spektrometri infra merah

19
SPEKTROMETRI INFRA MERAH I. Pendahuluan Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0,75 – 1.000 µm atau pada Bilangan Gelombang 13.000 – 10 cm -1 . Sinar infra merah dibagi atas tiga daerah, yaitu: a. Daerah Infra Merah dekat. b. Daerah Infra Merah pertengahan. c. Daerah infra merah jauh. Daerah panjang gelombang yang digunakan pada alat spektrofotometer infra merah adalah pada daerah infra merah pertengahan, yaitu pada panjang gelombang 2,5 – 50 µm atau pada bilangan gelombang 4.000 – 200 cm -1 . Satuan yang sering digunakan dalam spektrofotometri infra merah adalah Bilangan Gelombang ( ) atau disebut juga sebagai Kaiser (Giwangkara, 2007) . 1

Upload: oksazola

Post on 12-Aug-2015

106 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Spektrometri Infra Merah

SPEKTROMETRI INFRA MERAH

I. Pendahuluan

Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode yang

mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah

panjang gelombang 0,75 – 1.000 µm atau pada Bilangan Gelombang 13.000 – 10 cm-1.

Sinar infra merah dibagi atas tiga daerah, yaitu:

a. Daerah Infra Merah dekat.

b. Daerah Infra Merah pertengahan.

c. Daerah infra merah jauh.

Daerah panjang gelombang yang digunakan pada alat spektrofotometer infra merah

adalah pada daerah infra merah pertengahan, yaitu pada panjang gelombang 2,5 – 50 µm

atau pada bilangan gelombang 4.000 – 200 cm-1. Satuan yang sering digunakan dalam

spektrofotometri infra merah adalah Bilangan Gelombang ( ) atau disebut juga

sebagai Kaiser (Giwangkara, 2007).

II. Prinsip

Radiasi inframerah (2500-50000 nm atau 4000-200 cm-1) dapat menyebabkan

terjadinya vibrasi dan atau rotasi suatu gugus fungional dalam molekul sehingga gugus

fungsi yang berlainan dalam suatu struktur kimia masing-masing akan menunjukkan

spektrum serapan inframerah yang karakteristik.

Atom-atom di dalam molekul tidak dalam keadaan diam, tetapi biasanya terjadi

peristiwa vibrasi. Hal ini bergantung pada atom-atom dan kekuatan ikatan yang

1

Page 2: Spektrometri Infra Merah

menghubungkannya. Vibrasi molekul sangat khas untuk suatu molekul tertentu dan

biasanya disebut vibrasi finger print. Vibrasi molekul dapat digolongkan atas dua

golongan besar, yaitu vibrasi regangan (stretching) dan vibrasi bengkokan (bending).

Dalam vibrasi regangan, atom bergerak terus

sepanjang ikatan yang menghubungkannya

sehingga akan terjadi perubahan jarak antara

keduanya, walaupun sudut ikatan tidak berubah.

Vibrasi regangan ada dua macam, yaitu Regangan

Simetri (unit struktur bergerak bersamaan dan searah dalam satu bidang datar) dan

Regangan Asimetri (unit struktur bergerak bersamaan dan tidak searah tetapi masih

dalam satu bidang datar).

Jika sistem tiga atom merupakan bagian dari sebuah molekul yang lebih besar, maka

dapat menimbulkan vibrasi bengkokan atau vibrasi deformasi yang mempengaruhi

osilasi atom atau molekul secara keseluruhan. Vibrasi bengkokan ini terbagi menjadi

empat jenis, yaitu Vibrasi Goyangan (Rocking - unit struktur bergerak mengayun

asimetri tetapi masih dalam bidang datar), Vibrasi Guntingan (Scissoring - unit struktur

bergerak mengayun simetri dan masih dalam

bidang datar), Vibrasi Kibasan (Wagging - unit

struktur bergerak mengibas keluar dari bidang

datar), dan Vibrasi Pelintiran (Twisting - unit

struktur berputar mengelilingi ikatan yang

menghubungkan dengan molekul induk dan

berada di dalam bidang datar).

Vibrasi yang digunakan untuk identifikasi

adalah vibrasi bengkokan, khususnya

goyangan (rocking), yaitu yang berada di daerah bilangan gelombang 2000 – 400 cm -1.

