂ 0,05

Menurut Sidney Seigel (1956:19) untuk pengujian analisis regresi, harus

dipenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Antar variable bebas harus saling independen ,maka perlu uji independensi

dengan uji kolinearitas.

2. Data harus berdistribusi normal, makaperlu diuji normalitas.

Page 93: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Data harus berskala, minimal skala interval

4. Data harus berbentuk linear, maka perlu di uji linearitas.

5. Populasi dari distribusi normal harus memiliki mean yang homosedastis.

Adapun penjelasan masing-masing sebagai berikut:

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui penyebaran suatu variable acak

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan

rumus Chi-Kuadrat yaitu sebagia berikut:

� = � �� − �ℎ��

�ℎ

(Sutrisno Hadi, 1990 :346)

Keterangan :

X 2 : Chi Kuadrat

fo : Frekuensi yang diperoleh dari sampel

fh : Frekuensi yang diharapkan dari sampel

Jika p ˃ 0,05 maka data yang diperoleh berdistribusi normal, sebaliknya p ˂

0,05 maka data yang diperoleh tidak berdistribusi normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas regresi merupakan uji signifikansi perbedaan garis regresi yang

sebenarnya (yaitu didukung dari data yang diperoleh) dengan garis regresi teoritis

(yaitu apabila itu benar-benar linier). Untuk mengujinya dapat digunakan uji F yang

didasari pendekatan variansi. Sesungguhnya, analisis variansi dalam uji linearitas

regresi ini tidak lain dari uji perbedaan antara lebih dari dua buah rata-rata hitung. Uji

linearitas dilakukan dengan mengunakan rumus dari Natawidjaja (1988: 48-49) yaitu

sebagai berikut:

Page 94: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

( ɳ - r ) ( n – k )2 F = ( 1 - ɳ ) ( k – 2) Keterangan :

ɳ (eta) = rasio korelasi antara kedua perangkat skor

n = banyaknya sampel yang digunakan

k = banyaknya baris atau lajur skor/ kelas interval yang digunakan

r = koefisien korelasi antara kedua perangkat skor yang bersangkutan

Untuk menguji F ini digunakan derajat kebebasan (dk) sebesar (k-2) dan (n-k),

sedangkan ɳ (eta) dihitung dengan rumus:

I ɳ = S / S (untuk regresi Y atas X)

yx y y

atau

I ɳ = S / S (untuk regresi X atas Y) yx x x Keterangan:

I S = simpangan baku skor-skor Y yang diperkirakan berdasarkan skor-skor X Y I S = simpangan baku skor-skor X yang diperkirakan berdasarkan skor-skor Y X S dan S = simpangan baku skor-skor Y dan simpangan baku skor-skor y x

c. Uji Kolinearitas/ Multikolinearitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah antar variable bebas atau

independen tidak berkolinier. Duwi Priyatno (2010:81) menyatakan

“Multikolinearitas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linier yang sempurna

atau mendekati sempurna antar variabel independen dalam model regresi”. Uji

Page 95: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear

antar variabel independen dengan model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi

dalam model regresi adalah tidak adanya Multikolinearitas.

d. Uji Homosidasitas/ Heteroskedastisitas

Duwi Prityatno (2010:83) berpendapat bahwa, “Heteroskedastistas adalah

keadaan dimana tidak terjadi kesamaan varian dari residual untuk semua

pengamatan pada model regresi”. Uji heteroskedastistas digunakan untuk

mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada model

regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalm model regrasi adalah tidak adanya

masalah heterokedastistas. Ada metode pengujian yang bisa digunakan

diantaranya, yaitu Uji Sperman’s rho, Uji Glejter, Uji Park, dan melihat pola

grafik regresi.

2. Uji Hipotesis

Setelah uji prasyarat telah terpenuhi, maka dapat dilakukan pengujian

hipotesis yang telah diajukan. Uji hipotesis ini menggunakan uji regresi ganda.

Adapun langkah-langkah pengujian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Uji hipotesis pertama dan kedua

��"# = N ∑ X"Y − �∑ X"��∑ Y���N ∑ X"� −�∑ X"�� �N ∑ Y� − �∑ Y��

(Sutrisno Hadi, 2004: 4)

Keterangan:

n = Menyatakan jumlah data observasi

X = Variabel Prediktor

Y = Variabel kriterium

rx1, y = Koefisien korelasi X1 dan Y

rx1, y = Koefisien korelasi X2 dan Y

Page 96: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Uji hipotesis ketiga

�� ��",��� = �a" ∑ x" * + a� ∑ x�y∑ y�

(Sutrisno Hadi, 2001: 225)

Keterangan:

Ry(X1,X2) = Koefisien korelasi antara X1 dan X2 dengan Y

a 1 = Koefisien X1

a 2 = Koefisien X2

X1Y = Jumlah produk antara X1 dengan Y

X2Y = Jumlah produk antara X2 dengan Y

Y2 = Jumlah kuadrat kriteriun Y

3. Menghitung Sumbangan Relatif

Sumbangan relatif yaitu untuk mengetahui seberapa besar sumbangan masing-

masing prediktor terhadap kriterium Y, dengan rumus :

X" = SR% = α" ∑ X" YJK��2 X 100%

X� = SR% = α� ∑ X� YJK��2 X 100%

X5 = SR% = α6 ∑ 7689:;<= X 100%

(Sutrisno Hadi, 2001 : 42)

4. Menghitung Sumbangan Efektif

Sumbangan efektif yaitu untuk mengetahui seberapa besar sumbangan yang

diberikan masing-masing prediktor terhadap kriterium Y, terlebih dahulu dicari

efektif garis dengan rumus:

R� = JK�reg�JK�T� X 100%

Page 97: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Mencari sumbangan efektif X1 terhadap Y dengan rumus :

SE % X1 = SR % X1 x R2

Mencari sumbangan efektif X2 terhadap Y dengan rumus :

SE % X2 = SR % X2 x R2

Mencari sumbangan efektif X3 terhadap Y dengan rumus :

SE % X3 = SR % X3 x R2

Dimana R2 = SE adalah efektifitas garis regresi ( Sutrisno hadi : 42 – 46)

Page 98: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN

B. Deskripsi Data

Dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Intensitas Bimbingan

Orang Tua pihak Ayah, pihak Ibu dan Pemanfaatan Sumber Belajar dengan

Kedisiplinan Belajar Tahun Pelajaran 2010/2011” ini, data yang diperoleh meliputi

data tentang:

1. Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah

2. Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu

3. Pemanfaatan Sumber Belajar yang berasal dari data skor angket responden

4. Kedisiplinan belajar yang berasal dari data skor angket responden

Keempat data tersebut akan dijelaskan dalam uraian di bawah ini:

1. Deskripsi Data tentang Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak ayah

Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak ayah dalam penelitian ini adalah

variabel bebas (X1). Skor data yang telah diperoleh yaitu mean diperoleh angka

sebesar 58,77; median diperolah angka sebesar 58,90; modus diperoleh angka sebesar

61,50; SB diperoleh angka sebesar 9,91; SR diperoleh angka sebesar 8,05; nilai

tertinggi diperoleh angka sebesar 85 dan nilai terendah diperoleh angka sebesar 37.

Adapun distribusi frekuensi data Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak

Ayah dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah (X1)

Variant F Fx fx2 f% fk%-naik

76,5 – 86,5 1 85,00 7,225.00 1,67 100.00

66,5 – 76,5 10 705,00 49,769.00 16,67 98,33

56,5 – 66,5 25 1,567.00 98,355.00 41,67 81,67

46,5 – 56,5 16 831.00 43,295.00 26,67 49,00

36,5 – 46,5 8 338.00 14,360.00 13,33 13,33

Total 60 3,526.00 213,004.00 100.00 -

Page 99: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran diperoleh data

sebagai berikut:

Tabel 3. Deskriptif Data

Variabel

Intensitas Bimbingan

Orang Tua Ayah

Berdasarkan tabel sebaran frekuensi variabel Pola Asuh Ayah maka dapat

diketahui bahwa responden paling banyak menempati kelas ke

66,5 dengan prosentase 41,65%; kemudian diikuti oleh kelas ke

– 56,5 dengan prosen

66,5-76,5 dengan prosentase 16,67%; kelas ke

prosentase 13,33% dan kelas ke

Penyebaran data dapat dipe

Gambar 2. Grafik Histogram Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah (X

1. Deskripsi Data tentang

0

5

10

15

20

25

30

36,5-46,5

Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran diperoleh data

Tabel 3. Deskriptif Data Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak

Max Min Mean Median Modus

Intensitas Bimbingan 85 37 58,77 58,90 61,50

Berdasarkan tabel sebaran frekuensi variabel Pola Asuh Ayah maka dapat

diketahui bahwa responden paling banyak menempati kelas ke-3 pada interval 56,5

66,5 dengan prosentase 41,65%; kemudian diikuti oleh kelas ke-4 pada interval 46,5

56,5 dengan prosentase 26,67%, kemudian diikuti oleh kelas ke

76,5 dengan prosentase 16,67%; kelas ke-5 pada interval 36,5

prosentase 13,33% dan kelas ke-1 pada interval 76,5 – 86,5dengan prosentase 1,67%.

