strategi kampanye partai golkar dan pdip pasca...

25
STRATEGI KAMPANYE PARTAI GOLKAR DAN PDIP PASCA PENETAPAN PKPU NOMOR 15 TAHUN 2013 PADA PEMILU LEGISLATIF DI KOTA TANJUNGPINANG TAHUN 2014 Naskah publikasi diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana bidang Ilmu Pemerintahan NASKAH PUBLIKASI Oleh NONY NATADIA ERNEL 100565201031 JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2014

Upload: phamnhu

Post on 08-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI KAMPANYE PARTAI GOLKAR DAN PDIP PASCA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memperoleh gelar Sarjana bidang Ilmu Pemerintahan NASKAH

STRATEGI KAMPANYE PARTAI GOLKAR DAN PDIP PASCA

PENETAPAN PKPU NOMOR 15 TAHUN 2013 PADA PEMILU

LEGISLATIF DI KOTA TANJUNGPINANG TAHUN 2014

Naskah publikasi diajukan sebagai syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana bidang Ilmu Pemerintahan

NASKAH PUBLIKASI

Oleh

NONY NATADIA ERNEL

100565201031

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2014

Page 2: STRATEGI KAMPANYE PARTAI GOLKAR DAN PDIP PASCA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memperoleh gelar Sarjana bidang Ilmu Pemerintahan NASKAH

STRATEGI KAMPANYE PARTAI GOLKAR DAN PDIP PASCA PENETAPAN

PKPU NOMOR 15 TAHUN 2013 PADA PEMILU LEGISLATIF DI KOTA

TANJUNGPINANG TAHUN 2014

NONY NATADIA ERNEL

Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, FISIP, UMRAH, [email protected]

ABSTRAK

Partai politik merupakan organisasi politik dari sebuah negara yang demokratis yang

dibentuk dengan tujuan dan mempunyai fungsi yang jelas. Fungsi utama dari partai politik mencari

dan mempertahankan kekuasaan. Strategi kampanye merupakan suatu kegiatan yang dilakukan

oleh setiap partai politik untuk dapat menyampaikan segala bentuk janji-janji politik, program-

program partai serta cita-cita yang diperuntukkan bagi kesejahteraan masyarakat. Dalam

menyikapi PKPU Nomor 15 Tahun 2013 tentang alat peraga. Maka perlu beberapa strategi untuk

tetap mendapatkan perhatian khalayak demi mendapatkan kemenangan dalam Pemilu Legislatif.

Tujuan penelitian ini sendiri adalah untuk mengetahui strategi kampanye Partai Golkar

dan PDIP Perjuangan pasca penetapan PKPU Nomor 15 Tahun 2013 dalam Pemilu Legislatif di

Kota Tanjungpinang tahun 2014.

Dalam penelitian ini melibatkan beberapa kalangan informan yang diantaranya mulai dari

pengurus DPC Partai PDI Perjuangan Kota Tanjungpinang, DPD Partai Golkar Kota

Tanjungpinang, calon anggota legislatif yang diusung oleh partai Golkar dan PDIP, serta

masyarakat. Dengan metode penulisan wawancara, mengumpulkan data dokumen, yang bertujuan

untuk menganalisis strategi kampanye yang dilakukan oleh PDIP dan Partai Golkar pasca

penetapan PKPU nomor 15 tahun 2013.

Pada pemilihan legislatif Kota Tanjungpinang PDIP perjuangan memiliki strategi dengan

melakukan pemberian sosial ditengah – tengah masyarakat, juga mengangkat isu – isu kedaerah

yang terjadi disaat ini di Kota Tanjungpinang. Sedang partai Golkar menganggap, strategi

alternatif yang dapat dilakukan dalam pemilihan legislatif yaitu dengan lebih meningkatkan

sosialisasi langsung yang bersifat dari rumah dan rumah.

Kata Kunci : Strategi, Kampanye, Pemilihan Legislatif 2014

Page 3: STRATEGI KAMPANYE PARTAI GOLKAR DAN PDIP PASCA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memperoleh gelar Sarjana bidang Ilmu Pemerintahan NASKAH

STRATEGI KAMPANYE PARTAI GOLKAR DAN PDIP PASCA PENETAPAN

PKPU NOMOR 15 TAHUN 2013 PADA PEMILU LEGISLATIF DI KOTA

TANJUNGPINANG TAHUN 2014

NONY NATADIA ERNEL

Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, FISIP, UMRAH, [email protected]

ABSTRAC

A political party is a political organization of a democratic state that is formed with the

purpose and function obvious. The main functions of political parties seek and retain power.

Campaign strategy is an activity undertaken by each political party to be able to deliver all forms

of political promises, the party programs and ideals that are meant for the welfare of society. In

addressing regulatory election commission (KPU) Number 15 Year 2013 on props. Then need

some strategies to get the attention of the audience remained to get the victory in the legislative

elections.

The purpose of this study was to Determine the strategy Golkar and PDI-P campaign

post-determination struggle electoral commission regulation (PKPU) No. 15 of 2013 in the

legislative election in 2014 Tanjungpinang.

In this study involving some informants among them started from the management of the

branch representative council (DPC) Indonesian Democratic Party of Struggle (PDI-P)

Tanjungpinang, regional representative council (DPD) Party of the Functional Groups (Golkar)

Tanjungpinang, legislative candidates brought by Golkar and PDI-P, as well as the community.

With the method of writing the interview, collect data document, which aims to analyze the

strategy of campaigning by PDIP and Golkar determination PKPU post number 15 in 2013.

Legislative elections in Tanjungpinang, PDIP struggle to have a strategy to make social

provision in the middle of the community, also raised the issues which occurred in area of

Tanjungpinang. Golkar is being considered, alternative strategy that can be done in the legislative

elections to further enhance the direct socialization that is door to door.

Keywords: Strategy, Campaign, Legislative Election 2014

Page 4: STRATEGI KAMPANYE PARTAI GOLKAR DAN PDIP PASCA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memperoleh gelar Sarjana bidang Ilmu Pemerintahan NASKAH

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang

menganut sistem demokrasi. Salah satu yang

menjadi ciri khas dari negara yang menganut

sistem demokrasi adalah terselenggaranya

pemilihan umum. Jika melihat UU No. 3

Tahun 1999 tentang Pemilu. Pemilu adalah

sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam

negara kesatuan RI yang berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945. Melalui pemilihan

umum tersebut, rakyat memilih wakilnya

untuk duduk dalam parlemen dan dalam

struktur pemerintahan. Seperti yang kita

ketahui bahwa pemilu pada tahun 1999

merupakan perbaikan kualitas yang luar

biasa dibandingkan dengan pemilu–pemilu

sebelumnya, walaupun masih terdapat

kelemahan.

Pemilu bisa dikatakan nilai yang

sangat penting. Pemilu merupakan

perwujudan keikutsertaan rakyat dalam

ketatanegaraan, dimana rakyat memilikihak

untuk memilih dengan bebas wakil-wakilnya

yang akan ikutmenyelenggarakan kegiatan

pemerintahan. Juga tidak dipungkiri bahwa

pemilu juga penting bagi penguasa, setiap

penguasa membutuhkan dukungan dari

rakyat untuk melegitimasi kekuasaannya.

Oleh sebab itu pemilu juga sering disebut

alat legitimasi kekuasaan.

Undang–Undang No. 22 tahun 2007

pasal 1 ayat (1) tentang Penyelenggaraan

Pemilihan Umum disebutkan dan dijelaskan

tentang pengertian pemilihan umum,

selanjutnya disebut pemilu, adalah:

“Saranan pelaksanaan kedaulatan rakyat

diselenggarakan secara langsung,umum,

bebas, rahasia, jujur, adil dalam NKRI

berdasarkan pancasila dan UUD NKRI

tahun 1945.”

Pemilu yang berkualitas dapat dilihat

dari dua sisi. Pertama, prosesnya berjalan

sesuai prinsip – prinsip pemilu yang

demokratis, luber dan jurdil serta

dipatuhinya semua peraturan pemilu. Kedua,

hasilnya, yakni orang – orang yang terpilih,

baik yang duduk dilembaga legislatif

maupun eksekutif adalah orang–orang yang

berintegritas tinggi, moralitasnya teruji dan

kapasitasnya.(Santoso, 2004:V).

Para calon legislatif diseluruh

Indonesia saat ini tengah mempersiapkan

diri untuk mengikuti pemilihan calon

legislatif baik tingkat kota maupun tingkat

provinsi. Berbagai strategi dan upaya yang

dilakukan para Calon Legislatif (Caleg)

untuk mendapatkan simpati dan dukungan

dari masyarakat untuk pemenangan diri

dalam pemilihan legislatif DPRD, DPD, dan

DPR.

Kampanye–kampanye Partai Politik

peserta Pemilu, yang dilakukan oleh para

calon legislatif kini mulai gencar

dilaksanakan, yang meliputi pengenalan

figur calon legislatif serta penyampaian visi

dan misi. Kampanye sendiri ialah sebuah

upaya yang diorganisasi oleh satu kelompok

(agen perubahan) yang ditujukan untuk

memersuasi target sasaran agar bisa

Page 5: STRATEGI KAMPANYE PARTAI GOLKAR DAN PDIP PASCA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memperoleh gelar Sarjana bidang Ilmu Pemerintahan NASKAH

menerima, memodifikasi atau membuang

ide, sikap dan perilaku tertentu(Cangara,

2011:229).

