strategi penghimpunan (fundraising) dan...
TRANSCRIPT
STRATEGI PENGHIMPUNAN (FUNDRAISING) DAN
PENGELOLAAN WAKAF PADA YAYASAN PENDIDIKAN
DAN SOSIAL ISLAM (YAPSI) DARUL’AMAL - SUKABUMI
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh
Siti Nuralamah
NIM:1113046000096
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H / 2017 M
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS DIRI
Nama : Siti Nuralamah
Tempat/ Tanggal Lahir : Cianjur, 12 Agustus 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Kp. Seklok, Wangun Jaya, Agrabinta, Cianjur.
Status : Belum Menikah
Telepon : 089638705231
Email : [email protected]
B. PENDIDIKAN FORMAL
Pendidikan Nama Lembaga Kota Tahun
SD SDN Cibungur 2 Cianjur 2001-2007
SMP SMPS Terpadu
Darul’Amal
Sukabumi 2007-2010
SMA SMAS Terpadu
Darul’Amal
Sukabumi 2010-2013
Perguruan
Tinggi
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Tangerang Selatan 2013-2017
vi
C. PENGALAMAN ORGANISASI
Lembaga/ Institusi Tahun
Anggota Organisasi Santri Terpadu Darul‟Amal 2008-2010
Anggota Divisi Sholawat HIQMA UIN Jakarta 2013-2014
Wakil Bendahara Umum HIQMA UIN Jakarta 2015-2016
Koordinator HUMAS HIQMA UIN Jakarta 2016-2017
D. PENGALAMAN KERJA
1. Guru TPA Al-Husna Semanggi 2
2. Fundraiser Ramadhan Dompet Dhuafa 2017
E. LATAR BELAKANG KELUARGA
Ayah : H. Oman Suganda
Tempat/ Tanggal Lahir : Cianjur, 05 Januari 1972
Pendidikan Terakhir : SD
Ibu : Lia Wati
T empat/ Tanggal Lahir : Cianjur, 15 Februari 1970
Pendidikan Terakhir : SD
vii
ABSTRAK
Siti Nuralamah, NIM 1113046000096. Strategi Penghimpunan
(Fundraising) Dan Pengelolaan Wakaf Pada Yayasan Pendidikan Dan Sosial
Islam (YAPSI) Darul‟Amal – Sukabumi. Konsentrasi Manajemen Zakat dan
Wakaf (ZISWAF). Program Studi Ekonomi Syariah. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 1438 H/
2017 M
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi penghimpunan
(fundraising) dan pengelolaan wakaf pada Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam
(YAPSI) Darul‟Amal- Sukabumi. Data yang diperoleh dari hasil observasi ke
tempat penelitian, wawancara langsung kepada narasumber terkait, serta
pengumpulan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data dalam penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan teknik
pengumpulan data bersifat deskriptif analisis dengan jenis penelitian deskriptif
studi kasus yaitu melakukan penelitian terinci selama kurun waktu tertentu dan
dengan menggunakan dua jenis sumber data yaitu data primer dan data skunder
yang diperoleh langsung dari Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI)
Darul‟Amal-Sukabumi.
Hasil penelitian ini menunjukan: pertama, sistem fundraising pada
Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal dilakukan secara
terpusat oleh satu orang fundraiser, dan strateginya yang pertama dimulai dari
dirinya sendiri yaitu meyakaini bahwa hanya Allah yang maha memberi rizki,
kemudian memberikan teladan untuk berwakaf, broadcast ta‟lim tahajjud,
Famplet Wakaf, lelang wakaf, dan terakhir yang paling penting adalah selalu
mendoakan Donatur/wakif agar tetap diberi kepercayan untuk selalu berwakif.
Strategi ini dinyatakan efektif karena mampu mengembangkan wakaf YAPSI
Darul‟Amal dari tahun ke tahun. Kedua, Pengelolaan wakaf yang dikembangkan
oleh YAPSI Darul‟Amal mempunyai 2 jenis, yaitu Wakaf Non Produktif dan
wakaf produktif. Wakaf non produktif di sini maksudnya wakaf berupa bangunan
seperti sekolah, masjid, asrama serta tanahnya dan wakaf al-Quran. Kemudian
untuk wakaf produktifnya YAPSI Darul‟Amal mengembangkan wakaf pohon
syurga (Jabon dan Jati) dan wakaf ketahanan pangan (wakaf sawah).
Kata kunci: Strategi, fundrising, pengelolaan, wakaf YAPSI Darul‟Amal
Sukabumi
Pembimbing: Dr. Sumuran Harahap, M.Ag, MM, MH, M.Si
Daftar Pustaka: Tahun 1978 s.d. 2013
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah, serta kasih sayang-Nya sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan.
Sholawat dan salam selalu tercurahlimpahkan kepada baginda alam yakni Nabi
Muhammad SAW yang memberi penerangan dari kegelapan hingga saat ini.
Alhamdulillah, penelitian yang berjudul “STRATEGI PENGHIMPUNAN
(FUNDRAISING) DAN PENGELOLAAN WAKAF PADA YAYASAN
PENDIDIKAN DAN SOSIAL ISLAM (YAPSI) DARUL‟AMAL-SUKABUMI”
dapat diselesaikan penulis. Penulisan karya ilmiah dalam bentuk Skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE) Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Merupakan suatu kehormatan bagi penulis untuk mempersembahkan yang
terbaik kepada kedua orang tua, seluruh keluarga besar penulis, almamater dan
pihak-pihak yang telah ikut andil dalam penyelesaian karya ilmiah ini. Sebagai
bentuk penghargaan, penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Arif Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA Selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix
3. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak AM. Hasan Ali, Selaku Ketua Pogram Studi Muamalat, dan Bapak
Abdurrauf, LC, MA. Selaku Sekertaris Program Studi Muamalat Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Ibu Nurul Handayani, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah memberikan nasehat, saran, dan masukan selama penulis mengikuti
perkuliahan hingga penulis menyelesaikan Skripsi ini.
6. Bapak Dr. Sumuran Harahap, M.Ag, MM, MH, M.Si selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu, fikiran, dan tenaganya
dan dengan sabar telah memberikan masukan, arahan dan saran-saran,
serta motivasi kepada penulis dapat menyelasaikan Skripsi ini dengan
baik.
7. Bapak Dr. Umay Maryunani M. Djafar Shiddieq, MA. Serta seluruh
guru/staf YAPSI Darul‟Amal yang telah mengizinkan dan membantu
penulis untuk dapat melakukan penelitian Skripsi ini.
8. Segenap Bapak/Ibu Dosen dan Karyawan Akademik Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman kepada penulis selama
mengukuti perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
x
9. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda H. Oman Suganda, Ibu Hj. Lia Wati
yang dengan tulus selalu mendoakan, mengarahkan, memberi motivasi dan
selalu mendukung penulis baik moril maupun materil. Semoga Allah
selalu memberikan keberkahan dan rahmat bagi keduanya.
10. Keluarga Besar Manajemn Zakat dan Wakaf ( ZISWAF), khususnya
keluarga ZISWAF angakatan 2013 dan teman-teman KKN CASSAVA,
teman-teman Himpunan Qari dan Qariah Mahasiswa (HIQMA) yang
sedikit banyaknya telah memberikan semangat kepada penulis dalam
menyelesaikan Skripsi ini.
11. Ananda Hidayatullah S.Sy yang sudah menjadi teman curhat sekaligus
kaka dan sahabat penulis yang selalu menegur dan memberi semangat
serta yang selalu dengan sabar mau mendengarkan keluh kesah penulis
dalam proses penyelesaian Skripsi ini.
Akhirnya penulis memanjatkan doa semoga kebaikan berupa motivasi dan
kontribusi yang telah diberikan mereka, mendapat balasan berupa pahala
yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amiin..
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP ................................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................... ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................ 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 8
D. Kerangka Teori ........................................................................... 9
E. Metodologi Penelitian ................................................................ 10
F. Sistematika Penulisan ................................................................. 13
BAB II TINJAUAN TEORITIS ........................................................... 15
A. Teori Wakaf
1. Pengertian Wakaf ................................................................... 15
2. Dasar Hukum Wakaf ............................................................. 17
3. Rukun dan Syarat Wakaf ....................................................... 21
4. Macam-Macan Wakaf ............................................................ 22
xii
B. Perkembangan Wakaf di Indonesia ............................................ 24
C. Teori Strategi Pengelolaan (Fundraising) Wakaf ...................... 29
D. Teori Pengelolaan (Management) Wakaf .................................. 37
E. Hikmah dan Manfaat Wakaf ...................................................... 41
F. Review Terdahulu ....................................................................... 43
BAB III PROFILE YAYASAN PENDIDIKAN DAN SOSIAL ISLAM
(YAPSI) DARUL’ AMAL ........................................................ 50
A. Sejarah Berdirinya YAPSI Darul‟Amal ..................................... 50
B. Struktur Kelembagaan YAPSI Darul‟Amal ............................... 55
C. Visi dan Misi YAPSI Darul‟Amal ............................................. 57
D. Pelaksanaan Kegiatan Yayasan .................................................. 59
BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGHIMPUNAN (FUNDRAISING)
PENGELOLAAN WAKAF DI YAPSI DARUL’AMAL ...... 63
A. Strategi Penghimpunan Wakaf YAPSI Darul‟Amal .................. 63
B. Pengembangan Wakaf di YAPSI Darul‟Amal ........................... 66
C. Pengelolaan Wakaf pada Program-Program Yayasan Pendidikan
dan Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal ...................................... 71
BAB V PENUTUP ................................................................................... 81
A. Kesimpulan ................................................................................. 81
B. Saran ........................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 83
xiii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 Review studi terdahulu .............................................................. 42
2. Tabel 4.1 Jumlah Pegawai/Guru/Staff dari Tahun 2012-2017 di Semua
Cabang Pendidikan Usia Dini ................................................................... 72
3. Tabel 4.2 Jumlah Peserta Didik dari Tahun 2012-2017 Pada Semua
Cabang Pendidikan Usia Dini ................................................................... 72
4. Tabel 4.3 Jumlah Lulusan di Semua Cabang Pendidikan Usia Dini ........ 73
5. Tabel 4.4 Jumlah Pegawai/Guru/Staff dari Tahun 2012-2017 di Semua
Cabang Pendidikan Dasar ......................................................................... 74
6. Tabel 4.5 Jumlah Pegawai/Guru/Staff dari Tahun 2012-2017 di Semua
Cabang Pendidikan Dasar ......................................................................... 76
7. Tabel 4.6 Jumlah Lulusan di Semua Cabang Pendidikan Dasar............... 76
8. Tabel 4.7 Jumlah Pegawai/Guru/Staff dari Tahun 2012-2017 di
Semua Cabang Pendidikan Menengah ...................................................... 77
9. Tabel 4.8 Jumlah Peserta Didik dari Tahun 2012-2017 Pada Semua
Cabang Pendidikan Menengah ................................................................ 77
10. Tabel 4.9 Jumlah Lulusan di Semua Cabang Pendidikan
Menengah .................................................................................................. 77
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Wakaf mempunyai potensi yang besar untuk menstabilkan perekonomian
dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat tentu dengan pengelolaan
yang profesional dan amanah dari sang Nazhir, hal ini telah dibuktikan oleh salah
satu yayasan di Kabupaten Sukabumi yang telah mengelola harta wakaf dengan
baik dan profesional sehingga dapat berkembang dan membawa kemanfaatan
yang besar bagi masyarakat sekitar yang mayoritas ekonominya rendah.
Kata wakaf berasal “Waqafa” dengan makna berhenti atau diam ditempat
atau tetap berdiri atau penahanan. Sedangkan wakaf menurut bahasa arab berarti
“al-habsu” yang berasal dari kata kerja habasa, yahbisu, habsan, menjauhkan
orang dari sesuatu atau memenjarakan, kemudian kata ini berkembang menjadi
“habasa” yang berarti mewakafkan harta karena Allah Swt.1
Azas kepemilikan terhadap harta benda adalah tidak mutlak, tetapi dibatasi
atau disertai dengan ketentuan-ketentuan yang merupakan tanggungjawab moral
akibat dari pemilikan tersebut. Pengaturan manusia berhubungan dengan harta
benda merupakan hal yang esensil dalam hukum kehidupan manusia.2
1 Fuad Irfan Al-Bustani, Munjid Al-Lughah, (Beirut: dar Al-Masriq, cet.ke 21), h., 935.
2 Kementrian Agama RI, Panduan Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis di
Indonesia. (Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam
Departemen Agama RI), h.,10.
2
Firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah (2) : 267:
Artinya:“ Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian
dari hasil usahamu yang baik-baik”
Redaksi Al-Qur‟an Surat Al-Baqarah ayat 267 tersebut, secara makna tekstual
tidak menjelaskan Wakaf sama sekali, namun para Ulama menjadikan redaksi ini
sebagai referensi Wakaf tidak melihat pada zhahir ayat, namun meninjau pada
makna yang terkandung di dalamnya yang secara implisit menerangkan Wakaf
ditinjau dari keumuman sedekah, hal ini sesuai dengan definisi Wakaf yaitu
mengeluarkan harta Wakaf untuk mendapatkan kebaikan.3
Masyarakat Indonesia yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam,
sudah sangat familir dengan salah satu ibadah sunnah yang disebut Wakaf, ibadah
ini merupakan amal jariyah yang pahalanya tidak berhenti mengalir seumur hidup
bahkan sampai sang Wakif (Pelaku Wakaf) wafat. Seperti hadist yang
diriwayatkan dari Abi Hurairah:
ىري رة ان رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم قال : اذا مات ابن ادم ان قطع عملو اال من عن اب
ثالث، صدقة جارية، او علم ي نت فع بو اوولد صالح يدعولو )رواه مسلم(
"Dari Abi Hurairah bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda: Apabila seorang
meninggal dunia maka putuslah amalnya kecuali tiga perkara: shadaqah jariyah
3 Abdul Manna, Fiqih Lintas Madzhab, (Kediri: PP al-Falah, 2009), h., 57.
3
atau ilmu yang bermanfaat atau anak shaleh yang mendoakan kedua orang
tuanya". (HR. Muslim)4
Strategi adalah sesuatu yang harus dikerjakan. Sedangkan taktik adalah
bagaimana cara mengerjakannya. Ketika strategi dan taktik sudah terbentuk dan
terencana dengan baik, tentu suatu organisasi akan terlaksana dengan baik sesuai
dengan tujuannya.
Terdapat beberapa konsep mengenai strategi. Pertama, strategi adalah
program umum untuk mencapai sasaran organisasi dan melaksanakan misinya.
Strategi memberikan pengarahan terpadu bagi organisasi dan berbagai tujuan
organisasi, memberikan pedoman pemanfaatan sumber daya organisasi yang
digunakan untuk mencapai tujuan. kedua, strategi adalah pedoman umum
organisasi untuk menghadapi perubahan lingkungan sepanjang waktu.5
Sistem pengelolaan wakaf merupakan salah satu aspek penting dalam
pengembangan paradigma baru wakaf di Indonesia. Kalau dalam paradigma lama
wakaf selama ini lebih menekankan pentingnya pelestarian dan keabadian benda
wakaf, maka dalam pengembangan paradigma baru wakaf lebih menitikberatkan
pada aspek pemanfaatan yang lebih nyata tanpa kehilangan eksistensi benda
wakaf itu sendiri. Untuk meningkatkan dan mengembangkan aspek
kemanfaatannya, tentu yang sangat berperan sentral adalah sistem manajemen
pengelolaan yang diterapkan.6
4 Ibn Hajr al-Asqolaani, Bulughul Maraam, (Surabaya: Daar al-Ilmu, 2007), h., 19.
5 Dumilah Ayuningtyas, MARS. Perencnaan Strategis Untuk Organisasi Pelayanan Kesehatan.
(Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA), h., 5.
6 Direktorat Pengembangan Zakat Dan Wakaf, Paradigma Baru Wakaf di Indonesia, (Jakarta:
Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggara Haji, 2005), h.,105.
4
Dalam sejarah Indonesia, wakaf telah dikenal dan dilaksanakan oleh umat
Islam sejak agama Islam masuk di Indonesia. Sebagai suatu lembaga Islam, wakaf
telah menjadi salah satu penunjang perkembangan masyarakat Islam. Jumlah
tanah wakaf di Indonesia sangat banyak menurut data Departemen Republik
Indonesia terakhir terdapat 403.845 lokasi tanah wakaf dengan luas 1.566.672.406
M2. Dari total jumlah tersebut 75% diantaranya sudah bersertifikat wakaf sekitar
10% memiliki potensi ekonomi tinggi, dan masih banyak lagi yang belum
terdata.7
Dalam konteks Wakaf di Indonesia, Wakaf yang selama ini banyak
dipahami oleh masyarakat cenderung dan terbatas pada benda tidak bergerak
seperti tanah dan bangunan. Padahal saat ini Wakaf juga dapat berupa benda
bergerak seperti Wakaf Uang, Wakaf Kendaraan, Wakaf Logam Mulia, Hak
Sewa, Surat Berharga, Wakaf Hak kekayaan Intelektual yang dimiliki seseorang.8
Lahirnya Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf serta
Peraturan Pemerintah Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No.41
Tahun 2004 adalah bagian dari semangat memperbaharui dan memperluas
cakupan objek Wakaf dan pengelolaannya agar mendatangkan manfaat yang
maksimum. Oleh karena itu, Wakaf produktif dianggap sebagai paradigma baru
Wakaf di Indonesia.9
Harta benda wakaf terdiri dari benda tidak bergerak dan benda bergerak.
Benda tidak bergerak meliputi: hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan
7 Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Perkembangan Pengelolaan Wakaf di Indonesia, (Jakarta:
Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam,2006), h., 1.
8 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, Pasal 16
9 Jaih Mubarok, Wakaf Produktif, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,2008), h., 15.
5
perundang-undangan yang berlaku baik yang sudah maupun yang belum terdaftar,
bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah wakaf, tanaman dan
benda lain yang berkaitan dengan tanah, hak milik atas satuan rumah susun sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, benda tidak
bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Sedangkan yang termasuk dalam kategori benda bergerak meliputi:
uang, logam mulia, surat berharga, kendaraan, hak atas kekayaan intelektual, hak
sewa, dan benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.10
Darul‟Amal adalah sebuah yayasan yang dipelopori oleh Dr. Umay
Maryunani Dja‟far Shiddieq, MA. Tepatnya berada di Kampung Selajati di
Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat yang mulai di rintis sejak tahun 1982
melalui media Mushola Mini berukuran 8x6 meter, kemudian dibentuklah Majlis
Ta‟lim bulanan sebagai wahana sosialisasi ide dan cita-cita, yang diikuti oleh
jamaah yang makin hari makin banyak jamaahnya. Hari demi hari mushola kecil
itu berkembang lebih baik. Setelah ide dan gagasan mendapat sambutan dari
beberapa anggota masyarakat, kemudian dituangkan dalam rancangan Anggaran
Dasar Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal pada tanggal
25 Januari 1992, bertempat di Jakarta yang ditandatangani oleh Notaris Ibu Hj.
Rahmah Arie Soetardjo, SH.