Karena di daerah antara 4000 – 2000 cm-1 merupakan daerah yang khusus yang berguna

untuk identifkasi gugus fungsional. Daerah ini menunjukkan absorbsi yang disebabkan

oleh vibrasi regangan. Sedangkan daerah antara 2000 – 400 cm-1 seringkali sangat rumit,

karena vibrasi regangan maupun bengkokan mengakibatkan absorbsi pada daerah

tersebut (Giwangkara, 2007).

III. Instrumen Spektrometri Infra Merah

2

Page 3: Spektrometri Infra Merah

Komponen-komponen dalam instrumentasi spektroskopi infra merah meliputi: (1)

Sumber radiasi; (2) Tempat sampel; (3) Monokromator; (4) Detektor; dan (5) Rekorder.

Terdapat dua macam spektroskopi infra merah yaitu spektroskopi infra merah dengan

berkas tunggal (single-beam), dan spektroskopi infra merah berkas ganda (double-beam).

1. Sumber radiasi

Radiasi infra merah dihasilkan dari pemanasan suatu sumber radiasi dengan listrik

sampai suhu antara 1500 dan 2000 K. Sumber radiasi yang biasa digunakan adalah :

a. Nernst Glower merupakan campuran oksida dari zirkom (Zr) dan Yitrium (Y)

yaitu berupa senyawa ZrO2 dan Y2O3 atau campuran oksida thorium (Th) dan

Cerium (Ce). Nernst Glower ini berupa silinder dilapisi platina untuk melewatkan

arus listrik. Nernst Glower mempunyai radiasi maksimum pada panjang

gelombang 1,4 mm atau bilangan gelombang 7100 cm-1.

b. Globar merupakan sebatang silicon karbida (SiC) dengan ukuran diameter sekitar

5 mm dan panjang 50 mm. Radiasi maksimum Globar pada panjang gelombang

1,8 – 2,0 mm atau pada bilangan gelombang 5500 – 5000 cm-1.

c. Kawat Nikrom merupakan campuran nikel (Ni) dan khrom (Cr). Kawat nikhrom

berbentuk spiral dan mempunyai identitas radiasi yang lebih rendah dari Nernst

Glower dan Globar tetapi mempunyai umur yang lebih panjang.

3

Page 4: Spektrometri Infra Merah

2. Tempat sampel

Tempat sampel atau sel tergantung dari jenis sampel.

a. Untuk sampel berbentuk gas, digunakan sel gas dengan lebar sel atau panjang

berkas radiasi 40 mm. Hal ini dimungkinkan untuk menaikkan sensitivitas karena

adanya cermin yang dapat memantulkan berkas radiasi berulang kali melalui

sampel.

b. Tempat sampel untuk sampel yang berbentuk cairan umumnya mempunyai

panjang berkas radiasi kurang dari 1 mm biasanya dibuat lapisan tipis (film)

diantara dua keeping senyawa yang transparan terhadap radiasi infra merah.

Senyawa yang biasa digunakan adalah natrium klorida (NaCl), kalsium fluoride

(CaF2), dan kalsium iodide (CaI2). Dapat juga dibuat larutan yang kemudian

dimasukkan ke dalam sel larutan. Wadah sampel untuk larutan disebut sel larutan.

Sampel dilarutkan ke dalam pelarut organik dengan konsentrasi 1 – 5%. Pelarut

organik yang biasa dipakai adalah karbon tetraklorida (CCl4), karbon disulfide

(CS2) dan kloroform (CHCl3).

c. Wadah sampel untuk sampel padat mempunyai panjang berkas radiasi kurang dari

1 mm. Pelet KBr dibuat dengan menggerus sampel dan Kristal KBr (0,1 – 2,0 %

berdasarkan berat) sehingga merata, kemudian ditekan (sekitar 8 ton) sampai

diperoleh pellet atau pil tipis. Bentuk pasta dibuat dengan mencampur sampel dan

setetes bahan pasta sehingga merata kemudian dilapiskan antara dua keeping NaCl

yang transparan terhadap radiasi infra merah. Bahan pasta yang biasa digunakan

adalah paraffin cair. Lapis tipis dibuat dengan meneteskan larutan dalam pelarut

yang mudah menguap pada permukaan kepingan NaCl dan dibiarkan sampai

menguap.

3. Monokromator

Pada pemilihan panjang gelombang infra merah dapat digunakan filter, prisma atau

grating. Seperti alat spektroskopi pada gambar di atas, berkas radiasi terbagi dua,

sebagian melewati sampel dan sebagian melewati blanko (reference). Setelah itu

kedua berkas sinar tersebut bergabung kembali dan kemudian dilewatkan ke dalam

monokhromator.