Menurut Lock dan Harris (1996)

kampanye politik terkait erat dengan

pembentukan image politik. Dalam

kampanye politik terdapat dua hubungan

yang akan dibangun, yaitu internal dan

eksternal. Hubungan internal adalah suatu

proses antara anggota–anggota partai dengan

pendukung untuk untuk memperkuat ikatan

ideologis dan identitas mereka. Sementara

hubungan eksternal dilakukan untuk

mengkomunikasikan image yang akan

dibangun kepada pihak luar partai, termasuk

media–media dan masyarakat secara

luas(Firmanzah,2012:175).

Proses pelaksanaan kampanye sendiri

dapat berupa pertemuan tatap muka,

penyebaran informasi melalui media cetak

dan elektronik, diantaranya, penyiaran

melalui radio dan atau televisi, periklanan

dikoran, sertaspanduk maupun baliho .

Penyebaran bahan kampanye kepada umum,

dapat dilaksanakan sejak 3 (tiga) hari setelah

peserta Pemilu ditetapkan sebagai peserta

Pemilu sampai dengan dimulainya masa

tenang(Abdullah, 2009:200).

Bolland mendefinisikan iklan sebagai

bentuk pembayaran yang dilakukan untuk

membeli tempat atau ruang dalam

menyampaikan pesan–pesan lembaga atau

institusi dalam media, oleh karena itu iklan

politik didefinisikan:

“ Political Advertising refers to the purchase

and use of advertising space, paid for at

commercial rates, in order to transmit

political message to a mass audience.”

Media yang biasa digunakan iklan

adalah bioskop, billboard (baliho), surat

kabar, radio dan televisi. Melalui iklan para

calon atau kandidat bisa mengomunikasikan

pesan–pesan, ide, program kepada para

calon pemilih(Cangara, 2009:345).

Menariknya saat ini dalam

melakukan kampanye pemilu, para calon

legislatif banyak yang lebih tertarik

memanfaatkan media cetak dalam

pengenalan dirinya kepada masyarakat, hal

ini dapat kita lihat dari banyaknya iklan–

iklan melalui koran, juga baliho dan spanduk

yang terpasang pada musim pemilihan calon

legislatif seperti sekarang ini. Di negara

demokrasi seperti Indonesia ini merupakan

hal yang lazim adanya ketika musim

pemilihan umum calon presiden dan wakil

presiden serta anggota legislatif kita akan

mudah menjumpai iklan–iklan politik

dengan pemanfaatan media indoor dan

outdoor.

Iklan politik secara outdoor dapat kita

jumpai melalui media cetak, khususnya

baliho dan spanduk. Media ini dianggap

salah satu cara cepat dan mudah dalam

kampanye calon legislatif. Para calon

anggota legislatif tidak harus secara aktif

terjun dan bertatap muka langsung dengan

masyarakat karena secara tidak langsung

masyarakat telah mengenal figur tersebut

dari papan - papan reklame tersebut.

Pada tanggal 9 April 2014 Indonesia,

khususnya kota Tanjungpinang

Page 6: STRATEGI KAMPANYE PARTAI GOLKAR DAN PDIP PASCA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memperoleh gelar Sarjana bidang Ilmu Pemerintahan NASKAH

melangsungkan pemilihan calon anggota

legislatif, salah satu langkah awal yang

dilakukan calon anggota legislatif dalam

kampanye yang dilakukan adalah dengan

memasangkan spanduk–spanduk dan baliho,

ini dapat dilihat dibeberapa ruas jalan

khususnya dikota Tanjungpinang banyak

terdapat baliho dan spanduk para calon

legislatif yang berusaha menarik simpatik

dan perhatian masyarakat. Penempatakan

baliho dan spanduk ini sendiri mulai dari

pepohonan, gang–gang, perumahan warga,

hingga jalan protokol. Kegiatan pemasangan

spanduk dan baliho ini dianggap sebagai

salah satu cara untuk memperkenalkan sosok

dari calon legislatif itu sendiri kepada

masyarakat luas. Tak jarang cara ini

dianggap efektif untuk mendapatkan suara

dalam pemilihan umum.

Pemasangan alat peraga seperti

baliho dan spanduk sendiri juga dapat

memperpendek jangkauan kampanye politik

yang dilakukan para calon anggota legislatif.

Dengan pemasangan baliho dan spanduk ini

biasanya kampanye berisi pesan–pesan

politik yang dapat mempengaruhi opini

publik terhadap calon legislatif tersebut.

Bahkan untuk menjaring massa pemilih para

kandidat tak segan menghabiskan uang

jutaan hingga milyaran rupiah guna untuk

mengiklankan diri.

Iklan sendiri dapat dikatakan sebagai

salah satu bentuk citra agar pemilih memiliki

tanggapan posistif terhadap calon tersebut,

penggunaan baliho dan spanduk juga

sebagai media yang cukup baik dalam

menyampaikan visi misi, hingga dapat

membentuk image positif calon anggota

legislatif tersebut. Bahkan tak jarang dengan

pemanfaatan media seperti papan reklame

sebagai ajang perang citra figur agar

pendapatkan perhatian khalayak dan

tentunya mendapat dukungan sebanyak

mungkin oleh massa.

Berkenaan dengan uraian di atas

terhitung mulai tanggal 28 September 2013,

Komisi Pemilihan Umum (KPU) mulai

memberlakukan Peraturan Komisi Pemilihan

Umum (PKPU) Nomor 15 Tahun 2013

tentang Alat Peraga Kampanye. Peraturan

ini merupakan peraturan perubahan dari

PKPU Nomor 01 Tahun 2013 tentang

pedoman pelaksanaan kampanye Caleg

DPR, DPD dan DPRD, yang mengatur

tentang pemasangan alat peraga kampanye

seperti baliho atau billboard. Ini tentunya

memunculkan berbagai opini prokontra dari

banyak bakal calon anggota legislatif

khususnya Kota Tanjungpinang.

Peraturan Komisi Pemilihan Umum

(PKPU) Nomor 15 Tahun 2013 ini,

menjelaskan tentang pembatasan kegiatan

para calon anggota DPR, DPD, dan DPRD,

dalam memproklamirkan diri dengan

menggunakan papan reklame seperti baliho

dan spanduk. Peraturan ini tertuang pada

bait yang terdapat dalam PKPU Nomor 15

Tahun 2013 Pasal 17 yang berbunyi:

“Baliho atau papan reklame (billboard)

hanya diperuntukkan bagi Partai Politik 1

(satu) unit untuk 1 (satu) desa/kelurahan

atau nama lainnya memuat informasi nomor

dan tanda gambar Partai Politik dan/atau

visi, misi, program, jargon, foto pengurus

Page 7: STRATEGI KAMPANYE PARTAI GOLKAR DAN PDIP PASCA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memperoleh gelar Sarjana bidang Ilmu Pemerintahan NASKAH

Partai Politik yang bukan Calon Anggota

DPR dan DPRD.”

Peraturan ini bermaksud bahwa para

calon anggota legislatif tidak dibenarkan

melakukan kampanye secara individu

dengan menggunakan baliho, namun

pemasangan alat peraga baliho dan spanduk

hanya boleh dipasang oleh partai politik dan

Caleg DPD, satu unit untuk satu

kelurahan/desa. Untuk Parpol hanya boleh

memuat nomor dan tanda gambar partai, visi

misi, program dan foto pengurus yang bukan

caleg, misalnya ketua umum. Bendera dan

umbul-umbul hanya boleh dipasang di

tempat yang ditetapkan, dan tidak

dibenarkan memasangkannya pada tiang

listrik, tiang telepon dan pagar jembatan.

Calon anggota DPR, DPD dan DPRD dapat

memasang spanduk dengan ukuran

maksimal 1,5 x 7 meter pada zona atau

wilayah yang ditetapkan KPU(PKPU Nomor

15 Tahun 2013).

Data yang diperoleh hasil Survey

Transparency International Indonesia (TII)

dan Indonesia Corruption Watch (ICW)

dalam Pemilu Legislatif 5 Juli 2004, dua

puluh empat partai banyak membelanjakan

dananya untuk media kampanyenya seperti

televisi, radio dan media cetak. Peraturan

Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor

15 Tahun 2013 ini tentunya memiliki

dampak besar terhadap proses kampanye

yang dilakukan oleh calon anggota

lengislatif kota Tanjungpinang dalam

memperkenalkan diri kepada publik yang

semula dapat dilakukan dengan

memperkenalkan diri melalui papan

reklame.Dengan keterbatasan ini tentu calon

anggota legislatif harus lebih intens dalam

melakukan pendekatan terhadap para

konstituennya, mereka harus dapat mengatur

strategi dalam pembentukan image terhadap

publik.

Menurut ketua Komisi Pemilihan

Umum (KPU) Kota Tanjungpinang Robby

Patria yang dikutip dari Harian Batam

Posmengatakan bahwa diharapkan calon

anggota legislatif se-Tanjungpinang harus

mematuhi Peraturan Komisi Pemilihan

Umum (PKPU) Nomor 15 Tahun 2013

tentang alat peraga. Tetapi kenyataannya

dalam melakukan kampanye,

memproklamirkan diri, serta menyampaikan

visi misi para calon anggota legislatif kota

Tajungpinang masih memanfaatkan papan

reklame dan masih belum sepenuhnya dapat

mematuhi peraturan KPU.

