tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai anak balita...
TRANSCRIPT
i
TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI ANAK
BALITA TENTANG GIZI BALITADI DESA PUNGSARI
PLUPUH SRAGEN
TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh:
NOVI NILASARI
NIM : B09 036
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI ANAK
BALITA TENTANG GIZI BALITA DI DESA PUNGSARI
PLUPUH SRAGEN TAHUN 2012
Diajukan oleh :
NOVI NILASARI
B09 036
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal :Juni 2012
Pembimbing
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT)
NIK.200582015
iii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI ANAK
BALITA TENTANG GIZI BALITA DI DESA PUNGSARI
PLUPUH SRAGEN TAHUN 2012
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh:
NOVI NILASARI
B09 036
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program D III Kebidanan
Pada Tanggal: Juli 2012
PENGUJI I PENGUJI II
(ENI RUMIYATI, S.ST) (DHENY ROHMATIKA, S.SiT)
NIK.200682019 NIK.200582015
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui
Ka.Prodi D III Kebidanan
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT)
NIK.200582015
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita
Tentang Gizi Balita Di Desa Pungsari Plupuh Sragen tahun 2012”. Karya Tulis
Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu
syarat kelulusan STIKES Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKES Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan Kusuma
Husada Surakarta dan selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
3. Dr. Wahyu selaku Kepala Puskesmas Plupuh II atas segala bantuan yang
telah diberikan
4. Bapak Sukidi selaku Lurah Desa Pungsari atas segala bantuan yang telah
diberikan
5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
v
6. Semua Responden yang membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
vi
Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2012
Novi Nilasari
B09 036
TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BALITA
TENTANG GIZI BALITA DI DESA PUNGSARI, PLUPUH, SRAGEN
TAHUN 2012
Xiv + 44 halaman + 16 lampiran + 4 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada
lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi,
menu seimbang dan kesehatan. Menurut survey pendahuluan yang dilakukan
dengan metode wawancara pada 10 ibu yang mempunyai balita di Desa Pungsari
didapatkan hasil 2 orang mempunyai pengetahuan yang baik, 5 orang mempunyai
pengetahuan yang cukup dan 3 orang mempunyai pengetahuan yang kurang
tentang gizi balita.
Tujuan : Adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai
anak balita tentang gizi balita dalam tingkatbaik, cukup, dan kurang.
Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif, lokasi penelitian
diambil di Desa Pungsari, Plupuh, Sragen pada tanggal 16-19 Mei 2012. Jumlah populasi sebanyak 168 orang, dan jumlah sampel sebanyak 42 orang, dengan
teknik pengambilan sampel random sampling. Instrumentpengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan untuk analisa data dilakukan dengan
komputerisasi menggunakan program SPSS versi 16. Hasil Penelitian : Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Desa Pungsari,
Plupuh, Sragen diperoleh hasil bahwa tingkat pengetahuan baik ada 5 responden (11,90%), yang berpengetahuan cukup sebanyak 32 responden (76,20%), dan
yang berpengetahuan kurang sebanyak 5 reponden (11,90%).
Kesimpulan : Dari Penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa pengetahuan ibu
yang mempunyai anak balita tentang gizi balita di Desa Pungsari, Plupuh, Sragen
adalah berpengetahuan cukup (76,20%). Tingkat pengetahuan cukup dikarenakan
tingkat sosial ekonomi, pendidikan, dan informasi yang kurang tentang gizi balita.
Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu, Gizi, Balita
Kepustakaan : 20 literatur (Tahun 2006 s/d 2012)
vii
MOTTO
v Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar
(Al-Baqarah: 153)
v Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada kemauan untuk
menyelesaikannya.
v Be your self
v Apapun yang terjadi, jangan dijadikan beban. Berserah diri sepenuhnya pada
Tuhan, dan yakin Tuhan telah merencanakan yg terbaik.
v Hiasi hidup ini dengan kerendahan hati, ketulusan dan kejujuran.
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini saya persembahkan untuk:
1. ALLAH SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia Nya.
2. Ayah bunda tercinta, adikku Mila, beserta seluruh keluarga besarku yang selalu
memberi doa, semangat dan dukungan baik moril maupun materiil.
3. Jaya Perdana Husadayang selalu menjadi inspirasi dalam setiap langkahku,
terimakasihatas dukungan dansemangatnya.
4. Wiwin yang selalu memberi masukan dan nasehat, Nur Fitriana terimakasih atas
kerjasama, partisipasinya dan bantuannya.
5. Semua sahabatku yang tidak bisadisebutkan satu persatu terimakasih atas
dukungan serta doanya.
