strategi dakwah ustadz h. gustiri dalam...
TRANSCRIPT
STRATEGI DAKWAH USTADZ H. GUSTIRI
DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN PENDENGAR
TENTANG AJARAN ISLAM MELALUI PROGRAM OPTIMIS
(OBROLAN SEPUTAR IMAN DAN ISLAM)
DI RADIO CBB 105,4 FM
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk
Memenuhi Salah satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
Achmad Riad Firdaus
NIM: 109051000054
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
J A K A R T A
1435 H/2014 M
STRATEGI DAKWAH USTADZ H. GUSTIRI
DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN PENDENGARTENTANG AJARAN ISLAM NIELALUI PROGRAM OPTIN{IS
(OBROLAN SEPUTAR IMAN DAN ISLAM).
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untukMemenuhi Salah satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
Achmad Riad FirdausNIM: 109051000054
Dosen Pembimbing
JURUSAN
FAKULTAS
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF IIIDAYATULLAH
JA K A RT At43s ltt20t4 M
Nununs KhoiriNIP 1973072s 200 12018
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "STRATEGI DAKWAH USTADZ H. GUSTIRI DALAM
MBNINGKATKAN PEMAHAMAN AJARAN ISLAM MELALUI PROGRAM
OPTIMIS (OBROLAN SEPUTAR rMAN DAN rSLAM) Dr RADIO CBB 105,4
FM" telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 28 Januari2014.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Komunikasi Islam (S.Kom.I.) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta, 28 J anuari 20 1 4
Sidang Munaqasyah
Sekretaris
Anggota,
Penguji I
Pembimbing
Ketua
at Baiha61729200912 NIP. 197108
NIP. 19580910 1 96{n202199503 I 001
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Denganinisayamenyatakanbahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semuasumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,09 Januari 2014
Achmad Riad Firdaus
i
ABSTRAK
Achmad Riad Firdaus Strategi Dakwah Ustadz H. Gustiri Dalam Meningkatkan Pemahaman Ajaran
Islam Melalui Program Optimis (Obrolan Seputar Iman Dan Islam) Di Radio CBB
105,4 FM
Islam adalah agama dakwah. Dakwah perlu dilaksanakan secara sitematis
menggunakan strategi tertentu. Ustadz H. Gustir sebagai seorang da’i memiliki
strategi dakwah yang unik dan baru. Di satu sisi strategi dakwah membantu
mensukseskan proses dakwah. Di sisi lain harus dirumuskan secara sistematis.
Untuk mengetahui cara Ustadz H. Gustiri dalam menentukan strategi
dakwah yang tepat diperlukan rumusan masalah. Adapun rumusan masalahnya
adalah: Bagaimana perencanaan dakwah yang dilakukan oleh ustadz H. Gustiri
melalui program optimis-(obrolan seputar iman dan islam) di radio cbb 105.4
FM? Bagaimana tujuan dakwah yang dirumuskan oleh ustadz H. Gustiri melalui
program optimis-(obrolan seputar iman dan islam) di radio cbb 105.4 FM?
Bagaimana pelaksanaan dakwah yang dilakukan ustadz H. Gustir melalui program
program optimis-(obrolan seputar iman dan islam) di radio cbb 105,4 FM?
Ustadz H. Gustiri mulai merencanakan starategi dakwahnya dengan
menentukan materi dakwah, menentukan metode dakwah dan menentukan media
dakwah. Ketiga hal tersebut dipilih mensukseskan kegiatan dakwah. Dengan
menentukan terlebih dahulu materi dakwahnya, Ustadz H. Gustiri akan dengan
mudah menyampaikan tausiahnya kepada para pendengan. Begitu juga dengan
penentuan metode dakwah, Ustadz H. Gustiri mencoba merancang model dakwah
yang hendak dia gunakan. Sedangkan menentukan media dakwah adalah untuk
memberikan kemudahan dalam proses dakwahnya.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah starategi dakwah Al-
Bayanuni, yang peneliti kutip dari buku “Ilmi dakwah” karangan Moh. Ali Aziz.
Al-Bayanuni membagi starategi dakwah dalam tiga bentuk, yaitu; Strategi
sentimentil (al-manhaj al-‘athifi), Strategi rasional (al-manhaj al-‘aqli) dan
Starategi indriawi (al-manhaj al-hissi).
Tujuan Ustadz H. Gustiri dibagi atas dua bagian, yaitu tujuan utama dan
tujuan khusus. Tujuan utamanya adalah untuk mempertahankan, melesatarikan
dan menyempurnakan umat melalui siraman rohani di radio CBB dalam acara
OPTIMIS. Sedangkan tujuan khususnya adalah dengan cara memperluas ukhuwah
Islamiyah sehingga beliau dapat menyebarkan siar dakwah tidak hanya di Radio
saja. Secara garis besar pelaksanaan dakwah Ustadz H. Gustiri sudah ditentukan
oleh pihak Radio sesuai format acara OPTIMIS. Dengan format acara obrolan
santai Ustadz H. Gustiri hanya diposisikan sebagai Narasumber saja, sedangkan
sisanya diserahkan pada Putra Wijaya sebagai pemandu acara. Hal itu dilakukan
terus menerus hingga siaran selesai.
Keywoord: Al-Bayuuni, al-manhaj al-‘athifi, al-manhaj al-‘aqli, al-manhaj al-
hissi dan OPTIMIS.
ii
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas
segala rahmat dan kemudahan dari-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan pada junjungan Nabi
Besar Muhammad SAW, para keluarga beliau, para sahabat beliau yang mulia,
dan orang-orang yang mengikuti beliau dengan kebaikan hingga hari pembalasan.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari benar bahwa tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak terkait, penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Karena berkat arahan, bantuan, petunjuk dan motivasi yang
diberikan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna mendapatkan
gelar Strata Satu (S1) di jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM), Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi (FIDKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A, selaku Pembantu Dekan Bidang
Akademik, Bapak Drs. Suparto, M.A, selaku Pembantu Dekan Bidang
Administrasi dan Keuangan. Dan Drs. Jumroni M.A, selaku Pembantu
iii
Dekan Bidang Kemahasiswaan.
3. Bapak Rachmat Baihaki, MA, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam (KPI) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
selalu memberikan bantuan kepada penulis selama perkuliahan.
4. Dra. Umi Musyarofah, M.A, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam (KPI).
5. Dra. Hj. Nunung Khariyah, MA Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan arahan kepada penulis, saran serta motivasi selama
penulisan skripsi ini. Terimakasih atas bantuannya.
6. Seluruh Dosen dan Karyawan di Lingkungan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Untuk ayahanda tercinta Drs. H. Suandih dan ibunda Hj.Sri Rosmiati yang
telah mendidik penulis dan juga tak kenal lelah menyemangati penulis, yang
sekuat tenaga memberikan pendidikan kepada penulis hingga penulis bisa
menyusun skripsi ini dan memberikan materi dan motivasi kepada penulis.
8. Ustaz Drs. H. Gustiri M.A.K dan beserta keluarga yang dengan kesabaran dan
kasih sayang memberi dukungan dan motivasi kepada penulis untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini, serta memberikan bantuan berupa informasi dan
data yang diperlukan.
9. Terimakasih kepada pihak Radio CBB 105,4 FM yang banyak sekali
membantu dan memberikan informasi kepada penulis, khususnya Bapak
Putra, Ibu Tuty dan Bapak Saiful uyun.
10. Kepada jama’ah Dzikir, tawasulan malam jum’at yang diadakan dikediaman
Ustadz H. Gustiri, trimakasih sudah memberikana informasi sehingga penulis
iv
bisa mendapatkan data yang diperlukan.
11. Kakak-kakaku tersayang Mega, Via, Ika dan Adiku Nugraha dan semua
saudara dan sepupuku yang tercinta terimakasih atas dorongan motivasinya.
12. Sahabat-sahabatku KPI Angkatan 2009, khusunya kelas KPI B teman
seperjuangan yang telah memberikan motivasi selama penyusunan skripsi ini.
terimakasih atas kebersamaannya, penulis bangga menjadi bagian dari kalian.
Tetap berjuang dan tetap semangat.
13. Tak lupa untuk ananda Lita Santriani Supardi, yang mana disela-sela waktu
terus memotivasi penulis.
Besar harapan penulis bahwa skripsi ini dapat menambah keilmuan
terutama bagi rekan-rekan mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis sadari bahwa skripsi ini masih
banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, penulis menyadari
pentingnya kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat menjadi
masukan di masa mendatang. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberi
manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pihak lainnya pada umumnya.
Ciputat, 09 Januari 2014
Penulis
Achmad Riad Firdaus
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah.......................................... 5
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ................................................ 6
D. Metodologi ............................................................................... 7
E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 10
F. Sistematika Penulisan ............................................................... 11
BAB II KERANGKA TEORI
A. Strategi ...................................................................................... 13
B. Dakwah ..................................................................................... 16
C. Strategi Dakwah ....................................................................... 29
D. Program .................................................................................... 36
BAB III BIOGRAFI USTADZ H. GUSTIRI
A. Latar Belakang Keluarga .......................................................... 41
B. Latar Belakang Pendidikan ....................................................... 42
C. Perjalanan Dakwah dan Karya-Karya Ustadz Gustiri .............. 43
D. Sekilas Profil Program OPTIMIS-Obrolan Seputar Iman dan
Islam di Radio CBB ................................................................... 44
vi
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
A. Perencanaan dakwah yang dilakukan oleh Ustadz H. Gustiri melalui program
optimis-(obrolan seputar iman dan islam) di Radio CBB 105.4 Fm
B. Tujuan dakwah yang dirumuskan oleh ustadz Ustadz H. Gustiri melalui program
optimis-(obrolan seputar iman dan islam) di Radio CBB 105.4 Fm
C. Pelaksanaan dakwah yang dilakukan Ustadz H. Gustir melalui program program
optimis-(obrolan seputar iman dan islam) di Radio CBB 105,4 Fm
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 68
B. Saran-Saran............................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama dakwah.1 Artinya agama yang selalu mendorong
pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah, mengajak
dan menyeru orang lain untuk menerima Islam dan menyakini dengan cara
tersendiri.2
Dakwah merupakan salah satu fungsi kodrati seorang muslim, yaitu fungsi
kerisalahan berupa proses pengkondisian agar seseorang atau masyarakat
mengetahui, memahami, mengimani dan mengamalkan Islam sebagai ajaran
dan pandangan hidup.3
Dakwah harus dikemas dengan metode yang tepat dan sesuai dengan
materi yang disampaikan. Dakwah harus disampaikan dengan aktual, faktual
dan konstektual. Aktual dalam arti kongkrit memecahkan masalah yang
sedang terjadi dan hangat ditengah masyarakat. Faktual dalam arti kongkrit
dan nyata. Konstektual dalam arti relevan dan menyangkut problematika yang
sedang dihadapi masyarakat.4 karena itu, para da’i haruslah memilih metode
yang tepat agar dakwah menjadi aktual, faktual dan kontekstual. Sedangkan
materi dakwah itu mencakup segala aspek kehidupan manusia dengan
landasan agama Islam.
1 M. Mansyur Amin, Dakwah Islam Dalam Pesan Moral (Jakarta: Al-Amin Press, 1997),
h.31. 2Said Abdullah Bin Alwi Al-Hadad. Kesempurnaan Dan Kemuliaan Dakwah Islam
(Bandung: Pustaka Setia, 2001), h.55. 3 Abdul Munir Mulkhan, Ideologisasi Gerakan Dakwah: Episode Kehidupan M. Natsir &
Azhar Basyir (Yogyakarta: Sipress, 1996), h. 205. 4Hamka, Prinsip Dan Kewajiban Dakwah Islam (Jakarta:Pustaka Panjimis, 1990), h.74.
2
Dalam kehidupan masyarakat yang semakin kompleks ini, Dakwah Islam
memerlukan sebuah strategi baru yang mampu mengantisipasi perubahan
zaman yang semakin dinamis. Sehingga peradaban Islam sekarang ini
meningkatkan kebangkitan ummat di zaman modern dan diperlukan pola
strategi yang tepat.5
Ajaran Islam mengandung banyak petunjuk (bimbingan) dalam segala
bidang kehidupan. Firman Allah SWT yang terdapat dalam Al-Quran dan
Sunnah Rasul dapat digunakan oleh setiap orang, yang memahaminya dan
dapat pula dimanfaatkan oleh para ahli di bidangnya.6 Sehingga mampu
mendorong manusia yang definitif yang rumusanya bisa diambil dari al-
Qur’an- Hadist oleh da’i, sesuai dengan ruang lingkup dakwahnya.
Salah satu sarana dakwah melalui media massa adalah radio. Radio
dianggap efektif dalam penyampaian informasi pada masyarakat, sebab radio
merupakan alat informasi yang paling banyak dimiliki masyarakat dengan
harga yang bisa dijangkau pula, karena radio mempunyai daya persuasi yang
khusus bagi masyarakat pendengar, kapan dan dimana saja.
Ketepatan dalam penyampaian nilai-nilai dakwah melalui radio inilah
yang lebih memudahkan daya tarik masyarakat terhadap nilai-nilai yang
disampaikan oleh subyek dakwah melalui radio tersebut. Selain itu, radio
media massa bersifat personal sehingga pesan dapat dimaknai secara unik dan
pribadi.7 Kecanggihan teknologi komunikasi radio juga turut serta
mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk dalam kegiatan
dakwah.
5 M. Bahri Ghozali, Komunikasi Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah
(Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1997), cet ke-1, h. 33. 6 Zakia Derajat, Psikotrapi Islam (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2002), cet. ke-1, h.25.
7 Santi Indra Astuti, Jurnalis Radio Teori dan Praktek (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2008), h.15.
3
Dengan mengetahui kelebihan radio, maka media radio dapat
dimanfaatkan sebagai media dakwah. Sebab sangat diharapkan dengan
dakwah yang dilakukan melalui program siaran radio, dapat berjalan efektif
dan efesien sebagai salah satu pola penyampaian informasi dan upaya transfer
ilmu pengetahuan dan agama.8
Dengan demikian, siaran radio dapat dinikmati oleh semua kalangan
dilapisan masyarakat sesuai minat dan keinginan masyarakat. Program siaran
radio yang berkualitas dapat dinikmati kapan saja dan di mana saja, selagi
norma pada masyarakat masih berlaku pada siaran radio tersebut, maka siaran
radio juga bisa dijadikan sebagai sarana yang dapat digunakan untuk media
berdakwah. Sebab sangat diharapkan bahwa dakwah yang dilakukan melalui
siaran radio dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Salah satu radio yang menyiarkan program dakwah adalah Radio Cakti
Budhi Bhakti (CBB Bandar Dangdut) 105.4 FM, Radio CBB adalah Radio
Pelopor Dangdut Jakarta yang didirikan pada tahun 1971. Walaupun radio
CBB adalah radio dangdut tidak dipungkiri kalau radio CBB mempunyai
program dakwah untuk memperbanyak program yang bermanfaat dan
mempunyai sumber ilmu pengetahuan yang luas.
Radio CBB mempunyai 18 Program yaitu BEGADANG, Mami
Bergoyang (Malam Minggu Bergoyang), CBB ETNIK, Sang Bintang, RAJA &
RATU, Dendang Melayu, ALBUM LAWAS, DANGDUT IRAMA NOSTALGIA
– ALADIN, Fatwa Pujangga, Obral Obrol - O2 CBB, Disco Dangdut,
Bintang Udara, GERBANG BATAVIA, Bandar Dangdut CBB, Goyang
8M.Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikatif
Dakwah (Jakarta:CV. Pendoman Ilmu Jaya, 1997), cet. ke-1, h. 33.
4
Jakarta, Bibir Jakarta, OBROLAN SEPUTAR IMAN & ISLAM – OPTIMIS,
CITRA MUSLIMAH, AJANG MEMBINA IMAN – AMIN. Program siaran CBB
dapat dikatakan sangat fariatif mulai dari lagu Indonesia, berita, dangdut, lagu
dari Sunda, Jawa, Batak, Padang, ada juga lagu-lagu kroncong, sejarah
Jakarta, penyajian informasi terkait dengan hari-hari penting dan ceramah
agama setiap pagi dan sorenya.
Tujuan CBB untuk mencerdaskan bangsa inilah yang melandasi radio
ini selalu memberikan inovasi-inovasi program yang syarat dengan nilai-nilai
positif. Sehingga radio CBB dapat bersaing dengan radio lainnya untuk
menghasilkan yang terbaik buat para pendengarnya sehingga sampai saat ini
radio CBB mempunyai banyak pendengar. Program siaran bernuansa Islami
inilah salah satu program siaran yang diberikan kepada pendengarnya. Ada
tiga program yang bernuansa Islami yaitu: obrolan seputar iman dan Islam–
optimis,citra muslimah, ajang membina iman–amin.9
Semua program yang ada di Radio CBB sudah cukup bagus dan
banyak digemari oleh masyarakat, Akan tetapi dari ketiga program bernuansa
Islami tersebut ada satu program yang memiliki pendengar paling banyak
yaitu Program Obrolan Seputar Iman dan Islam (Optimis). Karena banyaknya
jumlah pendengar program optimis ini dilihat dari jumlah sms atau telepon
yang masuk, sehingga diantara tiga program dakwah yang ada di radio CBB
optimislah yang paling banyak pendengarnya.
Peneliti sangat tertarik dengan kajian tentang strategi ustadz dalam
berdakwah melalui media radio. Terutama strategi Ustadz H. Gustiri dalam
99
Wawancara kepada saiful uyun , jabatan stasion manager, pada tanggal 12-06-2013 di radio cbb
5
berdakwah melalui program OPTIMIS di radio CBB, karena kajian yang
disampaikan Ustadz H. Gustiri sangatlah menarik sekali, beliau mempunyai
wawasan yang sangat luas, orangnya humoris dan jelas dalam penyampainya
tausiahnya, suka berpantun dan beliau disebut juga ustadz sejuta singkatan
sehingga ceramahnya sangat digemari oleh masyarakat pendengar radio
CBB10
.
Atas pencapaian tersebut, tentu saja dipengaruhi oleh strategi–strategi
yang diterapkan pada setiap aspek yang terkait dan juga didukung oleh
narasumber dan pembawa acara yang profesional agar program yang ada
diradio CBB bisa dikemas dengan baik sehingga mendapatkan pendengar
yang banyak. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik
mengangkat masalah tersebut kedalam skripsi dengan judul “STRATEGI
DAKWAH USTADZ H. GUSTIRI DALAM MENINGKATKAN
PEMAHAMAN PENDENGAR TENTANG AJARAN ISLAM MELALUI
PROGRAM OPTIMIS (OBROLAN SEPUTAR IMAN DAN ISLAM) DI
RADIO CBB 105,4 FM”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, agar tidak terlalu meluas, Maka difokuskan
untuk dibatasi pada strategi dakwah Ustadz H. Gustiri dalam Program
Optimis- Obrolan Seputar Iman dan Islam Di Radio CBB 105,4 Fm yang
disiarkan setiap hari Senin s/d Sabtu pada pukul 05.00-06.00 WIB hanya
pada Bulan Juli sampai September 2013.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka permasalahan yang ingin
10
Wawancara pribadi dengan putra wijaya, di radio CBB 105.4FM, 03 Oktober 2013
6
dikaji peneliti dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai
berikut:
a. Bagaimana perencanaan dakwah yang dilakukan oleh ustadz H.
Gustiri melalui program optimis-(obrolan seputar iman dan islam) di
radio cbb 105.4 Fm?
b. Bagaimana tujuan dakwah yang dirumuskan oleh ustadz H. Gustiri
melalui program optimis-(obrolan seputar iman dan islam) di radio
cbb 105.4 Fm?
c. Bagaimana pelaksanaan dakwah yang dilakukan ustadz H. Gustir
melalui program program optimis-(obrolan seputar iman dan islam) di
radio cbb 105,4 Fm?
C. Tujuan dan Manfaat Peneliti
1. Tujuan Peneliti
a. Untuk mengetahui perencanaan dakwah yang dilakukan oleh ustadz
H. Gustiri melalui program optimis-(obrolan seputar iman dan islam)
di radio cbb 105.4 Fm
b. Untuk mengetahui tujuan dakwah yang dirumuskan oleh ustadz H.
Gustiri melalui program optimis-(obrolan seputar iman dan islam) di
radio cbb 105.4 Fm
c. Untuk mengetahui pelaksanaan dakwah yang dilakukan ustadz H.
Gustir melalui program program optimis-(obrolan seputar iman dan
islam) di radio cbb 105,4 Fm
2. Manfaat Peneliti
a. Secara Akademis
7
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi
tentang strategi dakwah bagi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi khususnya jurusan komunikasi penyiaran Islam, sehingga
dapat dijadikan rujukan untuk penelitian yang akan datang.
b. Secara praktis
Peneliti ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
perkembangan penyiaran radio yang berkaitan dengan keutuhan
individual atau kelompok.
D. Metodologi
1. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif
teknik pengumpulan data. Yaitu dengan cara mengikuti program yang diisi
oleh Ustadz H. Gustiri dengan mewawancarainya. Pendekatan yang
digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan
yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan prilaku yang diamati.11
Data yang diperoleh oleh peneliti
juga menggunakan metode deskriftif, yaitu langkah-langkah yang
digunakan untuk representasi objek sumber informasi. Dengan kata lain
metode ini tidak terbatas sampai pada pengumpulan data, tetapi juga
analisis dan interprestasi tentang dari data tersebut.12
Dengan menggunakan metode deskriftif ini, data yang diperoleh
dipaparkan atau digambarkan dalam sebuah tulisan ilmiah.
11
Lexy J. Meleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1999), cet. ke-1, h. 138. 12
Soejono dan H. Abdurrahman, Metode Penelitian Suatu Penerapan (Jakarta: Rineka
Cipta, 2005), h. 24.
8
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah kantor radio CBB 105.4 FM yang beralamatkan
Jl.H.Peeng No.9 Batusari, Kebon Jeruk, Jakarta.
Website: www.bandardangdut.net
3. Subyek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Ustadz H. Gustiri, sedangkan objeknya
adalah Strategi Dakwah Ustadz H. Gustiri dalam Siaran Dakwah Program
OPTIMIS- Obrolan Seputar Iman dan Islam di Radio CBB 105,4 Fm
Jakarta.
