uji aktivitas antioksidan ekstrak daun zaitun (olea...

69
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea L.) MENGGUNAKAN PELARUT ETANOL DENGAN METODE DPPH Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : Carin Libel Octa Herina 11141030000020 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2017 M

Upload: buinhi

Post on 15-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

i

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN

ZAITUN (Olea europaea L.) MENGGUNAKAN

PELARUT ETANOL DENGAN METODE DPPH

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Carin Libel Octa Herina

11141030000020

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2017 M

Page 2: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Page 3: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

iii

Page 4: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

iv

Page 5: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat serta hidayahNya , sehingga penulis dapat dalam menyelesaikan peneltian

ini dengan baik. Sholawat serta salam tak lupa penulis sampaikan kepada baginda

Rasulullah SAW yang telah mengajak kita para umatnya menuju jalan yang lurus.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan untuk mendapatkan

gelar Sarjana Kedokteran dari Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter,

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi, penulis melibatkan berbagai pihak yang

memberikan semangat, bimbingan serta dukungan, sehingga penulis dapat

menyusun skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan

rasa terima kasih kepada pihak yang telah terlibat, di antaranya :

1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes sebagai dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. dr. Nouval Shahab, Sp.U, Ph.D, FICS, FACS selaku ketua Program Studi

Kedokteran dan Pendidikan Dokter (PSKPD) FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. dr. Nurul Hiedayati, PhD. sebagai pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, dukungan, serta motivasi yang membuat penulis semangat

dalam menjalankan semua proses dalam penelitian ini dengan baik.

4. Ibu Nurlaley Mida R., S.Si, M.Biomed, DMS sebagai pembimbing II yang

telah memberikan bimbingan serta nasehat kepada penulis sehingga penulis

dapat menjalankan semua proses pada penelitian ini dengan baik.

5. Bapak Chris Adhiyanto, MBiomed, PhD selaku penanggung jawab riset

PSKPD angkatan 2014.

6. Staf dosen PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan ilmu pengetahuan serta pengalaman hidup sebagai bekal bagi

Page 6: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

vi

penulis untuk ke depannya menjadi dokter yang baik bagi agama dan

negara.

7. Staf laboratorium MPR, Biokimia dan Biologi FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yaitu Mbak Ayi dan Mbak Sur yang telah membantu

penulis dalam penggunaan laboratorium.

8. Kedua orang tua penulis, Bapak H. Narsun Kawa, SH dan Ibu Hj. Siti

Khaeriah yang selalu mendukung penulis baik dari waktu, nasihat dan doa

serta keridhaan yang mereka berikan. Hal tersebut merupakan bagian

terpenting dalam penelitian penulis. Terima kasih selalu menjadi orang tua

terbaik bagi penulis.

9. Kakak penulis, Muhamad Apriano Wanda Antama dan adik penulis, Ahmad

Vigo Sandy August yang selalu bersedia mendengarkan keluh dan kesah

penulis serta memberika dukungan untuk penulis menyelesaikan penelitian

ini. Kepada bibi penulis, Ai Ernatalia, A.Md.Keb yang selalu memberikan

nasihat dan doa serta memotivasi penulis untuk menjadi dokter. Terima

kasih telah meluangkan waktunya kepada penulis dalam semua proses

penelitian penulis.

10. Teman-teman seperjuangan dalam penelitian yang sama, Nadia

Khairunnisa, Fitria Hafidzoh, Zakiyah Widiyanti dan Taqiyya Maryam

yang telah memberikan dukungan penuh baik waktu, tenaga dan pikiran

demi suksesnya penelitian ini. Semoga setiap perjuangan yang telah kita

lakukan akan menjadi bekal bagi kita menjadi dokter yang sukses.

Terimakasih atas kerja sama selama ini.

11. Teman-teman sejawat CAROTIS PSKPD 2014 FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang menjadi penyemangat, mendukung dan berjuang

bersama penulis untuk menjadi dokter. Masuk bersama semoga bisa lulus

bersama-sama juga.

12. Sahabat-sahabat penulis, Nadia Khairunnisa, Fitria Hafidzoh, Zakiyah

Widiyanti dan Ela Herlianawati yang selalu menghibur, memberi semangat

dan membantu penulis dari awal penulis menjadi mahasiswa PSKPD.

Terimakasih atas dukungannya selama ini, kalian yang terbaik.

Page 7: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

vii

Page 8: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

viii

ABSTRAK

Carin Libel Octa Herina. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter. Uji

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Zaitun (Olea europaea L.) Menggunakan

Pelarut Etanol dengan Metode DPPH. 2017.

Latar Belakang: Dewasa ini semakin banyak penyakit yang dipengaruhi oleh

radikal bebas. Oleh karena itu banyak dilakukan penelitian mengenai radikal bebas

dan antioksidan. Daun zaitun (Olea europaea L.) diduga memiliki aktivitas

antioksidan kuat sehingga mampu meredam efek negatif radikal bebas. Tujuan:

Mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak daun zaitun menggunakan pelarut

etanol dengan metode DPPH. Metode: Pada penelitian ini uji aktivitas antioksidan

menggunakan metode DPPH. Sampel ekstrak dibuat dengan cara maserasi

menggunakan pelarut etanol. Konsentrasi ekstrak daun zaitun yang digunakan yaitu

150, 300, 450 dan 600 ppm. Pengukuran absorbansi untuk mengetahui aktivitas

antioksidan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 517

nm. Selanjutnya nilai IC50 dicari menggunakan persamaan regresi linier. Hasil:

Nilai IC50 ekstrak daun zaitun menggunakan pelarut etanol yaitu 114,44 ppm dan

termasuk antioksidan sedang berdasarkan klasifikasi Blois. Simpulan: Semakin

tinggi konsentrasi ekstrak daun zaitun menggunakan pelarut etanol semakin tinggi

aktivitas antioksidan yang diperoleh.

Kata Kunci : antioksdian, ekstrak daun zaitun (Olea europaea L.), DPPH

ABSTRACT

Carin Libel Octa Herina. Medical Studies and Medical Education Program.

Antioxidant Activity Assay of Olive Leaf (Olea europaea L.) Extract Using

Ethanol Solvent by DPPH Method.2017.

Background : Recently, more disease are influenced by free radicals. Therefore a

lot of research focused on free radicals and antioxidant. Olive leaf (Olea europaea

L.) suspected of having strong antioxidant activity that can reduce the negative

effects of free radicals. Objective : The aim of this study is to know antioxidant

activity of olive leaf extract using ethanol solvent by DPPH method. Method : In

this study antioxidant activity was evaluated by DPPH method. The extract sample

was prepared by maceration using ethanol solvent. The concentration of olive leaf

extract used was 150, 300, 450 and 600 ppm. Measurenment of absorbance to know

the antioxidant activity using spectrophotometer UV-Vis at 517 nm wavelength.

And then the value of IC50 are searched using linear regression equation. Result :

The IC50 value of olive leaf extract using ethanol was 114,44 ppm an classified as

a moderate antioxidant based on Blois classification. Conclusion : The higher

concentration of olive leaf extract using ethanol solvent, the more higher

antioxidant activity of the extract.

Keyword: antioxidant, olive leaf (Olea europae L.) extract, DPPH

Page 9: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ............................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................... v

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

DAFTAR SINGKATA ...................................................................................... xvi

BAB I

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2

1.3 Hipotesis ......................................................................................................... 2

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 2

1.4.1 Tujuan Umum .................................................................................... 2

1.4.2 Tujuan Khusus ................................................................................... 2

1.5 Manfaat penelitian .......................................................................................... 3

1.5.1 Bagi Institusi ...................................................................................... 3

1.5.2 Bagi Masyarakat ................................................................................. 3

1.5.3 Bagi Peneliti ....................................................................................... 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 4

2.1 Herbal ............................................................................................................. 4

2.2 Daun Zaitun (Olea europae L.) ...................................................................... 5

2.2.1 Karakteristik Umum .............................................................................. 5

Page 10: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

x

2.2.2 Kandungan dan Manfaat ....................................................................... 7

2.3 Ekstrak Daun Zaitun dan Komponen Antioksidan ........................................ 9

2.4 Simplisia ......................................................................................................... 10

2.5 Ekstrak dan Ekstraksi ..................................................................................... 11

2.5.1 Ekstrak .................................................................................................. 11

2.5.2 Ekstraksi ................................................................................................ 11

2.6 Antioksidan .................................................................................................... 12

2.7 Vitamin C ....................................................................................................... 14

2.8 Radikal Bebas ................................................................................................. 15

2.9 Uji Aktivitas Antioksidan .............................................................................. 17

2.9.1 Metode DPPH ....................................................................................... 17

2.9.2 Metode ABTS ....................................................................................... 19

2.9.3 Metode Deoksiribosa ............................................................................ 19

2.9.4 Metode Xantin Oksidase ....................................................................... 20

2.10 Spektrofotometer UV-Vis ............................................................................ 20

2.11 Kerangka Teori ............................................................................................. 22

2.12 Kerangka Konsep ......................................................................................... 23

2.13 Definisi Operasional .................................................................................... 24

BAB III

METODE PENELITIAN .................................................................................. 25

3.1 Desain Penelitian ........................................................................................... 25

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................................... 25

3.3 Sampel ........................................................................................................... 25

3.4 Alat dan Bahan Penelitian ............................................................................. 25

1.4.1 Alat Penelitian .................................................................................... 25

1.4.2 Bahan Penelitian ................................................................................. 26

3.5 Cara Kerja Penelitian ..................................................................................... 26

3.5.1 Penyiapan Sampel ................................................................................. 26

3.5.2 Pembuatan Ekstrak Daun Zaitun ........................................................... 26

3.5.3 Pembuatan Larutan ................................................................................ 26

3.6 Pengukuran Absorbansi ................................................................................. 29

3.7 Alur Penelitian ............................................................................................... 30

3.8 Analisis Data .................................................................................................. 31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 32

4.1 Determinasi .................................................................................................... 32

4.2 Hasil Ekstraksi Daun Zaitun dalam Pelarut Etanol ........................................ 32

4.3 Absorbansi dan Persen Penghambatan ........................................................... 32

4.4 Penetapan Nilai IC50 ....................................................................................... 37

4.5 Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 39

Page 11: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

xi

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 40

5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 40

5.2 Saran ............................................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 41

LAMPIRAN ........................................................................................................ 46

Page 12: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komponen Fenolik dan Flavonoid Daun Zaitun .................................. 10

Tabel 2.2 Spektrum Sinar Tampak dan Warna Komplementer ........................... 21

Tabel 3.1 Pembuatan Larutan Seri Ekstrak Daun Zaitun ..................................... 28

Tabel 3.2 Pembuatan Larutan Seri Vitamin C ..................................................... 29

Tabel 3.4 Klasifikasi Antioksidan Blois .............................................................. 31

Tabel 4.1 Nilai Absorbansi dan Persen Penghambatan Ekstrak Daun Zaitun ..... 35

Tabel 4.2 Nilai Absorbansi dan Presen Penghambatan vitamin C ....................... 35

Tabel 4.3 Nilai IC50 .............................................................................................. 37

Page 13: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Daun Zaitun ...................................................................................... 7

Gambar 2.2 Mekanisme DPPH (radikal) Menjadi DPPH-H (nonradikal) ........... 18

Gambar 4.1 Larutan Seri Ekstrak Daun Zaitun .................................................... 33

