tugas k3 organisasi perlengkapan dll.docx
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Tugas K3 Organisasi Perlengkapan DLL.docx
1/27
1
Organisasi dan Perlengkapan K3
Secara umum ada empat bentuk organisasi pengelola keselamatan dan
kesehatan kerja yang diterapkan dalam usaha pertambangan atau pun usaha
lainnya, yakni :
1) Safety Department
Model organisasi ini memberikan kedudukan khusus kepada bagian
keselamatan kerja (seafety department) sebagai subsistem organisasi
perusahaan untuk mengurusi segala hal yang berhubungan dengan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam perusahaan.Untuk dapat
melaksanakan tugas-tugas organisasi, mestinya personil safety department
terdiri dari orang-orang yang punya percekapan teknik dan praktis tentang
keselamatan dan kesehatan kerja (setifikasi khusu safety).. Secara umum
tugas dari staf department adalah :
o Memberikan petunjuk teknik dan praktis tentang keselamatan dan
kesehatan kerja.
o Melakukan isnpeksi penerapan norma keselamtan dan kesehatan kerja oleh
para pekerja dibawah pimpinananya.
o
Melakukan pengusutan tentang sebab-sebab kecelakaan.o Mencatat statistik kecelakaan yang terjadi pada perusahaan.
o Membuat laporan tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
2) Safety Committee
Komite keselamatan kerja (Safety Committee) merupakan suatu forum
rapat para pimmpinan tingkat atas mengenai masalah keselamatan dan
kesehatan kerja. Biasanya komite diketuai oleh pimpinan tertinggi ( Kuasa
Direksi/General Manager) dan sekretarisnya adalah Kepala bagian
keselamatan dari kesehatan kerja serta anggotanya terdiri dari kepala-kepaladinas/ anager dan kepala bagian Superintendent, sehingga keputusan yang
dikeluarkann mempunyai kekuatan moral dan dilaksanakan.Tugas Safety
Committer antara lain :
o Menetapkan kebijaksanaan perusahaan, pengarahan dan pedoman untuk
rencana keselamatan dan kesehatan kerja (corporate level).
o Mempelajari usulan proses, fasilitas dan peralatan baru safety (technical
level).
o Menilai dan mengevaluasi segi penerapann norma keselamatan dan
kesehatan kerja dan tata cara kerja standar (management level).
-
8/10/2019 Tugas K3 Organisasi Perlengkapan DLL.docx
2/27
2
o Mengusut, memeriksa, dan melaporkan setiap tindakan dan kondisi tidak
aman dari masing-masing bagian dan mengusulkan tindakan koreksi
(supervisory-in-plant level).
3) Bagian Personalia
Pada sistem organisasi ini penanganan masalah keselamatan dan
kesehatan kerja tidak dilakukan oleh suatu badan khusus, tetapi oleh bagian
personalia.Tugas dari bagian ini sama dengan tugas staf safety department,
yakni antara lain :
o Memberikan petunjuk teknik dan praktis kepada pekerja tentang
keselamatan dan kesehatan kerja.
o Melakukan onspeksi penerapan norma keselamatan dan kesehatan kerja.
o
Melakukan pengusutan sebab-sebab kecelakaan.o Mencatat data statistik kecelakaan kerja.
o Membuat laporan tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
Model manajeman pengelolaan seperti ini biasanya hasil kerjanya kurang
memuaskan, kerena terkesan keselamatan dan kesehatan kerja diurus secara
sambilan.
4) Organisasi staf dan garis
Organisasi perusahaan tambang yang berbentuk staf dan garis memberi
tugas tambahan kepada staf yang ada pada posisi pengawas untuk terjun
langsung dalam menangani keselamatan dan kesehatan kerja di bidang
masing-masing.
Seorang staf dalam organisasi ini haruslah mempunyai sertifikasi khusus,
motivasi tinggi, pengetahuan, dan pengalaman yang cukup dalam masalah
keselamatan dan kesehatan kerja. Mereka bertugas :
o Memberikan contoh langsung (mendemonstrasikan) cara dan kebiasaan
kerja yang aman.
o Mengamati dan mengoreksi tindakan dan kondisi tidak aman.
o Membangkitkankan dan memilhara minat sert partisipasi anak buahnya
dalam penerpan norma keselamatan dan kesehatan kerja.o Membuat laporan keselamatan dan kesehatan kerja.
Staf and line organization menetapkan bahwa keselamatan dan kesehatan
kerja merupakan tanggung jawab penuh organisasi dan aspek keselamatan
dan kesehatan kerja adalah merupakan bagian integral dari kegiatan produksi.
-
8/10/2019 Tugas K3 Organisasi Perlengkapan DLL.docx
3/27
3
Organisasi Penanganan K-3
Penanganan K-3 adalah tanggung jawab seluruh individual yang terlibat didalam perusahaan, namun secara struktural perlu dibentuk Bagian K3 dan
Lingkungan, dimanaKepala Bagian-nya diposisikan sebagai Wakil Kepala
Teknik Tambang yang langsung bertanggung jawab kepada General
Manager sebagaiKepala Teknik Tambang. Bagian tersebut selain melakukan
inspeksi juga sebagai evaluatordan bersifat administratif, dengan tugas :
a) Mengumpulkan data dan mencatat rincian dari setiap kejadian kecelakaan dan
menganalisanya
b) Mengumpulkan data kegiatan dan lokasi yang berpotensi bahaya dan
membuat Standart Operation Procedure(SOP) yang aman untuk bekerja
pada kegiatan tersebut.
c) Membuat peraturan dan petunjuk keselamatan dan kesehatan kerja terhadap
seluruh pekerja.
d) Mengkoordinir pertemuan-pertemuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
e) Melakukan evaluasi terhadap seluruh kegiatan keselamatan dan kesehatan
kerja.
Untuk mewujudkan pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3), perusahaan membentuk organisasi dan menunjuk personil yang
bertanggungjawab atas keberhasilan pelaksanaan program K3 tersebut. Wadah
organisasi tersebut adalah: Kepala Teknik Tambang (KTT).
Pengawas operasional.
Pengawas teknik.
Petugas K3 (safety officer).
Komite K3 (safety committee).
Pada pelaksanaan operasionalnya nanti, Perusahaan akan menempatkan
orang-orang yang menguasai operasional penambangan dengan tujuan agar
implementasi aturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini dapat berjalan dengan
baik.Selain organisasi yang bersifat struktural terdapat organisasi yang
bersifat fungsional atau sering disebut Safety Committeeyaitu tempat berkumpul
dari beberapa department didalam struktur organisasi. Komitee ini secara berkala
melakukan inspeksi dan evaluasi.
Elemen program K3 adalah sebagai berikut :
a. Kepemimpinan & Administrasi
b. Inspeksi dan Perawatan
c. Prosedur dan Analisa Pekerjaan
d. Investigasi Kecelakaan/Insiden
e. Observasi pekerjaan
-
8/10/2019 Tugas K3 Organisasi Perlengkapan DLL.docx
4/27
-
8/10/2019 Tugas K3 Organisasi Perlengkapan DLL.docx
5/27
5
a. Membuat peraturan perusahaan
Berdasarkan Kep Men No.555.K disebutkan bahwa Kepala Inspeksi
Tambang harus menerbitkan sekurang-kurangnya 12 pedoman teknis. Selain
itu juga membuat peraturan perusahaan atau pedoman-pedomankerja dan
operasi berupa SOP (Standart Operation Procedure) yang khusus
menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan peraturan
pemerintah tentang masalah ini.