Letak gografis yayasan yang sangat jauh dari kota peradaban orang-orang
kaya, tetapi yayasan ini tetap mampu mengumpulkan dana wakaf yang fantastis
10 Muhammad Maksum, Manajemen investasi wakaf uang, Jurnal Muqtasid IAIN Sala
Tiga
6
dan dapat mengembangkannya dengan baik. Darul‟Amal merupakan salah satu
yayasan yang penulis anggap sukses dalam penghimpunan dan pengelolaan
wakafnya, terbukti sampai saat ini asset wakaf yang dimiliki YAPSI Darul‟Amal
sudah banyak, baik berupa tanah, sawah, gedung masjid, gedung sekolah, gedung
asrama, gedung water tower, rumah-rumah guru, dan wakaf produktif seperti
wakaf pohon Jati dan Jabon.
YAPSI Darul‟Amal sudah berkembang dengan pesat sampai saat ini,
dimana sudah ada TK, SD, MIDAB (MI Darul‟Amal Berkarakter), SMP, dan
SMA, Pondok Pesantren Terpadu dan Asrama yang sudah berjalan dengan baik
dan dengan cabangnya di beberapa daerah Kabupaten Sukabumi. Dan saat inipun
sedang dirintis dan dibangun gedung untuk Perguruan Tinggi.
Stake holder dan jaringan YAPSI Darul‟Amal yang sudah luas menjadi
faktor yang sangat berpengaruh untuk yayasan ini, sehingga dapat mendatangkan
Wakif-Wakif yang tertarik untuk mewakafkan hartanya untuk kemajuan yayasan
dan kemajuan pendidikan di daerah terpencil ini.
Strategi Darul‟Amal dalam menghubungkan sumber daya manusia dan
berbagai sumber daya lainnya dengan tantangan dan risiko yang harus dihadapi
dari lingkungan eksternal organisasi sudah dilaksanakan dengan baik, sehingga
pengaplikasian strategi bisa terlaksana dengan baik sesuai tujuan organisasi.
Menurut pendapat Nanang Fattah, bahwa dalam proses mananjemen
terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer atau
pimpinan, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organising),
pemimpin (leading), dan pengawasan (controling). Dalam hal ini menurut
7
pandangan penulis Darul‟Amal sudah dapat menerapkan proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya organisasi dengan
segala aspeknya dengan baik, sehingga tercapainya tujuan organisasi yang efektif
dan efisien.
Berdasarkan pemaparan diatas penulis sangat tertarik untuk melakukan
penelitian dengan tema “STRATEGI PENGHIMPUNAN (FUNDRAISING)
DAN PENGELOLAAN WAKAF PADA YAYASAN PENDIDIKAN DAN
SOSIAL ISLAM (YAPSI) DARUL’AMAL - SUKABUMI”
A. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Pembatasan masalah merupakan usaha untuk menentapkan batasan-
batasan dari masalah penelitian yang akan diteliti. Batasan-batasan masalah
berguna untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang tidak termasuk dalam
ruang lingkup masalah penelitian.11
Dalam penelitian ini penulis memberi batasan yaitu pada Strategi
Penghimpunan (Fundraising) dan Pengelolaan Wakaf pada Yayasan Pendidikan
Dan Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal - Sukabumi.
Dengan mengetahui batasan masalah di atas, maka dapat dirumusan
masalah dalam penelitian ini:
a) Bagaimana Strategi Penghimpunan Wakaf di YAPSI Darul‟Amal ?
b) Bagaimana pengelolaan Wakaf di YAPSI Darul‟Amal?
11
Husaii Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta:
Bumi Aksara, 2006), h., 23.
8
B. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Setiap penelitian sudah pasti harus memiliki tujuannya, dan
tujuan penlitian ini sesuai dengan rumusan masalah di atas antara lain:
Mengidentifikasi strategi penghimpunan (fundraising) wakaf pada
Yayasan Pendidikan Dan Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal.
Mengetahui Pengelolaan wakaf pada Yayasan Pendidikan dan Sosial
Islam (YAPSI) Darul‟Amal.
Kemudian Hasil dari Skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
semua pihak, di antaranya:
a) Manfaat bagi akademisi.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif
bagi pembaca pada umumnya, dan khususnya para akademisi di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya
b) Manfaat bagi praktisi.
Dapat memberikan masukan positif yang membangun bagi para
praktisi, khususnya pihak Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam
(YAPSI) Darul‟Amal dalam meningkatkan penghimpunan dan
mengembangkan pengelolaan wakaf.
c) Manfaat bagi masyarakat.
Menambah pengetahuan tentang strategi penghimpunan
(Fundraising) dan pengelolaan wakaf yang diterapkan di Yayasan
Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal.
9
Memberi informasi kepada masyarakat sebagai bentuk
pertimbangan untuk mewakafkan dananya kepada Yayasan
Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal.
C. Kerangka Teori
Untuk mempermudah gambaran yang konkrit dan jelas tentang
permasalahan yang terkandung dalam penelitian ini, dan agar tidak terjadi
perbedaan pemahaman, maka perlu penjelasan arti kata dan makna yang terdapat
dalam penelitian ini, terutama menyangkut hal-hal yang dibahas didalamnya,
sebagai berikut:
1. Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang
mengaitkan keunggulan perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang
dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai
melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.12
2. Penghimpunan dana atau fundraising merupakan suatu upaya atau proses
kegiatan dalam rangka menghimpun dana zakat, infak dan sedekah serta
sumber dana lainnya dari masyarakat baik individu, kelompok, maupun
organisasi, dan perusahaan yang akan disalurkan dan di dayagunakan untuk
Mustahik. 13
3. Pengelolaan dalam bahasa indonesia berasal dari kata “kelola” dan ditambah
imbuhan “pe” dan “an” sehingga menjadi pe-ngelola-an yang artinya proses
12 Lawrence R. Jauch dan William F. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan
(Jakarta: Erlangga, 1998), h., 12.
13
Kementrian Agama, Manajemen Pengelolaan Zakat (Jakart: Direktorat Pemberdayaan
Wakaf , Direktorat Jendral BIMAS Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), h., 65.
10
yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam
pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.
4. Wakaf menurut Undang-Undang No 41 Tahun 2004 tentang Wakaf adalah
perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan dan atau menyerahkan sebagian
harta miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu
tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau
kesejahteraan umum menurut syariah.14
D. Metode Penelitian
Penelitian adalah kegiatan mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap
permasalahan serta memberikan Alternatif bagi kemungkinan yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah.15
Adapun metode penelitian ini
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif
pendekatan kualitatif. Metode deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang
menghasilkan data deskriptif tentang objek berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati guna mendapatkan data-
14 Syariah jamak dari makna bahasa, berarti “jalan yang lapang dan (lurus)” menurut
istilah berarti peraturan yang ditetapkan Allah SWT bagi manusia, berupa hukum-hukum yang
disampaikan oleh Rasul-Nya, baik yang berhubungan dengan iktikad (keyakinan), maupun yang
berhubungan dengan ibadah dan muamalat. Disebut pula dengan istilah hukum syarak. Juga
dinamakan addin dan millah. Dalam arti luas,istilah syariah mencakup segi iktikad, ibadat, dan
muamalat. Dalam arti sempit, syariah mencakup ibadat dan muamalat. Ibadat adalah peraturan-
peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, seperti sholat, puasa dan haji.
Muamalat adalah berbagai macam peraturan yang mengatur hubungan antara sesama manusia dan
antara manusia dengan benda lainnya. Sumuran Harahap, Wakaf Uang dan Prospek Ekonominya
di Indonesia (Jakarta:Mitra Abadi Press), h., 8. Dan dalam Hassan Shadily dkk, Ensiklopedi
Indonesia 6, (Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve) h., 3405.
15 SyarifuddinAzwar, Metode Penelitian (Jogjakarta:Pustaka Pelajar,1990), h., 1.
11
data yang diperlukan.16
Data tersebut berasal dari naskah wawancara,
catatan lapangan, video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan
dokumen resmi lainnya.17
Penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-
informasi terkini yang dikaitkan dengan variabel-variabel yang diteliti.
Variabel ini tidak menguji hipotesa atau tidak menggunakan hipotesa
melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan
variabel-variabel yang diteliti.18
2. Teknik Pengumpulan Data
Untuk validitas data yang diperoleh dan digunakan, penulis
memakai beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung yaitu teknik pengumpulan
data dimana peneliti mengadakan pengamatan langsung terhadap
gejala-gejala dan subjek yang diteliti.19
b. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab secara tatap muka antara penanya
16 Sudarto, Metode Penelitian Kualitatif , cetakan ke-3 (Jakarta: PT. Radja Grafindo
Persada, 2002), h., 62.
17
Lexy J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,
1997), h., 6
18
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),
h., 25.
19
Wiranto Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah (Bandung: Tarsito, 1980), cet ke-7,
h., 162.
12
dengan responden, dengan menggunakan alat yang dinamakan
interview guide.20
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu, peneliti menelusuri berbagai macam dokumen
antara lain, buku, majalah, koran, notulen rapat, peraturan-peraturan
dan sumber informasi lain.21
Penulis mengumpulkan data yang ada
pada YAPSI Darul‟Amal, berupa laporan keuangan, laporan tahunan
dan lain-lain.
3. Jenis Data
Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung oleh pengumpul
data dari objek risetnya.22
Dalam hal ini, penulis mengambil data melalui
wawancara, buku sejarah dan penelitian langsung kepada pihak yang
berkaitan dengan judul, guna memperoleh data mengenai strategi
penghimpunan (fundraising) dan pengelolaan wakaf uang yang diterapkan
di YAPSI Darul‟Amal.
Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah
jadi, sudah dikumpulkan.23
Data sekunder bisa juga disebut sebagai data
tambahan. Penulis memperoleh data atau informasi melalui jurnal, surat
20 Moh. Nazir, Metode Penelitian, Cetakan Ke-enam (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h.,
193.
21 B. Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, cetakan Ke-enam (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2010), h., 146.
22
H. M. Sonny Sumarsosno, Metode Riset Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2004), h., 69.
23
Muhmmad Sonny, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta: PT. Rajawali Pers,
2008), h., 5.
13
kabar, artikel media internet dan bahan informasi lainnya yang memiliki
keterkaitan dengan masalah sebagai penunjang penelitian.
4. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam
(YAPSI) Darul‟Amal yang bertempat di Jl. Cikaso, Kp. Selajati, RT 02/01
Bojonggenteng, Jampangkulon, Sukabumi 43178.
5. Teknik Penulisan Skripsi
Teknik penulisan skripsi ini sesuai dengan Buku Pedoman
Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2017.
6. Teknis Analisis Data
Dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan metode
daskriptif analisis, yaitu suatu teknik data dimana penulis lebih dahulu
memaparkan semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan secara
teknis, kemudian mengklarifikasikan data-data tersebut secara sistematis
untuk di analisa sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian
yang selanjutnya disajikan dalam bentuk laporan ilmiah berupa Skripsi.
E. Sistematika Penulisan
Untuk tercapainya tujuan pembahasan Skripsi, maka peneliti membuat
sistematika pembahasan Skripsi ini terdiri dari lima bab, pada tiap-tiap bab
terdapat beberapa sub, yang pembahasannya saling berkaitan dengan maksud
agar mudah untuk dipahami. Dan masing-masing bab berisi pembahasan sebagai
berikut:
14
Bab I : Pendahuluan. Dalam bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yaitu
Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan
Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, dan Sistematika
Penulisan.
Bab II : Tinjauan Teoritis. Dalam bab ini pada poin satu penulis membahas
tentang landasan teori Wakaf yaitu terkait dengan Pengertian Wakaf, Dasar
Hukum Wakaf, Rukun dan Syarat Wakaf, dan Macam-Macam Wakaf. Kemudian
pada poin kedua membahas tentang Sejarah wakaf, poin ketiga tentang
perkembangan wakaf di Indonesia, poin ke empat tentang teori strategi
penghimpunan (fundraising) wakaf, kemudian teori pengelolaan (management)
wakaf, hikmah dan manfaat wakaf. dan point terakhir tentang Review Studi
Terdahulu.
Bab III: profile Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal. Pada
bab ini akan dibahas meliputi sejarah berdirinya, struktur kelembagaan, visi dan
misi, Program-program YAPSI Darul‟Amal dan pelaksanaan kegiatan Yayasan
Bab IV: Strategi Penghimpunan (fundraising) dan Pengelolaan Wakaf YAPSI
Darul‟Amal. Pada bab ini akan dibahas mengenai Penghimpunan (fundraising)
wakaf YAPSI Darul‟Amal, Pengembangan Wakaf dan Pengelolaan Wakaf pada
Program-Program Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal.
Bab V : Penutup. Pada bab ini merupakan bagian terakhir dari penyusunan Skripsi
yang berisikan kesimpulan dan saran.
15
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Teori Wakaf
1. Pengertian Wakaf
Lafal waqf (pencegahan), tahbis (penahanan), tasbil (pendermaan
untuk fi sabilillah) mempunyai pengertian yang sama. Wakaf menurut bahasa
adalah menahan untuk berbuat, membelanjakan. Dalam bahasa arab
dikatakan “waqaftu kadzaa,” dan artinya adalah „Aku menahannya‟.24
Dalam peristilahan syara‟ secara umum, wakaf adalah sejenis
pemberian yang pelaksanaannya dilakukan dengan jalan menahan (pemilikan)
asal (tahsibul ashli), lalu menjadikan manfaatnya berlaku umum. Yang
dimaksud tahsibul ashli ialah menahan barang yang diwakafkan itu agar tidak
diwariskan, dijual, dihibahkan, digadaikan, disewakan dan sejenisnya.
Sedangkan cara pemanfaatannya adalah menggunakan sesuai dengan
kehendak pemberi wakaf (Wakif) tanpa imbalan.25
Definisi wakaf dalam buku Dr. Mundzir Qahaf adalah menahan harta
baik secara abadi maupun sementara, dari segala bentuk tindakan pribadi,
seperti menjual dan memberikan wakaf atau yang lainnya, untuk tujuan
pemanfaatannya atau hasilnya secara berulang-ulang bagi kepentingan umum
24 Wahbah Az-zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu Jilid 10 (Jakarta: Gema Insani, 2011,
Cet. 1), h., 269.
25
Kementerian Agama Republik Indonesia, Paradigma Baru Wakaf di Indonesia
(Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam), h.,
1.
16
ayau khusus, sesuai dengan tujuan yang disyaratkan oleh Wakif dan dalam
batasan hukum syariat.26
Wakaf menurut syara‟ ada tiga pengertian sebagaimana tersebut dalam
madzhab-madzhab fiqih.
a. Pengertian Pertama: Abu Hanifah
Wakaf adalah menahan harta dari otoritas kepemilikan orang yang
mewakafkan, dan menyedekahkan kemanfaatan barang wakaf tersebut
untuk tujuan kebaikan. Berdasarkan pengertian tersebut, wakaf tidak
memberikan konsekuensi hilangnya barang yang diwakafkan dari
kepemilikan orang yang mewakafkan.27
b. Pengertian kedua: Mayoritas Ulama
Mereka adalah dua murid Abu Hanifah- pendapat keduanya dijadikan
fatwa di kalangan madzhab Hanafiyyah, Madzhab Syafi‟i, dan Madzhab
Hanbali menurut pendapat yang paling shahih.
Wakaf adalah menahan harta yang bisa dimanfaatkan sementara
sementara barang tersebut masih utuh, dan menghentikan sama sekali
pengawasan terhadap orang tersebut dari orang yang mewakafkan dan
lainnya, untuk pengelolaan yang diperbolehkan dan riil, atau pengelolaan
revenue (penghasilan) barang tersebut untuk tujuan kebajikan dan
kebaikan demi mendekatkan diri kepada Allah.28
26 Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif, 2011 (Damaskus: Dar Al-Fikr), h., 157.
27
Wahbah Az-zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu Jilid 10 (Jakarta: Gema Insani, 2011,
Cet. 1), h., 269.
28 Ibid, h., 271.
17
c. Pengertian Ketiga: Madzhab Maliki
Wakaf adalah si pemilik harta menjadikan hasil harta yang dia
miliki –meskipun kepemilikan itu dengan cara menyewa– atau
menjadikan penghasilan dari harta tersebut, misalnya dirham, kepada
orang yang berhak dengan suatu sighat (akad, pernyataan) untuk suatu
tempo yang dipertimbangkan oleh orang yang mewakafkan. Wakaf
menurut Malikiyyah tidak memutus (menghilangkan) hak kepemilikan
barang yang di wakafkan, namun hanya memutus hak pengelolaannya.29
2. Dasar Hukum Wakaf
Secara teks, wakaf tidak terdapat dalam Alquran dan as-Sunnah,
namun makna dan kandungan wakaf terdapat dalam2 sumber hukum
Islam tersebut. Di dalam Alquran sering menyatakan konsep wakaf
dengan ungkapan yang menyatakan tentang derma harta (infaq) demi
kepentingan umum. Sedangkan dalam Hadist sering kita temui ungkapan
wakaf dengan ungkapan habs (tahan).
Semua ungkapan yang ada di Alquran dan al-hadist senada dengan
arti wakaf ialah penahanan harta yang dapat diambil manfaatnya tanpa
musnah seketika dan untuk penggunaan yang mubah serta dimaksudkan
untuk mendapatkan keridhaan Allah Swt. Benda yang diwakafkan harus
bersifat tahan lama dan tidak mudah musnah. Harta yang diwakafkan
kemudian menjadi milik Allah dan berhenti dari peredaran (transaksi)
29 Ibid, h., 272
18
dengan tidak boleh diperjualbelikan, tidak boleh diwariskan, dan tidak
boleh dihibahkan.30
Para Ulama mengemukakan beberapa ayat Alquran dan hadist
sebagai dasar hukum adanya praktik wakaf, kendati ayat-ayat dan hadist
tersebut masih mengandung pengertian umum, antara lain:31
A. Dasar Dari Alquran
Di antara ayat Alquran yang dijadikan dasar hukum pelaksanaan
wakaf sebagai berikut:
a) Surat Al-Imran (03): 92
.
Artinya: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna
sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai ”
b) Surat Al- Hajj (22): 77
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu,
sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat
kemenangan”.
c) Alquran Surah Al-Baqarah, (2): 177
30 Kementerian Agama, Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf, 2006 (Jakarta:
Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat jenderal Bimbingan Masyarakat Islam), h., 31.
31
Mukhlisin Muzarie, Hukum Perwakafan dan Implikasinya Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat, 2010 (Jakarta: Kementerian Agama RI), h., 80.
