ubinan tanaman padi

4
Buletin Teknik Pertanian Vol. 8. Nomor 1, 2003 15 T ujuan kegiatan yang dilaksanakan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) antara lain adalah menda- patkan teknologi spesifik lokasi yang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan pendapatan petani (BPTP Lembang, 1996). Dalam melaksanakan misi tersebut, BPTP menugaskan tim pengkaji di wilayah-wilayah sasaran sebagai pemandu kegiatan pengkajian bekerja sama dengan aparat Dinas Pertanian dan penyuluh setempat. Dalam pengkajian tekno- logi spesifik lokasi, salah satu data penting yang diperoleh adalah data hasil panen. Pendugaan hasil panen dilakukan dengan menimbang hasil tanaman contoh pada plot panen, yang di kalangan aparat Dinas Pertanian disebut ubinan. Dalam pengukuran ubinan di lapangan terjadi perbe- daan prinsipiil antara cara yang biasa dilakukan oleh tim pengkaji BPTP (untuk selanjutnya disebut cara peneliti) dan cara yang dilakukan oleh aparat Dinas Pertanian atau penyuluh (untuk selanjutnya disebut cara penyuluh). Perbedaan cara pengukuran tersebut menghasilkan data yang berbeda pada areal ubinan yang sama. Dengan demikian, perlu ada pembuktian cara pengukuran ubinan yang betul. BAHAN DAN METODE Bahasan pada makalah ini diangkat dari pengalaman pengukuran ubinan bersama antara tim pengkaji BPTP Jawa Barat dan para penyuluh pertanian lapangan (PPL) di dua lokasi pengkajian, yaitu di Kecamatan Talagasari Kabupaten Karawang dan Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut. Pengukuran ubinan dilaksanakan pada pertanaman padi dan palawija, namun untuk penyederhanaan, contoh-contoh kasus yang ditampilkan hanya untuk tanaman padi. Personil inti tim pengkaji BPTP Jawa Barat di dua lokasi tersebut sama, sedangkan tim PPL di Kabupaten Karawang berbeda dengan tim PPL di Kabupaten Garut. Analisis permasalahan terdiri atas dua tahap, yaitu: (1) penyebab terjadinya perbedaan pengukuran antara tim pengkaji BPTP dan tim PPL, serta (2) pembuktian cara pengukuran yang betul dari cara peneliti dan cara penyuluh tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN Perbedaan cara pengukuran ubinan antara cara peneliti dan cara penyuluh pada dasarnya menyangkut dua faktor, yaitu penentuan pengukuran ubinan dan penentuan posisi batas areal ubinan. Pada cara penyuluh, ukuran ubinan ditentukan atau dibakukan 2,50 m x 2,50 m dan posisi batas ubinan tidak ditentukan. Pada cara peneliti, ukuran tidak ditentukan atau tidak dibakukan. Posisi batas ubinan harus pada pertengah- an jarak antartanaman, kecuali pada jarak tanam tidak teratur (acak). Pada jarak tanam padi 250 cm x 250 cm atau pada jarak tanam tidak teratur, perbedaan cara pengukuran ubinan tersebut tidak menyebabkan perbedaan data hasil. Namun, pada jarak tanam yang lain, perbedaan cara pengukuran antara peneliti dan penyuluh berakibat pada perbedaan data hasil. Contohnya pada pengukuran ubinan di Talagasari. Pada populasi tanaman padi yang sama dengan jarak tanam 27 cm x 27 cm, luas ubinan menurut cara penyuluh adalah 6,25 m 2 , sedangkan menurut cara peneliti 7,29 m 2 . Dengan demikian, data hasil dalam setiap hektar berbeda pula (Tabel 1). Penyebab Perbedaan Cara Pengukuran Ketentuan ukuran ubinan padi 2,50 m x 2,50 m di kalangan penyuluh, aparat Dinas Pertanian, dan Badan Pusat Statistik KOREKSI TERHADAP CARA PENGUKURAN UBINAN TANAMAN PADI Subrata 1 dan R. Kusmana 2 1 Ajun Teknisi Litkayasa Muda, 2 Ajun Teknisi Litkayasa pada Kebun Percobaan Singamerta Serang, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, Telp. (0254) 280093 Tabel 1. Perbedaan hasil ubinan antara cara penyuluh dan cara peneliti Cara penyuluh Cara peneliti Populasi tanaman pada ubinan Populasi tanaman pada ubinan 10 x 10 tanaman = 10 x 10 tanaman = 100 tanaman 100 tanaman Ukuran ubinan 2,50 m x 2,50 m Ukuran ubinan 2,70 m x 2,70 m = 6,25 m 2 = 7,29 m 2 Hasil ubinan 5 kg GKP Hasil ubinan 5 kg GKP Hasil tiap ha 8.000 kg GKP Hasil tiap ha 6.859 kg GKP