Pemberlakuan PKPU Nomor 15

Tahun 2013 ini tentunya diikuti dengan

sanksi berupa sanksi administrasi, walaupun

demikian fakta dilapangan tetap tidak serta

merta langsung ditaati oleh calon anggota

legislatif. Dalam arti bahwa, caleg yang

memiliki ‘banyak uang’ yang beramai-ramai

mengandalkan atribut kampanye untuk

mengenalkan diri dengan masyarakat, tentu

saja kecewa dengan peraturan ini, karena

mereka tidak dapat mengekspresikan diri

secara penuh lewat baliho, dan spanduk

selama menjalani masa kampanye.

Padahal, atribut-atribut tersebut

dinilai penting dan penunjang utama dalam

memperkenalkan diri kepada masyarakat.

Page 8: STRATEGI KAMPANYE PARTAI GOLKAR DAN PDIP PASCA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memperoleh gelar Sarjana bidang Ilmu Pemerintahan NASKAH

Dengan ketidaksiapan mereka pula inilah

maka masih banyak spanduk dan baliho

yang masih terpasang diruas – ruas jalan

kota Tanjungpinang. Ini menimbulkan

persepsi bahwa adanya ketidaksiapan para

calon anggota legislatif dalam melakukan

kampanye pada pemilu legislatif pada 9

April 2014. Tapi dilain sisi tetap ada pihak–

pihak yang diuntungkan dalam peraturan

baru yang dikeluarkan oleh KPU, yaitu caleg

yang memiliki keterbatasan dana dan modal

yang tidak begitu besar menjadi semakin

percaya diri dan mendukung peraturan KPU

ini untuk segera diberlakukan.

Pada tanggal 9 April 2014, peserta

pesta demokrasi pemilihan umum akan

diikuti oleh 12 partai politik yang

diantaranya, Partai Nasdem, PKB, PKS,

PDIP, Partai Golkar,Partai Gerindra, Partai

Demokrat, PAN, PPP, Partai HANURA,

PBB, dan PKP. Tentunya partai - partai lama

tetap kembali ikut andil dalam persaingan

pesta demokrasi tahun ini. Berbagai

strategipun telah genjar dilaksanakan demi

memenangkan pemilu tahun 2014.

Titik fokus peneliti yaitu kepada dua

partai besar, Partai Golkar dan Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Jika menelaah satu persatu, partai Golkar

yang didirikan pada era orde baru ini

memiliki konsolidasi internal Golkar yang

baik sehingga elektabilitas partai terjaga,

selain itu parta Golkar memiliki proses

pengkaderan yang memang sudah dilakukan

sejak tahun 70an, dikota Tanjungpinang

khususnya, dalam Pemilu legislatif tahun

2014 memiliki kekuatan secara figur, tokoh-

tokoh yang maju dalam pemilihan calon

anggota legislatif merupakan orang–orang

yang telah memiliki pengalaman jabatan

didalam pemeintah yang telah banyak

dikenal khalayak publik sehingga dapat

mempermudah partai Golkar dalam

menjaring pendukung.

Sedangkan PDIP, di Indonesia PDIP

mengandalkan ketokohan Soekarno dan

keturunannya, dan di Kota Tanjungpinang

sendiri saat ini dipimpin oleh walikota yang

berasal dari partai PDIP sehingga proses

mobilisasi yang dilakukan oleh PDIP lebih

mengandalkan kefiguran pemimpin kota

Tanjungpinang yang saat ini atas

keleluasaan pemimpin Tanjungpinang yang

mulai melakukan politik– politik simbol

sebagai langkah awal dalam

mempertahankan eksistensi PDIP agar tetap

mendapat pemenangan dalam Pemilu kota

Tanjungpinang. Selain itu kedua partai ini

dianggap memiliki kemapanan dalam proses

kampanye dengan memanfaatkan papan

reklame. Maka menyikapi PKPU Nomor 15

Tahun 2013, disinipeneliti ingin melihat

bagaimana strategi kampanye Pemilu yang

akan dilakukan oleh kedua partai tersebut

agar para calon anggota legislatifnya

memperoleh pemenangan pada pemilu pada

tanggal 09 April 2014 .

Oleh sebab itu maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian yang berjudul

“Strategi Kampanye Partai Golkar dan PDIP

Pasca Penetapan PKPU Nomor 15 Tahun

2013 Pada Pemilu Legislatif Di Kota

Tanjungpinang Tahun 2014”

Page 9: STRATEGI KAMPANYE PARTAI GOLKAR DAN PDIP PASCA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memperoleh gelar Sarjana bidang Ilmu Pemerintahan NASKAH

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas

maka perumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Strategi Kampanye Partai

Golkar pasca penetapan PKPU Nomor

15 Tahun 2013 pada Pemilu Legislatif di

Kota Tanjungpinang tahun 2014?

2. Bagaimana Strategi Kampanye Partai

PDIP pasca penetapan PKPU Nomor 15

Tahun 2013 pada Pemilu Legislatif di

Kota Tanjungpinang tahun 2014?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui :

1. Strategi kampanyePartai Golkar pasca

penetapan PKPU Nomor 15 Tahun 2013

pada Pemilu Legislatif diKota

Tanjungpinang tahun 2014.

2. Strategi kampanye PDIP pasca

penetapan PKPU Nomor 15 Tahun 2013

pada Pemilu Legislatif diKota

Tanjungpinang tahun 2014.

D. Landasan Teori

1.Strategi Kampanye

Agar tujuan akhir tersebut dapat

dicapai diperlukan strategi yang disebut

strategi komunikasi dalam konteks

kampanye politik. Terdapat tiga jenis

strategi komunikasi dalam konteks

kampanye politik (Ardial, 2010:73), yaitu :

1. Keberadaan Pemimpin Politik

Keberadaan pemimpin politik memiliki

pengaruh dalam proses politik karena

dalam kepemimpinan terdapat kekuasaan

dan tidak sebaliknya. Kepemimpinan

merupakan hubungan antara pihak yang

memiliki pengaruh dan orang yang

dipengaruhi, dan juga merupakan

kemampuan menggunakan sumber

pengaruh secara efektif. Kepemimpinan

lebih menekankan pada kemampuan

menggunakan persuasi untuk

mempengaruhi pengikut. Kepemimpinan

merupakan upaya untuk melaksanakan

tujuan yang menjadi kepentingan

bersama pemimpin maupun para

pengikut. Dengan demikian, pemimpin

politik lebih menggunakan hubungan-

hubungan informal dan personal dalam

menggerakkan pengikutnya untuk

mencapai tujuan tertentu (Ardial,

2010:77--8).

2. Merawat Ketokohan dan Memantapkan

Kelembagaan

Artinya, ketokohan politikus dan

kemantapan lembaga politiknya dalam

masyarakat akan memiliki pengaruh

tersendiri dalam berkomunikasi politik.

Ketokohan adalah orang yang memiliki

kredibilitas, daya tarik, dan kekuasaan.

Kredibilitas adalah keahlian komunikator

(pemimpin) dan dapat dipercaya.

Keahlian adalah kesan yang dibentuk

oleh khalayak tentang kemampuan

politikus, aktivis, atau professional

sebagai komunikator politik dalam

hubungannya dengan topik yang

dibicarakan atau ditulis. Dengan kata lain

Page 10: STRATEGI KAMPANYE PARTAI GOLKAR DAN PDIP PASCA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memperoleh gelar Sarjana bidang Ilmu Pemerintahan NASKAH

bahwa keahlian komunikator tergantung

pada :

a. Kemampuan dan keahlian mengenai

pesan-pesan yang disampaikan.

b. Kemampuan dan keterampilan

menyajikan pesan-pesan dalam arti

memilih tema, metode, dan media

politik yang sesuai dengan situasi dan

kondisi khalayak.

Kepercayaan adalah kesan yang

terbentuk pada diri khalayak terhadap

komunikator politik yang berkaitan

dengan karakter atau wataknya. Seperti ;

kejujuran, kesopanan, ketulusan, dan lain

sebagainya yang berkaitan dengan

moralitas.

Daya tarik adalah daya tarik fisik

tubuh, busana, dan dukungan fisik

lainnya yang bersifat nonverbal dalam

komunikasi. Seperti ; faktor wajah yang

tampan atau cantik dan suara yang merdu

bagi perempuan atau serak-serak basah

bagi laki-laki, sangat kuat persuasifnya

bagi khalayak. Kekuasaan politik yang

melekat pada diri komunikator politik

akan menjadi kekuatan yang sangat

prima dalam komunikasi politik yang

intensif.

Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa komunikator yang

mampu mempengaruhi khalayak adalah

komunikator yang memiliki ketokohan

dan leadership dengan memiliki

keseluruhan syarat-syarat tersebut,

seperti; kredibilatas, daya tarik, dan

kekuasaan.