19
Artinya: “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah,
hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta
yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta;
dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat;
dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang
sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-
orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa”.
d) Alquran Surat An-Nisa, (4): 36
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-
anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh dan
teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.”
e) Alquran surat Al-Isra, (17): 26
20
Artinya: “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,
kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros”
B. Dasar Dari Al- Hadist32
، صدقة ة ع عملو اال من ثالث ن قط اإلنسان اعن اب ىري رة ان رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم قال : اذا مات 33او علم ي نت فع بو اوولد صالح يدعولو )رواه مسلم(جارية،
Artinya: “Diriwayatkan Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Saw bersabda:
Apabila manusia wafat terputuslah semua amal perbuatannya, kecuali dari tiga hal
yaitu dari sedekah jariah (wakaf), atau ilmu yang dimanfaatkan, atau anak sholeh
yang mendokannya.” (Muslim: 5/73)
ها ف قال عن ابن عمر رضي اهلل عنهما قال : أصاب عمر أرضا بيب ر فأتى النب صلى اهلل عليو وسل : م يستأمر في ل اهلل أصبت أرضا بيب ر ل أصب ماال قط ىو أن فس عندي منو فما تأمرن بو. ف قال لو رسو يا رسول اهلل إني
ق با عمر، أن ها ال ت با قت با ف تصد ع وال ت وىب وال صلى اهلل عليو وسلم، إن شئت حبست اصلها وتصدبيل ق با يف الفقراء ويف القرب ويف الريقاب ويف سبيل اهلل وابن الس يف الجناح على من ت ورث. قال وتصد والض
عروف ويط
ها بامل ر متموي ولي ها أن يأكل من 34()رواه مسلم لعم غي
Artinya: “Dari Ibnu Umar r.a berkata bahwa sahabat Umar r.a pernah
mendapatkan sebidang tanah dari Khaibar, kemudian menghadap kepada
Rasulullah untuk memohon petunjuk. Umar berkata: ya Rasulallah Saw, aku
memiliki sebidang tanah di Khaybar, suatu harta yang belum pernah aku dapatkan
sama sekali lebih baik bagiku selain tanah itu, lalu apa yang hendak engkau
perintahkan kepadaku? Maka jawab Nabi Saw: jika engkau suka tahanlah
pokoknya dan sedekahkan hasilnya. Lalu Umar menyedekahkannya, dengan
syarat tidak boleh dijual, tidak dihibahkan dan tidak pula diwariskan. Berkata Ibnu
32 Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Fiqih Wakaf (Jakarta: Departemen Agama RI, 2006)
h., 12.
33
Muhammad Nashirudin Al-Albani, Ringkasan Shahih Muslim, (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2003) h., 702
34 Muhammad Nashirudin Al-Albani, Ringkasan Shahih Muslim, (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2003) h., 701
21
Umar: Umar menyedekahkannya kepada orang-orang fakir, kaum kerabat, budak
belian, sabilillah, ibnu sabil dan tamu, dan tidak mengapa atau tidak dilarang bagi
yang menguasai tanah wakaf itu (pengurusnya) makan dari hasilnya dengan cara
baik (sepantasnya) atau makan dengan tidk bermaksud menumpuk harta” (HR.
Muslim).
C. Dasar Ijma‟
Disyaratkannya wakaf ini juga ditunjukan oleh ijma‟ sebagai mana
disyaratkan oleh Al-Imam At-Tirmidzi ketika menjelaskan hadist Umar tentang
wakaf. Beliau berkata, “ini adalah hadits hasan sahih. Para ulama dari kalangan
para sahabat Nabi dan yang lainnya telah mengamalkan hadist ini. Di samping itu,
kami tidak menjumpai adanya perbedaan pendapat di kalangan orang-orang yang
terdahulu di antara mereka tentang dibolehkannya mewakafkan tanah dan yang
lainnya” (Jami‟ Al-Imam At-Tirmidzi).35
3. Rukun dan Syarat Wakaf
Wakaf dinyatakan sah apabila telah terpenuhi rukun dan syaratnya. Rukun
wakaf ada empat:36
a. Wakif (orang yang mewakafkan harta)
b. Muquf bih (barang atau harta yang diwakafkan)
c. Muquf‟Alaih (pihak yang diberi wakaf atau peruntukan wakaf)
d. Shighat (pernyataan atau ikrar Wakif sebagai suatu kehendak untuk
mewakafkan sebagian harta bendanya).
35 Saifuddin Zuhri, Dasar Hukum Wakaf, Majalah Asy Syariah Edisi 075
http;//asysyariah.com/dasar-hukum-wakaf/ diakses pada Kamis, 27/07/17 Pukul 22.00 WIB
36
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Fiqih Wakaf, h., 21.
22
4 Macam-Macam Wakaf
Bila ditinjau dari segi peruntukan ditunjukan kepada siapa wakaf
itu, maka wakaf dapat dibagi menjadi dua macam:
a. Wakaf Ahli
Wakaf Ahli yaitu wakaf kepada orang-orang tertentu, seorang atau
lebih, keluarga si Wakif atau bukan. Wakaf seperti ini juga disebut
wakaf Dzurri.
Apabila ada seseorang mewakafkan sebidang tanah kepada anaknya,
lalu kepada cucunya, wakafnya sah dan yang berhak mengambil
manfaatnya adalah mereka yang ditunjuk dalam pernyataan wakaf.
Wakaf jenis ini kadang disebut juga dengan wakaf „alal aulad, yaitu
wakaf yang diperuntukan bagi kepentingan keluarga, lingkungan dan
kerabat sendiri.37
Pembahasan ini telah di bahas pada mata kuliah Praktik ZISWAF
di Negara-negara Muslim, sehingga didapatkan informasi bahwa wakaf
ahli saat ini di beberapa negara sudah dihapuskan karena dianggap
kurang dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan umum, dan
menimbulkan masalah dalam pengelolaannya. Seperti di Mesir, Turki,
Maroko, dan Aljazair wakaf ahli sudah dihapuskan.
b. Wakaf Khairi
Walaf khairi yaitu wakaf yang secara tegas untuk kepentingan
agama (keagamaan) atau kemasyarakatan (kebajikan umum). Seperti
37
Sayyid Sabiq, Fiqhu as-sunnah,(Lebanon: Dar al-„Arabi, 1971), h., 378.
23
wakaf yang diserahkan untuk keperluan pembangunan masjid, sekolah,
jembatan, rumah sakit, pantai asuhan anak yatim dan sebagainya.
Wakaf ini ditujukan kepada umum dengan tidak terbatas
penggunaannya yang mencakup semua aspek untuk kepentingan dan
kesejahteraan umat manusia pada umumnya. Kepentingan umum
tersebut bisa untuk jaminan sosial, pendidikan, kesehatan, pertahanan,
keamanan dan lain-lain.38
Kemudian macam-macam wakaf berdasarkan bentuk
manajemennya:
a. Wakaf dikelola oleh Wakif sendiri atau salah satu dari
keturunannya, yang kategori orangnya ditentukan oleh Wakif.
b. Wakaf dikelola oleh orang lain yang ditunjuk Wakif mewakili suatu
jabatan atau lembaga tertentu, seperti imam masjid dimana hasil
wakafnya untuk kepentingan masjid tersebut.
c. Wakaf yang dokumennya telah hilang, sehingga hakim menunjuk
seseorang untuk mengatur wakaf tersebut. Ini biasanya terjadi pada
benda wakaf yang sudah berusia puluhan atau ratusan tahun.
d. Wakaf dikelola oleh pemerintah. Hal ini muncul belakangan,
terutama setelah terbentuknya Kementrian Wakaf pada masa Turki
Utsmani atau pada pertengahan abad ke sembilan belas.
Kalau kita cermati dalam sejarah perkembangan wakaf Islam, kita tidak
menemukan bentuk pengelolaan wakaf secara kelompok, sehingga untuk
38 Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Fiqih Wakaf, h., 16.
24
mengambil keputusan tentang wakaf harus dirundingkan terlebih dahulu
bersama para Nazhir. Sekalipun demikian, pengelolaan wakaf oleh seseorang
yang ditunjuk oleh Wakif bukan berarti bebas menentukan keputusan, karena
ia tetap berada di bawah kontrol seseorang yang pada umumnya adalah hakim
atau pengawas yang sengaja ditunjuk oleh Wakif.39
B. Perkembangan Wakaf di Indonesia
Lembaga wakaf yang di praktikan di berbagai negara juga di praktikan di
Indonesia sejak pra Islam datang ke Indonesia walaupun tidak sepenuhnya persis
dengan yang terdapat dalam ajaran Islam. Namun spiritnya sama dengan syari‟at
wakaf. Hal ini dapat dilihat kenyataan sejarah yang sebagian masih berlangsung
sampai sekarang di berbagai daerah di Indonesia. Di Banten umpamanya, terdapat
“Huma Serang” adalah ladang-ladang yang setiap tahun dikelola secara bersama-
sama. Di Lombok terdapat “Tanah Pareman” ialah tanah negara yang dibebaskan
dari pajak “landrate” yang hasilnya diserahkan kepada desa-desa, subak dan
kepada Candi untuk kepentingan bersama. Di Jawa Timur terdapat tanah
“Perdikan” ialah sebidang tanah yang merupakan pemberian raja kepada
seseorang atau kelompok yang berjasa. Menurut Rahmat Djatnika bahwa, bentuk
ini hampir menyerupai wakaf keluarga (al waqf al-ahly) dari segi fungsi dan
pemanfaatan yang tidak boleh diperjualbelikan.40
Pada masa pra kemerdekaan Republik Indonesia lembaga perwakafan
sering dilakukan oleh masyarakat yang beragama Islam. Hal ini sebagai
konsekuansi logis dari banyaknya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia, seperti
39 Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif, (Damaskus: Daar Al-Fikr), h., 21.
40
Kementrian Agama, Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf, h., 24.
25
kerajaan Demak, kerajaan Pasai dsb. Sekalipun pelaksanaan wakaf bersumber dari
ajaran Islam, namun wakaf seolah-olah merupakan kesepakatan ahli hukum dan
budaya bahwa perwakafan adalah masalah dalam hukum adat Indonesia. Sebab
diterimanya lembaga wakaf ini berasal dari suatu kebiasaan dalam pergaulan
kehidupan masyarakat Indonesia. Maka tidak jarang orang Indonesia membangun
masjid, pesantren dan sekolah untuk bersama-sama secara bergotong royong.
Sejak masa dahulu praktik wakaf ini telah diatur oleh hukum adat yang
sifatnya tidak tertulis dengan berlandaskan ajaran yang bersumber dari nilai-nilai
ajaran Islam. Pada masa pemerintahan kolonial Belanda dalam nenyikapi praktik
dan banyaknya harta benda wakaf telah dikeluarkan sebagai aturan yang mengatur
tentang persoalan wakaf, antara lain:
1. Surat edaran sekertaris Governemen pertama tanggal 31 Januari 1905, No.
435, sebagaimana termuat di dalam Bijblad 1905 No. 6196, tentang
Toezicht op den bouw van Muhammadaansche bedahuizen. Dalam surat
edaran ini meskipun tidak secara khusus tentang wakaf, tetapi pemerintah
kolonial tidak bermaksud melarang atau menghalang-halangi praktik
wakaf yang dilakukan oleh umat Islam untuk memenuhi keperluan
keagamannya. Akan tetapi, untuk pembangunan tempat-tempat ibadah
diperbolehkan apabila benar-benar dikehendaki oleh kepentingan umum.
Surat edaran tersebut ditujukan kepada kepala daerah di Jawa dan Madura
kecuali daerah Swapraja, untuk melakukan pendataan dan pendaftaran
26
tanah-tanah atau tempat ibadah Islam yang ada di Kabupaten masing-
masing.41
2. Surat edaran dari sekertaris governemen tanggal 14 Juni 1931 No.1361/A,
yang dimuat dalam Bijblad 1931 No.125/A tentang Toezich van de
regeering op Muhammadaansche bedehuizen, vrijdagdiensten en wakafs.
Dalam surat edaran ini pada pada garis besarnya memuat agar Bijblad
Tahun 1905 No. 6169 diperhatikan dengan baik. Untuk mewakafkan harta
tetap diperlukan izin Bupati, yang menilai permohonan itu dari segi tempat
harta tetap itu dan maksud pendirian. Bupati memberi perintah supaya
wakaf yang diizinkannya dimasukan kedalam daftar, yang dipelihara oleh
ketua Pengadilan Agama. Dari semua pendaftaran diberitahukan kepada
Asisten Wedana untuk bahan baginya dalam pembuatan laporan kepada
kantor Landrate42
3. Surat edaran dari sekertaris governemen tanggal 24 Desember 1934 No.
3088/A sebagaimana termuat di dalam Bijblad Tahun 1934 No. 13390
tentang Teozicht van de regeering op Muhammedaansche bedehuizen,
vrijdag diesten en wakafs. Surat edaran ini sifatnya hanya mempertegas
apa yang disebutkan oleh surat edaran sebelumnya, yang isinya memberi
wewenang kepada Bupati untuk menyelesaikan perkara, jika terjadi
perselisihan atau sengketa tentang tanah-tanah wakaf tersebut.43
4. Surat edaran dari sekertaris governemen tanggal 27 Mei 1935 N0. 1273/A
Sebagaimana termuat dalam Bijblad 1935 No. 13480. Surat edaran inipun
41 Kementrian Agama, Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf, h., 24.
42
Kementrian Agama, Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf, h., 24-25.
43
Kementrian Agama, Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf, h., 25.
27
bersifat penegasan terhadap surat-surat edaran sebelumnya, yaitu khusus
mengenai tata cara perwakafan, sebagai realisasi dari ketentuan Bijblad
No. 6169/1905 yang menginginkan registrasi dari tanah-tanah wakaf
tersebut.
Peraturan-peraturan tentang perwakafan tanah yang dikeluarkan pada masa
penjajahan Belanda, sejak Proklamasai Kemerdekaan Republik Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945 masih terus diberlakukan, berdasarkan bunyi pasal II
Aturan peralihan Undang-undang dasar 1945: “Segala Badan Negara dan
Peraturan yang ada masih langsung berlaku, selama belum diadakan yang baru
menurut Undang-undang Dasar ini”. untuk menyesuaikan dengan alam
kemerdekaan Negara Republik Indonesia, maka telah dikeluarkan beberapa
petunjuk tentang perwakafan, yaitu petunjuk dari Departemen Republik Indonesia
tanggal 22 Desember 1953 tentang petunjuk-petunjuk mengenai wakaf.
Pada tanggal 8 Oktober 1956 telah dikeluarkan Surat Edaran No. 5/D/1956
tentang prosedur perwakafan tanah. Peraturan ini untuk menindak lanjuti
peraturan-peraturan sebelumnya yang dirasakan belum memberikan kepastian
hukum, mengenai tanah-tanah wakaf. Oleh karenanya, dalam rangka penertiban
dan pembaharuan sistem hukum agraria, masalah perwakafan tanah mendapat
perhatian khusus sebagaimana termaktub dalam Pasal 49 Undang-Undang Agraria
(UUPA) No. 5 Tahun 1960.44
44 Kementrian Agama, Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf, h., 24.
28
Pada tanggal 17 Mei 1977 menetapkan Peraturan Pemerintah No. 28
Tahun 1977 tentang perwakafan tanah milik sebagai berikut:45
a. Bahwa wakaf adalah suatu lembaga keagamaan yang dapat dipergunakan
sebagai salah satu sarana pengembangan kehidupan keagamaan, kususnya
bagi umat yang beragama Islam, dalam rangka mencapai kesejahteraan
spiritual dan material menuju masyarakat adil dan makmur bedasarkan
Pancasila.
b. Bahwa peraturan perundangan yang ada sekarang ini yang mengatur
tentang perwakafan tanah milik, selain belum memenuhi kebutuhan akan
cara-cara perwakafan juga membuka kemungkinan timbulnya hal-hal yang
tidak diinginkan disebabkan tidak adanya data-data yang nyata dan
lengkap mengenai tanah-tanah yang diwakafkan.
Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 ini, maka
semua peraturan perundang-undangan tentang perwakafan sebelumnya, sepanjang
bertentangan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1977 ini dinyatakan
tidak berlaku lagi. sedangkan hal-hal yang belum diatur akan diatur lebih lanjut
oleh Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri sesuai bidangnya masing-masing.
Badan Wakaf Indonesia (BWI) merupakan badan baru yang dibentuk
Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan amanat Undang-Undang No.41
Tahun 2004 tentang Wakaf. Badan ini secara spesifik bertugas mengembangkan
pengelolaan perwakafan di Indonesia ke arah yang profesional dan modern
45 Kementrian Agama, Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf, h., 24.
29
sehingga menghasilkan manfaat wakaf yang dapat mensejahterakan umat.46
Wakaf yang selama ini peruntukannya hanya bersifat konsumtif dan dikelola
secara tradisional, sudah saatnya kini wakaf dikelola secara produktif. Saat ini
pengelolaan wakaf secara produktif sudah diatur dalam Undang-Undang N0. 41
Tahun 2004 tentang Wakaf dan Peraturan Pemerintah No.42 Tahun 2006 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf.
Untuk memajukan dan mengembangkan perwakafan Nasional, dalam
Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf tersebut diamanatkan
perlunya dibentuk Badan Wakaf Indonesia (BWI). Dalam pasal 48 dinyatakan
bahwa Badan Wakaf Indonesia berkedudukan di Ibukota Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan dapat membentuk perwakilan di Provinsi dan/atau
Kabupaten/Kota sesuai dengan kebutuhan.47
C. Teori Strategi Penghimpunan (Fundraising) Wakaf
1. Pengertian
Secara etimologis, strategi berasal dari kata majemuk bahasa Yunani;
stratos (artinya pasukan) dan agein (artinya memimpin). Menurut istilah, strategi
berarti hal-hal yang berkenaan dengan cara menguasai dan mendayagunakan
sumber daya sutu masyarakat atau bangsa untuk mencapai tujuannya.48
Strategi
adalah ilmu perencanaan dan pengerahan sumber daya untuk operasi besar-
46 Profile Badan Wakaf Indonesia Periode2007-2010, 2008 (Jakarta: Badan Wakaf
Indonesia), h., 9-10.
47
Anang Rohwiyono, Sejarah Regulasi Wakaf di Indonesia, 2012, Majelis
http://Penulis.blogspot.co.ic/2012/01/sejarah-regulasi-wakaf-di-indonesia-html?m=1 diakses pada
tanggal 13 Januari 2017 pada Jam 19:26 WIB.
48
Ali Murtopo, Strategi Kebudayaan (Jakarta: CSSI,1978), h., 7.
30
besaran, melansir kekuatan pada posisi siap yang paling menguntungkan sebelum
melakukan penyerangan terhadap lawan.49
Dalam Kamus Besar Bahasa Indinesia (KBBI) disebutkan bahwa kata
strategi memiliki empat arti makna, sebagai berikut:
Strategi merupakan ilmu dan seni yang menggunakan semua sumber
daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu di perang
dan damai.
