strategi pendayagunaan dana zakat melalui...

76
STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT ( Studi Rumah Zakat ) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum Untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah ( SEI ) Oleh : ANNISA HARTIWI WULANDARI 205046100595 KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH PROGRAM STUDI MUAMALAT ( EKONOMI ISLAM ) FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN ) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M

Upload: phungquynh

Post on 08-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

( Studi Rumah Zakat )

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum

Untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah ( SEI )

Oleh :

ANNISA HARTIWI WULANDARI

205046100595

KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH

PROGRAM STUDI MUAMALAT ( EKONOMI ISLAM )

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN ) SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M

Page 2: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

( Studi Rumah Zakat )

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum

Untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah ( SEI )

Oleh :

ANNISA HARTIWI WULANDARI

NIM. 205046100595

Dibawah bimbingan

Drs. H. Asep Syarifuddin, SH, MH

NIP : 196911211994031001

KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH

PROGRAM STUDI MUAMALAT ( EKONOMI ISLAM )

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN ) SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M

Page 3: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul STRATEGI PENDAYAGUNAAN ZAKAT MELALUI

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT (studi pada Rumah Zakat

Meruya Ilir, Kebon Jeruk) telah diujikan dalam Sidang Munaqasah Fakultas

Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada

tanggal 4 Agustus 2010. Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi

Islam).

Jakarta, 4 Agustus 2010

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum

Prof.DR.H. Muhammad Amin Suma. SH.. MA., MM

NIP. 195505051982031012

PANITIA UJIAN

1. Ketua : Drs. Djawahir Heiazziey. SH., MA

NIP. 195510151979031002

2. Sekretaris : Drs. H. Ahmad Yani, M. Ag

NIP.196404121994031004

3. Pembimbing : Drs. H. Asep Syarifuddin, SH., MH

NIP.196911211994031001

4. Penguji I : DR. H. Supriyadi Ahmad. MA

NIP.195811281994031001

5. Penguji II : Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag

NIP.196404121994031004

Page 4: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

i

KATA PENGANTAR

بسم اهلل الرمحن الرحيم

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena

dengan rahmat dan hidayahNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini dengan baik. Selawat serta salam semoga tercurah kepada

baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabatNya yang telah

memberikan petunjuk jalan untuk menempuh keselamatan dan kebahagiaan di

dunia dan akhirat.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,

baik penyusunan, penulisan, maupun isinya. Hal tersebut dikarenakan

keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh

karena itu, saran dan masukannya sangat penulis harapkan.

Rasa terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada

berbagai pihak yang telah baik langsung membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini. Utamanya penulis haturkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM selaku Dekan

Fakultas Syari’ah dan Hukum

2. Dr. Euis Amalia, M.Ag selaku ketua Program Studi Muamalat fakultas

syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Ah. Azharuddin Latief, M.Ag., MH selaku sekretasris Program Studi

Muamalat fakultas syari’ah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 5: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

ii

4. Drs. Djawahier Hejazziey, SH., MA selaku koordinator teknis program

non reguler dan Drs. H. Ahmad Yani, M. Ag selaku sekretaris teknis

program non reguler fakultas syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

5. Dr. H. Asep Syarifuddin, SH, MH selaku dosen peMbimbing skripsi

6. Keluargaku tercinta, papah Oyon Daryono dan mamah Suhartini, terima

kasih atas semuanya. Hanya Allah yang dapat membalas semua jasa dan

kasih sayang kalian selama ini padaku. Kedua adikku, Winna Dwiarti,

S.sos dan Wanti Trinurani. Aku bangga dengan kalian semua.

7. Untuk Ibu Mufidah, SHI dan Bapak Syafi’I yang telah banyak

memberikan arahan dan bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini

8. Untuk staff perpustakaan, terutama kepada Bapak Zuhri, SH. Terima kasih

atas kemudahan, arahan dan bantuannya kepada penulis dalam

memperoleh data-data kepustakaan yang diperlukan penulis untuk skripsi

ini

9. Seluruh staff dan Manager Rumah Zakat cabang Kebon Jeruk Jakarta

Barat Raya, terutama kepada Bapak Herlan selaku staff teknis dari Rumah

Zakat, Ibu Dessy dan Ibu Dini yang telah memberikan saya waktu,

kesempatan dan kemudahan untuk memperoleh bahan-bahan skripsi saya

10. Untuk Billy Vancent yang terus memberi motivasi dan semangat

kepadaku, terima kasih banyak yah

Page 6: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

iii

11. Untuk teman-teman dan sahabat-sahabatku yang selalu setia menemani

dan membantuku. Ria, Naila, Sidiq, Fatah, Rofi, dan semuanya terima

kasih.

Besar harapan penulis bahwa penulisan ini dapat memberikan kontribusi

yang positif bagi pihak-pihak yang memberikan, terutama bagi rekan-rekan

mahasiswi fakultas syari’ah dan hukum jurusan perbankan syariah, untuk

menambah khasanah Ilmu Perbankan Islam.

Penulis sangat sadar bahwa masih banyak sekali diperlukan

penyempurnaan, karena manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Demikian

sedikit pengantar dan ucapan terima kasih dari penulis. Atas semua perhatian yang

diberikan penulis ucapkan terima kasih.

Wassalam

Jakarta, Juli 2010

Penulis

Page 7: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah ........................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan .................................................... 8

D. Metode Penelitian........................................................................ 9

E. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 13

F. Sistematika Penulisan ................................................................. 14

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pola Pendayagunaan Dana Zakat ................................................ 16

1. Pengertian Zakat dan Dasar Hukumnya ............................... 17

2. Pengertian Pola Pendayagunaan Zakat ................................. 20

3. Sasaran Pendayagunaan Zakat .............................................. 20

4. Management Pendayagunaan Zakat ...................................... 22

B. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat .......................................... 26

1. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat .................. 26

Page 8: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

v

2. Pola-Pola Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat ................... 27

3. Pendayagunaan Zakat dalam Pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat ............................................................................ 31

BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH ZAKAT

A. Sejarah dan Perkembangan ......................................................... 34

B. Visi dan Misi ............................................................................... 38

C. Struktur Organisasi dan Keanggotaan ......................................... 38

D. Mekanisme Operasional .............................................................. 40

E. Strategi Pengembangan Rumah Zakat ........................................ 42

BAB IV PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

A. Aplikasi Pendayagunaan Dana Zakat.......................................... 44

B. Strategi Pendayagunaan Dana Zakat Melalui Pemberdayaan

Ekonomi Masyarakat .................................................................. 59

C. Analisa......................................................................................... 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 66

B. Saran ............................................................................................ 67

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 68

LAMPIRAN

Page 9: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara demografik dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya

masyarakat muslim Indonesia sebenarnya memiliki potensi strategik yang

layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan pendapatan,

yaitu institusi zakat, infak dan sedekah (ZIS). Karena secara demografik,

penduduk Indonesia adalah beragama Islam, dan secara kultural kewajiban

zakat, dorongan untuk berinfak dan bersedekah di jalan Allah telah mengakar

kuat dalam tradisi kehidupan masyarakat Islam.

Dengan demikian, mayoritas masyarakat penduduk Indonesia, secara

ideal bisa terlibat dalam mekanisme pengelolaan zakat. Kedudukan kewajiban

zakat dalam Islam sangat mendasar dan fundamental. Begitu mendasarnya,

sehingga perintah zakat dalam Al-Qur’an sering disertai dengan ancaman yang

tegas. Zakat menempati rukun Islam ketiga, setelah syahadat dan shalat.

Dalam Al-Qur’an sering sekali kata zakat disetarakan dengan kata shalat. Hal

ini menegaskan adanya kaitan komplementer antara ibadah shalat dan zakat.

Jika shalat berdimensi vertikal-keutuhan, maka zakat merupakan ibadah yang

berdimensi horizontal-kemanusiaan.1

Sejauh ini, meskipun studi tentang zakat telah banyak dilakukan,

namun telaah dari perspektif pemberdayaan ekonomi masyarakat nampaknya

1 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, ( Jakarta : UI Press,

1998), h. 90

Page 10: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

2

belum banyak menjadi sorotan. Padahal dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara, zakat tidak hanya dimaknai secara teologis (ibadah), tetapi juga

dimaknai secara sosial-ekonomi, yaitu mekanisme distribusi kekayaan.

Dengan kata lain, disamping membersihkan jiwa dan harta benda, zakat juga

merupakan alat pemerataan pendapatan yang ampuh dalam kehidupan

ekonomi masyarakat.

Potensi zakat untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan

berupaya menciptakan iklan masyarakat yang berjiwa wirausaha akan

terwujud, apabila penyalurannya tidak langsung diberikan kepada mustahik

untuk keperluan konsumtif, tetapi dihimpun, dikelola dan didistribusikan oleh

badan/lembaga yang amanah dan profesional. Untuk keperluan ini, UU RI No.

38 Tahun 1999 mengenai Pengelolaan Zakat merupakan wujud kepedulian

Pemerintah mengupayakan kelembagaan pengelolaan zakat dengan

manajemen modern.

Zakat memiliki peranan yang sangat strategis dalam upaya

pengentasan kemiskinan atau pembangunan ekonomi. Hal tersebut berbeda

dengan sumber keuangan untuk pembangunan yang lain, zakat tidak memiliki

dampak balik apapun kecuali ridha dan mengharap pahala dari Allah semata.

Namun demikian, bukan berarti mekanisme zakat tidak ada sistem kontrolnya.

Nilai strategis zakat dapat dilihat melalui, pertama, zakat merupakan

panggilan agama. Ia merupakan cerminan dari keimanan seeorang. Kedua,

sumber keuangan zakat tidak akan pernah berhenti. Artinya seorang

membayar zakat, tidak akan pernah habis dan yang telah membayar setiap

Page 11: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

3

tahun atau periode waktu yang lain akan terus membayar. Ketiga, zakat secara

empirik dapat menghapuskan kesenjangan sosial dan sebaliknya dapat

menciptakan redistribusi aset dan pemerataan pembangunan.2

Nilai-nilai zakat tersebut dapat mendatangkan manfaat bagi golongan

mampu (wajib zakat), ataupun bagi mustahik (khususnya golongan miskin).

Dengan nilai zakat tersebut bagi mustahik dapat merubah kehidupan mereka

yaitu untuk meringankan beban biaya hidup, menjadikan kuat berusaha

dengan modal dari zakat, juga memberikan suatu kesadaran penggunaan dana

zakat, serta dapat mengembangkan etos kerja. Sedangkan untuk para muzzaki

nilai tersebut menjadikan diri bersih, menimbulkan kesadaran terhadap

golongan yang tidak mampu dan menimbulkan ketenangan dalam hidup,

karena kewajiban itu (zakat) telah terpenuhi.3

Zakat4, infak

5, dan sedekah

6 adalah sebagian dari mekanisme agama

yang berintikan semangat pemerataan pendapatan7. Dana zakat yang diambil

dari harta orang lain yang berkelebihan dan disalurkan kepada orang yang

kekurangan. Hal ini disebabkan karena zakat diambil dari sebagian kecil

hartanya dengan beberapa kriteria tertentu dari harta yang wajib dizakati. Oleh

karena itu alokasi dana zakat tidak bisa diberikan secara sembarangan dan

hanya disalurkan kepada masyarakat tertentu.

2 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), (Yogyakarta: UII

Press), 2005. Cet 2, h. 189-190 3 M. Djamal Doa, Membangun Ekonomi Umat Melalui Pengelolaan Zakat Harta

(Jakarta: Nuansa Madani, 2001), h. 28 4 Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve), h. 1985-1986

5 Cholid Fadlullah, Mengenal Hukum Zakat dan Pengamalannya di DKI Jakarta,

(Jakarta: BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5 6 Ibid, h. 7. Sedekah berarti memberikan atau mendermakan sesuatu kepada orang lain

7 Muhammad Nejatullah Siddiqi, Pemikiran Ekonomi Islam: Suatu Penelitian

Kepustakaan Masa Kini, (Jakarta: LPPW), h. 134

Page 12: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

4

Zakat yang diberikan kepada mustahiq akan berperan sebagai

pendukung peningkatan ekonomi mereka apabila dikonsumsikan pada

kegiatan produktif. Pendayagunaan zakat produktif sesungguhnya mempunyai

konsep perencanaan dan pelaksanaan yang cermat seperti mengkaji penyebab

kemiskinan, ketidakadaan modal kerja, dan kekurangan lapangan kerja,

dengan adanya masalah tersebut maka perlu adanya perencanaan yang dapat

mengembangkan zakat bersifat produktif tersebut.

Dana zakat untuk kegiatan produktif akan lebih optimal bila

dilaksanakan lembaga zakat sebagai organisasi yang terpercaya untuk

pengalokasian, pendayagunaan, dan pendistribusian dana zakat. Mereka tidak

memberikan zakat begitu saja, melainkan mendampingi dan memberikan

pengarahan serta pelatihan agar dana zakat tersebut memperoleh pendapatan

yang layak dan mandiri.

Agar pendayagunaan zakat berjalan sesuai dengan yang diinginkan

oleh Islam, maka harus mempunyai pengelola tersendiri yang independent.

Lembaga zakat juga harus memiliki tenaga-tenaga yang cakap khusus

dibagian keuangannya. Tenaga-tenaga ini harus bisa mengintegrasikan

kebutuhan seluruh bidang dalam aktifitas plan. Mereka yang akuntan ini harus

bisa membagi porsi pembiayaan, mengalokasikan dana operasional dan

membayar honor sebagai hak para amilnya.8 Sebagai contoh salah satunya

yaitu pada Rumah Zakat.