Penyebaran data dapat diperikasa dalam histogram berikut ini:

Gambar 2. Grafik Histogram Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah (X

Deskripsi Data tentang Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak

46,5 46,5-56,5 56,5-66,5 66,5-76,5

Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran diperoleh data

Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah (X1)

Modus SB SR

61,50 9,91 8,05

Berdasarkan tabel sebaran frekuensi variabel Pola Asuh Ayah maka dapat

3 pada interval 56,5 –

4 pada interval 46,5

tase 26,67%, kemudian diikuti oleh kelas ke-2 pada interval

5 pada interval 36,5 – 46,5 dengan

86,5dengan prosentase 1,67%.

rikasa dalam histogram berikut ini:

Gambar 2. Grafik Histogram Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah (X1)

Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu

76,5-86,5

Page 100: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu dalam penelitian ini adalah

variabel bebas (X2). Skor data yang telah diperoleh yaitu mean diperoleh angka

sebesar 50,50; median diperolah angka sebesar 51,09; modus diperoleh angka sebesar

56,50; SB diperoleh angka sebesar 8,91; SR diperoleh angka sebesar 6,92; nilai

tertinggi diperoleh angka sebesar 67 dan nilai terendah diperoleh angka sebesar 29.

Adapun distribusi frekuensi data Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu

dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu (X2)

Variant F Fx fx2 f% fk%-naik

60,5 – 68,5 7 443.00 28,071 11,67 100.00

52,5 – 60,5 20 1,128 63,738 33,33 88,33

44,5 – 52,5 17 837.00 41,329.00 28,33 55.00

36,5 – 44,5 11 461.00 19,357.00 18,33 26,67

28,5 – 36,5 3 161.00 5,201.00 8,33 8,33

Total 60 3,030.00 157,695.00 100,00 -

Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran diperoleh data

sebagai berikut:

Tabel 3. Deskriptif Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu (X2)

Variabel Max Min Mean Median Modus SB SR

Intensitas Bimbingan

Orang Tua pihak Ibu

67 29 50,50 51,09 56,50 8,91 6,92

Berdasarkan tabel sebaran frekuensi variabel Pola Asuh Ibu maka dapat

diketahui bahwa responden paling banyak menempati kelas ke-2 pada interval 52,5 –

60,5 dengan prosentase 33,33%; kemudian diikuti oleh kelas ke-3 pada interval 44,5

– 52,5dengan prosentase 28,33%, kemudian diikuti oleh kelas ke-4 pada interval 36,5

– 44,5 dengan prosentase 18,33% kemudian diikuti lagi oleh kelas ke-1pada interval

Page 101: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60,5 – 68,5 dengan prosentase 11,67%.

pada kelas ke-2 pada interval

dapat diperikasa dalam histogram berikut ini:

Gambar 2. Grafik Histogram Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu (X

2. Deskripsi Data tentang Pemanfaatan Sumber Belajar

Pemenfaatan sumber belajar dalam

Skor data yang telah diperoleh yaitu mean diperoleh angka sebesar 57,12; median

diperolah angka sebesar 59,50; modus diperoleh angka sebesar 64,50; SB diperoleh

angka sebesar 12,00; SR diperoleh angka sebesar 9,7

sebesar 78 dan nilai terendah diperoleh angka sebesar 30.

Adapun distribusi frekuensi data pemanfaatan sumber belajar dapat disajikan

dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pemanfaatan sumber Belajar (

Variant

69,5 – 79,5

59,5 – 69,5

0

5

10

15

20

25

28,5-36,5

68,5 dengan prosentase 11,67%. Sedangkan responden paling sedikit berada

2 pada interval 28,5 – 36,5 dengan prosentase 8,33

dapat diperikasa dalam histogram berikut ini:

Gambar 2. Grafik Histogram Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu (X

Deskripsi Data tentang Pemanfaatan Sumber Belajar

Pemenfaatan sumber belajar dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X

Skor data yang telah diperoleh yaitu mean diperoleh angka sebesar 57,12; median

diperolah angka sebesar 59,50; modus diperoleh angka sebesar 64,50; SB diperoleh

angka sebesar 12,00; SR diperoleh angka sebesar 9,75; nilai tertinggi diperoleh angka

sebesar 78 dan nilai terendah diperoleh angka sebesar 30.

Adapun distribusi frekuensi data pemanfaatan sumber belajar dapat disajikan

dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pemanfaatan sumber Belajar (

F Fx fx2 f%

8 587.00 43,117.00 13,3

22 1,419.00 91,717.00 36,67

36,5-44,5 44,5-52,5 52,5-60,5

Sedangkan responden paling sedikit berada

8,33%. Penyebaran data

Gambar 2. Grafik Histogram Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu (X2)

Deskripsi Data tentang Pemanfaatan Sumber Belajar

penelitian ini adalah variabel bebas (X3).

Skor data yang telah diperoleh yaitu mean diperoleh angka sebesar 57,12; median

diperolah angka sebesar 59,50; modus diperoleh angka sebesar 64,50; SB diperoleh

5; nilai tertinggi diperoleh angka

Adapun distribusi frekuensi data pemanfaatan sumber belajar dapat disajikan

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pemanfaatan sumber Belajar (X3)

fk%-naik

100.00

86,67

60,5-68,5

Page 102: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49,5 – 69,5

39,5 – 49,5 10

22,5 – 39,5

Total

Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran diperoleh data

sebagai berikut:

Tabel 5. Deskriptif Data Pemanfaatan Sumber Belajar (X

Variabel

Pemanfaatan sumber

Belajar

Berdasarkan tabel sebaran frekuensi variabel Pemanfaatan Sumber Belajar

maka dapat diketahui bahwa responden paling banyak menempati kelas ke

interval 59,5- 69,5 dengan prosentase 36,67%; kemudian diikuti oleh kelas ke

interval 49,5- 59,5 dengan prosentase 23,33%; kemudian diikuti oleh kelas ke

interval 39,5- 49,5 dengan prosentase 16,67%. Kemudian diikuti lagi oleh kelas ke

pada interval 69,5 –

sedikit adalah pada kelas ke

Penyebaran data dapat

Gambar 3. Grafik Histogram Pemanfaatan Sumber Belajar (X

0

5

10

15

20

25

22,5-39,5

14 764.00 41,834.00 23,33

10 452.00 20,484.00 16,67

6 205.00 7,085,00 10,00

60 3,427.00 204,237.00 100,00

Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran diperoleh data

Tabel 5. Deskriptif Data Pemanfaatan Sumber Belajar (X

Max Min Mean Median Modus

Pemanfaatan sumber 78 30 57,12 59,50 64,50

Berdasarkan tabel sebaran frekuensi variabel Pemanfaatan Sumber Belajar

maka dapat diketahui bahwa responden paling banyak menempati kelas ke

69,5 dengan prosentase 36,67%; kemudian diikuti oleh kelas ke

59,5 dengan prosentase 23,33%; kemudian diikuti oleh kelas ke

49,5 dengan prosentase 16,67%. Kemudian diikuti lagi oleh kelas ke

79,5 dengan prosentase 13,33%. Sedangkan responden paling

sedikit adalah pada kelas ke-5 pada interval 29,5-39,5 dengan prosentase 10,00%.

Penyebaran data dapat diperiksa dalam histogram berikut ini:

Gambar 3. Grafik Histogram Pemanfaatan Sumber Belajar (X

39,5 39,5-49,5 49,5-69,5 59,5-69,5

50.00

26,67

10,00

100,00

Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran diperoleh data

Tabel 5. Deskriptif Data Pemanfaatan Sumber Belajar (X3)

Modus SB SR

64,50 12,00 9,75

Berdasarkan tabel sebaran frekuensi variabel Pemanfaatan Sumber Belajar

maka dapat diketahui bahwa responden paling banyak menempati kelas ke-2 pada

69,5 dengan prosentase 36,67%; kemudian diikuti oleh kelas ke-3 pada

59,5 dengan prosentase 23,33%; kemudian diikuti oleh kelas ke-4 pada

49,5 dengan prosentase 16,67%. Kemudian diikuti lagi oleh kelas ke-1

79,5 dengan prosentase 13,33%. Sedangkan responden paling

39,5 dengan prosentase 10,00%.

Gambar 3. Grafik Histogram Pemanfaatan Sumber Belajar (X3)

69,5-79,5

Page 103: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Deskripsi Data tentang Kedisiplinan Belajar

Kedisiplinan Belajar dalam penelitian ini adalah variabel terikat (Y). Skor

data yang telah diperoleh yaitu mean diperoleh angka sebesar 50,13; median

diperolah angka sebesar 51,86; modus diperoleh angka sebesar 57,00; SB diperoleh

angka sebesar 9,83; SR diperoleh angka sebesar 8,10; nilai tertinggi diperoleh angka

sebesar 66 dan nilai terendah diperoleh angka sebesar 26.

