tugas kelompok jsa

28
Job Safety Analysis (JSA) Tugas SMK3 Oleh: DESTIARA CAHYA SAPUTRA SYARIF HIDAYATULLAH AMBAR WAHYUDI ANTON H ISHAK FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

Upload: destiaracs

Post on 30-Jun-2015

315 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: tugas kelompok JSA

Job Safety Analysis(JSA)

Tugas SMK3

Oleh:

DESTIARA CAHYA SAPUTRASYARIF HIDAYATULLAH

AMBAR WAHYUDIANTON H

ISHAK

FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKATPROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS RESPATI INDONESIAJAKARTA

2011

Page 2: tugas kelompok JSA

BAB I

PENDAHULUAN

Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak terpisahkan

dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja

tidak saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para

pekerjanya akan tetapi jauh dari itu keselamatan dan kesehatan kerja berdampak positif

atas keberlanjutan produktivitas kerjanya. Oleh sebab itu isu keselamatan dan kesehatan

kerja pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja,

akan tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan. Dengan kata lain pada saat

ini keselamatan dan kesehatan kerja bukan semata sebagai kewajiban, akan tetapi sudah

menjadi kebutuhan bagi setiap para pekerja dan bagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan

(http:://www.google.co.id/keselamatan kerja,2008).

Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran ergonomi,

karena ergonomi berkaitan dengan orang yang bekerja, selain dalam rangka efektivitas dan

efisiensi kerja (Sedarmayanti, 1996). Ergonomi yaitu sebagai salah satu ilmu yang berusaha

untuk menyerasikan antara faktor manusia, faktor pekerjaan dan faktor lingkungan. Dengan

bekerja secara ergonomis maka diperoleh rasa nyaman dalam bekerja, dihindari kelelahan,

dihindari gerakan dan upaya yang tidak perlu serta upaya melaksanakan pekerjaan menjadi

sekecil – kecilnya dengan hasil yang sebesar-besarnya. (Soedirman,1989).

Apabila seseorang pekerja dalam melakukan pekerjaan mengangkat, menurunkan

dan membawa barang dilakukan secara langsung tanpa bantuan alat apapun dapat menjadi

risiko terjadinya kecelakaan pada pekerja seperti nyeri atau cidera pada pinggang. Low Back

Pain (LBP) atau nyeri pinggang merupakan rasa nyeri yang terjadi di daerah punggung

bagian bawah dan dapat menjalar ke kaki terutama bagian belakang dan samping luar.

Keluhan utama nyeri pinggang akibat teknik atau sikap kerja yang salah dapat berupa pegal

dipinggang yang sudah bertahun-tahun, pinggang terasa kaku, sulit digerakkan, dan terus-

menerus lelah. (Sitorus, 1996: 57).

Nyeri pada pinggang dan tulang belakang merupakan penyebab tersering diantara

semua kelainan kronis dalam menyebabkan pembatasan aktivitas masyarakat berusia

dibawah 45 tahun dan menduduki peringkat ketiga setelah penyakit kelainan jantung dan

Page 3: tugas kelompok JSA

arthritis serta rematik pada usia 45 hingga 65 tahun. Penyelidikan memperlihatkan bahwa

hampir 80% penduduk Amerika menderita nyeri pinggang selama masa dewasa dan sebagai

penyebab tidak masuk kerja yang menduduki urutan kedua setelah infeksi respiratorius

atas.

Suatu penyelidikan yang diadakan di Inggris memperlihatkan bahwa dari tahun

1980 sampai 1990, waktu kerja yang hilang akibat nyeri pinggang tiga kali lipat lebih besar

daripada akibat pemogokan kerja (Seller, H.R.1987: 23).