Jadi dukungan manajemen terhadap keberhasilan dari pengelolaan
keselamatan dan kesehatan kerja sangat menentukan, karena bagaimanapun
baiknya suatu organisasi dengan program keselamatan kerja yang baik pula,
tidak akan berhasil tanpa dukungan dari manajemen. Dukungan dari
manajemen dapat dibuat dengan tertulis bahwa manajemen mempunyaikomitmen terhadap keselamatan dan kesehatan kerja, dan dukungan tersebut
harus diikuti dengan penyediaan dana dan perhatian yang cukup.
Peraturan perusahaan dapat bersifat umum dan khusus, Peraturan
perusahaan yang bersifat umum berlaku untuk seluruh kegiatan yang ada,
mulai dari lokasi penambangan, jalan angkut Batubara danstock pile.
Peraturan yang bersifat khusus dibuat pada masing-masing kegiatan, karena
masing-masing kegiatan tersebut memiliki potensi bahaya yang berbeda,
sehingga harus dibuat peraturan khusus yang spesifik.
b.
Program pendidikan dan latihan dasar K3
Program pendidikan dan pelatihan ini sangat diperlukan, agar pekerja
dapat memahami bagaimana dan pentingnya untuk melakukan pekerjaannya
dengan aman. Program pendidikan atau pelatihan, adalah untuk pekerja baru,
pelatihan untuk pekerja dengan tugas baru dan pelatihan penyegaran untuk
pekerja lama. Materi-materi yang biasa disampaikan dalam pelatihan ini
adalah: membuat tata cara yang aman untuk melakukan pekerjaan,
mengidentifikasi potensi bahaya yang ada dalam lingkungan kerja dan
bagaimana cara pencegahan dan tindakan yang harus dilakukan untuk
menghindari apabila bahaya tersebut terjadi. Program pendidikan danpelatihan akan dilaksanakan selama kegiatan tambang berlangsung.
c. Perawatan peralatan kerja.
Guna mencegah terjadinya kecelakaan, maka perlu dilakukan perawatan
secara berkala terhadap semua peralatan yang dipergunakan. Peralatan
pelindung diri, sebaiknya diberikan secara secara berkala dan dibatasi waktu
pemakaiannya, untuk menjamin keefektifan alat ketika dipergunakan.
-
8/10/2019 Tugas K3 Organisasi Perlengkapan DLL.docx
6/27
6
d. Kesehatan kerja.
Selain penggunaan peralatan dalam upaya perlindungan terhadap
kecelakan, pemeriksaan kesehatan karyawan wajib dilakukan, baik pada awal
mulai bekerja maupun secara berkala selama dinas kerja. Hal ini dapat
mengurangi tingkat kecelakaan akibat penurunannya tingkat kesehatan
pekerja dan karyawan. Rencana pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja
harus termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
1. Tingkatan kewenangan dan tanggung jawab untuk kesehatan dan
keselamatan kerja di organisasi.
2. Detail program pelatihan dan induksi.
3. Sistem pencatatan kesehatan & pengobatan
4. Penilaian resiko.5. Prosedur operasional standar untuk daerah beresiko tinggi.
6. Program pencanangan keselamatan kerja.
7. Pengurus keselamatan kerja dan rapat.
8. Waktu dan format untuk rapat toolboxkeselamatan kerja.
9. Laporan Kecelakaan/bahaya dan prosedur investigasi.
10. Analisa statistika keselamatan kerja.
11. Program audit & inspeksi keselamatan kerja.
12. Pencanangan dan pengawasan kesehatan.
13. Persyaratan keselamatan kerja.
14. Kebijakan peralatan keselamatan.
15. Analisa pekerjaan keselamatan kerja.
16. Perizinan.
e. Pengawasan
Pengawasan dilakukan secara aktif dan berjenjang mulai dari pekerja di
lapangan sampai manajer sehingga efektif dan kondisi aman dari suatu
kegiatan akan terjaga terus. Selain itu juga dilakukan pengawasan silang,
karena sering terjadi pengawas dan pekerja disuatu bagian tertentu menjadi
terbiasa dan tidak menyadari akan adanya suatu potensi bahaya. Pengawasansilang diharapkan akan dapat menemukan hal-hal seperti ini dan harus segera
dikoreksi.
f. Evaluasi program.
Perbaikan dan peningkatan program K3 Apabila menurut penilaian
Inspektur Tambang tingkat kecelakaan cukup memprihatinkan yang
penyebabnya diduga berkaitan dengan lemahnya program K3 perusahaan
tersebut. Tim Evaluasi, yang anggotanya terdiri dari beberapa inspektur
-
8/10/2019 Tugas K3 Organisasi Perlengkapan DLL.docx
7/27
7
tambang akan mengevaluasi, memperbaiki, dan meningkatkan program K3
dari perusahaan yang bersangkutan.
Tabel 1. Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
No. Lokasi Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1 Tambang a)Helm pengaman / Safety helmet
b)Sepatu pengaman / Safety shoes
c)Kacamata/ Sunglasses
d)Sarung tangan kuli t/ leather gloves
e)
Masker + ear plug
f)Reflector vest
g)Pemadam api
h)
Bendera tanda kendaraani) Kotak P3K di setiap kendaraan tambang
)
Rambu lalu lintas
2 Bengkel a)Helm pengaman / Safety helmet
b)Sepatu pengaman / Safety shoes
c)Kacamata/ Sunglasses
d)Sarung tangan kulit / leather gloves
e)Masker + ear plug
f) Penampung minyak pelumas bekas
g)
Penampung besi-besi / suku cadang bekas
h)
Pemadam apii) Kotak P3K
) Pembersih tumpahan minyak
3 Gudang
Suku
Cadang
a)Helm pengaman / Safety helmet
b)
Sepatu pengaman / Safety shoes
c)Sarung tangan kulit / leather gloves
d)
Pemadam api
e)Kotak P3K
4 InstalasiPengolahan
a)Helm pengaman / Safety helmetb)
Sepatu pengaman / Safety shoes
c)Sarung tangan kulit / leather gloves
d)
Masker + ear plug
e) Jas laboratorium
f) Pemadam api
g)Kotak P3K
5 Jalur Belt
Conveyot
a)Penutup belt conveyor
b)
Rambu-rambu keamanan
c)Pagar pengaman
d)
Lampu penerangan
-
8/10/2019 Tugas K3 Organisasi Perlengkapan DLL.docx
8/27
8
e)Kabel pemutus aliran listrik darurat
6 Jalanangkut dari
tambang
kestockpile
instalasi
pengolahan.
a)
Helm pengaman / Safety helmetb)
Sepatu pengaman / Safety shoes
c)Kacamata/ Sunglasses
d)
Sarung tangan kulit / leather gloves
e)Masker + ear plug
f)
Bendera tanda kendaraan
g)Rambu lalu lintas
7 Pelabuhan a)Helm pengaman / Safety helmet
b)
Sepatu pengaman / Safety shoes
c)Kacamata/ Sunglasses
d)
Sarung tangan kulit / leather glovese)Masker + ear plug
f) Pemadam api
g)
Bendera tanda kendaraan
h)Kotak P3K di setiap kendaraan tambang
i)
Rambu lalu lintas
Tabel 2. Langkah-langkah Pelaksanaan K-3 Pertambangan
No. Kegiatan Uraian
1 Patroli
Keamanan
a)peninjauan / pengecekan untuk mengantisipasi
kekurangan dan kondisi tidak aman
b)penertiban sesuai peraturan K-3
c)
melaporkan secara lisan / tertulis kepada supervisor bagi
pelanggar peraturan
d)mengontrol batas kecepatan kendaraan tambang
2 Inspeksi
Keamanan
a)cek kondisi pemadam api, mela-kukan inventarisasi dan
pengisian kembali jika perlu
b)
cek kondisi fasilitas transportasic)cek kondisi fasilitas bengkel
d)
cek kondisi dan penataan gudang
e)cek kondisi dan penataan camp utama dan lokasi kerja
3 Diskusi
Masalah
Keselamatan
a)masalah keselamatan pada setiap jam
b)
diskusi pagi, membantu dan memonitor realisasi diskusi
pagi
4 Kampanye
Keselamatan
a) secara pendekatan pribadi, pembe-lajaran, mengedarkan
slogan, leaflet, dsb
b)
evaluasi
-
8/10/2019 Tugas K3 Organisasi Perlengkapan DLL.docx
9/27
9
5 Pelindung
Keamanan
a) inventarisasi Alat Pelindung Diri (APD)
b)cek kelengkapan pengaman alat-alat
c)
cek kelengkapan rambu-rambud)melengkapi kekurangan
6 Pemilihan
Operator
a)
cek jenis peralatan
7 Laporan
Keamanan
a) laporan kecelakaan tambang
b)laporan bulanan
c) laporan tahunan
d)laporan pelatihan
Rincian pengadaan peralatan pelindung diri (APD) dan peralatan
kesehatan keselamatan kerja Untuk mendukung pelaksanaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (k-3), perusahaan melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
1.