Adapun distribusi frekuensi data Kedisiplian Belajar dapat disajikan dalam

tabel sebagai berikut:

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Kedisiplian Belajar (Y)

Variant F Fx fx2 f% fk%-naik

61,5 – 70,5 8 511.00 32,653.00 13,33 100,00

52,5 – 61,5 21 1.186.00 67,172.00 35,00 86,67

43,5 – 52,5 14 668.00 31.978.00 23,33 51,56

34,5 – 43,5 15 590.00 23,296.00 25,0 28,33

25,5 – 34,5 2 53.00 1,405.00 3,33 3,33

Total 60 3,008.00 156,504.00 100,00 -

Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran diperoleh data

sebagai berikut:

Tabel 7. Deskriptif Data Kedisiplian Belajar (Y)

Variabel Max Min Mean Median Modus SB SR

Kedisiplian Belajar 66 26 50,13 51,86 57,00 9,83 8,10

Berdasarkan tabel sebaran frekuensi variabel Kedisiplian Belajar maka dapat

diketahui bahwa responden paling banyak menempati kelas ke-2 pada interval 52,5 –

61,5 dengan prosentase 35,00%; kemudian diikuti oleh kelas ke-4 dan ke-4 pada

interval 34,5 – 43,5 dengan prosentase 25,00% .kemudian kelas ke-3 pada interval

43,5-52,5 dengan prosentase 23,33%; kemudian diikuti oleh kelas ke-1 pada interval

Page 104: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

761,5 – 70,5 dengan prosentase 13,33%. Sedangkan responden paling sedikit adalah

pada kelas ke-5 pada interval

dapat diperiksa dalam histogram berikut ini:

Gambar 4. Grafik Histogram Kedisiplian Belajar (Y)

Uji regresi mempersyaratkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi ,

antara lain yaitu:

1. Antar variable bebas harus saling independen,maka perlu uji independensi

dengan uji kolinearitas.

2. Data harus berdistribusi normal, makaperlu diuji normalitas.

3. Data harus berskala, minimal skala interval

4. Data harus berbentuk linear (hubun

linearitas.

5. Populasi dari distribusi normal harus memiliki mean yang homosedastis.

Dalam bagian ini akan dijelaskan persyaratan yang dimaksud diatas. Hasil

uji prasyarat analisis data yang telah dilakukan dapat dijela

berikut:

0

5

10

15

20

25

25,5-34,5

70,5 dengan prosentase 13,33%. Sedangkan responden paling sedikit adalah

5 pada interval 25,5-34,5 dengan prosentase 3,33%.

dapat diperiksa dalam histogram berikut ini:

Gambar 4. Grafik Histogram Kedisiplian Belajar (Y)

C. Pengujian Prasyarat Analisis Data

Uji regresi mempersyaratkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi ,

Antar variable bebas harus saling independen,maka perlu uji independensi

dengan uji kolinearitas.

Data harus berdistribusi normal, makaperlu diuji normalitas.

Data harus berskala, minimal skala interval

Data harus berbentuk linear (hubungan antar variable), maka perlu di uji

Populasi dari distribusi normal harus memiliki mean yang homosedastis.

Dalam bagian ini akan dijelaskan persyaratan yang dimaksud diatas. Hasil

uji prasyarat analisis data yang telah dilakukan dapat dijelaskan dalam uraian sebagai

34,5-43,5 43,5-52,5 52,5-61,5

70,5 dengan prosentase 13,33%. Sedangkan responden paling sedikit adalah

34,5 dengan prosentase 3,33%. Penyebaran data

Gambar 4. Grafik Histogram Kedisiplian Belajar (Y)

Uji regresi mempersyaratkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi ,

Antar variable bebas harus saling independen,maka perlu uji independensi

Data harus berdistribusi normal, makaperlu diuji normalitas.

gan antar variable), maka perlu di uji

Populasi dari distribusi normal harus memiliki mean yang homosedastis.

Dalam bagian ini akan dijelaskan persyaratan yang dimaksud diatas. Hasil

skan dalam uraian sebagai

61,5-70,5

Page 105: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas digunakan untuk menunjukkan apakah data yang

dianalisis mempunyai sebaran (distribusi) normal atau tidak. Adapun pengujian ini

meliputi:

a. Kriteria Pengujian Persyaratan Normalitas

Sebelum menguji normalitas dari masing-masing variabel, perlu

membuat kriteria persyaratan normalitas sebagai berikut:

Ho: Distribusi data hasil penelitian tidak berbeda dengan distribusi teoritik,

artinya data berdistribusi normal.

Ha: Distribusi data hasil penelitian berbeda dengan distribusi teoritik, artinya

data berdistribusi tidak normal.

Untuk menetapkan normal atau tidaknya distribusi data digunakan

kriteria sebagai berikut:

Jika ρ > 0,05 maka disimpulkan data yang diperoleh sebaran normal

Jika ρ < 0,05 maka maka disimpulkan data yang diperoleh sebaran tidak

normal

b. Uji Normalitas Variabel X 1 (Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah)

Pada uji normalitas X1 (Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak Ayah),

langkah pertama yang dilakukan adalah membuat tabel rangkuman variabel X1.

Adapun tabel rangkuman variabel X1 (Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak

Ayah) dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 9. Rangkuman Variabel Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak Ayah

Kelas Fo fh fo-fh (fo-fh)2 fh

2fh)-(fo

10 1 0,49 0,51 0,26 0,52

9 2 1,66 -1,66 2,76 1,66

8 5 4,75 0,25 0,06 0,01

Page 106: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7 10 9,55 0,45 0,20 0,02

6 19 13,54 5,46 29,79 2,20

5 9 13,54 -4,54 20,63 1,52

4 8 9,55 -1,55 2,41 0,25

3 6 4,75 1,25 1,56 0,33

2 2 1,66 0,34 0,11 0,07

1 0 0,496 -0,49 0,24 0,49

Total 60 60,00 0,00 - 7,08

Mean: 58,767 SB:9,909

Kai Kuadrat: 7,084 db: 9 ρ = 0,628

Hasil tersebut menunjukkan bahwa ρ > 0,05 yaitu 0,628 > 0,05 maka Ho

diterima. Dengan demikian disimpulkan bahwa sampel yang diambil dari

populasi berdistribusi normal.

c. Uji Normalitas Variabel X 2 (Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak Ibu)

Pada uji normalitas X2 (Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak Ibu),

langkah pertama yang dilakukan adalah membuat tabel rangkuman variabel X2.

Adapun tabel rangkuman variabel X2 (Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak

Ibu) dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 9. Rangkuman Variabel Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak Ibu

Kelas Fo Fh Fo-fh (fo-fh)2 fh

2fh)-(fo

9 0 0,59 -0,59 0,35 0,59

8 2 2,26 -0,26 0,07 0,03

7 8 6,67 1,33 1,76 0,26

Page 107: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6 14 12,72 1,26 1,64 0,13

5 16 15,52 0,48 0,23 0,02

4 9 12,72 -3,72 13,84 1,09

3 6 6,67 -0,67 0,45 0,07

2 4 2,26 1,74 3,04 1,35

1 1 0,59 0,41 0,16 0,28

Total 40 40,00 0,00 -

Mean: 50,500 SB: 8,907

Kai Kuadrat: 3,813 db: 9 ρ = 0,874

Hasil tersebut menunjukkan bahwa ρ > 0,05 yaitu 0,874 > 0,05 maka Ho

diterima. Dengan demikian disimpulkan bahwa sampel yang diambil dari

populasi berdistribusi normal.

d. Uji Normalitas Variabel X 3 (Pemanfaatan Sumber Belajar)

Pada uji normalitas X3 (Pemanfaatan Sumber belajar), langkah pertama

yang dilakukan adalah membuat tabel rangkuman. Adapun tabel rangkuman

variabel X3 (Pemanfaatan Sumber belajar) dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 9. Rangkuman Variabel Pemanfaatan Sumber Belajar

Kelas Fo fh Fo-fh (fo-fh)2 fh

2fh)-(fo

10 0 0,49 -0,49 0,24 0,49

9 0 1,66 -1,66 2,76 1,66

8 5 4,75 0,25 0.06 0,01

7 17 9,55 7,5 55,47 5,81

6 11 13,54 -2,54 6,46 0,48

5 11 13,54 -2,54 6,46 0,48

Page 108: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4 9 9,55 -0,55 0,30 0,03

3 4 4,75 -0,75 0,57 0,12

2 3 1,66 1,34 1,79 1,08

1 0 0,49 -0,49 0,24 0,49

Total 40 40,00 0,00 - 6,44

Mean: 57,117 SB: 14,002

Kai Kuadrat: 10,649 db: 9 ρ = 0,301

Hasil tersebut menunjukkan bahwa ρ > 0,05 yaitu 0,301 > 0,05 maka Ho

diterima. Dengan demikian disimpulkan bahwa sampel yang diambil dari

populasi berdistribusi normal.

e. Uji Normalitas Variabel Y (Kedisiplinan Belajar)

Pada uji normalitas Y (Kedisiplinan Belajar), langkah pertama yang

dilakukan adalah membuat tabel rangkuman. Adapun tabel rangkuman variabel Y

(Kedisiplinan Belajar) dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 8. Rangkuman Variabel Kedisiplinan Belajar

Kelas Fo Fh Fo-fh (fo-fh)2 fh

2fh)-(fo

10 0 0,49 -0,49 0,24 0,49

9 0 1,66 -1,66 2,76 1,66 8 8 4,75 3,25 10,55 2,22 7 10 9,55 0,45 0,20 0,02 6 14 13,54 0,46 0,21 0,02 5 8 13,54 -5,54 30,71 2,27 4 11 9,55 1,45 2,10 0,22 3 7 4,75 2,25 5,05 1,06 2 1 1,66 -0,66 0,44 0,26

1 1 0,49 0,51 0,26 0,52

Page 109: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Total 40 40,00 00,00 -

Mean: 50,133 SB: 9,832

Kai Kuadrat: 8,750 db: 9 ρ = 0,461

Hasil tersebut menunjukkan bahwa ρ > 0,05 yaitu 0,461> 0,05 maka Ho

diterima. Dengan demikian disimpulkan bahwa sampel yang diambil dari

populasi berdistribusi normal.

