spo ipsrs rs

29
Centrifuge Centrifuge adalah suatu alat yang menggunakan prinsip gaya centrifugal untuk memisahkan suatu larutan dengan berat molekul yang berbeda. Alat ini biasanya terdapat pada rumah sakit ataupun klinik yang memiliki unit laboratorium. Biasa digunakan untuk memisahkan serum darah. Adapun bagian-bagian dari centrifuge yaitu: o Motor Biasanya motor yang digunakan pada centrifuge adalah motor AC. kecepatan motor yang tinggi akan menghasilkan gaya sentrifugal yang tinggi. Pada banyak kasus kerusakan. Biasanya terjadi sekat arang motor. Dengan mengganti sekat arang yang baru maka centrifuge dapat dipergunakan kembali. o Speed Control Untuk mengatur kecepatan motor agar sesuai dengan kebutuhan tanpa speed control motor akan berputar dengan kecepatan maksimum. Digunakan rangkaian pembatas tegangan atau semacam dimer untuk bagian speed control o Timer Berfungsi untuk mengatur lamanya alat bekerja. Rangkaian timer ada 2 jenis. Yakni timer mekanik dan timer digital. Timer mekanik memanfaatkan sistem mekanis untuk mengatur waktu operasional alat. Sedangkan timer digital menggunakan sistem counter down digital untuk mengatur waktu operasioanl alat. o Break system Pengereman motor diperlukan agar putaran motor dapat dengan segera dihentikan. o Pengunci tutup Pengunci tutup digunakan untuk mengamankan user agar tidak membuka atau terbuka secara tidak sengaja tutup centrifuge. Apabila tutup ini terbuka dapat mengakibatkan sample yang diputar terlempar keluar. Tidak semua jenis centrifuge terdapat pengunci tutup. o Tempat tabung Tempat tabung centrifuge didesain dengan sudut kemiringan tertentu agar menghasilkan gaya centrifugal. Jumlah lubang untuk tabung pun dibuat genap. Ini dimaksudkan agar tercipta keseimbangan beban ketika motor berputar.

Upload: rahayu

Post on 07-Jul-2016

620 views

Category:

Documents


69 download

DESCRIPTION

ipsrs

TRANSCRIPT

Centrifuge

Centrifuge adalah suatu alat yang menggunakan prinsip gaya centrifugal untuk memisahkan suatu larutan dengan berat molekul yang berbeda. Alat ini biasanya terdapat  pada rumah sakit ataupun klinik yang memiliki unit laboratorium. Biasa digunakan untuk memisahkan serum darah.

Adapun bagian-bagian dari centrifuge yaitu:

o    MotorBiasanya motor yang digunakan pada centrifuge adalah motor AC.  kecepatan motor yang tinggi akan menghasilkan gaya sentrifugal yang tinggi.Pada banyak kasus kerusakan. Biasanya terjadi sekat arang motor. Dengan mengganti sekat arang yang baru maka centrifuge dapat dipergunakan kembali.

o    Speed Control     Untuk mengatur kecepatan motor agar sesuai dengan kebutuhan tanpa speed control motor akan berputar dengan kecepatan maksimum. Digunakan rangkaian pembatas tegangan atau semacam dimer untuk bagian speed control

o    Timer Berfungsi untuk mengatur lamanya alat bekerja. Rangkaian timer ada 2 jenis. Yakni timer mekanik dan timer digital. Timer mekanik memanfaatkan sistem mekanis untuk mengatur waktu operasional alat. Sedangkan timer digital menggunakan sistem counter down digital untuk mengatur waktu operasioanl alat.

o    Break systemPengereman motor diperlukan agar putaran motor dapat dengan segera dihentikan.

o    Pengunci tutupPengunci tutup digunakan untuk mengamankan user agar tidak membuka atau terbuka secara tidak sengaja tutup centrifuge. Apabila tutup ini terbuka dapat mengakibatkan sample yang diputar terlempar keluar. Tidak semua jenis centrifuge terdapat pengunci tutup.

o    Tempat tabungTempat tabung centrifuge didesain dengan sudut kemiringan tertentu agar menghasilkan gaya centrifugal.  Jumlah lubang untuk tabung pun dibuat genap. Ini dimaksudkan agar tercipta keseimbangan beban ketika motor berputar.

Centrifuge

Pemeliharaan :1.       Pemeliharaan dilakukan berkala. Paling tidak sebulan sekali dilakukan pembersihan

bagian dalam centrifuge. Ini karena sekat arang menghasilkan debu yang mengotori bagian dalam centrifuge. Selain itu sekat arang juga perlu dilakukan pengecekan. Apabila dirasa telah berkurang, sebaiknya diganti. Untuk menjaga agar putaran motor centrifuge tetap optimal. Perputaran motor dapat di cek menggunakan Tachometer.

2.       Cek kondisi kabel power3.       Cek kondisi fuse4.       Cek fungsi break system5.       Cek fungsi pengunci tutup dan button switch/limit switch(sensornya).6.     Uji operasional alat sebelum digunakan oleh user

Inisisatif Pelayanan.Seseorang yang berpendidikan minimal sarjana muda/D3 teknik rontgen atau teknik

elektromedik dan diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan teknik elektromedik berdasarkan rekomendasi/akreditasi dari organisasi profesi teknik elektromedik.

Pendidikan dan pengalaman menentukan kwalifikasi yang sesuai dengan kriteria standar profesi yang diterapkan. Dalam menjalankan profesi teknik elektromedik harus berpegang pada standar dan etika profesi yang ditetapkan.Standar 2Persiapan Perencanaan

Sebelum membuat perencanaan elektromedik harus melakukan persiapan perencanaan yang meliputi alternatif:

1. Identifikasi permasalahan2. Penyusunan spesifikasi dan persyaratan teknis yang sesuai3. Analisa tingkat teknis dikaitkan dengan efisiensi pendanaan4. Pengusulan penyelesaian masalah

Standar 3Perencanaan ProgramSebagai tindak lanjut persiapan perencanaan pelayanan teknik elektromedik, maka dibuatkan perencanaan yang meliputi:

1. Penetapan atau perumusan tujuan (jangka pendek, menengah, panjang) dengan memperhatikan sumber daya yang tersedia.

2. Membuat rencana interfensi dengan metodologi (cara/teknik dan alat) dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas dalam memilih metodologi yang telah ditetapkan sebagai alternatif pencapaian tujuan (artinya mudah pelaksanaannya, ekonomis, tersedia dan tepat guna).