Selain ketokohan, langkah

strategis utama yang seharusnya

dilakukan adalah memantapkan

kelembagaan atau membesarkan lembaga

karena ketokohan seorang politikus,

aktivis, atau profesional akan meningkat

jika ia didukung oleh lembaga yang

ternama. Lembaga tersebut dapat berupa

partai politik, parlemen, dan

pemerintahan atau birokrasi. Upaya

untuk membesarkan lembaga adalah

dengan cara membuat lembaga yang

dapat memenuhi kepentingan dan

kebutuhan khalayak/publik, membuat

penampilan lembaga yang memiliki daya

tarik, dan yang paling penting adalah

perolehan pemenangan dalam pemilihan

umum. Akhirnya ketokohan yang prima

dan partai politik yang besar dan

terpercaya akan menjadi kekuatan politik

tersendiri dalam membangun komunikasi

politik yang efektif. Artinya, partai

politik dan kandidat yang diajukan dalam

pemilu akan dicari oleh rakyat, sebagai

pahlawan politik yang pantas menduduki

jabatan-jabatan politik yang sedang

diperebutkan (Ardial, 2010:84).

Perloff (dalam Venus, 2009:43--7)

menyarankan strategi persuasif yang dapat

digunakan dalam praktik kampanye yakni:

a. Pilihlah komunikator yang terpercaya

Pesan yang ingin disampaikan kepada

khalayak, membutuhkan komunikator

yang terpercaya untuk menyampaikan

pesan tersebut. Maka kredibilitas

komunikator merupakan hal yang harus

Page 11: STRATEGI KAMPANYE PARTAI GOLKAR DAN PDIP PASCA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memperoleh gelar Sarjana bidang Ilmu Pemerintahan NASKAH

diperhatikan agar ia bisa menjadi

pembawa pesan yang dapat dipercaya.

b. Kemaslah pesan sesuai dengan keinginan

khalayak

Fishbein dan Ajzen (Perloff,1993)

mengatakan bahwa pesan akan dapat

mempunyai pengaruh yang besar untuk

mengubah perilaku khalayak jika

dikemas sesuai dengan kepercayaan yang

ada pada diri khalayak. Karena tujuan

dan tema utama kampanye hendaknya

dibuat pesan–pesan yang sesuai dengan

kepercayaan khalayak.

c. Munculkan kekuatan diri khalayak

Kalayak harus disadarkan bahwa mereka

dengan segala kemampuannya pasti akan

dapat mengubah perilaku kurang baik

menjadi perilaku lebih baik seperti yang

dianjurkan kampanye.

d. Ajak khalayak untuk berpikir

Sebuah pesan dapat membawa

perubahan perilaku jika dapat

memunculkan pemikiran positif dalam

diri khalayak. Pemikiran positif ini dapat

diperoleh dengan menyampaikan

keuntungan – keuntungan dan

menunjukkan bahwa pemikiran negatif

khalaya adalah tidak benar adanya.

Menyajikan data – data statistik dan

temuan – temuan relevan agar dapat

mendorong khalayak berfikir.

e. Gunakan strategi pelibatan

Agar dapat mempengaruhi khalayak,

pesan kampanye juga hendaklah

disampaikan sesuai dengan

menggunakan strategi pelibatan. Tingkat

pelibatan sangat bergantung pada jenis

khalayak. Flora dan Maibach

menyatakan bahwa pesan yang

disampaikan harus diarahkan pada tinggi

atau rendahnya tingkat keterlibatan.

f. Gunakan strategi pembangunan

inkonsistensi

Berdasarkan teori disonansi kognitif,

memunculkan sebuah pesan yang akan

menimbulkan disonansi karena tidak

cocok dengan apa yang selama ini

mereka percaya. Ketidakcocokan

tersebut pada akhirnya akan membawa

khalayak berkeinginan untuk melakukan

tindakan yang akan membawanya berada

pada kondisi yang aman dan seimbang.

Kondisi inilah yang dapat digunakan

dengan baik untuk membimbing

khalayak agar melakukan perubahan

perilaku sesuai dengan apa yang

dianjurkan dalam kampanye.

g. Bangun resistensi khalayak terhadap

pesan negatif

Strategi ini berguna untuk membuat

khalayak mempunyai kekebalan terhadap

suatu tindakan yang ingin dicegah atau

ditanggulangi oleh kampanye. Untuk itu,

pesan yang dibuat harus dapat diingat

dan diaplikasikan bila terjadi kondisi

yang akan membawa khalayak untuk

melakukan tindakan yang akan

ditanggulangi tersebut. Selain itu,

resistensi khalayak terhadap persuasi ini

dapat diperoleh dengan cara mengekspos

pesan negatif yang ingin dicegah

kampanye dan menambahkannya dengan

kontraargumen yang mematikan pesan

negatif tersebut.

Page 12: STRATEGI KAMPANYE PARTAI GOLKAR DAN PDIP PASCA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memperoleh gelar Sarjana bidang Ilmu Pemerintahan NASKAH

Maka strategi kampanye merupakan

suatu rencana yang terprogram serta

memiliki manajemen dalam melakukan

komunikasi dengan tujuan mendapatkan

suatu efek tertentu dan memiliki waktu

tertentu kepada sejumlah besar khalayak.

E. Hasil Penelitian

1. Strategi Kampanye

Partai Golkar Pasca

Penetapan PKPU Nomor 15

Tahun 2013 Pada Pemilu

Legislatif Di Kota

Tanjungpinang Tahun 2013

Strategi adalah suatu perencanaan

dan manajemen untuk mencapai tujuan

tertentu dalam praktik opersionalnya

(Ruslan, 2007:37). Menurut Porter (dalam

Rangkuti, 2004:4) strategi adalah suatu alat

yang sangat penting untuk mencapai

keunggulan bersaing. Senada dengan itu,

Hamel dan Pharalad (dalam Rangkuti,

2004:4) juga mengatakan strategi merupakan

tindakan yang bersifat incremental

(senantiasa meningkat) dan terus-menerus,

dilakukan berdasarkan sudut pandang

tentang apa yang diharapkan oleh pelanggan

di masa depan.

Karl von Clausewitz (dalam Cangara,

2011:236) merumuskan strategi adalah suatu

seni menggunakan sarana pertempuran

untuk mencapai tujuan perang. Sementara

itu menurut Marthin-Anderson (dalam

Cangara, 2011:236) mejelaskan bahwa

strategi adalah seni yang melibatkan

kemampuan intelegensi/pikiran untuk

membawa semua sumber daya yang tersedia

dalam mencapai tujuan dengan memperoleh

keuntungan yang maksimal dan efisien.

Kampanye merupakan media

menyampaikan pesan politik guna menarik

simpati masyarakat, yang dilakukan secara

terorganisir pada periode yang telah

ditetapkan. Bisanya kampanye politik

mengangkat isu–isu yang berkembang serta

masalah–masalah yang berkembang saat ini.

Maka biasanya pesan yang disampaikan oleh

komunikator lebih kepada bagaimana

pengentasan masalah yang sedang dihadapi.

Kualitas sebuah kampanye, ditandai oleh

tidak banyaknya janji–janji yang menipu

rakyat. Mengingat belum ada mekanisme

apapun untuk menagih janji–janji itu pasca

pemilu serta adanya penyakit lupa janji

setelah dilantik. Yang justru berkualitas

adalah jika dalam kampanye, para calon itu

memaparkan komitmen dan visi mereka

dalam menuntaskan berbagai persoalan yang

dihadapi (Santoso, 2004:176).

Strategi kampanye merupakan suatu

rencana yang terprogram serta memiliki

manajemen dalam melakukan komunikasi

dengan tujuan mendapatkan suatu efek

tertentu dan memiliki waktu tertentu kepada

sejumlah besar khalayak. Untuk itu, tiap-tiap

partai memiliki strategi masing-masing

untuk memperoleh suara terbanyak pada

pemilu yang akan dilaksanakan.

Strategi kampanye yang digunakan

merujuk pada strategi kampanye persuasif

oleh Perloff, Kotler & Roberto dalam Venus

mengenai Ketokohan komunikator, Pesan

Politik, Media Kampanye, yang ditinjau dari

pasca penetapan PKPU No. 15 Tahun 2013

Page 13: STRATEGI KAMPANYE PARTAI GOLKAR DAN PDIP PASCA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memperoleh gelar Sarjana bidang Ilmu Pemerintahan NASKAH

tentang pembatasan penggunaan alat peraga

kampanye.

Menurut Dan Nimmo (2005),

persuasi adalah pembicaraan pengaruh yang

bercirikan kemungkinan, diidentifikasi

melalui saling memberi dan menerima

diantara pihak-pihak yang terlibat. Persuasi

adalah suatu pembicaraan politik yang

dengan sadar atau tidak orang-orang yang

terlibat dalam politik mencoba untuk

mengubah persepsi, pikiran, perasaan, dan

pengharapan lawan bicaranya.

Penelitian ini meneliti tentang strategi

kampanye partai Golkar dan PDIP Kota

Tanjungpinang yang ditinjau dari beberapa

komponen seperti ketokohan komunikator,

pesan kampanye, media kampanye, dan

pendanaan yang dapat dianalisis berdasarkan

hasil wawancara para informan dari partai

Golkar dan PDIP sebagai berikut :

1. Ketokohan Komunikator

Ketokohan adalah gambaran orang

yang memiliki kredibilitas atau kompetensi,

daya tarik dan kekuasaan yang sah. Menurut

Nimmo (1978) dalam Amir (2006), orang

yang memiliki ketokohan adalah orang yang

memiliki sifat-sifat pemegang jabatan ideal

yang cenderung abstrak seperti kedewasaan,

kejujuran, kesungguhan, kekuatan, kegiatan

dan energi yang merupakan gabungan sifat

pahlawan politik.