Upload: dadang-purnama

Post on 26-Nov-2015

35 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

pertanian

TRANSCRIPT

Page 1: Ubinan Tanaman Padi

Buletin Teknik Pertanian Vol. 8. Nomor 1, 2003 15

Tujuan kegiatan yang dilaksanakan oleh Balai PengkajianTeknologi Pertanian (BPTP) antara lain adalah menda-

patkan teknologi spesifik lokasi yang dapat meningkatkanproduktivitas lahan dan pendapatan petani (BPTP Lembang,1996). Dalam melaksanakan misi tersebut, BPTP menugaskantim pengkaji di wilayah-wilayah sasaran sebagai pemandukegiatan pengkajian bekerja sama dengan aparat DinasPertanian dan penyuluh setempat. Dalam pengkajian tekno-logi spesifik lokasi, salah satu data penting yang diperolehadalah data hasil panen. Pendugaan hasil panen dilakukandengan menimbang hasil tanaman contoh pada plot panen,yang di kalangan aparat Dinas Pertanian disebut ubinan.

Dalam pengukuran ubinan di lapangan terjadi perbe-daan prinsipiil antara cara yang biasa dilakukan oleh timpengkaji BPTP (untuk selanjutnya disebut cara peneliti) dancara yang dilakukan oleh aparat Dinas Pertanian ataupenyuluh (untuk selanjutnya disebut cara penyuluh).Perbedaan cara pengukuran tersebut menghasilkan datayang berbeda pada areal ubinan yang sama. Dengandemikian, perlu ada pembuktian cara pengukuran ubinanyang betul.

BAHAN DAN METODE

Bahasan pada makalah ini diangkat dari pengalamanpengukuran ubinan bersama antara tim pengkaji BPTP JawaBarat dan para penyuluh pertanian lapangan (PPL) di dualokasi pengkajian, yaitu di Kecamatan Talagasari KabupatenKarawang dan Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut.Pengukuran ubinan dilaksanakan pada pertanaman padi danpalawija, namun untuk penyederhanaan, contoh-contohkasus yang ditampilkan hanya untuk tanaman padi.

Personil inti tim pengkaji BPTP Jawa Barat di dua lokasitersebut sama, sedangkan tim PPL di Kabupaten Karawangberbeda dengan tim PPL di Kabupaten Garut. Analisispermasalahan terdiri atas dua tahap, yaitu: (1) penyebab

terjadinya perbedaan pengukuran antara tim pengkaji BPTPdan tim PPL, serta (2) pembuktian cara pengukuran yangbetul dari cara peneliti dan cara penyuluh tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perbedaan cara pengukuran ubinan antara cara peneliti dancara penyuluh pada dasarnya menyangkut dua faktor, yaitupenentuan pengukuran ubinan dan penentuan posisi batasareal ubinan. Pada cara penyuluh, ukuran ubinan ditentukanatau dibakukan 2,50 m x 2,50 m dan posisi batas ubinan tidakditentukan. Pada cara peneliti, ukuran tidak ditentukan atautidak dibakukan. Posisi batas ubinan harus pada pertengah-an jarak antartanaman, kecuali pada jarak tanam tidak teratur(acak).

Pada jarak tanam padi 250 cm x 250 cm atau pada jaraktanam tidak teratur, perbedaan cara pengukuran ubinantersebut tidak menyebabkan perbedaan data hasil. Namun,pada jarak tanam yang lain, perbedaan cara pengukuranantara peneliti dan penyuluh berakibat pada perbedaan datahasil. Contohnya pada pengukuran ubinan di Talagasari.Pada populasi tanaman padi yang sama dengan jarak tanam27 cm x 27 cm, luas ubinan menurut cara penyuluh adalah6,25 m2, sedangkan menurut cara peneliti 7,29 m2. Dengandemikian, data hasil dalam setiap hektar berbeda pula (Tabel1).