8 Eri Suwedo, Manajemen Zakat (Jakarta : Institute Manajemen Zakat, 2004), h. xxxix

Page 13: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

5

Rumah Zakat Indonesia adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat

yang fokus pada pengelolaan zakat, infaq, sedekah, dan wakaf secara lebih

professional dengan menitikberatkan pembinaan dan pemberdayaan sosial

melalui tiga rumpun program, yaitu senyum mandiri (meliputi program

ecocare dan youthcare), senyum sehat (program healthcare), senyum juara

(program educare). Memulai kiprahnya sejak Mei 1998 di Bandung, lembaga

yang awalnya bernama Dompet Sosial Ummul Quro (DSUQ) dan dipelopori

oleh Abu Syauqi ini, semakin menguatkan eksistensinya sebagai lembaga amil

zakat. Legalitas untuk melakukan ekspansi semakin kuat ketika lembaga ini

telah mendapat sertifikasi pengukuhan sebagai lembaga amil zakat nasional

berdasarkan SK Menteri Agama RI No. 157 pada tanggal 18 Maret 2003 yang

diperbaharui SK Menag RI No. 42 Tahun 2007.

Adapun data perkembangan pada Rumah Zakat per Maret 2010 yang

disebut Community Development dengan pemberdayaan pada 4.062 keluarga

terbina secara insentif di 227 Integrated Communiy Development (ICD), 169

keluarga mandiri dengan penghasilan diatas nishab zakat, 278 keluarga

terangkat penghasilannya diatas KHL (Kebutuhan Hidup Layak), kemudian

187 relawan lulusan kampus, 181 pemuda peserta Balai Latihan Kerja (Youth

Development Centre), 1.244 anggota KUKMI (Kelompok Usaha Kecil dan

Mandiri) dengan total penyaluran Rp 2,6 Milyar, serta 63 water well berdiri

memberi akses air bersih dan MCK.9

Rumah Zakat menyalurkan dana zakat produktif pada suatu program

yang kemudian dikembangkan yaitu Program Pemberdayaan Ekonomi,

9 www.rumahzakat.org

Page 14: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

6

program ini adalah program pemberdayaan pembinaan umat atau mustahiq

produktif dengan memberikan bantuan modal usaha yang disalurkan dengan

fasilitas program-program pemberdayaan yang ada.

Dengan adanya program usaha kecil menengah dimana modal berasal

dari zakat akan menyerap tenaga kerja. Hal ini berarti angka pengangguran

bisa dikurangi sehingga berdampak pada meningkatnya daya beli masyarakat

terhadap suatu barang dan jasa yang diikuti dengan pertumbuhan sektor

produksi dimana akan menjadi salah satu indikator adanya pertumbuhan

ekonomi.

Duabelas tahun sudah Rumah Zakat berdiri menjadi jembatan harmoni

antara para muzaki dan mustahik, menyambungkan empati dalam simpul

pelayanan gratis hingga pemberdayaan. Atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa,

didukung simpati sobat zakat sekalian, Rumah Zakat telah hadir di 44 jaringan

kantor di 38 kota besar dari Banda Aceh NAD hingga Jayapura, Papua.

Dengan dukungan teknologi informasi, kini semua kantor (pusat-regional-

cabang-kantor kas) telah terkoneksi secara online. Membuat pengelolaan

lembaga lebih terintegrasi, transparan dan cepat. Dalam pengembangan ketiga

rumpun programnya Rumah Zakat mengembangkan program pendampingan

dan pemberdayaan intensif berbasis komunitas yang disebut Integrated

Community Development (ICD) baik per kecamatan maupun per kelurahan.

Untuk setiap ICD dikelola oleh satu orang atau lebih Mustahiq Relation

Officer (MRO) yang tinggal di tengah-tengah masyarakat yang dibinanya

sehingga pemantauan dan keberlangsungan program lebih terjaga.

Page 15: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

7

Semangat membumikan nilai spiritualitas menjadi kesalehan sosial

membingkai gerak lembaga ini sebagai mediator antara nilai kepentingan

muzaki dan mustahik. Antara yang memberi dan menerima, antara para

aghniya (orang kaya) dan mereka yang dhuafa sehingga kesenjangan sosial

bisa semakin dikurangi jaraknya. Harmoni ini semakin hangat dengan

dukungan para muzaki dan mitra lembaga. Merekalah yang menjadi tiang

penyanggga lembaga, selain tentu dukungan doa anak yatim dan para

mustahik yang menyuburkan gerakan sosial ini dilakukan.

Kesesuaian Syariah dan Ketepatan Sasaran menjadi indikator sukses

utama Rumah Zakat dalam penentuan pendayagunaan program. Dua hal diatas

tentu didukung oleh sistem dan sumber daya insani yang menjadi tulang

punggung terselenggaranya setiap program pemberdayaan.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk membahas

masalah ZAKAT, khususnya yang akan penulis rumuskan dalam sebuah judul

skripsi ”STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT” (Studi Rumah Zakat

Meruya Ilir, Kebon Jeruk)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Banyak sekali hal-hal menarik dan patut dipaparkan tentang zakat,

terutama di Rumah Zakat Indonesia, baik dari segi pengelolaan,

pengembangan maupun penyaluran. Begitu juga dari segi pendayagunaannya.

Mengingat keterbatasan dan agar pembahasan ini terfokus dalam satu masalah

saja, maka penulis membatasi permasalahan ini dalam masalah strategi

Page 16: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

8

pendayagunaan zakat yang disalurkan Rumah Zakat Indonesia dalam

pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Dari pembatasan masalah diatas, penulis kemudian merumuskan

beberapa pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana Aplikasi Pendayagunaan Dana Zakat di Rumah Zakat?

2. Bagaimana Strategi Pendayagunaan Dana Zakat Melalui Pemberdayaan

Ekonomi Masyarakat?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dengan melihat pokok permasalahan diatas maka tujuan penelitian ini

adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi pendayagunaan dana zakat di

rumah zakat.

2. Untuk mengetahui bagaimana strategi pendayagunaan dana zakat melalui

pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi Praktisi

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi Rumah

Zakat atau pihak yang terkait didalamnya dalam mengoptimalkan

pendistribusian zakat untuk pemberdayaan mustahik.

2. Bagi Akademisi

Diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan sumbangan

pemikiran bagi ilmu syariah pada umumnya dan keuangan Islam pada

khususnya, serta menjadi rujukan penelitian berikutnya tentang

pendayagunaan dana zakat untuk pemberdayaan mustahik.

Page 17: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

9

3. Bagi Masyarakat

Diharapkan dapat memberikan tambahan nilai kesejahteraan agar

selalu menyadari kewajiban untuk mengeluarkan zakat dari harta yang kita

dapatkan. Sehingga kesejahteraan dalam masyarakat tercapai.

D. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan strategi mutlak yang harus dipakai

dalam suatu penelitian. Dalam penulisan skripsi ini, penulis ingin mengetahui

sejauh mana manfaat dan kontribusi pendayagunaan dana zakat melalui

pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar.

1. Jenis Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan Penelitian

Kepustakaan dan Penelitian Lapangan guna mendapatkan data-data yang

diperlukan dalam penelitian ini.

a. Penelitian Kepustakaan

Dalam penelitian kepustakaan yang diambil oleh peneliti

berasal dari media-media cetak dan elektronik, seperti koran, majalah,

internet, dan brosur-brosur.

b. Penelitian Lapangan

1) Observasi

Yaitu penulis mendatangi kantor Rumah Zakat tersebut

guna memperoleh data yang konkret tentang hal-hal yang menjadi

objek penelitian.

Page 18: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

10

2) Wawancara

Wawancara ini dilakukan oleh penulis agar memperoleh

data yang objektif mengenai program pemberdayaan ekonomi

masyarakat dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara

langsung kepada terwawancara tentang segala sesuatu yang

berkaitan langsung dengan penulisan.

3) Dokumentasi

Yaitu penulis mengumpulkan, membaca, dan mempelajari

berbagai bentuk data tertulis (buku, brosur, majalah) yang terdapat

di Rumah Zakat, perpustakaan atau instasi lain yang dapat

dijadikan analisa dalam penelitian ini yang berhubungan dengan

strategi pendayagunaan dana zakat melalui pemberdayaan ekonomi

masyarakat.

2. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data yang

terdiri dari :

a. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah Rumah

Zakat Indonesia sebagai lembaga amil zakat, dalam hal ini penulis

mengambil tiga orang pengurus dari Rumah Zakat yang dapat

memberikan informasi representatif dan mempunyai akses dan

pengaruh terhadap program pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Page 19: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

11

b. Objek Penelitian

Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini yaitu bagaimana

pendayagunaan zakat pada Rumah Zakat dalam upaya pemberdayaan

ekonomi masyarakat.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah daerah yang akan dijadikan sasaran

penelitian. Penelitian dilakukan di Rumah Zakat yang beralamat di

Business Park Jl. Raya Meruya Ilir No. 88 Blok E 2 No. 15, Kebon Jeruk,

Jakarta Barat.

Adapun alasan penulis memilih Rumah Zakat sebagai objek

penelitian, dikarenakan ruang lingkup Rumah Zakat lebih luas di

bandingkan dengan lembaga-lembaga zakat lainnya, serta lokasi dan

tempatnya yang cukup strategis sehingga apa yang penulis harapkan dan

teliti dapat tercapai. Selain itu Rumah Zakat juga telah melaksanakan

program pemberdayaan ekonomi masyarakat.

4. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh

penulis (pelaksanaan dari sumber primer dalam hal ini adalah

wawancara langsung dengan dewan pengurus Rumah Zakat dan

beberapa nasabah Rumah Zakat tersebut).

b. Data Sekunder

Data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen. Yang

menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku, brosur,

Page 20: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

12

majalah dan bahan informasi lainnya yang memiliki relevansi dengan

masalah sebagai bahan penunjang penelitian.

5. Pengelolaan Data

Dari data-data yang sudah penulis peroleh, maka penulis

mempelajari berkas-berkas yang telah terkumpul kemudian penulis

melakukannya dengan cara editing sampai semua berkas itu dinyatakan

baik.

6. Analisis Data

Kelanjutan dari mengelola data, penulis melakukan analisis dengan

menggunakan metode kualitatif deskriptif, yaitu penulis menganalisis data

berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dan

studi dokumentasi yang selanjutnya diambil kesimpulan.

Adapun tehnik penulisan skripsi ini menggunakan buku pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi) yang diterbitkan oleh

Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007. Dan

mengenai ayat-ayat Al-Qur’an diambil dari Al-Qur’an dan terjemahannya

terbitan Departemen Agama RI.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini sebelum mengadakan penelitian lebih

lanjut kemudian menyusun menjadi suatu karya ilmiah, maka langkah yang

penulis tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu skripsi-skripsi yang terdahulu

yang mempunyai judul hampir sama dengan yang akan penulis teliti. Maksud

Page 21: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

13

pengkajian ini adalah untuk dapat mengetahui bahwa apa yang penulis teliti

sekarang tidak sama dengan penelitian dari skripsi terdahulu.

Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan

seperti menduplikat karya orang lain, maka penulis perlu mempertegas

perbedaan antara masing-masing judul skripsi yang akan penulis bahas, yaitu

sebagai berikut :

1. Skripsi berjudul ” Upaya Baitul Maal Bogor dalam Pendayagunaan Dana

Zakat dalam rangka Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat ” pada tahun

2003 oleh Evi Rianti. Skripsi ini mendefinisikan bagaimana aplikasi

pengelolaan dari perhimpunan sampai pendistribusian zakat pada Baytul

Maal Bogor, kemudian peran Baytul Maal Bogor dalam Pemberdayaan

Ekonomi Masyarakat serta upaya apa saja yang dilakukan Baytul Maal

Bogor dalam pemberdayaan Ekonomi Masyarakat.

2. Skripsi kedua berjudul ˝Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui

Zakat˝ pada tahun 2007 oleh Desi Nasrida. Skripsi ini membahas tentang

bagaimana peranan zakat dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat,

kemudian bagaimana pengelolaan zakat yang dilakukan masyarakat Pasia,

Minangkabau kaitannya dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat, serta

sejauh mana efektivitas pengelolaan dana zakat serta kaitannya

pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dilakukan oleh masyarakat

Pasia.

Berbeda dengan karya-karya ilmiah diatas, bahwa penelitian yang akan

penulis lakukan dengan judul Strategi Pendayagunaan Dana Zakat Melalui

Page 22: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

14

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat studi pada Rumah Zakat adalah

bertujuan untuk memberikan penilaian secara kritis tentang pendayagunaan

zakat di Rumah Zakat dengan memaparkan program-program baru yang

inovatif dan menguntungkan bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat dan

sekaligus memaparkan teori tentang pendayagunaan zakat Rumah Zakat serta

kontribusi Rumah Zakat terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat Meruya

Ilir, Kebon Jeruk.

Demikian perbedaan pokok bahasan atau materi antara penulis dengan

buku dan skripsi terdahulu.

F. Sistematika Penulisan

Laporan hasil penelitian ini dituangkan dalam bentuk karya tulis

skripsi dengan sistematika penulisan seperti di bawah ini :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Dalam bab ini akan dibahas tentang strategi Pendayagunaan Dana

Zakat (pengertian zakat dan dasar hukumnya, pengertian pola

pendayagunaan zakat, sasaran pendayagunaan zakat, fiqh

pendayagunaan, manajemen pendayagunaan), Pemberdayaan

Page 23: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

15

Ekonomi Masyarakat (pengertian pemberdayaan ekonomi

masyarakat, pola-pola pemberdayaan, langkah strategis

pemberdayaan ekonomi masyarakat).

BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH ZAKAT

Dalam bab ini pembahasannya terdiri dari Rumah Zakat (sejarah

singkat berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi dan

keanggotaan, mekanisme operasional serta strategi pengembangan

rumah zakat).

BAB IV PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

dalam bab ini isi pembahasannya terdiri dari (aplikasi

pendayagunaan dana zakat dan strategi pendayagunaan dana zakat

melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat).

BAB V PENUTUP

Pada bab ini dimuat mengenai kesimpulan dan saran.