3. Rencana edukatif yaitu melakukan bimbingan dan konsultasi kepada profesi lain yang terkait.4. Membuat rencana evaluasi meliputi:

a. Kriteria keberhasilan dan unsur yang dinilai dengan menggunakan konsep pengukuran.b. Kriteria untuk memodifikasi program baik metodologi maupun standar acuan.Standar 4Impelementasi Program

Melaksanakan kegiatan teknik elektromedik yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, rancang bangun dan produksi serta pelatihan dalam bidang teknik elektromedik sesuai dengan rencanan yang telah ditetapkan atau melakukan modifikasi dalam program (standar 3) dengan tetap berkomunikasi kepada pihak terkait dan mendokumentasikan hasil evaluasi.Standar 5Evaluasi

Melakukan evaluasi berdasarkan kriteria dan unsur yang harus dinilai dengan tetap mengacu kepada keberhasilan atau pencapaian tujuan dan dilakukan secara periodik, berdasarkan program yang telah ditetapkan.Standar 6Dokumentasi

Tenaga teknik elektromedik bertanggung jawab untuk mencatat data teknik dan operasional peralatan secara rinci, teratur dan periodik.

Standar 7Komunikasi

Pelayanan tenaga teknik elektromedik harus mengkomunikasikan hasil pelaskanaan, pelayanan program, kendala dan kemajuannya dengan unsur yang terkait dalam program pelayanan teknik elektromedik.Standar 8RujukanSesuai dengan tanggung jawab dan etika profesi tenaga teknik elektromedik harus menyadari kemampuan dan keterbatasannya sehingga perlu dilaksanakan sistim rujukan sesuai dengan tingkat kemampuan.A. Standar Pelayanan Teknik ElektromedikPelayanan teknik elektromedik pada dasarnya tergantung dari jenis pelayanan yang dilakukan dan sangat berhubungan dengan tujuan institusi atau program teknik elektromedik yang terintegrasi didalamnya. Sehingga standar pelayanan teknik elektromedik harus mengandung falsafah dan tujuan, perencanaan, fasilitas dan anggaran organisasi termasuk kriteria pemimpin dan staf elektromedik yang terlibat, pencatatan dan pelaporan serta evaluasi program pelayanan, supervisi dan pengembangan profesional. Hal ini selalu dikaitkan dengan jenis, sifat dan tujuan institusinya dalam membuat rincian atau pedoman operasionalnya secara umum pelayanan teknik elektromedik disemua institusi.Standar 1Falsafah dan TujuanSuatu program kegiatan teknik elektromedik adalah untuk memberikan pelayanan yang optimal dalam bidang teknik elektromedik bagi pemerintah dan masyarakat sesuai dengan standar profesi yang ditetapkan.Kriteria

1.1 Dokumentasi tertulis yang memuat tujuan pelayanan harus mencerminkan peran institusi dan harus menjadi acuan pelayanan teknik elektromedik serta diketahui oleh semua unit lain. Dokumen ini harus selalu tersedia untuk semua petugas pelayanan teknik elektromedik.

1.2 Setiap unit dapat mengembangkan sendiri tujuan khusus pelayanan teknik elektromedik.1.3 Dokumen ini harus disempurnakan paling sedikit 5 tahun.

Standar 2Pengelolaan Kegiatan Teknik Elektromedik Harus Mempunyai Bagan Organisasi dan Uraian Tugas yang Jelas.Kriteria

1.1. Bagan organisasi akan memperlihatkan jalur komunikasi dan garis komando lini dan staf dalam kegiatan teknik elektromedik dan juga hubungan dnegan unsur lain.

1.2. Adanya dokumentasi yang meliputi fungsi, kegunaan dan kebutuhan dari kegiatan teknik elektromedik.Standar 3Kegiatan Pelayanan Teknik Elektromedik Dikelola dan Diarahkan Untuk Mencapai Tujuan Pelayanan.Kriteria

1.1. Pelayanan teknik elektromedik dipimpin oleh seseorang pimpinan yang cakap menurut pendidikan, pelatihan dan pengalaman dalam bidang teknik elektromedik.

1.2. Untuk mendukung program kegiatan teknik elektromedik diperlukan jumlah staf yang cukup.

1.3. Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas.Standar 4Fasilitas dan PeralatanDalam melaksanakan kegiatan teknik elektromedik diperlukan fasilitas dan peralatan yang memadai.Kriteria

4.1. Inventarisasi dari semua fasilitas dan peralatan yang ada secara teliti, termasuk didalamnya pemilikan dan manfaatnya.

4.2. Pendikumentasian sistim perencanaan dan penggantian fasilitas dan untuk kegiatan teknik elektromedik.

4.3. Setiap peralatan paling sedikit satu tahun sekali dilakukan kalibrasi serta dibuat dokumentasinya.Standar 5Kebijakan dan ProsedurMenuangkan kebijakan dan prosedur terbaru yang mencerminkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi yang terbaru untuk setiap kegiatan teknik elektromedik sesuai dengan kebutuhan dan peraturan.Kriteria

1.1. Peralatan baru diteliti dengan standar pemakaian yang disesuaikan dengan standar industri Indonesia serta peraturan yang berlaku.

1.2. Kebijakan dan prosedur terbaru diinformasikan kepada semua unit terkait.1.3. Adanya peraturan tertulis mengenai jadwal reparasi peralatan dan sarana yang rusak.Sarana yang

vital harus diperbaiki dalam waktu singkat.Standar 6Pengembangan Staf dan Program PendidikanStaf dapat mengikuti program pendidikan guna memelihara dan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan.Kriteria

1.1. Orientasi dan pendidikan berkelanjutan harus diadakan sekurang-kurangnya setiap tahun bagi tenaga teknik elektromedik.