Filter biasa dgunakan untuk tujuan analisis kuantitatif, sebagai contoh dengan

panjang gelombang 9,0 mm untuk penentuan asetaldehida. Filter dengan panjang

gelombang 13,4 mm untuk penentuan 0-diklorobenzena, dan filter dengan panjang

4

Page 5: Spektrometri Infra Merah

gelombang 4,5 mm untuk penentuan dinitrogen oksida. Ada juga filter yang

mempunyai panjang gelombang pada kisaran antara 2,5 sampai dengan 4,5 mm;

4,5 sampai dengan 8,0 mm, dan 8,0 sampai dengan 14,5 mm.

Prisma yang terbuat dari kuasa digunakan untuk daerah infra merah dekat (0,8

sampai dengan 3,0 mm). Prisma yang paling umum digunakan adalah terbuat dari

Kristal natrium klorida dengan daerah frekuensi 2000 sampai 670 cm-1 (atau 5 –

15 mm). Contoh prisma lainnya adalah Kristal kalium bromide dan cesium

bromide yang sesuai untuk daerah spectrum infra merah jauh yaitu pada kisaran 15

– 40 mm. Kristal LiF juga dapat digunakan untuk daerah spectrum infra merah

dekat yaitu pada panjang gelombang antara 1 – 5 mm.

Grating umumnya memberikan hasil yang lebih baik daripada prisma. Biasanya

grating dibuat dari gelas atau plastic yang dilapisi dengan aluminium.

4. Detektor

Setelah radiasi infra merah melewati monokhromator, kemudian berkas radiasi ini

dipantulkan oleh cermin dan akhirnya ditangkap oleh detector. Detektor pada

spectrometer infra merah merupakan alat yang bisa mengukur atau mendeteksi energi

radiasi akibat pengaruh panas. Berbeda dengan jenis detector lainnya (misalnya

phototube), pengukuran radiasi infra merah lebih sulit karena intensitas radiasi rendah

dan energi foton infra merah juga rendah. Akibatnya signal dari detector infra merah

kecil sehingga dalam pengukurannya harus diperkuat.

Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan

mengubahnya menjadi arus listrik. Syarat-syarat sebuah detektor :

Kepekaan yang tinggi

Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi

Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.

Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.

Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.

Terdapat dua macam detector yaitu thermocouple dan bolometer. Detektor yang

paling banyak digunakan dalam spektrofotometer infra merah adalah thermocouple.

Detektor thermocouple merupakan alat yang mempunyai impedans tinggi.

Detektor thermocouple terdiri dari dua kawat halus yang terbuat dari logam

seperti platina (Pt) dan perak (Ag) atau antimony (Sb) dan bismuth (Bi). Energi

radiasi infra merah akan menyebabkan terjadinya pemanasan pada salah satu

5

Page 6: Spektrometri Infra Merah

kawat dan panasnya ini sebanding dengan perbedaan gaya gerak listrik yang

dihasilkan dari kedua kawat.

Bolometer merupakan semacam thermometer resistans yang terbuat dari kawat

platina atau nikel. Dalam hal ini akibat pemanasan akan terjadi perubahan

tahanan pada bolometer sehingga signal menjadi tidak seimbang. Signal yang

tidak seimbang ini kemudian diperkuat sehingga dapat dicatat atau direkam.

5. Rekorder

Signal yang dihasilkan dari detector kemudian direkam sebagai spectrum infra

merah yang berbentuk puncak-puncak serapan. Spektrum infra merah ini

menunjukkan hubungan antara absorban dan frekuensi atau bilangan gelombang atau

panjang gelombang. Sebagai absis adalah frekuensi (cm-1) atau panjang gelombang

(mm) atau bilangan gelombang (cm-1), dan sebagai ordinat adalah transmitan (%)

atau absorban.

Cara Penanganan cuplikan tergantung pada wujud cuplikan gas, cair atau padatan.

a. Gas

Dimasukkan dalam sel gas, yang menghadap langsung ke sumber sinar IR.

Wadah (sel gas) tidak menyerap sinar pada gelombang IR.

b. Cairan

Cairan diteteskan pada pelat NaCl berupa film tipis, dan bila larutannya berair

harus cepat-cepat dikeringkan agar pelat NaCl tidak rusak. Namun untuk larutan

berair biasanya digunakan pelat CsI dan CaF2. Pelarut organic yang umumnya

digunakan adalah yang tidak mengandung gugus fungsi utama agar jangan

mengganggu analisa seperti toluene, heksana, kloroform, dll

c. Padatan

Ada tiga cara untuk menangani cuplikan padatan

Pelet Kbr

Menumbuk cuplikan (0,1 – 2,0 %) dengan KBr kemudian ditekan dalam setakan

hingga membentuk pellet KBr.