2. Uji Linieritas dan Keberartian

Dengan adanya hasil uji linieritas maka diketahui apakah ada hubungan

antara variabel bebas dengan variabel terikat. Adapun dalan hal ini pengujian

meliputi:

a. Kriteria Pengujian Persyaratan Linieritas

Sebelum menguji linieritas dari masing-masing variabel, perlu membuat

kriteria persyaratan linieritas sebagai berikut:

Ho: Data hasil penelitian tidak berbeda dengan data hasil teoritik, artinya

linier

Ha: Data hasil penelitian berbeda dengan data hasil teoritik, artinya tidak

linier

Untuk menetapkan linier atau tidaknya distribusi data digunakan kriteria

sebagai berikut:

Jika ρ > 0,05 maka disimpulkan data dalam penelitian memiliki korelasi yang

linier

Jika ρ < 0,05 maka disimpulkan data dalam penelitian korelasinya tidak linier

b. Uji Linieritas Variabel Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah (X1)

dengan Kedisiplinan Belajar (Y)

Berdasarkan hasil uji linieritas antara Intensitas Bimbingan Orang Tua

Pihak Ayah dengan Kedisiplinan Belajar, diperoleh ρ =0,782; Fo =0,075 dan Ft =

5,677. Karena ρ > 0,05 maka Ho diterima. Dengan demikian diambil kesimpulan

bahwa Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah dan Kedisiplinan Belajar

Page 110: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mempunyai korelasi yang linier. Hasil uji linieritas Intensitas Bimbingan Orang

Tua Pihak Ayah dengan Kedisiplinan Belajar dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 11. Rangkuman Uji Linieritas X1 dengan Y

Sumber Derajat R2 Db Var F Ρ

Regresi

Residu

ke 1 0,165

0,835

1

58

0,165

0,014

11,463

--

0,002

--

Regresi

Beda

Residu

ke 2

ke 2 – ke 1

0,166

0,001

0,834

2

1

57

0,083

0,001

0,015

5,677

0,075

--

0,006

0,782

--

Korelasinya Linier

c. Uji Linieritas Variabel Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu (X 2)

dengan Kedisiplinan Belajar (Y)

Berdasarkan hasil uji linieritas antara Intensitas Bimbingan Orang Tua

Pihak Ibu dengan Kedisiplinan Belajar, diperoleh ρ =0,907; Fo =0,013 dan Ft =

6,298. Karena ρ > 0,05 maka Ho diterima. Dengan demikian diambil kesimpulan

bahwa Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak Ibu dengan Kedisiplinan Belajar

mempunyai korelasi yang linier. Hasil uji linieritas Intensitas Bimbingan Orang

Tua Pihak Ibu dengan Kedisiplinan Belajar dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 11. Rangkuman Uji Linieritas X2 dengan Y

Sumber Derajat R2 Db Var F ρ

Regresi

Residu

ke 1 0,181

0,819

1

58

0,181

0,014

12,802

--

0,001

--

Regresi

Beda

residu

ke 2

ke 2 – ke

1

0,181

0,000

0,819

2

1

57

0,090

0,000

0,014

6,298

0,013

--

0,004

0,907

--

Page 111: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Korelasinya Linier

d. Uji Linieritas Variabel Pemanfaatan Sumber Belajar (X2) dengan

Kedisiplinan Belajar (Y)

Berdasarkan hasil uji linieritas antara Pemanfaatan Sumber Belajar

dengan Kedisiplinan Belajar, diperoleh ρ = 0,123; Fo = 2,444 dan Ft =5,195.

Karena ρ > 0,05 dan Fo < Ft, maka Ha diterima. Dengan demikian diambil

kesimpulan bahwa Pemanfaatan Sumber Belajar dengan Kedisiplinan Belajar

mempunyai korelasi yang linier. Hasil uji linieritas Pemanfaatan Sumber Belajar

dengan Kedisiplinan Belajar dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 12. Rangkuman Uji Linieritas X2 dengan Y

Sumber Derajat R2 Db Var F ρ

Regresi

Residu

ke 1 0,277

0,273

1

58

0,277

0,012

22,173

--

0,000

--

Regresi

Beda

residu

ke 2

ke 2 – ke

1

0,283

0,006

0,717

2

1

57

0,141

0,006

0,013

11,247

0,509

--

0,000

0,515

--

Korelasinya Linier

3. Uji Kolinearitas

Dengan adanya hasil uji kolinieritas maka diketahui apakah ada hubungan

antara variabel bebas, dalam hal ini variable X1, X2 ,dan X3, Adapun dalan hal ini

pengujian meliputi:

a. Kriteria Pengujian Persyaratan Kolinieritas

Sebelum menguji kolinieritas dari masing-masing variabel, perlu

membuat kriteria persyaratan kolinieritas sebagai berikut:

Ho: Data hasil penelitian tidak berbeda dengan data hasil teoritik, artinya

tidak kolinier

Page 112: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ha: Data hasil penelitian berbeda dengan data hasil teoritik, artinya kolinier

Untuk menetapkan linier atau tidaknya distribusi data digunakan kriteria sebagai

berikut:

Jika ρ > 0,05 maka disimpulkan data dalam penelitian memiliki korelasi yang

tidak saling kolinear.

Jika ρ < 0,05 maka disimpulkan data dalam penelitian saling kolinier

b. Pengujian Kolinieritas Variabel Bebas

Berikut ini adalah tabel koefisien beta dan korelasi parsial.

X Beta (b) Korelasi Parsial t ρ

1 0,198146 0,175 1,326 0,187

2 0,071526 0,052 0,393 0,698

3 0,337584 0,388 3,151 0,003

Berdasarkan hasil uji Kolinearitas diperoleh korelasi parsial x1 = 0,175

dan ρ = 0,187. Korelasi parsial X2 = 0,052 dan ρ = 0,698. Serta korelasi parsial

X3 = 0,388 dan ρ = 0,003. Karena ρ ˃ 0,05 maka disimpulkan bahwa korelasinya

tidak kolinier. Atau tidak ada RXX (variabel bebas) yang kolinier.

a. Uji Homosedasitas

Uji ini untuk mengetahui apakah populasi dari distribusi normal memiliki

mean yang homosedastis. Adapan hal ini meliputi pengujian sebagai berikut:

a. Kriteria Pengujian Persyaratan Uji Homosedasitas

Sebelum menguji homosedasitas dari masing-masing variabel, perlu

membuat kriteria persyaratan homosedasitas sebagai berikut:

Ha : varian antara variabel bebas dan variabel terikat adalah homosedasitas

Ho : varian antara variabel bebas dan variabel terikat adalah

heterosedasitas

Page 113: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ho diterima jika ρ ˃ 0,05

Ho ditolak jika ρ ˂ 0,05

b. Pengujian Homosedasitas

Berikut adalah tabel rangkuman pengujian Homosedasitas

sumber rho ρ Status

x1y -0,022 0,865 Homosedastis

x2y 0,024 0,851 Homosedastis

x3y 0,053 0,690 Homosedastis

Berdasrkan uji homosedasitas diperoleh ρ dari x1y = 0,865. Kemudian ρ

dari x2y = 0,851 dan ρ dari x3y = 0,690. Karena ρ ˃ 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa varian antara variabel bebas dan variabel terikat adalah homosedasitas.