1.2. Referensi terbaru, pamlet, brosur, jurnal dan buku-buku serta informasi ilmiah dan produsen untuk referensi dan pemberian pengarahan.Standar 7Evalusi dan Pengendalian MutuTerdapat beberapa metode untuk mengevaluasi kualitas kegiatan teknik elektromedik dan mengoreksi permasalahan yang telah diindentifikasikan serta pemecahannya.Kriteria7.1 Program pelayanan teknik elektromedik dipergunakan untuk mengindentifikasi dan mencatat kegagalan peralatan dan kesalahan pemakai yang berakibat penyimpangan efek terhadap kesalahan dalam bidang teknik elektromedik.7.2. Ringkasan dari kegagalan dan kerusakan peralatan serta segala macam penerbitan yang menguat tentang bahaya-bahaya peralatan yang dinilai oleh majelis kode etik teknik elektromedik.7.3. Bila ditemukan masalah, tindakan dan penanggulangannya harus dicatat serta dinilai efektifitasnya.B. Hak Dan Kewajiban Tenaga Teknik Elektromedik

1. Hak tenaga teknik elektromedikTenaga teknik elektromedik sebagai pemberi pelayanan bidang teknik elektromedik dalam melaksanakan tugasnya memiliki hak-hak sebagai berikut:

a. Bekerja menurut standar profesi dengan menggunakan segala pendekatan, metode, sarana/prasarana kerja agar dapat melaksanakan tugas pekerjaannya dengan sebaik-baiknya.

b. Menolak melakukan suatu tindakan karena secara profesional tidak dapat dipertanggung jawabkan.c. Memberhentikan tindakan dalam kondisi tertentu atas dasar pertimbangan profesinya.d. Memiliki privacy, artinya tenaga teknik elektromedik tersebut memiliki atau mempunyai hak

untuk melaksanakan kehidupan pribadinya karena itu ada waktu waktu tertentu tidak mempunyai hak untuk memberikan pelayanan teknik elektromedik.

e. Menerima informasi yang benar dan jujur.f. Menerima jasa pelayanan.g. Memberikan perlindungan hukum, dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya, yaitu

sebagai berikut:1) Pengertian

Perlindungan hukum secara umum diartikan sebagai upaya memberikan kekebalan terhadap seseorang atas segala tindakan yang perlu dilakukan dalam rangka tugas atau karena tindakan atau jabatannya.

2) Landasan/dasar perlindungan hukum adalah:a) UUD 1945 pasal 27 ayat 1

Segala warga negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

b) Didalam hukum kesehatan beberapa peraturan perundang-undangan antara lain: UU no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan.c) Diluar hukum kesehatan antara lain: Diatur melalui hukum publik/KUHP, hukum administrasi negara beserta hukum acaranya yang

beberapa pasal dapat atau tetap berlaku dalam rangka perlindungan hukum tenaga kesehatan, misalnya; seorang tenaga kesehatan melakukan kesalahan atau kelalaian harus melalui pembuktian.

Diatur melalui hukum privat/KUHP perdata beserta hukum acaranya, soal-soal wanprestas, ganti rugi dan sebagainya.

3) Prosedura) Tenaga teknik elektromedik harus memahami segala konsekuensi dari kelalaian atau kesalahan

didalam melaksanakan tugasnya.b) Penentuan ada tidaknya ditentukan atau kelalaian dalam melakukan profesinya ditentukan oleh

majelis kode etik teknik elektromedik.c) Pelanggaran atau kelalaian yang bersifat melanggar kode etik akan diselesaikan lewat majelis

kode etik teknik elektromedik.d) Tenaga teknik elektromedik yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam tata usaha negara

diajukan keperadilan tata usaha negara, demikian pula tenaga teknik elektromedik yang melakukan tindak pidana atau perdata diajukan ke peradilan umum atau militer sesuai dengan kompetensinya tenaga teknik elektromedik dalam proses peradilan harus didampingi oleh penasehat hukum.

2. Kewajiban tenaga teknik elektromedikKewajiban tenaga teknik elektromedik meliputi:

Menghormati hak penerima pelayanan teknik elektromedik, melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan.

a. Kewajiban umumMelaksanakan pelayanan teknik elektromedik, melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan.Dalam mengamalkan profesinya haruslah selalu berpedoman kepada ilmu teknik elektromedik yang wajib dimilikinya, ketrampilan serta sikap dan menerapkannya sebagaimana dimiliki oleh tenaga teknik elektromedik.

b. Kewajiban terhadap penerima pelayanan teknik elektromedik1. Melaksanakan dan menyelesaikan tugas teknik elektromedik.2. Berami mengambil resiko atas segala hasil penyelesaian tugas yang dibebankan kepadanya.3. Memilih dan menentukan metode kerja untuk mencapai hasil yang optimal dalam melakukan tugasnya.4. Menghormati hak penerima pelayanan teknik elektromedik dengan menggunakan sarana dan prasarana, metode dan pendekatan yang tersedia sehingga hasil pekerjaan atau tugasnya itu berhasil dengan sebaik-baiknya.5. Dalam melaksanakan tugas selalu berpedoman pada norma-norma keselamatan dan kesehatan kerja.

c. Kewajiban terhadap sejawat dan profesi lain1. Dalam melaksanakan tugas sebagai tenaga kesehatan baik secara mandiri maupun berkerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya (mitra kerja) hendaknya selalu dikembangkan rasa kebersamaan, serta saling hormat menghormati dan yang paling penting adalah meningkatkan kualitas pengabdian di kalangan tenaga kesehatan dan bekerja secara jujur.2. Membimbing tenaga teknik elektromedik yang berada pada dibawah jabatannya untuk bersama-sama meningkatkan profesionalisme dan berupaya memantapkan sistem pembinaan dan pengembangan tenaga teknik elektromedik sehingga timbul kesadaran berkualitas.3. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan pengelolaan kesehatan bidang teknik elektromedik sehingga dapat dilaksanakan secara berdaya guna dan berhasil guna, dengan jalan meningkatkan sumber daya manusia secara optimal dengan melibatkan sumber daya kesehatan yang tersedia sehingga tercapai peningkatan mutu pelayanan teknik elektromedik yang optimal dengan biaya dan resiko yang minimal.

d. Kewajiban terhadap dirinya sendiri1. Meningkatkan dan mengembangkan profesionalisme dirinya sendiri agar dapat mengantisipasi kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan.2. Handal dalam melaksanakan tugasnya penuh dedikasi serta bertanggung jawab terhadap peningkatan mutu pelayanan teknik elektromedik yang cepat, tepat dan cermat.3. Mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja dengan landasan yang lebih mantap, dengan meningkatkan disiplin kerja dan selalu berbuat yang lebih baik dan lebih maju bermutu lebih tinggi serta menjunjung tinggi nilai etis. Mampu memilih metode dan teknik pelayanan elektromedik yang tepat dan berhasil guna, dengan selalu memper hatikan keselamatan kerja bagi dirinya sendiri,teman sekerja serta masyarakat lingkungan dari resiko dan bahaya yang mungkin timbul akibat pekerjaan.