Mull atau Pasta

Mencampur cuplikan dengan minyak pasta kemudian dilapiskan pada dua

keeping NaCl.

Lapisan tipis

6

Page 7: Spektrometri Infra Merah

Padatan dilarutkan dalam pelarut yang “volatile” kemudian diteteskan pada peleet

NaCl. Bila pelarut sudah menguap maka akan diperoleh lapisan tipis pada pelat.

IV. Prosedur Preparasi Sampel

Penyiapan Sampel Pada FTIR

a. Sampel padat

Padatan dihaluskan sampai kurang dari 2 µm. Proses penghalusan dilakukan hati-

hati agar tidak merusak strukturnya. Partikel kasar perlu dihaluskan karena dapat

menghasilkan pemencaran radiasi inframerah. Selanjutnya sampel disiapkan dengan

menggunakan salah satu metode berikut:

Metode Mull

Sampel Disuspensikan ke dalam minyak mineral Nujol (hidrokarbon jenuh

berantai panjang). Sampel harus dihaluskan di mortir untuk mengurangi ukuran

partikel rata-rata 1 sampai 2 mikron. Sekitar 5 sampai 10 mg sampel ditumbuk

halus kemudian ditempatkan ke piring KBr, kemudian setetes minyak mineral

ditambahkan dan piring kedua ditempatkan di atasnya. Distribusi campuran antar

pelat harus merata. Campuran harus terlihat sedikit transparan dan tidak ada

gelembung.

Metode Pelet KBr

Ditimbang serbuk KBr halus sebanyak 100 mg dan ditimbang sampel padat

kering (bebas air) sebanyak 1mg (1% dari berat KBR). Campurkan serbuk KBr

dan sampel dalam mortal agate, kemudian gerus sampai halus dan tercampur rata.

Siapkan cetakan pelet, cuci bagian sample base dan tablet frame dengan

klorofom. Masukkan campuran dalam set cetakan pelet. Untuk meminimalkan

kadar air hubungkan dengan pompa vacum. On-kan pompa vacum 5 menit.

Cetakan diletakkan pada pompa hidrolik, kemudian diberi tekanan sampai tanda

80. Matikan pompa vacum, kemudian turunkan tekanan dalam cetakan

dengan cara membuka kran udara. Lepaskan pelet KBr yang sudah terbentuk.

Tempatkan Pelet KBr pada tablet holder, lakukan pengukuran dengan alat FTIR.

Metode Lapis Tipis

Sampel disuspensikan dengan cara “sonifikasi”. Suspensi kemudian dipipet ke

dalam sel jendela Irtran-II (kristal ZnS) atau kristal NaCl. Sampel akan

mengering setelah didiamkan pada suhu kamar.

7

Page 8: Spektrometri Infra Merah

b. Sampel Padat Larut Air

Sejumlah kecil sampel (2-5 mg) senyawa ditempatan di piring dan ditambahkan satu

tetes pelarut, atau sampel dilarutkan dalam tabung kecil dan diteteskan ke piring IR.

c. Sampel Cair

Teteskan sedikit cairan sampel (bebas air) yang akan diukur pada satu bagian

window KBr, kemudian pasangkan satu bagian window KBr lagi sehingga cairan

merata pada permukaan window. Siapkan window KBr pada holder, kemudian

lakukan pengukuran dengan alat.

d. Sampel Gas

Sampel dimasukkan ke dalam sel inframerah tertentu.

(Mudzakir, 2010).

Contoh Prosedur Preparasi Sampel dan Analisis Spektrometri IR

A. Preparasi Sampel

2 gram sampel jaringan lemak diiris kecil-kecil dan dimasukkan ke dalam beaker

glass. Selanjutnya sampel dimasukkan ke dalam dry oven yang sudah diatur suhunya

(750C), dan dibiarkan selama 6 jam hingga jaringan lemaknya mencair. Lemak padat

yang sudah mencair dipisahkan dan dimasukkan ke dalam corong pisah untuk

selanjutnya dimurnikan dengan penambahan pereaksi n-heksan. Lemak yang sudah

dimurnikan disaring dalam kertas saring yang sudah ditambahkan natrium sulfat

(Na2SO4) untuk mengikat air yang masih ada pada lapisan lemak.