4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun untuk pelaksanaan penelitian ini, teknik pengumpulan data
yang akan dilakukan adalah melalui:
a. Observasi
Metode ini diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan
sistemetik fenomena-fenomena yang diselidiki. Metode ini penulis
pergunakan sebagai penguat dan pelengkap data yang diperoleh
dengan metode wawancara dan dokumentasi.
b. Wawancara
Dalam hal ini merupakan teknik pengumpulan data-data dengan
cara tanya jawab langsung kepada Ustadz H. Gustiri. Dan
mewawancarai pihak radio serta para pendengar baik dua orang atau
lebih tetapi dalam kedudukan yang berbeda, yakni antara peneliti dan
informan (pihak yang diteliti).
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah data pendukung yang memperkuat data primer
9
yang didapat dari sumber data yang berupa dokumentasi dan laporan.
Selain itu menurut Hasanuni Saleh metode dokumentasi merupakan
metode untuk mencari data mengenai variabel-variabel yang berupa
catatan, buku, surat kabar, notulen, agenda, foto dan sebagainya.13
5. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini data akan dianalisis berdasarkan data-data yang
telah ditemukan atau terkumpul. Kemudian penulis mendeskripsikan,
menggambarkan, melaporkan bagaimana strategi dakwah Ustadz H.
Gustiri dalam meningkatkan pemahaman pendengar terhadap ajaran islam
tentang aqidah melalui program acara optimis (obrolan seputar iman dan
islam) di radio cbb 105,4 fm.
Maksudnya peneliti berusaha mendeskripsikan hasil wawancara,
observasi, dokumentasi, dan juga temuan lainnya kedalam tulisan
penelitian skripsi ini secara jelas apa adanya, sesuai dengan fakta yang ada
dilapangan.
6. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Menurut Lexy J. Maleong teknik triangulasi keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.14
Teknik
trianggulasi digunakan sebagai pemeriksaan dan pengecekan data dari
hasil pengamatan yang memanfaatkan sumber dan metode.
Adapun triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
13
Hasanudi Saleh, Metodology Research (Bandung: Tarsito,1989), h. 134. 14
Lexy J. Maleong, Metode Penelitan Kualitatif (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya Offset,
2001), h. 247.
10
melalui alat dan waktu yang berbeda dengan metode kualitatif yaitu dapat
dilakukan dengan beberapa cara: (1) membandingkan apa yang dikatakan
secara pribadi, (2) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang
tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, (3)
membandingkan keadaan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan orang, (4) membandingkan hasil wawancara dengan isi
suatu dokumen yang berkaitan.
Sedangkan triangulasi dengan metode meliputi dua hal yaitu: (1)
pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa
teknik pengumpulan data, (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa
sumber data dengan metode yang sama.15
Dalam hal ini penulis akan
mengamati secara langsung ke lokasi penelitian di radio CBB ataupun di
tempat Ustadz H. Gustiri berdakwah untuk memperoleh data-data yang
diinginkan, sehingga adanya relevansi dengan persoalan yang diteliti.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam menentukan judul skripsi ini, penulis mengadakan tinjauan
kepustakaan di Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan
juga di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, diantaranya:
1. “Strategi Dakwah Majelis Az-Zikra Dalam Menciptaka Keluarga Sakinah
Di Daerah Sawangan Depok” yang di teliti oleh Boby Rahman. Mahasiwa
Jurusan Manajement Dakwah tahun 2010, UIN Jakarta. Dalam skripsi ini
menganalisis tentang lembaga titian keluarga sakinah yang merupakan
sebuah lembaga yang bernaung di bawah yayasan az-zikra, Sawangan
Depok. Lembaga ini memiliki dua buah strategi yang mereka terapkan
15
Lexy J. Maleong, Metode Penelitian …, h. 330.
11
dalam menerapkan tujuan yaitu keluarga sakinah untuk setiap lapisan
masyarakat. Strategi tersebut adalah pembinaan untuk ruhyah. Yang
didalamnya ada pembekalan program-program seperti tausyiah, ceramah
dan konsultasi, kegiatan dzikir dan doa bersama ditunjukan untuk para
anggota secara khusus dan dan jamaah majlis dan jamaah az-zikra secara
umum. Berbeda dengan karya ilmiah penulis yang hanya bertujuan untuk
mengetahui Strategi Dakwah Ustadz H. Gustiri dalam program OPTIMIS
diradio CBB.16
2. Strategi Komunikasi Dakwah Pada Radio Rama FM Yogyakarta yang
diteliti oleh Mustaqin Abdullah. Mahasiswa jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam tahun 2009, UIN Yogyakarta. Dalam skripsi ini
menganalisis Strategi komunikasi pada radio Rama FM Yogyakarta.
Persamaan dengan penelitian penulis sama-sama meneliti mengenai
strategi dalam pengembangan radio. Bedanya penulis meneliti dengan
bagaimana seorang ustadz untuk berdakwah melalui radio.17
3. Strategi Dakwah Ikatan Remaja Masjid Al-Mittaqin di Kelurahan Pondok
Jagung” yang diteliti oleh Imam Maspupah Jurusan Komunikasi Dan
Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2010. Dalam skripsi tersebut membahas tentang strategi
dakwah IRMA al-Muttaqin dalam aktifitas dakwahnya secara keseluruhan.
Berbeda dengan skripsi yang penulis buat yaitu lebih difokuskan meneliti
16
Boby Rahman, Strategi Dakwah Majelis Az-Zikra Dalam Menciptaka Keluarga
Sakinah Di Daerah Sawangan Depok (UIN Jakarta: Mahasiswa Jurusan Manajement Dakwah,
2010). h. 33. 17
Mustaqin Abdullah, Strategi Komunikasi Dakwah Pada Radio Rama FM Yogyakarta
(Jakarta: Mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, 2009), h. 75.
12
tentang bagaimana Strategi Dakwah seorang ustadz dalam berdakwah
dalam radio.18
F. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang baru
diuraikan dalam penelitian ini, maka penulis membagi sistematika penulisan
ke dalam lima bab:
BAB I: PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,
tinjauan kepustakaan, dan sistematika penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORI
Bagian tinjauan teoritis, dalam hal ini penulis memuat tentang pengertian
Pengertian Strategi, Dakwah, Strategi Dakwah, Program.
BAB III: PROFIL USTAD H. GUSTIRI DAN GAMBARAN UMUM
RADIO CBB 104,5 FM DAN PROFIL PROGRAM OBROLAN
SEPUTAR IMAN & ISLAM
Dalam bab ini memaparkan tentang profil ustad H. Gustiri dan sekilas
Profil Program Obrolan Seputar Iman & Islam.
BAB IV: TEMUAN DAN ANALIS DATA
Pada bab ini menjelaskan tentang Bagaimana perencanaan dakwah yang
dilakukan oleh ustadz H. Gustiri melalui perogram acara optimis-(obrolan
seputar iman dan islam) di radio cbb 105.4 Fm. Bagaimana tujuan dakwah
yang dirumuskan oleh ustadz ustadz H. Gustiri melalui program acara
18
Imam Maspupah, Strategi Dakwah Ikatan Remaja Masjid Al-Mittaqindikelurahan
Pondok Jagung dalam (Jakarta: Mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, 2010)
13
optimis-(obrolan seputar iman dan islam) di radio cbb 105.4 Fm. Bagaimana
pelaksanaan dakwah yang dilakukan ustadz H. Gustir melalui program acara
program optimis-(obrolan seputar iman dan islam) di radio cbb 105,4 Fm
BAB V: PENUTUP
Berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan, sebagai
kesimpulan dan jawaban masalah yang telah dirumuskan secara singkat,
kemudian ditambah dengan saran-saran yang berkaitan dengan hasil temuan
dalam penelitian.
14
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Strategi
Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah ilmu seni
menggunakan sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan
tertentu diperang dan damai atau rencana yang cermat mengenai kegiatan
untuk mencapai sasaran khusus.1
Strategi sebagai sebuah kosa kata pada mulanya berasal dari bahasa
Yunani, yaitu “Strategos”. Kata “Strategos” ini berasal dari kata “Stratos”
yang berarti militer dan “Ag” yang artinya memimpin. Bedasarkan
pemaknaaan ini, maka strategi pada awalnya bukan kosakata disiplin ilmu
manajemen, namun lebih dekat dengan bidang kemiliteran.2 Strategi adalah
sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan penerapan serangkaian
rencana tindakan dan alokasi sumber daya yang penting dalam mencapai dasar
dan sasaran dengan memperhatikan keunggulan kompetitif dan sinergis yang
ideal berkelanjutan, sebagai arah, cakupan, dan perspektif jangka panjang
keseluruhan yang ideal dari individu atau organisasi.3
Sedangkan strategi dalam pengertian terminologi terdapat beberapa
pendapat oleh beberapa pakar, untuk mengetahui lebih jelas pengertian
strategi, penulis mengedepankan pengertian strategis, antara lain:
1. Faulkner dan Johnson sebagaimana dikutip Triton PB menjelaskan bahwa
strategi adalah:
“Strategi memperhatikan dengan sungguh-sungguh arah jangka
panjang dan cakupan organisasi. Strategi juga secara kritis memperhatikan
1 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia
edisi ketiga (Jakarta: Balai pustaka, 2005), h. 1092. 2 Triton PB, Manajemen Strategi (Yogyakarta: Tugu Publisher, 2007), h.13.
3 Triton PB, Manajemen Strategi, h. 17.
15
dengan sungguh-sungguh posisi organisasi itu sendiri dengan
memperhatikan lingkungan dan secara khusus memperhatikan pesaingnya.
Strategi memperhatikan secara sungguh-sungguh pengadaan keunggulan
kompetitif, yang secara ideal berkelanjutan sepanjang waktu, tidak
manuver teknis, tetapi dengan menggunakan perspektif jangka secara
keseluruhan.” 4
2. Dalam ilmu komunikasi, Onong Uchjana Effendi mengatakan “Strategi
pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai
tujuan, akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, starategi tidak berfungsi
sebagai peta jalan yang hanya memberikan arah saja melainkan harus
mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.”5
Setelah memperhatikan dari berbagai pendapat tentang strategi, secara
pengertian terminologi strategi adalah taktik atau cara yang disusun dengan
seksama untuk mencapai suatu keberhasilan.6
Dalam strategi mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan,
program dan kegiatan yang nyata dalam mengantisipasi perkembangannya.
Kurangnya penerapan dalam strategi yang telah direncanakan gagal, akan
tetapi penetapan strategi dengan baik dapat mengkokohkan strategi menjadi
lebih efektif.
B. Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Dakwah secara lughawi berasal dari bahasa arab, merupakan bentuk dari kata masdar da‟a, yad‟u, da‟watan yang berarti seruan,
4Triton PB, Manajemen Strategi, h.15
5 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007), cet. ke-21, h. 300. 6Syarif Usman, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan Dalam Islam
(Jakarta: Firma Jakarta, 1998), h.60.
16
pangilan, undangan. Secara stilah, kata dakwah berarti menyeru atau mengajak manusia untuk melakukan kebaiakan atau dan menuruti petunjuk, menyeru perbuatan kebajikan dan melarang perbuatan munkar yang dilarang oleh Allah SWT dan Rasulnya agar manusia mendapatkan kebahagian di dunia dan di akhirat.
7
Dalam buku ensiklopedi Islam, kata dakwah adalah kata dasar atau
masdar. Kata kerjanya adalah da‟a, yang mempunyai arti memangil,
menyeru atau mengajak. Setiap gerakan yang bersifat menyeru, atau
mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah
SWT sesuai garis kaidah, syariat, dan akhlak Islamiyah.8
Dalam menguraikan pengertian dakwah akan dikemukakan secara
etimologi dan secara terminologi dari berbagai pendapat. Ditinjau dari segi
etimologi (bahasa), dakwah berasal dari bahasa Arab.Yang berarti,
panggilan, ajakan atau seruan. Dalam Ilmu Tata Bahasa Arab, kata dakwah
berbentuk sebagai isim mashdar. Kata ini berasal dari fi‟il (kata kerja)
da‟a yad‟u, artinya memanggil, mengajak atau menyeru.9
Dalam literatur-literatur yang lain mengenai pengertian dakwah
secara etimologi dapat disimpulkan semuanya sama. “ditinjau dari segi
bahasa Da‟wah berarti: panggilan, seruan, atau ajakan. Bentuk perkataan
tersebut dalam bahasaArab disebut mashdar. Sedang bentuk kata kerja
atau fi‟ilnya adalah da‟a- yad‟u yang berarti memanggil menyeru atau
mengajak.10
“Menurut pengertian bahasa, dakwah berarti seruan atau
7 Armawati Arbi, Dakwah Dan Komunikasi, cet 1(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003), h. 33.
8 Ensiklopedia Islam, (Jakarta: Ichtiar Can Hoeve, 1999), h. 280.
9 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al Ikhlas,1983), cet.
ke-1, h. 17 10
Abd. Rasyid Shaleh; Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), cet.
ke-3, h. 7
17
ajakan kepada sesuatu.”11
“ Dakwah berarti mengajak atau mendorong
kesuatu tujuan.”12
“Dakwah itu menyeru atau mengajak kepada sesuatu
perkara, yakni mengajak manusia kepada jalan Allah agar menerima dan
menjadikan Dienul Islam sebagai dasar dan pedoman hidupnya.”13
Jamaluddin Hasyib dalam suatu diskusi Wawacara dan Latihan
Da‟i Pembangunan Menyongsong Matahari-2000 dalam makalahnya
Strategi Dakwah dalam Pembangunan Masyarakat menulis tentang
pengertian dakwah etimologi sebagai berikut:
Dakwah = menyeru
Dakwah = mengajak
Dakwah = memanggil
Dakwah = berdoa14
2. Unsur-Unsur Dakwah
Terlepas dari perbincangan dan analisis dari definisi dakwah yang sudah
ada dalam fokus pembahasan ilmu dakwah. Maka ada lima faktor atau
komponen dalam dakwah, diantaranya: 1. subyek dakwah, 2. Objek
dakwah, 3. Materi dakwah, 4. Media dakwah, 5. Metode dakwah yang
dimaksud dari lima komponen tersebut ialah komponen yang selalu ada
dalam pelaksanaan kegiatan dakwah.15
11
H. Akib Suminto, Problematika Dakwah, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984), cet. ke-2
h. 53 12
Barmawi Umary, Azas-azas Ilmu Dakwah, (Solo: Ramadhani,1984), cet.ke-1, h. 52 13
Farid Ma‟ruf Noor, Dinamika dan Akhlak Dakwah, (Surabaya: PT. Bina Ilmu,1981), h.
28 14
Jamaluddin Hasyib, Strategi Da‟wah dalam Pembangunan Masyarakat”, Makalah
Diskusi Wawasan dan Latihan Da‟i Pembangunan Menyongsong Matahari, (Jakarta: 1990), h. 11.
t.d. 15
Zaini Muhtarom, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta: Al-Amin Press dan IFKA, 1966), h. 14.
18
a. Subjek Dakwah (Da’i)
Subyek adalah unsur pelaksana atau orang yang berdakwah, yaitu
da‟i. sebagai subyek dakwah (da‟i) ia harus terlebih dahulu intropeksi
prilaku dirinya agar apa-apa yang akan dilakukanya bisa diikuti dan
diteladani oleh orang lain.16
Sebagai da‟i yang tidak mau memperbaiki
dan mendidik diri maka akan mendapatkan celaan dari orang lain da
dimurkai oleh Allah SWT, sebagaimana yang dijelaskan dalam surat
ash-shaff: 2-3:
Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan
sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah
bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
Oleh karenanya dalam mengembangkan tugas amanah Allah
SWT, para pelaku dakwah (da‟i) yang bertugas menyampaikan pesan
ilahi dan mengajarkan ajaran agama Islam, maka seorang da‟i harus
mempunyai bekal yang cukup, baik itu ilmu agama maupun ilmu
pengetahuan lainnya.
Dalam hal ini Hamzah Ya‟qub mengungkapkan, seorang da‟i
harus mempunyai antara lain:
1) Mengetahui al-Qur‟an dan hadist sebagai pokok ajaran Islam.
2) Memiliki pengetahuan yang berinduk kepada al-Quran dan as-
sunnah seperti: tafsir, hadist, tauhid dan fiqih.
16
Nurullah Fauzi, Dakwah-Dakwah Yang Paling Mudah, (Gresik: Putra Pelajar, 1999), h. 14.
19
3) Memiliki pengetahuan yang menjadi alat kelengkapan dakwah
seperti: teknik dakwah, ilmu jiwa (psikologi), antropologi dan
perbandingan agama.
4) Memahami bahasa umat dan menguasai ilmu retorika.
5) Penyantun dan lapang dada.
6) Berani kepada siapapun dalam menyatakan, membela, dan
mempertahankan kebenaran.
7) Berakhlak baik sebagai seorang muslim.
8) Memiliki mental yang kuat, keras kemauan dan optomis walaupun
menghadapi berbagai rintangan dan kesulitan.
9) Kholish, berdakwah karena Allah, mengikhlaskan amal dakwah
semata-mata karena memohon keridhoan Allah.
10) Mencintai tugas dan kewajiban sebagai Da‟i atau mubaligh dan
tidak gampang meninggalkan tugas tersebut karena pengaruh-
pengaruh keduniaan.17
b. Obyek dakwah (Mad’u)
Obyek atau mad‟u adalah orang yang menjadi sasaran dakwah.
Masyarakat sebagai objek dakwah adalah salah satu unsur penting di
dalam sistem dakwah yang tidak kalah penting peranannya, oleh sebab
itu, masalah masyarakat adalah masalah yang harus di pelajari sebelum
melangkah ke aktivitas dakwah selanjutnya.
Mad‟u atau obyek dakwah terdiri dari berbagai macam golongan
manusia, oleh karenanya menggolongkan mad‟u sama dengan
17
Hamzah Ya‟qub, Publistik Islam Teknik Dakwah Leadership, (Bandung:Diponogoro,
1972), cet. Ke-2, h. 36.
20
menggolongkan manusia itu sendiri ke dalam profesi, ekonomi dan
seterusnya.18
Mad‟u dapat dilihat dari aspek kelompok masyarakat yang
terbagi menjadi:
1) Sasaran kelompok masyarakat dilihat dari segi sosiologis berupa
masyarakat terasing, pedesaan, kota besar, dan kecil serta
masyarakat yang ada dikota.
2) Sasaran kelompok masyarakat dilihat dari segi struktur
kelembagaan berupa masyarakat, pemerintah dan keluarga.
3) Sasaran kelompok masyarakat dilihat dari segi kultural berupa
golongan priyai, abangan dan santri. Klasifikasi ini terutama
terdapat pada masyarakat Jawa.
4) Sasaran kelompok masyarakat dilihat dari segi tingkat usia berupa
golongan anak-anak, remaja dan orang tua.
5) Sasaran kelompok masyarakat dilihat dari segi tingkat hidup sosial
ekonomi berupa golongan kaya, menengah, dan miskin.
6) Sasaran kelompok masyarakat dilihat dari segi okupasional (profesi
dan pekerjaan) berupa golongan petani, pedagang, seniman, buruh,
pegawai negeri dan lain-lain.19
c. Materi Dakwah
Materi dakwah pada dasarnya berasal dari dua sumber, yaitu Al-Quran
dan Al-Hadist. Materi dakwah tidak terlepas dari dua sumber tersebut.
Bahkan bila tidak bersandar dari keduanya maka seluruh aktifitas
18
M.arifin, Psikologii Dakwah, Suatu Pengantar, (Jakarta:Bumi Aksara,1993), h.47 19
Faizah dan H. Lalu Muchsin Efendi, Psikologi DaKWAH, (Jakarta: Kencana, 2006),
h.70
21
dakwah akan sia-sia dan dilarang oleh syariat Islam.20
Materi dakwah adalah masalah isi pesan atau materi yang disampaikan
kepada mad‟u, dalam hal ini ajaran Islam itu sendiri.21
Menurut Abu
Zahrah, ada lima hal yang perlu diperhatikan pada materi dakwah,
yaitu:
1) Aqidah Islamiyah, yaitu aqidah wahdaniyah (mengesakan Allah)
2) Percaya bahwa Al-Quran itu diturunkan oleh Allah dan dapat
dilumpuhkan bangsa Arab untuk membuat yang serupa.
3) Memiliki hadist-hadist yang membangkitkan semangat taqwa ke
dalam lubuk hati dan menyentuh jiwa, serta perjalanan hidup Nabi
Muhammad SAW.
4) Mengesahkan perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW.
5) Menjelaskan tujuan Islam bagi individu dan masyarakat dengan
prinsip menghormati manusia, keadilan dalam bermasyarakat dan
bernegara, persamaan dan kemerdekaan, gotong royong dalam
kebaikan dan taqwa, serta melarang gotong royong berbuat dosa
seperti mewujudkan distkriminasi dan saling kenal antara sesama
manusia.22
d. Media Dakwah
Bila dilihat dari asal katanya, media berasal dari bahasa latin
yaitu medium yang artinya alat perantara, sedangkan menurut istilah
media mempunyai arti segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat
20
Asmuni Syukur, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-ikhlas, 1983), h.
63-64 21
Moh Ali Azis, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), h.62 22
Acep, Aripudin dan Syuksiadi Sambas, Dakwah Damai: Pengantar Dakwah Antar
Budaya (Bandung: PT Remaja Rosadakarya, 2007), cet. ke-1, h.159.
22
perantara untuk mencapai suatu tujuan tertentu.23
Dalam proses melakukan dakwah ada beberapa komponen yang
tak bisa dilupakan, salah satunya adalah penggunaan media sebagai
alat untuk melakukan aktifitas dakwahnya. Untuk itu keberadaan
media sangat penting untuk diupayakan dan diperhatikan apalagi di
zaman sekarang ini yang permasalahanya semakin kompleks.
Media dakwah adalah peralatan yang digunakan untuk
menyampaikan materi dakwah, pada zaman modern umpamanya:
televisi, radio, kaset rekaman, majalah dan suarat kabar.24
e. Metode Dakwah
Secara bahasa metode-motode berasal dari dua kata yaitu meta
(melalui) dan hodos (cara). Dalam bahasa Yunani metode berasal dari
kata Methodos yang artinya jalan atau cara sedangkan dalam bahasa
Arab disebut Thariq. Metode adalah cara tertentu yang dilakukan oleh
seorang da‟i kepada mad‟unya.25
Dalam bahasa Inggris, metode
berasal dari kata method, yang mempunya arti pelajaran atau cara yang
ditempuh untuk mencapai tujuan dengan hasil yang efektif.26
Metode
dakwah berarti jalan atau cara untuk teknik berkomunikasi yang
digunakan oleh seorang da‟i dalam menyampaikan risalah Islam
kepada masyarakat (mad‟u) yang menjalani objek dakwahnya.27
Dakwah memerlukan metode-metode yang akurat, seperti yang
23
Asmuni Syukur, Dasar-Dasar Strategi Dakwah, h. 163. 24
Wardi Bachtiar, Metodelogi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1997), h. 35. 25
M . Munir, Metode Dakwah (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), h. 35. 26
Masdar Helmi, Problem Dakwah Islamiyah Dan Pedoman Mubaligh (Semarang: CV.
