syndrom sjogren
TRANSCRIPT
SYNDROM SJOGREN
I. DEFINISI
Sjogren syndrome atau sindrom Sjogren adalah gangguan sistem kekebalan
tubuh yang dapat diidentifikasi dengan dua gejala yang paling umum, yaitu mata
kering dan mulut kering.
Sindrom Sjogren seringkali menyertai gangguan sistem kekebalan, seperti
rheumatoid arthritis dan lupus. Pada penderita sindrom Sjogren, mata dan mulut
biasanya paling pertama terpengaruh.
Pengaruh sindrom Sjogren pada mata dan mulut dapat mengakibatkan
penurunan produksi air mata dan air liur. Sindrom Sjogren dapat mempengaruhi
kelenjar yang berfungsi untuk memproduksi air mata dan kelenjar yang berfungsi
untuk memproduksi air liur (saliva).
II. ANATOMI FISIOLOGI
A. Mata
Secara garis besar anatomi mata dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, dan
untuk ringkasnya fisiologi mata akan diuraikan secara terpadu. Keempat kelompok ini
terdiri dari :
1. Palpebra
Dari luar ke dalam terdiri dari: kulit, jaringan ikat lunak, jaringan otot, tarsus,
vasia dan konjungtiva.
Fungsi dari palpebra adalah untuk melindungi bola mata, bekerja sebagai
jendela memberi jalan masuknya sinar kedalam bola mata, juga membasahi dan
melicinkan permukaan bola mata.
2. Rongga mata
Merupakan suatu rongga yang dibatasi oleh dinding dan berbentuk sebagai
piramida kwadrilateral dengan puncaknya kearah foramen optikum. Sebagian
besar dari rongga ini diisi oleh lemak, yang merupakan bantalan dari bola mata
dan alat tubuh yang berada di dalamnya seperti: urat saraf, otot-otot penggerak
bola mata, kelenjar air mata, pembuluh darah
3. Bola mata
Menurut fungsinya maka bagian-bagiannya dapat dikelompokkan menjadi:
Otot-otot penggerak bola mata
Dinding bola mata yang teriri dari: sclera dan kornea. Kornea kecuali
sebagai dinding juga berfungsi sebagai jendela untuk jalannya sinar.
Isi bola mata, yang terdiri atas macam-macam bagian dengan fungsinya
masing-masing
4. Sistem kelenjar bola mata
Terbagi menjadi dua bagian:
Kelenjar air mata yang fungsinya sebagai penghasil air mata
Saluran air mata yang menyalurkan air mata dari fornik konjungtiva ke
dalam rongga hidung
III. ETIOLOGI
Penyebab sindrom Sjogren adalah gangguan autoimun. Hal ini mempunyai arti
bahwa terjadi kesalahan pada sistem kekebalan tubuh, yang menyerang sel-sel dan
jaringan tubuh sendiri .
Para ilmuwan tidak yakin mengapa beberapa orang menderita sindrom
Sjogren sedangkan yang lainnya tidak. Gen tertentu menempatkan orang pada risiko
tinggi untuk mengalami gangguan autoimun yang menyebabkan sindrom ini. Tetapi
mekanisme tertentu dapat memicu terjadinya sindrom ini, seperti infeksi oleh virus
atau bakteri tertentu.
Dalam sindrom Sjogren, sistem kekebalan tubuh terlebih dahulu menyebabkan
mata dan mulut kering. Tetapi sindrom ini juga dapat merusak bagian tubuh yang lain,
antara lain:
1. Sendi
2. Tiroid
3. Ginjal
4. Hati
5. Paru-paru
6. Kulit
7. Saraf
IV. MANIFESTASI KLINIS
DUA GEJALA UTAMA SINDROM SJOGREN ADALAH:
1. Mata kering
Mata mungkin mengalami sensasi terbakar, gatal atau seperti berpasir (seolah-
olah ada pasir di dalamnya).
2. Mulut kering
Mulut mungkin terasa seperti penuh dengan kapas, sehingga terasa sulit untuk
menelan atau berbicara.