Penyebab Perbedaan Cara Pengukuran

Ketentuan ukuran ubinan padi 2,50 m x 2,50 m di kalanganpenyuluh, aparat Dinas Pertanian, dan Badan Pusat Statistik

KOREKSI TERHADAP CARA PENGUKURAN UBINAN TANAMAN PADI

Subrata1 dan R. Kusmana2

1Ajun Teknisi Litkayasa Muda, 2Ajun Teknisi Litkayasa pada KebunPercobaan Singamerta Serang, Balai Pengkajian Teknologi PertanianJawa Barat, Telp. (0254) 280093

Tabel 1. Perbedaan hasil ubinan antara cara penyuluh dan carapenelit i

Cara penyuluh Cara peneliti

Populasi tanaman pada ubinan Populasi tanaman pada ubinan10 x 10 tanaman = 10 x 10 tanaman =100 tanaman 100 tanaman

Ukuran ubinan 2,50 m x 2,50 m Ukuran ubinan 2,70 m x 2,70m = 6,25 m2 = 7,29 m2

Hasil ubinan 5 kg GKP Hasil ubinan 5 kg GKPHasil tiap ha 8.000 kg GKP Hasil tiap ha 6.859 kg GKP

Page 2: Ubinan Tanaman Padi

16 Buletin Teknik Pertanian Vol. 8. Nomor 1, 2003

KeteranganV : Tanaman/rumpun padi dengan jarak tanam 25 cm x 25 cmLuas bidang A : Luasnya 25 cm x 25 cm = 625 cm2, bidang ini terbentuk dari

imajinasi sudut pandang praktis dan memiliki populasi 4tanaman

Luas bidang B : Luasnya 25 cm x 25 cm = 625 cm2 (sama dengan luas bidangA), bidang ini terbentuk dari imajinasi sudut pandang matematisdan memiliki populasi 1 tanaman

: Garis caplak atau garis untuk jarak tanam: Garis semu antartanaman

Gambar 1. Perbedaan imajinasi sudut pandang praktis danmatematis pengukuran ubinan padi 25 cm x 25 cm

25 cm

25 cm

V

V

V

V V V V V V V V

V V V V V V V

V V V V V V V

V V V V V V V

A

B

berlaku untuk seluruh Indonesia. Ketentuan ini dibuat agarukuran ubinan tidak kurang dari standar minimal ukuranubinan padi yaitu 5 m2 (Gomez, 1972). Juga agar tidak terlaluluas, sehingga mempermudah pelaksanaan pengukuran danperhitungan konversi data hasil ke hektar. Hasil ubinan (kg)dikalikan 16 dan satuannya menjadi kuintal. Misalnya, hasilubinan 4 kg, maka perhitungan hasil tiap hektar adalah 4 x 16= 64 kuintal. Ketentuan ukuran baku ini dengan sendirinyatidak mempersoalkan posisi batas areal ubinan di antararumpun tanaman.

Pengukuran ubinan cara peneliti mengharuskan posisibatas areal ubinan berada pada pertengahan jarak antar-tanaman. Karena jarak tanam bervariasi, maka ukuran ubinantidak ditentukan, sejauh tidak kurang dari standar minimal.

Perbedaan cara pengukuran ubinan antara peneliti danpenyuluh bersumber dari perbedaan sudut pandang menge-nai jarak tanam. Pengukuran cara peneliti didasarkan padasudut pandang bahwa jarak tanam merupakan cerminan luasbidang lahan yang ditempati tiap tanaman. Jarak tanam dalambahasa Inggris disebut spacing, berasal dari kata spaceyang salah satu artinya yaitu jarak atau luas bidang di antaraatau di dalam sesuatu (Webster, 1977). Batas bidang lahantersebut terletak pada pertengahan jarak antartanaman.Pemahaman ini disebut “sudut pandang matematis” karenamelihat korelasi antara luas bidang pertanaman dan populasitanaman. Sebaliknya cara penyuluh tidak mempersoalkanposisi batas areal ubinan, karena tidak melihat makna jaraktanam sebagai luas bidang lahan yang ditempati tanaman.Jarak tanam semata-mata berarti jarak antartanaman. Pema-haman ini disebut “sudut pandang praktis”. Perbedaanantara sudut pandang praktis dan matematis disajikan padaGambar 1.