Page 24: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

16

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pola Pendayagunaan Dana Zakat

1. Pengertian Zakat

Zakat ditinjau dari segi bahasa dari kata zakat yang berarti suci

(ath-thaharah), tumbuh dan berkembang (al-nama’), keberkahan (al-

barakah), dan baik (thayib). Sedangkan dalam rumusan fiqh zakat

diartikan sebagai “ sejumlah harta tertentu yang diwajibkan ALLAH untuk

diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan

persyaratan tertentu”.

Rumusan definisi tersebut bila dihubungkan dengan pengertian

secara kebahasaan menunjukkan bahwa harta yang dikeluarkan untuk

berzakat akan menjadi berkah, tumbuh, berkembang dan bertambah, suci

serta baik.1

Selain definisi di atas, zakat juga diartikan dengan sejumlah harta

tertentu yang harus diberikan kepada kelompok tertentu dengan berbagai

syarat atau dengan kata lain zakat adalah nama bagi suatu pengambilan

tertentu dari harta yang tertentu, menurut sifat-sifat yang tertentu utntuk

diberikan kepada golongan tertentu.

Secara lahiriah, zakat mengurangi nilai nominal (harta) dengan

mengeluarkannya, tetapi dibalik pengurangan yang bersifat zhahir ini

hakikatnya akan bertambah dan berkembang (nilai intrinsik) yang hakiki

1 Hamid Abidin (ed), Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS (Jakarta: Piramedia, 2004), h. 6

Page 25: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

17

disisi ALLAH SWT. Zakat merupakan ibadah yang memiliki dimensi

ganda, transendental dan horizontal. Oleh sebab itu zakat memiliki banyak

arti dalam kehidupan ummat manusia, terutama ummat Islam.2

2. Pengertian Pola Pendayagunaan Dana Zakat

Bahwasanya pola pendayagunaan dana zakat merupakan

serangkaian tiga kata, karena ketiganya mempunyai keterkaitan makna,

sehingga mendukung dengan makna yang lainnya, maka lebih jelasnya

tiga kata tersebut akan diuraikan tentang penjelasannya masing-masing.

Kata “pola” dalam kamus besar Bahasa Indonesia artinya system;

cara kerja, bentuk (struktur) yang tetap 3. Sedangkan “pendayagunaan”

adalah pengusahaan agar mampu mendatangkan hasil atau pengusahaan

(tenaga dan sebagainya) agar mampu menjalankan tugas dengan baik4.

Diantara kelima rukun Islam yang Nabi Muhammad SAW

sebutkan dalam hadistnya: hanya zakat yang terkait dengan masalah

perekonomian. Malah, bisa dikatakan bahwa titik sentral perekonomian

Islam itu sebetulnya ada pada kewajiban zakat5.

Perkataan zakat berasal dari kata zakat, artinya tumbuh dan sabar.

Makna lain dari kata zakat, sebagaimana digunakan dalam Al-Quran

adalah suci dari dosa. Dalam kitab-kitab hukum Islam perkataan zakat itu

diartikan dengan suci, tumbuh dan berkembang serta berkah dan jika

pengertian itu dihubungkan dengan harta, maka menurut ajaran Islam,

2 Lili Bariadi, dkk, Zakat Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 692

3 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,1998), h. 692

4 Ibid, h. 189

5 Ilham Wahyudi, “Potensi Zakat dalam Perekonomian”, Taubah, volume 1 no 10

(Agustus 2006): h. 90

Page 26: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

18

harta yang dizakati itu akan tumbuh berkembang, bertambah karena suci

dan berkah (membawa kebaikan bagi hidup dan kehidupan bagi yang

punya). Jika dirumuskan, maka zakat adalah bagian dari harta yang wajib

diberikan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat-syarat tertentu pula6.

Pendayagunaan zakat adalah penafsiran yang longgar terhadap

distribusi dan alokasi (jatah) zakat sebagaimana disebutkan dalam surah

at-Taubah ayat 60, seiring dengan tuntutan perkembangan zaman dan

sesuai dengan cita dan rasa syariat, pesan dan kesan ajaran Islam7.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pola pendayagunaan zakat

adalah cara/system distribusi dan alokasi dalam zakat berdasarkan dengan

tuntutan perkembangan zaman dan sesuai dengan cita dan rasa syariat,

pesan dan kesan ajaran Islam.

Pembicaraan tentang system atau pola pendayagunaan zakat berarti

membicarakan beberapa usaha atau kegiatan yang saling berkaitan dalam

menciptakan tujuan tertentu dengan tujuan zakat itu disyariatkan. Dalam

pendekatan fiqh, dasar pendayagunaan zakat umumnya didasarkan pada

surah at-Taubah ayat 60 sebagai berikut:

960

6 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam, Zakat dan Wakaf (Jakarta: UI Press,

1998), h. 38-39 7 Sjechul Hadi Permono, Pendayagunaan Zakat dalam Rangka Pembangunan NAsional

(Jakarta: Pustaka Firdaus, 1995), h. 2

Page 27: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

19

Artinya : “sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir,

orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf

yang dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-

orang berhutang untuk jalan Allah dan orang-orang yang

sedang dalam perjalanan sebagai sesuatu ketetapan yang

diwajibkan Allah dan Allah maha mengetahui dan maha

bijaksana”. (QS at-Taubah/9: 60)

Ayat ini menjelaskan tentang peruntukan kepada siapa zakat itu

diberikan. Para ahli tafsir menguraikan kedudukan ayat tersebut dalam

uraian yang beragam, baik terhadap kuantitas, kualitas dan prioritas.

Penjelasan yang beragam dari para ulama terhadap maksud ayat tersebut

menunjukkan bahwa konsep pendayagunaan atau pihak-pihak yang berhak

menerima zakat, dalam penerapannya memberikan atau membuka

keluasan pintu ijtihad bagi mujtahid termasuk kepala Negara dan Badan

Amil Zakat, untuk mendistribusikan dan mendayagunakan zakat sesuai

dengan kebutuhan situasi dan kondisi sesuai dengan kemaslahatan yang

dapat dicapai dari potensi zakat tersebut8.

Kenyataannya, umat Islam masih jauh dari kondisi ideal, karena

belum optimal dalam mengelola potensi yang ada (QS Ar-Ra’du:11). Bila

seluruh potensi sumber daya manusia dan ekonomi yang melimpah,

dikembangkan secara baik, dipadukan potensi aqidah Islamiyah (tauhid),

tentu akan memberikan hasil yang optimal. Dengan demikian, kesadaran

beragama dan ukhuwah Islamiyah kaum muslimin akan semakin

meningkat maka pintu-pintu kemungkaran akibat kesulitan ekonomi akan

semakin sedikit.

8 Hamid Abidin (ed), Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS , h. 8-9

Page 28: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

20

Salah satu sisi ajaran Islam yang harus ditangani secara serius adalah

penanggulangan kemiskinan dengan cara mengoptimalkan pengumpulan dan

pendayagunaan zakat9.

3. Sasaran Pendayagunaan Dana Zakat

Zakat, dilihat dari si penerimanya, membebaskan manusia dari sesuatu

yang menghinakan martabat mulia manusia dan merupakan kegiatan tolong-

menolong yang sangat baik, dalam menghadapi problema kehidupan dan

perkembangan zaman.10

Allah Swt menetapkan delapan golongan mustahik

(asnaf mustahik), terdiri dari fakir, miskin, amil, muallaf, riqob, ghorimin,

fisabilillah dan ibnu sabil.

Klasifikiasi golongan mustahik dapat dibagi dalam dua kelompok

besar yaitu:

a. Kelompok Permanen

Termasuk dalam kelompok ini adalah fakir, miskin, amil dan

muallaf. Empat golongan mustahik ini diasumsikan akan selalu ada

diwilayah kerja organisasi pengelola zakat dan karena itu penyaluran dana

kepada mereka akan terus menerus atau dalam waktu lama walaupun

secara individu penerima berganti-ganti.

b. Kelompok Temporer

Termasuk dalam kelompok ini adalah riqob, ghoirimin, fisabilillah

dan ibnu sabil, empat golongan mustahik ini diasumsikan tidak selalu ada

diwilayah kerja suatu organisasi pengelola zakat. Kalaupun ada maka

9 Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha, h. 7

10 Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat. Penerjemah Salman Harun, dkk (Jakarta: Litera Antar

Bahasa, 2004), h. 867

Page 29: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

21

penyaluran dana kepada mereka tidak akan terus menerus atau tidak dalam

waktu panjang sesuai dengan sifat permasalahan yang melekat pada empat

golongan ini.

Untuk penerima dana selain zakat lebih bersifat fleksibel

dibandingkan dengan mustahik zakat kecuali hal itu disyaratkan oleh

muzakki pada saat dana diterima. Penentuan penerimaan dana selain zakat

dapat mengacu kepada golongan mustahik zakat. Terlebih kondisi

kemiskinan yang luar biasa seperti saat ini, maka golongan fakir miskin

tepat sekali apabila dijadikan acuan. Setelah menetapkan kebijakan umum

penerima dana, maka kriteria lebih spesifik harus menetapkan jumlah

penghasilan untuk menentukan seseorang masuk kategori fakir miskin.

Idealnya, setiap organisasi pengelola zakat dapat berkiprah dalam

seluruh aspek yang ada. Namun dengan keterbatasan sumber daya manusia

yang dimiliki harus ada pilihan yang dilakukan. Selain itu pilihan ruang

lingkup bidang sasaran ini juga harus menjadi bahan pertimbangan agar

terjadi efektifitas pemanfaatan dana. Sehingga peran zakat dalam

kehidupan umat akan dapat dirasakan sebagaimana yang ada pada masa

Rasulallah SAW dan para sahabat.

Beberapa hal berikut, perlu diperhatikan dalam pengalokasian dana

zakat:

a. Kebutuhan riil para penerima zakat

Penetapan bidang sasaran disesuaikan dengan kebutuhan rill para

penerima dana yang ada diwilayah kerja pengelola zakat masing-masing.

Page 30: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

22

Pengguliran program dalam bidang sasaran yang sesuai dengan kebutuhan

penerima dana akan menumbuhkan rasa memiliki pada diri mereka

terhadap program tersebut.

b. Skala prioritas permasalahan

Kebutuhan riil para penerima mungkin tidak terbatas. Jika

demikian, maka sudah seharusnya dibuat skala prioritas permasalahan

yang akan ditandatangani. Sehingga, walaupun memerlukan waktu yang

panjang karena bertahap namun ada proses penyelesaian masalah yang

jelas dengan target dan tujuan akhir terukur.

c. Kemampuan sumber dana dan sumber daya manusia

Pemilihan bidang sasaran sangat terkait dengan tersedianya sumber

dana dan sumber daya manusia. Keterbatasan dalam dua sumber ini hanya

dapat dibatasi dengan adanya sinergi atau strategis antara organisasi-

organisasi pengelola zakat yang ada diwilayah yang sama atau dengan

organisasi pengelola zakat yang cakupan wilayah kerjanya lebih luas11

.

4. Managemen Pendayagunaan Zakat

a. Perencanaan Zakat

Sudah sejak lama konsep zakat di yakini mampu memberantas

kemiskinan, dalam rumusan fiqih zakat kerap kali disebut sebagai

pengabdian kepada Allah dalam bentuk pembelajaran dalam teologi

kontemporer disebut sebagai ibadah yang mengandung hubungan sesama

manusia dengan prinsip mentransfer harta dari si kaya dan yang miskin.

11

Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha, h. 22-25

Page 31: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

23

Istilah zakat sendiri mempunyai makna ganda pertama

membersihkan hati atau jiwa, kedua membersihkan harta seseorang

“karena dalam harta seseorang terdapat hak bagi yang miskin” (Al Dzariat

: 19). Dengan membersihkan harta itu dari hak orang lain maka hati

seseorang akan terbersihkan pula.

Melihat arti penting zakat baik bagi diri muzaki maupun untuk

kemaslahatan masyarakat, semestinya masyarakat muzaki bersegera untuk

membayar zakat, tetapi kenyataannya lain, para muzaki seolah-olah tidak

tau dan tidak peduli tentang kewajiban berzakat dan berpangku tangan

melihat kesenjangan sosial yang ada. Dengan demikian memaksa pihak

pengawas (Amil) bekerja keras dalam menjalankan tugasnya untuk

mengumpulkan zakat. Oleh karena itu pihak amil zakat harus mampu

membuat pendekatan yang dapat memaksimalkan pendapatan dan

pendekatan tersebut harus berorientasi pada kemaslahatan masyarakat.12

b. Pengelolaan Zakat

Zakat, shadaqah dan infaq itu sama artinya, paling tidak esensinya,

baik dalam Al-Qur’an maupun Hadis, bahkan dasar hukum zakat pun yang

tercantum dalam surat At-Taubah ayat 60 tidak memakai istilah zakat

melainkan shadaqah. Zakat adalah yang sifatnya wajib, berdasarkan

ketentuan nisab dan haul dan diberikan kepada yang menerima yakni

delapan ashnaf seperti yang tercantum pada surat At-Taubah ayat 60 baik

zakat maupun shadaqah keduanya termasuk dalam pengertian infak, yaitu

12

M. Dawarman Raharjo, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi, h. 325

Page 32: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

24

bagian yang dibelanjakan dari harta seseorang untuk kemaslahatan umum

atau membantu yang lemah.

Hingga kini belum ada yang komprehensif mengenai masalah

zakat ini, kita tidak bisa mengetahui beberapa jumlah muzakki pada satu

daerah, kepada siapa zakat itu disalurkan, berapa rata-rata pendapatan

zakat pertahun, siapa saja yang boleh menjadi amil, dan masih banyak lagi

pertanyaan-pertanyaan lain tentang zakat yang belum dijawab. Oleh

karena itu sudah waktunya melakukan suatu sistem untuk menjawab

masalah yang berkaitan dengan zakat.