Untuk mengetahui strategi ketokohan

komunikator yang digunakan oleh partai

Golkar Tanjungpinang, maka peneliti

menemui Ketua DPD Golkar, Ade Angga,

S.Ip. dan melakukan wawancara. Hal yang

peneliti tanyakan menyangkut ketokohan

komunikator adalah tokoh-tokoh yang

berpengaruh dalam partai Golkar dan sistem

perekrutan dan mempertahankan tokoh-

tokoh berkualitas dan bepengaruh tersebut.

Beberapa hasil studi menunjukkan

bahwa pemberian suara dalam pemilihan

umum cenderung diberikan kepada

pahlawan politik yaitu kandidat yang sesuai

dengan citra jabatan yang ideal baginya.

Yang dimaksud bahwa ia adalah politikus

yang memiliki ketokohan, karena

mempunyai sifat sifat utama seperti

kecakapan, kedewasaan, kejujuran,

keberanian, dan sebagainya

(Ardial,2010:80).

Peneliti telah mendapatkan hasil dari

wawancara maka dapat menjelaskan bahwa

dalam hal ketokohan komunikator partai

Golkar, selalu mempertahankan

kualitas/kredibilitas dan persatuan antar

anggota dan para tokoh yang berpengaruh

dalam partai. Perekrutan kader dan tokoh

berpengaruh tetap berpedoman pada

pedoman perekrutan (juknis) yang ada pada

partai Golkar. Pemberi suara dalam pemilu

cenderung menjatuhkan pilihannya kepada

kandidat yang sesuai dengan citra jabatan

ideal baginya. Citra diri ini dapat terbentuk

melalui pengalaman langsung (melalui

pergaulan dan aktivitas yang lama dengan

politisi tersebut) juga melalui pengalaman

tidak langsung, yaitu media massa, karena

media massa memiliki pengaruh dalam

membentuk citra dan mengangkat status

Page 14: STRATEGI KAMPANYE PARTAI GOLKAR DAN PDIP PASCA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memperoleh gelar Sarjana bidang Ilmu Pemerintahan NASKAH

seseorang. Selain itu, ketokohan juga

berhubungan dengan daya tarik fisik tubuh,

busana dan dukungan fisik lainnya. Strategi

ketokohan merupakan upaya untuk

membangun citra diri calon kepala daerah

sebagai seorang yang memiliki sifat-sifat

pahlawan politik dan daya tarik fisik.

2. Pesan Kampanye

Mengenai pesan politik yang

disampaikan ke masyarakat, Ade Angga

menjelaskan penyampaian pesan bersifat

bottom up artinya dari bahwa ke atas,

dengan menyampaikan 4 issu politik seperti

transparansi, peningkatan mutu pendidikan,

akuntabilitas, dan peningkatan pelayanan

publik. Pesan kampanye ini kami sampaikan

dan konsentrasikan lebih kepada dialog

terbuka dengan para pendukung dan door to

door untuk memfollow up kembali

dukungan mereka

Yang dimaksud bahwa isi pesan yang

disampaikan kepada masyarakat merupakan

isu yang sedang berkembang, dan juga

menjadi kebutuhan masyarakat. Karena

respon masyrakat terhadap pesan kampanye

dipengaruhi oleh informasi yang diberikan.

Maka pesan yang dimiliki harus

memiliki kemampuan tertentu yang dapat

mendorong masyarakat untuk memberikan

respon positif sesuai dengan harapan pelaku

kampanye (Venus,2009:78).

Caleg partai Golkar, Ashady,

menjelaskan mengenai pesan kampanye

politik yang disampaikan kepada masyarakat

saat berkampanye yaitu tidak muluk-muluk

dan banyak mengobral janji, dan hanya

menyampaikan tentang 3 TUPOKSI DPRD

seperti fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan

fungsi pengawasan. Selain itu juga

menyampaikan secara sederhana mengenai

fungsi-fungsi tersebut yang di linierkan

dengan penerapannya dalam bermasyarakat.

Dapat dikatakan bahwa pesan politik

dalam kampanye partai Golkar hanya

mengacu pada tiga fungsi legislatif dalam

menjalankan tugas dan fungsi sebagai wakil

rakyat yang disampaikan secara transparansi

dan akuntabel yang mengacu pada

peningkatan pelayanan publik.

Jika dianalisis dari hasil wawancara

dikaitkan dengan isi dari pamphlet, sticker,

dan media sejenisnya sebagian besar berupa

ajakan kepada masyarakat untuk memilih

pemimpin yang sudah berpengalaman dan

mengetahui kondisi Kota Tanjungpinang.

Selain itu terdapat juga ajakan untuk

memilih pasangan caleg dari partai Golkar

yang disuarakan berulang-ulang. Menurut

Ellul (1965) dalam Nimmo (2005), persuasi

politik semacam ini digolongkan kepada

persuasi politik yang mengandung

propaganda, yaitu komunikasi yang

disampaikan oleh suatu kelompok

terorganisasi yang ingin menciptakan

partisipasi aktif atau pasif dalam tindakan-

tindakan suatu massa yang terdiri atas

individu-individu, dipersatukan secara

psikologis melalui manipulasi psikologis.

Page 15: STRATEGI KAMPANYE PARTAI GOLKAR DAN PDIP PASCA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memperoleh gelar Sarjana bidang Ilmu Pemerintahan NASKAH

Fishbein dan Ajzen (Perloff,1993)

mengatakan bahwa :

“pesan akan dapat mempunyai pengaruh

yang besar untuk mengubah perilaku

khalayak jika dikemas sesuai dengan

kepercayaan yang ada pada diri khalayak.

Karena tujuan dan tema utama kampanye

hendaknya dibuat pesan–pesan yang sesuai

dengan kepercayaan khalayak.”

Pesan kampanye sebaiknya

divisualisasikan agar pesan makin mudah

dievaluasi oleh khalayak sehingga makin

cepat mereka menentukan sikap untuk

menerima atau menolak isi pesan. Selain itu,

melalui pendekatan emosional, pelaku

kampanye yang baik akan menyesuaikan isi

pesan dengan perasaan khalayaknya.

Kampanye dengan himbauan rasa takut yang

berlebihan akan mengakibatkan pesan tidak

efektif, karena khalayak berupaya

menghindari atau menolak pesan tersebut.

Semua isi kampanye ini yang telah dikemas

sebaiknya dikemas secara kreatif dan ada

rasa humorisnya agar lebih mudah dan rileks

dalam menerima pesan-pesan kampanye

tersebut.

3. Media Kampanye

Media menurut Marshal Mc. Luhan

(dalam Ardial, 2009:161--62) menyatakan

bahwa media merupakan perpanjangan alat

indera manusia untuk menyatakan pesan

berupa gagasan, isi jiwa, atau kesadarannya

untuk mempengaruhi khalayak/masyarakat

dan sebagai pembentukan citra politik bagi

elit politik .

Media iklan secara umum dapat

dikelompokkan menjadi dua bagian yang

terdiri dari ; media internal seperti baliho,

famplet, booklet, spanduk, poster, brosur,

dan media eksternal seperti surat kabar,

radio, dan televisi.

Menurut hasil wawancara dengan

Ade Angga mengenai penggunaan media

yang digunakan saat kampanye bahwa pada

saat kampanye, tidak banyak melibatkan

media-media kampanye baik berupa iklan

maupun ucapan-ucapan yang bersifat ajakan.

Beberapa media yang kami gunakan seperti;

sticker, pamflet, baliho, spanduk, dan koran,

karena mereka yakin dengan bantuan media

ini, dapat dikenal oleh khalayak dan akan

mendapatkan suara yang banyak karena apa

yang di tampilkan dalam selebaran maupun

koran tersebut kebanyakan adalah aktivitas-

aktivitas sosial yang kami lakukan sehingga

hal ini merupakan salah satu bentuk

pencitraan diri dan partai.

Dari hasil wawancara maka, dapat

diartikan bahwa media memiliki peran yang

erat kaitannya dengan proses kampanye,

yaitu sebagai alat pendukung kandidat untuk

mendapatkan simpati pemilih. Menggunakan

saluran – saluran kampanye yang ada,

menggabungkan media massa cetak dan

media media lainnya dalam pelaksanaan

kampanye merupakan salah satu strategi

yang baik agar kuatnya efek yang

diharapkan terjadi pada khalayak

(Venus,2009:93).

Page 16: STRATEGI KAMPANYE PARTAI GOLKAR DAN PDIP PASCA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memperoleh gelar Sarjana bidang Ilmu Pemerintahan NASKAH

Sebagai salah satu caleg yang

mendapatkan suara terbanyak dalam partai

Golkar Ashady Selayar menuturkan bahwa

penggunakan alat peraga sebagai salah satu

alat kampanye tidak terlalu diperlukan.