Gambar 4.2 Larutan Seri Vitamin C .................................................................... 34

Page 14: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Persamaan Regresi Linier Ekstrak Daun Zaitun ................................. 36

Grafik 4.2 Persamaan Regresi Linier Vitamin C ................................................. 37

Page 15: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Determinasi Ekstrak Daun Zaitun ........................................... 46

Lampiran 2 Gambar Alat dan Bahan .................................................................... 47

Lampiran 3 Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Daun Zaitun ................................. 49

Lampiran 4 Perhitungan Persen Penghambatan .................................................... 50

Lampiran 5 Grafik Hasil dan Perhitungan Data .................................................... 51

Lampiran 6 Perhitungan Nilai IC50 ...................................................................... 53

Lampiran 7 Riwat Penulis .................................................................................... 54

Page 16: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

xvi

DAFTAR SINGKATAN

ABTS : 2,20 -azino-bis-3-ethylbenzthiazoline-6-sulphonic acid

BPOM : Badan Pengawas Obat dan Makanan

DPPH : 1,1-diphenyl-2- picrylhydrazyl

Fe : Besi

GSH : Glutation

GSSG : Glutation Disulfide

H2O : Air

H2O2 : Hidrogen Peroksida

IC50 : Inhibitor Concentration 50%

OHT : Obat Herbal Terstandar

MDA : Malondialdehid

MUFA : Monounsaturated Fatty Acid

NADP : Nicotinamide Adenin Dinukleotida Fosfat

NADPH : Nicotinamide Adenosin Dinukleotida Hydrogen

NCCAM : National Center for Complementary and Alternative Medicine

NO : Nitrit Oksida

O2 : Oksigen

SOD : Superoksida Dismutase

UV : Ultraviolet

DMSO : Dimethyl sulfoxide

% RSA : Radical Scavenging Activity

Page 17: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Zaitun (Olea europaea L.) merupakan tanaman yang banyak ditemukan

di negara dengan iklim panas sampai sedang seperti di negara-negara

Mediterania dan Asia Tengah serta beberapa di kawasan Afrika.1 Di wilayah

Mediterania, zaitun telah dibudidayakan sejak 7000 tahun yang lalu. Saat ini,

zaitun telah banyak dibudidayakan di Palestina, Israel dan wilayah Mediterania

lainnya. Daerah tersebut, menjadi pemasok zaitun hingga 95% kebutuhan

dunia.2 Indonesia merupakan salah satu negara dengan permintaan tinggi zaitun

dan minyak zaitun, namun budidaya zaitun di Indonesia masih sedikit

dikarenakan pembibitan yang masih dilakukan secara manual.3

Bagian zaitun yang umumnya digunakan adalah bagian buahnya yang

kemudian diolah menjadi minyak zaitun. Minyak zaitun pertama kali

diproduksi sejak 6500 tahun lalu di Haifa, Israel.2 Minyak zaitun memiliki

kandungan utama berupa senyawa flavonoid, oleuropein, dan senyawa fenolik

seperti hidroksitirosol dan tirosol.4 Senyawa-senyawa tersebut juga dapat

ditemukan pada daun zaitun. Berdasarkan penelitian, senyawa flavonoid,

oleuropein, hidroksitirosol dan tirosol memiliki manfaat yang baik bagi tubuh.

Oleuropein merupakan konstituen utama dalam daun zaitun yang telah terbukti

memiliki efek antioksidan.2 Oleuropein bekerja dengan cara menghambat

oksidasi. Sedangkan hidroksitirosol terbukti dapat menekan proses peroksidasi

lipid dan meningkatkan sistem pertahanan antioksidan.1 Oleuropein dapat

ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun daunnya,

namun paling banyak ditemukan pada daunnya yaitu sekitar 1 sampai 14%

sedangkan pada buah hanya sekitar 0,005% sampai 0,12%.5

Antioksidan adalah senyawa pemberi elektron yang bekerja dengan

mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa radikal bebas sehingga

aktivitas senyawa tersebut tersebut dapat dihambat.6 Antioksidan merupakan

pertahanan tubuh pertama yang dapat mencegah efek negatif dari radikal bebas.

1

Page 18: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

2

Radikal bebas terbentuk di dalam tubuh dalam kondisi normal. Senyawa ini

sangat reaktif terhadap elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas dapat

menyebabkan kerusakan pada asam nukleat, protein dan lipid pada membran

sel. Kerusakan sel akibat radikal bebas dapat menyebabkan mutasi sel yang

merupakan awal dari penyebab terjadinya penyakit.7 Oleh karena itu, tubuh

diperlukan adanya keseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan.

Berdasarkan uraian tersebut telah jelas bahwa daun zaitun memiliki efek

yang baik untuk kesehatan. Beberapa penelitian di luar negeri telah banyak

membuktikan bahwa daun zaitun memiliki manfaat sebagai antioksidan, namun

di Indonesia sendiri belum banyak penelitian yang meneliti manfaat dari daun

zaitun terutama manfaatnya sebagai antioksidan. Oleh karena itu penulis

tertarik untuk membuktikan apakah aktivitas antioksidan daun zaitun yang

tumbuh di Indonesia tergolong antioksidan lemah, sedang dan kuat.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah aktivitas antioksidan daun zaitun yang tumbuh di Indonesia

tergolong antioksidan kuat?

1.3 Hipotesis

Aktivitas antioksidan daun zaitun yang tumbuh di Indonesia tergolong

antioksidan kuat

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada ekstrak daun zaitun dengan

pelarut etanol menggunakan metode DPPH dengan berbagai konsentrasi

larutan uji.

1.4.2 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui apakah aktivitas antioksidan daun zaitun yang tumbuh

di Indonesia menggunakan pelarut etanol tergolong aktioksidan lemah, sedang

atau kuat.

Page 19: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

3

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya terkait aktivitas antioksidan

ekstrak daun zaitun menggunakan pelarut etanol dengan metode DPPH. Selain

itu diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti

berikutnya.

1.5.2 Bagi Masyarakat

Memberikan pengetahuan kepada masyarakat terkait kandungan

antioksidan daun zaitun

1.5.3 Bagi Peneliti

Memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian

observasional serta dapat mengamalkan pengetahuan yang sudah dipelajari di

Program Studi Pendidikan Kedokteran dan Profesi Dokter UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 20: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Herbal

Obat herbal adalah ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,

bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang

secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan

sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.8 Sedangkan, pengobatan

herbal adalah penggunaan obat untuk, mengurangi, menghilangkan penyakit

atau menyembuhkan seseorang dari penyakit menggunakan bagian-bagian dari

tanaman seperti biji, bunga, daun, batang dan akar yang kemudian diolah

menjadi tanaman obat herbal.9

Menurut National Center for Complementary and Alternative Medicine

(NCCAM) pengobatan herbal digunakan sebagai pengobatan konvensional atau

sebagai pelengkap. Saat ini, pengobatan herbal telah diterima secara luas di

negara berkembang maupun negara maju. Menurut WHO, 65% negara maju

dan 80% penduduk negara berkembang telah menggunakan obat herbal. Faktor

yang mendorong penggunaan obat herbal diantaranya: (1) meningkatnya usia

harapan hidup pada saat prevalensi penyakit kronik meningkat, (2) adanya

kegagalan terapi menggunakan pengobatan modern, (3) semakin meluasnya

serta mudahnya akses informasi tentang obat herbal diseluruh dunia.9,10

Di Indonesia penggunaan obat herbal telah diwariskan secara turun-

menurun. Berdasarkan data Kemenkes Republik Indonesia tahun 2011, terdapat

1400 macam jamu, 31 Obat Herbal Terstandar (OHT) dan 5 fitofarmaka yang

beredar dan banyak digunakan oleh masyarakat.11 Contoh tanaman obat atau

herbal yang tumbuh di Indonesia dan sering digunakan sebagai pengobatan

herbal yaitu Aloe vera sebagai laksatif, antiulcer, antivirus, dan antibakteri;

Allium satium sebagai obat dilipidemia dan suportif untuk penyakit

cardiovascular; Curcuma domestica sebagai obat gastritis dan hepato protektor;

serta Hibiscus sabdaritiffa sebagai obat untuk diabetes mellitus.

4

Page 21: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

5

Keuntungan utama dari pengobatan herbal adalah harganya yang relatif

terjangkau. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan bahan yang melimpah di alam

serta mudahnya budidaya tanaman herbal. Selain itu, pengobatan herbal

dipercaya memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan dengan

pengobatan modern.12 Namun beberapa penelitian melaporkan adanya efek

samping penggunaan obat herbal. Oleh karena itu Badan Pengawas Obat dan

Makanan (BPOM) mengeluarkan daftar herbal yang dilarang untuk dikonsumi.

Salah satunya adalah penggunaan daun Piper methysticum atau daun kava-kava

yang dapat menyebabkan kerusakan hepar.13

2.2. Daun Zaitun

2.2.1. Karakteristik umum

Zaitun (Olea europaea) merupakan tanaman yang banyak ditemukan di

negara dengan iklim panas sampai sedang seperti di negara-negara Mediterania

yaitu Turki, Yunani, Spanyol, Italia, Prancis, Maroko dan lain-lain.1 Zaitun

sering diambil buah dan daunnya sebagai obat tradisional. Taksonomi zaitun

dapat klasifikasikan sebagai berikut:14

Kingdom : Plantae

Filum : Magnoliophyta

Kelas : Roopsida

Ordo : Lamiales

Famili : Oleaceae

Sub-famili : Oleidae

Genus : Olea

Spesies : europaea

Sub-spesies : laperrine

Tanaman zaitun merupakan tumbuhan perdu, karena memiliki pohon

yang pendek, dan besar membentuk beberapa cabang dengan dahan yang

menyebar.15 Pohon zaitun tumbuh dengan lambat dan dapat hidup dalam waktu

yang lama, angka harapan hidupnya mencapai usia 500-1000 tahun. Pohon

zaitun dapat tumbuh dengan tinggi rata-rata 6-9 meter bahkan beberapa dapat

Page 22: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

6

mencapai tinggi 8-15 meter.16,17 Daunnya tersusun tunggal dengan kedudukan

berhadapan tanpa daun penumpu, memiliki panjang sekitar 20-90 mm x 7-15

mm, dengan bentuk seperti lancet, tepi rata, permukaan atas licin warna hijau

keabu-abuan, dan permukaan bawah warna kuning keemasan. Daun zaitun

berganti setiap interval 2-3 tahun. Bunga zaitun berukuran 6-10 mm dengan

bentuk seperti lonceng berwarna putih atau krem. Bunga berkembang pada

bulan Oktober sampai Maret. Buah berbentuk avoid, kecil dan berwarna hijau,

namun ketika buah sudah matang kulitnya akan tampak berwarna hitam.18

Daun zaitun dapat dilihat pada gambar 2.1

(a) (b)