Klinik darurat (ruang P3K) disediakan disite. Klinik dikelola oleh paramedic
untuk 24 jam selama masa produksi.
2.
Pemeriksaan kesehatanpre-employmentdilaksanakan sebagai bagian dari
kriteria seleksi.
3.
Pemberian peralatan Alat Pelindung Diri (APD) pada karyawan bagian
tambang dan workshopantara lain seperti :safety helmet, safety shoes,
masker, hand gloves (hand picker dan crew cabin), safety glasses (crew
cabin).
4.
Pada jalan angkut Batubara dan lokasi tambang dipasang rambu-rambu lalu
lintas, lampu-lampu penerangan, wafer truck, tanda-tanda pemberitahuan,
himbauan, peringatan dan larangan.
5. Pada sekitar kantor workshop, gudang peralatan dan base campdisediakan
ditempat yang mudah dilihat, pemasangan dan penala aliran listrik dan
pengunaaan sarana yang sesuai dengan kapasitasnya, penyediaan
perlengkapan P3K disetiap unit bagian.6. Pada alat produksi dan peralatan listrik dilakukan hal-hal berikut:
memberikan petunjuk pemakaian alat (SOP); memasang perlindungan pada
mesin bergerak; memasang perlindungan pada bagian perlistrikan yang
bertegangan tinggi; memasang tanda-tanda peringatan dan larangan.
7.
Pelatihan K3, yang meliputi: mengirimkan beberapa karyawan untuk
mengikuti kursus K3; pelatihan pemadam kebakaran, dan pelatihan lain yang
berkaitan dengan K3.
8.
Program komunikasi dan sosialisasi K3, yang mencakup:
8.1 Safety Talk(setiap hari sebelum kerja selama 5 menit).
-
8/10/2019 Tugas K3 Organisasi Perlengkapan DLL.docx
10/27
10
8.2
Daily meeting, toolbox meeting, tentang masalah keselamatan dan
kesehatan kerja dengan melibatkan karyawan, kontraktor sub
kontraktor.
8.3 Pembuatan SOP yang berhubungan dengan K3.
8.4 Safety Inspection, yakni pemeriksaan kondisi lapangan serta
menginventarisasi segala hal yang berhubungan dengan K3, yang
dilakukan Safety Committee.
8.5 Pemasangan spanduk dan motto K3, papan pengumuman, peringatan dan
imbauan.
9. Pembuangan sampah ke lokasi disposal tambang
10.
Tersedianya tenaga trampil untuk penanganan keadaan darurat.
11.
Pelaksanaan administrasi dan pelaporan, yang meliputi:11.1
Laporan kecelakan tambang.
11.2
Laporan jumlah rata-rata karyawan.
11.3
Laporan tingkat kekerapan kecelakaan tambang.
11.4 Laporan tingkat keparahan kecelakaan tambang.
11.5 Safety performance.
11.6 Laporan Produksi.
11.7 Laporan Eksploitasi.
12. Survey debu dan kebisingan individu akan dilaksanakan disite setiap tahun
untuk para karyawan yang lebih banyak bekerja di daerah yang berdebu dan
bising.
13. Divisi keselamatan kerja dan klinik melaksanakan bagian dari
operasional,surveykesehatan dan kebersihan industrial di mess dan dapur
beserta kualitas air.
14. Perusahaan berencana untuk mengembangkan rencana respon bahaya selama
triwulan pertama. Daerah-daerah beresiko tinggi sudah diidentifikasikan di
tambang.
-
8/10/2019 Tugas K3 Organisasi Perlengkapan DLL.docx
11/27
11
JOB SAFETY ANALYSIS
Salah satu cara untuk mencegah kecelakaan di tempat kerja adalah dengan
menetapkan dan menyusun prosedur pekerjaan dan melatih semua pekerja untuk
menerapkan metode kerja yang efisien dan aman. Menyusun prosedur kerja yang
benar merupakan salah satu keuntungan dari menerapkan Job Safety Analysis
(JSA) yang meliputi mempelajari dan membuat laporan setiap langkah
pekerjaan, identifikasi bahaya pekerjaan yang sudah ada atau potensi (baik
kesehatan maupun keselamatan), dan menentukan jalan terbaik untuk mengurangi
dan mengeliminasi bahaya ini.
JSA digunakan untuk meninjau metode kerja dan menemukan bahaya
yang :
Mungkin diabaikan dalam layout pabrik atau bangunan dan dalam desain
permesinan, peralatan, perkakas, stasiun kerja dan proses.
Memberikan perubahan dalam prosedur kerja atau personel.
Mungkin dikembangkan setelah produksi dimulai.
Pengertian Job Safety Analysis
JSA merupakan identifikasi sistematik dari bahaya potensial di tempat
kerja yang dapat diidentifikasi, dianalisa dan direkam. Hal-hal yang dilakukan
dalam penerapan JSA :
Identifikasi bahaya yang berhubungan dengan setiap langkah dari
pekerjaan yang berpotensi untuk menyebabkan bahaya serius.
Menentukan bagaimana untuk mengontrol bahaya.
Membuat perkakas tertulis yang dapat digunakan untuk melatih staf
lainnya.
Bertemu dengan pelatih OSHA untuk mengembangkan prosedur dan
aturan kerja yang spesifik untuk setiap pekerjaan.
Keuntungan dari melaksanakan JSA adalah :
Memberikan pelatihan individu dalam hal keselamatan dan prosedur kerja
efisien.
Membuat kontak keselamatan pekerja.
Mempersiapkan observasi keselamatan yang terencana.
Mempercayakan pekerjaan ke pekerja baru.
Memberikan instruksi pre-job untuk pekerjaan luar biasa.
Meninjau prosedur kerja setelah kecelakaan terjadi.
Mempelajari pekerjaan untuk peningkatan yang memungkinkan dalam
metode kerja.
Mengidentifikasi usaha perlindungan yang dibutuhkan di tempat kerja.
-
8/10/2019 Tugas K3 Organisasi Perlengkapan DLL.docx
12/27
12
Supervisor dapat belajar mengenai pekerjaan yang mereka pimpin.
Partisipasi pekerja dalam hal keselamatan di tempat kerja.
Mengurangi absent.
Biaya kompensasi pekerja menjadi lebih rendah.
Meningkatkan produktivitas.
Adanya sikap positif terhadap keselamatan.
Mengembangkan Sebuah JSA
a. Memilih Pekerjaan
Pekerjaan dengan sejarah kecelakaan yang buruk mempunyai prioritas dan
harus dianalisa terlebih dulu. Dalam memilih pekerjaan yang akan dianalisa,
supervisor sebuah departemen harus memenuhi faktor berikut ini : frekuensi kecelakaan.
Sebuah pekerjaan yang sering kali terulang kecelakaan merupakan
prioritas utama dalam JSA.