4. mempunyai pola dan bertindak untuk selalu memperlakukan individu lain sebagaimanusia mempunyai cipta rasa dan karsa. Dengan demikian diharapkan mampu menciptakan hubungan yang serasi,selaras seimbang diantara sesama anggota profesi khususnya tenaga teknik elektromedik dan sesama profesi tenaga kesehatan .5. mau dan mampu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dan berusaha tidak akan mengulangi kesalahan yang sama, dengan demikian timbul semangat untuk berusaha dan berupaya meningkatkan prestasi kerja yang akan dating berlandaskan ketulusan hati,jujur dan bertanggung jawab.6. Mampu menerapkan sasaran dan tujuan yang akan dicapai apakah itu tujuan nasional ,sehingga dapat mencegah apabila terjadi penyimpangan-penyimpangan terhadap tujuan dan sasaran yang akan dicapai.7. Mau menerima sumbang saran (brain Storming) dari orang lain untuk diambil manfaatnya dalam memecahkan dan menyelesaikan suatu masyalah (problem solving).8. Meningkatkan kemampuan kerja , yang dimulai dari peningkatan kemampuan pribadi yang menjurus kepada peningkatan kerja dalam kelompok, sehingga dapat mengurangi kesalahan dan dapat meningkatkan mutu pelayanan teknik elektromedik.Kewajiban terhadap tugasTenaga teknik elektromedik melakukan tugas baik sebagai tenaga kesehatan maupun sebagai otenaga teknik elektromedik sesuai dengan wewenang yang diberikan untuk melaksanakan tugas pokok dan penunjang dalam ruang lingkup pelayanan teknik elektromedik.1. Tugas pokok

a. PerencanaanPemeliharaan, pemasangan/instalasi, analisa kerusakan, perbaikan, pengujian, pengukuran dan kalibrasi alat kesehatan.

b. PelaksanaanPemeliharaan, pemasangan/instalasi, analisa kerusakan, perbaikan, pengujian, pengukuran dan kalibrasi alat kesehatan.

c. Pengawasan dan pengendalianPemeliharaan, pemasangan/instalasi, analisa kerusakan, perbaikan, pengujian, pengukuran dan kalibrasi alat kesehatan.

d. Berperan serta dalam pengadaan/penerimaane. Berperan serta dalam evaluasi pendayagunaan alat kesehatanf. Berperan serta dalam bimbingan pengoperasian alat kesehatan

2. Tugas penunjangMeliputi kegiatan-kegiatan pelayanan dan pengembangan pelayanan teknik elektromedik yang mengarah kepada peningkatan kwalitas pelayanan teknik elektromedik dan peningkatan kwalitas pengabdian profesi.C. Hak Penerima Pelayanan Teknik ElektromedikTenaga teknik elektromedik dalam menjalankan tugasnya harus menghormati hak penerima pelayanan teknik elektromedik.

1. Ruang lingkup hak penerima pelayanan teknik elektromedik mencakup:a. hak akan informasib. hak memberikan dan menolak persetujuan tindakan (informaed consent)

c. hak memilih pelayanan2. Penyimpangan terhadap hal-hal diatas atau menghilangkan hak penerima pelayanan teknik

elektromedik dijatuhkan sanksi.D. KewenanganTenaga teknik elektromedik dalam melakukan pekerjaannya sesuai dengan profesi dan kewenangannya.Kewenangan tenaga teknik elektromedik dalam melaksanakan tugasnya adalah sebagai berikut:

a. Administrasi teknik1. Menerima, mencatat permintaan pelayanan teknik elektromedik2. Menentukan, waktu atau jadwal persiapan yang harus dilakukan oleh penerima pelayanan teknik elektromedik untuk suatu pemeriksaan khusus (perjanjian).3. Memberikan informasi yang baik dan benar tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan pelayanan teknik elektromedik.4. Menyiapkan, merencanakan dan melakukan kegiatan teknik elektromedik sesuai dengan permintaan serta memperhatikan norma-norma etika kesehatan, etika profesi dan menghormati hak-hak penerima pelayanan teknik elektromedik.

b. Teknis pelayanan Teknik elektromedik1. PerencanaanPemeliharaan, pemasangan/instalasi, analisa kerusakan, perbaikan, pengujian, pengukuran dan kalibrasi alat kesehatan.2. PelaksanaanPemeliharaan, pemasangan/instalasi, analisa kerusakan, perbaikan, pengujian, pengukuran dan kalibrasi alat kesehatan.3. Pengawasan dan pengendalianPemeliharaan, pemasangan/instalasi, analisa kerusakan, perbaikan, pengujian, pengukuran dan kalibrasi alat kesehatan.4. Berperan serta dalam pengadaan/penerimaan5. Berperan serta dalam evaluasi pendayagunaan alat kesehatana6. Berperan serta dalam bimbingan pengoperasian alat kesehatan

c. Wewenang lainnya yang berhubungan dengan pelayanan teknik elektromedik.1. Membuat program dan prosedur kerja.2. Membuat program dan prosedur tindakan kesehatan dan keselamatan kerja.3. Mengevaluasi program dan prosedur kerja tersebut telah efektif dan efisien.4. Membuat perubahan program dan prosedur kerja kearah perbaikan.5. Memberikan peringatan/keterangan dan informasi yang benar akan resiko dan bahaya didalam melaksanakan kegiatan teknik elektromedik.6. Berwenang untuk tidak melaksanakan kegiatan pelayanan teknik elektromedik apabila diperkirakan tugasnya itu dapat membahayakan dirinya dan orang lain.7. Berwenang melakukan tugas diluar batas wewenang yang telah ditentukan apabila tempat dimana ia bekerja dibutuhkan, dengan seijin pimpinan institusi rumah sakit secara tertulis.E. Lisensi

Tenaga teknik elektromedik yang melakukan upaya kesehatan sesuai dengan kewenangannya harus memiliki lisensi untuk menjamin perlindungan dan rasa aman bagi pemberi dan penerima pelayanan kesehatan.

a. PengertianLisensi adalah dokumen yang dimiliki seseorang tenaga teknik elektromedik yang mempunyai kekuatan hukum dalam memberikan pelayanan kepada penerima pelayanan teknik elektromedik sesuai dengan pengetahuan dan ketrampilan.

b. Tujuan pemberian lisensi adalah:1. Untuk melindungi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.2. Memberikan kejelasan batas pelayanan yang diberikan kepada penerima pelayanan teknik elektromedik.

c. Pemberian lisensi kepada teknik elektromedik1. Tenega yang bekerja disarana pelayanan kesehatan diharuskan memiliki lisensi.2. Untuk kepentingan melamar pekerjaan didalam bidang teknik elektromedik.

d. Persyaratan mendapatkan lisensi diatur dan dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan atau pejabat oleh Menteri Kesehatan atas rekomendasi dari orang profesi sesuai dengan statifikasi yang dimilikinya.

e. Masa berlakunya lisensi adalah 5 tahun atau jangka waktu tertentu dan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, setelah itu diperpanjang dengan terlebih dahulu.

f. Akreditasi tenaga teknik elektromedik yang terdaftar.