Pada tahun 1985, WHO menyatakan bahwa 2%-5% dari karyawan di negara industri

tiap tahun mengalami Low Back Pain, dan 15% dari absenteisme di industri baja serta di

perusahaan dagang disebabkan karena nyeri pinggang. Data statistik nasional Amerika

Serikat memperlihatkan angka kejadian sebesar 15%-20% pertahun. Pekerjaan mengangkat

menjadi penyebab terlazim nyeri pinggang bawah, yang menyebabkan 80% kasus. Sebanyak

90% kasus nyeri pinggang bukan disebabkan oleh kelainan organik, melainkan oleh kesalahan

posisi tubuh dalam bekerja. Di inggris tiap hari ada 50.000 orang lebih tidak masuk kerja

karena nyeri pinggang. Nyeri pinggang menyebabkan lebih banyak waktu hilang dari pada

pemogokan kerja, sebanyak 20 juta hari kerja karenanya.(Imrie, D. 1991: 47).

Prevalensi nyeri pinggang pada pekerja Indonesia, sampai saat ini belum pernah

dilaporkan secara keseluruhan. Dari data mengenai pasien yang berobat ke klinik Neurologi

Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta menunjukkan bahwa jumlah pasien diatas usia 40 tahun

yang datang dengan Low Back Pain ternyata jumlahnya cukup banyak.prevalensi nyeri

pinggang penduduk laki-laki pada umumnya adalah 18,2% sedangkan pada penduduk

wanita 13,6% (Hadinoto,S.1991: 136).

Menurut data Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (Accident Facts, 1990),

cedera tulang belakang adalah salah satu yang paling umum terjadi (22% dari semua

kecelakaan kerja yang terjadi) dan paling banyak membutuhkan biaya untuk

pengobatannya. Salah satu penyebab dari cedera ini adalah overload yang dipikul oleh

tulang belakang (> 60%) dan 60% dari overload ini disebabkan oleh pekerjaan mengangkat

barang, 20% pekerjaan mendorong atau menarik barang dan 20% akibat membawa barang.

Disamping itu juga dilaporkan bahwa 25% kecelakaan disebabkan karena aktvitas angkat-

angkut; 50-60% cedera pinggang disebabkan karena aktivitas mengangkat dan menurunkan

material (Pulat,1992). Pekerja yang mengangkat beban berat akan mengalami kemungkinan

cedera punggung 8 kali lipat dari pekerja yang hanya mengangkat barang secara tidak terus

Page 4: tugas kelompok JSA

menerus. Oleh karena itu dibutuhkan adanya penerapan prinsip-prinsip ergonomi pada

pekerjaan yang menggunakan kemampuan otot. Selain itu juga didapat hasil penelitian di

Rumah Sakit Dr. Soetomo pada perawat akibat salah angkat dan atau angkut dapat

menimbulkan cedera muskuloskeletal dimana 45,5% perawat yang diteliti pernah

mengalami cedera punggung (Erwin Dyah N,2006).

Page 5: tugas kelompok JSA

BAB II

MASALAH

Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan sudah

menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan

teknologi merupakan penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan

produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu disisi lain akan terjadi

dampak negatifnya, bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang

mungkin timbul.

Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi pelbagai risiko yang

mempengaruhi kehidupan para pekerja. Pelbagai risiko tersebut adalah

kemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja, Penyakit yang berhubungan dengan

pekerjaan dan Kecelakaan Akibat Kerja yang dapat menyebabkan kecacatan atau

kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian

antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai

pendekatan ergonomik.

Salah satu masalah ergonomi yang terjadi adalah pada pekerja bidang angkat-angkut

salah satunya adalah nyeri pada otot punggung yang digunakan untuk bekerja. Keluhan yang

biasa diderita pekerja dibidang angkat-angkut adalah pada sistem muskuloskeletal. Keluhan

muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh

seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima

beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan

keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan hingga kerusakan

inilah yang biasanya diistilahkan dengan musculoskeletal disorders (MSDs) atau cedera pada

system muskuloskeletal (Grandjean, 1993; Lemasters, 1996). Bagian otot yang sering

dikeluhkan adalah otot rangka (skeletal) yang meliputi otot leher, bahu, lengan, tangan, jari,

punggung, pinggang dan otot-otot bagian bawah.