Strategi merupakan ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk
menghadapi musuh dalam perang, dalam kondisi yang menguntungkan.
Strategi merupakan rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk
mencapai sasaran khusus.
Strategi adalah tempat yang baik menurut siasat perang.50
Fundraising dalam kamus Inggris-Indonesia diartikan sebagai
pengumpulan dana, dan yang mengumpulkan dananya disebut fundraiser.51
Menurut istilah, Fundraising diartikan sebagai kegiatan menghimpun dana dan
sumber daya lainnya dari masyarakat (baik individu, organisasi, perusahaan
maupun pemerintah) yang akan digunakan untuk membiayai program dan
49 Jamsley Hutabarat dan Martini Huseini, Pengentar Manajemen Strategik Kontemporer:
Strategik di Tengah Operasional (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2006), h., 18.
50
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Kamus Besar
Bahasa Indinesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008, edisi Ke-Empat), h., 1340.
51
Peter Salim, Salim‟s Nith Collegiate English-Inonesian Dictionary (Jakarta: Modern
English Press, 2000), h., 607.
31
kegiatan operasional lembaga yang pada akhirnya adalah untuk mencapai misi
dan tujuan dari lembaga tersebut.52
2. Ruang Lingkup Fundraising53
Fundraising tidak identik hanya dengan uang semata. Ruang lingkupnya
begitu luas dan mendalam, pengaruhnya sangat berarti bagi eksistensi dan
pertumbuhan lembaga. Oleh karenanya, tidak begitu mudah untuk memahami
ruang lingkup fundraising. Untuk memahaminya terlebih dahulu dibutuhkan
pemahaman tentang substansi dari pada fundraising ini dan dapat diringkas
kepada tiga hal, yaitu: motivasi, program, dan metode.
a. Motivasi
Motivasi yaitu serangkaian pengetahuan, nilai-nilai, keyakinan dan alasan-
alasan yang mendorong donator/Wakif untuk mengeluarkan sebagian hartanya.
Dalam kerangka fundraising, Nazhir harus terus melakukan edukasi, sosialisasi,
promosi dan transfer informasi sehingga menciptakan kesadaran dan kebutuhan
pada calon Wakif, untuk melakukan kegiatan wakaf atau yang berhubungan
dengan pengelolaan wakaf.
52 Hendra Sutisna, Fundraising Database(Depok: Piramedia, 2006, Cet.Pertama), h., 11.
53
Suparman, Manajemen Fundraising dalam Penghimpunan Harta Wakaf, diakses dari
website Badan Wakaf Indonesia, http://bwi-bandung.or.id/index.php/2016/08/13/manajemen-
fundraising-dalam-penghimpunan-harta-wakaf. Pada tanggal 15-Februari-2017 Pukul: 22.00 WIB
32
b. Program
Program yaitu kegiatan pemberdayaan implementasi visi54
dan misi55
lembaga perwakafan (Nazhir) yang jelas sehingga masyarakat yang mampu
tergerak untuk melakukan perbuatan wakaf atau yang terkait dengan perwakafan.
c. Metode fundraising
Metode fundraising yaitu pola bentuk atau cara-cara yang dilakukan oleh
sebuah lembaga dalam rangka menggalang dana dari masyarakat. Metode
fundraising harus mampu memberikan kepercayaan, kemudahan, kebanggaan dan
manfaat lebih bagi masyarakat (donatur / Wakif).
3. Metode Fundraising56
Adapun yang dimaksud metode atau teknik fundraising, sebagaimana
substansi fundraising yang ketiga di atas, adalah suatu bentuk kegiatan yang khas
yang dilakukan oleh Nāzhir dalam rangka menghimpun dana/daya dari
masyarakat. Metode ini pada dasarnya dapat dibagi kepada dua jenis, yaitu
langsung (direct) dan tidak langsung (indirect).
54 1. Visi: Dalam buku The World Book Dictionary antara lain kata visi itu diartikan: The
power of seeing, sense of sight The art or fact of seeing sight. The power perceiving by
immagination in a dream, in on‟s thought or the like. A phantom. Something that is very beautiful
such as a person or sence. Dari beberapa ahli itu ahli manajemen menyimpulkan, bahwa “visi”
adalah suatu angan-angan atupun impian terhadap sesuatu yang sangat indah dan mempesona,
sehingga diperlukan usaha keras untuk mewujudkannya. Sumuran Harahap, Wakaf Uang dan
Prospek Ekonominya di Indonesia (Mitra Abadi Press:2012), h.,103.
55 Misi: adalah pernyataan dari sebuah tujuan umum: alasan mengapa organisasi hadir.
Siapakah kita? Apa yang kita lakukan untuk siapa kita melakukan itu? Dan mengapa kita
melakukannya?. Dumilah Ayuningtyas, Perencanaan Strategis Untuk Organisasi Pelayanan
Kesehatan (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA), h., 49.
56 Miftahul Huda, Jurnal Model Manajemen Fundraising Wakaf, Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Ponorogo.
33
a. Metode fundraising langsung (direct fundraising), yaitu metode yang
menggunakan teknik-teknik atau cara-cara yang melibatkan partisipasi
Wakif secara langsung. Yaitu bentuk-bentuk fundraising dimana proses
interaksi dan daya akomodasi terhadap respons Wakif bisa seketika
(langsung) dilakukan. Sebagai contoh dari metode ini adalah: direct mail,
direct advertising, telefundraising, dan presentasi langsung.
b. Kedua, fundraising tidak langsung (indirect fundraising), yaitu suatu
metode yang menggunakan teknik-teknik atau cara-cara yang tidak
melibatkan partisipasi Wakif secara langsung. Yaitu bentuk-bentuk
fundraising di mana tidak dilakukan dengan memberikan daya akomodasi
langsung terhadap respon Wakif seketika. Metode ini misalnya dilakukan
dengan metode promosi yang mengarah kepada pembentukan citra
lembaga yang kuat, tanpa diarahkan untuk transaksi daya/dana wakaf pada
saat itu. Sebagai contoh dari metode ini adalah: advertorial, image
compaign, dan penyelenggaraan event, melalui perantara, menjalin relasi,
melalui referensi, dan mediasi para tokoh, dan lainnya.
4. Tujuan Fundraiaing57
Adapun tujuan dari fundraising sebagai berikut:
a. Menghimpun Dana
Menghimpun dana adalah merupakan tujuan fundraising yang paling
mendasar. Dana dimaksudkan adalah dana wakaf maupun dana operasi
57
Suparman, Manajemen Fundraising Dalam Penghimpunan Harta Wakaf, diakses dari
website Badan Wakaf Indonesia, http://bwi-bandung.or.id/index.php/2016/08/13/manajemen-
fundraising-dalam-penghimpunan-harta-wakaf. Pada tanggal 15-Februari-2017 Pukul: 22.00 WIB
34
pengelolaan wakaf. Termasuk dalam pengertian dana adalah barang atau jasa yang
memiliki nilai material. Tanpa aktifitas fundraising kegiatan lembaga pengelola
wakaf akan kurang efektif. Bahkan lebih jauh dapat dikatakan bahwa aktifitas
fundraising yang tidak menghasilkan dana sama sekali adalah fundraising yang
gagal meskipun memiliki bentuk keberhasilan lainnya. Karena pada akhirnya
apabila fundraising tidak menghasilkan dana maka tidak ada sumber daya, maka
lembaga akan menghilangkan kemampuan untuk terus menjaga kelangsungan
programnya, sehingga pada akhirnya lembaga akan melemah.58
b. Memperbanyak Donatur/ Wakif
Tujuan kedua dari fundraising adalah menambah calon Wakif, menambah
populasi Wakif. Nazhir yang melakukan fundraising harus terus menambah
jumlah donator/ Wakifnya. Untuk dapat menambah jumlah donasi, maka ada dua
cara yang dapat ditempuh, yaitu menambah donasi dari setiap Wakif atau
menambah jumlah Wakif baru. Diantara kedua pilihan tersebut, maka menambah
Wakif adalah cara yang relatif lebih mudah dari pada menaikan jumlah donasi
dari setiap Wakif. Dengan alasan ini maka, mau tidak mau fundraising dari waktu
kewaktu juga harus berorientasi dan berkonsentrasi penuh untuk terus manambah
jumlah Wakif.
c. Meningkatkan atau Membangun Citra Lembaga
Disadari atau tidak, aktifitas fundraising yang dilakukan oleh sebuah
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), baik langsung atau tidak langsung akan
58 Suparman, Manajemen Fundraising Dalam Penghimpunan Harta Wakaf, diakses dari
website Badan Wakaf Indonesia, http://bwi-bandung.or.id/index.php/2016/08/13/manajemen-
fundraising-dalam-penghimpunan-harta-wakaf. Pada tanggal 15-Februari-2017 Pukul: 22.00 WIB
35
berpengaruh terhadap citra lembaga. Fundraising adalah garda terdepan yang
menyampaikan informasi dan berinteraksi dengan masyarakat. Hasil informasi
dan interaksi ini akan membentuk citra lembaga dalam benak khalayak. Citra ini
dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memberikan dampak positive. Dengan
citra ini setiap orang akan menilai lembaga, dan pada akhirnya menunjukan sikap
atau perilaku terhadap lembaga. Jika yang ditunjukan adalah citra yang positif,
maka dukungan dan simpati akan mengalir dengan sendirinya terhadap lembaga.
Dengan demikian demikian tidak ada lagi kesulitan dalam mencari Wakif, karena
dengan sendirinya donasi akan diberikan kepada lembaga, dengan citra yang baik
akan sangat mudah sekali mempengaruhi masyarakat untuk memberikan donasi
kepada lembaga.59
d. Menghimpun Simpatisan/Relasi dan Pendukung
Kadang kala ada seseorang atau sekelompok orang yang telah berinteraksi
dengan aktifitas fundraising yang dilakukan oleh sebuah Organisasi Pengola
Wakaf atau Lembaga Swadaya Masyarakat. Mereka punya kesan positif dan
bersimpati terhadap lembaga tersebut. Akan tetapi pada saat itu mereka tidak
mempunyai kemampuan untuk memberikan suatu dana kepada lembaga tersebut
sebagai donasi karena ketidak mampuan mereka. Kelompok seperti ini kemudian
menjadi simpatisan dan pendukung lembaga meskipun tidak menjadi Wakif.
Kelompok seperti ini harus diperhitungkan dalam aktifitas fundraising, meskipun
59 Suparman, Manajemen Fundraising Dalam Penghimpunan Harta Wakaf, diakses dari
website Badan Wakaf Indonesia, http://bwi-bandung.or.id/index.php/2016/08/13/manajemen-
fundraising-dalam-penghimpunan-harta-wakaf. Pada tanggal 15-Februari-2017 Pukul: 22.00 WIB
36
mereka tidak mempunyai donasi, mereka akan berusaha melakukan dan berbuat
apa saja untuk mendukung lembaga dan akan fanatik terhadap lembaga.
Kelompok seperti ini pada umumnya secara natural bersedia menjadi
promotor atau informasi positif tentang lembaga kepada orang lain. Kelompok
seperti ini sangat diperlukan oleh lembaga sebagai pemberi kabar informasi
kepada orang yang memerlukan. Dengan adanya kelompok ini, maka kita telah
memiliki jaringan informal yang sangat menguntungkan dalam aktifitas
fundraising.
e. Meningkatkan Kepuasan Donatur
Tujuan kelima dari fundraising adalah memuaskan Wakif. Tujuan ini
adalah tujuan yang tertinggi dan bernilai untuk jangka panjang, meskipun dalam
pelaksanaannya kegiatannya secara teknis dilakukan sehari-hari. Mengapa
memuaskan Wakif itu penting? karena kepuasan Wakif akan berpengaruh
terhadap nilai donasi yang akan diberikan kepada lembaga. Mereka akan
mendonasikan dananya kepada lembaga secara berulang-ulang, bahkan
menginformasika kepuasannya terhadap lembaga secara positif kepada orang lain.
Disamping itu, Wakif yang puas akan menjadi tenaga fundraiser alami
(tanpa diminta, tanpa dilantik dan tanpa dibayar). Dengan cara ini secara
bersamaan lembaga mendapat dua keuntungan. Oleh karenanya dalam hal ini
benar-benar diperhatikan, karena fungsi pekerjaan fundraising lebih banyak
37
berinteraksi dengan Wakif, maka secara otomatis kegiatan fundraising juga harus
bertujuan untuk memuaskan Wakif.60
D. Teori Pengelolaan (Manajemen) Wakaf
1. Definisi Manajemen
Istilah manajemen, terjemahnya dalam Bahasa Indonesia hingga
saat ini belum ada keseragaman. Berbagai istilah yang dipergunakan,
seperti ketatalaksanaan, manajemen, manajemen dari kepengurusan.61
Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai
tujuan yang sudah ditetapkan.62
2. Fungsi Manajemen
Pada hakikatnya fungsi-fungsi manajemen sebagai berikut:
a. Planning (Perencanaan) adalah penentuan serangkai tindakan untuk
mencapai hasil yang diinginkan.
b. Organizing adalah pengelompokan kegiatan yang diperlukan, yakni
penetapan sususan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap
unit yang ada dalam organisasi, serta menetapkan kedudukan dan sifat
antara masing-masing unit tersebut.
60
Suparman, Manajemen Fundraising Dalam Penghimpunan Harta Wakaf, diakses dari
website Badan Wakaf Indonesia, http://bwi-bandung.or.id/index.php/2016/08/13/manajemen-
fundraising-dalam-penghimpunan-harta-wakaf. Pada tanggal 15-Februari-2017 Pukul: 22.00 WIB
61 M.Manulang, Dasar-Dasar Manajemen (Yogyakarta: Gajah Mada University Press,
2006) hal.3
62
M.Manulang, Dasar-Dasar Manajemen ,Hal.5
38
c. Leading (pengarahan dan pemimpin) merupakan fungsi dari
manajemen yang dirumuskan sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh
seseorang manajer yang menyebabkan orang lain tertindak.
d. Staffing merupakan penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak
dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha
agar setiap tenaga memberdayagunakan maksimal kepada organisasi.
e. Controling pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah suatu
fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian dan koreksi apa
yang dilakukan oleh pegawai.63
Manajemen lembaga wakaf yang ideal, menurut Sherafat Ali
Hashmi, menyerupai manajemen perusahaan. Ini mengandung arti pola
manajemen perusahaan dapat diaplikasiakan terhadap manajemen wakaf.
Dalam hal ini, peranan kunci terletak pada eksistensi Nazhir, dan juga tim
kerja yang solid untuk memaksimalkan hasil wakaf yang diharapkan.64
Kemajuan atau kemunduran wakaf akan sangat ditentukan oleh pengelolaan
(manajemen) wakaf yang profesional.65
Jika dilihat dari karakteristiknya, pemerintah sebenarnya tidak bisa
menjadi yayasan ekonomi atau yayasan penyalur bantuan sosial. Sedangkan
wakaf dalam bentuknya yang langsung dan produktif selamanya tidak akan
63 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Pustaka Alvabet dan
Anggot IKAPI, 2006 Cet IV), h., 97.
64
Sherafat Ali Hashmi, Manajemen of Waqf: Past and Present dalam Hasmat Basar
(ed.), management and deveopment of awqaf Properties,(Jeddah: IRTI/IBD, 1987), h., 21.
65
(ed.) Tuti A. Najib, Wakaf, Tuhan, dan Agenda Kemanusiaan, (Jakarta: CSRC UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h., 140.
39
pernah lepas dari bentuknya sebagai yayasan ekonomi dan penyaluran
bantuan sosial.
Undang-undang wakaf modern harus tegas dalam menetapkan
karakteristik wakaf Islam yang dibentuk untuk menciptakan lembaga
ekonomi ketiga dengan kesempurnaan nilai-nilainya dan infrastruktur
kelembagaannya, serta mengatur pengelolaan proyek dan kepemilikan wakaf
dengan cara yang berpihak pada kepentingan masyarakat setempat apabila
Wakif tidak menentukan bentuk pengelolaannya atau tidak diketahui
kemauan Wakif disebabkan karena hilangnya dokumen wakaf. Disini
Kementrian Wakaf hanya berperan sebagai lembaga yang mengontrol
kegiatan wakaf, mendorong tumbuhnya wakaf baru serta memberikan
fasilitas dan bantuan teknis keuangan, dan diharamkan bagi Kementrian
Wakaf untuk mengelola wakaf sendiri dalam kondisi apapun.66
Sudah terlalu banyak pengelolaan harta wakaf yang dikelola oleh
Nazhir yang tidak profesional, sehingga banyak harta wakaf tidak berfungsi
secara maksimal dan tidak memberi manfaat sama sekali sebagaimana yang
diharapkan, bahkan banyak harta wakaf yang alih fungsi atau terjual kepada
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, karena Nazhir yang tidak dapat
mengelola harta wakaf secara profesional. Untuk itulah diperlukan
profesionalisme Nazhir yang handal dan mempunyai keahlian dalam me-
manage harta benda wakaf secara baik dan benar. Syarat-syarat Nazhir yang
tersebut dalam kitab-kitab fiqih kiranya perlu dipertahankan, yakni beragama
66 Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif, (Damaskus: Dar Al-Fikr), h., 122.
40
Islam, baligh (dewasa), aqil (berakal), memiliki kemampuan dalam mengelola
wakaf (profesional), dan memiliki sifat amanah, jujur, tabligh, dan fatanah
serta adil. Syarat-syarat ini perlu ditingkatkan kemampuannya agar terwujud
manajemen yang baik dalam pengelolaan wakaf.67
Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 mengatur pengelolaan
wakaf bahwa Nazhir wajib mengelola dan mengembangkan harta benda
wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukan wakafnya. Selanjutnya
undang-undang tersebut menjelaskan prinsip-prinsip pengelolaan sebagai
berikut:68
1) Pengelolaan wakaf harus sesuai dengan prinsip syariah
2) Pengelolaan wakaf harus dilakukan secara produktif
3) Apabila pengelolaan memerlukan penjamin, maka harus menggunakan
penjamin syari‟ah.
4) Bagi wakaf yang terlantar atau berasal dari luar negeri, pengelolaan dan
pengembangan harta benda wakaf dari perorangan warga negara asing,
organisasi asing, dan badan hukum asing yang berskala nasional atau
internasional, serta harta benda wakaf terlantar, dapat dilakukan oleh
Badan Wakaf Indonesia.
5) Dalam hal harta benda wakaf berasal dari luar negeri, Wakif harus
melengkapi dengan bukti kepemilikan sah harta benda wakaf sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan Nazhir harus
melaporkan kepada lembaga terkait perihal adanya perbuatan wakaf.
67 Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, 2006 (Jakarta:
Kencana Prenada Media Grup), h., 269.