Toha Putra, 1969), h. 34. 27
Said bin Ali Qathim, Dakwah Islam Dakwah Bijak ( Jakarta: gema insani press, 1994),
cet. ke-1, h. 101.
23
dijelaskan dalam al-Qur‟an Surat al-Nahl ayat 125
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Ada beberapa kerangka mengenai metode yag terdapat pada ayat
di atas, antara lain sebagai berikut:
1) Bil Hikmah
Secara etimologi al-Hikmah mempunyai arti: al „adl
(keadilan), al- hilm (kesabaran), dan al„ilm (pengetahuan) yang
dapat mencegah seseorang dari kebodohan, mencegah seseorang
dari kerusakan dan kehancuran, setiap perkataan yang cocok
dengan al-hak (kebenaran).28
Secara terminologi hikmah adalah memperhatikan situasi dan
kondisi sasaran dakwah, materi yang disampaikan tidak
memberatkan mad‟u, tidak membebani sesuatu yang memberatkan
sebelum jiwa menerimanya.29
Ibnu Qoyim berpendapat bahwa pengertian hikmah adalah
pengetahuan tentang kebenaran dan pengalamanya, ketepatan
28
H. Munzier Suparta, Metode Dakwah, h. 8. 29
Ghazali Darus Salam, Dakwah Yang Bijak, Cet II (Jakarta: Lentera, 2000), h.26.
24
dalam perkataan dan pengalamannya.30
Menurut Imam Abdullah Bin Ahmad Mamud an-Nasafi
hikmah adalah perkataan yang benar dan pasti, yaitu dalil yang
menjelaskan tentang kebenaran dan menghilangkan keraguan.31
2) Mauidzah al-Hasanah (Dengan cara yang baik)
Memberikan nasehat kepada orang lain dengan cara yang
baik, dengan bahasa yang baik agar nasehat tersebut dapat
diterima, berkenan dihati dan memberikan kenyamanan pada orang
lain.
Ali Musthafa Yakub menyatakan bahwa mauidzah hasanah
ialah ucapan yang berisi nasehat-nasehat yang baik dimana hal
tersebut dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
mendengarkannya.32
Secara bahasa mau‟idzah hasanah terdiri dari dua kata, yaitu
Mau‟idzah dan hasanah. Kata mau‟idzah berasal dari kata
wa‟adza ya‟idzu-wa‟dzan-idzatan yang berarti nasihat, bimbingan,
pendidikan dan peringatan sedangkan hasanah artinya kebaikan.33
Menurut Abdul Hamid al-Bilali mau‟idzah hasanah adalah
merupaka salah satu manhaj (metode) dalam dakwah untuk
mengajak jalan Allah dengan memberikan nasihat atau bimbingan
dengan lemah lembut agar mereka mau berbuat baik.34
30
H. Munzier Suparta, Metode Dakwah, h.9. 31
H. Munzier Suparta, Metode Dakwah, h. 10. 32
Ali Musthafa Yakqub, Sejarah Metode Dakwah Nabi, (Jakarta:Pustaka Firdaus, 1997), h.16. 33
H. Munzier Supatra, Metode Dakwah, h. 15. 34
Abdul Hamid al-Bilali, Fiqh Al-Dakwah Fi Ingkar Al-Mungkar,(Kuwait: Dar al-
Dakwah, 1989), h. 260.
25
3) Al-Mujadalah
Secara etimologi lafadzh mujadalah berasal dari kata
“jadala” yang bermakna memintal, melilit. Apabila ditambahkan
alif pada huruf jim yang mengikuti Wazan faa‟ala, “jaa dala” dapat
bermakna berdebat, dan “mujadalah” perdebatan. Kata “jadala”
dapat bermakna menaik tali dan mengikatnya guna menguatkan
sesuatu. Orang yang berdebat bagaikan menarik dengan ucapan
argumentasi yang disampaikan. Secara istilah Al-Mujadalah adalah
upaya tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara
sinergis, tanpa adanya suasana yang mengharuskan lahirnya
permusuhan diantara keduanya.35
Dakwah merupakan suatu rangkaian kegiatan atau proses
yang memiliki tujuan-tujuan yang mulia. Tujuan dimaksudkan
dalam rangka untuk menentukan arah dari serangkaian kegiatan
dakwah tersebut. Tanpa adanya tujuan dakwah akan kehilangan
pedoman sehingga akan menjadikan aktivitasnya sia-sia.
3. Bentuk-bentuk Dakwah
Dalam kegiatan dakwah ada tiga bentuk dakwah yang relevan
disampaikan di tengah masyarakat antara lain: dakwah bi al-lisan, dakwah
bi al-kitabah dan dakwah bi al-hal.
Sejalan dengan karakteristik dan sifat-sifat khusus yang berada
pada ilmu dakwah, maka perlu diperhatikan bentuk-bentuk dakwah:
35
Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Cet ke-1, (Lentera Hati, 2000), h. 553.
26
a. Personal selling, yaitu dakwah secara langsung yang dikenal sebagai
dakwah bi al-lisan, contohnya dengan bicara dalam pergaulannya
sehari-hari yang disertai dengan misi agama seperti penyebarluasan
salam.
b. Advertising, yaitu dakwah yang berbentuk nonpersonal, yang dikenal
dengan istilah dakwah bi-alkitabah,contohnya dengan menggunakan
keterampilan tulis menulis berupa artikel atau membuat sebuah buku,
dan,
c. Publicty and sales protion, yaitu sosialisasi dan penyebaran ide dan
bentuk persuasi stimulan yang dikenal dengan istilah dakwah bi al-hal,
cotohnya: dengan melakukan berbagai kegiatan yang langsung
menyentuh kepada masyarakat atau bisa dikatakan menjadi bagian dari
masyarakat.
Dari jaringan ini maka pengembangan ilmu dakwah secara proporsional
dan professional lebih memungkinkan.36
4. Tujuan Dakwah
Tujuan dakwah sebagai bagian dari seluruh aktifitas dakwah
mempunyai peran penting sama seperti unsur-unsur dakwah. Seperti
subjek dan objek dakwah, metode dan lain sebagainya. Tujuan jangka
pendek adalah untuk memberikan pemahaman Islam kepada masyarakat
saran dakwah agar supaya terhindar dari sikap dan perbuatan yang tidak
sesuai dengan aqidah Islam. Tujuan jangka panjang adalah untuk
mengadakan perubahan sikap masyarakat dakwah.37
36
Drs. Z. Sukawi, M.A, Orientasi Perkembangan Ilmu Dakwah Dalam Perspektif
Filsafat Ilmu,(Yogyakarta: Thesis Program Pasca Sarjana (S.2), Iain Sunan Kalijaga, 1993) h. 6. 37
Abdul Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), cet.3 h.13
27
Tujuan dakwah bila dilihat dari pengertian yang dirumuskan oleh
beberapa ahli seperti yang tertulis di atas sudah sangat jelas bahwa dakwah
Islamiyah yaitu mengajak orang lain untuk meyakini dan mengamalkan
aqidah dan syari‟at Islam yang telah terlebih dahulu telah diyakini dan
diamalkan oleh pendakwah sendiri.38
Adapum tujuan dakwah dalam Al-Qur‟an Surat Al-Anfal ayat 21
adalah:
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan
seruan Rasul, apabila rasul menyuruh kamu kepada suatu pemberi
kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah
membatasi antara manusia dan hatinya, dan sesunggunya kepada-Nyalah
kamu akan dikumpulkan”.
Maksudnya ayat di atas menyebutkan bahwa yang menjadi maksud
tujuan dakwah adalah menyadarkan manusia akan arti hidup yang
sebenarnya. Hidup bukanlah makan, minum dan tidur saja, manusia
dituntut untuk mampu memaknai hidup yang dijalaninya.
Dengan kata lain tujuan bahwa bukan untuk memperbanyak pengikut
tetapi memperbanyak orang yang sadar akan kebenaran Islam dan
mengamalkan amar makruf nahi munkar. Tujuan dakwah mempunyai
kepedulian terhadap lingkungan dengan membantu pola pikir masyarakat
/mad‟u. Untuk mewujudkan kebahagiaan dan keselamatan untuk hidup di
dunia dan akhirat kelak nanti dengan mendapat ridha Allah SWT. Nabi
Muhammad SAW mencontohkan cara berdakwah pada umatnya dengan
38
A.Hasjmy, Dustur Dakwah Menurut Al-Qur‟an (Jakarta: PT. Bulan Bintang 1994), Cet
ke-3. h. 17.
28
berbagai cara melalui lisan (perkataan) dan hal (perbuatan), mulai dari
lingkungan keluarga yang merupakan unit terkecil di dalam masyarakat,
merupakan pondasi kuatnya masyarakat dan negara, mutu suatu
masyarakat sangat ditentukan dari kelompok yang kecil ini.
Keluarga yang merupakan unit-unit kecil akan menjadi tempat
tumbuhnya pemuda-pemudi yang sehat bertanggung jawab dan menjadi
harapan sebagai generasi penerus. Apabila suatu keluarga sudah ditata
baik dan disiplin maka ilmu keagamaan dapat ditularkan kepada teman-
teman terdekat hingga kepada masyarakat luas yaitu untuk menghidupkan
kesempurnaan manusia sehingga benar-benar hidup.39
Menegakkan keadilan dengan jaminan-jaminan hukum dalam setiap
gerak-gerik harus merupakan ibadah dan selalu merasa bahwa Allah selalu
mengawasi setiap gerak langkah sehingga menumbuhkan disiplin yang
datang dari hati nurani tiap-tiap umat.
Sesunggunya tidak dapat dipisahkan antara halal-haram yang
dianggap menjadi urusan agama dan moral menjadi individu masing-
masing. Pada paham masyarakat tertentu agama hanya ada dalam masjid-
masjid, di tempat orang ketika sedang melakukan akad nikah dan dalam
penguburan. Sedangkan diluar itu agama tidak ada di dalam mall, bioskop
atau tempat hiburan lain. Hal ini menjadi peluang lebar untuk terjadinya
kebobrokan moral dan menipisnya ilmu keagamaan, agama hanya dikenal
secara seremonial dan hanya dalam rangka mencari pahala.
Tujuan dilaksanakannya dakwah adalah mengajak manusia kejalan
Allah SWT, jalan yang benar yaitu Islam. Disamping itu, dakwah juga
39
Muhammad Nafsir Fiqhut Dakwah, (Jakarta: Media Dakwah, 2009), h. 63
29
bertujuan untuk mempengaruhi cara berfikir manusia, cara bersikap dan
bertindak, agar manusia bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.40
Selain itu dakwah Islam memiliki tujuan agar supaya timbul dalam
diri umat manusia suatu pengertian tentang nilai-nilai ajaran Islam,
kesadaran sikap, penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama
dengan ikhlas. Abdul Rosyid Shaleh berpendapat “…tujuan utama dakwah
adalah nilai atau hasil yang ingin dicapai oleh keseluruhan tindakan yakni
terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup didunia dan di akhirat
yang di ridhoi oleh Allah SWT…”41
Allah SWT berfirman:
Artinya: “Dan Allah mengajak kesurga dan ampunan dengan izi-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka menggambil pelajaran”. (Q.S al-Baqarah:221)
42
Dakwah yang kita inginkan dan wajib bagi kaum muslimin untuk
melaksanakanya adalah dakwah yang bertujuan dan berorientasi pada:
a. Membangun masyarakat Islam, sebagai mana pada Rasul yang
memulai dakwahnya dikalangan masyarakat jahiliyah.
b. Dakwah dengan melakukan perbaikan pada masyarakat Islam yang
menyimpang dari norma-norma ajaran Islam.
c. Memelihara keberlangsungan dakwah dikalangan masyarakat yag
telah berpegang kepada kebenaran, yaitu dengan cara pengajaran terus
40
Rafi‟udin dan Maman Abdul Djalil, Prinsip da Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka
Setia, 2001), Cet ke-II, h. 32. 41
Abdul Rosyid Shaleh, Manajemen Dakwah, (Jakata: Bulan Bintang, 1993), cet-3 h.190. 42
Yayasan penerjemah Al-Quran, h.54
30
menerus, tadzkir (mengingatkan), tazkiah (penyucian jiwa), dan ta‟lim
(pendidikan).43
5. Sasaran Dakwah
Agar dakwah bisa dilakukan secara efisien, efektif dan dan sesuai
dengan kebutuhan, maka dibuat stratifikasi sasaran. Berdasarkan tingkat
usia, tingkat pendidikan dan pengetahuan, tingkat sosial dan ekonimi dan
tingkat pekerjaan.
Yang dimaksud dengan sasaran dakwah adalah orang-orang yang
dituju oleh suatu kegiatan dakwah. Orang-orang yang menjadi sasaran
dakwah sangat bervariasi, sehingga juru dakwah harus memperhatikan
siapa yang menjadi sasaranya. Seorang juru dakwah harus memperhatikan
umur, tingkat pengetahuan sikap terhadap agama dan jenis kelamin.
Mengetahui umur pada sasaran dakwah harus diperlukan, karena
secara psikologis terdapat perbedaan kesenangan antara anak-anak,
remaja, pemuda dan orang tua. Hal yang paling penting diketahui oleh
para da‟i adalah jangan megabaikan tingkat pengetahuan sasaran dakwah.
Dengan demikian, seorang juru dakwah harus bisa menyesuaikan diri
ketika menghadapi mad‟u, agar dakwah yang dilakukan atau
dilaksanakannya dapat diterima dan berhasil.44
43
Jum‟ah Amin dan Abdul Aziz, Prinsip dan Kaidah Asasi Dakwah Islam, (Solo: Era
Intermedia, 200), Cet ke-3, h. 30-32 44
M. Idris, A. Somad, Ilmu Dakwah. (Jakarta: Tp, 2005), h. 15
31
C. Strategi Dakwah
1. Pengertian Strategi Dakwah
Strategi dakwah adalah perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan
yang di desain untuk mencapai tujuan dakwah tertentu. Ada dua hal yang
perlu diperhatikan dalam hal ini, yaitu:45
a. Strategi merupakan rencana tindakan (rangkain kegiatan dakwah)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya
atau kekuatan. Dengan demikian, strategi merupakan proses
penyusunan rencana kerja, belum sampai pada tindakan.
b. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari
semua keputusan penyusunan semua strategi adalah pencapaian tujuan.
Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan
yang jelas serta dapat diukur keberhasilannya.
Tujuan dakwah dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu tujuan utama
(umum) dan tujuan khusus (perentara). Tujuan utama merupakan garis
pokokyang menjadi arah semua kegiatan dakwah, yaitu perubahan sikap
dan prilaku mitra dakwah sesuai ajaran islam. Tujuan umum ini tidak bisa
dicapai sekaligus kareba mengubah sikap dan prilaku mitra dakwah sesuai
dengan ajaran islam. Tujuan umum ini tidak bisa dicapai sekaligus karena
merubah sikap dan prilaku seseorang bukan pekerjaan sederhana. Oleh
karena itu perlu tahap-tahap pencapaian. Tujusn pada setiap tahap itulah
yang disebut tujuan perantara. Mitra dakwah yang telah memahami pesan
dakwah tidak selalu segera diikuti dengan menggamabarkanya. Dari aspek
45
Muh. Ali Azizz, M.Ag Ilmu Dakwah , (Jakarta: Kencana, 2009), h. 349-250.
32
kognitif menuju psikomotorik sering kali melalu liku-liku kehidupan dan
waktu yang panjang. Karenanya, tujuan yang menjadi ukuran adalah
tujuan khusus. Tujuan khusus harus realitis, kongkrit, jelas dan bisa di
ukur. Selain itu, tujuan khusus juga berisi beberapa tahapan, tujuan utama
dakwah itulah yang dijadikan dasar penyusunan strategi dakwah dengan
memerhatikan masing-masing tujuan khususnya.
Al-Bayanuni (1993:46 dan 195) mendefinisikan dakwah (manahij al-
da‟wah): “ketentuan-ketentuan dakwah dan rencana-rencana yang
dirumuskan untuk kegiatan dakwah”.
Selain membuat definisi, iya juga membagi strategi dakwah dalam tiga
bentuk (Al-Bayuni,1993:204-219, yaitu:
a. Strategi sentimentil (al-manhaz al-„athifi).
b. Strategi rasional (al-manhaj al-aqli).
c. Strategi indriawi (al-manhaj al-hissi).
Strategi sentimentil (al-manhaz al‟athifi) adalah dakwah yang
memfokuskan aspek hati dan menggerakan perasaan dan batin mitra
dakwah. Memberi mitra dakwah nasihat yang mengesankan, memangil
dengan kembutan, atau memberi pelayanan yang memuaskan merupakan
metode yang dikembangkan dari strategi ini. Metode-metode ini sesuai
untuk mitra dakwah yang terpinggirkan (marginal) dan dianggap lemah,
seperti kaum perempuan , anak-anak, orang yang masih awam, para
mualaf(imannya lemah), orang-orang miskin, anak-anak yatimdan
sebagainya.
Startegi rasional rasional (al-manhaj al-aqli) adalah dakwah
33
dengan beberapa metode yang memfokuskan pada aspek akal pikiran.
Strategi ini mendorong mitra dakwah untuk berfikir, merenungkan dan
mengambil pelajaran. Penggunaan hukum logika, diskusi atau penampilan.
Strategi indriawi (al-manhaj al-hissi) juga dapat dinamakan dengan
strategi eksperimen atau strategi ilmiah. Iya didefinisikan sebagai sistem
dakwah atau kumpulan metode dakwah yang berorientasi pada panca indra
dan berpegang teguh pada hasil penelitian dan perccobaan. Diantara
metode yang dihimpun oleh strategi ini adalah praktik keagamaan,
keteladanan, dan pentas drama.
Strategi dakwah menurut ali aziz, penentuan strategi dakwah juga
bisa berdasarkan surat al-Baqarah ayat 129 dan 151, ali imran ayat 164,
dan al-jumua‟ah ayat 2. Ketiga ayat ini memiliki pesan yang sama yaitu
tentang tugas para rasul sekaligus bisa dipahami sebagai strategi dakwah.
Ayat –ayat tersebut mengisyaratka tiga strategi dakwah, yaitu
strategi tilawah (membacakan ayat-ayat Allah SWT.), strategi Tazkiah
(menyucikan jiwa), dan strategi taa’lim (mengajarkan Al-Quran dan al-
hikmah)
a. Strategi tilawah. Dengan strategi ini mitra dakwah diminta
mendengarkan penjelasan pendakwah atau mitra dakwah membaca
sendiri pesan yang ditulis oleh pendakwah. Demikian ini merupakan
transfer pesan dakwah dengan lisan dan tulisan. Penting dicatat bahwa
yang dimaksud ayat-ayat Allah SWT. Bisa mencakup yang yang
tertulis dalam kitab suci dan yang tidak tertulis yaitu alam semesta
dengan segala isi dan kejadian-kejadian didalamnya, kita dapat
34
mengenal dan memperkenalkan Allah SWT. Melalui keajabian
ciptaanya-Nya memperlihatkan keajaiban ini tidak hanya dengan lisan
dan tulisan, tetapi juga dengan gambar atau tulisan atau lukisan,
strategi tilawah bergerak lebih banyak pada ranah kognitif (pemikiran)
yang trasformasinya melewati indra pendengar (al-sam‟) dan indra
penglihatan (al-abshar) serta ditambahkan akal yang sehat (al-af idah).
b. Strategi tazkiyah (menyucikan jiwa). jika strategi tilawah melalui
indra pendengar dan indra penglihatan, maka strategi tazkiyah melalui
aspek kejiwaan. Salah satu misi dakwah adalah menyucikan jiwa
manusia. Kekotoran jiwa dapat menimbulkan berbagai masalah baik
individu atau sosial, bahkan menimbulkan berbagai penyakit, baik
penyakit hati atau badan. Sasaran strategi ini bukan pada jiwa yang
bersih, tetapi jiwa yang kotor. Tanda jiwa yang kotor dapat dilihat dari
gejala jiwa yang tidak stabil , keimanan yang tidak istiqomah seperti
akhlak tercela lainya seperti serakah, sombong, kikir dan sebagainya.
c. Strategi ta’alim. Strategi ini hampir sama dengan strategi tilawah,
yakni keduanya menstrasformasikan pesan dakwah. Akan tetapi,
strategi taalim lebih bersifat mendalam, artinya metode ini hanya bisa
diterapkan pada mitra dakwah yang tepat, dengan kurikum yang telah
dirancang, dilakukan secara bertahap serta memiliki target dan tujuan
tertentu. Nabi SAW. Mengajarkan Al-Qur‟an dengan strategi ini,
sehingga banyak sahabat yang yang hafal Al-Qur‟an dan mampu
memahami kandunganya. Agar mitra dakwah mitra dakwah dapat
menguasai ilmu fikih, ilmu tafsir, atau ilmu hadist. Pendakwah perlu
35
membuat tahapan-tahapan pembelajaran , sumber rujukan , target dan
tujuan yang ingin dicapai, dan sebagainya. Tentu saja waktu yang
dibutuhkan agak lama
Menurut Abu Zahra yang dikutip oleh Acep Aripudin mengatakan bahwa
strategi dakwah Islam adalah perencanaan, penyerahan kegiatan dan
operasi dakwah Islam yang dibuat secara rasional untuk mencapai tujuan-
tujuan Islam yang meliputi seluruh dimensi kemanusiaan.46
Menurut pendapat Al-Bayuni strategi dakwah (manhaj al-da‟wah)
adalah ketentuan-ketentuan dakwah dan rencana-rencana yang dirumuskan
untuk kegiatan dakwah.47
Menurut Asmuni Syukir dalam bukunya Dasar-Dasar Strategi
Dakwah Islam mengatakan bahwa strategi dakwah diartikan sebagai
metode, siasat, taktik, atau manuver yang dipergunakan dalam aktivitas
kegiatan dakwah.48
Strategi dakwah sangat erat kaitannya dengan
manajemen. Karena orientasi kedua term atau istilah tersebut sama-sama
mengarah pada sebuah keberhasilan planning yang sudah ditetapkan oleh
individu maupun organisasi.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
strategi dakwah merupakan perpaduan dari perencanaan (planning),
metode dan taktik untuk mencapai suatu tujuan dakwah. Dalam mencapai
tujuan tersebut, maka strategi dakwah harus dapat menunjukan bagaimana
operasionalnya yang harus dilakukan secara tekhnik atau taktik.