B. Analisa Pola Spectrum Lemak Hewani dengan FTIR

Sampel lemak yang telah disaring dan dimurnikan, diteteskan pada salah satu

permukaan sel KBR. Diantara kedua sel KBr diberi pembatas berupa

politetrafluoroetilen (PTFE) untuk menghasilkan ketebalan lapisan lemak 0,1 mm. Sel

bagian lainnya ditangkupkan hingga terbentuk lapisan tipis lemak. Scanning

dilakukan dengan kisaran panjang gelombang 4000 cm-1 sampai 650cm-1 dengan

resolusi 4cm-1. Hasil scanning direkam dan dianalisa lebih lanjut.

C. Profil Lemak Hewani Hasil Analisa FTIR

Analisa spektroskopi FTIR didasarkan pada karakteristik gugus fungsi yang terdapat

pada sampel. Berikut adalah data yang dihasilkan berdasarkan hasil scanning sampel

8

Page 9: Spektrometri Infra Merah

lemak (babi, ayam, dan sapi) dengan alat FTIR Spectrum One Perkin Elmer pada

penelitian Hermanto (2009), pada daerah IR dengan frekuensi 4000-600 cm -1 dan

resolusi 4 cm-1.

Perbandingan Spektrum FTIR untuk Lemak Babi dan Lemak Ayam

Perbandingan Spektrum FTIR untuk Lemak Babi dan Lemak Sapi

Sampel lemak secara umum menunjukan perbedaan yang menonjol pada serapan C-H

stretching di daerah bilangan gelombang 3050-2800cm-1, serapan gugus karbonil

(O=C-H) dari aldehid pada daerah 1746-1744 cm-1, dan pola serapan fingerprint di

1000-900 cm-1.

Perbedaan signifikan berada pada penyerapan spectra di daerah 3010-3000, 1120-

1095 dan 968-966 cm-1.

Untuk sampel lemak babi , pola serapan yang muncul pada daerah 3010 cm -1

menunjukan puncak yang relatif tinggi, dan mempresentasikan stretching vibration

dari ikatan rangkap C=C cis.

Pada frekuensi 1120-1095 cm-1, sampel lemak babi menunjukan overlapping dari dua

peak dengan absorbansi maksimum pada bilangan gelombang 1118 dan 1098 cm -1.

9

Page 10: Spektrometri Infra Merah

Overlapping ini menunjukan adanya perbedaan kandungan asam lemak jenuh dan

asam lemak tidak jenuh dari masing-masing sampel.

Titik perbedaan dari ketiga pola spectrum pada sampel muncul pada daerah bilangan

gelombang 966-967 cm-1 yang menunjukan keberadaan asam lemak tidak jenuh trans.

Menurut AOCS (American Oils Chemistry Standard), rentang frekuensi IR pada

daerah 975-965 cm-1 merupakan dasar metode kuantisasi asam lemak trans pada

sampel lemak dan minyak.

(Hermanto dan Anna, 2009).

V. Interpretasi Data Spektrometri Infra Merah

TAHAPAN MENGENALI GUGUS FUNGSI

Serapan karakteristik gugus fungsi molekul organik :

1. Senyawa karbonil

Mencari ada atau tidaknya gugus karbonil.

Pita dalam spektrum infra merah yang disebabkan karena adanya gugus karbonil

(C=O) dijumpai puncak yang kuat pada daerah 1820-1640 cm-1 .

2. Apabila terdapat gugus karbonil:

A. Asam karboksilat

Asam karboksilat menunjukkan serapan C=O yang khas dan juga menunjukkan

serapan pita O-H yang sangat khas, yaitu puncak pada sekitar 3330 cm -1 . O-H

karboksil mempunyai spectrum yang nampak berbeda dari spectrum O-H alcohol.

Asam karboksilat menunjukkan pita sangat lebar, serapan regang yang kuat pada

daerah puncak OH yang melebar pada 3300-2500 cm-1. Pita biasanya terpusat

dekat 3000 cm-1 .

B. Amida

Posisi serapan gugus karbonil suatu amida beraneka ragam dan tergantung pada

sejauh mana pengikatan hydrogen antara molekul-molekul. Amida menunjukkan

puncak NH pada 3500 cm-1, terkadang berupa puncak kembar.

C. Ester

10

Page 11: Spektrometri Infra Merah

Ester menunjukkan pita karbonil yang khas dan suatu pita C-O. Pita C-O itu

dijumpai dalam daerah sidik jari, menunjukkan puncak yang kuat pada 1300-1110

cm-1.