68
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Pasal 38/43
41
6) Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf dilaksanakan:
a) Harus berpedoaman pada peraturan Badan Wakaf Indonesia
b) Pengelolaan dan pengembangan atas harta benda wakaf uang hanya
dapat dilakukan melalui investasi pada produk-produk Lembaga
Keuangan Syariah atau instrumen keuangan syariah.
c) Dalam hal Lembaga Kauangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS-
PWU) menerima wakaf uang untuk jangka waktu tertentu, maka
Nazhir hanya dapat melakukan pengelolaan dan pengembangan harta
benda wakaf uang pada Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf
Uang dimaksud.
d) Pengelolaan dan pengembangan atas harta benda wakaf uang yang
dilakukan pada bank syariah harus mengikuti program lembaga
penjamin simpanan sesuai dengan peraturan perundng-undangan.
e) Pengelolaan dan pengembangan atas harta benda wakaf uang yang
dilakukan dalam bentuk investasi diluar bank syariah harus
diasuransikan pada asuransi syariah.
E. Hikmah Dan Manfaat Wakaf
Manfaat wakaf dalam kehidupan dapat dilihat dari segi hikmahnya. Setiap
peraturan yang disyaratkan Allah Swt kepada makhluknya baik berupa perintah
atau larangan, pasti mempunyai hikmah dan ada manfaatnya bagi kehidupan
manusia, khususnya bagi umat Islam.69
69 Abdul Halim, Hukum Perwakafan di Indonesia, 2005 (Ciputat: Ciputat Press), h., 40.
42
Ibadah wakaf yang tergolong kepada perbuatan sunnah ini banyak sekali
hikmah yang terkandung didalamnya, antara lain:
Harta benda yang diwakafkan dapat tetap dipelihara dan terjamin
kelangsungannya. Tidak perlu khawatir barangnya hilang atau pindah tangan,
karna secara prinsip barang wakaf tidak boleh ditassarrufkan, apakah itu dalam
bentuk menjual, dihibahkan atau diwariskan.
Pahala dan keuntungan bagi si Wakif akan tetap mengalir walaupun suatu
ketika ia telah meninggal dunia, selagi benda wakaf itu masih ada dan dapat
dimanfaatkan. Oleh sebab itulah tanah wakaf itu diharuskan tahan lama.
Wakaf merupakan salah satu sumber dana yang sangat penting manfaatnya
bagi kehidupan agama dan umat. Antara lain untuk pembinaan mental spiritual,
dan pengembangan segi physik.70
Ahmad al-Jarjawi dalam kitabnya yang berjudul Hikmatut Tasyri‟ Wa-
Falsaftuhu menjelaskan: ”Hikmah wakaf itu termasuk yang paling besar dan
nikmatnya kembali pada orang yang menerima wakaf termasuk nikmat yang
paling besar. Bahwasanya diantara orang kafir ada juga yang tidak mampu
berusaha. Adakalanya masih kecil atau karena lemah tenaganya oleh sebab
penyakit atau selain penyakit seperti orang yang tidak mampu bekerja keras di
perusahaan-perusahaan atau tempat lainnya yang termasuk pekerjaan laki-
laki".71
Hikmah wakaf kata al-Jarjawi, dapat membantu pihak yang miskin, baik
miskin dalam artian ekonomi maupun miskin tenaga. Dilain pihak juga
71 Abdul Halim, Hukum Perwakafan di Indonesia, 2005 (Ciputat: Ciputat Press), h., 41.
43
bertujuan untuk meningkatkan pembangunan keagamaan. Disamping itu
hikmah lain ialah dapat membentuk jiwa sosial di tengah-tengah masyarakat.
Dapat juga mendidik manusia agar manusia mempunyai tenggang rasa
terhadap sesamanya. Si kaya akan merasa bertanggung jawab terhadap si
miskin, sehingga muncul sikap saling melindungi, sebagai tindak lanjutnya
akan terjalin hubungan Ukhuwah Islamiyah dan menjadi persatuan umat. 72
F. Review Studi Terdahulu
Adapun setelah penulis mengadakan kajian kepustakaan, penulis
tidak menemukan judul yang sama, namun ada beberapa penelitian yang
hampir sama, di antaranya:
No
Aspek
Perbandingan
Studi Terdahulu Skripsi
1. a. Judul Intan Pratiwi,
“Implementasi Undang
Undang-Undang No 41
Tahun 2004 tentang
Wakaf (Studi pengelolaan
Wakaf Di Yayasan Yatim
dan Dhuafa Al-Aulia
Serua, Bojong Sari-
Depok”
Strategi Penghimpunan
(Fundraising) dan
Pengelolaan Wakaf Pada
Yayasan Pendidikan dan
Sosial Islam (YAPSI)
Darul‟Amal”
72 Abdul Halim, Hukum Perwakafan di Indonesia, 2005 (Ciputat: Ciputat Press), hal.42
44
b. Pendekatan
Teori
Menggunakan teori
tinjauan pustaka Wakaf
Produktif
danimplementasi UU
Nomor 41 tahun 2004
tentang wakaf.
Pendekatan teori tinjauan
Pustaka Penghimpunan
(fundraising) dan
Pengelolaan Dana Pada
Wakaf.
c. Fokus Pembahasan terfokus
pada implementasi UU
No.41 Tahun 2004 pada
Yayasan Yatim dan
Dhuafa Al-Aulia Serua,
Bojongsari Depok.
Pembahasan terfokus
pada penghimpunan dan
pengelolaan dana wakaf
pada Yayasan
Pendidikan dan Sosial
Islam (YAPSI)
Darul‟Amal.
d. Metode
Penelitian
Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif
dengan menggunakan
instrumen penelitian
lapangan.
Peneitian ini merupakan
penelitian deskriptif
kualitatif dengan
menggunakan metode
penelitian lapangan (field
research).
e. Waktu dan
Tempat
Penelitin dilakukan di
Yayasan Yatim dan
Dhuafa Al-Aulia Serua,
Bojongsari Depok
Penelitian dilakukan di
Yayasan Pendidikan dan
Sosial Islam (YAPSI)
Darul‟Amal Sukabumi.
45
2 a. Judul Wahyuddin “
Manajemen
Penghimpunan dan
Pendayagunaan Zakat,
Infaq, Sedekah (ZIS) dan
Wakaf Uang Melalui
Teknologi Informasi
Pada Lembaga Amil
Zakat (LAZ) Portal
Infaq”
Strategi Penghimpunan
(Fundraising) dan
Pengelolaan Wakaf Pada
Yayasan Pendidikan dan
Sosial Islam (YAPSI)
Darul‟Amal”
b. Pendekatan
Teori
Menggunakan teori
tinjauan pustaka
manajemen
penghimpunan dan
pendayagunaan dana
ZISWAF.
Pendekatan teori tinjauan
Pustaka Penghimpunan
(fundraising) dan
Pengelolaan Dana Pada
Wakaf.
c. Fokus Pembahasan terfokus
pada manajemen
penghimpunan dan
Pendayagunaan Zakat,
Infaq, Sedekah (ZIS) dan
Wakaf Uang Melalui
Teknologi Informasi
Pembahasan terfokus
pada penghimpunan dan
pengelolaan dana wakaf
pada Yayasan
Pendidikan dan Sosial
Islam (YAPSI)
Darul‟Amal.
46
Pada Lembaga Amil
Zakat (LAZ) Portal
Infaq.
d. Metode
Penelitian
Metode yang digunakan
adalah deskriptif
Kualitatif dengan
pengamatan langsung
yang bersifat interaktif.
Peneitian ini merupakan
penelitian deskriptif
kualitatif dengan
menggunakan metode
penelitian lapangan (field
research).
e. Waktu dan
Tempat
Penelitian dilakukan di
Lembaga Amil Zakat
(LAZ)Portal Infaq yang
beralamatt di Jl..Rdio 1V
No. 8A Kebayoran Baru
Jakarta Selatan, tahun
2006.
Penelitian dilakukan di
Yayasan Pendidikan dan
Sosial Islam (YAPSI)
Darul‟Amal Sukabumi.
3 a. Judul Melky Wahyudi
“fektivitas Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor
41 Tahun2004 Tenyang
Wakaf Tunai Pada
Lembaga Tabung Wakaf
Indonesia”
Strategi Penghimpunan
(Fundraising) dan
Pengelolaan Wakaf Pada
Yayasan Pendidikan dan
Sosial Islam (YAPSI)
Darul‟Amal”
47
b. Pendekatan
Teori
Menggunakan teori
tinjauan pustaka
Efektivitas pelaksanaan
wakaf tunai.
Pendekatan teori tinjauan
Pustaka Penghimpunan
(fundraising) dan
Pengelolaan Dana Pada
Wakaf.
c. Fokus Penelitian ini terfokus
pada efektivitas
Pelaksanaan UU No.41
tahun 2004 pada Tabung
wakaf Indonesia.
Pembahasan terfokus
pada penghimpunan dan
pengelolaan dana wakaf
pada Yayasan
Pendidikan dan Sosial
Islam (YAPSI)
Darul‟Amal.
d. Metode
Penelitian
Penelitian ini bersifat
deskriptif-analisis dengan
jenis penelitian
kepustakaan research.
Peneitian ini merupakan
penelitian deskriptif
kualitatif dengan
menggunakan metode
penelitian lapangan (field
research).
e. Waktu dan
Tempat
Penelitin dilakukan di
kantor lembaga Tabung
Wakaf Indonesia, tahun
2010.
Penelitian dilakukan di
Yayasan Pendidikan dan
Sosial Islam (YAPSI)
Darul‟Amal Sukabumi.
4 a. Judul Hendriansyah “ Strategi Penghimpunan
48
Pengelolaan Harta Wakaf
Pada Perguruan Islam
Al-Syukro Universal di
Wilayah Ciputat-
Tangerang Selatan”
(Fundraising) dan
Pengelolaan Wakaf Pada
Yayasan Pendidikan dan
Sosial Islam (YAPSI)
Darul‟Amal”
b. Pendekatan
Teori
Menggunakan teori
tinjauan pustaka
pengelolaan harta wakaf.
Pendekatan teori tinjauan
Pustaka Penghimpunan
(fundraising) dan
Pengelolaan Dana Pada
Wakaf.
c. Fokus Pembahasan terfokus
pada pengelolaan harta
wakaf di Perguruan Islam
Al-Syukro Universal
Ciputat- Tangerang.
Pembahasan terfokus
pada penghimpunan dan
pengelolaan dana wakaf
pada Yayasan
Pendidikan dan Sosial
Islam (YAPSI)
Darul‟Amal.
d. Metode
Penelitian
Menggunakan metode
penelitian kualitatif dan
penelitian lapangan
(Field Reserch)
Peneitian ini merupakan
penelitian deskriptif
kualitatif dengan
menggunakan metode
penelitian lapangan (field
research).
49
e. Waktu dan
Tempat
Penelitian dilakukan di
perguruan Islam Al-
syukro Universal
Ciputat- Tangerang.
Penelitian dilakukan di
Yayasan Pendidikan dan
Sosial Islam (YAPSI)
Darul‟Amal Sukabumi.
50
BAB III
PROFILE
YAYASAN PENDIDIKAN DAN SOSIAL ISLAM (YAPSI)
DARUL’AMAL – SUKABUMI
A. Sejarah Berdirinya YAPSI Darul’Amal
Yayasan Pendidikan & Sosial Islam (YAPSI) Darul „Amal Jampangkulon-
Sukabumi didirikan berawal dari obsesi anak kampung yang ingin membangun
desa sambil membina kaum dhuafa, pada tahun 1982 melalui media Mushala mini
yang berukuran 8 x 6 meter, dibentuklah Majlis Ta‟lim bulanan sebagai wahana
sosialisasi ide dan cita-cita, yang diikuti oleh jamaah yang makin hari semakin
banyak jumlahnya.
Merujuk pada sabda Nabi Saw. „Semua manusia pasti binasa, kecuali
orang-orang yang berilmu,73
semua yang berilmu pasti binasa, kecuali yang
beramal,74
semua yang beramal pasti binasa kecuali orang-orang yang ikhlas75
”
ketiga unsur diatas, yaitu ilmu, amal, dan ikhlas, satu sama lain tidak dapat
dipisahkan sebagai kesatuan yang menghantarkan manusia kepada keselamatan,
namun ketiga unsur itu hanya amal-lah yang merupakan perwujudan konkrit kasat
73 Ilmu: adalah kepandaian tertentu, pengetahuan tentang sesuatu bidang yang di susun
secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunkan untuk menerangkan gejala tertentu
di bidang (pengetahuan) itu. Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gitamedia Press.
h., 339.
74
Amal: adalah 1. perbuatan (baik atau buruk) 2. Perbuatan baik yang mendatangkan
pahala (menurut agama Islam) 3. Yang dilakukan dengan tujuan untuk berbuat kebaikan terhadap
masyarakat atau sesama manusia. Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gitamedia
Press. h., 41.
75
Ikhlas: kata ikhlas yang terkenal berarti suci, bersih dari kotoran. Ibarat emas yang asli,
tidak bercampur sedikitpun dengan tembaga atau loyang yang disepuh emas. Jika diartikan dalam
bahasa kita, lebih tepat disebut jujur karena mengenai hati. Boleh juga lebih halus dari itu, yaitu
murni dan boleh juga dimaknai maruah. Orang yang bersifat ikhlas disebut juga mukhlis, selalu
bekerja dengan baik walaupun tidak di hadapan orang lain. Hamka, Pribadi Hebat (Depok: Gema
Insani), h., 140.
51
mata, sementara ilmu, sukar diukur, dan ikhlas sangat bersifat pribadi. Maka atas
dasar inilah “AMAL” menjadi pilihan untuk nama, sekaligus diharapkan ilmu dan
ikhlas menyertainya.
Membangun desa untuk jangka panjang adalah juga membangun negeri,
desa dan negeri dalam bahasa arab disebut “DARUN”. Lembaga yang dibangun
diharapkan menjadi lahan orang-orang beramal, maka dibulatlah nama “DARUL
„AMAL” yang berati “Desa atau Negeri tempat orang-orang beramal”.
Untuk merealisasikan cita-cita di atas dan setelah ide serta gagasannya
mendapat sambutan dari beberapa anggota masyarakat, maka pada tanggal 25
Januari 1992 dituangkan dalam rancangan Anggaran Dasar Yayasan Pendidikan
& Sosial Islam (YAPSI) “DARUL „AMAL” ditanda tangani oleh Notaris Ibu Hj.
Rahmah Arie Sutardjo, S.H.
Yayasan ini memiliki maksud dan tujuan dalam bidang sosial, kemanusiaan dan
keagamaan. Untuk mencapai maksud dan tujuan di atas, yayasan menjalankan
kegiatan:76
1. Menyelenggarakan pendidikan formal dan non formal;
2. Menyelenggarakan pendidikan pesantren terpadu;
3. Mendirikan balai-balai pelayanan kesehatan, poliklinik, rumah sakit,
rumah bersalin dan memberikan pelayanan kesehatan yang dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat serta kegiatan yang menunjang
terwujudnya masyarakat yang sehat dan sejahtera;
76Yayasan Pendidikan dan Soaial Islam (YAPSI) Darul‟Amal, Laporan Pengurus
Yayasan 2012-2016, h., 2.
52
4. Mendirikan asrama bagi para pelajar dan anak asuh, pemondokan, rumah-
rumah guru dan karyawan;
5. Menghimpun dana dari zakat, infaq dan shadaqah atau sumbangan untuk
disalurkan kepada Mustahiqnya terutama dalam bentuk beasiswa
pendidikan bagi kaum dhuafa;
6. Menyelenggarakan bantuan bagi yang tertimpa musibah (kematian dan
bencana alam);
7. Memberi kesempatan kepada anak-anak/pelajar yang putus sekolah untuk
dididik sesuai dengan bakatnya masing-masing melalui kursus-kursus.
Peran YAPSI Darul„Amal Jampangkulon dalam meningkatkan pendidikan
kaum dhuafa sangat dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Sukabumi khususnya
untuk eks wilayah enam Jampangkulon, sampai saat ini YAPSI Darul„Amal
Jampangkulon sudah menyelenggarakan pendidikan dari pendidikan usia dini
sampai pendidikan menengah, dan dalam beberapa tahun ke depan akan segera
didirikan sekolah tinggi. Dalam bidang ekonomi, keberadaan YAPSI Darul„Amal
Jampangkulon memberikan dampak terhadap peningkatan pendapatan bagi
masyarakat yang berada di sekitar lembaga ini.
Makna Nama:77
Nama Darul„Amal didasari dari sebuah kata mutiara seorang sufi yang
menyatakan bahwa, “Semua manusia pasti mati, kecuali para Ulama, para
Ulama pun seluruhnya tidur, kecuali yang beramal, yang beramal pun
77 WebsiteYayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal,
www.darulamal.or.id dikases pada 25 Desember 2016 Pukul 21.00 WIB
53
seluruhnya tertipu kecuali yang ikhlas, dan yang ikhlas pun dalam bahaya
yang besar. Allah Maha Gagah dan Agung berfirman, „hendaklah orang
yang jujur bertanya tentang kejujuran mereka‟”.
Iman78
buktinya dalam „amal, hidup nilainya dalam „amal, ilmu pun buahnya
adalah „amal. Hanya „amal-lah yang merupakan wujud kongkrit kasat mata,
sementara keikhlasan sangat pribadi dan hanya Allah dan yang bersangkutan
yang mengetahuinya. Maka atas dasar inilah kata „Amal menjadi pilihan
untuk nama, sekaligus diharapkan ilmu dan ikhlas menyertainya.
Sedang kata “daar” berasal dari bahasa arab “darun” yang berarti desa atau
negeri. Kata daar identik digunakan oleh lembaga dan institusi keIslaman,
selain sebagai identitas kata daar dimaksudkan sebagai tempat, wahana,
ladang. Darul„Amal berarti desa atau negeri tempat orang-orang beramal.
Logo dan Filosofi:79
Lambang Darul„Amal mulai diperkenalkan berbarengan dengan di
keluarkannya akta Yayasan pada 25 Januari 1992. Lambang yang terdiri dari
buku (Alquran) terbuka sebagai pusat ilmu, kubah sebagai identitas
keislaman, padi dan kapas sebagai lambang kesejahteraan yang semua itu
dibingkai dalam segi lima yang bisa diartikan sebagai rukun Islam juga
pancasila.
78
Iman: Akidah, Kepercayaan pada tuhan (berkaitan dengan agama), keyakinan dan
kepercayaan kepada Allah, Nabi, kitab, dsb; ketetapan hati, keteguhan hati. Tim Prima Pena,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gitamedia Press. h., 341.