46
Acep Aripudin & Syukriadi Sambas, Dakwah Damai: Pengantar Dakwah Damai:
Pengantar Dakwah Antar Budaya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. Ke-1, h. 138. 47
Moh. Ali Aziz, Ilmu dakwah , h. 351 48
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Penerbit Al-Ikhlas Surabaya-
Indonesia) h 32
36
Strategi dakwah tidak berbeda dengan strategi komunikasi. Jika
dalam dakwah menggunakan strategi komunikasi, maka dakwah yang
dilakukan akan berhasil karena sebelum memulai berkomunikasi terlebih
dahulu harus paham siapa yang menjadi audiens, media apa yang
digunakan sesuai dengan keadaan, pesan yang disampaikan dapat
dipahami oleh audiens.
2. Prinsip-prinsip Strategi Dakwah
Berdasarkan pada makna dan urgensi dakwah tersebut, serta
kenyataan dakwah di lapangan dan aspek-aspek normatif tentang dakwah
yang terdapat dalam Al-Qur‟an dan sunnah, makan ditemukan prinsip
strategi dakwah, antara lain sebagai berikut:
a. Memperjelas secara gamblang sasaran-sasaran ideal
Sebagai langkah awal dalam berdakwah, terlebih dahulu harus
diperjelas sasaran apa yang ingin dicapai, kondisi umat Islam
bagaimana yang diharapkan. Baik dalam wujudnya sebagai individu
maupun wujudnya sebagai suatu komunitas masyarakat.
b. Merumuskan masalah pokok umat Islam
Dakwah bertujuan untuk menyelamatkan umat dari kehancuran dan
untuk mewujudkan cita-cita ideal masyarakat. Rumuskanlah terlebih
dahulu masalah pokok yang dihadapi umat, kesenjangan antara sasaran
ideal dan kenyataan yang konkret dari pribadi-pribadi muslim, serta
kondisi masyarakat dewasa ini. Jenjang masalah ini pun tidak sama
antara kelompok masyarakat yang satu dengan kelompok masyarakat
37
lainnya. Setiap kurun waktu tertentu harus ada kajian ulang terhadap
masalah itu seiring dengan pesatnya perubahan masyarakat tersebut.
c. Merumuskan isi dakwah
Jika kita sudah berhasil merumuskan sasaran dakwah beserta
masalah yang dihadapi masyarakat Islam, pada langkah selanjutnya
adalah menentukan isi dakwah itu sendiri. Isi dakwah harus sinkron
dengan masyarakat Islam sehingga tercapai sasaran yang telah
ditetapkan. Ketidaksinkronan dalam menentukan isi dakwah ini bisa
menimbulkan dampak negatif yang disebut dengan istilah “split
personality” atau “double morality” pribadi muslim.
Misalnya seorang muslim yang beribadah, tetapi pada waktu yang
sama ia dapat menjadi pemeras, penindas, koruptor dan perbuatan
tercela lainnya. Jadi, untuk bisa menyusun isi dakwah secara tepat,
dibutuhkan penguasaan ilmu yang komprehensif atau dengan
menghimpu pemikiran-pemikiran beberapa pakar dari berbagai disiplin
ilmu.49
Bentuk-bentuk persiapan sebelum berdakwah, dijelaskan oleh
Fethullah Gulen diantaranya:50
a. Mengenali lawan bicara
b. Menjauhi perdebatan sia-sia
c. Menghindari sikap individualis
d. Mengenali pikiran obyek yang diajak bicara
e. Selalu update pengetahuan terkini
49
Dr. Muhammad Idris, Ilmu Dakwah, (Jakarta,Kencana, 2001) h. 20-21 50
Fethullah Gulen, Dakwah Jalan Terbaik dalam Berpikir dan Menyikapi hidup (Jakarta,
PT Gramedia) h. 213
38
f. Memperluas wawasan
g. Belajar tanpa kenal lelah
h. Berbicara sesuai ukuran yang diajak bicara
3. Bentuk-bentuk Pendekatan Strategi Dakwah
Jika seorang da‟i mampu menjalankan strategi dakwah secara
bijak, insya Allah ia akan mudah mencapai keinginannya, yakni
keberhasilan dakwahnya.
Nabi Muhammad SAW, sebagai imam para da‟i, telah
menerapkan strategi dakwah secara bijak, sehingga melalui beliau Allah
SWT memberi manfaat kepada hamba-Nya dan menyelamatkan mereka
dari syirik menuju tauhid. Siasat beliau tersebut bermanfaat besar dalam
menyukseskan dakwahnya, membangun negaranya, menguatkan
kekuasaannya dan meninggikan kedudukannya.
Sepanjang sejarah politik umat manusia tidak pernah ada seorang
pun pembaharu yang mempunyai pengaruh besar seperti Nabi Muhammad
SAW. Terkumpul padanya jiwa seorang pemimpin, pendidik yang bijak,
kecerdasan akal, orisinalitas pendapat, semangat yang kuat serta kejujuran.
Semua itu telah terbukti pada diri beliau.
Bentuk-bentuk dalam menentukan strategi dakwah antara lain
sebagai berikut:
a. Memilih waktu kosong dan kegiatan terhadap kebutuhan penerima
dakwah (audience).
Usahakan agar mereka tidak jenuh dan waktu meraka banyak
terisi dengan petunjuk, pengajaran yang bermanfaat dan nasehat yang
39
baik. Nabi SAW tidak selalu monoton dalam memberikan nasihat,
sehingga orang yang dinasihati tidak merasa bosan. Strategi dakwah
yang dicontohkan Nabi SAW tersebut diikuti oleh para sahabat. Sabda
Nabi SAW. Yang Artinya : “permudahlah dan jangan kamu persulit,
berilah kabar gembira dan jangan berkata yang membuat mereka lari
jauh”. (HR Bukhari dan Muslim)
b. Jangan memerintahkan sesuatu yang jika tidak dilakukan
Terkadang seorang da‟i menjumpai suatu kaum yang sudah
mempunyai tradisi mapan. Tradisi tersebut tidak menentang syariat,
tetapi jika dilakukan perombakan akan mendatangkan kebaikan. Jika
seorang da‟i menyadari bahwa apabila dilakukan perombakan akan
terjadi fitnah, maka hal itu tidak perlu dilakukan. Nabi SAW tidak
membiarkan Ka‟bah direnofasi dari fondasi buatan Nabi Ibrahim
karena menghindari fitnah kaum yang baru menetes dari kehidupan
jahiliyah.
c. Menjinakkan Hati
Dilakukan dengan memberi maaf ketika dihina, berbuat baik
ketika disakiti, bersikap lembut ketika dikasari dan bersabar ketika
dizhalimi. Cemoohan dibalas dengan kesabaran, tergesa-gesa dibalas
dengan kehati-hatian.
Itulah cara penting yang dapat menarik penerima dakwah
(audience) ke dalam Islam dan membuat iman mereka mantap. Dengan
cara-cara tersebut Nabi SAW mampu menyatukan hati para sahabat
40
disekitarnya. Mereka bukan saja sangat mencintai beliau tetapi juga
ikut menjaga dan membela beliau dalam dakwahnya.
d. Pada saat memberi nasihat, jangan menunjuk langsung kepada
orangnya, tetapi berbicara pada sasaran umum seperti yang sering
dilakukan Nabi SAW.
e. Memberikan sarana yang dapat mengantarkan seorang pada tujuannya.
f. Seorang da‟i harus siap menjawab berbagai pertanyaan, setiap
pertanyaan sebaiknya dijawab secara rinci dan jelas sehingga orang
bertanya merasa puas.51
4. Langkah-langkah perencanaan dakwah
Dengan perencanaan yang mantap dan matang dalam pelaksanaan
dakwah islam, maka dakwah islamiah akan berlangsung secara efektif dan
efisien. Untuk itu adanya susunan mengenai langkah-langkah perencanaan
dakwah, baik untuk masa kini dan masa yang akan datang, baik tentang
perumusan sasaran target pencapaian tujuan dakwah, mengenai tindaka
dakwah dan prioritas pelaksanaan, mengenai metode, penjadwalan waktu
dan lain-lain.
Untuk memperjelas langkah-langkah perencanaan dakwah, beberapa hal
penting dapat di kemukakan sebagai berikut.
a. Langkah Untuk Masa Kini Dan Masa Depan
Sebagaimana diketahui bahwa dakwah islamiyah meliputi segala aspek
kehidupan manusia, baik manusia di negri arab dimana nabi
muhammad dilahirkan dan menerima risalah untuk disebarluaskan,
maupun diluar negri arab, bahkan diseluruh pelosok dunia.
51
Sa‟id bin Ali bin Wahif Al-Qathani, Dakwah Islam Dakwah Bijak, h.84-92
41
Langkah-langkah itu adalah sebagai berikut.
1) Dari dakwah dengan sembunyi-sembunyi, lalu terang-terangan dan
dengan cara demonstartif.
2) Dari dakwah di kalangan keluarga (rumah tangga), lalu keluarga
terdekat , para sahabat-sahabatnya, sampai penduduk di jazirah
arab dan akhirnya diluar arab.
3) Dari dakwah pembinaan pribadi-pribadi kepada dakwah pembinaan
masyarakat(masyarakat Islam).
4) Dari dakwah dalam satu aspek kehidupan menuju ke berbagai
aspek kehidupan. dan seterusnya.52
b. Penentuan Dan Perumusan Sasaran Dalam Rangka Pencapaian
Tujuan Dakwah
Pada bagian terdahulu mengenai tujuan dakwah telah dikemukakan
bahwa tujuan dakwah itu ada 2(dua), yaitu tujuan utama dan tujuan
perantara. Tujuan utama dakwah merupakan tujuan akhir dakwah yaitu
usaha untuk membahagiakan kehidupan manusia baik kesehjateraan
hidup didunia maupun diakhirat.
Untuk mencapai tujuan utama atau tujuan akhir haru melalui berbagai
usaha atau tindakan tindakan yang mejadi tangga atau perantara.
Berbagai tidakkan daan usaha-usaha yang menjadi perantara ini harus
ditentukan dan dirumuskan pula tujuanya agar tidak bertentangan atau
menyimpang dari tujuan utama, malahantujuan perantara itu harus
mendukung keberhasilan tujuan utama.
52
Anwar Masy‟ari, Studi Tentang Ilmu Dakwah, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1981), Cet. I,
h. 118.
42
c. Penetapan Tindakan-Tindakan Dakwah Dan Prioritas Dan
Pelaksanaanya
Setelah dirumuskan sasaran dakwah dan target akan dicapai sesuai
dengan tujuan perentara dakwah, maka pimpinan atau pelaku dakwah
melanh=gkahkan kakinya selangkah kedepan untuk menentukan
pilihan terhadap tindakan dakwah yang perlu dengan segera
dilaksanakanya dan manapula yang dikemudiankanya, dengan
mengingat kepentikannya sedangkan tindakan-tindakan yang sifatnya
kurang penting diletakkan dalam urutan berikut.
Apabila usaha-usaha dalam ranggka dakwah itu mendapatkan simpati
masyarakat, maka terbukalah jalan bagi usaha-usaha yang lebih
meningkat lagi, sehingga secara bertahap masyarakat dapat digerakan
dan dibawa ke arah tujuan dakwah.
d. Penentuan Metode Dakwah
Menentukan metode dakwah yang mana yang akan digunakan dalam
proses berdakwah adalah merupakan salah satu langkah-langkah
perencanaan yang penting. Menentukan metode dakwah adalah bagian
dari perencanaan yang tepat.
Untuk dapat menentukan metode dakwah yang tepat, memang
diperlukan pengetahuan yang mendalam tentang objek dakwah yang
dihadapi, baik mengenai alam pikirannya, kepercayaan yang
dianutnya, latar belakang pendidikan dan kehidupan sosial
ekonominya, dan sebgainya.
43
e. Penentuan Dan Penjadwalan Waktu
Apabila tindakan-tindakan dakwah yang telah dirumuskan begitu pulan
metode yang akan digunakan, maka persoalan berikutnya yaitu kapan
dan bilamana kegiatan-kegiatan itu dilaksanakan.
Penjadwalan waktu serta urutan kegiatan dan pembatasan waktu
menyelesaikan tugas-tugas dakwah tersebut hendaknya selalu
dijadikan pedoman oleh para pelaku dan penyelenggaraan dakwah,
agar kegiatan-kegiatan dakwah itu dapat diselesaikan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan dan tepat waktunya, sehngga kegiatan-
kegiatan dakwah berikutnya tidak terganggu jalananya.
f. Penepatan Lokasi Atau Tempat Dakwah
Apabila loakasi dakwah itu telah ditetapkan, maka yang perlu
diperhatikan sekarang iyalah kegiatan dakwah apa yang cocok,
perlengkapan apa saja yang diperlukan, tenaga-tenaga pelaksanaan
dakwah yang bagaimana uyang dikirim ke likasi tersebut, dan
sebagainya.
g. Penetapan Biaya, Fasilitas Dan Lain-Lain
Dalam penetapan fasilitas perlu dipertimbangkan , sehingga persediaan
biaya maupun fasilitas sesuai dengan benar kecilnya kegiatan dan
tindakan-tindakan dakwah yang akan dilakukan.
Kegiatan dan tindakan dakwah yang telah direnacanakan hendakwanya
sepadan dengan biaya dan fasilitas yang tersedia. Dalam pad aitu perlu
diingat bahwa didalam pendistribusian biaya yang ada haruslah ebih
diutamakan kegiatan yang diprioritaskan. 53
53
Amin Munir Samsul Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam(Jakarta,bumi aksara,2008) ha.76
44
D. Program
1. Pengertian Program
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, program adalah rancangan
mengenai asas-asas serta usaha-usaha yang akan dijalankan.54
Secara
etimologis, kata program berasal dari bahasa Inggris, programme atau
program yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran
Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi
menggunakan istilah „siaran‟ yang didefinisikan sebagai pesan atau
rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun, kata
„program‟ lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran Indonesia
daripada kata „siaran‟ untuk mengacu kepada pengertian acara.
Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk
memenuhi kebutuhan audiennya. Dengan demikian program memiliki
pengertian yang sangat luas. Program atau acara yang disajikan adalah
faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang
dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi.55
Dalam program atau acara, tentunya ada pesan-pesan yang
disampaikan kepada pendengarnya. Penyampaian isi program tersebut di
Indonesia dikenal dengan istilah siaran. Dalam konteks ini, program
diartikan sebagai segala sesuatu hal yang ditampilkan stasiun penyiaran
(radio) untuk memenuhi kebutuhan pendengarnya.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 Pasal 1 menyebutkan bahwa
siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau
54
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1998) cet. Ke-1, h. 702. 55
Morissan, Media Penyiaran Strategi, Mengelola Radio dan Televisi, (Jakarta: Ramadina
Prakarsa, 2005), cet. Ke-1, h. 97.
45
suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter lainnya yang dapat
diterima melalui saluran penerima siaran, baik yang bersifat interaktif
maupun tidak. Kemudian mata acara adalah bagian dari siaran yang berisi
muatan pesan yang disusun dalam suatu kemasan yang ditujukan kepada
khalayak atau pendengar.56
Berdasarkan pedoman dari UNESCO, membagi program radio
siaran kedalam beberapa bentuk:57
a. Siaran Pemerintahan dan Penerangan Swasta (News and Information
Program)
Adalah siaran yang merupakan pemberitahuan kepada khalayak
tentang informasi yang akan disiarkan.
1) Warta Berita (Straight News)
2) Reportase (Current Affairs)
3) Penerangan Umum (General Information)
4) Pengumuman (Public Service)
b. Siaran Pendidikan (Education Program)
1) Siaran Kanak-kanak (Children Hours)
2) Siaran Remaja (Youth Program)
3) Siaran Sekolah (School Broadcasting)
4) Siaran Pedesaan (Rural Broadcasting)
5) Siaran Keluarga Berencana (Family Planning Program)
6) Siaran Keagamaan (Religius Program)
7) Ruangan Wanita (Women Hours)
56
Sudirman Tebba, Hukum Media Massa Nasional, (Ciputat: Pustaka Irvan, 2007), h. 73. 57
Suyono W. Daneils Handoyo, Seluk Beluk Siaran Radio, (Yogyakarta: Yayasan
Kanisius, 1978), h. 117-118.
46
8) Pengetahuan Dewasa (Adult Education)
c. Siaran Kebudayaan (Culture Program)
Adalah penyiaran seputar masalah seni dan kebudayaan yang
ada pada daerah tersebut, yang tujuannya untuk melestarikan agar
tetap dan tidak hilang ditelan waktu.
1) Kesusastraan (Literature)
2) Kesenian Tradisional atau Daerah (Folklore)
3) Apresiasi Seni (Art Apreciating)
d. Siaran Hiburan (Entertainment)
Adalah siaran yang sifatnya hiburan semata seperti acara musik,
drama klasik dan sebagainya.
1) Musik Daerah Populer (Local Music)
2) Musik Indonesia Populer (Nasional Music)
3) Musik Asing (Foreign Music)
4) Hiburan Ringan (Light Entertainment)
e. Siaran lain-lain
1) Ruang Iklan (Commercial Spot Announcement)
2) Pembukaan atau Penutup Siaran (Opening or Closing Tune)
47
BAB III
BIOGRAFI USTADZ H. GUSTIRI
A. Latar Belakang Keluarga
H. Gustiri adalah seorang ustadz asal Jakarta, beliau narasumber di
Radio CBB dalam Program OPTIMIS-Obrolan Seputar Iman dan Islam. Cara
penyampaian dakwahnya yang tergolong unik beliau mampu menarik
perhatian pendengar, baik kalangan orang tua, remaja.
H. Gustiri lahir di Jakarta Tanggal 9 Pebruari 1961. Ia masih
keturunan Habib (dzuriah Nabi Muhammad SAW) Orang tua lakinya (Abah),
bernama Muhammad Bin Abdul Karim Bin Habib Syarif al-Athas kemudian
disingkat dengan (M.A.K). Abahnya di Cirebon biasa dipanggil dengan
panggilan Habib “Ayip” atau Syarif.
Ibunya bernama (Umi) Kartini asal Slawi Tegal masih keturunan KH.
Makbul ulama tersohor didaerahnya pendiri pesantren Babakan Lebaksiu
Slawi Tegal, yang saat ini dilanjutkan “uwaknya” Gustiri yaitu KH.
Muhammad Sya’roni Abbas. Gustiri adalah anak kedua dari tiga bersaudara
semuanya laki-laki.
Menikah tanggal 9 Desember 1991 dengan mojang priangan
Majalengka Ende Juju Julaeha dari pernikahanya itu Gustiri saat ini memiliki
sepasang anak pertama yang bernama Aulia Rahmi dan yang kedua
Muhammad Dzulfikar Dwi Cahyo. Hingga saat ini bertempat tinggal di jalan.
Masjid Nurul Yakin Cidodol Rt 003 Rw. 012 No. 127 Kebayoran Lama
Jakarta Selatan.1
1 Wawancara pribadi dengan ustadz H. Gustiri di rumah beliau tanggal 13 September
2013
48
B. Latar Belakang Pendidikan
Ia Sekolah di Madrasah Ibtidaiyah al-Falah yang didirikan oleh
almarhum KH. Rahmatullah Shidiq, Kampung Baru Jakarta Barat pada tahun
1976 akhir ia hanya menempuh 4 tahun saja dari 6 Tahun sekolah ibtidaiyyah
Al-Falah. Setelah lulus ibtidaiyah. Ia mondok di Pesantren Raudlatul Thalibin
Babakan Ciwaringin Cirebon. Dengan pengasuh pondok diantaranya KH.
Fuadi Amin, KH. Masduki Ali, KH. Mukhtar. Semua itu masih kerabat
almarhum Habib Ayip.
Selain mondok ia juga sekolah Tsanawiyah negeri dan swasta.
Swastanya bernama Madrasah Salafiayah Syafi’iyah dan Sekolah negerinya
bernama Madrasah Sanawiyah Ciwaringin sampai lulus Aliyah. Kemudian
masuk pada institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Ciputat
Jakarta. Masuk Tahun 1984 keluar dengan sarjana penuh Drs. (S1) Tahun
1990. Ia mengambil Fakultas Adab Jurusan Sastra Arab. Tesisnya berjudul
Mumayizat ar Rashmil Ustmany Fikitabatil Qur’an. (keistimewaan penulisan
mushaf Ustmani zaman Syadina Ustman. Dengan nilai Hampir mantap
(Cumlaude) yaitu Jayyid Jiddan (Nilai A / Baik sekali) dengan dosen
Pembimbing Skripsi Prof. DR. M Chotibul Umam.
Setelah lulus pernah melamar kerja di KUA tapi tidak cocok sebagai
PNS malah ikutan politik praktis sebagai pengurus DPD GOLKAR Tingkat II
Jakarta Selatan. Selain Itu sambil nyambi kuliah. Mengajar privat di rumah-
rumah. Ceramah ngajar di masjid-masjid, Majlis Ta’lim di Jakarta. Sambil
juga ngaji Mingguan dan Bulanan dengan KH. Mualim Syafii al-Hadzami.
49
C. Perjalanan Dakwah dan Karya-Karyanya Ustadz H. Gustiri
Mengisi acara Obrolan Seputar Iman dan Islam OPTIMIS di Radio
CBB sejak Bulan November 2007 hingga saat ini. Menggantikan KH. Moer
Muhammad Iskandar dan Ust. Malik Mashuri. Beliau setiap hari Jum’atnya
mengisi khutbah Jum’at hampir 38 masjid setiap Jum’at sili berganti masjid ke
masjid, Ia juga pernah mengisi kuliah Subuh pada Stasiun Televisi Indosiar
dan ANTV. Dan mengisi pengajian rutin di masjid al-Muhajirin setiap malam
Sabtu Ba’da Magrib, ia Pernah di Undang oleh Raja Elona keluarga Sultan
Hasanah Bolkiah Brunei Darussalam.
Ustdadz Gustiri pernah di undang acara ceramah Tablig Akbar di
Sumatera, Jawa Barat dan Jawa Timur. Ustadz H. Gustiri mengisi tausiah di
beberapa Koran dan Tabloid seperti Lengsuir, Mistik terus Hikmah, Indo Pos,
majalah Pajak, ustad Gustiri juga di minta memberikan komentar dimajalah
forum Indonesia, beliau sering mewarnai siraman atau komentar dikoran dan
majalah, memberi pendapat tentang apa saja yang terjadi di negara ini dan
hingga saat ini profesinya dakwah.