D. Pengujian Hipotesis

Setelah prasyarat uji analisis terpenuhi, seperti yang dijelaskan dimuka,

maka data hasil penelitian layak di uji dengan analisis statistic regresi. Adapun

analisis regresi ganda menggunakan komputer seri SPS edisi: Prof. Sutrisno Hadi dan

Yuni Pamardiningsih UGM Yogyakarta tahun 2004 versi IBM/IN. Langkah yang

dilakukan sesuai dengan prosedur, yaitu sebagai berikut:

1. Mencari Korelasi antara Kriterium dengan Prediktor

a. Menghitung Koefisien Korelasi sederhana antara X1 dan Y; X2 dan Y; X3

dan Y

1) Koefisien korelasi sederhana antara X1 dan Y (Intensitas Bimbingan Orang

Tua Pihak Ayah dengan Kedisiplinan Belajar)

Ha : Ada hubungan positif antara Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak

Ayah dengan Kedisiplinan Belajar

Ho : Tidak ada hubungan positif antara Intensitas Bimbingan Orang Tua

Pihak Ayah dengan Kedisiplinan Belajar

Page 114: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat tabel

rangkuman analisis korelasi. Adapun tabel tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 13. Matriks Interkorelasi Analisis Regresi

R X1 X2 X3 Y

X1 1,000 0,684 0,39 0,406

Ρ 0,000 0,000 0,002 0,002

X2 0,684 1,000 0,543 0,425

Ρ 0,000 0,000 0,000 0,001

X3 0,394 0,543 1,000 0,526

p 0,002 0,000 0,000 0,000

y 0,406 0,425 0,526 1,000

p 0,002 0,001 0,000 0,000

ρ dua ekor

Setelah membuat rangkuman analisis korelasi selanjutnya dilakukan

perhitungan sesuai dengan rumus Product Moment, sehingga diperoleh:

rxy = 0,406

ρ = 0,002

Karena ρ < 0,01 maka berdasarkan pedoman kaidah uji hipotesis

menurut Prof. Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih UGM Yogyakarta

tahun 2004 versi IBM/IN disimpulkan bahwa hasilnya sangat signifikan, yaitu

0,002 < 0,01sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian

pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini yang berbunyi “Ada

hubungan positif yang sangat signifikan antara Intensitas Bimbingan Orang

Page 115: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tua pihak Ayah dengan Kedisiplinan Belajar pada siswa kelas VIII SMP

Negeri 6 Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011” dinyatakan diterima.

2) Koefisien korelasi sederhana antara X2 dan Y (Intensitas Bimbingan Orang

Tua pihak Ibu dengan Kedisiplinan Belajar)

Ha :Ada hubungan positif antara Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak

Ibu dengan Kedisiplinan Belajar

Ho : Tidak ada hubungan positif antara Intensitas Bimbingan Orang Tua

pihak Ibu dengan Kedisiplinan Belajar

Dari data tersebut selanjutnya dilakukan perhitungan sesuai dengan

rumus Product Moment sehingga diperoleh :

rxy = 0,425

ρ = 0,001

Karena ρ < 0,01 maka berdasarkan pedoman kaidah uji hipotesis

menurut Prof. Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih UGM Yogyakarta

tahun 2004 versi IBM/IN dapat disimpulkan bahwa hasilnya sangat

signifikan, yaitu 0,001 < 0,01 sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan

demikian pengujian hipotesis kedua dalam penelitian ini yang berbunyi “Ada

hubungan positif yang kurang signifikan antara Intensitas Bimbingan Orang

Tua pihak Ibu dengan Kedisiplinan Belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri

6 Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011” dinyatakan diterima.

3) Koefisien korelasi sederhana antara X3 dan Y (Pemanfaatan Sumber Belajar

dengan Kedisiplinan Belajar)

Ha : Ada hubungan positif Pemanfaatan Sumber Belajar dengan

Kedisiplinan Belajar

Ho : Tidak ada hubungan positif antara Pemanfaatan Sumber Belajar

dengan Kedisiplinan Belajar

Dari data tersebut selanjutnya dilakukan perhitungan sesuai dengan

rumus Product Moment sehingga diperoleh :

rxy = 0,526

Page 116: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ρ = 0,000

Karena ρ < 0,01, maka berdasarkan pedoman kaidah uji hipotesis

menurut Prof. Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih UGM Yogyakarta

tahun 2004 versi IBM/IN disimpulkan bahwa hasilnya sangat signifikan, yaitu

0,000 < 0,01, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian

pengujian hipotesis kedua dalam penelitian ini yang berbunyi “Ada hubungan

positif yang sangat signifikan antara Pemanfaatan Sumber Belajar dengan

Kedisiplinan Belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri Tahun

Pelajaran 2010/2011” dinyatakan diterima.

b. Menghitung Koefisien Korelasi Ganda antara X1, X2, dan X3 dengan Y

Ha : Ada hubungan positif antara Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak

Ayah, Ibu, dan Pemanfaatan sumber Belajar dengan Kedisiplinan

Belajar.

Ho : Tidak ada hubungan positif antara Intensitas Bimbingan Orang Tua

Pihak Ayah, Ibu, dan Pemanfaatan sumber Belajar dengan

Kedisiplinan Belajar.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat tabel sebagai

berikut:

Tabel 14. Koefisien Beta dan Korelasi Parsial

X Beta ( β) SB ( β) r-parsial T ρ

0 15,595220

1 0,1984146 0,108903 0,175 1,819 0,071

2 0,071526 0,121147 0,052 0,590 0,546

3 0,337584 0,089912 0,388 3,755 0,001

ρ = dua-ekor

Galat Baku Est. = 48,289

Korelasi R = 0,570

Page 117: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Korelasi R kesesuaian = 0,560

Setelah itu kemudian membuat tabel rangkuman analisis regresi.

Adapan tabel tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 15. Tabel Rangkuman Analisis Regresi Model Penuh

Sumber Variasi JK Db RK F R2 Ρ

Regresi Penuh

Variabel X3

Variabel X1

Variabel X2

Residu Penuh

1,855.701

1,577-207

267,878

10,616

3,847.237

3

1

1

1

56

618,567

1,577.207

267,878

10,616

68,701

9,004

22,958

3,899

0,155

-

0,325

0,277

0,047

0,002

-

0,000

0,000

0,050

0,698

-

Total 5,702.938 59 - - - -

Selanjutnya dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus sehingga

diperoleh:

Ry(x1,2,3) = 0,570

ρ = 0,000

F = 2,004

Karena ρ < 0,01 maka berdasarkan pedoman kaidah uji hipotesis menurut

Prof. Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih UGM Yogyakarta tahun 2004

versi IBM/IN disimpulkan bahwa ada korelasi ganda yang sangat signifikan,

yaitu 0,000 < 0,01, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian

pengujian hipotesis ketiga dalam penelitian ini yang berbunyi “Ada hubungan

yang positif antara Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak Ayah, Ibu, dan

Pemanfaatan sumber Belajar dengan Kedisiplinan Belajar. pada siswa kelas

VIII SMP Negeri 6 Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011” diterima.

Page 118: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Mencari Persamaan Garis Regresi

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat tabel sebagai

berikut:

X Beta ( β) SB ( β) r-parsial T ρ

0 15,595220

1 0,1984146 0,108903 0,175 1,819 0,071

2 0,071526 0,121147 0,052 0,590 0,546

3 0,337584 0,089912 0,388 3,755 0,001

Setelah itu kemudian dapat diperoleh persamaan garis regresi sebagai

berikut:

a. Persamaan Regresi Linier Sederhana

1) Persamaan regresi linier sederhana antara Intensitas Bimbingan Orang Tua

pihak Ayah (X1) dengan Kedisiplinan Belajar (Y)

^

Y = b0 + b1X1

^

Y = 15,6 + 0,2 (X1)

Artinya:

1) Konsatanta 15,6 dapat diartikan bahwa apabila tidak ada Intensitas

Bimbingan Orang Tua pihak Ayah (X1), maka Kedisiplinan Belajar (Y)

yang dicapai siswa sebesar 15,6.

2) Koefisien regresi 0,2 X, menyatakan bahwa setiap kenaikan satu unit

Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah (X1) maka akan

meningkatkan Kedisiplinan Belajar (Y) sebesar 0,2.

2) Persamaan regresi linier sederhana antara Intensitas Bimbingan Orang Tua

pihak Ibu (X2) dengan Kedisiplinan Belaja (Y)

^

Y = b0 + b2X2

^

Y = 15,6 + 0,07 (X2)

Page 119: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Artinya:

3) Konstanta 15,6 dapat diartikan bahwa apabila tidak ada Intensitas

Bimbingan Orang Tua pihak Ibu (X2), maka Kedisiplinan Belajar (Y)

yang dicapai siswa sebesar 15,6.

4) Koefisien regresi 0,07 X, menyatakan bahwa setiap kenaikan satu unit

ntensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu (X2) maka akan meningkatkan

Kedisiplinan Belajar (Y) sebesar 0,07.

3) Persamaan regresi linier sederhana antara Pemanfaatan Sumber Belajar (X3)

dengan Kedisiplinan Belajar (Y)

^

Y = b0 + b3X3

^

Y = 15,6 + 0,34 (X3)

Artinya:

1) Konsatanta 15,6 dapat diartikan bahwa apabila tidak ada Pemanfaatan

Sumber Belajar (X3), maka Kedisiplinan Belajar (Y) yang dicapai siswa

sebesar 15,6.

2) Koefisien regresi 0,34 X, menyatakan bahwa setiap kenaikan satu unit

Pemanfaatan Sumber Belajar (X3) maka akan meningkatkan Kedisiplinan

Belajar (Y) sebesar 0,11.

b. Persamaan Regresi Linier Ganda

^

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 ^

Y = 15,6+ 0,2 (X1) + 0, 07 (X2) + 0, 34 (X3) Artinya:

1) Koefisien 15,6 menyatakan bahwa apabila tidak ada Intensitas Bimbingan

Orang Tua pihak Ayah (X1), pihak Ibu (X2) dan Pemanfaatan Sumber

belajar (X3) yang tinggi, maka Kedisiplinan Belajar (Y) sebesar 63,11.