Tingkat cedera yang menyebabkan cacat.
Setiap pekerjaan yang menyebabkan cacat harus dimasukan ke dalam
JSA.
kekerasan potensi
Beberapa pekerjaan mungkin tidak mempunyai sejarah kecelakaan namun
mungkin berpotensi untuk menimbulkan bahaya.
Pekerjaan baru
JSA untuk setiap pekerjaan baru harus dibuat sebisa mungkin. Analisa
tidak boleh ditunda hingga kecelakaan atau hamper terjadi kecelakaan.
mendekati bahaya
Pekerjaan yang sering hampir terjadi bahaya harus menjadi prioritas JSA.
b. Membagi Pekerjaan
Untuk membagi pekerjaan, pilihlah pekerja yang benar untuk melakukan
observasi. Pilihlah pekerja yang berpengalaman, mampu dan kooperatif
sehingga mampu berbagi ide. Jelaskan tujuan dan keuntungan dari JSA kepada
pekerja.
Observasi performa pekerja terhadap pekerjaan dan tulis langkah dasar
JSA. Rekaman video pekerjaan dapat digunakan untuk peninjauan di masa
mendatang. Pertanyakan langkah awal pekerjaan dilanjutkan langkah
selanjutnya dan seterusnya.
c. Identifikasi Bahaya dan Potensi Kecelakaan Kerja
Tahap berikutnya untuk mengembangkan JSA adalah identifikasi semua
bahaya termasuk dalam setiap langkah. Identifikasi semua bahaya baik yang
diproduksi oleh lingkungan dan yang berhubungan dngan prosedur kerja.
Tanyakan pada diri masing-masing pertanyaan berikut untuk setiap tahap:
-
8/10/2019 Tugas K3 Organisasi Perlengkapan DLL.docx
13/27
13
Adakah bahaya mogok, akan mogok atau kontak yang berbahaya dengan
objek pekerjaan?
Dapatkah pekerja memegang objek dengan aman?
Dapatkah gerakan mendorong, menarik, mengangkat, menekuk atau
memutar yang dilakukan menyebabkan ketegangan?
Adakah potensi tergelincir atau tersandung?
Adakah bahaya jatuh ketika pekerja berada di tempat tinggi?
Dapatkah pekerja mencegah bahaya saat kontak dengan sumber listrik dan
kontak putus?
Apakah lingkungan berbahaya bagi keselamatan dan kesehatan? Adakah
konsentrasi gas beracun, asap, kabut, uap, debu, panas atau radiasi?
Adakah bahaya ledakan?d.
Mengembangkan Solusi
Langkah terakhir dalam JSA adalah mengembangkan prosedur kerja yang
aman untuk mencegah kejadian atau potensi kecelakaan. Beberapa solusi yang
mungkin dapat diterapkan:
Menemukan cara baru untuk suatu pekerjaan
Mengubah kondisi fisik yang menimbulkan bahaya.
Mengubah prosedur kerja,
Mengurangi frekuensi pekerjaan.
Poin utama dari job safety analysis adalah : mencegah kecelakaan dengan
antisipasi dan eliminasi serta mengontrol bahaya yang ada. Contoh work sheet
Job Safety Analysis :
No. Tahapan Pekerjaan Potensi Bahaya Tindakan Pengendalian
-
8/10/2019 Tugas K3 Organisasi Perlengkapan DLL.docx
14/27
14
Gas dan Debu Tambang
Pada posisi diam kita rata-rata bernapas kira-kira 16 kali pada per/menit
dan mengkonsumsi sekitar 480 inci cubic udara. Pada saat olahraga biasa kita
nafas kira-kira 30 kali /menit. dan mengkonsumsi 3.000 inci cubic. udara. Gas-gas
yang mungkin terdapat didalam tambang1. C = Carbon
2. Cl = Clor
3. H = Hidrogen
4. N = Nitrogen
5.
O = Oksigen
6.
Rn = Radon,
7.
S = Sulfur
Amonia (NH3)
Amonia dapat terbakar & tidak berwarna, baunya tajam, aroma yang
bersifat iritasi yang kuat ini disebut sebagai dapat membuat tercekik. Amonia
mempunyai dapat meledak pada kadar 16-25 %, dalam air amonia dikenal
sebagai Ammonium Hidroxida.
Karbondioksida (CO2)
Meskipun merupakan hasil dari metabolisme manusia, CO2 menyebabkan
respon psikologis pada konsentrasi yang tinggi.Konsentrasi yang tinggi dapat
menghasilkan efek Narkotik, merangsang sistem pernapasan & menyebabkan
sesak napas karena kekurangan O2 tergantung pada konsentrasi & lamanya
berinteraksi. Konsentrasi CO2yang tinggi dihasilkan dari proses
kebakaran&operasi peledakan. Oxidasi secara biologis, seperti pembusukan
akan meningkatkan konsentrasi CO2, pada area tertutup dapat menguras
konsentrasi O2dan memungkinkan tercapainya kadar membahayakan
Karbon Monoksida (CO)
CO sangat beracun, gas CO yang terhisap akan dengan mudah terikat padaHemoglobin darah mengurangi kapasitas darah dalam mengangkut Oksigen
(300kali lebih menarik bagi Hemoglobin dibanding pada O2), Seperti gas-gas
beracun lainnya tingkatan & lamanya berinteraksi dapat menentukan seberapa
parah akibatnya CO hasil dari pembakaran yang tidak sempurna bahan-bahan
berbasis karbon. Proses pembakaran dan paledakan juga menghasilkan CO, CO
juga dihasilkan oleh proses pembakaran pada mesin. Sifat-Sifat CO antara lain:
dapat terbakar, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau, punya sifat
meledak pada kadar 12,5 - 74 % (membutuhkan 16% O2 untuk memicunya)
Chlorine (Cl)
-
8/10/2019 Tugas K3 Organisasi Perlengkapan DLL.docx
15/27
15
Mengakibatkan iritasi yang sangat kuat pada kulit mata dan saluran
pernapasan bagian atas. Jumlah tertentu Chlor yang terhisap dapat
menyebabkan Bronchitis, terbentuknya cairan pada paru-paru (pulmonory
edema) dan penyumbatan saluran pernapasan. Kadar yang tinggi dapat
menyebabkan kematian yang cepat. Chlor tidak bisa terbakar, warnanya kuning
kehijauan, dan baunya yang khas seperti larutan pemutih, aromanya dapat
dicium pada kadar 0,3 ppm.
Chlor adalah bahan oksidator dan akan bereaksi menjadi bersifat explosive
atau akan membentuk campuran bahan peledak digabung dengan Gas dan Zat
Kimia Lain. Chlor memiliki berat jenis yang lebih besar dibanding dengan
udara sehingga gas ini akan berada di bawah pada udara yang diam. Gas Chlor
biasa digunakan dalam pengolahan air minum, pada beberapa kasus gas Chlordigunakan pada fasilitas pengolahan air limbah
Gas-gas yang Dapat Meledak
Methane(CH4)
Propane (C3H8)
Acetylene (C2h2)
Sumber pengapian pada gas :
1) Peledakan (blasting)
2) Listrik
3) Lampu keamanan
4) Rokok (api)
5) Swabakar atau kebakaran tambang
6) Bunga api gesekan
Hidrogen (H)
Pada konsentrasi yang tinggi Hidrogen menyebabkan sesak napas,
Hydrogen tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa, gas ini sangat mudah
terbakar dan mudah meledak ketika dicampur atau terkena panas atau api atau
ketika dicampur dengan Clorine, udara, Oksigen atau oksidator dan bahan
mudah nyala. Kisaran gas Hidrogen bisa meledak adalah 4 75%.