IPSRS adalah singkatan dari Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit. Disinilah kantornya para

teknisi Rumah Sakit bekerja. IPSRS merupakan organisasi dalam Rumah Sakit yang bersifat teknis dan

koordinatif yang pelaksanaannya meliputi perbaikan sarana dan peralatan yang ada di Rumah Sakit.

Tujuannya adalah meningkatkan mutu pelayanan dan efisiensi RS.  

Sebagai salah satu unit yang berperan penting dalam kinerja Rumah Sakit, IPSRS sangat penting fungsi

dan perannya dalam menunjang sarana dan prasarana yang ada di Rumah Sakit. Dengan kata lain,

IPSRS adalah salah satu faktor syarat suatu RS bisa diakreditasi levelnya menjadi lebih

tinggi.Perkembangan teknologi alat-alat kedokteran yang semakin hari semakin pesat menyebabkan

pengelolaan IPSRS harus mendapatkan perhatian, karena betapapun canggihnya teknologi tersebut

akan menjadi sia-sia tanpa maintenance dan operator utility yang benar.

Tugas dan Kegiatan Umum IPSRS :

Operator Utility, menjadi operator suatu alat medis atau mengadakan training kepada tenaga kesehatan

yang lain untuk petunjuk pemakaian (SOP) alat medis yang benar.

Maintenance, perawatan rutin.

Perencanaan kegiatan pemeliharaan.

Pengukuran dan kalibrasi.

Rekayasa dan rancang bangun.

Manajemen informasi dan pemeliharaan.

Rujukan pemeliharaan.

Pengawasan pelaksanaan pengadaan barang dan tenaga kerja.

Pengawasan fasilitas dan keselamatan kerja.

Menurut PERMENKES No mor 340 Tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit, salah satu kriteria yang harus dimiliki oleh rumah sakit tipe B adalah memiliki Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari pelayanan Laundry /Linen, Jasa Boga/Dapur, Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas (IPSRS), Pengelolaan Limbah, Gudang, Ambulance, Komunikasi, Pemulasaraan Jenazah, Pemadam Kebakaran, Pengelolaan Gas Medik dan Penampungan Air Bersih.

   INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA RS UNHAS (IPSRS)

RS UNHAS merupakan rumah sakit tipe B. Menurut PERMENKES No mor 340 Tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit, salah satu kriteria yang harus dimiliki oleh rumah sakit tipe B adalah memiliki Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari pelayanan Laundry /Linen, Jasa Boga/Dapur, Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas (IPSRS), Pengelolaan Limbah, Gudang, Ambulance, Komunikasi, Pemulasaraan Jenazah, Pemadam Kebakaran, Pengelolaan Gas Medik dan Penampungan Air Bersih.

IPSRS adalah singkatan dari Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit. Disinilah kantornya para teknisi Rumah Sakit bekerja. IPSRS merupakan organisasi dalam Rumah Sakit yang bersifat teknis dan koordinatif yang pelaksanaannya meliputi perbaikan sarana dan peralatan yang ada di Rumah Sakit. Tujuannya adalah meningkatkan mutu pelayanan dan efisiensi RS. Sebagai salah satu unit yang berperan penting dalam kinerja Rumah Sakit, IPSRS sangat penting fungsi dan perannya dalam menunjang sarana dan prasarana yang ada di Rumah Sakit. Dengan kata lain, IPSRS adalah salah satu faktor syarat suatu RS bisa diakreditasi levelnya menjadi lebih tinggi. Perkembangan teknologi alat-alat kedokteran yang semakin hari semakin pesat menyebabkan pengelolaan IPSRS harus mendapatkan perhatian, karena betapapun canggihnya teknologi tersebut akan menjadi sia-sia tanpa maintenance dan operator utility yang benar.

3.1 Organisasi dan Manajemen Instalasi Pemeliharaan Sarana RS UNHAS3.1.1 Visi IPSRSVisi instalasi masih mengikut pada visi rumah sakit secara umum, yaitu:

Menjadi pelopor terpercaya dalam memadukan pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan yang bertaraf internasional.

3.1.2 Misi IPSRSMisi dari instalasi juga masih mengikut pada misi rumah sakit secara umum, yaitu:

          Menciptakan tenaga professional yang berstandar internasional dalam pendidikan, penelitian dan pemeliharaan kesehatan.

          Menciptakan lingkungan akademik yang optimal untuk mendukung pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan

          Mempelopori inovasi pemeliharaan kesehatan melalui penelitian yang unggul dan perbaikan mutu pelayanan berkesinambungan

          Memberikan pemeliharaan kesehatan secara terpadu dengan pendidikan, penelitian yang berstandar internasional tanpa melupakan fungsi sosial.

          Mengembangkan jejaring dengan institusi lain baik regional maupun internasional.

3.1.3 Falsafah IPSRSFalsafah instalasi masih mengikut pada falsafah rumah sakit secara umum, yaitu:

Menghargai hakekat manusia sebagai makhluk paripurna dengan totalitas dan nilai-nilai yang dianutnya.

3.1.4 Motto IPSRSMotto instalasi masih mengikut pada motto rumah sakit secara umum, yaitu:

“Tulus melayani”

3.1.5 Tujuan IPSRSTujuan instalasi masih mengikut pada tujuan rumah sakit secara umum, yaitu:

          Terciptanya Sumber Daya Manusia handal yang tulus dalam mengintegrasikan pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan.

          Terwujudnya upaya pemeliharaan kesehatan paripurna yang menyeluruh terintegrasi dan berkesinambungan.

          Terciptanya suasana akademik yang mendukung pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan yang bermutu dan aman.

          Terbinanya tim kerjasama professional yang solid dengan perbaikan mutu kinerja berkesinambungan.

          Terselenggaranya jejaring rumah sakit yang mengemban tugas pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan.

Analisis:Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa IPSRS belum mampu merumuskan

visi, misi, tujuan, dan falsafah khusus untuk instalsi tersebut. Hal ini dapat berpengaruh terhadap kinerja para staf.Alasan belum adanya visi, misi, tujuan, dan falsafah tersendiri ini adalah karena RS UNHAS baru beroperasi sekitar 1 tahun, sehingga masih perlu pembenahan-pembenahan. Namun, jika tidak ada perumusan sesegera mungkin, maka para staf akan bekerja tanpa target yang jelas untuk instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit secara khusus.