Gambar 2.1: (a) Daun Zaitun (b) Daun zaitun tampak belakang

Sumber: Dokumen pribadi

Budidaya pohon zaitun telah dikenal secara luas sejak 7000 tahun yang

lalu. Berdasarkan bukti arkeologis zaitun pertama kali dibudidayakan oleh

bangsa Minoan yang tinggal di pulai Crete, Yunani sejak 3000 tahun Sebelum

Masehi. Saat ini, budidaya zaitun telah menyebar di berbagai negara di dunia,

seperti Australia, Amerika Selatan dan Amerika Utara. Adapun negara bagian

Eropa yang sudah mengembangbiakan tumbuhan zaitun secara komersial yaitu

Spanyol, Itali, Portugal, Albania, Montenegro, Yunani dan Cyprus. Sedangkan

dibenua Asia sendiri ada Syiria, Lebanon, Jordania, Palestina, Jepang, dan

China.19

Page 23: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

7

Wilayah Mediterania merupakan lingkungan yang baik untuk

pertumbuhan zaitun. Wilayah tersebut memiliki iklim yang bervariasi, sangat

panas apabila musim panas dan sangat dingin apabila musim dingin. Beberapa

wilayah di Indonesia seperti Dieng, Malang, Lembang dan Brastagi berpotensi

untuk dijadikan tempat budidaya zaitun karena wilayah tersebut memiliki

kondisi yang sama atau mendekati wilayah Mediterania. Daerah-daerah tersebut

memiliki suhu yang dingin dan kelembaban yang tinggi saat musim dingin,

serta kemarau yang panjang dan suhu yang tinggi saat musim panas. Namun,

budidaya tanaman zaitun di Indonesia masih sedikit karena pembibitan masih

dilakukan secara tradisional. Cara tradisional diketahui masih kurang efektif

dan membutuhkan waktu yang lama. Selain itu bibit tanaman zaitun sensitif

terhadap perubahan lingkungan sehingga harus berhati-hati dalam

pembibitannya. Pembibitan yang masih sulit tersebut membuat Indonesia masih

harus mengimpor bibit zaitun dari negara asalnya.19

2.2.2. Kandungan dan manfaat

Zaitun merupakan salah satu tanaman yang sering digunakan sebagai

obat herbal. Sejak zaman dahulu, masyarakat kuno telah menggunakan pohon

zaitun dan buahnya untuk meningkatkan kesehatan dan bahan pengawet.20

Didalam sastra Yunani kuno disebutkan bahwa zaitun sangat bermanfaat bagi

kesehatan.21 Selain itu, keistimewaan dan manfaat zaitun juga telah disebutkan

dalam Al-Qur’an dalam surat An-nur ayat 35, surat Al-mu’minun ayat 20 dan

surat At-tiin ayat 1.

Zaitun digunakan sebagai obat herbal di area Mediterania.22 Produk

alaminya digunakan untuk berbagai macam tujuan, seperti penurun panas,

penyakit infeksi seperti malaria, aritmia dan meringankan spame usus.20,23

Kegunaan tradisional dari daun zaitun antara lain: dikunyah sebagai pembersih

mulut; daun dan buah zaitun yang dikeringkan digunakan secara oral dalam

bentuk jamu-jamuan untuk mengobati penyakit-penyakit pencernaan, seperti

diare serta sebagai pengobatan untuk penyakit infeksi saluran kemih; air panas

dari daun zaitun yang diekstraksi digunakan secara oral untuk menurunkan

hipertensi dan menginduksi diuresis serta menyembuhkan serangan asma.2

Page 24: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

8

Hampir seluruh bagian dari pohon zaitun memiliki manfaat yang baik

bagi kesehatan dan dapat dikonsumsi maupun digunakan untuk pengobatan.

Minyak zaitun memiliki kandungan MUFA (Monounsaturated Fatty Acid)

dalam kadar tinggi dan kurang lebih terdapat 30 senyawa fenol, seperti

oleuropein, hidorksitirosol, dan tirosol, serta senyawa flavonoid, seperti beta-

karoten, squelen dan alfa-tokoferol.

Tidak jauh berbeda dengan kandungan pada minyak zaitun, daun zaitun

mengandung senyawa-senyawa sebagai berikut: oleuropein, rutin, hesperin,

quereetin, kampferol, apigenin, asam galat, catechin, katekol, asam ferulat,

asam vanilla dan lain-lain. Sebagian besar efek farmakologi yang dihasilkan

oleh ekstrak daun zaitun merupakan efek dari kandungan utamanya, yaitu fenol.

Berdasarkan penelitian, senyawa fenol dari daun zaitun yang paling banyak

memberi manfaat ke tubuh adalah oleuropein, hidroksitirosol, dan tirosol.

Komponen-komponen aktif pada zaitun tersebut memiliki banyak manfaat

yaitu, sebagai antioksidan, anti-hipertensi, anti-diabetik atau agen hipoglikemi,

anti-aterogenik, antiinflamasi, analgetik, agen hipokolestrolemia,22 anti-

mikroba,23 dan agen hipourisemia24

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Chebbi dkk (2011) ekstrak daun

zaitun memiliki efek antiinflamasi pada tikus dengan edema pada kaki yang

diinduksi dengan carrageenan. Dari hasil penelitian tersebut, zat aktif

kloroform dan metanol yang terkandung dalam ekstrak daun zaitun secara

signifikan memberikan efek antiinflamasi pada reaksi inflamasi akut.23

Beberapa senyawa aktif dari ekstrak daun zaitun memiliki efek

antioksidan. Oleuropein terbukti dapat menghambat oksidasi LDL.25 Menurut

penelitian yang dilakukan oleh Benavente dkk (2000) tentang identifikasi

komponen fenol pada daun zaitun dan mengukur kapasitas hambat radikal

bebas (radical scavenging activity) dari masing-masing senyawa, diperoleh

hasil bahwa senyawa dengan efek aktioksidan terbesar adalah senyawa flavonol

rhamnoglucoside, rutin, flavan-3-ol cathecin, dan flavone luteolin. Komponen

fenol dalam ekstrak zaitun tersebut, memiliki efek antioksidan hampir

menyamai aktivitas antioksidan vitamin C dan vitamin E.26

Page 25: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

9

Ekstrak daun zaitun juga dilaporkan mempunyai efek anti-mikroba

terhadap virus, bakteri dan jamur. Salah satu komponen biokimia dalam daun

zaitun yaitu kalsium elenolat, yang merupakan derivat dari asam elenolat

mempunyai aktivitas melawan virus.22 Beberapa mekanisme antiviral yang

ditemukan yaitu dengan cara berpenetrasi ke dalam sel yang terinfeksi;

menghambat replikasi virus dengan menetralisir produksi enzim reverse

transcriptase dan enzim protease; serta mampu menghambat proses fusi dan

integrasi antara komponen virus dengan sel host.27,28

2.3. Ekstrak Daun Zaitun dan Komponen Antioksidan

Seperti yang telah dijelaskan pada sub-bab sebelumnya, ekstrak daun

zaitun mengandung beberapa zat aktif yang memiliki manfaat sebagai

antioksidan. Kandungan utama zat aktif tersebut adalah komponen fenol dan

flavonoid. Komponen fenol memiliki karakteristik utama yaitu adanya cincin

aromatik yang memiliki gugus hidroksil, mudah teroksidasi dan membentuk

polimer yang menimbulkan warna gelap. Kekuatan komponen fenol sebagai

antioksidan tergantung dari struktur ikatan gugus aromatik dan kemampuannya

dalam memberi donor atom hidrogan atau free radical scavenger.29

Flavonoid merupakan senyawa pereduksi yang baik yang dapat

menghambat reaksi oksidasi baik enzimatik maupun non-enzimatik. Flavonoid

berperan sebagai penampung radikal hidroksil dan superoksida sehingga dapat

melindungi lipid dari kerusakan akibat radikal bebas. Selain itu, senyawa

flavonoid juga terbukti mempunyai efek biologis sebagai antioksidan yang

dapat menghambat penggumpalan keeping-keping sel darah, merangsang

produksi nitrit oksida (NO) yang berperan melebarkan pembuluh darah, dan

juga menghambat pertumbuhan sel kanker.6,22

Jenis dan jumlah komponen fenol dan flavonoid berbeda-beda pada

setiap daun zaitun, karena hal ini ditentukan oleh beberapa faktor seperti iklim

dan penanaman.18 Kandungan komponen fenol dan flavonoid dalam ekstrak

daun zaitun dapat dilihat pada table 2.2.

Page 26: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

10

Tabel 2.1 : Komponen fenolik dan flavonoid pada daun zaitun.2,30

Komponen Fenol Flavonoid

Oleuropein Lutein

Hydroxytyrosol Rutin

Tyrosol Hespsretin

Protocathecuic acid Quercetin

Catechin Kampferol

Chlorogenic acid Apigenin

Catechol

Caffein

Vanillic Acid

Ferulic acid

Salysilic acid

Benzoic acid

Choumarin

Chrysin

Gallic acid

2.4. Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang

belum mengalami proses pengolahan apapun, kecuali proses pengeringan.

Simplisia merupakan bahan baku proses pembuatan ekstrak. Berdasarkan

sumbernya simplisia dapat digolongkan dalam 3 jenis yaitu:31

1. Simplisia nabati

Simplisia nabati adalah simplisia yang berasal dari tumbuhan, bisa

berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman.

2. Simplisia hewani.

Simplisia hewani adalah simplisia yang berasal dari hewan, bisa berupa

hewan utuh, bagian hewan atau zat lain yang dihasilkan hewan yang

masih berupa zat kimia murni.

Page 27: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

11

3. Simplisia mineral

Simplisia mineral adalah simplisia yang berupa mineral (pelikan) yang

belum diolah atau diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat

kimia murni.

2.5. Ekstrak dan Ekstraksi

2.5.1. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kental, encer kering atau cair yang mengandung

zak aktif yang diperoleh dari proses penyaringan simplisia menggunakan

bantuan pelarut yang sesuai. Semua atau sebagian pelarut kemudian diuapkan

hingga tersisa massa atau serbuk yang dibutuhkan. Massa atau serbuk inilah

yang disebut dengan ekstrak.32

2.5.2. Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses pemisahan komponen-komponen atau bahan dari

campurannya yang terkandung dalam simplisia dengan menggunakan bantuan

pelarut yang sesuai. Proses ini dapat berupa solid menjadi liquid, liquid menjadi

liquid, dan juga ekstraksi asam basa.33 Pelarut yang digunakan bersifat selektif,

hanya dapat melarutkan komponen yang diinginkan tanpa menyebabkan

material lain dari bahan ekstraksi ikut terlarut. Beberapa pelarut yang sering

digunakan adalah etanol, methanol, n-hexana, aseton, etil asetat, kloroform dan

lain-lain.34

Terdapat beberapa metode untuk melakukan ekstraksi. Pemilihan metode

ekstraksi merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan

ekstrak. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode

ekstraksi yaitu, sifat dari material yang akan diekstrak, kemampuan

penyesuaian tiap bahan terhadap metode ekstraksi, dan kepentingan dalam

memilih hasil ekstraksi yang sempurna.35

Page 28: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

12

Metode ekstraksi dapat dilakukan dengan cara panas dan cara dingin.

Berikut adalah beberapa metode ekstraksi yang biasa digunakan:36

1. Maserasi

Maserasi merupakan teknik ekstraksi dengan cara perendaman. Proses

pengerjaan dilakukan dengan cara merendam material dalam pelarut

dengan sesekali diaduk dan dilakukan pada suhu ruang. Metode ini

adalah metode ekstraksi paling sederhana yang banyak digunakan.

Selain karena simple juga tidak banyak gangguan fisis.

2. Perkolasi

Perkolasi merupakan proses penyaringan simplisia dengan pelarut

hingga seluruh bahan aktifnya tertarik dan dilakukan pada suhu ruangan.