Bagi penyuluh, ketika mereka menghitung populasitanaman pada satu bidang pertanaman padi, meter 0 (nol)terletak pada titik tempat tanaman tumbuh. Bila jarak tanampadi 25 cm x 25 cm, pada panjang 1 m terdapat 5 titik tanam,dan pada panjang 2 m terdapat 9 titik tanam. Jadi populasipada areal 1 m2 = 5 baris tanaman x 5 tanaman/baris = 25tanaman, dan pada areal 2 m2 populasi tanaman = 5 baristanaman x 9 tanaman/baris = 45 tanaman. Pada arealpertanaman 3 m2 populasi tanaman menjadi 65. Hasilperhitungan di lapangan tidak matematis, karena setiapkelipatan luas pertanaman tidak berarti kelipatan populasi.Bila pada areal 1 m2 populasinya 25 tanaman, maka pada areal2 m2 harus menjadi 50 tanaman (Gambar 2).

Pada pengukuran luas bidang pertanaman dengansudut pandang matematis, meter 0 (nol) dan meter akhirpengukuran (meter n) terletak pada titik pertengahan jarak

antartanaman. Bila jarak tanam 25 cm x 25 cm, pada panjang1 m terdapat 4 titik tanam dan pada panjang 2 m terdapat 8titik tanam. Jadi populasi pada areal 1 m2 = 4 baris tanamanx 4 tanaman/baris = 16 tanaman dan pada areal 2 m2 = 4 baris

Keterangan: Tanaman/rumpun padi dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm

Luas bidang A : 1 m2 dengan populasi 25 tanaman/rumpunLuas bidang B : 2 m2 dengan populasi 45 tanaman/rumpun

: Garis caplak atau garis untuk jarak tanam

Gambar 2. Bias perhitungan populasi tanaman padi berdasarkansudut pandang praktis

B

25 cm

A

25 cm

Page 3: Ubinan Tanaman Padi

Buletin Teknik Pertanian Vol. 8. Nomor 1, 2003 17

tanaman x 8 tanaman/baris = 32 tanaman. Setiap kelipatanluas lahan berarti juga kelipatan populasi tanaman (Gambar3).

Pengukuran ubinan cara penyuluh tidak mempersoalkanposisi batas areal ubinan, karena pemahaman terhadap jaraktanam berdasarkan pada sudut pandang praktis. Peng-ukuran ubinan cara peneliti berpegang pada ketentuanposisi batas areal ubinan harus pada pertengahan jarakantartanaman, karena pemahaman terhadap jarak tanamberdasarkan pada sudut pandang matematis.

Pembuktian Cara Pengukuran Ubinan yang Betul

Untuk menentukan cara pengukuran ubinan yang betul perluada sesuatu yang menjadi acuan. Dalam matematika dikenaladanya aksioma yang merupakan kenyataan yang tidakdipertanyakan lagi.

Berdasarkan kesimpulan sudut pandang matematisnomor 2 dan 3, bentuk rumus persamaannya adalah:

Areal pertanamanPopulasi tanaman =

Jarak tanam

Areal pertanaman100 tanaman =

27 cm x 27 cm = 729 cm2/tanaman

Kebenarannya, areal pertanaman = 100 tanaman x 729cm2/tanaman x 0,0001 m2/cm2 = 7,29 m2 (Nasution, 1978).Contohnya adalah 1 dari 5 butir aksioma geometri Euklides,yang berbunyi “benda-benda yang sama dengan bendalain, juga sama terhadap sesamanya”. Setiap dalil atauperhitungan yang kontradiktif dengan aksioma dianggapsalah.

Dalam pembahasan mengenai sudut pandang terhadapjarak tanam terbukti bahwa sudut pandang matematis adalahsudut pandang yang betul. Berdasarkan sudut pandang inibisa ditarik tiga kesimpulan yaitu:

1. Jarak tanam berarti luas bidang lahan yang ditempati tiaptanaman di mana batas bidang lahan tersebut berada padaposisi pertengahan jarak antartanaman.

2. Luas areal pertanaman merupakan himpunan dari luasbidang yang ditempati tiap tanaman.

3 Pada luas areal pertanaman tertentu dengan jarak tanamtertentu, terdapat populasi tanaman sejumlah tertentu.

Ketiga kesimpulan ini bisa menjadi acuan dari pem-buktian cara ubinan yang betul, atau merupakan identifikasidengan aksioma dalam matematika.

Pembuktian pertama seperti disajikan pada Gambar 4.Jadi luas ubinan yang betul adalah ubinan dari cara peneliti,yaitu 2,70 m x 2,70 m = 7,29 m2.