3.1.6 Struktur Organisai IPSRS

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Instalasi IPSRS RS. Unhas Tahun 2011

Analisis :Struktur organisasi instalasi ini menganut sistem organisasi garis. Di mana dalam bagan

organisasinya terlihat adanya kesatuan komando karena kepemimpinan berada ditangan satu orang dan setiap bawahan hanya bertanggung jawab terhadap satu orang pemimpin saja.

Struktur organsisasi ini sudah cocok untuk perusahaan ini, karena telah menggambarkan lima aspek struktur organisasi yang utama yaitu :

1.       Menggambarkan pembagian kerja, dimana setiap kotak mewakili tanggung jawab seseorang atau sub bagian untuk bagian tertentu dari beban kerja unit.

2.       Menunjukkan siapa atasan dan siapa bawahan sehingga jelas terlihat siapa melapor kepada siapa.

3.       Keterangan kotak-kotak telah menunjukkan tugas-tugas kerja dan tanggung jawab yang berbeda untuk setiap peranan yang berbeda.

4.       Keseluruhan bagan telah menunjukkan dasar pembagian aktivitas unit yang menurut penulis dibagi atas dasar fungsinya.

5.       Semua bagian unit pada tingkatan yang sama melapor pada orang yang sama.Dari struktur di atas, dapat dilihat bahwa sistem kerja di IPSRS tersebar di empat bagian

area kerja, yaitu bagian peralatan medik, bagian peralatan nonmedik, bagian bangunan, serta bagian administrasi dan logistik, yang bertanggungjawab kepada koordinator IPSRS. Kemudian koordinator tersebut bertanggungjawab kepada kepala bidang pelayanan penunjang dan sarana medik secara langsung. secara langsung.

Pembagian wilayah kerja dan tanggung jawab yang jelas ini, dapat mengoptimalkan hasil dari pekerjaan itu sendiri. Namun, jumlah SDM yang menempati bagian-bagian tersebut masih kurang. Hal ini dikarenakan RS UNHAS masih baru dalam beroperasi, sehingga masih dalam tahap awal proses pembenahan-pembenahan.

3.1.7 Tupoksi Instalasi IPSRSRumah sakit harus menyelenggarakan IPSRS, karena tanpa IPSRS, seluruh kegiatan yang

berhubungan dengan alat kesehatan maupun sarana-prasarana yang rusak akan terganggu dan tidak berjalan lancar.

Instalasi kerja IPSRS mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:1.       Melakukan rapat secara teratur2.       Membuat laporan dan melaporkannya kepada pimpinan rumah sakit tepat waktu3.       Melakukan rapat secara teratur dan menghadiri rapat tersebut.4.       Operator Utility , menjadi operator suatu alat medis atau mengadakan training kepada tenaga

kesehatan yang lain untuk petunjuk pemakaian (SOP) alat medis yang benar.

5.       Maintenance , perawatan rutin.

6.       Perencanaan kegiatan pemeliharaan.

7.       Pengukuran dan kalibrasi.

8.       Manajemen informasi dan pemeliharaan.

9.       Rujukan pemeliharaan.

10.   Pengawasan pelaksanaan pengadaan barang, tenaga kerja, fasilitas dan K3.

Dalam menjalankan tugasnya, kepala instalasi IPSRS wajib menerapkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, baik dalam lingkungan intern instalasi, maupun dengan instalasi-instalasi terkait, sesuai dengan tugasnya masing-masing.

Analisis:

Dari hasil pengamatan selama melakukan residensi I, dapat disimpulkan bahwa apa yang dikerjakan oleh staf IPSRS RS UNHAS sebagian besar telah sesuai dengan standar tugas pokok dan fungsi di atas. Petugas di instalasi IPSRS dapat bekerja secara professional dan sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Namun, untuk manajemen informasi peralatan masih banyak kekurangan.

Untuk lingkungan kerjanya, sebagian besar stafnya adalah laki-laki, terutama di bagian ruang panel atau bengkel. Hal ini karena, beban kerja dan risiko pekerjaannya cukup tinggi terkait pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana. Sehingga, staf perempuan ditempatkan pada bagian Administrasiinistrasi instalasi ini dan tidak terjun langsung ke lapangan secara langsung.

3.1.8 Uraian Tugasa.     Logistik

          Mengidentifikasi kebutuhan pendukung          Mengurus pembelian peralatan          Mengurus inventaris barang yang keluar dan masuk          Pengadaan barang dan peralatanb.     Teknisi          Memelihara alat-alat kesehatan          Mengecek kerusakan alat-alat kesehatan          Memperbaiki kerusakan alat-alat kesehatan          Dan tugas yang diberikan atasan/pimpinan langsungc.     Mekanikal          Pengecekkan kebocoran          Mengontrol pemakaian air, Listrik, AC, dan Lift          Pengecekkan air bersih          Memperbaiki WC          Pengecekkan Pompa Air          Dan tugas yang diberikan atasan/ pimpinan langsung

d. Telekomunikasi          Sharing Jaringan internet untuk kebutuhan Karyawan Rumah Sakit          Pemasangan dan Instalasi Komputer di setiap meja Kerja          Pemasangan Pesawat Telepon          Pemasangan Line Internet          Monitoring peralatan elektronik          Dan tugas lain yang diberikan atasan/pimpinan langsunge.      Elektrikal          Mengecek lampu, AC, Pompa dan Tangki Air          Mengecek saringan udara AC          Pemasangan Instalasi Terminal Listrik          Memperbaiki Saklar          Dan Tugas Lain yang diberikan atasan/ pimpinan langsungf.     Pemeliharaan Gedung

          Membersihkan dan mengatur ruangan yang akan digunakan dan telah digunakan          Memperbaiki alat yang rusak (Handle pintu, kran air,wastafel, dll)          Memonitoring kunci tiap ruangan Rumah Sakit          Dan tugas lain yang diberikan atasan/ pimpinan langsung

Analisis :

Semua bagain di IPSRS telah tebagi pekerjaannya. Sehingga, para staf dapat bekerja sesuai dengan tugas dan fungsi yang telah ditentukan sesuai job description yang telah ditetapkan.