Hidrogen bisa dihasilkan dari proses pembakaran tapi memang hal inijarang terjadi. Sebagai contoh pembetukan Hidrogen yaitu ketika terjadi
ledakan uap pada saat logam cair menyebabkan air terurai menjadi Hidrogen
dan Oksigen jadi hidrogen adalah gas yang sangat mudah meledak dan
terbakar.
Nitrogen (N)
Efek terhadap kesehatan, Nitrogen tidak beracun tetapi pada konsentrasi
diatas 78 % Nitrogen bisa menggantikan Oksigen sehingga bisa menyebabkan
kekurangan oksigen, oleh sebab itu jangan sampai konsentrasi oksigen kurang
dari 19% volume (The Saskachewan Mine Regulation). Sifat Nitrogen tidak
-
8/10/2019 Tugas K3 Organisasi Perlengkapan DLL.docx
16/27
16
berwarna, tidak berbau, tidak berasa,. Nitrogen adalah bukan Gas yang bisa
meledak dan tidak akan terbakar. Nitrogen adalah komponen terbesar pada
udara normal. Udara kering murni diatas permukaan air laut mengandung
78,09% Nitrogen.
Hidrogen Sianida (HCN)
Sianida sangat beracun ketika terhisap kedalam pernapasan dalam bentuk
Hidrogen Sianida atau termakan dalam bentuk Sianida terlarutkan. Jumlah
sianida yang cukup mematikan juga dapat masuk terserap ke dalam tubuh
melalui kulit. Efek racunnya berakibat pada metabolisme sel. Sianida dalam
darah menghalangi penggunaan oksigen oleh sel tubuh (Cytotoxic anoxia).
Ambang Batas HCN adalah 5 mg/m3 atau 4,5 ppm ( The Occupational
Health and Safety Regulation USA 1996). Sifat Gas Hidrogen Sianida mudahterbakar dan tidak berwarna, memiliki bau yang menyebabkan orang pingsang
yang mungkin tidak dapat tercium jika kadarnya hanya 20-40%, Kisaran kadar
yang dapat menyebabkan mempunyai sifat ledak yaitu 5,6 40%.
Nitrogen Oksida (NO)
Sifat gas NO tidak berwarna dan baru tercium pada kadar 0,3 1ppm
dengan bau manis. Gas NO dihasilkan proses pembakaran atau peledakan
bahan peledak berbasis Nitrogen dan pembakaran mesin disel. Percikan listrik,
gas alat las juga menimbulkan gas NO, Gas No juga dihasilkan dari api las
Oxyacetylene karena kenaikan temperaturnya dari 3093 oC sampai 3316oC
(5600 6000oF).
Ambang batas rata selama 8 jam gas ini adalah 31 mg/m3 atau 25 ppm (the
occupational healthand safety regulation USA 1996).
Nitrogen Dioksida (NO2)
Banyak kematian terjadi disebabkan karena terbentuknya cairan di dalam
paru-paru (pulmonary edema) hal ini terjadi karena berinteraksi dengan
konsentrasi NO2 yang tinggi. NO2 gas yang relatip tidak dapat larut hal ini
memungkinkan NO2masuk ke jalur pernapasan yang lebih rendah dimana
dapat menyebabkan kematian. Proses ini berlangsung dalam jangka waktu
yang lama, yaitu kurang lebih 2 sampai 30 jam terhitung saat pertama kontakdengan NO2sampai ke gejala potensial penyakit paru-paru fatal
Sifat NO2dalam bentuk yang paling murni berwarna coklat kemerahan
dan baunya tajam, bau NO2 sudah digambarkan seperti bau manis dan tajam
seperti obat pemutih. Gas ini tercium pada kadar 0,04 5 ppm.NO2tidak mudah
terbakar atau meledak.
Proses pembakaran atau peledakan bahan peledak berbasis Nitrat
menghasilkan Nitrogen Dioksida.Nitrogen Dioksida juga merupakan gas
buangan mesin disel tapi emisi mesin disel ini tidak sampai menimbulkan
bahaya.
-
8/10/2019 Tugas K3 Organisasi Perlengkapan DLL.docx
17/27
17
Hidrogen Sulfida (H2S)
H2S tidak berwarna baunya seperti telur busuk dan baunya dapat tercium
pada 0,003 ppm. Pada konsentrasi yang lebih tinggi baunya tidak dapat tercium
karena terjadi kelelahan indera penciuman. H2S dapat meledak pada kisaran
kadar 4,3 s/d 46%.
Oksigen (O2)
Oksigen adalah hal pokok untuk kehidupan. Hal berbahaya menghirup
udara yang kandungan oksigennya rendah atau disebut Oxigen Deficient
Atmosphere.
Oksigen tidak boleh kurang dari 19% volume. Untuk daerah berbahaya
yang tertutup, Oksigen tidak boleh kurang dari 19,5% atau lebih dari 23% (the
accupational Health and Safety Regulation USA 1996). Sifat-sifat Oksigentidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa,oksigen bukan gas yang dapat
meledak tetapi membantu pembakaran, pada konsentrasi 21% dapat
mempercepat pembakaran.
Penyebab potensial berkurangnya oksigen adalah termasuk digantikan oleh
gas lain selain udara dan pemakaian oksigen dalam pembakaran, proses
oksidasi biologi akan menyebabkan berkurangnya oksigen dengan
terbentuknya gas CO2. Pada kasus peledakan dan kebakaran memungkinkan
timbulnya gas-gas beracun dan berbahaya sebelum lingkungan menjadi bahaya
karena kekurangan oksigen. Dalam Tambang kebutuhan Oksigen pd working
area kira-kira 500-1,000(m3/min) tergantung metoda penambangan dan kondisi
gas. Kebutuhan udara manusia kira 1 orang 3 (m3/min), pada kondisi tidak ada
gas atau debu dan panas.
Radon (Rn)
Secara kimia radon tidak beracun tetapi Radon dan Radon Progeny
(produk pembusukan dari radon) bersifat radio aktif dan memancarkan radiasi.
Radon tidak secara langsung mengancam kehidupan, tetapi akan memancarkan
radiasi kepada manusia jika udara yang dihisap mengandung gas radon.
Interaksi secara terus menerus dengan gas ini akan menyebabkan kangker.
Para pekerja mendapat dosis radiasi dari menghisap radon progeny yangmelekat pada debu yang mengendap di paru-paru, dimana ini terus membusuk
dan merusak jaringan paru-paru. Jika kadar radon di tempat kerja tinggi maka
perlu dipakai pelindung pernapasan untuk mengurangi radiasi.
Phosgene (COCl2)
COCl2sangat iritatip terhadap seluruh saluran pernapasan. Satu tarikan
napas yang dangkal pada konsentrasi cukup tinggi dapat menyebabkan parau
dan rasa terbakar di hidung, hulu kerongkongan dan pangkal tenggorokan.
Akibat yang serius ketika phosgene menyebabkan iritasi yang menyebabkan 30
50 % dari total plasma darah sudah berkumpul di paru-paru. Konsentrasi
-
8/10/2019 Tugas K3 Organisasi Perlengkapan DLL.docx
18/27
18
Phosgene yang tinggi akan menghancurkan jaringan paru-paru dalam waktu
yang singkat dan mengakibatkan kematian yang tiba-tiba berupa mati lemas.
Sulphur Dioksida (SO2)
Akibat paling besar dari Sulphur Dioksida adalah di saluran pernapasan
bagian atas juga menyebabkan iritasi pada mata. Dalam konsentrasi yang tinggi
kerusakan paru-paru, celah suara dan kelumpuhan sistem pernapasan dapat
terjadi. Ambang batas untuk SO2 adalah 5,3mg/m3 atau 2 ppm, Sulphur
dioksida tidak berwarna dapat menyebabkan iritasi, baunya tajam,
menyebabkan mati lemas, Dapat tercium atau dirasakan pada kadar 0,3 1 ppm.