Page 120: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Koefisien regresi X1=0,2 menyatakan bahwa setiap penambahan satu unit

Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah (X1) akan meningkatkan

Belajar (Y) sebesar 0,2.

3) Koefisien regresi X2=0,07 menyatakan bahwa setiap penambahan satu unit

Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu (X2) akan meningkatkan Belajar

(Y) sebesar 0,07.

4) Koefisien regresi X3=0,34 menyatakan bahwa setiap penambahan satu unit

Pemanfatan Sumber belajar (X3) akan meningkatkan Kedisiplinan Belajar

(Y) sebesar 0,34.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa rata-rata Kedisiplinan Belajar (Y) akan meningkat atau

menurun sebesar 15,6. Dalam hal ini untuk setiap peningkatan atau penurunan

satu unit Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah (X1) akan meningkatkan

atau menurunkan Kedisiplinan Belajar (Y) sebesar 0,2. Demikian halnya

dengan Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak ibu setiap peningkatan atau

penurunan satu unit Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak ibu (X2) akan

meningkatkan atau menurunkan Kedisiplinan Belajar (Y)sebesar 0,07. Dan juga

dengan Pemanfaatan Sumber belajar setiap peningkatan atau penurunan satu

unit Pemanfaatan Sumber belajar (X3) akan meningkatkan atau menurunkan

Kedisiplinan Belajar (Y) sebesar 0,34.

3. Menentukan Sumbangan Prediktor terhadap Kriterium

Penghitungan sumbangan masing-masing variabel dengan bantuan

komputer paket SPS edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih versi IBM/In

program analisis regresi model penuh dan stepwise tergambar pada tabel

perbandingan bobot prediktor model penuh sebagai berikut:

Tabel 17. Perbandingan Bobot Prediktor

Variabel Korelasi Lugas Korelasi Parsial Koefisien Determinasi

X r xy ρ r par-xy ρ SD Relatif % SD Efektif %

Page 121: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1 0,406 0,002 0,175 0,071 14,435 4,697

2 0,425 0,001 0,052 0,564 0,572 0,186

3 0,526 0,000 0,388 0,001 84,993 27,656

Total --- --- --- --- 100,000 32,539

Berdasarkan hasil perhitungan sumbangan masing-masing variabel, peneliti

memperoleh hasil sebagai berikut:

a. Sumbangan Efektif (SE)

Sumbangan Efektif diperlukan untuk mengetahui besarnya sumbangan

murni yang diberikan masing-masing prediktor.

1) Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa Sumbangan Efektif

X1 dengan Y atau SE(X1) yaitu sebesar 4,697%. Hal tersebut dapat diartikan

bahwa Sumbangan Efektif Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah

terhadap variasi naik turunnya Kedisiplinan Belajar yaitu sebesar 4,697%.

2) Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa Sumbangan Efektif

X2 dengan Y atau SE(2) yaitu sebesar 0,186%. Hal tersebut dapat diartikan

bahwa Sumbangan Efektif Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu

terhadap variasi naik turunnya Kedisiplinan Belajar yaitu sebesar 0,186%.

3) Berdasarkan keterangan di atas, dapat diketahui bahwa Sumbangan Efektif

X3 dengan Y atau SE(X3) yaitu sebesar 27,656%. Hal tersebut dapat

diartikan bahwa Sumbangan Efektif Pemanfaatan Sumber Belajar terhadap

variasi naik turunnya Kedisiplinan Belajar yaitu sebesar 27,656%.

4) Berdasarkan ketiga pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

Sumbangan Efektif Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah (X1), Ibu

(X2) dan Pemanfaatan Sumber belajar (X3) secara bersama-sama dengan

Belajar (Y) atau SE (X1+X2+X3) sebesar 32,539%. Hal tersebut dapat

diartikan bahwa Sumbangan Efektif (SE) Intensitas Bimbingan Orang Tua

pihak Ayah, pihak Ibu dan Pemanfaatan Sumber belajar secara bersama-

sama terhadap variasi naik turunnya Kedisiplinan Belajar sebesar 32,539%.

Page 122: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Sumbangan Relatif (SR)

Sumbangan Relatif diperlukan untuk mengetahui besarnya sumbangan

masing-masing prediktor ( X ) terhadap kriterium ( Y ).

1) Berdasarkan keterangan diatas dapat diketahui bahwa Sumbangan Relatif X1

dengan Y atau SR%(X1) sebesar 14,435%. Hal tersebut dapat diartikan

bahwa secara relatif variabel Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah

memberikan sumbangan sebesar 14,435% bagi naik turunnya variabel

Kedisiplinan belajar.

2) Berdasarkan keterangan diatas dapat diketahui bahwa Sumbangan Relatif X2

dengan Y atau SR%(X2) sebesar 0,572%. Hal tersebut dapat diartikan bahwa

secara relatif variabel Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu

memberikan sumbangan sebesar 0,572% bagi naik turunnya variabel

Kedisiplinan Belajar.

3) Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa Sumbangan Relatif

X3 dengan Y atau SR%(X3) sebesar 84,993%. Hal tersebut dapat diartikan

bahwa secara relatif variabel Pemanfaatan Sumber belajar memberikan

sumbangan sebesar 86,509% bagi naik turunnya variabel Kedisiplinan

Belajar.

4) Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa Sumbangan Relatif

X1, X2 dan X3 dengan Y atau SR%( X1+X2+X3) sebesar 100,000%. Hal

tersebut dapat diartikan bahwa secara relatif Intensitas Bimbingan Orang

Tua pihak Ayah, pihak Ibu dan Pemanfaatan Sumber belajar memberikan

sumbangan sebesar 100,000% bagi naik turunnya Kedisiplinan Belajar.

E. Pembahasan dan Analisis Data

Setelah dilakukan analisis data untuk pengujian hipotesis kemudian

dilakukan pembahasan dan analisis data terhadap rumusan hipotesis sebagai berikut:

1. Hubungan antara Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah (X1)

dengan Kedisiplinan Belajar (Y)

Page 123: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan positif yang cukup signifikan

antara Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah dengan Kedisiplinan Belajar pada

siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011” dinyatakan

diterima karena rxy = 0,406 dan ρ < 0,002, yang berarti bahwa variabel Intensitas

Bimbingan Orang Tua pihak Ayah dan Kedisiplinan Belajar memiliki arah hubungan

positif yang cukup signifikan. Dikatakan memiliki hubungan yang positif karena

kedua variabel tersebut memiliki arah hubungan yang sama.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut terlihat bahwa Intensitas Bimbingan

Orang Tua pihak Ayah memiliki hubungan dengan Kedisiplinan belajar pada siswa

kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri. Baik itu bimbingan sosial, bimbingan

keagamaan, bimbingan belajar, bimbingan untuk menyelesaikan masalah pribadi, dan

bimbingan dalam menggunakan waktu luang, sangat erat hubungannya dengan naik

turunnya kedisiplinan belajar anak. Dengan demikian Intensitas Bimbingan Orang

Tua pihak Ayah dalam memberi bantuan anaknya secara terus-menerus ,yang

diterapkan dalam usaha memelihara, membimbing, melindungi dan mendidik anak

yang diterapkan harus sesuai dengan perkembangan dan kondisi anak sehingga akan

dapat mencapai kedisiplinan, terutama kedisiplinan belajar yang tinggi. Hal tersebut

diperkuat oleh pendapat M. Imron Pohan (1986: 56) mengatakan bahwa ”bimbingan

orang tua, terutama dalam kegiatan belajar, bertujuan untuk (1) Tercapainya tujuan

belajar ( penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap), (2) Agar

dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang mendukung proses belajar”. Hal-

hal tersebut dapat tercapai dengan bimbingan keagamaan, bimbingan sosial,

pembimbingan untuk menyelesaikan masalah pribadi, dan memanfaatkan waktu

senggang. Dengan demikian terbukti bahwa Intensitas Bimbingan Ayah sangat

berhubungan dengan baik buruknya kedisiplinan belajar anak. Semakin sering ayah

memberikan pembimbingan, maka akan semakin tinggi kedisiplinan belajar anak, dan

sebaliknya semakin jarang pembimbingan yang diberikan Ayah kepada anak maka

akan semakin tinggipula kedisiplinan belajar anak.

Page 124: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Hubungan antara Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak Ibu (X 2)

dengan Kedisiplinan Belajar (Y)

Ada hubungan positif yang cukup signifikan antara Intensitas Bimbingan

Orang Tua pihak Ibu dengan Kedisiplinan Belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri

6 Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011” dinyatakan diterima karena rxy = 0,425 dan

ρ < 0,001, yang berarti bahwa variabel Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu

dan Kedisiplinan Belajar memiliki arah hubungan positif yang cukup signifikan.