Pola pengumpulan zakat hingga kini telah mengalami tiga evaluasi,

pertama dilakukan secara individual dan amilnya praktis tidak ada dan

kalaupun ada bersifat lokal ataupun perorangan, misalnya ulama dan kyai,

kedua adanya pengurus/amil, namun hanya bersifat pada jangka waktu

tertentu dan kemudian dibubarkan, ketiga pada tahap ini pemerintah sudah

mulai turun tangan dalam pembentukan badan amil zakat, tetapi

pemerintah hanya bertindak sebagai pembina saja sedangkan

pelaksanaannya masih dilakukan oleh LSM.

Dari tiga evaluasi tersebut kita bisa melihat perkembangannya

terutama di evaluasi ke tiga karena selain zakat fitrah dan zakat mal,

lembaga amil juga berhasil mengumpulkan zakat karyawan profesi juga

perusahaan dengan dijadikannya pemerintah sebagai pembina sebuah LSM

yang berperan sebagai amil zakat semestinya pihak LSM bisa

memaksimalkan pendapatannya dalam menjaring muzakki, hal ini

Page 33: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

25

dikarenakan zakat adalah kewajiban sebuah Agama yang bersifat sukarela

sedangkan pajak kewajiban negara tanpa pandang Agama, jadi pemerintah

tidak bisa bertindak sebagai pelaksana dengan salah satu alasannya adalah

kemajemukan/keragaman Agama di Indonesia ini.13

c. Pengawasan dan Evaluasi

Telah jelas pengertiannya bahwa zakat itu dimaksudkan untuk

membangun manusia, yang dulunya mustahik menjadi muzakki dengan

proses perencanaan dan pengelolaan yang tepat, namun demikian

pembengunan manusia ini tidak semudah membalikan telapak tangan.

Hanya dengan menyalurkan zakat kepada mustahik itu tidak akan

menumbuhkan hasil seperti yang diharapkan tanpa adanya pengawasan

dan evaluasi, oleh karena itu pengawas juga menjadi salah satu faktor yang

penting dalam proses pembayaran masyarakat.

Pengawasan ini sifatnya dua arah, pertama pengawasan bagi pihak

amil, agar jangan sampai pengawas menyalahgunakan dana zakat yang

terkumpul. Kedua pengawasan bagi pihak mustahik, pengawasan ini

meliputi beberapa hal antara lain pengawasan dana zakat, kemampuan

mustahik dalam menggunakan dana zakat dan kesesuaian antara bentuk

pemberian dengan permasalahan yang dihadapi.

Dengan adanya pengawasan ini diharapkan dana yang tersalurkan

kepada pihak mustahik benar-benar dimanfaatkan sesuai dengan

kebutuhannya dan akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

13

Musa Asy’ari, Islam, Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Umat, h. 254

Page 34: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

26

Sampai kapankah pemberdayaan penyaluran dana harus dilakukan

pemberdayaan tidak bersifat selamanya melainkan sampai target

masyarakat mampu untuk mandiri.14

Dan kemudian di lepas untuk

mandiri. Meski sudah mandiri harus tetap dipantau agar kondisi dan

kemampuan terus meningkat dengan cara mengevaluasi sejauh mana

kemampuan mustahik dalam mengembangkan pemberdayaan dengan

evaluasi tersebut bisa diketahui apakah mustahik sudah menjadi muzakki

ataukah masih tetap dibina.

B. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

1. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Pemberdayaan menurut bahasa berasal dari kata daya yang berarti

tenaga/kekuatan. Pemberdayaan adalah upaya yang membangun daya

masyarakat dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan

kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk

mengembangkannya.15

Pemberdayaan diarahkan guna meningkatkan ekonomi masyarakat

secara produktif sehingga mampu menghasilkan nilai tambah yang tinggi

dan pendapatan yang lebih besar. Upaya peningkatan kemampuan untuk

menghasilakan nilai tambah paling tidak harus ada perbaikan akses

terhadap empat hal, yaitu akses terhadap sumber daya, akses terhadap

14

Ambar Teguh Sulistiyani, Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan, h. 82 15

Mubyarto, Membangun Sistem Ekonomi, cet 1, Yogyakarta, BPFE, 2000, H. 263

Page 35: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

27

teknologi, akses terhadap pasar dan akses terhadap permintaan.16

Ekonomi

masyarakat adalah segala kegiatan ekonomi dan upaya masyarakat untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya (basic need) yaitu sandang, pangan, papan,

kesehatan dan pendidikan.17

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan

ekonomi masyarakat merupakan satu upaya untuk meningkatkan

kemampuan atau potensi masyarakat dalam kegiatan ekonomi guna

memenuhi kebutuhan hidup serta meningkatkan kesejahteraan mereka dan

dapat berpotensi dalam proses pembangunan nasional.

2. Pola-pola Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat, pola

pemberdayaan yang tepat sasaran sangat diperlukan, bentuk yang tepat

adalah dengan memberikan kesempatan kepada kelompok miskin untuk

merencanakan dan melaksanakan program pembangunan yang telah

mereka tentukan. Disamping itu masyarakat juga diberikan kekuasaan

untuk mengelola dananya sendiri, baik yang berasal dari pemerintah

maupun pihak amil zakat, inilah yang membedakan antara partisipasi

masyarakat dengan pemberdayaan masyarakat.

Perlu difikirkan siapa sesungguhnya yang menjadi sasaran

pemberdayaan masyarakat, sesungguhnya juga memiliki daya untuk

membangun, dengan ini good governance yang telah dielu-elukan sebagai

16

Erna Erawati Cholitin dan Juni Thamrin (ed), Pemberdayaan dan Refleksi Finansial

Usaha Kecil di Indonesia, Bandung, Yayasan Akita, 1997, h. 238 17

Gunawan Sumadiningrat, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaringan Pengamanan

Sosial, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1999, cet 1, h. 66

Page 36: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

28

suatu pendekatan yang dipandang paling relevan, baik dalam tatanan

pemerintahan secara luas maupun dalam menjalankan fungsi

pembangunan.

Good governance adalah tata pemerintahan yang baik merupakan

suatu kondisi yang menjalin adanya proses kesejahteraan, kesamaan,

kohesi dan keseimbangan peran, serta adanya saling mengontrol yang

dilakukan komponen pemerintah, rakyat dan usahawan swasta.18

Dalam kondisi ini mengetengahkan tiga pilar yang harus

diperlukan dalam proses pemberdayaan masyarakat. Ketiga pilar tersebut

adalah pemerintah, swasta dan masyarakat yang hendaknya menjalin

hubungan kemitraan yang selaras.

Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk

membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri, kemandirian

tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak dan mengendalikan apa

yang mereka lakukan tersebut. Pemberdayaan masyarakat hendaknya

mengarah pada pembentukan kognitif masyarakat yang lebih baik, untuk

mencapai kemandirian masyarakat diperlukan sebuah proses.

Ada dua upaya agar pemberdayaan ekonomi masyarakat bisa

dijalankan, diantaranya pertama mempersiapkan pribadi masyarakat

menjadi wirausaha. Karena kiat Islam yang pertama dalam mengatasi

masalah kemiskinan adalah dengan bekerja. Dengan memberikan bekal

18

Ambar Teguh Sulistiyani, Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan, Yogyakarta,

Gava Media, 2004, h. 76

Page 37: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

29

pelatihan, karena pelatihan merupakan bekal yang amat penting ketika

akan memasuki dunia kerja.

Program pembinaan untuk menjadi seorang wiraswasta ini dapat

dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan, diantaranya :19

a. Memberikan bantuan motivasi moril

Bentuk motivasi moril ini berupa penerangan tentang fungsi, hak

dan kewajiban manusia dalam hidupnya yang pada intinya manusia

diwajibkan beriman, beribadah, bekerja dan berikhtiar dengan sekuat

tenaga sedangkan hasil akhir dikembalikan kepada dzat yang Maha

Pencipta. Bentuk-bentuk motifasi moril ini dilakukan melalui pengajian

umum/bulanan, diskusi keagamaan dan lain-lain.20

b. Pelatihan Usaha

Melalui pelatihan ini setiap peserta diberikan pemahaman terhadap

konsep-konsep kewirausahaan dengan segala macam seluk beluk

permasalahan yang ada didalamnya. Tujuan pelatihan ini adalah untuk

memberikan wawasan yang lebih menyeluruh dan aktual sehingga dapat

menumbuhkan motivasi terhadap masyarakat disamping diharapkan

memiliki pengetahuan taknik kewirausahaan dalam berbagai aspek.

Pelatihan sebaiknya diberikan lebih aktual, dengan mengujikan

pengelolaan praktek hidup berwirausaha, baik oleh mereka yang memang

bergelut di dunia usaha, atau contoh-contoh konkrit yang terjadi dalam

19

Musa Asy’ari, Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Umat, Klaten, Lesfi Institusi

Logam, 1992, h. 141 20

Sudjangi et. Model Pendekatan Agama Dalam Pengentasan Kemiskinan di

Kotamadya, Badan Litbag Agama, Depagri, Jakarta, 1997, h. 48

Page 38: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

30

praktek usaha. Melalui pelatihan semacam ini diharapkan dapat

mencermati adanya kiat-kiat tertentu yang harus ia jalankan, sehingga

dapat dihindari sekecil mungkin adanya kegagalan dalam pengembangan

kegiatan wirausahanya.21

c. Permodalan

Permodalan dalam bentuk uang merupakan salah satu faktor

penting dalam dunia usaha, tetapi bukan yang terpenting untuk

mendapatkan dukungan keuangan, baik perbankan manapun dana bantuan

yang disalurkan melalui kemitraan usaha lainnya.

Penambahan modal dari lembaga keuangan, sebaiknya diberikan,

bukan untuk modal awal, tetapi untuk modal pengembangan, setelah usaha

itu dirintis dan menunjukkan prospeknya yang cukup baik, karena jika

usaha itu belum menunjukkan perkembangan profit yang baik, sering kali

bank tidak akan memberikan pinjaman.

Bentuk pemberdayaan yang kedua adalah dengan pendidikan,

kebodohan adalah pangkal dari kemiskinan, oleh karenanya untuk

mengentaskan kemiskinan dalam jangka panjang adalah dari sektor

pendidikan, karena kemiskinan ini kebanyakan sifatnya turun-menurun,

dimana orang tuanya miskin sehingga tidak mampu untuk menyekolahkan

anaknya, dan hal ini akan menambah daftar angka kemiskinan kelak di

kemudian hari.

21

M. Damawan Raharjo, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi, Jakarta: Lembaga

Studi Agama dan Filsafat, 1999, h. 295

Page 39: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

31

Bentuk pemberdayaan di sektor pendidikan ini dapat disalurkan

melalui dua cara, pertama pemberian beasiswa bagi anak yang kurang

mampu, dengan diberikannya beasiswa otomatis menguangi beban orang

tua dan sekaligus meningkatkan kemauan belajar, kedua penyediaan

sarana dan prasarana, proses penyalurannya adalah dengan menyediakan

proses tempat belajar formal ataupun non formal, atau paling tidak dana

yang disalurkan untuk pendidikan ini selain untuk beasiswa juga untuk

pembenahan fasilitas sarana dan prasarana belajar, karena sangat tidak

mungkin menciptakan seorang pelajar yang berkualitas dengan sarana

yang minim.22

3. Pendayagunaan Zakat Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Perubahan dibidang ekonomi berpengaruh terhadap struktur sosial.

Disatu pihak kita melihat makin banyak potensi muzakki. Pada masa lalu

jumlah ”orang kaya” hanya terbatas. Sekarang jumlah itu makin banyak

dengan terbukanya kesempatan usaha. Tapi yang lebih penting untuk kita

perhatikan adalah makin besarnya ”golongan menengah”. Pada masa lalu,

zakat barang kali lebih banyak disosialisasikan dengan ”orang kaya” pemilik

harta (aghniya). Sekarang potensi total dari sumber zakat itu melebar dan lebih

besar. Ini menimbulkan dampak dalam pengelolaan, khusunya dalam aspek

mobilisasinya.

Di lain pihak, mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan, yang

berhak menerima zakat, walaupun dari segi angka absolut bisa bertambah.

Tapi disini konsep ”garis kemiskinan” harus diperhatikan. Melihat dari

22

Ambar Teg uh Sulistiyani, Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan, h. 204

Page 40: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

32

struktur sosial, sekelompok masyarakat mungkin tergolong miskin. Tapi

tingkat kemiskinannya berkurang. Atau dengan perkataan lain, sebagian

lapisan masyarakat miskin telah meningkatkan pendapatan dan tingkat

kesejahteraannya. Karena itu mereka yang perlu lebih mendapatkan adalah

golongan ”destitute” (fakir miskin yang sengsara).

Salah satu konsep yang telah dilakukan oleh lembaga amil zakat pada

umumnya adalah dengan yang biasa disebut ”zakat produktif”. Pokok

gagasannya adalah menolong golongan miskin tidak memberi ”ikan”

melainkan dengan ”kail”. Kalau zakat diberikan semata-mata untuk konsumsi,

maka pertolongan ini bersifat sementara. Tapi kalau diberikan untuk

membantu yang bersangkutan untuk produksi atau usaha, maka pertolongan

itu akan bisa membantu yang bersangkutan untuk keluar dari situasi

kemiskinan itu sendiri.

Dengan munculnya gagasan itu ada beberapa pola penggunaan zakat :

a. Zakat diberikan langsung kepada fakir miskin untuk keperluan konsumtif.

Dalam konteks perubahan sekarang, maka bagian zakat ini diarahkan

terutama kepada golongan ”the destitute” yang sifatnya ”relief” dan

dampaknya bersifat jangka pendek.

b. Zakat diberikan kepada mereka yang terlibat dalam kegiatan pendidikan

dan dakwah, yang dalam taraf hidup kekurangan.

c. Sebagian dana zakat dan dana lainnya (shadaqah, infaq dan waqaf)

diperuntukan guna membangun prasarana ibadah dan pendidikan/dakwah

Islam.