Ustad H. Gustiri juga telah menyusun buku hasil karyanya sendiri
yaitu Panduan Praktis Wirid Doa Tawasul Lengkap dengan Dalil dan
Sangahan yang Membid’ahkannya. Dan Buku Tentang Mengapai Ridho Allah
SWT dengan Menghidupkan Shalat-Shalat Sunnah.
D. Sekilas Profil Program OPTIMIS-Obrolan Seputar Iman dan Islam Di
Radio CBB
Program Optimis- Obrolan Seputar Iman dan Islam menempatkan
Ustadz H. Gustiri sebagai narasumber utama. Ustadz H. Gustiri sudah
50
bergabung dengan Radio CBB sejak tahun 2007.
Pada awal mula program ini belum menggunakan nama OPTIMIS-
Obrolan Seputar Iman dan Islam, Sebelumnya Bernama Kuliah Subuh
didirikan pada tahun 1998 yang di isi oleh KH.Muhammad Nur. Program
Kuliah Subuh berhenti sejenak karna kesibukan seorang KH. Muhammad Nur
untuk berdakwah, seiring berkembangnya waktu Program Kuliah Subuh
diganti menjadi Program OPTIMIS-Obrolan Seputar Iman dan Islam yang
didirikan pada Tahun 2000 Narasumbernyapun berbeda-beda. OPTIMIS
dahulu di isi oleh KH. Nur Sadar dan juga ada Almarhum KH. Nazulli dan
sekarang ini di isi oleh Ustadz H. Gustiri sampai sekarang.
Sejak tahun 2000, program Optimis- Obrolan Seputar Iman dan Islam
ini mengudara di Radio CBB 105.4 FM program ini mempunyai format acara
yang berbeda dengan program dakwah yang ada di Radio CBB yaitu AMIN-
Ajang Membina Iman yang di isi oleh KH. Faiz dan progam CITRA
MUSLIMAH yang di isi oleh narasumber Ustadzah Tuty. Pada program
OPTIMIS Ustadz H. Gustiri menjadi narasumber utama merupakan Ustadz
yang dikenal masyarakat. Program OPTIMIS disiarkan setiap Senin s/d Sabtu
Jam : 05.00 - 06.00 WIB.
Ustadz H. Gustiri didampingi oleh Pembawa Acara yang bernama
Putra Wijaya. Materi yang disampaikan Ustadz H. Gustiri biasanya seputar
kehidupan masyarakat, kebanyakan Audience yang mendengarkan adalah
kaum laki-laki,wanita, orang tua dan remaja tanpa terkecuali.
Program ini adalah acara yang dirancang untuk memberikan siraman
rohani pada pagi hari sesudah sholat Subuh. Kemudian Narasumber Ustadz H.
51
Gustiri memberikan kesempatan pendengar untuk berinteraktif melalui
telepon, SMS & FB tentang seputar Iman & Islam.
Program ini bersifat siaran langsung (live) berupa siraman rohani yang
disampaikan Ustadz H. Gustiri sesuai tema dan jadwal siaran yang ditetapkan.
Dengan komposisi siaran, 80% siraman rohani. Narasumber memberikan
jawaban setiap pertanyaan penelepon dari pendengar begitu seterusnya. Target
pendengar 25 hingga 50 tahun.2
Penyiar memberikan gambaran program secara singkat kemudian
memutar lagu religi atau qasidahan sebagai pembuka acara. Selanjutnya
Penyiar mempersilahkan Narasumber untuk memberikan siraman rohani
kepada pendengar, setelah itu Narasumber mempersilahkan pendengar untuk
berinteraktif, diakhir acara penyiar memutar lagu religi sebagai penutup.
Ustadz H. Gustiri beliau adalah seorang ulama yang sangat digemari
oleh masyarakat karena mempunyai ciri khas dalam menyampaikan
dakwahnya. Tema Program OPTIMIS selalu berbeda setiap harinya dan salah
satu keunikan dalam program ini ialah masyarakat dapat berinteraksi dengan
Ustadz H. Gustri secara langsung melalui telephon dan sms serta pendengar
dapat bertanya diluar dari tema yang telah ditentukan.
Ulama memang memiliki posisi dan peran yang signifikan pada masa
apapun, termasuk pada massa yang lampau hingga massa transisi seperti
sekarang ini. Tatkala umat tengah terpuruk dan multi krisis, peran ulama amat
dibutuhkan dikarenakan ulama mampu memposisikan diri secara tepat.
Namun tak bisa dipungkiri pula ulama-ulama pun memiliki keterbatasan-
keterbatasan perhartian mereka pada umat atau masyarakat surut dan
tenggelam.
2Wawancara pribadi dengan putra wijaya, di radio CBB 105.4FM, 03 Oktober 2013
52
Masyarakat sangat tertarik dengan kajian yang diberikan ustadz dalam
berdakwah melalui media radio. Terutama strategi Ustadz H. Gustiri dalam
berdakwah melalui program optimis di radio CBB, karena kajian yang
disampaikan Ustadz H. Gustiri sangatlah menarik sekali, beliau mempunyai
wawasan yang sangat luas, orangnya humoris dan jelas dalam penyampainya
tausiahnya, suka berpantun dan beliau disebut juga ustad sejuta singkatan
sehingga ceramahnya sangat digemari oleh masyarakat.
Ketika Ustadz H. Gustiri menyampaikan tausiah acara program
optimis di Radio CBB beliau ingin berusaha mewujudkan masyarakat menjadi
masyarakat yang Islami. Yang mempunyai pengetahuan luas tentang agama
Islam. Beliau begitu begitu semangat dan sabar dalam menghadapi segala
ujian dan hambatan yang selalu menerpa dakwahnya.
Masyarakat sangat memandang positif atas kehadiran beliau sebagai
juru dakwah. Karena kehadiran beliau dapat mewarnai kehidupan masyarakat
yang cinta agama dan cinta ilmu sehingga ceramahnyapun sudah sampai
berbagai daerah.
Ustadz H. Gustiri dikenal sebagai ulama yang berakhlakul karimah,
sabar dan tawadhu, berpendirian teguh dan sangat patuh serta berusaha
mencari keridhaan gurunya sehingga wibawa dan karismatik beliau sangat
tampak dan diakui oleh kalangan masyarakat.
Program siaran dakwah OPTIMIS ini memegang peran penting,
dikarenakan program ini sebagai penunjang untuk memotivasi masyarakat
dalam kehidupan bertetangga, beragama dan berbudaya, juga akan menjadi
pemantap dalam penghayatan dan pengamalan nilai-nilai ajaran agama di
53
lingkungan masyarakat dan sebagai sarana dakwah dalam mengembangkan
dan menyebarkan ajaran Islam.
Program tersebut haruslah didukung dengan sarana dan prasarana yang
baik serta diperlukan strategi-strategi yang jitu untuk meningkatkan jumlah
pendengar maupun mempertahankan pendengar yang sudah ada saat ini agar
nilai-nilai Islam dapat tersampaikan kepada seluruh masyarakat banyak.
Radio CBB 105.4 FM memberikan jawaban atas persoalan-persoalan
yang sedang dihadapi oleh pendengar serta memberikan masukkan melalui
sudut pandang Islam dengan tepat tanpa membuat masyarakat merasa digurui,
tetapi justru pendengar radio CBB merasakan pencerahan atas permasalahan
yang dihadapi. Pendengar diajak untuk aktif turut serta dalam kegiatan-
kegiatan atau program yang diselenggarakan radio CBB.
Program Optimis-Obrolan Seputar Iman dan Islam juga didukung oleh
sarana dan prasarana di Radio CBB 105.4 FM lengkap dan memadai untuk
fasilitas siaran. Serta sumber daya manusia di Radio CBB 105.4 FM yang
memadai dan Struktur organisasi tersusun rapih sehingga organisasi di Radio
CBB 105.4 FM terorganisir, selain itu Radio CBB 105.4 FM membuka
layanan melalui website dan membuka jaringan sosial melalui media internet
sehingga mudah berkomunikasi dengan pendengar dan di dukung oleh
jangkauan siaran Radio CBB 105.4 FM sehingga memungkinkan banyak
pendengar.3
3 Wawancara pribadi dengan Saiful Uyun, Jakarta Rabu, 18-12-2013. Waktu 09:00-10:30.
54
BAB IV
STRATEGI DAKWAH USTADZ H. GUSTIRI DALAM MENINGKATKAN
PEMAHAMAN PENDENGAR TENTANG AJARAN ISLAM MELALUI
PROGRAM OPTIMIS (OBROLAN SEPUTAR IMAN DAN ISLAM)
DI RADIO CBB 105,4 FM”
A. Perencanaan Dakwah yang Dilakukan Oleh Ustadz H. Gustiri Melalui
Perogram OPTIMIS di Radio CBB 105.4 FM
Strategi dakwah yang digunakan oleh Ustadz H. Gustiri diantaranya
memperhatikan langkah-langkah perencanaan dakwah. Dengan perencanaan
yang mantap dan matang maka dakwah Islamiah akan berlangsung secara
efektif dan efisien. Hal ini dapat terjadi sebab dengan perencanaan secara
matang mengenai ha-hal apa yang harus dilaksanakan dan bagaiamana cara
melakukan menjalankan dakwah, maka dapatlah dipertimbangkan apa yang
harus dipenuhi. Maka dengan demikian perlu ada urutan-urutan jadwal
kegiatan yang diatur sedemikian rupa, yang mengarah pada sasaran dan tujuan
yang telah ditentukan.
Untuk itu Ustadz H. Gustiri menyusun langkah-langkah perencanaan
dakwah baik tentang perumusan sasaran pencapaian tujuan dakwah, mengenai
tindakan dakwah dan prioritas pelaksanaan, mengenai metode, penjadwalan
waktu, dan lain-lain. Di bawah ini peneliti mengambarkan langkah-langkah
strategi dakwah ustadz H. Gustiri yang diantaranya:
1. Mempersiapkan materi dakwah
Sebelum Ustadz H. Gustiri merumuskan materi dakwahnya, beliau
terlebih dahulu mempelajari dan memahami keadaan para mad‟u
(pendengar). Dalam proses itu perlu analisa mendalam, baik cara langsung
maupun tidak langsung dalam melihat problematika umat secara aktual.
Oleh karna itu Ustadz H. Gustiri perlu menentukan cara-cara yang tepat
55
agar tema yang ditentukanya nanti tidak keluar dari tujuan yang hendak
dicapainya.
Ustadz H. Gustiri sempat menyatakan “yang harus saya miliki
yaitu syarat keilmuan yang maksimal, karna disitu sifatnya ngobrol,
kadang-kadang luas, tidak terbatas pada satu tema tertentu. Satu contoh
yang harus kita bahas yaitu tema fardhu wudhu. Mungkin kalau seputar
hukum membatalkan whudu, apa sunah whudu, mungkin kita sudah biasa.
Tapi kadang-kadang pertanyaanya lain. Jadi syarat-syarat keilmuan
seperti itu saya perlu miliki dengan cara membaca buku yang saya beli
mingguan, juga bulanan. Karena kenapa jangan samapai kita ketinggalan
referensi yang sifatnya aktual. Saya harus betul-betul mecerna apa yang
sedang berkembang saat ini dan meberikan solusinya”1.
Pernayataan Ustadz H. Gustiri tersebut menunjukan cara beliau
sebelum merumuskan tema dakwahnya. Ustadz H. Gustiri berusaha untuk
memiliki keilmuan yang lebih. Beliau melakukanya dengan cara membaca
buku, dan memahami aspek sosial kultural mad‟unya. Ini dilakukan
Ustadz H. Gustiri demi kepentingan pendengar agar beliau dapat
membantu mereka melalui syiar Islamiah di Radio CBB.
Buku-buku referensi yang biasa dibaca oleh Ustadz H. Gustiri
diantaranya, Fathul Muin, Isyadul Annam, Kitab Kuning dan lain-lain.
Kitab-kitab tersebut selain membantu Ustadz H. Gustiri dalam berdakwah
juga membantu Ustadz H. Gustiri untuk membuat sebuah buku panduan
untuk mengisi acara OPTIMIS di Radio CBB.
1 Wawancara ustadz H. Gustiri dirumah makan H.kokom Cipondoh Tangerang, minggu,
24-11-2013 Jam 10:00-11:30 Wib
56
Buku panduannya tersebut berjudul “Wirid Doa Tawasul”, dan
buku “Menggapai Ridho Allah SWT”. Buku-buku ini dibuat oleh Ustadz
H. Gustiri sendiri secara khusus untuk mengisi acara siaran OPTIMIS di
Radio CBB.
Selanjutnya Ustadz H. Gustiri merumuskan materi dakwah dengan
cara menganalisa problematika ummat secara aktual. Di Radio umunnya
sasaran dakwah bersifat universal, oleh karna itu Ustadz H. Gustiri
memerlukan pemahaman mengenai sasaran dakwah tersebut. Beliau
sempat menyatakan “audiensya sudah hampir menyeluruh kalangan atas
kebawah...”,2 secara kultural pendengar siaran program OPTIMIS
dinikmati oleh berbagai kalangan.
Menyikapi hal di atas Ustadz H. Gustiri mempunyai cara-cara yang
unik untuk melengkapi kegiatan dakwahnya. Hal tersebut seperti dalam
perkataanya yang menyebutkan “ada juga pendengar yang saya sisipkan
dengan selogan-selogan bahasa jawa, karna pendengar banyak orang
jawa. Jadi mereka orang jawa merasa diayomi, dan tidak membatasi satu
etnis saja, yang berbeda juga saya ayomi. Ada bahasa jawa,bahasa sunda,
campur-campur. Yang bertanya orang sunda kadang-kadang saya
sisipkan kata-kata”kumaha iyeu”, “kumaha damang”, seperti itu ngomong
bahasa sunda sedikit-sedikit meskipun tidak meyeluruh. Itu sudah menjadi
pembugkus nilai dakwah. Kadang-kadang ada yang nanya orang tegal
saya sisipkan kata-kata”ojolali ya lo geneng kaya gimene”, jadi mereka
2 Wawancara Pribadi Dengan Ustadz H. Gustiri, Jakarta Minggu, 05-11-2013, Jam 06:00-
07:00.
57
merasa akrab dan dekat”.3
Pernyataan tersebut menunjukan bahwa Ustadz H. Gustiri selalu
memepertimbangkan nilai sosiologis kultural dalam praktek dakwahnya.
Kali ini diperkuat oleh ungkapan seorang pendengar, Firmansyah
menyebutkan ”Ustadz H. Gustiri itu orangnya cukup kekeluargaan dalam
membahas semua materi-materinya, cukup lugas dan tidak monoton, serta
tidak kaku dalam penyampain ceramah-ceramahnya dan dapat
dimengerti, bahasa-bahasa penyampainya juga dimengerti oleh kalangan
muda maupun kalangan orang tua”4. Artinya Ustadz H. Gustiri selalu
memperhatikan siapa mad‟u yang diberikan tausiah. Dia juga
memposisikan dirinya sesuai dengan keinginan para mad‟u. Jika mad‟unya
kalangan muda dia akan munggunakan bahasa kalangan muda, begitu juga
sebaliknya.5
Kata “kumaha iyeu” yang diselipkan oleh Ustadz H. Gustiri dalam
praktek dakwahnya menunjukan bahwa beliau sudah menggali secara
spesifik mad‟u atau pendengarnya di program OPTIMIS. Tidak hanya satu
kultur saja, melainkan Ustadz H. Gustiri sudah mengenal kultur lain yang
menjadi spesifikasi pendengarnya baik itu suku Jawa, Sunda, Batak,
Betawi, dan lain- sebagainya.
Boleh jadi pemahaman Ustadz H.Gustiri terhadap nilai kutural
tersebut disebabkan oleh kehidupan keluarganya yang notabene campuran
suku Jawa dan Betawi, sehingga dengan sangat mudah Ustadz H. Gustiri
3 Wawancara pribadi dengan Ustadz. H. Gustiri Minggu, 24 11-2013, 10:00-11:30 .
4 Wawancara Dengan Firmansyah, di Cidodol Kediaman Ustadz Gustiri, Kamis 09-01-
2014
58
dapat memahami karakteristik para mad‟u atau pendengarnya.
Pemahamanya mengengenai sasaran dakwah tersebut, membuat beliau
dapat dengan mudah merumuskan tema-tema siaran yang mudah dipahami
oleh semua kalangan.
Selain dari aspek kultur aspek sosial juga menjadi bagian
pertimbangan ustadz H. Gustiri sebelum menentukan tema dakwahnya.
Dalam melihat aspek sosial, Ustadz H. Gustiri memperhatikan
permasalahan-permasalahan ummat yang sifatnya kontempoler seperti,
masalah kebribadian, hubungan rumah tangga, masalah aqidah, masalah
ibadah, hukum-hukum Islam dan masalah syariah. Hal-hal tersebut
menjadi pertimbangan penting Ustadz H. Gustiri sebelum menentukan
materi dakwahnya.
Contoh Saiful Uyun menyebutkan bahwa tema yang biasa
diberikan Ustadz H. Gustiri menyangkut masalah aqidah dan syariah yang
semuanya hampir dibahas oleh Ustadz H. Gustiri dalam siaran program
OPTIMIS.6 Peryataanya tersebut menjadi bukti bahwa apa yang menjadi
tema Ustadz H. Gustiri selalu memperhitungkan aspek sosial. Setelah
memperhatikan aspek sosio kultural barulah Ustadz H. Gustiri
menentukan tema-tema yang sesuai dengan tujuan dakwahnya.
2. Menentukan Metode Dakwah
Metode dakwah Ustadz H. Gustiri adalah metode obrolan tiga “S”
(santai, serius tapi sukses). Hal tersebut seperti pernyataanya “jadi
metodenya metode obrolan tiga “S” istilahnya santai,serius tapi sukses,
ada selingan-selingan pantun dan humoris...”.7 artinya metode yang
6 Wawancara pribadi dengan Saiful Uyun, Jakarta Rabu, 18-12-2013
7 Wawancara Pribadi Dengan Ustadz H. Gustiri, Jakarta Minggu, 05-11-2013, Jam 06:00-
07:00.
59
digunaka Ustadz H. Gustiri sangat baru dan unik. Keunikanya terlihat dari
sisi model dakwah yang santai maksudnya adalah tidak terlalu formal
seperti ceramah atau dakwah pada umumnya. Hal tersebut dapat dilihat
dari sifat siaran pada program OPTIMIS yang bentuknya obrolan ringan.
Santai karena model siaran yang bersifat obrolan santai. Sedangkan
serius dalam pandangan Ustadz H. Gustiri merupakan ungkapan tidak
asal-asalan dalam menyampaikan materi-materi dakwah. Contohnya
Ustadz H. Gustiri selalu mempersiapkan materi-materi dakwah yang
aktual sebelum beliau siaran.
Kemudian yang terakhir sukses, yang maksudnya mengusahakan
agar setiap materi dakwah dapat diterima dengan baik oleh pendengar. Hal
ini seperti dalam pernyataanya ”saya merasa itu amaliah kita, jadi kita
sodakoh bil‟ilmi sedakah dengan ilmu, ketika apa yang disampaikan
mreka amalkan berartikan mereka pasti akan mengenang kita”.8
Ungkapan tersebut menunjukan kesuksesan Ustadz H. Gustiri yang
materinya dapat diamalkan oleh para pendengarnya. Metode dakwah
tersebut semakin menarik ketika menambahinya dengan pantun-pantun
dan humor-humor menarik yang membuat pendengar terhibur.
Bila dikaitakan dengan motode strategi dakwah menurut Al-
Bayanuni, dia membagi metode strategi dakwah dalam tiga bentuk, yaitu;
strategi sentimentil (al-manhaj al-„athifi), strategi rasional (al-manhaj al-
„aqli), dan strategi indriawi (al-manhaj al-hissi).
Strategi sentimentil (al-manhaz al‟athifi) adalah dakwah yang
memfokuskan aspek hati dan menggerakan perasaan dan batin mitra
8 Wawancara ustadz H. Gustiri dirumah makan H.kokom Cipondoh Tangerang, minggu,
24-11-2013 Jam 10:00-11:30 Wib
60
dakwah. Startegi rasional rasional (al-manhaj al-aqli) adalah dakwah
dengan beberapa metode yang memfokuskan pada aspek akal pikiran.
Strategi indriawi (al-manhaj al-hissi) juga dapat dinamakan dengan
strategi eksperimen atau strategi ilmiah.
Peneliti menemukan strategi dakwah yang digunakan oleh Ustadz
H. Gustiri melawati tiga hal yang dikemukakan di atas. Strategi
sentimentil (al-manhaz al‟athifi) yang dilakukan oleh Ustadz H. Gustiri
dengan cara memberikan nasihat kepada para pendengan secara langsung
menggunakan media telpon dan sms dalam siara OPTIMIS. Dalam
praktiknya nasihat-nasihat tersebut diberikan oleh Ustadz H. Gustiri
kepada para pendengan dengan menggunakan hati dan perhitungan yang
mantap. Sehingga apa yang disampaikan dapat diterima dan dimengerti
oleh pendengan.
Penyampaian nasihat yang baik itu dirasakan oleh Firmansyah.
Firmansyah merupakan seorang Guru di SDN Cipondoh 04 yang juga
salah seorang pendengan setia di Radio CBB. Firmansyah mengaku sering
mendengarkan tausiah di acara OPTIMIS. Dia menyatakan “Ustadz
Gustiri orangnya cukup kekeluargaan dalam membahas semua materi-
materinya”, ungkapan kata “kekeluargaan” menunjukan perasaan nyaman
Firmansyah saat mendengarkan siraman tausiah dari Ustadz H. Gustiri.
Walaupun format siara bersifat obrolan santai namun nasihat-nasihat yang
sifatnya kehati tetap bisa dirasakan para pendengan pendengan. Hal ini
yang penelti sebut sebagai bagian dari metode Ustadz H. Gustiri
menggunakan motode Strategi sentimentil (al-manhaz al‟athifi).