79
WebsiteYayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal,
www.darulamal.or.id dikases pada 25 Desember 2016 Pukul 21.00 WIB
54
Logo Lama Darul„Amal
Seiring perkembangan zaman, tepat di usia yang ke duapuluh, logo Darul
„Amal berubah. Mengusung nilai-nilai luhur sebagaimana ditegaskan dalam
Latar Belakang dan Garis Besar Haluan Yayasan (LBGHY) namun dikemas
dengan semangat modernitas. Logo baru tersebut terdiri dari paduan huruf
“D” dengan “A” yang menjadi inisial dari nama Darul „Amal, pena yang
menghujam ke tengah-tengah buku menandakan fokus utama Darul „Amal
yaitu bidang pendidikan. Bagian-bagian tersebut kemudian dibingkai oleh
segi delapan yang menandakan sebagai 8 (delapan) jalur hubungan yaitu: (1)
Beribadah kepada Allah, (2) Taat kepada Rasulullah, (3) Berbakti kepada ibu-
bapak, (4) Memuliakan guru, (5) Menghormati yang lebih tua, (6)
Menghargai sesama, (7) Menyayangi yang lebih muda, (8) Menjaga
lingkungan.80
Logo Darul„Amal Saat ini.
80
WebsiteYayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal,
www.darulamal.or.id dikases pada 25 Desember 2016 Pukul 21.00 WIB
55
B. Struktur Kelembagaan YAPSI Darul’Amal81
Gambar 3.1 Struktur Organisasi YAPSI Darul’Amal
PEMBINA82
Ketua : DR. Umay M. Dja‟far Shiddieq, MA
Anggota : Mayjen TNI (Purn) Sudrajat MPA
Drs. H. Yayat Priyatna (Alm.)
H. Ishak Hasibuan
Drs. H. Sudarmadi
H. Wahyu Rahardjo, MBA
H. Ahmad Gunung
H. Afrizel Aziz
Mayjen Purn Dr. H. Loet Affandi, Sp. OG
Drs. H. Rudiantara, MBA
81 Yayasan Pendidikan dan Soaial Islam (YAPSI) Darul‟Amal, Laporan Pengurus
Yayasan 2012-2016, h., 3.
82
Yayasan Pendidikan dan Soaial Islam (YAPSI) Darul‟Amal, Laporan Pengurus
Yayasan 2012-2016, h., 3-4.
56
Dr. Fachruddin, Sp. OG
H. Hendri Mulyasyam
KH. Engkom Komarudin
PENGAWAS
Ketua : H. Nanang Saprudin, S.Pd.
Anggota : Ir. Suharoyo Hari P. MBA
H. Muslim Umar
Drs. H. Aisar Rifki I.
H. Dede Muharamsyah, S.Psi.
PENGURUS
Ketua : H. Memed Syafei S.Pd.I.
Wakil : Kankan Sopyan, S.Sos.I.,MM.
Sekretaris : Badruddin, S.Pd.I.
Hudaya, S.Pd.I.
Bendahara : Ahmad Muzaeni, S.Psi.
Watnawati, SE.
Anggota : A. Fuad Fauzi, S.Pd.I
H. Purwa Herwanda
L. Djamaludin
57
C. Visi, Misi dan Nilai Darul’Amal83
1. Visi84
YAPSI Darul‟Amal mempunyai dua visi yaitu visi dalam hal pendidikan
dan visi dalam hal sosial.
Visi Pendidikan
“Terselenggaranya lembaga pendidikan yang membentuk generasi Muslim yang
kuat aqidah, ta‟at syariah, mulia akhlak „afiyat jiwa raga, mampu berbahasa Arab
dan Inggris, serta menguasai iptek berlandaskan al-Quran”.
Visi Sosial
“Terselenggaranya hubungan kaum muslimin perkotaan dengan pedesaan, kaum
aghniya dengan kaum dhuafa, Ulama dengan umatnya, umara dengan rakyatnya,
tolong menolong dalam kebajikan dan taqwa sera saling menjaga diri dosa dan
permusuhan, sehingga tercipta umat yang aman, damai dan sejahtera.”
2. Misi85
:
Menyelenggarakan sistem pendidikan holistik yang berpusat pada manusia
seutuhnya
83 Yayasan Pendidikan dan Soaial Islam (YAPSI) Darul‟Amal, Laporan Pengurus
Yayasan 2012-2016, h., 2-3.
84
1. Visi: kemampuan melihat pada inti persoalan, pandangan, wawasan. BN.Marbun,
Kamus Politik, h., 557. 2. Dalam buku The World Book Dictionary antara lain kata visi itu
diartikan: The power of seeing, sense of sight The art or fact of seeing sight. The power perceiving
by immagination in a dream, in on‟s thought or the like. A phantom. Something that is very
beautiful such as a person or sence. Dari beberapa ahli itu ahli manajemen menyimpulkan, bahwa
“visi” adalah suatu angan-angan atupun impian terhadap sesuatu yang sangat indah dan
mempesona, sehingga diperlukan usaha keras untuk mewujudkannya. Sumuran Harahap, Wakaf
Uang dan Prospek Ekonominya di Indonesia (Mitra Abadi Press:2012), h.,103.
85
Misi: adalah pernyataan dari sebuah tujuan umum: alasan mengapa organisasi hadir.
Siapakah kita? Apa yang kita lakukan untuk siapa kita melakukan itu? Dan mengapa kita
melakukannya?. Dumilah Ayuningtyas, Perencanaan Strategis Untuk Organisasi Pelayanan
Kesehatan (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA), h., 49.
58
Membina iman dan aspek sosial umat melalui program-program dawah-
sosial terencana
Menyediakan fasilitas penunjang terbaik yang layak dan menyatu dengan
alam sesuai dengan perkembangan ilmu terkini
Membina hubungan dengan siapa pun demi keselamatan bersama
Menciptakan lingkungan yang menjunjung penunaian kewajiban dan hak
kepada mustahiknya secara seimbang
Memanfaatkan sumber-sumber yang ada menuju kemandirian.86
3. Nilai
(Tujuh) Prinsip Jihad Darul „Amal
Ikhlas, menjadikan Allah muara segala urusan
Yakin, percaya sepenuhnya akan kepastian janji dan ancaman Allah
Amanah, hidup dan kehidupan semata-mata amanat yang harus diemban
dan kelak dipertanggungjawabkan
Istiqamah, teguh pendirian dalam kebenaran, konsisten, konsekuen dan
kontinyu
Syukur, terbuka hati dan pikiran bahwa semua berasal dari Allah
Sabar, menahan diri dari semua yang merugikan diri dan pihak lain
Itsar, mendahulukan kepentingan yang dipimpin
86 Yayasan Pendidikan dan Soaial Islam (YAPSI) Darul‟Amal, Laporan Pengurus
Yayasan 2012-2016, h., 3.
59
D. Pelaksanaan Kegiatan Yayasan87
Untuk melihat pelaksanaan manajemen organisasi, ada beberapa parameter
yang dijadikan rujukan, yakni : (1) Produk Kebijakan; (2) Rapat-rapat; (3)
kegiatan-kegiatan.
1. Produk Kebijakan
Produk kebijakan88
berupa Surat Keputusan (SK) yang diterbitkan
selama 5 tahun adalah 756 SK. Meliputi pengangkatan, pemberhentian,
penyesuaian gaji. Selain itu kebijakan juga berupa Kebijakan Yayasan
berikut:
a. Aturan Pokok Kepegawaian
b. Peraturan Penggunaan Mobil Dinas
c. Peraturan Penggunaan Rumah Dinas
d. Anggaran Dasar Yayasan
e. Anggaran Rumah Tangga Yayasan
f. Aturan Sertifikasi
g. Aturan Penomoran Ijazah Terbitan yayasan
2. Rapat-Rapat Dinas (Musyawarah)
Dalam rangka penguatan organisasi dalam melakukan koordinasi
program, pengurus Yayasan melakukan rapat dinas :
a. Rapat Pembina dan Pengurus
87 Yayasan Pendidikan dan Soaial Islam (YAPSI) Darul‟Amal, Laporan Pengurus
Yayasan 2012-2016, h., 4.
88
Kebijakan: Rangkaian konsep dan asas menjadi garis besar dan dasar rencana dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan dalam pemerintahan atau organisasi, pernyataan cita-
cita, tujuan, prinsip atau maksud sebagai garis pedoman dalam mencapai sasaran. Sumuran
Harahap, Wakaf Uang dan Prospek Ekonominya di Indonesia (Jakarta: Mitra Abadi Press) hal.5.
B.N Marbun, Kamus Politik (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan) h., 263.
60
b. Rapat Pengurus Yayasan
c. Rapat Dewan Pimpinan
d. Rapat Gabungan
3. Kegiatan Yayasan 89
Kegiatan Yayasan meliputi :
a. Kunjungan monitoring ke Unit-Unit
Kunjungan Ke Unit-unit dilakukan untuk melakukan
pengontrolan perkembangan unit, dilakukan satu kali dalam
sebulan, dilakukan juga bersamaan dengan rapat regular.
b. Menyelenggarakan Pelatihan-pelatihan
Dalam rangka meningkatkan mutu SDM, yayasan
menyelenggrakan beberapa pelatihan :
Pelatihan Parenting
Pelatihan Social Maping
Pelatihan Guru IQra
Pelatihan Satpam
Pelatiahn Kurikulum PHBK
Pelatihan Pertanian Jimy Hantu
Pelatihan Pengelolaan Warung Modern
Pelatihan Guru Tafhim Al-Quran
Penyusunan Kurikulum Holistik Berbassis Tafhim Al-Quran
(KHBTQ)
89 Yayasan Pendidikan dan Soaial Islam (YAPSI) Darul‟Amal, Laporan Pengurus
Yayasan 2012-2016, h., 5.
61
Pelatihan Coacing kerjasama dengan UIN Jakarta
Pelatihan Guru PAUD
Seminar Nasional Pendidikan dengan menghadirkan
Pembicara dari UPI
Pelatihan Self Diri Perempuan (SDW)
c. Melaksanakan MUKER setiap Awal tahun Pendidikan
MUKER unit Pendidikan dilakukan untuk menyusun
Rencana kegiatan dan rencana Anggaran sekolah secara bersama-
sama dan diakhir muker dilakukan pengesahan anggaran oleh
Ketua Yayasan.
d. Melaksanakan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Unit
Pendidikan 90
Laporan pertanggungjawaban Unit Pendidikan dilakukan
setiap Akhir Semester, dilakukan untuk mengetahui keberhasilan
proses pendidikan dari masing-masing unit.
e. Menghadiri Undangan
acara Konsolidasi Kebijakan Nasional yang diselenggrakan
oleh Kementrian Agama di Jakarta
Sosialisasi Perbub tentang Shalat Shubuh Berjama‟ah di
Kecamatan
Rapat Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS)
90 90
Yayasan Pendidikan dan Soaial Islam (YAPSI) Darul‟Amal, Laporan Pengurus
Yayasan 2012-2016, h., 5.
62
Sosialisasi Organosasi Sosial yang diselenggrakan Oleh Dinas
Sosial Kabupaten Sukabumi
f. Melakukan Kerjasama dengan Pihak Lain
Kerjasama dengan BRI Syari‟ah dalam hal pengelolaan
Keuangan
Kerjasama dengan IHF dalam hal Penerapan Kurikulum
Holistik Berbasis Karaketer
Kerjasama dengan Psikologi UIN Jakarta dalam Hal Penerapan
Konseling Santri
Kerjasama dengan Bank Syari‟ah Mandiri pengelolaan
Keuangan
Kerjasama Pemda Kabupaten Sukabumi dalam Pelatihan
Instruktur Tafhim Al-Quran91
91 Yayasan Pendidikan dan Soaial Islam (YAPSI) Darul‟Amal, Laporan Pengurus
Yayasan 2012-2016, h., 6.
63
BAB IV
ANALISIS STRATEGI PENGHIMPUNAN (FUNDRAISING) DAN
PENGELOLAAN WAKAF PADA YAYASAN PRNDIDIKAN DAN SOSIAL
ISLAM (YAPSI) DARUL’AMAL- SUKABUMI
A. Strategi Penghimpunan (Fundraising) Wakaf pada YAPSI Darul’Amal
Asset wakaf yang dimiliki YAPSI Darul‟Amal sangat besar hingga saat ini
mencapai 49.659.749.229 (empat puluh sembila miliar enam ratus lima puluh
sembilan juta tujuh ratus empat puluh sembilan ribu dua ratus dua puluh
sembilan rupiah). Menurut penulis ini merupakan sebuah keberhasilan yang
besar mengingat fundraising hanya dilakukan oleh satu orang fundraiser dan
letak pusat Yayasan ini berada di daerah pedesaan terpencil Kabupaten
Sukabumi.92
Strategi penghimpunan (fundraising) wakaf pada Yayasan Pendidikan dan
Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal ini dilakukan secara terpusat dan hanya
dilakukan oleh satu orang fundraisier. YAPSI Darul‟Amal tidak mempunyai
sistem dan kumpulan sumber daya manusia yang fokus dalam bidang ini.
Sesuai dengan visi sosial yang diususngnya yaitu “Terjembataninya
hubungan antara kaum muslimin perkotaan dengan pedesaaan” sehingga
sebagian besar dana wakafnya bersumber dari orang kaya di perkotaan yang
dijembatani melalui sosok dari pelopor, pembina, sekaligus fundraiser dari
YAPSI Darul‟Amal yaitu Dr. Umay Maryunani Dja‟far Shiddieq, MA yang
92 Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal, Laporan Pengurus
Yayasan 2012-2016, h., 15.
64
kemudian dialokasikan sesuai dengan tujuan yang di informasikan kepada para
Wakif. Sifat wakafnya merupakan wakaf kolektif.
Dirasa sangat mustahil jika hanya dengan satu orang fundraiser sebuah
yayasan yang berada di desa dapat mempunyai asset wakaf yang sangat besar,
dibawah ini akan penulis jelaskan strategi fundraising yang dilakukan oleh Dr.
Umay Maryunani Dja‟far Shiddieq, MA.
1. Yakin kepada Allah
Selalu menanamkan keyakinan dalam diri bahwa hanya Allah yang
mengatur dan membagi rezeki kepada manusia, Allah yang Maha
Menundukan makhluk dan rezeki. Oleh karena itu langkah pertama setelah
yakin adalah berdoa dan tidak pernah meninggalkan salat tahajjud. Dimana
di setiap sujud terakhir selalu berdoa memohon ampun, dan memohon
kemudahan atas semua hajat yang sedang dihadapi.93
2. Memberi Teladan
“Tidak mungkin seseorang dapat mengajak orang lain kepada
kebaikan sebelum dirinya melakukan kebaikan tersebut”. Ketika kita menjadi
seorang fundraiser hedaknya kita sendiri memberi contoh untuk berwakaf.
Seperti yang dilakukan oleh Dr. Umay Maryunani Dja‟far Shiddieq, MA.
Sebelum dia mengajak orang utuk berwakaf dia terlebih dahulu berwakaf untuk
itu.94
93 Wawancara langsung dengan Bapak Dr. Umay Maryunani Dja‟far Shiddieq, MA,
Fundraiser sekaligus pendiri YAPSI Darul‟Amal pada tanggal 10 April 2017
94
Wawancara langsung dengan Bapak Dr. Umay Maryunani Dja‟far Shiddieq, MA,
Fundraiser sekaligus pendiri YAPSI Darul‟Amal pada tanggal 10 April 2017
65
3. Broadcast Ta‟lim Tahajjud
Broadcast Ta‟lim Tahajjud di sini maksudnya adalah mengedarkan
tulisan singkat melalui sosial media Whatsspp tentang ilmu-ilmu agama
yang dikirim kira-kira jam 03.00 di setiap harinya. Selain tentang kajian
keIslaman di akhir tulisanpun disertakan ajakan untuk berwakaf dan
menyebutkan bentuk wakaf yang sedang berjalan. Kemudian disertakan
pula nomor rekening untuk pengumpulan dana wakafnya.95
4. Famplet Wakaf
Famplet wakaf ini berisi tentang deskripsi proyek yang sedang
berlangsung dan total biaya yang dibutuhkan, kemudian photo sketsa
bangunan dan photo bangunan yang sedang berlangsung. Dalam famplet
juga berisi feed back untuk pewakif yaitu sebuah prasasti yang akan
ditempel di bangunan tersebut dengan doa dan mencatumkan nama
pewakif. 96
5. Lelang wakaf
Lelang wakaf ini merupakan salah satu cara paling efektif untuk
menghimpun dana wakaf menurut Dr. Umay Maryunani Dja‟far Shiddieq,
MA. Lelang wakaf ini disebarkan secara retail, ditentukan besaran
wakafnya dan dibatasi jumlah pewakifnya dalam sebuah proyek tertentu.97
95 Wawancara langsung dengan Bapak Dr. Umay Maryunani Dja‟far Shiddieq, MA,
Fundraiser sekaligus pendiri YAPSI Darul;amal pada tanggal 10 April 2017
96
Wawancara langsung dengan Bapak Dr. Umay Maryunani Dja‟far Shiddieq, MA,
Fundraiser sekaligus pendiri YAPSI Darul;amal pada tanggal 10 April 2017
97
Wawancara langsung dengan Bapak Dr. Umay Maryunani Dja‟far Shiddieq, MA,
Fundraiser sekaligus pendiri YAPSI Darul;amal pada tanggal 10 April 2017
66
6. Doa Donatur/Wakif
Dalam Alquran Surat At-Taubah ayat 103 ada kalimat yang Allah
sebutkan “Inna salataka sakanullahum” yang artinya “sesungguhnya doa
kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka”. Inilah salah satu
rahasia kesetiaan pewakif dan ketertarikan para pewakif untuk selalu
berwakaf di YAPSI Darul‟Amal yang paling ampuh yaitu mendoakan
pewakif. Dr. Umay Maryunani Dja‟far Shiddieq, MA mewajibkan semua
cabang Darul‟Amal baik santri, asatidz, dan karyawan untuk selalu
mendoakan para pewakif Darul‟Amal di setiap selesai salat fardhu. Doanya
sebagai berikut:
Ya Allah, ya Razzak, ya Fattah, ya Alim, ya Hakim. Puji dan syukur ku
panjatkan kepadamu, engkau telah gerakan hati hambamu, kepada
donatur/pewakif YAPSI Darul‟Amal. Membantu jihadku di jalanmu, ya
Allah jadikanlah jiwa-jiwa mereka muthmainnah, keluarga mereka
sakinah, keturunan mereka sholih dan sholihah, rizki mereka melimpah
halal dan berkah, sisa hidup mereka engkau bimbing taufik dan hidayah,
wafat mereka khusnul khatimah, di akhirat Engkau pusakakan Al-jannah,
ya dzal jalali wal ikram.”98
B. Pengembangan Wakaf di YAPSI Darul’Amal
Ada dua jenis wakaf yang saat ini dikembangkan oleh YAPSI Darul‟Amal
yaitu Wakaf Non Produktif dengan Wakaf Produktif.