Page 41: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

33

d. Sebagian kecil zakat kini telah mulai diarahkan untuk tujuan ”produktif”,

baik berupa hibah maupun pinjaman tanpa bunga bagi golongan miskin

tetapi mesti tergolong ”the destitute”, dengan harapan, mereka bisa

melepaskan diri dari kemiskinan, bahkan dalam jangka waktu tertentu

diharapkan bisa menjadi muzakki, setidak-tidaknya dalam zakat fitrah.

e. Bagian yang lain, yang sejumlahnya sedikit, diperuntukan untuk ”amil”

bisa berkembang, yaitu tidak semata-mata untuk orangnya, melainkan bisa

pula lembaga yang mengelola dan bisa memajukan segi

pengorganisasiannya.

Masalah yang perlu dipelajari lebih lanjut adalah pengalokasiannya.

Baik amil, badan amil, badan amil maupun muzakki langsung, pada umumnya

mengalokasikan sebagian besar dana zakat itu (lebih dari 50%) untuk fakir

miskin. Namun demikian meningkatnya jumlah penerimaan zakat dan dilain

pihak dan berkurangnya (secara relatif) jumlah mustahik secara hipotis dapat

diperkirakan bahwa bagian zakat untuk non fakir akan semakin meningkat.23

23

M. Damarwan Raharjo, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi, h. 508

Page 42: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

34

BAB III

GAMBARAN UMUM RUMAH ZAKAT

A. Sejarah dan Perkembangan Rumah Zakat

Pada Tahun 1999 dukungan masyarakat yang terus meluas mendorong

dilakukannya pengelolaan organisasi ini lebih baik. Kantor sekretariat pindah

ke Jl. Dederuk 30 Bandung. Mendekat ke forum pengajian di Masjid Al

Manaar. Pencapaian donasi selama 1998-1999 terkumpul sebanyak Rp 0,8

Milyar.

Pada Tahun 2000 Animo masyarakat pada perlunya organisasi

kemanusiaan semakin meningkat. Masyarakat memandang penting misi sosial

ini diteruskan bahkan untuk kiprah yang lebih luas . Dirintislah program bea

siswa pendidikan yatim dan dhuafa, layanan kesehatan, rehabilitasi

masyarakat miskin kota, dll. Pemekaran mulai dilakukan dengan membuka

kantor cabang Yogyakarta, Mei 2000 di Jl. Veteran 9. Cabang Bandung

dipindah ke sekretariat awal di Jl. Turangga 33 Bandung. Donasi selama

setahun terkumpul Rp 2,1 Milyar.

Pada Februari 2001, Kantor cabang Jakarta resmi berdiri di Jl. Ekor

Kuning Rawamangun, Jaktim. Pengumpulan donasi terbukukan sebesar Rp

2,19 Milyar

Pada Tahun 2002 Identitas lembaga sebagai lembaga amil zakat

semakin dikuatkan. Kantor Cabang Jakarta pindah ke Jl. Taruna 43

Pulogadung. Penerimaan donasi meningkat menjadi Rp 4,19 M

Page 43: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

35

Di Tahun 2003 DSUQ berubah nama menjadi Rumah Zakat Indonesia

DSUQ seiring dengan turunnya SK Menteri Agama RI No. 157 pada tanggal

18 Maret2003 yang mensertifikasi organisasi ini sebagai Lembaga Amil Zakat

Nasional. Bulan Mei, Rumah Zakat Indonesia DSUQ hadir di ibukota Jawa

Timur, Surabaya. Perolehan donasi terus meningkat menjadi Rp 6,46 M.

Pada Tahun 2004 Kantor cabang Tangerang berdiri. Ekspansi mulai

melebar ke Sumatera dengan didirikannya kantor cabang Pekanbaru, Riau.

Dimulainya pembangunan sistem Teknologi Informasi untuk peningkatan

mutu pelayanan. Hampir seluruh kantor cabang telah tersambung secara

online. Website www.rumahzakat.org dirilis, menggantikan alamat situs

sebelumnya di www.rumahzakat.net. Menguatkan branding lembaga dengan

nama Rumah Zakat Indonesia. Kepercayaan masyarakat semakin tumbuh,

donasi terkumpul sebanyak Rp 8,92 M.

Selanjutnya di Tahun 2005 Pertumbuhan cabang meningkat pesat.

Tsunami Aceh yang terjadi 26 Desember 2004 membuka akses Rumah Zakat

Indonesia lebih berperan di Sumatera. Cabang-cabang baru pun dibuka :

cabang Aceh, Medan, Padang, Palembang, Batam berdiri. Di Jawa, berdiri

pula kantor cabang Semarang, ditambah jaringan kantor cabang pembantu di

Bekasi, Bogor, Depok, Jakarta Selatan, Cirebon, Solo. Cabang Pekanbaru juga

berekspansi dengan memiliki kantor cabang pembantu Duri dan Dumai.

Sistem informasi lembaga mulai masuk ke jaringan on line. Mulai transaksi

online, absensi on line, dan beberapa software keuangan. Penerimaan donasi

Page 44: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

36

meningkat tajam khususnya dari bantuan masyarakat untuk program

rehabilitasi pasca tsunami Aceh, tercatat Rp 45,26 M donasi terkumpulkan.

Selanjutnya pada tahun 2006 Regenerasi puncak pimpinan diestafetkan

dari Ustadz Abu Syauqi beralih ke Virda Dimas Ekaputra. Babak sejarah baru

' Transformation From Traditional Corporate to Professional Corporate '

dimulai. Kesadaran berzakat terus didorong dengan merilis kampanye “When

Zakat Being Lifestyle” Diluncurkanlah program Gelar Budaya Zakat (GBZ)

Menuju Indonesia Sadar Zakat 2008 pertama kali di 6 kota. Donasi berhasil

terkumpul sebanyak Rp 29,52M.

Di tahun 2007 Pengembangan progam semakin disempurnakan

termasuk dengan mengganti istilah Departemen Empowering menjadi

Direktorat Program. Implementasi program mulai difokuskan hingga

mengerucut pada empat induk yaitu EduCare, HealthCare, YouthCare, dan

EcoCare. Pengelolaan program dilakukan dengan konsep terintergrasi dan

berkelanjutan berbasis komunitas.

Pada tahun 2008 Rumah Zakat berkeinginan kuat untuk memantapkan

program-program pemberdayaan. Dukungan dan kepercayaan masyarakat

menguatkan lembaga untuk semakin fokus kepada sebuah rekayasa peradaban

besar yang sejak awal telah diimpikan, yakni ”transformasi mustahik to

muzakki”. Wujud nyata usaha lembaga adalah dengan meluaskan jaringan

pengembangan usaha kecil dan mikro di 18 kota

Tahun 2009 bisa disebut sebagai tahun ekspansi mengingat dalam 1

semester langsung dibuka 14 cabang baru sehingga menambah total jumlah

Page 45: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

37

jaringan sebanyak 45 kantor. Pengelolaan yang semakin baik mendapat

apresiasi dari masyarakat antara lain award dari Karim Business Consulting

yang menempatkan Rumah Zakat sebagai #2 LAZNAS Terbaik dalam ISR

Award (Islamic Social Responsibility Award 2009). Penghargaan juga datang

dari IMZ (Indonesia Magnificence of Zakat) yang menganugerahi Rumah

Zakat Indonesia sebagai The Best Organization in Zakat Development.

Pencapaian donasi tumbuh semakin baik, tercatat Rp 107, 3 Milyar berhasil

dikumpulkan dan menjadikan Rumah Zakat Indonesia sebagai Organisasi

Pengelola Zakat terbesar pengumpulan donasinya se-Indonesia.

Sehingga pada tahun 2010 Krisis banyak diprediksikan mulai pulih

pada tahun ini, namun tantangan sosial dan ekonomi tak lebih mudah

dihadapi. Rumah Zakat menyikapi hal ini dengan melakukan rangkaian

adaptasi dan perubahan menuju organisasi berskala global 5 April 2010, resmi

diluncurkanlah bra nd baru RUMAH ZAKAT menggantikan brand

sebelumnya RUMAH ZAKAT INDONESIA. Dengan mengusung tiga brand

value baru : Trusted, Progressive dan Humanitarian, organisasi ini

menajamkan karakter menuju “World Class Socio-Religious Non Governance

Organization (NGO)”. Sharing Confidence diangkat menjadi positioning.

“Dengan keyakinan yang kuat untuk berbagi dan menciptakan keluarga global

yang lebih baik, Rumah Zakat berdaya upaya untuk menjadi organisasi

terdepan di region yang menjamin program efektif dan berkesinambungan

dalam memberdayakan masyarakat untuk mencapai kehidupan yang lebih

baik.”

Page 46: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

38

B. Visi dan Misi

Visi Menjadi Lembaga Amil Zakat Bertaraf Internasional Yang

Unggul dan Terpercaya. Sedangkan Misi rumah zakat yaitu :

1. Membangun kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan secara

produktif.

2. Menyempurnakan perjuangan Abu Syauqi, salah satu tokoh da'i muda

Bandung, bersama beberapa rekan di kelompok pengajian Majlis Ta'lim

Ummul Quro sepakat membentuk lembaga sosial yang concern pada

bantuan kemanusiaan. 2 Juli 1998, terbentuklah organisasi bernama

Dompet Sosial Ummul Quro (DSUQ). Sekretariat bertempat di Jl.

Turangga 33 Bandung sekaligus sebagai tempat kajian. Jamaah pengajian

semakin berkembang. Dipergunakanlah Masjid Al Manaar Jl. Puter

Bandung sebagai tempat kajian rutin.

C. Struktur Organisasi dan Keanggotaan

1. Struktur Organisasi

Secara garis besar fungsi dan tugas-tugas kepengurusan dari

struktur organisasi Rumah Zakat adalah :

a. Badan Pembina

Fungsinya adalah untuk memberikan fatwa, saran dan

rekomendasi kepada badan pelaksana yang meliputi tim pengelolaan,

penghimpunan dan penyaluran dalam pendayagunaan dana zakat

sesuai aspek syari’ah dan aspek manajerial. Tugas pokoknya adalah :

Page 47: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

39

1) Menunjuk akuntan publik

2) Menetapkan garis-garis kebijakan umum di Rumah Zakat

3) Mengeluarkan fatwa syari’ah yang berkaitan dengan hukum, yang

4) Harus diikuti oleh pengurus

5) Memberikan pertimbangan, saran, dan rekomendasi kepada Badan

6) Pelaksana dan Badan Pengurus

7) Memberikan Persetujuan atas laporan tahunan hasil kerja Badan

8) Pelaksana dan Badan Pengawas

b. Badan Pengawas

Fungsinya adalah pengawas internal atau lembaga atas

opersaional kegiatan yang dilaksanakan Badan Pelaksana (Tim

pengelola, penghimpun dan penyaluran). Tugas pokoknya adalah :

1) Mengawasi pelaksanaan rencana kerja yang telah disahkan

2) Mengawasi pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan

3) Mengawasi opersaional kegiatan yang dilaksanakan Badan

4) Pelaksana yang mencakup tim pengelolaan, penghimpunan dan

penyaluran

5) Melakukan pemerikasaan operasional dan pemerikasaan syari’ah.

c. Badan Pelaksana Harian

Fungsinya adalah sebagai pengelola zakat. Tugas pokoknya

adalah :

1) Membuat rencana kerja

2) Melaksanakan opersional pengelola zakat sesuai dengan rencana

kerja yang telah ditetapkan

Page 48: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

40

3) Bertindak dan bertanggung jawab kepada seluruh kepengurusan

Rumah Zakat.

D. Mekanisme Operasional

Adapun secara jelas mekanisme operasional pengelolaan,

penghimpunan dan penyaluran antara lain dengan :1

1. Menyalurkan zakat dengan efisien, efektif dan menjangkau daerah-daerah

terpencil dan minus diseluruh Indonesia dengan cara :

a. Memfungsikan Rumah Zakat baik itu cabang ataupun unit sebagai

mitra salur yang tersebar diseluruh pelosok Nusantara

b. Memaksimalkan pemberdayaan Wilayah Binaan Terpadu ”Intergrated

Community Development” (ICD) Rumah Zakat memalui pendekatan

IPM ( Indeks Pembinaan Manusia)

c. Melibatkan seluruh pekerja Rumah Zakat muslim seluruh Indonesia

dalam pogram ”Agen Sosial” dalam bentuk rekomendasi, monitoring,

dan pembinaan mustahik yang ada di lingkungan tempat tinggal para

pekerja

d. Prioritas daerah-pemanfaatan peran kantor pusat, kantor cabang

ataupun kantor kas.

2. Pembinaan yang berkesinambungan dan Terstruktur

a. Pengenalan binaan pada proses permodalan/membina usaha kecil

b. Merekomendasikan mustahik agar dapat berkembang menjadi mandiri

setelah mendapat bantuan dari Rumah Zakat

1 Herlan, Divisi Pendayagunaan dan Penyaluran Rumah Zakat, Wawancara Pribadi,

Jakarta, 11 Mei 2010

Page 49: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

41

c. Merekomendasikan mustahik atau binaan yang telah berdaya (sudah

punya sebuah usaha dan penghasilan yang stabil) agar menjadi mendiri

(bisa mencukupi kebutuhan orang lain) sesuai dengan selogan Rumah

Zakat yaitu ”Transformasi Mustahik to Muzaki”.

3. Mewujudkan masyarakat yang sempurna (insan kamil) dan seimbang dari

segi ekonomi rohani, dunia dan ukrawi.

a. Mustahik yang dibantu adalah mereka yang memang benar-benar

membutuhkan, tentunya Rumah Zakat melakukan survei terlebih

dahulu

b. Dibina secara langsung baik yang berkenaan dengan keagamaan

maupun manajemen usaha oleh pekerja Rumah Zakat yang

merekomendasikan

c. Terus melakukan pembinaan, pemberdayaan dan memonitor mustahik

tersebut.