Masalah lain mengenai K3 yang timbul pada pekerja angkat angkut di gudang

adalah seperti tertiban barang, terjatuh dari ketinggian pada saat meletakkan barang di

rak penyimpanan secara manual, kaki tertabrak lori, tangan atau kaki terjepit barang.

Page 6: tugas kelompok JSA

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ‘safety’ dan biasanya

selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka

(accident) atau nyaris celaka (near-miss). Kesehatan berasal dari bahasa Inggris

‘health’, yang dewasa ini tidak hanya berarti terbebasnya seseorang dari penyakit,

tetapi pengertian sehat mempunyai makna sehat secara fisik, mental dan juga sehat

secara sosial. Dengan demikian pengertian sehat secara utuh menunjukkan

pengertian sejahtera (well-being). Sebagaimana kita ketahui bahwa umumnya

manusia selalu mempunyai pekerjaan (work, occupation) dan sebagian besar

waktunya berada dalam situasi bekerja sehingga dapat terjadi manusia akan

menderita penyakit yang mungkin disebabkan oleh pekerjaannya atau menderita

penyakit yang berhubungan dengan pekerjaannya. Karena alasan tersebut

berkembang ilmu yang dikenal dengan kesehatan kerja (occupational health).

Jadi dapat dikatakan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu

pendekatan ilmiah dan praktis dalam mengatasi potensi bahaya dan risiko kesehatan

dan keselamatan yang mungkin terjadi. Dengan kata lain hakekat dari Keselamatan

dan Kesehatan Kerja adalah tidak berbeda dengan pengertian bagaimana kita

mengendalikan risiko (risk management) agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Keselamatan dan kesehatan kerja ( K3 ) sangat dibutuhkan dalam kegiatan

industri, hal-hal yang melatar belakangi yaitu bahwa setiap aktifitas industri selalu

mengandung bahaya dan risiko keselamatan dan kesehatan kerja, bahaya dan risiko

tersebut akan menimbulkan konsekuensi, apabila K3 tidak dikelola dengan baik,

maka akan menimbulkan kerugian. Kerugian-kerugian tersebut berupa aset

perusahaan dari yang paling ringan sampai kepada kehancuran, dari sisi pekerja dari

cacat / sakit yang teringan sampai kepada korban jiwa, sedangkan dari segi

lingkungan dari tingkat pencemaran ringan sampai bencana.

Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja yaitu menciptakan kondisi kerja

yang aman dan sehat sehingga mencegah terjadinya luka-luka, penyakit, dan

kecelakaan yang dapat menimbulkan kerugian baik material maupun non material,

Page 7: tugas kelompok JSA

mencegah terjadinya penurunan kesehatan atau gangguan lainnya (cacat, cidera)

pada pekerja yang diakibatkan oleh potensi bahaya dan risiko yang ada di tempat

kerja, serta menciptakan keserasian antara pekerja dengan pekerjaan maupun

lingkungan kerjanya baik secara fisiologis maupun psikologis untuk meningkatkan

kapasitas, kinerja dan produktivitas kerja.

Tujuan akhir dari keselamatan dan kesehatan kerja yaitu hidup yang

berkualitas yang berarti sehat fisik, mental, sosial, spiritual. Maksud dari hidup yang

berkualitas yaitu tidak menderita cacat, tidak menderita sakit, tidak terjadi kematian

prematur, usia harapan hidup tinggi, memiliki kapasitas kerja yang tinggi,mampu

menikmati masa pensiun sekurang-kurangnya 10 tahun setelah purna karya.

3.2. Kecelakaan Kerja

Kecelakaan ( accident ) adalah suatu kejadian yang tidak diduga dan tidak

dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan

dapat menimbulkan cidera terhadap mansia.