3.1.9 Deskripsi KegiatanBerikut ini merupakan deskripsi kegiatan IPSRS RS UNHAS:

   Kegiatan Pemeliharaan / maintenanceo    Pemeliharaan Kuratif : Tidak   terjadwal, Break down unit   Penyetingan ulang bagian-bagian serta fungsinya   Penyetingan ulang parameter serta fungsinya   Penggantian spare part / bagian-bagian alat   Modifikasi spare part / bagian-bagian alat   Pengencangan serta pelumasan bagian-bagian   alato    Pemeliharaan Preventif : Terjadwal, Life time spare part   Pemantauan bagian-bagian serta fungsinya   Pemantauan setting parameter serta fungsinya dan hasil outputnya   Pengencangan serta pelumasan bagian-bagian   alat   Pembersihan / cleaning   Kegiatan perbaikan / repaire   Perencanaan pengadaan spare part / disposible acsessoris   Perencanaan kegiatan kalibrasi   Perencanaan kegiatan KSO dan kontrak servis

Analisis:Kegiatan-kegiatan ini adalah kegiatan yang rutin dilakukan di IPSRS. Semuanya berjalan

baik dan optimal. Namun, pada bagian penyimpanan data-data masih perlu mengalami pembenahan, karena belum lengkap data-data terkait IPSRS.

3.2   Spesifikasi SDM dan Jumlahnya3.2.1   Jumlah Pegawai dan Peranannya

Keadaan sumber daya manusia, dalam hal ini staf, di IPSRS RS UNHAS dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1Staf Instalasi IPSRS berdasarkan Tugas atau Peranannya RS UNHAS Tahun 2011

No Tugas dan Peranannnya Status Pendidikan Jumlah

1 Koordinator IPSRS CPNS S1 1

2 Logistik 1 Kontrak, 1 CPNS, 2 Magang

S1 (1)

D3 (3)4

3 Teknisi Alkes 1 CPNS, 1 Kontrak

S1 (1)

D3 (1)2

4 Teknisi Telekomunikasi Kontrak D3 1

5 Mekanikal 1 Kontrak, 5 Magang

S1 (1)

D3 (5)6

6 Elektrikal 1 CPNS, 3 Kontrak

S1 (3)

D3 (1)4

7 Pemelihara gedung 1 CPNS, 1 Magang

S1 (1)

D3 (1)2

Sumber: Data Sekunder RS. Unhas, 2011Analisis:

                        Dari tabel dapat dilihat bahwa latar belakang pendidikan D3 lebih banyak daripada yang latarbelaang S1. Menurut penulis, hal ini cukup baik, karena pada IPSRS lebih kepada permasalahan teknis, bukan konsep, sehingga yang lebih dibutuhkan adalah lulusan D3.                        Jumlah staf pada masing-masing bagian masih kurang. Namun, karena masih baru dalam beroperasi, maka kekurangan ini masih dapat dimaklumi. Selain itu, para staf juga belum terlalu terbebani dengan beban kerja yang tidak sesuai dengan jumlah SDM.

3.2.2   Waktu KerjaShift kerja di IPSRS terbagi dua, yaitu :

          Pegawai : 08.00-16.00          Magang : 07.30-14.00, 14.00-21.00, 21.00-07.30

Dari segi kedisiplinan, semua para staf dan teknisi biasanya masuk tepat waktu sesuai jadwal shiftnya.

3.3. Kinerja Kegiatan3.3.1 Indikator

Kinerja staf instalasi IPSRS dapat dilihat dari indikator berikut:          Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat (≤ 80%)          Ketepatan waktu pemeliharaan alat (100%)          Kedisiplinan (berdasarkan shift)

3.3.2 Hasil Observasi dan AnalisisDari hasil residensi I didapatkan bahwa kecepatan waktu teknisi menanggapi kerusakan

alat adalah sekitar 10-15 menit. Sedangkan ketepatan waktu pemeliharaan alat tergantung pada jenis kerusakan dan alat apa yang diperlukan. Jika alat yang diperlukan tidak ada di Makassar, maka dibutuhkan waktu sampai berbulan-bulan. Selain itu, kemampuan dan pengalaman teknisi dalam menangani kerusakan alat juga berpengaruh pada ketepatan waktu pemeliharaan alat.

Penanganan kalibrasi alat kesehatan biasanya dilakukan dengan pengajuan proposal yang berisi tentang alat apa yang akan dikalibrasi dan berapa dana yang dibutuhkan.  Untuk kedisiplinan, rata-rata semua staf datang dan pulang tepat waktu.

3.4 Deskripsi Fisik dan Bangunan IPSRS

3.4.1 Letak Instalasi IPSRSLokasi ruangan IPSRS sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan kegiatan pelayanan

yang dilakukan oleh unit terkait lainnya.Ruangan IPSRS terbagi atas 3, yang terletak di lantai 1, lantai 2, dan lantai 3. Ruangan

lantai 1 berfungsi sebagai ruang panel atau bengkel para teknisi memelihara dan memperbaiki peralatan yang ada di rumah sakit. Ruangan lantai 2 berfungsi sebagai ruang Administrasiinistrasi. Sedangkan di lantai 3 berfungsi sebagai tempat perencanaan.

Analisis:Letak ruangan-ruangan IPSRS ini cukup strategis. Sehingga, memudahkan dan

memperlancar proses pemeliharaan dan perbaikan alat kesehatan dan sarana prasarana rumah sakit.

3.4.2   Denah Ruangan Instalasi IPSRSRuangan pada instalasi pemeliharaan sarana Rumah sakit ini sudah memenuhi standar.

3.4.3   Kondisi Fisik dan BangunanStandar keadaan fisik dan lingkungan rumah sakit diatur dalam Kepmenkes No. 1204

Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.A.     Ruang Bangunan

Berdasarkan ketetapan yang terdapat dalam Kepmenkes No. 1204 Tahun 2004, instalasi IPSRS termasuk zona dengan risiko rendah. Adapun standar bangunan ruangan yang sesuai adalah sebagai berikut:

1.       Permukaan dinding harus rata dan berawarna terang2.       Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, kedap air, berwarna terang, dan

pertemuan antara lantai dengan dinding harus berbentuk konus.3.       Langit-langit harus terbuat dari bahan multipleks atau bahan yang kuat, warna terang, mudah

dibersihkan, kerangka harus kuat, dan tinggi minimal 2,70 meter dari lantai.4.       Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 meter, dan ambang bawah jendela

minimal 1,00 meter dari lantai.5.       Ventilasi harus dapat menjamin aliran udara di dalam kamar/ruang dengan baik, bila ventilasi

alamiah tidak menjamin adanya pergantian udara dengan baik, harus dilengkapi dengan penghawaan mekanis (exhauster).