4. Transparan dan kesesuaian dengan Syari’ah

a. Pengawasan internal melalui dewan pengawasan

b. Diaudit oleh akuntan publik

c. Pengawasan Syari’ah melaui pembinaan Syari’ah.

5. Membuka lapangan pekerjaan baru

Adapun target yang diharapkan untuk dicapai dalam bantuan dana

bergulir adalah :2

2 Herlan, Divisi Pendayagunaan dan Penyaluran Rumah Zakat, Wawancara Pribadi,

Jakarta, 11 Mei 2010

Page 50: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

42

a. Terbentuknya sendi-sendi yang kuat (ukhuwah persaudaraan dan

gotong-royong), terbentuknya mental yang tangguh untuk dapat

mengatasi permasalahan sendiri

b. Memiliki etos kerja tinggi dan selalu memiliki motivasi yang konsisten

c. Dapat menjadi enterpreuner yang jujur dan santun dalam usaha serta

memiliki usaha yang tersu signifikan.

d. Meningkatkan pendapatan.

E. Strategi Pengembangan Rumah Zakat

Dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pengembangan

Lembaga agar zakat dapat diberdayakan secara optimal, Rumah Zakat dalam

hal ini mengacu pada Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 tentang

pengelolaan zakat yang menghendaki adanya sosialisasi kepada masyarakat

secara luas. Karena itu Rumah Zakat dalam mensosialisasikan lembaganya

mempunyai beberapa teknik yang lebih efisien dan intensif, sehingga dengan

teknik ini diharapkan dapat merubah paradigma pengelolaan zakat tradisional

yang bejalan selama ini menjadi suatu sistem yang lebih profesional. Teknik-

teknik tersebut antara lain :

1. Sosialisasi melaui media masa cetak dan elektronik

a. Surat kabar/Majalah/Tabloid/Iklan TV

Surat kabar, majalah. Tabloid dan iklan TV sebagai salah satu

media cetak dan elektronik yang beredar luas di masyarakat, secara

serta merta fungsi sosialisasi juga melekat padanya. Sehingga tidak

Page 51: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

43

salah ketika Rumah Zakat memanfaatkannya sebagai media sosialisasi

zakat. Sistem sosialisasi yang dilakukan Rumah Zakat lewat media

cetak dan elekronik ini biasanya berupa artikel.

b. Famplet/Brosur/Booklet

Zakat dengan segala permasalahannya juga dapat ditemukan

pada famplet, brosur ataupun booklet yang disediakan dan disebarkan

ke tengah-tengah masyarakat oleh Rumah Zakat.

c. Billboard/Banner/Baliho/Spanduk

Sosialisasi yang dilakukan oleh Rumah Zakat juga dilakukan

dengan menggunakan billboard, baliho, banner dan spanduk yang

biasanya dipasang di tempat-tempat umum dan strategis. Pengadaaan

media ini juga biasanya dilakukan mendiri dan juga sering bekerja

dengan pihak lain sebagai sponsor.

Page 52: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

44

BAB IV

PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELAUI PEMBERDAYAAN

EKONOMI MASYARAKAT

A. Aplikasi Pendayagunaan Dana Zakat

1. Pengelolaan

Pola pengelolaan zakat hingga kini telah mengalami tiga evaluasi,

pertama dilakukan secara individual dan amilnya praktis tidak ada dan

kalaupun ada bersifat lokal ataupun perorangan, misalnya ulama dan kyai,

kedua adanya pengurus/amil, namun hanya bersifat pada jangka waktu

tertentu dan kemudian dibubarkan, ketiga pada tahap ini pemerintah sudah

mulai turun tangan dalam pembentukan badan amil zakat, tetapi

pemerintah hanya bertindak sebagai pembina saja sedangkan

pelaksanaannya masih dilakukan oleh LSM.

Rumah Zakat mengelola dana zakat dengan membagi secara

presentase untuk bidang pendidikan, kesehatan dan kemandirian

masyarakat. Dimana amil yang mengelola dana tersebut juga mendapat

presentase.

2. Penghimpunan

a. Sumber Dana

Sebagai Lembaga Amil Zakat kita bisa melihat kegiatan utama

Rumah Zakat adalah mulai dari pengelolaan sampai dengan

penyaluran, bahkan sampai pada tahap pelaporan penghimpunan dana

Page 53: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

45

zakat kepada para muzaki dengan prinsip transparan. Hal ini bisa

dilandasi dengan keputusan Menteri Agama bersama dengan para ahli

yang berkompeten dalam pembahasan ini.

Rumah Zakat mempunyai tugas pokok mengumpulkan dana

zakat dari muzaki perorangan ataupun dari Badan Usaha atau Lembaga

tertentu yang dilakukan oleh sebagian pengumpulan atau unit

pengumpulan zakat. Dana yang dihimpun oleh Rumah Zakat terdiri

dari :

1) Donatur Pribadi

Donatur yang biasanya secara perorangan seperti pekerja,

karyawan ataupun wiraswasta menyerahkan dan mempercayakan

zakat yang mereka keluarkan kepada Rumah Zakat dengan

ketentuan tertentu

2) Donatur Perusahaan

Donatur yang berasal dari kelompok PT, CV atau bahkan

perusahaan-perusahaan besar seperti Telkomsel atau Bakrie Untuk

Negeri (BUN) yang membuat komunitas pengelolaan,

penghimpunan dan penyaluran zakat sendiri dengan menggandeng

Rumah Zakat tentunya.

Adapun prosedur pengumpulan sumber dana zakat melaui hasil

keputusan Menteri Agama telah disepakati dengan menghimbau untuk

mengeluarkan zakat, infaq dan shadaqoh dengan cara sebagai berikut :

Page 54: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

46

1) Melayani Warga yang menyetorkan dana zakatnya secara langsung

melaui kantor Rumah Zakat dengan tata cara sebagai berikut :

a) Yang terkena kewajiban zakat profesi adalah pekerja yang upah

pokoknya minimal Rp 2.400.000 (dua juta empat ratus ribu rupiah)

atau 15% dari nishab tersebut untuk wilayah DKI Jakarta.

b) Para wajib zakat menyerahkan surat kuasa pemotongan gaji kepada

bagian MSDM/Pelayanan intern di unit kerjanya masing-masing

dengan menyebutkan besarnya prosentase yaitu 2,5% dari upah

pokok untuk zakat.

2) Dalam pengadministrasiannya dilakukan secara terpisah antara dana

zakat dengan dana lainnya agar jelas pendistribusiannya.

Telah dipaparkan diatas bagaiman prosedur penghimpunan

zakat dari muzaki yang nantinya akan di salurkan kepada yang berhak

menerimanya. Rumah Zakat juga ingin terus membumikan dan

menghimbau kepada masyarakat yang sudah wajib zakat untuk segera

sadar mengeluarkan zakatnya. Sehingga Rumah Zakat memiliki cara

yang tepat dan efisien agar masyarakat yang ingin mengeluarkan

zakatnya juga tidak merasa terepotkan atau terbebani, yaitu dengan

cara :

a) Menyetor langsung ke Rumah Zakat

Para muzaki datang langsung ke kantor rumah zakat untuk

menyetor dana yang akan mereka berikan sebagai zakat, infaq atau

shodaqoh.

Page 55: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

47

b) Jemput Zakat Gratis

Diharapkan agar jangan ada ruang dan waktu yang menghalangi

Anda menunaikan zakat, infaq, shadaqah. Tinggal hubungi kami,

ZIS Consultant rumah zakat siap jemput ke lokasi para muzaki.

c) Transfer via ATM

Menunaikan kewajiban mengeluarkan zakat dengan mudah, cepat,

aman melalui kartu debet Anda di 21 juta merchant di seluruh

dunia, 70 ribu merchant dan 11 ribu ATM (jaringan ATM BCA,

ALTO, dan ATM Bersama) serta 900 ribu ATM (Visa/Plus) di

seluruh Indonesia.

d) Gesek Zakat

Manfaatkan fasilitas EMA (EDC Mini ATM) di counter rumah

zakat untuk berdonasi dari menu transfer kartu ATM maupun kartu

kredit muzaki.

e) Layanan Pesan AndaM

Sampaikan informasi dan masukan Anda melalui sms centre rumah

zakat di nomor 0815 7300 1555.

b. Alokasi Dana

Adapun alokasi dana yang dilakukan oleh Rumah Zakat :1

1) Dana Pengelola 12,5 %

2) Cadangan Penyaluran 10%

3) Dana Siap Salur 77,5% dibagi ke beberapa program, yaitu :

1 Herlan, Divisi Pendayagunaan dan Penyaluran Rumah Zakat, Wawancara Pribadi,

Jakarta, 11 Mei 2010

Page 56: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

48

a) Senyum Juara ( bidang pendidikan dan ekonomi ) 42%

b) Seyum Mandiri dan Kepemudaan 10%

c) Senyum Sehat 34%

d) ICD 5%

e) Penyaluran Nasional 9%

3. Penyaluran

Telah dijelaskan di awal tulisan bahwa Al-Qur’an secara tegas

menetapkan kelompok-kelompok yang menjadi sasaran atau alokasi dana

zakat. Namun berdasarkan pada tidak adanya ketentuan yang menegaskan

bahwa zakat itu harus habis semua setelah dihimpun, hal ini memberikan

keluluasaan bagi pengelola zakat dalam hal pengelolaan serta penyaluran.

Dengan kata lain, pengelolaan zakat dapat mempertimbangkan dalam

menyalurkan dana zakat, akan disalurkan untuk dikembangkan menjadi usaha

yang produktif atau untuk kebutuhan yang konsumtif.

Penyaluran dana zakat ini digulirkan Rumah Zakat untuk program-

program yang sangat inovatif dan memberikan hasil yang baik. Berikut adalah

program-program terbaru dari Rumah Zakat yang diperuntukan untuk para

mustahik, yaitu :

a. Program Senyum Juara

Rumah zakat sangat konsern terhadap program-program yang telah

digulirkan guna meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan

mengoptimalkan dan mengembangkan keterampilan, keahlian dan

kemandirian seorang mustahik di suatu wilayah yang disebut Wilayah

Binaan Terpadu (ICD) . Dalam Program Senyum Juara ini Rumah Zakat

Page 57: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

49

menitikberatkan pada pengembangan pendidikan bagi mustahik dan anak-

anak seperti pemberian beasiwa, pembangunan sekolah untuk

pembelajaran yang layak, mendirikan pusat pengembangan potensi anak

serta mobil juara. Dengan menerapkan konsep multiple intelligences

memungkinkan para siswa untuk menggali beragam potensi sehingga

menjadi insan mandiri dengan mental juara, yang menjadi pondasi

mendasar long life motivation. Setiap siswa di Sekolah Juara mendapatkan

Beasiswa Juara. Hingga Februari 2010, SD Juara sudah hadir di Bandung,

Cimahi, Jakarta Timur , Jakarta Barat, Yogyakarta, Surabaya, Pekanbaru,

Medan.

Pemberian beasiswa oleh Rumah Zakat bertujuan mengurangi

angka putus pendidikan formal melalui pemberian beasiswa bagi anak usia

sekolah dari keluarga miskin. Mulai dari jenjang SD, SMP , SMA sampai

Perguruan Tinggi.

Berikut data perkembangan program di bidang pendidikan per

maret 2010, yaitu :

Maret 2010 Akumulasi

Jenis Program Jml

Layanan

Nilai

Optimalisasi

(Rp)

Jml.

Layanan

Nilai

Optimalisasi

(Rp)

Kids Learning Centre

(Pembinaan Anak Asuh)

10.337 826.560.000 23.262 11.646.400.00

0

Pusat Pengembangan

Potensi Anak

919 104.153.333 650 758.993.333

Sekolah Juara 566 212.250.000 568 637.875.000

Besiswa Ceria - - 1.317 3.292.500.000

Page 58: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

50

Rumah Zakat bisa menjamin keberlangsungan pendidikan mereka

selama minimal 1 (satu) tahun ke depan. Disamping beasiswa, anak asuh dan

mustahik juga mendapatkan pembinaan non formal rutin Kids Learning

Centre (KLC) secara berkala sesuai dengan jenjang pendidikan dan potensi

mereka dipandu mentor-mentor berkualitas. Kemudian Program pendirian

sekolah dasar dan menengah, untuk memberikan pendidikan gratis dan

berkualitas bagi masyarakat yang membutuhkan. Aktivitas sekolah dirancang

berdasarkan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) sesuai standar

pemerintah, dipadukan dengan metoda pembelajaran PAKEM (Pembelajaran

Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).

Bakat pada anak juga perlu dikembangkan, oleh sebab itu Rumah

Zakat menelurkan Pusat Pengembangan Potensi Anak (P3A) yang merupakan

pembinaan lanjutan bagi anak asuh yang mengarah pada pemberdayaan

potensi anak menuju kemandirian. Ada dua pilihan program pelatihan

digulirkan bagi mereka, yaitu : pertama, Kelas Komputer dapat diakses oleh

seluruh anak asuh dengan program yang diberikan mulai dari level pengenalan

komputer, internet hingga dapat berwirausaha melalui komputer (Corel Draw,

Photoshop, Freehand, Web Design). Kedua, Kelas Musik & Vokal melalui

penelusuran minat bakat, anak asuh yang mempunyai bakat di bidang musik

dan vokal diharapkan dapat menjadi musikus atau vokalis profesional.

Instruktur pengajar adalah profesional di bidangnya.