Kecelakaan kerja menurut UU No. 3 th 1992 adalah kecelakaan yang terjadi

berhubung dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena

hubungan kerja, termasuk juga kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat

dari rumah menuju ketempat kerja, dan pulang kerumah melalui jalan yang biasa

dan wajar dilalui. Menurut Simanjuntak ( 1994 ) Kecelakaan kerja dapat

mengakibatkan :

1. Hari kerja hilang

2. Luka ringan, luka yang memerlukan perawatan medis

3. Sementara tidak mampu bekerja

4. Luka berat, luka yang mengakibatkan cacat tetap

5. Cacat sementara

6. Meninggal dunia

Berdasarkan selang waktu akibatnya, kecelakaan terbagi menjadi dua yaitu

kecelakaan langsung dan kecelakaan tidak langsung. Kecelakaan langsung

merupakan kecelakaan yang akibatnya langsung tampak atau terasa. Sedangkan

kecelakaan tidak langsung adalah kecelakaan yang akibatnya baru tampak atau

terasa setelah ada selang waktu dari saat kejadiannya.

Page 8: tugas kelompok JSA

Berdasarkan dari sisi korbannya, kecelakaan juga terbagi menjadi dua yaitu

kecelakaan dengan korban manusia dan kecelakaan tanpa korban manusia.

Kecelakaan dengan korban manusia juga terbagi lagi menjadi tiga bagian yaitu

kecelakaan diukur berdasarkan besar-kecilnya kerugian material, kekacauan

organisasi kerja, maupun dampak negatif yang diakibatkannya.

Manusia juga merupakan salah satu penyebab kecelakaan kerja atau tingkah

laku tidak aman. Adapun faktor penyebab tingkah laku tidak aman yaitu faktor

kebiasaan, emosi atau psikologi dan kurang terampil. (Sumakmur, 1989),

menyimpulkan bahwa kurang lebih 80 % kecelakaan kerja disebabkan oleh tingkah

laku dan kelalaian manusia yang tidak aman.

Mesin atau alat produksi juga merupakan penyebab kecelakaan kerja. Hal ini

dapat disebabkan karena bagian-bagian mesin selalu bergerak dan berputar. Dan

pergeseran pada mesin atau alat produksi dapat menimbulkan suhu yang tinggi

sehingga bila kontak bahan yang mudah terbakar dapat menimbulkan kebakaran.

Selain manusia dan mesin, lingkungan kerja juga dapat mempengaruhi kecelakaan

kerja. Hubungan mesin dengan operator atau manusia sangat berpengaruh sekali

karena mesin dapat menimbulkan suatu kecelakaan apabila seorang operator

mengalami keteledoran dalam menjalankan mesin atau alat produksi.

3.3. Potensi Bahaya

Hazard (bahaya) adalah sifat-sifat intrinsic dari suatu zat atau proses yang

dapat menyebabkan kerusakan atau membahayakan. Hal ini termasuk bahan kimia

(toksisitas, korosifitas), fisik (daya ledak, listrik, dapat terbakar), biologis (dapat

menginfeksi), dan lain-lain. Definisi dari hazard (bahaya) mengindikasikan adanya

suatu ancaman, dan hazard bisa hadir tanpa risiko. Tipe – tipe hazard adalah

physical, chemicals, biological, mechanical/electrical, psychological, ergonomics.

Physical hazard meliputi kebisingan, radiasi, Heat stress, Cold stress, getaran,

tekanan, dll. Chemicals hazard meliputi acute & cronic toxicity, corrosive, carcinogen,

mutagen,dll. Biological hazard meliputi virus, bakteri, jamur dan organism lainnya.

Ergonomic hazard berasal dari desain kerja, layout maupun aktivitas yang buruk.

Psychological hazard meliputi stress, kekerasan ditempat kerja, jam kerja yang

panjang, dll.

Page 9: tugas kelompok JSA

3.4. Risiko

Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat

sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Dalam

bidang asuransi, risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, di

mana jika terjadi suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan

suatu kerugian

Bentuk-bentuk risiko antara lain risiko murni, risiko spekulatif, risiko

partikular dan risiko fundamental.