Dikatakan memiliki hubungan yang positif karena kedua variabel tersebut memiliki

arah hubungan yang sama.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut terlihat bahwa Intensitas Bimbingan

Orang Tua pihak Ibu memiliki hubungan dengan Kedisiplinan belajar pada siswa

kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri. Baik itu bimbingan sosial, bimbingan

keagamaan, bimbingan belajar, bimbingan untuk menyelesaikan masalah pribadi, dan

bimbingan dalam menggunakan waktu luang,sangat erat hubungannya dengan naik

turunnya kedisiplinan belajar anak. Dengan demikian Intensitas Bimbingan Orang

Tua pihak Ibu dalam memberi bantuan anaknya secara terus-menerus ,yang

diterapkan dalam usaha memelihara, membimbing, melindungi dan mendidik anak

yang diterapkan harus sesuai dengan perkembangan dan kondisi anak sehingga akan

dapat mencapai kedisiplinan, terutama kedisiplinan belajar yang tinggi. Hal tersebut

diperkuat oleh pendapat M. Imron Pohan (1986: 56) mengatakan bahwa ”bimbingan

orang tua, terutama dalam kegiatan belajar, bertujuan untuk (1) Tercapainya tujuan

belajar ( penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap), (2) Agar

dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang mendukung proses belajar”. Hal-

hal tersebut dapat tercapai dengan bimbingan keagamaan, bimbingan sosial,

pembimbingan untuk menyelesaikan masalah pribadi, dan memanfaatkan waktu

senggang. Dengan demikian terbukti bahwa intensitas Bimbingan ibu sangat

berhubungan dengan baik buruknya kedisiplinan belajar anak. Semakin sering ibu

memberikan pembimbingan, maka akan semakin tinggi kedisiplinan belajar anak, dan

Page 125: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebaliknya semakin jarang pembimbingan yang diberikan ibu kepada anak maka akan

semakin tinggipula kedisiplinan belajar anak.

3. Hubungan antara Pemanfaatan Sumber Belajar (X3)

dengan Kedisiplinan Belajar (Y)

Hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan yang positif antara Pemanfaatan

Sumber Belajar dengan Kedisiplinan Belajar pada siswa VIII SMP Negeri 6

Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011” di terima karena rxy = 0,526 dan ρ < 0,000,

yang berarti bahwa variabel antara Pemanfaatan Sumber Belajar dengan Kedisiplinan

Belajar memiliki arah hubungan positif yang sangat signifikan. Dikatakan memiliki

hubungan yang positif karena kedua variabel tersebut memiliki arah hubungan yang

sama.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, bahwa semakin tinggi atau baik seorang

anak memanfaatkan sumber belajar yang ada maka kedisiplina belajar anak juga

semakin meningkat, dan sebaliknya semakin rendah atau buruk baik seorang anak

memanfaatkan sumber belajar yang ada maka kedisiplina belajar anak juga akan

semakin menurun. Melalui pemanfaatan sumber belajar diharapkan akan

menumbuhkan minat belajar pada siswa. Sehingga siswa dapat belajar dengan

disiplin karena telah menyadari tanggung jawabnya. Siswa yang dapat memanfaatkan

lingkungan di sekitarnya/ sumber belajar untuk mempermudah belajar akan merasa

senang dengan kegiatan belajar mereka. Kegiatan belajar akan dapat berjalan dengan

baik apabila disertai sumber belajar yang mendukung. Pemanfaatan sumber belajar

mempunyai hubungan dengan kedisiplinan belajar anak. Semakin sering siswa

memanfaatan sumber belajar yang ada akan mampu meningkatkan kedisiplinan

belajarnya. Karena pada dasarnya sumber belajar itu memberi kemudahan dalam

kegiatan belajar siswa. Selain hal tersebut untuk memudahkan belajar diperlukan

beberapa criteria dalam memilih/ memanfaatkan seumber belajar. Menuurt Akhmad

Sudrajat, (2008), Konsep Sumber Belajar, http: /ahmadsudrajad. wordpress.com,

diambil pada tanggal 28 Februari 2011 pukul 20.02. Ia mengatakan bahwa dalam

memilih sumber belajar harus memperhatikan kriteria sebagai berikut: (1) ekonomis:

Page 126: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tidak harus terpatok pada harga yang mahal;(2) praktis: tidak memerlukan

pengelolaan yang rumit, sulit dan langka; (3) mudah: dekat dan tersedia di sekitar

lingkungan kita; (4) fleksibel: dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional

dan; (5) sesuai dengan tujuan: mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar,

dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa. Dengan memilih atau

memanfaakan sumber belajar yang dapat memudahkan belajar anak, maka akan

membuat anak lebih menjaga kedisiplinan belajarnya, misalnya dengan mematuhi

jadwal belajar, atau mengumpulkan tugas tepat waktu.

4. Hubungan antara Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak Ayah (X1), pihak

Ibu (X 2) dan Kedisiplinan (X3) dengan Kedisiplinan Belajar (Y)

Hipotesis yang berbunyi “ Ada hubungan yang positif antara Intensitas

Bimbingan Orang Tua Pihak Ayah, Ibu, dan Pemanfaatan sumber Belajar dengan

Kedisiplinan Belajar. pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri Tahun Pelajaran

2010/2011” di terima karena Ry(x1,2,3) = 0,570 dan ρ < 0,000 yang berarti bahwa

variabel Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak Ayah, Ibu, dan Pemanfaatan sumber

Belajar memiliki arah hubungan positif dengan Kedisiplinan Belajar. Dikatakan

memiliki hubungan yang positif karena ketiga variabel tersebut memiliki arah

hubungan yang sama.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terlihat bahwa kedisiplinan belajar anak

akan meningkat atau tinggi jika dapat memanfaatkan sumber belajar dengan baik,

tetapi tidak hanya memanfaatakn sumber belajar saja tetapi tingkat keseringan/ sering

tidaknya bimbingan yang diberikan ayah dan ibu kepada anak juga harus sesuai.

Pembentukan kedisiplinan belajar dilakukan melalui suatu proses yang sangat

panjang yaitu dimulai sejak dini di dalam lingkungan keluarga dan dilanjutkan di

lingkungan sekolah. Pembiasaan kedisiplinan di dalam lingkungan keluarga maupun

lingkungan sekolah ini mempunyai kaitan yang sangat erat dengan kehidupan siswa

di masa yang akan datang. keluargalah yang memberikan suasana untuk terciptanya

kedisiplinan belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Elida Prayitno (1989: 156)

yang menyatakan bahwa: ”Orang itu dapat menciptakan situasi fisik maupun

Page 127: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

psikologis yang menyokong minat dan kegairahan anaknya dalam belajar.

Penyediaan kesempatan yang dibutuhkan anak dalam belajar di rumah maupun di luar

rumah sangat menunjang kesuksesan anak dalam belajar. Membina hubungan akrab

dengan anak dan memberikan perhatian yang tinggi peting dan patut diperhatikan

oleh orang tua, jika ingin anaknya berhasil dalam belajar.” Anak yang memiliki

kedisiplinan yang tinggi dalam belajar akan berusaha mempertahankan kegiatan

belajar melalui meningkatkan/ mempertahankan kualitas belajarnya. Melalui

pemanfaatan sumber belajar, anak dapat meningkatkan/ mempertahankan kualitas

belajarnya. Ia akan memanfatkan sumber belajar yang ada untuk mempermudah

kegiatan belajarnya. Anak yang memiliki kedisiplinan yang tinggi dalam belajar akan

berusaha mengatasi kesulitannya. Maka dengan bimbingan dari orang tua anak akan

bisa mengatasi kesulitannya dan dapat tetap mempertahankan kualitas belajarnya.

Page 128: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari deskripsi data dan pengujian hipotesis yang telah

dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil perhitungan dan analisis data, diperoleh rx1y sebesar 0,406 dan ρ = 0,002.

Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara intensitas bimbingan orang

tua pihak ayah (X1) dengan kedisiplinan belajar (Y). Semakin sering ayah

memberikan pembimbingan, maka akan semakin tinggi kedisiplinan belajar

anak.

2. Hasil perhitungan dan analisis data, diperoleh rx2y sebesar 0,425 dan ρ =0,001.

Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara intensitas bimbingan orang

tua pihak ibu (X) dengan kedisiplinan belajar (Y). Semakin sering ibu

memberikan pembimbingan, maka akan semakin tinggi kedisiplinan belajar

anak.

3. Hasil perhitungan dan analisis data, diperoleh rx3y sebesar 0,526 dan ρ = 0,000.

Hal ini menujukkan bahwa ada hubungan antara pemanfaatan sumber belajar

(X3) dengan kedisipluan belajar (Y). Semakin tinggi anak memanfaatkan

sumber belajar yang ada, maka semakain tinggi pula kedisiplina belajar anak.

4. Hasil perhitungan dan analisis data, diperoleh Ry(X1,2, 3) sebesar 0,570 dan ρ =

0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara intensitas bimbingan

orang tua pihak ayah (X1), pihak ibu (X2), dan pemanfaatan sumber belajar (X3)

dengan kedisiplinan belajar (Y). Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik

intensitas bimbingan pihak ayah, pihak ibu dan pemanfaatan sumber belajar

yang dimiliki anak maka kedisiplinan belajar yang dicapai anak juga akan

semakin baik.