25 cm

25 cm

B

A

Keterangan: Tanaman/rumpun padi dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm

Luas bidang A : 1 m2 dengan populasi 16 tanaman/rumpunLuas bidang B : 2 m2 dengan populasi 32 tanaman/rumpun

: Garis caplak atau garis untuk jarak tanam: Garis semu antartanaman

Gambar 3. Korelasi antara luas bidang dan populasi tanaman padiberdasarkan sudut pandang matematis

Keterangan:: Tanaman/rumpun padi dengan jarak tanam 27 cm x 27

c m: Batas ubinan cara peneliti, populasi 100 rumpun/

tanaman, luas 2,70 m x 2,70 m = 7,29 m2

: Batas ubinan cara penyuluh, populasi 100 rumpun/tanaman, luas 2,50 m x 2,50 m = 6,25 m2

Gambar 4 . Perbedaan luas ubinan “cara peneliti” dan “carapenyuluh” untuk populasi tanaman

27 cm

27 cm

Page 4: Ubinan Tanaman Padi

18 Buletin Teknik Pertanian Vol. 8. Nomor 1, 2003

Ketentuan ukuran ubinan baku untuk tanaman padi(2,50 m x 2,50 m) dalam prakteknya oleh penyuluh digunakanpula untuk tanaman palawija dan sayuran. Pada jarak tanamyang lebih besar, bias data dari ukuran ubinan baku bisalebih dari 15%.

Dalam program kerja sama pengkajian antara BPTP danDinas Pertanian/penyuluh, terdapat perbedaan cara peng-ukuran ubinan. Pada kenyataannya tidak mudah mengoreksiketentuan yang dibuat dari atas dan telah berjalan puluhantahun. Dengan adanya analisis dan pembuktian cara peng-ubinan yang betul, diharapkan ketentuan cara pengukuranubinan dengan ukuran baku bisa dikoreksi.

DAFTAR PUSTAKA

BPTP Lembang. 1996. Laporan Tahunan Balai PengkajianTeknologi Pertanian Lembang 1995/1996. BPTP Lembang,Bandung. hlm. 19.

Gomez, K.A.1972. Techniques for Field Experiments with Rice.IRRI, Los Banos, Laguna, Philippines. p. 3.

Nasution, A.H. 1978. Landasan Matematika. Bhratara KaryaAksara, Jakarta. hlm. 6.

Webster. 1977. Webster’s New World Dictionary. William CollinsPublishers Inc. p. 434.

Pembuktian kedua dapat dilihat pada Gambar 5 dan 6.Ukuran ubinan pada posisi A maupun B adalah sama, tetapipopulasi tanamannya berbeda. Ukuran ubinan tersebutdapat dinyatakan salah karena tidak sesuai dengan kesim-pulan nomor 3.

Pada posisi manapun ubinan ditempatkan, populasitanaman tetap berjumlah 100. Ukuran ubinan cara peneliti inisesuai dengan kesimpulan sudut pandang matematis nomor3.

Dari dua pembuktian yang dilakukan pada pertanamanpadi dengan jarak tanam 27 cm x 27 cm dapat disimpulkanbahwa cara pengukuran ubinan yang betul adalah cara pene-liti.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam menentukan luas ubinan, batas ubinan tidak bisaditentukan sembarangan. Artinya batas ubinan harusditempatkan pada batas luas bidang kedudukan tanaman,yaitu pada pertengahan jarak antartanaman, kecuali padajarak tanam tidak beraturan/acak. Konsekuensinya, ukuranubinan tidak bisa dibakukan karena jarak tanam yangbervariasi.

Keterangan:: Tanaman/rumpun padi dengan jarak tanam 27 cm x

27 cmLuas ubinan : 2,50 m x 2,50 m = 6,25 m2

: Batas ubinan (A) dengan populasi 100 tanaman/rumpun

: Batas ubinan (B) dengan populasi 81 tanaman/rumpun

Gambar 5. Perbedaan populasi tanaman padi pada ukuran ubinanyang sama dengan posisi yang berbeda

27 cm

27 cm

BA

27 cm

27 cm

B

A

Keterangan:: Tanaman/rumpun padi dengan jarak tanam 27 cm x

27 cmLuas ubinan : 2,70 m x 2,70 m = 7,29 m2

: Batas ubinan (A) dengan populasi 100 tanaman/rumpun

: Batas ubinan (B) dengan populasi tetap 100tanaman/rumpun

Gambar 6. Ukuran ubinan padi cara peneliti dengan jarak tanam27 cm x 27 cm