Karena pembentukan citra sebelum masa

kampanye telah dilakukan dengan

semaksimal mungkin sehingga memudahkah

khalayak untuk mengenal sosok seorang

figur yang akan menjadi calon anggota

legislatif,

Maka media dan keterlibatan

langsung/kampanye langsung merupakan

suatu hal penting yang dilakukan oleh partai

Golkar untuk mendapatkan kepercayaan dan

mendapatkan suara terbanyak saat pemilu.

Hal ini merupakan salah satu bentuk

pencitraan diri setiap kader dari partai

Golkar.

Tidak bisa dipungkiri bahwa iklan

politik mampu membangun citra yang

positif bagi kandidat. Melalui kampanye dan

iklan politik, dampak-dampak kampanye

politik dan media berada dalam hubungan

yang kompleks, tidak semata-mata terbatas

pada bagaimana kualitas dan kuantitas pesan

dirancang, tapi melibatkan pula konteks

sosio-kultural, relasi-relasi kekuasaan dan

ketersediaan alternatif sumber komunikasi

dan informasi lain (Rianto, 2008:83).

Strategi di atas merupakan strategi

yang dilakukan oleh partai Golkar dalam

menanggapi adanya penetapan PKPU No.15

tahun 2013 mengenai pembatasan

penggunaan alat peraga saat kampanye.

Dengan adanya PKPU ini, partai Golkar

sangat setuju dan mendukung adanya PKPU

ini karena dengan adanya PKPU ini,

penataan kota semakin baik, bersih, dan

indah. Selain itu, partai Golkar tidak kuatir

akan adanya pembatasan tersebut karena

partai Golkar merupakan partai yang telah

lama dikenal masyarakat dan memiliki

kredibilitas yang terpercaya dan diakui oleh

masyarakat dari dahulu sampai saat ini.

2. Strategi Kampanye PDIP

Pasca Penetapan PKPU

Nomor 15 Tahun 2013 Pada

Pemilu Legislatif Di Kota

Tanjungpinang Tahun 2014

Strategi menurut Wulandari

(2008:10) adalah pendekatan secara

keseluruhan yang akan diterapkan dalam

kampanye, atau untuk lebih mudahnya dapat

disebut sebagai guiding principle atau the

big idea, ini dapat diartikan sebagai

pendekatan yang diambil untuk menuju pada

suatu kondisi tertentu dari posisi saat ini,

yang dibuat berdasarkan analisis masalah

dan tujuan yang telah ditetapkan.

Merumuskan suatu strategi berarti

memperhitungkan semua situasi yang

mungkin dihadapi pada setiap waktu atau

menyiapkan tindakan mana yang akan

diambil atau dipilih nantinya, guna

menghadapi realisasi dari setiap

kemungkinan yang terjadi.

Menurut Ardial (2010 : 73) terdapat

tiga jenis strategi komunikasi dalam konteks

kampanye politik, yaitu :

3. Keberadaan Pemimpin Politik

Page 17: STRATEGI KAMPANYE PARTAI GOLKAR DAN PDIP PASCA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memperoleh gelar Sarjana bidang Ilmu Pemerintahan NASKAH

4. Merawat Ketokohan dan Memantapkan

Kelembagaan

Artinya, ketokohan politikus dan

kemantapan lembaga politiknya dalam

masyarakat akan memiliki pengaruh

tersendiri dalam berkomunikasi politik.

Dengan kata lain bahwa keahlian

komunikator tergantung pada :

c. Kemampuan dan keahlian mengenai

pesan-pesan yang disampaikan.

d. Kemampuan dan keterampilan

menyajikan pesan-pesan dalam arti

memilih tema, metode, dan media

politik yang sesuai dengan situasi dan

kondisi khalayak.

5. Menciptakan Kebersamaan

Suasana kebersamaan (homofilis) seperti;

persamaan bahasa, persamaan busana,

persamaan kepentingan dengan

khalayak, terutama mengenai pesan

politik, metode, dan media politik.

Namun yang sangat penting adalah

mengenai siapa tokoh yang melakukan

komunikasi kepada khalayak. Artinya,

politikus atau aktivis tersebut telah

memiliki banyak persamaan dengan

khalayak (Ardial, 2010:84).

6. Negosiasi

Negosiasi menurut Oxford Dictionary

dalam Ludlow & Panton (dalam Ardial,

2010:100) mendefinisikan bahwa

negosiasi adalah pembicaraan dengan

orang lain dengan maksud untuk

mencapai kompromi atau kesepakatan

untuk mengatur atau mengemukakan.

Dengan kata lain, negosiasi adalah

kegiatan yang dilakukan untuk mencapai

keadaan yang dapat diterima kedua belah

pihak. Negosiasi sangat berkaitan dengan

komunikasi persuasif atau komunikasi

yang membujuk. Dengan demikian, ada

empat tujuan yang ditekankan pada

negosiasi yaitu, perolehan, pemeliharaan,

penambahan, dan pembagian yang adil.

7. Membangun konsensus, melalui

kemampuan berkompromi dan kesediaan

untuk membuka diri.

Berdasarkan hal di atas, maka peneliti

merangkum dalam sebuah strategi yang

berdasarkan sudut pandang Perloff, Kotler &

Roberto dalam Venus (2009:43--7) pasca

penetapan PKPU No. 15 tahun 2013 tentang

alat peraga kampanye. Strategi tersebut

menyangkut :

1. Ketokohan Komunikator

Ketokohan adalah orang yang

memiliki kredibilitas, daya tarik, dan

kekuasaan. Kredibilitas adalah keahlian

komunikator (pemimpin) dan dapat

dipercaya.

Khususnya partai PDIP, jika

berbicara mengenai ketokohan komunikator,

Suparno selaku Ketua PDIP Kota

Tanjungpinang mengatakan bahwa dalam

partai PDIP, ketokohan sangat perhatikan

misalnya siapa yang akan direkrut,

pekerjaannya apa, kegiatan/aktivitas

kesehariannya apa, dan bagaimana

keterlibatannya dan pengaruhnya dalam

masyarakat yang tentunya tidak lepas dari

ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan

dalam SK DPP mengenai standar

perekrutan.

Page 18: STRATEGI KAMPANYE PARTAI GOLKAR DAN PDIP PASCA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memperoleh gelar Sarjana bidang Ilmu Pemerintahan NASKAH

Dari wawancara tersebut bahwa

partai PDI Perjuangan juga melihat

background tokoh yang akan menjadi

kader – kadernya yang kemudian, ats

latarbelakang tokoh yang baik serta

influens apa saja yang telah dirasakan

masyarakat terhadap tokoh tersebut

menjadikan tokoh tersebut lebih mudah

diperkenalkan dalam kampanye pemilu.

Hal ini didukung oleh M. Syahril

yang merupakan salah satu pengurus

partai PDIP Tanjungpinang yang

mengatakan bahwa untuk masalah

ketokohan komunikator, mereka

memanfaatkan jaringan partai yang

tersebar baik dari tingkat desa,

kelurahan, dan kecamatan untuk memilih

komunikator/tokoh-tokoh yang kredibel

di setiap wilayah yang biasanya disebut

sebagai komunikator territorial sehingga

setiap daerah memiliki coordinator

masing-masing. Hal lain yang dilakukan

adalah dengan menggunakan jalur

partai/internal partai, handai taulan, dan

relawan yang masih single (belum

berkeluarga).

Dari ulasan yang dilakukan kepada

wakil ketua bidang keanggotaan dan

organisasi ini, bahwa dalam penjaringan

kader kader yang telah memiliki polularitas

ditengah – tengah masyarakat maka

dibutuhkan rencara yang terstruktur untuk

mengamati tokoh – tokoh yang saktif terlibat

dalam kegiatan – kegiatan sosial.

Sama halnya dengan pernyataan

Agus Djurianto yang merupakan kader PDIP

yang berhasil mendapatkan suara terbanyak

dalam pemilu legislative DPRD Kota

Tanjungpinang periode 2014 – 2019 bahwa

ia memilih komunikator dengan

memperhatikan mereka yang memiliki

kredibilitas dan pekerja-pekerja social yang

telah lama berkecimpung di bidang social

agar penyampaian/komunikasi mudah

diterima oleh masyarakat dan juga

masyarakat telah lebih mengenal mereka.

Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa para kandidat dan

komunikator yang dipilih dan direkrut

adalah mereka yang mampu

mempengaruhi khalayak dan memiliki

ketokohan dan leadership dengan

memiliki keseluruhan syarat-syarat,

seperti; kredibilatas, daya tarik, dan

kekuasaan.

2. Pesan Kampanye

Dalam kampanye isi pesan yang

disampaikan tentu dapat mempengaruhi

publik. Pesan yang baik adalah pesan yang

terdapat gagasan, pikiran, atau anjuran yang

dapat memenuhi kebutuhan atau dapat

memecahkan masalah yang dihadapi rakyat.

Pesan ini tidak hanya harus dalam bentuk

dan dikemas dengan kata–kata. Semua

tindakan, baik yang dilakukan pasangan

calon, tim kampanye atau para pendukung

juga merupakan pesan. Pesan kampanye

dapat disampaikan dalam berbagai bentuk

mulai dari poster, spanduk, baliho

(Billborad), pidato, diskusi, iklan, hingga

Page 19: STRATEGI KAMPANYE PARTAI GOLKAR DAN PDIP PASCA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memperoleh gelar Sarjana bidang Ilmu Pemerintahan NASKAH

selebaran. Apapun bentuknya, pesan-pesan

selalu menggunakan symbol, baik verbal

maupun nonverbal, yang diharapkan dapat

memancing respon khalayak (Venus,

2009:70). Seperti yang dungkapkan oleh

Suparno, bahwa pesan-pesan politik yang di

sampaikan terfokus pada pesan-pesan sosial

yang kami sampaikan melalui media berita,

liputan, dialog, dan sosialisasi perwilayah.