Risiko murni adalah risiko yang akibatnya hanya ada 2 macam: rugi atau

break even, contohnya pencurian, kecelakaan atau kebakaran.

Risiko spekulatif adalah risiko yang akibatnya ada 3 macam: rugi, untung atau

break even, contohnya judi.

Risiko partikular adalah risiko yang berasal dari individu dan dampaknya lokal,

contohnya pesawat jatuh, tabrakan mobil dan kapal kandas.

Risiko fundamental adalah risiko yang bukan berasal dari individu dan

dampaknya luas, contohnya angin topan, gempa bumi dan banjir.

3.5. Pengertian Ergonomi

Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya

dengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada

saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa

ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia

ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. Upayanya antara lain

berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak

melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai

dengan kebutuhan tubuh manusia.

Ada beberapa definisi menyatakan bahwa ergonomi ditujukan untuk

“fitting the job to the worker”, sementara itu ILO antara lain menyatakan,

sebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi

pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja yang

maksimal selain meningkatkan produktivitasnya”.

Beberapa masalah ergonomic yang timbul, antara lain meliputi :

Page 10: tugas kelompok JSA

1. Tehnik

2. Fisik

3. Pengalaman psikis

4. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan

otot dan persendian

5. Anthropometri

6. Sosiologi

7. Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, Oxygen

up

8. take, pols, dan aktivitas otot.

9. Desain, dll

3.6. Job Safety Analysis

JSA merupakan identifikasi sistematik dari bahaya potensial di tempat kerja

yang dapat diidentifikasi, dianalisa dan direkam. Hal-hal yang dilakukan dalam

penerapan JSA :

Identifikasi bahaya yang berhubungan dengan setiap langkah dari pekerjaan

yang berpotensi untuk menyebabkan bahaya serius.

Menentukan bagaimana untuk mengontrol bahaya.

Membuat perkakas tertulis yang dapat digunakan untuk melatih staf lainnya.

Bertemu dengan pelatih OSHA untuk mengembangkan prosedur dan aturan

kerja yang spesifik untuk setiap pekerjaan

Keuntungan dari melaksanakan JSA adalah :

Memberikan pelatihan individu dalam hal keselamatan dan prosedur kerja

efisien.

Membuat kontak keselamatan pekerja.

Mempersiapkan observasi keselamatan yang terencana.

Mempercayakan pekerjaan ke pekerja baru.

Memberikan instruksi pre-job untuk pekerjaan luar biasa.

Meninjau prosedur kerja setelah kecelakaan terjadi.

Mempelajari pekerjaan untuk peningkatan yang memungkinkan dalam

metode kerja.

Page 11: tugas kelompok JSA

Mengidentifikasi usaha perlindungan ynag dibutuhkan di tempat kerja.

Supervisor dapat belajar mengenai pekerjaan yang mereka pimpin.

Partisipasi pekerja dalam hal keselamatan di tempat kerja.

Mengurangi absent.

Biaya kompensasi pekerja menjadi lebih rendah.

Meningkatkan produktivitas.

Adanya sikap positif terhadap keselamatan.

BAB IV

PEMBAHASAN

Page 12: tugas kelompok JSA

1. Memilih Pekerjaan

Pekerjaan dengan sejarah kecelakaan yang buruk mempunyai prioritas dan

harus dianalisa terlebih dulu. Dalam memilih pekerjaan yang akan dianalisa, harus

memenuhi faktor berikut ini :

a) frekuensi kecelakaan.

Sebuah pekerjaan yang sering kali terulang kecelakaan merupakan prioritas

utama dalam JSA.

b) tingkat cedera yang menyebabkan cacat.

Setiap pekerjaan yang menyebabkan cacat harus dimasukan ke dalam JSA.

c) kekerasan potensi

Beberapa pekerjaan mungkin tidak mempunyai sejarah kecelakaan namun

mungkin berpotensi untuk menimbulkan bahaya.

d) pekerjaan baru

JSA untuk setiap pekerjaan baru harus dibuat sebisa mungkin. Analisa tidak

boleh ditunda hingga kecelakaan atau hamper terjadi kecelakaan.

e) mendekati bahaya

Pekerjaan yang sering hampir terjadi bahaya harus menjadi prioritas JSA.