Bahan ekstrak yang di masukan secara kontinyu dan dengan pelarut

yang diperbaharui terus-menerus. Tujuannya agar terjadi penyaringan

yang sempurna.

3. Digesti

Digesti merupakan metode maserasi atau perendaman dengan

pemanasan selama proses ekstraksi.

4. Infusi

Metode ekstraksi dengan cara memaserasi material menggunakan air

dingin atau air panas dan dilakukan dalam waktu yang singkat.

5. Dekoktasi

Pada metode ini, material direbus dalam volume air tertentu dan waktu

yang telah ditetapkan. Kemudian, dilakukan pendinginan dan

penyaringan.

2.6. Antioksidan

Antioksidan adalah senyawa yang mendonorkan elektronnya kepada

radikal bebas sehingga aktivitasya dihambat. Antioksidan merupakan barier

utama yang mampu mengatasi dampat negatif oksidan didalam tubuh.

Keseimbangan antara oksidan dan antioksidan sangat penting karena berkaitan

dengan sistem imunitas didalam tubuh, terutama untuk menjaga integritas dan

berfungsinya membran lipid, protein, dan asam nukleat serta mengontrol

Page 29: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

13

transduksi signal dan ekspresi gen dalam sel imun. Antioksidan bekerja dengan

melindungi lipid dari proses peroksidasi oleh radikal bebas.37

Produksi antioksidan di dalam tubuh manusia terjadi secara alami untuk

mengimbangi produksi radikal bebas. Salah satu antioksidan endogen adalah

superoksida dismutase (SOD) yang memiliki efek proteksi tinggi dan

merupakan enzim utama yang berperan menangkal radikal bebas. Namun tanpa

disadari, pembentukan radikal bebas di dalam tubuh terjadi secara terus-

menerus, baik melalui proses metabolisme normal, peradangan, kekurangan

gizi, dan akibat respon dari luar tubuh, seperti polusi lingkungan, radiasi

ultraviolet (UV), asap rokok dan lain-lain. Ketika kadar senyawa radikal bebas

tersebut berlebihan di dalam tubuh, antioksidan endogen tidak adekuat untuk

mencegah kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Oleh karena itu,

dibutuhkan antioksidan tambahan dari luar atau antioksidan eksogen. Contoh

antioksidan eksogen yang cukup popular di masyarakat adalah vitamin C,

vitamin E, beta-karoten dari tumbuhan, dan ekstrak tumbuhan yang

mengandung antioksidan seperti ekstrak daun zaitun.6

Reaktivitas dari radikal bebas dapat dicegah melalui beberapa cara yaitu:

mencegah atau menghambat pembentukan radikal bebas baru; menginaktivasi

atau menangkap radikal dan memotong propagasi (pemutusan rantai); dan

memperbaiki (repair) kerusakan oleh radikal.

Secara umum, berdasarkan mekanisme kerjanya antioksidan

digolongkan menjadi 3 yaitu:38

1. Antioksidan Primer

Antioksidan primer dikenal juga dengan antioksidan enzimatik. Antivitas

antioksidan primer sangat bergantung dengan adanya ion logam. Antioksidan

primer bekerja dengan cara menghambat terbentuknya radikal bebas. Contoh

antioksidan enzimatik yaitu superoksida dismutase (SOD), katalase dan

glutation peroxidase.

Page 30: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

14

a. Superoksida dismutase (SOD) memiliki peranan penting dalam

sistem pertahanan tubuh, terutama terhadap aktivitas senyawa

oksigen reaktif yang dapat menyebabkan stress oksidatif. SOD

bekerja dengan cara mengkonversi anion atau ion negatif superoksida

menjadi hidrogen peroksida (H2O2) dan oksigen (O2). Aktivasi SOD

bergatung pada logam Fe, Cu, Zn, dan Mn.

b. Katalase merupakan enzim yang mengatalisis hidrogen peroksida

(H2O2) menjadi air ((H2O) dan ½ oksigen (O2). Aktivasi enzim

katalase dipengaruhi oleh ion Fe (besi).

c. Glutation peroxidase bekerja dengan cara mengoksidasi glutation

(GSH) menjadi glutation disulfide (GSSG). GSH akan bereaksi

dengan hydrogen peroksida dan dengan bantuan enzim glutation

peroksidase diubah menjadi GSSG dan air.

2. Antioksidan Sekunder

Antioksidan sekunder disebut juga antioksidan non enzimatik.

Mekanisme kerja antioksidan sekunder yaitu dengan menangkap radikal dan

mencegah terjadinya reaksi berantai, sehingga efek negatif radikal bebas dapat

dicegah. Antioksidan sekunder dapat diperoleh dari asupan bahan makanan,

seperti vitamin C, E, A, β-karoten, flavonoid, asam lipoat, bilirubin, albumin,

dan lain-lain.

3. Antioksidan Tersier

Enzim DNA repair dan metionin sulfoksida reduktase merupakan

kelompok antioksidan tersier. Enzim-enzim ini berperan dalam perbaikan

biomolekuler yang rusak akibat efek radikal bebas.

2.7. Vitamin C

Vitamin C atau biasa disebut dengan asam L-askorbat, juga terkadang

disebut asam askorbat merupakan vitamin yang larut dalam air. Vitamin C

didistribusikan luas dalam jaringan tubuh. Vitamin C memiliki peranan penting

dalam tubuh, yaitu sebagai antioksidan yang bertindak mengurangi stres

Page 31: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

15

oksidatif serta sebagai enzim kofaktor untuk biosintesis banyak biokimia

penting. Salah satunya, sebagai koenzim dalam hidroksilasi prolin dan lisin

pada sintesis kolagen.7,39

Vitamin C tergolong dalam antioksidan alami, berdasarkan fungsinya

vitamin C tergolong sebagai antioksidan sekunder. Vitamin C berperan sebagai

antioksidan lipid, protein, dan DNA dengan cara : (1) Untuk lipid, asam

askorbat akan bereaksi dengan oksigen sehingga tidak terjadi interaksi antara

lipid dan oksigen, dan mencegah terjadinya pembentukan lipid peroksida. (2)

Untuk protein, vitamin C akan berikatan dengan oksigen untuk membentuk

reaksi antara oksigen dan asam amino membentuk peptida. (3) Untuk DNA,

vitamin C mencegah reaksi DNA dengan oksigen sehingga kerusakan pada

DNA dapat dicegah. Sumber vitamin C dapat ditemukan dengan mudah di alam,

kebanyakan didapatkan dari produk tumbuhan seperti buah, terutama buah

jeruk, kiwi, tomat, kentang, dan buah beri.6

2.8. Radikal Bebas

Radikal bebas adalah suatu molekul yang relative tidak stabil dengan

atom yang pada orbit terluarnya memiliki satu atau lebih elektron yang tidak

berpasangan. Molekul yang tidak memiliki pasangan tersebut menjadi tidak

stabil dan memiliki kecenderungan untuk mendapatkan pasangannya dengan

cara menyerang dan berikatan dengan elektron yang berada disekitarnya. Ikatan

antara radikal bebas dengan pasangannya dapat menyebabkan kerusakan.

Kerusakan yang terjadi berupa gangguan fungsi dan struktur sel yang

menyebabkan aktivitas sel terganggu yang berujung pada kematian sel. Selain

itu, dampak negatif lainnya yang dapat ditimbulkan yaitu terbentuknya radikal

bebas baru yang berasal dari molekul yang elektronnya diambil.6

Radikal bebas dapat terbentuk melalui 2 cara yaitu secara endogen

sebagai respon normal proses biokimia intrasel maupun ekstrasel dan secara

eksogen yang berasal dari faktor lingkungan dan gaya hidup seperti asap rokok,

polusi lingkungan, radiasi, sinar UV, serta obat-obatan seperti anastesi dan

pestisida. Berikut adalah sumber radikal bebas internal dan eksternal.38

Page 32: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

16

Pembentukan radikal bebas akan terbentuk setiap saat dalam berbagai

kegiatan, hal ini terjadi akibat reaksi enzimatik dan non-enzimatik yang terjadi

dalam tubuh. Reaksi enzimatik tubuh meliputi respirasi, fagositosis, sintesis

prostaglandin, dan sistem sitokrom P450. Sedangkan reaksi non-enzimatik

contohnya seperti reaksi antara oksigen dengan komponen organik.40

Berikut adalah beberapa contoh pembentukan radikal bebas:38

a. Pembentukan radikal bebas enzimatik

Xantine + O2 + H20 Urat + O2- + 2 H+

NADPH + 2 O2 NADP+ + 2 O2- + H+

b. Pembentukan radikal bebas non-enzimatik

Fe2+ + H2O2 Fe3+ + OH- + OH

Fe2+ + O2 Fe3+ + O2-

Radikal bebas pada kondisi normal dibutuhkan untuk ekspresi gen,

pertumbuhan sel dan sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi. Untuk dapat

memiliki fungsi yang bermanfaat bagi tubuh, rasio radikal bebas dengan

antioksidan harus seimbang yang artinya jumlah radikal bebas dalam tubuh

tidak boleh terlalu banyak. Apabila keseimbangan antara jumlah radikal bebas

dan antioksidan terganggu, maka radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan

pada sel. Radikal bebas yang berinteraksi dengan oksigen dan lipid secara terus-

menerus akan memicu terbentuknya radikal bebas baru seperti hidroksida,

superoksida, lipid oksida dan radikal hidroksil yang jika berinteraksi dengan sel

tubuh akan menyebabkan berbagai penyakit.6 Penyakit yang ditimbulkan akibat

radikal bebas diantaranya:41

1. Penyakit kardiovaskular

Penyakit kardiovaskular disebabkan oleh radikal bebas yang bereaksi

dengan nitrit oksida menjadi peroksinitrit yang menyebabkan

kerusakan endotel pembuluh darah. Kerusakan endotel memicu

NADPH Oksidase

Xantinokdase

Page 33: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

17

terjadinya hipertensi dan penyumbatan pembuluh darah akibat

aterosklerosis

2. Penyakit neurodegeneratif

Jaringan saraf merupakan jaringan yang rentan terhadap paparan

radikal bebas. Hal ini disebabkan karena tingginya kadar asam lemak

tak jenuh pada jaringan saraf.

3. Keganasan/ kanker

Salah satu target utama radikal bebas adalah DNA. Radikal bebas

berpotensi merusak basa DNA sehingga mengacaukan sistem info

genetika yang menyebabkan terjadinya mutasi DNA dan berlanjut

pada pembentukan sel kanker.

2.9. Uji Aktivitas Antioksidan

2.9.1. Metode DPPH

DPPH (1,1-Diphenyl-2-picrylhidrazil) merupakan radikal bebas yang

stabil pada suhu kamar, massa relatifnya adalah (DPPH: C18H12N5O6, M =

394,33). DPPH sering digunakan untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan

beberapa senyawa atau ekstrak bahan alam. Interaksi antioksidan dan DPPH

baik secara transfer elektron maupun hidrogen pada DPPH dapat menghambat

sifat radikal bebas DPPH. Kemampuan penghambatan radikal bebas DPPH oleh

suatu antioksidan dinyatakan dalam parts per million (ppm).42

Metode pengukuran antioksidan menggunakan DPPH merupakan

metode yang paling sederhana, cepat dan tidak membutuhkan biaya tinggi.

Pengukuran dilakukan dengan cara mencampurkan komponen ekstrak dengan

larutan DPPH, kemudian absorbansinya diukur setelah waktu yang ditentukan.