Dalam praktek pelaksanaan program-program ini tentunya terdapat

hambatan-hambatan dan kekurangan, namun Rumah Zakat sangat

memaksimalkan semua seperti dengan menciptakan Mobil Juara, yang dimana

Page 59: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

51

fungsinya adalah sebagaii sumber belajar bergerak yang diperuntukan

khususnya bagi anak-anak dan masyarakat di wilayah Integrated Community

Development (ICD) Rumah Zakat dan umumnya anak-anak Indonesia yang

membutuhkan pencerahan dalam dunia pendidikan. Sumber belajar dalam

Mobil Juara meliputi buku bacaan anak, CD edukatif dan perangkat komputer

yang terhubung ke internet. Program pembelajaran dirancang untuk

mengembangkan seluruh potensi kecerdasan. Program pelayanan pendidikan

ini diberikan secara gratis.

Selain spesifikasi yang telah dipaparkan diatas, program Senyum Juara

dengan keutamaan di bidang pendidikan ini juga turut membantu masyarakat

yang buta huruf atau belum dapat membaca dengan lancar, disebut sebagai

program Melek Huruf diharapkan meningkatkan kemampuan baca tulis.

b. Program Senyum Sehat

Seperti program sebelumnya, Rumah Zakat juga ingin

mengembangkan dan membantu masyarakat di bidang kesehatan seperti RBG

(Rumah Bersalin Gratis) yaitu program pengadaan fasilitas kesehatan gratis

berupa Rumah Bersalin yang juga disertai dengan poliklinik umum, yang

berfungsi memberikan layanan kesehatan tingkat dasar bagi ibu dan anak serta

masyarakat kurang mampu pada umumnya. LBG (Layanan Bersalin Gratis)

yaitu program layanan kesehatan berupa pemeriksaan kehamilan dan tindakan

persalinan, yang dilakukan baik dalam fasilitas RBG maupun kerjasama

dengan bidan praktek di kota jaringan Rumah Zakat. AMARA (Armada Sehat

Keluarga) yaitu program pengadaan armada kesehatan keliling dengan

prioritas layanan kesehatan ibu dan anak, yang diproyeksikan beroperasi di

Page 60: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

52

Kota dan/atau Kabupaten jaringan Rumah Zakat. ARINA (Ambulans

Ringankan Duka) & Mobil Jenazah yaitu program pengadaan armada yang

memberikan layanan pengantaran pasien atau jenazah gratis bagi masyarakat

yang membutuhkan. Pengantaran Jenazah/Pasien yaitu program pengantaran

jenazah dan/atau pasien gratis bagi masyarakat yang membutuhkan, dan

Jaminan Kesehatan Keluarga yaitu program penjaminan dana kesehatan untuk

program Siaga Sehat secara berkala, bagi keluarga inti yang menjadi member

Rumah Zakat.

Berikut data perkembangan program senuyum sehat pada Rumah

Zakat, yaitu :

Maret 2010 Akumulasi

Jenis Program Jml.

Layanan

Nilai

Optimalisasi

(Rp)

Jml.

Layanan

Nilai

Optimalisasi

(Rp)

Layanan Rumah

Bersalin Gratis

(RBG)

1. Layanan Bersalin

89

71.700.000

4.158

3.326.400.000

2.Layanan Kesehatan

Ibu&anak

7.137 90.822.500 63.883 2.715.027.500

3.Layanan Kesehatan

Umum

6.969 296.182.500 109.406 4.649.755.500

Siaga Sehat 8.281 351.942.500 308.082 13.094.335.000

Layanan Pengantaran

Jenazah

1.444 85.800.000 39.082 293.115.000

Khitanan Massal 107 48.150.000 9.813 4.415.850.000

Operasi-operasi

Gratis

- - 1.317 3.292.500.000

Page 61: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

53

Selain itu program senyum sehat ini juga meliputi seperti Siaga Gizi

Balita yaitu program perbaikan gizi balita yang terindikasi BGM (Bawah

Garis Merah) dalam Kartu Menuju Sehat dan Gizi Buruk. Siaga Sehat yaitu

program layanan kesehatan berupa penyuluhan kesehatan, pemeriksaan hingga

pengobatan warga kurang mampu. Khitanan Massal yaitu program layanan

khitanan massal bagi anak-anak dari warga kurang mampu. Operasi Katarak

Gratis yaitu program layanan operasi katarak gratis bagi masyarakat yang

membutuhkan.

c. Program Senyum Mandiri

1) KUKMI Kepala keluarga dari sebuah keluarga pra sejahtera bergabung ke

dalam Kelompok Usaha Kecil Mandiri (KUKMI) untuk mendapatkan

bantuan modal usaha sekaligus pendampingan keterampilan dan

manajemen guna mengembangkan usahanya. Satu kelompok KUKMI

yang terdiri dari 10 orang akan mendapatkan bantuan modal usaha,

pelatihan dan pendampingan.

2) Cake House Bagi ibu-ibu keluarga pra sejahtera akan mendapatkan

program pelatihan, pendampingan serta bantuan modal usaha di bidang

produksi makanan (varian kue & roti) untuk dikomersilkan. Kenapa

makanan? Karena setiap daerah punya potensi makanan khas dengan

konsumsi masyarakat yang terus meningkat, maka ibu-ibu binaan program

ini akan menjadi kekuatan baru keluarganya untuk meraih kemandirian.

3) Pelatihan KewirausahaanUntuk kalangan pemuda digulirkan program

pelatihan berbagai skill produktif, berdasarkan potensi lokal individu dan

lingkungan di wilayahnya. Pelatihan ini berorientasi wirausaha untuk 10

Page 62: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

54

peserta dalam 1 kelas pelatihan. Kontribusi mereka diharapkan mampu

memperkuat energi sebuah keluarga guna mencapai kemandirian.

Selain tiga program unggulan di atas, Rumah Zakat juga membuat

program tambahan yang ditujukkan untuk masyarakat dan lingkungan

sekitarnya, yaitu :

a. Empowering Centre Guna mendampingi dan terlibat langsung dalam

pemberdayaan masyarakat, kehadiran tempat pusat kegiatan kemandirian

masyarakat akan sangat terasa manfaatnya. Tempat ini juga akan menjadi

tonggak pemberdayaan di wilayah ICD.

b. Water Well Air bersih adalah satu dari sekian banyak kebutuhan pokok

masyarakat, sayangnya banyak kalangan belum menikmatinya. Saatnya

menghadirkan seyum kenahagiaan dengan menghadirkan sarana air bersih

dilingkungan masyarakat. Satu sumur air bersih (Water Well) untuk

sebuah komunitas binaan masyarakat.

Berikut adalah data perkembangan bulan maret 2010 :

Maret 2010 Akumulasi

Jenis Program Jenis

Pelayanan

Nilai

Optimalisasi

(Rp)

Jml.

Pelayanan

Nilai

Optimalisasi

(Rp)

Sarana Usaha

Mandiri

140 78.518.000 175 131.018.000

Pendampingan

Masyarakat

4.567 47.897.837 26.450 106.981.937

Pengembangan

Sarana Bersih

(Water Well)

- 571.200.000 129 3.208.200.000

Pengembangan 934 596.437.312 20.849 32.460.437.312

Page 63: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

55

Kapasitas Pemuda

Siaga Bencana 3.537 93.762.775 93.738 9.114.362.775

Renovasi Masjid - - 3 10.375.000

Sebuah manajemen pengelolaan zakat yang baik tentunya mempunyai

program prioritas yang akan dijalankan, baik dalam penanganan sasaran

muzaki, pendayagunaan terhadap mustahik, maupun dalam menyusun skala

prioritas pendayagunaan harta yang terhimpun. Begitu juga Rumah Zakat

dalam menyalurkan dana zakatnya telah memiliki skala prioritas dan

kesemuanya itu adalah delapan ashnaf karena anggapan semuanya penting

tergantung situasi dan keadaan zaman atau masa yang dihadapi. Adapun

delapan ashnaf itu adalah : 2

a. Ashnaf Fakir

Yaitu mereka yang tidak memiliki harta benda apapun. Mereka

akan memperoleh bantuan hidup berupa pemberian dana atau uang untuk

tambahan makanan sehari-hari yang bersifat charity atau sosial dengan

pola nilai yang tidak akan berkembang karena belum memiliki skill atau

kemampuan untuk berkembang.

b. Ashnaf Miskin

Tidak jauh berbeda dengan Ashnaf fakir, mereka akan mendapat

bantuan untuk tambahan makanan dan bantuan hidup yang sifatnya juga

charity (sosial).

c. Ashnaf Amil

2 Rumah Zakat, Pedoman Pengelolaan ZIS,

Page 64: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

56

d. Ashnaf Muallaf

Bantuan yang diberikan bisa berupa bantuan hidup, bantuan

pendidikan, bantuan Al-Qur’an/Hadist dan buku-buku keagamaan lainnya,

bantuan kesehatan, modal kerja/usaha (dana bergulir) serta bantuan

keterampilan.

e. Ashnaf Riqab

Jenis bantuan yang diberikan bisa berupa bantuan pemulihan

aqidah dan akhlaq, bantuan hidup, modal kerja/usaha (dana bergulir) serta

bantuan keterampilan.

f. Ashnaf Gharimin

Jenis bantuan yang diberikan :

1) Meringankan beban hutangnya

Adapun bentuk beban hutang yang dimaksud oleh Rumah

Zakat adalah bentuk hutang untuk memenuhi kebutuhan asasi yaitu

kebutuhan makanan, kesehatan, pendidikan. Selain itu pula, mereka

yang diberikan adalah mereka yang itdak mempunyai penghasilan

yang tetap, ada bukti dari pihak yang memberi hutang, penghasilannya

dibawah kewajaran dan yang terakhir adalah punya beban tanggung

jawab yang besar.

2) Memberikan bantuan sembako/pangan

g. Ashnaf Sabililah

Jenis bantuan yang diberikan yaitu :

1) Bantuan sarana ibadah, dakwah dan pendidikan

Adapun yang diberikan oleh Rumah Zakat untuk sarana

pendidikan adalah prioritas daerah yang minus, sulit terjangkau atau

Page 65: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

57

bahkan belum pernah terjamah, belum pernah mendapat bantuan, tidak

bertujuan komersil, bukan milik perorangan dan bangunan yang

terbengkalai.

2) Bantuan kegiatan sunatan massal dan pelayanan kesehatan

3) Bantuan kepada da’i di daerah terpencil dan minus

h. Ashnaf Ibnu Sabil

Bantuan yang dapat diberikan yaitu :

1) Bantuan pemenuhan kebutuhan sesaat

2) Bantuan transportasi

Adapun prinsip-prinsip dana zakat bergulir yang diterapkan oleh

Rumah Zakat antara lain :3

a. Fakir

b. Miskin

c. Berdaya

Individu yang sudah memiliki modal usaha sendiri, memiliki skill

yang baik, dapat di berdayakan dalam jangka waktu 2-3 tahun.

d. Mandiri

Individu yang telah berkembang untuk dirinya serta dapat

mencukupi keluarganya dan orang lain.

e. Pembinaan

Untuk membentuk karakter mandiri, maka akan selalu diikuti

dengan pembinaan secara berkala dan terjadwal dengan cakupan binaan

sebagai berikut :

3 Herlan, Divisi Pendayagunaan dan Penyaluran Rumah Zakat, Wawancara Pribadi,

Jakarta, 11 Mei 2010

Page 66: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

58

1) Keagamaan (ketauhidan, akhlaq dan muamalat)

2) Motivasi (motivasi berprestasi, sikap proaktif, inovatif dan kreatif)

3) Dinamika kelompok (problem solving, membangun negosiasi win-

win)

4) Kewirausahaan (manajemen pemasaran, administrasi, keuangan dan

persediaan).

f. Pengawasan

Agar visi misi program berjalan maka harus adanya pengawasan

yang intensif dan terukut melalui pengawasan secara internal maupun

secara eksternal.

g. Membuka lapangan pekerjaan baru

Adapun target yang diharapkan untuk dicapai dalam bantuan dana

bergulir adalah :4

1) Terbentuknya sendi-sendi yang kuat (ukhuwah persaudaraan dan

gotong-royong), terbentuknya mental yang tangguh untuk dapat

mengatasi permasalahan sendiri

2) Memiliki etos kerja tinggi dan selalu memiliki motivasi yang konsisten

3) Dapat menjadi enterpreuner yang jujur dan santun dalam usaha serta

memiliki usaha yang tersu signifikan.

4) Meningkatkan pendapatan.

h. Pendayagunaan

Rumah Zakat dalam mendayagunakan dana zakatnya, mengacu

pada program yang dikembangkan Rumah Zakat dengan cara :

4 Herlan, Divisi Pendayagunaan dan Penyaluran Rumah Zakat, Wawancara Pribadi,

Jakarta, 11 Mei 2010

Page 67: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

59

Mendayagunakan zakat yang efisien, efektif dan menjangkau daerah-

daerah terpencil diseluruh Indonesia, maka Rumah Zakat mengambil

langkah-langkah :

B. Strategi Pendayagunaan Dana Zakat

Dalam mendayagunakan dana zakatnya, Rumah Zakat memiliki

strategi-strategi khusus agar dana yang tersalurkan bukan hanya sekedar

membantu para mustahik tapi juga dapat memberdayakan masyarakat.

Strategi-strategi tersebut antara lain :5

1. Permodalan

Permodalan dalam bentuk uang merupakan salah satu faktor

penting dalam dunia usaha, tetapi bukan yang terpenting untuk

mendapatkan dukungan keuangan, baik perbankan manapun dana bantuan

yang disalurkan melalui kemitraan usaha lainnya.

Penambahan modal dari lembaga keuangan, sebaiknya diberikan,

bukan untuk modal awal, tetapi untuk modal pengembangan, setelah usaha

itu dirintis dan menunjukkan prospeknya yang cukup baik, karena jika

usaha itu belum menunjukkan perkembangan profit yang baik, sering kali

bank tidak akan memberikan pinjaman.