Berdasarkan parameter – parameter diatas pekerjaan yang akan dianalisa

adalah memindahkan barang dari mobil di gudang penyimpanan.

2. Menguraikan Jenis Pekerjaan

Langkah – langkah kerja pada pekerjaan memindahkan barang dari mobil di gudang

penyimpanan :

a. Membuka pintu belakang mobil.

b. Menaiki mobil dan mengecek.

c. Mengangkat dan mengoper barang kebawah.

d. Diterima oleh orang yang dibawah.

e. Membawa barang ke rak penyimpanan menggunakan lori.

f. Menempatkan barang pada rak penyimpanan.

3. Mengidentifikasi Bahaya

No Langkah Kerja Potensi Bahaya

1 Membuka pintu belakang mobil Jari terjepit

Page 13: tugas kelompok JSA

2 Menaiki mobil dan mengecek Terjatuh Dari mobil, terpeleset kebawah,

Tertiban

3 Mengangkat dan mengoper barang

kebawah

Back pain, Tertiban

4 Diterima oleh orang yang dibawah Tertiban

5 Membawa barang ke rak penyimpanan

menggunakan lori

Back Pain (sakit punggung), kaki tertabrak

lori.

6 Menempatkan barang pada rak

penyimpanan

Sakit pinggang, terjatuh, tangan terjepit,

dan tertiban material

Contoh gambar hazard :

Gambar 2. Mengangkat dan mengoper

barang

Gambar 1. Mengangkat barang

Page 14: tugas kelompok JSA

Gambar 3. Menarik barang menggunakan lori

Gambar 4. Rak penyimpanan barang

4. Menaksir Risiko

No Langkah Kerja Potensi bahaya Consequences Likelihood Risk

Factor

1 Membuka pintu

belakang mobil

Jari terjepit Rendah (L) Rendah (L) L2

2 Menaiki mobil dan

mengecek

Terjatuh Dari mobil

Terpeleset kebawah

Tertiban

Rendah (L)

Rendah (L)

Tinggi (H)

Rendah (L)

Sedang (M)

Sedang (M)

L2

M6

H12

3 Mengangkat dan Back pain Rendah (L) Sedang (M) M6

Page 15: tugas kelompok JSA

mengoper barang

kebawah Tertiban Tinggi (H)

Sedang (M)

H12

4 Diterima oleh orang yang

dibawah

Tertiban Tinggi (H) Sedang (M) H12

5 Membawa barang ke rak

penyimpanan

menggunakan lori

Back pain

Kaki tertabrak lori

Rendah (L)

Rendah (L)

Sedang (M)

Sedang (M)

M6

M6

6 Menempatkan barang

pada rak penyimpanan

Sakit pinggang

Terjatuh

Tangan terjepit

Tertiban material

Rendah (L)

Tinggi (H)

Rendah (L)

Tinggi (H)

Sedang (M)

Sedang (M)

Rendah (L)

Sedang (M)

M6

H12

L2

H12

Contoh gambar risiko :

Gambar 5. Tangan terjepit

Gambar 6. Tertiban barang

Page 16: tugas kelompok JSA

Gambar 7. Sakit pinggang

Gambar 8. Kaki tertabrak lori

5. Mengendalikan Risiko

No Langkah Kerja Potensi bahaya Tindakan Pengendalian / Pencegahan

1 Membuka pintu

belakang mobil

Jari terjepit Saat membuka pintu mobil box jangan

bercanda dan mengobrol, hindarilah

terjepitnya jari pada handle pintu.

2 Menaiki mobil dan

mengecek

Terjatuh Dari mobil

Terpeleset kebawah

Tertiban

Berpegangan yang kuat pada saat menaiki

mobil dan pastikan kaki anda memijak

dengan pasti, dan aman.