Dari penjelasan Suparno, bahwa

dalam pesan yang besifat sosial pada

dasarnya merupakan isu publik yang dapat

diterima semua kalangan. Seperti dalam

(Firmanzah,2012:262) bahwa agar mudah

dipahami banyak orang, pesan politik harus

dikemas sedemikian rupa. Karena dalam

masyarakat terdapat berbagai lapisan dan

segmen masyarakat. Maka perlunya stategi

pesan kampanye yang baik agar dengan

mudah dapat diterima dan dipahami oleh

khalayak.

Hal yang sama disampaikan oleh

pengurus partai M. Syahril, SE bahwa

penyampaian pesan politik harus dapat

membangkitkat perhatian khalayak,

mengangkat isu – isu yang menjadi

kebutuhan masyarakat seperti yang

dilakukan oleh M.Syahril,SE.

Menurut Wilbur Schramm (dalam

Arifin,2003:163) ada beberapa syarat –

syarat keberhasilan pesan yaitu: (1) pesan

harus direncanakan dan disampaikan

sedemikian rupa sehingga pesan itu dapat

menarik perhatian khalayak, (2) pesan

haruslah menggunakan tanda – tanda yang

sudah dikenal oleh komunikator dan

khalayak sehingga kedua pengertian itu

bertemu, (3) pesan harus membangkitkan

kebutuhan pribadi dari sasaran dan

menyarankan agar cara – cara tersebut tepat

mencapai kebutuhan itu; dan (4) pesan harus

menyarankan suatu jalan untuk memperoleh

kebutuhan yang layak bagi khalayak

(Ardial,2010:89).

Maka penting untuk mengemas

pesan politik yang dapat memenuhi

kebutuhan secara personal (personal needs)

maupun kelompok ( social needs). Dengan

harapan isi pesan kampanye yang dapat

menarik perhatian khalayak dan kandidat

memperoleh pemenangan.

Pernyataan atas isu sosial juga

disampaikan oleh Agus Djurianto bahwa

pesan kampanye yang disampaikan ke

masyarakat mengangkat issu mengenai

peningkatan kesadaran hukum, peningkatan

kesehatan, dan peningkatan mutu

pendidikan.

Berdasarkan hasil wawancara di atas

dapat dijelaskan bahwa pesan-pesan politik

yang disampaikan oleh partai PDIP lebih

menitikberatkan pada issu-issu yang dialami

oleh masyarakat masa kini seperti

pemenuhan kebutuhan kesehatan

masyarakat, pendidikan, dan kesadaran

hukum. Menurut Fishbein dan Ajzen

(Perloff,1993) mengatakan bahwa :

“pesan akan dapat mempunyai pengaruh

yang besar untuk mengubah perilaku

khalayak jika dikemas sesuai dengan

kepercayaan yang ada pada diri khalayak.

Page 20: STRATEGI KAMPANYE PARTAI GOLKAR DAN PDIP PASCA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memperoleh gelar Sarjana bidang Ilmu Pemerintahan NASKAH

Karena tujuan dan tema utama kampanye

hendaknya dibuat pesan–pesan yang sesuai

dengan kepercayaan khalayak.”

Berdasarkan iklan kampanye radio

tersebut yang mengandung unsur kata yang

ditujukan bagi sasaran pemilih yang memilih

dengan mengikuti perasaan dan ditujukan

bagi sasaran pemilih yang memilih

berdasarkan kompetensi calon, kharismatik

calon.

Tujuan kampanye hanya dapat

dicapai bila khalayak memahami pesan-

pesan yang ditujukan pada mereka. Seorang

komunikator yang baik harus

memperhatikan bagaimana ia mengemas

sebuah pesan kampanye agar mudah

diterima oleh khalayak (Venus, 2009:71).

3. Media Kampanye

Media kampanye merupakan salah

satu alat yang digunakan sebagai saluran

kampanye. Secara umum Schramm (dalam

Venus, 2009:84) mengartikan saluran

kampanye sebagai perantara apapun yang

memungkinkan pesan-pesan sampai kepada

penerima. Sedangkan Klingemann dan

Rommele (dalam Venus, 2009:84)

mengartikan saluran kampanye sebagai

segala bentuk media yang digunakan untuk

menyampaikan pesan kepada khalayak.

Bentuknya dapat berupa kertas yang

digunakan untuk menulis pesan, telepon,

internet, radio, atau bahkan televisi.

Berdasarkan keterangan di atas, dapat dilihat

dan disesuaikan dengan hasil wawancara

dengan Ketua PDIP Kota Tanjungpinang,

Suparno yang mengatakan bahwa

penggunaan media sangat membantu mereka

dalam meperoleh dan menarik suara

masyarakat/khalayak untuk bergabung dan

memberikan suaranya pada partai kami

sehingga saat pemilihan, partai memperoleh

kursi dalam DPRD Kota Tanjungpinang

dengan porsi yang banyak dibandingkan

dengan partai yang lainnya. Beliau

menyadari bahwa dengan penggunaan media

ini, caleg-caleg dari partai kami semakin

dikenal. Pada pemilu yang lalu beliau

mengatakan akan menggunakan berbagai

media sebagai saluran/sarana kampanye

kami seperti tabloid, Koran, dan radio, dan

selebaran-selebaran yang lainnya untuk

mensiasati adanya penetapan PKPU No.15

tahun 2013 yang membatasi penggunaan alat

peraga kampanye.

Pasca penetapan PKPU No.13 Tahun

2013 yang membatasi penggunaan alat

peraga kampanye, dari wawancara diatas

maka didapati bahwa perlunya media –

media alternatif dalam keberlangsungan

kampanye, yang bertujuan untuk tetap

mengingatkan masyarakat kepada caleg –

caleg yang ikut dalam pesta demokrasi.

Penggunaan media - media altefnatif juga

dapat meningkatkan polularitas kandidat dan

juga pembentukan citra juga dapat dibuat

dengan melalui media saat ini.

Iklan radio pasangan caleg dari partai

PDIP digunakan untuk mengkomunikasikan

citra yang ingin dibentuk dari pasangan para

caleg, yaitu pasangan yang telah

berpengalaman dalam memimpin Kota

Tanjungpinang. Sementara itu kampanye

Page 21: STRATEGI KAMPANYE PARTAI GOLKAR DAN PDIP PASCA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memperoleh gelar Sarjana bidang Ilmu Pemerintahan NASKAH

yang dilakukan di media massa cetak dan

baliho hanya terbatas pada pemuatan gambar

diri dari pasangan beserta kalimat singkat

yang merupakan ajakan untuk memilih caleg

tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara ketiga

tokoh di atas, dapat dijelaskan bahwa

meskipun adanya penetapan PKPU ini,

partai PDIP Kota Tanjungpinang dapat

menggunakan media alternatif yang lainnya

dan sangat setuju dengan adanya penetapan

PKPU No.15 tahun 2013 tentang

penggunaan alat peraga dalam kampanye

khususnya penggunaan spanduk dan baliho

pada pasalnya 17 ayat 1 yang berbunyi:

b.1 Baliho atau papan reklame (billboard)

hanya diperuntukan bagi Partai Politik

1 (satu) unit untuk 1 (satu)

desa/kelurahan atau nama lainnya

memuat informasi nomor dan tanda

gambar Partai Politik dan/atau visi,

misi, program, jargon, foto pengurus

Partai Politik yang bukan Calon

Anggota DPR dan DPRD.

b.4 Spanduk dapat dipasang oleh Partai

Politik dan Calon Anggota DPR, DPD

dan DPRD dengan ukuran maksimal

1,5 x 7 m hanya 1 (satu) unit pada 1

(satu) zona atau wilayah yang

ditetapkan oleh KPU, KPU/KIP

Provinsi, dan atau KPU/KIP

Kabupaten/Kota bersama Pemerintah

Daerah.