98 Wawancara langsung dengan Bapak Dr. Umay Maryunani Dja‟far Shiddieq, MA,
Fundraiser sekaligus pendiri YAPSI Darul;amal pada tanggal 10 April 2017
67
Wakaf non produktif disini maksudnya wakaf berupa bangunan seperti sekolah,
masjid, asrama serta tanahnya dan wakaf Alquran. Kemudian untuk wakaf
produktifnya YAPSI Darul‟Amal mengembangkan Wakaf Pohon dan Wakaf
Sawah.99
1. Wakaf Bangunan
Wakaf bangunan yang dikelola YAPSI Darul‟Amal diantaranya:
Gedung Sekolah
Semua cabang sekolah dari tingkat dasar sampai menengah yang di
kelola oleh YAPSI Darul‟Amal merupakan tanah wakaf yang di beli
oleh orang kaya di kota, atau tanah yang diwakafkan oleh masyarakat di
daerah tersebut dan menjadikan YAPSI Darul‟Amal sebagai Nazhir
organisasi yang mengelolanya. Saat ini sudah ada 18 gedung
sekolah/madrasah yang sudah dibangun.
Gedung Masjid
Pembangunan mesjid di beberapa titik di Kabupaten Sukabumi,
Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu
bentuk pengaplikasian dari strategi pengembangan Program Dakwah
YAPSI Darul‟Amal. Semua mesjid yang dibangun merupakan wakaf
dari masyarakat desa dan masyarakat kota. Sampai saat ini sudah
dibangun 11 bangunan mesjid di semua cabang Darul‟Amal.100
99
Wawancara langsung dengan Bapak Dr. Umay Maryunani Dja‟far Shiddieq, MA,
Fundraiser sekaligus pendiri YAPSI Darul;amal pada tanggal 10 April 2017
68
Gedung Asrama
Gedung-gedung asrama untuk santri putra dan putri di Ponpes
Pusat dan cabang YAPSI Darul‟Amal sampai saat ini sudah ada 6
gedung asrama. Mencakup didalmnya jemuran, MCK, Aula, dan
tongkrongan santri atau tempat pertemuan santri dan wali santri
(Gazebo).
Gedung Guest House
Gedung ini merupakan gedung tempat penginapan tamu-tamu
donatur/Wakif dari kota, atau orang tua santri yang ingin bermalam.
Guest House ini terdapat di YAPSI Darul‟Amal pusat. Gedung ini
berhadap-hadapan kembar sehingga biasa disebut “The Twins”. Total
asset bangunan ini sebesar Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah)
Gedung Water Tower
Gedung air ini menjulang tinggi di Ponpes Darul‟Amal pusat,
semua air untuk kebutuhan santri, asatidz dan semua karyawan berasal
dari gedung ini. Total asset bangunan ini sebesar Rp. 300.000.000,-
(tiga ratus juta rupiah)
PERGUDA (Perumahan Guru Darul‟Amal)
Perumahan Guru Ponpes Terpadu Darul‟Amal ini sebanyak 44
unit, dan semuanya di huni oleh asatidz yang sudah berumah tangga di
semua cabang YAPSI Darul‟Amal.
Klinik
69
Gedung klinik sampai saat ini sudah berdiri 2 unit yaitu Klinik
NUDA di Darul‟Amal pusat dan Klinik Darul‟Amal cabang di Karang
Anyar.101
Total seluruh asset tanah dan bangunan yang sudah dikerjakan
YAPSI Darul‟Amal diatas tanah seluas 160.338 m2. Sampai saat ini
sebesar Rp. 42.240.364.859 (empat puluh dua triliun dua ratus empat
puluh miliar tiga ratus enam puluh empat juta delapan ratus lima puluh
sembilan rupiah). Kemudian untuk bangunan yang sedang dikerjakan
sampai 2016 total assetnya mencapai Rp.6.025.448.575 (enam triliun
dua puluh lima miliar emat ratus empat puluh delapan juta lima ratus
tujuh puluh lima rupiah).102
2. Wakaf Alquran
Wakaf al-Quran pada YAPSI Darul‟Amal berbentuk wakaf dengan
uang, dimana pihak yayasan hanya memberikan info harga satuan al-
Quran, sehingga pewakif hanya memberikan total uang yang sesuai
dengan banyaknya al-Quran yang ingin diwakafkan. Untuk pembelian
al-Quran dan penyalurannya ke setiap masjid dilaksanakan oleh pihak
yayasan sepenuhnya.103
101 Wawancara langsung dengan Bapak Dr. Umay Maryunani Dja‟far Shiddieq, MA,
Fundraiser sekaligus pendiri YAPSI Darul;amal pada tanggal 10 April 2017
102 Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal, Laporan Pengurus
Yayasan 2012-2016, hal. 15
103
Wawancara langsung dengan Bapak Dr. Umay Maryunani Dja‟far Shiddieq, MA,
Fundraiser sekaligus pendiri YAPSI Darul;amal pada tanggal 10 April 2017
70
Selanjutnya untuk wakaf produktif yang dikembangkan YAPSI Darul‟Amal
antara lain:
1. Wakaf Ketahanan Pangan
Sebutan wakaf ketahanan pangan adalah wakaf berupa sawah.
Sama halnya dengan wakaf Al-Quran sistem wakaf sawah ini adalah
merupakan wakaf dengan uang. Untuk pencarian sawah dan
pengelolaannya diserahkan kepada pihak yayasan.
Dalam pembelian sawah pihak yayasan mempunyai kriteria sawah,
diantaranya:104
Perairan sawah bagus
Panen minimal 2 kali dalam setahun
Ada petani yang siap untuk mengelola
Jarak sawah tidak jauh dari transportasi
Produktifitas hasil panen
Sistem bagi hasil antara pihak yayasan dan petani mengikuti kebiasaan di
daerah sawah itu. Sampai saat ini asset sawah YAPSI Darul‟Amal seluas
128.191 m2 yakni sebesar Rp. 2.889.303.245 (dua triliun delapan ratus
delapan puluh sembilan miliar tiga ratus tiga juta dua ratus empat puluh lima
rupiah). 105
104 Wawancara langsung dengan Bapak Dr. Umay Maryunani Dja‟far Shiddieq, MA,
Fundraiser sekaligus pendiri YAPSI Darul;amal pada tanggal 10 April 2017
105
Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal, Laporan Pengurus
Yayasan 2012-2016, h., 15.
71
2. Wakaf Pohon Surga
Wakaf produktif kedua yang dikelola oleh YAPSI Darul‟Amal
adalah wakaf pohon. Sistem pengumpulan wakaf ini sama dengan wakaf
yang lain yaitu dengan uang, dan pengelolaannya ditangani oleh pihak
yayasan. Wakaf pohon yang dikelola YAPSI Darul‟Amal saat ini ada 3
jenis pohon. Yaitu pohon jati, jabon, dan pohon jengjeng. Perkebunan ini
berada di tanah seluas 30.900,88 m2
C. Pengelolaan Wakaf pada Program-Program Yayasan Pendidikan dan
Sosial Islam (YAPSI) Darul’Amal106
1. Program Pendidikan
Program pendidikan yang dibentuk oleh YAPSI Darul‟Amal
diselenggrakan secara berbeda-beda di setiap cabang sesuai dengan kebutuhan
di daerah tersebut.
Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal saat ini sudah
memiliki 20 cabang sarana pendidikan dari mulai pendidikan tingkat usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan yang sedang dirintis yaitu
pembangunan gedung Sekolah Tinggi Keguruan Sains al-Quran (STKSQ).
a. Pendidikan Usia Dini
Pada jenjang pendidikan usia dini, YAPSI Darul‟Amal sudah
mempunyai 7 cabang sekolah TK di wilayah Sukabumi. Di bawah ini
merupakan tabel total pegawai/guru/staf, jumlah perserta didik dan jumlah
lulusan di setiap cabang dari tahun 2012 sampai 2017:
106
Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal, Laporan Pengurus Yayasan 2012-
2016, h., 6.
72
Tabel 4.1 Jumlah Pegawai/Guru/Staff Dari Tahun 2012-2017 Di Semua
Cabang Pendidikan Usia Dini
NO UNIT TAHUN PELAJARAN
12/13 13/14 14/15 15/16 16/17
1 TK Darul‟Amal 7 7 10 9 11
2 TK Hunafa 2 2 3 4 4
3 TK Darul‟Amal Lengkong 3 3 4 3 5
4 TK Darul‟Amal Tonjong 3 4 4 5 6
5 TK Darul‟Amal
Tegalboled 2 2 2 2 3
6 TK Al-Uswah Gunung
Kidul 4 5 5
7 TK Darul‟Amal Karang
Anyar 3 3 3 4
Jumlah 17 21 30 31 38
Dari data diatas dapat kita lihat bahwa di setiap tahunnya semua cabang
Pendidikan Usia Dini mengalami kenaikan jumlah pegawai atau staf, walaupun
tidak secara signifikan. Dan total Karyawan dan Guru di semua cabang sampai
2017 adalah sebanyak 38 orang karyawan.
Tabel 4.2 Jumlah Peserta Didik Dari Tahun 2012-2017 Pada Semua Cabang
Pendidikan Usia Dini
NO UNIT TAHUN PELAJARAN
12/13 13/14 14/15 15/16 16/17
1 TK Darul‟Amal 53 60 64 69 74
2 TK Hunafa 28 42 36 47 41
3 TK Darul‟Amal
Lengkong 21 21 23 30 35
4 TK Darul‟Amal
Tonjong 41 43 51 35 43
5 TK Darul‟Amal
Tegalboled 18 19 21 17 15
6 TK Al-Uswah Gunung
Kidul - - 21 29 34
7 TK Darul‟Amal Karang
Anyar - 29 11 26 13
Jumlah 161 214 227 253 255
73
Tabel diatas menunjukan bahwa jumlah peserta didik di semua cabang
pendidikan tingkan usia dini ini selalu meningkat pada setiap tahun. Dan terkahir
pada tahun 2017 total peserta didik usia dini di semua cabang mencapai 225
orang.
Tabel 4.3 Jumlah Lulusan Di Semua Cabang Pendidikan Usia Dini
NO UNIT Jumlah Lulusan
1 TK Darul‟Amal 190
2 TK Hunafa 192
3 TK Darul‟Amal Lengkong 30
4 TK Darul‟Amal Tonjong 43
5 TK Darul‟Amal Tegalboled 16
6 TK Al-Uswah Gunung Kidul 13
7 TK Darul‟Amal Karang Anyar 66
Jumlah 550
Tabel diatas menjelaskan bahwa lulusan terbanyak diantara semua cabang
adalah TK Hunafa dan TK Darul‟Amal yaitu sebanyak 192 dan 190 orang lulusan.
Karena kedua TK ini yang pertama didirikan diantara cabang-cabang yang lain.
b. Pendidikan Dasar107
Pada Jenjang Pendidikan Dasar sudah ada 3 Cabang SDS (Sekolah
Dasar Swasta), 1 Cabang MIDAB (Madrasah Ibtidaiah Darul‟Amal
Berkarakter), 6 cabang MD (Madrasah Diniyah), 2 cabang TPQ. Berikut
tabel pemaparan total pegawai/guru/staff, jumlah perserta didik dan
jumlah lulusan di setiap cabang dari tahun 2012 sampai 2017:
107 Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal, Laporan Pengurus
Yayasan 2012-2016, h., 7.
74
Tabel 4.4 Jumlah Pegawai/Guru/Staff Dari Tahun 2012-2017 Di Semua
Cabang Pendidikan Dasar
NO UNIT TAHUN PELAJARAN
12/13 13/14 14/15 15/16 16/17
1 SDS Darul‟Amal 17 16 15 18 19
2 SD Darul‟Amal
Lengkong - - - 2 4
3 SDIT Nurul Akbar 13 16 17 21 22
4 MI Darul‟Amal
(MIDAB) 9 8 9 10 12
5 MD Darul‟Amal Cikupa - - - 5 7
6 MD Darul‟Amal Jaringao 8 8 10 12 16
7 MD Hunafa 7 7 8 9 14
8 MD Darul‟Amal
Cibengang - - - - 6
9 TPQ Darul‟Amal
TegalBoled 5 7 7 7 8
10 MD Darul‟Amal
Padaherang - - - - 7
11 TPQ Darul‟Amal
Cidangdeur - - - - 4
12 MD Nurul Akbar 13 12 11 11 9
Jumlah 72 74 77 95 128
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa ada 3 cabang pendidikan dasar
yang baru di dirikan oleh YAPSI Darul‟Amal pada tahun pelajaran 2016/2017, 2
cabang yang baru dimulai pada tahun pelajaran 2015/2016 sehingga masih sedikit
membutuhkan karyawan ataupun tenaga ajar. Di samping itu terjadi kenaikan
jumlah tenaga kerja setiap tahun, dan juga terdapat beberapa tahun dengan jumlah
tenaga kerja yang tetap.
75
Tabel 4.5 Jumlah Peserta Didik dari Tahun 2012-2017 Pada Semua Cabang
Pendidikan Dasar108
NO UNIT TAHUN PELAJARAN
12/13 13/14 14/15 15/16 16/17
1 SDS Darul‟Amal 87 94 107 123 155
2 SD Darul‟Amal
Lengkong - - - 10 20
3 SDIT Nurul Akbar 71 94 140 187 233
4 MI Darul‟Amal
(MIDAB) 120 126 140 159 173
5 MD Darul‟Amal
Cikupa - - - 26 39
6 MD Darul‟Amal
Jaringao 238 235 243 256 231
7 MD Hunafa 100 101 109 109 115
8 MD Darul‟Amal
Cibengang - - - 65 58
9 TPQ Darul‟Amal
TegalBoled 25 28 30 45 49
10 MD Darul‟Amal
Padaherang - - - - 37
11 TPQ Darul‟Amal
Cidangdeur - - - - 45
12 MD Nurul Akbar 131 157 124 103 87
Jumlah 772 835 893 1.083 1.242
Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah peserta didik di
semua cabang pendidikan dasar selalu meningkat setiap tahunn, kecuali di 2
cabang yang baru didirikan pada tahun 2017 yaitu TPQ Darul‟Amal Cidangdeur
dan MD Darul‟Amal Padaherang. Total peserta didik dari semua cabang
pendidikan dasar yaitu sebanyak 1.242 peserta didik.
108
Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal, Laporan Pengurus
Yayasan 2012-2016, h., 8.
76
Tabel 4.6 Jumlah Lulusan di Semua Cabang Pendidikan Dasar109
NO UNIT Jumlah Lulusan
1 SDS Darul‟Amal 83
2 SD Darul‟Amal Lengkong -
3 SDIT Nurul Akbar 17
4 MI Darul‟Amal (MIDAB) 250
5 MD Darul‟Amal Cikupa -
6 MD Darul‟Amal Jaringao 385
7 MD Hunafa 124
8 MD Darul‟Amal Cibengang -
9 TPQ Darul‟Amal TegalBoled 22
10 MD Darul‟Amal Padaherang -
11 TPQ Darul‟Amal Cidangdeur -
12 MD Nurul Akbar -
Jumlah 881
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa lulusan terbanyak adalah dari MD
Darul‟Amal Jaringao sebanyak 385 orang lulusan. Dan masih ada 6 cabang
pendidikan dasar yang belum mencetak lulusan karena lebih baru didirikan
daripada cabang pendidikan dasar yang lain. Total lulusan dari semua cabang
pendidikan dasar adalah sebanyak 881 lulusan.
c. Pendidikan Menengah110
Pada jenjang pendidikan menengah sampai saat ini baru ada 2
tempat, yaitu di pusat yayasan (Pondok Pesantren SMP, SMA Terpadu
Darul‟Amal) yang bertempat di Kp. Selajati, RT 002/RW 001,
Bojonggenteng, Jampang Kulon, Sukabumi, Jawa Barat. Dan kedua yaitu
MA Darul‟Amal di Karang Anyar.
109 Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal, Laporan Pengurus
Yayasan 2012-2016, h., 8.
110
Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal, Laporan Pengurus
Yayasan 2012-2016, h., 8.
77
Tabel 4.7 Jumlah Pegawai/Guru/Staff Dari Tahun 2012-2017 Di Semua
Cabang Pendidikan Menengah111
NO UNIT TAHUN PELAJARAN
12/13 13/14 14/15 15/16 16/17
1 Pesantren Terpadu
Darul‟Amal 68 78 77 98 102
2 MA Darul‟Amal
Karanganyar 13 19 17 17 16
Jumlah 81 97 94 115 118
Tabel 4.8 Jumlah Peserta Didik Dari Tahun 2012-2017 Pada Semua Cabang
Pendidikan Menengah112
NO UNIT TAHUN PELAJARAN
12/13 13/14 14/15 15/16 16/17
1 Pesantren Terpadu
Darul‟Amal 580 595 659 715 810
2 MA Darul‟Amal
Karanganyar 30 39 30 53 75
Jumlah 610 634 689 768 885
Tabel 4.9 Jumlah Lulusan di Semua Cabang Pendidikan Menengah113
NO UNIT Jumlah Lulusan
1 Pesantren Terpadu
Darul‟Amal 1.108
2 MA Darul‟Amal
Karanganyar 28
Jumlah 1.136
111 Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal, Laporan Pengurus
Yayasan 2012-2016, h., 8.
112
Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal, Laporan Pengurus
Yayasan 2012-2016, h., 9.
113
Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal, Laporan Pengurus
Yayasan 2012-2016, h., 9.
78
d. Pendidikan Tinggi
Pada pendidikan tingkat ini YAPSI Darul‟Amal sudah
merencanakan untuk mendirikan Sekolah Tinggi Keguruan Sains Alquran
(STKSQ). Sampai saat ini gedung untuk STKSQ masih dalam proses
pembangunan.114
2. Program Dakwah
Program dakwah yang diadakan YAPSI Darul‟Amal yaitu berupa
pembuatan Masjid yang sekaligus ditempatkan Ustadz atau Da‟i yang untuk
mengelola masjid-masjid tersebut.
Sampai saat ini sudah ada 16 masjid yang telah didirikan YAPSI
Darul‟Amal dari harta wakaf yang dikelola. Antara lain Masjid Darul „Amal
Pusat, Jampangkulon, Darul „Amal Lengkong, Al-Furqon Tonjong, Waluran,
Mushola Al-Hidayah Pangumbahan, Masjid Hunafa Pangumbahan, Ciracap,
Masjid al-Muhajirin Purwasedar, Ciracap, Masjid Umdaris, Jampangkulon,
Darul„Amal Lengkong, Darul„Amal Gunung Kidul DIY, Darul„Amal
Karanganyar, Darul„Amal Klaten. Total jamaah masjid sudah mencapai 5.119
jamaah dan 44 Da‟i yang ditempatkan di setiap masjid.115
Kehadiran Unit-unit dakwah tersebut merupakan tuntutan masyarakat,
karena padamnya aktifitas keagamaan di wilayah mereka, maka Darul„Amal
hadir menjadi solusi dalam menghidupkan kembali aktifitas keangamaan,
114 Wawancara langsung dengan Bapak Dr. Umay Maryunani Dja‟far Shiddieq, MA,
Fundraiser sekaligus pendiri YAPSI Darul;amal pada tanggal 10 April 2017
115 Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal, Laporan Pengurus
Yayasan 2012-2016, h., 12.