Beberapa orang dengan sindrom Sjogren juga mengalami satu atau lebih dari
gejala berikut :
1. Nyeri, pembengkakan dan kekakuan yang terjadi secara bersamaan.
2. Kelenjar ludah membengkak, terutama kelenjar yang terletak di belakang
rahang dan di depan telinga.
3. Ruam pada kulit dan kulit kering
4. Vagina kering
5. Batuk kering yang persisten
6. Kelelahan yang berkepanjangan
V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Tes darah
Tes darah dapat membantu untuk menentukan apakah pasien memiliki tingkat
antibodi tinggi yang dapat menandakan penyakitnya, seperti antibodi anti-nuklear
(ANA, Anti-nuclear Antibody) dan faktor rheumatoid. Keduanya berkaitan
dengan tanda penyakit otoimun. Pola ANA pada sindrom Sjögren tipikal adalah
SSA/Ro dan SSB/La. SSB/La memiliki keunggulan yakni lebih spesifik,
sedangkan SSA/Ro dapat dihubungkan dengan penyakit otoimun lainnya, namun
sering menandakan sindrom Sjögren
2. Tes Schirmer
Dapat mengukur produksi dari air mata, dengan menggunakan sebuah lembar
strip kertas penyaring yang diletakkan pada bawah kelopak mata selama lima
menit. Kemudian dilakukan pengukuran jumlah pembasahaan kertas dengan
penggaris. Sebuah lampu pemeriksaan dapat digunakan untuk menentukan tingkat
kekeringan pada permukaan mata.
3. Pengumpulan air liur
Fungsi kelenjar liur dapat diuji dengan pengumpulan air liur dan menentukan
jumlah produksinya
4. Biopsi bibir
Sebuah tindakan biopsi bibir dapat menentukan apakah terdapat pengumpulan
limfosit pada kelenjar liur, dan merusak kelenjar-kelenjar karena reaksi radang.
VI. PENATALAKSANAAN MEDIS
Banyak orang yang dapat mengatasi mata kering dan mulut kering yang terkait
dengan sindrom Sjogren dengan menggunakan obat tetes mata yang dijual bebas dan
minum air lebih sering. Tetapi beberapa orang mungkin membutuhkan resep obat dari
dokter, atau bahkan operasi.
a. Obat-obatan
Tergantung pada gejala yang terjadi pada pasien, obat yang biasa diberikan
oleh dokter, antara lain:
2. Obat untuk meningkatkan produksi air liur
Obat-obatan jenis ini antara lain, pilocarpine (Salagen) dan cevimeline
(Evoxac) dapat meningkatkan produksi air liur, dan kadang-kadang juga
meningkatkan produksi air mata. Efek samping yang dapat terjadi, antara lain
berkeringat, sakit perut, diare, dan sering buang air.
3. Obat untuk komplikasi tertentu dari sindrom Sjogren
Jika sindrom ini berkembang menjadi gejala-gejala seperti arthritis, dapat
diatasi dengan obat nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) atau obat
arthritis yang lain. Jika terjadi infeksi jamur oleh karena keringnya rongga mulut,
harus diobati dengan obat antijamur.
4. Obat untuk mengatasi semua gejala sindrom Sjogren secara luas
Hydroxychloroquine (Plaquenil) merupakan obat yang dirancang untuk
mengobati malaria, obat ini sering membantu dalam mengobati sindrom Sjogren.
Obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh, seperti methotrexate atau
siklosporin, mungkin juga akan diresepkan oleh dokter.
b. Oprasi
Untuk mengurangi kering pada mata, dapat dipertimbangkan untuk menjalani
prosedur bedah minor untuk menutup saluran air mata. Saluran air mata tersebut
merupakan saluran yang mengeluarkan air mata dari mata (punctal occlusion) dan
menyebabkan air mata habis, sehingga mata kering. Kolagen atau silikon dapat
dimasukkan ke dalam saluran sebagai penutup sementara. Tindakan operasi yang
lain juga dapat dengan menggunakan laser untuk menutup saluran air mata secara
permanen.
VII. EPIDEMIOLOGI
Sindrom Sjogren dapat terjadi pada semua usia, namun kebanyakan
didiagnosis pada usia lebih dari 40 tahun. Sindrom Sjogren banyak terjadi pada
wanita. Pengobatan sindrom ini biasanya berfokus pada menghilangkan gejala, yang
dapat reda seiring berjalannya waktu.
VIII. PROGNOSIS
Sindrom Sjögren dapat merusak organ penting tubuh. Beberapan penderita
mungkin hanya menderita gejala ringan dan lainnya dapat sangat buruk. Sebagian
besar dapat diatasi secara simtomatik. Sebagian penderita dapat mengalami
penglihatan yang buruk, rasa tidak nyaman pada mata, infeksi pada mulut,
pembengkakan kelenjar liur, kesulitan pada menelan dan makan. Rasa lelah dan sakit
pada persendian juga dapat mengganggu kenyamanan. Terdapat penderita yang juga
dapat terkena gangguan ginjal hingga terdapat gejala proteinuria, defek urinaris, dan
asidosis tubular renal distal.
IX. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler
yang diperlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrient dalam tubuh
Tindakan/ intervensi :
Pertahankan tirah baring bantu dengan aktivitas perawatan.
Rasional : Menurunkan beban kerja miokard dan konsumsi oksigen,
memaksimalkan efektifitas dari perfusi jaringan.
Pantau terhadap kecenderungan tekanan darah, mencatat
perkembangan hipotensi dan perubahan pada tekanan nadi.
Rasional : Hipotensi akan berkembang bersamaan dengan kuman yang
menyerang darah.
Perhatikan kualitas, kekuatan dari denyut perifer.
Rasional : Pada awal nadi cepat kuat karena peningkatan curah
jantung, nadi dapat lemah atau lambat karena hipotensi yang terus
menerus, penurunan curah jantung dan vaso kontriksi perifer.
Kaji frukuensi pernafasan kedalaman dan kualitas. Perhatikan dispnea
berat.
Rasional : Peningkatan pernafasan terjadi sebagai respon terhadap
efek-efek langsung dari kuman pada pusat pernafasan. Pernafasan
menjadi dangkal bila terjadi insufisiensi pernafasan, menimbulkan
resiko kegagalan pernafasan akut.
Berikan cairan parenteral.
Rasional : Untuk mempertahankan perfusi jaringan, sejumlah besar
cairan mungkin dibutuhkan untuk mendukung volume sirkulasi.
2. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingat kesalahasn
interprestasi informasi, keterbatasan kognitif.
Tindakan/ intervensi:
Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan.
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat
membuat pilihan.
Berikan informasi mengenai terapi obat - obatan, interaksi obat, efek
samping dan ketaatan terhadap program.
Rasional : Meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerja sama
dalam penyembuhan dan mengurangi kambuhnya komplikasi.
Diskusikan kebutuhan untuk pemasukan nutrisional yang tepat dan
seimbang. Rasional : Perlu untuk penyembuhan optimal dan
kesejahteraan umum.
Dorong periode istirahat dan aktivitas yang terjadwal.
Rasional : Mencegah pemenatan, penghematan energi dan
meningkatkan penyembuhan.
Tinjau perlunya kesehatan pribadi dan kebersihan lingkungan.
Rasional : Membantu mengontrol pemajanan lingkungan dengan
mengurangi jumlah penyebab penyakit yang ada.
Identifikasi tanda dan gejala yang membutuhkan evaluasi medis.
Rasional : Pengenalan dini dari perkembangan / kambuhnya infeksi.
Tekankan pentingnya terapi antibiotik sesuai kebutuhan.
Rasional : Pengguaan terhadap pencegahan terhadap infeksi.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem tubuh (pertahanan
utama tidak adekuat), prosedur invasif.
4. Tindakan/Intervensi :
Pantau terhadap kecenderungan peningkatan suhu tubuh.
Rasional : Demam disebabkan oleh efek endoktoksin pada
hipotalamus dan hipotermia adalah tanda tanda penting yang
merefleksikan perkembangan status syok/ penurunan perfusi jaringan.
Amati adanya menggigil dan diaforosis.
Rasional : Menggigil sering kali mendahului memuncaknya suhu
pada infeksi umum.
Memantau tanda - tanda penyimpangan kondisi/ kegagalan untuk
memperbaiki selama masa terapi.
Rasional : Dapat menunjukkan ketidak tepatan terapi antibiotik atau
pertumbuhan dari organisme.
Berikan obat anti infeksi sesuai petunjuk.
Rasional : Dapat membasmi/ memberikan imunitas sementara untuk
infeksi umum
Dapatkan spisemen darah.
Rasional : Identifikasi terhadap penyebab jenis infeksi malaria
X. PENDIDIKAN KESEHATAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
SYNDROM SJOGREN
Pokok Bahasan : Pemeriksaan biopsi bibir
Sasaran : Keluarga Bapak W.P
Target : Ny.W dan Ny. S
Waktu : 30 menit
Hari/Tanggal : selasa,10 april 2012
Tempat : Rumah Bapak W.P
I. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Keluarga memahami tentang Pemeriksaan biopsi bibir.
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan keluarga dapat :
1. Menyebutkan definisi Pemeriksaan biopsi bibir.
2. Menjelaskan secara singkat cara Pemeriksaan biopsi bibir.
3. Menyebutkan 2 mafaant Pemeriksaan biopsi bibir.
4. Menyebutkan 2 contoh efek samping Pemeriksaan biopsi bibir.
III. GARIS BESAR MATERI
1. Pengertian Pemeriksaan biopsi bibir
2. Cara Pemeriksaan biopsi bibir.
3. Manfaat dari Pemeriksaan biopsi bibir..
4. Efek samping Pemeriksaan biopsi bibir
IV. METODE
Ceramah dan tanya jawab
V. MEDIA
Leaflet
VI. KEGIATAN PEENYULUHAN
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audien
1. Pembukaan 5 menit o Mengucapkan salam
o Perkenalan
o Menjelaskan tujuan
o Menjawab salam
o Memperhatikan
o Memperhatikan
2. Penyampaian
materi
20 enit o Menyampaikan materi :
1. Pengertian
Pemeriksaan biopsi
bibir
2. Cara Pemeriksaan
biopsi bibir.
3. Manfaat dari
Pemeriksaan biopsi
bibir.
4. Efek samping
Pemeriksaan biopsi
bibir .
o Memberikan kesempatan
bertanya.
o Menjawab pertanyaan
o Memperhatikan
o Bertanya hal yang
kurang jelas
o Memperhatikan
3. Penutup 5 menit o Evaluasi dan menyimpulkan
materi
o Memberikan reinforcement
o Kontrak waktu.
o Mengucapkan salam
o Memperhatikan
o Mengucapkan
terima kasih
o Memberikan
alternatif waktu
o Menjawab salam
VII. EVALUASI
1. Keluarga mapu menyebutkan definisi Pemeriksaan biopsi bibir dengan benar.
2. Keluarga mapu menjelaskan secara singkat cara Pemeriksaan biopsi bibir dengan benar.
3. Keluarga dapat menyebutkan 2 mafaant Pemeriksaan biopsi bibir dengan denar.
4. Keluarga mapu menyebutkan 2 contoh efek samping dari Pemeriksaan biopsi bibir
dengan benar
Yogyakarta, 13 april 2012
Pembimbing penyuluh
(Ch. Hatri.I.,M.Kes,.Sp.KMB) (I GEDE MADE INDRA PUTRA WISNAWA)
LAPORAN KASUS INDIVIDU
SYNDROM SJOGREN
DISUSUN OLEH:
I GEDE MADE INDRA PUTRA WISNAWA
(1002053)
OLOEH:
SEKOLAH TINGGI ILMU KESAHATAN
BETHESDA YAKUM
YOGYAKARTA
2012