Prinsip dari uji aktioksidan dengan metode DPPH adalah terjadinya perubahan

warna ungu menjadi ungu pudar dan kuning dengan pamantauan absorbansi

pada panjang gelombang 517 nm menggunakan spektrofotometer. Perubahan

warna ini terjadi seiring dengan banyakanya radikal bebas DPPH yang

berikatan dengan atom hidrogen pada senyawa antioksidan ekstrak. Semakin

Page 34: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

18

banyak kandungan antioksidan pada sampel warna larutan sampel akan semakin

tearang (ungu pudar/kuning).42

Berikut adalah reaksi DPPH dengan molekul pendonor atom hidrogen.43

Z* + AH = ZH + A*

Gambar. 2.2 : Mekanisme DPPH (radikal) menjadi DPPH-H

(nonradikal)

Sumber: Yamaguchi et al (1998)44

Metode DPPH merupakan metode yang paling banyak digunakan.

Keuntungan metode ini yaitu DPPH dapat direaksikan dengan sampel apapun

dan berbagai pelarut seperti methanol dan etanol serta dapat mendeteksi kadar

antioksidan walaupun aktivitasnya lemah. Kelemahannya ialah proses

Keterangan:

Z : Radikal Bebas

AH : Molekul pendonor

ZH : Bentuk tereduksi

A : Radikal bebas yang terbentuk

Page 35: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

19

pengerjaan harus dilakukan dengan cepat dan hati-hati karena DPPH mudah

terdegradasi oleh cahaya, oksigen dan Point of Hydration (pH).45

2.9.2. Metode ABTS

ABTS (2,20 -azino-bis-3-ethylbenzthiazoline-6-sulphonic acid) adalah

suatu radikal dengan pusat nitrogen yang mempunyai karakteristik warna biru,

yang bila tereduksi oleh antioksidan akan berubah menjadi tidak berwarna.

Prinsip dari metode ABTS adalah penghilangan warna kation ABTS untuk

mengukur kapasitas antioksidan yang langsung bereaksi dengan radikal kation

ABTS. Pengukuran aktivitas antioksidan dengan metode ini, dilakukan dengan

cara mencampurkan zat yang diuji dengan radikal ABTS dan hasilnya diukur

menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 743 nm dan dibaca

setelah 6 menit.46

2.9.3. Metode Deoksiribosa

Metode deoksiribosa atau sering disebut juga dengan hydroxyl radical

scavenging assay merupakan salah satu metode yang digunakan untuk

mengukur aktivitas antioksidan untuk menghambat radikal bebas. Prinsip dari

metode ini yaitu deoksiribosa akan teroksidasi ketika terpapar dengan radikal

hidroksil dan menghasilkan suatu produk, yaitu malonildehida (MDA).

Selanjutnya, MDA dipanaskan dengan menambahkan TBA (2 - thiobarbituric

acid) dalam kondisi asam. MDA akan bereaksi dengan TBA dan menghasilkan

kromogen berwarna merah muda, lalu absorbansi absorbansinya diukur dengan

panjang gelombang 532 nm.47

Secara singkat proses pembentukan kromogen dijelaskan melalui reaksi

berikut:

*OH + deoxyribose malonildehida

2TBA + MDA kromogen

Page 36: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

20

2.9.4. Metode Xantin Oksidase

Metode xantin oksidase merupakan uji aktivitas antioksidan yang

menggunakan enzim superoksida dismutase (SOD). SOD adalah salah satu dari

antioksidan endogen yang bekerja dengan mengkatalis radikal superoksida

menjadi air. Larutan hasil pencampuran antara larutan ekstrak dengan enzim

SOD diukur absorbansinya.48

2.10. Spektrofotometer UV-Vis

Spektrofotometer UV-Vis merupakan alat yang biasa digunakan untuk

analisa kuantitatif dan semikualitatif yang didasarkan pada interaksi antara

materi dengan cahaya. Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari

spectrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spectrum

dengan panjang gelombang tertentu sedangkan fotometer sebagai pengukur

intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi oleh sampel atau

blanko.49

Prinsip analisis dengan metode spektrofotometer adalah adanya

penyerapan ultraviolet atau sinar tampak oleh molekul setelah dilalui sinar

sehingga terjadi eksitasi elektron pada orbital molekul. Panjang gelombang

yang diukur menggunakan spektrofotometer diukur dalam satuan nanometer

(nm). Pengukuran absorbansi oleh alat ini didasarkan atas hukum Lambert –

Beer dimana absorbansi tergantung oleh cahaya yang melewati substansi,

produk koefisien absorbansi dari substansi dan jarak cahaya melalui material.

Absorbansi maksimum dari larutan berwarna terjadi pada daerah warna yang

berlawanan, warna yang diserap adalah warna komplementer dari warna yang

diamati.49

Page 37: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

21

Tabel 2.2 : Spektrum Sinar Tampak dan Warna Komplementer

Panjang Gelombang

(nm)

Warna yang diserap Warna yang diamati

400-430 Ungu Kuning Kehijauan

430-480 Biru Kuning

480-490 Biru Kehijauan Jingga

490-500 Hijau Kebiruan Merah

500-560 Hijau Merah Keunguan

560-580 Kuning Kehijauan Ungu

580-590 Kuning Biru

590-610 Jingga Biru Kehijauan

610-720 Merah Hijau Kebiruan

(Underwood dan Day, 1989)

Page 38: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

22

2.11. Kerangka Teori

Metode DPPH

Kandungan fenol dan

flavonoid

Ekstrak daun zaitun

dengan pelarut etanol

Tersier Sekunder Primer

Antioksidan

Bersifat antioksidan

Terdapat elektron bebas

DPPH + antioksidan DPPH 2

Aktivitas antioksidan

semakin banyak terhadap

DPPH

Perubahan warna larutan

menjadi bening

Page 39: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

23

2.12. Kerangka Konsep

Metode DPPH

Spektrofotometer

UV - Vis

Analisis

Ekstrak daun zaitun

dengan pelarut etanol

Mengandung

antioksidan

Page 40: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

24

2.13. Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Skala

Ukur

Hasil

Ukur

Konsentra-

si ekstrak

daun zaitun

Konsentrasi

larutan yang

diuji dalam

ppm

Rumus

V1 x M1 =

V2 x M2

- Numerik 150 ppm

300 ppm

450 ppm

600 ppm

Absorbansi

sampel

Nilai

absorbansi

tiap sampel

Diukur

menggunakan

spektrofotometer

Spektrofoto-

meter

Numerik nm

IC50 Kemampuan

substrat

ekstrak untuk

menghambat

reaksi

biologis atau

biokimia

sebesar 50%

Menggunakan

persamaan

regresi linier

- Kategorik

ordinal

Klasifikasi

Blois

Page 41: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

25

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional untuk mengetahui

aktivitas antioksidan ekstrak daun zaitun menggunakan pelarut etanol dengan

metode DPPH.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret hingga Agustus 2017.

Penelitian ini dilakukan di Persiapan Laboratorium Kimia (MPR) dan

Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Pembuatan ekstrak daun zaitun dilakukan di Pusat

Penelitian Biologi LIPI bagian Botani dan Fitokimia.

3.3. Sampel

Daun zaitun ini dideterminasi oleh Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun

Raya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor. Determinasi

dilakukan untuk menentukan apakah spesies yang digunakan sesuai dengan

bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Hasil determinasi menunjukan

bahwa sampel yang diuji benar yaitu Olea europaea L., suku Oleaceae, zaitun.

Daun zaitun tersebut kemudian diolah menjadi ekstrak dengan pelarut etanol

dan dibuat dalam berbagai konsentarsi.

3.4. Alat dan Bahan Penelitian

3.4.1. Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah : timbangan analitik,

tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas beaker, labu Erlenmyer, batang

pengaduk/spatula, mikropipet, mikrotip, aluminium foil, vortex, kuvet,

spektrofotometer UV-Vis Hitahci 2.2 solution 17, blender, ring perkolator,

statis, freezer dan evaporator.5

25

Page 42: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

26

3.4.2. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah: daun zaitun (Olea

europaea L.), etanol, DPPH, vitamin C dan DMSO.

3.5. Cara Kerja Penelitian

3.5.1. Penyiapan Sampel

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adala ekstrak daun zaitun

(Olea europaea L.). Sebelum dilakukan ekstraksi, tumbuhan terlebih dahulu di

determinasi untuk mengidentifikasi ketepatan spesies. Determinasi dilakukan

di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor pada bulan Febuari

tahun 2017.

3.5.2. Pembuatan Ekstrak Daun Zaitun

Pembuatan ekstrak daun zaitun dalam pelarut etanol menggunakan

metode maserasi. Daun zaitun yang sudah dikeringkan ditimbang seberat 196

gram. Kemudian sampel direndam didalam etanol 95% sebanyak 2,5 liter

selama semalam, perendaman dilakukan sebanyak 3 kali atau selama 3 malam.

Sampel yang sudah direndam ditampung mengggunakan gelas beaker, lalu

dimasukan ke dalam labu evaporator. Setelah itu sampel di evaporasi pada

suhu 35°C dengan putaran 90° selama 2 hari sampai pekat.5,33

3.5.3. Pembuatan Larutan

a. Pembuatan Larutan DPPH

1. Menimbang DPPH sebanyak 18 mg

2. Melarutkan DPPH tersebut ke dalam etanol sebanyak 3 ml

(larutan 1)

3. Kocok hingga homogen, lakukan pengenceran dengan

mengambil 300 mikroliter dari larutan 1 dan larutkan dengan

2,7 ml etanol (larutan 2)

4. Kocok hingga homogen, lakukan pengenceran lagi dengan

mengambil 300 mikroliter dari larutan 2 dan larutkan dengan

2,7 ml etanol (larutan 3) dengan konsentrasi 60 ppm

Page 43: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

27

5. Kocok hingga homogen dan lapisi tabung reaksi dengan

aluminium foil sampai tidak ada bagian yang terpapar cahaya5

b. Pembuatan Larutan Uji

1. Larutan Induk (1000 ppm)

Menimbang ekstrak daun zaitun dalam pelarut etanol dan

melarutkannya dalam etanol. Rasio berat ekstrak (mg) dengan

etanol etanol (ml) adalah 1 : 1.5 Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan 9,6 mg ekstrak daun zaitun yang dilarutkan dalam

9,6 ml etanol. Kocok sampai homogen dan lapisi seluruh bagian

tabung dengan alumunium foil sampai tidak ada bagian yang

terpapar cahaya.