Ustadz H. Gustiri juga menggunakan motode startegi rasional (al-
manhaj al-aqli). Startegi rasional adalah dakwah dengan beberapa metode
61
yang memfokuskan pada aspek akal pikiran. Firmansyah menyatakan
“dalam program OPTIMIS ini sangat menarik sekali yaitu karena
dialognya”9 ungkapan “dialog” itu menunjukan format acara yang dia
sukai. Format acara berbentuk dialog membuat Firmansyah dapat dengan
mudah menanyakan pertanyaan secara langsung kepada narasumber
(Ustadz H. Gustiri). Setelah mendapatkan jawaban tersebut Firmasyah
tidak dapat menanyakan kembali hal-hal lain yang mungkin belum dia
mengertu. Hal ini memaksa Firmansyah untuk mentafakuri lagi
pernyataan yang diungkapkan oleh Ustadz H. Gustiri. Setelah
mendapatkan jawaban dia akan mengambil kesimpulan atas pertanyaan
tersebut.
Hanya saja kecerdikan Ustadz H. Gustiri membuat pendengarnya
merasa puas atas tausiah dan jawaban yang diberikannya. Firman sempat
menyatakan “kalau kita bertanya kepada Ustadz Gustiri, setiap
pertanyaan semua dijawab dengan benar sesuai dengan kitab-kitab. Jadi
kita tidak melenceng kemana-mana”. Kata-kata firman tersebut
menunjukan bagaimana Ustadz H. Gustiri yang sudah menguasai materi
dakwahnya. Selain itu ungkapan itu menunjukan kepuasan dari diri
Firmansyah yang pernah bertanya kepada Ustadz H. Gustiri secara
langsung melalui sms atau telpon.
Selanjutnya Ustadz H. Gustiri menggunakan strategi indrawi (al-
manhaj al-hissi). Strategi indriawi dapat dinamakan dengan strategi
eksperimen atau strategi ilmiah. Diantara motode yang dihimpun dalam
strategi ini adalah praktik keagamaan, keteladanan, dan pentas drama.
9 Wawancara Firmansyah di cidodol kediaman ustadz gustiri, kamis, 09-01-2014 jam
09:00-10:30 Wib
62
Praktik keagamaan yang dilakukan Ustadz H. Gustiri dalam
kegiatanya beliau mengisi acara diberbagai tempat seperti mengisi acara
bulanan yang bernama mazlis Permata CBB setiap minggu kedua setiap
sebulan sekali yang diadakan di radio cbb, dan dirumah ustadz H. gustiri
setiap malam jumat dan pengajian dimasjid-masjid di, khutbah jum’at di
38 masjid secara secara bergilir. Seperti perkataanya “kalau ada acara
penting radio cbb mengadakan pengajian bulanan, saya anggap menjadi
media saya untuk komunikasi fans pendengar, kedua dirumah saya ada
majlis ta‟lim tujuanya biar bisa rekrutrment kejamaah yang jauh-jauh
datang untuk silaturahmi, saya jadi kombes artinya komandan besan,
mengisi pengajian dimajlis talim dimasjid-masjid”.10
3. Pemanfaatan Media Dakwah
Media dakwah yang digunakan Ustadz H. Gustiri adalah Radio
CBB. Radio CBB merupakan sarana Ustadz H. Gustiri sebagai alat
dakwah, yang dimana berkat adanya Radio CBB dakwahnya bisa didengar
oleh berbagai kalangan. Banyak sekali masyarakat mengundang Ustadz H.
Gustiri untuk mengisi acara pengajian atau tausiah itu semua berkat
adanya media yaitu Radio.
Selain itu selama proses dakwahnya di Radio Ustadz H. Gustiri
selalu membawa media lain seperti buku catatan dan buku pedoman
dakwah, hai ini untuk membantu agar proses siaran berjalan dengan
lancar. Selain itu alat-alat audio visual seperti mic, komputer, pemancar,
dan lain-lain yang masih berkaitan dengan sistem pengorganisasian alat di
Radio CBB, secara tidak langsung juga merupakan bagian dari media
pendukung dakwahnya Ustadz H. Gustiri.
10
Wawancara ustadz H. Gustiri dirumah makan H.kokom Cipondoh Tangerang, minggu,
24-11-2013 Jam 10:00-11:30 Wib
63
B. Tujuan Dakwah Yang Dilakukan Oleh Ustadz H. Gustiri Melalui
Perogram Optimis-(Obrolan Seputar Iman Dan Islam) Di Radio CBB
105.4 Fm
Tujuan dakwah dapat dibagi menjadi dua macam yaitu tujuan utama dan
tujuan khusus. Seorang da‟i umumnya memiliki tujuan dalam aktifitas
dakwahnya. Tujuan utama merupakan garis pokok yang mengarah pada semua
kegiatan dakwah yaitu perubahan sikap dan prilaku mad‟u sesuai dengan
ajaran Islam. Namun tujuan utama tidak bisa dicapai sekaligus, oleh karen itu
perlu tahap-tahap pencapaian. Tujuan pada setiap pencapaian itu yang disebut
tujuan khusus.
Ustadz H. Gustiri memiliki tujuan utama dalam dakwahnya, beliau
menyebutkan ”menyangkut tujuan, saya merasa beruntunng untuk
menyampaikan nilai-nilai dakwah di radio. Itu lebih besar dibandingkan saya
berceramah hanya di satu masjid, berarti banyak pendengar yang akan
mendengarkan ceramah saya”11
. ungkapan beliau menunjukan sebuah tujuan
untuk menyampaikan nilai-nilai dakwah. Adapun “nilai-nilai dakwah” ini
masih bersifat general, belum jelas maksudnya.
Peneliti membandingkan ungkapan Ustadz H. Gustiri dengan surat An-
Nahl ayat 125:
Artinya: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
11
Wawancara ustadz H. Gustiri dirumah makan H.kokom Cipondoh Tangerang, minggu, 24-11-
2013 Jam 10:00-11:30 Wib
64
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.
Ayat tersebut menjelaskan dasar-dasar dakwah. Dakwah adalah usaha
mempertahankan, melestarikan dan menyempurnakan umat manusia agar
mereka tetap beriman kepada Allah dengan menjalankan syariatnya sehingga
mereka menjadi manusia yang hidup bagi dunia maupun akhirat. Artinya
tujuan utama Ustadz H. Gustiri adalah untuk mempertahankan, melesatarikan
dan menyempurnakan umat melalui siraman rohani di radio CBB dalam acara
OPTIMIS. Tentu usaha ini bukan hal yang mudah, perlu langkang-langkah
kongkrit untuk mencapainya. Oleh karena itu Ustadz H. Gustiri
mengembangkan aktifitas dakwahnya dengan memperluas link dengan
mengambil keuntungan lewat Radio CBB.
Mengembangkan aktifitas dakwah demi tercapainya tujuan yang
maksimal, Ustadz H. Gustiri menjadikan Radio sebagai tempat menggalang
Ukhuwah Islamiyah. Ukhuwah Islamiyah menjadi tujuan khusus Ustadz H.
Gustiri dalam merealisasikan tujuan utamanya. Hal tersebut seperti
pernyataanya “sebab radio itu, saya bisa menggalang ukhuwah pergaulan
yang lebih luas. Satu contoh, kalau bukan karna pengaruh radio saya tidak
mungkin kenal pak H. Munir disini, sebab radio dia suka denger, jadi kenal di
Tangerang pada yang kenal saya karena rata-rata mereka jadi pendnegar”.
Ungkapan beliau itu, menunjukan adanya target tujuan dakwah yaitu untuk
memperluas kawasan atau area dakwah. Perluasan tersebut adalah untuk
meluaskan siar dakwah beliau.
Dengan memperluas area dakwah, maka akan mempermudah
65
penyampaian dakwah Ustadz H. Gustiri secara langsung kepada para
mad‟unya, lain halnya dengan Radio yang hanya bisa didengar saja. Dengan
memperluas area dakwah ustadz H. Gustiri bisa melakukan ceramah-ceramah
secara langsung di tempat-tempat yang berbeda. Hal ini secara sadar dilakukan
oleh ustadz H. Gustiri sebagai tujuan dakwah beliau.
Sebagai contoh ustadz H. Gustiri berdakwah di masjid wisma kusworo
yang jama’ahnya sampai 6000 orang. Hal ini menjadi salah satu aktifitas
dakwah Ustadz H. Gustiri diluar acara OPTIMIS, akan tetapi tetap menjadi
strategi dakwahnya. Dengan demikian Ustadz H. Gustiri secara tidak langsung
perlahan-lahan sedang merealisasikan tujuan dakwah menurut surat An-Nahl
ayat 125 yang sudah kita jelaskan di atas.
Tujuan Ustadz Gustiri adalah merubah perilaku sasaran pendengar
agar mau menerima ajaran Islam dan mengamalkan dalam tataran kenyataan
kehidupan sehari-hari, baik berkaitan dengan masalah pribadi, keluarga,
maupun sosial kemasyarakatan agar memperoleh kehidupan yang penuh
keberkahan, kebaikan didunia dan diakhirat, serta terbebas dalam api
Neraka12
.
C. Pelaksanaan Dakwah yang Dilakukan Ustadz H. Gustir Melalui Program
Program OPTIMIS di Radio Cbb 105,4 Fm
Format siaran dalam program OPTIMIS dimulai pukul 05.00 – 06.00
WIB setelah opening tune, penyiar memberikan gambaran program secara
singkat kemudian memutar lagu Religi atau Qasidahan sebagai pembuka
12
Wawancara ustadz H. Gustiri dirumah makan H.kokom Cipondoh Tangerang, minggu,
24-11-2013 Jam 10:00-11:30 Wib
66
acara. Selanjutnya Penyiar mempersilahkan Narasumber untuk memberikan
siraman rohani kepada pendengar, setelah itu Narasumber mempersilahkan
pendengar untuk berinteraktif, Diakhir acara penyiar memutar lagu Religi
sebagai penutup.
Bentuk pelaksanaan program OPTIMS di Radio CBB di pandu oleh
penyiar yang bernama Putra Wijaya dan Ustadz H. Gustiri sebagai
narasumber. Acara dilaksanakan kurang lebih satu jam. Putra Wijaya memulai
siaran program OPTIMIS selama kurang lebih 5 menit. Setelah itu barulah
Ustadz H. Gustiri meberikan tausiah kepada para pendengar selama 15 menit.
Setelah Ustadz H. Gustiri memberikan tausiah barulah Putra Wijaya
sebagai penyiar memberikan sesi tanya jawab kepada pendengar dibatasi
sebanyak 5 penelepon dan sms kurang lebih 50 sms akan tetapi yang dijawab
hanya 10 sms. Kegiatan tersebut berlangsung selama 20 menit, dan diakhir
siaran Ustadz H. Gustiri memberi kesimpulan selama 5 menit, sebagai
penutup diselingi lagu-lagu religi selama 5 menit.13
13
Wawancara pribadi dengan Saiful Uyun, Jakarta Rabu, 18-12-2013. Waktu 09:00-
10:30.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam bab penutup ini penulis menyimpulkan mengenai gambaran tentang
jawaban masalah yang diteliti sebagai tujuan penenlitiyang terkait dengan skripsi
yang diajukan yaitu, “Strategi Dakwah Ustadz H. Gustiri Dalam Meningkatkan
Pemahaman Pendengar Tentang Ajaran Islam Melalui Program Optimis (Obrolan
Seputar Iman Dan Islam) Di Radio Cbb 105,4 Fm” kesimpulan ini berdasarkan
pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, kesimpulan tersebut
ialah sebagai berikut:
1. Perencanaan Dakwah yang Dilakukan Oleh Ustadz H. Gustiri Melalui
Perogram OPTIMIS di Radio CBB 105.4 FM yakni,
a. Mempersiapkan materi dakwah meliputi: Sebelum Ustadz H. Gustiri
merumuskan materi dakwahnya, beliau terlebih dahulu mempelajari dan
memahami keadaan para mad’u (pendengar).
b. Menentukan metode dakwah yakni: Metode dakwah Ustadz H. Gustiri
adalah metode obrolan tiga “S” (santai, serius tapi sukses).
c. Pemanfaatan Media Dakwah yakni: Media dakwah yang digunakan
Ustadz H. Gustiri adalah Radio CBB. Radio CBB merupakan sarana
Ustadz H. Gustiri sebagai alat dakwah, yang dimana berkat adanya Radio
CBB dakwahnya bisa didengar oleh berbagai kalangan.
2. Tujuan dakwah Yang Dilakukan Oleh Ustadz H. Gustiri Melalui Perogram
Optimis-(Obrolan Seputar Iman Dan Islam) Di Radio Cbb 105.4 Fm yakni:
Tujuan dakwah dapat dibagi menjadi dua macam yaitu tujuan utama dan
tujuan khusus. Seorang da’i umumnya memiliki tujuan dalam aktifitas
dakwahnya.
68
Tujuan Utama Ustadz H. Gustiri adalah untuk mempertahankan,
melesatarikan dan menyempurnakan umat melalui siraman rohani di radio
CBB dalam acara OPTIMIS.
Tujuan Khusus Mengembangkan aktifitas dakwah demi tercapainya
tujuan yang maksimal, Ustadz H. Gustiri menjadikan Radio sebagai
tempat menggalang Ukhuwah Islamiyah. Ukhuwah Islamiyah menjadi
tujuan khusus Ustadz H. Gustiri dalam merealisasikan tujuan utamanya.
3. Pelaksanaan Dakwah yang Dilakukan Ustadz H. Gustir Melalui Program
Program OPTIMIS di Radio Cbb 105,4 Fm
Format siaran dalam program OPTIMIS dimulai pukul 05.00 – 06.00
WIB setelah opening tune, penyiar memberikan gambaran program secara
singkat kemudian memutar lagu Religi atau Qasidahan sebagai pembuka
acara.
B. Saran-Saran
Mengingat bahwa tidak ada yang sempurna dari setiap karya
manusia, maka strategi Ustadz H. Gustiri pun tidak luput dari kekurangan
dan kekhilafan. Maka dalam hal ini penulis mencoba memberikan
pandangan mengenai beberapa hal berkenaan dengan saran terhadap
Strategi H. Gustir Saran-sarannya sebagai berikut:
1. Pendengar setia program OPTIMIS mudah-mudahan bukan hanya
mendengarkan siarannya, akan tetapi juga mengamalkan apa yang sudah
didengar.
2. Materi-materi yang disampaikan hendaknya tidak hanya membahas materi
yang berulang-ulang.
69
3. Pengisi acara dalam hal ini Ustadz H. Gustiri dan moderatornya
diharapkan terus meningkatkan kemampuan dalam menyampaikan materi
secara komunikatif hingga tercapai komunikasi yang baik dalam
menyampaikan pesan-pesan Islam dalam program OPIMIS.
4. Dijaga keistiqomahan dalam program OPTIMIS agar meraih pendengar
sebanyak-banyaknya.
70
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mustaqin, Strategi Komunikasi Dakwah Pada Radio Rama FM Yogyakarta
(Jakarta: Mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, 2009).
Abdullah, Said Bin Alwi Al-Hadad. Kesempurnaan Dan Kemuliaan Dakwah Islam
(Bandung, Pustaka Setia, 2001).
Acep Aripudin & Syukriadi Sambas, Dakwah Damai: Pengantar Dakwah Damai:
Pengantar Dakwah Antar Budaya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),
Cet. Ke-1.
Syuksiadi Sambas, Dakwah Damai: Pengantar Dakwah Antar Budaya (Bandung: PT
Remaja Rosadakarya, 2007), cet. ke-1.
al-Bilali Hamid, Abdul, Fiqh Al-Dakwah Fi Ingkar Al-Mungkar,(Kuwait: Dar al-
Dakwah, 1989).
Amin, Jum’ah, dan Abdul Aziz, Prinsip dan Kaidah Asasi Dakwah Islam, (Solo: Era
Intermedia, 200), Cet ke-3.
Amin, M. Mansyur, Dakwah Islam Dalam Pesan Moral (Jakarta: Al-Amin Press,
1997)
Arifin, M., Psikologii Dakwah, Suatu Pengantar, (Jakarta:Bumi Aksara,1993),
Azizz, Ali, Muh., Ilmu Dakwah , (Jakarta: Kencana, 2009).
Bachtiar, Wardi, Metodelogi penelitian ilmu dakwah, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1997).
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1998) cet. Ke-1.
Derajat, Zakia, Psikotrapi Islam (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2002), cet. ke-1.
Effendy, Uchjana, Onong, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007), cet. ke-21, h. 300.
Ensiklopedia Islam, (Jakarta: ichtiar can hoeve, 1999), h. 280.
Faizah dan Lalu Muchsin Efendi, Psikologi DaKWAH, (Jakarta: Kencana, 2006),
71
Fethullah Gulen, DAKWAH Jalan Terbaik dalam Berpikir dan Menyikapi hidup
(Jakarta, PT Gramedia)
Ghozali, M. Bahri, Komunikasi Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi
Dakwah (Jakarta:CV Pedoman Ilmu Jaya, 1997), cet ke-1, h. 33.
Hamka, Prinsip Dan Kewajiban Dakwah Islam (Jakarta:Pustaka Panjimis, 1990),
Handoyo, W. Daneils, Suyono, Seluk Beluk Siaran Radio, (Yogyakarta: Yayasan
Kanisius, 1978).
Helmi, Masdar, Problem Dakwah Islamiyah Dan Pedoman Mubaligh (Semarang:
Cv.Toha Putra, 1969).
Idris, Muhammad, Ilmu Dakwah,( Jakarta: Gramedia, 2008).
M.Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu
Komunikatif Dakwah (Jakarta: CV. Pendoman Ilmu Jaya, 1997), cet. ke-1.
Maleong, J. Lexy, Metode Penelitan Kualitatif (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya
Offset, 2001).
Maspupah, Imam, Strategi Dakwah Ikatan Remaja Masjid Al-Mittaqindikelurahan
Pondok Jagung dalam (Jakarta: Mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam, 2010)
Morissan, Media Penyiaran Strategi, Mengelola Radio dan Televisi, (Jakarta:
Ramadina Prakarsa, 2005), cet. Ke-1.
Mulkhan, Munir, Abdul, Ideologisasi Gerakan Dakwah: Episod Kehidupan M. Natsir
& Azhar Basyir (Yogyakarta: Sipress, 1996), h. 205.
Nafsir, Muhammad, Fiqhut Dakwah, (Jakarta: Media Dakwah, 2009), h. 63
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia
edisi ketiga (Jakarta: Balai pustaka, 2005), h. 1092.
Rafi’udin dan Maman Abdul Djalil, Prinsip da Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka
Setia, 2001), Cet ke-II.
Rahman, Boby, Strategi Dakwah Majelis Az-Zikra Dalam Menciptaka Keluarga
Sakinah Di Daerah Sawangan Depok (UIN Jakarta: Mahasiswa Jurusan
manajement dakwah, 2010).
72
Said bin Ali Qathim, dakwah islam dakwah bijak ( Jakarta: gema insani press, 1994),
cet. ke-1.
Salam, Darus, Ghazali, Dakwah Yang Bijak, Cet II (Jakarta: Lentera, 2000).
Saleh, Hasanudi, Metodology Research (Bandung: Tarsito,1989), h. 134.
Shihab, Quraish, Tafsir al-Misbah, Cet ke-1, (Lentera Hati, 2000), h. 553.
Sukawi, Z., Orientasi Perkembangan Ilmu Dakwah Dalam Perspektif Filsafat
Ilmu,(Yogyakarta: Thesis Program Pasca Sarjana (S.2), Iain Sunan Kalijaga,
1993)
Syukri, Asmuni, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983).
Tebba, Sudirman, Hukum Media Massa Nasional, (Ciputat: Pustaka Irvan, 2007).
Triton PB, Manajemen Strategi (Yogyakarta: Tugu Publisher, 2007)
Usman, Syarif, Strategi Pembanguna Indionesia dan Pembangunan Dalam Islam
(Jakarta:Firma Jakarta, 1998).
Ya’qub, Hamzah, Publistik Islam Teknik Dakwah Leadership, (Bandung:Diponogoro,
1972), cet. Ke-2, h. 36.
Yakqub, Musthafa, Ali, Sejarah Metode Dakwah Nabi, (Jakarta:Pustaka Firdaus,
1997).
Wawancara:
Wawancara Dengan Firmansyah, di Cododol Kediaman Ustadz Gustiri, Kamis 09-
01-2014
Wawancara Dengan Hendra Jumantri, di Radio CBB, 11-01-2014
Wawancara pribadi dengan ustadz Drs. H. Gustiri Minggu, 24-11-2013.
Wawancara Pribadi Dengan Ustadz H. Gustiri, Jakarta Minggu, 05-11-2013.
Wawancara pribadi dengan Saiful Uyun, Jakarta Rabu, 18-12-2013.
HASIL WAWANCARA
Hari/tanggal : 3 Oktober 2013
Waktu : 14:31 – 15:00 WIB
Tempat : Di Radio CBB, Jl. H. Peeng No. 9 Batusari Kebon Jeruk – Jakarta
Nama responden : Putra Wijaya
Jabatan : Pembawa Acara Program OPTIMIS
Tempat tangal lahir :
Alamat :
Telephon :
Pendidikan :
1. A: Sejak kapan program Optimis di Radio CBB ?
B: untuk perogram optimis sendiri itu sudah lama sejak sekitar tahun duaribuan, optimis
itu diadakan diradio cbb kurang lebih tahun duaribuan karna sebelumnya bukan
optimisnamanya kuliah subuh dan narasumbernyapun berbeda beda dulu, kalau dulu
disaat kuliah subuh itukan bapak kh.nur muhammad iskandar S.Q setelah acara optimis
kuliah subuh berhenti sejenak karna memang banyak kesibukan dari bapak kh.nur,
sehingga pakum digantilah acara optimis dan pembawa acara narasumbernya itu ada eee
bapak kh.nur sadar dan juga ada almarhum bapak kh. Nazuli dan sekarang ini yaitu bapak
Drs. Ustadz gustiri MAK sampai sekarang.