SO2 dapat dihasilkan dari proses peledakan pada bijih sulfida, gas ini
adalah yang paling banyak dihasilkan pada proses pengambilan tembaga yang
menggunakan metoda pembakaran oksida.Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi udara
tambang yaitu dengan menggunakan detektor Gas.
Mengontrol Gas-gas Tambang
Pada KONDISI-KONDISI NORMAL meningkat jumlah udara menjadi
Cara utama Menangani gas yang tidak dikehendaki
Mengontrol Gas-gas Tambang
KONDISI-KONDISI ABNORMAL dapat diciptakan oleh;
o Permasalahan ventilasi
o Semburan gas
o
Kebakaran
o Peledakan
Persiapan Keadaan darurat apabila terjadi Kondisi-Kondisi Gas yg tidak
normal:
o Ketahui rute jalan keluar
o Ketahui kapan dan bagaimana caranya untuk menggunakan self-rescuer
o Penggunaan perlindungan berhubung pernapasan Yang lain
o Penempatan tempat perlindungan
o Bagaimana cara membangun suatu barikade
Debu Tambang
Debu yang menyebabkan Penyakit (Fibrogenic Dust)
o Crystalline Silica (Quartz)
o Asbestos
o Beryllium
o Debu yang tdk mengandung jumlah membahayakan dari Asbes dan kurang
dari 1%silika (Nuisance Dust )
Klasifikasi Debu Berdasarkan Ukuran :
-
8/10/2019 Tugas K3 Organisasi Perlengkapan DLL.docx
19/27
19
Respirable Dust : Debu yang masuk badan, tetapi terjerat di (dalam) hidung,
kerongkongan, dan saluran pernapasan bagian atas.
Inhalable Dust : Sifat atau ciri-ciri debu tambang yang sangat berbahaya bagi
kesehatan adalah :
debu yang berukuran kurang dari 10 m mempunyai akibat yang serius bagi
kesehatan dan tidak mempunyai tanda-tanda identitas diudara (tdk nampak),
partikel debu yang berukuran antara 0,5 m 3 m aktivitas kimia akan bertambah
dengan bertambahnya luas permukaan partikel dapat menimbulkan bahaya
ledakan misalnya debu yang terdapat ditambang batubara. Debu yang
mengakibatkan bahaya ledakan dapat mencapai ukuran 1 mm baik yang berada
diudara maupun yang telah mengendap.
Klasifikasi debupulmonary dust : adalah debu menimbulkan akibat buruk yang ditimbulkan bagi
sistem pernafasan antara lain adalah debu silica timah, asbes, batu bara, talk dan
biji besi.
debu beracun : adalah debu yang mengakibat toxic pada tubuh manusia antara lain
timah hitam dan arsen.
debu radio active : adalah bahaya radiasi misalnya teranium
debu yang dapat meledak misalnya debu batubara, debu bijih sulfida. Sumber
debu utama terbesar adalah pada peledakan, penggalian, kegiatan pemboran dan
sumber debu yang kedua adalah yang berhubungan dengan penanganan biji atau
bahan galian serta pemindahannya, yang terdiri dari: penanganan bijih/ bahan
galian yaitu pada pekerjaan pekerjaan crushing (pemecahan), grinding,
pencampuran, pengayakan, pengepakan dan lain-lain. Sedangkan pada proses
pemindahan mencangkup pengangkutan bahan galian yang berbentuk butiran oleh
truck, conveyor, lori, pengepakan dan lain lain. Bahaya debu terhadap kesehatan
dapat dibagi dalam tiga kelas:
Pulmonary dust
Debu beracun
Debu radio active
Pulmonary Dust
Debu debu yang termasuk dalam golongan ini sangat merugikan atau
merusak terhadap sistem pernapasan. Kerusakan paru-paru dapat terjadi bilamana
debu berukuran ? 5 ? terhisap dalam jumlah yang lebih, mempunyai sifat kimia
yang active akan terkena terus- menerus dalam jangka waktu yang lama
Penyakit pernafasan yang dapat ditimbulkan oleh penghisapan debu-debu dalam
kelompok ini dapat menyebabkan kerusakan fibrasis pada paru- paru, sehingga
nafas menjadi pendek dan memperberat penyakit pernapasan ringan yang lainnya.
-
8/10/2019 Tugas K3 Organisasi Perlengkapan DLL.docx
20/27
20
Silicosis
Penyakit ini diakibatkan oleh silica bebas diudara yang dihirup pada waktu
pernafasan dan ditimbun di paru-paru. Gejala terlihat baru 2 4 tahun. Dan
terkantung pada banyak debu dan kadar silica bebas yang terhirup dalam paru
paru. Silicosisdapat mengakibatkan cacat total paru paru dan tanda kegagalan
jantung kanan.
Asbestosis
Asbestosis adalah salah satu jenis penyakit yang diakibatkan oleh debu
asbes. Asbes adalah campuran berbagai silikat. Debu asbes yang terhirup masuk
kedalam paruparu mengalami perubahan menjadi badan asbestes oleh
pengendapan disekitar serat asbes tersebut. Gejala sesak napas dan batuk
mengeluarkan riak. Sedangkan tanda-tanda fisik adalah pelebaran pada ujung jari.Debu racun
Keracunan oleh debu ini dapat terjadi karena kontak langsung atau
menghirup debu-debu logam atau metalloid yang bersifat racun. Sifat racun
tergantung dari persenyawa kimia dan jalan masuknya kedalam tubuh pekerja
serta organ tubuh yang dipengaruhinya
Keracunan oleh timah hitam
Keracunan oleh timah hitam, penderita mengalami gejala menitiknya
butir-butir darah merah, anemi, insomnia dan kekacauan pikiran.
Masuknya timah hitam kedalam tubuh bisa terjadi karena absorbsi oleh tubuh,
mungkin melalui pernafasan atau diserap melalui kulit sehingga kadar timah
hitam dalam darah melebihi kadar normal.
Kadar normalnya ialah 0,03 mg per cc darah. Jika kadar melebihi kadar normal
yang lebih besar 0,01 mg/ 100cc darah, maka keracunan akan terjadi.
Keracunan Arsen
Keracunan arsen disebabkan oleh persenyawaan arsen anorganis ini
bersifat perangsangan setempat pada selaput lendir, kulit dan mungkin bersifat
karsinogenik yang bekerja secara langsung atau melaui mekanisme sekunder dan
merubah beberapa bahan sel atau cairan jaringan yang berakibat pertumbuhan
kanker. Gejala pada kulit dan selaput lendirKeracunan mangan
Biasanya terjadi karena menghisap debu mangan yang cukup banyak.
Gejala ialah tidak dapat tidur atau insomnia malam hari, nyeri otot, kejang-kejang,
gerakan diluar kesadaran
Debu radio aktif
Debu ini berbahaya karena racun dan pancaran radiasi bahan radio aktiv
yang merusak jaringan tubuh seperti radiasi uranium. Jalan masuknya kedalam
tubuh bisa melalui kulit, pernapasan, percernaan dan organ tubuh yang
-
8/10/2019 Tugas K3 Organisasi Perlengkapan DLL.docx
21/27
21
dipengaruhinya adalah kulit, tulang-tulang, alat-alat pembuat darah, paru-paru dan
sinus hidung.
Debu yang dapat meledak
Debu batubara pyrite atau sulfida adalah debu yang dapat meledak diudara
dalam kondisi yang tepat. Terjadinya peledakan debu debu tersebut adalah karena
adanya suatu kenaikan tekanan yang tiba-tiba oleh pembakaran yang dengan cepat
dari debu dalam udara.