6. Almamater tercinta dan teman-teman seperjuangan di Stikes Kusuma Husada.
viii
CURICULUM VITAE
Nama : Novi Nilasari
Tempat/Tanggal Lahir : Surakarta, 22 Desember 1989
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Debegan RT 05 RW 02, Mojosongo, Jebres,
Surakarta
Riwayat Pendidikan
1. SD N Mojosongo 1, Surakarta LULUS TAHUN 2001
2. SMP N 7, Surakarta LULUS TAHUN 2004
3. SMK Analis Kesehatan Nasional, Surakarta LULUS TAHUN 2007
4. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Angkatan 2009/2010
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
ABSTRAK.................................................................................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................. vii
CURICULUM VITAE............................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL...................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xiv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................... 4
C. Tujuan Penelitian................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................. 5
E. Keaslian Penelitian ............................................................ 6
F. Sistematika Penulisan ........................................................ 7
x
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. TinjauanTeori ................................................................... 9
1. Pengetahuan................................................................. 9
a. Pengertian .............................................................. 9
b. Tingkat Pengetahuan .............................................. 9
c. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan .............. 11
d. Cara Pengukuran Pengetahuan ............................... 12
e. Sumber Pengetahuan .............................................. 13
2. Gizi Balita .................................................................... 13
a. Balita ...................................................................... 13
b. Gizi ......................................................................... 13
c. Fungsi Gizi Pada Balita .......................................... 14
d. Kebutuhan Gizi Pada Balita ................................... 15
e. Pemberian Gizi Pada Balita Menurut Umurnya ..... 17
f. Status Gizi Balita ................................................... 18
g. Pengukuran Status Gizi Balita ............................... 18
h. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi ..... 19
i. Kekurangan dan Kelebihan Gizi ............................. 22
j. Gangguan Gizi Pada Balita Di Indonesia ................ 23
B. Kerangka Teori................................................................... 24
C. Kerangka Konsep............................................................... 25
xi
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.................................................................... 26
B. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................... 26
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel............ 26
D. Instrumen Penelitian............................................................ 28
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 32
F. Variabel Penelitian............................................................... 32
G. Definisi Operasional............................................................ 33
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data................................ 33
I. Etika Penelitian................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum .............................................................. 37
B. Hasil Penelitian .................................................................. 37
C. Pembahasan ....................................................................... 40
D. Keterbatasan penelitian ...................................................... 41
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................... 43
B. Saran .................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai
Balita Tentang Gizi Balita ........................................................... 30
Tabel 3.2 Definisi Operasional ................................................................... 33
Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi .......................................................... 38
Tabel 4.2Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai anak balita tentang gizi
balita............................................................................................... 39
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori............................................................................... 25
Gambar 2.2 Kerangka Konsep............................................................................ 26
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 3. Surat Persetujuan Studi Pendahuluan dari BAPPEDA Sragen
Lampiran 4. Surat Persetujuan Studi Pendahuluan dari Kecamatan Plupuh
Lampiran5.Surat Permohonan Ijin Uji Validitas
Lampiran 6. Surat Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen
Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian dari Kepala Desa Pungsari
Lampiran 9. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 10.Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 11. Uji Validitas dan Reabilitas
Lampiran 12. Kuesioner dan Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 13. Hasil Penelitian
Lampiran 14. Lembar konsultasi KTI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada saat ini, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yaitu
masalah gizi kurang dan gizi lebih. Masalah gizi kurang pada
umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan,
kurang baiknya kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan, dan adanya
daerah miskin gizi. Sebaiknya masalah gizi lebih disebabkan oleh
kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan
kurangnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan
(Almatsier, 2009).
Dalam rangka mengatasi masalah gizi pemerintah melaksanakan
program perbaikan gizi keluarga (PGK). Usaha perbaikan gizi Institusi
penerapan sistem kewaspadaan pangan dan gizi dengan harapan
terwujudnya keluarga mandiri sadar gizi. Upaya peningkatan
pencegahan dan penanggulangan masalah gizi tersebut dapat
ditempatkan sebagai bagian ujung tombak paradigma sehat untuk
mencapai Indonesia sehat ( Depkes RI, 2004).
Balita atau anak dibawah umur lima tahun adalah anak usia kurang
dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk
dalam golongan ini. Namun, karena faal (kerja alat tubuh semestinya)
bayi dibawah usia satu tahun berbeda dengan anak usia diatas satu
1
2
tahun, banyak ilmuwan yang membedakannya. Utamanya, makanan
bayi berbentuk cair, yaitu air susu ibu (ASI), sedangkan umumnya
anak usia lebih dari satu tahun mulai menerima makanan padat seperti
orang dewasa (Proverawati, 2009).
Kekurangan gizi pada umumnya terjadi pada balita karena pada
umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita
merupakan kelompok yang rentan gizi di suatu kelompok masyarakat
di masa itu merupakan masa peralihan antara saat disapih dan mulai
mengikuti pola makan orang dewasa (Adisasmito, 2007).
Dampak kekurangan gizi pada balita dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan, gangguan produksi tenaga, pertahanan tubuh yang
menurun, perkembangan otak dan mental yang terganggu
(Almatsier, 2009).
Pada usia balita, kecukupan gizi pada anak sangat tergantung
kepada ibu atau pengasuhnya. Anak balita merupakan kelompok yang
menunjukan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat
gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Pada masa bayi dan
balita, orang tua harus selalu memperhatikan kualitas dan kuantitas
makanan yang dikonsumsi anak dengan membiasakan pola makan
yang seimbang dan teratur setiap hari, sesuai dengan tingkat
kecukupannya (Cindar Bumi, 2005).
Begitu dominannya peran ibu bagi kesehatan anak balita terutama
dalam pemberian gizi yang cukup pada anak balita, menuntut ibu harus
3
mengetahui dan memahami akan kebutuhan gizi pada anak, untuk itu
yang harus dimiliki oleh ibu adalah pengetahuan tentang kebutuhan
gizi balita. Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang hadir dan
terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi,
persentuhan dan hubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya
(Siregar, 2008).
Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi sangat penting sekali, hal
ini disebabkan untuk menciptakan generasi mendatang yang lebih
baik, peran ibu dalam merawat bayi dan anak menjadi faktor penentu.
Masalahnya, kesadaran akan pentingnya pemberian gizi yang baik
kadang belum sepenuhnya dimengerti. Ada orang tua yang sudah tahu
akan gizi sehat, tetapi tidak peduli. Ada juga yang belum tahu tetapi
tidak mencari tahu. Padahal seharusnya makanan bergizi diperlukan
semenjak ibu hamil sampai masa balita. Kebutuhan gizi yang tidak
sesuai dapat menyebabkan gizi kurang dan gizi buruk bahkan dapat
menyebabkan kematian pada anak balita. Pengetahuan ibu tentang
kebutuhan gizi balita sangat berpengaruh terhadap status gizi balita
(Qurnia, 2009).
Dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan dengan metode
wawancara pada ibu yang mempunyai balita sebanyak 10 ibu dari 168
ibu yang memiliki balita di Desa Pungsari Plupuh, didapatkan hasil 2
orang mengetahui dengan baik tentang gizi balita, 5 orang cukup
4
mengetahui tentang gizi balita dan 3 orang kurang mengetahui tentang
gizi balita.
Berdasarkan latar belakang diatas dan dikarenakan gizi sangat
penting untuk pertumbuhan balita, dampak jika kekurangan gizi dapat
berakibat fatal terhadap perkembangan balita maka peneliti tertarik
melakukan penelitian mengenai “Tingkat Pengetahuan Ibu yang
Mempunyai Balita Tentang Gizi Balita di Desa Pungsari Plupuh
Sragen”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas perumusan masalah yang
diangkat adalah “Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Ibu yang
Mempunyai Balita Tentang Gizi Balita di Desa Pungsari Plupuh
Sragen ? “
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai
Balita Tentang Gizi Balita di Desa Pungsari Plupuh Sragen.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai
balita tentang gizi balita dalam tingkatbaik.
5
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai
balita tentang gizi balita dalam tingkat cukup.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai
balita tentang gizi balita dalam tingkat kurang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ilmu pengetahuan
Untuk dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya yang terkait dengan
pengetahuan tentang gizi balita.
2. Bagi penulis
a. Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya
pengetahuan gizi untuk balita.
b. Agar penulis dapat menerapkan ilmu yang didapat selama
perkuliahan di masyarakat.
3. Bagi institusi
a. Bagi puskesmas
Diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu masukan dalam
menerapkan pelayanan kebidanan tentang gizi balita.
b. Bagi institusi pendidikan
Dapat memberikan masukan secara konseptual sesuai hasil
penelitian pada mata kuliah kebidanan tentang gizi balita.
6
E. Keaslian
Keaslian merupakan uraian tentang hasil penelitian yang telah ada,
baik di Indonesia maupun luar negeri dan berhubungan dengan topik
masalah yang dibahas dan menjelaskan secara nyata antara penelitian
yang telah ada.
1. Munifatul (2009), dengan judul “Gambaran pengetahuan ibu
tentang kebutuhan gizi balita di wilayah posyandu klurahan III
Desa klurahan kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk”
penelitian ini adalah jenis deskriptif analitik dengan pendekatan
cross sectional, dengan menggunakan kuesioner, analisis data yang
digunakan adalahunivarian, pada bulan November 2009, jumlah
responden 87 ibu-ibu yang mempunyai anak balita, dengan hasil
terdapat 61 orang (71%) mempunyai pengetahuan baik, 21 orang
(24%) mempunyai pengetahuan cukup dan 5 orang (6%)
mempunyai pengetahuan kurang.
2. Endah Purwantiningsih (2008), dengan judul “Tingkat
Pengetahuan Ibu tentang gizi balita di Kelurahan Prenggan
Kotagede Yogyakarta” penelitian ini adalah jenis deskriptif dengan
rancangan cross sectional, dengan menggunakan kuesioner,
analisis data yang digunakan adalah univarian, waktu pada bulan
April 2008 jumlah responden adalah 63 ibu-ibu yang mempunyai
anak balita. Dengan hasil terdapat 35 orang (56%) mempunyai
7
pengetahuan baik, 20 orang (32%) mempunyai pengetahuan cukup
dan 8 orang (12%) mempunyai pengetahuan kurang.
Perbedaan penelitianyang terdahulu dengan sekarang yaitu jenis
penelitian, rancangan penelitian dan teknik pengambilan sampel.
Persamaannya yaitu teknik pengumpulan data dengan kuesioner.
F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan KTI terdiri 5 BAB,antara lain:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan secara singkat mengenai
latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan studi
kasus, manfaat studi kasus, keaslian studi kasus dan
sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini berisi tentang Teori dari pengetahuan ibu
tentang gizi balita yang meliputi pengertian pengetahuan,
tingkat pengetahuan, faktor yang mempengaruhi
pengetahuan, cara mengukur pengetahuan, sumber
pengetahuan, pengertian balita, pengertian gizi balita, fungsi
gizi bagi balita, kebutuhan gizi pada balita, pemberian gizi
pada balita menurut umur, pengertian status gizi balita,
pengukuran status gizi balita, faktor yang mempengaruhi
status gizi pada balita, akibat dari kekurangan dan kelebihan
8
gizi pada balita,kerangka teori,dan kerangka konsep
penelitian.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini berisi tentang jenis rancangan penelitian,
lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel, teknik
pengambilan sampel, instrumen penelitian, teknik
pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional,
metode pengolahan dan analisis data dan etika penelitian.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum lokasi
penelitian secara geografi dan demografi, hasil penelitian,
pembahasan, dan keterbatasan penelitian.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu
penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan presepsi terhadap obyek.
Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera
pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata)
(Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil
penggunaan panca indera yang berbeda sama sekali dengan
kepercayaan (believe), takhayul (superstitions), dan penerangan-
penerangan yang keliru (misinformation) (Soekanto, 2007).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan seseorang terhadap
objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda.
Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu:
9
10
1) Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang
telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk
mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat
menggunakan pertanyaan-pertanyaan, misalnya: apa tanda anak
yang kurang gizi.
2) Memahami (comprehension)
Memahami suatu obyek bukan sekedar tahu terhadap obyek
tersebut, tetapi orang tersebut, tidak sekedar menyebutkan,
tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara
benar tentang obyek yang diketahui tersebut.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami obyek
yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan
prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-
komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang
diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah
sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah
dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan,
11
membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek
tersebut.
5) Sintesis (syntesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk
merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis
dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan
kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek
tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya atau norma-norma
yang berlaku di masyarakat.
c. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan
menurutNotoatmodjo (2010), antara lain:
1) Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima hal-
hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal yang baru
tersebut.
12
2) Pengalaman
Di sini dikaitkan dengan umur dan pendidikan individu,
maksudnya adalah pendidikan yang tinggi maka pengalaman
akan luas, sedangkan semakin tua umur seseorang maka
pengalaman akan semakin banyak.
3) Sosial ekonomi
Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan
seseorang, sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikan,
ekonomi baik tingkat pendidikan akan tinggi, sehingga tingkat
pengetahuan akan tinggi juga.
4) Budaya
Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan
seseorang karena informasi yang baru akan disaring kira-kira
sesuai tidak dengan budaya yang ada dan agama yang dianut.
d. Cara pengukuran pengetahuan
Menurut Riwidikdo (2009), Menentukan tingkat pengetahuan
berdasarkan kemampuan dalam menjawab kuesioner dam nilainya
berdasarkan rangking secara objektif dengan urutan sebagai
berikut:
13
1) Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) > mean + 1
SD
2) Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean – SD <
x < mean + 1 SD
3) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
e. Sumber pengetahuan
Pengetahuan dapat diperoleh melalui fakta dengan melihat dan
mendengar sendiri serta melalui alat-alat komunikasi, misalnya
dengan membaca surat kabar atau buku, mendengarkan radio,
melihat televisi, dan lain- lain ( Notoatmodjo,2010).
2. Gizi balita
a. Balita
Balita adalah semua anak termasuk bayi yang berusia 0 sampai
menjelang 5 tahun (Depkes RI, 2007).
Balita atau anak dibawah umur lima tahun adalah anak usia kurang
dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga
termasuk dalam golongan ini (Proverawati, 2009).
b. Gizi
Gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya yaitu penghasil energi, pembangun, memelihara dan
mengatur proses kehidupan (Almatsier, 2009).
14
Gizi berasal dari bahasa arab yaitu ghidza yang berarti
makanan. Disatu sisi ilmu gizi berkaitan dengan makanan dan di
sisi lain berkaitan dengan tubuh manusia. Sedangkan pengertian
makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat gizi yang
dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh dan berguna bila di
masukkan dalam tubuh (Almatsier, 2009).
c. Fungsi gizi pada balita.
Menurut Almatsteir (2009), fungsi gizi pada balita antara lain:
1) Sebagai zat pembangun
Zat gizi ini diperlukan tubuh sebagai pembentuk sel yang baru,
mengganti sel yang rusak. Protein, mineral, air merupakan zat
pembangun seperti yang terdapat dalam ikan, daging, kacang-
kacangan, tempe, tahu dan lain-lain.
2) Sebagai zat tenaga
Zat gizi yang dapat memberikan tenaga adalah karbohidrat,
lemak, dan protein. Zat gizi penghasil tenaga ini biasanya
dihasilkan oleh nasi, jagung, kentang, sagu, ubi dan lain-lain.
3) Sebagai zat pengatur
Protein, mineral, air, vitamin diperlukan untuk mengatur
proses dalam tubuh. Maka bahan makanan sumber mineral dan
vitamin adalah sayur dan buah termasuk golongan bahan
makanan sumber zat gizi pengatur.
15
d. Kebutuhan gizi pada balita
Menurut Sediaoetama (2010), balita merupakan kelompok yang
menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat sehingga
memerlukan zat gizi yang tinggi. Zat gizi yang diperlukan oleh
balita antara lain :
1) Air
Pada masa balita jumlah air yang dilanjutkan untuk diberikan
sangat penting karena air merupakan nutrisi yang menjadi
media untuk nutrisi lainnya.
2) Energi
Energi yang dibutuhkan balita pada berbagai umur dan keadaan
yang berbeda sangat bervariasi, Energi yang diberikan
digunakan untuk:
a) Metabolisme basal
Balita membutuhkan 55 kal/kgbb/hari kemudian pada usia
selanjutnya berkurang. Metabolisme basal meningkat 10 %
untuk setiap kenaikan suhu 1°C.
b) Pembuangan sisa – sisa hasil metabolisme yang tidak
dipakai biasanya tidak lebih dari 10 %.
c) Aktivitas jasmani dibutuhkan 15 – 25 kal/ gr bb/ hari,
sedangkan pada saat sangat aktif dapat mencapai 50 – 80
kal/ kgbb/ hari untuk waktu yang singkat misalnya saat
beraktifitas.
16
d) Pertumbuhan merupakan jumlah kalori yang tidak
digunakan untuk keperluan tersebut di atas dan merupakan
kalori yang disimpan. Kalori dalam makanan berasal dari
nutrisi, protein, lemak, dan karbohidrat.
3) Protein
Nilai Gizi Protein ditentukan oleh kadar asam amino esensial.
Akan tetapi dalam praktek sehari-hari umumnya dapat
ditentukan dari asalnya. Protein hewani biasanya mempunyai
nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan protein nabati. Nilai
gizi protein nabati ditentukan oleh asam amino yang kurang
(asam amino pembatas) misalnya protein, kacang-kacangan.
4) Lemak
Untuk masa pertumbuhan yang cepat, lemak dalam makanan
mempunyai arti sebagai berikut
a) Bila lemak kurang dari 20% kal, maka jumlah protein atau
karbohidrat belum dinaikkan. Dengan demikian mungkin
akan mengakibatkan kelebihan beban ginjal dan juga
menyebabkan kelebihan kemampuan enzim disakarida
dalam usus sehingga dapat menyebabkan diare.
b) Lemak merupakan bahan makanan berkalori banyak yang
diperlukan untuk memenuhi kalori balita.
17
c) Lemak mengandung asam lemak esensial. Bila kurang dari
0,1 % dapat mengakibatkan gangguan kulit bersisik, rambut
mudah rontok, dan hambatan pertumbuhan.
d) Lemak merupakan zat yang mempermudah absorbsi
vitamin yang larut dalam lemak vitamin A, D, E, K.
5) Karbohidrat
Balita yang menyusu pada ibunya mendapat 40% kalori dari
laktosa. Pada usia yang lebih tua kalori dan hidrat arang
bertambah jika balita telah diberi makanan yang lain terutama
mengandung banyak tepung, seperti bubur susu, nasi tim.
6) Vitamin dan Mineral
Vitamin adalah bahan yang sangat dibutuhkan dan bersifat
essensial bagi tubuh, vitamin tidak dapat diproses oleh jaringan
tubuh untuk memenuhi kebutuhan normal. Jadi harus ada
masukan dari bahan makanan yang dikonsumsi. Di samping
vitamin tubuh juga membutuhkan mineral.
e. Pemberian gizi pada balita menurut umurnya
Menurut Suhardjo (2007), pemberian gizi pada balita menurut
umurnya yaitu:
1) Anak umur 1-2 tahun, teruskan pemberian ASI sampai umur 2
tahun. Beri nasi lembek 3 kali sehari. Tambahkan telur, ayam,
daging, ikan, tempe, tahu, sayur-sayuran, minyak atau santan.
18
Beri makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan
seperti bubur kacang hijau, biskuit dan lain-lain. Beri buah-
buahan atau sari buah.
2) Anak umur 2 tahun ke atas, beri makanan yang biasa dimakan
oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri dari nasi, lauk- pauk,
sayur- sayuran, dan buah. Berikan makan selingan diantara
waktu makan seperti bubur kacang hijau, biskuit dan lain-lain.
Jangan memberikan makanan yang manis dan lengket diantara
waktu makan.
f. Status Gizi Balita
Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir
dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan
penggunaan zat gizi tersebut (Sediaoetama, 2010).
g. Pengukuran Status Gizi Balita
Penilaian antropometri merupakan metode penilaian status
nutrisi melalui ukuran tubuh tertentu. Penggunaan dan intrepretasi
pengukuran pertumbuhan kemungkinan sangatberbeda menurut
tujuan klinis (individual) atau tujuan kesehatan masyarakat
(populasi secara keseluruhan). Pemilihan indeks antropometri
ditentukan oleh tujuan kegiatan penilaian status gizi, sifat-sifat dan
gambaran status gizi yang ditujukan berbagai indeks, serta
19
kemungkinan memperoleh data antropometrimengingat kesediaan
alat ukur
(Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKUI, 2011).
h. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi
Menurut Proverawati (2010), ada beberapa faktor yang sering
merupakan penyebab gangguan gizi, baik langsung maupun tidak
langsung. Sebagai penyebab langsung gangguan gizi khususnya
gangguan gizi pada bayi dan balita adalah tidak sesuai jumlah gizi
yang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh
mereka. Beberapa faktor yang yang secara tidak langsung
mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada anak balita
anatar lain :
1) Pengetahuan
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat
keluarga yang sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi
makanan yang dihidangkan seadanya. Dengan demikian
kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga
yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada keluarga
yang berpenghasilan cukup. Keadaan ini menunjukkan bahwa
ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh
menjadi penyebab buruknya mutu gizi makanan keluarga,
khususnya makanan balita. Masalah gizi karena kurangnya
20
pengetahuan dan ketrampilan dibidang memasak akan
menurunkan konsumsi makan anak, keragaman bahan dan
keragaman jenis makanan yang mempengaruhi kejiwaan
misalnya kebebasan.
2) Persepsi
Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi
tinggi tetapi tidak digunakan atau hanya digunakan secara
terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap
bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap
dapat menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti
genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat
besi, vitamin A dan protein, dibeberapa daerah masih dianggap
sebagai makanan yang dapat menurunkan harkat keluarga.
3) Kebiasaan atau pantangan
Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang
makanan tertentu masih sering kita jumpai terutama di daerah
pedesaan. Larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan atau
daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada datanya
dan hanya diwarisi secara turun temurun, padahal anak itu
sendiri sangat memerlukan bahan makanan seperti guna
keperluan pertumbuhan tubuhnya.
21
4) Kesukaan jenis makanan tertentu
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan
tertentu atau disebut sebagai faddisme makanan akan
mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang
diperlukan.
5) Jarak kelahiran yang terlalu rapat
Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak
anak yang menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sedang
hamil lagi atau adik yang baru telah lahir, sehingga ibunya
tidak dapat merawat secara baik. Anak Dibawah usia 2 tahun
masih sangat memerlukan perawatan ibunya, baik perawatan
makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih sayang.
6) Sosial ekonomi
Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu
makanan yang disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa
penghasilan keluarga turut menentukan hidangan yang
disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun
jumlah makanan.
7) Penyakit infeksi
Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan
tidak mau makan. Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah
protein dan kalori yang seharusnya dipakai untuk pertumbuhan.
22
i. Kekurangan dan kelebihan zat gizi
Menurut Almatsier (2009), akibat dari kekurangan atau kelebihan
dari zat-zat gizi tersebut adalah :
1) Akibat gizi kurang dan gizi buruk pada proses tubuh balita
a) Pertumbuhan
Anak-anak tidak tumbuh menurut potensialnya, protein
digunakan zat pembakar, sehingga otot-otot menjadi
lembek dan rambut mudah rontok. Anak-anak yang berasal
dari tingkat sosial ekonomi menengah atau rata-rata lebih
tinggi daripada yang berasal dari sosial ekonomi rendah.
b) Produksi Tenaga
Kekurangan energi berasal dari pada makanan
menyebabkan kekurangan untuk bergerak dan melakukan
aktivitas.
c) Pertahanan tubuh
Daya tahan terhadap tekanan atau stres menurun. Sistem
imunitas dan antibodi berkurang sehingga anak mudah
terserang infeksi seperti batuk, pilek, diare dan lain-lain.
d) Struktur dan Fungsi otak
Berpengaruh terhadap perkembangan mental, kemampuan
berfikir menurun, terganggunya otak secara permanen
e) Perilaku
Kurang perhatian, tidak tenang, cengeng dan lemah.
23
2) Akibat gizi lebih pada balita
Gizi lebih menyebabkan kegemukan atau obesitas kelebihan
energi yang dikonsumsi di simpan dalam jaringan dalam
bentuk lemak. Resiko penyakit degeneratif seperti hipertensi,
tekanan darah tinggi, diabetes melitus, jantung koroner, liver,
kandung empedu dan lain-lain.
j. Gangguan Gizi Pada Balita yang sering ditemukan di Indonesia
Menurut Almatsier (2009), Di Indonesia sering terjadi penyakit
pada balita yang disebabkan oleh kekurangan zat gizi antara lain:
1) Kekurangan energi dan protein dapat menyebabkan penyakit
marasmus dan kwasiorkor.
2) Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan Xeroflamia.
3) Kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan penyakit beri-beri.
4) Kekurangan vitamin B2 dapat menyebabkan penyakit angular
stomatitis.
5) Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan penyakit anemia.
6) Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan penyakit skorbut.
7) Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan penyakit rakhitis.
8) Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan hemolisis sel darah
merah.
9) Kekurangan vitamin K dapat menyebabkan perdarahan yang
sulit berhenti.
24
Sumber Pengetahuan:
1. Buku
2. Surat kabar
3. Radio
4. Televisi
10) Kekurangan yodium dapat menyebabkan penyakit gondok.
B. Kerangka Teori
Gambar 2. 1 Kerangka Teori
Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2010)
Pengetahuan:
1. Tahu
2. Memahami
3. Aplikasi
4. Analisis
5. Syntesis
6. Evaluasi
Faktor yang berpengaruh:
1. Pendidikan
2. Pengalaman
3. Sosial Ekonomi
4. Budaya
Tentang gizi balita :
1. Pengertian gizi
2. Pengertian balita
3. Fungsi gizi bagi balita
4. Kebutuhan gizi pada
balita
5. Pemberian gizi pada
balita menurut umur
6. status gizi pada balita
7. Pengukuran status gizi
pada balita
8. Faktor-faktor yang
mempengaruhi status
gizi
9. kekurangan dan
kelebihan gizi pada
balita
10. Gangguan gizi pada
balita di Indonesia
25
C. Kerangka Konsep
Gambar 2.2 Kerangka konsep
Keterangan : Yang diteliti
Yang tidak diteliti
Kurang
cukup
Baik
Tingkat pengetahuan ibu
yang mempunyai balita
tentang gizi balita
Faktor mempengaruhi
pengetahuan:
1. Pendidikan
2. Pengalaman
3. Sosial Ekonomi
4. Budaya
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Ditinjau dari tujuan penelitian yang dicapai, penelitian yang dilakukan
ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif, artinya penelitian diarahkan
untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam suatu
komunitas atau masyarakat berdasarkan hasil pengukuran
(Notoatmodjo, 2010).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dan waktu penelitian merupakan rencana tentang tempat dan
jadwal yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan
penelitiannya (Hidayat, 2010)
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh,
Kabupaten Sragen.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 16-19 Mei 2012.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Polpulasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
26
27
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan (Sugiyono, 2010).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
yang mempunyai balita di desa Pungsari, Kecamatan Plupuh,
Kabupaten Sragen, besar populasi yang akan diteliti adalah 168 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 2010).
Apabila jumlah populasi atau subyeknya besar, maka dapat diambil
20-25% tergantung dari pada kemampuan peneliti (Arikunto, 2006).
Pada penelitian ini penulis mengambil sampel sebesar 25% dari
seluruh populasi yang ada. Sehingga 25% dari 168 ibu yang
mempunyai balita adalah 42 responden.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah suatu proses seleksi sampel
yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada. Sehingga
jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. Karena
keterbatasan waktu dan dana, maka pengambilan sampel dengan
menentukan ciri-ciri tertentu sampai terpenuhi jumlah kuota yang telah
ditentukan (Hidayat, 2010).
Dalam Penelitian ini digunakan teknik pengambilan sampel dengan
cara Simple Random Sampling (sampel acak sederhana), yaitu setiap
anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk
28
diseleksi sebagai sampel. Pengambilan sampel secara acak sederhana ini
akan dilakukan dengan cara mengundi anggota populasi yang ada dan
diambil sampel sebanyak 42 responden
(Notoatmodjo, 2010).
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2010).
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan untuk pengumpulan
data adalah kuesioner. Kuesioner adalah alat ukur berupa angket atau
kuesioner dengan beberapa pertanyaan. Alat ukur ini digunakan bila
responden jumlahnya besar dan tidak buta huruf. Selain itu, pertanyaan
yang diajukan dalam kuesioner mampu menggali hal-hal yang bersifat
rahasia. Pembuatan kuesioner ini mengacu pada parameter yang sudah
dibuat oleh peneliti sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan
(Hidayat, 2010).
Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu
yang mempunyai balita tentang gizi balita adalah kuesioner tertutup
dengan jawaban benar dan salah. Pernyataan positif (favorable) jika
jawaban benar bernilai 1 dan jawaban salah bernilai 0. Pengisian kuesioner
tersebut dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap
benar.
29
Tabel 3.1
Kisi-kisi kuesioner tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita
tentang gizi balita
No Variabel Sub Variabel Banyak
item
No item
1 Tingkat
pengetahuan ibu
yang mempunyai
balita tentang gizi
balita
1. Pengertian gizi
balita
2. Fungsi gizi bagi
balita
3. Kebutuhan gizi
pada balita
4. Pemberian gizi
padabalita 5. Status gizi balita
6. Pengukuran status gizi pada
balita
7. Faktor yang
mempengaruhi
status gizi
8. Akibat
kekurangan dan
kelebihan gizi
pada balita 9. Gangguan gizi
pada balita di Indonesia
1
4
9
4
1
1
3
5
2
1
2, 3,4,5
6,7,8,9,10,11
,12,13,14
15,16,17,18
19
20
21,22,23
24,25,26,
27,28
29,30
Jumlah Soal 30
Agar instrumen “valid” dan “reliable” maka sebelum digunakan perlu di uji coba
terlebih dahulu. Pada penelitian ini dilakukan uji validitas di Desa Jembangan
dengan jumlah responden 30 orang. Dari 30 soal terdapat 2 soal yang tidak valid
yaitu nomor 4 dan 17. Sehingga soal nomor 4 dan 17 dihilangkan atau dibuang,
maka jumlah soal pada kuesioner menjadi 28 soal.
30
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010).
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010).
Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun tersebut mampu
mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji dengan uji
korelasi antara skors (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skors total
kuesioner tersebut. Apabila kuesioner tersebut telah memiliki validitas
konstruk, berarti semua item (pertanyaan) yang ada di dalam kuesioner
itu mengukur konsep yang kita ukur (Notoatmodjo, 2010).
Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung> rtabel. Rumus korelasi yang
dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh person yaitu rumus
korelasi product moment sebagai berikut dan menggunakan olah data
SPSSversi 16:
Keterangan:
N = jumlah responden
rxy = koefisien korelasi product moment
x = skor pertanyaan
y = skor total
xy = skor pertanyaan dikalikan skor total
( ) ( ) }Y - Y {N }X X {
YX. - XY . N
222 2 ΣΣΣ−Σ
ΣΣΣ=
Nrxy
31
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2010).
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dengan cara mencoba
instrumen satu kali saja, analisa data yang digunakan adalah alfa
cronbach dan menggunakan system olah data SPSS Versi 16
Keterangan:
ri = Reliabilitas Instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑Si2 = Jumlah varian butir
St2 = Varians total
Instrumen dikatakan reliabel bila nilai reliabilitas seluruh
instrumennya minimal 0,7 (Riwidikdo, 2009).Pada penelitian ini
dilakukan uji reliabilitas di Desa Jembangan Kecamatan Plupuh,
Kabupaten Sragen dengan jumlah responden 30 orang, dan didapatkan
hasil 0.950sehingga soal pada kuesioner tersebut dinyatakan reliabel.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan menurut Riwidikdo (2009), merupakan kegiatan
penelitian untuk mengumpulkan data
Σ−
−
=2
2
11 St
Si
k
kri
32
1. Data primer
Data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada
peneliti. Data primer dari penelitian ini yaitu pengetahuan ibu yang
memiliki balita yang diperoleh dari jawaban kuesioner tentang gizi
balita.
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung diberikan kepada
peneliti. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan
oleh pihak lain dari berbagai cara atau metode baik secara komersial
maupun non komersial. Data sekunder dari penelitian ini yaitu data ibu
yang mempunyai balita sebanyak 168 orang di desa Pungsari.
F. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
yang dimiliki atau di dapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep
pengertian tertentu misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status
perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2010).
Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu
pengetahuan tentang gizi balita.
33
G. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang
dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 2010).
Definisi Operasional pada penelitian ini dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 3.2
Definisi Operasional penelitian
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya
adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut
Arikunto (2010), adalah:
Variabel Definisi
Operasional
Skala
Ukur
Hasil Ukur
Tingkat
pengetahuan
ibu yang
mempunyai
balita tentang
gizi balita
Segala
sesuatu yang
diketahui ibu
yang
mempunyai
balita tentang
gizi balita
Ordinal 1. Baik, bila nilai responden
yang diperoleh adalah (x) >
mean + 1 SD
2. Cukup, bila nilai responden
yang diperoleh adalah mean
– SD < x < mean + 1 SD
3. Kurang, bila nilai responden
yang diperoleh (x) < mean –
1 SD
34
a. Editing
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban
dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan
kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan
lengkap. Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi
kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi.
b. Coding
Coding adalah memberikan kode dalam hubungan dengan
pengolahan data jika akan menggunakan komputer. Dalam hal ini
pengolahan data memberikan kode pada semua variabel, kemudian
mencoba menentukan tempatnya di dalam coding sheet/coding
form .
c. Tabulating
Tabulasi adalah pekerjaan menyusun tabel mulai dari
penyusunan tabel utama yang berisi seluruh data dan informasi
yang berhasil dikumpulkan dengan daftar pertanyaan sampai
dengan tabel khusus yang telah benar-benar ditentukan bentuk dan
isinya sesuai dengan tujuan penelitian. Yang termasuk dalam
kegiatan tabulasi ini antara lain: memberi skor, memberi kode,
mengubah jenis data, dan memberikan kode
35
2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisisunivariat yaitu menganalisis terhadap tiap
variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi
frekuensi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Riwidikdo (2009), menentukan tingkat pengetahuan
berdasarkan kemampuan dalam menjawab kuesioner dan nilainya
berdasarkan rangking secara objektif dengan urutan sebagai berikut :
a) Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) > mean + 1
SD
b) Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean – SD < x
< mean + 1 SD
c) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
I. Etika Penelitian
Etika adalah ilmu atau pengetahuan tentang apa yang dilakukan orang atau
pengetahuan tentang adat kebiasaan orang (Notoatmodjo, 2010).
Masalah etika penelitian yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut
ini (Hidayat, 2010):
1. Informed consent (lembar persetujuan)
Informed consentmerupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan
36
tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan, jika responden
tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa
informasi yang harus ada dalam informed consent tersebut antara lain:
partisipasi pasien, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang
dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial masalah yang
akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi,
dan lain-lain.
2. Anominity (Tanpa nama)
Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau
hasil penelitian yang akan disajikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Confidentialitymerupakan masalah etika dengan memberikan
jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-
masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil riset.
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen dengan luas
wilayah 251.4450 Ha. Batas wilayah Desa Pungsari yaitu sebelah utara
berbatasan dengan Desa Manyarejo, sebelah timur berbatasan dengan Desa
Jabung, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Jembangan, dan sebelah barat
berbatasan dengan Desa Bukuran, Kecamatan Kalijambe. Jarak Desa Pungsari
dari pusat pemerintahan kecamatan yaitu 4 km dan jarak dari pusat
pemerintahan ibu kota kabupaten kota madya dati II yaitu 23 km. Desa
Pungsari terdapat 1 unit PKD yang terletak bersebelahan dengan kantor kepala
Desa Pungsari.
Jumlah penduduk di Desa Pungsari sebanyak 2.424 orang, yang terdiri dari
1.201 perempuan dan 1. 223 laki-laki. Dan ibu yang mempunyai balita
berjumlah 168 orang.
B. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan analisa data didapatkan nilai mean 21,71 dan nilai
standar deviasi 2,22.Mean dan standar deviasi dapat juga dihitung dengan
rumus:
1. x = Σ !
= "#$%$ = 21, 71
38
2. SD = &Σ '((Σ))'*!(#
= &$+.++,( (-.')'/'%$(#
= 0$+.++,(123.4///' 5%#
= 0$+.++,(#"6+7,%7%#
=0$+$,89%# = √4,9407 = 2,22
Tabel 4. 1 Mean dan Standar Deviasi
Variabel Mean Standar Deviasi
Pengetahuan Ibu yang mempunyai
balita tentang gizi balita
21,71 2,22
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden, digunakan
perhitungan sebagai berikut:
Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
: (x) 21,71+ (1 × 2,22)
: (x) > 23,93
39
Cukup : Bila nilai responden mean - 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
: 21,71 – (1 × 2,22) ≤ x ≤ 21,71+ (1 × 2,22)
:19,49 ≤ x ≤ 23,93
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1SD
: (x) <21,71– (1 × 2,22)
: (x) < 19,49
Sehingga pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang gizi balita di
Desa Pungsari Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen, Seperti terlihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.2
Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Anak balita tentang Gizi Balita
Pengetahuan Jumlah responden Prosentase %
Baik 5 11,90
Cukup 32 76,20
Kurang 5 11,90
Jumlah 42 100
Sumber ( Data Primer, 2012)
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukan bahwa tingkat pengetahuan ibu
yang mempunyai balita tentang gizi balita pada kategori baik sebanyak 5
responden (11,90%), kategori cukup sebanyak 32 responden (76,20%),
dan kategori kurang sebanyak 5 responden (11,90%). Sehingga tingkat
pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang gizi balita yang paling
dominan adalah kategori cukup sebanyak 32 responden (76,20%).
40
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 42 responden menunjukkan
bahwa tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang gizi balita
pada kategori baik sebanyak 5 responden (11,90%), kategori cukup
sebanyak 32 responden (76,20%), dan kategori kurang sebanyak 5
responden (11,90%).
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang
dimilikinya. Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai
menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas
perhatian dan presepsi obyek. Sebagian besar pengetahuan seseorang
diperoleh melalui indera pendengar dan penglihatan.
Menurut Notoatmodjo (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yaitu sosial ekonomi, budaya, pendidikan, dan pengalaman.
Apabila status ekonomi baik, tingkat pendidikan akan tinggi, diiringi oleh
peningkatan pengetahuan. Budaya berpengaruh terhadap tingkat
pengetahuan karena informasi yang baru akan disaring dan disesuaikan
dengan budaya yang ada serta agama yang dianut, pendidikan yang tinggi
akan berpengaruh pada penerimaan hal-hal baru dan dapat menyesuaikan
diri dengan hal baru tersebut. Pengalaman berkaitan dengan umur dan
pendidikan individu. Pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan luas
dan semakin tua umur seseorang maka pengalaman akan bertambah.
41
Balita adalah semua anak yang berusia 0 sampai 5 tahun
(Depkes RI, 2007). Gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya yaitu penghasil energi, pembangun, memelihara, dan
mengatur proses kehidupan (Almatsier, 2009).Kebutuhan gizi pada balita
adalah Air, energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral
(Sediaoetama, 2010). Akibat dari kekurangan gizi dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan, produksi tenaga, pertahanan tubuh, struktur dan
fungsi otak,dan perilaku (Almatsier, 2009).
Pada penelitian ini didapatkan hasil yang paling dominan adalah
tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai anak balita tentang gizi balita
dengan kategori cukup (76,20%), hal tersebut disebabkan karena
kurangnya informasi dan pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang
gizi balita. Kurangnya informasi dan pengetahuan ibu yang mempunyai
gizi balita disebabkan karena status sosial ekonomi yang kurang dan
tingkat pendidikan ibu yang rendah sehingga menyebabkan kurangnya
pemahaman tentang perlunya membaca buku/ majalah yang berkaitan
tentang gizi balita dan ibu balita juga jarang mengikuti penyuluhan di
posyandu setempat.
D. Keterbatasan Penelitian
1. Kendala Penelitian
Penelitian memerlukan waktu yang lama karena penelitian dilakukan
dari rumah ke rumah dan juga banyak ibu-ibu yang bekerja diluar desa
Pungsari sehingga sulit ditemui.
42
2. Kelemahan/keterbatasan
a. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang
jawabannya sudah disediakan oleh peneliti untuk dipilih. Sehingga
responden tidak dapat memberikan jawaban sesuai keinginan
responden.
b. Variabel pada penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga
hasil penelitiannya hanya tingkat pengetahuan ibu yang memiliki
anak balita tentang gizi balita.
43
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dengan judul tingkat pengetahuan ibu yang
mempunyai balita tentang gizi balitadi Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh,
Kabupaten Sragen dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang gizi balita pada
tingkat baik sebanyak 5 responden (11,90%)
2. Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang gizi balita pada
tingkat cukup sebanyak 32 responden (76,20%)
3. Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang gizi balitapada
tingkat kurang sebanyak 5 responden (11,90%)
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka perlu adanya upaya untuk
meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Oleh karena itu, peneliti
menyampaikan saran sebagai berikut:
1. Bagi ibu yang mempunyai balita
Disarankan ibu yang mempunyai balita untuk menambah pengetahuan
tentang gizi untuk balita dengan membaca buku, majalah, menonton
televisi, mendengar radio, mengikuti posyandu, dan mengikuti
penyuluhan.
44
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Disarankan agar tenaga kesehatan dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan serta memberikan informasi tentang gizi balita melalui
penyuluhan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Disarankan untuk memperbanyak referensi tentang gizi balita, sehingga
dapat digunakan sebagai sumber bacaan yang bermanfaat.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya perlu diadakan penelitian dengan metode yang
berbeda dan jumlah populasi yang berbeda sehingga diharapkan
didapatkan hasil yang lebih baik.