2. A: kuliah subuh bedanya berapa tahun pak?
B: kuliah subuh bedanya kurang lebih antara setahulah karna pak iskandar terlalu sibuk,
hanya rekaman-rekaman dan juga karna acara itu kurang rutin karna kesibukan seorang
kh, sehingga kita hanya menyiarkan lagu religi saja, sehingga kita ganti dengan acara
optimis kurang lebih satu tahunlah bedanya, sedangkan perbedaan isi ata ceramahnya
mungkin hampir sama karna kh.nur muhammad iskandar itu memang ibarat kaya dokter
umumlah jadi menerima pertanyaan-pertanyaan pada pendengar kita semua seperti acara
optimis yang dibawakan pak ustadz gustiri itu juga buka tanya jawab umum apapun
pertanyaannya dijawab oleh pak ustadz gustiri
3. A: apa yang menarik dari pak ustadz gustiri itu apa?
B: yang sangat menariknya sekali dan juga dari pada yang di akuin oleh para pendengar
neng manis abang sayang sejango siar itu karna apa setiap pertanyaan yang ditanyakan
oleh para pendengar itu pak ustadz selalu bisa mejawab dan ada oleh-oleh dari pada
pencerahan pagi itu satu banyak doa-doayang diberikan kepada ustadz gustiri, amalan-
amalan sehingga para pendengarpun walau tidak dateng atau apa ya mendapatkan lmu
dari amalan-amalan itu yang sangat bermanfaat untuk para pendengarnya, karna pak
ustadz gustiri orangnya humoris dan yang beda dari pada ustadz-ustadz yang ada disini
kan ada tiga penceramah seperti pak ustadz gustiri, ada hj.tuti sukayat, dan yang sorenya
ada acara amin kh.ahmad hafiz bedanya dari pada ustadz-ustad yang lainnya kalau ustadz
gustiri dengan julukan sejuta singkatan, cotonya kaya banyaklah banyolan pak ustadz
kaya STNK, surat tanda naik kasur, kaya SIM D surat ijin membelah duren jadi banyak
banyolan –banyolan yang disampaikan pak ustadz gustiri kaya SBY, suka baca yasin jadi
banyak singkatan yang diberikan kepadapak ustadz gustiri, itulah perbedaan antara ustadz
yang ada di cbb, dia juga sering pantun, jadi dia itu apa aja.
4. A: berapa banyak pendengar optimis?
B: kalau optimis karna waktu satu jam dipotong karna ada tausiah yang disamapaikan
kurang lebih lima belas menit jadi waktu Cuma hanya kurang lebih empat puluh menit ya,
ini kalau kita liat dari sms setiap harinya sekitar lima puluhan sms yang masuk ya
sehingga maaf tidak dibaca semuaya dan yang telephone pun banyak sekali, ada orang-
orang yang sms ko susah banget telephone ke acara optimis, karna waktunya jadi kita
hanya membuka telephone itu sekitar lima penelephone atau enam penelephone
selebihnya kita pake sms yang masuk, dan ustadz memeberikan kesimpulan tema kita apa
yang diangkat maslah apa pak ustadz selalu memeberikan kesimpulan walauapun tema
yang diangkattidak sesuai apa yang diberikan para pendengar, temanya apa sedangkan
pertanyaannya apa bedaitulah karna pak ustadz gustiriibarat dokter umum apa yang
dikatakan saya tadijadi membuka untuk pertanyaan semuanya beda dengan sore kalau
yang saya lihat satu jurusan satu tema yaitu membahas masalah piqih sedangan siang juga
pake tema yang setiap hari jumat, yang disamapaikan apa pertanyaanya pun sesuai
dengan temaapa yang disampaikan ibu ustaza tuti sukayat
5. A: Penyampain ustadz gustiri temanya itu ditentukan atau dari ustadz gustiri sendiri?
B: temanya tidak ditentukan kadang-kadang apa yang diberikan ustadz gustiriadalah yang
kadang-kadang dia sms sama pak ustadz gustiridi apanamanya yang tidak cukup sama
waktunya gitukan, jadi temanyapun ya dari acuan para pendengar yang menanya, yang
belum sempat dijawab itu dijadikan temakarna menyesuaikan dengan keadaan
6. A:Apakah ada jadwal dari radio yang mengatur tema program optimis?
B: oh jadwal untuk tema itu enggak ada, temanya dari ustadz gustiri sendiri yang dari
rumah sudah memepersiapkan diakan ada buku karangan dia sendiri
7. A:Apa yang menyebabkan reting program optimis ini lebih tinggi dibandingkan dengan
amin dan citra muslimah?
B: itu banyak penyebabnya, mungkin satu yang pertama barangkali dari pokok materi
yang disamapaikan oleh pak ustadz gustiri itu sudah jelaslah materi yang disamapaikan
dan banyak kalau kita perhatikan dari pengemar-pengemar optimis itu karna apa yang
disamapaiakn oleh pak ustadz gustiri itu benar ee apa ya, pertanyaanya apa saat itu juga
dijawab spontan gitukan, jadi kadangkan ada ustadz yang lain kadang pertanyaan itu buat
prbilang ntar ya mungkin besok akan saya jawab, tapi kalau pak ustadz gustiri saat itu
juga dia dijawab, itulah kehebatan ustadz gustiri dan pertanyaan apapun dia paham,
kadang-kadang kita juga binggung ko bisa untuk semua-semua pertnyaan yang di
samapaikan oleh pendengar ko bisa dijawab gitu.
8. A:Pak ustadz gustiri selain di radio cbb apa ada kegiatan lain diluar?
B: kalau diradio lain enggalah karna kode etik juga, karna kalau sudah diradio tidak
mungkin keradio lain, seperti acara tv saja, tv mana ceramah gak mungkin ceramah
ditempat lain, tapi tetap satu, kalau kegiatan diluar itu pasti namanya juga seorang ustadz
banyak job-job diluar sanah, kalau hanya ngadelin radio saja ya kasian juga gitukan kan
banyak job-job diluar sanah tambahan, mungkin diluar sanah lebih besar gak ada apa-
apanya dengan disini, itulah hebatnya seorang kiai
9. A: setiap periodenya apakah ada meningkatan atau penurunan pendengar?
B:itu semakin meningkat tapi kadang-kadang pas libur segala macem paling naik turun-
naik turun, kalau tlp kita diabatasi karna waktu satujam itu sudah kepotong lima belas
menit, terus kedua kepotong buat lagu terakhir paling empat puluh menitlah kita buka tlp
dan sms, sebelum ceramah kita setel lagu religi.
10. A:Kan banyak tuh sms yang masuk itu apa hari itu dijawab atau dibahas diari
selanjutnya?
B: kalau itu kita lewatin saja kita sortir karna yang sering masuk kita sortir, paling kalau
yang pengunjung baru terus menarik kita angkat sebagai tema baru di jawab sama pak
ustadz gustiri, kalau seandainya hari ini tidak dijawab buat besok akhirnya bertumpuk-
tumpuk.
11. A: dalam satu hari itu berapa banyak sms/tlp yang masuk?
B: itu 50 sms yang masuk, makanya mohon maaf aja kalau sms para pendengar gak
dibaca, karna sms yang masuk itu kebanyakan, yg sering sms terkadang kita sering
lewatin juga kita kasih esempatan yang lainya
12. A: apa yang membedakan dari program optimis,amin dan citra muslimah?
B: mungkin beda format ya kalau penceramh semuanya sama tergantung si kiainya itu
bagaiamana untuk merekrut supaya pendengar tertarik dengan materi-materi yang dia
bawakan, kan banyak diradio-radio luar banyak juga pengemarnya, tapi punya masa
sendiri-sendiri.
13. A: Radio cbb itu radio komunitas atau radio resmi?
B: bukan radio komunitas statusnya sudah resmi kalau inikan kita punya prsni cbb kalau
komunitaskan hanya ruanng lingkup saja ibaratnya tampa izini, paling tingkat rt-rw saja
perizinanya itukan gak masuk ke prsni.
14. A:apakah ada target usia pendengar?
B: kalau untuk radio dangdut rata-rata berbeda dengan genFM,pranbos dan yang ain-lain
memang kalangan umur lima belas samapai duapuluh lima,kalau kitakan disini, tausiah
mungkin samapi empat puluh, tapi kalau kita itu samapai pagi karna memang dakwah itu
gak ada batas umur siapa saja yang mendengarkan dan belajar, itukan ilmu, beda dengan
acara lainya kaya pagi sekarang ini jam enam samapai jam sepuluh , acara bibir jakarta
orang yang mendengarkanpun orang yang bekerja,ada lagi aladinitu khusus orang tua
karna itu lagu-lagu lawas, lagu jadullahkita sebelum lahiritu kita siarkan.
15. A: bapak selain menjadi penyiar acara di optimis apakah mengisi acara lain?
B: saya diprogram, mengisi acara tarling, gentar namanya gendang tarling itu dari jam
sepuluh, itu lagu-lagu jawa dan saya mengisi acara lainya, ada acara bandar dangdut
jakarta, disisni penyair cukup lumayan banyak ya , sekitar duabelasan ya.
16. A: apa yang mebedakan radio cbb secara umunya dengan radio lain?
B: tergantung programnya, kalau perbedaan dangdut sama dangdut sama saya kira, tapi
cbb mempinyai ciri khas dengan radio-radio lain, dan itu biasanya bahasa-bahasa baku
seperti cbbkan panggilanya neng manis abang sayang gak ada diradio lain, mungkin
disitu perbedaanya, seperti panggilan itu sapaan pada penggemar neng manis abang
sayang.
17. A: sejak tahun berapa cbb didirikan?
B: cbb sebentar lagi usianya tahun empat puluh tiga bulan juni tanggal dua, pendirinya
bapak efi, dialihkan sama ibu efi direkturnya yaitu anaknya muhammad bima, dari dulu
namanya radio cbb, karna nama itukan sesuai dengan perijinanya gak mungkin kan
dirobah robah, cbb itu singkatan chakti budhi bakhti yang punya maksud sendiri.
18. A: diradio cbbkan identik dengan danggut ya kenapa bisa diadakan program dakwahnya?
B: ya karna kita untuk mensyiarkan jugajangan hanya sekedar hiburan semata saja paling
tidak kita juga sedikit penyegaran rohani, walaupun dangdut urak-urakan tapi kita juga
ada remnya, dimanapun agama buat rem, tampa adanya agama kita tidak mungkin akan
terobos terus dan saya kira kalau dangdut sama dakwah itu nyatu saya kira.
19. A:Diluar sanahkan banyak tuh ustadz-ustadz, kenapa yang dipilih ustadz gustiri?
B:saat itu karna sedang kosong, ada beberapa ustadz Cuma kurang kena jugakan, disitu
ada kedekatan antara pak haririmak, tau pemberu hantu? Ustadz gustiri adenya pak
haririmak pemburu hantu, diakan ada tiga sodara kalau haririmak paranormal, kalau
ustadz gustiri para hadirin kalau adenya parah banget hehe jai karna kedekatan pak
haririmak disini sering kerja sama, waktu itu pak haririmak menawarkan ustadz gustiri
saya coba dan saya tes, saya denger rekamanya dicoba ya cukup lumayan baguslah, pas
pertama kali masih kurang-kurang ini tapi dasarnya dia lumayanbisa dipoleslah gitu,
kelebihan ustadz gustiri orang minta doa-doa dikasih sama dia minta doa langsung
dikasih ni doanya, pertanyaan ada yang nanya langsung dijawab kan kalau ustadz yang
lain disuruh nunggu dulu, kalau ustadz gustiri orannya sepontan kalau amin beda tapi dia
harus satu arah seperti dokter spesialis membahas fikih, sedangkan ustadz gustiri ini
dokter umum menampung semua permalahan, semuanya pakai tema tapi kalau ustadz
gustiri mebebaskan pendengar mau menanyakan apa, hadis dan ayat alquranpun lengkap
dia gak remang-remang, beliau juga memberikan dalil segala macem jelas orang juga
yakin gitu gak ragu, ada seorang ustadz kan kalau memberika jawaban masih ragu-ragu.
Beda dengan ustadz gustiri yang langsung memeberikan jawaban karna ada hadis dan
dalilnnya orang juga akan lebih yakin
20. A:Tema tentang apa yang paling banyak di berikan oleh ustadz gustiri?
B:kebanyakan akhirat, umumlah ya tapi kebanyakan pak ustadz gustiri meberikan doa-
doa, temanya kehidupan atau permalahan masyarakat, pertanyaan apapun pasti dijawab,
sampai-sampai ada salau satu fans, bener-bener fens beratnya pak ustadz gustiri yang
sangat royal banget, setiap acara selalu ngasih donatur.
HASIL WAWANCARA
Hari/tanggal : Minggu, 05-10-2013
Waktu : 06:00 – 07:00 WIB
Tempat : Di Radio CBB, Jl. H. Peeng No. 9 Batusari Kebon Jeruk – Jakarta
Nama responden : Ustadz Drs. H.Gustiri MAK
Jabatan : Narasumber Program OPTIMIS
Tempat tangal lahir : Jakarta, 9 Pebruari 1961
Alamat : Jl. Masjid Nurul Yaqin Rt.003/012 No. 127 Cidodol keb. Lama Jakarta Selatan
Telephon : 085697504904 / 082125421830 / 082125610927
Pendidikan : S1 IAIN Jakarta
1. A: Sudah berapa lama menjadi nara sumber di program optimis?
B: menjadi narasumber di radio cbb ini untuk program acara optimis ya sudah jalan 7 tahun lebih
2. A: sebelum berdakwah di radio kegiatan bapak itu seperti apa?
B: ya sebelumnya saya mengisi ceramah-ceramah ke berbagai daerah ya banyak kawasan jawa
dan sumatera sudah banyak yang di kunjungi, dulu saya pernah ceramah pagi di antv dan indosiar
dulu sifatnya tidak permanen seminggu sekali karna kebetulan ada rekaman disanah jadi di ulang-
ulang karna saya memang lebih suka di radio gitu, klw disonohkan dibatasi oleh durasi yang
kedua, kita harus mengikuti aturan-aturan yang di sanah, sedangkan dakwah saya pengenya tidak
tersumbat bilang A ya A b ya B lw di televisi kan di kat gitu.
3. A: Tema yang di pakai pak ustadz ketika tausiah di radio cb dalam program optimis apakah dari
ihak radio atau dari pak ustadz sendiri yang memberikan tema?
B:oh itu saya sendiri jadikan karna sifatnya Tanya jawab itukan sangat luas gitu ya saya ee gak
pertema misalnya yang saya bahas itu katakana tentang ee phenomena akhir zaman misalnya,
tapikan orang nantinya masalah, nanya doa buat udah lama tetap tidak dapat pasangan, haaha ada
HASIL WAWANCARA
Hari/tanggal : Kamis, 26-12-2013
Waktu : 21:30-22-00 WIB
Tempat : Dikediaman Ustadz Gustiri
Nama responden : Muhamad Isa
Jabatan :
Tempat Tangal lahir :
Alamat :Jl.Masjid Nurul Yaqin Rt.003/012 No.127 Cidodol keb.Lama Jakarta Selatan
Telephon :
Pendidikan :
1. A: Apakah bapak suka mendengarkan tausiah ustadz gustiri di program optimis?
B: ya sukasi cuman, apanamanya enggak sering karna waktu pagi-pagi juga karna ada
kesibukan, terus ya paling denger-denger dari kawan-kawan, tetangga kadang dari ibu disini,
karna saya dan keluarga suka silaturahmi juga kesini, kadang-kadang ibu juga suka nanya-
nanya pak ustadz, perkembangan daerah sini bagaimana.
2. A: apa yang menarik di acara program optimis dalam tausiahnya ustadz gustiri ini?
B: ustadz gustiri ini orangnya kocak ehehe orangnya disini enaklah gitu kalau ngomong,
apanamanya bijaksana juga disini, beliau juga sangat membaur siapa yang tidak kenal ustadz
gustiri, bahkan musholla disini saja yang mimpin dia,dia juga suka mengajar di rumahnya dan
di mana-mana juga.
3. A: Bagaimana tanggapan bapak terhadap ustadz Gutiri di program optimis?
B: ya bagus itu kalau bisa si terus karna beliaukan sudah lama juga, sampe kawan-kawan-
bapak-bapak minta doanya ustdaz alhamdulillah kurang lebih tujuh tahun .
4. A: apakah ada kekurangan dari ceramah beliau?
B: ya namanya manusia pasti ada kekurangan ada kelebihan, ya kalau kekurangan saya engga
bisa omongindah, kelebihanya aja ya bagus si di lingkungan sini sosok beliau,
mushalla,masjid dia yang ngajar dan kalau ada apa-apa tetangga misalnya mau nikah pasti
manggil dia untuk mengisi ceramah, pokonya semuanya pada kesini, dan banyak juga orang
yang minta pendapat sama beliau terkait dengan masalah kelurga, atau tidak punya anak,
minta didoain sama dia.
5. A:bagaimana pendapat bapak terhadap pesan dakwah yang disampaikan ustadz gustiri?
B:ya pendapat saya apa yang disampaikan pak ustadz ini sangat kena sekali dan bermakna
terhadap saya, beliau ketika berbicara atau cermah itu seperti obrolan santai dan tidak bosenin
dalam menyampaikan dakwahnya singkat,padat lucu juga dan suka berpantun saya juga suka
tuh diajak sama pak ustadz ceramah maulid kedaerah mana kita diajak, kita gak masuk
didalam diluar aja nunggu beliau Cuma dengerin tanggapan jamaah iseng-iseng ternyata pada
suka dengerin ceramah radio, bahkan ada pendenger yang dari jauh sepeeti cilegun, banten
pada datang Cuma mau dengerin si ustadz.
6. A: sejak kapan bapak mengikuti pengajian aatau ceramah yang disampaikan ustadz gustiri
melalui radio atau di luar?
B: saya sudah lumayan lama juga si mengikuti beliau dulu sebelum rummahnya seperti ini
saya sudah aktif mengikuit pengajian malam jumaatan, ngaji al-quran, ngaji pembenaran cara
shalat yang benar, saya belajar dari beliu waktu anaknya masih kecil-kecil beliau sudah sering
aktif disini, ngajarin ceramah juga setiap sabtu pagi jamaahnya ibu-ibu bapak-bapak jam tuju
pagi. Dulu sebelum rumannya disini beliau saja sudah aktif dikampungan sini. Sekarang
beliau sudah cukup terkenal bagi saya sekranag banyak tamunya juga sering kerumanya.
Interviw
Muhamad Isa
(Jamaah Optimis)
HASIL WAWANCARA
Hari/tanggal : Minggu, 24-11-2013
Waktu : 10:00 – 11:30 WIB
Tempat : Rumah Makan H.Kokom Cipondoh Tangerang
Nama responden : Ustadz Drs.H. Gustiri MAK
Jabatan : Narasumber Program OPTIMIS
Tempat tangal lahir : Jakarta, 9 Pebruari 1961
Alamat : Jl. Masjid Nurul Yaqin Rt.003/012 No. 127 Cidodol keb. Lama Jakarta Selatan
Telephon : 085697504904 / 082125421830 / 082125610927
Pendidikan : S1 IAIN Jakarta
1. A: Mengapa ustadz menggunakan radio sebagai sarana dakwah?
B :saya merasa ada kesempatan di radio cbb itu sebuah peluang yang sangat
efektif karna sebelum saya ada yang lebih senior ternyata dia juga bisa ngangkat
nama baiknya dan profil keustadanya itu pak ustadz nur Muhammad S.Q disitu
saya pikir meski tantanganya berat kitakan belum selepel dia, tetapi saya anggap
ini untuk kesempatan mimicu dan memacu kita untuk berbuat lebih efektif, jadi
radio saya anggap suatu sarana yang sangat penting menyampaikan isi dakwah,
jadi radio saya anggap jadi satu-satunya artenatif yang saya anggap efektif untuk
menyampiakan materi-materi dakwah, dan kita bisa mewarnai disitu radio cbb
adalah radio dangdut yang umumnya banyak bercimpu dunia seni dunianya orang
gono ginilah, saya pikir kenapa tidak ikut mewarnai disitu dan saya anggap kita
bisa mengadakan penggajian di sore hari yang nama programnya amin kemudian
kita buat pengajian bulanan ternyata sama radio itupun sering-sering aja artinya
bisa pamiliar.
2. A :Bagaimana strategi dakwah ustadz gustiri dalam program optimis diradio cbb?
B :Ya mengenai strategi banyak belajar dari pengalaman dari mubaligh-mubaligh
yang senior kita pelajari kekurangan dan kelibihan dari masing-masing pihak,
misalnya ada mubaligh yang ada kesan seperyi jualan, mubaligh seperti jual ilmu
nah itu menjadi titik lemahnya untuk menyampaikan visi dakwah, nah kita
belajar dari sesuatu oleh mereka yang diklem oh mereka begini, ko begini, nah
saya belajar dari situ titik lemah mereka, nah kita jangan sampai terjadi seperti
dia, misalnya mubaligh yang mempunyai manajement kadangkala meka di atur
oleh jadwal udah tempat A trus ketempat B,C karna tergeser oleh dunia materi
akhirnya dia melupakan yang sudah terjadwal, nah jadi strategi kita tentu
memanfaatkan kesempatan, tetapi bukan untuk dalam arti negatife tapi dalam
bentuk positif ya diatara statregi yang membuat saya efektif karna radio
separonya sudah infotaiment dunia seni disitu saya kemas dakwah jangan kaya
orang ngaji, tapi saya menggunakanan bahasa gaul, bahasa obrolan, yang
namanya obrolankan sifatnya luas kita ngobrol ngarol ngidul tapi nanti ujungnya
mengkrucutnya orang akan kita bawa sasaran nilai dakwah.
3. A : Kekuatan dakwah ustadz gustiri dalam program optimis itu seperti apa?
B : Ya kekuatan yang harus saya miliki yang jelas saya harus punya sarat ke
ilmuan yang lebih maksimal karna apa disitu sifatnya ngobrol kadang-kadang
sifatnya luas tidak terbatas pada satu tema tertentu, satu contoh yang harus kita
bahas tema yang kita majukan tentang tema fardhu wudhu mungkin klw seputaran
sekitar apa yang membatalkan wudhu, apa sunah wudhu mungkin kita sudah bias
diseting tapi kadang-kadang pertanyaanya yang lain, jadi kekuatan itu saya
mempunyai syarat-syarat ke ilmuwan seperti untuk baca buku saya yang beli
mingguan, yang saya beli bulanan, karna kenapa jangan sampai kita ketinggalan
refernsi sesuatu yang sifatnya actual saya harus betul-beul dicerna apa yang
sedang berkmbang sekarang saat ini dan kita memberikan solusinya, dan itu
menjadi suatu kekuatandakwah kita diminati oleh orang banya, ya contonya ya
mungki kalaw dakwah kurang diminati oleh permisa para pendengar ya mungkin
tidak sampai 7 tahun setenggah, satu tahun dua tahun sudah hengkang sedangkan
sekarang radionya malah ketakutan saya keluar nah ini artinya klw radio takut
saya keluar berarti sayakan terpakai di radio cbb karna mereka menganggap ini
potensi yang harus dikembangkan.