Faktor Utama Ledakan Debu Batubara :
o Besar butiran debu batubara
o Kualitas batubara
o Konsentrasi debu Batubara
o
Keberadaan gas metanPenanganan Debu Batubara
(1)Cara pengontrolan munculnya debu batubara
(2)cara pengontrolan terbangnya debu batubar
(3)Penanganan debu batubara yang terakumulasi
Pencegahan debu batubara dengan pembersihan
Memberikan kapur atau air dll yang memiliki sifat tidak terbakar sebagai
pencegah ledakan
Pengumpulan sebagai pencegahan agar tidak berterbangan
Peledakan debu batubara, biasanya diawali oleh adanya nyala api atau dari
peledakan gas-gas, yang kemudian merambat dan menyebabkan peledakan debu
batubara. Dari hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kemampuan debu
batubara meledak tergantung pada kandungan volatile matter(VM) dan
konsentrasi. Pada kandungan VM yang lebih tinggi, akan mudah meledak, oleh
karena itu jenis bituminous lebih mudah meledak.
Kandungan VM yang kurang dari 10 % tidak akan meledak oleh akibat
ledakan gas methane. Ukuran partikel debu yang ambil bagian dalam peledakan
umunya berukuran kurang dari 240 m, dimana biasanya debu-debu yang halus
cenderung terkumpul pada baigan-bagian atap dan dinding jalan tambang, sedang
yang berukuran > 75 m akan jatuh di lantai. Sedangkan konsentrasi debu dalamudara mulai menjadi mudah meledak ialah pada konsentrasi 30-40 gr/meter kubik
udara, tetapi pada konsentrasi 1.500-2.000 gr/meter kubik tidak akan meledak
Moisture content & ask contentbatubara juga mempunyai pengaruh terhadap
kemudahan meledak. Pada ash contenct60 & - 70 % atau bila moisture
contentnyamencapai 50 % debu batubara tidak mudah meledak. Disamping itu
adanya gasmethanedengan konsentrasi < 5 % tidak hanya menurunkan penyalaan
batubara, tetapi juga menghambat perambatan peledakan.
Usaha Pencegahan Ledakan Debu Batubara
o
Penanganan timbulnya debu batu bara & berterbangannya debu batubara
-
8/10/2019 Tugas K3 Organisasi Perlengkapan DLL.docx
22/27
22
o Penanganan akumulasi debu batubara
o Sistem pengawasan & pengelolaan
o
Pengontrolan dan Pengendalian debu:
o Pemasangan Water Spray
o Ventilasi
o Pengotrolan debu pada pengangkutan
o Pengotrolan pada Ore pass
o Pengotrolan padaMuckingdan Pemuatan
o Pengotrolan Pada Penggalian (Rod Header)
o Pengotrolan Udara masuk
oDamper(peredam) Air & Pasir untuk Peledakan
o
Penyemprotan Air Pada saat Penggalian dan Pengangkutan Materialo Pengaturan sistem Ventilasi
Pengawasan Sumber Api
1.
Pengawasan sumber api yang berhubungan dengan peledakan
2. Usaha pencegahan munculnya api yang disebabkan alat penggalian
3. Usaha pencegahan munculnya api akibat listrik statis
4. Usaha pencegahan munculnya api yang lain
5. Pembatasan penggunaan api
Kebakaran dan Ledakan Tambang Batubara Bawah Tanah
Secara umum kebakaran dapat terjadi bila dipenuhi tiga unsur pemicu
kebakaran itu, yakni adanya api, oksigen dan bahan bakar (triangle fire).
Sedangkan ledakan dapat terjadi jika ada 5 syarat yang terpenuhi, yakni ada panas
(heat), bahan bakar (fuel), udara (oxygen), ruang terisolasi (confinement), dan ada
tahanan (suspension). Untuk jelasnya perhatikan gambar berikut.
-
8/10/2019 Tugas K3 Organisasi Perlengkapan DLL.docx
23/27
23
Gas yang Dapat Meledak (Explosive Gas)
Kecelakaan kerja pada tambang batubara bawah tanah berupa kebakaran dan
ledakan disebabkan adanya gas methan (CH4).
Gas methan yang terdapat dari batubara kadarnya bervariasi, yakni:
1. Batubara coklat dan antrasit (brown coal and anthracite) umumnya sedikit
gas methan, sedangkan pada batubara bituminousdansub bituminouslebih
banyak.
2. Batubara keras/padat (hard and dense coal) sedikit gas methan, sedangkan
batubara lunak (brittle coal) lebih banyak.
3. Batubara yang pengendapannya terganggu (high volatile matter) mungkin
sangat banyak melepaskan gas methan.
4. Lapisan batubara pada patahan (faults) dan lipatan (folds) atau rekahan
mungkin banyak melepaskan gas methan.
5. Bagian atas (roof) dan bagian bawah (floor) terbentuk dari serpihan
material lempungan yang tahan api (impermeable clay shale) dapat
Gambar Segilima Ledakan
-
8/10/2019 Tugas K3 Organisasi Perlengkapan DLL.docx
24/27
24
mengeluarkan banyak gas methan, sedangkan pada lapisan endapan pasir
kasar akan sedikit gas methan yang dilepaskan.
6.
Semakin dalam letak lapisan batubara dari permukaan tanah, akan semakin
banyak gas methan yang dapat keluar dari padanya, hal inidisebabkan oleh
adanya tekanan dan panas yang semakin tinggi.
Pada umumnya pelepasan gas methan dari lapisan batubara itu dapat berupa
pelepasan bebas, pemancaran (emission), dan keluar dari celah bebatuan
(outburst)
Keberadaan Gas Methan (Presence Of Methane)
Gas methan yang keluar dari batubara teremisi ke udara di sekitarnya. Karena gas
ini lebih ringan dari udara, maka dia berada pada bahagian atas (langit-langit
terowongan). Gas ini cenderung berada pada bahagian akhir lobang bukaantambang bawah tanah (tail gate of the longwall face), lobang naik (raise end),
dan bahagian atap (caved roofs).
Potensi Ledakan Gas Methan dan Debu Batubara
Berikut ini dijelaskan bagaimana komposisi masing-masing bahan tersebut,
sehingga terjadi ledakan tambang.
Konsentrasi gas methan
Gas methan dapat meledak pada konsentrasi antara 5 15% di udara sekitarnya
pada tekanan normal. Sedangkan ledakan terbesar dan berbahaya akan
terjadi pada konsentrasi 9,5%.
Pengaruh debu tertahan
Bila debu batubara, yang butirannya sangat halus, dengan konsentrasi 10,3
gram/m3volume udara, beterbangan ke udara sekitarnya, membentuk awan
debu batubara, dan jika pada saat bersamaan ada pijaran bunga api, maka
akan terjadi ledakan debu batubara itu.
Berdasarkan hasil percobaan, didapatkan bahwa konsentrasi campuran antara
debu batubara dengan gas methan yang dapat meledak adalah sebagai
tertera pada tabel.
Tabel. Konsentrasi Minimum campuran Gas Methan dan Debu Batubara yang
Dapat Meledak
Jumlah Debu
Batubara(g
r/m3)
0,00 10,3 17,4 27,9 37,7 47,8
Konsentrasi
Gas
Methan
(%)
4,85 3,70 3,00 1,70 0,60 0,00
Gejala ledakan gas methan
-
8/10/2019 Tugas K3 Organisasi Perlengkapan DLL.docx
25/27
25
Apabila terjadi campuran antara udara dan gas methan dan di sana terjadi
pijaran api, maka pertama akan terjadi kebakaran. Proses kebakaran ini
menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan uap air dengan reaksi kimia :
CH4+ 2O2= CO2+ 2H2O.
Ledakan akan timbul bila pada lokasi tersebut sedang ada awan debu batubara
(debu batubara yang sedang beterbangan. Ledakan pada suatu lokasi akan
memberikan getaran ke daerah tetangganya sehingga debu batubara yang
tadinya terendapkan akan berhamburan pula, dan untuk selanjutnya akan
terjadi lagi ledakan beruntun sampai semua bahan potensial ledakan habis
terbakar dan meledak.