D. Anhidrida asam

Anhidrida asam mempunyai dua gugus C=O, umumnya menunjukkan pita karbonil

rangkap dalam spectrum infra merahnya yaitu 2 puncak C=O pada 1818-1750 cm-1.

E. Aldehid

Aldehida mempunyai spektra senyawa karbonil yang sangat mirip dengan spektra

keton. Beda yang penting antara aldehida dan suatu keton adalah bahwa aldehida

mempunyai –H yang terikat pada karbon karbonil. Ikatan C-H istimewa ini

menunjukkan dua pita regang karakteristik yaitu puncak pada 2820-2900 cm-1 dan

2700-2780 cm-1, Kedua pita C-H ini runcing tetapi lemah.

3. Apabila tidak terdapat gugus karbonil :

A. Alkohol

Fenol menunjukkan serapan regang O-H, berupa puncak lebar pada 3700-3000

cm-1 . Alkohol dan fenol juga menunjukkan serapan C-O yang ditegaskan dengan

adanya puncak pada 1260-1000 cm-1.

B. Amina

Pada amina menunjukkan adanya puncak N-H pada 3500 cm-1 serapan regang

yang jelas pada sekitar 3700-3000 cm-1. Bila terdapat dua hydrogen pada suatu

nitrogen amina (amina primer, -NH2), serapan N-H Nampak sebagai pita kembar.

Jika terdapat hanya satu H pada N itu (amina sekunder, -NHR), maka hanya

terlihat satu pita saja. Tentu saja bila tak terdapat NH (amina tersier, R3N) tak

terdapat serapan regang pada daerah ini.

C. Eter

Eter mempunyai suatu pita dari serapan gugus C-O yang terletak pada daerah sidik jari pada 1260-1050 cm-1.

4. Apabila terdapat ikatan rangkap atau cincin aromatic

Ikatan karbon-karbon dan karbon-hidrogen

A. Ikatan karbon-karbon

11

Page 12: Spektrometri Infra Merah

Ikatan antara karbon sp2 (C=C) seringkali menunjukkan absorpsi karakteristik

pada puncak sekitar 1700-1600 cm-1.

Ikatan karbon-karbon aril, yaitu pada gugus aromatic ikatan antara karbon sp2

(C=C) menunjukkan serapan pada frekuensi yang sedikit lebih rendah, yaitu

pada puncak 1600-1450 cm-1 yang ditegaskan dengan adanya puncak daerah

C-H.

B. Ikatan karbon-hidrogen

Berbagai jenis ikatan C-H menunjukkan serapan di bagian tertentu dari

daerah regang C-H (3300-2700 cm-1)

Tabel. Serapan vibrasi regang C-H berbagai gugus fungsi

Jenis H v (cm-1) Intensitas pita

Ar − H 3030 Sedang

C ≡ C – H 3300 Tinggi

C = C – H 3040-3010 Sedang

−CH3 2960 dan 2870 Tinggi

CH2− 2930 dan 2850 Tinggi

≡ CH 2890 Rendah

Aldehid 2720 Rendah

Dari tabel tersebut terlihat bahwa vibrasi regang ikatan Ar−H , C≡C–H , C=C–H

contohnya pada gugus aromatic dan vinil mengabsorpsi di atas 3000 cm -1, sedangkan

ikatan C-H alifatik dan aldehida mengabsorpsi di bawah 3000 cm-1.

5. Apabila terdapat triple bond (ikatan rangkap 3)

A. Ikatan C≡N

Adanya ikatan C≡N menghasilkan adanya puncak tajam pada 2250 cm-1.

B. Ikatan C≡C

12

Page 13: Spektrometri Infra Merah

Adanya ikatan antara karbon sp (C≡C) menunjukkan adanya serapan lemah

terdapat puncak tajam pada 2150 cm-1 (rentang 2250-2100 cm-1) yang ditegaskan

dengan adanya ≡C-H pada 3300 cm-1.

6. Gugus Nitro

Terdapat dua puncak kuat pada 16500-1500 cm-1 dan 1390-1300 cm-1.

7. Hidrokarbon

a. Adanya puncak C-H pada 3000 cm-1, namun tidak spesifik mengingat hampir

semua senyawa organik memiliki gugus C-H.

b. Adanya puncak CH2 pada 1450 cm-1

c. Adanya puncak CH3 pada 1375 cm-1

13