5. Perbandingan sumbangan efektif (SE) antara X1, X2 dan X3 terhadap Y yaitu

4,697%, 0,186% dan 27,656%. Sedangkan perbandingan sumbangan relatif

(SR) antara X1, X2 dan X3 terhadap Y yaitu sebesar 14,435%, 0,572%, dan

Page 129: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84,993%. Dengan ahsil ini menunjukkan bahwa variabel pemanfaatan sumber

belajar (X3) memberi sumbangan yang lebih tinggi bagi kediplinan belajar (Y)

dibandingkan dengan variabel bimbingan orang tua pihak ayaha(X1), dan Pihak

Ibu (X2).

B. IMPLIKASI

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dikemukakan beberapa implikasi sebagai berikut :

1. Dengan adanya hubungan positif antara intensitas bimbingan orang tua pihak

ayah dan pihak ibu dengan kedisiplina belajar, maka memberikan gambaran

bagi orang tua dalam memberi bantuan anaknya secara terus-menerus, yang

diterapkan dalam usaha memelihara, membimbing, melindungi dan mendidik

anak yang diterapkan harus sesuai dengan perkembangan dan kondisi anak

sehingga akan dapat mencapai kedisiplinan, terutama kedisiplinan belajar yang

tinggi. Jika anak sering dibimbing, ia akan terbiasa dengan kedisiplinan belajar

dan menyadari bertanggung jawabnya untuk meraih keberhasilan belajar.

2. Dengan adanya hubungan positif antara pemanfaatan sumber belajar dengan

kedisiplinan belajar, maka memberikan gambaran bagi siswa untuk

memnfaatkan sumber belajar yang ada untuk mempermudah belajar sehingga

mereka akan merasa senang dengan kegiatan belajar mereka. Anak yang

memiliki kedisiplinan yang tinggi dalam belajar akan berusaha

mempertahankan kegiatan belajar melalui meningkatkan/ mempertahankan

kualitas belajarnya. Melalui pemanfaatan sumber belajar, anak dapat

meningkatkan/ mempertahankan kualitas belajarnya.

3. Dengan memperhatikan seluruh faktor-faktor yang berhubungan dengan

kedisiplinan belajar anak baik bimbingan orang tua dari pihak ayah dan ibu

serta pemanfaatan sumber belajar, maka secara nyata ayah dan ibu harus

senantiasa memberikan bimbingan/pengarahan pada anak secara terus menerus.

Dengan bimbingan dari orang tua anak akan bisa mengatasi kesulitannya dan

Page 130: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dapat tetap mempertahankan kualitas belajarnya.Ia akan memanfatkan sumber

belajar yang ada untuk mempermudah kegiatan belajarnya. Anak yang memiliki

kedisiplinan yang tinggi dalam belajar akan berusaha mengatasi kesulitannya.

C. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, maka perlu

penulis sampaikan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Orang Tua

a. Orang tua diharapkan membimbing dan memberi pengarahanpada anaknya

yang disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan kepribadian anak.

b. Orang tua hendaknya berusaha memenuhi sumber-sember belajar yang

diperlukan anaknya.

c. Orang tua hendaknya senantiasa memberikan bantuan jalan keluar pada

.masalah yang di hadai anaknya, agar tidak mengganggu kegiatan belajar anak

d. Orang tua diharapkan mampu menciptakan situasi dan kondisi yang nyaman

bagi anak, khususnya saat belajar.

2. Bagi Anak

a. Anak diharapkan dapat dekat dengan keluarga atau kedua orang tuanya agar

mudah dalm memberikan bimbingan.

b. Anak diharapakan dapat berdisiplin dalam belajar untuk meraih keberhasilan

belajar.

c. Anak diharapkan mampu memilih/ memanfaatkan sumber belajar untuk

memudahkan belajar.

3. Bagi Sekolah

a. Sekolah hendaknya berusaha memberikan sumber-sumber belajar yang

memadai bagi siswa.

b. Guru hendaknya memahami bahwa siswa berasal dari latar belakang keluarga

yang berbeda, maka guru hendaknya berhati-hati dalam menyikapi siswa.

Page 131: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Sekolah hendaknya senantiasa menjalin kerjasama dengan orang tua / wali

murid dalam mengawasi proses belajar anak yang nantinya dapat

meningkatkan prestasi belajar anak

4. Bagi Peneliti Lain.

Peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian sejenis, maka penelitian ini

dapat dijadikan acuan dan referensi untuk mengadakan penelitian mengenai

intensitas bimbingan orang tua, pemanfaatan sumber belajar dan kedisiplinan

belajar. Penelitian ini juga dapat dijadikan perbandingan mengenai hasil

penelitian sejenis yang telah dilakukan.

Page 132: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi dan Nuruhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rjneka Cipta Abdullah Nasbih Ulwan. 1990. Pedoman. Pendidikan Anak. Semarang: Ash-Syifa Ainur Rahim Faqih. 2001. Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam. Jakarta: UII

Press Budiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press Daryanto. 1998. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Apollo Dewa Ketut Sukardi. 1995. Proses Bimbingan dan Penyuluhan. Jakarta: Rineka Cipta Muhibbin Syah. 2009. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Perss Elida Prayitno. 1989. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Erman Amti dan Marjohan. 1992. Bimbingan Pendidikan Konseling. Jakarta: Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Guilford, J.P. 1951. Psychometric Methods. New YorkMcgraw-Hill Book Hadari Nawawi. 1995. Metodologi Penelitian Bidang Ilmiah. Yogyakarta: UGM

Press Hasbullah. 2001. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Grasindo Persada Hurlock, Elizabeth (diterjemahkan Med. Meitasari Tjandrasa). 2002. Perkembangan

Anak. Jakarta: Grasindo Husaini Usman dan purnomo setiady Akbar. 2004. Pengantar Statistik. Jakarta: Bumi

Aksara Ihromi. 1999. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Jaya Kartini Kartono. 1985. Patologi Sosial. Jakarta: Rajawali Press Krech, Crutchfield and Ballachey. 1962. Individual In Society (A Textbook of Social

Psychology). London: McGraw-Hill Book Company, Inc. Melayu SP. Hasibuan. 1994. Menejemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta:

Gunung Agung Mudhoffir. 1992. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Bandung PT

Remaja Rosdakarya Muhibbin Syah. 2009. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Press Mulyasa. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdyakarya M. Imron Pohan. 1986. Psikologi Untuk Membimbing. Bandung: CV Ilmu Ngalim Purwanto. 1988. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja

Karya

Page 133: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2003. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Nasution. 2000. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Rajawali Press Natawidjaja. 1988. Bandung. Departemen Pendidikan dan Kebudayan. Institut

keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung Oemar Hamalik. 1990. Metode Belajar dan Konsultasi Belajar. Bandung: Tarsito Prayitno.2001. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.

Jakarta: Rineka Cipta Saifudin, Azwar. 2000. Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sardiman AM. 2001. Interksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Seigel, Sidney. 1956. Nonparametric Statistics for the Behavioral Sciences. Mc-Graw

HillBook Company. Singgih D. Gunarsa. 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta: BPK Gunung Mulia SinggihGunarso dan Singgih D. Gunarso. 1992. Psikologi untuk Membimbing.

Jakarta: BPK Gunung Mulia. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Bandung:

Rineka Cipta Soedomo Hadi. 2003. Pendidikan (Suatu Pengantar). Surakarta: UNS Press Soegeng Prijadarminto. 1992. Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta: P. Pradnya

Paramita Soerjono Soekanto. 1990. Sosiologi Keluarga: Tentang Hal Ikhwal Keluarga,

Remaja dan Anak. Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia. Sri Joko Yunanto. 2004. Sumber Belajar Anak Cerdas. Jakarta: Grasindo Sudarwan Danim. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sudjana. 2002. Metodologi Statistik. Bandung: Tarsito. Sugiono. 2005. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Suharsimi Arikunto. 1990. Menejemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta:

Rineka Cipta ________ 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka

Cipta Suheri dan Edi Purwanto. 1996. Bimbingan Konseling Anak Luar Biasa. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Kuantitatif Ilmu Sosial. Yogyakarta: Risel

Press

Page 134: SKRIPSI PURI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sulistryo dan Ign. Wagimin. 1986. Strategi Belajar Mengajar II. Surakarta: UNS Press

Sumadi Sumabrata.1991.Psikologi pendidikan, Jakarta : Rajawali. Sutrisno, Hadi. 2000. Methodology Research. Yogyakarta: Andi Offset. ________ . 2001. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset ________ . 1995. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset. Y. Slamet. 2008. Metode Penelitian Sosial. Surakarta: UNS Press Thamrin Nasution dan Nur Halijah. 1989. Latar Belakang Kenakalan Remaja.

Bandung: Alumni Akhmad Sudrajad, 2008. Konsep Sumber Belajar. http: /ahmadsudrajad.

wordpress.com. diambi pada tanggal 28 Februari 2011 pukul 20.02 Abied. 20 Maret 2010. Sikap dan Kebiasaan Belajar Siswa.

meetabied.wordpress.com/2010/03/20/sikap-dan-kebiasaan-belajar-siswa/. diambil pada 30 desember 2010 pukul 20:10.

Nhowitzer. 2007. Korelasi Perlakuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Samudra Kulon Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas. http : / / nhowitzer.multiply.com/journal/item/1. Diambil pada tanggal 28 Februari 2011 pukul 19.51