3 Mengangkat dan Back pain Ikuti cara mengangkat yang benar,

Page 17: tugas kelompok JSA

mengoper barang

kebawah Tertiban

menggunakan sepatu saat bekerja.

4 Diterima oleh orang

yang dibawah

Tertiban Jangan mengangkat barang yang terlalu

berat, ikuti cara mengangkat yan

benar,mengunakan sepatu.

5 Membawa barang ke

rak penyimpanan

menggunakan lori

Back pain

Kaki tertabrak lori

Ikuti panduan mengangkat baran yang

benar, perhatikan langkah anda saat

menggunakan lori.

6 Menempatkan barang

pada rak penyimpanan

Sakit pinggang

Terjatuh

Tangan terjepit

Tertiban material

Ikuti cara mengangkat yang baik, pada

saat menenpatkan barang diatas

ketinggian 2m gunakan tangga yang baik

dan stabil, perhatikan tangan anda saat

meletakan barang, gunakan sepatu saat

bekerja.

Page 18: tugas kelompok JSA

JSA Worksheet

Location Warehouse / Gudang Date February, 12, 2011 Sheet 1 of 1

Activity Memindahkan barang dari mobil JSA No. 08/12/LQ/04

Leader Destiara CS Checked by Ambar W Sign

Crew member Anton, Ishak Approved by Syarif H Sign

No Work Steps(basic steps & tools used)

Hazard Identified(How can people get injured, hazard check list)

Hazard Effect(injury, worst case)

Risk Factor Control Measures(assign responsible person)

Residual Risk Factor

P HE RF P HE RF

1

Membuka pintu belakang mobil

Jari terjepit Luka, Jari putus L L L2 Saat membuka pintu mobil box jangan bercanda dan mengobrol, hindarilah terjepitnya jari pada handle pintu.

L VL L1

2

Menaiki mobil dan mengecek

Terjatuh Dari mobilTerpeleset kebawahTertiban

Cedera/LukaTerkilirCedera/Luka

LMM

LLH

L2M6H12

Berpegangan yang kuat pada saat menaiki mobil dan pastikan kaki anda memijak dengan pasti, dan aman.

L LL

VLVLVL

L1L1L1

3

Mengangkat dan mengoper barang kebawah

Back painTertiban

CederaCedera/Luka

MM

LH

M6H12

Ikuti cara mengangkat yang benar, menggunakan sepatu saat bekerja.

LL

VLVL

L1L1

Page 19: tugas kelompok JSA

4

Diterima oleh orang yang dibawah

Tertiban Cedera/Luka M H H12 Jangan mengangkat barang yang terlalu berat, ikuti cara mengangkat yan benar,mengunakan sepatu.

L VL L1

5

Membawa barang ke rak penyimpanan menggunakan lori

Back painKaki tertabrak lori

CederaLuka/Jari kaki putus

MM

LL

M6M6

Ikuti panduan mengangkat baran yang benar, perhatikan langkah anda saat menggunakan lori.

LL

VLVL

L1L1

6

Menempatkan barang pada rak penyimpanan

Sakit pinggangTerjatuhTangan terjepitTertiban material

CederaTerkilir/CederaJari tangan putusCedera/Luka

MMLM

LHLH

M6H12L2H12

Ikuti cara mengangkat yang baik, pada saat menenpatkan barang diatas ketinggian 2m gunakan tangga yang baik dan stabil, perhatikan tangan anda saat meletakan barang, gunakan sepatu saat bekerja.

LLLL

VLVLVLVL

L1L1L1L1

Page 20: tugas kelompok JSA

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

http://okleqs.wordpress.com/2010/12/28/job-safety-analysis-jsa/

http://www.ilo.org/public/english/protection/safework/cops/english/download/e91

0972.pdf

Organisasi Perburuhan Internasional. “Hidup Saya, Pekerjaan Saya, Pekerjaan yang Aman”

Jakarta, Kantor Perburuhan Internasional, 2008