Perhitungan :

2. Larutan Seri

Konsentrasi ekstrak daun zaitun yang diuji yaitu 150 ppm, 300

ppm, 450 ppm dan 600 ppm.5 Pembuatan larutan seri ekstrak daun

zaitun dilakukan dengan cara mengambil larutan induk lalu

tambahkan etanol sampai volumenya 1500 µl kemudian tambahan

kan 500 µl DPPH. Jumlah larutan induk, etanol dan DPPH yang

digunakan untuk pembuatan larutan seri ekstrak daun zaitun dapat

dilihat di tabel 3.1

9,6 mg / 9,6 ml

= 9,6 mg / 0,0096 l

= 1000 ppm

Page 44: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

28

Tabel 3.1: Pembuatan larutan seri ekstrak daun zaitun

Konsentrasi

(ppm)

Larutan Induk

(µl)

Etanol

(µl)

DPPH

larutan 3 (µl)

150 ppm 300 µl 1200 µl 500 µl

300 ppm 600 µl 900 µl 500 µl

450 ppm 900 µl 600 µl 500 µl

600 ppm 1200 µl 300 µl 500 µl

a. Pembuatan Larutan Kontrol Negatif

1500 µl metanol dicampur dengan 500 µl DPPH (larutan 3) lalu

kocok hingga homogen

b. Pembuatan Larutan Kontrol Positif (Vitamin C)

i. Larutan Induk

Menimbang vitamin C sebanyak 10 mg kemudian

melarutkannya ke dalam DMSO sebanyak 1 ml lalu kocok hingga

homogen (larutan 1). Kemudian larutan diencerkan dengan

mengambil 100 µl dari larutan 1 dan dilarutkan dengan 900 µl

etanol lalu kocok hingga homogen (larutan 2). Lakukan

pengenceran lagi dengan mengambil 100 µl dari larutan 2 dan

larutkan dengan 900 µl etanol kemudian kocok hingga homogen

(larutan 3). Larutan 3 adalah larutan yang digunakan sebagai

larutan induk. Setelah itu, lapisi tabung reaksi larutan induk dengan

aluminium foil sampai tidak ada bagian yang terpapar cahaya.5

ii. Larutan Seri

Konsentrasi vitamin C yang diuji yaitu 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm

dan 8 ppm. Pembuatan larutan seri vitamin C dilakukan dengan

cara mengambil larutan induk lalu tambahkan etanol sampai

volumenya 1500 µl kemudian tambahan kan 500 µl DPPH. Jumlah

larutan induk, etanol dan DPPH yang digunakan untuk pembuatan

larutan seri vitamin C dapat dilihat di tabel 3.2.

Page 45: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

29

Tabel 3.2: Pembuatan Larutan Seri Vitamin C

Konsentrasi

(ppm)

Larutan Induk

(µl)

Metanol

(µl)

DPPH

(µl)

2 ppm 40 µl 1460 µl 500 µl

4 ppm 80 µl 1420 µl 500 µl

6 ppm 120 µl 1380 µl 500 µl

8 ppm 160 µl 1340 µl 500 µl

3.6. Pengukuran Absorbansi

Larutan uji dengan berbagai konsentrasi (150, 300, 450 dan 600 ppm)

serta, larutan kontrol negatif dan larutan kontrol positif yaitu Vitamin C (2, 4,

6 dan 8 ppm) dimasukkan di tabung reaksi lalu dilapisi dengan alumunium foil

sampai tidak ada bagian yang terpapar cahaya. Larutan kemudian diinkubasi

selama 30 menit pada suhu ruangan.26 Dalam proses inkubasi DPPH yang

bekerja sebagai radikal akan diikat oleh antioksidan yang terkandung dalam

larutan ekstrak. Kemudian larutan dipindahkan ke dalam kuvet dan diletakan

di dalam spektrofotometer UV-Vis untuk mengukur absorbansinya.

Pembacaan dilakukan pada panjang gelombang 517 nm. Panjang gelombang

tersebut merupakan panjang gelombang maksimum yang didapatkan dari

percobaan peneliti pada awal penelitian dan berdasarkan penelitian

sebelumnya.1,26

Setelah mendapatkan nilai absorbansi, dihitung persen hambatan

masing-masing larutan dengan menggunakan rumus:43

Setelah mendapatkan persen aktivitas hambatan, kemudian dicari nilai

IC50 melalui persamaan regresi linier y = a + bx.50

% Penghambatan = 𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 0−𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 0 x 100 %

Page 46: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

30

3.7. Alur Penelitian

Kelompok 2

300 ppm

Kelompok 3

450 ppm

Kelompok 1

150 ppm

Kelompok 4

600 ppm

Inkubasi 40 menit di suhu ruang

Pindahkan larutan ke kuvet

Ukur absorbansi dengan

spektrofotometer panjang gelombang

517 nm

Hitung % penghambatan dari nilai

absorbansi yang didapatkan

Mencari nilai IC50 dengan persamaan

regresi linear (Ms. Excel)

Tentukan kategori antioksidan menurut

klasifikasi Blois

Daun zaitum

(Olea europaea L.)

Ekstraksi dalam pelarut etanol dengan

metode maserasi

Pembuatan larutan dengan etanol

Kontrol (-) Kontrol (+) Larutan uji

Larutan vit C

2, 4, 6, dan 8 ppm

Larutan induk uji

1000 ppm

Page 47: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

31

3.8. Analisis Data

Pengambilan data diambil dengan melakukan observasi langsung

terhadap efektivitas antioksidan pada sampel ekstrak daun zaitun (Olea

europaea L.) menggunakan pelarut etanol dalam berbagai konsentrasi.

Pengambilan data aktivitas antioksidan dilakukan dalam satu waktu (studi

cross-sectional). Hasil yang didapat berupa nilai absorbansi aktivitas

antioksidan terhadap radikal DPPH yang kemudian dihitung dengan rumus

tertentu untuk mendapatkan nilai % hambatan.

Data % hambatan dan konsentrasi larutan ekstrak daun zaitun dianalisis

dan dihitung nilai IC50 nya. IC50 adalah nilai yang menunjukan konsentrasi

ekstrak (ppm) yang mampu menghambat proses oksidasi sebesar 50%.

Semakin kecil nilai IC50 menandakan semakin kuat aktivitas antioksidan

senyawa tersebut. Nilai IC50 didapatkan dari persamaan regresi linier y = a+bx,

dimana y adalah % hambat dan x adalah nilai IC50. Berikut adalah tabel

mengenai klasifikasi antioksidan menurut Blois.51

Tabel 3.1 Klasifikasi antioksidan

No. Nilai IC50 Kategori Antioksidan

1. < 50 ppm Sangat kuat

2. 50 – 100 ppm Kuat

3. 100 – 150 ppm Sedang

4. 151 – 200 ppm Lemah

5. >200 ppm Sangat Lemah

Page 48: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

32

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Determinasi

Determinasi dilakukan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),

Kebun Raya Bogor, Jawa Barat. Proses ini dilakukan untuk mengidentifikasi

ketepatan spesies. Dari proses tersebut didapatkan hasil determinasi daun yang

digunakan dalam penelitian ini adalah daun zaitun atau Olea europaea L. dari

famili Oleaceae.

4.2 Hasil Ekstraksi Daun Zaitu dalam Pelarut Etanol

Proses ekstraksi daun zaitun (Olea europaea L.) dilakukan di Pusat

Penelitian Biologi LIPI bagian Botani Laboratorium Fitofarmaka, Bogor, Jawa

Barat. Pada penelitian ini, pembuatan ekstrak dilakukan dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Setelah proses maserasi dilakukan

evaporasi selama 3 hari dan 3 malam, kemudian didapatkan hasil ekstrak dari

196 gram daun zaitun kering seberat 24.8082 gram ekstrak daun zaitun dalam

bentuk pasta. Ekstrak yang telah jadi harus disimpan dalam keadaan dingin

untuk mejaga agara komponen bioaktif dalam ekstrak tidak berubah sehingga

penyimpanan ditempatkan dalam lemari pendingin.

4.3 Absorbansi dan Persen Penghambatan

Hasil ekstraksi daun zaitun selanjutnya akan diuji aktivitas

antioksidannya dengan menggunakan metode DPPH. Sebelumnya terlebih

dahulu dibuat larutan kontrol, larutan sampel ekstrak daun zaitun dan larutan

vitamin C dengan berbagai konsentrasi. Setelah larutan uji dicampurkan dengan

DPPH, dilakukan inkubasi selama 30 menit untuk melihat adanya aktivitas

antioksidan. Waktu inkubasi tersebut merupakan waktu yang optimal terjadinya

reaksi antara radikal bebas DPPH dengan antioksidan yang terkandung dalam

ekstrak daun zaitun.5 Setelah diinkubasi, aktivitas antioksidan dapat dinilai

secara kualitatif dengan melihat ada tidaknya perubahan warna pada sampel

32

Page 49: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

33

yang telah dibuat. Gambar 4.1 menunjukan perubahan warna pada sampel

ekstrak daun zaitun.

Gambar 4.1 Larutan seri ekstrak daun zaitun secara berurutan dari kiri ke

kanan konsentrasi 150 ppm, 300 ppm, 450 ppm, 600 ppm dan kontrol negative

Gambar 4.1 memperlihatkan bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak

maka warna larutan akan semakin pucat. Pada larutan konsentrasi 150 ppm dan

300 ppm, sampel masih berwarna hijau kekuningan. Sedangkan pada

konsentrasi larutan 450 ppm dan 600 ppm, terlihat warna sampel lebih pucat

dan memudar. Warna pucat pada larutan menunjukan banyaknya kandungan

antioksidan pada larutan. Antioksidan akan mengikat radikal bebas DPPH

sehingga jika bereaksi dalam waktu yang telah ditentukan akan menyebabkan

DPPH kehilangan sifat radikalnya dan menyebabkan perubahan warna larutan.

Semakin pucat warna yang dihasilkan mengindikasikan semakin banyak atom

hydrogen yang terkandung dalam antioksidan ekstrak yang berikatan dengan

radikal bebas DPPH.

Vitamin C merupakan antioksidan kuat. Pada penelitian ini, vitamin C

digunakan sebagai kontrol positif. Gambar 4.2 menunjukan perubahan warna

larutan seri vitamin C.

Page 50: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

34

Gambar 4.2 memperlihatkan adanya perubahan warna pada larutan seri

vitamin C menjadi lebih pucat dan memudar. Perubahan warna sudah terlihat

pada konsentrasi 2 ppm sampai 8 ppm, hal ini menunjukan bahwa aktivitas

oksidan vitamin C termasuk antioksidan kuat.

Setelah dilihat secara kualitatif, seluruh larutan uji diukur absorbansinya

menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 517 nm. Panjang

gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum dari DPPH yang

bertujuan untuk meningkatkan sensitivitas pembacaan absorbansi sehingga

mendapatkan nilai absorbansi maksimum pada larutan uji. Setelah didapatkan

nilai absorbansi masing-masing larutan uji, dilakukukan penghitungan untuk

mendapatkan presentase penghambatan (%RSA). Hasil absorbansi dan persen

penghambatan dapat dilihat pada table 4.1 dan 4.2.

Gambar 4.2 Kontrol negative dan larutan seri vitamin C

secara berurutan 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm

Page 51: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

35

Tabel 4.1 Nilai absorbansi dan persen penghambatan ekstrak daun zaitun

menggunakan pelarut etanol

*Absorbansi kontrol = 0.259

Tabel 4.2 Nilai absorbansi dan presen penghambatan vitamin C

*Absorbansi kontrol = 0.259

KONSENTRASI

(ppm)

ABSORBANSI

RATA-RATA

ABSORBANSI

% RSA

RATA-

RATA

% RSA

1 2 1 2

150 ppm 0.139 0.108 0.124 46.33 58.30 52.12%

300 ppm 0.091 0.086 0.088 64.86 66.79 66.02%

450 ppm 0.057 0.066 0.062 77.99 74.52 76.06%

600 ppm 0.029 0.031 0.030 88.80 88.03 88.41%

KONSENTRASI

(ppm)

ABSORBANSI

RATA-RATA

ABSORBANSI

% RSA

RATA-

RATA

% RSA

1 2 1 2

2 ppm 0.094 0.093 0.094 63.71 64.09 63.90%

4 ppm 0.027 0.028 0.028 89.57 89.19 89.38%

6 ppm 0.011 0.011 0.011 95.75 95.75 95.75%

8 ppm 0.001 0.001 0.001 99.61 99.61 99.61%

Page 52: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

36

Tabel 4.1 dan 4.2 menjelaskan bahwa semakin besar konsentrasi larutan

ekstrak dan larutan seri vitamin C, nilai absorbansi larutan akan semakin kecil.