79
seperti : Kegiatan Shalat Berjamaah, Majlis Ta‟lim, Tadarrus, Pengajian Anak-
anak, dll.
3. Program Sosial
Program sosial YAPSI Darul‟Amal hanya mengembangkan harta infaq
dan sedekah dari donatur dan tidak mengembangkan harta wakaf seperti
program yang lain. Program ini diadakan dengan berlandaskan tujuan awal
pendirian Darul‟Amal yaitu memberikan pendidikan yang layak bagi anak
dengan keterbatasan finansial (kaum dhuafa), oleh karena itu santri di tahun-
tahun awal lebih banyak yang digratiskan.116
Dengan konsep orangtua asuh, program ashabuddar menyalurkan dana
yang didistribusikan ke seluruh satuan pendidikan formal di bawah satuan
upaya pendidikan YAPSI Darul„Amal. Untuk satuan PAUD, TPQ, SDS, MI,
dan MD dana ashabuddar didistribusikan sebagai subsidi operasional harian,
sedangkan bagi satuan Pondok Pesantren (Boarding), dana ashabuddar
menjadi program beasiswa dengan beberapa kategori, dan beasiswa bagi kader
Darul„Amal.
4. Program Kesehatan
Program kesehatan YAPSI Darul‟Amal sampai saat ini adalah dengan
berdirinya 2 unit klinik yaitu di pusat dan di cabang Darul‟Amal. Klinik
NUDA (Nazma Ulfah Darul‟Amal) yang baru diresmikan pada maret 2017.
116 Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal, Laporan Pengurus
Yayasan 2012-2016, h., 11.
80
Klinik ini berada di pusat Yayasan yaitu Kp. Selajati, RT 002/RW 001,
Bojonggenteng, Jampang Kulon, Sukabumi, Jawa Barat.117
Dari semua penjelasan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa Yayasan
Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal-Sukabumi sudah mengelola
asset wakafnya dengan baik, terbukti semua programnya berkembang dengan
baik dari tahun ketahun. Pada program utama YAPSI Darul‟Amal yaitu pada
bidang pendidikan dari taun ketahun semakin bertambah cabangnya dan
bertambah siswa serta tenaga ajarnya. Begitupun pada bidang dakwah dan
kesehatan.
117 Wawancara langsung dengan Bapak Dr. Umay Maryunani Dja‟far Shiddieq, MA,
Fundraiser sekaligus pendiri YAPSI Darul‟Amal pada tanggal 10 April 2017
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem fundraising pada Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI)
Darul‟Amal dilakukan secara terpusat dan hanya dilakukan oleh satu orang
fundraisier sekaligus pembina yayasan, yaitu oleh Dr. Umay Maryunani Dja‟far
Shiddieq, MA. Jenis wakaf yang dilakukan YAPSI Darul‟Amal adalah wakaf
dengan uang dari berbagai elemen masyarakat yang bersedia mewakafkan
hartanya berupa uang yang nantinya akan disalurkan sesuai dengan
peruntukannya.
Strategi fundraising yang dilakukan dilakukan oleh Dr. Umay Maryunani
Dja‟far Shiddieq, MA. Selaku satu-satunya fudraiser pada YAPSI Darul‟Amal
adalah yang pertama dimulai dari dirinya sendiri yaitu meyakaini bahwa hanya
Allah Yang Maha Memberi Rizki, kemudian memberikan teladan untuk berwakaf,
broadcast ta‟lim tahajjud atau menyebarkan materi dakwah melalui social media,
famplet wakaf, lelang wakaf, dan terakhir yang paling penting adalah selalu
mendoakan donatur/Wakif agar tetap diberi kepercayan untuk selalu berwakaf
kepada YAPSI Darul‟Amal.
Pengelolaan wakaf yang dikembangkan oleh YAPSI Darul‟Amal
mempunyai 2 jenis, yaitu Wakaf Non Produktif dengan wakaf produktif. Wakaf
non produktif disini maksudnya wakaf berupa bangunan seperti sekolah, masjid,
asrama serta tanahnya dan wakaf Alquran. Kemudian untuk wakaf produktifnya
82
YAPSI Darul‟Amal mengembangkan wakaf pohon syurga dan wakaf ketahanan
pangan (wakaf sawah).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, berikut ini adalah beberapa saran yang
dapat penulis sampaikan mengenai strategi fundraising dan pengelolaan wakaf
pada Yayasan Pendidikan Dan Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal:
1. Tetap mempertahankan strategi fundraising yang sudah dijalankan, dan
perlu juga dilakukan antisipasi dengan mengembangkan strategi-strategi
yang baru sesuai dengan kemajuan dan perkembangan zaman.
2. Mengadakan departement wakaf yang khusus dalam fundraising, dan
memberi inovasi dalam strategi-strategi fundraising yang lebih efektif dan
efisien.
3. Mengadakan departement wakaf yang khusus dalam pengelolaan dan
penyaluran dana wakaf kepada mauquf alaih yaitu orang atau lembaga
yang berhak menerima harta wakaf.
4. Mempertahankan wakaf produktif yang sudah berjalan, dan Menambah
jenis wakaf produktif lainnya yang saat ini sudah berkembang, seperti
wakaf uang, wakaf saham, wakaf hak kekayaan intelektual, wakaf
transportasi, wakaf perkebunan buah-buahan dan sebagainya.
83
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemahan. Departemen Agama Republik Indonesia. Jakarta:
Maghfirah Pustaka, 2006.
Azwar, Syarifuddin. Metode Penelitian. Jogjakarta:Pustaka Pelajar Al-
Asqolaani, 1990.
Arifin, Zainul. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Pustaka Alvabet
dan Anggot IKAPI, 2006.
Ali Hashmi, Sherafat. Manajemen of Waqf: Past and Present. dalam Hasmat
Basar (ed.), Management and Deveopment of Awqaf Properties. Jeddah:
IRTI/IBD, 1987.
Al-Albani, Muhammad Nashirudin. Ringkasan Shahih Muslim. Jakarta: Pustaka
Azzam, 2003.
Az-zuhaili, Wahbah. Fiqih Islam Wa Adillatuhu Jilid 10, Jakarta: Gema Insani,
2011.
Direktorat Pengembangan Zakat Dan Wakaf, Paradigma Baru Wakaf di
Indonesia.Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
dan Penyelenggara Haji. 2005.
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Perkembangan Pengelolaan Wakaf di
Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam.
2006.
Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam.
Fiqih Wakaf. Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat
Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Pedoman Pengelolaan Dan Pengembangan
Wakaf, Jakarta: Direktorat jenderal bimbingan masyarakat Islam. 2006
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Pedoman Pengelolaan Wakaf Uang.
Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal Bimas
Islam, 2006.
Direktorat Jenderal Bimas Islam Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Tanya Jawab
Wakaf Uang. Jakarta: 2011
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Manajemen Pengelolaan Zakat. Jakarta:,
Direktorat Jenderal BIMAS Departemen Agama Republik Indonesia,
2009.
Harahap, Sumuran, Wakaf Uang dan Prospek Ekonominya di Indonesia. Jakarta:
Mitra Abadi Pres, 2012.
Hamka, Pribadi Hebat, Depok: Gema Insani, 2014.
Halim, Abdul. Hukum Perwakafan di Indonesia, Ciputat: Ciputat Press. 2005.
Hutabarat , Jamsley dan Martini Huseini, Pengentar Manajemen Strategik
Kontemporer: Strategik di Tengah Operasional. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo. 2006.
84
Jauch, Lawrence R. dan William F. Manajemen Strategis dan kebijakan
Perusahaan, Jakarta: Erlangga, 1998.
Manna, Abdul Fiqih Lintas Madzhab. Kediri: PP al-Falah, 2009.
Manan, Abdul. Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia. Jakarta:
Kencana Prenada Media Grup. 2006.
Mubarok, Jaih, Wakaf Produktif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008
Muhmmad, Sonny. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta: PT.
Rajawali Pers, 1980.
Maleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya. 1997.
Muzarie, Mukhlisin. Hukum Perwakafan dan Implikasinya Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat, Jakarta: Kementrian Agama RI, 2010.
Murtopo, Ali. Strategi Kebudayaan. Jakarta: CSSI, 1978.
Najib, Tuti A. Wakaf, Tuhan, dan Agenda Kemanusiaan, (Jakarta: CSRC UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006.
Nazir, Moh Metode Penelitian, Cetakan Ke-enam. Bogor: Ghalia Indonesia, 2005
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006
Profile Badan Wakaf Indonesia Periode 2007-2010, Jakarta: Badan Wakaf
Indonesia, 2008.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Kamus Besar
Bahasa Indinesia Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2008.
Qahaf, Mundzir. Manajemen Wakaf Produktif, terj. Muhyiddin Mas Rida. Jakarta:
KHALIFA, 2005.
Sabiq, Sayyid. Fiqhu as-sunnah, Lebanon: Dar al-„Arabi, 1971.
Sudarto, Metode Penelitian Kualitatif cetakanke-3. Jakarta: PT. Radja Grafindo
Persada, 2002.
Surakhmad, Wiranto, pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito, 1980.
Salim, Peter. Salim‟s Nith Collegiate English-Inonesian Dictionary. Jakarta:
Modern English Press, 2000.
Sandjaja B. dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, cetakan Ke-enam.
Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010
Sutisna, Hendra. Fundraising Database. Depok: Piramedia, 2006.
Sumarsosno, H.M. Sonny Metode Riset Sumber Daya Manusia, Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2004.
Undang-Undang No 41 Tahun 2004 tentang Wakaf dan Peraturan Pemerintah N0.
42 Tahun 2006
Maksum , Muhammad. Manajemen investasi wakaf uang, Jurnal Muqtasid IAIN
Sala Tiga
85
Miftahul Huda, Jurnal Model Manajemen Fundraising Wakaf, Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo.
Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gitamedia Press.
Suparman, Manajemen Fundraising dalam Penghimpunan Harta Wakaf, diakses
dari website Badan Wakaf Indonesia, http://bwi-
bandung.or.id/index.php/2016/08/13/manajemen-fundraising-dalam-
penghimpunan-harta-wakaf. Pada tanggal 15-Februari-2017 Pukul: 22.00
WIB
Rohwiyono, Anang. Sejarah Regulasi Wakaf di Indonesia, 2012, Majelis
http://Penulis.blogspot.co.ic/2012/01/sejarah-regulasi-wakaf-di-indonesia-
html?m=1 diakses pada tanggal 13 Januari 2017 pada Jam 19:26 WIB.
Zuhri, Saifuddin. Dasar Hukum Wakaf, Majalah Asy Syariah Edisi 075
http://asysyariah.com/dasar-hukum-wakaf/
Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Darul‟Amal
Nama Narasumber : Dr. Umay Maryunani M. Djafar Shiddieq, MA.
Jabatan : Pendiri, pembina sekaligus fundraiser YAPSI Darul‟Amal
Hari/Tanggal : 17 April 2017
Waktu : 15.30 – 17.30 WIB
Tempat : Kantor DKM Masjid An-Nidzham, Cempaka Putih,
Rawamangun, Jakarta Pusat.
1. Kapan YAPSI Darul‟Amal di dirikan?
Jawab:
YAPSI Darul‟Amal didirikan pada tanggal 25 Januari 1992
dituangkan dalam rancangan Anggaran Dasar Yayasan Pendidikan &
Sosial Islam (YAPSI) “DARUL „AMAL” ditanda tangani oleh Notaris Ibu
Hj. Rahmah Arie Sutardjo, S.H.
2. Bagaimana sejarah berdiri YAPSI Darul‟Amal?
Jawab:
Yayasan Pendidikan & Sosial Islam (YAPSI) Darul „Amal
Jampangkulon-Sukabumi didirikan berawal dari obsesi anak kampung
yang ingin membangun desa sambil membina kaum dhuafa, pada tahun
1982 melalui media Mushala mini yang berukuran 8 x 6 meter,
dibentuklah Majlis Ta‟lim bulanan sebagai wahana sosialisasi ide dan cita-
cita, yang diikuti oleh jamaah yang makin hari semakin banyak jumlahnya.
Merujuk pada sabda Nabi Saw. „Semua manusia pasti binasa, kecuali
orang-orang yang berilmu, semua yang berilmu pasti binasa, kecuali yang
beramal, semua yang beramal pasti binasa kecuali orang-orang yang ikhlas”
ketiga unsur diatas, yaitu ilmu, amal, dan ikhlas, satu sama lain tidak dapat
dipisahkan sebagai kesatuan yang menghantarkan manusia kepada keselamatan,
namun ketiga unsur itu hanya amal-lah yang merupakan perwujudan konkrit kasat
mata, sementara ilmu, sukar diukur, dan ikhlas sangat bersifat pribadi. Maka atas
dasar inilah “AMAL” menjadi pilihan untuk nama, sekaligus diharapkan ilmu dan
ikhlas menyertainya.
Membangun desa untuk jangka panjang adalah juga membangun negeri,
desa dan negeri dalam bahasa arab disebut “DARUN”. Lembaga yang dibangun
diharapkan menjadi lahan orang-orang beramal, maka bulatlah nama “DARUL
„AMAL” yang berati “Desa atau Negeri tempat orang-orang beramal”.
3. Apa visi dan misi YAPSI Darul‟Amal?
Jawab:
Visi:
YAPSI Darul‟Amal mempunyai dua visi yaitu visi dalam hal pendidikan
dan visi dalam hal sosial.
Visi Pendidikan
“Terselenggaranya lembaga pendidikan yang membentuk generasi Muslim yang
kuat aqidah, ta‟at syariah, mulia akhlak „afiyat jiwa raga, mampu berbahasa Arab
dan Inggris, serta menguasai iptek berlandaskan al-Quran”.
Visi Sosial
“Terselenggaranya hubungan kaum muslimin perkotaan dengan pedesaan, kaum
aghniya dengan kaum dhuafa, Ulama dengan umatnya, umara dengan rakyatnya,
tolong menolong dalam kebajikan dan taqwa sera saling menjaga diri dosa dan
permusuhan, sehingga tercipta umat yang aman, damai dan sejahtera.
Misi:
Menyelenggarakan sistem pendidikan holistik yang berpusat pada manusia
seutuhnya
Membina iman dan aspek sosial umat melalui program-program dawah-
sosial terencana
Menyediakan fasilitas penunjang terbaik yang layak dan menyatu dengan
alam sesuai dengan perkembangan ilmu terkini
Membina hubungan dengan siapa pun demi keselamatan bersama
Menciptakan lingkungan yang menjunjung penunaian kewajiban dan hak
kepada mustahiknya secara seimbang
Memanfaatkan sumber-sumber yang ada menuju kemandirian.
Nilai:
(Tujuh) Prinsip Jihad Darul „Amal
Ikhlas, menjadikan Allah muara segala urusan
Yakin, percaya sepenuhnya akan kepastian janji dan ancaman Allah
Amanah, hidup dan kehidupan semata-mata amanat yang harus diemban
dan kelak dipertanggungjawabkan
Istiqamah, teguh pendirian dalam kebenaran, konsisten, konsekuen dan
kontinyu
Syukur, terbuka hati dan pikiran bahwa semua berasal dari Allah
Sabar, menahan diri dari semua yang merugikan diri dan pihak lain
Itsar, mendahulukan kepentingan yang dipimpin
4. Bagaimanakah struktur kepengurusan dari YAPSI Darul‟Amal
Jawab:
PEMBINA
Ketua : Dr. Umay M. Dja‟far Shiddieq, MA
Anggota : Mayjen TNI (Purn) Sudrajat MPA
Drs. H. Yayat Priyatna (Alm.)
H. Ishak Hasibuan
Drs. H. Sudarmadi
H. Wahyu Rahardjo, MBA
H. Ahmad Gunung
H. Afrizel Aziz
Mayjen Purn Dr. H. Loet Affandi, Sp. OG
Drs. H. Rudiantara, MBA
Dr. Fachruddin, Sp. OG
H. Hendri Mulyasyam
KH. Engkom Komarudin
PENGAWAS
Ketua : H. Nanang Saprudin, S.Pd.
Anggota : Ir. Suharoyo Hari P. MBA
H. Muslim Umar
Drs. H. Aisar Rifki I.
H. Dede Muharamsyah, S.Psi.
PENGURUS
Ketua : H. Memed Syafei S.Pd.I.
Wakil : Kankan Sopyan, S.Sos.I.,MM.
Sekretaris : Badruddin, S.Pd.I.
Hudaya, S.Pd.I.
Bendahara : Ahmad Muzaeni, S.Psi.
Watnawati, SE.
Anggota : A. Fuad Fauzi, S.Pd.I
H. Purwa Herwanda
L. Djamaludin
5. Ada dimanakah kantor pusat YAPSI Darul‟Amal dan ada berapa cabang di
dalamnya?
Kantor Pusat YAPSI Darul‟Amal berada di Jl. Cikaso, Kp. Selajati, RT
02/01 Bojonggenteng, Jampangkulon, Sukabumi 43178.
6. Program apa saja yang dikembangkan di YAPSI Darul‟Amal ?
Program pendidikan, dakwah, sosial dan kesehatan
7. Bagaimana strategi penghimpunan/fundraising wakaf pada YAPSI
Darul‟Amal?
Yakin kepada Allah
Memberi Teladan
Broadcast Ta‟lim Tahajjud
Famplet Wakaf
Lelang wakaf
Doa Donatur/Wakif
8. Adakah wakaf produktif yang dikembangkan oleh YAPSI Darul‟Amal?
Ada, ada 2 jenis wakaf produktif yang sudah dikembangkan
YAPSI Darul‟Amal sampai saat ini yaitu wakaf pohon, yaitu pohon Jati
dan Jabon serta wakaf sawah.
9. Bagaimana perkembngan Darul‟Amal sampai saat ini?
Darul‟Amal berkembang dengan baik sampai saat ini ditandai
dengan banyaknya cabang Darul‟Amal dan banyaknya masyarakat yang
merasakan manfaat dari keberadaaan Darul‟Amal.
Guest House (The TWIN) MIDAB Darul’Amal
MADIN DA Jampangkulon MD DA Padaherang
TPQ DA Tegal Boled GAHZEBO
Masjid Al-Muhajirin KLINIK NUDA Darul’Amal
Masjid Al-Hilmy Perumahan Guru Darul’Amal
PAUD Darul’Amal Mushola Al-Hidayah
Pembangunan STKSQ KLINIK DA Darul’Amal
Gedung AsramaPutra Gedung Asrama Putri Makkah
Sawah wakaf di Kalapa Satangkal Ciracap Sawah Pasir Bayur Ciputat