Bila jumlah oksigen berkurang, gas akan terbakar secara tidak sempurna
menghasilkan karbon monoksida (CO) yang sangat beracun, hydrogen (H),dan air (H2O). Reaksi kimianya: CH4+ O2= CO + H2+ H2O
Statistik Ledakan Gas Dan Debu Batubara
Tabel 4 dan 5 memperlihatkan rekapitulasi kejadian kecelakaan ledakan tambang
di Jepang antara tahun 1950 sampai dengan tahun 1984.
Tabel 4. Statistik Kecelakaan Ledakan Tambang Berdasarkan Penyebabnya
Penyebab Jumlah Kejadian Persentase
Peledakan (blasting)
Swabakar (spontaneous
combustion)
Peralatan listrik (Electricity)
Nyala api (naked flame)
Gesekan (friction)
Tidak diketahui (unknown)
80
22
103
100
15
24
23,2
6,4
29,9
29,1
4,4
7,0
Total 344 100,0
Tabel 5. Statistik Kecelakaan Ledakan Tambang Berdasarkan Lokasi Kejadian di
Jepang
Lokasi Jumlah Kejadian Persentase
Lubang naik (raise)
Daerah kerja (working face)
Lapisan batubara (coal seam)
Terowongan silang (main crosscut)
Kemiringan (slop)
Jalur keluar tambang (mined out area)
Ruang fasilitas mekanik
Lubang masuk (main entry)
Lubang miring (inclined shaft)
114
70
64
21
16
13
12
8
6
33,2
20,4
18,6
6,1
4,7
3,8
3,5
2,3
1,7
-
8/10/2019 Tugas K3 Organisasi Perlengkapan DLL.docx
26/27
26
Terowongan silang (crosscut)
Lubang vertikal (vertical shaft)
Lainnya
6
6
6
1,7
1,7
1,7
Total 344 100,0
Teknik Pencegahan Ledakan
Guna menghindari berbagai kecelakaan kerja pada tambang batubara bawah
tanah, terutama dalam bentuk ledakan gas dan debu batubara, perlu
dilakukan tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan ledakan ini harus
dilakukan oleh segenap pihak yang terkait dengan pekerjaan pada tambang
bawah tanah tersebut.
Beberapa hal yang perlu dipelajari dalam rangka pencegahan ledakan batubara
ini adalah:
Pengetahuan dasar-dasar terjadinya ledakan, membahas:
o Gas-gas dan debu batubara yang mudah terbakar/meledak
o Karakteristik gas dan debu batubara
o Sumber pemicu kebakaran/ledakan
Metoda eliminasi penyebab ledakan, antara lain:
o Pengukuran konsentrasi gas dan debu batubara
o Pengontrolan sistem ventilasi tambang
o
Pengaliran gas (gas drainage)o Penggunaan alat ukur gas dan debu batubara yang handal
o Penyiraman air (sprinkling water)
o Pengontrolan sumber-sumber api penyebab kebakaran dan
ledakan
Teknik pencegahan ledakan tambang
o Penyiraman air (water sprinkling)
o Penaburan debu batu (rock dusting)
o Pemakaian alat-alat pencegahan standar.
Fasilitas pencegahan penyebaran kebakaran dan ledakan, antara lain:
o Lokalisasi penambangan dengan penebaran debu batuan
o Pengaliran air ke lokasi potensi kebakaran atau ledakan
o Penebaran debu batuan agak lebih tebal pada lokasi rawan
Tindakan pencegahan kerusakan akibat kebakaran dan ledakan:
o Pemisahan rute (jalur) ventilasi
o Evakuasi, proteksi diri, sistemperingatandini, dan
penyelamatansecara tim.
Sesungguhnya kebakaran tambang dan ledakan gas atau debu batubara tidak
akan terjadi jika sistem ventilasi tambang batubara bawah tanah itu cukup
baik.
-
8/10/2019 Tugas K3 Organisasi Perlengkapan DLL.docx
27/27
Sumber :
http://dunia-atas.blogspot.com/2012/10/organisasi-yang-mengelola-k3.html
http://infotambang.com/organisasi-prosedur-dan-perlengkapan-pelaksanaan-k-
p451-142.htm
http://k3-community.blogspot.com/p/sop-jsa.html
http://ilfayusmadi.blogdetik.com/2009/09/18/pengenalan-gas-dan-debu-
tambang-asli/
http://teknikpertambangan.wordpress.com/2009/11/28/kebakaran-dan-ledakan-
tambang-batubara-bawah-tanah/
http://dunia-atas.blogspot.com/2012/10/organisasi-yang-mengelola-k3.htmlhttp://dunia-atas.blogspot.com/2012/10/organisasi-yang-mengelola-k3.htmlhttp://infotambang.com/organisasi-prosedur-dan-perlengkapan-pelaksanaan-k-p451-142.htmhttp://infotambang.com/organisasi-prosedur-dan-perlengkapan-pelaksanaan-k-p451-142.htmhttp://infotambang.com/organisasi-prosedur-dan-perlengkapan-pelaksanaan-k-p451-142.htmhttp://infotambang.com/organisasi-prosedur-dan-perlengkapan-pelaksanaan-k-p451-142.htmhttp://infotambang.com/organisasi-prosedur-dan-perlengkapan-pelaksanaan-k-p451-142.htmhttp://k3-community.blogspot.com/p/sop-jsa.htmlhttp://k3-community.blogspot.com/p/sop-jsa.htmlhttp://ilfayusmadi.blogdetik.com/2009/09/18/pengenalan-gas-dan-debu-tambang-asli/http://ilfayusmadi.blogdetik.com/2009/09/18/pengenalan-gas-dan-debu-tambang-asli/http://ilfayusmadi.blogdetik.com/2009/09/18/pengenalan-gas-dan-debu-tambang-asli/http://ilfayusmadi.blogdetik.com/2009/09/18/pengenalan-gas-dan-debu-tambang-asli/http://ilfayusmadi.blogdetik.com/2009/09/18/pengenalan-gas-dan-debu-tambang-asli/http://teknikpertambangan.wordpress.com/2009/11/28/kebakaran-dan-ledakan-tambang-batubara-bawah-tanah/http://teknikpertambangan.wordpress.com/2009/11/28/kebakaran-dan-ledakan-tambang-batubara-bawah-tanah/http://teknikpertambangan.wordpress.com/2009/11/28/kebakaran-dan-ledakan-tambang-batubara-bawah-tanah/http://teknikpertambangan.wordpress.com/2009/11/28/kebakaran-dan-ledakan-tambang-batubara-bawah-tanah/http://teknikpertambangan.wordpress.com/2009/11/28/kebakaran-dan-ledakan-tambang-batubara-bawah-tanah/http://teknikpertambangan.wordpress.com/2009/11/28/kebakaran-dan-ledakan-tambang-batubara-bawah-tanah/http://teknikpertambangan.wordpress.com/2009/11/28/kebakaran-dan-ledakan-tambang-batubara-bawah-tanah/http://ilfayusmadi.blogdetik.com/2009/09/18/pengenalan-gas-dan-debu-tambang-asli/http://ilfayusmadi.blogdetik.com/2009/09/18/pengenalan-gas-dan-debu-tambang-asli/http://k3-community.blogspot.com/p/sop-jsa.htmlhttp://infotambang.com/organisasi-prosedur-dan-perlengkapan-pelaksanaan-k-p451-142.htmhttp://infotambang.com/organisasi-prosedur-dan-perlengkapan-pelaksanaan-k-p451-142.htmhttp://dunia-atas.blogspot.com/2012/10/organisasi-yang-mengelola-k3.html