Kemudian, semakin kecil nilai absorbansi larutan maka semakin besar nilai

persen penghambatan (%RSA). Hal ini disebabkan karena semakin tinggi

konsentrasi larutan maka aktivitas antioksidannya semakin tinggi.

Hasil absorbansi dan %RSA tiap konsentrasi larutan uji pada penelitian

ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Abaza52 dalam

mengukuran aktivitas antioksidan ekstrak daun zaitun. Dari penelitian tersebut

didapatkan bahwa persen penghambatan (% RSA) semakin tinggi seiring

dengan tingginya konsentrasi larutan uji.

Setelah mendapatkan nilai persentase penghambatan (% RSA),

selanjutnya dilakukan analisis data menggunakan persamaan regresi linier

menggunakan Microsoft excel 2013. Persamaan regresi linier didapatkan

berdasarkan grafik antara konsentrasi larutan sebagai variable bebas (x) dan %

penghambatan sebagai variable terkait (y). Grafik dan persamaan regresi linier

Y = a + bx dapat dilihat pada grafik 4.1 dan 4.2.

y = 0.0793x + 40.925

R² = 0.9965

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

0 100 200 300 400 500 600 700

% P

engham

bat

an

Konsentrasi (ppm)

Grafik 4.1 Persamaan regresi linier ekstrak daun

zaitun dengan pelarut etanol

Page 53: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

37

4.4 Penetapan Nilai 1C50

Nilai IC50 didapatkan melalui persamaan regresi linier dengan

menggunakan Microsoft excel. Nilai IC50 yang semakin kecil menunjukan

semakin besar aktivitas antioksidan. Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan

nilai IC50 dari ekstrak daun zaitun dan vitamin C adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3 Nilai IC50

No Larutan Uji Nilai IC50 Klasifikasi

1 Ekstrak Daun Zaitun 114.44 ppm Antioksidan sedang

2 Vitamin C 2.29 ppm Antioksidan kuat

Table 4.3 menjelaskan bahwa ekstrak Olea europae L. dengan pelarut

etanol memiliki nilai IC50 sebesar 114.44 ppm sementara nilai IC50 vitamin C

sebesar 2.29 ppm. IC50 pada vitamin C sebagai kontrol positif dalam penelitian,

bernilai kecil. Dalam klasifikasi Blois, vitamin C tergolong dalam antioksidan

sangat kuat. Sementara IC50 ekstrak daun zaitun tergolong antioksidan sedang.

y = 11.564x + 23.398

R² = 0.7811

0

20

40

60

80

100

120

140

0 2 4 6 8 10

% P

engh

amb

atan

Konsentrasi (ppm)

Grafik 4.2 Persamaan regresi linier vitamin C

Page 54: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

38

Penelitian yang telah dilakukan oleh Wissam53 menggunakan metode

yang sama yaitu metode DPPH, didapatkan nilai IC50 ekstrak daun zaitun dalam

pelarut etanol 80% adalah 47.42 ppm dan tergolong antioksidan sangat kuat.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pelarut etanol 96% yang memiliki

daya ekstraksi lebih luas sehingga semua metabolit sekunder dapat tersari

dengan tiga kali maserasi. Namun, nilai IC50 yang diperoleh lebih besar jika

dibandingan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Wissam.

Banyak factor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian ini. Yateem54

telah menjelaskan bahwa aktivitas antioksidan dalam ekstrak daun zaitun

ditentukan oleh komponen fenolik dan flavonoid. Komponen-komponen

tersebut dalam daun zaitun nilainya dapat berbeda-beda antara satu daun dengan

daun lainnya. Hal ini tergantung pada cara penanamannya, proses pemanenan,

lingkungan tempat tumbuh, waktu pemetikan serta proses ekstraksi.

Pengaruh lingkungan terhadap kandungan antioksidan juga telah

dijelaskan dalam penelitian dilakukan oleh Khaliq55 bahwa sampel yang

digunakan dalam penelitian aktivitas antioksidan ekstak daun zaitun yang

ditanam di beberapa daerah di Pakistan yaitu Dolece-Agogia, Mission, Moriolo,

Maurino, Carotina, Leccino, Gemlik, Quetta, Zhoab dan Lorallia. Hasil

penelitian menunjukan adanya perbedaan nilai IC50 pada masing-masing

ekstrak. Nilai IC50 terendah didapatkan pada ekstrak daun zaitun yang ditanam

di Leccino yaitu 22.46 ppm. Sedangkan nilai IC50 tertinggi didapatkan pada

ekstrak daun zaitun yang ditanam di Carotina yaitu 198 ppm. Perbedaan nilai

IC50 tersebut menunjukan perbedaan kandungan antioksidan yang terkandung

dalam masing-masing ekstrak.

Selain itu, dalam jurnal yang ditulis oleh Helen Luo5 menyebutkan lama

penyimpanan ekstrak mempengaruhi kadar senyawa fenolik dan flavonoid

dalam ekstrak daun zaitun, kadar senyawa fenol akan semakin tinggi apabila

ekstrak disimpan dalam waktu yang singkat. Ekstrak daun zaitun dalam pelarut

etanol ini dibuat pada bulan Februari 2017. Ekstrak disimpan dalam lemari

pendingin selama 5 bulan sebelum akhirnya digunakan untuk penelitian.

Page 55: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

39

Lamanya penyimpanan akan mempengaruhi kandungan antioksidan pada

ekstrak daun zaitun.

4.5 Keterbatasan Penelitian

Selama penelitian berlangsung terdapat beberapa keterbatasan dan

hambatan yang dialami, antaralain sebagai berikut :

1. Sampel penelitian, yaitu ekstrak daun zaitun dalam pelarut etanol sudah

cukup lama disimpan.

2. Tidak dilakukan pengukuran kadar komponen fenol pada ekstrak yang

digunakan.

3. Keterbatasan jumlah alat dan sumber daya pada saat pengukuran

absorbansi.

Page 56: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

40

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pada berbagai konsentrasi

larutan uji ekstrak daun zaitun dalam pelarut etanol didapatkan aktivitas

antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 114.44 ppm dan tergolong sebagai

antioksidan sedang menurut klasifikasi Blois.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lanjut untuk mengetahui kandungan senyawa

bioaktif ekstrak daun zaitun yang bersifat antioksidan.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kandungan antioksidan

pada daun zaitun di setiap daerah Indonesia karena iklim dan letak

geografis mempengaruhi kandungan antioksidan daun zaitun.

3. Perlu dilakukan kajian ulang berapa konsentrasi pelarut etanol yang baik

untuk melarutkan senyawa aktif yang terkandung dalam ekstrak daun

zaitun.

40

Page 57: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

41

DAFTAR PUSTAKA

1. Ferreira ICFR, Barros L, Soares ME, Bastos ML, Pereira JA. Antioxidant

activity and phenolic contents of Olea europaea L. leaves sprayed with different

copper formulations. Food Chem; 2007: 188-193.

2. Hashmi MA, Khan A, Hanif M, Farooq U, Perveen S. Traditional Uses,

Phytochemistry, and Pharmacology of Olea europaea (Olive). Evid Based

Complement Alternat Med; 2015: 1-3.

3. Prasetyo KA. Efektivitas Beberapa Auksin (NAA, IAA dan IBA) Terhadap

Pertumbuhan Tanaman Zaitun (Olea europaea L.) Melalui Teknik Stek Mikro.

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang; 2016.

4. Haris Omar S. Oleuropein in Olive and its Pharmacological Effects. Sci

Pharm;2010: 133-136.

5. Luo H. Extraction of Antioxidant Compounds from Olive (Olea europaea L.)

Leaf. Massey University; 2011: 56-123.

6. Winarsi H. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kanisius; 2007:

49-120.

7. Murray RK, Bender DA, Botham KM, Kennelly PJ, Rodwell VW. Biokimia

Harper. 29 ed. Jakarta: EGC; 2014. 613-617.

8. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Formularium Obat Herbal Asli

Indonesia. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2016: 9-11.

9. World Health Organization, others. General guidelines for methodologies on

research and evaluation of traditional medicine; 2000: 3–9.

10. World Health Organization, editor. National policy on traditional medicine and

regulation of herbal medicines: report of a WHO global survey. Geneva: World

Health Organization; 2005: 25-27.

11. Kementrian Perdagangan Republik Indonesia. Obat Herbal Tradisional.

Kementrian Perdagangan Republik Indonesia; 2014: 2-4.

12. Pathak K, Das RJ. Herbal medicine-a rational approach in health care system.

Int J Herb Med; 2013: 86–89.

13. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Apakah Produk Herbal yang Anda

Konsumsi Aman, Bermutu dan Bermanfaat. InfoPOM; 2010: 1-5.

14. Muzzalupo I, editor. Olive Germplasm - The Olive Cultivation, Table Olive

and Olive Oil Industry in Italy. InTech; 2012.

Page 58: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

42

15. Bonner FT. The woody plant seed manual. Government Printing Office; 2008.

16. Ross IA. Chemical constituents, traditional and modern medicinal uses.

Totowa, NJ: Humana Press; 2003.

17. Rhizopoulou S. Olea europaea L. A botanical contribution to culture. Am-

Eurasian J Agric Environ Sci; 2007: 382–387.

18. Maldonado NG, López MJ, Caudullo G, de Rigo D. Olea europaea in Europe:

Distribution, Habitat, Usage and Threats. 2016: 110-111.

19. Sari AP, others. Karakter Vegetatif Tanaman Zaitun (Oleo Europaea L.) Pada

Kondisi Tanam Yang Berbeda Serta Konsentrasi Oleuropein Dan Asam

Askorbat Pada Daunnya. Institut Pertanian Bogor (IPB); 2016.

20. Khan Y, Panchal S, Vyas N, Butani A, Kumar V, others. Olea europaea: a

phyto-pharmacological review. Pharmacogn Rev; 2007: 114-118.

21. Ghanbari R, Anwar F, Alkharfy KM, Gilani A-H, Saari N. Valuable Nutrients

and Functional Bioactives in Different Parts of Olive (Olea europaea L.)—A

Review. Int J Mol Sci; 2012: 3291-3293.

22. Boss A, Bishop K, Marlow G, Barnett M, Ferguson L. Evidence to Support the

Anti-Cancer Effect of Olive Leaf Extract and Future Directions. Nutrients;

2016: 1-12.

23. Chebbi Mahjoub R, Khemiss M, Dhidah M, Dellaï A, Bouraoui A, Khemiss F.

Chloroformic and Methanolic Extracts of Olea europaea L. Leaves Present

Anti-Inflammatory and Analgesic Activities. ISRN Pharmacol; 2011: 1-4.

24. Silva S, Gomes L, Leitão F, Coelho AV, Boas LV. Phenolic Compounds and

Antioxidant Activity of Olea europaea L. Fruits and Leaves. Food Sci Technol

Int; 2006: 1-2.