Dalam kampanye komunikasi, media

massa cenderung ditempatkan sebagai

saluran komunikasi utama karena hanya

lewat media inilah khalayak dalam jumlah

yang besar dapat diraih. Selain itu, media

massa juga memiliki kemampuan untuk

mempersuasi khalayak. Menurut Klapper

(dalam Venus, 2009:84--5) membedakan

enam jenis perubahan yang mungkin terjadi

akibat penggunaan media massa, yakni :

a. Menyebabkan perubahan yang

diinginkan.

b. Menyebabkan perubahan yang tidak

diinginkan.

c. Menyebabkan perubahan kecil (baik

dalam bantuk maupun intensitas).

d. Memperlancar perubahan (diinginkan

atau tidak).

e. Memperkuat apa yang ada (tidak ada

perubahan).

f. Mencegah perubahan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan

informan baik dari pihak partai Golkar

maupun PDIP Kota Tanjungpinang, maka

dapat disimpulkan bahwa strategi yang

mereka gunakan dalam menyikapi adanya

penetapan PKPU No. 15 tahun 2013 tentang

penggunaan alat peraga, tidaklah jauh

berbeda. Hal ini dikarenakan kedua partai

tersebut sama-sama partai yang besar dan

sudah dikenal khalayak dan merupakan

partai yang telah lama berkecimpung dalam

perpolitikan di Indonesia. Kedua strategi

partai tersebut dapat disajikan dalam tabel

berikut :

Page 22: STRATEGI KAMPANYE PARTAI GOLKAR DAN PDIP PASCA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memperoleh gelar Sarjana bidang Ilmu Pemerintahan NASKAH

F. Penutup

1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan,

diperoleh sebuah kesimpulan untuk

menjawab rumusan masalah yang telah

diajukan dalam penelitian ini, bahwa :

1. Strategi Kampanye Partai Golkar pasca

penetapan PKPU Nomor 15 Tahun 2013

pada Pemilu Legislatif di Kota

Tanjungpinang tahun 2014 adalah

dengan berdasarkan sudut pandang dari

Perloff, Kotler & Roberto dalam Venus

(2009:43--7) seperti memperkuat

ketokohan dan kelembagaan, pesan

kampanye, media kampanye, dan

pendanaan. Namun yang menjadi

andalan dalam mensiasati adanya PKPU

No. 15 tahun 2013 adalah dengan

memperkuat program-program sosial

seperti kegiatan gotong royong dan

pengobatan gratis, serta melakukan

kampanye door to door dan dialog

terbuka degan para pendukung partai.

2. Strategi Kampanye Partai PDIP pasca

penetapan PKPU Nomor 15 Tahun 2013

pada Pemilu Legislatif di Kota

Tanjungpinang tahun 2014 adalah

dengan berdasarkan sudut pandang dari

Perloff, Kotler & Roberto dalam Venus

(2009:43--7) seperti memperkuat

ketokohan dan kelembagaan, pesan

kampanye, media kampanye, dan

pendanaan. Namun yang menjadi

andalan dalam mensiasati adanya PKPU

No. 15 tahun 2013 adalah secara rutin

melakukan pemenuhuan kebutuhan

masyarakat akan mobil jenazah bagi

mereka yang membutuhkan dan

memperhatikan kebutuhan masyarakat

yang tidak mampu akan pemenuhan

kesehatan mereka, dan melakukan

kampanye secara langsung seperti pawai

dan diskusi-diskusi dengan tokoh-tokoh

atau pemuka-pemuka masyarakat.

Untuk strategi penokohan

komunikator antara partai Golkar dan

PDIP tidak jauh berbeda hal ini

disampaikan oleh Ade Angga selaku

Ketua DPC Golkar Kota Tanjungpinang

dan Suparno yang merupakan Ketua

DPC PDIP Tanjungpinang pada

wawancaranya. Hanya yang sedikit

berbeda antara kedua partai tersebut

adalah pada penyampaian pesan

kampanyenya yang mana partai Golkar

lebih memfokuskan pada penyampaian

secara door to door dan dialog terbuka

dengan para pendukung partai sedangkan

PDIP lebih fokus pada penyampaian

pesan kampanye melalui pawai dan

diskusi. Strategi inilah yang mereka

fokuskan untuk mensiasati adanya

penetapan PKPU No. 15 tahun 2013

tentang pembatasan alat peraga

kampanye sehingga dengan strategi ini

malah menaikkan atau mendongkrak

citra partai karena dianggap strategi ini

lebih berkesan dan dapat diterima

masyarakat secara langsung.

2. Saran

Setelah peneliti melakukan

penelitian ini, maka peneliti memberikan

saran kepada :

Page 23: STRATEGI KAMPANYE PARTAI GOLKAR DAN PDIP PASCA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memperoleh gelar Sarjana bidang Ilmu Pemerintahan NASKAH

1. PDIP dan Partai Golkar

Dalam membuat strategi kampanye

sebaiknya memperhatikan model

penetapan strategi menurut Hafied

Cangara (2011:237) tentang penetapan

strategi dengan menggunakan model

SWOT sebagai peralatan untuk

menganalisis kekuatan, kelemahan,

peluang, dan ancaman yang ada.

2. Partai Politik Lainnya

Diharapkan dapat melakukan strategi

yang lebih kompleks untuk menarik

dukungan khalayak khususnya bagi

partai politik yang masih baru dalam

dunia politik.

3. Peneliti Lainnya

Diharapkan penelitian ini dijadikan

sebagai referensi untuk menentukan

penelitian lainnya yang berhubungan

dengan strategi kampanye

DAFTAR PUSTAKA

Page 24: STRATEGI KAMPANYE PARTAI GOLKAR DAN PDIP PASCA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memperoleh gelar Sarjana bidang Ilmu Pemerintahan NASKAH

Abdullah, Rozali. (2009). Mewujudkan

Pemilu Yang Lebih Berkualitas

(Pemilu Legislaatif), Jakarta:

RajaGrafindo Persada.

Ardial.(2010). Komunikasi Politik,

Jakarta:Indeks.

Asshiddiqie, Jimly. (2013). Menegakkan

Etika Penyelenggaraan Pemilu,

Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Basri, Seta. (2011). Pengantar Ilmu Politik.

Jogjakarta: Indie Book Corner.

Budiarjo, Miriam. (2008). Dasar-dasar Ilmu

Politik, Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Cangara, Hafied. (2009). Komunikasi Politik

Konsep Teori Dan Strategi,

Jakarta: RajaGrafindo Persana.

Cangara, Hafied. (2011). Komunikasi Politik

Konsep Teori Dan Strategi

Edisi Revisi, Jakarta:

RajaGrafindo Persana.

Farsal, Ahmad,dkk. (2010). Media Pemilu

dan Politik ( Kecenderungan

Media dalam Pemilu 2009),

Jakarta: Institup Studi Arus

Informasi.

Firmanzah. (2012). Marketing Politik,

Jakarta: Yayasan Pusaka Obor

Indonesia

Firmanzah. (2011). Mengelola Partai Politik

(Komunikasi & Positioning

Ideologi Politik di Era

Demokrasi). Jakarta: Yayasan

Pustaka Obor Indonesia.

Harrison, Lisa. (2009). Metodologi

Penelitian Politik, Jakarta:

Kencana

Hikmat, Hami M. (2010). Komunikasi

Politik (Teori & Praktek).

Bandung: Simbiosa Rekatama

Media.

Maksudi, Beddy Iriawan. (2012). Sistem

Politik Indonesia Pemahaman

Secara Teoretik Dan Empirik,

Jakarta:RajaGrafindo Persada.

Nimmo, Dan. 2005.Komunikasi Politik:

Komunikator, Pesan, dan

Media. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Setiyo, Budi. (2008). Iklan & Politik

(Menjaring Suara dalam

Pemilihan Umum). Jakarta: Ad

Goal Com

Sontoso, Topo dan Didik Supriyadi. (2004).

Mengawasi Pemilu Mengawal

Demokrasi, Jakarta: Murai

Kencana.

Page 25: STRATEGI KAMPANYE PARTAI GOLKAR DAN PDIP PASCA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memperoleh gelar Sarjana bidang Ilmu Pemerintahan NASKAH

Susanto, Eko Harry. (2009). Komunikasi

Politik & Otonomi Daerah

(Tinjauan Terhadap Dinamika

Politik dan Pembangunan).

Jakarta: Mitra Wacana Media.

Vivian, John. (2008). Teori Komunikasi

Massa. Jakarta: Kencana.

Setiyo, Budi. (2008). Iklan & Politik

(Menjaring Suara dalam

Pemilihan Umum). Jakarta: Ad

Goal Com

Sontoso, Topo dan Didik Supriyadi. (2004).

Mengawasi Pemilu Mengawal

Demokrasi, Jakarta: Murai

Kencana.

Susanto, Eko Harry. (2009). Komunikasi

Politik & Otonomi Daerah

(Tinjauan Terhadap Dinamika

Politik dan Pembangunan).

Jakarta: Mitra Wacana Media.

Vivian, John. (2008). Teori Komunikasi

Massa. Jakarta: Kencana.

Kompas. (2013). KPU Larang Caleg

Pasang Alat Peraga Kampanye,

diposkan pada Selasa, 13

Agustus 2013 pukul 00.00 WIB.

http://nasional.kompas.com/read

/2013/08/13/2107428/KPU.Lara

ng.Caleg.Pasang.Alat.Peraga.Ka

mpanye

Redaksi. (2013). KPU Tanjungpinang Beri

Batas Sampai 28 September,

diposkan pada Rabu, 25

September 2013 pukul 00.00

WIB.

http://tanjungpinangpos.co.id/20

13/09/79002/kpu-

tanjungpinang-betas-sampai-28-

september.html

Undang - Undang Dasar 1945

Undang - Undang Nomor. 3 Tahun 1999

tentang Penyelenggaraan

Pemilihan Umum

Undang - Undang Nomor 22 Tahun 2007

tentang Penyelenggaraan

Pemilihan Umum.

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor

15 Tahun 2013 Perubahan Atas

Peraturan Komisi Pemilihan

Umum Nomor 01 Tahun 2013

Tentang Pedoman Pelaksanaan

Kampanye Pemilihan Umum

Anggota Dewan Perwakilan

Rakyat, Dawan Perwakilan

Daerah Dan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah.