syndrom sjogren

19
SYNDROM SJOGREN I. DEFINISI Sjogren syndrome atau sindrom Sjogren adalah gangguan sistem kekebalan tubuh yang dapat diidentifikasi dengan dua gejala yang paling umum, yaitu mata kering dan mulut kering. Sindrom Sjogren seringkali menyertai gangguan sistem kekebalan, seperti rheumatoid arthritis dan lupus. Pada penderita sindrom Sjogren, mata dan mulut biasanya paling pertama terpengaruh. Pengaruh sindrom Sjogren pada mata dan mulut dapat mengakibatkan penurunan produksi air mata dan air liur. Sindrom Sjogren dapat mempengaruhi kelenjar yang berfungsi untuk memproduksi air mata dan kelenjar yang berfungsi untuk memproduksi air liur (saliva).

Upload: ade-putra

Post on 31-Oct-2015

411 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Syndrom Sjogren

SYNDROM SJOGREN

I. DEFINISI

Sjogren syndrome atau sindrom Sjogren adalah gangguan sistem kekebalan

tubuh yang dapat diidentifikasi dengan dua gejala yang paling umum, yaitu mata

kering dan mulut kering.

Sindrom Sjogren seringkali menyertai gangguan sistem kekebalan, seperti

rheumatoid arthritis dan lupus. Pada penderita sindrom Sjogren, mata dan mulut

biasanya paling pertama terpengaruh.

Pengaruh sindrom Sjogren pada mata dan mulut dapat mengakibatkan

penurunan produksi air mata dan air liur. Sindrom Sjogren dapat mempengaruhi

kelenjar yang berfungsi untuk memproduksi air mata dan kelenjar yang berfungsi

untuk memproduksi air liur (saliva).

Page 2: Syndrom Sjogren

II. ANATOMI FISIOLOGI

A. Mata

Secara garis besar anatomi mata dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, dan

untuk ringkasnya fisiologi mata akan diuraikan secara terpadu. Keempat kelompok ini

terdiri dari :

1. Palpebra

Dari luar ke dalam terdiri dari: kulit, jaringan ikat lunak, jaringan otot, tarsus,

vasia dan konjungtiva.

Fungsi dari palpebra adalah untuk melindungi bola mata, bekerja sebagai

jendela memberi jalan masuknya sinar kedalam bola mata, juga membasahi dan

melicinkan permukaan bola mata.

2. Rongga mata

Merupakan suatu rongga yang dibatasi oleh dinding dan berbentuk sebagai

piramida kwadrilateral dengan puncaknya kearah foramen optikum. Sebagian

Page 3: Syndrom Sjogren

besar dari rongga ini diisi oleh lemak, yang merupakan bantalan dari bola mata

dan alat tubuh yang berada di dalamnya seperti: urat saraf, otot-otot penggerak

bola mata, kelenjar air mata, pembuluh darah

3. Bola mata

Menurut fungsinya maka bagian-bagiannya dapat dikelompokkan menjadi:

Otot-otot penggerak bola mata

Dinding bola mata yang teriri dari: sclera dan kornea. Kornea kecuali

sebagai dinding juga berfungsi sebagai jendela untuk jalannya sinar.

Isi bola mata, yang terdiri atas macam-macam bagian dengan fungsinya

masing-masing

4. Sistem kelenjar bola mata

Terbagi menjadi dua bagian:

Kelenjar air mata yang fungsinya sebagai penghasil air mata

Saluran air mata yang menyalurkan air mata dari fornik konjungtiva ke

dalam rongga hidung

III. ETIOLOGI

Penyebab sindrom Sjogren adalah gangguan autoimun. Hal ini mempunyai arti

bahwa terjadi kesalahan pada sistem kekebalan tubuh, yang menyerang sel-sel dan

jaringan tubuh sendiri .

Para ilmuwan tidak yakin mengapa beberapa orang menderita sindrom

Sjogren sedangkan yang lainnya tidak. Gen tertentu menempatkan orang pada risiko

tinggi untuk mengalami gangguan autoimun yang menyebabkan sindrom ini. Tetapi

mekanisme tertentu dapat memicu terjadinya sindrom ini, seperti infeksi oleh virus

atau bakteri tertentu.

Dalam sindrom Sjogren, sistem kekebalan tubuh terlebih dahulu menyebabkan

mata dan mulut kering. Tetapi sindrom ini juga dapat merusak bagian tubuh yang lain,

antara lain:

1. Sendi

2. Tiroid

Page 4: Syndrom Sjogren

3. Ginjal

4. Hati

5. Paru-paru

6. Kulit

7. Saraf

IV. MANIFESTASI KLINIS

DUA GEJALA UTAMA SINDROM SJOGREN ADALAH:

1. Mata kering

Mata mungkin mengalami sensasi terbakar, gatal atau seperti berpasir (seolah-

olah ada pasir di dalamnya).

2. Mulut kering

Mulut mungkin terasa seperti penuh dengan kapas, sehingga terasa sulit untuk

menelan atau berbicara.

Page 5: Syndrom Sjogren

Beberapa orang dengan sindrom Sjogren juga mengalami satu atau lebih dari

gejala berikut :

1. Nyeri, pembengkakan dan kekakuan yang terjadi secara bersamaan.

2. Kelenjar ludah membengkak, terutama kelenjar yang terletak di belakang

rahang dan di depan telinga.

3. Ruam pada kulit dan kulit kering

4. Vagina kering

5. Batuk kering yang persisten

6. Kelelahan yang berkepanjangan

V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Tes darah

Tes darah dapat membantu untuk menentukan apakah pasien memiliki tingkat

antibodi tinggi yang dapat menandakan penyakitnya, seperti antibodi anti-nuklear

(ANA, Anti-nuclear Antibody) dan faktor rheumatoid. Keduanya berkaitan

dengan tanda penyakit otoimun. Pola ANA pada sindrom Sjögren tipikal adalah

SSA/Ro dan SSB/La. SSB/La memiliki keunggulan yakni lebih spesifik,

sedangkan SSA/Ro dapat dihubungkan dengan penyakit otoimun lainnya, namun

sering menandakan sindrom Sjögren

2. Tes Schirmer

Dapat mengukur produksi dari air mata, dengan menggunakan sebuah lembar

strip kertas penyaring yang diletakkan pada bawah kelopak mata selama lima

menit. Kemudian dilakukan pengukuran jumlah pembasahaan kertas dengan

Page 6: Syndrom Sjogren

penggaris. Sebuah lampu pemeriksaan dapat digunakan untuk menentukan tingkat

kekeringan pada permukaan mata.

3. Pengumpulan air liur

Fungsi kelenjar liur dapat diuji dengan pengumpulan air liur dan menentukan

jumlah produksinya

4. Biopsi bibir

Sebuah tindakan biopsi bibir dapat menentukan apakah terdapat pengumpulan

limfosit pada kelenjar liur, dan merusak kelenjar-kelenjar karena reaksi radang.

VI. PENATALAKSANAAN MEDIS

Banyak orang yang dapat mengatasi mata kering dan mulut kering yang terkait

dengan sindrom Sjogren dengan menggunakan obat tetes mata yang dijual bebas dan

minum air lebih sering. Tetapi beberapa orang mungkin membutuhkan resep obat dari

dokter, atau bahkan operasi.

a. Obat-obatan

Tergantung pada gejala yang terjadi pada pasien, obat yang biasa diberikan

oleh dokter, antara lain:

2. Obat untuk meningkatkan produksi air liur

Obat-obatan jenis ini antara lain, pilocarpine (Salagen) dan cevimeline

(Evoxac) dapat meningkatkan produksi air liur, dan kadang-kadang juga

meningkatkan produksi air mata. Efek samping yang dapat terjadi, antara lain

berkeringat, sakit perut, diare, dan sering buang air.

3. Obat untuk komplikasi tertentu dari sindrom Sjogren

Jika sindrom ini berkembang menjadi gejala-gejala seperti arthritis, dapat

diatasi dengan obat nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) atau obat

arthritis yang lain. Jika terjadi infeksi jamur oleh karena keringnya rongga mulut,

harus diobati dengan obat antijamur.

4. Obat untuk mengatasi semua gejala sindrom Sjogren secara luas

Hydroxychloroquine (Plaquenil) merupakan obat yang dirancang untuk

mengobati malaria, obat ini sering membantu dalam mengobati sindrom Sjogren.

Page 7: Syndrom Sjogren

Obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh, seperti methotrexate atau

siklosporin, mungkin juga akan diresepkan oleh dokter.

b. Oprasi

Untuk mengurangi kering pada mata, dapat dipertimbangkan untuk menjalani

prosedur bedah minor untuk menutup saluran air mata. Saluran air mata tersebut

merupakan saluran yang mengeluarkan air mata dari mata (punctal occlusion) dan

menyebabkan air mata habis, sehingga mata kering. Kolagen atau silikon dapat

dimasukkan ke dalam saluran sebagai penutup sementara. Tindakan operasi yang

lain juga dapat dengan menggunakan laser untuk menutup saluran air mata secara

permanen.

VII. EPIDEMIOLOGI

Sindrom Sjogren dapat terjadi pada semua usia, namun kebanyakan

didiagnosis pada usia lebih dari 40 tahun. Sindrom Sjogren banyak terjadi pada

wanita. Pengobatan sindrom ini biasanya berfokus pada menghilangkan gejala, yang

dapat reda seiring berjalannya waktu.

VIII. PROGNOSIS

Sindrom Sjögren dapat merusak organ penting tubuh. Beberapan penderita

mungkin hanya menderita gejala ringan dan lainnya dapat sangat buruk. Sebagian

besar dapat diatasi secara simtomatik. Sebagian penderita dapat mengalami

penglihatan yang buruk, rasa tidak nyaman pada mata, infeksi pada mulut,

pembengkakan kelenjar liur, kesulitan pada menelan dan makan. Rasa lelah dan sakit

pada persendian juga dapat mengganggu kenyamanan. Terdapat penderita yang juga

dapat terkena gangguan ginjal hingga terdapat gejala proteinuria, defek urinaris, dan

asidosis tubular renal distal.

Page 8: Syndrom Sjogren

IX. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler

yang diperlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrient dalam tubuh

Tindakan/ intervensi :

Pertahankan tirah baring bantu dengan aktivitas perawatan.

Rasional : Menurunkan beban kerja miokard dan konsumsi oksigen,

memaksimalkan efektifitas dari perfusi jaringan.

Pantau terhadap kecenderungan tekanan darah, mencatat

perkembangan hipotensi dan perubahan pada tekanan nadi.

Rasional : Hipotensi akan berkembang bersamaan dengan kuman yang

menyerang darah.

Perhatikan kualitas, kekuatan dari denyut perifer.

Rasional : Pada awal nadi cepat kuat karena peningkatan curah

jantung, nadi dapat lemah atau lambat karena hipotensi yang terus

menerus, penurunan curah jantung dan vaso kontriksi perifer.

Kaji frukuensi pernafasan kedalaman dan kualitas. Perhatikan dispnea

berat.

Rasional : Peningkatan pernafasan terjadi sebagai respon terhadap

efek-efek langsung dari kuman pada pusat pernafasan. Pernafasan

menjadi dangkal bila terjadi insufisiensi pernafasan, menimbulkan

resiko kegagalan pernafasan akut.

Berikan cairan parenteral.

Rasional : Untuk mempertahankan perfusi jaringan, sejumlah besar

cairan mungkin dibutuhkan untuk mendukung volume sirkulasi.

2. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingat kesalahasn

interprestasi informasi, keterbatasan kognitif.

Tindakan/ intervensi:

Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan.

Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat

membuat pilihan.

Page 9: Syndrom Sjogren

Berikan informasi mengenai terapi obat - obatan, interaksi obat, efek

samping dan ketaatan terhadap program.

Rasional : Meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerja sama

dalam penyembuhan dan mengurangi kambuhnya komplikasi.

Diskusikan kebutuhan untuk pemasukan nutrisional yang tepat dan

seimbang. Rasional : Perlu untuk penyembuhan optimal dan

kesejahteraan umum.

Dorong periode istirahat dan aktivitas yang terjadwal.

Rasional : Mencegah pemenatan, penghematan energi dan

meningkatkan penyembuhan.

Tinjau perlunya kesehatan pribadi dan kebersihan lingkungan.

Rasional : Membantu mengontrol pemajanan lingkungan dengan

mengurangi jumlah penyebab penyakit yang ada.

Identifikasi tanda dan gejala yang membutuhkan evaluasi medis.

Rasional : Pengenalan dini dari perkembangan / kambuhnya infeksi.

Tekankan pentingnya terapi antibiotik sesuai kebutuhan.

Rasional : Pengguaan terhadap pencegahan terhadap infeksi.

3. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem tubuh (pertahanan

utama tidak adekuat), prosedur invasif.

4. Tindakan/Intervensi :

Pantau terhadap kecenderungan peningkatan suhu tubuh.

Rasional : Demam disebabkan oleh efek endoktoksin pada

hipotalamus dan hipotermia adalah tanda tanda penting yang

merefleksikan perkembangan status syok/ penurunan perfusi jaringan.

Amati adanya menggigil dan diaforosis.

Rasional : Menggigil sering kali mendahului memuncaknya suhu

pada infeksi umum.

Memantau tanda - tanda penyimpangan kondisi/ kegagalan untuk

memperbaiki selama masa terapi.

Rasional : Dapat menunjukkan ketidak tepatan terapi antibiotik atau

pertumbuhan dari organisme.

Berikan obat anti infeksi sesuai petunjuk.

Rasional : Dapat membasmi/ memberikan imunitas sementara untuk

infeksi umum

Page 10: Syndrom Sjogren

Dapatkan spisemen darah.

Rasional : Identifikasi terhadap penyebab jenis infeksi malaria

X. PENDIDIKAN KESEHATAN

Page 11: Syndrom Sjogren

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SYNDROM SJOGREN

Pokok Bahasan : Pemeriksaan biopsi bibir

Sasaran : Keluarga Bapak W.P

Target : Ny.W dan Ny. S

Waktu : 30 menit

Hari/Tanggal : selasa,10 april 2012

Tempat : Rumah Bapak W.P

I. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Keluarga memahami tentang Pemeriksaan biopsi bibir.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Setelah diberikan penyuluhan keluarga dapat :

1. Menyebutkan definisi Pemeriksaan biopsi bibir.

2. Menjelaskan secara singkat cara Pemeriksaan biopsi bibir.

3. Menyebutkan 2 mafaant Pemeriksaan biopsi bibir.

4. Menyebutkan 2 contoh efek samping Pemeriksaan biopsi bibir.

III. GARIS BESAR MATERI

1. Pengertian Pemeriksaan biopsi bibir

2. Cara Pemeriksaan biopsi bibir.

3. Manfaat dari Pemeriksaan biopsi bibir..

4. Efek samping Pemeriksaan biopsi bibir

IV. METODE

Ceramah dan tanya jawab

V. MEDIA

Leaflet

Page 12: Syndrom Sjogren

VI. KEGIATAN PEENYULUHAN

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audien

1. Pembukaan 5 menit o Mengucapkan salam

o Perkenalan

o Menjelaskan tujuan

o Menjawab salam

o Memperhatikan

o Memperhatikan

2. Penyampaian

materi

20 enit o Menyampaikan materi :

1. Pengertian

Pemeriksaan biopsi

bibir

2. Cara Pemeriksaan

biopsi bibir.

3. Manfaat dari

Pemeriksaan biopsi

bibir.

4. Efek samping

Pemeriksaan biopsi

bibir .

o Memberikan kesempatan

bertanya.

o Menjawab pertanyaan

o Memperhatikan

o Bertanya hal yang

kurang jelas

o Memperhatikan

3. Penutup 5 menit o Evaluasi dan menyimpulkan

materi

o Memberikan reinforcement

o Kontrak waktu.

o Mengucapkan salam

o Memperhatikan

o Mengucapkan

terima kasih

o Memberikan

alternatif waktu

o Menjawab salam

VII. EVALUASI

Page 13: Syndrom Sjogren

1. Keluarga mapu menyebutkan definisi Pemeriksaan biopsi bibir dengan benar.

2. Keluarga mapu menjelaskan secara singkat cara Pemeriksaan biopsi bibir dengan benar.

3. Keluarga dapat menyebutkan 2 mafaant Pemeriksaan biopsi bibir dengan denar.

4. Keluarga mapu menyebutkan 2 contoh efek samping dari Pemeriksaan biopsi bibir

dengan benar

Yogyakarta, 13 april 2012

Pembimbing penyuluh

(Ch. Hatri.I.,M.Kes,.Sp.KMB) (I GEDE MADE INDRA PUTRA WISNAWA)

LAPORAN KASUS INDIVIDU

Page 14: Syndrom Sjogren

SYNDROM SJOGREN

DISUSUN OLEH:

I GEDE MADE INDRA PUTRA WISNAWA

(1002053)

OLOEH:

SEKOLAH TINGGI ILMU KESAHATAN

BETHESDA YAKUM

YOGYAKARTA

2012