4. A : Ada gaksih kelemahan ustadz gustiri dalam berdakwah?
B : Oh tentu ada ya kadang-kadang ya namanya kelemahanya kita menggakui
dengan kearifan kadang kala kita masih suka terpancing sama sifatnya emosional
yang namanaya pertanyaan ada yang sifatnya memojokkan, ada yang sifatnya
mereka menggurui disitu harus saya pelajari betul, kadang-kadang kita suka
terjebak, saya harus jawabnua gini-ginigini, itukan kita bias kejebak juga, padahal
itu public, yang namnya publikkan gak semua orang senangkan gitu ada juga
yang tidak suka, jadi titik lemah buat saya gitu, kedua ya kadang kala kita masih
suka yg namanya radio yang denger banyak pemirsa, kita merasa ada mindernya
kenapa, gak semua kita yang pinter, masih ada orang di atas langit pasti ada
langit, kadang-kadang juga kita memberikan jawaban abis itu ini yang saya jawab
ini menggandung pesan gak ya, kebanyang lagi padahal sudah saya sampaikan,
ini kira-kira keterima gak saya ngomong seperti ini kepada pendengar, itu diantara
kelemahanada sama saya, tapi sementara ini belum pernah ada orang yang
komplent, saya ngerasa klw saya ngomong itu sembarangan aja ya lepas gitu
kadang-kadang saya tidak memikirkan besok dampaknya apa saya ngomong gini,
itu kelemahanya saya, ngomong-ngomong aja, masa iya ditangkep hehe
5. A : klw peluang dan ancaman ustadz gustiri dalam berdakwah di program
optimis itu ada gak sih?
B : Oh iya ada terus terang yang namanya ancaman, sifatnya begini mungkin kita
pengen yang namanya dakwah katanya wamaalainaillalbalagulmubin, item harus
saya katakan item, putih harus saya katakan putih tapi kadang-kadang ketika kita
berbenturan dengan hukum tatadunia yang kita lihat dunia nyatanya sperti itu kita
harus katakan dan itu pasti menimbulkan ancaman seakan-akan si A ini supaya
gak boleh dakwah gimana acaranya itu bias jadi misalnya kita satu aliran tertentu
yang merasa terpojok dengan pernyataan-pernyataan yang kita berikan itu ada,
ustadz ente punya ceramah bagus tapi saya koreksi niantum ngomong jangan
seperti ini ya tetep ada itu melalui tlp atau sms suka ada, tetapi presntasi itu kecil
tidak terlalu besar yang jelas kadang-kadang kita suka terpancing kita mau
ceramah tapi kita diguruin sama penanya, seperti adakan kaya pak arif cengkareng
ya dia menunjukan seakan-akan pinteran gua dari pada lo, karna sifatnay
mendikte sementara saya orangnya tidak mau di dikte, saya mau bebas, sampai
saya bilang klw gitu situ aja ceramah jangan saya.
6. A: bagamana perencanaan ustadz gustiri untuk memberikan hasil terbaik
terhadap para pendengar dalam tausiah yang disampaikan?
B :Ya saya harus selalu meningkatkan mutu dan kualitas apa yang disukai oleh
masyarakat kemudian mereka pengen diberikan jalan keluar, kadang-kadang saya
ceramah itu penanya isfatnya curhat, nah bagaimana kita bisa mberikan kepuasan
batin, kepada si penanya yang memang curhat, tetapi konditenya saya jaga
istilahnya ni yang menyangkut pribadi suka saya alihkan, udah klw gitu kerumah
aja deh nati biar jelasinya enak, karna kenapa radiokan public sehingga biasa saya
arahkan, seringkali orang curhat misalnya dia kasus suami istri yang sudah
menikah sekian tahun, mungkin problemnya karan belum punya anak atau
mungkin prilaku suami yang kadang kala yang sudah menekati KDRTitu sering
kali muncul kaya gitu, nah saya harus memberikan jalan keluar, iniloh secara
sar’inya kaya ginidari bahasan saya harus selalu actual.
7. A: Apakah program optimis mempunyai struktur organisasi?
B :Optimis itu saya pikir tidak ada organisasinya dia hanya menjadi bagian mata
acara, menu acara yang ada diradio cbb itu diantaranya klw pagi itu optimis nanti
ada yang namanya bentar, pilkada dan banyak lainya itu karna berkaitan
hubunganya dengan pemirsa denga setia dangdut, program optimis merupakan
salah satu program unggulan di radio cbb, yang pada awalnya buka program
unggulan tapi banyak menyedot penanya begitu banyak retingnya tinggi akhirnya
optimis jadi unggulanya, ya cbb identik dengan optimis klw gak ada optimis
hampir tidak ada pendengar, buktinya apa penanya ustadz ketika saya tidak
siaran dua-tiga hari emang radio cbb mau dikontarkin, berartikan sudah dikenal
orang,nih ada pendapatnya ustadz ujai yang di jabidi maimun yang dicingkareng
yang ngaji sore yang namanya cbb itu bukan ustadz hafiz, bukan ustadz jabidi,
tapi gustiri berartikan sudah ada penguatan di perkuat oleh saya ditambah jumpa
dengan fans ituya sebulan sekali ada pengajian buat penguatan dari segi reting
paling banyak pendengarnya, khusus di cbb optimis unggulan kemudian
dibandingkan dengan radio-radio lain, itu ada kekuatan akar dakwah yang
sekarang itu bisa dipertimbangkan, pernah juga dating dari radio tpi banyak tuh
radio-radio dakwah saya ditawarkan tapi saya tidak mau.
8. A : Ada gak sih yang membantu sehingga program optimis berjalan dengan
lancar?
B: Ya tentu diradio saya dibantu oleh emsi yaitu bang putra wijaya, yang
membantu modifikasi sehingga berjalanya dengan lancar, seperti pengajian
bulanan, yang kedua banyak pendengar-pendengar mensuport seperti kaya di
cingkareng h. hasyim dia bahasanya yaudah radio terusin klw bahasa cari duit
radio bukan tempatnya, karna banyak pendengar jadi kita makin suka, disini ada
pak h. syamsuddin, h.munir, ibu hj.kokom dan bayak lagi tampa saya sebutkan
satu persatu yang meberikan dukungan terhadap saya.
9. A : Selain ustadz gustiri apakah ada pengerak atau suatu kelompok yang turut
membantu berjalanya uprogram optimis?
B : Sementara ini belum ada, jadi sifatnya kreasi kesungguhan yang saya berikan,
yang saya punya disitulah saya sumbangkan karna radio itu menjadi medianya,
saya merasa beruntungnya kalau saya ngomong dimasjid seratus atau dua ratus
orang yg mendengarkan tidak semua menerima ilmu saya, ada penyakinya orang
hajikan gatuk dengerin ceramah sambil ngantuk, tapi klw radiokan kita ngomong
satu dua hadist yang dengerin orang banyak masa iya si seratus orang dengerin
saya itu untungnya dakwah jadi saya pinter pinter itu aja.
10. A: Apakah ada pengawasan atau penilain terhadap radio kepada program optimis?
B : Itu pasti ada, jelas dari manajement itu meratikan betul kadang-kadan ada yg
mungkin saya ngomong keseleo ya, misalnya gini saya tidak bermaksud iklan tapi
sering kali diklem sebagai iklan contohnya kita itu yang namanya contoh wali
jumlahnya Sembilan itu namanya qiu yang namanya qiu itu nilai yang paling
tinggi, nah sampe roko aja jisamsu tuh 234, 2+3+4 = 9 , jisamsu jiwaku sampe
surga, saya sampe bilang gitu tapi disitu saya disangkanya iklan rokok, padahal
saya bukan iklan diklem kan gitu, disangkanya kita mengangkat iklan padahal
saya tidak sama sekali untuk mengiklankan tapi hanya sebagai kreatifitas,
makanya klw sifatnya pengajian seperti saya sukanya walisonggo saya tidak
pernah mengiklankan, ikutilah ziarah walisonggo 9 wali, tapi saya hanya bilang
pada para pendengar bapak ibu saya mau ziarah walisonggo yang mau ikutan
contak aja saya atau datang kerumah, jadi supaya tidak dikat kita di bilang iklan
karna disanah sudah ada manajementnya sendiri pokonya saya menyampaikan
sesuai misi saya berdakwah.
11. A: Metode apa yang dipakai oleh ustadz gustiri di program optimis?
B: Diradio sifatnya obrolan, klw dijaman dulu ada bang mani dan po ani itu
obrolan itu jadi saya pikir lebih pamiliar lebih akrab gitu dari yang didakwah
sifatnya monoton jadi obrolan itu kadang-kadang isinya kita sempongin ke
agama-agama juga, biar ngobrol ngaril ngidul ujung-ujungnya iniloh, itulah yang
saya terapkan.
12. A: Apa si tujuan ustadz gustiri di program optimis?
B: Nah klw menyangkut tujuan disitu saya merasa berkeuntungan untuk
menymapikan nilai-nilai dakwah , lebih beruntuk dibandingkan saya berceramah
Cuma satu masjid, itukan berarti banyak pendengar itu keuntungan saya diradio
keuntungan materi gak ada istilahnya karna diradio bukan tempat nyari duit tetapi
sebab radio itu say bisa menggalang ukuah pergaulan yang lebih luas satu contoh
kalau bukan karna pengaruh radio saya tidak mungkin kenal orang tua saya pak
h.munir disini, sebab radio dia suka denger jadi kenal disini ditangerang hamper
pada yg hafal ke saya karna rata-rata mereka jadi pendengar teruskan pengen
kenalkan gitu, itu ke untungan yang buat saya berkah sendiri jadi banyak kenali
orang-orang tua, pendengar ilmu bertambah kita jadi tambah ukwah, jadi saya
sama beliu ini ikatanya jadi kekeluargaan gak ada jarak saya, klw saya ada acara
saya anggap dia orang tua saya masa dimana-mana saya ubur disini kaga, kapan
saya punya acara saya sediakan waktu buat beliau kasarnya saya pulang ceramah,
abis ceramah saya lapar ah saya kemari aja belok minta makan, kenapa karna saya
sudah rasa kedekatan, kawasan tanggerang sudah hamper banyak, sampe
kerangkas bitung, padeglang. Karna seperti sekarang kenapa sekali-kali saya
menggadakan zsiarah walisonggo, kalau nyari lebih uang tidak ada disitutapi kita
kasih tau beginolh ziarah yang benar, orang yang suka musyrik,syrik itu kaya apa
tapi kita antarkan praktek pulangnya mereka pinter, oh ternyata shalat khosor
jama kaya gini, prakteknya kaya gini pulangnya ukhua tambah merekat, bsok aja
dua tiga hari kita pengen tlp kangenkan gitu, itutuh radio keuntungan yang saya
peroleh, secarar garis besar tujuan dakwah saya merubah perilaku sasaran
pendengar agar mau menerima ajaran Islam dan mengamalkan dalam tataran
kenyataan kehidupan sehari-hari, baik berkaitan dengan masalah pribadi,
keluarga, maupun sosial kemasyarakatan agar memperoleh kehidupan yang
penuh keberkahan, kebaikan didunia dan diakhirat, serta terbebas dalam api
Neraka.
13. A: Ada gak sih pertemuan antar pengemar ustadz?
B: Ya salah satu diantaranya kalau ada acara-acara penting tuh kaya pengajian
bulanan diradioitu saya anggap menjadi media saya untuk komunikasi dengan
fans pendengar, kedua dirumah saya yang sebulan sekali makanya saya lagi bikin
majlis taalim tuh tujuanya apa biar kita bisa rekrutment ke jamaah yang jauh-jauh
datang untuk silaturahim, pulang mereka ada ilmu yang dibawa itu tuh
diantaranya, jadi kalau radio kitakan engga ada kegiatan pisualnya klw di
televisikan orang ditonton, oh ni ustadz uje kaya gini, ustadz arifin ilham kaya
gini tapikan orang nanya gustiri itu kaya apa, paling ketika orang sudah denger
suara saya sering jadi kombes ya komandan besan, nganterin besan misalnya
kecidodol kekotabumi, misalnya kerajeg kan wilayah tangerang saya pake baju
batik biasa, orang gak tau kita tuh ustadz, gak tau mubaligh engga ntar kalau udah
ngomong loh iniloh orangnya dia n I yang suka diradio barulah akrab, karna orang
tidak tonton kita orang denger nah justru tantangan pasti keliatan, kita nih kalau
menyampaikan kurang menarik orang boro-boro mau setel, awalnyakan mereka
stel , nih ko enak juga ni, gitu tu akhirnya jadi itu berkembang, saling ingin tau
gitusaya dikasih tau orang tua saya ini h.munirada pendengar juga pak
h.syamsudin , h. abbas coba saya mau liat orangnya kaya apasi, saya dibawa
kemari sama beliu jadi saya anggap orang tua saya juga gitu diantarkanlah
kemari, udah kenal nyebutin diradio udah enteng aja karna sudah merasa deket
gak pake dicatat gitu suka suka cerita, itulah keuntungan dakwah diradio itu
barokahnya.
14. A: Kalangan masyarakat apa yang ustadz dakwahkan di program optimis?
B: Ya kalau audiensya sudah hamper menyeluruh kalangan atas kebawah, saya
pernah diundang ke polda itu rata-rata dikawasan polda itu banyak kombes-
kombes dengerin saya hampe pernah saya bilang bapak ini kombeskumisaris
besar, saya juga kombes, komandan besan sayamah, bapa gelarnya AKBP saya
juga AKBP atasan krew besan perempuan saya bilang gitu itu sering saya
ceramahin disanah saya diundang, ada letnan colonel budiono yang dikelaqpa dua
adalah pendengar setia saya, kalau tidak dengerin saya sekali pak h. tau ustadz
gak ceramah kemana ni negor gitudan sya tidak takut ngomong apa aja klw A
saya bilang A klw B saya bilang B, jadi banyak hamper semua kalangan karna
yang saya pelajari bagaimana pinter-pinter bermain cantik dikalangan apa saya
berbicara, mungkin dikalangan pejabat saya ngomng bahasa-bahsa mereka,
kadang-kadang diwalikota saya suka diundfang ceramah yang ngomongnya
bahasa orang-sonoh kaya apa, saya harus pelajari betul bicara depan anak-anak
ya saya sperti ngadepi anak-anankitu diantaranya.
15. A: Apa yang membedakan antara program optimis dengan program amin dan
citra muslimah?
B: Yang membedakan kalau citra muslimah dia spesifik untuk kaum wanita karna
pendengar permisanya itu perempuan harinya hari jumat, kan gak mungkin jam
11 kita laki-laki dengerin ceramah, karna kita sudah ada khutbah jumat dimasjid
berarti kalau ada yang dengerin citra muslimah dia kaga sembayang tapi kalau di
optimis karna saya ngangep orang baru bangun pagi ini daya tanggapnya masih
segar-segarnya abis whudu abis shlat ah ngapain masih pagi orang dengerin
sehingga saya bias merebut pemirsa begitu banyak kalau citra muslimahkan Cuma
sekali dalam seminggu, nah kita sering, karna keseringan itu orang hafal bener
gitu bedanya jadi bedanya sifatnya Cuma seminggu sekali sedangkan optimis
setiap hari, dan citra muslimah khusus wanita, tapi kalau optimis ya wanita, pria
dewasa anak-anak, semua kalanganitu makanya saya ketika saya ditawari sore
hari enggah BT saya bilang saya pake apa aja ni andaikata saya suruh ceramah
sore mendingan saya pere sebulan, ya giliran saya keluyurankan bulan puasa
hehe ngisi kultum-kultum dimana-mana, kalau udah ikatan radio saya stagnan
disitu aja kalau pagi itu kita blm beraktipitas yang lain kalau sore mungkin saya
ceramah di tangerang pulangnya kesoren ya kaga bias siaran, tapi kalau pagi
orang bangun pagi, saya pernah diundang ceramah di pilau sari sonoh ya
pulangnya jam setenggah empat abis subuh saya bias diradio, biarkan ceramah
sambil lelengutan sedangkan sama program amin perbedaanya haya waktu dan
dia menyampaikan dengan satu materi yang dibahas itu saja, tidak boleh penanya
menanyakan diluar tema, kalau saya beda materi yang disampaikan apa nanya
apa, saya bebaskan mau nanya apa insya allah saya jawab.
16. A: Apa factor pendukung dan penghambat ustadz dalam pengembangan dakwah
di program optimis?
B: Factor pendukungya tentunya kita membutuhkan sarana ya kadang-kadang
daya jangkau radio itu yakarna ada persaingan dengan radio yang lainkita
seharusnya bisa masuk kedaerah becak kayu, bekasi cakung kampumpung
melayu, mentok karna udah di isi denga radio yang lain, itukan kendala ya
istilahnya seharusnya pendukungnya dari radio itu ya frekuensinya itu terus
bebenah terus, kadang-kanag si iya suka ke Bandar lampung jadi mungki
frekuensinya saja yang jadi penghambat.
Factor kendalanya sering kali kita ingin mengembangkan agama pihak
manajemnt itu kurang berpihak karna acara udah jalan baru ikut nimbrung
misalnya saya bikin acara santunan yatim piatu diradio saya ambil acara maulid
kita undang habib ini, setlah acara sukses baru ikut nimbrung tapi pada acara baru
mau gawe kaga ikutan, jadi seolah diantepin lo aja yang punya program bukan
oleh radionya
17. A: Apa visi dan misi program optimis?
B: Visi dan misi oprimis yang jelas ya memperkenalkan bawa radio itu menjadi
satu media yang bisa diakui oleh banyak pihak, artinya bukan hanya cendrung
dalam bidang bidang dunia infotaiment seni tapi juga radio meningkatkan mutu
rohani into berimbang.
Interviewee
Ustadz Drs.H. Gustiri MAK
(Narasumber Program OPTIMIS)
WAWANCARA
Hari/tanggal : Kamis, 09-01-2014
Waktu : 09:00 – 10:30 WIB
Tempat : Di cidodol kediaman ustadz gutiri
Nama responden : firmansyah S.E
Jabatan : guru SDN Cipondoh 04( salah satu pendengar OPTIMIS
Tempat tangal lahir : Tangerang, 12-05-1984
Alamat : Dongkal Cipondoh Tangerang
Telephon : 02193399127
Pendidikan : S1
1. A: apakah bapak suka mendengarkan tausiah program optimis diradio CBB?
B: iya saya sering mendengar setiap selesai shalat subuh, ya
Alhamdulillah tema-temanya atau materinya cukup membangun dari yang kita belum tau jadi
tau hal-hal yang tadinya tidak terpikir akhirnya bisa tau apa yang belum kita tau.
2. A: Apa yang menarik diacara program optimis dalam tausiah ustadz gustiri?
B: dalam program optimis ini sangat menarik sekali yaitu karna dialognya, eramahnya yang
begitu lugas dapat dimeengerti materi yang disampaikanpun cukup menarik dan dapat
membangun umat islamlah.
3. A: kenapa lebih memilih mendengarkan program optimis dibandingkan dengan program
dakwah diradio lain?
B: ya masalahnya begini kalau kita nanya sama pak ustadz gustiri itu setiap pertanyaan semua
dijawab dengan benar sesuai dengan kitab-kitabnya jadi kita tidak melenceng kemana-mana.
4. A: yang mebedakan ustadz gustiri dengan ustadz yang lain itu apa?
B: ustdaz gustiri itu orangnya cukup kekeluargaan dalam membahas semua materi-materinya
cukup lugas dan tidak monoton serta tidak kaku dalam penyampain ceramah-ceramahnya dan
dapatdimengerti bahasa-bahasa penyampainya dari kalangan muda maupun kalangan orang
tua.
5. A: Apakah ada kekurangan dari tausiah yang disamapaikan ustadz gustiri?
B: saya rasa setiap manusia pasti ada kekurangan dan kelebihanya, kalau ditanya kekurangan
sepertinya tidak ada kekurangan karna saya lihat semua pertanyaan itu dijawab dengan benar
dan dalil-dalilnyapun ada.
6. A: Sejak kapan bapak mengikuti pengajian atau ceramah yang disampaikan pak ustadz gustiri
dalam program optimis?
B: saya sejak 2011 saya sudah mengikuti program optimis bahkan saya mengikuti pengajian
yang diadakan dirumah beliau setiap malam jum’at.
Interviu
Firmansyah S.E
WAWANCARA
Hari/tanggal : Kamis, 09-01-2014
Waktu : 09:00 – 10:30 WIB
Tempat : Di cidodol kediaman ustadz gutiri
Nama responden : firmansyah S.E
Jabatan : guru SDN Cipondoh 04( salah satu pendengar OPTIMIS
Tempat tangal lahir : Tangerang, 12-05-1984
Alamat : Dongkal Cipondoh Tangerang
Telephon : 02193399127
Pendidikan : S1
1. A: apakah bapak suka mendengarkan tausiah program optimis diradio CBB?
B: iya saya sering mendengar setiap selesai shalat subuh, ya
Alhamdulillah tema-temanya atau materinya cukup membangun dari yang kita belum tau jadi
tau hal-hal yang tadinya tidak terpikir akhirnya bisa tau apa yang belum kita tau.
2. A: Apa yang menarik diacara program optimis dalam tausiah ustadz gustiri?
B: dalam program optimis ini sangat menarik sekali yaitu karna dialognya, eramahnya yang
begitu lugas dapat dimeengerti materi yang disampaikanpun cukup menarik dan dapat
membangun umat islamlah.
3. A: kenapa lebih memilih mendengarkan program optimis dibandingkan dengan program
dakwah diradio lain?
B: ya masalahnya begini kalau kita nanya sama pak ustadz gustiri itu setiap pertanyaan semua
dijawab dengan benar sesuai dengan kitab-kitabnya jadi kita tidak melenceng kemana-mana.
4. A: yang mebedakan ustadz gustiri dengan ustadz yang lain itu apa?
B: ustdaz gustiri itu orangnya cukup kekeluargaan dalam membahas semua materi-materinya
cukup lugas dan tidak monoton serta tidak kaku dalam penyampain ceramah-ceramahnya dan
dapatdimengerti bahasa-bahasa penyampainya dari kalangan muda maupun kalangan orang
tua.
5. A: Apakah ada kekurangan dari tausiah yang disamapaikan ustadz gustiri?
B: saya rasa setiap manusia pasti ada kekurangan dan kelebihanya, kalau ditanya kekurangan
sepertinya tidak ada kekurangan karna saya lihat semua pertanyaan itu dijawab dengan benar
dan dalil-dalilnyapun ada.
6. A: Sejak kapan bapak mengikuti pengajian atau ceramah yang disampaikan pak ustadz gustiri
dalam program optimis?
B: saya sejak 2011 saya sudah mengikuti program optimis bahkan saya mengikuti pengajian
yang diadakan dirumah beliau setiap malam jum’at.
Interviu
Firmansyah S.E