25. Samet I, Han J, Jlaiel L, Sayadi S, Isoda H. Olive ( Olea europaea ) Leaf Extract

Induces Apoptosis and Monocyte/Macrophage Differentiation in Human

Chronic Myelogenous Leukemia K562 Cells: Insight into the Underlying

Mechanism. Oxid Med Cell Longev; 2014: 12-13.

26. Benavente-Gracia O, Castillo J, Lorente J. Antioxidant activity of phenolics

extracted from Olea europaea L. Leaves. Food Chemistry; 2000: 457-462.

27. Micol V, Caturla N, Perezfons L, Mas V, Perez L, Estepa A. The olive leaf

extract exhibits antiviral activity against viral haemorrhagic septicaemia

rhabdovirus (VHSV). Antiviral Res; 2005: 129-136.

28. Lee-Huang S, Huang PL, Zhang D, Lee JW, Bao J, Sun Y, et al. Discovery of

small-molecule HIV-1 fusion and integrase inhibitors oleuropein and

hydroxytyrosol: Part I. Integrase inhibition. Biochem Biophys Res Commun;

2007: 872-878.

Page 59: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

43

29. Wijayanti MN. Uji Aktivitas Antioksidan dan Penetapan Kadar Fenolik Total

Ekstrak Buah Buni (Antidesma bunius L.) dengan Metode DPPH Dan Metode

Folin-Ciocalteu. Universitas Sanata Dharma; 2016: 11-13.

30. Nashwa, Morsey FS, Abdel-Aziz ME. Efficiency of olive (Olea europaea L.)

leaf extract as antioxidant and anticancer agents. Journal of Agroalimentary

Processes and Technologies; 2014: 48-51.

31. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakognosi. 3 ed. Vol. 1.

Jakarta: Depkes RI Bagian Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya

Manusia Kesehatan; 2004: 7-8.

32. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Materi Medika Indonesia. Vol. 4.

Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 1995: 333-334.

33. Handa SS, Khanuja SPS, Longo G, Rakesh DD. Extraction Technologies for

Medicinal and Aromatic Plants. International centre for science and high

technology; 2008: 22-23.

34. Saifudin A. Senyawa Alam Metabolik Sekunder. 1 ed. Yogyakarta: Penerbit

Deepublish; 2014: 10-35.

35. Setyaningsih D, Pandji C, Permatasari DD. Kajian Aktivitas Antioksidan dan

Antimikroba Fraksi dan Ekstrak Dari Daun dan Ranting Jarak Pagar (Jatropha

Curcas L.) Serta Pemanfaatannya Pada Produk Personal Hygiene. Institut

Pertanian Bogor; 2014.

36. Voigt R. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. VIII. Yogyakarta: Palgrave

Macmillan; 1994: 572-574

37. Robert Y. Antioksidan: Manfaat Vitamin C & E Bagi Kesehatan. Jakarta:

Arcan; 2003: 9-46.

38. Sayuti K, Rina Y. Antioksidan Alami dan Sintetik. Padang: Andalas University

Press; 2015: 15-29.

39. Smith CM, Marks AD, Lieberman MA, Marks DB, Marks DB. Marks’ basic

medical biochemistry: a clinical approach. 2nd ed. Philadelphia: Lippincott

Williams & Wilkins; 2005: 451-452.

40. Zhong Y. Free Radicals, Antioxidant and Nutrition. Elsevier Sci Inc; 2002:

872–879.

41. Devasagayam TPA, Tilak JC, Boloor KK, Sane KS, Ghaskadbi SS, Lele RD.

Free radicals and antioxidants in human health: current status and future

prospects. Japi; 2004: 794-802.

42. Veeru P, Kishor MP, Meenakshi M. Screening of medicinal plant extracts for

antioxidant activity. J Med Plants Res; 2009: 608-612.

Page 60: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

44

43. Molyneux P. The Use of The Stable Free Radical Diphenylpicrylhydrazyl

(DPPH) for Estimating antioxidant activity. Sci Technol; 2004: 212-213.

44. Yamaguchi T, Takamura H, Matoba T, Terao J. HPLC Method for Evaluation

of the Free Radical-scavenging Activity of Foods by Using 1,1-Diphenyl-2-

picrylhydrazyl. Biosci Biotechnol Biochem; 1998: 1201-1204.

45. Kedare SB, Singh RP. Genesis and development of DPPH method of

antioxidant assay. J Food Sci Technol; 2011: 412-419.

46. Biskup I, Golonka I, Gamian A, Sroka Z. Antioxidant activity of selected

phenols estimated by ABTS and FRAP methods. Postepy Hig Med Dosw;

2013: 959-960.

47. Rouessac F, Rouessac A. Chemical analysis: modern instrumentation methods

and techniques. 2nd ed. Chichester, England ;Hoboken, NJ: John Wiley;

2007:181-182.

48. Green RJ. Antioxidant Activity of Peanut Plant Tissues. Raleihgh: Department

of food science; 2004: 26-31.

49. Gholib Ibnu.Kimia Farmasi Analisis.Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2007:89-90.

50. Fadlina Chany Saputri. Effects of selected medicinal plants on human low-

density lipoprotein oxidation, 2, 2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) radicals

and human platelet aggregation. J Med Plants Res; 2011: 6182-6183.

51. Blois MS. Antioxidant Determinations by the Use of a Stable Free Radical.

Nature; 1958: 1199-1200.

52. Abaza L, Ben Youssef N, Manai H, Mahjoub Haddada F, Methenni K, Zarrouk

M. Chétoui olive leaf extracts: influence of the solvent type on phenolics and

antioxidant activities. Grasas Aceites; 2011: 96-104.

53. Wissam Z, Ali A, Rama H. Optimization of extraction conditions for the

recovery of phenolic compounds and antioxidants from Syrian olive leaves. J

Pharmacogn Phytochem; 2016: 390-393.

54. Yateem H, Afaneh I, Al-Rimawi F. Optimum conditions for oleuropein

extraction from olive leaves. Int J Appl; 2014: 153-156.

55. Khaliq A, Sabir SM, Ahmed SD, Boligon AA, Athayde ML, Jabbar AJ, et al.

Antioxidant activities and phenolic composition of Olive (Olea europaea)

leaves. J Appl Bot Food Qual; 2015: 16-21.

Page 61: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

45

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat Determinasi Ekstrak Daun Zaitun

Page 62: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

46

Lampiran 2

Gambar Alat dan Bahan Penelitian

Gambar 1: Daun zaitun kering Gambar 2 : Ekstrak daun

zaitun dengan pelarut etanol

Gambar 3 : DMSO Gambar 4: Vitamin C Gambar 5: DPPH

Page 63: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

47

Gambar 6 : Spektrofotometer Gambar 7 : Timbangan

analitik

Gambar 8 : Larutan

ekstrak daun zaitun

Gambar 9 : Larutan

vitamin C

Gambar 10 : Larutan

kontrol negative

(DPPH)

Page 64: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

48

Lampiran 3

Perhitungan Komposisi Larutan Uji Ekstrak Daun Zaitun

1. Konsentrasi 150 ppm

M1 x V1 = M2 x V2

1000 x V1 = 150 x V2

V1 / V2 = 150 / 1000

V1 : V2 = 300 µl : 2000 µl

2. Konsentrasi 300 ppm

M1 x V1 = M2 x V2

1000 x V1 = 300 x V2

V1 / V2 = 300 / 1000

V1 : V2 = 600 µl : 2000 µl

3. Konsentrasi 450 ppm

M1 x V1 = M2 x V2

1000 x V1 = 450 x V2

V1 : V2 = 450 : 1000

V1 : V2 = 900 µl : 2000 µl

4. Konsentrasi 600 ppm

M1 x V1 = M2 x V2

1000 x V1 = 600 x V2

V1 : V2 = 600 : 1000

V1 : V2 = 1200 µl : 2000 µl

Page 65: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

49

Lampiran 4

Perhitungan Nilai Presentase Hambatan

Larutan Konsentrasi Abs Blanko – Abs Sampel

x100%

Abs Blanko

Nilai Persentase

Hambatan

Ektrak daun

zaitun

150

300

450

600

0,259 − 0,124

0,259

0,259 − 0,088

0,259

0,259 − 0,062

0,259

0,259 − 0,030

0,259

52,12%

66,02%

76,06%

88,41%

Vitamin C 2

4

6

8

0,259 − 0,093

0,259

0,259 − 0,028

0,259

0,259 − 0,011

0,259

0,259 − 0,001

0,259

63,90%

89,38%

95,75%

99,61%

Page 66: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

50

Lampiran 5

Grafik Hasil Penghitungan Data

Grafik 1 : Perbandingan Konsentrasi dengan Absorbansi Vitamin C

Grafik 2: Persamaan Regresi Linier Vitamin C

0.094

0.028

0.011

0.0010

0.01

0.02

0.03

0.04

0.05

0.06

0.07

0.08

0.09

0.1

0 2 4 6 8 10

Rat

a-ra

ta A

bso

rban

si

Konsentrasi (ppm)

Perbandingan Konsentrasi dengan Absorbansi

Vitamin C

ABSORBANSI

y = 11.564x + 23.398

R² = 0.7811

0

20

40

60

80

100

120

140

0 2 4 6 8 10

% P

engham

bat

an

Konsentrasi (ppm)

Persamaan Regresi Linier Vitamin C

Page 67: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

51

(Lanjutan)

Grafik 3 : Perbandingan Konsentrasi dengan Absorbansi Ekstrak Daun Zaitun

(Olea europaea L.) Menggunakan Pelarut Etanol

Grafik 4 : Persamaan Regresi Linier Ekstrak Daun Zaitun (Olea europaea L.)

Menggunakan Pelarut Etanol

0.124

0.088

0.062

0.03

0

0.02

0.04

0.06

0.08

0.1

0.12

0.14

0 200 400 600 800

Rat

a-ra

ta A

bso

rban

si

Konsentrasi

Perbandingan Konsentrasi dengan Absorbansi

Ekstrak Daun Zaitun

ABSORBANSI

y = 0.0793x + 40.925

R² = 0.9965

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

0 100 200 300 400 500 600 700

% P

engham

bat

an

Konsentrasi (ppm)

Persamaan Regresi Linier Ekstrak Daun Zaitun

Page 68: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

52

Lampiran 6

Perhitungan Nilai IC50

1. Perhitungan Nilai IC50 Ekstrak Daun Zaitun

y = a + bx

y = 40.925 + 0.0793x

50 = 40.925 + 0.0793x

x = 50 – 40.925

0.0793

x = 114.44

IC50 = 144.44 ppm

2. Perhitungan Nilai IC50 Vitamin C

y = a + bx

y = 23.398 + 11.564x

50 = 23.398 + 11.564x

x = 50 – 23.398

11.564

x = 2.29

IC50 = 2.29 ppm

Page 69: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37474/1/CARIN... · ditemukan pada semua bagian pohon zaitun, baik buah maupun

53

Lampiran 7

Riwayat Penulis

Identitas :

Nama : Carin Libel Octa Herina

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Musi Banyuasin, 15 Oktober 1997

Agama : Islam

Alamat : Ds. Berlian Jaya, Blok D RT.10 RW.02, Tungkal

Jaya, Musi Banyuasin, SUMSEL.

E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. 2003-2009 : SD Negeri Berlian Jaya

2. 2009-2012 : SMP Negeri 1 Tungkal Jaya

3. 2012-2014 : MA Negeri 3 Palembang

4. 2014-Sekarang : Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta