surya 032214111 analisis efektivitas program acara · 2017-12-30 · lembar pernyataan persetujuan...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM ACARA LET’S DANCE DALAM
PEMBENTUKAN BRAND IMAGE SUATU PRODUK DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL AIDA
Studi kasus : Sponsorship produk Gatsby pada program acara Let’s Dancedi Global TV di Yogyakarta.
S k r i p s i
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Sarjana Ekonomi(S1) pada program studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Disusun oleh :
Surya Atmaja
NIM : 032214111
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
ii
ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM ACARA LET’S DANCE DALAM
PEMBENTUKAN BRAND IMAGE SUATU PRODUK DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL AIDA
Studi kasus : Sponsorship produk Gatsby pada program acara Let’s Dancedi Global TV di Yogyakarta
Yang diajukan oleh
Surya Atmaja
NIM : 032114111
Telah disetujui oleh
Pembimbing I
Drs. A. Triwanggono, M.S. Tanggal : 1 November 2008
Pembimbing II
M.T. Ernawati, S.E, M.A Tanggal : 10 November 2008
iii
Pengesahan Skripsi Berjudul
ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM ACARA LET’S DANCE DALAM
PEMBENTUKAN BRAND IMAGE SUATU PRODUK DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL AIDA
Studi kasus : Sponsorship produk Gatsby pada program acara Let’s Dancedi Global TV di Yogyakarta
Oleh :Surya Atmaja
NIM : 032114111Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas EkonomiUniversitas Sanata Dharma
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua M.T. Ernawati, S.E, M.A …………………….
Sekretaris Drs. Th. Sutadi, M.B.A …………………….
Anggota Drs. A. Triwanggono, M.S …………………….
Anggota M.T. Ernawati, S.E, M.A …………………….
Anggota Drs. Marianus Modesir M. M …………………….
Yogyakarta, 29 November 2008
Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma
Dekan
iv
Drs. YP Supardiyono M.si, Akt
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menandatangani dengan sesungguhnya bahwa yang telah saya
tulis ini tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya
ilmiah.
Penulis
Surya Atmaja
v
ABSTRAK
ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM ACARA LET’S DANCEDALAM PEMBENTUKAN BRAND IMAGE SUATU PRODUK
Studi kasus :Sponsorship produk Gatsby pada program acara Let’s Dance di Global TV di
Yogyakarta.
Surya AtmajaUniversitas Sanata Dharma
Yogyakarta2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan brandawareness pada produk Gatsby bagi penonton yang sering dan jarang menontonacara let’s dance. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah adapengaruh positif attitude penonton let’s dance terhadap pembentukan brandimage pada produk Gatsby. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagiperusahaan dalam menentukan sarana promosi yang tepat dalam peningkatanbrand image perusahaan. Penelitian dilakukan di 14 kecamatan yang berada diYogyakarta selama 1 minggu pada bulan September 2008.
Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat umum di Kota Yogyakartayang diberi batasan umur 15-29 tahun. Sampel yang diambil dalam penelitian iniadalah 100 orang yang tinggal di Kota Yogyakarta dan di bagi menjadi dua bagianyaitu 50 orang untuk penonton yang jarang dan 50 orang yang sering menontonacara let’s dance. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode conveniencesampling. Teknik analisis yang digunakan adalah Independent sample T test danregresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan brandawareness bagi penonton yang jarang dan sering menonton acara let’s danceterhadap produk Gatsby. Dari hasil analisis regresi berganda diperoleh hasilbahwa secara simultan variabel attitude yaitu attention (perhatian), interest(minat), desire (keinginan), action (tindakan pembelian nyata) berpengaruhterhadap pembentukan brand image produk Gatsby. Akan tetapi, dari hasilanalisis secara parsial ternyata hanya variabel attention dan interest yangberpengaruh secara positif sedangkan variabel desire dan action tidakberpengaruh terhadap pembentukan brand image produk Gatsby.
Kata kunci: brand awareness, brand image, variabel AIDA
vi
ABSTRACTANALYSIS OF THE EFFECTIVNESS OF LET’S DANCE
SHOWIN CREATING BRAND IMAGE OF ONE PRODUCT
Case Study:Sponsorship of Gatsby product in Let’s Dance show on Global TV
at Yogyakarta
Surya AtmajaSanata Dharma University
Yogyakarta2008
This research is conducted to know differences of brand awareness ofGatsby product between audience who often and rarely watch a Gatsby-sponsoredTV program, that is Let’s Dance, Influence of attitude on brand image of Gatsbyproduct. Results of the research will contribute to the company’s promotionstrategies. The research was conducted at 14 areas in Yogyakarta in September2008.
The population of the research is people living in those areas, were of 15 –29 years of age. The samples of the research were 100 people separated into 50people who rarely watched the show and 50 people who often watched the show.The sampling technique was Convenience Sampling. The analysis methods wereIndependent Sample T test and Multiple Linear Regression.
Results of the research showed that there was no difference in brandawarenes of Gatsby product between the audience who rarely watch and oftenwatch the show. The result of Multiple Regression Analysis showed that attitudeinfluenced brand image of Gatsby product. But, partially, only attention andinterest positively influenced brand image of Gatsby product.
Keyword: brand awareness, brand image, AIDA variable
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Secara khusus, skripsi ini dipersembahkan untuk :
- Pelindung dan kekuatanku, SANGHANG ADI BUDDHAYA
- Papa dan Mama Tercinta
- Cie Mei Sien dan Koh Cien Yong, kakakku tersayang
- And all of My Best Friends
viii
Smiles
It cost nothing, but creates much.
It enriches those who receive, without
impoverishing those who give.
It happens in a flash and the memory of it last
forever.
none are so rich they can get along without it
and none so poor but are richer for its
benefits.
It creates happiness in the home, fasters good
will in a business, and is the countersign of
friends.
It is rest to the weary, daylight to the
discouraged, sunshine to the sad and nature's
best antidote for trouble.
yet it cannot be bought, begged, borrowed or
stolen, for it is something that is no earthly
good to anybody till it is given away!
if someone is too tired to give you a smile,
leave one of yours.
For, nobody needs a smile so much as those who
have none to give .
author - unknown
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAHUNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :Nama : Surya AtmajaNomor Mahasiswa : 032114111
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM ACARA LET’S DANCE DALAM
PEMBENTUKAN BRAND IMAGE SUATU PRODUK DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL AIDA
Studi kasus : Sponsorship produk Gatsby pada program acara Let’s Dancedi Global TV di Yogyakarta
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikankepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,mengalihkan dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, danmempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademistanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada sayaselama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 26 Maret 2009
Yang menyatakan
(Surya Atmaja)
x
KATA PENGANTAR
Untuk mencapai suatu hasil yang dicari, terkadang harus melalui proses
yang panjang dan kemauan yang keras. Dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan puji dan syukur kepada SANGHYANG ADI BUDDHAYA yang telah
memberikan kekuatan dan pengharapan sehingga terselesaikan penelitian atau
skripsi yang berjudul “ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM ACARA
LET’S DANCE DALAM PEMBENTUKAN BRAND IMAGE SUATU
PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL AIDA” yang disusun
sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana di Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Saya sadar bahwa saya tidak sendirian dalam proses menyelesaikan
penelitian ini. Begitu banyak pihak yang turut andil, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kusampaikan rasa terima kasih
sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Drs. Aloysius Triwanggono, M.S selaku dosen pembimbing I,
terima kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan dan arahannya,
walaupun terkadang kritikannya sering menyakitkan hati, tetapi saya
merasa kritikan dan nasehat beliaulah yang membuat saya semakin
tumbuh dan makin termotivasi untuk selalu belajar. Semoga sehat selalu n
semoga bisa berhenti merokok. ^_^
xi
2. Ibu M.T. Ernawati, S.E, M.A selaku pembimbing II yang telah berkenan
membimbing dan mengarahkan saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini.
3. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Mrican,
Yogyakarta yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan
dalam menuntut ilmu selama saya berada di perguruan tinggi ini.
4. Keluarga tercinta yang saya sayangi, hormati, kasihi dan kangeni. Papa
Cipto S.H dan mama Kadijah yang di medan, Cie Mei sien di Jepang dan
Ko Cien Yong di Jakarta, yang selalu berada di garis depan untuk
memberi motivasi, dukungan dan doa. Skripsi ini saya persembahkan
untuk mereka semua.
5. Keluarga keduaku di Yogyakarta: - Wijaya’s family: Ko Awi, cik Dewi,
kedua jagoanku Vincent dan kenzi Ongko Wijaya – Utomo’s family:
Suk Pogung, Ai Wei Cen, Rong-Rong , ko Akwe dan Ko Afuk. Dan
tidak terlupakan , Nyun-Nyun mei mei ^_^, mereka semua sungguh
orang-orang yang teramat berjasa dalam kehidupanku selama di
Yogyakarta.
6. X’Vaganza Dancer, senior-seniorku: Mas Wahyu, Mba Sisca, Mba Rika,
Mba Vivi (masih banyak lagi), partnerku: Emil, Arie (masih banyak lagi) ,
junior-juniorku: Susi, Peyo, Astri, Tyas, Upiet, Adiet, Nadia, lissa, Dipta,
Obeth termasuk manajer Bang Jim dan semua anggota X’Vaganza Dancer
yang tidak dapat saya sebutkan semuanya, kalianlah inspirasiku dalam
menyusun penelitian ini.
xii
7. Keluarga Bambang Suparto, bunda yang memberikan begitu banyak
masukan tentang kehidupan, 3 cewek cantik yang memberikan banyak
inspirasi karena masih muda dan mepunyai sangat banyak prestasi di dunia
akademik, musik dan bidang-bidang lainnya (Shinta, Niken dan Rani),
serta tidak terlupakan my bro, Roy yang banyak membantu terutama
dalam penyebaran kuesioner. Lumayan juga, selain mendapatkan data, kita
juga mendapatkan no hp ce. ^0^
8. Pada para sahabat seperjuangan: Janu Setiawan, Aryo. SE , Evi. SE
,Henny. SE, Rusyati. SE , Fandi. SE, Sandi. SE , terima kasih telah
memberikan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Banyak terima kasih untuk model Majalah Aneka Yogya, kenalan pada
waktu road show aneka, yang tetap menjadi sahabat sampai sekarang.
Terutama Angga, yang mengenalkan jalan untuk menjadi model yang
lebih professional dan Copie, makasih banget atas motivasinya untuk
menyelesaikan skripsi ini dan atas tumpangannya sewaktu saya kehilangan
arah di Jakarta buat pemotretan dan Casting di MD. Hahaha… ( that’s a
great experience )
10. Kepada redaksi majalah aneka, Mba Vivid, Mak Ning (kangen) , mba Upy, mba
Mini, kak Angga, mba Ika, serta semua crew aneka dari cepron, editor sampe
fotographer. Thanks alot for giving me a fabulous experience to meet many
people from another city in Indonesia and China.
11. Kepada semua saudara yang di Indonesia maupun yang ada di China dan
Jepang yang telah mendukung agar saya segera mendapatkan gelar
sarjana.
xiii
12. Kepada Siwol Allets yang membuat hidupku sedikit lebih berwarna ^-^
13. Terima kasih banyak kepada bu Asih atas sharing nya selama ini dan mba
Novi yang mengajarkan banyak shortcut yang membingungkan yang ada
di word maupun excel.
14. Terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari kesempurnaan oleh karena keterbatasan
pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu
penulis dengan senang hati akan menerima saran dan kritik yang berguna bagi
penulis.
Akhir kata, penulis berharap agar hasil pemikiran yang telah tertuang di
dalam penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten.
Yogyakarta, November 2008
Penulis
Surya Atmaja
xiv
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................. i
Lembar Persetujuan Dosen Pembimbing.................................................... ii
Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing.................................................... iii
Lembar Pernyataan Keaslian Karya............................................................ iv
Abstrak ........................................................................................................ v
Abstract ....................................................................................................... vi
Halaman Persembahan ................................................................................ vii
Halaman Motto............................................................................................ viii
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi .................................................. ix
Kata Pengantar ............................................................................................ x
Daftar Isi...................................................................................................... xiv
Daftar Tabel ................................................................................................ xvii
Daftar Diagram............................................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................ 4
C. Batasan Masalah .................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ............................................................... 5
F. Sistematika Penulisan .......................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... 9
xv
A. Pengertian Manajemen........................................................ 9
B. Pengertian Pemasaran.......................................................... 9
C. Manajemen Pemasaran ........................................................ 11
D. Marketing Mix ..................................................................... 12
E. Promotional Mix .................................................................. 13
F. Brand ................................................................................... 24
G. Efektivitas............................................................................ 30
H. Mengukur Efektivitas Program Periklanan ....................... . 30
I. Hipotesis ............................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN......................................................... 38
A. Jenis Penelitian.................................................................... 38
B. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................... 38
C. Subyek dan Obyek Penelitian.............................................. 38
D. Variabel Penelitian ............................................................. 39
E. Populasi dan Sampel............................................................ 44
F. Sumber Data......................................................................... 47
G. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 47
H. Teknik Pengujian Instrumen .............................................. 48
I. Teknik Analisis Data............................................................. 50
J. Pengujian Hipotesis .............................................................. 53
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN................................. 58
A. PT. Mandom Indonesia Tbk................................................ 58
B. Gatsby.................................................................................. 61
xvi
C. Let’s Dance.......................................................................... 62
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................... 65
A. Data untuk Analisis ............................................................. 65
B. Karakteristik Responden...................................................... 67
C. Uji Instrumen....................................................................... 70
D. Analisis Data ....................................................................... 73
E. Pembahasan ......................................................................... 85
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 90
A. Kesimpulan.......................................................................... 90
B. Saran .................................................................................... 91
C. Keterbatasan Penelitian ....................................................... 92
Lampiran .................................................................................................. 94
Daftar Pustaka .............................................................................................
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Sampel Penelitian Tiap Kecamatan di Yogyakarta
Berdasarkan Usia Masa Produktif............................................... 46
Tabel 5.1 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.................... 68
Tabel 5.2 Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkatan Usia .................. 68
Tabel 5.3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .......... 69
Tabel 5.4 Hasil Uji Validitas Variabel Brand Awareness dan Variabel
Attitude ........................................................................................ 71
Tabel 5.5 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................... 72
Tabel 5.6 Uji Normalitas............................................................................. 73
Tabel 5.7 Analisis Perbedaan Brand Awareness Produk Gatsby Bagi
Penonton Yang Jarang dan Sering Menonton Acara Let’s
Dance di Global TV.................................................................... 74
Tabel 5.8 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda...................................... 76
Tabel 5.9 Ringkasan Hasil Uji F dengan Regresi Linier Berganda ............ 78
Tabel 5.10 Hasil Uji t dengan Regresi Linier Berganda ............................... 80
Tabel 5.11 Hasil Perhitungan R2 ................................................................... 84
xviii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 2.1 Piramida Brand Awareness ................................................... 26
Diagram 2.2 Consumer Decision Model .................................................... 32
Diagram 2.3 Model AIDA ......................................................................... 34
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Print Out Kuesioner .............................................................. 94
Lampiran II Print Out Karakteristik dan Tabulasi Jawaban Responden...... 101
Lampiran III Print Out Frekuensi Responden............................................ 114
Lampiran IV Print Out Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ...................... 116
Lampiran V Print Out Hasil Analisis Independent Sample t Test dan
Normalitas ............................................................................. 120
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan bisnis yang semakin ketat dan pesat dewasa ini, menuntut
perusahaan harus semakin cerdas dalam menghadapi segala permasalahan di
dalam dunia bisnis. Hal ini dapat terjadi baik dalam bidang keuangan, produksi,
sumber daya maupun pemasaran.
Di dalam pemasaran, faktor promosi mendapat sorotan cukup tajam
semenjak aspek informasi menjadi wacana penting dalam dunia bisnis. Kegiatan
promosi yang efektif dipandang mampu memicu terjadinya brand awareness dan
mempengaruhi brand image suatu produk. Promosi yang efektif dapat membuat
publik mengenal merek dan mengubah pengetahuan mengenai ketersediaan dan
karakteristik produk yang bersangkutan. Mengambil pemikiran dari David Ogilvy
dari Ogilvy & Mather pada decade 1960, David Ogilvy mengemukakan
pendapatnya “Every advertisement should be thougt of as a contribution to the
complex symbol which is the brand image. If you take that long view, a great
many day-to-day problems solve themselves…” (Batra, 1996: 440). Brand
Knowledge (pengetahuan tentang Brand) dapat dijabarkan secara singkat sebagai
berikut:
2
1. Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk
mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari
kategori merek tertentu.
2. Brand Images dapat diartikan sebagai seluruh definisi konsumen terhadap
suatu merek. Brand image yang baik dan buruk dapat dinilai dari tanggapan
konsumen terhadap suatu produk.
Strategi promosi yang berorientasi pada brand image merupakan suatu
cara promosi yang cukup efektif dalam memberikan atau menempelkan suatu
kepribadian (personality) pada suatu produk. Hal ini disebabkan perusahaan-
perusahaan semakin lama semakin sulit untuk membuat fitur produk yang bersifat
marginal, lebih baik dipikirkan untuk “menciptakan” suatu brand image atau
personality tertentu.
Salah satu model yang dapat digunakan adalah model AIDA yaitu
Attention (perhatian), interest (minat), desire (hasrat) dan action (tindakan
pembelian nyata)
Jika bisnis suatu produk termasuk parity product (produk yang tidak
memiliki perbedaan substansial dengan produk pesaing), maka sangat sulit
menonjolkan benefit atau faktor lainnya dari produk tersebut. Biasanya
perusahaan akan menjumpai kesulitan bila menjual benefit celana jeans atau baju,
maka perusahaan tersebut perlu untuk melihat kepribadian merek mereka yang
ditempelkan di berbagai tempat.
3
Akhir-akhir ini, penulis melihat ada kecenderungan para pelaku bisnis
lebih kreatif lagi dalam memilih sarana promosi dalam memperkenalkan merek
produk dan pembentukan brand image produk mereka. Misalnya dengan
langsung turun ke jalan dalam memperkenalkan produk baru perusahaan dengan
cara parade dan membagikan produk baru mereka. Cara ini telah dilakukan oleh
produk MIZONE atau dengan cara mempekerjakan orang untuk bertingkah laku
semenarik mungkin di jalan raya sehingga para pengguna jalan tertarik untuk
melihat apa yang sedang dilakukan. Cara ini telah diterapkan oleh produsen rokok
A MILD dan XL. Namun, salah satu sarana yang cukup mendapatkan sorotan
adalah penggunaan modern dance dalam pembentukan brand image produk
mereka. Hal ini dilihat dari seringnya penggunaan jasa modern dance dalam
setiap acara soft opening mall maupun launching produk-produk baru.
Sering dijumpai adanya acara dance competition yang diadakan di mall,
dimana para pelaku bisnis mensponsori acara tersebut sebagai ajang promosi bagi
produk mereka. Hal ini menjadi tanda tanya, mengapa para pelaku bisnis mau
mensponsori acara tersebut. Apakah ada benefit yang mereka dapatkan dengan
mensponsori acara tersebut. Dan yang sedang marak-maraknya sekarang ini
adalah program acara Let’s Dance yang ditayangkan di Global TV. Dimana untuk
saat ini, Let’s Dance merupakan barometer dalam dunia modern dance di
Indonesia. Di acara inilah, Gatsby menjadi salah satu produk yang mensponsori
acara tersebut.
4
Paralel dengan kecenderungan pasar yang lebih mencari brand ketimbang
produk itu sendiri, produsen dan praktisi bisnis pun banting stir. Jika hanya
memproduksi, mempromosikan dan mengiklankan produk, setiap saat produk
tersebut dapat digantikan dengan cepat oleh produk sejenis buatan pabrik lain
yang barangkali kualitasnya sedikit lebih baik atau promosinya lebih gencar. Itu
sebabnya para pelaku bisnis disarankan menggunakan strategi promosi yang
berorientasi pada peningkatan brand image.
Mengingat sulitnya membangun image suatu produk dengan pemilihan
sarana yang tepat, penulis melihat pelaku bisnis yang menggunakan modern
dance sebagai sarana pembentukan image produk mereka. Maka berdasarkan latar
belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :
“Analisis Efektivitas Penggunaan Program acara let’s dance dalam
Pembentukan Brand Image Suatu Produk dengan menggunakan model
AIDA”. Studi kasus : Sponsorship produk Gatsby pada program acara Let’s
Dance di Global TV .
B. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan Brand Awareness bagi penonton yang jarang dan
sering menonton program acara let’s dance ?
5
2. Apakah ada pengaruh attitude penonton let’s dance terhadap pembentukan
brand image pada produk Gatsby secara simultan?
3. Apakah ada pengaruh positif dan signifikan attitude penonton let’s dance
terhadap pembentukan brand image pada produk Gatsby secara parsial?
C. Batasan masalah
Masalah yang dibahas dalam penelitian ini agar tidak meluas maka diberi
batasan masalah, yaitu:
1. Responden yang dipilih adalah masyarakat umum yang ditemui di kota
Yogyakarta yang diberi batasan umur antara 15 – 29 tahun ( remaja 15-19
tahun dan dewasa 20 – 29 tahun) dan pernah melihat tayangan acara let’s
dance di Global TV.
2. Penelitian ini fokus pada sponsorship produk Gatsby karena Gatsby
merupakan sponsor utama dalam program acara let’s dance.
3. Untuk meneliti attitude, pertanyaan dalam kuesioner diarahkan pada variabel-
variabel AIDA, yaitu attention (perhatian), interest (minat), desire
(keinginan), action (tindakan pembelian nyata)
4. Responden adalah penonton yang menonton acara let’s dance selama tahun
2008.
6
D. Tujuan
Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah:
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan Brand Awareness pada produk
Gatsby bagi penonton yang sering dan jarang menonton program acara let’s
dance.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif dan signifikan attitude
penonton let’s dance terhadap pembentukan Brand Image pada produk
Gatsby.
E. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini penulis berharap dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi
dan masukan mengenai efektivitas penggunaan acara modern dance sebagai
media promosi dalam pembentukan brand image produk yang dipasarkan
oleh perusahaan, sehingga perusahaan bisa mempertimbangkan alternatif ini
dalam mempromosikan produk mereka secara efektif.
2. Manfaat bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan sebagai acuandalam penulisan karya ilmiah lanjutan.
3. Manfaat bagi penulis
7
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan menerapkan
pengetahuan penulis dalam ilmu manajemen sehingga bisa diterapkan di
dalam dunia bisnis.
4. Manfaat bagi para dancer
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi para dancer untuk
selalu berkreasi dan selalu eksis dalam mengembangkan dunia modern dance,
karena selain dapat bermanfaat untuk kesehatan dan menghilangkan stress,
modern dance ternyata dapat bermanfaat juga bagi bidang-bidang lain seperti
dunia usaha.
F. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
Bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah , rumusan
masalah , batasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Bab ini berisikan teori-teori tentang manajemen pemasaran, promosi,
brand image sebagai dasar penentuan diadakannya penelitian ini
serta teori-teori praktis yang mendukung.
8
BAB III : Metodologi Penelitian
Bab ini menjelaskan dan membahas tentang jenis penelitian, subjek
dan objek penelitian, lokasi dan tempat penelitian, jenis data, teknik
pengumpulan data, variabel penelitian, jenis data, teknik
pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV : Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini berisi tentang gambaran serta informasi tentang perusahaan
yang menjadi tempat dilakukannya penelitian .
BAB V : Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menguraikan tentang hasil pengolahan data, analisis data,
pembahasan dan jawaban dari masalah yang diajukan.
BAB VI : Kesimpulan, Saran, dan Keterbatasan Penelitian.
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil
penelitian dan saran yang dapat diberikan berdasarkan rangkuman
hasil analisis.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Manajemen
Manajemen menurut Stoner, adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Handoko, 2003:3). Sedangkan
Hodgetts dan Kuratno mendefinisikan manajemen sebagai “the process of
setting and coordinating the effort of the personal in order to attain them”
(dalam Kartika, 2006:8).
Dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu proses sangat
penting yang dilaksanakan oleh individu dan organisasi untuk mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen mengkoordinasikan berbagai
usaha yang dilakukan organisasi dalam rangka pencapaian tujuan. Dengan
manajemen yang baik, organisasi akan dapat berjalan dengan baik pula.
B. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu bentuk kegiatan yang paling penting
bagi dunia usaha dalam mencapai tujuannya, baik untuk mempertahankan
kelangsungan hidup, mengembangkan, memenangkan persaingan dan untuk
mendapatkan laba. Dengan adanya pemasaran, konsumen dapat dengan bebas
menentukan apa yang diinginkan dan dibutuhkannya. Beberapa pengertian
pemasaran adalah sebagai berikut:
10
1. Menurut Kotler (2001:7)
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat
individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan
inginkan, lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai
dengan orang lain.
2. Menurut Boyd (2000: 4)
Pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan
penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain
dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran.
Dari dua pengertian di atas maka pemasaran dapat diartikan sebagai
suatu proses untuk mempertemukan dua pihak atau lebih sehingga apa yang
dibutuhkan dan diinginkan dapat terjadi.
Pemasaran terdiri dari kegiatan-kegiatan para individu dan organisasi
yang dilakukan untuk memudahkan atau mendukung hubungan pertukaran
yang memuaskan dalam sebuah lingkungan yang dinamis melalui penciptaan,
distribusi, promosi, dan penetapan harga barang, jasa, dan gagasan (Pride,
1995:5). Dapat disimpulkan bahwa pemasaran lebih luas dibandingkan
penjualan. Penjualan hanyalah salah satu aspek dari pemasaran. Melalui
pemasaran, organisasi dapat menyalurkan produk yang dihasilkannya kepada
pihak-pihak yang membutuhkan, sehingga organisasi memperoleh imbalan
materi yang dapat digunakan untuk meneruskan operasional organisasi.
Sedangkan bagi pihak-pihak yang membutuhkan produk, seperti konsumen,
11
melalui pemasaran akan mendapatkan produk yang diinginkan untuk
memenuhi kebutuhannya.
C. Manajemen Pemasaran
Apabila manajemen pemasaran dapat melakukan pekerjaannya dengan
baik dalam hal mengidentifikasi kebutuhan konsumen, mengembangkan
produk dan menetapkan harga secara tepat, mendistribusikan dan
mempromosikan secara efektif maka akan sangat mudah bagi mereka untuk
menjual barang-barang hasil produksi perusahaannya. Kegiatan pemasaran ini
haruslah dikoordinasikan dan dikelola dengan cara yang baik agar mencapai
penjualan yang optimal. Beberapa pengertian manajemen pemasaran adalah
sebagai berikut:
1. Menurut Kotler (2001:13)
Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan
dan pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan,
membentuk dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan
dengan pembeli sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasional.
2. Menurut Boyd (2000:18)
Manajemen pemasaran adalah proses menganalisis, merencanakan,
mengkoordinasikan dan mengendalikan program-program yang mencakup
pengkonsepan, penetapan harga, promosi dan distribusi dari produk, jasa
dan gagasan yang dirancang untuk menciptakan dan memelihara
12
pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapai
tujuan perusahaan.
Jadi, manajemen pemasaran dapat dirumuskan sebagai suatu proses
manajemen yang meliputi penganalisaan, perencanaan, penerapan, dan
pengawasan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan.
D. Marketing Mix
Marketing Mix adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar
sasaran (Kotler, 2003:18). Alat-alat tersebut diklasifikasi menjadi empat
kelompok yang luas yang disebut empat P pemasaran, yaitu:
1. Produk (Product) meliputi keragaman produk, kualitas, design, ciri, nama
merek, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi, imbalan.
2. Harga (Price) meliputi daftar harga, rabat/diskon, potongan harga khusus,
periode pembayaran, syarat kredit.
3. Tempat (Place) meliputi saluran pemasaran, cakupan pasar,
pengelompokan, lokasi, persediaan, transportasi.
4. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan variabel yang komplek yang terdiri dari berbagai
macam cara berkomunikasi dengan konsumen, diantaranya promosi
penjualan, periklanan, tenaga penjualan, kehumasan / Public relation,
pemasaran langsung, sponsorship. Promosi merupakan kegiatan yang
digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan
13
pasarnya. Pemasar mengembangkan promosi untuk mengkomunikasikan
informasi tentang produk mereka dan mempengaruhi konsumen untuk
membelinya.
Jadi, promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam
manajemen pemasaran, hal ini dikarenakan promosi dapat berdampak ke
rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan.
E. Promotional Mix
Promotional Mix merupakan strategi yang paling baik dari variabel-
variabel periklanan, personal selling dan alat promosi yang lain, yang
kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Ada
beberapa jenis promosi diantaranya :
1. Periklanan
Periklanan adalah segala bentuk penyajian bukan pribadi dan
promosi tentang gagasan, barang atau jasa yang dibayar oleh sponsor
tertentu (Darmadi, 2003):
a. Tujuan Periklanan
Tujuan iklan yang berkaitan dengan sasarannya dapat
digolongkan sebagai berikut (Kotler, 2003):
1) Iklan untuk memberi informasi (Informative)
Iklan dengan cara ini dilakukan secara besar-besaran pada tahap
awal peluncuran suatu jenis produk dengan tujuan membentuk
permintaan awal. Dalam hal ini, kebutuhan suatu produk yang
14
sebelumnya “tersembunyi” atau masih berupa persepsi, dapat
diperjelas lewat iklan.
2) Iklan untuk membujuk (persuasive)
Hal ini dilakukan pada tahap kompetitif. Tujuannya adalah
membentuk permintaan selektif merek tertentu. Dalam hal ini,
perusahaan melakukan persuasi tidak langsung dengan
memberikan informasi tentang kelebihan produk yang dikemas
sedemikian rupa sehingga menimbulkan perasaan menyenangkan
yang akan mengubah pikiran orang untuk melakukan tindakan
pembelian.
3) Iklan untuk mengingatkan (reminding)
Hal ini dilakukan untuk menyegarkan informasi yang pernah
diterima masyarakat. Iklan jenis ini sangat penting bagi produk
yang sudah mapan. Bentuk iklan jenis ini adalah iklan penguat
(reinforcement advertising) yang bertujuan meyakinkan pembeli
sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar.
Umumnya, iklan jenis ini digunakan pada fase kedewasaan
(maturity) suatu merek.
b. Fungsi Periklanan
Fungsi periklanan menurut Swastha (1985: 246), adalah sebagai
berikut:
15
1) Memberikan informasi
Periklanan menambah nilai pada suatu barang dengan memberi
informasi pada konsumen.
2) Membujuk atau mempengaruhi
Periklanan yang sifatnya membujuk terutama ditujukan pada
pembeli potensial dengan menyatakan bahwa suatu produk lebih
baik dan lebih ekonomis daripada produk lain.
3) Menciptakan kesan / image
Periklanan dapat menciptakan kesan tertentu tentang apa yang
diiklankan, melalui warna, ilustrasi, bentuk, dan layout yang
menarik.
4) Memuaskan keinginan
Periklanan merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan dan tujuan
itu sendiri berupa pertukaran yang saling menguntungkan.
5) Periklanan merupakan alat komunikasi
Periklanan merupakan alat untuk membuka komunikasi dua arah
antara penjual dan pembeli.
c. Fungsi Iklan untuk membangun Brand
1) Fungsi iklan menjadi sangat penting karena perusahaan selalu
berusaha untuk membangun atau membentuk brand dari produk
16
yang dihasilkannya di mata masyarakat dengan cara mengiklankan
produknya. Macam-macam citra yang ingin dibangun oleh
perusahaan adalah sebagai berikut (Sutojo,1988:42):
a) Brand exclusive
Brand exclusive adalah kemampuan menyajikan berbagai
macam manfaat terbaik keapada konsumen dan pelanggan.
b) Brand Innovation
Brand innovation adalah kemampuan menyajikan produk baru,
menyajikan produk dan model atau desainnya tidak sama
dengan produk sejenis yang beredar di pasaran dan juga dapat
memberikan kepuasan kepada para pelanggan dengan latar
belakang berlainan.
c) Citra murah meriah
Citra murah meriah adalah kemampuan menyajikan produk
dengan mutu tidak jelek, namun harganya dapat dicapai
pelanggan yang kantongnya tidak tebal.
2) Citra produk dibangun melalui simbol, tulisan dan media
audio/visual, situasi/suasana, dan event
a) Simbol
17
Perusahaan dapat menggunakan simbol berupa objek.
Perusahaan juga dapat membangun brand melalui orang
terkenal.
b) Tulisan dan media audio/visual
Simbol-simbol tersebut harus menjadi alat promosi yang
menjadi ciri khas perusahaan. Pesan yang disampaikan harus
dipublikasikan, seperti dalam laporan tahunan, brosur dan
katalog.
c) Suasana
Suasana yang dibuat oleh perusahaan harus mampu
menunjukkan citra yang ingin dibangun oleh perusahaan.
d) Event
Perusahaan dapat membangun citranya melalui beberapa event
yang disponsorinya, misalnya seperti contoh kasus penelitian
ini, Gatsby mensponsori acara Let’s Dance.
3) Proses pembangunan citra melalui beberapa tahap yaitu
(Sutojo,1988:54):
a) Pembentukan persepsi segmen sasaran
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menciptakan
brand yang akan dipopulerkan kemudian menyampaikan citra
tersebut ke segmen sasaran.
b) Memelihara persepsi
18
Upaya untuk mempertahankan persepsi di masyarakat adalah
dengan mempertahankan pelaksanaan program periklanan atau
kegiatan humas sesuai dengan rencana perusahaan (Corporate
plan) jangka menengah yang telah disusun perusahaan.
c) Merubah persepsi segmen sasaran yang kurang menguntungkan
Ada kemungkinan brand yang disampaikan ke masyarakat
tidak atau kurang mengena, untuk itu perusahaan perlu meneliti
sebab terjadinya hal tersebut.
2. Sponsor
Sponsor adalah penyediaan dukungan finansial untuk suatu acara,
subyek, kegiatan, lembaga, atau individu yang dianggap memang pantas
menerimanya (Anggoro, 2005: 197-208)
a. Jenis-jenis sponsor
Dewasa ini ada tiga jenis sponsor yang masing-masing
dibedakan berdasarkan tujuannya, yakni:
1) Penyediaan sponsor untuk iklan
2) Untuk pemasaran
3) Untuk tujuan humas
Penyediaan sponsor (sponsorship) untuk keperluan iklan
banyak dilakukan oleh berbagai perusahaan yang memberi dana untuk
pengadaan dan penyiaraan suatu acara di televisi atau radio. Sebagai
imbalannya, mereka boleh memasang suatu acara di televisi atau radio
disela-sela acara tersebut.
19
Sponsor untuk mendukung usaha secara umum hampir sama
dengan sponsor untuk mendukung penjualan, hanya saja wujudnya
lebih halus. Tentu saja, sebagai imbalannya, hanya pemberi sponsor
tunggal itulah yang berhak memasang pesan-pesannya di sepanjang
acara.
Jenis sponsor ketiga, yakni penyediaan dana untuk menunjang
usaha-usaha humas, pada dasarnya merupakan bentuk modern dari
patronage yang disajikan oleh pihak-pihak yang makmur dan kuat
(khususnya dalam soal finansial). Yang menerima sponsor ini bukan
hanya media massa, akan tetapi juga panitia penyelenggara acara olah
raga, eksebisi seni, pertunjukan teater, acara penghargaan di bidang
sastra, ekspedisi baru, penyelenggara pendidikan, hingga ke individu-
individu tertentu. Semuanya diizinkan menerima sponsor. Sedangkan
imbalannya adalah peliputan media secara tunggal seperti yang sering
kita saksikan pada acara pertandingan balap motor Grand Prix yang
sering kali disponsori oleh perusahaan-perusahaan multinasional
raksasa seperti Canon, Marlboro, atau Goodyear.
b. Manfaat dan Alasan Sponsor
Siapa saja yang bersedia menyediakan sponsor pasti ingin agar
jati diri atau lembaganya meraih reputasi mengesankan, memiliki nama
harum, atau agar dikenal secara luas. Dengan demikian, pada dasarnya
setiap penyediaan sponsor selalu mengandung fungsi kehumasan.
20
Terdapat begitu banyak alasan sponsor, namun pada dasarnya
semua alasan itu pasti mengandung tujuan-tujuan humas, yakni dalam
rangka menunjukkan niat baik dan menciptakan suatu pemahaman
positif dikalangan khalayak, setidaknya agar mereka mengetahui
keberadaan perusahaan atau lembaga penyedia sponsor. Adapun
alasan-alasan pokok bagi penyediaan sponsor-sponsor secara umum
dapat dirangkum sebagai berikut :
1) Untuk melancarkan suatu kampanye periklanan, melalui publikasi
nama serta produk-produk perusahaan yang seluas-luasnya oleh
media massa yang meliput jalannya peristiwa atau acara yang
disponsori tersebut.
2) Untuk mendukung strategi atau kebijakan pemasaran. Jika sebuah
perusahaan menyajikan sponsor berupa dukungan keuangan
terhadap suatu acara atau hal yang menyangkut kepentingan para
calon konsumen maka sosok perusahaan itu atau produk-produknya
akan dikaitkan dengan kesehatan, kenyamanan atau keindahan yang
didambakan oleh para calon konsumen tersebut. Jika asosiasi
semacam ini sudah terbentuk maka akan mudah bagi perusahaan itu
untuk menjual produk-produknya.
3) Untuk memperlihatkan niat baik organisasi atau perusahaan dalam
tanggung jawab sosialnya. Dengan menjadi sponsor dalam
penyelenggaraan acara penyerahan penghargaan prestasi akademis,
untuk pelaksanaan penelitian di bidang kesehatan, pembukaan
21
perpustakaan, acara-acara teater, festival dan orkestra, maka
perusahaan akan memperoleh reputasi yang baik.
Nilai-nilai humas atas penyediaan sponsor terwujud berupa
terciptanya kesadaran khalayak akan keberadaan perusahaan atau
produk-produknya. Jadi, manfaat humas dari sponsor adalah
terciptanya suatu proses pengakraban melalui liputan media yang
berlangsung secara berulang-ulang. Sosok atau reputasi perusahaan di
mata khalayak pun positif karena ia telah membuktikan kesediaannya
turut memikul tanggung jawab sosial. Bertolak dari reputasi ini maka
sikap dan pandangan khalayak terhadapnya akan terjadi lebih baik dan
lebih hormat. Kalau reputasi perusahaannya baik, dengan sendirinya
reputasi produk-produknya juga akan sama baiknya.
c. Cakupan Bidang sponsor
Berikut ini adalah sejumlah bidang atau kegiatan yang cocok
dijadikan objek sponsor. Secara umum, cakupan sponsor memang tidak
terbatas. Beberapa bidang atau kegiatan sponsor yang populer adalah
sebagai berikut :
1) Acara-acara olah raga
2) Acara-acara kebudayaan
3) Penerbitan atau publikasi
4) Ekshibisi atau pameran
5) Pendidikan
6) Acara-acara amal
22
7) Acara penghargaan profesional
8) Acara-acara lokal
d. Beberapa Pertimbangan dalam Pemberian Sponsor
Sebelum memberikan sponsor berupa dana tunai, perusahaan
atau pihak-pihak penyedia sponsor perlu memperhatikan hal berikut :
1) Memastikan tujuan diselenggarakannya acara yang akan diberinya
dana atau fasilitas tertentu dalam rangka sponsor itu.
2) Memilih aspek atau kegiatan yang sekiranya paling sesuai dengan
tujuan-tujuan acara itu maupun kepentingan-kepentingan pihak
penyedia sponsor itu sendiri.
3) Memastikan bahwa total biaya atau dana yang harus ditanggungnya
sesuai dengan tujuan yang hendak ia raih. Sponsor biasanya
melibatkan sejumlah besar uang, karena yang harus dibiayai begitu
banyak. Sponsor tim balap mobil, misalnya, harus menyediakan
dana untuk aneka pos pengeluaran yang terkadang tidak punya
hubungan langsung dengan mobil atau pembalapnya.
e. Tujuan-tujuan Humas dari Sponsor
Berikut ini adalah beberapa tujuan humas yang hendak dicapai
melalui pensposoran.
1) Menciptakan atau mempertahankan nama baik, salah satu tugas
utama humas adalah membangun nama baik perusahaan, baik di
tingkat lokal, nasional, maupun internasional.
23
2) Membangun citra perusahaan. Sejalan dengan nama baik yang
telah dibahas di atas, karakteristik, misi atau sifat-sifat positif dari
perusahaan perlu juga diperkenalkan kepada masyarakat. Nama
barangkali akan tinggal sekedar nama, kalau orang tidak paham
apa maknanya dan apa yang dilakukan oleh perusahaan yang
bersangkutan.
3) Identitas perusahaan. Pensposoran bisa membantu suatu
perusahaan untuk memperkenalkan identitasnya kepada
masyarakat, yakni dengan mengakrabkan logo atau warna khas
perusahaan itu diketahui dan dikenal oleh khalayak. Hal ini telah
dijalankan dengan baik oleh perusahaan-perusahaan besar seperti
Coca-cola, yang mensponsori pertandingan atletik dan renang
tingkat dunia.
4) Mengakrabkan nama perusahaan. Dalam suatu pensponsoran
biasanya nama perusahaan disebut berulang-ulang, apalagi dalam
liputan media. Misalnya dalam olahraga, saat reporter atau
komentator melaporkan jalannya pertandingan, disaat pemberian
hadiah, dan juga saat mereka menyebutkan nama-nama peserta
maka momentum itu perlu pula dimanfaatkan untuk mengakrabkan
nama perusahaan di telinga khalayak.
5) Menonjolkan keramahtamahan. Meskipun ini tidak diperhitungkan
sebagai salah satu keuntungan langsung yang terkandung dalam
24
pensponsoran, keramahtamahan dapat membuka banyak peluang
untuk memasyarakatkan nama perusahaan.
6) Merangsang minat para wartawan untuk datang meliput. Cara yang
sangat populer selama ini adalah dengan menyediakan hadiah-
hadiah untuk para wartawan yang menulis, dengan kemampuan
dan pengetahuannya secara maksimal, tentang bidang usaha atau
industri yang digeluti pihak sponsor.
F. Brand
Brand menurut kaca mata perusahaan: simbol, nama, logo, gambar,
bentuk yang menjadi trade mark (merek dagang) suatu perusahaan
.“Technically speaking, then, whenever a marketer creates a new name, logo,
or symbol for a product, he or she has created a brand” (Keller, 2003,27).
Brand menurut kaca mata konsumen: image yang muncul di benak
konsumen. Seringkali brand lebih kuat dari produknya sendiri dan yang
membedakan satu produk dengan lainnya adalah brand. Branding adalah
suatu proses untuk mengembangkan image produk di benak konsumen
(Durianto, 2001:2)
Brand menjadi sangat penting saat ini, karena beberapa faktor seperti:
1. Emosi konsumen terkadang turun naik. Merek mampu membuat janji
emosi menjadi konsisten dan stabil.
2. Merek mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar. Bisa dilihat
bahwa suatu merek yang kuat mampu diterima di seluruh dunia dan
25
budaya.
3. Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen.
Semakin kuat suatu merek, makin kuat pula interaksinya dengan konsumen
dan makin banyak brand association yang terbentuk dalam merek tersebut.
4. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen. Merek
yang kuat akan sanggup merubah perilaku konsumen.
5. Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian oleh
konsumen. Dengan adanya merek, konsumen dapat dengan mudah
membedakan produk yang akan dibelinya dengan produk lain sehubungan
dengan kualitas, kepuasan, kebanggaan, ataupun atribut lain yang melekat
pada merek tersebut.
6. Merek berkembang menjadi sumber aset terbesar bagi perusahaan.
Pengetahuan tentang merek (Brand Knowledge) meliputi (Rangkuti,
2004; 22):
1. Brand Awareness
Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli
untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan
bagian dari kategori merek tertentu (Batra, 1996, 20).
Kesadaran merek meliputi tahapan berantai yang dimulai dari
ketidaktahuan akan adanya merek sampai yakin bahwa merek tersebut
adalah satu-satunya produk di kelasnya
Diagram 2.1. Piramida Brand Awareness
26
Top of Mind
Brand Rec all(Pengingatan kembali
Merek)
Brand Recognition(Pengenalan Merek)
Brand Unware(Tidakmenyadari Merek)
Sumber: The Power of Brands (Rangkuti, 2004; 40)
2. Brand Image
Brand image dapat diartikan sebagai seluruh definisi konsumen
akan pengertian tentang merek, dimana brand image juga memiliki tiga
komponen yaitu (Howard, 1989:34):
a. Karakteristik fisik: dimana konsumen mengenali sebuah merek.
b. Kekuatan sebuah merek dalam skala suka atau tidak suka dari seorang
konsumen.
c. Kekuatan kemampuan konsumen untuk menentukan kualitas sebuah
merek.
Brand image yang baik dan buruk dapat dinilai dari tanggapan
konsumen terhadap suatu produk. Tanggapan konsumen adalah pendapat
atau pandangan atau anggapan terhadap suatu hal. Dengan demikian
tanggapan konsumen terhadap produk merupakan pendapat, pandangan
konsumen, baik konsumen individu maupun konsumen organisasi
27
terhadap suatu produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Penilaian dapat
diberikan oleh konsumen terhadap produk yang dipasang melalui iklan
atau dilihat oleh konsumen. Jadi tanggapan dapat diberikan baik oleh
konsumen yang tidak membeli produk maupun setelah membeli produk.
Tanggapan konsumen terhadap produk mempunyai arah atau
kecenderungan arah dari tanggapan bisa berupa ungkapan tidak puas dan
puas jika hasil dari pembeliannya sesuai dengan harapan pada waktu dia
membeli dan tidak puas apabila terjadi sebaliknya. Tingkatan dari puas
dan tidak puas dapat diketahui melalui ekspresi tanggapan yang diberikan
oleh kosumen. Kuat tidaknya tanggapan, puas atau tidak puas itu sangat
relatif, artinya seberapa besarnya perasaan puas dan tidak puas, tidak dapat
diketahui secara pasti. Kita hanya mengetahui kecenderungan yang lebih
besar dari perasaan puas atau tidak puas ke arah mana. Bila kecenderungan
lebih besar ke arah tidak puas maka konsumen memberikan penilaian yang
kurang terhadap citra produk dan sebaliknya jika kecenderungan lebih
besar kearah puas maka konsumen memberikan penilaian yang lebih
terhadap citra produk.
Akibat dari brand Image yaitu:
a. Brand akan ikut menentukan keputusan pembelian
b. Brand akan ikut menentukan harga
c. Brand akan ikut menentukan janji dan persepsi konsumen
d. Brand akan ikut menghubungkan antara perusahaan dan konsumen.
28
Keuntungan yang dihasilkan dari citra merek yang positif
dikelompokkan dalam 3 kategori, yaitu:
a. Keuntungan yang berhubungan dengan performa dan profitabilitas
dimana kemampuan citra produk meningkatkan margin atau volume.
1) Keuntungan yang berhubungan dengan laba jangka panjang seperti
loyalitas merek.
2) Keuntungan yang berhubungan dengan pertumbuhan potensial
seperti word of mouth yang positif dan kemampuan citra merek
untuk memperkenalkan produk baru sebagai bagian dari perluasan
merek (brand extension).
3. Brand Assosiation
Brand association adalah segala kesan yang muncul di benak
seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Kesan-
kesan yang terkait merek akan semakin meningkat dengan semakin
banyaknya pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi suatu merek atau
dengan semakin seringnya penampakan merek tersebut dalam strategi
komunikasinya, ditambah lagi jika kaitan tersebut didukung oleh suatu
jaringan dari kaitan-kaitan lain.
Berbagai asosiasi merek yang saling berhubungan akan menimbulkan
suatu rangkaian yang disebut brand image. Semakin banyak asosiasi yang
saling berhubungan, semakin kuat brand image yang dimiliki oleh merek
tersebut . Ada bermacam-macam asosiasi yang memberikan nilai bagi suatu
29
merek, dipandang dari sisi perusahaan maupun dari sisi pelanggan, yaitu
(Durianto, 2001; 69):
a. Membantu proses Penyusunan Informasi
Suatu asosiasi bisa menciptakan informasi bagi pelanggan. Asosiasi juga
bisa menerjemahkan sekumpulan fakta dan spesifikasi yang mungkin
sulit diproses akan diakses para pelanggan.
b. Membedakan
Suatu asosiasi dapat memberikan landasan yang penting bagi usaha
membedakan. Asosiasi merek akhirnya memainkan suatu peran penting
dalam memisahkan suatu merek dengan merek lainnya.
c. Alasan Pembelian
Asosiasi merek membangkitkan berbagai atribut produk atau manfaat
bagi konsumen yang dapat memberikan alasan spesifik bagi konsumen
untuk membeli dan menggunakan merek tersebut.
d. Menciptakan Sikap atau Perasaan Positif
Beberapa asosiasi mampu merangsang suatu perasaan positif yang bisa
berpengaruh terhadap merek yang bersangkutan.
e. Landasan untuk Memperluas Merek
Suatu asosiasi dapat menghasilkan landasan bagi suatu perluasan dengan
menciptakan rasa kesesuaian merek dengan produk baru.
30
G. Efektivitas
Efektivitas menurut T.Hani Handoko (2003:7) merupakan kemampuan
untuk memilih tujuan yang tepat dengan menggunakan instrument yang tepat
dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
Efektivitas berasal dari kata efektif, yang menurut Stone dan Leong
(1994:10) adalah melaksanakan pekerjaan yag benar dan mengarahkannya
pada tujuan yang tepat. Efektivitas dikatakan berhasil bila tujuan yang
direncanakan dapat tercapai dengan baik.
Efektivitas sering dinyatakan dengan angka (kuantitatif), akan tetapi
suatu keluaran dan sasaran sering sulit dikuantitatifkan sehingga sering kali
tingkat efektivitas dinyatakan dalam besaran kualitatif seperti baik atau tidak
baik saja.
H. Mengukur Efektivitas Program Periklanan.
Karena periklanan merupakan komunikasi massa maka respon
konsumen terhadap iklan menjadi rumit untuk diketahui. Secara umum, ada 2
model yang dapat digunakan untuk membantu melihat tanggapan yang
dihasilkan oleh program periklanan dalam rangka menentukan keefektivitas
program dari program tersebut, yaitu (Poerwanto, 1999: 75) :
1. Sales effect of Advertising Model
Model sales effect of advertising model ini dalam mengukur
efektivitas program periklanan didasarkan pada tujuan akhir yang ingin
dicapai dari program periklanan itu sendiri, yakni mendapatkan pembelian.
31
Dengan kata lain, model ini melihat jenis tanggapan konsumen terhadap
suatu program priklanan dari sudut pandang kepentingan riil, yaitu
penjualan.
2. Hierarchy of Effects Model.
Pada model ini tekanannya lebih pada bagaimana konsumen
mengalami proses pengambilan keputusan pembelian dan bukan semata-
mata berorientasi pada hasil akhir yang berupa tanggapan pembelian.
Model hirarki pengaruh menggunakan 2 asumsi dasar, yaitu :
a. Asumsi pertama, bahwa proses seorang konsumen mengambil
keputusan membeli atau tidak membeli produk terdiri dari rangkaian
tahapan yang bertingkat-tingkat.
b. Asumsi kedua, bahwa tujuan periklanan adalah untuk menggerakkan
atau mendorong rangkaian tahap proses pengambilan keputusan
pembelian konsumen, mulai dari tahap awal hingga sampai pada tahap
akhir proses yang akan menghasilkan penjualan.
Model hirarki pengaruh menganjurkan untuk memandang bahwa
periklanan membantu konsumen dalam berproses tahap demi tahap secara
hirarkhis menuju pada keputusan pembelian. Tahapan-tahapan tersebut
dapat ditunjukkan dengan Consumer Decision Model (CDM). CDM
adalah suatu model dengan enam variabel yang saling berhubungan, yaitu:
pesan iklan (F, Finding information), pengenalan merek (B, brand
recognition), kepercayaan konsumen (C, Confidence), sikap konsumen (A,
attitude), niat beli (I, Intention) dan pembelian nyata ( P, Purchase).
32
Diagram 2.2. Consumer Decision Model (CDM)
Sumber: Invansi pasar dengan iklan yang efektif (Durianto, 2003 ; 105)
a. Pesan iklan (Information)
Pesan bisa berupa pikiran, ide, sikap, citra atau informasi lain
yang ingin diekspresikan oleh si pengirim kepada audiens yang dituju.
Pada tahap ini perusahaan harus mampu memberikan informasi
kepada konsumennya tentang apa yang dijual.
b. Pengenalan Merek (Brand Recognition)
Pengenalan merek merupakan ukuran brand awareness
responden. Pengenalan merek sangat penting untuk mengetahui
sampai tingkat mana para pembeli mengetahui ciri-ciri suatu merek.
Pengenalan ini memungkinkan terbentuknya sikap terhadap merek
atau meningkatkan keyakinan konsumen pada suatu merek.
c. Sikap Konsumen (Attitude)
Menurut Peter (1999), sikap dapat didefinisikan sebagai
evaluasi konsep secara menyeluruh yang dilakukan oleh seseorang.
Dapat dikatakan bahwa sikap merupakan suatu respon yang evaluatif.
F B
C
A
I P
33
Respon hanya akan dapat timbul jika individu dihadapkan pada suatu
rangsangan yang menghendaki adanya reaksi individu.
Sedangkan menurut Umar (2003: 13), sikap merupakan inti dari
rasa suka dan tidak suka terhadap sesuatu. Dalam tahap ini berarti
konsumen mempelajari kecenderungan yang ditimbulkan melalui tahap
pengenalan merek untuk mengevaluasi merek itu, baik untuk merek
yang disenangi maupun yang tidak disenangi. Secara konsisten
konsumen mengevaluasi secara keseluruhan dari yang paling jelek
sampai yang paling baik. Pada umumnya ada tiga komponen dasar
yang mendukung sikap seseorang yaitu:
1) Kognitif, yaitu kepercayaan seseorang terhadap suatu obyek
2) Afektif, yaitu perasaan seseorang mengenai suka atau tidak suka
terhadap suatu obyek.
3) Konatif, yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan
kegiatan.
Dari ketiga komponen diatas dapat dijelaskan bahwa sikap menempatkan orang
kedalam suatu kerangka berpikir untuk menyukai atau tidak menyukai sesuatu,
menolak atau menerima terhadap obyek dan dapat membuat orang berperilaku
jujur dalam suatu arah yang konsisten menuju objek atau pengenalan merek yang
ditawarkan. Untuk menilai sikap konsumen dapat diukur melalui AIDA yang
terdiri dari variabel-variabel (Kasali, 1992: 83) sebagai berikut :
34
1) Attention (perhatian), suatu kegiatan yang bertujuan untuk menarik
perhatian khalayak sasarannya terhadap produk tertentu.
2) Interest (minat), setelah perhatian direbut pelanggan sasaran
dirangsang untuk berminat dan ingin tahu lebih jauh akan merek
produk.
3) Desire (hasrat), selanjutnya akan bertujuan untuk menggerakkan
keinginan orang untuk memiliki dan memakai.
4) Action (tindakan pembelian nyata), tahap ini bertujuan untuk
membujuk calon pembeli agar segera melakukan tindakan pembelian
Diagram 2.3. Model AIDA
Sumber : Perilaku Konsumen (Prasetiyo, 2005)
Model AIDA dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
memilih maupun menggunakan suatu produk. Adapun hubungan
antara tahap-tahap tersebut yaitu mendapatkan perhatian adalah
diperlukan lebih dulu jika pembeli potensial sudah mulai menyadari
terhadap penawaran perusahaan. Kemudian, dengan adanya
komunikasi akan terdapat kesempatan untuk menciptakan minat calon
pembeli dan untuk dipertahankan seterusnya. Menimbulkan keinginan
akan berpengaruh baik terhadap proses evaluasi. Dan memperoleh
INTEREST DESIRE ACTIONATTENTION
35
perlakuan terjadi dari tahap percobaan, keputusan dan konfirmasi.
(Swastha:1985,118)
Seorang penjual pertama kali harus mampu mendapatkan perhatian
pelanggan dan kemudian menggerakkan minat pembeli tersebut
terhadap barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaannya.
Petunjuk model AIDA meliputi mempengaruhi pelanggan untuk
membuat komitmen terhadap pembelian atau untuk menimbulkan niat
beli dan menutupnya dengan pembelian nyata.
d. Kepercayaan Konsumen (Confidence)
kepercayaan atau keyakinan merupakan tingkat kepastian
konsumen yang menyatakan keyakinan dan penilaiannya terhadap suatu
produk yang dinilai bebas. Tahap ini menggambarkan hasil dari
keputusan yang diambil. (Poerwanto, 1999 ; 77)
e. Niat beli (Intention)
Niat untuk membeli merupakan sesuatu yang berhubungan
dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa
banyak unit produk yang dibutuhkan.
f. Pembelian Nyata (Purchase)
Pembelian nyata merupakan saat konsumen membayar atau
membuat surat hutang dalam jumlah tertentu untuk membeli suatu
produk pada waktu tertentu. Pembelian nyata merupakan sasaran akhir
dari CDM.
36
Model hirarki pengaruh ini merupakan suatu model yang lebih
banyak diterima di kalangan praktisi periklanan (“psychogalvanometer
testing ‘Most Predictive’“, Marketing News, June 1996;11), dan
merupakan dasar bagi sebagian besar teknik pengukuran efektivitas
periklanan yang digunakan secara umum di berbagai bidang periklanan,
baik itu periklanan komersial, periklanan sosial, atau bahkan periklanan
politik (Honomichl, 1991; 2)
I. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi
problematika yang diajukan dalam penelitian. Dugaan jawaban tersebut
merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya
dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian (Arikunto, 2000:71).
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, penulis mengajukan hipotesis
sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan brand awareness terhadap produk Gatsby bagi
penonton yang sering dan jarang menonton acara Let’s Dance di Global
TV di Yogyakarta.
2. Terdapat pengaruh secara simultan attitude penonton acara let’s dance
terhadap pembentukan brand image produk Gatsby.
3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial attitude penonton
acara let’s dance terhadap pembentukan brand image produk Gatsby.
Program acara let’s dance dapat dikatakan efektif dalam membentuk
brand Image jika:
37
1. Brand awareness produk Gatsby tinggi bagi penonton acara let’s dance.
Brand awareness yang tinggi merupakan dasar untuk menganalisa attitude
penonton acara let’s dance.
2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel attitude yang
meliputi attention (perhatian), interest (minat), desire (keinginan), action
(tindakan pembelian nyata) terhadap pembentukan brand image produk
Gatsby. - setelah mengetahui ada penonton yang mempunyai brand
awareness tinggi pada produk Gatsby.
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian
Jenis penelitian yang dipilih adalah penelitian deskriptif karena penelitian ini
menilai sikap responden terhadap masalah yang dirumuskan yaitu analisis
efektivitas program acara let’s dance untuk membangun brand image suatu
produk.
Lokasi dan waktu penelitian lokasi
Penelitian ini dilakukan di Kota Yogyakarta pada bulan September
2008.
Subyek dan Objek Penelitian
1. Subyek penelitian
Subyek penelitian yang dipilih adalah masyarakat umum di kota
Yogyakarta yang diberi batasan umur 15 – 29 tahun dan pernah menonton
acara Let’s Dance di Global TV minimal 1 kali selama tahun 2008.
2. Obyek penelitian.
Obyek yang diteliti adalah sumber-sumber data yang diteliti oleh
penulis. Obyek dalam penelitian ini adalah Brand Awareness, attitude
dalam pembentukan Brand Image produk Gatsby bagi penonton program
acara let’s dance.
39
Variabel Penelitian
1. Variabel pertama dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel Brand Awareness.
Variabel ini memberikan informasi tingkat kemampuan
responden dalam mengenali dan mengingat nama merek. Variabel ini
dibagi menjadi sub variabel yang urutannya sebagai berikut:
1) Top of Mind (Puncak Pikiran), Top of mind menggambarkan merek
yang pertama kali diingat responden atau pertama kali disebut
ketika yang bersangkutan ditanya tentang suatu kategori produk.
2) Brand Recall (Mengingat Merek), Brand Recall atau pengingatan
kembali merek mencerminkan merek-merek apa yang diingat
responden setelah menyebutkan merek yang pertama kali disebut.
Brand recall merupakan multi response questions yang
menghasilkan jawaban tanpa bantuan (unaided question).
3) Brand Recognition (Pengenalan Merek), Brand Recognition atau
pengenalan brand awareness merupakan pengukuran brand
awareness responden dimana kesadarannya diukur dengan
diberikan bantuan. Pertanyaan yang diajukan dibantu dengan
menyebutkan ciri-ciri dari produk merek tersebut (aided question).
Untuk mengukur pengenalan brand awareness selain mengajukan
pertanyaan dapat dilakukan dengan menunjukkan foto yang
menggambarkan ciri-ciri merek tersebut.
40
4) Unaware of Brand ( Tidak Mengenal Merek), yaitu konsumen
tidak menyadari adanya suatu merek.
b. Variabel control
Variabel control yang digunakan dalam penelitian ini adalah
frekuensi menonton .Variabel control dalam penelitian ini dibedakan
dalam dua bagian yaitu :
1) Jarang menonton adalah penonton yang sudah menonton acara Let’s
dance antara 1 – 3 kali.
2) Sering menonton adalah penonton yang sudah menonton acara
Let’s dance lebih dari 3 kali.
Variabel Brand Awareness masih bersifat kualitatif, maka data tersebut
perlu dikuantitatifkan agar dapat dianalisis secara statistik dan demi
menjaga ketelitian. Untuk itu kuantifikasi atas jawaban pertanyaan
dilakukan dengan menggunakan ‘Skala Likert’ yaitu sebagai berikut:
Jawaban: Sangat setuju (SS) diberi bobot nilai 5
Setuju (S) diberi bobot nilai 4
Netral (N) diberi bobot nilai 3
Tidak setuju (TS) diberi bobot nilai 2
Sangat tidak setuju (STS) diberi bobot nilai 1
2. Variabel kedua dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel bebas (Independent Variable)
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sikap konsumen (attidute). Menurut Goldon dan Allport sikap
41
konsumen (attitude) adalah mempelajari kecenderungan orang
memberikan tanggapan pada suatu obyek baik disenangi maupun
tidak disenangi secara konsisten.
Sikap konsumen diwujudkan oleh penilaian penonton Let’s
Dance di Global TV dan diukur melalui teori AIDA (Kasali,1992:83)
yaitu :
1) Attention (perhatian)
Attention adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
menarik perhatian khalayak sasarannya terhadap produk Gatsby.
Aspek-aspek yang diteliti adalah :
a) Slogan acara let’s dance mengesankan dan mudah diingat.
b) Desain panggung dan pencahayaan (lighting) menarik
perhatian.
c) Kostum para dancer, host, DJ serta semua pendukung acara
menarik.
d) Berdasarkan ketiga hal tersebut dapat melihat logo Gatsby
berkali-kali.
2) Interest (minat)
Setelah perhatian direbut, pelanggan sasaran dirangsang
untuk berminat dan ingin tahu lebih jauh akan merek produk.
Aspek-aspek yang diteliti adalah :
a) Rangkaian acara dikemas menarik sehingga berminat mengenal
produk Gatsby.
42
b) Para dancer menampilkan jenis tarian yang keren, menarik,
atraktif energik dan dinamis.
c) Para dancer, host, DJ dan semua pendukung acara tampil
penuh percaya diri.
d) Banyaknya audience yang menonton acara let’s dance.
3) Desire (kebutuhan/keinginan)
Desire adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
menggerakkan keinginan orang untuk memiliki dan memakai jasa
atau produk. Aspek-aspek yang diteliti adalah :
a) Slogan produk Gatsby “gaya semau gue”
b) Para dancer, host, DJ serta pendukung acara berpenampilan
keren, gaya dan menarik.
4) Action (tindakan)
Tahapan action bertujuan untuk membujuk calon pembeli
agar segera melakukan tindakan pembelian.
a) Rangkaian acara menarik membuat akan menyisihkan anggaran
untuk membeli produk Gatsby.
b) Rangkaian acara menarik membuat akan segera membeli
produk Gatsby.
b. Variabel terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat berarti variabel yang terikat dengan variabel
yang lain. Variabel terikat pada penelitian ini adalah brand image,
yang mengukur persepsi konsumen terhadap image produk, yaitu
43
berupa pernyataan responden terhadap image produk secara
keseluruhan. Brand image adalah seluruh definisi konsumen akan
pengertian merek, dimana brand image memiliki empat komponen
yaitu:
1) Merek sebagai produk
Merek merupakan bagian penting karena merupakan
penghubung dalam keputusan pemilihan merek dan pengalaman
dalam menggunakan merek tersebut.
2) Merek sebagai organisasi
Sudut pandang ini difokuskan pada atribut dari orang dan
bukan pada produk maupun jasa yang dihasilkan. Atribut dari
orang tersebut dapat berupa inovasi, peningkatan kualitas, dan
perhatian pada lingkungan yang tercipta dari masyarakat, budaya,
nilai dan program dari perusahaan.
3) Merek sebagai pribadi
Seperti halnya manusia, suatu merek juga dapat dilihat
sebagai suatu pribadi yang mempunyai sifat-sifat tertentu, seperti
dapat dipercaya, fun, aktif, berjiwa muda, dinamis, gaya dan
intelek.
4) Merek sebagai simbol
Adanya simbol yang kuat dapat memperjelas identitas dan
membuat merek mudah dikenal dan diingat.
44
Variabel pengetahuan konsumen masih bersifat kualitatif,
maka data tersebut perlu dikuantitatifkan agar dapat dianalisis
secara statistik dan demi menjaga penelitian. Untuk itu kuantifikasi
atas jawaban pertanyaan dilakukan dengan menggunakan ‘Skala
Likert’ sebagai berikut:
Jawaban: Sangat suka (SS) diberi bobot nilai 5
Suka (S) diberi bobot nilai 4
Netral (N) diberi bobot nilai 3
Tidak suka (TS) diberi bobot nilai 2
Sangat tidak suka (STS) diberi bobot nilai 1
Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya
berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian di mana kita tertarik untuk
mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro,2001)
Populasi dalam penelitian adalah masyarakat umum di kota
Yogyakarta yang diberi batasan umur antara 15 – 29 tahun dan penonton
dibedakan menjadi dua yaitu penonton yang jarang menonton acara Let’s
Dance dengan kriteria penonton yang sudah pernah menonton antara 1 –
3 kali dan penonton yang sering menonton acara Let’s Dance dengan
kriteria penonton yang sudah menonton lebih dari 3 kali selama tahun
2008.
45
2. Sampel
Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi.
Dalam penelitian, sampel berfungsi mewakili keseluruhan populasi.
Besarnya sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 100 orang
yang ditemui di kota Yogyakarta dan di bagi menjadi dua bagian yaitu
50 orang untuk penonton yang jarang menonton acara Let’s Dance di
Global TV dan 50 orang untuk penonton yang sering menonton acara
Let’s Dance di Global TV. Penentuan sampel tersebut diperkirakan cukup
representative mengingat keterbatasan sumber yang dimiliki peneliti dan
tidak diketahuinya secara pasti besarnya populasi. Selain itu jumlah
sampel di atas dianggap telah memenuhi kriteria maksimal “ rules of
tumb “ suatu data yaitu berjumlah sekitar 30 responden, dan juga sesuai
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Roscoe dalam Sekaran (2000),
yaitu :
a. Jumlah sampel yang lebih besar dari 30 dan kurang dari 300 sudah
cukup dalam penelitian.
b. Sampel yang terbagi dalam beberapa subsampel ( pria-wanita, senior-
yunior ) jumlah minimumnya 30 untuk tiap kategori.
c. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana dengan kontrol yang
ketat akan sukses jika sampelnya sekecil 10 sampai 20 pengukuran.
Penelitian ini dilakukan di 14 kecamatan yang berada di kota
Yogyakarta. Dimana jumlah sampel akan dibagi rata untuk setiap
Kecamatan yang ada di kota Yogyakarta.
46
Adapun sisa sampel akan dibagikan khusus untuk Kecamatan
Gondokusuman dan Umbulharjo dengan alasan kedua wilayah tersebut
mempunyai jumlah penduduk yang paling banyak, Jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1Jumlah Sampel Penelitian Tiap Kecamatan di Yogyakarta
Berdasarkan Usia Masa Produktif
No Nama Kecamatan Jumlah Sampel1 Kec. Tegalrejo 62 Kec. Jetis 63 Kec. Gedongtengen 64 Kec. Ngampilan 65 Kec. Danurejan 66 Kec. Pakualam 67 Kec. Gondokusuman 88 Kec.Wirobrajan 69 Kec. Mantrijeron 610 Kec. Kraton 611 Kec. Gondomanan 612 Kec. Margansan 613 Kec. Umbulharjo 814 Kec. Kotagede 6
Jumlah 100Sumber : Data Primer Diolah
Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan metode
non probability dengan convenience sampling yakni suatu teknik
penentuan sampel dimana peneliti mempunyai kebebasan untuk memilih
responden karena pertimbangan bahwa responden mudah untuk ditemui.
Prosedur pelaksanaan sampling ini adalah dengan menawarkan
kepada calon responden yang ditemui dan dinilai telah memenuhi
kriteria yang ditetapkan oleh peneliti dan bersedia untuk menjadi
47
responden, jika mereka bersedia maka mereka dijadikan sampel dan
diberi daftar pertanyaan untuk dijawab dengan jelas dan lengkap.
Sumber Data
Sumber data yang dibutuhkan terdiri dari :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
penelitian dan merupakan data utama dari subyek penelitian (Bawono,
2006 ; 29). Adapun data primer dalam penelitian ini adalah hasil pengisian
kuesioner oleh responden.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data pendukung penelitian yang
diperoleh secara tidak langsung atas obyek penelitian (Bawono, 2006 ;
30). Data sekunder ini diperoleh peneliti dari buku-buku literature, jurnal
ekonomi dan bisnis, artikel serta data-data lain yang mendukung
penelitian.
Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
memberikan daftar pertanyaan secara tertulis kepada subyek penelitian.
Pihak-pihak yang terkait yaitu: masyarakat umum di kota Yogyakarta
48
yang diberi batasan umur antara 15 – 29 tahun dan pernah menonton acara
Let’s Dance di Global TV minimal 1 kali selama tahun 2008.
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung kepada responden.
Teknik Pengujian Instrumen
1. Uji Validitas Kuesioner
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat
kuesioner tersebut sahih atau tidak. Untuk mendapatkan koefisien validitas
dilakukan dengan mengkorelasikan skor item dengan skor total dari
masing-masing atribut. Teknik yang digunakan dalam pengujian ini
menggunakan teknik korelasi “product moment”’ yang rumusnya sebagai
berikut : ( Bawono, 2006: 69)
2 2 2 2
. ..
( ( ) )( ) )
N Y X Y XRy x
N Y Y N X X
Dimana :
Ry.x = Korelasi antara nilai total item dengan nilai item
Y = Nilai total item
X = Nilai item
N = Jumlah responden
Untuk menentukan apakah instrument itu valid atau tidak
digunakan ketentuan sebagai berikut :
49
a. Jika hitungr tabelr dengan tingkat kepercayaan 95% maka kuesioner
yang digunakan sebagai alat ukur data dikatakan valid.
b. Jika hitungr < tabelr dengan tingkat kepercayaan 95% maka kuesioner
yang digunakan sebagai alat ukur dapat dikatakan tidak valid.
2. Uji Reliabilitas kuesioner
Reliabilitas adalah indek yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Suatu alat ukur dikatakan handal
apabila dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda, pada saat
dipakai untuk mengukur ulang obyek yang sama. Instrumen yang reliable
adalah instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur hal yang
sama akan menghasilkan data yang sama. Teknik pengujian reliabilitas
yang digunakan adalah pengukuran sekali saja atau one shot. Pengukuran
hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain
atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. (Ghozali, 2005:42).
Pengujian reliabilitas menggunakan teknik Alpha dari Cronbach
yaitu:
t
x
V
V1
1
Keterangan :
M = jumlah item
Vx = variansi item-item
Vt = variansi total (faktor)
50
Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach
Alpha > 0,60 (Ghozali, 2005:42).
3. Uji Normalitas
Tujuan dilakukan uji normalitas adalah untuk mengetahui kondisi
variabel penelitian apakah variabel tersebut mempunyai skor yang
berdistribusi normal. Teknik yang digunakan dalam uji normalitas ini
adalah uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Pada prinsipnya
normalitas dapat dideteksi dengan melihat harga Asymp. Sig. (2-tailed),
jika lebih besar atau sama dengan taraf signifikansi 0.05, maka data
bedistribusi normal, sedangkan apabila harga Asymp. Sig. (2-tailed) lebih
kecil dari taraf signifikansi 0.05 berarti data tidak berdistribusi normal
Teknik Analisis Data
1. Permasalahan pertama
Permasalahan pertama diuji dengan menggunakan uji t-test dua
sampel independent (tidak berkorelasi) untuk membandingkan tingkat
brand awareness terhadap produk Gatsby bagi penonton yang sering dan
jarang menonton acara Let’s Dance di Global TV. Adapun langkah-
langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :
a. Menentukan Hipotesis
51
HO : 21 artinya tidak ada perbedaan brand awareness produk
Gatsby bagi penonton yang jarang dan sering menonton
acara let’s dance di Global TV
Ha: 21 artinya ada perbedaan brand awareness produk
Gatsby bagi penonton yang jarang dan sering
menonton acara let’s dance di Global TV
b. Menentukan t tabel
Untuk menentukan t tabel dengan analisa dua sisi dengan
menggunakan tingkat α = 5% (α=2,5% untuk 2 sisi) dan derajat
kebebasan (dk) = n1 + n2 – 2 atau dk = n1-1 atau n2-2, dimana n
adalah jumlah sampel
c. Mencari t hitung
Rumus :
1 2
2 21 2 1 2
1 2 1 2
2
X Xt
S S S Sr
n n n n
Keterangan:
1X = rata-rata statistik brand awareness dari penonton yang
jarang menonton
2X = rata-rata statistik brand awareness dari penonton yang
sering menonton
1n = jumlah sampel dari penonton yang jarang menonton
52
2n = jumlah sampel dari penonton yang sering menonton
1S = standar deviasi brand awareness dari penonton yang
jarang menonton.
2S = standar deviasi brand awareness dari penonton yang
sering menonton
21S = varian brand awareness dari penonton yang jarang menonton
22S = varian brand awareness dari penonton yang sering menonton
r = korelasi antara dua sampel
t = t-test
d. Pengambilan Keputusan
Jika t hitung ≤ t tabel atau – t hitung ≥ -t tabel, maka Ho diterima
Jika t hitung > t tabel atau – t hitung < -t tabel , maka Ho ditolak
Setelah membandingkan tingkat brand awareness terhadap produk
Gatsby bagi penonton yang sering dan jarang menonton acara let’s dance di
Global TV, maka langkah selanjutnya adalah menghitung tingkat brand
awareness dengan kategori sebagai berikut:
a) Bobot 4-12 diketagorikan mempunyai brand awareness rendah
b) Bobot 13-20 dikategorikan mempunyai brand awareness tinggi
2. Permasalahan kedua dan ketiga
Alat analisis data yang digunakan untuk pengujian permasalahan
pertama dan kedua adalah regresi berganda, regresi ini digunakan untuk
menganalisa data yang bersifat multivariate. Analisis ini digunakan untuk
meramalkan nilai variabel dependent (Y) dengan variabel independent
53
yang lebih dari 1 variabel (Bawono, 2006: 85). Persamaan regresi
berganda adalah sebagai berikut :
Y = βo + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + ε
Dimana :
Y = Brand Image
βo = Konstanta dari persamaan regresi
X1 = Attention
X2 = Interest
X3 = Desire
X4 = Action
ε = Residual
Pengujian Hipotesis
1. Uji F (uji secara simultan)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh semua variabel
independen (X1,2,3,4) secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel
dependen (Y). Adapun langkah pengujian adalah sebagai berikut:
a. Menentukan Hipotesis
H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0, artinya variabel independen meliputi
attention (X1), interest (X2), desire
(X3), action (X4) secara simultan
tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen yaitu brand image (Y)
54
Ha : at least one is not zero artinya variabel independen meliputi
(minimal salah satu 0) attention (X1), interest (X2), desire
(X3), action (X4) secara simultan
berpengaruh terhadap variabel
dependen yaitu brand image (Y).
b. Menentukan F tabel
Untuk menentukan F tabel dengan menggunakan tingkat α = 5%
dan derajat kebebasan (dk) = n - k, dimana n adalah jumlah sampel dan
k adalah banyaknya variabel independen yang digunakan.
c. Mencari F hitung
F hitung =
knR
kR
/1
1/2
2
Keterangan :
R2 = koefisien determinasi
K = banyaknya variabel independent
n = jumlah sampel
d. Pengambilan Keputusan
H0 diterima jika : F hitung ≤ F tabel.
Ha ditolak jika : F hitung > F tabel
Jika F hitung > F tabel, maka dapat diartikan bahwa hipotesis alternatif
diterima atau dengan kata lain H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini dapat
diartikan sebagai keempat variabel attitude yaitu attention (perhatian),
55
interest (minat), desire (keinginan), action (tindakan pembelian nyata)
secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap pembentukan
brand image produk Gatsby. Jika F hitung ≤ F tabeL, maka hipotesis alternatif
ditolak atau dengan kata lain H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini dapat
diartikan bahwa keempat variabel attitude yaitu attention (perhatian),
interest (minat), desire (keinginan), action (tindakan pembelian nyata)
secara simultan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pembentukan
brand image produk Gatsby.
2. Uji t (uji secara individual)
Uji t digunakan untuk melihat tingkat signifikansi pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen secara individu atau
sendiri-sendiri (Bawono, 2006:86). Langkah-langkah pengujian :
a. Menentukan Hipotesis
HO: β i ≤ 0 artinya variabel independen attention (X1),
interest (X2), desire (X3), action (X4) secara
parsial tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel brand image
(Y)
Ha : β I > 0 artinya variabel independent attention (X1),
interest (X2), desire (X3), action (X4) secara
parsial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel brand image (Y).
56
b. Menentukan t tabel
Untuk menentukan t tabel dengan menggunakan tingkat α = 5%
dan derajat kebebasan (dk) = n-1 – k, dimana n adalah jumlah sampel
dan k adalah banyaknya variabel independen yang digunakan.
c. Mencari t hitung
Rumus:
bt
Sb
Dimana:
t = distribusi t dengan derajat kebebasan sebesar n-k
b = koefisien regresi sampel
β = koefisien regresi populasi
Sb = standar error koefisien regresi sampel
d. Pengambilan Keputusan
Ho diterima jika : t hitung ≤ t tabel
Ha ditolak jika : t hitung > t tabel
Jika t hitung > t tabel, maka dapat diartikan bahwa hipotesis alternatif
diterima atau dengan kata lain H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini dapat
diartikan sebagai keempat variabel attitude yaitu attention (perhatian),
interest (minat), desire (keinginan), action (tindakan pembelian nyata)
secara parsial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
pembentukan brand image produk Gatsby. Jika t hitung ≤ t tabel, maka
hipotesis alternatif ditolak atau dengan kata lain H0 diterima dan Ha ditolak.
57
Hal ini dapat diartikan bahwa keempat Variabel attitude yaitu attention
(perhatian), interest (minat), desire (keinginan), action (tindakan
pembelian nyata) secara parsial tidak berpengaruh terhadap pembentukan
brand image produk Gatsby.
3. Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur persentase
variasi variabel terikat yang dijelaskan oleh semua variabel bebasnya.
Nilai koefisien determinasi terletak antara 0 dan 1 (0 < R2
< 1), dimana
semakin tinggi nilai R2
suatu regresi atau semakin mendekati 1, maka hasil
regresi tersebut semakin baik. Hal ini berarti variabel-variabel bebas
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variansi variabel terikat (Ghozali,2005:64).
58
Bab IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. PT. Mandom Indonesia Tbk
1. Sejarah Singkat
PT Mandom Indonesia Tbk resmi didirikan pada saat PT Tancho
Indonesia pada tahun 1969 bergabung dengan perusahaan Mandom dan mitra
dari Indonesia. Tujuannya agar dapat menjalankan strategi ekspansi keluar negri
terutama di bagian selatan-utara negara Asia dimana perusahaan Mandom belum
menguasainya pada saat itu.
Tujuan dari kerjasama tersebut adalah:
a. Untuk menyediakan produk-produk ke pasar internasional dengan harga
yang kompetitif dengan cara menghindari pajak impor barang jadi yang
tinggi dari Indonesia (200-300%)
b. Untuk menstabilkan penyediaan produk-produk di pasar domestik.
c. Agar dapat menerapkan aktivitas pemasaran dalam menghadapi pesaing di
Indonesia.
d. Untuk meningkatkan kekuatan bersaing dengan mempertahankan biaya yang
rendah agar dapat menjadi tempat distribusi dari produk massa di Negara
Asia.
59
2. Arti dari nama dan simbol perusahaan
“Mandom” diperoleh dari kata “human” (manusia) dan “freedom”
(kebebasan) itu menandakan “sekelompok manusia yang berkomitmen pada
kebebasan berkreativitas di dalam lingkungan yang menghargai manusia dan
kebebasan”
Perfect balance (keseimbangan sempurna)
Fine sense (Indera yang baik)
Original Personality (kepribadian yang orisinil)
Logo ini menunjukkan suatu rangkaian langkah-langkah sepanjang 45 derajat
yang menunjukkan komitmen kami untuk membuat suatu sumbangan yang tidak
terhingga kepada masyarakat dengan mendistribusikan produk-produk dan
layanan yang diilhami dari keseimbangan, perbaikan dan orisinalitas.
3. Filosofi perusahaan
Keempat poin di bawah akan menunjukkan filosofi Group Mandom:
a. Partisipasi aktif dari karyawan
Mandom mendorong para karyawan untuk mengambil peran penting
dalam setiap kegiatan operasional, mengajarkan tanggung jawab penuh
dan bijak untuk menghadapi segala jalur permasalahan sesuai dengan
jabatan pada organisasi dan perusahaan itu sendiri. Atmosfer tempat
60
bekerja yang kondusif, dan dipenuhi dengan semangat berkorporasi,
memciptakan organisasi yang dinamis dan progesif
b. Membuat gaya hidup dengan pelanggan, untuk pelanggan.
Di Mandom, semuanya bermula dari pelanggan dan berakhir juga dengan
pelanggan, 4 kata kunci yang mendasari filosofi: Kesehatan, kebersihan,
keindahan dan kenyamanan. Kami mulai dengan menjabarkan kebutuhan
pelanggan dan diakhiri dengan membuat nilai tambah. Tujuan kami
adalah dengan konsisten membuat nilai tambah untuk orang di seluruh
dunia.
c. Peningkatan pada 3 faktor: Fokus pada gaya hidup, para mitra bisnis
dan Merek.
Tujuan utama perusahaan adalah memberikan dan meningkatkan
masyarakat melalui produk dan layanan yang diberikan perusahaan.
Untuk meraih tujuan ini, kami secara terus menerus memperdalam
pemahaman tentang perubahan gaya hidup konsumen dan memenuhi
kebutuhan relasi bisnis. Kita juga secara hati-hati memonitor produk dan
trend pelayanan, informasi terakhir, teknologi dan konsumen. Sumber
daya manusia terkadang terabaikan oleh perusahaan lain, tetapi mereka
merupakan salah satu aset paling penting di dalam perusahaan.
61
B. Gatsby
Produk Gatsby di Indonesia diluncurkan untuk pertama kalinya pada bulan Mei
tahun 1980. Pada bulan Februari tahun 1989 diluncurkan produk Gatsby water gloss
dan pada bulan April 2003, Gatsby Hair Wax diluncurkan. Untuk mempromosikan
produk Gatsby Hair Wax tersebut, Pt. Mandom Indonesia tbk mensponsori acara yang
ditayangkan di TV Indonesia, yang hasilnya adalah popularitas yang luar biasa dari
produk Gatsby. Pada bulan Desember 2003, perusahaan memperoleh rekor baru dengan
pendapatan per tahun 62.496 Milliar Rupiah dan Pada bulan Desember 2004,
perusahaan mematahkan rekor tahun sebelumnya dengan pendapatan per tahun sebesar
82.492 Milliar Rupiah.
Produk
Water Gloss
62
Styling Wax
C. Let’s Dance
Let’s dance adalah acara yang ditayangkan di Global TV. Yaitu acara yang
mengadu kehebatan menari beberapa grup tari modern dance yang layak diacungi
jempol, bagaimana gaya - gaya tarian mereka yang keren di tampilkan di acara ini,
sebuah kompetisi untuk menjadi dancer hebat, ada beberapa yang tidak memperagakan
kemampuan dancer saja tetapi ada beberapa yang menyuguhkan atraksi menarik,
terkadang diselingi dengan atraksi individu dengan gaya CAPOEIRA,
dengan host yang atraktif, acara dikemas dengan tujuan untuk menampilkan penari -
penari muda yang diharapkan akan mampu meneruskan nama besar penari negeri ini
seperti DIDI NINI THOWOK, kemudian BAGONG KUSUDIARJO, jika mereka
63
berdua adalah maestro tarian tradisional maka para pemuda dan pemudi peserta acara
ini akan mengembangkan tarian modern.
Tarian bukan lagi sekedar gerak tubuh, tapi sudah cenderung ke estetika,
psikomotor dan bisnis hiburan. Jika selama ini kita beranggapan bahwa dancer adalah
sekumpulan anak- anak liar dengan kegiatan tidak jelas maka lewat acara let’s dance ini
persepsi atau opini masyarakat dibentuk, pembentukan opini baru bahwa ketika mereka
berkumpul mereka juga memiliki sebuah aktivitas yang jelas yaitu tarian kreasi baru.
Tarian yang mereka bawakan juga menunjukkan sebuah kerja tim yang bagus,
kombinasi gerak dari tiga orang dengan waktu bersamaan, jika mereka tidak sering
berlatih maka pasti performammce diatas panggung akan jelek sekali. Para dancer
diberi kesempatan untuk menampilkan tarian - tarian baru yang lebih attractive yang
akan layak disajikan dalam panggung besar dan ditonton oleh ribuan pasang mata.
Setiap kota akan diadakan audisi untuk mencari 6 team yang layak untuk
ditandingkan lagi dan ditayangkan di TV. Setelah mendapatkan 6 team, setiap team
diwajibkan untuk menampilkan satu tarian berdurasi satu menit, dan dari penampilan
tersebutlah dewan juri memilih 4 team untuk masuk ke babak coaching clinic dan battle
dance yaitu satu lawan satu. Dari sequence ini akan dipilih 2 team yang akan
dipertemukan di babak final. Pemenang akan ditentukan dari gaya, power dan tingkatan
kreativitas. Setiap episode akan dipilih satu pemenang yang mampu melakukan
berbagai jenis dance dengan berbagai jenis musik yang berbeda. Setelah terkumpul 6
pemenang dari 6 kota, akan diadakan grand final di Jakarta.
64
Yang menarik, acara yang emang disiapin buat Shooting On Air ini, jadi
pengalaman baru buat para penonton. bagaimana mereka harus mengikutin instruksi
sang Produser, mulai dari Casting, Lokasi, Audio, Lighting, cameraman, Orang-orang
yang terlibat diatas panggung sampai penonton, semuanya diatur supaya acaranya
menghibur dan sesuai dengan durasi On Air yang telah ditentukan.
Dengan mengusung slogan KEEP ON GOIN’ WITH DA DANCIN, Global TV
boleh bangga, karena program ini satu-satunya dan terbesar di Indonesia. Animo
masyarakat juga makin bagus terlihat bahwa program acara let’s dance sudah masuk
tahun ke 5 dan tetap mendapat rating yang bagus.
65
BAB VANALISIS DATA
A. Data untuk Analisis
Pada bab ini peneliti akan menganalisis data yang telah dikumpulkan
berupa kuesioner yang diberikan kepada responden, yaitu masyarakat umum
yang tinggal di kota Yogyakarta, yang jarang dan sering menonton acara Let’s
Dance di Global TV. Adapun kuesioner yang disebarkan, kembali, dan benar-
benar dapat digunakan untuk dianalisis sebanyak 100 kuesioner, yaitu 50
kuesioner untuk responden yang dikategorikan jarang melihat acara let’s
dance dan 50 responden yang dikategorikan sering melihat acara Let’s Dance
selama tahun 2008.
Kuesioner mulai diedarkan kepada responden pada awal bulan
September di 14 kecamatan yang berada di kota Yogyakarta. Daftar nama
kecamatan ada di Tabel 3.1 halaman 46. Penyebaran kuesioner dilakukan
selama satu minggu. Kuesioner dibagikan kepada masyarakat yang dipilih
berdasarkan pertimbangan bahwa responden mudah untuk ditemui .
Prosedurnya dengan menawarkan kepada calon responden yang ditemui
di dan dinilai telah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh peneliti dan
bersedia untuk menjadi responden, jika mereka bersedia maka mereka
dijadikan sampel dan diberi daftar pertanyaan untuk dijawab dengan
jelas. Dari penelitian ini, semua kuesioner yang dibagi dapat dipakai, karena
selama proses pengisian kuesioner, responden didampingi oleh peneliti. Jadi
kalau ada kekeliruan dalam pengisian, akan segera dikoreksi.
66
Kuesioner ini berisi beragam pernyataan tentang efektivitas program
acara let’s dance dalam pembentukan brand image produk Gatsby. Skala yang
digunakan dalam kuesioner penelitian ini adalah Skala Likert, dengan
ketentuan:
Sangat setuju (SS) diberi bobot nilai 5
Setuju (S) diberi bobot nilai 4
Netral (N) diberi bobot nilai 3
Tidak setuju (TS) diberi bobot nilai 2
Sangat tidak setuju (STS) diberi bobot nilai 1
Penelitian ini menggunakan 6 (enam variabel) di mana satu variabel
tentang brand awareness , 4 variabel mengenai attitude yang ada pada
variabel AIDA yang meliputi (X1) variabel attention (perhatian), (X2) variabel
interest (minat) , (X3) variabel desire (keinginan) dan (X4) variabel action
(tindakan pembelian). Dan satu variabel berhubungan dengan variabel brand
image (Y). Dari brand awareness, peneliti ingin mengetahui apakah ada
perbedaan brand awareness pada produk Gatsby bagi penonton yang jarang
dan sering menonton acara Let’s Dance di Global TV dan untuk ke 5 (lima)
variabel yang lain peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh positif dan
signifikan attitude penonton let’s dance terhadap pembentukan brand image
pada produk Gatsby
Data utama yang akan dianalisis dalam penelitian ini diperoleh dari
jawaban responden, melalui kuesioner yang dibagikan kepada mereka.
67
Adapun kuesioner yang dibagikan kepada responden sebagai sampel
penelitian, terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu:
1. Bagian satu berisi daftar pertanyaan mengenai karakteristik responden,
yang meliputi:
a. Jenis Kelamin
b. Usia
c. Pendidikan Terakhir
d. Frekuensi Pernah Menonton Acara Let’s Dance
2. Bagian dua berisi daftar pernyataan mengenai variabel Brand Awareness
3. Bagian tiga berisi pertanyaan mengenai variabel Attitude dan Brand
Image.
B. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian merupakan total responden
yaitu responden yang jarang dan sering melihat acara Let’s dance di Global
TV. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap masyarakat umum yang
tinggal di Kota Yogyakarta, maka berikut adalah keterangan mengenai
karakteristik responden yang dirasa relevan dengan penelitian ini:
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.
Berdasarkan jenis kelamin, maka jenis kelamin responden dalam
penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 5.1Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Presentase1 Pria 65 65%
68
2 Wanita 35 35%Total 100 100%
Sumber: Data Primer Diolah
Tabel 5.1 di atas menunjukkan bahwa dari 100 responden ,
responden yang berjenis kelamin laki-laki 65 (65%) orang dan responden
yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 35 (35%) orang. Jadi sebagian
besar responden adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 65 orang
atau sebanyak 65%. Hal ini disebabkan karena yang memakai produk
Gatsby lebih banyak pria daripada wanita.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.
Berdasarkan tingkatan usia, maka usia responden dalam penelitian
ini diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 5.2Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia kedewasaan
No. Usia Responden Jumlah Presentase1 < 16 Tahun 23 23%2 17- 25 Tahun 66 66%3 26 – 29 Tahun 11 11%
Total 100 100%
Sumber: Data Primer Diolah
Tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa dari 100 responden ,
responden yang berusia < 16 tahun sebanyak 23 (23%) orang, responden
yang berusia 17 – 25 tahun sebanyak 66 (66%) orang, dan responden yang
berusia 26 – 29 tahun sebanyak 11 (11%) orang. Jadi sebagian besar
responden dalam penelitian ini berusia 17 – 25 tahun yaitu sebesar 66
orang atau sebesar 66%. Hal ini disebabkan karena segmen acara Let’s
Dance ditujukan bagi masyarakat yang berusia muda, sehingga yang
69
menyukai acara Let’s Dance di Global TV rata-rata berusia muda atau
berusia 17-25 tahun.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir.
Berdasarkan pendidikan terakhir , hasil penelitian menunjukkan
bahwa tingkat pendidikan responden adalah sebagai berikut:
Tabel 5.3Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No. Pendidikan Terakhir Jumlah Presentase1 SMP 15 15%2 SMA 59 59%3 Diploma 22 22%4 Sarjana 4 4%
Jumlah 100
Sumber: Data Primer Diolah
Tabel 5.3 di atas menunjukkan bahwa dari 100 responden ,
responden yang berpendidikan terakhir SMP sebanyak 15 (15%) orang,
responden yang memiliki berpendidikan terakhir SMA sebanyak 59 (59%)
orang, responden yang berpendidikan terakhir Diploma sebanyak 22
(22%) orang dan yang berpendidikan terakhir Sarjana sebanyak 4 (4%)
orang. Jadi hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang banyak
menyaksikan acara let’s dance di Global TV adalah yang berpendidikan
terakhir SMA . Hal ini disebabkan karena segmen acara let’s dance di
Global TV, kebanyakan adalah anak muda dengan status pendidikan masih
pelajar atau mahasiswa.
C. Uji Instrumen
70
Uji instrumen adalah uji yang dilakukan terhadap instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini, dalam hal ini adalah kuesioner, yang meliputi
uji validitas dan uji reliabilitas. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
bantuan komputer melalui program SPSS for Windows versi 15.0. Jumlah
kuesioner yang sudah disebar dan terkumpul adalah 100 kuesioner yang dibagi
dua kategori yaitu responden yang jarang menonton acara Let’s Dance di
Global TV sebanyak 50 responden dan responden yang sering menonton acara
Let’s Dance sebanyak 50 responden.. Untuk uji instrumen (validitas dan
reliabilitas) pada awal analisis dilakukan hanya kepada 50 responden dimana
25 responden yang jarang menonton dan 25 responden yang sering menonton
acara let’s dance. Isi dari kuesioner bagi penonton yang jarang dan sering
menonton acara let’s dance adalah sama. Adapun hasil pengujian sebagai
berikut:
1. Uji Validitas
Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan untuk setiap
item pernyataan dari kuesioner tentang variabel brand awareness dan
variabel attitude yang diberikan kepada responden yang jarang dan sering
menonton acara let’s dance di Global TV. Pada tahap awal peneliti
melakukan uji validitas dengan menggunakan sampel sebanyak 50
responden (25 responden yang jarang menonton dan 25 responden yang
sering menonton acara Let’s Dance di Global TV). Penghitungan
menggunakan uji korelasi Product Moment menggunakan SPSS 15.0.
Kesimpulan hasil pengujian validitas diperoleh dengan
71
membandingkan hitungr dengan tabelr , untuk df 48 (50-2) sebesar 0.2787
dengan taraf signifikan 5%. Jika hitungr lebih besar atau sama dengan tabelr ,
maka butir soal tersebut valid. Sebaliknya jika hitungr lebih kecil dari tabelr ,
maka butir soal tersebut tidak valid. Hasil uji validitas , diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 5.4Hasil Uji Validitas Variabel Brand Awareness dan variabel Attitude
ValiditasNo. Item
hitungr tabelr (taraf signifikan 5%)Hasil
Variabel Brand AwarenessButir 1 0.335 0.2787 ValidButir 2 0.601 0.2787 ValidButir 3 0.452 0.2787 ValidButir 4 0.694 0.2787 Valid
Variabel AttentionButir 1 0.381 0.2787 ValidButir 2 0.524 0.2787 ValidButir 3 0.643 0.2787 ValidButir 4 0.672 0.2787 ValidVariabel interestButir 1 0.499 0.2787 ValidButir 2 0.653 0.2787 ValidButir 3 0.564 0.2787 ValidButir 4 0.614 0.2787 ValidVariabel DesireButir 1 0.641 0.2787 ValidButir 2 0.642 0.2787 ValidVariabel ActionButir 1 0.378 0.2787 ValidButir 2 0.377 0.2787 ValidVariabel Brand ImageButir 1 0.672 0.2787 ValidButir 2 0.470 0.2787 ValidButir 3 0.695 0.2787 ValidButir 4 0.800 0.2787 Valid
Sumber : Data Primer Diolah.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua item pernyataan
72
dinyatakan valid karena hitungr lebih besar dari tabelr . Sehingga dapat
disimpulkan bahwa 19 item pernyataan dalam kuesioner dapat digunakan
sebagai instrumen penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
pendekatan teknik Alpha Cronbach dengan menggunakan sampel
sebanyak 50 responden. Jika Alpha Cronbach hasil lebih besar atau sama
dengan 0,60 maka instrumen penelitian reliabel. Sebaliknya jika Alpha
Cronbach hasil lebih kecil dengan 0,60 maka instrumen penelitian tidak
reliabel. Adapun hasil pengukurannya adalah sebagi berikut:
Tabel 5.5Hasil Uji Reliabilitas
Variabel AlphaCronbach
Kriteria Keterangan
Variabel Brand Awareness 0,717 0.60 ReliabelVariabel Attention 0.753 0.60 ReliabelVariabel Interest 0.776 0.60 ReliabelVariabel Desire 0.781 0.60 ReliabelVariabel Action 0.648 0.60 ReliabelVariabel Brand Image 0.828 0.60 Reliabel
Sumber data : Data Primer Diolah
Dari hasil pengujian instrumen tentang instrumen penelitian
diperoleh koefisien alpha Cronbach semua variabel lebih besar dari 0,60.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian yang
digunakan untuk mengumpulkan data adalah reliabel. Dari 50 responden,
semuanya digunakan dalam analisa data.
D. Analisis Data
73
1. Uji Prasyarat Analisis dengan Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak.Variabel yang
diuji adalah variabel brand awareness yang terdiri dari 4 (empat) item
pertanyaan yang disebarkan kepada 100 responden. Suatu data dinyatakan
berdistribusi normal apabila harga Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar atau
sama dengan taraf signifikansi 0.05 , sedangkan apabila harga Asymp. Sig.
(2-tailed) lebih kecil dari taraf signifikansi 0.05 berarti data tidak
berdistribusi normal. Berikut ini hasil uji normalitas yang diperoleh
dengan menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan
program SPSS for Windows versi 15.0:
Tabel 5.6Uji Normalitas
SKOR
Absolute ,233
Positive ,233
Most ExtremeDifferences
Negative -,057
Kolmogorov-Smirnov Z ,813
Asymp. Sig. (2-tailed) ,275
a Grouping Variable: FREKWENSiSumber Data: Data primer Diolah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel brand awareness
berdistribusi normal, karena Asymp. Sig. (2-tailed) 0.275 lebih besar dari
taraf signifikan 5%.
2. Pengujian Hipotesis
a. Uji Independent Sample T test
74
Setelah dilakukan pengujian normalitas dengan menggunakan
program SPSS for Windows versi 15.0 diperoleh hasil bahwa variabel
yang diteliti semua berdistribusi normal. Oleh karena itu pengujian
hipotesis pertama dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
uji statistik parametrik Independent Sample T test dilakukan dengan
menggunakan program SPSS for Windows versi 15.0. Berikut adalah
hipotesis penelitian:
0H Tidak ada perbedaan brand awareness produk Gatsby antara
penonton yang jarang menonton dan sering menonton acara
Let’s Dance di Global TV.
aH Ada Perbedaan brand Awareness produk Gatsby antara
penonton yang jarang menonton dan sering menonton acara
Let’s Dance di Global TV.
Di bawah ini adalah tabel hasil pengujian hipotesis penelitian:
Tabel 5.7Analisis Perbedaan Brand awareness Produk Gatsby Bagi Penonton Yang
Jarang dan Sering Menonton Acara Let’s Dance di Global TV.
Variabel FrekuensiMenonton
Mean t hit Sig.
Brand Awareness JarangSering
13,5614,18
-1,075 0,285Tidak Signifikan
Dasar uji signifikansi perbedaan Mean ini adalah:
1) Jika t hitung ≤ t tabel atau – t hitung ≥ – t tabel, maka Ho diterima
2) Jika t hitung > t tabel atau – t hitung < – t tabel , maka Ho ditolak
75
Atau:
1) Jika probabilitas ≥ taraf signifikan 0.05, H0 diterima
2) Jika probabilitas < taraf signifikan 0.05, Ha ditolak
Dari hasil analisis atas dapat dilihat bahwa nilai t hitung = -1,075
dengan nilai t tabel (df)=50+50-2, α 5% = 1,2902 maka nilai t hitung lebih
kecil dari nilai t tabel atau jika dilihat dari nilai signifikansinya diketahui
P value = 0.285 lebih besar dari 0.05 sehingga 0H diterima. Hal ini
berarti tidak ada perbedaan yang signifikan tentang Brand Awareness
produk Gatsby bagi penonton yang jarang dan sering menonton acara
Let’s Dance Di Global TV. Dari hasil rata-rata diperoleh nilai 13,56
bagi penonton yang jarang menonton acara let’s dance dan 14,18 bagi
penonton yang sering menonton acara let’s dance sehingga dikatakan
sama-sama dikategorikan mempunyai brand awareness yang tinggi.
b. Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk menguji Hipotesis kedua digunakan alat analisis yaitu
regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan
untuk mengukur pengaruh variabel-variabel bebas yang lebih dari satu
terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini regresi linier berganda
digunakan untuk mengukur pengaruh variabel attention, variabel
interest, variabel desire dan variabel action terhadap variabel brand
image dimana sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh penonton yang jarang dan sering menyaksikan acara Let’s
76
Dance di Global TV yaitu sebanyak 100 sampel. Adapun persamaan
regresi dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = βo + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + ε
Keterangan:
Y = Brand Image
a = konstanta
b = koefisien regresi
X1 = Attention
X2 = Interest
X3 = Desire
X4 = Action
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan
menggunakan bantuan program SPSS 15.0 for windows diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 5.8Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
coefficientsa
ModelUnstandardized
CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,611 1,371 1,175 ,246
attention ,339 ,131 ,349 2,591 ,013
interest ,327 ,127 ,309 2,056 ,046
Desire ,181 ,140 ,132 1,194 ,202
Action ,061 ,112 ,101 ,546 ,588
a Dependent Variable: brandSumber: data hasil penelitian diolah
77
Secara matematis hasil regresi linier berganda di atas dapat
ditulis sebagai berikut:
Y = 1,611 + 0,339X1 + 0,357X2 + 0,181X3 + 0,061X4
Dari persamaan di atas, akan digunakan untuk menjawab
hipotesis kedua dan ketiga dengan menggunakan uji F dan uji t.
Uraiannya adalah sebagai berikut:
1) Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel
attention (X1), interes t (X2), desire (X3) dan action (X4) secara
simultan (bersama-sama) terhadap brand image (Y).
a) Menentukan Hipotesis
H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0, artinya variabel independen meliputi
attention (X1), interest (X2), desire
(X3), action (X4) secara simultan
tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen yaitu brand image (Y)
Ha : at least one is not zero artinya variabel independen meliputi
(minimal salah satu 0) attention (X1), interest (X2), desire
(X3), action (X4) secara simultan
berpengaruh terhadap variabel dependen
yaitu brand image (Y).
b) Kriteria pengujian
Pengujian hipotesis ini menggunakan ketentuan sebagai
78
berikut:
(1) Jika nilai Fhitung > Ftabel maka hipotesis nol (H0) ditolak dan
hipotesis alternatif (Ha) diterima.
(2) Jika nilai Fhitung ≤ Ftabel maka hipotesis nol (H0) diterima dan
hipotesis alternatif (Ha) ditolak.
c) Hasil pengujian
Tabel 5.9Ringkasan Hasil Uji F dengan Regresi Linier Berganda
ANOVA(b)
ModelSum of
Squares df Mean Square F Sig.
Regression 158,138 4 39,535 19,971 ,000(a)
Residual 89,082 95 1,980
1
Total 247,220 99
a Predictors: (Constant), action, desire, attention, interestb Dependent Variable: brandSumber: data hasil penelitian diolah
Pada taraf signifikan (α) = 0,05, derajat penyebut n-
k= 100-4 dan derajat pembilang k-1 = 4-1 diperoleh Ftabel =
2,69. Pada output SPSS bagian ANOVA tampak bahwa Fhitung =
19,971. Dimana Fhitung > Ftabel atau jika dilihat dari nilai
signifikansi dimana P value = 0.00 atau lebih kecil dari 0.05
maka H0 ditolak. Hal ini berarti variabel attention (X1), interest
(X2), desire (X3), action (X4) secara simultan berpengaruh
terhadap brand image(Y).
2) Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Pengujian ini untuk menjawab permasalahan ketiga, yaitu
apakah attention (X1), interest (X2), desire (X3), action (X4)
79
berpengaruh secara parsial terhadap brand image (Y). Maka
dilakukan uji signifikan variabel individual.
a) Rumusan Masalah
H0.1:β1 ≤ 0, Variabel Attention tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Brand Image.
Ha.1 β1 > 0, Variabel Attention berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Brand Image.
H0.2: β2 ≤ 0, Variabel Interest tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Brand Image
Ha.2: β2 > 0, Variabel Interest berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Brand Image.
H0.3: β3≤ 0, Variabel Desire tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Brand Image.
Ha.3:β3>0, Variabel Desire berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Brand Image.
H0.4: β4≤ 0, Variabel Action tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Brand Image.
Ha.4: β4> 0, Variabel Action berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Brand Image
b) Kriteria Pengujian
Pengujian hipotesis ini menggunakan ketentuan sebagai
berikut:
Ho diterima jika : t hitung ≤ t tabel
80
Ha ditolak jika : t hitung > t tabel
c) Mencari Nilai thitung
Nilai thitung diperoleh dengan bantuan program SPSS 15.0
for windows yaitu sebagai berikut:
Tabel 5. 10Hasil Uji t dengan Regresi Linier Berganda
Coefficients(a)
ModelUnstandardized
CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,611 1,371 1,175 ,246
attention ,339 ,131 ,349 2,591 ,013
interest ,327 ,127 ,309 2,056 ,046
Desire ,181 ,140 ,132 1,194 ,202
Action ,061 ,112 ,101 ,546 ,588
a Dependent Variable: brandSumber: data hasil penelitian diolah
Nilai ttabel = α: 0,05, n = 100
df = n-1-k = 100-1-4 = 95
ttabel = 1,290
Berdasarkan hasil regresi linier berganda yang
terlihat pada tabel 5.10 dan ttabel, dilakukan analisis dengan
sampel bagi penonton yang sering melihat acara Let’s Dance di
Global TV adalah sebagai berikut:
1) Variabel Attention
Untuk mengetahui pengaruh variabel attention
terhadap brand image digunakan uji t dengan
membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel. Menurut
perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 2,591 dan nilai
81
ttabel dengan taraf kesalahan 5% dan degree of freedom (df)
= 100-1-4 = 95, maka dapat diketahui nilai ttabel sebesar
1,290. Dengan demikian nilai thitung > ttabel, sehingga
kesimpulannya H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil tersebut
menunjukkan bukti empiris yang mendukung hipotesis
bahwa ada pengaruh positif dan signifikan variabel
attention terhadap Brand Image. Artinya semakin penonton
memperhatikan acara Let’s Dance maka mereka akan
semakin sadar bahwa produk Gatsby mempunyai
keunggulan dibandingkan dengan merek yang lain yang
sejenis, produk Gatsby dapat mewakili sebagai produk
bagi kawula muda, logo dan produk Gatsby mudah diingat
dan penonton merasa merek produk Gatsby merupakan
bagian penting dalam keputusan pembelian produk
konsumsi untuk Anda
2) Variabel Interest
Untuk mengetahui pengaruh variabel interest
terhadap brand image digunakan uji t dengan
membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel. Menurut
perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 2,056 dan nilai t
tabel dengan taraf kesalahan 5% dan degree of freedom (df)
= 100-1-4 = 95, maka dapat diketahui nilai ttabel sebesar
1,290. Dengan demikian nilai thitung > ttabel, sehingga
82
kesimpulannya H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini
menunjukkan hipotesis alternatif diterima. Hasil tersebut
menunjukkan bukti empiris yang mendukung hipotesis
bahwa ada pengaruh positif dan signifikan Variabel interest
terhadap Brand Image. Artinya semakin positif interest atau
minat penonton memperhatikan acara Let’s Dance maka
mereka akan semakin sadar bahwa produk Gatsby
mempunyai keunggulan dibandingkan dengan merek lain
yang sejenis, produk Gatsby dapat mewakili sebagai produk
bagi kawula muda, logo dan produk Gatsby mudah diingat
dan merasa merek produk Gatsby merupakan bagian
penting dalam keputusan pembelian produk konsumsi.
3) Variabel Desire
Untuk mengetahui pengaruh variabel desire
terhadap brand image digunakan uji t dengan
membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel. Menurut
perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 1,294 dan nilai
ttabel dengan taraf kesalahan 5% dan degree of freedom (df)
= 100-1-4 = 95, maka dapat diketahui nilai ttabel sebesar
1,290. Dengan demikian nilai thitung < ttabel, sehingga
kesimpulannya H0 diterima. Hasil tersebut menunjukkan
bukti empiris yang ada tidak mendukung hipotesis. Artinya
meskipun penonton sering menonton dan menyukai acara
83
Let’s Dance Di Global TV namun mereka tidak mempunyai
keinginan untuk mengetahui lebih lanjut atas produk
Gatsby atau tidak yakin atas Brand Image produk Gatby.
4) Variabel Action
Untuk mengetahui pengaruh variabel action
terhadap brand image digunakan uji t dengan
membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel. Menurut
perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 0,546 dan nilai
ttabel dengan taraf kesalahan 5% dan degree of freedom (df)
= 100-1-4 = 95, maka dapat diketahui nilai ttabel sebesar
1,290. Dengan demikian nilai thitung < ttabel, sehingga
kesimpulannya H0 diterima. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini tidak
terbukti. Artinya meskipun penonton sering menonton dan
menyukai acara Let’s Dance Di Global TV namun tidak
semua penonton mempunyai keinginan untuk membeli
produk Gatsby atau penonton tidak yakin atas Brand Image
produk Gatby sehingga tidak mempunyai keiginan untuk
membeli produk Gatsby.
3) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi atau derajat ketepatan yaitu
mengetahui besarnya pengaruh variabel-variabel bebas attention,
interest, desire dan action terhadap variabel terikat brand image
84
produk Gatsby. Berikut akan disajikan tabel R2:
Tabel 5.11Hasil perhitungan R2
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error ofthe Estimate
1 ,800(a) ,640 ,608 1,407
a Predictors: (Constant), action, desire, attention, interestb Dependent Variable: brandSumber: data hasil penelitian diolah
Dari tabel 5.11 di atas menunjukkan besarnya nilai R
Square adalah 0,640. Korelasi yang kuat adalah korelasi yang
memiliki nilai R square minimal 0,5. Nilai R square sebesar 0,640
berarti 64,0% brand image (Y) dipengaruhi oleh variabel attention
(X1), interest(X2), desire(X3) dan action(X4). Sedangkan sisanya
sebesar 36,0% (100%-64,0%) disebabkan oleh faktor lain diluar
variabel attitude.
E. Pembahasan
Di tingkat dunia dalam sepuluh tahun belakangan ini telah terjadi
peningkatan frekuensi atau volume pensponsoran rata-rata sebesar 12 persen
per tahun. Di Inggris, total anggaran sponsor kira-kira mencapai 320 milliar
poundsterling dalam setahun. Sponsorship di kawasan Amerika Utara dalam
setahun menghabiskan kira-kira 3,2 milliar dolar, kemudian 8,5 milliar dolar
di Amerika Serikat; 1,5 milliar dolar di Jepang, dan 2,8 milliar dolar di seluruh
Eropa. (Anggoro, 2005; 197)
Di Indonesia, catatan pasti mengenai jumlah sponsor sulit didapat,
namun diperkirakan nilainya tidaklah kecil. Sebagai contoh untuk satu acara,
85
yakni kejuaraan bulu tangkis Piala Thomas dan Uber tahun 1996, perusahaan
rokok Sampoerna mengucurkan dana tidak kurang dari 5 milliar. Dari catatan
tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa, sponsorship merupakan salah satu
media promosi yang cukup diincar oleh para produsen untuk mempromosikan
produknya. (Anggoro, 2005 ; 198)
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa PT Mandom Indonesia Tbk
mensponsori program acara let’s dance dalam rangka pembentukan brand
image produk Gatsby. Jenis sponsorship ini masuk ke dalam kategori
penyediaan sponsor untuk iklan. Sponsorship untuk keperluan iklan banyak
dilakukan oleh berbagai perusahaan dengan memberi dana untuk pengadaan
dan penyiaraan suatu acara di televisi atau radio. Sebagai imbalannya, mereka
boleh memasang iklan di sela-sela acara tersebut. Dari kegiatan sponsorship
ini diharapkan konsumen semakin mengenal dan yakin terhadap merek produk
yang ditawarkan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan merek lain
yang sejenis.
Untuk memperoleh brand image yang baik, konsumen butuh melalui
beberapa proses yakni, brand awareness terhadap produk Gatsby, kemudian
pembentukan attitude yang positif sehingga mempengaruhi brand image.
Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk
mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari
kategori merek tertentu (Aaker,1996). Kesadaran merek meliputi tahapan
berantai yang dimulai dari ketidaktahuan akan adanya merek sampai akhirnya
tahu bahwa merek tersebut merupakan salah satu produk yang ada di kelasnya
86
Brand awareness berada pada rentang antara perasaan yang tak pasti
terhadap pengenalan suatu merek sampai dengan perasaan yakin bahwa
produk tersebut merupakan salah satu produk dalam kelas produk yang
bersangkutan. Pengenalan merek merupakan langkah dasar pertama dalam
komunikasi pemasaran. Berawal dari pengenalan merek inilah, asosiasi-
asosiasi terhadap merek kemudian dilekatkan. Pengenalan merek juga
menimbulkan rasa akrab dan kesukaan. Merek yang terkenal dianggap lebih
dapat memberi jaminan daripada merek yang tidak terkenal. Merek yang
dikenal juga memperoleh keuntungan karena ikut masuk menjadi salah satu
alternatif dalam pemilihan merek. Dalam keputusan pembelian biasanya
konsumen terlebih dahulu mencari informasi.
Attitude adalah mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan
pada suatu obyek baik disenangi maupun tidak disengani secara konsisten.
Dalam tahap ini berarti konsumen mempelajari kecenderungan yang
ditimbulkan melalui tahap pengenalan merek untuk mengevaluasi merek itu,
baik untuk merek yang disenangi maupun yang tidak disenangi. Secara
konsisten konsumen mengevaluasi secara keseluruhan dari yang paling jelek
sampai yang paling baik. Pada umumnya ada tiga komponen dasar yang
mendukung sikap seseorang yaitu: kognitif, afektif dan konatif. Untuk menilai
sikap konsumen dapat diukur melalui AIDA yang terdiri dari variabel-
variabelnya adalah : attention (perhatian), interest (minat), desire (kebutuhan /
keinginan), dan action (tindakan).
87
Dari model AIDA ini dianalisis apakah attitude penonton let’s dance
berpengaruh, baik secara simultan maupun secara parsial terhadap brand
image produk Gatsby. Brand image adalah tanggapan konsumen terhadap
suatu produk. Tanggapan konsumen adalah pendapat atau pandangan terhadap
suatu hal. Dengan demikian tanggapan konsumen terhadap produk merupakan
pendapat, pandangan konsumen, baik konsumen individu maupun konsumen
organisasi terhadap suatu produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Penilaian
dapat diberikan oleh konsumen terhadap produk yang dipasang melalui iklan
atau dilihat oleh konsumen. Jadi tanggapan dapat diberikan baik oleh
konsumen yang tidak membeli produk maupun setelah membeli produk
Dari hasil analisis menggunakan metode regresi berganda,
menunjukkan bahwa secara simultan attitude penonton let’s dance yang terdiri
dari variabel attention, variabel interest, variabel desire dan variabel action
berpengaruh terhadap pembentukan brand image produk Gatsby. Hal ini
menunjukkan bahwa jika penonton sering dan menyukai acara Let’s dance
maka attitude penonton terhadap produk Gatsby akan tinggi. Namun jika
dianalisis secara parsial ternyata hanya variabel attention dan variabel interest
yang mempengaruhi brand image produk Gatsby sedangkan variabel desire
dan variabel action tidak berpengaruh secara parsial terhadap brand image
produk Gatsby. Hal ini menunjukkan bahwa attitude penonton let’s dance
haruslah melalui tahap-tahap dari awal (attention, interest, desire dan action)
dan tidak dapat dipisah secara parsial.
88
Jika dilihat dari sisi sponsorship yang dilakukan pihak PT Mandom
Indonesia Tbk sebagai produsen produk Gatsby, keputusan untuk mensponsori
program acara Let’s Dance di Global TV sangat menarik. Hal ini dikarenakan
program ini sesuai dengan segmen kawula muda yang gaul, energik dan
menyukai hal-hal yang bersifat hiburan sehingga brand image produk Gatsby
menjadi menarik juga. Namun ternyata belum semua penonton acara tersebut
mempunyai keinginan untuk memakai atau membeli produk Gatsby. Implikasi
hasil penelitian ini bagi produk Gatsby adalah untuk masa yang akan datang
sebaiknya tayangan acara Let’s dance disisipi beberapa segmen dimana
konsumen dibujuk agar tertarik menggunakan dan membeli produk Gatsby.
89
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis secara keseluruhan, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil analisis, diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan brand
awareness pada produk Gatsby bagi penonton yang jarang dan sering
menonton acara let’s dance di Global TV pada masyarakat Yogyakarta.
Ternyata kedua kelompok penonton tersebut sama-sama masuk dalam
kategori mempunyai brand awareness tinggi terhadap produk Gatsby.
2. Untuk menilai attitude diukur melalui AIDA yang terdiri dari variabel-
variabel: attention (perhatian), interest (minat), desire (kebutuhan /
keinginan), dan action (tindakan). Dari hasil analisis menggunakan
metode regresi berganda, ditemukan bahwa secara simultan attitude
penonton let’s dance berpengaruh terhadap pembentukan brand image
produk Gatsby.
3. Jika dianalisis secara parsial ternyata hanya variabel attention dan variabel
interest yang berpengaruh secara positif dalam membentuk brand image
produk Gatsby sedangkan variabel desire dan variabel action tidak
berpengaruh secara parsial terhadap brand image produk Gatsby.
90
B. Saran
Implikasi manajerial dari pembahasan dan hasil analisis dalam
penelitian tentang “Analisis Efektivitas Penggunaan Program acara let’s
dance dalam Pembentukan Brand Image Suatu Produk” ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terutama bagi
produsen atau perusahaan yang sedang mencari sarana promosi yang tepat,
dimana saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan
Berdasarkan hasil yang telah dicapai dalam penelitian ini, maka peneliti
menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
a. Berdasarkan nilai Mean, secara umum brand awareness penonton let’s
dance terhadap produk Gatsby mempunyai tingkat brand awareness
yang sama-sama tinggi. Oleh sebab itu, perusahaan diharapkan tetap
mempertahankan untuk mensponsori acara ini dan jika perlu membuat
terobosan-terobosan baru agar penonton acara let’s dance lebih aware
lagi terhadap produk Gatsby. Misalnya dengan memasang logo Gatsby
yang lebih menarik perhatian atau bisa juga dengan mengandalkan jasa
presenter untuk lebih sering menyebut brand Gatsby.
b. Dari hasil analisis secara simultan, diperoleh hasil bahwa attitude
penonton berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
pembentukan brand Image produk Gatsby. Oleh sebab itu, sebaiknya
PT.Mandom Indonesia tbk sebagai sponsor utama produk Gatsby tetap
91
mensponsori acara let’s dance di Global TV dan jika perlu lebih sering
mensponsori program acara sejenis lainnya yang banyak melibatkan
para kawula muda.
c. Dilihat dari attitude penonton acara let’s dance, secara parsial
sponsorship produk Gatsby telah berhasil mempengaruhi secara positif
dan signifikan variabel attention dan interest namun tidak berhasil
pada variabel desire dan action. Hal ini merupakan tugas dari
perusahaan dan penyelenggara acara let’s dance agar mengatur
serangkaian acara let’s dance yang bersifat membujuk agar dapat
menggerakkan keinginan penonton untuk membeli dan memakai
produk Gatsby.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
a. Untuk penelitian yang akan datang perlu mengembangkan kembali
penelitian yang berkaitan dengan sponsorship pada program acara
yang lain.
b. Untuk penelitian mendatang perlu menambahkan sampel penelitian
dimana tidak hanya masyarakat kota Yogyakarta, misalkan mencakup
keempat kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta atau penelitian
juga dilakukan di kota-kota besar lainnya di Indonesia.
C. Keterbatasan Penelitian
Beberapa keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah:
1. Apabila jawaban yang diberikan responden tidak jujur atau responden
tidak serius dalam mengisi kuesioner, maka penulis tidak dapat
92
memperoleh data yang benar-benar akurat sehingga kemungkinan tidak
dapat menghasilkan data yang memuaskan.
2. Tidak diketahui keseriusan responden mengikuti acara dari awal sampai
akhir sehingga diragukan pemahaman atas program acara let’s dance dan
produk Gatsby yang ditanyakan.
93
93
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, M. Linggar. , 2005 Teori dan profesi kehumasan serta aplikasinyadi Indonesia. Bumi Aksara
Batra, rajeev 1996, Advertising Management, fifth edition, Prentice Hall, NewJersey
Darmadi, Durianto, Sugiarto, Anton Wachidin Widjaja dan HendrawanSupratikno. , 2003 Invasi pasar dengan iklan yang efektif. PTGramedia Pustaka Utama
Danapriatna, Nana, Rony Setiawan. 2005 Pengantar Statistika. GrahaIlmu.
Dewi, Ike Janita. 2005 Perspektif Baru Dalam Strategi Branding, Bisnis danKarir. Amara Books.
Durianto, Darmadi & Cecilia Liana. 2004. “Analisis Efektivitas Iklan Televisi‘Softener Soft & Fresh’ di Jakarta dan Sekitarnya denganMenggunakan Consumer Decision Model”. Jakarta: Jurnal EkonomiPerusahaan STIE IBII, Volume 11 No 1; 35-55
Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,ed.3, Universitas Diponegoro Press, Semarang.
G. Poerwanto, Hendra 1999. Mengevaluasi efektivitas program periklanan.Majalah ilmiah USD edisi April 1999.
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Penerbit BPFE Yogyakarta
Honomichl, 1991, Riset Pemasaran : Seri Pemasaran dan Promosi, ElexMedia Komputindo, Jakarta
Keller, Kevin Lane. 2003 Strategic Brand Management: Building, Measuring,and managing Brand Equity. Second Edition. Pearson Education.
Khasali, Rhenald. Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya diIndonesia, cetakan kedua, PT Pustaka Utama Grafiti, Jakarta.
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. PenerbitErlangga. Jakarta.
94
94
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran I. Diterjemahkan oleh Hendra,Teguh. Ronny, A. Rusli, Drs. Moelan, Benjamin. Edisi Milenium.Jakarta: Prenhallindo. Jilid Satu.
95
Kotler, Philip dan Amstrong, G. 1996. Dasar-dasar Pemasaran I.Diterjemahkan oleh Sindoro, Alexander, Drs. Edisi bahasa Indonesia.Jakarta: Prenhallindo. Jilid Satu.
Kotler P., dan Amstrong G. 1992. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid Kesatu. EdisiKelima. Jakarta : Penerbit Intermedia
Loudon, David L. and Albert J. Della Bitta. 1993. Consumer Behaviour :Concepts and Applications. 4th ed. New York : McGraw-Hill, Inc.
Peter, J. Paul, and Jerry C. Olson, 1999 Consumer Behavior and MarketingStrategy. Fifth edition. McGraw=Hill International Editions.
Peter, J. Paul. dan Olson, Jerry C. 2000. Consumer Behavior. Edisi Keempat.Jilid 2. Jakarta.
Rangkuti, Freddy. 2004 The Power of Brands: teknik mengelola Brand Equitydan Strategi Pengembangan Merek plus Analisis Kasus dengan SPSS.PT. Gramedia Pustaka Utama.
_____________.1997. Riset Pemasaran. Jakarata : PT. Gramedia
Sekaran, Umar. 2000. Research Method for Business. John Wiley & Sons, Inc.New York.
Supranto J. 1997. Metodologi Riset dan Aplikasinya dalam Pemasaran. EdisiKeenam. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
Swastha, Basu. 1984. Asas-Asas Marketing. Penerbit Liberty