2. Memberikan bantuan motivasi moril

Bentuk motivasi moril ini berupa penerangan tentang fungsi, hak

dan kewajiban manusia dalam hidupnya yang pada intinya manusia

5 Musa Asy’ari, Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Umat, Klaten, Lesfi Institusi

Logam, 1992, h. 141

Page 68: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

60

diwajibkan beriman, beribadah, bekerja dan berikhtiar dengan sekuat

tenaga sedangkan hasil akhir dikembalikan kepada dzat yang Maha

Pencipta. Bentuk-bentuk motifasi moril ini dilakukan melalui pengajian

umum/bulanan, diskusi keagamaan dan lain-lain.6

3. Pelatihan Usaha

Melalui pelatihan ini setiap peserta diberikan pemahaman terhadap

konsep-konsep kewirausahaan dengan segala macam seluk beluk

permasalahan yang ada didalamnya. Tujuan pelatihan ini adalah untuk

memberikan wawasan yang lebih menyeluruh dan aktual sehingga dapat

menumbuhkan motivasi terhadap masyarakat disamping diharapkan

memiliki pengetahuan taknik kewirausahaan dalam berbagai aspek.

Pelatihan sebaiknya diberikan lebih aktual, dengan mengujikan

pengelolaan praktek hidup berwirausaha, baik oleh mereka yang memang

bergelut di dunia usaha, atau contoh-contoh konkrit yang terjadi dalam

praktek usaha. Melalui pelatihan semacam ini diharapkan dapat

mencermati adanya kiat-kiat tertentu yang harus ia jalankan, sehingga

dapat dihindari sekecil mungkin adanya kegagalan dalam pengembangan

kegiatan wirausahanya.7

4. Pemberdayaan

Seiring dengan perjalanannya, dalam penyaluran dana zakat

Rumah Zakat sangat konsisten untuk tidak hanya sekedar memberikan

6 Sudjangi et. Model Pendekatan Agama Dalam Pengentasan Kemiskinan di

Kotamadya, Badan Litbag Agama, Depagri, Jakarta, 1997, h. 48 7 M. Damawan Raharjo, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi, Jakarta: Lembaga Studi

Agama dan Filsafat, 1999, h. 295

Page 69: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

61

bantuan atau menyediakan berbagai fasilitas untuk masyarakat tetapi juga

memikirkan bagaimana memberdayakan mereka agar menjadi masyarakat

yang mandiri. Langkah-langkah yang ditempuh Rumah Zakat antara lain

yaitu :

a. Pelatihan Kewirausahaan untuk kalangan pemuda digulirkan program

pelatihan berbagai skill produktif, berdasarkan potensi lokal individu

dan lingkungan di wilayahnya. Pelatihan ini berorientasi wirausaha 10

peserta dalam 1 kelas pelatihan. Kontribusi mereka diharapkan mampu

memperkuat energi sebuah keluarga guna kemandirian.

b. Super Qurban dan Siaga Gizi Nusantara. Bencana datang tanpa diduga,

saatnya kita punya cadangan makanan siap saji dalam kemasan kaleng

untuk didistribusikan di daerah bencana. Secara regular, program ini

juga bisa digulirkan untuk kawasan minus atau rawan pangan.

Kepedulian anda akan meringankan duka mereka.

C. Analisa

Menurut saya niali plusnya adalah Rumah Zakat mampu

mempresentasikan alokasi dana zakatnya kebidang pendidikan, kesehatan dan

kemandirian. Dan kenyataannya selama ini Rumah Zakat tetap konsisten

dengan mekanisme kinerja mereka. Hanya saja untuk langkah kedepannya

perlu dibentuk sebuah tim yang bekerja sama untuk mengelola dana zakat ini

agar dana yang masuk dari para donatur dapat dikelola dengan baik. Karena

Page 70: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

62

dengan bekerja secara tim memungkinkan hasilnya dapat lebih maksimal

dibanding individu.

Poin lebih dalam penghimpunan, Rumah Zakat mengelompokkan dua

donatur yaitu donatur pribadi dan donatur perusahaan. Tentunya poin

penghimpunan dana zakat ini secara jelas memaparkan bagaimana prosedur

dan mekanismenya. Kita dapat mengetahui bagaimana cara kerja Rumah

Zakat setelah dana diterima dari donatur sampai pengalokasian dananya

mereka memberikan dan menyediakan berbagai fasilitas agar kewajiban

mengeluarkan zakat dari tiap muzakki terlaksanakan serta tidak ada alasan

apapun yang menghambatnya, seperti fasilitas jemput zakat gratis, tranfer via

ATM, gesek zakat ataupun Layanan Pesan Anda. Menurut saya itu merupakan

kelebihannya.

Pada penyaluran, Rumah Zakat memiliki tiga program yang menurut

saya cukup efisien, pertama program senyum juara meliputi bidang

pendidikan yang digulirkan guna meningkatkan pemberdayaan ekonomi

masyarakat dengan mengoptimalkan dan mengembangkan keterampilan,

keahlian dan kemandirian seorang mustahik. Ini merupakan penyaluran dana

zakat yang inovatif dan sangat membantu untuk pengembangan intelligence

seseorang.

Pemberian beasiswa, pembangunan sekolah merupakan salah satu

contohnya. Kelebihan dari program ini adalah Rumah Zakat konsern untuk

memberikan bantuannya sampai satu tahun kedepan dan juga memberikan

pembinaan non formal. Dalam pelaksanaannya pasti ada hambatan dan

Page 71: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

63

kekurangan, seperti masalah jarak dan waktu, tetapi ada solusi lainnya yaitu

dengan menciptakan mobil juara yang fungsinya sebagai sumber belajar

bergerak yang diperuntukan untuk anak-anak.

Pada program senyum sehat menurut saya ini program yang sangat

membantu masyarakat karena bergerak dibidang kesehatan, terutama untuk

ibu-ibu hamil ada Layanan Bersalin Gratis (LBG). Selain itu Rumah Zakat

juga mengadakan beberapa penyuluhan kesehatan, pemeriksaan hingga

pengobatan serta program layanan khitanan masal untuk warga dan anak-anak

yang kurang mampu. Kelebihan dari program ini adalah mengacu pada

pelayanan kesehatan untuk masyarakat dan banyak membantu serta

meringankan beban untuk ibu hamil dilihat dari pencapaian target

pengembangan program ini. Yang lainnya adalah Siaga Gizi Balita untuk

masalah perbaikan gizi balita, hanya saja dalam mengoptimaliasikannya harus

lebih luas wilayah dan masyarakat yang terbantu.

Selanjutnya program yang digulirkan oleh Rumah Zakat adalah

Senyum Mandiri yang mengarah kepada kemandirian masyarakat dengan cara

berwirausaha agar menjadi masyarakat yang sejahtera. Tentunya dengan

pelatihan kewirausahaan diharapkanmampu memperkuat energi sebuah

keluarga guna mencapai kemandirian. Kekurangannya adalah banyak

kalangan yang belum bisa menikmatinya, seperti contohnya program water

well air bersih di program ini.

Dari semua penjeladan dan analisa yang telah saya kemukakan di atas,

solusi untuk memaksimalkan aplikasi pendayagunaan dana zakat adalah

Page 72: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

64

dengan melakukan strategi-strategi pelaksanaannya. Strategi tersebut antara

lain, pertama adalah permodalan yaitu dalam bentuk uang di dunia usaha.

Kelebihannya adalah permodalan ini diberikan bukan untuk modal awal tetapi

utnuk modal pengembangan, artinya setelah usaha itu dirintis. Kedua,

memberikan bantuan motivasi moril berupa penerangan tentang fungsi, hak

dan kewajiban manusia dalam hidupnya. Seperti beriman, beribadah, bekerja,

berikhtiar. Dan menurut saya ini bisa dilaksanakan dalam pengajian, diskusi

keagamaan.yang ketiga adalah pelatihan usaha, nilai positifnya adalah peserta

atau masyarakat yang mengikuti pelatihan ini akan mendapat wawasan baru

yang lebih menyeluruh sehingga memotivasi mereka untuk berwirausaha.

Terakhir, yang keempat adalah pemberdayaan. Temuan baru yang menarik

dan menjadi keunggulan dari strategi ini adalah dimana Rumah Zakat tidak

hanya memberikan berbagai bantuan, fasilitas untuk masyarakat tetapi juga

memikirkan bagaimana terus memberdayakan mereka menjadi masyarakat

yang mandiri.

Super Qurban dan Siaga Gizi Nusantara adalah salah satu bentuknya.

Ini adalah berupa cadangan makanan siap saji dalam bentuk sosis dan kornet

yang dikemas dalam kemasan kaleng yang aman, sehat, halal dan bermanfaat

yang diperuntukkan sebagai persiapan apabila terjadi musibah atau bencana di

suatu wilayah. Cadangan makanan ini diharapkan dapat meringankan beban

mereka yang mengalami musibah.

Dalan pelaksanaannya pasti ada halangan dan rintangan yang dihadapi

Rumah Zakat, seperti daerah atau wilayah terpencil yang terkadang sulit

Page 73: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

65

ditempuh. Tetapi kelebihannya yaitu program ini adalah sebagai cadangan

makanan yang awet karena dikemas sedemikian rupa sehingga ketika sampai

ke masyarakat tetap layak untuk dikonsumsi.

Dengan demikian saya mengaharapkan strategi yang digulirkan oleh

Rumah Zakat ini dapat berjalan dengan maksimal dan memberikan manfaat

kepada seluruh kalangan masyarakat nantinya serta pengembangan

kelembagaan Rumah Zakat saya harapkan dapat lebih luas lagi merangkul

banyak masyarakat atau para mustahik yang memburuhkan bantuan.

Page 74: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dalam penerapan aplikasi pendayagunaan dana zakat ada tiga program

yang mengacu kepada terpenuhinya hidup karena apabila kebutuhan hidup

telah terpenuhi masyarakat akan tenang terutama dalam memaksimalkan

usahanya. Yaitu pertama program senyum juara dengan memberikan

bantuan beasiswa, mendirikan sekolah-sekolah untuk pengajaran serta

mendirikan berbagai fsasilitas untuk pengembangan potensi anak. Kedua

program senyum sehat yaitu dengan mendirikan rumah bersalin,

memberikan fasilitas seperti layanan bersalin gratis dan layanan kesehatan

lainnya. Ketiga program senyum mandiri yaitu program yang bertujuan

untuk memandirikan masyarakat dengan pelatihan kewirausahaan agar

dapat berwirausaha dengan baik.

2. Strategi Pendayagunaan Zakat pada Rumah Zakat dengan memberikan

bantuan modal bertujuan untuk pengembangan usaha, motivasi moril

dimaksudkan penerangan tentang fungsi, hak dan kewajiban manusia

dalam hidupnya, seperti beriman, beribadah, bekerja, berikhtiar. Pelatihan

usaha serta untuk memberdayakan para mustahik agar mandiri.

Page 75: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

67

B. Saran

1. Mengingat masih tingginya angka kemiskinan dan tingkat kesenjangan

sosial di Indonesia, Rumah Zakat yang hadir alangkah baiknya terus

memberdayakan masyarakat agar dapat membuat sebuah kelompok untuk

berwirausaha dan bisa membuka praktek-praktek kewirausahaan yang

nantinya masyarakat akan bisa mandiri.

2. Guna meningkatkan masyarakat yang sudah memiliki usaha perlu kiranya

dibuat semacam koperasi. Dengan adanya koperasi tersebut diharapkan

dapat membantu masyarakat lain yang baru akan memulai usahanya.

Sehingga dana zakat bisa dialokasikan untuk bidang lain dan masyarakat

lain yang belum mendapatkan.

3. Dana zakat dan infak adalah dana yang diperuntukannya sudah ditetapkan

bagian-baginannya. Oleh karena itu bagi para pengurus haruslah sangat

berhati-hati, karena sanksi didunia juga mendapat hukuman di akhirat

kelak.

Page 76: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1221/1/ANNISA... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . ... BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5

68

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul Qarim dan Hadist

Abidin, Hamid, ed. Reinterprestasi Pendayagunaan ZIS. Jakarta: Piramida, 2004.

Ali, Mohammad Daud. Sistem Ekonomi Islam, Zakat dan Wakaf. Jakarta: UI

Press. 1998.

Bariadi, Lili dan M. Zen, M. Hudri. Zakat dan Wirausaha. Jakarta: Centre of

Enterpreneurship Development (CED). Cet I. 2005.

Dainy, Tara. Strategi Membangun Ekonomi Rakyat. Jakarta: Nuansa Madani.

2001.

Doa, M. Jamal. Menbangun Ekonomi Umat Melalui Pengelolaan Zakat Harta.,

Jakarta: PT. Nuansa Madani. Cet II. 2002.

Hikam, Dail. Pendayagunaan Zakat untuk Usaha Produktif. Disertasi S3,

Konsentrasi Ilmu Syariah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2004.

Nurwahid, Hidayat. Zakat dan Peran Negara. Jakarta : Forum Zakat (FOZ). Cet I.

2006.

Muhammad. Zakat Profesi , Wacana Pemikiran dalam Pemikiran Fiqih

Kontemporer. Jakarta: Salemba Diniya. Cet I. 2002.

Permono, Sjechul Hadi. Pendayagunaan Zakat dalam Rangka Pembangunan

Nasional. Jakarta: Pustaka Firdaus .2004.

Purwakananta, Arifin. Southeast Asia Zakat Movement. Jakarta: Forum Zakat

(FOZ). Cet I. 2008

Qardhawi, Yusuf. Spektrum Zakat dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan.

Jakarta: PT. Zikrul. 2005.

Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Ekonosia. 2004.

Sudewo, Eri. Manajemen Zakat. Jakarta: Institute Manajemen Zakat. 2004.

UIN JKT, “Panduan Penyusunan Skripsi”, Jakarta, 2006.

Yafie, Ali. Problematika Zakat Kontemporer. Jakarta: Forum Zakat (FOZ). Cet I.

2003.

www.rumahzakat.org