6.       Semua stop kontak dan saklar dipasang pada ketinggian minimal 1,40 meter dari lantai.Analisis:Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, bahwa bangunan ruang IPSRS di RS

UNHAS telah memenuhi semua standar yang telah ditetapkan untuk bangunan ruangan berisiko tinggi, mulai dari dinding, lantai, ventilasi, dan lain-lain.

B.      Kualitas Udara, Pencahayaan, Suhu, Kelembaban, Tekanan Udara, dan KebisinganKualitas udara ruangan yang diharapkan sesuai Kepmenkes 1204 tahun 2004 adalah tidak

berbau (terutana bebas dari H2S dan Amoniak, serta kadar debu (particulate matter) berdiameter kurang dari 10 micron dengan rata-rata pengukuran 8 jam atau 24 jam tidak melebihi 150 μg/m3, dan tidak mengandung debu asbes. Selain itu, konsentrasi maksimum indeks angka kumannya harus sekitar 200-500 Mikro-organisme per m2 Udara (CFU/m3).

Indeks pencahayaan untuk instalasi IPSRS minimal 100 lux, dengan suhu 21-26 °C, tekanan udara seimbang dan toleransi kebisingan minimal 45 dBA dengan waktu pemaparan 8 jam.

Analisis:Dari hasil observasi, didapatkan bahwa kondisi kualitas udara pencahayaan, suhu,

tekanan udara, kelembaban, dan kebisingan telah sesuai dengan apa yang menjadi standar, sehingga berpengaruh positif pada kebetahan dan kenyamanan staf dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

3.4.4   Sarana dan Prasarana Instalasi IPSRS

Di bawah ini merupakan daftar inventaris sarana dan prasarana IPSRS :

Tabel 3.2

Inventaris Sarana Prasarana Instalasi IPSRS RS UNHASTahun 2011

NO NAMA BARANG KETERANGANJUMLAH BAIK RUSAK

1 Tool Cabinet 1 unit

2 Y- Type Audio Adapter 1 unit

3 Jet Pum Washing AC 1 unit

4 Regulator Manifold 1 unit

5 Kabel NYY 3x 1.5 mm Sesuai keb.

6 Outlet Stop kontak data Clipsal

Sesuai keb.

7 Sambungan T stop kontak Sesuai keb.

8 Lasdop Kabel Sesuai keb.

9 Klem Kabel Sesuai keb.

10 Kabel UTP Sesuai keb.

11 RJ 45 Sesuai keb.

12 Kabel NYW 3X1.5 mm Sesuai keb.

13 Stop Orde OB Clipsal Sesuai keb.

14 Dos OB clipsal Sesuai keb.

15 Stoker urde utc Sesuai keb.

16 Terminal Stop Kontak 6 Sesuai keb.

17 Terminal Stop Kontak 4 Sesuai keb.

18 OHM Sakar 1 buah

19 Working Table knock Down 1 buah

20 Digital Multimeter Auto Ringing 1 buah

21 Splitter 2 buah

22 Hammer stoning 1 buah

23 Screwdriver full set 1 buah

24 Electrical tape 5 buah

25 Wrench ballpoint 1 buah

26 Flash Light Led (Senter) 1 buah

27 Kanebo 1 buah

28 Changeover Switch 1 buah

Sumber: Data Sekunder, 2011Analisis:Analisis:         Sarana dan prasarana yang ada masih dalam kondisi baik dan dapat digunakan, sehingga dapat memperlancar kegiatan di instalasi pemeliharaan sarana RS UNHAS.

3.5 Kebijakan Instalasi IPSRS

   Prosedur Maintance          Ka.IPSRS membuat program maintenance acuan dan dijadikan pedoman petunjuk teknis dalam

penyusunan program kerja maintenance          Masing-masing Kordinator peralatan IPSRS membuat teknis pelaksanaan   untuk program

maintenance peralatan yang di bawahinya.          Teknisi pelaksana melakukan kegiatan maintenance sesuai jadwal yang telah dibuat untuk

setiap jenis peralatan atau ruangan          Jika dalam pelaksanaan maintenance diperlukan perbaiakan maka dilakukan prosedur

perbaikan, sedangkan jika tidak diperlukan perbaikan maka teknisi mengkonfirmasikan ke user/pemakai alat lalu teknisi mencatat dalam buku laporan.

   Prosedur Perbaikan

          Laporan dari user/ruangan masuk ke IPSRS melalui blangko laporan kerusakan atau via telepon ditembuskan ke Ka.IPSRS

          Ka.IPSRS nenelaah dan memberikan mandat kepada Kordinator peralatan baik itu medik atau non-medik

          Kordinator peralatan mengidentifikasi jenis kerusakan barang lalu memberi mandat kepada teknisi pelaksana untuk mengecek dan memperbaiki peralatan yang telah dilaporkan user

          Jika peralatan yang dicek kerusakannya tidak membutuhkan spare part, maka alat langsung diperbaiki

          Apabila membutuhkan spare part maka spare part di ambil di gudang logistik IPSRS lalu dipasang di alat.

          Namun jika spare part yang dibutuhkan tidak ada maka kordinator administrasi dan logistik IPSRS membuat daftar permintaan spare part yang dibutuhkan, lalu Ka.IPSRS dan Kordinator peralatan menandatangani daftar kebutuhan tersebut.

          Jika alat tersebut selesai diperbaiki dan baik, maka teknisi mengkonfirmasikan ke user dan dicatat dalam buku kegiatan

          Sedangkan jika alat tersebut tidak dapat diperbaiki/tidak berfungsi dengan baik dikarenakan tingkat kesulitan yang tinggi dan membutuhkan spare part yang spesifik stau rusak berat,maka alat tersebut di rencanakan untuk dikerjakan pihak III atau dihapuskan.

   Prosedur Penghapusan          Kordinator peralatan IPSRS menelaah tingkat kerusakan alat yang dikerjakan oleh teknisi

pelaksana          Jika alat mengalami kerusakan berat maka Kordinator peralatan IPSRS memerintahkan

Kordinator   Administrasi dan Logistik untuk membuat laporan daftar barang yang mau di hapus.          Ka. IPSRS dan Kordinator peralatan IPSRS menandatangani laporan daftar barang yang mau

dihapus tersebut Laporan daftar barang yang mau dihapus tersebut lalu diteruskan ke Direktorat Umum dan Operasional.Analisis:

Untuk kebijakan-kebijakan ini masih dalam tahap perbaikan. Karena, saat ini RS UNHAS masih dalam tahap proses pembuatan kebijakan GCI secara keseluruhan.